pengendalian nitrifikasi untuk meningkatkan efisiensi pemupukan nitrogen
DESCRIPTION
Pengendalian Nitrifikasi untuk Meningkatkan Efisiensi Pemupukan Nitrogen. Purwanto Hadisudarmo. Fak. Pertanian Universitas Sebelas Maret. NITROGEN. Penyusun asam amino, amida, asam 2 nukleat, nukleotida, koensim, heksoamin dsb. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
1. Penyusun asam amino, amida, asam2 nukleat, nukleotida, koensim, heksoamin dsb.
2. Hara makroesensial bagi tanaman bersifat sangat dinamik dan mobil selalu mengalami alihrupa dan alihtempat dalam bentuk gas, anorganik (cair) maupun organik (padat).
3. Nitrogen tersedia melimpah dalam bentuk N2 di alam = 72% dari komposisi atmosfer bumi.
4. Hanya sebagian kecil jasad prokariotik yang mampu memanfaatkan gas N2 secara langsung sebagai sumber N untuk kehidupannya.
4. Pasokan N ke dalam tanah dapat melalui presipitasi air hujan, loncatan bunga api listrik, pemupukan, penambahan bahan organik, atau melalui penambatan N2 atmosfer secara hayati.
5. N dalam tanah juga dapat hilang teruapkan ke atmosfer secara kimiawi atau oleh kelompok mikroba pendenitrifikasi.
6. ketersediaan N dalam tanah relatif kecil, namun jumlah yang dibutuhkan tanaman sangatlah besar.
8. Sekitar 67 % pupuk N pada berbagai tanaman serealia di dunia atau setara US $ 15,9 milyar tahun-1 hilang terlindi dalam bentuk NO3
- dan teruapkan sebagai gas NH3, N2O dan N2.
9. Van Noordwijk dan De Willigen memperkirakan sekitar 50% dari pupuk N pada tanah2 pertanian di daerah tropika basah hilang melalui pelindian.
10. Proses pelindian NO3- selalu diawali oleh
proses nitrifikasi Nitrifikasi dianggap sebagai proses yang merugikan sehingga perlu upaya pengendalian.
N2 NH33 H2 +
PROSES HABER-BOSCHDALAM INDUSTRI PUPUK N
NH4+ NO2
- NO3-
berbentuk kation tertahan oleh
partikel tanah yang bermuatan negatif relatif stabil dalam tanah
berbentuk anion mobil, tidak tertahan tanah
mudah terlindi, runoff, dan teruapkan dalam bentuk N2O, NO dan N2 melalui
proses denitrifikasi pencemar udara, air tanah
dan perairan
Nitrosomonas Nitrosococcus Nitrosospira Nitrosovibrio Nitrosolobus
Nitrobacter
Methemoglobinemia (blue-baby syndrome)
pada KonsumenNO3
-
NH3
NH3Asam amino
MoNitra
t Reduktase
20 ATP20 ADP
5 ATP
5 ADP
Leaching, Menurunkan kejenuhan basa & memasamkan tanah,
Pencemaran NO3-, Eutrofikasi,
Nitrosamin, Denitrifikasi
Pada tanah2 kahat Mo
NO2-
Terjerap mineral lempung tipe 2 : 1 (Vermikulit, Illit, Mica butir halus & Smektit)
NH4+ lepas
lambat
GS-GOGAT Pathway
NO
N2OGDH Pathway
> 0.5 mg kg-1 tanah< 0.5 mg kg -1 tanah
NH4+
NO3-
Suatu usaha pertanian dapat berkelanjutan apabila menerapkan 2 prasyarat dasar :
1) Pengurangan penggunaan sumberdaya tak terbaharui, sekaligus dengan peningkatan penggunaan sumberdaya terbaharui,
2) Perlindungan lingkungan.
Tidak sekedar untuk meningkatkan produksi tanaman, namun juga bertujuan untuk memelihara agar lingkungan tetap
sehat, baik pada skala lokal, regional, maupun global (mengurangi emisi gas
rumah kaca, mempertahankan daur hidrologi serta keragaman hayati).
1. Konsentrasi N2O di atm. urutan 3 setelah CO2, namun potensi penyerapan per molekulnya thd radiasi gelombang panjang 200 kali >> dibanding CO2
2. Secara katalitik penyebab kerusakan ozon stratosfer
N2ONO
NO3-NH2OH
(hidroksilamin)NH4
+ (HNO)
NO2NHOH(asam hiponitrit)
NO NO
NITRIFIKASI & DENITRIFIKASI menyumbang 50% dari total emisi N2O global & 8–32% total emisi NO (Skiba et al., 1993).
NO2-
At the Pittsburgh G20 meeting (September 2009), Indonesia’s President Yudhoyono (SBY) said that:
“Indonesia had decided on a national climate change action plan ‘that will reduce our emissions by 26 per cent by 2020 from BAU (Business As Usual)’, and by up to 41 per cent with international support”
NO2- NO3
-
Human activities: Emission & Heat reflection
Untuk melindungi kesehatan masyarakat dari bahaya
pencemaran NO3- maka USEPA
dan WHO menetapkan baku mutu kadar nitrat dalam air minum = ≤ 10 mg nitrat L-1.
EFISIENSI PEMANFAATAN
NITROGEN(NUE)
(Moll et al., 1982; Singh et al., 1998),
N pada biomassa terpanen /N tanah dan atau
N pupukN total biomassa
tanaman /N tanah dan atau N pupuk
N pada biomassa terpanen /N total biomassa
tanaman
a. Nisbah NH4+/N-mineral tanah (NITRIFIKASI AKTUAL),
b. NITRIFIKASI POTENSIAL (laju pembentukan NO2- oleh
Nitrosobacteria pada kondisi & waktu inkubasi tertentu),c. Jumlah perkiraan terdekat (MPN) bakteri pengoksidasi
NH4+ & bakteri pengoksidasi NO3
- , AKTOR
d. Jumlah mikroba heterotrof “KOMPETITOR PROSES” Nitrifikasi.
Faktor2 yang mempengaruhi
nitrifikasi
NON-ANTHROPOGENIKbahan induk, iklim, topografi yang mempengaruhi struktur
dan komunitas tanaman, kuantitas dan kualitas bahan
organik serta keberadaan senyawa allelopat penghambat
nitrifikasi
ANTHROPOGENIKpengusikan, pengelolaan
tanaman, pengolahan tanah serta pemberian pasokan
kepada sistem tanah-tanaman.
APA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENGENDALIKAN NITRIFIKASI ?
APLIKASI SENYAWA PENGAMBAT NITRIFIKASI :
Sulfathiazole; 2-Amino-4-chloro-6-
methylpyridine; Dyciandiamide;
Etridiazole dan N-serve (Nitrapyrin)
PENGENDALIAN NITRIFIKASI SECARA HAYATI.
SINKRONISASI pelepasan NH4
+ dari pupuk maupun BO
dengan jumlah dan laju serapan
akar tanaman
PENGHAMBATAN pertumbuhan
Nitrosobacteria dengan tanaman
penghasil alelochemical
pengambat nitrifikasi.Mahal & tidak
berkelanjutan
Nama Umum Nama Kimia
Penghambatan (%) dalam14 hari 28 hari
2-Ethynylpyridine 97 87Phenylacetylene* 92 55
Dwell Etridiazole 90 75N-serve, Nitrapyrin
2-Chloro-6-(trichloromethyl) pyridine
85 65
ATC 4-Amino-1,2,4-triazole 87 602,4-Diamino-6-trichloromethyltriazine
76 41
DCD, dicyan Dicyandiamide 61 15AM 2=Amino-4-chloro-6-
methylpyrimidine60 37
ST Sulfathiazole 52 17TU Thiourea 2 0
Efektivitas beberapa penghambat nitrifikasi (%) pada tanah yang ditambah 5 mg bahan aktif kg-1 tanah, dipupuk 200 mg (NH4)2SO4-N kg-1 tanah dan diinkubasikan pada 25oC (Myrold, 2005).
1. Letakkan pupuk pada zona reduktif. dibenam, ditimbun,
2. Pupuk dalam gulungan lempung (mudball), 3. Aplikasikan pupuk nitrogen bersama bahan
organik segar, 4. Prinsip: menahan pupuk agar tidak segera
teroksidasi & dapat larut secara bertahap.
5. Waktu: menyesuaikan dg periode pertumbuhan tanaman,
6. Takaran sesuai kemampuan akar utk menyerap N (SINKRONISASI).
7. Cara, waktu dan takaran juga mempertimbangkan interaksinya dengan unsur hara lain.
Meningkatkan keragaman tanaman meningkatkan efisiensi pemanfaatan hara.
Spesies tanaman berakar dalam berperan sebagai “nutrient pumping atau safety net nutrient filter”
Brachiaria humidicola
Keragaman tanaman syarat terbentuknya allelochemichal inhibitor nitrifikasi1. akar Leucaena leucocephala
gallocatechin, epigallocatechin, epicattechin yang hambat Nitrosomonas europaea ;
2. B.humidicola hambat nitrifikasi dari eksudat akar
Kebun kopi campuran dengan produksi seresah 7.7 Mg ha-1 dan kebun kopi dengan penaung sengon (P.falcataria) dengan produksi seresah 7.0 Mg ha-1 per tahun menurunkan potensial nitrifikasi masing2 sebesar 63% dan 55 %; meningkatkan nisbah NH4
+/N-mineral masing2 sebesar 650% dan 425% daripada kebun hortikultura intensif (dengan potensial nitrifikasi 7.06 mg NO2
- g-1 tanah jam-1 dan nisbah NH4+/N-mineral 0.99%).
Dalam konteks konservasi hara N, proses imobilisasi N jauh lebih menguntungkan dibanding nitrifikasi.
Imobilisasi N hanya mengubah bentuk N-mineral biomassa mikroba pengurai seresah dan akan dikembalikan ke dalam tanah secara bertahap sesuai daur kehidupan tanaman dan mikroba.
Sebaliknya, proses nitrifikasi dapat meningkatkan kehilangan N dari sistem tanah-tanaman melalui penguapan, pelindian dan denitrifikasi.
Seresah = berkualitas rendah, apabila mempunyai nisbah C/N>25, kandungan lignin >15% dan polifenol
>3% (Palm and Sanchez, 1991)
Laju nitrifikasi pada tanah dengan pengolahan tanah minimum pada umumnya lebih rendah daripada pada tanah yang dibajak atau dibudidayakan secara intensif.
PELUANG
Pupuk N lepas lambat
Inhibitor sintetik
Mahal & berdampak negatif
Mahal & tidak berkelanjutan
Meningkatnya populasi bakteri heterotrof akan
menekan populasi nitrifier
(imobilisasi N >> nitrifikasi)
PENINGKATAN KERAGAMAN TANAMAN & MANIPULASI DOSIS & KUALITAS SERESAH (BAHAN ORGANIK) UTK PENGENDALIAN NITRIFIKASI
Pelindian NO3- & po-
pulasi nitrifier di hutan relatif rendah karena adanya allelochemical nitrification inhibitor
(polifenol, tanin, galotanin dlsb.),
imobilisasi & asimilasi NH4
+ yg ekstensif
Mineralisasi N seresah dipengaruhi
oleh kualitasnya (kandungan lignin, polifenol, & nisbah C:N). Pengaturan
laju mineralisasi N = pengaturan
ketersediaan NH4+
(substrat nitrifikasi)
UPAYA PENGENDALIAN NITRIFIKASI
CARA PENGENDALIAN NITRIFIKASI
Penggunaan pupuk N lepas lambat
Penggunaan senyawa penghambat nitrifikasi
(DCD, N-serve, Thiourea, Sulfathiazole dll)
Mahal dan tidak berkelanjutan
Mahal, tidak berkelanjutan dan berdampak negatif
terhadap biota tanah lain
PELUANG PENGENDALIAN NITRIFIKASI SECARA HAYATI:Pengelolaan jumlah & kualitas seresah, budidaya tnm lorong
dan/ atau penghambat alelokimia
Kekurangan protein akan menghambat sintesis peptida, hormon & protein struktural fungsi tubuh tidak normal,
40% penduduk dunia cukup protein karena kecukupan pupuk N.
... too little ….. too much