penyakit hirschsprung
DESCRIPTION
Penyakit HirschprungTRANSCRIPT
Penyakit Hirschsprung : Diagnosis dan Manajemen
Penyakit Hirschsprung (megakolon kongenital) disebabkan oleh kegagalan migrasi sel
ganglion kolon selama masa kehamilan. Sepanjang kolon distal tejadi hambatan gerakan
peristaltik, menyebabkan obstruksi kolon fungsional. Penyakit Hirschsprung paling sering di
rectosigmoid tetapi dapat mengenai seluruh kolon dan jarang pada usus. Penyakit ini
biasanya terjadi pada masa bayi, meskipun beberapa pasien datang terus-menerus, konstipasi
kronis terjadi dikemudian hari. Gejala pada bayi seperti sulit buang air besar, nafsu makan
menurun, penurunan berat badan, dan distensi abdomen progresif. Diagnosis dini penting
untuk mencegah komplikasi (misalnya enterokolitis , ruptur kolon). Suction biopsi rektum
dapat mendeteksi serabut saraf hipertrofik dan tidak adanya sel ganglion di submukosa kolon,
untuk mengkonfirmasikan diagnosis. Sepertiga pasien berkembang menjadi enterokolitis
terkait penyakit Hirschsprung, merupakan penyebab signifikan kematian. Pasien harus
dipantau secara ketat untuk enterokolitis selama bertahun-tahun setelah pengobatan bedah
penyakit Hirschsprung. Dengan pengobatan yang tepat, sebagian besar pasien tidak akan
memiliki efek samping jangka panjang dan dapat hidup normal .
enyakit Hirschsprung terjadi pada satu dari 5.000 kelahiran hidup.1 Penyakit ini
disebabkan oleh kegagalan sel ganglion untuk bermigrasi kraniokaudal dari krista
neuralis didaerah kolon distal pada minggu keempat sampai minggu ke dua belas
kehamilan,2 menyebabkan tidak adanya sel ganglion dalam seluruh atau sebagian usus besar.
Sepanjang kolon distal tejadi hambatan gerakan peristaltik, menyebabkan obstruksi kolon
fungsional dari waktu ke waktu. Segmen aganglionik biasanya dimulai pada anus dan meluas
ke proximal.3 short-segmen yang paling umum dan terbatas pada rectosigmoid. Long-segmen
melebihi rectosigmoid dan seluruh usus besar. Jarang, melibatkan usus kecil dan besar.4
Kebanyakan pasien terjadi pada masa bayi, dan diagnosis dini sangat penting untuk
mencegah komplikasi. Dengan pengobatan yang tepat, kebanyakan pasien hidup sampai
dewasa normal.
P
Epidemiologi
Penyebab penyakit Hirschsprung adalah multifaktorial, penyakit bawaan atau berkembang
secara spontan.2 Penyakit ini lebih sering pada anak laki-laki daripada perempuan.2 Sekitar 3
sampai 5 persen pada saudara kandung laki-laki dan 1 persen pada saudara kandung
perempuan dari anak-anak yang memiliki short-segmen.5 Namun, risikonya jauh lebih tinggi
(12,4-33 persen) pada saudara kandung dari anak-anak dengan total kolon involvement. 6
Genom delapan dikatikan dengan penyakit Hirschsprung 1,2 namun sebagian besar kasus tidak
dianggap familial. Penelitian saat ini berfokus pada RET proto-onkogen pada kromosom
10q11.2.2, penyakit Hirschsprung terkait dengan gen ini telah dikaitkan dengan beberapa
neoplasia endokrin, tipe IIA (yaitu, medullary karsinoma tiroid dan tumor adrenal).7
Penelitian tentang nilai skrining untuk mutasi ini untuk menentukan risiko multiple neoplasia
endokrin, tipe IIA, dilakukan secara terus-menerus. 3,8,9
Penyakit Hirschsprung juga dapat dikaitkan dengan neurologis, kardiovaskuler, urologi, dan
kelainan gastrointestinal. Sindrom Down (trisomi 21) adalah kelainan kromosom yang paling
umum yang terkait dengan penyakit ini, terhitung sekitar 10 persen pasien.1 Kondisi lain
dikaitkan dengan penyakit Hirschsprung seperti ketulian kongenital, hidrosefalus,
divertikulum kandung kemih, divertikulum Meckel, imperforata anus, defek septum
ventrikel, agenesis ginjal, kriptorkismus, sindrom Waardenburg (kelainan pigmen yang
berhubungan dengan tuli), neuroblastomas, dan Ondine’s curse (hipoventilasi alveolar
primer). 3,4
Gambaran Klinis
Gejalanya mulai dari obstruksi usus neonatal konstipasi kronis progresif pada anak-anak
dewasa (Tabel 1).5,6 Sekitar 80 persen pasien datang dalam beberapa bulan pertama
kehidupan dengan sulit buang air besar, nafsu makan menurun, dan distensi abdomen.5
Sampai 90 persen dari bayi dengan penyakit Hirschsprung didapatkan pengeluaran
mekonium terlambat dalam 24 jam pertama, namun penyebab lain dari keterlambatan ini
(Tabel 21,2,10) juga harus dipertimbangkan.
Jarang, buang air besar menyemprot yang disebabkan oleh obstruksi kolon fungsional pada
bayi dengan penyakit Hirschsprung. Pemeriksaan dubur mungkin menunjukkan sfingter anal
mencekram kuat dan keluar tinja menyemprot dan gas. Meskipun kebanyakan pasien datang
pada masa bayi dan anak usia dini, beberapa tidak menunjukkan gejala dari waktu ke
waktu.3,11 Gejala umum pada anak-anak dewasa seperti konstipasi kronis progresif , impaksi
tinja berulang, gizi buruk, dan malnutrisi.12 Sepertiga pasien dengan penyakit Hirschsprung
terdapat diare enterokolitis terkait kontipasi.5
Penyakit Hirschsprung dapat dibedakan dari konstipasi fungsional pada anak berumur 12
bulan, pengeluaran mekonium terlambat dalam 24 jam pertama kehidupan, atau gizi buruk,
adanya inkontinensia ani , atau sfingter anal mencekram kuat dengan rectum kosong.13 Gejala
bisa kambuh setelah sebelumnya diobati dengan enema, obat pencahar, atau memberi
makanan pengganti.5
Diagnosa
Pencitraan dapat membantu mendiagnosa penyakit Hirschsprung. Foto Polos Abdomen
menunjukkan usus atau kolon proximal melebar. Kontras enema radiografi pada usus besar
biasanya normal untuk tiga bulan pertama kehidupan dan tidak terbatas pada penyakit ini.
Setelah proses pelebaran dimulai, bagian kolon yang sakit akan tampak normal dan kolon
yang lebih proksimal akan melebar. Sebuah "zona transisi" (titik di mana kolon normal
menjadi aganglionik) akan terlihat pada kontras enema radiografi, walaupun kolon
aganglionik membesar keluar pada 10 persen pasien.14-16 Gambar 1 mencakup kontras enema
radiografi pada bayi dengan penyakit Hirschsprung. Enema kontras harus dihindari pada
pasien dengan enterokolitis karena risiko terjadi perforasi.6 Manometri Anal (balon distensi
rektum) mendeteksi refleks relaksasi dari internalsphincter setelah distensi lumen rektal.3
Kontras enema dan manometri anal serupa dalam sensitivitas dan spesifisitas.
Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan suction biopsi rektum, yang harus menunjukkan tidak
adanya sel-sel ganglion dan adanya hipertrofi serabut saraf.12,17 Pasien biasanya mencari
referensi pada ahli bedah anak atau ahli gastroenterologi untuk biopsi, namun dokter keluarga
harus paham dengan prosedur untuk mengevaluasi hasil operasi dan menentukan tindak
lanjut yang tepat. Lokasi biopsi setidaknya harus 0,6 (1,5 cm) di atas linea dentata karena
rektum distal biasanya tidak memiliki sel ganglion.18 Jika tidak ditemukan serabut saraf
hipertrofik, biopsi dengan ketebalan penuh dapat diindikasikan.
Pengobatan
Setelah penyakit Hirschsprung didiagnosis, operasi biasanya diperlukan.6 Dokter harus
memiliki pengetahuan umum tentang prosedur umum untuk membantu memfasilitasi
komunikasi antara dokter dan keluarga pasien. Sebelum operasi, irigasi rektal serial
membantu dekompresi usus dan mencegah enterokolitis.6 Pada bayi baru lahir sehat dengan
kolon undistended dan penyakit Hirschsprung short-segmen, pasti terjadi anastomse ileoanal. 6,14,19,20 Jika anak memiliki enterocolitis terkait penyakit Hirschsprung atau kolon signifikan
melebar, kolostomi dapat ditempatkan selama beberapa bulan sementara sampai kondisi anak
membaik15, anastomose ileoanal biasanya dilakukan 4-6 bulan setelah kolostomi.
Ada beberapa teknik, dengan tingkat komplikasi berkisar antara 4 sampai 16 persen. Operasi
Swenson termasuk memperbaiki rectum, segmen aganglionik direseksi hingga kolon sigmoid
kemudian anastomosis oblique dilakukan antara kolon normal dengan rectum bagian distal,
dan menghubungkannya ke anus. 5 Teknik baru (misalnya, operasi Duhamel, operasi Soave)
membantu mempertahankan impuls saraf yang rumit pada rektum dan kandung kemih.21
Dilatasi anastomose diperlukan untuk beberapa bulan setelah operasi Soave untuk mencegah
pembentukan striktur, orang tua pasien dapat melakukan ini di rumah. Semua prosedur ini
memiliki tingkat keberhasilan tinggi, dan morbiditas yang minimal.5,22
Beberapa ahli bedah melakukan satu tahap operasi Soave transanal pada bayi baru lahir
dengan short-segmen, meeliminasi insisi/sayatan abdomen dan kolostomi.23 Komplikasi sama
dengan operasi Soave yang lebih invasif, namun pendekatan follow up jangka pendek
membatasi studi ini. 11,14,21,22
Follow up
Selain membuat diagnosis dini dan rujukan cepat untuk pengobatan, peran dokter keluarga
harus mencakup pemantauan untuk komplikasi pasca operasi dan memberikan konseling dan
penolong keluarga pasien.
KOMPLIKASI
Kebanyakan pasien yang dirawat karena penyakit Hirschsprung tidak memiliki komplikasi.
Namun, hingga 10 persen mungkin mengalami konstipasi, dan kurang dari 1 persen mungkin
memiliki inkontinensia ani.6 Enterokolitis dan ruptur kolon merupakan komplikasi yang
paling serius yang berhubungan dengan penyakit ini dan merupakan penyebab paling umum
kematian penyakit Hirschsprung. Enterocolitis terjadi 17 sampai 50 persen pada bayi dengan
penyakit Hirschsprung dan paling sering disebabkan oleh obstruksi usus dan sisa aganglionik
usus besar.6 Bayi harus terus dipantau secara ketat bertahun-tahun untuk terjadinya
enterokolitis setelah operasi korektif karena infeksi telah dilaporkan terjadi hingga 10 tahun
kemudian. Namun, sebagian besar kasus enterokolitis terjadi pasca operasi dalam dua tahun
pertama pengaruh anastomose ileoanal. 6
Gejala awal enterokolitis (Tabel 35,6) pada pasien dengan penyakit Hirschsprung termasuk
distensi perut, berbau busuk, diare berair, letargi , dan tidak nafsu makan. Pengobatan dengan
irigasi rektum beberapa kali per hari dan antibiotik biasanya efektif. Oral metronidazol
(Flagyl ) dapat digunakan dengan irigasi rektum pada pasien dengan penyakit yang lebih
ringan.6 Penyakit yang lebih berat harus diperlakukan intravena dengan antibiotik spektrum
luas dan irigasi dubur. Irigasi rektal dilakukan dengan memasukkan normal saline ke dalam
usus melalui kateter, hal ini memungkinkan untuk pembuangan gas dan tinja. Larutan Saline
(10 sampai 15 mL per kg) dimasukkan melalui spuit, dan diperbolehkan untuk
mengosongkan 10-15 mL secara gentle.
KONSELING
Setelah diagnosis dan operasi, dokter harus edukasi keluarga pasien tentang pentingnya diet
tinggi serat karena konstipasi dan usus stasis diperkirakan meningkatkan risiko
enterokolitis.23,24 Selain itu, dokter harus mempertimbangkan kondisi yang berkaitan dengan
penyakit Hirschsprung dan edukasi kepada orang tua terhadap risiko penyakit pada saudara
kandung pasien. Informasi pasien dimasukkan dalam artikel yang berisi data mengenai
penyakit Hirschprung dan bantuan dari kelompok.