pengembangan model kawasan rumah...

93
LAPORAN AKHIR TAHUN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU Umi Pudji Astuti BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013

Upload: doxuyen

Post on 01-Mar-2018

240 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI

BENGKULU

Umi Pudji Astuti

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2013

Page 2: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

ii

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI

BENGKULU

Umi Pudji Astuti Ruswendi

Eddy Makruf Siswani Dwi Daliani

Wilda Mikasari Bunaiyah Honorita

Tri Wahyuni Taupik Rahman

Yahumri John Firison

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

2013

Page 3: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,

sehingga Laporan Akhir Tahun 2013 Kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan

Lestari (M-KRPL) di Provinsi Bengkulu dapat tersusun. Laporan ini dibuat

sebagai salah satu pertanggung jawaban terhadap hasil pelaksanaan kegiatan

mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2013.

Kami menyadari bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

ini tentu ada kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan

sangat diharapkan. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu

pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga kegiatan ini

dapat memberikan manfaat bagi percepatan adopsi inovasi teknologi

pemanfaatan lahan pekarangan di Provinsi Bengkulu.

Bengkulu, Desember 2013 Penanggung jawab Kegiatan

Dr. Umi Pudji Astuti, MP NIP. 19610531 199003 2 001

Page 4: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

iii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP : Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) pada Berbagai Agroekosistem di Provinsi Bengkulu

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

3. Alamat Unit Kerja : Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu

4. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu Tahun 2013

5. Status Penelitian : L (lanjutan) 6. Penanggung Jawab

a. Nama : Dr. Umi Pudji Astuti, MP

b. Pangkat/Golongan : Pembina/ Iva

c. Jabatan Fungsional: Penyuluh Pertanian Madya 7. Lokasi : 10 Kabupaten/Kota

8. Agroekosistem : Lahan Kering Dataran Rendah dan Dataran Tinggi 9. Tahun Mulai : 2011 10. Tahun Selesai : 2014 11. Output Tahunan : 1. Berkembangnya model KRPL spesifik dataran

rendah dan dataran tinggi di 10 Kabupaten dan Kota.

2. Meningkatnya keterampilan dan minat petani dalam pemanfaatan lahan pekarangan melalui sosialisasi, ekspose,pameran

3. Meningkatnya pendapatan petani dan keluarganya melalui penghematan pengeluaran konsumsi rumah tangga dan penjualan hasil di lokasi baru, serta PPH

4. Dihasilkannya benih sayuran (cabe,tomat, terung, bayam, sawi) serta benih papaya merah delima, ubi jalar, ganyong, dan ayam KUB untuk keberlanjutan KBD dan Rumah Pangan Lestari (RPL)

5. Tumbuhnya pelaku usaha bibit di perdesaan/perkotaan melalui penumbuhan Kebun Bibit Desa (KBD)

Page 5: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

iv

12. Output Akhir : 1. Pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk ketahanan dan kemandirian pangan. 2. Diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal.

3. Konservasi sumberdaya genetik pangan (tanaman, ternak, dan itik)

4. Menjaga kelestarian melalui Kebun Bibit Desa (KBD)

5. Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

13. Biaya : Rp. 890.000.000,- (Delapan ratus sembilan puluh juta rupiah)

Koordinator Program, Dr. Wahyu Wibawa, MP NIP. 19690427 199803 1 001

Penanggung Jawab RDHP Dr. Umi Pudji Astuti, MP NIP. 19610531 199003 2 001

Mengetahui: Kepala BBP2TP, Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng NIP. 19610802 198903 1 011

Kepala Balai, Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 19590206 198603 1 002

Page 6: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................... ......... 1 LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ..... 1 DAFTAR ISI....................................................................... ..................... 1 DAFTAR TABEL ....................................................................... ............... 1 DAFTAR GAMBAR ....................................................................... ........... 1 DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... ....... 1 RINGKASAN DAN SUMMARY............................................................ ..... 1

ii iii v vi vii viii ix

I. PENDAHULUAN ....................................................................... ......... 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2. Tujuan ......................................................................................... 2 1.3. Keluaran ...................................................................................... 3 1.4. Perkiraan Hasil (Outcome) ............................................................. 4 1.4. Manfaat (Benefit) dan Dampak (Impact) ......................................... 4

II. KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................... 5 2.1. Kerangka Teoritis .......................................................................... 5 2.2. Konsep dan Batasan .................................................................... 8 2.3. Hasil Penelitian Terkait ................................................................. 8

III. METODOLOGI ............................................................. .................... 12 3.1. Pendekatan ................................................................................. 12 3.2. Waktu dan Pemilihan Lokasi .......................................................... 12 3.3. Tahapan Kegiatan ........................................................................ 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ ....... 16 4.1. Koordinasi dan Sosialisasi ............................................................. 16 4.2. Dukungan M-KRPL dalam Pengembangan Pertanian Perdesaan ....... 18 4.3. Implementasi M-KRPL .................................................................. 19 4.4. Pengembangan Jejaring Kerjasama Antar m-KRPL/KRPL dan

Stakeholders ................................................................................ 38 4.5. Pembelajaran dan Keberlanjutan KRPL ........................................... 39

V. KESIMPULAN.................................................................................... 41 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ ..... 42 ANALISIS RESIKO ................................................................................. 44 JADWAL KERJA ..................................................................................... 46 PEMBIAYAAN ........................................................................................ 47 PERSONALIA ......................................................................................... 49 LAMPIRAN ............................................................................................. 52

Page 7: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

vi

DAFTAR TABEL

1. Daftar Nama Liaison Officer (LO) M-KRPL Bengkulu Tahun 2013......................................................................... ......................... 13

2. Kegiatan Koordinasi M-KRPL Tingkat Nasional Tahun 2013 ................... 16 3. Koordinasi Pemerintah Daerah Tahun 2013 ......................................... 17

4. Lokasi Kegiatan M-KRPL Provinsi Bengkulu Tahun 2013 ........................ 20 5. Karakteristik Sumberdata M-KRPL Provinsi Bengkulu Tahun 2013 .......... 20

6. Sosialisasi Kegiatan M-KRPL Provinsi Bengkulu Tahun 2013 .................. 23

7. Ringkasan Hasil PRA di Desa Replikasi M-KRPL Provinsi Bengkulu Tahun 2013 ...................................................................................... 24

8. Kegiatan Pelatihan Apresiasi Teknologi ................................................. 28 9. Produksi Benih Sayuran di Kebun Bibit Inti

(KBI).......................................................... ....................................... 29 10. Perubahan Lokasi KBD dan Perkembangan Kelompok Binaan di

Lokasi Lama ....................................................................................... 30

11. Sumber Informasi dan Alasan Petani Mengembangkan RPL Tahun 2013 ................................................................................................. 31

12. Tujuan Utama Petani Mengembangkan RPL di Provinsi Bengkulu

Tahun 2013 ....................................................................................... 32 13. Kelembagaan dalam KRPL Procinsi Bengkulu Tahun 2013 ...................... 40

Page 8: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Spektrum Diseminasi Multi Chanel (SDMC)..................................... ....... 7

Page 9: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

2. Dokumentasi pelaksanaan Hunting Lokasi Baru..................................... 53

3. Dokumentasi Pelaksanaan PRA ........................................................... 54

4. Dokumentasi Pelaksanaan Bimbingan Teknis ........................................ 55

5. Pembuatan Kompos dan Mikro Organisme Lokal .................................. 56

6. Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ...................................................... 55

7. Administrasi Kelompok ....................................................................... 55

Page 10: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

ix

RINGKASAN 1. Judul : Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan

Lestari (M-KRPL) pada Berbagai Agroekosistem di Provinsi Bengkulu

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu 3. Tujuan : 1. Mengembangkan model Rumah Pangan Lestari

spesifik dataran rendah dan dataran tinggi di 10 Kabupaten dan Kota

2. Meningkatkan keterampilan dan minat petani dalam pemanfaatan lahan pekarangan sesuai potensi wilayah daerahnya

3. Menghemat pengeluaran konsumsi rumah tangga dan meningkatkan pendapatan petani melalui penjualan hasil, serta peningkatan Pola Pangan Harapan (PPH)

4. Mengembangkan Kebun Bibit Inti (KBI) melalui produksi benih sayuran, ubi jalar, ganyong, buah-buahan, dan ayam kampung unggul (KUB) untuk keberlanjutan KBD dan Rumah Pangan Lestari (RPL)

5. Meningkatkan peran dan fungsi Kebun Bibit Desa (KBD)

4. Keluaran/Output : 1. Berkembangnya model KRPL spesifik dataran rendah dan dataran tinggi di 10 Kabupaten dan Kota.

2. Meningkatnya keterampilan dan minat petani dalam pemanfaatan lahan pekarangan melalui sosialisasi, ekspose,pameran

3. Meningkatnya pendapatan petani dan keluarganya melalui penghematan pengeluaran konsumsi rumah tangga dan penjualan hasil di lokasi baru, serta PPH

4. Dihasilkannya benih sayuran (cabe,tomat, terung, bayam, sawi) serta benih papaya merah delima, ubi jalar, ganyong, dan ayam KUB untuk keberlanjutan KBD dan Rumah Pangan Lestari (RPL)

5. Tumbuhnya pelaku usaha bibit di perdesaan/perkotaan melalui penumbuhan Kebun Bibit Desa (KBD)

Page 11: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

x

5. Prosedur : Pelaksanaan kegiatan Model KRPL di Provinsi Bengkulu dikelompokkan menjadi dua kelompok

yaitu : 1) Lahan kering dataran rendah (Kota Bengkulu, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Bengkulu Selatan, Kab. Bengkulu Tengah, Kab. Kaur, Kab. Seluma); 2) Lahan kering dataran tinggi (Kab. Kepahiang, Kab. Lebong, Kab. Rejang Lebong); 3) Pekarangan Perkotaan : Pekarangan perkotaan dikelompokkan menjadi 2, yaitu: (1) Perumahan Tipe 21, Tipe 36, Tipe 45 dengan total luas lahan sekitar 36 m2 - 120 m2; (2) Perumahan dengan luas lahan pekarangan 100 – 200 m2; 4) Pekarangan Perdesaan: Pekarangan perdesaan dikelompokkan menjadi 3, yaitu (1) pekarangan sempit (<120 m2); pekarangan sedang (120-400 m2); dan pekarangan luas (>400 m2).

6. Capaian : Terbentuknya 20 unit model KRPL di 10 kabupaten dan Kota

7. Manfaat : Dapat Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga melalui pemanfaatan lahan pekarangannya, dan meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di 10 Kabupaten/Kota

8. Dampak : - Peningkatan keterampilan petani dalam mengolah lahan pekarangan

- Peningkatan skor PPH - Peningkatan kesejahteraan petani dan

keluarganya

9. Jangka Waktu : 4 (empat) tahun

10. Biaya : Rp. 890.000.000,- (Delapan ratus sembilan puluh juta rupiah)

Page 12: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

xi

SUMMARY

1. Title : Development of Model Region Sustainable Food House in Various Agro-ecosystem in Bengkulu

Province 2. Institution : Assesment Institution Agricultural Technology Bengkulu 3. Objectives : 1. Develop a Sustainable Food House specific lowlands and highlands in 10 districts and cities 2. Improve farmers' skills and interests in land use according to the potential of the region 3. Save on household consumption expenditure and increase farmers' income through the sale proceeds, as well as increased Dietary Pattern

4. Developing Core Garden Seeds through the production of vegetable seeds, sweet potato, canna, fruits, and superior chicken for sustainability village nursery and sustainable Food House 5. Enhance the role and functions of the Village Nursery

4. Outputs : 1. Development of specific models plains RSFH and lowlands in 10 districts and Cities. 2. Improved skills and interests of farmers in

using their yards through socialization, exposure, exhibition

3. Farmer’s income and their families through household consumption expenditure savings and sales results in the new location, as well as Dietary Pattern

4. Produces seed vegetables (peppers, tomatoes, eggplant, spinach, mustard greens) and red pomegranate seeds papaya, sweet potato, canna, and chicken KUB for sustainability KBD and Sustainable Food House village nursery

5. Seedling growth of businesses in rural / urban areas through the growth of the Village Nursery

Page 13: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

xii

5. Procedure : Implementation of RSFH activities in province of Bengkulu grouped into two groups namely: 1) lowland dry land (Bengkulu City, District North Bengkulu, District Bengkulu South, District Central Bengkulu, District Kaur, District Seluma); 2) Upland plateau (District Kepahiang, District Lebong, District Rejang Lebong); 3) Urban yard: Urban Yard grouped into 2, namely: (1) Housing Type 21, Type 36, Type 45 with a total land area

approximately 36 m2 - 120 m2; (2) Housing with extensive yard area 100-200 m2; 4) Rural Yard:

grouped into three, namely (1) yard narrow (<120 m2); yard Medium (120-400 m2), and a yard wide (> 400 m2). 6. Achievements : Establishment of 20 model units of RSFH in 10 districts and Cities 7. Benefits : Can supply the needs of food and nutrition families through land use, and improve the ability of families and communities in the Utilization yards in 10 districts / cities 8. Impact : - Improved farmer’s skill in cultivate their

yards - Improved score PPH - Improved well-being of farmers and their

families farmers prosperity 9. Period : 4 (four) years 10. Cost : Rp. 890.000.000, - (eight hundred and ninety million rupiahs)

Page 14: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan ketahanan pangan mempunyai ciri cakupan luas, adanya

keterlibatan lintas sektor, multidisiplin serta penekanan pada basis sumberdaya

lokal. Menurut Suryana (2009) pembangunan ketahanan pangan

berhasil/terwujud bila dua kondisi terpenuhi, yaitu (1) pada tataran makro, setiap

saat tersedia pangan yang cukup (jumlah, mutu, keamanan, keragaman merata

dan terjangkau); (2) pada tataran mikro, setiap rumah tangga setiap saat

mampu mengkonsumsi pangan yang cukup, aman, bergizi dan sesuai pilihannya,

untuk menjalani hidup sehat dan produktif. Bila terjadi kerawanan pangan akan

mempunyai dampak besar bagi bangsa, yang meliputi aspek ekonomi

(produktivitas rendah), sosial (keresahan/ kerusuhan) serta politik (instabilitas).

Dalam masyarakat perdesaan, pemanfaatan lahan pekarangan untuk

ditanami tanaman kebutuhan keluarga sudah berlangsung dalam waktu yang

lama dan masih berkembang hingga sekarang meski dijumpai berbagai

pergeseran. Komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam

mewujudkan kemandirian pangan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan

lagi budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di

pedesaan.

Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah yang

tersedia baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Ketersediaan jenis pangan dan

rempah yang beraneka ragam, berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian,

umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak dijumpai

di daerah ini. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat

tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun demikian realisasi

konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi, yang ditunjukkan

dengan skor PPH provinsi Bengkulu 2010 sebesar 74 (BKP, 2010). Oleh karena itu salah

satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus

diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di

lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh

keluarga.

Page 15: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

2

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan kegiatan pemanfaatan

Lahan Pekarangan (M-KRPL,maupun P2KP, dan program lainnya), menunjukkan

bahwa perhatian petani terhadap pemanfaatan lahan pekarangan relatif masih

terbatas, sehingga pengembangan berbagai inovasi yang terkait dengan lahan

pekarangan belum banyak berkembang sebagaimana yang diharapkan. Demplot

yang dilakukan serta pelatihan teknis budidaya sangat mempercepat masyarakat

untuk mencontoh cara pengelolaan lahan dan pemeliharaan tanaman secara

benar.

Dari 3 unit KRPL model perkotaan yang dibangun serta sosialisasi kepada

Pemerintah Daerah (Walikota, sekolah menengah umum) dan pameran M-KRPL,

ternyata mendorong masyarakat di Kota Bengkulu untuk mereplikasi M-KRPL

menjadi 39 unit (Laporan perkembangan November 2012). Dari 8 unit yang

dibangun di perdesaan (6 Kabupaten) juga mengalami perkembangan yang

cukup pesat (70 kelompok/ unit). Perkembangan ini merupakan dampak dari

kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten dan Provinsi (Anggaran APBD I dan

Dana Perbantuan di Kabupaten), serta dari kesiapan tenaga teknis sebagai nara

sumber di perbagai kegiatan sosialisasi maupun pelatihan (Astuti.UP, dkk,2011

dan 2012).

Pengalaman petani pelaksana menunjukkan bahwa dari kecukupan

kebutuhan sayuran berdampak berkurangnya pengeluaran keluarga. Hal ini

mendorong masyarakat yang belum ikut dalam kelompok timbul keinginan

masyarakat khususnya di perkotaan untuk mencoba secara mandiri. Kondisi ini

membawa keuntungan bagi pengelola KBD melalui penjualan bibit tanaman.

Beberapa manfaat yang telah dirasakan ini, maka pada tahun 2013 Model KRPL

perlu dikembangkan di seluruh Kabupaten dan Kota.

1.2. Tujuan

Tujuan Jangka Pendek:

1. Mengembangkan model Rumah Pangan Lestari spesifik dataran rendah dan

dataran tinggi di 10 Kabupaten dan Kota

2. Meningkatkan keterampilan dan minat petani dalam pemanfaatan lahan

pekarangan sesuai potensi wilayah daerahnya

Page 16: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

3

3. Menghemat pengeluaran konsumsi rumah tangga dan meningkatkan

pendapatan petani melalui penjualan hasil, serta peningkatan Pola Pangan

Harapan (PPH)

4. Mengembangkan Kebun Bibit Inti (KBI) melalui produksi benih sayuran, ubi

jalar, ganyong, buah-buahan, dan ayam kampung unggul (KUB) untuk

keberlanjutan KBD dan Rumah Pangan Lestari (RPL)

5. Meningkatkan peran dan fungsi Kebun Bibit Desa (KBD)

Tujuan Jangka Panjang:

1. Pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk

ketahanan dan kemandirian pangan.

2. Diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal.

3. Konservasi sumberdaya genetik pangan (tanaman, ternak, dan itik)

4. Menjaga kelestarian melalui Kebun Bibit Desa (KBD)

5. Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

1.3. Keluaran

1. Berkembangnya model KRPL spesifik dataran rendah dan dataran tinggi di

10 Kabupaten dan Kota.

2. Meningkatnya keterampilan dan minat petani dalam pemanfaatan lahan

pekarangan melalui sosialisasi, ekspose,pameran.

3. Meningkatnya pendapatan petani dan keluarganya melalui penghematan

pengeluaran konsumsi rumah tangga dan penjualan hasil di lokasi baru,

serta PPH.

4. Dihasilkannya benih sayuran (cabe,tomat, terung, bayam, sawi) serta benih

papaya merah delima, ubi jalar, ganyong, dan ayam KUB untuk

keberlanjutan KBD dan Rumah Pangan Lestari (RPL).

5. Tumbuhnya pelaku usaha bibit di perdesaan/perkotaan melalui penumbuhan

Kebun Bibit Desa (KBD).

Page 17: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

4

1.4. Perkiraan Hasil (Outcome)

Terbentuknya 20 unit model KRPL di 10 kabupaten dan Kota

1.5. Manfaat (Benefit) dan Dampak (Impact)

Manfaat:

Dapat Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga melalui pemanfaatan

lahan pekarangannya, dan meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat

dalam pemanfaatan lahan pekarangan di 10 Kabupaten/Kota.

Dampak: 1. Peningkatan keterampilan petani dalam mengolah lahan pekarangan

2. Peningkatan skor PPH

3. Peningkatan kesejahteraan petani dan keluarganya

Page 18: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

5

II. KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Kerangka Teoritis

Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang relatif

sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-

buahan; bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan tangan; serta bahan

pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang

akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat : memenuhi kebutuhan

konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan

tambahan pendapatan bagi keluarga.

Berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-

kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak kita jumpai. Demikian pula

berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang

dengan mudah di wilayah kita ini. Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat

masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena itu salah satu upaya untuk

meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari

pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di

lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh

keluarga. Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat:

memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga

dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga. Potensi lahan pekarangan

sebagai salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan

kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah tangga di pedesaan maupun di

perkotaan (Badan Litbang, 2011).

Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta

International Convention Center (JICC) bulan Oktober 2010, menyatakan bahwa

ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga.

Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga

merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah

tangga (Badan Litbang, 2011).

Page 19: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

6

Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (Model KRPL), diwujudkan dalam

satu dusun (kampung) yang telah menerapkan prinsip RPL dengan

menambahkan intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas

umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dll), lahan terbuka hijau, serta

mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil. Suatu kawasan harus

menentukan komoditas pilihan yang dapat dikembangkan secara komersial,

dilengkapi dengan kebun bibit (Anonim, 2012).

Pada dasarnya kegiatan M-KRPL merupakan bagian dari kegiatan

diseminasi. Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku

menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh

kesepahaman dan kesepakatan bersama. Kegiatan diseminasi dalam pendekatan

Spectrum Diseminasi Multi Chanels (SDMC), dilakukan dengan memanfaatkan

berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait.

Ilustrasi pada Gambar 1 menunjukkan pola-pola yang merupakan spectrum

diseminasi beserta beragam channel yang dapat digunakan dalam proses

distribusi informasi inovasi teknologi tersebut.

Prinsip yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan M-KRPL adalah

pemberdayaan masyarakat/sasaran melalui pendekatan :

(1) Partisipatif. Petani berperan aktif dalam penentuan teknologi sesuai

kondisi setempat serta meningkatkan kemampuan melalui pembelajaran di

laboratorium lapangan.

(2) Spesifik lokasi. Memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan

sosial budaya, dan ekonomi petani setempat.

Falsafah dari M-KRPL merupakan falsafah diseminasi seperti pernyataan

Rogers sebagai berikut : Mendengar, Saya Lupa; Melihat, Saya Ingat;

Melakukan, Saya Faham; Menemukan Sendiri, Saya Kuasai.

Page 20: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

7

Gambar 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC).

Sumber: Badan Litbang Pertanian (2011)

Falsafah di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran bagi petani

haruslah dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana/aplikatif, dan

partisipatif dengan mengoptimalkan kinerja dari panca indra. Learning by doing

secara partisipatif merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani

tidak hanya mendengar ataupun melihat, tetapi lebih ditekankan untuk mampu

melaksanakan, mengevaluasi/membuat penilaian (menemukan), menentukan

pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Melaui cara

ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti

halnya seorang peneliti dan penyuluh.

Page 21: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

8

2.2. Konsep dan Batasan

Pengelompokan Lahan Pekarangan: Secara konsep dibedakan atas :

pekarangan perkotaan dan perdesaan, masing-masing memiliki spesifikasi baik

untuk menetapkan komoditas yang akan ditanam, besarnya skala usaha

pekarangan, maupun cara menata tanaman, ternak, dan ikan (Badan Litbang,

2011). Namun dalam pelaksanaan di lapangan, khususnya di Provinsi Bengkulu

ada pengelompokan untuk lahan pekarangan dataran rendah (termasuk lahan

rawa, pantai) dan dataran tinggi, dengan jenis tanaman yang spesifik sesuai

agroekosistem.

a. Pekarangan Perkotaan : Pekarangan perkotaan dikelompokkan menjadi 2,

yaitu: (1) Perumahan Tipe 21, Tipe 36, Tipe 45 dengan total luas lahan sekitar

36 m2 - 120 m2; (2) Perumahan dengan luas laha pekarangan 100 – 200 m2

b. Pekarangan Perdesaan: Pekarangan perdesaan dikelompkkan menjadi 3,

yaitu (1) pekarangan sempit (<120 m2); pekarangan sedang (120-400 m2);

dan pekarangan luas (>400 m2).

c. Pekarangan di Dataran Rendah : Pekarangan yang berada di dataran

rendah yang dikelompokkan menjadi halaman perkotaan, perdesaan di lahan

PMK, halaman berlahan rawa

d. Pekarangan di Dataran Tinggi : kawasan di daerah ketinggian > 650 m

dpl.

Pemilihan komoditas : ditentukan dengan mempertimbangkan

pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta kemungkinan

pengembangannya secara komersial berbasis kawasan. Komoditas untuk

pekarangan antara lain: sayuran, tanaman rempah dan obat, serta buah

(pepaya, jeruk kalamansi,mangga Bengkulu, sirsak). Pada pekarangan yang lebih

luas dapat ditambahkan kolam ikan dan ternak. Pada agroekosistem dataran

tinggi akan dikembangkan tanaman empon-empon, sayuran organik, buah dan

bunga krisan.

2.3. Hasil Penelitian Terkait

Penelitian Rahayu,M dan Raharjono (2005) tentang Keanekaragaman

Tanaman dan Pemanfaatannya di Sulawesi tenggara menyimpulkan bahwa

melalui tanaman pekarangan dapat menunjang pendapatan keluarga, penghasil

Page 22: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

9

obat tradisional, serta untuk estestika. Peningkatan produktivitas lahan

pekarangan diperlukan pendayagunaan sumberdaya hayati secara maksimal

melalui penempatan tata letak jenis tanaman, serta pemilihan kualitas bibit yang

ditanam.

Tulisan Sumaryanto (2009) tentang Diversifikasi Sebagai Salah Satu Pilar

Ketahanan Pangan menyimpulkan bahwa sumber kerawanan ketahanan pangan

terkait dengan faktor-faktor : Pertama, jumlah penduduk miskin masih cukup

banyak dan karena itu aksesnya terhadap pangan rendah. Kedua, produksi

pangan belum cukup untuk membentuk cadangan pangan yang memenuhi

persyaratan status ketahahan pangan yang mantap. Ketiga, konsumsi pangan

pokok sangat terfokus pada beras, diversifikasi ke arah pangan lokal kurang

berkembang, dan perbaikan pola konsumsi ke arah pola pangan harapan

berlangsung lambat.

Pengembangan diversifikasi pangan ke arah bahan pangan lokal

merupakan salah satu cara yang dipandang efektif untuk mengatasi sejumlah

kerawanan tersebut sekaligus untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan

yang mantap. Berkembangnya spektrum konsumsi pangan dapat mengurangi

konsumsi beras per kapita dan potensial pula untuk mendukung perkembangan

ke arah pola pangan harapan. Pada sisi produksi, pengembangan diversifikasi

pangan berbasis pangan lokal kondusif untuk mendukung pengembangan sistem

usahatani yang selaras dengan prinsip adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Melalui sub sistem usahatani dan agroindustri pangan, pengembangan

diversifikasi pangan ke arah bahan pangan lokal dapat berkontribusi besar dalam

peningkatan dan pemerataan pendapatan, dan perluasan kesempatan kerja

karena melibatkan sebagian besar industri rumah tangga, skala kecil, dan

menengah. Dengan diversifikasi pangan, stabilitas sistem ketahanan pangan

menjadi lebih baik dan untuk kasus seperti di Indonesia dapat dimanfaatkan

sebagai salah satu pilar pemantapan ketahanan pangan.

Bakker, et al. (2000) menunjukkan bahwa pertanian kota adalah salah

satu pilihan untuk mengatasi ketahanan pangan rumah tangga. Hal ini sejalan

pendapat Haletky dan Taylor (2006) bahwa pertanian kota adalah salah satu

komponen kunci pembangunan sistem pangan masyarakat yang berkelanjutan

Page 23: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

10

dan jika dirancang secara tepat akan dapat mengentaskan permasalahan

kerawanan pangan.

Studi yang dilakukan oleh Alice dan Foeken (1996) di kota di Kota

Nairobi, Kenya menunjukkan bahwa pertanian kota mampu meningkatkan

ketahanan pangan, baik ditinjau dari kecukupan energi, konsumsi protein dan

penurunan balita gizi kurang dan buruk.

Beberapa bukti empiris lainnya bahwa Di Amerika utara Food Security

Coalition (CFSC) mempunyai komisi yang tujuan utamanya memanfaatkan

pertanian kota sebagai instrumen untuk meningkatkan akses pangan yang

segar terjangkau dan bergizi dalam rangka mengurangi kerawanan pangan

(Brown dan Carter 2003).

Pinderhughes (2004), menunjukkan bahwa di Amerika pertanian kota

mempunyai peranan dalam pengurangan kemiskinan, kerawanan pangan dan

mengatasi permasalahan sampah. Pertanian kota dapat menjamin

ketersediaan pangan yang segar dan bergizi, sehingga meningkan asupan

sayuran dan buah dan dapat menghemat pengeluaran 15-30 persen anggaran

pada pangan (USDA Economic Research Service 2003).

Pengeluaran untuk pangan dapat dihemat dan dapat digunakan untuk

penanaman komoditi pangan. Studi pertanian kota di pekarangan Philadelphia

menemukan bahwa masyarakat dengan pendapatan rendah yang meiliki

pekarangan dapat menghemat pengeluran pangan rata- rata $150 setiap

musim penanaman (Rhoden and Steele 2002, Pinderhughes 2003).

Penelitian Rihastuti,DD (1993) tentang Studi Perbandingan Dampak

Pemanfaatan Lahan Pekarangan antara Keluarga Peserta dan bukan Peserta

Kursus Pemanfaatan Pekarangan di Jawa Barat menggunakan analisis program

Microstat dan Minitab dan menggunakan uji Mann-Whitney (Siegel, 1990). Hasil

penelitian menunjukkan ada perbedaan nyata pada pendapatan pekarangan per

luas lahan, pendapatan total keluarga, konsumsi energi dan vitamin A keluarga

peserta dan bukan peserta kursus. Terdapat perbedaan tidak nyata konsumsi

protein antara keluarga peserta dan bukan peserta kursus. Konsumsi energi dan

Page 24: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

11

protein pada keluarga bukan peserta relatif lebih baik daripada keluarga peserta

kursus, sedangkan untuk konsumsi vitamin A, keluarga peserta relatif lebih baik.

Hubungan antara pengetahuan gizi dan pekarangan isteri keluarga bukan

peserta dengan pendapatan pekarangan per luas lahan adalah nyata positif.

Hubungan umur isteri keluarga peserta dengan pendapatan pekarangan per luas

lahan adalah nyata negatif. Hubungan tingkat pendidikan formal isteri pada

keluarga peserta dengan tingkat pengetahuan gizi dan pekarangan adalah positif

nyata.

Sumbangan hasil pekarangan terhadap konsumsi pangan keluarga pada

peserta lebih besar daripada keluarga bukan peserta. Sumbangan sayuran

terhadap konsumsi dan pendapatan keluarga pada peserta lebih besar daripada

bukan peserta, tetapi untuk sumbangan tanaman hias terhadap penda- patan,

keluarga bukan peserta lebih besar dari keluarga

Page 25: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

12

III. METODOLOGI

3.1. Pendekatan

Kegiatan diseminasi dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif di lahan

petani/on farm.

3.2. Waktu dan Pemilihan Lokasi

Kegiatan M-KRPL Tahun 2013 dilaksanakan di 10 Kabupaten/kota yaitu

Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu,

Seluma, Bengkulu Selatan, Kaur, Lebong, Rejang Lebong, dan Kepahiang.

Kegiatan telah dilaksanakan mulai bulan Januari – Desember 2013. Pemilihan

lokasi dilakukan berdasarkan rekomendasi stakeholder dan survei langsung ke

wilayah calon lokasi.

3.3. Tahapan Kegiatan

3.3.1. Persiapan

Penyusunan RODHP

RODHP disusun sebagai penjabaran dan perincian dari RDHP. RODHP

lebih rinci dan operasional baik dari aspek administrasi/keuangan dan kegiatan

yang akan dilaksanakan. Untuk memperjelas pelaksanaan setiap komponen

kegiatan selanjutnya disusun juklak kegiatan diseminasi.

Penunjukan LO untuk masing-masing Kabupaten/Kota.

LO ditunjuk sebagai perwakilan BPTP di masing-masing kabupaten Tabel

1). Tugas dan tanggung jawab LO cukup banyak dan strategis, sehingga

diperlukan kecakapan dan dinamika kerja yang baik.

Page 26: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

13

Tabel 1. Daftar Nama Liaison Officer (LO) M-KRPL Bengkulu Tahun 2013

No Nama/NIP Jabatan Fungsional Wilayah Kerja

1 Yahumri, SP

197908152005011003

PNK Kab. Kaur dan Kab.

Bengkulu Selatan

2 Bunaiyah Honorita, SP 198905302011012009

Calon Penyuluh Kota Bengkulu dan Kab. Kepahiang

3 Taupik rahman, S.Si 198808082011011012

PNK Kab. Rejang Lebong dan Kab. Lebong

4 Tri wahyuni, S.Si

197906032011012003

PNK Kab Bengkulu Utara dan

Kab. Seluma 5 Jhon Firison, S.Pt

197711302011011002

PNK Kab Mukomuko dan Kab.

Bengkulu Tengah

3.3.2. Pelaksanaan kegiatan

Koordinasi intern dan antar institusi.

Koordinasi intern dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan di

BPTP Bengkulu. Pertemuan dilaksanakan 1 - 2 kali dalam sebulan. Dalam

pertemuan ini dibahas kemajuan dan tindak lanjut kegiatan di masing-masing

kabupaten.

Koordinasi antar institusi dilaksanakan di tingkat daerah (stakeholders di

provinsi dan Kabupaten) maupun secara nasional dalam acara workshop maupun

rapat kerja (raker).

Sosialisasi

Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat kesepakatan

awal untuk rencana tindak lanjut yang dilakukan. Kegiatan sosialisasi dilakukan

terhadap kelompok sasaran dan pemuka masyarakat serta petugas pelaksana

instansi terkait.

Pembentukan Kelompok

Kelompok sasaran adalah rumahtangga atau kelompok rumahtangga, dan

fasilitas umum dalam satu Rukun Tetangga, Rukun Warga atau satu

dusun/kampung. Kelompok dibentuk dari, oleh, dan untuk kepentingan para

anggota kelompok itu sendiri.

Page 27: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

14

Pelaksanaan PRA (Participatory Rural Appraisal)

PRA silaksanakan pada desa/lokasi baru sebanyak 20 desa. PRA

digunakan untuk identifikasi teknologi existing, mengetahui permasalahan dan

upaya pemecahan permasalahan dalam pemanfaatan lahan pekarangan di desa

dilakukan dengan pendekatan PRA. Pelaksanaan PRA dilakukan oleh tim dengan

aktifitas:

- Disusun Tim yang beranggotakan multi disiplin dengan syarat memiliki bidang

ilmu yang terkait dengan aspek sosial, ekonomi, agronomi dan Pasca panen.

- Tim PRA untuk setiap lokasi minimal terdiri dari 3 orang. Satu orang berperan

sebagai pengatur jalannya diskusi, satu orang pencatat/notulensi hasil diskusi

dan satu orang lagi mengamati dominasi anggota dalam diskusi.

- Jumlah tim memadai dengan jumlah grup diskusi, jumlah peserta tidak lebih

dari 30 orang.

- Bahan-bahan yang diperlukan disiapkan dibawa dari kantor, untuk

menghindari kemungkinan tidak tersedia di lokasi di tempat PRA. Bahan

utama yang harus disediakan adalah kertas karton, spidol, selotip kertas dan

gunting atau curter (pemotong) dengan jumlah disesuaikan dengan jumlah

grup diskusi.

- Transek

- Peta desa

- Wawancara dengan tokoh masyarakat, petani kunci

- Diagram veen

- Pemaparan hasil PRA dihadiri oleh Camat, Kepala Desa, penyuluh, ketua

kelompok tani, petani kunci.

Implementasi Demplot, KBD di 10 Kabupaten dan Kota

Kegiatan dilaksanakan di 3 Kabupaten baru dan 6 Kabupaten lama, serta

di Kota Bengkulu (10 Kabupaten/Kota, 20 unit)

Nara Sumber (Materi teknologi budidaya, administrasi kelompok, KBD, dan

Pengolahan Hasil)

Penyampaian materi dilakukan melalui pelaksanaan apresiasi, pelatihan,

maupun sosialisasi. Apresiasi/sosialisasi diutamakan untuk petugas hingga pada

tingkat Kabupaten. Diharapkan untuk tingkat kecamatan dan desa dapat

Page 28: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

15

dilakukan secara estafet oleh Penyuluh Pertanian Lapangan. Untuk pelatihan PL

II dan III disesuaikan dengan kebutuhan untuk masing-masing Kabupaten/Kota.

Pembinaan Teknis KBD dan Kelompok di Lokasi Lama

Pembinaan teknis juga dilakukan pada KBD dan kelompok di lokasi/KRPL

lama di 13 unit KRPL/9 Desa di 7 Kabupaten/Kota. Pembinaan meliputi

monitoring perkembangan, semangat melestarikan kegiatan, dan masalah yang

dihadapi.

Parameter yang Diukur

Jumlah unit dan KBD yang terbentuk

Pengeluaran konsumsi Rumah Tangga

Pendapatan Rumah Tangga

Jumlah produksi benih di KBI (kg)

Pekarangan dan tanaman terkelola dengan baik

Page 29: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Koordinasi dan Sosialisasi

Koordinasi intern (dalam institusi BPTP Bengkulu) dilaksanakan dalam

bentuk rapat tim M-KRPL bersama kepala Balai secara rutin (bulanan), dan

koordinasi insidental sesuai perkembangan kegiatan. Kegiatan ini dilakukan untuk

memberikan arahan dan pembekalan kepada anggota Tim tentang hal-hal

terbaru dalam pelaksanaan kegiatan baik di tingkat Provinsi maupun tingkat

nasional.

Koordinasi antar institusi dilaksanakan di tingkat pusat, daerah, maupun

kabupaten. Koordinasi di tingkat pusat yang telah dilaksanakan tersaji pada

Tabel 2.

Tabel 2. Kegiatan Koordinasi M-KRPL Tingkat Nasional Tahun 2012

No Kegiatan Lokasi Waktu

1 Koordinasi dengan Balit Balitklimat, Balitro Februari 2 Pelatihan perbenihan sayuran dan

buah tropika

Balitsa Maret

3 Raker BBP2TP Kudus Maret

4 Konsultasi dan Pelatihan di BBP2TP Bogor Juni

Adapun kegiatan koordinasi di Provinsi Bengkulu maupun Kabupaten

dilaksanakan dalam bentuk rapat, sosialisasi. Sosialisasi bertujuan untuk

menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat kesepakatan awal

untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan. Kegiatan sosialisasi dilakukan

terhadap kelompok sasaran dan pemuka masyarakat serta petugas pelaksana

instansi terkait. Kegiatan koordinasi dan sosialisasi sangat dirasakan bermanfaat

untuk mempercepat replikasi model.

Sosialisasi dan koordinasi juga dilakukan terhadap sekolah-sekolah.

Kegiatan yang dilakukan antara lain pelatihan, kunjungan lapang,dan magang

(Tabel 3).

Page 30: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

17

Tabel 3. Koordinasi Pemerintah Daerah Tahun 2013. No Kegiatan Waktu Sasaran Output

1 Koordinasi dengan

pemerintah Kabupaten Mukomuko

Januari Kepala BP3K,

Kepala Dinas Pertanian,

Kesepakatan

bersama BPTP bengkulu

menjadi

motor/Innovator pelaksanaan

Gelar Teknologi di lokasi Pekan

Daerah 2013

2 Magang/prakerind siswa/i

SMKN 1 Lebong

Jan-

Maret

Siswa SMKN 1

Lebong

Siswa memahami

teknik budidaya tanaman sayuran

di lahan

pekarangan

3 Magang/prakerind siswa/i SMKN 2 Bengkulu Selatan

Jan-Maret

Siswa SMKN 2 Bengkulu Selatan

Siswa memahami teknik budidaya

tanaman sayuran di lahan

pekarangan

4 Magang/prakerind Mahasiswa

Universitas Dehasen

Maret-

april

Mahasiswa

Universitas Dehasen

Mahasiswa

memahami teknik budidaya

tanaman sayuran

di lahan pekarangan

5 Sosialisasi di 10

Kabupaten/Kota

April-

Mei

BKP, Dinas

Pertanian, BPP

Tersampaikannya

maksud dan tujuan kegiatan

pada sasaran.

6 Magang/prakerind siswa/i

SPPN 1 Bengkulu

April-

Juni

Siswa SPPN 1

Bengkulu

Siswa memahami

teknik budidaya tanaman sayuran

di lahan

pekarangan

7 Pelatihan pemanfaatan lahan pekarangan penyuluh

pendamping P2KP se-prov

Bengkulu

Penyuluh pendamping P2KP

Terbentuknya pemahaman

penyuluh tentang

konsep pemanfaatan

lahan pekarangan

8 Pelatihan pemanfaatan lahan

pekarang siswa SMAN 6

Bengkulu

Sept-

Okt

Siswa SMA N 6

Bengkulu

Siswa memahami

teknik budidaya

tanaman sayuran di lahan

pekarangan

Page 31: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

18

4.2. Dukungan M-KRPL dalam Pengembangan Pertanian

Sektor pertanian memiliki multifungsi yang mencakup aspek produksi atau

ketahanan pangan, peningkatan kesejahteraan petani atau pengentasan

kemiskinan, dan menjaga kelestarian ingkungan hidup. Pada kegiatan M-KRPL,

nilai fungsi pertanian tersebut dipertimbangkan dalam penetapan kebijakan

struktur insentif sektor pertanian terutama dalam pemanfaatan lahan

pekarangan. Komitmen dukungan insentif melalui pemahaman peran multifungsi

pertanian didefinisikan secara luas, bukan saja insentif ekonomi (subsidi dan

proteksi), tetapi juga dukungan pengembangan sistem dan usaha agribisnis

dalam arti luas. Pengembangan lahan pertanian abadi akan dapat diwujudkan

jika sektor pertanian dengan nilai multifungsinya dapat memberikan manfaat

bagi peningkatan kesejahteraan petani dan pengentasan kemiskinan.

Kelompok sasaran adalah rumah tangga atau kelompok rumah tangga,

dan fasilitas umum dalam satu Rukun Tetangga, Rukun Warga atau satu

dusun/kampung. Kelompok dibentuk dari, oleh, dan untuk kepentingan para

anggota kelompok itu sendiri.

Dukungan M-KRPL dalam pengembangan pertanian perkotaan dibagi

kedalam 2 kelompok model, yaitu strata I dan strata II. Model perkotaan strata I

(Luas < 100 m2) untuk rumah tanpa halaman dapat ditanam sayuran vertikultur

tingkat 4 (bahan dari paralon atau bambu betung). Tanaman yang dapat

ditanaman adalah jenis sayuran seperti kangkung, bayam, sawi, daun bawang,

kemangi; tanaman obat yang dapat diusahakan antara lain : kencur, jahe, kunyit.

Rumah dengan halaman sempit dapat ditanam tanaman sayuran vertikultur ,

tanaman dalam polibag seperti : cabe, terung, tomat, dan bunga kol. Rumah

yang halaman pekarangan agak luas (< 100 m2) dapat diusahakan tanaman

dalam polibag maupun bertanam di bedengan misalnya : cabe, terung, tomat,

dan bunga kol, kunyit, kemangi, lengkuas, jahe.

Pada model perkotaan strata II (luas pekarangan 100 – 200 m2) tanaman

sayuran dalam polibag : tomat, terung, daun bawang diletakkan di depan teras

rumah menggunakan para-para. Halaman dengan sinar penuh dapat ditanami

sayuran, buah-buahan dan obat. Sayuran yang ditanam dianjurkan dalam

Page 32: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

19

bedengan ukuran 1 - 2 m x 4 – 8m tergantung ketersediaan lahan, jenis sayuran

seperti : kangkung, cabai, tomat, kol bunga, terung, atau kacang panjang.

Halaman dengan sinar kurang penuh (teduh) : bayam, sawi, slada, kunyit,

kunyit putih, jahe, kencur, lengkuas.

Pada model perdesaan Strata I (luas pekarangan < 400 m2) pada

halaman yang sempit sampai cukup luas dianjurkan menanam dalam polibag dan

bedengan. Tanaman sayuran dalam polibag : tomat, terung, daun bawang, sawi

diletakkan di halaman depan rumah menggunakan para-para. Tanaman sayuran

dan obat dalam bedengan dengan sinar penuh: kangkung, tomat, cabai, terung,

atau kacang panjang; halaman dengan sinar kurang penuh (teduh) bayam, sawi,

slada,sledri, kunyit, kunyit putih, jahe, kencur, lengkuas.

Pada model perdesaan Strata II (luas pekarangan > 400 m2) tanaman

sayuran dalam polibag : tomat, terung, daun bawang, sawi diletakkan di depan

teras rumah menggunakan para-para. Tanaman sayuran dan obat dalam

bedengan dengan sinar penuh : kangkung, tomat, cabai, terung, atau kacang

panjang; halaman dengan sinar kurang penuh (teduh) bayam, sawi, selada,

seledri, kunyit, kunyit putih, jahe, kencur, lengkuas.

Pada pengembangan spesifik lokasi dataran tinggi dan dataran rendah

penggunaan benih disesuaikan dengan agroekosistem sehingga diharapkan

pertumbuhan tanaman dapat berkembang dengan baik. Benih yang digunakan

berasal dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

4.3. Implementasi M-KRPL

4.3.1. Karakteristik Lokasi dan Kooperator

Kegiatan M-KRPL tahun 2013 dilaksanakan pada 2 (dua) tipe

agroekosistem yaitu dataran tinggi (Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten

Kepahiang, dan Kabupaten Lebong), sedangkan agroekosistem dataran rendah di

Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu,

Seluma, Bengkulu Selatan, dan Kaur. Daftar lokasi seperti Tabel 4.

Page 33: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

20

Tabel 4. Lokasi Kegiatan M-KRPL Provinsi Bengkulu Tahun 2013

Tabel 5. Karakteristik Sumberdaya M-KRPL Provinsi Bengkulu Tahun 2013

Lokasi Karakteristik Sumberdaya

Alam Manusia Desa Talang

Rendah

Kecamatan Hulu Palik

Kabupaten Bengkulu

Utara

Luas wilayah Desa Talang Rendah

adalah 1.500 Ha dimana 70%

berupa daratan yang bertopografi berbukit-bukit, dan 30% daratan

dimanfaatkan sebagai lahan persawahan. Desa Talang

Rendah berada pada koordinat BT: 102

O16,692’ dan LS:

03O27,692’. Iklim Desa Talang

Rendah sebagaimana desa-desa

lain di wilayah Indonesia,

mempunyai iklim kemarau dan penghujan. Hal tersebut

mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam pada lahan

pertanian yang ada di Desa

Talang Rendah Kecamatan Hulu Palik, yaitu padi-padi-palawija.

Desa Talang Rendah mempunyai

jumlah penduduk 979 jiwa, yang

terdiri dari laki-laki : 471 jiwa, perempuan : 508 jiwa dan 273 KK,

yang terbagi dalam 3 (tiga) wilayah dusun, dengan pendidikan

sebagian besar penduduknya

adalah tamat SD dan bermata pencaharian sebagai petani.

Kabupaten/Kota Kecamatan Kelurahan/Desa Jumlah KK

Kooperator (RPL)

Awal Akhir

Bengkulu Tengah Talang Empat Lagan 25 25

Jayakarta 25 25

Bengkulu Utara Hulu Palik Talang Rendah 30 30 Padang Jaya Padang Jaya 30 30

Kota Bengkulu Ratu Agung Lempuing 20 25 Kampung Melayu Sumber Jaya 20 20

Mukomuko Pondok Suguh Pondok Kandang 38 5

Air Majunto Tirta Mulya 43 43 Seluma Sukaraja Sukaraja 30 30

Air Periukan Sukamaju 30 30 Rejang Lebong Curup Tengah Air Bang 20 20

Curup Timur Air Meles Bawah 20 10 Lebong Beringin Kuning Karang Dapo 20 20

Lebong Atas Daneu 21 19 Kepahiang Kabawetan Air Sempiang 25 25

Kepahiang Tebat Monok 18 20

Kaur Kaur Selatan Bandar 22 11 Padang Panjang 20 20

Bengkulu Selatan Manna Air Sulau 88 88 Pasar Manna Batu Kuning 20 20

Page 34: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

21

Desa Padang

Jaya Kecamatan

Padang Jaya Kabupaten

Bengkulu Utara

Luas wilayah Desa Padang Jaya

±1.550 ha dengan keadaan tanah datar sedikit berbukit/

bergelombang. Iklim Desa Padang Jaya sebagaimana desa-desa lain

di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal

tersebut mempunyai pengaruh

langsung terhadap pola tanam pada lahan pertanian yang ada di

Desa Padang Jaya Kecamatan Padang Jaya. Desa Padang Jaya

memiliki koordinat BT: 102

O06,542’ dan LS: 03

O21,741’

Desa Padang Jaya mempunyai

jumlah penduduk sebanyak 4.150 jiwa, yang terdiri dari laki-laki :

2.262 jiwa, perempuan : 2.248 jiwa dan 1.223 KK, yang menempati 7

(tujuh) wilayah dusun. Rata-rata pendidikan penduduk adalah tamat

SMP dengan mata pencaharian

petani

Kelurahan

Lempuing

Kecamatan Ratu Agung

Kota Bengkulu

Kelurahan Lempuing memiliki

topografi wilayah permukaan

relief dengan permukaan tanah yang cenderung datar dan

produktivitas tanah sedang-subur. Kelurahan Lempuing termasuk

daerah dataran rendah, dengan

ketinggian 9 m dpl, S 03o 49.464’ E 102o 16.913’. Tekstur tanah

yang dominan adalah lempung berpasir. Luas wilayah Kelurahan

Lempuing adalah 180 Ha.

Kelurahan

Sumber Jaya Kecamatan

Kampung Melayu Kota

Bengkulu

Kelurahan Sumber Jaya

merupakan bagian dari Kecamatan Kampung Melayu Kota

Bengkulu dengan luas ± 600 Ha. Kelurahan Sumber Jaya terletak

pada 9 m dpl, S 03o 49.464’ E

102o 16.913’. Kelurahan Sumber Jaya memiliki topografi datar dan

miring dengan kemiringan 10 - 15% dengan ketinggian antara 5 -

10 m dpl. Kelurahan Sumber

Jaya memiliki jenis tanah 40% PMK dan 60% lempung berpasir.

Jumlah penduduk sebanyak 7.515

jiwa, terdiri dari 3.675 jiwa laki-laki dan 3.840 jiwa perempuan.

Kelurahan

Sukaraja

Kecamatan Sukaraja

Kabupaten Seluma

Luas wilayah Kelurahan Sukaraja

adalah 9 Km2 berupa dataran

80% wilayah dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan dan

20% wilayah digunakan sebagai lahan pekarangan. Kelurahan

Sukaraja berada pada koordinat BT: 102

O25,318’ dan LS:

03O57,939’. Iklim Kelurahan

Sukaraja berkisar antara 2.500 –

3.000 mm/tahun dengan rata-rata

curah hujan setiap bulan 221 mm.

Kelurahan Sukaraja mempunyai

jumlah penduduk 1604 jiwa, yang

terdiri dari laki-laki : 747 jiwa, perempuan : 856 jiwa dan 455 KK,

yang terbagi dalam 5 (lima) wilayah RT, sebagian besar

penduduknya lulus SMP dengan mata pencaharian sebagai buruh.

Page 35: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

22

Desa Daneu

Kecamatan Lebong Atas

Kabupaten Lebong

Luas wilayah desa Daneu adalah

7000 Ha iklim desa Daneu, sebagaimana desa – desa lain

diwilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal

tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam

pada lahan pertanian yang ada di

desa Daneu Kecamatan Lebong Atas Jumlah penduduk Daneu

1134 jiwa terdiri dari laki – laki :582 perempuan dan 552 laki- laki

dengan jumlah KK 279

Desa Air

Sempiang Kecamatan

Kabawetan Kabupaten

Kepahiang

Desa Air Sempiang merupakan

desa yang terletak di Kaki Gunung Bukit Hitam denga luas 1.000 Ha

dan dikelilingi oleh dua perkebunan besar, yaitu PT

Trisula Ulum Mega Surya dan PT

Sarana Mandiri Mukti. Desa Air Sempiang berada di wilayah

dengan ketinggian ± 750 m dpl dengan cuaca di antara 26 – 38 0C dan curah hujan 3.402

mm/tahun. Dari luas wilayah tersebut, 30% berupa hutan

wisata alam, 60% digunakan untuk perkebunan teh, dan 10%

digunakan untuk pemukiman dan pertanian rakyat.

Penduduk Desa Air Sempiang

berjumlah 680 jiwa, terdiri dari 365 jiwa laki-laki dan 315 jiwa

perempuan (Sensus Penduduk Tahun 2010). Terbagi dalam 190

KK dengan 4 dusun. Tingkat

pendidikan sebagian besar penduduknya adalah tamat SD

dengan mata pencaharian sebagai buruh.

4.3.2. Tahapan Pelaksanaan Implementasi M-KRPL

Pelaksanaan implementasi M-KRPL terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu

sosialisasi, implementasi, dan pendampingan. Sosialisasi dari masing-masing

lokasi berbeda waktu pelaksanaannya, sedangkan implementasi dan

pendampingannya relatif sama. Sosialisasi dan implementasi M-KRPL tersaji pada

Tabel 6.

Lokasi Pengembangan Model Rumah Pangan Lestari pada tahun 2013

dengan agroekosistem Spesifik Dataran Rendah dan Dataran Tinggi di 10

Kabupaten dan Kota. Agroekosistem dataran rendah di 7 Kabupaten/Kota yaitu

Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Selatan,

Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Kaur, Kabupaten Seluma, dan

Kabupaten Mukomuko. Komoditas yang digunakan adalah sayuran dataran

rendah (Cabe, tomat, kol bunga, kol daun, Kacang panjang, terong, ubi jalar,

ganyong, dan lain-lain). Sedangkan agroekosistem dataran rendah di 3

Kabupaten yaitu Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Lebong, dan Kabupaten

Page 36: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

23

Rejang Lebong. Komoditas yang digunakan adalah bunga dan sayuran dataran

tinggi (Bunga, bio farmaka, ubi jalar, daun bawang, seledri, cabe, selada, dan

lain-lain).

Tabel 6. Sosialisasi Kegiatan M-KRPL Provinsi Bengkulu Tahun 2013 Lokasi Sosialisasi Implementasi

Desa Lagan Kecamatan

Talang Empat Kabupaten Bengkulu Tengah

25 April Nara Sumber (Materi

teknologi budidaya, administrasi kelompok,

KBD, dan Pengolahan Hasil)

Penyampaian materi dilakukan melalui

pelaksanaan apresiasi, pelatihan, maupun

sosialisasi. Apresiasi/sosialisasi

diutamakan untuk petugas

hingga pada tingkat Kabupaten. Diharapkan

untuk tingkat kecamatan dan desa dapat dilakukan

secara estafet oleh

Penyuluh Pertanian Lapangan. Untuk pelatihan

PL II dan III disesuaikan dengan kebutuhan untuk

masing-masing

Kabupaten/Kota.

Desa Talang Rendah

Kecamatan Hulu Palik Kabupaten Bengkulu Utara]

1 Mei

Desa Padang Jaya

Kecamatan Padang Jaya Kabupaten Bengkulu Utara

20 Aprill

Kelurahan Lempuing

Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu

16 April

Kelurahan Sumber Jaya

Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu

15 April

Desa Pondok Suguh Kecamatan Pondok

Kandang Kabupaten

Mukomuko

29 Juni

Desa Tirta Mulya

Kecamatan Air Majunto Kabupaten Mukomuko

25 Agustus

Kelurahan Sukaraja

Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma

21 Mei

Desa Air Meles Bawah

Kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong

15 Juni

Desa Karang Dapo Kecamatan Beringin Kuning

Kabupaten Lebong

29 Agustus

Desa Daneu Kecamatan Lebong Atas Kabupaten

Lebong

3 Mei

Desa Air Sempiang Kecamatan Kabawetan

Kabupaten Kepahiang

20 April

Desa Air Sulau Kecamatan Manna Kabupaten Bengkulu

Selatan

17 Maret

Desa Batu Kuning

Kecamatan Pasar Manna

Kabupaten Bengkulu Selatan

24 Agustus

Page 37: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

24

Participatory Rural Appraisal (PRA)

Pada tahun 2013, PRA telah dilaksanakan di 10 kabupaten/kota, secara

ringkas hasil PRA disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Ringkasan hasil PRA di Desa Replikasi M-KRPL Provinsi Bengkulu Tahun

2013 No. Kabupaten Tempat dan Waktu Teknologi Existing Inovasi yang dilaksanakan

1. Kaur Kelurahan Bandar, kecamatan Kaur

Selatan

22-25 Mei

1. lahan pekarangan ditanami tanaman

campuran

2. penataan komoditas masih seadanya

3. tanaman yang ditanam tidak

dipupuk, varietas

asalan 4. halaman tidak

dipagar 5. ternak masih

diliarkan

Anggota : 30 Tanaman : sayuran

(cabe,terung, tomat, kol

bunga ) Demplot (cabe,terung,

tomat, kol bunga sawi, kacang panjang, bayam,

kangkung, timun, pare)

2. Bengkulu

Selatan

Desa Air Sulau,

Kecamatan Kedurang Ilir

14-17 Maret

1. lahan pekarangan

ditanami tanaman campuran

2. penataan komoditas masih seadanya

3. tanaman yang

ditanam tidak dipupuk, varietas

asalan 4. halaman tidak

dipagar, ayam banyak berkeliaran

ternak sapi masih

jarang

Anggota : 60

Tanaman : sayuran (cabe,terung, tomat, kol

bunga) Demplot (cabe,terung,

tomat, kol bunga sawi,

kacang panjang, bayam, kangkung, timun, pare)

3. Seluma Kelurahan Sukaraja,

Kecamatan Sukaraja

29-30 April

1. lahan pekarangan

ditanami tanaman

campuran 2. penataan komoditas

masih seadanya 3. tanaman yang

ditanam tidak

dipupuk, varietas asalan

4. halaman sebagian dipagar, ayam, sapi,

dan kambing banyak berkeliaran

5. sumber air dari

sumur

Anggota: 30

Tanaman : sayuran

(cabe,terung, tomat, kol bunga)

Demplot (cabe,terung, tomat, kol bunga sawi,

kacang panjang, bayam,

kangkung, timun, pare)

Page 38: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

25

4 Bengkulu Utara

Desa Talang Rendah, Kecamatan Hulu

Palik 12-13 April

Desa Padang Jaya,

Kecamatan Padang Jaya

19-20 April

1. lahan pekarangan ditanami buah-

buahan, sawit 2. tanaman yang

ditanam tidak dipupuk, varietas

asalan

3. halaman sudah dipagar, ayam

banyak berkeliaran 4. sumber air dari

sumur, sungai

1. Lahan pekarangan

telah diusahakan sayuran

2. Penataan lahan masih belum tertata

3. Ternak ayam cukup

banyak dan diliarkan 4. Halaman tidak

dipagar

Anggota : 30 Tanaman : sayuran

(cabe,terung, tomat, kol bunga)

Demplot (cabe,terung, tomat, kol bunga sawi,

kacang panjang, bayam,

kangkung, timun, pare)

Anggota : 30

Tanaman : sayuran (cabe,terung, tomat, kol

bunga) Demplot (cabe,terung,

tomat, kol bunga sawi,

kacang panjang, bayam, kangkung, timun, pare)

5 Kepahiang Desa Air Sempiang,

Kecamatan Kabawetan

19-20 April

1. Lahan pekarangan

telah diusahakan sayuran

2. Penataan lahan masih belum tertata

3. Ternak ayam cukup banyak dan diliarkan

4. Halaman tidak

dipagar

Anggota : 30

Tanaman : sayuran (cabe,terung, tomat, kol

bunga) Demplot (cabe,terung,

tomat, kol bunga sawi, kacang panjang, bayam,

kangkung, timun, pare)

6. Bengkulu Tengah

Desa Jaya Karta, Kecamatan Talang

Empat

5-6 April

Desa Lagan,

Kecamatan Talang Empat

5-6 April

1. Lahan pekarangan belum diusahakan

sayuran

2. Penataan lahan masih belum tertata

3. Ternak sapi terbatas 4. Halaman tidak

dipagar

1. Lahan pekarangan

telah diusahakan sayuran

2. Penataan lahan masih belum tertata

3. Ternak ayam cukup

banyak dan diliar 4. Halaman tidak

dipagar

Anggota: 40 Tanaman : sayuran

(cabe,terung, tomat, kol

bunga) Demplot (cabe,terung,

tomat, kol bunga sawi, kacang panjang, bayam,

kangkung, timun, pare)

Anggota: 30

Tanaman : sayuran (cabe,terung, tomat, kol

bunga) Demplot (cabe,terung,

tomat, kol bunga sawi,

kacang panjang, bayam, kangkung, timun, pare)

Page 39: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

26

7. Lebong Desa Daneu,

Kecamatan Lebong Atas

11-13 April

1. Lahan pekarangan

belum diusahakan sayuran

2. Penataan lahan masih belum tertata

3. Ternak sapi terbatas 4. Halaman tidak

dipagar

Jumlah anggota : 30

Tanaman : sayuran (cabe,terung, tomat, kol

bunga) Demplot (cabe,terung,

tomat, kol bunga sawi, kacang panjang, bayam,

kangkung, timun, pare)

8. Kota

Bengkulu

Kelurahan Sumber

Jaya, Kecamatan Kampung Melayu

5-6 April

Kelurahan Lempuing,

Kecamatan Ratu Agung

5-6 April

1. Lahan pekarangan

telah diusahakan sayuran

2. Penataan lahan

masih belum tertata 3. Ternak ayam cukup

banyak dan diliarkan 4. Halaman tidak

dipagar

1. Lahan pekarangan

telah diusahakan sayuran

2. Penataan lahan masih belum tertata

3. Ternak ayam cukup

banyak dan diliarkan 4. Halaman tidak

dipagar

Anggota : 25

Tanaman : sayuran (cabe,terung, tomat, kol

bunga)

Demplot (cabe,terung, tomat, kol bunga sawi,

kacang panjang, bayam, kangkung, timun, pare)

Anggota : 25

Tanaman : sayuran (cabe,terung, tomat, kol

bunga) Demplot (cabe,terung,

tomat, kol bunga sawi,

kacang panjang, bayam, kangkung, timun, pare)

Sumber : laporan LO Kabupaten

Untuk meningkatkan adopsi petani terhadap teknologi yang akan

dilaksanakan diperlukan adanya suatu pendekatan dan pemahaman wilayah

secara partisipatif (Participatory Rural Appraisal) yang dilaksanakan sebelum

implementasi suatu kegiatan. Participatory Rural Appraisal (PRA) merupakan

suatu metode pemahaman lokasi dengan cara belajar dari, untuk dan bersama

masyarakat, untuk mengetahui, menganalisis dan mengevaluasi hambatan dan

kesempatan melalui multidisiplin. Dari kegiatan PRA diharapkan akan

menghasilkan pemberdayaan, yakni setiap orang berhak menyatakan pendapat

dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupannya. Pelaksanaan

PRA ditekankan pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan serta

peningkatan kemandirian dan kekuatan internal.

Page 40: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

27

Tujuan dari pelaksanaan PRA dalam kegiatan M-KRPL adalah :

1. Memperoleh gambaran kondisi eksisting dari adopsi komponen teknologi

pemanfaatan lahan pekarangan.

2. Mengidentifikasi permasalahan dan kendala dalam aktifitas usahatani

khususnya usahatani lahan pekarangan

3. Merumuskan strategi pembinaan, komoditas yang diminati, serta disain

lahan yang akan diterapkan di setiap Desa.

Hasil PRA menunjukkan bahwa semua desa belum memahami teknologi

yang ditunjukkan belum tertatanya tanaman di pekarangan yang belum tersusun

dengan baik, tanaman yang diusahakan masih campuran, tidak dilakukan

pemupukan dan benih sayuran yang ditanam asalan, semai sendiri dari

pembelian produksi di pasar.

Kurangnya pemahaman terhadap komponen teknologi budidaya lahan di

pekarangan merupakan permasalahan yang dominan, khususnya varietas yang

cocok, penyiapan media tanam yang tepat, serta pengendalian hama/penyakit

sayuran. Kurang pemahaman berarti petani masih belum mendapatkan materi

yang memadai dari agen pembaharu, baik dari Generating System (Balit/Puslit

Lingkup Badan Litbang Pertanian) maupun Delivery System (BPTP, SKPD,

Lembaga Penyuluhan, Ditjen Teknis). Oleh karena itu peran penyuluh, materi

penyuluhan dan metode penyuluhan sangat dibutuhkan.

Frekuensi kehadiran penyuluh belum menjamin mampu meningkatkan

pemahaman petani. Penyuluh sebagai agen pembaharu harus lebih memahami

kebutuhan dan kapasitas, serta selera petani sasaran. Secara umum metode

praktek di lapangan yang paling diminati oleh petani, sebaliknya penyuluh sering

melakukan penyuluhan dengan cara tatap muka dan diskusi. Perpaduan antara

metode penyuluhan dan frekuensi penyuluhan diyakini mampu meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman petani terhadap suatu teknologi.

Bimbingan Teknis

Bimbingan teknologi dilakukan melalui pelatihan teknis, apresiasi

teknologi brtuijian untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan petani

dalam melaksanakan teknis budidaya tanaman sayuran, pembuatan

kompos,serta pembukuan kelompok (Tabel 8)

Page 41: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

28

Tabel 8. Kegiatan Pelatihan, Apresiasi Teknologi Tahun 2013

No Kabupaten, Tempat

Jenis Pelatihan Jumlah Peserta

Perempuan Laki laki

1 Bengkulu Utara,

Desa Talang

Rendah Desa Padang

Jaya

Apresiasi teknologi : teknis

budidaya dan pemupukan

Teknis pengelolaan KBD Teknis pembuatan kompos

limbah/ sampah rumah tangga Administrasi Kelompok

32 orang

17 orang

5 orang

2 orang

3 orang

-

2 Rejang Lebong, Air Bang

Pelatihan pembuatan kompos Pelatihan teknis budidaya

tanaman

17 orang

3 orang

3 Bengkulu Tengah, Desa Lagan

Desa Jayakarta

Pelatihan pembuatan kompos Pelatihan teknis budidaya

tanaman

20 orang

21 orang

5 orang

4 orang

4 Lebong,

Desa Daneu

Pelatihan pembuatan kompos

Pelatihan teknis budidaya tanaman, Teknis pengelolaan

KBD dan pemeliharaan

18 orang

2 orang

5 Mukomuko,

Pondok Suguh

Pelatihan pembuatan kompos

Pelatihan teknis budidaya tanaman

Apresiasi teknologi : pemeliharaan tanaman

30 orang

7 orang

6 Bengkulu Selatan, Desa Air Sulau

Pelatihan pembuatan kompos Pelatihan teknis budidaya

tanaman

25 orang

5 orang

7 Seluma, Kelurahan

Sukaraja

Apresiasi teknologi : teknis

budidaya dan pemupukan Teknis pengelolaan KBD

Administrasi Kelompok

18 orang

2 orang

Pengembangan Kebun Bibit Inti (KBI) dan Ayam Kampung Unggul (KUB)

KBI telah memproduksi benih sayuran (Tabel 9) dan bibit ayam kampung

unggul.

Page 42: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

29

Tabel 9. Produksi Benih Sayuran di Kebun Bibit Inti (KBI)

NO SAYURAN JUMLAH Distribusi

1. Tomat Safira 50 gr Belum 2. Caisim (Sawi Manis) 100 gr Belum

3. Pare Belut 500 biji Belum 4. Gambas 500 biji Belum

5. Cabai Tanjung 50 gr Belum

6. Bayam Giti Merah 100 gr Belum 7. Terong Pondoh 100 gr Belum

8. Pepaya California 200 gr Belum 9. Bawang Merah 500 gr Belum

10. Ubi Jalar Beta 1 Perbanyakan

melalui stek batang

Bengkulu Utara,

Kaur, Mukomuko

11. Ubi Jalar Beta 2

12. Ubi Jalar Kidal

13. Ubi Jalar RIS 03.063-05

Turunan pertama pengembangan ayam KUB melalui penetasan telur yang

dilakukan dengan metode SDMC (Spectrum Dimensi Multi Chanel), yaitu melalui

peranan stakeholder dan peternak ayam yang langsung diaplikasikan pada

pengguna. Dimana penetasan oleh unit KBI ayam KUB BPTP Bengkulu sudah

menghasilkan bibit ayam KUB sebanyak 300 ekor yang disebarkan dan dipelihara

oleh sebanyak 155 ekor oleh 7 peternak di dari Kota Bengkulu (130 ekor) dan

Kabupaten Bengkulu Utara (25 ekor), sisanya sebanyak 145 ekor dikembangkan

unit KBI ayam KUB BPTP Bengkulu sebanyak 145 ekor.

Sedangkan pengembangan ayam KUB melalui penetasan telur

menggunakan pengeram langsung oleh induk ayam buras (kampung) lokal

sedang mengeram milik peternak dan anak ayam yang dihasilkan langsung

dipelihara dan dikembangkan peternak pemilik induk ayam, populasinya sudah

mencapai 206 ekor yang dipelihara dan dikembang oleh 10 orang peternak ayam

dari 3 kelurahan di Kota Bengkulu (177 ekor) dan 1 orang peternak ayam dari

desa Sido Luhur Kabupaten Seluma (29 ekor). Sehingga secara keseluruhan

penyebaran turunan pertama ayam KUB di Bengkulu sudah mencapai 506 ekor

dari hasil penetasan telur turunan pertama menggunakan mesin penetasan telur

(300 ekor) dan menggunakan induk ayam kampong lokal (206 ekor).

Pembinaan Teknis KBD dan Kelompok Binaan Lama

Pembinaan teknis KBD dan Kelompok binaan lama dilakukan pada KBD

dan kelompok pada kegiatan 2012. Dari hasil monitoring, terjadi beberapa

Page 43: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

30

penyesuaian demi keberlangsungan kegiatan. Perubahan yang terjadi tertuang

pada tabel 10.

Tabel 10. Perubahan lokasi KBD dan perkembangan kelompok binaan di lokasi

Lama

NO Kabupaten/Kota Lokasi lama Lokasi Baru Keterangan 1. Kab. Bengkulu Utara Desa Tebing

Kaning Desa Lubuk Sahung

Lokasi lama telah mendapat

bantuan dari APBD I

2. Kab. Seluma Pengelola Bp.

Buang (KUB)

Pengelola Bp

Danuar (Sayuran)

Penyesuaian

dilakukan demi keefektifan

kegiatan 3. Kab. Bengkulu

Selatan

Lokasi di Desa

Gunung Kembang

- Tidak dilanjutkan

karena keinginan petani

4. Kota Bengkulu Pengelola ibu Novi Bergabung

dengan KBI

Keinginan petani

Kebun Bibit Inti (KBI) merupakan kebun bibit yang ada di BPTP untuk

menyiapkan benih tanaman yang dibutuhkan Kebun Bibit Desa (KBD). Tujuan

KBD adalah untuk menyiapkan bibit yang kontinyu, dan varietas terjamin

sehingga dapat mempertahankan kelestarian kawasan.

Hasil Survey

Pengembangan RPL di Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu oleh petani

dilakukan berdasarkan beberapa hal, diantaranya adalah karena hobby dan

karena adanya program dari pemerintah. Petani mendapatkan informasi

mengenai RPL berdasarkan beberapa sumber. Sumber informasi dan alasan

mengembangkan RPL tersaji pada tabel 11.

Tabel 11 menyatakan bahwa petani mendapatkan informasi tentang

pengembangan RPL bersumber dari petugas (PPL) dan instansi pemerintah

(BPTP, BKP, Bakorluh). Hobby merupakan alasan utama petani

mengambangakan RPL, alasan lainnya adalah estetika/ keindahan, adanya

program, dan membantu memenuhi kebutuhan dapur, memenuhi kebutuhan RT,

mengurangi pengeluaran konsumsi RT.

Page 44: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

31

Tabel 11. Sumber Informasi dan Alasan Petani mengembangkan RPL Tahun 2013

No. Kabupaten/Kota Informasi

Mengembangkan RPL

(%)

Alasan Mengembangkan

RPL (%)

1. Kota Bengkulu 37,5% dari PPL 60% dikarenakan hobby

2. Kepahiang 50% dari institusi 55% dikarenakan hobby

3. Bengkulu Selatan 100% dari PPL 75% dikarenakan hobby

4. Kaur 95% dari PPL 65% dikarenakan alasan

lainnya, seperti: estetika/

keindahan, adanya

program, dan membantu

memenuhi kebutuhan

dapur

5. Bengkulu Utara 97% dari PPL 73% dikarenakan alasan

lainnya, seperti: estetika/

keindahan, adanya

program, dan membantu

memenuhi kebutuhan

dapur

6. Seluma 65% dari PPL 60% dikarenakan hobby

7. Bengkulu Tengah 61,5% dari institusi 54% dikarenakan hobby

8. Mukomuko 36% dari institusi 57% dikarenakan alasan

lainnya: memenuhi

kebutuhan RT,

mengurangi pengeluaran

konsumsi RT

9. Lebong 70% dari institusi 85% dikarenakan hobby

Petani memiliki berbagai tujuan ketika mengikuti kegiatan

pengembangkan RPL. Tujuan utama petani mengembangkan RPL berdasarkan

prioritasnya tersaji pada Tabel 12.

Page 45: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

32

Tabel 12. Tujuan Utama Petani Mengembangkan RPL di Provinsi Bengkulu Tahun 2013.

No. Kabupaten/Kota Tujuan Utama Mengembangkan RPL (Berdasarkan Prioritas)

1. Kota Bengkulu 1. Menambah pendapatan keluarga

2. Meningkatkan ketersediaan pangan keluarga

3. Mengurangi biaya untuk membeli kebutuhan

pangan

2. Kepahiang 1. Menambah pendapatan keluarga

2. Mengurangi biaya untuk membeli kebutuhan

pangan

3. Meningkatkan ketersediaan pangan keluarga

3. Bengkulu Selatan 1. Menambah pendapatan keluarga

2. Meningkatkan ketersediaan pangan keluarga

3. Mengurangi biaya untuk membeli kebutuhan

pangan

4. Kaur 1. Meningkatkan ketersediaan pangan keluarga

2. Mengurangi biaya untuk membeli kebutuhan pangan

3. Menambah pendapatan keluarga

5. Bengkulu Utara 1. Meningkatkan ketersediaan pangan keluarga

2. Mengurangi biaya untuk membeli kebutuhan pangan

3. Menambah pendapatan keluarga

6. Seluma 1. Meningkatkan ketersediaan pangan keluarga 2. Mengurangi biaya untuk membeli kebutuhan

pangan

3. Menambah pendapatan keluarga

7. Bengkulu Tengah 1. Menambah pendapatan keluarga 2. Meningkatkan ketersediaan pangan keluarga

3. Mengurangi biaya untuk membeli kebutuhan

pangan

8. Mukomuko 1. Meningkatkan ketersediaan pangan keluarga 2. Mengurangi biaya untuk membeli kebutuhan

pangan 3. Menambah pendapatan keluarga

9. Lebong 1. Mengurangi biaya untuk membeli kebutuhan pangan

2. Meningkatkan ketersediaan pangan keluarga 3. Menambah pendapatan keluarga

Page 46: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

33

Salah satu prinsip utama pengembangan KRPL adalah mendukung upaya

peningkatan kesejahteraan keluarga. Pada kegiatan m-KRPL tahun 2013 rata-

rata penambahan pendapatan anggota kelompok kegiatan m-KRPL sebesar

Rp. 83.627,00

Inovasi yang Didiseminasikan

Dalam kegiatan M-KRPL tahun 2013 terdapat beberapa inovasi yang

didiseminasikan antara lain:

1. Inovasi penyiapan media

Teknis pembuatan kompos dari kotoran ternak (puyuh, sapi, kambing,

dan sampah rumah tangga)

Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman

dan kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau

pelapukan. Selama ini sisa tanaman dan kotoran hewan tersebut belum

sepenuhnya dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk buatan. Kompos

yang baik adalah yang sudah cukup mengalami pelapukan dan dicirikan

oleh warna yang sudah berbeda dengan warna bahan pembentuknya,

tidak berbau, kadar air rendah dan sesuai suhu ruang. Proses pembuatan

dan pemanfaatan kompos dirasa masih perlu ditingkatkan agar dapat

dimanfaatkan secara lebih efektif, menambah pendapatan peternak dan

mengatasi pencemaran lingkungan.

Beberapa alasan mengapa bahan organik seperti kotoran ternak

perlu dikomposkan sebelum dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman antara

lain adalah : 1) bila tanah mengandung cukup udara dan air, penguraian

bahan organik berlangsung cepat sehingga dapat mengganggu

pertumbuhan tanaman, 2) penguraian bahan segar hanya sedikit sekali

memasok humus dan unsur hara ke dalam tanah, 3) struktur bahan

organik segar sangat kasar dan daya ikatnya terhadap air kecil, sehingga

bila langsung dibenamkan akan mengakibatkan tanah menjadi sangat

remah, 4) kotoran ternak tidak selalu tersedia pada saat diperlukan,

sehingga pembuatan kompos merupakan cara penyimpanan bahan

organik sebelum digunakan sebagai pupuk (Peni Wahyu Prihandini dan

Teguh Purwanto, 2007).

Page 47: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

34

Teknis pencampuran media semai

Media semai adalah media yang digunakan untuk

menumbuhkan tanaman, persyaratan media yang baik adalah ringan,

tidak mahal, seragam dan tersedia, media yang selama ini umum

digunakan di tempat-tempat persemaian adalah lapisan tanah atas.

Selain itu penggunaan lapisan tanah atas dalam skala besar dapat

mengakibatkan pengikisan secara meluas dan merusak lingkungan

(Kostantina Rumpaidus, 2009). Media tanam yang digunakan adalah

campuran antara tanah, pupuk kandang atau kompos, dan sekam dengan

perbandingan 1:1:1 (ukuran karung, atau gerobag dorong, bukan kilo

gram). Setelah semua bahan terkumpul, dilakukan pencampuran hingga

merata. Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk

mengikat unsur hara, dan melalui air unsur hara dapat diserap oleh akar

tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam berfungsi untuk

menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin tersedianya

bahan penting yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang diperlukan

tanaman.

Teknis pencampuran media tanam

Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk

menunjang perakaran. Dari media tanam inilah tanaman menyerap

makanan berupa unsur hara melalui akarnya. Media tanam yang

digunakan adalah campuran antara tanah, pupuk kandang atau kompos,

dan sekam dengan perbandingan 2:2:1 (ukuran karung, atau gerobag

dorong, bukan kilo gram). Setelah semua bahan terkumpul, dilakukan

pencampuran hingga merata. Tanah dengan sifat koloidnya memiliki

kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan melalui air unsur hara dapat

diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam

berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan kompos

menjamin tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi unsur

hara yang diperlukan tanaman.

Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam media

tanam seperti polibag, bambu vertikultur hingga penuh. Media tanam di

dalam bambu diusahakan agar tidak terlalu padat supaya air mudah

mengalir, juga supaya akar tanaman tidak kesulitan “bernafas”, dan tidak

Page 48: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

35

terlalu renggang agar ada keleluasaan dalam mempertahankan air dan

menjaga kelembaban.

2. Inovasi Komoditas yang didiseminasikan adalah sayuran dataran rendah dan

dataran tinggi:

Teknologi budidaya sayuran secara vertikultur

Istilah vertikultur sesuai dengan asal katanya dari bahasa Inggris,

yaitu vertical dan culture, maka vertikultur adalah sistem budidaya

pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat, baik indoor

maupun outdoor. Sistem budidaya pertanian secara vertikal atau

bertingkat ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah

perkotaan dan lahan terbatas. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya

bisa untuk menanam 5 batang tanaman, dengan sistem vertikal bisa

untuk 20 batang tanaman. Vertikultur tidak hanya sekadar kebun vertikal,

namun ide ini akan merangsang seseorang untuk menciptakan khasanah

biodiversitas di pekarangan yang sempit sekalipun. Struktur vertikal,

memudahkan pengguna membuat dan memeliharanya. Pertanian

vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga menciptakan

suasana alami yang menyenagkan.

Model, bahan, ukuran, wadah vertikultur sangat banyak, tinggal

disesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah

berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga

atau para-para, dengan beberapa undak-undakan atau sejumlah rak.

Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan

lembaran karung beras pun bisa, karena salah satu filosofi dari vertikultur

adalah memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita.

Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah dipindah-

pindahkan. Tanaman yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan

kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan

berakar pendek. Tanaman sayuran yang sering dibudidayakan secara

vertikultur antara lain selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim, kemangi,

tomat, pare, kacang panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun

lainnya.

Untuk tujuan komersial, pengembangan vertikultur ini perlu

dipertimbangkan aspek ekonomisnya agar biaya produksi jangan sampai

Page 49: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

36

melebihi pendapatan dari hasil penjualan tanaman. Sedangkan untuk

hobiis, vertikultur dapat dijadikan sebagai media kreativitas dan

memperoleh panenan yang sehat dan berkualitas.

Teknologi budidaya sayuran di Polibag

Hampir semua jenis tanaman Hortikultura dan yang berumur

pendek dapat ditanam di dalam polibag. Produktivitas buah/hasil tidak

berbeda jauh dengan yang ada di lahan, begitu pula mutu produk.

Bertanam di Polibag merupakan alternative pemecahan masalah bila kita

memerlukan konsumsi segar buah/sayuran daun.

Pemilihan polibag sebagai wadah tanam untuk budidaya

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dimilikinya seperti, harga murah,

tahan karat, tahan lama, ringan bentuk seragam, tidak cepat kotor dan

mudah diperoleh pada toko Saprodi, toko Plastik. Selain itu sangat baik

untuk drainase, aerasi sehingga tanaman dapat tumbuh subur seperti

dilahan. Penentuan ukuran Polibag yang cocok untuk pertumbuhan

tanaman diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi

dalam penggunaan media dan nutrisi.

Keuntungan Pemakaian Polibag

Biaya lebih murah untuk pembelian Polibag bertanam dibandingkan Pot

Mudah dalam perawatan

Pengontrolan / pengawasan per individu tanaman lebih jelas untuk

pemeliharaan tanaman seperti serangan hama/penyakit, kekurangan

unsur hara

Tanaman terhindar dari banjir, tertular hama / penyakit.

Polibag mampu di tambahkan bahan organik/pupuk kandang sesuai

takaran

Menghemat ruang dan tempat penanaman

Komposisi media tanam dapat diatur

Nutrisi yang diberikan dapat langsung diserap akar tanaman

Dapat dibudidayakan tidak mengenal musim

Sebagai Tanaman Obat dan Tanaman Hias di Pekarangan/Teras.

Page 50: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

37

Kerugian

Polibag mempunyai daya tahan terbatas ( maksimal 2-3 tahun) atau 2

- 3 kali pemakaian untuk media tanam

Kurang cocok untuk usaha skala besar

Produktivitas tidak masikmal dibandingkan pada lahan

Media tanam akan terkuras / berkurang unsur organik dan media

lainnya.

Berat kalau dipindah ketempat yang jauh

Teknologi budidaya sayuran di bedengan

Untuk lahan pekarangan : lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai

gembur, dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, jarak

antar bedeng 30 cm. Dibuat garitan-garitan atau lubang tanam dengan

jarak tanam (50-60 cm) x (40-50 cm).

3. Inovasi Kebun Bibit Desa (KBD)

Ukuran KBD yang dianjurkan berukuran 3 x 5 m dan tinggi 2,5 m

dengan bahan baku kayu dan atap plastik putih bening. Dalam

perkembangannya ada yang membuat dengan ukuran lebih besar sesuai

kebutuhan kelompok. Disamping rumah bibit, juga diinovasikan rak bibit,

pengairan, dan pembibitan.

4. Inovasi Kebun Bibit Inti (KBI)

KBI di bangun di BPTP dengan tujuan menyiapkan bibit untuk KBD,

sarana pembelajaran/kunjungan siswa, petani, dan petugas. KBI dibangun 2

unit dengan bahan baku dari kayu sebagai contoh rumah bibit sederhana

berbiaya murah dan rumah bibit dengan bahan baku besi.

5. Inovasi irigasi tetes

Sebagai antisipasi musim kemarau panjang dan efisiensi untuk

menyiram juga diperkenalkan inovasi irigasi tetes yaitu irigasi untuk polibag,

irigasi untuk bedengan di tanah dan irigasi untuk persemaian.

Page 51: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

38

4.3.3. PERAN KELEMBAGAAN

Dukungan antar lembaga merupakan hal mutlak yang sangat dibutuhkan

guna mendukung keberlanjutan kegiatan M-KRPL. Sinergi antar lembaga

dilaksanakan berdasarkan program atau kegiatan masing-masing lembaga yang

tujuan akhirnya sama yaitu menuju ketahanan pangan. Dukungan kelembagaan

yang terjalin pada tahun 2013 adalah bersama Salimah.

Secara umum, tujuan dari pengembangan kerjasama pengembangan

KRPL bersama pemangku kebijakan (stakeholders) adalah mempercepat

pemanfaatan produk-produk unggulan Kementerian Pertanian, khususnya Badan

Litbang Pertanian kepada masyarakat. Secara khusus, tujuan kegiatan ini adalah:

1. Bersinergi dalam mempercepat pelaksanaan Program Ketahanan Pangan

Nasional, melalui pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-

KRPL).

2. Memberikan pengetahuan teknik pengembangan dan replikasi KRPL.

3. Mengembangkan ekonomi produktif keluarga, hingga mampu meningkatkan

kesejahteraan danmenciptakan lingkungan hijau, bersih, dan sehat secara

mandiri.

4.4. Pengembangan Jejaring Kerjasama antar M-KRPL/KRPL dan

Stakeholders

Sinergi jejaring kerjasama dalam rangka pengembangan M-KRPL/KRPL

dilaksanakan melalui pertemuan-pertemuan koordinasi, sosialisasi,

pendampingan, advokasi, dan supervisi bersama kepada masyarakat melalui

KRPL sesuai dengan tupoksi masing-masing instansi, melakukan promosi, gelar

dan gerakan tentang KRPL. Dukungan Pemerintah Daerah berupa:

1. Kebijakan terkait pengembangan KRPL, berupa instruksi maupun gerakan.

2. Anggaran APBD I dan APBD II melalui program P2KP.

3. Natura, baik berupa bantuan berbagai benih/bibit tanaman, ikan, ternak.

4. Memberdayakan penyuluh lapang dalam upaya mendampingi ptlaksanaan di

tingkat RPL

Page 52: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

39

4.5. Pembelajaran dan Keberlanjutan KRPL

Pelaksanaan KRPL harus memahami bahwa partisipasi dan dukungan

pihak lain sangat diperlukan dalam pengembangan KRPL, mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi kegiatan.

Konsep lestari adalah suatu kegiatan atau usaha bersama pemanfaatan

pekarangan keluarga, berjalan secara simultan dan berkembang dalam arti

jumlah pengikutnya terus bertambah baik dari warga sekitarnya sampai warga

luar desa atau luar kecamatan (Mardiharini, 2013).

Pada awal pelaksanaan KRPL di suatu wilayah, semangat anggota

kelompok terlihat sangat baik, untuk menjaga supaya semangat awal tersebut

tidak luntur dibutuhkan beberapa hal, diantaranya adalah:

1. Pengembangan KRPL merupakan kebutuhan masyarakat dan stakeholder

setempat. Pemilihan lokasi kegiatan dilakukan secara partisipatif, sehingga

kegiatan yang direncanakan merupakan kebutuhan anggota.

2. Tersedianya benih/bibit/media/sarana produksi yang sesuai dengan

kebutuhan. Pemenuhan benih/bibit/media/sarana produksi membutuhkan

kelembagaan kebun bibit desa (KBD)/kebun bibit induk (KBI) yang memadai.

KBD/KBI yang memadai akan membantu kelangsungan siklus atau rotasi

tanaman. Untuk itu, penguatan manajemen dan pengelolaan KBD/KBI

sangat dibutuhkan. Komoditas yang disediakan oleh KBD/KBI harus sesuai

dengan kebutuhan dari aspek jenis tanaman, volume dan waktu dibutuhkan.

3. Tersedianya lembaga pengelolaan hasil dan pemasaran (Tabel 11). Lembaga

pengolahan hasil dan pemasaran sangat dibutuhkan untuk menampung

kelebihan produksi. Proses pengolahan hasil akan meningkatkan nilai tambah

produk dan memberikan peluang diversifikasi produk, sekaligus membuka

jaringan pasar yang lebih luas. Untuk itu, keterkaitan antara lembaga

pengolahan hasil dan pemasaran sangat dibutuhkan. Ketersediaan pasar

yang memadai, mengakibatkan produk-produk olahan akan mudah diserap

oleh pasar, sehingga pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat.

Page 53: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

40

Tabel 13. Kelembagaan dalam KRPL Provinsi Bengkulu Tahun 2013

No Lokasi/Desa Kelembagaan yang berjalan Keterangan

1. Harapan MAkmur Unit pengolahan hasil Unit pemasaran

Aktif Temporer

2. Arga Indah Unit Pemasaran Aktif 3. Lempuing Unit pengolahan hasil

Unit pemasaran Aktif Aktif

4. Tebat Monok Unit Pemasaran Aktif 5. Sukaraja Unit Pemasaran Aktif 6. Tebing Kaning Unit Pemasaran Aktif

4. Adanya dukungan lembaga permodalan. Dukungan lembaga permodalan

juga menjadi titik ungkit lekestarian dan keberlanjutan KRPL, khususnya

untuk menjamin keberlangsungan produksi setelah bantuan dari pemerintah

berakhir. Link dengan lembaga permodalan, bisa diwujudkan melalui

koperasi unit desa, lembaga keuangan mikro di desa, atau dengan lembaga

keuangan perbankan.

Page 54: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

41

V. KESIMPULAN

1. Terbentuknya 20 unit M-KRPL spesifik dataran rendah dan dataran tinggi di

10 Kabupaten/Kota

2. Keterampilan petani bertambah baik terlihat dari perubahan penataan lahan

pekarangan setiap anggota/kelompok sasaran, serta mampu memenuhi

kebutuhan sayuran, pangan alternatif untuk konsumsi sendiri.

3. Kebun Bibit Inti (KBI) telah memproduksi benih sayuran untuk keberlanjutan

KBD dan Rumah Pangan Lestari (RPL)

4. Terbentuknya KBD di setiap Desa cukup mampu memotivasi anggota untuk

menanam kembali, sehingga keberlanjutan usaha masih dalam proses.

Page 55: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

42

DAFTAR PUSTAKA

Astuti.UP, dkk. 2011. Laporan Akhir Tahun: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari Provinsi Bengkulu TA 2011. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, Bengkulu.

Astuti.UP, dkk. 2012. Laporan Tengah Tahun: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari Provinsi Bengkulu TA 2012. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, Bengkulu.

Anonim, 2012. Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Kementerian Pertanian dan Solidaritas Istri cabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), Jakarta.

Alice, M. and D. Foeken.1996. Urban Agriculture, Food Security snd Nutrition in Low Income Areas of The City of Nairobi, Kenya. Afncan Urban Quarterly, 1996 11 (2 and 3) pp 170-179 © by Afncan Urban Quarterly Ltd

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, 2010. Bahan Presentasi Rakorbang. Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, Bengkulu.

BPS Provinsi Bengkulu. 2011. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bappeda dan BPS Provinsi Bengkulu, Bengkulu.

Badan Litbang Pertanian, 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, Jakarta.

Bakker, N., Dubbeling, S., Guendel, U., Sabel-Koschella and H. de Zeeuw (2000), "Growing Cities, Growing Food - Urban Agriculture on the Policy Agenda", DSE, Eurasburg, Germany

Haletky ,N. and O. Taylo. 2006. Urban Agriculture as a Solution to Food Insecurity: West Oakland and People’s Grocery. Urban Agriculture in West Oakland

Kostantina Rumpaidus. 2009. Pengaruh Media Dan Ukuran Anakan Terhadap

Pertumbuhan Dan Kualitas Sapihan Arwob (Dodonea Sp). Universitas

Negeri Papua. Papua.

Mardiharini Maesti, Sudarmadi Purnomo, Vyta Wahyu Hanifah, Harmi Andrianyta. 2013. Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL) dan Sinergi Program TA. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, Jakarta.

Peni Wahyu Prihandini dan Teguh Purwanto. 2007. Petunjuk Teknis Pembuatan Kompos Berbahan Kotoran Sapi. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan. Jakarta

Pinderhughes, R. 2004. Alternative Urban Futures: Planning for Sustainable Development in Cities Throughout the World. Lanham, Boulder, New York, Toronto, Oxford: Rowman & Littleield Publishers.

Page 56: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

43

Rahayu,M dan Raharjono Prawiro Atmojo. 2005. Keanekaragaman Tanaman Pekarangan dan Pemanfaatannya di Desa Lampeapi. Jurnal Teknologi Lingkungan.P3TL, BPPT 6 (2) :360-364

Rihastuti. DD. 1993. Skripsi Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sumaryanto. 2009. Makalah Seminar Hari Pangan Sedunia di Jakarta pada Tanggal 1 Oktober 2009.

Page 57: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

44

ANALISIS RESIKO

Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang

mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan.

Dengan mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka dapat disusun

strategi ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun

responsif.

NO. RESIKO PENYEBAB DAMPAK

1. Kegiatan di lapangan kurang lancar

Kurangnya koordinasi dengan stakeholders

- Perkembangan model lambat

2. Tanaman kerdil - Pengetahuan mengendalikan hama/penyakit kurang

- Terjadi serangan hama dan penyakit

- Gagal panen

3. Replikasi model lambat

- Terbatasnya anggaran - Masyarakat kurang

berminat membeli bibit di KBD

- M-KRPL tidak berhasil

4. Gagal panen - Ternak diliarkan - Frekuensi penyiraman

berkurang karena Kekeringan, sumber air jauh

- Pendapatan berkurang - Konsumsi masyarakat

berkurang

Resiko yang akan timbul dalam pelaksanaan M-KRPL harus diantisipasi

sehingga tujuan kegiatan tahun 2013 dan keluaran yang diharapkan dapat

tercapai.

Page 58: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

45

Alternatif Penanganan Resiko dalam Pelaksanaan M-KRPL Tahun 2013

NO. RESIKO PENYEBAB PENANGANAN

1. Kegiatan di lapangan kurang lancar

Kurangnya koordinasi dengan stakeholders

- Keterlibatan penyuluh pendamping lebih intensif, peningkatan koordinasi dengan BKP, Dinas Pertanian, Bapeluh

2. Tanaman kerdil

- Pengetahuan mengendalikan hama/penyakit kurang

- Terjadi serangan hama dan penyakit

- Meningkatkan intensitas pendampingan dari LO di masing-masing Kabupaten/kota

- Koordinasi dengan petugas POPT setempat

3. Replikasi model lambat

- Terbatasnya anggaran

- Masyarakat kurang berminat membeli bibit di KBD

- Kerjasama sumber modal (BI, Jasa Raharja)

- Pemberdayaan masyarakat dan penyuluhan (Badan Pemberdayaan Perempuan, Bakorluh)

- Selama 2 tahun KBD membagikan bibit/gratis (BPTP, BKP)

4. Gagal panen - Ternak diliarkan - Frekuensi

penyiraman berkurang karena Kekeringan, sumber air jauh

- Pemberlakuan PERDA, dukungan aparat desa (Pemda)

- Membuat penampungan - Mengembangkan teknologi

tetes

Page 59: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

46

JADWAL KERJA

No Uraian Bulan dalam Tahun 2013

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Penyusunan dan penyempurnaan RDHP, RODHP, Juklak Seminar RODHP

XX XX

XX

XX

2. Persiapan (pengumpulan informasi awal tentang potensi sumberdaya dan kelompok sasaran, pertemuan, koordinasi dengan instansi terkait) PRA

X

X

X

X

3. Penentuan lokasi petani kooperator

X X

4. Pembentukan kelompok X

5. Sosialisasi X X

6. Penguatan kelembagaan kelompok

X

7. Perencanaan (Pengelompokan lahan pekarangan, pemilihan komoditas, penyusunan rancang bangun/model KRPL, pembuatan Kebun Bibit Desa)

X X

8. Pelaksanaan Teknis budidaya (Pengolahan lahan, tanam, panen)

X X X X X X X X

9 Survey adopsi, persepsi, konsumsi pangan

X X X X

10 Monitoring dan evaluasi X X X

11 Tabulasi data dan analisis data

X X

12 Pelaporan X X X X X X X X X X X

13 Seminar X

Page 60: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

47

PEMBIAYAAN A. RENCANA ANGGARAN BELANJA (RAB) No Jenis Pengeluaran Volume Harga

Satuan

(Rp.000)

Jumlah

(Rp.000)

1 Belanja Bahan (521211) 379.260

- ATK, komputer suply dan pelaporan 1 paket 5.000 5.000.000

- Bahan saprodi dan pendukung lainnya

(10 Kabupaten/Kota) 1 paket 173.100 173.100.000

- Bahan saprodi dan pendukung lainnya

KBI 1 paket 30.000 30.000.000

- Bahan dan pendukung lainnya KBD

(baru) 20 unit 6.000 120.000.000

- Bahan dan pendukung lainnya KBD (6

kabupaten lama) 1 pekat 36.500 36.500.000

- Konsumsi pertemuan 100 OH 50 5.000.000

- Bahan informasi, papan merk, CD 1 paket 9.660 9.660.000 2 Honor Output Kegiatan (521213) 102.895

- Honor petugas lapang KBD, KBI,

petugas lapang di 10 Kab/Kota 400 OH 100 40.000 - UHL petani, petani KBD baru dan lama 1797

OH

35 62.895

3 Belanja Barang Non Operasional Lainnya (521219) 60.000

- Akomodasi dalam rangka PRA, pelatihan 10 kali 6.000 60.000

4 Belanja Jasa Profesi (522151) 3.000

- Narasumber, pengarah, evaluator 4 OJ 500 2.000

- Pembuatan disain produk, media 1 paket 1.000 1.000

5 Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota (524113) 20.000

- Pengganti transport petugas lapang 200 OH 100 20.000

6 Belanja Perjalanan Lainnya (524119) 324.845

- Perjalanan daerah 753 OH 365 274.845

- Perjalanan luar propinsi 10 OP 5.000 50.000

Total 890.000

Page 61: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

48

B. REALISASI ANGGARAN No Jenis Pengeluaran Realisasi

Anggaran

(Rp)

Persentase Keuangan

(%)

Persentase Fisik (%)

1 Belanja Bahan 378.847.884 99,89 100

2 Honor Output Kegiatan 96.495.000 93,78 100

3 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 54.462.000 99,02 100

4 Belanja Jasa Profesi 1.000.000 33,33 100

5 Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 20.000.000 100 100

6 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting

Luar Kota

5.075.000 100 100

7 Belanja Perjalanan Lainnya 283.425.150 87,27 100

Total 839.305.034 94,30 100

Page 62: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

49

PERSONALIA

NO NAMA/NIP JABATAN DALAM

KEGIATAN

URAIAN TUGAS AL WAKTU

(%)

1 Dr. Umi Pudji Astuti 19610531 199003 2 001

Penanggung Jawab RDHP

Mengkoordinir kegiatan mulai perencanaan, penyusunan RODHP, Juklak, pelaksanaan lapangan, pelaporan, dokumentasi, koordinasi dengan stakeholders

30

2 Dr. Wahyu Wibawa 19690427 199803 1 001

Anggota Membantu melaksanakan kegiatan koordinasi, penyusunan Juklak/ juknis, pelaksanaan Nara sumber

10

3 Ir. Eddy Makruf 19561005 198803 1 001

Anggota / Penanggung jawab KBD di 10 Kab dan Kota, pembibitan buah-buahan dan umbi-umbian di KBI

Membantu melaksanakan kegiatan (penyusunan Juklak/juknis, pelaksanaan Nara sumber, KBI dan KBD Merencanakan kebutuhan sarana produksi, disain KBD Merencanakan produksi bibit buah-buahan dan umbi-umbian di KBI Merencanakan dan menyaipkan teknis pembibitan buah-gbuahan dan umbi-umbian

20

4 Ir. Ruswendi, MP 19610320 198903 1 003

Anggota/Penanggung jawab teknis ternak ayam

Membantu melaksanakan kegiatan penyusunan Juklak/juknis peternakan di KBI dan KBD Membantu merencanakan kebutuhan sarana produksi, disain kandang di KBD Menghasilkan/ produksi bibit ayam KUB untuk KBD

10

5 Ir. Siswani DD 19600730 198903 2 001

Anggota Membantu pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pendampingan Membantu pelaksanaan teknis pengolahan hasil

10

6 Wilda Mikasari, M.Si 19690812 199803 2 001

Penanggung Jawab teknis Pengolahan hasil

Membantu melaksanakan kegiatan penyusunan Juklak/juknis pengolahan hasil dan pengemasan untuk anggota RPL Membantu koordinasi pemasaran hasil

10

Page 63: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

50

NO NAMA/NIP JABATAN DALAM

KEGIATAN

URAIAN TUGAS AL WAKTU

(%)

7 Yahumri, SP 19790815 200501 1 003

LO Kab Kaur, Kab Bengkulu Selatan

Membantu menyiapkan teknis budidaya Merencanakan kegiatan teknis di lapangan, mentukan petani demplot dan pengelola KBD Melaksanakan kegiatan teknis, pelatihan, PRA, pengumpulan data, analisis data Menyusun laporan kegiatan di Kab Kaur dan Bengkulu Selatan

20

8 Bunaiyah H, SP 19890530 201101 2 009

LO Kota Bengkulu dan Kab. Kepahiang

Membantu menyiapkan teknis budidaya Merencanakan kegiatan teknis di lapangan, mentukan petani demplot dan pengelola KBD Melaksanakan kegiatan teknis, pelatihan, PRA, pengumpulan data, analisis data Menyusun laporan kegiatan di Kab Kepahiang dan Kota Bengkulu

20

9 Tri Wahyuni, S.Si 19790603 201101 2 003

LO Kab Bengkulu Utara, LO Kab. Seluma

Membantu menyiapkan teknis budidaya Merencanakan kegiatan teknis di lapangan, mentukan petani demplot dan pengelola KBD Melaksanakan kegiatan teknis, pelatihan, PRA, pengumpulan data, analisis data Menyusun laporan kegiatan di Kab Seluma dan Bengkulu Utara

20

10 Taupik Rahman, S.Si 19880808 201101 1 012

LO Kab Lebong dan Rejang Lebong

Membantu menyiapkan teknis budidaya Merencanakan kegiatan teknis di lapangan, mentukan petani demplot dan pengelola KBD Melaksanakan kegiatan teknis, pelatihan, PRA, pengumpulan data dan analisis Menyusun laporan kegiatan di Kab Lebong dan Rejang Lebong

20

Page 64: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

51

NO NAMA/NIP JABATAN DALAM

KEGIATAN

URAIAN TUGAS AL WAKTU

(%)

11 Jhon Firison, S.Pt 19771130 201101 1 002

Lo Kab Mukomuko dan Bengkulu Tengah

Membantu menyiapkan teknis budidaya Merencanakan kegiatan teknis di lapangan, mentukan petani demplot dan pengelola KBD Melaksanakan kegiatan teknis, pelatihan, PRA, pengumpulan data dan analisis Menyusun laporan kegiatan di Kab Mukomuko dan Bengkulu Tengah

20

12 Waluyo, A.Md 19760111 200003 1 001

Teknisi Membantu melaksanakan kegiatan teknis Display di lokasi kantor Membantu kegiatan LO di Kab Lebong dan Rejang Lebong

15

13 Johan Syafri, A.Md 19630909 199003 1 001

Teknisi Membantu pelaksanaan teknis budidaya, Display bibit sayuran dan bunga di lingkungan Kantor Membantu kegiatan LO di Kab Seluma dan Bengkulu Utara

15

14 Robiyanto 19800103 200710 1 001

Teknisi Membantu melaksanakan kegiatan teknis KBI, Membantu kegiatan LO di Kab Kaur dan Bengkulu Selatan

15

15 Heryan Iswandi 19831010 200812 1 001

Teknisi Membantu pelaksanaan teknis pemeliharaan buah-buahan, longyam dan KUB Membantu kegiatan LO di Kab Mukomuko dan Bengkulu Tengah

15

16 Sri Hartati A 19780403 200812 2 001

Administrasi Keuangan

Menyiapkan administrasi keuangan (RPD, Rencana pengajuan bahan dan memproses ke PUMK) Membantu kegiatan LO di Kota dan Kab Kepahiang

15

Page 65: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

52

LAMPIRAN

Page 66: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

53

Lampiran 1. Dokumentasi pelaksanaan Hunting Lokasi Baru

Hunting Lokasi di Desa Talang Rendah Hunting lokasi di Desa Padang Jaya

Hunting Lokasi di Kelurahan Sukaraja Hunting Lokasi di Desa Air Sulau

Hunting lokasi di Desa lagan Hunting lokasi di Kelurahan Sumberjaya

Hunting lokasi di Kab. Lebong Hunting lokasi di Kab. Kaur

Page 67: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

54

Lampiran 2. Dokumentasi Pelaksanaan PRA

Pelaksanaan PRA di Kab. Kaur Pelaksanaan PRA di Kab. Bengkulu Tengah

Pelaksanaan PRA di Kab. Kepahiang Pelaksanaan PRA di Kota Bengkulu

Pelaksanaan PRA di Kab. Lebong Pelaksanaan PRA di Kab. Rejang Lebong

Pelaksanaan PRA di Kab. Seluma Pelaksanaan PRA di Kab. Bengkulu Utara

Page 68: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

55

Lampiran 3. Dokumentasi Pelaksanaan Bimbingan Teknis

Bimbingan Penyemaian di Kab. Bengkulu Tengah

Bimbingan penyemaian di Kab. Kepahiang

Bimbingan penyemaian di Kab. Lebong

Bimbingan pembuatan KBD di Kab. Rejang Lebong

Bimbingan budidaya di Kab. Bengkulu Utara

Bimbingan penyemaian di Kab. Seluma

Bimbingan penyemaian di Kab. Bengkulu Selatan

Bimbingan pembenihan di Kab. Bengkulu Utara

Page 69: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

56

Lampiran 4.

PEMBUATAN KOMPOS DAN MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL)

Kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari bahan organik melalui proses

pembusukan. Pembuatannya dilakukan pada suatu tempat yang terlindung dari

matahari dan hujan. Salah satu aktivator atau dekomposer yang sering

digunakan adalah Stardec, Trico-G atau Starbio. Aktivator Stardec berisi

beberapa mikroba yang berperan dalam penguraian atau dekomposisi limbah

organik hingga dapat menjadi kompos. Mikroba tersebut lignolitik, selulolitik,

proteolitik, lipolitik, aminolitik dan mikroba fiksasi nitrogen non-simbiotik.

Alat dan Bahan yang diperlukan dalam pembuatan 1 ton kompos:

1 ton bahan organik (pupuk kandang/limbah kotoran sapi)

2,5 kg Aktivator (Trico G/stardec)

100 kg serbuk gergaji (dapat diganti dengan dedak atau bahan halus

lainnya)

100 kg abu Sekam

20 kg kalsit atau dolomit.

Alat-alat yang digunakan

Sekop

Cangkul

Gerobak sorong/ arco

Tempat pembuatan/gudang

Cara pengolahan aplikasi pupuk mikroba stardec :

1. Siapkan media pengolahan kompos pada tempat terlindung atau tidak

kena matahari langsung, bisa dibawah atap pondok atau dibawah pohon

dengan alas atau lantai dibuat agak tinggi untuk menghindari genangan

air. Pengolahan kompos juga bisa menggunakan media berbentuk lobang

dengan ukuran dalam 1 m, lebar 2 m s/d 3 m dan panjangnya tergantung

lokasi dan kebutuhan. Sebaiknya dibuat bangunan khusus untuk

pengolahan secara berkesinambungan.

Page 70: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

57

Lanjutan Lampiran 4.

2. Campurkan bahan organik (pupuk kandang atau limbah pertanian lain)

dengan serbuk gergaji, abu dan kalsit kemudian diaduk merata

3. Buat lapisan setinggi 60 cm taburkan Stardec secara merata pada bahan

dasar kompos, kemudian dilapisi lagi setinggi 60 cm dan taburkan Stardec

kembali secara merata. Demikian seterusnya dialkukan sesuai dengan

kapasitas bahan yang diproses

4. Selama proses pengomposan, tambahkan air pada bahan organik untuk

mempertahankan kadar air dan kelembaban tetap berkisar 50 s/d 60 %

5. Tumpukan bahan tersebut dibalik seminggu sekali dengan waktu proses

pengomposan selama 3-4 minggu. Jika ingin mempercepat waktu

pengomposan, bisa ditambahkan pupuk urea sebanyak 2,5 kg per ton

bahan organik.

Ciri-ciri kompos yang telah matang:

1. Warna menjadi coklat kehitaman

2. Terjadi perubahan bentuk menjadi remah

3. Tidak berbau dan suhu tidak panas.

Cara penggunaan kompos:

Kompos diberikan pada lahan dengan cara diberikan pada jalur atau

lahan yang dicangkul atau disekitar lubang tanam sebelum tanam. Untuk

pertanaman padi sawah digunakan minimal 2 ton kompos dan pertanaman

jagung 2 s/d 4 ton kompos. Penggunaan kompos dikombinasikan dengan

penggunaan 50 % rekomendasi pupuk kimia.

Penggunaan kompos ini mulai berkembang di tingkat petani, tidak hanya

untuk komoditi padi dan palawija, tetapi juga sayur-sayuran. Dosis kompos pada

tanaman sayuran (cabe , tomat dan lain-lain) berkisar 10 s/d 20 ton/ha atau 0,5

s/d 1 kg kompos/tanaman. Dengan pemakaian 0,5 s/d 1 kg kompos/ tanaman,

tangkai buah cabe cenderung lebih kuat sehingga dapat mengurangi gugur

bunga. Pada tanaman terung, pemberian kompos menyebabkan buah terung

menjadi besar.

Page 71: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

58

Lanjutan Lampiran 4.

Cara Pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL)

Siapkan botol plastik air minum kemasan ukuran besar (1.500 mililiter).

Cukup satu botol kosong saja, tidak usah dengan tutupnya.

Beli tapai atau peuyeum, sedikit saja, soalnya butuhnya juga hanya 1 ons,

lalu masukkan dalam botol tadi.

Isikan air dalam botol yang telah berisi tapai atau peuyeum tadi. Tidak

usah penuh, cukup hampir penuh.

Masukkan gula ke dalam botol yang telah diisi tapai atau peyeum dan air

tadi. Bisa gula pasir atau gula merah, 5 sendok makan.

Kocok-kocok sebentar agar gula melarut.

Biarkan botol terbuka tidak ditutup selama 4 atau 5 hari. Selanjutnya,

selamanya botol tidak ditutup, biar MOL-nya bisa bernafas.

Setelah 5 hari, dan kalau dicium akan berbau wangi alkohol, maka MOL

telah bisa dipakai.

Kalau ingin ”beternak” MOL, maka ambillah botol kosong yang sejenis,

lalu bagilah MOL dari botol yang satu ke botol kedua. Separoh-separoh.

Lalu isikanlah air ke dalam botol-botol tadi sampai hampir penuh, dan

kemudian masukanlah gula ke masing-masing botol dengan takaran

seperti di atas. Maka kita punya 2 botol MOL. Bila ingin memperbanyak

lagi ke dalam botol-botol yang lain, lakukanlah dengan cara yang sama.

Page 72: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

59

Lampiran 5.

TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN

1. Cabai

Persemaian

Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan penyemaian

benih di tempat persemaian, kemudian dilakukan penyapihan

(pembumbungan) sebelum ditanam di lapangan.

Tempat persemaian diberi naungan atap plastik transparan, dan atap

menghadap ke timur.

Media persemaian terdiri dari campuran tanah, kompos, dan sekam

(1:1:1), diayak sehingga mendapatkan struktur tanah yang halus dan

masukkan dalam plastik persemaian ukuran 6 x 10 cm.

Benih dimasukkan di tengah media persemaian kemudian ditutupi tipis

tanah halus dan disiram. Lalu ditutupi lagi dengan daun pisang atau

karung basah.

Setelah benih berkecambah (7-8 hari) tutup daun pisang atau karung

dibuka.

Penyiraman dilakukan secukupnya tidak terlalu basah atau kering.

Setelah membentuk 2 helai daun (12-14 hari) bibit disemprot dengan

insektisida berbahan aktif fipronil 50 gr/l, dosis penyemprotan 0,5 ml

per liter

Persemaian juga disiangi dengan cara mencabut gulma yang tumbuh.

Bibit yang tampak terserang hama atau penyakit dibuang dan

dimusnahkan.

Sebelum dipindah ke lapangan atau media tanam, dilakukan penguatan

bibit dengan cara membiarkan bibit menerima langsung sinar matahari

dan mengurangi penyiraman secara bertahap. Penguatan bibit

dilakukan selama 7 hari.

Bibit siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu. Bibit tersebut sudah

membentuk 4-6 helai daun, dan tinggi 5-10 cm.

Page 73: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

60

Lanjutan Lampiran 5.

Penyiapan Lahan

Bedengan

Untuk lahan pekarangan : lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai

gembur, dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, jarak

antar bedeng 30 cm. Dibuat garitan-garitan atau lubang tanam dengan

jarak tanam (50-60 cm) x (40-50 cm).

Polybag

Komposisi media tanam terdiri dari tanah : kompos : sekam dengan

perbandingan 2:2:1. Penggunaan sekam bertujuan untuk memperbaiki

drainase sehingga air tidak tergenang dalam polybag. Polybag yang dipakai

berukuran 35 cm x 35 cm yang telah diberi lubang kemudian media diisi

sebanyak ¾ dari volume polybag lalu disiram dan dibiarkan selama 5-7 hari

agar media tanam lebih siap.

Penanaman

Pemilihan waktu tanam yang tepat sangat penting, terutama

berhubungan dengan ketersediaan air, curah hujan, temperatur, dan

gangguan hama/penyakit.

Pada penanaman polybag dapat ditanam dua bibit.

Pada lahan bedengan waktu tanam yang baik pada awal musim hujan,

Sebelum tanam, garitan-garitan yang telah disiapkan diberi pupuk

kandang atau kompos, dengan cara dihamparkan pada garitan. Di atas

pupuk kandang atau kompos diletakkan sebagian pupuk buatan,

kemudian diaduk dengan tanah.

Bedengan kemudian disiram dengan air sampai kapasitas lapang

(lembab tapi tidak becek).

Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari, satu – dua tanaman per

lubang

Page 74: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

61

Lanjutan Lampiran 5.

Pemulsaan

Penggunaan mulsa pada budidaya cabe merupakan salah satu usaha

untuk memberikan kondisi lingkungan pertumbuhan yang baik.

Mulsa dapat memelihara struktur tanah tetap gembur, memelihara

kelembaban dan suhu tanah. Juga akan mengurangi pencucian hara,

menekan gulma dan mengurangi erosi tanah.

Mulsa plastik hitam perak dapat digunakan untuk penanaman cabe,

dipasang sebelum tanam cabe.

Penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat meningkatkan hasil cabe,

mengurangi kerusakan tanaman karena hama trips dan tungau, dan

menunda insiden virus.

Penggunaan mulsa jerami setebal 5 cm (10 ton/ha) juga dapat

meningkatkan hasil cabe, tetapi mulsa jerami sebaiknya digunakan

pada musim kemarau, dipasang 2 minggu setelah tanam.

Pemeliharaan Tanaman

Pemupukan

Selain pupuk kandang/kompos, dapat ditambahkan pupuk kimia dalam

jumlah terbatas misalnya NPK (10 gram) dilarutkan dalam 1 liter air.

Pupuk dikocorkan sebanyak 1 gelas air mineral kecil (250 ml) per

polybag/lubang tanam, diusahakan tidak terkena batang tanaman.

Tanaman di pupuk 1 kali setiap 2 minggu.

Selain pemupukan sebaiknya dilakukan pewiwilan, pengajiran dan

pengikatan, penyiraman, penyiangan serta pengendalian hama dan

penyakit.

Pewiwilan dilakukan terhadap tunas samping yang muncul sebelum

pembungaan agar tanaman tumbuh besar terlebih dahulu. Ajir

ditancapkan dalam polybag disamping tanaman pada jarak 10 cm dari

pangkal batang. Pengikatan dilakukan pada ajir membentuk angka “ 8 “

sehingga tidak menghambat pertumbuhan batang. Pengikatan dilakukan

pada ajir sebanyak tiga simpul setiap tanaman yaitu : dibawah cabang Y

Page 75: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

62

Lanjutan Lampiran 5.

pada umur 10-15 hst, diatas cabang Y umur 30-40 hst dan pada waktu

pembesaran buah 50 – 60 hst.

Penyiraman dilakukan setiap hari.

Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan yaitu setiap 2

minggu sekali dengan mencabut rumput/gulma di sekitar tanaman cabe.

Hama yang dominan menyerang adalah kutu daun, thrips dan lalat buah

sedangkan penyakit yang timbul diantaranya layu bakteri dan virus

mozaik yang menyebabkan stagnasi dan kematian tanaman. Untuk

mengendalikan hama lalat buah dapat digunakan perangkap yang telah

diolesi oleh lem yang mengandung “ eugenol “ untuk menarik lalat buah

yang ditempatkan setiap sudut lokasi pertanaman cabe dalam polybag.

Panen

Cabe merah dapat di panen pertama kali pada umur 70-75 hari setelah

tanam untuk dataran rendah dengan interval panen 3-7 hari.

Buah rusak yang disebabkan oleh lalat atau antraknosa segera

dimusnahkan.

Buah yang akan dijual segar dipanen matang. Buah yang dikirim untuk

jarak jauh dipanen waktu buah matang hijau. Buah yang akan

dikeringkan dipanen setelah matang penuh.

Tempat penyimpanan harus kering, sejuk dan cukup sirkulasi udara.

2. Tomat

Persemaian

Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah, pupuk

kandang, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1, ayak dengan

saringan kasar

Masukkan dalam polibag plastik ukuran 6 X 10 cm

Selama dalam persemaian lakukan penyiraman setiap sore hari

Page 76: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

63

Lanjutan Lampiran 5.

Masukkan benih satu per satu, tutup dengan karung basah selama 3

hari

Setelah benih berumur 8-10 hari di persemaian, pilih bibit yang baik,

tegar dan sehat dan pindahkan dari rumah semai untuk mendapatkan

sinar matahari langsung.

Tanam

Siapkan bedengan lebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm

untuk barisan tunggal, panjang disesuaikan kondisi lahan.

Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman

30 cm untuk pembuangan air

Campurkan kompos yang telah disiapkan, pada setiap lubang tanam

yang disiapkan

Apabila menggunakan polybag, siapkan media tanam, tanah 2 bagian,

kompos 2 bagian dan sekam 1 bagian dicampur merata. Isikan sampai

¾ bagian dan bibit ditanam.

Apabila ditanam di bedengan, pindahkan bibit tanaman yang telah

berumur 3 minggu dengan jarak tanam 60 X 60 cm dalam barisan.

Pemeliharaan

Sebagai stimulant pertumbuhan, berikan tambahan pupuk NPK 1 gelas

air mineral dilarutkan dalam 1 ember air. Siramkan 1 gelas air mineral

larutan pupuk NPK di sekitar tanaman, lakukan hal yang sama setelah 2

minggu.

Pada saat tanaman mulai berbunga dapat di pupuk dengan gandasil B

sesuai anjuran dalam label

Apabila dijumpai jamur, atau terjadi serangan daun, lakukan

penyemprotan dengan pestisida nabati (larutan daun sirsak) atau

larutan Trico G sesuai anjuran dalam label, atau 1 genggam Trico G dan

1 genggam guladilarutkan dalam 1 liter air (1 ember kecil) dan siramkan

di seputar tanaman.

Lakukan penyiraman setiap hari.

Page 77: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

64

Lanjutan Lampiran 5.

3. Kangkung

Persiapan Lahan

Tanah dibersihkan dari gulma dan dicangkul sedalam ± 20 cm untuk

membalik dan memecah agregat tanah. Buat bedengan dengan lebar 100

cm, tinggi 25-30 cm dan panjang menyesuaikan lahan. Dibedengan

ditambahakan pupuk kandang/ kompos sebanyak 1 Kg/m2.

Penanaman

Dibuat alur- alur melintang pada bedengan dengan menggunakan

sebilah bambu atau kayu. Kedalaman alur 1,5 - 2 cm, jarak antar alur

10- 15 cm.

Tanam benih di alur yang sudah dibuat dengan cara menebar benih di

lubang alur dengan

kerapatan 1 – 2 biji per cm.

Timbun alur penanaman dengan tanah tipis (0,5 cm).

Pemeliharaan

Periksa tanaman setiap hari.

Setiap hari dilakukan penyiraman sebanyak 2 kali pada pagi dan sore

hari.

Perlu dilakukan penyiangan pada umur tanaman 7 HST.

Sebagai tambahan, lakukan pemupukan dengan pupuk urea sebanyak 2

Kg/100 m2 pada umur tanaman 7 HST.

Panen

Panen dilakukan dengan mencabut batang kangkung hingga akar pada

umur tanaman 20 - 30 HST. Lakukan panen pada sore hari, pada bedengan

10 m2 diperkirakan akan menghasilkan 16 kg setiap panen

Page 78: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

65

Lanjutan Lampiran 5.

4. Bayam

Benih

Bayam dikembangkan melalui biji.

Biji bayam yang dijadikan benih harus cukup tua (± umur 3 bulan) biji

dipanan pada waktu musim kemarau dan hanya dipilih tandan yang

sudah tua.

Tandan harus dijemur beberapa hari kemudian biji dirontokkan dan

dipisahkan dari sisa-sisa tanaman.

Benih yang baik untuk tanaman bayam adalah : berasal dari tanaman

yang sehat, bebas Hama Penyakit, daya kecambah 80 %, dan memiliki

kemurnian yang tinggi.

Benih bayam yang tua dapat disimpan selama satu tahun. Benih bayam

tidak memiliki masa Dormansi.

Kebutuhan benih adalah sebanyak 5-10 Kg/ha atau 0.5-1 gr/m2

Tahapan Budidaya

Persiapan Lahan

Lahan dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur.

Buat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar

mendapatkan cahaya penuh, Lebar bedengan sebaiknya 100-150 cm

dengan tinggi 25-30 cm sedangkan untuk panjang bedengan

disesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan 20-30 cm.

Pemberian pupuk kandang dilakukan bersamaan dengan pengolahan

tanah. Jumlah pupuk kandang 1 kg/m2

Page 79: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

66

Lanjutan Lampiran 5.

Tanam

Penanaman atau penaburan benih bayam dapat dilakukan dengan 3 cara

yaitu;

Ditabur langsung diatas bedengan. Sebelum benih disebar perlu

dicampurkan dengan abu atau pasir kering dengan perbandingan 1

bagian benih : 10 bagian abu atau pasir kering dengan tujuan agar

penaburan benih merata dan tidak bertumpuk-tumpuk

Ditebar pada larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm pada garitan yang

dibuat menurut baris sepanjang bedengan. Benih yang sudah ditabur

segera ditutup tanah tipis secara merata kemudian disiram dengan

menggunakan gembor penyiraman dilakuakan setiap pagi dan sore hari

kecuali hari hujan.

Disemai terlebih dahulu. Keuntungannya tanaman dapat tumbuh dengan

baik karena benih diperoleh secara seleksi untuk ditanam. Jarak tanam

untuk bayam yang disemaikan adalah antara 60 x 50 cm atau 80 x 40

cm jarak tanam dapat disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah.

Pemeliharaan Tanaman

Penjarangan dan Penyulaman

Apabila saat menyebar benih secara langsung di lapangan tidak merata

sehingga pertumbuhan jadi mengelompok maka perlu dilakukan

penjarangan sekaligus panen perdana.

Apabila tanaman bayam dihasilkan dari benih yang disemai maka

dilakukan penyulaman jika ada yang mati/terserang penyakit.

Penyiangan, dilakukan apabila tumbuh gulma atau rumput liar lainya.

Penyiangan dilakukan bersamaan penggemburan tanah.

Penyiraman, Pada fase awal pertumbuhan, sebaiknya penyiraman

dilakukan rutin dan intensif 1-2 kali sehari, terutama dimusim kemarau.

Waktu yang paling baik untuk penyiraman tanaman bayam adalah pagi

dan sore hari dengan menggunakan alat bantu Gembor agar siramannya

merata.

Page 80: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

67

Lanjutan Lampiran 5.

Untuk tanaman muda membutuhkan air 4 liter/m2/hari dan menjelang

dewasa membutuhkan air sekitar 8 liter/m2/hari.

Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Jenis hama yang sering menyerang tanaman bayam diantaranya; Ulat

Daun, Katu Daun, Penggorok, Belalang dan Lalat yang dapat

dikendalikan dengan pestisida nabati.

Panen

Bayam cabut biasanya dipanen apabila tinggi tanaman kira-kira 15 – 20

cm yaitu pada umur 3 – 4 minggu setelah tanam.

Tanaman dicabut dengan akarnya atau dipotong pangkalnya, tanaman

yang masih kecil diberi kesempatan untuk tumbuh membesar, sehingga

panen bayan identik dengan penjarangan.

Sedangkan bayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur 1-1,5 bulan

dengan interval pemetikan seminggu sekali.

5. Terung

Persemaian

Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan penyemaian

benih di tempat persemaian, kemudian dilakukan penyapihan

(pembumbungan) sebelum ditanam di lapangan.

Tempat persemaian diberi naungan atap plastik transparan, dan atap

menghadap ke timur.

Media persemaian terdiri dari campuran tanah, kompos, dan sekam

(1:1:1), diayak sehingga mendapatkan struktur tanah yang halus dan

masukkan dalam plastik persemaian ukuran 6 x 10 cm.

Benih dimasukkan di tengah media persemaian kemudian ditutupi tipis

tanah halus dan disiram. Lalu ditutupi lagi dengan daun pisang atau

karung basah.

Setelah benih berkecambah (7-8 hari) tutup daun pisang atau karung

dibuka.

Page 81: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

68

Lanjutan Lampiran 5.

Penyiraman dilakukan secukupnya tidak terlalu basah atau kering.

Setelah membentuk 2 helai daun (12-14 hari) bibit disemprot dengan

insektisida berbahan aktif fipronil 50 gr/l, dosis penyemprotan 0,5 ml

per liter

Persemaian juga disiangi dengan cara mencabut gulma yang tumbuh.

Bibit yang tampak terserang hama atau penyakit dibuang dan

dimusnahkan.

Sebelum dipindah ke lapangan atau media tanam, dilakukan penguatan

bibit dengan cara membiarkan bibit menerima langsung sinar matahari

dan mengurangi penyiraman secara bertahap. Penguatan bibit dilakukan

selama 7 hari.

Bibit siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu. Bibit tersebut sudah

membentuk 4-6 helai daun, dan tinggi 5-10 cm.

Penyiapan Lahan

Bedengan

Untuk lahan pekarangan : lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai gembur,

dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, jarak antar bedeng 30

cm. Dibuat garitan-garitan atau lubang tanam dengan jarak tanam (50-60

cm) x (40-50 cm).

Polybag

Komposisi media tanam terdiri dari tanah : kompos : sekam dengan

perbandingan 2:2:1. Penggunaan sekam bertujuan untuk memperbaiki

drainase sehingga air tidak tergenang dalam polybag. Polybag yang dipakai

berukuran 35 cm x 35 cm yang telah diberi lubang kemudian media diisi

sebanyak ¾ dari volume polybag lalu disiram dan dibiarkan selama 5-7 hari

agar media tanam lebih siap.

Page 82: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

69

Lanjutan Lampiran 5.

Penanaman

Pemilihan waktu tanam yang tepat sangat penting, terutama berhubungan

dengan ketersediaan air, curah hujan, temperatur, dan gangguan

hama/penyakit.

Pada penanaman polybag dapat ditanam dua bibit.

Pada lahan bedengan waktu tanam yang baik pada awal musim hujan,

Sebelum tanam, garitan-garitan yang telah disiapkan diberi pupuk kandang

atau kompos, dengan cara dihamparkan pada garitan. Di atas pupuk kandang

atau kompos diletakkan sebagian pupuk buatan, kemudian diaduk dengan

tanah.

Bedengan kemudian disiram dengan air sampai kapasitas lapang (lembab tapi

tidak becek).

Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari, satu – dua tanaman per

lubang

Pemeliharaan Tanaman

Pemupukan

Selain pupuk kandang/kompos, dapat ditambahkan pupuk kimia dalam jumlah

terbatas misalnya NPK (10 gram) dilarutkan dalam 1 liter air. Pupuk

dikocorkan sebanyak 1 gelas air mineral kecil (250 ml) per polybag/lubang

tanam, diusahakan tidak terkena batang tanaman. Tanaman di pupuk 1 kali

setiap 2 minggu.

Selain pemupukan sebaiknya dilakukan pewiwilan, pengajiran dan

pengikatan, penyiraman, penyiangan serta pengendalian hama dan penyakit.

Pewiwilan dilakukan terhadap tunas samping yang muncul sebelum

pembungaan agar tanaman tumbuh besar terlebih dahulu. Ajir ditancapkan

dalam polybag disamping tanaman pada jarak 10 cm dari pangkal batang.

Pengikatan dilakukan pada ajir membentuk angka “ 8 “ sehingga tidak

menghambat pertumbuhan batang. Pengikatan dilakukan pada ajir sebanyak

tiga simpul setiap tanaman yaitu : dibawah cabang Y pada umur 10-15 hst,

Page 83: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

70

Lanjutan Lampiran 5.

diatas cabang Y umur 30-40 hst dan pada waktu pembesaran buah 50 – 60

hst.

Penyiraman dilakukan setiap hari.

Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan yaitu setiap 2 minggu

sekali dengan mencabut rumput/gulma di sekitar tanaman terung.

Panen

Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan tergantung dari jenis varietas

- Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda.

- Waktu yang paling tepat pagi atau sore hari.

- Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat yang

tajam.

- Pemetikan buah berikutnya dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara

memilih buah yang sudah siap dipetik.

6. Sawi

Benih

Sebelum benih disebar, direndam dengan larutan hangat Previcur N

dengan konsentrasi 0,1% selama ± 2 jam.

Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang.

Benih yang tenggelam yang digunakan, dipisahkan dan dikering

anginkan.

Kemudian benih disebar secara merata pada bedengan persemaian,

dengan media semai setebal ± 7 cm dan disiram. Bedengan persemaian

tersebut sebaiknya diberi naungan.

Media semai dibuat dari tanah, kompos, dan sekam dengan perbandingan

1 : 1 : 1.

Benih yang telah disebar ditutup dengan media semai, kemudian ditutup

dengan daun pisang atau karung goni selama 2 – 3 hari.

Page 84: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

71

Lanjutan Lampiran 5.

Bibit sawi berumur 7 – 8 hari setelah semai dipindahkan ke dalam

bumbunan dan bibit siap ditanam di Kebun pada saat berumur 2 – 3

minggu setelah semai.

Persiapan Lahan

Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan

bedengan.

Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki

struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk

memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan

lahan yang akan kita gunakan.

Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan,

rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh dan bebas dari daerah

ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara

langsung.

Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm.

Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai

contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu I kg/m2.

Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan

bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan.

Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya

dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan

derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum

penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya.

Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2

– 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam.

Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit

(CaMg(CO3)2).

Page 85: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

72

Lanjutan Lampiran 5.

Penanaman

Bibit yang telah berumur 21 hari setelah semai ditanam pada lubang

tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 20 x 15 cm.

Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang sebanyak 1 kg/m2

diberikan merata di atas bedengan dan diaduk merata dengan tanah.

Pemberian pupuk kandang dilakukan ± 3 hari sebelum tanam.

Pemupukan susulan menggunakan pupuk urea 0,13 kg/m2 yang diberikan

setelah penyiangan atau ± 2 minggu setelah tanam.

Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh

terhadap hasil yang akan didapat.

Penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim

penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air

yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus

menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak

terlalu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi

hari.

Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu

setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh

terlalu rapat.

Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah

tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat

mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti

dengan tanaman yang baru.

Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi,

disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman.

Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila

perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan

penyiangan.

Page 86: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

73

Lanjutan Lampiran 5.

Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea

50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok teh sekitar 25 gram dilarutkan

dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan.

Penanaman Vertikultur

Langkah – langkah penanaman secara vertikultur adalah sebagai berikut :

Benih disemaikan pada kotak persemaian denagn media pasir. Bibit dirawat

hingga siap ditanaman pada umur 14 hari sejak benih disemaikan.

Sediakan media tanam berupa tanah, kompos, dan sekam dengan

perbandingan 2:2:1 yang dicampur secara merata.

Masukkan campuran media tanam tersebut ke dalam polibag yang berukuran

20 x 30 cm.

Pindahkan bibit tanaman yang sudah siap tanam ke dalam polibag yang

tersedia. Tanaman yang dipindahkan biasanya telah berdaun 3 – 5 helai.

Polibag yang sudah ditanami disusun pada rak-rak yang tersedia pada Lath

House.

Panen

Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara

panennya. Umur panen sawi paling lama 50 hari. Paling pendek umur 40 hari.

Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun.

Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan

dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan

pisau tajam.

7. Kol Bunga

Benih

Sebelum benih disebar, direndam dengan larutan hangat Previcur N

dengan konsentrasi 0,1% selama ± 2 jam.

Page 87: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

74

Lanjutan Lampiran 5.

Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang.

Benih yang tenggelam yang digunakan, dipisahkan dan dikering

anginkan.

Kemudian benih disebar secara merata pada bedengan persemaian,

dengan media semai setebal ± 7 cm dan disiram. Bedengan persemaian

tersebut sebaiknya diberi naungan.

Media semai dibuat dari tanah, kompos, dan sekam dengan perbandingan

1 : 1 : 1.

Benih yang telah disebar ditutup dengan media semai, kemudian ditutup

dengan daun pisang atau karung goni selama 2 – 3 hari.

Bibit sawi berumur 7 – 8 hari setelah semai dipindahkan ke dalam

bumbunan dan bibit siap ditanam di Kebun pada saat berumur 2 – 3

minggu setelah semai.

B. Persiapan Lahan

Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan

bedengan.

Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki

struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk

memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan

lahan yang akan kita gunakan.

Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan,

rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh dan bebas dari daerah

ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara

langsung.

Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm.

Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai

contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu I kg/m2.

Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan

bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan.

Page 88: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

75

Lanjutan Lampiran 5.

Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya

dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan

derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum

penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya.

Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2

– 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam.

Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit

(CaMg(CO3)2).

D. Penanaman.

Bibit yang telah berumur 21 hari setelah semai ditanam pada lubang

tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 20 x 15 cm.

Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang sebanyak 1 kg/m2

diberikan merata di atas bedengan dan diaduk merata dengan tanah.

Pemberian pupuk kandang dilakukan ± 3 hari sebelum tanam.

Pemupukan susulan menggunakan pupuk urea 0,13 kg/m2 yang diberikan

setelah penyiangan atau ± 2 minggu setelah tanam.

E. Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh

terhadap hasil yang akan didapat.

Penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim

penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air

yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus

menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak

terlalu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi

hari.

Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu

setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh

terlalu rapat.

Page 89: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

76

Lanjutan Lampiran 5.

Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah

tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat

mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti

dengan tanaman yang baru.

Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi,

disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman.

Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila

perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan

penyiangan.

Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea

50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok teh sekitar 25 gram dilarutkan

dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan.

Penanaman Vertikultur

Langkah – langkah penanaman secara vertikultur adalah sebagai berikut :

Benih disemaikan pada kotak persemaian denagn media pasir. Bibit dirawat

hingga siap ditanaman pada umur 14 hari sejak benih disemaikan.

Sediakan media tanam berupa tanah, kompos, dan sekam dengan

perbandingan 2:2:1 yang dicampur secara merata.

Masukkan campuran media tanam tersebut ke dalam polibag yang berukuran

20 x 30 cm.

Pindahkan bibit tanaman yang sudah siap tanam ke dalam polibag yang

tersedia. Tanaman yang dipindahkan biasanya telah berdaun 3 – 5 helai.

Polibag yang sudah ditanami disusun pada rak-rak yang tersedia pada Lath

House.

Panen

Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan

cara panennya. Umur panen sawi paling lama 50 hari. Paling pendek umur 40

hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran

daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta

Page 90: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

77

Lanjutan Lampiran 5.

akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas

tanah dengan pisau tajam.

8. Kacang Panjang

Persiapan Lahan

Tanah dicangkul sedalam ± 30 cm dibersihkan dari gulma dan tanahnya

diratakan.

Bila pH tanah kurang dari 5, digunakan kapur pertanian atau dolomite

sebanyak 10 kg/100 m2 pada ± 3 minggu sebelum tanam.

Dibuat bedengan dengan lebar 120 – 150 cm, tinggi ± 30 cm.

Penanaman

Lahan diolah dengan baik sampai gembur.

Setelah diolah, kemudian dibuat bedengan, lebar 120 – 150 cm, dan

lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 3 – 5 cm.

Sebaiknya dalam tiap bedengan hanya memuat 2 baris tanaman.

Jarak tanam 70 x 30 cm.

Tiap lubang ditanami 2 – 3 biji, kemudian ditutup dengan tanah.

Pemeliharaan

Pupuk dasar terdiri atas pupuk kandang 100 kg/100 m2, TSP 1 kg/100

m2, KCl 1 kg/100 m2, dan urea 250 g/100 m2 diberikan pada lubang

tanam 3 hari sebelum tanam. Pupuk susulan berupa Urea dengan dosis

250 g/100 m2 diberikan 3 minggu setelah tanam.

Penyiraman dilakukan setiap hari sampai benih tumbuh. Setelah tinggi

tanaman mencapai 25 cm, dipasang ajir/turus dari bambu yang

tingginya 2 meter untuk menjaga agar tanaman tidak roboh. Tiap

empat buah turus, ujungnya diikat menjadi satu. Batang kacang

panjang dililitkan pada masing-masing turus tersebut. Bila tanaman

tumbuh terlalu subur, dapat dilakukan pemangkasan daun. Setelah

dilakukan pemupukan susulan, dilakukan pengguludan tanaman dengan

Page 91: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

78

Lanjutan Lampiran 5.

tinggi ± 20 cm. Penyiangan dilakukan pada umur 3 dan 5 minggu setelah

tanam.

Panen dan Pasca Panen

Kacang panjang mulai dipanen setelah berumur 50 – 60 hari setelah

tanam.

Pemanenan dapat dilakukan setiap minggu selama 1 – 2 bulan.

Panen polong muda jangan sampai terlambat dilakukan, karena akan

menyebabkan polong berserat dan liat.

Page 92: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

79

Lampiran 6. Administrasi Kelompok

ADMINISTRASI KELOMPOK

Pendahuluan Dalam rangka pembinaan manajemen usahatani di tingkat petani agar

mudah dikaji keberhasilannya, maka dibuat buku panduan “ Pembukuan

administrasi kelompok”. Pembukuan usahatani merupakan control pengelolaan

usahatani. Melalui pembukuan yang baik, petani dapat mengetahui kelemahan-

kelemahan yang perlu diperbaiki dalam penyelengaraan dan penyusunan

perencanaan usahatani, sehingga tujuan usaha yang diharapkan dapat tercapai.

Kegiatan-kegiatan yang telah, sedang dan akan dilakukan harus dicatat dengan

baik. Demikian pula halnya dengan aliran uang yang diterima dan uang yang

keluar dari dana yang dikuasai kelompok, harus dicatat dengan baik dan benar.

Seluruh catatan tersebut dibukukan dalam buku khusus yang disebut buku

administrasi kelompok.

Administrasi Kelompok

Administrasi kelompok adalah seperangkat catatan atau dokumen yang

menyangkut tentang semua kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tersebut.

Perangkat administrasi dibagi 2

1. Administrasi kegiatan

2. Administrasi keuangan

Administrasi Kegiatan Administrasi kegiatan adalah segala catatan yang dilakukan oleh

kelompok berkaitan dengan kegiatan kelompok di luar urusan keuangan.

Catatan-catatan itu antara lain tentang identitas anggota, pihak lain yang telah

berkunjung, hasil rapat/pertemuan, kegiatan kelompok dan lain-lain.

Page 93: PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · Teknis Budidaya Tanaman Sayuran ... dan ayam kampung unggul ... untuk mencontoh

80

Lanjutan lampiran 6. Buku-buku administrasi kegiatan

Buku daftar anggota

Buku tamu

Buku notulen rapat

Buku kegiatan kelompok

Buku agenda surat menyurat

Buku daftar hadir

Adminsitrasi Keuangan Administrasi keuangan dapat berarti pembukuan keuangan, yaitu catatan

transaksi keuangan yang dibuat secara kronologis (menurut urutan waktu) dan

sistematis.

Manfaat dari administrasi keuangan

adalah menyediakan informasi keuangan kelompok pada saat tertentu, baik

untuk pengurus, anggota dan pihak-pihak lain (Pembina, penasehat, pengawas).

Buku-buku pembukuan keuangan

Buku keuangan kelompok

Buku keuangan bersama

Buku keuangan simpan pinjam

Buku keuangan usaha tani