penggunaan fluorida di rt edit2

9
PENGGUNAAN FLUORIDA DI RUMAH TANGGA Fluorida merupakan senyawa yang mengandung unsur fluor. Senyawa fluorida dapat dijumpai dalam berbagai produk rumah tangga. Pada pasta gigi, umumnya terkandung 1 mg fluorida sebagai natrium monofluorofosfat. Senyawa ini tidak mudah larut dan umumnya tidak bersifat toksik. Selain pada pasta gigi, senyawa fluorida juga dapat dijumpai pada produk lain, misalnya natrium fluorida pada obat kumur; natrium fluorida pada vitamin dan suplemen makanan; ammonium bifluorida pada bahan pembersih krom; natrium fluorida pada insektisida dan rodentisida. Natrium fluorida secara alami terkandung dalam air laut sehingga kebanyakan organisme laut, termasuk seafood, mengandung senyawa fluorida. Fluorida juga dapat ditemukan pada gelatin. Pada bayi, asupan fluorida dapat diperoleh melalui air susu ibu (ASI) maupun susu formula yang diminumnya. Sesungguhnya, fluorida merupakan salah satu nutrien esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan gigi dan tulang. Dewan Pangan dan Gizi di Institute of Medicine merekomendasikan asupan fluorida melalui pangan sebagai berikut: Bayi : 0 – 6 bulan sebesar 0,01 mg/hari 7 – 12 bulan sebesar 0,5 mg/hari Anak-anak : 1 – 3 tahun sebesar 0,7 mg/hari 4 – 8 tahun sebesar 1,0 mg/hari 9 – 13 tahun sebesar 2,0 mg/hari Remaja dan dewasa: Laki-laki usia 14 – 18 tahun sebesar 3,0 mg/kg - 1 -

Upload: hendy-nurahadi

Post on 31-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

V

TRANSCRIPT

Page 1: Penggunaan Fluorida Di RT Edit2

PENGGUNAAN FLUORIDA DI RUMAH TANGGA

Fluorida merupakan senyawa yang mengandung unsur fluor. Senyawa fluorida dapat

dijumpai dalam berbagai produk rumah tangga. Pada pasta gigi, umumnya terkandung

1 mg fluorida sebagai natrium monofluorofosfat. Senyawa ini tidak mudah larut dan

umumnya tidak bersifat toksik. Selain pada pasta gigi, senyawa fluorida juga dapat

dijumpai pada produk lain, misalnya natrium fluorida pada obat kumur; natrium fluorida

pada vitamin dan suplemen makanan; ammonium bifluorida pada bahan pembersih

krom; natrium fluorida pada insektisida dan rodentisida.

Natrium fluorida secara alami terkandung dalam air laut sehingga kebanyakan

organisme laut, termasuk seafood, mengandung senyawa fluorida. Fluorida juga dapat

ditemukan pada gelatin. Pada bayi, asupan fluorida dapat diperoleh melalui air susu

ibu (ASI) maupun susu formula yang diminumnya.

Sesungguhnya, fluorida merupakan salah satu nutrien esensial yang diperlukan untuk

pertumbuhan gigi dan tulang. Dewan Pangan dan Gizi di Institute of Medicine

merekomendasikan asupan fluorida melalui pangan sebagai berikut:

Bayi : 0 – 6 bulan sebesar 0,01 mg/hari

7 – 12 bulan sebesar 0,5 mg/hari

Anak-anak : 1 – 3 tahun sebesar 0,7 mg/hari

4 – 8 tahun sebesar 1,0 mg/hari

9 – 13 tahun sebesar 2,0 mg/hari

Remaja dan dewasa: Laki-laki usia 14 – 18 tahun sebesar 3,0 mg/kg

Laki-laki usia di atas 18 tahun sebesar 4,0 mg/kg

Perempuan usia di atas 14 tahun sebesar 3,0 mg/kg

Cara terbaik untuk memperoleh asupan nutrien esensial harian yang diperlukan adalah

dengan mengkonsumsi pangan yang bervariasi.

Meskipun senyawa fluorida merupakan salah satu nutrien esensial yang diperlukan

tubuh, tetapi senyawa ini juga dapat menimbulkan risiko keracunan.

- 1 -

Page 2: Penggunaan Fluorida Di RT Edit2

Efek Senyawa Fluorida terhadap Kesehatan

Pada umumnya, keracunan fluorida diakibatkan oleh tertelannya produk yang

mengandung fluorida, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Keracunan fluorida

dapat terjadi terutama bila bahan yang tertelan jumlahnya melebihi kadar yang

direkomendasikan (seperti yang dijelaskan pada paparan akut).

Keracunan fluorida dapat ditandai dengan berbagai macam tanda dan gejala.

Permulaan/onset gejala dapat timbul beberapa menit setelah bahan tertelan. Akibat

menelan fluorida, mula-mula akan timbul efek lokal pada membran mukosa usus. Di

dalam lambung, fluorida akan membentuk asam hidrofluorik yang dapat menimbulkan

iritasi atau efek korosif pada saluran pencernaan.

Fluorida dapat mengganggu sejumlah sistem enzim, antara lain mengganggu

fosforilasi oksidatif, glikolisis, koagulasi, dan neurotransmisi (dengan cara mengikat

kalsium). Fluorida juga dapat menghambat fungsi enzim Na+/K+-ATPase yang dapat

menyebabkan hiperkalemia akibat pelepasan kalium ekstraseluler. Selain itu, fluorida

dapat menghambat asetilkolinesterase yang sebagian bertanggung jawab atas

terjadinya hipersalivasi, muntah, dan diare. Dapat pula terjadi kejang akibat

hipomagnesemia dan hipokalsemia.

A. Keracunan akut

Keracunan akut akibat fluorida relatif jarang terjadi. Pada umumnya keracunan akut

yang terjadi merupakan kejadian keracunan yang tidak disengaja.

Efek klinis dapat timbul beberapa menit atau tertunda hingga beberapa jam setelah

paparan akut, bergantung pada banyaknya fluorida yang tertelan. Menelan 3-5 mg/kg

bahan dapat menyebabkan muntah dan nyeri lambung; menelan 5-10 mg/kg bahan

dapat menyebabkan hipokalsemia dan gejala muskuler. Overdosis biasanya dapat

menyebabkan hipokalsemia, hipomagnesemia, dan hiperkalemia, disertai dengan

peningkatan interval QT. Interval QT adalah ukuran waktu antara awal gelombang Q

dan akhir gelombang T dalam siklus listrik jantung. Interval QT yang berkepanjangan

merupakan biomarker untuk takiaritmia ventrikel dan merupakan faktor risiko bagi

kematian mendadak.

Gejala muskuler akibat menurunnya kadar kalsium dalam darah dapat timbul 3-5 jam

setelah menelan bahan. Telah dilaporkan pula kasus kematian pada anak usia 3 tahun

- 2 -

Page 3: Penggunaan Fluorida Di RT Edit2

yang menelan 16 mg/kg fluorida serta pada orang dewasa yang menelan lebih dari 32

mg/kg. Keracunan fluorida akut dapat menyebabkan kegagalan multiorgan, depresi

vasomotor pusat, serta kardiotoksisitas. Kematian dapat disebabkan oleh disritmia

jantung (detak jantung tidak teratur), paralisis respiratori, serta gagal jantung, dan

biasanya terjadi dalam 12 jam setelah paparan.

B. Keracunan kronik

Salah satu penyebab terjadinya keracunan kronik akibat menelan fluorida adalah

sering menelan pasta gigi, terutama pada anak-anak. Menelan fluorida dalam jangka

panjang dapat menimbulkan dental fluorosis. Paparan kronik lebih dari 20 mg/hari pada

anak berusia di atas 10 tahun dapat menyebabkan fluorosis pada tulang rangka

(osteosklerosis), kalsifikasi ligamen (pengapuran jaringan ikat yang menghubungkan

tulang), dan peningkatan kepadatan tulang.

Tingkat keparahan akibat keracunan senyawa fluorida dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

1. Keracunan ringan (3-5 mg/kg fluorida)

Gejala yang timbul meliputi iritasi saluran pencernaan, mual, diare, iritabilitas,

letargi, lemah, sakit kepala.

2. Keracunan sedang (>5 mg/kg fluorida)

Gejala yang timbul meliputi nyeri epigastrik, nyeri perut, hipotensi, takikardia,

dehidrasi, hiperkalemia, hipokalsemia, parestesia, tremor.

3. Keracunan berat

Gejala yang timbul meliputi hematemesis, disritmia, kejang, tetanus, paralisis

saluran pernafasan, kolaps kardiovaskuler.

Diagnosis

Penegakan diagnosis biasanya dilakukan berdasarkan riwayat paparan. Adanya gejala

distress saluran pencernaan, kelemahan otot, hipokalsemia, dan hiperkalemia

menunjukkan terjadinya keracunan fluorida.

Kadar fluorida serum normal adalah kurang dari 20 mcg/L (ng/L) tetapi bervariasi

bergantung asupan makanan dan sumber air. Uji laboratorium lain yang menunjang

- 3 -

Page 4: Penggunaan Fluorida Di RT Edit2

adalah pemeriksaan elektrolit, glukosa, BUN (Blood Urea Nitrogen), kreatinin, kalsium

(dan kalsium terionisasi), magnesium, dan EKG.

Penatalaksanaan Keracunan Fluorida

A. Penanganan darurat dan penunjang

- Pertahankan jalan nafas dan berikan nafas bantuan jika diperlukan.

- Pantau EKG dan kadar kalsium, magnesium, serta kalium serum selama

sekurangnya 4-6 jam. Pasien yang menunjukan gejala keracunan disertai hasil

EKG atau kadar elektrolit yang abnormal sebaiknya segera ditangani secara

intensif.

B. Antidotum dan pengobatan spesifik

Pada pasien yang mengalami hipokalemia dapat diberikan kalsium glukonat secara

intravena sebanyak 10-20 mL (dosis untuk anak adalah 0,2-0,3 mg/L), kemudian

pantau tingkat kalsium terionisasi, dan lakukan titrasi lebih lanjut sesuai keperluan.

Hipomagnesemia dapat diobati dengan pemberian magnesium sulfat secara

intravena sebanyak 1-2 g yang diberikan selama 10-15 menit (dosis untuk anak

adalah 25-50 mg/kg dilarutkan sampai kurang dari 10 mg/mL). Hiperkalemia dapat

dikoreksi dengan pemberian kalsium secara intravena serta penanganan lain sesuai

prosedur standar.

C. Dekontaminasi

Tidak disarankan dilakukan dekontaminasi saluran pencernaan terhadap pasien

yang mengalami keracunan senyawa fluorida. Pasien juga tidak boleh dirangsang

muntah karena adanya risiko terjadi permulaan/onset kejang dan aritmia secara

mendadak.

Untuk meningkatkan pH lambung, membentuk kompleks fluorida bebas, serta

mengurangi absorpsi dapat diberikan antasida yang mengandung kalsium

(misalnya kalsium karbonat) secara oral. Makanan yang kaya kalsium, seperti susu,

juga dapat mengikat fluorida. Antasida yang mengandung magnesium juga dapat

diberikan, tetapi masih sedikit informasi mengenai bukti efektivitasnya.

Di rumah sakit, dapat diberikan antasida yang mengandung kalsium seperti yang

disebutkan di atas. Dapat dipertimbangkan pula dilakukannya kumbah lambung

- 4 -

Page 5: Penggunaan Fluorida Di RT Edit2

untuk kasus penelanan bahan dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu yang

belum lama. Namun, tidak disarankan pemberian karbon aktif karena tidak

mengadsorbsi fluorida.

D. Peningkatan eliminasi

Fluorida dapat segera mengikat kalsium bebas dan tulang serta memiliki waktu

paruh eliminasi yang singkat sehingga hemodialisis menjadi tidak efektif.

Disarankan dilakukan observasi medik pada:

- Pasien yang menelan fluorida lebih dari 3 mg/kg (ekivalen dengan 22,7 mg/kg

natrium monofluorofosfat).

- Pasien yang menelan fluorida dalam kadar yang tidak diketahui, tetapi

diperkirakan cukup berarti.

- Pasien yang menelan senyawa fluorida lalu kemungkinan timbul gejala

keracunan.

- Pasien yang sering menelan produk yang mengandung senyawa fluorida.

Pencegahan Keracunan Senyawa Fluorida

Pada umumnya, penggunaan fluorida (terutama pada pasta gigi) dalam dosis yang

dianjurkan oleh International Dental Association adalah aman. Manusia memiliki

kemampuan untuk memetabolisme fluorida yang masuk ke tubuh dalam dosis rendah.

Keracunan fluorida hanya terjadi jika dosis yang digunakan melebihi batas aman, baik

itu secara sengaja maupun tidak sengaja.

Perlu diperhatikan kemungkinan terjadinya keracunan fluorida pada anak akibat pasta

gigi anak yang mengandung fluorida. Pada umumnya pasta gigi untuk anak

mempunyai warna yang menarik dan beraroma enak sehingga perlu diwaspadai anak

menelan pasta gigi yang digunakannya. Para dokter gigi sebaiknya juga dapat

memperkirakan potensi toksik produk yang mengandung fluorida dalam kasus

keracunan fluorida secara tidak sengaja beserta penatalaksanaan keracunan yang

memadai.

Untuk mencegah terjadinya keracunan akibat fluorida, maka perlu dilakukan hal-hal

sebagai berikut:

- 5 -

Page 6: Penggunaan Fluorida Di RT Edit2

Hindarkan mengkonsumsi suplemen fluorida tanpa berkonsultasi dengan tenaga

kesehatan.

Hindarkan penggunaan pasta gigi yang mengandung fluorida pada anak usia di

bawah 2 tahun.

Gunakan pasta gigi berfluorida hanya seukuran biji kacang polong untuk anak

usia 2 tahun ke atas.

Hindarkan penggunaan obat kumur yang mengandung fluorida pada anak di

bawah usia 6 tahun.

Hindarkan menelan pasta gigi.

Daftar Pustaka

Heller, J.L. Emergency Medicine: Fluoride Overdose. Virginia Mason Medical Center, Seattle, Washington. 2011. (http://www.drugs.com) [Diunduh September 2011].

Meier, K.H. Fluoride in Poisoning & Drug Overdose. Fifth Edition. Olson, KR. (Ed). McGraw-Hill Companies, Inc. New York. 2007.

Nochimson, G. Fluoride Toxicity. (http://emedicine.medscape.com) [Diunduh Agustus 2011]

Vierrou, AM., et al. Fluoride Poisoning: mechanism, symptoms and treatment. Odontostomatol Proodos, 1989 Feb; 43(1):31-9. (http://www.ncbi.nlm.nih.gov) [Diunduh September 2011]

Zieve, D. and D.R. Eltz. Fluoride in Diet. VeriMed Healthcare Network. 2011. (http://www.drugs.com) [Diunduh Oktober 2011].

__________. Fluoride. American Academy of Pediatric Dentistry. 2011. (http://www.aapd.org) [Diunduh September 2011)

__________. Fluoride Facts. American Dental Hygienists’ Association. 2011. (http://www.adha.org) [Diunduh September 2011)

__________. Fluoride Toothpaste. National Poison Centre New Zealand. 2011. (http://www.toxinz.com) [Diunduh September 2011)

- 6 -