10.konsep mbs copy - copy (2)
DESCRIPTION
Ini power point by prof. Slameto yang pertamaTRANSCRIPT
Dosen PengampuSlameto
S1 PGSD FKIP UKSWSalatiga
2012
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Materi Kuliah
Materi Kuliah
Materi Kuliah
DESENTRALISASI MANAJEMEN DAN LAINNYA• Manajemen sistem• Organisasi wadah• Administrasi
pengaturan dan pendayagunaan sumber-daya
• Kepemimpinan orang
StandarNasional
Pendidikan
Standar Kompetensi Lulusan
Standar Isi
Standar Pendidik danTenaga Kependidikan
Standar Proses
Standar Sarana dan
Prasarana
Standar Pembiayaan
Standar Pengelolaan
Standar PenilaianPendidikan
Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan, pemerintah daerah, dan pemerintah:
• DIKDASMEN: menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas
• DIKTI: menerapkan otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku memberikan kebebasan dan mendorong kemandirian
Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan, pemerintah daerah, dan pemerintah:
• DIKDASMEN: menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas
• DIKTI: menerapkan otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku memberikan kebebasan dan mendorong kemandirian
MANAJEMEN
• Pengelolaan institusi yang dilakukan dengan & melalui SDM untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
• Dua hal yang merupakan inti manajemen yaitu fungsi dan aspek
Pola Baru Manajemen Masa DepanPola Baru Manajemen Masa Depan
Paradigma Lama Paradigma Baru
• Subordinasi• Pengambilan keputusan
terpusat• Ruang gerak kaku• Pendekatan birokratik• Sentralistik• Diatur• Over regulasi• Mengontrol• Mengarahkan• Menghindari resiko• Gunakan uang semuanya• Individual yang cerdas• Informasi terpribadi• Pendelegasian• Organisasi herarkis
• Otonomi• Pengambilan keputusan
partisipatif• Ruang gerak luwes• Pendekatan profesional• Desentralistik• Motivasi diri• Deregulasi• Mempengaruhi• Memfasilitasi• Mengelola resiko• Gunakan uang seefisiennya• Teamwork yang cerdas• Informasi terbagi• Pemberdayaan• Organisasi datar
MANAJEMEN PENDIDIKAN
Perencanaan
Pengorganisasian
Peregulasian
Pengkomunikasian
Pengambilan Keputusan
Pelaksanaan
Pengkoordinasian
Pengontrolan
Kurikulum
Ketenagaan
Kesiswaaan
Sarpras
Keuangan
SIM
Kemitraan (interna& eksternal)
Dsb.
FungsiFungsi
AspekAspek
Manajemen Pendidikan Berbasis SNP (PDCA)
FUNGSI
ASPEK/UNSUR
PLAN DO CHECK ACTION
STANDAR ISI (KURIKULUM)
STANDAR PROSES
STANDAR KELULUSAN
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPEND
STANDAR PENGELOLAAN
STANDAR FASILITAS
STANDAR PEMBIAYAAN
STANDAR PENILAIAN
FUNGSI
ASPEK/UNSUR
PLANNING
ORGANIZING
ACTUATING
CONTROLLING
STANDAR ISI (KURIKULUM)
STANDAR PROSES
STANDAR KELULUSAN
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPEND
STANDAR PENGELOLAAN
STANDAR FASILITAS
STANDAR PEMBIAYAAN
STANDAR PENILAIAN
Manajemen Pendidikan Berbasis SNP (POAC)
ORGANISASI PENDIDIKAN
• Visi, Misi, dan Tujuan• Tugas dan Fungsi• Struktur Organisasi• Hierarki Otoritas• Kewenangan & Tanggungjawab• Koordinasi• Aturan, prosedur, &
mekanisme kerja• Hubungan struktural &
fungsional
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
• Upaya pengaturan dan pen-dayagunaan seluruh sum-berdaya dalam penyeleng-garaan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidik-an.
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Kepemimpinan adalah interaksi antara pemimpin dan yang di-pimpin untuk mengubah peri-laku dan memberdayakan yang dipimpin agar mampu memim-pin dirinya.
Arti MBSAdalah model pengelolaan sekolah berdasarkan kekhasan, kebolehan, kemampuan dan kebutuhan sekolah. Dengan batasan seperti ini, maka MBS menjamin adanya keberagaman dalam pengelolaan sekolah, tetapi harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasional. Tidak ada lagi penekanan pada keseragaman dan dijamin adanya keberagaman
ESENSI M B SESENSI M B S
OtonomiPemberdayaan
Fleksibilitas
Asumsi MBS• Pembaruan yang direncanakan dan
diimplementasikan secara terpusat sering tidak mampu memperbaiki inti kegiatan sekolah yaitu proses belajar mengajar
• Sekolah membutuhkan dukungan sumberdaya pendidikan yang ajeg dan konsisten, tetapi pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten t idak mampu memenuhinya
• Setiap sekolah memiliki kekhasan, keunikan, kebolehan, kemampuan dan kebutuhan yang berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya
• Sekolah bukan sekedar sub-ordinasi/ pelaksana program-program dari atas, akan tetapi mereka merupakan gardan terdepan yang harus diberdayakan dalam pengambilan keputusan, dan pengelolaan secara mandiri
• Sekolah paling tahu permasalahan dan kebutuhannya sendiri
• Pengambilan keputusan oleh sekolah akan lebih sesuai dengan kepentingan sekolah
Tujuan MBS
Penerapan MBS ditujukan untuk meningkatkan kinerja sekolah yang dilaksanakan dengan prinsip-prinsip MBS yang baik
Kinerja sekolah yang dimaksud meliputi kualitas, efektifitas, produktivitas, efisiensi, inovasi dan surplus pendanaan sekolah
PRINSIP-PRINSIP “MBS” YANG BAIK
• Partisipasi• Transparansi• Akuntabil i tas• Wawasan ke Depan• Penegakan Hukum• Keadilan• Demokrasi• Prediktif• Kepekaan• Profesional• Efektif dan Efisien• Kepastian Jaminan Mutu
Pelaksanaan MBS• Perbanyak mitra sekolah dan l ibatkan
mereka dalam penyelenggaraan sekolah
• Rumuskan kembali ketentuan/l imitasi sekolah, peran unsur-unsur sekolah, kebiasaan, hubungan antar unsur sekolah
• Terapkan prinsip-prinsip MBS yang baik
• Klarif ikasikan fungsi-fungsi manajemen (rencana, program, organisasi, regulasi, implementasi, koordinasi dan evaluasi)
• Tingkatkan kapasitas sekolah, baik sumberdaya manusia dan sumberdaya selebihnya (sarpras, uang, peralatan, bahan, SIM, dsb.)
• Redistribusikan otoritas, respon-sibil i tas, akuntabil i tas, dan abil i tas
• Buatlah rencana pengembangan sekolah (RPS) utuh/komprehensif yang dij iwai oleh MBS, baik RPS strategis (renstra) maupun RPS tahunan (operasional).
PRA & PASCA MPMBS ?
MBS
SEBELUM SESUDAH
Prestasi Belajar(NUAN, IMTAQ, Kesenian, Olahraga, dsb.)
KemandirianPartisipasi
KeterbukaanAkuntabilitasSustainabilitas
Kerjasama
? ?
MBS MEMERLUKAN KEMITRAAN MBS MEMERLUKAN KEMITRAAN DENGAN MASYARAKATDENGAN MASYARAKAT
1. Syarat: adanya tujuan bersama2. Perlu keterbukaan3. Respek satu sama lain4. Resiko & tanggung jawab
bersama
JENIS MASYARAKATJENIS MASYARAKAT1. Kelompok Orang Tua
2. Kelompok Asosiasi
3. Kelompok Praktisi
4. Kelompok Akademisi
5. Kelompok Pengusaha
6. Tokoh Masyarakat
7. dsb.
DUKUNGAN MASYARAKATDUKUNGAN MASYARAKAT
Dana / Finansial -Moral / Mental -
Jasa (pemikiran, keterampilan) -Material (barang) -
dsb. -
MBS MEMERLUKAN MBS MEMERLUKAN PERUBAHAN DALAM:PERUBAHAN DALAM:
• Sistem / Struktur• Kultur / Kebiasaan• Figur• Hubungan• Peran
PERUBAHAN MENUJU MPMBS
Perubahan menuju MBS memakan Perubahan menuju MBS memakan waktu karena setidaknya 2 alasan:waktu karena setidaknya 2 alasan:
1. Sekolah - sekolah di Indonesia sangat beragam kondisinya (misalnya: sekolah di Jawa dan di luar Jawa, sekolah di pedesaan dan di perkotaan, sekolah negeri dan swasta, dsb.).
2. Perubahan menuju MBS (konsep baru) melibatkan banyak pihak (Kepsek, guru, pengawas, Dinas, siswa, orang tua, dsb.).
PELAKU MBSPELAKU MBS
Hasil Belajar
Administrator Guru Siswa
A = AfektifK = KognitifP = Perilaku
I = IndividualK = KelompokS = Sekolah
Men
gelo
la
Mem
impi
n
Men
gaja
r M
emim
pin
Bel
ajar
AA
KK
PP
II
KK
SS
AAII
SSPP
KKKK
AAII
SSPP
KKKK
PARTISIPASI
A. Latarbelakang
Partis ipasi masyarakat penting untuk meningkatkan rasa memil iki , peningkatan rasa memil iki akan meningkatkan rasa tanggungjawab, dan peningkatan tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi/kontribusi .
B. Arti Partisipasi
• Partisipasi adalah proses dimana stakeholders terlibat aktif baik dalam pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan/pengevaluasian pendidikan di sekolah.
C. Tujuan Partisipasi
• Tujuan utama peningkatan partisipasi adalah untuk:
– meningkatkan kontribusi,– memberdayakan kemampuan stakeholders, – meningkatkan peran stakeholders, – menjamin agar setiap keputusan
mencerminkan aspirasi stakeholders dan– menjadikan aspirasi tersebut sebagai
panglima.
D. Upaya-Upaya Peningkatan Partisipasi
• Membuat peraturan dan pedoman tatacara berpartisipasi,
• menyediakan sarana partisipasi dan saluran komunikasi,
• melakukan (advokasi, publikasi, transparansi, relasisasi) terhadap stakeholders,
• melibatkan stakeholders sesuai dengan relevansi, yurisdiksi, kompetensi dan kompatibil i tas tujuan yang akan dicapai.
E. Indikator Keberhasilan Partisipasi
• Keberhasilan partisipasi dapat ditunjukkan oleh indikator-indikator berikut:
– meningkatnya kontribusi/dedikasi stakeholders,– meningkatnya kepercayaan stakeholders kepada
sekolah, – meningkatnya tanggungjawab dan kepedulian,– meningkatnya kualitas dan kuantitas masukan
(kritik & saran), dan – keputusan benar-benar mengekspresikan aspirasi
dan pendapat stakeholders.
TRANPARANSI
• Sekolah adalah organisasi pelayanan publik dalam bidang pendidikan yang diberi mandat oleh masyarakat sehingga transparansi merupakan hak publik.
• Pengembangan transparansi sangat diperlukan untuk membangun keyakinan dan kepercayaan publik terhadap sekolah.
A. Latarbelakang
B. Art i Transparansi• Transparansi adalah keadaan dimana
setiap orang yang terkait dengan pendidikan dapat mengetahui proses dan hasil pengambilan keputusan dan kebijakan sekolah.
• Transparansi sama dengan polos, apa adanya, t idak bohong, t idak curang, jujur, dan terbuka terhadap publik tentang apa yang dikerjakan oleh sekolah.
C. Tujuan Transparansi
• Pengembangan transparansi ditujukan untuk membangun kepercayaan dan keyakinan publik terhadap sekolah bahwa sekolah adalah organisasi pelayanan pendidikan yang bersih dan berwibawa.
D. Upaya-Upaya Peningkatan Transparansi• Mendayagunakan berbagai jalur
komunikasi, baik langsung maupun tidak langsung
• Menyiapkan kebijakan yang jelas tentang cara mendapatkan informasi, bentuk informasi dan prosedur pengaduan apabila informasi t idak sampai kepada publik
• Mengupayakan peraturan yang menjamin hak publik untuk memperoleh informasi
E. Indikator Keberhasilan Transparansi
Keberhasi lan transparansi ditunjukkan oleh beberapa indicator berikut:
– meningkatnya keyakinan dan kepercayaan publik kepada sekolah,
– meningkatnya partisipasi publik terhadap penyelenggaraan sekolah,
– bertambahnya wawasan dan pengetahuan publik terhadap penyelenggaraan sekolah, dan
– berkurangnya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di sekolah.
AKUNTABILITAS
A. Latarbelakang
Sekolah diberi mandat oleh publik untuk menyelenggarakan pendidikan sebaik-baiknya sehingga penyelenggara sekolah berkewajiban mempertanggung-jawabkan proses dan hasil kerjanya kepada publik.
B. Arti Akuntabilitas
Akuntabil i tas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban penyelenggara organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban
C. Tujuan Akuntabil i tasC. Tujuan Akuntabil i tas
Tujuan utama akuntabil i tas adalah untuk mendorong terciptanya akuntabil i tas kinerja sekolah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya sekolah yang baik dan terpercaya.
D. Upaya-Upaya Peningkatan Akuntabil i tas– menyusun aturan main tentang system akuntabil i tas,– menyuswun pedoman tingkah laku dan system
pemantauan kinerja penyelenggara sekolah, – menyusun rencana pengembangan sekolah dan
menyampaikan kepada publik diawal setiap tahun anggaran,
– menyusun indicator yang jelas tentang pengukuran kinerja sekolah dan disampaikan ke publik,
– melakukan pengukuran pencapaian kinerja sekolah dan hasilnya disampaikan publik,
– memberikan tanggapan terhadap pertanyaan atau pengaduan publik,
– menyediakan informasi dan memperbarui rencana kinerja yang baru sebagai kesepakatan komitmen baru
E. Indikator Keberhasilan Akuntabil i tas
meningkatnya kepercayaan dan kepuasan publik terhadap sekolah,
tumbuhnya kesadaran publik tentang hak untuk menilai terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah, dan
meningkatnya kesesuaian kegiatan-kegiatan sekolah dengan nilai dan norma yang berkembang di masyarakat.
INCOME GENERATING ACTIVITY
A. Latarbelakang
– Biaya pendidikan sekolah negeri rendah (pemerintah pusat dan daerah)
– Partisipasi pembiayaan pendidikan (terutama sekolah swasta) oleh masyarakat bervariasi (relatif rendah)
– Aspek legal mengamanatkan adanya sekolah mandiri
B. Arti IGA
• Kegiatan komersial sekolah yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan, baik melalui usaha di dalam sekolah ( intrapreneurship) maupun usaha komersial terpisah di luar sekolah yang dikelola secara profesional ( interpreneurship) dan sekolah hanya sebagai pemil ik atau pemegang saham. Bisa juga sekolah melakukan usaha komersial terpisah di luar sekolah yang dikelola oleh warga sekolah (enterpreneurship) .
C. Tujuan IGA
• Untuk meningkatkan pendapatan sekolah berupa cadangan tetap untuk menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya.
• Untuk membantu biaya kapital dan operasional sekolah
• Mewirausahakan warga sekolah (terutama siswa)
D. Upaya-Upaya Pengembangan IGA
• Mengembangkan kapasitas SDM dalam penguasaan manajemen perusahaan,
• Mengembangkan kapasitas sekolah agar mampu menyelenggarakan intra, inter, dan enterpreneurship,
• Membangun jaringan komersial• Menghimpun/menggalang
pemasukan dana sekolah melalui business plan dan menjualnya kpd masyarakat untuk memperoleh dukungan dana
E. Indikator Keberhasilan IGA
Meningkatnya pendapatan sekolah
Meningkatnya jiwa kewirausahaan warga sekolah
Meningkatnya kemampuan mengelola usaha
Hal 1: Tujuan yang ingin dicapai
Dalam dunia pendidikan, tujuan yang ingin dicapai adalah “pengembangan manusia”
Hal 2: Upaya-upaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan
Dalam dunia pendidikan, upaya-upaya yang dimaksud adalah menyelenggarakan pendidikan berbasis sistem (utuh dan benar). Sekolah sebagai sistem terdiri dari konteks, input, proses, output, dan outcome.
Konteks merupakan eksternalitas yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan, misalnya kemajuan ipteks, nilai dan harapan masyarakat, kebijakan pemerintah, landasan yuridis, tuntutan otonomi, tuntutan globalisasi, dsb.
Dua hal yang karakteristik sifatnya dalam kehidupan pendidikan
Input merupakan segala hal yang diperlukan untuk berlangsungnya proses (yang diolah dan pengolahnya). Input yang diolah adalah peserta didik dan input pengolahnya adalah kurikulum, tenaga kependidikan, dana, sarana dan prasarana, regulasi sekolah, dsb.
Proses adalah kejadian berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Proses pendidikan meliputi proses belajar mengajar, manajemen, dan kepemimpinan.
Output adalah hasil belajar sesaat (prestasi belajar) yang merefleksikan seberapa efektif dan efisien proses belajar mengajar diselenggarakan.
Outcome adalah dampak jangka panjang dari output/hasil belajar, baik dampak individual maupun sosial.
INPUTINPUT PROSESPROSES OUTPUTOUTPUT
Tujuan
Evaluasi
Materi
Pengajar
Siswa
Metode
Media
PENGEMBANGAN SISTEM PBMPENGEMBANGAN SISTEM PBM
Waktu
Lingkungan
P.B.MP.B.M
(Pemberdayaan Siswa)
• Perilaku Guru
• Perilaku Siswa
HASIL BELAJARHASIL BELAJAR• Peningkatan Daya Fikir
• Peningkatan Daya Kalbu
• Peningkatan Daya Fisik
PEM
ILIH
AN
STR
ATE
GI M
ENGA
J AR
PEM
ILIH
AN
STR
ATE
GI M
ENGA
J AR
JEN
IS R
EA
LIT
A
JENIS PENGALAMAN
AS
LI
•P
rakt
ik
•B
eker
ja
•E
kspe
ri men
TIR
UA
N
•S
imul
asi
•R
ole
Pl a
ying
•R
efle
kti f
•P
enga
mat
an•
Film
Ny a
ta•
Per
aga a
n•
Stu
dy T
our
•F
ilm F
iksi
•B
uku
•F
iksi
•O
HP
•V
CD
Ver
bal
(kat
a-ka
ta)
KONKRET PANDANGAN ABSTRAK
PERILAKU GURUPERILAKU GURU 1. Kejelasan dalam mengajar. 2. Variasi dlm penggunaan metode/media
pend. 3. Motivasi/keantusiasan mengajar. 4. Kegiatan mengajar terarah pada tugas. 5. Pemberian kesempatan belajar kepada peserta didik. 6. Pemanfaatan ide-ide peserta didik. 7. Kritik yang kostruktif. 8. Penggunaan komentar yg.
menyemangatkan 9. Jenis pertanyaan yang kreatif.10. Manajemen kelas dan disiplin.
PERILAKU GURUPERILAKU GURU
11. Penguatan, penghargaan, dan hukuman.12. Pemeriksaan terhadap hasil kerja siswa.13. Pengembangan berfikir siswa.14. Pengajaran yang memperhatikan
individual.15. Pemberdayaan siswa.16. Penggunaan waktu secara efektif & efisien.17. Pengajaran kontekstual.18. Penggunaan alat bantu pengajaran.19. Penggunaan prinsip-prinsip penghargaan terhadap berfikir kreatif.20. Tingkat kesulitan pengajaran.
21. Ekspektasi yang tinggi.22. Hubungan interpersonal.23. Strategi / inovasi pengajaran.24. Penggunaan prinsip-prinsip belajar yang efektif.
PERILAKU GURUPERILAKU GURU
TUJUH KEBIASAAN EFEKTIFTUJUH KEBIASAAN EFEKTIF ((Stephen R. CoveyStephen R. Covey))
1. Menjadi orang yang proaktif.2. Memulai dengan gagasan akhir dalam berfikir.3. Mengutamakan hal yang harus diutamakan.
4. Berfikir menang dan menang.
5. Memahami orang lain terlebih dahulu, baru minta dipahami
6. Mewujudkan sinergi.7. Selalu memperbaharui kehidupan.
KECAKAPAN KERJAKECAKAPAN KERJA
Etika KerjaEtika Kerja KedisiplinanKedisiplinan Berfikir SistemBerfikir Sistem KejujuranKejujuran KerajinanKerajinan Komitmen & TanggungjawabKomitmen & Tanggungjawab Hubungan AntarmanusiaHubungan Antarmanusia Motivasi KerjaMotivasi Kerja Daya Adaptasi & AntisipasiDaya Adaptasi & Antisipasi KewirausahaanKewirausahaan
FAKTOR-FAKTOR PENENTU FAKTOR-FAKTOR PENENTU KINERJAKINERJA
LINGKUNGAN INDIVIDU
• Pelatihan• Seleksi• Desain Pekerjaan• Supervisi• Kolega Kerja• Imbal Jasa• Kondisi Kerja• Evaluasi• Kepemimpinan
• Kognitif
• Afektif (moral) Kinerja
• Psikomotorik
KINERJA SDMKINERJA SDM
Karakteristik Perilaku Kinerja
Tingkat pendidikan Pengalaman Tingkat IQ Tingkat EQ Tingkat SQ Minat Kepribadian Kepentingan Kesehatan dsb.
Mendidik Melatih Memimpin Mengelola Membimbing Memerintah Menukang Mereparasi dsb.
Kualitas Efisiensi Efektivitas Produktivitas Inovasi Profitabilitas Moralitas dsb.
ETOS KERJAETOS KERJA
LOGOS
(Pengenalan Nilai)
Pengetahuan
ETOS
(Internalisasi Nilai)
Muatan Nurani
PATOS
(Penerapan Nilai)
Perbuatan