group, team and group dynamic

38
Group, Team and Group Dynamic Fakultas Psikologi Universitas Pancasila

Upload: seta-wicaksana

Post on 05-Apr-2017

198 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Group, Team and Group Dynamic

Fakultas Psikologi Universitas Pancasila

Pengantar • Grup dan tim ini merupakan bagian dari organisasi. Karena

organisasi terdiri dari sekumpulan orang, terdapat sistem, dan teknologi, dimana di dalamnya 3 hal tersbut saling berinteraksi, kemudian semua hal tersebut diikat oleh values (nilai) dan mencapai tujuan.

• Tim Kerja (Work Team) merupakan kumpulan dari dua orang atau lebih yang saling berinteraksi satu sama lain dan berbagi beberapa tujuan/tugas yang saling terkait. Dalam hal ini berarti Tim kerja memiliki 2 karakteristik yaitu interaksi dan saling keterkaitan. Misalnya, fakultas dalam departmen universitas dikatakan sebagai tim kerja.

• Karena anggota fakultas saling berinteraksi satu dengan yang lain dari waktu ke waktu, dan mereka memiliki tujuan yang sama yaitu melibatkan pendidikan mahasiswa. Namun, mahasiswa di fakultas tersebut tidak bisa dikatakan Tim kerja walaupun mereka saling berinteraksi di kampus, tetapi dari semua mahasiswa di fakultas memiiki tujuan yang tidak saling terkait.

• Tim kerja kumpulan orang yang bekerja bersama, tetapi tidak dapat bekerja, setidaknya tidak efektif tanpa anggota lain dari tim (Spector, 2012).

• Grup kerja. Grup kerja (Work Group) merupakan kumpulan orang yang bekerja bersama, tetapi dapat bekerja tanpa salah satu anggota dari kelompok yang tidak ada. Misalnya, mahasiswa yang membuat grup untuk mengerjakan tugas kelompok, walaupun ada satu anggota kelompok tersebut tidak hadir namun pekerjaan mereka masih tetap dapat dilakukan. Jadi, dapat dikatakan semua tim merupakan grup, tetapi tidak semua grup merupakan tim.

Kelompok dan Tim

Kelompok dan Tim

Group (kelompok) berbeda dengan team (tim). Tim merupakan bagian dari kelompok, tim dibangun untuk kebermanfaatan (simbiosis) pada interaksi antar anggota (Robbins & Judge, 2015).

Kelompok Tim

Tujuan Berbagi informasi Kinerja kolektif

Sinergi Netral (kadang kala negatif)

Positif

Akuntabilitas Individual Individual dan mutual Keterampilan Acak dan bervariasi Saling melengkapi

4 karakteristik Kelompok Kerja

1. Norms, yaitu mengatur hubungan antara individu di dalam kelompok tertentu, dan faktanya mereka diarahkan untuk terbiasa pada sejumlah masalah dari bagaimana mereka menyelesaikan masalah dan kecepatan dalam menyelesaikan masalah tersebut (Blau, 1995).

2. Cohesiveness, kekompakan yang mungkin terjadi karena adanya perjanjian yang ditepati oleh antar anggota dalam kelompok yang berhubungan dengan nilai-nilai dan keyakinan tertentu.

3. Cohesiveness dan productivity, hubungan diantara kekompakan dan produktivitas semakin kompak suatu grup maka tingkan produktivitasnya akan semakin tinggi. Dan tingkat ke produktivitasanya dalam rapat akan semakin baik, itu penting untuk mencapai tujuan grup untuk menyesuaikan terhadap tujuan atau goals dari organisasi.

4. Communication and interaction, yaitu dalam sebuah kelompok kerja akan tetap terjadi komunikasi atau mereka dalam anggota yang sama tetap berinteraksi. Dari komunikasi akan menimbulkan saling keterbukaan satu sama yang lain.

(McKenna, 2012)

3 Karakteristik Tim Kerja :

1. Tindakan dari setiap individu harus saling terkait dan dikoordinasikan

2. Setiap anggota harus memiliki peran tertentu Yaitu masing-masing anggota memahami perannya masing-masing, bertanggung jawab atas wewenang yang telah diberikan

3. Harus memiliki tujuan/tugas umum dan bersifat objektif Yaitu setiap tujuan atau sasaran yang ingin dicapai jelas dan mudah dipahami oleh setiap anggotanya

(Spector. E. P, 2012)

Proses terjadinya Grup dan Tim 1. Forming, yaitu dimana kelompok/tim mulai

terbentuk. Kondisi yang terjadi adalah ketidakpastian diantara anggota lainnya, setiap anggota masih bertanya-tanya mengapa dibentuk sebuah kelompok/tim

2. Storming, yaitu masing-masing anggota dalam kelompok/tim ini berusaha untuk menyesuaikan dengan kondisi, nilai-nilai, sistem-sistem, dan kepercayaan. Namun, pada tahap ini bisa terjadi dua kemungkinan yaitu perpecahan atau penyatuan

3. Norming, yaitu konflik mulai reda, berusaha untuk membuat visi dan misi yang sama dan bersifat objektif. Pada tahap ini kelompok/tim semakin kohesif

4. Performing, yaitu setiap anggota mulai menyesuaikan diri dengan visi dan misi yang dibuat oleh kelompok. Setiap anggota dapat menyelesaikan masalah sendiri dan kembali pada tujuan awal yang disepakati sebelumnya

5. Adjoining, yaitu pada tahap ini bagi kelompok/tim yang merasa puas akan bahagia atas prestasinya namun cenderung akan lupa dengan tujuan awalnya dan tidak mempertahankannya.

Tuckman (2000)

Kelompok (Group)

• Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang saling mempengaruhi, berinteraksi, dan bergantung, yang datang bersama-sama untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu (Robbins & Judge, 2015).

• Jenis – Jenis Kelompok : 1. Formal dan Informal 2. Primal dan Skunder 3. Co-Acting 4. Counteracting 5. Reference

Jenis-jenis Kelompok : Formal dan informal

• Kelompok formal merupakan suatu kelompok yang ditetapkan dan didefinisikan oleh struktur organisasi (Robbins & Judge, 2015). Kelompok formal diberi batasan oleh struktur organisasi, yang berisi rincian tugas-tugas pekerjaan dan tanggung jawab tertentu, yang pelaksanaannya akan menuju ke tercapainya sasaran dan misi keseluruhan organisasinya (Munandar, 2001).

• Kelompok informal merupakan suatu kelompok yang tidak ditetapkan strukturnya secara formal atau tidak ditetapkan secara organisasional. Misalnya kelompok yang terlihat sebagai tanggapan atas kebutuhan untuk kontak sosial (Robbins & Judge, 2015).

Jenis-jenis Kelompok : Primer dan sekunder

• Kelompok primer lingkupnya lebih sempit, kontak atau interaksi langsung antar anggotanya (face to face)sangat sering terjadi, dan hubungan antar anggota kelompok lebih dekat dan cenderung lebih intim (McKenna, 2012). Contohnya adalah kelompok keluarga dan kelompok olahraga.

• Kelompok sekunder lingkupnya lebih luas dan bersifat impersonal, namun tetap mengikat dan saling mempengaruhi (McKenna, 2012). Contohnya adalah sebuah perusahaan, sebuah rumah sakit, dan sebuah sekolah.

Jenis - Jenis Kelompok : Interacting

• Yaitu para anggotanya saling ketergantungan atau mereka harus mengerjakan dan menyusun bersama agar penyelesaian tugas kelompok tersebut terselesaikan dengan baik. Dapat dikatakan pada kelompok interaksi ini memerlukan kooperasi dan koordinasi yang baik. Kelompok ini lah yang paling mudah membangun kerja sama dan intense interaksi yang sangat tinggi.

• Contohnya, tim voli, tim sepak bola

Jenis-jenis Kelompok : Co-Acting • Kelompok co-acting terdiri dari

individu-individu yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang bisa sama atau pun berbeda dan melakukannya secara independen.

• Yaitu para anggotanya saling bekerja sama dalam melaksanakan tugas, namun setiap anggotanya dapat melaksanakan tugasnya secara mandiri dan tidak ketergantungan. Jadi, setiap anggotanya memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing yang dapat dikerjakan tanpa harus saling ketergantungan. Hubungan ketergantungan akan terlihat dari kelancaran masing-masing anggota menjalankan tugasnya. Contohnya, kelompok pramuniaga

Jenis-jenis Kelompok : Counteracting

• Kelompok counteracting dapat disebut sebagai kelompok bersaing, dimana setiap anggotanya bersaing untuk mendapatkan suatu keuntungan atau tujuan tertentu.

• Yaitu para anggotanya saling bekerja sama untuk tujuan perundingan dan memufakatkan sasaran dan tuntutan yang bertentangan. Kelompok ini belum memiliki sasaran yang akan dicapai dengan jelas, tujuan dari kelompok ini adalah dapat menyelesaikan konflik dan kesepakatan tertentu. Jadi, pada kelompok ini dalam pelaksanaanya belum terlalu jelas dan rinci. Contohnya, panitia perjanjian kerja bersama (PKB).

Jenis-jenis Kelompok : Reference

• Kelompok reference memiliki daya tarik tertentu dan hasilnya para individu tertarik untuk masuk ke dalam kelompok tersebut, atau hanya ingin sekedar mengindentifikasi. Kelompok ini dapat mempengaruhi siapa saja yang tertarik tanpa harus masuk atau menjadi anggota dalam kelompok tersebut.

Tim

• Tim (Team) dapat digambarkan sebagai sekumpulan orang dalam jumlah kecil dengan kemampuan yang dapat saling melengkapi satu sama lain dan memiliki tujuan, performance goals, dan pendekatan yang mengharuskan mereka untuk bertanggung jawab (Moorhead & Griffin, 2010).

Jenis – Jenis Tim

• Tim pemecahan permasalahan (problem solving team), contohnya tim yang terdiri atas 5 hingga 12 karyawan dari departemen yang sama bertemu selama beberapa jam setiap minggu untuk membahas cara-cara meningkatkan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.

• Tim kerja yang dikelola sendiri (self-managed work team), contohnya tim yang terdiri dari 10 hingga 15 orang yang memerlukan tanggung jawab dari supervisor mereka sebelumnya.

• Tim fungsional silang (cross-functional teams), contohnya para karyawan dari tingkatan (hierarki) yang kira-kira sama, tetapi dari area kerja yang berbeda, yang datang bersama-sama untuk menyelesaikan suatu tugas.

• Tim virtual (virtual team), yaitu tim yang menggunakan teknologi computer untuk mengikat bersama-sama secara fisik yang para anggotanya tersebar agar mencapai tujuan umum.

• Sistem multitim (multiteam system), yaitu suatu pengumpulan dua atau lebih tim yang saling bergantung untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Sistem multitim juga dapat didefinisikan sebagai suatu tim yang terdiri dari banyak tim.

Proses Tim • Rencana dan tujuan umum, Tim-tim yang efektif mulai

dengan menganalisis misi dari tim, mengembangkan tujuan-tujuan untuk mencapai misi tersebut, dan menciptakan strategi-strategi untuk mencapai tujuan.

• Tujuan yang spesifik, Tim yang berhasil akan menerjemahkan tujuan umum mereka ke dalam tujuan kinerja yang spesifik, dapat diukur, dan realistis.

• Keberhasilan tim, Tim yang telah berhasil akan meningkatkan keyakinan mereka mengenai keberhasilan pada masa mendatang, yang pada gilirannya akan memotivasi mereka untuk bekerja lebih keras.

• Mental model, Pengetahuan dan keyakinan para anggota tim mengenai bagaimana pekerjaan dapat diselesaikan oleh tim.

• Level konflik, Bagaimana anggota tim menemukan jalan keluar atas konflik yang terjadi.

• Kemalasan sosial, Tim yang efektif dapat melemahkan kecenderungan kemalasan sosial dengan membuat para anggota bertanggung jawab bersama-sama untuk mencapai tujuan tim.

Dinamika Kelompok

Pengantar

Membicarakan mengenai kelompok, di dalam suatu kelompok terdapat suatu Dinamika Kelompok, yang di dalamnya terkait dengan komunikasi/interaksi antaranggota kelompok, gejala-gejala proses kelompok, pembentukan tim yang efektif dan penyelesaian masalah dalam kelompok yang efektif.

Gejala yang timbul saat proses Kelompok

(Munandar, 2001)

Konformisme, tanpa sadar mereka telah mengikuti pola-pola perilaku tertentu

#1 Gejala yang timbul saat proses Kelompok

#2 Gejala yang timbul saat proses Kelompok

Kelekatan (cohesiveness), menerima kesepakatan dan mau bekerja sama dalam mencapai sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya.

#3 Gejala yang timbul saat proses Kelompok

Sinergi, pengambilan keputusan, keputusan yang diambil kelompok merupakan keputusan yang lebih baik dari keputusan individu.

#4 Gejala yang timbul saat proses Kelompok

Groupthink, merupakan kondisi dimana keputusan yang diambil oleh kelompok dari berbagai sumbangan setiap anggotanya dengan cara memaksa untuk menyetujui pada pandangan yang mayoritas (dalam Munandar, 2001).

• Polarisasi kelompok (Group Polarization), Yaitu menurut Fincham dan Rhodes (dalam Munandar, 2001), kemungkinan terjadinya polarisasi kelompok apabila :

diffusion of responsibility

social comparison process

Persuasive

• Misalnya, kebiasaan untuk tidak berbicara secara terus terang hanya karena merasa tidak enak dengan teman sendiri

#5 Gejala yang timbul saat proses Kelompok

Faktor yang menetukan derajat Kohesifitas

• Lamanya waktu berada bersama dalam kelompok, semakin lama bersama makin lekat kelompoknya

• Parahnya masa awal, semakin sulit individu memasuki kelompok kerja, makin lekat kelompoknya

• Besarnya kelompok, semakin besar kelompoknya, semakin rendah kelekatannya

• Ancaman dari luar, semakin besar ancaman dari musuh makin tinggi kelekatannya

• Keberhasilan di masa lalu

·

(Robbins, 2014)

Membangun Tim yang Efektif

• .

( Robins, 2015)

#1 Membangun Tim yang Efektif

Rancangan Pekerjaan, Tim yang efektif akan saling bekerja sama dalam mencapai tujuan, namun juga tetap memberikan kebebasan/peluang untuk

setiap individunya menggunakan keterampilan dan bakat mereka

#2 Membangun

Tim yang Efektif

Komposisi • memerlukan orang-orang dengan keahlian teknis, keterampilan

pemecahan masalah, dan kemampuan pengambilan keputusan agar tim dapat bekerja secara efektif.

• kepribadian yaitu kepribadian memiliki pengaruh yang signifikan dan perbedaan

• Sesuai talent. • Ukuran tim yaitu tim yang efektif • Fleksibiltas anggota yaitu tim yang efektif akan saling membantu

dan peduli. • Kelebihan kesukaan anggota yaitu kelebihan-sukaan individu harus

dipertimbangkan

#3 Membangun Tim yang Efektif

• Konteks, saling terkait

#4 Membangun Tim yang Efektif

Proses, Dalam proses terdapat tujuan bersama dan tujuan yang spesifik, kehebatan tim yaitu tim yang efektif harus mempunyai kepercayaan diri, tingkat konflik yang akan memperkecil kemungkinan terjadinya groupthink, dan kemalasan sosial.

Solusi dalam Tim Efektif

Menurut Hackman dalam tim yang efektif terdiri dari 6 solusi, yaitu: 1. Berfikir dengan jernih dalam mengambil

tindakan untuk mengerjakan tugas yang akan diselesaikan, komposisi dari tim disesuaikan dengan norma dalam grup.

2. Memastikan otoritas tetap memiliki batas. 3. Mengeluarkan instruksi dan arahan yang

jelas tetapi tetap menjaga implikasi motivasi dari tindakan tersebut.

4. Mengakui pentingnya motivasi intrinsik. 5. Membuat konteks organisasi yang

mendukung, contohnya pemilihan dari anggota tim.

6. Memberikan pelatihan dan pembinaan dalam proses kerja sama tim.

(Mckenna, 2012)

Referensi

• Bachroni, M. (2011). Pelatihan pembentukan tim untuk meningkatkan kohesivitas tim pada kopertis V Yogyakarta. Jurnal Psikologi, 38(1), 40-51. Retrieved from https://journal.ugm.ac.id/index.php/jpsi/article/viewFile/7663/5941

• McKenna, Eugene. 2012. Business Psychology and Organizational Behaviour, 5th ed. New York: Psychology Press.

• Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Oranisasi. Jakarta: UI Press. • Robbins, S.P. & Judge, T.A. 2015. Perilaku Organisasi, edisi 16. Jakarta: Penerbit

Salemba Empat. • Spector, P. E. (2012). Industrial and Organizational Psychology: Research and

Practice (6th ed.). USA: John Wiley & Sons Kontributor Tulisan : RIZKA MAULIDA RIDFINANDA RIZKIANI PUTRI DERMAYANTI

Belajar dan Berbagi untuk

Indonesia Lebih Baik