pengaruh promosi jabatan terhadap peningkatan kinerja
TRANSCRIPT
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
39
PENGARUH PROMOSI JABATAN TERHADAP
PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. POS
INDONESIA (PERSERO) CABANG AMBON
Maartje Paais
Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) Ambon, Indonesia
ABSTRAK:
Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh variabel promosi meliputi:
kejujuran, tanggung jawab dan pengerjaan di. PT. Pos Indonesia (Persero)
Cabang Ambon dan kedua untuk menentukan promosi antara 3 variabel (X),
antara lain, kejujuran, tanggung jawab dan pengerjaan yang berpengaruh
dominan terhadap kinerja karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang
Ambon. Hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa: Pertama, variabel promosi (X), yaitu kejujuran, tanggung jawab dan
keterampilan kerja memiliki pengaruh terhadap variabel kinerja (Y). Bersamaan
(bersama-sama) secara signifikan dan secara parsial berpengaruh signifikan
(orang). Kedua, variabel promosi (X1) kejujuran memiliki pengaruh dominan
terhadap kinerja karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Ambon.
Kata kunci: promosi jabatan, kinerja karyawan.
ABSTRACT:
The purpose of the study conducted to determine the effect of promotion variables
include: honesty, responsibility, and workmanship at PT. Pos Indonesia (Persero)
Branch Ambon and secondly to determine promotion among 3 variables (X),
among others, honesty, responsibility and workmanship Which dominant
influence on the performance of employees of PT. Pos Indonesia (Persero)
Branch Ambon. The results of the research and analysis of the data obtained it
can be concluded that: First, the promotion variable (X), namely honesty,
responsibility and job skills have an influence on the performance variable (Y).
Simultaneously (jointly) significantly and partially significant effect (people).
Second, the promotion variable (X1) honesty has a dominant influence on the
performance of employees of PT. Pos Indonesia (Persero) Branch Ambon.
Key words: job promotions, employee performance.
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
40
PENDAHULUAN
Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif.
Untuk meningkatkan kinerja karyawan, dalam manajemen yang efektif
memerlukan dukungan karyawan yang cakap dan kompeten di bidangnya. Di sisi
lain pembinaan para karyawan termasuk yang harus diutamakan sebagai aset
utama perusahaan. Proses belajar harus menjadi budaya perusahaan sehingga
keterampilan para karyawan dapat dipelihara, bahkan dapat ditingkatkan. Dalam
hal ini loyalitas karyawan yang kompeten harus diperhatikan. Semakin ketatnya
tingkat persaingan bisnis mengakibatkan organisasi dihadapkan pada tantangan
untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup. Keberhasilan suatu perusahaan
atau organisasi ini dipengaruhi oleh kinerja karyawan (job performance) atau hasil
kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan tugas sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Karyawan merupakan sumber daya
yang penting bagi organisasi, karena memiliki bakat, tenaga, dan kreativitas yang
sangat dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya.
Untuk meningkatkan kinerja, salah satu hal yang perlu menjadi perhatian
perusahaan adalah kebijakan promosi yang tepat dan rotasi pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan karyawan untuk mempertahankan kinerja karyawan, proses
ini menjadi penting dalam upaya meningkatkan kualitas karyawan.
Sumber daya manusia sering disebut sebagai modal intelektual (intellectual
capital) yang terdiri dari orang-orang yang ada dalam organisasi yang mempunyai
kemampuan, bakat, dan semangat untuk bekerja dan itu semua mereka gunakan
dalam mengerjakan pekerjaan mereka. Untuk mengetahui sampai sejauh mana
seorang karyawan telah mendayagunakan kemampuan dirinya itu untuk
memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan perusahaan.
Kinerja menurut Mangkunegara (2002) kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Karyawan
yang ada dalam suatu perusahaan memiliki perbedaan dalam latar belakang
seperti pendidikan, pengalaman, ekonomi, status, kebutuhan, harapan dan lain
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
41
sebagainya. Seorang karyawan yang mempunyai prestasi kerja yang tinggi tetapi
masa kerjanya belum mencukupi (belum waktunya untuk naik pangkat) maka
tidak dapat dipromosikan. Sebaliknya, seorang karyawan yang masa kerjanya
sudah mencukupi untuk dapat dipromosikan tetapi hasil prestasi kerjanya tidak
memenuhi standar yang sudah ditentukan maka ia pun tidak dapat dipromosikan.
Menurut Manullang (2006) promosi jabatan berarti penaikkan jabatan, yakni
menerima kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih besar dari kekuasaan dan
tanggung jawab sebelumnya dalam struktur organisasi sesuatu badan usaha.
Keputusan promosi dibutuhkan berbagai pertimbangan, apabila terdapat
keputusan yang salah dalam melaksanakan promosi jabatan, maka akan
menimbulkan efek yang tidak baik bagi karyawan dan perusahaan, yang
semuanya akan mengakibatkan motivasi kerja menurun sehingga harapan
perusahaan untuk meningkatkan produktivitas tidak akan tercapai. Untuk tidak
terjadinya efek negatif diatas pimpinan perusahaan hendaknya dalam melakukan
penilaian terhadap karyawan yang akan dipromosikan.
Manusia sebagai mahluk sosial juga mempunyai pemikiran dan keinginan
yang berbeda-beda, sedangkan perusahaan mengharapkan karyawannya dapat
bekerja dengan baik dan memiliki semangat kerja yang tinggi, serta mampu
menjabarkan visi dan misi yang telah disepakati bersama dalam rangka pencapian
tujuan perusahaan. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh manajemen adalah
dengan promosi jabatan bagi mereka yang mampu memberikan prestasi kerja
lebih di satu pihak dan memberikan tindakan disiplin sesuai dengan ketentuan
yang berlaku bagi mereka yang tidak mampu melaksanakan kewajibannya sesuai
dengan tanggung jawabnya dilain pihak. Tidak jarang kinerja kayawan mengalami
fluktuasi. Kondisi seperti itu diduga ada hubungannya dengan terlalu lamanya
seseorang dalam periode kerja di satu unit atau di satu pekerjaan saja. Akibatnya
timbul kebosanan dan bahkan kejenuhan di kalangan mereka. Dalam konteks
pengembangan sumberdaya manusia kondisi seperti itu tidak sehat. Maka
manajemen seharusnya menerapkan kebijakan rotasi pekerjaan/karyawan secara
berkala.
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
42
Salah satu cara untuk memacu semangat kerja karyawan adalah dengan cara
pemberian promosi jabatan bagi karyawan, yang diharapkan dapat meningkatkan
kepuasan kerja karyawan terhadap perusahaan. Promosi pekerjaan atau jabatan
merupakan perkembangan yang positif dari seorang pekerja atau pegawai karena
tugasnya dinilai baik oleh pejabat yang berwenang. Oleh karena itu, pemberian
tanggung jawab dan kewenangan yang lebih tinggi patut diberikan kepada meraka
yang berprestasi.
Promosi memberikan peranan penting bagi setiap karyawan, bahkan
menjadi idaman yang selalu dinanti-nantikan oleh karyawan. Karena dengan
promosi ini berarti adanya kepercayaan dan pengakuan mengenai kemampuan,
serta kecakapan karyawan bersangkutan untuk menjabat suatu jabatan yang lebih
tinggi. Dengan demikian, promosi akan memberikan status sosial, wewenang dan
tanggung jawab, serta kepuasan kerja karyawan akan semakin meningkat.
PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Ambon merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa, yang merupakan perusahaan yang memiliki
pelanggan terbesar di wilayah Ambon. dengan semakin banyaknya permintaan
akan layanan jasa oleh masyarakat membuat perusahaan ini semakin terus maju
baik dalam ekspansi perusahaan maupun penambahan jaringan, sehingga
memberikan peluang bagi karyawan untuk dapat menduduki jabatan yang lebih
baik. PT Pos Indonesia (Persero) Cabang Ambon melaksanakan promosi jabatan
berdasarkan kebutuhan perusahaan, apabila perusahaan membutuhkan karyawan
untuk ditempatkan diposisi baru atau tinggi maka perusahaan akan membuka
lowongan promosi bagi karyawan yang menginginkannya.
PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Ambon juga melakukan kebijakan
promosi jabatan untuk meningkatkan kinerja pada karyawannya. PT. Pos
Indonesia (Persero) Cabang Ambon menerapkan sistem promosi berdasarkan
senioritas karyawan di perusahaan dan kinerja yang menonjol, tetapi umumnya
promosi dilakukan berdasarkan senioritas, karyawan yang memiliki waktu kerja
lama akan di angkat golongan jabatannya (grade) setelah sebelumnya diberikan
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
43
pelatihan. di perusahaan ini jika mendapatkan promosi jabatan, pasti mendapatkan
grade yang lebih tinggi.
Tetapi begitupun ada pengecualian bagi karyawan yang kinerja memiliki
potensi berlebih untuk perusahaan, para karyawan tersebut akan diberikan
pelatihan khusus bahkan ada yang mendapatkan beasiswa untuk dikuliahkan atau
mengikuti seminar internasional, dan mereka yang mendapat pelatihan seperti ini
biasanya akan cepat mendapatkan grade yang tinggi, dan biasanya mereka
mendapatkan jabatan middle-top manajer seperti pimpinan cabang, pimpinan
wilayah, dan dewan direksi untuk kantor pusat.
Promosi jabatan dapat memotivasi karyawan untuk giat bekerja, promosi
jabatan juga dapat memicu semangat kerja karyawan karena pada dasarnya
promosi jabatan merupakan salah satu bentuk pengakuan yang diberikan kepada
karyawan yang menunjukkan prestasi atau produktivitas yang tinggi. Selanjutnya,
apakah karyawan yang telah dipromosikan memiliki pengaruh terhadap kinerja
karyawan akibat diadakannya promosi jabatan tersebut. Pentingnya promosi bagi
karyawan dalam suatu perusahaan telah menarik perhatian penulis untuk
mengetahui apakah promosi jabatan berpengaruh terhadap kinerja kerja karyawan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis memilih PT Pos
Indonesia (Persero) Cabang Ambon sebagai subjek penelitian dengan judul
Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Pos Indonesia
(Persero) Cabang Ambon.
Tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. Pos Indonesia
(Persero) Cabang Ambon adalah : Pertama, untuk mengetahui pengaruh variable-
variabel promosi jabatan antara lain : kejujuran, tanggung jawab dan kecakapan
kerja pada PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Ambon dan kedua untuk
mengetahui diantara 3 variabel promosi jabatan (X) antara lain kejujuran,
tanggung jawab dan kecakapan kerja manakah yang berpengaruh dominan
terhadap kinerja karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Ambon.
PROMOSI JABATAN
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
44
Suatu motivasi yang mendorong pegawai untuk berpartisipasi aktif dalam
suatu perusahaan antara lain adalah kesempatan untuk maju, hal ini merupakan
sifat dasar manusia pada umumnya untuk menjadi lebih baik, lebih maju dari
posisi sebelumnya. Oleh karena itu, seseorang pada umumnya menginginkan
kemajuan dalam hidupnya. Kesempatan untuk maju itulah di dalam suatu
perusahaan sering disebut sebagai promosi. Sebelum menguraikan definisi
promosi, terlebih dahulu penulis menguraikan alasan mengapa diadakannya
promosi. Alasan diadakannya promosi, sebagaimana dikemukakan oleh Mulia
Nasution (2000) adalah sebagai berikut: Promosi terjadi apabila karyawan tersebut
mendapat promosi ke jenjang yang lebih tinggi/pensiun/meninggal
dunia/diberhentikan, adanya rentetan promosi yang terjadi pada perusahaan,
adanya transfer dalam perusahaan, adanya lowongan karena perusahaan
membutuhkan tenaga kerja untuk pekerjaan tertentu.
Hal di atas menyebabkan adanya lowongan jabatan, oleh karena itu dalam
suatu perusahaan suatu jabatan yang lowong tersebut sudah tentu memerlukan
pegawai untuk mengisinya yaitu melalui diadakannya promosi jabatan. Kemudian
Nitisemito (2006) mengemukakan pengertian promosi sebagai “proses kegiatan
pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi.” Dengan
demikian, promosi akan selalu diikuti oleh tugas, tanggung jawab dan wewenang
yang lebih tinggi dari jabatan yang diduduki sebelumnya. Pada umumnya promosi
juga diikuti dengan peningkatan pendapatan serta fasilitas yang lain.
Wenther dan Davis (1996) mengemukakan bahwa: A promotion occurs
when an employee is moved from a job to another position that is higher in pay,
responsibility or organization level. Generally, it is given as a recognition of a
person’s past performance and future promise.(Promosi merupakan perpindahan
karyawan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang mempunyai imbalan gaji,
tanggung jawab, dan jenjang jabatan yang lebih tinggi. Pada umumnya, hal itu
diberikan karena performan kerja yang bersangkutan pada masa lalu).
Menurut Wahyudi (2004) promosi adalah perubahan posisi/ jabatan
pekerjaan dari tingkat lebih rendah ke tingkat lebih tinggi biasanya akan diikuti
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
45
dengan meningkatnya tanggung jawab, hak, serta status social seseorang.
Umumnya promosi diberikan sebagai penghargaan terhadap hasil kerja pegawai
yang bersangkutan pada masa lampau dan prospek karir di masa depan, sehingga
dengan dilakukannya promosi diharapkan prestasi kerjanya meningkat. Promosi
tersebut merupakan peningkatan pegawai pada bidang yang lebih baik dari
sebelumnya dari sisi tanggung jawab, status dan gaji. Sedangkan Wursanto (2001)
mengemukakan promosi adalah suatu kenaikan jabatan yang dialami seorang
pegawai disertai dengan kekuasaan yang lebih tinggi dan tanggung jawab yang
lebih besar pula.
Berdasarkan definisi-definisi promosi yang dikemukakan oleh para ahli di
atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi ditandai dengan adanya :
Perubahan posisi atau jabatan dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih
tinggi. Perubahan ini menimbulkan tanggung jawab, hak-hak, status serta tingkat
pembayaran yang lebih tinggi dari sebelumnya. Perubahan ini memerlukan
kecakapan atau prestasi yang lebih tinggi. Dengan adanya promosi, diharapkan
pegawai dapat meningkatkan gairah kerja dan dapat memberikan sumbangan-
sumbangan yang berarti bagi perusahaan.
DASAR-DASAR PROMOSI
Program promosi hendaknya memberikan informasi yang jelas apa yang
dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk mempromosikan seorang pegawai di
dalam perusahaan tersebut. Foster (2005) mengemukakan tiga dasar promosi
antara lain: 1) Berdasarkan senioritas (seniority based promotion). romosi
didasarkan pada lamanya pengalaman kerja karyawan. Pertimbangan promosi ini
adalah karyawan dianggap sudah berpengalaman dan mengetahui keadaan
perusahaan dengan baik, 2) Berdasarkan kecakapan/unjuk kerja (merit based
promotion), 3). Berdasarkan kombinasi pengalaman dan prestasi (mixed based
promotion). Kombinasi pengalaman dan prestasi yaitu promosi berdasarkan pada
lamanya pengalaman dan prestasi kerja seorang pegawai.
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
46
Dasar senioritas yang digunakan sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai
di masa lalu. Selain itu juga untuk menghindari rasa iri hati dari pegawai yang
lain, apabila ada pegawai yang belum lama bekerja tetapi sudah dipromosikan.
Sebaliknya dasar ini diterapkan pada jenis jabatan yang membutuhkan
pengalaman dan keahlian khusus. Selain itu, perusahaan dituntut untuk memiliki
data base tentang pegawai yang lengkap guna menunjang pelaksanaan promosi,
terutama data tentang lamanya kerja pegawai di perusahaan. Siagian (2006)
menyatakan bahwa banyak organisasi yang menempuh cara promosi berdasarkan
senioritas dengan tiga pertimbangan, yaitu: 1). Sebagai penghargaan atas jasa-jasa
seseorang paling sedikit dilihat dari segi loyalitas kepada perusahaan, 2).
Penilaian biasanya bersifat objektif karena cukup dengan membandingkan masa
kerja orang-orang tertentu yang dipertimbangkan untuk dipromosikan, 3).
Mendorong organisasi mengembangkan para pegawainya karena pegawai yang
paling lama berkarya akhirnya akan mendapat promosi. Kelebihan dari dasar ini
adalah memberikan penghargaan atas jasa-jasa pegawai di masa lalu. Kelemahan
dasar ini adalah pegawai yang mempunyai potensi baik tidak dipromosikan
apabila lama kerjanya belum mencukupi. Hal ini membuat pegawai tidak
terdorong untuk lebih berprestasi apabila mereka menyadari bahwa mereka dapat
dipromosikan hanya karena memberi jasa berupa lamanya masa kerja di
perusahaan bukan berdasarkan prestasi. Kelemahan lainnya yaitu bahwa pegawai
yang paling senior belum tentu merupakan pegawai yang paling produktif. Juga
belum tentu merupakan pegawai paling mampu bekerja. Kelemahan tersebut
memang dapat diatasi dengan adanya program pendidikan dan pelatihan bagi
pegawai.
Promosi yang didasarkan pada kecakapan atau prestasi kerja harus
didasarkan pula pada pertimbangan lain, yaitu perhitungan yang matang atas
potensi dan kemampuan yang bersangkutan untuk menduduki posisi yang lebih
tinggi. Sebagaimana diungkapkan Siagian (2006) sebagai berikut: Perlu disadari
bahwa mempromosikan seseorang bukannya tanpa risiko, dalam arti bahwa tidak
ada jaminan penuh bahwa orang yang dipromosikan benar-benar memenuhi
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
47
harapan organisasi. Oleh karena itu, analisis yang matang mengenai potensi
pegawai yang bersangkutan perlu dilakukan. Analisis demikian menjadi penting
apabila dikaitkan dengan kenyataan bahwa kemampuan setiap manusia terbatas.
Artinya, tidak mustahil bahwa seseorang menunjukkan prestasi kerja yang tinggi
pada pekerjaan dan posisinya sekarang, tetapi karena yang bersangkutan
sebenarnya sudah mencapai “puncak kompetensinya”, tidak lagi mampu
berprestasi hebat pada posisi yang lebih tinggi. Dalam hal demikian
mempromosikan seseorang akan membawa kerugian, baik bagi yang
bersangkutan maupun bagi perusahaan. Kelebihan dasar ini bahwa promosi
tersebut dapat dipandang sebagai penghargaan perusahaan atas prestasi kerja
pegawainya. Kelemahan dasar dari dasar ini yaitu bahwa dalam pelaksanaannya
dasar ini mengalami kesulitan dalam hal pengukuran prestasi kerja, hal ini
diakibatkan adanya unsur subjektivitas dalam penilaian dan seringkali unsur-unsur
yang dijadikan acuan dalam penilaian kurang mencerminkan kriteria pelaksanaan
yang sesungguhnya. Kelemahan lain adalah kurangnya pengetahuan khusus dari
penilai mengetahui jabatan yang dinilai sehingga cenderung menilai secara umum,
untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan tambahan pelatihan khusus bagi
penilai.
Berdasarkan kombinasi pengalaman dan prestasi artinya pertimbangan
promosi berdasarkan lamanya dinas, ijazah pendidikan formal yang dimiliki dan
hasil ujian kenaikan golongan. Jika seseorang lulus dalam ujian kenaikan dan
hasil ujiannya dipromosikan. Cara ini adalah dasar promosi yang terbaik dan
paling tepat, karena mempromosikan orang yang paling berpengalaman dan
paling cakap, sehingga kelemahan promosi hanya berdasarkan pengalaman dan
kecakapan dapat diatasi. Sebagaimana Siagian (2006) mengungkapkan bahwa:
Agar persyaratan objektivitas terpenuhi dan agar lebih terjamin bahwa promosi
para pegawai mempunyai dampak positif bagi organisasi dan semangat kerja para
karyawan keseluruhan, pendekatan yang paling tepat dalam hal promosi karyawan
adalah menggabungkan prestasi kerja dan senioritas. Dalam hal demikian faktor
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
48
risiko hanya mungkin diperkecil karena memang tidak mungkin dihilangkan
sepenuhnya.
Berkaitan dengan pernyataan di atas, Bambang Wahyudi (2004)
mengemukakan syarat-syarat promosi yang lebih terperinci sebagai berikut: 1).
Kejujuran, untuk promosi jabatan-jabatan tertentu masalah kejujuran merupakan
syarat yang penting. Untuk jabatan kasir pada umumnya syarat kejujuran
merupakan syarat utama yang harus diperhatikan. Jika karyawan itu memiliki
kejujuran yang tinggi, maka dia akan selalu melaporkan kepada atasannya tentang
keadaan yang sebenarnya dan otomatis perusahaan akan mempercayainya. 2)
Loyalitas, kesetiaan terhadap perusahaan di mana tempat karyawan bekerja,
seringkali dipakai syarat untuk promosi. Hal ini disebabkan bahwa dengan
loyalitas yang tinggi dapat diharapkan antara lain tanggung jawab yang lebih
besar. 3) Pendidikan, ada juga perusahaan yang mensyaratkan minimal pendidikan
untuk dipromosikan pada jabatan tertentu serta keikutsertaan karyawan dalam
berbagai diklat yang menunjang jabatannya. Alasannya adalah bahwa dengan
tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat diharapkan pemikiran dan pengetahuan
yang lebih baik. 4) Pengalaman, banyaknya pengalaman seseorang seringkali
dipakai sebagai salah satu syarat untuk promosi sebab dengan pengalaman yang
banyak diharapkan kemampuan yang lebih tinggi, semakin matang ia dalam
mengambil keputusan untuk perusahaan, dan ide yang lebih banyak. 5) Tanggung
jawab, kadang-kadang seringkali suatu perusahaan diperlukan suatu tanggung
jawab yang cukup besar, dengan sikap yang bertanggung jawab maka karyawan
tidak akan melakukan pekerjaan dengan sekehendak hatinya, karena tugas yang
diberikan akan dimintai pertanggung jawabannya, sehingga masalah tanggung
jawab merupakan syarat utama untuk promosi. 6) Kecakapan kerja, pada
umumnya setiap perusahaan selalu mencantumkan syarat kecakapan kerja untuk
promosi. Ini dapat dilihat dari kemampuannya memahami pekerjaannya serta
menyelesaikan tugasnya dengan baik. 7) Kepemimpinan, karyawan yang
dipromosikan harus mampu menjadi tauladan anggotanya dengan mampu
membina dan memotivasi bawahannya untuk bekerjasama dan bekerja secara
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
49
efektif dalam mencapai sasaran perusahaan serta mampu mengambil keputusan
dengan tepat dari permasalahan yang dihadapi. 8) Kerjasama, kesediaan karyawan
berprestasi dan bekerjasama dengan karyawan lainnya di dalam maupun di luar
pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik. 9) Inisiatif dan kreatif,
kemampuan berfikir yang berdasarkan inisiatif dan kreativitas sendiri untuk
menganalisis, menilai, menciptakan, memberi alasan, mendapatkan kesimpulan
dan membuat keputusan penyelesaian masalah yang dihadapi. Hal ini juga
merupakan salah satu syarat promosi.
Syarat untuk promosi tersebut hendaknya ditetapkan secara tegas dan jelas,
hal ini dapat ditetapkan sebagai pedoman oleh setiap pegawai tanpa menimbulkan
keraguan dan penafsiran yang berbeda. Penetapan syarat yang tegas dan jelas akan
menimbulkan moral yang tinggi bagi pegawai sebab mereka yang mempunyai
kemampuan dan berambisi untuk dipromosikan dapat berusaha untuk berprestasi
lebih baik dan memenuhi persyaratan tersebut. Penetapan syarat itu pun dapat
mencegah dan meminimalkan kemungkinan timbulnya pilih kasih dalam
melaksanakan promosi. Adapun kriteria yang dipakai dalam promosi jabatan
tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 indikator promosi jabatan yaitu
diantaranya: kejujuran, tanggung jawab, dan kecakapan kerja.
KINERJA KARYAWAN
Kinerja pegawai merupakan aspek yang penting dalam manajemen sumber
daya manusia beberapa pengertian yang dikemukakan adalah sebagai berikut :
Sedarmayanti (2007) menyatakan bahwa kinerja merupakan sistem yang
digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah
melaksanakan pekerjaannya secara keseluruhan, atau merupakan perpaduan dari
hasil kerja (apa yang harus dicapai seseorang) dan kompetensi (bagaimana
seseorang mencapainya). Selanjutnya Mangkunegara (2002) menyatakan bahwa
kinerja Sumber Daya Manusia merupakan istilah dari kata Job Performance atau
Actual Performance (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
50
kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan/pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
Menurut Kustriyanto dalam Mangkunegara (2002) juga menyatakan bahwa
kinerja adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja
persatuan waktu. Selanjutnya Handoko (2000) menyatakan bahwa kinerja
(perfomance appraisal) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi
mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan dimana dalam kegiatan ini
dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik
kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka.
Menurut Simanjuntak (2005) kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas
pelaksanaan tugas tertentu dalam hal ini mencakup kinerja individu, kinerja
kelompok, kinerja perusahaan yang dipengaruhi faktor interen dan ekstern.
Menurut Furtwengler (2002) kinerja dilihat dari hal kecepatan, kualitas, layanan
dan nilai maksudnya kecepatan dalam proses kerja yang memiliki kualitas yang
terandalkan dan layanan yang baik dan memiliki nilai merupakan hal yang dilihat
dari tercapainya kinerja atau tidak.
Selanjutnya Dharma (2005) menyatakan bahwa penilaian kinerja didasarkan
pada pemahaman, pengetahuan, keahlian, kepiawaian dan perilaku yang
diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik dan analisis tentang
atribut perilaku seseorang sesuai kriteria yang ditentukan untuk masing-masing
pekerjaan. Menurut Mahsun (2006) bahwa kinerja adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program, kebijakan dalam
mewujudkan sasaran,tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam
strategic planning suatu organisasi.
Sedangkan Menurut Robertson dalam Mahsun (2006) juga menyatakan
bahwa pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan
terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya termasuk informasi
atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang/jasa, kualitas
barang/jasa, hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan.
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
51
PENILAIAN KINERJA
Menurut Bernandin & Russell (1993) dalam Riani (2011) penilaian kinerja
merupakan ukuran-ukuran dari hasil kinerja karyawan berupa: 1). Quantity Of
Work (jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu priode yang ditentukan). 2)
Quality of Work (kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian
dan kesiapannya). 3) Job Knowledge (luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan
dan keterampilan). 4) Crativeness (keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan
dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul). 5)
Cooperation (kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain atau sesama
anggota organisasi). 6) Dependability (kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal
kehadiran dan penyelesaian kerja). 7) Initiative (semangat untuk melaksanakan
tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya). 8) Personal
Qualities (menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan, dan
integrasi pribadi). Adapun indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja
karyawan adalah sebagai berikut: Kuantitas Kerja, Kualitas Kerja, Kerja Sama.
HUBUNGAN PROMOSI JABATAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Aktivitas perusahaan tidak pernah terlepas dengan sumber daya manusia,
sumber daya manusia merupakan faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh
perusahaan, karena tanpa sumber daya manusia yang berkualitas tujuan
perusahaan tidak akan tercapai dengan baik. Agar perusahaan bisa mendapat
sumber daya manusia yang berkualitas maka, perusahaan harus memberikan
perhatiaan khusus kepada sumber daya manusia agar dapat memberikan kinerja
terhadap perusahaan, karena bagi perusahaan kinerja karyawan akan membawa
dampak bagi karyawan yang bersangkutan maupun perusahaan. Kinerja yang
tinggi akan meningkatkan produktivitas perusahaan, menurunkan tingkat absensi,
serta memantabkan manajemen perusahaan. Sebaliknya, Kinerja yang rendah
dapat menurunkan tingkat kualitas dan produktivitas kerja sehingga berdampak
pada penurunan pendapatan perusahaan. Bagi karyawan, tingkat kinerja yang
tinggi dapat memberikan keuntungan tersendiri, seperti meningkatkan gaji,
memperluas kesempatan untuk dipromosikan, menurunkan kemungkinan untuk
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
52
didemosikan, serta membuat ia semakin ahli dan berpengalaman dalam
pekerjaanya. Sebaliknya tingkat kinerja karyawan yang rendah menunjukan
bahwa karyawan tersebut tidak kompeten dalam pekerjaannya, akibatnya ia sukar
untuk dipromosikan ke jenjang pekerjaan yang tingkatanya lebih tinggi,
memperbesar kemungkinan di demosikan, dan pada akhirnya dapat juga
menyebabkan karyawan tersebut mengalami pemutusan hubungan kerja. Dasar
pemikiran yang melandasi pemikiran ini adalah mengkaji masalah kinerja ditinjau
dari promosi jabatan.
METODE
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif,
yaitu bagaimana variabel-variabel yang diteliti itu akan menjelaskan obyek yang
diteliti melalui data yang terkumpul (Sugiyono, 2004). Seluruh data yang
diperoleh akan diproses dan diolah dengan suatu analisa kuantitatif.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif
yang berupa persepsi atau tanggapan responden tentang variable yang diteliti.
Sedangkan sumber data terdiri dari data sekunder yang diperoleh dari PT. Pos
Indonesia (Persero) Cabang Ambon dengan cara dokumentasi terhadap dokumen-
dokumen resmi yang tersedia seperti data mengenai sejarah singkat perusahaan
dan jumlah karyawan serta data primer adalah data yang dikumpulkan langsung
dari responden dengan cara mengajukan daftar kuesioner.
Populasi menurut Sugiyono (2003) adalah totalitas dari semua objek atau
individu yang memiliki karakter tertentu dan sesuai lingkup penelitian maka, yang
menjadi populasi adalah karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Ambon
yang berjumlah 92 orang. Selanjutnya, sampel merupakan bagian dari populasi
yang diambil melalui cara-cara yang memiliki karakteristik tertentu yang
dianggap bisa mewakili populasi (Hasan, 2002). Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 40 orang yang diambil dengan menggunakan teknik pengambilan
sampel yang dilakukan secara acak pada 40 orang karyawan PT. Pos Indonesia
(Persero) Cabang Ambon.
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
53
Analisis data yang digunakan oleh peneliti untuk mengolah data yang ada
dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tetntang fenomena sosial
(Sugiono, 2204). Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau
dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut:
a. Sangat Setuju (SS)= 5
b. Setuju (S)= 4
c. Kurang Setuju (KS)= 3
d. Tidak Setuju (TS) = 2
e. Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
Uji validitas adalah uji tentang kemampuan suatu kuesioner dalam
mengukur apa yang ingin diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika mampu
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Teknik yang
digunakan dalam pengujian ini yaitu korelasi antara skor item dengan skor total.
Koefsien korelasi yang dianggap valid adalah r = 0,30 jadi jika nilai suatu
kuesioner kurang dari 0,30 maka pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam
kuesioner tersebut dinyatakan tidak valid (Setiaji, 2004). Rumusan korelasi yang
digunakan adalah r product-moment (Singarimbun dan Effendi, 1995). Hasil
analisis (r hitung) dikonsultasikan dengan r tabel product moment. Item
pertanyaan yang r hitungnya < dari r tabel, maka item tersebut dinyatakan gugur
dan harus diganti dengan item baru. Sebaliknya apabila r hitung > r tabel, maka
item pertanyaan itu dinyatakan valid. Untuk mempermudah analisis digunakan
bantuan program Statistic Program For Social Science (SPSS). Rumus statistik
persamaan yang digunakan sebagai berikut:
Di mana:
rxy = Korelasi produk moment
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
54
n = jumlah responden
xi = item pertanyaan ke – i
Rumus statistik untuk cronbach alpha, sebagai berikut:
Di mana:
α = Koefisien keandalan
k = jumlali variabel manifest yang membentuk variabel laten
r = rata-rata korelasi antar variabel manifest
Pengambilan keputusan uji reliabilitas:
a. Bila suatu variabel nilai reliabilitasnya (Alpha Cronbach) > 0,6 dikatakan
reliabel.
b. Bila suatu variabel nilai reliabilitasnya (Alpha Cronbach) < 0,6 dikatakan
tidak reliabel.
Metode analisa regresi linier berganda pada penelitian ini adalah:
Y= a + b1X1+b2X2+b3X3+ e
Keterangan:
Y = Kinerja
X1 = Variabel kejujuran
X2 = Variabel tanggung jawab
X3 = Variabel kecerdasan kerja
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
e = Kesalahan penggangu
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
55
Berdasarkan hasil pengujian validitas terhadap item-item pertanyaan
terhadap variabel promosi jabatan yang terdiri dari variabel kejujuran (X1),
tanggung jawab (X2), kecakapan kerja (X3) dan variabel kinerja karyawan (Y)
dinyatakan valid dan layak dianalisis pada n = 40 dengan r tabel 0,312 sehingga
diperoleh korelasi product moment untuk masing-masing item pertanyaan lebih
besar dari r tabel.
Pengujian reliabilitas instrument dilakukan pada item-item pertanyaan yang
memiliki validitas. Instrument dinyatakan reliabel jika nilai koefisien reliabilitas
yang diperoleh paling tidak mencapai 0,60. Hasil uji reliabilitas yang disajikan
pada tabel di atas menunjukkan bahwa masing-masing nilai koefisien reliabilitas
lebih besar dari 0,60 sehingga instrument yang digunakan dinyatakan reliable.
Hasil analisis data yang dihitung diperoleh hasil persamaan regresi sebagai
berikut.
Dari Tabel 2 dapat dibuat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 5.212 + 0.487X1 + 0.312X2 + 0.219X3 + e
5.212, adalah bilangan konstanta yang menunjukkan besarnya nilai variabel
Y jika variabel bebasnya dianggap nol, artinya jika tanpa dipengaruhi oleh
variabel variabel bebas yaitu kejujuran (X1), tanggung jawab (X2), kecakapan
kerja (X3) dalam perusahaan maka besarnya kinerja adalah 5.212.
0.487 adalah besarnya koefisien regresi variabel bebas X1 kejujuran yang
berarti setiap peningkatan 1 satuan variabel X1 (kejujuran) memiliki
kecenderungan meningkatkan variabel terikat Y (kinerja) sebesar 0.487 dengan
asumsi variabel bebas lainnya (X2,X3) besarnya adalah konstan.
0.312 adalah besarnya koefisien regresi variabel bebas X2 tanggung jawab,
yang berarti setiap peningkatan 1 satuan variabel bebas X2 (tanggung jawab)
memiliki kecenderungan meningkatkan variabel terikat Y (kinerja) sebesar 0.312
dengan asumsi variabel bebas lainnya (X1,X3) besarnya adalah konstan.
0.219 adalah besarnya koefisien regresi variabel bebas X3 kecakapan kerja,
yang berarti setiap peningkatan 1 satuan variabel bebas X3 (kecakapan kerja)
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
56
memiliki kecenderungan meningkatkan variabel terikat Y (kinerja) sebesar 0.219
dengan asumsi variabel bebas lainnya (X1,X3) besarnya adalah konstan.
Dari persamaan regresi tersebut dapat dilihat bagaimana pengaruh variabel
bebas (kejujuran, tanggung jawab dan kecakapan kerja) terhadap variabel terikat
(kinerja).
Uji hipotesis pertama diduga bahwa pengaruh faktor kejujuran, tanggung
jawab dan kecakapan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan PT.
Pos Indonesia (Persero) Cabang Ambon digunakan uji F. Uji F dilakukan dengan
membandingkan F hitung dengan F tabel pada taraf nyata α = 0,05.
Berdasarkan Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa F hitung sebesar 43.230 >
dari F tabel pada taraf df : 3: 36 sebesar 2,87. Jadi F hitung > F tabel dengan
demikian Ho ditolak artinya bahwa variabel kejujuran (X1), tanggung jawab (X2),
kecakapan kerja (X3) secara simultan/ bersama-sama mempunyai pengaruh
bermakna terhadap kinerja (Y) dapat diterima atau teruji pada taraf nyata α = 0,05.
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial dari variabel bebas
terhadap variabel terikat, dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan nilai t
tabel pada taraf nyata α = 0,05. Kriteria pengujian :
Ho ditolak jika thitung > ttabel
Ho diterima jika thitung < ttabel
Hasil uji untuk masing-masing variable dijelaskan sebagai berikut :
1. Kejujuran (X1)
Untuk menguji secara parsial variable kejujuran terhadap kinerja karyawan
PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Ambon digunakan uji t. Hasil analisis
regresi diperoleh nilai thitung = 4.145 sedangkan pada α = 0.05 dan df 36
diperoleh nilai t table = 2.028 karena thitung > ttabel sehingga terbukti bahwa
secara parsial variable kejujruan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Ambon.
2. Tanggung Jawab (X2)
Untuk menguji secara parsial variable tanggung jawab terhadap kinerja
karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Ambon digunakan uji t. Hasil
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
57
analisis regresi diperoleh nilai thitung = 2.500 sedangkan pada α = 0.05 dan df
36 diperoleh nilai t table = 2.028 karena thitung > ttabel sehingga terbukti bahwa
secara parsial variable tanggung jawab berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Ambon
3. Kecakapan Kerja (X3)
Untuk menguji secara parsial variable tanggung jawab terhadap kinerja
karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Ambon digunakan uji t. Hasil
analisis regresi diperoleh nilai thitung = 2.354 sedangkan pada α = 0.05 dan df
36 diperoleh nilai t table = 2.028 karena thitung > ttabel sehingga terbukti
bahwa secara parsial variable kecakapan kerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Ambon.
Berdasarkan hasil uji F dapat diketahui bahwa variabel kejujuran (X1),
tanggung jawab (X2), dan kecakapan kerja (X3) secara simultan/ bersama-sama
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja (Y), demikian pula hasil uji t
menunjukkan bahwa variabel kejujuran (X1), tanggung jawab (X2), dan kecakapan
kerja (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT.
Pos Indonesia (Persero) Cabang Ambon dengan demikian hipotesis yang diajukan
diterima.
Nilai koefisien determinasi adjusted (R2) sebesar 0.765 dimana
menunjukkan bahwa variasi kinerja dosen dijelaskan oleh variabel kejujuran,
tanggung jawab dan kecakapan kerja sebesar 76,5% sedangkan 23,5% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam model.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang diperoleh maka dapat
disimpulkan bahwa: Pertama, variable promosi jabatan (X) yaitu kejujuran,
tanggung jawab dan kecakapan kerja mempunyai pengaruh terhadap variable
kinerja (Y). Secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan serta
berpengaruh signifikan secara parsial (individu). Kedua, variable promosi jabatan
(X1) kejujuran memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja karyawan PT. Pos
Indonesia (Persero) Cabang Ambon.
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
58
Adapun besarnya hubungan antara promosi jabatan dengan kinerja
karyawan di perusahaan ini adalah cukup berarti. Promosi jabatan di PT. POS
Indonesia (Persero) Cabang Ambon sangat penting untuk diperhatikan oleh
pimpinan perusahaan karena promosi jabatan mempunyai hubungan langsung
terhadap peningkatan kinerja karyawan. Pemberian promosi jabatan yang baik
akan dapat meningkatkan kinerja pegawai dan sebaliknya apabila promosi jabatan
yang diterapkan sangat tidak baik dapat mengurangi kualitas kinerja pegawai.
Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa ada pengaruh antara
promosi jabatan (kejujuran, tanggung jawab dan kecakapan kerja) terhadap
kinerja karyawan, artinya semakin kuat atau tinggi promosi jabatan yang
diterapkan perusahaan akan semakin tinggi kinerja karyawanya. Pada penelitian
ini peran faktor promosi jabatan (kejujuran, tanggung jawab dan kecakapan kerja)
dalam mempengaruhi kinerja karyawan cukup tinggi dengan presentase 76,5%
sedangkan 23,5%. menciptakan sumbangan atau kontribusi variabel lain yang
tidak diamati dalam penelitian ini.
SIMPULAN
Dari uji validitas dan reliabilitas, baik variabel terikat maupun variabel
bebas menunjukkan bahwa daftar kuesioner yang disampaikan kepada responden
telah memenuhi persyaratan. Variable promosi jabatan yang terdiri dari
kejujuran, tanggung jawab dan kecakapan kerja mempunyai pengaruh yang positif
terhadap peningkatan kinerja karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang
Ambon.
Variabel promosi jabatan berupa variable kejujuran mempunyai pengaruh
paling dominan terhadap kinerja karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang
Ambon dibandingkan dengan variable tanggung jawab, dan kecakapan kerja.
Variable promosi jabatan yang terdiri dari kejujuran, tanggung jawab dan
kecakapan kerja dapat menjelaskan variansi variabel kinerja kerja karyawan PT.
Pos Indonesia (Persero) Cabang Ambon sebesar 76,5% sedangkan 23,5%
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
59
menciptakan sumbangan atau kontribusi variabel lain yang tidak diamati dalam
penelitian ini.
Dari hasil temuan dapat disampaikan saran kepada PT. Pos Indonesia
(Persero) Cabang Ambon antara lain: 1) Perusahaan harus lebih bijaksana dalam
menentukan setiap karyawan yang akan dipromosikan dan disesuaikan dengan
bidangnya masing-masing agar tidak terjadi ketidakpuasan karyawan yang
berdampak pada menurunnya kinerja karyawan akibat promosi yang
dilaksanakan. 2) Perusahaan juga harus menentukan daftar penilaian kerja
karyawan yang nantinya dapat digunakan sebagai alat ukur untuk melaksanakan
promosi jabatan sehingga promosi dapat dilaksanakan berdasarkan penilaian
prestasi kerja karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Alex S. Nitisemito. 2006. Manajemen Personalia. PT Ghalia. Jakarta.
Bambang Wahyudi. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Airlangga. Jakarta.
Bernardin dan Russel.1993. Human Resources Management, Mc Graw Hill, Inc.
Singapore
Dharma. 2005. Manajemen Prestasi Kerja. Edisi Pertama. Rajawali, Jakarta
Handoko, 2000, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE,
Yogyakarta.
Mahsun, M., 2006, Pengukuran Kinerja Sektor Publik, BPFE Yogyakarta,.
Mangkunegara. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.
Manullang, M. 2006. Dasar-Dasar Manajemen. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Mulia Nasution. 2000. Manajemen Personalia Aplikasi dalam Perusahaan.
Djambatan. Jakarta.
Nick Forster. 2005. Maximum Performance. Edward Elgar Publishing Limited.
Cheltenham (UK).
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
60
Riani, Asri Laksmi. 2011. Budaya Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sedarmayanti. 2007. Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja, Bandung,
Mandar Maju.
Siagian. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.
William B. Weither Jr. dan Keith Davis. 1996. Human Resources and Personnel
Management. Mc Graw Hill Inc. New York.
Wursanto. 2001. Manajemen Personalia. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.
LAMPIRAN
Promosi Jabatan (X)
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Sumber: Bernandin & Russell (1993) dalam Riani (2011); Wahyudi (2004)
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Keterangan Variabel Alpha Cronbach Ket
Kejujuran X1 0.854 Reliabel
Tanggung Jawab X2 0.656 Reliabel
Kecakapan Kerja X3 0.732 Reliabel
Kinerja Y 0.695 Reliabel
Sumber: Data Diolah, 2014
Kejujuran (X1)
Tanggung Jawab (X2)
Kecakapan kerja (X3)
Kinerja (Y)
Jurnal EKSEKUTIF Volume 11 No. 1 Juni 2014
61
Tabel 2. Rekapitulasi Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel Bebas Koefisien
Regresi
t-hitung Probabilitas (Sig.t)
Kejujuran (X1)
Tanggung Jawab (X2)
Kecakapan Kerja (X3)
0.487
0.312
0.219
4.145
2.500
2.354
0.000
0.017
0.024
Konstanta
F hitung
Adjusted R2
R
5.212
43.230
0.765
0.783
Variabel Terikat (Y) Kinerja
Sumber : Data Diolah, 2014
Tabel 3. Tabel Anova Hasil Analisis Data
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 861.294 3 287.098 43.230 .000a
Residual 239.081 36 6.641
Total 11000.375 39
a. Predictors: (Constant), Kejujuran, Tanggung Jawab, Kecakapan Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data Diolah, 2014