pengertian air bersih - copy
TRANSCRIPT
AIR BERSIH
A. Pengertian Air Bersih
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71%
permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi.
Air yang bersih sangat penting bagi kehidupan manusia dan alam sekitar, Di banyak
tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga
diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan
Eropa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air
merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga
wujudnya tersebut.
Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan terhadap air
untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di setiap
tempat, setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Semakin tinggi taraf
kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan air.
Jumlahpenduduk dunia setiap hari bertambah, sehingga mengakibatkan jumlah kebutuhan
air (Suriawiria,1996: 3).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk
keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapatdiminum apabila dimasak.
Bagi manusia kebutuhan akan air sangat mutlak karena sebenarnya zat pembentuk
tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73% dari bagian
tubuh. Air di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut dan pelarut bahan-
bahan makanan yang penting bagi tubuh. Sehingga untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya manusia berupaya mendapatkan air yang cukup bagi dirinya (Suharyono, 1996).
Dalam menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari manusia amat tergantung pada air,
karena air dipergunakan pula untuk mencuci, membersihkan peralatan, mandi, dan lain
sebagainya. Manfaat lain dari air berupa pembangkit tenaga, irigasi, alat transportasi, dan
lain sebagainya yang sejenis dengan ini. Semakin maju tingkat kebudayaan masyarakat
maka penggunaan air makin meningkat.
Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut ilmu
kesehatan setiap orang memerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa makan tetapi
hanya dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002).
Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi mahluk hidup
diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air yang digunakan
harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun. Sumber air
minum yang memenuhi syarat sebagai air baku air minum jumlahnya makin lama makin
berkurang sebagai akibat ulah manusia sendiri baik sengaja maupun tidak disengaja.
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari dalam tanah,
air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah
yang paling banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan di banding
sumber-sumber lainnya antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh
akibat pencemaran yang relatif kecil.
Akan tetapi air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan,
karena sering ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat
menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia.
B. Kualitas Air Bersih
Standart Kualitas Air Bersih
Dengan adanya standard kualitas air, orang dapat mengukur kualitas dari
berbagai macam air. Setiap jenis air dapat diukur konsentrasi kandungan unsur yang
tercantum didalam standard kualitas, dengan demikian dapat diketahui syarat
kualitasnya, dengan kata lain standard kualitas dapat digunakan sebagai tolak ukur.
Standard kualitas air bersih dapat diartikan sebagai ketentuan-ketentuan
berdasarkan Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 yang biasanya
dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukkan persyaratan–
persyaratan yang harus dipenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan
kesehatan, penyakit, gangguan teknis, serta gangguan dalam segi estetika. Peraturan
ini dibuat dengan maksud bahwa air yang memenuhi syarat kesehatan mempunyai
peranan penting dalam rangka pemeliharaan, perlindungan serta mempertinggi derajat
kesehatan masyarakat. Dengan peraturan ini telah diperoleh landasan hukum dan
landasan teknis dalam hal pengawasan kualitas air bersih. Demikian pula halnya
dengan air yang digunakan sebagai kebutuhan air bersih sehari-hari, sebaiknya air
tersebut tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, jernih, dan mempunyai suhu yang
sesuai dengan standard yang ditetapkan sehingga menimbulkan rasa nyaman. Jika
salah satu dari syarat tersebut tidak terpenuhi maka besar kemungkinan air itu tidak
sehat karena mengandung beberapa zat kimia, mineral, ataupun zat organis/biologis
yang dapat mengubah warna, rasa, bau, dan kejernihan air (Azwar, 1990).Untuk
standart kualitas air secara global dapat digunakan Standar Kualitas Air WHO.
Sebagai organisasi kesehatan internasional, WHO juga mengeluarkan
peraturan tentang syarat-syarat kulaitas air bersih yaitu meliputi kualitas fisik, kimia
dan biologi. Peraturan yang ditetapkan oleh WHO tersebut digunakan sebagai
pedoman bagi Negara anggota. Namun demikian masing-masing negara anggota,
dapat pula menetapkan syaratsyarat kualitas air sesuai dengan kondisi negara tersebut.
Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air
yang tidak tercemar atau memenuhi persyaratan, yaitu :
Syarat fisik
Syarat kimia
Syarat biologis
Syarat radioaktif.
Namun pada makalah ini yang akan di bahas hanya syarat biologis dan syarat
radioaktif air.
C. Syarat Biologis Air
Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri, baik air angkasa, air
permukaan, maupun air tanah. Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan
kondisi yang mempengaruhinya. Penyakit yang ditransmisikan melalui faecal material
dapat disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, dan metazoa. Oleh karena itu air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen. Bakteri golongan
Coli (Coliform bakteri) tidak merupakan bakteri patogen, tetapi bakteri ini merupakan
indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen (Soemirat, 2000). Menurut Permenkes
RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, bakteri coliform yang memenuhi syarat untuk air
bersih bukan perpipaan adalah < 50 MPN.
Persyaratan mikrobiologis yang harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut:
Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella
typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air.
Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton
colifprm, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995)
Kualitas air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan agar dapat
terhindar dari berbagai penyakit maupun gangguang kesehatan yang dapat disebabkan
oleh air. Untuk mengetahui kualitas air tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium yang mencakup antara lain pemeriksaan bakteriologi air, meliputi Most
Probable Number (MPN) dan angka kuman. Pemeriksaan MPN dilakukan untuk
pemeriksaan kualitas air minum, air bersih, air badan, air pemandian umum, air kolam
renang dan pemeriksaan angka kuman pada air PDAM.
Khusus untuk air minum, disyaratkan bahwa tidak mengandung bakteri patogen,
misalnya bakteri golongan E. coli, Salmonella typhi, Vibrio cholera. Kuman-kuman ini
mudah tersebar melalui air (Transmitted by water) dan tidak mengandung bakteri non-
patogen, seperti Actinomycetes dan Cladocera (Soewarno. 2002).
Standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan standar tersebut maka yang
terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi dalam pengadaan air bersih
tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga
semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air
bersih. Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat
banyak mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:
Aman dan higienis.
Baik dan layak minum.
Tersedia dalam jumlah yang cukup.
Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat
Adapun Parameter Air Bersih secara Biologi:
Bakteri
Binatang
Tumbuh-tumbuhan
Protista
D. Sumber Air Bersih
1. Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam
air laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk
diminum.
2. Air Atmosfer
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu
menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran.
Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur
maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi
atau karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap
pemakaian sabun.
3. Air Permukaan
Air permukaan Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada
umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya,
misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan
lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai
digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna,
mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran
yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada
umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh
adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna kuning
coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman
tertentu di tengah-tengah.
4. Air tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone jenuh
dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer
(Suyono,1993 :1).
5. Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah
dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama
dengan air dalam. Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen
pokok antara lain: unit sumber baku, unit pengolahan, unit produksi, unit
transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi, yaitu:
Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang
mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air
tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang
diperlukan.
Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi
kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan
bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan
akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi manusia.
Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang
menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan
ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau
pompanisasi.
Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air
menjadi air bersih.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 907/MENKES/SK/VII/2001
Persyaratan Kualitas air minum secara Bakteriologis
Parameter SatuanKadar maksimum yang
diperbolehkanKeterangan
1 2 3 4
1. Air Minum
E. coli atau Fecal coli Jumlah per 100 ml
sampel0
1. Air yang masuk
sistem distribusi
E. coli atau Fecal col Jumlah per 100 ml
sampel0
Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml
sampel0
1. Air pada sistem
distribusi
E. coli atau Fecal col Jumlah per 100 ml
sampel0
Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml
sampel0
Bagi manusia air minum adalah salah satu kebutuhan utama. Mengingat bahwa
berbagai penyakit dapat dibawah oleh air kepada manusia memanfaatkannya, maka
tujuan utama penyediaan air bersih/air minum bagi masyarakat adalah untuk
mencegah penyakit yang dibawah oleh air. Penyediaan air bersih selain kuantitas
kualitasnya pun harus memenuhi standar yang berlaku. Air minum yang memenuhi
baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu menurunkan angka kesakitan
penyakit perut terutama penyakit diare. Sehingga pengawasan terhadap kualitas air
minum agar tetap memenuhi syarat-syarat kesehatan berdasarkan Kepmenkes RI No
907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum
(Depkes, 2002)
Ditinjau dari jumlah atau kuantitas air yang dibuthkan manusia, kebutuhan dasar
air bersih adalah jumlah air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia dapat
hidup secara layak yaitu dapat memperoleh air yang diperlukan untuk melakukan
aktivitas dasar sehari-hari (Sunjaya dalam Karsidi, 1999 : 18). Ditinjau dari segi
kuantitasnya, kebutuhan air rumah tangga menurut Sunjaya adalah:
Kebutuhan air untuk minum dan mengolah makanan 5 liter / orang perhari.
Kebutuhan air untuk higien yaitu untuk mandi dan membersihkan dirinya 25-
30 liter / orang perhari.
Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan 25 – 30 liter / orang
perhari.
Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas
sanitasi atau pembuangan kotoran 4 – 6 liter / orang perhari, sehingga total
pemakaian perorang adalah 60 – 70 liter / hari di kota.
Banyaknya pemakaian air tiap harinya untuk setiap rumah tangga berlainan,
selain pemakaian air tiap harinya tidak tetap banyak keperluan air bagi tiap orang atau
setiap rumah tangga itu masih tergantung dari beberapa faktor diantaranya adalah
pemakaian air di daerah panas akan lebih banyak dari pada di daerah dingin,
kebiasaan hidup dalam rumah tangga misalnya ingin rumah dalam keadaan bersih
selalu dengan mengepel lantai dan menyiram halaman, keadaan sosial rumah tangga
semakin mampu atau semakin tinggi tingkat sosial kehidupannya semakin banyak
menggunakan air serta pemakaian air dimusim panas akan lebih banyak dari pada
dimusim hujan.
Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem
penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air
bersih tidak akan berfungsi (Sutrisno, 2000 : 13).
E. Syarat Radioaktif Air
Radioaktivitas yang terdapat dalam suatu air dapat berasal dari kebocoran industri-
industri nuklir, pusat-pusat pembangkit tenaga nuklir dan dari sampah-sampah radioaktif
yang dapat bersatu dengan pasir atau lumpur dalam kehidupan biologis atau terlarut
dalam air.
Zat radioaktif yang teraplikasi dalam teknologi nuklir yang digunakan pada berbagai
bidang dapat menimbulkan sisa pembuangan. Dapat saja sisa zat radioaktif tersebut
terbawa ke dalam lingkungan air. Pengaruh radioaktif ini dapat mengakibatkan gangguan
pada proses pembelahan sel, rusaknya kromosom, dan lebih jauh dalam waktu yang lama
dapat terjadi kerusakan sistem reproduksi dan sel tubuh. Untuk mengurangi terjadinya
pencemaran air, dapat dilakukan usaha-usaha pencegahan, antara lain, sebagai berikut:
Tidak membuang sampah di sembarang tempat, baik itu di parit maupun di sungai
Tidak membuang limbah sembarangan dengan cara membuat tempat pengolahan
limbah cair; air limbah diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan
sehingga air limbah tersebut tidak berbahaya bagi ekosistem air
Tidak membuang atau menggunakan pupuk pertanian secara berlebihan.
Radioaktivitas
No. Parameter Satun Kadar Maksimum
Gol.A Gol.B Gol.C Gol.D
1. Gross Alpha activity Bq/L 0.1 0.1 0.1 0.1
2. Gross Beta activity Bq/L 1.0 1.0 1.0 1.0
KETERANGAN:
Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu
pengolahan
Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan
Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan PLTA.
Adapun efek serta akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat
manusia seperti berikut di bawah ini :
a. Pusing-pusing
b. Nafsu makan berkurang atau hilang
c. Terjadi diare
d. Badan panas atau demam
e. Berat badan turun
f. Kanker darah atau leukemia
g. Meningkatnya denyut jantung atau nadi
h. Daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang penyakit akibat sel darah
putih yang jumlahnya berkurang
F. Penyalahgunaan dan pencemaran air
Sumber-sumber air bersih ini biasanya terganggu akibat penggunaan dan
penyalahgunaan sumber air seperti:
1. Pertanian
Penghamburan air akibat ketiadaannya penyaluran air yang baik pada lahan yang
diairi dengan irigasi (untuk penghematan dalam jangka pendek) dapat berakibat
terjadinya kubangan dan penggaraman yang akhirnya dapat menyebabkan hilangnya
produktivitas air dan tanah
2. Industri
Walaupun industri menggunakan air jauh lebih sedikit dibandingkan dengan irigasi
pertanian, namun penggunaan air oleh bidang industri mungkin membawa dampaknya
yang lebih parah dipandang dari dua segi. Pertama, penggunaan air bagi industri
sering tidak diatur dalam kebijakan sumber daya air nasional, maka cenderung
berlebihan. Kedua, pembuangan limbah industri yang tidak diolah dapat
menyebabkan pencemaran bagi air permukaan atau air bawah tanah, seihingga
menjadi terlalu berbahaya untuk dikonsumsi. Air buangan industri sering dibuang
langsung ke sungai dan saluran-saluran, mencemarinya, dan pada akhirnya juga
mencemari lingkungan laut, atau kadang-kadang buangan tersebut dibiarkan saja
meresap ke dalam sumber air tanah tanpa melalui proses pengolahan apapun.
Kerusakan yang diakibatkan oleh buangan ini sudah melewati proporsi volumenya.
Banyak bahan kimia modern begitu kuat sehingga sedikit kontaminasi saja sudah
cukup membuat air dalam volume yang sangat besar tidak dapat digunakan untuk
minum tanpa proses pengolahan khusus.
3. Eksploitasi sumber-sumber air secara masal oleh rumah tangga
Di negara berkembang: Di beberapa tempat di negara bagian Tamil Nadu di India
bagian selatan yang tidak memiliki hukum yang mengatur pemasangan penyedotan
sumur pipa atau yang membatasi penyedotan air tanah, permukaan air tanah anjlok 24
hingga 30 meter selama tahun 1970-an sebagai akibat dari tak terkendalikannya
pemompaan atau pengairan. Pada sebuah konferensi air di tahun 2006 wakil dari
suatu negara yang kering melaporkan bahwa 240.000 sumur pribadi yang dibor tanpa
mengindahkan kapasitas jaringan sumber air mengakibatkan kekeringan dan
peningkatan kadar garam.
Di negara maju seperti Amerika Serikat seperlima dari seluruh tanah irigasi di AS
tergantung hanya pada jaringan sumber air (Aquifer) Agallala yang hampir tak pernah
menerima pasok secara alami. Selama 4 dasawarsa terakhir terhitung dari tahun 2006,
sistem jaringan yang tergantung pada sumber ini meluas dari 2 juta hektar menjadi 8 juta,
dan kira-kira 500 kilometer kubik air telah tersedot. Jaringan sumber ini sekarang sudah
setengah kering kerontang di bawah sejumlah negara bagian. Sumber-sumber air juga
mengalami kemerosotan mutu, di samping pencemaran dari limbah industri dan limbah
perkotaan yang tidak diolah, seperti pengotoran berat dari sisa-sisa dari lahan pertanian.
Misalnya, di bagian barat AS, sungai Colorado bagian bawah sekarang ini demikian tinggi
kadar garamnya sebagai akibat dari dampak arus balik irigasi sehingga di Meksiko sudah
tidak bermanfaat lagi, dan sekarang AS terpaksa membangun suatu proyek besar untuk
memurnikan air garam di Yuma, Arizona, guna meningkatkan mutu sungainya. Situasi di
wilayah perkotaan jauh lebih jelek daripada di daerah sumber dimana rumah tangga yang
terlayani terpaksa merawat WC dengan cara seadanya karena langkanya air, dan tanki
septik membludak karena layanan pengurasan tidak dapat diandalkan, atau hanya dengan
menggunakan cara-cara lain yang sama-sama tidak tuntas dan tidak sehat. Hal ini tidak
saja mengakibatkan masalah bagi penggunanya sendiri, tetap juga sering berbahaya
terhadap orang lain dan merupakan ancaman bagi lingkungan karena limbah mereka lepas
tanpa proses pengolahan.
G. Akibat Ketiadaan Air Bersih
Program percontohan penyediaan air bersih melalui sambungan saluran rumah tangga
oleh USAID dan ESP.
Ketiadaan air bersih mengakibatkan:
Penyakit diare. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian kedua terbesar
bagi anak-anak dibawah umur lima tahun. Sebanyak 13 juta anak-anak balita
mengalami diare setiap tahun. Air yang terkontaminasi dan pengetahuan yang
kurang tentang budaya hidup bersih ditenggarai menjadi akar permasalahan ini.
Sementara itu 100 juta rakyat Indonesia tidak memiliki akses air bersih.
Penyakit cacingan.Pemiskinan. Rumah tangga yang membeli air dari para penjaja
membayar dua kali hingga enam kali dari rata-rata yang dibayar bulanan oleh
mereka yang mempunyai sambungan saluran pribadi untuk volume air yang hanya
sepersepuluhnya
H. Kontroversi Air Bersih
Walaupun air meliputi 70% permukaan bumi dengan jumlah kira-kira 1,4 ribu juta
kilometer kubik, namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang dapat benar-benar
dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003%. Sebagian besar air, kira-kira 97%, ada dalam
samudera atau laut, dan kadar garamnya terlalu tinggi untuk kebanyakan keperluan. Dari
3% sisanya yang ada, hampir semuanya, kira-kira 87 persennya,tersimpan dalam lapisan
kutub atau sangat dalam di bawah tanah.
Keributan masalah air bersih bisa terjadi dalam suatu negara, kawasan, ataupun
berdampak ke benua luas karena penggunaan air secara bersama-sama. Di Afrika,
misalnya, lebih dari 57 sungai besar atau lembah danau digunakan bersama oleh dua
negara atau lebih; Sungai Nil oleh sembilan, dan Sungai Niger oleh 10 negara. Sedangkan
di seluruh dunia, lebih dari 200 sungai, yang meliputi lebih dari separo permukaan bumi,
digunakan bersama oleh dua negara atau lebih. Selain itu, banyak lapisan sumber air
bawah tanah membentang melintasi batas-batas negara, dan penyedotan oleh suatu negara
dapat menyebabkan ketegangan politik dengan negara tetangganya.
Di seluruh dunia, kira-kira 20 negara, hampir semuanya di kawasan negara
berkembang, memiliki sumber air yang dapat diperbarui hanya di bawah 1.000 meter
kubik untuk setiap orang, suatu tingkat yang biasanya dianggap kendala yang sangat
mengkhawatirkan bagi pembangunan, dan 18 negara lainnya memiliki di bawah 2.000
meter kubik untuk tiap orang.
Penduduk dunia yang pada 2006 berjumlah 5,3 miliar diperkirakan akan meningkat
menjadi 8,5 miliar pada tahun 2025 akan didera oleh ketersediaan air bersih. Laju angka
kelahiran yang tertinggi justru terjadi tepat di daerah yang sumber-sumber airnya
mengalami tekanan paling berat, yaitu di negara-negara berkembang.