pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam … · bahwa diperlukan adanya contoh perangkat...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF
DALAM SUB TEMA 1 GEMAR BEROLAHRAGA MENGACU
KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Mega Setya Putri
NIM: 151134128
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Yang Utama Dari Segalanya
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT Atas karunia serta kemudahan yang
Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan
salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW.
Kedua Orang tua tercinta
Alm. Bapak Supriyatno dan Ibu Sih Ratmi
Yang telah mendukung, memotivasi, memberikan kasih sayang yang lebih sehingga
saya menjadi orang yang kuat dan pantang menyerah.
Dosen Pembimbing Tugas Akhirku
Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si selaku dosen pembimbing tugas akhir saya,
terimakasih banyak pak. Bapak adalah dosen favorit saya.
Sahabat-sahabat yang selalu membantu dan memotivasi dalam menyelesaikan
penelitian skripsi ini.
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Yakinlah bahwa setiap usaha pasti akan menghasilkan sesuatu yang tidak terduga,
sehingga teruslah berusaha yang terbaik karena setiap usaha tidak akan pernah
menghianati hasil.
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Al Insyirah: 5)
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri”. (QS. Al Ra’d: 11)
Sukses tidak dalam semalam. Saat Anda setiap hari sedikit lebih baik dari hari
sebelumnya. Itu semua bertambah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 8 Februari 2019
Penulis
Mega Setya Putri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Mega Setya Putri
Nomor Mahasiswa : 151134128
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM
SUB TEMA 1 GEMAR BEROLAHRAGA MENGACU KURIKULUM 2013
UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR”.
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 8 Februari 2019
Yang menyatakan
Mega Setya Putri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF
DALAM SUB TEMA 1 GEMAR BEROLAHRAGA
MENGACU KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH
DASAR
Mega Setya Putri
Universitas Sanata Dharma
2019
Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang menunjukkan
bahwa diperlukan adanya contoh perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema 1
gemar berolahraga mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I sekolah dasar.
Peneliti menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari
Borg dan Gall. Ada 10 (sepuluh) langkah pengembangan penelitian menurut Borg
dan Gall namun peneliti membatasi sampai 7 (tujuh) langkah yaitu (1) potensi dan
masalah (observasi dan wawancara), (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4)
validasi desain (evaluasi formatif), (5) revisi desain, (6) uji coba produk (evaluasi
sumatif), (7) revisi produk, sampai menghasilkan produk akhir berupa perangkat
pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013. Peneliti menggunakan satu
pendekatan dan satu model pembelajaran inovatif yaitu pendekatan Contextual
Teaching Learning (CTL) dan model Problem Based Learning (PBL).
Berdasarkan hasil validasi perangkat pembelajaran inovatif dari kedua pakar
pembelajaran inovatif yang dikembangkan dengan pendekatan Contextual Teaching
Learning (CTL) dan model Problem Based Learning (PBL) diperoleh skor rerata
4,43 dengan kualitas “sangat baik”. Sedangkan berdasarkan penilaian melalui uji
coba terbatas oleh satu guru kelas I dan satu calon guru sekolah dasar diperoleh skor
rerata 4,64 dengan kualitas “sangat baik”. Jadi peneliti mendapat skor rerata dari hasil
validasi dan uji coba 4,53. Skor tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran
inovatif (dengan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dan model
Problem Based Learning (PBL)) yang dikembangkan memiliki kualitas “sangat
baik”.
Kata kunci: Pembelajaran inovatif, perangkat pembelajaran, model
pembelajaran inovatif, Kurikulum 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF INNOVATIVE LEARNING DEVICE ON
THE SUB THEME 1 GEMAR BEROLAHRAGA
REFERRING TO CURRICULUM OF 2013 FOR THE SECOND GRADE
ELEMENTARY SCHOOL
Mega Setya Putri
Sanata Dharma University
2019
This research was on the analysis of the necessary of example on innovative
learning devices in the sub theme 1 gemar berolahraga refers to the 2013 curriculum
for first grade students of elementary school.
The researchers used the research and development steps from Borg and
Gall. There are 10 steps of research development according to Borg and Gall, but the
researchers only discuss 7 of 10 steps, that namely as (1) potential and problems
(observation and interviews), (2) data collection, (3) product design, (4) validation
design (formative evaluation), (5) design revision, (6) product trial (summative
evaluation), (7) product revision, until produce the final product in the form of
innovative learning devices refers to the 2013 curriculum. The researchers use one
approach and one innovative learning model, namely the approach Contextual
Teaching Learning (CTL) and Problem Based Learning (PBL) model.
Based on the results of the validation of innovative learning devices from the
two innovative learning experts which was developed with the approach Contextual
Teaching Learning (CTL) and Problem Based Learning (PBL) model, the mean score
of 4,43 with "very good" quality was obtained. While based on assessment through
limited trials by one teacher of I class and one primary school teacher candidate, an
average score of 4,64 was obtained with "very good" quality. So the researcher got
an average score from the results of validation and trial 4,53. The score shows that
innovative learning devices (Contextual Teaching Learning models (CTL) and
Problem Based Learning (PBL)) that are developed have a "very good" quality.
Keywords: Innovative learning, learning devices, innovative learning models,
curriculum 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan
manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan
skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD.
3. Kintan Limiansih, S. Pd.,M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
PGSD.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis selama menyusun skripsi serta
memberikan banyak ilmu serta solusi pada setiap permasalahan atas
kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
5. Taufik Ariyanto, S.Pd., selaku validator pakar pembelajaran inovatif
yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dan melakukan
validasi produk.
6. Suwansih, S.Pd., selaku guru kelas I SD Negeri Ngabean yang telah
membantu peneliti dalam melakukan uji coba produk dan memberi nilai
uji coba produk.
7. Diah Wahyu Utaminingtyas, selaku penilai teman sejawat yang telah
membantu peneliti dalam melakukan uji coba produk, memberi nilai uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
coba produk, dan sahabat di kala susah maupun senang dari awal masuk
hingga sekarang.
8. Suprihatin, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Ngabean yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD
tersebut.
9. Ibu tercinta Sih Ratmi yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun materil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis dan
Alm. Ayah tercinta Supriyatno yang telah membesarkan peniliti hingga
saat ini, skripsi ini aku persembahkan untukmu ayah.
10. Kedua kakak tercinta Bambang Setia Karmana dan Nikko Satya yang
telah memberikan dukungan, baik moril maupun materil.
11. Widi Raharjo, yang telah membantu peneliti baik moril maupun materil
dan memberikan semangat lainnya dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Konsita Belarosa dan Laura Damayanti, yang telah membantu peneliti
dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Hilaria Heladita, Advensia Setyaningrum, Puspita Putri Narulita selaku
sahabat dan keluarga yang selalu mendukung, memberikan semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Mei Dwi Cahyani selaku sahabat yang selalu ada di kala suka maupun
duka.
15. Niken Sholikhatun Maulani selaku sahabat yang telah mendukung,
memberi semangat, dan membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi
ini.
16. Seluruh teman-teman mahasiswa payung pembelajaran inovatif yang
selalu memberi bantuan dan motivasi kepada peneliti.
17. Seluruh teman-teman kelas D yang telah memberikan kebahagiaan
selama ini kepada peneliti.
18. Seluruh pihak baik saudara, teman, tetangga, maupun sahabat yang tidak
bisa saya sebutkan satu persatu, penulis ucapkan banyak terimakasih atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
dukungan yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang
pendidikan dasar.
Yogyakarta, 8 Februari 2019
Penulis
Mega Setya Putri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................ vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........ vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
ABSTRACT ................................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 4
D. Maanfaat Penelitian ............................................................................................ 4
E. Batasan Istilah .................................................................................................... 5
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ............................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................... 8
A. Kajian Pustaka .................................................................................................... 8
1. Karakteristik Kurikulum SD 2013 ................................................................. 8
2. Keterampilan Dasar Belajar Abad 21 ........................................................... 16
3. Perangkat Pembelajaran ............................................................................... 19
4. Pembelajaran Inovatif ................................................................................... 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................................... 32
C. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 36
D. Pertanyaan Penelitian ....................................................................................... 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 39
A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 39
B. Setting Penelitian .............................................................................................. 43
C. Prosedur Pengembangan .................................................................................. 43
D. Uji Coba Terbatas ............................................................................................ 48
E. Jadwal Kegiatan ............................................................................................... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 56
A. Analisis Kebutuhan .......................................................................................... 56
B. Desain Awal Produk ........................................................................................ 64
C. Validasi ahli dan Revisi Produk ....................................................................... 68
D. Uji Coba Terbatas ............................................................................................ 75
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ............................................................ 78
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN
..................................................................................................................................... 92
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 92
B. Keterbatasan Pengembangan ........................................................................... 93
C. Saran ................................................................................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 94
LAMPIRAN ............................................................................................................... 97
Biodata Penulis ........................................................................................................ 184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Prinsip-prinsip pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) ............ 29
Tabel 2.2 Langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning (PBL) .............. 31
Tabel 3.1 Konversi Nilai Skala Lima…….………………………………………….52
Tabel 3.2 Konversi skala lima ..................................................................................... 54
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan .......................................................................................... 54
Tabel 4.1 Komentar Pakar dan revisi model pembelajaran CTL……………………72
Tabel 4.2 Komentar Pakar dan revisi model pembelajaran PBL ................................ 73
Tabel 4.3 Komentar Guru SD Kelas I dan revisi Model Pembelajaran CTL ............. 76
Tabel 4 4 Komentar Guru SD Kelas I dan revisi Model Pembelajaran PBL .............. 77
Tabel 4.5 Rekapitulasi Validasi Pakar Perangkat Pembelajaran Inovatif Guru Sekolah
Dasar Kelas I Terhadap Pelaksana Uji Coba .............................................. 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Literature Map ........................................................................................ 35
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ................................................................................... 37
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development
(R&D) menurut Borg and Gall………………...….…………………….40
Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan dalam Penelitian ............................................. 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Pedoman Wawancara ......................................................................................... 98 Lampiran 2: Pedoman Observasi .......................................................................................... 100
Lampiran 3: Rangkuman Hasil Wawancara ......................................................................... 103
Lampiran 4: Hasil Observasi Guru ....................................................................................... 118
Lampiran 5: Hasil Observasi Siswa ...................................................................................... 127
Lampiran 6: Pernyataan validasi produk perangkat pembelajaran inovatif .......................... 130
Lampiran 7: Pernyataan ujicoba produk pada guru .............................................................. 139
Lampiran 8: Pernyataan ujicoba produk pada siswa ............................................................. 140
Lampiran 9: Hasil Validasi Produk Pakar 1 .......................................................................... 141
Lampiran 10: Hasil Validasi Produk Pakar 2 ........................................................................ 153
Lampiran 11: Hasil ujicoba dinilai guru SD ......................................................................... 165
Lampiran 12: Hasil ujicoba dinilai teman sejawat ................................................................ 173
Lampiran 13: Surat Izin Penelitian ....................................................................................... 181
Lampiran 14: Surat Balikan dari Kepala Sekolah ................................................................. 182
Lampiran 15: Dokumentasi ujicoba produk .......................................................................... 183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian Bab I ini memberikan gambaran bagi pembaca mengenai latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan
istilah, dan spesifikasi produk yang dikembangkan.
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang menjadi harapan pendidikan
Indonesia untuk lebih maju dalam pembelajarannya. Kurikulum ini menuntut
siswa sebagai subjek pembelajarannya sehingga siswa akan mendapatkan
pengalaman langsung dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dalam
kurikulum ini, siswa dituntut aktif dalam mengikuti pembelajaran dan guru
hanya sebagai fasilitator bagi siswa. Pembelajaran menggunakan kurikulum
2013 ini menggabungkan beberapa mata pelajaran menjadi satu tema atau
biasa disebut pembelajaran terpadu atau lebih familiarnya pembelajaran
tematik. Pembelajaran tematik ini menuntut siswa untuk dapat berfikir secara
komprehensif. Kurikulum 2013 juga menegaskan bahwa pentingnya
keterampilan abad 21 yaitu 4C (critical thinking, creative thinking,
collaborative, communicative) (Hosnan, 2014: 87). Mengembangkan
pembelajaran abad 21 ini, guru harus merubah pola pembelajaran tradisional
menjadi pola pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Pengertian pembelajaran tematik lainnya, yaitu pembelajaran terpadu
dengan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja
mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra bidang studi maupun antar
bidang studi (Margunayasa, 2014: 45). Pembelajaran tematik sebagai model
pembelajaran termasuk salah satu tipe atau jenis dari model pembelajaran
terpadu (Depdiknas, 2006: 5). Dengan demikian pembelajaran tematik
merupakan penggabungan dari beberapa mata pelajaran menjadi satu tema
yang dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa karena siswa
mempelajari lebih dari satu mata pelajaran. Guru dituntut untuk dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
memberikan pembelajaran yang inovatif bagi siswa. Guru harus mengubah
metode ceramah yang lebih berpusat kepada guru dengan model pembelajaran
yang berpusat pada siswa. Suyatno, (2009: 6) mengemukakan pembelajaran
inovatif adalah pembelajaran yang langkah-langkah belajar dengan metode
baru sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar. Kurikulum 2013 saat ini
juga menuntut guru untuk dapat memberikan pengajaran yang menarik untuk
siswa.
Karakteristik pembelajaran inovatif ditandai dengan prinsip-prinsip
sebagai berikut: pembelajaran, bukan pengajaran; guru sebagai fasilitator,
bukan intrukstur; siswa sebagai subjek, bukan objek; pembelajaran induktif,
bukan deduktif; materi bermakna bagi siswa, bukan sekedar dihafal;
keterlibatan siswa partisipatif, bukan pasif. Dalam menangani siswa,
pembelajaran inovatif haruslah seirima dengan karakteristik siswa sebagai
pembelajar (Suyatno, 2009: 7). Gagasan pembaharuan ini muncul sebagai
akibat pembelajaran dirasakan statis, klasik, dan tidak produktif dalam
memecahkan masalah belajar. Oleh karena itu, paradigma baru yang diyakini
mampu memecahkan masalah tersebut.
Untuk membuat pembelajaran inovatif yang mengacu pada kurikulum
2013 tentunya membutuhkan strategi atau model yang harus digunakan dalam
pembelajaran tersebut. Joyce dan Weill dalam buku Huda (2013: 73)
mendeskripsikan model pembelajaran sebagai rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk mendesain materi-materi instruksional, dan memadu proses
pengajaran di ruang kelas atau di setting yang berbeda. Sedangkan, Huda
(2013: 74) mengemukakan model-model pengajaran yaitu strategi-strategi
pengajaran prespektif yang membantu mencapai tujuan-tujuan. Ada banyak
sekali model-model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan guru dalam
kegiatan pembelajaran. Salah satu contoh model pembelajaran inovatif yaitu
Problem Based Learning (PBL) dan pendekatan Contextual Teaching
Learning (CTL). Setiap model mempunyai karakteristik dan langkah-langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang berbeda. Model-model pembelajaran ini menjadi acuan dalam
pembelajaran inovatif yang mengacu pada kurikulum 2013.
Namun, berdasarkan hasil observasi dan wawancara guru SD kelas I di
empat (4) sekolah dasar yang beralamatkan di Ngabean, Depok, Kricak, dan
Bintaran kidul, peneliti melihat bahwa ketika kegiatan pembelajaran
berlangsung siswa merasa bosan. Ketika dikonfirmasi, guru terbukti tidak
membuat dan menggunakan pembelajaran yang inovatif dalam mengajar.
Guru menggunakan metode ceramah dalam kegiatan pembelajaran. Bahkan
ada beberapa guru yang belum paham mengenai perangkat pembelajaran yang
inovatif.
Melihat kondisi tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian
dan pengembangan (research and development) mengenai perangkat
pembelajaran inovatif pada Kurikulum SD 2013. Perangkat pembelajaran
inovatif ini dapat menjadi contoh bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran
inovatif yang mengacu pada Kurikulum 2013. Penelitian ini hanya dibatasi
pada materi sub tema 1 Gemar Berolahraga untuk siswa kelas I sekolah dasar.
Pemilihan sub tema 1 Gemar Berolahraga dilakukan berdasarkan perlunya
siswa mengetahui bagian kesehatan tubuh dan bagaimana cara merawat
kesehatan dengan baik dan benar melalui olahraga. Sedangkan, pemilihan
kelas I sekolah dasar dilakukan berdasarkan rasa ingin tahu dan kebutuhan
siswa akan materi tersebut. Peneliti melihat siswa bertanya kepada guru
kelasnya mengenai kesehatan tubuh yang ada pada kehidupan sehari-harinya.
Pengembangan dilakukan dengan membuat produk perangkat
pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013 yang terdiri dari Program
Tahunan (Prota), Program Semester (Prosem), Silabus, dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam satu sub tema 1 yaitu Gemar
Berolahraga. Maka, penelitian ini berjudul “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Inovatif dalam Sub Tema 1 Gemar Berolahraga Mengacu
Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub Tema 1
Gemar Berolahraga Mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah
Dasar?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub Tema
1 Gemar Berolahraga Mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah
Dasar.
D. Manfaat Penelitian
Ada pun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan pengalaman baru dalam menyusun dan
mengembangkan perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu pada
kurikulum 2013.
2. Bagi Guru
Guru memiliki referensi dalam membuat atau mengembangkan perangkat
pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013 supaya menjadi
pembelajaran yang inovatif/menarik.
3. Bagi Sekolah
Sekolah mendapatkan pengetahuan baru dan contoh konkret mengenai
penerapan perangkat pembelajaran inovatif mengacu pada Kurikulum
2013. Sehingga dapat mendorong dan memperbaiki kegiatan pembelajaran
melalui penerapan perangkat pembelajaran inovatif di sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
4. Bagi Prodi PGSD
Menambah referensi atau bahan bagi prodi PGSD Universitas Sanata
Dharma untuk pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub
Tema 1 Gemar Berolahraga mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I
Sekolah Dasar.
E. Batasan Istilah
1. Pembelajaran Inovatif adalah pembelajaran yang dikemas guru atas
dorongan gagasan baru untuk melakukan langkah-langkah belajar dengan
metode baru sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar.
2. Perangkat pembelajaran Inovatif adalah proses pembelajaran yang
menarik, menyenangkan, dan tidak membosankan karena terjadi
perubahan/inovasi baru.
3. Kurikulum Sekolah Dasar 2013 adalah langkah lanjutan pengembangan
kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan
KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu.
4. Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) adalah konsep belajar
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Model pembelajaran inovatif PBL (Problem Based Learning) adalah
pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan
resolusi suatu masalah.
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini memiliki spesifikasi sebagai
berikut:
1. Cover
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Cover depan produk terdiri dari judul Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Inovatif dalam Sub Tema Gemar Berolahraga Mengacu
Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar; logo Universitas;
nama penulis; NIM penulis; keterangan yang berisi Program Studi yaitu
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan yaitu Ilmu Pendidikan, Fakultas
yaitu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas yaitu Sanata Dharma
Yogyakarta, tahun ajaran. Cover belakang berisi sinopsis dan biodata
singkat penulis
2. Ukuran kertas
Dicetak dalam ukuran kertas A4 dengan berat 70 gram sedangkan sampul
dicetak dengan kertas ivory 230.
3. Format tulisan
Produk ditulis menggunakan theme font times new roman dengan spasi
1,5.
4. Kata pengantar
Kata pengantar terdiri dari ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa;
penjelasan kerangka berpikir seputar pembelajaran inovatif; ucapan
terimakasih kepada pihak yang membantu dan terlibat dalan penyusun
produk; dan kesediaan penulis dalam menerima kritik dan saran terkait
dengan produk yang dikembangkan.
5. Daftar isi
6. Perangkat pembelajaran program tahunan untuk kelas I SD semester gasal
dan genap.
7. Perangkat pembelajaran program semester untuk kelas I SD semester
gasal tahun 2018/2019.
8. Perangkat pembelajaran silabus untuk kelas I SD semester gasal tahun
2018/2019.
9. Perangkat pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
10. Model Pembelajaran
Peneliti menggunakan 1 Pendekatan dan 1 model, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
a. Contextual Teaching Learning (CTL)
Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) digunakan pada
pembelajaran ke 1 dan 5.
b. Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) digunakan pada
pembelajaran 2, 3, 4, dan 6.
11. Terdapat pendekatan scientific.
12. Mengembangkan keterampilan abad 21.
13. Dikemas dalam pembelajaran terpadu.
14. Penguatan pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam seluruh mata
pelajaran.
15. Menerapkan High Order Thinkin Skill (HOTS).
16. Menerapkan penilaian otentik.
17. Penyusunan RPP sesuai dengan ketentuan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II ini berisi tentang kajian pustaka, hasil penelitan yang relevan, kerangka
berpikir, dan pertanyaan penelitian. Kajian pustaka membahas tentang teori-teori
yang mendukung. Penelitian yang relevan membahas tentang penelitian-penelitian
yang pernah dilakukan berkaitan dengan judul yang peneliti rumuskan. Kerangka
berpikir berisikan kerangka pemikiran.
A. Kajian Pustaka
1. Karakteristik Kurikulum SD 2013
Karakteristik kurikulum 2013 ada beberapa, diantaranya yaitu, (1)
mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan,
dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat, (2) menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat
sebagai sumber belajar, (3) memberi waktu yang cukup leluasa untuk
mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan, (3)
mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti
kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran, (4)
mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam Kompetensi Inti, (5) mengembangkan Kompetensi Dasar
berdasar pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan
memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal). (Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003).
Selain itu karakteristik kurikulum 2013 dapat diartikan sebagai berikut: (1)
pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran kurikulum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2013 ialah pendekatan scientific dan tematik-integratif. Apa yang dipelajari
dan diperoleh peserta didik dilakukan dengan indera dan akal pikiran sendiri
sehingga mereka mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu
pengetahuan, (2) yang menjadi karakteristik kurikulum 2013 selanjutnya
adalah kompetensi lulusan. Dalam hal ini kompetensi lulusan berhubungan
dengan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada kurikulum
2013 yang diprioritaskan ialah kemampuan sikap (afektif), (3) terakhir yang
menjadi karakteristik pembeda dengan kurikulum sebelumnya ialah
pendekatan penilaian yang digunakan. Pada kurikulum 2013 proses penilaian
pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic
assessment). Penilaian otentik ialah penilaian secara utuh, meliputi kesiapan
peserta didik, proses, dan hasil belajar (Fadlillah, 2014: 175-179).
Berdasarkan pemaparan mengenai Kurikulum 2013, dapat disimpulkan
bahwa Kurikulum 2013 merupakan seperangkat rencana untuk
menyempurnakan KBK, dimana lebih ditekankan pada aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap serta menekankan pada pendidikan karakter sebagai
pondasi pada tingkat berikutnya.
Berikut karakteristik Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
a. Terpadu
Pada Kurikulum 2013, seluruh konten pelajaran dikemas secara
tematik terpadu, kecuali untuk mata pelajaran agama dan budi pekerti yang
mandiri. Kurniawan (2014:95), menjelaskan bahwa tematik adalah salah
satu bentuk atau model dari pembelajaran terpadu, yaitu model terjala
(webbed). Selain itu, Yani (2014:114) mengatakan bahwa pembelajaran
tematik adalah pembelajaran yang tidak menggunakan “nama-nama
disiplin ilmu” sebagai nama mata pelajaran akan tetapi menggunakan tema-
tema tertentu. Tema yang digunakan berfungsi untuk mengaitkan beberapa
pokok bahasan dalam satu mata pelajaran yang disebut tematik, sedangkan
tema yang mengikat beberapa pokok bahasan dan sejumlah mata pelajaran
yang berbeda disebut “tematik terpadu”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Pada dasarnya, pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang
menggunakan tema-tema, terdari berbagai mata pelajaran dalam satu tema.
Pada pembelajaran tematik, peserta didik bukan hanya mempelajari satu
mata pelajaran dalam satu pembelajaran, tetapi juga mempelajari mata
pelajaran lainnya dalam pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, Kurikulum
2013 memiliki karakteristik terpadu, karena memadukan beberapa mata
pelajaran ke dalam satu tema.
b. Saintifik
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Kurikulum 2013
adalah pendekatan scientific. Pendekatan scientific adalah pendekatan
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mendapatkan pengalaman belajar melalui mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Proses
pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan scientific akan
menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif0, dan
keterampilan (psikomotor). Jadi, pembelajaran dengan pendekatan
scientific adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar
peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hokum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati (mengidentifikasi atau menemukan
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau menganalisis data,
menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip
yang “ditemukan” (Daryanto, 2017:41-44).
Dalam kegiatan pembelajaran pendekatan scientific dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1) Mengamati
Kegiatan mengamati memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan
tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Mengamati sangat bermanfaat
bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses
pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
mengamati peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara
obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh
guru.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah seperti berikut ini:
a) Menentukan objek apa yang akan diamati.
b) Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkungan objek
yang diamati.
c) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diamati, baik
primer maupun sekunder.
d) Menentukan dimana tempat objek yang akan diamati.
e) Menentukan secara jelas bagaimana proses pengamatan yang akan
dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan
lancar.
f) Menentukan cara dan melakukan pencatatan hasil pengamatan,
seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video
perekam, dan alat-alat tulis lainnya (Daryanto, 2017: 46).
2) Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk
meningkatkan daan mengembangkan ranah sikap, keterampilan dan
pengetahuannya. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk
“kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan,
asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Fungsi bertanya
yaitu membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian pesrta didik
tentang suatu tema atau topik pembelajaran. Siswa juga terdorong
untuk aktif dalam belajar (Daryanto, 2017: 49).
Majid (2014:78) menuturkan bahwa pada kegiatan menanya, aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan yaitu:
a) Mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang bersifat
hipotesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b) Diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (suatu
kebiasaan).
3) Mengeksperimen atau Mencoba
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari proses menanya. Untuk
memperoleh hasil belajar yang otentik, peserta didik harus mencari tahu
apa yang sedang dipelajari atau melakukan percobaan, terutama untuk
materi atau substansi yang sesuai. Aplikasi metode eksperimen atau
mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan
belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Aktivitas pembelajaran nyata untuk ini adalah:
a) Menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar
menurut tuntutan kurikulum;
b) Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia
dan harus disediakan;
c) Mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen
sebelumnya;
d) Melakukan dan mengamati percobaan;
e) Mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan
data;
f) Menarik kesimpulan atas hasil percobaan (Daryanto, 2017: 51).
4) Mengasosiasi atau Menalar
Kegiatan “mengasosiasi/menalar” dalam kegiatan pembelajaran
sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun
2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil
dari kegiatan mengamati mengumpulkan informasi. Adapun
kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti,
disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Menurut Majid (2014: 84), penalaran adalah proses berpikir yang
logis dan sistematis atau fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi
untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Pada kegiatan
menalar, aktivitas pembelajaran yang dilakukan yaitu:
a) Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan
hubungan data/kategori.
b) Menyimpulkan dari hasil analisis data.
5) Mengkomunikasikan
Peserta didik diharapkan dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan
yang telah disusun secara bersama-sama, baik dalam kelompok maupun
secara individu. Dalam kegiatan mengkomunikasikan ini peserta didik
dapat mempaparkan hasil kerjanya dalam bentuk tulisan ataupun secara
lisan.
Berdasarkan pemaparan tersebut, pendekatan scientific dalam
Kurikulum 2013 merupakan pembelajaran yang dilakukan melalui
tahapan ilmiah yaitu kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar,
dan mengkomunikasikan.
c. Penilaian Otentik
Dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan, arti penilaian otentik adalah penilaian yang
dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input),
proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Menurut Daryanto (2017: 16),
penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas
hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid atau
reliabel. Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama,
pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan
hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan ditempat kerja.
Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang
luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang ada. Menurut Hibarrt (dalam Hosnan,
2014: 388) ada beragam alat penilaian autentik yang melibatkan siswa di
dalam tugas-tugas autentik yang bermanfaat, penting, dan bermakna yaitu:
(1) asesmen kinerja; (2) observasi dan pertanyaan; (3) presentasi dan
diskusi; (4) proyek dan investigasi; (5) portofolio dan jurnal.
Salah satu elemen perubahan yang ada pada Kurikulum 2013 adalah
penilaian autentik (authentic). Penilaian autentik digunakan pada
pembelajaran dengan pendekatan scientific yang memiliki karakteristik
berikut ini:
a) Penilaian berbasis kompetensi.
b) Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi
pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik
(mengukur kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil).
c) Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil
belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor
maksimal.
d) Penilaian tidak hanya pada level Kompetensi Dasar, tetapi juga
Kompetensi Inti dan Standar Kompetensi Lulusan.
e) Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat peserta didik sebagai
instrumen utama penilaian.
d. Peguatan pendidikan karakter
Menurut Suparno (2015:29), pendidikan karakter merupakan
pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa agar siswa-siswa
mengalami, memperoleh, dan memiliki karakter yang diinginkan.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang sarat akan pendidikan karakter.
Kompetensi Lulusan (SKL) yaitu istilah Kompetensi Inti (KI). Lahirnya
konsep KI diawali dari pengelompokan kompetensi pokok atas sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
(KBK) awalnya kompetensi sikap hanya ada satu rumusan saja, namun
setelah ada pendalaman materi maka kompetensi sikap dibedakan antara
sikap spiritual dan sikap sosial (Yani, 2009:54).
Aspek sosial merupakan gambaran bentuk hubungan dengan sesama
manusia dan juga lingkungannya (Fadillah, 2014:49). Aspek ini
mengajarkan kepada peseta didik dalam bersosialisasi di masyarakat
tempat tinggalnya. Sedangkan sikap spriritual, peserta didik akan memiliki
moral atau etika yang baik dalam kehidupannya. Sikap spiritual juga
merupakan perwujudan hubungan antara seseorang dengan Tuhan Yang
Maha Esa (Fadillah, 2014:49). Pendidikan karakter diintegrasikan pada
seluruh mata pelajaran dalam Kurikulum 2013. Guru dituntut untuk
memasukkan muatan pendidikan karakter pada setiap pembelajarannya.
Penilaian pendidikan karakter oleh guru dapat dilihat melalui
pengamatan langsung memakai data sekunder seperti catatan-catatan
peserta didik yang sudah ada; evaluasi diri oleh siswa seperti siswa
melakukan refleksi setelah pembelajaran, guru, dan kepala sekolah; dan
jejak positif siswa selama di sekolah.
e. Kemampuan berpikir tingkat tinggi
Yani (2014:73), menegaskan bahwa mindset Kurikulum 2013 adalah
mengembangkan keterampilan menalar, mengkomunikasikan, dan
mencipta. Mindset ini mengacu pada buku yang berjudul Paradigma
Pendidikan Nasional Abad XXI yang dikeluarkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2010. Artinya peserta didik dianggap
berhasil jika memiliki kemampuan menalar, mengkomunikasikan, dan
mencipta. Kemampuan tersebut merupakan kompetensi tingkat tinggi atau
disebut dengan High Order Thinking Skills (HOTS) sesuai dengan
Taksonomi Bloom hasil revisi.
Kemampuan berpikir paling tinggi menurut taksonomi bloom yang
direvisi oleh Anderson dan Krathwohl (2014) adalah mencipta. Berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
taksonomi bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl (2014:
44-45):
Tingkatan Anderson dan Krathwohl
C1 Mengingat
C2 Memahami
C3 Mengaplikasikan
C4 Menganalisis
C5 Mengevaluasi
C6 Mencipta
2. Keterampilan Dasar Belajar Abad 21
Abad ke-21 adalah zaman akuntabilitas. Maksud dari akuntabilitas yaitu
menetapkan bahwa para guru mengajarkan apa yang seharusnya mereka
ajarkan, dan siswa mempelajari apa yang seharusnya mereka pelajari
(Prastowo, 2015: 16). Oleh sebab itu, peserta didik perlu dibekali dengan
pengalaman, sikap, dan keterampilan. Pergeseran paradigma pembelajaran
kontemporer telah berganti pada student centered (pembelajaran yang
berpusat pada siswa), yaitu siswa yang berperan secara aktif dalam proses
pembelajaran, dimana guru tidak lagi sebagai satu-satunya pusat informasi,
melainkan sebagai manajer dan fasilitator, yaitu sebagai pengelola
pembelajaran yang memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Dengan demikian,
siswa diberikan kebebasan dan keleluasaan belajar sesuai dengan minat,
bakat, dan kebutuhan mereka serta siswa tersebut dapat mengukur sendiri
sejauh mana pemahaman dan penguasaan mereka terhadap suatu materi
(Hosnan, 2014:85-86).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Berikut tabel paradigma pembelajaran abad 21 menurut Kemdikbud, 2013
(dalam Hosnan, 2014: 25):
Ciri Abad 21 Metode Pembelajaran
Informasi (tersedia
dimana saja, kapan saja)
Pembelajaran diarahkan untuk
mendorong siswa mencari tahu dari
berbagai sumber, bukan diberi tahu
Komputasi
(lebih cepat
menggunakan mesin)
Pembelajaran diarahkan untuk
mampu merumuskan masalah
(menanya), bukan hanya
menyelesaikan masalah (menjawab)
Otomasi
( menjangkau semua
pekerjaan rutin)
Pembelajaran diarahkan untuk
berpikir analitis/pengambilan
keputusan, bukan berpikir
mekanisis (rutin)
Komunikasi
(dari mana saja, ke mana
saja)
Pembelajaran menekankan
pentingnya kerjasama dan
kolaborasi dalam menyelesaikan
masalah
Kegiatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 saat ini diarahkan untuk
mengembangkan semua potensi yang dimiliki peserta didik agar mereka
memiliki kompetensi yang diharapkan melalui upaya menumbuhkan serta
mengembangkan sikap/ attidue, pengetahuan/ knowledge, dan keterampilan/
skill. Karakteristik pembelajaran abad 21 yang dikemukakan oleh Hosnan
(2014: 85), antara lain: (1) pembelajaran berpusat pada peserta didik (student
centered); (2) mengembangkan kreativitas peserta didik; (3) menciptakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
suasana yang menarik; (4) mengembangkan beragam kemampuan yang
bermuatan nilai dan makna; (5) belajar melalui berbuat yakni peserta didik
aktif berbuat; (6) menekankan pada penggalian, penemuan, dan penciptaan
serta; (7) menciptakan pembelajaran dalam situasi nyata dan konteks
sebenarnya melalui pendekatan kontekstual.
Pada abad 21 ini, peserta didik dituntut untuk memiliki kecakapan
diantaranya adalah kecakapan dalam berkomunikasi (communication skill),
kecakapan berpikir kritis (critical thinking skill), kolaborasi (collaboration
skill), dan kecakapan kreativitas (creaticivity and innovation skill) atau
disebut dengan 4C (Hosnan, 2014: 87).
a. Communication skill (kemampuan berkomunikasi)
Siswa dituntut untuk memahami, mengelola, dan menciptakan
komunkasi yang efektif dalam berbagai bentuk da nisi secara lisan, tulisan,
dan multimedia (Hosnan, 2014: 87). Siswa diberi kesempatan untuk
menggunakan kemampuannya baik itu melalui diskusi maupun
menyelesaikan masalah dari gurunya.
b. Collaboration skill (kemampuan bekerjasama)
Siswa menunjukkan kemampuannya dalam bekerjasama dengan
kelompok dan kemampuan dalam kepemimpinan, beradaptasi dalam
berbagai peran dan tanggung jawab, bekerja secara produktif dengan yang
lain, menempatkan empati pada tempatnya, menghormati perspektif
berbeda. Siswa juga menjalankan tanggung jawab pribadi dan fleksibilitas
secara pribadi, pada tempat belajar dan hubungan masyarakat, menetapkan
dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang
lain, memaklumi kerancauan (Hosnan, 2014: 87).
c. Critical thinking skill (kemampuan berpikir kritis)
Siswa berusaha memberikan penalaran yang masuk akal dalam
memahami dan membuat pilihan yang rumit. Siswa juga menggunakan
kemampuan yang dimiliknya untuk berusaha menyelesaikan permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
yang dihadapinya dengan mandiri, juga memiliki kemampuan untuk
menyusun dan menungkapkan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah.
d. Creaticivity and innovation skill (kemampuan kreativitas dan inovasi)
Siswa mampu mengembangkan ide, solusi, konsep, teori, prosedur,
dan inovasi. Proses pembelajaran lebih berpusat pada siswa serta
meninggalkan perlakukan yang bersifat menyamakan siswa, tetapi lebih
bersifat individual (Hosnan, 2014: 87). Siswa harus dipicu untuk berpikir di
luar kebiasaan yang ada, melibatkan cara berpikir yang baru, memperoleh
kesempatan untuk menyampaikan ide-ide dan solusi-solusi baru. kreativitas
dan inovasi akan semakin berkembang jika pesrta didik memiliki
kesempatan untuk berpikir divergen.
Jadi, ada 4 keterampilan dalam abad 21 atau bisa disebut dengan 4C yang
mmeliputi kecakapan dalam berkomunikasi (communication skill), kecakapan
berpikir kritis (critical thinking skill), kolaborasi (collaboration skill), dan
kecakapan kreativitas (creaticivity and innovation skill). Keterampilan
tersebut harus ada di kegiatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Pada abad 21, peserta didik perlu dibekali dengan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
3. Perangkat Pembelajaran
Dalam kurikulum 2013 terdapat perangkat pembelajaran yang menunjang
pelaksanaan pembelajaran. Menurut KBBI (2008) perangkat merupakan alat
perlengkapan, sedangkan pembelajaran merupakan proses, cara menjadikan
orang belajar. Perangkat pembelajaran yang dimaksudkan yaitu silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), program tahunan, dan program
semester. Berikut akan dibahas perangkat pembelajaran yaitu silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), program tahunan, dan program
semester:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
a. Program Tahunan dan Semester
Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan (Mulyasa, 2013: 95). Program tahunan adalah rencana
penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan (standar
kompetensi dari kompetensi dasar) yang telah ditetapkan (Wina, 2010:
51). Program tahunan ini perlu dipersiapkan oleh guru karena merupakan
pedoman penyampaian materi yang harus ditempuh dalam beberapa waktu
yaitu satu tahun. Dalam kegiatan belajar mengajar, program tahunan ini
bisa dikatakan sebagai acuan pengembangan pengajaran. Selain program
tahunan, sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan, guru juga
membuat program semester untuk mempermudah ketika menyampaikan
materi. Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal
yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program
semester ini merupakan penjabaran dari program tahunan (Mulyasa, 2013:
98). Kalau program tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam yang
diperlukan untuk mencapai suatu kompetensi dasar, maka program
semester disusun untuk menjawab pada kapan pembelajaran untuk
mencapai suatu kompetensi dasar dapat dilaksanakan (Wina, 2010: 53).
Berikut langkah-langkah perancangan program tahunan yang dituliskan
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016:
1) Menelaah jumlah tema dan subtema pada suatu kelas;
2) Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
pada kalender akademik;
3) Hari-hari libur meliputi jeda tengah semester, jeda akhir semester,
libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum
termasuk hari-hari besar nasional, hari libur khusus, dan kegiatan
khusus satuan pendidikan;
4) Menghitung jumlah Minggu Belajar Efektif (MBE) ke dalam sub
tema;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Komponen-komponen dalam menyusun program tahunan sebagai berikut.
1) Identitas (antara lain muatan pelajaran, kelas, tahun pelajaran).
2) Format isian (antara lain tema, subtema, dan alokasi waktu).
Berdasarkan pendapat para ahli, Program Semester (Prosem)
merupakan penjabaran dari program tahunan yang berisikan kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan selama satu semester. Berikut langkah-
langkah perencanaan program semester yang dituliskan oleh
Permendikbud.
1) Menelaah kalender pendidikan dan ciri khas satuan pendidikan
berdasarkan kebutuhan tingkat pendidikan;
2) Menandai hari-hari libur meliputi jeda tengah semester, jeda akhir
semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur
umum termasuk hari-hari besar nasional, hari libur khusus, dan
kegiatan khusus satuan pendidikan;
3) Menghitung jumlah Minggu Hari Belajar Efektif (HBE) dan jam
Belajar Efektif (JBE) setiap bulan dan semester dalam satu tahun;
4) Menghitung jumlah Jam Pembelajaran (JP) sesuai dengan ketentuan
yang terdapat pada strukur kurikulum yang berlaku;
5) Mendistribusikan alokasi waktu yang disediakan untuk suatu sub tema
serta mempertimbangkan waktu dan penilaian serta riview materi.
b. Silabus
Silabus dapat didefinisikan sebagai garis-garis besar, ringkasan,
ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran (Salim, 1987: 98).
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok
matapelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar (Majid, 2014: 207). Silabus adalah rencana pembelajaran
pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2013: 190). Sesuai
dengan pengertian dari para ahli, dapat disimpulkan sebagai berikut:
silabus merupakan rencana atau garis besar dalam pembelajaran pada
suatu matapelajaran yang berisi kompetensi inti, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Hosnan (2014:135) mengungkapkan bahwa silabus paling sedikit
memuat hal berikut.
1) Identitas mata pelajaran;
2) Identitas sekolah, meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
3) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan
mata pelajaran.
4) Kompetensi dasar, merupakan kompetensi spesifik mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata
pelajaran;
5) Tema;
6) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi;
7) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta
didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
8) Penilaian, merupakan proses pengumpulan data dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
9) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun;
10) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar atau sumber belajar yang relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal dengan isitilah
RPP merupakan suatu bentuk perenncanaan pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran (Fadlillah, 2014:
143). Menurut Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa Rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka
untuk satu pertemuan atau lebih. Rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) merupakan suatu rencana yang menggambarkan prosedur dan
manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus
(Mulyasa, 2013: 212). Mengacu pada Permendikbud No.81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum 2013, bahwa rencana pelaksanaan
pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara
rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada
silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah, mata pelajaran, dan
kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan
pembelajaran, KD, dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi
pembelajaran, metode pembelajaran; (6) media, alat, dan sumber belajar;
(7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; (8) penilaian.
Prastowo (2015:163) mengatakan bahwa indikator dirumuskan dengan
kata kerja operasional yang bisa diukur dan dibuat instrumen
penilaiannya. Kata kerja operasional dapat dilihat dari tingkatan berpikir
yang sudah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl atau yang disebut
dengan Taksonomi Bloom. Tingkatan atau kategori menurut Anderson
dan Krathwohl (2014:100) yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Indikator pembelajaran diturunkan menjadi tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran menurut Prastowo (2015:186) adalah penguasaan
kompetensi yang bersifat operasional yang dikategorikan atau dicapai oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
siswa dalam RPP. Tujuan pembelajaran yang baik adalah yang memuat
empat unsur, unsur tersebut dikenal “ABCD” yang berasal dari empat kata
sebagai berikut: A (Audience), B (Behaviour), C (Condition), D (Degree).
Audience, adalah peserta didik yang akan belajar. Behaviour, adalah
perilaku yang spesifik yang akan dimunculkan oleh peserta didik setelah
selesai proses belajarnya dalam pelajaran tersebut. Condition, adalah
kondisi yang berarti batasan yang dikenakan kepada peserta didik atau
kondisi apa yang diperlakukan peserta didik untuk terjadinya perilaku
yang diharapkan. Degree, adalah tingkatan keberhasilan peserta didik
dalam mencapai suatu perilaku.
Adapun, berikut prinsip-prinsip penyusunan RPP yang dikemukakan
oleh Permendikbud Nomor 22 tahun 2016.
1) Perbedaan individual peserta didik anatara lain kemampuan awal,
tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan
sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar
belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan peserta didik;
2) Partisipasi aktif peserta;
3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan
kemandirian;
4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan,
dan berekpresi dalam berbagai bentuk tulisan;
5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remidi;
6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas
mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya;
8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
4. Pembelajaran Inovatif
a. Hakikat Pembelajaran Inovatif
Dalam kurikulum 2013 saat ini guru mencari cara supaya dapat
mengajarkan materi dengan model yang berbeda, tidak hanya dengan
metode ceramah saja. Kata inovatif dimaknai sebagai beberapa gagasan
dan teknik baru. Adapun kata inovasi, berarti pembaharuan, pembelajaran
merupakan terjemahan dari learning, yang artinya belajar. Jadi,
pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang langkah-langkah belajar
dengan metode baru sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar
(Suyatno, 2009: 6).
Pembelajaran inovatif juga mengandung arti pembelajaran yang dikemas
oleh guru yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang
baru agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam
proses dan hasil belajar. Berdasarkan definisi secara harfiah pembelajaran
inovatif tersebut, terkandung makna pembaharuan (Suyatno, 2009: 6-7).
Gagasan pembaharuan ini muncul sebagai akibat pembelajaran dirasakan
statis, klasik, dan tidak produktif dalam memecahkan masalah belajar.
Oleh karena itu, paradigma baru yang diyakini mampu memecahkan
masalah tersebut.
Berdasarkan pendapat Suyatno (2009: 6-7), pembelajaran inovatif
merupakan pembelajaran yang dikemas oleh guru sedemikian rupa
sebagai wujud gagasan atau teknik baru dengan langkah-langkah
pembelajaran yang menunjang kemajuan proses dan hasil kegiatan
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b. Karakteristik Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif tidak selalu berarti penerapan metode
pembelajaran yang benar-benar baru namun perubahan yang terjadi dari
pembelajaran konvensional ke pembelajaran aktif. Pembelajaran yang
variatif, tidak membosankan, menarik, menumbuhkan partisipasi peserta
didik supaya aktif, dan terjadi proses transfer pengetahuan merupakan
beberapa karakteristik mendasar dari pembelajaran inovatif. Karakteristik
pembelajaran inovatif ditandai dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
pembelajaran, bukan pengajaran; guru sebagai fasilitator, bukan
intrukstur; siswa sebagai subjek, bukan objek; multimedia, bukan
monomedia; sentuhan manusiawi, bukan hewani; pembelajaran induktif,
bukan deduktif; materi bermakna bagi siswa, bukan sekedar dihafal;
keterlibatan siswa partisipatif, bukan pasif. Dalam menangani siswa,
pembelajaran inovatif haruslah seirima dengan karakteristik siswa sebagai
pembelajar (Suyatno, 2009: 7).
c. Keunggulan Pembelajaran Inovatif
Sesuai dengan buku yang penulis baca dengan judul Mendesain
Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Konteksual karya Trianto
Ibnu Badar al-Tabany halaman 195, dalam hal ini peneliti mendapatkan
beberapa keunggulan pembelajaran inovatif diantaranya sebagai berikut:
(1) pembelajaran inovatif lebih berpusat pada siswa, (2) proses belajar
dirancang supaya siswa belajar, (3) guru menjadi kreatif, (4) kegiatan
belajar mengajar bersifat menyenangkan, (5) siswa dapat aktif menerima
informasi, (6) pengalaman belajar siswa digunakan untuk membangun
karakter siswa, (7) hubungan siswa dengan guru menjadi dekat, harmonis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d. Berbagai Model Pembelajaran Inovatif yang digunakan dalam
Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara belajar mereka
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal, menarik, dan
tidak membosankan perlu adanya berbagai model pembelajaran. Dalam
hal ini penulis akan membahas dua model pembelajaran yang akan
digunakan dalam sebuah penelitian yaitu pendekatan CTL (Contextual
Teaching Learning) dan model Problem Based Learning (PBL).
a. CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and
Learning) melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran produktif
yakni kontruktivisme, bertanya (questioning), menemukan (inquiry),
masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), dan
penilaian sementara (authentic assessment) (Poerwati dan Sofan,
2013:62). Komponen-komponen pendekatan CTL (Contextual
Teaching Learning) (Nurdyansyah&Eni, 2016: 38) yaitu: (1)
mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar
lebih bermakna, apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan
sendiri, dan mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilan baru
siswa, (2) melaksanakan kegiatan inkuiri untuk semua topik yang
diajarkan, (3) mengembangkan sifat ingin tahu melalui pertanyaan-
pertanyaan, (4) menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui
kegiatan kelompok berdiskusi, tanya jawab, dan lain sebagainya, (5)
menghadirkan contoh pembelajaran melalui ilustrasi, model, bahkan
media yang sebenarnya, (6) membiasakan anak melakukan refleksi
setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, (7) melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya
pada setiap siswa.
Berikut adalah Prinsip-prinsip pendekatan CTL (Contextual Teaching
Learning) (Nurdyansyah&Eni, 2016: 39-46):
Tahap Aktivitas Guru dan Peserta Didik
Tahap 1
Konstruktivisme
Guru membangun pemahaman siswa dari
pengalaman baru berdasarkan pada
pengetahuan awal.
Tahap 2
Inquiry (Menemukan)
Guru membantu peserta didik melakukan
proses perindahan dari pengamatan
menjadi pemahaman.
Tahap 3
Questioning (Bertanya)
Guru mendorong peserta didik untuk
membimbing dan menilai kemampuan
berpikir siswa.
Tahap 4
Learning Community (Masyarakat
belajar)
Guru membantu peserta didik untuk
berbagi pengalaman dan bekerjasama
dengan sekelompok orang yang terkait
dalam kegiatan belajar.
Tahap 5
Modeling (Pemodelan)
Guru mncontohkan proses penampilan
(berpikir, bekerja, dan belajar) kepada
peserta didik untuk mengerjakan apa
yang guru inginkan agar siswa
mengerjakannya.
Tahap 6
Authentic Assesment (Penilaian yang
sebenarnya)
Guru mengukur pengetahuan dan
keterampilan siswa dengan cara menilai
produk (kinerja) dan tugas-tugas yang
relevan dan kontekstual dari peserta
didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tahap 7
Reflection (Refleksi)
Guru membimbing siswa untuk mencatat
apa yang telah dipelajari dan
mengungkapkan perasaannya hari ini
dalam melakukan pembelajaran di buku
harian mereka.
Tabel 2.1 Prinsip-prinsip pendekatan CTL (Contextual Teaching
Learning)
Kelebihan pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) yaitu:
(1) pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya, siswa
dituntut dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di
sekolah dengan kehidupan nyata, (2) pembelajaran lebihproduktif dan
mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena
metodel pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) menganut
aliran kontruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk
menemukan pengetahuannya sendiri (Hosnan, 2014: 279).
Kelemahan pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) yaitu:
(1) Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru
adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama
untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi
siswa, (2) guru hanya memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar
menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka
sendiri untuk belajar (Hosnan, 2014: 279-280).
b. Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran dengan
pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik ehingga siswa
dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan
keterampilan yang lebih tinggi dan inquiry, memandirikan siswa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
meningkatkan kepercayaan diri sendiri (Hosnan, 2014: 295). Berikut
langkah-langkah penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) yaitu:(1) Orientasi siswa pada masalah, (2)
mengorganisasi siswa untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan
individual dan kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
(Hosnan, 2014: 301).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Langkah-langkah pembelajaran yang disajikan dalam tabel berikut
(Hosnan, 2014: 302).
Tahap Aktivitas Guru dan Peserta Didik
Tahap 1
Mengorientasikan peserta didik terhadap
masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
dan sarana atau logistik yang dibutuhkan.
Guru memotivasi peserta didik untuk
terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah nyata yang dipilih atau
ditentukan.
Tahap 2
Mengorganisasi peserta didik untuk
belajar
Guru membantu peserta didik
mendefinisikan dan mengorganisasi
tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah yang sudah diorientasikan pada
tahap sebelumnya.
Tahap 3
Membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok
Guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai
dan melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan kejelasan yang diperlukan
untuk menyelesaikan masalah.
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
Guru membantu peserta didik untuk
berbagi tugas dan merencanakan atau
menyiapkan karya yang sesuai sebagai
hasil pemecahan masalah dalam bentuk
laporan, video, atau model.
Tahap 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru membantu peserta didik untuk
melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap proses pemecahan masalah
yang dilakukan.
Tabel 2.2 Langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Kelebihan Problem Based Learning (PBL), yaitu: (1) Siswa didorong untuk
memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata. (2) Siswa
memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas
belajar. (3) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada
hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa
dengan menghafal atau menyimpan informasi. (4) Terjadi aktivitas ilmiah pada
siswa melalui kerja kelompok. (5) Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber
pengetahuan, baik dari perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi. (6)
Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan
diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka. (7) Kesulitan belajar siswa secara
individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.
Kekurangan Problem Based Learning (PBL), yaitu: (1) PBM tidak dapat
diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam
menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut
kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah. (2) dalam satu
kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan
dalam pembegian tugas (Shoimin, 2014:132).
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Kristiantari (2014) melakukan peneletian tentang Penerapan pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) untuk meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN 3 Tonja tahun ajaran 2014/2015.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar IPA siswa kelas VI SDN 3 Tonja tahun ajaran 2014/2015 melalui
penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL). Hasil
pencatatan kegiatan sebelum penelitian tindakan atau pra siklus PTK
diperoleh rata-rata keaktifan belajar siswa 6,97 dengan persentase 34,85 yang
tergolong kurang aktif. Dan ketuntasan belajar pada 41,03% yang tergolong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
belum tuntas. Hasil analisis data menunjukkan rata-rata keaktifan belajar IPA
pada siklus I= 10,27 berada pada kriteria cukup aktif dan mengalami
peningkatan sebesar 4,14 pada siklus II menjadi=14,41 tergolong pada
kriteria aktif. Dan hasil belajar mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus
II sebesar 10,00% yaitu pada siklus I hasil belajar siswa 70,30% dan pada
siklus II mencapai 80,30% yang berada pada kriteria tinggi. Ketuntasan
klasikal juga mengalami peningkatan sebesar 23,03% yaitu pada siklus I dari
76,92% menjadi 100% sehingga kriteria keberhasilan yang ditetapkan sudah
tercapai.
2. Agustin (2013) melakukan penelitian tentang Peningkatan aktivitas dan hasil
belajar siswa melalui model Problem Based Learning (PBL). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa kelas IV
serta performansi guru pada materi pecahan melalui model Problem Based
Learning (PBL) di SD Negeri 01 Wanarejan Pemalang. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua
siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Hasil penelitian pada siklus I, nilai rata-rata mencapai
68,14 dan persentase tuntas belajar klasikal 70,59%. Pada siklus II nilai rata-
rata meningkat menjadi 84,31 dan persentase tuntas belajar klasikal menjadi
92,16%. Rata-rata kehadiran siswa pada siklus I 97,39% dan siklus II tetap
97,39%. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran siklus I 66,28% (tinggi) dan
meningkat pada siklus II menjadi 76,50% (sangat tinggi). Nilai performansi
guru pada siklus I 82,25 (AB) dan meningkat pada siklus II menjadi 93,58
(A). Dapat disimpulkan bahwa model PBL dapat meningkatkan hasil dan
aktivitas belajar siswa serta performansi guru dalam pembelajaran
matematika materi pecahan di kelas IV SD Negeri 01 Wanarejan Pemalang.
3. Widya (2017) melakukan penelitian tentang Pengembangan Desain
Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) Kelas 4 Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran yang dinilai tidak
sesuai dengan kondisi nyata siswa. Jenis penilitian ini adalah penelitian R&D
yang meliputi tiga tahapan yaitu studi pendahuluan, pengembangan produk,
dan pengujian. Hasil dari penelitian desain pembelajaran tematik integratif
menggunakan model pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) kelas
4 Sekolah Dasar setelah dilakukan uji pakar berupa: a) model desain diperoleh
rata-rata 16 dengan persentase 80%. b) silabus pembelajaran mendapat rata-
rata 80,5 dengan persentase 76,6%. c) RPP pembelajaran mendapat rata-rata
133 dengan presesntasi 83,1%. d) materi pembelajaran mendapat rata-rata
65,5 dengan prsesntase 72,7%. Desain pembelajaran terbukti efektif
berdasarkan perbedaan pretes dan posttes pada taraf signifikansi 0,000. Jika
diuji dengan taraf kepercayaan 0.05 maka diperoleh hasil α lebih kecil dari
0,05. Artinya kompetensi hasil belajar menggunakan Desain Pembelajaran
Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching
Learning (CTL) lebih tinggi daripada Desain Pembelajaran Tematik Integratif
rancangan dari Pemerintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Dari ke-tiga jurnal penelitian yang relevan, penulis membuat Literature Map
untuk memudahkan dalam membandingkan penelitian yaitu sebagai berikut:
Gambar 2.1 Literature Map
Kristiantari (2014)
“Penerapan
pendekatan Contextual
Teaching And Learning
(CTL) untuk
meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar IPA
siswa kelas VI SDN 3
Tonja tahun ajaran
2014/2015”
Agustin (2013)
“Peningkatan
aktivitas dan hasil
belajar siswa melalui
model Problem Based
Learning (PBL)”
Widya (2017)
“Pengembangan Desain
Pembelajaran Tematik
Integratif Berbasis
Pendekatan Contextual
Teaching and Learning
(CTL) Kelas 4 Sekolah
Dasar”
Putri (2019)
“Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Inovatif Sub Tema 1
Gemar Berolahraga Mengacu
Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas I
Sekolah Dasar”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
C. Kerangka Berpikir
Pada abad ke-21 ini peserta didik diharapkan berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Peserta didik akan menjadi subjek dalam pembelajaran sehingga
guru harus bisa menjadi fasilitator dan motivator untuk peserta didik supaya dapat
mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar yang ia punya seperti kreatif
dan inovatif. Dengan demikian, kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum 2013
dimana guru harus dapat membuat perangkat pembelajaran yang inovatif yang
sesuai dengan tema-tema yang diajarkan. Kurikulum 2013 adalah sebuah
kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan
kemampuan soft skilss dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan, dan
pengetahuan (Fadlillah, 2014: 16). Sedangkan pembelajaran inovatif yaitu
pembelajaran yang menyenangkan, tidak membuat bosan saat mengikuti
pembelajaran, dan dapat mengembangkan keterampilan, pengetahuan, maupun
sikap. Dalam hal ini, guru harus aktif dan kreatif dalam membuat perangkat
pembelajaran inovatif untuk membangkitkan siswa supaya dapat mengembangkan
keterampilan-keterampilan yang dimilikinya.
Fakta yang ditemukan di lapangan guru cenderung kurang menguasai bahkan
belum mengetahui apa itu pembelajaran inovatif. Berdasarkan hasil wawancara,
guru tidak mengunakan perangkat pembelajaran yang inovatif saat kegiatan
belajar mengajar. Guru masih mengalami kesulitan untuk mengembangkan
perangkat pembelajaran inovatif. Faktor yang menyebabkan hal ini adalah guru
belum menguasai apa itu pembelajaran inovatif dan model-model pembelajaran
yang digunakan dalam pembelajaran inovatif, khususnya untuk pembelajaran
pada Sub Tema 1 Gemar Berolahraga.
Guru membutuhkan contoh perangkat pembelajaran yang inovatif yang sesuai
dengan Kurikulum 2013 yang akan dijadikan sebagai acuan. Hasil wawancara
yang diperoleh dari guru membuat peneliti terdorong untuk melakukan penelitian
untuk mengembangkan perangkat pembelajaran inovatif Mengacu Kurikulum
2013 dalam Sub Tema 1 Gemar Berolahraga untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.
Perangkat pembelajaran inovatif ini mampu menambah pemahaman dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
pengetahuan guru tentang pengembangan pembelajaran inovatif dan guru dapat
mengimplementasikan perangkat pembelajaran ini dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah dasar.
Langkah penelitian dilakukan dengan menganalisis kebutuhan, pengembangan
produk untuk menjawab kebutuhan berupa perangkat pembelajaran, validasi
produk sebelum di ujikan, uji coba produk, dan evaluasi produk.
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Kurikulum yang
digunakan di sekolah
dasar adalah Kurikulum
2013
Pembelajaran inovatif menjadi solusi untuk
meningkatkan proses pembelajaran yang
mengacu pada Kurikulum 2013
Kegiatan pembelajaran pada Tema 2
Kegemaranku Sub Tema 1 Gemar
Berolahraga
Pembelajaran inovatif
dimaknai sebagai
pembelajaran dengan
menggunakan gagasan
atau teknik yang baru
Guru belum menguasai
pembelajaran inovatif
Guru membutuhkan contoh pengembangan
perangkat pembelajaran inovatif pada
Tema 2 Kegemaranku Sub Tema 1 Gemar
Berolahraga mengacu Kurikulum 2013
untuk siswa kelas I sekolah dasar
Peneliti mengembangkan pengembangan
perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub
Tema 1 Gemar Berolahraga yang mengacu
Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I
sekolah dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1a. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub Tema 1
Gemar Berolahraga Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa kelas I Sekolah
Dasar menurut pakar Kurikulum 2013?
b. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub Tema Gemar
1 Berolahraga Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa kelas I Sekolah Dasar
menurut guru SD berdasar hasil uji coba terbatas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODE PENELITIAN
Uraian dalam bab III ini akan membahas tentang jenis penelitian, setting
penelitian, prosedur pengembangan, uji coba terbatas, teknik analisis data, dan
jadwal penelitian.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian dan Pengembangan atau
Research and Development (R&D). Penelitian dan Pengembangan atau
Research and Development (R&D) adalah sebuah proses atau langkah-
langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2008:
164). Produk tersebut tidak harus berbentuk perangkat keras (hardware),
seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas, tetapi juga bisa
perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk mengolah data
sekolah, perpustakaan atau model-model lainnya, ataupun model-model
pendidikan, pembelajaran, pelatihan, dll.
Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan dari
Borg and Gall. Langkah pengembangan dengan model Borg and Gall dalam
suatu penelitian ada 10, diantaranya adalah (1) potensi dan masalah, (2)
pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) uji coba
pemakaian, (6) revisi produk, (7) uji coba produk, (8) revisi desain, (9) revisi
produk, (10) produksi masal. Berikut bagan beserta pemaparan langkah-
langkah pelaksanaan pengembangan Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2012:
298-311).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development
(R&D) menurut Borg and Gall
Berikut ini penjelasan secara ringkas mengenai langkah-langkah
Penelitian dan Pengembangan menurut Borg and Gall antara lain:
1. Potensi dan Masalah
Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki
nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui R&D dengan cara
meneliti sehingga ditemukan suatu model, pola, atau sistem penanganan
terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
tersebut. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus
ditunjukkan dengan data empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak
harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain,
atau dokumentasi laporan kegiatan dan perorangan atau informasi tertentu
yang masih up to date.
Potensi dan
Masalah
1
Pengumpulan
Data
2
Desain
Produk
3
Validasi
Desain
4
Revisi
Desain
5
Uji Coba
Produk
6
Revisi
Produk
Uji Coba
Pemakaian
Revisi
Produk
Akhir
Produksi
Masal
7 8 9
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2. Mengumpulkan informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara factual dan
uptode, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang
dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang
diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Di sini diperlukan metode
penelitian sendiri. Metode apa yang akan digunakan untuk penelitian
tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai.
3. Desain produk
Hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan adalah berupa
produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain produk harus
diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai
pegangan untuk menilai dan membuatnya. Maka, pada langkah ini yang
dilakukan yaitu mengembangkan produk awal yang meliputi, penyiapan
materi pembelajaran, prosedur/penyusunan buku pegangan, dan
instrument validasi.
4. Validasi desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan
lebih efektif dari yang lama atau tidak. dikatakan secara rasional, karena
validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional,
belum fakta lapangan. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara
menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman
untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.
5. Perbaikan desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan
para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan
tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki
desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau
menghasilkan produk tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
6. Uji coba produk
Pengujian ini dilakukan dengan cara eksperimen untuk mengetahui
keaktifan dan keefesienan produk yang telah dibuat. Eksperimen ini juga
dilakukan untuk membandingkan dengan keadaan sebelum produk
ditetapkan.
7. Revisi produk
Setelah melakukan uji coba pada tahap awal, peneliti mendapatkan
hasil apakah produk perlu direvisi atau tidak. apabila produk direvisi maka
hasil revisi perlu diujicobakan lagi pada siswa yang lebih luas.
8. Uji coba pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi
yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk direvisi diujicobakan
kepada subjek yang lebih luas. Produk yang telah dibuat harus dinilai
kekurangan atau hambatan yang muncul guna perbaikan lebih lanjut.
9. Revisi produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian kondisi nyata
terdapat kekurangan dan kelemahan. Revisi ini didahului dengan
mengevaluasi kinerja produknya di lapangan, untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan yang ada sehingga dapat digunakan untuk
penyempurnaan dan pembuatan produk baru lagi.
10. Pembuatan produk masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk baru yang telah
diujicoba dalam beberapa kali dinyatakan efektif dan layak untuk
diproduksi masal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
B. Setting Penelitian
Setting penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada penelitian ini meliputi
tempat, subjek, objek, dan waktu penelitian.
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ngabean yang beralamatkan di Jl.
KH. Ahmad Dahlan No. 81, Ngampilan, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55262.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru kelas I dan siswa kelas I SD Negeri
Ngabean tahun ajaran 2018/2019.
3. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan perangkat pembelajaran
inovatif yang mengacu pada kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah
Dasar.
4. Waktu penelitian
Waktu penelitian terhitung mulai 1 April 2018 hingga 1 Februari 2019.
Penelitian ini dimulai dari observasi dan wawancara analisis kebutuhan
hingga penyelesaian laporan skripsi. Keseluruhan penelitian ini
membutuhkan waktu selama kurang lebih 10 (sepuluh) bulan.
C. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini menggunakan langkah-
langkah penelitian dan pengembangan dari Borg and Gall. Penelitian dan
pengembangan digunakan untuk mengembangkan suatu produk
pengembangan (Tegeh, Jampel dan Pandhawa, 2014: 7). Penelitian ini tidak
mengambil 10 langkah penelitian dan pengembangan dari Borg and Gall,
namun dibatasi menjadi tujuh langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2)
mengumpulkan informasi, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5)
perbaikan desain, (6) uji coba produk, dan (7) revisi produk. Pembatasan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dilakukan dikarenakan memakan waktu serta biaya yang terlalu banyak dan
peneliti tidak melakukan produksi secara massal.
Berikut adalah langkah-langkah pengembangan yang digunakan
dalam penelitian dan pengembangan produk ini, yang digambarkan dalam
bentuk bagan di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 3.2 Prosedur pengembangan dalam Penelitian
Tahap I Potensi dan Masalah
Analisis Kebutuhan dan Tujuan
Wawancara dengan guru kelas I SD dan
observasi siswa kelas I SD
Tahap II
Mengumpulkan Informasi
Hasil wawancara dan Observasi
Tahap III
Desain Produk
1. Mengembangkan instrument penelitian.
2. Menyusun indikator dengan tingkat berpikir
tingkat tinggi (taksonomi bloom).
3. Menyusun tujuan pembelajaran berdasarkan
ABCD.
4. Memilih keterampilan yang akan diuntaikan.
5. Memilih mata pelajaran yang sesuai.
6. Menentukan KI dan KD.
7. Membuat pemetaan jaringan berdasarkan
Kurukulum 2013.
8. Membuat Perangkat Pembelajaran.
Tahap IV
Tahap Validasi Desain
Validasi Produk
Tahap V
Melakukan Revisi
Desain
Revisi Perangkat
Pembelajaran
Tahap VI
Uji Coba Produk
Uji Coba Produk terbatas
Tahap VII
Revisi Produk Akhir
Revisi Perangkat Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Berikut penjelasan setiap langkah yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Potensi dan Masalah
Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis kebutuhan melalui
observasi dan wawancara kepada wali kelas I di SD Negeri Ngabean, SD
Negeri Bhaktikarya, SD Negeri Tegalrejo 3, dan SDK Kintelan yang
menggunakan Kurikulum 2013. Wawancara dilakukan bertujuan untuk
mengetahui adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan. Fakta
yang dicari terkait dengan kebutuhan contoh perangkat pembelajaran
inovatif mengacu Kurikulum 2013. Dengan observasi dan wawancara ini
diharapkan penelitian tentang pengembangan perangkat pembelajaran
inovatif mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I sekolah dasar dapat
disusun sesuai dengan Sub Tema 1 “Gemar Berolahraga”. Pemilihan Sub
Tema 1 Gemar Berolahraga dilakukan berdasarkan perlunya siswa
mengetahui bagian kesehatan tubuh dan bagaimana cara merawat
kesehatan dengan baik dan benar melalui olahraga. Sedangkan, pemilihan
kelas I sekolah dasar dilakukan berdasarkan rasa ingin tahu dan kebutuhan
siswa akan materi tersebut. Peneliti melihat siswa bertanya kepada guru
kelasnya mengenai kesehatan tubuh yang ada pada kehidupan sehari-
harinya.
2. Pengumpulan informasi
a. Menetapkan tujuan instruksional umum
Setelah melakukan analisis kebutuhan, peneliti menemukan
masalah yaitu guru membutuhkan contoh perangkat pembelajaran
inovatif mengacu Kurikulum 2013 pada Sub Tema 1 Gemar
Berolahraga. Sesuai dengan analisis kebutuhan ini, peneliti
menentukan tujuan instruksional umum. Tujuan instruksional
merupakan jawaban atas permasalahan yang ada dan menjadi solusi
efektif untuk masalah pengajaran. Oleh karena itu, peneliti
menentukan tujuan instruksional umum yaitu pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
perangkat pengembangan inovatif mengacu Kurikulum 2013 pada Sub
Tema 1 Gemar Berolahraga.
b. Melakukan analisis instruksional umum
Analisis instruksional merupakan seperangkat prosedur untuk
mencapai aktivitas tujuan instruksional. Analisis instruksional
dilakukan dengan memahami dan menganalisis pengembangan
perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013 pada Sub
Tema 1 Gemar Berolahraga.
c. Menganalisis siswa dalam konteks yang sesuai
Dalam tahapan ini, peneliti melihat dan menganalisis
karakteristik siswa dan kemampuan siswa serta kecocokan konteks
yang dipelajari untuk siswa kelas I.
3. Desain Produk
Peneliti mengembangkan produk dari awal yaitu berupa perangkat
pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013. Pengembangan produk
dimulai dengan mengembangkan instrumen penelitian, merumuskan
indikator berpikir tingkat tinggi, merumuskan tujuan pembelajaran
berdasarkan ABCD (Audience, Behaviour, Condition, Degree), memilih
keterampilan yang akan diuntaikan pada pembelajaran inovatif, membuat
jaringan kompetensi dasar dan indikator, dan menyusun RPP. Perangkat
pembelajaran inovatif yang dihasilkan berupa jaringan kompetensi dasar
dan indikator yang sesuai dengan pembelajaran inovatif mengacu
Kurikulum 2013 dan sesuai dengan Sub Tema 1 “Gemar Berolahraga”
serta menghasilkan sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Inovatif Sub Tema 1 “Gemar Berolahraga” mengacu Kurikulum 2013
untuk siswa kelas I sekolah dasar. Perangkat pembelajaran ini juga
menekankan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4. Validasi Desain
Peneliti menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif terhadap
desain produk perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
oleh dua ahli. Validasi yang dilakukan bertujuan agar memperoleh kritik
dan saran untuk merevisi dan meningkatkan produk yang dibuat.
5. Revisi Desain
Peneliti merevisi produk berdasarkan data yang berupa kritik dan saran
validator. Peneliti melakukan revisi sesuai hasil validasi kedua pakar.
Revisi ini bertujuan untuk memperbaiki kekurangan pada produk. Hasil
revisi dari produk ini akan menjadi desain produk akhir perangkat
pembelajaran inovatif Sub Tema 1 Gemar Berolahraga mengacu
Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I sekolah dasar.
6. Uji coba produk
Uji coba produk dilakukan di SD Negeri Ngabean kelas I dengan
jumlah siswa 22 siswa. Melalui uji coba ini, peneliti melakukan evaluasi
formatif dari dua pakar guru SD kelas I. Evaluasi dilakukan dengan
memberikan instrumen validasi uji coba produk kepada seorang guru
kelas I. Evaluasi formatif ini dilakukan untuk mengetahui kritik dan saran
dari implementasi produk maupun kualitas produk yang dikembangkan.
7. Revisi produk
Berdasarkan uji coba produk dan evaluasi formatif yang dilakukan,
peneliti merevisi produk yang telah diujicobakan. Revisi ini merupakan
revisi akhir yang dilakukan peneliti guna penyempurnaan produk
berdasarkan saran dan kritik kedua guru SD kelas I SD Negeri Ngabean.
D. Uji Coba Terbatas
1. Subjek Uji Coba Terbatas
Subjek uji coba terbatas pada penelitian pengembangan ini adalah
semua siswa kelas I SD Negeri Ngabean yang berjumlah 22 siswa pada
semester ganjil tahun ajaran 2018/2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian (Wina, 2009: 102). Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan instrumen non tes yaitu observasi, wawancara, dan
kusioner yang bertujuan untuk dapat mengukur kualitas produk dan
pengajaran di kelas.
a. Observasi
Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara
mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya
dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti
(Wina, 2009: 86). Peneliti melakukan observasi kepada empat (4) guru
dan siswa sekolah dasar kelas I di Yogyakarta yaitu SD Negeri
Ngabean, SD Negeri Bhaktikarya, SD Negeri Tegalrejo, dan SDK
Kintelan.
b. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara ini digunakan sebagai acuan untuk
melakukan wawancara kepada empat (4) guru sekolah dasar kelas I di
Yogyakarta yaitu SD Negeri Ngabean, SD Negeri Bhaktikarya, SD
Negeri Tegalrejo, dan SDK Kintelan, sehingga peneliti akan
mengetahui dan memperoleh informasi yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi guru dan kebutuhan siswa.
c. Kuisioner
Kuisioner digunakan berupa instrumen validasi yang memuat
pernyataan untuk memvalidasi produk. Lembar validasi produk
menggunakan skala Likert 1 sampai 5, dimana semakin besarnya nilai
maka semakin valid pula pernyataan tersebut. Komponen yang ada
dalam lembar validasi meliputi: (1) identitas RPP, (2) perumusan
indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi
ajar, (5) pemilihan sumber belajar, (6) pemilihan media pembelajaran,
(7) model, metode, dan pendekatan pembelajaran, (8) langkah-langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
pembelajaran, (9) karakteristik pembelajaran CTL (Contextual
Teaching Learning) dan PBL (Problem Based Learning) untuk
validator pakar dan implementasi pembelajaran inovatif untuk guru
kelas I, (10) penilaian, (11) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan
(12) bahasa.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mendapatkan sumber
data informasi yang akan digunakan oleh peneliti. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah pengamatan/Observasi, wawancara, kajian
dokumen, dan kuisioner.
a. Pengamatan/Observasi
Pengamatan/Observasi adalah suatu proses melihat, mengamati,
dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk
mencapai suatu tujuan tertentu (Herdiansiah, 2013: 131). Pada
penelitian ini peneliti menggunakan pengamatan/observasi langsung
untuk mengamati kegiatan belajar mengajar di kelas I. Peneliti ikut
serta dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui perkembangan atau peningkatan hasil belajar siswa.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik mengumpulkan data dengan
menggunakan bahasa lisan baik melalui tatap muka atau media
tertentu. Wawancara atau diskusi dilakukan oleh peneliti dengan (4)
guru sekolah dasar kelas I di Yogyakarta yaitu SD Negeri Ngabean,
SD Negeri Bhaktikarya, SD Negeri Tegalrejo, dan SDK Kintelan.
Wawancara dengan guru dilaksanakan sebelum dan sesudah
melakukan pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar mengajar
(KBM) dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai
hal berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran (Sarwiji, 2009: 58).
c. Kajian dokumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Kajian dokumen juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau
arsip yang ada, seperti kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang dibuat guru, buku atau materi pelajaran, hasil belajar dan nilai
membaca yang diberikan guru (Sarwiji, 2009: 59). Dalam penelitian
ini, penulis menggunakan kajian dokumen atau arsip yang ada di
sekolah tempat dimana dilakukan penelitian yaitu kurikulum yang
digunakan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru
beserta materinya, dan hasil belajar.
d. Kuisioner
Kuisioner diberikan kepada guru kelas untuk mengetahui berbagai
hal yang berkaitan dengan kualitas produk. Dengan menganalisis
informasi yang diperoleh melalui kuisioner tersebut dapat diketahui
peningkatan kualitas produk atas aktivitas siswa dalam belajar di kelas
(Sarwiji, 2009: 59). Kuisioner akan diberikan kepada guru kelas I dan
beberapa guru yang menggunakan produk ini.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis
data kualitatif dan kuantitatif.
1. Data kualitatif
Data kualitatif diperolehdari hasil observasi dan wawancara
dengan para guru SD Kelas I untuk menganalisis kebutuhan guru.
Data kualitatif juga didapat dari kritik dan saran yang dikemukan oleh
ahli atau pakar pembelajaran inovatif data kualitas diperoleh dari
masukan berupa titik dan saran dari guru kelas I berdasarkan uji coba
produk yang dilakukan.
2. Data kuantitatif
Data berupa skor dari penilaian oleh pakar pembelajaran inovatif
dan skor penilaian uji coba produk. Data dianalisis sebagai dasar dari
hasil penilaian angket diubah menjadi data interval. Skala penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu sangat
baik (skor 5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sangat kurang
baik (1). Setelah skor diperoleh dari validator, maka dianalisis rata-rata
skor Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berikut ketentuan
dalam menghitung rata-rata skor.
Rata-rata (x) :
Skor yang didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima
menurut Sukardjo (2008:102) digunakan sebagai acuan konversi nilai skala lima
untuk menilai kualitas produk.
Tabel 3.1 Konversi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Keterangan:
(Xi) (Rerata ideal)
SBi (Simpangan baku ideal
X = Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi skala lima di atas perhitungan data-data
kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus
konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini ditetapkan
dengan konversi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Diketahui:
Skor maksimal ideal : 5
Skor minimal ideal : 1
Rerata ideal (Xi) :
Simpangan baku ideal (SBi) :
Ditanyakan:
Inteval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang
baik.
Jawaban:
Kategori sangat baik =
=
=
=
Kategori baik =
=
=
=
Kategori cukup baik =
=
=
=
Kategori kurang baik =
=
=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
=
Kategori sangat kurang baik =
=
=
=
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data
kualitatif dengan kategori skala lima sebagai berikut:
Tabel 3.2 Konversi skala lima
Interval skor Kategori
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Sangat Kurang baik
E. Jadwal Kegiatan
Penelitian skripsi ini dijadwalkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Waktu (Bulan)
Apr-
18
Mei-
18
Juli-
18
Agust-
18
Sep-
18
Okt-
18
Nov-
18
Des-
18
Jan-
19
Feb-
19
1
Analisis
Kebutuhan √
2
Menyusun
Proposal √
3
Pengembangan
bentuk awal
produk √
4 Validasi √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
produk
5 Revisi produk √
6
Uji coba
produk √
7 Revisi produk √ √ √ √ √
8 Ujian Skripsi √
9 Revisi akhir √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi uraian tentang pembahasan analisis kebutuhan, deskripsi
produk awal, validasi ahli dan revisi produk, uji coba terbatas, serta kajian produk
dan pembahasan.
A. Analisis Kebutuhan
Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian perangkat
pembelajaran ini yaitu melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan
merupakan suatu kegiatan di mana peneliti mencoba mencari informasi
mengenai pembelajaran di sekolah dasar yang menggunakan Kurikulum 2013
dan mengaplikasikan perangkat pembelajaran inovatif ke dalam sistem
belajarnya. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan observasi dan
wawancara. Peneliti melakukan observasi terhadap siswa-siswi kelas I di
empat (4) sekolah dasar yaitu SD Negeri Ngabean, SD N Bhaktikarya, SD
Negeri Tegalrejo 3, dan SDK Kintelan I. Peneliti juga melakukan wawancara
kepada empat (4) guru kelas I SD yaitu ibu Suwansih, S.Pd guru kelas I SD
Negeri Ngabean, ibu Sumiyati, S.Pd guru kelas I SD N Bhaktikarya, ibu Eny,
S.Pd guru kelas I SD Negeri Tegalrejo 3, guru kelas I SD yaitu ibu Aryaduta
Tina, S.Pd guru kelas I SDK Kintelan I.
Observasi dan wawancara ini dilakukan pada bulan Juli 2018 yang
sesuai pada langkah-langkah yang telah dijelaskan pada bab III. Observasi
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penerapan Kurikulum 2013 dan
menganalisis kebutuhan siswa. Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana sekolah dasar menggunakan perangkat pembelajaran
inovatif dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Selain itu, wawancara
juga membantu peneliti dalam mengetahui permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh guru kelas I dalam membuat dan menerapkan perangkat
pembelajaran inovatif khususnya perangkat pembelajaran RPP dengan model-
model pembelajaran inovatif. Wawancara ini dilakukan supaya dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan perengkat pembelajaran
inovatif yang berupa prota, prosem, silabus, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
1. Hasil wawancara analisis kebutuhan
Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada 23 butir
pertanyaan untuk melakukan analisis kebutuhan perangkat pembelajaran.
Berikut ini adalah data hasil wawancara dengan guru SD yang
melaksanakan Kurikulum 2013 terkait dengan pelaksanaan pembelajaran
yang inovatif yang akan dijelaskan setiap butirnya.
Butir pertanyaan yang kesatu yaitu mengenai kapan sekolah
menetapkan kurikulum 2013. Dua guru mulai menggunakan kurikulum
2013 pada saat pemerintah pertama kali menetapkan kurikulum 2013
yaitu pada tahun ajaran 2016/2017 dan dua guru menggunakannya pada
tahun ajaran 2014/2015.
Butir pertanyaan yang kedua yaitu mengenai pelaksanaan pelatihan
kurikulum 2013. Keempat guru yang diwawancarai mengatakan bahwa
mereka sudah pernah mengikuti pelatihan kurikulum 2013 sebelum dan
sesudah kurikulum 2013 digunakan.
Butir pertanyaan yang ketiga yaitu mengenai pemahaman terhadap
kurikulum 2013. Dua guru yang diwawancarai mengatakan beliau paham
terhadap kurikulum 2013 apabila membaca buku pedoman yang telah
diberikan dan dua guru mengalami kesulitan dalam membuat penilaian.
Butir pertanyaan yang keempat yaitu mengenai karakteristik
kurikulum 2013. Dua guru yang diwawancarai mengatakan karakteristik
2013 yaitu anak dituntut untuk mandiri. Satu guru menjawab belum
mengetahui karakteristik kurikulum 2013 dan satu guru yang lain
menjawab karakteristik kurikulum 2013 yaitu keterkaitan antara mata
pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lainnya.
Butir pertanyaan yang kelima yaitu mengenai pemahaman terkait
dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Keempat guru yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
diwawancarai menjawab pendekatan saintifik yaitu 5M (Mengamati,
Menanya, Mencoba, Menalar, dan Mengkomunikasikan), anak diarahkan
untuk menggali informasi sendiri dan guru hanya mendampingi.
Butir pertanyaan yang keenam yaitu mengenai rumusan indikator
dan tujuan pembelajaran. Dua guru yang diwawancarai mengatakan
beliau mengambil dari buku guru. Dua guru yang diwawancarai
mengatakan beliau hanya menyalin perangkat pembelajaran yang ada di
internet maupun CD yang diberikan oleh pihak sekolah yang kemudian
dikembangkan semampunya.
Butir pertanyaan yang ketujuh yaitu mengenai cara
menumbuhkembangkan pendidikan karakter dalam pembelajaran.
Keempat guru yang diwawancarai mengatakan membiasakan siswa untuk
berdoa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran. Selain itu guru
memberikan contoh perilaku yang terpuji kepada siswa seperti jujur
ketika sedang mengerjakan soal ulangan, toleransi antar umat beragama.
Butir pertanyaan yang kedelapan yaitu mengenai model
pembelajaran yang digunakan dalam pembuatan RPP. Ketiga guru
mengatakan beliau hanya menggunakan beberapa model saja seperti
picture and picture, snowball throwing dan didominasi metode ceramah.
Satu guru yang diwawancarai mengatakan menggunakan banyak model
pembelajaran seperti picture and picture, snowball throwing, problem
based learning tetapi beliau tidak paham mengenai model tersebut karena
hanya mendownload model-model dari internet.
Butir pertanyaan yang kesembilan yaitu mengenai tercapainya
pendidikan karakter dalam tujuan pembelajaran yang sudah
dikembangkan. Keempat guru mengatakan bahwa telah mengajarkan
pendidikan karakter seperti mengajarkan berdoa sebelum dan sesudah
pembelajaran kepada siswa dengan mencontohkan dan membiasakan hal-
hal sederhana untuk dapat ditiru oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Butir pertanyaan yang ke sepuluh yaitu mengenai keterampilan
seperti (berfikir kritis, kreatif, kolaborasi, komunikasi). Dua guru ketika
diwawancarai tidak tahu bagaimana cara mengembangkan keterampilan
seperti (berfikir kritis, kreatif, kolaborasi, komunikasi). Sedangkan dua
guru yang lain dapat mengembangkan keterampilan tetapi hanya untuk
berfikir kritis dan kreatif saja, untuk kolaborasi dan komunikasi masih
mengalami kesulitan.
Butir pertanyaan ke sebelas yaitu mengenai rumusan indikator dan
tujuan pembelajaran yang terkait dengan keterampilan (berfikir kritis,
kreatif, kolaboratif, komunikasi. Keempat guru mengatakan bahwa
mereka membuat indikator terpaku pada panduan dari pemerintah yang
mereka dapatkan dengan mendownload perangkat pembelajaran
diinternet atau diberikan oleh sekolah melalui CD.
Butir pertanyaan ke duabelas yaitu mengenai model pembelajaran
yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran. Ketiga guru
mengatakan pernah menggunakan model pembelajaran tetapi lebih
didominasi menggunakan metode ceramah dalam mengajar. Sedangkan
satu guru yang lain mengatakan beliau menggunakan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran.
Butir pertanyaan ke tiga belas yaitu mengenai penggunaan metode
ceramah yang mendominasi pembelajaran di kelas. Keempat guru
mengatakan bahwa metode ceramah masih sangat mendominasi
pembelajaran di kelas.
. Butir pertanyaan ke empat belas yaitu mengenai model
pembelajaran inovatif yang pernah diguanakn ketika mengajar. Tiga guru
mengatakan pernah menggunakan model pembelajaran yang inovatif
dalam mengajar tetapi beliau tidak paham dan mengerti mengenai
model-model pembelajaran yang inovatif sehingga masih terpaku pada
buku catatan. Sedangkan satu guru sering menggunakan model
pembelajaran picture to picture karena di kelas bawah masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
membutuhkan media yang menarik seperti gambar-gambar atau tayangan
video dalam penyampaian materi.
Butir pertanyaan ke lima belas yaitu mengenai pembelajaran
inovatif. Keempat guru mengatakan mengetahui mengenai pembelajaran
inovatif tetapi tidak tau lebih dalam pembelajaran inovatif tersebut.
Butir pertanyaan ke enam belas yaitu mengenai kesulitan dalam
membuat model pembelajaran yang inovatif. Dua guru mengatakan
bahwa kesulitan dalam merumusakan indikator, tujuan, dan langkah-
langkah yang sesuai dengan model pembelajaran yang inovatif karena
tidak paham dengan model-model pembelajaran yang inovatif. Satu guru
mengatakan kesulitan dalam sarana prasarana seperti LCD, proyektor,
media pembelajaran yang lain apabila pembelajaran menggunakan model
inovatif karena sekolah tidak mendukung untuk hal itu. Satu guru yang
lain mengatakan sulit menggunakan berbagai model pembelajaran yang
inovatif dalam setiap pembelajaran karena setiap pembelajaran berbeda
materi dan karakteristik.
Butir pertanyaan ke tujuh belas yaitu mengenai cara mengatasi
kesulitan yang dialami tentang perangkat pembelajaran inovatif. Kedua
guru menjawab untuk mengatasi kesulitan yang dialaminya beliau
meminta bantuan kepada guru lain yang lebih tau akan permasalahan
yang dihadapi. Sedangkan satu guru mengatakan untuk mengatasi
kesulitan yang dialaminya beliau mencari diinternet karena apapun
masalahnya diinternet pasti sudah ada solusinya. Satu orang yang lain
mengatakan membuat media pembelajaran yang menarik untuk
mengatasi permasalahannya.
Butir pertanyaan ke delapan belas yaitu mengenai contoh
perangkat pembelajaran inovatif yang ada di sekolah. Keempat guru
mengatakan sekolah tidak menyediakan contoh perangkat pembelajaran
yang inovatif di sekolahnya, hanya saja menyediakan alat peraga yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
menarik seperti kartu kata untuk membantu membaca dan LCD serta
proyektor saja.
Butir pertanyaan ke sembilan belas yaitu mengenai penggunaan
media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Keempat guru
mengatakan sudah pernah menggunakan media pembelajaran dalam
proses pembelajaran. Mereka biasa menggunakan gambar-gambar,
tayangan video maupun media yang telah disediakan oleh sekolah dalam
proses pembelajaran.
Butir pertanyaan ke dua puluh yaitu mengenai perlu atau tidaknya
contoh perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu Kurikulum 2013.
Keempat guru mengatakan sangat perlu diberikan contoh perangkat
pembelajaran inovatif yang mengacu Kurikulum 2013 di sekolah. Untuk
bisa mendorong siswa untuk siswa dapat berpikir kritis, kreatif, dan
mandiri perlu diberikan pembelajaran yang inovatif.
Butir pertanyaan ke dua puluh satu yaitu mengenai suasana ketika
guru menerapkan pembelajaran inovatif di kelas. Dua guru mengatakan
siswa merasa senang ketika guru menerapkan pembelajaran inovatif di
kelas, siswa tidak merasa bosan karena melihat tayangan video. Satu guru
mengatakan terkadang jika kondisi atau mood siswa tidak baik membuat
siswa aktif bermain-main saja tidak dengan pembelajaran. Satu guru
mengatakan siswa pernah merasa bosan ketika guru menerapkan
pembelajaran inovatif di kelas.
Butir pertanyaan ke dua puluh dua yaitu mengenai rencana guru
dalam mengembangkan perangkat pembelajaran inovatif yang akan
diterapkan di kelas. Keempat guru mengatakan ada niat untuk
mengembangkan perangkat pembelajaran inovatif supaya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa tetapi apabila ada yang bisa
membantu dalam membuat perangkat pembelajaran inovatif
menggunakan model/metode yang berbeda-beda untuk sekolahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Butir pertanyaan ke dua puluh tiga yaitu mengenai taksonomi
bloom yang sudah direvisi. Dua guru mengatakan pernah mendengar
tetapi kurang tahu lebih dalamnya karena hanya sekedar tahu. satu guru
mengatakan lupa tetapi pernah mempelajarinya. Satu guru mengatakan
sudah tahu taksonomi bloom yang lama, yang direvisi belum tahu.
2. Hasil observasi analisis kebutuhan
Peneliti melakukan observasi pada pembelajaran tematik kelas I di
empat (4) sekolah, tempat guru yang diwawancarai mengajar. Masing-
masing observasi dilaksanakan sesuai tanggak wawancara. Observasi
dilakukan untuk mengetahui penggunaan perangkat pembelajaran
inovatif mengacu kurikulum 2013 serta karakteristik dan kebutuhan
belajar peserta didik. Berikut uraian data hasil observasi di empat kelas
yang melaksanakan kurikulum 2013 terkait dengan penggunaan
perangkat pembelajaran inovatif.
Berdasarkan hasil observasi, pada kegiatan awal keempat guru
melakukan doa pembuka, melaksanakan apersepsi untuk menggali
pengetahuan siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya
presensi masing-masing siswa. Tidak lupa keempat guru melakukan
motivasi dengan mengajak siswa untuk bernyanyi supaya dapat
mengawali pembelajaran dengan semangat.
Pada kegiatan inti, keempat guru melanjutkan kegiatan awal
dengan menyampaikan materi dengan ceramah dan tanya jawab.
Beberapa siswa aktif untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru. Keempat guru menyampaikan materi dengan memberikan contoh
pengalaman yang ada pada kehidupan sehari-hari atau lingkungan sekitar.
Keempat guru juga menegur ketika ada siswa yang ramai sendiri bahkan
mengantuk ketika pembelajaran sedang berlangsung.
Pada kegiatan penutup, keempat guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menanyakan kesulitan yang dihadapinya selama
mengikuti prmbelajaran. Selanjutnya keempat guru melakukan evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
pembelajaran dengan cara memberikan soal-soal yang bertujuan untuk
mengukur kemampuan dan kepahaman siswa selama mengikuti
pembelajaran. Keempat guru memberikan kesimpulan secara lisan
mengenai pembelajaran yang telah dipelajari dan memberikan tindak
lanjut berupa pekerjaan rumah (PR) yang harus dikumpulkan atau
dibahas beberapa hari kedepan. Yang terakhir keempat guru meminta
siswa untuk memimpin doa pulang.
3. Pembahasan hasil Wawancara, Observasi dan Analisis Kebutuhan
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa
guru belum secara penuh memahami mengenai pembelajaran yang
inovatif. Guru sebatas tau namun tidak mendalami secara penuh. Ketika
guru mengembangkan perangkat pembelajaran yang inovatif guru
mengalami kesulitan. Meskipun sudah ada pelatihan dalam membuat
perangkat pembelajaran yang inovatif tetapi guru masih sangat
membutuhkan contoh perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu
pada Kurikulum 2013. Kesulitan yang dialami oleh guru terdapat pada
perumusan indikator, tujuan pembelajaran, langkah-langkah, dan
penilaian.
Berdasarkan observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa guru
belum secara penuh melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran yang dibuat. Guru belum terlihat menggunakan
pembelajaran inovatif dalam mengajar sehingga siswa merasa bosan.
Kesulitan yang dialami guru terdapat pada sarana dan prasarana yang
tidak memadai di sekolah tersebut. Selain itu, guru juga sulit dalam
membuat media pembelajaran yang menarik atau inovatif.
Sesuai wawancara dan observasi yang dilakukan dengan 4 (empat)
guru di kelas I, guru mengajar dengan melihat panduan yang ada pada
buku pegangan guru tanpa melihat atau memperhatikan perangkat
pembelajaran yang telah dibuatnya sehingga guru akan sering mengajar
dengan metode ceramah. Dari hasil wawancara tersebut, guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
membutuhkan contoh pengembangan perangkat pembelajaran yang
inovatif. Melalui contoh pengembangan perangkat pembelajaran yang
inovatif dapat memberikan inspirasi kepada guru bagaimana cara
mendesaian urutan pembelajaran yang memiliki kesamaan
materi/ide/konsep yang kemudian dituangkan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang inovatif.
B. Desain Awal Produk
Peneliti menggunakan beberapa langkah untuk menghasilkan sebuah
produk pengembangan perangkat pembelajaran inovatif untuk kelas I. Peneliti
mengambil pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang digunakan untuk contoh
pembelajaran inovatif kelas I tahun ajaran 2018/2019. Produk yang dihasilkan
berupa prota, prosem, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sejumlah 6 buah. Langkah awal yang dilakukan yaitu menganalisis tema,
subtema, dan alokasi waktu yang digunakan melalui panduan buku guru dan
siswa (Kurikulum 2013 revisi 2017) yang kemudian dibuat prota. Selanjutnya
peneliti menjabarkan setiap tema yang ada dalam satu semester tersebut yang
kemudian dibuat prosem. Prosem disesuaikan dengan jam belajar efektif
dalam kalender pendidikan. Kemudian peneliti melakukan pemetaan KD yang
sesuai dengan tema dan subtema yang telah ditentukan yang kemudian dibuat
silabus. Setelah itu peneliti membuat materi pokok dan kegiatan yang akan
diajarkan. Silabus dilengkapi dengan penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar.
Selanjutnya, setelah perangkat pembelajaran prota, prosem, dan
silabus selesi peneliti melanjutkan dengan membuat RPP menggunakan model
pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Langkah awal dalam
pembuatan RPP yang dilakukan yaitu menganalisis Kompetensi Dasar (KD)
pada satu semester gasal yang sudah ada. Setelah itu, peneliti melakukan
pemetaan KD. Sesuai dengan KD yang ada kemudian akan diturunkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
menjadi beberapa indikator dengan kategori tingkat tinggi atau HOTS yaitu
mulai dari C3 sampai dengan C6. Setiap indikator yang dibuat peneliti
menggunakan kata kerja operasional yang sesuai dengan Taksonomi Bloom
yang sudah direvisi. Dari indikator peneliti membuat tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dibuat sesuai dengan indikator dan mengandung satu
jenis tingkah laku yang dapat diamati dan diukur, kata kerja operasional
mencakup A (Audience), B (Behaviour), C (Condition), D (Degree).
Peneliti melakukan analisis KD dan indikator setiap bidang studi
setiap pembelajaran yang ada dalam satu Sub Tema tersebut. Selanjutnya
peneliti memilih pembelajaran yang dapat diaplikasikan dengan model-model
pembelajaran inovatif yang sudah dipilih sebelumnya. Dalam hal ini peneliti
menemukan materi-materi yang sesuai, yang dapat dijadikan contoh RPP
dengan model-model pembelajaran inovatif. Kemudian peneliti membuat
webbing atau peta konsep pada setiap mata pelajaran yang berisikan KD dan
indikator. Hal ini dilakukan supaya dapat mempermudah peneliti dan
membaca untuk mengetahui isi RPP yang telah dibuat. Peneliti mengurutkan
mata pelajaran sesuai dengan indikator pembelajaran yang telah
dikembangkan. Indikator tersebut yang menjadi titik acuan tercapainya
kemampuan siswa dalam pembelajaran.
Tema 2 Subtema 1 mempunyai enam pembelajaran dan dalam satu
pembelajaran harus selesai disampaikan kepada siswa selama satu hari.
Peneliti memilih pembelajaran satu dan lima yang akan dipadukan dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dan
pembelajaran dua, tiga, empat, dan enam dipadukan dengan menggunakan
model Problem Based Learning (PBL).
Peneliti mulai membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang mengacu pada pemetaan KD dan indikator Kurikulum 2013. RPP dibuat
sebagai rencana pembelajaran selama enam hari atau satu Sub Tema. RPP
yang dibuat lengkap dengan rangkuman materi, lampiran penilaian, Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD), soal evaluasi, lembar refleksi, dan lembar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
pengayaan. RPP ini dibuat sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013 dan
menggunakan pendekatan scientific.
RPP merupakan detail rencana aktivitas tatap muka sebagai pedoman
guru untuk satu pertemuan atau lebih guna mencapai suatu Kompetensi Dasar
(KD). Dalam RPP terdapat beberapa komponen yaitu, (1) indentitas sekolah
yaitu nama satuan pendidikan, (2) indentitas mata pelajaran atau
tema/subtema, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu yang ditentukan
sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar, (3)
kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, dan tujuan pembelajaran,
(4) materi pembelajaran, (5) metode pembelajaran, (6) media
pembelajaran/bahan dan sumber belajar, (7) skenario pembelajaran, (8)
penilaian, (9) lampiran (materi pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD)), media pembelajaran, tindak lanjut, instrumen dan rubrik penilaian.
RPP dibuat untuk enam hari mengajar atau 6JP (6x35 menit) atau
sesuai dengan alokasi waktu sekolah yang telah ditetapkan. Penulis membuat
minimal satu indikator pada setiap KD yang diturunkan atau setiap KD dalam
satu mata pelajaran. Penulis membuat indikator di setiap mata pelajaran yang
ada dalam satu Sub Tema, yaitu PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, SBdP,
dan PJOK. RPP dibuat dengan rinci namun sederhana yang mudah
diimplementasikan oleh guru dan mahasiswa yang mengajar.
RPP yang dibuat menggunakan model pembelajaran inovatif, dalam
satu pembelajaran penuh dapat dijadikan pedoman kegiatan pembelajaran satu
hari. Langkah-langkah yang dibuat sesuai dengan karakteristik Kurikulum
2013 yang disebut 5M yaitu: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengkomunikasikan. Selain itu, menggunakan pendekatan scientific yang
mengembangkan empat keterampilan (4C) yaitu: berpikir kritis (critical
thinking), berpikir kereatif (creative thinking), kerjasama (collaborative), dan
komunikasi (communicative). Kegiatan pembelajaran dibuat secara menarik
dan memungkinkan siswa untuk aktif dalam mengikuti setiap proses
pembelajaran. Siswa mendapat pengetahuan tidak hanya dari guru melainkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
berasal dari rasa ingin taunya yang tinggi ketika disajikan sebuah media
pembelajaran. Sesuai dengan RPP yang dibuat, guru bertindak sebagai
fasilitator dan motivator pembelajaran. Desain pembelajaran dibuat untuk
mengajarkan siswa mandiri dan bermakna bagi siswa.
RPP dibuat untuk 2 (dua) penggalan. Penggalan pertama digunakan
untuk menyampaikan materi dan menggali pengetahuan siswa dan penggalan
kedua digunakan untuk melakukan evaluasi dari pembelajaran yang telah
diikuti. Dalam satu hari terdapat dua hingga tiga mata pelajaran yang
diajarkan. Materi diajarkan secara berkelanjutan setiap harinya. Sehingga
mata pelajaran yang ada dalam satu Sub Tema dapat terselesaikan dalam
waktu 6 (enam) hari yang biasanya bisa disebut dengan pembelajaran tematik
terpadu.
Peneliti mendesain Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk
melengkapi RPP. LKPD dibuat menarik dan memungkinkan siswa untuk
dapat aktif dan memiliki rasa ingin tau untuk mencari informasi sesuai
dengan pengetahuan yang dibutuhkannya. Kegiatan dalam LKPD ini dibuat
sesuai dengan indikator yang telah dibuat pada awal pembuatan RPP sehingga
materi akan bisa tersampaikan sesuai dengan KD yang kemudian diturunkan
menjadi indikator yang kemudian dikembangkan. Urutan kegiatan dibuat
secara sistematis sesuai dengan urutan indikator yang telah dikembangkan.
Peneliti juga menyertakan 2 (dua) refleksi diakhir pembelajaran pada
satu hari terebut. Refleksi pertama berisikan perasaan siswa selama mengikuti
pembelajaran pada satu hari tersebut yang dilisankan. Refleksi kedua dibuat
untuk siswa dengan menggunakan panduan pertanyaan. Panduan pertanyaan
dibuat untuk memungkinkan siswa mengingat materi pembelajaran yang
sudah dilakukan. Selain itu, peneliti juga membuat rangkuman sederhana dari
hasil pembelajaran pada satu hari itu yang kemudian ditulis oleh siswa.
Peneliti melampirkan materi pembelajaran dalam RPP yang dibuat.
Materi disusun mengacu pada Kompetensi Dasar (KD), indikator ketercapaian
pembelajaran, dan pegangan buku siswa dan guru. Materi disusun secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
ringkas, jelas, menarik, dan mencakup semua materi yang telah disampaikan
dalam kegiatan pembelajaran satu hari. Peneliti juga melampirkan media
pembelajaran yang berisikan lirik lagu yang digunakan untuk membangkitkan
semangat siswa, beberapa gambar yang terkait dengan pembelajaran, dan
tayangan video yang digunakan untuk mempermudah siswa dalam
mengambil materi yang telah disampaikan.
RPP disertai dengan evaluasi dan penilaian untuk mengukur
ketercapaian pembelajaran yang dilakukan. Evaluasi dibuat untuk setiap
indicator pembelajaran disertai dengan instrument penilaian yang akan
menjadi pedoman dalam menilai hasil belajar siswa. Penilaian yang dilakukan
merupakan penilaian otentik sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013.
Bidang studi PPKn dinilai berdasarka Kompetensi Inti (KI) 1, 2, 3, dan 4.
Sedangkan mata pelajaran yang lain dinilai sesuai dengan KI 3 dan 4 yaitu
pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap hanya dilakukan pada mata
pelajaran PPKn karena Kurikulum 2013 revisi terakhir mengatakan bahwa
penilaian sikap dilakukan pada muatan PPKn dan Pendidikan Agama. Namun
bukan berarti guru tidak mengutamakan sikap dalam kegiatan pembelajaran
non PPKn dan Pendidikan Agama, melainkan mereka tetap harus
memasukkan pendidikan karakter melalui penekanan sikap walaupun
dilakukan secara tersirat.
Program pengayaan dilaksanakan setelah melakukan evaluasi. RPP
juga melampirkan lembar format remedial yang memudahkan guru untuk
mencatat siswa yang masih kurang dalam mencapai nilai KKM dan tidak
tercapainya indikator ataupun tujuan yang ditentukan.
C. Validasi ahli dan Revisi Produk
1. Data Validasi Pakar Kurikulum 2013
Produk awal yang dibuat oleh peneliti berupa perangkat pembelajaran
inovatif yang meliputi prota, prosem, silabus, dan RPP yang kemudian
diberikan kepada satu pakar ahli dalam perangkat pembelajaran inovatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
yang mengacu pada kurikulum 2013 untuk di validasi. Validasi ini
bertujuan untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran yang dibuat.
Validasi ini berpedoman pada instrument penilaian yang telah dibuat oleh
peneliti. Melalui validasi ini, peneliti akan mendapatkan saran dan
masukan mengenai perangkat pembelajaran yang telah dibuat yang
kemudian dijadikan sebagai acuan dalam memperbaiki perangkat
pembelajaran yang sebelumnya sudah dibuat. Validasi ini akan sangat
membantu peneliti dalam merevisi produk perangkat pembelajaran
inovatif yang layak bisa diujicobakan di salah satu sekolah.
Pakar perangkat pembelajaran inovatif yang menjadi validator adalah
mahasiswa PPG Sanata Dharma yaitu bapak Taufik dan satu guru SD
Negeri Ngabean yaitu ibu Suwansih. Validasi pakar dilakukan sebanyak
satu kali. Terdapat beberapa komponen aspek penilaian terhadap
perangkat pembelajaran dalam instrumen validasi yang digunakan oleh
peneliti yaitu, 1) Program Tahunan (PROTA) yang memuat komponen
identitas yang lengkap dan proporsi pembagian waktu setiap tema dan
subtema sesuai, 2) Program Semester (PROSEM) yang memuat indentitas
yang lengkap dan materi pokok sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) pada tema serta subtema, 3) SILABUS yang
memuat komponen indentitas yang lengkap dan keterkaitan antar
komponen dalam silabus sesuai, 4) RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) yang memuat komponen indentitas secara lengkap,
kesesuaian rumusan indikator dengan KI dan KD, perumusan tujuan
pembelajaran yang mencakup komponen A (Audience), B (Behaviour), C
(Condition), D (Degree), pemilihan materi ajar, sumber belajar,
mengembgkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada indikator (C4-
C6/HOTS), Rancangan pembelajaran sesuai dengan model,
mengembangkan keterampilan dasar belajar abad 21 yaitu berpikir kreatif,
kerjasama, dan komunikasi, mengembangkan 5M dalam kegiatan intin
yaitu: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
5) media pembelajaran yang memuat kesesuaian jenis media yang
digunakan dalam pembelajaran, 6) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD),
7) Bahasa.
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh validator pakar
perangkat pembelajaran inovatif dengan bapak Taufik, maka validator
memberi rerata skor pada pendekatan Contextual Teaching Learning
(CTL), yaitu skor 4,39 dengan kategori “sangat baik”. Sedangkan rerata
pada model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) memberikan
skor 4,11 dengan kategori “baik”. pendekatan Contextual Teaching
Learning (CTL) dan PBL (Problem Based Learning) dinyatakan layak
untuk digunakan atau uji coba produk dengan revisi sesuai saran dan
masukan. Bapak Taufik sebagai validator, memberi komentar dalam
pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) untuk beberapa
komponen yaitu: (1) kelengkapan rumusan ABCD dalam indikator
rumusan tujuan pembelajaran, (2) kelayakan tampilan, (3) rumusan tujuan
yang mengandung satu jenis tingkah laku yang dapat diamati dan diukur,
(4) pemilihan sumber belajar.
Komentar yang diberikan yaitu (1) perlu sedikit perbaikan pada
indikator dan tujuan pembelajaran, (2) format penulisan lebih dirapikan
lagi, (3) rumusan tujuan masih ada yang mengandung dua jenis tingkah
laku, (4) pemilihan sumber belajar lebih ditambah lagi.
Bapak Taufik sebagai validator, memberi komentar dalam model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk beberapa komponen
yaitu: (1) kelengkapan rumusan ABCD dalam indikator rumusan tujuan
pembelajaran, (2) kelayakan tampilan, (3) materi pembelajaran, (4)
Evaluasi, (5) bahasa yang digunakan.
Komentar yang diberikan yaitu (1) Degree belum tampak, (2) dibuat
lebih menarik, (3) materi bisa diperkaya lagi, (4) pedoman penskoran KI 3
dilengkapi, (5) perhatikan kosakata yang belum dapat dipahami siswa
kelas I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Berdasarkan hasil validasi oleh pakar/ahli perangkat pembelajaran
inovatif yang dilakukan ibu Suwansih memberikan rerata skor pada
pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) 4,55 dengan kategori
“sangat baik”. Sedangkan pada model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) didapatkan rerata dengan skor 4,67 dengan kategori
“sangat baik”. Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dan
model pembelajaran inovatif Problem Based Learning (PBL) dinyatakan
layak untuk digunakan atau uji coba produk dengan revisi sesuai saran dan
masukan.
Ibu Suwansih sebagai validator, memberi komentar dalam pendekatan
Contextual Teaching Learning (CTL) untuk beberapa komponen yaitu:
(1) kejelasan dan kelengkapan identitas RPP, (2) kelengkapan rumusan
ABCD dalam indikator rumusan tujuan pembelajaran, (3) pemilihan
sumber belajar, (4) penyajian materi, (5) bahasa yang digunakan.
Komentar yang diberikan yaitu (1) hari dan tanggal belum diisi, (2)
ada beberapa tujuan yang degree nya belum nampak, (3) sumber belajar
ditambah supaya materi banyak, (4) materi sebaiknya diketik sendiri saja,
(5) bahasa bisa lebih efektif lagi dan perhatikan penggunaan tanda baca
serta penulisan yang sesuai PUEBI.
Ibu Suwansih sebagai validator, memberi komentar dalam model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk beberapa komponen
yaitu: (1) kelengkapan rumusan ABCD dalam indikator rumusan tujuan
pembelajaran, (2) kejelasan dan kelengkapan Identitas RPP, (3) Evaluasi,
(4) bahasa yang digunakan.
Komentar yang diberikan yaitu (1) ada beberapa tujuan yang Degree
nya belum tampak, (2) hari dan tanggal belum diisi, (3) pedoman
penskoran KI 3 dilengkapi, (4) perhatikan kosakata yang belum dapat
dipahami siswa kelas I dan buat kalimat lebih efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh validator tersebut
direvisi sesuai masukan yang diberikan. Komentar dan revisi dijabarkan
dalam tabel berikut:
Tabel 4.1 Komentar Pakar dan revisi pendekatan CTL
No Aspek yang dinilai Komentar Revisi
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
3 Tujuan pembelajaran
(kesesuaian tujuan dengan
indikator, kata kerja dapat
diukur, mencakup
komponen A (Audience), B
(Behaviour), C (Condition),
D (Degree).
Degree belum
tampak.
Melengkapi
komponen ABCD
pada setiap tujuan
pembelajaran.
4 Kelengkapan instrumen
evaluasi (soal, kunci, rubrik
pedoman penskoran).
Pedoman
penskoran KI 3
dilengkapi.
Melengkapi
penskoran KI 3.
5 Rumusan tujuan hanya
mengandung satu (1) jenis
tingkah laku yang dapat
diamati dan diukur.
Masih ada
yang
mengandung
dua (2) jenis
tingkah laku.
Memilih salah satu
jenis tingkah laku
saja.
8 Pemilihan sumber belajar
(bahan cetak, lingkungan
sekitar, dan internet).
Sumber belajar
ditambah
supaya materi
banyak.
Menambah sumber
belajar di setiap
RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 4.2 Komentar Pakar dan revisi model pembelajaran PBL
No Aspek yang dinilai Komentar Revisi
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
3 Tujuan pembelajaran
(kesesuaian tujuan dengan
indikator, kata kerja dapat
diukur, mencakup
komponen A (Audience), B
(Behaviour), C (Condition),
D (Degree).
Degree belum
tampak.
Melengkapi
komponen ABCD
pada setiap tujuan
pembelajaran.
4 Materi pembelajaran
(kesesuaian materi
pembelajaran dengan KD
dan indikator, susunan
materi yang sistematis,
kelengkapan materi
pembelajaran).
Materi bisa
diperkaya lagi.
Menambah materi
pada setiap
pembelajaran.
8 Pemilihan sumber belajar
(bahan cetak, lingkungan
sekitar, dan internet).
Sumber belajar
ditambah
supaya materi
banyak.
Menambah sumber
belajar di setiap
RPP.
16 Kelengkapan instrumen
evaluasi (soal, kunci, rubrik
pedoman penskoran).
Pedoman
penskoran KI 3
dilengkapi.
Melengkapi KI 3.
LKPD
5 Kelayakan tampilan (daya
tarik sampul/cover LKPD,
kesesuaian huruf yang
digunakan dalam LKPD,
Dibuat lebih
menarik.
Membuat tampilan
LKPD lebih
menarik lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
keseimbangan
komposisi/judul dan logo
LKPD.
Bahasa
1 Bahasa yang digunakan
sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa.
Perhatikan
kosakata yang
belum bisa
dipahami oleh
siswa kelas I
Mengganti
kosakata yang
belum bisa
dipahami oleh
siswa.
2. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan berdasarkan masukan yang diberikan oleh
validator. Validator memberikan beberapa masukan pada komponen yaitu:
(1) Degree belum nampak. Peneliti melengkapi komponen ABCD pada
setiap tujuan pembelajaran, (2) materi pembelajaran lebih diperkaya lagi.
Peneliti menambah materi pembelajaran yang lebih banyak, (3) sumber
belajar ditambah lagi. Peneliti menambah sumber belajar lagi melalui
pengalaman siswa dan internet, (4) perbaiki KI 3. Peneliti membuat ulang
KI 3 dan melengkapinya dengan kunci jawaban dan rubrik penskorannya.
(5) soal dibuat lebih menarik lagi. Peneliti memperbaiki tampilan soal
yang lebih menarik dengan memberikan background pada lembar soal dan
memberikan warna serta gambar huruf yang ada pada lembar soal. (6)
perhatikan kosakata yang belum bisa dipahami oleh siswa kelas I. Peneliti
mengganti kosakata yang belum bisa dipahami oleh siswa dengan
kosakata sederhana yang dapat dimengerti oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
D. Uji Coba Terbatas
1. Data uji coba terbatas
Peneliti melakukan validasi produk perangkat pembelajaran inovatif
melalui uji coba terbatas dengan satu orang guru SD kelas I. Satu guru
tersebut adalah ibu Suwansih dari SD Negeri Ngabean. Uji coba produk
dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2018 dan 24 Agustus di kelas I.
Peneliti didampingi oleh guru kelas I yaitu Ibu Suwansih, beliau
membantu peneliti menjadi validator atau penilai ketika peneliti
melakukan uji coba dikelasnya. Terdapat beberapa komponen aspek
penilaian terhadap pelaksanaan RPP yang diujicobakan peneliti.
Komponen yang dimaksud yaitu (1) guru melaksanakan pembelajaran
sesuai karakteristik model inovatif yang digunakan, (2) guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan sintaks model inovatif yang
digunakan, (3) guru menerapkan pendekatan saintifik 5M (mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan), (4) guru
mengembangkan keterampilan dasar abad 21 (berpikir kritis, kreatif,
kolaboratif, dan komunikatif), (5) guru menguasai materi, (6) guru
berperan sebagai fasilitator, (7) pembelajaran berpusat pada siswa, (8)
guru menggunakan media, (9) guru mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi (HOTS), (10) guru mengusahakan kegiatan yang bervariasi,
(11) guru mengembangkan pendidikan karakter, (12) melaksanakan
pembelajaran terpadu dengan landai, (13) guru menciptakan suasana yang
menyenangkan, (14) guru melaksanakan penilaian otentik.
Berdasarkan hasil uji coba di kelas I dari contoh masing-masing RPP
setiap model yang peneliti buat, ibu Suwansih memberi skor rerata 4,62
dengan kategori “sangat baik” pada pendekatan Contextual Teaching
Learning (CTL). RPP dinyatakan layak digunakan uji coba lapangan
dengan revisi sesuai saran. Komentar ibu Suwansih memberi yaitu: (5)
penyampaian materi sudah baik, hanya perlu penekanan pada beberapa
materi supaya tidak terjadi miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Berdasarkan hasil uji coba di kelas I dari contoh masing-masing RPP
setiap model yang peneliti buat, ibu Suwansih memberi skor rerata 4,5
dengan kategori “sangat baik” pada model pembelajaran PBL (Problem
Based Learning). RPP dinyatakan layak digunakan uji coba lapangan
dengan revisi sesuai saran. Komentar ibu Suwansih memberi yaitu: (2)
guru telah menyampaikan materi sesuai dengan sintaks model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning) tetapi lebih memperhatikan
siswa yang lambat dalam mengikuti pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah diuji cobakan di
kelas I dan dinilai oleh guru kelas tersebut direvisi sesuai masukan yang
diberikan. Komentar dan revisi dijabarkan dalam tebel berikut:
Tabel 4.3 Komentar Guru SD Kelas I dan revisi pendekatan CTL (Contextual
Teaching Learning)
No Aspek yang dinilai Komentar Revisi
5 Guru menguasai materi
dalam megajar dan tidak
terjadi miskonsepsi.
Penyampaian
materi sudah
baik, hanya
perlu penekanan
pada beberapa
materi supaya
tidak terjadi
miskonsepsi.
Membuat
pertanyaan-
pertanyaan lisan
yang ditujukan
kepada siswa
supaya
digunakan untuk
menarik
kesimpulan atau
menekankan
beberapa poin
pada materi
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 4.4 Komentar Guru SD Kelas I dan revisi Model Pembelajaran PBL
(Problem Based Learning)
No Aspek yang dinilai Komentar Revisi
2 Guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan
sintaks model pembelajaran
inovatif yang digunakan.
Guru telah
menyampaikan
materi sesuai
dengan sintaks
model
pembelajaran
PBL tetapi lebih
memperhatikan
siswa yang
lambat dalam
mengikuti
pembelajaran.
Lebih
memperhatikan
dan membantu
siswa yang
mengalami
kesulitan dalam
mengikuti
pembelajaran
secara personal.
2. Revisi Produk
Revisi produk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dilakukan
berdasarkan masukan yang diberikan ibu Suwansih guru SD kelas I
setelah uji coba yang telah dilakukan. Guru SD kelas I memberi masukan
pada pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL). Ibu Suwansih
memberikan komentar pada komponen (5) Penyampaian materi sudah
baik, hanya perlu penekanan pada beberapa materi supaya tidak terjadi
miskonsepsi. Peneliti menambahkan beberapa butir pertanyaan pada
kegiatan belajar mengajar yang ditujukan kepada siswa. Jawaban dari
pertanyaan tersebut akan digunakan untuk mempertegas dan
menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pembelajaran itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Revisi produk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dilakukan
berdasarkan masukan yang diberikan ibu Suwansih guru SD kelas I
setelah uji coba yang telah dilakukan. Guru SD kelas I memberi masukan
pada model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Ibu S
memberikan komentar pada komponen (2) Guru telah menyampaikan
materi sesuai dengan sintaks model pembelajaran PBL tetapi lebih
memperhatikan siswa yang lambat dalam mengikuti pembelajaran.
Peneliti menambahkan kegiatan pembelajaran dengan memberikan
bimbingan khusus bagi siswa yang kurang mampu dalam mengikuti
pembelajaran.
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan
Produk akhir yang berupa perangkat pembelajaran yang terdiri dari
prota, prosem, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
diperoleh dari saran dan perbaikan yang telah diberikan oleh validator pakar
pembelajaran inovatif dan guru kelas I SD sebagai pelaksana Kurikulum
2013. Peneliti melakukan revisi sebanyak 3 kali. Revisi dilakukan pada
produk awal berdasarkan masukan yang diberikan oleh validator. Revisi yang
kedua dilakukan ketika mendapatkan masukan oleh guru kelas I dan revisi
yang ketiga atau terakhir dilakukan setelah melakukan uji coba dan
mendapatkan masukan dari guru kelas maupun dosen pembimbing. Produk
akhir dijadikan satu dan dijilid sehingga menjadi produk perangkat
pembelajaran yang terdiri dari prota, prosem, silabus Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang inovatif beserta penilaian, rangkuman materi dan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk siswa kelas I SD.
1. Kajian Produk Akhir
Produk akhir berupa perangkat pembelajaran yang terdiri dari prota,
prosem, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) telah
direvisi sesuai dengan masukan untuk perbaikan yang diberikan oleh
validator dan guru SD. Peneliti melakukan perbaikan perangkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
pembelajaran sesuai dengan masukan dan saran validator dan guru kelas I
SD. Komponen yang terdapat pada program tahunan yaitu: (1) identitas
prota, (2) format isian. Komponen yang terdapat pada program semester
yaitu: (1) identitas prosem, (2) format isian. Komponen yang terdapat pada
silabus yaitu: (1) identitas silabus, (2) kompetensi inti, (3) kompetensi
dasar, (4) materi pokok, (5) kegiatan pembelajaran, (6) penilaian, (7)
alokasi waktu, dan (8) sumber belajar. Sedangkan komponen yang terdapat
pada RPP meliputi (1) indentitas RPP, (2) perumusan tujuan pembelajaran,
(3) kompetensi inti, (4) kompetensi dasar dan indikator, (5) rangkuman
materi ajar, (6) pendekatan, model, dan metode pembelajaran, (7) langkah-
langkah pembelajaran, (8) media pembelajaran/bahan dan sumber belajar,
(9) penilaian, (10) lampiran.
Program Tahunan (Prota) adalah rencana umum pelaksanaan
pembelajaran muatan pelajaran berisi antara lain rencana penetapan alokasi
waktu satu tahun pembelajaran. Pertama, program tahunan memuat
identitas prota, antara lain yaitu: (1) satuan pendidikan, (2) kelas, dan (3)
tahun pelajaran. Satuan pendidikannya yaitu SD Negeri Ngabean, Kelas I
(satu), dan tahun pelajaran 2018/2019. Kedua, program tahunan memuat
format isian, antara lain yaitu: (1) tema, (2) subtema, dan (3) alokasi waktu.
Tema dan subtema dari dua semester dan alokasi waktu berdasarkan
jumlah jam efektif yang sesuai dengan jumlah minggu efektif.
Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan hingga
program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun program tahunan.
Pertama, program semester memuat identitas (kelas, semester, satuan
pendidikan, tahun pelajaran). Satuan pendidikannya yaitu SD Negeri
Ngabean, kelas I (satu), semester 1 atau semester gasal dan tahun
pembelajaran 2018/2019.
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran. Pertama, identitas silabus meliputi
satuan pendidikan, kelas, tema/subtema, dan alokasi waktu. Satuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
pendidikannya yaitu SD Negeri Ngabean, kelas I (satu), tema 2
kegemaranku/subtema gemar berolahraga, alokasi waktu 1 minggu (6 hari
pertemuan). Kedua, silabus memuat kompetensi inti. Ketiga, silabus
memuat kompetensi dasar dari tema dan subtema yang digunakan peneliti.
Keempat, silabus memuat materi pokok. Materi diambil secara singkat
pada setiap mata pelajaran yang ada pada setiap pembelajaran. Kelima,
silabus memuat kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan disetiap
pembelajarannya dan ditulis secara singkat. Keenam, silabus memuat
penilaian yang mencakup 3 aspek yaitu aspek spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan. Ketujuh, alokasi waktu setiap
pembelajaran adalah 5 jam pelajaran. Kedelapan, silabus memuat sumber
belajar yaitu dari buku guru dan buku siswa.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Pertama,
identitas RPP berisikan nama satuan pendidikan, kelas/semester, tema, sub
tema, pembelajaran ke-, mata pelajaran yang terkait, alokasi waktu, dan
tanggal pelaksanaan. Kedua adalah tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran dirumuskan dengan mengacu pada rumusan indikator, dalam
pernyataan yang operasional. Tujuan pembelajaran memuat unsur A
(Audience), B (Behaviour), C (Condition), dan D (Degree). Kata kerja yang
digunakan mengacu pada taksonomi bloom dengan tingkat tingkat
tinggi/berfikir tingkat tinggi yaitu C3 hingga C6.
Ketiga, Kompetensi Inti (KI). Kompetensi Inti (KI) merupakan
gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang harus dipelajari
peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.
Keempat, Kompetensi Dasar (KD) dan indikator. Kompetensi Dasar (KD)
merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu mata
pelajaran di kelas tertentu. Indikator pembelajaran diturunkan dari KD
yang telah ditetapkan. Indikator dibuat dengan urutan (1) sikap spiritual,
(2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) Keterampilan. Sikap spiritual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
hanya digunakan pada mata pelajaran PPKn dan Pendidikan Agama saja,
sedangkan pengetahuan dan keterampilan digunakan pada mata pelajaran
Non PPKn dan Pendidikan Agama.
Keempat, rangkuman materi ajar yang berisi materi pokok
pembelajaran. Kelima, pendekatan, model dan metode pembelajaran.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Contextual Teaching
Learning (CTL) dan scientific. Model yang digunakan yaitu model
pembelajaran inovatif PBL (Problem Based Learning). Metode
pembelajaran yang digunakan yaitu diskusi, tanya jawab, penugasan, dan
ceramah. Keenam yaitu media pembelajaran/bahan dan sumber belajar.
Media pembelejaran yang digunakan yaitu teks bacaan, LKS, proyektor,
lirik lagu, gambar berbagai macam olahraga yang dibuat wayang, dan
video pembelajaran. Sumber belajar yang digunakan sangat beragam yaitu
dari buku pelajaran, buku siswa, buku guru, dan internet.
Ketujuh, skenario pembelajaran merupakan urutan langkah-langkah
pembelajaran mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Kedelapan yaitu
penilaian, penilaian berisikan jenis/teknik, bentuk instrumen dan pedoman
penskoran. Kesembilan yaitu lampiran yang berisikan rangkuman materi
ajar, media pembelajaran, LKPD, LKS yang disertai instrumen penilaian,
refleksi, sintaks model yang digunakan. rangkuman materi ajar dibuat
terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan. Media pembelajaran
berisikan alat bantu dalam kegiatan pembelajaran seperti lirik lagu, teks
bacaan. LKPD berisikan panduan kegiatan belajar siswa yang dibuat secara
menarik dan memberi kemudahan kepada siswa untuk dapat mengerti
mengenai materi yang telah diajarkan. LKS berisikan soal-soal evaluasi
yang dibuat dan dikerjakan oleh siswa pada akhir pembelajaran yang
bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa akan materi yang telah
disampaikan. instrumen peniliaan berisikan pedoman penskoran untuk
mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan kunci jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Refleksi berisikan beberapa pertanyaan yang akan memandu siswa
dalam mengingat kembali pelajaran yang telah dipelajari, apa yang
dirasakan dan kesulitan yang dihadapi serta bagaimana cara mengatasi
kesulitan yang dihadapi. Sintaks model pembelajaran dibuat untuk
membantu pelaksana RPP dalam memahami model yang digunakan serta
cara mengimplementasikannya. Sintaks model pembelajaran berisikan
pengertian, karakteristik, dan langkah-langkah model pembelajaran yang
digunakan.
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil validasi dan hasil uji coba oleh satu orang pakar
pembelajaran inovatif dan satu guru SD kelas I pelaksana Kurikulum SD 2013
serta calon guru sekolah dasar pelaksana Kurikulum 2013, perangkat
pembelajaran inovatif dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching
Learning) dan PBL (Problem Based Learning) diperoleh bahwa perangkat
pembelajaran tersebut masuk dalam kategori “sangat baik” dengan skor rerata
4,53. Terbukti bahwa pembelajaran inovatif efektif untuk diterapkan kepada
peserta didik kelas I SD. Hal ini seiring dengan pendapat ahli mengenai
pembelajaran inovatif, pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang
dikemas oleh guru sedemikian rupa sebagai wujud atau teknik baru dengan
langkah-langkah pembelajaran yang menunjang kemajuan proses dan hasil
kegiatan pembelajaran. Hasil tersebut dijabarkan pada tabel di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel 4.5 Rekapitulasi Validasi Pakar Perangkat Pembelajaran Inovatif Guru
Sekolah Dasar Kelas I Terhadap Pelaksana Uji Coba
No Validasi Perangkat Pembelajaran
Skor Kategori
1 Pakar Validasi Pendekatan
Contextual Teaching Learning
(CTL) (Bapak Taufik)
4,39 Sangat Baik
2 Pakar Validasi Pembelajaran
Inovatif Model Problem Based
Learning (PBL) (Bapak Taufik)
4,11 Baik
3 Pakar Validasi Pendekatan
Contextual Teaching Learning
(CTL) (Ibu Suwansih)
4,55 Sangat Baik
4 Pakar Validasi Pembelajaran
Inovatif Model Problem Based
Learning (PBL) (Ibu Suwansih)
4,67 Sangat Baik
5 Penilai Uji Coba Perangkat
Pembelajaran dengan
Pendekatan Contextual
Teaching Learning (CTL)
(Guru Kelas I atau Ibu
Suwansih)
4,62 Sangat Baik
6 Penilai Uji Coba Perangkat
Pembelajaran Model Problem
Based Learning (PBL) (Guru
Kelas I atau Ibu Suwansih)
4,64 Sangat Baik
7 Observer Uji Coba Perangkat
Pembelajaran dengan
Pendekatan Contextual
4,65 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Teaching Learning (CTL)
(Calon Guru Sekolah Dasar
atau Diah)
8 Observer Uji Coba Perangkat
Pembelajaran Model Problem
Based Learning (PBL) (Calon
Guru Sekolah Dasar atau Diah)
4,66 Sangat Baik
Jumlah 36,29
Rerata (Jumlah total : Responden) 4,53
Kategori Sangat Baik
Hasil skor di atas berdasarkan jumlah skor validasi dari 6 perangkat
pembelajaran inovatif, 2 perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan
Contextual Teaching Learning (CTL) dan 4 perangkat pembelajaran inovatif
lainnya menggunakan model PBL (Problem Based Learning) yang dinilai
oleh dua pakar. Sedangkan hasil skor dari uji coba perangkat pembelajaran
berdasarkan hasil skor uji coba yang dilakukan peneliti sebanyak 2 kali, 1 kali
uji coba perangkat pembelajaran inovatif menggunakan pendekatan
Contextual Teaching Learning (CTL) dan 1 kali uji coba perangkat
pembelajaran inovatif menggunakan model PBL (Problem Based Learning).
Hasil validasi tersebut berpedoman pada 7 aspek yaitu 1) Program
Tahunan (Prota) yang memuat komponen identitas yang lengkap dan proporsi
pembagian waktu setiap tema dan subtema sesuai, 2) Program Semester
(Prosem) yang memuat indentitas yang lengkap dan materi pokok sesuai
dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada tema serta
subtema, 3) Silabus yang memuat komponen indentitas yang lengkap dan
keterkaitan antar komponen dalam silabus sesuai, 4) RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) yang memuat komponen indentitas secara
lengkap, kesesuaian rumusan indikator dengan KI dan KD, perumusan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
pembelajaran yang mencakup komponen A (Audience), B (Behaviour), C
(Condition), D (Degree), pemilihan materi ajar, sumber belajar,
mengembgkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada indikator (C4-
C6/HOTS), Rancangan pembelajaran sesuai dengan model, mengembangkan
keterampilan dasar belajar abad 21 yaitu berpikir kreatif, kerjasama, dan
komunikasi, mengembangkan 5M dalam kegiatan intin yaitu: mengamati,
menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan, 5) media pembelajaran
yang memuat kesesuaian jenis media yang digunakan dalam pembelajaran, 6)
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), 7) Bahasa.
Hasil uji coba berpedoman pada instrumen penilaian untuk menilai
guru dan siswa saat uji coba perangkat pembelajaran. Pada validasi perangkat
pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching Learning
(CTL), pakar pembelajaran inovatif (bapak Taufik) memberikan skor 4,42
untuk perangkat pembelajaran ke-1 dengan kategori “sangat baik”. Dan skor
4,37 untuk perangkat pembelajaran ke-5 dengan kategori “sangat baik”. Jadi
skor rerata dari kedua skor tersebut untuk perangkat pembelajaran inovatif
menggunakan model Contextual Teaching Learning (CTL) adalah 4,39
dengan kategori “sangat baik”.
Pada validasi perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan
Contextual Teaching Learning (CTL), pakar pembelajaran inovatif (ibu
Suwansih) memberikan skor 4,5 untuk perangkat pembelajaran ke-1 dengan
kategori “sangat baik”. Dan skor 4,6 untuk perangkat pembelajaran ke-5
dengan kategori “sangat baik”. Jadi skor rerata dari kedua skor tersebut untuk
perangkat pembelajaran inovatif menggunakan pendekatan Contextual
Teaching Learning (CTL) adalah 4,55 dengan kategori “sangat baik”.
Pada hasil uji coba perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan
Contextual Teaching Learning (CTL), guru kelas I (ibu Suwansih)
memberikan skor 4,5 untuk penilaian guru dengan kategori “sangat baik” dan
skor 4,62 untuk penilaian siswa dengan kategori “sangat baik”. Jadi skor
rerata dari skor tersebut untuk uji coba perangkat pembelajaran inovatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
menggunakan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) adalah 4,62
dengan kategori “sangat baik”.
Pada hasil uji coba perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan
Contextual Teaching Learning (CTL), calon guru sekolah dasar (Diah)
memberikan skor 4,5 untuk penilaian guru dengan kategori “sangat baik” dan
skor 4,87 untuk penilaian siswa dengan kategori “sangat baik”. Jadi skor
rerata dari skor tersebut untuk uji coba perangkat pembelajaran inovatif
menggunakan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) adalah 4,65
dengan kategori “sangat baik”.
Pada validasi perangkat pembelajaran menggunakan model PBL
(Problem Based Learning), pakar pembelajaran inovatif (bapak Taufik)
memberikan skor 4,07 untuk perangkat pembelajaran ke-2 dengan kategori
“baik”. Skor 3,87 untuk perangkat pembelajaran ke-3 dengan kategori “baik”.
Skor 4,1 untuk perangkat pembelajaran ke-4 dengan kategori “baik” dan skor
4,4 untuk perangkat pembelajaran ke-6 dengan kategori “sangat baik”. Jadi
skor rerata dari kedua skor tersebut untuk perangkat pembelajaran inovatif
menggunakan model PBL (Problem Based Learning) adalah 4,11 dengan
kategori “baik”.
Pada validasi perangkat pembelajaran menggunakan model PBL
(Problem Based Learning), pakar pembelajaran inovatif (ibu Suwansih)
memberikan skor 4,55 untuk perangkat pembelajaran ke-2 dengan kategori
“sangat baik”. Skor 4,75 untuk perangkat pembelajaran ke-3 dengan kategori
“sangat baik”. Skor 4,75 untuk perangkat pembelajaran ke-4 dengan kategori
“sangat baik” dan skor 4,65 untuk perangkat pembelajaran ke-6 dengan
kategori “sangat baik”. Jadi skor rerata dari keempat skor tersebut untuk
perangkat pembelajaran inovatif menggunakan model Problem Based
Learning (PBL) adalah 4,67 dengan kategori “sangat baik”.
Pada hasil uji coba perangkat pembelajaran menggunakan model
Problem Based Learning (CTL), guru kelas I (ibu Suwansih) memberikan
skor 4,78 untuk penilaian guru dengan kategori “sangat baik” dan skor 4,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
untuk penilaian siswa dengan kategori “sangat baik”. Jadi skor rerata dari skor
tersebut untuk uji coba perangkat pembelajaran inovatif menggunakan model
Problem Based Learning (CTL) adalah 4,64 dengan kategori “sangat baik”.
Pada hasil uji coba perangkat pembelajaran menggunakan model PBL
(Problem Based Learning), calon guru sekolah dasar (Diah) memberikan skor
4,57 untuk penilaian guru dengan kategori “sangat baik” dan skor 4,75 untuk
penilaian siswa dengan kategori “sangat baik”. Jadi skor rerata dari skor
tersebut untuk uji coba perangkat pembelajaran inovatif menggunakan model
PBL (Problem Based Learning) adalah 4,66 dengan kategori “sangat baik”.
Keseluruhan hasil validasi dan uji coba perangkat pembelajaran inovatif
(model Contextual Teaching Learning (CTL) dan PBL (Problem Based
Learning)) didapatkan rerata 4,53 dengan kategori “sangat baik”. Perangkat
pembelajaran inovatif (pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dan
PBL (Problem Based Learning)) dinyatakan “sangat baik” karena memenuhi
semua aspek.
Perangkat pembelajaran dengan menggunakan kedua model tersebut
dinyatakan “sangat baik” karena memenuhi semua aspek yaitu: (1) program
tahunan yang komponennya lengkap dan jumlah jam efektif serta alokasi
waktu sesuai, (2) program semester memuat komponen yang lengkap, materi
pokok sesuai dengan KI dan KD serta alokasi waktu sesuai, (3) silabus
memuat komponen yang lengkap dan keterkaitan antar komponen dalam
silabus sesuai, (4) RPP yang dibuat memuat: 1) identitas RPP yang lengkap,
2) perumusan indikator yang sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), KI, KD, dan kata kerja yang dapat diukur, 3) perumusan tujuan
pembelajaran sesuai dengan indikator, kata kerja dapat diukur serta mencakup
komponen A (Audience), B (Behaviour), C (Condition), D (Degree), 4)
perumusan materi pembelajaran sesuai dengan KD dan indikator, susunan
materi yang sistematis serta kelengkapan materi pembelajaran, 5) perumusan
tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku yang dapat diamati dan
diukur, 6) strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran sesuai,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
7) media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kondisi kelas, 8)
sumber belajar yang digunakan lebih dari dua (dua) sumber, 9) evaluasi dibuat
lengkap, 10) mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada
indikator (C4-C6/HOTS), 11) Rancangan Kegiatan Pembelajaran sesuai
dengan makna, karakteristik, sintaks model yang digunakan, 12)
mengembangkan 5M dalam kegiatan inti yaitu: mengamati, menanya,
mencoba, menalar, dan mengomunikasikan, 13) mengembangkan 4
keterampilan dasar belajar abad 21 4C yaitu berpikir kritis (critical thinking),
berpikir kreatif (creative thinking), kerjasama (collaborative), dan komunikasi
(communicative), 14) lengkap dalam membuat instrumen evaluasi, 15) bahasa
yang digunakan sudah menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Produk yang dikembangkan peneliti sesuai dengan spesifikasi produk
yang telah dipaparkan di bab I. Pertama, cover depan produk terdiri dari judul
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Sub Tema Gemar
Berolahraga Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar;
logo Universitas; nama penulis; NIM penulis; keterangan yang berisi Program
Studi yaitu Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan yaitu Ilmu Pendidikan,
Fakultas yaitu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas yaitu Sanata
Dharma Yogyakarta, tahun ajaran. Cover belakang berisi sinopsis dan biodata
singkat penulis. Kedua, produk dicetak dalam ukuran kertas A4 dengan berat
70 gram sedangkan sampul dicetak dengan kertas ivory 230 supaya terlihat
kokoh.
Ketiga, produk ditulis menggunakan theme font “times new roman”
dengan spasi 1,5 supaya setiap bagian dalam RPP terlihat jelas sehingga
mudah dibaca dan dipahami. Selain itu peneliti menggunakan lebih dari satu
jenis huruf supaya produk terlihat lebih menarik. Keempat, kata pengantar
terdiri dari ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa; penjelasan
kerangka berpikir seputar pembelajaran inovatif; ucapan terimakasih kepada
pihak yang membantu dan terlibat dalan penyusun produk; dan kesediaan
penulis dalam menerima kritik dan saran terkait dengan produk yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dikembangkan. Kelima, daftar isi terdiri dari garis besar isi buku beserta
nomor halaman. Keenam, Perangkat pembelajaran program tahunan untuk
kelas I SD semester gasal dan genap. Program tahunan adalah rencana umum
pelaksanaan pembelajaran muatan pelajaran berisi antara lain rencana
penetapan alokasi waktu satu tahun pembelajaran. Program tahunan dibuat
sesuai dengan kalender pendidikan dari tahun 2018/2019. Komponen-
komponen dalam menyusun program tahunan: identitas (antara lain muatan
pelajaran, kelas, tahun pelajaran) dan format isian (antara lain tema, subtema,
dan alokasi waktu). Program tahunan terdapat 2 sampai 3 halaman berbentuk
landscape.
Ketujuh, Program Semester merupakan penjabaran dari program
tahunan sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun
program tahunan. Program semester dilihat melalui kalender pendidikan dari
semester gasal tahun 2018/2019. Program semester berisikan garis-garis besar
mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester
tersebut. Program semester terdapat 2 sampai 3 halaman berbentuk landscape.
Kedelapan, silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum
berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran dan
rancangan penilaian. Silabus adalah renca pembelajaran pada suatu atau
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.
Silabus disusun dari setiap pembalajaran. Kesembilan, Perangkat
pembelajaran RPP disusun lengkap terdiri dari 1) identitas RPP; 2)
kompetensi inti; 3) kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran; 4)
pendekatan, tipe, model dan metode; 5) alat dan bahan serta sumber belajar;
6) langkah pembelajaran; 7) penilaian; 8) rangkuman materi; 9) lampiran yang
berisi LKS, media dan rubrik penskoran. Dalam satu subtema terdapat enam
pembelajaran, sehingga menghasilkan enam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Kesepuluh, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan
berdasarkan 1 pendekatan dan 1 model pembelajaran inovatif, yaitu:
a. Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)
Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) digunakan pada
pembelajaran ke 1 dan 5. Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pendekatan Contextual
Teaching Learning (CTL).
b. Model Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) digunakan pada
pembelajaran 2, 3, 4, dan 6. Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)
dikembangkan berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL).
Kesebelas, Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) dikembangkan
berdasarkan pendekatan scientific. Pendekatan scientific yang merupakan
proses pembelajaran yang dirancang supaya peserta didik mengkonstruk
konsep, hukum, atau prinsip melalui tahap mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengacukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang ditemukan.
Keduabelas, Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) dikembangkan
berdasarkan empat keterampilan 4C yaitu berpikir kritis (critical thinking),
berpikir kreatif (creative thinking), kerjasama (collaborative), dan komunikasi
(communication).
Ketiga belas, Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) dikembangkan
berdasarkan karakteristik pembelajaran terpadu yaitu berpusat pada siswa,
memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran yang tidak
begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat
fleksibel (guru dapat mengaitkan mata pelajaran yang satu dengan yang lain),
dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Keempat belas, Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) dikembangkan
dengan mengintegrasikan pendidikan karakter yang diitegrasikan dalam
seluruh mata pelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam
kurikulum. Pendidikan karakter yang dikembangkan memuat aspek spiritual
dan aspek sosial. Meteri pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau
nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan,
dihubungkan dengan konteks kehidupan sehai-hari.
Kelima belas, Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)
dikembangkan dengan menerapkan High Order Thinking Skill (HOTS) yang
meliputi tingkat taksonomi Bloom pada C4 sampai C6. C4 merupakan
kegiatan menganalisis yang menggunakan kata kerja operasional memilih,
membandingkan, menguraikan, mengaitkan, dll. Sedangkan C5 yaitu kegiatan
mengevaluasi yang menggunakan kata kerja operasional mengkritik,
memeriksa, menilai, membuktikan, dll. Dan C6 yaitu kegiatan mencipta yang
menggunakan kata kerja operasional merumuskan, merencanakan,
memproduksi, membuat hipotesis, mendesain, mencipta, dll. Keenam belas,
Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) dikembangkan dengan menerapkan
penilaian otentik mengandung aspek sikap spiritual dan sosial, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan. Penilaian dilengkapi dengan instrument
penilaian yang memuat kunci jawaban dari soal tertulis, daftar cek atau
pedoman observasi bagi penilaian dengan teknik observasi, dan cara skoring.
Ketujuh belas, Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) dikembangkan
dengan memperhatikan ketentuan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI) yang meliputi tanda baca, huruf kapital, nama orang, nama tempat,
dan kata penghubung.
Dengan demikian, produk yang dikembangkan dapat dikatakan
memiliki kualitas yang “sangat baik” dan layak digunakan sebagai perangkat
pembelajaran inovatif dalam sub tema gemar berolahraga yang mengacu pada
Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I sekolah dasar serta layak diujicobakan ke
sasaran yang lebih luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN,
DAN SARAN
Bab V berisi uraian mengenai kesimpulan, keterbatasan pengembangan
dan saran bagi peneliti.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, peneliti
menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1a. Berdasarkan hasil validasi perangkat pembelajaran inovatif oleh kedua
pakar perangkat pembelajaran inovatif yaitu satu mahasiswa PPG
Universitas Sanata Dharma dan satu guru kelas I sekolah dasar,
perangkat pembelajaran inovatif yang dikembangkan dengan
pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dan PBL (Problem
Based Learning) berdasarkan hasil validasi pakar pembelajaran
inovatif diperoleh skor rerata 4,43 dengan kualitas “sangat baik”.
b. Berdasarkan penilaian uji coba terbatas oleh salah satu guru kelas I
dan satu calon guru sekolah dasar melalui uji coba terbatas, perangkat
pembelajaran inovatif yang dikembangkan dengan pendekatan
Contextual Teaching Learning (CTL) dan PBL (Problem Based
Learning) diperoleh skor 4,64 dengan kualitas “sangat baik”.
Jika hasil validasi pakar dan hasil penilaian uji coba terbatas dari satu
guru kelas I sekolah dasar dan satu calon guru sekolah dasar digabungkan
maka diperoleh skor rerata 4,53 dengan kualitas “sangat baik” sehingga
perangkat pembelajaran inovatif siap untuk diujicobakan secara luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
B. Keterbatasan Pengembangan
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini
memiliki keterbatasan yang dipaparkan sebagai berikut:
1. Validasi perangkat pembelajaran inovatif hanya divalidasi oleh 1
(satu) mahasiswa PPG dan 1 (satu) guru kelas I.
2. Wawancara untuk analisis kebutuhan hanya dilakukan kepada 4
(empat) guru sekolah dasar.
3. Uji coba produk hanya dilakukan satu (1) kali untuk setiap model dan
pendekatannya (pendekatan Contextual Teaching Learning dan
Problem Based Learning).
C. Saran
1. Validasi perangkat pembelajaran inovatif sebaiknya divalidasi oleh
orang yang benar-benar pakar/ahli dalam pembelajaran inovatif dan
juga dengan jumlah yang lebih banyak supaya dapat diketahui kualitas
perangkat pembelajaran inovatif yang benar-benar baik.
2. Wawancara untuk analisis kebutuhan sebaiknya dilakukan dengan
lebih banyak guru kelas I sekolah dasar sebagai Pelaksana Kurikulum
2013 sehingga data yang diperoleh lebih jelas dan menunjukkan
kebutuhan guru dan siswa.
3. Uji coba perangkat pembelajaran inovatif sebaiknya dilakukan lebih
dari 2 (dua) kali atau minimal satu subtema (6 pembelajaran) supaya
hasil yang diperoleh lebih nampak dan kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
DAFTAR PUSTAKA
Agustin. (2013). Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui model Problem
Based Learning (PBL). Journal unnes. Diakses pada 14 Februari 2019
melalui http://journal unnes.ac.id/sju/index.php/jee.
Anderson dan Krathwohl. (2014). Kerangka landasan untuk pembelajaran,
pegajaran, dan asesmen. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Daryanto, Syaiful Karim. (2017). Pembelajaran abad 21. Yogyakarta: Gava Medika.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Fadlillah, M. (2014). Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/MA.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hosnan, M. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad
21. Bogor:Ghalia Indonesia.
Huda. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Kurniawan, D. (2014). Pembelajaran tematik: teori, praktik, dan penilaian. Bandung:
Alfabeta.
Kristiantari. (2014). Penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN 3
Tonja tahun ajaran 2014/2015. ejournal undiksha. Diakses pada 14 Februari
2019 melalui http://www.scholar.google.co.id/
Majid. (2014). Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Margunayasa, Arini, Japa. (2014). Pembelajaran terpadu konsep dan penerapannya.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mulyasa, E. (2013). Pengembangan implementasi kurikulum 2013. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nurdyansyah dan Eni. (2016). Inovasi model pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia
Learning Center.
Panduan Penilaian 2016.
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan dasar dan
Menengah.
Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah lanjutan.
Permendikbud Nomor 66 tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum.
Poerwati&Sofan. (2013). Panduan memahami kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Prastowo. (2015). Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp) tematik
terpadu: implementasi kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta: Prenada Medika
Group.
Salim, Peter. (1987). The contemporary english Indonesian dictionary. Jakarta:
Modern English Press.
Sanjaya, Wina. (2010). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta: Prenada Medika Group.
Sarwiji Suwandi. (2009). Penelitian tindakan kelas (PTK) dan penulisan karya
ilmiah. Surakartaa: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Shomin, Aris. (2014). 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukardjo. (2008). Kumpulan materi evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: UNY.
Suparno, Paul. (2015). Pendidikan karakter di sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Suyatno. (2009). Menjelajah pembelajaran inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana
Pustaka.
Tegeh, I.M., Jampel, I.N., dan Pudjawan, K. (2014). Model penelitian dan
pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tim Paradigma Pendidikan. (2010). Paradigma pendidikan nasional abad XXI.
Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Tim Reality. (2008). Kamus terbaru bahasa Indonesia. Surabaya: Reality Publisher.
Triyanto, Ibnu. (2014). Mendesain model pembelajaran inovatif, progresif, dan
kontekstual. Jakarta: Kencana.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Widya. (2017). Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Kelas 4 Sekolah Dasar.
repository.uksw.edu. Diakses pada 14 Februari 2019 melalui
http://repository.uksw.edu/handle/123456789/15849.
Yani, Ahmad. (2014). Mindset kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 1: Pedoman Wawancara
Pertanyaan
1. Sejak kapan menerapkan kurikulum 2013?
2. Apakah bapak atau ibu pernah mengikuti pelatihan kurikulum 2013?
3. Sejauh mana pemahaman bapak/ibu terhadap kurikulum 2013?
4. Apakah bapak/ibu sudah mengetahui karakteristik kurikulum SD 2013?
5. Sejauh mana pemahaman bapak/ibu terkait dengan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran?
6. Bagaimana cara bapak/ibu merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran sesuai
dengan kemampuan siswa?
7. Bagaimana cara bapak/ibu menumbuhkembangkan pendidikan karakter dalam
pembelajaran?
8. Apakah bapak/ibu setiap pembelajaran menggunakan RPP dengan model
pembelajaran yang berbeda?
9. Apakah tujuan pembelajaran yang bapak/ibu kembangkan sudah mengupayakan
tercapainya pendidikan karakter?
10. Apakah bapak/ibu mengetahui keterampilan seperti (berfikir kritis, kreatif,
kolaborasi, komunikasi)?
11. Apakah dalam pembuatan rpp bapak/ibu sudah merumuskan indikator dan tujuan
pembelajaran terkait dengan keterampilan (berfikir kritis, kretif, kolaboratif,
komunikasi)?
12. Apakah model pembelajaran yang bapak/ibu biasanya gunakan dalam proses
pembelajaran?
13. Pernahkah bapak/ibu menggunakan model pembelajaran inovatif yang lain?
Apakah modelnya itu?
14. Apakah ibu/bapak mengetahui pembelajaran inovatif?
15. Kesulitan apa saja yang bapak/ibu alami dalam pembuatan model pembelajaran
inovatif?
16. Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dialami?
17. Apakah contoh perangkat pembelajaran inovatif yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013 sudah tersedia di sekolah bapak/ibu?
18. Pernahkah bapak/ibu menggunakan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran?
19. Apakah bapak/ibu masih perlu contoh untuk perangkat pembelajaran inovatif
yang mengacu kurikulum 2013?
20. Apakah siswa pernah merasa bosan ketika guru menerapkan pembelajaran
inovatif di kelas?
21. Bagaimana prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran inovatif di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
kelas?
22. Apakah bapak/ibu mempunyai rencana untuk mengembangkan pembelajaran
inovatif agar kedepannya mampu meningkatkan prestasi belajar siswa melalui
beberapa metode/model pembelajaran?
23. Menurut bapak/ ibu apakah perangkat pembelajaran inovatif penting jika
diterapakan dalam proses pembelajaaran?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 2: Pedoman Observasi
1. Pedoman Observasi Guru
No Pernyataan
Kegiatan Awal (Pendahuluan)
1. Guru membuka pembelajaran dengan berdoa
2. Guru melakukan presensi kepada siswa
3. Guru menggunakan apersepsi untuk menuju materi yang akan
diajarkan sebagai pengantar memulai pelajaran
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
5. Guru memberikan motivasi
Kegiatan Inti
6. Guru menyampaikan cakupan materi dan menjelaskan uraian kegiatan
7. Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi tentang materi yang
akan dipelajari
8. Guru menggunakan media pembelajaran dan sumber pembelajaran
dengan tepat
9. Guru menggunakan metode yang sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa
10. Guru menggunakan model yang sesuai dengan materi dan karakteristik
siswa
11. Guru menerepkan 5M pada siswa
12. Guru menggunakan bahasa baku yang baik
13. Guru menggunakan artikulasi dan volume yang jelas
14. Guru menggunakan pakaian yang rapi dan berwibawa
15. Guru memusatkan perhatian siswa saat proses pembelajaran dengan
cara verbal dan non-verbal
Guru tidak berpaku pada satu tempat
16. Guru memberikan contoh pada siswa pada kehidupan sehari-hari
17. Guru memberikan apresiasi kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
2. Pedoman Observasi Siswa
No. Pernyataan
1. Siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
2. Siswa memberikan umpan balik apersepsi dari guru.
3. Siswa memperhatikan guru saat menyampaikan materi.
4. Siswa mengajukan pertanyaan.
5. Siswa mampu bekerja sama pada saat kegiatan berkelompok.
6. Siswa mampu mengkomunikasi hasil diskusi.
7. Siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.
18. Guru menggunakan sumber pembelajaran berbasis teknologi pada
pembelajaran
19. Guru dapat mengkonsidikan kelas dengan baik
20. Guru menekankan pendidikan karakter pada siswa
21. Guru membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan
menarik
22. Guru sebagai fasilitator pada proses pembelajaran
Kegiatan Penutup
23. Guru membuat ringkasan secara lisan
24. Guru membuat ringkasan secara tertulis
25. Guru menunjukkan sumber lain
26. Guru melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang
telah dilakukan
27. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum berpartisipasi
aktif
28. Guru memberikan evaluasi kepada siswa
29. Guru memberikan tindak lanjut mengenai pembelajaran yang
disampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
8. Siswa memahami penjelasan yang telah disampaikan guru.
9. Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran secara lisan.
10. Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran secara tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 3: Rangkuman Hasil Wawancara
RANGKUMAN WAWANCARA SURVEI KEBUTUHAN
1. SD Negeri Ngabean
Nama Guru : Suwansih, S.Pd.
No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
1 Sejak kapan SD Negeri Tegalrejo
3 Yogyakarta menerapkan
kurikulum 2013?
Sejak pertama kali kurikulum 2013 dikeluarkan.
2 Apakah ibu pernah mengikuti
pelatihan kurikulum 2013?
Pernah, sebelum dan sesudah kurikulum
diterapkan.
3 Sejauh mana pemahaman ibu
terhadap kurikulum 2013?
Mata pelajaran disajikan secara tematik
sehingga perpindaan tidak diketahui siswa.
Penilaiannya lebih banyak karena penilaian
dibuat perkompetensi dasar. Serta menekankan
pada pendidikan karakter misalnya: jujur,
mandiri, percaya diri, disiplin, dan peduli.
4 Apakah ibu sudah mengetahui
karakteristik kurikulum SD 2013?
Kurikulum 2013 bersifat tematik, mata pelajaran
tidak terpisah-pisah, penilaian lebih rinci
sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.
5 Sejauh mana pemahaman ibu
terkait dengan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran?
Menggunakan beragam model, metode misalnya
tanya jawab, ceramah, dan diskusi.
6 Bagaimana cara ibu merumuskan
indikator dan tujuan pembelajaran
sesuai dengan kemampuan siswa?
Dari buku sesuai kreativitas guru.
7 Bagaimana cara ibu
menumbuhkembangkan
pendidikan karakter dalam
Dengan diselipkan di setiap pembelajaran.
misalnya: jujur, mandiri, percaya diri, disiplin,
dan peduli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
pembelajaran?
8 Apakah ibu setiap pembelajaran
menggunakan RPP dengan model
pembelajaran yang berbeda?
Hanya mengambil kompetensi dasar (KD) dan
tujuan.
9 Apakah tujuan pembelajaran yang
ibu kembangkan sudah
mengupayakan tercapainya
pendidikan karakter?
Ya.
10 Apakah ibu mengetahui
keterampilan yang harus dikuasai
pada abad 21 seperti (berfikir
kritis, kreatif, kolaborasi,
komunikasi)?
Tidak.
11 Apakah dalam pembuatan rpp ibu
sudah merumuskan indikator dan
tujuan pembelajaran terkait
dengan keterampilan tersebut
(berfikir kritis, kreatif, kolaboratif,
komunikasi)?
Belum.
12 Apakah model pembelajaran yang
ibu biasa gunakan dalam proses
pembelajaran?
Saya lebih sering menggunakan model
pembelajarn ceramah.
13 Apakah pembelajaran dengan
metode ceramah masih
mendominasi di kelas?
Ya. Masih karena saya perlu mengarahkan dan
menekankan sikap disiplin kepada anak. Mereka
belum bisa untuk dibuat kerja dalam kelompok.
14 Pernahkah ibu menggunakan
model pembelajaran inovatif yang
lain? Apakah modelnya itu?
Picture and picture, cooperative learning,
STAD, example non example.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
15 Apakah ibu mengetahui
pembelajaran inovatif?
Sedikit. Sulit untuk memahami karena masih
bingung. Yang saya tahu pembelajaran inovatif
mengajarkan pada siswa dari yang tidak bisa
menjadi bisa.
16 Kesulitan apa saja yang ibu alami
dalam pembuatan model
pembelajaran inovatif?
Dalam penyusunan membutuhkan waktu yang
lebih lama karena harus mengaitkan antara
langkah dengan kegitatan dalam buku.
17 Bagaimana cara mengatasi
kesulitan yang dialami?
Melihat contoh RPP yang menggunakan model
pembelajaran yang sama.
18 Apakah contoh perangkat
pembelajaran inovatif yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum 2013
sudah tersedia di sekolah ibu?
Ada tetapi belum lengkap.
19 Pernahkah ibu menggunakan
media pembelajaran dalam proses
pembelajaran?
Ya.
20 Apakah ibu masih perlu contoh
perangkat pembelajaran inovatif
yang mengacu Kurikulum 2013
(model PBL, model inkuiri, model
pembelajaran kooperatif, model
kuantum dsb?
Ya, terutama ketika sudah siang, mereka
mengantuk.
21 Apakah siswa pernah merasa
bosan ketika guru menerapkan
pembelajaran inovatif di kelas?
Ya.
22 Apakah ibu mempunyai rencana
untuk mengembangkan
pembelajaran inovatif agar
Ya untuk mempersingkat waktu dan hasil
makasimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
kedepannya mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa melalui
beberapa metode/model
pembelajaran?
23 Menurut ibu sudah mengetahui
jenis belajar taksonomi bloom
yang sudah direvisi?
Belum.
2. SD Negeri Bhaktikarya
Nama Guru : Sumiyati, S.Pd.
No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
1 Sejak kapan SD Negeri Tegalrejo
3 Yogyakarta menerapkan
kurikulum 2013?
Sejak tahun 2014 (hanya 1 smster) dilanjut tahun
2017.
2 Apakah ibu pernah mengikuti
pelatihan kurikulum 2013?
Pernah di tingkat kecamatan.
.
3 Sejauh mana pemahaman ibu
terhadap kurikulum 2013?
Sebenernya bagus namun prakteknya sulit
(perangkatnya) terutama bagian penilaian, seolah-
olah anak dianggap bisa terus anak disuruh
menemukan sendiri itu yg sudah kemudian anak
kurang menguasai materi.
4 Apakah ibu sudah mengetahui
karakteristik kurikulum SD 2013?
Belum.
5 Sejauh mana pemahaman ibu
terkait dengan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran?
Menyenangkan --> tapi belum melaksanakan.
6 Bagaimana cara ibu merumuskan Merumuskan indikator hanya mengambil dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
indikator dan tujuan pembelajaran
sesuai dengan kemampuan siswa?
buku guru, silabus, prosentase dan tidak ada yang
membuat sendiri .
7 Bagaimana cara ibu
menumbuhkembangkan
pendidikan karakter dalam
pembelajaran?
Dengan kebiasaan 5S, kata2 ajaib (maaf, tolong,
terimakasih, dsb) dan contoh perbuatan yg baik
dari guru. Tidak hanya disekolah saja tetapi juga
di rumah sehingga jika di sekolah karakter anak
dibawa dari rumah.
8 Apakah ibu setiap pembelajaran
menggunakan RPP dengan model
pembelajaran yang berbeda?
RPP setiap hari, modelnya saintifikasi kemudian
belum tahu model-modelnya apa saja.
9 Apakah tujuan pembelajaran yang
ibu kembangkan sudah
mengupayakan tercapainya
pendidikan karakter?
Sudah mencapai namun ya kebiasaan dari rumah
terkadang membuat siswa masih melakukan
perbuatan yang buruk.
10 Apakah ibu mengetahui
keterampilan yang harus dikuasai
pada abad 21 seperti (berfikir
kritis, kreatif, kolaborasi,
komunikasi)?
Sudah sedikit tahu contohnya diajak berpikir dan
menalar.
11 Apakah dalam pembuatan RPP
ibu sudah merumuskan indikator
dan tujuan pembelajaran terkait
dengan keterampilan tersebut
(berfikir kritis, kreatif, kolaboratif,
komunikasi)?
Kadang-kadang.
12 Apakah model pembelajaran yang
ibu biasa gunakan dalam proses
Ya, masih mendominasi, karena anak kelas 1
tidak bisa kalau tidak dijelaskan terlebih dahulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
pembelajaran? jadi saya masih suka ceramah.
13 Apakah pembelajaran dengan
metode ceramah masih
mendominasi di kelas?
Ya.
14 Pernahkah ibu menggunakan
model pembelajaran inovatif yang
lain? Apakah modelnya itu?
Tidak pernah karena tidak tahu model2nya.
15 Apakah ibu mengetahui
pembelajaran inovatif?
Belum tahu.
16 Kesulitan apa saja yang ibu alami
dalam pembuatan model
pembelajaran inovatif?
Sulit merumuskan indikator, langkah-langkah
belum bisa.
17 Bagaimana cara mengatasi
kesulitan yang dialami?
Meminta tolong pada guru lain.
18 Apakah contoh perangkat
pembelajaran inovatif yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum 2013
sudah tersedia di sekolah ibu?
Belum --> tim-tim pembuat silabus --> saya pakai
VCD dari ahli yang membuat.
19 Pernahkah ibu menggunakan
media pembelajaran dalam proses
pembelajaran?
Ya.
20 Apakah ibu masih perlu contoh
perangkat pembelajaran inovatif
yang mengacu Kurikulum 2013
(model PBL, model inkuiri, model
pembelajaran kooperatif, model
kuantum dsb?
Saya sangat memerlukan atau membutuhkan.
21 Apakah siswa pernah merasa Tergantung gurunya. Mungkin kadang merasakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
bosan ketika guru menerapkan
pembelajaran inovatif di kelas?
dan tergantung pada kondisi siswa (kalau sudah
siang, habis OR, habis istirahat, dsb).
22 Apakah ibu mempunyai rencana
untuk mengembangkan
pembelajaran inovatif agar
kedepannya mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa melalui
beberapa metode/model
pembelajaran?
Mestinya iya tetapi mampu atau tidaknya itu.
23 Menurut ibu sudah mengetahui
jenis belajar taksonomi bloom
yang sudah direvisi?
Lupa, tapi pernah belajar.
3. SD Negeri Tegalrejo 3
Nama Guru : Eny, S.Pd.
No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
1 Sejak kapan SD Negeri Tegalrejo
3 Yogyakarta menerapkan
kurikulum 2013?
Sudah dari pemerintah menggalakkan kurikulum
2013, tepatnya di tahun 2015 tapi pada saat itu
hanya kelas 3 dan 6 saja yang menggunakan
kurikulum 2013, yang lain belum.
2 Apakah ibu pernah mengikuti
pelatihan kurikulum 2013?
Pernah mengikuti diklat pada tahun 2017, tetapi
mengikuti pelatihan kurikulum 2013 untuk kelas
bawah.
3 Sejauh mana pemahaman ibu
terhadap kurikulum 2013?
Dilihat dari sitaks nya menggunakan 5M
4 Apakah ibu sudah mengetahui
karakteristik kurikulum SD 2013?
Untuk karakteristiknya seperti mapel yang saling
berkaitan dan keterkaitan antar mapel juga tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
begitu terlihat.
5 Sejauh mana pemahaman ibu
terkait dengan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran?
Pembelajaran menggunakan 5 M dan siswa
diarahkan untuk menggali informasi secara
mandiri walaupun masih banyak dituntun oleh
guru.
6 Bagaimana cara ibu merumuskan
indikator dan tujuan pembelajaran
sesuai dengan kemampuan siswa?
Jujur saya tidak membuat RPP murni dari saya
sendiri. Saya hanya mendownload RPP dari
internet yang kemudian saya sesuaikan dengan
keadaan siswa di sekolah. Tidak ada proses
pembuatan indikator, hanya saja apabila ada
indikator yang kurang sesuai dari RPP yang saya
download maka saya akan mengganti indikator
sesuai dengan buku guru karena saya hanya
berpatok pada buku guru. Untuk tujuan
pembelajaran pun juga sama, apabila kurang
sesuai dengan kondisi siswa, maka saya akan
menggantinya sesuai yang tertera pada buku guru.
7 Bagaimana cara ibu
menumbuhkembangkan
pendidikan karakter dalam
pembelajaran?
Mengembangkan pendidikan karakter memang
tidaklah mudah untuk siswa. Setiap hari saya
membiasakan siswa untuk melakukan hal- hal
sederhana untuk membentuk karakter siswa,
misalnya dari segi agama yaitu berdoa setiap pagi.
Apabila terdapat siswa yang berbicara atau
bermain ketika berdoa maka akan saya suruh
mengulangi untuk berdoa sendiri. Saya juga
mengajarkan anak untuk jujur. Misalnya ada anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
yang mencontek, maka akan saya beri nilai 0.
Itupun kalau ada anak yang jujur kalau dia
mencontek saya akan memberikan acungan
jempol.
8 Apakah ibu setiap pembelajaran
menggunakan RPP dengan model
pembelajaran yang berbeda?
Saya hanya mendownload RPP dari internet,
itupun saya mendownloadnya kalau akan ada
supervisi saja. Sehingga model pembelajaran
yang saya gunakan tidak sesuai dengan apa yang
tertulis pada RPP. Selain itu, saya lebih banyak
menggunakan metode ceramah daripada yang lain
karena anak kelas bawah masih membutuhkan
bimbingan dari guru dan belum bisa menggali
informasi tanpa adanya bimbingan dari guru. Tapi
yang paling penting itu ada kegiatan 5 M bagi
saya sudah cukup. Sekarang apabila saya dituntut
untuk membuat RPP setiap harinya maka saya
tidak akan sanggup karena saya juga mengampu
sebagai bendahara bosda sekolah. Selain itu, saya
juga memanfaatkan fasilitas adanya internet untuk
mempermudah saya. Jadi, nanti saya tinggal
mengganti beberapa bagian saja yang saya
sesuaikan dengan keadaan siswa dan sekolah.
9 Apakah tujuan pembelajaran yang
ibu kembangkan sudah
mengupayakan tercapainya
pendidikan karakter?
Sudah, karena saya mengupayakan pembiasaan-
pembiasaan sederhana untuk membentuk karakter
siswa. Selain itu dengan saya membuat peraturan
kelas juga turut membantu pembentukan karakter
siswa.
10 Apakah ibu mengetahui Saya kurang tahu apa itu keterampilan abad 21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
keterampilan yang harus dikuasai
pada abad 21 seperti (berfikir
kritis, kreatif, kolaborasi,
komunikasi)?
Cuma saya pernah mendengar keterampilan abad
21.
11 Apakah dalam pembuatan rpp ibu
sudah merumuskan indikator dan
tujuan pembelajaran terkait
dengan keterampilan tersebut
(berfikir kritis, kreatif, kolaboratif,
komunikasi)?
Dalam membuat indikator dan tujuan saya hanya
mencontoh dari RPP saya download tetapi saya
tinjau ulang. Apabila tidak sesuai maka saya akan
mencontoh dari buku guru tetapi disesuaikan
dengan karakter siswa dan sekolah.
12 Apakah model pembelajaran yang
ibu biasa gunakan dalam proses
pembelajaran?
Saya tidak menggunakan model pembelajaran
yang spesifik. Saya lebih banyak menggunakan
metode ceramah ketika sedang mengajar di kelas.
13 Apakah pembelajaran dengan
metode ceramah masih
mendominasi di kelas?
Metode ceramah bagi saya masih sangat
mendominasi karena bagi saya siswa kelas bawah
tidak akan jalan apabila tidak diberi arahan dari
guru.
14 Pernahkah ibu menggunakan
model pembelajaran inovatif yang
lain? Apakah modelnya itu?
Belum. Biasanya saya cuma menayangkan video
cerita atau lagu saja.
15 Apakah ibu mengetahui
pembelajaran inovatif?
Sebenarnya saya kurang memahami makna dari
pembelajaran inovatif akan tetapi pemahaman
saya pembelajaran inovatif adalah pembelajaran
yang menggunakan LCD atau proyektor.
16 Kesulitan apa saja yang ibu alami
dalam pembuatan model
pembelajaran inovatif?
Mungkin kesulitannya terletak pada sarana yang
ada di sekolah. Layar proyektor ya ada di kelas,
tapi tidak dapat digunakan sehingga saya harus
mempersiapkan segala peralatannya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
Kalau dari segi materi tidak ada kendala.
17 Bagaimana cara mengatasi
kesulitan yang dialami?
Sekarangkan sudah ada internet. Jadi, saya
memanfaatkan internet untuk mencari solusi-
solusi yang saya butuhkan.
18 Apakah contoh perangkat
pembelajaran inovatif yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum 2013
sudah tersedia di sekolah ibu?
Sekolah sudah menyediakan laptop untuk guru
walaupun saya menggunakan laptop saya sendiri
karena lebih enak. Soalnya terkadang laptop yang
disediakan oleh sekolah sedang digunakan oleh
guru lain, jadi bertabrakan. Selain itu, sekolah
juga menyediakan proyektor dan speaker.
19 Pernahkah ibu menggunakan
media pembelajaran dalam proses
pembelajaran?
Sering, seperti benda- benda yang ada di sekitar
siswa. Selain itu saya terkadang juga
menggunakan video atau gambar untuk
mempermudah siswa membayangkan materi yang
sedang saya jelaskan. Misalnya kemarinkan ada
kegiatan PLS (Pendidikan Luar Kelas) yang
diadakan di Wonosari. Kita mengunjungi industri
pembuatan tempe. Dalam pembelajaran, saya
akan menunjukkan proses alur pembuatan tempe
untuk memancing pengetahuan siswa.
20 Apakah ibu masih perlu contoh
perangkat pembelajaran inovatif
yang mengacu Kurikulum 2013
(model PBL, model inkuiri, model
pembelajaran kooperatif, model
kuantum dsb?
Sangat perlu, karena orang tua seperti saya perlu
membutuhkan contoh dari anak- anak yang masih
muda. Karena anak- anak yang masih muda
tentunya banyak memiliki inovasi.
21 Apakah siswa pernah merasa
bosan ketika guru menerapkan
Saya pernah bertanya kepada siswa secara
langsung. Bagi mereka pembelajaran yang saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
pembelajaran inovatif di kelas? lakukan tidak membosankan walaupun saya
hanya menggunakan metode ceramah. Ya walau
sesekali saya juga memutarkan video.
22 Apakah ibu mempunyai rencana
untuk mengembangkan
pembelajaran inovatif agar
kedepannya mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa melalui
beberapa metode/model
pembelajaran?
Saya selalu berusaha dengan melihat dari internet
atau melalui kegiatan PLS kemarin juga
merupakan salah satu pembelajaran inovatif yang
sudah saya lakukan. Jadi saya juga berusaha
untuk melakukan apa yang saya lihat dari internet
dengan mendownload video- video yang
berkaitan dengan materi.
23 Menurut ibu sudah mengetahui
jenis belajar taksonomi bloom
yang sudah direvisi?
Saya memang pernah dengar tetapi saya kurang
paham. Saya tahu kalau taksonomi bloom
walaupun juga hanya sekedar tahu.
4. SDK Kintelan 1
Nama Guru: Aryaduta Tina, S.Pd.
No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
1 Sejak kapan SD Negeri Tegalrejo
3 Yogyakarta menerapkan
kurikulum 2013?
Pada saat pemerintah menetapkan kurikulum
2013, saat itu yang menggunakan Kurtilas adalah
kelas 1 dan kelas 4.
2 Apakah ibu pernah mengikuti
pelatihan kurikulum 2013?
Sudah sebelum di terapkannya kurtilas.
3 Sejauh mana pemahaman ibu
terhadap kurikulum 2013?
Dilihat dari buku kurtilas terdapat tema, subtema,
dan dari sintaksi menggunakan 5M
4 Apakah ibu sudah mengetahui
karakteristik kurikulum SD 2013?
Menuntut anak menjadi mandiri
5 Sejauh mana pemahaman ibu
terkait dengan pendekatan saintifik
Siswa diarahkan untuk menggali informasi
sendiri, tetapi saat penerapan anak masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
dalam pembelajaran? kesulitan karena ada anak yang belum pandai
membaca. Sehingga masih perlu di bimbing oleh
guru.
6 Bagaimana cara ibu merumuskan
indikator dan tujuan pembelajaran
sesuai dengan kemampuan siswa?
Saya tidak membuat RPP saat pembelajaran tetapi
tetapi mendapat RPP dari dinas dan saya sesuai
dengan kemampuan belajar siswa di kelas, jika
ada yang tidak sesuai indikatornya maka saya
ganti dengan indikator yang ada di buku.
7 Bagaimana cara ibu
menumbuhkembangkan
pendidikan karakter dalam
pembelajaran?
Dari segi agama dengan membiasakan berdoa
sebelum pembelajaran, sebelum istirahat, setelah
istirahat, dan saat pembelajarn telah selesai.
Selain itu mengajarkan anak untuk jujur saat
meminjam barang pada temannya atau mencontek
saat pembelajaran dan ujian.
8 Apakah ibu setiap pembelajaran
menggunakan RPP dengan model
pembelajaran yang berbeda?
Saat pemeblajaran saya tidak menggunakan RPP,
saya hanya berpatokan pada buku guru. Saya juga
sering menggunakan metode ceramah saat
pembelajaran, kdang-kadang saja saya
menggunakan media pembelajaran, saya juga
menggunakan model saintifik saat mengajar.
9 Apakah tujuan pembelajaran yang
ibu kembangkan sudah
mengupayakan tercapainya
pendidikan karakter?
Sudah, karena saya mengajarkannya dari hal
sederhana.
10 Apakah ibu mengetahui
keterampilan yang harus dikuasai
pada abad 21 seperti (berfikir
kritis, kreatif, kolaborasi,
Saya kurang tahu apa itu keterampilan abad 21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
komunikasi)?
11 Apakah dalam pembuatan rpp ibu
sudah merumuskan indikator dan
tujuan pembelajaran terkait
dengan keterampilan tersebut
(berfikir kritis, kreatif, kolaboratif,
komunikasi)?
Dalam membuat indikator dan tujuan saya hanya
mencontoh dari buku guru dan saya sesuaikan
dengan kemampuan siswa
12 Apakah model pembelajaran yang
ibu biasa gunakan dalam proses
pembelajaran?
Saya lebih sering menggunakan model
pembelajarn saintifik.
13 Apakah pembelajaran dengan
metode ceramah masih
mendominasi di kelas?
Masih, kerena di kelas bawah di perlukan
bimbingan dan arahan dari guru saat
pembelajaran.
14 Pernahkah ibu menggunakan
model pembelajaran inovatif yang
lain? Apakah modelnya itu?
Kadang-kadang, biasanya saya menayangkan
gambar, lagu, dan video.
15 Apakah ibu mengetahui
pembelajaran inovatif?
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang
menuntut siswa untuk mandiri dan dapat berpikir
kritis, dan kreatif.
16 Kesulitan apa saja yang ibu alami
dalam pembuatan model
pembelajaran inovatif?
Kesulitan terletak pada saat merumuskan
indikator serta tujuan.
17 Bagaimana cara mengatasi
kesulitan yang dialami?
Bertanya pada guru lain yang lebih paham tentang
merumuskan indikator dan tujuan.
18 Apakah contoh perangkat
pembelajaran inovatif yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum 2013
sudah tersedia di sekolah ibu?
Sekolah sudah menyediakan laptop, proyektor
dan alat peraga, namun alat peraga jarang sekali
di gunakan saat pembelajran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
19 Pernahkah ibu menggunakan
media pembelajaran dalam proses
pembelajaran?
Pernah, seperti benda-benda yang ada di kelas,
menggunakan gambar yang sesuai denga materi
saat itu, kadang saya membawa benda-benda yang
dibutuhkan siswa saat pembelajaran.
20 Apakah ibu masih perlu contoh
perangkat pembelajaran inovatif
yang mengacu Kurikulum 2013
(model PBL, model inkuiri, model
pembelajaran kooperatif, model
kuantum dsb?
Sangat perlu, seperti contoh RPP pembelajaran
Inovatif
21 Apakah siswa pernah merasa
bosan ketika guru menerapkan
pembelajaran inovatif di kelas?
Siswa tida bosen dengan pembelajaran yang saya
terapkan, anak merasa senang ketika
menggunakan media pembelajaran dan menonton
video.
22 Apakah ibu mempunyai rencana
untuk mengembangkan
pembelajaran inovatif agar
kedepannya mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa melalui
beberapa metode/model
pembelajaran?
Saya berusaha mengembangkan pembelajarn
inovatif dengan menggunakan media
pembelajran, menyusun tempat duduk siswa d
23 Menurut ibu sudah mengetahui
jenis belajar taksonomi bloom
yang sudah direvisi?
Saya sudah tahu taksonomi bloom yang lama
tetapi yang revisi saya belum tahu dan saya juga
tidak paham.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 4: Hasil Observasi Guru
1. Hasil Observasi Guru SD Negeri Ngabean
No Pernyataan Ya Tidak
Kegiatan Awal (Pendahuluan)
1. Guru membuka pembelajaran dengan berdoa √
2. Guru melakukan presensi kepada siswa √(absensi)
3. Guru menggunakan apersepsi untuk menuju materi yang
akan diajarkan sebagai pengantar memulai pelajaran
√
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran √
5. Guru memberikan motivasi √
Kegiatan Inti
6. Guru menyampaikan cakupan materi dan menjelaskan
uraian kegiatan
√
7. Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi tentang
materi yang akan dipelajari
√
8. Guru menggunakan media pembelajaran dan sumber
pembelajaran dengan tepat
√
9. Guru menggunakan metode yang sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa
√
10. Guru menggunakan model yang sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa
√
11. Guru menerepkan 5M pada siswa √
12. Guru menggunakan bahasa baku yang baik √
13. Guru menggunakan artikulasi dan volume yang jelas √
14. Guru menggunakan pakaian yang rapi dan berwibawa √
15. Guru memusatkan perhatian siswa saat proses
pembelajaran dengan cara verbal dan non-verbal
√
Guru tidak berpaku pada satu tempat √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
2. Hasil Observasi Guru SD Negeri Bhaktikarya
No Pernyataan Ya Tidak
Kegiatan Awal
1. Guru membuka pembelajaran dengan berdoa √
2. Guru melakukan presensi kepada siswa √
3. Guru menggunakan apersepsi untuk menuju materi yang
akan diajarkan sebagai pengantar memulai pelajaran
√
16. Guru memberikan contoh pada siswa pada kehidupan
sehari-hari
√
17. Guru memberikan apresiasi kepada siswa √
18. Guru menggunakan sumber pembelajaran berbasis
teknologi pada pembelajaran
√
19. Guru dapat mengkonsidikan kelas dengan baik √
20. Guru menekankan pendidikan karakter pada siswa √
21. Guru membuat suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan dan menarik
√
22. Guru sebagai fasilitator pada proses pembelajaran √
Kegiatan Penutup
23. Guru membuat ringkasan secara lisan √
24. Guru membuat ringkasan secara tertulis √
25. Guru menunjukkan sumber lain √
26. Guru melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan
√
27. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum
berpartisipasi aktif
√
28. Guru memberikan evaluasi kepada siswa √
29. Guru memberikan tindak lanjut mengenai pembelajaran
yang disampaikan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran √
5. Guru memberikan motivasi √
Kegiatan Inti
6. Guru menyampaikan cakupan materi dan menjelaskan
uraian kegiatan
√
7. Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi tentang
materi yang akan dipelajari
√
8. Guru menggunakan media pembelajaran dan sumber
pembelajaran dengan tepat
√
9. Guru menggunakan metode yang sesuai dengan materi
dan karakteristik siswa
√
10. Guru menggunakan model yang sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa
√
11. Guru menerepkan 5M pada siswa √
12. Guru menggunakan bahasa baku yang baik √
13. Guru menggunakan artikulasi dan volume yang jelas √
14. Guru menggunakan pakaian yang rapi dan berwibawa √
15. Guru memusatkan perhatian siswa saat proses
pembelajaran dengan cara verbal dan non-verbal
√
16. Guru memberikan contoh pada siswa pada kehidupan
sehari-hari
√
17. Guru memberikan apresiasi kepada siswa √
18. Guru menggunakan sumber pembelajaran berbasis
teknologi pada pembelajaran
√
19. Guru dapat mengkonsidikan kelas dengan baik √
20. Guru menekankan pendidikan karakter pada siswa √
21. Guru membuat suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan dan menarik
√
22. Guru sebagai fasilitator pada proses pembelajaran √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Kegiatan Penutup
23. Guru membuat ringkasan secara lisan √
24. Guru membuat ringkasan secara tertulis √
25. Guru menunjukkan sumber lain √
26. Guru melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan
√
27. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum
berpartisipasi aktif
√
28. Guru memberikan evaluasi kepada siswa √
29. Guru memberikan tindak lanjut mengenai pembelajaran
yang disampaikan
√
3. Hasil Observasi Guru SD Negeri Tegalrejo 3
No Pernyataan Ya Tidak
Kegiatan Awal (Pendahuluan)
1 Guru membuka pembelajaran dengan berdoa.
2 Guru melakukan presensi kepada siswa.
3 Guru menggunakan apersepsi untuk menuju materi yang
akan diajarkan sebagai pengantar memulai pelajaran. Guru
kelas I SD Negeri Tegalrejo 3 melakukan apersepsi
kepada siswa dengan mengingat materi yang sebelumnya
disampaikan oleh guru dan menghubungkan dengan materi
yang akan disampaikan oleh guru.
4 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
5 Guru memberikan motivasi. Movitasi yang diberikan
adalah menyanyikn lagu permainan
Kegiatan Inti
6 Guru menyampaikan cakupan materi dan menjelaskan
uraian kegiatan. Guru langsung melakukan apersepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
No Pernyataan Ya Tidak
7 Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi tentang
materi yang akan dipelajari. Guru melibatkan siswa
mencari sumber informasi dengan menggunakan
pengalaman pribadi siswa.
8 Guru menggunakan media pembelajaran dan sumber
pembelajaran dengan tepat. Guru sudah menggunakan
media dan sumber pembelajaran yang berasal dari
lingkungan sekitar siswa dengan tepat atau sesuai dengan
materi yang sedang disampaikan oleh guru. Media yang
digunakan sudah disediakan oleh pihak sekolah.
9 Guru menggunakan metode yang sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa. Guru belum menggunakan metode
yang sesuai dengan karakteristik siswa. Peneliti melihat
guru dominan menggunakan metode ceramah.
10 Guru menggunakan model yang sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa. Guru belum menggunakan model
pembelajaran dan tidak ada peran akttif dari siswa selama
proses pembelajaran.
11 Guru menerapkan 5M pada siswa. Guru sudah menerapkan
5M ketika pembelajaran.
12 Guru menggunakan bahasa baku yang baik. Guru belum
sepenuhnya menggunakan bahasa baku yang baik, peneliti
melihat bahwa guru SD Negeri Tegalrejo 3 menggunakan
bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa daerah.
13 Guru menggunakan artikulasi dan volume yang jelas.
Suara guru terdengan sampai bagian tempat duduk paling
belakang dengan jelas.
14 Guru menggunakan pakaian yang rapi dan berwibawa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
No Pernyataan Ya Tidak
15 Guru memusatkan perhatian siswa saat proses
pembelajaran dengan cara verbal dan non-verbal. Guru
hanya memusatkan perhatian siswa dengan cara verbal.
16 Guru tidak berpaku pada satu tempat.
17 Guru memberikan contoh pada siswa dari kehidupan
sehari-hari. Guru memberikan contoh yang berkaitan
dengan materi dari kehidupan sehari-hari.
18 Guru memberikan apresiasi kepada siswa. Apresiasi yang
diberikan oleh guru berupa penguatan verbal (terimakasih,
sip, bagus, acungan jempol) setelah siswa mencoba
menjawab pertanyaan dan jawaban tersebut benar atau
siswa melakukan hal yang baik.
19 Guru menggunakan sumber pembelajaran berbasis
teknologi pada pembelajaran. Guru tidak menggunakan
sumber pembelajaran teknologi walaupun terdapat layar
proyektor di kelas.
20 Guru dapat mengkonsidikan kelas dengan baik. Guru
tegas.
21 Guru menekankan pendidikan karakter pada siswa. Guru
membuat peraturan kelas.
22 Guru membuat suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan dan menarik. Tidak terlihat karena guru
tidak menggunakan media atau model pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan.
23 Guru sebagai fasilitator pada proses pembelajaran. Guru
membimbing siswa membaca kepada siswa yang belum
bisa membaca.
Kegiatan Penutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
No Pernyataan Ya Tidak
24 Guru membuat ringkasan secara lisan. Guru bersama siswa
25 Guru membuat ringkasan secara tertulis. Guru menuliskan
ringkasan pada papan tulis.
26 Guru menunjukkan sumber lain.
27 Guru melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan.
28 Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum
berpartisipasi aktif.
29 Guru memberikan evaluasi kepada siswa.
30 Guru memberikan tindak lanjut mengenai pembelajaran
yang disampaikan.
4. Hasil Observasi Guru SDK Kintelan 1
No Pernyataan Ya Tidak
Kegiatan Awal
1. Guru membuka pembelajaran dengan berdoa √
2. Guru melakukan presensi kepada siswa √
3. Guru menggunakan apersepsi untuk menuju materi yang
akan diajarkan sebagai pengantar memulai pelajaran
√
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran √
5. Guru memberikan motivasi √
Kegiatan Inti
6. Guru menyampaikan cakupan materi dan menjelaskan
uraian kegiatan
√
7. Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi tentang
materi yang akan dipelajari
√
8. Guru menggunakan media pembelajaran dan sumber √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
pembelajaran dengan tepat
9. Guru menggunakan metode yang sesuai dengan materi
dan karakteristik siswa
√
10. Guru menggunakan model yang sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa
√
11. Guru menerepkan 5M pada siswa √
12. Guru menggunakan bahasa baku yang baik √
13. Guru menggunakan artikulasi dan volume yang jelas √
14. Guru menggunakan pakaian yang rapi dan berwibawa √
15. Guru memusatkan perhatian siswa saat proses
pembelajaran dengan cara verbal dan non-verbal
√
16. Guru memberikan contoh pada siswa pada kehidupan
sehari-hari
√
17. Guru memberikan apresiasi kepada siswa √
18. Guru menggunakan sumber pembelajaran berbasis
teknologi pada pembelajaran
√
19. Guru dapat mengkonsidikan kelas dengan baik √
20. Guru menekankan pendidikan karakter pada siswa √
21. Guru membuat suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan dan menarik
√
22. Guru sebagai fasilitator pada proses pembelajaran √
Kegiatan Penutup
23. Guru membuat ringkasan secara lisan √
24. Guru membuat ringkasan secara tertulis √
25. Guru menunjukkan sumber lain √
26. Guru melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan
√
27. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum
berpartisipasi aktif
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
28. Guru memberikan evaluasi kepada siswa √
29. Guru memberikan tindak lanjut mengenai pembelajaran
yang disampaikan.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 5: Hasil Observasi Siswa
1. Hasil Observasi Siswa SD Negeri Ngabean
2. Hasil Observasi Siswa SD Negeri Bhaktikarya
No. Pernyataan Ya Tidak
1 Siswa berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran √
2 Siswa memberikan umpan balik apersepsi dari guru √
3 Siswa memperhatikan guru saat menyampaikan materi √
4 Siswa mengajukan pertanyaan √
5 Siswa mampu bekerjasama pada saat kegiatan berkelompok √
6 Siswa mampu mengkomunikasi hasil diskusi √
7 Siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran √
8 Siswa memahami penjelasan yang telah disampaikan guru √
9 Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran
secara lisan √
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Siswa berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran √
2. Siswa memberikan umpan balik apersepsi dari guru √
3. Siswa memperhatikan guru saat menyampaikan materi √
4. Siswa mengajukan pertanyaan √
5. Siswa mampu bekerjasama pada saat kegiatan berkelompok √
6. Siswa mampu mengkomunikasi hasil diskusi √
7. Siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran √
8. Siswa memahami penjelasan yang telah disampaikan guru √
9. Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran
secara lisan
√
10. Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran
secara tertulis
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
10 Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran
secara tertulis √
3. Hasil Observasi Siswa SD Negeri Tegalrejo 3
No Pernyataan Ya Tidak
Kegiatan Awal (Pendahuluan)
1 Siswa berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Siswa
tidak aktif bertanya.
2 Siswa memberikan umpan balik apersepsi dari guru. Siswa
menjawab pertanyaan dari guru mengenai apa yang
dipelajari sebelumnya.
3 Siswa memperhatikan guru saat menyampaikan materi.
4 Siswa mengajukan pertanyaan. Tidak banyak siswa yang
mengajukan pertanyaan.
5 Siswa mampu bekerjasama pada saat kegiatan
berkelompok.
6 Siswa mampu mengomunikasikan hasil diskusi. Siswa
terlihat tertib dalam menyampaikan hasil.
7 Siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.
8 Siswa memahami penjelasan yang telah disampaikan guru.
Siswa dapat menjawab pertanyaan yang disampaikan guru
dan dapat mengerjakan tugas.
9 Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran
secara lisan. Dengan pertanyaan-pertanyaan.
10 Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran
secara tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
4. Hasil Observasi Siswa SDK Kintelan 1
No. Pernyataan Ya Tidak
1 Siswa berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran √
2 Siswa memberikan umpan balik apersepsi dari guru √
3 Siswa memperhatikan guru saat menyampaikan materi √
4 Siswa mengajukan pertanyaan √
5 Siswa mampu bekerjasama pada saat kegiatan berkelompok √
6 Siswa mampu mengkomunikasi hasil diskusi √
7 Siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran √
8 Siswa memahami penjelasan yang telah disampaikan guru √
9 Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran
secara lisan √
10 Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran
secara tertulis √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 6: Pernyataan validasi produk perangkat pembelajaran inovatif
1. Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)
No. Aspek yang Dinilai
PROTA (PROGRAM TAHUNAN)
1. Prota memuat komponen identitas yang lengkap (kelas, satuan pendidikan,
tahun pelajaran).
2. Prota memuat komponen yang lengkap (tema, subtema, alokasi waktu).
3. Jumlah jam efektif (16 minggu) sesuai dengan jumlah minggu efektif, jumlah
alokasi waktu sama dengan total jam pelajaran dalam satu tahun.
4. Proporsi pembagian waktu setiap tema dan subtema sesuai.
PROSEM (PROGRAM SEMESTER)
1. Prosem memuat komponen identitas yang lengkap (kelas, semester, satuan
pendidikan, tahun pelajaran).
2. Prosem memuat komponen yang lengkap (tema, subtema, pembelajaran,
bulan, alokasi waktu).
3. Materi pokok sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD), serta alokasi waktu yang digunakan proporsional.
SILABUS
1. Silabus memuat identitas sekolah, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar
(KD), dan tema/subtema.
2. Silabus memuat materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
waktu, dan sumber belajar.
3. Keterkaitan antar komponen dalam silabus sesuai.
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
1. Kejelasan dan kelengkapan Identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, semester,
tema/subtema/pembelajaran ke-, alokasi waktu/hari dan tanggal).
2. Kesesuaian rumusan indikator dengan KI dan KD.
3. Tujuan pembelajaran (kesesuaian tujuan dengan indikator, kata kerja dapat
diukur, mencakup komponen A (Audience), B (Behavior), C (Condition), D
(Degree).
4. Materi Pembelajaran (kesesuaian materi pembelajaran dengan KD dan
indikator, susunan materi yang sistematis, kelengkapan materi pembelajaran).
5. Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku yang dapat
diamati dan diukur.
6. Strategi Pembelajaran (pendekatan, model, metode; langkah-langkah
pembelajaran; dan tahapan kegiatan pembelajaran; serta penerapan
pembelajaran saintifik) sesuai.
7. Pemilihan media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan kondisi
kelas).
8. Pemilihan sumber belajar (bahan cetak, lingkungan sekitar dan internet).
9. Evaluasi (mencakup aspek sikap, pengetahuan, keterampilan, kesesuaian
evaluasi dengan tujuan atau indikator, komponen penilaian lengkap,
perencanaan kegiatan pengayaan, dan remedial)
10. Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada indikator (C4-C6 /
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
HOTS).
11. Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan makna pendekatan
Contextual Teaching Learning.
12. Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan karakteristik pendekatan
Contextual Teaching Learning.
13. Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan prinsip-psrinsip pendekatan
Contextual Teaching Learning.
14. Mengembangkan 5M dalam kegiatan inti yaitu: mengamati, menanya,
mencoba, menalar dan mengomunikasikan.
15. Mengembangkan 4 ketrampilan dasar belajar abad 21 4C yaitu berpikir kritis
(critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kerjasama
(collaborative), dan komunikasi (communicative).
16. Kelengkapan instrumen evaluasi (soal, kunci, rubrik pedoman penskoran).
MEDIA
1. Kesesuaian jenis media dengan kompetensi yang harus dicapai, materi yang
dibahas, strategi pembelajaran yang dipilih, karakteristik siswa, media terlihat
atau terdengar dengan jelas (gambar, video, audio, animasi).
2. Keterbacaan tulisan jenis dan ukuran, keruntutan penyajian materi,
kelengkapan materi, kesederhanaan dalam menyajikan materi, dan tingkat
kemudahan dalam penggunaan media.
3. Keharmonisan tata letak dan warna media, tingkat antusiasme siswa dalam
mengikuti pembelajaran menggunakan media, kebenaran dalam
menggunakan kaidah bahasa, efektivitas gambar/ilustrasi/animasi/ video
dalam penjelasan konsep, dan kesesuaian media dengan materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
LKPD
1. LKPD disajikan secara sistematis, merupakan materi atau tugas yang esensial,
setiap kegiatan yang disajikan mempunyai tujuan yang jelas, penyajian LKPD
dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi, kegiatan yang disajikan dapat
menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
2. Kelayakan isi (sesuai dengan KI & KD, sesuai kemampuan siswa, sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan, keterkinian materi).
3. Kelayakan bahasa (kalimat dengan kaidah Bahasa Indonesia, penggunaan
tanda baca sesuai, struktur kalimat mudah dipahami, mendorong siswa untuk
berfikir kritis, kemultitafsiran kalimat).
4. Kelayakan kegiatan (pemberian pengalaman langsung dalam LPKD,
pengidentifikasian hasil temuan dalam LKPD, perencanaan kerja ilmiah
dalam LKPD, pelaksanaan kerja ilmiah dalam LKPD).
5. Kelayakan tampilan (daya tarik sampul/cover LKPD, kesesuaian kesesuaian
huruf yang digunakan dalam LKPD, keseimbangan komposisi/judul dan logo
LKPD).
6. Kelayakan penyajian (kemudahan langkah-langkah dalam kegiatan LKPD,
penyajian materi LKPD yang disertai objek langsung, penempatan siswa
dalam LKPD dalam subjek belajar).
BAHASA
1. Penggunaan bahasa sesuai dengan PUEBI (Panduan Umum Ejaan Bahasa
Indonesia).
2. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
3. Bahasa yang digunakan komunikatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
4. Kalimat yang digunakan jelas dan mudah dimengerti.
5. Kejelasan petunjuk/arahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
No. Aspek yang Dinilai
PROTA (PROGRAM TAHUNAN)
1. Prota memuat komponen identitas yang lengkap (kelas, satuan pendidikan,
tahun pelajaran).
2. Prota memuat komponen yang lengkap (tema, subtema, alokasi waktu).
3. Jumlah jam efektif (16 minggu) sesuai dengan jumlah minggu efektif,
jumlah alokasi waktu sama dengan total jam pelajaran dalam satu tahun.
4. Proporsi pembagian waktu setiap tema dan subtema sesuai.
PROSEM (PROGRAM SEMESTER)
1. Prosem memuat komponen identitas yang lengkap (kelas, semester, satuan
pendidikan, tahun pelajaran).
2. Prosem memuat komponen yang lengkap (tema, subtema, pembelajaran,
bulan, alokasi waktu).
3. Materi pokok sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD), serta alokasi waktu yang digunakan proporsional.
1. Silabus memuat identitas sekolah, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar
(KD), dan tema/subtema.
2. Silabus memuat materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar.
3. Keterkaitan antar komponen dalam silabus sesuai.
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
1. Kejelasan dan kelengkapan Identitas RPP (satuan pendidikan, kelas,
semester, tema/subtema/pembelajaran ke-, alokasi waktu/hari dan tanggal).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
2. Kesesuaian rumusan indikator dengan KI dan KD.
3. Tujuan pembelajaran (kesesuaian tujuan dengan indikator, kata kerja dapat
diukur, mencakup komponen A (Audience), B (Behavior), C (Condition), D
(Degree).
4. Materi pembelajaran (kesesuaian materi pembelajaran dengan KD dan
indikator, susunan materi yang sistematis, kelengkapan materi
pembelajaran).
5. Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku yang dapat
diamati dan diukur.
6. Strategi Pembelajaran (pendekatan, model, metode; langkah-langkah
pembelajaran; dan tahapan kegiatan pembelajaran; serta penerapan
pembelajaran saintifik) sesuai.
7. Pemilihan media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan kondisi
kelas).
8. Pemilihan sumber belajar (bahan cetak, lingkungan sekitar dan internet).
9. Evaluasi (mencakup aspek sikap, pengetahuan, keterampilan, kesesuaian
evaluasi dengan tujuan atau indikator, komponen penilaian lengkap,
perencanaan kegiatan pengayaan, dan remedial)
10. Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada indikator (C4-C6
/ HOTS).
11. Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan makna model Problem
Based Learning.
12. Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan karakteristik model
Problem Based Learning.
13. Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintaks (langkah-langkah)
model Problem Based Learning.
14. Mengembangkan 5M dalam kegiatan inti yaitu: mengamati, menanya,
mencoba, menalar dan mengomunikasikan.
15. Mengembangkan 4 ketrampilan dasar belajar abad 21 4C yaitu berpikir
kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kerjasama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
(collaborative), dan komunikasi (communicative).
16. Kelengkapan instrumen evaluasi (soal, kunci, rubrik pedoman penskoran).
MEDIA
1. Kesesuaian jenis media dengan kompetensi yang harus dicapai, materi yang
dibahas, strategi pembelajaran yang dipilih, karakteristik siswa, media
terlihat atau terdengar dengan jelas (gambar, video, audio, animasi).
2. Keterbacaan tulisan jenis dan ukuran, keruntutan penyajian materi,
kelengkapan materi, kesederhanaan dalam menyajikan materi, dan tingkat
kemudahan dalam penggunaan media.
3. Keharmonisan tata letak dan warna media, tingkat antusiasme siswa dalam
mengikuti pembelajaran menggunakan media, kebenaran dalam
menggunakan kaidah bahasa, efektivitas gambar/ilustrasi/animasi/ video
dalam penjelasan konsep, dan kesesuaian media dengan materi.
LKPD
1. LKPD disajikan secara sistematis, merupakan materi atau tugas yang
esensial, setiap kegiatan yang disajikan mempunyai tujuan yang jelas,
penyajian LKPD dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi, kegiatan yang
disajikan dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
2. Kelayakan isi (sesuai dengan KI & KD, sesuai kemampuan siswa, sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan, keterkinian materi).
3. Kelayakan bahasa (kalimat dengan kaidah Bahasa Indonesia, penggunaan
tanda baca sesuai, struktur kalimat mudah dipahami, mendorong siswa
untuk berfikir kritis, kemultitafsiran kalimat).
4. Kelayakan kegiatan (pemberian pengalaman langsung dalam LPKD,
pengidentifikasian hasil temuan dalam LKPD, perencanaan kerja ilmiah
dalam LKPD, pelaksanaan kerja ilmiah dalam LKPD).
5. Kelayakan tampilan (daya tarik sampul/cover LKPD, kesesuaian
kesesuaian huruf yang digunakan dalam LKPD, keseimbangan
komposisi/judul dan logo LKPD).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
6. Kelayakan penyajian (kemudahan langkah-langkah dalam kegiatan LKPD,
penyajian materi LKPD yang disertai objek langsung, penempatan siswa
dalam LKPD dalam subjek belajar).
BAHASA
1. Penggunaan bahasa sesuai dengan PUEBI (Panduan Umum Ejaan Bahasa
Indonesia).
2. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
3. Bahasa yang digunakan komunikatif.
4. Kalimat yang digunakan jelas dan mudah dimengerti.
5. Kejelasan petunjuk/arahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 7: Pernyataan ujicoba produk pada guru
NO Kegiatan Pembelajaran
1. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan makna dan karakteristik
model pembelajaran inovatif yang digunakan.
2. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan sintaks model pembelajaran
inovatif yang digunakan.
3. Guru menerapkan pendekatan saintifik 5M (mengamati, menanya, menalar,
mencoba, mengomunikasikan) kepada siswa.
4. Guru telah mengembangkan keterampilan belajar dasar abad 21 (berfikir
kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif).
5. Guru menguasai materi dalam mengajar dan tidak terjadi miskonsepsi.
6. Guru lebih berperan sebagai motivator & fasilitator pada saat pembelajaran.
7. Pembelajaran berpusat pada siswa.
8. Guru menggunakan beragam media dalam pembelajaran.
9. Guru mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dalam
kegiatan pembelajaran.
10. Guru mengusahakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi.
11. Guru mengembangkan pendidikan karakter.
12. Guru melaksanakan pembelajaran terpadu dengan landai.
13. Guru menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
14. Guru melaksanakan penilaian otentik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 8: Pernyataan ujicoba produk pada siswa
NO Kegiatan Pembelajaran
1 Siswa dapat mencapai indikator pembelajaran yang ditetapkan.
2 Siswa terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3 Siswa melaksanakan 5M dalam pembelajaran (mengamati, menanya,
menalar, mencoba, mengkomunikasikan).
4 Siswa terlihat senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
5 Siswa asyik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
6 Siswa terlibat dalam penggunaan media pembelajaran.
7 Siswa memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran.
8 Siswa berkembang kemampuan 4C-nya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 9: Hasil Validasi Produk Pakar 1
1. Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 10: Hasil Validasi Produk Pakar 2
1. Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 11: Hasil ujicoba dinilai guru SD
1. Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)
a. Kondisi Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
b. Kondisi Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
a. Kondisi Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
b. Kondisi Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Lampiran 12: Hasil ujicoba dinilai teman sejawat
1. Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)
a. Kondisi Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
b. Kondisi Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
a. Kondisi Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
b. Kondisi Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Lampiran 13: Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Lampiran 14: Surat Balikan dari Kepala Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Lampiran 15: Dokumentasi ujicoba produk
Foto ketika peneliti menyampaikan materi
Foto ketika peneliti mengajak siswa
melakukan ice breaking
Foto ketika peneliti mengajukan pertanyaan
dan siswa berusaha menjawab
Foto ketika mengisi Refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Biodata Penulis
Mega Setya Putri, lahir di Bantul, 13 Juli 1996.
Pendidikan Dasar penulis tempuh di SD N
Sokowaten tamat pada tahun 2008. Pendidikan
Menengah Pertama penulis tempuh di SMP N 2
Berbah tamat tahun 2011. Pendidikan terakhir
penulis tempuh di SMK Kesehatan Cipta Bhakti
Husada, tamat pada tahun 2015. Pada saat ini
penulis sedang menyelesaikan Studi S1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Pendidikan di Perguruan Tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif Dalam Sub Tema 1 Gemar
Berolahraga Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar”.
Pengembangan perangkat pembelajaran inovatif tersebut dilakukan karena beberapa
guru sekolah dasar membutuhkan contoh pengembangan perangkat pembelajaran
inovatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI