pengaruh profitabilitas, debt to equity ratio, …digilib.unila.ac.id/32683/2/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH PROFITABILITAS, DEBT TO EQUITY RATIO, KEPEMILIKANINSTITUSIONAL DAN FIRM SIZE TERHADAP PERATAAN LABA
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun2014–2016)
(Skripsi)
OlehBURHANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
PENGARUH PROFITABILITAS, DEBT TO EQUITY RATIO,
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN FIRM SIZE TERHADAP
PERATAAN LABA
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014–2016)
Oleh
Burhanuddin
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, debt to
equity ratio, kepemilikan institusional dan firm size terhadap perataan laba.
Populasi yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2014-2016, populasi sebanyak 150 perusahaan dan sampel
dalam penelitian ini adalah 12 perusahaan yang ditentukan melalui purposive
sampling. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data panel dengan
menggunakan alat analisis program E-views 9.0. Hasil uji t (parsial) menunjukan
bahwa variabel debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perataan laba, sedangkan variabel profitabilitas dan firm size berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap perataan laba. Pada variabel kepemilikan
institusional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perataan laba.
Hasil uji F (simultan) menunjukan bahwa variabel profitabilitas, debt to equity
ratio, kepemilikan institusional dan firm size secara simultan berpengaruh
terhadap perataan laba.
Kata Kunci : Profitabilitas, Debt to Equity Ratio, Kepemilikan Institusional
dan Firm Size
ABSTRACT
THE EFFECT OF PROFITABILITY, DEBT TO EQUITY RATIO,
INSTITUSIONAL OWNERSIP AND FIRM SIZE TO INCOME
SMOOTHING
(Case Study of Manufacture Listed on Indonesian Stock Exchange in
2014–2016)
By
Burhanuddin
The purpose of this study was to determine the influence firm size, profitability,
leverage and institutional ownwersip on income smoothing. The population was
used a manufacture company listed at Indonesian stock exchange 2014-2016
period has 150 companies and the sample of the research has 12 companies
through purposive sampling. This research was used regression analysis model
panel data and used analysis tools E-views 9.0 programs. Based on the t test
(partial) showed that the leverage variable have influence positive and significant
on income smoothing. Profitability and firm size variable has influence positive
and not significant on income smoothing. Institutional ownership has influence
negative and not significant of income smoothing. Based on F test (simultaneous)
showed that firm size, profitability, leverage and institusional ownersip
simultaneously significant on income smoothing.
Keywords: Profitability, Debt to Equity Ratio, Institusional Ownersip and Firm
Size
PENGARUH PROFITABILITAS, DEBT TO EQUITY
RATIO, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN FIRM
SIZE TERHADAP PERATAAN LABA
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2014–2016)
Oleh
Burhanuddin
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA ADMINISTRASI BISNIS
pada
Jurusan Ilmu Adminitrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Air Ringkih pada tanggal 8 April
1996 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dari
pasangan Bapak Syamsuri dan Ibu Maryam. Kakak
pertama bernama Sity Rodiyatun dan adik bernama
Listianingsih. Penulis berdomisili di desa Srikaton
Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu.
Penulis memulai pendidikan SD (Sekolah Dasar) pada tahun 2002 di MI
Hidayatul Mubtadi’in srikaton dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2008.
Setelah menyelesaikan pendidikan SD, penulis melanjutkan pendidikan di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) MtsN 1 Pringsewu pada tahun 2008 dan
diselesaikan sampai tahun 2011. Selanjutnya pendidikan diteruskan ke jenjang
Sekolah Menengah Atas (SMA), penulis menempuh pendidikan di SMAN 1
Adiluwih pada tahun 2011 dan lulus pada tahun 2014.
Pada tahun 2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur
penerimaan masuk perluasan akses pendidikan (PMPAP). Tahun 2017 penulis
mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Suka Negara Kecamatan Bangun
Rejo Kabupaten Lampung Tengah. Pada tahun 2018 penulis menyelesaikan
pendidikan di Universitas Lampung dengan judul skripsi Pengaruh Profitabilitas,
Debt to Equity Ratio, Kepemilikan Institusional dan Firm Size Terhadap Perataan
Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2014-2016).
MOTTO
Keluarga adalah penyemangat paling utama dalamkehidupan
(Burhanuddin)
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untukhari tua
(Aristoteles)
Bekerjalah bagaikan tak butuh uang. Mencintailahbagaikan tak pernah disakiti. Menarilah bagaikan tak
seorangpun sedang menonton(Mark Twain)
Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orangtertawa bahagia, dan pada kematianmu semua orang menangis
sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum(Robert K. Cooper)
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur kepada sang pencipta Yang Maha Kasih Allah SWT danpencerah hidup Nabi Muhammad SAW yang selalu melimpahkan
kebahagiaan bagi semua umatnya.
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
“Mama dan Bapak”Sebagai wujud tanda bukti dan cintaku kepada kalian serta terima kasih untuk
setiap doa, kasih sayang, nasihat, motivasi dan pengorbanan yang selalukalian berikan kepadaku, tanpa doa dan restu kalian aku tidak dapat sampai di
titik ini.
“Semua keluarga, sahabat dan teman-teman yang selalu mendoakan,memotivasi, menemani dan mendukung dalam berbagai hal”
“Dosen pembimbing dan dosen penguji yang sangat berjasa, serta almamatertercinta Universitas Lampung”
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa shalawat serta
salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para
sahabat, semoga kita semua mendapatkan syafaat beliau di Yaumil Akhir kelak.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Debt to Equity Ratio,
Kepemilikan Institusional dan Firm Size Terhadap Perataan Laba (Studi
Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2014-2016)” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Administrasi Bisnis di Universitas Lampung.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis mendapatkan dukungan,
bimbingan, saran dan bantuan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si, selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
4. Bapak Ahmad Rifai, S.Sos., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
5. Bapak Suprihatin Ali S.Sos., M.Sc selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lampung.
6. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.A.B Dosen Pembimbing Utama yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, ilmu, saran, kritik
dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Supriyanto, S.A.B., M.Si selaku Dosen Pembimbing Pembantu yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, ilmu, saran,
kritik dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
8. Ibu Mediya Destalia S.A.B., M.AB selaku Dosen Penguji yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, ilmu, saran, kritik
dan motivasi kepada penulis.
9. Seluruh Bapak Dosen dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Uuniversitas Lampung yang telah
membagikan ilmunya kepada penulis.
10. Kedua orang tua tercinta Bapak dan Mama yang selalu mendukung untuk
terus belajar, yang telah memberikan doa, dukungan materi maupun moral,
nasihat, motivasi, ilmu, pelajaran hidup, selalu sabar dan menampung segala
keluh kesah, kepercayaan serta kasih sayang yang sangat besar.
11. Mba saya Sity Rodiyatun beserta suami yang selalu bertanya kapan wisuda
dan selalu memberikan doa, semangat, dukungan dalam menempuh
pendidikan, nasihat untuk masa depan, serta motivasi sehingga menjadi
pribadi yang lebih baik.
12. Adik saya Listianingsih yang selalu memberikan doa, semangat, dukungan
dalam menempuh pendidikan, nasihat untuk masa depan, serta motivasi
sehingga menjadi pribadi yang lebih baik.
13. Keponakanku, Nita, Atus, Maya, Juan, Farhan, Khotib, dan Rena yang selalu
menjadi penghibur disaat jenuh dalam mengerjakan skripsi.
14. Ibu Marliana beserta keluaraga yang jadi keluarga ke dua saya di bandar
lampung, yang selalu memberi motivasi, semangat, nasehat serta menghibur
selama kuliah.
15. Sahabat-sahabatku, yang selalu meluangkan waktu untuk kumpul bareng
biarpun sama-sama sibuk, saling tukar pikiran, bercanda, ejek-ejekan. Wahyu
si pemegang kos kosan, Akbar si perusak kosan, Fajar si pundungan dan
banyak tingkah, Mahardika si pencemar udara, Agung yang larut dalam
suasana mager, Bima yang jika ditanya tentang skripsi selalu jawab lagi
ngerjain bab 2 dan 3, Olap yang sibuk dan susah ditemui.
16. Sahabatku lainnya, oposisi jaya. Bonus yang hobinya kuda kepang, Ibnu yang
larut dalam suasana mager, Jefry si propokator masalah, Hafid yang
skripsinya diduakan, Rudi si penakluk lolerkoster, Yulijar si pengamat
politik, Bagus si pendiam, Vino si sopir, Amin yang menghilang
keberadaanya, Yogi yang lulusnya kecepetan.
17. Teman-teman Pejuang S.A.B Dhini, Riska, Senja, Putri, Monik, Pina, Depi,
Finky, Ani, Dika, Ade, Aprida, Mentari, Jepi, Githa, Reni, Mufida, Dinda,
Reka, Wayan, Ilham, Anggi, Refki. Semangat untuk para pejuang S.A.B baik
sudah berhasil atau sedang mengejar semoga sukses selalu.
18. Resilia Anggraini sahabat berharga saya yang selalu memberikan banyak
motivasi, semangat, nasehat, pengarahan, serta memberikan hiburan ketika
sepulang kerja.
19. Rohmah Fitiasari si jutek STMIK teman debat yang selalu memberikan
semangat, motivasi, nasehat, pengarahan demi terselesaikannya skripsi ini.
20. Teman studio musik saya, Imam gitaris yang selalu intronya tidak sesuai
dengan not, Irfan basis yang cakep kolaborasinya dengan coverannya hasil
pemikiran sendiri, Feri drumer si pecandu mobile legend.
21. Teman kerja saya, Bayu si penyedia motor, Eko si pundungan, Roni, Soleh,
Momo, Ramzi dan Mitra yang memberikan semangat dan hiburan ketika
jenuh dalam bekerja.
22. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, 23 Juli 2018
Penulis
Burhanuddin
i
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR ISI...................................................................................................... iDAFTAR TABEL ............................................................................................. ivDAFTAR GAMBAR......................................................................................... vDAFTAR RUMUS ............................................................................................ viDAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vii
I PENDAHULUAN ......................................................................................... 11.1. Latar Belakang ....................................................................................... 11.2. Rumusan Masalah.................................................................................. 71.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 71.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8
II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 92.1. Landasan Teori....................................................................................... 9
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)................................................ 92.1.2 Good Corporate Governance (GCG).......................................... 102.1.3 Manajemen Laba (Earning Management) .................................. 132.1.4 Perataan Laba .............................................................................. 162.1.5 Profitabilitas ................................................................................ 192.1.6 Debt to Equity Ratio .................................................................... 212.1.7 Kepemilikan Institusional............................................................ 232.1.8 Firm Size...................................................................................... 24
2.2. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 262.3. Kerangka Pikiran ................................................................................... 312.4. Hipotesis ................................................................................................ 34
III METODE PENELITIAN ........................................................................... 363.1. Jenis Penelitian....................................................................................... 363.2. Populasi dan Sampel .............................................................................. 37
3.2.1.Populasi ....................................................................................... 373.2.2.Sampel ......................................................................................... 37
3.3. Jenis dan Sumber Data........................................................................... 393.4. Teknik Pengumpulan Data..................................................................... 393.5. Definisi Konseptual Variabel................................................................. 40
ii
3.6. Definisi Operasional Variabel................................................................ 423.6.1.Variabel Dependen (Terikat) ....................................................... 423.6.2.Variabel Independen (Bebas) ...................................................... 43
3.7. Teknik Analisis Data.............................................................................. 453.7.1.Analisis Statistik Deskriptif......................................................... 453.7.2.Analisis Regresi Model Data Panel ............................................. 463.7.3.Pengujian Model.......................................................................... 483.7.4.Pengujian Hipotesis ..................................................................... 50
IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... 562.1 Gambaran Umum Perusahaan................................................................. 56
4.1.1 PT. Astra Internasional Tbk (ASII). ............................................ 564.1.2 PT.Astra Otopart Tbk (AUTO) ................................................... 574.1.3 PT. Panasia Indo Resources Tbk (HDTX) .................................. 584.1.4 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS)....................... 594.1.5 PT. Indospring Tbk (INDS)......................................................... 604.1.6 PT. Jembo Cable Company Tbk (JECC)..................................... 614.1.7 PT. Prima Alloy Steel Tbk (PRAS)............................................. 624.1.8 PT. Supreme Cable Manufacturing&Commerce Tbk (SCCO)... 634.1.9 PT. Selamat Sempurna Tbk (SMSM).......................................... 644.1.10 PT. Sunson Textile Manufactur Tbk (SSTM) ............................. 654.1.11 PT. Trisula International Tbk (TRIS).......................................... 664.1.12 PT. Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT)..................................... 67
4.2 Hasil Analisis Data.................................................................................. 694.2.1 Hasil Analisis Data Deskriptif .................................................... 694.2.2 Hasil Regresi Model Panel Data ................................................. 71
4.2.2.1 Uji Chow Test................................................................. 714.2.2.2 Uji Hausman................................................................... 72
4.2.3 Interpretasi Model ....................................................................... 734.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................... 75
4.2.4.1 Uji Signifikan Parsial (Uji t) .......................................... 754.2.4.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F)...................................... 764.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)................................ 77
4.3 Pembahasan............................................................................................. 784.3.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Perataan Laba ........................ 784.3.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Perataan Laba............ 794.3.3 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Perataan Laba ... 804.3.4 Pengaruh Firm Size Terhadap Perataan Laba ............................. 814.3.5 Pengaruh Profitabilitas, Debt to Equity Ratio, Kepemilikan
Institusional dan Firm Size Terhadap Perataan Laba ................. 834.4 Keterbatasan Penelitian........................................................................... 84
V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 865.1 Kesimpulan ............................................................................................. 865.2 Saran …..................................................................................................... 88
iv
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 1.1 Income Smoothing............................................................................... 2
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 29
Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan .................................................................. 38
Tabel 3.2 Ringkasan Variabel Penelitian ............................................................ 44
Tabel 3.3 Pedoman Interprestasi Koefisien Determinasi .................................... 55
Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif.................................................................... 69
Tabel 4.2 Hasil Uji Chow Test ........................................................................... 71
Tabel 4.3 Hasil Uji Hausman ............................................................................. 72
Tabel 4.4 Hasil Statistik Fixed Effect Model ..................................................... 73
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji t....................................................................... 75
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji F ..................................................................... 76
Tabel 4.7 Hasil Uji R-Squared ........................................................................... 77
v
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 2.1 Kerangka Pikiran............................................................................. 34
vi
DAFTAR RUMUS
HalamanRumus 3.1 Manajemen Laba............................................................................. 43
Rumus 3.2 ROA................................................................................................ 43
Rumus 3.3 DER ................................................................................................ 43
Rumus 3.4 Kepemilikan Institusional ............................................................... 44
Rumus 3.5 Firm Size ......................................................................................... 44
Rumus 3.6 Persamaan Model Regresi .............................................................. 46
Rumus 3.7 Pooled Least Square ....................................................................... 47
Rumus 3.8 Fixed Effect Model.......................................................................... 48
Rumus 3.9 Random Effect Model........................................................................ 48
Rumus 3.10 Uji Chow-test .................................................................................. 49
Rumus 3.11 Uji Hausman ................................................................................... 50
Rumus 3.12 Uji Signifikansi Parsial ................................................................... 51
Rumus 3.13 Uji Signifikansi Simultan ............................................................... 53
Rumus 3.14 Koefisien Determinasi .................................................................... 54
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Hasil Perhitungan Pervariabel ......................................................... 95
Lampiran 2 Analisis Data Deskriptif .................................................................. 107
Lampiran 3 Common Effect Model ..................................................................... 107
Lampiran 4 Fixed Effect Model........................................................................... 108
Lampiran 5 Pengujian Model Uji Chow Test...................................................... 109
Lampiran 6 Random Effect Model ...................................................................... 110
Lampiran 7 Pengujian Model Uji Hausman ....................................................... 111
Lampiran 8 Tabel T............................................................................................. 112
Lampiran 9 F (Signifikansi 0.05 (α=0.05) ......................................................... 117
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Situasi perekonomian negara yang tidak menentu dan ketatnya persaingan di
dunia usaha mendorong manajemen untuk bekerja lebih efektif dan efisien agar
perusahaan mampu bertahan dan menjaga eksistensinya sekaligus meningkatkan
kinerja manajemen untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi perusahaan. Bagi
investor, kinerja manajemen menjadi faktor pendorong dalam menilai suatu
perusahaan dan membuat keputusan. Kinerja manajemen dapat tercermin
didalam laporan keuangan. Laporan keuangan menggambarkan kondisi dan
perkembangan keuangan perusahaan yang dapat digunakan oleh pihak internal
maupun pihak eksternal. Dalam suatu laporan keuangan, salah satu informasi
yang paling sering dilihat oleh investor adalah laba perusahaan.
Sulistyanto (2014) mengemukakan bahwa informasi laba merupakan komponen
laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen,
membantu mengestimasi kemampuan laba yang presentatif dalam jangka
panjang, dan menaksir risiko investasi atau meminjamkan dana. Seringkali
investor hanya berpusat kepada laba yang dihasilkan tanpa mengetahui bagaimana
cara laba tersebut dihasilkan. Manajemen yang sadar kinerjanya diukur
berdasarkan laba akan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dan mendorong
2
manajemen untuk melakukan tindakan yang tidak semestinya dalam laporan
keuangannya, salah satunya adalah perataan laba. Kenyataannya, masih terdapat
beberapa perusahaan-perusahaan khususnya di Indonesia yang melakukan praktik
perataan laba. Hal ini dapat dilihat dari fenomena perusahaan yang melakukan
praktik perataan laba, seperti PT. Kimia Farma Tbk.
Kasus PT. Kimia Farma Tbk berawal pada tanggal 31 desember 2001, manajemen
Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, kementerian
BUMN dan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) menilai bahwa laba bersih
tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit
ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan PT. Kimia Farma 2001 disajikan
kembali (restated), Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) melakukan
pemeriksaan atas manajemen lama direksi, PT. Kimia Farma Tbk, dikenakan
sanksi administratif berupa denda yaitu sebesar Rp. 500.000.000 (lima ratus juta
rupiah). Kenyataan perataan laba lainnya dapat dilihat dari hasil perhitungan
income smoothing dari beberapa sampel perusahaan yang menjadi objek
penelitian, data tersaji pada table 1.1.
Tabel 1.1 Hasil Perhitungan Income Smoothing Pada Beberapa SampelPerusahaan Tahun 2014−2016
No Kode PerusahaanIncome Smoothing
2014 2015 20161 ASII 0,0052 0,0113 -0,05432 AUTO -0,0071 -0,0522 0,03983 HDTX 0,4808 -0,1213 0,00184 IMAS -0,0285 -0,0775 0,00475 INDS 0,0385 -0,0554 -0,00976 JECC 0,0348 -0,0300 -0,05847 PRAS -0,0471 0,0341 -0,03278 SCCO 0,0631 -0,0283 -0,10479 SMSM 0,0034 0,0895 0,194010 SSTM -0,0635 0,0256 0,0137
Rata-rata 0,0479 -0,0204 -0,0033
Sumber: Laporan keuangan BEI tahun 2014−2016 yang diolah
3
Dari tabel 1.1 menunjukkan bahwa hasil nilai income smoothing masing-masing
perusahaan berfluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2014 rata-rata nilai income
smoothing sebesar 0,0479, pada tahun 2015 rata-rata nilai income smoothing
sebesar -0,0204, dan pada tahun 2016 rata-rata nilai income smoothing sebesar
-0,0033. Dengan hasil nilai income smhoothing yang berfluktuasi setiap tahunnya
menunjukkan masih terdapatnya perusahaan di Indonesia yang menerapkan
praktik perataan laba. Perusahan yang terpilih dalam penelitian ini adalah
perusahan manufaktur yang terfokus pada perusahaan sektor aneka industri.
Perusahaan sektor aneka industri merupakan perusahan yang cukup besar dan
dapat mempunyai peluang yang besar dalam memberikan kesempatan bagi para
pelaku pasar atau investor untuk menanamkan modalnya. Hal ini menjadikan
perusahaan sektor aneka industri selalu mendapatkan perhatian dan sorotan dari
para pelaku pasar, sehingga penulis berasumsi terdapat indikasi manajemen dari
beberapa perusahaan sektor aneka industri yang melakukan praktik perataan laba.
Pengertian mengenai praktik perataan laba adalah usaha yang disengaja untuk
meratakan atau memfluktuasikan tingkat laba sehingga pada saat sekarang
dipandang normal bagi suatu perusahaan Altany (2017). Perataan laba (income
smoothing) merupakan salah satu cara manajemen untuk mengelola laba untuk
merepresentasikan keadaan perusahaan. Tindakan perataan laba bukanlah metode
untuk membuat laba suatu periode sama dengan jumlah laba tahun sebelumnya,
karena dalam mengurangi fluktuasi laba itu juga dipertimbangkan tingkat
pertumbuhan normal yang diharapkan pada periode tersebut.
4
Dapat dikatakan bahwa praktik perataan laba meliputi usaha untuk memperkecil
jumlah laba yang dilaporkan jika laba aktual lebih besar dari laba normal, dan
usaha untuk memperbesar laba yang dilaporkan jika laba lebih kecil dari laba
normal. Adapun alasan lain mengapa manajer memilih melakukan perataan laba,
adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomis dan psikologis, yaitu
mengurangi total pajak terhutang dan meningkatkan kepercayaan diri manajer
yang bersangkutan karena laba yang stabil akan mengakibatkan dividen yang
stabil pula (Sulistyanto, 2014). Landasan teori praktik perataan laba adalah teori
keagenan (agency theory).
Menurut teori keagenan (agency theory), perataan laba muncul ketika semua pihak
yang terlibat mempunyai dorongan untuk melakukan kepentingannya sendiri-
sendiri sehingga timbul adanya konflik antara prinsipal dan agen. Manajemen
sebagai agen juga mempunyai keinginan untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Sebagai contoh, manajemen ingin mendapatkan bonus atas kinerjanya karena laba
perusahaan yang stabil, sedangkan prinsipal ingin agar mendapatkan tingkat
pengembalian (return) saham yang tinggi (Sulistyanto, 2014). Kemudian salah
satu mekanisme yang diharapkan dapat mengontrol biaya keagenan yaitu dengan
menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Good
corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai
perusahaan kepada para pemegang saham (Sulistyanto, 2014). Good corporate
governance berfungsi sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manajemen
sehingga mempersulit manajemen untuk melakukan tindakan manipulasi terhadap
laba.
5
Praktik perataan laba tentu saja tidak terlepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya, diantaranya adalah profitabilitas, debt to equity ratio,
kepemilikan institusional dan firm size. Profitabilitas merupakan indikator
keberhasilan kinerja suatu perusahaan untuk menghasilkan laba (Mukhlas, 2012).
Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Return On Asset
(ROA). ROA dipilih untuk mengukur profitabilitas pada penelitian ini karena
dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Sudarsi (2012) menyatakan bahwa perusahaan
dengan profitabilitas yang rendah cenderung melakukan perataan laba dan hasil
yang didapat adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara profitabilitas dan
tindakan perataan laba. Kemudian faktor lain yang mempengaruhi praktik perataan
laba adalah debt to equity ratio.
Debt to equity ratio menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan
pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas (Brigham dan
Houston, 2010). Alasan memilih rasio DER karena dapat mengukur seberapa jauh
perusahaan menggunakan hutang sebagai modal dalam menghasilkan laba, serta
mengukur tingkat pengembalian terhadap hutang. Debt to equity ratio yang tinggi
mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan dalam memperoleh dana
tambahan karena minimnya modal yang digunakan untuk perlindungan hutang,
perusahaan yang mengalami hal seperti ini sangat rentan melakukan praktik
perataan laba. Sebagai upaya mengurangi kecurangan manajemen, perlu adanya
pengawasan terhadap manajemen, salah satu bentuk pengawasannya adalah
kepemilikan institusional.
6
Lamora dan Kamaliah (2013) kepemilikan institusional merupakan kepemilikan
saham yang dimiliki oleh lembaga lain. Hal ini merupakan salah satu cara untuk
memonitori kinerja manajer dalam mengelola perusahaan sehingga dengan
adanya kepemilikan oleh institusi lain diharapkan bisa mengurangi perilaku
manajemen laba yang dilakukan manajer. Alasan penggunaan kepemilikan
institusional karena seuai dengan fungsinya kepemilikan institusional yaitu
monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Hal
ini akan mempengaruhidalam pengambilan keputusan manajer yang strategis,
sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi laba. Untuk
menentukan perusahaan termasuk perusahaan besar atau perusahaan kecil perlu
adanya pengukuran terhadap perusahaan tersebut, salah satunya adalah firm size.
Menurut Danial (2013) firm size adalah besar kecilnya perusahaan yang dapat
dilihat dari besarnya nilai ekuitas, nilai penjualan, dan nilai total aktiva. Pada
penelitian ini firm size diukur dengan logaritma natural total aktiva alasannya
karena dapat mengetahui keseluruhan jumlah aset yang dimiliki perusahaan yang
dapat menetukan besar kecilnya perusahaan. Arfan dan Wahyuni (2010)
menemukan bukti bahwa perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang
lebih besar pula untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan
yang lebih kecil. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Debt to
Equity Ratio, Kepemilikan Institusional dan Firm Size (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014−2016)”.
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Apakah profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perataan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014−2016?
2. Apakah debt to equity ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2014−2016?
3. Apakah kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap peratan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2014−2016?
4. Apakah firm size secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perataan laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014−2016?
5. Apakah profitabilitas, debt to equity ratio, kepemilikan institusional dan firm
size secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perataan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014−2016?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap perataan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014−2016.
2. Untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio terhadap perataan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014−2016.
8
3. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap perataan laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014−2016.
4. Untuk mengetahui pengaruh firm size terhadap perataan laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014−2016.
5. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, debt to equity ratio, kepemilikan
institusional dan firm size secara simultan terhadap perataan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014−2016.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai kalangan
antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam
memutuskan apakah perusahaan perlu melakukan praktik perataan laba.
b. Bagi investor, penelitian ini dapat memerikan wawasan mengenai perataan
laba sehingga dapat membantu investor dalam membuat keputusan yang
tepat.
2. Manfaat Akademis
Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur
pada penelitian-penelitian serupa dimasa yang akan datang, menambah
pengetahuan dalam memahami pengaruh profitabilitas, debt to equity ratio,
kepemilikan institusional dan firm size berpengaruh terhadap perataan laba.
11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Satu hal yang penting dalam manajemen keuangan, bahwa tujuan perusahaan
adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Tetapi dalam kenyataan
tidak jarang manajer memiliki tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan
tujuan utama terebut. Teori agensi menurut Anthony dan Govindarajan (2011)
menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan
antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika setiap pihak
berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang
dikehendakinya. Teori agensi memiliki asumsi bahwa tiap-tiap individu semata-
mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik
kepentingan antara principal dan agent (Noviana dan Yuyetta, 2011).
Dalam hubungan keagenan, manajer memiliki asimetri informasi terhadap pihak
eksternal perusahaan, seperti kreditor dan investor. Asimetri informasi terjadi
ketika manajer memiliki informasi internal perusahaan relatif lebih banyak dan
mengetahui informasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan pihak eksternal
tersebut. Dalam kondisi demikian, manajer dapat menggunakan informasi yang
diketahuinya untuk memanipulasi laporan keuangan dalam usaha memaksimalkan
10
kemakmurannya (Salno dan Baridwan, 2010). Dengan adanya perbedaan
kepentingan antara masing-masing pihak, terutama dari pihak manajer yang
kinerjanya diukur berdasarkan laba yang dihasilkan menyebabkan manajer
mempunyai keinginannya tersebut dengan memanipulasi angka laba yang
terdapat didalam laporan keuangan dengan cara manajemen laba dan salah satu
bentuknya adalah perataan laba (Income Smoothing).
Teori keagenan dilandasi oleh beberapa asumsi (Eisenhardt, 1989 dalam Emirzon,
2007). Asumsi-asumsi tersebut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Asumsi sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat
mementingkan diri sendiri (self interest), manusia memiliki daya pikir terbatas
mengenai persepsi masa mendatang (bounde drationality), dan manusia selalu
menghindari resiko (risk averse).
2. Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi,
efisiensi sebagai kriteria efektivitas dan adanya asimetri informasi antara
principal dan agen.
3. Asumsi informasi adalah bahwa informasi sebagai barang komoditi yang
dapat diperjual belikan.
2.1.2 Good Corporate Governance
Salah satu mekanisme yang diharapkan dapat mengontrol biaya keagenan yaitu
dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance). Good corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur
dan mengendalikan perusahaan agar perusahaan itu menciptakan nilai tambah
(value added) untuk semua stakeholder Sulistyanto (2014). Ada dua hal yang
11
ditekankan dalam mekanisme ini pertama, pentingnya hak pemegang saham atau
investor untuk mendapatkan informasi dengan benar (akurat) tepat pada waktunya
dan kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan secara akurat,
tepat waktu dan transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan,
kepemilikan dan stakeholders (Sulistyanto, 2014).
Good corporate governance yang baik seharusnya memberikan nilai tambah lebih
atau perlindungan kepada stakeholder dan kreditor melalui mekanisme internal
maupun lewat eksternal perusahaan. Karena dengan sistem pengawasan dan
pengendalian yang baik melibatkan auditor internal dan komisaris (internal) serta
akuntan public (eksternal) secara penuh dan bertanggung jawab. Tetapi yang
terjadi sebaliknya, internal dan eksternal perusahaan yang seharusnya mengawasi
dan mengontrol jalannya perusahaan ternyata tidak melaksanakan tugas dan
wewenangnya secara optimal.
Ciri-ciri utama dari lemahnya good corporate governance adalah adanya tindakan
mementingkan diri sendiri dipihak manajer perusahaan dengan mengutamakan
kepentingan investor. Hal ini akan membuat investor kehilangan kepercayaannya
terhadap pengembalian investasi yang telah mereka investasikan pada perusahaan.
Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (principal) menyewa pihak lain
(agent) untuk melaksanakan suatu jasa dan dalam melakukan hal itu
mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada agent tersebut
(Anthony dan Govindarajan, 2011).
12
Sulistyanto (2014) good corporate governance memberikan manfaat diantaranya
yaitu:
a. Meminimalkan agency cost dengan mengontrol konflk kepentingan yang
mungkin terjadi antara principal dengan agent.
b. Meminimalkan cost of capital dengan menciptakan sinyal positif kepada para
penyedia modal.
c. Meningkatkan citra perusahaan.
d. Meningkatkan nilai perusahaan yang dapat dilihat dari cost of capital yang
rendah.
e. Peningkatan kinerja keuangan dan persepsi stakeholder terhadap masa depan
perusahaan yang lebih baik.
Suatu perusahaan menciptakan nilai untuk pemegang saham (shareholder) ketika
pengembalian (return) pemegang saham (shareholder) melebihi biaya modal
(return yang diperlukan untuk ekuitas). Dengan kata lain, sebuah perusahaan
menciptakan nilai dalam satu tahun ketika pengembalian (return) pemegang
saham (shareholder) melebihi harapan dan nilai perusahaan ini kemudian
dinamakan sebagai created shareholder value Widyaningdyah (2001).
Prinsip-prinsip dasar penerapan good corporate governance yang dikemukakan
oleh (Sulistyanto, 2014) adalah sebagai berikut:
a. Fairness (keadilan), menjamin adanya perlakuan adil dan setara di dalam
memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Prinsip ini menekankan bahwa
13
semua pihak, yaitu baik pemegang saham minoritas maupun asing harus
diberlakukan sama.
b. Transparency (transparansi), mewajibkan adanya suatu informasi yang
terbuka, akurat dan tepat pada waktunya mengenai semua hal yang penting
bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan para pemegang kepentingan
(stakeholders).
c. Accountability (akuntanbilitas), menjelaskan fungsi, struktur, sistem dan
pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif.
d. Responsibility (pertanggungjawaban), memastikan kesesuaian (kepatuhan)
didalam pengelolaan perusahaan terhadap korporasi yang sehat serta peraturan
perundangan yang berlaku. Dalam hal ini perusahaan memiliki tanggung
jawab sosial terhadap masyarakat atau stakeholders dan menghindari
penyalahgunaan kekuasaan dan memperbaiki etika bisnis serta tetap menjaga
lingkungan bisnis yang sehat.
2.1.3 Manajemen Laba (Earning Management)
Secara umum manajemen laba adalah upaya manajer untuk mengintervensi atau
mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk
mengelabuhi stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan
Sulistyanto (2014). Tujuan earning management adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan pihak tertentu walaupun dalam jangka panjang tidak terdapat
perbedaan laba kumulatif perusahaan dengan laba yang dapat diidentifikasi
sebagai suatu keuntungan.
14
Murhadi (2009) earning management terjadi ketika manajer menggunakan
pertimbangannya dalam menyusun laporan keuangan yang dapat membuat
mislead pada pemangku kepentingan mengenai kondisi mendasar yang ada dalam
suatu perusahaan. Beberapa studi menunjukan kemungkinan terjadinya intervensi
pihak manajemen dalam proses pembuatan laporan keuangan yang tidak saja
melalui estimasi metode akuntansi yang digunakan tetapi juga melalui keputusan
operasional. Praktik earning management yang dapat dilakukan oleh manajer
yakni mempercepat penjualan, mengubah sekedul pengiriman barang,
memperlambat pengeluaran untuk riset dan perkembangan serta pengeluaran
untuk pemeliharaan.
Sari dan Ahmar (2014) manajemen laba dapat terbagi menjadi tiga pola yaitu:
1. Taking a bath, merupakan pola manajemen laba yang dilakukan dengan cara
menjadikan laba perusahaan pada periode berjalan menjadi sangat ekstrim
rendah (bahkan rugi) atau sangat ekstrim tinggi dibandingkan dengan laba pada
periode sebelumnya atau sesudahnya.
2. Income minimization, merupakan pola manajemen laba yang dilakukan dengan
cara menjadikan laba pada laporan keuangan periode berjalan lebih rendah dari
pada laba sesudahnya.
3. Income maximization, merupakan pola manajemen laba yang dilakukan dengan
cara menjadikan laba pada laporan keuangan periode berjalan lebih tinggi dari
pada laba sesungguhnya.
15
Seiring dengan berkembangnya model empiris manajemen laba, Sulistyanto
(2014) menyatakan terdapat 3 kelompok model empiris manajemen laba yang
diklasifikasikan atas dasar basis pengukuran yang digunakan, yaitu:
a. Model berbasis akrual merupakan model yang menggunakan discretionary
accruals sebagai proksi manajemen laba.
b. Model yang berbasis specific accruals yaitu pendekatan yang menghitung
akrual sebagai proksi manajemen laba dengan menggunakan item laporan
keuangan tertentu dari industri tertentu pula.
c. Model distribution of earnings dikembangkan oleh Burgtahler dan Dichev,
Degeorge dan Skinner.
Murhadi (2009) mempresentasikan suatu argumen bahwa masalah utama dalam
konflik keagenan pada perusahaan besar yang telah terdaftar di bursa efek adalah
membatasi pemanfaatan sumber daya oleh pemegang saham mayoritas (yang
merupakan pemegang saham pengendali) yang dapat merugikan kepentingan
pemegang saham minoritas dan menyebut hal ini sebagai “tunneling” yang
dideskripsikan sebagai transfer sumber daya dari perusahaan untuk kepentingan
pemegang saham mayoritas. Aktivitas tunneling ini banyak berada di negara
sedang berkembang, dimana pada negara tersebut belum banyak dipraktikan good
corporate governance (GCG). Apabila perusahaan benar melakukan aktivitas
tunneling, salah satu upaya yang dilakukan pihak manajemen untuk
menyembunyikan kondisi riil perusahaan adalah dengan earning management .
16
2.1.4 Perataan Laba
Perataan laba merupakan usaha yang disengaja untuk meratakan atau
memfluktuasikan tingkat laba sehingga pada saat sekarang dipandang normal bagi
suatu perusahaan Altany (2017). Dalam hal ini perataan laba mencerminkan suatu
usaha dimana manajemen perusahaan mengurangi variasi abnormal laba dalam
batas-batas yang diijinkan dalam praktik akuntansi serta prinsip manajemen
seperti seharusnya. Meskipun demikian, jika tindakan ini dilakukan dengan
sengaja dan dibuat-buat dapat mengakibatkan pengungkapan laba yang sedikit
menyesatkan bagi investor karena tidak memperoleh informasi akurat yang
memadai mengenai laba untuk mengevaluasi return dan risiko dari portofolio.
Sedangkan Sulistyanto (2014) menjelaskan bahwa praktik perataan laba yang
dilakukan oleh manajemen merupakan suatu tindakan yang rasional dan logis
karena adanya alasan perataan laba sebagai beriku:
1. Sebagai teknik untuk mengurangi laba dan menaikkan biaya pada tahun
berjalan sehingga pajak yang terhutang atas perusahaan menjadi kecil.
2. Sebagai bentuk peningkatan citra perusahaan dimata investor, karena
mendukung kestabilan penghasilan dan kebijakan dividen sesuai dengan
keinginan investor ketika perusahaan mengalami kenaikan atas laba yang
diperolehnya.
3. Sebagai jembatan penghubung antara manajemen perusahaan dengan
karyawannya.
17
Belkaoui (2004) menjelaskan hipotesa yang diaplikasikan untuk melakukan
prediksi dalam teori akuntansi positif mengenai motivasi manajemen melakukan
perataan laba, yaitu sebagai berikut:
1. Hipotesa rencana bonus (bonus plan hypothesis) berpendapat bahwa
manajemen yang diberikan janji untuk mendapatkan bonus sehubungan
dengan performa perusahaan khususnya terkait dengan laba perusahaan yang
diperolehnya akan termotivasi untuk yang akan datang, diakui menjadi laba
perusahaan ditahun berjalan.
2. Hipotesa perjanjian utang (debt covenant hypothesis) berpendapat bahwa
semakin tinggi utang/ekuitas perusahaan, yaitu sama dengansemakindekatnya
(semakin ketatnya) perusahaan terhadap batasan-batasan yang terdapat
didalam perjanjian utang dan semakin besar kesempatan atas pelanggaran
perjanjian dan terjadinya biaya kegagalan teknis, maka semakin besar
kemungkinan bahwa para manajer menggunakan metode-metode akuntansi
yang meningkatkan laba.
3. Hipotesa biaya politik (political cost hypothesis) berpendapat bahwa
perusahaan besar kemungkinan besar akan memilih metode akuntansi yang
dapat menurunkan nilai laba.
Utomo dan Siregar (2008), menyebutkan ada dua tipe aliran perataan laba yaitu
perataan laba alamiah (naturally income smoothing) dan perataan laba yang
disengaja (intentionally income smoothing):
a. Perataan laba alamiah (naturally income smoothing) merupakan sebuah
proses yang dilakukan oleh manajemen secara langsung oleh manajemen
tanpa adanya rekayasa. Misalnya seseorang mengharapkan laba dari sebuah
18
transaksi penjualan barang dagangan dan biaya operasi. Dalam mencatat
transaksi penjualan dan biaya tersebut berlangsung tanpa adanya rekayasa
dalam pencatatan. Hal ini merupakan sebuah kejadian yang alami terjadi di
perusahaan sehingga aliran laba yang diperoleh juga terjadi secara alami.
b. Perataan laba yang disengaja (intentionally income smoothing) terjadi karena
adanya campur tangan dari pihak manajemen. Ada dua jenis perataan laba
yang disengaja, yaitu:
1. Perataan laba riil merupakan tindakan manajemen dalam mengendalikan
peristiwa ekonomi yang secara langsung mepengaruhi laba perusahaan
dimasa yang akan datang. Misalnya waktu terjadinya transaksi aktual
dapat ditentukan oleh manajemen sehingga pengaruh transaksi tersebut
terhadap laba yang dilaporkan cenderung rata sepanjang tahun.
2. Perataan laba artifisial merupakan usaha yang dilakukan manejemen
untuk meratakan laba dengan cara manipulasi. Misalnya manajer
melakukan manipulasi dengan cara menggeser biaya atau pendapatan
dari satu periode keperiode yang lain. Adanya pergeseran biaya dan
pendapatan tersebut dapat melanggar konsep matching. Konsep tersebut
menyatakan bahwa pendapatan harus ditandingkan dengan biaya pada
periode yang bersangkutan. Jadi dengan adanya pergeseran pendapatan
dan biaya tersebut menyebabkan adanya perataan laba yang artifisial.
Selain itu akuntan juga dapat mengubah metode depresiasi dari metode
garis lurus menjadi metode saldo menurun ganda. Perubahan metode
tesebut akan menyebabkan perubahan laba perusahaan.
19
2.1.5 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan indikator keberhasilan kinerja suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba (Mukhlas, 2012). Profitabilitas mempunyai informasi yang
penting bagi pihak eksternal karena apabila profitabilitas tinggi maka kinerja
perusahaan dapat dikatakan baik dan apabila profitabilitas rendah maka kinerja
perusahaan dapat dikatakan buruk profitabilitas dapat mempengaruhi manajer
untuk melakukan tindakan manajemen laba. Selain itu, terdapat hubungan antara
profitabilitas dengan motivasi metode bonus plan hypothesis yang merupakan
salah satu faktor dari manajemen laba. Profitabilitas suatu perusahaan akan
mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yag dilakukan.
Kemampuan peurusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para
investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya
tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik
dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan
sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut. Profitabilitas
perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu perusahaan, untuk
itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa menilainya. Alat analisis yang
dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Rasio profitabilitas mengukur efektifitas
manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan
investasi. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena
profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang
baik di masa yang akan datang.
20
Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan
profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha
maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin. ROA
merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba selain itu juga untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola
sumber dayanya. ROA diukur dengan membandingkan laba bersih dan total
aktiva. Jika laba yang dihasilkan suatu perusahaan rendah maka profitabilitas
perusahaan juga menjadi rendah sehingga manajemen akan melakukan praktik
perataan laba untuk menaikkan laba yang diperoleh (Dewi dan Agung, 2014).
Hanafi dan Halim (2012) dengan mengetahui ROA, kita bisa menilai bahwa
perusahaan sudah efisien dalam memakai aktivanya dalam kegiatan operasi untuk
memperoleh laba.
Dalam kaitannya dengan manajemen laba (earning management), profitabilitas
dapat mempengaruhi manajer untuk melakukan manajemen laba. Jika
profitabilitas yang didapat perusahaan rendah, umumnya manajer akan melakukan
tindakan manajemen laba untuk menyelamatkan kinerjanya dimata pemilik dengan
mendapakan nilai baik dari perusahaan karena stabilnya laba perusahaan. Hal ini
berkaitan erat dengan usaha manajer untuk menampilkan performa terbaik dari
perusahaan yang dipimpinnya.
Gunawan dan Purnamawati (2015) menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki
profitabilitas rendah cenderung melakukan perataan laba. Perataan laba
merupakan salah satu bentuk dari manajemen laba. Manajer cenderung melakukan
aktivitas tersebut karena dengan laba yang rendah atau bahkan menderita
21
kerugian, akan memperburuk kinerja manajer dimata pemilik dan akan
memperburuk citra perusahaan di mata publik. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Amertha (2013) yang membuktikan bahwa ROA berpengaruh positif
terhadap manajemen laba. Pihak manajemen akan melakukan tindakan manajemen
laba agar kinerja perusahaan terlihat lebih baik sesuai dengan harapan pihak
manajemen.
2.1.6 Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan
pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas (Brigham dan
Houston, 2010). Dengan membandingkan total hutang dengan total modal kan
mempermudah investor dalam mengambil keputusan pada sahamnya. Debt to
equity ratio merupakan salah satu rasio yang sangat penting, karena berkaitan
dengan masalah kesepakatan modal (trading on equity), yang dapat memberikan
pengaruh positif maupun negatif terhadap rentabilitas modal sendiri.
Debt to equity ratio (DER) menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Semakin tinggi DER maka akan
menunjukkan semakin besarnya modal pinjaman yang digunakan untuk
pembiayaan aktiva perusahaan. Besarnya rasio ini menunjukkan proporsi modal
perusahaan yang diperoleh dari hutang dibandingkan dengan sumber-sumber
modal yang lain seperti saham preferen, saham biasa atau laba yang ditahan. Oleh
karena itu semakin tinggi proporsi rasio utang akan semakin tinggi pula risiko
financial suatu perusahaan.
22
Menurut Brigham dan Houston (2010), sebuah perusahaan yang menggunakan
pendanaan melalui utang, memiliki tiga implikasi penting:
a) Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat
mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut dengan
sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan.
b) Kreditur akan melihat pada ekuitas atau dana yang diperoleh sendiri
sebagai suatu batasan keamanan, sehingga semakin tinggi proporsi dari
jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham, maka semakin kecil
resiko yang harus dihadapi oleh kreditur.
c) Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan
dana hasil pinjaman lebih besar dari bunga yang dibayarkan, maka
pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar atau diungkit
(leverage).
Tujuan dari rasio ini adalah untuk mengukur bauran dana dalam neraca dan
membuat perbandingan antara dana yang diberikan oleh pemilik (ekuitas) dan
dana yang dipinjam. Apabila rasio ini buruk, maka perusahaan akan memiliki
masalah riil jangka panjang, salah satunya dapat menyebabkan kebangkrutan.
Semakin besar DER menunjukkan bahwa struktur modal lebih banyak
memanfaatkan hutang dibandingkan ekuitas, hal ini mencerminkan solvabilitas
perusahaan semakin rendah sehingga kemampuan perusahaan membayar hutang
rendah, hal ini berarti risiko perusahaan tinggi. Risiko tinggi menyebabkan
investasi saham kurang menarik bagi investor (Ramadhani, 2012).
23
2.1.7 Kepemilikan Institusional
Lamora dan Kamaliah (2013) menyatakan bahwa kepemilikan institusional
merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh lembaga lain. Hal ini
merupakan salah satu cara untuk memonitori kinerja manajer dalam mengelola
perusahaan sehingga dengan adanya kepemilikan oleh institusi lain diharapkan
bisa mengurangi perilaku manajemen laba yang dilakukan manajer. Kepemilikan
institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen
melalui proses monitoring secara efektif. Hal ini disebabkan investor institusional
terlibat dalam pengambilan yang strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap
tindakan manipulasi laba.
Monitoring terhadap manajemen tentunya akan menjamin kemakmuran untuk
pemegang saham, pengaruh kepemilikan institusional sebagai agen pengawas
ditekan melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal. Tingkat
kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang
lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku
opportunistic manajer. Menurut Santoso dan Salim (2012) bahwa institutional
shareholders, dengan kepemilikan saham yang besar, memiliki insentif untuk
memantau pengambilan keputusan perusahaan.
Kepemilikan institusional memiliki kelebihan antara lain:
1. Memiliki profesionalisme dalam menganalisis informasi sehingga dapat
menguji kendala informasi.
2. Memiliki motivasi yang kuat untuk melaksanakan pengawasan lebih ketat atas
aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.
24
Investor institusional yang sering disebut sebagai investor yang canggih
(sophisticated) sehingga seharusnya lebih dapat menggunakan informasi periode
sekarang dalam memprediksi laba masa depan dibanding investor non
institusional, dengan adanya asimetri kepemilikan institusional diharapkan dapat
melakukan monitoring atas kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh
manajemen. Untuk menghitung kepemilikan institusional yaitu dengan cara
membagi jumlah saham yang dimiliki oleh institusional dengan jumlah saham
yang beredar (Haruman, 2008).
Hasil penelitian Purnama (2017) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional
tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini mengindikasikan bahwa
semakin tinggi atau rendahnya porsi kepemilikan saham yang dimiliki pihak
institusional tidak begitu berarti sebagai alat untuk mengawasi tindakan pihak
internal perusahaan dalam melakukan kecurangan mengenai informasi laba
didalam laporan keuangan. Pada dasarnya kepemilikan institusional memiliki arti
penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan oleh
institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal.
2.1.8 Firm Size
Menurut Danial (2013) yang dimaksud firm size adalah besar kecilnya perusahaan
yang dapat dilihat dari besarnya nilai ekuitas, nilai penjualan dan nilai total aktiva.
Ukuran perusahaan umunya dibagi menjadi 3 kategori yaitu large firm, medium firm
and small firm. Dalam hal ini penjualan lebih besar dari pada biaya variabel dan
biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya
jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan biaya tetap maka
25
perusahaan akan menderita kerugian (Brigham dan Houston 2010). Keadaan yang
dikehendaki oleh perusahaan adalah perolehan laba bersih sesudah pajak karena
bersifat menambah modal sendiri. Laba operasi ini dapat diperoleh jika jumlah
penjualan lebih besar daripada jumlah biaya variabel dan biaya tetap. Agar laba
bersih yang diperoleh memiliki jumlah yang dikehendaki maka pihak manajemen
akan melakukan perencanaan penjualan secara seksama, serta dilakukan
pengendalian yang tepat, guna mencapai jumlah penjualan yang dikehendaki.
Manfaat pengendalian manajemen adalah untuk menjamin bahwa organisasi telah
melaksanakan strategi usahanya dengan efektif dan efisien.
Dalam aspek finansial, penjualan dapat dilihat dari sisi perencanaan dan sisi
realisasi yang diukur dalam satuan rupiah. Dalam sisi perencanaan, penjualan
direfleksikan dalam bentuk target yang diharapkan dapat direalisir oleh
perusahaan. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang
lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga
untuk memperoleh pinjaman dari krediturpun akan lebih mudah. Pada sisi lain,
perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian,
karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang mendadak.
Oleh karena itu, memungkinkan perusahaan besar tingkat leverage akan lebih
besar dari perusahaan yang berukuran kecil.
Sudarsi (2012) menemukan bukti empiris bahwa perusahaan dengan size besar
mempunyai insentif yang besar untuk melakukan perataan laba dibandingkan
dengan perusahaan kecil, karena perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah
besar akan lebih diperhatikan oleh publik dan pemerintah. Oleh karena itu
26
perusahaan besar akan menghindari kenaikan laba secara drastis supaya terhindar
dari kenaikan pembebanan biaya oleh pemerintah. Sebaliknya penurunan laba
secara drastis memberikan sinyal bahwa perusahaan dalam masa krisis. Hal ini
akan mengundang campur tangan pemerintah contoh yang mudah dilihat adalah
pembebanan pajak.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu
yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil-
hasil penelitian yang dijadikan perbandingan tidak terlepas dari topik penelitian
yaitu mengenai variable profitabilitas, debt to equity ratio, kepemilikan
institusional, firm size dan perataan laba. Penelitian-penelitian tersebut akan
dipaparkan sebagai berikut:
1. Arfan (2010) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Firm Size,
Winner/Loser Stock dan Debt to Equity Ratio Terhadap Perataan Laba Studi
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI”. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode sensus, yaitu metode penelitian dimana semua
elemen populasi diteliti, sehingga kesimpulan yang diperoleh langsung dari
populasi. Penelitian ini merupakan studi empiris dan horizon waktu yang
digunakan adalah pooled data selama tiga tahun (2005−2007). Pooled data
adalah gabungan antara data runtut waktu (time-series) dan data silang tempat
(cross-section). Pooled data yang digunakan adalah balanced pooled (panel)
data. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan variable
27
firm size, winner/loser stock dan debt to equity ratio berpengaruh positif
terhdap perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. Abiprayu (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Kualitas Audit, Dividen Payout
Ratio Terhadap Perataan Laba (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2006−2009)”. Penelitian ini
menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Hasil dari penilitan ini
adalah variabel ukuran berpengaruh positif dan signifikan terhdap praktik
perataan laba dan variabel financial leverage, kualitas audit dan dividen
payout ratio tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba.
3. Azizah (2012) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Retrun On Asset dan Net Profit Margin Terhadap Perataan Laba (Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2012−2014)”. Hasil dari
penelitian ini adalah terdapat pengaruh secara parsial antara ukuran
perusahaan, return on asset, net profit margin terhadap praktik perataan laba,
kemudian terdapat pengaruh simultan antara ukuran perusahaan, return on
asset, net profit margin terhadap praktik perataan laba.
4. Kustono (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Dividen Payout Ratio, Resiko Spesifik dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur
Studi Empiris BEJ 2002−2006”. Metode sampel menggunakan metode
purposive sampling dan analisis regresi dengan menggunakan sampel 35
perusahaan. Hasil dari penelitian ini adalah dividen payout ratio dan ukuran
perusahaan terbukti tidak mempengaruhi praktik perataan laba.
28
5. Santoso (2012) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas,
Financial Leverage, Dividen, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional
dan Kelompok usaha Terhadap Perataan Laba Studi Kasus Pada Perusahaan
Non-Finansial Yang Terdaftar di BEI”. Dalam penelitian ini menggunakan 89
perusahan non-financial yang terdaftar di BEI selama periode tahun
2003−2010. Analisis dan pengolahan data menggunakan regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas dan kelompok
usaha tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba, variabel financial
leverage dan dividen berpengaruh negatif terhadap tindakan perataan laba
dan variabel ukuran perusahaan dan kepemilikan institusional berpengaruh
positif terhadap tindakan perataan laba.
6. Sudarsi (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan Kepemilikan Institusional Terhadap
Perataan Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Food dan Beverages yang
Terdaftar di BEI”. Populasi dalam penelitian ini adalah 20 perusahaan Food
dan Beverages yang terdaftar di BEI pada tahun 2005−2008. Hasil analisis
menunjukan bahwa variabel yang signifikan terhadap perataan laba adalah
ukuran perusahaan. Selanjutnya variabel profitabilitas, leverage, kepemilikan
institusional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba.
7. Bestivano (2013) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage terhadap Perataan
Laba Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”. Dalam
penelitian ini menggunakan 84 perusahaan dalam periode pengamatan dari
tahun 2008−2010”. Analisis dan pengolahan data menggunakan regresi
29
berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap tindakan perataan laba dan variabel
umur perusahaan, profitabilitas, dan leverage tidak berpengaruh positif
terhadap tindakan perataan laba.
8. Pramono (2013) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh ROA,
NPM, DER dan SIZE Terhadap Perataan Laba Studi Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2007−2011”. Hasil dari penelitian
ini menunjukan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba
dikarenakan pada kondisi ekonomi meningkat perusahaan tidak mengalami
kesulitan dalam peminjaman hutang. Dampak dari NPM adalah membuat
kelangsungan perusahaan menjadi lebih baik karena peningkatan ekonomi
tersebut sehingga manajemen tidak perlu melakukan praktik perataan laba.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No NamaVariabel
Independen
VariabelDependen
Hasil Penelitian
1Arfan(2010)
Firm Size,Winner/LoserStock dan DebtTo Equity Ratio
PerataanLaba
Hasil dari penilitian ini menunjukanbahwa secara simultan variable firm size,winner/loser stock dan debt to equityratio berpengaruh positif terhdapperataan laba pada perusahaanmanufaktur yang terdaftar di BEI
2Abiprayu
(2011)
Profitabilitas,UkuranPerusahaan,FinancialLeverage,Kualitas Audit,Dividen PayoutRatio
PerataanLaba
Hasil dari penilitan ini adalah variableukuran berpengaruh positif dansignifikan terhdap praktik perataan labadan variabel finansial leverage, kualitasaudit dan dividen payout ratio tidakberpengaruh terhadap praktik perataanlaba
.
30
No NamaVariabel
Independen
VariabelDependen
Hasil Penelitian
3Azizah(2012)
UkuranPerusahaan,Return OnAsset, dan NetProfit Margin
PerataanLaba
Hasil dari penelitian ini adalah terdapatpengaruh parsial antara ukuranperusahaan, return on asset, net profitmargin terhadap praktik perataan laba,terdapat pengaruh simultan antara ukuranperusahaan, return on asset, net profitmargin terhadap praktik perataan laba.
4Kustono(2012)
Ukuran, DividenPayout, ResikoSpesifik, danPertumbuhanPerusahaan
PerataanLaba
Hasil dari penelitian ini adalah dividenpayout ratio dan ukuran asset terbuktitidak memepengaruhi praktik perataanlaba
5Santoso(2012)
Profitabilitas,FinancialLeverage,Dividen,UkuranPerusahaan,KepemilikanInstitusional danKelompokusaha
PerataanLaba
Variabel profitabitas dan kelompokusaha tidak berpengaruh terhadapperataan laba. Variabel financialleverage dan dividen berpengaruh positifterhadap perataan laba.
6Sudarsi(2012)
UkuranPerusahaan,Profitabilitas,Leverage, danKepemilikanInstitusional
PerataanLaba
Hasil analisis menunjukan bahwavariabel yang signifikan terhadapperataan laba adalah ukuran perusahaan.Selanjutnya variabel profitabilitas,leverage, kepemilikan institusional tidakberpengaruh secara signifikan terhadapperataan laba
7 Bestivano(2013)
UkuranPerusahaan,UmurPerusahaan,Profitabilitasdan Leverage
PerataanLaba
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwavariable ukuran perusahaan berpengaruhpositif terhadap tindakan perataan labadan variabel umur perusahaan,profitabilitas, dan leverage tidakberpengaruh positif terhadap tindakanperataan laba
31
No Nama VariabelIndependen
VariabelDependen
Hasil Penelitian
8Pramono(2013)
ROA, NPM,DER DAN SIZE
PeratanLaba
DER tidak berpengaruh terhadap praktikperataan laba dikarenakan pada kondisiekonomi meningkat perusahaan tidakmengalami kesulitan dalam peminjamanhutang. Dampak dari NPM adalahmembuat kelangsungan perusahaanmenjadi lebih baik karena peningkatanekonomi tersebut sehingga manajementidak perlu melakukan praktik perataanlaba
Sumber : data diolah
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah:
1. Variabel X yang dipilih adalah profitabilitas, debt to equity ratio,
kepemilikian institusional dan firm size.
2. Pengambilan populasi perusahaan adalah perusahaan sektor aneka industri
yang terdaftar di BEI periode 2014−2016.
2.3 Kerangka Pikiran
Masalah perataan laba (income smoothing) merupakan aspek yang sangat penting
dari manajemen laba. Karena hal tersebut sangat sulit dipisahkan dalam upaya
manajemen untuk mengukur income dari yang dilaporkan dari tahun ke tahun.
Konsep yang mendasari manajemen laba dengan menggunakan teori keagenan
(agency theory) menyatakan bahwa praktik perataan laba dipengaruhi oleh
konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang
timbul ketika sebelah pihak ingin mencapai atau memepertahankan tingkat
kemakmuran yang diinginkannya. Kemudian salah satu mekanisme yang
diharapkan dapat mengontrol biaya keagenan yaitu dengan menerapkan tata
32
kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Corporate governance
merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang
diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada para
pemegang saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba yang
pertama adalah profitabilitas.
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba
(keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Kemampuan peurusahaan untuk
menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya
guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan
menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu
sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas
pengelolaan badan usaha tersebut. Oleh karena itu manajemen melakukan praktik
perataan laba agar investor tertarik atau mempertahankan sahamnya pada
perusahaan tersebut. Kemudian faktor kedua yang mempengaruhi praktik
perataan laba adalah debt to equity ratio (DER).
Debt to equity ratio menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan
pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas. Debt to equity ratio
yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan hutang
sebagai modal. Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi akan terbebani oleh
beban peluanasan hutang atau perjanjian-perjanjian yang disepakati oleh kedua
belah pihak, dengan demikian perusahaan akan sulit mendapatkan dana tambahan
atau pinjaman. Untuk perusahaan yang memiliki banyak hutang, setiap
peningkatan laba akan lebih banyak dirasakan oleh debtholder bukan shareholder.
33
Oleh karena itu manajemen melakukan tindakan perataan laba agar investor tidak
memandang bahwa perusahaan tersebut memiliki tingkat hutang yang tinggi.
Kemudian faktor ketiga yang mempengaruhi praktik perataan laba adalah
kepemilikan institusional.
Kepemilikan institusional adalah saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi
seperti perusahaan asuransi, dana pensiun, pemerintah, perusahaan investasi, dan
kepemilikan institusional lain. Hubungannya dengan fungsi monitor, investor
institusional diyakini memiliki kemampuan untuk memonitor tindakan
manajemen lebih baik dibandingkan investor individual. Investor institusional
adalah pemilik sementara (transfer owner) sehingga hanya terfokus pada laba
sekarang (current earnings). Jika perubahan ini tidak dirasakan menguntungkan
oleh investor, maka investor dapat melikuidasi sahamnya. Investor institusional
biasanya memiliki saham dengan jumlah yang besar, sehingga jika mereka
melikuidasi sahamnya akan mempengaruhi nilai saham secara keseluruhan. Untuk
menghindari tindakan tersebut maka manajer akan cenderung melakukan tindakan
perataan laba. Kemudian faktor keempat yang mempengaruhi praktik peraaan laba
adalah firm size.
Hubungan firm size merupakan rasio perbandingan besar kecilnya suatu objek.
Jika perusahaan termasuk perusahaan besar akan menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut dapat menghasilkan laba yang besar, hal ini akan menyebabkan
perusahaaan tersebut menjadi sorotan publik (pemerintah). Perusahaan yang
mendapatkan sorotan dari pemerintah pasti akan terbebani oleh biaya politik
tersebut terutama dalam hal pemungutan pajak dari pemerintah karena laba yang
34
besar, dimana perusahaan biasanya enggan membayar pajak yang tinggi,
sedangkan pemerintah ingin memungut pajak sebesar-besarnya. Oleh karena itu
manajemen melakukan tindakan perataan laba agar laba terlihat stabil dan
menghindari pemungutan pajak yang terlalu besar.
Gambar 2.1 Kerangka Pikiran
2.4 Hipotesis
Berdasarkan tujuan penelitian, rumusan masalah yang diajukan, telaah kajian teori
penelitian terdahulu dari kerangka pemikiran, maka hipotesis kerja yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha1 = Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap perataan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014−2016.
Ho1 = Profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap perataan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014−2016.
Manajemen Laba(Earning Management)
Profitabilitas(ROA)
Agency Theory
Good CoporateGovernance
Debt toEquity Ratio
Firm Size
Perataan Laba
KepemilikanInstitusional
35
Ha2 = Debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap perataan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014−2016.
Ho2 = Debt to equity ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap perataan laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014−2016.
Ha3 = Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap perataan laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014−2016.
Ho3 = Kepemilikan institusional berpengaruh tidak signifikan terhadap perataan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014−2016.
Ha4 = Firm size berpengaruh signifikan terhadap perataan laba pada perusahaan
sektor aneka industri yang terdaftar di BEI tahun 2014−2016.
Ho4 = Firm size berpengaruh tidak signifikan terhadap perataan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014−2016.
Ha5 = Profitabilitas, debt to equity ratio, kepemilikan institusional dan firm size
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perataan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014−2016.
Ho5 = Profitabilitas, debt to equity ratio, kepemilikan institusional dan firm size
secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap perataan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014−2016.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research) dengan
pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara purposive sampling, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013). Selanjutnya menurut Zulganef
(2008), penelitian penjelasan (explanatory research) adalah penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan atau membuktikan hubungan atau pengaruh antar
variabel. Penelitian ini menguji teori guna memperkuat atau menolak teori atau
hipotesis dari penelitian sebelumnya. Dengan mempertimbangkan data yang telah
tersedia, maka penelitian ini juga termasuk dalam studi empiris pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dimana perusahaan
tersebut telah mengumumkan laporan keuangan pada tahun 2014−2016.
37
3.2 Populasi Dan Sampel
3.2.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2013) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-
benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek
atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang
dimiliki oleh subjek atau objek itu. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 150 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2014−2016.
3.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2013) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jadi sampel merupakan
bagian dari populasi yang diambil untuk keperluan penelitian. Pemilihan sampel
sebagai acuan yang akan diteliti dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
purposive sampling, yaitu metode pengambilan data disesuaikan dengan kriteria-
kriteria yang telah ditentukan. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan
pertimbangan tertentu. Teknik ini digunakan untuk memilih anggota sampel
secara khusus berdasarkan tujuan penelitian dan kesesuaian kriteria-kriteria yang
telah ditetapkan oleh peneliti.
38
Kriteria penentuan sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang bergerak pada sektor aneka industri yang
terdaftar di BEI tahun 2014-2016.
2. Perusahaan manufaktur yang konsisten menerbitkan laporan keuangan pada
tahun 2014−2016.
3. Perusahaan tersebut melakukan praktik perataan laba selama tahun
2014−2016.
4. Perusahaan tersebut mempunyai hasil nilai perataan laba kurang dari 1 selama
tahun 2014−2016.
Berdasarkan kriteria tersebut perusahaan yang terpilih sampel adalah 12
perusahaan, berikut adalah daftar sampel perusahaan pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Daftar Sampel PerusahaanNo. Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1 Astra International Tbk ASII
2 Astra Auto Part Tbk AUTO
3 Panasia Indo Resources Tbk HDTX
4 Indomobil Sukses International Tbk IMAS
5 Indospring Tbk INDS
6 Jembo Cable Company Tbk JECC
7 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS
8 Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk SCCO
9 Selamat Sempurna Tbk SMSM
10 Sunson Textile Manufacturer Tbk SSTM
11 Trisula International Tbk TRIS
12 Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT
Sumber : www.idx.co.id
39
3.3 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian, diperlukan data yang akan digunakan sebagai dasar untuk
melakukan pembahasan dan analisis. Data adalah sekumpulan informasi yang
diperlukan untuk mengambil keputusan. Sumber data adalah segala sesuatu yang
dapat memberikan informasi mengenai data. Sumber data dalam penelitian
menurut Sugiyono (2013) terdiri dari sumber data primer yaitu sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data yang digunakan adalah data-data yang bersifat kuantitatif, data ini
menunjukkan nilai terhadap variabel yang diwakilinya.
2. Data bersifat time series, data merupakan hasil pengamatan suatu periode
tertentu.
3. Data bersifat sekunder karena data yang mengalami pengolahan kembali.
4. Sumber data sekunder yang dipergunakan berasal dari annual report yang di
publish oleh Indonesian Stock Exchange (IDX).
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah metode pengumpulan data dimana data diperoleh dari
buku, majalah literatur dan sebagainya. Data diperoleh dari buku dan jurnal
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan variabel penelitian. Menggali
40
teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkepentingan,
mencari metode-metode serta teknik penelitian yang telah digunakan oleh
peneliti terdahulu.
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan
catatan-catatan penting yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti,
sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan
pemikiran. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang
menggunakan situs web sebagai pengambilan data dan informasi. Data yang
diperoleh berupa data perusahaan dari website www.idx.co.id dan
www.saham.ok.
3.5 Definisi Konseptual Variabel
Definisi konseptual yaitu penegasan penjelasan suatu konsep dengan
mempergunakan konsep-konsep (kata-kata) lagi, yang tidak harus menunjukkan
sisi-sisi (dimensi) pengukuran (tanpa menunjukkan deskriptor dan indikatornya
dan bagaimana mengukurnya). Definisi konseptual adalah pemikiran peneliti
tentang konsep penelitian yang akan dijalankan oleh peneliti.
a. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan
laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Dalam kaitannya dengan
manajemen laba (earning management), jika profitabilitas yang didapat
perusahaan rendah, umumnya manajer akan melakukan tindakan manajemen
laba untuk menyelamatkan kinerjanya dimata pemilik. Hal ini berkaitan erat
41
dengan usaha manajer untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan
yang dipimpinnya.
b. Debt to equity ratio
Debt to equity ratio menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan
pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas. Hubungannya
dengan manajemen laba adalah jika debt to equity ratio (DER) semakin tinggi
maka akan menunjukkan semakin besarnya modal pinjaman yang digunakan
untuk pembiayaan aktiva perusahaan menyebabkan laba perusahaan semakin
tidak menentu dan menambah kemungkinan bahwa perusahaan tidak dapat
memenuhi kewajiban pembayaran utangnya. Oleh karena itu semakin tinggi
proporsi rasio utang akan semakin tinggi pula risiko finansial suatu perusahaan.
Manajamen kemungkinan besar akan melakukan perataan laba agar investor
tidak memiliki pandangan yang buruk terhadap perusahaan.
c. Kepemilikan institusional
Kepemilikan institusional adalah saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi
seperti perusahaan asuransi, dana pensiun, pemerintah, perusahaan investasi,
dan kepemilikan institusional lain. Tingkat kepemilikan institusional yang
tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak
investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku oportunistik
manajer. Hubungannya dengan manajemen laba adalah investor institusional
dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap
keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan investor institusional
terlibat dalam pengambilan yang strategis sehingga tidak mudah percaya
terhadap tindakan manipulasi laba.
42
d. Firm size
Firm size secara umum dapat diartikan sebagai suatu perbandingan besar
kecilnya suatu objek. Penentuan Firm size ini didasarkan pada natural
logaritma aktiva. Hubungannya dengan manajemen laba adalah size besar
mempunyai insentif yang besar untuk melakukan perataan laba dibandingkan
dengan perusahaan kecil, karena perusahaan yang memiliki aktiva dalam
jumlah besar akan lebih diperhatikan oleh publik dan pemerintah. Oleh karena
itu perusahaan besar akan menghindari kenaikan laba secara drastis supaya
terhindar dari kenaikan pembebanan biaya oleh pemerintah. Sebaliknya
penurunan laba secara drastis memberikan sinyal bahwa perusahaan dalam
masa krisis.
3.6 Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah batasan pengertian tentang variabel yang didalamnya
sudah mencerminkan indikator-indikator yang akan digunakan untuk mengukur
variabel yang bersangkutan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.6.1 Variabel Dependen (Terikat)
Menurut Sugiyono (2013), variabel penelitian pada dasarnya dalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel dependen atau terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independent). Dalam penelitian ini
yang merupakan variabel dependen adalah perataan laba yang diukur dengan
43
menggunakan model Utami (2005) yang mengukur berdasarkan rasio akrual
modal kerja dengan penjualan. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
Manajemen Laba (ML) = Akrual Modal Kerja (t) / Penjualan periode (t).(3.1)
Akrual Modal Kerja = ΔAL – ΔHL – ΔKas
Keterangan:
ΔAL = Perubahan aktiva lancar pada periode tΔHL = Perubahan hutang lancar pada periode tΔKas = Perubahan kas pada periode t
3.6.2 Variabel Independen (Bebas)
Variabel Independen atau bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependen). Dalam
penelitian ini yang merupakan variabel independennya adalah:
a. Profitabilitas dihitung menggunakan return on asets (ROA), dimana ROA
menunjukkan ukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan
menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan asset yang ada dalam
perusahaan. ROA dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
ROA = ( )..............................................(3.2)
b. Debt to equity ratio dihitung dengan membandingkan total hutang denga total
modal. Skala pengukuran yang digunakan adalah skla rasio dengan rumus:
Debt to Equity Ratio = ........................................................ (3.3)
44
c. Kepemilikan institusional dihitung dengan membandingkan jumlah saham yang
dimiliki institusi dengan jumlah saham yang beredar, dengan menggunakan
rumus:
Kepemilikan Institusional = ......(3.4)
d. Firm size dihitung dengan Logaritma natural (Ln) dari total aktiva. Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan rumus:
Firm Size = Ln Total Aktiva..................................................................(3.5)
Tabel 3.2 Ringkasan Variabel PenelitianNo Variabel Definisi Pengukuran Skala
Data1 Perataan
labaPenguranganfluktuasi terhadaplaba dari tahunyang tinggipendapatannya ketahun yang rendahpendapatannya.
ML = Akrual Modal Kerjaperiode (t) / Penjualan
periode (t)
Rasio
2 Profitabilitas Kemampuanperusahaan dalammenghasilkan labadalam satu periode.
ROALaba Bersih Setelah PajakTotal AsetRasio
3 Debt toEquity Ratio
Perbandinganantara total hutangdengan total modalperusahaan
Debt to Equity Ratio Rasio
45
4 KepemilikanInstitusional
Kepemilikaninstitusionalmerupakankepemilikan sahamyang dimiliki olehlembaga lain
Kepemilikian InstitusionalJumlah saham institusijumlah saham yang beredarRasio
5 Firm Size Besar kecilnyaperusahaan yangdapat dilihat daribesarnya nilaiekuitas, nilaipenjualan, dan nilaitotal aktiva
SIZE= ln (nilai buku total aktiva) Rasio
3.7 Teknik Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan
analisis berganda. Analisis yang diperoleh dalam penelitian ini akan
menggunakan bantuan teknologi komputer yaitu economic views (eviews) versi 9.
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
merupakan pengertian dari analisis statistik deskriptif (Sugiyono, 2013). Analisis
statistik deskriptif dilakukan dengan mendeskriptifkan semua data seluruh
variabel dalam bentuk distribusi frekuensi dan dalam bentuk tabel yang kemudian
diberikan interpretasi terhadap data pada tabel tersebut.
46
3.7.2 Analisis Regresi Berganda Model Data Panel
Menurut Ghozali (2005) analisis regresi bertujuan untuk mengukur kekuatan
hubungan antara dua variabel atau lebih serta menunjukkan arah hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen yang digunakan. Hasil analisis
regresi adalah berupa koefisien regresi untuk masing-masing variabel independen.
Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan
suatu persamaan. Analisis regresi linier berganda pada penelitian ini digunakan
untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, debt to equity ratio, kepemilikan
institusional dan firm size terhadap perataan laba pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI periode 2014−2016. Persamaan model regresi dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = α+ β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e…….....................................(3.6)
Keterangan:Y : Perataan Laba
: Konstantaβ1-β4 : Koefisien RegresiX1 : ProfitabilitasX2 : Debt To Equity RatioX3 : Kepemilikan InstitusionalX4 : Firm Sizee : Error term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian
Alat analisis yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Eviews. Untuk
membantu pengelohan data penelitian yang berbentuk data panel, Eviews
merupakan alat analasis yang sangat tepat. Penggunaan alat analisis yang tepat
akan membantu peneliti untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian
yang dilakukan. Model regresi dengan data panel, secara umum mengakibatkan
kesulitan dalam menentukan spesifikasi modelnya.
47
Berdasarkan strukturnya terdapat dua jenis data, yaitu data seksi silang (cross
section) dan data runtut waktu (time series). Data cross section terdiri atas
beberapa banyak objek, dengan beberapa jenis data. Data time series biasanya
meliputi satu objek, tetapi meliputi beberapa periode. Gabungan antara cross
section dan time series akan membentuk data panel. Winarno (2015) menyatakan
untuk menentukan model estimasi data panel disesuaikan dengan asumsi yang
digunakan.
a. Pooled Least Square atau Common effect (Pendekatan kuadran terkecil)
Dalam pengolahan panel data pendekatan yang paling sederhana adalah dengan
menggunakan metode kuadrat terkecil biasa yang diterapkan dalam data yang
berbentuk pool. Memasukkan variabel boneka (dummy variable) merupakan
cara yang sering dilakukan untuk mengizinkan terjadinya perbedaan nilai
parameter yang berbeda-beda baik lintas unit cross section maupun antar
waktu. Pendekatan dengan memasukkan variabel boneka ini dikenal dengan
sebutan model efek tetap (fixed effect) atau least square dummy variable.
Rumus estimasi dengan menggunakan pooled least square sebagai berikut:
Yit = β1+β2+β3X3it+…+βnXnit + πit ……...........................................(3.7)
b. Model Efek Tetap (Fixed Effect Model)
Terdapat variabel-variabel yang tidak semuanya masuk dalam persamaan
model memungkinkan adanya intercept yang tidak konstan. Dengan kata lain
intercept ini mungkin berubah untuk setiap individu dan waktu. Dalam
pendekatan kuadrat terkecil biasa adalah asumsi intercept dan slope dari
persamaan regresi yang dianggap konstan baik antar daerah maupun antar
48
waktu yang mungkin tidak beralasan. Generalisasi yang secara umum sering
dilakukan yaitu dengan memasukkan variabel boneka (dummy variable) untuk
mengizinkan terjadinya perbedaan nilai parameter yang berbeda-beda antar
unit cross section. Pendekatan ini dikenal dengan sebutan model efek tetap
(fixed effect model). Rumus persamaan model ini dapat dituliskan sebagai
berikut:
Yit = α1+Dn+βX2it+…+βnXnit+ πit …………………...............................(3.8)
c. Model Efek Random (Random Effect Model)
Bila pada model efek tetap, perbedaan antar individu dan atau waktu
dicerminkanlewat intercept, maka pada model efek random, perbedaan tersebut
diakomodasikan lewat error. Teknik ini juga memperhitungkan bahwa error
mungkin berkorelasi sepanjang time series dan cross section. Rumus
persamaan pada model ini dapat dituliskan sebagai berikut:
Yit = β1+βXit+…+βnXnit+ɛit+πit…..........…...........................................(3.9)
3.7.3 Pengujian Model
Menurut Winarno (2015), untuk memilih model yang tepat, terdapat beberapa
langkah pengujian yang dapat dilakukan untuk menentukan model estimasi yang
tepat. Langkah-langkah tersebut adalah dengan menggunakan uji hausman dan uji
fixed effect uji F atau chow-test. Uji hausman digunakan untuk memilih model
fixed effect atau random effect. Sedangkan uji fixed effect uji F atau chow-test
digunakan untuk memilih apakah model yang akan digunakan adalah common
atau Fixed effect.
49
1. Uji Chow-test (Common vs fixed effects)
Uji Chow digunakan untuk mengetahui common atau fixed effect yang akan
digunakan dalam suatu estimasi. Rumus dari uji chow adalah:
CHOW = ........................................................................(3.10)
Keterangan:
RRSS : Restricted Residual Sum Square (merupakan Sum ofSquare Residual yang diperoleh dari estimasi data paneldengan metode common).
URSS : Unrestricted Residual Sum Square (merupakan Sum ofSquare Residual) yang diperoleh dari estimasi data paneldengan metode fixed effect.
N : Jumlah data cross sectionT : Jumlah data time seriesK : Jumlah data penejelas
Dasar pengambilan keputusan menggunakan chow-test yaitu:
a) Jika nilai probabilitas Cross Section F dan Chi Square < 0,05 = Ho
ditolak, maka menggunakan model Fixed Effect.
b) Jika nilai probabilitas Cross Section F dan Chi Square > 0,05 = Ho
diterima, maka menggunakan model Pooled Least Square.
Jika hasil uji Chow menyatakan Ho diterima, maka teknik data panel
menggunakan metode pool (common effect) dan pengujian berhenti sampai
disini. Apabila hasil uji chow menyatakan H0 ditolak, maka langkah
selanjutnya adalah uji Hausman untuk menentukan model fixed atau model
random yang akan digunakan.
50
2. Uji Hausman
digunakan untuk memilih antara fixed effect model atau random effect model.
Statistik uji Hausman ini mengikuti distribusi statistik chi square dengan
degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah variabel independen.
Jika nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai statistiknya maka model
yang tepat adalah model fixed effect, sedangkan sebaliknya bila nilai statistik
Hausman lebih kecil dari nilai statistiknya maka model yang tepat adalah
model random effect. Rumus untuk Uji Hausman yaitu:
W=X2[K]=(b-)[var(b)-var())]-1(b)........................................................(3.11)
Keterangan
W = Nilai tes Chi-square hitung
Dasar pengambilan keputusan menggunakan uji Hausman (random effect vs
fixed effect), yaitu:
a) Jika H0 diterima, maka model yang digunakan dalam penelitian ini
random effect.
b) Jika H0 ditolak, maka model maka model yang digunakan dalam
penelitian ini fixed effect
3.7.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui adakah pengaruh profitabilitas (X1),
debt to equity ratio (X2), kepemilikan institusional (X3) dan firm size terhadap
perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2014–
2016. Untuk menguji pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel
51
dependen (Y) baik secara parsial maupun secara bersama-sama dilakukan dengan
koefisien determinan (R2), uji statistik (t-test) dan uji (F-test).
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t adalah jenis pengujian statistik yang digunakan untuk mengetahui
seberapa jauh pengaruh variabel independen dapat menerangkan variabel
dependen secara individual. Uji t dilakukan dengan tingkat keyakinan 95%
dan tingkat kesalahan analisis (α) 5%, derajat kebebasan (degree of freedom)
yang digunakan adalah df= n-k. Taraf nyata inilah yang akan digunakan
untuk mengetahui kebenaran hipotesis. Nilai t dapat dirumuskan sebagai
berikut:
= √ ......................................................................................(3.12)
Keterangan :: Rata-rata hitung sampel
µ : Rata-rata hitung populasiS : Standar deviasi sampel
: Jumlah sampel
Formulasi Hipotesis:
1. Ha : Profitabilitas, debt to equity ratio, kepemilikan institusional, dan
firm size secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perataan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2014−2016.
52
2. H0 : Profitabilitas, debt to equity ratio, kepemilikan institusional, dan
firm size secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap
perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
tahun 2014−2016.
Kriteria kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Jika t-hitung < t-tabel dan nilai probabilitas ≥ ∝(0,05), maka variabel
independen secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap
variabel dependen (Ho diterima dan Ha ditolak).
2. Jika t-hitung > t-tabel dan nilai probabilitas ≤ ∝(0,05), maka variabel
independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen (Ho ditolak dan Ha diterma).
Berdasarkan nilai probabilitas (signifikan) dasar pengambilan keputusan
adalah:
a. Jika probabilitas > ∝(0,05) maka Ha ditolak.
b. Jika probabilitas < ∝(0,05) maka Ha diterima.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabelin dependen
yang digunakan berpengaruh secara bersama-samaterhadap satu variabel
dependen (Ghozali, 2005). Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui
apakah variabel independen secara bersama sama memengaruhi variabel
dependen secara signifikasi. Uji F dilakukan pada tingkat keyakinan 95% dan
tingkat kesalahan analisis (α) = 5% derajat bebas pembilang df1 = (k-1) dan
derajat bebas penyebut df2 = (n-k), merupakan banyaknya parameter
53
(koefisien) model regresi linier dan n merupakan jumlah pengamatan. Uji F
ini dilakukan untuk mengetahui signifikan pengaruh variabel profitabilitas,
debt to equity ratio, kepemilikan institusional dan firm size terhadap perataan
laba. Nilai F dapat dirumuskan sebagai berikut:
/ ...........................................................................................(3.13)
Keterangan:: Jumlah sampel
k : Jumlah variabel bebasR2 : Koefisien determinasi
Formulasi hipotesis:
Ha : Profitabilitas, debt to equity ratio, kepemilikan institusional, dan firm
size secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perataan laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2014−2016.
Ho : Profitabilitas, debt to equity ratio, kepemilikan institusional, dan firm
size secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap perataan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2014−2016.
Kriteria kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Jika F hitung < t-tabel dan nilai probabilitas ≥ ∝(0,05), maka Ho diterima
dan Ha ditolak.
2. Jika t-hitung > t-tabel dan nilai probabilitas ≤ ∝(0,05), maka Ho ditolak dan
Ha diterima.
54
Berdasarkan nilai probabilitas (signifikan) dasar pengambilan keputusan adalah:
a. Jika probabilitas > ∝(0,05) maka Ha ditolak.
b. Jika probabilitas < ∝(0,05) maka Ha diterima
c. Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinan (R2) adalah hubungan keterkaitan antara dua variabel
atau lebih. Hasil korelasi positif mengartikan bahwa semakin besar nilai
variabel 1 menyebabkan makin besar pula nilai variabel 2. Korelasi negatif
mengartikan bahwa makin besar nilai variabel 1 makin kecil nilai variabel 2.
Sedangkan korelasi nol mengartikan bahwa tidak ada atau tidak menentunya
hubungan dua variabel.
Besarnya koefisien determinan adalah 0 sampai 1. Semakin mendekati nol,
maka semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai
variabel dependen. Sedangkan jika koefisien determinasi mendekati 1 maka
dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan variasi variabel
independen terhadap variabel dependen. Rumus koefisien determinasi adalah:
= ∑ ∑ ∑ ∑∑ ...................................(3.14)
Keterangan :β1-4 : Koefisien Regresi Berganda Variabel X1– X4
X1 : ProfitabilitasX2 : Debt To Equty RatioX3 : Kepemilikan InstitusionalX4 : Firms Sizey : Perataan Laba
55
Tabel 3.3 Pedoman Interprestasi Koefisien Determinasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,001 – 0,002 Sangat Lemah
0,201 – 0,400 Lemah
0,401 – 0,600 Cukup Lemah
0,601 – 0,800 Kuat
0,801 – 1,000 Sangat Kuat
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh profitabilitas,
debt to equity ratio, kepemilikan institusional dan firm size terhadap
perataan laba pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2014−2016. Berdasarkan hasil dan analisis data maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel profitabilitas secara parsial memiliki pengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap perataan laba. Profitabilitas berpengaruh positif
artinya semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka akan semakin
mencerminkan bahwa laba perusahaan tersebut baik dimata investor. Hal
ini akan meningkatkan nilai lebih kepada investor. Perusahaan tidak
menjadikan profitabilitas sebagai dasar untuk melakukan praktik perataan
laba.
2. Variabel debt to equity ratio secara parsial memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap perataan laba. Tingkat DER yang tinggi akan
menunjukkan perusahaan memiliki hutang yang tinggi dibandingkan
dengan modal, dalam hal ini perusahaan akan melakukan perataan laba
agar investor tidak mempunyai persepsi yang buruk terhadap perusahaan.
87
3. Variabel kepemilikan institusional secara parsial memiliki pengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap perataan laba. Kepemilikan
institusional memiliki pengaruh negatif artinya semakin tinggi
kepemilikan institusional maka akan semakin tinggi tingkat pengawasan
terhadap manajemen perusahaan, namun sesuai dengan fungsinya investor
institusi hanyalah memonitoring dan tidak dapat mempengaruhi tindakan
manajemen perusahaan.
4. Variabel firm size secara parsial memiliki pengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap perataan laba. Firm size berpengaruh positif artinya
jika nilai firm size tinggi maka akan semakin menunjukan bahwa laba
perusahaan tersebut besar dan akan menjadikan biaya pajak yang tinggi,
untuk itu perusahaan melakukan tindakan perataan laba agar terhindar dari
biaya pajak yang tinggi
5. Secara simultan profitabilitas, debt to equity ratio, kepemilikan
institusional dan firm size berpengaruh signifikan terhadap perataan laba.
Artinya profitabilitas, debt to equity ratio, kepemilikan institusional dan
firm size secara bersamaan menjadi dasar perusahaan untuk melakukan
praktik perataan laba.
Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian
dengan hasil yang lebih baik, yaitu:
1. Sampel yang digunakan hanya terbatas pada perusahaan manufaktur yang
terdapat di BEI tahun 2014−2016.
88
2. Dengan diperolehnya sedikit variabel yang memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap perataan laba, maka diperoleh masih besarnya
pengaruh variabel lain diluar penelitian yang berperan dalam perilaku
perataan laba oleh perusahaan. Sehingga tujuan dan fenomena penyebab
dilakukannya perataan laba masih belum terjawab sepenuhnya.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian ini, penulis menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Saran Praktis
a. Bagi perusahaan, dalam melakukan praktik perataan laba
perusahaan lebih baik mempertimbangkan terlebih dahulu risiko
internal maupun eksternal, jika salah dalam mengambil keputusan
maka akan dapat merugikan salah satu pihak yang tidak
diinginkan.
b. Bagi investor, diharapkan penilitian dapat menjadikan pemahaman
tentang faktor-faktor yang menjadi dasar perusahaa untuk
melakukan perataan laba, kemudian bahan pertimbangan investor
dalam mempertahankan atau menambah jumlah saham yang akan
diinvestasikan kepada perusahaan.
2. Saran Akademis
Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambah jumlah
variabel dan sampel penelitian, tidak terbatas hanya pada sektor
perusahaan manufaktur saja sehingga diharapkan dapat
meningkatkan generalisasi hasil penelitian. Kemudian Metode
89
yang digunakan adalah regresi berganda, namun terdapat metode
lain yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan metode
regresi logistik. Sebaiknya dalam penelitian selanjutnya dilakukan
olah data dengan kedua metode (akrual deskresioner).
DAFTAR PUSTAKA
Abiprayu, Kris Brantas. 2011. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,Finansial Lavelarge, Kualitas Audit, dan Dividen Payout Ratio TerhadapPerataan Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftardi Bursa Efek Indonesia 2006−2009). Universitas Diponegoro.
Agustia, D. 2013. Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow,dan Leverage terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi danKeuangan, 15.
Aji, Dhamar Yudho dan Aria Farah Mita. 2010. Pengaruh Profitabilitas, RisikoKeuangan, Nilai Perusahaan, dan Struktur Kepemilikan terhadap PraktekPerataan Laba. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Altany, Jeni Lestary. 2017.Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas danLaverage Terhadap Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia 2013-2015. Artikel Ilmiah. STIE.
Amertha, Indra S.P. 2013. Pengaruh Retrun On Asset pada Praktik ManajemenLaba dengan Moderasi Corporate Governance. Jurnal AkuntasiUniversitas Udayana. Vol 4. No.2.
Anthony dan Govindarajan. 2011. Sistem Pengendalian Manajemen(Terjemahan). Jakarta. Salemba Empat.
Arfan dan Wahyuni. 2010. Pengaruh Firm Size, Winner/Losser Stock, dan DebtTo Equty Ratio Tehadap Perataan Laba (Studi pada PerusahaanManufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Telaan &Riset Akuntansi. Vol. 3 No. 1.
Azizah, Farah Devi. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Retrun On Asset, danNet Profit Margin Terhadap Perataan Laba (Studi pada PerusahaanManufaktur yang Terdaftar di BEI 2012−2014). Jurnal AdministrasiBisnis JAB. Vol. 33 No. 2
Belkaoui dan Ahmed Riahi. 2004. Accounting Theory 5th Edition. ThompsonLearning. Bernstein, Leopold A. 1993. Financial Statement Analysis fifthedition. Irwin, United States.
91
Bestivano, Wildam. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,Profitabilitas dan Laverage terhadap Perataan Laba (Studi PadaPerusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI). Universitas Negri Padang.
Brigham dan Houston.2010. Dasar dasar Manajemen Keuangan, Edisi ke 11.Jakarta. Salemba Empat.
Britama. 2018. Profi danSejarah Singkat Perusahaan.http://britama.com/index.php/2012/05/sejarah-dan-profil-singkat/,diakses pada tanggal 19 April 2018.
Budiasih, Igan. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba.Media Audi Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 4
Budileksmana, Andriani. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PraktikPerataan Laba pada Perusahaan-Perusahaan di Bursa Efek Jakarta. JurnalAkuntansi dan Investasi. Vol.6 No.1.
Danial. 2013. Pengaruh ROA, DPR, Size Terhadap PER Pada Perusahaan AnekaIndustri dan Industri Barang Konsumsi Yang Terdatar di Bursa efekIndonesia (BEI) Periode 2009–2012.
Dewi, Lindira Sukma dan I Gusti Ketut Agung Ul upui. 2014. Pengaruh PajakPenghasilan Pada Earnings Management. E-Jurnal AkuntansiUniversitas Udayana. Vol. 8, No. 1
FCGI. 2001 Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam PelaksanaanCorporate Governance (Tata Kelola Perusahaan). Jilid II. Edisi 2.
Ghozali. 2005. Multivariate dengan Progam SPP. Semarang. Badan PenelitiUniversitas Diponegoro.
Ghozali dan Anis Chariri. 2003. Teori Akuntansi. Semarang: Badan PenerbitUniversitas Diponegoro.
Guna dan Herawaty. 2010. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance,Independensi Auditor, Kualitas Audit, dan Faktor Lainnya TerhadapManajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12 No. 1.
Gunawan, Darmawan, dan Purnamawati. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan,Profitabilitas, dan Lavelarge Terhadap Manajemen Laba padaPerusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).E-Journal S1 AK Universitas Ganesha. Vol. 03 No.01
Gunawan, Wahyuni. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap PertumbuhanLaba pada Perusahaan Perdagangan di Indonesia. Jurnal Manajemen &Bisnis. Vol. 13 No. 1.
Hanafi, Mahmud M dan Abdul Halim. 2012. Analisis Laporan Keuangan.Yogyakarta. UPP STIM YKPN.
92
Haruman. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan Keuangandan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
Hendrawaty, K iki. 2003. Analisis Perataan Laba dan Faktor-Faktor yangMempengaruhi pada Lembaga Keuangan Non Bank yang Go Public DiBursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.8, No.1.
Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governance SebagaiModerating Variable dari Pengaruh Earnings Management TerhadapNilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.10.
Hermuningsih. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Size Tehadap Nilai Perusahaandengan Struktur Modal sebagai Variabel Intervening. Jurnal SiasatBisnis. Vol. 16 No.2.
Herni dan Yulius Kurnia Susanto. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Publik,Praktik Pengelolaan Perusahaan, Jenis Industri, Ukuran Perusahaan,Profitabilitas, dan Risiko Keuangan Terhadap Tindakan Perataan Laba(Studi Empiris Pada Industri yang Listing di Bursa Efek Jakarta). JurnalEkonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 23 No. 3.
Jatiningrum. 2000. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap PerataanPenghasilan Bersih/Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ. JurnalBisnis dan Akuntansi. Vol. 2 No. 2.
Josep, Dzulkirom, dan Azizah. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return OnAsset, dan Net Profit Margin Terhadap Perataan Laba (Income Smothing)Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2012−2014.Jurnal Administrasi Bisnis. Vol 33 No 2.
Juniarti dan Corolina. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh TerhadapPerataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Go Public. JurnalAkuntansi Keuangan. Vol. 7 No. 2.
Kurniasih, Linda. 2012. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Lavelarge,dan Kepemilikan Institusional Terhadap Perataan Laba Studi EmpirisPada Perusahaan Food dan Beverages yang Terdaftar di BEI . DinamikaAkuntansi, Keuangan dan Perbankan. Vol. 1 No.2.
Kustiani dan Ekawati. 2006. Analisis Perataan Laba dan Faktor-Faktor yangMempengaruhi: Studi Empiris pada Perusahaan di Indonesia. JurnalRiset Akuntansi dan Keuangan. Vol. 2 No.1.
Lamora, S. & Kamaliah. 2013. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, KepemilikanInstitusional dan Kepemilikan Keluarga terhadap Manajemen Laba padaPerusahaan Berkepemilikan Ultimat yang Terdaftar di BEI.
Masodah. 2007. Praktik Perataan Laba Sektor Industri Perbankan dan LembagaKeuangan Lainnya dan Faktor yang Mempengaruhinya. ProccedingPesat. Agustus.
93
Mukhlas, Deddy. 2012. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Labapada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftardi Bursa Efek Jakarta2007−2010. Artikel Ilmiah. STIE Perbanas Surabaya
Murhadi. 2009. Studi Pengaruh Corporate Management Terhadap ErningManagement pada Perusahaan Terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia.Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 11 No. 1.
Naimah, Zahroh 2008.Pengaruh Resiko Perusahaan dan Leverage terhadapRelevansi Nilai Laba Akuntansi. Makalah disajikan pada SNA XI.Pontianak.
Natalia, Laksono. 2013. Pengaruh Mekanisme Good Corporate GovernanceTerhadap Praktik Erning Managemenet Badan Usaha Sektor Perbankandi BEI 2008−2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya.Vol. 2 No. 1.
Noviana, Sindi Retno dan Etna Nur Afri Yuyetta. 2011. Analisis Faktor–Faktoryang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba. Jurnal Akuntansi danAuditing Vol. 8, No. 1.
Pradhana, Rudiawarni. 2013. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap ErningManagement Pada Perusahaan Sektor Manufakturyang Go Public di BEITahun 2008−2010. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol.2 No. 1.
Pramono. 2013. Analisis ROA, NPM, DER, SIZE Terhadap Praktik PraktikPerataan Laba (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftardi Bursa Efek Indonesia Periode 2007−2011). Jurnal Ilmiah MahasiswaUniversitas Surabaya. Vol. 2 No. 1.
Purnama, Dendi. 2017. Pengaruh Profitabilitas, laverage, Ukuran Perusahaan,Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Manajerial TerhadapManajemen Laba. Universitas Kuningan. JRKA, Vol 3 Isue 1.
Ramadhani, Gesha, 2012. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi PriceEarning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursaefek Indonesia 200 –2011.
Ridwan, Gurnadi. 2013. Pengaruh Corporate Management sebagai PemoderasiPraktik Earning Management Terhadap Nilai Perusahaan. Trikonomika.Vol. 12 No. 1.
Salno dan Baridwan 2010. Analisis Perataan Penghasilan (Income Smhooting):Faktot-Faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja SahamPerusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol3(1).
Santoso dan Salim. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Financial Lavelarge, UkuranPerusahaan, Kepemilikan Institusional dan Kelompok Usaha Terhadap
94
Perataan Laba Studi Pada Perusahaan Non-Finansial yang Terdaftar diBEI. Vol. 1 No.1 .CBAM-FE. UNISSULA.
Sari, Herma dan Nurmala Ahmar. 2014. Revenue Discretionary ModelPengukuran Manajemen Laba: Berdasarkan Sektor Manufaktur Di BursaEfek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.16. No.1.
Sartono. 2001. Management Keuangan. Teori dan aplikasi, Edisi KeempatCetakan Pertama, BPFE. Yogyakarta.
Sawir, Agnes 2004. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan KeuanganPerusahaan. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
Sudarsi. 2012. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Lavelarge, danKepemilikan Institusional Terhadap Perataan Laba (Studi Empiris padaPerusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di BEI). DinamikaAkuntansi, Keuangan dan Perbankan. Vol. 1 No. 2.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pemdidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. ALFABETA. Bandung.
Sulistyanto, Sri. 2014. Manajemen Laba Teori dan Model Empiris Cetakan II.Kompas Gramedia. Jakarta
Suryandi. 2012. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Income Smoothing.Media Komunikasi FIS Vol. 11 No. 1.
Utami, Wiwik. 2005. “Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas(Studi pada Perusahaan Manufaktur)”. Simposium Nasional AkuntansiVIII. 15–16
Utomo dan Siregar. 2008. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas danKontrol Kepemilikan terhadap Perataan Laba pada PerusahaanManufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Akuntansi dan Manajemen.Vol. 19. No. 2.
Wahyono. 2012. Pengaruh Corporate Management Terhadap Manajemen Laba diIndustri Perbankan Indonesia. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi. Vol. 1 No.12.
Walsh, Ciaran. 2004. Key Management Ratios. 3 rd ed. Jakarta: Erlangga.
Widyaningdyah. 2001. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh TerhadapEarning Management Pada Perusahaan Go Public Di Indonesia. JurnalAkuntansi dan Keuangan 3.
Winarno, Wing Wahyu. 2015. Ekonomitropika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomidan Bisnis. Edisi Kedua. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII.
Wulandari dan Purwaningsi. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,dan Laverage Operasi Terhadap Praktik Perataan. Jurnal Ekonomi danBisnis. Vol. 19 No 1.