penyakit / kelainan kelenjar ludah

9
Wendy Nadya V. Haloho 04111004020 Penyakit/Kelainan Kelenjar Ludah 1. Sialolithiasis Definisi Sialolithiasis adalah materi organik yang terkalsifikasi yang terbentuk dalam sistem ekskretoris dari kelenjar saliva mayor. Sialolithosis merupakan Calculi atau ‘batu’ yang dapat terjadi dalam duktus saliva dari endapan garam-garam kalsium yang keluar dari saliva di dalam lapisan konsentrik di sekitar debris. Etiologi Masih belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang berkontribusi dari pembentukan batu, yaitu inflamasi, ketidakteraturan dari

Upload: elvina-agnestin-harianja

Post on 02-Jan-2016

165 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

tentang penyakit dan kelainan yang dapat terjadi pada kelenjar ludah

TRANSCRIPT

Page 1: Penyakit / Kelainan Kelenjar Ludah

Wendy Nadya V. Haloho

04111004020

Penyakit/Kelainan Kelenjar Ludah

1. Sialolithiasis

Definisi

Sialolithiasis adalah materi organik yang terkalsifikasi yang

terbentuk dalam sistem ekskretoris dari kelenjar saliva mayor.

Sialolithosis merupakan Calculi atau ‘batu’ yang dapat terjadi dalam

duktus saliva dari endapan garam-garam kalsium yang keluar dari

saliva di dalam lapisan konsentrik di sekitar debris.

Etiologi

Masih belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang

berkontribusi dari pembentukan batu, yaitu inflamasi, ketidakteraturan

dari sistem duktus, iritasi lokal dan antikolinergik (obat-obatan) yang

mungkin akan menyebabkan adanya suatu genangan saliva di dalam

duktus yang lama kelamaan akan memicu terbentuknya batu. Terjadi

paling sering di kelenjar submandibular karena viskositas yang tinggi

dari kombinasi saliva dengan waktu yang relatif lama dan bentuk

yang berliku-liku dari duktus. Selain itu, hal ini juga dapat terjadi

karena tingkat kalsium dan fosfat yang lebih tinggi pada kelenjar

submandibular ini.

Page 2: Penyakit / Kelainan Kelenjar Ludah

Patogenesis

Beberapa pathogenesis dapat digunakan untuk menjelaskan

terjadinya penyakit ini. Pertama, adanya ekskresi dari mikrokalkuli

intraseluler ke dalam saluran duktus dan menjadi nidus kalsifikasi.

Kedua, dugaan adanya substansi bakteri dari rongga mulut yang

migrasi ke dalam duktus saliva dan menjadi nidus kalsifikasi. Kedua

hipotesis ini sebagai pemicu nidus organik yang kemudian

berkembang menjadi penumpukan substansi organik dan inorganik.

Hipotesis lainnya mengatakan bahwa terdapaat proses biologi

terbentuknya batu, yang ditandai menurunnya sekresi kelenjar,

perubahan elektrolit, dan menurunnya sintesis glikoprotein. Hal ini

terjadi karena pembusukan membran sel akibat proses penuaan.

Gambaran Klinis

Pasien dengan sialolithiasis paling sering hadir dengan riwayat

penyakit akut, menyakitkan, dan sering trejadi pembengkakan yang

terkena pada kelenjar saliva mayor. Tingkat gejalanya tergantung

pada tingkat obstruksi saluran saliva dan adanya infeksi sekunder.

Biasanya, aktivitas makan akan memicu pembengkakan kelenjar

saliva. Batu ini sepenuhnya atau sebagian dapat menghalangi aliran

saliva sehingga menyebabkan terjadinya akumulasi saliva dalam

saluran dan kelenjar tubuh.

Perawatan

- Pemijatan dari kelenjar.

- Hidrasi dan penggunaan dari sialagogues (seperti tetesan asam

lemon) untuk mendorong sekresi ke depan.

- Antibiotik dibutuhkan untuk mengobati infeksi sekunder.

- Analgesik untuk mengurangi rasa sakit.

- Pembedahan jika diperlukan.

2. Necrotizing Sialometaplasia

Page 3: Penyakit / Kelainan Kelenjar Ludah

Definisi

Merupakan kondisi inflamasi yang jarang terjadi karena tidak

tuntasnya suatu etiologi yang berefek ke kelenjar saliva palatal minor.

Penyakit ini merupakan suatu penyakit yang jarang terjadi, terbatas,

biasanya dengan ulserasi, tidak berbahaya, dan merupakan suatu

proses inflamasi yang mempengaruhi kelenjar saliva.

Etiologi

Necrotizing sialometaplasia merupakan peradangan reaktif

dari jaringan kelenjar ludah yang bersifat benigna. Hal ini mungkin

hasil dari iskemik lokal dan nekrosis kelenjar. Secara klinis, lesi ini

terlihat seperti lesi maligna, sehingga mengakibatkan kesalahan

identifikasi dan penanganan. Lesi ini dapat juga terjadi setelah

prosedur bedah atau karena anastesi lokal dengan tempo waktu

berminggu-minggu setelah prosedur tersebut.

Patogenesis

Walaupun pathogenesis penyakit ini belum diketahui secara

jelas, beberapa pendapat mengatakan bahwa kejadian iskemik pada

kelenjar saliva mengawali perkembangan lesi pada penyakit ini.

Penyakit ini sering ditemukan pada penderita sickle cell, penyakit

Buerger’s dan fenomena Raynaud’s. Disebutkan juga bahwa

necrotizing sailometaplasia pada palatum bisa memunculkan suatu

ulserasi pada tahap nekrosis kasus palatum nikotina leukeratosis,

walaupun belum begitu jelas. Beberapaa faktor lain yang dapat

menyebabkan iskemia sebagai penyebab awal terjadinya penyakit ini

adalah rokok, alkohol, kerusakan pembuluh darah karena trauma,

makanan panas, intubasi, fellatio, bronkoskopi, injeksi anestesi lokal,

dan muntah-muntah. Lesi biasanya tampak kemerahan bila penyakit

ini terjadi pada ibu hamil.

Penyakit ini juga mungkin berhubungan dengan tumor lain

seperti tumor Warthin’s, tumor Abrisokov, karsinoma pada bibir,

malignansi mesenkim yang berkembang cepat, dan tumor kelenjar

Page 4: Penyakit / Kelainan Kelenjar Ludah

saliva. Iskemik yang diduga sebagai awal dari perkembangan lesi

pada penyakit ini dapat terjadi karena penyakit imun kompleks.

Gambaran Klinis

Tampil sebagai nekrosis yang diikuti pembengkakan yang

sakit dan ulserasi yang sering muncul. Umumnya lesi berada di

palatum durum bagian posterolateral, bagaimanapun dapat menyerang

semua tempat dimana terdapat jaringan kelenjar minor, kecuali bibir.

Lesi awalnya muncul sebagai nodul eritematosa lunak. Kemudian

setelah lapisan mukosa pecah, segera timbul ulser yang dalam dengan

dasar berwarna kekuningan. Walaupun ulser terlihat dalam dan lebar,

bisanya pasien hanya mendeskripsikan rasa sakitnya sebagai rasa sakit

yang tumpul dan sedang.

Perawatan

- Dapat dilakukan debridement dan pembilasan dengan larutan salin untuk

mempercepat proses penyembuhan.

- Tidak ada terapi spesifik, biasanya akan sembuh sendiri dalam

periode waktu beberapa minggu (biasanya 6 minggu). Rekurensi

atau keadaan yang tidak dapat disembuhnkan jarang terjadi.

3. Pleomorfik Adenoma

Definisi

Pleomorfik adenoma adalah tumor kelenjar saliva dan paling

umum di jumpai pada kelenjar parotid. Tumor ini merupakan tumor

campuran (benign mixed tumor), yang terdiri dari komponen epitel,

Page 5: Penyakit / Kelainan Kelenjar Ludah

mioepitel dan mesenkim dan tersusun dalam beberapa variasi

komponennya.

Etiologi

Penyebab pleomorfik adenoma pada kelenjar saliva belum

diketahui secara pasti, diduga karena keterlibatan lingkungan dan

faktor genetik. Satu studi mengatakan, bahwa simian virus (SV 40)

memainkan peranan penting dalam perkembangan pleomorfik

adenoma. Virus Epstein-Barr merupakan salah satu faktor didalam

perkembangan tumor-tumor limphoephitelial kelenjar saliva.

Perubahan-perubahan genetik, seperti kehilangan allelic, monosomi

dan polisomi, dan penyusunan kembali strukturnya juga berperan

dalam terjadinya kelainan ini. Secara umum, β-catenin juga diduga

memainkan peranan penting di dalam perkembangan pleomorfik

adenoma. Tidak hanya dalam perubahan bentuk yang malignant,

tetapi juga didalam pengaturan fungsi-fungsi fisiologis, serta ekspresi

molekul-molekul adhesi di dalam neoplasma-neoplasma kelenjar

saliva yang telah diselidiki.

Patogenesis

Penampilan adenoma pleomorfik adalah seperti massa halus

di dalam pseudokapsul. Secara histologis, lesi menunjukkan sel epitel

dan mesenkimal. Sel-sel epitel membentuk sebuah pola trabecular

yang terkandung dalam stroma. Stroma mungkin berupa chondroid,

myxoid, osteoid, atau fibroid. Sel myoepithelial juga hadir dalam

tumor ini dan menambah kompleksitas histopatologinya. Salah satu

ciri dari adenoma pleomorfik adalah kehadiran proyeksi mikroskopis

tumor diluar kapsul. Jika proyeksi ini tidak dihilangkan, lesi akan

rekuren.

Gambaran Klinis

Pada pemeriksaan klinis, tumor ini akan muncul sebagai rasa

sakit dan massa mobile di atas kulit atau mukosa. Dalam kelenjar

parotis, neoplasma ini tumbuh lambat dan biasanya terdapat pada

aspek posterior-inferior dari lobus superfisial. Sulit untuk

Page 6: Penyakit / Kelainan Kelenjar Ludah

membedakan tumor ini dari neoplasma ganas dan kelenjar getah

bening. Tumor campuran paling sering terjadi pada langit-langit,

diikuti oleh bibir atas dan mukosa bukal. Adenoma pleomorfik dapat

bervariasi dalam ukuran, tergantung pada lokasi kelenjar.

Perawatan

Eksisi bedah dianjurkan, karena tumor ini dapat menjadi

sangat besar dan memiliki potensi untuk transformasi ganas dari

waktu ke waktu. Lesi harus dipotong dengan margin jaringan di

sekitarnya, sebagai lawan enukleasi sederhana, untuk meminimalkan

kekambuhan.

REFERENSI :

Greenberg Ms, Glick M. 2003. Burkect’s Oral Medicine : Diagnostic

and Treatment. New York : BS Decker Inc.

Keogh PV, O'Regan E, Toner M, Flint S. Necrotizing

sialometaplasia: an unusual bilateral presentation associated with

antecedent anaesthesia and lack of response to intralesional steroids.

Case report and review of the literature. Br Dent J 2004; 196:79-81.

Field, Anne and Lesley Longman. 2003. Tyldesley’s Oral Medicine 5th

Edition. Oxford University Press.