rizalmahdi.files.wordpress.com · web viewpengaruh pemupukan nitrogen dan kalium terhadap...

21
Penyakit-Penyakit Tomat Anggota Kelompok : Ahmad Hanif Fadil (A24080183) Wahyu Hidayat (A24080090) Muhammad Hilal (A24080172) Iwan Sarjono (A24080191) Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian

Upload: lythuan

Post on 06-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: rizalmahdi.files.wordpress.com · Web viewPengaruh pemupukan Nitrogen dan Kalium Terhadap perkembangan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Tomat. Kongr. Nas. IX PFI. Surabaya. Okt

Penyakit-Penyakit Tomat

Anggota Kelompok :

Ahmad Hanif Fadil (A24080183)

Wahyu Hidayat (A24080090)

Muhammad Hilal (A24080172)

Iwan Sarjono (A24080191)

Departemen Proteksi Tanaman

Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

2010

Page 2: rizalmahdi.files.wordpress.com · Web viewPengaruh pemupukan Nitrogen dan Kalium Terhadap perkembangan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Tomat. Kongr. Nas. IX PFI. Surabaya. Okt

1. Busuk daun (Phytophtora infestans)

Gejala Penyakit

Pada daun penyakit dapat timbul

pada semua tingkat perkembangan

tanaman . bercak hitam kecoklatan atau

keunguan mulai timbul pada daun,

tangkai, atau batang, dan bila keadaan

membantu akan meluas dengan cepat,

sehingga dapat menyebabkan kematian.

Pada bercak yang meluas dengan cepat, bagian yang paling luar bewarna

kuning pucat beralih kebagian yang bewarna hijau biasa. Pada sisi bawah

daun fruktuasi jamur yang bewarna putih seperti beledu tampak pada daerah

peralihan antara pucat dan ungu. Dalam pengangkutan penyakit dapat

menyebabkan busuk lunak dan berair, yang mungkin terutama disebabkan

oleh jasad-jasad sekunder (Walker, 1952).

Penyebab & Ciri-cirinya

Jamur Phytophthora infestans, seperti yang menyebabkan penyakit busuk

daun pada kentang. Miselium Interseluler membentuk sporangiofor pada permukaan

bercak. Sporangiofor secara berturut-turut membentuk sporangium pada ujungnya

yang tumbuh. Sporangium yang disebabkan oleh angin, biasanya tumbuh dengan

membentuk spora kembara (zoospora), kadang-kadang tumbuh secara langsung

dengan membentuk pembuluh kecambah. Oospora sangat jarang terbentuk, sehingga

mungkin tidak memegang peranan dalam daur penyakit.

Page 3: rizalmahdi.files.wordpress.com · Web viewPengaruh pemupukan Nitrogen dan Kalium Terhadap perkembangan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Tomat. Kongr. Nas. IX PFI. Surabaya. Okt

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut

Busuk daun Tomat hanya merupakan masalah berat didataran tinggi pada

musim hujan, karena perkembangannya memerlukan kelembaban nisbi udara yang

tinggi dan suhu yang rendah. Penyakit tidak merugikan dibawah 700 m dari

permukaan air laut. Jamur hanya dapat membentuk sporangium apabila kelembaban

udara lebih dari 91%, dan paling baik bila kelembaban udara 100%, dengan suhu 3-

260C, dengan suhu optimum 18-220C. Suhu optimum untuk pembentukan spora

kembara ialah 120C, sedang untuk pembentukan pembuluh kecambah secara

langsung oleh sporangia adalah 250C. Semua varietas tomat ternyata rentan terhadap

busuk daun.

Pengendalian Penyakit

Saat ini usaha pengendalian penyakit di pegunungan hanya terbatas pada

pemilihan waktu tanam dan pemakaian fungisida. Untuk mengendalikan busuk daun

tomat dapat dipakai Difolatan (kaptafol), Tomafol 80 WP, atau Dithane M-45

(mankozeb) dengan kadar 0.25-0.3 %. Cairan yang diperlukan adalah 600/1ha. Untuk

meningkatkan efektivitasnya, fungisida dapt ditambah pelekat, terutama pada musim

hujan. Penyemprotan dimulai setelah tanaman berumur 2 minggu, atau setelah

intensitas penyakit mencapai 25% (Suryaningsih, 1982).

2. Bercak Coklat (Alternaria solani Sor.)

Gejala Penyakit

Mula-mula pada daun timbul bercak-

bercak kecil, bulat atau bersudut, coklat tua

sampai hitam, sebesar kepala jarum sampai

Page 4: rizalmahdi.files.wordpress.com · Web viewPengaruh pemupukan Nitrogen dan Kalium Terhadap perkembangan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Tomat. Kongr. Nas. IX PFI. Surabaya. Okt

lebih kurang 4 mm. jaringan nekrotik sering tampak pada kulit, mempunyai

lingkaran-lingkaran sepusat sehingga tampak seperti papan sasaran (target board). Di

sekitar bercak nekrotik biasanya terdapat jalur klorotik (halo) sempit. Meskipun

bercak sangat terbatas, ta,pak bahwa penyakit mempunyai pengaruh fisiologi diluar

bercak. Jika pada daun terdapat banyak bercak, daun akan cepat menjadi tua, layu

atau gugur sebelum waktunya. Penyakit dapat juga timbul pada semai (bibit) dan

menyebabkan busuk pangkal batang.

Penyebab & Ciri-cirinya

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Alternaria solani. Miselium bewarna

gelap. Konidiofor keluar dari jaringan tanaman sakit, bewarna gelap dan relatif

pendek. Konidium berparuh, berbentuk buah murbei, gelap, sendiri, atau membentuk

rantai dua-dua. Pembentukan rantai terutama terjadi pada pembiakan murni. Rata-rata

ukurannya 200x17 µm. Jamur A. solani membentuk racun yang disebut alternaric

acid.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut

Konidium dapat berkecambah pada suhu 6-34 0C, suhu optimumnya adalah

28-30 0C, didalam air pada suhu ini konidium sudah berkecambah dalam waktu 35-45

menit. A. solani menginfeksi daun atau batang dengan langsung menembus kutikula.

Pembentukan konidium terjadi pada bercak yang bergaris tenga lebih kurang 3mm.

Untuk itu, diperlukan banyak embun atau hujan yan sering mungkin. Daun-daun tua

terinfeksi lebih dahulu. Berbagai factor, baik tanah maupun cuaca, yang melemahkan

tanaman akan meningkatkan penyakit bercak coklat.

Pengendalian Penyakit

Page 5: rizalmahdi.files.wordpress.com · Web viewPengaruh pemupukan Nitrogen dan Kalium Terhadap perkembangan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Tomat. Kongr. Nas. IX PFI. Surabaya. Okt

Untuk mencegah terbawanya jamur oleh biji dapat dilakukan disinfestasi biji.

Agar tidak terjadi banyak infeksi pada bibit, pembibitan jangan terlalu lembab atau

rapat. Fungisida tembakau kurang efektif untuk mengendalikan bercak coklat.

Menurut Suryaningsih (1982) A.solani pada tomat tidak terpengaruh oleh

penyemprotan Difolatan.

3. Kapang Daun (Fulvia fulva)

Gejala Penyakit

Penyakit kapang daun tersebar luas

disemua negara penanam tomat. Di Jawa dan

Sumatera penyakit umum terdapat pada tomat

dataran rendah maupun dataran tinggi. Di

berbagai negara penyakit menyebabkan

kerugian yang cukup besar karena dapat

mengurangi hasil buah. Pada sisi atas daun

terdapat bercak bewarna kuning dengan bats yang kurang jelas. Pada sisi bawah daun

tampak bahwa pada bercak ini terdapat satu lapisan beludu ungu kehijauan yang

terdiri dari konidiofor dan konidium jamur. Bercak-bercak dapat bersatu menjadi

bercak yang besar. Daun yang sakit lebih cepat mongering.

Penyebab & Ciri-cirinya

Penyakit kapang daun disebabkan oleh Fulvia fulva (Cke.) Cif.., yang pada

waktu ini masih banyak disebut sebagai Cladosporium fulvum Cke. (Holiday,1980).

Konidiofor rapat, menembus kutikula, sedikit bercabang bersepta, mendukung sedikit

konidium didekat ujungnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut

Fulvia fulva lebih merugikan didaerah pegunungan karena penyakit lebih

dibantu oleh suhu yang agak rendah. Meskipun konidiumnya dapat berkecambah

pada suhu 10-300C, namun pertumbuhan yang paling baik terjadi pada suhu 20-250C.

Page 6: rizalmahdi.files.wordpress.com · Web viewPengaruh pemupukan Nitrogen dan Kalium Terhadap perkembangan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Tomat. Kongr. Nas. IX PFI. Surabaya. Okt

suu optimum bagi perkembangan penyakit setelah infeksi lebih kurang 220C.

Penyakit juga sangat dibantu oleh kelembaban nisbi udara yang tinggi. Pada

kelembaban nisbi dibawah 80% hampir tidak terjadi pembentukan spora, penetrasi,

maupun perkembangan becak. Bahkan dikatakan bahwa konidim jarang yang

berkecambah bila kelembaban kurang dari 90-95%.

Pengendalian Penyakit

Pada tanaman tomat dalam rumah kaca penyakit dikendalikan dengan

meningkatkan ventilasi dalam ruangan. Di Indonesia yang dapat dianjurkan hanyalah

pemakaian fungisida yang juga ditunjukan kepada penyakit-penyakit lain, antara lain

busuk daun Phytophtora. Di Fiji, dimana busuk daun belum terdapat, kapang daun

dikendalikan dengan penyemprotan Dithane M-45 (mankozeb) (Graham, 1971).

4. Layu Fusarium (Fusarium Oxisporum)

Gejala Penyakit

Gejala pertama dari penyakit ini adalah menjadi

pucatnya tulang-tulang daun, terutama daun-daun

sebelah atas, kemudian diikuti dengan merunduknya

tangkai, dan akhirnya tanaman menjadi layu secara

keseluruhan. Kadang-kadang kelayuan didahului dengan

menguningnya daun, terutama daun-daun sebelah

bawah. Tanaman menjadi kersil dan merana tumbuhnya.

Jika tanaman yang sakit itu dipotong dekat pangkal

batang atau dikelupas dengan kuku atau pisau akan

terlihat suatu cincin coklat dari bekas pembuluh. Pada tanaman yang masih sangat

muda penyakit dapat menyebabkan matinya tanaman secara mendadak, karena pada

pangkal batang terjadi kerusakan atau kanker yang menggelang. Sedangkan tanaman

Page 7: rizalmahdi.files.wordpress.com · Web viewPengaruh pemupukan Nitrogen dan Kalium Terhadap perkembangan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Tomat. Kongr. Nas. IX PFI. Surabaya. Okt

dewasa yang terinfeksi sering dapat bertahan terus dan membentuk buah, tetapi

hasilnya sangat sedikit dan buahnya pun kecil-kecil.

Penyebab & Ciri-cirinya

Penyakit layu Fusarium disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum, Jamur

ini membentuk miselium bersekat dan dapat tumbuh dengan baik pada bermacam-

macam medium agar mengandung ekstrak sayuran. Mula-mula miselium tidak

bewarna, semakin tua warna menjadi krem, akhirnya koloni tampak mempunyai

benang-benang bewarna oker. Pada miselium yang lebih tua terbentuk klamidospora.

Jamur membentuk banyak mikrokonidium bersel satu, tidak bewarna, lonjong atau

bulat telur. Makrokonidium lebih jarang terdapat, berbentuk kumparan, tidak

bewarna, kebanyakan bersekat dua atau tiga.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut

Penyakit berkembang pada suhu tanah 21-330C. suhu optimumnya adalah

280C. sedangkan kelembaban tanah membantu tanaman, ternyata juga membantu

perkembangan penyakit. Seperti kebanyakan Fusarium, penyebab penyakit ini dapat

hidup pada pH tanah yang luas variasinya. Penyakit akan lebih berat bila tanah

mengandung banyak nitrogen tetapi miskin akan kalium (Mahmud dan Mirin, 1987).

Pengendalian Penyakit

Di kebanyakan negara penghasil tomat satu-satunya cara pengendalian penyakit

layu Fusarium adalah dengan penanaman jenis-jenis tomat yang tahan. Disini jenis

tomat yang tahan terhadap layu Fusarium sangat terbatas, antara lain adalah Ohio MR

9 dan Walter. Beberapa usaha untuk mengendalikan penyakit dengan fungisida tidak

memberikan hasil yang memuaskan. Usaha untuk mengendalikan penyakit dengan

Page 8: rizalmahdi.files.wordpress.com · Web viewPengaruh pemupukan Nitrogen dan Kalium Terhadap perkembangan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Tomat. Kongr. Nas. IX PFI. Surabaya. Okt

musa plastic memberikan banyak harapan namun masih memerlukan banyak

penelitian untuk dapat dianjurkan dalam praktek (Djauhari, 1987).

5. Layu Bakteri (Pseudomonas solanecearum)

Gejala Penyakit

Gejala permulaan adalah menjadi layunya

beberapa daun muda atau menguningnya daun-

daun tua (daun sebelah bawah). Batang tanaman

sakit cenderung membentuk lebih banyak akar

adventif sampai setinggi bunga. Jika batang,

cabang, atau tangkai daun tanaman sakit dibelah,

tampak bahwa bekas pembuluh bewarna coklat.

Pada stadium penyakit yang lanjut, bila batang dipotong, dari bekas pembuluh akan

keluar massa bakteri seperti lendir bewarna putih susu. Lendir akan lebih banyak

keluar bila potongan batang ditaruh ditempat yang lembab. Adanya massa lendir ini

dapat dipakai untuk membedakan penyakit layu bakteri dengan penyakit layu

Fusarium. Karena adanya lendir ini penyakit layu bakteri sering juga disebut

“penyakit lendir”.

Penyebab & Ciri-cirinya

Bakteri Pseudomonas solanacearum. Secara terinci bakteri ini sudah diuraikan

pada bab Penyakit Layu Bakteri pada kentang. Bakteri dapat diisolasi dengan baik

pada medium yang mengandung 2,3,4-trifenil-tetrazoliumklorida (medium TTK).

Bakteri ini mempunyai banyak ras. Yang dapat menginfeksi tomat adalah ras 1.

Menurut (Hanudin dan Djatnika, 1986) pertumbuhan bakteri diatas medium buatan

dapat dihambat oleh perasaan umbi lapis bawang putih.

Page 9: rizalmahdi.files.wordpress.com · Web viewPengaruh pemupukan Nitrogen dan Kalium Terhadap perkembangan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Tomat. Kongr. Nas. IX PFI. Surabaya. Okt

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut

Penyakit layu bakteri pada tomat dibantu oleh suhu yang relative tinggi,

sehingga didataran rendah penyakit timbul lebih berat. Intensitas penyakit sangat

dipengaruhi oleh tanaman sebelumnya. Pupuk kandang yang baru (belum masuk)

dapat membawa bakteri layu ke lading. Meskipun bakteri dapat pada pH tanah yang

luas, namun bakteri berkembang lebih baik ditanah yang suhunya agak tinggi,

diwaktu banyak hujan. Jenis-jenis tomat mempunyai kepekaan yang berbeda-beda

terhadap penyakit layu bakteri.

Pengendalian Penyakit

Jika tanah terinfeksi berat oleh bakteri ini sebaiknya diadakan pergiliran tanaman

dengan menanam tanaman yang tidak dapat menjadi inang P. solanacearum,

misalnya tanaman familia kubis-kubisan (Cruciferae). Harus dijaga agar disitu tidak

berkembang gulma yang termasuk familia terungan (Solanaceae). Untuk pertanaman

skala kecil ditanah yang terjangkit, tomat dapat disambung diatas batang bawah yang

tahan, seperti takokak (Solanum torsum Sw). (Haryadi et al, 1972) mencoba

mengobati tanaman dengan antibiotika streptomisin. Antibiotika dipakai untuk

mencelup akar dan untuk menyemprot bibit tomat. Di Taiwan, pemberian kulit udang

atau urea ketanah yang terinfestasi P.solanacearum dapat sangat menurunkan

populasi bakteri. Di sana cara ini sudah dilakukan dipertanaman rumah kaca.

Page 10: rizalmahdi.files.wordpress.com · Web viewPengaruh pemupukan Nitrogen dan Kalium Terhadap perkembangan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Tomat. Kongr. Nas. IX PFI. Surabaya. Okt

6. Mosaik Tembakau (Marmor tabaci Holmes)

Gejala Penyakit

Pada daun terjadi bercak-bercak hijau muda atau

kuning yang tak teratur. Bagian yang bewarna

muda tidak dapat berkembang secepat bagian

hijau yang biasa, sehingga daun menjadi berkerut

atau terpuntir. Jika semai terinfeksi segera

setelah muncul, semia dapat mati. Jika tanaman

terinfeksi setelah dewasa, pengaruhnya dapat

lemah sekali. Infeksi mosaik pada buah mungkin

tidak menimbulkan gejala. Namun jika tanaman

terinfeksi sejak awal, buah hanya kecil, bentuknya menyimpang, dan pada dinding

buah mungkin terdapat becak-becak nekrotik.

Penyebab & Ciri-cirinya

Penyebab disebabkan oleh virus (Marmor tabaci Holmes) yang juga disebut

Nicotiana virus 1. Sampai sekarang virus masih lebih dikenal dengan nama virus

mosaic tembakau. Virus mempunyai titik inaktivasi pemanasan 940C, titik

pengenceran terakhir 1:1.000.000. Dalam daun tembakau virus tahan sampai puluhan

tahun

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut

Kebanyakan tembakau mengandung virus. Kalau mereka yang bekerja

dipertanaman tomat merokok atau mengunyah tembakau, maka mereka inilah yang

menulari tanaman dengan virus mosaik tembakau. Virus menular dari tanaman ke

Page 11: rizalmahdi.files.wordpress.com · Web viewPengaruh pemupukan Nitrogen dan Kalium Terhadap perkembangan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Tomat. Kongr. Nas. IX PFI. Surabaya. Okt

tanaman secara mekanis, oleh tangan para pekerja, ternak, atau alat-alat pertanian.

Virus tidak ditularkan oleh serangga. Selain didalam tembakau, virus dapat bertahan

dalam sisa-sisa tanaman sakit dalam tanah sampai lebih dari 4 bulan.

Pengendalian Penyakit

Tidak merokok selama bekerja di pertanaman tomat, khususnya pada waktu

melakukan pekerjaan di persemaian (pembibitan) dan pada waktu memindah

tanaman, dan penularan pada waktu tanaman masih kecil akan sangat menekan

produksi. Meskipun virus yang melekat ditangan tidak dapat sama sekali hilang

tercuci, tetapi membasuh tangan dengan sabun. Persemaian diperiksa dengan teliti,

bibit yang sakit dicabut agar tidak menjadi sumber infeksi. Diusahakan agar tanaman,

khususnya pada waktu masih muda, tidak terlalu banyak dipegang dan tidak dipegang

terlalu keras, misalnya pada waktu memanjatkan tanaman dan pada waktu

memangkas.

7. Mosaik Timun (Marmor cucumeris var. vulgare Holmes)

Gejala Penyakit

Pada daun terdapat gambaran mosaik, yang

sering sukar dibedakan dari gejala mosaik karena

penyakit mosaik tembakau. Daun-daun

cenderung menjadi sempit, bahkan kadang-

kadang menjadi seperti tali, yang dalam bahasa

Inggris disebut shoestring (tali sepatu). Daun juga

mengeriting dan bewarna hijau muda. Buah lebih

kecil dari biasanya. Sering pembentukan buah pada bagian puncak batang terhambat.

Penyebab & Ciri-cirinya

Penyakit disebabkan oleh virus yang disebut Marmor cucumeris. Tetapi sampai

sekarang virus masih lebih dikenal dengan nama virus mosaic ketimun (Cucumber

mosaik virus). Virus dapat menular secara mekanis, meskipun tidak semudah virus

Page 12: rizalmahdi.files.wordpress.com · Web viewPengaruh pemupukan Nitrogen dan Kalium Terhadap perkembangan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Tomat. Kongr. Nas. IX PFI. Surabaya. Okt

mosaik tembakau. Virus juga dapat ditularkan oleh sejumlah kutu daun. Virus mosaik

ketimun mempunyai ketimun mempunyai sangat banyak tumbuhan inang, yang

termasuk kedalam banyak familia

Pengendalian Penyakit

Persemaian tomat harus bebas dari gulma dan kutu daun. Tanaman sakit

dipersemaian dan pertanaman muda dicabut agar tidak menjadi sumber infeksi.

Mencuci tangan dengan sabun atau deterjen sehabis memegang tanaman tomat atau

gulma yang mungkin mengandung virus. Sedapat mungkin jangan menanam tanaman

yang dapat menjadi sumber virus. Mengendalikan gulma di pertanaman tomat.

8. Keriting (Ruga Tabaci Holmes)

Gejala Penyakit

Tanaman yang sakit terhambat pertumbuhannya,

daun-daun berkerut, terpuntir, mengeriting

keatas, bewarna tidak rata, bercabang banyak,

tanaman tidak berbuah atau berbuah sedikit.

Tulang daun membengkak dan bewarna hijau

tua, tetapi kadang-kadang justru menjadi lebih

jernih daripada biasa.

Penyebab & Ciri-cirinya

Penyebab disebabkan oleh virus yang disebut Ruga tabaci Holmes atau Nicotiana

virus 10. (Storey) Smith.

Pengendalian Penyakit

Diusahakan agar didekat persemaian tomat tidak terdapat gulma atau tanaman lain

yang dapat menjadi sumber virus. Penggunanan mulsa plastik di datran tinggi dan

jerami di dataran rendah dapat menghibdari serangan penyakit. Tanaman muda yang

terserang penyakit harus segera dimusnahkan.

Page 13: rizalmahdi.files.wordpress.com · Web viewPengaruh pemupukan Nitrogen dan Kalium Terhadap perkembangan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Tomat. Kongr. Nas. IX PFI. Surabaya. Okt

9. Kapang Kelabu (Cercospora Sp.)

Gejala Penyakit

Pada sisi atas daun terdapat bercak bewarna

kuning, sedang pada sisi bawah daun terdpat

beledu bewarna kelabu,yang terdiri dari

konidiofor dan konidium jamur

Penyebab & Ciri-cirinya

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut

Pengendalian Penyakit

Page 14: rizalmahdi.files.wordpress.com · Web viewPengaruh pemupukan Nitrogen dan Kalium Terhadap perkembangan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Tomat. Kongr. Nas. IX PFI. Surabaya. Okt

10. Bercak daun (Corynespora cassicola)

Gejala Penyakit

Menurut (Johnston, 1961) di Irian Jaya terdapt

bercak daun pada tomat yang disebabkan oleh

Corynespora cassicola, meskipun penyakit ini tidak

menimbulkan kerugian yang berarti. Pada daun

terdapat bercak-bercak dengan garis tengah lebih

kurang 0.5 cm, memiliki cincin-cincin kelabu dan

coklat yang bersilih. Pada bercak sering terdapat kapang bewarna coklat kemerahan.

Bercak-bercak ini dapat menyebabkan daun layudan rontok. Pathogen juga dapat

menyerang buah.

Penyebab & Ciri-cirinya

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut

Pengendalian Penyakit

Page 15: rizalmahdi.files.wordpress.com · Web viewPengaruh pemupukan Nitrogen dan Kalium Terhadap perkembangan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Tomat. Kongr. Nas. IX PFI. Surabaya. Okt

Daftar pustaka

Walker, J.C. 1952. Disease of vegetable crops. McGraw Hill : New York 529 hlm.

Suryaningsih, Euis. 1982. Cara Pengendalian Penyakit Busuk Daun pada tomat var.

gondol dengan fungisida. Bul. Penel. Hort. 9 (3): 45-52

Holiday, P. 1980. Fungus Disease of Tropical Crops. Cambridge:Cambridge

University Press. 607 hlm.

Graham, K.M. 1971. Plant Disease of Fiji. Min. Overseas Dev. Oversease Res. Publ.

17. London. 250 hlm.

Mahmud dan Azwir Mirin. 1987. Pengaruh pemupukan Nitrogen dan Kalium

Terhadap perkembangan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Tomat. Kongr. Nas.

IX PFI. Surabaya. Okt. 1987: 448-453.

Djauhari, S. 1987. Upaya Pengendalian Penyakit Layu fusarium pada Tomat dengan

Pemulsaan menggunakan plastic sebelum tanam Kongr. Nas. IX PFI. Surabaya. Nov.

1987: 318-324.

Hanudin dan I. Djatnika. 1986. Pengaruh ekstrak beberapa Tanaman terhadap

pertumbuhan bakteri layu (Pseudomonas solanacearum) secara invitro. Bull. Penel.

Hort. 14 (1): 12-14.

Haryadi, Sri Setyati. 1976. Hibrid vigor dan Penyambungan Tanaman untuk

Mengatasi Penyakit Layu Bakteri pada Tomat. Kongr. Nas. IV PFI. Gambung.

Bandung. Des. 1976. 9 Hlm.

Page 16: rizalmahdi.files.wordpress.com · Web viewPengaruh pemupukan Nitrogen dan Kalium Terhadap perkembangan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Tomat. Kongr. Nas. IX PFI. Surabaya. Okt

Johnston, A. 1961. A Preliminary plant disease survey in Netherlands New-Guinea.

Bull. Dept. Econ. Affairs. Agric. Series 4. 55 hlm.

Semangun, Hartono. 1989. Penyakit-penyakit tanaman hortikultura di Indonesia.

Gajah mada University Press. Yogyakarta