pengendalian hama terpadu pada tanaman...

23
296 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelai Marwoto dan Sri Hardaningsih Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang PENDAHULUAN Kebutuhan kedelai pada tahun 2004 telah mencapai 2,02 juta ton, sedangkan produksi dalam negeri hanya 0,71 juta ton sehingga kekurangannya 1,31 juta ton terpaksa di impor (Badan Litbang Pertanian 2005). Untuk menekan laju impor kedelai dapat ditempuh melalui peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam termasuk pembukaan lahan baru. Salah satu kendala dalam peningkatan produksi kedelai adalah gangguan hama yang dapat menurunkan hasil sampai 80%, bahkan puso apabila tidak ada tindakan pengendalian. Tanaman kedelai sangat disukai oleh hama, terbukti dengan banyaknya hama yang menyerang, yakni hama dalam tanah, hama bibit, hama daun, hama penggerek batang, dan hama polong kedelai. Upaya pengendalian didasarkan atas konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan mengutamakan peningkatan peran pengendalian secara alami (iklim, musuh alami, dan kempetitor). Pestisida digunakan apabila komponen pengendalian lain tidak lagi mampu mengendalikan hama dan aplikasinya didasarkan kepada pemantauan ambang kendali dan dampak negatifnya terhadap lingkungan diusahakan seminimal mungkin (Untung 1993). Prinsip operasional PHT adalah pengendalian hama yang merupakan bagian dari komponen atau subsistem dari sistem pengelolaan Agro- ekosistem. Dengan demikian, pengendalian hama dan penyakit harus diterapkan dalam kerangka budi daya tanaman dan usahatani secara keseluruhan. Pendekatannya bersifat terpadu antarsektor dan antardisiplin ilmu tanpa mengutamakan salah satu sektor/disiplin ilmu tertentu. Dalam sistem PHT, pengendalian hama mencakup seluruh gatra pengelolaan ekosistem pertanian, termasuk gatra teknis, ekologis, ekonomis, dan sosial budaya (Marwoto dan Sri Hardaningsih 2004). Untuk memperoleh hasil yang tinggi pengambilan keputusan pengendalian hama harus didasarkan atas analisis ekosistem kedelai.

Upload: dangthuan

Post on 09-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

296 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Pengendalian Hama Terpadu padaTanaman Kedelai

Marwoto dan Sri HardaningsihBalai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang

PENDAHULUAN

Kebutuhan kedelai pada tahun 2004 telah mencapai 2,02 juta ton,sedangkan produksi dalam negeri hanya 0,71 juta ton sehinggakekurangannya 1,31 juta ton terpaksa di impor (Badan Litbang Pertanian2005). Untuk menekan laju impor kedelai dapat ditempuh melaluipeningkatan produktivitas, perluasan areal tanam termasuk pembukaanlahan baru. Salah satu kendala dalam peningkatan produksi kedelai adalahgangguan hama yang dapat menurunkan hasil sampai 80%, bahkan pusoapabila tidak ada tindakan pengendalian. Tanaman kedelai sangat disukaioleh hama, terbukti dengan banyaknya hama yang menyerang, yaknihama dalam tanah, hama bibit, hama daun, hama penggerek batang, danhama polong kedelai.

Upaya pengendalian didasarkan atas konsep Pengendalian HamaTerpadu (PHT) dengan mengutamakan peningkatan peran pengendaliansecara alami (iklim, musuh alami, dan kempetitor). Pestisida digunakanapabila komponen pengendalian lain tidak lagi mampu mengendalikanhama dan aplikasinya didasarkan kepada pemantauan ambang kendalidan dampak negatifnya terhadap lingkungan diusahakan seminimalmungkin (Untung 1993).

Prinsip operasional PHT adalah pengendalian hama yang merupakanbagian dari komponen atau subsistem dari sistem pengelolaan Agro-ekosistem. Dengan demikian, pengendalian hama dan penyakit harusditerapkan dalam kerangka budi daya tanaman dan usahatani secarakeseluruhan. Pendekatannya bersifat terpadu antarsektor dan antardisiplinilmu tanpa mengutamakan salah satu sektor/disiplin ilmu tertentu. Dalamsistem PHT, pengendalian hama mencakup seluruh gatra pengelolaanekosistem pertanian, termasuk gatra teknis, ekologis, ekonomis, dan sosialbudaya (Marwoto dan Sri Hardaningsih 2004). Untuk memperoleh hasilyang tinggi pengambilan keputusan pengendalian hama harus didasarkanatas analisis ekosistem kedelai.

Page 2: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

297Marwoto dan Hardaningsih: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelai

EKOSISTEM USAHATANI KEDELAI

Dalam suatu ekosistem banyak mekanisme alami yang bekerja secaraefektif dan efisien dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan ekologiyang dapat menekan populasi suatu hama. Mekanisme-mekanisme alamitersebut adalah predatisme, parasitisme, patogenitas, persaingan intra/interspesies, suksesi, produktivitas, dan stabilitas. Jaring-jaring makananmerupakan unsur ekosistem yang cukup penting dalam pengelolaanhama.

Kedudukan kedelai dalam pola tanam di lahan sawah adalah tanamankedua setelah padi. Pola tanam yang biasa dipraktekkan petani di lahansawah irigasi adalah padi – padi – kedelai, padi – kedelai – kedelai, sedanguntuk daerah tadah hujan atau berpengairan terbatas adalah padi – kedelai.

Hama dan penyakit kedelai yang sering menjadi masalah dalam kaitannyadengan lingkungan adalah pada saat:1. Pertanaman musim ketiga (musim kemarau II), umumnya intensitas

serangan hama dan penyakit lebih tinggi.2. Tanam tidak serempak dalam satu areal yang luas.3. Cuaca yang panas mendorong peningkatan populasi hama dan

penyakit.4. Aplikasi insektisida secara tidak sempurna, berdampak terhadap

keberadaan musuh alami, resistensi, dan resurgensi.

Dalam upaya pengendalian hama dan penyakit, kedudukan tanamankedelai dalam agroekosistem perlu dipertimbangkan secara matang agarkondisi lingkungan dan cara tanam dapat ditata sedemikian rupa sehinggatidak sesuai bagi perkembangan hama dan penyakit. Keragaman praktekbudi daya tanaman yang sering mengundang hama untuk merusak tanamankedelai adalah:1. Keragaman waktu tanam: waktu tanam yang tidak seragam atau tidak

serempak menyebabkan beragamnya stadia pertumbuhan dalam satuhamparan. Kondisi ini disukai oleh hama dan penyakit.

2. Keragaman benih: berhasil tidaknya usahatani kedelai di antaranyabergantung pada benih, terutama daya tumbuh dan kesehatan benih(bebas hama dan penyakit).

3. Keragaman ketersediaan air: kerusakan tanaman akibat seranganhama dan penyakit akan makin parah jika terjadi kekurangan air.

4. Keragaman kondisi kesuburan tanah.5. Keragaman tingkat pengendalian hama, yang umumnya bersifat indi-

vidual dan bukan atas dasar musyawarah kelompok.6. Keragaman penanganan pascapanen.

Page 3: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

298 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Keragaman praktek budi daya ini harus diperhatikan dalam upayapengendalian hama berdasarkan pertimbangan ekosistem.

HAMA KEDELAI

Tanaman kedelai sejak tumbuh ke permukaan tanah sampai panen tidakluput dari serangan hama. Hama yang menyerang tanaman kedelaiteridentifikasi sebanyak 111 jenis (Okada et al. 1988), namun Tengkano danSuhardjan (1985) menyatakan bahwa tidak semua jenis hama tersebutmenimbulkan kerugian. Hama penting yang sering menimbulkan kerugianpada tanaman kedelai disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Beberapa hama penting dan pola infestasi hama selama pertumbuhan tanamankedelai.

Pola infestasi pada umur tanaman (hari)Jenis hama

< 10 11-30 31-50 51-70 >70

Ophiomya phaseoli +++ +

Melanagromyza sojae + +

Melanagromyza dolichostigma +

Agrotis spp. ++ +

Longitarsus suturellinus + + + +

Aphis glycines +++ +++ ++

Bemisia tabaci +++ +++ ++ +

Phaedonia inclusa +++ +++ +++ ++

Spodoptera litura + ++ +++

Chrysodexis chaleites + ++ ++

Lamprosema indicata + + +

Helicoverpa sp. +++ ++ ++

Etiella spp. ++ +++ +

Riptortus linearis +++ +++ ++

Nezara viridula +++ +++ ++

Piezodorus hubneri +++ +++ ++

Sumber: Marwoto et al. (1991,1992).+ = kurang membahayakan,++ = membahayakan,+++ = sangat membahayakan.

Page 4: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

299Marwoto dan Hardaningsih: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelai

Hama Tanaman Muda

Lalat Bibit Kacang Ophiomyia phaseoli Tryon (Diptera:Agromyzidae)

Biologi. Lalat kacang betina meletakkan telur pada tanaman muda yangbaru tumbuh. Telur diletakkan di dalam lubang tusukan antara epidermisatas dan bawah keping biji atau disisip-kan dalam jaringan mesofil dekatpangkal keping biji atau pangkal helai daun pertama dan kedua.

Telur berwarna putih seperti mutiara dan berbentuk lonjong denganukuran panjang 0,31 mm dan lebar 0,15 mm. Setelah dua hari, telur menetasdan keluar larva. Larva lalat kacang berukuran kecil, mula-mula berwarnaputih kuning kemudian berubah menjadi kecoklatan. Larva masuk ke dalamkeping biji atau pangkal helai daun pertama dan kedua, kemudian membuatlubang gerekan sambil makan.

Selanjutnya larva menggerek batang melalui kulit batang sampai kepangkal akar, kemudian berkepompong di bawah epidermis kulit batangatau kulit akar pada pangkal batang atau pangkal akar. Pada pertumbuhanpenuh, panjang tubuh larva mencapai 3.75 mm. Kepompong mula-mulaberwarna kuning, kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan.

Tanda serangan. Serangan lalat kacang ditandai oleh adanya bintik-bintik putih pada keping biji, daun pertama atau kedua. Bintik-bintik tersebutadalah bekas tusukan alat peletak telur lalat kacang betina. Tanda seranganlarva pada keping biji dan daun berupa garis berkelok berwarna coklat.Pada batang, ulat menggerek melengkung mengelilingi batang di bawahkulit batang dan akhirnya berkepompong pada pangkal batang. Akibatgerekan tersebut tanaman menjadi layu, mengering dan akhirnya mati.

Tanaman inang. Selain kedelai, lalat kacang juga dapat menyerangkacang hijau, kacang merah, kacang uci, kacang tunggak, kacang hiris, orok-orok, Trgna kosei, Phaseolus mungo, P. Trilobus, dan P. semierectus.

Lalat Batang Kacang Melanagromyza sojae Zehntner(Diptera: Agromyzidae)

Biologi. Imago lalat batang berwarna hitam, bentuk tubuhnya serupadengan lalat bibit kacang, dengan sayap transparan. Panjang tubuhserangga betina 1,88 mm dan serangga jantan 3,90 mm.

Telur diletakkan pada bagian bawah daun sekitar pangkal tulang daundari daun ketiga dan daun yang lebih muda. Telur berbentuk oval denganpanjang 0,36 mm dan lebar 0,13 mm. Setelah 2-7 hari kemudian telurmenetas menjadi larva.

Page 5: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

300 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Larva yang baru keluar makan pada jaringan daun, kemudian menujubatang melalui tangkai daun dan masuk serta menggerek batang bagiandalam. Kepompong terbentuk di dalam batang dengan panjang 2,35 mmdan lebar 0,80 mm.

Tanda serangan. Pada daun muda, terdapat bintik-bintik bekas tusukanalat peletak telur. Lubang gerekan larva pada batang dapat menyebabkantanaman layu, mengering dan mati.

Tanaman inang. Selain kedelai, lalat batang kacang juga menyerangkacang hiris, indigo, kacang uci, kacang hijau, Flemingia sp., dan Phaseolussublobatus.

Lalat Pucuk Melanagromyza dolichostigma de Meij(Diptera: Agromyzidae)

Biologi. Serangga dewasa berupa lalat berwarna hitam, bentuknya serupadengan lalat kacang. Panjang serangga betina 2,25 mm dan lebar 0,64 mmdengan rentang sayap 5,65 mm. panjang tubuh serangga jantan 1,95 mmdan lebar 0,66 mm dengan rentang sayap 5,15 mm.

Telur diletakkan pada permukaan bawah dari daun bagian pucuk yangbelum membuka. Telur berwarna hijau keputih-putihan, berbentuk lonjongdengan panjang 0,38 mm dan lebar 0,15 mm.

Setelah keluar dari telur, larva makan dan menggerek ke dalam jaringandaun, kemudian menuju pucuk tanaman melalui tulang daun. Panjang larvayang telah tumbuh penuh berkisar antara 3,30 - 3,76 mm dengan lebar 0,7mm.

Kepompong dibentuk di dalam batang bagian pucuk. Panjangkepompong berkisar antara 2,35 - 2,55 mm dengan lebar 0,42 mm.

Tanda serangan. Terdapat bintik-bintik putih pada permukaan bawahdaun. Serangan lalat pucuk pada tingkat populasi tinggi menyebabkan helaidaun layu seluruhnya pada satu tangkai daun. Serangan pada awalpertumbuhan umumnya jarang terjadi, kematian pucuk berlangsung padasaat pembungaan.

Tanaman inang. Selain tanaman kedelai, lalat pucuk juga menyerangkacang uci, kacang buncis, Soya hispida, Crotalaria juncea, dan C.mucunoides.

Page 6: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

301Marwoto dan Hardaningsih: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelai

Hama Perusak Daun

Kutu Kebul Bemisia tabaci Gennadius (Homoptera: Aleyrodidae)

Biologi. Serangga dewasa kutu kebul berwarna putih dengan sayap jernih,ditutupi lapisan lilin yang bertepung. Ukuran panjang tubuhnya berkisarantara 1-1,5 mm.

Serangga dewasa meletakkan telur di permukaan bawah daun muda.Telur berwarna kuning terang dan bertangkai seperti kerucut. Stadia telurberlangsung selama enam hari.

Serangga muda (nimfa) yang baru keluar dari telur berwarna putihpucat, tubuh berbentuk bulat telur dan pipih. Hanya instar satu yang kakinyaberfungsi, sedang instar dua dan tiga melekat pada daun selama masapertumbuhannya. Panjang tubuh nimfa 0,7mm. Stadia pupa terbentuk padapermukaan daun bagian bawah.Ada jenis lain yang lebih besar, disebutAleurodicus dispersus atau kutu putih.

Tanda serangan. Serangga muda dan dewasa mengisap cairan daun.Ekskreta kutu kebul menghasilkan embun madu yang merupakan mediumtumbuh cendawan jelaga, sehingga tanaman sering tampak berwarnahitam. Kutu kebul merupakan serangga penular penyakit Cowpea Mild MottleVirus (CMMV) pada kedelai dan kacang-kacangan lain.

Tanaman inang. Hama ini dapat menyerang tanaman dari familiCompositae, Cucurbitaceae, Cruciferae, Solanaceae, dan Leguminoceae.

Kutu Daun Aphis glycines Matsumura (Homoptera: Aphididae)

Biologi. Di daerah tropis, populasi A. glycines hanya terdiri atas seranggabetina. Serangga berkembangbiak secara partenogenesis, yaitu pembiakantanpa pembuahan sel telur oleh serangga jantan. Kotoran kutu daunmengandung gula, sehingga seringkali dijumpai semut yang menggeromboldi dekat koloni Aphis.

Tubuh Aphis glycines berukuran kecil, lunak, dan berwarna hijau agakkekuning-kuningan. Sebagian besar jenis serangga ini tidak bersayap, tetapibila populasi meningkat, sebagian serangga dewasa membentuk sayap yangbening. Aphis dewasa yang bersayap ini kemudian berpindah ke tanamanlain untuk membentuk koloni yang baru. Serangga ini menyukai bagian-bagian muda dari tanaman inangnya. Panjang tubuh Aphis dewasa berkisarantara 1-1,6 mm.

Nimfa Aphis dapat dibedakan dengan imagonya berdasarkan jumlahruas antena yang lebih sedikit pada nimfa yang lebih muda. Jumlah antena

Page 7: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

302 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

nimfa instar satu umumnya empat atau lima ruas, instar kedua lima ruas,instar tiga lima atau enam ruas dan, instar empat atau imago enam ruas.

Tanda serangan. Serangga muda (nimfa) dan imago mengisap cairantanaman. Serangan pada pucuk tanaman muda menyebabkan per-tumbuhan tanaman kerdil. Hama ini juga bertindak sebagai vektor (seranggapenular) berbagai penyakit virus kacang-kacangan (Soybean Mosaic Ynts,Soybean Yellow Mosaic Virus, Bean Yellow Mosaic Virus, Soybean DwarfYrus, Peanut Stripe Virus, dll). Hama ini menyerang tanaman kedelai mudasampai tua. Cuaca yang panas pada musim kemarau sering menyebabkanpopulasi hama kutu daun ini tinggi.

Tanaman inang. Sampai saat ini, kutu daun diketahui hanya menyerangtanaman kedelai.

Tungau Merah Tetranychus cinnabarius Boisduval(Acarina: Tetranycidae)

Biologi. Tubuh tungau berwarna merah dengan tungkai putih. Panjangtubuhnya sekitar 0,5 mm. Perkembangan dari telur hingga menjadi tungaudewasa berlangsung selama lebih kurang 15 hari.

Telur diletakkan di permukaan bawah daun kedelai. Warna telur kuningpucat dan berbentuk bulat dengan ukuran 0,15 mm. Pada musim kering,perkembangbiakan populasi tungau sangat cepat.

Tanda serangan. Tungau menyerang tanaman dengan mengisap cairandaun sehingga daun berwarna kekuning-kuningan. Pada daun yangterserang akan dijumpai jaringan benang halus yang digunakan oleh tungaudewasa untuk berpindah ke daun lain yang masih segar dengan cara ber-gantung pada benang.

Tanaman inang. Selain kedelai, tungau merah juga menyerang kacangtanah, kacang hijau, kacang tunggak, kacang panjang, ubi kayu, pepaya,dan karet.

Wereng Hijau Kedelai Empoasca spp. (Homoptera: Cicadellidae)

Biologi. Serangga dewasa berwarna hijau laut, pandai meloncat, danbiasanya bersembunyi di bagian bawah daun. Telur diletakkan pada daundekat ibu tulang daun. Lama stadium telur sembilan hari.

Nimfa berwarna hijau muda, hidup di bagian bawah daun. Nimfa ber-ganti wit sampai empat kali, dan lama stadium nimfa sembilan hari. Masapertumbuhan dari telur sampai dewasa 15 hari.

Page 8: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

303Marwoto dan Hardaningsih: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelai

Tanda serangan. Serangga dewasa maupun nimfa mengisap cairandaun pada bagian atas daun yang terserang kelihatan bercak-bercak putihkekuning.

Tanaman inang. Selain tanaman kedelai, wereng hijau kedelai jugamenyerang kacang tanah, kacang hijau, kacang tunggak, kacang panjang,dan kapas.

Ulat Grayak Spodoptera litura Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae)

Biologi. Serangga dewasa berupa ngengat abu-abu, meletakkan telur padadaun secara berkelompok. Panjang ngengat betina 1,4 cm, sedangkanngengat jantan 1,7 cm. Setiap kelompok telur terdiri dari 30-700 butir yangditutupi oleh bulu-bulu berwarna merah kecoklatan. Telur akan menetassetelah tiga hari.

Ulat yang baru keluar dari telur berkelompok di permukaan daun danmakan epidermis daun. Setelah beberapa hari, ulat mulai hidup berpencar.Ulat grayak aktif makan pada malam hari, meninggalkan epidermis atasdan tulang daun sehingga dari jauh terlihat daun yang terserang berwarnaputih. Panjang ulat yang telah tumbuh penuh 50 mm.

Kepompong terbentuk di dalam tanah. Setelah 9-10 hari, kepompongakan berubah menjadi ngengat dewasa.

Tanda serangan. Selain pada daun, ulat dewasa dapat memakan polongmuda dan tulang daun muda, sedang pada daun yang tua, tulang-tulangnyaakan tersisa.

Tanaman inang. Selain kedelai, ulat grayak juga menyerang jagung,kentang, tembakau, kacang hijau, bayam, dan kubis.

Ulat Jengkal Chrysodeizis chalcites Esper; Thysanoplusia(= Trichoplusia) orichalcea Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae)

Biologi. Ngengat betina meletakkan telur pada permukaan bawah daunsecara satu per satu. Mula-mula telur berwarna putih, kemudian berubahmenjadi kuning. telur akan menetas setelah 3-4 hari.

Ulat yang keluar berwarna hijau dan dikenal dengan sebutan ulatjengkal karena perilaku jalannya.

Ulat dewasa membentuk kepompong dalam daun yang dianyam.Panjang tubuh ulat yang telah mencapai pertumbuhan penuh sekitar 4cm. Setelah tujuh hari, kepompong akan berubah menjadi ngengat.Panjang ngengat betina 1,3 cm, sedangkan yang jantan 1,7 cm.

Page 9: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

304 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Tanda serangan. Ulat makan daun dari arah pinggir. Serangan beratpada daun mengakibatkan yang tersisa tulang-tulang daun dan keadaan inibiasanya terjadi pada fase pengisian polong.

Tanaman inang. Ulat jengkal bersifat polifag. Selain kedelai, ulat jengkaljuga menyerang tanaman jagung, kentang, tembakau, dan kacang-kacanganlain.

Ulat Penggulung Daun Omiodes (=Lamprosema, Hedylepta)indicata Fabricius (Lepidoptera: Pyralidae)

Biologi. Ngengat betina berukuran kecil, berwarna coklat kekuningandengan lebar rentangan sayap 20 mm. Ngengat betina meletakkan telursecara berkelompok pada daun-daun muda. Setiap kelompok terdiri dari2-5 butir.

Ulat yang keluar dari telur berwarna hijau, licin, transparan, dan agakmengkilap. Pada bagian punggung (toraks) terdapat bintik hitam. Sepertinamanya, ulat ini membentuk gulungan daun dengan merekatkan daunyang satu dengan lainnya dari sisi dalam dengan zat perekat yang dihasilkan-nya. Di dalam gulungan, ulat memakan daun, sehingga akhirnya tinggaltulang daun saja yang tersisa. Panjang ulat yang telah tumbuh penuh 20 mm.

Kepompong terbentuk di dalam gulungan daun. Kadang-kadang ulatjenis Tortricidae dijumpai dalam gulungan daun

Tanda serangan. Serangan hama ini terlihat dengan adanya daun-dauntcrgulung menjadi satu. Bila gulungan dibuka, akan dijumpai ulat ataukotorannya yang bcrwarna coklat hitam.

Tanaman inang. Selain menyerang kedelai, ulat ini juga menyerangkacang hijau. kacang tolo, kacang panjang, Calopogonium sp., dan kacangtanah.

Ulat Berbulu Arctiidae: Creatonotus lactineus CramerSpilosoma strigatula Walker Lymantriidae: Euproctis sp.

Biologi. Ngengat Creatonotus sangat besar, berwarna putih dengan garismerah pada tepi atas sayap depannya. Pada sayap belakang terdapatbeberapa lingkaran hitam. Pada abdomennya terdapat garis-garisberwarna kuning dan hitam. Ngengat Spilosoma berukuran sedangberwarna coklat; sayap belakang dan abdomen berwarna merah muda.Telur diletakkan secara berkelompok, setiap kelompok telur terdiri atas80-100 butir. Ngengat Euproctis berwarna putih, ujung abdomen berwarnakuning. Telur berwarna hijau muda, diletakkan secara berkelompok, dan

Page 10: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

305Marwoto dan Hardaningsih: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelai

setiap kelompok terdiri atas sekitar 30 butir. Ulat yang baru keluar daritelur berkelompok di permukaan daun dan makan epidermis daun.Setelah beberapa hari, ulat mulai hidup berpencar.

Ulat Creatonotus dan Spilosoma berwarna coklat tua, berbulu lebat.Ulat Euproctis muda berwarna kuning dan hitam, ulat instar terakhirberwarna hitam, punggungnya bergaris kuning dan merah dari kepalasampai tubuh bagian belakang.

Ulat-ulat tersebut berkepompong dalam kokon di dalam gulungan daun.Jika terkena kulit, bulu-bulu ulat ini menyebabkan rasa gatal.

Tanda serangan. Ulat makan daun, dan kadang-kadang ditemukan padabunga dan polong tanaman kacang-kacangan.

Tanaman inang. Creatonotus: kacang tunggak, kacang panjang, limabean, kacang hijau, juga bisa menyerang tanaman kopi, teh, Lantana, talas(Colocasia) dan gadung (Dioscorea). Spilosoma: bebcrapa jenis sayuran,tanaman hias dan gulma maupun monokotiledon dan dikotiledon.Euproctis: tebu, padi, sayur-sayuran, kacang-kacangan, Malvaceae, tanamanperdu dan pohon-pohonan. Ulat ini juga sering menyerang bunga-bungaan.

Kumbang Kedelai Phaedonia inclusa Stall.(Coleoptera: Chrysomelidae)

Biologi. Kumbang kedelai dewasa berbentuk kubah. Kumbang jantanmemiliki panjang tubuh 4-5 mm, sedang yang betina 5-6 mm. Tubuhkumbang berwarna hitam mengkilap dengan bagian kepala dan tepi sayapdepan berwarna kecoklatan. Kumbang dewasa aktif pada pagi dan sorehari, sedangkan pada siang hari bersembunyi di celah-celah tanah.Kumbang dewasa makan daun, pucuk tanaman, bunga, dan polong. Bilatanaman disentuh, kumbang akan menjatuhkan diri seolah-olah mati.

Kumbang kedelai betina meletakkan telur secara berkelompok padapermukaan bawah daun. Telur berbentuk bulat panjang dan berwarnakuning/kuning pucat dengan panjang 1,33 mm. Kelompok telur terdiri atas5-10 butir. Setelah empat hari, telur menetas dan keluar larva.

Larva yang baru keluar dari telur untuk sementara tinggal di tempattelur diletakkan, kemudian pindah dan makan bagian pucuk bunga danpolong kedelai. Larva muda berwarna abu-abu gelap, sedangkan larvadewasa agak terang. Larva berganti wit sebanyak tiga kali.

Menjelang menjadi kepompong, larva menuju ke tanah dan ber-kepompong di sela-sela gumpalan tanah. Kepompong berwarna kuningpucat, panjang 3-5 mm, dan masa kepompong 8 hari.

Page 11: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

306 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Tanda serangan. Larva dan kumbang dewasa dapat merusaktanaman sejak muncul di permukaan tanah sampai panen. Bagian yangdirusak adalah daun, pucuk, bunga, dan polong. Serangan pada dauntampak berlubang, pada polong muda menyebabkan luka, dan makanbagian kulit polong tua.

Tanaman inang. Selain kedelai, Phaedonia inclusa juga menyerangDesmodium ovalivolium, D. trifolium, D. Gyroides, dan Pueraria phaseoloides.

Kumbang Moncong Hypomeces spp. (Coleoptera: Curculionidae)

Biologi. Serangga hama ini belum banyak diteliti. Kumbang dewasa memilikimoncong, panjang badan 10-15 mm, berwarna keabu-abuan dan per-mukaan badan terselimuti oleh semacam debu berwarna kuning sampaikehijauan mengkilat (fine golden green dust). Larva makan akar tanaman,dan kadang-kadang dijumpai larva menggerek tanaman padi dan tebu.Kepompong diletakkan di dalam tanah.

Tanda serangan. Kumbang ini termasuk hama yang tidak penting padatanaman kedelai. Namun apabila populasi hama cukup tinggi kerusakanyang ditimbulkan cukup berarti. Kerusakan yang diakibatkan oleh kumbanglebih besar dibandingkan dengan kerusakan yang diakibatkan oleh larva.Kumbang dewasa bersifat polifag atau memakan daun berbagai macamtanaman. Di Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, kumbang ini dijumpaipada pertanaman kedelai dan kacang hijau dengan populasi yang cukuptinggi.

Tanaman inang. Tebu, kapas, padi, jagung dan lain-lain.

Kumbang Kuning

a. Kumbang kuning dengan dua garis coklat pada sayap (Coleoptera:Monolepta sp.)

b. Kumbang kuning (Coleoptera: Aulacophora sp.)

Biologi. Kedua kumbang kadang-kadang ditemui pada pertanamankedelai. Biologi kedua kum-bang belum banyak diketahui, siklus hidupberkisar antara 19-27 hari. Habitat dari larvanya belum diketahui, dankumbang dewasa makan pollen.

Tanda serangan. Akibat serangan berat dari kumbang kuning inibelum banyak diketahui.

Tanaman inang. Tanaman inang kumbang kuning adalah kacang-kacangan dan ubi jalar.

Page 12: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

307Marwoto dan Hardaningsih: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelai

Hama Perusak Polong

Ulat Helicoverpa (Heliothis)Helicoverpa (Heliothis) armigera Huebner (Lepidoptera: Noctuidae)

Biologi. Telur diletakkan secara terpencar satu per satu pada daun, pucukatau bunga pada malam hari. Telur biasanya diletakkan pada tanamanberumur dua minggu setelah tanam. Telur berwarna kuning muda.

Setelah 2-5 hari, telur menetas menjadi ulat. Ulat yang baru keluarkemudian makan kulit telur. Ulat muda makan jaringan daun, sedangkanulat instar yang lebih tua sering dijumpai makan bunga, polong muda, danbiji. Warna ulat tua bervariasi, hijau kekuning-kuningan, hijau, coklat atauagak hitam kecoklatan. Tubuh ulat sedikit berbulu. Panjang tubuh ulat padapertumbuhan penuh sekitar 3 cm dengan lebar kepala 3 mm.

Kepompong H. arrnigera terbentuk di dalam tanah. Setelah 12 hari,ngengat akan keluar. Warna tubuh ngengat kuning kecoklatan.

Tanda serangan. Ciri khusus cara makan ulat Helicoverpa adalah kepaladan sebagian tubuhnya masuk ke dalam polong. Selain polong, ulat mudajuga menyerang daun dan bunga.

Tanaman inang. Serangga hama ini mempunyai banyak tanaman inang:kacang hijau, kacang buncis, kacang tanah, gude, kentang, tomat, kapas,jagung, kentang, kubis, bawang merah, apel, jarak. tembakau, sorgum, jeruk,dan bunga matahari.

Kepik Polong Riptortus linearis Fabricius (Hemiptera: Alydidae)

Biologi. Kepik polong dewasa mirip dengan walang sangit, berwarna kuningcoklat dengan garis putih kekuningan di sepanjang sisi badannya. Kepikbetina dan jantan dapat dibedakan dari perutnya. Perut kepik betinamembesar dan kembung pada bagian tengahnya, sedangkan perut kepikjantan lurus dan ramping. Panjang tubuh kepik betina 13-14 mm dan yangjantan 11-13 mm.

Telur diletakkan berkelompok pada permukaan atas atau bawah daunserta pada polong, berderet 3-5 butir. Telur berbentuk bulat dengan bagiantengah agak cekung, berdiameter 1,2 mm. Telur berwarna biru keabu-abuankemudian berubah menjadi coklat suram. Setelah 6-7 hari, telur menetasdan keluar kepik muda (nimfa).

Dalam perkembangannya, kepik muda mengalami lima kali pergantianwit. Tiap pergantian wit terdapat perbedaan bentuk, warna, ukuran, danumur. Kepik muda mirip semut hitam. Rata-rata panjang tubuh nimfa

Page 13: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

308 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

pertama sampai kelima berturut-turut 2,6 mm; 4,2 mm, 6,0 mm; 7,0 mm,dan 9,9 mm.

Di Nusa Tenggara Barat ditemukan sejenis Riptonus yang lain, kadang-kadang populasinya bercampur dengan R. linearis. Garis kuning yangterdapat pada badannya tidak memanjang sepanjang badan, tetapi terputusoleh warna putih pada satu segmen antena.

Tanda serangan. Kepik muda dan dewasa mengisap cairan polongdan biji. Cara menyerangnya adalah dengan menusukkan stilet pada witpolong dan terus ke biji, kemudian mengisap cairan biji. Serangan yangterjadi pada fase perkembangan biji dan pertumbuhan polong menyebab-kan polong dan biji kempes, kemudian mengering dan polong gugur.

Tanaman inang. Selain kedelai, kepik polong juga menyerang Tephrosiaspp., Acacia villosa, dadap, Desmodium, Solanaceae, Convolvulaceae,Crotalaria, kacang panjang, dan kacang hijau.

Kepik Hijau Nezara viridula Linnaeus (Hemiptera: Pentatomidae)

Biologi. Terdapat tiga varietas kepik hijau yaitu: (1) N. viridula var.smaragdula (berwarna hijau polos), (2) N. viridula var. torquata (berwarnahijau dengan kepala dan bagian toraks berwarna jingga atau kuningkeemasan), dan (3) N. viridula var. aurantiaca (kuning kehijauan dengantiga bintik hijau pada bagian dorsal).

Kepik hijau dewasa mulai datang di pertanaman menjelang pem-bungaan. Telur diletak-kan secara berkelompok (rata-rata 80 butir) padapermukaan daun bagian bawah, permukaan daun bagian atas, polong danbatang tanaman. Bentuk telur seperti cangkir berwarna kuning dan berubahmenjadi merah bata ketika akan menetas.

Telur menetas setelah 5-7 hari. Nimfa (kepik muda) yang keluar terdiridari 5 instar yang mempunyai perbedaan warna dan ukuran. Kepik mudayang baru keluar tinggal bergerombol di atas kulit telur. Kepik muda instar 4mulai menyebar ke tanaman sekitarnya. Pada pagi hari, kepik biasanyatinggal di permukaan daun bagian atas, tetapi pada siang hari akan turunke bagian polong untuk makan dan berteduh. Panjang tubuh nimfa instarsatu sampai lima berturut-turut 1,2 mm; 2 mm; 3,6 mm; 6,9 mm dan 10,2mm.

Tanda serangan. Kepik muda dan dewasa merusak polong dan bijidengan menusukkan stiletnya pada kulit polong terus ke biji kemudianmengisap cairan biji. Kerusakan yang diakibatkan oleh kepik hijau inimenyebabkan penurunan hasil dan kualitas biji.

Page 14: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

309Marwoto dan Hardaningsih: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelai

Tanaman inang. Tanaman inang selain kedelai adalah padi, kacang-kacangan, Crotalaria, kentang, wijen, jagung, tembakau, lombok, danTephrosia.

Kepik Piezodorus rubrofasciatus Fabricius (Hemiptera: Pentatomidae)

Biologi. Kepik dewasa mirip dengan Nezara yaitu berwarna hijau,mempunyai garis melintang pada lehernya. Panjang badannya sekitar 8,8-12,0 mm. Kepik jantan mempunyai garis yang berwarna merah muda,sedangkan pada kepik betina mempunyai garis yang berwarna putih.

Telur diletakkan berkelompok pada permukaan daun bagian atas, padapolong, batang atau di rumput. Tiap kelompok terdiri dari 2 baris, berjumlah9-42 butir. Telur berbentuk tong, berwarna abu-abu kehitaman dengan stripputih di tengahnya.

Setelah empat hari, telur menetas dan keluar kepik muda (nimfa). Selamaperkembangannya menjadi dewasa, kepik muda mengalami 5 kali gantikulit. Kepik muda yang baru keluar dari telur ini tidak makan dan ber-kelompok pada permukaan kulit telur. Setelah ganti kulit, kepik muda mulaimenyebar untuk mencari makan. Panjang tubuh nimfa instar satu sampailima berturut-turut 1,10 mm; 2,23 mm; 3,34 mm; 5,30 mm dan 8,59 mm.

Tanda serangan. Kepik muda dan dewasa menyerang dengan caramenusuk polong dan biji serta mengisap cairan biji pada semua stadia per-tumbuhan polong dan biji. Kerusakan yang diakibatkan oleh pengisap inimenyebabkan penurunan hasil dan kualitas biji.

Tanaman inang. Selain menyerang kedelai, kepik ini juga dijumpai padatanaman kacang hijau dan kacang Panjang.

Penggerek Polong Kedelai Etiella zinckenella Treit,Etiella hobsoni Butler (Lepidoptera: Pyralidae)

Biologi. Ngengat E. zinckenella berwarna keabu-abuan dan mempunyaigaris putih pada sayap depan, E. hobsoni tida mempunyai garis putih padasayapnya.

Telur diletakkan berkelompok di bagian bawah daun, kelopak bungaatau pada polong. Tiap kelompok banyaknya 4-15 butir. Telur berbentuklonjong dengan diameter 0,6 mm. Pada saat diletakkan telur berwarna putihmengkilap, kemudian berubah menjadi kemerahan dan berwarna jinggaketika akan menetas.

Setelah 3-4 hari, telur menetas dan keluar ulat. Ulat yang baru keluardari telur berwarna putih kekuningan dan kemudian berubah menjadi hijau

Page 15: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

310 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

dengan garis merah memanjang. Ulat instar 1 dan 2 menggerek kulitpolong, kemudian masuk menggerek biji dan hidup di dalam biji. Setelahinstar 2, ulat hidup di luar biji. Dalam satu polong sering dijumpai lebihdari 1 ekor ulat. Ulat instar akhir mempunyai panjang 13-15 mm denganlebar 2-3 mm.

Kepompong dibentuk dalam tanah dengan terlebih dulu membuatsel dari tanah. Kepompong berwarna coklat dengan panjang 8-10 mmdan lebar 2 mm. Setelah 9-15 hari, kepompong berubah menjadi ngengat.

Tanda serangan. Tanda serangan berupa lubang gerek berbentukbundar pada kulit polong. Apabila terdapat dua lubang gerek pada polongtersebut berarti ulat sudah meninggalkan polong.

Tanaman inang. Selain pada kedelai, hama ini juga menyerang Crotalariastriata, kacang tunggak, kacang kratak (Phaseolus lunatus), Tephrosiaeandida, C. juncea, kacang hijau, dan kacang tanah.

PENGENDALIAN HAMA TERPADU

Pendekatan Pengendalian

Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kedelai berlandaskanstrategi penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). PHT adalah suatucara pendekatan atau cara pengendalian hama dan penyakit yang didasar-kan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangkapengelolaan ekosistem yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.

Strategi PHT adalah mendukung secara kompatibel semua teknik ataumetode pengendalian hama dan penyakit didasarkan pada asas ekologidan ekonomi. Prinsip operasional dalam PHT adalah:1. Budi daya tanaman sehatTanaman yang sehat mempunyai ketahanan ekologi yang tinggi terhadapgangguan hama. Untuk itu penggunaan paket-paket teknologi produksidalam praktek-praktek agronomis yang dilaksanakan harus diarahkankepada terwujudnya tanaman yang sehat.

2. Pelestarian musuh alamiMusuh alami (parasit, predator dan patogen serangga) merupakan faktorpengendali hama penting yang perlu dilestarikan dan dikelola agar mampuberperan secara maksimum dalam pengaturan populasi hama di lapang.

Page 16: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

311Marwoto dan Hardaningsih: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelai

3. Pemantauan ekosistem secara terpaduPemantauan ekosistem pertanaman yang intensif secara rutin oleh petanimerupakan dasar analisis ekosistem untuk pengambilan keputusan danmelakukan tindakan yang diperlukan.

4. Petani sebagai ahli PHTPetani sebagai pengambil keputusan dan ketrampilan dalam menganalisisekosistem serta mampu menetapkan keputusan pengendalian hama secaratepat sesuai dengan dasar PHT.

Analisis Ekosistem sebagai Dasar Pengendalian Hama

Sistem PHT dalam pengambilan keputusan didasarkan atas analisisekosistem. Analisis ekosistem yang telah ditetapkan dan berfungsi terdiriatas tiga subsistem, yaitu: pemantauan, pengambilan keputusan, dantindakan (Gambar 1).

Subsistem pemantauan (monitoring) berfungsi untuk selalu memantaukeadaan agroekosistem yang dikelola melalui kegiatan pengamatan rutin,baik terhadap komponen biotik (keadaan tanaman, intensitas kerusakan,populasi hama dan penyakit, populasi musuh alami, keadaan gulma danlain-lain) maupun komponen abiotik (curah hujan, suhu, air, angin danlain-lain). Pengamatan secara rutin (misal satu minggu sekali) dapatdilakukan oleh petugas pengamat khusus atau oleh petani yang sudahterlatih. Metode pengamatan harus dibuat praktis dan ekonomis tetapi tetapdengan ketelitian statistik yang dapat dipertanggungjawabkan.

Subsistem pengambilan keputusan (decision making) berfungsi untukmenentukan keputusan pengelolaan hama yang tepat yang didasarkan padaanalisis data hasil pemantauan yang secara rutin diterima dari subsistempemantauan. Pengambilan keputusan didasarkan pada model dan

Pengambilan keputusan

Ekosistem pertanian

Program tindakanPemantauan

Pengambilan keputusan

Ekosistem pertanian

Program tindakanPemantauan

Gambar 1. Teknik operasional pengambilan keputusan pengendalian hama.Sumber: Untung (1993).

Page 17: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

312 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

teknologi pengelolaan hama yang dikuasai oleh dan tersedia bagi sipengambil keputusan. Keputusan yang diambil merupakan berbagaitindakan yang perlu dilakukan pada agroekosistem agar sasaran PHT terpe-nuhi, termasuk keputusan kapan dan bagaimana pestisida digunakan.

Subsistem program tindakan (action program) mempunyai fungsi untuksegera melaksanakan keputusan dan rekomendasi yang dibuat olehsubsistem pengambilan keputusan dalam bentuk tindakan pengendalianatau pengelolaan hama pada unit lahan atau lingkungan pertanian yangdikelola. Tindakan tersebut dapat dilakukan oleh petani secara per oranganatau berkelompok.

Komponen Pengendalian

Komponen pengendalian hama yang dapat dipadukan dalam penerapanPHT pada tanaman kedelai adalah:1. Pemanfaatan pengendalian alami dengan mengurangi tindakan-

tindakan yang dapat merugikan atau mematikan perkembangan musuhalami.

2. Pengendalian fisik dan mekanik yang bertujuan untuk mengurangipopulasi hama/penyakit, mengganggu aktivitas fisiologis hama yangnormal, serta mengubah lingkungan fisik menjadi kurang sesuai bagikehidupan dan perkembangan hama. Pengurangan populasi hama/penyakit dapat dilakukan juga dengan mengambil kelompok telur danmembunuh larva hama atau imagonya atau mengambil tanaman yangsakit.

3. Pengelolaan ekosistem melalui usaha bercocok tanam, yang bertujuanuntuk membuat lingkungan tanaman menjadi kurang sesuai bagikehidupan dan pembiakan atau pertumbuhan serangga hama danpenyakit serta mendorong berfungsinya agensia pengendali hayati.

Beberapa teknik bercocok tanam antara lain:a) Penanaman verietas tahanb) Penggunaan benih sehat yang berdaya tumbuh tinggic) Pergiliran tanaman untuk memutus siklus hidup hamad) Sanitasi, membersihkan sisa-sisa tanaman atau tanaman lain yang

dapat dipakai sebagai inange) Penetapan masa tanam, dan diusahakan dalam satu hamparan

dapat tanam serempak atau selisih waktu tanam tidak lebih dari 10hari.

Page 18: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

313Marwoto dan Hardaningsih: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelai

f) Penanaman tanaman perangkap atau penolak dengan tujuan agarhama akan lebih senang pada tanaman perangkap, misalnya:penanaman jagung pada areal pertanaman kedelai untuk menarikhama ulat buah (Helicoverpa armigera), menanam sesbania padapertanaman kedelai untuk menarik hama penghisap polong.

4. Penggunaan pestisida nabati atau kimiawi secara selektif untuk me-ngembalikan populasi hama pada asas keseimbangannya. Keputusanpenggunaan pestisida dilakukan setelah analisis ekosistem terhadaphasil pengamatan dan ketetapan tentang ambang kendali. Pestisida yangdipilih harus yang efektif dan telah diizinkan.

Paket Rekomendasi

Paket alternatif pengendalian hama pada tanaman kedelai, telah dicobapada berbagai lokasi dan telah menunjukkan hasil yang cukup baik, sehinggatanaman dapat berproduksi sesuai dengan kemampuannya. Paket alternatifpengendalian hama kedelai dapat diikuti pada Lampiran 1. Sementara itu,daftar pestisida yang direkomendasikan untuk pengendalian hama kedelaitertera pada Lampiran 2.

KESIMPULAN

1. Ledakan populasi hama pada tanaman kedelai dapat terjadi karenapenyempitan keragaman tanaman dan genetik. Pertanaman tanpa ataukurang diversifikasi tanaman rawan serangan hama.

2. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pengendalian hama kedelai adalahkesehatan tanaman, populasi hama dan musuh alami serta pemilihankomponen pengendalian hama yang tepat.

3. Untuk memperoleh hasil kedelai yang tinggi, usaha pengendalian harusberlandaskan program Pengendalian Hama Terpadu, yang menitik-beratkan pada penggunaan pengendali alami (iklim), pengambilankeputusan didasarkan atas analisis agroekosistem, dan pemilihankomponen pengendalian yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 2005. Prospek dan arah pengembanganagribisnis kedelai. Badan Litbang Pertanian. jakarta. 32 p.

Marwoto, Era Wahyuni, dan K.E. Neering. 1991. Pengelolaan pestisidadalam pengendalian hama kedelai secara terpadu. MonografBalittan Malang No. 7. 38 p.

Page 19: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

314 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Marwoto, N. Saleh, Sunardi, dan A. Winarto. 1992. Rumusan lokakaryapengendalian hama terpadu tanaman kedelai. 6 p.

Marwoto dan Sri Hardaningsih. 2004. Identifikasi hama penyakit kedelaiserta cara pengendaliannya. Lokakarya Pengembangan Kedelaimelalui Pendekatan PTT di Lahan Kering Masam. Balitkabi-BPTPLampung. 72 p.

Okada, T., W. Tengkano, and T. Djuarso. 1988. An outline of soybean pest inIndonesia in Faunestic aspects. Seminar Balittan Bogor, 6 December1988. 37 p.

Sri Hardaningsih. 1999. Penyakit-penyakit pada tanaman kedelai dan carapenanggulangannya. Proyek Pelatihan dan Perbanyakan BenihKedelai Bermutu (JICA-SSP). Bedali, Lawang.

Tengkano, W., dan M. Suhardjan. 1985. Jenis hama utama pada berbagaifase pertumbuhan tanaman kedelai. Dalam: Sadikin et al. (Eds).Kedelai. Puslitbang Tanaman Pangan, Bogor. p. 295-318.

Untung, K. 1993. Konsep pengendalian hama terpadu. Offset, Yogyakarta.149 p.

Page 20: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

315Marwoto dan Hardaningsih: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelai

Lampiran 1. Ambang kendali dan alternatif pengendalian hama utama pada tanaman kedelai.

Jenis hama Ambang kendali Alternatif pengendalian

1. Lalat kacangOphiomyia phaseoli - 1 imago/5 m baris atau 1 - Tanam serempak, selisihTryon Melanagromyza imago/50 rumpun waktu tanam tidak lebihsojae Zehntn tanaman dari10 hari.M. dolichostigma - Rotasi tanaman bukan inangde Meij lalat kacang

- Varietas toleran (Galunggung,Kerinci, Tidar)

- Pemberian mulsa (5-10 t/ha)untuk bertanam kedelaisetelah padi sawah

- Daerah endemis perluperlakuan benih denganinsektisida Carbosulfan.

- Populasi mencapai ambangkendali pada 7-10 HSTdisemprot insektisida untuklalat bibit.

- Populasi lalat kacangmencapai ambang kendalipada 10-50 HST disemprotinsektisida.

Jenis insektisida padaLampiran 2

2. Ulat pemakan daunSpodoptera litura L. - Intensitas kerusakan - Tanam serempak denganChrysodeixis chalsites baru sebesar 12,5% selisih waktu relatif pendekEsper. pada umur 20 HST (kurang dari 10 hari).Lamprosema indicata dan lebih dari 20% pada - Pada fase vegetatif, 10 ekorFabricus. tanaman umur lebih 20 instar 3/10 rumpun tanaman.

HST - Pemantauan lahan secara- - Pada fase pembungaan: rutin dan pemusnahan

13 ekor instar 3/10 kelompok telur dan ulat.rumpun tanaman

- Pada fase pembentukan - Penyemprotan insektisidapolong: 13 ekor instar setelah mencapai ambang3/10 rumpun tanaman kendali (jenis insektisida

- Pada fase pengisian pada Lampiran 1)polong: 26 ekor instar - Penyemprotan NPV (dari 253/10 tanaman. ulat yang sakit dilarutkan

dalam 500 l air untuk satuhektar).

- Untuk ulat grayak dapatdipakai feromonoid seks 6perangkap per hektar.

- Serbuk biji Mimba 10/g/l

Page 21: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

316 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Lampiran 1. Lanjutan.

Jenis hama Ambang kendali Alternatif pengendalian

3. Pengisap daunThrips - Gejala daun keriting - Tanam serempak denganAphis sp. pada kacang hijau selisih waktu kurang dari 10 hari.Bemisia sp. - Ada populasi kutu Aphis, - Pemantauan lahan secara rutin

Bemisia dan Thrip cukup - Semprot insektisida (jenistinggi insektisida terlampir).

4. Kumbang kedelaiPhaedonia inclusa - Intensitas kerusakan - Tanam serempakStall. daun lebih dari 12,5% - Pemantauan secara rutin dan - 2 ekor/8 tanaman atau pungut apabila menemukan

1 ekor/4 tanaman hama - Penyemprotan insektisida

dilakukan setelah ambangkendali tercapai.

(jenis insektisida terlampir)

5. Penggerek polongHelicoverpa armigera - Intensitas kerusakan - Tanam serempak dengan selisih

daun mencapai lebih waktu kurang dari 10 haridari 2% - Pergiliran tanam

- 2 ekor ulat/rumpun pada - Semprot dengan insektisida bilaumur lebih dari 45 HST populai mencapai ambang

kendali(Jenis insektisida terlampir)

- Penyemprotan NPV (dari 25 ulatyang sakit dilarutkan dalam 500 lair untuk satu hektar).

- Tanaman perangkap jagung 3jenis umur: genjah, sedangdan panjang.

- Pelepasan parasitoidTrichograma spp.

Etiella sp. - Intensitas kerusakan - Tanam serempak dengan selisihMaruca spp. 2 ekor ulat/rumpun pada waktu kurang dari 10 hari

umur lebih dari 45 HST - Pergiliran tanam- Semprot dengan insektisida bila

populasi mencapai ambangkendali (jenis insektisidaterlampir)

- Pelepasan parasitoidTrichogramma spp.

6. Pengisap polongRiptortus linearis L - Pemantauan dilakukan - Tanam serempak dengan selisihNezara viridula L. umur 42-70-HST waktu kurang dari 10 hariPiezodorus sp. - Intensitas kerusakan >2% - Pergiliran tanam

- 1 pasang imago/20 - Semprot dengan insektisidarumpun tanaman bila populai mencapai ambang

kendali (jenis insektisidaterlampir)

- Penanaman tanamanperangkap Sesbania rostrata

Page 22: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

317Marwoto dan Hardaningsih: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelai

Lampiran 2. Insektisida Rekomendasi DITJEN BSP (2004) untuk mengendalikan hama kedelai.

Hama sasaran Nama insektisida

Lalat bibit Kacang Basban 200 EC klorpirifosLalat batang kacang Curater 3 G carbofuranLalat bibit pucuk Cypermax 100 EC sipemetrin

Decis 2,5 EC deltametrinOfunak 40 EC piridafentionOrthene 75 SP asefatPetroban 200 EC klorpifos

Kutu kebul Mitac 200 EC amitrazKutu Aphis Nissuron 50 EC heksitiazokTungau Kelthene 200 EC dikofol

Omite 570 EC propargit

Ulat grayak Ambush 2 EC permetrinDecis 2,5 EC dekametrinTrebon 95 EC etofenproksCymbush 50 EC sipermetrinCascade 50 EC flufenoksuronAtabron 50 EC klorfluazuronBuldok 25 EC betasiflutrinMatador 25 EC sihalotrin

Ulat jengkal Ambush 2 EC permetrinAtabron 50 EC klorfluazuronCascade 50 EC flufenoksuronCymbush 50 EC sipermetrinDecis 2,5 EC dekametrinMatador 25 EC sihalotrin

Kumbang kedelai Ambush 2 EC permetrinBayrusil 250 EC kuinalfosBuldok 25 EC betasiflutrinCorsair 100 EC permetrinCymbush 50 EC sipermetrinDecis 2,5 EC dekametrinKarphos 25 EC isoksationKiltop 500 EC BPMCMatador 25 EC sihalotrin

Ulat penggulung daun Ambush 2 EC permetrinCorsair 100 EC permetrinCymbush 50 EC sipermetrinDecis 2,5 EC dekametrinFastac 15 EC alfametrin

Ulat Heliothis Ambush 2 EC permetrinCorsair 100 permetrinCymbush 50 EC sipermetrinDecis 2,5 EC dekametrinFastac 15 EC alfametrin

Page 23: Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelaibalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele... · Keragaman praktek budi daya tanaman yang sering mengundang hama

318 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Lampiran 2. Lanjutan.

Hama sasaran Nama insektisida

Kepik coklat Atabron 50 EC klorfluazuronAmbush 2 EC permetrinBassa 500 EC BPMCCorsair 100 C permetrinDecis 2,5 EC dekametrinKiltop 500 EC BPMCLarvin 75 WP thiodicarb

Kepik hijau Atabron 50 EC klorfluazuron

Ambush 2 EC permetrinBassa 500 EC BPMCDecis 2,5 EC dekametrinLarvin 75 WP thiodicarbMatador 25 EC sihalotrin

Ulat penggerek polong Atabron 50 EC klorfluazuron

Buldok 25 EC betasiflutrinCymbush 50 EC sipermetrinFastac 15 EC alfametrinMarshal 200 EC carbosulfanMatador 25 EC sihalotrinRipcord 5 EC sipermetrin

Uret/lundi Furadan 3 G carbofuran(Holotrichia sp.)

Rayap Dharmafor 3 G carbofuran(Odontotermes spp.) Petrofor 3 G carbofuran

Ulat tanah (Agrotis sp.) Furadan 3 G carbofuranDharmafor 3 G carbofuranPetrofur 3 G carbofuran