pengkajian keluarga
TRANSCRIPT
Tn.M
NN.N 24 th
Ny.L
Ny.D 28 thNy.S31 thNy.T 36 th
Ny.M65 th
Tn.J 38 th
Tn.S 42 th
Tn.B 32 th
Tn.A
Ny.K 35 th Ny.A 39th
An.I 18 thn
An. G 5 thn
Hipertensi sehat
HipertensiPerokokPNS
Sehat SehatVertigoPedagang
Sehat Sehat Sehat Sehat
Penyakit Jantung Sehat
SehatKelas 3 SMA
Batuk, Kurus, pilekKelas TK B
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN S
Pengkajian dilakukan pada 5 April 2012
A. Data Umum
1. Identitas Kepala Keluarga (KK)
Nama Kepala Keluarga : Tn. S
Usia : 42 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : Perguruan Tinggi
Pekerjaan : PNS
2. Alamat : Pucung, Semarang
3. Komposisi Keluarga
No
.
Nama Umur JK Hub
dengan
KK
TTL Pekerjaan Pendidikan
1. Ny. T 36 P Istri Semarang,
1 November
1971
Pedagang SMA
2. An. I 17 L Anak Semarang,
14 April
1995
Pelajar SMA
3. An. G 5 L Anak Semarang,
4 Agustus
2006
Pelajar TK
4. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki : Entry Point
: Perempuan : Serumah
: Meninggal
5. Tipe Keluarga
Hasil Observasi : Merupakan keluarga inti karena di dalam rumah hanya
terdapat bapak, ibu, dan dua anak laki-laki.
Hasil Wawancara : Ny. T : “yang tinggal di rumah sini bapak, saya, mas
Indu sama Gusvi. Mak.e (mbahnya An. G di rumah sebelah). Ya setiap
saya pergi, kalau dia (An. G) di rumah mesti bilang sama mak.nya, nanti
mak.e nemenin dia.”
6. Budaya
a. Suku Bangsa
Ny. T : “bapak asli purwodadi, kalau ibu asli dari sini, asli banyumanik.
Tapi sebelum tinggal disini, saya dan ibu tinggal di daerah yang
sekarang jadi villa aster dan mulai tinggal disini tahun 1995 mbak”
b. Bahasa sehari-hari
Hasil observasi : memakai bahasa campuran bahasa jawa dan bahasa
indonesia. Jika berbicara dengan An. G, Tn. S dan Ny. T
menggunakan bahasa Indonesia. Namun saat berbicara dengan an. I
menggunakan bahasa jawa.
Hasil Wawancara : Ny. T : “ya campuran ya mbak ya. Kadang-kadang
ya pas jengkel, ya tau sendiri lah mbak. Kadang-kadang dia (an.G)
kalau disuruh gak langsung, ada aja alasannya, ya saya jengkel marah
pake bahasa jawa. Ya kadang dia (An. G) tanya “opo” kok opo,
katanya An. G dipanggil jawabnya gak boleh opo.
c. Kebiasaan adat
Ny. T : “kalo pas hamil, katanya orang tua itu kan jangan dondom-
dondom (jahit) gitu, tapi kalo hal yang lain endak. Dulu pas masih
punya bayi masih percaya kena sawan, ya karena orang tua gitu.
Orang tua bilang ada orang meninggal, ya aku turuti aja, kan yang
bilang orang tua. Tapi itu dulu, kalau sekarang udah gak punya bayi ya
gak takut.
d. Nilai-nilai budaya dalam keluarga
Ny. T : “kalo mengambil keputusan ya tergantung. Tergantung
misalnya, yang punya rencana saya atau bapaknya gitu. Apa saya
yang bilang bapaknya atau bapaknya yang bilang saya, kalau gak
disetujui ya sudah berhenti. Misalnya masuk sekolah ya diputuskan
bersama. Ikuti kemauan bersama, ngalah salah satu.”
e. Kebiasaan budaya yang berhubungan dengan kesehatan
Ny. T : “enggak percaya sama dukun. Kalau sakit dibawanya ke dokter,
rumah sakit. Kalau an. G kan dosisnya tinggi ya, ya bukannya
sombong, kalo di puskesmas gitu memang ya bukannya ga bisa, ga
sembuh lah tapi lama gitu, di bidan juga gitu. Tapi kalau di spesialis 2
kali minum udah langsung keringet keluar trus dingin. Gak ada intinya
dukun itu apa gitu mbak.”
7. Agama
Hasil observasi : Keluarga Tn. S menganut agama islam
Hasil Wawancara :
Ny. T : “agamanya muslim. Kalau keluarga sholatnya dirumah. Kalau
bapak sholat jumat ya di mushola dekat kantornya. Disini mushola nya di
belakang. Kalau ke mushola terus terang ya mbak karena masih jiwa
muda, ya ke mushola setahun sekali gitu mbak. Biasanya kalau masih
muda itu ya banyak tantangan ya mbak ya, ya tau sih sebenernya itu gak
boleh, hehehe.”
8. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Hasil wawancara :
Tn. S : “ya saya kira-kira 2 juta lah mbak. Kalau ibu ya gak mesti namanya
juga orang dagang, ya kalo di kira-kira 1 juta gitu. Tapi langsung ilang,
lewat aja.”
Ny. T : “gajinya gak ada. Gak pernah ngitung, gak ada gajinya, gajinya
udah di min semua, setiap dapet gaji langsung hilang. Hahahaha. Tinggal
numpang lewat. Lha sekarang gimana mbak, kalo masih ada tanggungan,
hari-hari pasti keluar uang, nanti ada keluar ini-itu, tiap bulannya pasti ada
program-programnya.”
9. Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang Keluarga
Hasil wawancara :
Tn. S : “ya saya kira-kira 2 juta lah mbak. Kalau ibu ya gak mesti namanya
juga orang dagang, ya kalo di kira-kira 1 juta gitu. Tapi langsung ilang,
lewat aja.”
Ny. T : “gajinya gak ada. Gak pernah ngitung, gak ada gajinya, gajinya
udah di min semua, setiap dapet gaji langsung hilang. Hahahaha. Tinggal
numpang lewat. Lha sekarang gimana mbak, kalo masih ada tanggungan,
hari-hari pasti keluar uang, nanti ada keluar ini-itu, tiap bulannya pasti ada
program-programnya.”
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
10.Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga di keluarga Tn. S adalah tahap kelima
dimana keluarga memiliki anak pertama remaja dengan usia 17 tahun.
a. Memberikan kebebasan pergaulan yang seimbang dan
bertanggungjawab
Hasil wawancara :
Ny. T : “kalau yang besar kan urusannya sudah sendiri-sendiri ya
mbak, bu aku minta buat ini buat itu. yang penting-penting aja. Dia
biasanya main keluar sama teman-temannya. Kadang kalo pergi ya
pergi gitu aja.”
b. Mempertahankan hubungan keluarga intim dalam keluarga
Ny. T : “jarang mbak kalau di rumah lengkap gitu. Kan punya urusan
sendiri-sendiri. Bapaknya kerja, saya kerja, anak yang esar sekolah
baru pulang jam setengah 4. Nanti yang besar main sama teman-
temannya. Biasanya yang sering baremg ya aku, bapaknya sama An.
G, paling ke ADA, main mandi bola, terus makan di luar, tapi anak
yang besar ndak pernah ikut.
c. Membina komunikasi yang baik dengan anak untuk memantau
perkembangan anak.
Ny. T : “Kalau masalah komunikasi sama An. G ya setiap hari, malah
dia itu selalu cerita semuanya, gak ada yang ditutupi. Tapi kadang an.
G harus diancam dulu kalau disuruh apa, baru mau nglakuin. Kalau
sampai rumah, saya tanyain setelah pulang sekolah dapet PR apa,
kadang jawabannya ya gak tau, gitu enak banget. Tapi kalau
komunikasi sama anak yang besar seperlunya saja. Kalau udah besar,
kalau ga butuh ga perlu ya jarang ngomong. Kan dia pulang sekolah
setengah 4 trus langsung pegang hape, belum sempet megang yang
lain, malah hapenya dulu, kadang nyari hapenya saya, nanti gak ada
hape saya ya hape bapaknya. Terus kalau pergi main gitu sampe jam
10 malem belum pulang ya tak telpon atau ditelpon bapaknya.
d. Perubahan peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
Ny. T : “iya anak saya mau lulus tapi ya ndak tak pikir yang terlalu
berat kok mbak. Kan dia yang menjalani, ya seharusnya tanggung
jawab sama dirinya sendiri, kan udah besar. Kalau nanti dia kuliah ya
gitu, sudah besar ya sudah harus tanggung jawab gak dituntun terus.”
11.Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Mempertahankan hubungan keluarga intim dalam keluarga dan membina
komunikasi yang baik dengan anak terutama dengan anak pertama.
Hasil wawancara :
Ny T :” kalo yang besar itu udah malu kalau apa-apa ngomong sama
orang tuanya, soalnya dia sudah mikir kalau punya urusan sendiri. Paling
kalau ngomong ya yang penting-penting aja dan kalau lagi butuh sesuatu.”
12.Riwayat Keluarga Inti
a. Riwayat Kesehatan sekarang
Ny. T : “Sekarang tidak ada yang sakit alhamdulillah.
Ny. T : “kalau radang kan biasanya panas dulu terus tenggorokannya
gatel, pusing. Cuma gitu aja mbak taunya, soalnya gak pernah punya
penyakit parah. Paling saya punya vertigo, kalau udah mulai pusing
muter-muter gitu saya bawa tidur, istirahat nanti bangun pusingnya
mendingan ilang gitu mbak.”
b. Riwayat Kesehatan dahulu
Ny. T : “Kalau batuk pilek ya gak setiap hari ya. Ya mungkin itu
memang penyakit ciri khas, mungkin karena kecapekan mungkin ya
mbak, trus karena cuaca gitu. Kalo cuma pilek pasti sebulan ada yang
kena pilek bapake. Saya, an. I, an. G alhamdulillah jarang. An. G
jarang sakit juga alhamdulillah.
An. G dulu pernah masuk Rumah Sakit. Waktu 8 bulan gak tau karena
kaget atau apa, mas.nya itu kan syukuran sunatan, gak tau banyak
orang atau apa. Jadi disini rame-rame, dianya (an. G) masuk Rumah
Sakit. Sampe 2 kali, dibawa pulang dulu karena pikire disini kan lagi
rame-rame, tapi ternyata gak bisa, malem masuk Rumah Sakit lagi.”
Ny.T : “saya punya vertigo. Dulu pernah pingsan terus dibawa ke
Rumah Sakit, lupa tahun brapa itu saya masih punya anak satu.”
13.Riwayat Keluarga Sebelumnya
Ny. T : “Kalau dari bapak ibunya bapak mungkin darah tinggi ya mbak,
kalau dari keluarga saya ndak ada. Bapak saya udah ndak ada.
Meninggalnya ndak gerah. Dulu pas berangkat kerja, naik angkutan
meninggalnya di angkutan, tapi ga pernah sakit, gak pernah mengeluh.
Tiba-tiba aja gitu. Sampe banyak polisi-polisi, tadinya mau divisum tapi
pihak keluarga gak usah, istilahnya udah pasrah gitu aja.”
C. Pengkajian Lingkungan
14.Karakteristik Rumah
Hasil observasi
Rumah yang ditinggali oleh keluarga Tn S merupakan rumah milik sendiri
dan rumah tipe sederhana. Luas rumah kurang lebih 30 m2. Jumlah
ruangan :1kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang TV, 1 ruang makan, 1
dapur, 1 kamar mandi. Jumlah jendela : 1 jendela terletak di depan.
Pemanfaatan untuk semua ruangan yang terdapat di dalam rumah adalah
digunakan secara effektif sesuai dengan fungsinya. Hanya saja, ruang
keluarga sering digunakan untuk tidur karena terdapat tempat tidur dan
juga digunakan untuk makan oleh anggota keluarga. Peletakan perabotan
rumah tangga : kurang rapi dan kurang sesuai. Jenis septic tank : keluarga
Tn. S mengatakan menggunakan septic tank jenis resapan. Jarak septic
tank dengan sumber air : ± 7 m.
Masalah keamanan
R. Tamu Kamar Tidur
R. Keluarga DapurKamar Mandi
Tempat Jemuran
R. Makan
Teras
Ny. T : “Disini aman kok mbak. Ya itu yang saya khawatir di jalan depan
rumah saya itu rame mbak, karena kalau lurus terus kesana tembusnya
unnes, jadi banyak kendaraan, saya sering taku kalau An. G main di
jalan.”
Masalah Kebersihan rumah
Hasil wawancara :
Ny. T : “Kalau rumah selalu disapu sama di pel 2 kali pagi sama sore.
Kalau pagi kan ada orang yang bersihin sama nyuci trus pulang. Nanti
sorenya saya yang nyapu. Rasanya gimana gitu kalo gak disapu, risih aja.
Kalau disini jarang ada genangan air sih mbak. Bak mandi dikuras sebulan
sekali gitu.
Kepuasan terhadap Rumah
Hasil observasi : Ny. T cukup puas dengan rumahnya. Hal itu ditunjukkan
dengan selalu membersihkan rumah setiap hari
Hasil wawancara :
Ny. T : “ya rumahnya gini-gini aja mbak, tapi ya lumayanlah, hahaha..
Denah Rumah
Keterangan
: pintu
15.Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Ny. T : “ada arisan RT. Ikut arisan RT, arisannya tiap minggu kedua. Kalau
arisan RW dulu saya ikut tapi males gitu lho mbak kadang kan arisannya
sampe ke pelosok-pelosok, kan kalau RW kan dari beberapa RT. Akhirnya
saya males, malese apa sampe kampung-kampung, kampung sana,
akhirnya aku males trus aku keluar. Trus kadang ndak enake tempatku
kan kurang luas, kan giliran yang nerima arisannya.
16.Mobilitas Geografis Keluarga
Ny. T : “dulu di villa aster, dulu kan belum dibuat perumahan, dulu kan
rumahnya 3, kalo orang dulu ya mbak diiming-imingi duit 18 juta itu udah
ndak kuat lah. Lha trus akhirnya disini cuma dapet segini ini rumahnya.
Jadi pindah sekitar tahun 1995, setahun setelah menikah sama bapak.
Disini ya dekat ga dekat ya mbak sama rumah sakit sama puskesmas, tapi
kan ada motor masih bisa kejangkau lah mbak.
17.Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Perkumpulan dengan keluarga
Ny. T : “jarang kumpul keluarga, kecuali ada acara, misale mbakku ada
acara selametan baru kumpul, kalo gak ya nggak mbak. Kalo ndak ya
adekku yang rumahnya di sebelah misalnya mau minjem yaudah kesini,
kalo ndak ya seperlunya aja. Hehe...
Perkumpulan dengan masyarakat
Ny. T : “kalo disini semuanya ibu-ibunya pada kerja ya mbak, jadi kan
istirahatnya kalo sore gini, kalo sore ya udah ngurusin anak-anaknya,
belajar, selesai malem, yaudah gak sempet mbak. Paling ya ngomongnya
pas pulang arisan, ngomong bareng-bareng, setelah itu yaudah pulang ke
rumah masing-masing. Kalau bapak-bapak disini ndak ada ronda gitu
mbak, ya masuk rumah masing-masing. Paling kalau bapak-bapak ya ada
kerja bakti tapi jarang.”
18.Sistem Pendukung Keluarga
a. Jumlah anggota keluarga yang sehat : 4 orang
b. Fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan
1) Fisik
Ny. T : “kalo termometer ada mbak, tapi timbangan, atau yang lain-
lain ndak ada.
2) Psikologis
Ny. T : “Kalau dokter pribadi ndak ada, paling kalo An. G yang sakit
ya dibawa ke dokter spesialis langganan aja. Belum pernah
mendatangi psikiater, lha buat apa mbak hehe..
3) Sosial
Ny. T : “kalo anak, suami sakit ya dibawa ke dokter gitu mbak. Tapi
kalo panas, pusing biasa ya beli obat gitu. Tapi saya nggak pernah
beli obat warung, mending langsung ke apotek yang jelas sekalian
obatnya”
D. Struktur Keluarga
19.Pola Komunikasi Keluarga
Ny. T : “Kalau masalah komunikasi sama An. G ya setiap hari, malah dia
itu selalu cerita semuanya, gak ada yang ditutupi. Tapi kadang an. G
harus diancam dulu kalau disuruh apa, baru mau nglakuin. Kalau sampai
rumah, saya tanyain setelah pulang sekolah dapet PR apa, kadang
jawabannya ya gak tau, gitu enak banget. Kalo An. G sama bapaknya ya
biasa, cerita terus gitu apa aja yang mau dicritain. Tapi beda, kalau anak
yang besar seperlunya saja. Kalau udah besar, kalau ga butuh ga perlu ya
jarang ngomong. Kan dia pulang sekolah setengah 4 trus langsung
pegang hape, belum sempet megang yang lain, malah hapenya dulu,
kadang nyari hapenya saya, nanti gak ada hape saya ya hape bapaknya.
Kalau misal dia pergi, sampai jam 10 belum pulang ya ditelpon bapaknya,
ini anake kemana kok dolan sampe malem. Wis pokonya dia itu ngomong
kalo perlu aja. Tapi kalau kumpul sama temene wis rame gitu mbak. Kalau
komunikasi sama bapaknya ya biasa. Kadang kalau dia ada masalah di
kantornya ya malah pulang, tak tanyain kok gak balik lagi ke kantor,
yaudah jawabannya males, mumet malah ditinggal tidur. Tapi apa-apa
selalu bicara kalo mau mutusi gitu. Kalo punya masalah ya crita sama
suami atau keluarga tergantung masalahnya aja. Nanti suami ngasih
saran, kalo dia nyuruh gini ya saya nurut gini. Tapi kalo gak pas ya saya
kasih alesannya. Tapi kadang saya itu gak mau merepotkan dia, kalau
saya masih bisa menjangkau ya saya urusi sendiri.”
20.Struktur Kekuatan Keluarga
a. Kemampuan keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain
untuk mengubah perilaku
Ny. T : “anak saya dua-duanya itu sering berantem mbak, mau pegang
ini, mau minta ini misal makanan ndadak berantem dulu. Susah dikasih
taunya, jaraknya jauh tapi nggak bisa ngemong.
Ny. T : “saya juga sering susah kalau nyuruh An. G belajar gitu mbak,
kalau disuruh belajar itu ada aja alesane, mau ini dulu mau itu dulu,
anak yang besar juga, udah tau mau ujian kok yo masih dolan kesana
kesini, gak ada prihatinnya sama sekali. Yaudah itu kan urusannya dia
maunya kayak gimana.”
b. Pengambilan keputusan dalam keluarga
Ny. T : “ya kalo mau mutusi saya sama suami ya ngorol gitu mbak, jadi
keputusan bersama, harus ada yang ngalah salah satu gitu.”
c. Peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan
Ny. T : “ya kalo mau mutusi saya sama suami ya ngorol gitu mbak, jadi
keputusan bersama, harus ada yang ngalah salah satu gitu, anak-anak
gak ikut-ikut, lha anak yang pertama jarang ngobrol, An. G masih kecil,
jadi suami saya sama saya yang ngomong”
21.Struktur Peran
a. Formal :
Ny. T : “ya bapaknya ya sebagai bapak, aku sebagai ibu ya gitu-gitu
lah. Terus anak ya jadi anaknya, harusnya nurut sama orang tua gitu to
mbak.”
b. Non Formal :
Ny. T : “maunya sebagai teman buat anak saya. Tapi kalo masnya
udah merasa malu ya, jadi ndak pernah cerita, jadi seperlunya aja kalo
ngomong, misalnya “bapak besok ke sekolahan ada undangan gitu gitu
trus bu ini disuruh mbayar, besok terakhir,” udah gitu aja, kalo ndak
ada ya nggak pernah cerita apa-apa lagi. Tapi kalo An. G iya mbak,
sama aku sama bapaknya juga semua pasti diceritain, ya kayak
ngomong sama temene gitu. Jadi dia ndak bisa dibohongi, ndak bisa
diumpet-umpetin.”
Ny T : “kalau biasane ada yang sakit gitu mbak, kan saya dagang,
bapaknya kerja, ya itu mbak ma’e yang biasane ngrawat. Tapi kalau
sampai masuk rumah sakit yan saya kadang ma’e. Trus yang biasane
nggawe ayem ini yo si an G itu to mbak, kadang-kadang tingkahnya
bikin lucu, semuanya sampek ketawa. Kalau sedang ada masalah
biasane bapaknya yang memutuskan solusinya mbak. Dirumah kalo
soal bikin ribut ya nggak ada, ada pun paling ribut-ribut kecil kalo An G
males ato kalo anak-anak nakal gitu mbak. Keluarga sini adem ayem
aja kok mbak, biasalah mbak pokoknya...”
22.Nilai dan Norma Keluarga
a. Nilai budaya
Ny. T : “Kita kan rumahnya deket sama ibu ya mbak, jadi masih banyak
wejangan dari ibu yang kita harus lakuin misalnya ya kalu pas punya
anak bayi gak boleh ajak ke orang meninggal takutnya nanti sawan.
Tapi ya itu dulu sekarang anak udah mulai besar ya gak gitu-gitu amat.
Ya kalo masih ada orang tua yang sebisa mungkin dianut soalnya saya
tahu maksudnya baik ya walaukadang kurang masuk akal gitu.
Daripada anak saya kenapa-kenapa ya mendingan nurut kan gak
susah, gak ada salahnya juga to?”.
b. Nilai yang dianut keluarga
Ny. T : “ya saya sama suami ngajarin anak buat sopan santun to ya
mbak. Sama yang lebih tua paling nggak ngluruhi dulu gitu. Tapi itu lho
mbak anakku yang pertama kalau ada tamu langsung pergi gitu aja,
ndak pernah yang ngajak ngomong, apling gak nyapa. Sampe pernah
dimarahin bapaknya, kamu itu udah besar mbok yo sing sopan kalau
ada orang datemh, nggak ngloyor gitu aja pergi. Saya itu sampai
jengkel. Pernah gitu temenku dateng kesini dia diem aja. Misalnya
sama kakakku kalau misal ada acara gitu, kalau dia gak disuruh
ngomong ya apa mau dia ngomong. Tapi kalau udah campur sama
temen-temene wis ceritanya banyak.”
Ny. T : “kalau masalah main, boleh aja tapi jam 10 malem harus pulang
rumah, kalau ndak pulang, bapake biasanya telpon gitu dimana kok
belum pulang.”
c. Norma yang dianut keluarga
Ny T :” ya kalau aturan-aturan yang biasa kita lakukan di keluarga sih
ya memang yang ada di lingkungan sekitar, kan sama-sama wong joeo
mbak jadi ya hampir sama lah. Tapi kalau di masyarakat anak-anak
biasanya diharuskan pulang maksimal jam 09.00 malam tapi kalau di
keluarga kami kita berikan kelonggaran buat yang sulung jam 10.00
malam, kan anaknya udah besar mbak jadi gak apa-apa lah.”
d. Nilai kualitas hidup dan pemeliharaan kesehatan
Ny. T : “ kalo kesehatan ya jelas nomer satu mbak. Kalo upi sakit aja
kita bawanya ke dokter spesialis kok, soalnya dia gak ngefek kalo
Cuma obat yang dari puskesmas atau bidan gitu. Sembunhya
lama,kalo di doktter spesialis 2 hari ja langsung sembuh. Dulu juga pas
lahiran upi, kan saya sempet bedrest total 3 hari terus dikasih obat
penguat tapi akhirnya dokter anjurin operasi tapi baru mau oprasi upi
udah lahir. Ya itu bapak bawanya ke RS Kusuma gak mau ke RS biasa
katany takut kalo Di RS biasa. Tapi kalo saya alhamdulillah kalo saki
sedikit langsung tak kasih obat warung kaya oskadon langsung
sembuh. Kalo bapak suka minum vitamin solanya kalo kerja malam
juga. Kalo kaka upi juga jarang sakit, beda sama upi setiap bulan pasti
ke dokter”.
e. Pendidikan
Ny. T: “ kalo sekolah itu penting mbak soalnya apa sih yang dikasih
rang tua buat bekal masa depan anak? Kan ya Cuma ilmu. Makanya
dari TK saya sudah selalucari yang paling baik buat anak. Ini juga SD
upi rencaana mau di kampus hijau Bina Insani Tembalang. Bagus
mbak tapi agak murah dibanding Al-Azhar Cuma 6 juta. Kalo mas nya
pengen saya sekolahkan di Poltekkes yang radsiologi solanya kata
temen saya cari kerja nya masih agak gampang. Jadi ini prioritas
mbak, mau gimana cara cari uangnya kalo buat sekolah ya diada-
adaakan”.
f. Persamaan
Ny. T : “ Kalo disini semuanya boleh ngomong harus ada diskusi kalo
ada sesuatu. Upi aja udah bisa protes kok. Dia tu gak bisa diboongin.
Jadi semua keluarga bebas ngomong mbak. Ya walaupun nanti tetep
Bapak
Anak 2Anak 1
Ibu
kudu ada yang ngalah, pendapat siapa aja yang dipakai ya harus
legowo”.
g. Toleransi terhadap perbedaan
Ny. T : “ Beda itu biasa mbak ya sante aja jadinya. Asal ada
yangngalah gitu”.
h. Orientasi masa depan
Ny. T : “ Kalo saya sama bapak sih gak muluk-muluk mbak yang dekat
dulu aja upi bisa ke Bina Insani terus masnya bisa ke radiologi”.
Tn. S : “ Nilai dan norma yang dianut sama seperti yang berlaku di
masyarakat. Contohnya, anak-anak Tn S dilarang pulang melebihi jam
10 malam, apabila melakukan kesalahan segera minta maaf kepada
yang bersangkutan dalam hal tersebut. Yang lebih muda selalu
menghormati yang lebih tua”.
E. Fungsi Keluarga
23.Fungsi Afektif
Saling asuh, keakraban dan identifikasi
Ny. N: “ Ya namanya juga keluarga pasti saling sayang, ya kadang suka
ribut juga sih upi sama masnya. Padahal jaraknya jauh tapi kadang ribut
juga sih kalo pas rebutan apa gitu. Kalo saya sendiri pasti sayang lah ke
anak-anak dan bapaknya. Bapak juga pasti sayang. Pasti mendukung
terutama bapak kalo pas bapak ada masalah dikerjaan pasti saya tanya,
kadang malah kalo bapaknya jengkel ditinggal tidur mbak gak balik kerja
lagi.heee...”
Gambar kelekatan :
Pola kebutuhan-Respon keluarga
Ny. T : “Ya selalu saling ingat mengingatkan kalo ada yang salah. Kami
juga selalu berusaha memahami kebutuhan yang lain dan selalu berusaha
untuk memenuhinya walaupun tetap memperhatikan skala prioritas, tetapi
kami selalu memberi sesuatu yang terbaik bagi keluarga. Lha kalo upi
malah kalo pas di ADA minta jajan gitu gak dikasih ya bisa ribut ntar
disana, ya saaya yang ngalah lah. Anehnya dia tu maunya blanjaan dia
diplastik sendiri pe mbak kasir bingung jadi di kasir upi inget-inget yang dia
ambil apa kalo ada yang kurang ya ditanyain. Jadi gak bisa dibooongin dia
tuh”.
Keterpisahan dan Keterkaitan
Ny. T : “ kalo kita kebetulan belum pernah tinggal jauhan mbak jadi ya
gimana ya? Bapak juga gak pernah luar kota. Tapi kalo misal harus
jauhan misal anak sekolah luar kota besok ya pasti harus jalin komunikasi
walau Cuma sms atau telepon”.
24.Fungsi Sosialisasi
Ny. T : “ Kalo kita sama anak gak pernah keras mbak apa maunya anak
aja asal masih benar. Kami tak pernah membiasakan anak untuk
menerima hadiah saat ia benar dan hukuman pun tak harus yang berat
buat anak. Kami beri anak-anak kebebasan asalkan yang penting anak
tahu bagaimana menyelesaikan tugas dengan baik dan benar, tahu ini
benar dan ini salah ya udah. Kami slalu membagi peran dalam merawat
dan membesarkan anak-anak. Misal bapak yang antar jemput ana, pas
aku sibuk ya semua ya urus bapak tapi pas bapak sibuk ya saya yang
urus anak-anak.
Anak-anak juga selalu dihargai apapaun usulannya walaupun usia mereka
belum dewasa. Kami juga menjunjung tingi adat istiadat jawa dan unggah
ungguh serta menghormati orang yang lebih tua karena ibuku juga disini
jadi selau mengingatkan.
Kalo masalah bermain mbak kami sih bebas tapi kondisi rumah kaya
gini,kadang was-was kalo jatuh, dulu aja upi pernah jatuh pe dijait lima
kok. Kalo mas nya sekarang udah besar ya jadi kadang gak mau dibatasi.
Seringnya pulang sekolah langsung pegang HP, kadang dia curang mbak
kalo ada HP ibu ya yang dipake ibu kalo punya ibu gak ada pulsa ya
punya bapak jadi pulsa dia utuh.heee...”
25.Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Karies gigi
Ny T :” oh kalo An G itu giginya item-item itu mbak gigis. Dia sih
kebanyakan makan yang manis-manis mbak, dia itu suka minum susu
dan males minum air putih mbak. Apalagi kalau suruh gosok gigi mbak,
malasnya minta ampun. Masak ibunya yang harus nyikatin.”
Nutrisi kurang
Ny T : “ iya mbak, An G itu kurus mbak, cilik kok. Lha piye mbak, wong
disuruh maem aja susahnya minta ampun. Sudah dimasakin sop sama
ayam goreng, sopnya itu sudah ada sayur-sayurane mbak ada
makroninya juga, ya itu tadi mbak maemnya Cuma mau makroninya
aja. Malah sukanya pengen maem nasi kucing lah, pizza lah. Ah,
pokoknya susah mbak maemnya. Pokoknya yang diminta itu malah
kayak orang tua, susu jae anget, nasi kucing..hahaha..”
Gangguan belajar
Ny T :” an G masih suka semaunya sendiri, mbaca sama nulis
semaunya sendiri. Gampang bosenan, kalau misal mewarnai gitu,
belum selesai langsung loncat ini itu. Gampang bosenan mbak dia itu.
Kalau disuruh belajar, alasannya ada aja, mau ini dulu lah itu dulu lah.”
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan tentang tindakan
kesehatan yang tepat
Ny T :”kalau masalah gigi sih mbak saya takutnya gigi An G itu gak
bisa tumbuh lagi sampai besar. Saya biasanya kasih motivasi dia
dengan cara membelikan sikat gigi yang lucu-lucu dan pasta gigi yang
rasanya enak sesuai dengan keinginnan dia supaya dia semangat
gosok giginya. Kalau kurus ya biasa aja mbak memang anaknya gak
doyan makan, mau gimana lagi. Padahal saya sudah memasak
macem-macem. Ayam itu lho mbak, saya goreng katanya keras, saya
buat sayur gek mau makan, semur ayam juga cuman sesuap dua suap
udah gak mau. Kalau masalah membaca dan menulis, saya takutnya
kan dia mau SD, takut aja kalau dianya ketinggalan dari teman-
temannya yang lain.”
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Ny T :”kalau sakit gigi ya biasanya saya sikatin mbak, saya kasih
minum antibiotik sama natinyeri mbak. Kalo soal dia kurus, saya mau
gimana lagi mbak, saya gak bisa maksa dipaksapun anaknya gak mau.
Mau makan sekali aja sudah alhamdulillah, apalagi dia sukanya yang
goreng-goreng, mungkin keturunan dari saya kali ya, kan saya juga
gak begitu suka sayuran. Kalau masalah belajar, saya sudah
mengikutkan dia les di Fonem, tapi dianya itu yang celelek’an. Apalagi
kalau ketemu temannya yang cocok, masuk kelas malah bermain.saya
kurang pa ya mbak, dia minta apa-apa itu saya turuti, soalnya dia suka
bentak-bentak kalau minta. Dia minta buku gambar, pensil warna, saya
belikan mbak, sampai numpuk banyak. Tapi ya dia itu sukanya cuman
beli-beli saja, kalau sudah sampai rumah disuruh ngerjakan ya gak
mau.”
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Ny. T : “aku itu ndak suka kalau rumah kotor, kan bisa bikin penyakit
makanya tak sapu tak pel 2 kali per hari. kalau masalah genangan air
disini jarang ada genangan mbak. Trus bak mandi ya dikuras teratur
sebulan 2 kali. Kalau sampah langsung dibuang di depan jurang itu to
mbak di depan rumah.”
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di
masyarakat
Ny. T : “alhamdulillah jarang ke Rumah Sakit. Kalau sakit ya dibawa ke
spesialis karena An. G itu dosisnya tinggi. Gak tau ya mbak kalau ke
puskesmas ya bukannya ga sembuh tapi lama sembuhnya, kalau ke
bidan juga gitu nggak sembuh-sembuh, cocoknya di spesialis. Kalau
lagi sakit gigi, saya udah tawarin ke dokter gigi tapi anaknya gak mau
mbak.”
26.Fungsi Reproduksi
Ny. T : “iya emang udah rencana punya anak 2 biar ga berat, apa-apa
mahal sekarang mbak, biaya sekolah apalagi. Aku pake kontrasepsi suntik
mbak, ganti-ganti mbak, yang setahun dibagi 2 separo 1 bulan separo tiap
3 bulan sekali. Suntiknya di bidan srondol asri dari kariadi.”
27.Fungsi Ekonomi
Ny. T : “ya dicukup-cukupin mbak. Uangnya numpamg lewat gitu aja,
barusan dapet besoknya udah kepake lagi, hehehe...tapi alhamdulillah
bisa buat bayar sekolah anak-anak sama jajannya anak-anak.”
F. Stres dan Koping Keluarga
28.Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Jangka Pendek
Ny. T : “stress nya ya paling kalau ga punya uang mbak, tanggal tua gitu
atau kalau anak berantem. Trus juga anak yang besar kan mau UAN, aku
tu prihatin kok dia yang mau ujian nyante banget masih main kesana-
kesini gitu. Tapi aku ga tak pikir beneran sih mbak, soalnya aku kan punya
vertigo, yaudahlah ndak tak ambil pusing.”
Jangka Panjang
Ny. T : “kalo stress yang lebih besar lagi ndak ada kalo sekarang, ya
paling ringan-ringan aja. Biasanya stress berat nya kalo punya masalah
apa gitu. Tapi ya itu mbak gak tak pikir berat-berat kok, diusahakan jangan
stress. Kalau spaneng mikir, kepalanya langsung sakit.”
29.Kemampuan Keluarga Berespon terhadap stressor dan strategi koping
yang digunakan
Ny. T : “ya dibuat santai aja, ndak usah dibuat spaneng lah mbak, berdoa
aja mudah-mudahan ada jalannya. Kalau masalah anak yang besar, dia
kan sudah punya tanggung jwabnya sendiri, seharusnya udah bisa mikir
yang baik mana yang nggak mana.”
G. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
30.Nutrisi dan cairan
Ny. T : “kalau rutin 3 kali sehari bersama bareng itu enggak. Soalnya kan
kalau di rumah jarang barengnya. Ini yang besar pergi terus nanti malem
bapaknya pergi. Kalau makan barengnya ya gini aja, cuman yang besar
itu susah sekali diajak. Kadang saya, suami, An. G pergi makan keluar
tapi anak saya yang besar ndak pernah mau ikut. Saya juga jarang masak
mbak. Kalau sarapan, An. I selalu pasti sarapan, tapi dia masak sendiri,
umpama mau makan mie ya buat mie sendiri, kalau pengen telur ya
goreng telur sendiri gitu. Paling saya masak nasi aja. Kalau saya juga
jarang makan di rumah, kalau lagi keliling, saya ya beli makan di luar.
Saya itu gak kuat makan banyak mbak, apalagi kayak sekarang malem
gak keluar, yaudah gak makan. Kalau bapaknya agak banyak makannya,
kan laki-laki ya mbak. bapaknya makan pagi di deket kantornya gitu. An. G
juga ga rutin 3 kali sehari. Semaunya dia sendiri, kalau lagi pengen makan
ya makan. Kalau disuruh makan sayur susah mbak, sukanya yang
digoreng. Trus chiki-chiki gitu lho, kalau ke ADA itu saya udah belikan roti,
nanti dia yang ambil keju coklat, tapi nanti dia milih sendiri, ambil chiki-
chiki, dan maunya yang besar lagi chikinya. Selain itu aling suka makan
mie. Saya sudah bilang jangan terlalu banyak makan mie, nanti ususnya
putus, tetep aja ngeyel. Saya juga ndak begitu suka sayur sih mbak,
hahahaha... bapaknya aja yang suka makan sayur.
Ny. T : saya ndak begitu suka minum mbak, paling sehari 2-3 gelas air
putih cukup. Hehe. Beda sama bapaknya minumnya itu buanyak banget.
Sehari bisa 2 liter. Bangun tidur aja langsung minum kok. Kalau An. G
sukanya minum minuman yang berpewarna gitu lho. Saya itu sampai
bertengkar kalau ngasih tau, kalau sekolah kan saya bawakan air putih
gitu, kalau dia gak mau sampe nangis pokoknya. Trus susu kotak itu dia
suka banget, ya saya belikan tapi tak umpetke, kalau gak kebangeten
pengen ya saya kasih. Kalau mas I kan sekolah dari pagi sampe sore ya
mbak, kalau di rumah ya ngopi sukanya. Jadi belajar sambil minum kopi.
31. Istirahat dan Tidur
Ny. T : “kalau bapak habis pulang jemput G itu tidur belum ganti baju
masih pake kaos kaki. Nanti bangun jam 3 sore. Kalau malem, kan narikin
retribusi PKL, pulang jam ndak mesti nanti tiba-tiba udah tidur bangun jam
4. Kalau saya juga gak mesti kadang jam 8 udah tidur kadang jam 11 nanti
bangun jam 4 pagi. siangnya ya ngelonin An. G itu to dari jam 12 sampe
jam setengah 3 kadang jam 2. Anak yang besar jam 9 atau jam 10, habis
belajar nanti bangun jam setengah 6 sekolah. Kalau siang gak tidur dia
mbak, baru pulang sekolah setengah 4.”
32.Olahraga
Ny. T : “Bapake tu sering badminton di kecamatan, pingpong juga. Trus
aku bilang bapake aku pengen ikut barbel, tapi kalo sore kan repot
ngeterke ngaji An. G. Kalau An. G sama mas I ya olahraganya paling di
sekolah to mbak.”
33.Eliminasi
Ny. T : “pipisnya kalo bangun tidur siang, mau tidur malem, 3 kali dalem
sehari. Aku sih gak kuat minum banyak, makan pun juga nggak kuat
banyak, makanya awet kurus. Kalau An. G itu masih suka ngompol,
kadang kalau mainnya yang berat loncat-loncat gitu nanti malemnya
ngompol, kalau mainnya biasa aja ya ngak ngompol.”
34.Personal Hygiene
Ny. T : “kalau saya mandi 2 kali sehari mbak, kalau ndak mandi itu
rasanya lengket-lengket semua badannya. Bapaknya, mas I, sama An. G
juga 2 kali sehari. Ya tapi itu An. G kalau disuruh gosok gigi susah banget,
kadang mandi pagi aja nggak mesti sikat gigi, padahal saya sudah bilang
kalau mandi itu gosok gigi. Kalau ke ADA sukanya beli pasta gigi tapai ya
itu malah buat mainan nyuci mobil-mobilannya ndak dibuat sikat gigi. Ini
giginya sampai habis.”
H. Pengkajian Psikiatrik
35.Konsep diri
Hasil observasi:
Ny. T tidak mengalami harga diri rendah. Ny. T bercerita apa adanya, tidak
berusaha membanggakan dirinya atau merendahkan diri. Begitu pula
dengan An. G selalu bermain dengan teman-temannya. An. G tidak
pernah menyendiri dan murung. An. G jarang bertengkar dan menangis di
sekolah karena digoda temannya. Ny. T, Tn. S memiliki konsep diri yang
cukup baik, mereka berusaha untuk berpikir dan bersikap santai supaya
tidak stress. Ny T mengatakan An I adalah anak yang pemalu dan
pendiam, sejak kecil termasuk anak yang tidak banyak omong, serta tidak
mudah bergaul dan menyesuaikan diri dengan orang baru juga seperlunya
aja ngomong. Beda sama an G, kalo dia mah banyak omong, temennya
juga banyak.
36.Status kesehatan mental
Saat dilakukan wawancara, Ny. T memiliki kondisi mental yang baik. Ny. T
selalu tampak bahagia dan tersenyum. Saat menjelaskan mengenai stress
yang dialami, Ny. T tidak tampak murung. Begitu juga dengan Tn. S
suaminya, bersikap ramah dan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda
gangguan mental.
37.Pengkajian Resiko
(tidak terkaji)
I. Pemeriksaan Penunjang
(tidak terkaji)
J. Harapan Keluarga Terhadap Perawat Berhubungan dengan Masalah yang
Dihadapi
38.Persepsi keluarga terhadap perawat
Ny. T : perawat itu ada yang galak, ada yang baik. Pas saya melahirkan,
saya pernah dimarah-marahi gara-gara saya teriak kesakitan gitu lho. Dia
bisa bilang gitu lha wong nggak ngerasain sakit. Tapi juga ada yang baik,
mau nerangin tentang penyakitnya, kasih tau tempat beli obat, kan
biasanya ada ya mbak obat yang harus dibeli di luar, nah itu diterangin
belinya dimana.
39.Harapan keluarga kepada perawat
Ny. T : “ ya saya itu berharap kalau perawat itu bisa baik, ramah, apalagi
yang dihadapi itu kan orang sakit, butuh bantuan. Ya kalau pasien nggak
tau, ya dikasih tau yang bener, jangan malah dimarah-marahi, digetak.
Kan kalau galak malah didoain jelek sama pasiennya, apa ya mau dikasih
doa jelek. Kalau bisa ya yang halus, yang bersahabat sama pasien.”
K. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Fisik
Nama Anggota Keluarga
An. G Tn. S Ny. T An. I
TD (mmHg) 110/80 130/80 110/70 120/80
Nadi
(x/menit)
76 76 80 82
RR (x/menit) 18 16 18 20
BB (kg) 15 75 48 63
TB (cm) 102 165 150 168
Kepala Mesochepal Mesochepal Mesochepal Mesochepal
Rambut Hitam
kemerahan, lurus
tidak ada
ketombe, tidak
mudah patah
Hitam, agak
botak bagian
depan, tidak
ada ketombe,
ikal
Rambut lurus
(dibonding),
hitam, tidak
ada ketombe
Rambut hitam,
ikal
Konjungtiva Konjungtiva tidak
anemis
Konjungtiva
tidak anemis
Konjungtiva
tidak anemis
Sklera Sklera tidak
ikterik
Sklera tidak
ikterik
Sklera tidak
ikterik
Hidung Tidak ada
pengeluaran,
bersih, tidak ada
polip
Tidak ada
pengeluaran,
tidak ada polip,
bersih
Tidak ada
pengeluaran,
tidak ada
polip, bersih
Telinga Tidak ada
serumen,
simetris, tidak
menggunakan
alat bantu
pendengaran
Tidak ada
serumen,
simetris, tidak
menggunakan
alat bantu
pendengaran
Tidak ada
serumen,
simetris, tidak
menggunakan
alat bantu
pendengaran
Mulut Mukosa bibir
kering, tidak ada
sariawan, gigi
karies, didi
Mukosa bibir
lembab, warna
bibir kehitaman
Mukosa bibir
lembab,
warna bibir
kemerahan,
ompong tidak ada gigi
tanggal
Kulit Kulit normal, tidak
ada kemerahan,
warna coklat
gelap
Kulit normal,
tidak ada
kemerahan,
warna coklat
gelap
Kulit normal,
warna kulit
kuning
langsat, kulit
bersih
Warna kulit
coklat gelap
Leher Tidak ada
pembesaran
tiroid
Tidak ada
pembesaran
tiroid
Tidak ada
pembesaran
tiroid
Dada Simetris, tidak
ada kemerahan,
tidak ada masa,
tidak ada retraksi
intercostalis
Abdomen Tidak teraba
massa, tidak ada
nyeri tekan
Tidak teraba
massa, tidak
ada nyeri
tekan
Tidak teraba
massa, tidak
ada nyeri
tekan
Kekuatan otot
Ekstremitas Tidak ada luka,
tidak ada edema,
tidak ada lesi
Ada luka di
kaki, tidak ada
edema, tidak
ada lesi
Tidak ada
luka, tidak ada
edema, tidak
ada lesi
Turgor kulit Elastis Elastis Elastis
Keluhan Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluan
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan