peningkatan hasil belajar ipa materi organ gerak...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ORGAN GERAK MANUSIA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI JOMBOR
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
COVER
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
FITRI RAHAYU
NIM. 23040160071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
ii
LOGO
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ORGAN GERAK MANUSIA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI JOMBOR
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
JUDUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
FITRI RAHAYU
NIM. 23040160071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
3
v
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
DAN
PERNYATAAN BERSEDIA DI PUBLIKASIKAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fitri Rahayu
NIM : 23040160071
Jurusan : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan dipublikasikan di perpustakaan IAIN
Salatiga.
Demikian pernyataan ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 2 April 2020
Yang menyatakan,
vii
MOTTO
Orang yang terlalu memikirkan akibat dari suatu keputusan atau tindakan,
sampai kapanpun dia tidak akan menjadi orang berani (Ali bin Abi Thalib).
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahku Pardi dan Ibuku tersayang Nurfaidah, terimakasih telah
membesarkanku dengan penuh kesabaran serta segala dukungan dan iringan
doa restu yang telah engkau berikan kepadaku sehingga aku bisa seperti
sekarang.
2. Adikku tercinta Asih Yuliana dan Abi Mulya As-Siddiq terimakasih atas doa
restu dan dukungannya.
3. Dosen pembimbing akademik, Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd.
4. Dosen pembimbing skripsi, Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
5. Guru-guruku dan dosen-dosenku, yang telah bersedia membimbing dan
memberikan bekal ilmu.
6. Bapak ibu guru dan karyawan SD Negeri Jombor Tuntang Kab. Semarang
atas ijin dan bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Ustadz dan Ustadzah PP. Al- Istianah Jombor, Tuntang.
8. Santriwan dan santriwati PP. Al- Istianah Jombor, Tuntang.
9. Sahabat-sahabatku tersayang yang selalu berbagi ilmu dan pengalaman serta
memberikan motivasi, khususnya Muzaik, Rizka, Laila, Faizah, dan Anif.
10. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2016 khususnya jurusan PGMI.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya dari zaman
kebodohan ke jalan kebenaran, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Adapun judul skripsi ini
adalah “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ORGAN GERAK
MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI JOMBOR KECAMATAN TUNTANG
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020”.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin M.Ag, selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN).
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Dr. Peni Susapti, S.Si., M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah yang senantiasa memberikan semangat kepada
penulis.
x
4. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd, selaku dosen Pembimbing Akademik yang
senantiasa memberikan semangat kepada penulis.
5. Bapak Dr. Budiyono Saputro M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh keikhlasan dan
kesabaran sehingga terwujudnya skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta
karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang
pendidikan S1.
7. Bapak dan Ibu serta keluarga yang telah memberikan doa, motivasi serta
dukungan kepada penulis.
8. Kepala Sekolah dan segenap guru SD Negeri Jombor yang telah memberikan
izin dan membantu peneliti melaksanakan penelitian.
9. Siswa-siswi kelas V SD Negeri Jombor yang telah membantu peneliti dalam
mengumpulkan data.
10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para
pembaca pada umumnya. Aamiin.
Salatiga, 4 April 2020
Penulis,
xi
ABSTRAK
Rahayu, Fitri. 2020. “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Organ Gerak
Manusia Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle Pada Siswa Kelas
V SD Negeri Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2019/2020”. Skripsi, Salatiga: Program Studi Pendidikan Guru
Madarasah Ibtidaiyah dan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Kata kunci: Hasil belajar, IPA, Learning Cycle
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar IPA
materi Organ Gerak Manusia melalui model pembelajaran Learning Cycle pada
kelas V di SD Negeri Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2019/2020. Adapun yang menjadi latar belakang penelitian ini karena
rendahnya hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Jombor rata-rata kelas yaitu
56,66. Secara klasikal juga belum memenuhi target pencapaian Kriteria
Ketuntasan Klasikal yaitu ≥ 85% dibuktikan dengan hasil pra siklus pada 19
November 2019 bahwa siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa dari 15 siswa dengan
presentase 40%. Hal ini dikarenakan sebagian kecil siswa yang memberikan
respon baik bertanya maupun menjawab, siswa cenderung pasif dalam
pembelajaran, terkadang kurang adanya kerjasama antar siswa dalam
memecahkan suatu masalah dan terlihat masih bersifat individual dalam proses
pembelajaran. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah model
pembelajaran Learning Cycle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Organ
Gerak Manusia pada siswa kelas V SD Negeri Jombor, Kecamatan Tuntang,
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020?
Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. PTK ini
dilaksanakan dengan dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 27 November
2019 dan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2019. Penelitian
dilaksanakan pada kelas V SD Negeri Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten
Semarang dengan jumlah 15 siswa yang terdiri dari 6 laki- laki dan 9 perempuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Learning Cycle dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi Organ Gerak Manusia pada siswa kelas V
SD Negeri Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2019/2020. Peningkatan hasil belajar IPA materi organ gerak manusia diketahui
dengan hasil tes pada Siklus I dan Siklus II yang menunjukkan peningkatan nilai
rata- rata dan persentase ketuntasan secara klasikal. Siklus I sebesar 64,33 dengan
ketuntasan klasikal sebesar 47% (7 siswa) yang mencapai nilai ≥ 70 (nilai KKM).
Siklus II sebesar 79,66 dengan ketuntasan klasikal 87% (13 siswa) yang mencapai
nilai ≥ 70 (nilai KKM).
xii
DAFTAR ISI
Contents
COVER .................................................................................................................... i
LOGO ..................................................................................................................... ii
JUDUL .................................................................................................................. iii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................................................ iv
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... vi
PERNYATAAN BERSEDIA DI PUBLIKASIKAN ......................................... vi
MOTTO ............................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
ABSTRAK ............................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ................................... 9
1. Hipotesis Tindakan ............................................................................... 9
2. Indikator Keberhasilan ........................................................................ 9
E. Manfaat Penelitian ................................................................................... 10
F. Metode Penelitian ..................................................................................... 11
1. Rancangan Penelitian ......................................................................... 11
2. Lokasi dan Subjek Penelitian ............................................................ 12
3. Langkah-langkah Penelitian .............................................................. 12
4. Pengumpulan Data ............................................................................. 14
5. Instrumen Penelitian .......................................................................... 15
6. Analisis Data ....................................................................................... 16
xiii
G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 18
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 19
A. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar ......................................................... 19
1. Konsep Belajar .................................................................................... 19
2. Konsep Hasil Belajar .......................................................................... 25
B. Konsep Ilmu Pengetahuan ...................................................................... 30
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ................................................. 30
2. Tujuan Pembelajaran IPA di MI ...................................................... 33
3. Ruang Lingkup Pelajaran IPA .......................................................... 34
C. Materi Organ Gerak Manusia ................................................................ 35
D. Model Pembelajaran Learning Cycle ..................................................... 41
E. Learning Cycle dalam Pembelajaran IPA Materi Organ Gerak
Manusia ............................................................................................................ 52
F. Kajian Pustaka ......................................................................................... 53
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ....................................................... 57
A. Gambaran Umum SD Negeri Jombor ................................................... 57
1. Identitas Sekolah ................................................................................ 57
2. Visi dan Misi SD Negeri Jombor ....................................................... 57
3. Karakteristik Guru dan Karyawan SD Negeri Jombor ................. 58
4. Sarana dan Prasarana ........................................................................ 59
5. Subjek Penelitian ................................................................................ 60
6. Kolaborator Penelitian ....................................................................... 61
7. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 62
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 62
1. Deskripsi Pra Siklus ........................................................................... 63
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ......................................................... 64
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ........................................................ 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 85
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 85
1. Deskripsi Data Pra Siklus .................................................................. 87
2. Deskripsi Data Siklus I ....................................................................... 87
3. Deskripsi Data Siklus II ..................................................................... 93
xiv
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 99
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 104
A. Kesimpulan ............................................................................................. 104
B. Saran ....................................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 106
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penerapan Model Learning Cycle di Kelas ................................... 48
Tabel 3. 1 Guru dan Karyawan SD Negeri Jombor ........................................ 59
Tabel 3. 2 Sarana Prasarana SD Negeri Jombor ............................................. 59
Tabel 3. 3 Daftar Nama Siswa Kelas IV SD Negeri Jombor ........................... 61
Tabel 4. 1 Data Hasil Belajar Siswa Pra-Siklus ............................................... 86
Tabel 4. 2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I .................................................... 87
Tabel 4. 3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ................................................ 89
Tabel 4. 4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ................................................ 92
Tabel 4. 5 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I .................................................... 94
Tabel 4. 6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ............................................... 95
Tabel 4. 7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II .............................................. 98
Tabel 4. 8 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Per Siklus ................................... 99
Tabel 4. 9 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa .............................. 100
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Alur langkah-langkah PTK ......................................................... 13
Gambar 2. 1 Rangka Manusia ........................................................................... 36
Gambar 2. 2 Tulang Tengkorak ........................................................................ 37
Gambar 2. 3 Tulang Rusuk dan Dada .............................................................. 38
Gambar 2. 4 Tulang Anggota Gerak ................................................................. 39
Gambar 2. 5 Siklus Pembelajaran Learning Cycle .......................................... 47
Gambar 4. 1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus-Siklus II
............................................................................................................................. 102
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Konsultasi Skripsi ......................................................... 110
Lampiran 2 Lembar Pembimbing Skripsi ...................................................... 113
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................. 114
Lampiran 4 Surat Balasan Izin Penelitian ..................................................... 115
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pem Belajaran Siklus I ......................... 116
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pem Belajaran Siklus II ........................ 130
Lampiran 7 Lembar Observasi Siswa Siklus I ............................................... 146
Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa Siklus II ............................................. 147
Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus I ............................................... 148
Lampiran 10 Lembar Observasi Guru Siklus II ............................................ 150
Lampiran 11 Lembar Soal Evaluasi Siklus I .................................................. 152
Lampiran 12 Lembar Soal Evaluasi Siklus II ................................................ 154
Lampiran 13 Lembar Nilai Evaluasi Pra Siklus ............................................ 156
Lampiran 14 Lembar Kerja Peserta Didik (Siklus I) .................................... 157
Lampiran 15 Lembar Kerja Peserta Didik (Siklus II) .................................. 159
Lampiran 16 Lembar Nilai Evaluasi Siklus I ................................................. 161
Lampiran 17 Lembar Nilai Evaluasi Siklus II ............................................... 162
Lampiran 18 Foto Kegiatan Pembelajaran .................................................... 163
Lampiran 19 Satuan Kredit Kegiatan............................................................. 166
Lampiran 20 Daftar Riwayat Hidup ............................................................... 169
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam
situasi yang bertujuan memberdayakan diri (Soyomukti, 2010: 27). Pendidikan
adalah sebuah sistem yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran atau penelitian agar peserta didik dapat mengembangkan
potensi dirinya secara aktif sehingga memiliki spiritual keagamaan, emosional,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Hamdani, 2011: 7).
Pendidikan merupakan salah satu gerbang untuk memperoleh ilmu
pengetahuan. Menuntut ilmu pengetahuan merupakan suatu kewajiban bagi
setiap manusia. Allah SWT telah berjanji akan meningkatkan derajat orang-
orang yang berilmu. Telah disebutkan keutamaan bagi setiap manusia untuk
menuntut ilmu yang terdapat di dalam salah satu firman Allah SWT dalam Q.S.
Al- Mujadalah ayat 11, berbunyi:
إذا يا أيها الذين آمنوا إذا قيل لكم تفسحوا في المجالس فافسحوا يفسح لكم ال
الذين آمنوا م الذين أتوا العم د قيل انشزا فانشزا يرفع ال نكم ا ر
بما تعمون خبير ال
Artinya: Wahai orang- orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu,
“berilah kelapangan didalam majelis-majelis”, maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,
2
“berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscya Allah akan mengangkat (derajat)
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang- orang yang berilmu
beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui terhadap apa yang kamu
kerjakan (Q.S. Al-Mujadalah 28: 11).
Berdasarkan surat Al – Mujadalah ayat 11, telah dijelaskan keutamaan
bagi orang yang beriman dan berilmu, Allah telah berjanji akan mengangkat
derajat orang- orang yang beriman dan berilmu. Oleh karena itu sangat penting
bagi setiap orang mendapatkan pendidikan yang baik.
Bila seseorang yang cukup kompeten ditanya apa tugas pokok seorang
guru, maka secara spontan ia akan menjawab, ya mendidik dan mengajar.
Mendidik bukanlah tugas sederhana, pendidik yang sesungguhnya harus
mampu membawa orang lain beranjak dari kegelapan menuju suatu pencerahan
yang terang benderang. Inilah sandangan pokok seorang guru (Suyono &
Hariyanto, 2014: 189).
Budyartati (2014: 24), menyatakan bahwa hasil belajar, pada
hakikatnya, merupakan pencapaian kompetensi-kompetensi yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui
pengukuran dan penilaian sejumlah hasil belajar serta indikator hasil belajar
yang diukur dan diamati. Benyamin Bloom dalam Sudjana (2014: 22-23),
menyatakan bahwa penilaian hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu
ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. Ranah kognitif
3
merupakan ranah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena
berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran.
Dilihat dari perilaku belajar siswa, juga akan ditemukan berbagai
permasalahan. Misalnya ada siswa yang lambat dalam memahami isi
pembelajaran, ada siswa yang tidak bisa bekerja secara kelompok, ada siswa
yang tidak mampu membuat suatu kesimpulan terhadap permasalahan, hasil
belajar yang masih rendah, belum bisa memenuhi nilai KKM, dan berbagai
permasalahan lainnya. Di dalam kelas seorang guru juga dituntut untuk mampu
menyajikan materi pelajaran dengan maksimal. Oleh karena itu diperlukan
kreativitas dan gagasan yang baru untuk mengembangkan cara penyajian
materi pelajaran di kelas terutama pada mata pelajaran IPA. Kreativitas dan
gagasan baru yang dimaksud di sini adalah kemampuan seorang guru dalam
memilih pendekatan, metode, strategi ataupun media pembelajaran IPA untuk
menghadapi permasalahan yang ada. Begitu beragamnya permasalahan siswa
dalam belajar sehingga para ahli pembelajaran mengembangkan berbagai
strategi pembelajaran. Adanya berbagai permasalahan belajar dan tersedianya
beragam model pembelajaran, menuntut adanya kemampuan seorang guru
untuk memadukan antara model pembelajaran yang digunakan dengan
kerakteristik model belajar siswa (Wena, 2011: 170).
Hakikat Sains (IPA) meliputi empat unsur utama, yaitu: (1)sikap rasa
ingintahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta sebab akibat
yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang
4
benar, IPA bersifat open ended, (2) proses, prosedur pemecahan masalah
melalui metode ilmiah, meliputi penyusunan hipotesis, perancangan
eksperimen atau percobaan, evaluasi,pengukuran, dan penarikan kesimpulan,
(3) produk, berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum, (4) aplikasi, penerapan
metode ilmiah dan IPA dalam kehidupan sehari-hari (Husamah, dkk, 2018:
325).
Materi Organ Gerak Manusia di sekolah dasar menemui kesulitan
dalam menciptakan suasana belajar yang membangkitkan semangat mereka.
Para pendidik di sana mengeluhkan hasil pencapaian kompetensi khususnya
dalam pelajaran tematik muatan IPA materi Organ Gerak Manusia. Minimnya
media dan alat peraga yang ada menyebabkan materi Organ Gerak Manusia
sulit dipahami sehingga siswa hanya terpaut buku saja yang menjadikan materi
Organ Gerak Manusia menjadi hal abstrak. Dengan demikian siswa hanya
cenderung menghafalkan konsep-konsep IPA yang dipelajarinya tanpa
memahami dengan benar. Akibatnya penguasaan terhadap konsep-konsep IPA
siswa menjadi sangat kurang. Selain itu, dengan adanya perubahan kurikulum
baru, pembelajaran yang sebelumnya lebih banyak didominasi oleh seorang
guru, tetapi sekarang kurikulum menuntut dengan sistem pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Di mana siswa harus berperan aktif dalam pembelajaran.
Seorang guru juga harus mampu menghadapkan siswa dengan dunia nyata
sesuai dengan yang dialaminya sehari-hari. Pembelajaran IPA kurang mengena
pada diri siswa. Mengingat siswa di usia SD/MI (7 sampai 12 tahun) memiliki
sifat-sifat yang khas yaitu berfikir atas dasar pengalaman yang konkret, mereka
5
belum dapat membayangkan pada hal-hal yang abstrak. Selain itu, dalam
penyampaian Materi Organ Gerak Manusia guru harus kreatif dalam menyusun
kegiatan pembelajaran agar menarik dan menyenangkan. Kegiatan
pembelajaran siswa diharapkan dapat menjelaskan organ gerak manusia secara
benar di mana Organ Gerak Manusia sendiri mempunyai bagian-bagian yang
harus dipahami dengan berbagai upaya seorang pendidik.
Diketahui dari survei hasil belajar SD Negeri Jombor kelas V pada
pembelajaran tematik muatan IPA menemui kendala yaitu siswa belum
menguasai materi dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi masih tergolong
rendah. Peneliti melihat hal tersebut dari penelitian aktifitas siswa dalam tanya
jawab yang diadakan oleh guru, dimana hanya sebagian kecil siswa yang
memberikan respon baik bertanya maupun menjawab. Siswa cenderung pasif
dalam pembelajaran, terkadang kurang adanya kerjasama antar siswa dalam
memecahkan suatu masalah dan terlihat masih bersifat individual dalam proses
pembelajaran. Hasil penugasan pra siklus pada siswa kelas V materi Organ
Gerak Manusia dengan 15 siswa yang terdiri dari 6 laki-laki dan 9 perempuan
peneliti mendapatkan hasil masih tergolong rendah yaitu hanya 6 dari 15 atau
40% siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal).
Untuk menyikapi permasalahan tersebut, maka untuk menciptakan
pembelajaran yang bermakna dan mengajak siswa berperan aktif pada saat
6
proses pembelajaran peneliti berinisiatif dengan mencoba menerapkan model
pembelajaran Learning Cycle.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan kegiatan pembelajaran di
kelas. Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk
mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model
pembelajaran adalah pola interaksi peserta didik dengan guru di dalam kelas
yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran yang
diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Dalam suatu model
pembelajaran ditentukan bukan apa yang harus dilakukan oleh guru, tetapi
menyangkut tahapan-tahapan, prinsip-prinsip reaksi guru dan peserta didik,
serta sistem penunjang yang disyaratkan (Jumadi, 2017: 3).
Model Learning Cycle pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus
dalam Science Curriculum Improvement Study/ SCIS. Merupakan salah satu
model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis yang pada mulanya terdiri
atas tiga tahap, yaitu: 1. Eksplorasi (exploration); 2. Pengenalan konsep
(concept intrduction); dan 3. Penerapan konsep (concept application). Pada
proses selanjutnya, tiga tahap tersebut mengalami pengembangan. Tiga siklus
tersebut saat ini dikembangkan menjadi lima tahap, yang terdiri dari : 1.
Pembangkitan Minat (Engagement); 2. Eksplorasi (Exploration); 3. Penjelasan
(Explanation); 4. Elaborasi (Elaboration); dan 5. Evaluasi (Evaluation) (Wena,
2011: 170-171).
7
Ciri khas model pembelajaran Learning Cycle adalah setiap siswa
secara individu belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan guru.
Kemudian, hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk
didiskusikan oleh anggota kelompok dan semua anggota kelompok
bertanggung jawab secara bersama-sama atas keseluruhan jawaban (Shoimin,
2014: 59-60).
Dengan menggunakan model pembelajaran ini sangat bermanfaat
karena pembelajaran menjadi lebih bermakna, pembelajaran Learning Cycle
dapat membuat siswa mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil
dan berguna, kreatif, dan bertanggung jawab, mengaktualisasikan, dan
mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi, siswa dapat
menerima pengalaman dan dimengerti orang lain melalui belajar dengan
penyelasaian secara terstruktur untuk membangun pengetahuan siswa. Dan
penerapan model pembelajaran Learning Cycle ini dirasa tepat untuk
diterapkan dalam mengajarkan mata pelajaran IPA materi organ gerak
manusia. Sehingga proses belajar mengajar lebih berpusat pada siswa dari pada
berpusat pada guru. Model Learning Cycle ini mempunyai tujuan yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan dan
pengalaman mereka sendiri dengan terlibat secara aktif mempelajari materi
secara bermakna dengan bekerja dan berfikir baik secara kelompok, sehingga
siswa dapat menguasai kompetensi– kompetensi yang harus dicapai dalam
pembelajaran. Diharapkan model pembelajaran Learning Cycle ini dapat
menjadi alternatif bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
8
materi organ gerak manusia dengan mengikuti prosedur yang berlaku
bermaksud agar siswa senang mengikuti pelajaran dan dapat dengan mudah
menerima materi yang diajarkan.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ORGAN GERAK MANUSIA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI JOMBOR KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
“Apakah penerapan model pembelajaran Learning Cycle dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi organ gerak manusia pada kelas V di SD Negeri
Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2019/2020?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatkan hasil belajar IPA materi Organ Gerak Manusia
9
melalui model pembelajaran Learning Cycle pada kelas V di SD Negeri
Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti mengambil
hipotesis bahwa “Penerapan model pembelajaran Learning Cycle dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi Organ Gerak Manusia pada kelas V
di SD Negeri Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2019/2020”.
2. Indikator Keberhasilan
Model pembelajaran Learning Cycle dapat dikatakan efektif jika
hasil belajar yang diharapkan bisa tercapai. Adapun indikatornya dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Ketuntasan Individu
Siswa mendapatkan nilai melebihi KKM yang telah ditetapkan oleh
sekolah yaitu ≥ 70 pada mata pelajaran IPA materi Organ Gerak
Manusia.
b. Ketuntasan Klasikal
Siswa mencapi nilai melebihi KKM yaitu mendapat nilai ≥ 60 pada
mata pelajaran IPA materi organ gerak manusia dengan persentase ≥
85% dari jumlah siswa total dalam satu kelas (Trianto, 2009: 241).
10
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilaksanakan ini dapat memberikan manfaat
kepada banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu :
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan informasi tentang peningkatan hasil belajar IPA materi
organ gerak manusia pada kelas V di SD Negeri Jombor melalui model
pembelajaran Learning Cycle.
b. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam penerapan model
pembelajaran Learning Cycle.
c. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan hasil belajar IPA.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru SD Negeri Jombor
sebagai alternatif model pembelajaran dalam mengembangkan
pembelajaran formal. Dengan model pembelajaran yang tepat dan
dapat memotivasi siswa sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2) Guru mendapat pengalaman secara langsung untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dan profesi guru.
b. Bagi Siswa
1) Mendorong siswa untuk lebih memahami pentingnya belajar IPA.
2) Mempermudah siswa untuk menyerap materi yang diberikan.
3) Sebagai sarana untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran.
11
c. Bagi Sekolah
Dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle dapat
memberi masukan atau sumbangan ide kepada sekolah untuk proses
perbaikan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan
mutu pendidikan meningkat.
d. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan pengalaman langsung dalam proses
pembelajaran IPA sekaligus model pembalajaran yang dapat
dilaksanakan dan dikembangkan kelak. Selain itu, sebagai calon guru
agar nantinya lebih siap dan matang dalam melaksanakan tugas sesuai
perkembangan jaman.
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2016:
2). Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa Penelitian Tindakan
Kelas, yang sebenarnya tindakan atau action research. Ide tentang
penelitian tindakan pertama kali dikembangkan oleh Kurt Levin pada
tahun 1946, yang memperkenalkan 4 langkah PTK, yakni: perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi (Sani & Sudirman, 2016: 1).
Dari paparan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan di kelas, di
12
dalamnya ada pendidik dan peserta didik yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Lokasi dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Jombor yang terletak di Jalan
Sumbawa No. 2, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.
b. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas V SD Negeri Jombor
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dengan jumlah siswa 15,
laki-laki berjumalah 6 siswa, dan perempuan berjumlah 9 orang.
3. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah prosedur penelitian yang digunakan peneliti
adalah prosedur tindakan kelas Lewin Kemmis dan Mc. Taggart yang
diadopsi dari model Kurt Lewin yang memperkenalkan 4 tahap dalam
pelaksanaan metode penelitian tindakan yaitu perencanaan (planning),
pelaksanaan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection)
(Arikunto, 2010: 136).
Untuk lebih jelasnya rangkaian ini dapat dilihat pada skema siklus
penelitian berikut ini.
13
Gambar 1. 1 Alur langkah-langkah PTK
(Sumber: Arikunto, 2010: 137)
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari 4 tahap. Secara
rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
a. Perencanaan dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
penelitian tersebut dilakukan.
b. Pelaksanaan tahap ini merupakan pelaksanaan atau penerapan
rancangan sesuai dengan apa yang sudah dirumuskan secara
wajartanpa dibuat buat. Dengan mempersiapkan semua yang
dibutuhkan untuk mendukung proses pembelajaran tentang IPA materi
Organ Gerak Hewan dan Manusia, maka peneliti melakukan
pembelajaran di kelas berdasarkan model siklus belajar (Learning
Cycle) dan tindakan peneliti dilakukan setelah satu siklus selesai
berdasarkan hambatan yang ada.
14
c. Pengamatan merupakan tahap pengamatan yang dilakukan pada waktu
tindakan sedang dilakukan. Pada tahap ini guru dan peneliti
mengumpulkan data atau informasi yang berkaitan dengan
penguasaan konsep siswa tentang IPA materi Organ Gerak Manusia,
dalam peningkatan hasil belajar serta perubahan tindakan yang
mendukung proses pembelajaran tersebut.
d. Refleksi merupakan tahap terakhir dari kegiatan guna mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan. Tahap ini dilakukan setelah
diperoleh informasi melalui proses pembelajaran tersebut. Kemudian
dari data yang ada dilakukan analisis tertentu. Hasil analisis
dibandingkan dengan acuan pembelajaran yang akan dicapai. Apabila
hasil yang dicapai belum maksimal, maka akan diadakan perubahan
baik dalam bentuk perangkat pembelajaran, tindakan, maupun proses
pembelajaran, melalui perencanaan yang lebih lanjut pada siklus
berikutnya secara berulang.
4. Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini antara lain:
a. Test
Tes diberikan pada setiap siklus untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa. Metode tes digunakan untuk mengetahui sejauh
mana ketuntasan belajar peserta didik secara individu dalam
menguasai materi Organ Gerak Manusia. Bentuk tes adalah soal
15
pilihan ganda sebanyak 10 soal, dimana setiap item benar nilai 1, dan
salah nilai 0.
b. Pengamatan atau observasi
Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian
dimana peneliti atau pengamat mengamati situasi penelitian
(Kusumah, 2010: 66). Dipandu dengan lembar pengamatan yang
dilakukan langsung oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini berfungsi
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data dari kegiatan
penelitian berupa foto maupun video hasil kegiatan pembelajaran. Data
yang diperoleh peneliti dari dokumentasi ini dapat melengkapi bahkan
memperkuat data dari hasil observasi dan tes yang dilakukan.
5. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam
kegiatan penelitian. Bentuk instrument yang digunakan untuk
mendapatkan data adalah sebagai berikut:
a. Lembar Observasi, digunakan untuk mengamati secara langsung
kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPA materi organ
gerak manusia melalui penerapan model pembelajaran Learning Cycle.
16
1) Lembar observasi guru
Dalam lembar observasi guru berisi tentang instrument
pengamatan yang mencakup beberapa aspek yang ditujukan kepada
guru mengenai kemampuannya dalam proses belajar mengajar.
2) Lembar observasi siswa
Lembar pengamatan siswa digunakan untuk mengamati
secara langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran IPA
melalui model pembelajaran Learning Cycle.
b. Soal digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA terkait materi Organ
Gerak Manusia. Jenis tes yang digunakan berupa tes yang terdapat
pada LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) dan pilihan ganda yang
diadakan setelah diadakan tindakan siklus I, siklus II.
c. Pedoman dokumentasi digunakan untuk medapatkan gambaran
kegiatan dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Learning Cycle. Dokumentasi juga digunakan sebagai
bukti hasil penelitian yang berupa gambar foto kegiatan penelitian.
6. Analisis Data
Analisis data merupakan proses menganalisis data yang telah
terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan
penelitian untuk perbaikan belajar siswa. Data yang diperoleh dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), secara umum dianalisis melalui
17
diskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan pada tiap data yang
dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data kualitatif.
a. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara
diskriptif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Di dalam
penelitian ini nilai yang dihitung yaitu:
1) Ketuntasan klasikal
Persentase ketuntasana klasikal merupakan apabila hasil
belajar siswa ≥ 85% dari jumlah total siswa dalam satu kelas
mendapatkan nilai ≥ 70. Rumus untuk menghitung persentase
ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut (Djamarah, 2005: 264):
P = F
N x 100%
Keterangan :
P = Nilai dalam persen
F = Frekuensi siswa tuntas KKM
N = Jumlah keseluruhan siswa
Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai
berikut (Aqib, 2010: 204):
X = ∑X
∑N
Dengan
∑X = Jumlah nilai keseluruhan siswa
∑N = Jumlah siswa
X = Nilai rata-rata
18
2) Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi dalam bentuk
narasi yang memberikan gambaran tentang keterampilan guru dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang laporan ini, maka
dibuat sistematika penulisan. Adapun sistematika yang dimaksud, yaitu:
BAB I : Bab pertama merupakan pendahuluan yang di dalamnya berisi
tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat
penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II : Bab kedua meliputi kajian teori, kajian materi penelitian, dan
kajian pustaka. Bab ini mencakup pengertian hasil belajar,
pengertian IPA, pengertian Organ Gerak Manusia, dan pengertian
model Learning Cycle. Selain itu juga kajian tentang peneliti
terdahulu.
BAB III : Bab ketiga merupakan paparan hasil penelitian berisi gambaran
umum SD Negeri Jombor, Tuntang, Kabupaten Semarang dan
pelaksanaan penelitian.
BAB IV : Bab keempat berisi hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini
memuat tentang deskripsi hasil penelitian per siklus dan
pembahasan.
BAB V : Bab kelima adalah penutup. Bab ini memuat simpulan dan
saran.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
1. Konsep Belajar
a. Definisi Belajar
Belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan
dan dialami manusia sejak manusia di alam kandungan, buaian, tumbuh
berkembang dari anak-anak, remaja, sehingga menjadi dewasa, sampai
ke liang lahat, sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat
(Suyono & Hariyanto, 2014: 1).
Surya dalam bukunya, belajar dapat diartikan sebagai suatu
proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan
perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Rusman, 2016: 13).
R. Gagne (1989) dalam bukunya, belajar didefinisikan sebagai
suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini terpadu menjadi
dalam satu kegiatan di mana terjadi interaksi antar guru dengan siswa,
serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung (Susanto,
2013: 1).
20
Belajar adalah perubahan pada individu yang terjadi melalui
pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan
tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir (Trianto, 2013: 16).
Belajar pada setiap siswaakan dilakukan dengan cara dan proses
yang berbeda-beda. Apapun aktivitas yang dilakukan siswa untuk
menjadi lebih baik dalam mempelajari dan memahami suatu materi
pelajaran meliputi, mendengarkan, memerhatikan atau mengamati,
menulis, membaca, membuat ringkasan, mengingat serta membuat
latihan atau praktik untuk pemahaman siswa itu sendiri.
Belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di
dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar
(Djamarah & Zain, 2014: 38).
Dari beberapa pengertian belajar tersebut di atas, kata kunci
belajar adalah perubahan perilaku siswa. Istilah belajar sering dikaitkan
juga dengan proses pembelajaran yang menekankan pada pembahasan
siswa dalam bentuk perubahan tingkah laku dengan interaksi
lingkungan.
b. Komponen Belajar
Pada dasarnya aktivitas belajar memiliki beberapa komponen.
Komponen-komponen tersebut menurut Sugiyono & Hariyanto (2011:
126-127), yaitu:
21
1) Tujuan belajar
Proses belajar selalu dimulai karena adanya tujuan-tujuan
tertentu yang hendak dicapai. Dalam proses belajar itu sendiri
siswa akan lebih efektif apabila mengerti tujuan dan manfaat dari
materi pelajaran yang akan dipelajarinya.
2) Materi pelajaran
Tujuan belajar yang hendak dicapai akan mudah dicapai akan
mudah dicapai siswa apabila ada sumber-sumber materi pelajaran.
Maksudnya, ada bahan materi yang dipelajari yang sudah tersusun
dan siap dikembangkan.
3) Kondisi siswa
Kondisi siswa sebagai subjek belajar juga merupakan
komponen penting. Namun demikian, tanpa mengesampingkan
segenap potensi dan perbedaan individu, faktor-faktor yang menjadi
komponen dalam proses belajar sebagai berikut.
a) Kesiapan siswa artinya, agar dalam proses belajar berhasil maka
siswa perlu memiliki kesiapan baik fisik maupun psikis serta
kematangan untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar.
b) Kemampuan interprestasi siswa artinya, siswa mampu membuat
hubungan-hubungan diantara bebrapa kondisi belajar, materi
belajar dengan pengetahuan siswa, serta kemungkinan-
kemungkinan tujuan yang akan dicapai dari sebuah materi
pelajaran.
22
c) Kemampuan respon siswa artinya, siswa secara aktif melakukan
aktivitas belajar, sesuai dengan instruksi yang diberikan, baik
dalam pengerjaan tugas-tugas, kerja kelompok, maupun
aktivitas belajar lainnya.
d) Situasi proses belajar artinya keberhasilan belajar siswa juga
ditentukan oleh situasi dan kondisi ketika proses belajar
dilaksanakan. Hal ini tidak lepas dari kondisi fisik dan psikis
siswa serta kondisi kelas yang digunakan, proses penyampaian
materi oleh guruserta alat dan media yang digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran.
4) Hasil belajar sebagai konsekuensi artinya hasil belajar siswa dalam
bentuk nilai akan baik atau buruk. Hal ini merupakan sebuah
konsekuensi belajar karena hasil belajar sangat tergantung dengan
proses belajar siswa, kesiapan siswa, materi, bahan atau media dan
sebagainya. Dengan demikian akan mengetahui hasil dari belajar
tersebut sebagai konsekuensi dalam pelaksanaan belajar apakah
sunguh sungguh atau asal-asalan.
5) Reaksi terhadap kegagalan artinya akan selalu ada reaksi yang
muncul terhadap hasil belajar yang telah diperoleh. Misalnya
kegagalan dapat menurunkan semangat dan motivasi, sedangkan
keberhasilan dapat meningkatkan semangat dan motivasi.
Dari uraian di atas semua komponen belajar belajar tersebut
saling terkait atau berhubungan untuk mewujudkan proses
23
pembelajaran yang efektif dan efisien . komponen-komponen
tersebut sebagai suatu sistem yang utuh dan saling mendukung satu
sama lain.
c. Tipe Gaya Belajar
Berkenaan dengan interest siswa dalam kegiatan belajar
menurut Rusman (2016: 42-43), ada beberapa tipe gaya belajar yang
harus dicermati guru, meliputi:
1) Tipe Belajar Visual (Visual Learner)
Visual Learner adalah gaya belajar dimana gagasan, konsep,
data dan informasi lainnya dikemas dalam bentuk gambar dan
teknik. Siswa yang memiliki tipe belajar visual memiliki interest
yang tinggi ketika diperlihatkan gambar, grafik, grafik
organisatoris, seperti jaring, peta konsep dan ide peta, plot dan
ilustrasi visual lainnya. Beberapa teknik yang digunakan dalam
belajar visual untuk meningkatkan ketrampilan berpikir dan
belajar, lebih mengedepankan peran penting mata sebagai
penglihatan (visual). Di dalam kelas, anak visual lebih suka
mencatat sampai sedetail-detailnya untuk mendapatkan informasi.
2) Tipe Belajar Auditif (Auditory Learner)
Auditory Learner adalah suatu gaya belajar di mana siswa
belajar melalui mendengarkan. Siswa yang memiliki gaya belajar
auditori akan mengandalkan kesuksesan belajar melalui telinga
24
(alat pendengarannya), oleh karena itu guru sebaiknya
memerhatikan siswanya hingga ke alat pendengaraannya. Anak
yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat
dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan
penjelasan apa yang dikatakan guru.
3) Tipe Belajar Kinestik (Tactual Learner)
Tactual Learner siswa belajar dengan cara melakukan,
menyentuh, merasa, bergerak dan mengalami. Anak yang
mempunyai gaya belajar kinestik mengandalkan belajar melalui
bergerak, menyentuh dan melakukan tindakan. Anak seperti ini
sulit untuk dudu diam berjam- jam karena keinginan mereka
beraktivitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa dengan gaya
belajar seperti ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan. Oleh
karena itu, pembelajaran yang dibutuhkan adalah pembelajaran
yang lebih bersifat kontekstual dan praktik.
Berdasarkan uraian diatas bahwa dalam pembelajaran perlu
suatu proses yang melibatkan potensi siswa secara keseluruhan
yaitu potensi pendengaran, penglihatan dan gerak motorik. Dari
kolaborasi ketiga potensi tersebut siswa lebih mampu menguasai
suatu kecakapan tertentu, karena ketiga potensi tersebut terlibat
aktif secara fisik maupun psikologis. Oleh karena itu seorang guru
harus bisa memenuhi kebutuhan siswa dalam belajar. Setiap anak
memiliki cara belajarnya sendiri. Dengan mengenali gaya belajar
25
anak maka akan membuat proses belajar mengajar jauh lebih
efektif dan efisien, sehingga menimbulkan pengaruh yang besar
terhadap prestasi belajar siswa.
d. Aspek Belajar
Jika seseorang telah melakukan perbuatan belajar, maka akan
terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu atau beberapa aspek,
(Hamalik, 2004: 4) yaitu:
1) Pengetahuan,
2) Pengertian,
3) Kebiasaan,
4) Keterampilan,
5) Apresiasi,
6) Emosional,
7) Hubungan sosial,
8) Jasmani,
9) Etis atau budi, dan
10) Sikap
2. Konsep Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa
yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar tidak
hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tetapi juga
26
penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian
sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan, dan belajar
(Rusman, 2016: 67).
Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau
kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak
yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai tujuan
pembelajaran atau tujuan instruksioal (Susanto, 2013: 5).
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah
sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui
evaluasi. Sunal dalam bukunya, bahwa evaluasi merupakan proses
penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif
suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan
dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau
tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan
siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat
penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan.
Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal
yang dipelajari disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan
27
keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan
kepada siswa (Susanto, 2013: 5).
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Rusman (2016: 67) bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajar. Suyono & Hariyanto (2014: 127) juga mengemukakan bahwa
hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebagai hasil
interaksi dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang
tergantung kepada apa yang telah diketahui pembelajar, konsep-konsep,
tujuan dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang
dipelajari.
Para ahli mengatakan bahwa keberhasilan belajar dipengaruhi
oleh banyak faktor yang bersumber dari dalam (internal) maupun dari
luar (eksternal) individu.
1) Faktor internal
Faktor internal meliputi keadaan fisik secara umum.
Sedangkan psikologi meliputi variabel kognitif termasuk di
dalamnya adalah kemampuan khusus (bakat) dan kemampuan
umum (intelegensi). Variabel non kognitif adalah minat, motivasi,
dan variabel–variabel kepribadian.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal meliputi aspek fisik dan sosial. Aspek fisik
terdiri dari kondisi tempat belajar, sarana dan perlengkapan belajar,
28
materi pelajaran dan kondisi lingkungan belajar. Sedangkan aspek
sosial adalah dukungan sosial dan pengaruh budaya. (Syarifudin,
Ta’dib, Juni 2011: 131).
c. Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar sebagaimana dijelaskan di atas meliputi
pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek
psikomotorik), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan
untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu
menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta
mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang
dirasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung ia lakukan
(Susanto, 2013: 6).
2) Keterampilan Proses
Keterampilan proses merupakan keterampilan yang
mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan
sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih
tinggi dalam diri individu siswa. Keterampian berarti kemampuan
menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan
29
efesien untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreativitasnya.
Dalam melatih keterampilan proses secara bersamaan
dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti
kreativitas, kerjasama, bertanggungjawab, dan berdisiplin sesuai
dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.
Indrawati dalam bukunya, keterampilan proses merupakan
keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif
maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu
konsep yang telah ada, atau untuk melakukan penyangkalan
terhadap suatu penemuan (Susanto 2013: 9).
Keterampilan proses dibagi menjadi enam aspek: observasi,
klasifikasi, pengukuran, mengkomunikasikan, memberikan
penjelasan atau interpretasi terhadap suatu pengamatan, dan
melakukan eksperimen (Susanto 2013: 10).
3) Sikap
Sudirman dalam bukunya, sikap merupakan kecenderungan
untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik
tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu individu
maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan,
perilaku, atau tindakan seseorang. Dalam hubungannya dengan hasil
belajar siswa, sikap ini lebih di arahkan pada pengertian
30
pemahaman konsep. Dalam pemahaman konsep, maka domain yang
sangat berperan adalah domain kognitif (Susanto 2013: 11).
B. Konsep Ilmu Pengetahuan
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Pengertian tentang IPA tertuang dalam Permendiknas No. 22 tahun
2006 disebutkan bahwa “IPA merupakan ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan”.
IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai
alam semesta beserta isinya, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di
dalamnya yang dikembangkan oleh para ahli berdasarkan proses ilmiah
(Sujana, 2014: 82).
Dari penjelasan di atas dapat diartikan bahwa IPA merupakan
salahsatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam semesta
beserta isinya yang didasari oleh fakta-fakta hasil observasi maupun
eksperimen.
Dalam proses pembelajaran IPA di SD terjadi komunikasi antara
guru dengan siswa dalam menyampaikan materi pelajaran. Terdapat tiga
31
komponen penting dalam komunikasi, yaitu orang yang menyampaikan
pesan, orang yang menerima pesan dan isi dari pesan yang disampaikan.
Pada proses pembelajaran, pemberi pesan adalah guru, penerima pesan
adalah siswa, sedangkan isi dari pesan adalah materi pembelajaran. Pesan
yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran tidak semuanya mudah
diterima dan dirasakan menarik oleh siswa. Untuk itu, guru harus mampu
menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi
tersebut. Pentingnya model pembelajaran diterapkan agar dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif pada proses
pembelajaran, memudahkan siswa dalam memahami materi, juga
mendorong motivasi siswa untuk belajar. Model pembelajaran merupakan
suatu rencana proses pembelajaran yang akan berlangsung di dalam kelas
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirancang.
Menurut Sagala dalam bukunya, model pembelajaran merupakan
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman peserta didik untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
mengajar. cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan (Sujana, 2014: 130).
32
Selanjutnya model pembelajaran yang cocok untuk anak Indonesia
adalah belajar melalui pengalaman langsung (learning by doing). Model
pembelajaran ini memperkuat daya ingat anak dan biayanya sangat murah
sebab menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di lingkungan
anak sendiri (Sanoto & Pulungan, 2014: 20).
Setiap guru mengetahui alasan mengapa suatu mata pelajaran yang
diajarkan perlu diajarkan di sekolah. Demikianlah dengan guru IPA, baik
sebagai guru mata pelajaran maupun sebagai guru kelas, seperti hanya di
sekolah dasar. Ia harus tahu benar kegunaan-kegunaan apa saja yang dapat
diperolah dari pelajaran IPA (Sanoto & Pulungan, 2014: 21).
Saat ini para pendidik IPA telah memperkenalkan penggunaan
pendekatan daur belajar untuk mengajarkan IPA. Daur belajar mengikuri
pola tertentu sebagai model setelah Piaget dan pakar lainnya
mendeskripsikan perkembangan konsep. Strategi ini terdidri dari atas tiga
tahap yang berbeda: a) tahap eksplorasi, yaitu anak mengalami
(mengindera) objek secara langsung. Pada tahap ini anak memperoleh
informasi baru yang adakalnya bertentangan dengan konsep yang telah
dimilikinya, b) generalisasi, yaitu menarik kesimpulan dari beberapa
informasi (pengalaman) yang tampaknya bertentangan dengan yang telah
dimiliki anak, c) deduksi, yaitu mengaplikasikan konsep yang baru
(generalisasi) itu pada situasi dan kondisi yang baru (Sanoto & Pulungan,
2014: 21).
33
Menurut Susanto (2013: 168), hakikat IPA adalah sebagai berikut:
a) IPA sebagai produk
IPA sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah
ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebgai
kegiatan empiris dan kegiatan analitis.
b) IPA sebagai proses
IPA sebagai proses yaitu untuk menggali dan memahami
pengetahuan tentang alam.
c) IPA sebagai sikap
IPA sebagai sikap yaitu sikap ilmiah harus dikembangkan dalam
pembelajarn sains, hal ini sesuai dengan sikap yang harus dimiliki oleh
seorang ilmuan dalam melakukan penelitian dan mengomunikasikan
penelitian.
2. Tujuan Pembelajaran IPA di MI
Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD)/ Madarasah
Ibtidaiyah (MI) dalam Badan Nasional Standar Pendidikan dalam Susanto
(2013: 171-172) yaitu:
a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam cipta-Nya.
b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep- konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari.
34
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat. Mengembangkan ketrampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar memecahkan masalah, dan membuat
keputusan.
d) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
e) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
f) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
3. Ruang Lingkup Pelajaran IPA
Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum memiliki dua
aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah
meliputi kegiatan penyelidikan , berkomunikasi ilmiah, pengembangan
kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Secara terperinci
lingkup materi yang terdapat pada kurikulum KTSP adalah: (1) makhluk
hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinnya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau materi,
sifat-sifat kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas. (3) energi dan
perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan
pesawat sederhana. (4) bunyi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata
surya, dan benda-benda langit lainnya (Wedyawati & Lisa, 2019: 191).
35
C. Materi Organ Gerak Manusia
Tanpa bergerak manusia bias dikatakan mati , bahkan tidak mampu
memegang amanah tujuan dihadirkannya manusia di muka bumi,
sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT:
نس إل ليعبدن ال ما خقت الجن
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku (Q.S. Al-Dzariyat: 56).
Gerak dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh makluk
hidup yang merupakan bentuk tanggapan terhadap rangsangan dan
lingkungannya pada manusia, gerak dilakukan oleh tulang-tulang yang
disusun menjadi sebuah rangka, dan tentunya gerak rangka tersebut mendapat
kekuatan dari otot (Abtokhi, 2008: 2).
Bentuk tubuh atau morfologi manusia merupakan bentuk yang sangat
ideal di bumi, manusia dengan posisi kepala di bagian atas, perut di bagian
bawah, dan kaki yang indah di bagian bawah, coba dibayangkan seandainya
posisi bagian-bagian tersebut dibolak-balik, pasti yang terjadi adalah
keganjilan dan ketidaknyamanan dari setiap diri kita. Untuk itu hal yang
paling tepat dilakukan adalah senantiasa bersyukur serta menjaga semaksimal
mungkin amanah tubuh yang diberikan Allah pada diri kita (Abtokhi, 2008:
4).
Organ gerak manusia terdiri dari rangka atau yang biasa disebut
tulang dan otot, penjelasan sebagai berikut:
36
1. Tulang Sebagai Organ Gerak Manusia
Rangka tubuh manusia tersusun atas 206 tulang yang saling
berhubungan. Hubungan antar tulang membentuk sendi (artikulasi).
Rangka tubuh manusia secara keseluruhan dibedakan menjadi tengkorak,
rangka tubuh, dan anggota gerak (Abtokhi, 2008: 4).
Gambar 2. 1 Rangka Manusia
(Sumber: Abtokhi, 2008: 4)
Ada beberapa fungsi rangka pada manusia, menurut Siregar (2017:
211-212), fungsi rangka pada manusia yaitu:
a. Sebagai penegak tubuh
b. Sebagai pembentuk tubuh
c. Sebagai tempat melekatnya otot
37
d. Sebagai pelindung bagian tubuh yang penting
e. Sebagai tempat pembentukan sel darah merah
f. Sebagai alat gerak pasif
Berdasarkan bagian rangka tubuh yang disusunnya, tulang-tulang
dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu tulang tengkorak, tulang
badan, dan tulang anggota gerak (Abtokhi, 2008: 5).
a) Tulang Tengkorak
Tengkorak sebagian tersusun atas tulang-tulang yang pipih.
Tulang-tulang tersebut bersambungan sedemikian rupa sehingga
membentuk rongga. Di dalam rongga itulah tersimpan otak. Tulang
tengkorak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tulang bagian kepala dan
tulang bagian muka (Abtokhi, 2008: 5).
Gambar 2. 2 Tulang Tengkorak
(Sumber: Abtokhi, 2008: 5)
38
Tulang kepala yang saling bersambungan rapat. Pada tulang
ubun-ubun bayi belum menutup rapat sehingga terasa lunak. Sebagian
besar tulang tengkorak tidak bias digerakkan. Pada tulang muka, hanya
tulang rahang bawah yang dapat digerakkan terhadap tulang rahang atas
(Abtokhi, 2008: 5-6).
b) Tulang Badan
Tulang badan meliputi ruas-ruas tulang belakang, tulang dada,
tulang rusuk, tulang gelang bahu, dan tulang gelang panggul. Tulang
belakang, tulang rusuk, dan tulang dada membentuk rongga dada yang
melindungi jantung dan paru-paru (Abtokhi, 2008: 6).
Gambar 2. 3 Tulang Rusuk dan Dada
(Sumber: Abtokhi, 2008: 7)
c) Tulang-tulang Aggota Badan
Tulang anggota badan terdiri dari tulang lengan dan tulang
tungkai. Tulang lengan berhubungan dengan gelang bahu. Sedangkan
tulang tungkai berhubungan dengan gelang panggul. Tulang tungkai
39
berfungsi menyangga tubuh untuk berdiri sehingga kita dapat bergerak
bebas.
Gambar 2. 4 Tulang Anggota Gerak
(Sumber: Abtokhi, 2008: 9)
2. Otot Sebagai Organ Gerak Manusia
Otot merupakan alat gerak aktif yang dapat menggerakkan rangka.
Otot yang dapat menggerakkan rangka tubuh adalah otot lurik (otot
rangka). Otot penggerak rangka tubuh dikenal sebagai otot daging dan
daging. Terdapat pula otot polos dan otot jantung yang menggerakkan
rangka tubuh (Abtokhi, 2008: 22).
Macam-macam otot ada tiga yaitu:
a) Otot lurik
Disebut otot lurik karena jika dilihat dengan mikroskop, sel otot
tersebut tampak seperti daerh gelap dan terang yang tersusun secara
berselang-seling. Karena itu otot lurik disebut pula sebagai otot
bergores melintang. Karena melekat pada rangka disebut pula otot
40
rangka. Otot lurik dalam kehidupan sehari-hari disebut pula daging.
Sel-sel otot lurik membentuk berkas otot. Kumpulan berkas otot
membentuk otot yang melekat pada tulang (Abtokhi, 2008: 23).
Abtokhi (2008: 23) mengemukakan ciri-ciri otot polos, yaitu:
1) Bentuk sel silindris, memanjang, mempunyai banyak inti sel.
2) Dengan mikroskop tampak garis melintang yang tersusun atas
daerah gelap dan terang berselang-seling.
3) Bekerja di bawah kesadaran kita, artinya enurut dari perintah otak
kanan. Karena itu pula disebut otot sadar.
b) Otot Polos
Jika diamati dengan mikroskop, sel-sel otot ini tampak polos
dan tidak bergaris melintang. Otot ini banyak dijumpai pada organ
dalam, misalnya pada usus, pembuluh darah, saluran kemih, dan
dinding rahim (Abtokhi, 2008: 24).
Ciri-ciri otot polos menurut (Abtokhi, 2008: 24), yaitu:
1) Berbentuk gelondong, kedua ujung meruncing dan bagian tengahnya
menggelembung. Di dalam sel terdapat inti sel yang berada di
tengah.
2) Tidak memiliki garis-garis melintang (polos).
3) Bekerja di luar kesadaran kita artinya tidak di bawah perintah otak.
Karena itu pula disebut pula sebagai otak tak sadar
c) Otot Jantung
41
Otot jantung terdapat pada organ jantung. Struktur jantung sama
dengan otot lurik yaitu bergores melintang, tetapi otot jantung
bercabang. Inti sel terletak di tengah. Otot jantung tidak di bawah
kehendak kita, melainkan otomatis. Jadi, otot jantung tergantung otot
lurik yang bekerja secara tidak sadar.
D. Model Pembelajaran Learning Cycle
1. Pengertian Model Pembelajaran
B .Joyce dan M. Weil (1992) dalam bukunya memperkenalkan
istilah model pembelajaran yang maknanya relative berbeda relative beda
dengan metode pembelajaran, strategi pembelajaran, dan pendekatan
pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelas atau pembelajaran dalam turorial dan untuk menentukan perangkat-
perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, lembar kerja,
film, computer, kurikulum, dan lain-lain (Trianto, 2014: 23).
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pendidik dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Trianto, 2014: 24).
Model pembelajaran terdiri atas 11 (sebelas) fungsi, yaitu: a)
membantu dan membimbing pendidik untuk memilih teknik, strategi, dan
42
metode pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai; b) membantu guru
menciptakan perubahan perilaku peserta didik yang diinginkan; c)
membantu guru dalam menentukan cara dan sarana untuk menciptakan
lingkungan yang sesuai untuk melaksanakan pembelajaran; d) membantu
menciptakan interaksi antara guru dan siswa yang diinginkan selama proses
pembelajaran berlangsung; e) membantu guru dalam mengkostruk
kurikulum, silabus atau konten dalam suatu pelajaran; f) membantu guru
atau instruktur dalam memilih materi yang tepat untuk pembelajaran,
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan silabus; g) membantu
guru dalam merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai; h) memberikan
bahan prosedur untuk mengembangkan materi dan sumber belajar yang
menarik dan efektif; i) merangsang pengembangan inovasi pembelajaran
yang baru; j) membantu mengkomunikasikan informasi tentang teori
mengajar; dan k) membantu membangun hubungan antara belajar dan
mengajar secara empiris (Sutarto & Indrawati, 2013: 25).
Istilah model pembelajaran mempunyai makna lebih luas daripada
strategi, metode atau prosedur. Kardi & Nur dalam Trianto (2009: 74)
mengemukakan bahwa model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus, yaitu:
a) Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
b) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pemelajaran yang akan dicapai)
43
c) Tingkah laku mengajar yang diperlakukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
d) Lingkungan belajar yang dipelukan agar tujusn pembeljaran itu dapat
tercapai.
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan
guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada
peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses
pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya
bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan
siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat
meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal (Aunurrahman, 2011: 540)
a. Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle)
Model Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajaran
dengan pendekatan kontruktivisme. Model pembelajaran ini pertama kali
diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam Science Curriculum
Improvement Study/ SCIS (Wena, 2011: 170). Pendekatan teori
kontruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru
dengan aturan-aturan lama dan merevissinya apabila aturan-aturan iitu
tidak lagi sesuai (Trianto, 2013: 28). Dengan kata lain pembelajaran
menggunakan model Learning Cycle berpusat pada siswa dan guru
berperan sebagai fasilitator.
44
Implementasi Learning Cycle dalam pembelajaran sesuai dengan
pandangan kontruktivis menurut Shoimin (2014: 64), yaitu:
a) Siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna
dengan bekerja dan berfikir. Pengetahuan dikontruksi dari pengalaman
siswa.
b) Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa.
Informasi baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu.
c) Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang
merupakan pemecahan masalah.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model
Learning Cycle adalah suatu model pembelajaran dengan pendekatan
kontruktivisme, yang terdiri dari serangkaian kegiatan yang diorganisasi
sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Siswa berperan aktif dan guru sebagai fasilitator.
Model ini mempunyai tujuan yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengkontruksi pengetahuan dan pengalaman mereka
sendiri dengan terlibat secara aktif mempelajari materi secara bermakna
dengan bekerja dan berpikir baik secara individu maupun kelompok,
sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus
dicapai dalam pembelajaran.
2. Tahap Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle)
45
Tahapan pembelajaran dalam penerapan model Learning Cycle
menurut Wena (2011: 170-172), yaitu :
a) Pembangkitan Minat (Engagement)
Tahap pembangkitan minat merupakan tahap awal dari. Pada
tahap ini, guru berusaha membangkitkan dan mengembangkan minat
dan keingintahuan (curiosity) siswa tentang topik yang akan
diajarkan. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan
tentang proses faktual dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian, siswa akan memberikan respon atau jawaban. Kemudian
jawaban siswa tersebut dapat dijadikan pijakan oleh guru untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa tentang pokok bahasan.
b) Eksplorasi (Exploration)
Eksplorasi merupakan tahap kedua model Learning Cycle.
Pada tahap ini dibentuk kelompok-kelompok kecil antara 2-4 siswa,
kemudian diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok
kecil tanpa pembelajaran langsung dari guru. Dalam kelompok ini
siswa didorong untuk untuk menguji hipotesis dan atau membuat
hipotesis baru, mencoba alternatif pemecahannya dengan teman
sekelompok, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide atau
pendapat yang berkembang dalam diskusi. Pada tahap ini guru disini
bertindak sebagai fasilitator.
c) Penjelasan (Explanation)
46
Penjelasan merupakan tahap ketiga . Pada tahap ini, guru
dituntut mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep dengan
kalimat atau pemikiran sendiri, meminta bukti dari klarifikasi atas
penjelasan siswa, dan saling mendengar secara kritis penjelasan antar
siswa atau guru.
d) Elaborasi (Elaboration)
Elaborasi merupakan tahap keempat dari . Pada tahap ini
siswa menerapkan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari
dalam situasi baru atau konteks yang berbeda. Dengan demikian,
siswa akan dapat belajar secara bermakna, karena telah dapat
menerapkan atau mengaplikasikan konsep yang baru dipelajarinya
dalam situasi baru. Jika tahap ini dapat dirancang dengan baik oleh
guru maka motivasi belajar siswa tentu dapat mendorong peningkatan
hasil belajar siswa.
e) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan tahap akhir dari . Pada tahap ini, guru
dapat mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa dalam
menerapkan konsep baru. Siswa dapat melakukan evaluasi diri
dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan mencari jawaban yang
menggunakan observasi, bukti, dan penjelasan yang diperoleh
sebelumnya. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan guru sebagai bahan
evaluasi tentang proses penerapan model yang sedang diterapkan,
47
apakah sudah berjalan dengan sangat baik, cukup baik, atau masih
kurang. Demikian pula melalui evaluasi diri, siswa akan dapat
mengetahui kekurangan atau kemajuan dalam proses pembelajaran
yang sudah dilakukan.
Kelima tahap tersebut dapat digunakan dalam bentuk siklus
seperti di bawah ini:
Gambar 2. 5 Siklus Pembelajaran Learning Cycle
(Sumber: Wena, 2011: 176)
Berdasarkan tahapan dalam model Learning Cycle seperti yang
telah dipaparkan di atas, diharapkan siswa tidak hanya mendengar
keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali,
menganalisis, mengevaluasi pemahamannya terhadap konsep yang
dipelajari. Perbedaan mendasar antara model Learning Cycle dengan
pembelajaran konvesional adalah guru lebih banyak bertanya daripada
memberi tahu. Misalnya, pada waktu akan melakukan eksperimen
1. Tahap
Pembangki-
tan Minat
5. Tahap
Evaluasi
2. Tahap
Eksplorasi
3. Tahap
Penjelasan
4. Tahap Elaborasi
48
terhadap suatu permasalahan, guru tidak memberi petunjuk langkah-
langkah yang harus dilakukan siswa, tetapi guru mengajukan pertanyaan
penuntun tentang apa yang akan dilakukan siswa, apa alasan siswa
merencanakan atau memutuskan perlakuan yang demikian. Dengan
demikian, kemampuan analisis, evaluatif, dan argumentatif siswa dapat
berkembang dan meningkat secara signifikan.
3. Penerapan Model Learning Cycle di Kelas
Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses
pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 2. 1 Penerapan Model Learning Cycle di Kelas
(Sumber: Wena, 2011: 173-175)
No Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Tahap
Pengembangan
Minat
(Engagement)
Membangkitkan
minat dan
keingintahuan
(curiosity) siswa.
Mengajukan
pertanyaan tentang
proses faktual dalam
kehidupan seharihari
(yang berhubungan
topik bahasan).
Mengkaitkan topik
yang dibahas dengan
pengalaman siswa.
Mendorong siswa
untuk mengingat
pengalaman
sehariharinya dan
menunjukkan
keterkaitannya
dengan topik
Mengembangkan
minat atau rasa ingin
tahu terhadap topik
bahasan.
Memberikan respons
terhadap pertanyaan
guru
Berusaha mengingat
pengalaman seharihari
dan menghubungkan
dengan topik
pembelajaran yang
akan dibahas.
49
pembelajaran yang
sedang dibahas.
2. Tahap
Eksplorasi
(Exploration)
Membentuk
kelompok , memberi
kesempatan untuk
bekerja sama dalam
kelompok kecil
secara mandiri.
Guru berperan
sebagai fasilitator.
Mendorong siswa
untuk menjelaskan
konsep dengan
kalimat mereka
sendiri.
Meminta bukti dan
klarifikasi penjelasan
siswa, mendengar
secara kritis
penjelasan antar
siswa.
Memberi definisi dan
penjelasan dengan
memakai penjelasan
siswa terdahulu
sebagai dasar diskusi.
Membentuk kelompok
dan berusaha bekerja
dalam kelompok.
Membuat prediksi
baru.
Mencoba alternatif
pemecahan dengan
teman sekelompok,
mencatat pengamatan,
serta
mengembangkan ide-
ide baru.
Mencermati dan
berusaha memahami
penjelasan guru
3. Tahap
Penjelasan
(Explanation)
Mendorong siswa
untuk menjelaskan
konsep dengan
kalimat mereka
sendiri.
Meminta bukti dan
klarifikasi penjelasan
siswa.
Mendengar secara
kritis penjelasan antar
siswa atau guru.
Memandu diskusi.
Mencoba memberi
penjelasan terhadap
konsep yang
ditemukan.
Menggunakan
pengamatan dan
catatan dalam
memberi penjelasan.
Melakukan
pembuktian terhadap
konsep yang diajukan.
Mendiskusikan.
50
4. Tahap
Elaborasi
(Elaboration)
Mengingatkan siswa
pada penjelasan
alternatif dan
mempertimbangkan
data atau bukti saat
mereka
mengekplorasi situasi
baru.
Mendorong dan
memfasilitasi siswa
mengaplikasi konsep
atau keterampilan
dalam setting yang
baru atau yang lain.
Menerapkan konsep
dan keterampilan
dalam situasi baru dan
menggunakan label
dan definisi formal.
Bertanya,
mengusulkan
pemecahan, membuat
keputusan, melakukan
percobaan, dan
pengamatan.
5. Tahap
Evaluasi
(Evaluation)
Mengamati
pengetahuan atau
pemahaman siswa
dalam hal penerapan
konsep baru.
Mendorong siswa
melakukan evaluasi
diri.
Mendorong siswa
memahami
kekurangan atau
kelebihannya dalam
kegiatan
pembelajaran.
Mengevaluasi
belajarnya sendiri
dengan mengajukan
pertanyaan terbuka
dan mencari jawaban
yang menggunakan
observasi, bukti, dan
penjelasan yang
diperoleh sebelumnya.
Mengambil
kesimpulan lanjut atas
situasi belajar yang
dilakukannya.
Melihat dan
menganalisis
kekurangan atau
kelebihannya dalam
kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan uraian pada tabel 2.1 di atas, dapat disimpulkan
bahwa guru dan siswa mempunyai kegiatan masing-masing yang harus
dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang ada di model Learning Cycle.
Dalam hal ini, kreativitas guru juga diperlukan dalam penerapan model
51
Learning Cycle. Dalam penelitian ini, peneliti menyusun tahapan-tahapan
yang ada pada model Learning Cycle disesuaikan dengan tahapan
langkah pembelajaran yang ada di RPP.
4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Learning Cycle di Kelas
a) Menurut Shoimin (2014: 61-62), kelebihan model pembelajaran
Learning Cycle yaitu:
1) Meningkatkan motivasi belajar karena pembelajar dilibatkan secara
aktif dalam proses pembelajaran.
2) Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti oleh orang lain.
3) Siswa mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil dan
berguna, kreatif, bertanggung jawab, mengaktualisasikan, dan
mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi.
4) Pembelajaran menjadi lebih bermakna.
b) Menurut Shoimin (2014: 62), kelemahan model pembelajaran
Learning Cycle yaitu:
1) Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi
dan langkah-langkah pembelajaran.
2) Menurut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran.
3) Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih banyak dalam menyusun
rencana dan melaksanakan pembelajaran.
Berdasarkan paparan di atas model pembelajaran Learning Cycle
adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan konsep
52
sendiri atau memantapkan konsep yang dipelajari, mencegah terjadinya
kesalahan konsep, dan memberikan peluang kepada siswa untuk menerapkan
konsep-konsep yang telah dipelajari pada situasi baru. Guru dituntut untuk
lebih bersungguh-sungguh dan kreatif dalam mengelola kelas sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
E. Learning Cycle dalam Pembelajaran IPA Materi Organ Gerak Manusia
IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui
pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur dan
dijelaskan dengan penalaran sehingga memperolehkan suatu kesimpulan.
Dalam hal ini para guru, khususnya yang mengajar IPA di sekolah dasar,
diharapkan mengetahui dan mengerti hakikat pembelajaran IPA, sehingga
dalam pembelajaran IPA guru tidak kesulitan dalam mendesain dan
melaksanakan pembelajaran. Siswa yang melakukan pembelajaran juga tidak
memperoleh kesulitan dalam memahami konsep IPA (Susanto, 2013: 167)
Untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan suatu model
pembelajaran yang tepat agar mata pelajaran IPA terutama pada materi organ
gerak manusia dapat mencapai hasil yang maksimal. Dari model-model
pembelajaran yang ada, model Learning Cycle lah yang paling tepat karena
model Learning Cycle dapat meningkatkan kreativitas dan memancing
pengetahuan siswa untuk menyelesaikan masalah melalui suatu siklus/ fase-
fase belajar yang dilalui. Dengan model Learning Cycle, guru dapat mendesain
pembelajaran IPA materi organ gerak manusia sesuai dengan sintak Learning
53
Cycle. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model Learning
Cycle dalam kegiatan pembelajaran bukan merupakan transfer pengetahuan,
tetapi siswa mengalami dan mongkonstruksikan sendiri pengetahuan melalui
masalah yang dihadapi. Hal ini menjadikan siswa belajar lebih bermakna,
sehingga siswa mampu untuk berfikir kritis dan memecahkan masalah yang
dihadapi.
F. Kajian Pustaka
Hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan menggunakan model
pembelajaran Learning Cycle adalah sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Umi Kairuroh, 2015 dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Alat Pernapasan Manusia Dan
Hewan Melalui Model Learning Cycle Pada Siswa Kelas V MI Miftahul
Huda Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2015/2016”, menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
Learning Cycle dapat meningkatkan hasil belajar IPA, dibandingkan dengan
penggunaan model pembelajaran sebelumnya yaitu model konvensional.
Hal ini ditunjukkan dengan perolehan hasil belajar siswa pada pra siklus
sebesar 47,5 atau 20%, pada siklus I meningkat dengan rata-rata nilai 76,5
dan persentase ketuntasan 80%, kemudian iklus II dengan rata-rata 83,5 dan
persentase ketuntasan 100%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ferida Novita pada Tahun 2015 dengan
judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Learning Cycle
54
Dalam Pembelajaran Sains Di Kelas V MIN Masjid Raya Banda Aceh”
bahwa penerapan model Learning Cycle pada pembelajaran Sains materi
penyesuaian makhluk dengan lingkungannya dapat meningkatkan hasil
belajar siswa di kelas V MIN Masjid Raya Banda Aceh. Bentuk penelitian
yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam
dua siklus. Berdasarkan data yang diperoleh prosentase ketuntasan dari
kinerja guru pada siklus I adalah 79% dan siklus II adalah 100%.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Neri Ariyani, Mahmud Alpusari, Otang
Kurniawan pada Tahun 2015 dengan judul “Penerapan Model Learning
Cycle (LC) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV A SDN
21 Pekanbaru” bahwa penerapan model Learning Cycle pada pembelajaran
IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN 21 Pekanbaru.
Bentuk penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang
dilakukan dalam tiga siklus. Berdasarkan data yang diperoleh prosentase
ketuntasan dari kinerja guru pada siklus I adalah 73,75%, siklus II adalah
82,5%, dan siklus III adalah 93,75.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Silvia Fitriani, Ali Sudin, dan Atep Sujana
tahun 2016 dengan judul “Penerapan Model Learning Cycle Pada Materi
Sumber Daya Alam Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV A
SDN I Depok Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon”, bahwa penerapan
model learning cycle pada materi sumber daya alam dapat meningkatkan
hasil belajar siswa di kelas IV A SDN 1 Depok. Bentuk penelitian yang
digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam tiga
55
siklus. Berdasarkan data yang diperoleh dari kinerja guru pada siklus I
adalah 76,34%, siklus II 94,62%, dan siklus III menjadi 100%. Untuk
aktivitas siswa yang meliputi aspek percaya diri, keaktifan dan kerjasama
pada siklus I adalah 67,5%, siklus II 84,4%, dan siklus III menjadi 87,5%.
Sedangkan hasil ketuntasan siswa selama proses pembelajaran di data awal
hanya 20%, siklus I menjadi 40%, siklus II 84%, dan siklus III yaitu 96%.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Ai Nani Munawaroh, Asep Kurnia
Jayadinata, Ani Nur Aeni pada Tahun 2017 dengan judul “Penerapan Model
Learning Cycle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sifat-
Sifat Cahaya Kelas V SDN Cinangsi Kecamatan Buahdua Kabupaten
Sumedang” bahwa penerapan model Learning Cycle pada materi sifat-sifat
cahaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Cinangsi.
Bentuk penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang
dilakukan dalam tiga siklus. Berdasarkan data yang diperoleh prosentase
ketuntasan dari kinerja guru pada pra siklus hanya 22,6% , pada siklus I
adalah 54,8% , siklus II 80,6%, dan siklus III menjadi 96%.
Dari kelima penelitian di atas, peneliti menemukan kesamaan dari
penelitiannya. Persamaan dari peneliti pertama adalah sama-sama meneliti
kelas V menggunakan model Learning Cycle. Penelitian yang kedua
persamaannya adalah dalah sama-sama meneliti dengan menggunakan model
Learning Cycle dan meneliti kelas V. sedangkan penelitian yang ketiga sama-
sama menggunakan model Learning Cycle pada pembelajaran IPA. Untuk
peneliti yang keempat persamaannya adalah dalah sama-sama meneliti dengan
56
menggunakan model Learning Cycle. Persamaan dengan peneliti kelima
adalah sama-sama meneliti siswa kelas V dengan menggunakan model
Learning Cycle.
Selain kesamaan peneliti juga menemukan perbedaannya. Perbedaan
dengan peneliti pertama adalah materi yang digunakan. Peneliti yang kedua
perbedaannya terdapat pada materinya. Sedangkan yang ketiga perbedaannya
pada kelas dan materi yang digunakan. Untuk peneliti yang keempat
perbedaannya terdapat pada materi dan kelas yang digunakan. Peneliti kelima
adalah pada materi yang digunakan.
57
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SD Negeri Jombor
1. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SD Negeri Jombor
b. Alamat / Kelurahan : Jl. Sumbawa No. 2, Kec. Tuntang, Kab.
Semarang
c. Status Sekolah : Negeri
d. NPSN : 20320729
e. No. Statistik Sekolah : 101032206035
f. Akreditas Sekolah : A
g. Alamat e-Mail : [email protected]
h. Status Tanah : Pemerintah
i. Luas Tanah : 2175 M2
j. Nama Kepala Sekolah : Tutik Khamidah, S.Pd
2. Visi dan Misi SD Negeri Jombor
a. Visi
Unggul dalam prestasi yang berakhlaqul karimah, terampil, ulet,
berdasarkan iman dan taqwa.
b. Misi
SD Negeri Jombor juga mempunyai misi dalam
penyelenggaraan pendidikan, adapun misinya adalah sebagai berikut:
58
1) Mengembangkan prestasi akademik dengan menerapkan
pembelajaran PAIKEM yang terprogram.
2) Mengembangkan kemampuan dasar kepada siswa dalam membaca,
menulis, berhitung, serta berkomunikasi sederhana dengan
menggunakan kemampuan Bahasa Indonesia.
3) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh
warga sekolah.
4) Menanamkan akhlak mulia dan budi pekerti luhur melalui
pembiasaan dan keteladanan.
5) Mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatan ekstrakulikuler
yang terencana.
6) Menguasai teknologi sesuai dengan taraf perkembangan siswa.
7) Menanamkan pribadi yang tidak mudah putus asa.
8) Menumbuhkan penghayatan ajaran agama yang dianut dan budaya
bangsa sehingga menjadikan sumber kearifan dalam bertindak.
3. Karakteristik Guru dan Karyawan SD Negeri Jombor
Tenaga pendidik dan karyawan di SD Negeri Jombor berjumlah 10
guru sebagai berikut:
59
Tabel 3. 1 Guru dan Karyawan SD Negeri Jombor
No Nama Guru Mengajar
Mapel
Sertikat
Profesi
Keterangan
1 Tutik Khamidah, S.Pd - Sudah Kepala
Sekolah
2 Wardiatul Kholidiyah,
S.Pd. SD
Kelas IV Sudah Guru Kelas
3 Masyanah, S.Pd Kelas V Sudah Guru Kelas
4 Sriyatun, S.Pd Kelas VI Sudah Guru Kelas
5 Sutami, S.Pd. SD Kelas I Sudah Guru Kelas
6 Aminah,S.Pd Kelas III Belum Guru Kelas
7 Ida Nur Nasihatul M,
S.Pd
Kelas II Belum Guru Kelas
8 Anang Alhapsi, S.Pd Penjas Belum Guru
Olahraga
9 Muntomimah, S.Pd. I PAI Sudah Guru Agama
10 Alvita Widianing Putri,
S.Pd
B. Inggris
&
Komputer
Belum Guru Mulog
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
4. Sarana dan Prasarana
Tabel 3. 2 Sarana Prasarana SD Negeri Jombor
NO Jenis
Prasarana
Ketersediaan Kondisi
Jumlah Luas
(m2)
Baik Rusak
1 Ruang kelas 6 52,5 3 3
2 Ruang
perpustakaan
1 56 1
3 Ruang
laboratorium
IPA
4 Ruang
laboratorium
1 28 1
60
computer
5 Ruang
laboratorium
bahasa
-
6 Ruang
pimpinan
1 4 1
7 Ruang guru 1 12 1
8 Ruang tata
usaha
9 Tempat
beribadah
1 6 1
10 Ruang
konseling
11 Ruang UKS 1 4 1
12 Gudang
13 Ruang
sirkulasi
14 Tempat
bermain/
berolahraga
1 441 1
15 KM/WC/Toi-
let/ Jamban
2 2
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
5. Subjek Penelitian
Siswa kelas V SD Negeri Jombor yang berjumlah 15 siswa, terdiri dari
9 laki- laki dan 6 perempuan yang pada tahun 2019 tercatat sebagai siswa
kelas V SD Negeri Jombor. Adapun nama- nama siswa yang menjadi
subjek penelitian adalah sebagai berikut:
61
Tabel 3. 3 Daftar Nama Siswa Kelas IV SD Negeri Jombor
No Nama Siswa Jenis Kelamin
1 AP Laki-laki
2 AAK Perempuan
3 AC Perempuan
4 ACH. Perempuan
5 FR Perempuan
6 MAA Laki-laki
7 MCL Laki-laki
8 NSP Perempuan
9 NA Perempuan
10 N Laki-laki
11 RAA Perempuan
12 RSA Laki-laki
13 MFM Laki-laki
14 AR Perempuan
15 TPH Perempuan
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
6. Kolaborator Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan jenis penelitian
kolaboratif. Ibu Masyanah S.Pd sebagai kolaborator yang melakukan
kegitan proses pembelajaran bersama siswa. Peneliti membantu guru
dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan
media pembelajaran yang dibutuhkan selama proses belajar mengajar.
Pengamat yaitu Bapak Anang Al-Hapsi, S.Pd bertugas melakukan
pengamatan terhadap guru dan siswa berkaitan dengan langkah- langkah
proses pembelajaran dan pelaksanaan model pembelajaran Learning Cycle.
62
7. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada mata pelajaran Tematik muatan
IPA semeseter I Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian ini dilaksanakan
dalam 2 siklus. Penelitian menggunakan jam pelajaran sesuai dengan
jadwal pelajaran Tematik kelas V SD Negeri Jombor.
Waktu pelaksanaan sebagai berikut:
a. Pra Siklus dilaksanakan pada hari Selasa, 19 November 2019
b. Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 27 November 2019
c. Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Desember 2019
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan gambaran tentang kondisi
kelas V tempat penelitian dilaksanakan disertai penjelasan adanya perbedaan
antara medote ataupun model pembelajaran yang biasa dilakukan dengan
model pembelajaran yang akan diujicobakan dalam penelitian ini.
SD Negeri Jombor ini merupakan tempat yang dipilih untuk
mengadakan penelitian tindakan kelas. Dengan subjek yang dikenai tindakan
adalah siswa kelas V yang berjumlah 15 siswa dengan fokus penelitian pada
pembelajaran IPA semester 1 dengan menggunakan model pembelajaran
Learning Cycle pada materi organ gerak manusia.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan peneliti terdiri dari 2
siklus ini merancang model pembelajaran yang berbeda dengan model
63
pembelajaran yang biasa diterapkan dalam pembelajaran yang selama ini
berlangsung. Hal ini mengingat salah satu tujuan penelitian tindakan kelas
adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar siswa di kelas serta
kualitas proses pembelajaran. Peneliti menyadari bahwa proses pembelajaran
yang selama ini berlangsung kurang memberi dampak yang positif pada siswa
serta masih kurang mengena (bermakna) pada diri siswa yang pada akhirnya
hasil belajar siswa masih banyak yang rendah.
Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti
mencoba menerapkan model pembelajaran yaitu Learning Cycle pada setiap
siklus dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada
mata pelajaran IPA materi Organ Gerak Manusia.
1. Deskripsi Pra Siklus
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum
melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran di SD
Negeri Jombor. Sistem pembelajaran yang berlangsung masih terpusat pada
guru, guru lebih berperan aktif dalam pembelajaran. Metode pembelajaran
yang masih sering digunakan adalah ceramah. Keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran masih kurang aktif. Selain itu siswa juga kurang
antusias dalam mengikuti pembelajaran yang ditunjukkan dengan masih
sedikitnya siswa mengajukan pertanyaan, sering bercanda dan asyik
bermain dengan temannya, kurang memperhatikan penjelasan guru ketika
kegiatan pembelajaran berlangsung.
64
Data yang diperoleh dari observasi, bahwa hasil tes pra siklus siswa
pada mata pelajaran Tematik muatan IPA materi Organ Gerak Manusia
masih banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yaitu sejumlah 9 dari 15 siswa atau 40% dari jumlah siswa. Adapun KKM
mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Jombor adalah 70.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan dalam empat tahap
perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi
(observing), dan refleksi (reflecting). Empat tahapan tersebut dapat
didiskripsikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan perencanaan yang akan
dilaksanakan sebagai berikut:
1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
kemudian dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran IPA kelas V
SD Negeri Jombor. Kemudian RPP tersebut digunakan oleh guru
sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan dikelas
tersebut. Adapun kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator
yang dicantumkan dalam siklus ini adalah sebagai berikut:
a) Kompetensi Inti
(1) Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
65
(2) Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman dan guru.
(3) Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
(4) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak bermain dan
berakhlak mulia.
b) Kompetensi Dasar
(1) Menjelaskan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan
manusia serta cara memelihara kesehatan alat gerak
manusia.
(2) Membuat model sederhana alat gerak manusia dan hewan.
c) Indikator
(1) Menyebutkan rangka/ tulang pada pada Manusia.
(2) menjelaskan otot-otot pada Manusia
(3) Menyusun puzzle gambar otot-otot dan tulang pada
manusia.
66
2) Peneliti menyiapkan materi dan menyusun Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) yang akan digunakan siswa saat proses
pembelajaran.
3) Peneliti menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan.
4) Peneliti menyiapkan soal tes evalusi.
5) Peneliti menyusun dan menyiapkan lembar observasi ketrampilan
guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Lerning Cycle.
6) Peneliti menyiapkan lembar observasi ketrampilan siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Lerning Cycle.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
a) Kegiatan Guru
(1) Guru membuka dengan salam.
(2) Guru mengajak siswa berdo’a bersama.
(3) Guru memeriksa kehadiran siswa dengan melakukan
absensi.
(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang
akan dipelajari.
(5) Guru melakukan apersepsi sesuai materi dengan
menyatakan kepada siswa “Tahukah kalian tentang ciri-ciri
makhluk hidup?”
67
(6) Guru memotovasi siswa untuk belajar.
b) Kegiatan Siswa
(1) Siswa menjawab salam dari guru.
(2) Siswa membaca do’a bersama-sama.
(3) Siswa menjawab absen.
(4) Siswa memperhatikan guru ketika menyampaikan tujuan
dan materi pembelajaran.
(5) Siswa memperhatikan guru dan menjawab pertanyaan
sesuai dengan kemampuannya.
(6) Siswa menjawab sesuai dengan pengetahuannya.
2) Kegiatan Inti
a) Fase Engagement
(1) Kegiatan Guru
(a) Guru melontarkan pertanyaan kepada siswa “pernahkah
kalian berfikir, mengapa kita dapat berdiri tegak?”.
(b) Bisakah kalian membayangkan, bagaimana akibatnya
apabila tubuh manusia tidak memiliki tulang?
(c) Dari pertanyaan diatas guru mengarahkan siswa untuk
mengemukakan pendapat tentang tulang.
(d) Guru meminta siswa untuk mengamati media berupa
gambar otot kemudian membaca teks bacaan yang telah
disediakan agar siswa memperoleh gambaran mengenai
tulang.
68
2) Kegiatan Siswa
(a) Siswa memperhatikan teman sebangkunya dan
menjawab pertanyaan guru.
(b) Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
sesuai pengetahuannya.
(c) Siswa mengemukakan pendapat sesuai
pengetahuannya.
(d) Siswa diberi kesempatan untuk mengamati dan
membaca teks tentang otot agar memperoleh gambaran
konkret mengenai otot. (Mengamati)
b) Fase Exploration
(1) Kegiatan Guru
(a) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
dengan setiap anggota berjumlah 4-5 orang.
(b) Guru memberikan LKPD (Lembar Kerja Peserta
Didik) kepada setiap kelompok.
(c) Guru mengarahkan pada setiap kelompok untuk
mengerjakan dan mendiskusikan jawaban dari
soal LKPD yang telah dibagikan.
(d) Guru meminta siswa untuk menuliskan hasil
diskusinya pada LKPD masing – masing.
(2) Kegiatan Siswa
69
(a) Siswa menanggapi dengan duduk sesuai kelompok
yang telah ditentukan.
(b) Siswa mendapatkan LKPD (Lembar Kerja Peserta
Didik) per kelompoknya.
(c) Secara berkelompok, siswa mencari informasi dengan
membaca buku dan mengerjakan LKPD yang telah
dibagikan. (Mengumpulkan informasi)
(d) Siswa menuliskan hasil pembahasan diskusi pada
LKPD yang telah diberikan secara berkelompok.
(Menalar/ mengolah informasi)
c) Fase Explanation
(1) Kegiatan Guru
(a) Guru meminta siswa untuk menampilkan hasil diskusi
kelompok ke depan kelas.
(b) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain
untuk bertanya dan memberikan tanggapan.
(c) Guru menanggapi pertanyaan dari siswa dalam
diskusi.Kegiatan Siswa
(2) Kegiatan Siswa
(a) Siswa mempresentasikan hasil dari diskusi
kelompoknya. (Mengkomunikasikan)
(b) Kelompok lain memberikan pertanyaan dan tanggapan
kepada kelompok yang maju di depan kelas.
70
(c) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.
d) Fase Elaboration
(1) Kegiatan Guru
(a) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan dari materi yang belum di
pahami.
(b) Guru meminta kepada siswa apakah ada yang bisa
menjelaskan atau guru menjawab pertanyaan siswa
serta memberikan penguatan terhadap konsep materi.
(c) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi
yang dipelajari.
(d) Guru meminta laporan tugas diskusi dikumpulkan.
(2) Kegiatan Siswa
(a) Siswa menaggapi atau bertanya tentang materi yang
belum dipahami. (Menanya)
(b) Siswa lain menjelaskan kepada temannya atau siswa
mendengarkan materi yang dijelaskan oleh guru sesuai
dengan materi yang belum dipahami oleh siswa.
(c) Siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
(d) Siswa mengumpulkan hasil laporan diskusi ke guru.
e) Fase Evaluation
(1) Kegiatan Guru
(a) Guru mengkondisikan kelas ke posisi semula.
71
(b) Guru meminta siswa mengerjakan soal evaluasi yang
telah disediakan dan mengarahkan siswa agar
mengerjakannya secara mandiri.
(2) Kegiatan Siswa
(a) Siswa kembali duduk ke posisi semula dengan rapi.
(b) Siswa mengerjakan lembar soal yang telah diberikan
secara mandiri.
3) Kegiatan Penutup
a) Kegiatan Guru
(1) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran pada hari ini.
(2) Guru memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang
disampaikan oleh siswa.
(3) Guru melakukan refleksi pada pembelajaran yang telah
berlangsung.
(4) Guru menginformasikan pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
(5) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan membaca doa
penutup majelis dan diakhiri dengan mengucap kan salam.
b) Kegiatan Siswa
(1) Siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
(2) Siswa mendengarkan penguatan yang guru sampaikan.
(3) Siswa mendengarkan refleksi yang guru sampaikan.
72
(4) Siswa menerima Informasi.
(5) Siswa membaca doa penutup majelis dan menjawab salam.
3. Observasi
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan
pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah disusun. Lembar
pengamatan terdiri dari dua aspek yaitu lembar pengamatan untuk guru dan
lembar pengamatan untuk siswa. Lembar pengamatan guru digunakan
untuk mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Learning Cycle. Sedangkan lembar pengamatan siswa
digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle. Hasil pengamatan akan
dituliskan dalam lembar catatan lapangan.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil tes tertulis pada siklus I diketahui bahwa jumlah
siswa yang mengalami ketuntasan belajar semakin meningkat. Setelah
diberi tindakan terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dibanding
dengan hasil pra siklus..
Pada tahap refleksi ini peneliti mengevaluasi kegiatan yang ada di
siklus I. Peneliti menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai,
diantaranya :
1. Adanya perkembangan minat siswa terhadap pokok bahasan yang
dipelajari.
73
2. Sebagian siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang
berlangsung.
Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan yang dicapai, namun
masih banyak kekurangan yang ditemukan selama kegiatan siklus I.
Adapun kekurangan yang ditemukan, diantaranya :
1. Sebagian siswa masih kurang dalam kesiapan mengikuti pelajaran,
ditandai dengan posisi duduk yang salah dan berpakaian tidak rapi.
2. Selama proses pembelajaran berlangsung masih ada beberapa siswa
yang tidak aktif.
3. Masih ada beberapa siswa yang mengabaikan perintah atau pun
penjelasan dari guru, siswa cenderung ramai sendiri dan pandangan
tidak berpusat ke guru.
4. Dalam melaksanakan tugas dari guru, khususnya selama pelaksanaan
diskusi siswa belum dapat bekerja sama dengan baik. Masih terdapat
siswa yang hanya bergantung pada temannya.
5. Masih ada beberapa siswa yang kurang berani untuk memberikan
pendapat serta maju ke depan kelas.
6. Ada beberapa siswa yang kurang menghargai temannya ketika
presentasi.
7. Sebagian besar siswa tidak terampil dalam menjawab pertanyaan guru
berkenaan dengan media pembelajaran yang telah diperagakan.
8. Sebagian besar siswa tidak terampil dalam menjawab pertanyaan guru
terhadap dalam mengenai media pembelajaran.
74
9. Sebagian siswa kurang cepat dalam menetukan cara memperagakan
media pembelajaran.
10. Melaksanakan pembelajaran kurang sesuai dengan alokasi waktu
yang telah direncanakan.
Refleksi pada siklus I dilakukan untuk menentukan apakah siklus I
sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. Jika belum maka akan
dicari kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I yang selanjutnya akan
diperbaiki pada siklus II. Kelemahan- kelemahan yang telah peneliti
paparkan merupakan salah satu komponen yang menyebabkan indikator
keberhasilan belum tercapai, pada Siklus II diharapkan melalui model
pembelajaran Learning Cycle pada pembelajaran Tematik muatan IPA
materi Organ Gerak Manusia, hasil belajar siswa dapat meningkat.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan terhadap siklus I, maka
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pada siklus I sudah berhasil
khususnya pada aspek kognitif dan afektif. Dengan demikian perlu adanya
pelaksanaan pada siklus II untuk lebih memantapkannya dalam
peningkatan hasil belajar.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan dalam empat tahap
perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi
(observing), dan refleksi (reflecting). Empat tahapan tersebut dapat
didiskripsikan sebagai berikut:
75
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan perencanaan yang akan
dilaksanakan sebagai berikut:
1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
kemudian dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran IPA kelas V
SD Negeri Jombor. Kemudian RPP tersebut digunakan oleh guru
sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan dikelas
tersebut. Adapun kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator
yang dicantumkan dalam siklus ini adalah sebagai berikut:
a) Kompetensi Inti
(1) Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
(2) Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman dan guru.
(3) Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
(4) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak bermain dan berakhlak mulia.
76
b) Kompetensi Dasar
(1) Menjelaskan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan
manusia serta cara memelihara kesehatan alat gerak
manusia.
(2) Membuat model sederhana alat gerak manusia dan hewan.
c) Indikator
(1) Menyebutkan rangka/ tulang pada pada Manusia.
(2) menjelaskan otot-otot pada Manusia
(3) Menyusun puzzle gambar otot-otot dan tulang pada
manusia.
2) Peneliti menyiapkan materi dan menyusun Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) yang akan digunakan siswa saat proses pembelajaran.
3) Peneliti menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan.
4) Peneliti menyiapkan soal tes evalusi.
5) Peneliti menyusun dan menyiapkan lembar observasi ketrampilan
guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Lerning Cycle.
6) Peneliti menyiapkan lembar observasi ketrampilan siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Lerning Cycle.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
a) Kegiatan Guru
77
(1) Guru membuka dengan salam.
(2) Guru mengajak siswa berdo’a bersama.
(3) Guru memeriksa kehadiran siswa dengan melakukan absensi.
(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang
akan dipelajari. Guru melakukan apersepsi sesuai materi
dengan menyatakan kepada siswa “Tahukah kalian tentang
ciri-ciri makhluk hidup?”
(5) Guru memotovasi siswa untuk belajar.
b) Kegiatan Siswa
(1) Siswa menjawab salam dari guru.
(2) Siswa membaca do’a bersama-sama.
(3) Siswa menjawab absen.
(4) Siswa memperhatikan guru ketika menyampaikan tujuan dan
materi pembelajaran.
(5) Siswa memperhatikan guru dan menjawab pertanyaan sesuai
dengan kemampuannya.
(6) Siswa menjawab sesuai dengan pengetahuannya.
2) Kegiatan Inti
a) Fase Engagement
(1) Kegiatan Guru
(a) Guru melontarkan pertanyaan kepada siswa “pernahkah
kalian berfikir, mengapa kita dapat berdiri tegak?”.
78
(b) Bisakah kalian membayangkan, bagaimana akibatnya
apabila tubuh manusia tidak memiliki otot?
(c) Dari pertanyaan diatas guru mengarahkan siswa untuk
mengemukakan pendapat tentang rangka.
(d) Guru meminta siswa untuk mengamati media berupa
gambar otot manusia kemudian membaca teks bacaan
yang telah disediakan agar siswa memperoleh
gambaran mengenai tulang sebagai alat gerak manusia.
(2) Kegiatan Siswa
(a) Siswa memperhatikan teman sebangkunya dan
menjawab pertanyaan guru.
(b) Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
sesuai pengetahuannya.
(c) Siswa mengemukakan pendapat sesuai
pengetahuannya.
(d) Siswa diberi kesempatan untuk mengamati dan
membaca teks tentang otot agar memperoleh
gambaran konkret mengenai rangka. (Mengamati)
b) Fase Exploration
(1) Kegiatan Guru
(a) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
dengan setiap anggota berjumlah 4-5 orang.
79
(b) Guru memberikan LKPD (Lembar Kerja Peserta
Didik) kepada setiap kelompok.
(c) Guru mengarahkan pada setiap kelompok untuk
mengerjakan dan mendiskusikan jawaban dari
soal LKPD yang telah dibagikan.
(d) Guru meminta siswa untuk menuliskan hasil
diskusinya pada LKPD masing – masing.
(2) Kegiatan Siswa
(a) Siswa menanggapi dengan duduk sesuai kelompok
yang telah ditentukan.
(b) Siswa mendapatkan LKPD (Lembar Kerja Peserta
Didik) per kelompoknya.
(c) Secara berkelompok, siswa mencari informasi dengan
membaca buku dan mengerjakan LKPD yang telah
dibagikan. (Mengumpulkan informasi)
(d) Siswa menuliskan hasil pembahasan diskusi pada
LKPD yang telah diberikan secara berkelompok.
(Menalar/ mengolah informasi)
c) Fase Explanation
(1) Kegiatan Guru
(a) Guru meminta siswa untuk menampilkan hasil diskusi
kelompok ke depan kelas.
80
(b) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain
untuk bertanya dan memberikan tanggapan.
(c) Guru menanggapi pertanyaan dari siswa dalam
diskusi.Kegiatan Siswa
(2) Kegiatan Siswa
(a) Siswa mempresentasikan hasil dari diskusi
kelompoknya. (Mengkomunikasikan)
(b) Kelompok lain memberikan pertanyaan dan
tanggapan kepada kelompok yang maju di depan
kelas.
(c) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.
d) Fase Elaboration
(1) Kegiatan Guru
(a) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan dari materi yang belum di
pahami.
(b) Guru meminta kepada siswa apakah ada yang bisa
menjelaskan atau guru menjawab pertanyaan siswa
serta memberikan penguatan terhadap konsep materi.
(c) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi
yang dipelajari.
(d) Guru meminta laporan tugas diskusi dikumpulkan.
(2) Kegiatan Siswa
81
(a) Siswa menaggapi atau bertanya tentang materi yang
belum dipahami. (Menanya)
(b) Siswa lain menjelaskan kepada temannya atau siswa
mendengarkan materi yang dijelaskan oleh guru
sesuai dengan materi yang belum dipahami oleh
siswa.
(c) Siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
(d) Siswa mengumpulkan hasil laporan diskusi ke guru.
e) Fase Evaluation
(1) Kegiatan Guru
(a) Guru mengkondisikan kelas ke posisi semula.
(b) Guru meminta siswa mengerjakan soal evaluasi yang
telah di sediakan dan mengarahkan siswa agar
mengerjakannya secara mandiri.
(a) diberikan.
3) Kegiatan Penutup
a) Kegiatan Guru
(1) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran pada hari ini.
(2) Guru memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang
disampaikan oleh siswa.
(3) Guru melakukan refleksi pada pembelajaran yang telah
berlangsung.
82
(4) Guru menginformasikan pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
(5) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan membaca doa
penutup majelis dan diakhiri dengan mengucap kan salam.
b) Kegiatan Siswa
(1) Siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
(2) Siswa mendengarkan penguatan yang guru sampaikan.
(3) Siswa mendengarkan refleksi yang guru sampaikan.
(4) Siswa menerima Informasi.
(5) Siswa membaca doa penutup majelis dan menjawab salam.
c. Observasi
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan
pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah disusun. Lembar
pengamatan terdiri dari dua aspek yaitu lembar pengamatan untuk guru
dan lembar pengamatan untuk siswa. Lembar pengamatan guru digunakan
untuk mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Learning Cycle. Sedangkan lembar pengamatan siswa
digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Learning Cycle. Hasil
pengamatan akan dituliskan dalam lembar catatan lapangan.
d. Refleksi
83
Berdasarkan hasil tes tertulis pada siklus II diketahui bahwa jumlah
siswa yang mengalami ketuntasan belajar semakin meningkat. Setelah
diberi tindakan terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dibanding
pelaksanaan siklus I.
Pada tahap refleksi ini peneliti mengevaluasi kegiatan yang ada di
siklus II. Peneliti menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai,
diantaranya :
1. Sebagian besar siswa telah siap mengikuti pelajaran, ditandai
dengan posisi duduk yang sudah benar dan berpakaian rapi.
2. Adanya perkembangan minat siswa terhadap pokok bahasan yang
dipelajari yang semakin meningkat
3. Sebagian besar siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran
yang berlangsung.
4. Sebagian besar siswa sudah dapat menjawab pertanyaanpertanyaan
yang diajukan guru.
5. Sebagian besar siswa telah berperan aktif dalam proses
pembelajaran berlangsung.
6. Sebagian besar siswa telah memperhatikan perintah atau pun
penjelasan dari guru, siswa sudah tidak ramai sendiri dan
pandangan berpusat ke guru.
7. Dalam melaksanakan tugas dari guru, khususnya selama
pelaksanaan diskusi siswa sudah dapat bekerja sama dengan baik.
Sebagian besar siswa telah ikut berperan aktif.
84
8. Sebagian besar siswa telah berani untuk memberikan pendapat
serta maju ke depan kelas.
9. Sebagian besar siswa terampil dalam menjodohkan kartu antara
nama tulang dan otot dengan namanya.
10. Sebigian besar siswa telah menjalankan tugas sesuai intruksi
11. Guru menggunakan alokasi waktu pembelajaran sesuai dengan
yang telah direncanakan.
Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan yang dicapai, namun
masih ada kekurangan yang ditemukan selama kegiatan siklus II. Adapun
kekurangan yang ditemukan yaitu masih ada beberapa siswa yang kurang
menghargai temannya ketika presentasi, mereka lebih asyik bermain
sendiri.
Refleksi pada siklus II dilakukan untuk menentukan apakah siklus
II sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. Jika belum maka
akan dicari kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus II yang
selanjutnya akan diperbaiki pada siklus selanjuntnya.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan terhadap siklus II, maka
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pada siklus II sudah berhasil.
Dengan demikian tidak perlu diadakanya pelaksanaan serta perbaikan pada
siklus III.
85
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Pra Siklus
Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan
observasi terlebih dahulu di SD Negeri Jombor Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang. Observasi ini dilaksanakan pada hari Selasa, 19
November 2019. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti,
diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran di SD Negeri Jombor. Sistem
pembelajaran yang berlangsung masih terpusat pada guru, guru lebih
berperan aktif dalam pembelajaran. Metode pembelajaran yang masih sering
digunakan adalah ceramah. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran
masih kurang aktif. Selain itu siswa juga kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran yang ditunjukkan dengan masih sedikitnya siswa mengajukan
pertanyaan, sering bercanda dan asyik bermain dengan temannya, kurang
memperhatikan penjelasan guru ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
Data yang diperoleh dari observasi, bahwa hasil tes formatif siswa
pada mata pelajaran IPA materi organ gerak manusia masih banyak yang
belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Adapun KKM mata
pelajaran IPA kelas V SD Negeri Jombor adalah 70. Berikut ini adalah
Tabel rekapitulasi hasil belajar siswa pra siklus :
86
Tabel 4. 1 Data Hasil Belajar Siswa Pra-Siklus
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 AP 70 50 Tidak Tuntas
2 AAK 70 40 Tidak Tuntas
3 AC 70 70 Tuntas
4 ACH. 70 60 Tidak Tuntas
5 FR 70 90 Tuntas
6 MAA 70 60 Tidak Tuntas
7 MCL 70 30 Tidak Tuntas
8 NSP 70 70 Tuntas
9 NA 70 30 Tidak Tuntas
10 N 70 70 Tuntas
11 RAA 70 80 Tuntas
12 RSA 70 40 Tidak Tuntas
13 MFM 70 60 Tidak Tuntas
14 AR 70 70 Tuntas
15 TPH 70 30 Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 30
Rata- rata 56,66
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 6 siswa
Tidak Tuntas = 9 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P = F
N X 100
= 6
15 X 100
= 40%
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata hasil tes formatif siswa
yang dicapai siswa pada tahap pra siklus mencapai 56,66. Siswa yang
87
tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 6 siswa (40%), sedangkan siswa
yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 9 siswa (60%). Hasil belajar
pada tahap pra siklus secara klasikal belum berhasil karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM) hanya mencapai 40% dari jumlah
siswa secara klasikal yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa, jadi harus
dilaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya pada selang waktu yang
telah ditentukan.
2. Deskripsi Data Siklus I
Penelitian Siklus I dilakukan pada hari Rabu, 27 November 2019.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pokok
yang diajarkan pada Siklus I adalah tulang sebagai organ gerak manusia.
Hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada Siklus I menunjukkan bahwa
siswa sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran dengan model pembelajaran Learning Cycle, meskipun
belum semua siswa berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran.
a. Hasil Belajar Siswa
Nilai hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4. 2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
NO Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 AP 70 80 Tuntas
2 AAK 70 73 Tuntas
3 AC 70 73 Tuntas
4 ACH. 70 80 Tuntas
5 FR 70 80 Tuntas
6 MAA 70 80 Tuntas
88
7 MCL 70 53 Tidak Tuntas
8 NSP 70 60 Tidak Tuntas
9 NA 70 60 Tidak Tuntas
10 N 70 46 Tidak Tuntas
11 RAA 70 70 Tuntas
12 RSA 70 80 Tuntas
13 MFM 70 60 Tidak Tuntas
14 AR 70 50 Tidak Tuntas
15 TPH 70 20 Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 20
Rata- rata 64,33
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 7 siswa
Tidak Tuntas = 8 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P = X 100%
= 7
15 X 100%
= 46,66%
= 47% (Pembulatan)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai tes evalusi pada Siklus I
mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pra siklus. Nilai
rata- rata siswa pada Siklus I mencapai 64,33. Siswa yang sudah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 8 siswa
(53%). Sedangkan siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) sebanayak 7 siswa (47%). Hasil belajar siswa pada
Siklus I secara klasikal belum berhasil karena siswa yang memperoleh
nilai 70 (nilai KKM) hanya mencapai 53% dari jumlah siswa secara
89
klasikal yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa, jadi harus dilaksanakan
perbaikan pada siklus selanjutnya pada selang waktu yang telah
ditentukan.
b. Hasil Observasi Guru dan Siswa
Tabel 4. 3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
NO Aspek yang diamati Nilai
A B C D
1 Guru membuka pelajaran dengan
mengucap salam
√
2 Guru mengajak siswa berdoa
bersama
√
3 Guru memerikasa kehadiran siswa
dengan melakukan absensi
√
4 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang
akan dipelajari pada hari ini
√
5 Guru memeriksa kesiapan siswa √
6 Guru melakukan apersepsi √
7 Guru memotivasi siswa untuk
belajar
√
8 Guru menyampaikan tema
pembelajaran
√
9 Guru menggunakan media berupa
gambar/kartu secara efektif dan
efisien
√
10 Fase 1: Engagement
(Melibatkan)
Siswa diminta untuk mengamati
gambar dan percakapan tentang
organ gerak hewan dan manusia
√
11 Siswa diarahkan untuk membaca
buku paket tematik untuk mencari
informasi terkait materi
√
12 Guru membagi siswa menjadi 3
kelompok
√
13 Guru mebagikan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) pada
masing- masing kelompok
√
14 Fase 2: Exploration (Eksplorasi)
Guru mendorong siswa untuk
√
90
mengumpulkan informasi secara
berkelompok sesuai dengan
permasalahan yang ada dalam
LKPD siswa
15 Fase 3: Explanation
(Menjelaskan)
Guru meminta siswa
mempresentasikan hasil diskusi
setiap kelompok
√
16 Guru memberikan reward kepada
siswa yang berani
mempresentasikan hasil diskusi
kelompokya
√
17 Fase 4: Elaboration
(Mengembangkan)
Guru mendorong peserta
kelompok lain untuk memberikan
tanggapan atau pertanyaan seputar
materi kepada kelompok yang
presentasi
√
18 Guru memberikan kesempatan
pada siswa untuk menanyakan
hal- hal yang kurang dimengerti
mengenai penyeledikan yang telah
dilakukan
√
19 Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran pada
hari ini
√
20 Guru memberikan penguatan
terhadap kesimpulan yang
disampaikan oleh siswa
√
21 Guru melakukan refleksi pada
pembelajaran yang telah
berlangsung
√
22 Guru menginformasikan
pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya
√
23 Fase 5: Evaluation
(Mengevaluasi)
Guru memberikan soal evalusi
pada siswa
√
24 Guru menutup pembelajaran hari
ini dengan membaca doa penutup
majelis dan diakhiri dengan
mengucap kan salam
√
25 Guru menyampaikan sesuai √
91
dengan langkah-langkah yang
dibuat dalam RPP
Jumlah 12 39 18 0
Total 69
Kategori Baik
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
A = 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B = 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C = 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D = 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 4.3 menunjukkan
bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui penerapan model
pembelajaran Learning Cycle pada Siklus I mendapatkan total skor 69
dengan kategori baik. Ada beberapa aspek yang harus ditingkatkan lagi
yaitu: (1) Guru kurang melakukan refleksi pada pembelajaran yang
telah berlangsung (2) Guru kurang memberikan penguatan terhadap
kesimpulan yang disampaikan oleh siswa (3) Guru kurang membimbing
siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada hari ini (4) Guru kurang
memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal- hal yang
kurang dimengerti mengenai penyeledikan yang telah dilakukan (5)
Guru kurang mendorong peserta kelompok lain untuk memberikan
tanggapan atau pertanyaan seputar materi kepada kelompok yang
presentasi (6) Guruk kurang memberikan reward kepada siswa yang
berani mempresentasikan hasil diskusi kelompokya (7) Guru kurang
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi secara berkelompok
92
sesuai dengan permasalahan yang ada dalam LKPD siswa (8) Guru
kurang memberi tindak lanjut terhadap siswa yang pelum paham materi.
(9) Guru kurang memotivasi siswa untuk belajar.
Tabel 4. 4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
NO Nama
Siswa
Aspek yang Diamati
Pengeta-
huan
Keaktifan Kerjasama
B C K B C K B C K
1 AP √ √ √
2 AAK √ √ √
3 AC √ √ √
4 ACH. √ √ √
5 FR √ √ √
6 MAA √ √ √
7 MCL √ √ √
8 NSP √ √ √
9 NA √ √ √
10 N √ √ √
11 RAA √ √ √
12 RSA √ √ √
13 MFM √ √ √
14 AR √ √ √
15 TPH √ √ √
Jumlah
3 9 3 4 11 0 3 10 2
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
93
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 4.4 menunjukkan
bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui model pembelajaran
Learning Cycle pada Siklus I cukup baik. Siswa mampu mampu
menjawab pertanyaan sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki,
meskipun masih ada beberapa siswa yang belum menjawab sesuai
pengetahuan. Dari aspek keaktifan dalam Siklus I ini masih kurang di
bandindingkan dengan kedua aspek lainnya. Masih banyak siswa yang
belum bekerja secara aktif dalam diskusi kelompok, hanya beberapa
siswa yang terlihat menonjol. Dari aspek kerjasama dalam Siklus I ini,
para siswa terlihat dapat bekerjasama dengan kelompokknya dengan
baik, meskipun masih ada beberapa siswa yang kurang bekerjasama
dengan kelompok
3. Deskripsi Data Siklus II
Penelitian Siklus II dilaksanakan pada Kamis, 5 Desember 2019.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2x35 menit). Materi pokok
yang diajarkan pada Siklus II adalah gaya otot sebagai organ gerak manusia.
Kelemahan- kelemahan yang terjadi pada Siklus I berhasil diperbaiki pada
Siklus II.
94
a. Hasil Belajar Siswa
Tabel 4. 1 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
NO Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 AP 70 80 Tuntas
2 AAK 70 80 Tuntas
3 AC 70 86 Tuntas
4 ACH. 70 93 Tuntas
5 FR 70 93 Tuntas
6 MAA 70 73 Tuntas
7 MCL 70 80 Tuntas
8 NSP 70 73 Tuntas
9 NA 70 66 Tidak Tuntas
10 N 70 86 Tuntas
11 RAA 70 80 Tuntas
12 RSA 70 86 Tuntas
13 MFM 70 73 Tuntas
14 AR 70 86 Tuntas
15 TPH 70 60 Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi 93
Nilai Terendah 60
Rata- rata 79,66
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 13 siswa
Tidak Tuntas = 2 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P = X 100%
= 13
15 X 100%
= 86,66%
= 57% (Pembulatan)
Tabel 4.5 menunjukkan nilai rata- rata yang dicapai siswa pada
Siklus II mencapai 79,66. Siklus II siswa yang tuntas belajar terdapat 13
95
siswa (87%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar terdapat 2 siswa
(13%). Siklus II menunjukkan bahwa hasil pembelajaran sudah mencapai
indikator ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu 85% dari jumlah
siswa memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM). Pembelajaran pada Siklus II
dianggap berhasil sehingga penelitian dihentikan sampai Siklus II.
b. Hasil Pengamatan Guru dan Siswa
Tabel 4. 2 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
NO Aspek yang diamati Nilai
A B C D
1 Guru membuka pelajaran dengan
mengucap salam
√
2 Guru mengajak siswa berdoa
bersama
√
3 Guru memerikasa kehadiran siswa
dengan melakukan absensi
√
4 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan
dipelajari pada hari ini
√
5 Guru memeriksa kesiapan siswa √
6 Guru melakukan apersepsi √
7 Guru memotivasi siswa untuk
belajar
√
8 Guru menyampaikan tema
pembelajaran
√
9 Guru menggunakan media berupa
gambar/kartu secara efektif dan
efisien
√
10 Fase 1: Engagement (Melibatkan)
Siswa diminta untuk mengamati
gambar dan percakapan tentang
organ gerak hewan dan manusia
√
11 Siswa diarahkan untuk membaca
buku paket tematik untuk mencari
informasi terkait materi
√
12 Guru membagi siswa menjadi 3
kelompok
√
13 Guru mebagikan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) pada masing-
√
96
masing kelompok
14 Fase 2: Exploration (Eksplorasi)
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi secara
berkelompok sesuai dengan
permasalahan yang ada dalam
LKPD siswa
√
15 Fase 3: Explanation
(Menjelaskan)
Guru meminta siswa
mempresentasikan hasil diskusi
setiap kelompok
√
16 Guru memberikan reward kepada
siswa yang berani
mempresentasikan hasil diskusi
kelompokya
√
17 Fase 4: Elaboration
(Mengembangkan)
Guru mendorong peserta kelompok
lain untuk memberikan tanggapan
atau pertanyaan seputar materi
kepada kelompok yang presentasi
√
18 Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk menanyakan hal- hal
yang kurang dimengerti mengenai
penyeledikan yang telah dilakukan
√
19 Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran pada
hari ini
√
20 Guru memberikan penguatan
terhadap kesimpulan yang
disampaikan oleh siswa
√
21 Guru melakukan refleksi pada
pembelajaran yang telah
berlangsung
√
22 Guru menginformasikan
pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya
√
23 Fase 5: Evaluation
(Mengevaluasi)
Guru memberikan soal evalusi pada
siswa
√
24 Guru menutup pembelajaran hari ini
dengan membaca doa penutup
majelis dan diakhiri dengan
mengucap kan salam
√
97
25 Guru menyampaikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam
RPP
√
Jumlah 52 27 2 0
Total 81
Kategori Sangat Baik
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
A = 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B = 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C = 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D = 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 4.6 menunjukkan
bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui penerapan model
pembelajaran Learnng Cycle pada Siklus II mendapatkan total skor 81
dengan kategori sangat baik. Hal ini terlihat jelas dari tabel hasil
pengolahan data aktivitas guru dalam mengelola kelas sudah baik sekali.
Ini disebabkan guru telah memperbaiki atau meningkatkan aspek- aspek
yang terdapat pada proses pembelajaran Siklus I, terutama dalam
menghidupkan suasana diskusi guru mampu mengkondisikan dan
memberi timbal balik serta penguatan kepada siswa ketika siswa bertanya
sehingga proses pemahaman dalam pembelajaran di Siklus II telah
tercapai.
98
Tabel 4. 3 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
NO Nama
Siswa
Aspek yang Diamati
Pengeta-
huan
Keaktifan Kerjasam
a
B C K B C K B C K
1 AP √ √ √
2 AAK √ √ √
3 AC √ √ √
4 ACH. √ √ √
5 FR √ √ √
6 MAA √ √ √
7 MCL √ √ √
8 NSP √ √ √
9 NA √ √ √
10 N √ √ √
11 RAA √ √ √
12 RSA √ √ √
13 MFM √ √ √
14 AR √ √ √
15 TPH √ √ √
Jumlah
8 5 2 11 4 0 8 7 0
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 4.7 menunjukkan
bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui penerapan model
pembelajaran Learning Cycle pada Siklus II mengalami peningkatan dari
aspek pengetahuan, keaktifan dan kerjasama siswa dibandingkan dengan
99
Siklus II. Siswa sudah mulai menjawab pertanyaan sesuai dengan
kemampuan. Mereka juga turut aktif dalam pembelajaran dikelas. Yang
semula masih terlihat acuh, pada Siklus II ini sudah terlihat mulai
memperhatikan serta aktif menjawab maupun bertanya. Kerjasama
kelompok berjalan dengan baik dan kompak. Sehingga dalam Siklus II
ini pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai harapan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis pengumpulan data maka diperoleh
kesimpulan data hasil belajar. Rekapitulasi hasil belajar siswa per siklus
melalui model pembelajaran Learning Cycle dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4. 4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Per Siklus
NO Nama Siswa Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
1 AP 50 80 80
2 AAK 40 73 80
3 AC 70 73 86
4 ACH. 60 80 93
5 FR 90 80 93
6 MAA 60 80 73
7 MCL 30 53 80
8 NSP 70 60 73
9 NA 30 60 66
10 N 70 46 86
11 RAA 80 70 80
12 RSA 40 80 86
13 MFM 60 60 73
14 AR 70 50 86
15 TPH 30 20 60
Jumlah 850 965 1195
Rata-rata 56,66 64,33 79,66
(Sumber: Data Primer)
100
Tabel 4. 5 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Siklus Rata-
rata
Kategori Jumlah
siswa
Presentase
Pra
Siklus
56,66 Tuntas 6 40%
Tidak Tuntas 9 60%
Siklus
I
64,33 Tuntas 7 47%
Tidak Tuntas 8 53%
Siklus
II
79,66 Tuntas 13 87%
Tidak Tuntas 2 13%
(Sumber: Data Primer)
Tabel 4.9 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa sebelum
dan setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil belajar siswa
yang mengalami peningkatan pada setiap siklus merupakan bukti keberhasilan
penerapan model pembelajaran Learning Cycle pada proses pembelajaran.
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa sebelum dilakukan
tindakan yaitu pada tahap Pra Siklus terdapat 6 siswa (40%) yang tuntas
belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 9 siswa
(60%) dengan nilai rata-rata 56,66. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan
belum memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal maka penelitian
dilanjutkan pada Siklus I dengan materi dan waktu yang berbeda.
Data hasil belajar siswa pada Siklus I terdapat terdapat 7 siswa (47%)
yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM)
8 siswa (53%) dengan nilai rata-rata 64,33. Berdasarkan hasil tersebut dapat
101
dikatakan terjadi peningkatan dari tahap Pra Siklus meskipun masih belum
memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal, maka penelitian dilanjutkan
pada Siklus II dengan materi dan waktu yang berbeda.
Hasil belajar siswa pada Siklus II terdapat terdapat 13 siswa (87%)
yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM)
2 siswa (13%) dengan nilai rata-rata 79,66. Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan sudah memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal yaitu siswa
mencapai nilai melebihi KKM yaitu mendapat nilai ≥ 70 pada mata pelajaran
IPA materi otot sebagai alat gerak manusia dengan persentase ≥ 85% dari
jumlah siswa total dalam satu kelas sebanyak 15 siswa (87%). Maka dari itu
penelitian dihentikan siswa yang belum tuntas pada Siklus II akan diberikan
tindakan lanjut mandiri berupa latihan- latihan atau remidi yang dipantau oleh
guru sehingga seluruh siswa diharapkan dapat tuntas belajar.
Pembahasan ketuntansan hasil belajar siswa Pra Siklus-Siklus II dapat
dicermati pada Gambar 4.1
102
Gambar 4. 1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus-
Siklus II
(Sumber: Data Primer)
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa
dari siklus ke siklus. Dari data nilai ulangan harian Pra Siklus siswa diperoleh
nilai rata- rata 56,66 dengan jumlah siswa 6 siswa (40%) tuntas belajar, pada
Siklus I diperoleh nilai rata- rata 64,33 dengan jumlah siswa 7 siswa (47%) tuntas
belajar, dan pada Siklus II diperoleh nilai rata- rata 79,66 dengan jumlah 13 siswa
(87%) tuntas belajar. Berdasarkan ketetapan indikator keberhasilan, yaitu
persentase ketuntasan belajar siswa telah mencapai ≥ 85% maka pembelajaran
IPA materi organ gerak manusia dengan menggunakan model pembelajaran
Learning Cycle, dikatakan telah berhasil. Sehingga Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dihentikan pada Siklus II.
Jadi berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan siklus I ke siklus II
pengalami kenaikan yang baik dari awal pembelajaran pada saat pengenalan
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas 6 7 13
Tidak Tuntas 9 8 12
Rata-rata 56,66 64,33 79,66
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Tuntas Tidak Tuntas Rata-rata
103
metode Learing Cycle pada pelajaran Tematik muatan IPA materi organ gerak
manusia, dalam pelaksanaan hasil siklus I hingga siklus II dengan hasil yang
diperoleh baik dibandingkan dengan hasil siklus I, dengan begitu menunjukan
pemahaman siswa dalam belajar sehingga memenuhi hasil rata-rata nilai prestasi
belajar siswa sesuai indikator keberhasilan siswa yang dicapai, sehingga peneliti
dan guru memutuskan tidak perlu diadakan siklus selanjutnya, karena PTK ini
telah dinyatakan berhasil.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Penelitian yang dilakukan oleh Umi
Kairuroh (2015), menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Learning
Cycle dapat meningkatkan hasil belajar IPA, dibandingkan dengan penggunaan
model pembelajaran sebelumnya yaitu model konvensional. Hal ini ditunjukkan
dengan perolehan hasil belajar siswa pada pra siklus sebesar 47,5 atau 20%, pada
siklus I meningkat dengan rata-rata nilai 76,5 dan persentase ketuntasan 80%,
kemudian iklus II dengan rata-rata 83,5 dan persentase ketuntasan 100%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa setelah
diberikan tindakan dengan model pembelajaran Learning Cycle pada mata
pelajaran IPA, terdapat peningkatan hasil belajar dan dapat menuntaskan belajar
siswa.
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan sebanyak dua siklus pada mata pelajaran Tematik muatan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) pada materi Organ Gerak Manusia, dapat
disimpulkan bahwa penerapan model Learning Cycle dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi organ gerak manusia pada siswa kelas V SD Negeri
Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2019/2020. Peningkatan hasil belajar IPA diketahui dengan hasil tes pada
Siklus I dan Siklus II yang menunjukkan peningkatan nilai rata- rata dan
persentase ketuntasan secara klasikal. Rata- rata nilai siswa materi Organ
Geraak Manusia pada pra-siklus 56,66 dengan ketuntasan klasikal sebesar 40%
(6 siswa) dari 9 siswa yang mencapai nilai ≥ 70 (nilai KKM). Siklus I sebesar
64,33 dengan ketuntasan klasikal sebesar 47% (7 siswa) yangmencapai nilai ≥
70 (nilai KKM). Siklus II sebesar 79,66 dengan ketuntasan klasikal 87% (12
siswa) yang mencapai nilai ≥ 70 (nilai KKM). Dengan demikian, Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) melalui model Learning Cycle materi Organ Gerak
Manusia pada siswa kelas V SD Negeri Jombor Tahun Pelajaran 2019/2020
dinyatakan berhasil.
105
B. Saran
1. Bagi Siswa
Siswa yang hasil belajarnya sudah mencapai ketuntasan dan aktif
dalam pembelajaran untuk dapat mempertahankan atau meningkatkan hasil
belajarnya.
2. Bagi Guru
a. Guru mata pelajaran IPA diharapkan dapat menerapkan model Learning
Cycle dalam pembelajaran IPA di sekolah.
b. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut dalam mendesain
pembelajaran yang berpedoman pada tahap-tahapan yang ada di model
Learning Cycle.
c. Untuk dapat meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan
model Learning Cycle sebaiknya guru dapat mengoptimalkan waktu
pertemuan, sehingga kualitas pembelajaran akan meningkat dan
berpengaruh baik terhadap hasil belajar siswa.
3. Bagi sekolah
a. Memberikan dorongan kepada para guru agar dapat menggunakan
model Learning Cycle pada kegiatan pembelajaran selain mata
pelajaran IPA di kelas yang lain, karena model Learning Cycle dapat
membantu untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Menyediakan sarana dan prasarana sebagai pendukung dalam proses
kegiatan belajar mengajar.
106
DAFTAR PUSTAKA
Abtokhi, Ahmad. 2008. SAINS UNTUK PGMI/ PGSD. Malang: UIN- MALANG
Press.
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka.
Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Budyartati, Sri. 2014. Problematika Pembelajaran di Sekolah Dasar. Yogyakarta:
Deepublish.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Husamah, dkk. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Malang: UMM Press.
Jumadi, 2017. Model-Model Pembelajaran Kelompok Sistem Perilaku.
Yogyakarta: UNY Press.
Kairuroh, Umi. 2015. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Alat Pernapasan
Manusia Dan Hewan Melalui Model Learning Cycle Pada Siswa Kelas V
MI Miftahul Huda Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2015/2016. Skripsi. FTIK IAIN Salatiga.
Kurniasih, Tjitjih. 2018. Sistem Organ Manusia. Yogyakarta: Deepublish.
Kusumah, Wijaya. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.
Made, Wena. 2011. Strategi Belajar Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksara.
Maulana, dkk. 2015. Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar (Edisi ke-2).
Bandung: UPI Sumedang Press.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB.
Rosyid, Zaiful, dkk. 2019. Prestasi Belajar. Malang: CV. Literasi Nusantara
Abadi.
Rusman. 2016. Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, Praktik dan Penilaian.
Jakarta: Rajawali Pers.
107
Sani, Ridwan Abdullah dan Sudiran. 2016. Penelitian Tindakan Kelas.
Tangerang: Tsmart Printing.
Sanoto, Herry dan Pulungan, Deasy S. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPA-
SD. Salatiga: Widya Sari Press Salatiga.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
Sinar. 2018. Metode Active Learning. Yogyakarta: Deepublish.
Siregar, Pariang Sonang. 2017. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Yogyakarta:
Deepublish.
Soyomukti, Nurani. 2010. Teori-Teori Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
______. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :
PT Kharisma Putra Utama.
Suyono dan Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif: Konsep,
Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta : Media Group.
_. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT.
Prestasi Pustakarya.
______. 2013. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) .
Jakarta: Bumi Aksara.
_ . 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Landasan dan
Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wedyowati, Lisa dan Lisa, Yasinta. 2019. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar.
Yogyakarta: Deepublish.
Eriyani, Neri, dkk. 2015. Penerapan Model Learning Cycle (LC) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN Pekanbaru,
108
(Online), https://media.neliti.com, diakses tanggal 2 April 2020 Pukul
23.35 WIB.
Fitriani, Silvia, dkk. 2016. Penerapan Model Learning Cycle Pada Materi Sumber
Daya Alam Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV A SDN I
Depok Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon, (Online),
https://ejournal.upi.edu/index.php/penailmiah/article/view/2980, diakses
tanggal 26 Desember 2019 Pukul 16.13 WIB.
Munawaroh, Ai Nani. 2017. Penerapan Model Learning Cycle Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sifat-Sifat Cahaya Kelas
V SDN Cinangsi Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang (Online),
(http://repository.upi.edu/24290/), diakses tanggal 26 Desember 2019
Pukul 16.00 WIB.
Novita, Ferida. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Model Learning
Cycle dalam Pembelajaran SAINS di Kelas V MIN Masjid Raya Banda
Aceh
(online),(http://repository.arraniry.ac.id/id/eprint/5400/1/Ferida%20Novita
.pdf), diakses tanggal 14 Maret 2020 Pukul 17.32 WIB.
109
L
A
M
P
I
R
A
N
110
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Konsultasi Skripsi
111
112
113
Lampiran 2 Lembar Pembimbing Skripsi
114
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian
115
Lampiran 4 Surat Balasan Izin Penelitian
116
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pem Belajaran Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEM BELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SD Negeri Jombor
Kelas/ Semester : V (Lima) / 1
Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1)
Subtema : Manusia Dan Lingkungan (Subtema 2)
Pembelajaran ke : 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. KOMPETENSI INTI (KI)
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak bermain dan
berakhlak mulia.
117
B. KOMETENSI DASAR DAN INDIKTOR
Muatan: IPA
NO Kompetensi Indikator
3.1 Menjelaskan alat gerak dan fungsinya
pada hewan dan manusia serta cara
memelihara kesehatan alat gerak
manusia.
3.1 Menyebutkan
berbagai berbagai
jenis tulang sebagai
organ gerak pada
manusia.
3.2 Menunjukkan
berbagai berbagai
jenis tulang sebagai
organ gerak pada
manusia.
4.1 Membuat model sederhana alat gerak
manusia dan hewan.
4.1. Memahami fungsi
masing-masing
tulang pada manusia
sesuai gambar.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati gambar, siswa mampu menyebutkan berbagai berbagai
jenis tulang sebagai organ gerak pada manusia.
2. Dengan mengamati gambar, siswa mampu menunjukkan berbagai
berbagai jenis tulang sebagai organ gerak pada manusia.Siswa mampu
menyusun gambar tulang sebagai alat gerak manusia.
3. Setelah menyusun gambar, siswa mampu memahami fungsi tulang sebagai
alat gerak manusia.
4. Dengan diskusi, siswa dapat memahami fungsi masing-masing tulang pada
manusia secara benar.
D. MATERI
Tulang Sebagai Alat Gerak Manusia
118
E. PENDEKATAN DAN METODE
a. Pendekatan : Scientific
b. Strategi : Cooperative Learning
c. Model : Siklus Belajar (Learning Cycle)
d. Metode : Penugasan, pengamatan, tanya jawab, diskusi dan
ceramah
F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Sumber
a. Maryanto, 2017. Buku Siswa Kelas V SD/MI Organ Gerak Hewan dan
Manusia Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
b. Maryanto, 2017. Buku Guru Kelas V SD/MI Organ Gerak Hewan dan
Manusia Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
c. Irene, dkk. 2016. BUPENA untuk SD/MI Jilid 5A. Jakarta: Erlangga.
2. Media Pembelajaran (Terlampir)
a. Gambar tulang sebagai alat gerak manusia
119
G. KEGIATAN PEMB ELAJARAN
Sintaks
Model
Pembelaja-
ran Learning
Cycle
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Kegiatan
Awal
1. Guru membuka
dengan salam.
2. Guru mengajak siswa
berdo’a bersama.
3. Guru memeriksa
kehadiran siswa
dengan melakukan
absensi.
4. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
dan materi yang akan
dipelajari.
5. Guru melakukan
apersepsi sesuai
materi.
6. Guru memotovasi
siswa untuk belajar.
1. Siswa menjawab
salam dari guru.
2. Siswa membaca
do’a bersama-
sama.
3. Siswa menjawab
absen.
4. Siswa
memperhatikan
guru ketika
menyampaikan
tujuan dan materi
pembelajaran.
5. Siswa
memperhatikan
guru dan menjawab
pertanyaan sesuai
dengan
kemampuannya.
6. Siswa menjawab
sesuai dengan
pengetahuannya.
10 Menit
Kegiatan
Inti
a. Fase
Engagem
ent
1. Guru melontarkan
pertanyaan kepada
siswa “pernahkah
kalian berfikir,
mengapa kita dapat
berdiri tegak?”.
2. Bisakah kalian
membayangkan,
bagaimana akibatnya
apabila tubuh
manusia tidak
memiliki tulang atau
rangka?
3. Dari pertanyaan
diatas guru
1. Siswa
memperhatikan
teman sebangkunya
dan menjawab
pertanyaan guru.
2. Siswa menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh guru
sesuai
pengetahuannya.
3. Siswa
mengemukakan
50 menit
120
mengarahkan siswa
untuk
mengemukakan
pendapat tentang
rangka.
4. Guru meminta siswa
untuk mengamati
media berupa gambar
rangka manusia
kemudian membaca
teks bacaan yang
telah disediakan agar
siswa memperoleh
gambaran mengenai
tulang sebagai alat
gerak manusia.
pendapat sesuai
pengetahuannya.
4. Siswa diberi
kesempatan untuk
mengamati dan
membaca teks
tentang otot agar
memperoleh
gambaran konkret
mengenai rangka.
(Mengamati)
b. Fase
Explorati
on
1. Guru membagi siswa
menjadi beberapa
kelompok dengan
setiap anggota
berjumlah 4-5 orang.
2. Guru memberikan
LKPD (Lembar Kerja
Peserta Didik) kepada
setiap kelompok.
3. Guru mengarahkan
pada setiap kelompok
untuk mengerjakan
dan mendiskusikan
jawaban dari
soal LKPD yang
telah dibagikan.
4. Guru meminta siswa
untuk menuliskan
hasil diskusinya pada
LKPD masing –
masing.
1. Siswa menanggapi
dengan duduk
sesuai kelompok
yang telah
ditentukan.
2. Siswa mendapatkan
LKPD (Lembar
Kerja Peserta Didik)
per kelompoknya.
3. Secara
berkelompok, siswa
mencari informasi
dengan membaca
buku dan
mengerjakan LKPD
yang telah
dibagikan.
(Mengumpulkan
informasi) 4. Siswa menuliskan
hasil pembahasan
diskusi pada LKPD
yang telah diberikan
secara berkelompok.
(Menalar/
mengolah
informasi)
c. Fase
Explanati
1. Guru meminta siswa
untuk menampilkan
1. Siswa
mempresentasikan
121
on hasil diskusi
kelompok ke depan
kelas.
2. Guru memberikan
kesempatan kepada
kelompok lain untuk
bertanya dan
memberikan
tanggapan.
3. Guru menanggapi
pertanyaan dari siswa
dalam diskusi.
hasil dari diskusi
kelompoknya.
(Mengkomunikasi
kan) 2. Kelompok lain
memberikan
pertanyaan dan
tanggapan kepada
kelompok yang
maju di depan
kelas.
3. Siswa
mendengarkan
penjelasan dari
guru.
d. Fase
Elaborati
on
1. Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
mengajukan
pertanyaan dari materi
yang belum di
pahami.
2. Guru meminta kepada
siswa apakah ada
yang bisa menjelaskan
atau guru menjawab
pertanyaan siswa serta
memberikan
penguatan terhadap
konsep materi.
3. Guru membimbing
siswa untuk
menyimpulkan materi
yang dipelajari.
4. Guru meminta laporan
tugas diskusi
dikumpulkan.
1. Siswa menaggapi
atau bertanya
tentang materi
yang belum
dipahami.
(Menanya) 2. Siswa lain
menjelaskan
kepada temannya
atau siswa
mendengarkan
materi yang
dijelaskan oleh
guru sesuai dengan
materi yang belum
dipahami oleh
siswa.
3. Siswa
menyimpulkan
materi yang
dipelajari.
4. Siswa
mengumpulkan
hasil laporan
diskusi ke guru.
e. Fase
Evaluatio
n
1. Guru mengkondisikan
kelas ke posisi
semula.
2. Guru meminta siswa
mengerjakan soal
1. Siswa kembali
duduk ke posisi
semula dengan
rapi.
2. Siswa
mengerjakan
122
evaluasi yang telah di
sediakan dan
mengarahkan siswa
agar mengerjakannya
secara mandiri.
lembar soal yang
telah diberikan
secara mandiri.
Kegiatan
Penutup
1. Guru membimbing
siswa untuk
menyimpulkan
pembelajaran pada
hari ini.
2. Guru memberikan
penguatan terhadap
kesimpulan yang
disampaikan oleh
siswa.
3. Guru melakukan
refleksi pada
pembelajaran yang
telah berlangsung.
4. Guru
menginformasikan
pembelajaran pada
pertemuan
selanjutnya.
5. Guru menutup
pembelajaran hari ini
dengan membaca doa
penutup majelis dan
diakhiri dengan
mengucap kan salam.
1. Siswa
menyimpulkan
materi
pembelajaran.
2. Siswa
mendengarkan
penguatan yang
guru sampaikan.
3. Siswa
mendengarkan
refleksi yang guru
sampaikan.
4. Siswa menerima
Informasi.
5. Siswa membaca
doa penutup
majelis dan
menjawab salam.
10 menit
123
H. PENILAIAN (Terlampir)
1. Penilaian Sikap
Observasi
2. Penilaian Pengetahuan
Tes tertulis
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian unjuk kerja
124
LAMPIRAN
1. Media Pembelajaran
Gambar tulang sebagai alat gerak manusia
2. Penilaian
a. Teknik Penilaian
b. Penilaian Sikap : Lembar Observasi
c. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis (Pilihan Ganda)
a. Bentuk Instrumen Penilaian
1) Penilaian Sikap
No Nama
Perubahan Tingkah Laku Skor
Santun Percaya
Diri
Tanggung
Jawab
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2
3.
4.
Keterangan:
K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4
2) Penilaian pengetahuan
125
LEMBAR TES
Nama Siswa :
No. Absen :
Mata Pelajaran : Tematik Tema 1 Subtema 2 Pembelajaran 2
Pokok Bahasan : Organ Gerak Manusia
Berilah Tanda Silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling
benar!
1. Pernyataan yang benar mengenai rangka adalah…
A. tulang-tulang yang tersusun secara teratur
B. tulang-tulang yang tersusun secara tidak berurutan
C. tulang-tulang lunak yang teratur
D. tulang-tulang keras yang tersusun rapi
2. Di bawah ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah
A. tempat melekatnya otot
B. menegakan tubuh
C. membentuk daging
D. membentuk tubuh
3. Rongga dada terbentuk dari tulang... dan tulang
A. selangka dan belikat
B. rusuk dan dada
C. gelang bahu dan rusuk
D. dada dan selangka
4. Hubungan antara tulang-tulang manusia disebu..
A. rangka
B. daging
C. otot
D. sendi
5. Makanan yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tulang adalah makanan yang
banyak menganding ...
A. vitamin A B. vitamin C
126
C. vitamin D D. vitamin K
6. Makanan yang tidak mengandung Kalsium adalah ...
A. susu
B. ikan
C. buah-buahan
D. jagung
7. Berikut ini cara-cara membiasakan sikap tibuh yang benar agar terhindar dari
dampak buruk dari sikap tubuh yang salah, kecuali ...
A. punggung selalu dalam posisi tegak ketika duduk
B. membawa beban yang terlalu berat di pnggung
C. punggung selalu dalam posisi tegak ketika berdiri
D. membawa beban yang seimbng sebelah kiri dan kanan
Perhatikan gambar berikut untuk menjawab soal!
8. Tulang yang ditunjukkan oleh panah nomor 3 ialah …
A. tulang rusuk
B. rahang bawah
C. tengkorak
D. lenggan
9. Tulang yang ditunjukkan oleh panah nomor 5 ialah …
A. tulang leher
B. belikat
C. rahang bawah
D. rusuk
10. Tulang yang ditunjukkan oleh panah nomor 1 ialah …
A. tulang dada B. belikat
127
C. tengkorak D. rusuk
11. Tulang yang ditunjukkan oleh panah nomor 2 ialah …
A. tengkorak
B. selangka
C. tulang jidat
D. belikat
12. Tulang yang ditunjukkan oleh panah nomor 6 ialah …
A. rahang bawah
B. tulang dada
C. belikat
D. pinggul
13. Tulang yang ditunjukkan oleh panah nomor 4 ialah …
A. Selangka
B. Dada
C. Rusuk
D. tengkorak
14. Berikut ini yang merupakan sumber vitamin D adalah …
A. berjemur di pantai
B. berjemur di pagi hari
C. berjalan-jalan
D. berjemur di sore hari
15. Kelainan pada tulang belakang yang menyebabkan tubuh menjadi bungkuk
adalah …
A. lordosis
B. kifosis
C. skoliosis
D. osteoporosis
KUNCI JAWABAN
1. A
2. C
3. B
4. D
5. C
6. D
7. B
8. B
9. A
128
10. B
11. A
12. B
13. A
14. B
15. B
129
3) Penilaian Keterampilan
Lembar Penilaian : Menyusun LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) yang
disediakan guru
Format Penilaian
NO
NAMA
SISWA
NILAI
SANGAT
BAIK
(4)
BAIK
(3)
CUKUP
(2)
KURANG
(1)
1.
2
3.
4.
5.
4) Penilaian Keterampilan
Lembar Penilaian : Menyusun LKPD yang telah disediakan guru
Format Penilaian
NO
NAMA
SISWA
NILAI
SANGAT
BAIK
(4)
BAIK
(3)
CUKUP
(2)
KURANG
(1)
1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria Penilaian Keterampilan
Kriteria
Sangat Baik
(4)
Baik
(3)
Cukup
(2)
Kurang
(1)
1. Menyusun
puzzle
Lengkap,
sesuai, urut
dan benar
Hanya
memenuhi 3
kriteria
Hanya
memenuhi
2 kriteria
Hanya
memenuhi 1
kriteria
2. Kerapian Rapi,
bersih, dan
sesuai
Kurang rapi Cukup rapi Tidak rapi
dan
berantakan
130
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Nama Sekolah : SD Negeri Jombor
Kelas / Semester : V (Lima) / 1
Tema : Organ Gerak Hewan dan Manusia (Tema 1)
Subtema : Manusia dan Lingkungan (Subtema 2)
Pembelajaran Ke : 5
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. KOMPETENSI INTI ( KI )
1. Menerima dan menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
percaya diri, dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangga, serta cinta tanah air.
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan
mencoba berdasarkanrasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, serta benda-benda yang dijumpainya di rumah,
di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menunjukkan ketrampilan berpikir dan bertindak kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis, dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
131
yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan
perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan: IPA
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan membaca, siswa dapat mengidentifikasi organ gerak pada
manusia.
2. Dengan membaca, siswa dapat mengetahui macam-macam otot pada
manusia.
3. Dengan menyusun puzzle, siswa dapat membedakan macam-macam otot
pada manusia.
D. MATERI
Otot adalah jaringan yang ada di dalam tubuh manusia. Otot berupa
alat gerak aktif yang menggerakkan tulang sehingga menyebabkan suatu
individu dapa t bergerak. Fungsi otot pada manusia adalah:
1. Menjalankan dan melaksanakan kerja. Contohnya berjalan, mengangkat
dan memegang
2. Menggerakkan jantung
3. Mengalirkan darah yang terdiri atas zat-zat yaitu nutrisi, oksigen, dan
lain-lain.
No Kompetensi Dasar Indikator
1. 3.1 Menjelaskan alat gerak dan
fungsinya pada hewan dan
manusia serta cara memelihara
kesehatan alat gerak manusia.
3.1.1 Mengetahui organ gerak pada
Manusia.
3.1.1 Mengetahui otot-otot pada
Manusia.
2. 4.1 Membuat model sederhana alat
gerak manusia dan hewan.
4.1.1 Menyusun puzzle gambar
otot-otot manusia.
132
Macam-macam Otot Manusia
1. Otot Polos
Otot polos adalah otot yang bekerja tanpa kesadaran kita yang
dipengaruhi oleh saraf tak sadar. Otot polos dibentuk oleh sel-sel yang
berbentuk gelendong dimana kedua ujungnya runcing dan mempunyai inti
sel.
Ciri-ciri otot polos:
a. Berbentuk gelendong
b. Memiliki satu inti sel yang berada di tengah
c. Terletak pada organ dalam (usus, saluran peredaran darah, otot di
saluran kemih)
d. Gerakannya lambat dan tidak mudah lelah
2. Otot Lurik
133
Otot lurik adalah otot yang menempel pada rangka tubuh manusia
yang digunakan dalam pergerakan. Otot lurik adalah otot yang bekerja di
bawah kesadaran. Otot lurik juga disebut otot rangka, mengapa?. Karena
menempel pada rangka. Dinamakan otot lurik karena adanya sisi gelap dan
terang yang berselang-seling.
Ciri-ciri otot lurik:
1. Bentuk silindris dengan garis gelap terang
2. Melekat pada rangka
3. Memiliki banyak inti sel yang berada di tepi
4. Bekerja secara sadar dengan perintah otak
5. Cepat dan mudah lelah
3. Otot Jantung
Otot jantung adalah otot yang bekerja secara terus-menerus tanpa
istirahat atau berhenti. Otot jantung merupakan perpaduan antara otot lurik
dan otot polos karena adanya persamaan yang ada pada otot jantung
misalnya, memiliki sisi gelap terang dan inti sel yang berada di tengah.
Otot jantung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.
Ciri-ciri otot jantung:
a. Berbentuk silindris
b. Terletak di jantung
c. Memiliki satu inti sel yang berada di tengah
d. Bekerja tanpa kesadaran manusia
134
e. Bekerja secara terus-menerus dan tidak membutuhkan istirahat
E. METODE DAN PENDEKATAN
1. Pendekatan : Scientific
2. Strategi : Cooperative Learning
3. Model : Siklus Belajar (Learning Cycle)
4. Metode : Tanya jawab, ceramah, dan diskusi kelompok
F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
3. Sumber
d. Maryanto, 2017. Buku Siswa Kelas V SD/MI Organ Gerak Hewan dan
Manusia Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
e. Maryanto, 2017. Buku Guru Kelas V SD/MI Organ Gerak Hewan dan
Manusia Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
4. Media Pembelajaran (Terlampir)
b. Gambar otot manusia
c. Media Kartu
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Sintaks
Model
Pembelajar
an
Learning
Cycle
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Alokasi
Waktu
Kegiatan
Awal
1. Guru membuka dengan
salam.
2. Guru mengajak siswa
berdo’a bersama.
3. Guru memeriksa
kehadiran siswa dengan
melakukan absensi.
4. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
dan materi yang akan
dipelajari.
1. Siswa menjawab
salam dari guru.
2. Siswa membaca do’a
bersama-sama.
3. Siswa menjawab
absen.
4. Siswa
memperhatikan guru
ketika
menyampaikan
10 Menit
135
5. Guru melakukan
apersepsi sesuai materi.
6. Guru memotovasi siswa
untuk belajar.
tujuan dan materi
pembelajaran.
5. Siswa
memperhatikan guru
dan menjawab
pertanyaan sesuai
dengan
kemampuannya.
6. Siswa menjawab
sesuai dengan
pengetahuannya.
Kegiatan
Inti
f. Fase
Engage
ment
1. Guru melontarkan
pertanyaan kepada
siswa “pernahkah
kalian berfikir,
mengapa kita dapat
berdiri tegak?”.
2. Bisakah kalian
membayangkan,
bagaimana akibatnya
apabila tubuh manusia
tidak memiliki otot?
3. Dari pertanyaan diatas
guru mengarahkan
siswa untuk
mengemukakan
pendapat tentang otot.
4. Guru meminta siswa
untuk mengamati media
berupa gambar otot
kemudian membaca
teks bacaan yang telah
disediakan agar siswa
memperoleh gambaran
mengenai otot.
1. Siswa
memperhatikan
teman sebangkunya
dan menjawab
pertanyaan guru.
2. Siswa menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh guru
sesuai
pengetahuannya.
3. Siswa
mengemukakan
pendapat sesuai
pengetahuannya.
4. Siswa diberi
kesempatan untuk
mengamati dan
membaca teks
tentang otot agar
memperoleh
gambaran konkret
mengenai otot.
(Mengamati)
50 menit
g. Fase
Explora
tion
1. Guru membagi siswa
menjadi beberapa
kelompok dengan
setiap anggota
berjumlah 4-5 orang.
2. Guru memberikan
LKPD (Lembar Kerja
Peserta Didik) kepada
setiap kelompok.
1. Siswa menanggapi
dengan duduk sesuai
kelompok yang telah
ditentukan.
2. Siswa mendapatkan
LKPD (Lembar
Kerja Peserta Didik)
per kelompoknya.
136
3. Guru mengarahkan
pada setiap kelompok
untuk mengerjakan dan
mendiskusikan jawaban
dari soal LKPD yang
telah dibagikan.
4. Guru meminta siswa
untuk menuliskan hasil
diskusinya pada LKPD
masing – masing.
3. Secara berkelompok,
siswa mencari
informasi dengan
membaca buku dan
mengerjakan LKPD
yang telah
dibagikan.
(Mengumpulkan
informasi)
4. Siswa menuliskan
hasil pembahasan
diskusi pada LKPD
yang telah diberikan
secara berkelompok.
(Menalar/
mengolah
informasi)
h. Fase
Explana
tion
1. Guru meminta siswa
untuk menampilkan
hasil diskusi kelompok
ke depan kelas.
2. Guru memberikan
kesempatan kepada
kelompok lain untuk
bertanya dan
memberikan tanggapan.
3. Guru menanggapi
pertanyaan dari siswa
dalam diskusi.
1. Siswa
mempresentasikan
hasil dari diskusi
kelompoknya.
(Mengkomunikasik
an)
2. Kelompok lain
memberikan
pertanyaan dan
tanggapan kepada
kelompok yang maju
di depan kelas.
3. Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru.
i. Fase
Elabora
tion
1. Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
mengajukan pertanyaan
dari materi yang belum
di pahami.
2. Guru meminta kepada
siswa apakah ada yang
bisa menjelaskan atau
guru menjawab
pertanyaan siswa serta
memberikan penguatan
1. Siswa menaggapi
atau bertanya
tentang materi yang
belum dipahami.
(Menanya)
2. Siswa lain
menjelaskan kepada
temannya atau siswa
mendengarkan
materi yang
dijelaskan oleh guru
137
terhadap konsep materi.
3. Guru membimbing
siswa untuk
menyimpulkan materi
yang dipelajari.
4. Guru meminta laporan
tugas diskusi
dikumpulkan.
sesuai dengan materi
yang belum
dipahami oleh siswa.
3. Siswa
menyimpulkan
materi yang
dipelajari.
4. Siswa
mengumpulkan hasil
laporan diskusi ke
guru.
j. Fase
Evaluati
on
1. Guru mengkondisikan
kelas ke posisi semula.
2. Guru meminta siswa
mengerjakan soal
evaluasi yang telah di
sediakan dan
mengarahkan siswa
agar mengerjakannya
secara mandiri.
1. Siswa kembali
duduk ke posisi
semula dengan rapi.
2. Siswa mengerjakan
lembar soal yang
telah diberikan
secara mandiri.
Kegiatan
Penutup
1. Guru membimbing
siswa untuk
menyimpulkan
pembelajaran pada hari
ini.
2. Guru memberikan
penguatan terhadap
kesimpulan yang
disampaikan oleh
siswa.
3. Guru melakukan
refleksi pada
pembelajaran yang
telah berlangsung.
4. Guru
menginformasikan
pembelajaran pada
pertemuan selanjutnya.
5. Guru menutup
pembelajaran hari ini
dengan membaca doa
penutup majelis dan
diakhiri dengan
mengucap kan salam.
1. Siswa
menyimpulkan
materi pembelajaran.
2. Siswa mendengarkan
penguatan yang guru
sampaikan.
3. Siswa mendengarkan
refleksi yang guru
sampaikan.
4. Siswa menerima
Informasi.
5. Siswa membaca doa
penutup majelis dan
menjawab salam.
10 menit
138
H. PENILAIAN (Terlampir)
4. Penilaian Sikap
Observasi
5. Penilaian Pengetahuan
Tes tertulis
6. Penilaian Keterampilan
Penilaian unjuk kerja
139
LAMPIRAN
1. Media Pembelajaran
a. Gambar Otot
b. Media Kartu
140
2. Penilaian
d. Teknik Penilaian
e. Penilaian Sikap : Lembar Observasi
f. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis (Menjodohkan dan Essay)
b. Bentuk Instrumen Penilaian
1) Penilaian Sikap
No Nama
Perubahan Tingkah Laku Skor
Santun Percaya
Diri
Tanggung
Jawab
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2
3.
4.
Keterangan:
K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4
2) Penilaian Pengetahuan
Soal
141
Berilah Tanda Silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling
benar!
1. Otot polos adalah otot yang ada dalam tubuh manusia yang….
a. Menempel pada rangka tubuh manusia
b. Bisa kita gerakkan dengan cepat dan kuat
c. Bekerja tanpa kesadaran kita
d. Menyusun seluruh panca indera kita
2. Fungsi utama dari otot pada manusia adalah untuk….
a. Menopang tubuh
b. Bergerak
c. Mengedarkan darah
d. Mengolah energi
3. Otot jantung memiliki bentuk….
a. Silindris
b. Runcing
c. Pipih
d. Kotak
4. Otot yang menempel pada rangka tubuh manusia yang digunakan dalam
pergerakan dinamakan otot….
a. Jantung
b. Polos
c. Lurik
d. Tulang
Perhatikan gambar berikut untuk menjawab soal no 5-8!
142
5. Huruf A menunjukkan letak otot….
a. Jantung
b. Polos
c. Lurik
d. Rangka
6. Huruf B menunjukkan letak otot….
a. Jantung
b. Polos
c. Lurik
d. Rangka
7. Huruf C menunjukkan letak otot….
a. Jantung
b. Polos
c. Rangka
d. Lurik
8. Gerakannya lambat dan tidak mudah lelah termasuk ciri-ciri otot….
a. Polos
b. Jantung
c. Lurik
d. Rangka
A
B
C
143
9.
Otot pada gambar di atas adalah….
a. Jantung
b. Polos
c. Rangka
d. Lurik
10.
Otot pada gambar di atas adalah….
a. Jantung
b. Polos
c. Rangka
d. Lurik
11.
Otot pada gambar di atas adalah….
a. Jantung
b. Polos
c. Rangka
d. Lurik
12. Otot lurik memiliki bentuk….
a. Silindris
b. Runcing
144
c. Pipih
d. Kotak
13. Otot polos memiliki bentuk….
a. Silindris
b. Runcing
c. Gelondong
d. Kotak
14. Alat gerak aktif yang menggerakkan tulang sehingga menyebabkan suatu
individu dapat bergerak, disebut….
a. Otot
b. Rangka
c. Tulang
d. Indera
15. Fungsi otot adalah….
a. Menjalankan dan melaksanakan kerja
b. Melancarkan alirkan darah
c. Membentuk tulang dan gigi
d. Menerima rangsang
Kunci Jawaban:
1. A
2. B
3. A
4. C
5. B
6. C
7. A
8. B
9. D
10. A
145
11. B
12. A
13. C
14. A
15. A
Prosedur Penilaian: Jumlah Perolehan Benar
Benar Maksimal x 100
3) Penilaian Keterampilan
Lembar Penilaian : Menyusun LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) yang
disediakan guru
Format Penilaian
NO
NAMA
SISWA
NILAI
SANGAT
BAIK
(4)
BAIK
(3)
CUKUP
(2)
KURANG
(1)
1.
2
3.
4.
5.
Kriteria Penilaian Keterampilan
Kriteria
Sangat Baik
(4)
Baik
(3)
Cukup
(2)
Kurang
(1)
3. Menyusun
puzzle
Lengkap,
sesuai, urut
dan benar
Hanya
memenuhi 3
kriteria
Hanya
memenuhi 2
kriteria
Hanya
memenuhi 1
kriteria
4. Kerapian Rapi, bersih,
dan sesuai
Kurang rapi Cukup rapi Tidak rapi dan
berantakan
146
Lampiran 7 Lembar Observasi Siswa Siklus I
Lembar Observasi Siswa Siklus I
NO Nama
Siswa
Aspek yang Diamati
Pengeta-
huan
Keaktifan Kerjasama
B C K B C K B C K
1 AP √ √ √
2 AAK √ √ √
3 AC √ √ √
4 ACH. √ √ √
5 FR √ √ √
6 MAA √ √ √
7 MCL √ √ √
8 NSP √ √ √
9 NA √ √ √
10 N √ √ √
11 RAA √ √ √
12 RSA √ √ √
13 MFM √ √ √
14 AR √ √ √
15 TPH √ √ √
Jumlah
3
9
3
4
11
0
3
10
2
Keterangan:
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Kab. Semarang, 27 November 2019 Pengamat,
Anang Al-Hapsi, S.Pd
NIP.-
147
Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa Siklus II
Lembar Observasi Siswa Siklus II
NO Nama
Siswa
Aspek yang Diamati
Pengeta-
huan
Keaktifan Kerjasama
B C K B C K B C K
1 AP √ √ √
2 AAK √ √ √
3 AC √ √ √
4 ACH. √ √ √
5 FR √ √ √
6 MAA √ √ √
7 MCL √ √ √
8 NSP √ √ √
9 NA √ √ √
10 N √ √ √
11 RAA √ √ √
12 RSA √ √ √
13 MFM √ √ √
14 AR √ √ √
15 TPH √ √ √
Jumlah
8
5
2
11
4
0
8
7
0
Keterangan:
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Kab. Semarang, 5 Desember 2019 Pengamat,
Anang Al-Hapsi, S.Pd
NIP.-
148
Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus I
Lembar Observasi Guru Siklus I
NO Aspek yang diamati Nilai
A B C D
1 Guru membuka pelajaran dengan
mengucap salam
√
2 Guru mengajak siswa berdoa bersama √
3 Guru memerikasa kehadiran siswa
dengan melakukan absensi
√
4 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan
dipelajari pada hari ini
√
5 Guru memeriksa kesiapan siswa √
6 Guru melakukan apersepsi √
7 Guru memotivasi siswa untuk belajar √
8 Guru menyampaikan tema
pembelajaran
√
9 Guru menggunakan media berupa
gambar/kartu secara efektif dan
efisien
√
10 Fase 1: Engagement (Melibatkan)
Siswa diminta untuk mengamati
gambar dan percakapan tentang organ
gerak hewan dan manusia
√
11 Siswa diarahkan untuk membaca
buku paket tematik untuk mencari
informasi terkait materi
√
12 Guru membagi siswa menjadi 3
kelompok
√
13 Guru mebagikan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) pada masing-
masing kelompok
√
14 Fase 2: Exploration (Eksplorasi)
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi secara
berkelompok sesuai dengan
permasalahan yang ada dalam LKPD
siswa
√
15 Fase 3: Explanation (Menjelaskan)
Guru meminta siswa
mempresentasikan hasil diskusi setiap
kelompok
√
16 Guru memberikan reward kepada
siswa yang berani mempresentasikan
hasil diskusi kelompokya
√
17 Fase 4: Elaboration √
149
(Mengembangkan)
Guru mendorong peserta kelompok
lain untuk memberikan tanggapan
atau pertanyaan seputar materi
kepada kelompok yang presentasi
18 Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk menanyakan hal- hal
yang kurang dimengerti mengenai
penyeledikan yang telah dilakukan
√
19 Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran pada
hari ini
√
20 Guru memberikan penguatan
terhadap kesimpulan yang
disampaikan oleh siswa
√
21 Guru melakukan refleksi pada
pembelajaran yang telah berlangsung
√
22 Guru menginformasikan
pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya
√
23 Fase 5: Evaluation (Mengevaluasi)
Guru memberikan soal evalusi pada
siswa
√
24 Guru menutup pembelajaran hari ini
dengan membaca doa penutup
majelis dan diakhiri dengan
mengucap kan salam
√
25 Guru menyampaikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam
RPP
√
Jumlah 12 39 18 0
Total 69
Kategori Baik
Kab. Semarang, 27 November 2019 Pengamat,
Anang Al-Hapsi, S.Pd
NIP.-
150
Lampiran 10 Lembar Observasi Guru Siklus II
Lembar Observasi Guru Siklus II
NO Aspek yang diamati Nilai
A B C D
1 Guru membuka pelajaran dengan
mengucap salam √
2 Guru mengajak siswa berdoa bersama √ 3 Guru memerikasa kehadiran siswa
dengan melakukan absensi √
4 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan
dipelajari pada hari ini
√
5 Guru memeriksa kesiapan siswa √ 6 Guru melakukan apersepsi √ 7 Guru memotivasi siswa untuk belajar √ 8 Guru menyampaikan tema
pembelajaran √
9 Guru menggunakan media berupa
gambar/kartu secara efektif dan efisien √
10 Fase 1: Engagement (Melibatkan)
Siswa diminta untuk mengamati
gambar dan percakapan tentang organ
gerak hewan dan manusia
√
11 Siswa diarahkan untuk membaca buku
paket tematik untuk mencari informasi
terkait materi
√
12 Guru membagi siswa menjadi 3
kelompok √
13 Guru mebagikan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) pada masing- masing
kelompok
√
14 Fase 2: Exploration (Eksplorasi)
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi secara
berkelompok sesuai dengan
permasalahan yang ada dalam LKPD
siswa
√
15 Fase 3: Explanation (Menjelaskan)
Guru meminta siswa
mempresentasikan hasil diskusi setiap
kelompok
√
16 Guru memberikan reward kepada siswa
yang berani mempresentasikan hasil
diskusi kelompokya
√
17 Fase 4: Elaboration
(Mengembangkan) √
151
Guru mendorong peserta kelompok
lain untuk memberikan tanggapan atau
pertanyaan seputar materi kepada
kelompok yang presentasi
18 Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk menanyakan hal- hal yang
kurang dimengerti mengenai
penyeledikan yang telah dilakukan
√
19 Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran pada hari
ini
√
20 Guru memberikan penguatan terhadap
kesimpulan yang disampaikan oleh
siswa
√
21 Guru melakukan refleksi pada
pembelajaran yang telah berlangsung √
22 Guru menginformasikan pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya √
23 Fase 5: Evaluation (Mengevaluasi)
Guru memberikan soal evalusi pada
siswa
√
24 Guru menutup pembelajaran hari ini
dengan membaca doa penutup majelis
dan diakhiri dengan mengucap kan
salam
√
25 Guru menyampaikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam
RPP
√
Jumlah 52 27 2 0
Total 81
Kategori Sangat Baik
Kab. Semarang, 5 Desember 2019 Pengamat,
Anang Al-Hapsi, S.Pd
NIP.-
152
Lampiran 11 Lembar Soal Evaluasi Siklus I
Lembar Soal Evaluasi Siklus I
153
154
Lampiran 12 Lembar Soal Evaluasi Siklus II
Lembar Soal Evaluasi Siklus II
155
156
Lampiran 13 Lembar Nilai Evaluasi Pra Siklus
Lembar Nilai Evaluasi Pra Siklus
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 AP 70 50 Tidak Tuntas
2 AAK 70 40 Tidak Tuntas
3 AC 70 70 Tuntas
4 ACH. 70 60 Tidak Tuntas
5 FR 70 90 Tuntas
6 MAA 70 60 Tidak Tuntas
7 MCL 70 30 Tidak Tuntas
8 NSP 70 70 Tuntas
9 NA 70 30 Tidak Tuntas
10 N 70 70 Tuntas
11 RAA 70 80 Tuntas
12 RSA 70 40 Tidak Tuntas
13 MFM 70 60 Tidak Tuntas
14 AR 70 70 Tuntas
15 TPH 70 30 Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 30
Rata- rata 56,66
157
Lampiran 14 Lembar Kerja Peserta Didik (Siklus I)
Lembar Kerja Peserta Didik (Siklus I)
158
159
Lampiran 15 Lembar Kerja Peserta Didik (Siklus II)
Lembar Kerja Peserta Didik (Siklus II)
160
161
Lampiran 16 Lembar Nilai Evaluasi Siklus I
Lembar Nilai Evaluasi Siklus I
NO Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 AP 70 80 Tuntas
2 AAK 70 73 Tuntas
3 AC 70 73 Tuntas
4 ACH. 70 80 Tuntas
5 FR 70 80 Tuntas
6 MAA 70 80 Tuntas
7 MCL 70 53 Tidak Tuntas
8 NSP 70 60 Tidak Tuntas
9 NA 70 60 Tidak Tuntas
10 N 70 46 Tidak Tuntas
11 RAA 70 70 Tuntas
12 RSA 70 80 Tuntas
13 MFM 70 60 Tidak Tuntas
14 AR 70 50 Tidak Tuntas
15 TPH 70 20 Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 20
Rata- rata 64,33
162
Lampiran 17 Lembar Nilai Evaluasi Siklus II
Lembar Nilai Evaluasi Siklus II
NO Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 AP 70 80 Tuntas
2 AAK 70 80 Tuntas
3 AC 70 86 Tuntas
4 ACH. 70 93 Tuntas
5 FR 70 93 Tuntas
6 MAA 70 73 Tuntas
7 MCL 70 80 Tuntas
8 NSP 70 73 Tuntas
9 NA 70 66 Tidak Tuntas
10 N 70 86 Tuntas
11 RAA 70 80 Tuntas
12 RSA 70 86 Tuntas
13 MFM 70 73 Tuntas
14 AR 70 86 Tuntas
15 TPH 70 60 Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi 93
Nilai Terendah 60
Rata- rata 79,66
163
Lampiran 18 Foto Kegiatan Pembelajaran
FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Gambar 1. Siswa mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (Siklus I)
164
Gambar 2. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas (Siklus I)
Gambar 3. Guru memberikan penguatan materi setelah diskusi (Siklus I)
Gambar 4. Siswa mengerjakan evaluasi
165
Gambar 5. Siswa berdo’a sebelum memulai pelajaran (Siklus II)
Gambar 6. Siswa berdiskusi kelompok (Siklus II)
166
Lampiran 19 Satuan Kredit Kegiatan
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Fitri Rahayu Prodi : PGMI
NIM : 23040160071 Dosen P. A : Dra. Nur Hasanah, M. Pd.
N
o Nama Kegiatan
Tanggal
Pelaksanaan Keikutsertaan Nilai
1
OPAK FTIK "Peranan Budaya
di Perguruan Tinggi dalam
Membentuk Karakter Pendidik
yang Profesional dan
Bermartabat" oleh DEMA FTIK
22-23
Agustus 2016 Peserta
3
2 Library User Education UPT
Perpustakaan
30 Agustus
2016 Peserta
3
3
Seminar Nasional Masa Ta'aruf
Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah "Membangun
Intelektualitas Mahasiswa
Melalui Budaya Literasi di Era
Virtual
10 September
2016 Panitia
8
4
Seminar Internasional "Petani
Untuk Negeri dalam Rangkaian
Kegiatan Festival Solidaritas
Untuk Petani Indonesia"
18 September
2016 Peserta
10
5 Seminar Nasional Sukses
Akademis, Sukses Bisnis
22 November
2016 Peserta
8
5
Pelatihan Pembelajaran Al-
Qur’an Dengan Tema
Membangun Peradaban Dengan
Al-Qur’an
6 Maret 2017 Peserta
3
6 Kursus Pembina Pramuka Mahir
Tingkat Dasar
06-11
Februari
2017
Peserta
3
7
Pelatihan Karya Tulis Ilmiah YA
BISMILLAH "Mahasiswa
sebagai Intelektual yang
Berwawasan dan Terampil
dalam Menulis"
21 April
2017 Peserta
3
8
PIK SAHAJASA Terapi Hati
Biro Tazkia "Menjemput
Kebahagiaan dengan Cinta dan
20 Mei 2017 Peserta
3
167
Syukur"
9
Seminar Nasional YA
BISMILLAH "Unloking The
Future Through Scholarships"
23 Mei 2017 Peserta
8
10
Seminar Nasional "Implementasi
Tri Dharma Perguruan Tinggi
dalam Membangaun Midset Anti
Hoax" oleh MENWA Yon 953 -
K IAIN Salatiga
24 Mei 2017 Peserta
8
11
Acara Ramadhan in Campus
"Bersahabat dengan Al-Qur'an,
menjadi Keluarga Terdekat Sang
Maha Rahman" oleh YA
BISMILLAH
16 Juni 2017 Peserta
3
12
Anniversary YA BISMILLAH
"Satu Arah, Satukan Langkah
dalam Mencapai Masa Depan
Gemilang"
12 Agustus
2017 Peserta
3
13
Kursus Pembina Pramuka Mahir
Tingkat Lanjut (KML)
Golongan Penggalang
22-27
September
2017
Peserta
3
14
Seminar Kebudayaan "Ngundi
Kaweruh Hayuning Budaya
Jawi" oleh HMJ PGMI
30 September
2017 Peserta
3
15
Training Entrepreneurship YA
BISMILLAH "Kiat
Berwirausaha Sukses dan
Mandiri melalui Bisnis Online"
oleh YA BISMILLAH
30 Okt 2017 Peserta
3
16
Jalan Sehat Semarak Festifal
Hari Jadi PGMI ke 10 "Bersama
Bisa" oleh HMJ PGMI
15 November
2017 Peserta
3
17 Pameran Media Pembelajaran
PGMI
29 November
2017 Peserta
3
18
Certificate of Achievement Has
Joined In English Course and
Camp (EGYPT Islamic
Boarding and Course)
8 Januari- 03
Februari
2018
Peserta
3
19
Lomba Pranata Cara yang
diselenggarakan oleh HMJ
PGMI IAIN Salatiga
08 Mei 2018 Peserta
3
168
20
Pekan Ilmiah dan Gelar Budaya
dalam Rangka HARDIKNAS
oleh Dekan FTIK
09 Mei 2018 Peserta
3
21
Scholarship Seminar "Drawing
the Future Through Scholarship"
oleh YA BISMILLAH
20 April
2018 Peserta
3
22
Seminar Nasional "Peran
Mahasiswa Bidikmisi dalam
Mewujudkan SDGS 2030" oleh
Ya Bismillah 24 Agustus
2018
Peserta
8
23 Inspirasi Tazkia dengan Tema
“Love Story From Allah”
06 Oktober
2018 Peserta
3
24 Bedah Buku "Jurus Kuliah ke
Luar Negeri"
30 Oktober
2018 Peserta
3
25
Seminar Hafal Qur'an Sebulan
oleh Yayasan Karantina Tahfizh
Al-Qur'an Nasional dengan
YKTN Salatiga
20 November
2018 Peserta
3
27
Pagelaran Sendratari "Merawat
Budaya, Tumbuhklan
Kreatifitas"
08 September
2018 Peserta
3
28 Bedah Buku yang berjudul
“KONSEP DASAR FISIKA”
26 April
2019 Peserta
3
29
Seminar Nasional “Eskalasi
Mental Spiritual Aktivis Santri
Nusantara”.
26 0ktober
2019
8
Jumlah 126
169
Lampiran 20 Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fitri Rahayu
TTL : Purworejo, 02 Februari 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dusun Nasaran, RT 04/ RW 05, Ds. Cangkrep Lor,
Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Jenjang Pendidikan : a. TK Kuncup Mekar, lulus tahun 2002
b. SD N 2 Cangkrep Lor, lulus tahun 2008
c. MTs N 1 Purworejo, lulus tahun 2011
d. MA N Purworejo, lulus tahun 2016
e. Masih menyelesaikan pendidikan S1 Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan PGMI IAIN Salatiga
Demikian daftar riwayat hidup ini, saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 4 April 2020