penilaian faktor risiko karies pada anak usia dibawah …

112
PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH 2 TAHUN MENURUT AMERICAN ACADEMY OF PEDIATRIC DENTISTRY DI KECAMATAN MEDAN BARU DAN MEDAN POLONIA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Oleh : LEYLAN SYAHPUTRA IKHSAN LUBIS NIM : 130600019 Pembimbing : ESSIE OCTIARA, drg., Sp. KGA LUTHFIANI, drg FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK

USIA DIBAWAH 2 TAHUN MENURUT AMERICAN

ACADEMY OF PEDIATRIC DENTISTRY DI

KECAMATAN MEDAN BARU DAN

MEDAN POLONIA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

LEYLAN SYAHPUTRA IKHSAN LUBIS

NIM : 130600019

Pembimbing :

ESSIE OCTIARA, drg., Sp. KGA

LUTHFIANI, drg

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak

Tahun 2018

Leylan Syahputra Ikhsan Lubis

Penilaian Faktor Risiko Karies pada Anak Usia Dibawah 2 Tahun Menurut

American Academy of Pediatric Dentistry di Kecamatan Medan Baru dan Medan

Polonia

x + 56 halaman

Karies merupakan permasalahan rongga mulut yang sering terjadi di dunia.

AAPD mengeluarkan penilaian risiko karies (Caries Assessment Tool/CAT) yang

akan membantu dokter gigi dalam membuat keputusan perawatan berdasarkan risiko

karies. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penilaian risiko karies (CAT)

dengan kejadian SECC, ECC (non-SECC) dan bebas karies usia dibawah 2 tahun di

Kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia.

Jenis penelitian ini adalah analitik observasi dengan desain penelitian cross

sectional. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling sehingga didapat

total sampel sebanyak 216 orang. Penelitian ini dilakukan di Posyandu dan

Lingkungan Medan Baru dan Medan Polonia. Uji analisis yang dilakukan adalah Chi

Square, Kolmogorov Smirnov, Mann Whitney dan One Way Anova serta uji Pearson

dengan p<0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara

penilaian risiko karies (CAT) dengan kejadian SECC dan bebas karies (p=0,000).

Elemen dari penilian CAT yang signifikan dengan kejadian SECC dan bebas karies,

yaitu ibu memiliki karies aktif, status sosial ekonomi rendah, konsumsi makanan dan

minuman ringan yang manis selain makan utama >3 kali sehari, anak mengonsumsi

susu sebagai pengantar tidur,anak menggosok gigi setiap hari dengan pasta gigi

berfluoride, anak memiliki white spot, kavitas, dan plak pada gigi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Kesimpulan dari penelitian ini adalah anak S-ECC memiliki penilaian faktor

risiko karies tinggi lebih banyak dibanding anak bebas karies. Anak memiliki risiko

karies rendah memiliki pengalaman karies yang rendah dibandingkan anak yang

memiliki risiko karies tinggi

Daftar rujukan: 51 (1995-2017).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

pada tanggal 17 Januari 2018

TIM PENGUJI

KETUA : Siti Salmiah,drg.,Sp.KGA

ANGGOTA : 1. Essie Octiara, drg., Sp. KGA

2. Luthfiani, drg.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penilaian

Faktor Risiko Karies Pada Anak Usia Dibawah 2 Tahun Menurut American Academy

Of Pediatric Dentistry di Kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia” yang

merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk mendapat gelar Sarjana Kedokteran

Gigi.

Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bimbingan,

bantuan, serta doa dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada

orang tua tercinta, ayahanda Abdul Latif Lubis dan ibunda Leliwati yang selalu

memberi doa, kasih sayang, motivasi, dan dukungan baik secara moral maupun

materil, serta adik penulis Layla Syahfitri Lubis yang juga memberikan kasih sayang

dan dorongan semangat kepada penulis.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis juga telah banyak mendapat bimbingan,

motivasi, saran, dukungan, dan nasihat dari berbagai pihak. Penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes, Sp.RKG. (K) selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Essie Octiara, drg., Sp.KGA selaku ketua departemen Ilmu Kedokteran

Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan dosen

pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran dalam

memberikan bimbingan, nasihat, arahan, dan bantuan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

3. Luthfiani, drg selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan

meluangkan waktu, memberikan ide, masukan, dan pengarahan yang sangat

bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

4. Siti Salmiah, drg., Sp.KGA selaku dosen penguji yang telah memberi

waktu, arahan, saran dan kritik yang membangun sehingga skripsi dapat diselesaikan

dengan baik.

5. Mimi Marina Lubis, drg., Sp.Ort selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan semangat dan membimbing penulis selama menjalani pendidikan.

6. Seluruh staf pengajar FKG USU terutama staf pengajar dan pegawai di

Departemen IKGA yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini.

7. Teman – teman seperjuangan skripsi di Departemen IKGA, Luciany,

Kurnia, Nia, Angga, Isra, Firsty, Destrin, Savithra, Astrid, dan Emee.

8. Sahabat – sahabat terbaik penulis Cornelia, Saima, Dila, Riri, Osi, Anggra,

Lia, Hanny, Nana, Rintan, Arif, Soleh, Yuda, Mulkan, Fauzi, Baya,Yudi, Wisnu, nuel

serta keluarga besar HMI Komisariat FKG USU, teman-teman seangkatan 2013 dan

lainya yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan doa,

semangat, dan bantuan dalam pembuatan skripsi.

Penulis menyadari kelemahan dan keterbatasan ilmu yang penulis miliki yang

membuat skripsi ini masih banyak kekurangan sehingga perlu perbaikan, saran, dan

kritik untuk menjadikan skripsi ini lebih baik. Akhirnya penulis mengharapkan

semoga skripsi ini di ridhoi Allah SWT dan dapat memberikan manfaat dan

sumbangan pikiran yang berguna kepada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Sumatera Utara dan penelitian selanjutnya.

Medan, 17 Januari 2018

Penulis,

Leylan Syahputra Ikhsan Lubis

(130600019)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii HALAMAN TIM PENGUJI ................................................................... iii KATA PENGANTAR ........................................................................... iv DAFTAR ISI ........................................................................................... v DAFTAR TABEL .................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... . x BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................ 4 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................. 4 1.4 Hipotesis Penelitian .......................................................... 5 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................ 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 6 2.1 Early Childhood Caries (ECC) ........................................ 6 2.2 Severe Early Childhood Caries (S-ECC) ......................... 7 2.3 Etiologi ECC dan S-ECC ................................................. 7 2.3.1 Mikroorganisme ..................................................... 8 2.3.2 Substrat ................................................................... 9 2.3.3 Host......................................................................... 9 2.3.4 Waktu ..................................................................... 10 2.4 Faktor Risiko Karies ....... 10 2.5 Dampak ECC dan S-ECC .................................................. 13 2.6 Pencegahan ECC dan S-ECC ............................................. 14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

2.7 Pengukuran Faktor Risiko Karies ................................... 15 2.7.1 Caries Risk Management by Risk Assessment (CAMBRA) ............................................................ 16

2.7.2 Kariogram .............................................................. 17 2.7.3 Traffic Light Matrix (TL-M) .................................. 18

2.7.4 Pengukuran Faktor Risiko Menurut American Dental Association (ADA) ................................... 18 2.7.5 Pengukuran Faktor Risiko Menurut American iiiiiiiiiiiiiAcademy Pediatric Dentistry (AAPD) .................. 19

2.8 Kerangka Teori ......................................................... 24 2.9 Kerangka Konsep ...................................................... 25

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN............................................. 26 3.1 Jenis Penelitian ................................................................. 26 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 26 3.3 Populasi dan Sampel ........................................................ 26 3.4 Variabel-Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional .. 27 3.4.1 Variabel Penelitian .................................................. 27 3.4.2 Defenisi Operasional ............................................... 28 3.5 Cara Pengambilan Data ................................................... 32 3.6 Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 32 3.6.1 Pengolahan Data ............................................................ 32 3.6.2 Analisis Data.................................................................. 33 3.7 Etika Penelitian ................................................................. 33 BAB 4 HASIL PENELITIAN............................................................ 36 4.1 Karakteristik Subjek penelitian ........................................ 36 4.2 Hubungan Penilaian Risiko Karies (CAT) Secara umum dengan kejadian S-ECC, ECC (non-SECC), dan bebas karies 36 4.3 Hubungan Elemen Penilaian Risiko Karies (CAT) dengan

kejadian S-ECC, ECC (non-SECC) dan Bebas Karies ... 37 4.4 Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan kejadian S-ECC,

ECC (non-SECC), dan Bebas Karies .............................. 39 4.5 Hubungan usia dan Jenis Kelamin dengan Pengalaman Karies

Anak .............................................................................. 40 4.6 Hubungan Penilaian Risiko Karies Menurut AAPD dengan

Pengalaman Karies anak ................................................. 41 4.7 Korelasi Antara Pengalaman Karies Ibu dengan Pengalaman

Karies Anak ..................................................................... 41 BAB 5 PEMBAHASAN .................................................................... 43 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 50 6.1 Kesimpulan ...................................................................... 50 6.2 Saran ................................................................................. 51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 52 LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Penilaian Risiko Karies untuk Usia 0-3 Tahun ............................... 22

2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin ........... 34

3 Hubungan Kejadian Kelompok Anak dengan Penilaian Risiko

Karies Menurut AAPD ................................................................... 35

4 Hubungan Elemen Penilaian Risiko Karies dengan Kelompok

Anak ............................................................................................... 36

6 Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Pengalaman Karies

S-ECC dan ECC (non-SECC) ....................................................... 39

7 Hubungan Penilaian Risiko Karies Menurut AAPD dengan

Pengalaman KariesAnak ............................................................... 39

8 Hubungan Karies Anak dengan Pengalaman Karies Ibu dan

Pengalaman Karies Anak ............................................................... 40

9 Korelasi antara Pengalaman Karies Ibu dengan Pengalaman

Karies Anak ................................................................................... 40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Early Childhood Caries (ECC) .............................................. 6

2 Severe Early Childhood Caries (S-ECC) ................................ 7

3 Skema Etiologi Karies ............................................................ 8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar Penjelasan Kepada Orang Tua/Wali Subjek Penelitian

2. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

3. Kuesioner

4. Lembar Pemeriksaan

5. Lembar Health Reaserch Ethical Committe (EC)

6. Surat Izin Dinas Kesehatan

7. Lembar Data Sampel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 1978, The American Academy of Pedodontics memperkenalkan

istilah nursing botol caries atau karies botol yang sama dengan pernyataan The

American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) yaitu terjadinya karies akibat

penggunaan botol. Rekomendasi AAPD untuk menghentikan karies botol adalah

mengatur kebiasaan makan dan menghentikan penggunaan botol setelah anak berusia

satu tahun. Setelah dua dekade, penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa karies

yang terjadi tidak hanya karena kebiasaan makan yang salah, namun juga ditemukan

bahwa karies tersebut merupakan penyakit yang infeksius, AAPD memperkenalkan

terminologi Early Childhood Caries (ECC) untuk menunjukkan bahwa karies terjadi

akibat etiologi yang multifaktorial.

ECC merupakan permasalahan serius yang banyak terjadi di negara industri

akibat perubahan kebiasaan pola makan.

1

2 ECC adalah terdapatnya satu atau lebih

lubang (baik lesi kavitas ataupun nonkavitas), kehilangan gigi karena karies, dan

tumpatan pada permukaan gigi desidui pada anak berusia lebih muda dari 6 tahun.

Severe Early Childhood Caries (S-ECC) adalah karies yang terjadi

dipemukaan halus gigi pada anak yang berusia kurang di bawah 3 tahun.

3

2 S-ECC juga

diindikasikan apabila terdapat satu atau lebih lubang, kehilangan gigi akibat karies,

terdapat deft pada permukaan halus gigi desidui anterior maksila, skor penambalan

sama atau lebih dari empat pada anak tiga tahun, lima pada anak empat tahun, atau

enam permukaan halus pada anak lima tahun.

Masalah karies merupakan permasalahan rongga mulut yang sering terjadi di

dunia. Folayan dkk di Nigeria meneliti tentang prevalensi dan faktor risiko ECC

pada 497 anak berusia 6 bulan sampai 71 bulan mendapatkan hasil 33 orang anak

(6.6%) mengalami ECC dan empat orang anak (0.8%) mengalami S-ECC.

1

4 Penelitian

Kuriakose dkk di Kerala (India) pada 1329 anak usia prasekolah (usia di bawah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

enam puluh bulan) dilaporkan 54% anak menderita ECC.5 Penelitian Peltzer dkk di

Thailand pada 597 anak usia tiga tahun dilaporkan 44,1% S-ECC.

RISKESDAS tahun 2013 melaporkan 10,4% anak berusia 1-4 tahun

mengalami permasalahan gigi dan mulut, tetapi hanya 25,8% yang mendapatkan

perawatan.

6

7 Febriana dkk meneliti tentang prevalensi ECC pada anak usia dibawah 3

tahun di DKI Jakarta dilaporkan 52,7% dengan skor deft rata-rata 2,85.8 Di kota

Medan tepatnya di Kecamatan Denai persentase anak yang menderita ECC pada anak

usia 12-36 bulan menurut kriteria AAPD sebesar 57,7% sementara tingkat keparahan

(S-ECC) adalah 16% menurut penelitian Octiara.

Data epidemiologi berdasarkan survei nasional mengindikasikan bahwa ECC

memiliki prevalensi yang tinggi serta meningkat pada anak usia prasekolah dengan

ekonomi rendah. Anak-anak dengan pengalaman karies tinggi akan menunjukkan

semakin banyak gigi yang terlibat. ECC memiliki beberapa dampak seperti memiliki

risiko yang lebih tinggi terkena lesi karies yang baru baik pada gigi desidui maupun

gigi permanen, seperti rasa sakit, terganggunya aktivitas makan, tidak dapat pergi

sekolah, terbatasnya aktivitas, penurunan kemampuan untuk belajar, dirawat di rumah

sakit sehingga meningkatnya biaya perawatan, dan kualitas hidup akan menurun.

9

Karies gigi merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh

mikroorganisme, substrat, host, dan waktu. Selain itu terdapat beberapa faktor risiko

yang dapat memperparah karies, seperti pengalaman karies anak dan oral hygiene

anak, penggunaan fluor, perilaku diet, status sosial ekonomi, karies aktif yang

dimiliki oleh ibu.

1

10,11 Terdapat tiga cara yang dapat digunakan sebagai pencegahan

pada ECC. Tiga cara tersebut termasuk melatih ibu atau wali untuk mengikuti diet

sehat dan kebiasaan makan untuk mencegah terjadinya ECC. Di mana, ketiga cara

tersebut adalah pencegahan transmisi bakteri maternal ke anak, edukasi tentang

kesehatan rongga mulut, dan penggunaan fluoride.12 Tingkat risiko karies seseorang

dapat diketahui dengan beberapa cara, yaitu menurut AAPD, menurut American

Dental Association (ADA), menggunakan kariogram, Traffic Light Matrix Model

(TL-M), dan menurut Caries Management By Risk Assessment (CAMBRA).13,14,15,16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

AAPD telah menetapkan pengukuran risiko karies yang dapat digunakan oleh

klinisi untuk dapat menetapkan rencana perawatan sesuai dengan tingkat risiko karies

anak per individu.17 AAPD mengeluarkan penilaian faktor risiko karies (Caries

Assessment Tool/CAT) yang bertujuan sebagai penilaian risiko karies dan protokol

manajemen yang akan membantu dokter gigi dalam membuat keputusan mengenai

perawatan berdasarkan risiko karies dan kepatuhan pasien merupakan elemen penting

dalam klinis kontemporer pada bayi, anak-anak, dan dewasa.1 AAPD mengukur

faktor risiko pada anak usia 0-3 tahun berdasarkan faktor biologis, perlindungan, dan

kondisi klinis.16

Penelitian Richard K dkk yang membandingkan 4 pendekatan pengukuran

tingkat risiko karies yaitu, kelompok caries risk assessment tool (CAT) dari AAPD,

CAT tanpa status sosial ekonomi, CAT tanpa status sosial ekonomi dan ditambah

status Streptococcus mutans (S. mutans), dan kelompok yang hanya jumlah S.

mutans, mendapat hasil bahwa CAT dari AAPD ditambah dengan jumlah S. mutans

dan tanpa status sosial ekonomi memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi. Hasil

penelitian juga menunjukkan penghitungan jumlah S. mutans saja tanpa CAT

memiliki tingkat akurasi yang tinggi.

Bedasarkan latar belakang, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang penilaian faktor risiko karies (CAT) menurut AAPD dimana penelitian ini

dapat dijadikan sebagai pencegahan dini pada anak usia dibawah dua tahun yang

masih dalam tahap awal erupsi gigi. Alasan lainya penulis menggunakan CAT oleh

AAPD karena adanya penggolongan usia anak dan factor risiko penilaian yang

dijabarkan dan mudah dilakukan. Kecamatan Medan baru dan Medan Polonia dipilih

dengan alasan daerah tersebut mudah dijangkau oleh peneliti dan belum pernah

dilakukan penelitian di daerah tersebut.

18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

1.2 Rumusan Masalah

Umum:

1. Apakah ada hubungan antara penilaian risiko karies (CAT) secara umum

dengan kejadian S-ECC, ECC (non-S-ECC), dan bebas karies anak usia dibawah 2

tahun di kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia?

2. Apakah ada hubungan antara elemen pada penilaian risiko karies (CAT)

dengan kejadian S-ECC, ECC (non-S-ECC), dan bebas karies anak usia dibawah 2

tahun di Kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia?

Khusus:

1 Berapakah distribusi penilaian risiko karies (CAT) menurut AAPD pada

kelompok anak S-ECC, non-S-ECC dan bebas karies usia dibawah 2 tahun di

Kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia?

2. Apakah ada hubungan antara usia dengan kejadian S-ECC, ECC (non-S-

ECC) dan bebas karies pada anak usia dibawah 2 tahun di kecamatan Medan Baru

dan Medan Polonia?

3. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian S-ECC, ECC

(non-S-ECC), dan bebas karies pada anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan

Baru dan Medan Polonia?

4. Apakah hubungan antara usia dengan pengalaman karies berdasarkan

kejadian S-ECC dan ECC (non-S-ECC) anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan

Medan Baru dan Medan Polonia?

5. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan pengalaman karies

berdasarkan kejadian S-ECC dan ECC (non-S-ECC) anak usia dibawah 2 tahun di

Kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia?

6. Apakah ada hubungan antara penilaian risiko karies (CAT) dengan

pengalaman karies anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan Baru dan Medan

Polonia?

7. Apakah ada korelasi antara pengalaman karies ibu dengan pengalaman

karies anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

1.3 Tujuan Penelitian

Umum:

1. Menganalisis hubungan antara penilaian risiko karies (CAT) secara umum

dengan kejadian S-ECC, ECC (non-S-ECC), dan bebas karies anak usia dibawah 2

tahun di kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia.

2. Menganalisis hubungan antara elemen pada penilaian risiko karies (CAT)

dengan kejadian S-ECC, ECC (non-S-ECC), dan bebas karies anak usia dibawah 2

tahun di Kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia.

Khusus

1. Melihat distribusi penilaian risiko karies (CAT) pada kejadian S-ECC, ECC

(non-S-ECC), dan bebas karies anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan Baru

dan Medan Polonia.

2. Menganalisis hubungan antara usia dengan kejadian S-ECC, non-S-ECC

dan bebas karies usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan Baru dan Medan

Polonia.

3. Menganalisis hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian S-ECC, ECC

(non-S-ECC), dan bebas karies pada anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan

Baru dan Medan Polonia.

4. Menganalisis hubungan antara usia dengan pengalaman karies berdasarkan

kejadian S-ECC dan ECC (non-S-ECC) anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan

Medan Baru dan Medan Polonia.

5. Menganalisis hubungan antara jenis kelamin dengan pengalaman karies

berdasarkan kejadian S-ECC dan ECC (non-S-ECC) anak usia dibawah 2 tahun di

Kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia.

6. Menganalisis hubungan antara penilaian risiko karies (CAT) dengan

pengalaman karies anak pada anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Baru dan

Medan Polonia.

7. Menganalisis korelasi antara pengalaman karies ibu dengan pengalaman

karies anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

1.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis mayor :

1. Ada hubungan antara penilaian risiko karies (CAT) secara umum dengan

kejadian S-ECC, ECC (non-S-ECC), dan bebas karies pada anak usia dibawah 2

tahun di Kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia.

2. Ada hubungan antara elemen didalam penilaian risiko karies (CAT) dengan

kejadian S-ECC, ECC (non-S-ECC), dan bebas karies pada anak usia dibawah 2

tahun di Kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia.

Hipotesis minor:

1. Didapat distribusi penilaian risiko karies (CAT) pada kejadian S-ECC, ECC

(non-S-ECC), dan bebas karies anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan Baru

dan Medan Polonia.

2. Ada hubungan antara usia dengan kejadian S-ECC, ECC (non-S-ECC) dan

bebas karies pada anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan Baru dan Medan

Polonia.

3. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian S-ECC, ECC (non-S-

ECC) dan bebas karies pada anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan Baru

dan Medan Polonia.

4. Ada hubungan antara usia dengan pengalaman karies berdasarkan kejadian

S-ECC, ECC (non-S-ECC) anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan Baru

dan Medan Polonia.

5. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan pengalaman karies berdasarkan

kejadian S-ECC dan ECC (non-S-ECC) anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan

Medan Baru dan Medan Polonia.

6. Ada hubungan penilaian risiko karies (CAT) dengan pengalaman karies

anak pada anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia.

7. Ada korelasi antara pengalaman karies ibu dengan pengalaman karies anak

usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat untuk sasaran penelitian

Memberikan informasi pada ibu mengenai tingkat risiko karies dan faktor

risiko karies anak agar memotivasi ibu untuk melakukan pencegahan karies

berikutnya.

2. Manfaat untuk pengelola program kesehatan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar bagi program pemerintah

dalam kesehatan gigi anak.

3. Manfaat untuk peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dalam melakukan

penelitian tentang penilaian faktor risiko karies pada anak serta dapat digunakan

sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Early Childhood Caries (ECC)

Early Childhood Caries (ECC) terdiri dari kata early childhood yang berarti

termasuk anak-anak sampai lima tahun, dan kata caries yang berarti proses destruksi

yang menyebabkan kavitas pada gigi.19 ECC adalah istilah baru yang diadopsi pada

tahun 1994 untuk menujukkan karies gigi pada bayi dan anak pra sekolah.20 ECC

diadopsi sebagai nomenklatur standar yang digunakan untuk mengindikasikan adanya

satu atau lebih kerusakan dengan atau tanpa kavitas, kehilangan karena karies, atau

permukaan gigi yang ditumpat pada gigi desidui manapun pada anak usia dibawah 6

tahun. Secara sederhana, ECC didefinisikan sebagai kavitas pada gigi manapun pada

anak lebih muda dari usia 6 tahun.

ECC adalah suatu bentuk karies gigi yang mengenai bayi dan anak-anak dan

telah diidentifikasi sebagai masalah kesehatan. ECC juga dikenal sebagai karies botol

merupakan sindroma kerusakan yang parah terjadi pada bayi dan anak, merupakan

penyakit infeksi yang muncul segera setelah gigi bayi erupsi dan berkembang secara

cepat dan mengakibatkan gangguan kesehatan pada anak (Gambar 1).

19

21,22

Gambar 1. Early Childhood Caries (ECC) 23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

2.2 Severe Early Childhood Caries (S-ECC)

Istilah Severe Early childhood Caries (S-ECC) digunakan untuk kondisi yang

lebih parah. Seorang anak dikatakan memiliki S-ECC ketika anak berusia di bawah 3

tahun mempunyai karies pada permukaan halus gigi; anak berusia 3, 4, atau 5 tahun

dan mempunyai karies pada permukaan halus gigi insisivus rahang atas; jumlah

permukaan yang terlibat sama atau lebih dari 4 permukaan halus gigi pada usia 3

tahun, 5 permukaan gigi pada usia 4 tahun dan 6 permukaan gigi pada usia 5 tahun.19

Karies dini sangat sulit dideteksi, bercak putih di sekitar gigi adalah tanda

pertama demineralisasi dan biasanya tidak dideteksi oleh orang tua, jika

demineralisasi tidak ditanggulangi akan menyebabkan karies pada gigi. Penelitian

epidemiologis menunjukkan pentingnya peningkatan prevalensi karies sejalan dengan

bertambahnya usia. Masa kanak-kanak memiliki risiko karies yang paling tinggi

ketika gigi mulai erupsi (Gambar 2).

11

Gambar 2. Severe Early Childhood Caries (S-ECC)

2.3 Etiologi ECC dan S-ECC

23

Karies gigi memiliki etiologi yang multifaktorial. Karies berkembang karena

adanya biofilm yang memediasi terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi

yaitu enamel dan dentin. Terdapat tiga faktor yang saling berinteraksi dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

menyebabkan karies, yaitu mikroorganisme, substrat, dan host. Interaksi dari ketiga

faktor tersebut pada periode waktu tertentu menyebabkan karies, yang dimulai dari

munculnya white spot tanpa adanya kavitas pada permukaan gigi sebagai akibat dari

demineralisasi gigi.24 Azevedo dkk. menyatakan bahwa pemberian breast feeding

pada malam hari atau pada anak berusia lebih dari 12 bulan dapat di korelasikan

dengan etiologi terjadinya S-ECC (Gambar 3).2

Gambar 3. Skema Etiologi Karies

2.3.1 Mikroorganisme

25

Infeksi dari mikroorganisme (S. mutans) memiliki peranan yang penting

dalam menentukan waktu terjadi (onset) dan progres dari karies tersebut. Infeksi

vertikal dari mikroorganisme terutama terjadi dari saliva ibu atau pengasuh anak yang

mengandung banyak S. mutans. Saat ibu memiliki S. mutans dengan konsentrasi

tinggi pada saliva, anak akan terpapar infeksi lebih awal dan memiliki prevalensi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

karies yang lebih tinggi. Perkembangan mikroorganisme pada S-ECC dapat dibagi

menjadi tiga tahap:

1. Tahap pertama: infeksi primer oleh S.mutans

24

2. Tahap kedua: akumulasi mikroorganisme menjadi level patogenik sebagai

konsekuensi dari frekuensi dan lamanya terpapar substrat yang bersifat kariogenik

3. Tahap ketiga: demineralisasi dan terbentuknya kavitas pada enamel.

24

2.3.2 Substrat

Substrat berperan dalam pembentukan karies terdapat hubungan yang kuat

antara frekuensi dari konsumsi karbohidrat terutama sukrosa dengan pengalaman

terjadinya karies, apalagi bila dikonsumsi di antara jam makan dan saat tidur, dimana

efek proteksi saliva berkurang karena menurunnya laju alir saliva.26 Anak yang

memiliki kebiasaan seperti penggunaan botol susu secara terus menerus, tidur dalam

keadaan masih minum dari botol (jus buah pabrikan, teh dengan gula, susu

fermentasi) memiliki hubungan dalam pekembangan karies.

24

2.3.3 Host

Terdapat beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai host (tuan

rumah) yang dapat dihubungkan dengan terjadinya karies, yaitu faktor morfologi gigi

(ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor kimia dan kristalografis. Pit dan

fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap terjadinya karies karena sisa-sisa

makanan mudah terakumulasi di daerah tersebut terutama pada pit dan fisur yang

dalam. Permukaan gigi yang kasar dapat menyebabkan plak mudah melekat dan

membantu perkembangan karies gigi. Gigi desidui lebih mudah terserang karies

daripada gigi permanen, hal ini disebabkan enamel gigi desidui lebih banyak

mengandung bahan organik dan air, sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit

daripada gigi permanen. Alasan ini mungkin salah satu penyebab tingginya prevalensi

karies pada anak.

9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

2.3.4 Waktu

Karies dianggap sebagai penyakit kronis karena berkembang dalam waktu

beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk

berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi diperkirakan 6-48 bulan.9 Saliva

mampu mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies, yang

berarti bahwa proses karies terdiri dari periode perusakan (demineralisasi) dan

perbaikan (remineralisasi). Saliva yang terdapat pada gigi akan menghambat karies

dalam merusak gigi, sehingga karies tidak merusak gigi dalam hitungan hari atau

minggu, melainkan dalam hitungan bulan atau tahun.

26

2.4 Faktor Risiko Karies

Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan mahkota dan akar gigi

yang dapat dicegah. Risiko karies adalah kemungkinan berkembangnya karies pada

individu atau terjadinya perubahan status kesehatan yang mendukung terjadinya

karies pada suatu periode tertentu.

Faktor risiko tersebut antara lain; pola makan, pengalaman karies, penggunaan

fluor secara topikal ataupun sistemik, oral hygiene, kebiasaan membersihkan rongga

mulut, karies aktif yang dimiliki ibu, saliva, usia, jenis kelamin, jumlah anak dalam

keluarga, latar belakang sosial ekonomi keluarga, populasi minoritas, daerah

pemukiman kurangnya pendidikan dan pengetahuan tentang kesehatan gigi, serta

akses ke pelayanan kesehatan gigi.

17

10,11 Faktor risiko anak dapat dibagi dalam 3

kelompok utama yaitu faktor biologis, faktor perlindungan, dan faktor temuan

klinis.

a. Pengalaman Karies dan Oral Hygiene anak

10

Hubungan antara pengalaman karies dengan perkembangan karies di masa

mendatang dapat menjadi faktor risiko karies karena gigi anak yang telah mengalami

karies cenderung memiliki jumlah bakteri kariogenik yang banyak dan dapat

menginfeksi gigi lain yang belum terinfeksi bakteri, akan tetapi risiko karies ini akan

berbeda jika gigi yang telah karies dilakukan restorasi dengan penumpatan.27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Skor oral hygiene menjadi faktor risiko karena salah satu etiologi karies

adalah bakteri yang terakumulasi dalam plak. Semakin rendah skor oral hygiene,

maka semakin tinggi risiko karies. Pemeriksaan gigi rutin dapat membantu

mendeteksi dan memonitor masalah gigi yang berpotensi menjadi karies.

b. Penggunaan fluor

27

Penggunaan fluor sebagai pencegah karies mulai digunakan sejak tahun 1878

dan dapat dibuktikan bahwa fluor mempunyai kemampuan mengubah susunan

kimiawi gigi sehingga tidak mudah larut oleh pengaruh asam.11,28 Pemberian fluor

dapat dilakukan baik secara sistemik (internal) yaitu dengan mengonsumsi minuman

yang mengandung fluor (fluoridasi air minum), atau penggunaan tablet fluor, maupun

secara lokal (eksternal) dengan kumur-kumur larutan fluor, melakukan tindakan

aplikasi fluor (topikal aplikasi), atau menggunakan pasta gigi berfluor.

Tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies. Fluor

bekerja dengan cara menghambat metabolisme plak yang dapat memfermentasi

karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit.

11

17

Berdasarkan penelitian Richard dkk, di Amerika Serikat hampir 100% anak yang

mendapat paparan fluor tidak memiliki karies, sedangkan 92,6% anak yang tidak

mendapatkan paparan fluor memiliki karies.18

Anak dengan ECC/S-ECC diindikasikan sering mengonsumsi makanan atau

minuman manis. Minuman atau makanan manis dimetabolisme oleh S. mutans dan

Lactobacillus menjadi asam organik yang dapat membuat proses demineralisasi

enamel dan dentin. Penggunaan botol susu juga meningkatkan pengalaman

terpaparnya laktosa.

c. Perilaku diet

12 Penelitian Hugar dkk. menyatakan bahwa 91,4% anak terkena

karies karena orang tua yang sering memberikan susu pada anak.29 Frekuensi serta

banyaknya makanan/minuman yang dikonsumsi antara makan utama akan

memengaruh karies anak karena proses demineralisasi gigi yang terjadi sesudah

makan.

Konsumsi susu botol sebelum tidur juga menjadi kebiasaan yang dapat

meningkatkan risiko karies.

10,30,31

8,29 Anak atau orang tua yang tidak membersihkan mulut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

setelah meminum susu akan membuat pH rongga mulut menjadi lebih asam karena

pada saat tidur laju alir saliva lebih rendah, sehingga kemampuan saliva untuk

melakukan cleansing dan sebagai penyeimbang pH akan berkurang dan risiko karies

pun menjadi lebih tinggi. Orang tua juga biasanya memberikan susu botol sebagai

pengantar tidur anak sampai anak tertidur. Hasil penelitian Hugar dkk juga

mendapatkan bahwa 88,2% anak terkena karies karena orang tua yang membiarkan

anaknya mengonsumsi susu sebelum tidur.

d. Status sosial ekonomi

29

Status sosial ekonomi keluarga dapat dipertimbangkan melalui tingkat

pendidikan dan penghasilan antara suami istri yang dapat memengaruhi kesehatan

gigi dan mulut termasuk karies.32 Orang yang memiliki pendidikan tinggi biasanya

mengerti dan peduli pada pola hidup sehat. Orang tua biasanya mengajarkan serta

menerapkan kebiasaan menyikat gigi dari kecil serta memberikan makanan sehat

yang ikut menunjang kesehatan gigi dan mulut anak.

Status nutrisi dan perawatan dental membutuhkan biaya khusus sehingga

penghasilan orang tua juga berpengaruh pada risiko karies anak. Di Sri Lanka,

prevalensi anak yang karies dengan ibu yang memiliki pekerjaan dan tidak memiliki

pekerjaan sekitar 15,1% dan 84,9%, sedangkan di India, ditemukan bahwa 53,2%

anak mengalami ECC pada keluarga yang berpenghasilan rendah.

33

34,35 Mahalnya

perawatan dental dan kurangnya kepedulian orang tua pada keluhan sakit gigi anak

menyebabkan gigi anak menjadi tidak teratasi, sehingga tingkat keparahan karies ikut

meningkat.34 Anak dengan status sosial ekonomi keluarga baik pada tingkat

pendidikan maupun tingkat penghasilan cenderung memiliki pengalaman karies yang

rendah dibandingkan dengan anak dengan status sosial ekonomi keluarga menengah

ke bawah.34 Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Richard

dkk di Amerika Serikat, 100% anak yang memiliki karies berasal dari status sosial

ekonomi keluarga rendah dan 97,5% tidak memiliki karies. Dapat dilihat dari hasil

persentase tersebut, bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara pengalaman karies

dan status sosial ekonomi keluarga rendah.

18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

e. Karies aktif yang dimiliki oleh ibu

Pengalaman karies anak juga dapat dikaitkan dengan ibu atau saudara

kandung yang memiliki tingkat karies yang parah dianggap sebagai risiko

meningkatnya keparahan karies anak.36 Perilaku kesehatan ibu, kepribadian ibu, usia,

budaya, etnis, serta latar pendidikan ibu dapat berdampak pada kesehatan mulut anak

nya.

Perlunya mengetahui tahapan karies aktif pada ibu penting karena pada

beberapa penelitiaan ditemukan ibu yang sedang mengalami karies aktif memiliki

jumlah bakteri S.mutans dan Lactobacillus sp yang sedang meningkat. Penelitian

yang dilakukan Ayiliath dkk menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan

terhadap tingkat S.mutans dan Lactobacillus antara ibu dan anak. Aktifitas yang

intens antara ibu dan anak menyebabkan bakteri mudah bertransmisi dari mulut ke

mulut. Penelitian tersebut juga mendapatkan hasil bahwa 45% anak terkena karies

karena ibunya memiliki karies aktif dibandingkan dengan anak dengan ibu yang tidak

memiliki karies aktif.

37

38 Hubungan transmisi karies ini juga dapat diteliti dengan

melihat pengalaman karies ibu dengan karies yang dimiliki anak, semakin besar skor

DMFT ibu maka semakin tinggi prevalensi karies yang dialami oleh anak.

Penelitian yang dilakukan Maharani dkk. mendapatkan anak-anak di Serpong

memiliki karies, 90% memiliki ibu dengan skor DMF-T 7,8. Para ibu tidak pernah

mengecek kesehatan gigi anak, tidak mengetahui bahwa karies merupakan penyakit

menular dan sering menggunakan peralatan makan yang sama.

38

39 Pada penelitian

Bruce dkk di Amerika, dari 30% ibu yang memiliki pengalaman karies tinggi yaitu

lebih dari 6 permukaan gigi karies, 18% anak mengalami S-ECC. Ibu yang memilki

pengalaman karies tinggi merupakan indikator kuat bagi anak mereka untuk memiliki

pengalaman karies tinggi juga.

40

2.5 Dampak ECC dan S-ECC

ECC dan S-ECC yang tidak ditangani dapat menyebabkan tebentuknya

proses, nyeri, maloklusi, serta terganggunya keadaan psikososial.2 Kesehatan rongga

mulut juga memengaruhi fisik dan psikologi, serta memengaruhi pertumbuhan,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

penampilan, fungsi berbicara, fungsi penelanan, fungsi pengecapan, dan keadaan

sosial anak. Kualitas hidup anak dapat sangat dipengaruhi oleh karies karena nyeri

dan ketidaknyamanan yang dapat menyebabkan infeksi akut dan kronis,

terganggunya proses makan dan tidur, dirawat di rumah sakit, biaya perawatan mahal,

dan anak tidak ke sekolah akibat berkurangnya kemampuan untuk belajar. Anak

dengan ECC dan S-ECC memiliki hubungan dengan terhambatnya pertumbuhan dan

berkurangnya berat badan akibat konsumsi makanan yang tidak adekuat sehingga

proses metabolisme dan pertumbuhan terganggu pada anak kurang dari dua tahun.

Pada anak yang berusia sekitar tiga tahun dengan S-ECC memiliki berat badan

kurang satu kilogram lebih rendah daripada anak yang tidak menderita S-ECC,

karena nyeri pada gigi mengubah kebiasaan makan dan tidur, konsumsi makanan dan

proses metabolisme. Terganggunya tidur menyebabkan produksi glukosteroid,

penekanan jumlah hemoglobin karena berkurangnya produksi eritrosit. Kehilangan

gigi akibat karies dapat dihubungkan dengan kegagalan perkembangan anak,

perkembangan berbicara, tidak dapat berkonsentrasi di sekolah, dan mengurangi rasa

percaya diri.

Terdapat perbedaan signifikan pada variabel yang berhubungan dengan S-

ECC, yaitu kebiasaan anak tidur saat meminum susu, jumlah waktu tidur anak pada

malam hari, dan penyikatan gigi pada malam hari. Tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara terjadinya S-ECC metode pemberian susu, durasi meminum susu,

dan tingkat pendidikan orang tua. Vejdani, dkk. melakukan penelitian tentang

pengukuran faktor risiko S-ECC pada 267 anak berusia dua sampai tiga tahun di

Rahst yang dibagi menjadi dua kelompok dimana 89 anak menderita S-ECC dan 178

anak bebas karies mendapatkan hasil bahwa anak yang pada kelompok yang

didiagnosa S-ECC lebih sering bangun pada malam hari daripada anak yang bebas

karies.

12

2

2.6 Pencegahan ECC dan S-ECC

Karies merupakan penyakit infeksi yang ditransfer dari ibu ke anak. S mutans

ditransmisi secara vertikal dari ibu ke anak atau pengasuh dari kontak saliva,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

sehingga penting untuk memperhatikan kondisi gigi ibu atau pengasuh anak sehingga

transmisi ke anak dapat dicegah. Penelitian menyatakan bahwa ibu dengan karies

yang tidak dirawat memiliki risiko lebih besar untuk menularkan S mutans pada bayi

yang baru lahir. Intervensi pencegahan pada ibu harus diperhatikan untuk mengurangi

translokasi bakteri dari ibu ke anak agar kesehatan rongga mulut anak lebih terjaga.

Penyikatan gigi anak sejak dini dapat menjaga oral hygiene dan melindungi

gigi desidui dari terbentuknya karies. Gigi desidui yang sehat menghasilkan gigi

permanen yang sehat. Penyikatan gigi yang tepat dan menggunakan pasta gigi

membuat gigi anak lebih kebal terhadap karies. Kebiasaan menyikat gigi dengan

penekanan pada pemegangan sikat gigi penting dalam pencegahan karies. Sulit untuk

melatih anak yang lebih muda, namun saat bertambahnya usia hal tersebut menjadi

lebih mudah untuk dipraktikkan, itu menjadi tanggung jawab orang yang lebih

dewasa untuk membersihkan gigi dan memegang sikat gigi dengan tepat. Beberapa

penelitian melaporkan bahwa anak seharusnya sudah dapat menyikat gigi secara

mandiri sejak usia dua tahun.

41

Mencegah berkembangnya ECC/S-ECC, AAPD menganjurkan tenaga

profesional dalam kegiatan pencegahan untuk menurunkan jumlah S mutans pada ibu

agar mencegah transmisi bakteri kariogenik pada anak, bayi tidak boleh tidur sambil

meminum susu mengandung karbohidrat dari botol, menjaga oral hygiene sejak

erupsi gigi desidui pertama dan penggunaan pasta gigi berfluoride serta orangtua

sebaiknya mengajarkan bayi untuk minum dari gelas sejak ulang tahun pertama.

Intervensi pencegahan hingga usia enam bulan menunjukkan proporsi gigi dengan

karies baru berkurang hingga 52% pada gigi desidui dan 39% pada gigi permanen

anak. Persentase terbentuknya karies baru dan restorasi baru pada gigi desidui dan

permanen berkurang 25,4% hingga 53,2%.

41

41

2.7 Pengukuran Faktor Risiko Karies

Pengukuran faktor risiko karies merupakan estimasi seberapa besar seseorang

di masa yang akan datang terkena karies. Pengukuran faktor risiko karies individu

merupakan langkah pertama dan merupakan bagian penting dalam memberikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

perawatan yang komprehensif bagi bayi dengan mengidentifikasi karakteristik yang

dapat membantu para klinisi untuk mengerti tingkat individu terkena karies.14

Terdapat beberapa pengukuran faktor risiko karies yaitu CAMBRA, Kariogram, TL-

M, ADA, dan AAPD.

2.7.1 Caries Risk Management by Risk Assessment (CAMBRA)

Pengukuran faktor risiko karies dengan metode CAMBRA merupakan salah

satu metodologi yang digunakan oleh klinisi untuk mengidentifikasi penyebab karies

dengan melihat faktor risiko per individu. Berdasarkan adanya faktor risiko, klinisi

dapat merekomendasikan perawatan yang spesifik dan tepat yang mencakup

kebiasaan, komponen kimia, dan dengan prosedur minimal invasif.

Terdapat dua form CAMBRA, yaitu untuk usia enam tahun ke atas dan untuk

bayi berusia 0-5 tahun. Pada form untuk bayi berusia 0-5 tahun, yang nantinya akan

dikategorikan risiko rendah, sedang, tinggi, dan ekstrim yang berisi:

13

a. Caries disease indicator, berisi observasi yang mengidentifikasikan ada

atau tidaknya gejala atau lingkungan yang menandakan anak akan terkena karies,

misalnya, restorasi, status sosial ekonomi dengan cara mewawancarai ibu.

b. Caries risk factor (biologis), mencakup frekuensi mengonsumsi makanan

manis, kebiasaan tidur, obat-obatan yang dapat mengurangi laju alir saliva, dan

penggunaan botol susu dengan cara mewawancarai ibu.

c. Protective factor (nonbiologis), prosedur kontrol plak anak dengan

melihat apakah rutin menyikat gigi dengan pasta gigi fluor, atau pengaplikasian fluor

secara berkala, xylitol, dan kalsium fosfat dengan cara mewawancarai ibu.

d. Caries disease indicators and clinical examination, pemeriksaan klinis

untuk mengobservasi adanya white spot atau dekalsifikasi, kuantitas plak, pendarahan

gingiva, mulut kering, atau perawatan ortodonti.

Penelitian Kudlure MS, dkk tentang penggunaan CAMBRA sebagai metode

pengukuran tingkat risiko karies pada anak usia 12-13 tahun mendapat hasil bahwa

19,44% diklasifikasikan risiko rendah, 22,22% berisiko sedang, dan 58,33% berisiko

14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

tinggi. CAMBRA memiliki hasil yang valid dan dapat memprediksi risiko karies

pada 72 anak yang digunakan sebagai sampel.

42

2.7.2 Kariogram

Kariogram merupakan pengukuran faktor risiko karies menggunakan ilustrasi

grafis berbentuk diagram bulat per individu yang menilai:

a. Pengalaman karies, merupakan skor dmft anak.

b. Penyakit lainnya, merupakan penyakit yang berhubungan dengan

terjadinya karies, yang memuat informasi tentang perawatan medis dan obat-obatan

yang dikonsumsi.

c. Jenis diet, estimasi makanan kariogenik yang dikonsumsi anak.

d. Frekuensi diet, estimasi jumlah makanan kariogenik yang dikonsumsi anak.

e. Bakteri S mutans, uji jumlah bakteri S mutans yang diisolasi dari plak.

f. Program fluoride, tentang program fluoride yang dilakukan oleh pasien.

g. Sekresi saliva, dinilai dari laju alir saliva.

h. Kapasitas buffer saliva.

i. Clinical judgement.

Pernilla LH, dkk meneliti tentang tingkat risiko karies pada anak pra sekolah

sebanyak 125 orang mendapat hasil bahwa anak memiliki kesempatan rendah (0-

20%) untuk mencegah karies baru. Terdapat perbedaan signifikan pada anak usia

tujuh tahun dengan anak pada grup kontrol yang memiliki risiko karies rendah.

15

Penelitian Bratthall D, dkk (2005) yang melakukan penelitian tentang tingkat

risiko karies pada 438 anak, menyatakan bahwa kariogram dapat mengelompokkan

risiko per individu menjadi risiko kelompok yang mencerminkan risiko karies secara

signifikan. Selain itu, kariogram juga dapat mengidentifikasikan pencegahan dan

perawatan yang tepat bagi para klinisi dalam merawat pasien.

43

44

2.7.3 Traffic Light Matrix (TL-M)

Traffic light matrix merupakan pengukuran faktor risiko karies berdasarkan

sembilan belas kriteria dengan lima kategori yang berbeda mencakup saliva (6

kriteria), plak (3 kriteria), diet (2 kriteria), fluoride (3 kriteria), dan faktor yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

memodifikasi (5 kriteria). Lampu yang terdapat pada TL-M jika menunjukkan

berwarna merah merupakan risiko tinggi, kuning merupakan risiko sedang, dan hijau

merupakan risiko rendah. Kategori-kategori tersebut dapat dilihat dengan melakukan

penilaian, antara lain :

a. Saliva, tidak distimulasi (viskositas, pH), stimulasi (jumlah, pH, dan

kapasitas buffer)

b. Plak mencakup pH dan bakteri (pengukuran jumlah S mutans)

c. Diet, jumlah gula dan asam yang dikonsumsi di antara jam makan.

d. Penggunaan fluor

e. Faktor yang memodifikasi, seperti obat-obatan yang memengaruhi laju alir

saliva, penyebab mulut kering, dan alat ortodonti.

15

2.7.4 Pengukuran Faktor Risiko Karies Menurut American Dental

Association (ADA)

Pengukuran faktor risiko karies berdasarkan form yang diterbitkan oleh ADA

untuk anak usia 0-6 tahun menilai tiga kondisi, yaitu kondisi yang mengkontribusi,

kondisi kesehatan umum pasien, dan kondisi klinis.13

a. Kondisi yang berkontribusi (contributing conditions), menilai program

fluoride, jenis diet (mencakup jus, soft drink) baik yang tidak berkarbonat maupun

berkarbonat, program pemerintah, pengalaman karies ibu atau pengasuh bayi, riwayat

pasien ke dokter gigi. Pengambilan data diperoleh dengan proses wawancara.

b. Kondisi kesehatan umum, meliputi kondisi fisik, mental yang dapat

menghambat proses pemeliharaan oral hygiene pasien atau ibu, dilakukan dengan

proses wawancara.

13

c. Kondisi klinis, meliputi pemeriksaan visual atau radiografi mengenai ada

atau tidaknya restorasi dan lesi kavitas, lesi non-kavitas, kehilangan gigi akibat

karies, plak yang terlihat, perawatan ortodonti, dan laju alir saliva.

13

Risiko karies akan dikategorikan menjadi risiko rendah, sedang, dan tinggi.

Penetapan kategori sesuai dengan form. Pemberian instruksi ke pada ibu atau

pengasuh bayi dilakukan setelah analisis.

13

13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

2.7.5 Pengukuran Faktor Risiko Karies Menurut American Academy

Pediatric Dentistry (AAPD)

AAPD telah menetapkan pengukuran risiko karies yang dapat digunakan oleh

klinisi untuk dapat menetapkan rencana perawatan sesuai dengan tingkat risiko karies

anak per individu. Penilaian faktor risiko karies pada anak menurut AAPD

berdasarkan atas tiga bagian besar indikator karies, yaitu:

a. Kondisi Klinis

1. Pengalaman karies

Pengalaman karies sebelumnya merupakan suatu indikator yang kuat untuk

menentukan terjadinya karies di masa yang akan datang. Li and Wang mengatakan

bahwa anak yang mempunyai karies pada gigi sulung mempunyai kecenderungan tiga

kali lebih besar untuk terjadinya karies pada gigi permanen. Penemuan klinik yang

dapat dilihat pada anak yang berisiko karies tinggi adalah terjadi karies yang baru

pada setiap kunjungan berkala, ekstraksi gigi yang prematur, terdapat lebih dari satu

area demineralisasi enamel (white spot), adanya enamel hipoplasia, tingginya

proporsi S. mutans, penggunaan alat kedokteran gigi seperti alat ortodonti ataupun

gigi palsu. Alat yang dapat digunakan untuk mengetahui aktivitas karies adalah

kariostat, dengan perubahan pH terlihat perubahan warna media sehingga diketahui

urutan aktivitas karies, dari aktivitas karies tidak aktif sampai yang aktif berat. Karies

dini dapat dideteksi dengan menggunakan quantitative light fluorescence (QLF),

infrared laser fluorescence (DIAGNOdent) untuk permukaan oklusal dan permukaan

halus dan digital imaging fiber optic trasillumination (DIFOTI) untuk daerah

approksimal.

2. Kontrol plak

17

Plak yang menempel erat di permukaan gigi dapat dipakai sebagai indikator

kebersihan mulut. Indikator kebersihan mulut pada anak yang lebih sederhana dapat

digunakan oral hygiene index simplified (OHIS) dari Green dan Vermillon. Skor

indeks OHIS adalah skor 0,0–1,2 dikatakan kebersihan mulut baik, skor 1,3–3,0

kebersihan mulut sedang dan 3,1–6,0 kebersihan mulut buruk. Anak yang berisiko

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

karies tinggi mempunyai oral hygiene yang buruk ditandai dengan adanya plak pada

gigi anterior disebabkan jarang melakukan kontrol plak.

3. Saliva

17

Fungsi saliva adalah sebagai pelicin, pelindung, buffer, pembersih, anti pelarut

dan antibakteri. Faktor yang ada dalam saliva yang berhubungan dengan karies antara

lain adalah aksi penyangga dari saliva, komposisi kimiawi, aliran (flow), viskositas

dan faktor anti bakteri. Anak yang berisiko karies tinggi memiliki aliran saliva yang

rendah dimana tingkat unstimulated salivary flow (USF) < 0,1 ml per menit dan

stimulated salivary flow (SSF) < 0,5 ml per menit. Hal ini bisa disebabkan oleh

penyakit sistemik maupun terapi sinar, kapasitas buffer yang rendah ditandai dengan

test buffer yang menggunakan Dentofuff strip didapat pH ≤ 4 dan tingginya S. mutans

diukur dengan menggunakan teknik strip mutans (Dentocult-SM) didapat koloni unit

S. mutans > 1 × 106 per ml saliva dan Lactobacilus diukur dengan menggunakan

Dentocult-LB pada saliva.

17

b. Karakteristik Lingkungan

1. Penggunaan fluor

Tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies. Fluor

bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat

memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi

fluor apatit. Reaksi kimia: Ca10(PO4)6.(OH)2 + F → Ca10(PO4)6.(OHF)

menghasilkan enamel yang lebih tahan terhadap asam sehingga dapat menghambat

proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi yang merangsang perbaikan

dan penghentian lesi karies. Pada anak yang berisiko karies tinggi dilaporkan bahwa

penggunaan fluor ini hampir tidak ada.

17

2. Riwayat sosial

Banyak penelitian menunjukkan bahwa prevalensi karies lebih tinggi pada

anak yang berasal dari status sosial ekonomi rendah. Faktor-faktor yang dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

menyebabkan hal tersebut adalah lebih banyak mengonsumsi makanan yang bersifat

kariogenik, rendahnya pengetahuan akan kesehatan gigi dapat dilihat dari kesehatan

mulut yang buruk, karies tinggi pada keluarga (karies aktif pada ibu), jarang

melakukan kunjungan ke dokter gigi sehingga banyak karies gigi yang tidak

dirawat.

3. Kebiasaan makan

17

Penelitian Vipeholm (1945–1953) menyimpulkan bahwa konsumsi makanan

dan minuman yang mengandung gula di antara jam makan dan pada saat makan

berhubungan dengan peningkatan karies yang besar. Faktor makanan yang

dihubungkan dengan terjadinya karies adalah jumlah fermentasi, konsentrasi dan

bentuk fisik (bentuk cair, tepung, padat) dari karbohidrat yang dikonsumsi, retensi di

mulut, frekuensi makan dan snacks serta lamanya interval waktu makan. Anak yang

berisiko karies tinggi sering mengonsumsi makanan minuman manis di antara jam

makan.

17

c. Kesehatan umum

Kondisi kesehatan pada anak sangat berpengaruh pada risiko karies. Anak

dengan ketidakmampuan mental atau cacat fisik terutama cacat tangan memerlukan

perhatian khusus secara terus menerus disebabkan anak ini mempunyai keterbatasan

untuk melaksanakan prosedur membersihkan mulutnya dan membutuhkan bantuan

dari orang lain. Ketergantungan anak pada orang lain meningkatkan faktor

predisposisi terjadi karies tinggi. Pada anak yang mempunyai penyakit sistemik yang

tidak terkontrol dapat mengakibatkan perubahan pada rongga mulut dan kondisi

saliva baik dari segi komposisi maupun aliran saliva. Hal ini akan mengakibatkan

tingkat karies anak menjadi lebih tinggi.

Pada penelitian Richard K, dkk (2014) yang membandingkan 4 pendeketan

pengukuran tingkat risiko karies yaitu, caries risk assessment tool (CAT) dari AAPD,

CAT tanpa status sosial ekonomi, CAT tanpa status sosial ekonomi dan ditambah

status S. mutans, dan hanya jumlah S mutans saja, mendapat hasil bahwa CAT dari

17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

AAPD ditambah dengan jumlah S. mutans dan tanpa status sosial ekonomi memiliki

tingkat akurasi yang lebih tinggi.

Selain itu, AAPD juga telah mengeluarkan faktor penilian faktor risiko karies

untuk anak usia 0-3 tahun (Tabel 1). Faktor yang akan dinilai adalah:

18

a. Faktor biologis, menilai pengalaman karies ibu atau pengasuh, kondisi

sosial ekonomi, kebiasaan makan makanan manis, kebiasaan minum susu, dan

penyakit sistemik

b. Faktor perlindungan, menilai tentang program fluoride dengan cara kontrol

plak.

c. Kondisi klinis, melihat lesi kavitas maupun non kavitas serta plak pada

gigi.

Tabel.1 Penilaian Risiko Karies untuk Usia 0-3 Tahun1

Faktor Risiko Tinggi

Risiko Rendah

BIOLOGIS: a. Ibu/pengasuh utama memiliki karies aktif b. Orangtua/pengasuh memiliki status sosial eknomi

rendah c. Anak yang memiliki konsumsi makanan ringan atau

minuman manis lebih dari 3 kali/hari d. Anak yang meminum susu botol sebelum tidur dengan

susu murni atau ada penambahan gula e. Anak yang memiliki penyakit sistemik f. Anak yang baru berimigrasi

Ya Ya Ya

Ya

Ya Ya

PERLINDUNGAN: a. Anak yang menerima air minum yang mengandung

fluor atau suplemen fluor secara optimal b. Anak yang menggosok gigi setiap hari dengan pasta

gigi fluoride c. Anak yang menerima topikal aplikasi fluor dari tenaga

kesehatan professional d. Anak yang memelihara kesehatan gigi secara teratur

Ya

Ya

Ya

Ya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Lanjutan Faktor Risiko

Tinggi Risiko Rendah

PENEMUAN KLINIS: a. Anak yang memiliki lesi white spot dan defek enamel b. Anak yang memiliki kavitas dan tambalan c. Anak yang memiliki plak pada gigi

Ya Ya Ya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

2.8 Kerangka Teori

ECC / S-ECC

Etiologi Dampak Faktor Risiko Pencegahan

Pengukuran Faktor Risiko

ADA KARIOGRAM AAPD TL-M CAMBRA

Biologis Perlindungan Penemuan Klinis

Risiko Rendah Risiko Tinggi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

2.9 Kerangka Konsep

Penilaian Faktor Risiko Karies

Menurut AAPD

Biologis

Perlindungan

Penemuan Klinis

Risiko Rendah

Usia

Risiko Tinggi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian analitik observasi dengan

desain cross sectional.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia. Waktu

penelitian direncanakan dimulai bulan Oktober 2016 sampai Oktober 2017.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dari kecamatan yang ada dari Kecamatan Medan Baru dan Medan

Polonia. Populasi dalam penelitian ini adalah anak berusia dibawah 2 tahun, beserta

ibunya. Sampel pada penelitian ini adalah anak berusia dibawah 2 tahun di

Kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu dengan dasar suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat

yang dapat memberi informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Jumlah sampel diperoleh dengan menggunakan rumus uji hipotesis untuk

proporsi tunggal (two tail). Alasan pemilihan rumus ini karena digunakan untuk

analitik observasi, variabel yang diuji kategorik, dan populasinya tunggal.

𝑛𝑛 = �𝑍𝑍𝑍𝑍/2�𝑃𝑃𝑃𝑃(1 − 𝑃𝑃𝑃𝑃) + 𝑍𝑍1 − 𝛽𝛽�𝑃𝑃𝑃𝑃(1 − 𝑃𝑃𝑃𝑃))�

2

(𝑃𝑃𝑃𝑃 − 𝑃𝑃𝑃𝑃)2

Keterangan:

n : besar sampel

Zα/2 : nilai Z pada derajat kepercayaan tertentu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Z1- β : nilai Z pada kekuatan uji tertentu

Po : proporsi yang diteliti (dari pustaka yang ada, atau dari penelitian pendahulu)

Pa : proporsi alternatif /taksiran proporsi yang sesungguhnya

n = �1,96 �0,3(1 − 0,3) + 1,28�0,2(1 − 0,2))�

2

(0,3 − 0,2)2

n =196

Keterangan:

n : besar sampel

Zα/2 : 1,96 dari α = 0,05 ;kepastian 95%

Z1- β : 1,28 nilai β = 0,1 ; kekuatan uji 90%

Po : 0,3 ; penelitian sebelumnya (Penelitian di Amerika Serikat 30%)18

Pa : 20% ; proporsi alternatif /taksiran proporsi yang sesungguhnya

Besar sampel pada penelitian ini adalah minimal 196 orang anak dan ibunya,

untuk menghindari drop out ditambah 10% menjadi 216.

Kriteria Inklusi:

1. Anak yang gigi insisif anterior atas sudah erupsi sempurna minimal 2 gigi

2. Anak berusia dibawah 2 tahun

3. Ibu yang setuju dijadikan sampel

4. Anak sehat jasmani dan mental

Kriteria Ekslusi:

1. Anak yang menolak untuk diperiksa

3.4 Variabel-variabel penelitian dan Definisi operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

a) Variabel dependen pada penelitian ini adalah pengalaman karies anak,

prevalensi non-S-ECC, prevalensi S-ECC

b) Variabel independen pada penelitian ini adalah jenis kelamin, ekonomi keluarga, pengalaman karies ibu dan anak, penilaian risiko karies.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

3.4.2 Definisi Operasional Tabel.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur

Prevalensi non-S-ECC

Jumlah anak selain S-ECC (ECC dan bebas karies) dibagi jumlah anak yang diperiksa dikali 100%. ECC adalah anak yng memiliki 1 atau lebih deft. Bebas karies adalah anak yang memiliki skor deft 0

Pemeriksaan 1.Sonde 2.Kaca mulut 3.Pinset 4.Ekskavator

Persen-tase anak non- S-ECC

Rasio

Prevalensi S-ECC

Jumlah anak yang memiliki 1 atau lebih def pada permukaan halus pada gigi dibagi jumlah anak yang diperiksa dikali 100%

Pemeriksaan 1.Sonde 2.Kaca mulut 3.Pinset 4.Ekskavator

Persen-tase anak S-ECC

Rasio

Pengala-man karies anak

Jumlah deft anak menggunakan indeks AAPD. - d (decay) yaitu gigi yang mengalami karies berupa kavitas maupun non-kavitas - e (extracted) yaitu gigi yang hilang karena karies - f (filling) yaitu gigi yang ditambal dengan keadaan tumpatan yang baik Kemungkinan pada anak dibawah usia 2 tahun tidak memiliki nilai e

Pemeriksaan

1.Sonde 2.Kaca mulut 3.Pinset 4.Ekskavator

Skor deft

Rasio

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur

Pengala-man karies ibu

Jumlah DMFT ibu menggunakan indeks Klein. - D (Decay) yaitu gigi yang mengalami karies yang masih bisa ditambal - M (Missing) yaitu gigi permanen yang telah hilang (Me) atau harus dicabut karena karies (Mi) - F (Filling) yaitu gigi yang ditambal dengan kedaan tumpatan yang baik

Pemeriksaan 1.Sonde 2.Kaca mulut 3.Pinset 4.Ekskavator

Skor DMFT

Rasio

Usia anak Anak usia dibawah 2 tahun sesuai tanggal lahir sampai waktu pemeriksaan kurang 1 hari dari usia 2 tahun

Wawancara Kuesioner Usia anak

Nomin-al

Penilaian risiko karies menurut CAT AAPD

Menilai besar atau kecilnya risiko mengalami karies dilihat dari faktor biologis, perlindungan dan penemuan klinis.

Pemeriksaan Tabel penilaian risiko karies

1.Risi-ko tinggi 2.Risi-ko rendah

Ordinal

Jenis kelamin

Tanda fisik yang teridentifikasi dan dibawa sejak lahir

Pengamatan Kuesioner 1.Laki-laki 2.Pe-rempu-an

Nomin-al

Ekonomi keluarga

Total pendapatan orangtua pertahun dalam satuan rupiah dibagi jumlah anggota keluarga dengan pengeluaran rata-rata perkapita setahun (BPS September 2016)

Wawancara Kuesioner 1.Eko-nomi rendah <Rp.4.685.000/bulan

Ordinal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

2.Eko-nomi tinggi

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur

Rp.4.685.00/ bulan

Konsumsi makanan ringan atau minuman manis > 3 kali sehari

Banyaknya jumlah mengonsumsi makanan (biskuit,cokelat) atau minuman (teh manis, jus) dalam sehari

Wawancara Kuesioner 1.Ya 2.Tidak

Nomin-al

Mengonsum-si susu sebagai pengantar tidur atau penamba-han bahan pemanis atau tidak

Pemberian susu sebelum tidur dengan atau tanpa penambahan gula, madu atau pemanis lainnya pada susu.

Wawancara Kuesioner 1.Ya 2.Tidak

Nomin-al

Butuh perawatan kesehatan khusus

Anak yang memiliki penyakit sistemik, cacat mental atau cacat fisik

Wawancara Kuesioner - Ya - Tidak

Nomin-al

Anak dan ibu baru berimigrasi

Anak dan ibu yang baru berpindah dari satu daerah ke daerah lain dalam 1 tahun

Wawancara

Kuesioner - Ya - Tidak

Nomin-al

Menerima air yang mengandung fluor atau mengonsum- si tablet fluor

Air yang memiliki kadar kandungan fluor paling sedikit 500 ppm atau meminum tablet fluor

Wawancara Kuesioner - Ya - Tidak

Nomin-al

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur

Meng-gosok gigi setiap hari dengan pasta gigi berfluor

Suatu perlakuan membersihkan gigi dengan bulu sikat menggunakan pasta gigi mengandung fluor yang dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi setelah makan dan malam sebelum tidur secara teratur

Wawancara Kuesioner - Ya - Tidak

Nomin-al

Menerima topikal aplikasi fluor dari tenaga kesehatan

Anak yang mendapatkan pemberian topikal aplikasi fluor dari dokter gigi

Wawancara Kuesioner - Ya - Tidak

Nomin-al

Pemeriks-aan gigi secara rutin

Kegiatan melakukan pemeriksaan gigi rutin minimal 6 bulan sekali

Wawancara Kuesioner - Ya - Tidak

Nomin-al

Mem-punyai white spot atau defek enamel

Anak yang memiliki lesi berwarna putih opak pada permukaan gigi atau karies

Pemeriksaan klinis

Pinset Sonde Kaca mulut Ekskavator Pus-pus

- Ya - Tidak

Nomin-al

Memiliki plak gigi

Anak memiliki plak yang terlihat oleh mata

Pemeriksaan klinis

0 = Tidak ada plak 1 = Terdapat plak tipis 2 = Terdapat plak tebal

Ordinal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

3.5 Cara Pengambilan Data

Prosedur penelitian adalah sebagai berikut:

1. Meminta izin kepada Dinas Kesehatan Kota Medan untuk pengambilan

data di Kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia. Pengambilan data dilakukan

pada anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia.

2. Pengambilan data dilakukan di Kecamatan Medan Baru dan Medan

Polonia, dengan terlebih dahulu memberikan informed consent kepada ibu.

3. Kemudian dilakukan pemeriksaan klinis menggunakan sonde, kaca mulut,

dan senter sebagai penerangan. Cara pemeriksaan yaitu memeriksa keadaan rongga

mulut anak yang menjadi sampel apakah terdapat karies dan kebersihan rongga mulut

anak dengan pemeriksaan plak. Lalu, dilakukan pemeriksaan keadaan rongga mulut

ibu untuk melihat skor DMFT ibu.

4. Dilakukan wawancara terhadap ibu dengan menggunakan tabel penilaian

risiko karies menurut AAPD untuk mendapatkan data mengenai risiko karies rendah,

sedang, atau risiko karies tinggi pada anak.

3.6 Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer. Pengolahan data

meliputi:

1. Editing (pengeditan data). Editing adalah memeriksa dan meneliti kembali

kelengkapan kuesioner dan hasil pemeriksaan gigi.

2. Coding (pengkodean data). Pengisian kotak dalam daftar pertanyaan untuk

pengkodean yang berdasarkan jawaban yang telah diisikan dalam kuesioner.

3. Entry Data (pemasukan data). Data yang selesai di coding selanjutnya

dimasukkan dalam tabulasi untuk dianalisis.

4. Cleaning Data (pembersihan data). Tahap ini data yang ada ditandai

diperiksa kembali untuk mengoreksi kemungkinan suatu kesalahan yang ada.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

3.6.2 Analisis Data

Uji Chi Square digunakan untuk melihat hubungan antara penilaian risiko

karies (CAT) secara umum dengan kejadian S-ECC, ECC (non-S-ECC), dan bebas

karies, menganalis hubungan antara elemen pada penilaian risiko karies (CAT)

dengan kejadian S-ECC, ECC (non-S-ECC), dan bebas karies, melihat hubungan

antara kelompok usia dan jenis kelamin dengan kejadian S-ECC, ECC (non-S-ECC),

dan bebas karies. Kolmogorov Smirnof digunakan untuk menganalisis beberapa

elemen dari penilaian risiko karies yang datanya tidak bisa diuji dengan Chi Square.

Uji Mann Whitney digunakan karena data tidak terdistribusi normal, uji ini digunakan

untuk menganalisis hubungan antara penilaian risiko karies (CAT) dengan pengalama

karies anak dan melihat hubungan antara usia dan jenis kelamin dengan pengalaman

karies berdasarkan kejadian S-ECC dan ECC (non-S-ECC). Uji One Way Anova

digunakan untuk menganalisis hubungan antara pengalaman karies ibu dan

pengalaman karies anak dengan kejadian S-ECC, ECC (non-S-ECC), dan bebas

karies. Uji Pearson digunakan untuk mengetahui korelasi antara rerata pengalaman

karies anak serta rerata pengalaman karies ibu yang memiliki anak usia dibawah 2

tahun.

3.7 Etika Penelitian

Etika penelitian mencakup:

1. Lembar Persetujuan (informed consent). Peneliti melakukan pendekatan

dan memberikan lembar persetujuan kepada responden kemudian menjelaskan lebih

dulu tujuan penelitian, tindakan yang akan dilakukan serta menjelaskan manfaat yang

diperoleh dari penelitian ini.

2. Ethical Clearance. Peneliti mengajukan lembar persetujuan pelaksanaan

penelitian kepada Komisi Etik Penelitian FK USU berdasarkan ketentuan etika yang

ada.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian diambil dari dua kecamatan, yaitu Kecamatan Medan Baru

dan Medan Polonia. Total subjek penelitian berjumlah 216 anak yang sesuai kriteria

inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian yang diperoleh untuk usia 8-15 bulan 57 orang

(26,39%) dan 16-23 bulan 159 orang (73,61%). Subjek penelitian yang diperoleh

pada kelompok jenis kelamin laki-laki diperoleh 114 orang (52,78%) dan perempuan

102 orang (47,22%) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Karakteristik Sampel

Karakteristik Anak n (%)

Usia 8-15 bulan 57 (26,39)

16-23 bulan 159 (73,61)

Jenis Kelamin Laki-laki 114 (52,78)

Perempuan 102 (47,22)

Pengalaman Karies S-ECC ECC Bebas Karies

112 4 100

(51,8) (1,9) (46,3)

Jumlah 216 (100)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

4.2 Hubungan Penilaian Risiko Karies (CAT) Secara Umum dengan

Kejadian S-ECC, dan Bebas Karies

Penilaian risiko karies (CAT) secara umum dikategorikan menjadi 2 yaitu

risiko rendah dan risiko tinggi. Pada penelitian ini digunakan data kelompok anak S-

ECC dan bebas karies, risiko tinggi paling banyak terjadi pada anak S-ECC sebesar

107 orang (95,5%), sedangkan risiko rendah sebesar 5 orang (4,5%). Risiko rendah

paling banyak terjadi pada anak bebas karies sebesar 78 orang (78%), sedangkan

risiko tinggi 22 orang (22%) (Tabel 3).

Berdasarkan hasil uji Chi-Square dari Tabel 3 dilakukan untuk mengetahui

hubungan penilaian risiko karies (CAT) secara umum dengan kejadian S-ECC dan

bebas karies. Diketahui nilai p=0,000, maka terdapat hubungan yang signifikan antara

penilaian risiko karies (CAT) secara umum dengan kejadian S-ECC, ECC (non-S-

ECC) dan bebas karies.

Tabel 3. Hubungan Kejadian Kelompok Anak dengan Penilaian Risiko Karies Menurut AAPD (n=212)

Kelompok Anak N Risiko Rendah n (%)

Risiko Tinggi n (%)

P

S-ECC Bebas karies Total

112 100 212

4,5 (5) 78 (78,0) 83 (39,2)

107 (95,5) 22 (22,0) 133 (60,8)

0,000*

*Keterangan: uji Chi Square, p= <0,05

4.3 Hubungan Elemen Penilaian Risiko Karies (CAT) dengan Kejadian

S-ECC dan Bebas Karies

Menurut hasil statistik, terdapat beberapa faktor pada penilaian risiko karies

(CAT) yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian S-ECC dan bebas karies.

Beberapa faktor tersebut adalah ibu karies aktif (p=0,001), status ekonomi rendah

(p=0,009), mengonsumsi makanan minuman ringan lebih 3 kali sehari (0,000),

mengonsumsi susu pengantar tidur (p=0,004), anak menyikat gigi setiap hari dengan

pasta gigi fluor (p=0,040), anak memiliki white spot atau defek enamel (p=0,000),

anak yang memiliki kavitas yang terlihat atau tumpatan (p=0,000), dan anak yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

memiliki plak pada gigi (p=0,000). Faktor selebihnya yang berada pada penilaian

risiko tabel CAT memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan kejadian S-ECC

dan bebas karies, diantaranya anak yang membutuhkan perawatan khusus (p=0,629),

anak dan ibu baru berimigrasi (p=0,289), anak menerima air yang mengandung fluor

(p=0,289), anak menerima topikal aplikasi fluor (p=0,344), anak diantar untuk

periksa gigi teratur (p=0,171) (Tabel 4).

Tabel 4. Hubungan Elemen Penilaian Risiko Karies dengan Kelompok Anak (n=212)

Elemen penilaian risiko karies

S-ECC, n (%)

Bebas karies, n

(%)

p

1.Ibu memiliki karies aktif - Ya - Tidak

104 (92,9)

8 (7,1)

77 (77,0) 23 (23,0)

0,001*

2.Status sosial ekonomi - Rendah - Tidak rendah

85 (75,9) 27 (24,1)

59 (59,0) 41 (41,0)

0,009*

3.Konsumsi/ngemil >3 kali/hari - Ya - Tidak

99 (88,4) 13 (11,6)

55 (55,0) 45 (45,0)

0,000*

4.Minum susu botol murni dengan penambahan gula sebelum tidur - Ya - Tidak

94 (83,9) 34,6 (16,1)

67 (67,0) 33 (33,0)

0,004*

5.Anak membutuhkan perawatan khusus - Ya - Tidak

2 (1,8) 110 (98,2)

1 (1,0) 99 (99,0)

0,629

6.Anak baru berimigrasi - Ya - Tidak

0 (0,0)

112 (0,0)

1 (1,0)

99 (99,0)

0,289

7. Anak yang menerima air minum mengandung fluor atau suplemen fluor - Ya - Tidak

0 (0) 112 (100)

1 (1,0) 99 (99,0)

0,289

8.Anak menggosok gigi setiap hari dengan pasta gigi fluoride - Ya - Tidak

89 (79,5) 23 (20,5)

67 (67,0) 33 (33,0)

0,040*

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Lanjutan Tabel 4 Elemen Penilaian Risiko Karies

S-ECC, n (%)

(n=107)

Bebas karies, n

(%) (n=98)

p

9.Anak yang menerima topikal aplikasi fluor dari tenaga kesehatan - Ya - Tidak

1 (0,9) 111 (99,1)

0 (0) 100 (100)

0,344

10.Anak diantar untuk melakukan pemeriksaan gigi secara teratur - Ya - Tidak

0(0) 112 (100)

3 (3,0) 97 (97,0)

0,065

11.Anak yang memiliki white spot - Ya - Tidak

90 (80,4) 22 (19,6)

0 (0)

100 (100)

0,000*

12.Anak yang memiliki kavitas dan tambalan - Ya - Tidak

64 (57,0) 48 (42,9)

0 (0) 100 (100)

0,000*

13.Anak yang memiliki plak pada gigi - Ya - Tidak

89 (79,5) 23 (20,5)

17(17,0) 83 (83,0)

0,000*

*Keterangan: uji Chi Square, p= <0,05

4.4 Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian S-ECC, ECC

(non-S-ECC), dan Bebas Karies

Hasil penelitian menunjukkan pada usia 8-15 bulan anak yang mengalami S-

ECC dan ECC (non-S-ECC) lebih sedikit yaitu 25 (43,9%) dan 2 orang (3,5%)

dibandingkan dengan anak bebas karies 30 orang (52,6). Sebaliknya, pada usia 16-23

bulan anak yang mengalami S-ECC dan ECC (non-S-ECC) lebih banyak

dibandingkan dengan anak bebas karies dengan hasil 87 orang (54,7%) S-ECC, 2

orang (1,2%) ECC (non-S-ECC), dan 70 (44,1%) bebas karies. Berdasarkan hasil uji

statistik, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian S-

ECC,ECC (non-S-ECC), dan bebas karies dengan nilai P=0,250 ( Tabel 5).

Pada anak laki-laki, kejadian S-ECC dan ECC (non-S-ECC) lebih banyak

persentasenya yaitu 54,4% dan 0,9% dibandingkan dengan bebas karies 44,7%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Begitupula pada anak perempuan, persentase kejadian S-ECC, ECC ( non-S-ECC),

dan bebas kariesnya sebesar 49,0%, 2,9%, dan 48,0%. Hasil uji statistik menunjukkan

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kejadian S-

ECC, ECC (non-S-ECC), dan bebas karies ( Tabel 5 ).

Tabel 5. Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Anak S-ECC, ECC, (non-S-ECC), dan Bebas Karies

n S-ECC

n (%)

ECC (non-S-ECC) n (%)

Bebas Karies n (%)

p

Usia 8-15 bulan 16-23bulan

57 159

25 (43,9) 87 (54,7)

2 (3,5) 2 (1,2)

30 (52,6) 70 (44,1)

0,250

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

114 102

62 (54,4) 50 (49,0)

1 (0,9) 3 (2,9)

51 (44,7) 49 (48,0)

0,435

Total 216 112 (51,9) 4 (1,9) 100 (46,2) *Keterangan: Uji Chi Square

4.5 Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Pengalaman Karies Anak

Hasil penelitian menunjukkan rerata deft usia 8-15 bulan pada kejadian S-

ECC lebih tinggi yaitu 5,24±2,24 dibandingkan dengan anak ECC (non-S-ECC) yang

memiliki rerata 2,00±1,41. Begitu juga dengan usia 16-23, rerata S-ECC lebih tinggi

dibandingkan dengan ECC (non-S-ECC) yaitu antara 4,23±1,83 dan 2,00±0,00.

Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara usia dengan pengalaman karies anak

berdasarkan kejadian karies secara statistik karena nilai p=0,420. Anak laki-laki

memiliki rerata deft yang lebih tinggi 4,55±2,1 dibandingkan dengan anak perempuan

3,96±1,66 pada kejadian S-ECC, akan tetapi pada kejadian ECC (non-S-ECC) anak

laki-laki dan perempuan memiliki rerata deft yang sama yaitu 2,00. Nilai p pada

hubungan tersebut bernilai p=0,137 sehingga tidak terdapat hubungan yang signifkan

antara jenis kelamin dengan rerata deft berdasarkan kejadian S-ECC dan non-S-ECC

(Tabel 6).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Tabel 6. Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Pengalaman Karies S-ECC dan ECC (non-S-ECC)

Rerata deft S-ECC±SD

Rerata deft ECC (non-S-

ECC)±SD p

Usia 8-15 bulan 16-23 bulan

5,24±2,24 4,23±1,83

2,00±1,41 2,00±0,00

0,420

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

4,85±2,10 3,96±1,66

2,00

2,00±1,00

0,137

*Keterangan: Uji Chi Square

4.6 Hubungan Penilaian Risiko Menurut AAPD dengan Pengalaman

Karies Anak

Anak yang mengalami risiko rendah berjumlah 83 orang dengan deft

0,25±1,01, sedangkan anak yang berisiko tinggi berjumlah 133 orang dengan rerata

deft 3,68±2,45. Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat perbedaan rerata deft yang

signifikan antara kelompok tinggi dan berisiko rendah p (0,001) (Tabel 7).

Tabel 7. Hubungan Penilaian Risiko Karies Menurut AAPD dengan Pengalaman

Karies Anak Penilaian Risiko

Karies Anak n (%) Rerata deft ± SD

Anak p

Rendah Tinggi

83 (38,42) 133 (48,1)

0,25±1,01 3,68 ± 2,45

0,000*

**Keterangan: Uji Mann Whitney U p= <0,05

4.7 Korelasi antara Pengalaman Karies Ibu dengan Pengalaman Karies

Anak

Hasil statistik menunjukkan terdapat hubungan antara pengalaman karies ibu

dengan kejadian S-ECC, ECC (non-S-ECC), dan bebas karies dengan nilai p<0,001.

Nilai rerata DMFT ibu pada anak yang mengalami karies lebih tinggi yaitu 2,45±1,73

untuk ibu dengan anak S-ECC, dan 2,25±1,89 untuk ibu dengan anak ECC (non-S-

ECC), sedangkan rerata DMFT ibu yang anaknya masuk dalam kategori bebas karies

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

1,68±1,30. Hal serupa juga terjadi pada hubungan antara pengalaman karies anak

dengan kejadian S-ECC, ECC (non-S-ECC), dan bebas karies dimana hasil uji

statistik menyatakan terdapt hubungan signifikan dengan nilai p<0,001. Rerata deft

anak pada kejadian S-ECC lebih tinggi yaitu 4,45±1,96 dibandingkan dengan anak

ECC (non-S-ECC) 2,00±0,81 (Tabel 8)

Tabel 8. Hubungan Kejadian Karies Anak dengan Pengalaman Karies Ibu dan Pengalaman Karies Anak

Kelompok Anak Ibu

Rerata DMFT±SD

p Anak Rerata deft±SD p

S-ECC ECC (non-S-

ECC) Bebas Karies

2,45±1,73 2,25±1,89 1,68±1,30

0,002* 4,45±1,96 2,00±0,81 0,00±0,00

0,000*

*Keterangan: Uji One Way Anova, p= <0,05

Hasil uji statistik korelasi Pearson antara pengalaman karies ibu dengan

pengalaman karies anak sebesar 0,321 dan bernilai positif dengan nilai p 0,000. Hal

ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman karies ibu

dengan pengalaman karies anak dan semakin tinggi rerata pengalaman karies ibu,

maka semakin tinggi jugalah rerata pengalaman karies anak. Tabel hasil uji korelasi

antara rerata pengalaman karies ibu dengan pengalaman karies anak dapat

ditunjukkan pada (Tabel 9).

Tabel 9. Korelasi antara Pengalaman Karies Ibu dengan Pengalaman Karies Anak

Pengalaman karies DMFT/deft±SD p r Pengalaman karies anak Pengalaman karies ibu

2,37±2,64 2,09±1,59 0,000* 0,321

**Keterangan: Uji Pearson p= <0,05

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

BAB 5

PEMBAHASAN

Penilaian risiko karies adalah penentuan kemungkinan timbulnya karies

(meliputi banyaknya jumlah lesi/kavitas) selama waktu tertentu. Kemampuan untuk

mendeteksi karies pada tahap awal dapat membantu mencegah kavitas baru. AAPD

mengeluarkan penilaian risiko karies (Caries Assessment Tool/CAT) yang bertujuan

sebagai penilaian risiko karies dan protokol manajemen yang akan membantu dokter

gigi dalam membuat keputusan mengenai perawatan berdasarkan risiko karies dan

kepatuhan pasien sebagai elemen penting dalam klinis kontemporer pada bayi, anak-

anak, dan dewasa.1

Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi anak yang mengalami karies pada

usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia sebesar 53,70%

dengan distribusi S-ECC 51,85% dan ECC (non-S-ECC) sebesar 1,85%. Penelitian

tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan di kota Medan, Kecamatan Denai

dengan persentase anak yang menderita ECC sebesar 57,7%. Namun penelitian ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Edalat dkk. di Shiraz dengan prevalensi

S-ECC 55% pada anak usia 3-6 tahun.45

Data penelitian ini menunjukkan 61,6% anak usia dibawah 2 tahun masuk

dalam kategori karies tinggi menurut hasil penilaian risiko karies (CAT) dan 38,4%

masuk kedalam kategori rendah. Hubungan antara penilaian risiko karies dengan

kejadian S-ECC dan bebas karies menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai

p=0,000 (Tabel 3). Hasil penelitian 95,5% anak S-ECC berada di risiko tinggi, hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian Farsi dkk. pada anak di Arab Saudi yang

menyatakan bahwa anak yang memiliki karies lebih berisiko tinggi berdasarkan

penilaian risiko karies CAT dibandingkan dengan anak bebas karies.46 Hasil

penelitian juga sesuai dengan penelitian di Cina yaitu 78% dengan anak S-ECC

berada di risiko tinggi dan 81% anak bebas karies berada di risiko rendah.47

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Hasil penelitian diperoleh berdasarkan elemen penilaian risiko karies yaitu

penilaian risiko ibu memiliki karies aktif memiliki hubungan dengan kejadian S-ECC

dan bebas karies dengan nilai p=0,001 (Tabel 4). Ibu yang memiliki karies aktif dan

memiliki anak dengan S-ECC berjumlah 104 orang. Hal tersebut tidak jauh berbeda

dengan penelitian Richard dkk. di Amerika Serikat, yaitu sebanyak 131 anak berasal

dari ibu yang memiliki karies aktif.18 Penelitian ini juga sama dengan penelitian yang

dilakukan Ayiliath dkk menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan terhadap

tingkat S. mutans dan Lactobacillus antara ibu dan anak. Aktivitas yang intens antara

ibu dan anak menyebabkan bakteri mudah bertransmisi dari mulut ke mulut.

Penelitian tersebut juga mendapatkan hasil bahwa 45% anak terkena karies karena

ibunya memiliki karies aktif dibandingkan dengan anak dengan ibu yang tidak

memiliki karies aktif.38 Hubungan transmisi karies ini juga dapat diteliti dengan

melihat pengalaman karies ibu dengan karies yang dimiliki anak, semakin besar skor

DMFT ibu maka semakin tinggi prevalensi karies yang dialami oleh anak.38

Berdasarkan elemen status sosial ekonomi 75,9% anak dengan S-ECC

dikategorikan pada sosial ekonomi yang rendah. Terdapat hubungan yang signifikan

antara status sosial ekonomi dengan kejadian S-ECC, ECC (non-S-ECC) dan bebas

karies dengan nilai p=0,009. Status sosial ekonomi keluarga dapat dipertimbangkan

melalui tingkat pendidikan dan penghasilan antara suami istri yang dapat

memengaruhi kesehatan gigi dan mulut termasuk karies.32 Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan di Sri Lanka, prevalensi anak yang karies dengan

ibu yang memiliki pekerjaan dan tidak memiliki pekerjaan sekitar 15,1% dan 84,9%,

sedangkan di India, ditemukan bahwa 53,2% anak mengalami ECC pada keluarga

yang berpenghasilan rendah.34,35 Mahalnya perawatan gigi dan kurangnya kepedulian

orang tua pada keluhan sakit gigi anak menyebabkan gigi anak menjadi tidak teratasi,

sehingga tingkat keparahan karies ikut meningkat.34

Berdasarkan elemen konsumsi makanan dan minuman ringan yang manis

lebih dari tiga kali diluar jam makan utama sehari memiliki hubungan yang signifikan

dengan kejadian S-ECC, dan bebas karies. Hasil ini serupa dengan penelitian yang

dilakukan di Arab Saudi dan Amerika serikat.18,46 Frekuensi konsumsi makanan dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

minuman ringan antara makanan utama memengaruhi karies anak hal ini membuat

buffer tidak bekerja dengan semestinya untuk menetralkan pH rongga mulut setelah

jam makan, sehingga rongga mulut lebih lama terpapar asam sehingga proses

demineralisasi terjadi dan tidak ada kemampuan remineralisasi.30

Terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian susu malam hari sebagai

pengantar tidur tidak atau penambahan pemanis dengan kejadian S-ECC dan bebas

karies dengan nilai p=0,004. Hal tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hugar dkk dengan hasil 88,2% anak terkena karies karena orang tua yang

membiarkan anaknya mengonsumsi susu sebelum tidur.29 Konsumsi susu botol

sebelum tidur merupakan kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko karies.8,29 Anak

atau orang tua yang tidak membersihkan mulut setelah meminum susu akan membuat

pH rongga mulut menjadi lebih asam karena pada saat tidur laju alir saliva lebih

rendah, sehingga kemampuan saliva untuk melakukan self cleansing dan sebagai

penyeimbang pH akan berkurang dan risiko karies pun menjadi lebih tinggi.29

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara elemen anak yang

membutuhkan perawatan khusus dengan S-ECC dan bebas karies dengan nilai

p=0,629, dimana 1,8% anak S-ECC membutuhkan perawatan khusus, dan hanya 1%

anak bebas karies yang membutuhkan perawatan khusus. Hasil penelitian tersebut

berbeda dengan penelitian yang dilakukan Richard dkk di Amerika Serikat yang

menyatakan 2,6% anak S-ECC membutuhkan perawatan khusus dan pada anak non-

S-ECC sebesar 97,5%.18

Hubungan anak baru berimigrasi dengan kelompok anak secara statistik tidak

memiliki hubungan signifikan dengan nilai p=0,289 (Tabel 4). Secara teori, anak

yang memiliki latar belakang baru berpindah tempat berdampak terhadap pendapatan

orang tua, lingkungan yang buruk berdampak meningkatkan risiko ECC. Di

Scandinavia, hasil penelitian pidemiologi melaporkan bahwa prevalensi ECC antara

anak berimigrasi lebih dari tiga kali lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak

berimigrasi.37

Hasil penelitian ini, tidak terdapat penggunaan fluor baik dari fluoridasi air

minum pada kelompok anak S-ECC, namun pada kelompok anak bebas karies

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

sebesar 1,0% orang menerima suplemen fluor. Secara statistik hubungan antara anak

yang menerima air minum mengandung fluor atau suplemen fluor dengan kelompok

anak tidak signifikan dengan nilai p=0,289 (Tabel 4). Pada elemen pemberian topikal

aplikasi fluor dari tenaga kesehatan 0,9% anak dengan S-ECC pernah menerima

topikal aplikasi fluor tidak pernah. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

anak yang menerima topikal aplikasi fluor dari tenaga kesehatan dengan kejadian S-

ECC, dan bebas karies dengan nilai p=0,344 (Tabel 4). Hal ini terjadi karena di

daerah penelitian tidak terdapat pemaparan fluor ke rumah-rumah penduduk dan

sedikit orangtua yang melakukan kunjungan ke dokter gigi. Tujuan penggunaan fluor

adalah untuk melindungi gigi dari karies. Fluor bekerja dengan cara menghambat

metabolisme plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan

hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit.17 Berdasarkan penelitian Richard

dkk, di Amerika Serikat hampir 100% anak yang mendapat paparan fluor tidak

memiliki karies, sedangkan 92,6% anak yang tidak mendapatkan paparan fluor

memiliki karies.18

Terdapat hubungan yang signifikan antara anak yang menggosok gigi setiap

hari dengan pasta gigi berfluoride dengan kejadian S-ECC dan bebas karies dengan

nilai p=0,40. Potensi menyikat gigi secara baik dan benar merupakan satu faktor lagi

untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Berhasilnya penyikatan gigi dan mulut

dipengaruhi oleh penggunaan alat, metode penyikatan gigi, serta frekuensi dan waktu

yang tepat.50 Salah satu negara telah membuktikan bahwa pasta gigi berfluor telah

mengurangi 25% prevalensi karies utama pada daerah interproksimal dan permukaan

halus gigi sulung.51

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara anak yag melakukan

pemeriksaan gigi secara teratur dengan kejadian terjadinya S-ECC, ECC dan bebas

karies dengan nilai p=0,171. Hampir semua orang tua subjek penelitian tidak pernah

mengantarkan anak mereka ke dokter gigi dengan alasan gigi anak yang masih

sedikit. Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan penelitian Bisaar, dkk. yang

menyatakan bahwa anak bebas karies lebih rutin memeriksa gigi ke dokter gigi

dibanding anak dengan S-ECC.48

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Terdapat hubungan yang signifikan antara adanya white spot, adanya kavitas,

dan terdapatnya plak pada gigi dengan kejadian S-ECC dan bebas karies dengan nilai

p=0.000. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Farsi, dkk.46 Hubungan

antara pengalaman karies dengan perkembangan karies di masa mendatang dapat

menjadi faktor risiko karies karena gigi anak yang telah mengalami karies cenderung

memiliki jumlah bakteri kariogenik yang banyak dan dapat menginfeksi gigi lain

yang belum terinfeksi bakteri, akan tetapi risiko karies ini akan berbeda jika gigi yang

telah karies dilakukan restorasi dengan penumpatan. Skor oral higiene menjadi faktor

risiko karena salah satu etiologi karies adalah bakteri yang terakumulasi dalam plak.27

Tabel 5 menunjukkan hubungan usia dan jenis kelamin dengan kejadian S-

ECC, ECC (non-S-ECC), dan bebas karies. Pengelompokan usia diatur berdasarkan

waktu erupsi gigi anak, yaitu 8-15 bulan dimana gigi yang telah tumbuh adalah gigi

anterior dan gigi molar 1, dan usia 16-23 bulan dimana gig kaninus dan molar 2 juga

sudah tumbuh.34,39 Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak usia 8-15 bulan lebih

banyak ditemukan bebas karies (52,6%) dan usia 16-23 bulan lebih banyak S-ECC

(54,87%), namun penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara usia dengan kejadian S-ECC, ECC (non-S-ECC), dan bebas karies.

Namun adanya perbedaan jumlah anak yang mengalami kejadian S-ECC, ECC (non-

ECC), dan bebas karies antara kedua kelompok usia tersebut dipengaruhi oleh junlah

gigi anak yang akan memengaruhi kejadian S-ECC, ECC (non-S-ECC), dan bebas

karies. Hasil tersebut berbeda dengan penelitian di Amerika dan Sri Langka yang

menyatakan bahwa semakin tinggi usia maka kejadian terjadinya karies akan

meningkat juga.18,34

Tabel 5 juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

jenis kelamin dengan terjadinya karies anak. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh

belum adanya perbedaan perilaku, kebiasaan, diet, dan perlakuan orang tua terhadap

kesehatan rongga mulut karena usia anak masih muda.8 Pada penelitian ini baik pada

perempuan dan laki-laki paling banyak mengalami S-ECC, laki-laki sebeesar 54,4%

dan perempuan 49,0% dengan anak laki-laki lebh banyak mengalami S-ECC. Hasil

penelitian ini berbeda dengan penelitian Feldens dkk. yang menyatakan bahwa anak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

perempuan lebih banyak mengalami S-ECC daripada laki-laki.49 Perbedaan ini dapat

disebabkan oleh perbedaan jumlah sampel, dimana pada penelitian ini jumlah sampel

laki-laki lebih banyak dari perempuan. Selain itu, lingkungan tempat tinggal, keadaan

sosial ekonomi juga akan memengaruhi kejadian S-ECC, ECC (non-S-ECC), dan

bebas karies.

Tabel 6 menunjukkan hubungan usia dan jenis kelamin dengan pengalaman

karies, yaitu S-ECC dan ECC (non-S-ECC). Baik pada usia dan jenis kelamin tidak

ditemukan adanya hubungan yang signikan. Berdasarkan jenis kelamin, penelitian ini

sama dengan penelitian yang dilakukan di Jakarta yang mengatakan bahwa tidak ada

hubungan antara jenis kelamin dengan keparahan S-ECC.8 Berdasarkan usia menurut

beberapa penelitian seperti penelitian di Amerika, Serikat dan Sri Lanka yang

menyatakan bahwa semakin meningkat usia maka akan semakin meningkat kejadian

karies.18,34

Terdapat hubungan yang siginfikan antara penilaian risiko karies menurut

AAPD dengan pegalaman karies. Anak yang digolongkan berisiko rendah akan

memiliki rerata deft yang cenderung rendah dan rerata deft meningkat seiring dengan

peningkatan risiko karies anak. Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa tingkat risiko karies dapat diukur dengan rerata deft.

Tabel 8 menunjukkan bahwa terdapat hubungan kejadian karies anak, yaitu S-

ECC, ECC (non-S-ECC), dan bebas karies dengan pengalaman karies ibu dan

pengalaman karies anak. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat korelasi antara

pengalaman karies ibu dengan pengalaman karies anak dengan nilai p=0,000 dan r

(korelasi) sebesar 0,321 yang berada pada rentang 0,2-0,4 yang tergolong hubungan

lemah. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor karies aktif yang dimiliki ibu yang dapat

ditransmisikan dari mulut ibu ke anak. Hubungan transmisi karies ini juga dapat

diteliti dengan melihat pengalaman karies ibu dengan karies yang dimiliki anak,

semakin besar skor DMFT ibu maka prevalensi karies anak akan semakin tinggi.38

Menurut Bruce dkk. pengalaman karies ibu memang menjadi salah satu faktor

penyebab tingginya prevalensi karies pada anak, akan tetapi bukan menjadi faktor

utama terjadinya karies. Selain itu, pengalaman karies anak, dimana anak yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

memiliki karies cenderung memiliki jumlah bakteri kariogenik yang lebih banyak.27

Ibu yang memilki pengalaman karies tinggi merupakan indikator kuat bagi anak

mereka untuk memiliki pengalaman karies tinggi juga.40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Pada anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan Baru dan Medan

Polonia prevalensi anak dengan S-ECC (51,85%) dan bebas karies (46,30%) lebih

banyak dibandingkan anak ECC (non-S-ECC) (1,85%).

2. Berdasarkan penilaian risiko karies menurut AAPD anak S-ECC lebih

banyak mengalami risiko karies tinggi dibandingkan anak bebas karies.

3. Elemen dalam penilaian risiko karies yang paling berperan dalam kejadian

S-ECC dan bebas karies antara lain ibu memiliki karies aktif, status sosial ekonomi

rendah, konsumsi makanan dan minuman ringan yang manis selain makan utama >3

kali sehari, anak mengonsumsi susu sebagai pengantar tidur,anak menggosok gigi

setiap hari dengan pasta gigi berfluoride, anak memiliki white spot, kavitas, dan plak

pada gigi.

4. Anak usia 16-23 bulan lebih banyak mengalami S-ECC dibandingkan anak

usia 8-15 bulan.

5. Anak yang masuk dalam risiko rendah berdasarkan hasil penilaian risiko

karies memiliki rerata pengalaman karies yang lebih rendah dibandingkan anak risiko

tinggi.

6. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman karies anak dengan

penilaian risiko karies menurut AAPD.

7. Terdapat korelasi antara pengalaman karies ibu dengan pengalaman karies

anak.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

6.2 Saran

1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang penilaian risiko karies

menurut AAPD dengan jumlah sampel yang lebih besar agar hasil yang didapat lebih

akurat.

2. Tenaga kesehatan khususnya bidang gigi dan mulut di Puskesmas

diharapkan meningkatkan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi

kepada orangtua, sehingga meningkatkan kesadaran orangtua untuk melakukan

tindakan pencegahan seperti penyikatan gigi dan melakukan perawatan sedini

mungkin apabila terdapat masalah pada gigi anak.

3. Pemerintah khususnya Kementarian Kesehatan lebih meningkatkan kualitas

perawatan gigi dan mulut di Puskesmas dengan mengutamakan pencegahan dan

perawatan sedini mungkin.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

DAFTAR PUSTAKA

1. American Academy of Pediatric Dentistry. Guideline on caries-risk assesment

and management for infants, children, and adolescents. Clin Practice Guidelines

2014;37(6):132-9.

2. Vejdani J, Hadipoor Z, Leyli EK. Risk factors for severe early childhood caries

in 2-3-year-old children in rasht. J Dentomaxillofacial Radiology, Pathology,

Surgery 2014;2(4):15-21.

3. Ramos-Gomez F, Crystal YO, Wai Ng M, Tinanoff N. Caries risk assesment,

prevention, and management in pediatric dental care. Pediatr Dent.

https://pdfs.semanticscholar.org/e68f/ad398a4a6d7ba498448647f0386809109ca2

.pdf (11 Maret 2017).

4. Folayan OM, Kolawole KA, Ozlegbe EO, Oyedele T, Oshomuji OV, Chkwumah

NM, dkk. Prevalence, and early childhood caries risk indicators in preschool

children in Suburban Nigeria. BMC Oral Health 2015;15(72):1-12.

5. Kuriakose S, Prasannan M, Remya KC. Prevalence of early childhood caries

among preschool children in Trivandrum and its association with various risk

factors. Contemp Clin Dent. 2015;6(11):69-73.

6. Peltzer K, Mongkolchati A. Severe early childhood caries and social determinant

in three-year-old children from Northern Thailand: a birth cohort study. BMC

Oral Health 2015;15(108):1-7.

7. Darjono USA, Widiati S, Supratinah A. Pengaruh penyuluhan konsumsi

makanan kariogenik pada ibu dan anak terhadap keparahan karies siswa taman

kanak-kanak. Odonto Dent J. 2015;2(1):1-7.

8. Sugito FS, Djoharnas H, Darwita RR. Breastfeeding and Early Childhood Caries

(ECC) severity of children under three years old in DKI Jakarta. Makara

Kesehatan 2008;12(2):86-91.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

9. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat pencegahan dan

pemeliharaan. Revisi. Medan: USU Press, 2012:5-15.

10. American Academy of Pediatrics. Policy on Early Childhood Caries (ECC):

classifications, consequences, and preventive strategies. JPediatr Dent 2008;

37(6): 50-2.

11. Pintauli S. Menuju gigi dan mulut sehat. Medan:USU Press, 2008: 5-8,11,20.

12. Colak H, Dulgergil CT, Dalli M, Hamidi MM. Early childhood caries update: a

review of causes, diagnoses, and treatments. J Natural Sci, Biology and Medicine

2013;4(1):29-38.

13. American Dental Association. Caries risk assessment form (age 0-6).

https://www.ada.org/~/media/ADA/Member%20Center/FIles/topics_caries_unde

r6.ashx (4 Maret 2017).

14. Young DA, Featherstone JDB, Roth JR. Caries management by risk assessment-a

practitioner’s guide. CDA J. 2007; 35(10):679-80.

15. The University of Adelaide. Caries risk assessment for children: information for

oral health practitioners. https://www.adelaide.edu.au/arcpoh/dperu/ special/ cra/

CRA_proffesiona_brochure.pdf (4 Maret 2017)

16. American Academy of Pediatric Dentistry. Guideline on caries-risk assesment

and management for infants, children, and adolescents. Clin Practice Guidelines

2010;32(6):101-8.

17. Angela A. Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi. Maj. Ked.

Gigi. 2005;38(3):130-4.

18. Yoon RK, Smaldone AM, Edelstein BL. Early childhood caries screening tools:

a comparison of four approaches. JADA. 2012; 143(7):756-63

19. Berg J, Slayton R. Early childhood oral health. Iowa: Wiley-Blackwell, 2010:19.

20. Almushayt A, Sharaf A, Meligy O, dkk.. Salivary characteristics in a sample of

preschool children with severe early childhood caries. JKAU 2010; 17: 41-58

21. Marlina O, Darwita R. Setiawati F. Hubungan gizi seimbang dengan early

childhood caries pada peserta PAUD-penelitian awal. In: KPPIKG 2009, ed.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Proceedings of the 15th Scientific Meeting & Refresher Course in Dentistry

Faculty of Dentistry Universitas Indonesia. Jakarta, 2009: 381-6.

22. Fajriani, Handayani H. Penatalaksanaan early childhood caries. Dentofasial

Jurnal Kedokteran Gigi 2011; 10: 179-83.

23. Begzati A, Berisha M, Mrasori M. Early Childhood Caries (ECC)- etiology,

clinical consequences and prevention. Emerging Trends in Oral Health Sciences

and Dentistry, Prishtina:Intech, 2015.

24. Losso EM, Tavares MRC, Da silva JYB, dkk.. Severe early childhood caries: an

integral approach. J Pediatr. 2009; 85(4):295-300.

25. Borutta A, Wagner M, Kneist S. Early childhood caries: a multi-factorial disease.

OHDMBSC 2010;9(1):32-8.

26. Mazhari F, Talebi M, Zoghi M. Prevalence of early childhood caries and its risk

factors in 6-60 months old children in Quchan. Dent Res J 2007; 4(2): 96-101.

27. Neves AB, Loboo LA, Pinto KC, Pires ES, Requejo MEP, Maia LC dkk.

Comparison between clinical aspects and salivary microbial profile of children

with and without early childhood caries: a preliminary study. J Clin Pediatr Dent

2015;39(3):209-14.

28. Panjaitan M. Pencegahan karies gigi . Medan : USU Press, 1995: 24-36.

29. Hugar SM, Govani E, Mohandoss S, Gokhale NS, Kukreja P, Hugar SS.

Knowledge attitude and perception among the parents of preschool children

regarding oral health and Early Childhood Caries (ECC). Manipal J Dent Sci

2016;1(1): 13-20.

30. Wang LJ, Tang R, Bonstein T, Bush P,Nancollas G.H Enamel demineralization

in primary and permanent teeth. J Dent Res 2006;85(4):359-63.

31. Neel EAA, Aljabo A, Strange A, Ibrahim S, Coathup M, Young AM, dkk.

Demieralization–remineralization dynamics in teeth and bone. J Int

Nanomedicine 2016;11:4743-63.

32. Sutthavong S, Taebanpakul S, Kuruchitkosol C, Ayudhya TIN, Chantveerawong

T, Fuangroong S, dkk. Oral health status, dental caries risk factors of the

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

children of public kindergarten and schools in Phranakornsriayudhya, Thailand. J

Med Assoc Thai 2010; 6 (Suppl):71-8.

33. Congiu G, Campus G, Lugliè PF. Early childhood caries (ECC) prevalence and

background factors: a review. Oral Health Prev Dent 2014;

34. Kumarihamy SLM, Subasinghe LD, Jayasekara P, Kularatna SM, Palipina PD.

The prevalence of early childhood caries in 1-2 years olds in a semi-urban area of

Sri Lanka.

12(1):71-6.

BMC Research Notes 2011;

35. Tyagi R. The prevalence of nursing caries in Davangere preschool children and

its relationship with feeding practices and socioeconomic status of the family. J

Indian Soc Pedod Prev Dent 2008;26:153–7.

4(1):1-6.

36. Kawashita Y, Kitamura M, Saito T. Early childhood caries. Int J Dent 2011:1-7

37. Seow WK. Enviromental, maternal, and child factors with contribute to early

childhood caries: a unifying conceptual model. Int J Peditr Dent 2011;

10(11):157-68.

38. Ayilliath A, Satyaprasad S, Kottigade S, Sreeshama, Anandaraj, Kamath A,

Nandan. Relationship of severe early childhood caries to maternal microbial flora

and salivary buffering capacity. J Health Sci 2013;2(2):1-14.

39. Maharani DA, Rahardjo A. Mothers dental health behaviors and mother child’s

dental caries experiences: study of a suburb area in Indonesia. Makara Kesehatan

2012;16(2):72-6.

40. Dye BA, Vargas CM, Lee JJ, Magder L, Tinanoff N. Assessing the relationship

between children oral health status and that of their mothers. JADA

2011;142(2):173-83.

41. Syed S, Nisar N, Mubeen N. Early childhood caries: a preventable disease. Dent

Open J. 2015;2(2):55-61.

42. Sudhir KM, Kanupuru KK, Fareed N, Mahesh P, Vandana K, Chaitra NT.

Cambra as a tool for caries risk prdiction among 12-to 13-year-old

institutionalised children-a a longitudinal follow-up study. Oral Health and

Preventive Dent. 2016;14(4):355-62.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

43. Lif Holgerson P, Twetman S, Stecksen-Blicks C. Validation of an age-modified

caries risk assessment program (cariogram) in preschool children. Acta

Odontologica Scandinavica 2009;67:106-12.

44. Bratthall D, Petersson GH. Cariogram- a multifactorial risk assessment model for

a multifactorial disease. Community Dent Oral Epidemiol 2005;33:256-64.

45. Edalat A, Abbaszadeh M, Eesvandi M, Heidari A. The relationship of early

childhood caries and body mass index in group of 3 to 6 year old children in

Shiraz. J Dent Shiraz Univ Med Sci 2014; 15(2): 68-73.

46. Farsi N, Merdad L, Mirdad S. Caries risk assesment in preschool children in

Saudi Arabia. Oral Health Prev Dent 2013;11:271-80

47. Qin M, Li J, Zhang S, Ma W. Risk factors for severe early childhood caries in

children younger than 4 years old in Bejing, China. J Pediatr Dent 2009; 30(2):

122-8.

48. Bissar A, Schiller P, Wolff A, Niekush U, Schulte AG. Factors contributting to

severe early childhood caries in South-West Germany. Clin Oral Invest

2014;18:1411-8

49. Feldens CA, Giugliani ERJ, Vigo A, Vitolo MR. Early feeding practices and

severe early childhood caries in four-year-old children from Southern Brazil.

Caries Res 2010; 44 : 445-52.

50. Iyas M, Putri IS. Efek penyuluhan metode demonstrasi menyikat gigi pada siswa

SD kelas satu dengan karies gigi di wilayah kerja Puskesmas Rendang

Karangsem Bali Oktober 2014. DOAJ 2014; 6(1):23-33

51. Cameroon AC, Widmer RP. Handbook of pediatric dentistry. 3 rd ed.,

Philadelphia: Mosby Elsevier, 2008:39-56

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

INFORMASI KEPADA ORANGTUA/WALI SUBJEK PENELITIAN

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Sdr . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Orang Tua/Wali Ananda . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Alamat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr dapat mengizinkan ananda

. . . . . . .

Untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya berjudul:

Penilaian Risiko Karies Menurut AAPD pada Anak Usia dibawah 2 Tahun di

Kecamatan Medan Baru dan Kecamatan Medan Polonia.

Risiko karies pada setiap orang tidak sama, bahkan tidak tetap seumur hidup.

Oleh karena hal ini dapat berubah apabila pencegahan karies dapat dilakukan baik

oleh dirinya sendiri maupun yang dilakukan oleh dokter gigi.

Manfaat dilakukan pemeriksaan faktor risiko sebagai tindakan pencegahan

dapat ditujukan langsung kepada anak yang mempunyai risiko karies tinggi.

Dengan tujuan:

Menganalisis hubungan penilaian risiko karies menurut AAPD dengan

kelompok anak SECC dan non-SECC anak usia dibawah 2 tahun.

Dalam penelitian tersebut anak dan ibu akan dilakukan:

1. Pemeriksaan rongga mulut mengenai adanya gigi berlubang dan kebersihan rongga

mulut.

2. Memberikan pertanyaan berdasarkan tabel penilaian risiko karies menurut AAPD

Adapun ketidak nyamanan yang dialami dalam prosedur penelitian yaitu:

Anak dan ibu membuka mulut sedikit lebih lama untuk memeriksa keadaan tiap gigi

dan keadaan rongga mulut.

Namun keuntungan menjadi subjek penelitian adalah:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Mendapat data tingat risiko karies pada anak serta faktor-faktor risiko karies

yang memengaruhi. Pemeriksaan yang dilakukan tidak dikenakan biaya apapun.

Diharapkan hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat membantu solusi

pencegahan gigi berlubang pada anak-anak Indonesia dimasa yang akan datang.

Jika Bapak/Ibu/Sdr bersedia, Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Subjek

Peneliti harap ditandatangani dan dikirim kembali kepada peneliti.

Perlu Bapak/Ibu/Sdr ketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat

Bapak/Ibu/Sdr untuk dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama

penelitian berlangsung.

Mudah-mudahan keterangan saya di atas dapat dimengerti dan atas kesediaan

ibu dan ananda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan . . . . . . .

Peneliti,

(Leylan Syahputra Ikhsan Lubis) No Telp: 085370364754

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 72: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan dibawah ini,

Nama : ………………………………………………………….

Alamat : ………………………………………………………….

Telepon/HP : ………………………………………………………….

Selaku orang tua dari anak,

Nama : ………………………………………………………….

Tanggal lahir : ………………………………………………………….

Usia : ………………………………………………………….

Setelah mendapat penjelasan tentang penelitian yang berjudul “Penilaian Risiko

Karies Menurut AAPD pada Anak Usia dibawah 2 Tahun di Kecamatan Medan Baru

dan Medan Polonia.”, maka dengan penuh kesadaran atau tanpa paksaan, bersedia

mengizinkan anak saya dan saya berpartisipasi dalam penelitian ini yang diketahui

oleh Leylan Syahputra Ikhsan Lubis sebagai mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas

Sumatera Utara. Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan

seperlunya.

Medan, …………2017

Mahasiswa Peneliti Ibu

(Leylan Syahputra Ikhsan L) (……………………)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 73: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Tanggal pemeriksaan :

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH 2 TAHUN MENURUT AMERICAN ACADEMY OF PEDIATRIC DENTISTRY

DI KECAMATAN MEDAN BARU DAN KECAMATAN MEDAN POLONIA

KUESIONER ORANGTUA

Nama :

Tanggal Lahir : (1) Usia :Tahun, Bulan (2) Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan Nama Ibu/Pengasuh : Usia Ibu/Pengasuh :

FaktorBiologis

(1). Ibu mempunyai karies aktif 1. YA 2. TIDAK.

(2). Orang tua berstatus ekonomi rendah 1. YA 2.TIDAK

(3). Anak mengonsumsi makanan dan minuman ringan yang 1. YA 2.TIDAK

manis makan utama lebih dari 3 kali sehari

(4). Anak mengonsumsi susu sebagai pengantar tidur tidak

atau dengan penambahan bahan pemanis 1. YA 2.TIDAK

(5). Anak membutuhkan perawatan kesehatan khusus 1. YA 2.TIDAK

(6). Anak dan ibu baru berimigrasi 1. YA 2.TIDAK

Faktor risiko RisikoTinggi RisikoRendah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 74: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Faktor Perlindungan

(7). Anak menerima air yang mengandung fluor atau

mengonsumsi tablet fluor 1. TIDAK 2. YA

(8). Anak menyikat gigi setiap hari dengan pasta gigi berfluor 1. TIDAK 2. YA

(9). Anak menerima topikal aplikasi fluor dari tenaga kesehatan 1. TIDAK 2. YA

(10). Anak diantar melakukan pemeriksaan gigi secara teratur 1. TIDAK 2. YA

Faktor Temuan Klinis

(11). Anak mempunyai white spot atau defek enamel 1. YA 2.TIDAK

(12). Anak memiliki kavitas yang terlihat atau tumpatan 1. YA 2.TIDAK

(13). Anak memiliki plak pada gigi 1. YA 2.TIDAK

(14). Hasil Penilaian risiko keseluruhan 1. Ya 2.TIDAK

(15). Hasil penilaian risiko keseluruhan 1. Ya 2. TIDAK

Faktor risiko RisikoTinggi RisikoRendah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 75: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Tanggal Pemeriksaan : …………….

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH 2 TAHUN MENURUT American Academy of Pediatric Dentistry

DI KECAMATAN MEDAN BARU DAN KECAMATAN MEDAN POLONIA

LEMBAR PEMERIKSAAN Data Umum Anak

Nama :

Tanggal lahir : . . . . . . . .usia . . . .(bulan)

Alamat rumah :

No telepon / hp orangtua :

Pemeriksaan deft Anak

71 72 73 74 75

85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

Keterangan : • d : lesi karies berkavitas • d(w): lesi karies non-kavitas (white spot) • e : gigi yang hilang karna karies • f : gigi yang ditumpat

55 54 53 52 51 61 62 63 64 65

Keterangan : • d : lesi karies berkavitas • d(w): lesi karies non-kavitas (white

spot) • e : gigi yang hilang karna karies • f : gigi yang ditumpat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 76: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

(3) ∑d : …. 18.

(4)∑d(w) : ...... 19.

(4) ∑e : …. 20.

(5) ∑f : …. 21.

(6) ∑def : …. 22.

Pemeriksaan Plak pada Anak

Post Ant Post Jumlah Skor: 23 Post Ant Post

Keterangan:

0 = tidak ada plak

1 = terdapat plak tipis

2 = terdapat plak tebal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 77: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 78: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 79: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

no Usia JK FR 1 FR2 FR3 FR4 FR5 FR6 FR7 FR8 FR9 FR10 FR11 FR12 FR13 Hasil 1 d dw e f def D ibu

M ibu

F ibu

DMF Ibu Kategori

1=SECC 1=lk 1=Ya 1=Ya 1=Ya 1=Ya 1=Ya 1=Ya 1=Tidak 1=Tidak 1=Tidak 1=Tidak 1=Ya 1=Ya 1=Ya 1=Tinggi 2=ECC

2=pr 2=Tidak 2=Tidak 2=Tidak 2=Tidak 2=Tidak 2=Tidak 2=Ya 2=Ya 2=Ya 2=Ya 2=Tidak 2=Tidak 2=Tidak 2=Rendah 3=BK

1 8 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 2 23 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 7 2 0 0 9 1 1 0 2 1 3 18 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 4 23 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 0 0 6 4 0 0 4 1 5 23 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 6 0 0 0 6 2 0 0 2 1 6 11 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 7 23 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 4 0 0 4 2 0 0 2 1 8 23 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 3 0 0 3 4 1 0 5 2 9 23 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 4 0 0 0 4 2 0 0 2 1

10 23 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 4 4 0 0 8 1 0 0 1 1 11 23 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 0 6 0 0 6 1 0 0 1 1 12 22 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 0 0 0 0 0 1 3 0 4 3 13 23 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 14 23 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 2 0 0 2 1 0 0 1 1 15 15 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 0 7 0 0 7 2 1 0 3 1 16 11 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 1 0 2 3 17 9 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 18 23 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 19 22 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 4 0 0 4 1 0 0 1 1 20 21 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 21 23 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 4 0 0 4 3 22 23 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 5 0 0 0 5 1 1 0 2 1 23 13 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 3 0 0 3 3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 80: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

24 17 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 0 0 4 3 0 0 3 1 25 22 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 0 4 0 0 4 4 0 0 4 1 26 22 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 27 18 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 28 16 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 4 0 0 4 3 29 20 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 0 3 0 0 3 8 0 0 8 1 30 23 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 2 31 13 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 32 23 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 4 4 0 0 8 4 0 0 4 1 33 22 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 6 0 0 0 6 5 0 0 5 1 34 22 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 35 22 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 36 23 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 6 0 0 0 6 3 0 0 3 1 37 23 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 38 23 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 39 13 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 40 23 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 4 5 0 0 9 0 0 0 0 1 41 22 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 42 23 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 4 0 0 4 4 0 0 4 1 43 21 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 1 0 3 3 44 15 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 45 21 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 46 12 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 47 21 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 48 22 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 4 0 0 0 4 2 0 0 2 1 49 23 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 6 0 0 0 6 3 0 0 3 1 50 9 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 81: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

51 23 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 0 0 0 2 3 2 0 4 1 52 8 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 53 14 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 0 0 0 0 0 4 0 0 4 3 54 23 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 9 0 0 0 9 4 0 0 4 1 55 23 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 0 0 4 1 0 0 1 1 56 8 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 3 0 0 3 3 57 23 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 1 0 2 3 58 20 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 59 16 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 60 23 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 61 21 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 3 0 0 3 1 0 0 1 1 62 23 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 63 16 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 64 11 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 65 21 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 3 0 0 0 3 1 0 0 1 1 66 9 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 67 23 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 68 12 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 0 0 0 0 0 2 3 0 5 3 69 23 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 6 3 0 0 9 2 0 0 2 1 70 21 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 3 71 11 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 72 23 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 4 3 0 0 7 3 0 0 3 1 73 16 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 74 9 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 75 14 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 3 0 0 3 3 76 21 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 6 0 0 0 6 5 0 0 5 1 77 21 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 0 0 3 2 0 0 2 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 82: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

78 19 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 79 11 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 80 22 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 0 0 4 4 4 0 8 1 81 11 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 2 0 3 3 82 9 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 1 0 2 3 83 14 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 5 0 0 5 3 84 14 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 2 0 0 2 2 0 0 2 1 85 20 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 3 0 0 3 3 86 9 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 87 16 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 88 23 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 3 0 0 6 6 0 0 6 1 89 18 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 0 4 0 0 4 2 0 0 2 1 90 13 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 91 23 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 6 0 0 0 6 5 1 0 6 1 92 13 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 93 17 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 3 0 0 3 3 94 19 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 4 0 0 0 4 2 0 0 2 1 95 20 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 0 0 4 5 0 0 5 1 96 10 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 97 19 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 4 0 0 4 0 1 0 1 1 98 22 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 4 0 0 4 0 2 0 2 3 99 13 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 3 0 0 3 3

100 21 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 0 0 0 4 0 0 0 0 1 101 12 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 0 0 5 2 0 0 2 1 102 16 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 3 0 0 3 3 103 12 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 0 6 0 0 6 1 0 0 1 1 104 23 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 0 0 6 3 1 0 4 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 83: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

105 18 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 106 21 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 107 13 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 108 23 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 6 0 0 0 6 1 0 0 1 1 109 23 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 0 0 5 2 0 0 2 1 110 12 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 111 16 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 112 10 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 113 14 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 1 0 3 3 114 19 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 7 0 0 0 7 3 0 0 3 1 115 18 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 116 11 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 0 0 0 0 0 4 0 0 4 3 117 23 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 5 0 0 5 3 0 0 3 1 118 11 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 6 0 0 6 3 119 22 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 9 0 0 0 9 3 1 0 4 1 120 23 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 5 2 0 0 7 3 0 0 3 1 121 18 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 122 23 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 4 2 0 0 6 3 0 0 3 1 123 22 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 0 0 4 5 1 0 6 1 124 17 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 125 16 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 126 19 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 0 0 4 3 0 0 3 1 127 13 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 128 17 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 4 0 0 6 3 0 0 3 1 129 16 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 130 14 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 3 0 0 3 3 131 23 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 3 2 0 0 5 2 0 0 2 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 84: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

132 17 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 133 15 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 134 22 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 0 0 0 2 2 0 0 2 2 135 16 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 136 22 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 6 2 0 0 8 6 1 0 7 1 137 22 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 2 0 0 2 1 0 0 1 1 138 23 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 0 0 0 3 5 0 0 5 1 139 18 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 4 0 0 4 0 0 0 0 1 140 23 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 3 0 0 3 2 0 0 2 1 141 23 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 2 0 0 2 2 0 0 2 1 142 20 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 0 0 4 2 0 0 2 1 143 22 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 0 4 0 0 4 2 0 0 2 1 144 22 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 0 2 0 0 2 1 0 0 1 1 145 21 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 0 4 0 0 4 1 0 0 1 1 146 22 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 6 0 0 6 2 0 0 2 1 147 23 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 3 0 0 3 2 0 0 2 1 148 17 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 149 23 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 0 2 0 0 2 1 0 0 1 1 150 18 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 0 3 0 0 3 1 0 0 1 1 151 23 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 0 0 4 1 0 0 1 1 152 16 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 0 0 4 1 0 0 1 1 153 23 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 6 2 0 0 8 4 0 0 4 1 154 17 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 0 0 0 2 1 0 0 1 1 155 21 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 0 0 0 2 1 0 0 1 2 156 15 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 157 22 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 0 0 4 2 0 0 2 1 158 23 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 4 2 0 0 6 3 0 0 3 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 85: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

159 22 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 0 4 0 0 4 1 0 0 1 1 160 15 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 161 17 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 162 15 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 2 0 0 2 1 0 0 1 1 163 13 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 4 0 0 0 4 9 1 0 10 1 164 9 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 165 18 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 0 0 3 4 0 0 4 1 166 20 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 0 0 5 1 0 0 1 1 167 23 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 0 0 4 2 0 0 2 1 168 13 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 169 22 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 170 23 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 6 0 0 6 3 0 0 3 1 171 16 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 172 23 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 0 0 4 1 0 0 1 1 173 23 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 0 0 5 2 0 0 2 1 174 17 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 0 2 0 0 2 2 0 0 2 1 175 23 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 5 0 0 5 3 0 0 3 1 176 23 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 0 4 0 0 4 1 0 0 1 1 177 20 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 4 2 0 0 6 2 0 0 2 1 178 23 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 179 12 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 180 22 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 0 0 0 3 1 0 0 1 1 181 17 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 182 23 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 0 0 4 1 1 0 2 1 183 23 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 0 2 0 0 2 2 0 0 2 1 184 23 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 0 0 4 3 0 0 3 1 185 20 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 86: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

186 13 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 187 23 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 0 0 0 1 3 0 0 3 1 188 17 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 189 18 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 4 0 0 0 4 2 0 0 2 1 190 23 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 7 2 0 0 9 4 1 0 5 1 191 15 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 192 9 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 193 23 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 0 0 4 2 0 0 2 1 194 23 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 4 2 0 0 6 2 0 0 2 1 195 21 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 4 2 0 0 6 1 0 0 1 1 196 23 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 0 0 0 3 3 0 0 3 1 197 23 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 2 0 0 2 1 0 0 1 1 198 22 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 0 0 3 2 0 0 2 1 199 23 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 0 0 5 0 2 0 2 1 200 23 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 4 0 0 4 3 0 0 3 1 201 13 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 202 23 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 5 0 0 0 5 2 0 0 3 1 203 15 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 0 2 0 0 2 1 0 0 1 1 204 18 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 0 2 0 0 2 1 0 0 1 1 205 11 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 3 0 0 3 3 206 19 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 207 22 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 0 4 0 0 4 1 0 0 1 1 208 17 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 209 10 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 0 0 0 0 0 4 0 0 4 3 210 21 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 3 211 9 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 212 22 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 0 3 0 0 3 1 0 0 1 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 87: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

213 16 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 0 2 0 0 2 2 0 0 2 1 214 16 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 0 2 0 0 2 1 0 0 1 1 215 19 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 0 4 0 0 4 2 0 0 2 1 216 15 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 88: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

HASIL OLAH DATA

Karakteristik Responden (Sub Bab 4.1)

-Usia

Rentang Usia Jumlah Persentase (%)

8-15 bulan

16-23 bulan

57

159

26,39

73,61

-Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-Laki

Perempuan

114

102

52,78

47,22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 89: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Sub Bab 4.2

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Risiko Karies * Kelompok

anak 212 100,0% 0 0,0% 212 100,0%

Risiko Karies * Kelompok anak Crosstabulation

Kelompok anak

Total SECC Bebas Karies

Risiko Karies Tinggi Count 107 22 129

% within Risiko Karies 82,9% 17,1% 100,0%

% within Kelompok anak 95,5% 22,0% 60,8%

Rendah Count 5 78 83

% within Risiko Karies 6,0% 94,0% 100,0%

% within Kelompok anak 4,5% 78,0% 39,2%

Total Count 112 100 212

% within Risiko Karies 52,8% 47,2% 100,0%

% within Kelompok anak 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 119,918a 1 ,000 Continuity Correctionb 116,851 1 ,000 Likelihood Ratio 137,588 1 ,000 Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 119,352 1 ,000 N of Valid Cases 212

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 39,15.

b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 90: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Sub Bab 4.3

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Ibu Karies Aktif * Kelompok

anak 212 100,0% 0 0,0% 212 100,0%

Status Sosial Ekonomi *

Kelompok anak 212 100,0% 0 0,0% 212 100,0%

Konsumsi Ngemil >3x *

Kelompok anak 212 100,0% 0 0,0% 212 100,0%

Minum Susu Botol *

Kelompok anak 212 100,0% 0 0,0% 212 100,0%

Perawatan Khusus *

Kelompok anak 212 100,0% 0 0,0% 212 100,0%

Anak baru berimigrasi *

Kelompok anak 212 100,0% 0 0,0% 212 100,0%

Anak menerima fluor *

Kelompok anak 212 100,0% 0 0,0% 212 100,0%

Anak sikat gigi dengan

pasta fluor * Kelompok anak 212 100,0% 0 0,0% 212 100,0%

TAF * Kelompok anak 212 100,0% 0 0,0% 212 100,0%

Periksa gigi secara teratur *

Kelompok anak 212 100,0% 0 0,0% 212 100,0%

White Spot dan Defek

Enamel * Kelompok anak 212 100,0% 0 0,0% 212 100,0%

Kavitas dan Tumpatan *

Kelompok anak 212 100,0% 0 0,0% 212 100,0%

Plak * Kelompok anak 212 100,0% 0 0,0% 212 100,0%

Ibu Karies Aktif * Kelompok anak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 91: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Crosstab

Kelompok anak

Total SECC Bebas Karies

Ibu Karies Aktif Ya Count 104 77 181

% within Ibu Karies Aktif 57,5% 42,5% 100,0%

% within Kelompok anak 92,9% 77,0% 85,4%

Tidak Count 8 23 31

% within Ibu Karies Aktif 25,8% 74,2% 100,0%

% within Kelompok anak 7,1% 23,0% 14,6%

Total Count 112 100 212

% within Ibu Karies Aktif 52,8% 47,2% 100,0%

% within Kelompok anak 100,0% 100,0% 100,0%

Crosstab

Kelompok anak

Total SECC Bebas Karies

Ibu Karies Aktif Ya Count 104 77 181

% within Ibu Karies Aktif 57,5% 42,5% 100,0%

% within Kelompok anak 92,9% 77,0% 85,4%

Tidak Count 8 23 31

% within Ibu Karies Aktif 25,8% 74,2% 100,0%

% within Kelompok anak 7,1% 23,0% 14,6%

Total Count 112 100 212

% within Ibu Karies Aktif 52,8% 47,2% 100,0%

% within Kelompok anak 100,0% 100,0% 100,0%

Status Sosial Ekonomi * Kelompok anak

Crosstab

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 92: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Kelompok anak

Total SECC Bebas Karies

Status Sosial Ekonomi Rendah Count 85 59 144

% within Status Sosial

Ekonomi 59,0% 41,0% 100,0%

% within Kelompok anak 75,9% 59,0% 67,9%

Tidak Rendah Count 27 41 68

% within Status Sosial

Ekonomi 39,7% 60,3% 100,0%

% within Kelompok anak 24,1% 41,0% 32,1%

Total Count 112 100 212

% within Status Sosial

Ekonomi 52,8% 47,2% 100,0%

% within Kelompok anak 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 6,920a 1 ,009 Continuity Correctionb 6,166 1 ,013 Likelihood Ratio 6,944 1 ,008 Fisher's Exact Test ,012 ,006

Linear-by-Linear Association 6,887 1 ,009 N of Valid Cases 212

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 32,08.

b. Computed only for a 2x2 table

Konsumsi Ngemil >3x * Kelompok anak

Crosstab

Kelompok anak

Total SECC Bebas Karies

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 93: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Konsumsi Ngemil >3x Ya Count 99 55 154

% within Konsumsi Ngemil

>3x 64,3% 35,7% 100,0%

% within Kelompok anak 88,4% 55,0% 72,6%

Tidak Count 13 45 58

% within Konsumsi Ngemil

>3x 22,4% 77,6% 100,0%

% within Kelompok anak 11,6% 45,0% 27,4%

Total Count 112 100 212

% within Konsumsi Ngemil

>3x 52,8% 47,2% 100,0%

% within Kelompok anak 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 29,642a 1 ,000 Continuity Correctionb 27,986 1 ,000 Likelihood Ratio 30,751 1 ,000 Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 29,503 1 ,000 N of Valid Cases 212

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 27,36.

b. Computed only for a 2x2 table

Minum Susu Botol * Kelompok anak

Crosstab

Kelompok anak

Total SECC Bebas Karies

Minum Susu Botol Ya Count 94 67 161

% within Minum Susu Botol 58,4% 41,6% 100,0%

% within Kelompok anak 83,9% 67,0% 75,9%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 94: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Tidak Count 18 33 51

% within Minum Susu Botol 35,3% 64,7% 100,0%

% within Kelompok anak 16,1% 33,0% 24,1%

Total Count 112 100 212

% within Minum Susu Botol 52,8% 47,2% 100,0%

% within Kelompok anak 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 8,287a 1 ,004 Continuity Correctionb 7,386 1 ,007 Likelihood Ratio 8,347 1 ,004 Fisher's Exact Test ,006 ,003

Linear-by-Linear Association 8,248 1 ,004 N of Valid Cases 212

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24,06.

b. Computed only for a 2x2 table

Perawatan Khusus * Kelompok anak

Crosstab

Kelompok anak

Total SECC Bebas Karies

Perawatan Khusus Ya Count 2 1 3

% within Perawatan Khusus 66,7% 33,3% 100,0%

% within Kelompok anak 1,8% 1,0% 1,4%

Tidak Count 110 99 209

% within Perawatan Khusus 52,6% 47,4% 100,0%

% within Kelompok anak 98,2% 99,0% 98,6%

Total Count 112 100 212

% within Perawatan Khusus 52,8% 47,2% 100,0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 95: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

% within Kelompok anak 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square ,234a 1 ,629 Continuity Correctionb ,000 1 1,000 Likelihood Ratio ,239 1 ,625 Fisher's Exact Test 1,000 ,543

Linear-by-Linear Association ,233 1 ,630 N of Valid Cases 212

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,42.

b. Computed only for a 2x2 table

Anak baru berimigrasi * Kelompok anak

Crosstab

Kelompok anak

Total SECC Bebas Karies

Anak baru berimigrasi Ya Count 0 1 1

% within Anak baru

berimigrasi 0,0% 100,0% 100,0%

% within Kelompok anak 0,0% 1,0% 0,5%

Tidak Count 112 99 211

% within Anak baru

berimigrasi 53,1% 46,9% 100,0%

% within Kelompok anak 100,0% 99,0% 99,5%

Total Count 112 100 212

% within Anak baru

berimigrasi 52,8% 47,2% 100,0%

% within Kelompok anak 100,0% 100,0% 100,0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 96: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1,125a 1 ,289 Continuity Correctionb ,003 1 ,955 Likelihood Ratio 1,508 1 ,219 Fisher's Exact Test ,472 ,472

Linear-by-Linear Association 1,120 1 ,290 N of Valid Cases 212

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,47.

b. Computed only for a 2x2 table

Anak menerima fluor * Kelompok anak

Crosstab

Kelompok anak

Total SECC Bebas Karies

Anak menerima fluor Tidak Count 112 99 211

% within Anak menerima

fluor 53,1% 46,9% 100,0%

% within Kelompok anak 100,0% 99,0% 99,5%

Ya Count 0 1 1

% within Anak menerima

fluor 0,0% 100,0% 100,0%

% within Kelompok anak 0,0% 1,0% 0,5%

Total Count 112 100 212

% within Anak menerima

fluor 52,8% 47,2% 100,0%

% within Kelompok anak 100,0% 100,0% 100,0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 97: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1,125a 1 ,289 Continuity Correctionb ,003 1 ,955 Likelihood Ratio 1,508 1 ,219 Fisher's Exact Test ,472 ,472

Linear-by-Linear Association 1,120 1 ,290 N of Valid Cases 212

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,47.

b. Computed only for a 2x2 table

Anak sikat gigi dengan pasta fluor * Kelompok anak

Crosstab

Kelompok anak

Total SECC Bebas Karies

Anak sikat gigi dengan pasta

fluor

Tidak Count 23 33 56

% within Anak sikat gigi

dengan pasta fluor 41,1% 58,9% 100,0%

% within Kelompok anak 20,5% 33,0% 26,4%

Ya Count 89 67 156

% within Anak sikat gigi

dengan pasta fluor 57,1% 42,9% 100,0%

% within Kelompok anak 79,5% 67,0% 73,6%

Total Count 112 100 212

% within Anak sikat gigi

dengan pasta fluor 52,8% 47,2% 100,0%

% within Kelompok anak 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 98: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 4,223a 1 ,040 Continuity Correctionb 3,606 1 ,058 Likelihood Ratio 4,229 1 ,040 Fisher's Exact Test ,044 ,029

Linear-by-Linear Association 4,203 1 ,040 N of Valid Cases 212

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 26,42.

b. Computed only for a 2x2 table

TAF * Kelompok anak

Crosstab

Kelompok anak

Total SECC Bebas Karies

TAF Tidak Count 111 100 211

% within TAF 52,6% 47,4% 100,0%

% within Kelompok anak 99,1% 100,0% 99,5%

Ya Count 1 0 1

% within TAF 100,0% 0,0% 100,0%

% within Kelompok anak 0,9% 0,0% 0,5%

Total Count 112 100 212

% within TAF 52,8% 47,2% 100,0%

% within Kelompok anak 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square ,897a 1 ,344 Continuity Correctionb ,000 1 1,000 Likelihood Ratio 1,280 1 ,258 Fisher's Exact Test 1,000 ,528

Linear-by-Linear Association ,893 1 ,345

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 99: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

N of Valid Cases 212

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,47.

b. Computed only for a 2x2 table

Periksa gigi secara teratur * Kelompok anak

Crosstab

Kelompok anak

Total SECC Bebas Karies

Periksa gigi secara teratur Tidak Count 112 97 209

% within Periksa gigi secara

teratur 53,6% 46,4% 100,0%

% within Kelompok anak 100,0% 97,0% 98,6%

Ya Count 0 3 3

% within Periksa gigi secara

teratur 0,0% 100,0% 100,0%

% within Kelompok anak 0,0% 3,0% 1,4%

Total Count 112 100 212

% within Periksa gigi secara

teratur 52,8% 47,2% 100,0%

% within Kelompok anak 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 3,408a 1 ,065 Continuity Correctionb 1,597 1 ,206 Likelihood Ratio 4,557 1 ,033 Fisher's Exact Test ,103 ,103

Linear-by-Linear Association 3,392 1 ,066 N of Valid Cases 212

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,42.

b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 100: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

White Spot dan Defek Enamel * Kelompok anak

Crosstab

Kelompok anak

Total SECC Bebas Karies

White Spot dan Defek

Enamel

Ya Count 90 0 90

% within White Spot dan

Defek Enamel 100,0% 0,0% 100,0%

% within Kelompok anak 80,4% 0,0% 42,5%

Tidak Count 22 100 122

% within White Spot dan

Defek Enamel 18,0% 82,0% 100,0%

% within Kelompok anak 19,6% 100,0% 57,5%

Total Count 112 100 212

% within White Spot dan

Defek Enamel 52,8% 47,2% 100,0%

% within Kelompok anak 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 139,637a 1 ,000 Continuity Correctionb 136,367 1 ,000 Likelihood Ratio 178,074 1 ,000 Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 138,978 1 ,000 N of Valid Cases 212

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 42,45.

b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 101: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Kavitas dan Tumpatan * Kelompok anak

Crosstab

Kelompok anak

Total SECC Bebas Karies

Kavitas dan Tumpatan Ya Count 64 0 64

% within Kavitas dan

Tumpatan 100,0% 0,0% 100,0%

% within Kelompok anak 57,1% 0,0% 30,2%

Tidak Count 48 100 148

% within Kavitas dan

Tumpatan 32,4% 67,6% 100,0%

% within Kelompok anak 42,9% 100,0% 69,8%

Total Count 112 100 212

% within Kavitas dan

Tumpatan 52,8% 47,2% 100,0%

% within Kelompok anak 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 81,853a 1 ,000 Continuity Correctionb 79,164 1 ,000 Likelihood Ratio 106,709 1 ,000 Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 81,467 1 ,000 N of Valid Cases 212

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 30,19.

b. Computed only for a 2x2 table

Plak * Kelompok anak

Crosstab

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 102: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Kelompok anak

Total SECC Bebas Karies

Plak Ya Count 89 17 106

% within Plak 84,0% 16,0% 100,0%

% within Kelompok anak 79,5% 17,0% 50,0%

Tidak Count 23 83 106

% within Plak 21,7% 78,3% 100,0%

% within Kelompok anak 20,5% 83,0% 50,0%

Total Count 112 100 212

% within Plak 52,8% 47,2% 100,0%

% within Kelompok anak 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 82,453a 1 ,000 Continuity Correctionb 79,973 1 ,000 Likelihood Ratio 88,983 1 ,000 Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 82,064 1 ,000 N of Valid Cases 212

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 50,00.

b. Computed only for a 2x2 table

Sub Bab 4.4

Kelompok Anak * Kelompok Usia Crosstabulation

Kelompok Usia

Total 8-15 Bulan 16-23 Bulan

Kelompok Anak SECC Count 25 87 112

% within Kelompok Anak 22,3% 77,7% 100,0%

ECC Count 2 2 4

% within Kelompok Anak 50,0% 50,0% 100,0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 103: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Bebas Karies Count 30 70 100

% within Kelompok Anak 30,0% 70,0% 100,0%

Total Count 57 159 216

% within Kelompok Anak 26,4% 73,6% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 2,773a 2 ,250

Likelihood Ratio 2,651 2 ,266

Linear-by-Linear Association 1,617 1 ,203

N of Valid Cases 216

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 1,06.

Jenis Kelamin * Kelompok Anak Crosstabulation

Kelompok Anak

Total SECC ECC Bebas Karies

Jenis Kelamin Laki-Laki Count 62 1 51 114

% within Jenis Kelamin 54,4% 0,9% 44,7% 100,0%

% within Kelompok Anak 55,4% 25,0% 51,0% 52,8%

Perempuan Count 50 3 49 102

% within Jenis Kelamin 49,0% 2,9% 48,0% 100,0%

% within Kelompok Anak 44,6% 75,0% 49,0% 47,2%

Total Count 112 4 100 216

% within Jenis Kelamin 51,9% 1,9% 46,3% 100,0%

% within Kelompok Anak 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 104: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 1,664a 2 ,435

Likelihood Ratio 1,708 2 ,426

Linear-by-Linear Association ,412 1 ,521

N of Valid Cases 216

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 1,89.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 105: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

SUB BAB 4.5

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Usia 8-15 bulan ,159 57 ,001 ,924 57 ,002

Usia 16-23 ,177 57 ,000 ,894 57 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Group Statistics Kelompok Anak N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Usia 8-15 bulan SECC 25 5,24 2,24 ,454

ECC 2 2,00 1,41 1,500

Usia 16-23 SECC 75 4,23 1,834 ,300

ECC 4 2,00 0,000 1,780

Hubungan Usia dengan Pengalaman Karies

Group Statistics Kelompok Usia N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Rerata deft 8-15 57 2,3684 2,97988 ,39470

16-23 159 2,3648 2,49156 ,19759

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 2,773a 2 ,420

Likelihood Ratio 2,651 2 ,266

Linear-by-Linear Association 1,617 1 ,203

N of Valid Cases 216

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 1,06.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 106: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Hubungan Jenis Kelamin dan Pengalaman Karies

Group Statistics Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Rerata deft Laki-Laki 114 2,6930 2,86303 ,26815

Perempuan 102 2,0000 2,28209 ,22596

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 1,664a 2 ,137

Likelihood Ratio 1,708 2 ,426

Linear-by-Linear Association ,412 1 ,521

N of Valid Cases 216

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 1,89.

SUB BAB 4.6

Descriptives Risiko Karies Statistic Std. Error

Rerata deft Tinggi Mean 3,6842 ,21250

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 3,2639

Upper Bound 4,1045

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 107: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

5% Trimmed Mean 3,5990

Median 4,0000

Variance 6,006

Std. Deviation 2,45063

Minimum ,00

Maximum 9,00

Range 9,00

Interquartile Range 3,50

Skewness ,191 ,210

Kurtosis -,511 ,417

Rendah Mean ,2530 ,11089

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound ,0324

Upper Bound ,4736

5% Trimmed Mean ,0361

Median ,0000

Variance 1,021

Std. Deviation 1,01023

Minimum ,00

Maximum 6,00

Range 6,00

Interquartile Range ,00

Skewness 4,268 ,264

Kurtosis 18,204 ,523

Tests of Normality

Risiko Karies

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Rerata deft Tinggi ,125 133 ,000 ,943 133 ,000

Rendah ,527 83 ,000 ,271 83 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Test Statisticsa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 108: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

Rerata deft

Mann-Whitney U 1235,500

Wilcoxon W 4721,500

Z -10,122

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: Risiko Karies

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 109: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

4.7 KORELASI ANTARA RERATA PENGALAMAN KARIES IBU DAN

ANAK

Sub Bab 4.7

Tabel 13

Descriptives

DMF Ibu

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

SECC 112 2,4554 1,73926 ,16434 2,1297 2,7810 ,00 10,00

ECC 4 2,2500 1,89297 ,94648 -,7621 5,2621 1,00 5,00

Bebas

Karies 100 1,6800 1,30175 ,13017 1,4217 1,9383 ,00 6,00

Total 216 2,0926 1,59381 ,10844 1,8788 2,3063 ,00 10,00

ANOVA

DMF Ibu Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 31,861 2 15,931 6,598 ,002

Within Groups 514,287 213 2,414 Total 546,148 215

Descriptives

Rerata deft

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 110: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

SECC 112 4,4554 1,96770 ,18593 4,0869 4,8238 1,00 9,00

ECC 4 2,0000 ,81650 ,40825 ,7008 3,2992 1,00 3,00

Bebas

Karies 100 ,0000 ,00000 ,00000 -,039 ,119 ,00 ,00

Total 216 2,3657 2,62201 ,17840 2,0141 2,7174 ,00 9,00

ANOVA

Rerata deft Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1030,490 2 515,245 245,181 ,000

Within Groups 447,617 213 2,101 Total 1478,106 215

Tabel 14

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DMF 212 ,00 10,00 2,0896 1,59278

def 212 ,00 9,00 2,3726 2,64446

Valid N (listwise) 212

Correlations

DMF Ibu Rerata deft

DMF Ibu Pearson Correlation 1 ,321**

Sig. (2-tailed) ,000

N 216 216

Rerata deft Pearson Correlation ,321** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 216 216

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 111: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 112: PENILAIAN FAKTOR RISIKO KARIES PADA ANAK USIA DIBAWAH …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA