pengaruh lembar kerja peserta didik (lkpd ......berbasis pbl lebih baik daripada lkpd konvensional...

63
PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI SAINS (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 5 Depok) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: FIRDHA AULIA NIM. 11140161000010 PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021

Upload: others

Post on 29-Jul-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI SAINS

(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 5 Depok)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

FIRDHA AULIA

NIM. 11140161000010

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021

Page 2: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

i

Page 3: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

ii

Page 4: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

iii

Page 5: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

iv

ABSTRAK

Firdha Aulia (11140161000010). Pengaruh Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) Berbasis Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Literasi

Sains (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 5 Depok). Skripsi Program Studi

Tadris Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lembar kerja peserta didik

(LKPD) berbasis problem based learning (PBL) terhadap kemampuan literasi

sains peserta didik pada konsep virus. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5

Depok pada Tahun Pelajaran 2018/2019. Metode penelitian yang digunakan

adalah kuasi eksperimen (quasi experimental) dengan desain penelitian

nonequivalent control group design. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian

ini yaitu simple random sampling. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas yaitu X

MIPA 3 sebagai kelompok eksperimen I dan X MIPA 5 sebagai kelompok

eksperimen II yang berjumlah 27 peserta didik pada tiap kelas. Kelompok

eksperimen I menggunakan LKPD konvensional, sedangkan kelompok

eksperimen II menggunakan LKPD berbasis PBL dengan penerapan model

pembelajaran PBL pada kedua kelas. Instrumen penelitian ini berupa tes

kemampuan literasi sains yang terdiri dari tes pilihan ganda, uraian, dan sikap.

Analisis data menggunakan uji parametrik Independent Sample t-Test. Hasil

perhitungan uji hipotesis diperoleh nilai p < 0,05, menunjukkan bahwa LKPD

berbasis PBL berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan literasi sains

peserta didik pada konsep Virus. Kemudian, berdasarkan hasil tersebut, LKPD

berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan

literasi sains peserta didik pada konsep Virus.

Kata Kunci : LKPD berbasis Problem Based Learning, Literasi Sains, Virus.

Page 6: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

v

ABSTRACT

Firdha Aulia (11140161000010). The Effect of Worksheet Based on Problem

Based Learning Towards Science Literacy Ability (Quasi Experimental in SMA

Negeri 5 Depok). Undergraduate Thesis of Biology Education Study Program,

Faculty of Tarbiya and Teacher’s Training, Syarif Hidayatullah State Islamic

University Jakarta, 2021.

This study aims to determine the effect of problem-based learning (PBL) student

worksheets against students' science literacy abilities on Virus concepts. This

research was conducted at SMA Negeri 5 Depok in the 2018/2019 School Year.

The research method used is quasi experiment (quasi experimental) with

nonequivalent control group design research design. Sampling technique in this

study is simple random sampling. The research sample consisted of two classes,

namely X MIPA 3 as the experimental group I and X MIPA 5 as the second

experimental group of 27 students in each class. Experiment group I uses

conventional LKPD, while experiment group II uses PBL-based LKPD with the

application of PBL learning model in both classes. This research instrument in

the form of a science literacy ability test consists of multiple choice tests,

descriptions, and attitudes. Data analysis using the Independent Sample t-Test

parametric test. The results of the calculation of the hypothesis test obtained p

value <0.05, indicating that the PBL-based worksheets have a significant effect

on students' scientific literacy skills on the concept of Virus. Then, based on these

results, PBL-based LKPD is better than conventional LKPD on the scientific

literacy skills of students on the concept of viruses.

Keywords : Worksheets Based on PBL, Science Literacy, Virus.

Page 7: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir kuliah (skripsi) ini. Shalawat serta salam tak lupa

penulis panjatkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, dan

para sahabatnya.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak

baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Prodi Tadris Biologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si., serta Bapak Ir. Mahmud Maratua Siregar,

M.Si., Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan sangat sabar

untuk memberikan bimbingan, dan motivasi kepada penulis dalam proses

penulisan skripsi ini.

4. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd., Dosen pembimbing akademik pendidikan

biologi A 2014 yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.

5. Seluruh dosen dan staff jurusan Pendidikan IPA, khususnya Program Studi

Pendidikan Biologi, yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan

pengalaman baru selama menempuh pendidikan di bangku kuliah.

6. Bapak Achmad Zakarsih, S.Pd, Ibu Dr. Sugiarti, M.Pd, dan Ibu Rohma

Indrawati, S.Pd, selaku pihak sekolah SMA Negeri 5 Depok yang telah

bersedia memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan

membantu penulis dalam mengumpulkan data dan melaksanakan penelitian.

7. Terkhusus untuk Ayah, Ibu, Adik dan Suamiku tersayang, terimakasih atas

segala cinta, kasih sayang tak terhingga, do’a tiada henti, serta dukungan

moril dan materil yang telah diberikan kepada penulis.

Page 8: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

vii

8. Sahabatku, Tia, Ismi, Asti, Yuli, Citra, Widia, Astri, Asri, Sari, Elfrida,

Rahmah, Arum, Yusri, Adinda, dan Sri yang telah memberikan semangat

selama proses penulisan skripsi serta membersamai dalam suka duka selama

masa perkuliahan dan penelitian.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para

pembaca.

Tangerang, Februari 2021

Penulis

Firdha Aulia

Page 9: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

viii

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ..................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

ABSTRACT ............................................................................................................ v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

F. Kegunaan Penelitian .................................................................................... 5

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN ........................................................................................................ 6

A. Deskripsi Teori ............................................................................................ 6

1. Pembelajaran Sains .................................................................................. 6

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ..................................................... 7

3. Model Problem Based Learning (PBL) ................................................. 9

4. Literasi Sains ........................................................................................ 13

5. Materi Virus .......................................................................................... 20

B. Hasil Kajian Pustaka yang Relevan .......................................................... 23

C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 25

D. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 26

Page 10: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

ix

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 26

B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................... 26

C. Prosedur Penelitian .................................................................................... 27

D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 28

E. Teknik Pengambilan Data ......................................................................... 28

F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 29

G. Kalibrasi Instrumen ................................................................................... 34

H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 45

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 45

1. Data Hasil Pretest dan Posttest ............................................................. 45

2. Data Hasil Uji N-Gain .......................................................................... 46

3. Data Hasil Kemampuan Literasi Sains ................................................. 47

B. Analisis Data Statistik ............................................................................... 51

C. Analisis Data Non-Statistik ....................................................................... 59

D. Pembahasan ............................................................................................... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 70

A. Kesimpulan ................................................................................................. 70

B. Saran ........................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 75

Page 11: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Model PBL ............................................................................... 11

Tabel 2.2 Aspek Konteks Penilaian Literasi Sains PISA 2006 .............................. 16

Tabel 2.3 Aspek Kompetensi Penilaian Literasi Sains PISA 2006 ........................ 17

Tabel 2.4 Kategori Pengetahuan Sains PISA 2006 ................................................ 18

Tabel 2.5 Kategori Pengetahuan tentang Sains PISA 2006 ................................... 19

Tabel 2.6 Penilaian Aspek Sikap Literasi Sains PISA 2006 .................................. 20

Tabel 3.1 Desain Penelitian, Nonequivalent Control Group Design ..................... 27

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Literasi Sains ................................................... 30

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Sikap Literasi Sains ................................................... 31

Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru .......................................... 32

Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Peserta Didik ............................ 32

Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Kerja Peserta Didik Kelompok Eksperimen I dan II . 33

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Pilihan Ganda (PG) ......................... 35

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Uraian ............................................. 35

Tabel 3.9 Kriteria Nilai Indeks Reliabilitas ........................................................... 36

Tabel 3.10 Kategori Tingkat Kesukaran ............................................................... 37

Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen Tes PG .................. 37

Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Uraian ............. 38

Tabel 3.13 Kriteria Daya Pembeda ....................................................................... 39

Tabel 3.14 Hasil Perhitungan Uji Daya Beda Instrumen Tes Pilihan Ganda ........ 39

Tabel 3.15 Hasil Perhitungan Uji Daya Beda Instrumen Tes Uraian .................... 40

Tabel 3.16 Kriteria N-Gain .................................................................................... 41

Tabel 4.1 Perbandingan Data Statistik Hasil Pretest-Posttest ............................... 45

Tabel 4.2 Data Hasil nilai N-Gain ......................................................................... 46

Tabel 4.3 Data Hasil Kemampuan Literasi Sains Aspek Kompetensi .................. 47

Tabel 4.4 Data Hasil Kemampuan Literasi Sains Aspek Konteks ......................... 48

Tabel 4.5 Data Hasil Kemampuan Literasi Sains Aspek Konten .......................... 49

Tabel 4.6 Data Hasil Kemampuan Literasi Sains Aspek Sikap ............................. 50

Tabel 4.7 Data Hasil Uji Nilai Pretest dan Posttest Kel.Eksperimen I dan II ....... 51

Tabel 4.8 Data Hasil Uji Homogenitas ................................................................. 52

Page 12: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

xi

Tabel 4.9 Data Hasil Uji Hipotesis Nilai Pretest .................................................. 53

Tabel 4.10 Data Hasil Uji Hipotesis Nilai Posttest ................................................ 54

Tabel 4.11 Data Hasil Uji Statistik Literasi Sains Aspek Kompetensi .................. 55

Tabel 4.12 Data Hasil Uji Hipotesis Indikator Aspek Kompetensi ....................... 55

Tabel 4.13 Data Hasil Uji Statistik Literasi Sains Aspek Konteks ........................ 56

Tabel 4.14 Data Hasil Uji Hipotesis Indikator Aspek Konteks ............................. 57

Tabel 4.15 Data Hasil Uji Statistik Literasi Sains Aspek Konten ......................... 58

Tabel 4.16 Data Hasil Uji Hipotesis Indikator Aspek Konten ............................... 59

Tabel 4.17 Data Hasil Perhitungan LKPD Kel.Eksperimen I dan II .................... 60

Tabel 4.18 Data Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Kel.Eksperimen I ............. 61

Tabel 4.19 Data Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Kel.Eksperimen II ............ 62

Tabel 4.20 Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Kel.Eksperimen I ............ 62

Tabel 4.21 Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Kel.Eksperimen II........... 62

Page 13: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kel.Eksperimen I ......... 76

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kel.Eksperimen II ....... 90

Lampiran 3 : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Non-PBL ............................ 106

Lampiran 4 : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) PBL .................................... 113

Lampiran 5 : Rubrik Penilaian LKPD Non-PBL ................................................ 120

Lampiran 6 : Rubrik Penilaian LKPD PBL ......................................................... 123

Lampiran 7 : Kisi-kisi Instrumen Tes Sebelum Kalibrasi .................................... 126

Lampiran 8 : Rubrik Penilaian Instrumen Tes Sebelum Kalibrasi ...................... 155

Lampiran 9 : Sumber Kisi-kisi Instrumen Literasi Sains .................................... 178

Lampiran 10 : Hasil Kalibrasi Instrumen Literasi Sains ..................................... 187

Lampiran 11 : Instrumen Tes Literasi Sains ....................................................... 188

Lampiran 12 : Rubrik Penilaian Instrumen Literasi Sains .................................. 199

Lampiran 13 : Lembar Observasi Kelompok Eksperimen I ............................... 209

Lampiran 14 : Lembar Observasi Kelompok Eksperimen II ............................... 214

Lampiran 15 : Hasil Nilai Pretest dan Posttest Kel. Eksperimen I ..................... 219

Lampiran 16 : Hasil Nilai Pretest dan Posttest Kel. Eksperimen II .................. 220

Lampiran 17 : Hasil Nilai N-Gain Kel. Eksperimen I (LKPD PBL) .................. 221

Lampiran 18 : Hasil Nilai N-Gain Kel. Eksperimen II (LKPD Non-PBL) ......... 222

Lampiran 19 : Hasil Uji Statistik Instrumen Tes Umum ..................................... 223

Lampiran 20 : Hasil Literasi Sains Aspek Kompetensi Kel.Eksperimen I .......... 225

Lampiran 21 : Hasil Literasi Sains Aspek Konteks Kel.Eksperimen I ................ 228

Lampiran 22 : Hasil Literasi Sains Aspek Konten Kel.Eksperimen I.................. 232

Lampiran 23 : Hasil Literasi Sains Aspek Sikap Kel.Eksperimen I .................... 234

Lampiran 24 : Hasil Literasi Sains Aspek Kompetensi Kel.Eksperimen II ......... 236

Lampiran 25 : Hasil Literasi Sains Aspek Konteks Kel.Eksperimen II ............... 239

Lampiran 26 : Hasil Literasi Sains Aspek Konten Kel.Eksperimen II ................ 243

Lampiran 27 : Hasil Literasi Sains Aspek Sikap Kel.Eksperimen II ................... 245

Lampiran 28 : Hasil Uji Statistik Aspek Kompetensi Literasi Sains ................... 247

Lampiran 29 : Hasil Uji Statistik Aspek Konteks Literasi Sains ......................... 250

Lampiran 30 : Hasil Uji Statistik Aspek Konten Literasi Sains........................... 254

Page 14: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

xiii

Lampiran 31 : Hasil Nilai Rata-rata LKPD Kel. Eksperimen I dan II ................ 257

Lampiran 32 : Lembar Uji Validasi LKPD .......................................................... 258

Lampiran 33 : Lembar Observasi Pendahuluan ................................................... 260

Lampiran 34 : Lembar Wawancara Guru ............................................................ 262

Lampiran 35 : Lembar Uji Referensi .................................................................. 263

Lampiran 36 : Surat Bimbingan Skripsi ............................................................. 272

Lampiran 37 : Surat Keterangan Penelitian ........................................................ 273

Lampiran 38 : Foto Kegiatan Penelitian .............................................................. 274

Page 15: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Pendidikan

berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa,

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1

Salah satu upaya agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya dapat dilakukan melalui pendidikan sains. Tujuan pendidikan sains adalah

meningkatkan kompetensi peserta didik untuk dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya dalam berbagai situasi. Dengan kompetensi itu, peserta didik akan

mampu belajar lebih lanjut dan hidup di masyarakat yang saat ini banyak

dipengaruhi oleh perkembangan sains dan teknologi.2 Kenyataannya, pendidikan

sains di Indonesia saat ini belum tergolong memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari

hasil studi penilaian peserta didik pada Programe for International Student

Assessment (PISA) yang diselenggarakan oleh Organization for Economic

Cooperation and Development (OECD).

PISA merupakan program untuk mengevaluasi sistem pendidikan dalam

bidang sains, matematika, dan membaca yang dilakukan setiap tiga tahun sekali

kepada peserta didik berusia 15 tahun. Sebanyak 72 negara mengikuti termasuk

Indonesia. Berdasarkan hasil survei tahun 2015 pada bidang sains khususnya

literasi sains, Indonesia berada pada peringkat 62 dengan rata-rata nilai sains

1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, diunduh dari https://pmpk.kemdikbud.go.id/ assets/docs/UU_2003_No_20_-

_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdf, pada tanggal 07 April 2021, h.1-2. 2 Toharudin, Uus,. dkk. Membangun Literasi Sains Peserta Didik, (Bandung: Humaniora,

2011), h.6.

Page 16: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

2

sebesar 403. Akan tetapi, pencapaian tersebut masih tergolong rendah jika

dibandingkan dengan skor rata-rata nilai sains negara OECD yaitu sebesar 493.3

Data tersebut menunjukkan masih rendahnya kemampuan literasi sains peserta

didik di Indonesia.

Salah satu faktor penyebab rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik

adalah proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru di sekolah. Berdasarkan

hasil observasi guru Biologi di SMA Negeri 5 Depok pada tahun 2018, proses

pembelajaran yang biasa digunakan guru masih dominan hanya berpusat pada

guru (teacher centered) yaitu metode ceramah dengan menggunakan media power

point. Penggunaan metode ceramah membuat peserta didik cenderung lebih pasif

dalam proses pembelajaran.4 Padahal dalam implementasi Kurikulum 2013

diharuskan adanya peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran.

Peran pasif peserta didik dalam proses pembelajaran dapat diminimalisir

melalui penggunaan model dan bahan ajar yang tepat. Kurikulum 2013

menekankan pada tiga model pembelajaran, salah satunya adalah model Problem

Based Learning (PBL). Melalui model PBL, peserta didik secara aktif

memecahkan suatu permasalahan dengan menerapkan pengetahuannya sendiri

atau berusaha mencari pengetahuan yang diperlukan. Keterampilan memecahkan

masalah menjadi bagian penting dari literasi sains. Seseorang yang memiliki

literasi sains mampu menggunakan pengetahuan sains yang dimiliki untuk

memecahkan permasalahan yang dihadapi. Proses pembelajaran yang mengaitkan

materi pelajaran dengan masalah kehidupan sehari-hari dapat melatih kemampuan

literasi sains peserta didik secara mandiri dan kreatif. Proses pembelajaran seperti

ini lebih menarik dan bermanfaat bagi kehidupan peserta didik. Proses

pembelajaran yang menggunakan pemecahan masalah sebagai panduan

pembelajaran merupakan ciri model pembelajaran berbasis masalah.

Pembelajaran berbasis masalah menjadi salah satu alternatif model

pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya keterampilan berpikir

3Iradhatie Wurinanda, “Skor PISA Indonesia Masih di Bawah Rata-rata”, Desember 2016,

diakses dari https://news.oke-zone.com/read/2016/12/06/65/1560286/skor-pisa-indonesia-masih-

di-bawah-rata-rata, pada tanggal 07 April 2021. 4 Lampiran no. 36.

Page 17: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

3

peserta didik (penalaran, komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah.

Model pembelajaran ini dapat memacu semangat setiap peserta didik untuk secara

aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya.5 Melalui pembelajaran berbasis

masalah, peserta didik dihadapkan pada masalah yang membutuhkan keterampilan

berpikir dan pemahaman suatu pengetahuan serta penerapannya dalam menjawab

suatu permasalahan. Dengan menerapkan pembelajaran berbasis masalah

diharapkan peserta didik dapat mengembangkan pemikiran kritis dan

keterampilan kreatif, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah,

meningkatkan motivasi, membantunya belajar untuk mentransfer pengetahuan

untuk situasi baru.

Perubahan pola pembelajaran dalam implementasi Kurikulum 2013 juga

mengubah penggunaan bahan ajar yang digunakan oleh guru. Dikarenakan proses

pembelajaran lebih berpusat pada peserta didik (student center) bukan lagi

berpusat pada guru (teacher center). Dengan kata lain guru hanya sebagai

fasilitator bagi peserta didik. Guru sebagai fasilitator harus dapat memilih bahan

ajar yang tepat untuk digunakan peserta didik. Bahan ajar yang tepat dalam

meminimalisir peranan guru dan dapat disesuaikan dengan kompetensi yang ingin

dicapai adalah lembar kerja peserta didik (LKPD). Melalui LKPD peserta didik

dapat berperan aktif membangun pengetahuannya secara mandiri berdasarkan

kegiatan yang dilakukan sesuai dengan petunjuk dan tujuan pembelajaran.

LKPD sebagai bahan ajar akan membantu guru mengakomodasi peserta didik

dalam kegiatan belajar mengajar. LKPD biasanya berisi ringkasan materi,

petunjuk kerja, pertanyaan-pertanyaan, pemecahan masalah dan kesimpulan.

Dengan menggunakan LKPD guru hanya akan berperan sebagai fasilitator dalam

proses pembelajaran. LKPD memungkinkan peserta didik belajar mencari

pengetahuannya secara mandiri melalui informasi yang tersedia, eksplorasi

ataupun pemecahan masalah yang disajikan. Akan tetapi, LKPD yang biasa

digunakan di sekolah umumnya dibeli atau berasal dari penerbit, bukan dibuat

sendiri oleh guru. LKPD hanya digunakan sebagai latihan soal atau penugasan.

5Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua,

(Jakarta: Rajawali Press, 2014), h.229.

Page 18: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

4

Menurut Prastowo, LKS atau LKPD sebenarnya dapat dibuat sendiri oleh

guru yang bersangkutan. Sehingga, LKPD dapat lebih menarik serta lebih

kontekstual dengan situasi dan kondisi sekolah ataupun lingkungan sosial budaya

peserta didik.6 Dengan LKPD yang disusun sendiri oleh guru, guru dapat

menyesuaikan isi dan menghubungkan isi atau materi pelajaran dengan

permasalahan di lingkungan sekitar peserta didik atau menghubungkannya dengan

model pembelajaran yang digunakan salah satunya model Problem Based

Learning untuk mencapai indikator pembelajaran. Sehingga peserta didik dapat

berperan aktif mencari pengetahuannya secara mandiri untuk dapat menyelesaikan

suatu permasalahan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, melalui sintak kegiatan

ilmiah model pembelajaran berbasis masalah yang disajikan dalam bentuk LKPD

diharapkan peserta didik dapat memecahkan isu-isu permasalahan terkait dampak

positif dan negatif virus bagi kehidupan. Peserta didik diarahkan memecahkan

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dengan mencari an menerapkan

pengetahuannya secara mandiri, sehingga dapat meningkatkan kemampuan

literasi sainsnya. Dengan demikian, peneliti tertarik mengadakan penelitian

dengan judul “Pengaruh Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis

Problem Based Learning terhadap Kemampuan Literasi Sains.”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Masih rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik

2. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru bukan peserta didik

3. LKPD yang digunakan guru hanya sebagai latihan soal-soal, belum

menunjang kemampuan literasi sains peserta didik.

6Prastowo, A., Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva Press,

2012), h.203.

Page 19: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

5

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini, meliputi:

1. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 5 Depok semester II

(Genap) tahun pelajaran 2018/2019.

2. Lembar kerja peserta didik (LKPD) yang digunakan berbasis sintaks

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan literasi sains

peserta didik. Mengadopsi dari indikator PISA tahun 2006 yang terdiri dari

aspek kompetensi, konteks, konten, dan sikap.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: “Apakah terdapat pengaruh

lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis problem based learning (PBL)

terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh lembar kerja peserta

didik (LKPD) berbasis problem based learning (PBL) terhadap kemampuan

literasi sains peserta didik pada konsep Virus.

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini, antara lain:

1. Bagi peserta didik: mampu mengembangkan kemampuan literasi sains

yang dimiliki dan menambah pemahaman konsep Virus.

2. Bagi guru: hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu alternatif

bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik.

3. Bagi peneliti: sebagai khasanah ilmu pengetahuan untuk melatih

kemampuan dalam membuat lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis

problem based learning (PBL).

Page 20: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

6

BAB II

DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran Sains

a. Hakikat Sains

Ilmu pengetahuan alam (IPA) sering disebut dengan sains. Sebagai

sebuah ilmu pengetahuan sains memiliki karakteristik atau ciri pembeda

dengan ilmu yang lain. Karakteristik sains itu dinyatakan sebagai hakikat

sains. Hakikat sains sebenarnya digunakan untuk menjawab secara benar

pertanyaan apakah sebenarnya sains itu. Sains adalah pengetahuan yang

kebenarannya sudah diujicobakan secara empiris melalui metode ilmiah.1

Pada dasarnya, hakikat sains meliputi tiga unsur utama yaitu sikap,

proses dan produk. Sikap meliputi; rasa ingin tahu tentang benda,

fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab-akibat (kausalitas)

yang menimbulkan masalah baru, dan dapat dipecahkan melalui prosedur

yang benar. Jadi, sains bersifat open ended. Proses meliputi; prosedur

pemecahan masalah melalui metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi

penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi,

pengukuran dan penarikan kesimpulan. Sedangkan produk meliputi;

berupa fakta, konsep, prinsip, teori dan hukum. Aplikasinya berupa

penerapan metode ilmiah dalam kehidupan sehari-hari.2

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa hakikat

pembelajaran sains tidak hanya berorientasi pada konten semata. Tetapi

juga mementingkan bagaimana pengetahuan itu diperoleh melalui

pembentukan sikap ilmiah, penggunaan metode ilmiah, dan penerapan

hasil pembelajaran sains untuk memecahkan masalah di kehidupan.

1 Uus Toharudin, dkk., Membangun Literasi Sains Peserta Didik, (Bandung: Humaniora,

2011), h.26 2 Ibid., h.28.

Page 21: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

7

b. Tujuan Pembelajaran Sains

Menurut Toharuddin, “Tujuan umum pembelajaran sains adalah

penguasaan dan kepemilikan literasi sains (peserta didik) yang membantu

peserta didik memahami sains dalam konten-proses-konteks yang lebih

luas terutama dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan khusus pembelajaran

yang pada hakikat sains”.3 Oleh karena itu, tujuan pembelajaran sains

menekankan adanya keseimbangan antara pemahaman konsep sains dan

penerapannya dalam memecahkan permasalahan dan pengambilan

keputusan di kehidupan sehari-hari. Keseimbangan ini merujuk pada

bagaimana peserta didik membangun pengetahuannya secara mandiri

melalui pengalaman belajar secara langsung dengan melakukan aktivitas

aktif. Sehingga guru hanya berperan sebagai fasilitator, proses

pembelajaran sepenuhnya berpusat pada peserta didik.

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

a. Definisi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Menurut Safriandono, “Lembar Kerja Siswa (LKS) atau Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran kertas yang intinya berisi informsi

dan instruksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu

kegiatan belajar melalui praktek atau mengerjakan tugas dan latihan yang

berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan

pengajaran.”4 LKS adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk

melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKS memuat

sekumpulan kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk

memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar

sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.5

3 Ibid., h. 47.

4 Achmad Nuruddin Safriandono dan Mohammad Charis, “Rancang Bangun E-Lembar Kerja

Siswa sebagai Media Pembelajaran yang Praktis, Fleksibel, dan Edukatif Berbasis Web”, diunduh

dari https://media.neliti.com/media/publications/221635-rancang-bangun-e-lembar-kerja-siswa-

seba.pdf, pada tanggal 07 April 2021, h.27. 5 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), h.111.

Page 22: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

8

Prastowo mengungkapkan, “LKS merupakan suatu bahan ajar cetak

berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-

petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh

peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus

dicapai”.6Lembar kerja (LK) atau lembar tugas (LT) dimaksudkan untuk

memicu dan membantu siswa melakukan kegiatan belajar dalam rangka

menguasai suatu pemahaman, keterampilan, dan/atau sikap. Selain itu,

penggunaan LK/LT dapat membantu mengarahkan pembelajaran

sehingga lebih efisien dan efektif.7

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

LKPD atau LKS merupakan media pembelajaran berupa lembaran-

lembaran kerja yang memuat ringkasan materi, tugas, dan petunjuk-

petunjuk kerja yang dapat dirancang atau disusun sendiri oleh guru

berdasarkan kriteria kompetensi yang harus dicapai peserta didik,

dirancang secara sistematis sehingga peserta didik dengan mudah

mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada dalam melaksanakan aktivitas

belajar secara mandiri.

b. Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar kerja peserta didik memiliki fungsi, sebagai berikut: 1) sebagai

alternatif bagi guru mengarahkan pengajaran dalam kegiatan belajar

mengajar (KBM); 2) menghemat waktu penyajian suatu topik; 3)

mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas; 4) membantu

peserta didik lebih aktif dalam proses KBM; 5) membangkitkan minat

peserta didik; meningkatkan rasa ingin tahu; 6) melatih peserta didik

menggunakan waktu seefektif mungkin; 7) dapat meningkatkan peserta

didik dalam memecahkan masalah.8

6 Prastowo, A., Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva Press,

2016), h.204. 7 Majid, Abdul dan Chaerul Rochman., Pendekatan Ilmiah dalam Impelentasi Kurikulum

2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015), h. 231. 8 Endang Widjajanti, “Kualitas Lembar Kerja Siswa,” Makalah disampaikan dalam

Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

Page 23: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

9

Berdasarkan penjelasan di atas, LKPD atau LKS memiliki banyak

fungsi atau kegunaan. LKPD dapat digunakan sebagai media

pembelajaran yang membantu guru untuk mengarahkan kegiatan belajar

peserta didik menjadi lebih sistematis dan efisien. Melalui LKPD peserta

didik dapat membangun pengetahuannya secara mandiri dan juga

mengembangkan kemampuan aktualisasi diri.

c. Kerangka dan Karakteristik LKPD

Pada umumnya, LKPD terdiri dari judul, tujuan kegiatan, alat dan

bahan yang digunakan, langkah kerja, dan sejumlah pertanyaan.

Karakteristik/ciri dari sebuah LKPD menurut Rustaman adalah sebagai

berikut: 1) memuat semua petunjuk yang diperlukan peserta didik; 2)

petunjuk ditulis dalam kalimat sederhana; 3) berisi pertanyaan yang harus

diisi oleh peserta didik; 4) adanya ruang kosong untuk menulis jawaban

serta penemuan peserta didik; 5) memberikan catatan yang jelas bagi

peserta didik atas apa yang telah mereka lakukan; 6) memuat gambar yang

sederhana dan jelas.9

Sebuah LKPD bukan hanya memuat soal-soal atau tugas yang harus

dikerjakan oleh peserta didik, melainkan disesuaikan dengan kegiatan

pembelajaran, materi pokok dan kompetensi dasar yang ingin dicapai

peserta didik, sehingga LKPD memiliki karakteristik tertentu dari segi

tujuan, isi materi, tampilan, dan pengajuan pertanyaan atau tugas-tugas.

3. Model Problem Based Learning (PBL)

a. Definisi Model Problem Based Learning (PBL)

Model Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis

masalah (PBM) pada dasarnya merupakan model pembelajaran yang

menyajikan atau membuat suatu permasalahan yang dapat diselidiki

dan dianalisis oleh peserta didik, kemudian peserta didik mencari solusi Pendidikan Bagi Guru SMK/MAK, Ruang Sidang Kimia FMIPA UNY, Yogyakarta, 22 Agustus

2008. 9 Majid, Abdul dan Chaerul Rochman, op.cit., h.234.

Page 24: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

10

dari permasalahan tersebut. Menurut BPSDM (dalam Eva Sapinatul

Bahriah), “Model pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu

model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual yang dapat

merangsang kreativitas peserta didik untuk menemukan konsep dan

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari”.10

Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang

dirancang dan dikembangkan oleh guru untuk mengembangkan

kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah.11

Pembelajaran

berbasis masalah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan dari

pembelajaran untuk memunculkan pemikiran penyelesaian masalah;

dimulai dari awal pembelajaran disintesis dan diorganisasikan dalam

situasi masalah.12

Berdasarkan penjelasan dua pendapat di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa model pembelajaran berbasis masalah merupakan model

pembelajaran yang mengarahkan aktivitas belajar peserta didik pada

pemecahan masalah kontekstual menggunakan pengetahuan yang dimiliki,

sehingga peserta didik dapat membangun pengetahuannya secara mandiri.

b. Karakteristik Model Problem Based Learning (PBL)

Tiap model pembelajaran memiliki karakteristik atau ciri tersendiri

(kekhasan mengenai apa dan bagaimana proses pembelajaran akan

berlangsung). Karakteristik model PBL adalah sebagai berikut: 1)

Pengajuan pertanyaan atau masalah; 2) Berfokus pada keterkaitan antar

disiplin; 3) Penyelidikan autentik; 4) Menghasilkan produk atau karya dan

10

Evi Sapinatul Bahriah, “Peningkatan Literasi Sains Calon Guru Kimia Pada Aspek

Konteks Aplikasi dan Proses Sains”, Edusains, Vol.7, No.1, 2015, diunduh dari

https://media.neliti.com/media/publications/59395-ID-kajian-literasi-sains-calon-guru-kimia-p.pdf,

pada tanggal 07 April 2021, h. 13. 11

Riyanto, Yatim., Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 285. 12

Toharudin, Uus,. dkk., Membangun Literasi Sains Peserta Didik, (Bandung: Humaniora,

2011), h.99.

Page 25: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

11

memamerkannya; 5) Kerjasama.13

Pembelajaran berbasis masalah dimulai

dari adanya pengajuan pertanyaan atau masalah mengenai situasi

kehidupan nyata yang memungkinkan peserta didik secara berkelompok

mencari solusi permasalahan tersebut dengan meninjau berbagai

pengetahuan yang dimiliki. Dalam mencari solusi atau penyelesaian

masalah, peserta didik diharuskan melakukan penyelidikan ilmiah,

kemudian menyajikan solusi tersebut dan mengkomunikasikannya.

c. Sintaks Model Problem Based Learning (PBL)

Pembelajaran berbasis masalah pada umumnya memiliki lima (5) sintak

atau tahapan utama dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

Menurut Arends (dalam Toharuddin), kelima tahapan tersebut dijelaskan

pada tabel di bawah ini.14

Tabel 2.1 Sintaks Model PBL

No. Fase Perilaku Guru

1. Memberikan orientasi tentang

permasalahan yang dihadapi

kepada peserta didik

Guru membahas tujuan pelajaran,

mendeskripsikan berbagai kebutuhan

logistik penting, dan memotivasi

peserta didik untuk terlibat aktif dalam

kegiatan dan pemecahan masalah.

2. Mengorganisasikan peserta

didik untuk melakukan

penelitian dan penyelidikan

Guru membantu para peserta didik

untuk mendefinisikan dan meng-

organisasikan tugas-tugas belaajr yang

terkait dengan permasalahan yang

dihadapinya.

13

Ade Adriadi dan Naf’an Tarihoran, “Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan

Motivasi Siswa terhadap hasil belajar PAI di SMP Negeri 1 Ciruas- Serang”, Saintifika Islamica :

Jurnal Kajian Keislaman, Vol.3, No.2, 2016, h. 21-22. 14

Toharudin, Uus,. dkk., loc.cit, h.103-104.

Page 26: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

12

No. Fase Perilaku Guru

3. Membantu investigasi para

peserta didik secara mandiri

dan berkelompok

Guru mendorong para peserta didik

untuk mendapatkan informasi yang

tepat, akurat, serta melaksanakan

eksperimen dan mencari penjelasan

dan solusi.

4. Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Guru membantu peserta didik dalam

merencanakan dan menyiapkan

produk yang tepat seperti laporan dll.

5. Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah.

Guru membantu peserta didik untuk

melakukan refleksi diri terhadap hasil

investigasi dan prosesnya.

d. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning (PBL)

Model Problem Based Learning (PBL) memiliki kelebihan dan

kekurangan menurut Warsono dan Hariyanto (dalam Syamsiara, dkk)

sebagai berikut:15

1) Kelebihan: a) Peserta didik akan terbiasa menghadapi masalah dan

merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah, tidak hanya terkait

dengan pembelajaran dalam kelas, tetapi juga dalam kehidupan

sehari-hari; b) Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi

dengan teman-teman sekelompok kemudian berdiskusi dengan

teman-teman sekelasnya.

2) Kekurangan: a) Tidak banyak pendidik yang mampu mengantarkan

peserta didik kepada pemecahan masalah; b) Seringkali memerlukan

biaya mahal dan waktu yang panjang; c) Aktivitas peserta didik yang

dilaksanakan di luar kelas sulit dipantau oleh pendidik.

15

Syamsiara Nur, Indah Panca P, dan Sari Rahayu R, “Efektivitas Model Problem Based

Learning (PBL) terhadap Hasil belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Sulawesi

Barat”, Jurnal Saintifik, Vol.2, No,2, Juli 2016, h.135.

Page 27: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

13

4. Literasi Sains

a. Definisi Literasi Sains

Literasi sains (science literacy) merupakan gabungan dari dua kata yang

berasal dari bahasa Latin, yaitu literatus, artinya ditandai dengan huruf,

(melek huruf) dan scientia, yang artinya memiliki pengetahuan. Menurut

Hurt, literasi sains merupakan tindakan memahami sains dan

mengaplikasikannya bagi kebutuhan masyarakat.16

OECD dalam Devi I menyatakan, “Literasi sains adalah kemampuan

untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan dan

menarik kesimpulan berdasarkan fakta untuk memahami alam semesta dan

membuat keputusan dari perubahan yang terjadi karena aktivitas

manusia”.17

Sedangkan menurut Holbrook dan Rannikmae literasi sains adalah:18

“The trend in defining scientific literacy is suggested as away from the

short term product approach, in which the facts and skills are paramount,

towards the inclusion of issue-based teaching, the need to go beyond

scientific problem solving to encompass socioscientific decision making,

and the recognition that scientific literacy relates to enabling citizens to

effectively participate in the real world.”

Berdasarkan pemaparan tersebut, kecenderungan mendefinisikan

literasi sains disarankan berwawasan luas, dikarenakan bukan hanya

memerlukan pengetahuan tetapi fakta dan keterampilan sangat penting

dalam menyelesaikan permasalahan, serta dalam hal pengambilan

keputusan. Literasi sains juga berhubungan dengan memungkinkannya

masyarakat berpartisipasi secara efektif dalam pemecahan masalah di

dunia nyata. Hal yang paling pokok dalam pengembangan literasi sains

peserta didik bukan hanya sekedar tahu konsep sains melainkan juga dapat

menerapkan kemampuan sains dalam memecahkan berbagai permasalahan

16

Uus Toharudin, dkk., op.cit., h. 1. 17

Citra Devi I., “Penerapan E-module Berbasis Problem Based Learning untuk meningkatkan

Literasi Sains dan Mengurangi Miskonsepsi pada Materi Ekologi Siswa Kelas X MIA 6 SMAN 1 Karanganom Tahun Pelajaran 2014/2014”, Bioedukasi, Vol. 9, No. 1, 2016, h. 4.

18Jack Holbrook and Miia Rannikmae, “The Meaning of Scientific Literacy”, International

Journal of Environmental & Science Education, Vol.4, No.3, Juli 2009, h.279.

Page 28: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

14

dan dapat mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

sains. Peserta didik diharapkan dapat menerapkan pengetahuan dalam

kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik dapat memiliki kepekaan dan

kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya.19

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

literasi sains merupakan segala kemampuan ketika seseorang

menggunakan metode ilmiah dalam memahami pengetahuan atau konsep

sains, untuk dapat memecahkan masalah di dunia nyata dan memenuhi

berbagai kebutuhan di masyarakat. Seseorang yang memiliki kemampuan

literasi sains akan dengan mudah memahami segala permasalahan

kehidupan dengan menggunakan pengetahuan sains yang dimiliki, dan

berkontibusi aktif mengaplikasian pengetahuan sains tersebut dalam

mengambil keputusan di kehidupan sehari-hari.

b. Aspek Literasi Sains

Peserta didik dengan literasi sains yang kurang berkembang mungkin

dapat mengingat pengetahuan faktual ilmiah sederhana, lalu menggunakan

pengetahuan ilmiah umum dalam menggambar atau mengevaluasi

kesimpulan. Sedangkan seorang peserta didik berkemampuan literasi sains

lebih maju akan menunjukkan kemampuan untuk menggunakan model

konseptual untuk membuat prediksi dan memberikan penjelasan,

menganalisis investigasi ilmiah, mengaitkan data sebagai bukti,

mengevaluasi penjelasan alternatif dari fenomena yang sama, dan

mengkomunikasikan kesimpulan dengan tepat.20

PISA 2006 mengembangkan literasi sains menjadi empat aspek yang

saling berkaitan, mencakup aspek konteks (aplikasi sains), kompetensi

(proses), konten (pengetahuan sains), dan sikap. Secara singkat dijelaskan

19

Yuyu Yuliati, ”Literasi Sains dalam Pembelajaran IPA”, Jurnal Cakrawala Pendas, Vol.3,

No.2, Juli 2017, h.24. 20

OECD, Assesing Scientific, Reading and Mathematical Literacy: A Framework for PISA

2006,(https://read.oecd-ilibrary.org/education/assessing-scientific-reading-and-mathematical-

literacy_9789264026407-en#page1). Diakses pada 24 Februari 2021 pukul 10.27 WIB, h.25.

Page 29: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

15

sebagai berikut:21

1) Konteks: mengenali situasi kehidupan yang

melibatkan sains dan teknologi; 2) Kompetensi: menunjukan kompetensi

yang termasuk mengidentifikasi masalah ilmiah, menjelaskan fenomena

secara ilmiah, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti; 3) Pengetahuan:

memahami konsep sains berdasarkan pengetahuan ilmiah yang mencakup

pengetahuan tentang dunia alami, dan pengetahuan tentang sains itu

sendiri; 4) Sikap: menunjukkan minat pada sains, dukungan untuk

penyelidikan ilmiah, dan motivasi untuk bertindak secara bertanggung

jawab, misalnya terhadap sumber daya alam dan lingkungan.

Kerangka kerja untuk penilaian literasi sains PISA 2006 dari keempat

aspek yang saling berkaitan tersebut digambarkan pada Gambar 2.1

berikut.22

Gambar 2.1 Kerangka Kerja Penilaian Literasi Sains PISA 2006

Adapun secara rinci aspek literasi sains dijelaskan sebagai berikut:

1) Aspek Konteks

Keterlibatan sains dalam kehidupan juga bergantung dengan

berbagai situasi umum yang luas, tidak hanya terbatas pada kehidupan

sekolah saja. Fokusnya adalah situasi yang berkaitan dengan diri,

keluarga, kelompok sebaya (pribadi), masyarakat (sosial), dan

kehidupan di seluruh dunia (global) seperti kesehatan, sumber daya

21

Ibid. 22

Ibid., h. 26.

Konteks Situasi kehidupan

yang melibatkan

sains dan

teknologi.

Kompetensi Mengidentifikasi

masalah ilmiah Menjelaskan

fenomena secara

ilmiah Menggunakan bukti

ilmiah.

Sikap

Respon terhadap

masalah sains Minat Dukungan untuk

penyelidikan ilmiah Tanggung jawab.

Pengetahuan

Tentang dunia alami

(ilmu pengetahuan) Tentang sains itu

sendiri (pengetahuan

tentang sains).

Membutuhkan

orang untuk:

Bagaimana mereka

melakukannya

dipengaruhi oleh:

Page 30: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

16

alam, mutu lingkungan, bahaya, perkembangan mutakhir sains, dan

teknologi.23

Aspek konteks secara rinci dijelaskan pada Tabel 2.2

berikut.24

Tabel 2.2 Aspek Konteks Penilaian Literasi Sains PISA 2006

Pribadi

(Diri sendiri,

keluarga, dan

kelompok sebaya)

Sosial

(Komunitas)

Global

(Kehidupan di

seluruh dunia)

Kesehatan

Pemeliharaan

kesehatan, kecelakaan,

nutrisi

Kontrol penyakit,

penularan sosial, pilihan

makanan, kesehatan

masyarakat

Epidemi, penyebaran

penyakit menular

Sumber daya

alam

Konsumsi pribadi

bahan dan energi

Pemeliharaan populasi

manusia, kualitas hidup,

keamanan, produksi dan

distribusi makanan,

pasokan energi

Sistem alam yang

terbarukan dan tidak

terbarukan,

pertumbuhan populasi,

penggunaan spesies

secara berkelanjutan

Lingkungan

Hidup

Perilaku ramah

lingkungan,

penggunaan dan

pembuangan bahan

Distribusi populasi,

pembuangan limbah,

dampak lingkungan, cuaca

lokal

Keanekaragaman

hayati, keberlanjutan

ekologis, pengendalian

polusi, produksi, dan

hilangnya tanah

Bahaya

Keputusan alami dan

buatan manusia tentang

perumahan

Perubahan cepat (gempa

bumi, cuaca buruk),

perubahan lambat dan

progresif (erosi pantai,

sedimentasi), penilaian

risiko

Perubahan iklim,

dampak perang modern

Batas sains

dan teknologi

Ketertarikan pada

penjelasan sains

tentang fenomena

alam, hobi berbasis

sains, olahraga dan

rekreasi, musik dan

teknologi pribadi

Bahan baru, perangkat dan

proses, modifikasi genetik,

teknologi senjata,

transportasi

Kepunahan spesies,

eksplorasi ruang, asal

dan struktur alam

semesta

23

Deyesa J.Delin., dkk., “Analisis Karakteristik Peserta Didik Berdasarkan Dimensi Literasi Sains pada

Pengembangan Performance Assessment Berbasis Discobery Learning”, Prosiding Seminar Nasional

Pembelajaran Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang, Padang, 7 November 2015, h. 312. 24

OECD, op.cit, h. 27.

Page 31: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

17

2) Aspek Kompetensi (Proses Sains)

Aspek Kompetensi (proses sains) merujuk pada kemampuan peserta

didik dalam memecahkan masalah dengan melibatkan penyelidikan

sains atau proses ilmiah seperti mengidentifikasi, menginterpretasi

bukti-bukti, dan memberikan kesimpulan sesuai bukti yang ada. PISA

2006 mengembangkan aspek kompetensi literasi sains menjadi tiga

indikator yang saling berkaitan, mencakup: 1) Mengidentifikasi isu-isu

ilmiah; 2) Menjelaskan fenomena secara ilmiah; 3) Menggunakan bukti

ilmiah.25

Rincian indikator aspek kompetensi dijelaskan pada Tabel 2.3

berikut.26

Tabel 2.3 Aspek Kompetensi Penilaian Literasi Sains PISA 2006

No. Indikator Sub-Indikator

1.

Mengidentifi-

kasi isu-isu

ilmiah

Mengenali isu-isu yang mungkin diselidiki secara

ilmiah

Mengidentifikasi kata kunci untuk mencari informasi

ilmiah

Mengenali fitur-fitur utama dari penyelidikan ilmiah

2.

Menjelaskan

fenomena

secara ilmiah

Menerapkan pengetahuan sains dalam situasi tertentu

Menjelaskan atau menafsirkan fenomena secara

ilmiah dan memprediksi perubahan

Mengidentifikasi deskripsi, penjelasan, dan prediksi

yang tepat

3. Menggunakan

bukti ilmiah

Menafsirkan bukti ilmiah dan membuat dan

mengkomunikasikan kesimpulan

Mengidentifikasi asumsi, bukti, dan alasan di balik

kesimpulan

Merefleksikan implikasi sosial dari sains dan

perkembangan teknologi

3) Aspek Konten (Pengetahuan Ilmiah)

Konten sains merujuk pada dua indikator yaitu pengetahuan sains

dan pengetahuan tentang sains. Pengetahuan sains mencakup

25

Deyesa J.Delin., dkk., “Analisis Karakteristik Peserta Didik Berdasarkan Dimensi Literasi Sains pada

Pengembangan Performance Assessment Berbasis Discovery Learning”, Prosiding Seminar Nasional

Pembelajaran Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang, Padang, 7 November 2015, h. 311. 26

OECD, op.cit, h. 29.

Page 32: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

18

pengetahuan yang diterapkan peserta didik dari bidang utama fisika,

kimia, biologi, ilmu bumi dan ruang, dan teknologi dalam konteks yang

relevan dengan kehidupan mereka sesuai dengan kriteria berikut: a)

Relevansi dengan situasi kehidupan nyata: pengetahuan ilmiah berbeda

dalam tingkat kegunaannya dalam kehidupan individu; b) Pengetahuan

yang dipilih mewakili konsep-konsep ilmiah penting dan dengan

demikian memiliki kegunaan yang bertahan lama; c) Pengetahuan yang

dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan siswa berusia 15 tahun.

Adapun kategori pengetahuan sains dijelaskan pada Tabel 2.4 berikut:27

Tabel 2.4 Kategori Pengetahuan Sains PISA 2006 Sistem Fisik

- Struktur materi (misalnya model partikel, ikatan)

- Sifat materi (misalnya perubahan kondisi, konduktivitas termal dan listrik)

- Perubahan bahan kimia (misalnya reaksi, transfer energi, asam / basa)

- Gerakan dan gaya (misalnya kecepatan, gesekan)

- Energi dan transformasinya (misalnya konservasi, disipasi, reaksi kimia)

- Interaksi energi dan materi (misalnya gelombang cahaya dan radio, gelombang suara

dan seismik)

Sistem Kehidupan

- Sel (misalnya. struktur dan fungsi, DNA, tumbuhan dan hewan)

- Manusia (misalnya kesehatan, nutrisi, subsistem [yaitu pencernaan, pernapasan,

sirkulasi, ekskresi, dan hubungannya], penyakit, reproduksi)

- Populasi (misalnya spesies, evolusi, keanekaragaman hayati, variasi genetik)

- Ekosistem (misalnya Rantai makanan, materi, dan aliran energi)

- Biosfer (misalnya perbaikan ekosistem, keberlanjutan)

Sistem Bumi dan Antariksa

- Struktur sistem bumi (misalnya litosfer, atmosfer, hidrosfer)

- Energi di sistem bumi (misalnya sumber, iklim global)

- Perubahan dalam sistem bumi (misalnya lempeng tektonik, siklus geokimia,

kekuatan konstruktif dan destruktif)

- sejarah bumi (misalnya fosil, asal dan evolusi)

- Bumi di ruang angkasa (misalnya gravitasi, tata surya)

Sistem Teknologi

- Peran teknologi berbasis sains (misalnya memecahkan masalah, membantu manusia

memenuhi kebutuhan dan keinginan, merancang dan melakukan penyelidikan)

- Hubungan antara sains dan teknologi (misalnya teknologi berkontribusi pada

kemajuan ilmiah)

- Konsep (misalnya optimasi, tarik-menarik, biaya, risiko, manfaat)

- Prinsip-prinsip penting (misalnya kriteria, kendala, inovasi, penemuan, penyelesaian

masalah)

27

Ibid, h.31-32.

Page 33: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

19

Pengetahuan tentang sains terbagi dua yaitu penyelidikan ilmiah dan

penjelasan ilmiah. Penyelidikan ilmiah berkaitan dengan penyidikan

sebagai proses sentral sains dan berbagai komponen proses tersebut.

Sedangkan penjelasan ilmiah merupakan hasil dari penyelidikan ilmiah.

Seseorang dapat menganggap penyelidikan ilmiah sebagai alat sains

(bagaimana para ilmuwan mendapatkan data) dan penjelasan ilmiah

sebagai tujuan sains (bagaimana para ilmuwan menggunakan data).

Adapun kategori rinci pengetahuan tentang sains dijelaskan pada Tabel

2.5 berikut:28

Tabel 2.5 Kategori Pengetahuan tentang Sains PISA 2006

Penyelidikan Ilmiah

- Asal (misalnya rasa ingin tahu, pertanyaan ilmiah)

- Tujuan (misalnya untuk menghasilkan bukti yang membantu menjawab

pertanyaan ilmiah, gagasan / model / teori saat ini memandu pertanyaan)

- Eksperimen (misalnya pertanyaan yang berbeda menyarankan penyelidikan

ilmiah yang berbeda, desain)

- Jenis data (misalnya kuantitatif [pengukuran], kualitatif [pengamatan])

- Pengukuran (misalnya ketidakpastian yang melekat, replikasi, variasi, akurasi

/ presisi dalam peralatan dan prosedur)

- Karakteristik hasil (misalnya empiris, tentatif, dapat diuji, dipalsukan,

mengoreksi diri)

Penjelasan Ilmiah

- Jenis (misalnya hipotesis, teori, model, hukum)

- Formasi (misalnya representasi data, peran pengetahuan yang masih ada dan

bukti baru, kreativitas dan imajinasi, logika)

- Aturan (misalnya harus konsisten secara logis; berdasarkan bukti,

pengetahuan historis dan terkini)

- Hasil (misalnya menghasilkan pengetahuan baru, metode baru, teknologi

baru; mengarah pada pertanyaan dan investigasi baru)

4) Aspek Sikap

Peserta didik berperan penting dalam mengembangkan sikap mereka

terhadap sains. Sikap yang dimaksud dalam minat, perhatian, respons

mereka terhadap sains dan teknologi, serta penyelesaian masalah.

28

Ibid, h.33.

Page 34: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

20

Penilaian sains PISA 2006 mengevaluasi sikap peserta didik dalam tiga

bidang: minat pada sains, dukungan untuk penyelidikan ilmiah dan

tanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungan. Adapun

kategori aspek sikap literasi sains dijelaskan pada Tabel 2.6 berikut:29

Tabel 2.6 Penilaian Aspek Sikap Literasi Sains PISA 2006

Minat dalam Sains

- Tunjukkan rasa ingin tahu dalam sains dan isu-isu serta upaya terkait sains

- Tunjukkan kesediaan untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan ilmiah

tambahan, menggunakan beragam sumber daya dan metode

- Menunjukkan kesediaan untuk mencari informasi dan memiliki minat yang

berkelanjutan dalam sains, termasuk pertimbangan karir yang berhubungan

dengan sains

Dukungan untuk Penyelidikan Ilmiah

- Mengakui pentingnya mempertimbangkan berbagai perspektif dan argumen

ilmiah

- Mendukung penggunaan informasi faktual dan penjelasan rasional

- Nyatakan perlunya proses yang logis dan hati-hati dalam menggambar

kesimpulan

Tanggung Jawab terhadap Sumber Daya dan Lingkungan

- Tunjukkan rasa tanggung jawab pribadi untuk memelihara lingkungan yang

berkelanjutan

- Tunjukkan kesadaran akan konsekuensi lingkungan dari tindakan individu

- Menunjukkan kesediaan untuk mengambil tindakan untuk menjaga sumber

daya alam akan berfungsi sebagai bahan stimulus, kompetensi yang diperlukan

untuk menanggapi pertanyaan atau masalah, atau pengetahuan dan sikap yang

menjadi pusat latihan.

5. Materi Virus

Materi virus merupakan salah satu materi biologi yang terdapat pada

sekolah menengah atas (SMA) kelas X. Virus merupakan suatu struktur renik

yang terus menjadi objek untuk diteliti. Virus ada yang memiliki peran

menguntungkan, namun ada juga yang merugikan manusia. Dengan

mempelajari virus diharapkan dapat meningkatkan rasa keingintahuan dan

kepekaan peserta didik terhadap permasalahan di lingkungan sekitar. Konsep

virus yang dipelajari pada tingkat SMA/MA memiliki kompetensi dasar yaitu

29

Ibid, h.37.

Page 35: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

21

kode 3.4 berisi mengenai “Menganalisis struktur dan replikasi, serta peran

virus dalam aspek kesehatan masyarakat”. Sedangkan kompetensi

keterampilan pada kode 4.4 berisi mengenai “Melakukan kampanye tentang

bahaya virus dalam kehidupan terutama bahaya AIDS berdasarkan tingkat

virulensinya melalui berbagai media informasi”. Berdasarkan kedua

kompetensi tersebut serta kajian beberapa buku ajar yang digunakan di

sekolah, berikut bagian-bagian konsep yang terbahas.

a. Sejarah Penemuan Virus

Istilah virus berasal dari bahasa latin yang berarti racun. Virus

ditemukan pertama kali oleh ilmuwan Jerman, Adolf Mayer, pada tahun

1883 ketika sedang meneliti penyebab penyakit mosaik pada tanaman

tembakau. Mayer menduga bahwa penyakit mosaik tersebut disebabkan

oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya, yang tidak dapat diamati

dengan mikroskop biasa. Kemudian, pada tahun 1897, seorang ahli botani

Belanda bernama Martinus Beijerinck melakukan eksperimen yang

membuktikan bahwa agen penginfeksi yang terdapat di dalam getah

tembakau dapat berkembang biak, dikarenakan berulang kali

menyemprotkan getah yang telah disaring, kemampuan patogen tersebut

tidak berkurang setelah beberapa kali pemindahan. Beijerinck

menyebutnya sebagai virus lolos saring (filterable virus). Pada tahun 1935,

Wendell Stanley berhasil mengkristalkan partikel penginfeksi tanaman

tembakau tersebut, yang kemudian dikenal dengan nama tobacco mosaic

virus (TMV).30

b. Ciri-ciri Virus

Salah satu ciri virus adalah memiliki ukuran yang sangat kecil. Sebagai

gambaran, lebih kurang 100 virus dapat ditempatkan di dalam tubuh satu

sel bakteri. Diketahui ukuran virus terbesar hanyalah sekitar 450

nanometer (lebih kurang 0,0003556 milimeter). Selain bervariasi dalam

ukuran, virus juga bervariasi dalam hal bentuk. Ada yang berbentuk

batang, silinder, bulat, kubus, oval, seperti huruf T, atau ikosahedral

30

Irnaningtyas, Biologi untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta : Erlangga, 2016), h. 88.

Page 36: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

22

(mempunyai 20 muka segitiga). Virus tidak berbentuk sel, tidak memiliki

membran, dan tidak memiliki organel-organel metabolisme.31

Selain

ukuran tubuhnya yang sangat kecil, virus juga memiliki sifat benda mati

karena terdiri atas partikel yang dapat dikristalkan. Partikel virus lengkap

disebut virion. Tubuh virus tersusun dari asam nukleat yang diselubungi

protein. Virus hanya akan menunjukkan sifat-sifat makhluk hidup, jika

berada dalam sel makhluk hidup.32

c. Klasifikasi Virus

Virus dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur, serangan terhadap

alat-alat tubuh tertentu, strategi reproduksi, maupun jenis asam nukleatnya.

Pengelompokkan yang dibahas adalah berdasarkan asam nukleatnya.

Berdasarkan jenis asam nukleat, virus dikelompokkan menjadi virus RNA

dan virus DNA. Virus yang mengandung RNA disebut ribovirus,

sedangkan virus yang mengandung DNA disebut deoksiribovirus.

Ribovirus yaitu virus yang bahan intinya berupa RNA, contohnya

Rhabdovirus (penyebab rabies). Deoksiribovirus yaitu virus yang bahan

intinya berupa DNA, contohnya adalah poxvirus (penyebab cacar).33

d. Reproduksi Virus

Virus tidak dapat memproduksi dirinya sendiri. Virus melakukan

reproduksi dengan cara membuat salinan materi genetik dan selubung

protein dirinya sendiri, atau disebut replikasi. Karena tidak memiliki organ

metabolisme, virus menggunakan sistem metabolisme inang untuk

melakukan reproduksi. Reproduksi virus dapat terjadi secara litik dan

lisogenik, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Siklus litik, setiap siklus

litik virus membutuhkan waktu 10-60 menit. Siklus tersebut terdiri atas

tiga tahap yaitu adsorpsi-penetrasi, replikasi, dan lisis; 2) Siklus lisogenik,

replikasi virus pada siklus ini hampir sama dengan siklus litik hanya saja

pada siklus lisogenik tidak merusak dinding sel inang, namun virus akan

31

Tati S.S dan Lilis S, Biologi untuk SMA/MA Kelas X, (Bogor : Quadra, 2017), h. 59. 32

Irnaningtyas, op.cit, h. 90-91. 33

Tati S.S dan Lilis S, op.cit, h.64.

Page 37: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

23

menyisipi asam nukleatnya ke dalam tubuh sel inang. Pada tahap tersebut

akan membentuk profage. Tahap awal pada siklus lisogenik adalah

adsorpsi-penetrasi, penggabungan, pembelahan, sintesis, dan perakitan.34

e. Peranan Virus

Virus tidak hanya hidup dan berkembang biak dalam sel inangnya,

namun virus juga menyerang dan akhirnya mematikan sel inangnya.

Dengan demikian, virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada

makhluk hidup, contohnya virus influenza menyerang saluran pernapasan

manusia sehingga penderita influenza mengalami kesulitan bernapas.

Namun seiring perkembangan teknologi, para ahli mengupayakan berbagai

cara agar virus dapat dimanfaatkan antara lain sebagai agen pembawa atau

vektor, pembuatan vaksin dan lainnya.35

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa peneliti telah lebih dulu melakukan penelitian menggunakan

lembar kerja peserta didik, model pembelajaran berbasis masalah maupun literasi

sains, yakni sebagai berikut:

Heni Setiani, Nur Ngazizah, dan Eko Setyadi Kurniawan dalam jurnal

menyimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning efektif

terhadap kemampuan literasi sains siswa. Hal ini berdasarkan hasil uji hipotesis

(uji-t) diperoleh hasil tobs = 6,367 dengan ttabel = 2,000 dan daerah kritik db= 60

{t/t -2,000 atau t > 2,000}, yang berarti H0 ditolak (tobs ∉ DK) sehingga hasil

model pembelajaran Problem Based Learning efektif terhadap kemampuan

literasi sains.36

Penelitian Putri Giriyanti dalam jurnal skripsi menyimpulkan bahwa

kemampuan literasi sains siswa pada materi ekosistem dengan model

pembelajaran berbasis masalah menghasilkan nilai rata-rata pretest 52,97,

34

Ibid., h. 62. 35

Slamet dan Sri, Konsep dan Penerapan Biologi SMA Kelas X, (Jakarta : PT. Bumi Aksara,

2014), h.63-67. 36

Heni Setiani, Nur Ngazizah, dan Eko Setyadi Kurniawan, Efektivitas Model Pembelajaran

Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 10

Purworejo Tahun Pelajaran 2015/2016, Jurnal Radiasi, Vol.9, No.1, Oktober 2016, h. 7.

Page 38: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

24

posttest 79,03, dan N-Gain 56%. Sedangkan pada kelas yang menggunakan

metode ceramah dan diskusi menghasilkan nilai rata-rata pretest 62,91, posttest

75,39, dan N-Gain 27%. Berdasarkan hasil analisis utama uji N-Gain, Zhitung

(5,63) ≥ Ztabel (1,65) dengan α sebesar 0,05 (5%), maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah

berpengaruh signifikan terhadap kemampuan literasi sains pada materi

ekosistem.37

Zainah Asma dan Muchlis dalam jurnal menyimpulkan bahwa berdasarkan

keefektifan, hasil keefektifan menunjukkan kemampuan literasi sains peserta

didik tuntas secara klasikal yaitu memperoleh persentase 73,33% untuk

komponen sikap pertama, 73,33% untuk komponen sikap kedua, dan 66,67%

untuk komponen sikap ketiga.38

Usep Soepudin dalam jurnal menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan

peningkatan kemampuan literasi sains siswa yang mendapatkan LKS berbasis

masalah dalam pembelajaran IPA dengan siswa yang mendapatkan LKS tidak

berbasis masalah. Penggunaan LKS berbasis masalah lebih meningkatkan

kemampuan literasi sains sisa dibandingkan penggunaan LKS tidak berbasis

masalah.39

Dedeh Kholilah Wati dalam skripsi menyimpulkan bahwa, penggunaan LKS

berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa dengan kategori

sedang yaitu 0,603 pada konsep virus dan 0,689 pada konsep monera di kelas X

MA Al- Baqiyatusholihat Bekasi tahun pelajaran 2013/2014.40

37 Putri Giriyanti, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan

Literasi Sains Peserta didik Pada Materi Ekosistem Kelas X SMA”, Jurnal Skripsi Pendidikan

Biologi, Agustus 2017, h. 1. 38

Zainah Asma dan Muchlism, “Pengembangan LKPD Berorientasi model Problem Bsed

Learning (PBL) untuk melatihkan kemampuan literasi sains pada aspek sikap pada materi laju

reaksi bagi peserta didik kelas XII SMA Negeri 1 Kedungwaru Tulungagung”, UNESA Journal of

Chemical Education, Vo.7, No.3, September 2018, h. 208. 39

Usep Soepudin, “Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Masalah dalam

Meningkatkan Literasi Sains Siswa Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Vo.IV, No.1, Juli 2018, h.50-51. 40

Dedeh Kholilah Wati, “Penggunaan LKS Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Konsep Virus dan Monera”. Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2014, h. 68.

Page 39: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

25

C. Kerangka Pikir

Rendahnya kemampuan literasi sains di Indonesia berdasarkan penilaian

yang dilakukan oleh PISA membuktikan bahwa peserta didik di Indonesia belum

dapat memahami sains dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak

faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik di

Indonesia. Salah satunya adalah belum digunakannya bahan ajar pendukung yang

mampu mendorong perkembangan literasi sains peserta didik.

Salah satu bahan ajar pendukung yang berpotensi untuk membantu

meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik dalam proses pembelajaran

adalah lembar kerja peserta didik (LKPD). Akan tetapi, LKPD yang biasa

digunakan guru umumnya dibeli, bukan disusun sendiri oleh guru. LKPD yang

dibeli kurang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru seharusnya menyusun

sendiri LKPD agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kaitan materi

pelajaran yang dipelajari, serta situasi dan kondisi di lingkungan peserta didik.

LKPD yang disusun guru juga harus berorientasi model pembelajaran yang

sesuai. LKPD berbasis model problem based leaning (PBL) dapat menjadi

solusi bagi guru, karena tahapan model pembelajaran ini menekankan keaktifan

peserta didik dan kemampuan berpikir untuk memecahkan kemampuan masalah

di kehidupan nyata. Salah satunya yaitu dampak positif dan negatif virus.

Penggunaan LKPD berbasis problem based learning diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep virus.

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis penelitian yang diperoleh dari kajian teori dan kerangka pikir

adalah sebagai berikut, “terdapat pengaruh LKPD berbasis Problem Based

Learning terhadap Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik pada Konsep Virus”.

Page 40: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 5 Kota Depok: Jl. Perum Bukit

Rivaria Sektor IV, Bedahan, Sawangan, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Waktu

pelaksanaan penelitian yaitu semester I (ganjil) tahun ajaran 2018/2019 pada

tanggal 02 – 29 Oktober 2018.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen (quasi

experimental). Kuasi eksperimen adalah jenis penelitian yang penempatan subjek

(unit terkecil) eksperimen ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol tidak

dilakukan secara acak (nonrandom assignment).1 Penelitian ini tidak

memungkinkan peneliti untuk melakukan seleksi subjek secara acak, melainkan

menggunakan kelompok yang sudah terbentuk (intact group) seperti peserta didik

dalam satu kelas.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent

control group design. Dalam penelitian ini menggunakan dua kelompok yaitu

kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Tiap kelompok diberikan

tes awal (pretest) untuk mengetahui keadaan awal sebelum diberi perlakuan dan

tes akhir (posttest) untuk mengukur kemampuan setelah diberi perlakuan. Pada

kelompok eksperimen II diberi perlakuan yaitu penggunaan LKPD berbasis

problem based learning (PBL), sedangkan kelompok eksperimen I menggunakan

LKPD konvensional dengan penerapan model pembelajaran PBL pada masing-

masing kelompok.

1 T. Dicky Hastjarjo, Rancangan Eksperimen Kuasi, Buletin Psikologi, Vol.27, Nomor 2,

2019, h.189.

Page 41: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

27

Desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain Penelitian, Nonequivalent Control Group Design

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen I E1 O1 X1 O2

Eksperimen II E2 O1 X2 O2

Keterangan:

O1 = Tes awal yang sama diberikan pada kedua kelompok.

X1 = Pembelajaran dengan LKPD konvensional

X2 = Pembelajaran dengan LKPD berbasis problem based learning (PBL)

O2 = Tes akhir yang sama diberikan pada kedua kelompok.

C. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:

a. Tahap penyusunan proposal penelitian

Proposal penelitian ini merupakan gambaran secara rinci atau rencana

dari penelitian yang akan dilakukan.

b. Tahap penyusunan instrumen penelitian

Penyusunan instrumen penelitian yaitu penyusunan soal berdasarkan

indikator materi dan aspek literasi sains.

c. Tahap uji coba/validasi instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang telah dibuat kemudian diuji cobakan pada

kelas XI yang telah mempelajari materi penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan pada tahap pelaksanaan yaitu dilakukan tes awal (pretest),

pemberian perlakuan, kemudian tes akhir (posttest) pada kelompok.

3. Tahap Akhir Penelitian

Kegiatan pada tahap akhir penelitian yaitu menganalisis data hasil

penelitian, membuat pembahasan serta menarik kesimpulan dari hasil analisis

dan pembahasan data tersebut.

Page 42: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

28

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Agung (seperti dikutip Kadir), “Populasi adalah himpunan semua

individu yang dapat memberikan data dan informasi untuk suatu penelitian”.2

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMAN 5 Kota

Depok. Sedangkan populasi terjangkau pada penelitian ini adalah seluruh peserta

didik kelas X IPA Semester Ganjil Tahun Ajaran 2018/2019 di SMAN 5 Kota

Depok. “Sampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi yang

karakteristiknya benar-benar diselidiki”.3 Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan acak sederhana (simple

random sampling).

Semua individu yang menjadi anggota populasi terjangkau memiliki peluang

yang sama dan bebas dipilih sebagai anggota sampel.4 Cara yang digunakan

adalah dengan undian yaitu dibuat nomor urut jumlah kelas populasi terjangkau

dalam potongan kertas kecil-kecil, kemudian dikocok dan diambil satu-satu

sampai diperoleh dua kelompok (kelas). Sehingga sampel dalam penelitian ini

adalah kelas X MIPA 3 sebagai kelompok eksperimen I, dan X MIPA 5 kelompok

eksperimen II.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yakni tes dan non tes. Tes

yang diberikan adalah instrumen tes kemampuan literasi sains yang telah

disesuaikan dengan indikator dari Programme for International Students

Assessment (PISA) tahun 2006. Sedangkan non-tes yang diberikan adalah lembar

observasi, angket, dan lembar kerja peserta didik (LKPD). Lembar observasi

digunakan untuk melihat keterlaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh

guru dan peserta didik pada kelompok eksperimen I dan II. Kedua, penggunaan

angket bertujuan untuk mengukur aspek sikap literasi peserta didik. Lalu, lembar

kerja peserta didik (LKPD) digunakan sebagai data pendukung untuk mengukur

2 Kadir, Statistika Terapan : Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel

dalam Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h.118. 3 Ibid.

4 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011). h. 255.

Page 43: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

29

kemampuan peserta didik selama diberi perlakuan. LKPD yang digunakan berupa

LKPD berbasis problem based learning dan LKPD konvensional.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu tes dan

non-tes. Instrumen tes adalah soal pretest-posttest berupa pilihan ganda dan

uraian. Sedangkan non-tes yang diberikan adalah angket, lembar observasi dan

lembar kerja peserta didik (LKPD).

1. Tes

Istilah tes telah seringkali didengar di kalangan masyarakat, contohnya tes

untuk masuk sekolah, tes mendapat surat izin mengemudi, dan lainnya. Tes

menurut Arikunto dan Jabar 2004 (dalam Ana Ratna Wulan) merupakan alat

atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan

menggunakan cara atau aturan yang telah ditentukan.5 Instrumen tes dalam

penelitian ini berupa soal pilihan ganda (PG) dan uraian yang dibuat dalam

bentuk Pretest-Posttest. Dalam penelitian ini, instrumen yang akan digunakan

terlebih dahulu diujicobakan pada peserta didik yang telah mempelajari materi

Virus.

Instrumen tes yang dibuat diadopsi dari indikator penilaian aspek

kompetensi, konten dan konteks PISA tahun 2006. Selain itu, pembuatan

instrumen tes juga disesuaikan dengan kompetensi dasar (KD) materi virus pada

kurikulum 2013. Instrumen tes literasi sains sebelum kalibrasi berjumlah 29 soal

(lampiran 7). Adapun kisi-kisi instrumen tes literasi sains setelah kalibrasi

berjumlah 15 soal terlihat pada Tabel 3.2 berikut.

5 Ana Ratna Wulan, “Pengertian dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes,dan

Pengukuran”, http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/ANA_RATNAWU-

LAN/pengertian_asesmen.pdf Diakses pada tanggal 22 Februari 2021 pada pukul 07.58 WIB, h.

3.

Page 44: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

30

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Literasi Sains

Indikator

Pembelajaran

Indikator Aspek Kompetensi PISA 2006

Jumlah

Soal Mengidentifikasi

Isu-isu Ilmiah

Menjelaskan

Fenomena

secara Ilmiah

Menggunakan

Bukti-bukti

Ilmiah

3.4.1 Mengidentifikasi

sejarah, ciri-ciri dan

struktur virus

1 K3 P2** 1

3.4.2 Menjelaskan

cara hidup dan

replikasi virus

4 K1 P1*

5 K2 P2**

7 K4 P2* 6 K4 P2* 4

3.4.3 Mengklasifikasi

jenis virus

2 K3 P2**

3 K3 P2* 2

3.4.4 Menganalisis

peranan virus dalam

kehidupan sehari-hari

9 K1 P2**

10 K1 P2*

12 K1 P2*

13 K4 P2*

15 K1 P2**

16 K1 P2*

18 K1 P2**

19 K1 P2** 8

Jumlah Soal 15 soal

Keterangan:

Indikator Aspek Konteks PISA 2006:

K1= Melibatkan IPTEK bidang kesehatan (delapan soal)

K2= Melibatkan IPTEK bidang sumber daya alam (satu soal)

K3= Melibatkan IPTEK bidang lingkungan (tiga soal)

K4= Melibatkan IPTEK bidang batasan sains dan teknologi (tiga soal)

Indikator Aspek Konten PISA 2006:

P1= Penyelidikan ilmiah (satu soal)

P2= Penjelasan ilmiah (empat belas soal)

Bentuk Soal:

* = Pilihan ganda (delapan soal)

** = Uraian (tujuh soal)

2. Angket (Kuesioner)

Angket adalah daftar pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu

dengan ruang untuk jawaban bagi setiap pertanyaan.6 Angket pada penelitian

ini merupakan teknik pengumpulan data yang berisi pernyataan serta jawaban

yang disediakan dalam bentuk skala pengukuran sikap peserta didik. Skala

yang digunakan adalah skala Likert yang memiliki empat pilihan jawaban.

Peserta didik dapat memilih akan mendukung ataupun menolak pernyataan

6KBBI, “Arti kata angket”, https:/kbbi.web.id/angket, diakses pada tanggal 22 Maret 2021

pada pukul 08.37 WIB.

Page 45: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

31

dengan rentang nilai sebagai berikut: 1) SS (Sangat setuju); 2) S (Setuju), 3)

TS (Tidak setuju), 4). STS (Sangat tidak setuju).

Instrumen angket digunakan untuk mengetahui aspek sikap literasi sains

peserta didik. Instrumen angket yang dibuat diadopsi dari indikator asesmen

aspek sikap dari PISA tahun 2006. Lembar angket ini disatukan dengan

instrumen tes literasi sains pretest maupun posttest. Kisi-kisi angket sikap

literasi sains dapat lihat pada Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Sikap Literasi Sains

Indikator Sikap Nomor Soal Jumlah Soal

Minat dalam sains 8, 11, 14, 20 4

Dukungan terhadap penyelidikan

ilmiah 17 1

Jumlah Soal 5

Instrumen angket sikap ini berjumlah lima (5) soal dengan tiap soal

memuat 3 pernyataan yang mewakili tiap indikator sikap. Sehingga, jika

dihitung berdasarkan jumlah pernyataan terdapat 15 pernyatan yang cukup

merepresentasi jawaban peserta didik. Hal ini sesuai dengan teori menurut

Arikunto yang menyatakan bahwa, “semua indikator sudah terwakili dalam

pertanyaan atau pernyataan sekurang-kurangnya satu.”7

3. Lembar Observasi

Menurut Nawawi dan Martini, observasi merupakan kegiatan mengamati,

yang diikuti pencatatan secara urut. Hal ini terdiri atas beberapa unsur yang

muncul dalam fenomena di dalam objek yang diteliti.8 Adapun lembar

observasi pada penelitian ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun peserta didik secara

7 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2013), h.197. 8 Rabia Edra, “10 Pengetian Observasi Menurut Para Ahli | Sosiologi Kelas 10”,

https://www.ruangguru.com/blog/10-pengertian-observasi-menurut-para-ahli, diakses pada tanggal

24 Maret 2021 pada pukul 10:34 WIB.

Page 46: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

32

urut. Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui sejauh mana guru

menerapkan model problem based learning selama proses pembelajaran dan

lembar observasi peserta didik digunakan untuk mengetahui pelaksanaan

aktivitas belajar peserta didik selama proses pembelajaran.

Lembar observasi guru pada kedua kelompok eksperimen sama karna

sama-sama menggunakan model problem based learning. Sedangkan, lembar

observasi peserta didik berbeda. Adapun kisi-kisi lembar observasi kegiatan

guru disajikan pada Tabel 3.4. Serta kisi-kisi lembar observasi kegiatan

peserta didik dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru

Sintaks Pembelajaran Deskripsi Kegiatan

Orientasi Masalah Guru menyajikan masalah pada peserta didik

Mengorganisasikan

peserta didik untuk

melakukan penelitian

dan penyelidikan

Guru membantu para peserta didik untuk

mengorganisasikan tugas-tugas belajar

bersama kelompoknya

Membantu investigasi

para peserta didik secara

mandiri dan berkelompok

Guru mendorong para peserta didik untuk

mendapatkan informasi yang tepat, akurat,

serta melaksanakan eksperimen dan mencari

penjelasan dan solusi.

Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Guru membantu peserta didik dalam

merencanakan dan menyiapkan produk

yang tepat seperti laporan dll.

Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah.

Guru membantu peserta didik untuk

melakukan refleksi diri terhadap hasil

investigasi dan prosesnya.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Peserta Didik

No. Sintaks Aktivitas Pembelajaran

Eksperimen I Eksperimen II

1. Mengamati Orientasi peserta didik pada

masalah

2. Menanya Mengorganisasikan peserta

didik untuk belajar

3. Mengumpulkan informasi Membimbing penyelidikan

4. Mengasosiasi Mengembangkan dan menyaji-

kan hasil karya

Page 47: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

33

5. Mengkomunikasikan Menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah

4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar kerja peserta didik digunakan sebagai penunjang kegiatan

pembelajaran. LKPD yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari LKPD

konvensional dan LKPD berbasis problem based learning (PBL) yang telah

disempurnakan dengan pengecekan oleh pihak sekolah dan dosen. LKPD

konvensional digunakan oleh kelompok eksperimen I, sedangkan LKPD

berbasis PBL digunakan oleh kelompok eksperimen II. LKPD atau LKS

sendiri merupakan media pembelajaran berupa lembaran-lembaran kerja

yang memuat ringkasan materi, tugas, dan petunjuk-petunjuk kerja yang

telah disesuaikan oleh peneliti berdasarkan kriteria kompetensi dasar (KD)

materi Virus pada kurikulum 2013 yang harus dicapai peserta didik. Adapun

kisi-kisi lembar kerja peserta didik pada kelompok eksperimen I dan II dapat

dilihat pada Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Kerja Peserta Didik Kelompok

Eksperimen I dan II

No. Tahapan Lembar Kerja Peserta Didik

Eksperimen I Eksperimen II

1. Mengamati

Amatilah gambar di bawah ini!

Orientasi Masalah

Tuliskan permasalahan yang dapat kamu

temukan berdasarkan analisis

data/informasi pada wacana di atas!

2. Menanya

Rumuskanlah pertanyaan

berdasarkan gambar yang telah

kamu amati!

Merumuskan Masalah

Buatlah rumusan masalah yang dapat

kamu selidiki dari wacana tersebut!

3. Menjawab sementara

Buatlah jawaban sementara

pada kolom tersedia!

Menentukan Hipotesis

Buatlah hipotesis dari rumusan masalah

yang telah kamu identifikasi!

4. Mengumpulkan informasi

Tuliskan jawaban melalui studi

literatur pada kolom yang

tersedia!

Melakukan Penyelidikan

Lakukanlah penyelidikan melalui studi

literatur untuk menemukan solusi, serta

cantumkan sumber literaturnya!

5. Mengasosiasi

Buatlah hubungan dari

Menentukan Kesimpulan atas

Pemecahan Masalah

Page 48: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

34

pertanyaan dan jawaban pada

kolom yang tersedia!

Adakah hubungan pertanyaan

dan jawaban yang kamu

peroleh dengan peranan virus

di kehidupan sehari-hari?

Tuliskan jawaban akhir sebagai solusi

terbaik yang merupakan kesimpulan

atas pemecahan masalah!

6. Mengkomunikasikan

Buatlah kesimpulan dari

data/informasi yang telah kamu

peroleh!

Menganalisis dan Mengevaluasi

Proses Pemecahan Masalah

Buatlah solusi untuk menjawab

permasalahan global!

Keterangan:

- LKPD Eskperimen I adalah LKPD konvensional

- LKPD Eksperimen II adalah LKDP berbasis Problem Based Learning

G. Kalibrasi Instrumen

Kalibrasi instrumen tes dilakukan untuk melihat kualitas soal yang akan

diberikan ke peserta didik. Instrumen tes yang dianggap berkualitas dan dapat

digunakan yaitu jika instrumen sudah diujicobakan dan terkategori baik dalam uji

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Adapun penjelasan

kalibrasi instrumen tersebut sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam

pengukuran.9 Ketepatan alat ukur untuk benar-benar mengukur apa yang

hendak diukur. Semakin tinggi validitas instrumen menunjukkan semakin

akurat alat pengukur itu mengukur suatu data. Uji validitas berarti sejauh mana

ketepatan instrumen dalam mengukur suatu data. Dengan kata lain, uji

validitas pada penelitian ini digunakan untuk menunjukkan seberapa tepat

instrumen tes peneliti dalam mengukur karakteristik yang akan diukur. Uji

Validitas pada penelitian ini menggunakan software ANATES 4.0. Instrumen

tes atau soal yang diuji cobakan kepada peserta didik berupa soal campuran

yaitu soal pilihan ganda (PG) sebanyak 14 soal dan soal uraian 15 soal.

Adapun hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.7 dan 3.8

berikut.

9 Dian Ayunita Nugraheni Nurmala Dewi., “Modul Uji Validitas dan Reabilitas”, diunduh

dari https://www.researchgate.net/publication/328600462_Modul_Uji_Validitas_dan_Reliabilitas

pada tanggal 11 April 2021.

Page 49: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

35

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Pilihan Ganda (PG)

No Soal Korelasi Signifikansi

1* 0,483 Signifikan

2 0,471 -

3* 0,494 Signifikan

4* 0,502 Signifikan

5* 0,483 Signifikan

6 0,463 -

7 0,134 -

8* 0,543 Signifikan

9* 0,504 Signifikan

10 0,369 -

11* 0,529 Signifikan

12 0,319 -

13* 0,568 Signifikan

14 0,061 - Keterangan: * = merupakan soal pilihan ganda yang digunakan sebagai instrumen penelitian

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Uraian10

No Soal Korelasi Signifikansi

1* 0,569 Signifikan

2 0,381 -

3* 0,506 Signifikan

4 0,045 -

5* 0,546 Signifikan

6* 0,722 Sangat Signifikan

7 0,369 -

8* 0,583 Signifikan

9 0,341 -

10 0,051 -

11 0,412 -

12 0,317 -

13* 0,619 Sangat Signifikan

14* 0,691 Sangat Signifikan

15 0,139 - Keterangan: * = merupakan soal uraian yang digunakan sebagai instrumen penelitian

Hasil uji validitas instrumen tes literasi sains berdasarkan Tabel 3.7 dan 3.8

10

Lampiran No.10.

Page 50: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

36

memperoleh jumlah soal yang valid sebanyak 15 soal terdiri dari 8 soal PG

dan 7 soal uraian.

2. Reliabilitas

Reabilitas berfungsi untuk mengetahui konsistensi alat ukur. Apakah alat

ukur tersebut dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut

diulang.11

Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap

konsisten walaupun dilakukan dua atau lebih terhadap situasi yang sama

dengan alat ukur yang sama. Uji reabilitas berarti seberapa konsisten (tetap)

suatu instrumen terhadap subyek dalam situasi yang sama dari waktu ke

waktu. Dengan kata lain, uji reliabilitas pada penelitian ini digunakan untuk

menunjukkan seberapa konsisten instrumen tes peneliti dalam mengukur

karakteristik yang akan diukur secara berulang pada kondisi yang sama. Uji

reliabilitas pada penelitian ini menggunakan software ANATES 4.0.

Berdasarkan data hasil perhitungan uji reliabilitas didapatkan nilai indeks

reliabilitas untuk instrumen tes PG sebesar 0,69 dan instrumen tes uraian

sebesar 0,73. Hasil perhitungan uji reliabilitas tersebut kemudian

diinterpretasikan pada kriteria nilai indeks reliabilitas menurut Arikunto

(dalam Heni) pada Tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.9 Kriteria Nilai Indeks Reliabilitas12

Kriteria Reliabilitas Nilai Reabilitas

0,00 – 0,20 Sangat rendah

0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,60 Cukup

0,61 – 0,80 Tinggi

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

Berdasarkan Tabel 3.9 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas instrumen

tes PG maupun uraian termasuk kategori tinggi. Sehingga dapat dikatakan

bahwa instrumen penelitian bersifat reliable.

11

Dian Ayunita Nugraheni Nurmala Dewi., op.cit., h.2. 12

Heni V.S dan Hary S., “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web untuk

Mengukur Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Komputer Jaringan Dasar Program Keahlian

Teknik Komputer dan Jaringan”, Jurnal Pendidikan : Teori, Penelitian, dan Pengembangan,

Vol.2, No.7, Juli 2017, h.1010.

Page 51: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

37

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran butir soal adalah persentase atau proporsi dari peserta tes

untuk menjawab benar suatu butir soal. Besarnya tingkat kesukaran berkisar

0,00 – 1,00. Semakin besar tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil

hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki p=0,00 artinya

bahwa tidak ada siswa yang menjawab benar dan bila memiliki p=1,00 artinya

semua siswa menjawab benar.13

Menghitung tingkat kesukaran pada penelitian

ini menggunakan software ANATES 4.0. Hasil perhitungan tingkat kesukaran

akan diinterpretasikan pada kategori tingkat kesukaran Tabel 3.10. Adapun

hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes literasi sains dapat dilihat

pada Tabel 3.11 dan 3.12 berikut.

Tabel 3.10 Kategori Tingkat Kesukaran14

Koefisien Kategori

p < 0,3 Sukar

0,3 ≤ p ≤ 0,7 Sedang

p > 0,7 Mudah

Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen Tes PG

No Soal Tingkat

Kesukaran Kriteria

1* 0,94 Sangat mudah

2 0,48 Sedang

3* 0,45 Sedang

4* 0,55 Sedang

5* 0,71 Sangat mudah

6 0,26 Sukar

7 0,52 Sedang

8* 0,45 Sedang

9* 0,74 Mudah

10 0,29 Sukar

11* 0,65 Sedang

12 0,81 Mudah

13* 0,32 Sedang

13

Zaenal Arifin, “Kriteria Instrumen dalam Suatu Penelitian”, Jurnal Theorems, Vol.2, No.1,

Juli 2017, h.31. 14

Ibid., h.35

Page 52: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

38

14 0,74 Mudah Keterangan: * = merupakan soal pilihan ganda yang digunakan sebagai instrumen penelitian

Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Uraian

No Soal Tingkat

Kesukaran Kriteria

1* 0,53 Sedang

2 0,46 Sedang

3* 0,60 Sedang

4 0,56 Sedang

5* 0,69 Sedang

6* 0,63 Sedang

7 0,65 Sedang

8* 0,52 Sedang

9 0,54 Sedang

10 0,25 Sukar

11 0,77 Mudah

12 0,71 Sangat mudah

13* 0,38 Sedang

14* 0,52 Sedang

15 0,29 Sukar Keterangan: * = merupakan soal uraian yang digunakan sebagai instrumen penelitian

Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes literasi sains berdasarkan

Tabel 3.11 dan 3.12 memperoleh jumlah soal terkategori mudah sebanyak 7

soal, terkategori sedang 18 soal, dan terkategori sukar 4 soal.

4. Daya Beda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan

siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang tidak atau

kurang atau belum menguasai materi yang ditanyakan. Semakin tinggi indeks

daya pembeda soal berarti semakin mampu soal yang bersangkutan

membedakan siswa yang telah memahami materi dengan siswa yang belum

memahami materi. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal maka semakin

baik soal itu.15

Perhitungan daya beda instrumen tes menggunakan software

15

Ibid., h.32

Page 53: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

39

ANATES 4.0 dengan kriteria nilai indeks daya beda dilihat pada Tabel 3.13.16

Tabel 3.13 Kriteria Daya Pembeda

Indeks Diskriminasi (DB) Kriteria

< 0 Negatif

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,71 Baik

Menurut Supandi dan Farikha (dalam Wianda Nurfauziah dan Sistiana W)

Soal-soal itu tidak harus memiliki daya pembeda yang tinggi sehingga jika

terdapat soal yang kategori cukup mempunyai indeks deskriminasi 0,2 sampai

0,4 masih tetap dapat dipakai.17

Adapun hasil perhitungan daya beda

instrumen tes literasi sains dapat dilihat pada Tabel 3.14 dan 3.15 berikut.

Tabel 3.14 Hasil Perhitungan Uji Daya Beda Instrumen Tes Pilihan Ganda

No Soal Tingkat

Kesukaran Kriteria

1* 0,25 Cukup

2 0,50 Baik

3* 0,88 Baik

4* 0,63 Baik

5* 0,50 Baik

6 0,63 Baik

7 0,00 Jelek

8* 0,63 Baik

9* 0,50 Baik

10 0,50 Baik

11* 0,75 Baik

12 0,25 Cukup

13* 0,50 Baik

14 0,25 Cukup Keterangan: * = merupakan soal pilihan ganda yang digunakan sebagai instrumen penelitian

16

Wianda Nurfauziah dan Sistiana Windyariani, “Analisis Butir Soal Keterampilan Proses

Sains pada Instrumen Uji Coba Materi Ekosistem”, Journal of Biology Education, Vol.3, No.2,

2020, h.139. 17

Wianda Nurfauziah dan Sistiana Windyariani, “Analisis Butir Soal Keterampilan Proses

Sains pada Instrumen Uji Coba Materi Ekosistem”, Journal of Biology Education, Vol.3, No.2,

2020, h.141.

Page 54: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

40

Tabel 3.15 Hasil Perhitungan Uji Daya Beda Instrumen Tes Uraian

No Soal Daya Pembeda Kriteria

1* 0,69 Baik

2 0,25 Cukup

3* 0,46 Baik

4 0,04 Jelek

5* 0,63 Baik

6* 0,42 Baik

7 0,29 Cukup

8* 0,54 Baik

9 0,17 Jelek

10 0,00 Jelek

11 0,29 Cukup

12 0,17 Jelek

13* 0,50 Baik

14* 0,38 Baik

15 0,08 Jelek Keterangan: * = merupakan soal uraian yang digunakan sebagai instrumen penelitian

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data digunakan untuk memproses suatu data menjadi

informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Data yang di analisis adalah data

kuantitatif (hasil tes) dan data kualitatif (hasil non-tes). Data kuantitatif dianalisis

dengan uji statistik meliputi uji N-Gain, uji prasyarat analisis data (uji normalitas

dan uji homogenitas), dan uji hipotesis. Sedangkan untuk data kualitatif dianalisis

secara uji non statistik.

1. Analisis Data Statistik

Analisis hasil data tes digunakan untuk memperoleh nilai tes tiap peserta

didik dari pretest maupun posttest yang telah diujikan. Perhitungan data tes

tersebut menggunakan rumus berikut:18

18

Nurpratiwi, dkk., “Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa melalui Metode

Picture and Picture dengan Media Audio Visual pada Mata Pelajaran Geografi di Kelas XI IPS 2

SMA Negeri 1 Bantarkawung”, Geoedukasi, Vol.IV, No.2, Oktober 2015, h.4.

Page 55: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

41

Keterangan:

S : Nilai yang dicari

R : Skor yang diperoleh tiap siswa

N : Skor maksimum

Analisis data tes dilanjutkan dengan uji normal Gain (N-Gain) untuk

mengetahui selisih nilai antar kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Gain

adalah selisih antara nilai pretest dan posttest, gain menunjukkan peningkatan

pemahaman atau penguasaan konsep peserta didik setelah pembelajaran

dilakukan oleh guru. Untuk mengukur peningkatan kemampuan literasi sains

peserta didik sebelum dan setelah diberi perlakuan maka perlu dilakukan Uji

N-Gain. Perhitungan uji N-Gain menggunakan rumus berikut:

Dengan kriteria Normalized Gain (N-Gain) dapat dilihat pada Tabel 3.16

berikut ini: 19

Tabel 3.16 Kriteria N-Gain

Indeks N-Gain Kriteria

g < 0,3 Rendah

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g > 0,7 Tinggi

Pengujian selanjutnya adalah uji prasyarat analisis data (uji normalitas dan

uji homogenitas) dan uji hipotesis. Penjelasan pengujian analisis data yang

dilakukan sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sebaran data penelitian

pada sebuah kelompok berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang

digunakan penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk dibantu dengan IBM SPSS

Statistics 23. Uji Shapiro-Wilk dipilih karena jumlah sampel data yang diuji

masing-masing kelompok kurang dari 50 peserta. Uji Shapiro-Wilk memiliki

ketentuan jika probabilitas signifikansi (Sig.) lebih besar dari α atau (Sig > α

19

Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, Pendidikan IPA –

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta 2014, diakses dari repository.uinjkt.ac.id pada

tanggal 28 Agustus 2020 pukul 15:04 WIB, h.76-77.

Page 56: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

42

(0,05)) maka Ho diterima (data berdistribusi normal).20

Uji normalitas

Shapiro-Wilk dilakukan pada data pretest-posttest.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui apakah variasi beberapa data dari populasi memiliki varians sama

atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan penelitian ini adalah Levene’s

test for equality of variances dibantu dengan IBM SPSS Statistics 23 dengan

ketentuan jika probabilitas signifikansi (Sig) lebih besar dari α (0,05) maka

Ho diterima (data homogen atau sama).21

Uji homogenitas ini dilakukan pada

data pretest kelompok eksperimen I dan II, serta data posttest kelompok

eksperimen I dan II.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah sebuah uji atau metode yang bertujuan sebagai

pengambilan keputusan apakah terdapat perbedaan antar kelompok

eksperimen. Uji hipotesis dilakukan setelah uji prasyarat analisis data yang

menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen. Uji hipotesis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Independent sample t-test dibantu

dengan IBM SPSS Statistics 23. Uji Independent sample t-test adalah uji-t

sampel yang tidak berhubungan atau tidak berpasangan, artinya tidak ada

hubungan tau keterkaitan antara dua sampel yang akan dianalisis.22

Uji

hipotesis Independent sample t-test ini dilakukan pada data pretest-posttest.

20

Sahid Raharjo, “Cara Uji Normalitas Shapiro-Wilk dengan SPSS Lengkap”, diakses dari

http://www.spssindonesia.com/2015/05/cara-uji-normalitas-shapiro-wilk-dengan.html?m=1, pada

tanggal 12 Januari 2021. 21

Sahid Raharjo, “Cara Uji Homogenitas dengan SPSS Lengkap”, diakses dari

http://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-homogenitas-dengan-spss.html?m=1, pada tanggal 12

Januari 2021. 22

Sahid Raharjo, “Cara Uji Uji Independent sample t-test dan interpretasi dengan spss”,

diakses dari http://www.spssindonesia.com/2015/05/cara-uji-independent-sample-t-test-

dan.html?m=1, pada tanggal 12 Januari 2021.

Page 57: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

43

d. Hipotesis Statistik

Perumusan hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : µ1 ≤ µ2

H1 : µ1 > µ2

Keterangan:

Ho = Tidak terdapat pengaruh LKPD berbasis PBL terhadap kemampuan literasi sains

peserta didik

H1 = Terdapat pengaruh LKPD berbasis PBL terhadap kemampuan literasi sains peserta

didik

µ1 = Nilai rata-rata peserta didik dengan LKPD berbasis PBL

µ2 = Nilai rata-rata peserta didik dengan LKPD konvensional

e. Pengolahan Data Statistik Aspek Literasi Sains

Pengolahan data statistik aspek literasi sains dilakukan pada tiga aspek

yaitu aspek kompetensi, konteks, dan konten. Aspek kompetensi terdiri dari

tiga indikator, aspek konteks terdiri dari empat indikator, dan aspek konten

terdiri dari dua indikator. Dilakukan perhitungan pada tiap indikator untuk

memperoleh nilai per indikator. Pada tiap aspek dilakukan uji N-Gain, Uji

normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis data pretest maupun posttest.

Terdapat dua uji hipotesis yang dilakukan yaitu jika data berdistibusi normal

dan homogen dilakukan uji parametrik Independent Sample T-Test,

sedangkan jika data tidak berdistribusi normal atau tidak homogen dilakukan

uji non-parametrik Mann Whitney dibantu dengan IBM SPSS Statistics 23.

2. Analisis Data Non-Statistik

a. Pengolahan Data Non-Statistik Aspek Literasi Sains

Pengolahan data non-statistik dilakukan pada aspek sikap literasi sains.

Penskoran untuk aspek sikap dengan menggunakan skala likert. Skala likert

adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau kelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena

Page 58: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

44

pendidikan.23

Penskoran aspek sikap dengan skala likert yaitu skor tertinggi

adalah 4 dan skor terendah 1. Perhitungan aspek sikap menggunakan rumus

berikut:24

Keterangan:

S : Nilai yang dicari

R : Skor yang diperoleh tiap siswa

N : Skor maksimum

b. Lembar Observasi

Lembar observasi terdiri dari lembar observasi kegiatan guru dan lembar

observasi kegiatan peserta didik. Penskoran lembar observasi kegiatan guru

dan peserta didik diberi skor 1 (kurang baik), 2 (cukup baik), 3 (baik), dan 4

(sangat baik). Kemudian, skor di persentase kan dengan rumus berikut: 25

Keterangan:

S : Nilai yang dicari

R : Skor yang diperoleh

N : Skor maksimum

23

Edi Suwandi, dkk., “Analisis Tingkat Kepuasan menggunakan Skala Likert pada Layanan

Speedy yang bermingrasi ke Indonesia”, https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jteuntan/article/down-

load/31191/75676580053 , diakses pada tanggal 30 Maret 2021 pada pukul 15:20 WIB, h.2. 24

Nurpratiwi, dkk., loc.cit. 25

Ibid.

Page 59: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa LKPD berbasis problem based learning (PBL)

berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan literasi sains peserta didik

pada konsep Virus. LKPD berbasis PBL lebih berpengaruh dari LKPD

konvensional terhadap kemampuan literasi sains pada konsep Virus. Hal ini

dikarenakan LKPD berbasis PBL menyajikan permasalahan terstruktur dengan

langkah-langkah PBL yang akan menuntun peserta didik mencari tahu informasi

dengan membaca sehingga dapat meningkatkan kemampuan literasi sains peserta

didik.

B. Saran

Saran dari penelitian ini antara lain:

1. Penggunaan LKPD berbasis PBL dapat digunakan untuk mengembangkan

kemampuan literasi sains peserta didik;

2. Hasil penelitian dapat dijadikan alternatif untuk bahan ajar guru dalam upaya

meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik;

3. LKPD berbasis PBL dapat dijadikan referensi bagi peneliti untuk

mengadakan penelitian lanjutan.

Page 60: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

71

DAFTAR PUSTAKA

Ade Adriadi dan Naf’an Tarihoran. 2016. Pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) dan Motivasi Siswa terhadap hasil belajar PAI di SMP Negeri 1

Ciruas-Serang. Saintifika Islamica : Jurnal Kajian Keislaman. Vol.3. No.2.

Ana Ratna Wulan. Pengertian dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes,dan

Pengukuran. Diakses dari http://file.upi.edu/Direktori /FPMIPA/JUR._

PEND._BIOLGI/ANA_RATNAWULAN/pengertian_asesmen.pdf.

Citra Devi I. 2016. Penerapan E-module Berbasis Problem Based Learning untuk

meningkatkan Literasi Sains dan Mengurangi Miskonsepsi pada Materi

Ekologi Siswa Kelas X MIA 6 SMAN 1 Karanganom Tahun Pelajaran

2014/2014. Bioedukasi. Vol. 9. No. 1.

Dedeh Kholilah Wati. 2014. Penggunaan LKS Berbasis Masalah untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Virus dan Monera.

Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Deyesa J.Delin., dkk. 2015. Analisis Karakteristik Peserta Didik Berdasarkan

Dimensi Literasi Sains pada Pengembangan Performance Assessment

Berbasis Discobery Learning. Prosiding Seminar Nasional Pembelajaran

Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang, Padang.

Dian Ayunita. Modul Uji Validitas dan Reabilitas”, diakses dari

https://www.researchgate.net/publication/328600462_Modul_Uji_Validita

s_dan_Reliabilitas pada tanggal 11 April 2021.

Dicky Hastjarjo. 2019. Rancangan Eksperimen Kuasi. Buletin Psikologi. Vol.27.

No.2.

Edi Suwandi, dkk.. Analisis Tingkat Kepuasan menggunakan Skala Likert pada

Layanan Speedy yang bermingrasi ke Indonesia.

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jteuntan/article/download/31191/75676

580053, diakses pada tanggal 30 Maret 2021.

Evi Sapinatul Bahriah,. 2015. Peningkatan Literasi Sains Calon Guru Kimia

Pada Aspek Konteks Aplikasi dan Proses Sains. Edusains. Vol.7. No.1.

Fransiska Linda Pratiwi. 2018. Hubungan Kemampuan Literasi Sains dengan

Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI MIPA SMA Kristen 1 Salatiga pada Materi

Sistem Gerak yang Diuji Menggunakan Problem Based Learning. Seminar

Nasional Biologi dan Pendidikan Biologi UKSW 2018.

Page 61: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

72

Heni Setiani, Nur Ngazizah, dan Eko Setyadi Kurniawan. 2016. Efektivitas Model

Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Literasi

Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Purworejo Tahun Pelajaran

2015/2016. Jurnal Radiasi. Vol.9. No.1.

Heni V.S dan Hary S. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web

untuk Mengukur Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Komputer

Jaringan Dasar Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan. Jurnal

Pendidikan : Teori, Penelitian, dan Pengembangan. Vol.2. No.7.

Inur Tivani dan Paidi. 2016. Pengembangan LKS Biologi Berbasis Masalah untuk

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Karakter Peduli

Lingkungan. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA. Vol.2, No.1.

Irnaningtyas. 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Jack Holbrook and Miia Rannikmae. 2009. The Meaning of Scientific Literacy.

International Journal of Environmental & Science Education. Vol.4. No.3.

Kadir. 2016. Statistika Terapan : Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan

Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

KBBI. Arti kata angket. Diakses dari https:/kbbi.web.id/angket pada tanggal 22

Maret 2021.

Kiki Joesyiana. Penerapan Metode Pembelajaran Observasi Lapangan pada Mata

Kuliah Manajemen Operasioanal, diunduh dari

https://journal.uir.ac.id/index.php/ Peka/article/view/2740/1520 pada

tanggal 12 Februari 2021.

Majid, Abdul dan Chaerul Rochman. 2015. Pendekatan Ilmiah dalam Impelentasi

Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nurpratiwi. 2015. Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa melalui

Metode Picture and Picture dengan Media Audio Visual pada Mata

Pelajaran Geografi di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bantarkawung.

Geoedukasi. Vol.IV, No.2.

OECD 2006, Assessing Scientific, Reading, and Mathematical Literacy: A

Framework for PISA 2006.

Prastowo, Andi. 2016. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yogyakarta: Diva Press.

Page 62: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

73

Putri Giriyanti. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap

Kemampuan Literasi Sains Peserta didik Pada Materi Ekosistem Kelas X

SMA. Jurnal Skripsi Pendidikan Biologi.

Rabia Edra. 10 Pengetian Observasi Menurut Para Ahli | Sosiologi Kelas 10.

https://www.ruangguru.com/blog/10-pengertian-observasi-menurut-para-

ahli, diakses pada tanggal 24 Maret 2021.

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Press.

Safriandono dan Charis. Rancang Bangun E-Lembar Kerja Siswa sebagai Media

Pembelajaran yang Praktis, Fleksibel, dan Edukatif Berbasis Web.

Diunduh dari https://media.neliti.com/media/publications/221635-ran-

cang-bangun-e-lembar-kerja-siswa-seba.pdf, pada tanggal 07 April 2021.

Sahid Raharjo. Cara Uji Homogenitas dengan SPSS Lengkap. diakses dari

http://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-homogeni-tas-dengan-

spss.html?m=1, pada tanggal 12 Januari 2021.

Sahid Raharjo. Cara Uji Normalitas Shapiro-Wilk dengan SPSS Lengkap. diakses

dari http://www.spssindonesia.com/2015/05/cara-uji-normalitas-shapiro-

wilk-dengan.html?m=1, pada tanggal 12 Januari 2021.

Sahid Raharjo. Cara Uji Uji Independent sample t-test dan interpretasi dengan

spss. diakses dari http://www.spssindonesia.com/2015/05/cara-uji-

independent-sample-t-test-dan-.html?m=1, pada tanggal 12 Januari 2021.

Siska Maiyuni dan Ade Dewi Maharani. Validitas Lembar Kerja Siswa (LKS)

Berbasis Problem Based Learning pada Materi Keanekaragaman Hayati

untuk SMA. Diakses dari ejournal.stkip-pgri-

sumbar.ac.id/index.php/pelangi pada tanggal 12 Februari 2021.

Slamet dan Sri. 2014. Konsep dan Penerapan Biologi SMA Kelas X. Jakarta : PT.

Bumi Aksara.

Suciati, dkk. 2013. Identifikasi Kemampuan Peserta Didik dalam Pembelajaran

Biologi ditinjau dari Aspek-Aspek Literasi Sains, diakses dari

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snps/article/view/5059 pada tanggal

09 Januari 2021.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Page 63: PENGARUH LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ......berbasis PBL lebih baik daripada LKPD konvensional terhadap kemampuan literasi sains peserta didik pada konsep Virus. Kata Kunci : LKPD

74

Syamsiara Nur, Indah Panca P, dan Sari Rahayu R. 2016. Efektivitas Model

Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil belajar Mahasiswa Prodi

Pendidikan Biologi Universitas Sulawesi Barat. Jurnal Saintifik. Vol.2.

No.2.

Tati S.S dan Lilis S. 2017. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Bogor : Quadra.

Toharudin, Uus,. dkk. 2011. Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung:

Humaniora.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia. 2003. No. 20 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta : Bidang DIKBUD KBRI Tokyo.

Usep Soepudin. 2018. Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Masalah

dalam Meningkatkan Literasi Sains Siswa Sekolah Dasar. Jurnal

Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Vol.IV. No.1.

Wianda Nurfauziah dan Sistiana Windyariani. 2020. Analisis Butir Soal

Keterampilan Proses Sains pada Instrumen Uji Coba Materi Ekosistem.

Journal of Biology Education. Vol.3, No.2.

Widjajanti, Endang. Kualitas Lembar Kerja Siswa, Makalah diunduh dari

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/endang-widjajanti-lfx-

ms-dr/kualitas-lks.pdf , pada tanggal 07 April 2021.

Wurinanda, Iradhatie. 2016. Skor PISA Indonesia Masih di Bawah Rata-rata.

diakses dari https://news.oke-zone.com/read/2016/12/06/65/1560286/skor-

pisa-indonesia-masih-di-bawah-rata-rata pada tanggal 07 April 2021.

Yanti Herlanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Pendidikan

IPA – Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta 2014.

Yuyu Yuliati. 2017. Literasi Sains dalam Pembelajaran IPA. Jurnal Cakrawala

Pendas. Vol.3. No.2.

Zaenal Arifin. 2017. Kriteria Instrumen dalam Suatu Penelitian. Jurnal

Theorems. Vol.2. No.1.

Zainah Asma dan Muchlism. 2018. Pengembangan LKPD Berorientasi model

Problem Bsed Learning (PBL) untuk melatihkan kemampuan literasi sains

pada aspek sikap pada materi laju reaksi bagi peserta didik kelas XII SMA

Negeri 1 Kedungwaru Tulungagung. UNESA Journal of Chemical

Education. Vol.7. No.3.