pengertian logistik4.doc

52
MAGISTER ILMU MANAJEMEN UNIVERSITAS PADJAJARAN BANDUNG 2011 PENGELOLAAN FUNGSI-FUNGSI LOGISTIK PADA PERUSAHAAN MULTINASIONAL ABSTRACT Tujuan - Tujuan dari makalah ini adalah untuk meninjau dan menganalis literatur logistik dan aplikasinya terhadap pengelolaan fungsi-fungsi logistik pada perusahaan Multinasional khususnya yang ada di Indonesia. Selain itu makalah ini juga ingin melihat bagaimana business performance yang dihasilkan dari pengelolaan logistik perusahaan tersebut. Permasalah yang diangkat – Bagaimana struktur dan pemilihan fungsi-fungsi logistik pada perusahaan Multinasional di Indonesia dan gambarannya terhadap performance perusahaan. Desain / metodologi / pendekatan - Makalah ini membahas dan menyajikan dalam bentuk tabel, ikhtisar, literatur akademis tentang fungsi-fungsi logistik dan aplikasinya ke dalam perusahaan Multinasional yang ada di Indonesia. metode yang digunakan dalam makalah ini adalah studi literatur melalui pengumpulan data sekunder. Aplikasi Praktis pada Industri – Makalah ini menggambarkan applikasi sistim pengelolaan logistik di Indonesia pada perusahaan Multinasional dan permasalahan-permasalah yang muncul di dalamnya.

Upload: indryz-idzay

Post on 27-Nov-2015

58 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

MAGISTER ILMU MANAJEMENUNIVERSITAS PADJAJARAN

BANDUNG                                                                             2011

PENGELOLAAN FUNGSI-FUNGSI LOGISTIK PADA PERUSAHAAN MULTINASIONAL

ABSTRACT

Tujuan - Tujuan dari makalah ini adalah untuk meninjau dan menganalis literatur logistik dan aplikasinya terhadap pengelolaan fungsi-fungsi logistik pada perusahaan Multinasional khususnya yang ada di Indonesia. Selain itu  makalah ini juga ingin melihat bagaimana business performance yang dihasilkan dari pengelolaan logistik perusahaan tersebut.

Permasalah yang diangkat – Bagaimana struktur dan pemilihan fungsi-fungsi logistik pada perusahaan Multinasional di Indonesia dan gambarannya terhadap performance perusahaan.

Desain / metodologi / pendekatan - Makalah ini membahas dan menyajikan dalam bentuk tabel, ikhtisar, literatur akademis tentang fungsi-fungsi logistik dan aplikasinya ke dalam perusahaan Multinasional yang ada di Indonesia. metode yang digunakan dalam makalah ini adalah studi literatur melalui pengumpulan data sekunder.

Aplikasi Praktis pada Industri – Makalah ini menggambarkan applikasi sistim pengelolaan logistik di Indonesia pada perusahaan Multinasional dan permasalahan-permasalah yang muncul di dalamnya.

Kontribusi Orisinal tulisan Makalah – Makalah ini menyajikan sebuah gambaran kondisi dan permasalahan logistik di Indonesia dan aktivitasnya pada sebuah perusahaan Multinasional yang ada di Indonesia sehingga memberikan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran proses logistic dan permasalahan-permasalah dalam integrasi fungsi-fungsi logistik.

Keywords : Logistic, Global Marketing, Multinational Company

            PENGELOLAAN FUNGSI-FUNGSI LOGISTIK PADA PERUSAHAAN MULTINASIONAL

I.     PENDAHULUAN 1.1. Penjelasan Fenomena atas Topik

Distribusi dan logistik yang mendunia telah memainkan peranan

penting dalam pertumbuhan dan perkembangan perdagangan dunia. Terlebih

lagi persaingan bisnis yang semakin ketat di era globalisasi ini menuntut

perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya khususnya

dari segi distribusi dan logistik. 

Esensi dari sebuah persaingan adalah terletak dari bagaimana sebuah

perusahaan dapat mengimplementasikan proses-proses dari penciptaan produk

atau jasa yang lebih murah, memiliki mutu lebih baik, dan lebih cepat untuk

memperolehnya (cheaper, better and faster) dibandingkan pesaing bisnisnya.

Global logistik merupakan suatu disain dan pengelolaan dari suatu

sistem yang mengarahkan dan mengontrol aliran dari bahan ‘menuju-melalui-

keluar’ dari perusahaan dengan melintasi batas-batas negara dalam upaya

mencapai tujuan perusahaan yaitu meminimumkan biaya total

(Soebijantoro,1999;p.3). Logistik melibatkan integrasi informasi, transportasi,

persediaan, pergudangan, penanganan material, kemasan, dan keamanan.

Banyak sekali penelitian-peneliatian yang membahas tentang

integrated dari fungsi-fungsi logistik seperti Kahn and Mentzer (1996, p. 6 dalam

van Hoek et al 2008, p.2) yang meneliti tentang integrasi saluran dari fungsi-

fungsi internal logistik yang masih sangat terbatas. Sedangkan menurut

penelitian Ellinger et al., 2006; van Hoek and Mitchell,2006; Piercy, 2007 dalam

van Hoek et al 2008, p.2 mengatakan bahwa penelitian yang ada saat ini

menunjukkan bahwa kurangnya keselarasan antara  area

fungsional disebabkan karena faktor-faktor seperti sistem penghargaan yang

bertentangan, kurangnya pemahaman antara  area fungsional rekan,

pemisahan fungsional, politik  dan alokasi  sumber daya serta ketidak

pedulian manajemen senior.

            Oleh karena itu logistik memerlukan sebuah pengelolaan yang

terintegrasi dari beberapa proses distribusi yang ada mulai dari aktifitas yang

melibatkan perpindahan fisik bahan mentah sampai dengan perpindahan barang

jadi dari tempat produksi ke tempat konsumen (Donald F. Wood et al 2002,

dalam Cateora,Graham 2007, p.188).

           

Logistik dianggap sebagai suatu proses yang sangat penting, karena

dengan pengelolaan yang efektif dan efisien akan menjadi salah satu sumber

keunggulan kompetitif yang dapat diciptakan oleh perusahaan. Dasar-dasar

kesuksesan dalam kompetisi di pasar dapat digambarkan dalam suatu model

sederhana  yang dinamakan sebagai “the triangular linkage of the company” atau

“the Three C’s” yaitu customers, competition dan company dengan hubungan

keterkaitan diantara ketiganya seperti yang diperlihatkan pada Gambar berikut :

Sumber : www.ebizzasia.com

             Pada umumnya, kemacetan dalam mendistribusikan barang-barang dan

jasa-jasa akan banyak menimbulkan kesulitaan baik dipihak konsumen maupun

produsen. Kesulitan yang akan terjadi di pihak produsen meliputi terganggunya

penerimaan penjualan sehingga target penjualan yang telah di tentukan tidak

dapat terpenuhi. Hal ini akan menyebabkan arus pendapatan yang dibutuhkan

oleh perusahaan untuk melangsungkan kontinuitasnya tidak dapat diharapkan.

Sedangkan kesulitan yang akan timbul di pihak konsumen akan menyebabkan

tendensi harga yang meningkat. Tendensi harga yang meningkat terjadi akibat

berkurangnya barang yang ditawarkan di pasar.

            Logistik secara terus menerus mengalami tantangan baru dan sekarang

ini berubah lebih cepat daripada masa-masa sebelumnya. Barangkali perubahan

yang paling tampak adalah meningkatnya pemanfaatan teknologi. Beberapa

diantaranya langsung tampak dalam pergerakan barang, misalnya identifikasi

paket secara elektronik, penjejakan truk troli lewat satelit dan system pemanduan

otomatis. Selain itu perdagangan secara elektronik menjadi jauh lebih canggih

dan tersebar luas. Menjamurnya e-mail diikuti dengan segala macam e-business,

e-commerce dan sebagainya memberikan manfaat yang efisien bagi

transformasi informasi terutama untuk pembelian yang kemudian berkembang

menjadi e-purchasing dan e-procurement. Selain itu adanya tuntutan dalam

memperbaiki pelayanan kepada pelanggan dimana pelanggan menuntut kualitas

yang lebih tinggi, biaya yang lebih rendah, dan pelayanan yang lebih baik

dengan meningkatkan tingkat pelayanan melalui pengurangan lead time yaitu

waktu total dari pemesanan material, pengiriman dan sampai barang tersedia

untuk digunakan tetapi dengan biaya atau harga serendah mungkin. Sehingga

perusahaan untuk menghadapi tuntutan tersebut semaksimal mungkin

menjadikan biaya logistik serendah mungkin dengan lead time sedapat mungkin

mendekati nol.

            Selain itu kecenderungan lainnya adalah globalisasi. Dengan

meningkatnya komunikasi dan makin baiknya pengangkutan berarti bahwa jarak

fisik menjadi kurang signifikan, sehingga perusahaan khususnya bagi

perusahaan yang bergerak dalam multinational company harus memperhatikan

kecenderungan di pasar global agar dapat bersaing dengan perusahaan-

perusahaan lain karena dengan terbukanya pasar global mengakibatkan

kompetisi makin keras dan perusahaan harus melihat setiap peluang agar tetap

kompetitif. Selain itu terdapat perubahan kekuatan dalam rantai pasokan yang

mengakibatkan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam multinational

company mensyaratkan logistik yang sesuai dengan pesanan dari para

pemasok.

             Kecenderungan lain yang terjadi bagi perusahaan multinasional adalah

mendirikan lokasi produksi yang berbiaya rendah dengan logistik yang efisien

sehingga mendorong harga jual produk yang rendah. Selain itu perusahaan

multinasional juga memanfaatkan sedikit pemasok dan mengembangkan

hubungan jangka panjang dengan pemasok yang terbaik dan juga

memanfaatkan pihak ketiga atau Outsourcing untuk mengambil alih sebagian

atau keseluruhan logistik mereka agar perusahaan leluasa berkonsentrasi pada

kegiatan intinya.

            Tetapi terlepas dari kecenderungan-kecenderungan diatas, faktor-faktor

yang mendorong suatu perusahaan khususnya perusahaan multinasional

memperbaiki sistim logistik mereka adalah adanya tuntutan penghematan,

karena pada tahun 1970an sampai 1980an berdasarkan survey yang dilakukan

para peneliti menunjukkan bahwa logistik dikenal sebagai fungsi yang berbiaya

tinggi sehingga pada tahun 1990an terjadi dorongan untuk memperbaiki logistik.

Selain tuntutan penghematan, dorongan atau tekanan-tekanan lain yang harus

diperhatikan perusahaan khususnya perusahaan multinasional yaitu bagaimana

aktivitas-aktivitas yang terkait dalam logistik perusahaan dapat dikelola dengan

lebih terintegrasi sehingga meminimalisir sejumlah masalah yang diakibatkan

pengelolaan aktivitas-aktivitas logistik secara terpisah seperti adanya perbedaan

kepentingan pada departemen-departemen yang mengelola masing-masing

aktivitas-aktivitas logistik seperti departemen pembelian, departemen

transportasi, pergudangan. armada distribusi, dan sebagainya, dimana bagian

pembelian mungkin mencari pemasok yang paling andal, bagian pengendalian

persediaan mencari biaya unit yang rendah, bagian pengelolaan material

berupaya mendapatkan cara penanganan yang mudah, bagian transport

berupaya agar setiap kendaraan memuat secara penuh dan sebagainya.

Masing-masing departemen akan menilai kinerjanya menurut tujuan yang ingin

dicapai masing-masing departemen sehingga permasalahan akan timbul  jika

tujuan-tujuan dari masing-masing departemen mengalami konflik.

            Sudah dapat dipastikan jika fungsi logistik di pisah-pisah, masalah pasti

akan muncul karena tiap bagian akan bergerak kearah yang berbeda dan akan

ada duplikasi upaya serta sumber daya yang terbuang. Selain itu fungsi logistik

yang dilaksanakan terpisah akan menyulitkan dalam koordinasi arus informasi,

mengakibatkan ketidakpastian, terjadinya penundaan dan ketidakefisienan yang

pada akhirnya mengakibatkan terlambatnya pengiriman, order darurat, ekspedisi

dan kekurangan.

            Oleh karena itu jalan untuk menghindari masalah ini adalah dengan

memandang logistik sebagai suatu fungsi tunggal yang terpadu yang seluruh

bagian bekerja sama untuk mendapatkan hasil keseluruhan yang terbaik bagi

organisasi. Maka dari itu saya tertarik untuk membahas bagaimana pengelolaan

fungsi-fungsi logistik pada perusahaan multinasional.

1.2.Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini adalah

bagaimana pengelolaan fungsi-fungsi logistik pada perusahaan Mutinasional

yang beroperasi di Indonesia. Rumusan masalah akan di paparkan dalam bentuk

pertanyaan sebagai berikut :

1.    Bagaimana Konsep logistik dan perkembangan logistik?

2.    Apa saja fungsi-fungsi logistik:

3.    Bagaimana aplikasi pengelolaan logistik pada perusahaan multinasional?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan antara lain sebagai berikut :

1.    Untuk mengetahui bagaimana konsep logistik dan perkembangan logistik

2.    Untuk mengetahui apa saja fungsi-fungsi logistik

3.    Untuk mengetahui bagaimana aplikasi dari pengelolaan logistik pada perusahaan

Multinasional.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.         Analisis Literatur

Model Penelitian Variabel Inti Metode Penelitian dan Industri

Penelitian Deskriptif dari sebuah  model strategi management dari fungsi-fungsi logistik

Alur model strategi manajemen dari fungsi-fungsi logistik pada perusahaan yang mempunyai banyak lini produk

Bagi sejumlah perusahaan pengelolaanfungsi-fungsi logistik telah berkembang menjadi aktifitas pemotongan biaya. Khususnya bagi perusahaan yang memegang strategi cost leadership. Sehingga diberikan sebuah model dalam proses management strategis untuk pengelolaan fungsi-fungsi logistik sehingga diharapkan model inidapat di praktekkan dan mampu meningkatkan kesempatan bagi perusahaan untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya.

Kualitatif study Mereview beberapa Integrasi supply cahain manajemen dan Memeriksa sejumlah studi kasus Sangat sedikit bukti yang mengeksplore

literature yang di publikasikan diantara dua bidang yaitu  integrasi dari supply chain manajemen dan aktivitas-aktivitas dari manajemen

aktivitas proses bisnis serta sejumlah area supporting lainnya.

tentang permasalahan reposisi pasar dari Nortel Network Corporation dan aktivitas-aktivitas integrasi supplay chain

tentang integrasi dari proses perluasan supply chain management tetapi beberapa bisnis memperoleh competitive advantage melalui maksimalisasi dari efisiensi global supply chain atau organisasi virtual.

membahas dalam bentuk

literatur akademis pada internal antara fungsi-

logistik dan mengintip ke perusahaan;

metode yang digunakan literatur yang

dipelajari dengan diperiksa antarmuk

 sebaya; dan kesejajaran

/disarankan.

Penelitian-penelitian mengenai keselarasan internal antara fungsi-fungsi logistik dalam literatur yang di bahas

Metode yang digunakan adalah review dari penelitian-penelitian logistik

Sebagian besar penelitiandifokuskan padadanpenjualan /demikian,fungsionalperusahaanketergantungandengan operasional logistikterbatas.kekuranganberartikulasimeningkatkanlogistik danfungsionaldiidentifikasi menggunakan-survei berbasismetodologidikumpulkansatu (bukanfungsionalTeknik kuantitatifmemberikanmampu memberikandiperlukan untukini interdisipliner

Mereview, memeriksa dan menganalisis literature yang berhubungan dengan supply chain management dari tiga perspektif yaitu : 1. integrasi supply chain yang mengcover isu-isu yang berhubungan dengan integrasi core proses melintasi batas-batas organisasi melalui peningkatan

Literatur yang berhubungan dengan tiga perspektif: 1. integrasi supply chain yang mengcover isu-isu yang berhubungan dengan integrasi core proses melintasi batas-batas organisasi melalui peningkatan komunikasi, partnership, aliansi dan kerjasama.2. strategi dan perencanaan dari supply cahain management sebagai sebuah model

Mereview literatur-literatur yang ada Implementasi dari teknologi dan metodolologi untuk supply chain adalah seperti disertai dengan perubahan yang signifikan dari organisasiakan memanifestasikan dirinyakhusus dari proses desain ulang, dan dalam banyak kasus pengembangan proses baru secara penuh. Faktor yang paling penting dalam menentukan sukses (atau sebaliknya)

komunikasi, partnership, aliansi dan

2. strategi dan perencanaan dari supply cahain management sebagai sebuah model strategi untuk kerjasama perdagangan, bersama

yang berkaitan jumlah perencanaan yang

3. implementasi isu-isu yang concern dengan faktor-faktor kritikal untuk kesuksesan implementasi, sama baiknya dengan isu-isu yang spesifik untuk antar dan intra aspek-aspek organisasi dari inisiatif supply chain yang terkandung dalam sub-

strategi untuk kerjasama perdagangan, bersama dengan faktor yang berkaitan dengan jumlah perencanaan yang diperlukan.3.implementasi isu-isu yang concern dengan faktor-faktor kritikal untuk kesuksesan implementasi, sama baiknya dengan isu-isu yang spesifik untuk antar dan intra aspek-aspek organisasi dari inisiatif supply chain yang terkandung dalam sub-grup ini.

dari sejumlah implementasi akan dipilih area yang tepat sebagai fokusnya, dan memahami implikasi dari implementasipartner dagang. Kesulitan dan kompleksitas yang melekat dalam implementasi telah menyebabkan pengembangan (contoh SCOR) untuk mengaktifkan proses ini. Hal ini sangat menarik sebagai catatan bukti/fakta menyarankan bahwa adopsi dan aplikasi dari framework tersebut sangat baik pada saat terbatas. Literatur menyarankan , karenya implementasi sangat baik dicoba melalui sebuah tahapan daripada pendekatan “big bang”.

Kuantitatif dan Kualitatif studi dengan menyelidiki aliran yang

dari produsen

mengembangkan koordinasidistribusi yang

kawasan Halland,

Sebuah jaringan logistik terpadu (ILN) merangkulprodusen, pengecer, pusat koleksi (CC) dan pusat distribusi (DC).di Wilayah proyek yang terletak di Kabupaten Halland yangterletak antara 56 ° 19'07 "N 57 ° 35'56 dan" N lintang11 ° 27'37 dan "E ° 42'08 and13" bujur E.Ada 14 produsen dipertimbangkan dalam studi ini dan semuadari mereka yang terletak di Halland County. Selama empat dari mereka,hanya mereka alamat dan jumlah produksi tahunanyang tersedia. Tersisa sepuluh produsen memiliki informasitermasuk alamat pengiriman masing-masingpoin. Ada 44 poin pengiriman(alamat pelanggan yang sudah ada) dan kebanyakan mereka adalahterletak di Vastra Gotland, Halland dan kabupaten Skåne

Pengumpulan data,lokasi dan analisis rute optimasi dilakukan. Sistem informasi geografis (GIS) dan RouteLogix perangkat lunak yang digunakan untuk analisis. Empat skenario distribusi pangan diidentifikasi dan dianalisis dan dibandingkan dengan sistem yang ada.

Penelitian iniuntuk menyelidikialiran LPFuntukmengembangkanpangan terkoordinasisistem untukwilayah Halland.tujuan ini,belas produsen,PenyampaianDC dibentuk.produsendariCC. Sebagian besarada mereka ditemukanHalland kabupatenbersebelahandalam radiusCC dioptimalkan° 55'15 "N12 ° 34'15jauh daripusat jaringansistem lokalPembentukandan ruteanalisis, skenario

memanfaatkandan Logixperangkat lunak,mendapatkandampak daripangan lokal.ke sistem, pengirimanterkoordinasiyang paling mirip dengan skenario(skenarioyang signifikan.Opsi II darimenjadiskenariok transportasijarak, 92% untukuntuk jumlahrute. Opsiefisiensi kendaraan

2.2      Analisis Definisi, Konsep dan Perkembangan Teori atas Topik yang sedang

diteliti

2.2.1  Sejarah Logistik

Secara historis terminology logistik sudah dikenal sangat lama terutama

sekali dalam bidang militer. Logistik berasal dari bahasa Yunani "Logos" yang

berarti rangsum, kata, kalkulasi, alasan, cara berbicara, dan orasi. Dalam sejarah

Yunani dan Romawi kuno, istilah logistik digunakan sebagai pasokan senjata

bagi para prajurit yang bertempur, yang berpindah dari satu tempat ke tempat

lainnya. Pada abad XIX logistik dalam militer disebut sebagai seni

menggabungkan semua sarana transportasi, revictualling dan melindungi

pasukan. 

Pasukan Romawi kuno dalam berperang selalu berpindah dari satu

daerah ke daerah lain untuk menuntaskan ambisi Julius Caesar dalam

menguasai dunia. Untuk itulah diperlukan tenaga logistik yang handal, atau yang

dahulu disebut sebagai "Logistikas". Tim logistikas bertugas untuk memberikan

pasokan atau supply kepada prajurit yang bertempur. Istilah ini kemudian

digunakan oleh militer modern dalam melakukan supply untuk keadaan perang,

mulai dari informasi, transportasi, senjata, bahan makan, dan masih banyak lagi.

Saat ini logistik sudah diterapkan bukan hanya pada bidang militer saja tetapi juga pada

bidang usaha atau bisnis. Pada dasarnya tujuan utama penerapan konsep logistik pada

bidang usaha atau bisnis adalah untuk meningkatkan nilai produk dan jasa untuk para

pelanggan melalui penyediaan pelayanan dan kualitas terbaik dengan inventory carrying

cost yang lebih

rendah (Wisner,2003 dalam Panduan dan Direktori Logistik

Indonesia;2011,p.21). Dengan demikian konsepsi logistik menekankan

pentingnya end-to end process business control secara efisien yang dalam

terminilogi logistik dikenal sebagai managing nodes and links

(Bowessox,2007;Chopra,2007;Ling li,2007; Li,2002; Power,2005 dalam Nofrisel,

2011; Panduan dan Direktori logistik Indonesia; p.22). Nodes direfleksikan oleh

warehouse atau distribution center dalam berbagai bentuk sedangkan links

direfleksikan oleh intermodal transportation system dengan segala tipe alat

transportasinya (ships, train, pipeline,water, lane and plane).

Evolusi pemikiran tentang logistik didasarkan atas bagaimana melakukan

pengelolaan yang paling efektif dan efisien atas pendistribusian barang dari

produsen sampai ke konsumen akhir dengan perkembangan orientasi

pentahapan berupa (Hesse dan Rodrique; 2004 dalam Panduan dan direktori

logistik Indonesia,2011; p.22) :

1.    Tahun 1950an, workplace logistics,

2.    Tahun 1960an, facility logistics,

3.    Tahun 1970an, corporate logistics,

4.    Tahun 1980an, Supply chain logistics,

5.    Tahun 1990an, Global logistics,

6.    Tahun 2000an, Supply chain management

Secara khusus integrasi logistik dari tahun 1960an sampai tahun 200an

menurut Hesse & Rodrique;2004 dalam Panduan dan direktori logistik Indonesia;

2011,p.23, dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar Evolusi Definisi Logistik

Sumber : Panduan dan direktori Logistik, 2011

2.2.1 Beberapa Definisi logistik menurut para ahli :

Penulis (tahun;Halaman) Kutipan DefinisiChristopher,Martin,

2011,p.2Logistics is the process of strategically managing the procurement, movement

and storage of materials, parts and finished inventory (and the related

information flows) through the organisation and its marketing channels in

such a way that current and future profitability are maximised through the

cost-effective fulfilment of orders.Logistik adalah sebuah proses strategis

dalam mengelola pengadaan, perpindahan dan penyimpanan bahan,

suku cadang dan persediaan barang jadi (dan arus informasi yang terkait) melalui

organisasi dan saluran pemasaran sehingga menciptakan profitabilitas yang maksimal pada masa sekarang dan masa

depan melalui efektifitas biaya dalam hal pemenuhan pesanan.

Alan Rushton and Steve Walker,2007;  p.4;

Logistics can be defined as the process of planning, implementing and managing the movement and storage of raw materials,

work-in-progress inventory, finished goods and the associated information from the

point of origin to the point of consumption.Logistik dapat di definisikan sebagai

sebuah proses dari perencanaan, implementasi dan pengelolaan dari

perpindahan dan penyimpanan bahan mentah, barang setengah jadi  sampai

dengan barang jadi dan terkait informasi dari titik asal ke titik konsumsi.

Japan Institute of logistics systems; 2006;p.2

Logistics is the management which synchronizes such providing actions as procurement,production, sales, and distribution with demands. It aims to enhance corporatecompetitiveness and increase corporate value by realizing fulfillment of customers’satisfaction, cutback of unprofitable inventory and minimization of its transfer, andmreduction of supply costs.

Logistik adalah pengelolaan yang mana mensinkronisasikan aktivitas-

aktivitas seperti pengadaan,produksi, penjualan, dan distribusi dengan

permintaan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing perusahaan

dan meningkatkan nilai perusahaan dengan mewujudkan  pemenuhan

kepuasan pelanggan, pengurangan persediaan yan

g tidak menguntungkan dan meminimalkan transfer, dan

pengurangan biaya pasokan.

Hirdini M.SE.MM;2008;p.1 Logistik Global adalah sebuah system desain dan manajemen yang secara langsung mengendaalikan aliran material kedalam dan keluar perusahaan lintas batas nasional, untuk mencapai tujuan

perusahaan dengan biaya total minimum. Logistik global meliputi manajemen material dan distribusi fisik.

Henry Simamora,2000;p.13 Perusahaan Multinasional (Multinational Corporation) adalah perusahaan yang memproduksi dan memasarkan barang atau jasa di beberapa Negara dengan memiliki sejumlah pabrik di luar negeri dan memasarkan produknya melalui jaringan besar anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya.

Logistik berarti gerakan terorganisir dari barang, jasa dan kadang-kadang

orang. Dalam perdagangan, logistik menangani gerakan fisik antara satu atau

lebih peserta dalam rantai pasokan. Ketika kita berbicara mengenai sistim

logistik internasional maka logistik melibatkan seperangkat macam kegiatan

yang didedikasikan untuk transformasi dan distribusi barang, dari sumber bahan

baku untuk distribusikan pada pasar akhir serta arus informasi yang terkait. Jika

digambarkan aktivitas logistik akan terlihat pada gambar berikut :

 

Gambar Aktivitas Logistik

Sumber : Panduan dan Direktori Logistik Indonesia,2011

Aplikasi logistik memungkinkan efisiensi yang lebih besar dari setiap

pilihan-pilihan yang tepat dari mode, terminal, rute dan penjadwalan pada

distribusi barang atau jasa. Tujuan  yang tersirat dari logistik adalah untuk

membuat barang yang tersedia, bahan baku dan komoditas, memenuhi empat

persyaratan utama yaitu (Rodrigue, J-P et al.(2009) The Geography of Transport

Systems, Hofstra University, Department of Global Studies & Geography) :

         Pemenuhan order: menyiratkan bahwa transaksi antara pemasok dan

pelanggan agar pelanggan merasa puas dengan produk tertentu adalah jika

order dapat dipenuhi atau disediakan dalam jumlah yang disepakati.

         Pemenuhan Pengiriman: Pengiriman barang juga harus disampaikan di

lokasi yang tepat dan pada waktu yang tepat. Dimana keduanya melibatkan

penjadwalan kegiatan distribusi, transportasi dan pengiriman.

         Pemenuhan kualitas: Order harus diberikan utuh (dalam kondisi baik),

menyiratkan bahwa setiap bentuk kerusakan harus dihindari selama transportasi

dan pengiriman. Hal ini sangat penting untuk produk-produk yang rapuh, rusak

atau sensitif terhadap fluktuasi suhu.

         Biaya pemenuhan: Biaya akhir urutan, termasuk biaya produksi dan

distribusi, harus kompetitif. Jika tidak, opsi lain akan dipertimbangkan.

Logistik adalah multidimensi yang memberikan nilai tambah pada kegiatan

produksi, waktu, lokasi, dan kontrol elemen dari rantai suplai. Kegiatan dari

logistik ini meliputi distribusi fisik; segmen transportasi diasal, dan manajemen

material; segmen transportasi diinduksi.

Logistik dan manajemen rantai pasokan dapat menyediakan banyak cara

untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dan karenanya memberikan

kontribusi signifikan terhadap mengurangi biaya per unit (Martin

Christopher;2011;p.6).

Pengintegrasian secara optimal dari proses-proses logistik di dalam

perusahaan Multinasional tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi,

efektifitas dan mutu internal semata tetapi lebih jauh lagi menciptakan suatu

keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Disamping itu perusahaan multinasional

yang ingin bersaing dalam bisnis global harus memperhatikan strategi bisnis

internasional apakah perusahaan akan mengejar biaya rendah, diferensiasi atau

pasar niche dengan menetapkan bagaimana produk, pasar dan dasar

persaingan akan di tangani melintasi negara-negara yang berbeda.

Secara Konseptual integrasi dari fungsi-fungsi logisik sudah ada pada

awal tahun1970-an, walaupun dalam prakteknya tidak banyak perusahaan

mampu membangun sebuah integrasi fungsi-fungsi logistik untuk memperoleh

competitive advantage secara efektif. ( Brian F. O’neil dan Jon L. iveson,1991).

Untuk sukses dalam lingkungan bisnis yang kompetitif saat ini, sebagian

besar perusahaan melihat sejauh mana perusahaan mampu mengintegrasikan

lintas batas-batas fungsional untuk menghasilkan layanan terbaik bagi customer

(Remko Van Hoek,Alexander E. Ellinger,et.al, 2008).

2.2.2  Fungsi dan Aktivitas Logistik :

Fungsi dan aktivitas logistik pada dasarnya mencakup (Ganeshan et

al,1999;Johnson and Pyke,2000) :

                  Location

                  transportations and logistics.

                  Inventory and forecasting.

                  Marketing and channel restructuring.

                  sourcing and supplier management

                  Information and electronic mediated environments.

                  Product design and new product introduction.

                  Service and aftersales support.

                  reserve logistics and green issues.

                  Outsourcing and strategic alliancies

                  Metrics and incentives

                  Global issues

2.2.3 Mengelola Logistik Global

Dalam mengelola logistik global, manajemen logistik harus merencanakan

tanggapan terhadap perubahan yang terjadi. Faktor-faktor yang memberikan

kontribusi dalam meningkatkan kompleksitas dan biaya logistik global sebagai

pembanding dengan logistik domestic adalah :

1.  Jarak, Logistik Global membutuhkan transportasi yang lebih teratur untuk

komponen, supplies dan produk akhir dibanding logistik akhir.

2.  Fluktuasi nilai tukar mata uang sehubungan dengan variasi mata uang dalam

logistik global perusahaan harus menyesuaikan perencanaannya terhadap

keberadaan mata uang dan perubahan dalam tingkat nilai tukar.

3.  Perantara asing, penambahan partisipasi perantara dalam proses logistik global

karena kebutuhan negosiasi terhadap batas regulasi Negara dan persetujuan

dengan staf pemerintah local dan distributor.

4.  Regulasi, yang dibuat oleh pemerintah memberikan pengaruh terhadap

peningkatan aktifitas ekspor impor.

5.  Keamanan, dimana masalah keamanan menjadi penting bagi eksportir dalam

mengirim produk ke luar negeri. Untuk itu perusahaan harus menanggung biaya

transportasi yang meningkat karena biaya asuransi yang meningkat sehubungan

dengan masalah keamanan.

2.2.4   Ruang Lingkup Logistik

      Ruang lingkup logistik mencakup seluruh

perusahaan, dari manajemen bahan baku

sampai ke pengiriman produk akhir dimana lingkup Logistik terdiri atas

pemrosesan order, pengendalian inventory, pembelian, pergudangan dan

distribusi/transportasi.

      Inti dari logistik adalah konsep integrasi yang berusaha mengembangkan

seluruh system perusahaan. Logistik ini merupakan perencanaan fundamental

untuk menciptakan kerangka strategi manufaktur dan perencanaan melalui

penerjemahan kebutuhan pasar yang pada gilirannya menghubungkannya

kedalam strategi dan perencanaan pengadaan. Idealnya dalam logistik harus

ada satu rencana mentalitas dalam bisis yang berusaha menggantikan strategi

konvensional yang tidak terintegrasi antara rencana pemasaran, produksi,

distribusi dan pengadaan dan ini merupakan misi dari manajemen logistik.

2.2.5   Perkembangan Manajemen Logistik dan Manajemen Rantai Pasokan

(Supply Chain Management) 

Perkembangan Logistik dan konsep Supply Chain merupakan kolaborasi yang

saling mengisi satu sama lainnya. Konsep Supply Chain yang relatif baru merupakan

perpanjangan dari konsep logistik. Hanya saja manajemen logistik lebih terfokus pada

pengaturan aliran barang di dalam suatu perusahaan atau instansi, sedangkan

manajemen Supply Chain menganggap pengaturan secara internal tidaklah cukup.

Integrasi harus dicapai untuk seluruh mata rantai pengadaan barang mulai dari yang

paling hulu sampai ke yang paling hilir atau sampai kepada pelanggan terakhir. 

Perkembangan-perkembangan terbaru dalam Supply Chain Management terus

bermunculan dan menjadi competitive advantage. Supply Chain Management adalah

kebutuhan untuk melakukan koordinasi rencana-rencana kerja antar pihak-pihak yang

berbeda organisasi. Banyak organisasi yang gagal mengimplementasikan Supply Chain

Management karena ketidakmampuannya melakukan koordinasi antar-organisasi.

Konsep Supply Chain Management didasarkan pada teori kontrol, di mana aliran

material/produk akan optimal apabila dikontrol dari satu titik. Sejalan dengan konsep ini,

Supply Chain Management merekomendasikan bahwa aliran material/produk

hendaknya dikendalikan oleh satu pihak atau channel dalam Supply Chain dan semua

channel yang lain mengikuti dan mendukung dengan memberikan informasi yang

diperlukan. 

Tidak semua kebutuhan pelanggan dan produk dipertimbangkan ketika

mengukur kinerja Supply Chain. Pendekatan menyeluruh memungkinkan perusahaan

untuk berfokus pada segmen utamanya dan menentukan target kinerja Supply Chain

sehingga dapat dicapai perubahan berarti pada kinerja Supply Chain. Banyak

perusahaan terkemuka telah menggunakan pendekatan ini untuk memperoleh manfaat

utama dari desain ulang strategi Supply Chain sekarang adalah waktunya untuk

memperoleh manfaat lebih melalui pendekatan serupa. 

Manajemen Supply Chain adalah sebuah proses di mana produk diciptakan dan

disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Sebuah Supply Chain (rantai

suplai) merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan di mana organisasi

mempertahankan dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dan

menyampaikan kepada konsumen. 

Tujuan yang hendak dicapai dari setiap Supply Chain adalah untuk

memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan. Supply Chain yang

terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh rantai suplai

tersebut. 

Beberapa teknik yang biasa digunakan dalam memenuhi pasokan barang antara

lain sebagai berikut.

1.        System MRP, Material requirements planning (MRP) adalah program yang

berdasar kepada program dasar perencanaan produksi dan sistem kontrol

logistik yang digunakan untuk mengatur proses manufaktur.

2.        Just In Time(JIT), adalah sistem manajemen yang menyediakan barang sesuai

dengan yang dibutuhkan, jumlah, kualitas, dan pada waktu yang tepat (Quantity,

Quality, Time Delivery). JIT merupakan sistem manajemen pabrikasi yang

bertumpu pada usaha peningkatan efisiensi secara berkesinambungan sehingga

pabrik hanya menyediakan jenis barang yang diminta, sejumlah yang diperlukan

dan saat yang dibutuhkan oleh konsumen.

3.        Sistem Kanban, Kanban adalah sistem sinyal. Seperti namanya, kanban

menggunakan kartu untuk mengirimkan sinyal tentang apa yang dibutuhkan.

Alternatif lain, seperti menggunakan pembuat plastik atau bola (biasanya bola

golf) dapat langsung digunakan untuk bergerak cepat, memproduksi atau

mengirimkan barang ke toko.

Kanban diatur sehingga hanya dapat melayani beberapa hal yang dibutuhkan

oleh pelanggan (biasanya satu). Pada saat operator memulai pekerjaan, dia

mengambil bahan dari kanban yang masuk, lalu memberitahukan kepada

supplier apa yang dibutuhkan.

Kanban secara berkala mengetahui barang apa yang telah "ditarik". Perkiraan

jumlah tidaklah berlaku dalam sistem kanban. Hal ini berlawanan dari sistem

tradisional yang "mendorong" filosofi pembuatan, yang semuanya dibuat

berdasarkan perkiraan kebutuhan.

4.        Supplier Product Integration (SPI), Supplier Product Integration mengandalkan

kehandalan dari komponen dibandingkan dengan komponen sendiri. SPI pada

dasarnya focus kepada outsourcing produksi dari kumpulan, sebagaimana

Supply Chain Management memfokuskan pada outsourcing barang selama

perawatan, kerusakan, dan pengoperasian komponen. 

2.2.6       Isu-Isu Masa Depan dalam Logistik Internasional

Deutsche Post DHL telah mempublikasikan sebuah studi baru, "Delivering

Tomorrow - Customer Needs in 2020 and Beyond. (delivering tomorrow

Customer Needs in 2020 and Beyond A Global Delphi Study; Deutsche Post AG,

Headquarters; Edition June 2009).  Riset ini memuat sejumlah pendapat dan

analisis pakar yang diperoleh dari 900 responden internasional, termasuk CEO

dari berbagai perusahaan multinasional terkemuka dan ilmuwan, mengenai isu-

isu seperti globalisasi, ekonomi, teknologi, logistik, lingkungan hidup serta

masyarakat. Studi ini menunjukkan tren dalam bidang-bidang tersebut sampai

dengan tahun 2020 dan seterusnya, yang juga berfungsi sebagai pedoman untuk

strategi bisnis di masa depan.

Isi laporan tersebut mencakup revolusi produk ramah lingkungan,

transformasi teknologi terhadap kebiasaan dan ekspektasi pelanggan yang luas,

didorong oleh teknologi; serta kemunculan Cina sebagai pemimpin ekonomi dan

teknologi. Studi tersebut menunjukkan perbedaan yang menarik dari beberapa

negara, dengan membandingkan tren yang disampaikan oleh responden dari

Asia dengan yang disampaikan oleh responden dari negara Barat. Banyak

responden, tanpa menghubungkan dengan asalnya, mengemukakan hipotesis

ketertarikan tertentu pada perusahaan dan individu di Asia.

Hasil studi menunjukkan bahwa isu seperti keberlanjutan, pendidikan dan

tanggung jawab sosial akan semakin penting bagi perusahaan di masa depan.

Dengan adanya program seperti GoGreen dan Teach First yang

diimplementasikan sekarang ini.

Deutsche Post DHL, pada presentasi studi di Forum Dunia di Stockholm.

Riset dan analisis untuk studi "Delivering Tomorrow - Customer Needs in 2020

and Beyond" yang dilaksanakan pada Juni 2008 - Januari 2009. Menampilkan 81

tesis tentang masa depan yang disusun dan kemudian akhirnya dibahas oleh

para peserta yang berjumlah 900 orang dari seluruh penjuru dunia, termasuk

CEO dari berbagai perusahaan internasional terkemuka dan ilmuwan dari

bidang ekonomi, futurology, dan logistik serta pakar yang dihadirkan oleh

pelanggan terpilih dari berbagai sektor dengan diberikan kuesioner komprehensif

untuk evaluasi. Studi tersebut memanfaatkan metodologi Delphi, yang telah

digunakan sejak awal 1950an. Metodologi Delphi terdiri dari proses penilaian

multitahap, di mana para pakar diberikan berbagai tesis dan diminta untuk

memberikan pendapat mereka. Pendekatan sistematis ini membantu

memastikan studi Delphi menghasilkan prediksi yang umumnya lebih tepat dan

konsisten daripada studi yang menggunakan survei umum. Prediksi utama yang

muncul dari studi ini berfokus pada tantangan perubahan iklim, pengaruh

peningkatan jaringan Internet, dan semakin pentingnya industri logistik. 

Isu-Isu tersebut antara lain :

2.2.6.1 Perubahan iklim dan pengurangan CO2 

Perubahan iklim telah dikenal luas sebagai salah satu tantangan terbesar

yang dihadapi oleh umat manusia. Peserta studi memprediksikan bahwa, pada

tahun-tahun mendatang, keputusan membeli tidak akan lagi didasarkan pada

merek kualitas atau harga semata,. Di masa depan, pengaruh produk dan

layanan terhadap lingkungan hidup akan berperan penting. Pada tahun 2020,

kemungkinan besar label juga akan menunjukkan berapa banyak karbon

dioksida dikeluarkan untuk memproduksi dan mengantarkan barang tersebut.

Sampai tahap tertentu, konsumen akan bersedia membayar lebih untuk produk

dan layanan yang ramah lingkungan. Dengan sedikitnya penyedia layanan yang

peduli terhadap lingkungan yang berusaha untuk mengatasi kelemahan daya

saingnya sesegera mungkin, perilaku konsumen secara efektif akan membawa

peningkatan standar lingkungan hidup.

Hasil riset dan analisis terlihat sedikit perbedaan antara respon dari Timur

dan Barat. Misalnya, pakar dari Asia lebih cenderung mempercayai kemunculan

"kota-kota beremisi nol" di seluruh dunia daripada pakar di Eropa, Afrika, dan

Amerika. Pakar Asia juga mempercayai bahwa pelanggan siap untuk menerima

waktu kirim yang lebih lama untuk pesanan mereka demi logistik yang lebih

ramah lingkungan.

2.2.6.2   Perusahaan logistik berada di depan

Terlepas dari krisis keuangan saat ini, pakar Delphi tidak melihat gangguan

besar dalam sistem sosial dan politik yang ada saat ini-pada 2020 dunia tetap

akan menjadi ekonomi pasar. Persaingan demi pertumbuhan, kekayaan dan

sumber daya akan terus berlanjut, dengan negara dan perusahaan sebagai

pemain utama. Tren menuju produksi outsourcing akan berlanjut, dan banyak

perusahaan akan bergantung pada jalur global untuk mencari kelebihan

kompetitif. Di lain sisi, studi Delphi juga memprediksikan bahwa perusahaan-

perusahaan harus bekerja sama lebih sering dan lebih erat daripada

sebelumnya. Untuk mengatasi biaya energi yang tinggi, perusahaan logistik akan

menginvestasikan lebih banyak sumber daya dibandingkan sebelumnya untuk

mengembangkan dan menjalankan jaringan bersama. Memastikan bahwa

logistik di masa depan semakin ramah lingkungan merupakan salah satu tujuan

strategis perusahaan saat ini. Sebagai contoh, sekarang telah ada metode

pengiriman carbon-neutral yang merupakan program perlindungan iklim yang

mengikat pada target pengurangan emisi tertentu.

2.2.6.3  Bisnis melalui Internet - kapanpun, di manapun

Pelanggan pada tahun 2020 akan semakin menghargai lingkungan hidup,

tetapi tidak mengorbankan kecepatan pengiriman. Mereka ingin semua produk

dan layanan tersedia dengan cepat. Akibatnya, konsumen akan menuntut

keterbukaan dan informasi real time yang lebih besar dari pemasok. Hal ini akan

membuat Internet menjadi lebih penting daripada sebelumnya: pada 2020,

banyak penduduk dunia, terutama di negara maju dan berkembang, akan online

dan sekitar tiga miliar orang akan menjalankan bisnisnya di World Wide Web.

Kecepatan kejadian tersebut akan terus meningkat - bukan hanya di dunia

bisnis, tetapi hampir di semua sektor kehidupan. Tuntutan untuk fleksibilitas dan

ketersediaan permanen akan meningkat. 

2.2.6.4  Prediksi optimis

Meskipun serangan teroris dan pandemi global akan tetap menjadi ancaman

di masa depan, para pakar percaya bahwa berbagai kondisi ini dapat diawasi

melalui investasi finansial dan teknologi. Menariknya, walau para pakar Asia

lebih pesimis daripada pakar Barat terkait dengan keamanan dan kesehatan

masyarakat, mereka cenderung memiliki keyakinan yang kuat terhadap

kemampuan teknologi untuk mentransformasikan bisnis praktis dan memainkan

peran inovatif dalam dunia bisnis. Tren serupa berlaku untuk peningkatan

penduduk dunia. Responden dari Asia percaya bahwa kontrol populasi yang

dilakukan oleh negara akan menjadi alat yang efektif untuk menahan

pertumbuhan penduduk, dan sebagian besar memprediksikan bahwa penduduk

dunia akan stabil pada tujuh dan delapan miliar. Namun, responden dari belahan

dunia yang lain percaya bahwa populasi akan terus meningkat, dan dengan

demikian konsumsi sumber daya juga akan meningkat. Namun, para pakar

logistik pada umumnya optimis, Mereka percaya bahwa tantangan-tantangan di

masa depan tersebut dapat dikontrol oleh ekonomi pasar.

BAB III

Pengelolaan Fungsi-Fungsi Logistik Pada Perusahaan Multinasional

1.1.Profil KFC Indonesia

            PT. Fastfood Indonesia, Tbk. Didirikan oleh Kelompok Usaha Gelael

pada tahun 1978, dan terdaftar sebagai perusahaan publik sejak tahun 1994.

Perseroan mengawali usaha warabala dengan pembukaan restoran KFC

pertama pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta. Keberhasilan

restoran QSR (Quick Service Restaurant) pertama ini kemudian diikuti dengan

pembukaan restoran KFC di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Sebagai

pemegang hak waralaba tunggal KFC hingga saat ini, Perseroan senantiasa

membangun brand KFC dan berbekal keberhasilan Perseroan selama 32 tahun,

KFC telah menjadi brand hidangan cepat saji yang paling dominan, dan dikenal

luas sebagai jaringan restoran cepat saji di Indonesia. Pada tahun 2010

PT.Fastfood Indonesia telah mencapai total penjualan lebih dari Rp2.913.605

triliun.

3.2 Visi, Misi dan Objektive Perusahaan

3.2.1 Visi :

Mempertahankan kepemimpinan KFC dalam industry restoran cepat saji dan

selalu menjadi brand Nomor 1 yang termodern dan terfavorit dalam segi produk,

harga, layanan, dan fasilitas restoran.

3.2.2 Misi :

Memperkokoh citra brand KFC dengan strategistrategi dan ide-ide yang inovatif,

meningkatkan suasana bersantap yang tak terlupakan dengan terus memberikan

produk, layanan, serta fasilitas restoran yang selalu berkualitas mengikuti

kebutuhan dan selera konsumen yang terus berubah.

3.2.3 Objektive :

Terus melakukan peremajaan restoran dengan tampilan dan desain yang

termodern, sesuai dengan trend masa kini, dan memberikan suasana yang

menyenangkan, nyaman, dan menyajikan produk berkualitas tinggi yang paling

digemari oleh konsumen dengan kecepatan dan keramahtamahan yang tak

tertandingi.

3.3 Strategi dan Nilai-nilai Perusahaan

3.3.1 Strategi Perusahaan

            Selalu memberikan kepuasan “Yum!” yang tak terhingga di wajah setiap

konsumen untuk menjaga kepemimpinan pasar dengan strategi-strategi sebagai

berikut:

         Menciptakan dan mengembangkan budaya yang kokoh di dalam organisasi

dimana setiap karyawan memberikan perbedaan dengan berinovasi dan selalu

berpikir di luar kebiasaan.

         Membangun pola pikir yang berorientasi pada “Customer and Sales Mania”

dengan kesadaran tinggi untuk memberikan kepuasan kepada konsumen

melebihi dari yang diharapkan.

         Memberikan perbedaan brand KFC yang sangat kompetitif dengan berbagai ide

dan strategi yang inovatif.

         Mengembangkan kesinambungan dalam sumber daya manusia dan proses

yang kuat berfokus pada pengembangan kompetensi dan kemampuan.

         Mempertahankan konsistensi dalam pencapaian prestasi yang terbaik.

3.3.2 Nilai-Nilai Perusahaan

         Budaya Perusahaan “We are the Owners of KFC” ditanamkan dalam pemikiran

setiap karyawan untuk menciptakan rasa memiliki, yang bertujuan untuk

memberikan performa terbaik dalam mengerjakan semua tugas dan tanggung

jawabnya, khususnya dalam menyiapkan produk berkualitas dengan layanan

yang cepat dan ramah.

         Menjaga hubungan baik dan memberikan kepuasan melebihi yang diharapkan

dengan menjalankan program CHAMPS untuk memastikan kebersihan restoran

(Cleanliness) , keramahtamahan dalam melayani konsumen (Hospitality),

ketepatan dalam menerima dan menyiapkan pesanan (Accuracy), memastikan

perawatan restoran yang terbaik (Maintenance), konsistensi dalam menyajikan

produk bermutu tinggi setiap saat (Product), dan kecepatan layanan selalu

dijalankan (Speed of Service).

         Inovasi tidak semata-mata diartikan sebagai ideide, langkah-langkah, strategi-

strategi atau terobosan baru untuk mencapai obyektif seseorang, tetapi juga

meliputi perubahan pola pikir yang dimulai dari diri sendiri agar bisa sukses

menghasilkan perubaha

            Pada 2010, Indonesia mencatat pertumbuhan Gross Domestic Product

(GDP) sebesar 6,1%. Pada tahun yang sama, PT Fastfood Indonesia Tbk

meneruskan kinerja yang baik, hasil dari kenaikan penjualan gerai-gerai yang

baru dibuka dan yang sudah dibuka sebelumnya. Dari aspek biaya, Perseroan

berhasil mempertahankan harga pokok penjualan sebagai persentase terhadap

penjualan, menunjukkan upaya berkelanjutan untuk mengendalikan biaya dan

menjadikan supply chain management semakin efisien dan efektif.

                Sepanjang 2010, terjadi pasang surut perekonomian global yang

mencoba bangkit dari keterpurukan krisis keuangan terburuk pada generasi ini.

Pemulihan yang terjadi tidak merata di negara-negara berkembang yang masih

berjuang mengatasi kegiatan ekonomi yang lesu dan tingkat pengangguran yang

tinggi, meskipun dengan ekonomi-ekonomi baru yang terus berjuang

mengendalikan tekanan inflasi. Kekuatiran terhadap resesi yang berulang, dipicu

oleh krisis fiscal di Eropa dan melemahnya perekonomian di Amerika Serikat

yang diperburuk dengan menurunnya ketersediaan lapangan kerja. Kelayakan

hutang jangka panjang di negara-negara ekonomi maju, khususnya di Eropa,

menjadi pusat perhatian sepanjang 2010, dan kekhawatiran akan pengaruh

buruknya masih meluas. Di tengah tantangan perekonomian ini, PT Fastfood

Indonesia Tbk terus mencatat kinerja yang baik selama 2010. Perseroan

melanjutkan pertumbuhan yang kuat dan dapat melanjutkan kemajuan kemajuan

dan hasil-hasil yang baik dari tahun-tahun sebelumnya. Beberapa keberhasilan

yang dicapai sepanjang tahun 2010 antara lain:

         Hasil penjualan pada 2010 tercatat Rp2,914 triliun atau sekitar 18,7% lebih

tinggi dari hasil penjualan pada 2009 sebesar Rp2,454 triliun. Kenaikan Rp459,2

milyar tersebut adalah kontribusi dari lonjakan harga jual sepanjang tahun 2010

sekitar rata-rata 6%, hasil penjualan dari gerai-gerai yang baru dibuka,

pertumbuhan yang kuat dari gerai-gerai yang sudah dibuka sebelumnya yang

sudah dilakukan peremajaan tampilannya menjadi lebih segar dan modern,

usaha pemasaran yang sukses, dan penambahan variasi produk dan layanan

yang baru.

         Peningkatan juga terjadi pada sejumlah indicator operasional utama lainnya.

Secara keseluruhan, transaksi naik 12,6%, konsumen naik 20,7%, sementara

rata-rata belanja naik 5,4%. Secara same-store sales (SSS), transaksi naik

5,2%, konsumen naik 12,7%, dan rata-rata belanja naik 5,5%.

         Laba bersih sebelum pajak 2010 naik menjadi Rp261,59 milyar, atau naik 5,8%

dari laba bersih sebelum pajak 2009 sebesar Rp247,15 milyar.

         Harga pokok penjualan sebagai persentase penjualan naik dari 40,2% pada

2009 menjadi 42,5% pada 2010, terutama disebabkan kenaikan harga bahan

baku akibat tekanan inflasi.

         Beban usaha naik menjadi Rp1,437 triliun pada 2010 dari Rp1,247 triliun pada

2009, atau sekitar 15,3%, disebabkan tekanan harga akibat inflasi dan regulasi

Pemerintah yang baru terkait upah minimum.

         Aktiva naik menjadi Rp1,236 triliun pada 2010 dari Rp1,041 triliun pada 2009,

atau naik 18,7%, hasil dari investasi yang berkelanjutan dalam ekspansi jaringan

restoran.

         Jumlah karyawan Perusahaan meningkat menjadi 15.840 pada akhir 2010 dari

13.229 pada 2009, sesuai komitmen Perusahaan untuk merekrut dan melatih tim

yang handal untuk memberikan dukungan kepada jaringan restoran KFC yang

tersebar luas di seluruh Indonesia dengan standar layanan yang memuaskan.

         Perusahaan meneruskan ekspansi jaringan restorannya untuk mendominasi

pangsa pasar di Indonesia agar dapat memaksimalkan brand opportunity KFC

dan meminimalkan potensi kompetitor untuk mendirikan bisnis ayam goreng.

Selama 2010, Perusahaan membuka 30 gerai baru di Jakarta dan di kota-kota

lainnya di Indonesia. Selain itu, Perusahaan melakukan image enhancement dan

renovasi berskala besar pada sekitar 50 gerainya untuk meremajakan tampilan

gerainya dan meningkatkan kenyamanan konsumen. Pada akhir 2010, jaringan

restoran KFC di Indonesia berjumlah 398 gerai yang tersebar di 93 kota di

seluruh Indonesia.

Bergabungnya Salim Group pada 1990 sebagai salah satu pemegang saham

utama semakin mendorong inisiatif ekspansi bisnis PT. Fastfood Indonesia, dan

pada 1993 PT.Fastfood Indonesia terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta

(sekarang Bursa Efek Indonesia). Kepemilikan saham mayoritas 80% pada saat

ini terdistribusi 43,84% kepada PT. Gelael Pratama dari Gelael Group dan

35,84% kepada PT. Megah Eraraharja dari Salim Group; sementara saham

minoritas (20%) terbagi kepada Masyarakat dan Koperasi Karyawan.

PT.Fastfood Indonesia mendapatkan ijin memakai brand KFC dari franchisor,

Yum! Restaurants International (YRI), sebuah badan usaha dari Yum! Brands

Inc., perusahaan publik di Amerika Serikat dan pemilik waralaba dari empat

brand ternama lainnya, yaitu: Pizza Hut, Taco Bell, A&W, dan Long John Silvers.

Lima brand di bawah satu kepemilikan ini telah memproklamirkan Yum! Group

sebagai jaringan restoran cepat saji terbesar dan terbaik di dunia dalam

memberikan variasi pilihan restoran ternama.

Data Pemegang Saham PT. Fastfood Indonesia

Sumber : annual report PT.Fastfood Indonesia 2010

           

            Produk-produk utama KFC adalah, Colonel's Original Recipe dan Hot &

Crispy, yang tetap menjadi produk ayam goreng paling disukai di antara semua

brand restoran cepat saji di seluruh Indonesia, yang konsisten dinilai ayam

goreng paling enak versi berbagai survey konsumen di Indonesia. Selain produk-

produk utama ini, juga tersedia Colonel Burger, Crispy Strips, Twister, dan

Colonel Yakiniku. Sebagai pelengkap produk produk utama ini, juga tersedia

produk-produk yang disesuaikan dengan selera lokal, antara lain: Perkedel, Nasi,

Salad, dan KFC Soup. Untuk menambahkan variasi menu paket kombinasi

dengan harga terjangkau bernilai tambah, Super Panas dan KFC Attack terus

ditawarkan.    

            Untuk memberikan perbedaan brand, KFC dan menanamkan dalam

kesadaran konsumen bahwa KFC itu bernilai tambah, Perseroan meluncurkan

sederetan produk Goceng, yang terdiri atas 12 pilihan menu yang dihargai

Rp5.000. Variasi pilihan menu Goceng diganti dari waktu ke waktu untuk

mengikuti perubahan selera konsumen. Tahun 2010, dua produk Goceng

mendapatkan penerimaan tertinggi dalam uji produk, Spaghetti dan Burger

Deluxe yang ditambahkan dalam deretan produk Goceng terbukti sukses

menyumbangkan kenaikan tajam pada Goceng menumix. Selain itu, pada 2010,

Perseroan mulai mengembangkan KFC Coffee, sebagai layanan baru di semua

gerai KFC bertipe free-standing, menyajikan rangkaian produk kopi berkualitas,

disajikan panas maupun dingin, dilayani di counter terpisah dengan ruangan

duduk tersendiri untuk para pecinta kopi. Untuk menarik konsumen pada jam-jam

sepi, Perseroan juga mengenalkan minuman bernama Krushers dengan aneka

pilihan rasa.

3.4      Pengawasan Mutu (Quality Assurance) dan Logistik KFC Indonesia

Pada 2010, untuk pertama kalinya KFC Indonesia mendapatkan Sertifikat

Sistem Jaminan Halal (SJH) dari LPPOM MUI, disamping Sertifikat Halal

Restoran yang telah dimiliki oleh PT.Fastfood Indonesia sejak 1995. Pada audit

Sistem Jaminan Halal tersebut,KFC Indonesia mendapatkan predikat nilai A.

Pencapaian ini berkat dukungan manajemen yang besar terhadap kelanjutan

status halal restoran. Hal ini menjadi nilai tambah bagi KFC Indonesia di tengah

persaingan industry restoran cepat saji. KFC Indonesia melakukan sosialisasi

Sistem Jaminan Halal yang dilakukan Regional Quality Assurance (RQA) di

setiap daerah supaya seluruh pihak terkait, seperti Purchasing, Logistic, dan

Operation memiliki kesamaan pemahaman mengenai Sistem Jaminan Halal.

                Sistem pengawasan terhadap supplier dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. Pada awal tahun 2010, KFC Indonesia, melalui Departemen QA,

melakukan refreshment training mengenai Cutting Sheet kepada seluruh supplier

ayam, yang merupakan pelatihan ulang terhadap standar kualitas ayam. Tujuan

pelatihan Cutting Sheet adalah supaya bahan baku dari seluruh supplier ayam

memenuhi standar kualitas.

                KFC Indonesia menetapkan sistem pengawasan kualitas terhadap

seluruh supplier. Sistem pengawasan ini dilakukan melalui audit yang disebut

Supplier Tracking, Assessment & Recognition (STAR Audit). Pada Januari Juni

2010 dilakukan Food Safety Audit (FSA) dan pada Juli Desember 2010 dilakukan

Quality System Assessment (QSA). Selama 2010, QA mengaudit 29 supplier

kelas 1 dan kelas 2, serta 5 supplier kelas 3 dan kelas 4. Untuk 18 supplier yang

belum mengetahui dengan jelas tentang STAR Audit dilakukan Pre-Assessment

Audit. Melalui audit diharapkan supplier dapat meningkatkan kualitas bahan

baku. Pemahaman staff QA untuk meningkatkan kualitas supplier dan gudang

selalu dilakukan. Pada Februari 2010, staff QA mengikuti refreshment training

mengenai perkembangan terbaru teknik mengaudit supplier dan gudang yang

diselenggarakan oleh QA dari YRI. Sebagai pengawasan kualitas Gudang

Logistik, KFC Indonesia menetapkan sistem audit yang disebut Distribution

Quality Audit (DQA) yang diaudit oleh QA pada 13 gudang di seluruh Indonesia.

Di masa yang

3.5      Penentuan Lokasi Gerai

Pertumbuhan total penjualan juga berasal dari pengembangan restoran

menjadi 398 gerai di akhir 2010, yang berarti bertambah 30 gerai di sepanjang

2010. Sebagian besar restoran yang dibuka pada 2010 dapat memberikan

kontribusi penjualan yang lebih besar, walaupun sebagian besar restoran dibuka

pada kwartal ke-4 2010, karena memerlukan persiapan yang lebih panjang

dalam pengurusan perijinan dan permasalahan dengan ketersediaan listrik.

Penambahan 30 gerai pada 2010, masih didominasi pada lokasi free-standing,

ini menunjukkan kemampuan dan kapasitas KFC Indonesia dalam melakukan

ekspansi restoran di lokasi-lokasi prima yang mendukung pencapaian hasil

penjualan yang optimal, peningkatan peluang prestasi, motivasi, dan promosi

kepada 30 RM, sekitar 60 lebih ARM, posisi baru untuk Shift Leader yang sangat

membantu operasi restoran, 3 AM, dan sekitar 1.000 lowongan kerja yang

tersedia untuk karyawan restoran. Ini memperlihatkan hasil dari pengalaman

kerja dan kerjasama tim di Operation, Human Resources, dan Training dalam

menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam waktu yang cukup sebelum

pembukaan restoran baru.

                Potensi pasar yang ada yang tersebar di berbagai daerah merupakan

suatu tantangan bagi Perusahaan untuk melakukan penetrasi pasar, membidik,

dan menyeleksinya, dimana kesemuanya ini merupakan strategi Perusahaan

dalam mengembangkan usahanya.

            Langkah awal dari pengembangan pasar yang ada adalah dengan

menyeleksi lokasi, dengan melihat dari berbagai aspek, mulai dari potensi

usahanya dengan mempertimbangkan jumlah penduduk yang ada, mata

pencarian, pusat bisnis, pengembangan demografi untuk masa yang akan

datang, sampai kepada ketersediaan dan memadainya jalur Logistik. Selanjutnya

adalah evaluasi terhadap pemasaran, operasional, finansiil, sampai kepada

aspek teknis yang harus dipersiapkan secara terinci dan terorganisasi. Setelah

merampungkan semua ini barulah diambil suatu kesimpulan apakah lokasi

tersebut layak untuk dibuka usaha baru dengan membuka gerai di daerah

tersebut.

            Langkah selanjutnya setelah penentuan lokasi, diteruskan dengan

persiapan yang dimulai dengan rencana tipe restoran yang akan dibangun dan

diteruskan dengan perencanaan lay-out restoran, fasilitas infrastuktur, interior,

dan sebagainya. Setelah perencanaan ini selesai, tahap berikutnya adalah

perhitungan investasi,penjadwalan proyek, proses eksekusi, dan pelaksanaan

pekerjaan di lapangan / lokasi. Setelah pekerjaan di lapangan / lokasi selesai,

dilakukan supervisi dan evaluasi untuk memastikan hasilnya sesuai dengan

perencanaan dan standar yang ada, maka restoran KFC tersebut siap untuk

dioperasikan untuk melayani konsumen. Restoran yang selalu tampak segar dan

nyaman adalah target penampilan yang harus dijaga dan dirawat secara

konsisten agar kepuasan konsumen ketika berkunjung ke KFC terpenuhi, dan

hal ini yang akan menjadi nilai tambah restoran KFC dibandingkan dengan

restoran lainnya.

3.6  Pemasok

KFC Indonesia memasok ayam karkas segar dan ayam potong beku dari

sekitar lima belas supplier di seluruh Indonesia. Banyaknya supplier di dalam

negeri tidak menjamin kelangsungan pasokan. Pasokan sering terputus pada

hari-hari libur seperti Idul Fitri, Natal & Tahun Baru, dan liburan sekolah. Untuk

mengantisipasi gangguan pasokan selama hari-hari tersebut, perusahaan

membuat kontrak jangka panjang dengan merencanakan pesanan lebih awal

dan menyimpan persediaan ayam yang cukup sebelum hari-hari libur tersebut.

Beberapa bumbu untuk produk-produk utama KFC, khususnya Original Recipe

dan Hot & Spicy diimpor dari Amerika Serikat, Singapura, dan Malaysia melalui

beberapa importir yang wajib mengikuti standar YRI. Bahkan untuk produk-

produk baru, beberapa bahan bakunya biasanya diimpor. Dengan kemajuan

yang telah dicapai oleh supplier lokal dalam memproduksi substitusi produk-

produk impor mengikuti standar yang diberikan, Perusahaan secara bertahap

dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor.

3.7      Pengadaan

Pengadaan ayam karkas segar atau ayam potong beku dalam jumlah

besar sudah diharapkan dari restoran cepat saji yang mengoperasikan hampir

400 gerai di seluruh Indonesia yang menyajikan produk ayam sebagai produk

utama. Walaupun kebutuhan dalam jumlah besar ini umumnya tersedia di pasar

sepanjang tahun, terkecuali pada hari-hari libur ketika pasokan sering terputus,

namun harga ayam berfluktuasi setiap minggu tergantung pada ketersediaan

ayam potong dari peternak di Indonesia. Untuk menstabilkan kondisi ini,

Perusahaan melakukan kontrak pembelian dengan supplier terpilih untuk periode

tetentu. Selain itu, Perusahaan juga memanfaatkan peluang untuk menyimpan

persediaan produk ayam dari pasar terbuka pada saat harga rendah atau pada

saat pasokan melebihi permintaan

3.8      Pergudangan            Sistem pergudangan Pada PT. Fast food Indonesia dilakukan pada gerai

masing-masing khusus untuk bahan-bahan yang tidak tahan lama dan mudah

rusak (wet good) sedangkan untuk bahan makanan yang tahan lama (dry good)

diperoleh dari pusat yang diimpor dari KFC internasional sesuai kebutuhan

masing-masing wilayah.

1.    KFC China

Globalisasi adalah salah satu strategi pertumbuhan dalam perusahaan,

dan salah satu yang paling sukses "akan global" adalah KFC . KFC merupakan

sebuah rantai restoran ayam goreng Amerika yang mendominasi industri

restoran di beberapa negara termasuk di Cina.

Perusahaan global menghadapi pertanyaan-pertanyaan kritis ketika

mereka memasukii pasar baru seperti bagaimana mereka melakukan lokalisasi

terhadap produk yang ditawarkan apakah mereka akan melakukan adaptasi

terhadap produk yang telah ada hanya untuk sebagai pembanding bagi

konsumen pada pasar tersebut atau haruskah mereka memikirkan kembali

business model dari bawah ke atas?

Tipikal dari pendekatan western untuk aktivitas foreign expansion adalah

bagaimana menjual core product  atau jasa yang bagus dengan cara yang sama

seperti ketika mereka melakukan penjualan di Eropa atau Amerika,dan kantor

pusat mengawasi dengan cermat untuk memastikan model ini diekspor dengan

benar. Cara ini seringkali dimulai dengan menjual barang-barang impor kepada

expat community (komunitas asing) atau dengan membuka satu atau dua toko

sebagai percobaan.

Seperti kebanyakan perusahaan multinasional, KFC pertama kali tertarik

ke China dengan ukuran potensi pasar negara: 1,3 miliar orang, 20% dari total

dunia. Bahkan setelah reformasi ekonomi China yang dimulai pada tahun 1978,

Cina tetap tinggi risiko investasinya sehingga sebagai negara tujuan untuk

perusahaan multinasional selama dekade berikutnya Cina masih tetap beresiko

akibat ketidak pastian politik dan ekonominya.

            KFC masuk ke Cina pada tanggal 12 Januari 1987. KFC merupakan

restoran quick-service pertama yang masuk ke cina. Saat ini  KFC adalah

restoran quick-service nomor satu di Cina dengan hampir 3.500 restoran di lebih

700 kota. Bahkan setiap hari restoran KFC di cina selalu bertambah satu. Selain

ayam sebagai resep asli KFC, KFC di Cina juga memiliki menu ekstensif yang

menampilkan daging sapi, seafood, hidangan nasi, sayuran segar, sup sarapan,

makanan pencuci mulut dan produk lain yang sesuai dengan selera konsumen di

Cina.

            Karyawan KFC di Cina adalah para penduduk lokal, yang di pimpin oleh

Sam Su sebagai Ketua dan Chief Eksekutif Officer dari Yum! Brands yang

merupakan Induk perusahaan KFC.  Di tangan Sam Su, KFC di Cina tumbuh

sangat pesat dan menempatkan Cina sebagai peringkat pertama dari

empat Yum!"s Growth Strategies. Dengan Rinciannya; (1) Build dominant China

brands; (2) Drive profitable international growth; (3) Run great restaurants; dan

(4) Expand U.S. multibrand concepts. Ini menjadikan Cina  ultimate market

place buat Yum!. (Teguh S Pambudhi;2005, SWA Sembada). Laba operasi KFC

di Cina telah mencapai dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir mencapai $755

juta sehingga Divisi KFC di China menjadi penyumbang keuntungan terbesar

bagi Yum!.

            Pada awal-awal Yum! Brands yang merupakan induk perusahaan KFC masuk

ke Cina, manajemen pusat memberikan perhatian khusus pada pelatihan dan

pengembangan serta rekruitmen dari karyawan dan manajemen untuk merekruit

manajemer-manajer berbakat dan mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan standar

operasi Yum! internasional.

            Ada tiga kategori besar penekanan kegiatan bisnis KFC di Cina yaitu,

Pembangunan Manusia dan Talenta, Lokalisasi, Distribusi & Logistik.

2.1 Lokalisasi

            Model bisnis yang di jalankan KFC di Cina adalah lokalisasi. Artinya, bahwa

perusahaan harus siap untuk menyesuaikan produk, jasa, praktek bisnis, bahkan sistem

manajemen dan proses agar sesuai dengan konteks lokal, kebiasaan dan kebutuhan

pelanggan yang berbeda, nilai-nilai sosial dan budaya, sistem politik, peraturan

pemerintah, struktur industri dan driver, dan kekuatan kompetitif. Lokalisasi yang di

lakukan KFC di Cina bukan hanya dari manajemen maupun karyawan (lokalisasi bakat)

tetapi juga lokalisasi produk.  Setelah mendirikan dapur tes pertama di Shanghai pada

akhir 1990-an, KFC telah sibuk dengan sering pengenalan produk baru - produk yang

dikembangkan di Cina, karena Cina. Semua produk baru telah dirancang dan

dikembangkan dengan karakteristik Cina lokal, dari konten dan rasa, rupa dan

nama. Produk seperti Ayam Gulung Beijing, Golden Kupu-kupu Udang, Four Seasons

Salad Sayuran Segar, Beras Wangi Jamur, Sup Tomat Telur Jatuhkan, diawetkan

Sichuan Pickle Dan Irisan daging babi Sup, Makanan Laut bubur Telur Drop, dan bubur

Ayam Jamur membuat beberapa orang bertanya-tanya: apakah KFC balik ke dalam

rantai makanan Cina cepat? Disitulah menandai esensi, dan keberhasilan, program

lokalisasi produk KFC di Cina.

Selain bakat dan produk, program lokalisasi KFC di Cina menyentuh pada hampir setiap

aspek operasi, dari pemasaran, iklan, positioning merek untuk rantai pasokan, distribusi,

dan logistik.

2.2 Distribusi & Logistik

            Distribusi dan sistem logistik KFC Cina adalah salah satu yang paling penting,

dan paling diakui sebagai kontributor untuk kesuksesan KFC di Cina. Pada saat pertama

kali memasuki Cina pada tahun 1987, KFC dihadapkan dengan dua fakta dasar:

1. Kualitas dan jangkauan jalan raya di China jauh lebih rendah

dibandingkan dengan negara-negara maju. Tidak ada jalan raya pada

saat itu. Sebagai fakta, jalan raya pertama di Cina hanya muncul di akhir

1990-an, tetapi akibat langsung dari pembangunan infrastruktur di Cina

yang selesai pada tahun 2000 maka sistem jalan raya saat ini di Cina

telah berjumlah sekitar 60.000 km,. Dengan kata lain, Cina butuh waktu

sekitar sepuluh tahun atau lima belas tahun paling banyak untuk

membangun jaringan jalan raya nasional dan ini merupakan contoh yang

jelas dari kecepatan pembangunan di Cina.

2. Kurangnya penyedia layanan pihak logistik yang berkualitas yang

menawarkan penyimpanan, transportasi, dan jasa pengiriman di semua

propinsi. Bahkan sampai dengan saat ini sangat sedikit perusahaan yang

menyediakan layanan logistik .

            Dihadapkan dengan dua tantangan tersebut, KFC mengadopsi pendekatan yang

dimulai dengan memanfaatkan aset yang ada : Gudang, truk, dan tenaga kerja yang

diwarisi dari KFC mitra lokal dengan system patungan. Selain itu ditambah dengan

instalasi pelatihan karyawan sendiri dan kontrol kualitas dan sistem manajemen. Dalam

beberapa tahun, standar operasional dari gudang dan armada truk yang diambil dari

standar operasional lokal kemudian dibawa ke standar global KFC internasional.

Dengan distribusi dan sumber daya logistik secara langsung dan sepenuhnya di bawah

kendali sendiri oleh KFC lokal, KFC Cina mampu mengembangkan lebih jauh dan lebih

cepat ke wilayah geografis yang baru daripada pesaingnya. Hal ini memungkinkan

perusahaan untuk membangun keunggulan kompetitif melalui volume usaha, skala,

efisiensi biaya, dan kepemimpinan merek dari waktu ke waktu. Sebuah sistem distribusi

dan logistik yang di adaptasi dari kondisi local dan dilengkapi dengan strategi bisnis KFC

Internasional, KFC Cina mampu membangun skala dan kecepatan bisnisnya melalui

ekspansi restoran dengan cepat. dan berhasil menjadi penyumbang laba terbesar bagi

perusahaan induknya yaitu Yum!.

 BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Soebijantoro,Doddy. (1999). Pemasaran Internasional:Global Logistics and Distribution, Pusat

Pengembangan Bahan Ajar-Universitas Mercu Buana.

Van Hoek, Remko, Alexander E. Ellinger,et.al, (2008). “Great divides: internal alignment between logistics and peer functions”.The International Journal of Logistics Management, Vol.19 No.2, pp. 110-129

Graham, Cateora. (2007). Pemasaran Internasional. Jakarta: Salemba Empat. Buku 2.

Edisi 13

Eko Indrajit, Richardus. (2003). Rubrik Tanya Jawab E-Business, Vol. II No.12.

http://www.ebizzasia.com/0212-2003/q&a,0212.html.

Penerbit PPM dan Asosiasi Logistik Indonesia. (2011). Panduan & Direktori Logistik

Indonesia. Jakarta: Penerbit PPM.

O’neil,  Brian F & Jon L. Iveson, (1991). “Strategically Managing The Logistics Functions”. Logistics and Transportation Review; 27, 4; ABI/INFORM Global. pg. 359-377

Rodney Mc. Adam & Daniel Mc. Cormack, (2001). “Integrating business processes for global alignment and supply chain management”. Business Process Management Journal. Vol.7 No.2, pp. 113-130. MCB University.

Damien Power,( 2005). Supply chain management integration and implementation: a literature review.  Supply Chain Management: an International Journal 10/4. pp. 252-263.

Techane Bosona, Girma Gebresenbet, Ingrid Nordmark & David Ljungberg, (2011). “Integrated Logistics Network for the Supply Chain of Locally Produced Food, Part I: Location and Route Optimization Analyses”. Journal of Service Science and Management, pp.174-183.

Deutsche Post AG, Headquarters. (2009). Delivering Tomorrow Customer Needs in 2020 and Beyond A Global Delphi Study, Publisher: Deutsche Post AG, Bonn, Germany

Laporan Tahunan PT. FastFood Indonesia, Tbk,( 2010) .

http://202.155.2.90/corporate_actions/new_info_jsx/jenis_informasi/

01_laporan_keuangan/04_Annual%20Report/2010/FAST/FAST_Annual

%20Report_2010.pdf

Laporan Tahunan Yum! . (2010).

http://www.yum.com/annualreport/downloads/pdf/2010AnnualReport.pdf