pengaruh peer group sebagai group...

23
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP REFERENCE TERHADAP MINAT BERAGAMA PADA REMAJA MUSLIM Oleh: SISCA RAHMADINI PRICILIA Drs. HARYANTO M,Si PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JOGJAKARTA 2007

Upload: doananh

Post on 25-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP REFERENCE

TERHADAP MINAT BERAGAMA PADA REMAJA MUSLIM

Oleh:

SISCA RAHMADINI PRICILIA

Drs. HARYANTO M,Si

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

JOGJAKARTA

2007

Page 2: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP REFERENCE

TERHADAP MINAT BERAGAMA PADA REMAJA MUSLIM

Telah Disetujui Pada Tanggal

________________________

Dosen Pembimbing Utama

( Drs. Haryanto M.Si )

Page 3: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP REFERENCE TERHADAP

MINAT BERAGAMA PADA REMAJA MUSLIM

Sisca Rahmadini Pricilia

Drs. Haryanto M,Si

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empirik pengaruh peer group sebagai group reference terhadap minat agama pada remaja. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh positif peer group sebagai group reference terhadap minat agama pada remaja. Semakin tinggi fungsi peer group maka semakin tinggi pula minat beragama pada remaja dan kebalikannya.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode skala. Adapun skala pengukuran yang dipakai adalah skala fungsi teman sebaya berdasarkan teori yang dikemukakan Hyman, dkk (1942) dan skala minat agama berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Hurlock (1980). Aitem-aitem skala peer group dan minat agama dibuat bervariasi antara pernyataan yang bersifat favourable dan unfavourable. Skala dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Subyek penelitian adalah siswa SMU UII kelas ii dan iii, memiliki jenis kelamin perempuan maupun laki-laki, yang berusia antara 16-19 tahun. Jumlah subyek penelitian sebanyak 74 orang. Cara pengambilan subyek penelitian adalah dengan menggunakan purposive sampling.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik Analisis Regresi. Proses analisis ini menggunakan SPSS versi 13.0 for windows. Hasil analisis data menunjukkan bahwa besarnya koefisien korelasi antara variabel peer group dengan minat agama sebesar R = 0,618 dengan p = 0,000 atau p < 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh peer group sebagai group reference terhadap minat agama pada remaja. Dengan demikian hipotesis diterima. Kata Kunci : minat agama, peer group

Page 4: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

PENGANTAR

Dunia remaja adalah dunia yang penuh dengan kompleksitas, di mana

remaja mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang akan

mempengaruhi perkembangan berikutnya yaitu dunia dewasa. Stanley Hall

menjelaskan masa remaja sebagai masa badai dan tekanan (storm and stress)

yaitu suatu periode yang berada dalam situasi antara kegoncangan, penderitaan,

asmara dan pemberontakan terhadap otoritas orang tua (Yusuf, 2000). Erickson

(Said, 1998) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa krisis

identitas (identity crisis). Krisis identitas adalah suatu keadaan yang menunjukan

bahwa individu mengalami kebingungan dalam mempertimbangkan apa saja

yang dilihat pada lingkungan masyarakat sekitarnya serta berusaha untuk

mengikat diri pada nilai-nilai tertentu yang dianggap cocok dengan dirinya dan

dapat dijadikan sebagai identitasnya.

Surat kabar harian Kedaulatan Rakyat edisi jumat 17 juni 2005

melaporkan bahwa pecandu narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) di

Indonesia pada tahun 2004 mencapai jumlah empat juta penduduk, termasuk di

antaranya anak-anak dan remaja usia sembilan hingga lima belas tahun. Forum

Konsultasi Lentera Sahaja, sebuah lembaga konsultasi di bawah perkumpulan

Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jogjakarta melaporkan bahwa tiap bulan

terdapat 30 remaja di jogjakarta yang hamil di luar nikah dan umumnya adalah

anak kost (Kompas, 3 Juli 2000). Pada tahun 1997, Lentera Sahaja mencatat

rata-rata 20 remaja per bulan datang berkonsultasi. Jumlah ini meningkat di

tahun 1999-2000 menjadi 30 remaja per bulan. Remaja yang datang

berkonsultasi ke lembaga ini umumnya berusia antara 9-22 tahun. Perilaku

Page 5: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

penyimpangan lainnya adalah tawuran antar remaja. Data Direktorat Bimbingan

Masyarakat Polda Metro Jaya dan sekitarnya menunjukan bahwa tawuran antar

pelajar tahun 2000 ada 197 kasus, tahun 2001 ada 123 kasus, sedangkan pelajar

yang tewas tahun 2000 tercatat 28 orang, tahun 2001 sebanyak 23 orang.

Pelajar yang luka berat tahun 2000 ada 22 orang, tahun 2001 ada 32 orang

(Kompas, 27 Maret 2003). Saat ini, tawuran pelajar bukan merupakan kenakalan

remaja tetapi sudah menjadi tindak kriminal karena tawuran pelajar sudah

menjurus ke anarkhis/kekerasan, perusakan dan penganiayaan

(www.kedaulatanrakyat.com).

Hal tersebut menunjukan bahwa remaja Indonesia belum menemukan jati

dirinya sebagai seorang individu yang unik karena apabila remaja berhasil

memahami dirinya, peran-perannya, dan makna hidup beragama, maka dia akan

menemukan jati dirinya, dalam arti kata dia akan memiliki kepribadian yang

sehat. Sebaliknya apabila gagal dia akan mengalami kebingungan atau

kekacauan (confusion) (Yusuf,2000). Salah satu usaha untuk membentuk jati diri

pribadi yang kuat adalah melalui pembelajaran agama. Agama dibutuhkan untuk

menumbuhkan identitas diri menuju kepribadian yang matang dengan “unifying

philosophy of life” atau bentuk kepribadian khas yang dapat menghindarkan diri

dari konflik-konflik peran yang selalu terjadi dalam masa transisi ini. Assegaf

(Republika, 30 April 1995) mengemukakan bahwa pencegahan terhadap

dekadensi moral pada remaja dapat diupayakan melalui penanaman nilai-nilai

agama serta pendidikan moral. Larson (Hawari, 1995) menemukan bahwa

remaja yang komitmen agamanya lemah mempunyai resiko empat kali lebih

besar untuk menyalahgunakan NAZA dibandingkan dengan remaja yang

Page 6: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

komitmen agamanya kuat. Melalui pendidikan agama remaja dapat mengetahui

mana hal yang baik bagi dirinya dan bagaimana menjawab permasalahan yang

dihadapinya. Adams dan Gullota (Wirawan, 1988) mengemukakan bahwa agama

menyajikan kerangka moral sehingga seseorang bisa membandingkan tingkah

lakunya. Agama dapat menstabilkan tingkah laku dan bisa menerangkan

mengapa dan untuk apa seseorang berada di dunia. Agama menawarkan

perlindungan dan rasa aman, khususnya bagi remaja yang sedang mencari

eksistensi dirinya. Agama mengatur hal-hal apa yang boleh dilakukan dan apa

yang harus dijauhi.

Titik tolak dari proses pembelajaran agama adalah adanya minat remaja

terhadap agama. Minat agama adalah sejauh mana perhatian remaja tertuju

pada hal-hal religi atau agama sebagai pedoman dalam hidupnya, termasuk di

antaranya membahas masalah agama, mengikuti pelajaran agama di sekolah,

mengunjungi tempat peribadatan, dan mengikuti berbagai upacara agama

(Hurlock,1980). Dengan adanya minat remaja terhadap agama diharapkan

mampu mendorong remaja untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran

agamanya sehingga terbentuklah identitas diri remaja yang unik.

Minat dapat timbul dari adanya pengaruh atau identifikasi terhadap orang

lain, termasuk di antaranya pengaruh dari teman sebaya karena teman sebaya

merupakan lingkungan sosial yang paling dekat dan erat dimana remaja

menghabiskan waktu bersama dan berinteraksi secara mendalam di samping

berinteraksi dengan orang tua mereka. Kelompok teman sebaya merupakan

lingkungan sosial pertama di mana remaja belajar untuk hidup bersama orang

lain yang bukan anggota keluarganya (Andi,1982). Havighurst (Santosa, 1983)

Page 7: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

menyatakan bahwa ada dua dunia sosial atau lingkungan yang berpengaruh

pada remaja yaitu dunia orang dewasa dan dunia peer groupnya. Pada masa

kanak-kanak pengaruh yang lebih kuat adalah orang tua, dimana pada masa ini

seseorang masih diatur dan diawasi orang tuanya. Namun pada masa remaja

yang lebih berpengaruh adalah lingkungan tempat ia beraktifitas sehari-harinya,

yaitu lingkungan sekolah dan teman sepermainan.

Tingkah laku, minat bahkan sikap dan perilaku remaja banyak

dipengaruhi oleh teman-teman dalam kelompok mereka, di samping pengaruh

dari orang tua mereka. Remaja akan menemukan bahwa suatu kondisi yang

sangat membantu penerimaan sosial adalah minat yang sama dengan anggota

kelompok sebaya. Yusuf (2000) mengemukakan bahwa pada masa remaja

berkembang sikap conformity, yaitu kecenderungan untuk menyerah atau

mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran (hobby), atau keinginan

teman sebaya. Lebih lanjut Yusuf menerangkan dalam kehidupan bermasyarakat

remaja akan melakukan interaksi sosial dengan teman sebayanya atau anggota

masyarakat lainnya. Apabila teman sepergaulannya itu menampilkan perilaku

yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan berakhlak baik maka remaja tersebut

cenderung akan berakhlak baik. Namun apabila temannya menampilkan perilaku

yang kurang baik, amoral atau melanggar norma-norma agama, maka remaja

tersebut akan cenderung terpengaruh untuk mengikuti atau mencontoh perilaku

tersebut. Kelompok teman sebaya merupakan group reference bagi remaja, di

mana remaja memperoleh frame of reference yaitu remaja mengambil norma-

norma, nilai-nilai, pedoman dan sikap-sikap terhadap berbagai macam keadaan

yang diyakini oleh kelompok teman sebaya (Gerungan,1988). Frame of reference

Page 8: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

juga akan membentuk kepribadian dan perilaku seseorang (Basu, 1987). Hurlock

mengemukakan bahwa standar atau aturan-aturan gang (kelompok bermain)

memberikan pengaruh kepada pandangan moral dan tingkah laku para

anggotanya (Yusuf, 2000). Hurlock (1980) mengatakan bahwa seorang anak

yang mempunyai teman-teman yang berbincang-bincang mengenai agama dan

mematuhi aturan agama akan mempunyai minat yang lebih besar pada agama

dibandingkan dengan anak yang temannya tidak atau hampir tidak menunjukan

minat pada agama dan mempunyai sikap negatif terhadap semua aturan agama.

Rasulullah SAW bersabda,

“Seseorang itu mengikuti agama temannya, Hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan dengan siapa ia berteman“ (HR. Ahmad, Al-Hakim, dan Baihaqi dari Abu Hurairah).

Oleh karena itu agama islam menganjurkan untuk memilih teman yang

baik dan shalih yang dapat membawa kepada kebenaran. Islam mengutamakan

untuk berteman dengan seseorang yang punya hubungan baik dengan Allah,

yang takut kepada-Nya dalam kesendirian maupun keramaian, yang memelihara

rasa takutnya tersebut dalam hubungannya dengan sesama manusia, y ang rajin

melakukan perintah-perintah Allah, dan yang rajin beramal dengan hasil yang

sangat baik (Mahfuzh, 2001). Rasulullah SAW menganjurkan untuk bergaul atas

dasar karena Allah, karena pergaulan yang didasari karena Allah akan abadi dan

membuahkan hasil yang diberkahi Allah. Di akhirat kelak yang bersangkutan

akan memperoleh naungan dari-Nya, Rasulullah SAW bersabda,

“Pada hari kiamat kelak Allah Ta’ala berfirman, ‘Di mana orang -orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku ? Pada hari ini, di mana tidak ada naungan sama sekali selain naungan -Ku, Aku akan menaungi mereka dengan naungan-Ku itu “ (HR. Muslim).

Dalam hadist lain Allah berfirman,

Page 9: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

“Orang-orang yang saling mencintai karena Aku, orang-orang yang berteman akrab karenma Aku, orang-orang yang saling mengunjungi karena Aku, dan orang-orang yang saling berkorban karena Aku, mereka semua berhak mendapatkan cinta-Ku.” (HR.Malik).

Lebih lanjut Beliau memberikan gambaran tentang keunt ungan atau

kelebihan berkawan dengan teman yang baik, yaitu : “ Sesungguhnya, perumpamaan teman akrab yang baik dan teman akrab

yang buruk adalah seperti pedagang minyak kasturi dan peniup api tukang besi. Si pedagang minyak mungkin akan memberimu atau k amu akan membelinya, atau paling tidak kamu akan mendapati bau harum darinya. Sedangkan si peniup tukang api besi mungkin akan membuat pakaianmu terbakar atau kamu akan mendapati padanya bau yang tidak sedap “ (HR. Al-Bukhari).

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dapat diketahui bahwa ada

pengaruh peer group terhadap tingkah laku, minat, dan sikap seseorang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empirik apakah ada pengaruh

peer group terhadap minat beragama pada remaja muslim.

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa SMU UII Jogjakarta. Siswa SMU yang

digunakan sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 dan 3

dengan rentang usia 15 – 19 tahun, baik laki-laki maupun perempuan.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model skala. Metode skala

ini mempunyai kekurangan dan kelebihan. Kekurangan dari metode skala ini

adalah jawaban dari subjek yang dipengaruhi oleh keinginan pribadi dan

kesukaran merumuskan keadaan sendiri ke dalam bahasa (Hadi, 2000). Adapun

cara yang digunakan untuk mengatasi kekurangan dari metode skala ini adalah

Page 10: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

diberikan pengantar pada saat skala disajikan, yaitu subjek diminta memberikan

jawaban yang sesuai dengan kondisinya, semua jawaban adalah benar dan

jawaban subjek akan dijamin kerahasiaannya. Skala yang digunakan dalam

penelitian ini adalah skala minat agama pada remaja dan skala peranan peer

group sebagai group reference.

1. Skala minat agama

Angket yang digunakan untuk mengungkap minat agama pada remaja

disusun berdasarkan empat indikator minat agama menurut Hurlock (1997),

yaitu (1) Membahas masalah agama, (2) Mengikuti pelajaran di sekolah, (3)

Mengunjungi tempat peribadatan, (4) Mengikuti berbagai upacara agama.

Jumlah aitem dari skala minat pada agama sebanyak 45 aitem pernyataan.

2. Skala Peranan Peer Group sebagai Group Reference

Skala ini digunakan untuk mengungkap peranan peer group sebagai

group reference. Skala ini disusun berdasarkan teori kelompok rujukan yang

dikemukakan oleh Hyman, 1942; diperluas oleh Kelley, 1952; Merton, 1957 dan

Tamotsu Shibutani, 1967 (Rakhmat, 2005) yang mengemukakan tentang fungsi

kelompok rujukan, yaitu: (1) Fungsi komparatif, (2) Fungsi normatif, (3) Fungsi

perspektif. Jumlah aitem Peranan Peer Group sebagai Group Reference sebanyak

18 aitem pernyataan.

C. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi (Anareg) untuk menguji korelasi antara peer group sebagai group

reference dengan minat agama pada remaja. Analisis data dilakukan dengan

menggunakan komputer program SPSS 13.0 for windows.

Page 11: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

HASIL PENELITIAN

a. Uji Normalitas Tabel 1 Hasil Uji Normalitas Variabel Skor KS-Z Sig (2 Tailed) Kategori Minat Agama 0,074 0,200 Normal Fungsi Perspektif 0,099 0,069 Normal Fungsi Normatif 0,091 0,200 Normal Fungsi Komparatif 0,100 0,064 Normal

b. Uji Linearitas Tabel 2 Hasil Uji Linearitas Variabel F p Kategori Fungsi Perspektif 28,924 0,000 Linier Fungsi Normatif 11,426 0,001 Linier Fungsi Komparatif 4,027 0,049 Linier Hasil uji linearitas dalam tabel di atas menunjukkan bahwa tiga fungsi

peer group sebagai group reference yaitu fungsi perspektif, normatif dan

komparatif mempunyai hubungan yang linear dengan variabel minat agama pada

remaja.

Hasil Uji Hipotesis

Tabel 3 Hasil Uji Hipotesis Variabel R R2 p SE% Fungsi Perspektif, Normatif & Komparatif 0,618 0,382 P<0,01 38,2%

Fungsi Perspektif - - - 24,2% Fungsi Normatif - - - 5,1% Fungsi Komparatif - - - 8,9% Tabel di atas menunjukkan hasil sebagai berikut:

a. Terdapat korelasi signifikan antara fungsi perspektif, normatif, kamparatif

dengan minat beragama pada remaja dengan koefisien korelasi (R) sebesar

0,618; p = 0,000 (p<0,01).

Page 12: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

b. Sumbangan efektif ketiga fungsi teman sebaya sebagai kelompok rujukan

terhadap minat beragama pada remaja sebesar 38,2%. Sumbangan efektif

masing-masing fungsi teman sebaya sebagai kelompok rujukan, yaitu fungsi

komparatif sebesar 8,9%, fungsi normatif 5,1% dan fungsi perspektif 24,2%.

PEMBAHASAN

Setelah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan metode analisis

regresi diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh peer group sebagai group

reference terhadap minat agama dengan nilai korelasi R = 0,618 (p<0,01). Hal

ini menunjukkan bahwa hipotesis penelit ian diterima. Peer group sebagai group

reference dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan masing -masing fungsi

secara terpisah, yaitu fungsi komparatif, fungsi normatif dan fungsi perspektif.

Fungsi peer group sebagai group references terhadap minat beragama

pada remaja dalam penelitian ini mampu memberikan sumbangan efektif sebesar

38,2% dengan koefisien determinasi R square sebesar 0,382. Hasil penelitian ini

sesuai dengan pendapat Hurlock (1991) bahwa teman sebaya akan

mempengaruhi minat, perilaku, si kap, norma dan nilai nilai termasuk minat pada

agama. Hasil penelitian Sherif (Gerungan, 1988) membuktikan bahwa group

reference adalah kelompok tempat memperoleh frame of reference yaitu,

peranan dari group reference adalah tempat memperoleh norma-norma,

pedoman dan sikap-sikap terhadap bermacam-macam dari keadaan yang dapat

dihadapi dalam kehidupan. Penelitian ini menunjukan bahwa peer group sebagai

group reference sekaligus merupakan tempat remaja memperoleh dan

mengembangkan pedoman dan sikap terhadap agama.

Page 13: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

Fungsi peer group sebagai group references berdasarkan Teori kelompok

rujukan (Hyman,1942; diperluas oleh Kelley, 1952; dan Merton, 1957) berikut

pendapat Shibutani terbagi menjadi fungsi komparatif, normatif dan perspektif.

Fungsi komparatif yaitu kelompok referensi dijadikan sebagai kelompok rujukan

untuk mengukur dan menilai keadaan dan status anggotanya. Fungsi komparatif

merupakan proses penilaian kelompok terhadap seorang anggotanya

berdasarkan nilai yang diakui dalam kelompok selanjutnya mene ntukan status

atau posisi seseorang sebagai bagian dalam kelompok atau menjadi orang diluar

kelompok tersebut. Fungsi komparatif menekankan pada bagaimana keadaan

seseorang dalam kelompok teman sebaya bila dibandingkan dengan anggota

yang lain.

Dalam penelitian ini fungsi komparatif menghasilkan sumbangan efektif

sebesar 8,9% dari total sumbangan efektif fungsi peer group sebagai group

references terhadap minat agama pada remaja sebesar 38,2% dengan koefisien

determinasi R square sebesar 0,382. Rendahnya sumbangan efektif fungsi

komparatif terhadap minat agama pada remaja dapat disebabkan kelompok

teman sebaya sebagai hubungan yang bersifat dinamis dimana keterikatan yang

muncul lebih pada kesetaraan pola pikir, tingkat usia, kedekatan secara fisik dan

seringnya melakukan aktivitas bersama. Hal ini dapat menciptakan hubungan

yang seimbang atau setara di antara anggota, serta tidak adanya ikatan yang

jelas dalam kelompok teman sebaya. Secara tidak langsung dapat dikatakan

fungsi komparatif keberadaannya tidak begitu kuat dalam kolompok teman

sebaya. Salah satunya disebabkan dalam hubungan pertemanan, remaja memilih

Page 14: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

teman yang memiliki kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, baik

menyangkut minat, sikap, nilai dan kepribadian (Piaget dalam Hurlock 1991).

Hasil kategorisasi fungsi komparatif peer group sebagai group references

diketahui bahwa 17,57% subjek (13 orang) berada dalam kategori sangat

rendah, 62,16% subjek (46 orang) berada dalam tingkat kategorisasi rendah,

20,27% subjek (16 orang) dalam tingkat kategorisasi sedang, serta tidak ada

seorang subjekpun yang mempunyai tingkat kategorisasi tinggi dan sangat

tinggi. Hasil tersebut menunjukan bahwa sebagian besar siswa-siswi SMU UII

Banguntapan memiliki fungsi komparatif peer group sebagai group references

yang rendah.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sumbangan efektif fungsi normatif

peer group sebagai group references sebesar 5,1%. Fungsi normatif peer group

sebagai group references dipahami sebagai peran kelompok teman sebaya

sebagai kelompok referensi yang memberikan norma -norma dan sejumlah sikap

yang harus dimiliki oleh anggotanya, sekaligus menunjukan apa yang menjadi

tujuan dari kelompok tersebut. Hubungan ini dijelaskan salah satunya dengan

pendapat Crow & Crow (1967), bahwa salah satu faktor yang menyebabkan

munculnya minat adalah keberadaan faktor sosial yang membangkitkan minat

untuk melakukan suatu aktifitas, dapat berupa harapan untuk mendapatkan

persetujuan atau penerimaan orang lain. Minat juga dipengaruhi oleh norma

subjektif yang terbentuk dari keyakinan bahwa kelompok referensi akan

memberikan motivasi penghargaan apabila individu melakukan identifikasi

dengan norma dan tujuan yang dianut kelompok referensi (Crow & Crow, 1967).

Kohlberg (Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengemukakan bahwa remaja

Page 15: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

berada dalam tingkatan konvensional yaitu berperilaku sesuai dengan tuntutan

dan harapan kelompok serta mempunyai loyalitas terhadap norma atau

peraturan yang berlaku dan diyakininya. Hal ini memperkuat hubungan remaja

dengan teman sebaya yang dapat menghargai dan mengakui keberadaannya,

sekaligus meningkatkan keterikatan terhadap norma dan tujuan dalam kelompok

teman sebaya.

Hasil kategorisasi fungsi normatif peer group sebagai group references

diketahui bahwa 10,81% subjek (8 orang) berada dalam kategori sangat rendah,

20,27% subjek (15 orang) berada dalam tingkat kategorisasi rendah, sebagian

besar subjek yaitu 47,29% subjek (35 orang) berada dalam tingkat kategorisasi

sedang. Subjek yang berada dalam tingkat kategorisasi fungsi normatif peer

group sebagai group references tinggi hanya sebesar 16,21% (12 orang), serta

hanya 4 subjek yang mempunyai tingkat kategorisasi sangat tinggi (5, 4%). Hasil

tersebut menunjukan bahwa sebagian besar siswa-siswi SMU UII Banguntapan

memiliki fungsi normatif peer group sebagai group references yang sedang.

Fungsi perspektif peer group sebagai group references terhadap minat

beragama pada remaja terbukti mempunyai sumbangan efektif sebesar 24,2%

terhadap variabel minat agama pada remaja. Fungsi perspektif merupakan cara

pandang yang terbentuk dalam kelompok referensi dan diterima anggotanya

untuk mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan m emberikan

makna pada berbagai objek, peristiwa dan orang yang mereka temui. Menurut

Crow dan Crow (1963) apabila seseorang mendapat kesuksesan dari suatu

aktifitas akan menimbulkan perasaan senang pada akhirnya akan memunculkan

minat terhadap aktifitas tersebut, kesan-kesan emosional sangat menentukan

Page 16: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

berkembang atau tidaknya minat dalam diri seseorang. Kelompok teman sebaya

sangat membantu seorang remaja membangun pemahaman dan

menterjemahkan kesan-kesan yang dialami dalam melakukan kegiatan

beragama, perasaan bahwa ada orang lain dengan pengalaman serupa dan

membangun kebersamaan dalam menjalaninya. Fungsi perspektif sekaligus

dapat dianggap proses para remaja mengolah pengalaman bersama, mengolah,

memaknai dan merasakan penguatan dari teman sebayanya. Maka dari itu

kelompok teman sebaya yang mempunyai keselarasan dengan aturan dan ajaran

agama dapat memberikan motivasi dan menjelaskan pengalaman dan

keingintahuan anggotanya terhadap kegiatan beragama dengan berdasarkan

pengalaman dan pemahaman yang telah dimiliki anggota lain dan dianggap

sebagai cara pandang bersama. Memilik teman sebaya yang mengikuti aturan

dan ajaran agama akan memotivasi seorang remaja untuk mengikuti kegiatan

beragama, sehingga dirinya dapat memperoleh ketenangan dan penjelasan.

Hasil kategorisasi fungsi perspektif peer group sebagai group references

diketahui bahwa 14,86% subjek (14 orang) berada dalam kategori sangat tinggi,

60,81% subjek (45 orang) berada dalam tingkat kategorisasi tinggi, subjek yang

berada dalam tingkat kategorisasi sedang adalah 24,43% subjek (18 orang).

Subjek yang berada dalam tingkat kategorisasi fungsi perspektif peer group

sebagai group references rendah dan sangat rendah tidak ada (0%). Hasil

tersebut menunjukan bahwa sebagian besar siswa-siswi SMU UII Banguntapan

memiliki fungsi perspektif peer group sebagai group reference yang tinggi.

Penelitian ini juga menyatakan terdapat faktor lain yang mempengaruhi

minat beragama pada remaja sebesar 61,8%, hal ini menunjukkan bahwa fungsi

Page 17: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

peer group sebagai group reference bukanlah satu-satunya faktor yang

mempengaruhi minat agama pada remaja. Faktor lain ini diantaranya adalah

faktor internal, faktor lingkungan keluarga dan faktor lingkungan sekolah. (Yusuf,

2000). Faktor internal merupakan potensi beragama atau keimanan kepada

Tuhan atau percaya adanya kekuatan di luar dirinya yang mengatur hidup dan

kehidupan alam semesta yang dimiliki semua manusia yang lahir ke dunia

menurut fitrah. Fitrah manusia merupakan potensi dasar penyebab manusia

beragama, hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al -‘Araf ayat 172 yang

artinya :

“ Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak -anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) : ‘bukankah aku ini Tuhanmu ?’ Mereka menjawab : ‘ betul (Engkau Tuhan kami). Kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat tidak mengatakan, sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang -orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”.

Dalam hal ini terdapat manifestasi hidayah dan karunia Tuhan. Faktor

internal menegaskan bahwa pada dasarnya setiap manusia punya dorongan

untuk membangun hubungan religius dan kepercayaan terhadap Tuhan.

Faktor lingkungan keluarga merupakan dasar bagi anak dalam

membangun pemahaman hubungan dengan manusia lain, religiusitas serta

membentuk sikap terhadap dunia luar. Kepribadian seorang anak sangat

dipengaruhi dengan pengalaman dalam keluarganya, keluarga dapat

memberikan kegembiraan bagi orang yang berada di dalamnya, tetapi keluarga

juga merupakan sumber ketidakbahagiaan bagi orang yang berada di dalamnya.

Keluarga merupakan tempat yang penting bagi seorang anak untuk membentuk

dasar-dasar pedoman menjalani kehidupan selanjutnya (Martaniah, 1978).

Seorang anak secara tidak langsung akan mengikuti pola orang tua dalam

Page 18: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

berperilaku dan bersikap (Hurlock, 1978), sehingga apabila orang tua dapat

memberikan contoh perilaku dan memberikan pemahaman beragama yang baik

sejak dini kepada anak, maka anak secara otomatis mempunyai gambaran,

pemahaman dan minat yang baik terhadap agama.

Faktor lingkungan yang juga sangat berpengaruh adalah sekolah. Sekolah

merupakan lembaga pendidikan formal dengan program yang sistematis dalam

melaksanakan bimbingan, pengajaran dan latihan kepada anak (sis wa) agar

mereka berkembang sesuai dengan potensinya. Sekolah di Indonesia mulai dari

Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) memberikan

pendidikan agama secara sistematis dan terstruktur kepada setiap siswa sesuai

dengan agama yang dianut. Hal ini jelas menuntut siswa untuk tidak sekadar

menganut suatu agama namun juga memahami dengan baik sesuai dengan

tuntutan kurikulum sekolah sekaligus mendorong siswa untuk membaca dan

mempelajari buku atau literatur -literatur agama. Didukung dengan keberadaan

berbagai kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang dikembangkan dalam

sekolah, maka tentunya siswa yang sungguh -sungguh belajar dan mengikuti

proses dengan seksama akan mempunyai pemahaman sekaligus pengalaman

dalam aktivitas keagamaan.

Lingkungan masyarakat juga berperan dalam membangun minat

seseorang terhadap agama (Yusuf, 2000). Selain dengan teman sebaya minat

remaja terhadap agama dapat tercipta melalui kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan dalam lingkungan tempat tinggal remaja tersebut. Misalnya dalam

kegiatan pengajian rutin di wilayah setempat, TPA (Taman Pendidikan Al -Quran),

kegiatan muda-mudi Gereja dsb. Kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut dapat

Page 19: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

mendekatkan remaja dengan tokoh-tokoh agama yang benar-benar memahami

dan dapat memberikan gambaran perilaku sesuai dengan ajaran agama yang

dianut serta melibatkan dalam kegiatan agama secara langsung sekaligus. Dalam

lingkungan masyarakat beragama, remaja dapat bertanya pada tokoh agama

atau orang dewasa lainnya yang dianggapnya mampu dalam bidang agama,

misalnya ustadz, pendeta, bhiksu, dan lain sebagainya.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar subjek

menunjukkan tingkat minat beragama yang tinggi 64,86% (48 orang), bahkan

17,56% (13 orang) dari subjek menujukkan minat beragama sangat tinggi.

Sedangkan subjek yang mempunyai minat beragama sedang sebesar 17,56%

(13 orang). Tidak ada subjek yang mempunyai minat beragama rendah maupun

sangat rendah. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagian besar siswa

SMU UII Banguntapan mempunyai minat agama yang tinggi.

Tingginya minat beragama pada siswa SMU UII dapat diartikan bahwa

dalam masyarakat terdapat proses dan usaha menanamkan nilai -nilai agama

kepada generasi muda. Terdapat kombinsi antara peran keluarga dalam

memberikan pemahaman dasar keagamaan pada anak, peran sekolah yang

secara intensif memberikan penjelasan dan pengembangan jiwa keagamaan

pada siswa-siswanya serta peran lingkungan sosial terutama teman sebaya

terhadap tingginya minat beragama pada remaja. Hal ini sesuai dengan pendapat

Yusuf (2000) yang menjelaskan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat remaja

akan melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya atau anggota masyarakat

lainnya. Apabila teman sepergaulannya itu menampilka n perilaku yang sesuai

dengan nilai-nilai agama dan berakhlak baik maka remaja tersebut cenderung

Page 20: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

berakhlak baik. Namun apabila temannya menampilkan perilaku yang kurang

baik, amoral atau melanggar norma agama, maka remaja tersebut akan

terpengaruh untuk mengikuti atau mencontoh perilaku tersebut.

Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan di antaranya yaitu banyaknya

aitem yang gugur ketika try out, penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif

sehingga hasil yang didapat kurang mendalam karena metode yang dipakai

dalam pengambilan data hanya self report d engan menggunakan angket, hal ini

memungkinkan untuk dilakukannya penelitian yang lebih mendalam dengan

melakukan penelitian kualitatif atau studi kasus.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Fungsi peer group sebagai group reference terbukti mempengaruhi minat

agama pada remaja, ditunjukkan dengan R = 0,618 (p<0,01). Fungsi peer

group sebagai group reference terbagi dalam fungsi perspektif, normatif dan

komparatif. Ditinjau dari besarnya sumbangan masing -masing fungsi, maka

dinyatakan bahwa fungsi perspektif mempunyai sumbangan paling besar yaitu

24,2%, fungsi komparatif memberikan sumbangan ef ektif sebesar 8,2%, dan

fungsi normatif memberikan sumbangan sebesar yaitu 5,1% dari total

sumbangan efektif fungsi peer group sebagai group reference terhadap minat

agama sebesar 38,2%.

2. Berdasarkan hasil kategorisasi jawaban subjek, maka diperoleh bahwa

sebagaian besar siswa SMU UII cenderung memiliki minat agama tinggi.

Page 21: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

Demikian halnya dengan fungsi perpektif pada siswa SMU UII yang termasuk

dalam kategori tinggi, sedangkan fungsi normatif berada dalam kategori

sedang serta fungsi komparatif yang masuk dalam kategori sedang.

SARAN

1. Bagi remaja

Berdasarkan hasil penelitian fungsi peer group sebagai group reference

mempunyai pengaruh yang cukup besar pada minat agama pada remaja, untuk

itu pihak-pihak yang terkait dengan perkembangan peran keagamaan remaja

seperti orang tua, masyarakat sekitar dan sekolah harus berupaya menciptakan

ruang bagi remaja dalam menjalin hubungan dengan teman-temannya. Dengan

mendorong remaja untuk melaksanakan kegiatan -kegiatan terutama yang

bersifat keagamaan bersama teman-temannya. Remaja sendiri diharapkan lebih

meningkatkan kualitas pertemanan yang dapat memberikan pemahaman lebih

mengenai nilai-nilai agama, seperti melakukan berbagai diskusi tentang agama

dengan teman-teman, melakukan kegiatan keagamaan bersama-sama.

2. Bagi sekolah

Bagi pihak sekolah SMA UII untuk dapat terus melangsungkan kegiatan -kegiatan

keagamaan yang telah ada sekarang ini sehingga mampu mempertahankan

minat beragama siswa yang tinggi. Bagi tenaga pengajar untuk dapat terus

menciptakan lingkungan yang kondusif dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar sehingga siswa merasa nyaman dan tertarik dengan materi pelajaran

3. Bagi peneliti selanjutnya

Page 22: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian tentang minat agama,

supaya memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi minat agama pada

remaja. Faktor lain ini diantaranya adalah faktor internal, faktor lingkungan

keluarga dan faktor lingkungan sekolah.

Page 23: PENGARUH PEER GROUP SEBAGAI GROUP …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · menjurus ke anarkhis/kekerasan, ... remaja yang komitmen agamanya lemah

DAFTAR PUSTAKA Basu, S. 1987. Manajemen Pemasaran. Jogjakarta : Liberty. Crow, L.P dan Crow, A. 1984. Psikologi Pendidikan. Surabaya : PT. Bina Ilmu. Gerungan, W,A. 1988. Psikologi Sosial . Bandung : PT Eresco.

Hawari, D. 1995. Konsep Islam memerangi AIDS dan NAZA . Jogjakarta : Dana Bhakti Wakaf. Hurlock, E. B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.

________________ Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.

____________1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Mahfuzh, M.J. 2001. Psikologi Anak dan Remaja Muslim . Jakarta : Pustaka Al Kautsar. Mappiare, A, 1982. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional. Monks, F. J, Knoer, A. M. P., dan Haditono, S. R. 2002. Psikologi Perkembangan.

Jogjakarta : Gadjah Mada University Press Rakhmat, D, M.Sc, 2005, Psikologi Komunikasi . PT.Remaja Rosda Karya,

Bandung.

Said, M. 1998. Hubungan Antara Identitas Diri Dengan Alienasi Diri Pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Jogjakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Sarwono, S.W. 1988. Psikologi Remaja. Jakarta : CV. Rajawali. Walgito, B. 1991. Psikologi Sosial . Jogjakarta : Andy Offset. www.KedaulatanRakyat.com

www.kompas.com www. Republika.com

Yusuf, S. 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja . Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.