pengarusutamaan gender dalam promosi jabatan di …

125
PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI BKD PEMERINTAH KOTA MAKASSAR Disusun dan Diajukan Oleh SAHIRAH Nnomor Stambuk : 105610432811 PROGRAN STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 03-Jun-2022

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

1

PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN

DI BKD PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

Disusun dan Diajukan Oleh

SAHIRAH

Nnomor Stambuk : 105610432811

PROGRAN STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

2

PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN

DI BKD PEMERINTAHAN KOTA MAKASSAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan Diajukan Oleh

SAHIRAH

Nomor Stambuk : 10561 04328 11

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

ii

Page 3: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

3

Page 4: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

4

Page 5: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

5

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Sahirah

Nomor stambuk : 10561 04328 11

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa

tuntunan dari pihak lain atau telah ditulis/ di publikasikan orang lain atau

melakukan plagiat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik sesuai aturan yang berlaku sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 24 Agustus 2015

Yang menyatakan

Sahirah

v

Page 6: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

6

ABSTARAK

SAHIRAH. Pengarusutamaan Gender dalam Promosi Jabatan Di BKD Kota

Makassar (dibimbing oleh Budi Setiawati dan Burhanuddin)

Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen dalam mewujudkan

upaya kesetaraan gender melalui pelaksanana pengarusutamaan gender, yang

dimana isu gender diutamakan dalam pembangunan dan pemberdayaan

perempuan. Namun yang tidak kalah penting dalam upaya mewujudkan

kesetaraan gender di pemerintahan adalah adanya political will dari pemerintahan

itu sendiri, termasuk kebijakan-kebijakan yang sensitif gender, termasuk

kebijakan yang memberikan peluang kepada PNS perempuan dalam menduduki

jabatan strategis dipemerintahan melalui promosi jabatan. Berdasarkan hal

tersebut, peneliti terdorong untuk melihat proses pengarustamaan gender dalam

promosi jabatan di BKD Kota Makassar

Jenis Penelitian adalah Deskriptif Kualitatif yang berusaha mengambarkan

kegiatan yang terjadi di lingkungan kantor BKD. Melalui obesrvasi, wawancara

dan dokumen. Informan yang berasal dari pegawai yang ada dikantor BKD

terkhusus bagi terkait yang akan diteliti dan pegawai yang mengalami promosi

jabatan. Hasil dari itu yang kemudian dikembangkan berdasarkan denga data-data

yang diperoleh setelah observasi dan proses wawancara, yang selanjutkan ditarik

kesimpulan berdasarkan dengan triagulasi data yang dilakukan yaitu dengan

melihat sumber data, teknik pelaksanaan dan waktu yang dibutukan selama

pelaksanaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses pengarustaaan gender

dalam promosi jabatan itu terkait dalam tiga hal yaitu akses pegawai terhadap

promosi jabtan itu adanya perbedaan informasi bagi setiap pegawai. Partisipasi

juga menunjukkan tidak adanya keterlibatan setiap pegawai dalam promosi

jabatan kecuali yang memiliki tugas. Serta kewenangan seorang pegawai dalam

promosi jabatan itu tidk ada kecuali adanya utusan dari atas atasan.

Keyword: Pengarustamaan Gender, Promosi Jabatan

vi

Page 7: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

7

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat meneyelesaikan

skripsi yang berjudul “ Pengarusustamaan Gender dalam Promosi jabatan di BKD

Kota Makassar”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada seluruh pihak yang telah menemani penulis selama ini. Skripsi ini penulis

persembahkan kepada yang tercinta terkhusus dan teristimewa untuk Kedua

Orang tua Penulis yaitu Ayahanda Tune dan Ibunda Hj. Andi Rosma, orangtua

yang tiada henti-hentinya mendoakan dan memberikan dorongan baik moril

maupun materil, kepercayaan, kesabaaran, serta senantiasa menggalungkan doa

dan kasih sayang yang tak henti-hentiya kepada Penulis. Doa dan didikan yang

selalu diberikan penulis sampai sekarang ini menjadi motivasi terbesar penulis

dalam menyelesaikan studynya. Teruntuk Kakak-kakak tercintaku Muh Ridwan

Tune, SE, Rustan Tune, Rosdiana Tune, Amd. Kep, Tasmiyah Tune, S.Hut, St.

Khadijah Tune, SH yang selalu mencintai, menyayangi penulis dan memberikan

perhatian, kasih sayang dan motvasi atas curahan penulis. Dan untuk

keponakanku tersayang Muh Salman alFarizy, Muh Faizul, Muh Raja, Aufar,

vii

Page 8: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

8

Muh A‟raf, Aniqah Sakiah, Muh Al-Waleed. Serta keluarga Besar Andi

Makkarodda dan Hj. Andi Gallong atas doa, dukungan dan Perhatiannya selama

ini. Terima kasih Untuk semuanya, semoga Amal kebaikannya di terima di sisi

Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal Aalamiin.

Selain itu pula terselesainya ini juga berkat dukungan yang berbaga dari

pihak. Oleh karena itulah dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimah kasih

dan rasa hormat yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Irwan Akib M.Pd, selaku rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar

2. Bapak Drs. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah makassar

3. Ibunda Dr. Hj. Budi Setiawati, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Dr.

Burhanuddin, M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

4. Bapak Dr. Burhanuddin, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Makassar

5. Bapak Dr. H. Lukman Hakim, M.Si Selaku Panasehat Akademik selama

kuliah. Terima kasih atas motivas dan bimbingannya selama ini.

6. Para Bapak dan ibu Dosen-dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik yang

selama ini memberikan ilmu-ilmunya kepada penulis serta dorongan dan

semangat yang selalu diberikan.

viii

Page 9: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

9

7. Seluruh Staf pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang senantiasa

membantu penulis dalam dalam segala pengurusan administrasi penulis.

8. Seluruh pegawai Kantor Badan Kepegawaan Kota Makassar yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk wawancara dengan penulis serta senantiasa

membantu penulis dalam melengkapi data-data penulis.

9. Para Sahabat-sahabat penulis Choky-Choky with Rangers ( ningsi, Nurul,

Anda Lusi, Eka, Fitto) dan sahabat kecilku ( Fitri, Ulfa, Monic, dan Ani) serta

Sahabat Teletubies ( Ukki aan anto dan andri) yang selama ini selalu ada

untuk penulis dalam suka maupun duka.

10. Terkusus untuk Sahabat terbaik ku Sulaeha yang selama ini selalu ada untuk

penulis memberikan motivasi dan semangat untuk selama ini yang selalu ada

dan menemani penulis sampai tahap penyelesaian.

11. Teman-teman SMAN 1 Belawa yang selalu menemani setiap saat penulis

yaitu aji, andis, yaya, Indah, bidah, sakinah, unnu.

12. Terkhusus untuk sahabat LKIM-PENA dan teristimewa Diklat 7 (The

Rainbow Castle) sebagai saudara yang selalu memberikan perhatian dan

dorongan kepada penulis. Kalian adalah saudara terhebat.

13. Para Teman-teman Pengurus Himpunan Mahaisswa Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik ( HUMANIERA)

14. Para teman-teman Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Ilmu sosial dan

Ilmu Politik (BEM FISIP) Universitas Muhammadiyah Makassar.

15. Para teman-teman Pengurus Himpunan Mahasisswa Pelajar Wajo Komisariat

Belawa ( HIPERMAWA)

ix

Page 10: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

10

16. Para Kakanda-kanda senior yang selalu memberikan bimbingan, Kajian

berbagi pengalaman kepada penulis Kakanda Andi Sul Haris Hasan, S.Sos,

Wahyudi Aswad S.Sos, Kakanda Akshrullah S.Sos, Kakanda Wahyuddin,

S.Pd, Kakanda Irwanto S.Pd, Kakanda Ilham SulHidayat S.Pd, Kakanda

Sandi Pratama S.Pdi. Kakanda Susiyanti, Kakanda Arman, Kakanda Awa

17. Teman-teman sejurusan angk. 2011 terkhusus Kelas G yang selalu

meramaikan kelas kalian adalah teman terbaik.

18. Teman-teman KKP Kecamatan terkhusus kelurahan Buloa ( Miranti, leli.

Fikal dan Arman)

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang baerarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 01 September 2015

Sahirah

x

Page 11: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

11

DAFTAR ISI

Halaman pengajuan Judul ................................................................................ i

Halaman Persetujuan ........................................................................................ ii

Halaman PernayataanKeaslian Karya Tulis ..................................................... iii

Abstrak ............................................................................................................. iv

Kata Pengantar ................................................................................................. v

Daftar isi ........................................................................................................... vi

Daftar Tabel ..................................................................................................... vii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Konsep, dan Teori ....................................................... 10

1. Pengarusutamaan Gender ......................................................... 10

2. Kesetaraan Gender ................................................................... 15

3. Keadilan gender ....................................................................... 16

4. Kesenjangan Gender ................................................................ 16

5. Promosi jabatan ........................................................................ 16

a) Konsep promosi jabatan ..................................................... 16

b) Asas-asas Promosi Jabatan ................................................. 18

c) Tujuan Promosi Jabatan ..................................................... 19

d) Dasar-Dasar Promosi Jabatan ........................................... 21

e) Syarat-Syarat Promosi Jabatan ........................................... 22

f) Jenis-Jenis promosi Jabatan ............................................... 26

B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 28

C. Fokus Penelitian ............................................................................ 29

D. Deskriptif Fokus Penelitian ............................................................ 30

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ......................................................... 33

B. Jenis dan Tipe Penelitian ................................................................ 33

C. Sumber Data ................................................................................... 34

D. Informan Penelitian ........................................................................ 34

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 35

xi

Page 12: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

12

F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 36

G. Pengabsahan Data .......................................................................... 37

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskriptif Objek Penelitian ........................................................... 38

1. Deskriptif Lokasi Penelitian .................................................... 38

2. Aspek Sejarah BKD Kota Makassar ....................................... 38

3. Visi dan Misi BKD Kota Makassaar ....................................... 39

4. Tujuan dan Sasaran BKD Kota Makassar ............................... 39

5. Struktur Organisasi BKD Kota Makassar ............................... 40

6. Tugas Pokok dan Fungsi ......................................................... 41

7. Sumber Daya Manusia ............................................................ 45

B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 48

1. Akses dalam Promosi Jabatan ................................................. 49

2. Partisipasi dalam Promosi Jabatan .......................................... 61

3. Kewenangan dalam Promosi Jabatan ...................................... 74

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 86

B. Saran ....................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 89

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

Page 13: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

13

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Informan Penelitian...................................................................... 34

Tabel 2. Tugas Pokok dan Fungsi Pegawai .......................................................... 42

Tabel 3. Daftar Pegawai Berdasarkan Golongan ................................................. 45

Tabel 4. Daftar Pegawai Berdasarkan Eselon ...................................................... 46

Tabel 5. Daftar Profil Informan Penelitian ........................................................... 47

Tabel 6. Daftar Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin 2014...................... 57

Tabel 7. Daftar Nama-nama Anggota Baperjakat ................................................. 63

Tabel 8. Daftar Jumlah Pegawai yang mengalami Promosi Jabatan .................... 69

xiii

Page 14: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Isu kesetaraan gender dan keadilan gender yang telah menjadi isu dunia

yang semakin mendapat perhatian dan menjadi bagian dari kesepakatan dunia

yang menyangkut hak-hak asasi manusia, karena pada kenyataanya, selama ini

perempuan mendapat diskriminasi yang melanggar hak asasi manusia serta

penghormatan atas diri perempuan sebagai manusia. Ketidakadilan dan

ketidaksetraan gender dapat dilihat dari hasil penelitian Burnama (2010) bahwa

konflik peran ganda yang dialami oleh pegawai perempuan dapat mempengaruhi

kinerja mereka dikantor, namun tidak memiliki spesifikasi bahwa para pegawai

perempuan tersebut bekerja diorganisasi birokrasi/pemerintahan.

Mengapa sampai saat sekarang ini tuntunan keterwakilan perempuan

dalam berbagai lembaga pengambilan keputusan masih terus berkembang dan

dianggap penting? Karena kenyataanya berbagai persoalan yang muncul

diberbagai bidang dan diberbagai belahan dunia tidak lepas dari persoalan masih

dominannya perlakuan yang diskriminatif terhadap perempuan sehingga

kemiskinan, pendidikan, kesehatan, pengangguran bahkan juga berbagai tindakan

kekerasan sangat rentan menjadikan perempuan sebagai korban. Dalam konteks

demokratisasi pelibatan perempuan dalam pembangunan dan pengambilan

keputusan publik merupakan sebuah keharusan karena isu strategis pembagunan

saat ini memang menyangkut tiga hal yaitu peningkatan kualitas hidup, pelibatan

peran serta masyarakat, dan juga pelestarian lingkungan hidup. Tanpa adanya

1

Page 15: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

2

pelibatan masyarakat dan juga kaum perempuan khususnya maka akan sangat

sulit dalam pencapaian secara optimal aspek kualitas hidup dan juga pelestarian

alam.

Partisipasi dan keterwakilan mereka dalam perumusan kebijakan dan

pengambilan keputusan merupakan salah satu langkah nyata untuk mencapai

kondisi yang adil bagi perempuan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan

bernegara.

Keterlibatan perempuan dalam berbagai aktivitas pembangunan dan

pengambilan keputusan merupakan tindakan yang sangat realistis karena jumlah

perempuan di Indonesia memang mencapai 50% lebih jumlah penduduk. Karena

nya sangatlah wajar apabila kaum perempuan diberdayakan agar dapat berperan

aktif dalam proses pengambilan keputusan. Namun sayang meskipun secara

konstitusional perempuan diakui sama kedudukannya dengan laki-laki sebagai

warga negara untuk bisa mengambil bagian dalam berbagai segi kehidupan baik

politik, ekonomi, hukum, sosial, maupun budaya, namun dalam praktek

pengakuan secara konstitusional tersebut masih sebatas bersifat normatif. Hal ini

sangat jelas terlihat dalam praktek kehidupan politik dan pemerintahan.

Keterwakilan perempuan dalam perlemen maupun dilembaga pemerintahan masih

sangat kecil jumlahnya terlebih jika pusatkan perhatian pada keterlibatan

perempuan dalam jabatan-jabatan strategis.

Di Indonesia, masih belum ada kebijakan lainnya mengenai kuota

minimal perempuan selain di lembaga legislatif, oleh karena itu untuk organisasi

birokrasi pemerintah pun juga menggunakan kebijakan tersebut. Pada dasarnya,

Page 16: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

3

penentuan kuota minimal 30% pada lembaga legislatif tersebut dicetuskan karena

jumlah laki-laki lebih banyak diperlemen sehingga dapat disebut sebagai politik

maskulinitas.

Catatan ketenagakerjaan di Indonesia juga menunjukkaan bahwa

keterlibatan perempuan dalam sektor publik belumlah memuaskan. Sebagai

contoh misalnya bahwa meskipun dalam Undang-Undang No 12 Tahun 2003

mengamanatkan aksi afirmasi mengenai kuota 30% perempuan dalam lembaga

legislatif , akan tetapi sampai pemilu 2009 jumlah perempuan dalam perlemen

masih sangat jauh karena hanya kisaran 9 % sementara anggota perlemen laki-laki

mencapai 91 %. Karena dalam struktur kekuasaan dan pengambilan keputusan di

perlemen, di pemerintahan maupun di lembaga yudikatif, perempuan sangat

menjadi kecil pengaruhnya sehingga sangat signifikan terjadinya silent majority.

Padahal semestinya potensi perempuan yang besar ini diberdayakan sehingga

mampu memperkuat lahirnya kebijakan-kebijakan dan program-program

pembangunan yang berkeadilan, khususnya bagi kaum perempuan.

Pelibatan perempuan dibidang pemerintahan juga menjadi semakin

penting, bukan hanya dalam kerangka efektivitas pemanfaaatn sumberdaya

pembangunan, tetapi juga dalam kerangka pemerataan kesempatan bagi

perempuan dalam proses pengambilan keputusan dipemerintahan. Tentu saja

kepentingan tersebut bukan hanya diperlukan upaya peningkatan jumlah

perempuan yang masuk dalam bidang pemerintahan sebagai pegawai negeri sipil,

akan tetapi juga bagaimana peningkatan kualitas kesetaraan mereka dengan kaum

laki-laki untuk dapat bersaing meraih jabtan-jabatan strategis dipemerintahan.

Page 17: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

4

Upaya mewujudkan kesetaraan gender didalam praktek di pemerintahan

bukanlah persoalan yang mudah, karena dituntut juga adanya itikad baik (good

will) dari kaum laki-laki. Budaya patriakhi yang masih dominan dalam

masyarakat kita tentu saja akan menjadi salah satu hal yang tidak mudah ntuk

memunculkan itikad baik dari kaum lakilaki. Mengapa ? karena budaya adalah

nilai-nilai yang sudah tertanam kuat di masyarakat yang tidak jarang diyakini

sebgai sebuah kebenaran dan mempengaruhi cara orang dalam melihat realitas.

Meskipun demikian tidak berarti budaya patriakhi dalam masyarakat kita tidak

bisa berubah dalam memandang kehadiran perempua area publik. Hal ini

disebabkan budaya bersifat dinamis yang dapat berubah oleh karena respon

terhadap perubahan realitas. Hal ini sejalan dengan pendapat Susie Jolly yang

menyatakan bahwa: people are influenced and formed bt their cultural

enviromments. At the same time, they influence and build the cultures around

them, changing them as they resist, and reinforcing and recreating them as they

conform”(2002). Sebagai salah satu negara yang telah meratifikasi CEDAW (

Convention The Elimination of All Fromsof Descrimination Against Women).

Tentu pemerintah memiliki kewajiban untuk mewujudkan hal tersebut. Dalam

konvensi yang disetujui oleh sidang majelis umum PBB tanggal 18 Desember

1979 tersebut negara-negara peserta sepakat mengutuk diskriminasi terhadap

wanita dalam segala bentuknya dan akan menjalankan kesepakatan tersebut secara

tepat tanpa ditunda-tunda.

Namun disisi lain, pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen

dalam mewujudkan upaya kesetaraan gender melalui pelaksanana

Page 18: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

5

pengarusutamaan gender, yang dimana isu gender diutamakan dalam

pembangunan dan pemberdayaan perempuan. Terdapat kebijakan-kebijakan yang

memberikan peluang untuk PNS perempuan dalam memperoleh jabatan-jabatan

strategis di pemerintahan dan organisasi publik. Salah satunya dengan inpres

Nomor 9 tahun 2009 Tentang Pengarusutamaan Gender yang diamanatkan untuk

dilaksanakan oleh semua Lembaga Pemerintah termasuk Pemerintah Daerah.

Menurut Data Badan Kepegawaian Negara (2014) bahwa jumlah

prosentasi pegawai negeri sipil menurut jenis jabatan dan jenis kelamin secara

struktural seluruh Indonesia ( yang menduduki jabatan struktural eselon I-V pada

pemerintahan pusat), yaitu: pada eselon I jumlah keseluruhan dari pegawai yaitu

662 jiwa yang terdiri dari 529 laki laki dan 133 perempuan dengan prosentase

21.38%, eselon II berjumlah 13.194 jiwa yang terdiri dari 11.209 laki-laki dan

1.985 perempuan dengan prosentase 15.04%, Eselon III berjumlah 61.810 jiwa

terdiri dari 49.080 laki-laki dan 12.730 perempuan dengan prosentase 20.59%,

Eselon IV berjumlah 194.782 terdiri dari 129.752 laki-laki dan 65.030 perempuan

dengan prosentase 33.38%, dan pada eselon V berjumlah 2.297 terdiri dari 5.022

laki-laki dan 2.275 perempuan dengan prosentase 29.57%. Dapat disimpulkan

bahwa masih terdapat ketimpangan gender dilingkungan organisasi birokrasi

khusunya pada jabatan struktural , bahkan secara struktural pun masih kurang dari

30% walaupun hampir memenuhi kuota. Terlebih lagi mengacu pada pada jabatan

eselon II , jumlah pejabat struktural secara keseluruhan wanita hanya berkisar

14.04% dari jumlah keseluruhan.

Page 19: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

6

Perlu adanya tingkatan dari setiap pegawai khususnya kaum perempuan

agar dalam menunjang kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam

mendapati posisi jabatan yang lebih memungkinkan. Salah bentuk yang dapat

dilakukan agar tidak terjadi kesengajaan dalam posisi jabatan antara laki-laki dan

perempuan adalah promosi jabatan. Kesenjangan yang terjadi ini disebabkan

kurangnya pemahaman mengenai pentingnya sebuah situasi dan kondisi yang

sama, seimbang antara perempuan dan laki-laki dalam memperoleh peluang,

partisipasi, kesempatan, manfaat dan kontrol dalam melaksanakan dan menikmati

hasil pembangunan, baik didalam maupun diluar rumah tangga. Melalui

pemahaman bahwa tanggung jawab, fungsi, peran, kesempatan, peluang dalam

kehidupan sosial merupakan tanggung jawab bersama baik laki-laki maupun

perempuan serta mempunyai andil yang seimbang terhadap pembangunan

diberbagai sektor, diharapkan mampu meminalisasikan permasalahan diberbagai

sektor dalam kehidupan.

Pemahaman yang berasal dari ilmu dan pengetahuan ini diperlukan suatu

sosialisasi yang konsistensi dan berkasinambungan dari lemabaga terkait. Proses

sosialsiasi atau penyampaian, penyebaran informasi, mengenai pengarusutamaan

gender akan maksimal apabila terjadi dilapangan, sehingga dalam proses

pengambilan kebijakan dapat mengkoordinir kepentingan dari masyarakat.

Namun yang tidak kalah penting dalam upaya mewujudkan kesetaraan gender di

pemerintahan adalah adanya political will dari pemerintahan itu sendiri, melalui

kebijakan-kebijakan yang sensitif gender, termasuk kebijakan yang memberikan

peluang kepada PNS perempuan dalam menduduki jabatan strategis

Page 20: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

7

dipemerintahan. Olehnya itu, wujud dari proses implementasi dari

pengarusutamaan gender di mulai dengan adanya lembaga yang dapat

menerapkan sedimkian mungkin proses pengarusutamaan gender ini.

Badan Kepegawaian Daerah Kota Makassar merupakan lembaga yang

bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian

daerah khusunya Kota makassar. Berdasarkan hal tersebut maka aspek aspek yang

mendukung segala bentuk dan fungsi BKD Kota Makassar haruslah berkualitas

dan profesional salah satunya adalah sumber daya manusianya. Salah satu fungsi

dari BKD yaitu melaksanakan pengangkatan atau promosi jabatan kepada

Pegawai Negeri sipil. Segala bentuk dan proses terhadap pelibatan perempuan itu

berdasarkan dengan kegiatan yang dilaksanakan dalam kantor BKD ini. Oleh

karena itu menarik untuk melihat sejauh mana kebijakan kebijakan tersebut

memberikan dampak terhadap peluang PNS perempuan dalam memperoleh

jabatan jabatan startegi dipemerintahan. Terbukanya akses dan peluang yang

setara dengan laki-laki untuk memperoleh dan menduduki jabatan-jabatan

starategsi di pemerintahan pada hakekatnya akan menjadi parameter dari kualitas

kesetaraan gender.

Berdasarkan masalah yang telah dibahas diatas mengenai yang terjadi saat

sekarang ini pada ketimpangan gender terhadap hak-hak seorang Pegawai Negeri

Sipil dalam menduduki njabatan startgeis di rana pemrintahan, maka dapat di tarik

sebuah konsep untuk peningkatan kebijakan pemerintahan dalam proses

kesetaraan gender melalui “Pengarusutamaan Gender Dalam Promosi Jabatan Di

BKD Pemerintahan Kota Makassar.

Page 21: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

8

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari proposal ini dilihat dari latar belakang

pembahasan maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana akses dalam promosi jabatan di BKD Pemerintahan Kota

Makassar?

2. Bagimana partisipasi dalam promosi jabatan di BKD Pemerintahan Kota

Makassar?

3. Bagimana kewenangan dalam promosi jabatan di BKD Pemerintahan Kota

Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui akses dalam promosi jabatan di BKD Pemerintahan Kota

Makassar

2. Untuk mengetahui partisipasi dalam Promosi Jabatan Di BKD Pemerintahan

Kota Makassar

3. Untuk mengetahui Kewenangan dalam Promosi jabatan di BKD Pemerintahan

Kota Makassar

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah wawasan penulis dalam mengkaji tentang pengarusutamaan

gender dalam promosi jabatan bagi para pegawai terkhusus pelibatan

perempuan dalam jabatan struktural.

Page 22: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

9

2. Manfaat praktis

Bagi Pemerintah

Sebagai acuan bagi pemerintah dalam meningkatkan kodrat seorang

perempuan serta memeberikan kesempatan kepada perempuan untuk

menjabat.

Page 23: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Konsep dan Teori

1. Pengarusutamaan Gender

Di Indonesia sendiri pada bulan Desember 2000 diterbitkan Instruksi

Presiden No.9 tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan Gender. Presiden

memberikan instruksi kepada Menteri, Kepala Lembaga Pemerintahan Non-

Departemen, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tinggi/Tinggi Negara, Panglima

Tentara Nasional Indonesia, Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jaksa Agung

Republik Indonesia, Gubernur, Bupati/Walikota, untuk melakukan penyusunan

program dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dengan

memertimbangkan permasalahan kebutuhan aspirasi perempuan pada

pembangunan dalam kebijakan, program dan kegiatan. Strategi tersebut dapat

dilaksanakann melalui sebuah proses yang memasukkan analisia gender ke dalam

program kerja, pengintegrasian pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan kepentingan

perempuan dan laki-laki ke dalam proses pembangunan.

Sejak diberlakukannya instruksi presiden sebagaimmana yang dimaksud di

atas, Implementasi Pengarusutamaan Gender (UG) belum berjalan optimal sesuai

dengan yang diamanatkan di dalam inpres tersebut. Dalam upaya pengoptimalan

pelaksanaan stretegi tersebut, pemerintah mencantumkannya dalam Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, yaitu menjadi salah

satu arah pembangunan di dalam misi 2 untuk mewujudkan bangsa yang berdaya

saing, adalah pemberdayaan perempuan dan anak. Hal ini diwujudkan melalui

10

Page 24: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

11

peningkatan kualitas hidup perempuan, kesejahteraan perlindungan anak,

penurunan kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi serta penguatan kelembagaan

dan jaringan PUG.

Kata gender berasal dari bahasa inggris yang berarti jenis kelamin.

Menurut Oakley (1972) dalam Fakih (2013:71), gender diartikan sebagai

perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara

sosial, yakni perbedaan yang bukan kodrat atau bukan ketentuan Tuhan melainkan

diciptakan oleh manusia melalui proses sosial dan kultural yang panjang.

Sedangkan menurut Caplan dalam Fakih (2013:72) menguraikan bahwa

perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan tidaklah sekadar biologi,

namun melalui proses sosial dan kultural. oleh sebab itu gender berubah dari

waktu ke waktu, dari tempat ke tempat bahkan dari kelas ke kelas

Menurut Fakih dalam Analisis Gender dan Transformasi Sosial (2013:8)

gender berarti suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang

dikosntruksi secara sosial dan kultural.

Perbedaan gender (gender differences) antara manusia jenis laki-laki dan

perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu

terbentuknya perbedaan-perbedaan gender dikarenakan oleh banyak hal

diantaranya dibentuk, disosialisasikan, diperkuat, bahkan dikonstruksikan secara

sosial atau kultural, melalui ajaran keagamaan maupun negara.

Jadi gender dapat diartikan sebagai suatu sifat atau perilaku yang melekat

pada diri seseorang yang sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan tempat

dimana keadaan seseorang melakukan sebuah tindakan.

Page 25: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

12

Konsep PUG pertama kali muncul pada saat Konfrensi PBB untuk

perempuan IV di Beijing Tahun 1995. PUG terjemahan dari bahasa inggris gender

mainstreaming adalah strategi agar kebutuhan dan pengalaman perempuan dan

laki-laki menjadi bagaian tak terpisahkan dari desain, implementasi, monitoring

dan evaluasi kebijakan dan program dalam seluruh lingkup politik, ekonomi,

sosial sehingga perempuan dan laki-laki sama-sama mendapatkan keuntungan dan

ketidakadilan tak ada lagi.

Menurut Soejipto (2010:48) Pengarusutamaan gender adalah suatu strategi

untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakan dan program

yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan

perempuan dan laki-laki kedalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan

evaluasi dari seluruh kebijakan dan program diberbagai bidang kehidupan dan

pembangunan.

Pengarusutaman gender adalah proses untuk menjamin perempuan dan

laki-laki mempunyai akses dan kontrol terhadap sumber daya, memperoleh

manfaat pembangunan dan pengambilan keputusan yang sama disemua tahapan

proses pembangunan dan seluruh proyek, program dan kebijakan pemerintah

(Inpres 9/2000 Tentang PUG dalam Pembangunan Nasional).

Adapun tujuan dari pengarusutumaan gender yaitu:

a. Terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan

evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berspektif

gender dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam

kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Page 26: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

13

b. Menarik perempuan kedalam arus utama pembangunan bangsa dan

masyarakat sebagai warganegara yang mempunyai hak dan kewajiban yang

sama dengan laki-laki.

c. Mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di dalam keluarga, masyarakat,

bangsa, dan Negara melalui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

pemantauan, dan evaluasi kebijakan dan program pembangunan Nasional

yang telah ada.

Titik tolak utama dalam PUG adalah analisa yang menyeluruh terhadap

situasi pembangunan. Menurut Hartian Silawati (2006:21) ada tiga prinsip utama

dibelakang PUG yaitu:

a. Menumbuhkan individu sebagai seutuhnya, prinsip ini berasal dari paradigma

political of diffrence (politik perbedaan) yang melihat laki-laki dan

perempuan sebagai orang yang mampu memikul tanggung jawab masing-

masing. Kemanusian laki-laki dan perempuan harus mendapatkan

penghargaan dan penghormatan yang sama karena mereka sama-sama lahir

sebagai manusia, yang berhak untuk hidup dengan mulia. Hal ini sesuai

dengan prinsip Hak Asasi Manusia yang mengganggap laki-laki dan

perempuan sebagai manusia yang sama-sama memiliki hak-hak dasar yang

harus dilindungi.

b. Demokrasi. Perlu diselenggarakan forum-forum dimana perempuan daan

laki-laki dapat menyuarakan kebutuhan dan aspirasinya. Merekalah yang bisa

memastikan agar sumber daya dialokasikanberdasarkan kebutuhan pemangku

kebutuhan.

Page 27: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

14

c. Fairness, Justice, dan Equity

Inti dari prinsip Fairness, Justice, dan Equity (pemerataan, penegakan

hukum, dan kesetaraan). Ini adalah yang disebut keadilan sosial. Inilah salah

satu alasan utama mengapa PUG harus dilakukan. Prinsip ini mengakui

adanay ketidakadilan sosial dalam pengalokasian sumber daya, yang akan

memudahkan kita melakukan langkah-langkah untuk menghilangkannya.

Dari ketiga prinsip diatas, jelas bahwa keadilan gender adalah nilai

fundamental dalam pemenuhan dan promosi hak-hak asasi manusia.

Mengarusutamakan keadilan gender berarti membawa laki-laki dan perempuan ke

dalam proses pengambilan keputusan tentang alokasi sumber daya, dan manfaat

pembangunan.

Menurut Hasyim Maulana T (2006:52) manfaat PUG yaitu:

a. Pemerintah dapat bekerja lebih efisien dan efektif dalam menerbitkan

kebijakan-kebijakan publik yang adil dan responsif gender, perempuan dan

laki-laki.

b. Kebijakan dan pelayanan publik serta program perundang-undangan yang

adil dan responsif gender akan membuahkan manfaat yang adil bagi semua

rakyat perempuan dan laki-laki.

c. PUG merupakan upaya untuk menegakkan hak-hak perempuan dan laki-laki

atas kesempata yang sama, pengakuan yang sama dan penghargaan yang

sama dimasyarakat.

d. PUG mengantar kepada pencapaian kesetaraan gender dan karenanya PUG

meningkatkan akuntabilitas kinerja pemerintah.

Page 28: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

15

e. Keberhasilan pelaksanaan PUG memperkuat kehidupan sosial politik dan

ekonomi suatu bangsa.

2. Kesetaraan Gender

Menurut Soejipto dalam Pengarusutamaan Gender dalam perlemen, studi

terhadap DPR dan DPD (2010:86) Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi

bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya

sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik,

hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, pertahanan dan keamanan nasional

(hankamnas) serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan. Terwujudnya

kesetaraan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan

dengan laki-laki dan dengan demikian mereka memiliki akses, kesempatan

berpartisipasi, kontrol atas pembangunan dan memperoleh manfaat yang setara

dan adil dalam pembangunan. Adapun indikator dari kesetaraan gender adalah

sebagai berikut:

a. Akses

Yang dimaksud dengan aspek akses adalah peluang atau kesempatan

dalam memperoleh atau menggunakan sumber daya tertentu.

Mempertimbangkan bagaimana memperoleh akses yang adil dan setara

antara perempuan dan laki-laki terhadap sumber daya yang akan dibuat.

Sebagai contoh dalam hal promosi jabatan bagi pegawai pemerintah

adalah akses memperoleh informasi ataupun kedudukan untuk pegawai

perempuan dan laki-laki diberikan secara adil dan setara atau tidak.

Page 29: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

16

b. Partisipasi

Aspek partisipasi merupakan keikutsertaan atau partisipasi seseorang atau

kelompok dalam kegiatan dan atau dalam pengambilan keputusan. Dalam

hal ini pegawai perempuan dan laki-laki apakah memiliki peran yang sama

dalam pengambilan keputusan atau tidak.

c. Kontrol

Kontrol adalah penguasaan atau wewenang atau kekuatan dalam

mengambil keputusan. Dalam hal ini apakah pemegang jabatan sebagai

pengambil keputusan didominasi gender tertentu atau tidak. Termasuk

pada aspek ini adalah mengenai atribusi dan delegasi.

3. Keadilan Gender

Keadilan gender merupakan suatu proses dan perlakuan adil terhadap

perempuan dan laki-laki. Dengan keadilan gender berarti tidak ada pembakuan

peran, beban ganda, subordinasi, marginalisasi, dan kekerasan terhadap

perempuan maupun laki-laki.

4. Kesenjangan Gender

Dikatakan terjadi kesenjangan gender apabila salah sau jenis kelamin

berada dalam tertinggal dibandingkan jenis kelamin lainnya. Hal ini dimaksdukan

perbedaan sistem perempuan dan laki-laki jadi korban dari sistem tersebut.

5. Konsep Promosi Jabatan

a. Pengertian Promosi Jabatan

Pengertian promosi jabatan menurut Hasibuan (2006:108) adalah promosi

jabatan merupakan perpindahan yang memperbesar authority dan responsibility

Page 30: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

17

karyawan ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu organisasi sehingga hak,

status, dan penghasilan mereka akan semakin besar. Hal ini berarti seseorang

memperoleh promosi jabatan akan memiliki kewenangan dan tanggung jawab

yang lebih besar karena memperoleh jabatan yang lebih tinggi. Selain itu efek

yang ditimbulkan adalah hak, status, dan penghasilan yang berupah gaji/upah dan

tunjangan lainnya, akan bertambah dibandingkan dengan jabatan yang diperoleh

sebelumnya.

Menurut Edwin B Flipo dalam Hasibuan (2006:108) mengungkapkan A

promotion involves a change from one job to another job that is better in terms

status and responsibility. Ordinary the change to the higher job is accompanied

by increased pay and privileges, but not always. (promosi berarti perpindahan dari

suatu jabatan kejabatan lain yang mempunyai status dan tanggung jawab yang

lebih tinggi. Biasanya perpindahan ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan

peningkatan gaji/upah lainnya, walaupun tidak selalu demikian).

Pendapat lain dari Siagian (2009:169) mengungkapkan pengertian dari

promosi jabatan yaitu perpondahan pegawai dari suatu jabatan kepada jabatan

yang lebih tinggi serta diikuti oleh tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang

lebih tinggi dari jabatan yang diduduki sebelumnya. Dan pada umumnya promosi

yang diikuti dengan peningkatan income serta fasilitas yang lainnya. Penghargaan

atas hasil kerja biasanya dinyatakan dalam bentuk promosi jabatan. Istilah

promosi jabatan berarti kemajuan. Dimana sebuah promosi dapat terjadi ketika

seseorang pegawai diberikan jabatan dari posisis yang rendah ke posisi yang lebih

Page 31: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

18

tinggi. Kenaikan gaji dan tanggung jawab biasanya turut menyertai promosi

jabatan.

Sedangkan menurut Fathoni (2006:121) promosi jabatan yaitu

perkemebangan yang positif dari seorang pekerja atau pegawai karena tugasnya

dinilai baik oleh pejabat yang berwewenang. Oleh karena itu, pemberian tanggung

jawab dan kewenangan yang lebih tinggi patut diberikan kepada mereka yang

berprestasi. Promosi bisa merupakan kenaikan pangkat, kenaikan jabatan,

perpindahan lingkungan kerja dan pemberian penghargaan lainnya. Promosi atau

biasa orang menyebutnya kenaikan jabatan/ kedudukan dan pangkat atau status

jenjang seseorang pegawai adalah merupkan peningkatan dari seseorang teaga

kerja atau pegawai pada suatu bidang tugas yang lebih baik, dibanding dengan

sebelumnya dari sisi tanggung jawab lebih besar, prestasi, fasilitas, status yang

lebih tinggi, dan adanya penambahan upah atau gaji serta tunjangan lainnya.

Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian dari promosi

jabatan yaitu perpindahan dari suatu jabatan yang terendah ke jabatan yang lebih

tinggi dengan berasakan atas tugas, tanggung jawab, dan wewenang terhadap

seorang diri pegawai sehingga seorang pegawai memiliki kemajuan dan prestasi

atas jabatan yang diperolehnya, selain itu adanya penambahan gaji dan upah dari

seorang pegawai.

b. Asas-asas Promosi Jabatan

Asas-asas promosi jabatan dapat dituangkan dalam program promosi

secara jelas, sehingga pegawai mengetahui langkah dalam promosi jabatan yang

akana dilakukan, sedang sebagai perusahaan mempunyai pegangan untuk

Page 32: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

19

mempromosikan pegawai-pegawai itu berdasarkan asas-asas yang telah

ditentukan.

Asas-asas promosi jabatan menurut Hasibuan (2006:108) sebagai berikut:

1) Kepercayaan

Promosi hendaknya berasaskan kepercayaan atau keyakinan mengenai

kejujuran, kemampuan, dan kecakapan pegawai yang bersangkutan dalam

melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik pada jabatan tersebut. Pegawai

baru akan dipromosikan jika pegawai itu menunjukkan kejujuran,

kemampuan, dan kecakapannya dalam memangku jabatan itu.

2) Keadilan

Promosi hendaknya berasaskan keadilan, mengenai penilaian kejujuran,

kemampuan dan kecakapan terhadap semua pegawai. Penilaian harus jujur

dan objektif, jangan pilih kasih, karyawan yang mempunyai peringkat terbaik

hendaknya mendapatkan kesempatan pertama untuk dipromosikan tanpa

melihat suku, golongan, dan keturunannya. Promosi yang berasaskan keadilan

akan menjadi alat motivasi bag pegawai untuk meningkatkan prestasinya.

3) Formasi

Promosi harus berasaskan kepada informasi yang ada karena promosi

karyawan hanya mungkin dilakukan jika ada formasi jabatan yang lowong,

supaya ada uraian pekerjaan atau jabatan yang akan dilakukan pegawai itu.

c. Tujuan Promosi Jabatan

Tujuan jabatan yang diberikan oleh perusahaan kepada pegawai yang

berkompoten dan berkapabilitas yang telah memenuhi syarat-syarat promosi

Page 33: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

20

tentunya memiliki tujuan dan manfaat baik demi kepentingan perusahaan maupun

kepentingan pegawai itu sendiri. Hasibun (2006:113) menjelaskan bahwa promosi

jabatan dilakukan oleh instansi dengan tujuan sebagai berikut Untuk memberikan

pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa semakin besar kepada pegawai yang

berprestasi kerja tinggi.

1) Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi, status sosial, yang

semakin tinggi dan penghasilan yang semakin besar.

2) Untuk merangsang agar para pegawai lebih bergairah dalam bekerja,

berdisiplin tinggi dan memperbesar prouktivitas kerjanya.

3) Untuk menjamin stabilitas kepegawaian dengan direalisasikannya promosi

kepada pegawai dengan dasar dan waktu yang tepat serta penilaian yang jujur.

4) Memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengembangkan

kreativitasnya dan inovasinya yang lebih baik demi keuntungan optimal

perusahaan.

5) Untuk menambah dan memperluas penegtahuan serta pengalaman kerja para

pegawai dan itu merupakan daya dorong pegawai lainnya.

6) Untuk mengisi kekosongan jabatan karena pejabatnya berhenti agar pejabat

tersebut tidak lowong maka di promosikan pegawai lainnya.

7) Pegawai yang dipromosikan pada jabatan yang tepat, semangat. Kesenangan

dan ketenangannaya dalam bekerja akan semakin meningkat prosduktivitas

kerjanya juga akan meningkat.

Page 34: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

21

8) Mempermudah penarikan pelamar, sebab dengan adanya kesempatan promosi

merupakan daya dorong serta perangsang bagi para pemalamar-pelamar untuk

memasukkan lamaran kerjanya.

9) Promosi akan memperbaiki status pegawai dari pegawai sementara menjadi

karyawan tetap setelah lulus dalam masa percobaan.

d. Dasar-Dasar Promosi Jabatan

Menurut Hasibuan (2006:109), dasar-dasar promosi jabatan dibagi

menjadi tiga yaitu:

1) Pengalaman (senioritas)

Promosi ini didasarkan kepada masa kerja dan pengalaman yang dimiliki oleh

karyawan. Biasanya karyawan yang memiliki masa kerja yang cukup lama

akan memiliki pengalaman yang lebih banyak. Pertimbangan promosi adalah

pengalaman kerja seseorang, orang yang terlama bekerja dalam perusahaan

mendapat prioritas pertama dalam tindakan promosi.

2) Kecakapan

Dalam hal ini karyawan yang memiliki kecakapan mendapat prioritas untuk

dipromosikan kepada jabatan yang lebih tinggi. Kecakapan yang dimaksud,

adalah kecakapan dalam hal pelaksanaan prosedur kerja yang praktis, teknik-

teknik khusus dan disiplin ilmu pengetahuan; kecakapan dalam menyatukan

dan menyelaraskan bermacam-macam elemen-elemen dari perencanaan,

pengrganisasian, pengaturan (directing), penilaian (evaluating) dan

pembaruan (Innovating) dan kecakapan dalam memberikan motivasi secara

langsung.

Page 35: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

22

3) Kombinasi pengalaman dan kecakapan.

Promosi ini didasarkan kepada lamanya dinas, ijazah pendidikan formal yang

dimiliki dan hasil ujian kenaikan golongan. Jika seseorang lulus dalam ujian

maka hasil ujian kenaikan dipromosikan. Hal inilah yang dimaksudkan dari

kombinasi pengalaman dan kecakapan.

e. Syarat-Syarat Promosi Jabatan

Dalam memepromosikan pegawai, organisasi harus mempunyai syarat-

syarat tertentu yang telah direncanakan sebelumnya. Syarat-syarat promosi harus

di promosikan kepada semua pegawai agar mengetahui secara jelas. Hal in

penting untuk memotivasi karyawan berusaha mencapai syarat-syarat promosi

tersebut. Syarat-syarat promosi jabatan menurut Hasibuan (2006:111) meliputi hal

berikut:

1) Mempunyai kejujuran yang tinggi

Pegawai harus jujur terutama pada dirinya sendiri, bawahannya, perjanjian-

perjanjian dalam menjalankan atau mengelolah jabatan tersebut, harus sesuai

dengan perbuatannya. Dia tidak menyelewengkan jabatannya untuk

kepentingan pribadinya.

2) Mempunyai disiplin kerja yang baik

Disiplin kerja yang baik sangat penting karena hanya dengan ke disiplinan

memungkinkan organisasi dapat mencapai hasil yang optimal.

3) Memiliki disiplin waktu

Pegawai itu dapat mencapai hasil kerja baik yang dapat di pertanggung

jawabkan kualitasnya maupun kuantitasnya dan bekerja secara efektif dan

Page 36: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

23

efisien. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai dapat memanfaatkan waktu dan

mempergunakan alat-alat yang baik.

4) Mampu bekerja sama

Pegawai dapat bekerja sama secara harmonis dengan sesama pegawai baik

horizontal maupun vertikal yang dapat mencapai sasaran perusahaan.

5) Kecakapan

Pegawai harus cakap, kreatif, dan inovatif dalam menyelesaikan tugasnya

pada jabatan tersebut dengan baik. Dia bisa menyelesaikan pekerjaannya

secara mandiri dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik tanpa

mendapatkan bimbingan yaang terus menerus dari atasannya.

6) Loyal terhadap organisasi

Pegawai harus loyal dalam membela organisasi dari tindakan yang dapat

merugikan organisasi. Ini menunjukkan bahwa adanya partisipasi aktif

pegawai terhadap organisasi

7) Mempunyai jiwa kepemipinan

Dia harus mampu membina dan memotivasi bawahnnya untuk bekerjasama

dan bekerja secara efektif dalam mencapai tujuan organisasi. Dia harus

menjadi panutan dan memperoleh personality authority yang tinggi dari pada

bawahannya.

8) Komunikatif

Pegawai harus berkomunikasi secara efektif dan mampu menerima dan

mempresepsikan informasi sari atasan dengan baik, sehingga tidak terjadi

kesalapahaman.

Page 37: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

24

9) Pendidikan yang sesuai dengan jabatan

Pegawai harus memiliki ijazah dari pendidikan formal sesuai dengan

spesefikasi jabatan.

Syarat-syarat diatas harus tersebut hendaknya menjamin kestabian

organisasi dan menjamin bahwa orang yang akan dipromosikan berdasarkan

syarat-syarat tersebut akan mempunyai kemampuan yang baik untuk menduduki

jabatan yang lebih tinggi.

Dalam konteks normatif sebenarnya sudah ada jaminan perundang

undangan bahwa baik PNS perempuan maupun laki-laki memiliki peluang yang

sama baik untuk menjadi PNS atau menduduki jabatan struktural asal memenuhi

persyaratan yang telah ditentukan. Menurut Peraturan Pemerintah No 13 Tahun

2002 sebagai perubahan Peraturan Pemerintah No 100 Tahun 2000 pasal 5

dinayatakan ada beberapa persyaratan untuk dapat diangkat dalam jabatan

struktural antara lain adalah:

1) Berstatus Pegawai Negeri Sipil, dimana karena jabatan struktural merupakan

satu jabatan negeri maka hanya boleh dijabat oleh mereka yang berstatus

PNS. Seorang CPNS, Tenaga Honorer, Anggota TNI dan Polri tidak

diperkenanakan untuk menduduki sebuah jabatan sruktural.

2) Kompotensi jabatan, yaitu kemampuan dan karakteristik sebagai calon

pejabat, berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang

diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatan sehingga PNS tersebut dapat

melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.

Page 38: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

25

3) Kepangkatan, dimana pejabat yang akan direkrut untuk menduduki jabatan

tertentuharus disesuaikan dengan eselonering jabatan. Syarat pangkat yang

harus dimiliki oleh calon pejabat serendahrendahnya memiliki pangkat

setingkat lebih rendah dari jejang pangkat yang ditentukan.

4) Pendidikan, dinilai akan mendukung pelaksanaan tugas dalam jabatan secara

profesional, khususnya penerapan kerangka teori, analisis, maupun

metodologi, pelaksanaan tugas dan jabatannya.

5) Penilaian prestasi kerja, berupa penilaian dari atasan langsungnya terhadap

pelaksanaan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan atau lebih

dikenal dengan istilah DP-3 ( Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) yang

tercakup didalamnya unsur-unsur kesetian, prestasi kerja, tanggung jawab,

ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan.

6) Kesehatan, dimana pemeriksaan, kesehatan ini dinilai sangat penting karena

seorang yang menjalankan jabatan diharapkan dapat bekerja secara

profesional, efisien dan efektif, tidak terganggu oleh sakit-sakitan dan juga

mampu berfikir baik dan rasional karena tugas yang diembanya memang

tidak ringan.

Disamping persyaratan tersebut diatas ada pula faktor-faktor lain yang

dijadikan dasar pertimbangan dalam proses rekruitmen jabatan struktural antara

lain:

1) Senioritas dalam kepangkatan, terutama digunakan apabila untuk lowongan

suatu jabatan ada beberapa calon yang kepangkatannya sama, maka PNS

yang memiliki masa kerja paling lama lebih diprioritaskan.

Page 39: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

26

2) Usia, dimana akan diberikan prioritas untuk menduduki jabatan adalah yang

memiliki usia cukup waktu untuk menyusun dan melaksanakan rencana kerja

serta mengevaluasi hasil kerjanya

3) Pendidikan dan pelatihan jabatan yang harus diikuti oleh PNS yang telah atau

akan diangkat dalam jabatan struktural

4) Pengalaman dimana untuk pengisian jabatan apabila ada beberapa calon yang

memenuhi persyaratan maka mereka yang dinilai memiliki pengalaman yang

lebih banyak dan memiliki korelasi dengan jabatan yang akan diembannya

akan lebih diprioritaskan.

Dari penejelasn diatas dapat diketahui bahwa tidak semua promosi disertai

dengan peningkatan penghasilan dan tidak semua orang tidak ingin dipromosikan,

ada juga yang tidak bersedia untuk dipromosikan dengan alasan-alasan tertentu.

f. Jenis-Jenis Promosi Jabatan

Pada prakteknya, ternyata ada beberapa jenis bentuk promosi jabatan,

Hasibuan (2006:113) meyebutkan bahwa setidaknya ada 4 jenis-jenis promosi

jabatan yaitu:

1) Promosi sementara (tgemporary promotion)seseorang mengalami kenaikan

jabatan untuk sementara karena adanya jabatan yang lowong yang harus

sesegera mungkin diisi.

2) Promosi tetap (permanent promotion) seseorang yang dipromosikan dari suatu

jabatan ke jabatan yang lebih tinggi karena pegawai terse but telah memenuhi

syarat untuk dipromosikan. Sifat promosi ini adalah tetap, diaman wewenang

tanggung jawab, dan gaji akan mengalami kenakan.

Page 40: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

27

3) Promosi kecil (small promotion) menaikkan jabatan seseorang dari jabatan

yang dinilai tidak terlalu sulit untuk dipindahkan kejabatan yang lebih sulit

yang membutuhkan keterampilan dan kualifikasi tertentu, tetapi tidak disertai

dengan peningkatan wewenang, tanggung jawab, serta kenaikan gaji.

4) Promosi kering (dry promotion) seseorang yang dinaikkan jabatannya ke

jabatan yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan pangkat, wewenang dan

tanggung jawab tetapi tidak disertai dengan kenaikan gaji atau upah.

Pada umumnya setiap karyawan sangat menginginkan dirinya untuk

memperoleh promosi jabatan. Hal ini didasarkan atas beberapa kondisi dan

alasan-alasan tertentu yang dimiliki oleh seorang pegawai terhadap promosi

jabatan yang akan diperoleh.

Alasan-alasan tersebut menurut Hasibuan (2006:114) antara lain sebagai

berikut:

1) Perbedaan kenaikn gaji dan yang diterima mungkin di angkat tidak seimbang

dengan tanggug jawab yang akan dilaksanakan.

2) Karyawan segan untuk meninggalkan kelompok lamanya hanya untuk

kedalam kelompok baru yang belum pasti sikap penerimanya.

3) Keamanan pada pekerjaan yang baru selalu ada faktor-faktor ketidakpastian

sedangkan pada pekerjaan yang lama mereka telah mempunyai keahlian dan

telah menguasainya.

4) Keluarga tidak bersedia pindah ketempat yang baru karena melihat banyak hal

yang tidak sesuai dari tempat yang baru karena melihat banyak hal yang tidak

sesuai dari tempay yang baru, seperti pendidikan maupun fasilitas lainnya.

Page 41: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

28

5) Kesehatan sehingga tidak dapat memikul tanggung jawab yang semakin besar

iklim yang tidak cocok, ketidaknyamaan dalm kondisi tempat, dan seringnya

wabah penyakit melanda

6) Lokasi baru yang merupakan wilayah terpencil sehingga untuk mendapatkan

sarana dan fasilitas tertentu sangtlah sulit. Misalnya sarana pendidikan,

transpormasi, hiburan, rumah sakit, seeta adat istiadat dan bahasa ditempat

baru yang tidak cocok.

B. Kerangka Berfikir

Badan kepegawaian daerah merupakan badan yang melakukan

perencanaan atas seluruh kebutuhan pegawai. Dalam hal ini badan kepegawaian

daerah memberikan promosi jabatan kepada seluruh pegawai tanpa ada sebuah

ketimpangan gender ataupun kesenjangan gender. Pengarusutamaan gender

merupakan kondisi seimbang yang sama dalam setiap orang dalam menerima

akses, partisipasi, dan kewenangan, dalam hal ini pengarustamaan gender dalam

promosi jabatan di BKD Pemerintah Kota Makassar melihat dari tingkatan

tersebut. Bahwasanya sejauh mana akses, partisipasi dan kewenangan gender

dalam proses pelaksanaan promosi itu berjalan dengan baik dengan melihat kerja-

kerja seseorang dalam sebuah birokrasi pemerintahan. Hal ini dimaksudkan agar

seluruh pegawai menikmati dan merasakan sebuah jabatan dari apa yang telah

merak peroleh selama bekerja entah itu tidak melihat dari segi fisik maupun

kemampuan seseorang dalam menduduki sebuah jabatan.

Terwujudnya sebuah pengarustamaan gender dalam promosi jabatan akan

memberikan efek yang baik bagi seluruh pegawai dikarenakan kebijakan

pemerintah untuk pengarusutamaan gender telah terlaksana sebagaimana yang

telah direncanakan dan para kaum perempuan akan merasa sama dan seimbang

Page 42: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

29

dengan laki-laki dalam hal pembangunan. Dengan terlaksananya kebijakan

pemerintah ini maka tidak ada lagi kata diskriminasi yang terjadi pada kaum

perempuan. Perempuan akan bebas dalam memberikan aspirasi dan bekerja sesuai

dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab.

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

C. Fokus Penelitian

Penulis memfokuskan penelitian pada kesamaan partisipasi, kesamaan

akses, dan kesamaan kewenangan perempuan dalam memperoleh promosi jabatan

di BKD Pemerintah Kota Makassar.

Pengarusutamaan

Gender

Promosi Jabatan Berbasis Gender

di Kantor BKD Kota Makassar

Partisipasi

1. Partisipasi dalam

pengambilan keputusan

2. Partisipasi dalam

pelaksanaan promosi

jabatan

3. Partisipasi dalam

evaluasi kegiatan

Akses

1 Mendapatkan

informasi

2 Memperoleh

kedudukan

Kewenangan

1. Wewenang

pengambilan

keputusan

2. Kewenangan

dalam atribusi

3. Kewenangan

dalam delegasi

Page 43: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

30

D. Deskriptif Fokus Penelitian

1. Pengarusustamaan Gender adalah suatu proses pencapaian kondisi yang

sama, seimbang antara perempuan dan laki-laki dalam memperoleh

kesaamaan akses (peluang atau kesempatan), kesamaan partisipasi, dan

kesamaan kewenangan dalam pelaksanaan promosi jabatan di BKD Kota

Makassar

2. Promosi jabatan adalah perpindahan jabatan dari jabatan yang sebelumnya

ke jabatan yang lebih tinggi dengan melihat beberapa indikator atau

pertimbangan diantaranya rekam jejak, kepangkatan, kinerja, prestasi di

BKD Kota Makassar

3. Kesamaan akses yaitu peluang atau kesempatan yang sama diperoleh

Pegawai Negeri Sipil untuk dipromosi pada jabatan struktural di Badan

Kepegawaian Daerah Kota Makassar. Untuk mengetahui fokus penelitian

ini maka terdapat beberapa aspek yang menjadi penekaanan peneliti:

a. Mendapatkan informasi

Hak seorang pegawai negeri sipil dalam mendapatkan informasi

mengenai rencana proses promosi jabatan yang akan dilaksanakan di

BKD, agar setiap pegawai mempersiapkan diri dalam memperoleh

promosi jabatan. Ini berkaitan dengan adanya kesamaan gender dalam

mendapatkan informasi mengenai promosi jabatan.

Page 44: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

31

b. Memperoleh kedudukan

Setiap pegawai berhak untuk mendapatkan kedudukan atau jabatan

tanpa ada ketimpangan setelah mempertimbangkan syarat-syarat

promosi jabatan di BKD Kota Makassar.

4. Kesamaan partisipasi yaitu keikutsertakan Pegawai Negeri Sipil dengan

mengedepankan kesamaan partisipasi dalam pengambilan keputusan

promosi, pengambilan kemanfaatan promosi, dan keterlibatan evaluasi

dalam promosi jabatan di Badan Kepegawaian Daerah Kota Makassar.

Dalam proses partisipasi terdapat beberapa hal dalam proses

pelaksanaanya yaitu:

a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan

Partisipasi dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan adanya

keikutsertaan pegawai negeri sipil baik laki-laki maupun perempuan

dalam pengambilan keputusan pada promosi jabatan di BKD Kota

Makassar.

b. Partisipasi dalam pelaksanaan promosi

Partisipasi dalam pelaksanaan meliputi keterlibatan pegawai negeri

sipil yaitu laki-laki dan perempuan mulai dari pengusulan promosi

sampai penentuan promosi jabatan di BKD Kota Makassar

c. Partisipasi dalam evaluasi promosi

Keterlibatan pegawai negeri sipil baik laki-laki maupun perempuan

harus selalu seimbang tanpa ketimpangan dalam proses evaluasi

promosi jabatan.

Page 45: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

32

5. Kesamaan kewenangan merupakan hak dan kekuasaan seseorang dalam

memperoleh promosi jabatan di Badan Kepegawaian Daerah Kota

Makassar. Adapun hal yang menjadi bagian dari kesamaan kewenangan

yaitu:

a. Wewenang pengambilan keputusan

Wewenang pengambilan keputusan disini berarti kesamaan wewenang

bagi pejabat lelaki dan perempuan dalam pengambilan keputusan

berkaitan dengan promosi jabatan di lingkungan Kantor BKD Kota

Makassar.

b. Atribusi

Atribusi disini berarti kesamaan pemberian kewenangan untuk para

pejabat perempuan dan laki-laki yang dipromosikan berdasarkan

dengan posisi jabatan yang telah diberikan dalam BKD Pemerintahan

Kota Makassar.

c. Delegasi

Delegasi disini berarti kesamaan proses dari penyerahan kewenangan

dalam promosi jabatan yang hendaknya memiliki rasa tanggung jawab

dari apa yang telah diperolehnya.

Page 46: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini terlaksana pada bulan Juli – Agustus. Adapun lokasi

penelitian ini yaitu di Badan Kepegawaian Daerah Pemerintahan Kota Makassar.

Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan bahwa penulis melihat keadaan

di BKD yang sering melakukan promosi jabatan pada pegawai serta melihat dari

tingkat jabatan kepegawaian di BKD yang tidak merata. Sehingga peneliti yakin

bahwa di BKD pemerintahan kota Makassar yang tepat untuk dilakukan penelitian

ini.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian Deskriptif

Kualitatif. Hal ini dikarenakan penelitian ini berupaya untuk memahami tentang

pengarusutamaan gender dalam promosi jabatan di BKD Pemerintahan Kota

Makassar dengan maksud melihat sejauh mana gender di berlakukan

kesamaannya dalam promosi jabatan. Hal ini berangkat dari pemaknaan

pendekatan penelitian kualitatif itu sendiri dimana metode kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian Fenomenologi yaitu berusaha

memaknai sebuah pengalaman. Jadi tipe penelitian ini peneliti berusaha untuk

melihat sejauh mana proses dan kegiatan yang terjadi selama promosi jabatan

dilakukan di BKD Pemerintahan Kota Makassar .

33

Page 47: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

34

C. Sumber Data

Adapun sumber data dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Data primer yang didasarkan pada peninjauan langsung pada objek yang akan

diteliti untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan berdasarkan dengan

pedoman wawancara yang telah dibuat. Studi lapangan yang dilakukan dengan

datang langsung ke lokasi penelitian dengan cara wawancara dan tanya jawab

langsung kepada informan yang bersangkutan.

2. Data sekunder yaitu dengan mencari sumber data dan informasi melalui buku-

buku pedoman, jurnal, internet dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian

yang akan di lakukan.

D. Informan Penelitian

Untuk memperoleh data guna kepentingan penelitian serta hasil yang valid

dan representatif, maka diperlukan informan yang paham dan mempunyai kaitan

dengan masalah yang akan diteliti.

Adapun informan yang dimaksud yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar informan penelitian

No Jabatan/status Jumlah Keterangan

1 Baperjakat 1

2 Sekertaris baperjakat 1

3 Kabid pengembangan

Kompotensi 1

4 Kasubid Pendayagunaan

dan Pengembangan Karier 1

6 Pegawai yang mengalami

promosi jabatan 6

Page 48: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

35

E. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

1. Observasi

Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk menghimpun data penelitian

yang dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun

melalui pengamatan melalui penggunaan panca indra (Bungin: 2001:142).

Bentuk observasi yang akan dilakukan yaitu peneliti langsung pengamatan

terhadap kegiatan yang dilakukan oleh pegawai yang ada di kantor BKD

dalam hal kegiatan promosi jabatan.

2. Wawancara mendalam

Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden dengan

tanpa menggunakan pedoman wawncara (Bungin, 2001:133). Bungin juga

mengemukakan beberapa bentuk wawancara, namun lebih tepat rasanya kalau

peneliti menggunakan teknik wawancara terarah dimana wawancara

dilaksanakan secara bebas, tetapi kebebasan ini tetap tidak lepas dari pokok

permasalahan yang akan ditanyakan kepada responden dan telah

dipersiapakan sebelumnya oleh pewawancara (Bungin 2001:135).

3. Dokumentasi

Cara pengumpulan data dan telaah pustaka dimana dokumen-dokumen yang

dianggap menunjang dan relevan dengan permasalahan yang akan diteliti baik

Page 49: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

36

berupa literatur, laporan, jurnal, dan karya tulis ilmiah, Daftar Urut

Kepangkatan, Surat Keputusan Mutasi.

F. Teknik Analisis Data

Teknik penelitian menggunakan Data Kualitatif yaitu semua bahan,

keterangan dan fakta-fakta yang tidak dapat diukur dan dihitung secara sistematis

karena wujudnya adalah keterangan verbal (kalimat/data) dengan teknik ini

peneliti hanya mengumpulkan data-data, informasi-informasi, fakta-fakta,

keterangan-keterangan yang bersifat kalimat dan data dari perusahaan yang

peneliti anggap penting dan mendukung dalam hal pengarusutamaan gender

dalam promosi jabatan di BKD Pemerintahan Kota Makassar.

Model ini terdapat 3 komponen pokok. Menurut Miles dan Huberman

dalam Sugiyono ( 2012:92) tersebut yaitu:

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan komponen pertaa analisis data yang mempertegas

memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan

mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan peneliti dapat dilakukan.

2. Sajian data

Sajian data merupakan suatu rakitan informasi yang memungkinkan

kesimpulan. Secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis supaya

makna peristiwanya menjadi lebih mudah dipahami

3. Penarikan kesimpulan

Awal pengumpulan data peneliti sudah harus mulai mengerti apa arti dari hal-

hal yang ia temui dengan mencatat peraturan-peraturan sebab akibat dan

Page 50: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

37

berbagai proporsi sehingga penarikan kesimpulan dapat di

pertanggungjawabkan.

G. Pengabsahan Data

Salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil

penelitian adalah dengan melakukan triangulasi. Menurut Sugiyono (2012:127),

teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data

yang bersifat menggaungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber

data yang telah ada. Menurut Sugiyono ada tiga macam triangulasi yaitu:

1. Trigulasi sumber

Membandingkan dengan cara mengecek ulang derajat kepercayaan informasi

diperoleh dari sumber yang berbeda. Misalnya membandingkan hasil

pengamatan dengan wawancara.

2. Trigulasi teknik

Menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data pada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda misalnya data diperoleh dari wawancara, lalu

dicek dengan obervasi dan dokumentasi.

3. Trigulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data, dapat dilakukan dengan

cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain

dalam waktu atau situasi yang berbeda.

Page 51: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskriptif Obyek Penelitan

1. Deskriptif Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota

Makassar sebagai Instansi publik yang merumuskan, membina dan

mengendalikan dibidang perencanaan dan informasi kepegawaian, pengembangan

dan kompotensi, mutasi serta kinerja dan kesejahteraan pegawai di Kota

Makassar. Badan Kepegawaian Daerah Kota Makassar terletak di Jalan Jenderal

Achmad Yani No. 02 Makassar yaitu Kantor Balaikota Makassar Lantai 2.

2. Aspek Sejarah BKD Kota Makassar

Dari aspek sejarah dapat diketahui bahwa sebelum lahirnya Badan

Kepegawaian Daerah telah ada Bagian Kepegawaian di Lingkungan Sekretariat

Daerah Kota Makassar yang melaksanakan urusan manajemen kepegawaian yang

dipimpin oleh Kepala Bagian dengan Eselon III.a, namun setelah terbentuknya

Badan Kepegawaian Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor

4 Tahun 2007 tanggal 11 Juni 2007 terus melanjutkan urusan bagian tersebut

sampai dengan saat sekarang ini BKD yang dipimpin oleh Kepala Badan dengan

eselon II.b menyelenggarakan urusan manajemen kepegawaian selama kurang

lebih 5 tahun , guna menghadirkan produk/jasanya di bidang Kepegawaian kepada

stake holdernya.Oleh karena itu telah tertanam “brand image” di lingkup PNS dan

masyarakat pada umumnya „bahwa urusan Pegawai Negeri Sipil adalah urusan

Badan Kepegawaian Daerah.

38

Page 52: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

39

3. Visi dan Misi BKD Kota Makassar

Adapun Visi dari Badan Kepegawaian Daerah Kota Makassar yaitu :

“Terwujudnya Pegawai Negeri Sipil Yang Profesional dan Sejahtera.

Sedangkan Misi dari Badan Kepegawaian Daerah Kota Makassar yaitu

sebagai berikut:

a) Memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan Sumber Daya Manusia.

b) Memberikan pelayanan informasi, refosisi dan raktualisasi kepegawaian.

c) Menyelenggarakan sistem administrasi kepegawaian yang terencana dan

terukur.

d) Melakukan tindakan administratif dan pembinaan pegawai atas pelanggaran

disiplin pegawai dengan memberikan rekomendasi kepada Bawasda.

e) Melakukan koordinasi aktif dibidang kepegawaian dengan SKPD sebagai

mitra strategis

f) Mewujudkan pelayanan kepegawaian secara aktif dan efesiensi yang berbasis

teknologi

4. Tujuan dan Sasaran BKD Kota Makassar

Adapun Tujuan dan Sasaran Badan kepegawaian Daerah Kota Makassar

yaitu:

1. Tercapainya pelayanan administrasi kepegawaian yang transparan dan

akuntabel

2. Terwujudnya Sumber Daya Aparatur yang berkualitas

3. Terwujudnya pengelolaan administrasi kepegawaian berbasis teknologi

4. Terpenuhinya pejabat struktural dan fungsional berdasarkan kompotensi

Page 53: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

40

5. Struktur Organisasi BKD Kota Makassar

Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Makassar

berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 3 Tahun 2009 Tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Makassar, Badan

Kepegawaian Daerah mempunyai struktur/perangkat organisasi yang terdiri,

sebagai berikut:

a. Kepala Badan

b. Sekertaris, membawahi:

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2) Sub Bagian Keuangan;

3) Sub Bagian Perlengkapan.

c. Bidang Perencanaan dan Informasi Kepegawaian, membawahi:

1) Sub Bidang Perencanaan Pegawai;

2) Sub Bidang Data dan Informasi.

d. Bidang Pengembangan dan Kompotensi, membawahi:

1) Sub Bidang Pendayagunaan dan Pengembangan Karier;

2) Sub Bidang Pengembangan Kom;potensi.

e. Bidang Mutasi, membawahi:

1) Sub Bidang Mutasi dan Kepangkata lainnya;

2) Sub Bidang Perpindahan dan Pensiun Pegawai.

f. Bidang Kinerja dan Kesejahteraan, membawahi:

1) Sub Bidang Evaluasi Kinerja;

2) Sub Bidang Kinerja.

Page 54: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

41

6. Tugas Pokok Dan Fungsi

Badan Kepegawaian Daerah Kota Makassar merupakan bagian dari

Pemerintah Kota Makassar dan merupakan unsur penunjang yang dipimpin oleh

Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota.

Badan Kepegawaian Daerah Kota Makassar dibentuk berdasarkan Peraturan

Daerah Kota Makassar Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan , Susunan

Organisasi Perangkat Daerah Kota Makassar mempunyai tugas pokok

merumuskan, membina dan mengendalikan kebijakan dibidang perencanaan dan

informasi kepegawaian, pengembangan dan kompotensi, mutasi serta kinerja dan

kesejahteraan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, BKD Kota Makassar

mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Penyusunan rumusan kebijakan teknis pengembangan kepegawaian daerah;

b) Penyusunan rencana dan program pengembangan kepegawaian daerah;

c) Penyusunan rencana, dan program pelaksanaan pengangkatan, pemindahan

dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan norma, standar, dan

prosedur yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku;

d) Pelayanan administrasi kepegaawaian dalam pengangkatan, pemindahan, dan

pemeberhentian dalam dan dari jabatan strukturalatau fungsional sesuai

dengan norma, standar, dan prosedur yang ditetapkan dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku;

Page 55: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

42

e) Penyiapan dan penetapan pensiunan Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai

dengan norma, standar, dan prosedur yang ditetapkan dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku;

f) Penyiapan dan penetapan gaji, tunjangan dan kesejahteraan Pegawai Negeri

Sipil sesuai dengan norma, standar, dan prosedur yang ditetapkan dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

g) Pengelolaan Sistem Informasi Kepegawaian Daerah;

h) Penyiapan informasi kepegawaian daerah kepada Badan Kepegawaian

Daerah;

i) Pelaksanaan dan perencanaan dan pengendalian teknis operasional

pengelolaan keuangan, kepegawaian, dan pengurusan barang milik daerah

yang berada dalam penguasaanya;

j) Pelaksaanaan kesekretariatan

k) Pembinaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan tenaga fungsional.

Selanjutnya tugas pokok pada BKD Kota Makassar diuraikan ke dalam

masing-masing sub unit kerja, yaitu:

Tabel. 2 Tugas Pokok dan Fungsi

NO. JABATAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

1 Sekretariat Memberikan pelayanan administrasif bagi

seluruh satuan kerja di Lingkungan Badan

Kepegawaian Daerah Kota Makassar

2 Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian

1. Menyusun rencana kerja

2. Melaksanakan tugas teknis

ketatausahaan

3. Mengelola administrasi kepegawaian

4. Melaksanakan urusan rumah tangga

badan.

Page 56: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

43

3 Sub Bagian Keuangan 1. Menyusun rencan kerja

2. Melaksanakan tugas teknis keuangan

seperti menyusun realisasi perhitungan

anggaran dan administrasi

perdendaharaan badan

3. Menyusun neraca keuangan unit kerja

4. Menyusun laporan pelaksanaan tugas

4 Sub Bagian

Perlengkapan

1. Menyusun rencana kerja

2. Menyusun tugas teknis perlengkapan

3. Membuat laporan

4. Mengevaluasi seluruh barang pengadaan

5 Bidang Perencanaan dan

Informasi kepegawaian

1. Melaksanakan perencanaan formasi

2. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil

3. Penyiapan data base dan informasi

kepegawaian

6 Sub Bidang Perencanaan

pegawai

1. Menyusun rencana kerja

2. Melakukan pengumpulan

bahanpenyusunan perencanaan formasi

pegawai dan menyusun laporan dibidang

kepegawaian dan menyusun laporan

dibidang kepegawaian seperti melakukan

pengelohan data/bahan penyusunan

formasi Pegawai Negeri Sipil,

menginventaris, mengelola dan

menyelenggarakan serta menyelesaikan

administrasi latihan prajabatan bagi

Calon Pegawai Negeri Sipil

3. Mempersiapkan data/bahan dalam

rangka penerimaan pegawai dan ikatan

dinas

7 Sub Bidang Data dan

Informasi

1. Melaksanakan dan menyelenggarakan

sistem data dan informasi kepegawaian.

Dalam melaksanakan seperti

melaksanakan pengolahan data

kepegawaian, menyiapkan Daftar Urut

Kepangkatan (DUK), dan bezzeting serta

data lainnya dalam rangka

pengembangan Pegawai Negeri Sipil

2. Melaksanakan pengelolaan jaringan dan

Page 57: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

44

informasi kepegawaian, melaksanakan

pengolahan dokumen dan arsip

kepegawaian.

8 Bidang Pengembangan

dan Kompotensi

1. Menyusun rencana kerja, menyiapkan

data dalam rangka pendayagunaan dan

pengembangan karier Pegawai Negeri

Sipil

2. Menyiapkan data pengusulan pegawai

untuk mengikuti pendidikan dan

penyiapan data lainnya

3. Menyusun laporan hasil pelaksanaan

tugas

9 Sub Bidang

Pendayagunaan dan

Pengembangan Karir

1. Menyusun rencana kerja

2. Menyiapkan data dalam rangka

pendayagunaan dan pengembangan

karier Pegawai Negeri Sipil seperti

mempersiapkan dan mengelola

data/bahan administrasi dalam rangka

mutasi PNS antar unit kerja dan

penempatannya.

3. Menyusun dan mempersiapkan bahan

dalam rangka rekruitmen pegawai dalam

jabatan.

10 Sub Bidang Peningkatan

Kompotensi

1. Menyusun rencana kerja

2. Menyiapkan data pengusulan pegawai

untuk mengikuti pendidikan dan

menyiapkan data lainnya

3. Menyusun laporan hasil pelaksanaan

tugas

11 Bidang Mutasi 1. Menyusun rencana kerja

2. Menghimpun, mengolah data mutasi

kepegawaian, perpindahan pensiun

Pegawai Negeri Sipil

3. Menyusun laporan hasil pelaksanaan

tugas

12 Subbidang Kepangkatan

dan Mutasi Lainnya

1. Menyusun rencana kerja

2. Menghimpun, mengolah data/bahan

kenaikan pangkat PNS, penyusunan

mutasi lainnya

3. Menyusun laporan hasil pelaksanaan

tugas

13 Subbidang Perpindahan

dan Pensiun Pegawai

1. Menyusun rencana kerja dan

menghimpun, mengolah data/bahan

perpindahan dan pensiun bagi Pegawai

Negeri Sipil

Page 58: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

45

2. Menyusun laporan hasil pelaksanaan

tugas

14 Bidang Kinerja dan

Kesejahteraan

Melaksanakan penyusunan rencana program

kinerja dan kesejahteraan pegawai,

kedudukan hukum PNS dan kesejahteraan

pegawai

15 Subbidang Evaluasi

Kinerja

1. Menyusun rencana kinerja dan

melakukan pengumpulan bahan

pembinaan kedudukan hukum pegawai

2. Mengevaluasi kinerja pegawai

3. Menyusun laporan hasil pelaksanaan

tugas

16 Subbidang Kesejahteraan 1. Menyusun rencana kerja

2. Me;lakukan penyelesaian administrasi

kesejahteraan pegawai

3. Menyusun laporan hasil pelaksanaan

tugas

7. Sumber daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) sangatlah penting dalam menunjang kinerja

organisasi. Dalam pelaksanaan suatu program tentu saja diperlukan pelaksana

guna mendukung terlaksananya program dengan baik. Oleh karena itu ketersedian

pelaksana yang cukup serta berkompotensi dalam mendorong keberhasilan suatu

program sangat diperlukan. Terkait dengan promosi jabatan tentu sangatlah bagus

jika setiap pegawai mengalami sebuah promosi jabatan demi untuk meningkatkan

prestasi kerja. Di Kantor Badan Kpegawaian Daerah Kota Makassar jumlah

sumber daya manusi yaitu 89 orang. Jumlah trsebut dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 3. Daftar Pegawai Berdasarkan Golongan

No

Golongan

Jumlah (orang)

Laki-laki Perempuan

1 TKK 8 14

2 I - -

Page 59: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

46

3 II 7 7

4 III 27 19

5 IV 4 3

JUMLAH 46 43

Sumber data: BKD Kota Makassar 2015

Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa urutan kepangkatan

atau golongan pada Pegawai Negeri Sipil di kantor BKD Kota Makassar yaitu

golongan IV terdiri dari 4 laki-laki dan 3 perempuan, golongan III terdiri dari 27

laki-laki dan 19 perempuan, golongan II terdiri dari 7 laki-laki dan 7 perempuan.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada golongan III lebih banyak laki-laki dari

pada perempuan. Ini berarti terdapat perbedaan tingkat golongn bagi para

pegawai.

Tabel 4. Daftar Pegawai berdasarkan Eselon

No

Eselon

Jumlah (orang)

Laki-laki Perempuan

1 I - -

2 II 1 -

3 III 4 1

4 IV 7 4

JUMLAH 12 5

Berdasarkan tabel diats dapat dilihat bahwa dalam urutan Eselon Pegawai

Negiri Sipil di Kantor BKD Kota Makassar yang mana Eselon IV terdiri dari 7

laki-laki dan 4 perempuan, Eselon III terdiri dari 4 laki-laki dan 1 perempuan,

Eselon II terdiri dari 1 laki-laki dan tidak ada perempuan. Hasil ini menunjukkan

bahwa terdapat banyak perbandingan laki-laki dan perempuan dalam jabatan

Page 60: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

47

struktural. Disini juga dapat dilihat terjadi perbedaan tingkat eselon bagi para

pegawai kecenderungan pegawai laki-laki memiliki eseleon lebih banyak

dibandingkan dengan perempuan.

Tabel 5. Profil Informan

No Nama Jabatan Eselon Jenis

Kelamin

1 BR Sekertaris Baperjakat III a Laki-laki

2 FB SubBidang Pendayagunaan

dan pengembangan karier IV a Laki-laki

3 VA Pegawai yang Mengalamai

Promosi Jabatan IV a Perempuan

4 MR Pegawai yang Mengalamai

Promosi Jabatan IV a Perempuan

5 RN Pegawai yang Mengalamai

Promosi Jabatan IV a Perempuan

6 RY Pegawai yang Mengalamai

Promosi Jabatan IV a Perempuan

7 AS Pegawai yang Mengalamai

Promosi Jabatan III b Perempuan

Berdasarkan tabel tersebut merupakan karakteristik dari informan yang

akan diwawancarai yang mana pegawai tersebut terdiri dari sekertaris baperjakat,

kasubid pendayagunaan dan pengembangan karier, kasubid data dan informasi,

serta 5 pegawai perempuan yang mengalamai promosi jabatn. Informan yang

dipilih dimaksudkan untuk membantu peneliti dalam memebrikan informasi

mengenai hal-hal yng berkaitan dengan promosi jabatn yang berbasisi gender.

Page 61: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

48

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan peraturan pemerintah No 13 tahun 2002 tentang

pengangkatan jabatan struktural dan UU No 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-

pokok kepegawaian pasal 17 ayat 2 tentang pengangkatan pegawai dalam suatu

jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan

kompotensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu

serta syarat objektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras

dan golongan.

Promosi adalah proses kegiatan pemindahan pegawai dari suatu jabatan

kepada jabatan lain yang lebih tinggi. Dengan demikian promosi akan selalu

diikuti oleh tugas, tanggung jawab dan wewenang yang lebih tinggi dari jabatan

yang diduduki sebelumnya. Promosi juga merupakan sarana yang dapat

mendorong pegawai untuk lebih baik atau lebih bersemangat dalam melakukan

suatu pekerjaan, dengan melihat fakta tersebut maka penilaian kerja yang

mengarah pada promosi jabatan harus dilakukan dengan efektif agar dapat

diterima semua pihak tanpa ada yang merasa dirugikan.

Promosi memiliki arti yang sangat penting bagi sebuah instansi karena

dengan adanya promosi akan dapat meningkatkan semangat kerja pegawai. Jika

promosi direalisasikan kepada pegawai yang terealisasi kepada yang berprestasi

maka akan menimbulkan rangsangan bagi para pegawai untuk meningkatkan

semangat kerja. Promosi pada dasarnya mempunyai nilai karena dengan promosi

merupakan bukti pengakuan antara lain terhadap prestasi kerja yang dicapai

pegawai. Pengakuan dalam hal ini bersifat relatif dan bukan mutlak artinya dapat

Page 62: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

49

seorang dapat dipromosikan karena dianggap mempunyai prestasi rata-rata tinggi

dari pegawai lain, meskipun dari pegawainya belum memuaskan.

Terkait dengan pelaksanaan promosi jabatan dirangkaian dengan

kesetaraaan gender ini maka dalam proses pengangkatan pegawai negeri sipil

dalam sebuah jabatan yang lebih tinggi yakni dengan melihat beberapa aspek

yaitu:

1. Akses dalam promosi jabatan di BKD Kota Makasar

Akses merupakan peluang seseorang dalam menikmati sumber daya yang

ada. Dalam hal ini kelayakan seorang pegawai dalam memperoleh informasi dan

mendapatkan kedudukan dalam jabatan struktural. Peluang seorang Pegawai

Negeri Sipil itu mesti disetarakan secara menyeluruh agar tidak terjadi adanya

ketimpangan gender dalam jabatan.

a. Mendapatkan informasi

Dalam proses pelaksanaan promosi jabatan salah satu hal yang paling

berkaitan dengan proses pelaksanaannya yaitu informasi. Informasi merupakan

wadah seseorang untuk dapat mencalonkan diri dalam mendapatkan promosi

jabatan.

Adapun hubungan dengan informasi yang diterima oleh pegawai baik laki-

laki maupun perempuan agar tidak terjadi diskriminasi dalam hal

pengarusutamaan gender maka terkait dengan itu informasi tentang pelaksanaan

promosi jabatan dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan salah satu

informan terkait dengan informasi pelaksanaan promosi jabatan yaitu BR yang

mengatakan:

Page 63: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

50

”Sekarang itu dek, informasi tentang diadakannya sebuah promosi

jabatan itu disebarkan secara terbuka, menurut UU No 5 tahun 2014

tentang Aparatur Sipil Negara yang diistilahkan dengan lelang jabatan

(promosi terbuka). Adapun pelaksanaan diatur dalam Peraturan

MEMPAN No 13 tahun 2014 tentang tata cara pengisian Jabatan

Pimpinan Tinggi secara Terbuka. Setelah terjadi perbedaaan pelaksanaan

promosi jabatan sebelumnya, dimana dulu tahun 1999 tidak diumumkan

adanya promosi jabatan, baperjakat ji yang mengatur. Akan tetap

sekarang itu sudah diumukan secara terbuka. Ketika ada jabatan yang

kosong, katakan lah misalnya kepala BKD yang kosong itu dipasang

pengumuman bahwa akan dilaksanakan seleksi calon pejabat kepala

BKD dengan persyaratan sebagai berikut: dilihat dari pangkat,

pendidikan, riwayat jabatan, moralitas (rekam jejak),selanjutnya ada

tahapan seleksi administrasi, tes kompotensi bidang, tes kmpotensi

manajerial. Ini dilaksankan oleh tim tertentu dlu hanya baperjkat

sekarang tidak ini ada tim, sekalian ada campur tangan dengan pihak luar

yaitu 45% orang luar dan 55% orang dalam”.(Hasil wawancara pada

tanggal 27 Juli 2015)

Dari hasil wawancara tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan

promosi jabatan sebelum adanya perubahan ASN pada tahun 2014 memang

informasi mengenai adanya sebuah lowongan untuk promosi jabatan itu tidak

ada, akan tetapi setelah adanya perubahan ASN dalam UU No 5 Tahun 2014

maka informasi mengenai adanya promosi jabatan itu diumumkan secara terbuka

dengan pengadaan papan informasi mengenai pengosongan jabatan, itu berlaku

sejak adanya perubahan ASN 2014 secara langsung akan tetapi proses ini melalui

tahap penyeleksi, yang mana proses yang dilaksanakan tidak dengan menunjuk

langsung pegawai oleh Baperjakat seperti yang dilakukan sebelumnya oleh

Baperjakat sebelum adanya perubahan ASN.

Proses pelaksanaan promosi jabatan ini dilaksanaakn berbeda dengan

sebelum dan sesudah adanya perubahan ASN pada tahun 2014. Sekarang

Page 64: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

51

informasi mengenai akan adanya sebuah promosi jabatan itu ada. Namun

informasi itu disebarkan melalui papan pengumuman yang berada di lingkup

BKD. Proses dalam rekruitmen promosi jabatan itu dilakukan secara seleksi bagi

para pegawai mulai dari pengumpulan berkas administrasi sampai dengan tes

yang dilakukan bagi para pegawai.

Adapun yang ikut dalam tes kompotensi ini yaitu berasal dari dalam dan

berasal dari luar. Yang berasal dari dalam yaitu orang-orang yang berada dalam

Baperjakat dan jajarannya sedangkan yang berasal dari luar yaitu para akademisi

dalam hal ini dosen-dosen dari kampus.

Dalam hal ini, selain dilakukan tes kompotensi hal yang paling penting

yang dapat dilihat dari pegawai setiap pegawai yaitu ada beberapa aspek yaitu

prestasi kerja, pengalaman, kepangkatan, dan pendidikan. Jika seorang pegawai

memiliki dari kriteria yang dimaksud maka tidak menutup kemungkinan pegawai

yang memenuhi kriteria tersebut layak untuk dipromosikan. Lain pula yang

dikatakan oleh FB tentang informasi mengenai adanya sebuah promosi jabatan

yang akan ddiselengarakan. Menurut FB yang mengatakan:

“Tidak ada sosialisasi cukup dilihat kinerjanya, jika memang kinerjanya

baik dan memenuhi kriteria maka pegawai itu layak untuk

dipromosikan.”(Hasil wawancara pada tanggal 02 juli 2015)

Berdasarkana hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa dalam konteks

informasi mengenai adanya sebuah promosi jabatan itu tidak ada sosialisasi dalam

penyampaian. Hanya saja pegawai yang mempunyai kinerja yang bisa dikatakan

patut untuk dipromosikan maka itulah yang akan mendapatkan promosi jabatan.

Intinya tidak melihat baik laki-laki maupun perempuan yang layak dipromosikan.

Page 65: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

52

Jika memang pegawai baik-laki-laki maupun perempuan memiliki kinerja yang

baik dan mampu untuk bekerja, maka kesempatan itu ada untuk semua pegawai.

Ditambahkan pula oleh RN yang mengatakan:

“Informasi tentang akan diadakannya promosi jabatan itu, beda dengan

sekarang dek, dulu sebelum UU ASN tidak ada namanaya lelang jabatan,

informasi mengenai akan diadaknnya promosi jabatan itu tidak ada, baru

pi setelah adanya perubahan ASN baru diinformasikan bahwa disini lah

ada jabatan kosong. Disitumi baru dipasang papan pengumuman bahwa

dibuka lowongan bagi pegawai untuk jabatan strucktural. jadi dapat mi

dilihat oleh semua pegawai.”(Hasil wawancara pada Tanggal 27 Juli

2015)

Akses atau informasi dalam pelaksanaan promosi jabatan ini sebelum

adanya perubahan peraturan perundang-undangan tentang pengangkatan jabatan

tidak ada informasi kepada seluruh pegawai, akan tetapi langsung memberikan

surat pemberitahuan kepada pegawai yang dianggap layak dan memenuhi syarat

berdasarkan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan. Namun kemudian setelah

adanya perubahan UU ASN no 5 pada tahun 2014 maka promosi jabatan

dilakukan secara terbuka dan diinformasikan kepada seluruh pegawai serta

diberikan kesempatan bagi pegawai yang merasa layak dan memenuhi syarat dan

standar yang ada. Dikatakan pula oleh VA mengenai informasi tentang adanya

promosi jabatan, VA mengatakan:

“Saya waktu mendapatkan promosi jabatan langsung saja dapat surat

pengangkatan. Informasi Mengenai pelaksanaanya sama sekali saya tidak

mendapatkan karena ini dilaksnakan secara rahasia hanya kami selalu

mempersiapkan diri.” (Hasil wawancara pada tanggal 27 Juli 2015)

Hasil wawancara dengan VA dapat dilihat bahwa beliau langsung

mendapatkan surat pengangkatan tanpa adanya informasi terlebih dahulu atau

Page 66: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

53

pemberitahuan dari atasan. Karena menurut VA pada waktu mendapatkan

promosi jabatan itu dilakukan secara rahasia. Hanya atasan yang mengetahui

orang-orang yang akan dipromosikan. Hanya saja setiap pegawai selalu

mempersiapkan diri. Ditambahkan lagi oleh MR yang mengatakan:

“Saya tidak pernah diiformasikan tentang adanya promosi jabatan”.

(Hasil wawancara pada tanggal 27 Juli 2015)

Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa informan pada saat adanya

promosi jabatan, informan tersebut sama sekali tidak diinformasikan adanya

promosi jabatan. Hasil tersebut dijelasakn bahwa proses pelaksanaan promosi

jabatan yang dilakukan oleh BKD Kota Makassar itu dilakukan secara langsung.

Jadi pegawai hanya mempersiapkan diri untuk mendapatkan pengangakatan tanpa

harus mendaftar dulu.

Adapun perbedaan hasil wawancara yang dilakukan atas dasar informasi

yang didapat oleh salah seorang juga pegawai yang mengalami promosi jabatan.

Informan memberikan penjelasan terkait pengalam informan mengenai pelaksaan

promosi jabatan. AS mengatakan:

“Iya saya mendapat informasi dek. Kemarin, saya mengikuti beberapa

jalur dalam promosi jabatan namanya tahap seleksi mulai dari

pengurusan admiistrasi, tes kompotensi dan dilihat dari kinerja selama

jadi pegawai. Alhhamdulillah saya lulus dan .memproleh jabatan

itu.”(Hasil wawancara pada tanggal 03 Agustus 2015)

Berdasarkan hasil wawancara dengan AS seperti yang dikatakan diatas

bahwa sewaktu adanya promosi jabatan dirinya mendapatkan sebuah informasi.

Bahkan informan tersebut mengikuti beberapa jalur seleksi agar dapat mendapat

promosi jabatan. Adapun seleksinya berupa pengurusan administrasi yang dilihat

Page 67: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

54

dari tingkat pendidikan, pengalaman, serta hasil kerja selam bekerja sedangkan tes

kompotensi yang berupa ujian tes tertulis. Hasil seleksi inilah yang kemudian

pegawai dipromosikan berdasarkan dengan hasil tes dan pertimbangan

Baperjakat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi mengenai diadakannya promosi

jabatan. Terkait informasi tentang pelaksanaanya itu ada dua opsi dari masing

masing informan. Yang pertama informan mengatakan informasi disebarkan

secara terbuka melalui papan pengumumuan sedangkan informan yang kedua

melihat langsung kinerja dari setiap pegawai. Dilihat pula bagi informan yang

yang mengalami promosi jabatan juga terdapat 2 opsi, yang pertama pegawai

mengatakan dia tidak mendapat informasi langsung saja ada surat pengangkatan

sedangkan informan kedua mengatakan dia mendapat informasi bahkan informan

mengikuti beberapa pengurusan administrasi sampai dengan tes seleksi.

Melihat kondisi tersebut dianalisis kembali hasil wawancara dari informan

ternyata telah terjadi perubahan ASN kepegawain. Sebelum perubahan ASN

ternayata memang tidak ada informasi atau sosialisasi mengenai akan

diadakannya sebuah promosi jabatan, akan tetapi atasannya hanya melihat kinerja

dari setiap pegawainya jika memang layak dan memenuhi kriteria yang ada maka

pegawai tersebut layak untuk mendapatkan promosi jabatan. Sedangkan setelah

adanya perubahan ASN 2014 maka informasi mengenai adanya sebuah promosi

jabatan itu disebarkan secara terbuka melalui papan pengumuman.

Hal ini bermaksud bahwa pada dasarnya memang pernah terjadi tidak ada

informasi mengenai promosi jabatan, atasan memiliki hak penuh dalam

Page 68: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

55

pengangakatn pegawai. Disadari memang bahwa aturan ASN memang harus

diubah mengenai pengangkatan pegawai dalam sebuah jabatan. Mengingat UU

No 9 tahun 2000 tentang pengarustamaan gender harus diberlakukan dalam semua

instasni pemerintahan.

Kesadaran akan akses bagi perempuan untuk diangkat jabatannya dalam

instansi pemerintahan itu sudah ada. Para pegawai khususnya perempuan juga

sudah dapat menikmati akses yang ada terkait dengan pelaksanaan promosi

jabatan. Meskipun demikian kelayakan seorang pegawai perempuan dalam

mendapatkan promosi jabatan itu masih terdapat kecanggugan mengenai ketidak

mampuan pegawai dalam bekerja. Akan tetap setidaknya kaum perempuan juga

ingin merasakan sebuah kebebasan untuk berkarir dan mampu untuk

menunjukkan bakat atau kemampuan dalam bekerja.

Berdasarkan hasil observasi selama dilapangan peneliti berusaha untuk

mencari informasi-informasi tentang pelaksanaan promosi jabatan. Akan tetapi,

peneliti tidak menemukan pengumuman tersebut. Dalam hal ini pengadaan papan

pengumuman informasi tentang akan diadaknnya sebuah promosi jabatan belum

jelas dan masih sulit untuk dijangkau informasinya.

b) Memperoleh kedudukan

Peluang seseorang dalam menduduki sebuah jabatan pada dasarnya sama

hanya saja peluang itu dalam hal pelaksanaan promosi jabatan memiliki syarat

tertentu dalam proses pelaksanaan promosi jabatan. Kedudukan ini sangat

menjamin keberadaan seseorang dalam sebuah instansi, karna berkat sebuah

kedudukan seseorang dapat dipandang memiliki sebuah martabak. Apalagi kalau

Page 69: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

56

dilihat dari segi gender. Hal ini sangat berdampak pada kondisi laki-laki dan

perempuan dalam sebuah jabatan untuk terjadinya kesetaraan gender. Berdasarkan

hasil wawancara dengan FB yang mengatakan:

“Peluang seseorang dalam mendapatkan promosi jabatan itu semua sama

dek, tergantung dari pegawainya itu sendiri apa layak untuk mendapatkan

jabatan tersebut. Pelaksanaan promosi jabatan bagi para pegawai itu

dilakukan apabila pegawai atau pejabat sudah pensiun, dipecat, atau

diberhentikan. Jadi disitu akan dilaksanakan sebuah promosi jabatan

akan tetapi terdapat beberapa syarat dalam penggangkatan apabila

mereka memenuhi syarat tersebut maka pegawai tersebut layak untuk

dipromosikan. Indikator dalam proses pelaksanaan promosi jabatan

dilihat dari tingkat golongan, tingkat pendidikan, dan kinerja selama

mereka bekerja.” (Hasil wawancara pada tanggal 02 Juli 2015)

Dalam pelaksanaan promosi jabatan terdapat akses yang digunakan dan

dapat dimanfaatkan oleh semua pegawai yang ada di kantor BKD tersebut,

termasuk informasi kekosongan tempat atau jabatan yang diakibatkan karena

adanya pegawai atau pejabat yang pensiun, dipecat, atau diberhentikan oleh pihak

tertentu dengan syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan

yang ada.

Kelayakan setiap pegawai untuk menduduki sebuah jabataan itu ada hanya

saja setiap pegawai tidak mudah untuk diangkat dan dipromosikan karena

pegawai yang akan diangkat itu mesti dilihat dulu dari tingkat pendidikannya,

tingkat golongannya dan hasil kerja selama ini. Jika pegawai memenuhi

persyaratan tersebut maka pegawai tersebut layak untuk dipromosikan. Tidak

melihat bahwa apakah dia perempuan atau laki-laki, apakah dia mampu atau tidak,

karena pada dasarnya sudah ada indikatot yang dapat dilihat selama ini. Jadi tidak

Page 70: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

57

menutup kemungkinaan peluang yang menjamin seorang pegawai untuk

dipromosikan itu selalu ada. Ditambahkan pula oleh BR yang mengatakan:

”Iya pada prinsipnya sama tapi tentu harus menurut prestasi kerja. Serta

merujuk pada penghargaan kepada seseorang. semakin tinggi jabatan

semakin kurang orang dibutuhkan dan semakin tinggi persaingan.

tentunya yang dilihat itu kinerja, dan perilaku.” (Hasil wawancara pada

tanggal 27 Juli 2015)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dijelaskan bahwa memang pada

prinsipnya peluang itu ada untuk semua pegawai hanya saja merujuk pada prestasi

kerja pegawai. Akan tetapi dalam sebuah instansi ada dibilang batas perolehan

jabatan dengan maksud semakin tinggi suatu jabatan maka peluang itu semakin

berkurang dikarenakan terjadi tingkat jabatan pada setiap pegawai itu dilihat

berdasarkan dengan jabatan yang ditempati. Intinya pegawai akan selalu dapat

promosi jabatan itupun berdasarkan dengan kelayakknya untuk dipromosikan.

Adapun kedudukan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan hasil yang didapat di BKD

Kota Makassar sebagai berikut:

Tabel 6. Daftar Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin 2014

No Jabatan

Jenis Kelamin

Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1 Eselon II 32 6 38

2 Eselon III 148 35 183

3 Eselon IV 746 559 1305

4 Eselon V 37 27 64

Jumlah 963 627 1590

Sumber: Kantor BKD Kota Makassar

Page 71: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

58

Hasil tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa perbandingan antara Laki-laki

dan Perempuan berdasarkan Eselon yaitu pada Eselon V laki-laki berjumlah 37

orang dan perempuan berjumlah 27 orang, Eselon IV laki laki berjumlah 746

orang dan perempuan berjumlah 559 orang, Eselon III laki-laki berjumlah 148

orang dan perempuan berjumlah 35 orang, Eselon II laki-laki berjumlah 32 orang

dan perempuan berjumlah 6 orang. Dari jumlah perbandingan tersebut bahwa

sekitar 61% laki-laki dominan kedudukannya lebih tinggi dari pada perempuan

yang hanya sekitar 39% kedudukannya dijabatan struktural.

Berdasarkan hasil tabel tersebut dan dibandingkan dengan hasil

wawancara dijelaskan bahwa tidak adanya kesesuaiannya antara data yang

diperoleh dengan hasil wawancara tersebut. Data menjelaskan bahwa sekitar 22%

perbandingan antara laki-laki dan perempuan dalam posisi jabtan struktural.

Sedangkan hasil wawancara menjelaskan bahawa peluang itu sama untuk semua

pegawai. Hasil wawancara juga dijelaskan oleh MR yang mengatakan:

“Saya tidak bisa jawab berapa persen peluang disini karena kita juga ini

ditunjuk oleh pimpinan untuk menduduki sebuah jabatan, itulah saya

tidak bisa persenkan berapa besar peluang perempuan, akan tetapi

sekarang ada undang undang gender untuk perempuan menduduki

sebuah jabatan jadi diistilahkan dengan 60% 40% bisa atau 50% 50%

bisa tergantung dari perempuan yang akan menduduki jabatan.” (Hasil

wawancara pada tanggal 27 Juli 2015)

Hasil wawancara diatas menjelaskana bahwa peluang seseorang dalam

menduduki jabatan itu tidak dapat dipersenkan, dalam hal ini bahwa tidak ada

ketentuan kuota seorang pegawai baik laki-laki maupun perempuan dalam

menduduki sebuah jabatan. Siapa saja yang ditunjuk oleh pimpinan maka itulah

yang menduduki jabatan itu.

Page 72: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

59

Hasil wawancara juga menjelaskan bahwa sekarang telah adanya

penentuan kuota untuk laki laki dan perempuan yang telah diatur dalam undang-

undang gender dimana kuota itu dapat dipersenkan dengan 60% laki laki dan 40%

perempuan dan bisa juga dengan kuota 50% laki-laki dan 50% perempuan.

Hasil wawancara tersebut peneliti menyimpulakan bahwa sekarang ini

pelaksaan pengarusustamaan gender bagi laki-laki dan perempuan dalam

menduduki jabatan srtuktural di pemerintahan itu sudah mulai diterapkan hanya

saja belum maksimal, akan tetapi peluang itu sama saja disetarakan antara laki-

laki dan perempuan. Dikatakan pula oleh RN mengemukakan :

“Semua pegawai berpeluang hanya saja dilihat apa pegawai itu mampu

untuk menduduki jabatan itu.” (Hasil wawancara pada 27 Juli 2015)

Hasil wawancara dijelaskan bahwa pada dasarnya pegawai itu berpeluang

untuk menduduki sebuah jabatan tersebut, hanya saja peluang itu dilihat dari

kemampuan pegawai itu. Orang yang memduduki sebuah jabatan harus memang

memiliki kemampuan atau skiil dikarenakan seseorang bisa saja menduduki

tersebut tapi tidak mampu untuk melaksanakna tugasnya jadi mesti disini

diperjelas bahwa peluang itu selalu ada untuk pegawai asalkan pegawai tersebut

mampu menduduki jabatan tersebut. Ditambahkan pula oleh RY yang mengatakan

“Iya dek semua berpeluang yang jelas memenuhi syarat intinya dia

mampu menjalankan amanah yang diberikan.”(Hasil wawancara pada

tanggal 03 agustus 2015)

Berdasarkan hasil dari seluruh wawancara dengan informan dapat

disimpulkan bahwa peluang seseorang dalam menduduki sebuah jabatan itu ada,

terkait dengan gender ya ada perbandingan persen dalam keduanya hanya saja

untuk menduduki jabatan tersebut dilihat juga dari kriteria pegawai mengenai

Page 73: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

60

kelayakan atau standar kriteria dalam hal itu. Jika pegawai memenuhi syarat yang

telah ada maka pegawai tersebut memiliki peluang. Hasil wawancara dengan AS

yang mengatakan pula:

“Intinya peluang seseorang untuk mendapatkan sebuah promosi itu

semuanya sama hanya saja peluang itu harus didasari dengan melihat dari

prestasi, perilaku, dan kinerja dari setiap pegawai itu.”(Hasil wawancara

pada tanggal 06 Agustus 2015)

Setiap pegawai memiliki peluang yang sama dalam meduduki sebuah

jabatan hanya saja peluang yang ada itu harus memenuhi kriteria yang telah ada,

setiap pegawai yang akan mendapatkan promosi jabatan itu harus memiliki

kriteria atau persyaratan dalam hal pelaksanaan promosi jabatan, seperti prestasi,

perilaku, dan kinerja. Perilaku pada dasarnya pegawai harus memiliki sikap dan

moral yang dapat mencerminkan keteladanan dari setiap pegawai. Prestasi itu

dilihat dari hasil-hasil kerja yang yang telah memenuhi standar keberhasilan dari

apa yang telah menaikkan sebuah nama isntansi, Kinerja itu sendiri berasal dari

keuletan dari pegawai dalam bekerja

Selain itu peluang yang ada itu tergantung dari pegawai itu sendiri dan

pegawai yang berhak untuk mendapatkan peluang tersebut betul-betul memiliki

kemampuan dalam bekerja, dapat dipercaya, dan mampu untuk melaksanakan

tugas dari atasannya. Jadi persolana gender disini bisa dikatakan peluangnya sama

hanya saja dilihat lagi kepada pegawainya tentang kelayakannya untuk

dipromosikan.

Intinya peluang itu ada untuk setiap pegawai, semuanya tergantung dari

pegawai itu sendiri. Tidak ada istilah diksriminasi yang terjadi pada pegawai baik

Page 74: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

61

laki-laki maupun perempun, jika mereka mampu kenapa tidak mereka untuk

dipromosikan.

Berdasarkan hasil observasi selama dilapangan peneliti menemukan hal-

hal dari peluang terkait dengan kedudukan jabatan, dilihat dari struktur organisasi

yang ada dilingkup BKD Kota Makassar hasil dari promosi jabatan itu

menghasilkan jumlah pegawai sekitar 71% laki laki menduduki jabatan tertinggi

dibandingkan dengan Perempuan yang hanya sekitar 29 % kedudukannya dalam

jabatan struktural. Hasil tersebut mencerminkan bahwa memang ada

perbandingan posisi kedudukan jabatan antara laki-laki dan perempuan dilingkup

BKD Kota Makassar. Meskipun hasil wawancara dari beberapa informan yang

mengatakan bahwa semua pegawai memiliki peluang untuk di promosikan

asalkan memenuhi persyaratan yang telah ada. Akan tetapi, hasil tersebut tidak

sesuai dengan hasil promosi jabatan yang terjadi Kota Makassar berdasarkan

dengan data yang telah di peroleh selama penelitian. Terkhusus untuk ruang

lingkp di BKD Kota Makassar itu sendiri.

2. Partisipasi dalam Promosi Jabatan di BKD

Partisipasi adalah keikutsertaan para pegawai dalam kegiatan yang

dilakukan oleh instansi baik dalam proses pengambilan keputusan, pelaksanaan

maupun evaluasi. Partisipasi sangat diperuntukkan jikalau laki-laki dan

perempuan sama-sama ikut terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan. Tidak

menutup kemungkinn pendapat yng dikeluarkan oleh seorang pegawai dapat

membawah sebuah perubahan. Terkait dengan pelibatan perempun dalam promosi

jabatan perempuan bisa saja sangat bertanggung jawab dan tangkap dengan

Page 75: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

62

keadaan serta situasi yang terjadi. Jadi keikutsertaan pegawai secara sama akan

dapat berdampak adil dikarenakan sama-sama merasakan dapat dilibatkan dalam

promosi jabatan.

a) Partisipasi dalam pengambilan keputusan

Partisipasi dalam pengambilan keputusan dimana keikutsertaan pegawai

dalam pengambilan keputusan yang dilakukan di kantor BKD Kota Makassar.

Proses pengambilan keputusan dalam hal ini dilihat bagaimana suatu keterlibatan

perempuan mampu untuk memilih sebuah keputusan yang baik dan keputusan itu

memang layak dan patut untuk dipertimbangkan. Berdasarkan Hasil wawancara

BR yang mengatakan:

”Partisipasi dalam pengambilan keputusan dek, ketelibatan pegawai

perempuan tidak ada karena yang berhak mengambil keputusan dalam

promosi jabatan itu dibawah kewenangan dari Baperjakat dan jajarannya.

Jadi pengambilan keputusan itu sudah ditetapkan oleh Baperjakat.”(Hasil

wawancara pada tanggal 27 Juli 2015)

Berdasarkan hasil wawancara dengan BR dapat dijelaskan bahwa proses

pengambilan keputusan itu tidak ada keterlibatan perempuan, hanya Baperjakat

yang terlibat dalam pengambilan keputusan, ini berarti bahwa tidak ada

keterlibatan para pegawai dalam proses pengambilan keputusan dalam promosi

jabatan.

Terkait dengan gender bahwasanya perempuan itu memang tidak

dilibatkan dalam pengambilan keputusan karena proses pengambilan keputusan

itu berada pada naungan Baperjakat dan jajarannya. Segala keputusan berada

ditangan baperjakat, Jadi sama sekali pelibatan perempuan disini tidak

diikutsertakan. Melihat keadaan tersebut sungguh memperhatinkan keadaan

Page 76: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

63

seorang pegawai yang tidak memiliki peran dalam hal ini. Adapun Anggota dari

Baperjakat yaitu:

Tabel 7. Nama-nama Anggota Baperjakat

NO NAMA JABATAN JENIS

KELAMIN

1 IBRAHIM SALEH SEKDA (BAPERJAKAT) LAKI-LAKI

2 BASO AMIRUDDIN SEKERTARIS BAPERJAKAT LAKI-LAKI

3 ZAINAL IBRAHIM ANGGOTA LAKI-LAKI

4 MUSTARI SOBA ANGGOTA LAKI-LAKI

5 BURHANUDDIN ANGGOTA LAKI-LAKI

Sumber: Kantor BKD Kota Makassar

Berdasarkan tabel di atas dijelaskan bahwa anggota dari Baperjakat

berjumlah 5 orang yang terdiri dari kaum laki-laki semua. Hal ini dimaksudkan

bahwa memang pelibatan atau keikutsertaan perempuan dalam pengambilan

keputusan tidak ada dikarenakan yang ikutserta hanya saja orang-orang dari

Baperjakat itu sendiri dan anggota dari Baperjakt itu semuanya laki-laki. Jadi

intinya tidak ada keikutsertaan kaum perempuan dalam hal ini.

Melihat dari anggota Baperjakat laki-laki semua jadi kemungkinan besar

hanya orang-orang itu yang terlibat dalam pengambilan keputusan karena

sebelumnya sudah ada hasil wawancara yang didapat bahwanya seorang pegawai

bekerja berdasarkan tupoksinya.

Proses pengambilan keputusan dalam promosi jabatan yang dilakukan di

Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Makassar. Bahwasanya telah ada

pembagian kerja untuk setiap pegawai. Para pegawai telah memiliki tupoksi

Page 77: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

64

masing-masing. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh

peneliti ke pada informan FB yang mengatakan:

“Pembagian kerja para pegawai dalam kantor BKD ini sudah diatur dek,

jadi setiap pegawai memiliki tupoksi masing-masing. Mengenai

pelibatannya dalam pengambilan keputusan itu tergantung dari bidang

apa yang melaksanakan. Kalaupun memang ada perempuan yang terlibat

itu bisa saja perempuan berada dalam bidang tersebut.” (Hasil

wawancara pada tanggal 02 Juli 2015)

Hasil wawancara di atas tersebut menjelaskan pula bahwa sudah ada

tupoksi masing-masing pegawai dalam jabatan, jadi masing-masing pegawai

terlibat dalam pengambilan keputusan yang melaksankan kegiatan.

Pada dasarnya para pegawai sudah memiliki tugas masing masing. Para

pegawai terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan dengan

pekerjaannya. Memang keterlibatan perempuan daam pengambilan keputusan

terkait dengan promosi jabatan itu tidak ada. Tapi keterlibatan dalam kegiatan lain

yang memang tugasnya pegawai perempuan itu dilibatkan. Ditambahkan pula

oleh VA yang mengatakan:

“Saya tidak pernah diikutsertakan dalam pengambilan keputusan untuk

promosi jabatan dek,hanya yang berada pada bidang pendayagunaan dan

pengembangan karir yang terlibat.” (Hasil wawancara pada tanggal 27

Juli 2015)

Hasil wawancara tersebut menjelaskan partisipasi dalam pengambilan

keputusan itu tidak ada, hanya saja setap pegawai memiliki tupoksi masing-

masing. Hanya orang-orang tertentu yang terlibat dalam pengambilan keputusan

terhadap promosi jabatan yang dilaksanakan. Karena pada dasarnya yang

berpartisipasi dalam pengambilan keputusan ini adalah baperjakat dan jajarannya.

Page 78: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

65

Kalaupun memang ada keterlibatan perempuan itu bisa saja perempuan tersebut

berada dalam itu. Seperti yang dikatakan oleh RN yaitu:

“Kalau itu dek tugasnya atasan, dia yang memutuskan segala apa yang

terjadi di kantor ini, kami tidak pernah ikut dalam pengambilan

keputusan dek, apalagi mengenai promosi jabatan, itu sudah mutlak

keputusan dari Baperjakat.” (Hasil wawancara apas 27 Juli 2015)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dijelaskan bahwa sudah ada yang

yang bertugas dalam wilayah pengambilan keputusan, pegawai biasa tidak ada

yang terlibat karena sudah mutlak proses pengambilan keputusan itu sudah berada

di tangan Baperjakat. Begitupun yang ditambahkan oleh AS yang mengatakan:

“Kalau saya pribadi saya tidak pernah terlibat dek, itu bukan tugas saya,

kami disini hanya bekerja sesuai proporsi kita. Setahu saya itu berada

dibawah tangan atasan. Kami hanya menjalankan tugas berdasarkan

tugas kita.” (Hasil wawancara pada tanggal 06 agustus 2015)

Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa informan sendiri juga tidak

pernah terlibat dalam kegiatan pengambilan keputusan sebab para pegawai

bekerja sesuai dengan proporsi mereka. Terkait dengan pengambilan keputusan

sudah ada yang menangani hal tersebut. Pegawai hanya bekerja sesuai dengan

tugas mereka dan sama sekali pegawai tidak pernah terlibat dalam kegiaan kecuali

kegiatan tersebut tugas mereka. Terkait terjadi diskriminasi, sudah jelas bahwa

setiap pegawai itu bekerja sesuai tupoksinya dan dari awal sudah ada ketatapan

kerja dari setiap pegawai dalam menduduki sebuah jabatan.

Jadi dapat disimpulkan dari seluruh hasil wawancara bahwa partisipasi

perempuan dalam pengambilan keputusan untuk promosi jabatan itu tidak ada.

Karena yang berhak ikut berpartisipasi dalam hal ini yaitu baperjakat dan

jajarannya serta subbidang pendayagunaan dan pengembangan karir. Dari data

Page 79: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

66

yang dikumplkan terkait anggota dari Baperjakat itu adalah laki-laki semua jadi

pelibatan perrempuan itu tidak. Terkecuali jika pegawai perempuan tersebut

berada pada jajaran Baperjakat dan Subbidang Pendayagunaan dan

Pemgembangan Karier, itulah yang berhak ikut berpartisipasi.

Berdasarkan hasil observasi selama dilapangan peneliti melihat dari data

yang ditemukan bahwa ternyata orang-orang dalam Baperjakat itu laki-laki semua

jadi menutup kemungkinan tidak ada dari pegawai perempuan yang terlibat dalam

pengambilan keputusan, ini sama halnya dari hasil wawancara beberapa informan

bahwa hanya anggota dari baperjakat yang terlibat dalam proses pengambilan

keputusan dan mereka sendiri juga langsung mengatakan bahwa mereka tidak

pernah terlibat dalam kegiatan pengambilan keputusan.

b) Partisipasi dalam Pelaksanaan

Partisipasi dalam pelaksanaan promosi jabatan itu berdasarkan tupoksi

setiap pegawai. Dalam lingkup BKD setiap pegawai memiliki tupoksi masing-

asing jadi partisipasi dalam kegiatan BKD masing-masing memiliki partisipasi.

Seperti yang dijelaskan oleh BR yang mengatakan:

”Disni dek sudah ada 4 bidang yang memiliki tugas, kalau masalah itu,

sudah ada yang melaksankannya yaitu Subbidang pendayagunaan dan

pengembangan karier. Segala bentuk proses pelaksanannya itu ditangani

bidang itu.” ( Hasil wawancara pada tanggal 27 Juli 2015)

Hasil wawancara menjelaskan bahwa terkait dengan proses pelaksanaan

promosi jabatan sudah ada bidang yang menangani hal tersebut jadi memang

pembagian tugas setiap bidang sudah jelas tugas dan fungsinya tinggal bidang

tersebut menjalankan tugasnya sesuai dengan fungsinya. Jadi tidak ada ikut cmpur

tangan pegawai kecuali yang berada pada bidang itu ( Subbidang pendayagunaan

Page 80: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

67

dan pengembangan karier). Dapat pula dilihat dari hasil wawancara oleh FB yang

mengatakan:

“Ya sama halnya dalam pelaksanaan promosi jabatan yang berhak

berpartisipasi dalam hal ini yaitu sub bidang pendayagunaan dan

pengembangan karier, disni dek para pegawai memiliki tupoksi masing-

masing jadi hanya orang-orang yang berada pada wilayah itu yang

melaksanakn promosi jabatan. Tidak ada partisipasi dari pegawai lain

baik laki-laki maupun perempuan.” (Hasil wawancara pada tanggal 02

Juli 2015)

Hasil wawancara menjelaskan bahwa yang terlibat dalam pelaksanaan

promosi jabatan yaitu Subbidang Pendayagunaan dan Pengembangan Karier.

Bidang tersebut yang akan terlibat dalam proses pelaksanaan promosi jabatan,

tidak menutup kemungkinan setiap pegawai terlibat karena setiap pegawai

memiliki tupoksi masing masing, mengenai keterlibatan perempuan itu tidak ada.

Jadi partisipasi perempuan dalam pelaksanaan promosi jabatan itu sama sekali

tidak ada keterlibatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan VA yang

mengatakan:

“Kalau itu, masing masing sudah memiliki tugas, saya tidak pernah

terlibat, saya juga tidak atau bahwa apakah ada perempuan yang terlibat

atau tidak, itu sudah keputusan yang disebelah ( subbidang

pendayagunaan dan pengembangan karier).”( Hasil wawancara pada

tanggal 27 Juli 2015)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dijelaskan bahwa informan tersebut

juga tidak pernah terlibat dalam pelaksanaan promosi jabatan. Sama halnya

dikatakan informan lainnya bahwa sudah ada bidang yang khusus menjalankan

tugas tersebut. Para pegawai hanya bekerja berdasarkan tupoksinya, campur

tangan para pegawai tidak ada kecuali pegawai yang berada pada bidang tersebut

(Subbidang Pendayagunaan dan Pengembangan Karier)

Page 81: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

68

Partisipasi itu hanya orang-orang terkhusus yang terlibat karena proses

pelaksanan promosi jabatan sudah ada bidang yang melaksanakannya jadi orang-

orang yang hanya berada pada bidang itu yang memiliki keterlibatan dalam

pelaksaannya. Ditambahkan oleh RN yang mengatakan:

“Partisipasi disini masing-masing memiliki tugas, jadi yang berhak

melaksanakan tugas itu ya bidangnya sendiri. Misalnya promosi jabatan

jadi yang ikut serta ya subbidang pendayagunaan dan pengembangan

karier, saya tidak pernah terlibat karena bidang itu terdiri tim sendiri.

saya baru terlibat dalam hal pelaksanaan dan pelantikan serta

pengaturannya akan tetapi kalau dalam pelaksanaannya sama sekali tidak

ada.”( Hasil wawancara pada tanggal 27 Juli 2015)

Hasil wawancara pun demikian mengatakan sudah jelas setiap pegawai

memiliki tupoksi masing-masing, tidak ada keterlibatan pegawai perempuan

dalam pelaksanaan promosi jabatan. Karena pada dasarnya sudah ada yang

membidangi proses pelaksanaan promosi jabatan, terdapat tim yang melaksanakan

promosi jabatan. Biasa saja pegawai dilibatkan itu dalam hal proses pengaturan

dan proses pelantikan oleh pegawai yang mengalami promosi jabatan. Seperti

juga yang dikemukakan oleh RY terkait dengan partisipasi seorang dalam

pelaksanaan yang mengatakan:

“Disini dek, pegawai memiliki tugas dan fungsi masing-masing jadi

untuk proses pelaksanaan promosi jabatan itu sendiri memiliki tim

pelaksana jadi tidak ada diibilang seluruh pegawai berpartisipasi dalam

pelaksanaanya.”(Hasil wawancara pada tanggal 03 Agustus 2015)

Hasil wawancaraa tersebut menjelaskan bahwa proses pelaksanaan

promosi jabatan itu pada dasarnya sudah memiliki tim tersendiri, tidak ada istilah

keikutsertaan pegawai lain dikarenakan sudah ada tim pelaksana yang telah

dibentuk. Karena sudah ada tupoksi masing-masing pegawai jadi tidak ada

Page 82: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

69

keterlibatnnya dalam promosi jabatan. Pembagian kerja setiap pegawai sudah ada

tinggal pegawai bekerja berdasarkan tupoksinya. Hasil wawancara tersebut sesuai

dengan yang dikatakan pula oleh informan sebelumnya. Begitupun yang

ditambahkan oleh AS yang mengatakan:

“Keikutsertaan perempuan itu sendiri selain dari tugas dan fungsi

jabatannya, perempuan biasa dilibatkan dalam kegiatannya lainnya.

Misalnya. Ada kegiatan yang diadakan dikantor anggaplah workshop,

disinilah dek perempuan terlibat mulai dari persiapan dekorasi ruangan,

makannya dan lain sebagainya. Karena perempuan ji yang tahu begituan,

yang begini baiknya.” ( Hasil wawancara pada tanggal 06 Agustus 2015)

Dari hasil wawancara dari beberapa pegawai jadi dapat disimpulkan

bahwa partisipasi pegawai perempuan dalam promosi jabatan itu tidak ada.

Karena dalam ruang lingkup BKD itu setiap pegawai sudah memiliki tugas pokok,

dan fungsi masing-masing, siapa yang memiliki job itulah yang terlibat dalam

kegiatan tersebut. Terkecuali keterlibatan perempuan ada itu apabila kegiatan

yang dilaksanakan itu perempuan yang membidangi kegiatan tersebut. Pada

dasarnya dijelaskan mengenai partisipasi perempuan itu sudah jelas memiliki

tupoksi masing-masing.

Adapun Jumlah pegawai yang mengalami promosi jabatan dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 8. Jumlah Pegawai yang Mengalami Promosi Jabatan:

No Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah

1 2013 202 123 325

2 2014 387 181 568

Sumber: Kantor BKD Kota Makassar

Page 83: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

70

Berdasarkan dari hasil tabel tersebut menjelaskan bahwa telah terjadi

tingkat perbedaan hasil promosi jabatan antara laki-laki dan perempuan dilihat

dari tahun ketahun. Dimana pada tahun 2013 jumlah pegawai 325 orang yang

terdiri dari 202 laki-laki dan 123 perempuan sedangkan pada tahun 2014

berjumlah 568 orang yang terdiri dari 387 laki-laki dan 181 perempuan. Ini berarti

telah terjadi tingkat perbedaan jabatan pada Pegawai Negeri Sipil dalam hal

promosi jabatan di BKD Kota Makassar. Hasil pelaksanaan promosi jabatan

diatas tersebut memberikan penjelasan. Memang pada kenyataannya ada

kesenjangan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan dalam promosi jabatan.

Sebab data yang diperoleh dari tahun ketahun terlihat jelas perbandingan antara

laki-laki dan perempuan yang mengalami promosi jabatan berdasarkan hasil

tersebut di atas.

Berdasarkan hasil observasi peneliti selama dilapangan para pegawai tidak

ada yang terlibat. Setiap pegawai hanya bekerja pada bidangnya dan keikutsertaan

dalam promosi jabatan itu tidak ada.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dari partisipasi perempuan dalam

pelaksanaan promosi jabatan itu memang tidak, dikarenakan pegawai yang

bekerja di kantor BKD sesuai dengan tupoksi mereka. Dan juga yang terlibat

dalam pelaksanaan ini yaitu Subbidang pendayagunaan dan pengembangan karier

dan Baperjakat. Jika dilihat dari anggotanya memang Laki-laki semua yang duduk

diwilayah itu. Jadi sudah jelas perempuan sama sekali tidak ada yang terlibat. Ini

juga terlihat dari beberapa informan perempuan yang diwawancarai terkait

keterlibatnnya dan hasilnya mengatakan mereka sama sekali tidak pernah terlibat.

Page 84: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

71

c) Partisipasi Dalam Evaluasi

Partisipasi dalam evaluasi yang dimaksudkan yaitu keikutsertaan pegawai

dalam hal evaluasi kegiatan yang telah berjalan. Evaluasi yang dimaksud yaitu

hasil dari kegiatan yang berjalan untuk melihat apakah kegiatan tersebut berjalan

baik atau sebaliknya, sesuai dengan yang ingin dicapai begitupun sebaliknya.

Disini dapat dilihat peran pegawai dalam hal evaluasi kegiatan. Berdasarkan dari

hasil wawancara dengan FB yang mengatakan:

“Begitu pun dengan evaluasi. Disni evaluasi itu dilaksnakan oleh

Baperjakat dan jajarannya. Merekalah yang menentukan pegawai yang

dipilih untuk dipromosikan. Baperjakat menerima nama-nama orang

yang akan dipromosikan dari Subbidang Pendaygunaan dan

Pengembangan Karier, kemudian terpilih 3 nama yang akan menduduki

jabatan tersebut. Tiga nama inilah yang akan diuji kemampuannya dan

siapa yang memiliki peringkat teratas maka dia yang berhak menduduki

jabatan itu.” ( Hasil wawancara pada tanggal 02 Juli 2015)

Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa pelaksanaan evaluasi masih

tetap berada pada wilayah baperjakat, tidak ada campur tangan para pegawai.

Hasil rekapan nama-nama pegawai yang akan dipromosikan berasal dari

Subbidang Pendayagunaan dan Pengembangan Karir. Sebelum nama-mana itu

dievaluasi oleh baperjakat, sebelumnya sudah diseleksi oleh Subbidang

Pendayagunaan dan Pengembangan Karir. Baperjakat hanya menerima 3 nama

yang lolos berkas. Selanjutnya 3 nama tersebut di tes dan selanjutnya tahap

evaluasi itu ditangani oleh Baperjakat dan jajarannya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan hasil wawancara yang telah

dilakukan mengenai partisispasi semua bidang dikatakan bahwa tidak semua

bidang harus ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan untuk

Page 85: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

72

pengangkatan pegawai melalui promosi jabatan, adapun yang ikut berpartisipasi

dalam hal pengangkatan jabatan pegawai adalah bidang Subbidang

Pendayagunaan dan Pengembangan Karier dan Baperjakat. Mengenai partisipasi

perempuan secara khusus tidak ada perbedaan atau marjinaalisasi antar pegawai

laki-laki dan perempan, yang jelas mereka berada dalam tim bidang Subbidang

Pendayagunaan dan Pengembangan Karier. Maka layaklah pegawai tersebut ikut

terlibat. Hasil wawancara dengan BR yang mengatakan:

“Mengenai keterlibatan pegawai perempuan, itu tidak dilibatkan,hanya

orang-orang tertentu yang terlibat dalam evaluasi.” (Hasil wawancara

pada tanggal 27 Juli 2015)

Hasil wawancara tersebut diatas menjelaskaan bahwa dalam proses

evaluasi mengenai promosi jabatan tidak ada keterlibatan pegawai perempuan,

adapun pegawai yang terlibat itu merupakan pegawai yang tertentu saja. Dalam

hal ini tertentu dimaksudkan yang terlibat bukan pegawai biasa orang tersebut ada

orang memang memiliki tugas dalam kegiatan ini yaitu Baperjakat, Sekertaris,

Inspektorat dan Kepala BKD. Dijelaskan pula oleh salah seorang informan yaitu

RN mengenai keterlibatnnya yanag mengatakaan:

“Partisipasi perempuan dalam evaluasi tidak ada bahwa ada diskriminasi,

jadi saya apa tugas pokokku itulah yang saya laksanakan meskipun

mungkin ada yang kaya sulit untuk laksanakan kan tidak ada tugas pokok

yang kita miliki semua sama halnya dengan partisipasinya karena

masing-masing staf ada semuami tugasnya.” (Hasil wawancara pada

tanggal 27 Juli 2015)

Berdasarkan dari hasil wawancara di atas bahwa setiap pegawai memiliki

tugas pokok, keterlibatan perempuan dalam evaluasi itu berdasarkan dengan

tugasnya. Tidak menutup kemungkinan bahwa seluruh pegawai dalam setiap

Page 86: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

73

kegiatan yang akan dievaluasi mereka dilibatkan, hanya saja orang-orang yang

berada pada tugas itu yang terlibat.

Dilihat dari tugas pokok masing-masing pegawai pada kantor BKD setiap

pegawai sudah ada jabatan masing-masing, jadi kegiatan apa yang telah

dilaksanakan. Maka bidang itu pula yang mengevaluasi hasil kegiatan tersebut.

Hasil wawancara dengan RY yang mengemukakan mengenai keterlibatnnya

dalam evaluasi kegiatan:

“Evaluasi kegiatan itu ada, terkait yang terlibat pastinya yang memiliki

tugas.” ( Hasil wawancara pada tanggal 03 Agustus 2015)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dijelaskan bahwa keterlibatan

pegawai dalam evaluasi kegiatan itu ada, hanya saja keterlibatan dalam kegiatan

yang memang tugasnya. Kegiatan-kegiatan yang telah berjalan akan selalu

dievaluasi hasilnya dan orang yang terlibat yaitu memang pegawai yang memiliki

tugas di wilayah itu.ditambhkan pula oleh AS yang mengatakan:

“Saya tidak terlibat, karena itu bukan tugas saya. Memang setiap

kegiatan ada evaluasi, tapi kalau promosi jabatan itu tugas Baperjakat.”

(Hasil Wawancara tanggal 06 Agustus 2015)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas dijelaskan bahwa evaluasi

kegiatan yang dilakukan oleh BKD memang selalu ada, hanya saja evaluasi terkait

dengan promosi jabatan itu keterlibatan pegawai tidak ada dikarenakan itu sudah

ditangani oleh Baperjakat.

Jadi dapat disimpulkan dari seluruh informan yang dimaksudkan bahwa

keterlibatan perempuan dalam evaluasi itu ada hanya saja keterlibatannya

berdasarkan dengan tugas pokok masing-masing pegawai. Contoh hasil evaluasi

kinerja pegawai dalam bekerja jadi yang memiliki tupoksi disini yaitu Kabid

Page 87: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

74

Evaluasi Kinerja. Karena memang pada dasarnya Kabid Evaluasi Kinerja memang

tugasnya unuk mengevaluasi kinerja dari setiap pegawai. Intinya tidak serta merta

seluruh pegawai terlibat dalam kegaiatan yang dilaksanakan oleh BKD. Hanya

pegawai yang memiliki tugas yang bekerja pada wilayah itu yang berhak terlibat.

Selain itu menurut hasil seluruh informan dijelaskan bahwa memang

evaluasi kebijakan itu ada akan tetapi terkait dengan evaluasi dalam promosi

jabatan itu sudah dibawah tangan Baperjakat. Keterlibatan seorang pegawai diluar

anggota Baperjakat itu sama sekali tidak dilibatkan. Jadi sudah jelas bahwa

keterlibatan antara laki-laki dan perempuan itu sudah mutlak berdasarkan dengan

jabatan dan tupoksi mereka masing-masing.

3. Kewenangan

Dalam sebuah instansi pasti ada yang namanya kewenangan yang dimiliki

oleh seluruh elemen yang ada didalam instansi itu, termasuk di kantor BKD Kota

Makassar. Mulai dari pimpinan dan bawahan mempunyai wewenang tertentu

berdasarkan jabatan yang didudukinya, namun kewenangan antara pegawai laki-

laki ataupun perempuan tidak ada perbedaan itu berarti tergantung dari jabatan

yang dimilikinya.

a. Wewenang dalam pengambilan keputusan

Pada dasarnya wewenang seseorang dalam pengambilan keputusan itu

sangat dibutuhkan. Wewenang merupakan hak untuk melakukan sesuatu, sesuatu

dalam hal ini yaitu hak seorang pegawai dalam ikutserta dalam pengambilan

keputusan. Karena mengingat pengambilan keputusan itu merupakan langkah

awal dalam jalannya suatu kegiatan. Jadi keputusan yang diambil di ketahui dan

Page 88: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

75

disetujui oleh semua pihak, akan tetapi lain halnya kewenangan dalam

pengambilan keputusan terkait dengan promosi jabatan. Berikut hasil wawancara

dengan BR mengenai wewenang pegawai dalam pengambilan keputusan yang

mengatakan:

“Mengenai kewenangan ya Baperjakat yang memiliki hak penuh beserta

jajarannya, Baperjakatlah yang langsung menyeleksi mana pegawai yang

layak untuk dipromosi, pegawai tidak memiliki kewenangan dalam hal

promosi jabatan.” (Hasil wawancara pada tanggal 27 Juli 2015)

Maksud dari hasil wawancara di atas bahwasanya yang memiliki

kewenangan dalam proses pelaksanaan promosi jabatan yaitu Baperjakat dan

jajarannya, dimana Baperjakat itu terdiri dari Baperjakat, Sekertaris Baperjakat

dan Inspektorat. Jadi orang-orang yang berada dibawah naungan Baperjakat yang

memiliki hak penuh dalam proses pelaksanaan promosi jabatan. Tingkatan

perbedaan kewenangan antara pegawai laki-laki dan pegawai perempuan tidak

ada. Karena pada dasarnya pegawai tidak memiliki kewenangan dalam hal ini.

Seperti halnya yang dikatakan oleh FB yang mengatakan:

“Seperti yang saya katakan sebelumnya terkait pengambilan keputusan

dek, itu sudah ada dibawah tangan oleh Baperjakat, kewenangan sama

saja keterlibatannya, Baperjakat yang memiliki hak dalam pengambilan

keputusan disini karena memang itu sudah menjadi tugasnya sekaligus

menjadi kewenangannya. ( Hasil wawancara pada tanggal 02 Juli 2015).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dijelasakan bahwa pada dasarnya

sudah jelas ada ketentuan tugas dari seorang pegawai berdasarkan dengan

jabatannya. Terkait dengan pengambilan keputusan itu berada dibawah tangan

Baperjakat. Segala bentuk proses pengambilan keputusan itu sudah ditangani oleh

Baperjakat karena memang sudah ada kejelasan tentang tugas pegawai masing-

Page 89: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

76

masing. Tinggal bagaimana pegawai tersebut menjalankan haknya sesuai yang

telah ditetapkan. Begitupun hasil wawancara yang dikatakan oleh informan RN:

“Kalau masalah wewenang, kami disini tidak ada campur tangan dek, itu

tugasnya sekda(Baperjakat), kami hanya menjalankan tugas sesuai

tupoksi kami.” (Hasil wawancara pada tanggal 27 Juli 2015)

Sesuai uraian informan diatas dapat dikemukakan bahwa wewenang

seorang pegawai sebatas tupoksi masing-masing, tidak ada campur tangan

pegawai dalam promosi jabatan, karena yang memiliki peran yaitu Sekda alias

Baperjakat, Baperjakat yang mengambil keputusan bagi pegawai yang layak

untuk dipromosikan. Ditambahan pula oleh MR yang mengatakan:

“Kewenangan kita sangat kecil karena kita masih ada diatasnya. kita

punya kewenangan sesuai dengan tupoksi, karena kita memiliki tupoksi

jadi kewenangan kita sebatas itu saja, jadi kewenangan kita berada pada

tupoksi kita masing-masing. Kewenangan saya sesuai dengan tupoksi

saya adapun pertimbangannya itu berada padaa atasan saya.” ( Hasil

wawancara pada tanggal 27 Juli 2015)

Kewenangan itu berdasarkan dengan tupoksi masing masing, apa yang

menjadi kewenangan seorang pegawai itulah yang mesti dikerja, tidak ada istilah

kewenangannya seseorang di ambil alih oleh orang lain karena dari awal sudah

jelas kewenangan masing-masing jadi tinggal bagaimana kita menjalankan

kewenangan tersebut. Terkait dengan persolan gender, kewenangan seorang

perempuan dalam pengambilan keputusan itu sangat kecil keterkaitannya. Karena

kewenangan itu sudah ada hak masing-masing tiap pegawai, perempuan dan laki-

laki memiliki kewenangan jika kewenangan itu memang haknya. Ditambahkan

lagi oleh AS yang mengatakan:

Page 90: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

77

“Kalau itu dek, sama sekali tidak ada kewenangan saya. Itu ada pihak

sendiri yang menengani. Apalagi ini pengambilan keputusan, ada

memang pihak khusus yang berada diwilayah ini. ( Hasil Wawancara

pada tanggal 06 Agustus 2015)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dijelaskan bahwa informan sama

sekali tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan dikarenakan

informan tersebut menyatakan bahwa sudah ada pihak yang khusus yang

menengani proses pengambilan keputusan suatu kegiatan tersebut. Tekhusus

dalam hal ini yaitu dimaksudkan bahwa memang sudah dari awal ada ketentuan

pihak yang menengani proses pengambilan keputusan suatu kegiatan, orang-orang

terkhusus itu bisa disebut Baperjakat dan jajarannya. Karena memang sudah jelas

tugas dari Baperjakat yaitu pengambilan keputusan suatu kebijakan dan orang-

orang yang berada dalam wilayah Baperjakat itu adalah kaum laki-laki.

Jadi kesimpulan dari wewenang dalam pengambilan keputusan bagi

pegawai dapat dilihat berdasarkan dengan tugasnya. Seorang pegawai memiliki

wewenang jika tugas itu memang tupoksinya. Wewenang dalam Pengambilan

keputusan berada pada Baperjakat dan jajarannya. Baperjakatlah yang memiliki

hak penuh dalam pengambilan keputusan mengenai promosi jabatan tanpa ada

keterlibatan dari pegawai lain. Adapun wewenang dalam pengambilan keputusan

selain dari promosi jabatan itu berada pada pegawai yang memiliki tupoksi.

Pegawai yang memiliki tupoksi itulah yang mengambil keputusan dibidangnya

masing-masing. Aturan yang berlaku di kantor BKD yaitu siapa yang memiliki

tugas itu pula yang memiliki wewenang. Bekerja sesuai dengan tugas yang telah

diberikan

Page 91: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

78

Berdasarkan obervasi selama dilapangan peneliti melihat bahwa memang

pada kenyataan proses pengambilan keputusan itu berada pada kewenangan

Baperjakat. Para pegawai tidak pernah ikut dalam kegiatan rapat yang dilakukan

oleh atasan. Itu juga dilketahui berdasarkan dengan hasil wawancara yang

diperoleh oleh peneliti selama peneliti berada dalam wilayah kantor BKD.

b. Atribusi

Atribusi merupakan pemberian hak kewenangan kepada para pegawai

dalam mendapatkan posisi jabatan yang telah diberikan. Pelaksanaan tugas dan

fungsi seorang pegawai berdasarkan dengan hak dan kewenangan. Tugas dan

fungsi yang telah diberikan kepada seorang pegawai setelah adanya promosi

jabatan itu setidaknya pegawai mampu untuk melaksanakan tugas tersebut,

dikarenakan pegawai tersebut memiliki atribut kerja yang mana sepantasnya tugas

tersebut layak untuk mereka tempati. Terkait dengan posisi yang ditempati itu

berdasarkan dengan hasil kerjanya dan kemampuan dalam menduduki jabatan

yang telah dipercayakan untuk mendudukinya. Berdasarkan hasil wawancara

dengan FB yang mengatakan:

“Iya dek, posisi jabatan yang telah diberikan kepada pegawai itulah

kewenangan dia, jadi dia memiliki kewenangan tersendiri terhadap

tugasnya, jadi posisi jabtannya sudah jelas.” (Hasil wawancara pada

tanggal 02 Juli 2015)

Hasil wawancara menjelaskan bahwa tugas seseorang itu berdasarkan

dengan kewenangannya. Tugas yang telah diberikan seorang pegawai itulah yang

menjadi kewenangannya. Jadi sudah jelas pegawai memiliki tugas masing-

masing. Tidak ada istilah bahwa pegawai dalam setiap kegiatan ikut terlibat.

Page 92: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

79

Terdapat kewenangan tersendiri bagi pegawai untuk terlibat. Tergantung dari

kegiatan apa yang akan dilaksanakan serta berdasarkan dengan kewenangannya.

Berikut hasil wawancara dari BR yang mengatakan:

“Kewenangan perempuan dalam promosi jabatan tetap dilibatkan jika itu

berdasarkan wewenannya, tidak dikatakan laki-laki dan perempuan juga

semua harus dilibatkan karena semua pegawai dalam bidangnya

mempunyai tugas dan wewenang masing-masing dan pada perinsipnya

disini diterapkan kesetaraan gender.” (Hasil Wawancara pada 27 Juli

2015)

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwasanya laki-laki dan perempuan

itu memiliki kewenangan tersendiri. Pegawai akan terlibat dalam sebuah kegiatan

jika itu memang kewenangannya. Setiap pegawai memiliki kewenangan pada

tugas yang dimiliki. Karena pada awalnya sudah ada ketentuan penempatan posisi

jabatan sutu pegawai yang diatur berdasarkan tugas masng-masing. Jadi sudah

jelas hak dan kewenangan setiap pegawai. Pegawai tinggal menjalankan tugas

yang telah diberikan. Begitupun hasil wawancara yang dikatakan oleh MR:

“Kewenangan kita hanya sebatas sesuai dengan tupoksi kita.apa yang

menjadi tupoksi kita itulah yang menjadi kewenangan kita.” (Hasil

wawancara pada tanggal 27 Juli 2015)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dijelaskan bahwa kewenangan

seorang pegawai sebatas tupoksi saja. Apa yang menjadi tugas seorang pegawai

itulah yang menjadi kewenangannya. Dalam hal ini seorang pegawai telah ada

kewenangan sebelumnya tinggal bagaimana pegawai tersebut menjalankan tugas

yang diberikan dengan baik. Hasil wawancara oleh salah seorang informan yaitu

RN yang mengatakan seperti ini:

Page 93: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

80

“iya dek, kita disini dikasi jabatan untuk melaksanakan tugas masing-

masing, contonya saya, jabatan saya disini kasubid evaluasi, jadi segala

kegiatan yang dilakukan oleh pegawai itu, tugas saya yang evaluasi

kerjanya, karena itu hak dan kewenangan saya selaku kasubid evaluasi.”

(Hasil wawancara pada tanggal 27 Juli 2015)

Hasil wawancara menjelaskan bahwa setiap pegawai melaksanakan

tugasnya masing-masing. Tugas tersebut menjadi kewenangan setiap pegawai.

Jadi tidak ada istilah bahwa kewenangan pegawai itu sama akan tetapi dilihat dulu

tugasnya. Karena dari tugas itu yang menjadi kewenangan seorang pegawai.

Seperti contoh yang telah diberikan oleh informan di atas menjelaskan bahwa rana

wilayah seseorang bertugas itu berdasarkan kewenangannya misalnya seorang

pegawai menjabat sebagai Kabid Evaluasi maka secara otomatis pegawai tersebut

bertugas untuk mengevaluasi seluruh kinerja pegawai. Segala informasi dan data

mengenai hasil kinerja dari pegawai itu yang berhak mengetahui adalah Kabid

Evaluasi dikarenakan itu merupakan tugasnya sekaligus menjadi kewenangannya.

Ditambahkan pula oleh AS yang mengatakan:

“Kalau berbicara mengenai kewenangan, iya setiap pegawai punya

kewenangan tersendiri, tapi kewenangan itu dilihat dulu apa kegiatan

yang akan dilakukan, misalnya saya, kan saya kabid Mutasi jadi otomatis

dek saya yang memiliki kewenangan untuk mengurus segala hal

mengenai adanya pegawai yang akan dimutasi karena itu hak saya, saya

yang membidangi tapi bukan saya yang memutuskan itu dialihkan ke

pak walikota. Nanti pak walikota yang menyeleksi.” (Hasil wawancara

pada tanggal 06 Agustus 2015)

Berdasarkan dari hasil wawancara di atas bahwa pegawai itu sudah

memiliki kewenangan berdasarkan tugasnya. Pegawai bekerja sesuai dengan

tupoksinya. Adapun untuk proses selanjutnya itu di tangani oleh orang yang lebih

berwewenang. Contoh yang diberikan informan diatas menjelaskan bahwa selaku

Page 94: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

81

Kabid Mutasi, pegawai tersebut mengurus sekali berkas yang masuk, memeriksa

kelengkapan berkas, memutuskan yang lulus dan tidak, akan tetapi untuk

penetapannya tetap berada pada wewenang yang berhak yaitu pak Walikota.

Walikota sebenarnya yang memiliki wewenang penuh dalam segala pengambilan

keputusan. Karena memang itulah tugas dari walikota selaku pejabtan tinggi. Hal

ini sesuai dengan PP No 9 tahun 2003 tentang wewenang Pengangkatan,

Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil selaku Pejabat Pembina.

Hasil wawancara kedua informan tersebut dijelaskan bahwa penempatan

posisi seorang pegawai itu jelas. Setiap pegawai menempati posisi jabatan

berdasarkan dengan kewenangannya. Terkait dengan kewenangannya dalam

promosi jabatan. Pada awalnya sudah dijelaskan bahwa masing masing pegawai

sudah ada tupoksinya jadi apa yang menjadi tupoksinya itulah yang menjadi

kewenangannya. Jadi hanya pegawai yang memiliki kewenangan dalam promosi

jabatan yang terlibat. Adapun pegawai itu di bawah naungannya bidang

pendayagunaan dan kompotensi. Di bidang pendayagunaan dan kompotensi yang

menjabat diposisi dan jajarannya adalahh laki-laki semua otomatis pegawai

perempuan tidak memiliki kewenangan disini karena pegawai perempuan tersebut

tidak ada yang berada dalam bidang tersebut.

Tingkat perbedaan kewenangan laki-laki dan perempuan sudah jelas

dikarenakan posisi jabatan yang ada dikantor BKD kebanyakan dari kalangan

laki-laki. Setiap bidang berbanding 2:1 antara laki-laki dan perempuan yang

menjabati posisi inti di tiap bidang. Kemungkinannya sangat tipis kewenangan

perempuan apalagi dalam pengambilan keputusan dari setiap kegiatan. Karena

Page 95: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

82

dilihat saja dari tingkat perbandingan yang duduk diposisi atas sangat jauh dari

tingkat kedudukan laki-laki.

Berdasarkan hasil observasi selama dilapangan peneliti melihat bahwa

kewenangan seorang pegawai memang sebatas tugasnya, para pegawai sudah

memiliki tempat yang sudah ada dan jelas pada tugasnya. Ini terlihat pada saat

peneliti berada di lingkup kantor BKD selama penelitian.

c. Delegasi

Delegasi disini merupakan penyerahan kewenangan dalam promosi

jabatan yang hendaknya memiliki rasa tanggung jawab dari apa yang

diperolehnya. Dalam hal in instansi mengusulkan pegawainya untuk mendapatkan

promosi jabatan dikarenakan pimpinan melihat kinerja pegawainya dalam bekerja

baik serta pegawai tersebut memiliki rasa tanggung jawab pada tugas yang

diberikan. Berikut hasil wawancar dengan BR yang mengatakan:

“Iya itu sudah pasti, selalu ada utusan dari instansi lain, karena memang

disini wadah proses pelaksanaan promosi jabatan. Seluruh instansi yang

ada di Makassar mulai dari Dinas-dinas, Sekolah, Rumah Sakit dan lain

sebagainya itu seluruh pegawainya dipromosikan melalui proses yang

dilaksankan oleh BKD. ( Hasil wawancara pada tanggal 27 Juli 2015)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dijelaskan bahwa memang

proses pelaksanaan promosi jabatan itu berasal dari kantor BKD, adapun

mengenai siapa saja yang akan dipromosikan itu berasal dari seluruh pegawai

yang bekerja di instansi Kota Makassar mulai dari di dinas-dinas, sekolah, rumah

sakit dan lain sebagainya. Instansi tersebut yang mengutus pegawainya akan

dipromosikan maka disebutlah sebuah delegasi pegawai untuk dapat

Page 96: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

83

dipromosikan berdasarkan dengan persayaratan yang ada. Seperti pula hasil

wawancara dengan FB yang mengatakan:

“Tidak selamanya yang dipromosikan disini dek orang yang bekerja di

BKD, bisa saja ada utusan dari Dinas lain, itu kewenangan dari SKPD

yang mengutuskan Pegawai Negeri Sipil yang akan dipromosikan.

Terkait yang diusul laki-laki atau perempuan itu hak dan kewenangan

dari SKPD. Jadi kami hanya menerima nama yang diusulkan.” (Hasil

wawancara pada tanggal 02 Juli 2015)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa pada dasarnya

pengdelegasian atau utusan dari instansi untuk promosi jabatan itu masih tetap ada

dan setiap instansi berhak untuk mengutus pegawainya untuk mendapatkan

promosi jabatan dikarenakan bahwa yang berhak untuk melaksanakan promosi

jabatan itu di kantor BKD. jadi tidak menutup kemungkinan bahwa pegawai yang

bekerja di BKD saja yang mendapatkan promosi jabatan bisa saja ada utusan dari

SKPD. Ini berarti sudah selayaknya memang tanggung jawab kantor BKD untuk

melaksanakan promosi jabatan.

Mengenai pengutusan laki-laki atau perempuan itu tergantung dari utusan

SKPD, SKPD yang berhak untuk mengutus pegawainya. Kantor BKD hanya

menerima usulan nama tersebut dari SKPD itupun tidak langsung dipromosikan

tetap melalui seleksi yang dilakukan oleh Subbidnag Pendayagunaan dan

Pengembangan karir di kantor BKD dan Baperjakat. Berdasarkan hasil

wawancara dengan RN yang mengatakan:

“Alhamdulillah, jabatan yang saya peroleh ini berkat kerja keras saya

selama ini. Intinya dek untuk menempati sebuah posisi dalam jabatan itu,

kita juga harus bisa memposisikan diri kita, terutama loyalitas kita

sebagai seorang pegawai. Bagaimana keaktifan kita dalam bekerja.

Page 97: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

84

Dengan begitu atasan melihat kinerja kita. Ya diutuslah kita untuk

dipromosikan.” (Hasil wawancara pada tanggal 27 Juli 2015)

Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa untuk mendapatkan promosi

jabatan itu memang kita harus bekerja keras, selayaknya kita bekerja dengan baik

karena mendapat promosi jabatan itu tidak mudah, seorang pegawai itu untuk

layak dipromosikan itu harus dilihat pengalaman kerjanya, tentang bagaimana

hasil-hasil kerjanya selama ini, bagaimana loyalitasnya dalam bekerja, bagaimana

dalam mengerjakan tugas, itu semua menjadi predikat seorang pegawai untuk

layak dipromosikan. Terkait laki-laki dan perempuan yang akan dipromosikan itu

dilihat saja yang memiliki priotitas kerja yang baik. Mana yang baik tingkat

kerjanya maka pantaslah untuk mendapatkan promosi jabatan. Sama yang

dikatakan oleh salah seorang informan yaitu AS yang mengatakan:

“Saya sangat bersyukur dengan jabatan yang telah diberikan ini, itu

berarti saya dipercayai untuk menempati posisi ini.” (Hasil wawancara

pada tanggal 06 Agustus 2015)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa jabatan yang

diberikan kepada seseorang itu betul-betul orang yang dapat menempati posisi

tersebut. Seperti halnya dengan orang yang menempati jabatan tersebut dapat

dipercaya untuk tepat pada posisi tersebut. Tanggung jawab dan amanah yang

telah diberikan dapat di laksanakan dengan baik. Dan proses promosi jabatan yang

dilakukan tidak dengan adanya tingkat perbedaan laki-laki dan perempuan. Jika

memang pegawai tersebut baik laki-laki dan perempuan dapat dipercaya dan dapat

menduduki jabatan tersebut, memang seharusnya pantas untuk mendapati posisi

tersebut.

Page 98: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

85

Berdasarkan hasil obervasi dilapangan peneliti melihat bahwa memang

adanya pemberian kewenangan kepada para pegawai yang layak untuk

dipromosikan. Dalam hal ini bahwa SKPD mengutus pegawai yang layak untuk

dipromosikan serta adanya tanggung jawab dari pegawai yang dipromosikan.

Hasil tersebut memberikan kejelasan bahwa utusan itu atas dasar dari selaku

atasan terhadap pegawainya. Atasan ini lah yang memilih pegawainya untuk

dipromosikan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan atasan langsung memilih

pegawainya, itu juga disesuaikan dengan hasil dari kinerja pegawai tersebut serta

sesuai dengan syarat dan kriteria yang telah ditentukan.

Jadi hasil wawancara dari seluruh informan dapat disimpulkan bahwa

mengenai kewenangan pegawai baik laki-laki maupun perempuan dalam sebuah

kegiatan. Itu tidak ada diskriminasi hak dan kewenangan dikarenakan bahwa

setiap pegawai dalam posisinya sudah ada tugas yang telah diberikan. Jadi

pegawai tersebut bekerja sesuai dengan kewenangannya yang telah ada. Tidak ada

istilah bahwa pegawai berkewenangan disetiap ada kegiatan. Karena pada

awalnya sudah ada kewenangan tersendiri yang dimiliki oleh pegawai. Pegawai

tinggal menjalan kan tugas berdasarkan dengan kewenangannya.

Page 99: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Badan Kepegawaian

Daerah (BKD) Kota makassar mengenai pengarustamaan gender dalam promosi

Jabatan di BKD Kota Makassar. Maka dari itu, penulis dapat menyimpulkan dari

hasil penelitian yaitu:

1. Akses pegawai dalam mendapatkan informasi dalam promosi jabatan itu

sebelumnya tidak ada kan tetapi setelah adanya perubahan ASN informasi

disebarkan melalui papan pengumuman jadi informasi disebarakan secara

menyeluruh oleh pegawai agar pegawai tersebut mendapat keseMpatan untuk

dipromOsikan. Peluang seorang pegawai dalam menduduki sebuah jabatan

pada dasarnya semua pegawai berpelunag hanya pegawai tersebut dilihat dari

segi kemampuan dan kelayakan dalam menduduki jabatan tersebut. Intinya

semua pegawai berpeluang asalkan memenuhi syarat dan kriteria yang telah

ditentukan.

2. Partisipasi merupakan keikutsertaan pegawai dalam pengambilan keputusan,

pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam hal ini bahwasanya setiap pegawai

kaitannya dengan pengambilan keputusan, pelaksaanaan dan evaluasi terkait

dengan promosi jabatan itu tidak ada dikarenakan promosi jabatan berada

pada pelibatan pejabat tertentu yaitu subbidang pendayagunaan dan

pengembangan karier, Baperjakat, Kepala BKD dan Inspektorat, selain dari

itu tidak ada kelibatan pegawai lain. Adapun keterlibatan pegawai pada

86

Page 100: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

87

pengambilan keputusan, pelaksaanan, dan evaluasi dalam kegiatan lain, pada

dasarnya ada, akan tetapi kegiatan tersebut sesuai dengan tupoksi pegawai.

Dalam hal ini pegawai pada awalnya sudah memiliki tugas adan fungsi

masing-masing, jadi keterlibtannya sebatas tupoksinya.

3. Kewenangan pada dasarnya hak seorang pegawai terlibat dalam pengambilan

keputusan serta hak dalam pengutusan pegawai dalam posisi jabatan. Dalam

hal ini tanggung jawab seorang pegawai yang telah mendapat promosi jabatan

berdasarkan dengan tugasnya. Hasil menjelaskan bahwa batas kewenangan

seorang pegawai itu bergantung pada tugas yang telah diberikaa pada saat

terjadi promosi jabatan. Pegawai yang telah mendapat promosi jabatan

memiliki rasa tanggung jawab dan amanah terhadap tugasnya. Jadi

kewenangan seorang pegawai sebatas dengan tupoksi yang telah diberikan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Badan Kepegawaian

Daerah (BKD) Kota Makassar mengenai Pengarustamaan Gender dalam Promosi

Jabatan di BKD Kota Makassar, maka dari itu peneliti menyarankan

1. Informasi secara terbuka memang harus dilakukan oleh kantor BKD karena

itu merupakan salah satu pengungkit keberhasilan reformasi birokrasi, yang

bisa mencegah terjadinya politisasi birokrasi, praktik kolusi, korupsi dan

nepotisme, atau sikap pemimpin yang memilih pejabat atas dasar suka atau

tidak suka. Melalui promosi terbuka, katanya tercipta sistem yang baik dalam

karier PNS.

Page 101: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

88

2. Baperjakat benar-benar melakukan pertimabangan bagi seluruh pegawai yang

layak untuk promosikan tanpa adanya pembeda.

3. Pengutusan calon pejabat untuk promosi, SKPD benar-benar harus

berpatokan pada syarat dan kriteria tertentu tanpa melihat siapa yang dekat

dengan atasan.

Page 102: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

89

DAFTAR PUSTAKA

Budiarjo, Miriam. 2002. Partisipasi Dan Partai Politik, Jakarta: Gramedia

Pustaka Media

Burhan, Bungin. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta. Raja Grafindo

Persada

Dwi, Ambarsi, C, Et.all. 200. Kebijakan Publik dan Partisipasi perempuan.

Surakarta, PATTIRO

.

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta. PT Raja

Grafindo Persada.

Fakih, Mansur. 2013. Analissi Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta,

Pusaka Pelajar.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006 Manajemen Sumber Daya Manusia.Bandung Rineka

Cipta.

Hasibuan, Malayu.2006. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : PT Bumi

Aksara

Himpunan peraturan perundang-undangan pegawai negeri sipil tahun 2014

Maleong, Lexy. 2000. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosda

Maulana, Hasyim. 2006. Kata dan makna Pengarusutamaan Gender. Jurnal

Perempuan. No. 50. YJP

Mufidah. 2010. Bingkai Sosial Gender. Malang. UIN Maliki Press.

Noerdin, Edriana. 2005. Representatif Perempuan dalam Kebjakan Publik Di Era

Otonomi sDaerah. Jakarta: Women Research Institute

Nugroho,Riant. 2008. Gender dan Adminsitrasi Publik. Yogyakarta. Pustaka

Pelajar

Nugroho, Riant. 2011. Gender dan Strategi Pengarusutamaannya di Indonesia.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Utami, Siwi, tari. 2001. Perempuan dalam Perlemen. Yogyakarta. Gama Media

Partini. Bias Gender dalam Birokrasi. Tiara wacana

Page 103: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

90

Peraturan Walikota Makassar Nomor : 43 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas

Jabatan Struktural Badan Kepegawaian Daerah Kota Makassar

Peraturan Pemerintah No 13 Tahun 2002 tentang pengankatan pegawai dalam

jabatanStruktural

Peraturan MEMPAN No 13 Tahun 2014 tenang tata cara pengisian Jabatan

Rikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Siagian, Sondang P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketujuh

belas. Jakarta: Bumi Aksara

Silawati,H. 2006. Pengarustamaan Gender: Mulai Dari Mana ?, Jurnal

Perempuan. 50. Jakarta. YJP.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Adminsitrasi. Jakarta: Bumi aksara

Soejipto,Ani. 2010. Gender dan Hubungan Internasional. Yogyakarta. Jalasutra

Tim Penyusun Fisip Unismuh Makassar. 2015. Pedoman Penulisan Proposal

Penelitian dan Skripsi. Makassar

UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Wilujeng, Henny DKK. 2005. Dampak Pembakuan Peran Gender Terhadap

Perempuan Kelas Bawah. Jakarta. LBH-APIK

Yayasan Jurnal Perempuan, Model Perempuan untuk Politik: Sebuah Panduan

Tentang Partisipasi Perempuan dalam Politik, 2006:11-12

______.http://www.scribd.com, diakses pada 03 Maret 2015 pukul 21.15 WITA

______.http://eprints.undip.ac.id, diakses pada 03 Maret 2015 pukul 21.30 WITA

______. http://genderpedia.com, diakses pada 03 Maret 2015 pukul 21.40 WITA

Page 104: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

91

Lampiran I

Struktur Jabatan BKD Kota Makassar

Lampiran III

KEPALA BADAN

H. Baso Amiruddin, S.E.,

M.M 19590809.198903.1.006

IV/c, 01-10-2010. SPAMA

TMT JAB 12-2-2015

SEKERTARIS

Basri rakman, S.Sos. M.Si

19630404.198503.1.026

IV/a, 01-04-2014.

Diklatpim Tk. III

KASUBAG

UMUM DAN

KEPEGAWAIAN

Abdul Kadir, SE., MM

19670220.198703.1.005

IV/a, 01-10-2011

Diklatpim TK.III

KASUBAG

KEUANGAN

Rosyayu, S.Sos., M.Si

19641206.199101.2.002

IV/a, 01-10-2013

Diklatpim TK. IV

KASUBAG

PERLENGKAPAN

Yuyun Fachruddin, SE

19760726.200312.1.008

III/c, 01-10-2011

KABID PERENCANAAN

DAN INFORMASI

KEPEGAWAIAN

Ikhsan, S.Sos., M.M

19740629.199403.1.005

III/d, 1_10_2013

KABID PENGEMBANGAN

DAN KOMPOTENSI

Arham Alwi, S.Sos

19631225..198902.1.002

III/d, 1-10-2012

KABID MUTASI

Andi Zubaidah, S.H

1978021.200312.2.010

III/d, 1-4-2012

KABID KINERJA DAN

KESEJAHTERAAN

Munandar. S.H., M.Si. 19650212.199303.018

IV/a, 1-4-2009.

Diklatpim Tk. III

KASUDIB EVALUASI DAN

KINERJA

Rosnaidah, S.H., M .M

196703231999503.2.001

IV/a, 01-04-2014

KASUBID KEPANGKATAN

DAN MUTASI LAINNYA

Andi Mappajaji, S.E

19680611.199201.1.002

III/c, 01-10-2013

KASUBID PENDAYAGUNAAN

DAN PENGEMBANGAN

KARIER

Faisal Burhan, S.S.T.P.,

M.Adm.K.P 19850704.200312.1.001

III/d,1-4-2014.

Diklatpim Tk.IV

KASUBID PERENCANAAN

PEGAWAI

Vivi Andriani, S.S.T.P., M.Si

19781218.199711.2.001 III/d, 1-10-2012

Diklatpim Tk.IV

KASUBID

KESEJAHTERAAN

Rachmad Saleh, S. Sos

19670907.200212.1.005

III/c, 01-04-2011. Diklatpim

TK.IV

KASUBID PERPINDAHAN

DAN PENSIUN PEGAWAI

Munawarah Rivai, S.E., M.M

19700420.199012.2.001

III/c, 01-04-2011

KASUBID PENINGKATAN

KOMPOTENSI

Usman, S.E.

19641231.199301.1.006

III/c, 01-10-2014

KASUBID DATA DAN

INFORMASI

Rachmat fauzan, S.Ag., M.Si

19721230.199803.1.009

III/d, 1-10-2012

KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

Page 105: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

92

Lampiran II

Daftar Nama-Nama Pegawai kantor BKD Kota Makassar

NO NAMA GOL. JABATAN

1 H. Baso Amiruddin, S.E., M.M IV/c Kepala Badan

2 Basri Rakhman, S.Sos. M. Si IV/a Sekretaris Badan

3 Abdul Kadir, S.E., M.M IV/a Kasubag Umum dan

Kepegawaian

4 Rosyayu, S.Sos., M. Si. IV/a Kasubag Keuangan

5 Yuyun Fachruddin, S.E. III/c Kasubag Perlengkapan

6 Ikhsan, S.Sos., M.M III/d Kabid Perencanaan dan Informasi

Kepegawaian

7 Vivi Andriani, S.S.T.P., M.Si III/d Kasubid Perencanaan Pegawai

8 Rachmat Fauzan, S.Ag., M.Si III/d Kasubid Data dan Informasi

9 Arham Alwi, S.Sos III/d Kabid Pengembangan

Kompotensi

10 Fiasal Burhan, S.S.T.P., M.Adm.K.P III/c Kasubid Pendayagunaan dan

Pengembangan Karier

11 Usman, S.E III/c Kasubid Peningkatan Kompotensi

12 Andi Zubaidah, S.H III/d Kabid Mutasi

13 Andi Mappajaji, S.E III/c Kasubid kepangkatan dan Mutasi

lainnya

14 Munawarah Rivai, S.E., M.M III/c Kasubid perpindahan dan pensiun

Pegawai

15 Munandar, S.H., M. Si IV/a Kabid Kinerja dan Kesejahteraan

16 Rosnaidah, S.H., M.M IV/a Kasubid Evaluasi Kinerja

17 Rachman Saleh, S. Sos III/c Kasubid Kesejahteraan

18 Nuryanti, S.Pd III/a Staf Umum dan Kepegawaian

19 Djamaluddin Tahir, SE II/b Staf Umum dan Kepegawaian

20 Dra. St. Zuchriany II/b Staf Umum dan Kepegawaian

Page 106: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

93

21 Hj. Sulastri., SE III/d Staf Umum dan Kepegawaian

22 Muh. Ilham R. S.IP III/b Staf Umum dan Kepegawaian

23 Syahrul Syafei II/b Staf Umum dan Kepegawaian

24 Sidah Aup. Abdullah, S. Hut TKK Staf Umum dan Kepegawaian

25 Mansyur TKK Staf Umum dan Kepegawaian

26 Ridwan TKK Staf Umum dan Kepegawaian

27 Wahyuni Fajaruddin TKK Staf Umum dan Kepegawaian

28 Murni, SE TKK Staf Umum dan Kepegawaian

29 Fadli TKK Staf Umum dan Kepegawaian

30 Aminullah TKK Staf Umum dan Kepegawaian

31 Sarkina SE II/b Staf Bagian Keuangan

32 Rakhmawaty Mattayang II/a Staf Bagian Keuangan

33 Andi Nurkia Agparb, ST. MT III/a Staf Bagian Keuangan

34 Suryanti Djabar, SE III/c Staf Bagian Perlengkapan

35 Sri Asrawaty H. Polontolo, SH III/b Staf Bagian Perlengkapan

36 Hasrianti II/a Staf Bagian Perlengkapan

37 Darmawati Kahar, S. Kom II/a Staf Bagian Perlengkapan

38 Hj. Andi Pujiati III/b Staf Subid Perencanaan Pegawai

39 Restu, S.Sos. MM III/b Staf Subid Perencanaan Pegawai

40 Oliviani, P.S, S.Psi III/a Staf Subid Perencanaan Pegawai

41 Reski Amelia Uswat, S.Kom III/a Staf Subid Perencanaan Pegawai

42 Syahril Said II/b Staf Subid Perencanaan Pegawai

Page 107: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

94

43 Ninik Pratiwi TKK Staf Subid Perencanaan Pegawai

44 Andi Yusri Dwiwin, S.Sos III/a Staf Subid data dan Informasi

45 Bryan Ramadhan Brahman III/a Staf Subid data dan Informasi

46 Azhar Hidayat Yusuf III/a Staf Subid data dan Informasi

47 Ridwan Rahim, SE III/a Staf Subid data dan Informasi

48 Nandito Monliev Passa, S. Kom III/a Staf Subid data dan Informasi

49 Muh. Syamsuar II/a Staf Subid data dan Informasi

50 Rezha Suryawan Z.I II/a Staf Subid data dan Informasi

51 Musmualim II/a Staf Subid data dan Informasi

52 Chaerani. ZA TKK Staf Subid data dan Informasi

53 Muh. Gifari Hamid TKK Staf Subid data dan Informasi

54 Muh. Rijal, S. Pd TKK Staf Subid data dan Informasi

55 Tiara Dewi Sartika Imran TKK Staf Subid data dan Informasi

56 Andi Fachry TKK Staf Subid data dan Informasi

57 Nurhidayat TKK Staf Subid data dan Informasi

58 Sri Asmawati Yustiana, S.Sos III/c Staf Subid Pendayagunaan dan

Pengembangan Karier

59 Andi Ato Rackmawan, S.IP III/a Staf Subid Pendayagunaan dan

Pengembangan Karier

60 Mahmud Fahmy, A.Md. Kom III/a Staf Subid Pendayagunaan dan

Pengembangan Karier

61 Andi Farida, M.SS III/c Staf Subid Peningkatan

Kompotensi

62 Chretsmeina II/c Staf Subid Peningkatan

Kompotensi

63 Ira Amelia Baso, A. Ma II/b Staf Subid Peningkatan

Kompotensi

64 Darilsar, S.Sos III/d Staf Subid Kepangkatan dan

Mutasi lainnya

Page 108: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

95

65 Hj. Nurhayati, SE. MM III/c Staf Subid Kepangkatan dan

Mutasi lainnya

66 Maya Kasmita, S.STP, M.AP III/b Staf Subid Kepangkatan dan

Mutasi lainnya

67 Ibrahim, SH. MH III/b Staf Subid Kepangkatan dan

Mutasi lainnya

68 Munawir Nasir, SE, MM III/b Staf Subid Kepangkatan dan

Mutasi lainnya

69 Khairil Amri, S.S III/b Staf Subid Kepangkatan dan

Mutasi lainnya

70 Irmawaty TKK Staf Subid Kepangkatan dan

Mutasi lainnya

71 Tuty Yulianti, A.Md III/b Staf Subid Perpindahan dan

Pensiun

72 Muh. Restu Ramadhani, S. Kom III/b Staf Subid Perpindahan dan

Pensiun

73 Wahyudin Ali Achmad, S. STP III/b Staf Subid Perpindahan dan

Pensiun

74 Ismail, S.Sos III/b Staf Subid Perpindahan dan

Pensiun

75 Yudytia Tri A. Riady, SH TKK Staf Subid Perpindahan dan

Pensiun

76 Muhammad Natsir, SE III/c Staf Subid Evaluasi Kinerja

77 Rokhardi, S.Kom III/b Staf Subid Evaluasi Kinerja

78 Nur Endang, SE III/a Staf Subid Evaluasi Kinerja

79 Elvita Bellani, S.Psi III/a Staf Subid Evaluasi Kinerja

80 Darmawaty M, SE.MM IV/a Staf Subid Evaluasi Kinerja

81 Abdul Haris H, SE TKK Staf Subid Evaluasi Kinerja

82 Rita Kurnia Puspasari TKK Staf Subid Evaluasi Kinerja

83 Ainun Awalia Akhir, S.Psi TKK Staf Subid Evaluasi Kinerja

84 I Dewa Gde Widya Darma,

S.STP., M.Si

III/d Staf Subid Kesejahteraan

85 Syahruddin, S.AP III/a Staf Subid Kesejahteraan

86 Muammar Khadafi SDL II/c Staf Subid Kesejahteraan

87 Herawati, S.Sos TKK Staf Subid Kesejahteraan

Page 109: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

96

88 Hesti Asriani H TKK Staf Subid Kesejahteraan

89 Hasriany M., SE TKK Staf Subid Kesejahteraan

Lampiran II

Page 110: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

97

DOKUMENTASI

Lampiran IV

PEDOMAN WAWANCARA

Page 111: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

98

1. Akses

No Informan Akses

Informasi Kedudukan

1 BR Sekarang itu dek, informasi

tentang diadakannya sebuah

promosi jabatan itu

disebarkan secara terbuka,

menurut UU No 5 tahun

2014 tentang Aparatur Sipil

Negara yang diistilahkan

dengan lelang jabatan

(promosi terbuka). Adapun

pelaksanaan diatur dalam

Peraturan MEMPAN No 13

tahun 2014 tentang tata cara

pengisian Jabatan Pimpinan

Tinggi secara Terbuka.

Setelah terjadi perbedaaan

pelaksanaan promosi jabatan

sebelumnya, dimana dulu

tahun 1999 tidak

diumumkan adanya promosi

jabatan, baperjakat ji yang

mengatur. Akan tetap

sekarang itu sudah

diumukan secara terbuka.

Ketika ada jabatan yang

kosong, katakan lah

misalnya kepala BKD yang

kosong itu dipasang

pengumuman bahwa akan

dilaksanakan seleksi calon

pejabat kepala BKD dengan

persyaratan sebagai berikut:

dilihat dari pangkat,

pendidikan, riwayat jabatan,

moralitas (rekam

jejak),selanjutnya ada

tahapan seleksi administrasi,

tes kompotensi bidang, tes

kmpotensi manajerial. Ini

dilaksankan oleh tim

tertentu dlu hanya baperjkat

sekarang tidak ini ada tim,

sekalian ada campur tangan

Iya pada prinsipnya sama

tapi tentu harus menurut

prestasi kerja. Serta merujuk

pada penghargaan kepada

seseorang. semakin tinggi

jabatan semakin kurang

orang dibutuhkan dan

semakin tinggi persaingan.

tentunya yang dilihat itu

kinerja, dan perilaku.

Page 112: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

99

dengan pihak luar yaitu 45%

orang luar dan 55% orang

dalam

2 FB Tidak ada sosialisasi cukup

dilihat kinerjanya, jika

memang kinerjanya baik dan

memenuhi kriteria maka

pegawai itu layak untuk

dipromosikan.

Peluang seseorang dalam

mendapatkan promosi

jabatan itu semua sama dek,

tergantung dari pegawainya

itu sendiri apa layak untuk

mendapatkan jabatan

tersebut. Pelaksanaan

promosi jabatan bagi para

pegawai itu dilakukan

apabila pegawai atau

pejabat sudah pensiun,

dipecat, atau diberhentikan.

Jadi disitu akan

dilaksanakan sebuah

promosi jabatan akan tetapi

terdapat beberapa syarat

dalam penggangkatan

apabila mereka memenuhi

syarat tersebut maka

pegawai tersebut layak

untuk dipromosikan.

Indikator dalam proses

pelaksanaan promosi

jabatan dilihat dari tingkat

golongan, tingkat

pendidikan, dan kinerja

selama mereka bekerja

3 VA Saya waktu mendapatkan

promosi jabatan langsung

saja dapat surat

pengangkatan. Informasi

Mengenai pelaksanaanya

sama sekali saya tidak

mendapatkan karena ini

dilaksnakan secara rahasia

hanya kami selalu

mempersiapkan diri

4 MR Saya tidak pernah

diiformasikan tentang

adanya promosi jabatan

Saya tidak bisa jawab

berapa persen peluang disini

karena kita juga ini ditunjuk

oleh pimpinan untuk

menduduki sebuah jabatan,

itulah saya tidak bisa

Page 113: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

100

persenkan berapa besar

peluang perempuan, akan

tetapi sekarang ada undang

undang gender untuk

perempuan menduduki

sebuah jabatan jadi

diistilahkan dengan 60%

40% bisa atau 50% 50%

bisa tergantung dari

perempuan yang akan

menduduki jabatan

5 RN Informasi tentang akan

diadakannya promosi

jabatan itu, beda dengan

sekarang dek, dulu sebelum

UU ASN tidak ada

namanaya lelang jabatan,

informasi mengenai akan

diadaknnya promosi jabatan

itu tidak ada, baru pi setelah

adanya perubahan ASN baru

diinformasikan bahwa disini

lah ada jabatan kosong.

Disitumi baru dipasang

papan pengumuman bahwa

dibuka lowongan bagi

pegawai untuk jabatan

strucktural. jadi dapat mi

dilihat oleh semua pegawai

Semua pegawai berpeluang

hanya saja dilihat apa

pegawai itu mampu untuk

menduduki jabatan itu

6 RY Iya dek semua berpeluang

yang jelas memenuhi syarat

intinya dia mampu

menjalankan amanah yang

diberikan.

7 AS Iya saya mendapat informasi

dek. Kemarin, saya

mengikuti beberapa jalur

dalam promosi jabatan

namanya tahap seleksi mulai

dari pengurusan admiistrasi,

tes kompotensi dan dilihat

dari kinerja selama jadi

pegawai. Alhhamdulillah

saya lulus dan .memproleh

Intinya peluang seseorang

untuk mendapatkan sebuah

promosi itu semuanya sama

hanya saja peluang itu harus

didasari dengan melihat dari

prestasi, perilaku, dan

kinerja dari setiap pegawai

itu.

Page 114: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

101

jabatan itu

2. Partisipasi

No Informan Partisipasi

Pengambilan Pelaksanaan Evaluasi

Page 115: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

102

keputusan

1 BR Partisipasi dalam

pengambilan

keputusan dek,

ketelibatan pegawai

perempuan tidak

ada karena yang

berhak mengambil

keputusan dalam

promosi jabatan itu

dibawah

kewenangan dari

Baperjakat dan

jajarannya. Jadi

pengambilan

keputusan itu sudah

ditetapkan oleh

Baperjakat

Disni dek sudah ada

4 bidang yang

memiliki tugas,

kalau masalah itu,

sudah ada yang

melaksankannya

yaitu Subbidang

pendayagunaan dan

pengembangan

karier. Segala

bentuk proses

pelaksanannya itu

ditangani bidang itu.

Mengenai

keterlibatan

pegawai

perempuan, itu

tidak

dilibatkan,hanya

orang-orang

tertentu yang

terlibat dalam

evaluasi

2 FB Pembagian kerja

para pegawai dalam

kantor BKD ini

sudah diatur dek,

jadi setiap pegawai

memiliki tupoksi

masing-masing.

Mengenai

pelibatannya dalam

pengambilan

keputusan itu

tergantung dari

bidang apa yang

melaksanakan.

Kalaupun memang

ada perempuan

yang terlibat itu

bisa saja

perempuan berada

dalam bidang

tersebut

Ya sama halnya

dalam pelaksanaan

promosi jabatan

yang berhak

berpartisipasi dalam

hal ini yaitu sub

bidang

pendayagunaan dan

pengembangan

karier, disni dek

para pegawai

memiliki tupoksi

masing-masing jadi

hanya orang-orang

yang berada pada

wilayah itu yang

melaksanakn

promosi jabatan.

Tidak ada

partisipasi dari

pegawai lain baik

laki-laki maupun

perempuan

Begitu pun dengan

evaluasi. Disni

evaluasi itu

dilaksnakan oleh

Baperjakat dan

jajarannya. Mereka

lah yang

menentukan

pegawai yang

dipilih untuk

dipromosikan.

Baperjakat

menerima nama-

nama orang yang

akan dipromosikan

dari subbidang

pendaygunaan dan

pengembangan

karier, kemudian

terpilih 3 nama

yang akan

menduduki jabatan

tersebut. Tiga

nama ini lah yang

akan diuji

kemampuannya

dan siapa yang

memiliki peringkat

Page 116: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

103

teratas maka dia

yang berhak

menduduki jabatan

itu

3 VA Saya tidak pernah

diikutsertakan

dalam pengambilan

keputusan untuk

promosi jabatan

dek,hanya yang

berada pada bidang

pendayagunaan dan

pengembangan

karir yang terlibat.

Kalau itu, masing

masing sudah

memiliki tugas, saya

tidak pernah

terlibat, saya juga

tidak atau bahwa

apakah ada

perempuan yang

terlibat atau tidak,

itu sudah keputusan

yang disebelah (

subbidang

pendayagunaan dan

pengembangan

karier).

4 RN Kalau itu dek

tugasnya atasan, dia

yang memutuskan

segala apa yang

terjadi di kantor ini,

kami tidak pernah

ikut dalam

pengambilan

keputusan dek,

apalagi mengenai

promosi jabatan, itu

sudah mutlak

keputusan dari

Baperjakat.

Partisipasi disini

masing-masing

memiliki tugas, jadi

yang berhak

melaksanakan tugas

itu ya bidangnya

sendiri. Misalnya

promosi jabatan jadi

yang ikut serta ya

subbidang

pendayagunaan dan

pengembangan

karier, saya tidak

pernah terlibat

karena bidang itu

terdiri tim sendiri.

saya baru terlibat

dalam hal

pelaksanaan dan

pelantikan serta

pengaturannya akan

tetapi kalau dalam

pelaksanaannya

sama sekali tidak

ada

Partisipasi

perempuan dalam

evaluasi tidak ada

bahwa ada

diskriminasi, jadi

saya apa tugas

pokokku itulah

yang saya

laksanakan

meskipun mungkin

ada yang kaya sulit

untuk laksanakan

kan tidak ada tugas

pokok yang kita

miliki semua sama

halnya dengan

partisipasinya

karena masing-

masing staf ada

semuami tugasnya

5 RY Disini dek, pegawai

memiliki tugas dan

Evaluasi kegiatan

itu ada, terkait

Page 117: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

104

fungsi masing-

masing jadi untuk

proses pelaksanaan

promosi jabatan itu

sendiri memiliki tim

pelaksana jadi tidak

ada diiblang seluruh

pegawai

berpartisipasi dalam

pelaksanaanya

yang terlibat

pastinya yang

memiliki tugas

6 AS Kalau saya pribadi

saya tidak pernah

terlibat dek, itu

bukan tugas saya,

kami disini hanya

bekerja sesuai

proporsi kita.

Setahu saya itu

berada dibawah

tangan atasan.

Kami hanya

menjalankan tugas

berdasarkan tugas

kita.

Keikutsertaan

perempuan itu

sendiri selain dari

tugas dan fungsi

jabatannya,

perempuan biasa

dilibatkan dalam

kegiatannya

lainnya. Misalnya.

Ada kegiatan yang

diadakan dikantor

anggaplah

workshop, disnilah

dek perempuan

terlibat mualai dari

persiapan dekorasi

ruangan, makannya

dan lain sebgainya.

Karena perempuan

ji yang tahu

begituan, yang

begini baiknya.

Saya tidak terlibat,

karena itu bukan

tugas saya.

Memang setiap

kegiatan ada

evaluasi, tapi kalau

promosi jabatan itu

tugas Baperjakat.

3. Kewenangan

No Informan Kewenangan

Page 118: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

105

Pengambilan

keputusan

Atribusi Delegasi

1 BR Mengenai

kewenangan ya

baperjakat yang

memiliki hak penuh

beserta jajarannya,

baperjakatlah yang

langsung menyeleksi

mana pegawai yang

layak untuk

dipromosi, pegawai

tidak memiliki

kewenangan dalam

hal promosi jabatan

Kewenangan

perempuan dalam

promosi jabatan

tetap dilibatkan

jika itu

berdasarkan

wewenannya, tidak

dikatakan laki-laki

dan perempuan

juga semua harus

dilibatkan karena

semua pegawai

dalam bidangnya

mempunyai tugas

dan wewenang

masing-masing dan

pada perinsipnya

disini diterapkan

kesetaraan gender

Iya itu sudah

pasti, selalu ada

utusan dari

instansi lain,

karena memang

disini wadah

proses

pelaksanaan

promosi jabatan.

Seluruh instansi

yang ada di

Makassar mulai

dari dinas-dinas,

sekolah, Rumah

sakit dan lain

sebagainya itu

seluruh

pegawainya

diproosikan

melalui proses

yang dilaksankan

oleh BKD.

2 FB Seperti yang saya

katakan sebelumnya

terkait pengambilan

keputusan dek, itu

sudah ada dibawah

tangan oleh

Baperjakat,

kewenangan sama

saja keterlibatannya,

Baperjakat yang

memiliki hak dalam

pengambilan

keputusan disini

karena memang itu

sudah menjadi

tugasnya sekaligus

menjadi

kewenangannya.

Iya dek, posisi

jabatan yang telah

diberikan kepada

pegawai itulah

kewenangan dia,

jadi dia memiliki

kewenangan

tersendiri terhadap

tugasnya, jadi

posisi jabtannya

sudah jelas.

Tidak selamanya

yang

dipromosikan

disini dek orang

yang bekerja di

BKD, bisa saja

ada utusan dari

Dinas lain, itu

kewenangan dari

SKPD yang

mengutuskan

Pegawai Negeri

Sipil yang akan

dipromosikan.

Terkait yang

diusul laki-laki

atau perempuan

itu hak dan

kewenangan dari

SKPD. Jadi kami

hanya menerima

nama yang

Page 119: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

106

diusulkan.

3 MR Kewenangan kita

sangat kecil karena

kita masih ada

diatasnya. kita punya

kewenangan sesuai

dengan tupoksi,

karena kita memiliki

tupoksi jadi

kewenangan kita

sebatas itu saja, jadi

kewenangan kita

berada pada tupoksi

kita masing-masing.

Kewenangan saya

sesuai dengan

tupoksi saya adapun

pertimbangannya itu

berada padaa atasan

saya

Kewenangan kita

hanya sebatas

sesuai dengan

tupoksi kita.apa

yang menjadi

tupoksi kita itulah

yang menjadi

kewenangan kita

4 RN Kalau masalah

wewenang, kami

disini tidak ada

campur tangan dek,

itu tugasnya

sekda(Baperjakat),

kami hanya

menjalankan tugas

sesuai tupoksi kami

iya dek, kita disini

dikasi jabatan

untuk

melaksanakan

tugas masing-

masing, contonya

saya, jabatan saya

disini kasubid

evaluasi, jadi

segala kegiatan

yang dilakukan

oleh pegawai itu,

tugas saya yang

evaluasi kerjanya,

karena itu hak dan

kewenangan saya

selaku kasubid

evaluasi

Alhamdulillah,

jabatan yang saya

peroleh ini berkat

kerja keras saya

selama ini. Intinya

dek untuk

menempati sebuah

posisi dalam

jabatan itu, kita

juga harus bisa

memposisikan diri

kita, terutama

loyalitas kita

sebagai seorang

pegawai.

Bagaimana

keaktifan kita

dalam bekerja.

Dengan begitu

atasan melihat

kinerja kita. Ya

diutuslah kita

untuk

dipromosikan

5 AS Kalau itu dek, sama

sekali tidak ada

iya setiap

pegawai punya

Saya sangat

bersyukur dengan

Page 120: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

107

kewenangan saya. Itu

ada pihak sendiri

yang menengani.

Apalagi ini

pengambilan

keputusan, ada

memang pihak

khusus yang berada

diwilayah ini.

kewenangan

tersendiri, tapi

kewenangan itu

dilihat dulu apa

kegiatan yang akan

dilakukan,

misalnya saya, kan

saya kabid Mutasi

jadi otomatis dek

saya yang memiliki

kewenangan untuk

mengurus segala

hal mengenai

adanya pegawai

yang akan dimutasi

karena itu hak

saya, saya yang

membidangi tapi

bukan saya yang

memutuskan itu

dialihkan ke pak

walikota. Nanti

pak walikota yang

menyeleksi

jabatan yang telah

diberikan ini, itu

berarti saya

dipercayai untuk

menempati posisis

ini

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 121: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

108

Sahirah merupakan buah hati dari pasangan Tune dan Hj. Andi Rosma. Beliau

merupakan anak terakhir (Bungsu) dari enam bersaudara ia dilahirkan di Desa

Ongkoe Kecamatan Belawa Kab. Wajo pada 14 Juni 1992. Menyelesaikan

Taman- kanak-kanak di aisyayah Bustanul athfal pada tahun 1999, melanjutkan

ketingakat Sekolah dasar di MIA 140 Ongkoe selesai pada 2005, melanjutkan

Sekolah Menengah Pertama di MTS No. 5 Ongkoe. Selesai pada 2008,

melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Belawa selesai pada tahun

2011. Kemudian penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi yang di terima

di Universitas Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Jurusan Ilmu Administrasi Negara. Selama menjadi mahasiswa penulis

aktif diberbagai organisasi. Penulis pertama kali masuk pada organisasi intra

kampus yaitu HIPERMAWA Kom. Belawa disinilah penulis mengenal pertama

kali organisasi. Yang kemudian di lanjutkan dalam kampus dengan ikut di Unit

Kegiatan Mahasiswa yaitu Lemabaga Kreativitas Ilmiah Mahasiswa Penelitian

dan Penalaran (LKIM-PENA), Himpunan Mahasiswa ilmu administrasi Negara (

HUMANIERA), dan Badan Eksekutif Mahasiswa Ilmu Sosisal dan Ilmu Politik

(BEM FISIP). Selain itu penulis juga pernah menjadi Finalis LKTN Tingkat

Mahasiswa di Bali pada tahun 2014. Serta pernah meloloskan Karya Penelitian

yang dibiayai dikti dengan Judul Interaksi sosial masyarakat Towani Tolotang

sebagai aplikasi Beragama.

Page 122: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

109

Page 123: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

110

Page 124: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

111

Page 125: PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROMOSI JABATAN DI …

112