rizalmahdi.files.wordpress.com · web viewpengaruh pemupukan nitrogen dan kalium terhadap...
TRANSCRIPT
Penyakit-Penyakit Tomat
Anggota Kelompok :
Ahmad Hanif Fadil (A24080183)
Wahyu Hidayat (A24080090)
Muhammad Hilal (A24080172)
Iwan Sarjono (A24080191)
Departemen Proteksi Tanaman
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
2010
1. Busuk daun (Phytophtora infestans)
Gejala Penyakit
Pada daun penyakit dapat timbul
pada semua tingkat perkembangan
tanaman . bercak hitam kecoklatan atau
keunguan mulai timbul pada daun,
tangkai, atau batang, dan bila keadaan
membantu akan meluas dengan cepat,
sehingga dapat menyebabkan kematian.
Pada bercak yang meluas dengan cepat, bagian yang paling luar bewarna
kuning pucat beralih kebagian yang bewarna hijau biasa. Pada sisi bawah
daun fruktuasi jamur yang bewarna putih seperti beledu tampak pada daerah
peralihan antara pucat dan ungu. Dalam pengangkutan penyakit dapat
menyebabkan busuk lunak dan berair, yang mungkin terutama disebabkan
oleh jasad-jasad sekunder (Walker, 1952).
Penyebab & Ciri-cirinya
Jamur Phytophthora infestans, seperti yang menyebabkan penyakit busuk
daun pada kentang. Miselium Interseluler membentuk sporangiofor pada permukaan
bercak. Sporangiofor secara berturut-turut membentuk sporangium pada ujungnya
yang tumbuh. Sporangium yang disebabkan oleh angin, biasanya tumbuh dengan
membentuk spora kembara (zoospora), kadang-kadang tumbuh secara langsung
dengan membentuk pembuluh kecambah. Oospora sangat jarang terbentuk, sehingga
mungkin tidak memegang peranan dalam daur penyakit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut
Busuk daun Tomat hanya merupakan masalah berat didataran tinggi pada
musim hujan, karena perkembangannya memerlukan kelembaban nisbi udara yang
tinggi dan suhu yang rendah. Penyakit tidak merugikan dibawah 700 m dari
permukaan air laut. Jamur hanya dapat membentuk sporangium apabila kelembaban
udara lebih dari 91%, dan paling baik bila kelembaban udara 100%, dengan suhu 3-
260C, dengan suhu optimum 18-220C. Suhu optimum untuk pembentukan spora
kembara ialah 120C, sedang untuk pembentukan pembuluh kecambah secara
langsung oleh sporangia adalah 250C. Semua varietas tomat ternyata rentan terhadap
busuk daun.
Pengendalian Penyakit
Saat ini usaha pengendalian penyakit di pegunungan hanya terbatas pada
pemilihan waktu tanam dan pemakaian fungisida. Untuk mengendalikan busuk daun
tomat dapat dipakai Difolatan (kaptafol), Tomafol 80 WP, atau Dithane M-45
(mankozeb) dengan kadar 0.25-0.3 %. Cairan yang diperlukan adalah 600/1ha. Untuk
meningkatkan efektivitasnya, fungisida dapt ditambah pelekat, terutama pada musim
hujan. Penyemprotan dimulai setelah tanaman berumur 2 minggu, atau setelah
intensitas penyakit mencapai 25% (Suryaningsih, 1982).
2. Bercak Coklat (Alternaria solani Sor.)
Gejala Penyakit
Mula-mula pada daun timbul bercak-
bercak kecil, bulat atau bersudut, coklat tua
sampai hitam, sebesar kepala jarum sampai
lebih kurang 4 mm. jaringan nekrotik sering tampak pada kulit, mempunyai
lingkaran-lingkaran sepusat sehingga tampak seperti papan sasaran (target board). Di
sekitar bercak nekrotik biasanya terdapat jalur klorotik (halo) sempit. Meskipun
bercak sangat terbatas, ta,pak bahwa penyakit mempunyai pengaruh fisiologi diluar
bercak. Jika pada daun terdapat banyak bercak, daun akan cepat menjadi tua, layu
atau gugur sebelum waktunya. Penyakit dapat juga timbul pada semai (bibit) dan
menyebabkan busuk pangkal batang.
Penyebab & Ciri-cirinya
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Alternaria solani. Miselium bewarna
gelap. Konidiofor keluar dari jaringan tanaman sakit, bewarna gelap dan relatif
pendek. Konidium berparuh, berbentuk buah murbei, gelap, sendiri, atau membentuk
rantai dua-dua. Pembentukan rantai terutama terjadi pada pembiakan murni. Rata-rata
ukurannya 200x17 µm. Jamur A. solani membentuk racun yang disebut alternaric
acid.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut
Konidium dapat berkecambah pada suhu 6-34 0C, suhu optimumnya adalah
28-30 0C, didalam air pada suhu ini konidium sudah berkecambah dalam waktu 35-45
menit. A. solani menginfeksi daun atau batang dengan langsung menembus kutikula.
Pembentukan konidium terjadi pada bercak yang bergaris tenga lebih kurang 3mm.
Untuk itu, diperlukan banyak embun atau hujan yan sering mungkin. Daun-daun tua
terinfeksi lebih dahulu. Berbagai factor, baik tanah maupun cuaca, yang melemahkan
tanaman akan meningkatkan penyakit bercak coklat.
Pengendalian Penyakit
Untuk mencegah terbawanya jamur oleh biji dapat dilakukan disinfestasi biji.
Agar tidak terjadi banyak infeksi pada bibit, pembibitan jangan terlalu lembab atau
rapat. Fungisida tembakau kurang efektif untuk mengendalikan bercak coklat.
Menurut Suryaningsih (1982) A.solani pada tomat tidak terpengaruh oleh
penyemprotan Difolatan.
3. Kapang Daun (Fulvia fulva)
Gejala Penyakit
Penyakit kapang daun tersebar luas
disemua negara penanam tomat. Di Jawa dan
Sumatera penyakit umum terdapat pada tomat
dataran rendah maupun dataran tinggi. Di
berbagai negara penyakit menyebabkan
kerugian yang cukup besar karena dapat
mengurangi hasil buah. Pada sisi atas daun
terdapat bercak bewarna kuning dengan bats yang kurang jelas. Pada sisi bawah daun
tampak bahwa pada bercak ini terdapat satu lapisan beludu ungu kehijauan yang
terdiri dari konidiofor dan konidium jamur. Bercak-bercak dapat bersatu menjadi
bercak yang besar. Daun yang sakit lebih cepat mongering.
Penyebab & Ciri-cirinya
Penyakit kapang daun disebabkan oleh Fulvia fulva (Cke.) Cif.., yang pada
waktu ini masih banyak disebut sebagai Cladosporium fulvum Cke. (Holiday,1980).
Konidiofor rapat, menembus kutikula, sedikit bercabang bersepta, mendukung sedikit
konidium didekat ujungnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut
Fulvia fulva lebih merugikan didaerah pegunungan karena penyakit lebih
dibantu oleh suhu yang agak rendah. Meskipun konidiumnya dapat berkecambah
pada suhu 10-300C, namun pertumbuhan yang paling baik terjadi pada suhu 20-250C.
suu optimum bagi perkembangan penyakit setelah infeksi lebih kurang 220C.
Penyakit juga sangat dibantu oleh kelembaban nisbi udara yang tinggi. Pada
kelembaban nisbi dibawah 80% hampir tidak terjadi pembentukan spora, penetrasi,
maupun perkembangan becak. Bahkan dikatakan bahwa konidim jarang yang
berkecambah bila kelembaban kurang dari 90-95%.
Pengendalian Penyakit
Pada tanaman tomat dalam rumah kaca penyakit dikendalikan dengan
meningkatkan ventilasi dalam ruangan. Di Indonesia yang dapat dianjurkan hanyalah
pemakaian fungisida yang juga ditunjukan kepada penyakit-penyakit lain, antara lain
busuk daun Phytophtora. Di Fiji, dimana busuk daun belum terdapat, kapang daun
dikendalikan dengan penyemprotan Dithane M-45 (mankozeb) (Graham, 1971).
4. Layu Fusarium (Fusarium Oxisporum)
Gejala Penyakit
Gejala pertama dari penyakit ini adalah menjadi
pucatnya tulang-tulang daun, terutama daun-daun
sebelah atas, kemudian diikuti dengan merunduknya
tangkai, dan akhirnya tanaman menjadi layu secara
keseluruhan. Kadang-kadang kelayuan didahului dengan
menguningnya daun, terutama daun-daun sebelah
bawah. Tanaman menjadi kersil dan merana tumbuhnya.
Jika tanaman yang sakit itu dipotong dekat pangkal
batang atau dikelupas dengan kuku atau pisau akan
terlihat suatu cincin coklat dari bekas pembuluh. Pada tanaman yang masih sangat
muda penyakit dapat menyebabkan matinya tanaman secara mendadak, karena pada
pangkal batang terjadi kerusakan atau kanker yang menggelang. Sedangkan tanaman
dewasa yang terinfeksi sering dapat bertahan terus dan membentuk buah, tetapi
hasilnya sangat sedikit dan buahnya pun kecil-kecil.
Penyebab & Ciri-cirinya
Penyakit layu Fusarium disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum, Jamur
ini membentuk miselium bersekat dan dapat tumbuh dengan baik pada bermacam-
macam medium agar mengandung ekstrak sayuran. Mula-mula miselium tidak
bewarna, semakin tua warna menjadi krem, akhirnya koloni tampak mempunyai
benang-benang bewarna oker. Pada miselium yang lebih tua terbentuk klamidospora.
Jamur membentuk banyak mikrokonidium bersel satu, tidak bewarna, lonjong atau
bulat telur. Makrokonidium lebih jarang terdapat, berbentuk kumparan, tidak
bewarna, kebanyakan bersekat dua atau tiga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut
Penyakit berkembang pada suhu tanah 21-330C. suhu optimumnya adalah
280C. sedangkan kelembaban tanah membantu tanaman, ternyata juga membantu
perkembangan penyakit. Seperti kebanyakan Fusarium, penyebab penyakit ini dapat
hidup pada pH tanah yang luas variasinya. Penyakit akan lebih berat bila tanah
mengandung banyak nitrogen tetapi miskin akan kalium (Mahmud dan Mirin, 1987).
Pengendalian Penyakit
Di kebanyakan negara penghasil tomat satu-satunya cara pengendalian penyakit
layu Fusarium adalah dengan penanaman jenis-jenis tomat yang tahan. Disini jenis
tomat yang tahan terhadap layu Fusarium sangat terbatas, antara lain adalah Ohio MR
9 dan Walter. Beberapa usaha untuk mengendalikan penyakit dengan fungisida tidak
memberikan hasil yang memuaskan. Usaha untuk mengendalikan penyakit dengan
musa plastic memberikan banyak harapan namun masih memerlukan banyak
penelitian untuk dapat dianjurkan dalam praktek (Djauhari, 1987).
5. Layu Bakteri (Pseudomonas solanecearum)
Gejala Penyakit
Gejala permulaan adalah menjadi layunya
beberapa daun muda atau menguningnya daun-
daun tua (daun sebelah bawah). Batang tanaman
sakit cenderung membentuk lebih banyak akar
adventif sampai setinggi bunga. Jika batang,
cabang, atau tangkai daun tanaman sakit dibelah,
tampak bahwa bekas pembuluh bewarna coklat.
Pada stadium penyakit yang lanjut, bila batang dipotong, dari bekas pembuluh akan
keluar massa bakteri seperti lendir bewarna putih susu. Lendir akan lebih banyak
keluar bila potongan batang ditaruh ditempat yang lembab. Adanya massa lendir ini
dapat dipakai untuk membedakan penyakit layu bakteri dengan penyakit layu
Fusarium. Karena adanya lendir ini penyakit layu bakteri sering juga disebut
“penyakit lendir”.
Penyebab & Ciri-cirinya
Bakteri Pseudomonas solanacearum. Secara terinci bakteri ini sudah diuraikan
pada bab Penyakit Layu Bakteri pada kentang. Bakteri dapat diisolasi dengan baik
pada medium yang mengandung 2,3,4-trifenil-tetrazoliumklorida (medium TTK).
Bakteri ini mempunyai banyak ras. Yang dapat menginfeksi tomat adalah ras 1.
Menurut (Hanudin dan Djatnika, 1986) pertumbuhan bakteri diatas medium buatan
dapat dihambat oleh perasaan umbi lapis bawang putih.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut
Penyakit layu bakteri pada tomat dibantu oleh suhu yang relative tinggi,
sehingga didataran rendah penyakit timbul lebih berat. Intensitas penyakit sangat
dipengaruhi oleh tanaman sebelumnya. Pupuk kandang yang baru (belum masuk)
dapat membawa bakteri layu ke lading. Meskipun bakteri dapat pada pH tanah yang
luas, namun bakteri berkembang lebih baik ditanah yang suhunya agak tinggi,
diwaktu banyak hujan. Jenis-jenis tomat mempunyai kepekaan yang berbeda-beda
terhadap penyakit layu bakteri.
Pengendalian Penyakit
Jika tanah terinfeksi berat oleh bakteri ini sebaiknya diadakan pergiliran tanaman
dengan menanam tanaman yang tidak dapat menjadi inang P. solanacearum,
misalnya tanaman familia kubis-kubisan (Cruciferae). Harus dijaga agar disitu tidak
berkembang gulma yang termasuk familia terungan (Solanaceae). Untuk pertanaman
skala kecil ditanah yang terjangkit, tomat dapat disambung diatas batang bawah yang
tahan, seperti takokak (Solanum torsum Sw). (Haryadi et al, 1972) mencoba
mengobati tanaman dengan antibiotika streptomisin. Antibiotika dipakai untuk
mencelup akar dan untuk menyemprot bibit tomat. Di Taiwan, pemberian kulit udang
atau urea ketanah yang terinfestasi P.solanacearum dapat sangat menurunkan
populasi bakteri. Di sana cara ini sudah dilakukan dipertanaman rumah kaca.
6. Mosaik Tembakau (Marmor tabaci Holmes)
Gejala Penyakit
Pada daun terjadi bercak-bercak hijau muda atau
kuning yang tak teratur. Bagian yang bewarna
muda tidak dapat berkembang secepat bagian
hijau yang biasa, sehingga daun menjadi berkerut
atau terpuntir. Jika semai terinfeksi segera
setelah muncul, semia dapat mati. Jika tanaman
terinfeksi setelah dewasa, pengaruhnya dapat
lemah sekali. Infeksi mosaik pada buah mungkin
tidak menimbulkan gejala. Namun jika tanaman
terinfeksi sejak awal, buah hanya kecil, bentuknya menyimpang, dan pada dinding
buah mungkin terdapat becak-becak nekrotik.
Penyebab & Ciri-cirinya
Penyebab disebabkan oleh virus (Marmor tabaci Holmes) yang juga disebut
Nicotiana virus 1. Sampai sekarang virus masih lebih dikenal dengan nama virus
mosaic tembakau. Virus mempunyai titik inaktivasi pemanasan 940C, titik
pengenceran terakhir 1:1.000.000. Dalam daun tembakau virus tahan sampai puluhan
tahun
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut
Kebanyakan tembakau mengandung virus. Kalau mereka yang bekerja
dipertanaman tomat merokok atau mengunyah tembakau, maka mereka inilah yang
menulari tanaman dengan virus mosaik tembakau. Virus menular dari tanaman ke
tanaman secara mekanis, oleh tangan para pekerja, ternak, atau alat-alat pertanian.
Virus tidak ditularkan oleh serangga. Selain didalam tembakau, virus dapat bertahan
dalam sisa-sisa tanaman sakit dalam tanah sampai lebih dari 4 bulan.
Pengendalian Penyakit
Tidak merokok selama bekerja di pertanaman tomat, khususnya pada waktu
melakukan pekerjaan di persemaian (pembibitan) dan pada waktu memindah
tanaman, dan penularan pada waktu tanaman masih kecil akan sangat menekan
produksi. Meskipun virus yang melekat ditangan tidak dapat sama sekali hilang
tercuci, tetapi membasuh tangan dengan sabun. Persemaian diperiksa dengan teliti,
bibit yang sakit dicabut agar tidak menjadi sumber infeksi. Diusahakan agar tanaman,
khususnya pada waktu masih muda, tidak terlalu banyak dipegang dan tidak dipegang
terlalu keras, misalnya pada waktu memanjatkan tanaman dan pada waktu
memangkas.
7. Mosaik Timun (Marmor cucumeris var. vulgare Holmes)
Gejala Penyakit
Pada daun terdapat gambaran mosaik, yang
sering sukar dibedakan dari gejala mosaik karena
penyakit mosaik tembakau. Daun-daun
cenderung menjadi sempit, bahkan kadang-
kadang menjadi seperti tali, yang dalam bahasa
Inggris disebut shoestring (tali sepatu). Daun juga
mengeriting dan bewarna hijau muda. Buah lebih
kecil dari biasanya. Sering pembentukan buah pada bagian puncak batang terhambat.
Penyebab & Ciri-cirinya
Penyakit disebabkan oleh virus yang disebut Marmor cucumeris. Tetapi sampai
sekarang virus masih lebih dikenal dengan nama virus mosaic ketimun (Cucumber
mosaik virus). Virus dapat menular secara mekanis, meskipun tidak semudah virus
mosaik tembakau. Virus juga dapat ditularkan oleh sejumlah kutu daun. Virus mosaik
ketimun mempunyai ketimun mempunyai sangat banyak tumbuhan inang, yang
termasuk kedalam banyak familia
Pengendalian Penyakit
Persemaian tomat harus bebas dari gulma dan kutu daun. Tanaman sakit
dipersemaian dan pertanaman muda dicabut agar tidak menjadi sumber infeksi.
Mencuci tangan dengan sabun atau deterjen sehabis memegang tanaman tomat atau
gulma yang mungkin mengandung virus. Sedapat mungkin jangan menanam tanaman
yang dapat menjadi sumber virus. Mengendalikan gulma di pertanaman tomat.
8. Keriting (Ruga Tabaci Holmes)
Gejala Penyakit
Tanaman yang sakit terhambat pertumbuhannya,
daun-daun berkerut, terpuntir, mengeriting
keatas, bewarna tidak rata, bercabang banyak,
tanaman tidak berbuah atau berbuah sedikit.
Tulang daun membengkak dan bewarna hijau
tua, tetapi kadang-kadang justru menjadi lebih
jernih daripada biasa.
Penyebab & Ciri-cirinya
Penyebab disebabkan oleh virus yang disebut Ruga tabaci Holmes atau Nicotiana
virus 10. (Storey) Smith.
Pengendalian Penyakit
Diusahakan agar didekat persemaian tomat tidak terdapat gulma atau tanaman lain
yang dapat menjadi sumber virus. Penggunanan mulsa plastik di datran tinggi dan
jerami di dataran rendah dapat menghibdari serangan penyakit. Tanaman muda yang
terserang penyakit harus segera dimusnahkan.
9. Kapang Kelabu (Cercospora Sp.)
Gejala Penyakit
Pada sisi atas daun terdapat bercak bewarna
kuning, sedang pada sisi bawah daun terdpat
beledu bewarna kelabu,yang terdiri dari
konidiofor dan konidium jamur
Penyebab & Ciri-cirinya
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut
Pengendalian Penyakit
10. Bercak daun (Corynespora cassicola)
Gejala Penyakit
Menurut (Johnston, 1961) di Irian Jaya terdapt
bercak daun pada tomat yang disebabkan oleh
Corynespora cassicola, meskipun penyakit ini tidak
menimbulkan kerugian yang berarti. Pada daun
terdapat bercak-bercak dengan garis tengah lebih
kurang 0.5 cm, memiliki cincin-cincin kelabu dan
coklat yang bersilih. Pada bercak sering terdapat kapang bewarna coklat kemerahan.
Bercak-bercak ini dapat menyebabkan daun layudan rontok. Pathogen juga dapat
menyerang buah.
Penyebab & Ciri-cirinya
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut
Pengendalian Penyakit
Daftar pustaka
Walker, J.C. 1952. Disease of vegetable crops. McGraw Hill : New York 529 hlm.
Suryaningsih, Euis. 1982. Cara Pengendalian Penyakit Busuk Daun pada tomat var.
gondol dengan fungisida. Bul. Penel. Hort. 9 (3): 45-52
Holiday, P. 1980. Fungus Disease of Tropical Crops. Cambridge:Cambridge
University Press. 607 hlm.
Graham, K.M. 1971. Plant Disease of Fiji. Min. Overseas Dev. Oversease Res. Publ.
17. London. 250 hlm.
Mahmud dan Azwir Mirin. 1987. Pengaruh pemupukan Nitrogen dan Kalium
Terhadap perkembangan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Tomat. Kongr. Nas.
IX PFI. Surabaya. Okt. 1987: 448-453.
Djauhari, S. 1987. Upaya Pengendalian Penyakit Layu fusarium pada Tomat dengan
Pemulsaan menggunakan plastic sebelum tanam Kongr. Nas. IX PFI. Surabaya. Nov.
1987: 318-324.
Hanudin dan I. Djatnika. 1986. Pengaruh ekstrak beberapa Tanaman terhadap
pertumbuhan bakteri layu (Pseudomonas solanacearum) secara invitro. Bull. Penel.
Hort. 14 (1): 12-14.
Haryadi, Sri Setyati. 1976. Hibrid vigor dan Penyambungan Tanaman untuk
Mengatasi Penyakit Layu Bakteri pada Tomat. Kongr. Nas. IV PFI. Gambung.
Bandung. Des. 1976. 9 Hlm.
Johnston, A. 1961. A Preliminary plant disease survey in Netherlands New-Guinea.
Bull. Dept. Econ. Affairs. Agric. Series 4. 55 hlm.
Semangun, Hartono. 1989. Penyakit-penyakit tanaman hortikultura di Indonesia.
Gajah mada University Press. Yogyakarta