penyakit mata anak
TRANSCRIPT
Penyakit MataRETINOBLASTOMA
STRABISMUS
ABLASIO RETINA
Dr. RIZAL
RETINOBLASTOMA Tumor retina yang terdiri atas
sel neuroblastik yang tidak berdiferensiasi dan merupakan tumor ganas retina yang ditemukan pada anak-anak terutama pada usia dibawah 5 tahun
Epidemiologi
Retinoblastoma dapat mengenai kedua mata (autosom dominan)
Angka kejadian, satu diantara 17.000-34.000 kelahiran hidup
Wanita dan pria sama banyak dan dapat mengenai semua ras
Penyakit ini menyerang anak usia 6 bulan- 3 tahun, pada beberapa kasus
dijumpai hingga usia 7 tahun
Etiologi
Faktor genetik Kehilangan kedua kromosom dari
satu pasang alel dominan protektif yang berada dalam pita kromosom 13 q 14
Mutasi pada salah satu kromosom
PATOFISIOLOGI
Tumor berasal dari jaringan retina embrional, dapat terjadi unilateral (70 %) dan bilateral (30 %). Sebagian besar kasus bilateral bersifat herediten yang diwariskan melalui kromosom.
MANIFESTASI KLINIS
1. Leukokoria merupakan keluhan dan gejala yang paling sering ditemukan.
2. Tanda dini retinoblastoma adalah mata juling, mata merah atau terdapatnya warna iris yang tidak normal.
3. Tumor dengan ukuran sedang akan memberikan gejala hipopion, di dalam bilik mata depan, uveitis, endoftalmitis, ataupun suatu panoftalmitis.
4. Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar luas di dalam bola mata.
LANJUTAN
5. Bila terjadi nekrosis tumor, akan terjadi gejala pandangan berat.
6. Tajam penglihatan sangat menurun.
7. Nyeri
8. Pada tumor yang besar, maka mengisi seluruh rongga badan kaca sehingga badan kaca terlihat benjolan berwarna putih kekuning-kuningan dengan pembuluh darah di atas
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
• Fundus okuli
• Foto rontgen
• CT Scan dan MRI
• Onkologis Ophtalmik Ultrasound
Penatalaksanaan
Enukleasi Kemoterapi Periocular Chemotherapy Photocoagulation Krioterapi External-Beam Radiation Therapy Brachytherapy
Prognosa
Bila masih terbatas di retina, kemungkinan hidup 95%
Bila terjadi metastase ke orbita, kemungkinan hidup 5%
Bila metastase ke seluruh tubuh, kemungkinan hidup 0%
Pencegahan
Jika dalam keluarga terdapat riwayat retinoblastoma, sebaiknya mengikuti konsultasi genetik untuk membantu memprediksi risiko terjadinya retinoblastoma pada keturunannya.
Strabismus Penyimpangan posisi bola mata yang terjadi karena syarat-syarat penglihatan binokuler tidak terpenuhi
Syarat-syarat penglihatan binokuler
1. Faal masing-masing mata baik2. Kerja sama dan faal masing-masing otot luar bola mata baik3. Kemampuan fusi normal
Penyimpangan mata Penglihatan ganda ( diplopia ) Menutup satu mata pada tempat terang Memiringkan kepala ketika melihat sesuatu Cepat lelah ( Asthenofia )
KLASIFIKASI
• Menurut Manifestasinya:– Strabismus Latent = heterophoria
= phoria– Strabismus manifest = heterotropia
= tropia• Menurut Arah Deviasi:
– Strabismus Vertikal• Deviasi ke inferior Hipophoria --
hipotropia• Deviasi ke superior Hiperphoria --
hipertropia– Strabismus Horisontal
• Deviasi ke nasal = esodeviasi Esophoria -- Esotropia
• Deviasi ke temporal = eksodeviasi Eksophoria -- Eksotropia
Dampak penderita Strabismus/Juling yang tidak ditangani
cepat :
1. Penurunan visus disertai Ambliopia
2. Gangguan penglihatan Binokuler
3. Gangguan lapang pandangan
4. Gangguan penglihatan Stereoskopi
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Strabismus :
1. Faktor Kongenital
2. Faktor Sensorik
3. Faktor Motorik
Strabismus
Kongenital- Herediter
Lesi Retina-Retinitis-Toxoplasma-Retinoblastom
KatarakKongenital
VisusMenurun
Kelainan Refraksi- Hipermetrop- Miop- Astigmat- Anisometrop
Ambliopia
Koreksi(-)
Radang
GangguanGerak Mata
Fibrotik
Trauma
Anamnesa: Riwayat Penyakit Riwayat Keluarga Strabismus dan
ambliopia sering didapatkan pada anggota keluarga
Onset penyakit lebih awal onsetnya lebih buruk prognosanya untuk mencapai penglihatan binokuler
Tipe onset: bertahap, mendadak, berulang
Tipe deviasi: Eso/Ekso/Hipo/Hipertropia(-phoria)
DIAGNOSA
Pemeriksaan pada Strabismus
1. Anamnesa yang teliti :
Riwayat keluarga, umur waktu timbulnya juling, permulaan
terjadinya (tiba2 atau bersamaan dengan penyakit lain),
macam deviasi pada waktu lihat jauh atau dekat atau
keadaan lelah. Fiksasi selalu pada mata yang sama atau
pada kedua mata
2. Tes tajam penglihatan masing-masing mata
3. Menentukan mata yang juling dan sudut deviasinya
Inspeksi
Tes Cover Un Cover
Tes His Berg Catatan :6 mm = 90 dioptri prisma3 mm = 45 dioptri prisma1 mm = 15 dioptri prisma1 mm = 7,5o
Cover test dan prisma - Cover tes & Un cover test - Alternate Cover test - Prisma & alternate cover test
Test obyektif - Hirschberg test - Krimsky test
Test His Berg
Ekso tropia kanan Esotropia kiri
ABLASIO RETINA Lepasnya retina sensoris dari epitel berpigmen
pemisahan seonsori retina dari epitel berpigmen, dua jaringan tersebut biasanya berkaitan
Lepasnya retinal / sel kerucut dan batang sel choroid sehingga bagian ini mengalami gangguan nutrisi dari charoid yang bila berlagsung lama akan mengakibat gangguan fungsi yang tetap
Pemisahan Retinal dari Choroid yang dapat terjadi spontan atau karena trauma
ABLATIO RETINA
LEPASNYA LAPISAN SARAF SENSORIS DARI PIGMEN EPITELIUM
2 TYPE:1. NON
RHEGMATOGEN2. REGMATOGEN
Ada 2 tipe : (Clinical practice of Medical Surgical Nursing)
1. Non rhegmetogen retina detachment Malignancy hipertensi
Choroidal tumor
Choroiditis
Retinopati
2. Rhegmatogen retinal detachment. Trauma
Degenerasi
Kelainan vitrius
ETIOLOGI : Rhegmatogen retinal detachment terjadi
karena lubang atropic pada retina atau robekan pada retina yang disebabkan karena tekanan mekanik. Traksi detachment terjadi karena kontraksi dari katan serabut vitreus yang menarik retina dari epitel pigmen.
Eksudat detachment terjadi sebagai hasil dari cairan yang terkumpul dalam lapisan sub retinal yang terjadi karena terpisahnya retina dengan epitel pigmen.
INSIDEN
Bianya terjadi pada usia 50 tahun dan pada penderita dengan myopi. Rhegmatogenous detachment jarang terjadi pada kaum muda kecuali karena trauma. Bbrp faktor yang potensial menyebabkan terjadinya retinal detachment adalah : degenerasi dari retina dan vitreuos dan myopi.
Perpindahan human lens dapat menjadikan vitreous berpindah ke depan. Dalam beberapa kasus myopi, panjang anteroposterior dari mata membesar, ukuran dari posterior chamber meningkat.
MANAJEMENT KOLABORATIF
SERANGAN MENDADAK/PERLAHAN LAHAN TIDAK NYERI
GEJALA DINI: PHOTOPSIA (KILATAN CAHAYA) FLOATER GANGGUAN LAPANG PANDANG VISUS MENURUN BILA MENGENAI MAKULA VISUS SANGAT
MENURUN
DIPERLUKAN TINDAKAN PEMBEDAHAN
TANDA DAN GEJALA
1. Gejala Dini : Floaters dan fotopobia
2. Gangguan lapangan Pandang
3. Melihat seperti tirai.
4. Visus menurun tanpa disertai rasa nyeri.
5. Pada pemeriksaan fundus okuli : tampak retina yang terlepas berwarna pucat dengan pembuluh darah retina yang berkelok – kelok disertai / tanpa robekan retina.
DIAGNOSIS BANDING
6. Retiniskisis : Terlihat lebih transparan
7. Separasi khoroid : Terlihat lebih gelap, dapat melewati ora serrata
8. Tumor khoroid :Perlu pemeriksaan USG
PENATALAKSANAAN
1. Penderita tirah baring sempurna
2. Mata yang sakit ditutup dengan bebat mata.
3. Pada penderita dengan ablatio retina non rhegmatogenous, jika penyakit primernya sudah diobati tetapi masih terdapat ablatio retina, dapat dilakukan operasi cerclage.
4. Pada ablatio retina rhegmatogenous :
5. Foto kogulasi retinal : Bila terjadi robekan retina tetapi belum terjadi separasi retina.
6. Plobage lokal : dengan silocone sponge dijahitkan pada episklera pada daerah robekan retina.
7. Membuat radang steril pada khoroid dan epithel pigmen pada daerah robekan retinal dengan jalan :
Pendinginan
Diatermi
8. Operasi cerlage : Operasi dikerjakan untuk mengurangi tarikan badan kaca. Pada keadaan cairan sub retina yang cukup banyak, dapat dilakukan punksi lewat sklera.
PRE OPERATIVE CARE
TIRAH BARING BEBAT SATU/ DUA MATA BERIKAN OBAT TOPIKAL UNTUK
MENGHAMBAT AKOMODASI BERIKAN INFORMASI UNTUK MENGURANGI
RASA TAKUT KONSELING TENTANG PENURUNAN VISUS PERSIAPKAN PROSEDUR BEDAH
POST OPERATIV CARE
MONITOR TANDA VITAL SIVUS POSISIKAN GAS MENEKAN RETINA NYERI, MUAL MUNTAH BERIKAN
ANALGESIK/ ANTIEMETIK NYERI DAN MUNTAH SEGERA LAPOR BERIKAN OBAT TETES SESUAI ANJURAN HINDARI PERGERAKAN MENDADAK/
AKTIVITAS MENINGKATKAN TIO:
1. BERSIN ,BATUK, MENGEJAN
2. MEMAKAI BAJU KERAH KETAT
3. SEXSUAL INTERCOUSE MINGGU I HINDARI MEMBACA
EVALUASI
MENGUNGKAPKAN TIDAK BERKURANGNYA PENGLIHATAN
MERAWAT DIRI DENGAN PEMBATASAN PENGLIHATAN
AMBULASI DENGAN TANPA RASA TAKUT UNGKAPAN CEMAS BERKURANG MEMPUNYAI INFORMASI YG ADEKUAT U/
MENENTUKAN KEPUTUSAN MENYATAKAN ADANYA RASA NYAMAN MENUNJUKAN TIDAK ADA TANDA
INFEKSI
TERIMA KASIH