pengertian jasa pendidikan

59
. Pengertian Jasa Pendidikan Dewasa ini jasa pendidikan memegang peranan vital dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, akan tetapi minat dan perhatian pada aspek kualitas jasa pendidikan bisa dikatakan baru berkembang dalam satu dekade terakhir. keberhasilan jasa pendidikan ditentukan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada para pengguna jasa pendidikan tersebut (siswa atau mahasiswa/peserta didik). Sebelum lebih jauh membahas mengenai kualitas jasa pendidikan, terlebih dahulu akan dibahas mengenai pengertian jasa pendidikan dari beberapa ahli sehingga kualitas jasa pendidikan yang dimaksud dalam pembahasan ini dapat dipahami secara komprehensif. Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (Fandy Tjiptono, 1996:6). Dalam hal ini jasa berupa suatu kegiatan yang bermanfaat bagi pihak lain dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

Upload: arifbun

Post on 29-Jun-2015

1.078 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Jasa Pendidikan

.  Pengertian Jasa Pendidikan

            Dewasa  ini  jasa pendidikan memegang  peranan  vital  dalam mengembangkan

dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, akan tetapi  minat dan perhatian pada

aspek kualitas  jasa  pendidikan bisa  dikatakan  baru  berkembang  dalam  satu  dekade 

terakhir.  keberhasilan jasa pendidikan ditentukan dalam memberikan  pelayanan yang

berkualitas kepada para pengguna jasa pendidikan  tersebut  (siswa  atau

mahasiswa/peserta didik).  Sebelum  lebih  jauh membahas mengenai kualitas jasa

pendidikan, terlebih dahulu  akan dibahas  mengenai pengertian jasa pendidikan dari

beberapa  ahli sehingga kualitas jasa pendidikan yang dimaksud dalam  pembahasan ini

dapat dipahami secara komprehensif.

            Jasa  merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang  ditawarkan untuk dijual

(Fandy Tjiptono, 1996:6).  Dalam hal ini jasa berupa  suatu  kegiatan  yang bermanfaat

bagi  pihak  lain  dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

            Kotler  mengemukakan pengertian jasa adalah a service to any  act or

performance that one party can offer to another that is  essentially  intangible and does

not result in the ownership of  anytihing.  Its production may or may not tied to a

physical product (Kotler, 2003:444). Jasa  merupakan  sesuatu  yang tidak  berwujud, 

yang  melibatkan hubungan  antara penyaji jasa dengan konsumen pemakai  dan  tidak

ada perpindahan kepemilikan (transfer of ownership) antara keduanya.  Dalam 

menghasilkan jasa tersebut  digunakan  produk  fisik untuk mendukung aktivitasnya.

            Sedangkan  Berry seperti dikutip Zeithaml and Bitner  mengemukakan: Service 

are deeds, process and performance (Zeithaml and  Berry, 1996 : 5).  Jasa dapat diartikan

sebagai unjuk kerja  (performance) ataupun  prosedur kerja, tindakan dan aktivitas 

Page 2: Pengertian Jasa Pendidikan

(deeds),  maupun proses  yang dilakukan oleh seseorang atau institusi  yang  dapat

digunakan  untuk  memenuhi kebutuhan dan  keinginan  konsumennya, Selanjutnya  dari

beberapa definisi jasa yang  telah  dikemukakan sebelumnya dan dirangkum.  Zeithaml

dan Berry mengekukakan bahwa jasa adalah include all economic activites whose outout

is not a physical product or construction, is generally consumed at at time it is produced

and provides added value in forms (such as convenience, amusement, timelines, comfort

and health) that are essentially intangibles, concern of it first purchaser (Adapted from

Zeithaml and Berry, 1996 : 5).

            Jasa adalah meliputi segenap kegiatan ekonomi yang mengasilkan  output 

(keluaran)  berupa produk  atau  konstruksi  (hasil karya)  non fisik, yang lazimnya

dikonsumsi pada saat  diproduksi dan memberi nilai tambah pada bentuk (form) seperti 

kepraktisan, kecocokan.kepastian, kenyamanan dan kesehatan, yang pada  intinya

menerik  citra  jasa pada pembeli pertama.  Sementara  itu,  jasa pendidikan merupakan

jasa yang bersifat kompleks karena  bersifat padat  karya dan padat modal.  Artinya

dibutuhkan  banyak  tenaga kerja  yang  memiliki skill khusus dalam  bidang  pendidikan 

dan padat  modal  karena membutuhkan infrastruktur  (peralatan)  yang lengkap dan

harganya cukup mahal.

http://harisetiyanto.wordpress.com/2009/01/31/pengertian-jasa-pendidikan/

Page 3: Pengertian Jasa Pendidikan

Stakeholder dapat diartikan sebagai segenap pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang sedang diangkat. Misalnya bilamana isu perikanan, maka stakeholder dalam hal ini adalah pihak-pihak yang terkait dengan isu perikanan, seperti nelayan, masyarakat pesisir, pemilik kapal, anak buah kapal, pedagang ikan, pengolah ikan, pembudidaya ikan, pemerintah, pihak swasta di bidang perikanan, dan sebagainya. Stakeholder dalam hal ini dapat juga dinamakan pemangku kepentingan.

Mengenal Apakah Itu Stakeholder?

Pengertian stakeholder Istilah stakeholder sudah sangat populer. Kata ini telah dipakai oleh banyak pihak dan hubungannnya dengan berbagi ilmu atau konteks, misalnya manajemen bisnis, ilmu komunikasi, pengelolaan sumberdaya alam, sosiologi, dan lain-lain. Lembaga-lembaga publik telah menggunakan secara luas istilah stakeholder ini ke dalam proses-proses pengambilan dan implementasi keputusan. Secara sederhana, stakeholder sering dinyatakan sebagai para pihak, lintas pelaku, atau pihak-pihak yang terkait dengan suatu issu atau suatu rencana. Dalam buku Cultivating Peace, Ramizes mengidentifikasi berbagai pendapat mengenai stakekholder ini. Beberapa defenisi yang penting dikemukakan seperti Freeman (1984) yang mendefenisikan stakeholder sebagai kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu. Sedangkan Biset (1998) secara singkat mendefenisikan stekeholder merupakan orang dengan suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan. Stakeholder ini sering diidentifikasi dengan suatu dasar tertentu sebagimana dikemukakan Freeman (1984), yaitu dari segi kekuatan dan kepentingan relatif stakeholder terhadap issu, Grimble and Wellard (1996), dari segi posisi penting dan pengaruh yang dimiliki mereka.

Pandangan-pandangan di atas menunjukkan bahwa pengenalan stakeholder tidak sekedar menjawab pertanyaan siapa stekholder suatu issu tapi juga sifat hubungan stakeholder dengan issu, sikap, pandangan, dan pengaruh stakeholder itu. Aspek-aspek ini sangat penting dianalisis untuk mengenal stakeholder.

Kategori Stakeholder

Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder terhadap suatu issu stakeholder dapat diketegorikan kedalam beberapa kelompok ODA (1995) mengelompkkan stakeholder kedalam yaitu stakeholder primer, sekunder dan stakeholder kunci . Sebagai gambaran pengelompokan tersebut pada berbagai kebijakan, program, dan proyek pemerintah (publik) dapat kemukakan kelompok stakeholder seperti berikut :

Stakeholder Utama (primer)

Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan.

Page 4: Pengertian Jasa Pendidikan

1.Masyarakat dan tokoh masyarakat : Masyarakat yang terkait dengan proyek, yakni masyarakat yang di identifkasi akan memperoleh manfaat dan yang akan terkena dampak (kehilangan tanah dan kemungkinan kehilangan mata pencaharian) dari proyek ini. Tokoh masyarakat : Anggota masyarakat yang oleh masyarakat ditokohkan di wilayah itu sekaligus dianggap dapat mewakili aspirasi masyarakat

2.Pihak Manajer publik : lembaga/badan publik yang bertanggung jawab dalam pengambilan dan implementasi suatu keputusan.

Stakeholder Pendukung (sekunder)

Stakeholder pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang tidak memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program, dan proyek, tetapi memiliki kepedulian (consern) dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah.

1.lembaga(Aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki tanggung jawab langsung.

2.lembaga pemerintah yang terkait dengan issu tetapi tidak memiliki kewenangan secara langsung dalam pengambilan keputusan.

3.Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) setempat : LSM yang bergerak di bidang yang bersesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul yang memiliki “concern” (termasuk organisasi massa yang terkait).

4.Perguruan Tinggi: Kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting dalam pengambilan keputusan pemerintah.

5.Pengusaha(Badan usaha) yang terkait.

Stakeholder Kunci

Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan secara legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang dimaksud adalah unsur eksekutif sesuai levelnya, legisltif, dan instansi. Misalnya, stekholder kunci untuk suatu keputusan untuk suatu proyek level daerah kabupaten.

1.Pemerintah Kabupaten 2.DPR Kabupaten 3.Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan.

Page 5: Pengertian Jasa Pendidikan

MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM SEBUAH PEMIKIRANBangun Sitohang

Pendidikan adalah proses kehidupan yang masalahnya sangat kompleks dan tetap ada sepanjang manusia membentuk peradabannya di muka bumi ini. Namun dalam prosesnya pendidikan tetap memerlukan pembenahan sesuai masalah yang dihadapi pada zamannya. Dari beberapa masalah yang ada setidaknya terdapat tiga persoalan pendidikan nasional yang dapat dipelajari dalam sebuah konsep pemikiran atau setidaknya menjadi acuan dalam mengatasi berbagai anomali dalam bidang pendidikan, antara lain : 1. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan; 2. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing; 3. Penguatan tatakelola, akuntabilitas dan pencitraan publik sebagaimana dibahas berikut ini :

1. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan

Pendidikan adalah proses kehidupan yang berkait dengan masalah demokrasi yang memberi peluang bahwa setiap warga bangsa memiliki akses yang sama untuk mendapatkannya. Oleh sebab itu penyelenggaraan pendidikan baik secara formal maupun informal harus bisa meningkatkan potensi masing-masing peserta didik dan tidak boleh diskriminasi. Pembukaan UUD 1945 antara lain menegaskan bahwa tujuan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Memasuki abad ke-21 bahwa dunia pendidikan di Indonesia setidaknya menghadapi dua tantangan besar, pertama, bagaimana pendidikan menghasilkan sumber daya manusia yang kompetitif di era globalisasi; dan kedua, dunia pendidikan di Indonesia juga dituntut untuk bisa melakukan sistem pendidikan nasional yang demokratis dengan tetap memperhatikan keragaman lokal, khususnya keragaman kebutuhan, kondisi daerah dari peserta didik, sehingga dapat mendorong peningkatan partisipasi masyarakat di bidang pendidikan.

Sejak bergulirnya reformasi ’98, semangat pendidikan nasional dalam perakteknya mengalami pergeseran terutama jika dikaitkan dengan UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, pendidikan yang tadinya terkesan sentralistik kemudian bergeser pada pemahaman otonomi pendidikan sesuai dengan konsep penyelenggaraan pemerintahan daerah. Salah satu contoh ekstrem dari dampak otonomi pendidikan di daerah adalah adanya penunjukan kepala dinas pendidikan yang bukan didasarkan atas kompetensi pendidikan tetapi lebih bersifat birokratis sehingga pengangkatan lebih condong pada aspek like or dislike dengan pejabat yang diangkat, ini salah satu anomali pendidikan saat ini. Dari sejumlah persoalan yang ada, yang paling mendesak dalam rangka pembangunan pendidikan nasional adalah menyangkut pemerataan dalam perolehan pendidikan serta perluasan akses pendidikan secara nasional.

Page 6: Pengertian Jasa Pendidikan

Letak geografis Indonesia yang terdiri atas pegunungan dan kepulauan menjadikan tantangan tersendiri bagi pemerataan pendidikan secara nasional. Kondisi tersebut membuat masyarakat tertentu di pedalaman sulit berkembang karena akses pendidikan yang terbatas akibat medan wilayah yang jauh dari perkotaan serta terbatasnya alat transportasi dan komunikasi. Pada sisi lain bahwa pertambahan jumlah penduduk yang besar adalah sebuah tantangan tersendiri dalam pembangunan pendidikan secara nasional. Sehingga sangatlah tepat jika amandemen UUD 45 pasal 31 menetapkan 20 % dari APBN/APBD untuk bidang pendidikan, meskipun dalam prakteknya masih belum seperti yang diharapkan, tetapi setidaknya sudah ada niat baik pemerintah untuk memajukan pendidikan bangsanya. Disamping itu bahwa anggaran pendidikan yang disediakan pemerintah baik di pusat dan daerah terkesan tambal sulam dengan membuat kebijakan perencanaan pendidikan yang terkesan temporer seperti pengadaan BOS. Bentuk bantuan tersebut merupakan simbol pemerataan bagi orang tidak mampu agar dapat menikmati pendidikan yang berkelanjutan. Pertanyannya adalah bagaimana jika BOS selesai, tentu akan ada persoalan baru lagi dalam pemerataan bidang pendidikan.

Salah satu perluasan akses pendidikan baik formal maupun informal yang telah dilakukan pemerintah adalah digulirkannya kebijakan penyelenggaraan pendidikan jarak jauh melalui kerjasama beberapa universitas, dimana pengelolaannya oleh Dirjen Dikti. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan guru sehingga memiliki jenjang pendidikan setara S1. Dalam bidang pendidikan informal pemerintah juga telah membuat kelompok kejar paket dan membina pendidikan swakelola yang dilakukan oleh masyarakat. Kebijakan pendidikan tersebut patut didukung semua lapisan masyarakat, meskipun dalam perakteknya masih mengalami berbagai kendala, karena sebagian besar masyarakat kita tinggal di daerah pedesaan dan belum tentu semua pedesaan memiliki jaringan telepon untuk akses internet serta memiliki jaringan listrik, akibatnya kalaupun pemerintah menyediakan komputer, maka sarana tersebut terkesan mubazir. Padahal memasuki era globalisasi menurut Alfin Tofler sarana informasi merupakan faktor pengendali pada abad ke 21 ini.

Di samping itu pembangunan sarana dan prasarana belajar masih belum merata distribusinya sehingga terkadang ada gedung sekolah yang memprihatinkan atau asal jadi, dsb. Dengan kondisi demikian maka akses perluasan pendidikan masih mengalami kendala yang besar terutama dalam hal dukungan dana penyelenggaraan pendidikan, belum lagi penyelewengan dana pendidikan yang terjadi di beberapa daerah. Mengingat pendidikan adalah proses kehidupan yang didalamnya termasuk tanggungjawab semua strata (masyarakat, orangtua, guru, pengelola pendidikan), maka dalam rangka akselerasi perluasan pendidikan yang perlu ditekankan ke depan adalah menanamkan rasa tanggungjawab stakeholder pendidikan, sehingga perluasannya bukan saja dibebankan kepada pemerintah, inilah masalah klasik yang selalu menjadi perdebatan di masyarakat, sehingga masih menjadi kendala dalam perluasan akses pendidikan di Indonesia.

Page 7: Pengertian Jasa Pendidikan

2. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing

Dunia pendidikan adalah industri yang harus dikelola secara efisien dan profesional, agar bermutu serta kompetitif di era pasar bebas. Kita tidak bisa lagi menjalankan pendidikan hanya berdasar pada kemampuan administrasi dan birokratis. Tantangan profesionalisme pendidikan dari semua jenjang (SD,SMP, SMU bahkan Perguruan Tinggi) memerlukan penataan pengajar atau guru secara profesional dalam memperkuat penguasan ilmu (kompetensi) masing-masing sesuai yang diamanatkan UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Untuk selanjutnya semua hasil pendidikan didasarkan pada PP No.19 tahun 2005 tentang Standarisasi Pendidikan Nasional, dimana bentuk konkretnya diuji lewat Ujian Nasional (UN) sayangnya UN kurang memperhatikan aspek perbedaan daerah secara demografi dan pemerataan pendidikan yang belum proporsional di seluruh Indonesia. Pemerintah pusat terkesan memaksakan keseragaman pendidikan secara nasional (sentralistik pendidikan). Munculnya pro dan kontra terhadap pelaksanaan UN dalam kacamata pedagogik (Tilaar), kurang menghargai, mengembangkan kebhinekaan, pluralisme. jika perkembangan intelektual diseragamkan, bukankah itu akan membuat benturan budaya pada masa mendatang bagi anak didik, karena seharusnya pendidikan tidak dilihat sebagai evaluasi bejalar secara birokratis melainkan harus dilihat utuh untuk kemajuan pendidikan secara psikis dan pisik dengan dimbangi tingkat kesejahteraan. Bukankah pendidikan tujuannya untuk meningkatkan potensi sesuai kemampuan anak, maka kalau pengujian pendidikan diseragamkan sudahkah kita membuat pemerataan pendidikan secara proporsional, hanya waktu yang akan menguji.

Salah satu agenda reformasi adalah perbaikan mutu pendidikan yang dimulai dari tingkat prasekolah SD,SLTP,SMU sampai perguruan tinggi dan kegiatan non-formal di dalam kehidupan masyarakat. Masing-masing tingkatan memiliki karakteristik dan aturan tersendiri dalam pelaksanaannya. Pada era sebelumnya, masyarakat masih beranggapan bahwa pendidikan adalah persoalan yang hanya diselesaikan oleh pemerintah dan para pengelola pendidikan. Tetapi memasuki abad ke 21 ini, khususnya di Indonesia pemahaman pentingnya pendidikan telah mengalami kemajuan yang berarti dimana masyarakat telah berinisiatif sendiri dalam mengelola pendidikan dan penyelenggaraannya, yakni dengan menggunakan pola manajemen berbasiskan masyarakat (education based community), padahal pengelolaan pendidikan sebelumnya dilakukan secara rutinitas tanpa ada pola manajemen sehingga pendidikan tergantung pada penguasa (birokrasi) dan sentralistik.

Perlunya manajemen dalam pendidikan adalah untuk mengantisipasi perubahan global yang disertai oleh kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi informasi. Perubahan itu sendiri sangat cepat dan pesat, sehingga perlu ada perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement) di bidang pendidikan sehingga output pendidikan dapat bersaing dalam era globalisasi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi. Persaingan tersebut hanya mungkin dimenangkan oleh lembaga pendidikan yang

Page 8: Pengertian Jasa Pendidikan

tetap memperhatikan kualitas pendidikan dalam pengelolaannya. Sebab syarat untuk bisa bersaing adalah perbaikan yang berkelanjutan dalam organisasi, utamanya dalam peningkatkan pendidikan sesuai konsep total kualitas terpadu (TQM) pada perguruan tinggi seperti diuraikan Ralph G.Lewis & Doughlas H.Smith, Total Quality in Higher Education, 1994-p.63 bahwa setidaknya terdapat sembilan unsur yang berkait yaitu: focus pada kebutuhan pasar; punya performans yang tinggi dalam semua bidang; punya sistem pencapaian kualitas; ada ukuran prestasi; pengembangan nilai persaingan; team yang baik; perbaikan komunikasi internal dan eksternal; pemberian reward; adanya proses review yang secara berkelanjutan. Secara normatif penerapan kesembilan point tersebut menjadi ukuran dan titik tolak untuk membuat citra pendidikan yang lebih baik, terutama pendidikan tinggi sebagai gudang ilmu pengetahuan dan teknologi masa depan.

Lembaga pendidikan yang mampu bersaing dan merebut pasar adalah “perguruan tinggi yang berkualitasâ€. Oleh sebab itu peningkatan kualitas� pendidikan dalam rangka perbaikan berkelanjutan (continous improvement) sudah harus dimulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi dan dalam pengelolaannya juga memerlukan sumber daya yang besar, serta didukung pola manajemen pendidikan yang baik. Tersedianya tenaga kependidikan; dana; sarana dan prasarana dalam mencapai kualitas pendidikan selayaknya secara integral diadakan dan didayagunakan oleh keluarga, masyarakat, peserta didik dan pemerintah, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama sebagai cermin tanggungjawab bersama semua lapisan yang peduli pendidikan.

Berkait dengan tanggungjawab dana pendidikan, maka perguruan tinggi sebagai ujung tombak pendidikan nasional sebagai lembaga riset dan ilmu pengetahuan sudah tentu memerlukan biaya yang sangat besar untuk mendukung kemajuannya. Terlepas dari persoalan penyalahgunaan anggaran pendidikan sebelumnya ; yang pasti sektor pendidikan kekurangan biaya dalam pengelolaannya baik perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS). Permasalahan perguruan tinggi selama ini adalah ketidakmampuan dalam membiayai kampus dan kegiatan akademik secara mandiri, inilah salah satu alasan kegagalan dalam peningkatan mutu.

3. Penguatan tatakelola, akuntabilitas dan pencitraan publik

Penguatan tata kelola pendidikan tidak saja bengantung pada kemampuan pemerintah saja tetapi juga sangat bergantung pada kemauan dari semua lapisan masyarakat sebagai Stakeholder dalam Sistem Pendidikan Nasional, oleh sebab itu dalam pengelolaan pendidikan sebagai sebagai suatu sistem sangat berkait dengan proses dan dinamika manusia dan lingkungannya (filsafatnya), dan cita-cita pendidikan harus kita lihat secara komprehensip sebagai suatu sistem pendidikan nasional yaitu adanya interdepedensi komponen stakeholders pendidikan yang melibatkan :

Page 9: Pengertian Jasa Pendidikan

o Masyarakat lokal (ada anggapan pendidikan hanya tanggungjawab pemerintah, sehingga desentralisasi pendidikan belum dimaknai oleh masyarakat sebagai pengembangan kemajuan pendidikan). UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah telah mengilhami otonomi pendidikan di daerah. Namun dalam tahun 2006 muncul apa yang kita kenal Ujian Nasional, padahal konsep tersebut cenderung konsep penyeragaman budaya yang berbeda. Bukankah pendidikan yang demokratis adalah pendidikan yang memberikan kebebasan bagi daerah untuk menyesuaikan dengan perkembangan daerahnya serta apakah pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang di daerah dapat disamaratakan kualitasnya. Fungsi pendidikan kekinian adalah transisi iptek dan masyarakat masa depan yang menghargai kebhinekaan dan keragaman pendapat.

o Orangtua (selalu beranggapan sekolah saja tempat pendidikan, sehingga kurang serius memperhatikan kemajuan anak baik secara behavior maupun psikologis). Peserta didik lebih cenderung terbentuk dari karakter proses kehidupan dalam keluarga, sekolah lebih cenderung memberikan pengetahuan saja. Namun sangat disayangkan bahwa kondisi orangtua dalam masyarakat Indonesia masih hidup terbelakang baik secara ekonomi maupun kesehatan (kurang gizi), serta kerja yang serabutan, sehingga dapat kita bayangkan bagaimana generasi yang dihasilkannya dalam rangka peningkatan pendidikan non-formal anak disamping pendidikan di sekolah.

o Peserta didik (belum sepenuhnya peserta didik dari berbagai tingkatan yang tertampung, sehingga berdampak pada jumlah anak putus sekolah karena biaya tinggi dan juga kurang didukung oleh faktor pendekatan pisik (gizi) dan pendekatan psikis.

o Negara (dari segi material bahwa negara belum menempatkan pos khusus untuk pendidikan, dan kesannya dana pendidikan disediakan secara tambal sulam, jelas kita akan mengetahui apa hasil pendidikan dengan dana terbatas – bukankah dalam pendidikan perlu perbaikan berkelanjutan dan dukungan dana untuk riset dan pengembangan?). Siap atau tidak siap, pendidikan di daerah memerlukan perhatian serius terutama dalam pengelolaan sumberdaya alam dan pemanfaatan sumberdaya manusia di daerah. Selanjutnya dana pendidikan 20% yang dianggarkan dalam APBN/APBD masih sebatas wacana, kalaupun ada biaya murah atau gratis biaya pendidikan di daerah-daerah tertentu, kesannya dipaksakan untuk populis saja bahkan untuk menarik simpati partai politik pendukung saja bukan sebagai bentuk perencanaan pendidikan yang matang.

o Pengelola profesi pendidikan (cenderung menyelenggarakan pendidikan bukan motiv mencerdaskan tetapi “profit oriented atau bisnis†� sehingga pendidikan terkesan mahal, sementara pendidikan formal yang disediakan negara sangat terbatas menampung peserta didik).

Page 10: Pengertian Jasa Pendidikan

Dikawatirkan oleh Neils Postman seorang pemikir pendidikan dunia, akan terjadi apa yang dinamakan teacher as as subversive activity. Untuk itu sekolah harus bisa menjadi alat kontrol cita-cita kemajuan bangsa sesuai filsafat pendidikan dan arah kebijakan pembangunan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 45.

Dari kelima stakeholder pendidikan di atas, setidaknya tatakelola pendidikan benar-benar dapat terintegrasi dalam pembangunan nasional, yang akuntabilitasnya bukan saja tanggungjawab pemerintah melainkan sudah menjadi tanggungjawab semua lapisan masyarakat. Dengan demikian pada masa mendatang pembangunan pendidikan diharapkan dapat memberikan pencitraan publik atau performans pendidikan nasional yang berkualitas dan menghasilkan peserta didik yang mampu menghadapi pasar kerja (link and match) serta siap dengan persaingan gobal.

http://bangun.sitohang.com/02/07/2008/manajemen-pendidikan.html

Page 11: Pengertian Jasa Pendidikan

Menurut Payne, "Jasa merupakan suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketakberwujudan (intangible) yang melibatkan beberapa interaksi dengan konsumen atau dengan properti kepemilikiannnya, dan tidak menghasilkan transfer kepemilikan."

Menurut Zeithmal dan Bitner, "Jasa adalah seluruh kegiatan yang meliputi aktifitas ekonomi yang hasilnya bukan merupakan produk fisik atau konstruksi, umumnya dikonsumsi sekaligus pada saat diproduksi dan memberikan nilai tambah dalam berbagai bentuk (seperti : kenyamanan, hiburan, ketepatan waktu, kemudahan dan kesehatan) yang pada dasarnya tidak berwujud."

Menurut Lovelock dan Wright, bisnis jasa dipandang sebagai suatu sistem terdiri dari sistem operasi jasa (service operation system) dan sistem penyampaian jasa (service delivery system). Sistem operasi jasa (service operation system), merupakan komponen yang terdapat dalam sistem bisnis jasa secara keseluruhan, dimana input diproses dan elemen-elemen produk jasa diciptakan melalui komponen sumber daya manusia dan komponen fisik. Pada sistem penyampaian jasa (service delivery system), berhubungan dengan kapan, dimana, dan bagaimana jasa disampaikan kepada pelanggan, meliputi unsur-unsur sistem dalam operasi jasa dan hal-hal lain yang disajikan kepada konsumen lain.

Pendidikan merupakan proses pemanusiaan manusia atau suatu proses yang harus dilakukan baik yang terlembaga maupun tidak terlembaga yang menyangkut fisik dan non fisik dan membutuhkan infrastruktur dan skil ataupun keterampilan.

Dengan demikian Jasa Pendidikan adalah seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan yang mengutamakan pelayanan dalam prosesnya.

Page 12: Pengertian Jasa Pendidikan

DINAMIKA LEMBAGA PENDIDIKAN SWASTA DI INDONESIA – Bagian 2

Oleh. Purwalodra / Dr. M. Eko Purwanto, SE, MM(Wiradarma Education Consultant)

Kharakteristik Produk Jasa Pendidikan

Dalam pengelolaan jasa pelayanan pendidikan, kita mengenal beberapa kharakteristik yang melekat dalam produk jasa pendidikan tersebut, antara lain : Perishability (tidak bisa disimpan), Intangibility (tidak berwujud), Inseparability (tidak terpisahkan), dan Variability (tidak ada standar).

Berbeda dengan produk fisik, suatu jasa pelayanan pendidikan tidak bisa disimpan. Ia diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Dampaknya terjadi pada sistem pemasaran terutama pada sisi permintaan. Jika permintaan stabil akan memudahkan penyedia jasa pendidikan untuk melakukan persiapan, baik dari sarana-prasarana maupun peralatan teknologi pendidikan lainnya. Tetapi jika permintaan fluktuatif, lebih sulit bagi penyedia jasa pendidikan untuk melakukan strategi pemasaran.

Jasa pendidikan tidak bisa dilihat dan dirasakan oleh konsumen sebelum konsumen membeli atau mendapatkan penyedia jasa pendidikan secara langsung. Konsumen juga tidak bisa memprediksikan apa hasil yang akan diperoleh dengan mengkonsumsi jasa pendidikan tersebut, kecuali setelah membelinya. Seorang pasien tidak akan tahu apakah nasihat dokter itu berhasil atau tidak, kecuali setelah ia melakukan konsultasi dan mengikuti apa yang dinasehatkan. Kemudian, kita juga mengenal beberapa karakter dari intangibility ini, antara lain : Suatu jasa pendidikan baru bisa dirasakan ketika jasa tersebut disampaikan kepada konsumen; Suatu jasa kadang sulit untuk dijelaskan kepada konsumen; Penilaian akan kualitas sulit ditentukan oleh konsumen; dan Harga pun sulit untuk ditentukan.

Karena tidak berwujud, konsumen biasanya melihat tanda-tanda dari sesuatu yang bisa dilihat atau dirasakan untuk bisa menilai kualitas suatu jasa pendidikan. Mereka akan melihat kualitas dari para Gurunya, Tata usaha & karyawannya (modal manusianya), Sarana-prasaranya, Peralatan Pendidikannya, Simbol-simbol yang digunakannya, dan juga harga yang bisa mereka bayar.

Produk jasa pendidikan hanya bisa dikonsumsi oleh konsumen, pada saat proses produksi berlangsung. Sementara produk barang dan jasa lain, selain pendidikan, yang terlihat secara fisik biasanya diproduksi di pabrik atau di tempat-tempat tertentu, kemudian didistribusikan oleh distributor ke toko dan baru bisa dikonsumsi oleh konsumen. Pada bidang jasa pendidikan, faktor penyedia jasa pendidikan (orang) langsung berperan dalam proses produksi jasa tersebut.

Karena konsumen juga menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam proses

Page 13: Pengertian Jasa Pendidikan

penyediaan jasa pendidikan, maka interaksi yang baik antara penyedia jasa pendidikan (yayasan atau sekolah) dan konsumen (peserta didik dan orang tua murid), menjadi sangat strategis. Karena itu, terkadang kualitas sebuah jasa pendidikan tidak hanya ditentukan oleh faktor kualitas dari penyedia jasa pendidikan itu sendiri, tetapi juga oleh kesungguhan dan komitmen dari konsumen (orang tua murid).

Oleh karena itu, pengelolaan jasa pendidikan, berkaitan dengan Karakteristik Inserability (ketidakterpisahan) ini, konsumen (peserta didik dan orang tua murid) harus berpartisipasi dalam proses produksi jasa pendidikan tersebut; Jasa pendidikan yang diberikan kepada para peserta didiknya terikat (menyatu) dengan penyedia jasa pendidikan itu sendiri; dan jumlah (kuantitatif maupun kualitatif) jasa pendidikan yang diberikan tergantung dari kemampuan/kualitass penyedia jasa. Dengan demikian, kesuksesan proses belajar-mengajar tidak hanya ditentukan oleh kualitas tenaga pengajar dan fasilitas yang baik, tetapi juga oleh kesungguhan dan komitmen dari murid untuk belajar, dan orang tua murid atau pemerintah untuk membiayainya.

Pengelolaan jasa pendidikan, biasanya sulit dibuat standar kualitasnya, karena masing-masing mempunyai standar proses sendiri-sendiri tergantung kualitas dari proses internal penyedia jasa pendidikan itu sendiri. Walaupun demikian, sedapat mungkin sebuah lembaga pendidikan seyogyanya membuat standar layanan agar kualitas jasanya bisa lebih dikontrol, yang kemudian bisa dijadikan sebagai komoditas pemasaran (jika ingin dipasarkan). Perkembangan standar pendidikan sekarang ini, baik standar nasional maupun standar internasional, telah melahirkan persaingan yang tidak sehat diantara penyedia jasa pendidikan. Hampir semua penyedia jasa pendidikan memfokuskan diri kepada standar-standar tersebut hanya untuk meningkatkan permintaan konsumen, bukan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. Mereka berharap dengan standar-standar pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah tersebut, maka lembaga pendidikannya bisa diperjual-belikan dengan mudah dan harga mengikuti gaya hidup, bukan harga standar operasional sekolah.

Sesuai uraian diatas, bahwa pada hakekatnya produk jasa pendidikan tidak bisa dipasarkan, tetapi hanya bisa dipublikasikan. Kekuatan permintaan jasa pendidikan tidak bisa serta-merta dipicu oleh tingkat promosi dan pemasaran yang tinggi. Oleh karena itu dalam rangka ’memanajemeni’ jasa pendidikan, modal manusia (SDM) sangat penting dari pada modal finansial. Modal manusia bisa meningkatkan modal finansial, tetapi modal finansial belum tentu bisa meningkatkan modal manusia (SDM). Oleh karena itu, sesuai dengan karakteristiknya, pemasaran jasa pendidikan tidak bisa disampaikan dalam kondisi dan situasi yang sama.

Kualitas yang tidak sama dari pengelolaan jasa pendidikan ini akan menambah potensi resiko pada konsumen, dengan demikian lembaga pendidikan yang berbayar tinggi (mahal) memiliki tanggung jawab besar kepada konsumennya, dengan memberikan jaminan kualitas, baik secara fisik maupun jasa tambahan lainnya dari jasa pendidikan yang disediakan.

Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Swasta

Page 14: Pengertian Jasa Pendidikan

Seperti yang saya kemukakan diatas, bahwa hakekatnya produk jasa pendidikan tidak bisa dipasarkan tetapi hanya bisa dipublikasikan dan kekuatan permintaan jasa pendidikan tidak bisa serta-merta dipicu oleh tingkat promosi dan pemasaran yang tinggi. Disini saya akan menegaskan bahwa promosi pemasaran jasa pendidikan tidak bisa dialokasikan waktunya. Publikasi kegiatan sekolah sebagai upaya memasarkan jasa pendidikan, dimulai dari awal masuk sekolah sampai murid-murid itu selesai mengkonsumsi jasa pendidikan di sekolah tersebut.

Tugas pemasaran jasa pendidikan tidak bisa diserahkan kepada sesorang atau tim, tetapi diserahkan kepada seluruh sivitas akademika-nya (termasuk orang tua murid) dan organisasi yang memayunginya. Ketika lembaga pendidikan sudah menyerahkan tugas pemasaran kepada tim atau segelintir orang saja (sebut saja Ivent Organizer), maka justru permintaannya menurun. Nilai-nilai strategis dalam mempublikasikan komoditas jasa pendidikan, selain berkenaan dengan komitmen konsumen (peserta didik dan orang tua murid) itu sendiri, juga bagaimana komitmen penyedia jasa pendidikan itu untuk bisa mentransformasikan hal-hal yang tidak terwujud dalam jasa pendidikan, bisa ditunjukkan dalam berbagai bentuk dan wujud yang menunjukkan kualitas jasa pendidikan itu sendiri.

Informasi dalam publikasi jasa pendidikan dan upaya mentransformasikan hal-hal yang tidak berwujud menjadi bentuk yang bisa memperkuat persepsi kualitas jasa pendidikan yang ditawarkan, biasanya lembaga-lembaga pendidikan yang berbayar mahal merumuskan visualisasi yang jelas kepada komsumennya, yaitu penggambaran bagaimana suatu jasa pendidikan diberikan kepada peserta didiknya dan pelayanan kepada orang tua muridnya. Misalnya dengan penggambaran tentang kesenangan, ketenangan dan kenikmatan dalam proses belajar-mengajar, konsultasi gratis kepada orang tua murid, dan ekskul yang menunjang minat dan bakat peserta didiknya.

Informasi dalam publikasi jasa pendidikan, selain visualisasi juga asosiasi, dimana lembaga pendidikan tersebut mengaitkan jasa pendidikan yang ditawarkan dengan profil seseorang, objek, ataupun tempat, yang bisa membagun persepsi kualitas konsumennya. Pada umumnya informasi yang disampaikan kepada konsumen adalah memperlihatkan gedung, fasilitas, dan berbagai hal yang mendukung jasa yang disampaikan, namun hal ini perlu ditunjang dengan dokumentasi kegiatan jasa pendidikan yang dilaksanakan. Lembaga tersebut perlu menginformasikan berbagai penghargaan dan catatan kepuasan pelanggan, sehingga bisa menumbuhkan kepercayaan pembeli (konsumennya) – Bersambung.

Page 15: Pengertian Jasa Pendidikan

Manajemen Profesi Pendidik

Salah satu budaya manusia adalah bekerja. Dari bekerja yang dilakukan dimanapun dalam bidang apapun akan diperoleh hasil. Tulisan ini ingin mendiskusikan produk manusia dalam bidang pendidikan khususnya persekolahan. Dengan kata lain ingin menyoroti produk atau hasil kerja guru dari segi karakteristik jasa..

Secara umum produk hasil kerja manusia akan dapat diklasifikasikan kedalam 2 golongan, yaitu produk dalam bentuk :

Barang (goods) seperti misalnya : tv, kipas angin, sepedamotor, kosmetk, obat dll.

Jasa (service) yang dapat ditemui di : hotel, sekolah, salon, kesehatan dll.

Jika dilihat dari sisi manajemen dan jasa maka kinerja guru dalam bidang Pendidikan merupakan mata rantai dari aktivitas, sampai manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.

Untuk bahan perbandingan kualitas produk jasa pendidikan dimata pelanggan, dapat dikemukakan sebagai contoh bagaimana masyarakat di Jepang dan Amerika didalam menilai produk jasa sbb.:

AMERIKA SERIKAT

Nama yang terkenalRekomendasi dari mulut ke mulutPengalaman masa laluKinerja performanceDayatahanKecakapan kerja workmansheepHargaReputasi pemanufktur

JEPANGNama yang terkenalKinerjaKemudahan unttuk menggunakanDayatahanHarga

Sementara itu Zeithaml dkk mencoba mengidentifikasi kulitas jasa sbb:

1. Bukti langsung ( tangibel ) : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, sarana komunikasi

Page 16: Pengertian Jasa Pendidikan

2. Keandalan ( reliability ) : kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan

3. Dayatanggap ( responsiveness ) : keinginn para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan senang hati

4. Jaminan ( assurance ) : jaminan kemampuan, pengetahuan, sikap moral dapat dipercaya serta bebas dari bahaya, resiko atau keraguan

5. Empati meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan pelanggan

Karakteristik produk jasa juga ditengarai sebagai :- IntangibilityTidak dapat dilihat, dirasa, diraba dicium atau didengar sebelum dibeliSeseorang tidak dapat menilai hasil dari jasa sebelum ia menikmatinya sendiri.Pekerjaan guru termasuk jasa, bukan produk yang langsung dapat dilihat, dirasa. Untuk mengurangi ketidak pastian tanda-tanda atau kualitas jnya perlu dilihat dari tempat place, orang people, alat equipment, bahan komunikasi communication, simbol dan harga.Guru atau kepala sekolah dtantang untuk dapat memberikan bukti-bukti hal tersebut.

- InseparabilityProduk barang dibeli lalu dikonsumsi. Sedang produk jasa dibelu dulu baru digunakan. Untuk itu interaksi antara penjual dan pembeli harus selalu dibangun dengan baik. Beri perhatian khusus dalam membangun komunikasi ini.

- VariabilityJasa sangat bervariasi. Dalam jasa pendidikan kemampuan manusia terlibat lebih banyak daripada peralatan. Hal ini menjadikan hasilnya kurang atau sulit distandarisasi, oleh karenanya perlu ditandai 3 pendekatan kualitas pengendaliannya :a. Seleksi personal dan pelatihan personal yang baikb. Melakukan standarisasi prosesc. Memantau kepuasan pelanggan

- PerishabilityJasa merupakan komoditas tidak tahan lama tak dapat disimpan. Kursi siswa yang kosong tetap menanggung beban biaya.oleh karenanya harus diupayakan agar pemakai konstan.

Dalam mengelola jasa akan ditemui masalah-masalaho Yang berkaitan dengan karakter intangibleo Memperbaiki penampilan : tempat, alat, sumber daya manusia, bahan komunikasi, simbol dan harga dan citra atau image yang baik dan kuato Melakukan seleksi dan pelatihan sumber daya manusia dan pelayanan yang baik.o Mengupdate alat dan service costummization

Page 17: Pengertian Jasa Pendidikan

Kualitas jasaKualitas jasa ditentukan melalui* Pelayanan yang cepat, tepat, ramah, nyaman* Pemahaman akan harapan dan kepuasan pelanggan

Dimensi kualitaso Kinerjao Cara-cara istimewao Kehandalano Sesuai spesifikasio Daya tahano Pelayanano Estetikao Citra produk

Untuk pekerjaan di bidang pendidikan akan cenderung dituntut :* Konsistensi kerja – performance dan kemampuan kerja* Responsiveness yaitu memberikan jasa yang dibutuhkan pelanggan* Kompetensi setiap orang untuk memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang benar-benar dibutuhkan* Kemudahan, keramahan untuk dihubungi (accesability)* Sikap kesediaan, respek, santun, perhatian dalam berkomunikasi* Komunikatif selalu berusaha memberi informasi, tidak harus diminta* Kredibility kejujuran dan kepercayaan* Keamanan dari bahaya, resiko, keragu-raguan termasuk kerahasiaan* Upaya memahami kebutuhan pelanggan* Bukti fisik yang jelas akan teknologi yang dipakai

Sedang Parasuraman dkk mengemukakan adanya 5 dimensi jasa yaitu :o Bukti langsungo Kehandalano Daya tanggapo Jaminano Empati

Untuk itu diperlukan sikap yang berkaitan dengan :o Kepemimpinano Pendidikano Perencanaano Reviewo Komunikasio Penghargaan dan pengakuan

Salah satu contoh adalah upaya perusahaan penerbangan meningkatkan pelayanan dengan meyakinkan pelanggan melalui mottonya sebagai berikut :

Page 18: Pengertian Jasa Pendidikan

· Ketulusan hati kami bagian dari inspirasi ….( perjalanan) … anda· Kami terus berupaya mengungkap segala keinginan anda· Kami memahami segala kepentingan anda dalam kenyamanan …( perjalanan)· Berhasilnya urusan anda di tempat tujuan bagian dari tanggungjawab kami· Beritahu kami untuk pelayanan yang anda inginkan dalam …( perjalanan) yang menyenangkan· Di udara kami utamakan di darat kami kedepankan· Tidak ada yang harus dikuatirkan keberangkatan anda selalu kami utamakan· Kemitraan kami jalin untuk meningkatkan kepuasan perjalanan anda· Teruji oleh waktu, tertempa oleh kendala kami terus mengudara· Bukan sekedar jawaban namun kami membebaskan biaya saluran· Kedekatan kami disamping anda membuahkan gagasan untuk mempercantik diri· Kesempurnaan pelayanan adalah pekerjaan tanpa batas yang akan terus kami lakukan

Betapapun manajemen sekolah dalam membina pelayanan guru melaui proses pembelajaran terhadap siswa, maupun pelayanan kepada orang tuanya, para stakeholder dan masyarakat lingkungan sekolah akan memberi dampak yang sangat besar dalam upaya peningkatan potensi maupun pengembangan sekolah.

Tentunya harus menjadi komitmen manajer sekolah dan para guru

http://www.purwalodra.com/2009/10/dinamika-lembaga-pendidikan-swasta-di_28.html

Page 19: Pengertian Jasa Pendidikan

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan secara sadar atau tidak kini tengah bergerak menjadi satu pasar

dunia, suatu pasar yang efisien dan transparan, yang mencakup daerah-daerah yang tak

terbatas. Globalisasi mau tidak mau akan menjadi trend dari setiap organisasi baik

organisasi usaha, sosial maupun organisasi pendidikan. Negara yang tidak mau dalam

pengefisienan dan pentransparanan tersebut akan ketinggalan karena dinamisnya

perubahan.

Keberadaan lembaga pendidikan sebagai salah satu pranata sosial budaya saat ini

dihadapkan pada berbagai tantangan yang kompleks. Lembaga pendidikan kini

berhadapan dengan derasnya arus perubahan akibat globalisasi yang memunculkan

persaingan dalam pengelolaan lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta.

Globalisasi menuntut perlunya relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat

dan dunia kerja/industri terhadap mutu lulusan (out-put) serta munculnya globalisasi

pendidikan dengan bermunculannya lembaga pendidikan yang bertaraf internasional.

Perubahan yang merupakan perbedaan yang terjadi dalam urutan waktu, tentu saja tidak

mudah diterjemahkan secara singkat dan eksplisit. Perubahan dalam pengertian hakiki

sesungguhnya mengandung konotasi majemuk yang telah tergambar, lintas ruang dan

lintas waktu dengan demikian warna-warni kehidupan masyarakat, warna warni yang

dikenal sebagai ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Dengan adanya perubahan

tersebut, lingkungan pendidikan juga mengalami perubahan yang luar biasa. Dan kalau

kita mau merunut pangkalnya, semua ini tentu saja tak terlepas dari menggejalanya

revolusi informasi dan globalisasi yang melanda dunia saat ini.

Akibat adanya revolusi dan globalisasi sebagaimana disebutkan di atas, persaingan kini

telah menjadi semakin sengit karena tidak lagi terbatas pada persaingan antar sesama

perusahaan domestik, tetapi juga dengan perusahaan multinasional dari manapun juga. Ini

terjadi pada hampir semua bidang usaha, bukan hanya pada bidang bisnis saja, tetapi

Page 20: Pengertian Jasa Pendidikan

persaingan tersebut juga telah merambah ke dunia pendidikan kita, mulai dari Play group,

SD, SLTP, SLTA, Universitas, bahkan ke institusi-institusi pendidikan lainnya.

Berkaitan dengan meningkatnya persaingan dalam bidang pendidikan ini, terjadi pula

perubahan pada perilaku konsumen, dalam hal ini yang dimaksud adalah masyarakat

(orangtua dan siswa), maupun dunia usaha. Karena banyaknya pilihan, konsumen kini

menjadi semakin banyak tuntutan, baik mengenai kualitas lulusan dan biaya pendidikan

maupun pasilitas pendidikan. Bargaining power masyarakat meningkat sedemikian rupa

sehingga industri atau dunia pendidikan terpaksa harus melayaninya kalau tidak mau

akan tersingkir dari kancah persaingan yang makin berat.

Dalam situasi lingkungan yang penuh dengan dinamika ini, manajemen pendidikan harus

dapat menciptakan organisasi yang dapat memberikan pelayanan yang memuaskan

kepada dan masyarakat pada umumnya dan objek pendidikan (Siswa dan orangtua) pada

khususnya. Saat yang bersamaan dapat pula bersaing secara efektif dalam konteks lokal,

nasional bahkan dalam konteks global.

Dengan kata lain dunia pendidikan kini dituntut untuk mengembangkan

manajemen strategi dan operasi yang pada dasarnya banya diterapkan dalam dunia usaha,

sebagai langkah antisipatif terhadap kecenderungan-kecenderungan baru guna mencapai

dan mempertahankan posisi bersaingnya, sehingga nantinya dapat dihasilkan manusia-

manusia yang memiliki sumber daya manusia berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan

zaman.

Makalah ini secara sederhana akan menjelaskan tentang konsep dasar manajemen strategi

dan operasi dalam upaya meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan supaya dapat

bersaing dalam perkembangan global.

MANAJEMEN STRATEGI DAN OPERASI

A. Pengertian Manajemen Strategi dan Operasi

1. Manajemen Strategi

Page 21: Pengertian Jasa Pendidikan

Strategi berasal dari bahasa Yunani stratogos yang artinya ilmu para jenderal untuk

memenangkan suatu pertempuran dengan menggunakan sumber daya yang terbatas

(Sihombing,2000). Pengertian atau defenisi Manajemen strategi dalam khasanah literatur

ilmu manajemen memiliki cakupan yang luas, dan tidak ada suatu pengertian yang

dianggap baku. Itulah sebabnya defenisi manajemen strategi berkembang luas tergantung

pemahaman ataupun penafsiran seseorang.

Meskipun demikian dari berbagai pengertian atau defenisi yang diberikan oleh para pakar

manajemen dapat ditemukan suatu kesamaan pola pikir, bahwa manajemen strategi

merupakan ilmu yang menggabungkan fungsi-fungsi manajemen dalam rangka

pembuatan keputusan-keputusan organisasi secara strategis, guna mencapai tujuan

organisasi secara efektif dan efisien. Dari berbagai pengertian atau defenisi yang ada

dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu dari suatu

pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-

keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai

tujuan-tujuan masa datang (Dwiningsih,2001)

2. Manajemen Operasi

Jika dalam manajemen strategi kita berbicara tentang formulating, implementing,

dan evaluating maka dalam manajemen operasi kita berbicara tentang usaha pengelolaan

(planning, organizing, actuacting, controlling) secara optimal penggunaan sumber daya/

faktor-faktor produksi (man, material, machine, methode, Manajemen Operasiney,

market ) dalam proses transformasi bahan mentah menjadi produk / jasa. Menurut Ishak

(2007) manajemen operasi erat kaitannya dengan pengelolaan input menjadi out put

sesuai dengan strategi yang direncanakan untuk memperoleh hasil yang diinginkan,

misalnya dalam sebuah universitas dosen, peralatan, dan staff merupakan input, maka

outputnya adalah mahasiswa terdidik dengan memanfaatkan fasilitas yang ada dan

mengabdi kepada masyarakat.

Manajemen Operasional (MO) merupakan suatu ilmu yang dapat diterapkan pada

berbagai jenis bidang usaha seperti rumah sakit, perguruan tinggi, pabrik garmen, dan lain-

lain, mengapa demikian? Karena jenis usaha seperti yang disebutkan diatas menghasilkan

Page 22: Pengertian Jasa Pendidikan

produk yang bisa berupa barang maupun jasa, yang mana untuk kegiatan proses produksinya

yang efektif dan efisien memerlukan berbagai konsep, peralatan serta berbagai cara

mengelola operasinya

Ada berbagai hal yang bisa dikemukakan dan menjadikan alasan pentingnya

mempelajari Manajemen Operasi diantaranya adalah:

1. Manajemen Operasi merupakan salah satu fungsi utama yang harus ada di

semua jenis organisasi sehingga apabila akan mengelola organisasi maka

mau tidak mau harus mempelajari konsep Manajemen Operasi.

2. Dengan mempelajari Manajemen Operasi, kita dapat mengetahui seluk beluk

dan berbagai hal yang berkaitan dengan cara memproduksi barang maupun

jasa

3. Dengan mempelajari Manajemen operasi, kita dapat memahami dan mengerti

dengan benar apa yang seharusnya dilakukan oleh manajer operasional.

4. Karena Manajemen operasi merupakan bagian yang paling mahal dalam

organisasi, sehingga penting sekali untuk dipelajari. Hal ini dapat diartikan

efektifitas dan efisiensi Manajemen Operasi akan berdampak besar bagi

perusahaan

B. Persiapan Menghadapi Persaingan dalam Dunia Pendidikan

Di dalam dunia usaha, tantangan terberat bagi seorang usahawan

adalah bagaimana ia dapat membawa usaha yang dirintisnya itu

menjadi sebuah usaha besar dan bisa memimpin pasar. Ini bukan

pekerjaan mudah sebab ketika anda memutuskan terjun ke dunia

usaha, anda harus siap menghadapi kerasnya persaingan usaha dan

pesaing-pesaing anda. Bagaimanapun, usaha yang anda geluti itu juga

turut diminati oleh pihak lain. Begitu juga halnya dalam bidang

pendidikan, harus siap menghadapi kerasnya persaingan sehingga

Page 23: Pengertian Jasa Pendidikan

pendidikan kita bisa kompetitif di kancah globalisasi saat ini dan

diminati oleh pihak lain.

Dalam dunia pendidikan, persaingan adalah hal yang wajar. Munculnya

persaingan itu adalah untuk mendapatkan objek pendidikan (siswa/

mahasiswa) sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, bisanya hanya

pimpinan institusi pendidikan bermental gigih dan kuatlah yang

mampu menghadapi kerasnya persaingan ataupun krisis yang terjadi

didalam perjalanan sekolah atau universitas.

Persaingan dalam memperebutkan objek pendidikan, sangat erat

kaitannya dengan kecekatan seorang yang terjun dalam bidang

pendidikan mengenali selera pasar serta pemilihan pasar usaha yang

tepat. Agar objek pendidikan loyal, maka harus mempunyai strategi

guna mempertahankan mereka agar tidak lari ke pesaing-pesaing lain.

menurut Purnomo dan Zulkieflimansyah (1999) hal-hal yang harus

diperhatikan dalam menghadapi hal tersebut adalah :

1. Analisis kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh para pesaing, anda bisa belajar dari kehebatan atau kelebihan yang mereka miliki.

2. analisis juga kelemahan-kelemahan yang ada pada usaha mereka. Hal ini berguna bagi anada untuk memanfaatkan kelenahan pesaing sebagai peluang baru yang dapat anda tawarkan kepada pelanggan atau konsumen anda.

C. Konsep Manajemen Strategi dan Manajemen Operasional.

Richard Vancil (dari Harvard University) merumuskan konsep strategi

sebagai berikut : ”Strategi sebuah organisasi atau sub unit sebuah

organisasi lebih besar, yaitu sebuah konseptualisasi yang dinyatakan

atau diimplikasi oleh pemimpin oragnisasi yang brsangkutan, berupa :

1. Sasaran-sasaran jangka panjang atau tujuan-tujuan organisasi tersebut.

Page 24: Pengertian Jasa Pendidikan

2. Kendala-kendala luas dan kebijakan-kebijakan yang atau ditetapkan sendiri oleh sang pemimpin, atau yang diterimanya dari pihak atasannya, yang membatasi skope aktivitas-aktivitas organisasi yang bersangkutan dan

3. kelompok-kelompok rencana dan tujuan-tujuan jangka pendek yang telah diterapkan dengan ekspektasi akan diberikannya sumbangsih mereka dalam hal mencapai sasaran-sasaran organisasi tersebut.

Tujuan suatu strategi adalah untuk mempertahankan atau

mencapai suatu posisi keunggulan dibandingkan dengan pihak

pesaing. Organisasi tersebut masih harus meraih keunggulan apabila

ia dapat memanfaatkan peluang-peluang di dalam lingkungan,yang

memungkinkan menarik keuntungan-keuntungan dari bidang-bidang

kekuatannya. Bagaimana dengan konsep manajemen operasional?

Konsep manajemen operasional, harus menguasai ilmu akuntansi, statistik, teknologi

informasi dan matematika, sehingga semakin banyak pula kesempatan kerja yang tersedia.

Tidak menutup kemungkinan di bidang bisnis yang bergerak pada sektor jasa, juga

membutuhkan keahlian manajemen operasional misalnya menjadi manajer operasional bank,

manajer proyek, manajer operasi di asuransi. Begita pula di organisasi non bisnis pun juga

membutuhkan keahlian manajemen operasional misalnya di pendidikan, pelayanan

masyarakat, advokasi dan sebagainya.

Keputusan penting dalam manajemen operasional adalah menentukan desain produk

seperti apa yang akan dihasilkan perusahaan. Mengapa demikian ? Hal ini dikarenakan

kegiatan dari manajemen operasional adalah melakukan transformasi input menjadi output,

sehingga apa saja tindakan transformasi yang akan dilakukan mengacu pada output yang

seperti apa atau bagaimana yang akan dihasilkan perusahaan. Berkaitan dengan keputusan

desain adalah keputusan dalam menentukan kualitas seperti apa yang akan diwujudkan oleh

perusahaan. Hal ini merupakan konsekuensi logis bagi perusahaan yang ada, mengapa

demikian ? Jawabannya cukup sederhana yaitu pada kenyataan dalam dunia bisnis terjadi

persaingan artinya setiap perusahaan yang menghasilkan produk baik berupa barang maupun

jasa hamper selalu menghadapi persaingan dari perusahaan lain. Sehingga agar dapat

mempertahankan diri dalm dunia persaingan secara jangka panjang maka kualitas merupakan

Page 25: Pengertian Jasa Pendidikan

konsep penting yang harus dipahami oleh manajer operasional dalam menjalankan

aktifitasnya

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan secara sadar atau tidak kini tengah bergerak menjadi satu pasar

dunia, suatu pasar yang efisien dan transparan, yang mencakup daerah-daerah yang tak

terbatas. Globalisasi mau tidak mau akan menjadi trend dari setiap organisasi baik

organisasi usaha, sosial maupun organisasi pendidikan. Negara yang tidak mau dalam

pengefisienan dan pentransparanan tersebut akan ketinggalan karena dinamisnya

perubahan.

Keberadaan lembaga pendidikan sebagai salah satu pranata sosial budaya saat ini

dihadapkan pada berbagai tantangan yang kompleks. Lembaga pendidikan kini

berhadapan dengan derasnya arus perubahan akibat globalisasi yang memunculkan

persaingan dalam pengelolaan lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta.

Globalisasi menuntut perlunya relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat

dan dunia kerja/industri terhadap mutu lulusan (out-put) serta munculnya globalisasi

pendidikan dengan bermunculannya lembaga pendidikan yang bertaraf internasional.

Perubahan yang merupakan perbedaan yang terjadi dalam urutan waktu, tentu saja tidak

mudah diterjemahkan secara singkat dan eksplisit. Perubahan dalam pengertian hakiki

sesungguhnya mengandung konotasi majemuk yang telah tergambar, lintas ruang dan

lintas waktu dengan demikian warna-warni kehidupan masyarakat, warna warni yang

dikenal sebagai ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Dengan adanya perubahan

tersebut, lingkungan pendidikan juga mengalami perubahan yang luar biasa. Dan kalau

kita mau merunut pangkalnya, semua ini tentu saja tak terlepas dari menggejalanya

revolusi informasi dan globalisasi yang melanda dunia saat ini.

Akibat adanya revolusi dan globalisasi sebagaimana disebutkan di atas, persaingan kini

telah menjadi semakin sengit karena tidak lagi terbatas pada persaingan antar sesama

perusahaan domestik, tetapi juga dengan perusahaan multinasional dari manapun juga. Ini

terjadi pada hampir semua bidang usaha, bukan hanya pada bidang bisnis saja, tetapi

Page 26: Pengertian Jasa Pendidikan

persaingan tersebut juga telah merambah ke dunia pendidikan kita, mulai dari Play group,

SD, SLTP, SLTA, Universitas, bahkan ke institusi-institusi pendidikan lainnya.

Berkaitan dengan meningkatnya persaingan dalam bidang pendidikan ini, terjadi pula

perubahan pada perilaku konsumen, dalam hal ini yang dimaksud adalah masyarakat

(orangtua dan siswa), maupun dunia usaha. Karena banyaknya pilihan, konsumen kini

menjadi semakin banyak tuntutan, baik mengenai kualitas lulusan dan biaya pendidikan

maupun pasilitas pendidikan. Bargaining power masyarakat meningkat sedemikian rupa

sehingga industri atau dunia pendidikan terpaksa harus melayaninya kalau tidak mau

akan tersingkir dari kancah persaingan yang makin berat.

Dalam situasi lingkungan yang penuh dengan dinamika ini, manajemen pendidikan harus

dapat menciptakan organisasi yang dapat memberikan pelayanan yang memuaskan

kepada dan masyarakat pada umumnya dan objek pendidikan (Siswa dan orangtua) pada

khususnya. Saat yang bersamaan dapat pula bersaing secara efektif dalam konteks lokal,

nasional bahkan dalam konteks global.

Dengan kata lain dunia pendidikan kini dituntut untuk mengembangkan

manajemen strategi dan operasi yang pada dasarnya banya diterapkan dalam dunia usaha,

sebagai langkah antisipatif terhadap kecenderungan-kecenderungan baru guna mencapai

dan mempertahankan posisi bersaingnya, sehingga nantinya dapat dihasilkan manusia-

manusia yang memiliki sumber daya manusia berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan

zaman.

Makalah ini secara sederhana akan menjelaskan tentang konsep dasar manajemen strategi

dan operasi dalam upaya meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan supaya dapat

bersaing dalam perkembangan global.

MANAJEMEN STRATEGI DAN OPERASI

A. Pengertian Manajemen Strategi dan Operasi

1. Manajemen Strategi

Page 27: Pengertian Jasa Pendidikan

Strategi berasal dari bahasa Yunani stratogos yang artinya ilmu para jenderal untuk

memenangkan suatu pertempuran dengan menggunakan sumber daya yang terbatas

(Sihombing,2000). Pengertian atau defenisi Manajemen strategi dalam khasanah literatur

ilmu manajemen memiliki cakupan yang luas, dan tidak ada suatu pengertian yang

dianggap baku. Itulah sebabnya defenisi manajemen strategi berkembang luas tergantung

pemahaman ataupun penafsiran seseorang.

Meskipun demikian dari berbagai pengertian atau defenisi yang diberikan oleh para pakar

manajemen dapat ditemukan suatu kesamaan pola pikir, bahwa manajemen strategi

merupakan ilmu yang menggabungkan fungsi-fungsi manajemen dalam rangka

pembuatan keputusan-keputusan organisasi secara strategis, guna mencapai tujuan

organisasi secara efektif dan efisien. Dari berbagai pengertian atau defenisi yang ada

dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu dari suatu

pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-

keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai

tujuan-tujuan masa datang (Dwiningsih,2001)

2. Manajemen Operasi

Jika dalam manajemen strategi kita berbicara tentang formulating, implementing,

dan evaluating maka dalam manajemen operasi kita berbicara tentang usaha pengelolaan

(planning, organizing, actuacting, controlling) secara optimal penggunaan sumber daya/

faktor-faktor produksi (man, material, machine, methode, Manajemen Operasiney,

market ) dalam proses transformasi bahan mentah menjadi produk / jasa. Menurut Ishak

(2007) manajemen operasi erat kaitannya dengan pengelolaan input menjadi out put

sesuai dengan strategi yang direncanakan untuk memperoleh hasil yang diinginkan,

misalnya dalam sebuah universitas dosen, peralatan, dan staff merupakan input, maka

outputnya adalah mahasiswa terdidik dengan memanfaatkan fasilitas yang ada dan

mengabdi kepada masyarakat.

Manajemen Operasional (MO) merupakan suatu ilmu yang dapat diterapkan pada

berbagai jenis bidang usaha seperti rumah sakit, perguruan tinggi, pabrik garmen, dan lain-

lain, mengapa demikian? Karena jenis usaha seperti yang disebutkan diatas menghasilkan

Page 28: Pengertian Jasa Pendidikan

produk yang bisa berupa barang maupun jasa, yang mana untuk kegiatan proses produksinya

yang efektif dan efisien memerlukan berbagai konsep, peralatan serta berbagai cara

mengelola operasinya

Ada berbagai hal yang bisa dikemukakan dan menjadikan alasan pentingnya

mempelajari Manajemen Operasi diantaranya adalah:

1. Manajemen Operasi merupakan salah satu fungsi utama yang harus ada di

semua jenis organisasi sehingga apabila akan mengelola organisasi maka

mau tidak mau harus mempelajari konsep Manajemen Operasi.

2. Dengan mempelajari Manajemen Operasi, kita dapat mengetahui seluk beluk

dan berbagai hal yang berkaitan dengan cara memproduksi barang maupun

jasa

3. Dengan mempelajari Manajemen operasi, kita dapat memahami dan mengerti

dengan benar apa yang seharusnya dilakukan oleh manajer operasional.

4. Karena Manajemen operasi merupakan bagian yang paling mahal dalam

organisasi, sehingga penting sekali untuk dipelajari. Hal ini dapat diartikan

efektifitas dan efisiensi Manajemen Operasi akan berdampak besar bagi

perusahaan

B. Persiapan Menghadapi Persaingan dalam Dunia Pendidikan

Di dalam dunia usaha, tantangan terberat bagi seorang usahawan

adalah bagaimana ia dapat membawa usaha yang dirintisnya itu

menjadi sebuah usaha besar dan bisa memimpin pasar. Ini bukan

pekerjaan mudah sebab ketika anda memutuskan terjun ke dunia

usaha, anda harus siap menghadapi kerasnya persaingan usaha dan

pesaing-pesaing anda. Bagaimanapun, usaha yang anda geluti itu juga

turut diminati oleh pihak lain. Begitu juga halnya dalam bidang

pendidikan, harus siap menghadapi kerasnya persaingan sehingga

Page 29: Pengertian Jasa Pendidikan

pendidikan kita bisa kompetitif di kancah globalisasi saat ini dan

diminati oleh pihak lain.

Dalam dunia pendidikan, persaingan adalah hal yang wajar. Munculnya

persaingan itu adalah untuk mendapatkan objek pendidikan (siswa/

mahasiswa) sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, bisanya hanya

pimpinan institusi pendidikan bermental gigih dan kuatlah yang

mampu menghadapi kerasnya persaingan ataupun krisis yang terjadi

didalam perjalanan sekolah atau universitas.

Persaingan dalam memperebutkan objek pendidikan, sangat erat

kaitannya dengan kecekatan seorang yang terjun dalam bidang

pendidikan mengenali selera pasar serta pemilihan pasar usaha yang

tepat. Agar objek pendidikan loyal, maka harus mempunyai strategi

guna mempertahankan mereka agar tidak lari ke pesaing-pesaing lain.

menurut Purnomo dan Zulkieflimansyah (1999) hal-hal yang harus

diperhatikan dalam menghadapi hal tersebut adalah :

1. Analisis kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh para pesaing, anda bisa belajar dari kehebatan atau kelebihan yang mereka miliki.

2. analisis juga kelemahan-kelemahan yang ada pada usaha mereka. Hal ini berguna bagi anada untuk memanfaatkan kelenahan pesaing sebagai peluang baru yang dapat anda tawarkan kepada pelanggan atau konsumen anda.

C. Konsep Manajemen Strategi dan Manajemen Operasional.

Richard Vancil (dari Harvard University) merumuskan konsep strategi

sebagai berikut : ”Strategi sebuah organisasi atau sub unit sebuah

organisasi lebih besar, yaitu sebuah konseptualisasi yang dinyatakan

atau diimplikasi oleh pemimpin oragnisasi yang brsangkutan, berupa :

1. Sasaran-sasaran jangka panjang atau tujuan-tujuan organisasi tersebut.

Page 30: Pengertian Jasa Pendidikan

2. Kendala-kendala luas dan kebijakan-kebijakan yang atau ditetapkan sendiri oleh sang pemimpin, atau yang diterimanya dari pihak atasannya, yang membatasi skope aktivitas-aktivitas organisasi yang bersangkutan dan

3. kelompok-kelompok rencana dan tujuan-tujuan jangka pendek yang telah diterapkan dengan ekspektasi akan diberikannya sumbangsih mereka dalam hal mencapai sasaran-sasaran organisasi tersebut.

Tujuan suatu strategi adalah untuk mempertahankan atau

mencapai suatu posisi keunggulan dibandingkan dengan pihak

pesaing. Organisasi tersebut masih harus meraih keunggulan apabila

ia dapat memanfaatkan peluang-peluang di dalam lingkungan,yang

memungkinkan menarik keuntungan-keuntungan dari bidang-bidang

kekuatannya. Bagaimana dengan konsep manajemen operasional?

Konsep manajemen operasional, harus menguasai ilmu akuntansi, statistik, teknologi

informasi dan matematika, sehingga semakin banyak pula kesempatan kerja yang tersedia.

Tidak menutup kemungkinan di bidang bisnis yang bergerak pada sektor jasa, juga

membutuhkan keahlian manajemen operasional misalnya menjadi manajer operasional bank,

manajer proyek, manajer operasi di asuransi. Begita pula di organisasi non bisnis pun juga

membutuhkan keahlian manajemen operasional misalnya di pendidikan, pelayanan

masyarakat, advokasi dan sebagainya.

Keputusan penting dalam manajemen operasional adalah menentukan desain produk

seperti apa yang akan dihasilkan perusahaan. Mengapa demikian ? Hal ini dikarenakan

kegiatan dari manajemen operasional adalah melakukan transformasi input menjadi output,

sehingga apa saja tindakan transformasi yang akan dilakukan mengacu pada output yang

seperti apa atau bagaimana yang akan dihasilkan perusahaan. Berkaitan dengan keputusan

desain adalah keputusan dalam menentukan kualitas seperti apa yang akan diwujudkan oleh

perusahaan. Hal ini merupakan konsekuensi logis bagi perusahaan yang ada, mengapa

demikian ? Jawabannya cukup sederhana yaitu pada kenyataan dalam dunia bisnis terjadi

persaingan artinya setiap perusahaan yang menghasilkan produk baik berupa barang maupun

jasa hamper selalu menghadapi persaingan dari perusahaan lain. Sehingga agar dapat

mempertahankan diri dalm dunia persaingan secara jangka panjang maka kualitas merupakan

Page 31: Pengertian Jasa Pendidikan

konsep penting yang harus dipahami oleh manajer operasional dalam menjalankan

aktifitasnya

D. Proses Manajemen Strategi

Strategic management atau manajemen strategi adalah suatu proses

kombinasi tiga kegiatan yang saling terkait yaitu analisis, perumusan

dan pelaksanaan strategi. Dengan demikian ada tiga komponen yang

harus diperhatikan dalam menentukan strategi yaitu analisis,

perumusan, dan pelaksanaan, yang dapat berlaku untuk organisasi

baik perusahaan, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial

maupun lembaga pendidikan.

Rangkaian proses penyusunan manajemen strategi dapat dilihat pada

beberapa Manajemen Operasidel yang dikembangkan para ahli. Salah

satu Manajemen Operasidel yang sering dianjurkan adalah Manajemen

Operasidel dengan rangkaian sebagai berikut, analisis lingkungan

internal, eksternal, penyusunan berbagai strategi, pemilihan strategi,

implementasi strategi dan analisis strategi (Gregory Dess-Lex Miller,

1993). Manajemen Operasidel tersebut dapat dijelaskan sebagaimana

berikut ini:

Analisis Lingkungan, adalah proses awal dalam manajemen strategi

yang bertujuan yntuk memantau lingkungan perusahaan.

Lingkungan perusahaan disini mencakup semua faktor baik yang

berada di dalam maupun di luar perusahaan dapat mempengaruhi

pencapaian tujuan yang diinginkan. Hasil dari analisis lingkungan

ini setidaknya akan memberikan gambaran tentang keadaan

perusahaan yang biasanya digunakan dengan meManajemen

Operasitret SWOT (strength, weakness, oppurtinities and

threatmen) yang dimilikinya.

Page 32: Pengertian Jasa Pendidikan

Menentukan dan menerapkan arah organisasi,setelah melakukan

analisis lingkungan eksternal dan internal diharapkan kita sudah

dapat memiliki gambaran mengenai posisi perusahaan dalam

persaingan. Dimana kita harus pasti mendefinisikan SWOT.

Formulasi strategi, fokus utama formulasi strategi adalah

bagaimana menyesuaikan diri agar dapat lebih baik dan lebih

cepat bereaksi dibanding pesaing dalam persaingan yang ada.

Implementasi strategi, masalah implementasi ini cukup rumit, oleh

karena itu agar penerapan strategi organisasi dapat berhasil

dengan baik, manajer harus memiliki gagasan yang jelas tentang

isu-isu yang berkembang dan bagaimana cara mengatasinya.

Dalam tahapan ini, masalah struktur organisasi, budaya

perusahaan dan pola kepemimpinan harus dibahas secara lebih

mendalam.

Pengendalian Strategi,merupakan suatu jenis khusus dari

pengendalian organisasi yang berfokus pada pemantauan dan

pengimplementasikan proses manajemen strategi.

D. Strategi Operasi dalam Lingkungan Global

Untuk menetapkan strategi bisnis dalam rangka mencapai keunggulan kompetitif

yang tepat maka biasanya ada tiga langkah utama yang dilakukan perusahaan yaitu:

1. Analisis Lingkungan

Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dan memahami

lingkungan, pelanggan, industri dan pesaing

2.Menetapkan Misi Perusahaan

Page 33: Pengertian Jasa Pendidikan

Menetapkan alsan keberadaan perusahaan dan mengidentifikasi nilai produk yang

akan diciptakan oleh perusahaan.

3. Membentuk Strategi

Membangun keunggulan bersaing seperti harga yang murah, fleksibilitas rancangan

atau isi, mutu, penghantaran yang cepat, ketergantungan, jasa purna jual, atau lini

produk yang luas.

Adapun tiga strategi yang masing-masing memberikan peluang bagi para manajer

operasi untuk meraih keunggulan adalah:

Bersaing pada perbedaan (Differentiation), keunikan dapat melalui karakteristik fisik

maupun atribut jasa yang ditawarkan kepada konsumen sehingga konsumen

mempersepsikannya sebagai nilai.

Bersaing pada biaya (Cost Leadership), nuntuk mencapai nilai maksimum yang

diinginkan pelanggan tetapi dengan kualitas yang memadai.

Bersaing pada respon cepat (rapid response), melalui keseluruhan nilai yang terkait

dengan pengembangan dan penghantaran barang yang tepat waktu, penjadwalan yang dapat

diandalkan serta kinerja yang fleksibel.

E. Keputusan Utama Dalam Manajemen Operasional Pada Perusahaan Yang Mempunyai

Strategi berbeda

Strategi bisnis yang telah ditetapkan oleh perusahaan merupakan salah satu dari tiga

pilihan strategi yang tercermin dalam keputusan fungsionalnya. Adapun dalam fungsi

operasioanl sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, maka implementasi startegi

operasional terlihat dalam keputusan penting dalam manajemen operasional. Berikut

digambarkan bahwa sepuluh keputusan utama dalam manajemen operasional perusahaan

akan berbeda apabila diterapkan pada perusahaan yang bergerak dibidang barang dan jasa

serta pada perusahaan yang menetapkan strategi berbeda.

Tabel 1.Strategi Operasional di perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa

Page 34: Pengertian Jasa Pendidikan

Produsen Produk Barang Produsen Produk Jasa

1. Desain Produk Produk berwujud Produk tidak berwujud

2. Kualitas Kualitas obyektif Kualitas Subyektif

3. Proses dan Kapasitas Konsumen tidak terlibat

dalam proses.

Kapasitas bisa melebihi

permintaan karena bisa

disimpan dan dipindahkan

Konsumen secara langsung

terlibat dalam proses.

Kapasitas harus sesuai

dengan permintaan

4. Lokasi Biasanya dekat dengan bahan

baku

Perlu lebih dekat dengan

pelanggan

5. Layout Fokus pada peningkatan

efisiensi

Dapat meningkatkan nilai

produk

6. Sumber Daya

Manusia

Fokus pada keahlian taknis,

upah berdasar output

Para pekerja berinteraksi

langsungdengan

konsumen,standar

bervariasi

7. Manajemen Rantai

Pasokan

Hubungan suplly chain sangat

penting

Hubungan supply chain

penting tetapi tidak kritis

8. Persediaan Untuk semua jenis persediaan Tidak dapat disimpan

sehingga harus dicarai cara

lain melayani perubahan

permintaan

9. Penjadwalan Kemampuan menyimpan

mempengaruhi kecepatan

produksi

Seringkali ada perubahan

jadwal konsumen sehingga

harus menyesuaikan

penjadwalan karyawan.

10. Pemeliharaan Biasanya upaya untuk

pencegahan

Biasanya upaya untuk

perbaikan

Page 35: Pengertian Jasa Pendidikan

E. Manajemen Strategi dan Manajemen Operasi dalam bidang

pendidikan

Dari dimensi strategi yang sudah dibahas diatas dapat dilihat

dengan jelas bahwa dalam mengembangkan strategi yang mampu

menjawab tujuan suatu organisasi, setiap strategi perlu memahami

dan menguasai seluk beluk program yang sedang dilaksanakan atau

dikembangkan. Aspek internal, mulai dari konsep , tenaga pendukung,

sarana yang dimiliki, biaya yang tersedia, struktur organisasi yang

akan melaksanakan strategi, hasil yang telah rtegi;dicapai dan

hambatan-hambatan yang dilami dengan strategi lama. Aspek

eksternal seperti dustrkungan masyarakat, perkembangan lingkungan,

dan perubahan yang disebabkan faktor keamanan, politik, hukum lain-

lain dan lain-lain.informasi tentang kedua aspek ini sangat diperlukan.

Kesalahan menggunakan informasi ini akan berakibat tidak baik

terhadap hasil yang akan dicapai nantinya (Sihombing,2000)

Pisau analisis yang biasa digunakan untuk mendiagnosis suatu

kegiatan yang akan dikembangkan kemudian diwujudkan menjadi

strategi yang diperlukan agar tujuan dapat berjalan dengan baik dan

mencapai tujuan, digunakan pisau SWOT. Dalam menentukan strategi

pendidikan, tidak salah kalau kita juga memperhatikan strategi-

strategi pemasaran di lingkungan dunia bisnis yang terus di bayangi

dan di intai oleh situasi persaingan karena untuk menunjukkkan jati

dirinya. Pendidikan Luar Sekolah (PLS) juga harus siap bersaing

dengan strategi yang di gunakan jalur pendidikan lain. Dalam

menentukan strategi pada umumnya di lakukan dengan :

1. Mengenali posisi persaingan

hal ini berarti bahwa dalam mengembangkan strategi pendidikan

luar sekolah diberbagai tingkatan perlu di cermati berbagai

Page 36: Pengertian Jasa Pendidikan

situasi yang mungkin akan menjadi benturan dalam gerakan

pendidikan luar sekolah.

Antara lain : a. Situasi pendidikan yang menggambarkan jumlah

dan jenis pendidikan yang ada,jumlah siswa dan angka putus

sekolah; b. Situasi ketenagakerjaan dalam arti jumlah

pengangguran,jumlah yang tidak melanjutkan dan tidak

bekerja,kemampuan lulusan sekolah untuk merebut pasar kerja;

c. Situasi masyarakat dalam arti minat pada pendidikan kejuruan

dan kebutuhan belajar.

Dengan mengetahui peta-peta tersebut,pendidikan luar sekolah

dapat mempertimbangkan bagian mana yang tidakdi miliki

persaingan yang dapat di rebut untuk di kembangkan.

1. Menetapkan tujuan bisnis

Dari fakta-fakta yang di miliki diatas, lembaga pendidikan

sebelum memulai suatu program, dapat mengembangkan tujuan

tang ingin dicapai apabila melaksanakan kegiatan,karena

lembaga pendidikan sudah mengetahui data-data,lembaga

pendidikan yang sudah ada mengetahui posisinya sekarang dan

kemana harus bergerak.

Misalnya; pendidikan luar sekolah ingin agar warga belajar

setelah selesai satu program langsung bisa bekerja maka

tujuannya adalah seluruh warga belajar memilki keterampilan

yang sesuai dengan lingkungannya. Untuk itu lembaga

pendidikan luar sekolah tersebut harus tahu dimana posisinya di

mata masyarakat, baru mengadakan penyesuaian dengan

strategi yang tepat.

Page 37: Pengertian Jasa Pendidikan

1. Merumuskan strategi yang diperlukuan untuk mencapai posisi baru.

Hal ini harus dilakukan dengan menggunakan dan menjawab

kecenderungan-kecenderungan dorongan eksternal, seperti

kompetisi perubahan kebutuhan dan teknologi serta

mengembangkan komponen sumber daya.

Ada beberapa tingkatan manajemen strategi yang perlu mendapat perhatian di

lingkungan pendidikan. Pertama strategi pendidikan tingkat desa, dimana program

dilaksanakan. Disini diperlukan strategi untuk menentukan kebutuhan belajar,

menentukan tempat dan waktu belajar,merekrut sumber belajar, menggali sumber dana,

pemasaran hasil belajar. Kedua, strategi tingkat kabupaten, disini diperlukan strategi yang

merupakan kiat. Di sini diperlukan cara yang tepat untuk membina, meManajemen

Operasitivasi para petugas lapangan tingkat kecamatan. Ketiga, strategi tingkat propinsi

yang menggambarkan operassional program. Disini diperlukan cara yang tepat untuk

merencanakan pencapaian target program, pembinaan dan penilaian realitas program

untuk wilayah satu propinsi. Keempat, strategi tingkat pusat yang merupakan kebijakan.

Disini diperlukan pengembangan sumber daya manusia, perencanaan penganggaran,

penilaian dan pengembangan program.

F. Strategi Operasional dalam Lingkungan Pendidikan

Untuk mengembangkan strategi operasional, harus menggunakan metode yang sama

yaitu mempelajari kekuatan dan kelemahan, peluang dan tantangan yang ada dalam

mengoperasionalisasikan kebijakan yang datang dari hirarki yang lebih tinggi.

Kembangkan dulu berbagai strategi baru pilih dan putuskan mana yang paling sesuai.

Berbagai strategi yang mungkin digunakan antara lain:

Konsentrasi pelaksanaan program belajar. Hal ini berarti menghindari pemerataan

dan penjatahan yang membuat program tidak berhasil dan berdaya guna,

pemerataan cenderung asal ada.

Page 38: Pengertian Jasa Pendidikan

Mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mewujudkan pusat-pusat

kegiatan belajar masyarakat. Memanfaatkan sarana-sarana yang ada di

masyarakat yang memungkinkan digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Memberikan pengertian kepada masyarakat, sehingga mereka menjadikan

pendidikan merupakan suatu kebutuhan.

Membuat peta situasi dimana program akan dilakukan, hal seperti ini dapat

dilakukan dengan analisis lingkungan. Apa potensi yang belum disentuh dan

mungkin untuk dimanfaatkan.

Mendorong tumbuhnya lembaga belajar atau organisasi kemasyarakatan yamg

bergerak pada jalur pendidikan, dan mendorong mereka menjadi pengelola pusat

kegiatan belajar masyarakat tersebut, dengan harapan lembaga ini lebih cepat

tumbuh di masyarakat dan menyerap aspirasi yang tumbuh di masyarakat

tersebut.

Melatih pengelola pusat kegiatan belajar masyarakat, keberhasilan pendidikan

masyarakat akan banyak ditentukan oleh kemampuan mengelola program yang

dilaksanakan oleh masyarakat. Karena itu perlu dilengkapi dengan seperangkat

pengetahuan operasonal, sebagaimana layaknya tentara yang akan bertempur

dan menginginkan kemenangan mereka perlu dilengkapi dengan peralatan

militer yang memadai.

Membentuk jaringan informasi dan pemasaran, hal ini erat kaitannya dengan

penyalur hasil-hasil dari program belajar di masyarakat.

G. Merancang Strategic Architecture dan Operasi dalam Dunia Pendidikan

Hal ini dilakukan setelah analisis lingkungan, lembaga pendidikan diharapkan mampu

memperoleh gambaran yang cukup utuh mengenai kondisi eksternal dan kondisi

internalnya. Dengan demikian faktor-faktor yang merupakan kekuatan, kelemahan,

kesempatan dan ancaman sudah mampu terdefenisi dengan jelas. Berdasarkan hal ini,

Page 39: Pengertian Jasa Pendidikan

suatu institusi pendidikan kemudian dapat menentukan dan menetapkan arah yang ingin

dituju dimasa depan.

Masa depan bagi lembaga pendidikan pada hakikatnya tidak hanya harus dibayangkan,

melainkan juga harus dibangun. Untuk itu dibutuhkan seorang seorang arsitek strategi

dan operasi yang mampu memimpikan sesuatu yang belum diciptakan. Untuk

membangun arsitektur strategi dan operasi bukanlah pekerjaan yang mudah. Manajemen

puncak suatu institusi pendidikan harus mempunyai perspektif meneganai manfaat baru

tentang fungsionalitas, tentang apa yang akan ditawarkan kepada objek pendidikan dan

masyarakat dimasa depan. Perspektif mengenai apa sesungguhnya kompetensi inti baru

yang akan dibutuhkan untuk menciptakan manfaaat baru. Arsitektur strategi dan operasi

harus mampu mengidentifikasikan apa yang harus dilakukan sekarang untuk memotong

masa depan, harus mengetahui kompetensi-kompetensi apa yang harus akan dibangun

sekarang, sehingga nantinya suatu institusi pendidikan bbisa meraih bagian yang cukup

besar dari masa depan di arena peluang yang sedang bermunculan.

Erat kaitannya dengan arsitektur strategi dan operasi, maka tentu saja menarik bagi kita

untuk melihat realitas yag ada dalam konteks Indonesia. Dengan kata lain sudah sejauh

manakah pengelola pendidikan kita memainkan perannya sebagai arsitektur strategi dan

operasi dalam melihat masa depan pendidikan di negara ini.

Menurut Prahalad dalam Pramono dan Zulkiefliemansyah (1999) untuk memenangkan

suatu persaingan masa depan, seorang pengelola pendidikan (orang yang terjun dalam

pendidikan) harus menghabiskan waktunya minimal 60% untuk menjadi arsitek

perubahan masa depan, dan hal ini sangat diperlukan dalam menyongsong masa depan

yang diinginkan, yang perlu diingat bahwa arsitektur strategi dan operasi harus mampu

mengetahui kapabilitas-kapabilitas yang akan dibangun untuk mencapai tujuan

pendidikan yang eksplisit sebagai guidance oprasional.

KESIMPULAN

Proses manajemen strategi yang diungkapkan dalam makalah ini secara teoritis bukanlah

hal yang mudah, akan tetapi dalam hal praktiknya (operasinya) melaksanakan proses

Page 40: Pengertian Jasa Pendidikan

yang sederhana ini merupakan pekerjaan yang sangat berat. Untuk mencapai suatu tujuan

tentunya harus dibangun strategi yang matang, sehingga dalam operasi dilapangan akan

lebih terkoordinasi dengan strategi yang sudah dibangun sebelumnya. Oleh sebab itu

banyak pakar manajemen yang mengatakan bahwa manajemen strategi dan manajemen

operasi adalah dua hal yang harus berhubungan jika ingin mencapai suatu tujuan, dengan

kata lain manajemen strategi yang kurang baik tentukan akan menimbulkan dampak bagi

operasi (pelaksanaan) suatu tujuan dimasa depan, dan sebaliknya.

Manajemen strategi dalam dunia pendidikan bisa kita ibaratkan sebagai sebuah upaya

membangun input untuk menghasilkan output, input dalam dunia pendidikan adalah

berupa tenaga pengajar/ dosen yang berkualitas, ketersediaan sarana dan prasarana

pendidikan, administrasi yang baik, sedangkan outputnya adalah berupa lulusan suatu

instansi pendidikan yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Untuk

mencapai output ini, dibutuhkan suatu proses, dalam tulisan ini kita sebutkan sebagai

proses manajemen operasi.

Pembangunan dunia pendidikan saat ini membutuhkan manajer strategi dan operasi yang

mampu mengidentifikasi apa yang harus dilakukan sekarang untuk meraih masa depan

yang diharapkan, untuk itu manajer strategi dan operasi tersebut harus mengetahui

kekuatan, kelemahan, ancaman dan tantangan yang ada saat ini,dan masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Dwiningsih,N, 2001. Strategi Operasi dalam Lingkungan Global,STEKPI,Jakarta

Ishak, 2007. Pengantar Manajemen Operasi (E-Learning), Perpustakaan Universitas

Sumatera Utara Medan (http: Libraryusu.ac.id)

Nisjar,K. Dan Winardi, 1997. Manajemen Strategik. Penerbit Mandar Maju. Bandung

Purnomo,H.S dan Zulkieflimansyah,1999. Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Sihombing,U. 2000, Pendidikan Luar Sekolah,Manajemen Strategi, Konsep,Kiat dan Pelaksanaan. Penerbit: P.D. Mahkota,Jakarta.

Page 41: Pengertian Jasa Pendidikan