peningkatan pelayanan kefarmasian terkait penggunaan golongan obat yang

Upload: brevmana

Post on 10-Mar-2016

256 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SLIDE SKP PEER GRUP

TRANSCRIPT

  • Peningkatan pelayanan kefarmasian terkait penggunaan golongan obat yang mengandung prekursorOleh :Erik Febriyanto, S.Farm., Apt.No. Anggota IAI : 07021985008273Dilaksanakan dalam rangka kajian peer review sejawat Apoteker yang praktek di Apotek atau Apotek Rumah Sakit atau KomunitasSURABAYA2015

  • Dasar Hukum Terkait PrekursorUU No.7/1997 : Pengesahan Konvensi PBB Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika Psikotropika 1988UU No.5/1997 : PsikotropikaUU No.35/2009 : NarkotikaPP No.44/2010 : PrekursorPermenkes No.10/2013 : Impor dan Ekspor Narkotika, Psikotropika dan Prekursor FarmasiPeraturan Kepala BPOM No.32/2013 : Persyaratan dan Tata cara Permohonan Analisa Hasil Pengawasan Dalam Rangka Impor dan Ekspor Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi

  • Dasar Hukum Prekursor FarmasiPeraturan Kepala BPOM No.40/2013 : Pedoman Pengelolaan Prekursor Farmasi dan Obat yang Mengandung Prekursor FarmasiPermenkes No.3/2015 : Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi

  • Definisi PrekursorUU No.35/2009 dan PP No.44/2010Prekursor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan narkotika dan psikotropika

  • Definisi Prekursor Farmasi(Permenkes No.3/2015)Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan baku atau penolong untuk keperluan proses produksi industri farmasi atau produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang mengandung ephedrine, pseudoephedrine, norephedrine / phenylpropanolamin, ergotamine, ergometrine, atau Potasium Permanganat.

  • Produk Antara adalah tiap bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu atau lebih tahap pengelolaan lanjutan untuk menjadi produk ruahan.Produk Ruahan adalah bahan yang telah selesai diolah dan tinggal memerlukan kegiatan pengemasan untuk menjadi obat jadi.

  • CONTOH PRODUK OBAT YANG MENGANDUNG PREKURSOR

  • Pengawasan Prekursor FarmasiMeningkatnya kebocoran jalur legal ke ilegal atau sebaliknya dan penyimpangan penggunaan abuse (penyalahgunaan)Lemahnya sistem pemantauan dan evaluasi pada seluruh tahap pengelolaan prekursor farmasiLemahnya kepastian hukum bagi pengelola prekursor farmasi

  • Jalur legal adalah jalur peredaran Prekursor Farmasi dan/atau obat mengandung prekursor farmasi melalui cara dan fasilitas resmi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Jalur Ilegal adalah jalur peredaran Prekursor Farmasi dan/atau obat mengandung prekursor farmasi melalui cara dan/atau fasilitas yang tidak resmi dan menyimpang dari ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • Abuse (penyalahgunaan)Prekursor FarmasiDiperoleh efek farmakologi yang lebih poten sehingga efek setara atau melebihi Narkotika atau PsikotropikaMenjadi komoditi yang menjanjikan untuk mendapatkan income yang lebih

  • LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 44 Tahun 2010 TANGGAL : 5 April 2010

    GOLONGAN DAN JENIS PREKURSORTABEL I 1. Acetic Anhydride. 2. N-Acetylanthranilic Acid. 3. Ephedrine. 4. Ergometrine. 5. Ergotamine. 6. Isosafrole. 7. Lysergic Acid. 8. 3,4-Methylenedioxyphenyl-2-propanone9. Norephedrine. 10. 1-Phenyl-2-Propanone. 11. Piperonal. 12. Potassium Permanganat. 13. Pseudoephedrine. 14. Safrole. TABEL II 1. Acetone. 2. Anthranilic Acid. 3. Ethyl Ether. 4. Hydrochloric Acid. 5. Methyl Ethyl Ketone. 6. Phenylacetic Acid. 7. Piperidine. 8. Sulphuric Acid. 9. Toluene

  • Tabel II (Reaktan)Suatu zat (substansi) yang dapat digunakan untuk mereaksikan prekursor menjadi senyawa tertentu yang mempunyai efek seperti narkotika atau psikotropika sehingga lebih psikoaktif dan atau adiktifContoh : asam cuka (asetat) glasial direaksikan dengan morfin menjadi heroin yang efek opiod jauh lebih poten dari morfinMorfin adalah prekursor untuk heroin (diacetylmorphine) sedangkan asam cuka glasial adalah reaktan kimiawi tambahan untuk substitusi

  • Efedrin - PseudoefedrinGolongan simpatomimetikIndikasi terapi : obat asma bronkial, dekongestan nasal, efek midriasis, pressor agent pada anestesi spinalAdverse drug reaction : seperti noradrenalin (hipertensi, aritmia, insomnia, cemas, tremor)

  • Sympathomimetic DrugsDrugs have effects similar to those produced by activity of sympathetics nerve stimulation

    Mechanism of action of the adrenergic agonistDirect-actingIndirect-actingSelectiveNon-SelectiveEphedrineAmphetamine1 : phenylephrine2 : metildopa1 : dobutamine1 : salbutamol1,2,1,12 : adrenalin1,2,1 : noradrenalin1,12 : isoprinaline

  • Efek Klinis yang diharapkanpada penggunaan stimulan KewaspadaanRasa lelah