penyakit jantung koroner

14
PENYAKIT JANTUNG KORONER Definisi Penyakit Jantung koroner adalah salah satu penyakit jantung yang disebabkan adanya penyempitan pembuluh darah jantung lebih tepatnya arteri koroner. Penyakit jantung koroner adalah kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terjadi penebalan dinding pembuluh darah disertai adanya plak yang mempersempit lumen arteri koroner yang pada akhirnya akan mengganggu aliran darah ke otot jantung. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otot jantung yang berakibat terjadinya gangguan fungsi kerja jantung (Soeharto, 2004). Hiperlipidemia adalah suatu keadaan dimana kadar lipid dalam darah meningkat. Hiperlipidemia berkaitan erat dengan proses aterosklerosis pada usia 30-49 tahun, bila kadar kolesterol mencapai 260 mg/dl maka kemungkinan terjadinya klinis aterosklerosis 3-5 kali bila dibandingkan dengan kadar kolesterol 220 mg/dl (Waspadji, 2003). Peningkatan kadar kolesterol darah di populasi juga dapat meningkatkan risiko kejaidan PJK. Penelitian epidemiologic, laboratorium, dan klinik yang dilakukan oleh Framingham Heart Study (FHS) dan Multiple Intervention Trial (MRFIT) telah membuktikan bahwa gangguan metabolism lipod merupakan faktor sentral untuk terjadinya aterosklerosis (Sargowo, 2002). Oleh karena itu, penting sekali diketahui prevalensi dan faktor risiko hiperlipidemia untuk mengetahui kecenderungan risiko kejadian PJK. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Penyakit Jantung Koroner Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit jantung koroner terdiri dari faktor-faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi (Long, 2000). Adapun faktor- faktor tersebut adalah :

Upload: inne-rosalina-yunianti

Post on 10-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

FARMAKOTERAPI

TRANSCRIPT

Page 1: PENYAKIT JANTUNG KORONER

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Definisi

Penyakit Jantung koroner adalah salah satu penyakit jantung yang disebabkan adanya penyempitan pembuluh darah jantung lebih tepatnya arteri koroner. Penyakit jantung koroner adalah kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terjadi penebalan dinding pembuluh darah disertai adanya plak yang mempersempit lumen arteri koroner yang pada akhirnya akan mengganggu aliran darah ke otot jantung. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otot jantung yang berakibat terjadinya gangguan fungsi kerja jantung (Soeharto, 2004).

Hiperlipidemia adalah suatu keadaan dimana kadar lipid dalam darah meningkat. Hiperlipidemia berkaitan erat dengan proses aterosklerosis pada usia 30-49 tahun, bila kadar kolesterol mencapai 260 mg/dl maka kemungkinan terjadinya klinis aterosklerosis 3-5 kali bila dibandingkan dengan kadar kolesterol 220 mg/dl (Waspadji, 2003). Peningkatan kadar kolesterol darah di populasi juga dapat meningkatkan risiko kejaidan PJK. Penelitian epidemiologic, laboratorium, dan klinik yang dilakukan oleh Framingham Heart Study (FHS) dan Multiple Intervention Trial (MRFIT) telah membuktikan bahwa gangguan metabolism lipod merupakan faktor sentral untuk terjadinya aterosklerosis (Sargowo, 2002). Oleh karena itu, penting sekali diketahui prevalensi dan faktor risiko hiperlipidemia untuk mengetahui kecenderungan risiko kejadian PJK.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Penyakit Jantung Koroner

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit jantung koroner terdiri dari faktor-faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi (Long, 2000). Adapun faktor-faktor tersebut adalah :

1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi,a. Umur

Kasus PJK meningkat pada usia 30-50 tahun. Sekitar 55% korban serangan jantung berusia 65 tahun atau lebih dan mereka yang meninggal adalah empat dari lima orang berusia 65 tahun ke atas.

b. Jenis kelaminPria mempunyai risiko kejadian PJK lebih besar dibandingkan wanita. Pada wanita biasanya tidak terserang PJK sampai mencapai menopause disebabkan karena menurunnya kadar estrogen dan peningkatan kadar lipid dalam darah.

c. Suku bangsa dan warna kulitAngka kejadian pada orang-orang kulit hitam lebih tinggi dibandingkan dengan kulit putih, hal ini dihubungkan dengan adanya penyakit hipertensi yang diderita kulit hitam.

d. Genetika

Page 2: PENYAKIT JANTUNG KORONER

Kecenderungan genetic untuk terjadinya penyakit jantung koroner telah dibuktikan. Ada hubungan terjadinya atau terdapatnya aterosklerotik pada orang tua atau anaknya dibawah usia 50 tahun, pada anggota keluarga yang lain.

e. GeografisResiko PJK pada orang Jepang masih tetap merupakan salah satu yang paling rendah di dunia. Akan tetapi ternyata resiko PJK yang meningkat padta orang jepang yang melakukan imigrasi ke Hawai dan Califfornia . Hal ini menunjukkan faktor lingkungan lebih besar pengaruhnya dari pada genetik.

2. Faktor yang dapat dimodifikasi meliputi,a. Hipertensi

Merupakan salah satu faktor resiko utama penyebab terjadinya PJK. Penelitian di berbagai tempat di Indonesia (1978) prevalensi Hipertensi untuk Indonesia berkisar 6-15%, sedang di negara maju mis : Amerika 15-20%. Lebih kurang 60% penderita Hipertensi tidak terdeteksi, 20% dapat diketahui tetapi tidak diobati atau tidak terkontrol dengan baik.

Penyebab kematian akibat Hipertensi di Amerika adalah Kegagalan jantung 45%, Miokard Infark 35% cerebrovaskuler accident 15% dan gagal ginjal 5%. Komplikasi yang terjadi pada hipertensi esensial biasanya akibat perubahan struktur arteri dan arterial sistemik, terutama terjadi pada kasus-kasus yang tidak diobati. Mula-mula akan terjadi hipertropi dari tunika media diikuti dengan hialinisasi setempat dan penebalan fibrosis dari tunika intima dan akhirnya akan terjadi penyempitan pembuluh darah. Tempat yang paling berbahaya adalah bila mengenai miokardium, arteri dan arterial sistemik, arteri koroner dan serebral serta pembuluh darah ginjal. Komplikasi terhadap jantung Hipertensi yang paling sering adalah Kegagalan Ventrikel Kiri, PJK seperti angina Pektoris dan Miokard Infark. Dari penelitian 50% penderita miokard infark menderita Hipertensi dan 75% kegagalan Ventrikel kiri akibat Hipertensi. Perubahan hipertensi khususnya pada jantung disebabkan karena :

Meningkatnya tekanan darah

Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung, sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel kiri (faktor miokard). Keadaan ini tergantung dari berat dan lamanya hipertensi.

Mempercepat timbulnya arterosklerosis

Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arterosklerosis koroner (faktor koroner) Hal ini menyebabkan angina pektoris, Insufisiensi koroner dan miokard infark lebih sering didapatkan pada penderita hipertensi dibanding orang normal.

Tekanan darah sistolik diduga mempunyai pengaruh yang lebih besar. Kejadian PJK pada hipertensi sering dan secara langsung berhubungan dengan tingginya

Page 3: PENYAKIT JANTUNG KORONER

tekanan darah sistolik. Penelitian Framingham selama 18 tahun terhadap penderita berusia 45-75 tahun mendapatkan hipertensi sistolik merupakan faktor pencetus terjadinya angina pectoris dan miokard infark. Juga pada penelitian tersebut didapatkan penderita hipertensi yang mengalami miokard infark mortalitasnya 3x lebih besar dari pada penderita yang normotensi dengan miokard infark.

Hasil penelitian Framingham juga mendapatkan hubungan antara PJK dan Tekanan darah diastolik. Kejadian miokard infark 2x lebih besar pada kelompok tekanan darah diastolik 90-104 mmHg dibandingkan Tekanan darah diastolik 85 mmHg, sedangkan pada tekanan darah diastolik 105 mmHg 4x lebih besar. Penelitian stewart 1979 & 1982 juga memperkuat hubungan antara kenaikan takanan darah diastolik dengan resiko mendapat miokard infark. Apabila Hipertensi sistolik dari Diastolik terjadi bersamaan maka akan menunjukkan resiko yang paling besar dibandingkan penderita yang tekanan darahnya normal atau Hipertensi Sistolik saja. Lichenster juga melaporkan bahwa kematian PJK lebih berkolerasi dengan Tekanan darah sistolik diastolik dibandingkan Tekanan darah Diastolik saja.

Pemberian obat yang tepat pada Hipertensi dapat mencegah terjadinya miokard infark dan kegagalan ventrikel kiri tetapi perlu juga diperhatikan efek samping dari obat- obatan dalam jangka panjang. oleh sebab itu pencegahan terhadap hipertensi merupakan usaha yang jauh lebih baik untuk menurunkan resiko PJK. Tekanan darah yang normal merupakan penunjang kesehatan yang utama dalam kehidupan, kebiasaan merokok dan alkoholisme. Diet serta pemasukan Na dan K yang seluruhnya adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan pola kehidupan seseorang. Kesegaran jasmani juga berhubungan dengan Tekanan darah sistolik, seperti yang didapatkan pada penelitian Fraser dkk. Orang-orang dengan kesegaran jasmani yang optimal tekanan darahnya cenderung rendah. Penelitian di Amerika Serikat melaporkan pada dekade terakhir ini telah terjadi penurunan angka kematian PJK sebayak 25%. Keadan ini mungkin akibat hasil dari deteksi dini dan pengobatan hipertensi, pemakaian betablocker dan bedah koroner serta perubahan kebiasaan merokok.

b. HiperlipidemiaKadar kolesterol serum dan trigliserida yang tinggi dapat menyebabkan

terbentuknya arteriosklerosis. Pada pengidap arteriosklerosis, pengendapan lemak ditemukan di seluruh tunika intima dan meluas ke dalam tunika media. Kolesterol dan trigliserida di bawa dalam darah terbungkus dalam protein pengangkut lemak yang disebut lipoprotein. Selanjutnya lipoprotein berdensitas tinggi (HDL) membawa lemak keseluruh tubuh, termasuk sel endotel arteri. Lipoprotein meresap ke dalam sel mengakibatkan kolesterol dan trigliserida membentuk radikal bebas yang mengakibatkan terjadinya kerusakan sel-sel endotel, kerusakan sel endotel berpengaruh terhadap elastisitas pembuluh arteri dalam merespon rangsang saraf para simpatis (vasodilatasi dan vasokonstriksi). Pada tahap berikutnya tumpukan lemak terlepas (emboli)berjalan bersama darah yang akan berhenti pada pembuluh darah

Page 4: PENYAKIT JANTUNG KORONER

kecil sehingga akan menyebabkan penyumbatan (obstruksi). Pada pembuluh yang tersumbat ini akan terjadi kekurangan pasokan darah dan terjadi iskemik dan apabila hal ini tidak teratasi dengan baik dapat berakibat kematian jaringan (infark).a. Kolesterol Total.

Kadar kolesterol total yang sebaiknya adalah ( 200 mg/dl, bila > 200 mg/dl berarti resiko untuk terjadinya PJK meningkat .

Kadar kolesterol total yang sebaiknya adalah ( 200 mg/dl, bila > 200 mg/dl berarti resiko untuk terjadinya PJK meningkat . Kadar kolesterol Total

normal Agak tinggi (Pertengahan)

Tinggi

< 200 mg/dl 2-239 mg/dl >240 mg/dl b. LDL Kolesterol.

LDL (Low Density Lipoprotein) kontrol merupakan jenis kolesterol yang bersifat buruk atau merugikan (bad cholesterol) : karena kadar LDL yang meninggi akan rnenyebabkan penebalan dinding pembuluh darah. Kadar LDL kolesterol lebih tepat sebagai penunjuk untuk mengetahui resiko PJK dari pada kolesterol total.

Normal Agak tinggi (Pertengahan)

Tinggi

< 130 mg/dl 130-159 mg/dl >160 mg/dl c. HDL Koleserol :

HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol merupakan jenis kolesterol yang bersifat baik atau menguntungkan (good cholesterol) : karena mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati untuk di buang sehingga mencegah penebalan dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya proses arterosklerosis.

Kadar HDL Kolesterol Normal Agak tinggi

(Pertengahan) Tinggi

< 45 mg/dl 35-45 mg/dl >35 mg/dl Jadi makin rendah kadar HDL kolesterol, makin besar kemungkinan terjadinya

PJK. Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan mengurangi berat badan, menambah exercise dan berhenti merokok.d. Rasio Kolesterol Total : HDL Kolesterol

Rasio kolesterol total: HDL kolesterol sebaiknya (4.5 pada laki-laki dan 4.0 pada perempuan). makin tinggi rasio kolesterol total : HDL kolesterol makin meningkat resiko PJK. e. kadar Trigliserida.

Trigliserid didalam yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu Lemak jenuh, Lemak tidak tunggal dan Lemak jenuh ganda. Kadar triglisarid yang tinggi merupakan faktor resiko untuk terjadinya PJK.

Kadar Trigliserid Normal Agak tinggi Tinggi Sangat Sedang

Page 5: PENYAKIT JANTUNG KORONER

< 150 mg/dl 150 – 250 mg/dl 250-500 mg/dl >500 mg/dl Kadar trigliserid perlu diperiksa pada keadaan sbb : Bila kadar kolesterol total >

200 mg/dl, PJK, ada keluarga yang menderita PJK < 55 tahun, ada riwayat keluarga dengan kadar trigliserid yang tinggi, ada penyakit DM & pankreas.

c. Merokok

Pada saat ini merokok telah dimasukkan sebagai salah satu faktor resiko utama PJK disamping hipertensi dan hiperkolesterolami. orang yang merokok > 20 batang perhari dapat mempengaruhi atau memperkuat efek dua faktor utama resiko lainnya.

Penelitian Framingham mendapatkan kematian mendadak akibat PJK pada laki-laki perokok 10X lebih besar dari pada bukan perokok dan pada perempuan perokok 4.5X lebih dari pada bukan perokok. Efek rokok adalah Menyebabkan beban miokard bertambah karena rangsangan oleh katekolamin dan menurunnya komsumsi 02 akibat inhalasi co atau dengan perkataan lain dapat menyebabkan Tahikardi, vasokonstrisi pembuluh darah, merubah permeabilitas dinding pembuluh darah dan merubah 5-10 % Hb menjadi carboksi -Hb. Disamping itu dapat menurunkan HDL kolesterol tetapi mekanismenya belum jelas . Makin banyak jumlah rokok yang dihidap, kadar HDL kolesterol makin menurun. Perempuan yang merokok penurunan kadar HDL kolesterolnya lebih besar dibandingkan laki – laki perokok. Merokok juga dapat meningkatkan tipe IV abnormal pada diabetes disertai obesitas dan hipertensi, sehingga orang yan gmerokok cenderung lebih mudah terjadi proses aterosklerosis dari pada yang bukan perokok.

Apabila berhenti merokok penurunan resiko PJK akan berkurang 50 % pada akhir tahun pertama setelah berhenti merokok dan kembali seperti yang tidak merokok setelah berhenti merokok 10 tahun.

d. Diabetes mellitusIntoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai predisposisi

penyakit pembuluh darah. Penelitian menunjukkan laki-laki yang menderita DM resiko PJK 50 % lebih tinggi daripada orang normal, sedangkan pada perempuaan resikonya menjadi 2x lipat.

Penyakit ini disebabkan karena kekurangan hormon insulin yang berfungsi mengontrol penyebaran gula (glukosa) ke sel-sel di seluruh tubuh melalui aliran darah. Kadar gula dalam darah meningkat karena kurangya insulin yang bertindak sebagai kunci pembuka masuknya gula ke dalam sel-sel tubuh yang membutuhkan. Kelebihan kadar gula dalam darah ini dapat meningkatkan resiko gangguan di dalam peredaran darah termasuk serangan jantung. Selain itu, diabetes juga meningkatkan kadar lemak dalam darah termasuk kolesterol tinggi yang menjadi faktor resiko terjadinya serangan jantung.

e. Kegemukan

Page 6: PENYAKIT JANTUNG KORONER

Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada lakilaki dan > 21 % pada perempuan . Obesitas sering didapatkan bersama-sama dengan hipertensi, DM, dan hipertrigliseridemi. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan LDL kolesterol . Resiko PJK akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20 % dari BB ideal. penderita yang gemuk dengan kadar kolesterol yang tinggi dapat menurunkan kolesterolnya dengan mengurangi berat badan melalui diet ataupun menambah exercise.

f. Kurang gerak dan olah ragaExercise dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol dan memperbaiki kolaterol koroner sehingga resiko PJK dapat dikurangi. Exercise bermanfaat karena : • Memperbaiki fungsi paru dan pemberian 02 ke miokard • Menurunkan BB sehingga lemak tubuh yang berlebihan berkurang bersama-sama dengan menurunkan LDL kolesterol. • Membantu menurunkan tekanan darah • Meningkatkan kesegaran jasmani.

g. Diet Didapatkan hubungan antara kolesterol darah dengan jumlah lemak di dalam

susunan makanan sehari-hari ( diet ). Makanan orang Amerika rata-rata mengandung lemak dan kolesterol yang tinggi sehingga kadar kolesterol cendrung tinggi. Sedangkan orang Jepang umumnya berupa nasi dan sayur-sayuran dan ikan sehingga orang jepang rata-rata kadar kolesterol rendah dan didapatkan resiko PJK yang lebih rendah dari pada Amerika.

Beberapa peetunjuk diet untuk menurunkan kolesterol : • Makanan harus mengandung rendah lemak terutama kadar lemak jenuh tinggi.• Mengganti susunan makanan dengan yang mengandung lemak tak jenuh. • Makanan harus mengandung rendah kolesterol. • Memilih makanan yang tinggi karbohidrat atau banyak tepung dan Berserat • Makanan mengandung sedikit kalori bila berat badan akan diturunkan padta

obesitas dan memperbanyak exercise. h. Alkohol

Konsumsi alkohol mempunyai efek ganda dalam tubuh manusia, bagi penyakit jantung koroner yang menguntungkan dan merugikan. Apabila minum sedikit alkohol akan mengurangi kejadian penyakit jantung dengan jalan meningkatkan kadar HDL (High Density Lipoprotein) dalam darah. Tetapi bila minum banyak alkohol maka akan menambah penyakit jantung. Anjuran yang bisa diberikan adalah untuk pria tidak boleh lebih dari 21 satuan alkohol dalam seminggu sedangkan wanita jangan lebih dari 14 satuan. Satu satuan alcohol artinya satu gelas anggur, satu sloki minuman keras dan seperempat bir.

Page 7: PENYAKIT JANTUNG KORONER

Gejala

Penyakit jantung koroner terbentuk secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang lama, kebanyakan orang tidak tahu bahwa mereka sudah memiliki penyakit yang parah ini. Biasanya gejala yang paling awal adalah nyeri dada atau angina serta sesak napas. Tidak semua nyeri dada disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Angina atau nyeri dada karena penyakit jantung koroner timbul setelah melakukan aktifitas dan hilang ketika beristirahat. Rasa nyeri timbul karena otot jantung tidak mendapat oksigen cukup. Angina biasanya berlangsung selama 2-3 menit dan tidak lebih dari 10 menit. Tiga cara mengenali nyeri dada karena penyakit jantung koroner adalah:

a. Rasa nyeri yang tidak bertambah parah saat menarik napasb. Biasanya terasa di tengah dada, bisa menyebar kesisi kiri, kedua lengan, atau ke leher dan

rahangc. Dada terasa seperti sesak, terbakar, tertusuk-tusuk, atau tertekand. Gejala lain: Nafas pendek, Berkeringat dingin, Terasa kelemahan yang menyeluruh atau

kelelahan (Soeharto, 2004).

Pemeriksaan diagnostik

Tergantung kebutuhannya beragam jenis pemeriksaan dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis PJK dan menentukan derajatnya. Dari yang sederhana sampai yang invasive sifatnya.

a. Elektrokardiogram (EKG)

Pemeriksaan aktifitas listrik jantung atau gambaran elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan penunjang untuk memberi petunjuk adanya PJK. Dengan pemeriksaan ini kita dapat mengetahui apakah sudah ada tanda-tandanya. Dapat berupa serangan jantung terdahulu, penyempitan atau serangan jantung yang baru terjadi, yang masing-masing memberikan gambaran yang berbeda.

b. Foto Rontgen Dada

Dari foto rontgen, dokter dapat menilai ukuran jantung, ada-tidaknya pembesaran. Di samping itu dapat juga dilihat gambaran paru. Kelainan pada koroner tidak dapat dilihat dalam foto rontgen ini. Dari ukuran jantung dapat dinilai apakah seorang penderita sudah berada pada PJK lanjut. Mungkin saja PJK lama yang sudah berlanjut pada payah jantung. Gambarannya biasanya jantung terlihat membesar.

c. Pemeriksaan Laboratorium

Page 8: PENYAKIT JANTUNG KORONER

Dilakukan untuk mengetahui kadar trigliserida sebagai faktor resiko. Dari pemeriksaan darah juga diketahui ada-tidaknya serangan jantung akut dengan melihat kenaikan enzim jantung.

d. Bila dari semua pemeriksaan diatas diagnosa PJK belum berhasil ditegakkan, biasanya dokter jantung/ kardiologis akan merekomendasikan untuk dilakukan treadmill.

Alat ini digunakan untuk pemeriksaan diagnostic PJK. Berupa ban berjalan serupa dengan alat olah raga umumnya, namun dihubungkan dengan monitor dan alat rekam EKG. Prinsipnya adalah merekam aktifitas fisik jantung saat latihan. Dapat terjadi berupa gambaran EKG saat aktifitas, yang memberi petunjuk adanya PJK. Hal ini disebabkan karena jantung mempunyai tenaga serap, sehingga pada keadaan sehingga pada keadaan tertentu dalam keadaan istirahat gambaran EKG tampak normal.

Dari hasil treadmill ini telah dapat diduga apakah seseorang menderita PJK. Memang tidak 100% karena pemeriksaan dengan treadmill ini sensitifitasnya hanya sekitar 84% pada pria sedangka untuk wanita hanya 72%. Berarti masih mungkin ramalan ini meleset sekitar 16%, artinya dari 100 orang pria penderita PJK yang terbukti benar hanya 84 orang. Biasanya perlu pemeriksaan lanjut dengan melakukan kateterisasi jantung.

e. Kateterisasi Jantung

Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan kateter semacam selang seukuran ujung lidi. Selang ini dimasukkan langsung ke pembuluh nadi (arteri). Bisa melalui pangkal paha, lipatan lengan atau melalui pembuluh darah di lengan bawah. Kateter didorong dengan tuntunan alat rontgen langsung ke muara pembuluh koroner. Setelah tepat di lubangnya, kemudian disuntikkan cairan kontras sehingga mengisi pembuluh koroner yang dimaksud. Setelah itu dapat dilihat adanya penyempitan atau malahan mungkin tidak ada penyumbatan. Penyempitan atau penyumbatan ini dapat saja mengenai beberapa tempat pada satu pembuluh koroner. Bisa juga sekaligus mengenai beberapa pembuluh koroner. Atas dasar hasil kateterisasi jantung ini akan dapat ditentukan penanganan lebih lanjut. Apakah apsien cukup hanya dengan obat saja, disamping mencegah atau mengendalikan bourgeois resiko. Atau mungkin memerlukan intervensi yang dikenal dengan balon. Banyak juga yang menyebut dengan istilah ditiup atau balonisasi. Saat ini disamping dibalon dapat pula dipasang stent, semacam penyangga seperti cincin atau gorng-gorong yang berguna untuk mencegah kembalinya penyempitan. Bila tidak mungkin dengan obat-obatan, dibalon dengan atau tanpa stent, upaya lain adalah dengan melakukan bedah pintas koroner (Carko, 2009).

Penatalaksanaan

Biasanya pengobatan terbaik untuk orang-orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi menurut UPT – Balai Informasi Tekhnologi LIPI adalah :

Page 9: PENYAKIT JANTUNG KORONER

a. Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan.

Karena kolesterol dan lemak jenuh makanan telah terbukti menaikkan kolesterol-LDL, maka masukan zat gizi ini harus dikurangi. Kalori berlebihan menaikkan LDL dan trigliserida-VLDL, serta menurunkan HDL, yang membuat pengaturan berat badan menjadi penting.

b. Berhenti merokok, sebab rokok dapat menurunkan kadar HDL.c. Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam makanannya. Diet rendah kolesterol dan

rendah lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL.d. Menambah porsi olah raga. Olah raga bisa membantu mengurangi kadar LDL-kolesterol

dan menambah kadar HDL-kolesterol.e. Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan).f. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral biasanya menderita peningkatan trigliserida

yang bisa mempengaruhi HDL, yang tergantung atas komposisi estrogen-progesteron pil. Kontrasepsi oral dengan ldominan progestin bisa menurunkan HDL.

g. Saat ini penggunaan obat-obat antioksidan menjadi babak baru dalam upaya pengendalian faktor-faktor risiko PJK, dimana obat-obat tersebut relatif lebih murah. Santoso (1998) mengemukakan bahwa perubahan oksidatif LDL dapat dihambat dengan memberi antioksidan, misalnya vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, vitamin E dan beta-karoten), vitamin C dan probukal. Beberapa penelitian telah membuktikan manfaat vitamin E bila dipakai dengan tujuan pencegahan primer, yaitu menghambat terjadinya PJK pada pria, wanita, dan orang tua.

DAFTAR PUSTAKA

Sargowo, H.D., 2003, Disfungsi Endotel Pada Penyakit Kardiovaskuler, Bayumedia Publishing, Malang.

Barbara C. L., 2000, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan), alih bahasa Karnean et al, Yayasan IAPK, Bandung.

Waspadji sarwono dkk, 2003. Pengkajian status gizi, Jakarta, RSCM.

Budiyanto, Carko, 2009, Gizi dan Kesehatan, Malang : Bayu Media & UMM Press.

Soeharto. 2004, Buku Pintar Kesehatan Penyakit Jantung. Jakarta : Arcan.Ross, Russell, 1999, A Therosclerosis-An Inflammatory Disease, Nature, Vol 340(2).