pengujian pasar efisien bentuk setengah kuat pada...

161
PENGUJIAN PASAR EFISIEN BENTUK SETENGAH KUAT PADA PASAR MODAL DI INDONESIA (Studi Kasus Perusahaan Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Selama Tahun 2008-2017) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Agung Setiawan Cahaya Putra NIM: 1111081000071 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M / 1439 H

Upload: others

Post on 26-May-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGUJIAN PASAR EFISIEN BENTUK SETENGAH KUAT

PADA PASAR MODAL DI INDONESIA

(Studi Kasus Perusahaan Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Selama Tahun 2008-2017)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Agung Setiawan Cahaya Putra

NIM: 1111081000071

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M / 1439 H

i

PENGUJIAN PASAR EFISIEN BENTUK SETENGAH KUAT

PADA PASAR MODAL DI INDONESIA

(Studi Kasus Perusahaan Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Selama Tahun 2008-2017)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Agung Setiawan Cahaya Putra

NIM: 1111081000071

Dibawah Bimbingan

Prof. Dr. Ahmad Rodoni

NIP. 196902032001121003

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M / 1439 H

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Jum’at, 11 Agustus 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa:

Nama : Agung Setiawan Cahaya Putra

NIM : 1111081000071

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Judul Skripsi : PENGUJIAN PASAR EFISIEN BENTUK SETENGAH

KUAT PADA PASAR MODAL DI INDONESIA (Studi

Kasus Perusahaan Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia selama Tahun 2008-2017).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut diatas dinyatakan “LULUS” dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Agustus 2015

1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. ( )

NIP. 197312212005012002 Ketua

2. Ir. Ela Patriana, M.M. ( )

NIP. 196905282008012010 Sekretaris

3. Dr. Indo Yama Nasarudin, SE.,MAB. ( )

NIP. 197411272001121002 Penguji Ahli

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, Selasa, 05 Juni 2018, telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

Nama : Agung Setiawan Cahaya Putra

NIM : 1111081000071

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Judul Skripsi : PENGUJIAN PASAR EFISIEN BENTUK SETENGAH KUAT

PADA PASAR MODAL DI INDONESIA (Studi Kasus

Perusahaan Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama Tahun 2008-2017).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut diatas dinyatakan “LULUS” dan skripsi ini diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 05 Juni 2018

1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. ( )

NIP. 197312212005012002 Ketua

2. Prof. DR. Ahmad Rodoni ( )

NIP. 196902032001121003 Sekretaris/Pembimbing

3. Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., M.M. ( )

NIP. 0311065804 Penguji Ahli

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Agung Setiawan Cahaya Putra

No. Induk Mahasiswa : 1111081000071

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Konsentrasi : Keuangan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa ijin pemilik

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya

Tangerang, 05 Juni 2018

(Agung Setiawan Cahaya Putra)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama : Agung Setiawan Cahaya Putra

Tempat/Tanggal Lahir : Nganjuk, 19 Oktober 1990

Jenis Kelamin : Laki-laki

Nama Ayah : Subari

Nama Ibu : Hartiani

Anak ke : 1 dari 2 bersaudara

Status : Menikah

Agama : Islam

Alamat : Dusun Jatisari, Rt. 002 Rw. 001, Kelurahan

Wilangan, Kecamatan Wilangan Kabupaten

Nganjuk

No. Telp : 085781182602

Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1996-1997 : TK Garing Tarantang

1997-2001 : SD Garing Tarantang

2001-2003 : SD Negeri 1 Wilangan

2003-2006 : SMP Negeri 1 Wilangan

2006-2010 : MA Darul-Ihsan Nganjuk

2011-2015 : S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis (8 tahun) Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

2004-2005 : Anggota Bagian Ke-panca-sila-an OSIS SMPN 1

Wilangan

vi

2009-2010 : Ketua Bagian Bahasa Organisasi Pelajar Ma’had

Darul-Ihsan

2009-2010 : Sekretaris Koordinator Gerakan Pramuka Ma’had

Darul-Ihsan

2013-2014 : Ketua Bagian Kemahasiswaan Himpunan

Mahasiswa Jurusan Manajemen UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2014-2015 : Ketua Bidang I. Himpunan Mahasiswa Jurusan

Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PELATIHAN DAN SEMINAR YANG DIIKUTI

2011-2012 : Kursus Bahasa Inggris LIA Institute

2014 : Seminar Pasar Modal Syariah (Panin Sekuritas)

2014 : Seminar “ASEAN 2015 Threat or Opportunity”

2014 : Seminar Sosialisasi Kebijakan Fiskal dalam

Menghadapi AEC 2015 (Badan Kementrian

Fiskal)

2014 : Peserta Company Visit to OJK (Otoritas Jasa

Keuangan)

2014 : Sekolah Pasar Modal Syariah Level 1 (Bursa Efek

Indonesia)

vii

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze and test the efficient market

hypothesis in semi-strong form on the Indonesia capital market by employing

panel data regression analysis tool and comparative test. Panel data regression

analysis is preceded by panel data regression model selection and classical

assumption test consisting of multicollinearity test and the heteroscedasticity test.

Comparative test were performed using Wilcoxon Signed Ranks test method

preceded by normality test on abnormal return before and after the event. The

sample used as many as 32 companies doing mergers and acquisitions listed on

the Indonesia Stock Exchange in 2008 until 2017. The stock price of the

companies used as the dependent variable and the JCI (Jakarta Composite Index),

foreign exchange rate, crude oil price, and real interest as the independent

variables.

Results of panel data analysis or regression indicate that simultaneously

JCI, foreign exchange, crude oil price, and real interest affect the stock price of

mergers and acquisitions companies. While the partially variable affecting the

stock price is JCI and forex while the crude oil price and real interest partially

not affect the stock price. Comparative test result indicate an abnormal return

difference before and after mergers and acquisition with the tendency of

abnormal return decreased after. This means that the Indonesia capital market is

semi-strong form efficient.

Keyword: Efficient market hypothesis, semi-strong form, JCI, forex, crude oil, real

interest, abnormal return

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji hipotesis pasar

efisien bentuk setengah kuat pada pasar modal di Indonesia dengan menggunakan

regresi data panel dan uji beda. Uji regresi panel data didahului dengan pemilihan

model data panel dan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji heterokedastisitas dan

uji multikolinearitas. Uji beda dilakukan pada abnormal return sebelum dan

sesudah event dengan mengunakan metode Wilcoxon Signed Ranks Test yang

sebelumnya diawali dengan uji normalitas data. Sampel penelitian yang

digunakan sebanyak 32 emiten yang melakukan merger dan akuisisi dan terdaftar

di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai dengan 2017. Harga saham

perusahaan digunakan sebagai variabel terikat dan sebagai variabel bebasnya

adalah IHSG, valas (nilai tukar Rupiah terhadap Dolar), harga minyak mentah,

dan real interest.

Hasil analisis panel data atau hasil regresi menunjukkan bahwa secara

bersama-sama IHSG, valas, harga minyak mentah, dan real interest

mempengaruhi harga saham perusahaan merger dan akuisisi. Sedangkan secara

parsial variabel yang berpengaruh terhadap harga saham adalah IHSG dan valas

sedangkan variabel harga minyak mentah dan real interest secara parsial tidak

mempengaruhi harga saham. Hasil uji beda menunjukan adanya perbedaan pada

abnormal return sebelum dan sesudah merger dan akuisisi dengan nilai yang

cenderung turun sesudah terjadinya merger dan akuisisi. Hal ini menunjukan

bahwa pasar modal di Indonesia efisien pada bentuk setengah kuat.

Kata kunci: Hipotesis pasar efisien, bentuk setengah kuat, merger, akuisisi,

IHSG, valas, harga minyak mentah, real interest, abnormal return

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya

kepada kita semua dan memberikan kenikmatan yang sempurna pada seluruh

alam semesta ini. Shalawat serta salam tidak henti-hentinya kita ucapkan pada

junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan kita

semua pengikutnya yang selalu istiqomah hingga akhir zaman. Amin.

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan

Skripsi yang berjudul “Pengujian Pasar Efisien Bentuk Setengah Kuat Pada

Pasar Modal di Indonesia (Studi Kasus Perusahaan Merger dan Akuisisi

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama Tahun 2008-2017)” ini

dengan baik. Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan sebagai syarat dalam

menempuh pendidikan Strata 1 (S1) atau gelar sarjana Ekonomi Manajemen pada

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan Skripsi ini penulis menyadari bahwa masih terdapat

banyak kekurangan baik dari bahasa yang digunakan maupun sistematika dalam

penulisan, hal tersebut dikarenakan terbatasnya kemampuan penulis. Namun

berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya penulisan

skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis dengan tulus hati

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya pada:

1. Allah SWT yang selalu melimpahkan kasih dan sayang Nya pada penulis. Puji

syukur kupanjatkan kehadirat-Mu Yaa Rabb. Terima kasih atas segala

kenikamatan yang engkau limpahkan pada hamba.

2. Orang tua tercinta dan paling saya hormati, almarhum Bapak Subari dan Ibu

Hartiani yang telah memberikan kasih dan cintanya yang teramat besar.

Terutama mama yang telah berjuang dengan keras sebagai single parent,

menjadi sosok ibu yang tanpa pernah kenal lelah memperjuangkan masa

depan kedua putranya. Papa yang telah mendidik dan memberikan pondasi

iman dan karakter yang islami, menjadi tauladan dan panutan untuk putra-

x

putranya. Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik di sisi-Nya untuk

papa dan mengumpulkan beliau bersama orang-orang yang syahid.

Memberikan kesehatan, kebahagiaan serta kemuliaan kepada mama dan

semoga penulis dapat membanggakan keduannya. Amin.

3. Istriku yang tercinta yang selalu memberikan dorongan semangat dan motivasi

yang tak pernah henti, menjadi sahabat sejati yang mampu mengingatkan dan

memberikan semua dukungan yang penulis butuhkan. Semoga Allah meridhoi

setiap langkahmu. Untuk calon buah hati kami yang akan melengkapi

kebahagiaan kami, semoga selau diberikan kesehatan dan perkembangan yang

sempurna hingga kelahirannya nanti.

4. Adikku, Fadli Hasan Rifa’i yang selalu menyemangati, memberikan dorongan

dan doa agar penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini.

5. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si, Selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ibu Ela Patriana, Ir, MM, selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Bapak Prof. Ahmad Rodoni sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah

bersedia menyediakan waktunya untuk membimbing penulis selama

penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas segala masukan dan arahan untuk

menyelesaikan skripsi ini serta segala motivasi dengan tegas dan bijaksana

yang telah bapak berikan kepada penulis selama ini.

9. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah bersedia memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat kepada

penulis.

10. Seluruh staf karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah bersedia memberikan bantuan kepada penulis.

11. Sahabatku yang paling hebat, Novian Adhi Nugraha, Rizki Wibowo, dan

Subhan Wisnu Aji. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua

pengalaman, canda tawa, tangis, motivasi dan juga arahan yang selalu kalian

xi

berikan. Terima Kasih telah menerimaku menjadi sahabat kalian serta selalu

menemaniku disaat keadaan senang ataupun sedih. Waktu yang kuhabiskan

serta berbagi cerita bersama kalian akan selalu ku kenang di masa tua nanti.

12. Sahabat “PEJANTAN KOSAN”, Karim, Mulki, Eka Januar, Willian, Pak

Ustad Rizky, Tri Roger, Heri, dan Fahrul. Terima kasih atas pengalaman,

canda tawa, pelajaran, dan motivasi yang kalian berikan kepada penulis.

Semoga kita akan menjadi orang sukses di masa depan nanti. Kalian yang

Terbaik.

13. Teman-teman “GIRL SQUAD”, Nisa, Nia, Ina, Tasya, Tika, Monika, Lila,

Ela, Wenny. Terima kasih atas kebersamaan nya selama ini.

14. Selururh teman-teman Manajemen 2011, terima kasih atas dukungan dan

kebersamaan nya selama ini.

15. Teman-Teman Manajemen Keuangan 2011, Terima kasih atas semua

pelajaran dan kenangan yang telah diberikan.

16. Teman-teman KKN GREAT 2014 yang telah memberikan pengalaman

beharga akan sebuah kebersamaan dan kerjasama antar kelompok. Terima

kasih atas semuanya.

17. Untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, semoga

Allah SWT membalas kebaikan yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan karena

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang

membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tangerang, 05 Juni 2018

Penyusun

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPERHENSIF ........................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 16

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 16

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 19

A. Landasan Teori .................................................................................... 19

1. Penggabungan Usaha .................................................................... 19

a. Merger ..................................................................................... 19

b. Akuisisi ................................................................................... 22

c. Teknik Pengambil Alihan ....................................................... 26

d. Motif Merger dan Akuisisi ...................................................... 27

e. Mekanisme Penggabungan Usaha di Pasar Modal menurut

Bapepam .................................................................................. 32

xiii

f. Faktor-Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Merger dan

Akuisisi ................................................................................... 35

g. Keunggulan dan Kelemahan Merger dan Akuisisi ................. 37

2. Sejarah Krisis Ekonomi................................................................. 38

a. Krisis Ekonomi Global ............................................................ 38

b. Ekonomi di Indonesia ............................................................. 47

B. Hubungan Antar Variabel ................................................................... 58

1. IHSG ............................................................................................. 58

2. Nilai tukar valuta asing ................................................................. 59

3. Harga Minyak Mentah .................................................................. 60

4. Real Interest .................................................................................. 61

C. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 63

D. Kerangka Penelitian ............................................................................ 67

E. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 69

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 70

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 70

B. Metode Penentuan Sampel .................................................................. 70

1. Populasi ......................................................................................... 70

2. Sampel ........................................................................................... 70

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 74

D. Proses Pengambilan Data .................................................................... 74

E. Metode Analisis Data .......................................................................... 75

1. Analisis Deskriptif ........................................................................ 75

2. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 75

a. Uji Multikolinearitas ............................................................... 77

b. Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 78

3. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 81

a. Model Data Panel .................................................................... 81

b. Pengujian Struktur Model ....................................................... 84

c. Metodologi Uji Beda ............................................................... 85

F. Operasional Variabel Penelitian .......................................................... 90

xiv

1. Variabel Dependen ........................................................................ 90

2. Variabel Independen ..................................................................... 90

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 91

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................ 91

1. Efficient Market Hypotesis ........................................................... 91

2. Merger dan Akuisisi ...................................................................... 92

B. Hasil Analisis dan Pembahasan .......................................................... 93

1. Analisis Deskriptif Statistik .......................................................... 93

2. Estimasi Model Data Panel ........................................................... 94

a. Chow Test ............................................................................... 95

b. Pendekatan Random Effect Model.......................................... 98

3. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 98

a. Uji Multikolinearitas ............................................................... 98

b. Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 99

4. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 101

a. Uji F ........................................................................................ 101

b. Uji-t ......................................................................................... 101

c. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit) ............................... 108

d. Uji Beda .................................................................................. 109

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 114

A. Kesimpulan ......................................................................................... 114

B. Saran .................................................................................................... 115

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 118

LAMPIRAN ................................................................................................... 126

xv

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Defisit Anggaran Pemerintah Beberapa Negara Eropa

Tahun 2004-2010 ............................................................... 40

2.2 Hutang Pemerintah Negara Eropa Tahun 2004-2010 ......... 40

2.3 Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara Eropa Tahun

2008-2010 ........................................................................... 41

2.4 Tingkat Pengangguran Beberapa Negara Eropa Tahun

2008-2011 .......................................................................... 42

2.5 Penelitian Terdahulu .......................................................... 63

3.1 Metode Pemilihan Sampel ................................................. 72

3.2 Daftar Perusahaan Digunakan Sebagai Sampel .................. 73

4.1 Descriptive Statistic ........................................................... 94

4.2 Common Effect Model ...................................................... 96

4.3 Fixed Effect Model ............................................................ 97

4.4 Chow Test .......................................................................... 97

4.5 Uji Multikolinearitas .......................................................... 99

4.6 Hasil Uji Glejser ................................................................ 100

4.7 F-Statistic ........................................................................... 101

4.8 Hasil Uji-t .......................................................................... 102

4.9 Hasil Koefisien Determinasi .............................................. 110

4.10 Average Abnormal Return ................................................. 105

4.11 Uji Wilcoxon Signed Ranks Test terhadap perbedaan

Abnormal Return ............................................................... 111

xvi

DAFTAR GRAFIK

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Grafik Jumlah dan Nilai Kesepakatan Merger dan

Akuisisi di Dunia Tahun 1985-2014 .................................. 3

1.2 Grafik Jumlah dan Nilai Kesepakatan Merger dan

Akuisisi di ASEAN Tahun 1995-2014 ............................... 5

1.3 Grafik Jumlah dan Nilai Kesepakatan Merger dan

Akuisisi di Indonesia Tahun 1990-2013 ............................. 6

2.1 Yield Maturity Surat Hutang Pemerintah Beberapa

Negara Eropa ..................................................................... 42

2.2 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ........................... 48

xvii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Ilustrasi Merger................................................................... 20

2.2 Ilustrasi Akuisisi ................................................................. 24

2.3 Dampak Gejolak Ekonomi di Eropa bagi Perekonomian

Domestik ............................................................................ 50

2.4 Kerangka Pemikiran .......................................................... 68

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Daftar Perusahaan Merger dan Akuisisi 2008-2017 ........... 127

2 Tabel Data Variabel Independent ....................................... 128

3 Tabel Data Variabel Dependent ......................................... 130

4 Tabel Average Abnormal Return Uji Beda ......................... 131

5 Descriptive Statistics .......................................................... 131

6 Output Common Effect Model ........................................... 132

7 Output Fixed Effect Model ................................................. 132

8 Output Chow Test ............................................................... 133

9 Output Uji Glejser .............................................................. 133

10 Output Wilcoxon Signed Rank Test .................................... 134

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perubahan lingkungan bisnis yang pesat, seperti teknologi informasi

dan globalisasi saat ini telah membuat persaingan bisnis menjadi ketat yang

memaksa beberapa perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungan bisnis

berkembang cepat. Untuk bertahan hidup perusahaan melakukan beberapa

strategi untuk meningkatkan pangsa pasar mereka dan memperluas bisnis

mereka. Salah satu strategi yang umum digunakan adalah menggabungkan

perusahaan atau mengambil-alih perusahaan lain.

Merger dan akuisisi adalah salah satu keputusan bisnis strategis untuk

meningkatkan kinerja perusahaan dalam menghadapi persaingan yang kuat

dalam lingkungan bisnis saat ini (Ikram dan Nugroho, 2014:553). Menurut

Suryawathy (2014:1124) strategi internal dapat dilakukan dengan jalan

pengembangan produk, peluncurun produk baru atau dengan menjaga dan

meningkatkan kualitas produk yang sudah ada. Sedangkan, strategi eksternal

dapat dilakukan dengan jalan mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga atau

penggabungan usaha melalui akuisisi atau merger.

Terdapat tiga dasar prosedur resmi dimana sebuah perusahaan dapat

mengambil alih perusahaan lain yaitu: pertama, merger atau konsolidasi

kedua, Akuisisi saham dan ketiga, akuisisi aset. Merger adalah penyerapan

secara penuh suatu perusahaan oleh perusahaan lain. Perusahaan yang

2

mengambil alih tetap mempertahankan nama dan identitas perusahaannnya,

dan mengambil alih seluruh aset beserta kewajiban dari perusahaan yang

diakuisisi. Setelah merger perusahaan yang diambil alih tidak lagi ada dan

tidak pula diakui sebagai anak perusahaan. Sedangkan konsolidasi sama

dengan merger namun kedua perusahaan menciptakan perusahaan yang benar-

benar baru. Akuisisi saham adalah pembelian sebagian besar saham sebuah

perusahaan secara tunai, atau ditukar dengan sekuritas lain. Cara lain sebuah

perusahaan mengambil alih perusahaan lain adalah dengan cara membeli

hampir seluruh aset yang dimiliki perusahaan atau dengan kata lain membeli

perusahaan tersebut (Ross, et al. 2007:597-599).

Merger/akuisisi merupakan topik yang tengah populer dalam dunia

usaha. Aktivitas merger/akuisisi di Indonesia sebenarnya sudah dikenal sejak

awal berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan

Terbatas (“UU 1/1995”). Namun, secara praktis, aktivitas merger sudah

dikenal secara sektoral khususnya di bidang perbankan, jauh sebelum

berlakunya UU 1/1995. Istilah merger menjadi semakin populer semenjak

merger empat bank milik pemerintah yang kemudian menghasilkan Bank

Mandiri pada tahun 1998.

Menurut website resmi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

secara kuantitas, aktivitas merger/akuisisi mengalami kenaikan yang cukup

signifikan seiring dengan semakin populernya istilah merger/akuisisi itu

sendiri di kalangan pelaku usaha. Merger/akuisisi merupakan suatu langkah

restrukturisasi perusahaan yang dipercaya mampu mendatangkan keuntungan

3

dalam waktu yang relatif singkat. Namun, dilihat dari sisi persaingan,

merger/akuisisi merupakan aktivitas yang perlu mendapat perhatian khusus

karena berpotensi mengurangi tingkat persaingan di pasar.

Bila dilihat dari segi jumlah dan nilai kesepakatan merger dan akuisisi

yang terjadi, intensitasnya semakin banyak dari tahun ke tahun. Berikut ini

merupakan grafik yang menunjukkan perkembangan merger dan akuisisi yang

terjadi di seluruh dunia sejak tahun 1985 sampai 2014.

Grafik 1.1

Grafik Jumlah dan Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Dunia

Tahun 1985 - 2014

Sumber: IMAA(Institute of Mergers, Acquisitions, and Alliances)

Gafik diatas menunjukkan bahwa hampir di seluruh belahan dunia,

fenomena merger dan akuisisi secara umum naik dari tahun ke tahun. Dari

grafik diatas dapat dilihat pula bahwa jumlah dan nilai kesepakatan merger

dan akuisisi periode tahun 1985 sampai 2014 yang tertinggi terjadi pada tahun

2007. Pada awal tahun 2007, di negara besar seperti Amerika Serikat, terjadi

4

fenomena ketersediaan kredit yang mudah, tingkat bunga yang rendah,

meningkatnya pasar ekuitas, perubahan teknologi dan kompetisi global yang

mengakibatkan banyak perusahaan melakukan merger dan akuisisi sebagai

strategi ekspansi. Ini merupakan puncak dari gelombang merger ke enam yang

dimulai dari tahun 2003. Namun, goncangan akibat pasar kredit global

mengikuti setelahnya. Pada tahun 2008, kombinasi dari tingginya harga

minyak dan berkurangnya ketersediaan kredit mengakibatkan terjadinya resesi

yang berdampak pula pada turunnya nilai kesepakatan merger dan akuisisi

secara tajam bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Resesi ini berlanjut

sampai tahun 2009, menyebabkan lesunya aktivitas merger dan akuisisi di

dunia (DePamphilis, 2011:1).

Untuk perkembangan merger dan akuisisi di kawasan ASEAN dari

tahun 1995 sampai tahun berakhir 2014, beserta nilai perkiraan perkembangan

merger dan akuisisi yang akan terjadi pada tahun 2014 mendatang dapat

dilihat pada grafik berikut:

5

Grafik 1.2

Grafik Jumlah dan Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di ASEAN

Tahun 1995 - 2014

Sumber: IMAA(Institute of Mergers, Acquisitions, and Alliances)

Berdasarkan grafik di atas, secara umum jumlah dan nilai kesepakatan

perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi periode 1995 sampai 2014

mengalami kenaikan. Untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia,

Merger dan Akuisisi gelombang memberikan dampak positif untuk negaranya

karena mengundang investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Hal ini

baik bagi perekonomian nasional karena Indonesia akan menerima bantuan

modal dari investor asing (Ikram dan Nugroho, 2014:553).

Untuk Indonesia sendiri, perkembangan merger dan akuisisi dapat

dilihat pada grafik berikut:

6

Grafik 1.3

Grafik Jumlah dan Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Indonesia

Tahun 1990 - 2013

Sumber: IMAA(Institute of Mergers, Acquisitions, and Alliances)

Dari grafik diatas, dapat dianalisis bahwa secara umum terjadi

kenaikan yang signifikan baik dari jumlah maupun nilai kesepakatan merger

dan akuisisi periode tahun 1990 – 2013 di Indonesia. Untuk nilai kesepakatan

merger dan akuisisi tertinggi terjadi pada tahun 2008 dan 2012. Pada tahun

2008, tingginya nilai kesepakatan merger dan akuisisi dapat dipahami sebagai

imbas dari terjadinya krisis finansial global 2007 – 2008 dimana Indonesia

dipandang mampu terhindar dari krisis finansial global tersebut. Ditambah lagi

nilai tukar mata uang asing yang tengah anjlok dikarenakan terjadinya krisis

finansial global menyebabkan tingginya nilai kesepakatan merger dan akuisisi

yang tinggi pada tahun 2008. Berdasarkan KPPU (Komisi Pengawas Badan

7

Usaha), tahun 2010 dan 2011 adalah tahun dimana gelombang merger

melanda Indonesia (Ikram dan Nugroho, 2014:553).

Menurut De Pamphilis (2011:3) Merger dan Akuisisi terjadi karena

beberapa hal seperti: keinginan perusahaan untuk mensinergikan operasional

dan keuangan, diversifikasi, penyusunan kembali strategi, pertimbangan pajak

dan kekuatan pasar. Berk, De Marzo, & Harford (2012) menambahkan,

keahlian suatu perusahaan, pertumbuhan monopoli, pertumbuhan pendapatan,

dan motif managerial sebagai alasan melakukan merger dan akuisisi. Motif

yang sering digunakan untuk merger dan akuisisi adalah sebagai sumber untuk

pemotongan biaya melalui sinergi biaya. Hal ini menuntun pada kepercayaan

bahwa perusahaan akan selalu tertarik untuk mencari peluang guna

meningkatkan kapasitas dasar aset dan penurunan biaya per unit yang

diproduksi. Teori di balik motif ini adalah economies of scale (Abzahd et al.,

2009:2). Dilihat dari sisi investasi, keberhasilan suatu perusahaan dalam

merger dan akuisisi secara tidak langsung dapat diprediksi dari peningkatkan

harga sahamnya di bursa saham (Novaliza dan Djajanti, 2013:2). Dengan

demikian, pengumuman merger dan akuisisi yang sukses memberi sinyal

kepada investor untuk berinvestasi di saham. Investor akan berharap bahwa

nantinya harga akan melonjak dan mereka akan mendapatkan kembali positif

dari investasi mereka. Ukuran pengembalian investor akan dihitung dengan

menggunakan abnormal return, yang merupakan selisih antara return aktual

dan pengembalian yang diharapkan. Jika pengembalian aktual ternyata lebih

besar dari pengembalian yang diharapkan, itu berarti bahwa investor

8

mendapatkan keuntungan dari investasi mereka. Jika pengembalian aktual

lebih kecil, itu berarti bahwa mereka mengalami kerugian atas investasi

mereka (Ikram dan Nugroho, 2014:554).

Reddy et al. (2014:1) menulis bahwa pada saat krisis keuangan global

tahun 2007-2008 mereka menemukan banyak studi interdisipliner yang

meneliti penyebab krisis, perbandingan krisis yang sebelumnya dan baru-baru

ini, tata kelola perusahaan dan nilai perusahaan, efisiensi pasar saham,

pendaftaran perusahaan baru, kinerja ekonomi makro, dan perilaku ekonomi

lainnya. Krisis keuangan global 2007-2008 telah menekan transaksi penjualan

dan pembelian Cross Border merger dan akuisisi di seluruh ekonomi dunia

selama 2008-2009.

Krisis keuangan global telah merubah pandangan untuk merger dan

akuisisi (M&A) dan mengidentifikasi target baru M&A yang menunjukkan

pergeseran dengan dampak yang signifikan terhadap praktik bisnis global.

Wawasan baru menawarkan bahwa krisis keuangan menyoroti proposisi nilai

yang ditawarkan oleh akuisisi lintas batas dan mengubah dasar dari M&A

untuk menyertakan variasi pada motivasi tradisional, penalaran khas dan

standar proses merger dan akuisisi (Grave et al., 2012:56-57).

Dalam Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2008 yang diterbitkan

oleh Bank Indonesia pada 3 April 2009, dalam tinjauan umum mencatat

bahwa gejolak krisis keuangan global berawal di Amerika Serikat pada tahun

2007, dan mulai semakin dirasakan dampaknya ke seluruh dunia, termasuk

negara berkembang pada tahun 2008. Di Indonesia, imbas krisis mulai terasa

9

terutama menjelang akhir 2008. Setelah mencatat pertumbuhan ekonomi di

atas 6% sampai dengan triwulan III-2008, perekonomian Indonesia mulai

mendapat tekanan berat pada triwulan IV-2008. Hal itu tercermin pada

perlambatan ekonomi secara signifikan terutama karena anjloknya kinerja

ekspor. Di sisi eksternal, neraca pembayaran Indonesia mengalami

peningkatan defisit dan nilai tukar rupiah mengalami pelemahan signifikan. Di

pasar keuangan, selisih risiko (risk spread) dari surat-surat berharga Indonesia

mengalami peningkatan yang cukup signifikan yang mendorong arus modal

keluar dari investasi asing di bursa saham, Surat Utang Negara (SUN), dan

Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Dalam pasar yang efisien, harga akan sepenuhnya mencerminkan

semua informasi yang tersedia. Dengan kata lain, informasi mengenai prospek

perusahaan akan mempengaruhi harga saham bereaksi cepat, yang membuat

mustahil bagi investor untuk mendapatkan kembali kelebihan atau abnormal

return. Semua penelitian empiris tentang teori pasar yang efisien berfokus

pada pertanyaan apakah harga "sepenuhnya mencerminkan" himpunan bagian

tertentu dari informasi yang tersedia. Atau dengan kata lain hipotesis pasar

efisien adalah pernyataan yang menyatakan bahwa harga sekuritas di setiap

titik waktu "sepenuhnya mencerminkan" semua informasi yang tersedia

(Fama, 1969:388). Dalam perdagangan saham, keinginan untuk membeli atau

memiliki suatu sekuritas dikendalikan oleh keinginan untuk mendapatkan

keuntungan yang besar dimasa depan. Hal ini menunjukan bahwa investor

akan membeli atau menjual saham mereka berdasarkan bagaimana harga

10

saham di masa depan, maka peran informasi yang dapat diakses oleh investor

akan sangat mempengaruhi keputusan investasi. Harga sekuritas keuangan

dipengaruhi oleh tingkat permintaan dan penawarannya, dalam hal ini sangat

dipengaruhi oleh informasi yang relevan untuk suatu sekuritas tertentu yang

mungkin mempengaruhi keuntungan dari kepemilikan sekuritas tersebut

(Rizkianto dan Surya, 2014:179). Jika investor dapat mengakses informasi

suatu perusahaan dengan cepat maka keputusan invetasi pun akan dapat segera

diambil, dan jika memang suatu sekuritas akan ber dampak pada kerugian

maka sekuritas tersebut dapat segera dijual selama masih memberikan

keuntungan sehingga kerugian dapat dihindari atau dapat di minimalisasi. jika

suatu sekuritas memberikan keuntungan yang besar di masa depan, maka

sekuritas tersebut akan banyak dimianati oleh investor dan dapat

meningkatkan harga sekuritas tersebut yang dapat juga memberikan bagi

pemegang saham atau sekuritas tersebut.

Fama menulis bahwa, secara historis, penelitian empiris berkembang

kurang lebih sebagai berikut: studi awal berfokus dengan apa yang kita sebut

tes bentuk lemah (weak form test), dalam hal ini informasi yang dapat

diketahui hanya sejarah harga di masa lalu (atau keuntungan di masa lalu).

Sebagian besar hasil ini berasal dari literatur penelitian random walk. Ketika

tes ekstensif tampaknya mendukung hipotesis efisiensi pada tingkat ini,

perhatian beralih ke tes bentuk semi-kuat (semi-strong form) dimana fokusnya

adalah kecepatan penyesuaian harga untuk informasi lainnya yang jelas

tersedia untuk umum (misalnya, pengumuman stock split, laporan tahunan,

11

masalah keamanan yang muncul, dll). Dan yang terakhir, tes bentuk yang kuat

(strong form test) di mana yang menjadi perhatian adalah apakah seorang atau

sekelompok investor (misalnya, manajemen reksa dana) dapat memonopoli

akses informasi yang relevan untuk pembentukan harga baru yang akan

muncul. Kami meninjau penelitian empiris secara kurang lebih dalam urutan

sejarah seperti ini.

Tulisan Eugene F. Fama diatas, sesuai dengan peran penting suatu

informasi dalam pasar saham menunjukan bahwa suatu pasar saham yang

ideal memiliki efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi-strong form).

Dimana suatu harga dapat mencerminkan informasi yang tersedia di

masyarakat atau informasi yang dapat diakases oleh investor. Suatu pasar

yang efisien di dalam transaksinya, akan sangat sulit bagi investor untuk dapat

memperoleh keuntungan hanya dengan melihat infromasi saat ini dan di masa

lalu yang aman telah tercermin pada harga saham saat ini, namun dengan

memiliki pengetahuan akan informasi di masa depan investor dapat

memperoleh keuntungan yang diharapkan (Rizkianto dan Surya, 2014:180).

Pasar efisien yang memiliki bentuk kuat memiliki pandangan bahwa

informasi yang tersedia di masyarakat tidak akan memberikan keuntungan

berlebih (excess return) pada investor dengan hukum jual beli yang ada

(Priyadharshini dan Lourthuraj, 2015:328). Saat setiap investor memiliki

informasi yang sama tentang saham, harga saham dapat mencerminkan

pengetahuan dan harapan dari semua investor, hal ini berimbas pada masing-

masing investor tidak dapat memperoleh abnormal return dikarenakan

12

seorang investor tidak mungkin mengetahui informasi suatu saham selain dari

yang sudah di cerminkan di dalam harga saham (Vulic, 2010:1).

Dalam Jurnal Internasional, penelitian-penelitian mengenai pengujian

hipotesis pasar efisien mengambil dasar dari penelitian Eugene F. Fama pada

tahun 1969 yang berjudul “Efficient Capital Markets A Review of Theory and

Empirical Work”. Yang kemudian dikembangkan oleh banyak peneliti lain

dan disesuaikan dengan keadaan pada masing-masing negara dengan berbagai

event study yang terjadi. Hadi dan Yap, 2015, dalam jurnalnya “Counter-

Evidence of ASEAN Stock Market Efficiency” menguji hubungan beberapa

makroekonomi variabel seperti harga minyak mentah, penawaran uang, indeks

harga konsumen, dan tingkat pertukaran mata uang terhadap harga saham di

pasar saham di negara ASEAN salah satunya adalah Indonesia. Pengujian

menggunakan 3 tipe model panel data yang berbeda dengan panjang masa

pengamatan 17 tahun yaitu dari tahun 1997–2013, membuktikan bahwa harga

minyak mentah dan penawaran uang memiliki peran penting dalam

menggerakan harga saham di Indonesia. Penelitian ini membuktikan bahwa

harga saham di Indonesia dapat merefleksikan informasi yang bisa diakses

oleh masyarakat, maka dapat dikatakan pasar modal Indonesia memiliki

bentuk setengah kuat (semi-strong from).

Peneliti lain yang meneliti tentang pengujian pasar efisien dengan

Indonesia sebagai salah satu negara sampel adalah Hull dan McGroarti (2014)

dengan jurnalnya “Do emerging markets become more efficient as they

develop? Long memory persistence in equity indices”. Penelitian yang

13

dilakukan dengan menggunakan sample 22 negara dengan masa pengamatan

selama 16 tahun ini bertujuan untuk mencari hubungan antara efficiency harga

dan pengembangan pasar dengan data sample yang panjang dari pasar negara

berkembang. Penelitian ini membuktikan bahwa dalam pasar modal negara

berkembang (termasuk Indonesia) efisien pada bentuk lemah dimana masih

mengindikasikan adanya kesempatan mendapatkan keuntungan (excess return)

dimana dalam bentuk setengah kuat seharusnya tidak mungkin ada excess

return.

Dalam jurnal penelitian Rizkianto dan Surya (2014) “Testing The

Efficient Market Hypothesis on Weak and Semi-strong Form in The

Indonesian Stock Market” yang menguji hubungan antara kapitalisasi pasar

dengan 3 variabel ekonomi makro yaitu IHSG, harga minyak tingkat inflasi

dan harga tukar mata uang asing, mendukung penelitian sebelumnya dimana

pasar modal Indonesia efisien pada bentuk lemah. Pada uji simultan variabel

independent mempengaruhi variabel dependent dengan kekuatan sebesar 55%,

sedangkan dalam uji partial masing-masing variabel independent tidak

signifikan dengan variabel dependent.

Sedang Utami (2006), dalam jurnalnya “Efficient Market Hypothesis,

Evidence from Indonesian Stock Exchange” menguji pengaruh ROA, ROE,

dividen, infromasi utang dan likuiditas terhadap return saham, menyimpulkan

bahwa informasi hutang dan likuiditas tidak dapat sebagai dasar estimasi

pengembalian saham dimana kedua informasi tersebut tidak signifikan dengan

return saham. Sedangkan ROA, ROE, dan dividen dapat memprediksi

14

pergerakan harga saham di masa depan, karena memilik hubungan negatif

untuk ROA dan hubungan positif untuk ROE dan dividen. Hasil dari

penelitian ini membantah bahwa pasar modal Indonesia efisien pada bentuk

lemah dan mendukung teori bahwa pasar modal Indonesia efisien pada bentuk

setengah kuat.

Dalam banyak penelitian diatas terdapat temuan-temuan yang

menyatakan hasil yang berbeda-beda. Dalam penelitian Hadi dan Yap (2015)

serta Utami (2006) mendukung bahwa pasar modal Indonesia efisien pad

bentuk setengah kuat sedangkan hasil yang terdapat dalam jurnal Hull dan

McGroarti (2014) serta Rizkianto dan Surya (2014) lebih mendukung effisien

dalam bentuk lemah.

Bercermin dari fenomena-fenomena diatas, dalam penelitian ini

peneliti ingin menguji hipotesa yang menyatakan bahwa pasar saham di

Indonesia memiliki bentuk semi kuat (semi-strong form) dengan menguji

pengaruh informasi dalam tingkat makro ekonomi yaitu: IHSG, valas (Rupiah

terhadap Dolar), harga minyak, dan Real Interest, dalam penjualan saham saat

terjadinya merger dan akuisisi selama selama tahun 2006–2015. Oleh karena

itu, berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti memutuskan untuk

melakukan penelitian yang berjudul, “Pengujian Pasar Efisien Bentuk

Setengah Kuat pada Pasar Modal di Indonesia (Studi Kasus Perusahaan

Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun

2006 – 2015)”.

15

Kelebihan penelitian ini dibandingkan penelitian terdahulu yang

pertama, tema mengenai pengujian pasar efisien pada perusahaan merger dan

akuisisi masih jarang ditemukan dalam penelitian di Indonesia, terutama

dalam hubungannya dengan variabel makro ekonomi. Sepengatahuan peneliti,

penelitian mengenai pengujian pasar efisien biasa mengambil sample dari

LQ45 atau hanya didasarkan pada ada atau tidaknya abnormal return dalam

penjualan saham di Indonesia, begitu pula dengan kekuatan ekonomi makro

dalam memprediksi harga saham di masa depan. Hal ini menjadi penting

karena suatu event dapat mempengaruhi perubahan harga suatu saham dengan

begitu return yang diperoleh pun akan meningkat atau menurun sejalan

dengan efek yang ditimbulkan oleh suatu event yang terjadi. Hal ini dapat

dijadikan acuan dalam prediksi harga saham di masa yang akan datang, serta

membantu dalam membuat keputusan investasi mengenai dilakukan.

Kelebihan kedua, penelitian ini menggunakan waktu pengamatan yang

cukup panjang yaitu selama 10 tahun dari tahun 2008–2017. Jika

dibandingkan dengan masa pengamatan yang lebih pendek, penelitian ini jelas

lebih memungkinkan untuk mendapatkan hasil statistik yang lebih baik

dikarenakan jumlah sampel yang diamati juga akan bertambah seiring dengan

semakin panjangnya periode penelitian.

Kelebihan ketiga, selama masa waktu penelitian ini, Indonesia

mengalami beberapa krisis ekonomi yang berimbas dari keadaan krisis dunia,

sehingga diharapkan hasil yang diperoleh dapat mencerminkan:

16

1. Secara tepat dan faktual apakah informasi ini juga mempengaruhi

prediksi harga saham di masa yang akan datang.

2. Memberikan hasil yang akurat tentang kemampuan makro ekonomi

dalam memprediksi harga saham dimasa depan.

Kelebihan keempat, penelitian ini lebih sesuai dengan keadaan

ekonomi Indonesia saat ini yang mulai tidak stabil. Dengan keadaan inflasi

yang tinggi dengan adanya kenaikan bahan bakar minyak dan juga keadaan

mata uang Indonesia yang semakin melemah terhadap dolar yang mencapai

Rp. 14.600,- per Dolar Amerika.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang, maka

peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh variable makro ekonomi terhadap harga saham?

2. Apakah terdapat kemungkinan Investor mendapatkan excess return

dalam penjualan saham perusahaan yang melakukan merger dan

akuisisi?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan penelitian ini adalah: Mengetahui pengaruh

faktor ekonomi makro dalam penjualan saham perusahaan yang melakukan

merger akuisisi untuk membuktikan bentuk efisien dari pasar modal di

Indonesia dan kemungkinan investor mendapatkan excess return dalam

17

penjualan saham perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi di

Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Investor

Investor dapat memperoleh informasi yang memadai tentang bentuk

pasar saham di Indonesia dalam kaitannya dengan hipotesis pasar

efisien yang dikemukakan Eugene F. Fama pada tahun 1969, sehingga

investor dapat menentukan apakah perusahaan merger dan akuisisi

adalah investasi yang tepat, guna pemaksimalan keuntungan yang

diharapkan dengan prediksi yang didasarkan pada faktor ekonomi

makro.

2. Bagi Manajemen Perusahaan

Manajemen perusahaan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai

bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk mengambil

strategi investasi yang mampu memberikan perusahaan keuntungan jangka

panjang dan membantu perusahaan menemukan strategi yang tepat

bertahan pada masa krisis.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat memberikan sedikit kontribusi yang dapat menambah

manfaatnya pada penelitian mengenai hipotesis pasar efisien dengan

kaitannya dalam merger dan akuisisi pada periode krisis.

18

4. Bagi Penulis

Dapat melatih kemampuan berpikir penulis sehingga mampu memberikan

penelitian yang lebih baik di masa yang akan datang serta membantu

dalam mengaplikasikan ilmu mengenai manajemen keuangan dan

hubungannya pada hipotesis pasar efisien dengan kaitannya dalam merger

dan akuisisi pada periode krisis.

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Penggabungan Usaha

“Penggabungan usaha (business combination) adalah penyatuan

dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi

karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting with) perusahaan lain

atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain

(Ikatan Akuntansi Indonesia, 1994).” Pernyataan ini adalah pengertian

penggabungan usaha menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang

tertulis dalam Standar Akuntansi Keuangan No. 22.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) menambahkan pula bahwa pada

dasarnya dalam semua penggabungan usaha, salah satu perusahaan yang

bergabung memperoleh kendali atas perusahaan yang lain. Sementara

pengendalian (control) diasumsikan diperoleh apabila salah satu perusahaan

yang bergabung memperoleh lebih dari 50% hak suara pada perusahaan

lain, kecuali apabila dapat dibuktikan sebaliknya bahwa tidak terdapat

pengendalian walaupun kepemilikannya lebih dari 50%.

Secara umum, terdapat 2 jenis penggabungan usaha yakni, merger

dan akuisisi.

a. Merger

Merger berasal dari bahasa latin “mergerer” yang berarti

20

bergabung, bersama, menyatu, berkombinasi (2) menyebabkan

hilangnya identitas karena terserap atau tertelan sesuatu. Menurut

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 tahun 1998, merger

adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau lebih

untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada dan

selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar. Menurut

Gaughan (2005:3), merger adalah kombinasi dari dua perusahaan

dimana hanya salah satu perusahaan yang dipertahankan. Ross et al.

(2010:912) mengungkapkan bahwa merger mengacu pada peristiwa

penyerapan satu perusahaan oleh perusahaan lain. Perusahaan yang

melakukan merger (acquiring/surviving firm) mempertahankan nama

dan identitasnya dan mengambil alih semua aset dan hutang perusahaan

target. Setelah melakukan merger, perusahaan target tidak lagi eksis

sebagai entitas bisnis yang terpisah. DePamphilis (2011:13)

mendefinisikan merger sebagai peristiwa penggabungan dua usaha atau

lebih menjadi satu perusahaan, dimana perusahaan lain kehilangan

bentuk hukumnya.

Pada sebagian besar kasus merger, perusahaan yang memiliki

ukuran yang lebih besar yang dipertahankan hidup dan tetap

21

mempertahankan nama dan status hukumnya, sedangkan perusahaan

yang ukurannya lebih kecil atau perusahaan yang dimerger akan

menghentikan aktivitas atau dibubarkan sebagai badan hukum. Namun

demikian, tidak selalu perusahaan yang ukurannya besar dipertahankan

hidup. Dapat pula terjadi sebaliknya dimana perusahaan yang ukurannya

kecil justru dipertahankan hidup sementara perusahaan yang lebih besar

dibubarkan. Keadaan ini dinamakan reverse merger (Moin, 2003:7).

Dalam beberapa kasus, ada pula merger dimana perusahaan yang

ukurannya hampir sama bergabung dan sebuah perusahaan yang baru

terbentuk. Hal ini terjadi pada tahun 1986 ketika UNISYS terbentuk

akibat kombinasi dari Burroughs dan Sperry (Gaughan, 2005:3).

Perisitiwa semacam ini disebut konsolidasi (Ross et al., 2010:912).

Dua hal penting mengenai merger dan konsolidasi menurut Ross

et al. (2010:912-913):

1) Merger mudah secara hukum dan tidak menghabiskan biaya sebanyak

bentuk penggabungan usaha lain. Merger menghindari perlunya

pemindahan hak milik setiap aset dari perusahaan yang diambilalih ke

yang mengambil alih

2) Para pemegang saham dari setiap perusahaan harus menyetujui

merger. Suara para pemilik yang dibutuhkan untuk persetujuan adalah

dua-per-tiga dari saham. Selain itu, para pemegang saham dari

perusahaan yang dimerger memiliki hak penilaian (appraisal rights).

Artinya mereka dapat meminta perusahaan pengambilalih untuk

22

membeli saham mereka pada harga pasar.

Merger dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori (Gaughan,

2005:4-7; Brealey et al., 2012:592-593), yaitu:

1) Merger Horizontal adalah merger antara dua perusahaan atau lebih

yang beroperasi pada industri sejenis. Perusahaan yang bergabung

dalam merger horizontal ini biasanya perusahaan-perusahaan yang

bersaing di masa lampau. Hal itu bertujuan untuk mengurangi jumlah

pesaing pada industri yang sejenis dan memperluas skala ekonomi

perusahaan. Sebagian besar merger yang terjadi saat ini adalah merger

horizontal (Brealey et al., 2012:592).

2) Merger Vertikal melibatkan perusahaan pada tingkatan produksi yang

berbeda. Sebuah perusahaan mengkauisisi perusahaan supplier atau

perusahaan lain yang memiliki rantai distribusi yang paling dekat

dengan konsumen. (Gaughan, 2005:5-6)

3) Merger Konglomerasi adalah kombinasi dari perusahaan-perusahaan

yang tidak memiliki hubungan bisnis satu sama lainnya (Brealey et al.,

2012:593). Itu artinya tidak ada hubungan pembeli dan pemasok dan

mereka bukan pesaing di masa lampau.

b. Akusisi

Akuisisi berasal dari bahasa latin “acquisito” yang berarti

memperoleh. Akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan atau

pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain,

dan dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambilalih atau yang

23

diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah. Peraturan

pemerintah Republik Indonesia No. 27 tahun 1998 tentang

Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas

mendefinisikan akuisisi sebagai perbuatan hukum yang dilakukan oleh

badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih baik

seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan

beralihnya pengendalian terhadap perusahaan tersebut.

Menurut PSAK 22 akuisisi (acquisition) adalah suatu

penggabungan usaha di mana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi

(acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan

yang diakuisisi (acquiree) dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui

suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham.

Rosanne (2012:9-10) menyatakan bahwa akuisisi atau

pengambilalihan yaitu perusahaan pengakuisisi mengambil alih kendali

atas perusahaan targetnya. Perusahaan yang diakuisisi tidak perlu

dibubarkan ataupun merubah operasional perusahaan, namun perusahaan

akan kehilangan eksistensinya karena perubahan yang pasti terjadi

adalah kepemilikan atas perusahaan yang diakuisisi.

Akuisisi berbeda dengan merger karena akuisisi tidak

menyebabkan pihak lain bubar sebagai entitas hukum. Perusahaan-

perusahaan yang terlibat dalam akuisisi secara yuridis masih tetap berdiri

dan beroperasi secara independen tetapi telah terjadi pengambilalihan

pengendalian oleh pihak pengakuisisi. Dalam PSAK 22 pengendalian

24

diasumsikan diperoleh apabila salah satu perusahaan yang bergabung

memperoleh lebih dari 50% hak suara pada perusahaan lain, kecuali

apabila dapat dibuktikan sebaliknya bahwa tidak terdapat pengendalian

walaupun pemilikan lebih dari 50%.

Berdasarkan obyek yang diakuisisi, akuisisi dibedakan menjadi

(Moin, 2003:42-43):

1) Akuisisi Saham

Istilah akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu

transaksi jual beli perusahaan, sehingga transaksi berakibat beralihnya

kepemilikan perusahaan dari penjual kepada pembeli. Karena

perusahaan didirikan atas saham-saham, maka akuisisi terjadi ketika

pemilik saham menjualnya kepada pembeli/pengakuisisi. Pada

peristiwa ini, pengakuisisi tidak harus meminta persetujuan dari pihak

manajemen target, tetapi biasanya dilakukan dengan terlebih dahulu

melakukan negosiasi dan penawaran dengan pihak manajemen atau

25

dewan direksi perusahaan target. Jika manajemen perusahaan setuju

maka mereka akan menginformasikannya kepada pemegang saham.

Jika pemegang saham juga setuju atas tawaran yang diajukan oleh

manajemen tersebut maka “deal” akan segera terwujud. Selanjutnya

perusahaan yang diakuisisi akan menjadi anak perusahaan.

2) Akuisisi Aset

Apabila sebuah perusahaan bermaksud memiliki perusahan

lain maka ia dapat membeli sebagian atau seluruh aktiva atau aset

perusahaan lain tersebut. Jika pembelian tersebut hanya sebagian dari

aktiva perusahaan maka hal ini dinamakan akuisisi parsial. Akuisisi

aset dilakukan apabila pihak pengakuisisi tidak ingin terbebani hutang

yang ditanggung oleh perusahaan target. Berbeda dengan akuisisi

saham dimana kewajiban atau hutang target yang ada ditanggung oleh

pemilik baru, maka akuisisi aset dimaksudkan untuk menghindari

tanggung jawab ini. Namun demikian bila proporsi aset yang dibeli

melebihi batas tertentu sebagaimana diatur dalam peraturan

pemerintah, maka pembeli harus ikut menanggung kewajiban hutang

perusahaan target.

Sedangkan menurut Ross et al. (2010:913) akuisisi

diklasifikasikan menjadi:

1) Akuisisi Horizontal merupakan akuisisi yang dilakukan oleh suatu

badan usaha yang masih berkecimpung dalam bidang bisnis yang

sama.

26

2) Akuisisi Vertikal merupakan akuisisi yang dilakukan oleh suatu badan

usaha yang bergerak di bidang industri hilir ke hulu atau sebaliknya.

3) Akuisisi Konglomerat merupakan akuisisi badan usaha yang tidak

memiliki bidang bisnis yang sama atau tidak saling berkaitan.

Akuisisi jenis ini lebih didorong oleh motivasi memperbesar bisnis

konglomerat.

c. Teknik Pengambil Alihan

Peristiwa merger dan akuisisi dapat terjadi melalui salah satu dari

beberapa cara. Proses itu biasanya berawal ketika sebuah perusahaan

mengumumkan ingin membeli perusahaan lain pada suatu harga tertentu.

Setelah melalui berbagai negosiasi, pemilik atau dewan direksi

perusahaan kedua setuju menjualnya dan perusahaan tersebut dengan

segera diambil alih oleh pemiliknya. Terkadang suatu perusahaan sadar

bahwa perusahaannya kemungkinan besar merupakan target pengambil

alihan dan tidak dapat mencegah hal tersebut. Oleh karenanya,

perusahaan tersebut mencari pembeli yang diinginkannya dan sebagai

hasilnya meminta untuk dibeli. Pada kedua skenario tersebut,

pengambilalihan disebut friendly takeover. Menurut DePamphilis

(2011:16), dalam friendly takeover direksi dan manajemen perusahaan

target sama-sama menerima ide mengenai rencana pengambil alihan dan

merekomendasikan kepada para pemegang saham untuk mendapat

persetujuan. Untuk mendapat pengendalian, perusahaan pengambil alih

(acquirer) biasanya harus menawarkan premi dari harga saham saat ini.

27

Nilai lebihan dari harga penawaran terhadap harga saham perusahaan

target sebelum merger disebut premi pembelian (purchase premium) dan

merefleksikan nilai yang diharapkan dari mengambil alih perusahaan

target, nilai sinergi yang diharapkan dari kombinasi dua perusahaan dan

pembayaran lebih terhadap perusahaan target.

Namun demikian, terdapat pula kasus dimana perusahaan target

menolak untuk diambil alih oleh perusahaan lain dikarenakan

perusahaan berkeinginan untuk tetap independen atau mungkin

menyatakan bahwa tawaran pembeli terlalu rendah atau pembeli

potensial tidak sesuai dengan perusahaan itu. Namun, calon pembeli

tersebut tetap bertahan untuk mengambil alih perusahaan tersebut.

Sebagai contoh, calon pembeli menawarkan untuk membeli saham di

pasar terbuka pada harga premium. Jika kuantitas sahamnya cukup,

calon pembeli akan memiliki kontrol terhadap perusahaan target

walaupun ada penolakan dari direksi dan manajemen perusahaan target.

Kondisi seperti ini disebut hostile takeover (DePamphilis, 2011:18).

d. Motif Merger dan Akuisisi

Menurut Moin (2003:48-62) pada prinsipnya terdapat beberapa

motif yang mendorong sebuah perusahaan melakukan merger dan

akuisisi, diantaranya:

1) Motif Ekonomi

Esensi dari tujuan perusahaan, jika ditinjau dari perspektif

manajemen keuangan, adalah seberapa besar perusahaan mampu

28

menciptakan nilai (value creation) bagi perusahaan dan bagi

pemegang saham. Merger dan akusisi memiliki motif ekonomi yang

tujuan jangka panjangnya adalah mencapai peningkatan nilai tersebut.

Oleh karena itu seluruh aktivitas dan keputusan yang diambil oleh

perusahaan harus diarahkan untuk mencapai tujuan ini.

Implementasi program yang dilakukan oleh perusahaan harus

melalui langkah-langkah konkrit misalnya melalui efisiensi produksi,

peningkatan penjualan, pemberdayaan dan peningkatan produktivitas

sumber daya manusia. Disamping itu dalam motif ekonomi merger

dan akuisisi yang lain meliputi:

(a) Mengurangi waktu, biaya dan risiko kegagalan memasuki pasar

baru

(b) Mengakses reputasi teknologi, produk dan merk dagang

(c) Memperoleh individu-individu sumberdaya manusia yang

profesional

(d) Membangun kekuatan pasar

(e) Memperluas pangsa pasar

(f) Mengurangi persaingan

(g) Mendiversifikasi lini produk

(h) Mempercepat pertumbuhan

(i) Menstabilkan cash flow dan keuntungan

2) Motif Sinergi

Menurut Ross et al. (2010:914) salah satu motivasi atau alasan

29

utama perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah menciptakan

sinergi dimana sinergi akan terjadi jika jumlah nilai dari perusahaan

gabugan setelah merger dan akuisisi lebih besar daripada jumlah nilai

sebelum dilakukan merger dan akuisisi. Sinergi dihasilkan melalui

kombinasi aktivitas secara simultan dari kekuatan atau lebih elemen-

elemen perusahaan yang bergabung sedemikian rupa sehingga

gabungan aktivitas tersebut menghasilkan efek yang lebih besar

dibandingkan dengan penjumlahan aktivitas-aktivitas perusahaan jika

mereka bekerja sendiri.

Bentuk-bentuk sinergi disajikan berikut ini:

(a) Sinergi Operasi

Sinergi operasi terjadi ketika perusahaan hasil kombinasi

mencapai efisiensi biaya. Efisiensi ini dicapai dengan cara

pemanfaatan secara optimal sumberdaya perusahaan. Sehingga

dengan adanya merger ataupun akuisisi yang dilakukan

perusahaan maka diharapakan perusahaan dapat memasarkan

produknya hingga kapasitas penuh. Sinergi operasi dapat

dibedakan menjadi dua yaitu:

~ Economic of scale atau skala ekonomis menunjukkan suatu

keadaan dimana perusahaan mampu mencapai biaya rata-rata

perunit yang semakin rendah seiring dengan semakin besarnya

jumlah output yang diproduksi. Economic of scale dalam merger

dan akuisisi dapat dicapai melalui rasionalisasi produksi,

30

penggunaan sistem distribusi tunggal, atau pengadaan input

secara bersama.

~ Economic of scope bisa diperoleh melalui merger dan akuisisi

ketika perusahaan mampu memanfaatkan secara maksimal satu

input sumber daya untuk menghasilkan beberapa output/produk

atau jasa.

(b) Sinergi Finansial

Sinergi finansial dihasilkan ketika perusahaan hasil merger dan

akuisisi memiliki struktur modal yang kuat dan mampu

mengakses sumber-sumber dana dari luar secara lebih mudah

sehingga biaya modal perusahaan semakin menurun

(c) Sinergi Manajerial

Sinergi manajerial dihasilkan ketika terjadi transfer kapabilitas

manajerial dan skill dari perusahaan yang satu ke perusahaan lain.

(d) Sinergi Teknologi

Sinergi teknologi bisa dicapai dengan memadukan keunggulan

teknik sehingga saling memetik manfaat.

(e) Sinergi Pemasaran

Perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi akan

memperoleh manfaat dari semakin luas dan terbukanya produk,

bertambahnya lini produk yang dipasarkan, dan semakin banyak

konsumen yang bisa dijangkau.

31

3) Motif Diversifikasi

Motif diversifikasi bermaksud untuk mendukung aktivitas

bisnis dan operasi perusahaan untuk mengamankan posisi bersaing.

Manfaat lain diversifikasi adalah seperti transfer teknologi dan

pengalokasian modal, sedangkan kerugian diversifikasi yaitu adanya

subsidi silang.

Masih menjadi perdebatan apakah diversifikasi yang sangat

jauh akan mampu memberikan manfaat bagi peningkatan

kemakmuran pemegang saham. Disamping itu divesifikasi yang

semakin jauh dari bisnis inti bisa berakibat melemahnya kontrol

perusahaan induk atas perusahaan anak.

4) Motif Non-Ekonomi

Aktivitas merger dan akuisisi terkadang dilakukan bukan

untuk kepentingan ekonomi saja tetapi juga untuk kepentingan yang

bersifat non-ekonomi, seperti prestise dan ambisi. Motif non-ekonomi

bisa berasal dari manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan.

(a) Hubris Hypothesis

Hipotesis ini menyatakan bahwa merger dan akuisisi semata-mata

didorong oleh motif “ketamakan” dan kepentingan pribadi para

eksekutif perusahaan. Alasannya adalah mereka menginginkan

ukuran perusahaan yang lebih besar. Ukuran perusahaan bisa

diukur dari besarnya aktiva atau kekayaan yang dimiliki, besarnya

volume penjualan, pangsa pasar, atau besarnya tingkat keuntungan

32

yang diperoleh. Dengan semakin besarnya ukuran perusahaan

semakin besar pula kompensasi yang diterima. Alasan prestis juga

mengemuka ketika para eksekutif ini berhasil memimpin

perusahaan yang memiliki skala ukuran yang lebih besar.

(b) Ambisi Pemilik

Pemilik perusahaan memiliki ambisi untuk menguasai berbagai

sektor industri. Perusahaan-perusahaan tersebut akan membentuk

konglomerasi dibawah kendali perusahaan induk. Jika pemilik

perusahaan dominan dapat mengendalikan keputusan perusahaan,

akibatnya manajemen dapat dikendalikan untuk memenuhi

keinginan pemilik tersebut.

e. Mekanisme Penggabungan Usaha di Pasar Modal menurut

Bapepam

Menurut peraturan Bapepam nomor XI.G.1 tentang

penggabungan usaha atau peleburan usaha perusahaan publik atau

emiten, penggabungan usaha atau peleburan usaha wajib memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

1) Direksi dan komisaris perusahaan publik atau emiten yang akan

melakukan penggabungan usaha atau peleburan usaha wajib membuat

pernyataan kepada bapepam dan rapat umum pemegang saham bahwa

penggabungan usaha atau peleburan usaha dilakukan dengan

memperhatikan kepentingan perseroan, masyarakat dan persaingan

sehat dalam melakukan usaha, serta ada jaminan tetap terpenuhinya

33

hak-hak pemegang saham publik dan karyawan;

2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud dalam butir 3 huruf a harus

didukung oleh pendapat yang diberikan pihak independen;

3) Memperoleh persetujuan rapat umum pemegang saham perusahaan

publik atau emiten;

4) Perusahaan publik atau emiten yang akan melakukan penggabungan

usaha atau peleburan usaha wajib menyampaikan pernyataan

penggabungan usaha atau pernyataan peleburan usaha kepada

bapepam yang berisi rancangan penggabungan usaha atau peleburan

usaha.

Masih dalam peraturan Bapepam nomor XI.G.1 penggabungan

usaha atau peleburan usaha wajib dilaksanakan dengan memenuhi tata

cara sebagai berikut:

1) Direksi masing-masing perseroan, setelah memperoleh

persetujuan komisaris, wajib menjajagi kelayakan penggabungan

usaha atau peleburan usaha

2) Direksi masing-masing perseroan secara bersama-sama wajib

menyusun rancangan penggabungan usaha atau peleburan usaha yang

telah disetujui komisaris

3) Dalam hal penggabungan usaha atau peleburan usaha sebagaimana

tersebut di atas akan mengakibatkan perubahan yang material

terhadap sifat perseroan, kondisi keuangan atau hal-hal lain yang

mempengaruhi perseroan, maka keseluruhan dampak dari perubahan

34

tersebut harus dicakup dalam dokumen sebagaimana dimaksud dalam

angka 4 huruf b peraturan ini

4) Pernyataan penggabungan usaha atau peleburan usaha yang berisi

rancangan penggabungan usaha atau peleburan usaha beserta

dokumen pendukung secara lengkap wajib disampaikan kepada

bapepam paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah

diperolehnya persetujuan komisaris

5) Rancangan penggabungan usaha atau peleburan usaha wajib

diumumkan ringkasannya kepada masyarakat dalam 2 (dua) surat

kabar harian berbahasa indonesia satu di antaranya berperedaran

nasional paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah

diperolehnya persetujuan komisaris. pengumuman dimaksud memuat

informasi bahwa rancangan penggabungan usaha atau peleburan

usaha tersebut belum mendapatkan efektif dari bapepam dan

persetujuan rapat umum pemegang saham

6) Dalam hal bapepam tidak meminta perusahaan publik atau emiten

untuk mengajukan perubahan dan tambahan informasi dalam jangka

waktu 20 (dua puluh) hari setelah pengajuan pernyataan

penggabungan usaha atau peleburan usaha, maka pernyataan

penggabungan usaha atau peleburan usaha dianggap telah diajukan

secara lengkap dan memenuhi persyaratan serta tata cara yang

ditetapkan pada tanggal pengajuan

7) Dalam hal informasi mengenai rencana penggabungan usaha atau

35

peleburan usaha telah diketahui pihak luar, maka perseroan yang akan

melakukan penggabungan usaha atau peleburan usaha harus

memberikan tanggapan kepada bapepam dan mengumumkan hal

tersebut kepada masyarakat paling lambat akhir hari kerja berikutnya

setelah rencana tersebut diketahui pihak luar

8) Dalam hal perseroan yang melakukan penggabungan usaha atau

peleburan usaha merupakan perseroan yang sahamnya tercatat di

bursa efek, maka perseroan tersebut wajib mengikuti peraturan bursa

efek dimana saham perseroan tersebut dicatatkan

f. Faktor-Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Merger dan Akuisisi

Melakukan merger dan akuisisi tidak semata-mata pasti akan

berhasil. Merger dan akuisisi layaknya pisau bermata dua. Bila merger

dan akuisisi yang dilakukan berhasil, posisi perusahaan akan semakin

kuat di pasar dan potensi pertumbuhan perusahaan akan semakin besar

pula. Namun bila gagal, maka perusahaan akan memperoleh kerugian

yang sangat besar.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan

kegagalan merger dan akuisisi perusahaan. Seperti yang diungkapkan

oleh Epstein (2005:38-41) ada enam kunci keberhasilan merger dan

akusisi:

1) Strategic Vision and Fit

Visi strategis harus dengan jelas menjelaskan alasan merger

dalam menciptakan keuntungan kompetitif jangka panjang

36

dibandingkan hanya mengejar peningkatan jangka pendek dalam

efisiensi secara operasional. Alasan yang menonjol dan penting dalam

merger perusahaan adalah untuk meningkatkan derajat, jangkauan

geografis, dan kekuasaan perluasan lintas industri.

2) Deal Structure

Keberhasilan merger membutuhkan perhatian yang lebih

kepada dua aspek deal structure yaitu: tipe pembayaran dan harga

premi (goodwill) yang sesuai dan bermanfaat. Merger sering gagal

dikarenakan tingginya harga beli dan terlalu membebani perusahaan

baru dengan hutang yang sangat banyak.

3) Due Diligence

Mitra merger harus berhati-hati dalam memastikan transaksi

potensial dalam melaksanakan visi strategis yang diusulkan agar

dapat berhasil. Tim uji tuntas (due diligence) harus meliputi anggota-

anggota dari kedua perusahaan dan berbagai area fungsi yang berbeda.

Yang harus dilakukan adalah melakukan peninjauan ulang resmi

terhadap aset, liabilitas, pendapatan, beban, serta evaluasi budaya

perusahaan, dan elemen-elemen non-keuangan.

4) Pre Merger Planning

Persiapan selama periode sebelum pengumuman merger dan

akuisisi sangat vital untuk kesuksesan karena penting untuk

menyajikan merger kepada konstitues dengan percaya diri. Formula

kunci proses integrasi dan keputusan dikoordinasikan,

37

dikomunikasikan, dan diselesaikan dengan cepat dan baik.

5) Post-merger Integration (PMI)

Proses PMI dimulai dengan premerger planning yang sesuai.

Namun, rencana yang tepat tidak menjamin eksekusi yang baik.

Setelah pengumuman, PMI yang baik hanya bisa dicapai jika semua

bagian memiliki pengetahuan, sumber daya, dan komitmen untuk

maju pada kecepatan yang tepat tanpa menghancurkan nilai dalam

prosesnya. Proses menyangkut pengelolaan sumber daya manusia,

operasi teknis, dan hubungan dengan konsumen dengan teliti dipadu

dan keputusan penting dibuat.

6) External Factors

Tidak semua faktor yang mempengaruhi keberhasilan merger

berada dalam pengaruh perusahaan (internal). Perubahan kondisi

ekonomi mengenalkan pada dinamika pekerjaan, tuntun pelanggan,

perubahan ekonomi, suku bunga, perilaku pesaing, dan iklim politik

sebagai faktor-faktor yang tidak dapat diantisipasi.

g. Keunggulan dan Kelemahan Merger dan Akuisisi

Aktivitas merger dan akuisisi memliki keunggulan sebagai

berikut (Moin, 2003:13):

1) Mendapatkan cash flow dengan cepat karena produk dan pasar sudah

jelas

2) Memperoleh kemudahan dana dan pembiayaan karena kreditor lebih

percaya dengan perusahaan yang telah berdiri dan mapan

38

3) Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman di bidangnya

4) Memperoleh sistem operasional dan administratif yang mapan

5) Mengurangi resiko kegagalan bisnis karena tidak harus mencari

konsumen baru

6) Menghemat waktu dan biaya untuk memasuki bisnis baru

7) Sudah memiliki infrastruktur sehingga dapat mencapai pertumbuhan

yang lebih cepat

Selain keunggulan yang telah dipaparkan diatas, merger dan

akuisisi juga memiliki kelemahan sebagai berikut (Moin, 2003:13):

1) Proses integrasi yang tidak mudah dan cenderung memakan waktu

yang lama

2) Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat

3) Biaya konsultan dan koordinasi untuk melakukan merger dan akuisisi

yang mahal

4) Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan dan kemakmuran

pemegang saham.

2. Sejarah Krisis Ekonomi

a. Krisis Ekonomi Global

1) Krisis Ekonomi Eropa 2011

Kondisi perekonomian negara-negara di kawasan Eropa

mendapat tekanan yang berat terutama dari sektor keuangan

pemerintah yaitu berupa defisit anggaran yang relatif melebar dan

beban hutang yang meningkat. Lebih lanjut, penggunaan hutang yang

39

tidak efisien dan tidak terarah semakin memberi tekanan terhadap

anggaran pemerintah. Tekanan fiskal tersebut berdampak

melemahnya ketahanan ekonomi beberapa negara Eropa serta

berkurangnya kesempatan kerja.

Berikut ini adalah kondisi yang tengah terjadi pada negara-

negara di Eropa:

(a) Defisit fiskal per PDB negara-negara kawasan Eropa masih tinggi.

Defisit fiskal beberapa negara Eropa jauh melebihi 3,0 persen per

PDB. Pada tahun 2010 pelebaran defisit fiskal terjadi pada negara

Irlandia yang mencapai 32,4 persen PDB lebih tinggi

dibandingkan tahun 2009 (defisit 14,3 persen PDB). Sedangkan

defisit fiskal negara Yunani dan Portugal pada tahun 2010

menurun menjadi 10,5 persen PDB dan 9,1 persen PDB dari

sebelumnya sebesar 15,4 persen PDB dan 10,1 persen PDB di

tahun 2009. Penurunan defisit Yunani pada tahun 2010 terkait

dengan persyaratan yang diajukan Troika (European Comission,

IMF, dan ECB) dalam pemberian bailout kepada Yunani. Defisit

per PDB Negara Eropa lapisan kedua yaitu Italia dan Spanyol

tetap tinggi meskipun menurun dari 5,4 persen dan 11,1 persen di

tahun 2009 menjadi 4,6 persen dan 10,5 persen di tahun 2010.

Sementara itu, negara penopang Eropa, Jerman dan Perancis,

masing-masing memiliki defisit fiskal sebesar 3,3 persen PDB dan

7,0 persen PDB.

40

Tabel 2.1

Defisit Anggaran Pemerintah Beberapa Negara Eropa Tahun 2004

- 2010

Sumber: Eurostat, Bapenas (tinjauan ekonomi, hitungan dalam persen PDB)

Beban hutang negara-negara Eropa meningkat seiring

dengan upaya menutup defisit fiskal yang tinggi. Defisit yang

lebar serta penggunaan hutang yang tidak efisien dan terarah

semakin menambah beban hutang beberapa negara Eropa hingga

lebih dari setengah PDB.

Tabel 2.2

Hutang Pemerintah Negara Eropa Tahun 2004 - 2010

Sumber: Eurostat, Bapenas (tinjauan ekonomi, hitungan dalam persen PDB)

Ketahanan ekonomi negara-negara kawasan Eropa mulai

melemah. Kondisi pelemahan perekonomian dicerminkan pada

perlambatan pertumbuhan ekonomi serta kondisi kesempatan

kerja yang berkurang. Pada triwulan ke tiga tahun 2011,

perekonomian kawasan Euro tumbuh melambat sebesar 1,2 persen.

41

Perlambatan ekonomi terjadi pada hampir seluruh negara-negara

Eropa termasuk Jerman dan Perancis sebagai negara penopang

Eropa. Sedangkan penurunan perekonomian dialami oleh Yunani

dan Portugal.

Tingkat pengangguran di beberapa negara Eropa masih

tinggi. Tingkat pengangguran di Eropa meningkat sejak awal

krisis keuangan melanda Amerika Serikat dan Eropa pada tahun

2008. Tingkat pengangguran mencapai dua digit terutama pada

negara-negara lapisan pertama yang terkena krisis.

Tabel 2.3

Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara Eropa Tahun 2008 -

2010 (persen)

Sumber: Eurostat, Bapenas (tinjauan ekonomi)

42

Tabel 2.4

Tingkat Pengangguran Beberapa Negara Eropa Tahun 2008 - 2011

(persen)

Sumber: Eurostat, Bapenas (tinjauan ekonomi)

Ketidak percayaan mengenai kondisi pemulihan Eropa

meningkat. Ketidakpercayaan pasar tercermin dari tingginya yield

maturity (imbal balik) surat utang pemerintah jangka panjang di

negara-negara Eropa, turunnya peringkat beberapa negara Eropa,

serta turunnya proyeksi pertumbuhan negara Eropa oleh

International Monetary and Fund (IMF). Dengan upaya pemulihan

krisis Eropa yang belum terlihat secara signifikan, perekonomian

kawasan Eropa diperkirakan akan melambat pada tahun 2011 dan

2012 masing-masing sebesar 1,6 persen dan 1,1 persen.

Grafik 2.1

Yield Maturity Surat Hutang Pemerintah Beberapa Negara Eropa

Sumber: Eurostat, Bapenas (tinjauan ekonomi)

43

2) Keadaan Ekonomi Dunia Saat Ini

Berita online yang dimuat oleh drem.co.id pada Kamis, 28

Mei 2015 menulis; kepala ekonom HSBC, Stephen King

menyampaikan bahwa perekonomian dunia diambang bahaya besar

dengan kemungkinan terjun pada resesi baru. Jika ancaman ini benar-

benar terjadi dikhawatirkan hanya sedikit negara yang bisa

memeranginya. Dengan rata-rata suku bunga di negara berkembang

yang mendekati nol persen, amunisi kebijakan moneter konvensional

tak lagi bisa menolong.

Kabar buruk ini muncul hampir bersamaan dengan proyeksi

PBB yang memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia tahun

ini menjadi 2,8 persen. Angka ini hanya sedikit lebih baik dari kondisi

resesi dimana ekonomi dunia biasanya hanya tumbuh 2,5 persen.

Kondisi lainnya adalah kenaikan harga dolar AS yang tak bisa

direspon bank sentral AS, The Fed, meski melalui kebijakan

pemotongan suku bunga. Sementara China yang menjadi tumpuan

ekonomi juga diyakini bakal menghadapi kondisi yang tak kalah

buruk.

Pada resesi tahun 1970-an yang melanda AS, The Fed pernah

memangkas suku bunga acuan ke level minimum 5 basis poin.

Kebijakan suku bunga rendah inilah yang kini tengah dilakukan AS.

Di sisi lain, defisit anggaran masih dianggap kurang aman dengan

tingkat suku yang terlalu tinggi.

44

Pada liputan 6.com tertanggal 15 Desember 2014 tertulis,

Merosotnya harga minyak dunia diprediksi menjadi salah satu faktor

kunci yang membuat ekonomi dunia ketar-ketir pada 2015. Mengutip

laman Xinhua, Senin (15/12/2014), dua ekonom asal Amerika Serikat

(AS) Francis Fukuyama dan Paul Krugman menyampaikan proyeksi

ekonomi dan politik dunia 2015 pada Arab Strategy Forum akhir

pekan lalu. Profesor ilmu politik di Stanford University, Fukuyama

mengatakan, dengan merosotnya harga minyak ke level terendah

dalam lima tahun terakhir, pendapatan Rusia akan terus menurun.

Terlebih lagi, OPEC bersikeras untuk tidak memangkas target

produksi minyaknya. Krugman menjelaskan, harga minyak yang terus

menurun juga akan memberikan dampak ekonomi yang sangat besar

bagi negara-negara di wilayah Barat. AS dulunya merupakan importir

minyak besar, dan turunnya harga minyak akan berdampak positif

bagi perekonomiannya. Tak hanya itu, negara-negara penghasil

minyak seperti Arab Saudi sudah mulai merasakan kerugian dari

anjloknya harga minyak dunia.

Lalu pada 1 Juni 2015 media online yang sama menulis;

Perekonomian dunia belakangan ini diramalkan tak akan tumbuh

terlalu baik hingga tahun depan. Chief Economist Moody's Analytics

Mark Zandi yakin kini ekonomi dunia tengah menghadapi dua

ancaman besar. Dua ancaman yang bisa mengguncang stabilitas

ekonomi global yang dimaksud Zandi adalah kenaikkan suku bunga

45

Bank Sentral AS (The Fed) dan perlambatan ekonomi China.

Guncangan di sektor industri China diprediksi dapat mengganggu

perekonomian yang mulai stabil belakangan ini. Sementara itu, AS

sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia mengalami

kontraksi dalam tiga bulan terakhir tahun ini. Perlambatan ekonomi

yang terjadi di AS disebabkan, hujan salju yang cukup besar

sebelumnya. Meski begitu, sebagian besar ekonom memprediksi

ekonomi AS akan segera membaik. Indeks manajer pembelian AS

pekan ini juga bergerak positif menunjukkan perbaikan di ekonomi

AS.

Pasar saham China yang mengalami koreksi tajam belakangan

ini. Setelah menggelembung atau bubble, pasar saham China mulai

memecah dengan terjadinya koreksi yang cukup dalam. Kondisi ini

diperburuk adanya eksposure pemerintah China pada surat utang

Yunani yang gagal bayar/default (kompas.com 09/07/2015). Dalam

berita online yang dilansir sindo.com mantan menteri keuangan Fuad

Bawazier mengungkapkan, jika perekonomian China jatuh akan

menyeret seperempat ekonomi negara di dunia.Fuad menjelaskan,

tindakan China melemahkan mata uangnya sendiri berdampak ke

banyak negara lain di dunia termasuk Indonesia.

Pelambatan ekonomi Cina memiliki dampak yang lebih luas

terhadap ekonomi global dari yang diperkirakan, terutama pada pasar

negara-negara yang ekonominya sedang tumbuh menurut Dana

46

Moneter Internasional (IMF). IMF memperingatkan bahwa negara-

negara maju dan berkembang perlu terus mendorong permintaan

dengan reformasi dan investasi untuk memastikan bahwa turbulensi di

pasar dan masalah Tiongkok tidak memperlemah kegiatan ekonomi di

seluruh dunia.

Laporan pada pertemuan ekonomi terkemuka G20 tidak

merevisi perkiraan IMF sebelumnya untuk pertumbuhan global tahun

ini di 3,3 persen. Laporan itu mengungkapkan berlanjutnya keyakinan

bahwa pertumbuhan sedang "rendah" di negara-negara maju pada

paruh kedua 2015 dan 2016, ditambag dampak harga minyak yang

lebih murah.

Tetapi penurunan tajam harga minyak, bersama dengan

komoditas lainnya, merugikan pasar negara-negara yang ekonominya

sedang tumbuh, dan mereka sedang diterpa dampak devaluasi mata

uang renminbi Tiongkok dan dolar yang kuat. Penguatan dolar AS,

IMF memperingatkan, bisa mengambil korban pada perusahaan-

perusaaan dengan tanggungan dolar AS.

IMF menyoroti peningkatan risiko pertumbuhan global secara

keseluruhan: bahwa Tiongkok tidak akan menghadapi pelambatannya

dengan kebijakan pendukung pertumbuhan; bahwa harga komoditas

akan meluncur lebih jauh; bahwa dolar AS akan terus meningkat; dan

bahwa perusahaan akan menderita karena utang yang lebih tinggi

(tempo.co.id, 03/09/2015).

47

Pandangan pada perekonomian dunia hampir semua

menyataan perkembangan yang kurang baik, namun Gubernur Bank

Indonesia (BI) Agus Martowardojo memprediksi, ekonomi global bisa

tumbuh 3,8% pada 2016 didukung naiknya harga komoditas. Naiknya

pertumbuhan ekonomi global akan mendorong perbaikan ekonomi

nasional, yang juga didukung permintaan domestik, baik konsumsi

maupun investasi (sindo.com, 22/06/2015).

b. Ekonomi di Indonesia

Krisis ekonomi yang sedang dialami oleh beberapa negara besar

di dunia diantaranya AS secara tidak langsung mempengaruhi

perekonomian di Indonesia. Krisis ekonomi global bisa diumpamakan

sebagai deretan kartu domino yang diatur sejajar,jika pemain utamanya

terjatuh maka akan membawa dampak buruk terhadap yang lainnya

(efek domino). Akibatnya, krisis yang terjadi bisa sangat parah dan

potensial mengimbas ke wilayah lain.

1) Dampak Krisis 2011

Krisis keuangan Eropa dan AS memiliki dampak terhadap

sektor keuangan domestik, kondisi perekonomian Global serta gejolak

harga yang selanjutnya memberi dampak terhadap perekonomian

domestik Pengaruh krisis Global terhadap perekonomian domestik

mengalir melalui beberapa kemungkinan transmisi yaitu: (1) transmisi

moneter dan keuangan melalui perubahan suku bunga, nilai tukar

mata uang, kredit, dan yield surat utang pemerintah; (2) transmisi

48

fiskal seperti utang luar negeri; (4) transmisi perdagangan berupa

ekspor dan impor; (5) transmisi investasi berupa FDI dan Portfolio

dan (6) transmisi komoditas berupa perubahan harga komoditas

(tinjauan ekonomi triwulanan Bappenas, 2011:8).

Masih dalam laporan Bappenas, dampak krisis keuangan

Eropa dan AS ke pasar keuangan dalam negeri berupa perubahan

harga saham dimana pasar bereaksi terhadap berita dan kondisi

eksternal dan internal. Saham-saham melemah lebih karena respon

dan kepanikan investor yang berusaha menghindari resiko Global.

Indeks bursa saham yang sempat berada pada posisi 4193,4 pada

tanggal 1 Agustus 2011 sempat mengalami penurunan hingga posisi

3269,5 pada 4 Oktober 2011. Karena penurunan indeks ini lebih

banyak disebabkan oleh sentimen dan kepanikan investor Global,

maka kejatuhan indeks ini relatif sementara dan indeks kembali

menguat ke level 3754,5 pada tanggal 14 Desember 2011.

Grafik 2.2

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Sumber: Bloomberg, Bapenas (tinjauan ekonomi)

Nilai tukar juga mengalami pelemahan karena adanya aksi

49

jangka pendek investor menarik portfolionya. Selain itu, dampak

lainnya adalah kenaikan yield surat utang pemerintah karena

dipengaruhi oleh sentimen Global akibat adanya ketidakpastian di

pasar Global serta kemungkinan adanya pengetatan kredit bila terjadi

resesi ekonomi Global. Pada akhirnya, dampaknya terhadap ekonomi

domestik akan terasa pada sektor riil dimana volume dan nilai ekspor

dapat mengalami penurunan, investasi menurun dan pendapatan

masyarakat melemah. Krisis Global juga pada gilirannya juga akan

mempengaruhi inflasi domestik dimana arah dan magnitudenya

tergantung pada beberapa hal seperti perubahan harga komoditas,

perubahan nilai tukar dan imported inflation. Adanya kemungkinan

perlambatan perekonomian dan gejolak inflasi akan berpengaruh

kepada tingkat kesejahteraan masyarakat. Kondisi tersebut membawa

dampak pada sisi fiskal yaitu meningkatnya kebutuhan pembiayaan

pemerintah dalam menggerakkan perekonomian nasional maupun

untuk mendukung langkah-langkah kebijakan pemerintah dalam

upaya penurunan kemiskinan dan pengangguran.

Gambar di bawah ini akan memberi gambaran ringkas dampak

krisis keuangan Eropa dan AS terhadap ekonomi Indonesia.

50

Gambar 2.3

Dampak Gejolak Ekonomi di Eropa bagi Perekonomian Domestik

Sumber: William Walace (2009), Bapenas (tinjauan ekonomi)

2) Keadaan Perekonomian Indonesia Saat Ini

Beberapa lembaga di Indonesia memberikan laporannya

terkait dengan keadaan ekonomi tahun 2015. Dalam berita resmi

statistik yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)

menyatakan bahwa ekonomi Indonesia triwulan I tumbuh sebesar

4,71% melambat dibandingakan triwulan pertama pada tahun

sebelumnya. Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan

besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku

triwulan I-2015 mencapai Rp2.724,7 triliun dan atas dasar harga

konstan 2010 mencapai Rp 2.157,5 triliun. Ekonomi Indonesia

triwulan I-2015 terhadap triwulan I-2014 tumbuh 4,71 persen (y-on-y)

melambat dibanding periode yang sama pada tahun 2014 sebesar 5,14

persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh

Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 10,53 persen.

51

Dari sisi Pengeluaran oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga yang tumbuh 5,01 persen. Ekonomi Indonesia triwulan I-2015

terhadap triwulan sebelumnya turun sebesar 0,18 persen (q-to-q). Dari

sisi produksi, pertumbuhan ini diwarnai oleh faktor musiman pada

Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh

14,63 persen. Sedangkan dari sisi Pengeluaran lebih disebabkan

terkontraksinya kinerja investasi (minus 4,72 persen) dan ekspor

(minus 5,98 persen). Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada

triwulan I-2015 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan

Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan

kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar

58,30 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 22,56 persen, dan

Pulau Kalimantan 8,26 persen.

Bappenas dalam laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia

menyatakan, Perekonomian Ekonomi Indonesia pada triwulan II

tahun 2015 tumbuh sebesar 4,67 persen (YoY) atau melambat

dibandingkan dengan triwulan II tahun 2014 yang mampu tumbuh

5,03 persen (YoY). Sementara itu pada triwulan sebelumnya, ekonomi

Indonesia tumbuh sebesar 4,72 persen (YoY).

Dari sisi produksi, pertumbuhan ini didorong oleh semua

lapangan usaha terkecuali Pertambangan dan Penggalian. Pertanian

dan Industri pengolahan masing-masing tumbuh sebesar 6,64 persen

dan 4,42 persen, lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan pada

52

Triwulan I tahun 2014 yang besarnya masing-masing 4,0 persen dan

3,97 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Jasa Pendidikan yang

tumbuh 12,16 persen (YoY), diikuti oleh Informasi dan Komunikasi

yang tumbuh 9,56 persen (YoY), dan Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial yang tumbuh 8,16 persen (YoY). Namun demikian,

Pertambangan dan Penggalian mengalami kontraksi yang tajam

sebesar 5,87 persen. Dengan kontribusi (share) sebesar 8,06 persen,

kontraksi ini cukup berarti mempengaruhi besarnya pertumbuhan

ekonomi.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia

didorong oleh KonsumsimRumah Tangga yang tumbuh sebesar 4,97

persen (YoY), diikuti oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

sebesar 3,55 persen, dan Konsumsi Pemerintah sebesar 2,28 persen,

mengalami perlambatan dibandingkan dengan Triwulan I tahun 2015

yang masing- masing tumbuh sebesar 5,01 persen, 4,29 persen, dan

2,71 persen. Komponen lain dari sisi pengeluaran yang meliputi

Pertumbuhan LNPRT, ekspor barang dan jasa, serta impor barang dan

jasa terkontraksi masingmasing sebesar 7,91 persen (YoY); 0,13

persen (YoY); dan 6,85 persen (YoY). Terlihat bahwa pengaruh dari

perkembangan ekonomi global masih cukup kuat pada ekspor yang

masih terkontraksi.

Meskipun pertumbuhan ekonomi pada Triwulan II tahun 2015

melambat atau relatif stagnan dibandingkan dengan Triwulan I tahun

53

2015, namun perkembangan kinerja perekonomian menunjukkan

kecenderungan yang membaik. Kinerja ekspor dan import telah

meningkat pada bulan Juni 2015 dibandingkan dengan bulan

sebelumnya dan diharapkan terus mengalami peningkatan. Beberapa

leading indikator seperti penjualan sepeda motor dan penjualan mobil

meningkat dibulan Juni dibandingkan dengan bulan-bulan

sebelumnya. Belanja pemerintah akan terus meningkat pada triwulan

berikutnya. Oleh sebab itu pertumbuhan ekonomi pada Triwulan

berikutnya diperkirakan meningkat secara cukup berarti.

World Bank dalam salah satu beritanya menyebutkan bahwa,

Beberapa hambatan membuat kemajuan berjalan perlahan, tetapi

belanja lebih besar untuk infrastruktur yang menjadi prioritas serta

berlanjutnya reformasi pendapatan dan iklim usaha bisa mempercepat

pertumbuhan. Pertumbuhan diproyeksikan sebesar 4,7% untuk tahun

2015, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,2% karena

pertumbuhan output riil melambat menjadi 4,7% tahun-ke-tahun pada

kuartal pertama 2015, laju pertumbuhan paling lambat sejak 2009.

Investasi tetap yang menurun serta melemahnya konsumsi masyarakat

belakangan ini telah menurunkan pertumbuhan PDB Indonesia.

Namun pertumbuhan Indonesia masih relatif tangguh dibanding

negara-negara lain yang mengekspor komoditas ke Tiongkok, seperti

Brasil dan Afrika Selatan.

Investasi tetap memberi kontribusi 1,4% kepada pertumbuhan

54

PDB tahun-ke-tahun pada kuartal pertama 2015 – atau setengah dari

rata-rata kontribusi per tahun selama 2010-2012. Konsumsi

masyarakat hanya tumbuh 4,7% tahun-ke-tahun pada kuartal pertama,

dibandingkan dengan rata-rata tingkat pertumbuhan 5,3% tahun lalu.

Konsumsi masyarakat merupakan 55% sumber total belanja PDB dan

berdampak besar pada pertumbuhan. Melemahnya laju pertumbuhan

telah berimbas pada lesunya pembukaan lapangan kerja, dengan

tingkat pertumbuhan tenaga kerja yang hanya cukup untuk menyerap

peningkatan populasi usia kerja saja.

Indonesia berada dalam posisi yang baik untuk merespon.

Indonesia dapat menaikkan defisit belanja namun tetap dalam batasan

aturan fiskal sebesar 3% dari PDB, agar bisa meningkatkan belanja

proyek-proyek infrastruktur yang menjadi prioritas. Pada sisi

pendapatan, pemerintah telah memberlakukan beberapa kebijakan

penting, seperti sistem pengajuan pengembalian pajak elektronik dan

perbaikan strategi audit pajak penghasilan. Masih perlu tindakan

tambahan untuk terus meningkatkan pendapatan yang ditargetkan

naik 30% dalam APBN tetapi turun 1,3% hingga bulan Mei 2015.

Pertumbuhan yang terus berjalan lambat, disertai menurunnya

harga minyak dunia, turut mempersempit defisit transaksi berjalan

menjadi 1,8% dari PDB pada kuartal pertama. Data perdagangan

bulan April dan Mei menunjukkan penurunan lebih lanjut pada sektor

impor – yang biasanya tidak terjadi pada bulan-bulan menjelang

55

Ramadan.

Meskipun pertumbuhan kredit melambat, aktivitas ekonomi

melemah, dan harga bensin dan solar tidak berubah sejak Maret,

inflasi bergerak semakin cepat dalam beberapa bulan terakhir,

melebihi 7% tahun-ke-tahun pada bulan Mei dan Juni. Kenaikan

harga pangan secara luas merupakan alasan utama kenaikan harga

konsumen secara signifikan.

Pertumbuhan investasi tetap diperkirakan akan meningkat

pada semester kedua tahun ini, namun tidak setinggi yang

diproyeksikan sebelumnya akibat belanja negara yang lebih rendah

dari yang diharapkan dan meningkatnya investasi swasta. Risiko

utama terhadap prospek ke depan sebagai dampak dari harga

komoditas yang tetap rendah dan penurunan lain terkait aktivitas

ekonomi cenderung memburuk. Ketentuan perdagangan yang

melemah terus memberikan tekanan terhadap laba perusahaan dan

pendapatan rumah tangga, yang merupakan suatu risiko utama bagi

prospek permintaan dalam negeri.

Beberapa hambatan membuat kemajuan berjalan perlahan,

tetapi belanja lebih besar untuk infrastruktur yang menjadi prioritas

serta berlanjutnya reformasi pendapatan dan iklim usaha bisa

mempercepat pertumbuhan. Pertumbuhan diproyeksikan sebesar 4,7%

untuk tahun 2015, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,2%

karena pertumbuhan output riil melambat menjadi 4,7% tahun-ke-

56

tahun pada kuartal pertama 2015, laju pertumbuhan paling lambat

sejak 2009. Investasi tetap yang menurun serta melemahnya konsumsi

masyarakat belakangan ini telah menurunkan pertumbuhan PDB

Indonesia. Namun pertumbuhan Indonesia masih relatif tangguh

dibanding negara-negara lain yang mengekspor komoditas ke

Tiongkok, seperti Brasil dan Afrika Selatan.

Investasi tetap memberi kontribusi 1,4% kepada pertumbuhan

PDB tahun-ke-tahun pada kuartal pertama 2015 – atau setengah dari

rata-rata kontribusi per tahun selama 2010-2012. Konsumsi

masyarakat hanya tumbuh 4,7% tahun-ke-tahun pada kuartal pertama,

dibandingkan dengan rata-rata tingkat pertumbuhan 5,3% tahun lalu.

Konsumsi masyarakat merupakan 55% sumber total belanja PDB dan

berdampak besar pada pertumbuhan. Melemahnya laju pertumbuhan

telah berimbas pada lesunya pembukaan lapangan kerja, dengan

tingkat pertumbuhan tenaga kerja yang hanya cukup untuk menyerap

peningkatan populasi usia kerja saja.

Indonesia berada dalam posisi yang baik untuk merespon.

Indonesia dapat menaikkan defisit belanja namun tetap dalam batasan

aturan fiskal sebesar 3% dari PDB, agar bisa meningkatkan belanja

proyek-proyek infrastruktur yang menjadi prioritas. Pada sisi

pendapatan, pemerintah telah memberlakukan beberapa kebijakan

penting, seperti sistem pengajuan pengembalian pajak elektronik dan

perbaikan strategi audit pajak penghasilan. Masih perlu tindakan

57

tambahan untuk terus meningkatkan pendapatan yang ditargetkan

naik 30% dalam APBN tetapi turun 1,3% hingga bulan Mei 2015.

Pertumbuhan yang terus berjalan lambat, disertai menurunnya

harga minyak dunia, turut mempersempit defisit transaksi berjalan menjadi

1,8% dari PDB pada kuartal pertama. Data perdagangan bulan April dan

Mei menunjukkan penurunan lebih lanjut pada sektor impor – yang

biasanya tidak terjadi pada bulan-bulan menjelang Ramadan.

Meskipun pertumbuhan kredit melambat, aktivitas ekonomi

melemah, dan harga bensin dan solar tidak berubah sejak Maret, inflasi

bergerak semakin cepat dalam beberapa bulan terakhir, melebihi 7%

tahun-ke-tahun pada bulan Mei dan Juni. Kenaikan harga pangan secara

luas merupakan alasan utama kenaikan harga konsumen secara signifikan.

Pertumbuhan investasi tetap diperkirakan akan meningkat pada

semester kedua tahun ini, namun tidak setinggi yang diproyeksikan

sebelumnya akibat belanja negara yang lebih rendah dari yang diharapkan

dan meningkatnya investasi swasta. Risiko utama terhadap prospek ke

depan sebagai dampak dari harga komoditas yang tetap rendah dan

penurunan lain terkait aktivitas ekonomi cenderung memburuk. Ketentuan

perdagangan yang melemah terus memberikan tekanan terhadap laba

perusahaan dan pendapatan rumah tangga, yang merupakan suatu risiko

utama bagi prospek permintaan dalam negeri.

58

B. Hubungan Antar Variabel

1. IHSG

IHSG merupakan nilai representatif atas rata-rata harga seluruh

saham di BEI berdasarkan jumlah saham tercatat. Sederhananya kenaikan

atau penurunan IHSG sangat bergantung pada pergerakan saham-saham

berkapitalisasi besar. Oleh sebab itu, jika level IHSG naik tajam, dapat

dipastikan hal itu didorong oleh kenaikan harga-harga saham berkapitalisasi

besar atau yang lebih dikenal sebagai Big Cap. Kendati demikian, BEI

menganggap metode yang dipakai ini sudah cukup mewakili pergerakan

seluruh saham harian di lantai bursa.

Para investor menyikapi pelemahan di pasar saham sebagai

kesempatan untuk berburu saham. Sebagai salah satu jenis investasi yang

bersifat long term penurunan indeks saham tidak secara langsung

mempengaruhi saham. Ditengah risiko penurunan, tetap terbuka peluang

keuntungan, sejalan dengan prinsip high risk high return yang berlaku di

pasar saham. Lebih dari itu, prinsip utama yang tetap harus dipegang

adalah investasi di pasar modal merupakan investasi jangka panjang.

Untuk meminimalkan risiko, strategi umum yang digunakan di tengah

fluktuasi pasar dikenal dengan nama strategi kontigensi. Strategi ini, sesuai

namanya, dianggap sebagai solusi menyikapi kondisi perubahan kenaikan

atau penurunan harga saham yang sulit diprediksi karena berbagai faktor

pemicu.

Dalam pembentukan harga keseimbangan pengaruh yang paling

59

besar adalah investor itu tersendiri, dimana permintaan dan penawaran

yang akan membentuk keseimbangan tersebut. Dengan kata lain faktor

yang mempengaruhi harga saham adalah keputusan investor dalam

mensikapi kenaikan atau penurunan harga saham. IHSG yang merupakan

cerminan dari keseluruhan dari saham-saham yang terdaftar di BEI

menjadi tolok ukur dalam menilai kesempatan di pasar saat ini. Dapat

dikatakan bahwa dengan perubahan yang terjadi pada IHSG akan

mempengaruhi saham perusahaan melalui keputusan investor.

2. Nilai Tukar Valuta Asing

Fluktuasi valuta asing, terutama dollar AS, belakangan ini menjadi

pertanyaan karena IHSG juga ikut mengalami penurunan. Hubungan indeks

harga saham dengan valuta asing dapat dikatakan hubungan positif. Valuta

asing ditukarkan ke dalam valuta domestik, maka biasanya uang semakin

banyak. Karena semakin banyak, banyak dana untuk membeli saham.

Akibat permintaan semakin banyak, harga saham semakin tinggi. Ini

disebut hukum permintaan dan penawaran. (Prof. Adler Haymans

Manurung)

Dalam kasus Indonesia, investor asing yang memiliki dana dollar

AS membeli saham di Indonesia akan lebih banyak karena nilai kurs valuta

asing lebih tinggi. Saat ini, nilai kurs valuta asing dollar AS senilai Rp

13.200 per dollar AS lalu ditukarkan ke rupiah, nilai rupiah lebih banyak.

Jika nilai kurs dollar AS tersebut mengalami kenaikan, nilai rupiah investor

asing akan semakin besar untuk membeli saham. Apabila rupiah mengalami

60

apresiasi (menguat), nilai rupiah akan mengalami pengurangan sehingga

permintaan akan saham mengalami penurunan. Permintaan menurun

menyebabkan harga juga mengalami penurunan. Namun, teori tersebut

tidak terjadi di Indonesia.

Nilai mata uang juga dapat terpengaruh oleh faktor ekonomi makro

yang lain yaitu inflasi. Tingkat inflasi dapat berpengaruh terhadap nilai

tukar mata uang di suatu negara. Nilai tukar mata uang sebuah negara yang

inflasinya tinggi akan mengalami depresiasi atau melemah terhadap mata

uang negara yang menjadi partner dagang mereka.

3. Harga Minyak Mentah

Salah satu faktor makroekonomi yang mempengaruhi pergerakan

Harga Saham adalah Harga Minyak Mentah Dunia (Crude Oil Price).

Minyak mentah merupakan komoditas yang memegang peranan vital dalam

semua aktivitas ekonomi. Di tahun 2015 Pemerintah Indonesia sudah

memutuskan untuk mencabut dana subsidi BBM yang artinya Harga

Minyak Mentah Dunia akan langsung mempengaruhi harga BBM. Dampak

langsung saat BBM di nonsubsidi adalah perubahan biaya-biaya

operasional yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan investasi

akan terkoreksi.

Dalam penelitian Istriyansah Novitasari (2013) menyatakan bahwa

Harga Minyak Mentah Indonesia mempengaruhi perubahan IHSG secara

positif. Menurut Istriyansah Novitasari hal tersebut dikarenakan kenaikkan

harga minyak mentah akan mendorong investor untuk berinvestasi karena

61

menganggap meningkatnya permintaan global, yang berarti membaiknya

ekonomi global sehingga akan meningkatkan laba dan kinerja perusahaan.

Adanya peningkatan permintaan saham akan meningkatkan perdagangan

saham yang berdampak meningkatnya Harga Saham Perusahaan. Walaupun

berpengaruh positif, bagi perusahaan di luar sektor pertambangan kenaikan

harga minyak mentah akan menambah kerugian karena meningkatkan biaya

operasional perusahaan.

4. Real Interest

Pergerakan harga di pasar modal termasuk saham, komoditi, indeks

saham, dan forex sangat sulit ditebak. Bahkan pergerakan tersebut tidak

dapat dikendalikan. Seorang trader di pasar modal hanya mampu membuat

prediksi, melakukan kalkulasi, dan mengambil keputusan trading

berdasarkan harga yang muncul saat kegiatan trading sedang berlangsung.

Jika sampai salah prediksi, maka trader pun akan merugi. Inilah yang

disebut hukum pasar

Salah satu faktor penting dalam memprediksi pergerakan harga

saham adalah faktor fundamental. Faktor yang satu ini sangat berkaitan

dengan kondisi yang sedang terjadi di seluruh dunia. Dua hal yang terdapat

dalam faktor fundamental yaitu inflasi dan tingkat suku bunga. Kedua

faktor tersebut menjadi dua pembentuk dari variabel real interest.

Harga Saham suatu perusahaan juga dapat dipengaruhi keadaan

ekonomi internal suatu negara, salah satunya Inflasi. Inflasi dapat diartikan

sebagai gejala kenaikan harga barang kebutuhan pokok secara terus-

62

menerus (Prathama Rahardja dan Mandala, 2004). Inflasi yang stabil serta

terkendali akan mampu menarik para investor untuk menginvestasikan

dananya di pasar modal, sehingga volume perdagangan di pasar modal akan

mengalami peningkatan, serta akan diikuti penguatan indeks Harga Saham

gabungan yang menjadi tolak ukur kinerja pasar modal. Akan tetapi, pada

saat kondisi negara mengalami kelesuan dengan pertumbuhan ekonomi

yang rendah, lebih-lebih mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif

merupakan suatu hal yang sulit mengharapkan pasar modal bisa

berkembang.

Pasar modal sulit diharapkan dapat berkembang pada saat kondisi

ekonomi sedang mengalami distorsi berupa Inflasi pada skala yang tinggi.

Hal ini terjadi karena kondisi yang demikian menyebabkan iklim investasi

tidak lagi menarik bagi investor, sehingga para investor cenderung untuk

menarik kembali dana yang diinvestasikannya dalam bentuk saham dan

beralih kepada bentuk investasi lainnya yang mengakibatkan aktivitas di

pasar modal mengalami kelesuan. Kondisi ini mendorong penurunan

kinerja badan usaha dan investasi yang akan direspon oleh para investor di

pasar modal yang akhirnya akan mempengaruhi harga pasar saham.

Bagian kedua dari pembentuk real interest adalah tingkat suku

bunga. Suku bunga tinggi dapat menaikkan minat terhadap mata uang di

negara tersebut. Pasar juga akan tertarik dengan return lebih besar. Nilai

saham tergantung pada harga per saham. Sebagai aturan umum, ketika

pendapatan perusahaan diperkirakan meningkat, harga saham akan naik.

63

Peningkatan laba perusahaan biasanya terjadi ketika ekonomi tumbuh, yang

terjadi ketika suku bunga diturunkan. Sebaliknya, ketika BI ingin meredam

pertumbuhan ekonomi, mereka akan menaikkan suku bunga. Kenaikan

suku bunga akan menurunkan laba perusahaan dan menyebabkan harga

saham jatuh.

Investor dapat memilih untuk berinvestasi di saham atau obligasi,

dengan pilihan investasi umumnya didasarkan pada hasil yang diharapkan

dari setiap investasi. Misalnya, BI memutuskan menurunkan suku bunga.

Ketika suku bunga diturunkan, obligasi diterbitkan dengan tingkat bunga

yang lebih rendah. Akibatnya, investor menyadari mereka bisa

mendapatkan lebih banyak uang dengan berinvestasi di saham, sehingga

saham menjadi semakin diburu. Ketika banyak orang memilih berinvestasi

di saham, harga saham mulai naik.

C. Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini, berikut akan dikemukakan beberapa

hasil penelitian yang berhubungan dengan variabel penelitian. Penelitian ini

diambil dari berbagai jurnal yang diterbitkan oleh lembaga penelitian maupun

instansi-instansi pendidikan. Adapun penelitian terdahulu akan dijelaskan

sebagai berikut.

Tabel 2.5

Penelitian Terdahulu

No Judul

Penelitian Penulis

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

1 Cumulative

Average

Faizil Ikram

dan

Regresi Panel

Data Model

Pengujian efisiensi Pasar

Saham Indonesia dalam

64

Abnormal

Return and

Semistrong

Form

Efficiency

Testing in

Indonesia

Equity Market

Over

Restructuring

Issue

Anggoro

Budi

Nugroho

(2014)

bentuk setengah-kuat dengan

sampel 19 pengumuman

merger sejak tahun 2000.

Analisis dilakukan selama 30

hari sebelum pengumuman

merger dan 30 hari setelah

pengumuman merger (Event

Window) dengan menghitung

Abnormal Return

menggunakan model regresi

dengan pengembalian pasar.

Uji parametrik dan non-

parametrik pada AAR

digunakan untuk menguji

efisiensi. Temuan dari

penelitian ini adalah bahwa

pasar saham Indonesia efisien

dalam bentuk semi-kuat

dalam kasus pengumuman

merger.

2 Do emerging

market

become more

efficient as

they develop?

Long memory

persistence in

equity indice

Matthew

Hull dan

Frank

McGroarty

(2014)

FTSE (2011) Penelitian ini menyelidiki

hubungan antara efisiensi

harga dan perkembangan

pasar menggunakan sample

data yang panjang dari pasar

saham negara berkembang.

Sampel 22 negara

berkembang dengan panjang

waktu pengamatan selama 16

tahun. Penelitian ini

membuktikan bahwa dalam

pasar modal negara

berkembang (termasuk

Indonesia) efisien pada

bentuk lemah dimana masih

mengindikasikan adanya

kesempatan mendapatkan

keuntungan (excess return)

dimana dalam bentuk

setengah kuat seharusnya

tidak mungkin ada excess

return.

3 Testing The

Efficient

Gita

Denaya,

Panel Data

Multifactor

Menguji hubungan antara

kapitalisasi pasar dengan 3

65

Market

Hypothesis

onorm in The

Indonesian

Stock Markey

Rizkianto,

dan Budhi

Arta Surya

(2014)

APT variabel ekonomi makro yaitu

IHSG, harga minyak tingkat

inflasi dan harga tukar mata

uang asing. Menggunakan

methode serial correlation test

untuk menguji efisien dalam

bentuk lemah dan

menggunakan metode panel

data untuk menguji efisien

dalam bentuk setengah kuat.

Pada uji simultan variabel

independent mempengaruhi

variabel dependent dengan

kekuatan sebesar 55%,

sedangkan dalam uji partial

masing-masing variabel

independent tidak signifikan

dengan variabel dependent.

4 Testing on

Weak Form

Market

Efficiency:

The Evidence

from

Indonesia

Stock Market

Year 2008-

2011

Mirah Putu

Nikita dan

Subiakto

Soekarno

(2012)

Autocorrelation

and run-test

Pengujian efisiensi Pasar

Saham Indonesia dalam

bentuk lemah dengan sampel

harga penutupan IHSG dan

indeks komposit LQ45

selama periode (2008-2011).

Hasilnya menunjukkan

adanya non-acak perilaku dan

autokorelasi signifikan pada

indeks IHSG dan LQ45,

maka selama periode 2008-

2011, Pasar Saham Indonesia

tidak efisien dalam bentuk

yang lemah.

5 Cointegration

and causality

between

macroeconomi

c variables

and stock

market returns

Chung S.

Kwon dan

Tai S. Shin

(1999)

Vector error

corection

model

Menyelidiki hubungan

kegiatan ekonomi dan

return pasar saham di

Korea dengan dasar

pengaruh harga saham

terhadap perubahan

ekonomi makro. Hasil

menunjukan bahwa harga

saham berintegrasi dengan

variabel ekonomi makro

yaitu nilai tukar valas,

66

neraca perdagangan,

tingkat produksi, dan

jumlah uang beredar.

Hubungan ini

menunjukkan hubungan

langsung jangka panjang

dan keseimbangan

hubungan langsung dengan

semua variabel.

6 Merger &

Acquisition in

Indian

Banking

Industry: An

Event Study

Approach

Durga

Prasad

Samontaray

dan Khusbu

Choudhary

Simple T-Test,

Paired

Sample T-Test,

Wilcoxon Sign

Rank Test

Tujuan menganalisis

dampak Merger & Akuisisi

pada Return saham

(Average Abnormal

Return) dengan sampel 20

Bank yg melakukan M&A

di India selama 1993-2010.

Dilakukan uji Simple T-

Test, Paired Sample T-Test,

Wilcoxon Sign Rank Test.

Hasil menyatakan transaksi

M&A menghasilkan

Average Abnormal Return

(AAR) hampir 6,5% dan

CAAR 3,56% dan 10,45%

untuk bank publik dan

swasta. Simple T-Test

menunjukan investor

mendapat abnormal return

dan lebih tinggi pada bank

sektor swasta, sedangkan

Paired Sample T-Test dan

Wilcoxon Sign Rank Test

menunjukkan ada

pengembalian abnormal

untuk semua investor bank

swasta tetapi tidak kepada

pemegang bank publik

67

D. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian merupakan bagian dari kajian tinjauan pustaka

yang berisikan rangkuman atas semua dasar-dasar dari teori yang dijadikan

landasan dalam penelitian ini. Penelitian ini bermaksud untuk menguji

pengaruh IHSG, valas (Rupiah terhadap Dolar), inflasi, harga minyak mentah

dan SBI, terhadap perubahan harga saham perusahan yang melakukan merger

dan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008–2017.

Untuk menguji efisiensi pasar saham di Indonesia pada bentuk setengah kuat

yang memberikan pengaruh terhadap kemungkinan investor excess return

dalam transaksi saham perusahaan merger dan akuisisi, penelitian ini

menggunakan metode model panel linear.

Menurut Dr.Dedi Rosadi, M.Sc. dalam bukunya “Ekonometrika dan

Analisis Runtun Waktu Terapan” metode model panel linear adalah metode

pembuatan model yang digunakan ketika data yang digunakan dalam

penelitian merupakan data kombinasi dari data bertipe cross-section dan data

time series (yakni sejumlah variabel diobservasi atas sejumlah kategori dan

dikumpulkan dalam suatu jangka waktu tertentu). Variabel yang diujikan

antara lain IHSG, valas (Rupiah terhadap Dolar), harga minyak mentah dan

Real Return sebagai Independent Variable. Perusahaan yang diambil sebagai

sampel adalah perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi selama tahun

2008 – 2017 dengan acuan harga saham bulanan yang digunakan sebagai

Dependent Variable. Uji variabel dalam penelitian adalah uji dua arah dimana

selain dilihat apakah variabel tersebut berpengaruh, variabel juga dianalisis

68

bagaimana arah pengaruhnya terhadap variabel dependen, apakah arahnya

positif atau negatif.

Untuk memperjelas jalannya penelitian ini, penulis membuat kerangka

pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.4

Kerangka Pemikiran

Sumber: diolah peneliti

69

E. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu dapat

diturunkan sejumlah hipotesis sebagai berikut:

H1 : IHSG, Valas, Minyak Mentah, Real Interest secara simultan

berpengaruh terhadan perubahan harga saham perusahaan yang

melakukan merger dan akuisisi periode 2008-2017

H2 : IHSG berpengaruh terhadan perubahan harga saham perusahaan yang

melakukan merger dan akuisisi periode 2008-2017

H3 : Valas (Rupiah terhadap Dolar) berpengaruh terhadan perubahan harga

saham perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi periode 2008-

2017

H4 : Harga Minyak Mentah berpengaruh terhadan perubahan harga saham

perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi periode 2008-2017

H5 : Real Interest berpengaruh terhadan perubahan harga saham perusahaan

yang melakukan merger dan akuisisi periode 2008-2017

H6 : Abnormal Return saham berbeda antara sebelum dan sesudah merger

dan akuisisi

70

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memilih data perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melakukan riset. Objek penelitian terbatas

pada perusahaan publik yang melakukan merger dan akuisisi yang terdaftar di

bursa efek Indonesia periode 2008–2017 dan tercatat sebagai perusahaan

pengakuisisi dalam merger dan akuisisi. Data yang digunakan adalah data

historis harga saham bulanan perusahaan. Adapun variabel yang diujikan

adalah IHSG, nilai tukar Rupiah terhadap US$, harga minyak mentah, dan

Real Interest. Terdapat 1 variabel dependen dan 4 variabel independen.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti. Populasi ini sering

juga disebut universe (Suharjo, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008–2017

yang melakukan merger dan akuisisi.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi obyek

penelitian (sampel sendiri secara harfiah berarti contoh) (Suharjo, 2013).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan aktifitas merger

71

dan akuisisi dan berperan sebagai perusahaan pengakuisisi dimana

perusahaan tersebut mengumumkan aktifitasnya tersebut pada periode

2006–2015. Dengan kata lain, merger dan akuisisi perusahaan dilakukan

setelah perusahaan tersebut listing di Bursa Efek Indonesia terlebih dahulu.

Dipilihnya periode 2008–2015 adalah karena sepanjang periode tersebut

terjadi krisis global yang berimbas pada perekonomian Indonesia yaitu

Krisis Eropa 2011.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling, dimana pengambilan sampel disesuaikan dengan

tujuan penelitian. Kriteria yang harus dipenuhi sampel adalah sebagai

berikut:

a. Perusahaan go public yang terdaftar di BEI dan melakukan merger dan

akuisisi

b. Melakukan aktivitas merger dan akuisisi pada periode 2008–2017

c. Menjadi perusahaan pengakuisisi dalam merger dan akuisisi

d. Waktu pelaksanaan diketahui dengan jelas

e. Tersedia data historis perubahan harga saham harian selama periode

penelitian yaitu 2008–2017

f. Harga saham dan harga indeks yang tersedia di yahoo finance dan IDX

g. Saham yang aktif diperdagangkan, yang berarti bahwa tidak banyak zero

return.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, sampel yang digunakan

dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 3.1 sebagai berikut:

72

Tabel 3.1

Proses Pemilihan Sampel

Keterangan Perusahaan yang

melakukan M&A

Sampel data yang tersedia 63

Tidak memenuhi kriteria:

Data tidak tersedia

Data tidak aktif diperdagangkan

Panjang waktu pengamatan tidak sesuai

5

17

10

Jumlah data yang tidak memenuhi kriteria 31

Jumlah data akhir 32

Sumber: ICaMEL, ICMD, KPPU dan BEI

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

yang menjadi perusahaan pengakuisisi dalam merger dan akuisisi. Data

selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

73

Tabel 3.2

Daftar Perusahaan Digunakan Sebagai Sample

No Kode Nama Emiten Tanggal Efektif Type

1 BNGA PT Bank CIMB Niaga Tbk 30-Jun-2008 Merger

2 RMBA PT Bentoel Internasional Investama Tbk 4-Jan-2010 Merger

3 BNLI PT Bank Permata Tbk 29-Dec-2010 Akuisisi

4 NISP PT Bank OCBC NISP Tbk 1-Jan-2011 Merger

5 BBRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 14-Mar-2011 Akuisisi

6 ANTM PT Aneka Tambang Tbk 18-May-2011 Akuisisi

7 JSMR PT Jasa Marga (Persero) Tbk 10-Jun-2011 Akuisisi

8 KKGI PT Resources Alam Indonesia Tbk 18-Aug-2011 Akuisisi

9 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk 27-Nov-2011 Akuisisi

10 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 3-Aug-2012 Akuisisi

11 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk 19-Sep-2012 Akuisisi

12 SMGR PT Semen Gresik Tbk 1-Dec-2012 Akuisisi

13 SCMA PT Surya Citra Media Tbk 1-May-2013 Merger

14 AUTO PT Astra Otoparts Tbk 16-May-2013 Akuisisi

15 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 10-Sep-2013 Akuisisi

16 MDLN PT Modernland Realty Tbk 20-Feb-2014 Akuisisi

17 BBCA PT Bank Central Asia Tbk 24-Feb-2014 Akuisisi

18 TINS PT Timah Tbk (persero) 20-Mar-2014 Merger

19 EXCL PT XL Axiata Tbk 28-Mar-2014 Merger

20 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk 12-May-2014 Merger

21 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 22-May-2014 Akuisisi

22 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk 26-May-2014 Merger

23 BMRI PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 3-Jun-2014 Akuisisi

24 ASII PT Astra International Tbk 7-Jul-2014 Akuisisi

25 SDRA PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 30-Dec-2014 Merger

26 PNIN PT Panin Insurance Tbk 28-Jul-2015 Merger

27 DEWA PT Darma Henwa Tbk 29-Jan-2016 Akuisisi

28 LSIP PT London Sumatra Indonesia Tbk. 29-Mar-2016 Akuisisi

29 PLIN PT Plaza Indonesia Realty Tbk. 16-May-2016 Akuisisi

30 JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 19-Sep-2016 Akuisisi

31 ITMG PT Indo Tambangraya Megah Tbk 20-Oct-2017 Akuisisi

32 MEDC PT Medco Energi International Tbk 13-Nov-2017 Akuisisi

Sumber: diolah peneliti

74

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk keperluan penelitian ini data yang digunakan adalah data

sekunder yang mencakup data historis harga saham bulanan perusahaan

yang melakukan merger dan akuisisi juga data historis pergerakan 4 faktor

ekonomi makro yaitu IHSG, nilai tukar IDR terhadap USD, harga minyak

mentah, dan Real Interest. Data ini diperoleh dari:

1. Untuk data perusahaan pengakuisisi dalam merger dan akuisisi diperoleh

dari Indonesia Capital Market Electronic Library (ICaMEL) dan website

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

2. Data historis harga saham perusahaan dan IHSG (^JKSE) diperoleh dari

yahoo finance

3. Data pergerakan inflasi, nilai tukar IDR terhadap USD dan SBI

diperoleh dari website resmi Bank Indonesia

4. Data harga minyak mentah diperoleh dari website resmi kementrian

ESDM dan website masing-masing perusahaan yang terkait

D. Proses Pengambilan Data

Proses pengambilan data untuk sample dalam penelitian ini adalah data

historis perubahan harga saham bulanan perusahaan yang melakukan merger

dan akuisisi selama tahun 2008–2017. Alasan pengambilan waktu pengamatan

selama 10 tahun dikarenakan kekhawatirkan hasil penelitian akan bias karena

periode pengamatan terhadap peristiwa merger dan akuisisi yang terlalu sempit,

hal tersebut dapat menyebabkan prediksi hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat yaitu harga saham perusahaan merger dan akuisisi dengan

75

IHSG, nilai tukar valuta asing, harga minyak mentah dan Real Interest menjadi

bias, dan tidak cukup valid untuk membuktikan pasar modal di Indonesia

efisien pada bentuk setengah kuat.

E. Metode Analisis Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan program

EViews (Econometric Views) versi 9 untuk windows.

1. Statistik Deskriptif

Statistika deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi)

(Ghozali, 2011:19).

2. Uji Asumsi Klasik

Data panel adalah regresi yang menggabungkan data time series dan

data cross section (Widarjono, 2009). Ada beberapa keuntungan yang

diperoleh dengan menggunakan estimasi data panel. Pertama, meningkatkan

jumlah obeservasi (sampel), dan kedua, memperoleh variasi antar unit yang

berbeda menurut ruang dan variasi menurut waktu (Kuncoro, 2012).

Regresi data panel memberikan alternatif model, Common Effect,

Fixed Effect dan Random Effect. Model Common Effect dan Fixed Effect

menggunakan pendekatan Ordinary Least Squared (OLS) dalam teknik

estimasinya, sedangkan Random Effect menggunakan Generalized Least

Squares (GLS) sebagai teknik estimasinya. Uji asumsi klasik hanya

digunakan dalam regresi linier dengan pendekatan Ordinary Least Squared

76

(OLS) meliputi uji Linieritas, Autokorelasi, Heteroskedastisitas,

Multikolinieritas dan Normalitas. Walaupun demikian, tidak semua uji

asumsi klasik harus dilakukan pada setiap model regresi linier dengan

pendekatan OLS.

Uji linieritas hampir tidak dilakukan pada setiap model regresi linier,

dengan asumsi bahwa model bersifat linier. Karena sudah diasumsikan

bahwa model bersifat linier. Kalaupun harus dilakukan semata-mata untuk

melihat sejauh mana tingkat linieritasnya.

Autokorelasi hanya terjadi pada data time series. Pengujian

autokorelasi pada data yang tidak bersifat time series (cross section atau

panel) dapat diabaikan.

Multikolinieritas perlu dilakukan pada saat regresi linier

menggunakan lebih dari satu variabel bebas. Jika variabel bebas hanya satu,

maka tidak mungkin terjadi multikolinieritas.

Heteroskedastisitas biasanya terjadi pada data cross section, dimana

data panel lebih dekat ke ciri data cross section dibandingkan time series. Uji

normalitas pada dasarnya tidak merupakan syarat BLUE (Best Linier Unbias

Estimator) dan beberapa pendapat tidak mengharuskan syarat ini sebagai

sesuatu yang wajib dipenuhi. Maka dari itu pada regresi data panel, tidak

semua uji asumsi klasik dipakai, hanya multikolinieritas dan

heteroskedastisitas saja yang diperlukan.

77

a. Uji Multikolinieritas

Regresi data panel tidak sama dengan model regresi linier, oleh

karena itu pada model data panel perlu memenuhi syarat terbebas dari

pelanggaran asumsi-asumsi dasar (asumsi klasik). Meskipun demikian,

adanya korelasi yang kuat antara variabel bebas dalam pembentukan

sebuah model (persamaan) sangatlah tidak dianjurkan terjadi, karena hal

itu akan berdampak kepada keakuratan pendugaan parameter, dalam hal ini

koefisien regresi, dalam memperkirakan nilai yang sebenarnya. Korelasi

yang kuat antara variabel bebas dinamakan multikolinieritas.

Menurut Chatterjee dan Price dalam Nachrowi (2002), adanya

korelasi antara variabel-variabel bebas menjadikan intepretasi

koefisien-koefisien regresi mejadi tidak benar lagi. Meskipun demikian,

bukan berarti korelasi yang terjadi antara variabel-variabel bebas tidak

diperbolehkan, hanya kolinieritas yang sempurna (perfect collinierity) saja

yang tidak diperbolehkan, yaitu terjadinya korelasi linier antara sesama

variabel bebasnya. Sedangkan untuk sifat kolinier yang hampir sempurna

(hubungannya tidak bersifat linier atau korelasi mendekati nol) masih

diperbolehkan atau tidak termasuk dalam pelanggaran asumsi.

Ada beberapa cara untuk mengidentifikasi adanya

multikolinieritas, dan cara yang paling mudah adalah dengan mencari nilai

koefisien korelasi antar variabel bebas. Koefisien korelasi antara dua

variabel yang bersifat kuantitatif dapat menggunakan coefficient

correlation pearson, dengan rumus sebagai berikut:

78

1

1

n

yYrXCov

i

n

i i

Dimana Xi dan Yi adalah variabel bebas yang akan dicari nilai

koefisien korelasinya dan n adalah jumlah data dari kedua variabel bebas

tersebut. Nilai mutlak dari koefisien korelasi besarnya dari nol sampai satu.

Semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan semakin kuat hubungan

antara kedua variabel tersebut dan artinya semakin besar kemungkinan

terjadinya multikolinieritas.

Untuk mengidentifikasi adanya multikolinieritas yaitu dengan

mencari nilai koefisien korelasi antar variabel bebas. Koefisien korelasi

antara dua variabel yang bersifat kuantitatif dapat menggunakan

coefficient correlation pearson. Nilai mutlak dari koefisien korelasi

besarnya dari nol sampai satu. Semakin mendekati satu, maka dapat

dikatakan semakin kuat hubungan antara kedua variabel tersebut dan

artinya semakin besar kemungkinan terjadinya multikolinieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Regresi data panel tidak sama dengan model regresi linier, oleh

karena itu pada model data panel perlu memenuhi syarat BLUE (Best

Linear Unbiased Estimator) atau terbebas dari pelanggaran asumsi-asumsi

dasar (asumsi klasik). Jika dilihat dari ketiga pendekatan yang dipakai,

maka hanya uji heteroskedastisitas saja yang relevan dipakai pada model

data panel.

79

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah residual

dari model yang terbentuk memiliki varians yang konstan atau tidak.

Suatu model yang baik adalah model yang memiliki varians dari setiap

gangguan atau residualnya konstan. Heteroskedastisitas adalah keadaan

dimana asumsi tersebut tidak tercapai, dengan kata lain dimana

adalah ekspektasi dari eror dan adalah varians dari eror yang berbeda tiap

periode waktu.

Heterokedastisitas timbul apabila nilai residual dari model tidak

memiliki varians yang konstan. Artinya, setiap observasi mempunyai

reliabilitas yang berbeda-beda akibat perubahan kondisi yang

melatarbelakangi tidak terangkum dalam model (Kuncoro, 2011). Gejala

ini sering terjadi pada data cross section (Gujarati, 2012), sehingga sangat

dimungkinkan terjadi heterokedastisitas pada data panel.

Dampak adanya heteroskedastisitas adalah tidak efisiennya proses

estimasi, sementara hasil estimasinya tetap konsisten dan tidak bias.

Eksistensi dari masalah heteroskedastisitas akan menyebabkan hasil Uji-t

dan Uji-F menjadi tidak berguna (miss leanding).

Proses melakukan pengujian heteroskedastisitas pada analisis data

panel dalam artikel ini adalah menggunakan uji glejser. Uji glejser

meregresikan variabel-variabel bebas terhadap residual abasolut. Residual

adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi, sementara

absolut adalah nilai mutlaknya.

80

Uji glejser ini hanya berlaku pada fixed effect. Jadi, ketika hasil

analisis dan pemilihan model regresi yang dipilih adalah fixed effect model

(FEM), maka uji glejser perlu digunakan. Hal itu untuk melihat apakah

terjadi pelanggaran asumsi klasik heteroskedastis pada model regresi atau

tidak. Selanjutnya, apabila proses pengolahan data dan model yang dipilih

adalah random efffect model (REM), maka pengujian dapat dikatakan

selesai. Disebabkan, metode REM yang menggunakan metode

Generalized Least Square (GLS) dapat mengabaikan persoalan

pelanggaran asumsi klasik (multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan

autokorelasi) (Sedyadi, 2014).

Dampak adanya heteroskedastisitas adalah tidak efisiennya proses

estimasi, sementara hasil estimasinya tetap konsisten dan tidak bias.

Eksistensi dari masalah heteroskedastisitas akan menyebabkan hasil Uji-t

dan Uji-F menjadi tidak berguna (miss leanding). Heteroskedastisitas

biasanya terjadi pada jenis data cross section. Karena regresi data panel

memiliki karakteristik tersebut, maka ada kemungkinan terjadi

heteroskedastisitas. Dari ketiga model regresi data panel hanya CE dan FE

saja yang memungkinkan terjadinya heteroskedastisitas, sedangkan RE

tidak terjadi.Hal ini dikarenakan estimasi CE dan FE masih menggunakan

pendekatan Ordinary Least Square (OLS) sedangkan RE sudah

menggunakan Generalize Least Square (GLS) yang merupakan salah

satu teknik penyembuhan regresi.

81

Metode yang digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas

dalam data panel pada penelitian ini adalah dengan membandingan hasil

antara model CE tanpa pembobotan (unweighted) dan model CE dengan

pembobotan (weighted). Jika hasil menunjukan nilai R- squared pada

model CE weighted lebih besar (lebih baik) daripada nilai R-squared pada

model CE unweighted maka dapat disimpulkan tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model CE. Untuk pengujian heteroskedastisitas

pada model FE memiliki prosedur dan aturan yang sama.

3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis dibuat untuk menguji apakah pasar saham di Indoensia

efisien dalam bentuk setengah kuat yaitu keadaan dimana suatu harga dapat

mencerminkan informasi yang tersedia di masyarakat atau informasi

yang dapat diakases oleh investor. Untuk menguji hipotesis digunakan

model analisis regresi panel data (gabungan data cross section dan time

series) yang di jalankan pada aplikasi Eviews 9. Data yang akan di teliti

adalah saham perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi selama tahun

2008–2017 yang terjadi di Indonesia.

a. Model Data Panel

Menurut Dr.Dedi Rosadi, M.Sc. dalam bukunya “Ekonometrika

dan Analisis Runtun Waktu Terapan” halaman 271, metode model panel

linear adalah metode pembuatan model yang digunakan ketika data yang

digunakan dalam penelitian merupakan data kombinasi dari data bertipe

cross-section dan data time series (yakni sejumlah variabel diobservasi atas

82

sejumlah kategori dan dikumpulkan dalam suatu jangka waktu tertentu).

Data panel termasuk kedalam kategori pengujian regresi berganda dimana

terdapat satu variabel terikat dan beberapa variabel bebas. Mengutip dari

Greene (2000) dan Gujarati (2003), Ekananda (2014:62) dalam bukunya

“Analisis Ekonometrika Data Panel” menyebutkan dalam analisis data

panel terdapat 3 pilihan model estimasi yang dapat dilakukan yaitu:

common effect, fixed effect, dan random effect.

1) Pooled Model (Common Effect) adalah struktur model dimana estimator

akan menghasilkan intercept α dan slope β sama untuk setiap individu.

Strutur model mengasumsikan tidak adanya perbedaan karakteristik

variabel terikat selama waktu observasi. Estimator yang digunakan

untuk persamaan ini terdiri dari 2 metode yaitu: Ordinary Least Square

(OLS) jika datanya adalah data pooled (stacked) dan FGLS jika datanya

adalah unstacked. Bentuk model linear yang dapat digunakan untuk

memodelkan data panel adalah (Rosadi, 2012:271)

titititi xy

di mana:

yti adalah observasi dari unit ke-i dan diamati dalam periode waktu ke-t

xti adalah vektor k- variabel-variabel independen/input/regresor dari

unit ke-i dan diamati pada periode waktu ke-t

εti adalah komponen error yang diasumsikan memiliki harga mean 0

dan variansi homogen dalam waktu (homokedastik) serta

independen dengan xti

83

2) Fixed Effect Model mengasumsikan bahwa efek individu yang

tercermin dalam parameter α memiliki nilai tertentu yang tetap untuk

setiap individu namun setiap individu memiliki parameter slope tetap

(Ekananda, 2014:62). Secara umum model fixed effect dapat

diestimasi dengan dua metode yang berbeda, yaitu: Least Square

Dummy Variables jika uji satu arah dan Generalize Least Square untuk

uji dua arah (Rosadi, 2012:273). Bentuk model liniear untuk fixed

effect yaitu model pooled regression dapat ditulis ulang, dan selanjutnya

ditambahankan komponen konstanta ci dan dt

titititi dcxy

ci adalah konstanta yang bergantung kepada unit ke-i, tetapi tidak pada

waktu t

dt adalah konstanta yang bergantung kepada waktu t, tetapi tidak

kepada unit i

3) Random Effect Model mengasumsikan slope memiliki nilai yang tetap

tetapi intercept bervariasi untuk setiap individu. Penentuan nilai α dan β

didasarkan pada asumsi bahwa intercept α terdistribusi random antar

unit μi. Setiap persamaan dalam pendekatan Random Effect

mempertimbangkan karakteristik individu (Ekananda, 2014:154).

Dengan kata lain model ini dapat menunjukan pengaruh dari berbagai

karakteristik yang bersifat konstan dalam waktu, atau konstan di antara

individu. Bentuk model dari model Random Effect dituliskan sebagai

84

tititi vxy

tititi dcv

b. Pengujian Struktur Model

Berbagai model dapat diterapkan untuk analisis data panel.

Metode ekonometrika dipilih yang paling sesuai dengan data penelitian

(Ekananda, 2014:116). Secara umum, langkah-langkah uji hipotesis yang

dilakukan adalah sebagai berikut: pertama untuk menguji antara

common effect dengan fixed effect dilakukan uji Chow atau uji F. Dalam

pengujian ini data diregresikan dengan menggunakan model common

effect dan fixed effect yang kemudian dibuat hipotesis seagai berikut:

H0 : model common effect (pooled model) yang sesuai

Ha : model fixed effect yang sesuai dan dilakukan uji Haussman

Pedoman yang digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji

Chow adalah sebagai berikut:

1) Jika probability F ≥ 0,05 artinya H0 diterima; maka model yang

digunakan adalah common effect.

2) Jika probability F ≤ 0,05 artinya H0 ditolak; maka model yang

digunakan adalah fixed effect, dan dilanjutkan dengan uji Haussman

untuk memilih apakah menggunakan model fixed effect atau model

random effect.

Selanjutnya, untuk memilih antara Fixed Effect Model dan

Random Effect Model akan digunakan metode rule of thumb yang

dikemukakan oleh Judge et.al dalam buku “Introduction to Theory and

85

Practice of Econometrics” (Gujarati 2009, hal 606-607) yang

menerangkan bahwa:

1) Bila T (time series) besar sedangkan N (cross section) kecil maka

hasil estimasi Fixed effect dan Random effect tidak jauh berbeda.

Dalam hal ini umumnya akan didsarkan pada kemudahan

penghitungan, yaitu Fixed Effect.

2) Bila N (cross section) besar dan T (time series) kecil, maka

estimasikedua pendekatan dapat berneda secara signifikan. Apabila

diyakini N dalam penelitian diambil secara acak, maka Random effect

harus digunakan. Sebaliknya apabila diyakini bahwa N yang dipilih

dalam penelitian tidak diambil secara acak, maka Fixed effect harus

digunakan.

c. Metodologi Uji Beda

1) Data

Untuk melakukan metode uji beda peneliti menggunakan data

yang sama yang digunakan untuk metode panel data dan sudah lulus

pemilihan sampel. Sampel yang digunakan sebanyak 32 perusahaan

yang melakukan merger dan akuisisi selama periode 2008-2017. IHSG

digunakan sebagai indeks pasar. Pengukuran abnormal return saham

perusahaan merger dan akuisisi dengan total portofolio perusahaan

sebanyak 32 dengan kriteria berikut:

(a) Transaksi M&A dilakukan dalam kerangka waktu 2008-2017

86

(b) Perusahaan secara publik terdaftar di IDX dan aktif

diperdagangkan

(c) Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan pengakuisisi.

(d) Data harus lebih dari 30 bulan untuk periode estimasi atau lebih

dari 15 bulan saat event terjadi (event window).

2) Pemilihan model - event studi

Terjadinya peristiwa ekonomi telah terbukti memiliki dampak

yang cukup besar pada nilai perusahaan yang terkait dengan event

tersebut. Menimbang bahwa pasar keuangan efisien, dampak semacam

itu dapat dipelajari. Efisiensi pasar keuangan menandakan bahwa pasar

berperilaku rasional dan bahwa efek dari event tersebut tercermin

dalam harga saham perusahaan. Jadi harga saham digunakan untuk

mengevaluasi reaksi pasar keuangan, apakah terdapat perubahan yang

signifikan secara statistik terhadap suatu event dan memberikan return

kepada pemegang saham saat event tersebut dipublikasikan (Campbell,

Lo dan MacKinlay, 2007).

Abnormal Return akan dihitung menggunakan Market Adjusted

Model. Model mengasumsikan bahwa penduga terbaik untuk

mengestimasi return suatu securitas adalah return indeks pasar

tersebut. Untuk mengukur efeknya, model menghitung pengembalian

abnormal yaitu perbedaan antara pengembalian saham aktual dan

patokan.

)( jtjtjt RERAR

87

di mana:

ARjt adalah Abnormal Return dari saham j pada waktu t

Rjt adalah actual return dari saham j pada waktu t

E(Rjt) adalah normal return yang diharapkan

Dimana periode estimasi adalah saat event terjadi (-15, -30).

Berdasarkan alfa (αj) dan beta (βj) yang diperkirakan diperoleh dari

persamaan 2, pengembalian yang diharapkan selama periode event

window (-15, +15) dari perusahaan yang mengakuisisi dihitung dengan

persamaan berikut:

Mtjjjt RRE

di mana:

E(Rjt) normal return yang diharapkan selama event window (-15, +15)

αj intercept return saham dan return pasar saat event window (-15,

-30)

βj coefficient return saham dan return pasar saat event window

(-15, -30)

RMt return pasar saat event window (-15, +15)

3) Waktu

(a) Tanggal event

Tanggal saat perusahaan mengumumkan merger adalah tanggal

acara. Tanggal ini bisa menjadi hari apa saja dalam seminggu.

Tanggal acara telah diekstraksi dari siaran pers perusahaan.

88

(b) Hari Perdagangan

Hari perdagangan adalah hari perdagangan saham setelah tanggal

pengumuman. Tanggal acara dan hari perdagangan akan sama,

jika terjadinya acara diumumkan selama jam pasar sesi

perdagangan (yaitu antara jam 9 pagi hingga 4 sore). Jika acara

diumumkan setelah jam perdagangan (yaitu setelah jam 4 sore

WIB), tanggal perdagangan akan menjadi hari perdagangan

langsung berikutnya.

(c) Estimasi event window

Panjang jendela belum terdefinisi dengan jelas di salah satu

makalah penelitian (pelajari di atas). Jangka waktu 15 bulan

sebelum dan sesudah hari acara (yaitu, - 15, +15) telah diambil

untuk periode penelitian. Juga, kombinasi ukuran jendela telah

dihitung untuk melihat perubahan dalam AAR.

(d) Evaluasi Periode estimasi

Perkiraan periode adalah periode di mana kita mengukur

hubungan antara stok dan variabel. Di sini periode estimasi telah

dipilih sedemikian rupa sehingga tidak tumpang tindih dengan

jendela acara untuk mencegah efek dari peristiwa untuk

mempengaruhi kinerja "normal" dari saham. Mempertimbangkan

fakta ini, periode estimasi untuk proyek diambil sebagai (-15

hingga -30).

89

4) Uji Statistik

Pengembalian abnormal dihitung menunjukkan bahwa ada

keuntungan kepada pemegang saham khusus untuk acara merger.

Namun, dampak merger pada pengembalian abnormal ini perlu

terbukti secara statistik menjadi signifikan. Dengan demikian,

statistik uji yang relevan dilakukan untuk setiap periode waktu di

jendela acara. Jika terbukti berbeda, maka pemegang saham

perusahaan yang mengakuisisi memang menyadari pengembalian

yang tidak wajar pada saat pengumuman M & A. Ini dilakukan

dengan menggunakan: Wilcoxon Signed Rank Test

Ini adalah versi non-parametrik dari uji t-sampel

berpasangan. Ini digunakan ketika perbedaan antara dua variabel

adalah interval dan terdistribusi normal. Di sini digunakan untuk

menemukan signifikansi kenaikan atau penurunan harga saham. Ini

menganalisis perbedaan antara observasi yang dipasangkan, dengan

mempertimbangkan besarnya perbedaan (Kang, Kim dan Ahn,

2001). Dalam penelitian ini besarnya perbedaan didefinisikan

sebagai lebih besar dari 0 (untuk kenaikan harga) dan kurang dari 0

(untuk penurunan harga). Dengan demikian kami menganalisis hasil

abnormal dengan observasi 0. Ini akan memberikan signifikansi dari

semua Nilai Positif yang telah dihitung dalam penelitian.

90

F. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Untuk menganalisis bentuk efisien dari pasar modal di

Indonesia, maka varibel dependen adalah harga saham perusahaan yang

listing pada bursa pasar saham Indonesia (IDX) yang melakukan kegiatan

merger dan akuisisi selama tahun 2008–2017. Frekuensi harga per lembar

saham diambil dalam bulanan.

2. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

variabel faktor makroekonomi di Indonesia. Variabel makroekonomi

tersebut adalah kombinasi dari variabel yang digunakan pada berbagai

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Variabel yang

digunakan antara lain:

a. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), varibel ini digunakan oleh

Rizkiyanto dan Surya (2014). Diperoleh dengan mengambil data dari

yahoo finance dalam frekuensi bulanan.

b. Valas atau nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing (Hadi dan Yap,

2015; Rizkiyanto dan Surya, 2014; Kwon dan Shin, 1999), variabel ini

diambil dari harga tukar Rupiah per US$1. Nilai tukar yang digunakan

adalah kurs transaksi jual yaitu nilai tukar mata uang asing yang dipakai

sebagai pedoman dalam melakukan transaksi yang melibatkan mata uang

asing.

91

c. Harga minyak mentah (Hadi dan Yap, 2015; Rizkiyanto dan Surya, 2014),

diambil dari harga beli minyak mentah oleh pemerintah Indonesia.

d. Real Interest, mengacu pada hubungan antara tingkat bunga dan inflasi

yang dikemukakan oleh Irving Fisher, 1977 [1930] dalam Theory of

Interest, Rodoni dan Ali (2010:65) menjelaskan, untuk tinglat inflasi yang

rendah, pendekatan yang digunakan adalah:

ir

di mana:

r adalah real interest

i adalah nominal interest atau tingkat suku bunga (SBI)

π adalah tingkat inflasi

pendekatan ini digunakan untuk menjelaskan daya beli yang

sesungguhnya dari pinjaman.

91

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Efficient Market Hypothesis

Istilah “Pasar Efisien” dikenalkan pertama kali oleh Eugene

Fama pada tahun 1965 di dalam sebuah jurnal yang berjudul “Random

Walks in Stock Market Price”. Fama menjelaskan pasar efisien sebagai:

“Sebuah pasar dimana sejumlah besar maksimalisasi keuntungan rasional

secara aktif bersaing, dimana masing-masing mencoba untuk memprediksi

nilai pasar di masa depan dari tiap-tiap sekuritas, dan dimana informasi

penting terkini secara bebas tersedia untuk semua yang berkepentingan”.

Secara singkat menyatakan bahwa investor berusaha untuk menggunakan

informasi yang tersedia untuk memprediksi nilai pasar di masa depan dari

sekuritas (Utami, 2006).

Fama menyatakan tiga bentuk dari efisiensi pasar yang dibedakan

berdasarkan informasi yang tersedia untuk investor. Yang pertama adalah

weak form, dalam hal ini informasi hanya sebatas pada harga di masa lalu

(atau keuntungan di masa lalu). Kemudian yang berikutnya adalah semi

strong form, bentuk kedua ini berfokus pada kecepatan penyesuaian harga

untuk informasi lainnya yang jelas tersedia untuk umum (misalnya,

pengumuman stock split, laporan tahunan, masalah keamanan yang

muncul, dll). Dan yang terakhir, tes bentuk yang kuat (strong form test) di

92

mana yang menjadi perhatian adalah apakah seorang atau sekelompok

investor (misalnya, manajemen reksa dana) dapat memonopoli akses

informasi yang relevan untuk pembentukan harga baru yang akan muncul.

Pasar yang sudah memiliki salah satu dari tiga bentuk yang dijelaskan

tersebut, tidak mungkin bisa memberikan keuntungan yang lebih kepada

investor karena harga pasar akan dengan cepat menyesuaikan dengan

informasi yang sudah tersedia.

2. Merger dan Akuisisi

Menjadi perusahaan kecil terlihat baik-baik saja, namun jika sebuah

perusahaan mampu bersaing secara macro maka akan menghasilkan profit

yang luar biasa, hal inilah yang mendasari prinsip strategi Merger dan

Akuisisi (M&A). Setiap bisnis berjuang untuk dapat bertahan di dalam era

perkembangan keunggulan kompetensi. Disinilah M&A mulai dilirik

sebagai strategi pertumbuhan ekternal secara langsung. Fenomena ini

sudah banyak terlihat di ekonomi negara maju dan berkembang, namun

semakin berkembang dan sering digunakan sebagai strategi jitu di

perekonomian global saat ini. Perusahaan di berbagai sektor industri mulai

terlihat berubah secara drastis dalam peranannya pada perkembangan

ekonomi. Pemilik perusahaan yang mulai merasakan ketatnya persaingan

M&A menjadikan hal ini sebgai salah sati cara untuk memastikan

perusahaan memiliki prospek berkembang lebih baik. Beberapa hal yang

mendasari perusahaan mengadopsi strategi M&A antara lain:

a) Mengurangi waktu, biaya dan risiko kegagalan memasuki pasar baru

93

b) Mengakses reputasi teknologi, produk dan merk dagang

c) Memperoleh individu-individu sumberdaya manusia yang profesional

d) Membangun kekuatan pasar dan memperluas pangsa pasar

e) Mengurangi persaingan dan mendiversifikasi lini produk

f) Mempercepat pertumbuhan

g) Menstabilkan cash flow dan keuntungan

Melakukan merger dan akuisisi tidak semata-mata pasti akan

berhasil. Merger dan akuisisi layaknya pisau bermata dua. Bila merger dan

akuisisi yang dilakukan berhasil, posisi perusahaan akan semakin kuat di

pasar dan potensi pertumbuhan perusahaan akan semakin besar pula.

Namun bila gagal, maka perusahaan akan memperoleh kerugian yang

sangat besar. Seperti yang diungkapkan oleh Epstein (2005:38-41) ada

enam kunci keberhasilan merger dan akusisi:

a) Strategic Vision and Fit

b) Deal Structure

c) Due Diligence

d) Pre Merger Planning

e) Post-merger Integration (PMI)

f) External Factors

B. Hasil Analisis dan Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum dari

data yang digunakan. Tabel dibawah ini menunjukan statistik deskriptif atas

94

variabel- variabel yang ada pada pemodelan panel data penelitian skripsi

ini. Uji noemalitas dapat dilakukan untuk mengetahui apakah residualnya

telah terdistribusi secara normal.

Dengan hipotesis H0 : distribusi residual telah terdistribusi secara

normal dan melihat melalui probability atas Jarque-Bera dan tingkat

signifikasi 95% (α = 5%), dapat dilihat pada tabel 4.1, hasil uji semua

variabel menunjukan nilai p value (probability) seluruh variabel 0,0000 <

0,05 sehingga H0 ditolak atau yang berarti residual berdistribusi tidak

normal.

Tabel 4.1

Descriptive Statistic

Sumber diolah peneliti

2. Estimasi Model Data Panel

Metode Data Panel memiliki beberapa pendekatan atau model

untuk menjelaskan regresi dari variabel penelitian antara lain: Common

effect, Fixed effect, dan Random Effect. Variabel- variabel yang digunakan

dalam penelitian ini meliputi profitabiilitas, pertumbuhan penjualan, ukuran

95

perusahaan, struktur aktiva, dan likuiditas sebagai variabel independen,

serta financial leverage sebagai variabel dependen. Variabel-variabel

tersebut akan diuji dengan menggunakan program Eviews. Pemilihan

model yang paling tepat akan menggunakan beberapa uji seperti: Uji Chow,

Uji Haussman, Uji Langrange Multiplier.

a. Chow Test

Untuk mengetahui model data panel yang akan digunakan,

pertama akan dilakukan uji Chow untuk membandingkan dua model

yaitu Common effect dan Fixed effect. Sebelum dilakukan uji terlebih

dahulu dibuat hipotesisnya. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : Prob.Cross-section Chi Square <0,05 digunakan model Fixed effect

H1 : Prob.Cross-section Chi Square >0,05 digunakan model Common

effect

Pertama, dilakukan pengolahan data dengan metode Common

Effect, sebagai salah satu syarat untuk melakukan uji Chow. Hasil

pengolahan Eviews 9 didapatkan hasil sebagai berikut:

96

Tabel 4.2

Common Effect Model

Sumber: diolah peneliti

Kemudian dilakukan pengolahan data dengan metode pendekatan

Fixed Effect Model untuk dibandingkan dengan metode pendekatan

Common Effect Model diatas. Hasil Pengolahan Eviews 9 didapatkan

hasil sebagai berikut:

97

Tabel 4.3

Fixed Effect Model

Sumber: diolah peneliti

Setelah kedua model dihitung maka uji Chow sudah dapat

dilakukan. Hasil uji dengan menggunakan Eviews 9 didapatkan nilai F-

statistik sebagai berikut:

Tabel 4.4

Chow Test

Sumber diolah peneliti

98

Dari tabel 4.3 diperoleh nilai Prob. Cross-section Chi-square

sebesar 0,0000 dimana nilai tersebut kurang dari 0,05 (0,0000 < 0,05),

maka H0 diterima, sehingga model data panel yang digunakan adalah

Fixed Effect Model.

b. Pendekatan Random Effect Model

Dari uji Chow diatas, diketahui bahwa model yang digunakan

adalah Fixed Effect Model, berikutnya masih harus dibandingkan dengan

model yang terakhir yaitu Random Effect Model. Menetukan pilihan

model yang terbaik diantara kedua pendekatan dapat dilakukan dengan

berdasar pada metode rule of thumb yang dikemukakan oleh Judge et.al

dalam buku “Introduction to Theory and Practice of Econometrics”

(Gujarati 2009, hal 606-607) yang menerangkan bahwa:

Bila T (time series) besar sedangkan N (cross section) kecil maka

hasil estimasi Fixed effect dan Random effect tidak jauh berbeda.

Dalam hal ini umumnya akan didsarkan pada kemudahan

penghitungan, yaitu Fixed Effect.

Penelitian ini memiliki T yang lebih besar (120) dan N lebih kecil

(35), pemilihan N dilakukan dengan metode purposive sampling dimana

pemilihan dilakukan dengan beberapa peraturan khusus dan tidak dipilih

secara acak, maka akan digunakan Fixed Effect Model.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi

99

korelasi linear yang mendekati sempurna antara lebih dari dua variabel

bebas. Uji ini menggunakan correlation matrix dengan melihat apakah

ada koefisien korelasi antara dua variabel bebas dengan nilai lebih besar

dari 0,8. Hasil uji multikolinearitas terlihat pada tabel di bawah:

Tabel 4.5

Uji Multikolinearitas

Sumber diolah peneliti

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa tidak terjadi

multikolinieritas, dibuktikan oleh hasil korelasi parsial antara variabel

bebas dimana tidak satupun memberikan nilai koefisien korelasi yang

melebihi 0,8.

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu

adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan

pada model regresi. Syarat yang harus terpenuhi dalam model regresi

adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Untuk penelitian ini uji

heteroskedastisitas akan menggunakan metode Glejser. Adapun

hipotesisnya adalah sebagai berikut:

100

H0 : Tidak terdapat masalah heteroskedastisitas

H1 : Terdapat masalah heteroskedastisitas

Probabilitas < Alpha (0.05), H0 ditolak, H1 diterima

Probabilitas > Alpha (0.05), H1 ditolak, H0 diterima

Adapun hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dapat

dilihat pada grafik 4.5.

Tabel 4.6

Hasil Uji Glejser

Sumber diolah peneliti

Berdasarkan hasil Glejser terlihat bahwa nilai Prob. dari masing-

masing variabel independent lebih besar dari Alpha (0,05) sehingga

dapat disimpulkan, H1 ditolak dan H0 diterima. Dengan demikian pada

persamaan regresi linier berganda dalam model ini tidak ada gejala atau

tidak terjadi heterokedastisitas.

101

4. Pengujian Hipotesis

a. Uji F

Hasil uji F-Statistics digunakan untuk mengukur apakah semua

variabel independen yang digunakan mempunyai pengaruh secara

bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Signifikansi

model regresi pada penelitian ini diuji dengan melihat siginifikansi pada

Prob(F-Statistics). Selengkapnya mengenai hasil uji F penelitian dapat

dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.7

F-Statistics

Sumber diolah peneliti

Dari tabel 4.6 menunjukan bahwa nilai Prob(F-Statistics) sebesar

0,000000. Hal ini memberikan hasil yang signifikan, sehingga dapat

disimpulkan bahwa IHSG, Valas (nilai tukar Rupiah terhadap Dolar,

harga minyak mentah, Real Interest secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap harga saham perusahaan merger akuisisi. Hal ini

dikarenakan nilai sig. 0,000000 < alpha (α = 5 %) maka dapat

disimpulkan H0 ditolak dan variabel independen secara signifikan

berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Uji-t

Uji Parsial atau uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel

independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen secara

102

individual atau secara parsial. Hasil uji t dapat diketahui melalui nilai

Prob(t-Statistics) yang terdapat pada tabel regresi Fixed Effect Model.

Selengkapnya mengenai hasil uji t penelitian dapat dilihat sebagai

berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji-t

Sumber diolah peneliti

1) Pengaruh IHSG terhadap saham perusahaan merger dan akuisisi

Variabel IHSG berpengaruh signifikan terhadap harga saham

perusahaan merger dan akuisisi dengan nilai 0,0000 < 0,05. Hal ini

menunjukan bahwa variabel IHSG berpengaruh positif terhadap harga

saham perusahaan, dengan demikian H2 diterima (hipotesis yang

diajukan peneliti diterima).

Hasil penelitian ini sesuai dengan landasan teori Efficient

Market Hypothesis dalam bentuk setengah kuat (semi strong form)

yang menyatakan bahwa informasi yang dipublikasikan

mempengaruhi harga-harga sekuritas yang terdaftar di pasar saham.

103

IHSG juga memenuhi dua dari faktor yang dijelaskan oleh Hartono

(2013:569) yaitu: 1) Informasi tersedia secara luas kepada semua

pelaku pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk memperoleh

informasi tersebut murah; 2) Informasi dihasilkan secara acak

(random) dan tiap-tiap pengumuman informasi bersifat random satu

dengan lainnya sehingga investor tidak dapat memprediksi kapan

emiten akan mengumumkan informasi yang baru. IHSG merupakan

salah satu informasi yang tersedia secara luas di berbagai media,

secara khusus Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menyediakan

informasi ini secara historis dan diberikan dengan harga murah.

Hubungan absolute antara harga saham dan IHSG

menyebabkan hubungan keduanya bersifat positif diantara keduanya.

Investor akan melihat bagaimana reaksi IHSG terhadap faktor-faktor

ekonomi, jika IHSG memberikan reaksi yang menjanjikan maka

investor akan membeli saham yang akan menjadikan harga saham

juga ikut meningkat begitu pula sebaliknya.

2) Pengaruh valas (nilai tukar Rupiah terhadap Dolar) terhadap

saham perusahaan merger dan akuisisi.

Variabel valas berpengaruh signifikan terhadap harga saham

perusahaan merger dan akuisisi terhadap dengan nilai significant level

0,000 > 0,05). Hal ini menunjukan bahwa variabel struktur aktiva

berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan merger dan

104

akuisisi dengan demikian H3 diterima (hipotesis yang diajukan

peneliti diterima).

Bodie, et al (2007) mengungkapkan bahwa faktor makro

ekonomi yang dapat mempengaruhi harga saham, antara lain suku

bunga, inflasi, dan nilai tukar. Kondisi iklim investasi pada pasar

modal di Indonesia sendiri sedikit banyaknya dipengaruhi oleh

kondisi ekonomi makro. Nilai tukar Rupiah menjadi salah satu faktor

ekonomi makro yang berhubungan dengan likuiditas karena

perusahaan yang memiliki hutang luar negeri harus menyediakan

pembayaran dalam bentuk mata uang asing.

Dampak melemahnya nilai tukar terhadap harga saham di

pasar modal memang sangat memungkinkan, mengingat sebagaian

besar perusahaan yang terbuka (Go-Public) di Bursa Efek Indonesia

mempunyai utang luar negeri dalam bentuk valuta asing (Cahya, et al,

2015). Sehingga jika kondisi nilai tukar Rupiah diperkirakan buruk,

maka kemungkinan besar refleksi pada indeks harga saham yang akan

menurun. Hal ini karena pelemahan kurs Rupiah terhadap mata uang

asing merupakan sinyal negatif bagi investor sehingga akan

mempengaruhi harga saham tersebut (Ang, 1997). Perubahan nilai

tukar sendiri menjadi variabel yang paling dominan diperhatikan oleh

investor untuk menempatkan dananya di pasar modal karena adanya

capital gain dalam jangka pendek yang hendak diraih oleh investor

(Nurhakim, 2010).

105

Nilai valas merupakan informasi publik yang mencerminkan

kuat atau lemahnya mata uang suatu negara. Dalam perdagangan

internasional valas digunakan sebgai alat tukar yang disepakati oleh

kedua belah pihak, sehingga valas menjadi suatu informasi penting

bagi pelaku pasar. Informasi valas tersedia secara luas dan setiap

pelaku pasar mengerti tentang informasi ini, beberapa perusahaan

perbankan juga menyediakan informasi valas kepada nasbahnya

secara berkala. Hal ini membuktikan bahwa valas masuk dalam faktor

EMH dalam bentuk Semi Strong Form.

3) Pengaruh harga minyak mentah terhadap harga saham

perusahaan merger dan akuisisi

Variabel harga minyak mentah tidak berpengaruh signifikan

terhadap harga saham perusahaan merger dan akuisisi dengan nilai

significant level 0,7119 > 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel

harga minyak mentah ukuran tidak berpengaruh signifikan terhadap

harga saham perusahaan merger dan akuisisi, dengan demikian H4

ditolak (hipotesis yang diajukan peneliti tidak diterima).

Hasil ini tidak sesuai dengan landasan teori Basher dan

Sadorsky (2006) mengungkapkan peningkatan harga minyak akan

mendorong peningkatan biaya produksi di negara importir minyak

karena tidak adanya input substitusi dari minyak mentah. Biaya

produksi yang tinggi akan mengurangi arus kas dan pada akhirnya

menurunkan harga saham. Minyak mentah merupakan salah satu

106

faktor penggerak perekonomian. Minyak mentah memiliki peran yang

penting dalam fungsi produksi. Minyak mentah memiliki keterkaitan

yang erat dengan proses produksi. Kinerja harga minyak mentah

seringkali dijadikan sebagai tolak ukur kinerja perekonomian

Indonesia karena perannya dipandang penting dalam proses produksi.

Penelitian Adebiyi et. al. (2009) yang mengungkapkan bahwa bahan

bakar minyak adalah salah satu input penting bagi produksi sehingga

jika ada kenaikan harga bahan bakar minyak akan meningkatkan

biaya produksi dan mengurangi produktifitas.

Kenaikan harga minyak akan menimbulkan guncangan yang

negatif pada sisi penawaran (negative supply-side shock). Artinya,

kenaikan harga minyak akan menyebabkan naiknya ongkos energi

bagi perusahaan-perusahaan (dunia usaha), yang pada gilirannya akan

mempengaruhi keputusan perusahaan untuk menambah atau

mengurangi jumlah produksi. Hal tersebut akan mempengaruhi

jumlah output yang dihasilkan serta harga jual output perusahaan.

Selanjutnya akan berpengaruh terhadap daya beli konsumen, dimana

naiknya biaya produksi akan membuat naiknya harga jual serta

konsumen akan cenderung mengurangi jumlah barang yang

dikonsumsi sehingga penerimaan produsen akan cenderung menurun

dan mempengaruhi arus kas. Arus kas yang menurun akan dipandang

tidak baik oleh investor sehingga hal tersebut akan membuat investor

107

tidak tertarik untuk menginvestasikan dananya pada saham

perusahaan.

Harga minyak mentah tidak berpengaruh pada harga saham

dapat disebabkan kaena perusahaan merger dan akuisisi lebih banyak

didominasi oleh sektor non manufaktur, sehingga kenaikan harga

minyak dunia tidak mempengaruhi harga saham perusahaan merger

dan akuisisi. Disisi lain investor mungkin tidak terlalu

memperhitungkan harga minyak mentah dalam hal keputusan

pembelian saham. Investor bereaksi pasif terhadap harga minyak

mentah.

4) Pengaruh Real Interest terhadap harga saham perusahaan

merger dan akuisisi

Variabel Real Interest tidak berpengaruh signifikan terhadap

harga saham perusahaan merger akuisisi dengan nilai significant level

0,8094 < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel Real Interest tidak

berpengaruh terhadap harga saham perusahaan merger dan akuisisi,

dengan demikian H5 ditolak (hipotesis yang diajukan peneliti ditolak).

Hasil ini tidak sesuai dengan landasan teori yang menyatakan

bahwa meningkatnya tingkat bunga akan menurunkan nilai sekarang

dari pendapatan dividen di masa datang, sehingga kondisi ini akan

mempengaruhi menurunnya harga saham di pasar modal. Sebaliknya,

menurunnya tingkat bunga akan menurunkan biaya oportunitas

(opportunity cost) peminjaman. Menurunnya tingkat bunga akan

108

mendorong investasi dan aktivitas ekonomi, sehingga meningkatkan

harga saham (Setyastuti,2015).

Tingkat suku bunga merupakan nilai yang sangat menentukan

besarnya nilai sekarang dari pendapatan dividen di masa yang akan

datang. Meningkatnya tingkat bunga akan menurunkan nilai sekarang

menyebabkan Investor lebih suka menanamkan uangnya dalam

bentuk investasi yang lain, misalnya dengan menyimpan uangnya di

bank daripada menginvestasikannya dalam bentuk saham. Hal ini

akan mendorong mereka untuk melepas saham yang mereka miliki,

sehingga saham yang dilepas akan meningkatkan jumlah yang

ditawarkan di pasar saham, dan selanjutnya akan menekan harga.

Menurunnya tingkat bunga akan mendorong investasi dan aktivitas

ekonomi, sehingga meningkatkan harga saham.

Di sisi lain kinerja pasar modal yang mengalami penurunan

yang ditandai dengan menurunnya harga saham secara terus menerus,

akan mengundang peluang bagi sektor perbankan untuk menawarkan

dananya kepada perusahaan. Penawaran yang semakin meningkat

akan mengakibatkan peningkatan permintaan dana dari sektor

perbankan ke masyarakat, sehingga tawaran tingkat suku bunga yang

relatif lebih tinggi akan dapat merealisasikan kegiatan penghimpunan

dana dari masyarakat.

c. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk menggambarkan

109

seberapa besar perubahan atau variasi dari variabel dependen dapat

dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari variabel independen. Dalam

penelitian ini menggunakan nilai Adjusted R Square karena variabel

independen lebih dari dua dan nilai Adjusted R Square dapat naik turun

apabila variabel independen ditambahkan ke dalam model penelitian,

maka dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.9

Hasil Koefisien Determinasi

Sumber : Data yang telah diolah

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,788859 atau 78,88%, hal ini

berarti harga saham perusahaan merger akuisisi dapat dijelaskan oleh

IHSG, valas (nilai tukar Rupiah terhadap Dolar) harga minyak mentah,

dan Real Interest, sedangkan sisanya sebesar 21,12% kemungkinan

dapat dijelaskan oleh faktor lain diluar model yang tidak dimasukkan ke

dalam penelitian ini misalnya kebijakan ekonomi makro lain, seperti

pajak, dan kebijakan yang diambil oleh internal perusahaan, seperti

kinerja perusahaan.

d. Uji Beda

1) Pengambilan data

Data yang digunakan dalam uji beda adalah perusahaan yang

lolos dalam pemilihan sample yang berjumlah 32 perusahaan merger

110

dan akusisi. Syarat sample dalam uji beda menyisakan 29 perusahaan

dikarenakan panjang waktu pengamatan tidak sesuai. Perusahaan

yang dikeluarkan dari sample adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT

Darma Henwa Tbk., PT Indo Tambangraya Megah Tbk., dan PT

Medco Energi International Tbk.

2) Estimasi event window

Event window yang diambil dalam penelitian ini adalah 15

bulan sebelum M&A dan 15 bulan sesudah M&A. Penghitungan

dilakukan untuk mencari average abnormal return dan didapatkan

data sebagai berikut:

Tabel 4.10

Average Abnormal Return

Kode Pers Sebelum Event date Sesudah Kode Pers Sebelum Event date Sesudah

RMBA 0.052095 -0.023657 0.029056 MDLN 0.006169 0.032046 0.002448

BNLI 0.028660 -0.079477 0.014551 BBCA 0.006169 0.032046 0.002448

NISP 0.026060 0.017946 0.007807 TINS 0.007674 0.015072 -0.000025

BBRI 0.026633 0.038314 0.006533 EXCL 0.007674 0.015072 -0.000025

ANTM 0.029056 0.013449 0.007334 SMCB 0.002182 -0.003132 -0.008846

JSMR 0.023983 0.062293 0.004554 AISA 0.002182 -0.003132 -0.008846

KKGI 0.022726 -0.076189 0.013794 DVLA 0.002182 -0.003132 -0.008846

KIJA 0.014240 0.028778 0.017921 BMRI -0.000045 0.043090 -0.008069

KLBF 0.004910 0.049806 0.001111 ASII 0.001572 0.009444 -0.008829

ASRI 0.007334 0.020582 0.001994 SDRA 0.013168 0.011949 -0.005084

SMGR 0.013794 0.031741 0.006563 PNIN -0.000025 -0.060993 0.009405

SCMA 0.016810 -0.049270 0.005038 LSIP -0.004194 -0.001401 0.012900

AUTO 0.016810 -0.049270 0.005038 PLIN -0.007686 0.045817 0.011102

TKIM 0.006735 0.045053 0.010961 JPFA 0.006517 0.010762 0.013557 Sumber: diolah peneliti

3) Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menjawab pertanyaan

apakah pengumuman merger dan akuisisi yang dilakukan oleh

perusahaan memiliki pengaruh terhadap harga saham perusahaan.

111

Analisis ini dilakukan untuk menguji H6 yang menyatakan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return sebelum dan

sesudah merger dan akuisisi, dengan menggunakan Wilcoxon Signed

Ranks Test.

Tabel 4.11

Uji Wilcoxon Signed Ranks Test terhadap perbedaan Abnormal

Return

Sumber: diolah peneliti

Hasil analisis menggunakan program SPSS diatas menunjukan

perbandingan abnormal return sebelum dan setelah terjadinya merger

dan akuisisi, melalui uji Wilcoxon Signed Rank Test. Setelah

melakukan pengujian secara statistic dapat diketahui nilai Z sebesar -

2,437 dengan signifikansi sebesar 0,015. Dengan nilai signifikasi

112

lebih kecil dari 0,05 (0,015 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

H6 diterima. Artinya terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan

sesudah peristiwa merger dan akuisisi.

Uji diatas membuktikan bahwa pengumuman merger dan

akuisisi direspon oleh pasar sehingga harga saham bergerak

membentuk harga keseimbangan yang baru. Hal ini dimungkinkan

jika investor merespon dengan cepat informasi tentang merger dan

akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan. Secara umum, perubahan

return yang terjadi menyebabkan investor bergerak cepat untuk

merespon setiap informasi yang ada, apakah menguntungkan atau

merugikan. Jika informasi yang diperoleh menguntungkan maka

investor akan dengan segera mengambil kesempatan tersebut dan

dengan adanya banyak investor yang mengetahui hal tersebut maka

dengan cepat pula harga akan meningkat sehingga keuntungan yang

diperoleh tidak akan besar. Pasar seperti ini, dimana setiap

kesempatan laba terhapus hampir seketika, dapat dikatakan sebagai

pasar efisien.

Pada tabel ranks dapat dilihat Negative Ranks atau selisih

negatif antara abnormal return sebelum dan sesudah merger dan

akuisisi adalah 20. Nilai ini menunjukan bahwa terdapat 20 data

negatif yang artinya terdapat 20 perusahaan yang menunjukan

penurunan abnormal return dari sebelum terjadinya merger dan

akuisisi dengan rata-rata penurunan sebesar 15,50. Sedangkan

113

Positive Ranks menunjukan 8 data mengalami peningkatan abnormal

return setelah terjadinya merger dan akusisi dengan rata-rata

peningkatan sebesar 12,00. Tidak terdapat nilai abnormal return yang

sama dalam penelitian ini. Penurunan abnormal return juga terjadi

sebagai imbas dari respons para investor yang mengharapkan hasil

positif dari terjadinya merger dan akuisisi.

Sesuai dengan hipotesis efisiensi pasar setengah kuat yang

menyatakan bahwa investor bereaksi secara cepat terhadap informasi

baru sehingga harga sekuritasnya akan berubah sesuai dengan

perubahan nilai sebenarnya akibat informasi tersebut, konsekuensinya

adalah para penanam modal (investor) tidak akan memperoleh return

yang lebih besar dengan memanfaatkan informasi yang

dipublikasikan dari perusahaan. Pada penelitian ini, peneliti hanya

memanfaatkan informasi masa lampau dan informasi yang

dipublikasikan ke masyarakat yaitu pengumuman merger dan akuisisi.

Hasil penelitian menunjukkan penurunan abnormal return yang

diperoleh investor membuktikan bahwa pasar modal Indonesia sudah

efisien dalam bentuk setengah kuat.

114

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil uraian tentang pengujian pasar efisien bentuk setengah kuat

pada pasar modal di Indonesia, studi kasus perusahaan merger dan akuisisi

selama tahun 2008-2017, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukan secara simultan IHSG, valas (nilai tukar

Rupiah terhadap Dolar), harga minyak mentah, dan Real Interest

berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan merger dan

akuisisi.

2. Hasil penelitian secara parsial menunjukan bahwa:

a. IHSG berpengaruh terhadap harga saham perusahaan merger dan

akuisisi

b. Valas atau nilai tukar Rupiah terhadap Dolar berpengaruh terhadap

harga saham perusahaan merger dan akuisisi

c. Harga minyak mentah berpengaruh terhadap harga saham perusahaan

merger dan akuisisi

d. Real interest berpengaruh terhadap harga saham perusahaan merger

dan akuisisi

3. Hasil dari Adjusted R square diperoleh hasil 0,788859. Hal ini berarti

bahwa harga saham erusahaan merger akuisisi dapat dijelaskan oleh IHSG,

valas (nilai tukar Rupiah terhadap Dolar) harga minyak mentah, dan Real

115

Interest, sedangkan sisanya sebesar 21,12% kemungkinan dapat dijelaskan

oleh faktor lain diluar model yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian

ini misalnya kebijakan ekonomi makro lain, seperti pajak, dan kebijakan

yang diambil oleh internal perusahaan, seperti kinerja perusahaan.

4. Berdasarkan hasil uji beda yang dilakukan untuk membandingkan

abnormal return sebelum dan sesudah merger dan akuisisi menunjukan:

a. Terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return sebelum

dan sesudah merger dan akuisisi.

b. Terdapat 20 perusahaan yang menunjukan penurunan abnormal return

setelah merger dan akuisisi jika dibandingkan dengan sebelum

terjadinya merger dan akuisisi, sedangkan 8 sisanya menunjukan

peningkatan.

5. Dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa pasar modal di Indonesia

efisien pada bentuk setengah kuat.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka terdapat beberapa saran

yang perlu memperoleh penekanan. Hasil penelitian ini merupakan informasi

yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan, investor dan akademisi.

1. Bagi Emiten

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

untuk memutuskan kebijakan ekspansi dan pengembangan yang akan

diambil perusahaan dalam hal merger dan akuisisi. Perusahaan sebaiknya

perlu menganalisa lebih lanjut sebelum merencanakan merger dan akuisisi,

116

terutama faktor diluar perusahaan seperti politik, ekonomi makro, sosial

apakah akan memberikan dampak yang baik bagi perusahaan setelah

melakukan merger dan akuisisi. Termasuk dampak yang akan terjadi pada

harga saham perusahaan di pasar modal, karena investor akan lebih jeli

dalam mempertimbangkan asset yang dipilih sehingga keputusan

perusahaan melakukan merger dan akuisisi akan mempengaruhi keputusan

investor dalam membeli saham perusahaan.

2. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan para

investor dalam menentukan investasi yang akan dilakukan, karena pada

dasarnya setiap investor menginginkan imbal hasil yang leih besar saat

membeli suatu asset. Setiap kebijakan yang diambil oleh perusahaan akan

mempengaruhi harga saham di pasar modal dan pada akhirnya akan

mempengaruhi imbal hasil yang didapat oleh investor.

Investor diharapkan lebih bijak dan rasional dalam usahanya untuk

memaksimalkan laba. Lebih berhati-hati untuk menghadapi pengumuman-

pengumuman perusahaan yang hendak melakukan merger dan akuisisi,

agar bisa lebih teliti meramalkan perkembangan perusahaan tersebut dan

menganalisa lebih dalam kondisi keuangan perusahaan.

Perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi tidak selamanya

memberikan efek positif dalam perkembangan perusahaan kedepannya.

Keuntungan jangka pendek yang didapat dari keputusan merger dan

akuisisi harus diimbangi dengan perkembangan jangka panjang

117

perusahaan agar harga saham perusahaan tersebut di pasar modal dapat

terus naik dan memberikan keuntungan jangka panjang bagi investor.

3. Bagi Akademisi

Dapat mengembangkan penelitian selanjutnya dengan

menggunakan variabel ekonomi makro lainnya yang mungkin memiliki

pengaruh lebih besar terhadap perubahan harga saham dan return-nya.

Penelitian ini juga masih memiliki banyak keterbatasan seperti pengaruh

perilaku investor dalam menyikapi pengumuman merger dan akuisisi,

serta kurangnya dasar dalam memastikan seberapa cepat investor

menanggapi pengumuman tersebut.

118

DAFTAR PUSTAKA

Abzahd, Meyerson dan Sahagun. “Determinants of Mergers and Acquisitions in

the Energy Industry: Evidence from the European Market”. Master Thesis

in Business Administration, Corporate and Financial Management: Lund,

2009.

Amewu, Godfred. “Implication of Merger and Aquisition on Stock Return Before

and During The 2007 – 2009 Credit Crunch: An Event Study”. Ghana

Institute of Management and Public Administration, Ghana, 2014.

Aritonang, Slamat Harijono, Djazuli, dan Susanto. “Analisis Return, Abnormal

Return, Aktivitas Volume Perdagangan atas Pengumuman Merger dan

Akuisisi (Studi pada Perusahaan yang Listed di BEI tahun 2000–2002)”.

WACANA, Volume 12, No. 4, 2009.

Berk, J., DeMarzo, P., & Harford, J. “Fundamentals of Corporate Finance”

Second Edition. England: Pearson Education Limited, 2012.

Brealey, Myers dan Marcus. “Fundamentals of Corporate Finance”. Edisi Tujuh.

ISBN 978-0-07-131474-9. McGraw-Hill/Irwin: New York, 2012.

Chowa, Taonaziso, Nyanhete, Mhlanga. “An Event Study of the Zimbabwe Stock

Exchange (ZSE): Implications for Post-Dollarisation Market Efficiency”.

Mediterranean Journal of Social Sciences, 273-282. Vol. 7. MCSER

Publishing: Rome-Italy, 2014

Campbell, J.y., A.W. Lo, dan A.C. MacKinlay. “The Econometrics of Financial

Markets”. Princeton Press, ISBN: 9780691043012.

DePamphilis, Donald. “Mergers and Acquisitions Basics: All You Need To

Know”. ElSavier: UK, 2011.

Ekananda, Mahyus. “Analisis Ekonometrika Data Panel”. Mitra Wacana Media:

Jakarta, 2014.

119

Epstein, Marc J. “The Determinants and Evaluation of Merger Sucess”. Business

Horizons 48, 37-46. Science Direct, 2005.

Fama, Eugene F. “Efficient Capital Market: A Review of Theory and Empirical

Work”. The Journal of Finance, 383-417. Vol. 25, No. 2, Papers and

Proceedings of the Twenty-Eighth Annual Meeting of the American

Finance Association New York. Blackwell Publishing, May, 1970.

Gujarati, Damodar N., dan Dawn C.P. “Basic Econometrics”. Fifth Edition.

Singapura: The McGraw-Hill Companies Inc, 2009.

Gaughan, Patrick A.. “Mergers What Can Go Wrong and How to Prevent It”.

John Wiley & Sons, Inc.: New Jersey, 2005.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19”.

Edisi Kelima. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang, 2011.

Gilson, Ronald J. dan Kraakman, Reinier. “Market Efficiency after the Financial

Crisis: It’s Still a Matter of Costs”. Working Paper, No. 458, Law and

Economics, Stanford Law School, Februari 2014.

Grave, Kathleen, Vardiabasis, dan Yavas. “The Global Financial Crisis and

M&A”. International Journal of Business and Management, 56-66. Vol. 7,

No. 11, June 2012.

Hadi, Abdul dan Yap, Eddy. “Counter-Evidence of ASEAN Stock Market

Efficiency“. International Journal of Economic and Finance. Volume 7,

No. 7, 2015.

Harrison, Barry dan Widjaja, Theodorus Wisnu. “Did The Financial Crisis

Impact On The Capital Structure Of Firm?”. Discussion Paper in

Economic. 2013.

Hull, Matthew dan McGroarty, Frank. “Do Emerging Markets Become More

Efficient as They Develop? Long Memory Persistence in Equity Indices”.

Emerging Markets Review. 2014.

120

Ikram, Faizil dan Nugroho, Anggoro Budi. “Cumulative Average Abnormal

Return and Semistrong Form Efficiency Testing in Indonesian Equity

Market Over Restructuring Issue”. International Journal of Management

and Sustainability. School of Business and Management, Institute

Teknologi Bandung, 2014.

Kuncoro, Mudrajat. “Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi”. Edisi Keempat.

Erlangga: Jakarta. 2013.

Kwon, Chung S dan Shin, Tai S. “Cointegration and causality between

macroeconomic variables and stock market returns”. Global Finance

Journal. Volume 10, No. 1, 1999.

Lim, Kian-Ping. “Ranking market efficiency for stock markets: A nonlinear

perspective”. ScienceDirec. Volume 376, 2007.

Laksmi, NK Uchi dan Ratnadi, NM Dwi. “Perbedaan Abnormal Return Sebelum

dan Sesudah Pengumuman Penurunan Harga BBM”. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana. Volume 13 No 3. Desember 2015. ISSN: 2303-1018

Ma, Jianyu, Pagan, dan Chu. “Abnormal Return to Mergers and Aquisition in Ten

Asian Stock Markets”. International Journal of Business, Volume 14, No.

3, 2009.

Moin, Abdul. “Merger, Akuisisi dan Divestasi”. Edisi pertama. Cetakan pertama.

Ekonisia: Yogyakarta, 2003.

Nachrowi, Djalal Nachrowi dan Usman, Hardius. “Penggunaan Teknik

Ekonometri”. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Novalisa, Putri dan Djajanti, Atik. “Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi

Terhadap Kinerja Perusahaan Publik Di Indonesia (Periode 2004–

2011)”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Volume 1 No 1, 2013.

121

Olweny, Tobias. “Dividend Announcement and Firm Value: A Test of Semi

Strong Form of Efficiency at the Nairobi Stock Exchange”. Asian Social

Science. Volume 8, No. 1. January 2012.

Oprean, Camelia. “Testing the financial market informational efficiency in

emerging states”. Review of Applied Socio- Economic Research. Volume

4, Issue 2. 2012.

Pangastuti, Yang, A.S. “Stock market efficiency and liquidity: The Indonesia

Stock Exchange merger, Research in International Business and

Finance”. 2015.

Priyadarsini, Ms. Uma dan Lourthuraj. “An Empirical Analysis On Semi Strong

Form Efficiency In Select FMCG Companies Listed In NSE”. International

Journal of Management (IJM). Volume 6, Issue 1, January 2015.

Ravichandran, K. “Effect of Financial Crisis Over Mergers and Acquisitions in

GCC Countries”. 2008.

Reddy, Kotapati Srinivasa, Nangia, dan Agrawal.”The Global Financial Crisis,

and Cross-border Merger and Acquisition: A 26-nation explonatory

Study”. Global Journal of Emerging Market Economies, 257–281, 2014.

Rizkianto, Gita Denaya dan Surya, Budhi Arta. “ Testing the Efficient Market

Hypothesis on Weak and Semi-Strong Form in the Indonesian Stock

Market” . Jounal of Business and Management. Volume 3, No. 2. 2014.

Rosadi, Dedi.“Ekonometrika dan Analisis Runtut Waktu Terapan dengan Eviews

Aplikasi untuk bidang Ekonomi, Bisnis dan Keuangan”. Andi Offset:

Yogyakarta, 2006.

Rosanne, Merylia. “Analisis Pengaruh Merger & Akuisisi terhadap Kinerja

Keuangan dan dengan Metode Economic Value Added (EVA) pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Periode 2004-2008”.

Tesis Universitas Indonesia: Jakarta, 2012.

122

Ross, Westerfield dan Jaffe. “Corporate Finance”. Ninth edition. McGraw-

Hill/Irwin: New York, 2010. ISBN-13: 978-0-07-338233-3.

Sedyadi, Gema S.M. “Kajian Pengaruh Desentralisasi Fiskal Asimetri di

Indonesia Terhadap Efisiensi Penyediaan Barang dan Layanan Publik

Sektor Pendidikan”. Tesis Institut Teknologi Bandung: Bandung, 2014.

Selcuk, E Akben dan Yilmaz, A Altiok. “The Impact of Mergers and Acquisitions

on Acquirer Performance: Evidence from Turkey”. Business and

Economics Journal, 2011.

Sewell, Martin. “History of the Efficient Market Hypothesis”. UCL Department

of Computer Science. January, 2011.

Stolze, Thomas R. Berry, Weiss, Mary A., Wende. “Market Structure, Efficiency,

and Performance in the European Property-Liability Insurance Industry”.

July, 2011.

Suharjo, Bambang. “Statisitika Terapan disertai Contoh Aplikasi dengan SPSS”.

Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Graha Ilmu: Yogyakarta, 2013.

Suryanto. “Analysis of Abnormal Return Before and After the Announcement of

Investment Grade Indinesia”. International Journal of Business and

Management Review, 11-23. Volume 3, No. 1. January 2015.

Suryawathy, I Gusti Ary. “Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah

Merger pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal

Ilmiah Akuntansi dan Humanika, 1123–1133. Volume 3, No. 2, 2014.

Timmermann, Allan dan Granger, Clive W. J. “ Efficient Market Hypothesis and

Forecasting”. 2004.

Utami, Sri Rahmi. “Efficient Market Hypothesis : Evidence from Indonesia Stock

Exchange (IDX)”. 2006.

Jorgensen, Vivi Bagterp dan Jorgensen, Irene Bach. “The Importance of Mergers

& Acquisitions within the Danish banking sector during a financial

123

crisis”. BSC in Business Administration and International Management

Department of Business Studies. May, 2010.

Vulic, Tamara Backovie. “Testing the Efficient Market Hypothesis and its Critics

- Application on the Montenegrin Stock Exchange”. 2010.

Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”. Edisi Ketiga.

Ekonisia: Yogyakarta. 2009.

Wong, Anson, Cheung, Kui Yin dan Mun Tuen. “The Effects of Merger and

Acquisition Announcements on the Security Prices of Bidding Firms and

Target Firms in Asia”. International Journal of Economic and Finance.

Volume 1, No. 2. August 2009.

Zaluki, Nurwati A. Ahmad dan Ramdi, Zulmi. “The Effect of Market Excess

Returns, Size, Market-to-Book Ratio and Earnings Yield on Stock Return”.

International Business Management, 267-277. Volume 7, No. 4. 2013.

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas

http://bisnis.liputan6.com/read/2147463/harga-minyak-bikin-dunia-ketar-ketir-di-

2015

(terakhir diakses tanggal 28 September 2015 pukul 11.43 am)

http://bisnis.liputan6.com/read/2243317/2-ancaman-besar-yang-hantui-ekonomi-

dunia

(terakhir diakses tanggal 28 September 2015 pukul 11.40 am)

http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/09/03/090697438/pelambatan-ekonomi-

cina-melebihi-dugaan-imf

(terakhir diakses tanggal 28 September 2015 pukul 12.00 pm)

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/07/09/113459526/Giliran.Tiongkok.

yang.Menghantui.Ekonomi.Indonesia

(terakhir diakses tanggal 28 September 2015 pukul 11.37 am)

124

http://www.dream.co.id/dinar/prediksi-mengerikan-kondisi-ekonomi-dunia-masa-

depan-150527r.html

(terakhir diakses tanggal 28 September 2015 pukul 11.57 am)

http://ekbis.sindonews.com/read/1015570/33/bi-prediksi-ekonomi-global-2016-

tumbuh-3-8-1434968977

(terakhir diakses tanggal 28 September 2015 pukul 12.05 pm)

http://ekbis.sindonews.com/read/1030316/35/ekonomi-dunia-diprediksi-

melambat-ke-level-terendah-1438913353

(terakhir diakses tanggal 28 September 2015 pukul 12.04 pm)

http://ekbis.sindonews.com/read/1037416/35/china-kolaps-seret-seperempat-

negara-di-dunia-1440598953

(terakhir diakses tanggal 28 September 2015 pukul 12.07 pm)

http://ekbis.sindonews.com/read/1042463/35/oecd-prediksi-ekonomi-china-as-

dan-inggris-melambat-1441771197

(terakhir diakses tanggal 28 September 2015 pukul 11.46 am)

http://finance.yahoo.com/market-overview/

(terakhir diakses tanggal 28 Oktober 2015 pukul 07.00 am)

http://pusatdata.kontan.co.id/makroekonomi/kurs_bi/?startdate=2006-01-

01&enddate=2015-10-30

(terakhir diakses tanggal 30 Oktober 2015 pukul 15.35 pm)

http://www.bi.go.id/id/moneter/

(terakhir diakses tanggal 30 Oktober 2015 pukul 14.55 pm)

http://www.bi.go.id/id/moneter/kalkulator-kurs/Default.aspx

(terakhir diakses tanggal 01 November 2015 pukul 00.42 pm)

125

http://www.esdm.go.id/publikasi/harga-energi/harga-minyak-mentah-indonesia-

icp.html

(terakhir diakses tanggal 31 Oktober 2015 pukul 08.38 am)

https://www.statistikian.com/

(Terakhir diakses tanggal 22 Mei 2018 Pukul 21.00 pm)

126

LAMPIRAN

127

Lampiran 1

Daftar Perusahaan Merger dan Akuisisi 2008-2017

1 MCOR PT Bank Windu Kentjana International Tbk 18-Jan-2008 merger

2 BNGA PT Bank CIMB Niaga Tbk 30-Jun-2008 merger

3 RMBA PT Bentoel Internasional Investama Tbk 4-Jan-2010 merger

4 INPP PT Indonesian Paradise Property Tbk 27-Apr-2010 merger

5 BNLI PT Bank Permata Tbk 29-Dec-2010 akuisisi

6 NISP PT Bank OCBC NISP Tbk 1-Jan-2011 merger

7 TPIA PT Chandra Asri Petrochemical Tbk 1-Jan-2011 merger

8 PROD PT Sara Lee Body Care Tbk 6-Jan-2011 akuisisi

9 SOBI PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 2-Mar-2011 akuisisi

10 BBRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 14-Mar-2011 akuisisi

11 ANTM PT Aneka Tambang Tbk 18-May-2011 akuisisi

12 ICON PT Island Concepts Indonesia Tbk 25-May-2011 merger

13 JSMR PT. Jasa Marga (Persero) Tbk 10-Jun-2011 akuisisi

14 BRAU PT Berau Coal Energy Tbk 21-Jun-2011 akuisisi

15 EMTK PT Elang Mahkota Teknologi Tbk 28-Jun-2011 akuisisi

16 FREN PT Mobile 8 Telecom Tbk 19-Jul-2011 akuisisi

17 KKGI PT Resources Alam Indonesia Tbk 18-Aug-2011 akuisisi

18 LPPF PT Matahari Department Store Tbk. 16-Sep-2011 merger

19 KIJA PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk 27-Nov-2011 akuisisi

20 SUPR PT Solusi Tunas Pratama Tbk 16-Mar-2012 akuisisi

21 MBSS PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk 19-Mar-2012 akuisisi

22 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 3-Aug-2012 akuisisi

23 PALM PT Provident Agro Tbk 6-Aug-2012 akuisisi

24 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk 19-Sep-2012 akuisisi

25 SMGR PT Semen Gresik Tbk 1-Dec-2012 akuisisi

26 WOCL PT Cowell Development Tbk 11-Dec-2012 akuisisi

27 SCMA PT Surya Citra Media Tbk 1-May-2013 merger

28 AUTO PT Astra Otoparts Tbk 16-May-2013 akuisisi

29 SIMP PT Salim Ivomas Pratama Tbk 10-Jun-2013 akuisisi

30 HRUM PT Harum Energy Tbk 2-Jul-2013 akuisisi

31 BYAN PT Bayan Resources Tbk 31-Jul-2013 akuisisi

32 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 10-Sep-2013 akuisisi

33 CPGT PT Cipaganti Citra Graha Tbk 22-Sep-2013 akuisisi

34 SUGI PT Sugih Energy Tbk 26-Sep-2013 akuisisi

35 NRCA PT Nusa Raya Cipta Tbk 13-Dec-2013 akuisisi

36 MDLN PT Modernland Realty Tbk 20-Feb-2014 akuisisi

37 BBCA PT Bank Central Asia Tbk 24-Feb-2014 akuisisi

38 BTPN PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 17-Mar-2014 akuisisi

39 TINS PT Timah Tbk (persero) 20-Mar-2014 merger

40 APLN PT Agung Podomoro Land Tbk 25-Mar-2014 akuisisi

41 EXCL PT XL Axiata Tbk 28-Mar-2014 merger

42 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk 12-May-2014 merger

43 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 22-May-2014 akuisisi

44 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk 26-May-2014 merger

45 BMRI PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 3-Jun-2014 akuisisi

46 MYRX PT Hanson Internasional Tbk 10-Jun-2014 akuisisi

47 ASII PT Astra International Tbk 7-Jul-2014 akuisisi

48 SDRA PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 tbk 30-Dec-2014 merger

49 BCAP PT MNC Kapital Indonesia Tbk 16-Jan-2015 akuisisi

50 KBLV PT First Media Tbk 3-Feb-2015 akuisisi

51 TELE PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk 3-Mar-2015 akuisisi

52 GOLL PT Golden Plantation Tbk 10-Apr-2015 akuisisi

53 DSSA PT Dian Swastika Sentosa Tbk 5-May-2015 akuisisi

No Kode Nama Emiten Tanggal Efektif

Type

(Merger/Akuisisi/take

over/konglomerasi)

128

54 PNIN PT Paninvest Tbk 28-Jul-2015 Merger

55 PTPP PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 25-Nov-2015 akuisisi

56 DEWA PT Darma Henwa Tbk 29-Jan-2016 akuisisi

57 ERAA PT Erajaya Swasembada Tbk 16-Feb-2016 akuisisi

58 LSIP PT London Sumatera Indonesia Tbk 29-Mar-2016 akuisisi

59 PLIN PT Plaza Indonesia Realty Tbk. 16-May-2016 akuisisi

60 JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 19-Sep-2016 akuisisi

61 ACST PT Acset Indonusa Tbk 5-Sep-2017 akuisisi

62 ITMG PT Indo Tambangraya Megah Tbk 20-Oct-2017 akuisisi

63 MEDC PT Medco Energi International Tbk 13-Nov-2017 akuisisi

Lampiran 2

Tabel Data Variabel Independent

Time IHSG Valas Minyak RI

Jan-08 2627.25 9392.5 95.98 1.41%

Feb-08 2721.94 9246.5 91.75 0.64%

Mar-08 2447.30 9065.0 101.84 0.60%

Apr-08 2304.52 9215.0 101.58 -0.17%

May-08 2444.35 9222.0 113.46 -0.96%

Jun-08 2349.10 9315.0 127.35 -2.13%

Jul-08 2304.51 9220.0 140.00 -2.53%

Aug-08 2165.94 9095.0 124.08 -3.15%

Sep-08 1832.51 9150.0 115.46 -2.85%

Oct-08 1256.70 9415.0 100.64 -2.89%

Nov-08 1241.54 10900.0 67.81 -2.27%

Dec-08 1355.41 12025.0 54.43 -2.18%

Jan-09 1332.67 10900.0 44.60 -1.81%

Feb-09 1285.48 11380.0 41.68 -0.42%

Mar-09 1434.07 11980.0 44.76 -0.35%

Apr-09 1722.77 11555.0 49.66 -0.17%

May-09 1916.83 10585.0 51.12 0.19%

Jun-09 2026.78 10290.0 66.31 1.21%

Jul-09 2323.24 10207.5 69.89 3.35%

Aug-09 2341.54 9925.0 69.45 4.04%

Sep-09 2467.59 10080.0 69.96 3.75%

Oct-09 2367.70 9645.0 70.61 3.67%

Nov-09 2415.84 9550.0 77.00 3.93%

Dec-09 2534.36 9455.0 77.28 4.09%

Jan-10 2610.80 9425.0 79.36 3.72%

Feb-10 2549.03 9350.0 72.89 2.78%

Mar-10 2777.30 9337.0 79.66 2.69%

Apr-10 2971.25 9090.0 83.76 3.07%

May-10 2796.96 9012.5 86.15 2.59%

Jun-10 2913.68 9175.0 73.97 2.34%

Jul-10 3069.28 9060.0 75.63 1.45%

Aug-10 3081.88 8940.0 78.95 0.28%

Sep-10 3501.30 9035.0 71.92 0.06%

Oct-10 3635.32 8925.0 79.97 0.70%

Nov-10 3531.21 8937.5 81.43 0.83%

Dec-10 3703.51 9034.0 84.11 0.17%

Jan-11 3409.17 9010.0 91.38 -0.46%

Feb-11 3470.35 9048.0 92.19 -0.52%

Mar-11 3678.67 8821.5 96.97 -0.09%

Apr-11 3819.62 8707.5 106.72 0.10%

May-11 3836.97 8564.0 113.93 0.59%

Jun-11 3888.57 8535.5 102.70 0.77%

Jul-11 4130.80 8576.5 95.42 1.21%

Aug-11 3841.73 8500.0 95.70 2.14%

Sep-11 3549.03 8533.0 88.81 1.96%

Oct-11 3790.85 8790.0 79.20 2.14%

Nov-11 3715.08 8852.5 93.19 2.08%

Dec-11 3821.99 9110.0 100.36 1.85%

Jan-12 3941.69 9067.5 98.83 2.21%

Feb-12 3985.21 8990.0 98.48 2.35%

Mar-12 4121.55 9020.0 107.07 2.19%

Apr-12 4180.73 9144.0 103.02 1.78%

May-12 3832.82 9190.5 104.87 1.25%

Jun-12 3955.58 9400.0 86.53 1.30%

Jul-12 4142.34 9392.5 84.96 1.22%

Aug-12 4060.33 9467.5 88.06 1.19%

Sep-12 4262.56 9535.3 96.47 1.17%

Oct-12 4350.29 9590.0 92.19 1.44%

Nov-12 4276.14 9626.8 86.24 1.14%

Dec-12 4316.69 9592.9 88.91 1.43%

Jan-13 4453.70 9637.5 91.82 1.45%

Feb-13 4795.79 9763.2 97.49 1.18%

Mar-13 4940.99 9683.5 92.05 0.44%

Apr-13 5034.07 9717.5 97.23 -0.15%

May-13 5068.63 9722.5 93.46 0.18%

Jun-13 4818.90 9795.0 91.97 0.28%

Jul-13 4610.38 9925.0 96.56 0.10%

Aug-13 4195.09 10277.5 105.03 -2.11%

Sep-13 4316.18 10920.0 107.65 -1.79%

Oct-13 4510.63 11580.0 102.33 -1.15%

Nov-13 4256.44 11272.5 96.38 -1.07%

Dec-13 4274.18 11962.5 92.72 -0.87%

Jan-14 4418.76 12170.0 98.42 -0.88%

Feb-14 4620.22 12210.0 97.49 -0.72%

Mar-14 4768.28 11609.0 102.59 -0.25%

Apr-14 4840.15 11360.0 101.58 0.18%

May-14 4893.91 11561.5 99.74 0.25%

Jun-14 4878.58 11675.0 102.71 0.18%

Jul-14 5088.80 11855.0 105.37 0.80%

Aug-14 5136.86 11577.5 98.17 2.97%

Sep-14 5137.58 11690.0 95.96 3.51%

Oct-14 5089.55 12185.0 91.16 2.97%

Nov-14 5149.89 12085.0 80.54 2.67%

Dec-14 5226.95 12204.0 66.15 1.27%

Jan-15 5289.40 12385.0 53.27 -0.61%

Feb-15 5450.29 12667.5 48.24 0.79%

Mar-15 5518.67 12925.0 49.76 1.21%

Apr-15 5086.42 13075.0 47.60 1.12%

129

May-15 5216.38 12962.5 59.63 0.71%

Jun-15 4910.66 13224.0 60.30 0.35%

Jul-15 4802.53 13332.5 59.47 0.24%

Aug-15 4509.61 13527.5 47.12 0.24%

Sep-15 4223.91 14050.0 49.20 0.32%

Oct-15 4455.18 14650.0 45.09 0.67%

Nov-15 4446.46 13687.5 46.59 1.25%

Dec-15 4593.01 13835.0 41.65 2.61%

Jan-16 4615.16 13787.5 37.04 4.15%

Feb-16 4770.96 13775.0 33.62 3.11%

Mar-16 4845.37 13372.0 33.75 2.58%

Apr-16 4838.58 13260.0 38.34 2.30%

May-16 4796.87 13185.0 45.92 3.15%

Jun-16 5016.65 13660.0 49.10 3.42%

Jul-16 5215.99 13212.5 48.33 3.05%

Aug-16 5386.08 13098.5 41.60 3.29%

Sep-16 5364.80 13267.5 44.70 1.46%

Oct-16 5422.54 13051.0 48.24 1.43%

Nov-16 5148.91 13048.0 46.86 1.44%

Dec-16 5296.71 13552.5 49.44 1.17%

Jan-17 5294.10 13472.5 53.72 1.73%

Feb-17 5386.69 13352.0 52.81 1.26%

Mar-17 5568.11 13336.0 54.01 0.92%

Apr-17 5685.30 13325.5 50.60 1.14%

May-17 5738.15 13329.0 49.33 0.58%

Jun-17 5829.71 13322.5 48.32 0.42%

Jul-17 5840.94 13327.5 46.04 0.38%

Aug-17 5864.06 13325.0 50.17 0.87%

Sep-17 5900.85 13343.0 47.23 1.18%

Oct-17 6005.78 13471.5 51.67 1.53%

Nov-17 5952.14 13562.5 54.38 0.67%

Dec-17 6355.65 13526.0 57.40 0.95%

123

Lampiran 3

Tabel Data Variabel Dependent

BNGA RM BA BNLI NISP BBRI ANTM JSM R KKGI KIJA KLBF ASRI SUGI SM GR SCM A AUTO TKIM M DLN BBCA TINS

Jan 746 .54 450 .00 746 .12 900 .00 720 .00 3443 .91 1666 .10 62 .50 170 .02 210 .00 210 .00 115.72 5300 .00 200 .00 642 .51 856 .30 177.50 3575.00 2199 .65

Feb 736 .72 430 .00 754 .41 847.77 630 .00 2813 .92 1396 .73 85.00 132 .89 196 .00 165.00 115.72 5000 .00 188 .00 652 .10 902 .17 135.00 3250 .00 1956 .37

M ar 667.96 390 .00 762 .70 750 .00 595.00 2939 .92 1356 .82 85.00 104 .56 182 .00 114 .00 115.72 4225.00 162 .00 695.26 1292 .09 105.00 3000 .00 2172 .62

Apr 943 .00 470 .00 746 .12 630 .00 580 .00 2729 .92 1406 .71 100 .00 139 .73 176 .00 125.00 80 .36 4400 .00 194 .00 728 .82 1911.38 102 .50 2775.00 2294 .26

M ay 943 .00 550 .00 712 .96 838 .35 510 .00 2666 .93 1157.29 98 .75 125.08 170 .00 119 .00 115.72 4000 .00 188 .00 714 .44 1643 .78 94 .00 2475.00 2530 .78

Jun 943 .00 540 .00 729 .54 659 .38 610 .00 2078 .94 1257.06 105.00 130 .94 160 .00 122 .00 115.72 4100 .00 186 .00 863 .08 2350 .99 93 .50 3025.00 2159 .11

Jul 874 .24 670 .00 729 .54 659 .38 585.00 1587.56 1187.22 105.00 116 .28 150 .00 115.00 144 .65 4050 .00 188 .00 882 .26 1739 .35 75.50 3175.00 1740 .12

Aug 707.25 690 .00 696 .38 659 .38 540 .00 1226 .37 1007.64 100 .00 90 .61 130 .00 78 .00 128 .58 3425.00 154 .00 771.97 1001.56 52 .50 3150 .00 1121.79

Sep 461.68 560 .00 414 .51 697.06 345.00 873 .58 798 .13 90 .00 51.79 73 .00 53 .00 144 .65 3000 .00 100 .00 493 .87 527.54 31.00 2700 .00 783 .90

Oct 412 .56 355.00 397.93 750 .00 340 .00 856 .78 818 .08 87.50 48 .86 82 .00 50 .00 135.01 3250 .00 70 .00 690 .46 558 .12 25.50 2700 .00 709 .57

Nov 486 .23 520 .00 406 .22 700 .00 457.50 915.58 907.87 87.50 49 .24 80 .00 50 .00 135.01 4175.00 75.00 671.28 535.18 25.00 3250 .00 729 .84

Dec 417.47 490 .00 397.93 659 .38 455.00 932 .37 957.76 87.50 48 .86 93 .00 50 .00 144 .65 3475.00 79 .00 613 .74 596 .35 26 .00 2750 .00 736 .60

Jan 388 .00 490 .00 352 .33 750 .00 372 .50 1007.97 917.85 87.50 49 .24 130 .00 50 .00 144 .65 3500 .00 79 .00 556 .21 596 .35 26 .50 2350 .00 716 .32

Feb 461.68 460 .00 360 .63 659 .38 420 .00 915.58 897.90 105.00 48 .86 124 .00 50 .00 144 .65 3725.00 90 .00 551.41 611.64 37.00 3100 .00 716 .32

M ar 687.60 455.00 455.96 750 .00 580 .00 1201.17 1177.24 105.00 74 .26 180 .00 72 .00 144 .65 4100 .00 93 .00 599 .36 841.01 43 .50 3350 .00 959 .60

Apr 677.78 620 .00 497.41 750 .00 625.00 1663 .15 1456 .59 82 .50 97.72 176 .00 114 .00 144 .65 4675.00 152 .00 661.69 1169 .76 63 .50 3375.00 1331.28

M ay 609 .02 840 .00 497.41 659 .38 630 .00 1700 .95 1546 .38 105.00 103 .58 202 .00 109 .00 108 .65 4900 .00 142 .00 599 .36 1299 .74 83 .50 3525.00 1368 .45

Jun 687.60 860 .00 497.41 678 .22 730 .00 1847.95 1676 .07 125.00 128 .01 262 .00 114 .00 77.79 5950 .00 148 .00 661.69 1376 .19 96 .00 3775.00 1419 .13

Jul 677.78 800 .00 605.19 700 .00 760 .00 1910 .95 1775.84 135.00 124 .10 254 .00 112 .00 186 .44 5950 .00 126 .00 930 .21 1376 .19 84 .50 4250 .00 1402 .24

Aug 687.60 640 .00 787.57 750 .00 750 .00 2057.94 1865.63 132 .50 129 .96 266 .00 114 .00 199 .30 6300 .00 126 .00 925.41 1383 .84 82 .00 4625.00 1452 .92

Sep 667.96 680 .00 638 .35 734 .74 710 .00 1910 .95 1785.82 102 .50 114 .33 244 .00 109 .00 192 .87 6850 .00 120 .00 915.82 1376 .19 68 .00 4575.00 1317.76

Oct 717.07 700 .00 663 .22 734 .74 740 .00 1847.95 1875.61 100 .00 115.30 250 .00 103 .00 167.15 7300 .00 116 .00 1102 .82 1376 .19 63 .00 4800 .00 1277.22

Nov 697.42 650 .00 663 .22 941.97 765.00 1847.95 1805.77 110 .00 117.20 260 .00 105.00 138 .22 7550 .00 120 .00 1102 .82 1376 .19 62 .50 4850 .00 1351.55

Dec 726 .89 600 .00 663 .22 950 .00 765.00 1784 .95 1795.79 110 .00 116 .28 308 .00 109 .00 180 .01 8000 .00 146 .00 1246 .67 1445.00 59 .00 5000 .00 1503 .60

2008

2009

124

BNGA RM BA BNLI NISP BBRI ANTM JSM R KKGI KIJA KLBF ASRI SUGI SM GR SCM A AUTO TKIM M DLN BBCA TINS

Jan 746 .54 410 .00 712 .96 860 .00 715.00 1742 .95 1775.84 110 .00 101.44 312 .00 136 .00 97.72 7600 .00 168 .00 1227.49 1414 .42 60 .00 4875.00 1452 .92

Feb 874 .24 400 .00 1027.99 790 .00 825.00 2015.94 1785.82 200 .00 104 .56 374 .00 164 .00 102 .86 7300 .00 180 .00 1361.74 1452 .65 65.50 5500 .00 1604 .97

M ar 1041.23 425.00 1160 .63 870 .00 895.00 2057.94 2070 .15 190 .00 124 .10 415.00 215.00 100 .93 8200 .00 228 .00 2771.44 1529 .10 94 .00 5450 .00 1824 .60

Apr 1031.40 355.00 1044 .57 860 .00 860 .00 1700 .95 1965.40 160 .00 92 .83 376 .00 170 .00 100 .93 8450 .00 224 .00 2339 .90 1337.96 62 .00 5550 .00 1503 .60

M ay 1051.05 395.00 986 .54 920 .00 930 .00 1629 .56 2020 .27 160 .00 90 .88 420 .00 183 .00 100 .93 8750 .00 224 .00 2502 .92 1529 .10 65.00 5950 .00 1452 .92

Jun 1090 .34 520 .00 1268 .40 1130 .00 990 .00 1763 .95 2668 .75 160 .00 91.85 490 .00 205.00 100 .93 9250 .00 350 .00 3068 .72 1498 .52 77.00 5950 .00 1672 .55

Jul 1227.86 520 .00 1268 .40 1120 .00 930 .00 1742 .95 2918 .17 170 .00 114 .33 465.00 178 .00 100 .93 8700 .00 420 .00 3260 .51 2331.88 110 .00 5800 .00 1604 .97

Aug 1276 .98 940 .00 1566 .85 2050 .00 1000 .00 1994 .95 3192 .52 190 .00 126 .05 510 .00 205.00 100 .93 9900 .00 710 .00 3433 .13 3192 .00 147.50 6700 .00 2128 .70

Sep 1335.91 840 .00 1450 .79 1650 .00 1140 .00 2141.94 3741.24 216 .00 130 .94 535.00 265.00 100 .93 9800 .00 660 .00 3298 .87 2886 .18 127.50 7000 .00 1925.96

Oct 1630 .60 820 .00 1581.99 1630 .00 1050 .00 1952 .95 3466 .88 415.00 120 .19 700 .00 280 .00 100 .93 9200 .00 660 .00 3097.49 2293 .65 112 .50 6050 .00 1773 .91

Nov 1910 .00 800 .00 1530 .68 1700 .00 1050 .00 2057.94 3417.00 740 .00 117.26 650 .00 295.00 100 .93 9450 .00 710 .00 2675.54 2293 .65 122 .50 6400 .00 1858 .39

Dec 1860 .00 700 .00 1419 .51 1360 .00 4850 .00 1826 .95 2992 .99 670 .00 101.62 565.00 245.00 100 .93 7750 .00 690 .00 2416 .61 2198 .08 122 .50 5650 .00 1858 .39

Jan 1710 .00 660 .00 1428 .06 1260 .00 940 .00 1847.95 3167.58 660 .00 119 .21 585.00 245.00 100 .93 8650 .00 760 .00 2618 .00 1987.83 115.00 6300 .00 1824 .60

Feb 1860 .00 830 .00 1573 .44 1430 .00 1150 .00 1931.95 3392 .06 770 .00 114 .33 680 .00 285.00 100 .93 9100 .00 810 .00 2646 .77 2255.42 117.50 6950 .00 1875.28

M ar 1770 .00 860 .00 1496 .47 1400 .00 1290 .00 1910 .95 3292 .29 980 .00 127.03 715.00 295.00 100 .93 9500 .00 840 .00 3202 .97 2083 .40 115.00 7400 .00 1942 .86

Apr 1730 .00 850 .00 1453 .72 1320 .00 1270 .00 1805.95 3466 .88 1010 .00 121.17 715.00 310 .00 100 .93 9700 .00 990 .00 3087.90 2045.17 125.00 7100 .00 1757.02

M ay 1720 .00 830 .00 1385.31 1300 .00 1300 .00 1742 .95 3616 .53 1000 .00 123 .12 675.00 325.00 100 .93 9600 .00 1140 .00 3116 .67 1815.81 117.50 7650 .00 1689 .44

Jun 1630 .00 930 .00 1436 .62 1240 .00 1380 .00 1679 .95 3965.71 1380 .00 179 .80 695.00 420 .00 100 .93 9450 .00 1310 .00 3763 .97 1949 .60 137.50 8300 .00 1655.65

Jul 1440 .00 750 .00 1342 .55 1210 .00 1310 .00 1579 .16 3990 .65 1270 .00 175.89 695.00 420 .00 100 .93 9100 .00 1200 .00 3572 .18 1930 .49 172 .50 8000 .00 1503 .60

Aug 1120 .00 770 .00 1316 .90 1100 .00 1170 .00 1259 .97 3965.71 945.00 135.82 650 .00 385.00 100 .93 8300 .00 1200 .00 2948 .85 1529 .10 125.00 7700 .00 1196 .12

Sep 1350 .00 840 .00 1257.04 1100 .00 1350 .00 1503 .56 3841.00 1070 .00 156 .35 695.00 435.00 100 .93 9500 .00 1270 .00 3188 .59 1567.33 132 .50 8100 .00 1344 .80

Oct 1270 .00 770 .00 1222 .83 1080 .00 1300 .00 1377.56 3865.95 1280 .00 166 .12 705.00 425.00 100 .93 9250 .00 1510 .00 3068 .72 1720 .24 110 .00 7900 .00 1169 .09

Nov 1220 .00 790 .00 1162 .97 1080 .00 1350 .00 1360 .76 4190 .19 1290 .00 185.66 680 .00 460 .00 100 .93 11450 .00 1570 .00 3260 .51 1624 .67 120 .00 8000 .00 1128 .55

Dec 1220 .00 880 .00 1180 .08 1170 .00 1370 .00 1579 .16 4364 .78 1390 .00 179 .80 705.00 485.00 100 .93 11300 .00 1860 .00 3428 .33 1605.56 160 .00 8000 .00 1270 .46

Jan 1270 .00 890 .00 1205.73 1220 .00 1380 .00 1646 .35 4689 .02 1630 .00 179 .80 700 .00 570 .00 100 .93 11250 .00 1740 .00 3212 .56 1720 .24 200 .00 7600 .00 1331.28

Feb 1230 .00 910 .00 1197.18 1210 .00 1390 .00 1511.96 5137.97 1410 .00 190 .54 710 .00 620 .00 100 .93 12250 .00 1610 .00 3188 .59 1834 .92 242 .50 8000 .00 1256 .94

M ar 1260 .00 860 .00 1316 .90 1240 .00 1330 .00 1444 .76 5337.50 1230 .00 224 .74 805.00 600 .00 100 .93 12150 .00 1700 .00 3428 .33 2408 .33 250 .00 8000 .00 1229 .91

Apr 1070 .00 590 .00 1222 .83 1250 .00 1130 .00 965.97 5137.97 880 .00 200 .32 775.00 540 .00 101.00 10950 .00 1790 .00 3212 .56 2178 .97 227.50 7000 .00 925.81

M ay 1090 .00 620 .00 1231.38 1100 .00 1270 .00 1125.57 5387.38 840 .00 180 .77 755.00 490 .00 122 .00 11300 .00 1900 .00 3284 .49 1873 .15 215.00 7300 .00 932 .57

Jun 1210 .00 650 .00 1214 .28 1080 .00 1400 .00 1075.17 5686 .68 690 .00 178 .82 765.00 460 .00 110 .00 12950 .00 2070 .00 3476 .28 2064 .29 225.00 8000 .00 898 .78

Jul 1160 .00 580 .00 1188 .63 1120 .00 1390 .00 1041.57 5736 .56 570 .00 179 .80 775.00 440 .00 100 .00 12400 .00 1980 .00 3572 .18 2045.17 237.50 7750 .00 878 .51

Aug 1150 .00 590 .00 1231.38 1250 .00 1490 .00 1133 .97 5836 .33 595.00 210 .09 940 .00 495.00 98 .00 14450 .00 2200 .00 3716 .02 1720 .24 280 .00 7900 .00 1047.45

Sep 1160 .00 560 .00 1214 .28 1360 .00 1480 .00 1075.17 5786 .45 570 .00 200 .32 970 .00 580 .00 123 .00 14900 .00 1950 .00 3668 .08 1701.12 275.00 8200 .00 966 .36

Oct 1150 .00 560 .00 1225.53 1360 .00 1410 .00 1041.57 5686 .68 440 .00 194 .45 1030 .00 610 .00 285.00 14800 .00 2175.00 3620 .13 1586 .44 275.00 8800 .00 885.27

Nov 1100 .00 590 .00 1146 .74 1450 .00 1390 .00 1075.17 5537.03 480 .00 195.43 1030 .00 600 .00 280 .00 15700 .00 2225.00 3380 .38 1513 .81 320 .00 9200 .00 1027.18

Dec 1180 .00 600 .00 1243 .04 1500 .00 1590 .00 1142 .37 5487.15 540 .00 229 .63 1090 .00 770 .00 375.00 15750 .00 2375.00 3548 .20 1498 .52 365.00 9650 .00 1115.03

2012

2010

2011

125

BNGA RM BA BNLI NISP BBRI ANTM JSM R KKGI KIJA KLBF ASRI SUGI SM GR SCM A AUTO TKIM M DLN BBCA TINS

Jan 1400 .00 590 .00 1348 .08 1530 .00 1890 .00 1083 .57 5537.03 535.00 254 .06 1290 .00 930 .00 375.00 17350 .00 2575.00 3763 .97 1701.12 410 .00 11000 .00 993 .39

Feb 1400 .00 620 .00 1453 .13 1450 .00 1750 .00 1150 .77 5936 .10 455.00 293 .15 1240 .00 1070 .00 405.00 17700 .00 2775.00 3859 .87 1529 .10 505.00 11400 .00 966 .36

M ar 1400 .00 570 .00 1488 .14 1450 .00 9200 .00 1159 .17 6684 .35 420 .00 293 .15 1390 .00 1050 .00 410 .00 18400 .00 2800 .00 3800 .00 1490 .87 485.00 10750 .00 959 .60

Apr 1360 .00 550 .00 1488 .14 1371.43 9300 .00 1075.17 6684 .35 374 .00 400 .63 1540 .00 1060 .00 470 .00 18000 .00 3000 .00 4300 .00 1720 .24 565.00 10350 .00 844 .72

M ay 1150 .00 540 .00 1444 .37 1300 .00 7200 .00 839 .98 6035.86 304 .00 346 .89 1440 .00 750 .00 410 .00 17100 .00 2375.00 4075.00 1529 .10 450 .00 10000 .00 696 .05

Jun 1110 .00 540 .00 1418 .11 1280 .00 8250 .00 974 .37 5337.50 290 .00 287.73 1430 .00 700 .00 420 .00 15200 .00 2675.00 4000 .00 1445.00 410 .00 10400 .00 777.14

Jul 1000 .00 490 .00 1129 .24 1202 .48 1320 .00 1117.17 5437.27 298 .00 248 .05 1350 .00 550 .00 445.00 12600 .00 2500 .00 3825.00 1299 .74 345.00 9050 .00 871.75

Aug 990 .00 465.00 1208 .02 1450 .00 1450 .00 1192 .77 5187.85 378 .00 248 .05 1180 .00 600 .00 445.00 13000 .00 2550 .00 4375.00 1368 .55 355.00 10000 .00 1088 .00

Sep 990 .00 500 .00 1243 .04 1220 .00 1580 .00 1343 .96 5237.73 510 .00 243 .09 1300 .00 610 .00 460 .00 14350 .00 2350 .00 4350 .00 1483 .23 405.00 10450 .00 1094 .76

Oct 960 .00 590 .00 1129 .24 1230 .00 1490 .00 1058 .37 5088 .08 545.00 203 .40 1220 .00 475.00 445.00 12800 .00 2850 .00 3825.00 1429 .71 410 .00 9650 .00 1088 .00

Nov 920 .00 570 .00 1105.45 1230 .00 1450 .00 915.58 4713 .96 410 .00 191.49 1250 .00 430 .00 445.00 14150 .00 2625.00 3650 .00 1376 .19 390 .00 9600 .00 1081.24

Dec 890 .00 520 .00 1105.45 1250 .00 1665.00 865.18 5162 .91 341.00 202 .41 1405.00 510 .00 445.00 14200 .00 2650 .00 3370 .00 1376 .19 388 .00 9925.00 864 .99

Jan 935.00 500 .00 1109 .84 1300 .00 1855.00 873 .58 5362 .44 340 .00 219 .27 1450 .00 575.00 460 .00 15000 .00 2805.00 3605.00 1242 .39 421.00 10225.00 1091.38

Feb 1035.00 530 .00 1201.96 1340 .00 1915.00 953 .37 5985.98 348 .00 254 .00 1465.00 595.00 446 .00 15800 .00 3200 .00 4000 .00 1246 .22 446 .00 10600 .00 1317.76

M ar 1020 .00 530 .00 1175.64 1400 .00 1980 .00 986 .97 5886 .21 347.00 253 .01 1545.00 530 .00 452 .00 14850 .00 3150 .00 4000 .00 1219 .46 439 .00 11000 .00 1500 .00

Apr 1030 .00 530 .00 1171.25 1390 .00 2040 .00 1007.97 5861.27 324 .00 245.07 1540 .00 500 .00 467.00 14725.00 3170 .00 3775.00 1265.33 450 .00 10775.00 1425.00

M ay 1015.00 465.00 1144 .93 1400 .00 2065.00 915.58 5961.04 313 .00 220 .26 1660 .00 442 .00 435.00 15075.00 3585.00 3850 .00 1200 .34 407.00 11000 .00 1260 .00

Jun 1000 .00 465.00 1210 .73 1400 .00 2240 .00 1066 .77 6409 .99 300 .00 258 .96 1730 .00 525.00 414 .00 16575.00 3800 .00 3900 .00 1080 .00 442 .00 11600 .00 1420 .00

Jul 990 .00 480 .00 1228 .28 1395.00 2210 .00 1003 .77 6185.51 298 .00 280 .79 1660 .00 510 .00 418 .00 16225.00 4110 .00 4000 .00 1030 .00 535.00 11200 .00 1430 .00

Aug 950 .00 530 .00 1307.24 1355.00 2085.00 932 .37 6434 .93 267.00 244 .08 1700 .00 455.00 417.00 15425.00 3825.00 4300 .00 965.00 530 .00 13075.00 1225.00

Sep 915.00 530 .00 1298 .47 1250 .00 2215.00 814 .78 6335.16 252 .00 269 .88 1705.00 464 .00 422 .00 15875.00 3380 .00 3935.00 915.00 497.00 13050 .00 1235.00

Oct 910 .00 560 .00 1368 .66 1170 .00 2305.00 823 .18 6734 .23 249 .00 312 .54 1750 .00 560 .00 425.00 16000 .00 3210 .00 3900 .00 940 .00 525.00 13100 .00 1225.00

Nov 835.00 520 .00 1320 .40 1360 .00 2330 .00 894 .58 7033 .53 201.00 292 .70 1830 .00 560 .00 427.00 16200 .00 3500 .00 4200 .00 850 .00 520 .00 13125.00 1230 .00

Dec 835.00 500 .00 1359 .88 1325.00 2335.00 894 .58 7183 .18 209 .00 301.63 1865.00 595.00 416 .00 14575.00 3415.00 3730 .00 840 .00 530 .00 13375.00 1175.00

Jan 795.00 500 .00 1438 .84 1330 .00 2575.00 844 .18 7083 .41 205.00 359 .17 1805.00 670 .00 416 .00 14875.00 3650 .00 3700 .00 830 .00 585.00 14100 .00 1020 .00

Feb 800 .00 580 .00 1408 .14 1400 .00 2655.00 726 .58 7183 .18 196 .00 328 .41 1865.00 555.00 407.00 13650 .00 3395.00 3600 .00 810 .00 510 .00 14825.00 950 .00

M ar 685.00 580 .00 1412 .52 1300 .00 2325.00 667.78 6185.51 189 .00 281.78 1795.00 615.00 395.00 12500 .00 2900 .00 3105.00 805.00 520 .00 13475.00 815.00

Apr 720 .00 560 .00 1421.30 1300 .00 2355.00 638 .38 6459 .87 180 .00 270 .87 1755.00 600 .00 413 .00 13450 .00 3090 .00 2920 .00 785.00 565.00 14125.00 880 .00

M ay 675.00 550 .00 1403 .75 1240 .00 10300 .00 571.18 5462 .21 174 .00 259 .95 1675.00 575.00 390 .00 12000 .00 2860 .00 2500 .00 695.00 525.00 13500 .00 710 .00

Jun 650 .00 570 .00 1359 .88 1250 .00 2000 .00 398 .99 5711.62 156 .00 255.98 1695.00 505.00 398 .00 10100 .00 2950 .00 2400 .00 660 .00 495.00 13100 .00 605.00

Jul 447.00 470 .00 1123 .00 1390 .00 10625.00 419 .99 5137.97 138 .00 202 .00 1655.00 354 .00 394 .00 9250 .00 2730 .00 1460 .00 640 .00 360 .00 12900 .00 605.00

Aug 540 .00 480 .00 991.40 1225.00 1730 .00 408 .23 4813 .73 136 .00 158 .75 1375.00 316 .00 388 .00 9050 .00 2740 .00 1550 .00 479 .00 434 .00 12275.00 640 .00

Sep 665.00 440 .00 965.08 1245.00 2105.00 378 .00 4828 .69 130 .00 201.41 1430 .00 389 .00 382 .00 9800 .00 2925.00 1695.00 487.00 490 .00 12900 .00 625.00

Oct 595.00 520 .00 965.08 1350 .00 2155.00 315.00 4489 .49 120 .00 207.37 1335.00 339 .00 380 .00 10625.00 3030 .00 1650 .00 540 .00 452 .00 12375.00 525.00

Nov 595.00 510 .00 829 .09 1275.00 2285.00 314 .00 5212 .79 84 .00 245.07 1320 .00 343 .00 470 .00 11400 .00 3100 .00 1600 .00 495.00 467.00 13300 .00 505.00

Dec 605.00 450 .00 587.82 1275.00 2245.00 329 .00 5736 .56 82 .00 232 .17 1335.00 321.00 373 .00 11050 .00 2700 .00 1620 .00 492 .00 425.00 13100 .00 520 .00

2013

2014

2015

126

BNGA RM BA BNLI NISP BBRI ANTM JSM R KKGI KIJA KLBF ASRI SUGI SM GR SCM A AUTO TKIM M DLN BBCA TINS

Jan 570 .00 500 .00 552 .73 1325.00 2215.00 364 .00 5287.62 81.00 230 .19 1300 .00 344 .00 390 .00 10250 .00 2900 .00 1795.00 493 .00 340 .00 13475.00 570 .00

Feb 575.00 475.00 587.82 1185.00 2285.00 464 .00 5387.38 100 .00 257.97 1445.00 372 .00 359 .00 10175.00 3140 .00 1910 .00 555.00 402 .00 13300 .00 740 .00

M ar 550 .00 480 .00 789 .61 1335.00 2070 .00 760 .00 5437.27 132 .00 259 .95 1375.00 396 .00 345.00 9900 .00 3200 .00 1990 .00 680 .00 382 .00 13050 .00 775.00

Apr 494 .00 470 .00 565.36 1280 .00 10350 .00 650 .00 5387.38 130 .00 250 .03 1430 .00 386 .00 346 .00 9000 .00 3350 .00 1815.00 615.00 352 .00 13000 .00 655.00

M ay 525.00 442 .00 681.33 1225.00 2160 .00 725.00 5262 .67 148 .00 281.78 1530 .00 480 .00 320 .00 9350 .00 3300 .00 1870 .00 620 .00 440 .00 13325.00 700 .00

Jun 910 .00 468 .00 662 .00 1315.00 2305.00 795.00 5312 .56 176 .00 311.55 1675.00 525.00 310 .00 9375.00 3160 .00 1945.00 860 .00 408 .00 14450 .00 835.00

Jul 835.00 454 .00 637.84 2040 .00 2330 .00 720 .00 4848 .64 190 .00 315.52 1795.00 492 .00 114 .00 9900 .00 3030 .00 2300 .00 750 .00 384 .00 15050 .00 800 .00

Aug 830 .00 468 .00 589 .52 1675.00 12200 .00 820 .00 4589 .25 195.00 291.70 1715.00 462 .00 114 .00 10100 .00 2800 .00 2340 .00 670 .00 368 .00 15700 .00 815.00

Sep 955.00 488 .00 555.70 1690 .00 2440 .00 895.00 4519 .42 306 .00 297.66 1740 .00 448 .00 114 .00 9850 .00 2650 .00 2220 .00 795.00 366 .00 15525.00 930 .00

Oct 805.00 438 .00 536 .37 1750 .00 2180 .00 970 .00 4150 .00 298 .00 285.75 1460 .00 380 .00 114 .00 8875.00 2330 .00 2060 .00 755.00 350 .00 14300 .00 1205.00

Nov 835.00 484 .00 536 .37 2070 .00 11675.00 895.00 4320 .00 300 .00 289 .72 1515.00 352 .00 114 .00 9175.00 2800 .00 2050 .00 730 .00 342 .00 15500 .00 1075.00

Dec 980 .00 432 .00 652 .34 1810 .00 2345.00 800 .00 4220 .00 349 .00 287.73 1450 .00 382 .00 114 .00 9025.00 2820 .00 2160 .00 845.00 334 .00 15300 .00 970 .00

Jan 990 .00 458 .00 676 .50 1810 .00 2390 .00 745.00 4780 .00 486 .00 305.59 1530 .00 372 .00 114 .00 9625.00 2950 .00 2800 .00 1025.00 318 .00 15450 .00 990 .00

Feb 1040 .00 430 .00 647.51 1870 .00 2595.00 730 .00 4620 .00 458 .00 327.42 1540 .00 362 .00 114 .00 9000 .00 2700 .00 2800 .00 1005.00 294 .00 16550 .00 995.00

M ar 1270 .00 448 .00 671.67 1800 .00 2580 .00 695.00 4640 .00 432 .00 327.42 1585.00 348 .00 114 .00 8825.00 2860 .00 2670 .00 1275.00 282 .00 17750 .00 945.00

Apr 1280 .00 432 .00 685.00 1750 .00 2895.00 775.00 5250 .00 350 .00 317.50 1540 .00 334 .00 114 .00 9450 .00 2910 .00 2420 .00 1350 .00 270 .00 17150 .00 900 .00

M ay 1170 .00 468 .00 690 .00 1800 .00 3050 .00 695.00 5350 .00 372 .00 326 .00 1625.00 318 .00 114 .00 10000 .00 2590 .00 2590 .00 1200 .00 270 .00 18150 .00 730 .00

Jun 1290 .00 430 .00 705.00 1900 .00 14775.00 690 .00 5850 .00 352 .00 318 .00 1735.00 322 .00 114 .00 9950 .00 2360 .00 2600 .00 1180 .00 278 .00 18700 .00 805.00

Jul 1385.00 420 .00 720 .00 1875.00 15125.00 740 .00 5825.00 354 .00 310 .00 1710 .00 358 .00 50 .00 10475.00 2210 .00 2790 .00 1590 .00 270 .00 18950 .00 955.00

Aug 1295.00 398 .00 705.00 1865.00 3055.00 640 .00 5600 .00 370 .00 306 .00 1665.00 378 .00 50 .00 10125.00 2190 .00 2400 .00 2440 .00 292 .00 20300 .00 815.00

Sep 1240 .00 400 .00 650 .00 1915.00 3120 .00 645.00 6500 .00 356 .00 304 .00 1600 .00 406 .00 50 .00 10900 .00 2150 .00 2340 .00 2900 .00 330 .00 20900 .00 820 .00

Oct 1220 .00 358 .00 620 .00 2000 .00 3210 .00 665.00 6375.00 318 .00 300 .00 1600 .00 370 .00 50 .00 9400 .00 2200 .00 2310 .00 3170 .00 306 .00 20350 .00 850 .00

Nov 1350 .00 380 .00 625.00 1875.00 3640 .00 625.00 6400 .00 324 .00 286 .00 1690 .00 356 .00 50 .00 9900 .00 2480 .00 2060 .00 2920 .00 294 .00 21900 .00 775.00

Dec 1400 .00 360 .00 660 .00 1850 .00 3700 .00 915.00 5700 .00 446 .00 298 .00 1665.00 394 .00 50 .00 11150 .00 2690 .00 1950 .00 4720 .00 320 .00 22725.00 1050 .00

2016

2017

127

EXCL SM CB AISA DVLA BM RI M YRX ASII SDRA BCAP KBLV PNIN LSIP PLIN JPFA ITM G M EDC

Jan 1997.44 1380 .00 656 .30 700 .00 1610 .16 16 .60 2785.00 123 .44 740 .78 496 .24 265.00 2510 .00 1800 .00 134 .00 27600 .00 928 .13

Feb 2022 .10 1200 .00 628 .57 655.00 1548 .70 13 .40 2425.00 120 .94 760 .54 496 .24 240 .00 1790 .00 1640 .00 118 .00 20500 .00 748 .13

M ar 2046 .76 910 .00 545.38 610 .00 1413 .50 15.20 2000 .00 107.59 760 .54 496 .24 235.00 1830 .00 1300 .00 97.00 23200 .00 883 .13

Apr 2046 .76 1110 .00 480 .67 900 .00 1425.79 16 .60 2100 .00 112 .60 760 .54 706 .77 320 .00 2060 .00 1100 .00 162 .00 35000 .00 1136 .25

M ay 2145.40 1120 .00 452 .94 690 .00 1278 .29 14 .80 1925.00 113 .56 592 .63 706 .77 325.00 2100 .00 1450 .00 142 .00 33650 .00 1063 .13

Jun 2293 .36 1160 .00 471.43 565.00 1462 .66 14 .20 2255.00 105.93 493 .85 706 .77 320 .00 1580 .00 1450 .00 146 .00 29300 .00 1035.00

Jul 2416 .66 1150 .00 499 .16 600 .00 1388 .92 14 .20 2080 .00 101.33 493 .85 706 .77 330 .00 1150 .00 1600 .00 140 .00 27550 .00 1102 .50

Aug 1997.44 850 .00 462 .18 440 .00 1302 .88 10 .40 1710 .00 79 .24 493 .85 706 .77 280 .00 710 .00 1700 .00 106 .00 22000 .00 3625.00

Sep 798 .98 445.00 443 .70 400 .00 766 .98 10 .00 935.00 45.43 493 .85 706 .77 143 .00 392 .00 1700 .00 76 .00 7700 .00 472 .50

Oct 868 .02 435.00 374 .37 390 .00 732 .56 10 .00 1020 .00 44 .55 493 .85 706 .77 137.00 545.00 2040 .00 75.00 9800 .00 416 .25

Nov 937.07 630 .00 392 .86 470 .00 995.59 10 .00 1055.00 43 .68 493 .85 706 .77 149 .00 585.00 2400 .00 73 .00 10500 .00 1870 .00

Dec 1203 .40 580 .00 365.13 450 .00 894 .81 10 .00 1300 .00 44 .21 493 .85 706 .77 176 .00 600 .00 2400 .00 78 .00 9900 .00 382 .50

Jan 1085.03 550 .00 355.88 525.00 855.47 10 .00 1130 .00 48 .38 493 .85 706 .77 180 .00 665.00 2400 .00 83 .00 9500 .00 463 .50

Feb 1085.03 550 .00 346 .64 750 .00 1069 .34 10 .00 1425.00 61.15 493 .85 706 .77 168 .00 660 .00 2000 .00 100 .00 9900 .00 495.00

M ar 1331.63 700 .00 374 .37 680 .00 1364 .33 10 .00 1800 .00 78 .62 493 .85 706 .77 194 .00 985.00 1800 .00 96 .00 15100 .00 590 .63

Apr 1282 .31 1000 .00 392 .86 825.00 1462 .66 10 .00 2080 .00 76 .73 493 .85 706 .77 193 .00 1150 .00 1800 .00 112 .00 19500 .00 742 .50

M ay 1232 .99 1100 .00 392 .86 765.00 1560 .99 10 .00 2380 .00 95.08 493 .85 714 .29 210 .00 1200 .00 1800 .00 130 .00 19950 .00 686 .25

Jun 1479 .59 1450 .00 411.34 785.00 2052 .65 10 .00 2930 .00 108 .43 493 .85 721.80 235.00 1380 .00 1800 .00 164 .00 26500 .00 748 .13

Jul 1292 .17 1260 .00 388 .23 765.00 2015.77 10 .00 3015.00 102 .59 493 .85 721.80 215.00 1560 .00 1900 .00 166 .00 24400 .00 658 .13

Aug 1272 .44 1330 .00 378 .99 780 .00 2310 .76 10 .00 3335.00 174 .71 493 .85 721.80 250 .00 1530 .00 1500 .00 176 .00 24250 .00 652 .50

Sep 1627.54 1620 .00 346 .64 750 .00 2298 .47 10 .00 3130 .00 301.38 493 .85 721.80 225.00 1560 .00 1500 .00 190 .00 22750 .00 613 .13

Oct 1854 .41 1500 .00 323 .53 735.00 2187.85 10 .00 3235.00 266 .90 493 .85 721.80 240 .00 1620 .00 750 .00 280 .00 28700 .00 562 .50

Nov 1903 .73 1550 .00 332 .77 745.00 2310 .76 10 .00 3470 .00 233 .54 493 .85 721.80 255.00 1670 .00 2500 .00 280 .00 31800 .00 2450 .00

Dec 2638 .60 1630 .00 318 .91 715.00 2298 .47 10 .00 3595.00 235.86 493 .85 721.80 255.00 1700 .00 2500 .00 256 .00 31400 .00 540 .00

Jan 2490 .64 1770 .00 272 .69 725.00 2200 .14 10 .00 3625.00 179 .32 493 .85 721.80 265.00 1800 .00 2500 .00 246 .00 31600 .00 2475.00

Feb 3452 .37 2075.00 318 .91 770 .00 2630 .34 10 .00 4190 .00 241.88 582 .75 714 .29 265.00 1960 .00 2500 .00 268 .00 38050 .00 585.00

M ar 3427.71 2350 .00 378 .99 790 .00 2851.58 10 .00 4715.00 246 .05 582 .75 600 .00 380 .00 1940 .00 2500 .00 318 .00 39050 .00 663 .75

Apr 3378 .39 2100 .00 462 .18 720 .00 2630 .34 10 .00 4315.00 225.20 582 .75 500 .00 430 .00 1660 .00 1490 .00 270 .00 36000 .00 641.25

M ay 3945.56 2175.00 480 .67 765.00 2949 .91 10 .00 4830 .00 229 .37 582 .75 530 .00 430 .00 1660 .00 1150 .00 302 .00 37150 .00 663 .75

Jun 4044 .20 2375.00 545.38 750 .00 2949 .91 12 .40 5070 .00 233 .54 582 .75 495.00 405.00 1770 .00 1250 .00 505.00 37500 .00 675.00

Jul 4981.27 2300 .00 563 .86 805.00 2900 .75 15.80 4760 .00 225.20 582 .75 410 .00 410 .00 1870 .00 1150 .00 495.00 39200 .00 691.88

Aug 5474 .47 2425.00 591.60 925.00 3539 .89 31.60 5670 .00 229 .37 582 .75 410 .00 420 .00 1970 .00 1750 .00 810 .00 41600 .00 748 .13

Sep 5622 .43 2325.00 536 .13 895.00 3441.56 38 .40 5700 .00 254 .39 582 .75 405.00 550 .00 2340 .00 1510 .00 630 .00 45200 .00 916 .88

Oct 5622 .43 2300 .00 582 .35 1200 .00 3146 .57 38 .00 5190 .00 233 .54 602 .50 660 .00 510 .00 2270 .00 1800 .00 680 .00 49050 .00 753 .75

Nov 5227.87 2250 .00 721.01 1170 .00 3195.74 40 .00 5455.00 276 .89 602 .50 950 .00 570 .00 2570 .00 1990 .00 630 .00 50750 .00 759 .38

Dec 5573 .11 1970 .00 665.54 1010 .00 2925.33 34 .00 4890 .00 179 .50 671.64 920 .00 480 .00 2360 .00 1900 .00 605.00 46300 .00 725.63

2008

2009

2010

128

EXCL SM CB AISA DVLA BM RI M YRX ASII SDRA BCAP KBLV PNIN LSIP PLIN JPFA ITM G M EDC

Jan 5573 .11 1830 .00 684 .03 1020 .00 2900 .00 34 .40 5205.00 163 .27 543 .24 810 .00 490 .00 2150 .00 1800 .00 600 .00 45700 .00 658 .13

Feb 5425.15 2025.00 739 .49 1060 .00 3400 .00 42 .00 5700 .00 195.73 592 .63 900 .00 520 .00 2275.00 2200 .00 690 .00 46200 .00 646 .88

M ar 6707.46 2250 .00 693 .28 1110 .00 3575.00 43 .00 5615.00 166 .13 493 .85 870 .00 560 .00 2450 .00 2900 .00 730 .00 46800 .00 618 .75

Apr 6559 .50 2250 .00 573 .11 1160 .00 3600 .00 44 .00 5875.00 205.28 513 .61 830 .00 630 .00 2425.00 3000 .00 835.00 47000 .00 585.00

M ay 6066 .30 2200 .00 610 .08 1120 .00 3600 .00 45.00 6355.00 189 .05 409 .90 910 .00 580 .00 2325.00 3000 .00 995.00 44750 .00 528 .75

Jun 5918 .34 2075.00 702 .52 1220 .00 3925.00 46 .00 7050 .00 195.73 572 .87 850 .00 610 .00 2350 .00 3000 .00 1060 .00 50500 .00 562 .50

Jul 5277.19 1940 .00 693 .28 1220 .00 3425.00 47.00 6615.00 200 .51 464 .22 910 .00 560 .00 2400 .00 2400 .00 985.00 43150 .00 534 .38

Aug 4882 .63 1780 .00 619 .33 1200 .00 3150 .00 47.00 6365.00 183 .32 493 .85 500 .00 430 .00 2050 .00 1620 .00 865.00 39250 .00 483 .75

Sep 5079 .91 1930 .00 600 .84 1230 .00 3575.00 41.00 6900 .00 188 .09 562 .99 465.00 460 .00 2200 .00 1600 .00 1020 .00 44650 .00 523 .13

Oct 5227.87 1890 .00 628 .57 1150 .00 3200 .00 42 .00 7090 .00 183 .32 582 .75 475.00 425.00 2375.00 1320 .00 900 .00 38150 .00 523 .13

Nov 4241.48 2175.00 495.00 1150 .00 3375.00 59 .00 7400 .00 210 .05 553 .12 580 .00 415.00 2250 .00 1550 .00 765.00 38650 .00 545.63

Dec 4981.27 2225.00 475.00 1200 .00 3350 .00 58 .00 7890 .00 270 .00 948 .20 530 .00 460 .00 2425.00 1360 .00 820 .00 36700 .00 523 .13

Jan 4562 .06 2300 .00 470 .00 1210 .00 3225.00 58 .00 7085.00 348 .50 809 .92 495.00 470 .00 2650 .00 1700 .00 865.00 43350 .00 517.50

Feb 4438 .76 2575.00 510 .00 1230 .00 3425.00 57.00 7395.00 400 .00 1224 .76 500 .00 510 .00 2875.00 1400 .00 825.00 43450 .00 483 .75

M ar 5425.15 2575.00 710 .00 1280 .00 3700 .00 55.00 7100 .00 386 .69 1303 .78 550 .00 550 .00 2925.00 1470 .00 845.00 39750 .00 472 .50

Apr 5721.07 2300 .00 570 .00 1310 .00 3450 .00 50 .00 6430 .00 424 .88 1007.46 530 .00 495.00 2400 .00 1550 .00 830 .00 33800 .00 407.25

M ay 6066 .30 2425.00 610 .00 1290 .00 3600 .00 56 .00 6850 .00 496 .49 1125.99 530 .00 470 .00 2675.00 1450 .00 985.00 35950 .00 405.00

Jun 6066 .30 2625.00 720 .00 1500 .00 4150 .00 47.00 7000 .00 477.39 948 .20 485.00 500 .00 2750 .00 1850 .00 870 .00 35550 .00 389 .25

Jul 6559 .50 2625.00 660 .00 1630 .00 3900 .00 43 .00 6750 .00 420 .11 790 .17 530 .00 475.00 2400 .00 1850 .00 890 .00 38200 .00 378 .00

Aug 6559 .50 2850 .00 730 .00 1680 .00 4100 .00 47.00 7400 .00 472 .62 829 .68 590 .00 490 .00 2450 .00 1690 .00 940 .00 42150 .00 384 .75

Sep 7102 .01 3250 .00 900 .00 1640 .00 4125.00 45.00 8050 .00 448 .75 977.83 630 .00 540 .00 2325.00 1640 .00 975.00 40650 .00 355.50

Oct 5079 .91 3575.00 1190 .00 1740 .00 4125.00 53 .00 7250 .00 563 .32 1412 .42 610 .00 495.00 1870 .00 1600 .00 1070 .00 39250 .00 330 .75

Nov 5474 .47 2900 .00 1080 .00 1690 .00 3900 .00 56 .00 7550 .00 650 .00 1580 .33 600 .00 510 .00 2250 .00 1550 .00 1220 .00 41350 .00 369 .00

Dec 5326 .51 3100 .00 1140 .00 1740 .00 4525.00 63 .00 7350 .00 601.51 1560 .58 610 .00 600 .00 2200 .00 1620 .00 1400 .00 41450 .00 353 .25

Jan 5573 .11 3675.00 1300 .00 1820 .00 5025.00 88 .00 7950 .00 553 .78 1501.32 580 .00 690 .00 2075.00 1620 .00 1630 .00 40250 .00 378 .00

Feb 5178 .55 3600 .00 1280 .00 2275.00 5000 .00 102 .00 7900 .00 792 .47 1856 .89 590 .00 740 .00 1930 .00 1550 .00 1890 .00 35500 .00 364 .50

M ar 5030 .59 3650 .00 1240 .00 2200 .00 5250 .00 98 .00 7350 .00 840 .00 1679 .11 870 .00 770 .00 1520 .00 1950 .00 1930 .00 36750 .00 429 .75

Apr 4931.95 3150 .00 1470 .00 3925.00 4850 .00 126 .00 7050 .00 820 .00 1768 .00 790 .00 800 .00 1920 .00 2175.00 1980 .00 30000 .00 450 .00

M ay 4759 .34 2450 .00 1250 .00 2800 .00 4500 .00 148 .00 7000 .00 725.64 1560 .58 700 .00 690 .00 1720 .00 2150 .00 1610 .00 28150 .00 380 .25

Jun 4438 .76 2625.00 1310 .00 2650 .00 4450 .00 126 .00 6500 .00 735.18 1639 .60 590 .00 700 .00 1120 .00 2000 .00 1220 .00 24200 .00 402 .75

Jul 4142 .84 2100 .00 1220 .00 2150 .00 3550 .00 116 .00 6050 .00 639 .71 1609 .97 600 .00 630 .00 1490 .00 1800 .00 1180 .00 32050 .00 528 .75

Aug 4389 .44 2375.00 1250 .00 2225.00 3975.00 112 .00 6450 .00 763 .83 1619 .84 600 .00 690 .00 1270 .00 1800 .00 1390 .00 26300 .00 590 .63

Sep 4438 .76 2575.00 1320 .00 2250 .00 4300 .00 106 .00 6650 .00 821.11 1530 .95 600 .00 730 .00 1600 .00 1880 .00 1400 .00 29900 .00 551.25

Oct 4931.95 2300 .00 1400 .00 2100 .00 3825.00 100 .00 6250 .00 859 .31 1175.37 620 .00 650 .00 1840 .00 1920 .00 1240 .00 28700 .00 568 .13

Nov 4981.27 2275.00 1430 .00 2200 .00 3925.00 114 .00 6800 .00 849 .76 1323 .53 580 .00 670 .00 1930 .00 1920 .00 1220 .00 28500 .00 472 .50

Dec 4784 .00 2075.00 1555.00 2070 .00 4350 .00 119 .00 6425.00 854 .53 1185.25 600 .00 675.00 1655.00 1950 .00 1390 .00 26800 .00 534 .38

2012

2011

2013

129

EXCL SM CB AISA DVLA BM RI M YRX ASII SDRA BCAP KBLV PNIN LSIP PLIN JPFA ITM G M EDC

Jan 4310 .53 2455.00 1900 .00 2080 .00 4550 .00 120 .00 6950 .00 849 .76 1155.62 555.00 720 .00 2070 .00 1950 .00 1595.00 26000 .00 571.50

Feb 4369 .71 2760 .00 2060 .00 2030 .00 4725.00 134 .00 7375.00 916 .59 1111.17 860 .00 670 .00 2210 .00 2500 .00 1410 .00 24350 .00 612 .00

M ar 4675.49 2840 .00 2200 .00 2050 .00 4912 .50 124 .00 7425.00 1098 .00 1145.74 950 .00 695.00 2450 .00 2505.00 1265.00 25475.00 618 .75

Apr 5400 .49 2700 .00 2510 .00 2105.00 5087.50 125.00 7075.00 1069 .36 997.59 1700 .00 680 .00 2310 .00 2640 .00 1315.00 28650 .00 731.25

M ay 4931.95 2625.00 2315.00 1925.00 4862 .50 121.00 7275.00 1083 .68 977.83 2050 .00 665.00 2315.00 2650 .00 1220 .00 27000 .00 798 .75

Jun 5326 .51 3030 .00 2375.00 1985.00 5125.00 125.00 7725.00 1098 .00 898 .82 2200 .00 645.00 2100 .00 2600 .00 1260 .00 26150 .00 786 .38

Jul 5597.77 2920 .00 2505.00 1860 .00 5187.50 133 .00 7575.00 1164 .84 1372 .92 2730 .00 645.00 1870 .00 2600 .00 1290 .00 28175.00 821.25

Aug 6016 .98 2600 .00 2295.00 1550 .00 5037.50 124 .00 7050 .00 1074 .13 1214 .88 3520 .00 655.00 1900 .00 2600 .00 1230 .00 25975.00 803 .25

Sep 5449 .81 2350 .00 2190 .00 1650 .00 5175.00 124 .00 6775.00 1107.55 1170 .44 2860 .00 665.00 1945.00 2675.00 1255.00 21175.00 866 .25

Oct 5277.19 2275.00 2270 .00 1550 .00 5262 .50 138 .00 7125.00 1098 .00 997.59 2700 .00 760 .00 1985.00 2200 .00 1145.00 19025.00 841.50

Nov 4798 .79 2185.00 2095.00 1690 .00 5387.50 139 .00 7425.00 1098 .00 982 .77 2590 .00 745.00 1890 .00 3750 .00 950 .00 15375.00 855.00

Dec 4734 .68 1965.00 2150 .00 1560 .00 5500 .00 142 .00 7850 .00 1098 .00 948 .20 2185.00 730 .00 1840 .00 3750 .00 890 .00 16750 .00 703 .13

Jan 4685.36 1910 .00 2200 .00 1500 .00 6000 .00 151.00 7850 .00 1100 .00 1323 .53 2600 .00 740 .00 1880 .00 2650 .00 900 .00 16900 .00 675.00

Feb 4290 .80 1530 .00 2095.00 1810 .00 6237.50 151.00 8575.00 1098 .00 1723 .55 2770 .00 790 .00 1730 .00 2600 .00 780 .00 16900 .00 697.50

M ar 4285.87 1550 .00 1760 .00 1780 .00 5375.00 142 .00 6850 .00 1140 .97 1698 .86 2300 .00 780 .00 1425.00 3600 .00 550 .00 12600 .00 720 .00

Apr 3876 .52 1670 .00 1825.00 1790 .00 5387.50 156 .00 7300 .00 1136 .19 1708 .74 2500 .00 795.00 1665.00 2880 .00 680 .00 13500 .00 596 .25

M ay 3634 .85 1500 .00 1870 .00 1695.00 5025.00 148 .00 7075.00 1140 .97 1822 .32 2600 .00 725.00 1555.00 3500 .00 535.00 12850 .00 614 .25

Jun 3082 .47 1420 .00 1925.00 1560 .00 4762 .50 143 .00 6650 .00 1140 .97 1807.51 2500 .00 685.00 1355.00 3900 .00 440 .00 9725.00 578 .25

Jul 2895.06 1000 .00 1605.00 1450 .00 9000 .00 144 .00 5925.00 1102 .78 1700 .00 2000 .00 625.00 1080 .00 3830 .00 368 .00 9350 .00 1495.00

Aug 2406 .79 1005.00 1450 .00 1315.00 3962 .50 139 .00 5225.00 1136 .19 1649 .47 2100 .00 580 .00 1385.00 3880 .00 297.00 9875.00 257.63

Sep 3186 .04 1050 .00 1585.00 1450 .00 4350 .00 135.00 5900 .00 1107.55 1470 .00 2100 .00 595.00 1550 .00 2825.00 440 .00 8475.00 241.88

Oct 3768 .01 1140 .00 1460 .00 1400 .00 4250 .00 131.00 5925.00 1098 .00 1550 .00 1800 .00 595.00 1200 .00 3960 .00 470 .00 6750 .00 237.38

Nov 3600 .33 995.00 1210 .00 1300 .00 4625.00 127.00 6000 .00 1050 .26 1685.00 1875.00 545.00 1320 .00 4000 .00 635.00 5725.00 178 .88

Dec 3511.55 905.00 1035.00 1290 .00 4800 .00 134 .00 6450 .00 1069 .36 1630 .00 1570 .00 500 .00 1425.00 4000 .00 735.00 4810 .00 158 .63

Jan 3846 .92 935.00 1050 .00 1230 .00 4775.00 171.00 6800 .00 1117.10 1570 .00 1370 .00 490 .00 1430 .00 4000 .00 765.00 6750 .00 220 .50

Feb 3945.56 1070 .00 1185.00 1235.00 5150 .00 161.00 7250 .00 1145.74 1640 .00 1050 .00 489 .00 1820 .00 3690 .00 800 .00 6625.00 336 .38

M ar 3472 .10 1035.00 1130 .00 1500 .00 4825.00 162 .00 6725.00 1145.74 1550 .00 870 .00 515.00 1535.00 3585.00 925.00 7800 .00 376 .88

Apr 3530 .00 1110 .00 1460 .00 1500 .00 4512 .50 153 .00 6600 .00 880 .00 1645.00 910 .00 540 .00 1450 .00 3840 .00 890 .00 8750 .00 312 .75

M ay 3670 .00 1055.00 1590 .00 1500 .00 4762 .50 157.00 7400 .00 868 .85 1640 .00 1390 .00 635.00 1380 .00 3590 .00 1115.00 9375.00 337.50

Jun 3710 .00 1105.00 1965.00 1560 .00 5050 .00 155.00 7725.00 1098 .00 1670 .00 1260 .00 600 .00 1405.00 3600 .00 1500 .00 12575.00 379 .13

Jul 2840 .00 1175.00 2150 .00 1660 .00 5612 .50 157.00 8150 .00 1136 .19 1635.00 1980 .00 645.00 1600 .00 4700 .00 1695.00 11375.00 342 .00

Aug 2700 .00 1035.00 1950 .00 1655.00 5600 .00 140 .00 8250 .00 1098 .00 1620 .00 2410 .00 655.00 1495.00 4690 .00 1735.00 10900 .00 344 .25

Sep 2340 .00 965.00 2080 .00 1650 .00 5737.50 140 .00 8225.00 1098 .00 1570 .00 2840 .00 700 .00 1525.00 4700 .00 1885.00 14325.00 294 .75

Oct 2300 .00 925.00 1870 .00 1650 .00 5250 .00 168 .00 7550 .00 1098 .00 1545.00 2790 .00 620 .00 1815.00 4850 .00 1670 .00 16000 .00 283 .50

Nov 2310 .00 900 .00 1945.00 1755.00 5787.50 169 .00 8275.00 1150 .00 1480 .00 1215.00 605.00 1740 .00 4850 .00 1455.00 16875.00 297.00

Dec 2910 .00 900 .00 1575.00 1790 .00 5450 .00 152 .00 7950 .00 1098 .00 1490 .00 1270 .00 650 .00 1550 .00 4750 .00 1755.00 15000 .00 312 .75

2014

2015

2016

130

EXCL SM CB AISA DVLA BM RI M YRX ASII SDRA BCAP KBLV PNIN LSIP PLIN JPFA ITM G M EDC

Jan 2990 .00 910 .00 2000 .00 1690 .00 5650 .00 124 .00 8200 .00 1000 .00 1490 .00 1125.00 715.00 1475.00 4870 .00 1725.00 17600 .00 562 .50

Feb 3060 .00 905.00 2190 .00 1700 .00 5850 .00 142 .00 8625.00 1002 .52 1580 .00 1280 .00 735.00 1465.00 4870 .00 1545.00 20200 .00 787.50

M ar 3210 .00 900 .00 2220 .00 1770 .00 5850 .00 139 .00 8950 .00 1002 .52 1580 .00 1250 .00 850 .00 1395.00 3750 .00 1465.00 19125.00 672 .75

Apr 2960 .00 810 .00 2200 .00 2080 .00 6300 .00 123 .00 8750 .00 1045.49 1580 .00 1285.00 855.00 1525.00 4870 .00 1275.00 15200 .00 677.25

M ay 3410 .00 750 .00 1665.00 2100 .00 6375.00 131.00 8925.00 1085.00 1560 .00 1050 .00 840 .00 1370 .00 4880 .00 1360 .00 17300 .00 515.25

Jun 3360 .00 780 .00 1305.00 2030 .00 6825.00 130 .00 7975.00 900 .00 1570 .00 995.00 830 .00 1410 .00 4860 .00 1165.00 20000 .00 598 .50

Jul 3600 .00 795.00 1035.00 2000 .00 6550 .00 135.00 7875.00 800 .00 1600 .00 950 .00 825.00 1375.00 4860 .00 1200 .00 19450 .00 742 .50

Aug 3740 .00 825.00 930 .00 1880 .00 6725.00 125.00 7900 .00 780 .00 1570 .00 920 .00 815.00 1410 .00 4850 .00 1270 .00 20250 .00 702 .00

Sep 3380 .00 825.00 975.00 1950 .00 7050 .00 118 .00 8000 .00 955.00 1570 .00 795.00 840 .00 1510 .00 3950 .00 1375.00 22200 .00 711.00

Oct 3080 .00 805.00 640 .00 1950 .00 7400 .00 109 .00 7975.00 900 .00 1565.00 490 .00 865.00 1390 .00 3600 .00 1325.00 21150 .00 882 .00

Nov 2960 .00 835.00 476 .00 1960 .00 8000 .00 110 .00 8300 .00 890 .00 1560 .00 428 .00 880 .00 1420 .00 3550 .00 1300 .00 20700 .00 890 .00

Dec 2990 .00 900 .00 545.00 1960 .00 8150 .00 111.00 8500 .00 800 .00 1555.00 476 .00 1430 .00 1310 .00 3220 .00 1460 .00 30300 .00 1240 .00

2017

131

Lampiran 4

Tabel Average Abnormal Return Uji Beda

Kode

PersSebelum Event date Sesudah

Kode

PersSebelum Event date Sesudah

RMBA 0.052095 -0.023657 0.029056 MDLN 0.006169 0.032046 0.002448

BNLI 0.028660 -0.079477 0.014551 BBCA 0.006169 0.032046 0.002448

NISP 0.026060 0.017946 0.007807 TINS 0.007674 0.015072 -0.000025

BBRI 0.026633 0.038314 0.006533 EXCL 0.007674 0.015072 -0.000025

ANTM 0.029056 0.013449 0.007334 SMCB 0.002182 -0.003132 -0.008846

JSMR 0.023983 0.062293 0.004554 AISA 0.002182 -0.003132 -0.008846

KKGI 0.022726 -0.076189 0.013794 DVLA 0.002182 -0.003132 -0.008846

KIJA 0.014240 0.028778 0.017921 BMRI -0.000045 0.043090 -0.008069

KLBF 0.004910 0.049806 0.001111 ASII 0.001572 0.009444 -0.008829

ASRI 0.007334 0.020582 0.001994 SDRA 0.013168 0.011949 -0.005084

SMGR 0.013794 0.031741 0.006563 PNIN -0.000025 -0.060993 0.009405

SCMA 0.016810 -0.049270 0.005038 LSIP -0.004194 -0.001401 0.012900

AUTO 0.016810 -0.049270 0.005038 PLIN -0.007686 0.045817 0.011102

TKIM 0.006735 0.045053 0.010961 JPFA 0.006517 0.010762 0.013557

Lampiran 5

Descriptive Statistics

132

Lampiran 6

Output Common Effect Model

Lampiran 7

Output Fixed Effect Model

133

Lampiran 8

Output Chow Test

Lampiran 9

Output Uji Glejser

134

Lampiran 10

Output Wilcoxon Signed Rank Test