peningkatan kemampuan praktik dan hasil belajar …

17
PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF MELALUI METODE P3 KELAS VII B SMP 19 SEMARANG Indriyati SMP Negeri 19 Semarang [email protected] Abstrak P3 adalah kepanjangan dari Praktikum Pengamatan Plus. Kemampuan melakukan praktik dan hasil belajar peserta didik kelas VII B SMP Negeri 19 Semarang Tahun pelajaran 2015-2016 rendah. Rumusan masalah penelitian ini, bagaimana dan seberapa banyak penerapan metode praktikum pengamatan plus dapat meningkatkan kemampuan melakukan praktik dan hasil belajar kognitif IPA materi Klasifikasi Makhluk Hidup di kelas VII B. Penelitian terdiri dari dua siklus, siklus satu menggunakan metode praktikum pengamatan, siklus kedua menggunakan metode praktikum pengamatan plus. Metode Praktikum Pengamatan Plus adalah proses pembelajaran yang melibatkan peran aktif peserta didik untuk melakukan percobaan yang didominasi dengan kegiatan pengamatan pada objek secara langsung ke materi praktik sesuai dengan tujuan pembelajaran dengan penambahan tugas untuk menunjang kemampuan melakukan praktik dan hasil belajar kognitif, sehingga hasil yang diperoleh lebih memuaskan. Kemampuan melakukan praktik meningkat dari prasiklus 72,84 menjadi 73,81 pada siklus I, 84,81 pada siklus II. Hasil belajar meningkat dari prasiklus 52,62 menjadi 66,75 pada siklus I, 82,25 pada siklus II. Kata Kunci: Kemampuan Praktik, Hasil Belajar, Praktikum.

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR …

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN

HASIL BELAJAR KOGNITIF MELALUI

METODE P3 KELAS VII B SMP 19 SEMARANG

Indriyati

SMP Negeri 19 Semarang

[email protected]

Abstrak

P3 adalah kepanjangan dari Praktikum Pengamatan Plus.

Kemampuan melakukan praktik dan hasil belajar peserta

didik kelas VII B SMP Negeri 19 Semarang Tahun pelajaran

2015-2016 rendah. Rumusan masalah penelitian ini,

bagaimana dan seberapa banyak penerapan metode

praktikum pengamatan plus dapat meningkatkan

kemampuan melakukan praktik dan hasil belajar kognitif

IPA materi Klasifikasi Makhluk Hidup di kelas VII B.

Penelitian terdiri dari dua siklus, siklus satu menggunakan

metode praktikum pengamatan, siklus kedua menggunakan

metode praktikum pengamatan plus. Metode Praktikum

Pengamatan Plus adalah proses pembelajaran yang

melibatkan peran aktif peserta didik untuk melakukan

percobaan yang didominasi dengan kegiatan pengamatan

pada objek secara langsung ke materi praktik sesuai dengan

tujuan pembelajaran dengan penambahan tugas untuk

menunjang kemampuan melakukan praktik dan hasil

belajar kognitif, sehingga hasil yang diperoleh lebih

memuaskan. Kemampuan melakukan praktik meningkat

dari prasiklus 72,84 menjadi 73,81 pada siklus I, 84,81 pada

siklus II. Hasil belajar meningkat dari prasiklus 52,62

menjadi 66,75 pada siklus I, 82,25 pada siklus II.

Kata Kunci: Kemampuan Praktik, Hasil Belajar, Praktikum.

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR …

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF...

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) 146

Abstract

P3 is an extension of the Plus Observation Practice. Ability to

practice and learning outcomes of students of class VII B SMP

Negeri 19 Semarang Lesson 2015-2016 low. The research

problem consists of two cycles, one cycle using observational

practicum method, the second cycle using the method plus

observational observations. Plus Observation Practice Method

is a learning process that involves the active role of learners

to conduct experiments that are dominated by observation

activities on the object directly to the material practice in

accordance with the objectives of learning with the

addition of tasks to support the ability to practice and

cognitive learning outcomes, so the results obtained more

satisfying. The ability to practice increased from prasiklus

72.84 to 73.81 in cycle I, 84.81 in cycle II. Learning outcomes

Increase from prasiklus 52.62 to 66.75 in cycle I, 82.25 in

cycle II.

Keywords: Ability Practice, Learning Outcomes, Practicum.

A. PENDAHULUAN

Kualitas pembelajaran IPA di kelas VII B SMP 19 Semarang

tahun ajaran 2015–2016 pada materi sebelumnya, yaitu klasifikasi

materi belum sesuai yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan oleh

nilai rata-rata kemampuan praktik sebesar 72,84 dan Ulangan

Harian kondisi awal adalah 52,62. Nilai tersebut berada dibawah

nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM = 75). Walaupun guru

sudah memakai metode praktikum, akan tetapi hasil yang

diperoleh belum memenuhi KKM. Hal ini dikarenakan peserta

didik menerima LKS dari guru pada saat proses pembelajaran,

sehingga peserta didik kurang memiliki kesiapan dalam

menjalankan praktikum. Hal ini terlihat dengan adanya beberapa

peserta didik tidak membawa alat dan bahan praktikum. Secara

teoritis, jika peserta didik memiliki kesiapan materi, alat dan

bahan praktikum. Oleh karena itu peneliti sebagai guru sekaligus

fasilitator memilih menggunakan metode praktikum pengamatan

plus untuk menyampaikan materi

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR …

Indriyati

Vol.1 No.1 2017 147

Klasifikasi Makhluk Hidup peserta didik kelas VII B SMPN 19

Semarang tahun pelajaran 2015-2016.

Menurut Djamarah & Zain (2002: 95) memberi pengertian

bahwa metode praktikum adalah proses pembelajaran dimana

peserta didik melakukan dan mengalami sendiri, mengikuti

proses, mengamati obyek, menganalisis, membuktikan dan

menarik kesimpulan suatu obyek, keadaan dan proses dari materi

yang dipelajari tentang gejala alam dan interaksinya sehingga

dapat menjawab pertanyaan yang didapatkan melalui pengamatan

induktif. Metode praktikum pengamatan plus merupakan proses

pembelajaran yang melibatkan peran aktif peserta didik untuk

melakukan percobaan yang didominasi dengan kegiatan

pengamatan pada objek secara langsung ke materi praktik sesuai

dengan tujuan pembelajaran dengan penambahan tugas tiap

siklusnya untuk menunjang kemampuan melakukan praktik dan

hasil belajar kognitif, sehingga hasil yang diperoleh lebih

memuaskan. Metode praktikum pengamatan plus dapat

mengembangkan berbagai kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotor, sehingga dapat meningkatkan kemampuan

melakukan praktik (psikomotorik) dan hasil belajar (kognitif)

peserta didik. Berdasarkan rumusan masalah yang disajikan, maka

tujuan penelitian ini adalah: (a) untuk mengetahui proses

penerapan metode praktikum pengamatan plus dapat

meningkatkan kemampuan melakukan praktik materi Klasifikasi

Makhluk Hidup di kelas VII B SMP Negeri 19 Semarang; (b) untuk

mengetahui proses penerapan metode praktikum pengamatan

plus dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan konsep

Klasifikasi Makhluk Hidup di kelas VII B SMP Negeri 19 Semarang;

(c) untuk mengetahui hasil penerapan metode praktikum

pengamatan plus dapat meningkatkan kemampuan melakukan

praktik dan hasil belajar IPA materi Klasifikasi Makhluk Hidup di

kelas VII B SMP Negeri 19 Semarang.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 19 Semarang pada

Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016, tepatnya pada bulan

September sampai November 2015 dengan subjek penelitian ini

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR …

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF...

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) 148

adalah Kelas VII B, dengan jumlah peserta didik 32 orang. Teknik

pengumpulan data yang digunakan ada dua, yaitu teknik tes dan

teknik kinerja (proses, dan produk). Tes digunakan untuk

mengumpulkan data tentang hasil belajar peserta didik setelah

proses pembelajaran dengan metode praktikum pengamatan plus.

Kinerja digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan

melakuka praktik peserta didik.

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus. Setiap

siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi (pengamatan dan evaluasi) dan refleksi.

Tindakan yang dilakukan pada prasiklus, siklus I, dan siklus

II, antara lain sebagai berikut:

Tabel 1. Tindakan Penelitian

Prasiklus Siklus I Siklus II

Tindakan:

Dalam pembelajaran

IPA, guru

menggunakan

pembelajaran dengan

metode praktikum:

1. Guru memberikan

prolog berupa

penjelasan materi

yang sedang

dibahas.

2. Guru membagi

peserta didik

menjadi 10

kelompok.

3. Guru membagikan

LKS kepada

peserta didik.

4. Peserta didik

menyiapkan alat

dan bahan

praktikum,

Dalam

pembelajaran

IPA, guru sudah

menerapkan

pembelajaran

melalui metode

praktikum

pengamatan

dengan:

1. Guru

memberikan

prolog berupa

penjelasan

materi yang

sedang

dibahas.

2. Guru

membagi

peserta didik

menjadi 10

kelompok.

Dalam pembelajaran

IPA, guru sudah

menerapkan

pembelajaran melalui

metode praktikum

pengamatan plus

dengan:

1. Guru memberikan

LKS untuk

dilengkapi dengan

herbarium dan

kliping pada akhir

pertemuan siklus I.

2. Guru memberikan

prolog berupa

penjelasan materi

yang sedang

dibahas.

3. Guru membagi

peserta didik

menjadi 10

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR …

Indriyati

Vol.1 No.1 2017 149

sedangkan guru

bersama observer

berkeliling

mengecek dan

menilai kesiapan

alat dan bahan

praktikum.

5. Guru dan observer

berkeliling

mengecek

kesiapan, dan

aktivitas peserta

didik dalam

praktikum untuk

memperoleh nilai

kemampuan

melakukan

praktik.

6. Peserta didik

mengerjakan LKS.

7. Peserta didik

mengerjakan soal

ulangan harian

sebagai nilai hasil

belajar prasiklus.

3. Guru

membagikan

LKS kepada

peserta didik.

4. Peserta didik

menyiapkan

alat dan bahan

praktikum,

sedangkan

guru bersama

observer

berkeliling

mengecek dan

menilai

kesiapan alat

dan bahan

praktikum.

5. Guru dan

observer

berkeliling

mengecek

kesiapan, dan

aktivitas

peserta didik

dalam

praktikum

untuk

memperoleh

nilai

kemampuan

melakukan

praktik.

6. Peserta didik

mengerjakan

LKS.

7. Peserta didik

kelompok.

4. Guru membagikan

LKS kepada peserta

didik.

5. Peserta didik

menyiapkan alat

dan bahan

praktikum,

sedangkan guru

bersama observer

berkeliling

mengecek dan

menilai kesiapan

alat dan bahan

praktikum.

6. Guru dan observer

berkeliling

mengecek

kesiapan, dan

aktivitas peserta

didik dalam

praktikum untuk

memperoleh nilai

kemampuan

melakukan praktik.

7. Peserta didik

mengerjakan LKS.

8. Peserta didik

membuat peta

konsep yang

dilengkapi dengan

bukti fisik berupa

tanaman kering

(herbarium), dan

gambar hewan

(kliping).

9. Peserta didik

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR …

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF...

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) 150

mempresenta

sikan hasil

diskusi di

akhir siklus I.

8. Peserta didik

mengerjakan

soal ulangan

harian sebagai

nilai hasil

belajar siklus

I.

mempresentasikan

hasil diskusi di

masing-masing

pertemuan.

10. Peserta didik

mengerjakan soal

ulangan harian

sebagai nilai hasil

belajar siklus II.

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah jika; 70% dari

seluruh peserta didik kelas VII B SMP Negeri 19 Semarang sudah

mencapai kemampuan melakukan praktik dan hasil belajar

dengan nilai > 75 (sama atau di atas nilai kriteria ketuntasan

minimum/ KKM).

C. PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Ket

Nilai

Kemampuan melakukan praktik Hasil belajar

Nilai Min Nilai

Maks Nilai rata-

rata Nilai

Min Nilai

Maks Nilai

rata-

rata

Prasiklus 55 79 72,84 30 81,

25 52,62

Siklus I 65 81 73,81 42 82 66,75

Siklus II 75 91 84,81 50 100 82,25

Berdasarkan hasil yang diperoleh, terjadi peningkatan

kemampuan melakukan praktik dan hasil belajar, rata-rata nilai

kemampuan melakukan praktik pada prasiklus 72,84 naik menjadi

73,81 pada siklus I, dan meningkat pada siklus II menjadi 84,81.

Sejalan dengan nilai kemampuan melakukan praktik, nilai rata-

rata hasil belajar mengalami peningkatan dari 52,62 pada

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR …

Indriyati

Vol.1 No.1 2017 151

prasiklus meningkat menjadi 66,75 pada siklus I, kemudian

meningkat lagi pada siklus II menjadi 82,25.

Pada kondisi awal peserta didik kelas VII B SMP Negeri 19

Semarang pada tahun pelajaran 2015-2016 selama mengikuti

pembelajaran IPA banyak yang berbicara sesama teman sehingga

situasi pembelajaran di kelas menjadi ramai. Suasana kelas ramai

bukan karena berdiskusi untuk mempelajari konsep IPA yang

sedang dibahas (Klasifikasi Materi) tetapi karena peserta didik

cenderung bergurau sesama teman serta terlihat tidak

memperhatikan pelajaran, bahkan sebagian peserta didik pasif dan

mengantuk. Situasi kelas yang kurang kondusif untuk

pembelajaran berakibat pada kurang baiknya kemampuan

melakukan praktik dan hasil belajar peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran, sehingga nilai rata-rata kemampuan

melakukan praktik dan hasil belajar belum mencapai KKM, untuk

itu dirancang penelitian yang terdiri dari dua siklus yang berkaitan

dengan kemampuan melakukan praktik dan hasil belajar.

Kemampuan melakukan praktik adalah kemampuan seseorang

untuk melakukan kegiatan dengan mengamati dan menganalisis

suatu objek.

Pada siklus I dengan metode praktikum pengamatan, nilai

kemampuan praktik meningkat dari prasiklus 72,84 menjadi 73,81

pada siklus I atau mengalami peningkatan sebesar 1,33%. Nilai

hasil belajar meningkat sebesar 726,85% dari nilai hasil belajar

pada prasiklus 52,62 menjadi 66,75 pada siklus I. Metode

praktikum pengematan pada siklus I meliputi prolog penjelasan

materi oleh guru, pembentukan kelompok praktik, pengecekan

alat dan bahan praktik, kegiatan praktik, pelaporan hasil praktik

melalui pembuatan LKS, dan presentasi di akhir siklus I.

Pada pertemuan pertama, guru menyampaikan materi

dengan mendemonstrasikan mengenai cara penggunaan

mikroskop sekaligus memperkenalkan bagian-bagian mikroskop

dan fungsinya serta cara penyimpanannya, kemudian

mendemonstrasikan cara membuat preparat sel bawang merah.

Setelah itu, guru membentuk peserta didik menjadi 10 kelompok.

Lalu guru mengecek alat dan bahan praktikum, kemudian peserta

didik melakukan praktikum melihat sel bawang merah dengan

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR …

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF...

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) 152

menggunakan mikroskop melalui langkah-langkah yang tersedia

dalam LKS. Guru mengamati tindakan peserta didik sebelum, saat,

dan sesudah praktikum sebagai data kemampuan melakukan

praktik. Guru dan observer berkeliling mengamati dan menilai

cara peserta didik membuat preparat sel bawang merah dan

mengamati langkah-langkah penggunaan mikroskop untuk

melihat sel bawang merah yang dilakukan oleh peserta didik.

Setelah itu, peserta didik mengerjakan LKS yang memuat data

pengamatan praktikum sel bawang merah, jawaban pertanyaan,

dan simpulan. Lalu LKS tersebut dikumpulkan di meja guru.

Setelah praktikum yang dilakukan peserta didik selesai, guru

mengamati cara peserta didik membersihkan dan menyimpan

mikroskop dalam lemari penyimpanan.

Pertemuan kedua siklus I, guru melakukan demonstrasi

mengenai membuat preparat sel daun Rhoe discolor. Setelah itu,

guru mengecek alat dan bahan praktikum, kemudian peserta didik

melakukan praktikum melihat sel daun Rhoe discolor dengan

menggunakan mikroskop melalui langkah-langkah yang tersedia

dalam LKS. Guru mengamati tindakan peserta didik sebelum, saat,

dan sesudah praktikum sebagai data kemampuan melakukan

praktik. Guru dan observer berkeliling mengamati dan menilai

cara peserta didik membuat preparat sel daun Rhoe discolor dan

mengamati langkah-langkah penggunaan mikroskop untuk melihat

sel daun Rhoe discolor yang dilakukan oleh peserta didik. Setelah

itu, peserta didik mengerjakan LKS yang memuat data pengamatan

praktikum sel daun Rhoe discolor, jawaban pertanyaan, dan

simpulan. Lalu LKS tersebut dikumpulkan di meja guru. Setelah

praktikum yang dilakukan peserta didik selesai, guru mengamati

cara peserta didik membersihkan dan menyimpan mikroskop

dalam lemari penyimpanan.

Pertemuan ketiga silkus I, guru melakukan prolog dengan

memberikan penjelasan mengenai gejala alam biotik dan abiotik,

serta langkah-langkah kerja ilmiah. Setelah itu, guru mengecek alat

dan bahan praktikum, kemudian peserta didik melakukan

praktikum mengenai gejala alam biotik dan abiotik, ciri-ciri

makhluk hidup dengan mengamati ciri-ciri ikan dan tumbuhan

euforbia yang sudah dibungkus plastik bening selama 24 jam, dan

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR …

Indriyati

Vol.1 No.1 2017 153

praktikum ciri makhluk hidup melalui kerja ilmiah mengenai

pertumbuhan biji kacang hijau. Guru mengamati tindakan peserta

didik sebelum, saat, dan sesudah praktikum sebagai data

kemampuan melakukan praktik. Guru dan observer berkeliling

mengamati dan menilai aktivitas peserta didik. Kemudian, peserta

didik mengerjakan LKS sebagai laporan praktikum. LKS yang

dikerjakan peserta didik belum selesai, hal ini dikarenakan

pengamatan ciri makhluk hidup melalui kerja ilmiah mengenai

pertumbuhan biji kacang hijau diteruskan di rumah (praktikum

ini memerlukan pengamatan selama 5 hari), sehingga LKS belum

selesai.

Pertemuan keempat siklus I, kegiatan yang dilakukan adalah

presentasi yang diwakili 4 kelompok dari 10 kelompok untuk

menyamakan pendapat mengenai materi siklus I, serta peserta

didik mengerjakan soal ulangan harian sebagai evaluasi untuk

data hasil belajar siklus I. Meskipun terjadi peningkatan

dibandingkan nilai prasiklus, nilai ini belum memenuhi kriteria

indikator yang ditetapkan yaitu 70% peserta didik memperoleh

nilai > 75, hanya 15 peserta didik (46,88%) yang mempunyai nilai

kemampuan melakukan praktik > 75 dan hanya 5 peserta didik

15,63%) yang mempunyai nilai hasil belajar > 75. Hal ini

dikarenaka peserta didik merasa sulit memahami suatu

generalisasi jika ia belum mempunyai suatu konsep sebagai

pengalaman dasar. Pengalaman dasar ini dapat diperoleh melalui

beberapa kegiatan seperti membaca, melihat dan mengamati

langsung, mendengar cerita, observasi, radio, televisi dan

sebagainya. Menurut Hamalik (2003), dalam belajar diperlukan

pengalaman dasar. Pengalaman dasar berfungsi mempermudah

peserta didik memperoleh pengalaman baru. Sedangkan metode

praktikum menurut Djamarah & Zain (2002:95) adalah proses

pembelajaran dimana peserta didik melakukan dan mengalami

sendiri, mengikuti proses, mengamati obyek, menganalisis,

membuktikan dan menarik kesimpulan suatu obyek, keadaan dan

proses dari materi yang dipelajari tentang gejala alam dan

interaksinya sehingga dapat menjawab pertanyaan yang

didapatkan melalui pengamatan induktif.

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR …

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF...

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) 154

Kekurangan pada siklus I diperbaiki pada siklus II, yaitu

dengan penggunaan plus pada metode praktikum pengamatan.

Plus pada siklus II dilakukan dengan menambahkan beberapa

kegiatan, diantaranya pemberian LKS berupa peta konsep yang

harus dikerjakan oleh peserta didik di akhir siklus I, pembuatan

peta konsep yang dilengkapi dengan herbarium dan kliping, dan

presentasi pada setiap pertemuan siklus II. Siklus II terdiri dari

empat pertemuan, pertemuan pertama mengenai ciri-ciri

tumbuhan jamur, lumut, dan paku. Guru meminta peserta didik

untuk membuat peta konsep sesuai dengan peta konsep yang

sudah diberikan oleh guru pada akhir siklus I yang tertuang pada

LKS. Kemudian, guru melakukan prolog menjelaskan ciri-ciri

tumbuhan jamur, lumut, dan paku. Setelah itu, guru membentuk

peserta didik menjadi 10 kelompok. Lalu guru mengecek alat dan

bahan praktikum, kemudian peserta didik melakukan praktikum

mengenai ciri-ciri tumbuhan jamur, lumut, dan paku. Guru

mengamati tindakan peserta didik sebelum, saat, dan sesudah

praktikum sebagai data kemampuan melakukan praktik. Guru dan

observer berkeliling mengamati dan menilai aktivitas peserta

didik. Setelah itu, peserta didik mengerjakan LKS yang memuat

data pengamatan ciri-ciri tumbuhan jamur, lumut, dan paku,

menuliskan landasan teori, jawaban pertanyaan, dan simpulan,

serta melengkapi peta konsep dengan bukti tanaman hasil

praktikum berupa tanaman kering tumbuhan jamur, lumut, dan

paku (herbarium). Setelah itu, peserta didik mempresentasikan

hasil diskusi yang diwakili oleh 4 kelompok. Lalu LKS tersebut

dikumpulkan di meja guru. Setelah praktikum yang dilakukan

peserta didik selesai, guru mengamati cara peserta didik

membersihkan alat dan bahan sisa praktikum.

Pertemuan kedua siklus II mengenai ciri-ciri umbuhanmonokotil dan dikotil. Guru meminta peserta didik untuk membuat peta konsep sesuai dengan peta konsep yang sudah diberikan oleh guru pada pertemuan sebelumnya yang tertuang dalam LKS. Kemudian, guru melakukan prolog menjelaskan ciri- ciri tumbuhan monokotil dan dikotil. Setelah itu, guru mengecek alat dan bahan praktikum, kemudian peserta didik melakukan praktikum mengenai ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil.

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR …

Indriyati

Vol.1 No.1 2017 155

Guru mengamati tindakan peserta didik sebelum, saat, dan

sesudah praktikum sebagai data kemampuan melakukan praktik.

Guru dan observer berkeliling mengamati dan menilai aktivitas

peserta didik. Setelah itu, peserta didik mengerjakan LKS yang

memuat data pengamatan ciri-ciri tumbuhan monokotil dan

dikotil, menuliskan landasan teori, jawaban pertanyaan, dan

simpulan serta melengkapi peta konsep dengan bukti tanaman

hasil praktikum berupa tanaman kering tumbuhan monokotil dan

dikotil (herbarium). Setelah itu, peserta didik mempresentasikan

hasil diskusi yang diwakili oleh 4 kelompok. Lalu LKS tersebut

dikumpulkan di meja guru. Setelah praktikum yang dilakukan

peserta didik selesai, guru mengamati cara peserta didik

membersihkan alat dan bahan sisa praktikum.

Pertemuan ketiga siklus II mengenai klasifikasi hewan

avertebrata dan vertebrata. Guru meminta peserta didik untuk

membuat peta konsep sesuai dengan peta konsep yang sudah

diberikan oleh guru pada pertemuan sebelumnya yang tertuang

dalam LKS. Kemudian, guru melakukan prolog menjelaskan

klasifikasi hewan avertebrata dan vertebrata. Setelah itu, guru

mengecek alat dan bahan praktikum, kemudian peserta didik

melakukan praktikum mengenai klasifikasi hewan avertebrata dan

vertebrata. Guru mengamati tindakan peserta didik sebelum, saat,

dan sesudah praktikum sebagai data kemampuan melakukan

praktik. Guru dan observer berkeliling mengamati dan menilai

aktivitas peserta didik. Setelah itu, peserta didik mengerjakan LKS

yang memuat data pengamatan klasifikasi hewan avertebrata dan

vertebrata, menuliskan landasan teori, jawaban pertanyaan, dan

simpulan serta melengkapi peta konsep dengan gambar hewan

(kliping) sebagai tambahan laporan praktikum. Setelah itu, peserta

didik mempresentasikan hasil diskusi yang diwakili oleh 4

kelompok. Lalu LKS tersebut dikumpulkan di meja guru. Setelah

praktikum yang dilakukan peserta didik selesai, guru mengamati

cara peserta didik membersihkan alat dan bahan sisa praktikum.

Pertemuan keempat siklus II kegiatan yang dilakukan adalah

ulangan harian sebagai evaluasi untuk memperoleh data hasil

belajar siklus II. Pada siklus II mengalami peningkatan nilai

kemampuan melakukan parktek dari siklus I 73,81 menjadi 84,81

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR …

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF...

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) 156

pada siklus II atau mengalami peningkatan sebesar 14,9%. Sejalan

dengan nilai kemampuan melakukan praktik, nilai hasil belajar

naik dari 66,75 pada siklus I menjadi 82,25 pada siklus II at au

mengalami peningkatan sebesar 23,22%. Metode praktikum

pengamatan plus pada siklus II dilakukan dengan penambahan

kegiatan dari siklus I, yaitu, prolog penjelasan materi oleh guru,

pembentukan kelompok praktik, pengecekan alat dan bahan

praktik, kegiatan praktik, pelaporan hasil praktik melalui

pembuatan LKS, dan presentasi di setiap pertemuan pada siklus II,

serta pembuatan peta konsep yang dilengkapi dengan tanaman

kering (herbarium) atau gambar hewan (kliping). Penambahan

kegiatan berupa presentasi pada masing-masing pertemuan, dan

pembuatan peta konsep yang dilengkapi dengan tanaman kering

(herbarium) atau gambar hewan (kliping) dapat memperdalam

dan menguatkan pemahaman konsep IPA peserta didik. Hal ini

dikarenakan peserta didik langsung dapat membandingkan antara

teori dengan objek nyata berupa tanaman yang sudash

dikeringkan, dan gambar hewan, sehingga kemampuan melakukan

praktik dan hasil belajar peserta didik menjadi meningkat.

Berdasarkan indikator keberhasilan penelitian ini adalah

jika 70% dari seluruh peserta didik kelas VII B sudah mencapai

hasil belajar dengan nilai > 75 (sama atau di atas nilai kriteria

ketuntasan minimum/ KKM). Dari data di atas, indikator

keberhasilan kemampuan peserta didik dalam melakukan praktik

telah terpenuhi, yaitu 100% dan nilai hasil belajar Klasifikasi

Makhluk Hidup telah terpenuhi yaitu 81,25% atau 26 dari 32 anak

memiliki nilai > 75. Nilai rata-rata hasil belajar siklus II sebesar

82,25 yang mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 66,75.

Hasil belajar peserta didik meningkat dengan adanya metode

praktikum pengamatan plus. Melalui metode praktikum

pengamatan plus, peserta didik dapat memiliki banyak

pengalaman, baik berupa pengamatan langsung atau bahkan

melakukan percobaan sendiri dengan objek tertentu. Tidak

diragukan lagi bahwa melalui pengalaman langsung (first- hand

experiences), peserta didik dapat belajar lebih mudah

dibandingkan dengan belajar melalui sumber sekunder, misalnya

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR …

Indriyati

Vol.1 No.1 2017 157

buku. Hal tersebut sangat sesuai dengan pendapat Bruner (dalam

Tresna Sastrawijaya, 1998: 17) yang menyatakan bahwa anak

belajar dengan pola inactive melalui perbuatan (learning by doing)

akan dapat mentrasnfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya pada

berbagai situasi. Selain itu, melalui praktikum peserta didik diberi

kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti proses,

mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik

kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses

sesuatu, sehingga penanaman konsep pembelajaran lebih kuat. Hal

senada dikemukakan oleh Sagala (2005:220) bahwa praktikum

memberi kesempatan peserta didik untuk mengalami sendiri,

mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis,

membuktikan, dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu

objek, keadaan atau proses sesuatu.

Berdasarkan peningkatan hasil yang diperoleh, dapat dibuat

grafik sebagai berikut:

100

80 Kema mpua n

60 melakukan

praktek

40 Ha sil belaja r

20

0

Prasiklus siklus I Siklus II

Gambar 1. Grafik peningkatan kemampuan hasil penelitian

Berdasarkan grafik peningkatan kemampuan hasil

penelitian, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode

praktikum pengamatan plus dapat meningkatkan kemampuan

melakukan praktik dan hasil belajar belajar peserta didik yang

dapat dilihat dari kemampuan peserta didik dalam melakuan

praktikum dan nilai ulangan harian. Metode praktikum

pengamatan plus bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan

melakukan praktik dan hasil belajar peserta didik. Hal senada juga

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR …

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF...

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) 158

dikemukakan oleh Sagala (2005:220) yaitu dengan praktikum,

peserta didik belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri

suatu proses atau kejadian, memperkaya pengalaman peserta

didik dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realistis,

mengembangkan sikap berpikir ilmiah, dan hasil belajar akan

bertahan lama dan terjadi proses internalisasi, sehingga peserta

didik dapat mengembangkan potensi diri dan hasil belajar dapat

meningkat dengan sendirinya.

D. KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil observasi dan pembahasan setiap

siklus pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan

pembelajaran dengan metode praktikum pengamatan plus materi

Klasifikasi Makhluk Hidup kelas VII B SMP 19 Semarang pada

Semester I Tahun 2015-2016 sebagai berikut: (a) penerapan

metode praktikum pengamatan plus dapat meningkatkan

kemampuan melakukan praktik materi Klasifikasi Makhluk Hidup

di kelas VII B SMP Negeri 19 Semarang dilakukan dengan guru

memberi motivasi dan mengarahkan peserta didik untuk: (1)

mengerjakan LKS yang sudah diberikan oleh guru 1 minggu

sebelum pelaksanaan praktikum, (2) membawa alat dan bahan

praktikum yang ada di sekitar lingkungan peserta didik, (3)

mengamati dan mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan dan hewan,

(4) mencari persamaan, dan perbedaan pada klasifikasi makhluk

hidup, (5) mendiskusikan hasil pengamatan dan identifikasi

dengan anggota kelompoknya, (6) mengkomunikasikan hasil

diskusi kelompok, (7) diberi penguatan materi dan menyamakan

pendapat bersama dengan guru; (b) penerapan metode praktikum

pengamatan plus dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan

konsep Klasifikasi Makhluk Hidup di kelas VII B SMP Negeri 19

Semarang dilakukan dengan (1) pemberian LKS 1 minggu sebelum

pelaksanaan praktikum, sehingga peserta lebih memiliki alat serta

bahan praktikum, (2) penugasan pekerjaan rumah untuk

membuat peta konsep, sehingga peserta didik memiliki kesiapan

materi, (3) proses pembelajaran menggunakan media audio visual,

yaitu melihat secara langsung objek praktikum dan mendengar

penjelasan guru, sehingga konsep materi lebih

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR …

Indriyati

Vol.1 No.1 2017 159

terekam dalam memori peserta didik; dan (c) penerapan praktik

pengamatan plus dapat meningkatkan kemampuan melakukan

praktik materi Klasifikasi Makhluk Hidup di kelas VII B SMP Negeri

19 Semarang dari prasiklus 72,84 menjadi 73,81 pada siklus I, dan

84,81 pada siklus II. Serta dapat meningkatkan hasil belajar dari

prasiklus 52,62 menjadi 66,75 pada siklus I, dan 82,25 pada siklus

II.

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR …

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF...

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) 160

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 1993. Kurikulum Pendidikan

Dasar GBPP SLTP Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Depdikbud

Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. dan Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar

Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Indriyati. 2013. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Materi

Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Melalui Metode

Eksperimen Plus-Plus Bagi Siswa Kelas VIII H SMP Negeri

19 Semarang pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2011-

2012. Semarang: SMP N 19 Semarang.

Indriyati. 2014. Peningkatan Hasil Belajar IPA dan Kreativitas

Siswa Materi Berbagai Sistem dalam Kehidupan Manusia

melalui Metode Portofolio Multistage Kelas VIII E SMP

Negeri 19 Semarang pada Semester 1 Tahun Pelajaran

2013-2014. Semarang: SMP N 19 Semarang.

Kasbollah, K.E.S. 1998. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta:

Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan

Sekolah Dasar.

Kemendikbud. 2015. Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah

Pertama (SMP).

Rahmawati, Yuni; Triyono; dan Imam Suyanto. 2013. Penerapan

Metode Eksperimen dengan Media Realia dalam

Peningkatan Pembelajaran IPA Bagi Peserta didik Kelas IV

Sekolah Dasar.

Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:

CV. Alfabeta

Sastrawijaya, Tresna. 1998. Proses Belajar Mengajar Kimia.

Jakarta : Depdikbud, Dirjendikti, Proyek Pengembangan

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Subiantoro, A. W. 2010. Pentingnya Praktikum Dalam

Pembelajaran IPA. Makalah. Yogyakarta: Universitas

Negeri Yogyakarta.

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK DAN HASIL BELAJAR …

Indriyati

Vol.1 No.1 2017 161

Sudirman. 1992. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sumarno. 2011. Penggunaan Metode Eksperimen Berbasis

Verifikasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik.

Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta:

Sanata Dharma.

Winatapura, Udin. 1993. Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Woolnough, B dan T. Allsop. 1985. Practical Work In Science.

Cambridge: Cambridge University Press.

Zainuddin, M. 1996. Panduan Praktikum dalam Mengajar di

Perguruan Tinggi. Bagian Empat. Program Applied

Approach. Jakarta: PAU-PPAI. Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, pp pp. 13-1 -13.45. 1996.

.