ciri ciri penyakit jantung koroner

Upload: estu-mahendra

Post on 14-Jul-2015

133 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Ciri ciri Penyakit Jantung Koroner Tips sehat mencegah penyakit jantung koroner dengan langkah-langkah tepat mudah dan murah untuk menjaga Jantung anda. Sehubungan dengan maraknya serangan jantung mendadak akhir-akhir ini. Seperti pada kasus anggota DPR kita alm Adjie Massaid yang meninggalkan kita lebih dulu dikarenakan serangan jantung ada baiknya kita mulai mengenali penyakit ini (Jantung Koroner). Apa itu Jantung Koroner? Penyakit kardiovaskuler, terutama jantung koroner, yang ditandai dengan serangan jantung, masih menempati peringkat pertama penyabab kematian di Indonesia. Penelitian Havard University mengatakan sumber penyakit jantung adalah mikroba. tidak akan menempel kolesterol di pembuluh darah jantung bila tidak ada yang mengawali. mikroba ini yang menyebabkan kolesterol berkumpul di pembuluh darah jantung.

Ciri-Ciri Penderita Jantung Koroner Nyeri pada dada kiri. Sesak napas Irama jantung tak beraturan Keringat dingin Mual dan muntah Tips Pencegahan Penyakit Jantung Koroner Sejak Dini Pola makan sehat Hindari makanan yang banyak mengandung lemak atau yang mengandung kolesterol tinggi. Seafood memiliki kandungan kolesterol tinggi yang dapat membahayakan jantung. Kurangi menyantap makanan yang digoreng yang banyak mengandung lemak, sebaliknya makanan dapat diolah dengan cara direbus, dikukus atau dipanggang. Menggoreng dengan menggunakan minyak zaitun memiliki kandungan lemak yang sedikit sehingga bisa menjadi pilihan bila harus mengolah makanan dengan cara digoreng. Hindari juga makanan dengan kandungan gula tinggi seperti soft drink, usahakan menggunakan gula jagung. Jangan pula tertalu banyak mengkonsumsi karbohirat, karena dalam tubuh, karbohidrat akan dipecah menjadi lemak. Sebaliknya, konsumsi oat atau gandum yang dapat membantu menjaga jantung tetap sehat. Menjaga Tubuh ideal dari kegemukan karena seseorang yang memiliki lingkar pinggang lebih dari 80 cm, berisiko lebih besar terkena penyakit ini. Berhenti merokok Mengisap rokok sangat tidak baik untuk kesehatan jantung, maka segera hentikan kebiasaan ini agar jantung tetap sehat.

Hindari Stres Stres memang sangat sulit dihindari jika hidup di kota besar seperti Jakarta yang dikenal karena kemacetan dan kesibukannya. Saat seseorang mengalami stres, tubuhnya akan mengeluarkan hormon cortisol yang menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku. Hormon norepinephrine akan diproduksi tubuh saat menderita stres, yang akan mengakibatkan naiknya tekanan darah. Maka, sangat baik bila Anda menghindari stres baik di kantor atau di rumah. Hipertensi Problem hipertensi atau tekanan darah tinggi juga bisa menyebabkan penyakit jantung. Hipertensi dapat melukai dinding arteri dan memungkinkan kolesterol LDL memasuki saluran arteri dan meningkatkan penimbunan plak. Obesitas Kelebihan berat atau obesitas meningkatkan tekanan darah tinggi dan ketidaknormalan lemak. Menghindari atau mengobati obesitas atau kegemukan adalah cara utama untuk menghindari diabetes. Diabetes mempercepat penyakit jantung koroner dan meningkatkan risiko serangan jantung. Olahraga secara teratur Anda dapat melakukan kegiatan olahraga seperti berjalan kaki, jalan cepat, atau jogging. Kegiatan olahraga yang bukan bersifat kompetisi dan tidak terlalu berlebihan dapat menguatkan kerja jantung dan melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh. Konsumsi antioksidan Polusi udara, asap kendaraan bermotor atau asap rokok menciptakan timbulnya radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas dapat menyebabkan bisul atau endapan pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyumbatan. Untuk mengeluarkan kandungan radikal bebas dalam tubuh, perlu adanya antioksidan yang akan menangkap dan membuangnya. Antioksidan dapat diperoleh dari berbagai macam buah-buahan dan sayuran. Gejala Awal dan Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner oleh: Dr Anna Ulfah R Selasa, 23 May 2000 14:10:42 Pdpersi, Jakarta Pendahuluan Seperti halnya di Amerika Serikat, saat ini Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PJPD) telah menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Seringkali penyakit ini mengakibatkan kematian mendadak, ketika karier korban mulai menanjak atau mencapai puncaknya. Jenis PJPD, antara lain: 1) Penyakit Jantung Koroner (PJK), 2) Penyakit Jantung Hipertensi, 3) Penyakit Jantung Reumatik, 4) Penyakit Jantung Bawaan, 5) Penyakit Jantung Paru, 6) Penyakit Pembuluh Darah Otak, 7) Penyakit Pembuluh Darah Perifer/Tepi. Meskipun beberapa jenis Penyakit Jantung, khususnya PJK yang menjadi penyebab utama kematian, sebenarnya dapat dicegah. Akan tetapi, angka kejadiannya di tanah air kita cenderung terus meningkat. Keberhasilan upaya pencegahan terlihat dengan berkurangnya angka kejadian PJK di beberapa negara maju, di mana sistem penanggulangan Penyakit Kardiovaskular sudah terstruktur rapi. Pengobatan Penyakit Jantung yang dilakukan sesuai dengan standar Internasional sangat besar biayanya, dan merupakan beban yang berat untuk negara. Permasalahan ini sudah dikeluhkan oleh negara-negara maju, baik di benua Amerika, Eropa, maupun Australia. Bagi negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, sulit rasanya pengobatan yang

ideal dapat dilaksanakan pada semua pasien. Oleh karenanya, upaya pencegahan sebaiknya lebih digalakkan dengan menyertakan partisipasi masyarakat, agar penyakit ini dapat dihindari. Upaya mengenali gejala awal PJK sangat penting, agar penderita terhindar dari serangan jantung yang fatal. Jantung dan Fungsinya Jantung adalah salah satu organ tubuh yang vital. Jantung kiri berfungsi memompa darah bersih (kaya oksigen/zat asam) ke seluruh tubuh, sedangkan jantung kanan menampung darah kotor (rendah oksigen, kaya kargon dioksida/zat asam arang), yang kemudian dialirkan ke paru-paru untuk dibersihkan. Jantung normal besarnya segenggam tangan kiri pemiliknya. Jantung berdenyut 60-80 kali per menit, denyutan bertambah cepat pada saat aktifitas atau emosi, agar kebutuhan tubuh akan energi dapat terpenuhi. Andaikan denyutan jantung 70 kali per menit, maka dalam 1 jam jantung berdenyut 4200 kali atau 100.800 kali sehari semalam. Tiap kali berdenyut dipompakan darah sekitar 70 cc, jadi dalam 24 jam jantung memompakan darah sebanyak kira-kira 7000 liter. Gambar 1. Jantung dengan arteri koroner kanan (RCA) dan kiri (LCA)

Untuk memenuhi kebutuhan energi otot jantung, tersedia pembuluh darah/arteri koroner yang mengalirkan darah sarat nutrisi. pembuluh ini keluar dari pangkal pembuluh darah utama/aorta, ada dua yakni arteri koroner kiri (LCA) dan arteri koroner kanan (RCA) (gambar 1). Masing-masing arteri koroner ini bercabang-cabang halus ke seluruh otot jantung, untuk mensuplai energi kimiawi. Penyakit Jantung Koroner dan Manifestasinya Penyakit Jantung Koroner adalah terjadinya penyumbatan sebagian atau total dari satu atau lebih pembuluh darah koroner. Akibat adanya penyumbatan ini, maka dengan sendirinya suplai energi kimiawi ke otot jantung (miokard) berkurang, sehingga terjadilah gangguan keseimbangan antara suplai dan kebutuhan. Kondisi dimana otot jantung mengalami kekurangan energi kimiawi disebut iskemia miokard. Bila iskemia berlangsung terus maka terjadilah kerusakan sel otot jantung, kondisi ini disebut infark miokard. Mungkin saja di saat istirahat suplai energi kimiawi masih dapat memenuhi kebutuhan sehingga tak ada keluhan. Ketika dilakukan pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) saat istirahat kelihatan normal. Akan tetapi pada saat melakukan aktifitas fisik atau emosi ketidak seimbangan mulai terjadi, dan timbullah keluhan-keluhan akibat otot jantung kekurangan oksigen. Itulah sebabnya, kemudian dikembangkan pemeriksaan elektrokardiografi yang dilakukan pada saat melakukan aktifitas fisik, pemeriksaan ini disebut uji latih jantung (test treadmill). Penyumbatan pembuluh darah koroner terjadi akibat adanya proses ateroklerosis

(perkapuran), yang diawali dengan penimbunan lemak pada lapisan-lapisan pembuluh darah tersebut (gambar 2). Proses ateroklerosis sebenarnya sudah dimulai sejak masa kanak-kanan, akan tetapi baru manifes pada usia dewasa, pertengahan atau lanjut. Selain proses ateroklerosis, ada juga proses lain, yakni spasme (penyempitan) pembuluh darah koroner tanpa adanya kelainan anatomis, yang secara tersendiri atau bersama-sama memberikan gejala iskemia. Pemeriksaan yang paling terpercaya untuk mengetahui penyumbatan arteri koroner adalah angiografi Koroner, juga disebut kateterisasi jantung (cath). Pada pemeriksaan ini sebuah selang kecil berdiameter sekitar 2 mm dimasukkan lewat pembuluh darah di lipatan paha, selanjutnya mencapai pangkal pembuluh darah aorta tempat muara arteri koroner berada. Kemudian pada muara arteri koroner disemprotkan cairan kontras, perjalanan kontras diabadikan dalam film atau video (gambar 3). Bila ditemukan penyempitan, maka ada beberapa pilihan penyelesaian, yakni melebarkannya dengan balon atau bedah pintas Koroner.

Bila penyumbatan itu terjadi pada salah satu pembuluh darah yang mensuplai otak, maka disaat penyumbatan total terjadi, otak tak mendapat cukup nutrisi dan terjadilah kerusakan sebagian otak (stroke). Angka Kesakitan dan Angka Kematian Angka kejadian PJPD di Indonesia belum diteliti dengan akurat. Di Amerika Serikat pada tahun 1996 dilaporkan hampir mencapai 60 juta penderita, ternyata dari 5 orang Amerika 1 diantaranya menderita PJPD. Macam-macam PJPD di negeri itu dapat dilihat pada tabel 1. Tekanan darah tinggi paling sering dijumpai, disusul dengan Penyakit Jantung Koroner dan Stroke. Gagal Jantung Kongestif merupakan penyulit/komplikasi Tekanan Darah Tinggi yang tak terkontrol dengan baik, atau PJK yang luas, cukup sering ditemukan. JENIS PENYAKIT JUMLAH PENDERITA Tekanan Darah Tinggi 50.000.000 Penyakit Jantung Koroner 12.000.000 Iskemia Miokard 6.200.000 Infark Miokard 7.000.000 Stroke 4.400.000 Penyakit Jantung Reumatik 1.800.000 Penyakit Jantung Bawaan 1.000.000 Gagal Jantung Kongestif 4.000.000 Tabel 1. Jenis Penyakit Jantung dan pembuluh Darah serta angka kejadiannya di USA Kematian akibat PJPD di seluruh Amerika Serikat pada tahun 1996 mencapai 959.227 penderita, yakni 41,4% dari seluruh kematian. Setiap hari 2600 penduduk meninggal akibat penyakit ini. Meskipun berbagai pertolongan mutakhir telah diupayakan, namun setiap 33

detik tetap saja seorang warga Amerika meninggal akibat penyakit ini. Dari jumlah tersebut, 476.124 kematian disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner, yang menjadi penyebab kematian nomor satu. Penyebab utama kematian di USA pada tahun 1996 dapat dilihat pada tabel 2. JENIS PENYAKIT/KEJADIAN JUMLAH KEMATIAN Penyakit Jantung & Pembuluh Darah 959.227 Kanker 539.533 Kecelakaan 94.948 AIDS 31.130 Tabel 2. Penyebab Utama Kematian di Amerika Serikat pada tahun 1996 Pada tahun 1999 diperkirakan 1.100.000 warga Amerika mengalami serangan jantung, 650.000 serangan pertama kali dan 450.000 serangan ulangan. Penduduk dengan pendidikan rendah ternyata lebih besar angka kejadiannya dibanding yang berpendidikan tinggi. Sekitar 250.000 penderita meninggal dalam waktu 1 jam setelah timbul serangan, meski pelayanan kesehatan sudah sedemikian majunya. Kematian mendadak ini biasanya terjadi akibat gangguan irama jantung yang berbahaya, lazim disebut Fibrilasi Ventrikel. Pada tahun 1999, biaya yang dikeluarkan untuk penderita penyakit jantung dan pembuluh darah serta stroke di Amerika Serikat mencapai US$ 286.5 miliar. Jumlah ini meliputi biaya pengobatan, perawatan di rumah sakit dan di rumah, serta hilangnya produktivitas akibat sakit atau kematian. Kalau dihitung biaya perawatan/pengobatan saja, besarnya US$ 178.2 miliar. Faktor-Faktor sebagai Resiko penyakit Jantung Koroner dan Penyakit Pembuluh Darah Lainnya Sebelum tahun 1933, diduga PJK merupakan proses aterosklerosis akibat proses ketuaan saja. Tetapi belakangan diketahui ada beberapa faktor resiko yang memungkinkan seseorang menderita PJK lebih dini. Faktor resiko ini terbagi menjadi 2 bagian, yakni: Faktor risiko yang tak dapat dimodifikasi, misalnya umur, jenis kelamin, dan riwayat keluarga yang mengidap PJK. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi, terbagi lagi menjadi dua, yakni: mayor (kadar lemak yang tinggi, tekanan darah tinggi, merokok, kencing manis dan kegemukan) minor (kurang aktifitas jasmani, corak kepribadian tipe A, stres, asam urat yang tinggi, dll) Tanda Awal Serangan Jantung Bagi orang awam, umumnya mereka tidak dapat membedakan apakah terjadi iskemia atau infark miokard, yang mereka kenal hanyalah serangan jantung. Keluhan awal serangan jantung: Rasa berat, tertekan, nyeri, diremas-remas di dada tengah yang dalam istilah medis disebut

Angina Pektoris, sebagai tanda otot jantung kekurangan oksigen. Bila keluhan ini berlangsung kurang dari 15 menit, belum terjadi kerusakan sel-sel otot jantung dan disebut Iskemia Miokard. Bila berlangsung 15 menit atau lebih, maka sudah terjadi kerusakan sel miokard, dan disebut Infark Miokard. Nyeri dada ini biasanya menjalar ke leher, bahu dan lengan/tangan kiri. Keluhan lain yang menyertai adalah: rasa kepala melayang, sempoyongan, pingsan, keringat banyak, mual dan muntah, napas pendek/sesak. Kadangkadang keluhan serangan jantung tidak khas, hanya badan rasa tak enak seperti "masuk angin". Tidak jarang pula penderita mengeluh seperti gejala sakit maag/gastritis. Namun perlu diingat bahwa bila keluhan itu timbul atau bertambah berat pada saat melakukan aktifitas fisik, dan hilang dengan istirahat atau minum obat golongan nitrogliserin, maka dugaan PJK lebih kuat. Tanda Awal Gagal Jantung Gagal jantung adalah kondisi dimana jantung tak mampu memenuhi kebutuhan tubuh. Kondisi ini dapat terjadi pada keadaan dimana otot jantung berkurang kekuatannya untuk memompa, misalnya akibat infark miokard yang luas, kerusakan sel miokard akibat tekanan darah tinggi yang berlangsung bertahun-tahun, atau sebab-sebab lain. Keluhan awal gagal jantung: Bengkak di tungkai/kaki (edema) Sesak karena darah terkumpul di jaringan paru (edema paru) Tanda Awal Stroke Stroke dan Transient Ischemic Attack (TIA-awal stroke) terjadi bila pembuluh darah yang mensuplai otak tersumbat atau pecah, sehingga sebagain otak tak berfungsi dan organ yang dikontrolnya terganggu. Penyebab utama stroke adalah tekanan darah tinggi, rokok yang mengakibatkan kemudahan darah menggumpal, dan penyakit jantung yang menimbulkan gumpalan darah dalam ruang jantung (trombus) dan akhirnya lepas sebagai serpihan gumpalan (emboli) yang menyumbat pembuluh darah otak. Tanda awal stroke: Rasa lemah pada lengan/tangan, dan tungkai yang kemudian berlanjut dengan kelumpuhan Salah satu sisi muka/badan tak terasa Tiba-tiba satu sisi mata atau keduanya tak dapat melihat/kabur Sulit bicara Tak mengerti pembicaraan orang Pusing/kehilangan keseimbangan Tiba-tiba kepala pening Kematian Jantung Mendadak Kematian jantung mendadak adalah berhentinya fungsi jantung (henti jantung) secara tibatiba pada seseorang yang telah/belum diketahui menderita penyakit jantung. Waktu dan bentuk kejadiannya tidak diduga-duga, yakni segera setelah timbul keluhan. Di Amerika Serikat kematian jantung mendadak mencapai 250.000 per tahun. Penyebab utama kematian mendadak adalah penyakit jantung, khususnya penyakit jantung koroner. Kira-kira setengah dari kematian akibat PJK terjadi mendadak dan tak diduga, tanpa diketahui bagaimana mekanismenya. Kematian jantung mendadak terjadi bila henti jantung tak segera ditolong dengan resusitasi (upaya menghidupkan/memfungsikan kembali jantung). Sebagian besar kematian jantung mendadak disebabkan oleh aktivitas denyut jantung yang cepat dan/atau kacau disebut

takikardia atau fibrilasi ventrikel (VT/VF), atau bahkan perlambatan yang sangat dari denyut jantung. Peristiwa ini disebut gangguan irama yang ganas, karena berpotensi menimbulkan kematian. Henti jantung dapat diatasi bila korban dalam tempo kurang dari 4 menit ditolong dengan Resusitasi Jantung Paru (RJP). Harapan hidup semakin besar bila upaya pertolongan dilanjutkan dengan defibrilasi dan bantuan hidup lanjutan (Advanced Cardiac Life Support), dalam tempo kurang dari 8 menit. Oleh karenanya, di negara-negara maju petugas-petugas keamanan seperti polisi dan juga keluarga pasien dilatih untuk mampu menjalankan RJP. Bahkan Automated External Defibrilator (AED) yang berfungsi untuk mengkonfersi irama fibrilasi/takhikardia ventrikel ke irama jantung yang normal disediakan di ruang-ruang airport atau sebagai sarana perlengkapan Polisi. Di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Bidang Diklat setiap bulan mengadakan kursus RJP bagi orang awam, kursus ini hanya berlangsung 8 jam. Kesimpulan Meskipun kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan penderita penyakit jantung dan pembuluh darah terhindar dari kematian, namun biaya yang dikeluarkan sangat besar. Atas dasar itu, pemerintah terus berupaya menggalakkan kampanye pencegahannya dengan menganjurkan masyarakat menghindari faktor-faktor resiko PJPD yang dapat dimodifikasi. Upaya pengenalan dini terhadap penyakit jantung koroner perlu diajarkan secara luas kepada masyarakat, agar serangan yang berat/kematian mendadak dapat dihindari. Bila ada keluhan yang mencurigakan seperti disebutkan di atas, terutama pada usia diatas 35 tahun dan mempunyai faktor resiko, sebaiknya segera memeriksakan diri pada klinik dengan fasilitas pemeriksaan jantung yang memadai. Masyarakat juga perlu diberi kesempatan untuk belajar Resusitasi Jantung dan Paru, agar dapat menolong penderita yang mengalami henti jantung. Pertolongan yang cepat dan tepat terbukti dapat menghindarkan korban dari serangan jantung yang fatal. Penulis adalah Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Bagian Kardiologi FKUI/RS Jantung "Harapan Kita", Jakarta.

Penyakit Jantung Koronerby yusri on May 1, 2011 Penyakit jantung koroner adalah penyempitan pembuluh darah kecil yang memasok darah dan oksigen ke jantung. Penyakit jantung koroner juga disebut penyakit arteri koroner. Penyakit jantung koroner biasanya disebabkan oleh kondisi yang disebut aterosklerosis, yang terjadi ketika bahan lemak dan zatzat lainnya membentuk plak pada dinding arteri. Hal ini menyebabkan arteri yang dialiri darah menjadi sempit. Karena aliran sempit pada arteri koroner, darah ke jantung menjadi lambat bahkan berhenti. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dada (angina stabil), sesak napas, serangan jantung, dan gejala lain, terutama ketika sedang beraktifitas.

Penyakit jantung koroner adalah penyebab utama kematian di Amerika Serikat, sedangkan di Indonesia menjadi masalah penyakit tidak menular ketiga terbesar baik pria maupun wanita. Sebelum berbicara masalah pengobatan jantung koroner, ada beberapa hal yang meningkatkan resiko penyakit jantung: Your browser does not support iframes.

Your browser does not support iframes.

Pria di usia 40-an memiliki risiko lebih tinggi daripada wanita. Tapi uniknya perempuan yang semakin tua (terutama setelah mereka mencapai menopause) beresiko hampir sama dengan seorang pria. Keturunan dapat menjadi risiko. Bagi mereka yang sudah menderita penyakit jantung koroner, aka nada peluang besar untuk menurunkan kepada anaknya, dan jika ini terjadi anak tersebut mau tidak mau mendapatkan perhatian khusus sejak lahir terutama dalam hal pengobatan jantung koroner yang diidapnya. Diabetes dan penyakit ginjal kronis merupakan faktor risiko yang kuat untuk penyakit jantung koroner. Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko dari penyakit arteri koroner dan gagal jantung. Perokok memiliki risiko lebih tinggi dibanding bukan perokok. Pengobatan jantung koroner Untuk pengobatan jantung koroner, mungkin ada beberapa pengujian yang akan dilakukan tim medis seperti: Coronary angiography / arteriografi : prosedur invasif yang dirancang untuk mengevaluasi arteri jantung di bawah x-ray CT angiography : cara non-invasif untuk melakukan angiografi koroner Echocardiogram Elektrokardiogram (EKG) Elektron-beam computed tomography (EBCT) untuk mencari kalsium dalam lapisan arteri. Semakin banyak kalsium, semakin tinggi peluang Anda untuk penyakit jantung koroner . Resonansi magnetik angiography Tidak jarang penderita penyakit jantung koroner akan diminta untuk mengkonsumsi satu atau lebih obat-obatan. Kenapa? Karena dalam rangka pengobatan jantung koroner ada beberapa yang harus menjadi perhatian, seperti pemberian obat tekanan darah, diabetes, atau kadar kolesterol tinggi. Ikuti petunjuk dokter dekat untuk membantu mencegah penyakit arteri koroner dari semakin buruk. Beberapa obat yang mungkin akan diberikan seperti ACE inhibitor (mengurangi tekanan darah), diuretik,aspirin, beta blocker, nitrat, statin, dll. Langkah operasi juga hal yang tidak jarang kita temukan sebagai terapi bagi mereka yang sudah tidak bisa diobati melalui jalan obat-obatan.

Peripheral Vascular DiseaseGejala-Gejala Dan Tanda-Tanda Dari Peripheral Artery Disease Kira-kira setengah dari orang-orang dengan peripheral artery disease tidak mengalami gejalgejala apa saja. Untuk pasien-pasien dengan gejala-gejala, gejala-gejala yang paling umum adalah intermittent claudication dan nyeri pada waktu istirahat. Intermittent claudication - Intermittent claudication merujuk pada nyeri atau kejang pada lengan-lengan atau tungkai-tungkai yang terjadi dengan latihan dan menghilang dengan istirahat. Keparahan dan lokasi dari nyeri intermittent claudication bervariasi tergantung pada lokasi dan luasnya halangan/rintangan dari arteri yang terlibat. Lokasi yang paling umum dari intermittent claudication adalah otot betis. Nyer pada otot betis terjadi hanya selama latihan seperti berjalan, dan nyeri meningkat dengan mantap dengan berjalan yang terus menerus hingga pasien harus berhenti karena nyeri yang tidak dapat ditolerir. Kemudian nyeri menghilang dengan cepat selama istirahat. Intermittent claudication dapat mempengaruhi satu atau kedua tungkai-tungkai. Rest pain - Rest pain (nyeri waktu istirahat) terjadi ketika kemacetan/kesumbatan arteri begitu kritis sehingga tidak ada cukup suplai darah dan oksigen ke anggota-anggota tubuh bagian bawah bahkan pada waktu istirahat. Nyeri secara khas mempengaruhi kaki-kaki, biasanya parah, dan terjadi pada waktu malam hari ketika pasien mengambil posisi terlentang (berbaring, muka keatas). Gejala-gejala dan tanda-tanda lain dari peripheral artery disease termasuk: Mati rasa dari anggota-anggota tubuh Kelemahan dan atrophy (ukuran dan kekuatan yang berkurang) dari otot betis Perasaan dingin pada tungkai-tungkai atau kaki-kaki Perubahan-perubahan dalam warna dari kaki-kaki; kaki-kaki berubah pucat ketika mereka diangkat, dan berubah merah kehitam-hitaman pada posisi tergantung Kehilangan rambut diatas dorsum dari kaki-kaki dan penebalan kuku jari-jari kaki Borok-borok yang menyakitkan dan/atau gangrene pada jaringan dimana ada ischemia yang kritis; secara khas pada jari-jari kaki. Penyakit Arteri Perifer Sari Mardatillah DEFINISI PAD merupakan suatu penyakit dimana terganggunya atau tersumbatnya aliran darah dari atau ke jaringan organ. Sumbatan itu disebabkan oleh plak yang tebentuk di arteri yang membawa darah ke seluruh anggota tubuh. Plak ini terdiri atas lemak, kalsium, jaringan fibrosa, dan zat lain di dalam darah. Semua penyakit yang menyangkut sindrome arterial non koroner yang disebabkan oleh kelainan struktur dan fungsi arterial yang mengaliri otak, organ viseral, dan keempat ekstremitas. ETIOLOGI PAD umumnya merupakan akibat aterosklerosis yang mana terbentuknya plak pada pembuluh darah. Plak ini membentuk blok yang mempersempit dan melemahkan pembuluh darah. Penyebab lain PAD : 1. Gumpalan atau bekuan darah yang dapat memblokir pembuluh darah 2. Diabetes, dalam jangka panjang, gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah. Penderita DM juga memiliki tekanan darah yang tinggi dan lemak yang banyak dalam darah sehingga memercapat perkembangan aterosklerosis.

3. Infeksi Arteri (arteritis) 4. Cedera, bisa terjadi bila kecelakaan, perokok 5. Hiperlipidemia, hipertensi, obesitas, dll. PATOFISIOLOGI Tahapan penyakit arteri perifer Kerusakan Arteri Penyimpanan Arteri Penyumbatan Arteri GEJALA Gejala yang tampak -Rasa nyeri pada kaki - Lemah denyut nadi - Perubahan suhu tubuh - Bulu kaki rontok Gejala yang idak tampak 9% hanya bisa diketahui dari ABI. Derajat Gejala I. Asimtomatik IIa. Klaudikasio Intermiten IIb. Tak ada nyeri, klaudikasio jika jalan > 200m III. Nyeri istirahat dan Nocturnal IV. Nekrosis, Gangren Gejala Secara Umum - Pasien berumur >40 tahun dengan hipertensi - Hiperkolesterolemia - Diabetes Mellitus - Gangguan fungsi ginjal Awalnya penyakit biasanya terasa nyeri / sakit / tidak nyaman Gejala Non Spesifik - Kulit dingin, kulit mengkilat - Kuku menebal - Kurangnya rambut atau bulu kaki - Nyeri di dada atau leher - Pingsan - Kebingungan, sulit untuk melihat pada satu atau kedua mata - Kehilangan koordinasi - Sakit kepala mendadak FAKTOR PENCETUS - Umur > 40 thn - Jenis kelamin (pria > wanita) - Merokok - Minum kopi - Konsumsi Alkohol - Hiperkolesterolemia / hiperlipidemia - Hipertensi - Diabetes Mellitus PAD selanjutnya dapat menyebabkan angina (aterosklerosis pada arteri koroner ) dan seranga jantung. Selain itu dapat pula menyebabkan karotid dan stroke, lambatnya penyembuhan luka, rasa sakit ketika berjalan/olahraga akibat PAD. DIAGNOSA -Riwayat medis dan keluarga ( Faktor resiko, gejala, diet, penggunaan obat, riwayat penyakit jantung keluarga)

- Uji fisik : Lemah atau tidaknya puls pada kaki. - ABI : (A. Bradial Index) membandingkan tekanan darah di kaki dan di tangan. - Doppler Ultrasound : mengukur aliran darah ke vena dan arteri dengan wund wafe. - Magnetik Resonance Angiogram ( MRA ) - Arteriogram - Blood test. TERAPI Terapi Non-farmakologi 1. Perubahan pola hidup a. Berhenti merokok b. Menurunkan berat badan pada penderita obesitas (diet dan olahraga) c. Menurunkan tekanan darah d. Menurunkan kadar kolesterol dalam darah e. Menurunkan kadar gula darah jika beresiko diabetes f. Olahraga teratur 2. Terapi suportif a. Perawatan kaki dengan menjaga tetap bersih dan lembab dengan memberikan krim pelembab b. Memakai sandal dan sepatu yang ukurannya pasa dari bahan sintetis yang berventilasi c. Hindari penggunaan bebat plastik karena mengurangi aliran darah ke kulit d. Latihan fisik (exercise) berupa jalan-jalan kaki kira-kira selama 30-40 menit 3. Terapi intervensi a. Angioplasti Tujuannya untuk melebarkan arteri yang mulai menyempit atau membuka sumbatan dengan cara mendorong plak ke dinding arteri. b. Operasi By-pass Bila keluhan semakin memburuk dan sumbatan arteri tidak dapat diatasi dengan angioplasti. Bagi yang sudah menjalani operasi ini biasanya bebas dari gejala dan tidak mengalami komplikasi apapun sesudahnya Terapi Farmakologis Dapat diberikan : Aspirin 81-125 mg Clopidogrel 75 mg Pentoxifiline 1,2 g Cilostazol 100 mg B10 Ticlopidine 500 mg Obat-obatan tersebut dalam penelitian dapat memperbaiki jarak berjalan dan mengurangi penyempitan. Penyakit Arteri Perifer Oklusif: Ketika Nadi Tersumbat karena Radang dan Penuaan GERAI - Edisi Mei 2007 (Vol.6 No.10)

Vasodilator berupa prostaglandin oral memberi peluang untuk dipakai sebagai pengobatan PAPO Apa yang terjadi bila pembuluh nadi tersumbat? Sudah pasti gangguan akan terjadi di sekitar tubuh yang divaskularisasinya. Sumbatan bisa disebabkan oleh itis (keradangan dan obliterasi, distrofi, angiolopati dan angioneuropati). Biasanya arteriosklerosis terjadi seiring dengan proses penuaan. Arteriosklerosis ini menyerang sistem arteria (pembuluh nadi) pada

usia lanjut. Dimana tempat terjadinya penumpukan plak (atheroma) dalam proses arteriosklerosis tidak selalu sama, namun menuruti suatu pola tertentu. Jika menyerang arteri di daerah perifer, ekstremitas, biasanya dikenal dengan penyakit arteri perifer oklusif (PAPO). Gangguan ini disebabkan karena proses degeneratif dan menimbukan keadaan hipovaskularisasi di ekstremitas, kata Prof DR. Med dr. Puruhito, SpB (K)TKV, konsultan bedah kardiovaskuler Puruhito menjelaskan bahwa aliran darah terkait dengan prinsip mekanika. Mantan Rektor Unair ini sedikit menyinggung tentang hukum energi yang terjadi pada aliran darah. Disini, energi yang terlibat adalah energi tekanan (tekanan darah dan pulsasi), energi gravitasi (nyeri atau rest pain), energi hambatan/friksi (shear stress), dan energi kinetik (stenosis pembuluh darah). Menurut hukum Poiseulle yang dikoreksi oleh Haganbach, perubahan tekanan dalam aliran darah sebanding dengan panjang pembuluh darah, tahanan perifer dan viskositas serta berbanding terbalik dengan diameter pembuluh darah. Hukum Bernoulli sedikit menjelaskan prinsip dasar hemorheologi (aliran darah). Yaitu, jumlah energi dari energi tekanan, kinetik dan gravitasi pada setiap dua titik selalu sama. Pembuluh darah sesungguhnya bukan pipa yang kaku tetapi dapat berdenyut seperti pulsasi yang dirasakan dan mengakibatkan perubahan diameter pembuluh darah. Shear stress adalah perkalian antara kecepatan dan perbedaan kecepatan. Terdapat korelasi antara penyempitan pembuluh darah, pengurangan tekanan karena aliran pasca stenosis sehingga terjadi turbulensi aliran darah. Konservasi energi menurut Bernoulli mengakibatkan tekanan pada daerah stenosis harus turun. Tekanan terkait dengan tekanan darah (baca: tensi) yang ada pada pembuluh darah. Gravitasi terkait dengan posisi seorang pasien yaitu berdiri, ortostatik, tiduran atau posisi lain. Friksi terkait dengan kelainan dinding pembuluh darah (atherosklerosis, proses arteriosklerosis, aneurisma dan percabangan pembuluh darah). Pengaruh energi gravitasi yang kuat pada aliran darah dapat diamati pada penderita dengan iskemia tungkai pada Fontaine stadium III, yaitu dengan keluhan rest pain. Atherogenesis dan atherothrombosis merupakan proses yang progresif. Pada awalnya berawal dari sel pembuluh darah normal yang terpapar asam lemak bebas dan kolesterol secara terus menerus. Akan timbul benjolan lemak yang menempel di dinding pembuluh darah. Agregasi platelet yang menyelubungi lemak tadi akan menyebabkan terbentuknya plak fibrous dan jika semakin besar akan membentuk atherosklerotic plaque. Bila sumbatan tidak total, kadang ada sensasi nyeri karena kurangnya suplai darah ke end organ, yaitu nyeri klaudikasio di ekstremitas. Seiring dengan bertambahnya usia, plak ini akan terus membesar. Plak yang besar bisa menyebabkan oklusi dan trombosis dalam pembuluh sehingga bisa menyumbat aliran darah. Plak bersifat rapuh sehingga mudah robek. Ketika plak yang membesar ini muncul, berbagai masalah akan muncul. Di ekstremitas bawah bisa timbul iskemia tungkai. Asam arachidonat merupakan komponen yang berkaitan erat dalam proses penyempitan arteri. Komponen ini merupakan struktur asal dari PGI2 yang membentuk vasodilator prostasiklin. Prostasiklin juga berefek antiplatelet. Kebalikan dari efek prostasiklin/prostaglandin, asam arachidonat juga memproduksi TxA2 (tromboksan) yang berfungsi sebagai vasokontriktor dan menimbulkan agregasi platelet. Agregasi platelet ini diperkuat oleh fibronogen dan ini hanya bisa dihentikan oleh prostaglandin. Gejala dan Tanda

Pada penyakit arteri yang disebabkan oleh keradangan perlu diperhatikan usia dan jenis kelamin. Pasalnya, keradangan obliterasi sering timbul pada umur muda, kurang dari 35 tahun. Winiwarter buerger atau trombendangiitis obliterans banyak terjadi pada pria. Sedangkan Raynaud sering terjadi pada wanita. Secara klinis ditandai dengan nyeri hebat dengan tanda-tanda nekrosis ujung jari bahkan gangren. Onset bisa kurang dari 6 bulan. Seringkali penyakit ini ada hubungan dengan habitus merokok, minum kopi dan konsumsi alkohol. Waktu anamnesa perlu ditanyakan apakah pasien merasa nyeri waktu bekerja, berjalan maupun berolahraga. Dan apakah nyeri tersebut hilang saat istirahat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan rabaan pulsasi agak berkurang, akral teraba dingin. Pulsasi arteri di proksimal harus teraba untuk mengkonfirmasi apakah aliran darah di proksimal baik. Palpasi harus dilakukan pada semua arteri yang terletak di superficial dari ekstremitas. Yaitu arteri femoralis, poplitea, dorsalis pedis dan tibialis posterior di tungkai bawah. Sedangkan di tungkai atas adalah arteri axillaris, cubiti, radialis dan ulnaris. Pemeriksaan penunjang meliputi beberapa metode yaitu menggunakan oscillografi, rheografi, doppler dan arteriografi. Paling sering digunakan adalah doppler dan arteriografi. Doppler memakai ultrasound (sonografi), mengukur flow darah secara kualitatif. Sedangkan pemeriksaan arteriografi menggunakan imaging sinar X dan injeksi kontras. Arteriografi yang mendukung penyakit ini menunjukkan gambaran ular dan arteria halus. Perjalanan penyakit akan menentukan diagnosis apakah penyakit tersebut disebabkan proses degeneratif, obliteratif, akut atau semi akut. Pada proses degeneratif obliteratif, perjalanan penyakit dapat diketahui menurut stadium Fontaine. Stadium I menunjukkan keluhan yang tidak spesifik, seperti kesemutan dan nyeri ringan. Stadium II akan terasa nyeri waktu berjalan dan hilang bila berhenti. Stadium III pasien akan merasakan nyeri bila diam (rest pain) yang menunjukkan mulainya proses irreversibel. Pada stadium IV, kerusakan jaringan dapat diamati dari timbulnya nekrosis dan gangren. Pengobatan Oral Penatalaksanaan PAPO berdasar pada prinsip rheologi darah. Salah satunya adalah menaikkan fleksibitas eritrosit. Eritrosit akan mengalami deformabilitas, yaitu kemampuan eritrosit untuk menjadi lebih lentur hingga mudah mengalir dalam pembuluh darah yang diameternya kecil. Terapi PAPO juga mengandung prinsip menurunkan viskositas plasma dan viskositas umum dari darah. Karena sifat adhesi trombosit cenderung menyebabkan agregasi trombosit maka terapi juga dengan menurunkan agregasi trombosit tersebut. Penggunaan prostaglandin yang berkaitan erat dengan vasodilatasi dan agregasi trombosit dinilai cukup memberikan pengaruh pada penyakit ini. Prostaglandin endogen yang berasal dari tubuh memiliki keterbatasan yaitu waktu paruh yang terlalu pendek (+ 3 menit). Untunglah saat ini telah terdapat beberapa obat baru analog prostaglandin yang dapat diminum per oral sehingga memudahkan pasien mengkonsumsinya. Obat tersebut memiliki waktu paruh hingga 60 menit. Ekskresi dalam feses sebesar 70 80 %. Obat memiliki receptor di endotel maupun di platelet. Di dalam tubuh akan mengaktifkan cAMP sehingga kalsium intra sel menurun dan menimbulkan vasodilatasi di endotel. Platelet dicegah untuk menjadi agregasi. Kontraksi mikrotubulus pada platelet juga dicegah sehingga platelet tidak berkerut. Obat analog prostaglandin ini memiliki kelebihan yaitu inhibisi agregasi platelet, inhibisi pembentukan trombus, menurunkan tekanan arteri, merupakan citoprotektif dengan inhibisi SO2, sitokin dan kemotaksis PMN. Manfaat lain adalah mempercepat wound healing dan menurunkan deformitas eritrosit. Obat-obatan yang mengandung derivat prostaglandin

umumnya tidak boleh dipakai pada pasien perdarahan dan wanita hamil. Pada kasus perdarahan, akan menghambat pembekuan darah dan pada wanita hamil akan memacu kontraksi uterus dan perdarahan spontan. Perlu diperhatikan pada pasien yang menggunakan obat antikoagulan seperti warfarin, antifibrinolitik (urokinase), sedang menstruasi dan menderita hemofili. Selain prostaglandin, obat untuk PAPO ada banyak jenisnya. Yaitu antiplatelet seperti golongan aspirin. Aspirin bekerja menghambat asam arakhidonat membentuk siklooksigenase, ticlopidin dan clopidogrel (penghambat agregasi platelet), glycopreotein IIb/Iia inhibitor, cilostazol (sejenis inhibitor phosphodiesterase-III, picotamide (inhibitor TxA2 -reseptor bloker), Naftodrofuryl (antagonis serotonin), oxypentifyline (pengurang viskositas darah) dan buflomedil (adrenolitik). Jenis antioksidan dan terapi khelasi berguna untuk mencegah kerusakan oksidatif dan mengurangi reperfusion injury. Sedangkan inositol nikotinat berfungsi untuk vasodilator, fibrinolitik dan mengurangi kadar lemak. Cinnarizine adalah antagonist vasokontriktor endogen, angiotensin dan norepinefrin. Levocarnitin mencegah kerusakan mitokondria penyebab metabolisme oksidatif. Immunomodulator juga dibutuhkan untuk memperbaiki kemampuan jarak jalan dengan autotransfusi darah yang diekspose dengan termal, ultraviolet dan stress oksidatif. Salah satu jenisnya adalah ozon terapi. Pengobatan PAPO sesuai patofisiologi ditujukan agar terjadi perbaikan aliran darah. Upaya pengobatan ditekankan pada penurunan viskositas darah, menaikkan fleksibilitas eritrosit, mencegah perlekatan/agregasi komponen darah dan platelet serta upaya untuk melebarkan pembuluh darah yang mengalami penyempitan. Vasodilator berupa prostaglandin oral memberi peluang untuk dipakai sebagai pengobatan PAPO. Secara umum, menurunkan viskositas darah karena hipertensi dan hiperlipidemia merupakan bagian dari terapi hemorheologik.