bab ii landasan teori ii.1. pengertian biaya dan bebanthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-00462-ak...

34
9 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh laba. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor diantaranya biaya, harga jual, dan volume penjualan. Ketiga faktor tersebut tidak boleh terpisah-pisah karena mempunyai hubungan yang saling berkaitan. Biaya menentukan harga jual, harga jual mempengaruhi volume penjualan, volume penjualan mempengaruhi volume produksi, dan volume produksi mempengaruhi biaya. Oleh karena itu, biaya merupakan salah satu faktor penting untuk memperoleh laba. Biaya sering didefinisikan sama dengan beban, namun biaya dan beban adalah dua hal yang mempunyai pengertian yang berbeda. II.1.1. Pengertian Biaya Berikut ini pengertian biaya menurut beberapa para ahli : Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista. (2006:29) menyatakan “Akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai “nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat”. Horngren, Datar, Foster yang diterjemahkan oleh Adhariani, D. (2005:34) memberikan definisi sebagai berikut : “ Akuntan mendefinsikan biaya (cost) sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu”. Sementara itu, Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Fitriasari,D dan Kwary, D.A. (2006:40) mendefinisikan “ Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang

Upload: buituyen

Post on 07-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

9

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Pengertian Biaya Dan Beban

Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh laba. Laba

dipengaruhi oleh tiga faktor diantaranya biaya, harga jual, dan volume penjualan. Ketiga

faktor tersebut tidak boleh terpisah-pisah karena mempunyai hubungan yang saling

berkaitan. Biaya menentukan harga jual, harga jual mempengaruhi volume penjualan,

volume penjualan mempengaruhi volume produksi, dan volume produksi mempengaruhi

biaya. Oleh karena itu, biaya merupakan salah satu faktor penting untuk memperoleh

laba. Biaya sering didefinisikan sama dengan beban, namun biaya dan beban adalah dua

hal yang mempunyai pengertian yang berbeda.

II.1.1. Pengertian Biaya

Berikut ini pengertian biaya menurut beberapa para ahli :

Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista. (2006:29) menyatakan “Akuntan

telah mendefinisikan biaya sebagai “nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk

memperoleh manfaat”.

Horngren, Datar, Foster yang diterjemahkan oleh Adhariani, D. (2005:34)

memberikan definisi sebagai berikut : “ Akuntan mendefinsikan biaya (cost) sebagai

suatu sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk

mencapai tujuan tertentu”.

Sementara itu, Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Fitriasari,D dan

Kwary, D.A. (2006:40) mendefinisikan “ Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

10

dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat

saat ini atau di masa datang bagi organisasi”.

Jadi, biaya dapat didefinisikan sebagai suatu pengorbanan untuk memperoleh

barang atau jasa yang memberikan manfaat baik di masa kini maupun di masa yang akan

datang.

II.1.2. Pengertian Beban

Berikut ini definisi beban menurut beberapa para ahli sebagai berikut :

Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista. (2006:30) menjelaskan beban

dengan pengertian sebagai berikut :

Tetapi,beban dapat didefinisikan sebagai aliran keluar terukur dari barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba, atau sebagai : penurunan dalam aktiva bersih sebagai akibat dari penggunaan jasa ekonomis dalam menciptakan pendapatan atau pengenaan pajak oleh badan pemerintah. Beban diukur dengan nilai penurunan dalam aktiva atau peningkatan dalam utang yang berkaitan dengan produksi atau penyerahan barang dan jasa… beban dalam arti luas termasuk semua biaya yang sudah habis masa berlakunya yang dapat dikurangkan dari pendapatan.

Sementara itu, Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Fitriasari,D dan

Kwary, D.A. (2006:41) menyatakan “ Biaya yang kedaluwarsa disebut beban”.

Jadi, beban dapat didefinisikan sebagai biaya yang sudah kedaluwarsa atau habis

masa berlakunya serta tidak memberikan manfaat.

II.2. Klasifikasi Biaya

Klasifikasi biaya berguna untuk membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya.

Biaya dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara yaitu :

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

11

II.2.1. Biaya Dalam Hubungannya Dengan Produk

Klasifikasi biaya dalam hubungannya dengan produk dapat dibedakan menjadi

dua yaitu biaya manufaktur dan biaya komersial.

II.2.1.1. Biaya Manufaktur

Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista. (2006:40) menyatakan “Biaya

manufaktur-juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik-biasanya didefinisikan

sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung , tenaga kerja langsung, dan

overhead pabrik”.

1. Bahan Baku Langsung

Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista. (2006:40) mendefinisikan “ Bahan

baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk

jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk”.

Simamora, Henry (2002:42) menyatakan “ Bahan baku langsung (direct

material) adalah bahan baku yang menjadi bagian integral produk jadi perusahaan dan

dapat ditelusuri dengan mudah”.

Sementara itu, Garisson, Noreen, dan Brewer (2006:51) yang diterjemahkan oleh

Hinduan, N. (2006:51), mendefinsikan “Bahan langsung (direct material) adalah bahan

yang menjadi bagian tak terpisahkan dari produk jadi, dan dapat ditelusuri secara fisik

dan mudah ke produk tersebut”.

Jadi, bahan baku langsung dapat didefinisikan sebagai biaya utama dalam proses

produksi yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari produk jadi serta dapat ditelusuri

dengan mudah ke produk. Contoh : gandum untuk membuat tepung terigu, kertas untuk

membuat buku.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

12

2. Tenaga Kerja Langsung

Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista. (2006:40) mendefinisikan “

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku

langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu”.

Simamora, Henry (2002:43) menyatakan “ Biaya tenaga kerja langsung (direct

labor) adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara fisik ke dalam pembuatan

produk, dan bisa pula ditelusuri dengan mudah atau tanpa memakan banyak biaya”.

Sementara itu, Garrison, Noreen, dan Brewer yang diterjemahkan oleh

Hinduan,N. (2006:51) mendefinisikan “ Tenaga kerja langsung (direct labor) digunakan

untuk biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi”.

Jadi, tenaga kerja langsung dapat didefinisikan sebagai biaya tenaga kerja yang

dikeluarkan mulai dari bahan baku sampai menghasilkan produk jadi serta dapat

ditelusuri dengan mudah ke produk jadi. Contoh : biaya tenaga kerja yang membuat

tepung terigu, biaya tenaga kerja yang membuat buku.

3. Overhead Pabrik

Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista. (2006:41) memberikan definisi

overhead pabrik sebagai berikut : “Overhead pabrik-juga disebut overhead manufaktur,

beban manufaktur, atau beban pabrik-terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak

ditelusuri secara langsung ke output tertentu”.

Simamora, Henry (2002:43) menyatakan “ Biaya overhead pabrikasi

(manufacturing overhead cost) meliputi semua biaya pabrikasi selain biaya bahan baku

langsung dan tenaga kerja langsung”.

Sementara itu, Garrison, Noreen, dan Brewer yang diterjemahkan oleh

Hinduan,N.(2006:52) mendefinisikan “Overhead pabrik (manufacturing overhead)-

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

13

elemen ketiga biaya produksi-mencakup seluruh biaya produksi yang tidak termasuk

dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung”.

Jadi, overhead pabrik dapat didefinisikan sebagai biaya yang tidak termasuk dalam

bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung serta tidak dapat ditelusuri secara

langsung ke output tertentu. Contoh : biaya penyusutan mesin, biaya sewa gedung.

II.2.1.2. Beban Komersial

Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista. (2006:43) mendefinisikan “ Beban

komersial terdiri atas dua klasifikasi besar: beban pemasaran dan beban administratif

(juga disebut beban umum dan administratif)”.

1. Beban Pemasaran

Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista. (2006:43) menyatakan “ Beban

pemasaran mulai dari titik dimana biaya manufaktur berakhir. Yaitu, ketika proses

manufaktur selesai dan produk ada dalam kondisi siap dijual”.

Simamora, Henry (2002:44) mendefinisikan “Biaya pemasaran (marketing cost)

meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pesanan pelanggan dan

menyerahkan produk jadi atau jasa ke tangan pelanggan”.

Sementara itu, Garrison, Noreen, dan Brewer yang diterjemahkan oleh Hinduan,

N. (2006:52) menyatakan “ Biaya pemasaran atau penjualan meliputi semua biaya yang

diperlukan untuk menangani pesanan konsumen dan memperoleh produk atau jasa untuk

disampaikan kepada konsumen”.

Jadi, beban pemasaran dapat didefinisikan sebagai beban yang dikeluarkan

dalam memasarkan produk jadi untuk mendapatkan dan menyerahkan pesanan kepada

konsumen. Contoh : komisi penjualan, beban iklan, beban pemasaran.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

14

2. Beban Administratif

Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista. (2006:43) mendefinisikan “ Beban

administratif termasuk beban yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan

organisasi”.

Simamora, Henry (2002:44) menyatakan “ Biaya umum dan administratif

(general and administrative cost) meliputi semua biaya klerikal, organisasional, dan

eksekutif yang tidak dapat dimasukkan secara logis kedalam biaya pemasaran ataupun

biaya produksi”.

Sementara itu, Garrison, Noreen, dan Brewer yang diterjemahkan oleh

Hinduan,N. (2006:53) mendefinisikan “ Biaya administrasi meliputi pengeluaran

eksekutif, organisasional, dan klerikal yang berkaitan dengan manajemen umum

organisasi”.

Jadi, beban administratif dapat didefinisikan sebagai beban yang dikeluarkan

untuk keperluan eksekutif, organisasional, dan klerikal dalam mengarahkan dan

mengendalikan perusahaan. Contoh : gaji bagian administrasi, gaji eksekutif, humas.

II.2.2. Biaya Dalam Hubungannya Dengan Perilaku Biaya

Biaya dalam hubungannya dengan perilaku biaya dapat diklasifikasikan menjadi

tiga yaitu biaya variabel, biaya tetap, dan biaya semi variabel.

II.2.2.1. Biaya Variabel

Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista. (2006:59) menyatakan “ Biaya

variabel didefinisikan sebagai biaya yang secara total meningkat secara proporsional

terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap

penurunan dalam aktivitas”.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

15

Simamora, Henry (2002:152) mendefinisikan “ Biaya variabel (variable cost)

adalah biaya yang jumlah keseluruhannya berubah sebanding dengan perubahan tingkat

aktivitas bisnis”.

Sementara itu, Garrison, Noreen, dan Brewer yang diterjemahkan oleh

Hinduan,N. (2006:66) menyatakan “ Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara

proporsional dengan perubahan aktivitas”.

Jadi, biaya variabel dapat didefinisikan sebagai biaya yang secara keseluruhan

berubah seiring dengan perubahan aktivitas. Contoh : biaya bahan baku langsung dan

biaya tenaga kerja langsung.

Gambar 2.1 Grafik Biaya Variabel

II.2.2.2. Biaya Tetap

Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista. (2006:58) menyatakan “ Biaya

tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis

meningkat atau menurun”.

Simamora, Henry (2002:147) mendefinisikan “ Biaya Tetap (fixed costs) adalah

biaya yang jumlahnya tidak berubah (konstan), terlepas dari perubahan tingkat aktivitas

dalam kisaran relevan (relevant range) tertentu”.

Tingkat aktivitas (unit) Tingkat aktivitas (unit)

Biaya per unit

Jumlah biaya

Biaya variabel per unit Jumlah biaya variabel

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

16

Sementara itu, Garrison, Noreen, dan Brewer yang diterjemahkan oleh Hinduan,

N. (2006:67) menyatakan “ Biaya tetap adalah biaya yang selalu tetap secara

keseluruhan tanpa terpengaruh oleh tingkat aktivitas”.

Jadi, biaya tetap dapat didefinisikan sebagai biaya yang secara keseluruhan tetap

seiring dengan perubahan aktivitas dalam rentang relevan tertentu. Contoh : biaya sewa,

biaya penyusutan, biaya asuransi.

Gambar 2.2 Grafik Biaya Tetap

II.2.2.3. Biaya Semivariabel

Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista. (2006:60) menyatakan “ Biaya

semivariabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-

karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel”.

Simamora, Henry (2002:156) mendefinisikan“ Biaya campuran (mixed cost)

adalah biaya yang mengandung unsur-unsur biaya variabel dan tetap”.

Sementara itu, Garrison, Noreen, dan Brewer yang diterjemahkan oleh

Hinduan,N. (2006:270) menyatakan “Biaya semivariabel (mixed cost) adalah biaya yang

terdiri atas elemen biaya variabel maupun biaya tetap”.

Tingkat aktivitas (unit) Tingkat aktivitas (unit)

Biaya per unit

Jumlah biaya

Biaya tetap per unit Jumlah biaya tetap

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

17

Jadi, biaya semivariabel dapat didefinisikan sebagai biaya yang mempunyai

unsur biaya tetap dan biaya variabel. Contoh : biaya listrik, biaya air, biaya

pemeliharaan.

Gambar 2.3 Grafik Biaya Semivariabel

II.2.3. Biaya Untuk Pembebanan Biaya Ke Objek Biaya

Biaya untuk pembebanan biaya ke objek biaya diklasifikasikan menjadi dua

yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.

II.2.3.1. Biaya Langsung

Simamora, Henry (2002:53) menyatakan “ Biaya langsung (direct cost) adalah

biaya yang dapat ditelusuri kepada sebuah obyek biaya”.

Sementara itu, Garison, Noreen, dan Brewer yang diterjemahkan oleh

Hinduan,N. (2006:69) mendefinisikan “ Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang

dapat dengan mudah ditelusuri ke objek biaya yang bersangkutan”.

Jadi, biaya langsung dapat didefinisikan sebagai biaya yang dengan mudah dapat

ditelusuri ke obyek biaya. Contoh : bahan baku langsung, tenaga kerja langsung.

II.2.3.2. Biaya Tidak Langsung

Simamora, Henry (2002:54) menyatakan “ Biaya tidak langsung (indirect cost)

adalah biaya bersama terhadap beberapa obyek biaya sehingga tidak dapat ditelusuri

secara langsung kepada obyek biaya tertentu”.

Unit yang diproduksi

Biaya Biaya tetap

Biaya variabel

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

18

Sementara itu, Garison, Noreen, dan Brewer yang diterjemahkan oleh

Hinduan,N. (2006:69) mendefinisikan “ Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah

biaya yang tidak dapat ditelusuri dengan mudah ke objek biaya yang bersangkutan”.

Jadi, biaya tidak langsung dapat didefinisikan sebagai biaya yang tidak mudah

ditelusuri ke obyek biaya tertentu. Contoh : gaji satpam pabrik, gaji manager pabrik.

II.3. Metode Pemisahan Biaya Semivariabel Menjadi Biaya Tetap dan Biaya

Variabel

Mengacu pada pendapat Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006),

terdapat tiga metode untuk memisahkan biaya semivariabel menjadi biaya variabel dan

biaya tetap yaitu metode tinggi-rendah, metode scattergraph, dan metode kuadrat

terkecil.

II.3.1. Metode Tinggi-Rendah (High-Low Method)

Dalam metode ini, elemen tetap dan elemen variabel dari suatu biaya dihitung

menggunakkan dua titik data. Titik data dipilih berdasarkan aktivitas tertinggi dan

aktivitas terendah. Metode tinggi-rendah bersifat sederhana namun bisa menghasilkan

estimasi biaya tetap dan biaya variabel yang bias karena hanya menggunakkan dua titik

data yang mengakibatkan estimasi total biaya berdasarkan biaya tetap dan biaya variabel

yang dihitung menjadi kurang akurat dibandingkan metode lain yang menggunakkan

banyak data.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

19

Berikut ini contoh perhitungan dengan menggunakkan metode tinggi-rendah:

Tabel 2.1 Data Biaya Listrik Dan Jam Tenaga Kerja Langsung

Bulan Biaya Listrik Jam Tenaga Kerja Langsung

Januari Rp 640 34.000

Februari 620 30.000

Maret 620 34.000

April 590 39.000

Mei 500 42.000

Juni 530 32.000

Juli 500 26.000

Agustus 500 26.000

September 530 31.000

Oktober 550 35.000

November 580 43.000

Desember 680 48.000

Total Rp 6.840 420.000

Rata-rata per bulan Rp 570 35.000

Berdasarkan data di atas, maka perhitungan untuk mencari biaya variabel dan biaya tetap

dengan metode tinggi-rendah sebagai berikut :

a. Langkah pertama yaitu menentukan biaya dan tingkat aktivitas tertinggi dan terendah

sebagai berikut :

Tingkat aktivitas : Tertinggi 48.000 jam tenaga kerja langsung

Terendah 26.000 jam tenaga kerja langsung

Biaya : Tertinggi Rp 680

Terendah Rp 500

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

20

b. Langkah kedua yaitu menentukan tarif biaya variabel sebagai berikut :

Tarif biaya variabel = Selisih biaya

Selisih aktivitas

= Rp 180

22.000 jam tenaga kerja langsung

= Rp 0,00818 per jam tenaga kerja langsung

c. Langkah ketiga yaitu menentukan biaya tetap sebagai berikut :

Biaya tetap = Total biaya – Biaya variabel, dengan perhitungan sebagai berikut :

Biaya tetap = Rp 680 - $ 393* = Rp 287 ( Aktivitas tertinggi )

atau,

Biaya tetap = Rp 500 - $ 213** = Rp 287 ( Aktivitas terendah )

*(Rp 0,00818 x 48.000 jam)

**(Rp 0,00818 x 26.000 jam)

Jadi, dengan menggunakkan metode tinggi-rendah diperoleh biaya variabel sebesar Rp

0,00818 per jam tenaga kerja langsung dan biaya tetap sebesar Rp 287 per bulan.

II.3.2. Metode Scattergraph (Scattergraph Method)

Dalam metode ini, terdapat variabel dependen dan variabel independen. Variabel

dependen mengenai data biaya dan diplot di garis vertikal atau sumbu y sedangkan

variabel independen mengenai tingkat aktivitas dan diplot di garis horizontal atau sumbu

x. Penggunaan metode scattergraph merupakan kemajuan dari metode tinggi-rendah

karena bukan hanya menggunakkan dua titik data serta memungkinkan inspeksi data

secara visual untuk menentukan apakah biaya tersebut tampak terkait dengan aktivitas

dan apakah hubungannya mendekati linear. Namun, metode ini bisa saja menjadi bias

karena garis biaya yang digambar melalui plot data berdasarkan pada interpretasi visual.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

21

Berikut ini, contoh perhitungan dengan menggunakkan metode scattergraph :

Gambar 2.4 Grafik Metode Scattergraph

Berdasarkan data dan grafik di atas, maka perhitungan untuk mencari biaya variabel dan

biaya tetap dengan metode scattergraph yaitu :

a. Langkah pertama yaitu menentukan biaya tetap dengan melihat garis regresi yang

memotong sumbu Y. Garis regresi yang memotong sumbu Y terletak pada Rp 440.

b. Langkah kedua yaitu menentukan biaya variabel sebagai berikut :

Total rata-rata biaya listrik (Rp 6.840/12) Rp 570,00

Total biaya tetap Rp 440,00

Total biaya variabel Rp 130,00

Biaya variabel per jam tenaga kerja langsung = Total biaya variabel

Total rata-rata jam tenaga kerja langsung

= Rp 130

35.000 jam

= Rp 0,0037/jam tenaga kerja langsung

Jadi, dengan menggunakkan metode scattergraph diperoleh biaya variabel sebesar Rp

0,0037 per jam tenaga kerja langsung dan biaya tetap sebesar Rp 440 per bulan.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

22

II.3.3. Metode Kuadrat Terkecil (Least Squares Method)

Metode ini kadang-kadang disebut analisis regresi. Metode ini memberikan

tingkat objektivitas yang tinggi dalam analisis karena menentukan secara matematis

garis yang paling sesuai melalui sekelompok titik. Metode ini dapat dihitung dengan

rumus : b = dan

Keterangan :

a = biaya tetap

b = biaya variabel

xi = tingkat aktivitas

= tingkat aktivitas rata-rata

yi = biaya

= biaya rata-rata

Berikut ini, contoh perhitungan dengan menggunakkan metode least squares :

Table 2.2. Perhitungan Metode Kuadrat Terkecil

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ( - ) ( - ) ( - )2 ( - ) ( - ) ( - )2 Selisih Selisih dari Jam Dari

Biaya Rata-rata

Tenaga Kerja

Rata-rata

Bulan Listrik Biaya Rp570

Langsung 35.000 jam

(4)Dikuadratkan (4) x (2) (2) dikuadratka

n Januari 640 70 34.000 (1.000) 1.000.000 (70.000) 4.900 Februari 620 50 30.000 (5.000) 25.000.000 (250.000) 2.500 Maret 620 50 34.000 (1.000) 1.000.000 (50.000) 2.500 April 590 20 39.000 4.000 16.000.000 80.000 400 Mei 500 (70) 42.000 7.000 49.000.000 (490.000) 4.900 Juni 530 (40) 32.000 (3.000) 9.000.000 120.000 1.600 Juli 500 (70) 26.000 (9.000) 81.000.000 630.000 4.900 Agustus 500 (70) 26.000 (9.000) 81.000.000 630.000 4.900 September 530 (40) 31.000 (4.000) 16.000.000 160.000 1.600 Oktober 550 (20) 35.000 0 0 0 400 November 580 10 43.000 8.000 64.000.000 80.000 100

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

23

Desember 680 110 48.000 13.000 169.000.000 1.430.000 12.100 Total Rp 6.840 0 420.000 0 512.000.000 2.270.000 40.800

= total biaya listrik / 12 = 6.840 / 12 = Rp 570

= total jam tenaga kerja langsung / 12 = 420.000/12 = 35.000

Berdasarkan data di atas, maka perhitungan untuk mencari biaya variabel dan biaya tetap

dengan metode kuadrat terkecil sebagai berikut :

a. Langkah pertama yaitu menentukan tarif variabel untuk biaya listrik (b) sebagai

berikut :

b =

b = Total Kolom 6

Total Kolom 5

b = Rp 2.270.000

512.000.00

b = Rp 0,0044 per jam tenaga kerja langsung

b. Langkah kedua yaitu menentukan biaya tetap (a) sebagai berikut :

Rp 570 = a + (Rp 0,0044) (35.000)

Rp 570 = a + Rp 154

a = Rp 416

Jadi, dengan metode kuadrat terkecil diperoleh biaya variabel adalah Rp 0,0044 per jam

tenaga kerja langsung dan biaya tetap sebesar Rp 416 per bulan.

II.4. Format Laporan Laba Rugi

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

24

Laporan laba rugi menyediakan informasi mengenai penjualan, biaya, serta laba

atau rugi yang diperoleh perusahaan. Mengacu pada pendapat Garrison, Noreen, dan

Brewer yang diterjemahkan oleh Hinduan,N (2006), format laporan laba rugi dapat

dibuat dengan pendekatan tradisional dan pendekatan kontribusi.

II.4.1. Pendekatan Tradisional

Pendekatan tradisional yaitu laporan laba rugi yang disusun berdasarkan format

fungsional dengan klasifikasi biaya atas fungsi produksi, administrasi, dan penjualan.

Pendekatan tradisional tidak disusun berdasarkan perilaku biaya dan dibutuhkan untuk

keperluan tujuan pelaporan ekternal perusahaan. Kelemahan pendekatan tradisional

yaitu data biaya tidak dapat digunakan untuk keperluan tujuan pelaporan internal

perusahaan karena manajemen membutuhkan data biaya yang disusun dengan

pendekatan kontribusi untuk perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan.

Format laporan laba rugi pendekatan tradisional :

Penjualan xxx

Harga pokok penjualan (xxx)

Laba kotor xxx

Biaya :

- Biaya penjualan xxx

- Biaya administrasi xxx (xxx)

Laba bersih xxx

II.4.2. Pendekatan Kontribusi

Pendekatan kontribusi yaitu laporan laba rugi berdasarkan perilaku biaya yang

membagi biaya ke dalam kelompok biaya tetap dan biaya variabel. Pendekatan ini

digunakan untuk perencanaan internal dan pengambilan keputusan. Pendekatan ini dapat

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

25

digunakan untuk melakukan analisis biaya-volume-laba. Selain itu, pendekatan ini juga

dapat digunakan untuk menilai kinerja manajemen, laporan per segmen, pengganggaran,

analisis lini produk, penentuan harga, menggunakkan sumber daya yang terbatas, serta

analisis membuat atau membeli.

Format laporan laba rugi pendekatan kontribusi :

Penjualan xxx

Biaya variabel :

- Produksi variabel xxx

- Penjualan variabel xxx

- Administrasi variabel xxx (xxx)

Margin kontribusi xxx

Biaya tetap :

- Produksi tetap xxx

- Penjualan tetap xxx

- Administrasi tetap xxx (xxx)

Laba bersih xxx

II.5. Analisis Biaya-Volume-Laba

Manajemen mempunyai kewajiban untuk mengelola keberlangsungan

perusahaan baik di masa kini maupun di masa yang akan datang. Manajemen dikatakan

berhasil mengelola perusahaan dapat dilihat dari laba yang diperoleh. Laba dapat dicapai

apabila perusahaan dapat melakukan perencanaan laba dengan tepat. Salah satu strategi

perencanaan laba yang dapat digunakan oleh perusahaan yaitu analisis biaya-volume-

laba.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

26

II.5.1. Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba

Berikut ini pengertian analisis biaya-volume-laba menurut beberapa para ahli

sebagai berikut :

Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista.(2005:256) menyatakan “ Analisis

biaya-volume-laba (cost-volume-profit analysis) merupakan alat perencanaan jangka

pendek yang menggunakkan perhitungan biaya langsung untuk menganalisis hubungan

antara biaya, laba, bauran produk, dan volume penjualan”

Simamora, Henry (2002:178) memberikan definisi “ Analisis biaya-volume-

laba (cost-volume-profit analysis) adalah analisis pola perilaku biaya yang mendasari

hubungan antara biaya, volume, dan laba”.

Jiambalvo, James (2004:123) menyatakan “Basically, C-V-P analysis is any

analysis that explores the relation among costs, volume, or activity levels, and profit”.

Artinya pada dasarnya, analisis CVP yaitu analisis yang membahas hubungan antara

biaya, volume atau tingkat aktivitas, dan laba.

Sementara itu, Hilton, R.W. (2002 :320) memberikan definisi sebagai berikut :

“ Cost-volume-profit (CVP) analysis is a study of the relationships between sales

volume, expenses, revenue, and profit”. Artinya analisis biaya-volume-laba (CVP)

adalah studi tentang hubungan antara volume penjualan, biaya, pendapatan, dan laba.

Jadi, analisis biaya-volume-laba dapat didefinisikan sebagai analisis perencanaan

laba jangka pendek yang menunjukkan hubungan antara biaya, volume atau bauran

produk, dan laba.

II.5.2. Tujuan Analisis Biaya-Volume-Laba

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

27

Tujuan analisis biaya-volume-laba sebagai berikut :

Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista. (2005:273) menyatakan “Tujuan

CVP adalah untuk menentukan volume penjualan dan bauran produk yang diperlukan

untuk mencapai target laba (laba sama dengan nol dalam kasus analisis titik impas)”.

Drury, Colin (2003:199) menyatakan “ This objective of CVP analysis is to

establish what will happen to the financial results if a specified level of activity or

volume fluctuates”. Artinya tujuan analisis CVP untuk menentukan apa yang terjadi

pada hasil keuangan jika tingkat aktivitas atau volume berubah.

Jadi, tujuan analisis biaya-volume-laba untuk menganalisis volume penjualan

dan bauran produk untuk mencapai tingkat laba yang diharapkan bagi perusahaan.

II.5.3. Asumsi- Asumsi Dalam Analisis Biaya-Volume-Laba

Mengacu pada pendapat Simamora, Henry (2002) analisis biaya-volume-laba

dibatasi pada sejumlah asumsi-asumsi sebagai berikut :

1. Semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan biaya tetap. Biaya

semivariabel harus dipisah menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Total biaya tetap

sifatnya konstan pada saat aktivitas berubah dan biaya variabel per unit tidak

berubah ketika aktivitas berubah.

2. Fungsi jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relevan.

3. Fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam kisaran relevan. Harga jual per unit

konstan dalam kisaran volume produksi, namun jumlah pendapatan berubah

sebanding dengan perubahan volume penjualan unit produk.

4. Analisis untuk sebuah produk atau bauran produk adalah konstan dalam kisaran

relevan. Produk yang mempunyai harga jual dan biaya yang berbeda-beda, maka

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

28

perubahan bauran penjualan akan mempengaruhi hasil dari analisis biaya-volume-

laba.

5. Satu pemicu biaya yaitu unit produk atau rupiah penjualan.

6. Tingkat persediaan awal dan akhir periode adalah sama yaitu jumlah unit yang

diproduksi sama dengan jumlah unit yang dijual.

II.5.4. Pengertian Titik Impas

Beberapa para ahli mendefinisikan titik impas sebagai berikut :

Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista.(2005:272) menyatakan “ Titik

impas adalah titik dimana biaya dan pendapatan adalah sama”.

Sementara itu, Munawir (2004:184-185) menyatakan “ Break even dapat

diartikan suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak

memperoleh laba dan tidak menderita rugi ( Penghasilan = total biaya ).

Jadi, titik impas dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan atau kondisi dimana

perusahaan tidak memperoleh laba dan rugi bersih yaitu laba yang diperoleh perusahaan

nol.

II.5.5. Perhitungan Titik Impas Satu Produk

Mengacu pada pendapat Simamora, Henry (2002), perhitungan titik impas dapat

dilakukan dengan menggunakkan dua metode yaitu metode persamaan dan metode

kontribusi.

II.5.5.1. Metode Persamaan (Equation Method)

Perhitungan titik impas satu produk dengan menggunakkan metode persamaan

yaitu :

Penjualan – Jumlah biaya = Laba bersih

atau,

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

29

Penjualan – Biaya variabel – Biaya tetap = Laba bersih

atau,

Penjualan = Biaya variabel + Biaya tetap + Laba bersih

Pada titik impas, laba bersih sama dengan nol. Titik impas dalam unit penjualan

dapat dicari dengan melakukan perhitungan pada persamaan di atas. Kemudian, titik

impas penjualan dalam rupiah dapat dicari dengan mengalikan unit penjualan impas

dengan harga jual per unit. Berikut ini contoh perhitungan titik impas menggunakkan

metode persamaan sebagai berikut :

Diasumsikan harga jual per unit VCD player Rp 250.000, biaya variabel per unit

VCD player 150.000, dan biaya tetap 70.000.000.

Titik impas dalam unit ( P ) :

Penjualan = Biaya variabel + Biaya tetap + Laba bersih

250.000 P = 150.000 P + 70.000.000 + 0

100.000 P = 70.000.000

P = 700 unit VCD player

Titik impas dalam rupiah ( Rp ) = Unit penjualan impas x harga jual per unit

= 700 unit x Rp 250.000

= Rp 175.000.000

II.5.5.2. Metode Kontribusi Unit (Unit Contribution Method)

Metode ini merupakan merupakan variasi metode persamaan. Metode ini

terfokus pada gagasan bahwa setiap unit yang terjual memberikan jumlah marjin

kontribusi tertentu yang akan menutup biaya tetap.

Titik impas (dalam unit) = Biaya tetap

Marjin kontribusi per unit

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

30

Apabila hanya persentase marjin kontribusi dan penjualannya saja yang diketahui,

perhitungan titik impasnya adalah

Titik impas (dalam rupiah) = Biaya tetap

Rasio marjin kontribusi

Berikut ini contoh perhitungan titik impas dengan menggunakkan metode kontribusi unit

sebagai berikut :

Diasumsikan harga jual per unit VCD player Rp 250.000, biaya variabel per unit

VCD player 150.000, dan biaya tetap 70.000.000.

Titik impas ( dalam unit ) = Biaya tetap / marjin kontribusi per unit

= 70.000.000 / (250.000 – 150.000)

= 70.000.000 / 100.000

= 700 unit VCD player

Titik impas ( dalam rupiah ) = Biaya tetap / rasio marjin kontribusi

= 70.000.000 / (100.000/250.000)

= 70.000.000 / 40%

= Rp 175.000.000

II.5.6. Perhitungan Titik Impas Multiproduk

Berdasarkan Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2005), perhitungan

titik impas banyak produk dapat dijelaskan dengan contoh perhitungan sebagai berikut :

Diasumsikan, Northstar Company memperkirakan bauran produk yang akan

dijual pada periode mendatang sebagai berikut :

Produk Harga Jual per Unit Biaya Variabel per Unit Bauran Penjualan yang Diperkirakan

A Rp 180 Rp 100 1

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

31

B 110 70 2

Jika bauran produk tersebut diperkirakan tanpa mempedulikan tingkat penjualan,

maka biaya variabel per rupiah pendapatan penjualan ditentukan sebagai berikut :

V = = = = 0,60

Jika biaya tetap diperkirakan sebesar Rp 1.600.000, maka titik impas diukur

dalam pendapatan penjualan adalah :

R (BE) = = = = Rp 4.000.000

Untuk mencapai laba sebesar Rp 400.000 dengan bauran produk ini, maka

pendapatan penjualan dapat dihitung sebagai berikut :

R = = = = Rp 5.000.000

Setelah titik impas ditentukan, maka total pendapatan penjualan dari kelompok

atau paket produk hipotesis ini dihitung. Pendapatan dari paket dibagi menjadi

pendapatan yang diperlukan untuk mencapai titik impas. Hasilnya dikalikan dengan

kuantitas masing-masing produk yang harus dijual untuk mencapai titik impas. Jika satu

unit produk A diperkirakan akan dijual untuk setiap 2 unit produk B yang terjual, maka

paket hipotesis terdiri dari satu unit produk A dan 2 unit produk B. Untuk Northstar

Company, paket dapat dijual seharga Rp 400 [(1 unit A x Rp 180 per unit) + (2 unit B x

Rp 110 per unit)]. Kuantitas dari setiap produk yang akan dijual untuk mencapai titik

impas dengan bauran penjualan ini dapat ditentukan sebagai berikut :

Q(BE) = = = 10.000 paket hipotesis

10.000 paket x 1 unit A per paket = 10.000 unit A

10.000 paket x 2 unit B per paket = 20.000 unit B

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

32

Kuantitas dari setiap produk yang akan dijual untuk mencapai pendapatan

penjualan sebesar Rp 5.000.000 dan laba sebesar Rp 400.000, maka dapat ditentukan

dengan perhitungan sebagai berikut :

Q = = = 12.500 paket hipotesis

12.500 paket x 1 unit A per paket = 12.500 unit A

12.500 paket x 2 unit B per paket = 25.000 unit B

Berdasarkan bauran penjualan yang terdiri dari 1 unit produk A dan 2 unit

produk B, maka Northstar Company akan memperoleh laba sebesar Rp 400.000 jika

perusahaan menghasilkan pendapatan penjualan sebesar Rp 5.000.000 yang dapat

ditentukan sebagai berikut :

Penjualan :

Produk A (12.500 unit dengan harga Rp 180)……Rp 2.250.000

Produk B (25.000 unit dengan harga Rp 110)……Rp 2.750.000 Rp 5.000.000

Dikurangi harga pokok penjualan variabel……………….

Produk A (12.500 unit dengan harga Rp 100)….. Rp 1.250.000

Produk B (25.000 unit dengan harga Rp 70)…… Rp 1.750.000 Rp 3.000.000

Margin kontribusi……………………………………….. Rp 2.000.000

Dikurangi biaya tetap…………………………………….. Rp 1.600.000

Laba operasi………………………………………………. Rp 400.000

II.5.7. Grafik Titik Impas

Mengacu pada pendapat Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2005),

titik impas dapat dilakukan secara grafik dimana garis biaya dan penjualan saling

berpotongan pada titik impas.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

33

Langkah-langkah dalam membuat grafik titik impas sebagai berikut :

a. Garis horizontal ( sumbu x ) menunjukkan penjualan dalam unit atau rupiah.

b. Garis vertikal ( sumbu y ) menunjukkan biaya dalam rupiah.

c. Garis biaya tetap digambar sejajar dengan sumbu x pada titik di sumbu y.

d. Garis total biaya digambar dari titik biaya tetap di sumbu y sebelah kiri ke titik biaya

di sumbu y sebelah kanan.

e. Garis penjualan digambar dari titik nol di sisi kiri dimana sumbu x dan sumbu y

berpotongan ke titik di sumbu y sebelah kanan.

f. Garis total biaya memotong garis penjualan menunjukkan titik impas.

g. Area segitiga di sebelah kiri titik impas menunjukkan area rugi dan area segitiga di

sebelah kanan menunjukkan are laba.

Berikut ini, grafik titik impas dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.5 Grafik Titik Impas

II.5.8. Margin Kontribusi dan Rasio Margin Kontribusi

Pengertian margin kontribusi dan rasio margin kontribusi menurut beberapa para

ahli sebagai berikut :

0 Volume penjualan

Biaya

Titik impas

Garis biaya tetap

Area rugi

Garis total biaya

x

y

Area biaya tetap

Area biaya variabel

Area laba

Garis penjualan

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

34

Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista. (2005:273) menyatakan “ Margin

kontribusi per dolar penjualan, juga disebut sebagai rasio margin kontribusi

(contribution margin ratio-C/M), adalah bagian dari setiap dolar penjualan yang

tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba”.

Garrison, Noreen, dan Brewer yang diterjemahkan oleh Hinduan,N. (2006:286)

memeberikan definisi sebagai berikut :“ Margin kontribusi (contribution margin) adalah

jumlah yang tersisa dari penjualan setelah dikurangi biaya variabel”.

Blocher et al yang diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Penerbit Salemba.

(2007:388) menyatakan “ Margin kontribusi per unit ( unit contribution margin )

merupakan selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit : p – v = Margin

kontribusi per unit”.

Selain itu, dijelaskan bahwa “ Kontribusi laba per dolar penjualan disebut rasio

margin kontribusi (contribution margin ratio), yang merupakan rasio margin

kontribusi per unit terhadap harga jual per unit (p-v)/p”.

Jadi, margin kontribusi menunjukkan jumlah yang tersisa dari selisih harga jual

per unit dengan biaya variabel per unit untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan

laba. Sedangkan, rasio margin kontribusi menunukkan presentase margin kontribusi per

unit terhadap harga jual per unit yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan

menghasilkan laba. Margin kontribusi dan rasio margin kontribusi dapat dijelaskan

dengan rumus matematis sebagai berikut:

Margin kontribusi = harga jual per unit – biaya variabel per unit

atau

Margin kontribusi = penjualan – biaya variabel

Rasio margin kontribusi = Margin kontribusi per unit atau Margin kontribusi

Harga jual per unit Penjualan

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

35

II.5.9. Margin Pengaman dan Rasio Margin Pengaman

Beberapa para ahli memberikan definisi margin pengaman dan rasio margin

pengaman sebagai berikut :

Simamora, Henry (2002:188) menyatakan “Margin pengaman penjualan (margin

of safety,MS) adalah kelebihan penjualan yang dianggarkan di atas volume penjualan

impas”. Margin pengaman penjualan = Penjualan dianggarkan – Penjualan impas.

Selain bisa dinyatakan dalam rupiah, margin pengaman penjualan dapat pula

dinyatakan dalam presentase.

Presentase margin pengaman penjualan = Margin pengaman penjualan dalam rupiah

Penjualan

Blocher et al yang diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Penerbit Salemba.

(2007:405-406) memberikan definisi sebagai berikut : “Margin aman atau batas aman

(margin of safety) adalah jumlah penjualan (kelebihan) di atas titik impas”. Margin

aman = Penjualan yang direncanakan – Penjualan pada titik impas.

Juga dijelaskan bahwa “Rasio margin aman (margin of safety ratio) adalah

ukuran yang beguna untuk membandingkan risiko dari dua akternatif produk, atau untuk

mengukur risiko pada produk yang ada”.

Rasio margin aman = Margin aman

Penjualan yang direncanakan

Jadi, margin pengaman menunjukkan seberapa besar jumlah dimana penjualan

boleh turun sampai titik impas atau sebelum mengalami kerugian. Sedangkan, rasio

margin pengaman yaitu presentase margin pengaman penjualan terhadap penjualan

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

36

untuk mengetahui berapa persentase jumlah penjualan boleh turun sampai titik impas

atau sebelum mengalami kerugian. Semakin tinggi margin pengaman, maka semakin

rendah risiko untuk mengalami kerugian atau mencapai titik impas. Rumus margin

pengaman dan rasio margin pengaman secara matematis sebagai berikut :

II.5.10. Degree of Operating Leverage (DOL)

Beberapa para ahli mendefinisikan degree of operating leverage (DOL) sebagai

berikut :

Gitman (2006:538) menyatakan “Operating leverage is concerned with the

relationship between the firm’s sales revenue and its earning before interest and taxes, or

EBIT”. Artinya pengungkit operasi berkaitan dengan hubungan antara pendapatan

penjualan perusahaan dan laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT .

Raiborn dan Kinney (2009:336) memberikan definisi DOL sebagai berikut : “

The degree of operating leverage (DOL) measures how a percentage change in sales

from the current level will affect company profits”. The computation of DOL follows :

DOL = CM / Profit before tax. Artinya tingkat leverage operasi (DOL) mengukur

bagaimana perubahan persentase penjualan pada tingkat saat ini akan mempengaruhi

laba perusahaan. Perhitungan DOL berikut ini : DOL = CM / Laba sebelum pajak.

Jadi, degree of operating leverage (DOL) menunjukkan bagaiman perubahan

persentase penjualan akan mempengaruhi laba perusahaan. Semakin tinggi DOL, maka

semakin besar persentase peningkatan laba. Semakin kecil DOL, maka semakin kecil

persentase peningkatan laba. DOL dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut :

Margin Pengaman = Penjualan aktual – Penjualan titik impas

Rasio Margin Pengaman = Penjualan aktual – Penjualan titik impas

Penjualan aktual

Degree of operating leverage (DOL) = Margin Kontribusi

EBIT

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

37

II.6. Strategi Perencanaan Laba Operasi

Strategi perencanaan laba operasi yang dilakukan perusahaan dapat memberikan

manfaat bagi perusahaan itu sendiri karena menciptakan suasana organisasi yang

mengarah pada pencapaian laba maksimum. Untuk memperoleh laba maksimum,

perusahaan harus melakukan strategi perencanaan laba dengan beberapa langkah seperti

menekan biaya produksi maupun operasi dengan mempertahankan harga jual dan

volume penjualan, menentukan harga jual sesuai dengan laba yang diharapkan, serta

meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin. Jadi, strategi perencanaan laba sangat

penting bagi perusahaan untuk memperoleh laba yang maksimum.

II.6.1. Pengertian Strategi

David yang diterjemahkan oleh Saroso,D. (2004:15) memberikan definisi

strategi sebagai berikut : “ Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka

panjang”.

Sementara itu, Cullen dan Parboteeah (2008:28) menyatakan “ Strategy is

defined here as the maneuvers or activities that managers use to sustain and increase

organizational performance”. Artinya strategi didefinisikan sebagai langkah atau

kegiatan yang dilakukan manajer untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja

perusahaan.

Jadi, strategi dapat didefinisikan sebagai cara atau langkah yang dilakukan

perusahaan untuk mencapai tujuan dan meningkatkan kinerja perusahaan baik di masa

kini maupun di masa depan.

II.6.2. Pengertian Perencanaan Laba Operasi

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

38

Beberapa para ahli mendefinisikan perencanaan laba operasi sebagai berikut :

Simamora, Henry (2002:5) menyatakan “Perencanaan (planning) berarti

penyusunan gambaran financial dan operasional rinci kegiatan-kegiatan yang

direncanakan”

Shim, J.K. & Siegel, J.G. (2009:3) memberikan definisi sebagai berikut:“

Planning is determining the activities to be accomplished to achieve objectives and

goals”. Artinya perencanaan yaitu menentukan kegiatan yang akan dilakukan untuk

mencapai sasaran dan tujuan.

Carter, Usry yang diterjemahkan oleh Krista. (2005:4) menyatakan “

Perencanaan laba (profit planning) adalah pengembangan dari suatu rencana operasi

guna mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan”.

Horngren, Datar, dan Foster yang diterjemahkan oleh Adhariani, D.(2005:73)

merumuskan perhitungan matematis mengenai laba operasi sebagai berikut : “ Laba

operasi = pendapatan operasi total – harga pokok penjualan dan biaya operasi (tidak

termasuk pajak)”.

Sementara itu, Subramanyam, K.R. & Wild,J.J. (2009:334) memberikan definisi

mengenai laba operasi sebagai berikut:

Operating income is a measure of company income from ongoing operating activities. There are three important aspects of operating income. First, operating income pertains only to income generated from operating activities. Therefore, any revenues (and expenses) not related to business operations are not part of operating income. Second, and related to the first, operating income focuses on income for the company as a whole rather than for debt and equity holders. This means that financing revenues and expenses (mainly interest expense) are excluded when measuring operating income. Third, operating income pertains only to ongoing business activities. This means any income or loss pertaining to discontinued operations is excluded from operating income.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

39

Artinya : Laba operasi merupakan ukuran laba perusahaan dari aktivitas operasi yang

sedang berlangsung. Ada tiga aspek penting dari laba operasi. Pertama, laba operasi

hanya berkaitan untuk pendapatan yang dihasilkan dari aktivitas operasi. Oleh karena

itu, setiap pendapatan (dan biaya) yang tidak terkait dengan operasi bisnis bukan bagian

dari laba operasi. Kedua, laba operasi berfokus pada pendapatan perusahaan secara

keseluruhan dan bukan untuk pemegang hutang dan ekuitas. Ini berarti bahwa

pembiayaan pendapatan dan beban (terutama beban bunga) dikecualikan ketika

mengukur laba operasi. Ketiga, laba operasi hanya berkaitan dengan kegiatan usaha

yang sedang berlangsung. Ini berarti setiap laba atau rugi yang berkaitan dengan operasi

dalam penghentian akan dikeluarkan dari laba operasi.

Jadi, perencanaan laba operasi dapat didefinisikan sebagai proses yang dirancang

atau direncanakan perusahaan mengenai gambaran pendapatan dan biaya (biaya

produksi dan biaya operasi) yang dihasilkan dari aktivitas operasi yang sedang

berlangsung untuk mencapai sasaran dan tujuan perusahaan yaitu pencapaian laba

maksimum.

II.7. Penelitian Terdahulu

Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar penelitian penulis

dalam memilih topik mengenai analisis biaya-volume-laba sebagai berikut :

Utami, W.M.A dan Kuang, T.M. (2003) melakukan penelitian mengenai aplikasi

cost-volume-profit analysis sebagai alat perencanaan laba jangka pendek (regression

method). Penelitian ini dilakukan pada PT X yaitu perusahaan manufaktur yang bergerak

di bidang pembuatan komponen barang-barang elektronik berbahan dasar logam &

plastik yang berlokasi di Cikarang. Tujuan dari penelitian ini yaitu memberikan model

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

40

cost-volume-profit analysis yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk melakukan

perencanaan laba jangka pendek serta memberikan teknik-teknik pengklasifikasian costs

ke dalam fixed cost dan variable cost pada PT X. Metode analisis yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu metode cost estimation approach untuk pengklasifikasian biaya yang

terdiri dari account analysis method dan quantitative analysis method ( regression

analysis method dengan pertimbangan Economic Plausability dan r2 > 20% ) serta

pengaplikasian cost-volume-profit analysis dengan melakukan perhitungan contribution

margin, breakeven dengan equation method dan grafik, target operating income (TOI),

target net income and income taxes, margin of safety, operating leverage serta aplikasi

manajerial dari cost-volume-profit analysis. Hasil penelitian menyatakan bahwa hasil

estimasi dari quantitative analysis method yaitu Y = Rp 384.149.749.111.480 + Rp

1.295.900.690.082.340 X. Selain itu, hasil estimasi lainnya dari pengaplikasian cost-

volume-profit analysis yaitu contribution margin sebesar Rp 711.396 per unit atau 25%

dengan profit Rp 48.045.460.374.790, titik impas terjadi pada penjualan produk

sebanyak 180.093.130 unit pada nilai penjualan Rp 1.535.990.962.920.992, TOI dengan

laba yang diharapkan Rp 3.000.000.000 maka perusahaan harus menjual produk

sebanyak 539.998.467 unit, target net income and income tax dengan laba Rp

3.000.000.000 dan pajak 40% maka perusahaan harus menjual produk sebanyak

540.001.278 unit, MOS sebesar 160.005.751 unit atau 23% serta operating leverage

sebesar 9. Hasil dari aplikasi manajerial cost-volume-profit analysis adalah jika PT X

meningkatkan penjualan dan harga jual, menurunkan variabel cost dan fixed cost maka

PT X akan mendapatkan laba maksimum ; sedangkan jika PT X meningkatkan variabel

cost dan fixed cost, menurunkan harga jual dan volume penjualan maka PT X akan

mendapakan kerugian serta jika PT X meningkatkan atau menurunkan semua

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

41

komponennya ( harga jual, volume penjualan, dan biaya variabel serta biaya tetap),

maka PT X masih mendapatkan laba maksimum.

Martusa, R dan Wijaya, V. (2011) melakukan penelitian mengenai peranan

analisis cost-volume-profit dalam upaya merencanakan laba perusahaan. Penelitian

dilakukan pada CV Permata Sejati yaitu perusahaan distributor makanan beku di

Bandung dengan dimensi data yang akan diteliti yaitu data biaya pemasaran selama 2

tahun. Metode analisis yang digunakan yaitu melakukan pemisahan biaya semivariabel

ke dalam komponen tetap dan variabel tahun 2007-2008, analisis break-even point

dalam unit dan rupiah penjualan tahun 2007-2008, margin of safety tahun 2007-2008,

contribution margin tahun 2007-2008 serta analisis perencanaan laba tahun 2009 dengan

meningkatkan laba 20% serta perubahan variabel-variabel terhadap tingkat laba yang

direncanakan. Selain itu, penulis juga melakukan metode korelasi sederhana berdasarkan

perencanaan laba tahun 2009 dengan meningkatkan laba dan volume penjualan 20% dan

harga jual konstan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel serta

pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah hubungan kedua variabel signifikan atau

tidak. Variabel yang dibuat penulis yaitu variabel independen (x) berupa biaya

pemasaran, volume penjualan, dan harga jual serta variabel dependen (y) berupa tingkat

laba. Hasil penelitian menyatakan bahwa jumlah biaya tetap dan biaya variabel

berdasarkan pemisahan biaya pemasaran pada pada tahun 2007 yaitu Rp 522.950.000

dan Rp 774.192.586 serta tahun 2008 yaitu Rp 674.387.500 dan Rp 1.027.213.058.

Selain itu hasil dari analisis break-even point dalam unit dan rupiah pada tahun 2007

yaitu 30.315 ton / Rp 606.318.840,6 serta tahun 2008 yaitu 39.985 ton / Rp

799.700.581,1 ; margin of safety pada tahun 2007 dan 2008 yaitu Rp 5.025495.243,4

(89,23%) dan Rp 5.755.219.641,9 (87,80%) ; contribution margin pada tahun 2007 dan

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Biaya Dan Bebanthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00462-AK Bab2001.pdf · Pengertian Biaya Dan Beban Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan

42

2008 yaitu Rp 4.857.621.498 (86,25%) dan Rp 5.527.707.165 (84,33%) serta analisis

perencanaan laba pada tahun 2009 dengan target laba 20% dari tahun 2008

menghasilkan unit produk yang harus dijual yaitu 385.298 ton / Rp 7.705.882.957 .

Hasil dari perubahan-perubahan variabel seperti peningkatan biaya variable dan volume

penjualan, peningkatak biaya tetap dan volume penjualan, peningkatan biaya tetap dan

volume penjualan serta penurunan harga jual, peningkatan biaya tetap dan volume

penjualan serta penurunan biaya variabel, maka CV Permata Sejati masih mendapatkan

laba maksimum. Kemudian, hasil dari metode korelasi sederhana yaitu r=1 yang berarti

variabel x dan variabel y mempunyai korelasi sempurna dengan arah korelasi positif

atau searah serta adjusted R Square yaitu 100% yang berarti peranan analisis cost-

volume-profit terhadap perencanaan laba sebesar 100% dimana menunjukkan bahwa

100% variasi dari perencanaan laba dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel

independen yaitu biaya pemasaran, volume penjualan, dan harga jual. Hasil dari

pengujian hipotesis bahwa ρ-value = 0,000 maka ρ-value ≤ α (0,05) yang artinya HO

ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara biaya

pemasaran, volume penjualan, dan harga jual dengan perencanaan laba.