pengembangan lkpd berbasis inkuiri terbimbing …digilib.unila.ac.id/28584/2/tesis tanpa bab...

110
PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA (Tesis) Oleh WAPUNG EKAWATI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017

Upload: truongphuc

Post on 10-May-2019

246 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBINGUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

REPRESENTASI MATEMATIS DANSELF EFFICACY SISWA

(Tesis)

Oleh

WAPUNG EKAWATI

MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2017

Page 2: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBINGUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

REPRESENTASI MATEMATIS DANSELF EFFICACY SISWA

Oleh

WAPUNG EKAWATI

Tesis

Sebagai Salah satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Pendidikan MatematikaFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2017

Page 3: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF THE STUDENT’S WORKSHEET BASED ONGUIDED INQUIRY TO ABILITY OF STUDENT’S

MATHEMATICAL REPRESENTATIONAND SELF EFFICACY

By

Wapung Ekawati

This research was a development research that aims to find out how to developthe math student’s worksheet based on guided inquiry and its effectiveness toability of mathematical representation and self efficacy of students. This studystarted from preliminary study, preparation of the student’s worksheet, student’sworksheet validation, initial field trials, and field test. The research subject wasgrade X students in SMK Muhammadiyah 2 Metro in academic year 2016/2017.The data of this research was obtained through mathematical representation testand self efficacy scale. The effectiveness test was conducted to determine theeffect of guided inquiry based the student’s worksheet on the ability ofmathematical representation and attitude analysis to know the student’s selfefficacy. Preliminary study results indicate the need to develop the student’sworksheet. The preparation of the student’s worksheet is done by preparing thedraft of the student’s worksheet and all its components. The mathematics student’sworksheet based on guided inquiry for arithmetic and geometry for grade X SMKconsists of the beginning, core, and end. Validation results indicate that thestudent’s worksheet has met the content, media and language eligibility standardsin very good category. The result of field test in this research is the student’sworksheet based on guided inquiry to improve the ability of mathematicalrepresentation and student self efficacy. Learning use the student’s worksheetbased on guided inquiry more effectively in improving the ability of mathematicalrepresentation and self efficacy compared with conventional learning.

Keyword: Student’s Worksheet, Guided Inquiry, Mathematical Representation,Self Efficacy.

Page 4: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBINGUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI

MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA

Oleh

Wapung Ekawati

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untukmengetahui bagaimana mengembangkan LKPD matematika berbasis inkuiriterbimbing serta efektivitasnya terhadap kemampuan representasi matematis danself efficacy siswa. Penelitian ini diawali dari studi pendahuluan, penyusunanLKPD, validasi LKPD, uji coba lapangan awal, dan uji lapangan. Subjekpenelitian ini adalah siswa kelas X SMK Muhammadiyah 2 Metro TahunPelajaran 2016/2017. Data penelitian diperoleh melalui tes representasi matematisdan skala self efficacy. Uji efektivitas dilakukan untuk mengetahui pengaruhLKPD berbasis inkuiri terbimbing terhadap kemampuan representasi matematisdan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil studipendahuluan menunjukkan kebutuhan dikembangkannya LKPD. PenyusunanLKPD dilakukan dengan menyusun draft LKPD dan semua komponennya. LKPDmatematika berbasis inkuiri terbimbing untuk materi barisan dan deret aritmatikadan geometri kelas X SMK terdiri dari bagian awal, inti, dan akhir. Hasil validasimenunjukkan bahwa LKPD telah memenuhi standar kelayakan isi, media, danbahasa dalam kategori sangat baik. Hasil uji lapangan dalam penelitian ini berupaLKPD berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan kemampuan representasimatematis dan self efficacy siswa. Pembelajaran menggunakan LKPD berbasisinkuiri terbimbing lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan representasimatematis dan self efficacy dibanding dengan pembelajaran konvensional.

Kata kunci : LKPD, Inkuiri Terbimbing, Representasi Matematis, Self Efficacy.

Page 5: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil
Page 6: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil
Page 7: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil
Page 8: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Metro, Lampung, pada tanggal 18

Nopember 1988. Penulis merupakan anak pertama dari dua

bersaudara pasangan Bapak Drs. Sunarto, M.M dan Ibu

Hendrawati, S.Pd.SD.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PGRI Iring Mulyo

Kota Metro pada tahun 1994. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD

Negeri 2 Iring Mulyo Metro pada tahun 2000, pendidikan menengah pertama di

SMP Negeri 4 Metro pada tahun 2003, pendidikan menengah atas di SMA Negeri

4 Metro pada tahun 2006, sarjana di Universitas Muhammadiyah Metro pada

tahun 2010. Penulis melanjutkan pendidikan pada program studi Pasca Sarjana

Pendidikan Matematika Universitas Lampung tahun 2015.

Page 9: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

SANWACANA

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha

Pengasih dan Maha Penyayang, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “Pengembangan LKPD

Berbasis Inkuiri terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi

Matematis dan Self Efficacy Siswa” sebagai syarat untuk mencapai gelar Magister

pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan tesis ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Ibu Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd., selaku dosen Pembimbing I dan dosen

Pembimbing Akademik yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

membimbing, memberikan perhatian, dan memotivasi selama penyusunan

tesis sehingga tesis ini menjadi lebih baik.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II dan ketua jurusan

MIPA yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk konsultasi dan

memberikan bimbingan, sumbangan pemikiran, kritik, dan saran selama

penyusunan tesis, sehingga tesis ini menjadi lebih baik.

Page 10: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

3. Ibu Dr. Een Yayah Haenilah, M.Pd., selaku dosen pembahas I yang telah

memberikan masukan, kritik, dan saran kepada penulis.

4. Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd., selaku dosen pembahas II, Ketua Program

Studi Magister Pendidikan Matematika, dan validator media LKPD dalam

penelitian ini yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam

menyelesaikan tesis ini dan memberikan waktu untuk menilai serta memberi

saran perbaikan LKPD.

5. Ibu Dr. Asmiati, S.Si, M.Si., selaku validator materi LKPD dalam penelitian

ini yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk memperbaiki

LKPD ini agar menjadi lebih baik.

6. Ibu Mirra Septia Veranika, M.Psi., Psikolog, validator instrumen skala self

efficacy yang telah memberikan masukan yang sangat mendukung.

7. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lam-

pung, beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada

penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

8. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Lampung, beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan

perhatian dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis.

9. Bapak dan Ibu dosen Magister Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada

penulis.

10. Bapak Wihan Afriono, S.T., M.Pd, selaku Kepala SMK Muhammadiyah 2

Metro beserta Wakil, staff, dan karyawan yang telah memberikan izin dan ke-

mudahan selama penelitian.

Page 11: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

11. Ibu Puji Handayani, S.Pd. selaku guru mitra yang telah banyak membantu

dalam penelitian.

12. Siswa/siswi kelas X dan XI SMK Muhammadiyah 2 Metro Tahun Pelajaran

2016/2017, atas semangat dan kerjasamanya.

13. Almamater tercinta yang telah mendewasakanku.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini.

Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan pada

penulis, mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT dan semoga tesis

ini dapat bermanfaat.

Bandarlampung,25 September 2017

Penulis

Wapung Ekawati

Page 12: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

MOTO

“Fight for My Way”

Page 13: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

Persembahan

Segala Puji Bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha Sempurna Sholawat serta Salam Selalu Tercurah Kepada Uswatun Hasanah Rasululloh Muhammad SAW

Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta & kasih sayangku kepada:

Bapak (Sunarto) dan Ibuku tercinta (Hendrawati), yang telah memberikan kasih sayang, semangat, dan doa. Sehingga anak mu ini yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik

untuk hamba-Nya.

Adikku (Wapung Dian Aulia) dan keponakanku (Alif Wildan N.)serta seluruh keluarga besar yang terus memberikan dukungan dan doanya padaku.

Para pendidik yang telah mengajar dengan penuh kesabaran.

Sahabatku Ratna, Mella, Vina, dan Nova yang selalu siap membantu dan selalu mendoakan

kesuksesan kita.

dan

Almamater Universitas Lampung tercinta

Page 14: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 13

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 13

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 14

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 15

A. Deskripsi Teori ....................................................................................... 15

1. Definisi Belajar ................................................................................. 15

2. Teori Pembelajaran Matematika ....................................................... 17

3. Bahan Ajar ........................................................................................ 24

4. Lembar Kerja Peserta Didik.............................................................. 30

5. Inkuiri Terbimbing ............................................................................ 35

6. Self Efficacy....................................................................................... 39

Page 15: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

7. Representasi Matematis .................................................................... 48

B. Kerangka Pikir ....................................................................................... 49

C. Definisi Konseptual ................................................................................ 52

D. Definisi Operasional................................................................................ 54

E. Hipotesis ................................................................................................. 55

III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 57

A. Populasi dan Sampel ............................................................................... 57

B. Jenis Penelitian dan Prosedur Penelitian ................................................ 57

C. Langkah-Langkah Penelitian .................................................................. 59

D. Instrumen Penelitian................................................................................ 62

E. Teknik Analisis Data............................................................................... 72

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Pengembangan .............................................................. 81

B. Pembahasan ............................................................................................. 105

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................................. 125

B. Keterbatasan Penelitian........................................................................... 126

C. Saran ....................................................................................................... 127

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 128

LAMPIRAN....................................................................................................... 134

Page 16: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Indikator Representasi Matematis ................................................... 49

Tabel 3.1 Langkah-Langkah Penelitian yang Dikemukakan Borg dan Gall.... 58

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Media dan Ahli Media .............. 63

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa....................................................... 64

Tabel 3.4 Pedoman Penilaian Kemampuan Representasi Matematis .............. 65

Tabel 3.5 Validasi Instrumen Tes Representasi Matematis ............................. 66

Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Kesukaran ........................................................ 68

Tabel 3.7 Tingkat Kesukaran Butir Soal .......................................................... 68

Tabel 3.8 Interpretasi Nilai Daya Pembeda...................................................... 69

Tabel 3.9 Daya Pembeda Butir Soal ................................................................ 69

Tabel 3.10 Aspek Penilaian Self Efficacy .......................................................... 70

Tabel 3.11 Skala Self Efficacy ........................................................................... 71

Tabel 3.12 Kriteria Indeks Gain ......................................................................... 73

Tabel 3.13 Uji Normalitas Skor Awal dan Skor Akhir Kemampuan RepresentasiMatematis ........................................................................................ 74

Tabel 3.14 Uji Homogenitas Populasi Skor Akhir Kemampuan RepresentasiMatematis ........................................................................................ 75

Tabel 3.15 Uji Normalitas Skor Awal dan Skor Akhir Self Efficacy ................ 78

Tabel 4.1 Tahapan Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing....................... 84

Page 17: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

Tabel 4.2 Kategori Penilaian Komponen Hasil Validasi Ahli Materi.............. 86

Tabel 4.3 Kategori Penilaian Komponen Hasil Validasi Ahli Media .............. 88

Tabel 4.4 Rekapitulasi Skor Skala Uji Coba Lapangan Awal ......................... 91

Tabel 4.5 Data Skor Awal Kemampuan Representasi Matematis Siswa......... 94

Tabel 4.6 Hasil Uji Mann Whitney U Skor Awal Representasi Matematis ..... 95

Tabel 4.7 Data Skor Akhir Kemampuan Representasi Matematis Siswa ........ 96

Tabel 4.8 Hasil Uji t Skor Akhir Representasi Matematis ............................... 97

Tabel 4.9 Data Pencapaian Indikator Representasi Matematis SetelahPembelajaran ................................................................................... 98

Tabel 4.10 Data Indeks Gain Kemampuan Representasi Matematis Siswa....... 99

Tabel 4.11 Data Skor Awal Self Efficacy Siswa ................................................ 100

Tabel 4.12 Hasil Uji t Skor Awal Self Efficacy .................................................. 101

Tabel 4.13 Data Skor Akhir Self Efficacy Siswa................................................ 102

Tabel 4.14 Hasil Uji t Skor Awal Self Efficacy .................................................. 102

Tabel 4.15 Pencapaian Indikator Self Efficacy Siswa Setelah Pembelajaran .... 104

Tabel 4.16 Data Indeks Gain Self Efficacy Siswa .............................................. 105

Page 18: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Contoh Soal UN 2014 ............................................................... 5

Gambar 1.2 Contoh Soal UN 2016 ............................................................... 6

Gambar 1.3 Cuplikan Tampilan LKPD yang digunakan di Sekolah............ 10

Gambar 1.4 Cuplikan Tampilan LKPD yang dibuat Oleh Guru .................. 11

Gambar 4.1 Cover LKPD Sebelum dan Setelah Revisi................................ 89

Gambar 4.2 Garis tepi LKPD Sebelum dan Setelah Revisi .......................... 89

Gambar 4.3 Kalimat pada Tahap Merumuskan Masalah di LKPD 1 Sebelumdan Setelah Revisi ..................................................................... 90

Gambar 4.4 Gambar di LKPD 1 Sebelum dan Setelah Revisi...................... 90

Gambar 4.5 LKPD 3 Sebelum dan Sesudah Revisi ...................................... 92

Page 19: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A.1 Silabus ...................................................................................... 134

Lampiran A.2 RPP Kelas Eksperimen ............................................................. 138

Lampiran A.3 RPP Kelas Kontrol .................................................................... 150

Lampiran A.4 LKPD ....................................................................................... 163

Lampiran B.1 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Representasi Matematis ................ 201

Lampiran B.2 Soal Tes Kemampuan Representasi Matematis ........................ 203

Lampiran B.3 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Representasi Matematis....... 204

Lampiran B.4 Validitas Isi Tes Kemampuan Representasi Matematis............ 208

Lampiran B.5 Pedoman Penskoran Kemampuan Representasi Matematis ..... 210

Lampiran B.6 Kisi-Kisi Self Efficacy .............................................................. 213

Lampiran B.7 Instrumen Penilaian Self Efficacy ............................................ 217

Lampiran C.1 Analisis Validitas Tes Representasi Matematis ....................... 220

Lampiran C.2 Analisis Reliabilitas Tes Representasi Matematis ................... 222

Lampiran C.3 Analisis Daya Pembeda Soal Representasi Matematis ............ 224

Lampiran C.4 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Representasi Matematis....... 225

Lampiran C.5 Analisis Deskriptif Data Representasi Matematis.................... 226

Lampiran C.6 Data Kemampuan Representasi Matematis ............................. 230

Lampiran C.7 Normalitas Data Representasi Matematis ................................ 232

Page 20: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

Lampiran C.8 Homogenitas Data Posttest Representasi Matematis ............... 234

Lampiran C.9 Uji Man Whitney U dan Uji T Representasi Matematis ........... 235

Lampiran C.10 Deskripsi Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis . 237

Lampiran C.11 Analisis Validitas Angket Self Efficacy ................................... 238

Lampiran C.12 Analisis Reliabilitas Angket Self Efficacy ............................... 242

Lampiran C.13 Data Self Efficacy ..................................................................... 246

Lampiran C.14 Normalitas Data Self Efficacy .................................................. 248

Lampiran C.15 Homogenitas Data Self Efficacy ............................................... 250

Lampiran C.16 Analisis Deskriptif Data Self Efficacy....................................... 252

Lampiran C.17 Uji T Self Efficacy .................................................................... 256

Lampiran C.18 Deskripsi Peningktan Self Efficacy .......................................... 259

Lampiran C.19 Analisis Validasi LKPD Oleh Ahli Materi .............................. 260

Lampiran C.20 Analisis Validasi LKPD Oleh Ahli Media ............................... 263

Lampiran C.21 Pencapaian Indikator Representasi Matematis SetelahPembelajaran Kelas Eksprerimen.............................................. 265

Lampiran C.22 Pencapaian Indikator Representasi Matematis SetelahPembelajaran Kelas Kontrol ...................................................... 268

Lampiran C.23 Pencapaian Indikator self efficacy Setelah Pembelajaran KelasEksprerimen............................................................................... 271

Lampiran C.24 Pencapaian Indikator self efficacy Setelah Pembelajaran KelasKontrol....................................................................................... 275

Lampiran D.1 Lembar Observasi LKPD .......................................................... 279

Lampiran D.2 Lembar Wawancara LKPD ....................................................... 282

Lampiran D.3 Lembar Kesulitan Soal .............................................................. 284

Lampiran D.4 Lembar Wawancara Soal........................................................... 287

Lampiran D.5 Kelayakan Ahli Materi .............................................................. 288

Page 21: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

Lampiran D.6 Kelayakan Ahli Media............................................................... 295

Lampiran D.7 Angket Uji Coba LKPD ............................................................ 302

Lampiran D.8 Instrumen Self Efficacy .............................................................. 308

Lampiran D.9 Dokumentasi Penelitian............................................................. 317

Lampiran D.10 Surat Izin Penelitian .................................................................. 320

Lampiran D.11 Surat Balasan Izin Penelitian ..................................................... 321

Lampiran D.12 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................... 322

Page 22: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu upaya yang dituntut dalam

proses perkembangan zaman, baik dalam perkembangan aspek ataupun kebutuhan

masyarakat sekitar. Tercapainya mutu pendidikan yang baik diharapkan dapat

meningkatkan kesejahteraan dan martabat bangsa Indonesia. Sistem pendidikan

nasional memiliki tantangan dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM)

yang mampu bersaing dalam perkembangan era global. Kemampuan tinggi,

pengetahuan, dan keterampilan dalam perkembangan global perlu terus

ditingkatkan sebagai penunjang kehidupan yang lebih baik dalam dunia

pendidikan. Namun fakta di lapangan belum menunjukkan hasil yang

memuaskan.

Pendidikan merupakan suatu upaya memberikan pengetahuan, wawasan,

keterampilan, dan keahlian tertentu kepada individu untuk dapat hidup

berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan yang berkualitas

merupakan amanah seluruh masyarakat Indonesia yang tertuang dalam Undang-

Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang

mengisyaratkan tentang pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

Page 23: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

2

aktif mengembangkan potensi dirinya. Hal ini tersirat dalam TAP MPR No.

II/MPR/1993 tentang GBHN dipaparkan tujuan pendidikan nasional secara lebih

luas, yaitu Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia

Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha

Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas,

kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, dan

produktif serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus

menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan

semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah

bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan.

Salah satu aspek terpenting dalam dunia pendidikan adalah pembelajaran.

Pembelajaran merupakan suatu rangkaian peristiwa yang dapat memengaruhi

peserta didik atau pembelajar sedemikian rupa sehingga diharapkan terdapat

perubahan perilaku. Pembelajaran mengandung makna bahwa serangkaian

kegiatan belajar itu dirancang terlebih dahulu agar terarah pada tercapainya

perubahan prilaku yang diharapkan. Pada kurikulum 2013, pembelajar atau

peserta didik tidak hanya dituntut untuk menguasai dan mengembangkan konsep-

konsep pengetahuan dan keterampilan saja tetapi juga mengedepankan sikap dari

pada peserta didik. Sikap yang ditanamkan antara lainpribadi yang beriman,

berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya

(Kemdiknas, 20: 23).13

Page 24: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

3

Matematika menjadi mata pelajaran wajib dipelajari di sekolah dalam pelaksanaan

pendidikan, baik sekolah dasar, sekolah menengah pertama, maupun sekolah

menegah atas. National Council of Teachers of Mathematics (2000) menetapkan

lima standar kemampuan matematis yang harus dimiliki oleh peserta didik, yaitu

kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan komunikasi

(communication), kemampuan koneksi (connection), kemampuan penalaran

(reasoning), dan kemampuan representasi (representation). Selain itu,

Permendiknas no. 22 tahun 2006 menyebutkan tujuan mata pelajaran matematika

untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah agar peserta

didikmampu memahami, menjelaskan, dan mengaplikasi konsep

matematika,menggunakan penalaran dan melakukan manipulasi matematika

dalam memecahkan masalah,mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,

diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, serta memiliki

sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.

Kemudian NCTM juga mengemukakan bahwa:

Representation is central to the study of mathematics. Students can develop

and deepen their understanding of mathematical concepts and relationships

as they create, compare, and use various representations. Representations

such as physical objects, drawings, charts, graphs, and symbols also help

students communicate their thinking.

Representasi memiliki peranan penting dalam pembelajaran matematika. Peserta

didik dapat mengembangkan pemahamannya terhadap konsep matematika dan

menghubungkannya dengan ide-ide mereka, kemudian mengungkapkannya dalam

berbagai bentuk representasi. Representasi matematis yang sesuai dapat

membantu peserta didik menganalisis masalah dan merencanakan pemecahan

Page 25: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

4

masalah. Peserta didik yang memiliki kemampuan representasi matematis yang

baik dapat dengan mudah menyelesaikan permasalahan dalam matematika.

Selanjutnya, setiap permasalahan yang diselesaikan dengan baik akan menambah

keyakinan positif peserta didik terhadap matematika.

Selain mengembangkan kemampuan representasi matematis, pembelajaran

matematika juga perlu mengembangkan self efficacy yang merupakan aspek

psikologi peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang disajikan. Self efficacy

ini nantinya akan memberikan kontribusi yakni memunculkan kepercayaan diri

pada peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Hal ini didukung oleh Liu

(2009) yang menyatakan bahwa prestasi matematika dan kepercayaan diri

memiliki hubungan yang positif. Namun, banyak individu yang mempunyai

keraguan tentang kemampuannya sehingga mengurangi usahanya bahkan

cenderung menyerah.

Pada saat memecahkan masalah matematika yang relatif dianggap sulit, individu

yang mempunyai self efficacy tinggi menganggap kegagalan sebagai kurangnya

usaha, sedangkan individu yang memiliki self efficacy rendah menganggap

kegagalan berasal dari kurangnya kemampuan. Individu dengan self efficacy yang

tinggi mampu mengkomunikasikan gagasan dengan tindakan yang bijak dan dapat

berlangsung efektif. Mengingat pentingnya hal ini, peningkatan kemampuan self

efficacy siswa juga perlu diperhatikan sebagai pendukung dalam mengembangkan

representasi matematis.

Page 26: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

5

Berikut ini merupakan salah satu contoh soal pada UN tahun 2014 dengan

indikator soal menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan barisan dan deret

geometri.Soal di bawah ini merupakan salah satu soal yang menguji kemampuan

representasi peserta didik dalam indikator persamaan atau ekspresi matematis,

yaitu kemampuan peserta didik mengungkapkan ide matematika yang ditampilkan

untuk menemukan solusi dari masalah yang sedang dihadapinya sebagai hasil dari

interpretasi pikirannya. Langkah dalam menyelesaikan masalah membutuhkan

kemampuan representasi matematis siswa, namun pada kenyataannya berdasarkan

sumber dari Litbang Puspendik yang menyatakan bahwa hasil UN tahun 2014

capaikan kompetensi indikator tersebut secara nasional yang masih rendah yaitu

37,46. Hal ini mengidentifikasikan bahwa kemampuan representasi matematis

siswa Indonesia masih rendah.

Gambar 1.1 Contoh Soal UN 2014

Data di atas juga didukung oleh hasil UN 2015 siswa SMK oleh Litbang

Puspendik yang menunjukkan bahwa rata-rata nilai UN yang paling rendah adalah

mata pelajaran matematika yaitu hanya sebesar 48,24 secara nasional dan nilai

UN matematika siswa SMK provinsi Lampung adalah hanya sebesar 33,67. Pada

tahun 2016 rata-rata nilai ujian mengalami penurunan 4,45 poin dari pada tahun

2015. Hasil nilai UN mengalami penurunan karena peningkatan persentase soal

Page 27: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

6

kemampuan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thnking Skill (HOTs) sebesar

10%, sedangkan siswa belum terbiasa untuk menyelesaikan soal-soal yang

menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hal ini berarti bahwa siswa hanya

dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan rutin yang sudah dibahas di

kelas. Berikut ini contoh beberapa soal UN tahun 2016 yang membutuhkan HOTs.

Gambar 1.2 Contoh Soal UN 2016

Siswa mengalami kesulitan jika menghadapi permasalahan baru yang kontekstual

serta yang membutuhkan HOTs, terutama kemampuan representasi matematis

yang tinggi. Kondisi ini juga terjadi di SMK Muhammadiyah 2 Metro.

Page 28: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

7

Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru matematika

kelas X SMK Muhammadiyah 2 Metro, kemampuan representasi matematis

peserta didik dalam pembelajaran matematika belum ditangani secara baik. Hal ini

dapat dilihat dengan pembelajaran yang umumnya diterapkan oleh guru.

Pelaksanaan pembelajaran di kelas X pada kenyatanya hanya terjadi komunikasi

satu arah yang memberikan sedikit kesempatan kepada peserta didik untuk

berpikir secara matematis dan berdiskusi dengan peserta didik lain, sehingga

hanya sedikit bentuk representasi matematika yang diketahui dan dikuasai peserta

didik. Hal ini berakibat peserta didik tidak dapat merepresentasikan masalah

matematis tersebut kedalam ekspresi matematis atau gambar pada masalah

matematis yang berbeda dengan contoh soal atau latihan sehingga peserta didik

tidak bisa menyelesaikan soal tersebut dengan benar. Berikut ini contoh yang

mengambarkan rendahnya kemampuan representasi matematis dalam

menyelesaikan masalah matematika yakni pada saat siswa diberikan soal

“Tentukan jarak titik M ke AG jika diketahui kubus ABCD. EFGH dengan rusuk 8

cm dan M titik tengah EH”. Hanya beberapa siswa yang mencoba menuliskan

jawaban namun penuh keraguan karena mereka mengalami kesulitan dalam

menggambarkan kubus dengan benar. Hal ini mengindikasikan bahwa

kemampuan representasi matematis siswa belum berkembang maksimal. Selain

itu berdasarkan hasil wawancara dan observasi diketahui bahwa self efficacy siswa

SMK Muhammadiyah 2 Metro juga masih rendah. Masih banyak siswa yang tidak

percaya diri dan yakin atas apa yang telah mereka kerjakan dalam menyelesaikan

permasalahn yang diberikan oleh guru. Rendahnya self efficacy ini sangat

berdampak pada kemampuan kognitif yang dimiliki oleh siswa.

Page 29: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

8

Menyadari pentingnya kemampuan representasi matematika dan self efficacy

siswa, guru harus mengupayakan pembelajaran yang menarik. Hal ini, sebaiknya

guru harus membuat sesuatu trik di mana matematika itu dapat dikemas menjadi

pelajaran yang menarik dan mudah dimengerti. Salah satu alternatif yang dapat

dilakukan adalah dengan menggunakan bahan ajar dengan model pembelajaran

yang tepat.

Penggunaan bahan ajar dengan model pembelajaran yang tepat dapat

mengefektifkan dan memudahkan proses belajar mengajar. Bahan ajar atau materi

pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka

mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa

dalam pembelajaran matematika guru harus menggunakan bahan ajar

pembelajaran yang bervariasi dan disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Oleh

karena itu, peserta didik lebih memahami materi dan lebih berkesan dengan

pembelajaran yang telah disampaikan serta peserta didik akan lebih mengingat

hal-hal yang dipelajari.

Bahan ajar merupakan salah satu aspek yang harus ada dalam suatu proses

pembelajaran karena bahan ajar merupakan sumber guru dan peserta didik dalam

melakukan suatu proses pembelajaran. Bahan ajar yang dibuat sebaiknya

disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan tujuan pembelajaran di kelas.

Hal tersebut dilakukan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan

kemampuan yang diukur dapat tercapai dengan baik.

Page 30: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

9

Kenyataan yang ada guru menggunakan bahan ajar yang siap pakai seperti, buku

peserta didik dan buku guru yang berasal dari bantuan pemerintah sehingga tidak

jarang bahan ajar yang digunakan guru tidak sesuai dengan karakateristik peserta

didik dan tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu berdasarkan pendapat di atas

bahan ajar yang tidak sesuai tersebut kurang memfasilitisai peserta didik dalam

mengembangkan kemampuan representasi matematika dan self efficacy siswa.

Bahan ajar tersebut juga tidak mengajarkan peserta didik untuk mengungkapkan

ide-ide matematika yang dipikirkan, sehingga ketika diberikan masalah peserta

didik tidak mampu menginterpretasikan soal yang diberikan.

Proses pembelajaran matematika memerlukan adanya pemberian pengalaman

secara langsung kepada peserta didik untuk membangun pengetahuannya sendiri,

tidak hanya terbatas pada transfer pengetahuan dari pendidik ke peserta didik.

Pengalaman secara langsung dapat terwujud dengan adanya bahan ajar

pembelajaran yang berisi panduan untuk peserta didik dalam melaksanakan

kegiatan ilmiah atau pemecahan masalah serta latihan soal. Kehadiran bahan ajar

diharapkan dapat mempermudah peserta didik dalam memahami ilmu yang

dipelajarinya. Salah satu bahan ajar dalam pembelajaran adalah Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD). LKPD adalah panduan peserta didik yang digunakan

untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah (Trianto, 2011:

111). Selain penggunaan LKPD dalam pembelajaran matematika, model yang

digunakan juga diharapkan dapat memfasilitasi representasi matematis dan self

efficacy siswa. Salah satu model pembelajaran yang sesuai adalah inkuiri

terbimbing. Inkuiri terbimbing merupakan salah satu model yang berupaya untuk

Page 31: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

10 memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik (Sanjaya, 2011: 187). Pemilihan

model inkuiri terbimbing karena siswa SMK masih kurang berpengalaman belajar

dengan pendekatan inkuiri. Penggunaan model inkuiri terbimbing diharapkan

mampu mengembangkan kemampuan self efficacy siswa karena inkuiri

terbimbing menyajikan masalah kontekstual yang membuat peserta didik merasa

bahwa belajar matematika berguna untuk kehidupan.

Demikian halnya dengan pendidikan di SMK yang sudah menerapkan kurikulum

2013, sehingga tuntutan penilaian tidak hanya pada penilaian kognitif saja tetapi juga

penilaian sikap siswa. Namun berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa guru

matematika, mereka mengalami kesulitan dalam penyampaian materi pada buku teks

kurikulum 2013 yang kurang mendukung siswa dalam memahami masalah yang

diinginkan. Selain itu beberapa guru matematika menggunakan LKPD berisi

ringkasan materi, contoh soal, dan soal yang masih menonjolkan kemampuan

kognitif saja. Berdasarkan hasil pengamatan penulis LKPD tersebut belum

memuat aspek mengembangkan kemampuan representasi matematis dan self

efficacy siswa. Gambar inimenunjukkan cuplikan LKPD yang digunakan oleh siswa

kelas X di sekolah.

Gambar 1.3 Cuplikan Tampilan LKPD yang digunakan di Sekolah

Page 32: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

11

Gambar 1.4 Cuplikan Tampilan LKPD yang dibuat Oleh Guru

Pada cuplikan LKPD tersebut terlihat LKPD yang ada di sekolah hanyalah LKPD

penguatan dan pengayaan bukan LKPD konstruksi. Latihan soal yang diberikan

pun tidak memiliki prosedur kerja yang mengarahkan peserta didik meningkatkan

kemampuan representasi matematis dan self efficacynya. Penyajian tidak ada

warna dan hanya berupa angka dan rumus. Sehingga dianggap kurang menarik

Page 33: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

12

jika dilihat dari segi tampilannya. LKPD tidak memaparkan materi dan contoh

soal serta jawaban yang menyertakan masalah nyata yang dapat membantu

peserta didik lebih memahami konsep materi serta belum mengukur aspek-aspek

representasi matematis. Selain itu, LKPD yang ada hanya untuk mengukur proses

pembelajaran.

Permasalahan di atas juga terjadi di SMK Muhammadiyah 2 Metro, LKPD yang

digunakan adalah LKPD buatan guru yang substansi dan tampilannya juga belum

dapat menfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan representasi

matematis dan self efficacy. Hal ini juga didukung oleh hasil studi pendahuluan

yaitu beberapa siswa diberikan soal-soal dari beberapa materi dalam satu

semester yang menguji kemampuan representasi matematis. Hasil yang diperoleh

adalah75% siswa menyatakan bahwa materi barisan dan deret aritmatika dan

geometri merupakan materi yang dianggap siswa sulit karena siswa masih

bingung membedakan antara aritmatika dan geometri. Pemilihan bahan ajar

LKPD berbasis inkuiri terbimbing menjadi pilihan yang sangat baik untuk

dikembangkan. Hal ini karena pada LKPD berbasis inkuiri terbimbing memuat

panduan kegiatan belajar dengan sintaks pembelajaran inkuiri terbimbing yang

menekankan siswa untuk aktif mengadakan percobaan atau penemuan sendiri

dengan bimbingan guru sebelum membuat kesimpulan dari yang telah

dipelajarinya.

Berdasarkan penjelasan di atas, diperlukan suatu penelitian untuk

mengembangkan LKPD berbasis inkuiri terbimbing yang dapat meningkatkan

kemampuan representasi matematis dan self efficacy siswa. Analisis lebih lanjut

Page 34: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

13

dilakukan untuk melihat seberapa efektif pemakaian LKPD untuk meningkatkan

kemampuan representasi matematis dan self efficacy siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimanakah proses dan hasil (produk) pengembangan produk LKPD

berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan kemampuan representasi

matematis dan self efficacy siswa?

2. Bagaimanakah efektivitas pembelajaran menggunakan produk LKPD

berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan kemampuan representasi

matematis siswa?

3. Bagaimanakah efektivitas pembelajaran menggunakan produk LKPD

berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan self efficacy siswa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Proses dan hasil (produk) LKPD berbasis inkuiri terbimbing untuk

meningkatkan kemampuan representasi matematis dan self efficacy siswa.

2. Efektivitas pembelajaran menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing

untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa

3. Efektivitas pembelajaran menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing

untuk meningkatkan self efficacy siswa.

Page 35: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

14

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran atau khasanah bagi pengembangan

pengetahuan dalam pembelajaran matematika, khususnya mengenai tahapan dan

proses pengembangan LKPD berbasis inkuiri terbimbing dalam kaitannya dengan

kemampuan representasi matematis dan self efficacy siswa. Selain itu penelitian

ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan kajian bagi penelitian serupa di

masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

Memberikan masukan kepada guru atau praktisi pendidikan dalam

mengembangkan LKPD berbasis inkuiri terbimbing sehingga dapat

mengoptimalkan kemampuan representasi matematis dan self efficacy siswa.

Page 36: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

Pada bab ini dipaparkan tinjauan teoritis yang meliputi (1) definisi belajar, (2)

teori pembelajaran matematika, (3) bahan ajar, (4) lembar kerja peserta didik, (5)

inkuiri terbimbing, (6) self efficacy, dan (7) representasi matematis peserta didik.

1. Definisi Belajar

Belajar adalah suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari belajar akan

membentuk manusia yang cerdas dan mampu meningkatkan sumber daya

manusia yang berkualitas. Belajar dianggap sebagai proses perubahan prilaku

sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Menurut Hudojo (2003: 83)

mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh

pengalaman atau pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah

laku. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan

latihan, artinya tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku baik yang

menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap bahkan meliputi segenap

aspek organisme atau individu. Sedangkan menurut Uno (2006: 13) tujuan belajar

adalah memanusiakan manusia.

Pembelajaran adalah a set of events which affect learners in such a way that

learning is facilitated (Gagne & Briggs (Suparman, 2012: 10). Pembelajaran

Page 37: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

16

adalah suatu rangkaian peristiwa yang memengaruhi peserta didik atau pembelajar

sedemikian rupa sehingga perubahan prilaku yang disebut hasil fasilitasi.

Pembelajaran mengandung makna bahwa serangkaian kegiatan belajar itu

dirancang terlebih dahulu agar terarah pada tercapainya perubahan prilaku yang

diharapkan. Sedangkan Sudjana (2005: 7) mengemukakan bahwa kegiatan

pembelajaran adalah pelaksanaan proses belajar mengajar, yakni suatu proses

penterjemah dan mentransformasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum

kepada para peserta didik melalui interaksi belajar mengajar di sekolah.

Pembelajaran tidak terbatas pada proses intelektual atau kognitif semata tetapi

dapat juga berbentuk proses pembentukan sikap prilaku atau afektif. Pembentukan

sikap prilaku melibatkan pemberian contoh atau model untuk di tiru peserta.

Model dan contoh ini dapat berasal dari pengajar atau orang lain. Pembelajaran

juga melibatkan berbagai metode dan penggunaan, media cetak visual atau

gambar, audio dan multimedia dengan komputer. Pembelajaran yang telah

dirancang tentunya membawa implikasi yang besar tidak hanya mendorong

peserta didik untuk belajar pengetahuan dan keterampilan yang signifikan tetapi

dapat mendorong mereka untuk menghargai inovasi dan untuk menjadi kreatif dan

menjadi fleksibel dalam kehidupan sehari-hari mereka. Oleh karena itu para

pendidik memiliki kewajiban untuk menjadi lebih inovatif, kreatif, dan fleksibel.

Efisiensi proses pembelajaran menurut Harijanto (2007: 218) tampak pada

peningkatan kualitas belajar, atau tingkat penguasaan pebelajar, penghematan

waktu belajar guna mencapai tujuan, peningkatan daya tampung tanpa

mengurangi kualitas belajar, dan penurunan biaya tanpa mengurangi kualitas

Page 38: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

17

belajar pebelajar. Sehingga dalam perspektif teknologi pembelajaran, sumber

belajar diakui sebagai komponen terpenting dalam pembelajaran. Menurut AECT

(Harijanto, 2007: 218) sumber belajar terdiri dari enam komponen, yaitu: pesan,

orang, bahan ajar, peralatan, teknik, dan lingkungan. Di antara keenam komponen

sumber belajar tersebut, yang paling dominan adalah bahan ajar bagi pebelajar.

2. Teori Pembelajaran Matematika

Guru perlu memahami teori-teori belajar dalam pembelajaran matematika yang

dapat dijadikan pedoman membuat suatu metode maupun bahan ajar

pembelajaran. Pada penelitian ini akan melibatkan tiga teori pembelajaran

matematika, diantaranya:

a. Teori Pembelajaran Behaviorisme

Perubahan perilaku yang terjadi pada seseorang dapat diamati, diukur dan dinilai

secara konkret atau dengan kata lain, belajar adalah perubahan yang dialami

peserta didik dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang

baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Para ahli yang banyak

berkarya dalam aliran ini antara lain; Thorndike, Wathson, Hull, dan Skinner.

Wathson (Rusuli, 2014) menyatakan bahwa behaviorisme berkaitan dengan

perilaku yang dapat diamati, sebagai lawan kejadian internal seperti berpikir dan

emosi, diamati (yaitu eksternal) perilaku secara obyektif dan ilmiah diukur,

kejadian internal, seperti berpikir harus dijelaskan melalui istilah perilaku (atau

dihilangkan sama sekali).

Teori belajar behaviorisme menyebutkan bahwa perubahan terjadi melalui

rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon)

Page 39: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

18

berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans yang dimaksud adalah

lingkungan belajar, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab

belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik

terhadap stimulans. Penguatan ikatan, assosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku

stimulus- respon merupakan proses yang terjadi pada kegiatan belajar. Program-

program pembelajaran seperti teaching machine, pembelajaran berprogram,

modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep

stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement),

merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang

dikemukakan Skinner (Aristwn, 2014). Adapun ciri dari rumpun teori

behaviorisme adalah:

1) mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil;

2) lebih bersifat mekanistis;

3) menekankan pentingnya latihan;

4) mementingkan pembentukan reaksi atau respon; dan

5) menekankan peranan lingkungan dalam proses pembelajaran.

Prinsip-prinsip belajar menurut B. F. Skinner (Goeh, 2008) adalah :

1) Hasil belajar harus segera diberitahukan pada peserta didik jika salah

dibetulkan, jika benar diberi penguat.

2) Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran

disusun dengan sistem modul.

Page 40: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

19

3) Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak

digunakan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah untuk menghindari

hukuman.

4) Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah

diberikan dengan digunakannya jadwal variable ratio reinforcer.

5) Dalam pembelajaran digunakan shapping.

Para guru yang menggunakan paradigma behaviorisme akan menyusun bahan

pelajaran dalam bentuk yang sudah siap, sehingga tujuan pembelajaran yang harus

dikuasai peserta didik disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak banyak

memberi ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh baik

dilakukan sendiri maupun melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara

hierarki dari yang sederhana sampai pada yang kompleks.

Penekanan teori behaviorisme adalah perubahan tingkah laku setelah terjadi

proses belajar dalam diri peserta didik, selaras dengan hasil yang diharapkan dari

penerapan teori behaviorisme ini, yaitu terbentuknya suatu perilaku yang

diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku

yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau penilaian

didasari atas perilaku yang tampak. Meskipun demikian, pada behaviorisme

proses pembelajaran peserta didik berpusat pada guru, bersifat mekanistik, dan

hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati dan diukur.

Page 41: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

20

b. Teori Pembelajaran Kontruktivisme

Pandangan tentang belajar menurut aliran konstruktivisme merupakan pandangan

terbaru di mana pengetahuan akan dibangun sendiri oleh peserta didik

berdasarkan pengetahuan yang ada pada mereka. Para ahli yang mendukung aliran

ini antara lain; Jean Piaget, Jhon Dewey, Bruner dan Vigotsky. Vygotsky

(Danoebroto, 2015) memfokuskan pembelajaran kontruktivisme lebih pada aspek

social pembelajaran. Vygotsky percaya bahwa interaksi sosial dengan orang lain

mendorong terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual

khususnya kognitif pembelajar.

Kemajuan perkembangan intelektual khususnya kognitif peserta didik diperoleh

sebagai hasil dari interaksi sosial dengan orang lain. Orang lain di sini tidak selalu

orangtua, melainkan bisa orang dewasa lain atau bahkan teman sebaya yang lebih

memahami tentang sesuatu hal. Kaitannya dengan pembelajaran matematika,

maka kemampuan matematika peserta didik akan berkembang melalui

interaksinya dengan orang lain yang menguasai matematika dengan lebih baik.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa hakikat pembelajaran matematika

menurut pendekatan konstruktivisme adalah pengetahuan tidak dapat dipindahkan

begitu saja dari pikiran guru ke pikiran peserta didik, artinya bahwa peserta didik

harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan

kematangan kognitif yang dimilikinya. Danoebroto (2015) juga menyebutkan

bahwa pendapat Vygotsky yang melibatkan pembelajaran matematika, yaitu

tentang perlu adanya sumber belajar lain untuk memudahkan peserta didik dalam

belajar matematika serta materi matematika yang sesuai dengan kapasitas peserta

Page 42: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

21

didik diberi istilah More Knowledgable Other (MKO) atau orang lain yang lebih

tahu dan Zone of Proximal Development (ZPD) atau zona perkembangan terdekat.

MKO mengacu kepada siapa saja yang memiliki pemahaman yang lebih baik atau

tingkat kemampuan lebih tinggi dari peserta didik, pemahaman yang lebih baik ini

sehubungan dengan tugas tertentu, proses, atau konsep yang sedang dipelajari

oleh peserta didik. MKO biasanya dianggap sebagai seorang guru, pelatih, atau

orang dewasa yang lebih tua, tetapi MKO juga bisa menjadi teman sebaya, orang

yang lebih muda, atau bahkan komputer atau media belajar lainnya.

Menurut Vygotsky (Danoebroto, 2015) pembelajaran terjadi di Zone of Proximal

Development (ZPD) yaitu jarak antara kemampuan peserta didik untuk melakukan

tugas di bawah bimbingan orang dewasa dan atau dengan kolaborasi teman

sebaya dan pemecahan masalah secara mandiri sesuai kemampuan peserta didik.

Kaitannya dalam pembelajaran matematika adalah ZPD dapat berguna dalam

menjembatani antara berpikir konkrit dan berpikir abstrak. Pada umumnya peserta

didik mengalami kesulitan dalam memahami matematika yang abstrak,

kemampuan tersebut dapat didorong melalui interaksi sosial melalui ZPD.

Paparan di atas menegaskan bahwa ternyata teori Vygotsky tidak hanya potensial

terhadap peningkatan pengetahuan matematika pada diri peserta didik saja, tetapi

juga potensial dalam membangun kemampuan berpikir matematis dan membentuk

sikap positif terhadap matematika. Sikap positif yang dimaksud oleh Vigotsky

adalah sikap yang terkait dengan self esteem peserta didik dalam mempelajari

matematika, hal ini mungkin terbangun melalui interaksi sosial. Namun, dalam

penelitian ini akan mengukur self efficacy peserta didik dalam pembelajaran

Page 43: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

22

matematika dengan mengacu pada teori Vigotsky dan teori belajar sosial dari

Bandura.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan mengacu pada teori

Vigotsky, karena pandangan Vigotsky memiliki implikasi dalam pendidikan

khususnya pembelajaran matematika yaitu bahwa pembelajaran terjadi melalui

interaksi sosial dengan pembelajar dan teman sejawat. Pandangan Vigotsky akan

menjadi dasar bagi peneliti dalam menyusun konten dan langkah-langkah

kegiatan pembelajaran pada LKPD. Sedangkan penerapan teori pembelajaran

matematika dengan aliran behavioristik berdasarkan pandangan Skinner akan

digunakan sebagai dasar pada sistematika penyusunan LKPD.

c. Teori Pembelajaran Humanisme

Teori belajar dalam humanisme menyatakan bahwa belajar adalah proses yang

berpusat pada peserta didik dan dipersonalisasikan, dan peran pendidik adalah

sebagai seorang fasilitator. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan

perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah

sikap. Beberapa tokoh yang menyatakan teori humanisme yaitu Arthur Comb,

Abraham Maslow, dan Carl Rogers. Menurut Arthur (Atusta, 2017) guru tidak

dapat memaksakan siswa untuk menyukai suatu pelajaran tertentu. Siswa akan

tidak menyukai suatu pelajaran apabila dirasa tidak bermanfaat baginya. Siswa

akan lebih menyukai pelajaran yang memberikan arti baginya. Menurut Maslow

(Atusta, 2017) di dalam diri individu ada dua hal yaitu usaha positif untuk

berkembang dan kekuatan untuk menolak perubahan itu.

Page 44: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

23

Pada diri seseorang terdapat rasa takut untuk bersaing dan rasa takut untuk

mengambi kesempatan. Akan tetapi bersamaan dengan peraaan itu, ada juga

keinginan untuk maju. Hal yang terjadi selanjutnya adalah bergantung pada cara

individu tersebut mengambil tindakan. Menurut pandangan Rogers, manusia pada

dasarnya baik dan penuh kepositifan. Teori Rogers diterapkan pada sistem

bimbingan konseling di sekolah di mana menekankan perlunya sikap saling

menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan terapist) dalam membantu

individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Nursidik (2008) menyatakan

bahwa para ahli humanisme melihat adanya dua bagian pada proses belajar yaitu

proses pemerolehan informasi baru dan personalisasi informasi ini pada individu.

Teori humanisme ini berkaitan dengan self efficacy yang merupakan keyakinan

seseorang bahwa dirinya dapat menyelesaikan suatu tugas dalam situasi tertentu.

Self efficacy ditumbuhkan dari diri masing-masing individu. Ada anak yang

memiliki self efficacy tinggi sehingga mampu mengerjakan tugas yang diberikan

guru sesulit apapun tingkat kesulitan soal tersebut. Dia akan terus berusaha karena

yakin bahwa tugas tersebut bisa selesai. Akan tetapi anak yang self efficacy

rendah akan menganggap tugas tersebut sulit dan tidak bisa dikerjakan. Dia akan

menyerah bahkan ketika belum mencoba. Akhirnya dia tidak mengerjakan tugas

tersebut. Fase yang menentukan self efficacy dimulai dari keluarga karena

lingkungan juga mempengaruhi self efficacy. Lingkungan yang responsif akan

membuat anak yang memiliki self efficacy tinggi menjadi sukses dan dapat

menyelesaikan soal sesuai kemampuannya. Sehingga perlu ditumbuhkan dalam

diri kita self efficacy yang tinggi.

Page 45: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

24

3. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Menurut Depdiknas (2008: 6), “bahan ajar merupakan seperangkat materi/

substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis,

menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran. Sedangkan menurut Sudjana (2005: 35), bahan ajar adalah

isi yang diberikan kepada peserta didik pada saat berlangsungnya proses belajar

mangajar. Melalui bahan ajar ini peserta didik diantarkan kepada tujuan

pengajaran. Oleh karena itu, dengan perkataan lain tujuan yang akan dicapai

peserta didik diwarnai dan dibentuk oleh bahan ajar.

Bahan ajar pada hakekatnya adalah isi dari mata pelajaran atau bidang studi yang

diberikan kepada peserta didik sesuai dengan kurikulum yang digunakannya.

Penggunaan bahan ajar memungkinkan peserta didik dapat mempelajari suatu

kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara

akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Bahan

ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan pendidik atau instruktur

untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

b. Desain Bahan Ajar

Menurut Gagnon dan Collay (Taufiq, 2012) desain bermakna adanya keseluruhan,

struktur, kerangka atau outline, dan urutan atau sistematika kegiatan . Sedangkan

menurut Smith dan Ragan (Taufiq, 2012), kata desain juga dapat diartikan sebagai

proses perencanaan yang sistematika yang dilakukan sebelum tindakan

pengembangan atau pelaksanaan sebuah kegiatan. Maka pengertian desain bahan

Page 46: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

25

ajar adalah kerangka atau outline bahan ajar yang disusun secara sistematis dan

menyeluruh melalui proses perencanaan.

c. Jenis-Jenis Bahan Ajar

Jenis bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat, seperti yang dikemukakan

Majid (2007: 175), yaitu:

1) Bahan ajar cetak (printed)

Bahan cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Yang termasuk dalam

bahan ajar ini, yaitu.

a) Handout, adalah bahan tertulis yang dipersiapkan oleh seorang pendidik

untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Contoh: dengan cara

mendownload dari internet, atau menyadur dari sebuah buku.

b) Buku, adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan.

c) Modul, adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik

dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan pendidik, sehingga

modul berisi paling tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar yang

telah disebukan sebelumnya.

d) Lembar kegiatan peserta didik (LKPD), adalah lembaran-lembaran berisi

tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya

berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.

e) Brosur, adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun

secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan

dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat

tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi.

Page 47: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

26

f) Leaflet, adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak

dimatikan atau dijahit.

g) Wallchart, adalah bahan cetak, biasanya berupa bagian siklus atau proses atau

grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Contoh: tentang siklus

makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya.

h) Foto atau gambar, sebagai bahan ajar tentu diperlukan satu rancangan yang

baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto atau gambar

peserta didik dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu

atau lebih kompetensi dasar.

i) Model atau maket, adalah bentuk yang dapat dikenal menyerupai persis benda

sesungguhnya dalam ukuran skala yang diperbesar atau dikecilkan.

2) Bahan ajar dengar (audio)

Media audio adalah media atau bahan yang mengandung pesan dalam bentuk

auditif (pita suara atau piringan suara) yang dapat merangsang pikiran dan

perasaan pendengar sehingga terjadi proses belajar.

a) Kaset/piringan hitam/compact disk

Media kaset dapat menyimpan suara yang dapat secara berulang-ulang

diperdengarkan kepada peserta didik yang menggunakannya sebagai bahan ajar.

Bahan ajar kaset biasanya digunakan untuk pembelajaran bahasa atau

pembelajaran musik.

b) Radio

Radio adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, dengan

radio peserta didik bisa belajar sesuatu. Program radio dapat dirancang sebagai

Page 48: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

27

bahan ajar, misalnya pada jam tertentu pendidik merencanakan sebuah progam

pembelajaran melalui radio. Seperti mendengarkan pengajian langsung di canel

radio.

3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual)

Audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis

media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis

media auditif (mendengar) dan visual (melihat).

a) Video/film

Umumnya progam video telah dibuat dalam rancangan lengkap, sehingga setiap

akhir dari penayangan video peserta didik dapat mengasai satu atau lebih

kompetensi dasar.

b) Orang/nara sumber

Orang sebagai sumber belajar dapat juga dikatakan sebagai bahan ajar yang dapat

dipandang dan didengar, karena dengan orang seseorang dapat belajar misalnya

karena orang tersebut memiliki ketrampilan khusus tertentu.

4) Bahan ajar interaktif (interactive teaching material)

Bahan ajar interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks,

grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk

mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu presentasi. Bahan ajar

interaktif dalam menyiapkannya diperlukan pengetahuan dan keterampilan

pendukung yang memadai terutama dalam mengoprasikan peralatan seperti

komputer, kamera video, dan kamera photo. Bahan ajar interaktif biasanya

disajikan dalam bentuk compack disk (CD).

Page 49: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

28

d. Kriteria dan Sumber Bahan Ajar

Menurut Ginting (2008: 154), Kriteria dan Sumber Bahan Ajar adalah sebagai

berikut:

1) Kriteria Materi Pelajaran

Materi pelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Oleh karena itu,

pemilihan materi pelajaran tentu saja harus sejalan dengan ukuran-ukuran

(kriteria) yang digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi bersangkutan.

Kriteria materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam sistem intruksional dan

yang mendasari penentuan strategi belajar mengajar yaitu sebagai berikut:

a) Kriteria tujuan instruksional

b) Materi pelajaran supaya terjabar

c) Relevan dengan kebutuhan peserta didik

d) Kesesuaian dengan kondisi masyarakat

e) Materi pelajaran mengandung segi-segi etik

f) Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik

dan logis.

g) Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi pendidik

yang ahli dan masyarakat.

2) Sumber Bahan Ajar

Pada pembelajaran konvensional sering pendidik menentukan buku teks sebagai

sumber materi pelajaran. Selain buku teks, pendidik seharusnya memanfaatkan

berbagai sumber belajar yang lain. Sumber yang dapat dimanfaatkan untuk proses

pembelajaran yaitu sebagai berikut:

Page 50: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

29

a) tempat atau lingkungan

Lingkungan merupakan sumber yang sangat kaya sesuai dengan tuntunan

kurikulum. Ada dua bentuk lingkungan belajar, pertama, lingkungan atau tempat

yang sengaja di desain untuk belajar peserta didik seperti laboratorium,

perpustakaan, ruang internat, dan lain sebagainya. Kedua, lingkungan yang tidak

di desain untuk proses pembelajaran tetapi keberadaannya dapat dimanfaatkan.

Kedua bentuk lingkungan ini dapat dimanfaatkan oleh setiap pendidik karena

memang selain memiliki informasi yang sangat kaya untuk mempelajari materi

pembelajaran, juga dapat secara langsung dijadikan tempat belajar peserta didik.

b) orang atau nara sumber

Pengetahuan itu tidak statis akan tetapi bersifat dinamis yang terus berkembang

secara cepat oleh karena itu, kadang-kadang apa yang disajikan dalam buku teks

tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir. Oleh karena

itu, untuk mempelajari konsep-konsep baru pendidik dapat menggunakan orang-

orang yang lebih menguasai persoalan misalnya dokter, polisi dan sebagainya.

c) objek

Objek atau benda yang sebenarnya merupakan sumber informasi yang akan

membawa peserta didik pada pemahaman yang lebih sempurna tentang sesuatu.

d) bahan cetak dan non cetak

Bahan cetak adalah berbagai informasi sebagai materi pelajaran yang disimpan

dalam berbagai bentuk tercetak seperti buku, majalah, koran dan sebagainya.

Sedangkan bahan ajar non cetak adalah informasi sebagai materi pelajaran, yang

Page 51: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

30

disimpan dalam berbagai bentuk alat komunikasi elektronik yang biasanya

berfungsi sebagai media pembelajaran misalnya dalam bentuk kaset, video,

komputer, CD, dan sebagainya.

4. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar kerja peserta didik adalah bagian pokok dari suatu modul yang berisi

tujuan umum topik yang dibahas dan disertai soal latihan atau instruksi praktik

bagi peserta didik. Lembar kerja peserta didik digunakan untuk menuntun peserta

didik belajar mandiri dan dapat menarik kesimpulan pokok bahasan yang

dibelajarkan. Penyajian bahan pelajaran umumnya dapat mendorong peserta didik

mengembangkan kreatifitas dalam belajar. Sehingga dapat mendorong peserta

didik secara aktif mengembangkan dan menerapkan kemampuannya.

Menurut Sadiq (Widiyanto, 2008: 14) lembar kerja peserta didik (LKPD) dapat

dikategorikan menjadi 2 macam yaitu sebagi berikut.

a. Lembar kerja peserta didik tak berstruktur

Lembar kerja peserta didik tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana

untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai

untuk menyampaikan pelajaran. Lembar kerja peserta didik merupakan alat bantu

mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi

dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan

untuk mengarahkan kerja pada peserta didik.

b. Lembar kerja peserta didik berstruktur

Page 52: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

31

Lembar kerja peserta didik berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas.

Lembar kerja peserta didik ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam

satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa

bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada lembar kerja

peserta didik telah disusun petunjuk dan pengarahannya. Lembar kerja peserta

didik ini tidak dapat menggantikan peran pendidik dalam kelas. Pendidik tetap

mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan member

bimbingan pada setiap peserta didik.

Pada penelitian ini, lembar kerja peserta didik yang akan dikembangkan adalah

tipe lembar kerja peserta didik berstruktur. Lembar kerja peserta didik ini

diharapkan dapat dimanfaatkan peserta didik sebagai sumber belajar dengan atau

tanpa bimbingan pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan tidak

menghilangkan peran pendidik didalam kelas.

Menurut Tim Instruktur PKG (Andayani, 2005: 10), kegunaan LKPD adalah

sebagai berikut:

a. Merupakan alternatif bagi pendidik untuk mengarahkan pengajaran atau

memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai variasi belajar mengajar.

b. Mempercepat pengajaran dan mempersingkat waktu penyajian materi

pelajaran sebab LKPD ini dapat disiapkan diluar jam pelajaran.

c. Memudahkan penyelesaian tugas perorangan, kelompok atau klasikal karena

tidak setiap peserta didik dapat memahami persoalan itu pada keadaan

bersamaan.

d. Mengoptimalkan penggunaan alat bantu pengajaran yang terbatas.

Page 53: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

32

e. Membangkitkan minat belajar peserta didik jika LKPD disusun secara

menarik.

Untuk membuat atau menentukan sebuah LKPD buatan pendidik yang baik, ada

beberapa petunjuk yang harus diperhatikan. Jones (Andayani, 2005: 9)

menyatakan LKPD yang baik untuk diberikan kepada peserta didik, haruslah.

a. Dapat menampung keragaman kemampuan peserta didik di kelas

b. Bahasanya cukup dimengerti (tidak terlalu sulit)

c. Format dan gambar harus jelas (mudah dipahami)

d. Mempunyai tujuan yang jelas

e. Memiliki isian yang memerlukan pemikiran dan pemprosesan informasi

f. Tetap memiliki gambaran umum ( global disamping gambaran detail)

Menurut Lismawati (2010: 40) LKPD memiliki keunggulan dan kelemahan

sebagai berikut:

a. Keunggulan lembar kerja peserta didik (LKPD)

1) Dari aspek penggunaan: merupakan media yang paling mudah. Dapat

dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat

khusus.

2) Dari aspek pengajaran: dibandingkan bahan ajar jenis lain bisa dikatakan

lebih unggul. LKPD merupakan bahan ajar yang dapat mengembangkan

kemampuan peserta didik untuk belajar tentang fakta dan mampu menggali

prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang

realistis.

Page 54: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

33

3) Dari aspek kualitas penyampaian pesan pembelajaran: mampu memaparkan

kata-kata, angka-angka, notasi musik, gambar dua dimensi, serta diagram

dengan proses yang sangat cepat.

4) Dari aspek ekonomi: secara ekonomis lebih murah dibandingkan dengan

bahan ajar yang lainnya.

b. Kelemahan bahan ajar lembar kerja peserta didik (LKPD)

Sedangkan kelemahan-kelemahannya ada delapan yaitu.

1) Tidak mampu mempresentasikan gerakan, pemaparan materi bersifat linear,

tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan.

2) Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan

memahami bagian bagian tertentu.

3) Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan yang

memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan

jawaban yang kompleks dan mendalam.

4) Tidak mengakomodasi peserta didik dengan kemampuan baca terbatas

karena media ini ditulis pada tingkat baca tertentu.

5) Memerlukan pengetahuan prasyarat agar peserta didik dapat memahami

materi yang dijelaskan. Peserta didik yang tidak memenuhi asumsi

pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami.

6) Cenderung digunakan sebagai hafalan. Ada sebagian pendidik yang

menuntut peserta didiknya untuk menghafal data, fakta dan angka. Tuntutan

ini akan membatasi penggunaan hanya untuk alat menghafal.

Page 55: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

34

7) Kadangkala memuat terlalu banyak terminologi dan istilah sehingga dapat

menyebabkan beban kognitif yang besar kepada peserta didik.

8) Presentasi satu arah karena bahan ajar ini tidak interaktif sehingga cendrung

digunakan dengan pasif, tanpa pemahaman yang memadai.

Bahan ajar menjadi penting mengingat peserta didik memiliki kemampuan,

kecenderungan, dan modal belajar yang tidak sama. Selain itu, di sisi lain

pendidik berorientasi untuk menyelesaikan materi sehingga kadang kurang

memperhatikan apa yang dibutuhkan peserta didik. Sehingga pendidik kurang

memperhatikan bahan ajar apa yang dibutuhkan peserta didik sehingga mereka

senang dengan materi yang diberikan pendidik. Tidak dipungkiri terkadang materi

yang disampaikan pendidik tidak sesuai dengan minat peserta didik. Dari sinilah

kemudian disimpulkan akan pentingnya bahan ajar bagi peserta didik, dan salah

satu bentuknya adalah LKPD.

Pertimbangan penggunaan LKPD adalah sifatnya yang atraktif karena berisi

kegiatan. Ketika peserta didik berhasil menyelesaikan tugas dalam LKPD maka

akan menambah keyakinan dan rasa “berhasil” pada diri peserta didik. Tentunya

hal ini memberikan motivasi tersendiri bagi peserta didik untuk terus

meningkatkan kemampuannya. Keberadaan tugas-tugas pada LKPD yang tidak

selalu bersifat individual menjadikan peserta didik memiliki kesempatan untuk

bersosialisasi dengan teman-temannya. Hal penting berikutnya adalah LKPD

merupakan buatan pendidik sendiri sehingga pemilihan kata pada LKPD dapat

disesuaikan dengan perkembangan kognitif peserta didik.

Page 56: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

35

LKPD memiliki komponen-komponen sistematika pembentuknya. Menurut

Poppy Kamalia Devi, dkk (2009: 32), sistematika LKPD umumnya terdiri dari

judul LKPD, pengantar, tujuan kegiatan, alat dan bahan, langkah kegiatan, tabel/

hasil pengamatan, pertanyaan, dan kesimpulan. Jadi dalam penelitian ini

sistematika pengembangan LKPD berisi halaman judul (cover), kata pengantar,

KI dan KD, daftar isi, petunjuk penggunaan LKPD, kegiatan-kegiatan yang terdiri

dari pengamatan, percobaan dan diskusi, informasi pendukung, dan daftar

pustaka.

5. Inkuiri Terbimbing

Ahmadi (Agusariyanto, 2012) mengemukakan bahwa inkuiri berasal dari kata

inquire yang berarti menanyakan, meminta keterangan, atau penyelidikan. Model

inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang menitikberatkan kepada

aktivitas peserta didik dalam proses belajar. Sedangkan Sanjaya (2008: 196)

mendefinisikan model inkuiri yaitu “rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan”. Tujuan

umum dari pembelajaran inkuiri adalah untuk membantu peserta didik

mengembangkan keterampilan berpikir intelektual dan keterampilan lainnya

seperti mengajukan pertanyaan dan keterampilan menemukan jawaban yang

berawal dari keingintahuan mereka.

Inkuiri menjadi dua bagian, yaitu pendekatan inkuiri terbimbing dan inkuiri tidak

terbimbing. Dalam pendekatan inkuiri terbimbing guru mempunyai peranan lebih

Page 57: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

36

aktif dalam menentukan permasalahan dan mencari penyelesaiannya. Sedangkan

pada inkuiri tidak terbimbing peserta didik lebih berperan aktif dalam mencari

masalah dan penyelesaiannya.

Inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang dapat melatih

keterampilan peserta didik dalam melaksanakan proses investigasi untuk

mengumpulkan data berupa fakta dan memproses fakta tersebut sehingga peserta

didik mampu membangun kesimpulan secara mandiri guna menjawab pertanyaan

atau permasalahan yang diajukan oleh guru. Dalam penerapan model

pembelajaran ini, Ibrahim (2007) menerangkan inkuiri terbimbing sebagai

kegiatan di mana peserta didik diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan

prosedur, menganalisis hasil, dan mengambil kesimpulan secara mandiri,

sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan, dan bahan penunjang, guru

hanya sebagai fasilitator.

Inkuiri terbimbing tidak hanya menuntut peserta didik untuk dapat melakukan

proses investigasi secara mandiri, tetapi juga menuntut peserta didik untuk

mampu memahami implikasi suatu hasil eksperimen, hal tersebut secara rinci

dijelaskan oleh MMC tahun 2007. Menurut Michigan Merit Curiculum atau

MMC “...Inquiry require students not only to conduct their own investigations,

but also to understand their implications”. Lebih lanjut, Susanto (2000) juga

menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran berbasis inkuiri, guru dapat

memfasilitasi peserta didik secara penuh atau sebagian kecil saja melalui LKS

atau petunjuk lainnya sehingga peserta didik mampu menemukan

Page 58: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

37

permasalahannya sampai dengan jawaban dari permasalahan tersebut. Hal itulah

yang menurutnya guided inquiry sangat penting untuk diterapkan.

Pembelajaran yang dilaksanakan dengan model inkuri terbimbing meliputi

beberapa langkah kegiatan seperti yang dikemukakan oleh Ristanto (2011)

sebagai berikut:

1) Merumuskan Masalah.

Langkah awal adalah menentukan masalah yang ingin didalami atau dipecahkan

dengan metode inkuiri. Persoalan dapat disiapkan atau diajukan oleh guru.

Persoalan sendiri harus jelas sehingga dapat dipikirkan, didalami, dan dipecahkan

oleh peserta didik. Persoalan perlu diidentifikasi dengan jelas tujuan dari seluruh

proses pembelajaran atau penyelidikan. Bila persoalan ditentukan oleh guru

perlu diperhatikan bahwa persoalan itu real, dapat dikerjakan oleh peserta didik,

dan sesuai dengan kemampuan peserta didik. Persoalan yang terlalu tinggi akan

membuat peserta didik tidak semangat, sedangkan persoalan yang terlalu mudah

yang sudah mereka ketahui tidak menarik minat peserta didik. Sangat baik bila

persoalan itu sesuai dengan tingkat hidup dan keadaan peserta didik.

2) Menyusun hipotesis

Langkah berikutnya adalah peserta didik diminta untuk mengajukan jawaban

sementara tentang masalah itu. Inilah yang disebut hipotesis. Hipotesis peserta

didik perlu dikaji apakah jelas atau tidak. Bila belum jelas, sebaiknya guru

mencoba membantu memperjelas maksudnya lebih dahulu. Guru diharapkan tidak

memperbaiki hipotesis peserta didik yang salah, tetapi cukup memperjelas

Page 59: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

38

maksudnya saja. Hipotesis yang salah, tetapi cukup memperjelas maksudnya saja.

Hipotesis yang salah nantinya akan kelihatan setelah pengambilan data dan

analisis data yang diperoleh.

3) Mengumpulkan data

Langkah selanjutnya adalah peserta didik mencari dan mengumpulkan data

sebanyak-banyaknya untuk membuktikan apakah hipotesis mereka benar atau

tidak. Dalam bidang biologi, untuk dapat mengumpulkan data, peserta didik

harus menyiapkan suatu peralatan untuk pengumpulan data. Maka guru perlu

membantu bagaimana peserta didik mencari peralatan, merangkai peralatan, dan

mengoperasikan peralatan sehingga berfungsi dengan baik. langkah ini adalah

langkah percobaan atau eksperimen. Biasanya dilakukan di laboratorium tetapi

kadang juga dapat di luar sekolah. Setelah peralaran berfungsi, peserta didik

diminta untuk mengumpulkan data dan mencatatnya dalam buku catatan.

4) Menganalisis data

Data yang sudah dikumpulkan harus dianalisis untuk dapat membuktikan

hipotesis apakah benar atau tidak. Untuk memudahkan menganalisis data, data

sebaiknya diorganisasikan, dikelompokkan, diatur sehingga dapat dibaca dan

dianalisis dengan mudah.

5) Menyimpulkan

Dari data yang telah dikelompokkan dan dianalisis, kemudian diambil kesimpulan

dengan generalisasi. Setelah diambil kesimpulan, kemudian dicocokkan dengan

hipotesis asal, apakah hipotesa kita diterima atau tidak.

Page 60: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

39

6. Self Efficacy

a. Pengertian Self Efficacy

Self efficacy berasal dari dua kata yaitu self dan efficacy, self (diri) adalah identitas

seseorang sedangkan efficacy didefinisikan sebagai kekuatan menghasilkan efek

(sinonim untuk keberhasilan meliputi efektivitas, efficaciousness, dan

produktivitas). Sehingga dapat dikatakan bahwa self efficacy berarti kemampuan

seseorang untuk menjadi efektif dan mengontrol tindakannya. Rosenberg (Noer,

2013) menyebutkan bahwa self efficacy merupakan salah satu komponen dari self

concept, namun self efficacy juga sering dikaitkan dengan belief, bahkan beberapa

literatur menyebutkan sebagai self efficacy belief. Hal ini menunjukkan bahwa self

efficacy merupakan bagian dari belief.

Self efficacy menurut Bandura (1994) merupakan cara menentukan bagaimana

seseorang merasa, berpikir, memotivasi mereka sendiri dan sikap tingkah lakunya.

Bandura (1977) juga mendefinisikan self efficacy sebagai pertimbangan seseorang

mengenai kemampuan dirinya dalam rangka mencapai tingkatan kinerja yang

diinginkan atau ditentukan, yang akan mempengaruhi tindakan selanjutnya. Self

efficacy merupakan keyakinan atau kepercayaan individu terhadap

kemampuannya dalam mengorganisasi, mengimplementasi tindakan untuk

menampilkan kecakapan tertentu, melakukan tugas, mencapai tujuan, dan

menghasilkan sesuatu dalam mengatasi kehidupan. Menurut Zulkosky (2009: 93)

self efficacy mempengaruhi kehidupan seseorang dalam hal bagaimana orang

berpikir, merasa, memotivasi diri, dan bertindak. Self efficacy terkait dengan

persepsi atau pendapat tentang kemampuan untuk mencapai tujuan tertentu dan

Page 61: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

40

tidak dapat dirasakan secara umum. Sehingga dapat dikatakan bahwa self efficacy

merupakan keyakinan seseorang mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan

sesuatu pekerjaan atau tugas tertentu.

Perasaan yang kuat dari self efficacy seseorang akan memunculkan penghargaan

dan kepribadian seseorang dalam banyak hal. Beberapa penelitian seperti

penelitian yang dilakukan Bandura, Roscoe, Noer, dan Hamidah menyebutkan

bahwa orang-orang yang memiliki self efficacy positif akan berpengaruh positif

terhadap seseorang itu, misalnya dalam melakukan suatu pekerjaan akan merasa

percaya diri dan merasa mampu menyelesaikannya. Begitu juga seseorang

dengan self efficacy tinggi memiliki kemampuan untuk mengatasi tugas-

tugas yang sulit sebagai tantangan untuk dikuasai daripada menghindari

ancaman. Sebaliknya, orang-orang yang ragu dengan kemampuan mereka akan

memilih menghindari tugas sulit dimana mereka melihatnya sebagai sebuah

ancaman. Makna dan karakterisitik self efficacy diuraikan oleh Maddux

(Pakpahan, 2014), yaitu:

1) Self efficacy merupakan keterampilan yang berkenaan dengan apa yang

diyakini atau keyakinan yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan atau

menyelesaikan sesuatu dengan keterampilan yang dimilikinya dalam situasi

atau kondisi tertentu. Biasanya terungkap dari pernyataan “saya yakin dapat

mengerjakannya”.

2) Self efficacy tidak menggambarkan tentang motif, dorongan atau kebutuhan

lain yang dikontrol.

Page 62: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

41

3) Self efficacy adalah keyakinan seseorang tentang kemampuannya dalam

mengkoordinir, mengerahkan keterampilan dan kemampuan dalam

mengubah serta menghadapi situasi yang penuh tantangan.

4) Self efficacy adalah keyakinan seseorang terhadap apa yang mampu

dilakukannya.

5) Proporsi self efficacy dalam domain harga diri (self esteem) secara langsung

berperan penting dalam menempatkan diri seseorang.

6) Self efficacy seseorang secara sederhana menggambarkan keyakinan

seseorang untuk menampilkan perilaku produktif.

7) Self efficacy diidentifikasi dan diukur bukan sebagai suatu ciri tetapi

keyainan tentang kemampuan untuk mengkoordinir berbagai keterampilan

dan kemampuan mencapai tujuan yang diharapkan seseorang, dalam domain

dan kondisi atau keadaan khusus.

8) Self efficacy berkembang sepanjang waktu dan diperoleh melalui suatu

pengalaman. Perkembangan dimulai pada masa bayi berlanjut sepanjang

hayat.

Uraian di atas, penting bagi peneliti untuk mengetahui perbedaan antara self

efficacy dengan self concept (konsep diri) dan self esteem (mengagumi diri

sendiri). Bandura (Pakpahan, 2014) menggambarkan self efficacy seperti

kemampuan dalam mengorganisir dan melaksanakan berbagai tindakan yang

diperlukan untuk menghasilkan pencapaian-pencapaian yang diberi. Sedangkan

self esteem terkait dengan segala hal tentang seberapa besar seseorang merasa

dihargai, dicintai, diterima dan dianggap baik oleh orang lain dan seberapa besar

Page 63: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

42

kita menghargai, mencintai, dan menerima diri kita. Pakpahan (2014) berpendapat

bahwa self efficacy merupakan konstruksi sentral dalam teori kognitif sosial, maka

seseorang yang memiliki self efficacy positif akan:

1) Mempengaruhi pengambilan keputusannya dan mempengaruhi tindakan

yang akan dilakukannya. Seseorang cenderung akan menjalankan sesuatu

apabila ia merasa kompeten dan percaya diri dan akan menghindarinya

apabila tidak.

2) Membantu seberapa jauh usaha seseorang bertindak dalam suatu aktivitas,

berapa lama ia bertahan apabila ia mendapat masalah, dan seberapa fleksibel

dalam situasi yang kurang menguntungkan baginya. Makin besar self

efficacy seseorang, makin besar upaya, ketekunan dan fleksibilitasnya.

3) Mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosionalnya. Seseorang dengan self

efficacy rendah mudah menyerah dalam menghadapi masalah, cenderung

menjadi stress, depresi, dan mempunyai suatu visi yang sempit tentang apa

yang terbaik untuk menyelesaikan masalah itu. Sedangkan self efficacy yang

tinggi akan membantu seseorang dalam menciptakan suatu perasaan tenang

dalam menghadapi masalah atau aktivitas yang sukar.

Berdasarkan uraian pendapat dari beberapa ahli mengenai self efficacy, dapat

disimpulkan bahwa self efficacy merupakan keyakinan atau kepercayaan individu

mengenai kemampuan individu untuk mengorganisasi, mengimplementasi

tindakan untuk menampilkan kecakapan tertentu, melakukan suatu tugas,

mencapai suatu tujuan, menghasilkan sesuatu dalam mengatasi kehidupan.

Page 64: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

43

b. Sumber-sumber Self Efficacy

Self efficacy tumbuh melalui suatu proses, yang mulai terbentuk ketika anak

menginjak usia dini yang berurusan dengan berbagai macam pengalaman, tugas,

dan situasi. Pertumbuhan self efficacy akan berkembang sepanjang hidup dalam

memperoleh keterampilan baru, pengalaman, dan pemahaman.

Self efficacy setiap orang akan berkembang seiring dengan tingkat kedewasaan

dan pola berpikir mereka. Menurut Bandura (Pakpahan, 2014) bahwa self efficacy

secara kontinu turut berkembang sepanjang hayat serta mengintegrasikan

informasi dari 4 sumber utama sebagai berikut:

1) Authentic mastery experiences atau pengalaman otentik, yang merupakan

sumber yang paling berpengaruh, karena kegagalan/ keberhasilan

pengalaman yang lalu akan menurun/ meningkatkan self efficacy seseorang

untuk pengalaman yang serupa kelak. Khususnya kegagalan yang terjadi

pada awal tindakan tidak dapat dikaitkan dengan kurangnya upaya atau

pengaruh lingkungan eksternal.

2) Vicarious experiences atau pengalaman orang lain yang dengan

memperhatikan keberhasilan/ kegagalan orang lain, seseorang dapat

mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk membuat pertimbangan

tentang kemampuan dirinya sendiri. Model pengalaman orang lain ini sangat

berpengaruh apabila ia mendapat situasi yang serupa dan miskin

pengalaman dalam pengalaman tersebut.

3) Pendekatan sosial atau verbal, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan

meyakini seseorang bahwa ia memiliki kemampuan untuk melakukan

Page 65: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

44

sesuatu. Perlu perhatikan, bahwa pernyataan negatif tentang kompetensi

seseorang dalam area tertentu sangat berakibat buruk terhadap mereka yang

sudah hilang kepercayaan diri, misalnya pernyataan bahwa kaum perempuan

tidak sesuai untuk belajar matematika, akan mengakibatkan kaum

perempuan akan percaya bahwa mereka tidak kompeten dalam matematika.

4) Indeks psikologis, dimana status fisik dan emosi akan mempengaruhi

kemampuan seseorang. Emosi yang tinggi, seperti kecemasan akan

matematika akan mengubah kepercayaan diri seseorang tentang

kemampuannya.

c. Dimensi Self Efficacy

Bandura (Noer, 2013) menyebutkan bahwa dimensi self efficacy ada 3 (tiga),

yaitu:

1) Magnitude

Dimensi magnitude ini berkaitan dengan derajat kesulitan tugas. Apabila

tugas-tugas yang dibebankan pada individu disusun menurut tingkat

kesulitannya, maka perbedaan self efficacy secara individual mungkin

terbatas pada tugas-tugas yang sederhana, menengah atau tinggi. Individu

akan melakukan tindakan yang dirasakan mampu untuk dilaksanakannya

dan akan tugas-tugas yang diperkirakan di luar batas kemampuan yang

dimilikinya.

2) Generality

Dimensi generality ini berhubungan dengan keyakinan seseorang terhadap

kemampuan diri dapat berbeda dalam hal generalisasi. Maksudnya

Page 66: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

45

seseorang mungkin menilai keyakinan dirinya untuk aktivitas-aktivitas

tertentu saja.

3) Strength

Dimensi strength ini berkaitan dengan tingkat kekuatan atau kemantapan

seseorang terhadap keyakinannya. Tingkat self efficacy yang lebih rendah

mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang memperlemahnya.

Sedangkan, orang yang memiliki self efficacy yang kuat akan tekun dalam

meningkatkan usahanya meskipun dijumpai pengalaman yang

memperlemahnya.

d. Peran Self efficacy dalam Pembelajaran Matematika

Self efficacy dikatakan sebagai salah satu alat yang berguna dalam pembelajaran

matematika. Hal tersebut karena self efficacy merupakan suatu penilaian

situasional dari suatu keyakinan individu dalam kemampuannya untuk berhasil

membentuk atau menyelesaikan tugas-tugas atau masalah-masalah matematis

tertentu. Artinya bahwa peserta didik dapat meyakini kemampuannya dalam

menyelesaikan masalah matematika.

The SEA’s program (2004) menyebutkan bahwa gejala peserta didik yang

memiliki self efficacy rendah, tampak kurang percaya diri, meragukan

kemampuan akademisnya, tidak berusaha mencapai nilai tinggi di bidang

akademik antara lain: (1) meragukan kemampuannya (self-doubt), (2) malu dan

menghindari tugas-tugas sulit, (3) kurang memiliki aspirasi dan komitmennya

rendah dalam mencapai tujuan, (4) menghindar, melihat tugas-tugas sebagai

Page 67: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

46

rintangan, dan merasa rugi menyelesaikannya, (5) usaha kurang optimal dan cepat

menganggap sulit, (6) lambat memperbaiki self efficacy apabila mengalami

kegagalan, (7) merasa tidak memiliki cukup kemampuan dan bersikap defensif

serta tidak belajar dari banyak kegagalan yang dialaminya, (8) mudah menyerah,

malas, stress, dan depresi, (9) meragukan kemampuan ini mendorong mereka

percaya pada hal-hal yang tidak rasional dan yang tidak mendasar pada kenyataan,

(10) cenderung takut, tidak aman dan manipulatif, (11) cepat menyerah, merasa

tidak akan pernah berhasil, dan (12) meyakini seakan-akan segalanya "telah

gagal''. Pikiran tidak rasional ini berkembang menjadi pikiran negatif (self–

scripts) yang terus dipelihara oleh orang yang rendah diri.

e. Strategi Meningkatkan Self Efficacy

Schunck (Hamidah, 2014) menyebutkan bahwa ada beberapa strategi yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan self efficacy, diantaranya:

1) Mengajarkan peserta didik suatu strategi khusus sehingga dapat

meningkatkan kemampuannya untuk fokus pada tugas-tugasnya.

2) Memandu peserta didik dalam menetapkan tujuan, khususnya dalam

membuat tujuan jangka pendek setelah mereka mebuat tujuan jangka

panjang.

3) Memberikan reward untuk performa peserta didik.

4) Mengkombinasikan strategi training dengan menekankan pada tujuan dan

memberi feedback pada peserta didik tentang hasil pembelajarannya.

Page 68: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

47

5) Memberikan support atau dukungan pada peserta didik. Dukungan yang

positif dapat berasal dari guru seperti pernyataan “kamu dapat melakukan

ini”, orang tua dan peers.

6) Meyakinkan bahwa peserta didik tidak terlalu aroused dan cemas karena hal

itu justru akan menurunkan self efficacy peserta didik.

7) Menyediakan peserta didik model yang bersifat positif seperti adult dan

peer.

Karakteristik tertentu dari peserta didik yang menjadi model dapat meningkatkan

self efficacy peserta didik. Modelling efektif untuk meningkatkan self efficacy

khususnya ketika peserta didik mengobservasi keberhasilan teman peer nya yang

sebenarnya mempunyai kemampuan yang sama dengan kemampuan mereka.

Meningkatkan self efficacy termuat dalam kurikulum matematika di mana

disebutkan bahwa pelajaran matematika harus menanamkan sikap menghargai

kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian,

dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri. Oleh

karena itu, peserta didik harus memiliki keyakinan yang tinggi agar mampu

mengatasi masalah dan berdampak baik pada kesuksesan.

Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai self efficacy di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa inti dari self efficacy adalah keyakinan atas kemampuan diri.

Lalu dalam setiap fase perkembangan self efficacy dibutuhkan kompetensi dari

individu untuk berhasil melalui tiap fase perkembangan tersebut. Meskipun, tahap

perkembangan yang dilalui individu tidaklah sama.

Page 69: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

48

7. Representasi Matematis

Kemampuan matematika merupakan kemampuan untuk menghadapi

permasalahan baik dalam matematika maupun dalam kehidupan nyata. Salah satu

kemampuan matematika yang perlu dikuasai peserta didik adalah kemampuan

representasi. Kemampuan representasi dalam matematika sangat diperlukan

karena representasi merupakan cara yang digunakan peserta didik unuk

mengomunikasikan ide-ide, gagasan, atau jawaban dari suatu permasalahan.

Alhadad (2010: 34) mengungkapkan bahwa representasi adalah ungkapan dari ide

matematis sebagai model yang digunakan untuk menemukan solusi dari masalah

yang dihadapinya sebagai hasil interpretasi pikirannya. Sedangkan Hudiono

(2005: 19) menyatakan bahwa kemampuan representasi mendukung peserta didik

memahami konsep matematika yang dipelajarinya dan keterkaitannya,

mengkomunikasikan ide-ide matematika, mengenal koneksi diantara konsep

matematika dan menerapkan matematika pada permasalahan matematika realistik

melalui pemodelan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan representasi

matematis adalah kemampuan peserta didik mengungkapkan ide-ide mereka ke

dalam model matematika untuk merencanakan suatu penyelesaian masalah. Amir

(2009) mengungkapkan indikator kemampuan representasi matematis sebagai

berikut.

Page 70: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

49

Tabel 2.1 Indikator Representasi Matematis

Representasi Indikator

Representasi visual;

diagram, tabel atau

grafik, dan gambar

1. Menyajikan kembali data atau informasi dari suatu

permasalahan ke bentuk diagram, grafik atau tabel.

2. Menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan

masalah.

3. Membuat gambar pola-pola geometri.

4. Membuat gambar bangun geometri untuk memperjelas

masalah dan memfasilitasi penyelesaiannya.

Representasi

simbolik (ekspresi

matematis)

1. Membuat persamaan atau ekspresi matematis dari

permasalahan lain yang diberikan.

2. Membuat konjektur dari suatu pola bilangan.

3. Penyelesaian masalah dari suatu ekspresi matematis.

Representasi verbal

(kata-kata atau teks

tertulis)

1. Membuat situasi masalah berdasarkan data atau

representasi yang diberikan.

2. Menuliskan interpretasi dari suatu representasi.

3. Menyusun cerita yang sesuai dengan suatu representasi

yang disajikan.

4. Menuliskan langkah-langkah penyelesaian masalah dengan

kata-kata atau teks tertulis .

5. Membuat dan menjawab pertanyaan dengan menggunakan

kata-kata atau teks tertulis.

Berdasarkan pendapat di atas, kemampuan representasi matematis terdiri dari

kemampuan representasi visual,representasi simbolik (ekspresi matematis), dan

representasi verbal (kata-kata atau teks tertulis). Adapun indikator kemampuan

representasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan representasi

visual untuk menyelesaikan masalah, menggunakan representasi simbolik untuk

menyelesaikan masalah, membuat ekspresi matematis dari representasi lain yang

diberikan, dan penyelesaian masalah dari suatu ekspresi matematis.

B. Kerangka Pikir

Terdapat aspek psikologis yang turut memberikan kontribusi terhadap

keberhasilan peserta didik dalam menyelesaikan tugas dengan baik. Aspek

psikologis tersebut adalah self efficacy. Pada proses pembelajaran matematika self

Page 71: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

50

efficacy merupakan pengalaman belajar yang dihasilkan dari keberhasilan dan

kegagalan yang dialami oleh peserta didik. Self efficacy peserta didik dalam

menyelesaikan permasalahan matematika dapat mempengaruhi peningkatan

kemampuan belajarnya. Self efficacy yang positif dalam pembelajaran sangat

diperlukan agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajarannya dan

mencapai prestasi belajar yang maksimal. Oleh karena itu, self efficacy harus

dikembangkan dalam diri peserta didik agar dapat memaknai proses pembelajaran

matematika dalam kehidupan nyata. Apabila proses pembelajaran ini terjadi

secara optimal, maka akan meningkatkan kemampuan representasi matematisdari

peserta didik.

Kemampuan representasi matematis merupakan salah satu kemampuan yang

harus dimiliki peserta didik. Hal ini dikarenakan representasi matematis sangat

diperlukan peserta didik ketika ia ingin mengungkapkan, mengkomunikasikan,

menyajikan, memperjelas ide, pemahaman dan argumen matematis dari ide

matematika yang ditampilkan peserta didik sebagai model atau bentuk pengganti

dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk menemukan solusi dari masalah

yang sedang dihadapinya sebagai hasil dari interpretasi pikirannya. Suatu masalah

dapat direpresentasikan melalui gambar, kata-kata (verbal), tabel, benda konkret,

atau simbol matematika. Namun pada kenyataannya kemampuan representasi

matematis peserta didik masih rendah. Hal ini karena model pembelajaran yang

digunakan oleh guru adalah pembelajaran yang berpusat pada guru dan konsep.

Hal tersebut menyebabkan peserta didik lebih banyak mendengarkan daripada

mengembangkan ide-ide matematisnya sendiri ketika proses pembelajaran

Page 72: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

51

berlangsung. Uraian tersebut memberikan informasi bahwa self efficacy yang

tinggi berdampak positif terhadap kemampuan matematika peserta didik, dan

sebaliknya jika self efficacy rendah maka dampaknya kurang baik terhadap

kemampuan matematika peserta didik.

Hal ini diperkuat dengan beberapa penelitian yang dilakukan Bandura (1997),

Roscoe (2007), Noer (2013), dan Hamidah (2014) yang menyebutkan bahwa

orang-orang yang memiliki self efficacy positif akan berpengaruh positif terhadap

kemampuan peserta didik. Pada proses pembelajaran terdapat beberapa jenis

bahan ajar yang dapat digunakan. Untuk itu diperlukan bahan ajar untuk

mengatasi permasalahan tersebut. Bahan ajar dalam proses pembelajaran salah

satunya dengan menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk

mengembangkan kemampuan self efficacy dan representasi matematis dari peserta

didik. LKPD berupa lembaran-lembaran berisi tugas mengomunikasikan ide-ide,

gagasan, atau jawaban dari suatu permasalahan melalui aktivitas-aktivitas yang

terdapat dalam LKPD. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa melalui

proses penemuan tersebut dapat merangsang self efficacy dan kemampuan

representasi matematis peserta didik. Untuk menfasilitasi LKPD yang memiliki

karakteristik untuk penemuan diperlukan suatu model pembelajaran yang

memiliki sintaks untuk mendukung proses penemuan tersebut. Salah satu model

pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran inkuiri

terbimbing.

Model inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang melatih

keterampilan peserta didik dalam melaksanakan proses penemuan sehingga

Page 73: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

52

peserta didik mampu membangun kesimpulan secara mandiri. Model inkuiri

terbimbing terdiri dari lima tahapan, yaitu merumuskan masalah, menyusun

hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyimpulkan. Tahapan-

tahapan ini sebenarnya tidak terpisah, tetapi terintegrasi dalam proses

pembelajaran yang memuat kelima langkah tersebut secara langsung.

Berdasarkan uraian di atas, maka dengan peserta didik mengerjakan LKPD

berbasis inkuiri terbimbing maka terdapat proses-proses pembelajaran yang

memberikan peluang bagi peserta didik untuk meningkatkan kemampuan

representasi matematis dan self efficacy.

C. Definisi Konseptual

Untuk keperluan konseptual dan agar mendapatkan suatu definisi operasional,

berikut ini batasan terhadap konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Teori pembelajaran matematika adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat

tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa,

perancangan metode pembelajaran yang dapat dijadikan pedoman dalam

membuat suatu media maupun bahan ajar pembelajaran matematika.

2. Bahan ajar adalah adalah isi dari mata pelajaran atau bidang studi yang

diberikan kepada peserta didik sesuai dengan kurikulum yang digunakannya.

Bahan ajar terbagi menjadi beberapa jenis dan berasal dari berbagai sumber.

Bahan ajar yang sesuai jenis dan sumbernya memungkinkan siswa dapat

mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan

sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi

secara utuh dan terpadu.

Page 74: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

53

3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah bagian pokok dari suatu modul

yang berisi tujuan umum topik yang dibahas dan disusun secara sistematis

serta menarik sebagai panduan peserta didik untuk melakukan penyelidikan

atau pemecahan masalah.

4. Inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang berorientasi pada

kerangka teori behavior dan konstruktivisme. Inkuiri terbimbing dapat

melatih keterampilan siswa dalam melaksanakan proses investigasi untuk

mengumpulkan data berupa fakta dan memproses fakta tersebut sehingga

siswa mampu membangun kesimpulan secara mandiri guna menjawab

pertanyaan atau permasalahan yang diajukan oleh guru. Guru dalam

pelaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing menyediakan bimbingan

atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa di mana guru tidak terlepas dari

kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Langkah-langkah inkuiri terbimbing

terdiri atas merumuskan masalah, menyusun hipotesis, mengumpulkan data,

menganalisis data, dan menyimpulkan.

5. Self efficacy adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki

yang ditunjukkan oleh dimensi magnitude, generality, dan strength. Suatu

penilaian situasional dari suatu keyakinan individu dalam kemampuannya

untuk berhasil membentuk atau menyelesaikan tugas-tugas atau masalah-

masalah matematis tertentu . Artinya bahwa peserta didik dapat meyakini

kemampuannya dalam menyelesaikan masalah matematika. Self efficacy

setiap orang mengenai kemampuan individu untuk mengorganisasi,

mengimplementasi tindakan untuk menampilkan kecakapan tertentu,

melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, menghasilkan sesuatu dalam

Page 75: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

54

mengatasi kehidupan. Sehingga dengan self efficacy yang baik akan

memunculkan kepercayaan diri peserta didik dalam mengembangkan

kemampuan matematis yang dimilikinya.

6. Representasi matematis merupakan kemampuan mengungkapkan ide

matematika dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk menemukan

solusi dari masalah yang sedang dihadapinya sebagai hasil interpretasi

pikirannya melaluivisual, ekspresi simbolik, dan verbal.

D. Definisi Operasional

Berdasarkan definisi konseptual dan agar mempunyai persepsi yang sama, berikut

ini batasan terhadap beberapa definisi operasional yang digunakan dalam

penelitian ini:

1. Teori pembelajaran matematika dalam penelitian ini melibatkan teori

pembelajaran behaviorisme yang menekankan perubahan tingkah laku setelah

terjadi proses belajar selaras dengan hasil yang diharapkan, teori

kontruktivisme yang akan mengukur self efficacy peserta didik dengan

mengacu pada teori Vigotsky dan teori belajar sosial dari Bandura, dan teori

humanisme yang melihat konsep belajar dari sisiperkembangan kepribadian

manusia.

2. Bahan ajar dalam penelitian ini berupa bahan ajar cetak yang digunakan guru

untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada penelitian ini adalah LKPD

berstruktur yang dirancang untuk membimbing peserta didik dalam pokok

materi dan guru hanya sebagai fasilitator.

Page 76: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

55

4. Inkuiri terbimbing pada penelitian ini merupakan kegiatan penemuan yang

menggunakan metode diskusi untuk merancang penemuan penyelesaian

masalah matematika sendiri. Sedangkan guru dalam kegiatan ini hanya

sebagai fasilitator.

5. Self efficacy pada penelitian ini adalah penilaian tentang tinggi rendahnya

derajat skor hasil pengisian angket yang diturunkan teori Bandura mengenai

dimensi-dimensi self efficacy.

6. Representasi matematis pada penelitian ini terdiri dari kemampuan

representasi visual, representasi simbolik (ekspresi matematis), dan

representasi verbal (kata-kata atau teks tertulis).

E. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan sebelumnya, hipotesis yang

digunakan untuk menguji efektivitas pembelajaran dengan menggunakan produk

pengembangan LKPD, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Hipotesis Umum

LKPD berbasis inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan kemampuan

representasi matematis dan self efficacy siswa dalam pembelajaran

matematika.

2. Hipotesis Khusus

a. Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang menggunakan

LKPD berbasis inkuiri terbimbing lebih tinggi dari pada peningkatan

kemampuan representasi siswa yang tidak menggunakan LKPD berbasis

inkuiri terbimbing.

Page 77: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

56

b. Peningkatan self efficacy siswa yang menggunakan LKPD berbasis inkuiri

terbimbing lebih tinggi daripada peningkatan self efficacy siswa yang tidak

menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing.

Page 78: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017 di

SMK Muhammadiyah 2 Metro. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas yang terdistribusi dalam program keahlian yaitu 4 kelas TKJ, 5

kelas TKR, 2 kelas TPM, 1 kelas TITL, dan 1 kelas perbankan syariah.

Berdasarkan populasi tersebut kemudian dipilih dua kelas sebagai sampel

penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive

sampling, dengan mengambil dua kelas yang memiliki kemampuan awal yang

sama. Satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas dengan pembelajaran

menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing, dan sebagai kelas kontrol yaitu

kelas dengan pembelajaran tanpa menggunakan LKPD berbasis inkuiri

terbimbing. Berdasarkan teknik pemilihan sampel, maka dipilihlah siswa kelas

dengan jumlah siswa sebagai kelas eksperimen dan peserta didik kelas

dengan jumlah siswa sebagai kelas kontrol.

B. Jenis Penelitian dan Prosedur Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research &

Development) dengan tujuan untuk mengembangkan LKPD berbasis inkuiri

terbimbing pada pokok bahasan barisan dan deret aritmatika dan geometri. Jenis

Page 79: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

58

penelitian ini banyak digunakan untuk memecahkan masalah pada ranah

pendidikan. Menurut Borg & Gall dalam bukunya yang berjudul “Education

Research” (1989: 624) menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan

(Research & Development) dalam pendidikan adalah pengembangan dan validasi

suatu produk pendidikan, di mana temuan penelitian digunakan untuk merancang

produk dan prosedur baru, yang kemudian secara sistematik diuji di lapangan,

dievaluasi, dan disempurnakan sampai memenuhi kriteria tertentu, yaitu

keefektivan.

Langkah-langkah penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan

Gall dapat dilihat pada Tabel 3.1. Langkah-langkah penelitian yang akan

digunakan pada penelitian ini, hanya akan mengambil beberapa langkah dari

langkah-langkah penelitian dan pengembangan Borg dan Gall, yaitu sampai pada

langkah ke-7.

Tabel 3.1 Langkah-langkah Penelitian yang Dikemukakan Borg dan Gall

Langkah Utama Borg dan Gall 10 langkah Borg dan Gall

Penelitian dan pengumpulan informasi

(Research dan Information Collecting)

1. Penelitian dan pengumpulan informasi

Perencanaan (Planning) 2. Perencanaan

Pengembangan bentuk awal produk (Develop

Preliminary Form of Product)

3. Pengembangan bentuk awal produk

Uji lapangan dan revisi produk (Field Testing

and Product Revision)

4. Uji lapangan awal

5. Revisi produk

6. Uji lapangan utama

7. Revisi produk operasional

8. Uji lapangan operasional

Revisi produk akhir (Final Product Revision) 9. Revisi produk akhir

Diseminasi dan Implementasi (Dissemination

and Implementation)

10. Diseminasi dan Implementasi

Page 80: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

59

C. Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian pengembangan yang akan dilakukan pada penelitian

ini diambil dari desain penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Borg

dan Gall. Langkah-langkah penelitian pengembangan ini dijelaskan sebagai

berikut:

1. Studi pendahuluan

Pada tahap ini, dilakukan studi pendahuluan dan pengumpulan data (research and

information collecting) yaitu tahapan penelitian pendahuluan yang dilakukan

dengan need assessment. Suatu penelitian pengembangan berawal dari adanya

potensi dan masalah, untuk mengetahui bahwa produk hasil penelitian

pengembangan itu benar-benar dibutuhkan guna mengatasi masalah langkah awal

adalah melakukan analisis kebutuhan pada sumber dayanya. Cara untuk

mendapatkan data analisis kebutuhan dapat dilakukan dengan wawancara baik

face to face maupun via phone dan written survey yang salah satunya adalah

angket. Peneliti melakukan observasi terhadap bahan ajar yang digunakan guru

matematika di kelas X. Setelah itu melakukan wawancara dengan guru

matematika mengenai hasil observasi agar hasil pengamatan yang diperoleh lebih

akurat dan memperjelas beberapa hal mengenai kebutuhan LKPD dalam

pembelajaran matematika. Memberikan daftar pertanyaan kepada siswa kelas XI

untuk mengetahui materi yang telah mereka pelajari namun belum dikuasai

dengan baik dan dianggap sulit oleh siswa. Selanjutnya mewawancarai guru

matematika kelas X untuk memperkuat hasil temuan pada daftar pertanyaan

siswa. Kemudian mengumpulkan buku teks kurikulum 2013 dan LKPD yang

digunakan guru saat mengajar kemudian mengkaji buku-buku tersebut dan

Page 81: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

60

penelitian yang relevan sebagai acuan penyusunan LKPD. Analisis terhadap

kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) matematika, silabus matematika

wajib kelas X, dan indikator kemampuan representasi matematis digunakan

sebagai bahan pertimbangan penyusunan materi dan evaluasi.

2. Desain produk dan instrumen

Tahap desain produk dan instrumen adalah membuat rancangan pembuatan LKPD

yang akan dikembangkan dan instrumen-instrumen yang akan digunakan sebagai

penilaian dalam mengembangkan LKPD matematika. Sebelum merancang

pembuatan LKPD, langkah yang dilakukan menetapkan KI dan KD yang akan

dipilih untuk pembuatan RPP. Kemudian merumuskan indikator dan tujuan

pembelajaran berdasarkan SK dan KD yang dipilih.

Langkah selanjutnya adalah membuat RPP yang berisi uraian KI, KD, indikator,

alokasi waktu, bahan/materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran,

metode, media pembelajaran, sumber belajar dan penilaian. Setelah pembuatan

RPP, langkah selanjutnya adalah mendesain LKPD. Instrumen lain yang dibuat

untuk menunjang pengembangan LKPD adalah angket kebutuhan guru dan

pedoman wawancara, validasi ahli, instrumen kepraktisan perangkat pembelajaran

dan instrumen tes kemampuan representasi matematis dan self efficacy peserta

didik..

3. Uji Coba

a. Uji coba ahli

Produk awal yang dihasilkan yaitu berupa LKPD matematika diujikan dengan ahli

melalui pengisian angket validasi ahli. LKPD yang telah disusun kemudian

Page 82: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

61

divalidasi oleh ahli, yaitu ahli materidan ahli media yang berkompeten

dibidangnya melalui lembar validasi LKPD. LKPD yang telah divalidasi oleh ahli

kemudian direvisi secara terus menerus sesuai dengan saran dan masukan dari ahli

materi dan ahli media. Selain melakukan revisi, peneliti pada tahap ini juga

melakukan analisis terhadap lembar penilaian LKPD yang diberikan kepada ahli

materi dan ahli media. Validasi ahli materi dan ahli media dilakukan untuk

mengetahui kebenaran isi dan format LKPD berbasis inkuiri terbimbing

terbimbing terbimbing untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis

dan self efficacy siswa.

b. Uji kelompok awal

Produk awal yang telah diuji ahli diujikan melalui uji perorangan. Uji perorangan

bertujuan untuk mengetahui kemenarikan LKPD secara perorangan atau individu.

Uji kemenarikan dilakukan dengan pengisian angket. Adapun aspek yang dinilai

pada angket adalah kemenarikan dan kemudahan menggunakan LKPD. Populasi

uji perorangan adalah peserta didik kelas X TKJ 4 di SMK Muhammadiyah 2

Metro. Sampel uji adalah 6 peserta didik di kelas X dengan kemampuan tinggi,

sedang, dan rendah.

c. Uji coba produk

Produk awal yang telah diuji pada uji kelompok awal, diujikan kepada uji

kelompok yang lebih besar. Populasi kelompok besar adalah seluruh peserta didik

kelas X SMK Muhammadiyah 2 Metro. Sampel dari uji ini adalah seluruh peserta

didik kelas SMK Muhammadiyah 2 Metro.

Page 83: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

62

4. Revisi Produk

Revisi dilakukan pada setiap jenis uji yaitu revisi hasil uji materi, revisi hasil uji

media pembelajaran dan revisi hasil uji terbatas.

D. Instrumen Penelitian

Beberapa instrumen yang digunakan pada penelitian dan pengembangan ini

adalah:

1. Instrumen wawancara dan observasi

Instrumen yang digunakan saat studi pendahuluan berupa lembar angket

wawancara dan observasi. Angket wawancara digunakan untuk melakukan

wawancara dengan guru setelah melakukan observasi dan wawancara dengan

siswa mengenai model yang digunakan saat pembelajaran matematika di kelas.

Angket observasi digunakan saat melakukan pengamatan mengenai kebutuhan

model dalam pembelajaran.

2. Instrumen Validasi LKPD

Instrumen dalam validasi LKPD diserahkan kepada ahli materi dan ahli media.

Instrumen yang diberikan berupa pernyataan skala likert dengan empat pilihan

jawaban yaitu Sangat Baik (SB), Baik (B), Kurang (K), Sangat Kurang (K), serta

dilengkapi dengan komentar dan saran dari para ahli. Kriteria yang menjadi

penilaian dari ahli materi adalah (1) aspek kelayakan isi, meliputi kesesuaian

materi dengan KI dan KD, keakuratan materi, keberadaan LKPD dalam

mendorong keinginan siswa; (2) aspek kelayakan penyajian, meliputi teknik

penyajian, kelengkapan penyajian, penyajian pembelajaran, koherensi dan

keruntutan proses berpikir, dan (3) aspek penilaian model inkuiri terbimbing.

Page 84: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

63

Tujuan pemberian skala ini adalah menilai kesesuaian isi LKPD berbasis model

inkuiri terbimbing dan kemampuan representasi matematis.

Kriteria dari ahli media adalah (1) aspek kelayakan kegrafikan, meliputi ukuran

LKPD, desain sampul LKPD, desain isi LKPD, dan (2) aspek kelayakan bahasa,

meliputi kelugasan, komunikatif, dialogis dan interaktif, kesesuaian dengan

perkembangan peserta didik, kesesuaian dengan kaidah bahasa, penggunaan

istilah dan simbol. Pemberian skala ini bertujuan untuk menilai tampilan LKPD

dan kesesuaian antara desain yang digunakan dan isi LKPD. Adapun kisi – kisi

instrument untuk validasi materi dan ahli media adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi – kisi Instrumen Validasi Ahli Media dan Ahli Materi

Validasi Kriteria Indikator Butir Angket

Media

Aspek Kelayakan

Kegrafikan

Ukuran LKPD 1, 2

Desain Sampul LKPD 3, 4, 5, 6, 7

Desain Isi LKPD 8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16

Aspek Kelayakan

Bahasa

Lugas 17, 18, 19

Komunikatif 20, 21

Kesesuaian dengan Kaidah

Bahasa 22, 23

Penggunaan istilah, simbol,

maupun lambang 24, 25

Materi

Aspek Kelayakan Isi

Kesesuaian materi dengan KI

dan KD 1,2,3

Keakuratan materi 4,5,6,7,8

Mendorong keingintahuan 9

Aspek Kelayakan

Penyajian

Teknik penyajian 10,11

Kelengkapan penyajian 12,13,14

Penyajian pembelajaran 15, 16

Koherensi dan keruntutan proses

berpikir 17,18

Penilaian

Pembelajaran inkuiri

terbimbing

Karakteristik Pembelajaran

inkuiri terbimbing 19,20,21,22,23,24

Page 85: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

64

3. Instrumen Uji Coba LKPD

Instrumen ini diberikan kepada siswa yang menjadi subjek uji coba LKPD

berbasis inkuiri terbimbing untuk mengetahui bagaimana keterbacaan,

ketertarikan siswa, dan tanggapannya terhadap LKPD. Instrumen yang diberikan

berupa pernyataan skala likert dengan empat pilihan jawaban yaitu Sangat Baik

(SB), Baik (B), Kurang (K), Sangat Kurang (K). Adapun kisi-kisi angket respon

siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi – kisi Angket Respon Siswa

Kriteria Indikator Butir Angket

Aspek tampilan Kejelasan teks 1, 2, 4, 7, 13

Kesesuaian gambar /ilustrasi dengan

materi

15, 17

Aspek penyajian

materi

Kemudahan pemahaman materi 20

Ketepatan penggunaan lambang atau

simbol

14

Kelengakapan dan ketepatan

sistematika penyajian

3, 11, 23

Kesesuaian contoh dengan materi 18, 19

Aspek manfaat Kemudahan belajar 9, 10, 22

Peningkatan motivasi belajar 8, 16, 21, 25

Ketertarikan mengunakan LKPD 5, 6, 12, 24

4. Instrumen Uji Lapangan

Terdapat instrumen tes dan nontes yang digunakan dalam penelitian ini. Instrumen

tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Instrumen Kemampuan Representasi Matematis

Instrumen ini berupa tes kemampuan representasi matematis. Tes ini untuk

melihat efektivitas pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dengan

mengukur kemampuan representasi matematis siswa. Tes ini diberikan secara

individual dan bertujuan untuk mengukur kemampuan representasi matematis.

Penilaian hasil tes dilakukan sesuai dengan pedoman yang digunakan dalam

Page 86: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

65

penskoran kemampuan representasi matematis yang diadaptasi dari Jakabscin

dalam Handayani (2013: 31) sebagai berikut :

Tabel 3.4 Pedoman Penilaian Kemampuan Representasi matematis

Skor Mengilustrasikan/

Menjelaskan

Menyatakan/

Menggambar

Ekspresi Matematis/

Penemuan

0 Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan ketidakpahaman tentang

konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa

1 Hanya sedikit dari

penjelasan yang benar

Hanya sedikit dari gambar

atau diagram yang benar

Hanya sedikit dari model

matematika yang benar

2

Penjelasan secara

matematis masuk akal

namun hanya sebagian

lengkap dan benar

Melukiskan diagram atau

gambar, namun kurang

lengkap dan benar

Menemukan model

matematika dengan benar,

namun salah dalam

mendapatkan solusi

3

Penjelasan secara

matematis masuk akal,

meskipun tidak tersusun

secara logis atau terdapat

sedikit kesalahan bahasa

Melukiskan diagram atau

gambar secara lengkap

dan benar

Menemukan model matematis

dengan benar kemudian

melakukan perhitungan atau

mendapatkan solusi secara

benar dan lengkap

4

Penjelasan secara

matematis masuk akal

dan jelas serta tersusun

secara logis dan

sistematis

Melukiskan,diagram atau

gambar, secara lengkap,

benar dan sistematis

Menemukan modelmatematika

dengan benar kemudian

melakukan perhitungan atau

mendapatkan solusisecara benar

dan lengkap serta sistematis

Sebelum diberikan di akhir pembelajaran, instrumen ini diujicobakan terlebih

dulupada kelas lain yang telah menempuh materi barisan dan deret aritmatika dan

geometri untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya

pembeda soal. Uji-uji tersebut dijelaskan sebagai berikut:.

1) Validitas

Validitas yang dilakukan terhadap instrumen tes representasi matematis

didasarkan pada validitas isi dan validitas empiris. Validitas isi dari tes

kemampuan representasi matematis ini dapat diketahui dengan cara

membandingkan isi yang terkandung dalam tes kemampuan representasi

matematis dengan indikator pembelajaran yang telah ditentukan. Tes yang

Page 87: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

66

dikategorikan valid adalah yang telah dinyatakan sesuai dengan kompetensi dasar

dan indikator yang diukur. Diasumsikan bahwa guru sejawat yang mengajar

matematika mengetahui dengan benar kurikulum SMK, maka validitas instrumen

tes ini didasarkan pada penilaian guru tersebut. Teknik yang digunakan untuk

menguji validitas empiris ini dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi

product moment (Widoyoko, 2012:137)

∑ (∑ ) (∑ )

√( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) )

Keterangan:

= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = Banyaknya Siswa

= Skor siswa pada setiap butir soal

= Total skor siswa

Penafsiran harga korelasi dilakukan dengan membandingkan dengan harga

kritik untuk validitas butir instrumen, yaitu 0,3. Artinya apabila ≥ 0,3, nomor

butir tersebut dikatakan valid dan memuaskan (Widoyoko, 2012: 143). Tabel 3.5.

menyajikan hasil validitas instrumen tes representasi matematis. Perhitungan

selengkapnya terdapat pada Lampiran C.1 halaman 220.

Tabel 3.5 Validitas Instrumen Tes Representasi Matematis

Nomor Soal rxy Keterangan

1 0,89 Valid

2 0,97 Valid

3 0,81 Valid

4 0,89 Valid

5 0,90 Valid

Page 88: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

67

b. Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Perhitungan untuk mencari nilai reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat

Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas

dapat digunakan rumus Alpha, yaitu:

2

2

11 11

t

i

n

nr

Keterangan :

11r : nilai reliabilitas instrumen (tes)

n : banyaknya butir soal 2

i : varians dari butir soal ke-i

: varians total

Sudijono (2008: 209) berpendapat bahwa suatu tes dikatakan baik apabila

memiliki nilai reliabilitas ≥ 0,70. Kriteria yang akan digunakan adalah memiliki

nilai reliabilitas ≥ 0,70. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen

representasi, diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 1,24. Hal ini

menunjukkan bahwa instrumen yang diujicobakan memiliki reliabilitas yang

tinggi. Hasil perhitungan reliabilitas uji coba instrumen dapat dilihat pada

Lampiran C.2 halaman 222.

c. Tingkat Kesukaran

Sudijono (2008: 372) menyatakan bahwa suatu tes dikatakan baik jika memiliki

derajat kesukaran sedang, tidak terlalu sukar, dan tidak terlalu mudah. Perhitungan

tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut:

2

t

Page 89: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

68

Keterangan:

TK : tingkat kesukaran suatu butir soal

JT : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh

IT : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu

butir soal

Menurut Arikunto (1999: 210) klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat dilihat dari

Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Kriteria Indeks Kesukaran Kategori

0,00 - 0,29 Sukar

0,30 - 0,69 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

Kriteria soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dengan tingkat

kesukaran sedang, dan mudah. Hasil perhitungan tingkat kesukaran uji coba soal

disajikan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Tingkat Kesukaran Butir Soal

No. Butir Soal Indeks TK Interpretasi

1 0,60 Sedang

2 0,64 Sedang

3 0,62 Sedang

4 0,42 Sedang

5 0,76 Mudah

d. Daya Pembeda

Daya beda suatu butir tes adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Daya

beda butir tes dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya tingkat diskriminasi

atau angka yang menunjukkan besar kecilnya daya beda. Sudijono (2008:120)

mengungkapkan bahwa menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus:

Page 90: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

69

Keterangan :

DP : indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

JA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah

JB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah

IA : jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah)

Tabel 3.8 Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Interval Daya Pembeda Kriteria

00,000,1 Sangat Buruk

20,001,0 Buruk

40,021,0 Cukup

70,041,0 Baik

00,171,0 Sangat Baik

Kriteria soal tes yang digunakan dalam penelitian ini memiliki interpretasi cukup,

yaitu memiliki nilai daya pembeda 40,021,0 . Hasil perhitungan tingkat

kesukaran uji coba soal disajikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Daya Pembeda Butir Soal

No. Butir Soal Nilai P Interpretasi

1 0,31 Baik

2 0,32 Baik

3 0,23 Cukup

4 0,26 Cukup

5 0,25 Cukup

Dengan melihat hasil perhitungan daya pembeda butir soal yang diperoleh, maka

instrumen tes yang sudah diujicobakan telah memenuhi kriteria daya pembeda

soal yang sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Hasil perhitungan daya

pembeda butir soal dapat dilihat pada Lampiran C.3. halaman 224.

Page 91: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

70

b. Skala Self Efficacy

Skala self efficacy pada penelitian ini mengukur empat aspek, yaitu authentic

mastery experiences (pencapaian kinerja), vicarious experiences (pengalaman orang

lain), verbal persuasions (persuasi verbal), dan physiological indexes (indeks

psikologis). Indikator self efficacy ditunjukkan pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Aspek Penilaian Self efficacy

No ASPEK DESKRIPSI INDIKATOR

1 Authentic

mastery

experiences

(Pencapaian

Kinerja)

Indikator

kemampuan yang

didasarkan kinerja

pengalaman

sebelumnya

1. Pandangan siswa terhadap kemampuan

matematika yang dimilikinya.

2. Pandangan siswa tentang keterampilan

matematika

2 Vicarious

experiences

(Pengalaman

Orang Lain)

Bukti yang

didasarkan pada

kompetensi dan

perbandingan

1. Kemampuan siswa membandingkan

kemampuan matematikanya dengan

orang lain

2. Pandangan siswa tentang kemampuan

matematika yang dimiliki oleh dirinya

dan orang lain

3 Verbal

persuasions

(Persuasi

Verbal)

Mengacu pada

umpan balik

langsung atau kata-

kata guru atau orang

yang lebih dewasa

1. Kemampuan siswa memahami makna

kalimat matematis dalam soal-soal

representasi matematis

4 Physiological

indexes

(Indeks

Psikologis)

Penilaian terhadap

kemampuan,

kelebihan, dan

kelemahan tenatng

suatu tugas atau

pekerjaan

1. Pandangannya siswa tentang

kemampuan matematika yang

dimilikinya

2. Pandangan tentang kelemahan dan

kelebihan yang dimiliki siswa pada

matematika

(Diambil dari Noer, 2012)

Angket skala self efficacy yang digunakan adalah angket berupa checklist (daftar

cek). Pengukuran skor untuk pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dilakukan

menggunakan skala likert dengan skala 4. Skala self efficacy ditunjukkan pada

Tabel 3.11. Pernyataan pada angket terbagi menjadi dua pernyataan yaitu

pernyatan positif dan pernyataan negatif.

Page 92: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

71

Tabel 3.11 Skala Self Efficacy

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Skala Nilai Skala Nilai

Selalu (SL) 4 Selalu (SL) 1

Sering (SR) 3 Sering (SR) 2

Jarang (JR) 2 Jarang (JR) 3

Tidak Pernah (TP) 1 Tidak Pernah (TP) 4

Sebelum digunakan pada uji lapangan, skala self efficacy ini divalidasi oleh ahli,

yaitu Mirra Septia Veranika, M.Psi., Psikolog. Beliau adalah counselor di Sekolah

Darma Bangsa. Tujuan dari validasi ini adalah melihat kesesuaian isi dengan

indikator dan tujuan pembuatan skala. Kriteria yang menjadi penilaian dari ahli

adalah:

1) Keterkaitan indikator dengan tujuan;

2) Kesesuaian pernyataan dengan indikator yang diukur;

3) Kesesuaian antara pernyataan dengan tujuan; serta

4) Penggunaan bahasa yang baik dan benar.

Berdasarkan penilaian tiap kriteria tersebut, skala self efficacy telah memenuhi

kriteria baik dan dinyatakan layak untuk digunakan pada uji lapangan. Secara

lengkap, kisi-kisi dan instrumen skala self efficacy dapat dilihat pada Lampiran

B.6 dan lampiran B.7 halaman 213 dan 217.

Setelah dilakukan validasi, skala tersebut diujicobakan untuk mengetahui

reliabilitas dan validitas secara empiris. Uji coba dilakukan pada siswa kelas XI

TKJ 3 dengan 33 responden. Proses perhitungan menggunakan perangkat lunak

Microsoft Excel 2007. Berdasarkan hasil uji validitas, terdapat 38 butir

pernyataan dengan indeks konsistensi > 0,30 atau validitas butir pernyataan

Page 93: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

72

menunjukkan bahwa seluruh pernyataan pada angket self efficacy memiliki

kriteria valid dengan indeks reliabilitas sebesar 0,71. Sehingga angket tersebut

memenuhi kriteria angket yang layak digunakan untuk mengambil data. Data

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.11 dan C.12 halaman 238 dan 232.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini dijelaskan berdasarkan jenis instrumen

yang digunakan dalam setiap tahapan penelitian pengembangan, yaitu :

1. Analisis data pendahuluan

Data studi pendahuluan berupa hasil observasi dan wawancara dianalisis secara

deskriptif sebagai latar belakang diperlukannya LKPD. Hasil review berbagai

buku teks serta KI dan KD matematika wajib SMK Kelas X juga dianalisis secara

deskriptif sebagai acuan untuk menyusun silabus, RPP, dan LKPD pembelajaran.

Data hasil pemberian angket tahap validasi silabus, RPP, dan LKPD diperoleh

berupa saran dan komentar ahli, yang digunakan sebagai panduan untuk

memperbaiki silabus, RPP, dan LKPD. Analisis data hasil tingkat keterbacaan dan

ketertarikan siswa juga dilakukan secara deskriptif kualitatif.

2. Analisis Validitas LKPD

Data yang diperoleh saat validasi LKPD berbasis inkuiri terbimbing adalah hasil

penilaian validator terhadap LKPD melalui skala kelayakan. Analisis yang

digunakan berupa deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif berupa

komentar dan saran dari validator dideskripsikan secara kualitatif sebagai acuan

untuk memperbaiki LKPD. Data kuantitatif berupa skor penilaian ahli materi, dan

Page 94: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

73

ahli media dideskripsikan secara kuantitatif menggunakan skala likert dengan 4

skala kemudian dijelaskan secara kualitatif.

3. Analisis Efektivitas Pembelajaran Menggunakan LKPD Berbasis inkuiri

terbimbing

a. Analisis Data Kemampuan Representasi Matematis

Data yang diperoleh dari hasil pengisian hasil pretest dan posttest kemampuan

representasi matematis kemudian dianalisis untuk mengetahui besarnya

peningkatan kemampuan representasi matematis siswa pada kelas yang

menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing dan siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional. Menurut Hake ( 1998: 64) besarnya peningkatan

dihitung dengan rumus indeks gain, yaitu :

Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasi-

fikasi dari Hake ( 1998: 65) seperti terdapat pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12 Kriteria Indeks Gain

Pengolahan dan analisis data kemampuan representasi matematis dilakukan

dengan menggunakan uji statistik terhadap peningkatan kemampuan representasi

matematis siswa (indeks gain) kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan bantuan

software SPPS versi 17.0. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

Indeks Gain (g) Kriteria

Tinggi

0,30 – 0,69 Sedang

0,00 – 0,29 Rendah

Page 95: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

74

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah data yang didapat berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji ini menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov Z. Adapun hipotesis uji adalah sebagai berikut:

Ho : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov Z

(K-S Z) menggunakan software SPPS versi 16.0 dengan kriteria pengujian yaitu

jika nilai probabilitas (sig) dari Z lebih besar dari , maka hipotesis nol

diterima (Trihendradi, 2005: 113). Setelah dilakukan pengujian normalitas pada

skor awal (skor pretest) dan skor akhir (skor posttest) kemampuan representasi

matematis didapat hasil yang disajikan pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13 Uji Normalitas Skor Awal dan Skor Akhir Kemampuan

Representasi Matematis

Perlakuan Data Asymp. Sig (2-

tailed)

Keterangan

Pretest

Eksperimen 0,001 tidak normal

Kontrol 0,000 tidak normal

Posttest

Eksperimen 0,196 normal

Kontrol 0,200 normal

Pada Tabel 3.13 terlihat bahwa probabilitas (Sig) skor awal untuk kelas kontrol

kurang dari 0,05, sehingga hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti bahwa data skor

awal kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

Sedangkan probabilitas (Sig.) untuk kelas eksperimen juga kurang dari 0,05. Hal

ini berarti bahwa data kelas eksperimen juga berasal dari populasi yang

berdistribusi tidak normal. Uji normalitas juga dilakukan terhadap data skor akhir

Page 96: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

75

kemampuan representasi matematis. Terlihat bahwa probabilitas (Sig) untuk kelas

eksperimen maupun kelas kontrol lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis nol

diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data skor akhir (posttest)

kemampuan representasi matematis siswa kelas kontrol maupun kelas eksperimen

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas data

skor awal dapat dilihat pada Lampiran C.7 halaman 232 .

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas variansi dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok

data memiliki variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas variansi

maka dilakukan uji Levene. Adapun hipotesis untuk uji ini adalah:

Ho :

(kedua kelompok populasi memiliki varians yang sama)

H1 :

(kedua kelompok populasi memiliki varians yang tidak sama)

Dalam penelitian ini, uji homogenitas menggunakan uji Levene dengan software

SPSS versi 16.0 dengan kriteria pengujian adalah jika nilai probabilitas (Sig.)

lebih besar dari , maka hipotesis nol diterima (Trihendradi, 2005: 145).

Berdasarkan hasil uji normalitas pada data skor akhir kemampuan representasi

matematis diketahui bahwa kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. Sehingga selanjutnya dilakukan uji homogenitas terhadap skor akhir

kemampuan representasi matematis. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh

hasil uji homogenitas yang disajikan pada Tabel 3.14.

Tabel 3.14 Uji Homogenitas Populasi Skor Akhir Kemampuan Representasi

Matematis

Perlakuan Kelompok

Penelitian

Statistik Levine Probabilitas (Sig)

Posttest Eksperimen 0,000 1,000

Kontrol

Page 97: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

76

Pada Tabel 3.14 terlihat bahwa nilai probabilitas (sig) lebih besar dari 0,05

sehingga hipotesis nol diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa data skor akhir

(posttest) kemampuan representasi matematis siswa dari kedua kelompok

populasi memiliki varians yang homogen atau sama. Perhitungan uji homogenitas

dapat dilihat pada Lampiran C.8 halaman 234. Sedangkan untuk data skor awal

kemampuan representasi matematis tidak dilakukan uji homogenitas karena kedua

data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

3) Uji Hipotesis

a) Uji Hipotesis untuk Skor Awal

Setelah melakukan uji normalitas, diperoleh bahwa data skor awal kedua sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. Menurut Russefendi (1998:

401) apabila data berasal dari populasi yang tidak normal maka uji hipotesis

menggunakan uji non parametrik. Uji non parametrik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji Mann-Whitney U dengan hipotesis sebagai berikut.

Ho: Tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan awal representasi matematis siswa

yang menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing dengan rata-rata

kemampuan awal representasi matematis siswa yang tidak menggunakan

LKPD berbasis inkuiri terbimbing.

H1: Ada perbedaan rata-rata kemampuan awal representasi matematis siswa yang

menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing dengan rata-rata

kemampuan awal representasi matematis siswa yang tidak menggunakan

LKPD berbasis inkuiri terbimbing.

Page 98: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

77

Dalam penelitian ini, menggunakan SPSS versi 16.0. untuk melakukan uji Mann-

Whitney U dengan kriteria uji adalah jika nilai probabilitas (Sig.) lebih besar dari

, maka hipotesis nol diterima (Trihendradi, 2005: 146).

b) Uji Hipotesis untuk Skor Akhir

Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas data, diperoleh bahwa data

skor akhir (posttest) berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Menurut

Sudjana (2005 : 243), apabila data dari kedua sampel berdistribusi normal dan

memiliki varian yang sama maka analisis data dilakukan dengan menggunakan uji

kesamaan dua rata-rata, yaitu uji t dengan hipotesis uji sebagai berikut.

H0: Tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan representasi matematis siswa yang

menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing dengan rata-rata

kemampuan representasi matematis siswa yang tidak menggunakan LKPD

berbasis inkuiri terbimbing.

H1: Ada perbedaan rata-rata kemampuan representasi matematis siswa yang

menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing dengan rata-rata

dkemampuan representasi matematis siswa yang tidak menggunakan LKPD

berbasis inkuiri terbimbing.

Jika hipotesis nol ditolak maka perlu dianalisis lanjutan untuk mengetahui apakah

kemampuan representasi matematis siswa yang menggunakan LKPD berbasis

inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada kemampuan representasi matematis siswa

yang tidak menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing. Adapun analisis

lanjutan tersebut melihat data sampel mana yang rata-ratanya lebih tinggi.

Page 99: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

78

b. Analisis Data Self Efficacy Siswa

Data yang diperoleh dari hasil pengisian skala self efficacy sebelum pembelajaran

dan setelah pembelajaran kemudian dianalisis untuk mengetahui besarnya

peningkatan self efficacy siswa kelas eksperimen dan kontrol. Pengolahan dan

analisis data self efficacy dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap

skor awal dan skor akhir self efficacy siswa dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol dengan bantuan software SPPS versi 16.0. Adapun hasil uji statistik

tersebut sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Setelah dilakukan pengujian normalitas pada skor awal self-efficacy siswa didapat

hasil yang disajikan pada Tabel 3.15.

Tabel 3.15 Uji Normalitas Skor Awal dan Skor Akhir Self Efficacy

Perlakuan Kelompok

Penelitian

Asymp. Sig

(2-tailed)

Keterangan

Pretest

Eksperimen 0,200 normal

Kontrol 0,200 normal

Posttest

Eksperimen 0,200 normal

Kontrol 0,200 normal

Pada Tabel 3.15 terlihat bahwa probabilitas (Sig) skor awal untuk kelas kontrol

dan kelas ekspreimen lebih dari 0,05, sehingga hipotesis nol diterima. Hal ini

berarti bahwa data kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Sedangkan probabilitas (Sig.) skor akhir untuk kelas kontrol

dan kelas eksperimen juga lebih dari 0,05. Hal ini berarti bahwa data kedua kelas

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas data

self efficacy awal dapat dilihat pada Lampiran C.14 halaman 248.

Page 100: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

79

2) Uji Hipotesis

a) Uji Hipotesis untuk Skor Awal

Setelah melakukan uji normalitas, diperoleh bahwa data skor awal dari kedua

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal sehingga uji hipotesis

menggunakan uji parametrik. Uji parametrik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji t dengan hipotesis sebagai berikut.

Ho: Tidak ada perbedaan rata-rata self efficacy awal siswa yang menggunakan

LKPD berbasis inkuiri terbimbing dengan rata-rata self efficacy awal siswa

yang tidak menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing.

H1: ada perbedaan rata-rata self efficacy awal siswa yang menggunakan LKPD

berbasis inkuiri terbimbing dengan rata-rata self efficacy awal siswa yang

tidak menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing.

b) Uji Hipotesis untuk Skor Akhir

Setelah melakukan uji normalitas, diperoleh bahwa data skor akhir dari kedua

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal sehingga uji hipotesis

menggunakan uji parametrik. Uji parametrik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji t dengan hipotesis sebagai berikut.

H0: tidak ada perbedaan rata-rata self efficacy siswa yang menggunakan LKPD

berbasis inkuiri terbimbing dengan rata-rata self efficacy siswa yang tidak

menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing.

H1: ada perbedaan rata-rata self efficacy siswa yang menggunakan LKPD berbasis

inkuiri terbimbing dengan rata-rata self efficacy siswa yang tidak

menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing.

Page 101: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

80

Jika hipotesis nol ditolak maka perlu dianalisis lanjutan untuk mengetahui apakah

self efficacy siswa yang menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing lebih

tinggi daripada self efficacy siswa yang tidak menggunakan LKPD berbasis

inkuiri terbimbing. Adapun analisis lanjutan tersebut menurut Ruseffendi (1998:

314) menyatakan bahwa jika H1 diterima maka cukup melihat data sampel mana

yang rata-ratanya lebih tinggi.

Page 102: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pengembangan LKPD berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan

kemampuan representasi matematis dan self efficacy siswa, diawali dari studi

pendahuluan yang menunjukkan kebutuhan dikembangkannya LKPD

berbasis inkuiri terbimbing. Hasil validasi menunjukkan bahwa silabus, RPP

dan LKPD telah layak digunakan dan termasuk dalam kategori sangat baik.

Hasil akhir dari penelitian pengembangan ini adalah tersusun produk LKPD

berbasis inkuiri terbimbing yang dapat meningkatkan kemampuan

representasi matematis dan self efficacy siswa.

2. LKPD berbasis inkuiri terbimbing efektif untuk meningkatkan kemampuan

representasi matematis siswa. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan

representasi matematis siswa yang menggunakan LKPD berbasis inkuiri

terbimbing lebih tinggi daripada kemampuan representasi matematis siswa

yang tidak menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing. Selain itu,

peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang menggunakan

LKPD berbasis inkuiri terbimbing dikategorikan tinggi.

Page 103: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

126

3. LKPD berbasis inkuiri terbimbing efektif untuk meningkatkan self efficacy

siswa. Hal ini dapat dilihat dari self efficacy siswa yang menggunakan LKPD

berbasis inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada self efficacy siswa yang

tidak menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing. Siswa yang memiliki

self efficacy yang tinggi cenderung memiliki kemampuan representasi

matematis yang tinggi pula. Selain itu, peningkatan self efficacy siswa yang

menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing dikategorikan sedang.

4. Penggunaaan LKPD berbasis inkuiri terbimbing menumbuhkan interaksi

sosial. Interaksi sosial melalui zone of proximal development (ZPD) mampu

meningkatkan perkembangan intelektual siswa. Artinya memasukkan

metode tutor sebaya kedalam langkah-langkah LKPD berbasis r inkuiri

terbimbing menjadi jembatan bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan

representasi matematis.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan Penelitian Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai

dengan prosedur ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu:

1. Self efficacy siswa yang diukur dalam penelitian ini hanya menggunakan

angket skala self efficacy, sebaiknya untuk penelitian selanjutnya dilengkapi

dengan lembar observasi siswa agar hasil skor self efficacy siswa yang

diperoleh lebih akurat.

2. Kemampuan representasi matematis siswa dalam penelitian ini hanya

menggunakan instrument soal, sebaiknya untuk penelitian selanjutnya

dilengkapi dengan lembar wawancara siswa agar hasil skor kemampuan

representasi matematis siswa yang diperoleh lebih akurat.

Page 104: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

127

C. Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian, ada beberapa hal yang perlu penulis

sarankan, yaitu:

1. Guru dapat menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing sebagai

alternatif untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis

matematis dan self efficacy siswa pada materi barisan deret aritmatika dan

geometri.

2. Pembaca dan peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian lanjutan

mengenai LKPD berbasis inkuiri terbimbing hendaknya:

a. Mengembangkan LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi yang

lain.

b. Mengembangkan LKPD berbasis inkuiri terbimbing untuk lebih dari

satu materi jika ingin melakukan penelitian tentang pengaruh LKPD

berbasis inkuiri terbimbing terhadap aspek psikologis siswa khususnya

self efficacy agar peningkatan self efficacy siswa dapat lebih baik.

c. Memberikan scaffolding kepada siswa yang mengalami kesulitan

mengerjakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing.

d. Menganalisis dan menguji korelasi antara kemampuan representasi

matematis dan self efficacy siswa.

e. Memperhatikan karakteristik masing-masing siswa dalam pembentukan

kelompok diskusi. Selain memperhatikan tingkat kemampuan

matematis siswa, kemampuan interaksi sosial siswa juga harus

diperhatikan agar diskusi dapat berjalan secara aktif dan dapat

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Page 105: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

128

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, A. Rahmania.2012. Peranan ZPD dan Scaffolding Vygotsky dalam

Pendidikan Anak Usia Dini. Tersedia:

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2

&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwigk86ryLfVAhUFp5QKHcrrBLgQFgg

sMAE&url=http%3A%2F%2Fe-jurnal.stain-

sorong.ac.id%2Findex.php%2FAl-

Riwayah%2Farticle%2Fdownload%2F100%2F73&usg=AFQjCNHu1YU

_lePBB9wD8A2_T_suSJT7tA. . [Online]. [20 Februari 2017].

Agusariyanto, Catur. 2012. Tinjauan Pustaka Inkuiri Terbimbing. Tersedia:

http://zifararaca.blogspot.com/2012/07/inkuiri-terbimbing.html. [Online].

[20 Februari 2017].

Alhadad, Syarifah Fadillah. 2010. Meningkatkan Kemampuan Representasi

Multipel Matematis, Pemecahan Masalah Matematis dan Self Esteem

Siswa SMP melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended.

Disertasi UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Amir, M. Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Andayani, I. A. 2005. Kemampuan Siswa Melaksanakan Kegiatan Belajar

Mandiri Terbimbing melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) Buatan Guru

dalam Mata Pelajaran Matematika di SMA Negeri 6 Palembang. Skripsi.

Palembang: Universitas Sriwijaya.

Alvermann, D. E. 2001. Effective Literacy Instruction for Ado-lescents. Executive

summary and paper commissioned by the National Reading Conference.

Chicago, IL. www.lieracyresearchassosiation.org. [Online]. [18 September

2017].

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasa Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Aristwn. 2014. Teori Belajar Behavioristik. IAIN Salatiga: Tersedia:

aristwn.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2014/09/teori-

belajar-behavioristik.pdf. [Online]. [12 Juli 2016].

Atusta, Annisa Ahmada. 2017. Teori Humanistik, Penerapannya dalam

Pembelajaran, dan Self Efficacy. Tersedia:

Page 106: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

129

http://nisaannisaa.blogspot.co.id/2017/03/refleksi-8-teori-humanistik.html.

[Online]. [9 Agustus 2017].

Borg, W.R dan Gall, M.D. 1989. Educational Research an Introduction. New

York: Longman.

Bandura, A. 1997. Self Efficacy. In V.S. Ramachaudran (Ed). Encyclopedia of

Human Behavior (Vol. 4, pp. 71-81). New York: Academic Press.

(Reprinted in H. Friedman [Ed.], Encyclopedia of Mental Health. San

Diego: Academic Press, 1998). [Online]. [22 Juli 2016].

Bandura, A.1994. Self-Efficacy. In V. S. Ramachaudran Ed. Encyclopedia of

Human Behavior. New York: Academic Press: Vol. 4, p. 71-81. [Online].

[22 Juli 2016].

Bandura, A. 1977. Self-efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral

Change. Psychological Review, Vol. 84 (2), 191-215. Tersedia: www.

uky.edu/~eushe2/Bandura/Bandura1977PR.pdf. [Online]. [20 Desember

2016].

Chairani, Zahra. 2015. Scaffolding dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal

Pendidikan Matematika. (Online)

Vol.1No.1,(http://jurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/math/article/download/12/

9), diakses 10 Juni 2017.

Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta:

Erlangga.

Danoebroto, S W. 2015. Teori Belajar Konstruktivis Piaget dan Vigotsky.

Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 2

Nomor 3 Tahun 2015.http://idealmathedu.p4tkmatematika.org: ISSN

2407-7925. Publikasi: 7 Januari 2016.

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Jakarta: Dirjen

Management Pendidikan Dasar dan Menengah.

Ginting. 2008. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. PT.

Budi Aksara: Jakarta.

Goeh. 2008. Teori Belajar Menurut Skinner. Tersedia:

http//goeh.wordpress.com/2008/03/07/teori-belajar-menurut-skiner.

[Online]. [21 Agustus 2016].

Hake, Richard R. 1998. Interactive-engagement versus traditional methods: A six-

thousand-student survey ofmechanics test data for introductory physics

courses. doi: 10.1119/1.18809. Online]. [14 Agustus 2017].

Hamidah. 2014. Pengaruh Self Efficacy Terhadap Kemampuan Komunikasi

Matematik. Seminar Nasional Pendidikan Matematika FMIPA. Universitas

Page 107: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

130

Negeri Yogyakarta.Tersedia: http://seminaruny.ac.id. [Online]. [26 Juli

2016].

Handayani. 2013. Pengaruh Pembelajaran Kontekstual terhadap Kemampuan

Pemahaman dan Representasi Matematis Siswa SD. Disertasi UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Harijanto, M. 2007. Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkatan Kualitas

Pembelajaran Program Pendidikan Pembelajaran Sekolah Dasar. Tesis.

Surabaya: FKIP UT UPBJJ.

Hudiono, Bambang. 2005. Peran Pembelajaran Diskursus Multi Representasi

terhadap Pengembangan Kemampuan Matematik dan Daya Representasi

pada Siswa SLTP. Disertasi UPI Bandung.

Hudojo. 2003. Tantangan Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Ibrahim, Muslimin. 2007. Pembelajaran inkuiri. Tersedia: http://kpicenter.-

org/index.php?option=com_content&task=view&id=37&itemid=4.

[Online]. [20 Maret 2016].

Kemdiknas. 2013 Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangk Dasar Dan Struktur

Kurikulum Sekolah Menengah Atas /Madrasah Aliyah bahwa nilai social

atau sikap social.

Kleine, Megan and Krack Thomas. 2013. Predicting Student’ Confidence: How

Teacher Feedback and Other Sources Influence Self Efficacy in

Mathematics Classroom. Theses and Dissertations Educational, School,

and Counselling Psychology. Tersedia:

https://www.google.com/search?q=Predicting+Student%E2%80%99+Co

nfidence%3A+How+Teacher+Feedback+and+Other+Sources+Influence+

Self+Efficacy+in+Mathematics+Classroom.+Theses+and+Dissertations+

Educational%2C+School%2C+and+Counselling+Psychology.&ie=utf-

8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab. [Online]. [ 10 April 2017].

Lismawati. 2010. Pengoptimalan Penggunaan Lembar Kerja Siswa. Jakarta:

RinekaCipta.

Liu, X. 2009. The Effect of Mathematics Self-efficacy on Mathematics

Achievement of High School Students.NERA Conference Proceedings, 22

Oktober 2009: University of Connecticut. Tersedia:

http://digitalcommons. uconn.edu/nera_2009/30. [Online]. [ 7 Nopember

2016].

Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 108: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

131

Ristanto, Ichal H. 2011. Langkah-Langkah Inkuiri Terbimbing.Tersedia [online]:

http://sainsedutainment.blogspot.co.id/2011/10/langkah-langkah-inkuiri-

terbimbing.html. [Online]. [ 27 Januari 2017].

NCTM. 2000. Principles and Standards For School Mathematics. Reston, VA:

NCTM.

Noer, Sri Hastuti. 2013. Self Efficacy Mahasiswa Terhadap Matematika.

Prosiding. ISBN: 978-979-16353-8-7. Seminar Nasional Pendidikan

Matematika FMIPA. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

[Online]. [10 Februari 2017].

Nugroho, O.A. 2007. Hubungan antara Self Efficacy, Penyesuaian Diri dengan

Prestasi Akademik Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling, Skripsi

Tidak Dipublikasikan, Universitas Widya Mandala: Madiun.

Nursidik, Yahya. 2008. Teori Humanistik. Tersedia:

http://apadefinisinya.blogspot.com. [Online]. [9 Agustus 2017].

Pajares, F., & Kranzler, J. (1995). Selfefficacy beliefs and general mental ability

in mathematical problem solving. Contemporary Educational Psychology.

26,426-434.Tersedia:

http://users.ugent.be/~mvalcke/CV/selfeffiacy_selfconcept.pdf. [Online].

[20 Februari 2017].

Pakpahan, H L. 2014. Analisis Self-Efficacy dan Kesalahan Dalam Mengerjakan

Soal Pemalaran Matematis Siswa SMA. Program Pascasarjana Pendidikan

Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Kemdiknas: Jakarta.

Poppy Kamalia Devi, dan kawan-kawan. 2009. Pengembangan Perangkat

Pembelajaran. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidikan dan Tenaga Kependidikan IPA.

Ristanto, Ichal H. 2011. Langkah-Langkah Inkuiri Terbimbing.Tersedia [online]:

http://sainsedutainment.blogspot.co.id/2011/10/langkah-langkah-inkuiri-

terbimbing.html. [Online]. [ 27 Januari 2017].

Roscoe, Chi. 2007. Tutor Learning: The Role of Explaining and Responding to

Questions. SpringerScience Business Media B.V. 2007. [Online]. [20

Maret 2017].

Risnanosanti. 2009. Penggunaan Pembelajaran Inkuiri dalam Mengembangkan

Kemampuan Ber-pikir Kreatif Siswa SMA di Kota Bengkulu. Makalah

disajikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika,

Universi-tas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 5 Desember.

Page 109: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

132

Ruseffendi. 1998. Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP

Bandung Press.

Rusuli, I. 2014. Refleksi Teori Belajar Behavioristik Dalam Perspektif Islam.

Jurnal Pencerahan. Majelis Pendidikan Daerah Aceh. Vol. 8, No. 1. ISSN:

1693-7775. [Online]. [19 Juli 2016].

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Santri, Diah Dwi. 2016. Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan

Pemecahan Masalah Matematis Siswa. Tersedia:

https://id.linkedin.com/pulse/artikel-penemuan-terbimbing-diah-dwi.

Online]. [20 Februari 2017].

Sudijono, Anis. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Suherman, E. 2001. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Suparman, M.Atwi. 2012. Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga.

Susanto, Tedjo. 2000. Guideline Praktikum Pendidikan Sains. Yogyakarta:

FMIPA UNY.

Sutiarso, Sugeng. 2009. Scaffolding dalam Pembelajaran Matematika. Prosiding

Seminar Nasional Pe-nelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas

MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 16 Juni.

Taufiq. 2012. Pengertian, Komponen dan Desain

Pembelajaran. [Tersedia http://taufiqslow.blogspot.com/2012/01/pengertian

-komponen-dan-desain.html. [online] [20 September 2017].

The SEA Program: Model of Esteem. 2004. The Tool of Coping Series and the

SEA’s Program Recovery. Tersedia: http://www.esteem.model.htm. .

[Online]. [10 Januari 2017].

Trihendradi, Cornelius. 2005. Step by Step SPSS 13.0 Analisis Data Statistik.

Yogyakarta: Andi Offset.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003. tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Page 110: PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/28584/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan analisis sikap dilakukan untuk mengetahui self efficacy siswa. Hasil

133

Unila. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar

Lampung: Unila.

Uno, Hamzah B. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Perkembangan. Jakarta:

Bumi Aksara

Victoriana, Evany. 2012. Studi Kasus Mengenai Self Efficacy Untuk Menguasai

Mata Kuliah Psikodiagnostika Umum Pada Mahasiswa Magister Profesi

Psikologi. Universitas Kristen Mranatha. Bandung.

Widoyoko, Eko Putro. 2013. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Widiyanto, Ibnu. 2008. Pointers : Metodologi Penelitian. BP UNDIP: Semarang.

Zeldin, A.L. 2000. Sources and Effects of the Self-Efficacy Beliefs of Men with

Careers in Mathematics, Science, and Technology. Emory University.

Disertasi: tidak dipublikasikan. Tersedia: http://www.des.emory.

edu/mfp/ZeldinDissertation2000.PDF. [online] [713 Januari 2017].

Zulkosky, K. 2009. Self-Efficacy: A Concept Analysis. Tersedia:

http://www.onlinelibrary.wiley.com. Volume 44, Issue 2. Publikasi: April

2009. [online] [10 Februari 2017].