peningkatan kemampuan membilang melalui …

134
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK BUNDA YANI KOTA. MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Melakukan Penelitian pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh FIRA YUNIAR 105451105716 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI PERMAINAN

TRADISIONAL CONGKLAK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK

BUNDA YANI KOTA. MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Melakukan Penelitian pada

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

FIRA YUNIAR

105451105716

JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

MOTO DAN PERSEMBAHAN

‘’ Allah tidak membani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya’’

(QS.AL Baqarah : 286)

‘’ Barang siapa yang Tidak tahan dengan lelahnya Belajar maka dia akan

merasakan pahitnya kebodohan’’ ( imam Syafi’i )

‘’ Tetaplah Berusaha karena setiap usaha pasti membuahkan hasil” ( Fira

Yuniar)

PERSEMBAHAN

.

Karya Ini Saya Persembahkan Kepada :

1. Kedua Orang tuaku, Bapak Syahrir Hamjah dan ibu Jahari

Yang Senantiasa Memberi Semangat, Dukungan, dan

Memanjatkan Doa Sepanjang Waktu

2. Almamaterku Universitas Muhammadiyah Makassar yang

telah banyak memberiku Kemampuan dalam belajar

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

ABSTRAK

Fira yuniar, 2020. Peningkatan Kemampuan Membilang Melalui permainan

Tradisional congklak pada kelompok 5-6 Tahun di Tk Bunda Yani, Skripsi Program

Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dosen pembimbing I Herman,

S.Pd., M.Pd. dan Nur Alim Amri, S.Pd., M.Pd.

Permainan ini disampaikan untuk meningkatkan kemampuan membilang

anak kelompok B di Tk Bunda Yani Makassar yang masih tergolong rendah. Teknik

yang digunakan saat pelajaran membilang masih menggunakan metode tanya

jawab. Dengan begitu anak-anak cepat merasa bosan dan tidak tertarik dengan

kegiatan membilang.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya peningkatan

kemampuan membilang anak dan cara yang digunakan untuk meningkatkan

kemampuan membilang anak melalui permainan congklak. Oleh sebab itu,

penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

membilang dengan mudah dan menyenangkan dan membuat anak-anak merasa

senang dengan kegiatan membilang yang dilakukan dengan aktivitas bermain.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan dua siklus, setiap siklusnya terdiri

dari tiga pertemuan.

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dan

dokumentasi. Penelitian ini melibatkan 15 anak. Dan hasil penelitian membuktikan

bahwa untuk meningkatkan kemampuan membilang anak.

Dengan adanya permainan congklak dapat dijadikan sebagai teknik

pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membilang anak dengan cara yang

menyenangkan. Karena anak-anak tidak merasa belajar, akan tetapi merasa sedang

bermain. Untuk mengetahui hasil dari permainan congklak ini untuk meningkatkan

kemampuan membilang dapat dilihat dari hasil pengamatan di setiap siklus, di

dalam tahap siklus I, peningkatan kemampuan membilang anak memiliki nilai rata-

rata 2,8, untuk hasil presentasi 70% dengan predikat “BSH” berkembang sesuai

harapan. Sedangkan di tahap siklus II setiap anak memiliki nilai rata-rata 3,33,

untuk hasil presentasi 83,2% yaitu dengan predikat “BSB” berkembang dengan

sangat baik. Selain dapat mengembangkan kemampuan membilang, permainan

congklak bisa dijadikan media untuk mengembangkan seluruh aspek

perkembangan anak. Dengan begitu diharapkan guru dapat mendesain permainan

congklak semenarik mungkin, agar anak dapat belajar dengan cara yang

menyenangkan dan mudah dipahami.

Kata kunci: Kemampuan Membilang, Permainan Congklak.

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini

dengan baik.

Pendidikan Anaka usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak melalui kesiapan

dan memasuki pendidikan lebih lanjut.

Berdasarkan pokok permasalahan yang tersebut di atas dalam skripsi ini

penulis mengangkat suatu tema ‘’peningkatan kemampuan membilang melalui

permainan Tradisional congklak pada Anak usia 5-6 Tahun’’ diharapkan bisa

memberikan solusi bagi perkembangan anak tersebut di kemudian harinya.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak tidak mungkin penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan

kerendahan dan ketulusan hari penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Bapak Prof. Dr. Ambo Asse M. Ag Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar

2. Bapak Erwin Akib, M,Pd. Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar , dan

3. Bapak Tasrif Akib, S.Pd., M.Pd ketua program studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini serta seluruh dosen dan para staf pegawai

dalam lingkungan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan

serangkain ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

4. Bapak Herman, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing I yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan

proposal sampai skripsi ini

5. Bapak Nur Alim Amri, S.Pd., M.pd. selaku pembimbing II yang telah

memberikan Arahan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan

proposal sampai skripsi ini

6. Bapak ibu Dosen yang telah memberikan bekal pengetahuan yang

berharga bagi penulis

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada

kepala sekolah, guru dan anak-anak di Tk Bunda yani makassar yang telah

memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari kata sempurna,

disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan

untuk kesempurnaannya.

Akhir kata penulis berharap tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi

para pembaca, terutama pribadi penulis. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Makassar, Desember 2020

Penulis

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................... iv

SURAT PERNYATAAN ......................................................................... v

SURAT PERJANJIAN............................................................................ vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vii

ABSTRAK................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR.............................................................................. ix

DAFTAR ISI............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL...................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 1

A. Latar Belakang…………………………………………………... 1

B. Rumusan Masalah………………………………………………. 5

C. Tujuan Penelitian………………………………………………. 6

D. Manfaat Penelitian……………………………………………… 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………… 8

A. Kajian Pustaka…………………………………………………. 8

B. Kerangka Pikir………………………………………………… 25

C. Hipotesis……………………………………………………… 26

BAB III METODE PENELITIAN………………………………….. 27

A. Jenis Penelitian………………………………………………… 27

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

B. Lokasi dan Subjek Penelitian………………………………….. 27

C. Faktor yang Diselidiki………………………………………… 28

D. Prosedur Penelitian........................................................................ 28

E. Instrumen Penelitian....................................................................... . 32

F. Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 34

G. Teknik Analisis Data........................................................................... 34

H. Indikator Keberhasilan................................................................... 36

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN ................... 38

A. Hasil Penelitian................................................................................. 38

B. Pembahasaan…………………………………………………….. 55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN.................................................. 58

A. Simpulan ......................................................................................... 58

B. Saran............................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 60

LAMPIRAN.............................................................................................. 62

RIWAYAT HIDUP................................................................................. 103

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.2 Instrumen penelitian 35

3.5 indikator Keberhasilan observasi 12

4.1 Hasil Tabel Observasi Siklus I 44

4.2 Hasil Instrumen Tes Lisan Siklus I 46

4.3 Hasil observasi siklus II 51

4.4 Hasil instrumen Tes Lisan siklus II 53

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema gambar kerangka berpikir 24

2. Skema siklus penelitian PTK model Kurt Lewin 29

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Nama Anak Kelompok B Tk Bunda Yani Makassar 66

2. Rubrik Penilaian Tes Lisan Siklus I Dan Tes Lisan Siklus II 69

3. Hasil Lembar Observasi Anak tiap Pertemuan 71

4. Hasil Lembar Observasi Guru tiap Pertemuan 72

5. Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH) 74

6. Dokumentasi 81

7. Skenario Pembelajaran 86

8. Surat Izin Dari TU 94

9. Surat izin penelitian dari LP3M 95

10. Surat izin penelitian dari dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu

satu pintu Provinsi sulawesi selatan 96

11 . Kartu Kontrol Penelitian 97

12. Surat Keterangan Selesai Penelitian 98

13. Surat Keterangan Validasi 99

14. kartu kontrol Bimbingan Skripsi 100

15.Riwayat hidup 105

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah usaha yang secara sadar dan

terencana berusaha mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan spiritual, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak dan budi pekerti mulia, serta keterampilan

yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Dengan kata lain,

pendidikan adalah suatu proses sadar untuk mengembangkan potensi individu

sehingga memiliki kecerdasan emosi, berwatak mula dan berketerampilan untuk

siap hidup di tengah-tengah masyarakat. A. Martuti (2010:6).

Pendidikan Anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut. A. Martuti (2010:36).

Paud adalah pendidikan yang sangat mendasar dan strategis untuk

mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualita. Melalui PAUD, anak-anak

usia 0-6 tahun memperoleh pendidikan sentuhan, stimulasi dan atau rangsangan

yang bermakna yang mengarah pada pencapaian kesempurnaan perkembangan

otaknya, di tunjang dengan pemberian gizi yang seimbang. A. Martuti (2010:7).

Pada pendidikan usia dini yang ditekankan adalah pembiasan-pembiasan yang

baik dalam kehidupan sehari-hari. Untuk PAUD dan TK lebih ditekankan pada

pengenalan dan pengembangan peran serta fungsi diri, kemudian baru di

kembangkan kemampuan bahasa, daya pikir perasaan dan keterampilan lain seperti

pengendalian diri, kerjasama, mengenal huruf dan angka, dan berhitung, yang

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

semuanya masih disampaikan dalam suasana gembira, ceria dengan bermain dan

bernyanyi serta menarik /gerak. A. Martuti (2010:8)

Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak

sehingga disebut golden age. Perkembang anak usia dini sebenarnya dimulai sejak

pranatal. Pada saat itu, perkembangan otak sebagai pusat kecerdasaan berlangsung

sangat pesat. Setelah lahir, sel-sel otak mengalami mielinisasi dan membentuk

jalinan yang kompleks (embassy) sehingga nantinya anak bisa berpikir logis dan

rasional. Selain otak, organ sensori seperti pendengaran, penglihatan, penciuman,

pengecapan, perabaan, dan organ keseimbangan,juga berkembang pesat (Black,J.

Et al. , 1995; Gesell A.l. & Ames, F., 1940).

Bermain dan belajar ialah perkembangan pengetahuan mengenai psikologi

dalam mengembangkan perhatian dalam mengembangkan anak telah membuat

seorang sadar akan perlunya permainan.

Bermain adalah dunia anak, karena bermain merupakan aktivitas yang sangat

menyenangkan bagi mereka. Dengan bermain anak dapat belajar mencapai

perkembangan baik fisik, emosi, intelektualitas maupun jiwa sosialnya. Saat

bermain dapat dilihat perkembangan-perkembangan tersebut, bagaimana anak

meningkat kemampuan fisiknya, bagaimana perasaan saat menang atau kalah

dalam permainan, bagaimana kemampuan intelektualnya dalam memanfaatkan

benda-benda sebagai mainan, bagaimana pula kematangan sosialnya dalam

bermain bersama, misalnya menolong teman tidak berebut, kesediaan berbagi,

melatih disiplin,berani mengambil keputusan dan bertanggung jawab. Bermain

dapat mengembangkan kemampuan berimajinasi dan bereksplorasi. Oleh karena

itu, pendidikan PAUD perlu memahami makna bermain agar mampu berkreasi

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

menciptakan permainan-permainan yang mengembangkan kecerdasan anak dan

menciptakan lingkungan bermain yang aman,nyaman dan dapat menarik minat

anak untuk belajar secara alami. Guru juga harus pandai memanfaatkan berbagai

benda sebagai alat permainan yang merupakan salah satu komponen pokok dalam

program pendidikan anaka usia dini. A. Martuti (2010:25-26).

Pengembangan kognitif merupakan suatu proses berpikir berupa kemampuan

untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Di taman kanak

kanak, perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang dikenalkan pada

anak usia dini. Pada tahap ini anak mulai mengenal dan memahami konsep bilangan

sederhana. Anak dapat mengenal dan memahami dengan melihat benda-benda

secara langsung. Untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak di TK

kelompok B, kegiatan pembelajaran di TK salah satunya melalui kegiatan

membilang bilangan 1-20 dengan benda-benda konkrit dalam ( mengenal konsep

bilangan dengan benda benda secara sederhana). Hidayati (2016:52-53).

Belajar huruf dan angka merupakan pembelajaran yang sangat penting bagi

keberhasilan anak di masa yang akan datang. Burns dalam bukunya Math Solution

dan Baratta Lorton dalam bukunya Marth their Way keduanya mendasarkan pada

teori piaget yang menunjukkan bagaimana konsep matematika terbentuk pada anak.

Burns mengatakan kelompok matematika yang sudah dapat diperkenalkan mulai

dari usia tiga tahun adalah kelompok bilangan ( aritmatika, berhitung), pola dan

fungsinya, geometri, ukuran-ukuran, grafik, estimasi, probabilitas, pemecahan

masalah.

Congklak termasuk salah satu permainan tradisional yang cukup terkenal di

tanah air, meskipun dengan nama-nama berbeda. Dalam memainkan permainan di

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

perlukan sebuah papan lengkung berbentuk sampai yang berbahan dari kayu atau

plastik. Ukuran panjang papan congklak ini bervariasi. Setiap papan terdapat 16

lubang yang terdiri atas 14 lubang kecil dan 2 lubang besar. 14 lubang kecil

bersusun berbanjar, dengan masing-masing banjar terdapat 7 lubang yang saling

berhadapan sementara itu 2 lubang besar terdapat pada ujung kiri dan kanan papan

congklak . Permainan tradisional congklak ini sangat bermanfaat bagi anak karena

dapat melatih otak kiri anak untuk berpikir. Permainan ini melatih strategi anak

dalam mengumpulkan angka terbanyak agar bisa mengalahkan lawan. Sepintas,

permainan ini tampak sederhana. Namun, ketika dimainkan, otak kiri anak akan

aktif dengan perhitungan numerik. Tilong D. Adi (2016:80).

Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang dilakukan pada 15 orang anak,

penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 november 2020- 16 Desember 2020,

terlihat bahwa pada sebagian anak belum mampu mengenal bentuk bilangan,

dengan benar (dalam kegiatan guru menulis bentuk bilangan di papan tulis). Belum

mampu menyebutkan bentuk-bentuk bilangan, dengan benar ( dalam kegiatan guru

menulis bentuk bilangan di papan tulis lalu anak menyebutkan bentuk bilangan

yang ditulis guru ), belum mampu menghubungkan benda dengan lambang

bilangan, ( dalam kegiatan guru menunjukkan benda-benda di sekitar kelas). Dari

hasil penilaian dari 15 anak, terdapat 2 anak yang mulai berkembang (mb), 4 orang

anak Berkembang sesuai harapan (Bsh)

Dari pengamatan awal, peneliti penyebab masih rendahnya kemampuan

mengenal bentuk bilangan pada anak di kelompok B di Tk Bunda Yani adalah

kegiatan untuk pengenalan bentuk bilangan yang dilakukan hanya dengan

menggambar bentuk bilangan di papan tulis atau menggunakan buku tulis metode

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

mengajar seperti ini kurang efektif jika diterapkan kepada anak usia dini karena

seperti penjelasan sebelum nya bahwa pada usia dini anak lebih cepat menyerap

pembelajaran jika dilakukan dengan benda-benda konkret.kemudian berdasarkan

hasil wawancara dengan guru kelompok B Tk Bunda yani makassar mengatakan

bahwa dalam proses kegiatan pembelajaran guru jarang menggunakan media

pembelajaran dengan alasan bahwa guru merasa kerepotan apabila setiap hari harus

membuat media pembelajaran, serta fasilitas yang ada di Tk Bunda yani ini

terbilang masih minim atau kurang.

Oleh karena itu, agar pengenalan bentuk bilangan pada anak di Tk Bunda Yani

tercapai dengan optimal, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

‘’Peningkatan Kemampuan Membilang Melalui Permainan Tradisional Congklak

pada anak usia kelompok B.

B. Masalah penelitian

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas ‘’Bagaimanakah mengembangkan permainan

congklak Untuk meningkatkan kemampuan membilang Anak usia 5-6 Tahun

Kelompok B di TK Bunda Yani?

2. Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka solusi meningkatkan

kemampuan membilang anak yaitu melalui pengembangan metode bermain

permainan congklak pada anak usia 5-6 tahun kelompok B di TK Bunda Yani.

Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh guru yaitu melihat kondisi

awal perkembangan membilang anak setelah itu menentukan tema yang digunakan,

selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran yaitu mengembangkan keterampilan

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

pada anak usia 5-6 tahun, kemudian merencanakan dan menyediakan media atau

alat yang digunakan dan guru memberikan aturan bermain permainan congklak

untuk anak usia 5-6 tahun.

3. Rumusan Masalah

Sesuai background penelitian diatas maka dirumuskan permasalahan di

antaranya:

1) Bagaimana penerapan congklak dalam meningkatkan kemampuan

membilang anak pada kelompok B di Tk Bunda Yani ?

2) Apakah permainan congklak dapat meningkatkan kemampuan membilang

anak pada kelompok B di TK Bunda Yani?

C. Tujuan penelitian

Berikut tujuan dari studi ini yakni:

1. Untuk mengetahui hasil peningkatan kemampuan membilang anak dengan

permainan congklak di Tk Bunda Yani?.

2. Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan kemampuan berhitung

anak dengan permainan congklak di Tk Bunda yani?

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan

terutama dalam penggunaan permainan congklak, untuk meningkatkan kemampuan

membilang anak usia 5-6 tahun

2. Praktis

a. Guru/pendidik

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Untuk memperoleh pengetahuan dan informasi, bagaimana cara

meningkatkan kemampuan membilang anak, serta menambah keterampilan

dalam hal membelajarkan yang lebih baik.

b. Pengelola Lembaga

Sebagai informasi tambahan tentang pentingnya pengelola PAUD

(pendidikan Anak Usia Dini) dalam hal mengembangkan keterampilan

membilang anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan yang cukup sederhana

serta bermanfaat.

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Penelitian Relevan

Berdasarkan peneliti dapatkan banyak sekali hasil penelitian yang relevan

dan berkaitan dengan pembelajaran berhitung, untuk menghindari

pengulangan dalam penelitian maka penulis melakukan kajian pustaka

sebelumnya. Dalam kajian ini penulis menemukan judul skripsi yang

relevan yaitu:

a. jurnal yang ditulis Lestari KW (2011: 9 ) adalah upaya meningkatkan

kemampuan membilang, yaitu menyebutkan bilangan berdasarkan

urutan. Membilang angka merupakan kemampuan yang harus dimiliki

anak TK dalam memahami dasar-dasar operasional yang berhubungan

dengan angka untuk meningkatkan kecerdasaan logika matematisnya.

b. Buku yang ditulis Adi D Tilong adalah permainan congklak, permainan

congklak ini sangat bermanfaat bagi anak karena dapat melatih otak kiri

anak untuk berpikir.

2. Kemampuan membilang

Membilang, yaitu menyebutkan bilangan berdasarkan urutan.

Membilang angka merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh anak

TK dalam memahami dasar-dasar operasional yang berhubungan dengan

angka untuk meningkatkan kecerdasaan logika matematisnya.

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Kecerdasan logis ialah kecerdasan pada sebuah angka serta

mahirnya dalam penggunaan logika atau akal sehat. Oleh karena itu,

dimungkinkan untuk merangsang kecerdasan logika matematika anak-anak

dengan akitifitas menghitung objek dan membilang angka.

Menurut Roy & Edward (Nunik Sulistiani, 2014: 24), mengatakan

bahwasanya keterampilan membilang ialah sebuah keterampilan yang

dipergunakan untuk menyatakan bilangan yang berurutan, tidak hanya

bilangan yang berurutan, tetapi juga keterampilan untuk menghitung seperti

bilangan. Mengepresikan 1-10 dengan memulai dari 1 dan mengaitkan tiap

angka ke satu dan hanya satu angka sehingga hitungannya ialah sebuah yang

eksak atau benar. Membilang ialah tindakan matematis dalam menetapkan

jumlah benda.

Untuk pertama kalinya, anak berusaha membilang nama bilangan

tersebut melalui mengingatnya dan meniru orang tua atau anak yang lebih

tua darinya. Sering mendengar anak-anak membilang misalnya 1, 2, 4, 9,

10. Kedengarannya aneh, namun hal seperti ini normal. Anak mencoba

menghafal nama bilangan serta urutannya, tetapi salah. Anak-anak bisa

membilang nama bilangan dikarenakan mereka sudah ingat. Ini dilakukan

tanpa memikirkan atau memahami mengenai bilangan. Dalam tahapan ini,

anak-anak tidak dapat mencocokkan banyak objek yang dieja dengan

bilangan yang mereka ucapkan.

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Akan tetapi terdapat juga beberapa anak yang dapat membilang

nama bilangan melalui cara menunjuk ke objek yang dihitungnya dan

merujuk kebilangan yang benar sesudah menunjuk ke objek, tetapi

penunjukannya salah dikarenakan beberapa objek dapat memungkinkan

anak-anak untuk membilang nama dari bilangan tersebut secara benar.

Misalnya, 1, 2, 3, 4, 5, 6. Akan tetapi tidak dapat menampilkan nama

bilangan yang disebutnya. Hidayati (2016:55-56).

a. Kemampuan membilang merupakan salah satu kemampuan yang

penting dalam kehidupan sehari-hari, dapat di katakan bahwa semua

aktivitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini. Untuk

dapat membilang dengan baik diperlukan suatu proses yaitu anak

perlu memahami angka dan proses membilang.

b. Tahapan kemampuan membilang pada anak 5-6 tahun berdasarkan

(permendikbud No 137 Tahun 2014) ialah:

1) menyebutkan lambing bilangan 1-20.

2) Menggunakan lambang bilangan untuk menghitung.

3) Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan.

Piaget mengatakan, tahap praoperasi mencakup anak usia 2-7 tahun.

Pada tahapan ini, anak belajar melalui penggunaan gambar dan kata untuk

mempersentasikan benda. Pemikiran ini masih egosentris. Piaget

meengkatagorikan pengetahuan anak menjadi tiga pengkategorian, yakni

pengetahuan fisik anak, pengetahuan sosial anak, dan pengetahuan logika

matematika. Pengetahuan logika matematika ialah mengatur keterkaiatan antara

benda-benda, misalnya sama dan berbeda, kurang dan lebih sedikit, mana yang

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

kelompok, berapa banyak dan seberapa banyak. Desi Siti Fatmawati,l

(2018:137).

Dalam usia 2-7 tahun sudah dalam tahapan pra operasional, selanjutnya

pengetahuan matematis atau aktifitas menghitung anak usia taman kanak-kanak

akan melalui tahapan di bawah ini:

a) Pada tahapan memahami konsep, dalam tahapan ini anak akan

mengekspresikan hitungannya terhadap semua benda yang bisa dihitung

dan terlihat. Aktifitas menghitung ini perlu dilaksanakan melalui cara yang

sederhana dan membuat senang siswa agar mudah di mengerti, oleh

karenanya pendidik harus mampu membekali anak melalui metode yang

menarik dan menciptakan media belajar yang menarik pada anak usia dini.

b) Tahapan transisi atau peralihan, yaitu tahapan peralihan dari konkrit ke

lambang. Tahapan ini dimana siswa mulai memahami lambang. Oleh

karena itu, jika tahapan konseptual telah dipahami secara baik, yakni ketika

siswa telah mampu menghitung, maka diberikan tahapan yaitu adanya

penyesuaian antar benda hitung dengan bilangan.

c. Indikator keberhasilan

Indikator keberhasilan observasi :

No NAMA

ANAK

INDIKATOR

KEBERHASILAN

BB MB BSH BSB

1 Anak dapat

mengenal bilangan

melalui permainan

congklak secara

baik serta percaya

diri

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

2 Anak dapat

membilang jumlah

biji congklak

secara benar dan

lancer

Karakteristik bermain Anak Usia Dini Kalau sebelumnya telah diuraikan

mengenal prinsip-prinsip bermain bagi anak usia dini, maka pembahasaan kali ini

adalah mengetahui karakter bermain bagi anak usia dini. Karakteristik bermain

bagi anak usia dini dapat dilihat melalui berbagai hal pada saat anak melakukan

kegiatan bermain karakteristik bermain pada anak diklasifikasikan menjadi enam

yaitu:

a). Bermain timbul dalam diri anak

Artinya keinginan untuk bermain harus berasal pada diri anak agar anak

bisa menikmatinya dan bermain melalui cara sendirinya. Dalam arti lain,

bermain dilaksanakan secara sukarela, bukan kompulsif.

b). Bermain perlu terbebas pada aturan yang mengikat dan aktifitas untuk

dinikmati.

Artinya bermain pada anak usia dini harus menghilangkan aturan yang

membatasi, dikarenakan anak usia dini mempunyai cara bermain tersendiri.

Karena itu, bermain di antara anak-anak selalu kondusif, mengasyikkan, dan

mengasyikkan.

c). Bermain merupakan aktivitas yang nyata.

Dalam bermain anak melakukan aktivitas nyata, misalnya pada saat

anak bermain dengan air, anak melakukan aktivitas dengan air dan mengenal

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

air dari bermain, bermain melibatkan partisipasi aktif, bak secara fisik

maupun mental.

d). Bermain harus di fokuskan pada proses dari pada hasil

Dalam permainan anak perlu terfokuskan pada prosesnya, bukan

pada hasil yang dibuat oleh anak tersebut. Dalam bermain, anak mengetahui

apa yang mereka mainkan dan memperoleh kemampuan baru.

e). Bermain harus didominasi dengan permainan

Bermain perlu berorientasi pada permainan, yakni anak tidak

didampingi oleh orang dewasa. Dikarenakan apabila bermain di dampingi

orang dewasa, anak-anak tidak akan mendapatkan apapun dari bermainnya.

F). Bermain perlu keterlibatan peranan aktif dari permain

Bermain perlu keterlibatan permainan peranan aktif. Anak-anak

sebagai pemain perlu berpartisipasi langsung dalam permainan tersebut.

Apabila anak pasif saat bermain, dia tidak akan mendapatkan pengetahuan

baru. Dikarenakan bagi anak-anak, bermain ialah guna menambah ilmu dan

kemampuan.

3. Mengasah kemampuan kognitif melalui permainan

Bermain merupakan jendela perkembangan anak, Bermain merupakan

dunia anak dan bukan hanya sekadar memberikan kesenangan, akan tetapi juga

memiliki manfaat yang sangat besar bagi anak. Bagi orang dewasa,bermain

hanyalah sarana untuk mengisi kekosongan, tetapi tidak bagi seorang

anak.lewat kegiatan bermain yang positif, anak bisa menggunakan otot

tubuhnya, menstimulasi pengindraanya, menjelajahi dunia sekitarnya, dan

mengenali lingkungan tempat ia tinggal termasuk mengenali dirinya sendiri.

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Dalam bahasa sederhana, bermain akan mengasah kecerdasannya. Permainan

dapat membuka kesempatan bagi anak untuk mempelajari banyak hal di sela-

sela permainan yang beragam seperti mengenal berbagai bentuk, warna dan

ukuran. Di sela-sela bermain, anak dapat memperoleh pengetahuan dan

keahlian yang tidak bisa didapatkan dari sarana lain. Ia mulai mampu

menunaikan berbagai tugas sosial, emosional, dan rasionalnya secara

sempurna, yang mencakup pemikiran akal, menyelesaikan permasalahan, dan

merancang program. Herdina Indrijati, dkk (2016:65)

Pada dasarnya, permainan bukanlah monopoli manusia saja. Binatang

Pun sebenarnya juga dapat bermain,baik secara sendiri maupun bersama

dengan yang lain. Jika dirunut ke belakang, maka akan diketahui bahwa

permainan lebih tua dari kebudayaan karena sudah ditemukan pada taraf bawah

manusiawi. Huizinga dalam bukunya yang berjudul ‘’Homos Ludens: A Study

of the Play-Element in Culture’’, Menyatakan bahwa kebudayaan timbul dan

berkembang dalam suasana permainan. Berbagai kegiatan manusia yang

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti perburuan, pada awalnya

muncul sebagai permainan dan lambat laun berubah menjadi aktivitas rutin

yang ditekuni. Dalam penjelasan Huizinga tidak bermaksud untuk mempelajari

permainan sebagai salah satu unsur dalam kebudayaan manusiawi diantara

sekian banyak unsur yang lain. Ia juga tidak bermaksud mengatakan bahwa

pada suatu saat permainan menjadi kebudayaan atau bahwa kebudayaan

merupakan buah hasil dari permainan. Akan tetapi, yang dimaksud adalah

bahwa kebudayaan tumbuh dalam permainan dan setidak-tidaknya pada

mulanya tetap tinggal dalam suasana permainan. Permainan dan kebudayaan

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

membentuk keadaan dwi-tunggal (Berlens, 2005), keduanya melebur menjadi

satu dengan esensi masing-masing. Bentuk riilnya banyaknya permainan

akhirnya menjadi satu ciri dari budaya tertentu.

Setiap permainan memiliki batas-batasnya sendiri. Baik menurut waktu

maupun ruang. Keterbatasan tersebut menjadikan permainan menjadi aktivitas

yang berdiri-sendiri, lepas dari kegiatan-kegiatan yang lain. Keterbatasan

menurut waktu tampak ketika permainan dimulai pada saat tertentu. Selama

waktu di antara awal dan akhir tersebut permainan berlangsung seperti sebuah

gerak timbal balik antara beberapa kutub. Gerak tersebut menuju puncak dan

akhirnya selesai. Sementara menurut tempat, keterbatasan tampak ketika

permainan berlangsung dalam ruang lingkup yang dipatok menjadi suatu

wilayah tersendiri, baik secara riil maupun imajiner (Bertens, 2005). Batasan-

batasan ini yang pada akhirnya menjadikan bermain bukan suatu yang

menyenangkan lagi bahkan menjadi menegangkan.

Ciri permainan yang lain adalah bahwa permainan menciptakan order

atau keteraturan. Permainan mewujudkan kesempurnaan yang terbatas dalam

dunia yang serba tak sempurna dan penuh dengan kekacauan dan

ketidakpastian (Berlens, 2005). Setiap orang yang bermain dapat dipastikan

akan berusaha untuk mencapai sesuatu yang ideal dan sedapat mungkin

menghindari situasi-situasi yang tidak nyaman. Terkait dengan ciri ini pulalah

pada akhirnya setiap permainan memiliki aturan-aturannya masing-masing.

Aturan-aturan tersebut merupakan penentu yang menyangkut tentang, segala

sesuatu yang akan berlaku ketika permainan berlangsung. Melanggar peraturan

berarti akan membuat hancurnya seluruh dunia permainan yang sedang

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

dimainkan. Bermain harus melibatkan peran aktif dari bermain, Bermain harus

melibatkan peran aktif bermain. Anak sebagai pemain harus terjun langsung

dalam bermain. Jika anak pasif dalam bermain anak tidak akan memperoleh

pengalaman baru. Karena bagi anak bermain bekerja untuk mendapatkan

pengetahuan dan keterampilan.

4. Fungsi bermain bagi anak usia dini

Bermain sangatlah penting untuk kesehatan anak-anak,

mengembangkan rasa memiliki teman, mengurangi stres, mendorong

perkembangan kognitif, mengembangkan keterampilan menjelajah, dan

menyediakan tempat berteduh yang aman untuk perilaku yang berpotensi

membahayakan. Bermaian mengembangkan kemungkinan anak-anak

berbicara dan berinteraksi satu sama lainnya. Dalam interaksinya, anak-anak

mempraktikkan peranan lainnya yang akan mereka mainkan di kehidupan

masa depan. Diana Mutiah (2010:137)

(Bagi freud dan Erikson), permainan adalah suatu bentuk penyesuain

diri manusia yang sangat berguna, menolong anak menguasai kecemasan dan

konflik. Karena tekanan-tekanan terlepaskan di dalam permainan, anak dapat

mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan. Permainan dapat

memungkinkan anak melepaskan energi fisik yang berlebihan dan

membosankan perasaan-perasaan terpendam. Juga merupakan medium bagi

ahli terapi , untuk menganalisis konflik ini anak leluasa mengemukakan

perasaan-perasaan interaksi yang sebenarnya. Diana Mutiah (2010:137)

Menurut piaget, permainan sebagai suatu media yang meningkatkan

perkembangan kognitif anak-anak. Permainan memungkinkan anak

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

mempraktekkan kompetensi-kompetensi dan keterampilan-keterampilan yang

diperlukan dengan cara yang santai dan menyenangkan. Menurutnya, struktur-

struktur kognitif perlu dilatih, dan permainan memberi setting yang sempurna

lagi latihan ini. Misalnya anak yang harus saja belajar menjumlahkan atau

mengalikan mulai bermain dengan angka melalui cara-cara yang berbeda.

Diana Mutiah (2010:138).

Menurut Jean Piaget 2010 (30:33) perkembangan bermain yang

menggambarkan tingkatan perkembangan kognitif anak merupakan :

1. Sensory Motor Play (+ 3 atau 4 bulan ½ tahun)

Sebelum seorang anak berumur 4 bulan, gerakan atau aktivitasnya

tidak bisa diklasifikasikan sebagai bermain, tetapi harus diklasifikasikan

sebagai cikal bakal aktivitas permainan dalam tahapan berkembangnya

selanjutnya. Aktifitas ini ialah lanjutan kenikmatan yang didapatnya, serta

hanya pengulangan dari apa yang telah dilaksanakan sebelumnya. Dalam

usia 4-4 bulan, aktivitas anak lebih terkondisikan. Seorang anak akan

belajar pada pengalamannya dan akan terulang secara menerus dikarenakan

merasa senang. Dalam usia 7-11 bulan, aktivitas anak tidak lagi muncul

dalam bentuk berulang, tetapi disertai adanya perubahan. Sementara dalam

usia 18 bulan, gerakan anak memvariasikannta prilakunya pada alat

permainan yang berbeda. Martuti A (2010:30)

2. Symbolic atau Make Believe Play (+ 2-7 tahun)

Antar usia 2 dan 7 tahun, anak-anak mulai memainkan permainan

khayal dan permainan pura-pura. Saat ini anak-anak lebih sering bertanya

dan menjawab pertanyaan, serta berusaha dalam suatu hal yang

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

berhubungan pada konsep seperti angka, ruang, serta kuantitas. Seringkali

anak biasanya hanya bertanya dan tidak peduli akan jawaban, walaupun

sudah di jawa namun anak terus bertanya. Dalam usia ini anak-anak sudah

melalui penggunaan sebuah benda yang dijadikan simbol. Seperti

mengartikan daun sebagai uang, dan terkadang berbicara atau berpura-pura

memberikan makanan atau minuman terhadap boneka. Martuti A

(2010:31).

3. Social Play Games with Rules (+ 8-11 tahun)

sejak usia 8-11 tahun anak lebih banyak terlihat dalam kegiatan

games with rules. Kegiatan anak lebih banyak dikendalikan oleh aturan

permainan karena dalam penggunaan simbol lebih banyak diimbangi logika

yang bersifat objektif. Martuti A (2010:32).

4. Games with Rules & Sports ( 11 tahun ke atas )

Meski aturannya lebih ketat dan ditegakkan dengan kaku, aktifitas

permaiann olahraga ini tetap menyenangkan bagi anak-anak. Anak senang

melakukannya berulang-ulang dan terpacu untuk mencapai prestasi sebaik-

baiknya. Bahwa bermain yang semula dilakukan sekadar demi kesenangan,

lama-kelamaan mengalami pergeseran. Bermain bukan hanya untuk rasa

senang saja, tetapi ada tujuan tertentu seperti ingin menang, memperoleh

hasil kerja yang baik, berprestasi dan lain-lain. Martuti A (2010:32)

Vygotsky, menyatakan bahwa permainan adalah suatu seting yang

sangat bagus bagi perkembangan kognitif ia tertarik khususnya pada aspek-

aspek simbolis dan khayalan suatu permainan, sebagaimana ketika seorang

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

anak menirukan tongkat sebagai kuda dan mengendarai tongkat seolah-olah

itu seekor kuda. Bagai anak kecil, situasi imajiner itu adalah nyata. Maka

orang tua dan guru harus mendorong permainan imajiner semacam itu,

karena meningkatkan perkembangan kognitif anak, khususnya pemikiran

kreatif. Diana Mutiah (2010:138).

5. Tahap perkembangan permainan.

Mildred Parten (1992) mengklasifikasikan permainan anak berdasarkan

hasil pengamatan anak bermain bebas di sekolah asuhan, dengan pengkatagorian:

1. Usocrupial play yakni anak hanya bisa mengetahui anak lain bermain,

namu tidak bermain dalam tahapan ini, mereka hanya bisa melihat dan

berjalan keliling ruangan tanpa berinteraksi pada anak yang sedang

bermain.

2. Solitary play, yakni terjadi disaat anak bermain sendiri dan mandiri dengan

orang lainnya. Anak asyik sendirian dan tidak mempedulikan apa yang

terjadi. Anak berusia 2-5 tahun sering bermain sendiri

3. Onlooker play, yakni terjadi di saat anak melihat orang lain bermain.

Berdiskusi dan mengajukan pertanyaan, namun tidak berpartisipasi dalam

permainan.

4. Parallel play, yakni anak bermain secara terpisah dari anak-anak lainnya

dan menggunakan mainan yang sama melalui cara menirukan gaya

bermain mereka.

5. Assosiative play, terjadi di saat bermain melibatkan intraksi sosial melalui

organisasi kecil. Ia condong memiliki ketertarikan dan bisa bertukar

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

mainan. Meminjam atau meminjamkannya mainan serta mengikuti atau

mengajak anak-anak untuk berbaris ialah contoh associative play.

6. Cooperative play, termasuk intraksi sosial pada sebuah kelompok dengan

rasa identitas kelompok dan aktivitas yang terstruktur.

6. Beberapa jenis permainan :

a. Sensorimotor, yakni sikap yang ditunjukkan pada bayi dalam

mendapatkan kesenangan dengan melatih perkembangannnya

sensorimotornya.

b. Permainan praktis, termasuk sikap berulang saat mempelajari

kemampuan baru. Jenis permainan ini terjadi terutama pada bayi, dan

permainan yang praktis terjadi sepanjang hidup.

c. Permainan pura-pura (simbol), yang terjadi pada saat anak mengubah

lingkungan fisik menjadi simbol

d. Permainan simbolik ialah permainan yang mengikutsertakan intraksi

sosial melalui teman sebayanya.

e. Permainan fungsional, ialah permainan yang awal kali dimainkan pada

anak usia dini, yang mana anak melakukan aktivitas sederhana dan

merasakan senang dalam bermain pada lingkungan sekitarnya.

Permainan ini sangat bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan

motorik anak.

f. Permainan konstruktif terjadi pada saat anak-anak berpartisipasi pada

sebuah pembuatan atau konstruksi produk atau memecahkan

permasalahan kreatif mereka sendiri.

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

g. Game, yakni aktifitas yang dilaksanakan dalam mendapatkan

kesenangan yang mengikusertakan aturan dan sering kali bersifat

kompetisi.

Berbagai bentuk bermain dan permainan Melalui kegiatan bermain yang

dilakukan anak, orang dewasa akan mendapat gambaran tentang tahap

perkembangan dan kemampuan umum si anak. Bentuk-bentuk bermain tersebut

meliputi :.

a. Bermain sosial

Anak-anak yang berpartisipasi pada aktifitas permainan dengan

temannya akan menghasilkan tingkat partisipasinya yang berbeda-beda

Parten (1932) dalam Brewer (1992) mengatakan proporsi anak-anak yang

berpartisipasi pada aktifitas bermain bisa bersifat soliter (bermain sendiri),

bermain sebagai pengamat, Parallel play , bermain asosiatif dan bermain

bersama.

b. Bermain seorang diri

Anak bermain tidak memperdulikan apa yang dilaksanakan anak-

anak lainnya. Mungkin anak merangkai balok-balok menjadi sebuah

menara, dan dia tidak peduli apa yang dilakukan anak-anak lainnya dalam

ruangan yang sama. Suatu bentuk permainan dimana anak hanyalah

menonton (onlooker). Anak bermain sendiri dengan memandang anak-anak

lainnya bermain pada ruangan yang sama. Mungkin anak mengobrol pada

temannya. Mungkin sesudah anak mengamati anak lainnya kemudian

bermain sendiri. Anak yang berperan sebagai penonton hanya bisa duduk

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

secara pasif, sedangkan anak disekitarnya aktif bermain, namun anak tetap

waspada dengan apa yang ada di sekitarnya.

c. Bermain paralel

Sekelompok anak melalui penggunaan alat permainan yang sama

untuk aktifitas permainan, namun setiap anak bermain secara terpisah. Diana

Mutia (2010:143)

Media belajar ialah alat dipergunakan dalam penyampaian materi

belajar terhadap siswa (Pringgawidagda, 2002). Pada proses pembelajaran,

informasi yang disampaikannnya bisa berbentuk pengetahuan dan kemampuan

yang perlu dikuasai siswa. Media belajar itu sendiri bisa meningkatkan efisiensi

komunikasi dan intraksi antar guru dan pembelajaran. Menurut Miarso (1986),

media belajar ialah hal sesuatu yang bisa dipergunakan dalam menstimulus

fikiran, perasaan, perhatian, dan keterampilan siswa yang bisa memberi

motivasi selama proses pembelajaran. Di sisi lain, Latuheru (1988)

mengemukakan bahwasanya media belajar ialah alat atau teknik yang

dipergunakan pada aktifitas mengajar, dan tujuannya ialah untuk

memungkinkan terjadinya komunikasi dan interaksi yang efektif antar guru dan

siswa.

Media belajar memiliki banyak keunggulan yakni dapat membuat

proses pembelajaran menjadi lebih menarik bagi siswa, memudahkan siswa

dalam memahami, melakukan diversifikasi dan membentuk proses

pembelajaran yang aktif, serta melaksanakan aktifitas pembelajaran yang lebih

banyak, misalnya observasi, demonstrasi dan tindakan. Hal tersebut dapat

merangsang motivasi belajar dan pencapaian tujuan pembelajaran.

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

7. Permainan Tradisional congklak

Permainan tradisional ialah sebuah permainan anak-anak yang dibuat

dengan bahan sederhana yang didasarkan pada aspek budaya pada aktifitas

hidup masyarakat (Dharmamulya, 2008). Menurut Danandjaja (1987),

permainan tradisional ialah suatu aktifitas permainan yang diturunkan dari

generasi sebelumnya dan mempunyai aturan main untuk memperoleh

kesenangan. Misbach (2006) mengatakan bahwasanya permainan tradisional

bisa merangsang semua aspek perkembangan anak, yakni aspek kognitif

(imajinasi, kreativitas, pemecahan permasalahan, antisipasi dan pemahaman

konteks), aspek sosial (membangun hubungan, melatih kematangan sosial

melalui teman sebaya dan orag dewasa serta masyarakat), aspek motorik

(melatih ketahanan, kelenturan, sensorimotor, keterampilan motorik umum

dan halus), aspek emosional (menumbuhkan empati, pengendalian diri dan

katarsis emosional), aspek bahasa (memahami konsep nilai dalam bahasa),

aspek spiritual (realisasi dan keterkaitan hal yang agung (transendental), aspek

ekologis (memahami penggunaan bijak unsur alam sekitarnya), nilai moral

(konsep moral yang diwarisi dari moralitas) diturunkan dari generasi

sebelumnya ke generasi berikutnya.

1) Pengertian Permainan Congklak

Congklak termasuk permainan salah satu permainan tradisional

yang cukup terkenal di tanah air, meskipun dengan nama-nama berbeda.

Dalam memainkan permainan ini diperlukan sebuah papan lengkung

berbentuk sampai yang terbuat dari kayu atau plastik. Ukuran panjang

papan congklak ini bervariasi. Masing-masing papan memiliki 16 lubang,

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

terdapat dari 14 lubang kecil dan 2 lubang besar, terdapat 14 lubang kecil

yang berjajar, setiap banjar memiliki 7 lubang yang saling berpendapat,

sedangkan ujung kiri dan kanan papan congklak memiliki 2 lubang besar.

Permainan ini hanya dapat dimainkan oleh 2 orang anak, tiap anak dapat

mengontrol satu banjar (7 lubang kecil) dan satu lubang besar. Tiap lubang

kecil diisi biji congklak. Ukuran bijinya, biasanya dipergunakan cangkang

karang, biji, atau kerikil kecil. Setiap lubang kecil di isi 7 biji congklak.

Setelah dihitung biji congklak terdapat 98. Dan , 2 lubang besar kosong

sampai terisi dengan biji congkak yang dieksekusi selama permainan. Adi

D Tilong (2016:80-81).

2) Langkah-langkah Memainkan Congklak

Salah satunya ialah menjalankan biji congklak dari banjar

miliknya. Ia bebas menentukan dalam memulainya pada lubang kecil, asal

masih diambil dari lubang banjarnya, lubang tersebut akan diisi terlebih

dahulu. Biji congklaknya dijalankan untuk mengisi tiap lubang

diantaranya lubang besarnya, sampai akhirnya berhenti di lubang yang

kosong. Jika berhenti di dalam lubang kosong sebelumnya ialah lubang

kecil yang terdapat biji congkak lawan, maka semua biji congklak yang

ada di depan lubang kecil kosng berhak mengambil alih. Dan seterusnya,

sampai setiap lubang kecil di setiap banjar habis. Pemenang dihitung

berdasarkan jumlah biji conklak yang terkumpul di lubang besar. Jumlah

biji yang paling banyak maka, dialah pemenangnya Permainan tradisional

ini sangat bermanfaat bagi anak karena dapat melatih otak kiri anak untuk

berpikir. Permainan ini melatih strategi anak dalam mengumpulkan angka

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

terbanyak agar bisa mengalahkan lawan. Sepintas, permainan ini tampak

sederhana. Namun ketika, dimainkan, otak kiri anak aktif dengan

perhitungan numerik. Adi D Tilong (2016:81).

3) Manfaat Permainan Congklak

Permainan Congklak mempunyai beberapa keunggulan yakni,

melatih manajemen strategi, keadilan, kejujuran dan melepaskan

kelelahan. Di sisi lain permainan congklak bisa dipergunakan sebagai

media untuk menunjang kemampuan berhitung pada anak karena

permainan congklak menggunakan benda konkrit berupa biji-bijian

(Li’anah & Sri, 2014).

B . Kerangka Pikir

Kemampuan belajar anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari

diri maupun dari luar anak. Hasil belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai

faktor tersebut. Pengenalan guru terhadap faktor yang mempengaruhi hasil belajar

anak sangat penting dengan melakukan inovasi pembelajaran, seperti penggunaan

permainan congklak dapat merangsang aktivitas belajar anak, dan kemampuan

berpikir logis serta pemahaman dalam pembelajaran secara individual dalam

mengembangkan keterampilan kognitif mengenal bilangan dalam permainan

congklak.

Pengenalan bentuk bilangan di Tk Bunda Yani dilakukan dengan

menjelaskan secara langsung di mana pada saat guru menjelaskan materi tentang

mengenal bilangan kegiatan yang diberikan hanya sekedar menulis bilangan di

papan, padahal pembelajaran akan lebih menarik dan berkesan jika guru

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

menggunakan media pembelajaran, hal ini penyebab rendahnya kemampuan

membilang anak.

Berdasarkan permasalahan di atas maka, perlu ditingkatkan kemampuan

membilang pada anak melalui permainan congklak yang menyenangkan yakni

media congklak untuk meningkatkan kemampuan kognitif mengenal bentuk

bilangan. Permainan congklak ini sangat membantu dalam mengenal bentuk

bilangan pada anak. Melalui proses pembelajaran diharapkan berlangsung secara

maksimal sehingga mendukung peningkatan kemampuan membilang pada anak.

Dalam kegiatan ini, anak lebih banyak berperan langsung melalui penggunaan

permainan congklak, dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengenal

bilangan anak usia 5-6 tahun di TK Bunda Yani

Berdasarkan paparan di atas maka kerangka pikir dalam penelitian

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir

Kondisi awal Kemampuan mengenal

bilangan di kelompok B

masih rendah

Tindakan

Media congklak

Kondisi akhir Peningkatan kemampuan

membilang dengan permainan

Tradisional congklak terhadap

Anak berusia 5-6 Tahun

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian

yang dapat diajukan adalah jika permainan congklak diterapkan maka kemampuan

membilang pada pada anak usia 5-6 tahun dapat meningkat di TK Bunda Yani

Tahun ajaran 2019/2010.

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan

kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010:3) menyatakan bahwa:

PTK adalah sebuah kegiatan peneliti yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri

melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sendiri melalui

refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar

siswa meningkat. Di bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, PTK

berkembang sebagai suatu penelitian terapan, karena sangat bermanfaat bagi guru

untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas.

Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan

dengan tugas guru di lapangan, guru sebagai peneliti tetap melaksanakan tugas

sehari-hari nya, namun melakukan tindakan dalam memperbaiki pembelajaran di

kelas. Esensi penelitian tindakan kelas merupakan kajian terhadap kontak situasi

sosial yang dicirikan dengan adanya unsur tempat, pelaku dan kegiatan dalam

waktu tertentu untuk meningkatkan kualitas tindakan.

B. Lokasi dan subjek penelitian

1. Lokasi penelitian ini di lakukan di TK Bunda Yani khususnya di laksanakan di

kelompok B

2. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah subjek penelitian ini adalah

15 anak kelompok B1 Di Tk Bunda Yani usia 5-6 tahun, yang terdiri dari 5

anak perempuan dan 10 anak laki-laki.

C. Faktor diselidiki

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

1. Faktor input

Peserta didik yang menjadi subjek penelitian, media dan alat bantu

pembelajaran, dan sumber belajar.

2. Faktor proses\

Interaksi belajar mengajar, cara peserta didik menggunakan media permainan

congklak untuk peningkatan kemampuan membilang

3. Faktor output

Peningkatan kemampuan membilang

D. Prosedur penelitian

Penelitian tindakan kelas mempunyai prosedural penelitian yang memiliki

4 tahapan dalam menyusunnya, diantaranya:

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas mengikuti tahap penelitian tindakan

kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan , observasi, dan refleksi, hasil penelitian

digambarkan berdasarkan indikator yang tercapai dalam meningkatkan

kemampuan kognitif anak dalam membilang melalui permainan congklak di Tk

Bunda Yani.

Berikut ini digambarkan bagan prosedur penelitian sebagai berikut:

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Skema 2. Siklus Penelitian Tindakan kelas Model Kurt Lewin.

Siklus I

1. Perencanaan

Membentuk instrument dan implementasi penelitian agar bekerja secara

baik dan mencapai kinerja target. Dalam melakukan perencanaan penelitian,

penelitian harus dilakukan secara terstruktur dan terarah. Kegiatan yang

dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah

Refleksi pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS II pelaksanaan

pengamatan

Refleksi

perencanaan

perencanaan

SIKLUS I

kesimpulan

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

a. Membuat lembarab pengamatan yang akan dipergunakan pada saat

berlangsungnya penelitian.

b. Menyusun tahapan dalam memainkan permainan congklak

c. Membuat lembaran penilaian

d. Menyusun indikator instrumen observasi Dokumentasi

e. Dan menjelaskan maksud dari penelitian yang dilaksanakan ke pihak sekolah

dan siswa

2. Implementasi Tindakan

Pada pengimplementasian tindakan ini, peneliti melalui penggunaan

lemabaran observasi guna mengetahui tingkatan peningkatan anak.

Pelaksanaan tindakannya fleksibel dan bisa beradaptasi berdasarkan keadaan

yang sedang berlangsung.

Pada tahapan pengimplementasian tindakan ini anak memainkan permainan

congklak berdasarkan tahapan yang diberi oleh peneliti. Kemudian peneliti

melalui penggunaan lembaran pengamatan untuk mengamati proses permainan

yang sedang berlangsung.

3. Observasi

Pada tahapan ini peneliti melaksanakan pengamatan dalam memperoleh

data yang dibutuhkan pada stud ini. Pada tahapan pengamatan ini berharap

seluruh pihak mengetahui tingkatan keterampilan personal yang bisa dinilai

kedepannya.

Pada tahapan ini peneliti akan melaksanakan pengamatan dalam

memperoleg data yang dibutuhkan pada stud ini. Diharapkan pada tahapan

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

pengamatan ini seleuruh pihak dapat mengetahui tingkatan keterampilan

personal yang nantinya bisa di evaluasi.

4. Refleksi

Melakukan perbaikan segala kekurangan dalam menilai waktu pelaksanaan,

alat yang dipergunakan, atau jumlah siswa.

Melalui evaluasi berharap siklus II bisa berjalan lancar dan mencapai tujuan

penelitian.

Siklus II

1. Perencanaan

a. Merangkum hasil analisa yang diperoleh dari siklus tindakan 1. Dan meringkas

tindakan yang didapatkan dari hasil pertimbangan dalam perencanaan siklus I

b. Melakukan evaluasi dan mengambil tindakan segera

c. Memecahkan permasalahan dan menentukan pokok masalahnya.

d. Membuat program dalam mengavaluasi. Misalnya lemabaran pengamatan,

indicator instrument serta dokumentasi.

2. Pelaksanaan

Pada pengimplementasian tindakan tersebut, peneliti melalui penggunaan

lembaran observasi guna mengetahui tingkatan perkembangan anak.

Pengimplementasian tindakan bersifat fleksibel dan bisa beradaptasi pada

berlangsungnya kondisi dan keadaan.

Berikut aktifitas yang dilaksanakan pada tahapan pengimplementasian

tindakan adalah anak-anak memainkan permainan congklak berdasarkan tahapan

yang diberi oleh peneliti, peneliti menggunakan lembaran pengamatan untuk

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

meneliti proses permainan melalui penggunaan lembaran pengamatan yang

berlangsung.

1) Observasi

Peneliti melaksanakan observasi mendalam pada anak-anak. Berdasarkan

pengamatan tersebut berharap bisa memberi dua bahan penelitian yang akurat. Pada

tahapan pengamatan ini peneliti mempelajari seberapa besar dalam meningkat

keterampilan anak dalam membilang pada permainan congklak di Tk Bunda Yani.

Masih ada ruang untuk perbaikan

2) Refleksi

Dalam tahapan ini peneliti berharap bisa memahami ruang lingkup

keterampilan anak. Serta mengetahui kesan yang di peroleh sesudah memainkan

mainan congklak. Selain sebagai bahan penelitian, permainan congklak juga dapat

digunakan sebuah media untuk menghibur anak dan membuat ia lebih senang

mengikuti pembelajaran membilang/ matematis.

E. Instrumen penelitian

Pada studi ini instrument yang dipergunakan ialah “observasi, dan

dokumentasi’’. Instrumen penelitian ialah komponen kunci dalam sebuah

penelitian. Mutu instrumen akan menentukan mutu data yang digunakan dalam

penelitian, sedangkan data merupakan dasar kebenaran empirik dari penemuan atau

kesimpulan penelitian. Oleh karena itu, instrumen harus dibuat dengan sebaik-

baiknya. Untuk membuat instrumen penelitian, paling tidak ada tiga hal yang harus

diperhatikan, yaitu, masalah penelitian,variabel penelitian, dan jenis instrumen

yang akan digunakan. Masalah dan variabel penelitian sudah dibahas pada bab

sebelumnya.

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Adapun jenis penelitian :

1. Observasi

2. Dokumentasi

Sementara yang dipergunakan ialah jenis instrument “observasi dan

dokumentasi”.

F. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data penelitian melalui penggunaan observasi serta dokumentasi.

a. Observasi

Kegiatan observasi merupakan pengamatan terhadap proses pembelajaran

melalui media congklak untuk peningkatan kemampuan kognitif dalam

membilang berupa aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar anak. Kegiatan

observasi menggunakan pedoman observasi berbentuk checklist

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan kegiatan atau proses pekerjaan mencatat yang

dianggap penting untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang proses

pembelajaran berupa arsip-arsip yang dapat memberi informasi data kemampuan

membilang dan dokumen berupa jumlah anak, RPPH, media congklak bilangan,

observasi mengajar guru dan observasi belajar anak tentang mengenal bilangan

dan foto-foto yang menggambarkan situasi pembelajaran di TK Bunda Yani

G. Teknik analisis data

Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis secara kualitatif dan

kuantitatif. Dimana kualitatif yang dimaksud adalah gambaran aktivitas mengajar

guru dan belajar anak dalam pembelajaran yang menggunakan media congklak

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

yang dapat meningkatkan perkembangan kognitif dalam membilang, dan untuk

mengetahui keberhasilan pada setiap siklus. Data dari hasil analisis berdasarkan

indikator pembelajaran. Menurut Kurnia (2010) data dari hasil observasi pada

setiap anak diberi penilaian sesuai dengan tingkat kemampuanya.

(∙)= BB ( Belum Berkembang)

(√)= BSH (Berkembang Sesuai Harapan)

(°)= MB (Mulai Berkembang)

(√√ ) = BSB (Berkembang Sangat Baik)

Jenis penilaian yang dilakukan adalah 4 macam, yakni:

a. Menyusun biji congklak 1-20

∙ : jika anak mampu menyusun biji congklak 1-20 dengan baik

√ : jika anak tidak mampu menyusun biji congklak 1-20

° : jika anak tidak mampu menyusun biji congklak 1-20 meskipun dengan

bantuan guru

√√ : jika Anak mampu mengurutkan biji congklak

b. Membilang angka 1-20

∙ : jika anak mampu membilang angka 1-20 dengan baik

√ : jika anak tidak mampu membilang angka 1-20 dengan baik

° : jika anak tidak mampu membilang angka 1-20 meskipun dengan bantuan

guru

√√ : jika Anak mampu membilang berurutan 1-20 dengan baik dan benar

c. Mengenali angka 1-20

∙ : jika anak mampu mengenali angka 1-20 dengan baik

√: jika anak tidak mampu mengenali angka 1-20

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

°: jika anak tidak mampu mengenal angka 1-20 meskipun dengan bantuan guru

√√ : jika Anak mampu mengenal lambang bilangan 1-20 dengan baik dan

benar

d. Menghubungkan angka dengan banyaknya benda

∙ : jika anak mampu menghubungkan angka dengan banyaknya benda

√: jika anak tidak mampu menghubungkan angka dengan banyaknya benda

°: jika anak tidak mampu menghubungkan angka dengan banyak benda

meskipun

dengan bantuan guru

√√ : jika Anak mampu menghitung jumlah benda

Adapun penafsiran data kualitatif yang diadaptasi dari bungin (2007) dilakukan

dengan persamaan berikut:

Skor perolehan skor maksimal x 100

Jumlah nilai keseluruhan siswa jumlah siswa

Hasil perhitungan nilai peserta didik dari masing-masing hasil observasi ini

kemudian dibandingkan yaitu antara hasil siklus I dan siklus II. Hal ini akan

memperlihatkan persentase peningkatan kemampuan kognitif dalam mengenal

angka pada anak kelompok B Di Tk Bunda Yani.

H. Indikator Keberhasilan

a. Indikator proses

Instrumen penilaian ( lembar observasi Anak) peningkatan kemampuan

membilang melalui permainan congkak pada anak Di Taman kanak kanak

Bunda Yani kabupaten Makassar :

Nama Anak :

Kelompok :

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Butir Pernyataan Jawaban

4 3 2 1

Menyebutkan lambang

bilangan 1-20

Menggunakan lambang

bilangan untuk

menghitung

Mencocokkan bilangan

dengan lambang

bilangan

Keterangan:

BSB (4) : Berkembang Sangat Baik

BSH (3) : Berkembang Sesuai Harapan

MB (2) : Mulai Berkembang

BB (1) : Belum Berkembang

b. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi indikator proses hasil

dalam perkembangan kognitif mengenal bilangan melalui permainan

congklak. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini, anak telah melakukan

indikator perkembangan yang telah ditentukan sesuai dengan aspek yang

dinilai dan peneliti menargetkan hasil dalam penelitian ini .

Penelitian tindakan kelas melalui penggunaan bermain conklak dikelas pada

TK Bunda Yani bisa dikatakan mengalami keberhasilan apabila telah

mencapai indicator yang telah ditentukan berdasarkan rencana pencapaian

tujuan penelitian maka dikembangkan indikator untuk mengembangkan

keterampilan membilang anak dengan cara permainan congklak di kelas TK

Bunda Yani.

Berikut penjelesan indikator kinerja adalah:

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

1. Apabila nilai mean siswa “2 hingga 3” (BSH) yaitu meningkat berdasarkan

keinginan, maka dapat diartikan penelitian tindakan kelas mengalami

keberhasilan atau tuntas.

2. Apabila nilai siswa lebih dari 4, dalam hal ini siswa tersebut bisa

dikelompokkan ke dalam (BSB) meningkat sangat baik.

3. Skor berhasilnya siswa mena adalah (BSH).

4. Hasil persentase dalam meningkatkan keterampilan berhitung siswa.

Di bawah ini ialah tabel indikator berhasilnya siswa pada permainan congklak

di Tk Bunda Yani ialah:

Penilaian Kriteria

Angka 1 BB= Belum Berkembang

Angka 2 MB= Mulai Berkembang

Angka 3 BSH=Berkembang berdasarkan

Harapan

Angka 4 BSB=Berkembang Sangat Baik

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

A. Hasil Penelitian

1. Tahap Pra Siklus

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melaksanakan kegiatan pada

tahap pra sirklus, yakni akatifitas yang dilaksanakan oleh peneliti dalam

melakukan pengamatan kondisi siswa pada saat menerima bahan ajar

membilang dan meminta ijin dari kepala Tk Bunda Yani. Tahap Pra siklus ini

dilakukan pada tanggal 16 November 2020, pukul 07:30-10:00 WIB. Oleh

karena itu peneliti datang ke sekolah sebelum siswa berangkat ke sekolah

sampai pulang.

Pada saat proses pembelajaran berlangsung sampai selesai maka akan

dilaksanakan observasi pra siklus. yakni:

a. Kegiatan Awal

Sebelum pelaksanaan apel pagi. Siswa-siswi Tk Bunda Yani melakukan

kegiatan membaca surah pendek secara bergantian. Dimana kegiatan pagi

membaca surah pendek selama 30 menit sebelum pelaksanaan apel pagi.

Setelah pukul 07.30 WIB, aktivitas apel pagi diteruskan. Komite siswa dan

guru berkumpul di halaman depan sekolah dalam melakukan apel pagi.

Apel pagi berlangsung selama 30 menit. Selanjutnya anak-anak masuk

dalam kelas dalam mengikuti pembelajaran.

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

b. Kegiatan inti

Sesudah apel di pagi hari. Sesuai temanya, anak-anak masuk kelas dan

duduk, dimulainya aktifitas dengan berdoa kembali dan bernyanyi, serta

guru melaksanakan pengabsenan di dalam kelas.

Berlangsungnya aktifitas inti yakni 60 menit. Tema pembelajaran yakni

binatang. Yang mana anak-anak di berikan gambar udang untuk

melengkapi bilangan.

c. kegiatan Akhir

Kegiatan terakhir ialah mengavaluasi. Yakni, aktifitas yang memuat tanya

jawab seputar aktifitas yang telah dilaksanakan sejak pagi tadi. Dan

informasi tentang acara besok. Sesudah itu, para siswa bersiap untuk

berdoa dan pulang

2. Paparan data Siklus I

Paparan data siklus I dilakukan pada hari senin, tanggal 16 November 2020. Di

bawah ini langkah yang dilaksanakan pada siklus I ialah:

a. a). Tahap perencanaan (planning)

sesuai hasil mengamati pada tahapan pra siklus, peneliti dan guru kelas

membahas alternatif pembelajaran yang dilaksanakan peneliti dalam

mengemabngkan keterampilan membilang pada anak kelas B di TK Banda

Yani.

Berikut hasil dari mengamati pada saat tahapan Pra Siklus dan diskusi

melalui guru kelas, di antara hal-hal yang perlu dipersiapkan ialah:

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

1) Melalui penggunaan permainan congklak untuk melaksanakan rencana

pembelajaran dalam mengembangkan keterampilan membilang anak

kelas B secara menyenangkan.

2) Menyusun rencana pembelajaran harian (RPPH) dijadikan pedoman

dalam melakukan aktifitas pada siklus pertama. Tema yang

dipergunakan ialah “bianatang” dikarenakan bisa disesuaikan dengan

teman pada saat itu. Saat menyusun RPPH peneliti meminta kepada

guru kelas untuk memberi masukan dan pendapat agar sesuai dan bisa

mencapai tujuan yang diinginkan.

3) Menetapkan media congklak sebagai alat dalam melakukan penelitian

pada tahapan siklus I.

4) Menentukan instrument pengamatan sebagai sarana dalam

mendapatkan data dari hasil instrumen penelitian, data pengamatan,

dan saran dari guru kelas B. Selama proses penelitian, tujuan penelitian

ini hanya pada keterampilan membilang siswa dan sebagai kriteria

berhasilnya studi ini bisa dilihat dari hasilnya mean penilaian. Dengan

demikian, hasil studi ini difokuskan pada masalah yang sedang di kaji

dan di evaluasi.

b ). Tahap Pelaksanaan (Acting)

Pada tahapan pelaksanaan siklus I, peneliti dan guru kelas bekerja sama,

yakni peneliti bertanggung jawab untuk mengajar, mengamati dan

mengevaluasi siswa yang berminat pada permainan congklak. Pada saat yang

sama, guru kelas harus mendampingi peneliti selama proses penelitian dan

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

membantu peneliti mengevaluasi selama tahapan refleksi. Sedangkan untuk

tahapan pelaksanaan adalah:

1). Kegiatan awal

Sebelum melaksanakan apel pagi. Siswa-siswi Tk Bunda Yani

melakukan kegiatan membaca surah pendek secara bergantian. Dimana

kegiatan pagi membaca surah pendek secara berlangsung selama 30

menit sebelum pelaksanaan apel pagi.

Setelah pukul 07.30 WIB, aktivitas apel pagi diteruskan. Komite

siswa dan guru berkumpul di halaman depan sekolah dalam melakukan

apel pagi. Apel pagi berlangsung selama 30 menit. Selanjutnya anak-

anak masuk dalam kelas dalam mengikuti pembelajaran.

2). Kegiatan inti

Sesudah apel di pagi hari. Sesuai temanya, anak-anak masuk kelas

dan duduk, dimulainya aktifitas dengan berdoa kembali dan bernyanyi,

serta guru melaksanakan pengabsenan di dalam kelas.

Berlangsungnya aktifitas inti yakni 60 menit. Tema pembelajaran

yakni binatang. Dan sesudah itu peneliti melaksanakan pembicaraan

seputar permainan congklak.

Peneliti menjelaskannya mengenai permainan congklak yang

sebahai sebuah permainan tradisional asli di Indonesia, di saat peneliti

menjelaskan permainan congklak dan menghubungkannya pada tema

pembelajaran, beberapa anak memiliki ketertarikan. Anak-anak di ajak

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

untuk mengatakan nama permainan favorit ia di sekolah dan di rumah.

Pada tahapan akatifitas ini, kegiatan inti pertama di rumah.

Yang di gunakan peneliti permainan congklak pada siklus 1 sebanyak 30

biji congklak hal ini di karenakan anak-anak masih kesusahan dalam

membilang semua jumlah congklak, dalam permainan congklak ini peneliti

menyiapkan 3 permainan congklak dan di bagi menjadi 3 kelompok, 1

congklak dimainkan 2 orang anak.

Pada tahapan ini aktifitas pertama yang dilaksanakan ialah: siswa

mendengarkan serta mengamati aktifitas tanya jawab permainan congklak

yang dibuat oleh peneliti dan guru kelas. Serta melengkapi angkanya

Sebelum di mulainya aktifitas, peneliti mengkatagorikan anak

menjadi dua katagori: 1) yakni katagori bermain congklak dengan peneliti,

dan 2) lainnya mengisi angka dan membilang angka.

Kedua kelompok itu sendiri akan secara bergiliran berpartisipasi dan

menangani soal tersebut. Sesudah seluruh anak sudah bergiliran dalam

mengevaluasi hasil tanya jawab permainan congklak bersama anak.

Sesudah menyelesaikan seluruh tugas, meminta anak untuk mencuci

tangan dan kaki terlebih dahulu, selanjutnya istirahat dan makan siang

bersama.

3). Kegiatan akhir

Di aktivitas terakhir, yakni berdoa setelah makan. Dan mengevaluasi

aktifitas yang dimulai pada pagi tadi. Serta untuk memperkuat materi

mengenai cara bermain congklak. Selanjutnya peneliti bertanya mengenai

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

pengalaman apa yang mereka peroleh sesudah memainkan congklak.

Selanjutnya pembelajaran ini diakhiri dengan berdoa dalam dan pulang.

c). Tahap pengamatan (observasi)

Dalam tahapan mengamati dilaksanakan pada tahapan siklus I ini dapat

berjalan beradasrkan yang diinginkan dan terencana. Di awal pemebelajaran

anak-anak tampak penasaran dengan permainan congklak dan biji-bijian

yang disediakn di meja guru. Rasa ingin tahu anak berupa tindakan,

misalnya menanyakan pada teman, mananyakan pada guru kelas, dan

mengajukan pertanyaan langsung kepada peneliti. Terdapat juga orang yang

hanya memandangnya tanpa ada respon. Guru kelas dan peneliti

menerangkan bahwa pada aktifitas awal anak-anak cukup antusias dan

memiliki ketertarikan dalam bermain congklak.

Berdasarkan hasil mengamati dalam aktifitas pembelajaran, anak masih

bingung pada saat bermain permainan congklak secara benar, sulit

membilang seluruh jumlah congklak, dan terdapat juga yang kurang percaya

diri saat bermain congklak. Guru dan peneliti membekali siswa dengan

bentuk dukungan dan motivasi untuk maju dan berpartisipasi dalam

bermain permainan congklak yakni berupa tepuk tangan, pujian. Dengan

memberikan reward, anak menjadi lebih yakin percaya dan dikenali oleh

orang di sekitarnya. Dan mulai bisa mengurutkan bilangan 1-20 dalam

urutan yang tepat.

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Pengamatan yang dilakukan berdasarkan RPPH yang didapatkan dari

pengamatan dalam siklus I ialah :

Tabel 4.1

Hasil Observasi Siklus I

No Nama Indikator

Jumlah Rata

Rata Keterangan

1 2

1 Bl 3 2 5 2,5 BSH

2 Fr 2 3 5 2,5 BSH

3 Fs 1 3 4 2 MB

4 Gr 2 3 5 2,5 BSH

5 Nf 4 2 6 3 BSH

6 Sw 3 4 7 3,5 BSB

7 Swa syah 3 2 5 2,5 BSH

8 Th 3 3 6 3 BSH

9 Zk 4 2 6 3 BSH

10 Zf 4 3 7 3,5 BSB

11

As 3 3 6 3 BSH

12 Af 2 4 6 3 BSH

13 Na 1 3 4 2 MB

14 Nt 2 2 4 2 MB

15 Nj 4 4 8 4 BSB

Total

nilai

No

Nama

Indikator

Jumlah

Rata-rata

Keterangan

1 2

Rata-rata

2,8

Hasil

persentase

70%

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Keterangan

Hasil dari nilai mena menghasilkan bahwasanya anak-anak ke

kelompok B di Tk Bunda Yani sudah “BSH’’ Berkembang sesuai

harapan”

Penjelasan :

BB : Diberikan angka 1 ( bila anak melakukan dengan guru )

MB : Diberikan angka 2 ( bila anak melakukan tanpa guru)

BSH : Diberikan angka 3 ( Bila anak melakukan tanpa guru melalui bimbingan )

BSB : Di berikan angka 4 ( bila anak melakukan secara mandiri tanpa bantuan

atau bimbingan )

Dalam mengetahui jumlah nilai rata-rata tiap anak bisa diketahui dari rumus

dibawah ini :

X=X1+X2+X3..........................+Xn=n

Penjelasan :

X : Rata- rata

Xn : jumlah seluruh nilai

N : jumlah seluruh frekuensi

Jadi, perhitungannya seperti ini :

X= Nilai rata-rata 10 anak=jumlah keseluruhan

=2,5+2,5+2+2,5+3+3,5+2,5+3+3+3,5+3+3,5+3+2+2+4=15

2,8 (Berkembang berdasarkan harapan)

Dan dalam mengetahui hasil instrument tes tulis, bisa diketahui dalam tabel di

bawah ini :

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Tabel 4.2

Hasil Instrumen Tes Lisan siklus 1

No Nama Indikator

jumlah Rta-rata Keterangan 1 2

1 Bl 2 2 4 2 MB

2 Fr 2 2 4 2 MB

3 Fs 1 3 4 2 MB

4 Gb 2 3 5 2,5 BSH

5 Nf 4 2 6 3 BSH

6 Sw 3 4 7 3,5 BSB

7 Swa

Syah 3 2 5 2,5 BSH

8 Th 3 3 6 3 BSH

9 Zk 4 2 6 3 BSH

10 Zf 4 3 7 3,5 BSB

11 As 3 3 6 3 BSH

12 Af 2 4 6 3 BSH

13 Na 1 3 4 2 MB

14 Nt 2 2 4 2 MB

15 Nj 4 4 8 4 BSB

Tota nilai

NO

Nama

indikator

jumlah

Rata-rata

Keterangan

1 2

Rata-rata

2,53

Keterangan

Hasil dari nilai mena menghasilkan bahwasanya anak-anak

kelompok B di Tk Bunda Yani sudah BSH ‘’ Berkembang

Sesuai Harapan “

Dalam kekurangan itu sendiri bisa dilaksanakan evaluasi di siklus II, agar

peneliti memperoleh hasil berdasarkan yang terencana.

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Penjelasan:

BB : Diberikan angka 1 (bila anak melakukannya dengan guru)

MB : Diberikan angka 2 ( bila anak melakukan tanpa guru)

BSH : Diberikan angka 3 ( bila anak melakukan tanpa guru dan bimbingan)

BSB : Diberikan angka 4 bila anak melakukan secara mandiri tanpa bantuan atau

bimbingan)

Dengan demikian bisa diambil simpulan bahwasanya siklus 1 berjalan berdasarkan

rencana, hasil pengamatan 2,8, hasil 70%, dan instrument uji lisan yakni 2,53.

Peneliti akan melakukan tahapan siklus kedua dalam pen capaian tujuan yang

sudah ditentukan.

d). Refleksi (Reflecting)

Dilihat dari hasil berpikir peneliti dan guru kelas siklus I mengenai

keterampilan membilang anak pada kelas B TK Bunda Yani belum mencapai

hasil yang diharapkan. Alasan dari hasil ini mungkin karena keterampilan

membilang beberapa anak yang rendah dan minimnya pengetahuan mengenai

prosedur bermain congklak. Oleh karena itu, masih dibutuhkan pelaksanaan

pada Siklus II dalam pencapaian kinerja yang diinginkan. Berikut masalahan

pada siklus kedua adalah:

1) Masih terdapat kesulitan bagi anak-anak untuk membilang jumlah

congklak. Keterampilan membilang anak yang tidak memadai bisa

menyebabkan permasalahan ini.

2) Demonstrasi bermain congklak yang dilaksanakan dalam kelas

membuat beberapa anak kurang konsentrasi dalam bermain. Keadaan

ruangan yang demikian tidak kondusif dalam aktifitas. Dikarenakan

beberapa anak yang memiliki tugasa dalam mengerjakan soal

terfokuskan pada temannya yang sedang bermain dengan peneliti.

3) Beberapa siswa masih bingung dalam bermain congklak. Karena

ritmenya, permainan ini dimainkan di perkotaan dan di antara anak-

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

anak. Dengan demikian, studi ini berharap dapat menjadi sarana

dalam melindungi budaya bermain congklak dari kepunahan dan

mengenalkannya ke dalam kehidupan anak-anak saat ini.

3 . Paparan data siklus II

Paparan data siklus II dilaksanakan pada hari senin 23-25 November 2020.

Berikut tahap yang terdapat dalam siklus II yakni:

a. Tahap perencanaan (Planning)

Sesuai hasil studi yang didapatkan pada siklus I, peneliti dan guru kelas

membahas prosedur permainan dan keadaan kelas yang tidak kondusif pada

siklus I. Melalui diskusi antar peneliti dan guru kelas, berharap bisa menemukan

strategi dalam memperbaiki siklus kedua. Dilihat dari hasil berdiskusi yang

sudah dilaksanakan, hal-hal yang harus disiapkan antara lain:

1) Mempersiapkan dan menyusun RPPH sebagai pedoman aktifitas yang

dilaksanakan pada siklus II. Dalam menyusun RPPH yang semakin

menarik pada siklus II ini semakin memudahkan anak dalam memahami

cara bermain permainan congklak.

2) Membuat instrument pengamatan dalam memperoleh data pada saat

berlangsungnya penelitian.

3) Menyusun lembaran tes lisan yang dipergunakan dalam tanya jawab

bersama siswa.

b. Tahap pelaksanaan (Acting)

Tahap siklus kedua sama pada siklus pertama. Peneliti bertugas

mengajar, mengobservasi, dan mengevaluasi siswa yang bermain permainan

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

congklak. Sementara tugas guru kelas ialah membantu peneliti dalam

pelaksanaan penelitian.

Berikut tahapan pelaksanaan pada siklus II yaitu:

1). Kegiatan Awal

Anak-anak berbaris di halam sekolah dalam pelaksanaan apel pagi.

Sesudah apel pagi para siswa dari TK Banda Yani masuk ke dalam kelas dan

bersiap dalam pelaksanaan sholat sebelum belajar. Bernyanyi dan absensi, dan

sesudah itu peneliti berbicara tentang tema dan permainan congklak.

Penelitian tersebut menggambarkan dan memperkuat mengenai cara

bermain congklak. Serta memperkuat konsep membilang dengan mengajak

anak-anak membilang jumlah teman di dalam kelas secara bersama.

2). Kegiatan inti

Pada tahapan ini, aktifitas inti yang pertama yang di lakukan penliti, ialah

menyiapkan 3 permainan congklak dan di bagi menjadi 3 kelompok itu 6

orang, 1 congklak di mainkan 2 orang anak, biji congklak yang di gunakan

pada siklus II ini sebanyak 60 biji congklak, berbeda dengan siklus I sebanyak

30 biji congklak.

Pada tahapan ini, aktifitas utama peneliti ialah meminta kedua siswa

dalam memainkan congklak di sebelah peneliti berdasarkan urutan kehadiran,

sedangkan siswa yang belum mengerjakn soal yang sudah dipersiapkan untuk

dikerjakan. Peneliti melakukan pengelompokan menjadi dua kelompok, yakni

1) kelompok secara bergiliran mengikuti permainan congklak bersama teman-

temannya, 2) kelompok yang mempunyai tugas dalam mewarnai gambar dan

mencocokkan jumlah gambar cumi-cumi. 3) Peneliti melaksanakan tes lisan

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

bersama dalam mengetahui bahwa keterampilan membilang anak sesudah

pelaksanaan siklus II.

Seesudah seluruh anak memperoleh giliran dalam bermain congklak

dengan teman-teman mereka. Peneliti mengevaluasi permainan congklak yang

dilaksanakan bersama anak-anak. Serta memberikan tugas mandiri memungut

sampah di kelas. Setelah menyelesaikan semua langkah, anak-anak berbaris

untuk mencuci tangan dan beristirahat.

3). Kegiatan Akhir

Pada aktivitas terakhir, di isi dengan doa setelah makan. Dan

mengevaluasi aktifitas yang telah dilaksanakan, dan menanyakan wawasan apa

yang telah di peroleh sesudah memainkan permainan congklak. selanjutnya

pelajaran di akhiri dengan doa, salam dan pulang.

c. Tahap pengamatan (Observing)

Pengamatan yang dilaksanakan selama fase siklus kedua ini bisa

berjalan berdasarkan harapan dan terencana. Di awal pembelajaran, anak-anak

terlihat lebih antusias bermain permainan congklak. Saat guru kelas dan

peneliti memanggil 2 (dua) anak untuk maju dan bermain congklak. Anak-anak

terlihat senang dan tidak sabar menunggu.

Dalam hasil mengamati aktifitas pembelajaran yang terjadi. Anak-anak

lebih percaya diri dan belajar lebih banyak mengenai prosedur bermain

congklak. Mereka yang awalnya mengalami kesulitan dalam menghitung biji

congklak mulai lancar saat menghitung biji congklak, dan menunjukkan

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

jumlah angka yang tepat melalui pengucapan angkanya. Dibandingkan dengan

siklus pertama, mereka melihat banyak peningkatan pada siklus kedua.

Berikut hasil pengamatan yang sudah dilakukan berdasarkan RPPH

yang didapatkan dari hasil pengamatan dalam siklus II ialah:

Tabel 4.3

Tabel Hasil Observasi Siklus II

No Nama Indikator

Jumlah Rata

Rata Keterangan

1 2

1 Bl 4 4 8 4 BSB

2 Fh 3 4 7 3,5 BSB

3 Fs 2 4 6 3 BSH

4 Gb 4 4 8 4 BSB

5 Nf 4 3 7 3,5 BSB

6 Swa 3 4 7 3,5 BSB

7 Swa syah 2 2 4 2 MB

8 Th 4 3 7 3,5 BSB

9 Zf 4 4 8 4 BSB

10 Zk 2 3 5 2,5 MB

11 AS 4 4 8 4 BSB

12 Al 3 3 6 3 BSH

13 Na 3 3 6 3 BSH

14 Nt 3 3 6 3 BSH

15 Nj 3 4 7 2,5 BSB

Total nilai

rata-rata 3,33

Hasil

persentase 82, 2%

Keterangan

Hasil dari nilai mean menghasilkan bahwasaya anak-anak kelompok B Di

TK Bunda Yani sudah ‘’BSB’’ Berkembang Sangat baik’’

Keterangan :

BB : Diberi kanangka 1 ( bila anak melakukan dengan guru)

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

MB : Diberikan angka 2 ( bila anak melakukan tanpa guru)

BSH : Diberikan angka 3 ( bila anak melakukan tanpa guru dan bimbingan)

BSB : Diberikan angka 4 ( bila anak melakukan secara mandiri tanpa bantuan atau

bimbingan )

Untuk h nilai mengetahui jumlah nilai tiap anak bisa di ketahui dari rumus di

bawah ini:

X= X1+X2+X3...............+Xn=n

Penjelasan :

X : Rata-rata

Xn : jumlah seluruh nilai

n : jumlah seluruh frekuensi

jadi, perhitungan nya di bawah ini:

X=Nilai mean 1-10 anak = jumlah seluruh anak

= 4+3,5+3+4+3,5+3,5+2+3,5+4+2,5+4+3+3+3+3,5=15

= 3,33 (Berkembang sangat Baik )

Sementara dalam mengetahui hasil penilaian instrumen tes lisan bisa di ketahui

dalam tabel di bawah ini

Tabel 4.4

Hasil Instrumen Tes Lisan siklus II

N

o

Nama Indikator

Jumlah

Rata-rata Keterangan

1 2

1 Bl 4 4 8 4 BSB

2 Fh 4 4 8 4 BSB

3 Fs 2 4 6 3 BSH

4 Gb 4 4 8 4 BSB

5 Nf 4 3 7 3,5 BSB

6 Swa 3 4 7 3,5 BSB

7 Swa syah 2 2 4 2 MB

8 Fh 3 3 6 3 BSB

9 Zf 4 4 8 4 BSB

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

1

0

Zk 3 3 6 3 MB

1

1

As 4 4 8 4 BSB

12 Al 4 4 8 4 BSB

1

3

Na 3 3 6 3 BSH

1

4

Nt 3 3 7 3 BSH

1

5

Nj 3 4 7 3,5 BSB

Total nilai 3,43

Keterangan Hasil dari nilai rata-rata menunjukan

NO

Nama

Indikator Jumlah Rata-rata keterangan

1 2

bahwa anak-anak kelompok B di Tk Bunda yani sudah BSB

“Berkembang Sangat Baik’’

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Dengan demikian bisa di ambil simpulan bahwasanya siklus II

berjalan secara baik. Hasil observasi ini menghasilkan bahwasanya studi

ini mengalami keberhasilan. Dikarenakan dapat mencapai tujuan yang

diinginkan, maka nilai mean yang diperoleh dari observasi pada Siklus II

ialah 3,33 dengan predikat “BSB” berkembang dengan baik. Sementara

hasil persentase memperoleh 83,2% dan untuk hasil instrument tes lisan

memperoleh nilai mean 3,43 dengan predikat “BSB” Berkembang dengan

sangat baik.

d. Tahap Refleksi (Reflecting)

Siklus II merupakan upaya perbaikan diri dari tahap siklus I. Dalam tahap

siklus I hanya mendapat nilai rata-rata 3,33 (untuk hasil nilai observasi siklus I )

dari keseluruhan nilai siswa, 70% (untuk hasil persentase ) dan 3,43 (untuk hasil

instrumen Tes lisan ). Setelah mendapatkan penguatan materi dan konsep

membilang, anak-anak lebih memahami tata aturan permainan congklak dan

kemampuan membilang cukup meningkat.

Dengan begitu hasil refleksi yang telah dilakukan oleh peneliti dan guru

kelas siklus II tentang kemampuan membilang anak di Tk Bunda Yani kelas B

telah mencapai hasil dari nilai rata-rata 3,33. 83,2% untuk hasil persentase dan

3,43 untuk instrumen tes lisan yang digolongkan ke dalam BSB ( Berkembang

sangat Baik) maka tahap siklus II dinyatakan berhasil.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Permainan Congklak merupakan permainan yang dapat

mengembangkan konsep matematika pada anak yakni mengenal konsep

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

bilangan. Permainan congkak memberikan kesempatan pada anak untuk

melaksana kan kegiatan permainan sesuai dengan instruksi dari guru, anak

mampu membilang dengan menunjuk benda konkrit sehingga kegiatan

permainan akan lebih menarik dan tujuan belajar yang di harapkan dapat

tercapai dengan maksima. Permainan congkak menjadi salah satu cara untuk

meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal konsep bilangan di

antaranya yaitu menyebut urutan bilangan 1-10, membilang dengan menunjuk

benda sampai 10, menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan

benda sampai 10. Alasan pemilihan permainan congklak ini adalah dalam

pelaksanaannya terdapat kegiatan bermain yang menyenangkan dan berfokus

pada anak.

Sesuai hasil studi yang telah dilaksanakan di kelas B Tk Bunda Yani

kemampuan membilang anak mulai mengalami peningkatan dengan

menggunakan permainan congklak. Dari pengamatan awal, peneliti penyebab

masih rendahnya kemampuan mengenal bentuk bilangan pada anak di

kelompok B di Tk Bunda Yani adalah kegiatan untuk pengenalan bentuk

bilangan yang dilakukan hanya dengan menggambar bentuk bilangan di papan

tulis atau menggunakan buku tulis metode mengajar seperti ini kurang efektif

jika diterapkan kepada anak usia dini karena seperti penjelasan sebelum nya

bahwa pada usia dini anak lebih cepat menyerap pembelajaran jika dilakukan

dengan benda-benda konkret.kemudian berdasarkan hasil wawancara dengan

guru kelompok B Tk Bunda yani makassar mengatakan bahwa dalam proses

kegiatan pembelajaran guru jarang menggunakan media pembelajaran dengan

alasan bahwa guru merasa kerepotan apabila setiap hari harus membuat media

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

pembelajaran, serta fasilitas yang ada di Tk Bunda yani ini terbilang masih

minim atau kurang.

Untuk mengetahui hasil peningkatan keterampilan anak dapat di

ketahui dari hasil pengamatan tahapan siklus pertama dan kedua. Pada tahap

pra siklus, keterampilan membilang anak masih sangat rendah, dan hanya 30%

siswa di kelas yang dapat mencapai batas 20. Sementara pada permainan

congklak memiliki 16 lubang tempat biji congklak, yang masing-masing anak

memiliki 7 lubang biji congklak dan satu tempat penyimpanan hasil biji

congklak untuk pemenang.

Pada masa pra siklus, sebagian anak kesulitan dalam membilang

angka 10. Sementara dalam tahapan pra siklus I, anak bisa membilang biji

congkak sampai angka 15, dan pada tahapan siklus kedua, anak dapat

membilang jumlah anak sampai angka 20.

Meningkatnya keterampilan membilang anak dikarenakan

terpengaruh oleh media yang dipergunakan. Dan berhasilnya melakukan tes

lisan. Sebelum dilaksanakan penelitian, hanya melalui bermain dengan media

permainan congklak dalam mengembangkan keterampilan membilang anak.

Namun, sesudah melalui penggunaan permainan congklak dalam

mengembangkan keterampilan membilang, anak-anak menjadi antusias dan

tertarik. Jawaban yang diberikan berupa pertanyaan memegang alat congklak

dan bertanya kepada teman.

Pada tahapab pra siklus peneliti menguraikan mengenai permainan

congklak dan cara mengopersikan nya. Peneliti mendemonstrasikan kepada guru

kelas, kemudian dilanjutkan dengan siswa secara bergiliran.

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Pada pelaksanaan siklus I, anak-anak masih sangat pemalu dan kurang

percaya diri. Selain itu, mereka masih kesulitan memainkan permainan congklak.

Bersamaan dengan itu, pada tahap siklus kedua, anak mulai lancar dan mengerti

cara bermain permainan congklak. Di sisi lain, saat mengurutkan melalui ucapan

pada bilangan, itu sudah dimulai dan lancar serta berkelanjutan.

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dengan adanya permainan congklak mampu meningkatkan kemampuan

membilang anak kelompok B di Tk Bunda Yani, yang sebelumnya rendah

atau hanya bisa membilang sampai angka 10 setelah diberikan penelitian

meningkat hingga angka 20. Hasil pada siklus 1 setiap anak mendapat nilai

rata-rata observasi sebesar 2,8 hasil persentase 70% dan 2,53 untuk nilai

rata-rata instrumen tes lisan. Sedangkan dalam tahap siklus II mendapat

nilai rata-rata 3,33, hasil persentase 83, 2% dan 3,43 untuk instrumen Tes

Lisan.

2. Permainan congklak bisa menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan

kemampuan membilang anak dengan cara yang menyenangkan dan mudah

dipahami dan diingat oleh anak-anak. Karena selain kenaikan kemampuan

membilang. Peneliti dengan menggunakan permainan congklak ini dapat

mengembangkan sikap percaya diri, kerja sama antar teman dan sikap sabar

saat menunggu giliran untuk bermain dalam diri anak. Selain menjadi

alat untuk penelitian, permainan congklak bisa juga dijadikan sebagai media

untuk melestarikan dan mengenalkan budaya asli indonesia yang mulai

hilang. Agar kembali hidup dan di kenal kembali oleh anak- anak.

B. Saran

Penelitian mengenai peningkatan kemampuan membilang melalui

permainan congklak kelompok B di Tk Bunda Yani yang dilakukan oleh peneliti

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

masih terdapatlah kekurangan dan jauh dari kesempurnaan walaupun dinyatakan

berhasil saat penelitian berlangsung. Oleh karena itu, penelitian memiliki harapan

untuk penelitian selanjutnya, yakni:

1. Bentuk permainan congklak di desain lebih menarik lagi, agar anak-anak tertarik

dan lebih senang saat memainkannya

2. Peningkatan kemampuan membilang melalui permainan congklak sebaiknya

memahami kemampuan setiap peserta didik agar dapat mencapai indikator yang

dicantumkan

Dengan melihat harapan itu akan lebih meningkatkan kemampuan

membilang anak dengan cara yang mudah dan menyenangkan untuk anak

Daftar Pustaka

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Arifin, Zainal. 2014 penelitian pendidikan PT Remaja Rosdakarya jln. Ibu inggit

Garnasih N0. 40 Bandung 40252

Dewi Retno Suminar. 2019. Psikologi Bermain dan permainan Anak surabaya

Airlangga University Press

Diana, Mutia. 2010. psikologi bermain Anak Usia Dini. Jln Tambra Raya No 23

Rawamangun. Jakarta 1322

Fadillah, M. 2017 bermain dan permainan Anak Usia Dini. Kencana jln, Tambra

Raya No 23 Rawamangun, jakarta 13220

Fatmawati siti Desi.2018. prodi pendidikan Guru PAUD, fakultas Tarbiyah dan

keguruan universitas islam Bandung vol.4,No.2

Hidayati, eny.2015. peningkatan kemampuan membilang 1-20 melalui permainan

tutup botol pada anak kelompok B Tk Dharma wanita kepuhrejo kecamatan

takeran kabupaten magetan tahun pelajaran 2014/2015 tamagetan t Jurnal

vol.03, No.02, Januari

Hasil wawancara bersama kepala sekolah Tk Bunda Yani , pada tanggal 16

November 2020

Hasil dokumentasi Profil Tk Bunda Yani, pada tanggal 16 November 2020.

Hasil dokumentasi Keadaan Guru di Tk Bunda Yani, pada tanggal 16 November

2020.

Hasil dokumentasi keadaan siswa Tk Bunda Yani, Pada tanggal 16 November 2020.

Indrijati, Hardinai. dkk. 2016. Psikologi perkembangan dan pendidikan Anak Usia

Dini. Prenada media group jln. Tambra Raya No 23 Rawamangun, jakarta

13220

Lestari indah putu dkk.2015. penerapan permainan congklak Bali maciwa untuk

meningkatkan perkembangan berpikir simbolik Anak usia dini. Jurnal

Obsesi volume x Nomor x Tahun xxxx Halaman x-x

Martuti, A. 2010. Manajemen Administrasi dan strategi pembelajaran. Kreasi

wacana. Perum sidorejo bumi indah (SBI) Blok f 155.

Nataliya, Prima. 2016. Efektivitas penggunaan media pembelajaran permainan

tradisional congklak untuk meningkatkan kemampuan berhitung pada

siswa sekolah dasar. Jurnal care volume 03 Nomor 2 Januari PG. Paud IKiP

PGRI Madiun

Suharsimi. Arikunto. 2012 penelitian tindakan kelas PT Bumi Aksara Jl. Sawo

Raya No. 18 Jakarta 13220

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Tillong, D Adi. 2016. 49 Aktivitas pendongkrak kinerja otak kanan dan kiri Anak.

Laksana sampangan Gg. Perkutut No. 325-B Jl. Wonosari, Baturetno

Banguntapan Yogyakarta

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

LAMPIRAN

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Lampiran 1

Nama Anak Kelompok B Tk Bunda Yani Makassar

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Lampiran 1: Nama anak kelompok B Tk Bunda Yani

No Nama Anak Jenis Kelamin Tempat, Tanggal Lahir Usia

1 Muh Bilal Lelaki 5 Tahun

2 Muh Fahril

Ramadhan

Lelaki 5 Tahun

3 Muh Faisal

Akbar S

Lelaki 5 Tahun

4 Muh Gibran

Ramadhan

Lelaki 5 Tahun

5 Muh Naufal

Abyan

Lelaki 5 Tahun

6 Muh syawal Lelaki 5 Tahun

7 Muh Syawal

Syahputra

Lelaki 5 Tahun

8 Muh Tahir Lelaki 6 Tahun

9 Zulkifli Lelaki 6 Tahun

10 Zulfikar Lelaki 6

Tahun

11

Aisyah

Ayudia Inara

Lelaki 5 tahun

12 Alifa Subrani Perempuan 6 Tahun

13 Nur Alifa Perempuan 5 Tahun

14 Natasya

elfatiha

Perempuan 5 Tahun

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

15 Najwa khaira

wilda

Perempuan 6 Tahun

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Lampiran 2

Rubrik penilaian kemampuan membilang Anak

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Rubrik Penilaian Tes Lisan SIKLUS 1

Rubrik Penilaian Skor Keterangan

Jika sama sekali

tidak mampu

menjawab

1 BB (Belum Berkembang)

Jika mampu

menjawab hingga

angka 5

2 MB ( Mulai Berkembang )

Jika mampu

menjawab hingga

angka 10

3 BSH ( Berkembang Sesuai Harapan )

Jika mampu

menjawab pertanyaan

dengan pemahaman

benar dan tepat

4 BSB ( Berkembang Sesuai Harapan )

Rubrik Penilaian Tes Lisan SIKLUS 2

Rubrik Penilaian

skor

Keterangan

Jika sama sekali

tidak mampu

menjawab

1

BB ( Belum Berkembang )

Jika mampu

menjawab hingga

angka 12

2 MB ( Mulai Berkembang)

Jika mampu

menjawab hingga

15

3 BSH ( Berkembang Sesuai

Harapan )

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Jika mampu

menjawab

pertanyaan

dengan

pemahaman benar

dan tepat

4 BSB ( Berkembang Sangat Baik )

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Lampiran 3

Hasil Lembar Observasi Anak 4 pertemuan

Hasil Lembar Observasi Guru 4 pertemuan

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Hasil Lembar Observasi Anak Pertemuan 1

Tema : Binatang Laut

Sub Tema : Udang

Hari/Tanggal : Senin/23/November/2020

N

o

1

Nama

Anak

Aspek penilaian

Menuliskan Lambang

bilangan 1-10

Melengkapi bilangan

1-20

Menyusun biji congklak

1-20

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Bilal BS

H

BS

H

2 Fahril BS

H

BS

H

BS

H

3 Faisal M

B

MB MB

4 Gibran BS

H

BS

H

BS

H

5 Naufal BS

H

BS

H

BS

H

6 Syawal BS

B

BS

B

BS

B

BS

H

7 Syawal

syaputra

BS

H

BS

H

8 Fahir BS

H

BS

H

BS

H

9 Zulkifli BS

H

BS

H

BS

H

10 Zulfikar BS

B

BS

B

BS

B

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

11 Aisyah BS

H

BS

H

BS

H

12 Alifa BS

H

BS

H

BS

H

13 Nur alifa M

B

MB MB

14 Natasya M

B

MB MB

15 Najwa BS

B

BS

B

BS

B

Keterangan :

BSB (4) : Berkembang Sangat Baik

BSH (3) : Berkembang Sesuai Harapan

MB (2) : Mulai Berkembang

BB (1) : Belum Berkembang

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Hasil Lembar Observasi Anak Pertemuan 2

Tema : Binatang Laut

Sub Tema : Cumi-cumi

Hari/Tanggal : Selasa /24/ November/ 2020

No Nama

Anak

Aspek Penilaian

Hitunglah jumlah

masing- masing

gambar cumi

Menebalkan Angka Membilang dengan

bermain congklak

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Bilal MB MB MB

2 Fahril MB MB MB

3 Faisal MB MB MB

4 Gibran BSH BSH BSH

5 Naufal BSH BSH BSH

6 Syawal BSB BSB BSB

7 Syawal

saputra

BSH BSH BSH

8 Fahir BSH BSH BSH

9 Zulkifli BSH BSH BSH

10 Zulfikar BSB BSB BSB

11 Aisya BSH BSH BSH

12 Alifa BSH BSH BSH

13 Nur

alifa

MB MB MB

14 Natasya MB MB MB

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

15 Najwa BSB BSB BSB

Keterangan :

BSB (4) : Berekembang Sangant Baik

BSH (3) : Berkembang Sesuai Harapan

MB (2) : Mulai Berkembang

BB (1) : Belum Berkembang

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Hasil Lembar Observasi Anak Pertemuan 3

Tema : Binatang Laut

Sub Tema : Ikan Lumba-Lumba

Hari/Tanggal : Rabu/25/November/2020

No Nama

Anak

Aspek Penilaian

Mencocokkan

bilangan dengan

lambang bilangan

Mewarnai gambar

ikan lumba-lumba

Membilang dengan

bermain congklak 1-

10

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Bilal BSB BSB BSB

2 Fahril BSB BSB BSB

3 Faisal BSH BSH BSH

4 Gibran BSB BSB BSB

5 Naufal BSB BSB BSB

6 Syawal BSB BSB BSB

7 Syawal

saputra

MB MB MB

8 Tahir BSB BSB BSB

9 Zulkifli BSB BSB BSB

10 Zulfikar MB MB MB

11 Aisya BSB BSB BSB

12 Alifa BSH BSH BSH

13 Nur alifa BSH BSH BSH

14 Natasya BSH BSH BSH

15 Najwa BSB BSB BSB

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Keterangan :

BSB (4) : Berkembang Sangat Baik

BSH (3) : Berkembang Sesuai Harapan

MB (2) : Mulai Berkembang

BB (1) : Belum Berkembang

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Hasil Lembar Observasi Anak Pertemuan 4

Tema : Binatang Laut

Sub Tema : Bintang Laut

Hari/Tanggal : Senin/29/November/2020

No Nama

Anak

Aspek Penilaian

Anak membuat

bintang dari kertas

origami

Anak kolase bentuk

bintang

Anak membilang

dengan bermain

congklak 1-20

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Bilal BS

B

BS

B

BS

B

2 Fahril BS

B

BS

B

BS

B

3 Faisal BS

H

BS

H

BS

H

4 Gibran BS

B

BS

B

BS

B

5 Naufal BS

B

BS

B

BS

B

6 Syawal BS

B

BS

B

BS

B

7 Syawal

saputra

MB M

B

MB

8 Tahir BS

B

BS

B

BS

B

9 Zulkifli BS

B

BS

B

BS

B

10 Zulfikar MB M

B

MB

Page 92: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

11 Aisyah BS

B

BS

B

BS

B

12 Alifa BS

B

BS

B

BS

B

13 Nur alifa BS

H

BS

H

BS

H

14 Natasya BS

H

BS

H

BS

H

15 Najwa

Keterangan :

BSB (4) : Berkembang Sangat Baik

BSH (3) : Berkembang Sesuai Harapan

MB (2) : Mulai Berkembang

BB (1) : Belum Berkembang

Page 93: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Lembar Penilaian Observasi Guru Pertemuan I

Tema : Binatang Laut/Binatang Laut

Sub Tema : Udang

Hari/Tanggal : Senin/23/November/2020

No Aspek yang diteliti kriteria

I. Persiapan Ya Tidak

1 Salam dan menciptakan suasana kelas dengan penuh

keakraban dan rasa antusias

5 4

2 Guru menyampaikan dan menuliskan tema

pembelajaran

5 4

3 Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

5 4

4 Guru memberikan pertanyaan dan memberikan

motivasi kepada anak yang berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan tema

pelajaran untuk disampaikan kepada anak

5 4

II. Kegiatan belajar mengajar 5 4

5 Guru menyampaikan dan menjelaskan tema dan materi

pembelajaran dengan jelas

5 4

6 Guru menyampaikan materi secara berurutan dan

sistematis

5 4

7 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 5 4

8 Guru menjelaskan bagaimana cara melengkapi gambar

udang dengan lambang bilangan

5 4

9 Guru Memberikan penguatan terhadap setiap dari

jawaban anak

5 4

Page 94: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

11 Guru memberikan pujian kepada setiap anak yang

menjawab pertanyaan dengan benar untuk memotivasi

anak

5 4

III. Penutup 5 4

12 Guru melakukan tanya jawab tentang pembelajaran

untuk besok

5 4

13 Guru bersama anak menyimpulkan materi yang telah

dipelajari

5 4

14 Guru memberikan nasehat kepada anak agar selalu

rajin belajar

5 4

Kriteria penilaian :

Ya : 5

Tidak : 4

Page 95: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Lembar Penilaian Observasi Guru Pertemuan II

Tema/Sub Tema : Binatang/Binatang Laut

Sub Tema : Cumi-cumi

Hari/Tanggal : Selasa/ 24/November/2020

No Aspek yang diteliti kriteria

I. Persiapan Ya Tidak

1 Salam dan menciptakan suasana kelas dengan penuh

keakraban dan rasa antusias

5 4

2 Guru menyampaikan dan menjelaskan tema

pembelajaran

5 4

3 Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

5 4

4 Guru memberikan pertanyaan dan memberikan

motivasi kepada anak yang berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan tema

pelajaran untuk disampaikan kepada anak

5 4

II. Kegiatan belajar mengajar 5 4

5 Guru menyampaikan dan menjelaskan tema dan

materi pembelajaran dengan jelas

5 4

6 Guru menyampaikan untuk pembelajaran hari ini 5 4

7 Guru bercakap cakap tentang Binatang apa saja yang

ada di laut

5 4

8 Guru menumbuhkan partisipasi aktif anak dalam

pembelajaran

5 4

9 Guru Memberikan penguatan terhadap setiap dari

jawaban anak

5 4

Page 96: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

11 Guru memberikan pujian kepada setiap anak yang

menjawab pertanyaan dengan benar untuk

memotivasi anak

5 4

III. Penutup 5 4

12 Guru melakukan tanya jawab tentang pembelajaran

untuk besok

5 4

13 Guru bersama anak menyimpulkan materi yang telah

dipelajari

5 4

14 Guru memberikan nasehat kepada anak agar selalu

rajin belajar

5 4

Kriteria penilaian :

Ya : 5

Tidak : 4

Page 97: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Lembar Penilaian Observasi Guru Pertemuan III

Tema/Sub Tema : Binatang/Binatang Laut

Sub Tema : Ikan Lumba-lumba

Hari/Tanggal : Rabu/ 25/November/2020

No Aspek yang diteliti kriteria

I. Persiapan Ya Tidak

1 Salam dan menciptakan suasana kelas dengan penuh

keakraban dan rasa antusias

5 4

2 Guru menyampaikan dan menjelaskan tema

pembelajaran

5 4

3 Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

5 4

4 Guru memberikan pertanyaan dan memberikan

motivasi kepada anak yang berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan tema

pelajaran untuk disampaikan kepada anak

5 4

II. Kegiatan belajar mengajar 5 4

5 Guru menyampaikan dan menjelaskan tema dan materi

pembelajaran dengan jelas

5 4

6 Guru menyampaikan materi secara berurutan dan

sistematis

5 4

7 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

anak sehari hari

5 4

8 Guru menyebutkan angka 1-20 di depan kelas 5 4

9 Guru Memberikan penguatan terhadap setiap dari

jawaban anak

5 4

Page 98: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

11 Guru memberikan pujian kepada setiap anak yang

menjawab pertanyaan dengan benar untuk memotivasi

anak

5 4

III. Penutup 5 4

12 Guru melakukan tanya jawab tentang pembelajaran

untuk besok

5 4

13 Guru bersama anak menyimpulkan materi yang telah

dipelajari hari ini

5 4

14 Guru memberikan nasehat kepada anak agar selalu

rajin belajar

5 4

Kriteria penilaian :

Ya : 5

Tidak :4

Page 99: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Lembar Penilaian Observasi Guru Pertemuan IV

Tema/Sub Tema : Binatang/Binatang Laut

Sub Tema : Bintang Laut

Hari/Tanggal : Senin/ 29/November/2020

No Aspek yang diteliti kriteria

I. Persiapan Ya Tidak

1 Salam dan menciptakan suasana kelas dengan penuh

keakraban dan rasa antusias

5 4

2 Guru menyampaikan dan menjelaskan tema

pembelajaran

5 4

3 Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

5 4

4 Guru memberikan pertanyaan dan memberikan

motivasi kepada anak yang berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan tema

pelajaran untuk disampaikan kepada anak

5 4

II. Kegiatan belajar mengajar 5 4

5 Guru menyampaikan dan menjelaskan tema dan materi

pembelajaran dengan jelas

5 4

6 Guru menyampaikan materi secara berurutan dan

sistematis

5 4

7 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 5 4

8 Guru menumbuhkan partisipasi aktif anak dalam

pembelajaran

5 4

9 Guru Memberikan penjelasan bagaimana membuat

kolase bentuk bintang dari origami

5 4

Page 100: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

11 Guru memberikan pujian kepada setiap anak yang

menjawab pertanyaan dengan benar untuk memotivasi

anak

5 4

III. Penutup 5 4

12 Guru melakukan tanya jawab tentang pembelajaran

untuk besok

5 4

13 Guru memberikan informasi tentang pelajaran untuk

hari esok

5 4

14 Guru memberikan nasehat kepada anak agar selalu

rajin belajar

5 4

Kriteria penilaian :

Ya : 5

Tidak : 4

Page 101: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Lampiran 6

Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH)

Page 102: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 103: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 104: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 105: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 106: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 107: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 108: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 109: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 110: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Lampiran 7

Skenario Pembelajaran Anak 4 Pertemuan

Page 111: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Skenario Pembelajaran

Siklus II Pertemuan I

Tema/Sub Tema : Binatang/Binatang Laut/udang

Hari/Tanggal : Senin/ 23/November/2020

Kegiatan Awal :

Menyebut Angka dengan gambar angka yang ditunjukkan guru. Pembelajaran

yang dilakukan secara individu, guru menunjukkan gambar angka , sebelum

melengkapi bilangan 1-20 anak di minta untuk menyebut angka 1-20 secara

bersama-sama kemudian di lanjutkan dengan menyusun biji congklak.Guru

menyampaikan pembelajaran penambahan dengan cara bercerita secara singkat

tentang gambar yang ada pada gambar angka. Penilaian yang dilakukan adalah

dengan cara pengamatan (observasi) dengan pedoman yang telah dibuat.

Kegiatan inti:

Terdiri dari 3 kegiatan, yaitu Menuliskan lambang bilangan menggunakan pensil,

dan yang ke dua anak-anak melengkapi bilangan 1-20 menggunakan gambar

udang dan yang tiga Menyusun biji congklak

Kegiatan akhir :

Memahami perilaku mulia, yaitu tentang kejujuran dengan mendengarkan cerita

bergambar yang dibacakan oleh guru kemudian anak diminta mengungkapkan

nilai-nilai sosial yang ada pada cerita dengan tanya jawab, berdoa pulang.

Page 112: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Skenario Pembelajaran

Siklus II Pertemuan II

Tema/Sub Tema : Binatang/Binatang Laut/cumi-cumi

Hari/Tanggal : Selasa/ 24/November/2020

Kegiatan Awal :

Bernyanyi lagu pohon jambu, bercakap cakap tentang binatang yang ada di laut.

Kegiatan Inti :

Terdiri dari 3 kegiatan, yaitu yang pertama menghitung jumlah gambar cumi-cumi

yang ke dua anak –anak disuruh menebalkan angka 1- 5 yang ke tiga anak –anak

membilang dengan bermain congklak

Kegiatan Akhir:

Bernyanyi lagu tentang binatang

Page 113: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Skenario Pembelajaran

Siklus II Pertemuan III

Tema/Sub Tema : Binatang/Binatang Laut/ikan lumba-lumba

Hari/Tanggal : Rabu/ 25/November/2020

Kegiatan Awal :

Anak –anak disuruh guru untuk menyebutkan nama-nama ikan yang ada di laut

dan

Kegiatan inti :

Terdiri dari 3 kegiatan yaitu, yang pertama anak di suruh mencocokkan jumlah

ikan lumba-lumba dengan angka yang ke dua anak di suruh guru untuk mewarnai

gambar ikan yang ada pada LKA yang di sediakan guru yang ke tiga membilang

dengan bermain congkak

Kegiatan Akhir :

Menunjukkan hasil karya anak-anak di depan kelas dan berdoa pulang.

Page 114: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Skenario Pembelajaran

Siklus II Pertemuan IV

Tema/Sub Tema : Binatan/Binatang Laut/Bintang Laut

Hari/Tanggal : Senin/ 29/November/2020

Kegiatan Awal :

Membilang dengan gambar yang ada di kelas yang ditunjukkan oleh guru.

Pembelajaran yang dilakukan secara individu, guru menunjukkan benda-benda

yang ada di kelas, sebelum menghitung angka 1-20 secara bersama-sama

kemudian dilanjutkan dengan berdoa sebelum belajar.

Kegiatan Inti :

Terdiri dari 3 kegiatan yaitu, kegiatan mengerjakan LKA dengan anak membuat

bintang dari origami yang ke dua anak membuat kolase bentuk bintang dari

origami yang ketiga anak membilang dengan bermain congklak.

Kegiatan akhir :

Bermain dan berdoa pulang

Page 115: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Lampiran 8

Foto Kegiatan Penelitian

Page 116: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

DOKUMENTASI

Tk Bunda Yani

Permainan Congklak

Page 117: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Berbaris di dalam kelas sebelum memulai pelajaran

Mengenalkan Angka 1-20

Page 118: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Anak-anak menulis Angka 1-20 didepan

Page 119: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Bermain congklak

Page 120: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 121: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 122: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

F

Page 123: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 124: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 125: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

Lampiran 9 Persuratan

Surat pengantar dari TU

Surat Izin Dari LP3M Surat Izin Penelitian Dari Dinas PTSP Provinsi Sulsel

Surat Keterangan Validasi

Kartu Kontrol Penelitian

Surat Izin Dari Tk Bunda Yani Makassar

Kartu Kontrol Bimbingan

Page 126: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 127: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 128: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 129: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 130: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 131: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 132: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 133: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …
Page 134: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI …

RIWAYAT HIDUP

Fira yuniar. Dilahirkan di Desa Nunggi kecematan Wera

Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat pada Tanggal 05

juni 1999. Anak pertama dari 4 bersaudara, dari pasangan

Ayahanda Syahrir Hamzah dan ibunda Jahari . penulis

masuk sekolah dasar pada 2005 di SDN Nunggi Satu

Kecamatann Wera kabupaten Bima Dan Tamatan Tahun 2010, tamat SMP Negeri

2 wera Tahun 2013, dan Tamat SMA Negeri 2 Wera Tahun 2016. Pada Tahun

yang sama 2016. penulis melanjutkan pendidikan S1 program studi Pendidikan

Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar.