bab ii kajian pustaka a. jasa 1. pengertian jasa
TRANSCRIPT
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Jasa
1. Pengertian Jasa
Pada umumnya jasa mempunyai karakteristik yang berbeda
jika dibandingkan dengan produk. Agar dapat memahami
perbedaan tersebut, maka akan dijelaskan dahulu pengertian
tentang jasa.
Menurut Lovelock, Patterson & Walker (2004)
mengemukakan perspektif “Service” sebagai sebuah sistem.
Dalam perspektif ini, setiap bisnis jasa dipandang sebagai sebuah
sistem yang terdiri atas dua kompenen utama: (1) operasi jasa,
dimana masukan diproses dan elemen-elemen produk jasa dan (2)
penyampaian jasa dimana elemen-elemen produk jasa tersebut
dirakit, disampaikan kepada pelanggan, sementara sebagian
lainnya tidak tampak atau bahkan tidak diketahui keberadaannya
oleh pelanggan.
Lebih lanjut, adapun menurut Johns (1999) menegaskan
adanya perbedaan antara penyedia jasa dengan pelanggan terhadap
konsep “Service”. Perspektif penyedian jasa, proses jasa
16
mencangkup elemen-elemen penyampaian inti dan kinerja
interpersonal. Elemen-elemen ini berbeda antar industry dan proses
jasa, serta harus dikelola dengan cara-cara yang berlainan pula.
Sementara itu, berdasarkan Perspektif pelanggan, jasa lebih dilihat
sebagai pengalaman berupa transaksi inti dan pengalaman
personal, yang berbeda-beda antar output jasa, serta berkontribusi
secara berbeda terhadap pengalaman masing-masing individu
pelanggan.
Menurut Kotler & Keller (2012) mendefinisikan jasa
sebagai “ setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan
oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat
intangible(tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan sesuatu”.
Definisi lainya menurut Gronroos (2000) “Jasa adalah proses
yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya
terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa, yang
disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan”.
Dari definisi jasa diatas dapat disimpulkan bahwasannya
jasa adalah segala aktivitas yang ditawarkan untuk melayani
pelanggan yang bersifat tidak berwujud dan melalui proses input
dan menghasilkan output.
17
2. Karakteristik Jasa1
Menurut Berry (1980) jasa memiliki empat karakteristik
jasa yaitu intangibility, Variability, Inseparability dan Perishability
a. Intangibility (ketidaknyataan), jasa tidak dapat dilihat, dirasa,
dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi.
b. Variability (Keanekaragaman), jasa bersifat sangat
beranekaragaman karena banyak variasi bentuk, kualitas, jenis
tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut
dihasilkan.
c. Inseparability (Tidak terpisahkan), Barang fisik diproduksi,
kemudian disimpan, selanjutnya dijual, dan baru nanti
dikonsumsi.
d. Perishability (Tidak tahan lama), jasa merupakan komoditas
tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan untuk pemakaian
ulang diwaktu datang, dijual kembali atau dikembalikan.
B. Service Quality (Kualitas Pelayanan)
1. Quality (Kualitas)
Kualitas jasa atau kualitas pelayanan (Service Quality)
berkontribusi signifikan bagi penciptaan diferensiasi, positioning,
1 Fandy Tjiptono, Gregorius chandra, Service quality dan Satisfaction Edisi
ke-4, (Yogyakarta: Andi, 2016), 25
18
dan strategi bersaing setiap organisasi pemasaran, baik perusahaan
manufaktur maupun penyedia jasa. Perspektif pengukuran kualitas
bisa dikelempokkan menjadi dua jenis : internal dan eksternal.
Kualitas berdasarkan perspektif internal diartikan sebagai zero
defect (“doing it right the first time” atau kesesuaian dengan
persyaratan ), sedangkan perspektif eksternal memahami kualitas
berdasarkan persepsi pelanggan, ekspetasi pelanggan, kepuasan
pelanggan, dan sikap pelanggan.
Secara sederhana, “kualitas bisa diartikan sebagai produk
atau jasa yang bebas dari cacat, dengan kata lain sesuai dengan
standar, kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk
atau jasa yang menghasilkan manfaat bagi pelanggan”.2
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
kualitas adalah suatu kondisi dinamis atau keseluruhan ciri serta
sifat yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memenuhi
ataau melebihi harapan akan kebutuhan yang tersirat.
2 Fandy Tjiptono, Gregorius chandra, Pemasaran strategic Edisi ke-
2, (Yogyakarta: Andi, 2012), 74
19
2. Service (Pelayanan)
Pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu menyiapkan
(mengurus) apa yang diperlukan orang lain. “Pelayanan adalah
suatu pendekatan organisasi total yang menjadi kualitas pelayanan
yang diterima pengguna jasa, sebagai kekuaatan penggerak utama
dalam pengoperasian bisnis”.3 Menurut penulis pelayanan juga
dapat didefinisikan Pelayanan berarti melayani suatu jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat dalam segala bidang, Pelayanan yang
diberikan kepada pelanggan minimal sesuai standar pelayanan
yaitu cepat, tepat, akurat, murah, ramah., Suatu perusahaan sangat
perlu memperhatikan suatu standar service quality dengan
mempertimbangan standar mutu para pesaingnya agar sebagai
acuan. Standar service quality diawali dengan kebutuhan
pelanggan, pelayanan yang diberikan oleh Go-Jek berkaitan
dengan fasilitas pelanggan seperti, helm, masker, jas hujan ketika
sedang hujan, jika pelanggan puas maka akan menjadi nilai tambah
bagi perusahaan Go-Jek.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
Service (Pelayanan) Merupakan seluruh aktivitas, tindakan, kinerja
3 Sedarmayanti , Reformasi Administrasi public, reformasi
birokrasi, dan kepemimpinan masa depan(mewujudkan pelayanan prima dan
kepemerintahan), (Bandung: Refika Aditama, 2013), 243
20
ataupun manfaat yang pada dasarnya tidak berwujud, yang dapat
diberikan dari satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan akan sesuatu
atau apapun.
3. Service Quality (Kualitas Pelayanan)
Service Quality adalah “sebagai ukuran seberapa bagus
tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspetasi
pelanggan”.4
Kualitas pelayanan jasa (service quality) adalah “aktifitas
atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak
lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
menghasilkan kepemilikan apapun.5
Menurut Parasuraman, Zeithaml dal L.L Berry dalam
Tjiptono (1997), kualitas pelayanan adalah perbedaan antara
harapan pelanggan akan suatu pelayanan dengan persepsi mereka
akan pelayanan yang mereka terima. Dengan kata lain, ada dua
faktor utama yang mempengaruhi service quality (kualitas
pelayanan), yaitu expected service dan percevide service
4 Fandy Tjiptono, Service Management Mewujudkan Layanan
Prima Edisi Revisi, (Yogyakarta: Andi, 2012), 157
5 M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (TOTAL QUALITY
MANAGEMENT Edisi Kedua), (Jakarta:Ghalia Indonesia,2010), 75
21
(Parasuraman, 1985). Apabila jasa yang diterima atau dirasakan
sesuai dengan yang diharapkan, maka service quality
dipersepsikan baik atau memuaskan. Jika jasa yang diterima
melampaui harapan pelanggan, maka service quality dipersepsikan
sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya, jika jasa yang diterima
lebih rendah daripada yang diharapkan, maka service quality
dipersepsikan buruk. Dengan demikian, baik tidaknya service
quality tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam
memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.
Dalam konsep islam mengajarkan bahwa dalam
memberikan layanan dari usaha yang dijalankan baik itu berupa
barang atau jasa jangan memberikan yang buruk atau tidak
berkualitas, melainkan yang berkualitas kepada orang lain. Hal ini
tampak dalam al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 267 :
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari
apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah
kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan
22
daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan
Ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”(Q.S. Al-
Baqarah :267).6
Service quality harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan
berakhir dengan kepuasan pelanggan serta dan persepsi positif
terhadap kualitas jasa. Sebagai pihak yang membeli dan
mengkonsumsi jasa, (pelanggan dan bukan penyedia jasa) yang
menilai tingkat kualitas jasa sebuah perusahaan. Pelangganlah
yang mengkonsumsi dan menikmati jasa, sehingga merekalah yang
menentukan service quality.7 Sayangnya, jasa memiliki
karakteristik variability, sehingga kinerjanya acapkali tidak
konsisten. Hal ini menyebabkan pelanggan menggunakan isyarat
atau petunjuk intrinsik dan isyarat ekstrinsik sebagai acuan atau
pedoman dalam mengevaluasi kualitas jasa. Sementara itu,
partisipasi dan intraksi pelanggan dalam proses penyampaian jasa
juga ikut menentukan kompleksitas evaluasi kualitas jasa.
Kosenkuensi, jasa yang sama bisa dinilai secara berlainan oleh
konsumen yang berbeda.8
6 Kementerian Agama RI, A-qur’an Tajwid dan Terjemahannya, (Bandung :
Madina Raihan Makmur, 2010)
7 Farida Jasfar, Manajemen jasa Pendekatan Terpadu,
(Bogor:Ghalia Indonesia, 2009), 48 8 Fandy Tjiptono, Gregorius chandra, Service quality dan Satisfaction Edisi
ke-4, 125
23
Berdasarkan definisi ini, penulis menyimpulkan bahwa
Service Quality (Kualitas Pelayanan) Suatu tingkat ukuran akan
keunggulan yang diharapkan atas kualitas pelayanan yang
digabungkan dengan perkembangan harga atau tingkat
perbandingan pengharapan kualitas jasa pelanggan dengan kinerja
perusahaan yang dirasakan pelanggan untuk menjadi pengendali
perkembangan harga.
4. Dimensi Service Quality (Kualitas pelayanan)
Parasuraman, Zeithamal, dan Berry (1988) menemukan
adanya overlapping diantara beberapa dimensi diatas. Oleh sebab
itu, mereka menyederhanakan sepuluh dimensi tersebut menjadi
lima dimensi pokok :
a) Keandalan (reliability)
Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan
dengan tepat (accurately) dan kemampuan untuk dipercaya
mengantar pelanggan (dependably), terutama memberikan jasa
secara tepat waktu (on time) dalam menjemput atau mengantar
pelanggan , dengan cara yang sama sesuai dengan jadwal yang
telah dijanjikan dan tanpa melakukan kesalahan. Dalam hal ini
24
allah juga menghendaki setiap umatnya untuk menepati janji
yang telah dibuat sebagaimana yang dinyatakan dalam surat An-
Nahl ayat 91:
“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji
dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu,
sesudah meneguhkannya, sedang kamu Telah menjadikan Allah
sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu).
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat” (Q.S.
An-Nahl:91).9
b) Daya tanggap (responsiveness)
Berkenaan dengan kesedian dan kemampuan para driver untuk
membantu saat sedang mengantar pelanggan dan merespon
permintaan mereka sebelum mengantar ke tempat tujuan, serta
menginformasikan apa saja yang akan diberikan dan kemudian
memberikan jasa secara cepat. Karena daya tanggap juga
mempengaruhi kepuasan pelanggan, Sebagaimana yang
dinyatakan dalam surat Al-Maidah ayat 1:
9 Kementerian Agama RI, A-qur’an Tajwid dan Terjemahannya, (Bandung :
Madina Raihan Makmur, 2010)
25
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.
Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan
dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang
dikehendaki-Nya” (Q.S. Al-Maidah :1).10
c) Jaminan (Assurance)
Perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan
pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa
menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya meliputi,
keramahan, kesopanan, dan sifat percaya dari kontak personal
untuk menghilangkan sifat keragu-raguan konsumen dan
membuat mereka merasa terbebas dari bahaya dan risiko.
Berkenaan dengan hal ini al-Qur’an surat Ali-Imron ayat 159
menyatakan bahwa :
10 Kementerian Agama RI, A-qur’an Tajwid dan Terjemahannya, (Bandung :
Madina Raihan Makmur, 2010)
26
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan
tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” (Q.S.
Al-imron :159).11
d) Empati (empathy)
Merupakan perusahaan yang memahami masalah para
pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta
memberikan perhatian personal kepada dan bertindak demi
kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal
kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.
Berkenaan dengan hal ini, al-Qur’an surat An-Nahl ayat 90:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah
melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran” (Q.S. Al-Nahl :90).12
11 Kementerian Agama RI, A-qur’an Tajwid dan Terjemahannya, (Bandung :
Madina Raihan Makmur, 2010) 12 Kementerian Agama RI, A-qur’an Tajwid dan Terjemahannya, (Bandung :
Madina Raihan Makmur, 2010)
27
e) Bukti fisik (Tangibles)
Yaitu tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan, dan material
yang digunakan perusahaan, seperti masker,helm, dan jas hujan,
serta penampilan driver yang bisa dan harus ada dalam proses
jasa.13
Pernyataan ini sebagaimana yang dinyatakan dalam al-
Qur’an surat Al-A’raaf ayat 26 :
“Hai anak Adam, Sesungguhnya kami Telah menurunkan
kepadamu Pakaian untuk menutup auratmu dan Pakaian indah
untuk perhiasan. dan Pakaian takwa Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat” (Q.S.
Al-A’raaf :26).14
C. Customer Satisfaction / Kepuasan Pelanggan
1. Customer (Pelanggan)
Menurut penulis, dalam pengertian sehari-hari pelanggan
bisa dikatakan orang orang yang kegiatnnya membeli dan
menggunakan suatu layanan atau produk secara terus menerus.
“Pelanggan adalah semua orang yang menuntut kita atau
13 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen
Pendekatan Praktis, (Yogyakarta: Andi, 2013), 101 14 Kementerian Agama RI, A-qur’an Tajwid dan Terjemahannya, (Bandung :
Madina Raihan Makmur, 2010)
28
perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu yang
akan memberikan pengaruh pada performansi kita atau perusahaan
manajemen perusahaan”.15
Secara garis besar terdapat tiga jenis
pelanggan, sebagai berikut: a. Pelanggan Internal adalah orang-
orang atau penguna produk yang berada didalam perusahaan dan
memiliki pengaruh terhadap maju munfurnya perusahaan. b.
Pelanggan perantara adalah setiap orang yang berperan sebagai
perantara produk, bukan sebagai pemakai komponen distributor,
seperti agen-agen Koran yang memasarkan Korannya saja. c.
Pelanggan eksternal, adalah setiap orang atau bisa juga kelompok
pengguna produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan bisnis.
2. Customer Satisfaction (Kepuasan Pelanggan)
Kepuasan adalah tanggapan pelanggan terhadap kebutuhan-
kebutuhannya. Hal ini berarti penilaian terhadap suatu bentuk
keistimewaan dari suatu barang atau jasa, memberikan tingkat
kenyamanan yang terkait dengan pemenuhan suatu kebutuhan,
termasuk pemenuhan kebutuhan dibawah atau melebihi harapan
pelanggan.16
15 M.N. Nasution, Manajemen mutu terpadu (Total service
management), (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2004), 101
16
Daryanto dan Ismanto setyabudi, Konsumen dan Pelayanan
Prima, (Yogyakarta: Gava Media, 2014), 52
29
Kepuasan pelanggan atau Customer Satisfaction adalah
“Persepsi dan perasaan senang atau kecewa yang dimiliki oleh
pelanggan berdasarkan perbandingan kinerja jasa yang dirasakan
dan diharapkan”. Akhir-akhir ini, bisnis berlomba-lomba bukan
hanya untuk memenuhi harapan pelanggan semata, tapi jauh
melebihi harapan yang selama ini ada dalam diri pelanggan. Dapat
disimpulkan Customer Satisfaction / Kepuasan Pelanggan terhadap
suatu jasa, sebenernya sesuatu yang sulit untuk didapat jika
perusahaan jasa itu tidak benar mengerti apa yang diharapkan para
pelanggan. untuk layanan dengan kualitas yang sama, dapat
memberikan suatu tingkat kepuasan yang berbeda bagi pelanggan,
maka dari itu suatu perusahaan selalu memperhatikan service
quality agar menjadi daya tarik suatu perusahaan jasa layanan.
Kepuasan pelanggan bisa dikatakan respon dari para pelanggan
yang ditunjukkan oleh pelanggan dengan cara membandingkan
service quality atau hasil yang dirasakan sesuai dengan harapan.
Tetapi jika hasil yang dirasakan dibawah harapan pelanggan, maka
pelanggan akan kecewa, kurang puas bahkan tidak puas, namun
sebaliknya bila sesuai dengan harapan, maka pelanggan akan puas ,
30
jika kualitas pelayanan (Service quality) melebihi harapan
pelanggan akan sangat puas.
Pihak yang paling mampu mengungkapkan kepuasan dalam
bidang pelayanan jasa adalah pelanggan itu sendiri. Dalam
menentukan standar kepuasan, pihak perusahaan pembuat produk
atau pembentuk jasa hanya akan mampu memperkirakan, dan
mencoba mengarahkan produk barang atau jasanya kearah
kepuasan pelanggan berdasarkan tanggapan tanggapan pelanggan
di masa lalu yang didapat dari hasil riset/penelitian.
Pelaksanaan penelitian kepuasan pelanggan biasanya
ditunjukan untuk meneliti tingkat kepuasan pelanggan, antara lain :
a. Mengukur kepuasan pelanggan atas kemudahan didapatnya
barang atau jasa (menyangkut kelancaran distribusi atau
penyebaran), b. Mengukur kepuasan pelanggan melalui kualitas
barang atau jasa, c. Megukur kepuasan pelanggan melalui nilai
barang atau jasa, d. Mengukur kepuasan berdasarkan keyakinan
pelanggan atas produk yang digunakannya dibandingkan dengan
produk lainnya.17
17 Atep Adya Barata, Dasar-Dasar Pelayanan Prima,(Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2004), 46
31
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk saling tolong
menolong dalam hal kebaikan antara satu dengan yang lainya,
begitu juga dalam hal muamalah. Muslim harus qona’ah mengenai
hal-hal yang sudah didapatkan dan tidak diperbolehkan
menggunakan prinsip syariah dengan alasan ingin mendapatkan
harta lebih banyak walaupun untuk menghidupi keluarga. Dalam
al-Qur’an surat At-Taubah ayat 59 :
“Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya kepada mereka, dan berkata:
"Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari
karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, Sesungguhnya kami
adalah orang-orang yang berharap kepada Allah," (tentulah yang
demikian itu lebih baik bagi mereka)” (Q.S. At-Taubah : 59).18
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Customer
Satisfaction (kepuasan pelanggan sebagai berikut :
a. Emosional
Emosional,yaitu bentuk kepuasan yang terjadi karena
lingkungan sosial disekitarnya.
18 Kementerian Agama RI, A-qur’an Tajwid dan Terjemahannya, (Bandung :
Madina Raihan Makmur, 2010)
32
b. Harga
Unsur Harga memberikan pengaruh yang relative ada sebagian
konsumen yang sensitive terhadap harga, akan tetapi ada juga
yang tidak begitu mempertimbangkan harga dalam
pengambilan keputusan memakai ulang produk/jasa
c. Kemudahan Pengguna
Pelanggan cenderung merasa lebih puas jika bisa mendapatkan
produk atau pelayanan secara relative lebih mudah, nyaman,
dan efisien.
Adanya Customer Satisfaction (Kepuasan Pelanggan ) akan
memberikan beberapa manfaat antara lain :
a. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang
b. Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan
c. Hubungan antara perusahaan dan para konsumen menjadi
harmonis
d. Membentuk suatu rekomendasi dari mulut kemulut yang
menguntungkan bagi perusahaan.
e. Reputasi perusahaan meningkat menjadi baik dimata
pelanggan, laba yang diperoleh perusahaan juga akan
meningkat.
33
Para pengusaha menyadari bahwa pelayanan yang optimal
sangatlah penting dalam membangun kepuasan pelanggan di dalam
kegiatan usaha yang bergerak di bidang layanan jasa.
3. Mengukur kepuasan Pelanggan
Terdapat beberapa metode pengukuran kepuasan konsumen/
pelanggan sebagai berikut:
a. Sistem Keluhan Dan Saran, Dengan menyediakan kotak saran,
kartu komentar dan lainnya. Dengan ini memberikan ide-ide atau
masukan untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang
dapat lebih memuaskan pelanggan.
b. Ghost Shopping, Dengan mempekerjakan beberapa orang
sebagai pelanggan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
produk atau jasa perusahaan.
c. Lost Customer Analysis, Perusahaan meneliti pelanggan yang
telah berhenti membeli atau tidak berkunjung lagi agar
mengetahui kelemahan kualitas suatu produk ataau jasa.
d. Survei Kepuasan Pelanggan, Metode ini memiliki tujuan untuk
memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari
pelanggan.19
19
M.N. Nasution, Manajemen mutu terpadu (Total Quality Management), 55
34
D. Hubungan Service Quality dengan Customer Satisfaction
Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah
lembaga. Persaingan yang semakin ketat akhir-akhir ini menuntut
sebuah lembaga penyedian jasa/layanan untk selalu memanjakan
konsumen/pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik. Para
pelanggan akan mencari produk berupa barang atau jasa dari
perusahaan yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik
kepadanya.
Kualitas atau mutu dalam industry jasa pelayanan adalah
suatu penyajian produk atau jasa sesuai ukuran yang berlaku di
tempat produk tersebut diadakan dan penyampaiannya setidaknya
sama dengan yang diinginkan dan diharapkan oleh konsumen.
Penelitian kepuasan dan kualitas layanan oleh parasuraman,
zeithaml dan berry menyimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat
kualitas layanan yang dipersepsikan, semakin besar kepuasan
pelanggan. Hal ini disebabkan kualitas yang dipersepsikan
merupakan kemampuan memutuskan tentang kesempurnaan, atau
juga merupakan suatu bentuk sikap, evaluasi secara menyeluruh
dalam jangka panjang.
35
E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Penelitian terdahulu merupakan dasar atau acuan yang
berupa teori atau temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian
sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan
sebagai data pendukung. Adapun penelitian terdahulu yang penulis
ambil yaitu tersebut dalam tabel.
No
Peneliti Dan
Tahun
Judul Penelitian Hasil
1 2 3 4
1.
Anggita
Septiani
( 2016 )
Pengaruh brand
image dan E-Service
quality terhadap
Customer
Satisfaction
bukalapak
1.Brand image berpengaruh
secara signifikan terhadap
Customer Satisfaction
bukalapak
2. E-Service quality
berpengaruh secara
signifikan terhadap
Customer Satisfaction
bukalapak.
2.
Bianda Versa
dan Hartono
Subagio
Jurnal
Manajemen
Pemasaran
Pengaruh
Logistics Service
quality Terhadap
Customer
Satisfaction
Cat Emco Pt S
Logistics Service quality
berpengaruh terhadap
Customer Satisfaction dan
dimensi
logistics Service quality
yang berpengaruh paling
36
Petra Vol. 2,
No.
2, (2014)
Atriakarya Adiyudha
(Pt Skay)
dominan terhadap Customer
Satisfaction
adalah ordering procedures.
3. Safitri
2016
Pengaruh kinerja
pemasaran terhadap
kepuasan konsumen
menurut perspektif
ekonomi islam,(studi
di butik cahaya 31
serang)
analisis regresi linear
sederhana yang terdapat
dalam tabel koefisien
determinasi yang
dinotasikan Rsquare adalah
0,556 atau 55,6%. Hal ini
menunjukan bahwa variabel
x(kinerja pemasaran)
mempengaruhi variable y
(kepuasan konsumen)
sebesar 55,6% dan sisanya
dipengaruhi variable lain.
4. Urwatunnisa
( 2016 )
Pengaruh pelayanan
jaminan kesehatan
badan
penyelenggaraan
jaminan sosial
terhadap kepuasan
pasien menurut
ekonomi islam
Hasil penelitian ini
perbanding kualitas
pelayanan dan kepuasan
pasien berdasarkan hasil
perhitungan rumus uji t,
diperoleh t hitung sebesar
0.246 dan t tabel sebesar
2.011. maka ho diterim dan
ha ditolak. Artinya tidak ada
pengaruh secara signifikan
antara pengaruh pelayanan
37
jaminan kesehatan BPJS
terhadap kepuasan pasien
menurut ekonomi islam.
5. Abdullatif
(2016)
Pengaruh Harapan
Pelanggan, Nilai
Pelanggan, Dan
Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan
Pelanggan Pada
Pengguna Jasa
Kererta
Commuterline
Jabodetabek
Hasil penelitian ini di
dapatkan Rsquare adalah
43,2%. Sedangkan sisanya
56,8 % dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak
diketahui dalam penelitian
ini.
Dari penelitan di atas, dapat di gambarkan beberapa perbedaan.
Yaitu perbedaan variabel yang digunakan oleh setiap peneliti, baik
variabel X dan Y, lokasi yang digunakan juga berbeda. Peneliti saat ini
variabel X Service Quality , variabel Y Customer Satisfaction dan
lokasi peneliti saat ini di Kelurahan Kalideres.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang
perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau
akan terjadi. Hipotesis berupa pernyataan mengenai konsep yang
38
dapat dinilai benar atau salah jika menunjuk pada suatu fenomena
yang diamati dan diuji secara empiris. Fungsi dari hipotesis adalah
sebagai pedoman untuk dapat mengarahkan penelitian agar sesuai
dengan apa yang kita harapkan20
. Berdasarkan masalah diatas
maka hipotesissnya adalah sebagai berikut:
Ha = Adanya pengaruh Service quality terhadap Customer
Satisfaction Go-Jek Kelurahan Kalideres.
Ho = Tidak ada pengaruh Service quality terhadap Customer
Satisfaction Go-Jek Kelurahan Kalideres.
Dengan demikian peneliti menetapkan hipotesis sementara
yaitu Semakin meningkatnya Service quality makan akan
meningkat pula Customer Satisfaction Go-Jek Kelurahan
Kalideres.
20
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk bisnis & ekonomi, (Jakarta:
Erlangga,2013), 59