hama tanaman sayuran

60
HAMA TANAMAN SAYURAN 1. Ulat pengorok daun/penggerek umbi kentang (Pthorimaea operculella Zeller ) 2. Ulat daun Kubis (Plutella xylostella) 3. Ulat daun Kubis (Plutella xylostella) 4. Hama Thrips sp pada Tanaman cabai

Upload: anida-futri

Post on 03-Oct-2015

302 views

Category:

Documents


58 download

DESCRIPTION

HPTU

TRANSCRIPT

  • HAMA TANAMAN SAYURAN

    Ulat pengorok daun/penggerek umbi kentang (Pthorimaea operculella Zeller)Ulat daun Kubis (Plutella xylostella)Ulat daun Kubis (Plutella xylostella)Hama Thrips sp pada Tanaman cabai

  • Klasifikasi : Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : LepidopteraFamili : GelechiidaeOrdo : LepidopteraFamili: Gelechiidae1. ULAT PENGOROK DAUN/PENGGEREK UMBI KENTANG (Pthorimaea operculella Zeller)

  • MORFOLOGITELURBerukuran kecilBentuk bulat panjangDiletakkan di bawah permukaan daun atau pada permukaan umbi yang muncul di permukaan tanah.Telur diletakkan tunggal.Satu ngengat betina dapat menghasilkan 150 200 butir telur.

  • LARVALarva berwarna putih abu-abu dengan corak merah muda, kepalanya hitam dengan pelindung seperti perisai.

    Panjang tubuh 11 mm.

    Lama stadium 10 16 hari.

  • Gambar atas. Larva Pthorimaea operculella

  • PUPAPupa terdapat dalam lubang gerekan.

    Selama penyimpanan, pupa terdapat pada bagian luar umbi, biasanya pada mata tunas atau pada rak gudang penyimpanan.

    Lama stadium 6 9 hari.

  • NGENGATBerwarna coklat kelabu.Berukuran 10 15 mm.Aktif malam hari (nocturnal).Pada siang hari bersembunyi di bawah daun, atau pada rak-rak di gudang penyimpanan.Lama hidup ngengat betina 7 16 hari, ngengat jantan 3 9 hari.

  • Ngengat Pthorimaea operculella

  • BIOEKOLOGIPada siang hari ngengat bersembunyi di bawah helaian daun atau pada rak-rak penyimpanan umbi di gudang. Lama hidup ngengat betina berkisar antara 7 - 16 hari, sedangkan lama hidup ngengat jantan berkisar antara 3 - 9 hari.Telur berukuran kecil, agak lonjong atau berbentuk bulat panjang, diletakkan pada permukaan bawah daun atau pada permukaan umbi yang tersembul di permukaan tanah.

  • BIOEKOLOGIDi gudang, telur hampir selalu diletakkan pada permukaan atas umbi di sekitar mata tunas.Larva berwarna putih sampai kuning, tetapi dapat pula berwarna kehijau-hijauan. Larva memakan daun dengan cara membuat alur-alur pada daun atau membuat lubang dan lorong pada umbi. Panjang larva yang sudah berkembang sempurna sekitar 1 cm. Stadium larva berkisar antara 10 - 16 hari.

  • BIOEKOLOGIPupa terdapat dalam kokon yang tertutup oleh butiran tanah. Di dalam gudang, pupa terdapat pada bagian luar umbi, biasanya pada mata tunas atau pada rak-rak gudang penyimpanan kentang. Lama stadium pupa adalah 6 - 9 hari.Hama penggerek daun/umbi tersebut menyebar di daerah sentra produksi kentang, antara lain di DI Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Utara.

  • GEJALA SERANGANAwalnya merupakan hama pengorok daun dan batang kentang.Larva dapat melanjutkan perkembangannya dalam umbi kentang yang disimpan.Daun yang terserang terlihat berwarna merah tua dan tampak adanya jalinan seperti benang yang membungkus ulat kecil berwarna kelabu.Kadang daun menggulung karena ulat merusak permukaan daun sebelah atas dan bersembunyi dalam gulungan.Serangan pada umbi dapat dilihat dengan adanya kotoran berwarna coklat tua pada kulit umbi.Bila dibelah terlihat alur-alur lubang gerekan.

  • A. Gejala serangan pada batangB. Gejala serangan pada umbi

    AB

  • Tanaman inang

    Tanaman inang OPT ini adalah tanaman:kentang tomat kecubung bit gula terung tembakau

  • PENGENDALIANPenggunaan bibit yang sehat.Secara kultur teknis:Menimbun atau membumbun umbi kentang dari permukaan tanah pada saat umur tanaman 60 hst untuk menghindari ulat tidak masuk umbi.membersihkan dan memusnahkan sisa tanaman kentang yang ada di kebun.3. Secara biologis menggunakan parasitoid Pristomerus sp dan Diadegma sp.Secara kimiawi, AE 2 larva/tanaman. Pengamatan dilakukan setiap minggu. Dosis sesuai anjuran.Penyimpanan digudang dilakukan dengan cara menabur serbuk daun tembelekan setebal 2 cm pada permukaan umbi kentang atau dengan insektisida Sevin 5 D sebanyak 1,5 kg/ton bibit kentang.

  • 2. Ulat daun Kubis (Plutella xylostella)A. KLASIFIKASI :Klas : InsectaOrdo : LepidopteraFamili : PlutellidaeGenus : PlutellaSpesies : Plutella xylostellaB. ARTI PENTINGHama utama tan. Kubis di daerah tropis dan subtropis, dapat menyebabkan kehilangan hasil sampai 100% apabila tdk dikendalikan

  • - ImagoNgengat kecil, warna coklat, pada sayap terdapat gambaran 3 berlian (diamond back moth)Panjang tubuh 5,0-6,5 mm rentang syp 9-12 mmLama hidup betina 7-15 hr, jantan 2-12 hrSifat aktif sore/malam hari (nocturnal)- TelurUk. 0,6x0,3 mm, btk oval kuning muda, diletakkan pd. Permukaan daun secara tunggal/kelompok, menetas 2-4 hr, 300 tlr/imago

    C. MORFOLOGI DAN BIOLOGI

  • - LarvaBtk. Silindris, hijau muda, uk. 2-10 mm, kepala kuning, tdpt garis memanjang sepanjang tubuhnya, larva bila tersentuh akan menjatuhkan diri dgn air liurnya, mengalami 4 instar: I (4 hr), II (2 hr), III (3 hr), IV (3 hr), stadia larva 5-9 hr.- PupaDibawah permukaan daun, hijau terbungkus kokon putih, panjang 6 mm, warna pupa jelang keluar imago warna coklat, stadia pupa 6 hr.

  • Imago ulat daun kubis (Plutella maculipennis)

  • telur ulat daun kubis (Plutella macllipennis)

  • Larva ulat daun kubis (Plutella macullipennis)

  • Pupa ulat daun kubis (Plutella macullipennis)A. Pupa sehat, B. Pupa terparasit

    AB

  • Parasitoid Diadegma eucerophaga

  • D. GEJALA SERANGANLarva baru menetas menggerek jaringan permukaan bawah daun dan meninggalkan lap.tipis (transparan), apabila larva makin besar (instar III) hampir seluruh daun digerek habis hanya tinggal tulang daun, umumnya serangan berat terjadi pada musim kemarau

    E. TANAMAN INANGTeutama tanaman cruciferae : kubis, lobak, sawi, petsai

  • F. PENGENDALIAN-Sanitasi, disekitar tan. Kubis bersih dari gulma, terutama tan. cruciferae-Kultur teknik, rotasi tanam, tumpang sari dengan tomat dan jagung-Hayati, Diadegma semiclausum, Angitia eucerophaga (parasitoid larva & pupa)Bacillus thuringiensis (patogen)-KimiaAmbang ekonomi 5 larva instar III/IV /10 tan.

  • 3. Ulat Hati Kubis (Crocidolomia pavonana)A. KLASIFIKASIKlas : InsectaOrdo : LepidopteraFamili : PyralidaeGenus : CrocidolomiaSpesies : C. pavonana

  • B. MORFOLOGI & BIOLOGI-ImagoBerupa ngengat, warna coklat keabuan, pada sayap depan terdapat gambaran hitam dg bintik putih ditengahnya, panjang tubuh jantan 11-14 mm betina 8-18 mm, stadia imago 16-24 hr.-TelurDiletakkan dibawah permukaan daun secara berkelompok ditutup sekresi hijau, satu induk meletakkan 11-18 klp telur, tiap klpk terdapat 30-80 telur, stadia telur 4-5 hr.

  • -LarvaMengalami 4 instar (9-10 hr)Larva instar I, hijau muda, kepala hitam, tubuhnya ditutupi benang halus dari mulutnya, uk. 1,7x0,3 mm.Larva instar II, hijau pucat, kepala coklat kemerahan, pada tbh bagian ventral tdpt garis hijau, larva sdh bergerak aktif, uk. 8,6x0,9 mmLarva instar III, hijau muda, kepala kemerahan, bag. ventral grs hijau membujur dg bintik kecoklatan mulai tampak, makin aktif, uk. 13,1x1,4 mm, stadia 2,1 hr.

  • Larva instar IV, hijau muda, kepala & kaki kecoklatan, grs hijau semakin tajam, menjelang prepupa larva makin lamban & tdk aktif makan, uk. 17,5x2,6 mm, stadia 2,5 hr.- PupaWarna kemerahan, terletak dalam tanah, uk.3,05 mm, pupa bakal imago betina lebih besar dan abdomennya lebih gemuk, stadia 12 hr.-Siklus hidup 22-32 hr.

  • Larva ulat hati kubis (C. pavonana) instar IV

  • Pupa dan imago ulat hati kubis (C. pavvonana)

  • C. GEJALA SERANGANLarva instar I makan bagian bawah daun & tinggal epidermis daun bagian atas, larva masih berkelompok, larva mulai instar II, menyebar & masuk kedalam krop kubis menuju titik tumbuh, apabila daun membuka nampak lubang dan titik tumbuh habis dimakan.

    D. TANAMAN INANG Kubis, sawi, lobak, petsai

  • E. PENGENDALIAN-Mekanis, mengambil langsung larva dan kelompok telur-Kultur teknis, rotasi tanam-Hayati, Chelonus sp., Mesochorus sp. Apanteles sp. (Hymenoptera, parasitoid) Sturmia sp (Diptera, parasitoid), -Kimia

  • Chelonus sp

  • Sturmia sp

  • Mesochorus sp

  • Apanteles sp

  • 4. Hama Thrips sp pada Tanaman cabai

  • MorfologiHama ini cukup sulit dikendalikan karena mampu beranak pinak tanpa kawin. Ukuranya sangat kecil dan lembut berwarna kuning saat muda dan berubah coklat berkepala hitam ketika dewasa.Ukuran Thrips dewasa berukuran 1 mm.

  • Telur dan nimfa Thrips sp

  • Imago Thrips sp

  • MorfologiBiasanya Thrips lebih gelap warnanya apabila kondisi lingkungan rendah , dan Semakin rendah suhu suatu lingkungan warna trips biasanya lebih gelapImago yang sudah tua berwarna agak kehitaman, berbercak bercak merah atau bergaris garisThrips jantan tidak bersayap, sedangkan yang betina mempunyai dua pasang sayap yang halus dan berumbai seperti sisir bersisi dua.

  • MorfologiTelur Thrips berbentuk oval. Telur diletakkan secara terpisah-pisah di permukaan bagian tanaman atau ditusukkan ke dalam jaringan tanaman oleh alat peletak telur.Nimfa berwarna keputih-putihan atau kekuning-kuningan, tidak bisa terbang tetapi hanya meloncat-loncat saja. Penyebaran dari satu tanaman ke tanaman lain berlangsung sangat cepat dengan bantuan angin.

  • BioekologiBerkembang biak secara partenogenesis atau dapat menghasilkan telur tanpa melalui kawin terlebih dahuluTelur yang dihasilkan dapat mencapai 80 120 butir. Imago dapat hidup sampai 20 hari.Siklus hidup hama Thrips sekitar 3 minggu. Di daerah tropis siklus hidup tersebut bisa lebih pendek (7 - 12 hari), sehingga dalam satu tahun dapat mencapai 5 10 generasi. Trips dewasa dapat hidup sampai 20 hari.

  • Siklus hidup Thrips sp

  • Gejala SeranganCiri-ciri dari tanaman cabe yang terserang trips pada daunnya akan terlihat garis-garis keperakan, terdapat bercak-bercak kuning hingga kecoklatan dan pertumbuhannya kerdil. Bila dibiarkan daun akan kering dan mati. Serangan trips biasanya menghebat pada musim kemarau. Hama ini juga berperan sebagai pembawa virus dan mudah sekali menyebar.

  • Gejala SeranganDampak langsung serangan : Gejala awal pada permukaan bawah daun berwarna keperak perakan mengkilat, dan pada serangan lanjut daun akan berwarna coklat, hingga proses metabolisme akan terganggu. Selanjutnya pada daun akan menjadi keriting dan keriput . Pada serangan berat, daun, pucuk serta tunas menggulung ke dalam dan timbul benjolan seperti tumor dan pertumbuhan tanamanterhambat, kerdil bahkan pucuk mati. Serangan pada buah menimbulkan bercak bercak kecoklatan pada pangkal buah, sehingga kualitas buah sangat menurun.

  • Gejala SeranganDampak secara tidak langsung : Trips merupakan vektor penyakit virus mosaik dan virus keriting. Gejala serangan awal timbul akibat hama menghisap cairan permukaan bawah daun dan atau bunga ditandai oleh bercak bercak keperakan mengkilat, daun akan menjadi keriting atau keriput. Jika serangan terjadi pada awal pertanaman maka akan terjadi gejala fatal berupa penyakit kerdil (dwarfing) dan pada akhirnya layu dan kemudian akan mati.

  • Gejala serangan Thrips sp

  • Tanaman inang lainHama ini bersifat kosmopolit dan polifag, dengan tanaman inang utama sayuran dari keluarga bawang (Allium spp.), keluarga Solanaceae (kentang, tomat, dan terung), Brassica (kubis), kacang kacangan. Tanaman inang lain selain sayuran yaitu tembakau, kapas, krisan, dan berbagai tanaman hias, dan buah buahan (pepaya,jeruk, dan melon)

  • PenyebaranDi dunia hama ini untuk sementara hanya terdapat di benua Eropa dan Asia. Di Indonesia hama ini dilaporkan terdapat hampir di seluruh wilayah antaralain di pulau Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya.

  • PengendalianKultur teknisMenggunakan varietas tahan seperti varietas tanjung 2Penggunaan mulsa perak di dataran tinggi, dan jerami di dataran rendah untuk mengurangi infestasi serangga pengisap daun dan mengurangi gulma. Penggunaan mulsa plastik perak di guludan dapat menghalau serangan Trips karena adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan mulsa, sehingga menunda serangan Thrips yang biasanya terjadi pada umur 14 hari setelah tanam (hst) menjadi 41 hst, selain itu juga mulsa plastik dapat menghalangi Trips mencapai tanah pada saat akan menjadi pupa. Populasi hama biasanya meningkat pada musim kemarau pada kondisi cuaca kering. Thrips tidak menyukai kondisi lingkungan yang lembab.

  • a. Kultur teknisPengairan yang cukup merupakan salah satu cara pengendalian yang tepat untuk Thrips. Misalnya: mempertahankan permukaan air diparit pada ketinggian 15 20 cm dari permukaan bedengan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang lembab disekitar tanaman.

  • b. Fisik/Mekanis

    Membakar sisa jerami/mulsa yang dipakai selama pertanaman.Mengambil Trips dengan menggunakan kapas/Cotton bud,Penggunaan perangkap likat warna biru, putih, atau kuning, sebanyak 40 buah per hektar atau 2 buah per 500 m2 dipasang di tengah pertanaman dengan ketinggian + 50 cm (sedikit di atas tajuk tanaman) sejak tanaman berumur 2 minggu. Setiap minggu perangkap diolesi dengan oli atau perekat.

  • b. Fisik/Mekanis

    Menanam tanaman penghalang (barrier) misalnya jagung di sekeliling pertanaman cabai (5-6 baris) dengan jarak tanam rapat 15 20 cm yang di tanam 2 3 minggu sebelum tanam cabai untuk mengurangi masuknya Trips ke lahan pertanaman. Tanaman border lainnya antara lain tagetes, orok orok, dan kacang panjang,Tumpang sari tanaman cabai dengan kubis atau tomat dapat menekan populasi T. parvispinus, B.tabaci dan B. dorsalis.Pengaturan jarak tanam yang tidak terlalu rapat.

  • c. Biologi

    Pemanfaatan musuh alami predator kumbang Coccinella rapanda, Menochilus sexmaculatus, Amblyseius cucumeris, Paederus fuscipes, Orius minutes, Chilomenes sexmaculatus, Chilocorus nigrita, dan Scymnus latermacullatus. Jamur patogen Verticillium lecani (konsentrasi 3 x 108 spora/ml) dan Entomophthora sp.

  • d. Kimia

    Jika saat pengamatan ditemukan 0,7 ekor kutu daun /tanaman contoh (7 ekor nimfa/10 daun) atau persentase kerusakan oleh serangan hama pengisap telah mencapai 15% per tanaman contoh dianjurkan menggunakan pestisida kimia sintetik yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian, misalnya yang berbahan aktif abamectin, spinosad, imidakloprid, karbosulfan dan diafentiuron.

  • PengendalianThrips merupakan perantara (vector) yang baik berbagai penyakit virus. Ambang batas untuk mengendalikan wabah thrips adalah 1 thrips dalam 10 bunga, yaitu jika dari 10 bunga ditemukan 1 thrips maka perlu adanya penyemprotan insektisida karena perkembangan thrips sangat cepat.

  • Pengendalian dengan pesnab daun sirsakBahan: 50-100 lembar daun sirsak dan 15 gr deterjen/sabun colek dan 5 l air. Cara membuat: daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter air, direndam selama 24 jam, saring dengan kain halus. Setiap liter Iarutan dapat diencerkan dengan 10 15 liter air.

  • Mengaplikasinya dengan menyemprotkan larutan tersebut pada seluruh bagian tanaman yang ada hamanya.

    Daun sirsak dijadikan sebagai pestisida alami karena daun sirsak memiliki kandungan sakonin yang merupakan bahan aktif utama untuk digunakan mengendalikan thrip. Sakonin pada konsentrasi rendah dapat mengusir thrips dan pada konsentrasi tinggi akan meracuni thrips.

    *