pengaruh partisipasi penyusunan …repository.stieykpn.ac.id/218/1/jurnal ilfan bereki...anggaran...

49
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DENGAN TIGA VARIABEL MODERATING TESIS Diajukan sebagai syarat kelulusan dalam mencapai gelar Magister Akuntansi Program Pascasarjana STIE YKPN Disusun Oleh ILFAN BEREKI 121500474 PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA YOGYAKARTA 2018

Upload: others

Post on 03-Mar-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN

KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA

APARAT PEMERINTAH DAERAH DENGAN TIGA

VARIABEL MODERATING

TESIS

Diajukan sebagai syarat kelulusan dalam mencapai gelar

Magister Akuntansi

Program Pascasarjana STIE YKPN

Disusun Oleh

ILFAN BEREKI

121500474

PROGRAM PASCASARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA

YOGYAKARTA

2018

Page 2: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KEJELASAN

SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH

DAERAH DENGAN TIGA VARIABEL MODERATING

(SKPD PEMDA KAB. PULAU MOROTAI)

Oleh: Ilfan Bereki

Pembimbing: Dr. Baldric Siregar, MBA., CMA., CA., Ak

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara

Yogyakarta_Indonesia. e-mail: [email protected].

Abstract

The purpose of this study is was to examine the effect of budgetary partisipation, and clarity of

budget targets on the performance of local gomernment apparatus, through commitment and

organizational culture and job satisfaction. The data collection of this study used a

questionnaire survey. To achieve the purpose of research, this research was conducted by

examining the 27 institutions of the work unit of the reginal apparatus, Governed Morotai

Island District, Northern Maluku Province. Researchers analyzed 223 returned questionnaires.

Based on calculations result by using SmartPLS. The researchers found of budgetary

participation on the performance of local government apparatus, but the clarity on the budget

targets has no direct effect on the performance of local government apparatus, and

organizational commitment, organizational culture and job satisfaction as moderating variables

do not affect the partisipation of budget formation. This research contributes in the aspect of

development of public especially on employee involvement in participation of budget

preparation and clarity of local government budget target.

Keywords: participation budget preparation, clarity of budget goals, performance of local

government apparatus, organization commitment, organization culture, and job satisfaction.

PENDAHULUAN

Pergeseran sistem pengelolaan pemerintahan Republik Indonesia dari arah sentralisasi

ke arah sistem desentralisasi, berdampak pada perubahan fundamental hubungan tata

pemerintahan dan keuangan, sekaligus membawa perubahan penting dalam pengelolaan

anggaran pemerintah daerah. Pemerintah daerah dituntut agar memiliki kinerja yang

berorientasi pada kepentingan masyarakat dan mendorong untuk senantiasa tanggap akan

tuntutan lingkungan. Memberikan pelayanan terbaik secara transparan dan berkualitas, serta

adanya pembagian tugas yang baik, berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pusat dan Daerah, sebagai upaya pencapaian pemerataan keadilan dan kesejahteraan

terhadap masyarakat.

Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus

betul-betul dapat menyajikan informasi yang jelas tentang tujuan, sasaran, serta korelasi antara

besaran anggaran dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai atau diperoleh masyarakat dari

suatu kegiatan yang dianggarkan. Untuk dapat menyusun anggaran Rencana Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) berdasarkan anggaran berbasis kinerja (ABK)

diperlukan pegawai yang mempunyai kemampuan analisis kinerja program. Tentu saja hal ini

merupakan tanggung jawab yang besar bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku

pengguna anggaran untuk menyediakan sumber daya manusia yang memadai, agar dapat

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 3: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

mengelola anggaran secara ekonomis, efisien, efektif dan yang benar-benar mencerminkan

kepentingan masyarakat, pelayanan kepada masyarakat dengan menerapkan azas-azas

pelayanan publik yang didalamnya meliputi transparasi, akuntabel, partisipatif, kesamaan hak,

keseimbangan hak, dan kewajiban. (Sosilowti, 2016).

Proses penyusunan anggaran, awalnya Kepala Daerah dibantu oleh Tim Anggaran

Pemerintah Daerah (TAPD), dalam menyusun rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA).

Rancangan KUA memuat target pencapaian kinerja yang terukur dari program-program dan

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja

daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan, disertai dengan asumsi yang mendasarinya. Hasil

rancangan KUA disampaikan kepada DPRD untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan

RAPBD. Proses penganggaran menggunakan pendekatan kinerja diatur dalam Permendagri

Nomor 59 Tahun 2007, perubahan atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, yang menjelaskan pembentukan rancangan anggaran

pendapatan dan belanja daerah (RAPBD). Pembentukan RAPBD dilaksanakan oleh Tim

Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) bersama-sama unit organisasi perangkat daerah (unit

kerja). Selanjudnya, rancangan anggaran unit kerja tercantum pada suatu dokumen Rencana

Kegiatan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD), yang dalamnya berisi

tentang standar analisis belanja, tolak ukur kinerja dan standar biaya sebagai instrumen pokok

dalam anggaran kinerja. Sedangkan hasil implementasi kinerja pemerintah daerah dalam

mewujudkan kesejateraan masyarakat dapat di evaluasi berdasarkan Permendagri Nomor 21

Tahun 2010 tentang Pedoman Evaluasi Daerah Otonomi.

Keberhasilan proses penyusunan anggaran salah satunya dapat dipengaruhi oleh

sikap/perilaku pihak yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Literatur yang relevan

dalam bidang akuntansi untuk menjelaskan fenomena tersebut adalah akuntansi keperilakuan.

Pada akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) terdapat pembahasan mengenai

hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial, yang dapat

meningkatkan moral dan mendorong inisiatif lebih besar pada semua tingkatan manajemen.

Partisipasi juga dapat meningkatkan rasa kesatuan kelompok, yang dapat berfungsi untuk

meningkatkan kerja sama antar anggota kelompok dalam penetapan tujuan organisasi, Arifin,

(2012). Penyusunan anggaran diperlukan komonikasi antara atasan dan bawahan untuk saling

memberikan informasi, terutama yang bersifat informasi lokal kerena bawahan lebih

mengetahui kondisi langsung pada bagiannya, dahulu penggaran dilakukan dengan sistem top-

down, dimana rencana dan jumlah anggaran telah ditetapkan oleh atasan atau pemegang kuasa

anggaran, sehinga bawahan atau pelaksana anggaran hanya melekukan apa yang telah disusun.

Hal ini, jika penyusunan anggaran hanya berdasarkan kehendak atasan tanpa melibatkan

bawahan maka dapat menimbulkan kesulitan bagi bawahan untuk mencapainya. Sebaliknya,

jika penyusunan anggaran hanya disusun sesuai kehendak bawahan maka juga dapat

menimbulkan rendahnya motivasi bawahan dalam mencapai target-target yang optimal.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Sardjito

dan Muthaher (2008). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti

mengambil 2 (dua) variabel independen yaitu partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan

sasaran anggaran, dan mengambil 3 (tiga) variabel moderating yaitu komitmen organisasi,

budaya organisasi dan kepuasan kerja. Alasan dipilihnya variabel tersebut karena hasil

penelitian dari variabel tersebut terhadap kinerja masih menunjukkan hasil yang berbeda. Lalu,

penelitian sebelumnya dilakukan pada Kabupaten Semarang sedangkan penelitian ini di

lakukan di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 4: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

TINJAUAN TEORI dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Organisasi Sektor Publik

Organisasi sektor publik adalah organisasi yang mengelolah dana masyarakat.

Organisasi pokok yang termasuk kategori sektor publik yang mengola dana masyarakat adalah

pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Selain pemerintahan, berbagai

organisasi lain juga dikategorikan sebagai organisasi sektor publik. Contohnya: perguruan

tinngi, rumah sakit, BUMN, BUMD, dan lembaga sosial masyarakat. Walaupun berbagai

organisasi termasuk kategori sektor publik, organisasi yang secara umum dikaitkan dengan

sektor publik adalah pemerintah. Pada tahun 2015, data Kementrian Aparatur Negara

menunjukan bahwa ada 688 lembaga pemerintah di indonesia. Dari jumlah tersebut, 163 adalah

organisasi yang ada di lingkungan pemerintah pusat. Organisasi-organisasi tersebut meliputi

kementrian, kesekertariatan, dan organisasi lain. Ada 34 kementrian. Ada 7 kesekertariatan,

yaitu mahkama agung, majelis permusyawaratan rakyat, dewan perwakilan rakyat, dewan

perwakilan daerah, badan pemeriksaan keuangan, mahkama konstitusi, dan komisi yudisial.

Ada sebanyak 122 organisasi lainnya selain kementrian dan kesekertariatan. Organisasi-

organisasi lain tersebut dapat di bentuk lembaga, badan, dewan, komisi, komite, pusat, unit

kerja, dan bentuk lain. Organisasi dilingkungan pemerintah daerah meliputi provinsi,

kabupaten, dan kota. Ada sebanyak 34 provinsi, 398 kabupaten, dan 93 kota. Semua organisasi

pemerintah daerah berjumlah 525. Data bandan statistik tahun 2015 menunjukan terdapat 6.982

kecamatan dan 80.714 desa, Siregar, (2015).

Representasi diatas dapat dikatakan bawah semakin banyak terbentuknya organisasi

sektor publik, dalam sebuah pemerintahan maka semakin terjaminya pengelolaan dana

masyrakat secara baik dan dapat tercapainya mutu pelayanan publik yang memadai, serta

pengalokasian anggaran yang tepat sasaran. Hal tersebut, sebagai implementas kinerja

pemerintah daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dalam upaya pemerataan keadilan dan kesejahteraan

bagi masyarakat.

2.1.1 Teori Kontinjensi

Menurut Etzzioni (1985), menyatakan bahwa teori kontigensi disebut juga teori

kepentingan, teori lingkungan atau teori situasi. Teori Kotingensi berlandaskan pada suatu

pemikiran bahwa pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila

pemimpin organisasi mampu memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang sedang

dihadapi dan setiap situasi harus dianalisis sendiri. Pendekatan kontigensi atau pendekatan

situasional merupakan suatu pandangan bahwa teknik manajemen yang paling baik

memberikan kontribusi untuk pencapaian sasaran organisasi mungkin bervariasi dalam situasi

atau lingkungan yang berbeda. Teori kontijensi diadopsi untuk mengevaluasi keefektifan

partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Para peneliti telah

mengemukakan bahwa keefektifan penggangaran partisipatif tergantung pada faktor-faktor

kontekstual organisasional dan sifat psikologi karyawan (Nazaruddin, 1998). Penggunaan teori

kontijensi dalam pengembangan sistem akuntansi manajemen akan tergantung pada

lingkungan, organisasi dan gaya pembuat keputusan (Gordon dan Miller, 1976).

Pada partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran penggunaan

teori kontijensi telah lama menjadi perhatian para peneliti. Peneliti terdahulu menggunakan

teori kontinjensi ketika menghubungkan pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja

pegawai. Pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah mempunyai

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 5: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

faktor-faktor kontinjensi, faktor-faktor tersebut yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

faktor komitmen organisasi, budaya organisasi, dan kepuasan kerja. Faktor-faktor kontinjensi

tersebut dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan

kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.

Argumentasi Kotinjensi Theory

No Menurut Teori Kotinjensi

1 Partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran dapat

meningkatkan kinerja aparat pemerintah daerah, apabila pimpinan dalam

organisai, melibatkan pegawainya secara aktif dalam proses penyusunan

anggaran disertai dengan pengaruh faktor kondisional yang kuat, maka

dapat meningkatkan kinerja pemerinta yang baik, sebaliknya, apabila tidak

ada keterlibatan pegawai bawahan dalam proses penyusunan anggaran dan

faktor-faktor kondisional pengaruhnya semakin buruk maka berdampak

pada kinerja pemerintah daerah, yang semakin buruk. Hal demikian,

membuat organisasi tidak mencapai tujuan yang telah di tetapkan secara

bersama.

2 Kinerja aparat pemerintah daerah sebagai penentu dalam mencapai

rencana-rencana yang di tetapkan bersama, namun dalam meningkatkan

kinerja aparat pemerintah daerah, sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor

kodisional dalam lingkungan pemerintahan, semakin baik pengaruhnya

maka semakin baik kenerja pemeritah daerah. Sebaliknya semakin buruk

pengaruh faktor-faktor kondisional maka semakin buruk kinerja

pemerintah daerah. Faktor-faktor kondisianal tersebut berperan sebagai

variabel moderating dalam penelitian ini.

3 Adanya partisipasi bawahan dalam proses penyusunan anggaran

pemerintah daerah maka akan mengurangi kecenderungan untuk

menciptakan senjangan anggaran. Hal ini terjadi karena bawahan

membantu memberikan informasi pribadi tentang prospek masa depan

sehingga anggaran yang disusun menjadi lebih akurat. Pernyataan ini di

dukung oleh penelitian, (Camman, 1976), (Merchant, 1985), (Dunk, 1993).

Goal Setting Theory

Goal setting theory merupakan bagian dari teori motivasi yang dikemukakan oleh

Locke, 1978. Teori ini menjelaskan hubungan antara tujuan yang ditetapkan dengan prestasi

kerja (kinerja). Konsep dasar teori ini adalah seseorang yang memahami tujuan (apa yang

diharapkan organisasi kepadanya) akan mempengaruhi perilaku kerjanya. Teori ini juga

menyatakan bahwa perilaku individu diatur oleh ide (pemikiran) dan niat seseorang. Sasaran

dapat dipandang sebagai tujuan/tingkat kinerja yang ingin dicapai oleh individu. Jika seorang

individu berkomitmen untuk mencapai tujuannya, maka hal ini akan mempengaruhi

tindakannya dan mempengaruhi konsekuensi kinerjanya. Dalam teori ini juga dijelaskan bahwa

penetapan tujuan yang menantang (sulit) dan dapat diukur hasilnya akan dapat meningkatkan

prestasi kerja (kinerja), yang diikuti dengan memiliki kemampuan dan keterampilan kerja.

Dengan menggunakan pendekatan goal setting theory, kinerja pegawai yang baik dalam

menyelenggarakan pelayanan publik diidentikkan sebagai tujuannya. Sedangkan variabel

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 6: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, komitmen organisasi, budaya

organisasi dan kepuasan kerja sebagai faktor penentunya. Semakin tinggi faktor penentu

tersebut maka akan semakin tinggi pula kemungkinan pencapaian tujuannya.

Argumentasi Goal Setting Theory

No Goal Setting Theory

1 Tercapainya tujuan organisasi, bergantung pada kemampuan pemimpin

dalam memotivasi pegawainya dan memiliki sikap keterbuakan, dalam

artian, dapat menerima pendapat, ide dan gagasan dari pegawainya, sehinga

terjadi sinerjitas antara pekerjaan dan tujuan yang ingin dicapai dalam

menjalankan pemerintahan.

2 Pemimpin harus mampu menganalisis kemampuan para pegawai, untuk

menyamakan tujuan pekerjaan dan tujuan organisasi, sehinga ada

kesenambungan dalam pekerjaan dan tujuan. Hal ini, dituntut pemimpin

mampu mengetahui faktor-faktor kondisional pemerintahan yang akan

mempengaruhi kinerga pegawainya, sehingga ada langka-langka yang

disiapkan untuk pengatasi persoalan pengaruh faktor-faktor tersebut, agar

dapat diatasi dengan baik.

3 Kinerja pemerintah daerah harus dibarengi dengan kemampuan dan

keterampilan yang memadai, untuk mencapai tujuan, para aparat

pemerintah daerah, harus menjadikan sasaran anggaran sebagai tujuan

tujuan individu, untuk mencapai tujuan organisasi, demi tercapainya

pelayanan publik yang baik terhadap masyarakat.

Expentancy Theory

Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom, (1964) yang menyatakan bahwa

kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya

tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil

pekerjaan itu. Expectancy teory, motivasi individu ditentukan oleh expentancies dan valences.

Expectancies adalah keyakinan tentang kemungkinan bahwa perilaku tertentu (seperti

misalnya bekerja lebih keras) akan menimbulkan hasil tertentu (seperti misalnya kenaikan

gaji). Valences berarti nilai yang diberikan individu atas outcome (hasil) atau rewards yang

akan dia terima. Teori ekspektansi, juga menyatakan bahwa motivasi adalah fungsi

multiplikatif dari kapasitas pekerja, aksesibilitas reward, dan keinginan reward. Kapasitas

pekerja berisi elemen yang membantu penyelesaian tugas yang sukses seperti kemampuan

native, pelatihan, kejelasan prosedur, dukungan sumber daya dan alat, dukungan motivasi,

bantuan saat ada masalah, dan sebagainya. Aksesibilitas reward berisi elemen yang membantu

pencapaian reward, seperti memastikan bahwa reward memang ada, dibagikan dengan fair,

dan dipahami dengan jelas. Keinginan reward ini berisi elemen yang membantu pekerja dalam

mencari reward, seperti penyesuaian reward dengan preferensi pekerja, dan memastikan

bahwa level reward adalah signifikan dari perspektif pekerja.

Partisipasi dalam penyusunan anggaran akan bisa meningkatkan motivasi pegawai,

selanjutnya peningkatan motivasi tersebut akan meningkatkan kinerja, sebagai penyelenggara

pemerintahan, aparat pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan serta

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 7: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

penyelenggaraan sistem pemerintahan yang optimal karena penyelenggaraan pemerintahan

yang baik merupakan salah satu bentuk akuntabilitas/tanggungjawab aparat pemerintah

terhadap publik.

Argumentasi Expentaci Teori

No Menurut Expentaci Teori

1. Kinerja aparat pemerintah daerah, dalam mencapai tujuan yang ditetapkan

bersama, tidak terlepas dari perilaku induvidu pegawai untuk melakukan

pekerjaan yang diberikan oleh pempinan, perilaku individu baik jika ada

pemberian harapan kepada para pegawai atas hasil yang mereka capai.

2. Seorang pegawai bekerja dengan baik jika ada hubungan timbal bailik antara

apa yang di kerjakan dengan hasil yang di dapatkan. Jika hasil yang di

dapakan sesuai, maka pegawai tersebut akan bekerja dengan sunggu-sunggu

dalam mencapai tujuan organisasi.

3. Adanya pemberian harapan kepada pegawai berupa gaji, dan bonus yang

tinggi atas pekerjaan yang mereka lakukan maka, pegawai tersebut akan

berusaha semaksimal mungkin, untuk mencapai tujuan organisasi, hal

tersebut sesuai dengan penelitian, Brownell dan Innes (1986), faktor-faktor

kondisional yang mempengaruhi kinerja pengawai semakin tinggi, salah

satunya adalah faktor kepuasan kerja.

Partisipasi Penyusunan Anggaran

Partisipasi adalah suatu perilaku, pekerjaan, dan aktifitas yang dilakukan oleh aparat

pemerintah selama aktivitas penyusunan anggaran berlangsung, hal ini dikemukakan oleh

Brownel (1986), maksudnya aadalah partisipasi penyusunan anggaran merupakan

keikutsertaan para manager dalam proses penyusunan anggaran yang mengarah kepada

seberapa besar tingkat keterlibatan perangkat daerah dalam menyusun anggaran. Partisipasi

yang sukses akan memberikan manfaat antara lain: 1). Memberi pengaruh yang sehat pada

kepentingan inisiatif, moral dan antusiasme. 2). Memberi hasil suatu rencana yang lebih baik,

karena adanya kombinasi pengetahua beberapa individu. 3). Dapat meningkatkan kerjasama

antara departemen. 4). Para karyawan dapat lebih menyadari situasi dimasa yang akan datang,

dan perhatian terhadap sasaran dan pertimbangan-pertimbagan produktifitas tercapai dan dapat

meminimalisirkan pemborosan. Partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran dapat

mengembangkan inisiatif sehingga para partisipan dapat menyumbangkan ide dan informasi,

meningkatkan kebersamaan dan merasa memiliki, sehingga kerjasama di antara anggota dalam

mencapai tujuan meningkat, Sosilowati, (2016). pengertian ini dapat disimpulkan bahwa

keikutsertaan aparat pemerintah daerah dalam penyusunan anggaran dapat mengembangkan

pengetahuan mereka tentang anggaran dan kemudian mampu menginformasikan secara jelas

kepada masyarakat mengenai anggaran yang disusun oleh pemerintah daerah. Pada sektor

publik, partisipasi anggaran dilakukan ketika antara pihak eksekutif, legislatif, dan masyarakat

bekerja sama dalam pembentukan anggaran. Unit SKPD (masing-masing

instansi/dinas/kantor) membuat usulan-usulan yang kemudian disampaikan kepada Kepala

Bagian, Kepala Bagian menyampaikan usulan tersebut kepada Kepala Daerah, kemudian

Kepala Daerah bersama DPRD membahas anggaran tersebut, hasil dari pembahasan tersebut

ditetapkan oleh Kepala Daerah sebagai anggaran yang tentunya dibuat sesuai dengan Peraturan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 8: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

Daerah yang berlaku. Anggaran memiliki dua peranan. Pertama, anggaran berfungsi sebagai

perencanaan, yang di dalamnya berisi tentang ringkasan rencana-rencana keuangan organisasi

dimasa yang akan datang. Kedua, anggaran juga sekaligus berfungsi sebagai alat pengendalian

untuk mengukur kinerja manajerial. Partisipasi akan memungkinkan terjadinya perilaku

disfungsional, (Febriana, 2017). Perilaku disfungsional dalam hal ini adalah perilaku yang

tidak sesuai dengan aturan yang sedang berlaku, untuk menghindari adanya perilaku

disfungsional maka aparat pemerintah diberikan kesempatan untuk ikut serta dalam

penyusunan anggaran. Penyusunan anggaran pada pemerintahan dilakukan oleh Kepala Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Sekretaris SKPD, dan Kepala Bagian di Pemerintahan

Kabupaten Pulau Morotai.

Kejelasan Sasaran Anggaran

Sasaran atau target menurut Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah adalah hasil keluaran yang diharapkan dari suatu program atau

kegiatan. Setiap kegiatan atau program pasti mempunyai tujuan dan sasaran atau target yang

hendak di capai, demikian halnya dengan anggaran. Anggaran merupakan alat perencanaan

yang bertujuan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan atau program yang telah

direncanakan, dengan adanya anggaran, maka pemerintah daerah mengetahui target-target dan

tujuan yang telah ditetapkan sehingga produktifitas tercapai dan dapat meminimalisirkan

pemborosan. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai rencana kerja pemerintah

daerah merupakan desain teknis pelaksanaan strategi untuk mencapai tujuan daerah. Jika

kualitas anggaran pemerintah daerah rendah, maka kualitas fungsi-fungsi pemerintah

cenderung lemah. Anggaran daerah seharusnya tidak hanya berisi mengenai informasi

pendapatan dan penggunaan dana belanja, tetapi harus menyajikan informasi mengenai kondisi

kinerja yang ingin dicapai. Anggaran pemerintah daerah harus bisa menjadi tolak ukur

pencapaian kinerja yang diharapkan, sehingga perencanaan anggaran pemerintah daerah harus

bisa menggambarkan sasaran kinerja secara jelas.

Anggaran pemerintah daerah yang tertuang dalam APBD adalah rencana kerja

keuangan tahunan pemerintah daerah dalam satu tahun disusun secara jelas dan spesifik dan

merupakan desain teknis pelaksana, strategi untuk mencapai tujuan daerah. Anggaran yang

baik tidak hanya memuat informasi tentang pendapatan, belanja dan pembiayaan umum lebih

dari itu, anggaran harus memberikan informasi mengenai kondisi kinerja pemerintah daerah

yang akan dicapai, sehingga anggaran dapat dijadikan tolak ukur pencapaian kinerja dengan

kata lain kualitas anggaran daerah dapat menentukan kualitas pelaksanaan fungsi-fungsi

pemerintah daerah. Penetapan tujuan spesifik dan lebih produktif dapat mendorong karyawan

atau staf untuk melakukan yang terbaik bagi pencapian tujuan yang dihendaki sehingga

berimplikasi pada peningkatan kinerja. Ketidakjelasan sasaran anggaran akan menyebabkan

pelaksanaan anggaran menjadi bingung, tidak puas dalam bekerja hal demikian dapat

menyebabkan pelaksana anggaran tidak termotivasi untuk mencapai kinerja yang diharapakan.

Pelaksana anggaran memberikan realisasi positif dan sacara relatif sangat kuat untuk

meningkatkan kejelasan sasaran anggaran, Dewi dkk, (2017).

Kejelasan sasaran anggaran merupakan tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan

spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung

jawab atas pencapain sasaran tersebut. Oleh karena itu sasaran anggaran pemerintah daerah

harus dinyatakan secara jelas, spesifik dan dapat dimengerti oleh mereka yang bertanggung

jawab melaksanakannya. Hal ini jelas bahwa anggaran tidak hanya sebagai alat perencanaan

dan pengendalian biaya dan pendapatan dalam pusat pertanggungjawaban dalam suatu

organisasi, tetapi anggaran juga merupakan alat bagi SKPD untuk mengkordinasikan,

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 9: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

mengkomunikasikan, mengevaluasi kinerja dan memotivasi bawahannyaran daerah

seharusnya tidak hanya berisi mengenai informasi pendapatan dan penggunaan dana belanja,

tetapi harus menyajikan informasi mengenai kondisi kinerja yang ingin dicapai. Anggaran

pemerintah daerah harus bias menjadi tolak ukur pencapaian kinerja yang diharapkan, sehingga

perencanaan anggaran pemerintah daerah harus bisa meggambarkan sasaran kinerja secara

jelas. Anggaran pemerintah daerah yang tertuang dalam APBD adalah rencana kerja keuangan

tahunan pemerintah daerah dalam satu tahun disusun secara jelas dan spesifik dan merupakan

desain teknis pelaksana, strategi untuk mencapai tujuan daerah. Anggaran yang baik tidak

hanya memuat informasi tentang pendapatan, belanja dan pembiayaan umum lebih dari itu,

anggaran harus memberikan informasi mengenai kondisi kinerja pemerintah daerah yang akan

dicapai, sehingga anggaran dapat dijadikan tolak ukur pencapaian kinerja dengan kata lain

kualitas anggaran daerah dapat menentukan kualitas pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintah

daerah. Penetapan tujuan spesifik dan lebih produktif dapat mendorong karyawan atau staf

untuk melakukan yang terbaik bagi pencapian tujuan yang dihendaki sehingga berimplikasi

pada peningkatan kinerja. Ketidakjelasan sasaran anggaran akan menyebabkan pelaksanaan

anggaran menjadi bingung, tidak puas dalam bekerja hal demikian dapat menyebabkan

pelaksana anggaran tidak termotivasi untuk mencapai kinerja yang diharapakan. Pelaksana

anggaran memberikan realisasi positif dan sacara relatif sangat kuat untuk meningkatkan

kejelasan sasaran anggaran, Dewi dkk, (2017).

Kejelasan sasaran anggaran merupakan tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan

spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung

jawab atas pencapain sasaran tersebut. Oleh karena itu sasaran anggaran pemerintah daerah

harus dinyatakan secara jelas, spesifik dan dapat dimengerti oleh mereka yang bertanggung

jawab melaksanakannya. Hal ini jelas bahwa anggaran tidak hanya sebagai alat perencanaan

dan pengendalian biaya dan pendapatan dalam pusat pertanggungjawaban dalam suatu

organisasi, tetapi anggaran juga merupakan alat bagi SKPD untuk mengkordinasikan,

mengkomunikasikan, mengevaluasi kinerja dan memotivasi bawahannya.

Kinerja Aparat Pemerintah Daerah

Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/

kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi. Kinerja berasal

dari job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang

dicapai oleh seseorang), atau juga hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang ingin dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang

diberikan kepadanya. Menurut PP Nomor 58 Tahun 2005, kinerja adalah keluaran/hasil dari

kegiatan yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan

kuantitas dan kualitas yang terukur. Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan

seseorang atau kelompok dalam suatu organisiasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk

mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Khususnya sektor pemerintahan,

kinerja dapat diartikan sebagai suatu prestasi yang dicapai oleh pegawai pemerintah dalam

melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dalam satu periode. Pengukuran kinerja sektor

publik adalah sistem yang digunakan untuk membantu para manajer publik dalam menilai

pencapaian suatu strategi, dengan menggunakan alat ukur finansial dan non finansial. Sistem

pengukuran kinerja juga dapat dijadikan sebagai pengendalian organisasi karena dalam

pengukuran kinerja ditetapkan reward and punishment system. Faktor yang diduga

menyebabkan kinerja pemerintah daerah menjadi rendah, dikarenakan sistem pengelolaan

keuangan daerah yang masih lemah dalam proses perencanaan dan penganggaran APBD,

pelaksanaan/penatausahaan APBD, pertanggungjawaban yang berupa pelaporan hasil

pelaksanaan APBD dan pengawasan. Adanya keterlambatan dalam pengesahan, menyebabkan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 10: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

banyak program dan kegiatan yang sudah disusun tidak dapat dilaksanakan, sehingga

menghambat pembangunan daerah tersebut. Kinerja merupakan suatu prestasi yang telah

dicapai oleh karyawan di dalam merealisasikan sasaran organisasi yang telah ditetapkan, untuk

mengukur kinerja aparat pemerintah daerah melalui 7 indikator, Supriyono, (2004) yaitu: 1).

Pencapaian target kinerja kegiatan pada suatu program. 2). Ketepatan dan kesesuaian hasil. 3).

Tingkat pencapaian program. 4). Dampak hasil kegiatan terhadap kehidupan masyarakat. 5).

Kesesuaian realisasi anggaran dengan anggaran. 7). Pencapaian efisiensi operasional. 7).

Perilaku pegawai. Berdasarkan bebarapa pandangan diatas dapat disimpulkan bahwa kunci dari

kinerja yang efektif dalam lembaga pemerintahan daerah adalah tujuan dari anggaran tercapai

dan partisipasi dari bawahan memegang peranan penting dalam mencapai tujuan tersebut.

Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi adalah tingkat dimana suatu karyawan mengindentifikasikan

dengan organisasikan dan ingin melanjutkan dengan aktif mengambil bagian di dalamnya.

Arifin dan Rohman, (2012). Komitmen organisasi merupakan suatu dimensi sikap positif

karyawan yang dapat dihubungkan dengan kinerja dan komitmen organisasi bisa tumbuh

karena individu memiliki ikatan emosional terhadap organisasi, yang meliputi dukungan moral

dan menerima nilai yang ada serta tekad dari dalam diri untuk mengabdi pada organisasi.

Komitmen organisasi yang kuat dalam diri individu akan menyebabkan individu berusaha

keras mencapai tujuan organisasi dan kemauan mengerahkan usaha atas nama organisasi guna

meningkatkan kinerja manajerial, (Nouri dan Parker 1998).

Kecukupan anggaran tidak hanya secara langsung meningkatkan prestasi kerja, tetapi

juga secara tidak langsung (moderasi) melalui komitmen organisasi. Selain itu, komitmen

organisasi dapat merupakan alat bantu psikologis dalam menjalankan organisasinya untuk

pencapaian kinerja yang diharapkan. Kuatnya pengenalan dan keteribatan seseorang dalam

suatu organisasi tertentu maka semakin tercapainya tujuan organisasi. Individu yang memiliki

bentuk komitmen organisasi berupa continuance commitment, lebih cenderung menggunakan

side-bets theory, dimana individu memilih tetap bekerja pada satu organisasi, dari pada mereka

mencari pekerjaan lain lagi. Hal ini disebabkan individu tersebut mengakumulasi manfaat yang

lebih tinggi apabila tetap bekerja pada satu organisasi dibandingkan mencari pekerjaan lain,

misalnya uang pensiun, fasilitas dan senioritas. Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen

terhadap organisasi antara lain karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan pengalaman

kerja. Komitmen organisasi itu sendiri mempunyai tiga komponen yaitu keyakinan yang kuat

dari seseorang dan penerimaan tujuan organisasi, kemauan seseorang untuk berusaha keras

bergantung pada organisasi dan keinginan seseorang yang terbatas untuk mempertahankan

keanggotaan. Semakin kuat komitmen, semakin kuat kecenderungan seseorang untuk

diarahkan pada tindakan sesuai dengan standar. Komitmen dianggap penting bagi organisasi

karena: (1) Pengaruhnya pada turnover, (2) Hubungannya dengan kinerja yang

mengasumsikan bahwa individu yang memiliki komitmen cenderung mengembangkan upaya

yang lebih besar pada pekerjaan. Murray, (1990), mendefinisikan tiga aspek komitmen

organisasiantara lain: 1). Affective commitment, komitmen yang berkaitan dengan adanya

keinginan untuk terikat pada organisasi. Seseorang ingin berada dalam suatu organisasi karena

keinginan yang timbul dari diri sendiri. Dengan dimensisense of belonging, emotional attached,

personal meaning. 2). Continuance commitment, komitmen yang timbul karena adanya

kebutuhan rasional. Komitmen ini muncul atas dasar untung rugi, dipertimbangkan hal apa

yang harus dikorbankan bila akan menetap di dalam suatu organisasi, dengan dimensi pilihan

lain, benefit, biaya. 3). Normative Commitment, komitmen yang bersumber pada norma yang

ada dalam diri individu, yang berisi keyakinan individu akan tanggung jawab terhadap

organisasi, dirinya merasa harus bertahan karena alasan loyalitas. Instrumen dari masing-

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 11: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

masing aspek dalam komitmen organisasi di atas dapat meningkatkan dimensi keyakinan untuk

loyal, keyakinan akan etika pegawai dalam sebuah oeganisasi atau lembaga pemerintahan.

Budaya Organisasi

Konsep budaya organisasi yang digunakan Frucot dkk (1991), dalam penelitian lintas

budaya antar departemen dalam perusahaan pada dasarnya merupakan pengembangan dari

konsep dimensi budaya nasional yang banyak digunakan dalam penelitian-penelitian

perbedaan budaya antara negara. Menurutnya antara budaya nasional dan budaya organisasi

merupakan fenomena yang identik. Perbedaan kedua budaya tersebut tercermin dalam

manifestasi budaya kedalam nilai dan praktek. Perbedaan budaya tingkat organisasi umumnya

terletak pada praktek-praktek dibandingkan dengan perbedaan nilai-nilai. Perbedaan budaya

organisasi selanjutnya dapat dianalisis pada tingkat unit organisasi dan sub organisasi, dimensi

praktek budaya organisasi yang mempunyai kaitan erat dengan praktek-praktek pembuatan

keputusan partisipasi anggaran, yaitu employe oriented (orientasi pada orang) dan job oriented

(orientasi pada pekerjaan). Makasudnya, budaya organisasi adalah faktor penentu dalam bagi

kinerja pegawai dalam mencapai tujuan organisai yang telah di tetapkan organisasi. Budaya

organisasi adalah cara berpikir dari segolongan manusia untuk mencapai tujuan, dalam suatu

ruang (tempat) dan waktu. Budaya perusahaan atau organisasi mempunyai perngaruh terhadap

perilaku, cara kerja dan motivasi para manajer dan bawahan untuk mencapai kinerja organisasi.

Pada tingkat organisasi, budaya merupakan serangkaian asumsi-asumsi keyakinan (belief),

nilai-nilai dan persepsi dari para anggota kelompok organisasi yang mempengaruhi dan

membentuk sikap dan perilaku kelompok yang bersangkutan.

Arifin dan Rohman, (2012) menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan

seperangkat nilai, norma, persepsi dan pola perilaku yang dibuat atau dikembangkan dalam

suatu organisasi dengan maksud untuk dapat mengatasi masalah masalah yang timbul.

Adaptasi secara eksternal atau masalah integrasi secara internal, budaya organisasi mempunyai

pengaruh terhadap perilaku, cara kerja, dan motivasi para manajer dan bawahan untuk

mencapai kinerja organisasi. Dengan demikian, budaya mempunyai pengaruh terhadap

partisipasi penyusunan anggaran dalam peningkatan kinerja manajerial. Maka dalam penelitian

ini dimensi tersebut digunakan sebagai variabel kontinjen yang mempunyai hubungan

partisipasi penyusuna anggaran dan kejelasasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat

pemerintah daerah.

Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja sebagai salah satu perilaku atau sikap yang ditujukan pada suatu

penyusunan anggaran pemerintahan daerah, Sari dkk, (2014). Maksudnya adalah kepuasan

kerja merupakan aspek yang dapat berpengaruh positif terhadap kinerja aparat pemerintah.

Kepuasan kerja aparat pemerintah membuktikan, bersungguh-sungguh dalam mewujudkan

suatu rencana yang sudah dirancang sebelumnya. Kepuasa kerja merupakan keadaan

emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan para pegawai, dalam memandang

pekerjaan pada sebuah organisasi. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan sumber

daya manusia agar tercipta kinerja yang tinggi adalah faktor kepuasan kerja, karena kinerja

yang tinggi tidak akan tercapai tanpa adanya kepuasan yang tinggi, maka upaya-upaya

meningkatkan komitmen pegawai melalui pemenuhan kepuasan kerja karyawan yang efektif

merupakan hal penting untuk diperhatiakan. Kepuasan kerja (job satisfication) dapat

didefinisikan sebagai suatu perasaan yang positif yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi

karakteristiknya.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 12: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

Pengertian diatas maka masing-masing individu organisasi pasti memiliki tingkat

kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem dan nilai yang dianutinya pada semua

organisasi, kepuasan kerja selalu mendapatkan tempat yang sangat penting bagi perilaku

organisasi. Sejalan dengan pernyataan menurut Siahaan, (2017) kepuasan kerja merupakan

penilaian sejauh mana individu merasakan secara positif berbagai macam faktor atau dimensi

dari tugas tugas dalam pekerjaannya. Penelitian Darlis, (2002), Bambang Sardjito dan Osmad

Muthaher (2008) dan Siahaan, (2017), menunjukkan bahwa interaksi antara partisipasi

penyusunan anggaran dan variabel moderating kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja

manajerial dalam meningkatkan kinerja aparat pemerintah.

Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran

anggara terhadap kinerja aparat pemerintah daerah: komitmen organisasi, budaya organisasi

dan kepuasan kerja sebagai variabel moderating:

Sardjito dan Muthaher (2008) meneliti tentang pengaruh partisipasi penyusunan

anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah: budaya organisasi dan komitmen

organisasi sebagai variabel moderating. Data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer

melalui metode survei. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sensus. Berdasarkan

data di Kantor Pemerintah Kota dan Kabupaten Semarang, sebanyak 18 kantor dinas dan ada

150 pejabat setingkat kepala bagian/bidang/subdinas dan kepala subbagian/subbidang/seksi

dari dinas dan kantor pada pemerintah daerah kota/kabupaten Semarang. Penelitian ini

menggunakan uji regresi sederhana. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa ternyata

terdapat pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial, yang

ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 2,054 dengan signifikasi sebesar 0,042 yang lebih

kecil dari α=0,05. Adanya pengaruh positif antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap

kinerja aparat pemerintah daerah menunjukkan bahwa semakin tinggi partisipasi penyusunan

anggaran maka akan semakin meningkatkan kinerja aparat pemerintah daerah.

Siregar dan Saridewi (2010) melakukan penelitian tentang hubungan antara motivasi

dan budaya kerja terhadap kinerja penyuluh pertanian dikabupaten subang, provinsi jawa barat.

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 47 orang penyuluh pertanian. Hasil analisis

korelasi menunjukkan bahwa hubungan antara budaya kerjadan kinerja penyuluh pertanian

sangat kuat (r=0,79). Hubungan antara budayakerja dengan kinerja menunjukkan hubungan

positif linier dengan model regresi Y = 15,02 + 0,61 X2. Semakin tinggi nilai budaya kerja,

semakin tinggi pula kinerja penyuluh pertanian.

Ratri (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh partisipasi penyusunan anggaran

terhadap kinerja manajerial dengan komitmen organisasi dan locus of control sebagai variabel

moderating. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 32 manajer yang bekerja di

departemen pemasaran, estimating, sumber daya manusia, administrasi dan keuangan,

produksi, procurement dan proyek yang bekerja di PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Hasil

pengujian pengaruh MRA Komitmen Organisasi terhadap kinerja menunjukkan nilai t sebesar

4,849 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05.

Dengan demikian maka ditunjukkan bahwa pada α 0,05, MRA Komitmen Organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerjapegawai.

Mattola (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh partisipasi anggaran terhadap

kinerja dengan locus of control sebagai variabel moderating. Penelitian ini mengambil sampel

karyawan pada PT Kimia Farma Trading & Distribution cabang Makassar. Kuesioner

dibagikan kepada 37 karyawan yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Alat analisis

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 13: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi. Sebelum menguji hipotesis,

dilakukan pengujian instrumen yang meliputi uji validitas data dan uji reliabilitas data, yang

selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi Uji Normalitas dan Uji

Heteroskedastisitas, kemudian dilakukan uji hipotesis. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan

hubungan positif antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja. Selain ini

ditunjukkan pula bahwa nilai R sebesar 0,771, hal ini berarti bahwa hubungan antara partisipasi

anggaran terhadap kinerja mempunyai hubungan sebesar 77,1 % atau dapat dikatakan kuat

karena hubungan tersebut > 50%. Nilai adjusted R square yang dihasilkan mencapai angka

0.582 yang berarti bahwa 58,2 % dari variasi kinerja dapat dijelaskan oleh variabel partisipasi

anggaran. Sedangkan sisanya yaitu 41,8% (100%-58,2%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain

yang tidak dijelaskan oleh model regresi.

Pengembangan Hipotesis

Pada bagian ini akan dibahas mengenai hipotesis yang merupakan pernyataan singkat

dari tinjauan pustaka, serta merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti dalam

penelitian.

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah

Daerah

Partisipasi penyusunan anggaran menambah informasi yang dapat mengurangi

ambiguitas peran yang mendukung perbaikan kinerja, dengan adanya partisipasi penyusunan

anggaran, kinerja manajerial khususnya pada organisasi publik akan meningkat karena

komunikasi antara bawahan dengan atasan dalam membuat keputusan bersama menimbulkan

motivasi dalam bekerja. Adanya partisipasi tersebut, para manajer publik akan memiliki

komitmen yang lebih untuk bertanggungjawab atas setiap keputusan yang telah ditetapkan

secara partisipatif. Anggaran yang telah ditetapkan berfungsi sebagai perencanaan dan sebagai

kriteria kinerja. Anggaran dipakai sebagai suatu sistem pengendalian untuk mengukur kinerja

manajerial. Untuk mencegah dampak fungsional atau disfungsional, sikap dan perilaku anggota

organisasi dalam penyusunan anggaran perlu melibatkan manajemen pada level yang lebih

rendah, sehingga anggaran partisipatif dapat dinilai sebagai pendekatan manajerial yang dapat

meningkatkan kinerja setiap anggota organisasi secara individual. Adanya partisipasi dalam

penyusunan anggaran diharapkan setiap individu mampu meningkatkan kinerjanya sesuai

dengan target yang telah ditentukan. Masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan

partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial aparatur pemerintah merupakan

masalah yang banyak diperdebatkan. Bukti empiris memberikan hasil yang bervariasi dan tidak

konsisten. Penelitian (Huda dan Nurkholis, 2004), (Sardjito dan Muthaher, 2008), (Minan,

2009), (Azhar, dkk, 2009), (Indarto dan Dyah, 2012), dan (Lesmana, 2011), menunjukan

bahawa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.

Namun berbeda dengan penelitian (Sumarno, 2005), (Biduri, 2011), (Wijayanti, 2012),

menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja manajerial.

Berdasarkan hasil penelitian yang tidak konsisten tersebut, maka penelitian ini

dimaksudkan untuk menguji kembali pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap

kinerja aparatur pemerintah daerah khususnya Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi

Maluku Utara. Hubungan secara langsung kedua variabel tersebut sebagai berikut:

Partisipasi

Penyusunan

Anggaran

Kinerja Aparat

Pemerintah

Daerah

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 14: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

H1: Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat

pemerintah daerah.

Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah

Kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara

jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang

bertanggung jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut (Arifin, 2012). Oleh karena itu,

sasaran anggaran harus dinyatakan secara jelas, spesifik dan dapat dimengerti oleh mereka

yang bertanggungjawab untuk menyusun dan melaksanakan anggaran. Wujud dari

penyelenggaraan otonomi daerah adalah manfaat sumber daya yang dilakukan secara

ekonomis, efisien, efektif, adil dan merata untuk mencapai akuntabilitas publik. Anggaran

diperlukan dalam pengelolaan sumber daya tersebut dengan baik untuk mencapai kinerja yang

diharapkan oleh masyarakat dan menciptakan akuntabilitas terhadap masyarakat. Pada konteks

pemerintah daerah, sasaran anggaran tercakup dalam Rencana Stategik Daerah (Renstrada) dan

Program Pembangunan Daerah (Propeda). Dengan andanya sasaran anggaran yang jelas, aparat

pelaksana anggaran juga akan terbantu dalam perealisasiannya, secara tidak langsung ini akan

mempengaruhi terhadap kinerja aparat. Penyebab tidak efektif dan efisiennya anggaran,

dikarenakan ketidakjelasan sasaran anggaran yang mengakibatkan aparat pemerintah daerah

mengalami kesulitan dalam penyusunan target-target anggaran dan kejelasan sasaran anggaran.

Hal demikian, berimplikasi pada kinerja aparat pemerintah daerah untuk mencapai tujuan

pemerintah yang telah ditetapkan. Aparat pemerintah daerah akan memilki informasi yang

cukup untuk memeprediksi masa depan dengan tepat, apabilah aparat pemerintah dapat

libatkan dalam proses penyusunan anggaran dan memahami kjelasan sasaran anggaran yang

ditetapkan. Selanjutnya, hal ini akan menurunkan perbedaan antara anggaran yang disusun

dengan estimasi terbaik bagi organisasi, pengelolaan keuangan pemerintahan daerah yang

berakuntabilitas tidak lepas dari anggaran pemerintah daerah.

Sesuai dengan temuan-temuan penelitian yang telah dilakukan, maka penelitian ini

dimaksudkan untuk menguji kembali pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja

aparatur pemerintah daerah khususnya Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai. Hubungan

secara langsung kedua variabel tersebut sebagai berikut:

H2: Kejelsan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah

daerah.

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah

dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderasi

Beberapa penelitian dibidang akuntansi mengemukakan bahwa para manajer tingkat

bawah mempunyai informasi yang lebih akurat dari pada para atasannya mengenai kondisi-

kondisi lokal pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Penelitian ini didasarkan pada

gagasan bahwa para manajer bawah (manajer pusat pertanggunjawaban), seringkali memiliki

informasi yang lebih baik mengenai level anggaran yang diperlukan untuk mendukung

pelaksanaan aktivitas-aktivitas unit organisasinya dari pada atasannya (manajer puncak). Oleh

Kejelasan

Sasaran

Anggaran

Kinerja Aparat

Pemerinta

Daerah

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 15: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

karena itu, para manajer bawahan akan berusaha untuk memberikan informasi ke dalam usulan

anggaran untuk menjamin bahwa mereka memperoleh sumber-sumber yang mencukupi untuk

melaksanakan aktivitas-aktivitas. Komitmen organisasi adalah dorongan dari dalam individu

untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan

lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan sendiri.

Dorongan yang ada pada setiap individu dapat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi,

jika individu tersebut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran akan turut meningkatkan

kinerja manajerial, (Bambang Sradjito dan Osmad Muthaher, 2008).

Adanya komitmen organisasi yang tinggi maka hal itu akan mempengaruhi aparat

pemerintah daerah untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan yang ditentukan. Selain

mempengaruhi aparat pemerintah daerah untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan yang

ditentukan, komitmen yang tinggi juga dapat menjadikan individu lebih mementingkan

organisasi dari pada kepentingan pribadinya, dan berusaha untuk membentuk organisasi yang

baik sesuai dengan yang diharapkan. Apabila komitmen organisasi itu rendah maka akan

membuat individu berbuat untuk kepentingan pribadinya. Namun demikian dengan adanya

komitmen organisasi yang tinggi maka secara tidak langsung juga akan meningkatkan kinerja

yang tinggi pula. Dengan demikian komitmen organisasi diperlukan sebagai salah satu

indikator kinerja karyawan. Karyawan dengan komitmen yang tinggi dapat diharapkan akan

memperlihatkan kinerja yang optimal. Seseorang yang bergabung dalam organisasi dituntut

adanya komitmen dalam dirinya, dengan komitmen yang diberikan, diharapkan kinerja dari

karyawan akan meningkat. Bentuk komitmen kerja yang muncul bukan hanya bersifat loyalitas

yang pasif, tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan organisasi kerja yang memiliki

tujuan memberikan segala usaha demi keberhasilan organisasi kerja yang bersangkutan.

Penelitian Sardjito dan Mutaher, (2008) menjelaskan bahwa teori itu sejalan dengan

hasil penelitiannya, dimana komitmen organisasi sebagai variabel moderating memperkuat

hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Namun

penelitian Sabrina (2009) menunjukkan bahwa komitmen organisasi tidak dapat memperkuat

pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.

Sesuai dengan temuan-temuan penelitian yang telah dilakukan maka penelitian ini

dimaksudkan untuk menguji kembali variabel komitmen organisasi dalam memoderasi

pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah

khususnya pemerintah Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Hubungan secara

langsung kedua variabel tersebut sebagai berikut:

H3: Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat

pemerintah dengan komitmen organiasasi sebagai variabel moderating.

Partisipasi

penyusunan

Anggaran

Kinerja

Aparat

Pemerintah

Daerah

Komitmen

Organisasi

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 16: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah dengan

Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen terhadap organisasi antara lain

karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan pengalaman kerja. Komitmen organisasi itu

sendiri mempunyai tiga komponen yaitu keyakinan yang kuat dari seseorang dan penerimaan

tujuan organisasi, kemauan seseorang untuk berusaha keras bergantung pada organisasi, dan

keinginan seseorang yang terbatas untuk mempertahankan keanggotaan. Semakin kuat

komitmen, semakin kuat kecenderungan seseorang untuk diarahkan pada tindakan sesuai

dengan standar. Komitmen dianggap penting bagi organisasi karena: (1) Pengaruhnya pada

turnover, (2) Hubungannya dengan kinerja yang mengasumsikan bahwa individu yang

memiliki komitmen cenderung mengembangkan upaya yang lebih besar pada pekerjaan.

Kejelasan sasaran anggaran dengan senjangan anggaran, dipengaruhi oleh faktor faktor

individual yang bersifat psychological attributes. faktor-faktor individual tersebut berfungsi

sebagai pemoderasi dalam hubungan kejelasan sasaran anggaran dengan senjangan anggaran.

Contoh psychological attributes tersebut adalah komitmen organisasi, komitmen organisasi

merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai

organisasi (Arifin 2012). Kejelasan sasaran anggaran akan mempermudah aparat pemerintah

daerah dalam menyusun anggaran untuk mencapai target-target anggaran yang telah

ditetapkan, komitmen yang tinggi dari aparat pemerintah daerah akan berimplikasi pada

komitmen untuk bertanggung-jawab terhadap penyusunan anggaran tersebut. Hal demikian,

semakin jelas sasaran anggaran aparat pemerintah daerah dan dengan didorong oleh komitmen

yang tinggi, akan mengurangi senjangan anggaran pemerintah daerah. Sesuai pernyataan diatas

maka penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali variabel komitmen organisasi dalam

memoderasi pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah

khususnya pemerintah Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Hubungan secara

langsung kedua variabel tersebut sebagai berikut:

H4: Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah

dengan komitmen organiasasi sebagai variabel moderating.

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah

dengan Budaya Organisasi sebagai Variabel Moderasi

Budaya organisasi adalah faktor yang paling kritis dalam organisasi. Efektivitas

organisasi dapat ditingkatkan dengan menciptakan budaya yang kuat yang dapat digunakan

untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi yang memiliki budaya kuat akan memiliki suatu

ciri khas tertentu sehingga dapat memberikan daya tarik bagi individu untuk bergabung.

Budaya organisasi menrupakan seperangkat nilai, norma, persepsi dan pola perilaku

yang dibuat atau dikembangkan dalam suatu organisasi dengan maksud untuk dapat mengatasi

masalah masalah yang timbul, masalah yang terkait dengan adaptasi secara eksternal atau

Kinerja Aparat

Pemerintah

Daerah

Kejelasan

sasaran

Anggaran

Komitmen

Organisasi

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 17: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

internal dalam budaya dapat mempengaruhi kinerja. Adanya suatu kultur di organisasi yang

merupakan suatu konsep pemikiran, asumsi implisit, yang dipegang atau dibagi bersama oleh

sebuah kelompok, dimana konsep tersebut menggambarkan penerimaan, hal yang dipikirkan,

dan reaksi terhadap suatu lingkungan. Dimensi praktek dari kultur organisasional memiliki

kaitan erat dengan praktek pengambilan keputusan. Penerapan partisipasi manajer dalam

penyusunan anggaran pada budaya organisasi akan meningkatkan kinerja manajerial karena

akan terjadi adanya human relation antara perusahaan dan karyawannya. Dengan demikian,

interaksi antara partisipasi dengan budaya organisasi akan memberikan dampak yang positif

terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuwalliatin, (2006) dan

Wijayanti 2012), menunjukkan adanya pengaruh positif dari budaya organisasi terhadap

kinerja karyawan. Dengan demikian budaya organisasi mempunyai pengaruh terhadap

perilaku, cara kerja dan motivasi para manajer dan bawahannya untuk mencapai kinerja

organisasi.

Sesuai dengan temuan-temuan penelitian yang telah dilakukan maka penelitian ini

dimaksudkan untuk menguji kembali variabel budaya organisasi dalam memoderasi pengaruh

partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah khususnya

pemerintah Kabupaten Pulau Morotai. Hubungan secara langsung kedua variabel tersebut

sebagai berikut:

H5: Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat

pemerintah dengan budaya organiasasi sebagai variabel moderating.

Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah dengan

Budaya Organisasi sebagai Variabel Moderasi

Salah satu keberhasilan penerapan good governance tidak terlepas dari pengaruh faktor

internal organisasi. Faktor internal adalah berbagai faktor yang berasal dari dalam organisasi,

salah satunya budaya organisasi. Budaya organisasi berdampak pada kinerja organisasi, bahkan

mungkin merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi.

Seperti yang dikemukakan, Arifin dan Rohman (2012), yang menyatakan salah satu penyebab

kurang berhasilnya reformasi administrasi untuk mendukung penyelenggaraan tata

pemerintahan yang amanah dan baik karena pemerintah tidak menaruh perhatian yang serius

terhadap perubahan budaya organisasi. Budaya organisasi adalah keyakinan, nilai, norma, dan

sikap orang-orang organisasi dalam berperilaku atau bertindak. Nilai yang dimaksud

merupakan sesuatu yang diyakinin orang-orang dalam berperilaku dan norma yang dimaksud

merupakan pedoman tidak tertulis untuk mengatur perilaku anggota (Riyadi, 2000), dari

pernyataan diatas maka budaya organisasi dapat mempengaruhi cara bekerja dan perilaku

anggota di dalam organisasi termasuk dalam proses penyusunan anggaran dan kejelasan

sasaran anggaran. Kuatnya budaya dalam organisasi ditunjukkan dengan nilai-nilai organisasi

yang tercermin dari perilaku aparatur pemerintah. Banyaknya nilai-nilai yang dapat diterima

anggota organisasi akan membuat budaya organisasi semakin kuat, sehingga pengaruhnya

terhadap perilaku anggota akan semakin terlihat. Adanya budaya yang kuat di dalam organisasi

Partisipasi

Penyusunan

Aggaran

Kinerja

Aparat

Pemerintah

Daerah

Budaya

Organisasi

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 18: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

memotivasi anggota untuk bekerja agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif,

sehingga anggota organisasi akan terlibat penuh dalam mencapai target anggaran dengan

menyusun anggaran sesuai apa adanya tanpa ada tujuan serta maksud yang lain. Kuatnya

budaya yang tertanam di dalam diri anggota organisasi dapat mengurangi terjadinyan

senjangan anggaran.

Penelitian yang dilakukan Ahmad (2012), Gholami (2013), Chandra (2013) serta Herli

dan Hafidhah (2014) menyimpulkan terdapat hubungan yang positif antara budaya organisasi

terhadap kinerja organisasi. Trisnaningsih (2007), Aryani (2013) dan Vita (2015),

menyimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara budaya organisasi terhadap

kinerja. Fenomena ini sangat menarik dan penting untuk diteliti dan menjadi motivasi untuk

mengangkat budaya organisasi dalam penelitian ini.

Sesuai dengan beberapa hasil penelitian yang dikemukan diatas maka penelitian ini

dimaksudkan untuk menguji pengaruh variabel budaya organisasi dalam memoderasi kejelasan

sasaran anggaran terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah khususnya pemerintah

Kabupaten Pulau Morotai. Hubungan secara langsung kedua variabel tersebut sebagai berikut:

H6: Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah

dengan budaya organiasasi sebagai variabel moderating.

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah

dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Moderasi

Pada era globalisasi sekarang ini, manusia tidak hanya puas dengan pendapatan yang

diperolehnya. Namun kepuasan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan juga menjadi tolak

ukur dalam bekerja. Dalam equity theory yang diungkapkan Simamora (2009), yang

menyatakan bahwa kepuasan kerja muncul dimana individu merasa senang sehingga individu

tersebut mau untuk bekerja secara baik dan penuh tanggungjawab. Kepuasan kerja adalah suatu

sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukan perbedaan antara banyaknya gaji

yang diterima pekerja dengan yang diyakini oleh pekerja. Kepuasan kerja mencerminkan

kegembiraan atau sikap emosi positif yang berasal dari pengalaman kerja seseorang. Kepuasan

kerja memiliki tiga dimensi. Pertama, kepuasan kerja adalah tanggapan emosional seseorang

terhadap situasi kerja. Hal ini tidak dapat dilihat tetapi hanya dapat diduga. Kedua, kepuasan

kerja sering ditentukan oleh sejauh mana hasil kerja memenuhi harapan seseorang. Ketiga,

kepuasan kerja mencerminkan hubungan dengan berbagai sikap lainnya dari pada individual.

Berdasarkan teori dan beberapa pandangan diatas maka kepuasan kerja merupakan salah satu

aspek yang dapat berpengaruh positif terhadap kinerja aparat pemerintah dan kepuasan kerja

aparat pemerintah membuktikan bahwa aparat pemerintah tersebut bersungguh-sungguh dalam

mewujudkan suatu rencana yang sudah dirancang sebelumnya.

Kinerja Aparat

Pemerintsh

Daerah

Kejelasan

sasaran

Anggaran

Budaya

Organisasi

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 19: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

Sesuai dengan teori dan pandangan peneliti diatas maka penelitian ini dimaksudkan

untuk menguji pengaruh variabel kepuasan kerja dalam memoderasi partisipasi penyusunan

anggaran terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah khususnya pemerintah Kabupaten Pulau

Morotai, Provinsi Maluku Utara. Hubungan secara langsung kedua variabel tersebut sebagai

berikut:

H7: Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruhm terhadap kinerja aparat

pemerintah dengan kepuasan kerja sebagai variabel moderating.

Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah dengan

Kepuasan Kerja sebagai Variabel Moderasi

Kepuasan kerja merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi, dan kinerja

manajer akan terlihat seiring dengan kepuasan yang diterimanya. Kepuasan kerja merupakan

faktor kritis untuk dapat tetap mempertahankan individu yang berkualifikasi baik. Aspek-aspek

spesifik yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu kepuasan yang berhubungan dengan

gaji, keuntungan, promosi, kondisi kerja, supervisi, praktek organisasi dan hubungan dengan

rekan kerja. Menurut Robins (2008:40) mendefinisikan kepuasan kerja (job satisfaction)

merujuk pada “Suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari

evaluasi karakteristiknya. Hal yang sama juaga dikatakan oleh Sari dkk, (2014), kepuasan kerja

merupakan penilaian sejauh mana individu merasakan secara positif berbagai macam faktor

atau dimensi dari tugas tugas dalam pekerjaannya. Maksudnya adalah seseorang yang memiliki

rasa puas terhadap pekerjaan akan mempunyai sikap yang positif terhadap organisasi tempat

mereka berkarya. Sebaliknya, orang yang tidak puas terhadap pekerjaan, apapun faktor-faktor

penyebab ketidakpuasan itu seperti misalnya gaji yang rendah, pekerjaan yang membosankan,

kondisi kerja yang kurang memuaskan dan sebagainya akan cenderung bersikap negatif

terhadap organisasi tempat mereka bekerja. Implikasinya bagi manajemen ialah bahwa

semakin banyak orang yang merasa puas yang berakibat pada sikap positif terhadap organisasi,

tugas-tugas pemberian motivasi relatif menjadi semakin mudah, sebaliknya apabila semakin

banyak orang yang merasa tidak puas, akan cenderung menampilkan sikap dan perilaku yang

negatif. Dengan demikian kepuasan kerja merupakan pengalaman seseorang dalam

pekerjaannya dan dicapai melalui pemenuhan kebutuhan, baik kebutuhan psikologis maupun

kebutuhan fisiologis dengan terpenuhinya. Hal tersebut, dapat meningkatkan kenerja aparat

pemerintah daerah semakin tinggi demi tercapainya sasaran anggaran yang jelas dan tepat

sesuai tujuan organisasi.

Sesuai dengan pernyataan peneliti diatas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk

menguji pengaruh variabel kepuasan kerja dalam memoderasi pengaruh kejelasan sasaran

anggaran terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah khususnya pemerintah Kabupaten Pulau

Morotai, Provinsi Maluku Utara. Hubungan secara langsung kedua variabel tersebut sebagai

berikut:

Kepuasan

Kerja

Partisipasi

Penyusunan

Anggaran

Kinerja Aparat

Pemerintah

Daerah

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 20: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

H8: Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah

dengan kepuasan kerja sebagai variabel moderating.

Argumentasi Hipotesis

No Hipotesis Argumentasi

1 H1:

Partisipasi

penyusunan

anggaran

berpengaruh

terhadap

kinerja aparat

pemerintah

daerah.

Anggaran yang telah ditetapkan berfungsi sebagai

perencanaan dan sebagai kriteria kinerja, yaitu anggaran

dipakai sebagai suatu sistem pengendalian untuk mengukur

kinerja manajerial, untuk mencegah dampak fungsional

atau disfungsionalnya, sikap dan perilaku anggota

organisasi dalam penyusunan anggaran perlu melibatkan

manajemen pada level yang lebih rendah sehingga

anggaran partisipatif dapat dinilai sebagai pendekatan

manajerial yang dapat meningkatkan kinerja setiap anggota

organisasi sebagai individual karena dengan adanya

partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap

individu mampu meningkatkan kinerjanya sesuai dengan

target yang telah ditentukan.

2 H2:

Kejelsan

sasaran

anggaran

berpengaruh

terhadap

kinerja aparat

pemerintah

daerah.

Kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauhmana tujuan

anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik, dengan

tujuan anggaran tersebut, dapat dimengerti oleh orang yang

bertanggungjawab atas pencapaian sasaran anggaran. Oleh

karena itu, sasaran anggaran harus dinyatakan secara jelas,

spesifik dan dapat dimengerti oleh mereka yang

bertanggungjawab untuk menyusun dan melaksanakan.

Kejelasasn sasaran anggaran dapat meningkatkan kinerja

aparat pemerintah daerah mencapai tujuan yang telah

ditargetkan dalam perencanaan.

3 H3:

Partisipasi

penyusunan

anggaran

berpengaruh

terhadap

kinerja aparat

pemerintah

dengan

komitmen

organiasasi

Komitmen organisasi adalah dorongan dari dalam individu

untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan

organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan

kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan

sendiri. Dorongan yang ada pada setiap individu dapat

mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi, jika individu

tersebut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran akan

turut meningkatkan kinerja manajerial. Individu yang

memiliki bentuk komitmen berupa continuance

commitment, lebih cenderung menggunakan side-bets

theory, dimana individu memilih tetap bekerja pada satu

Kejelasan

sasaran

Anggaran

Kinerja Aparat

Pemerintah

Daerah

Kepuasan

Kerja

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 21: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

sebagai

variabel

moderating.

organisasi, dari pada mereka mencari pekerjaan lain lagi.

Hal ini disebabkan individu tersebut mengakumulasi

manfaat yang lebih tinggi apabila tetap bekerja pada satu

organisasi dibandingkan mencari pekerjaan lain, misalnya

uang pensiun, fasilitas dan senioritas

4 H4: Kejelasan

sasaran

anggaran

berpengaruh

terhadap

kinerja aparat

pemerintah

dengan

komitmen

organiasasi

sebagai

variabel

moderating.

Komitmen aparat yang tinggi terhadap organisasi

pemerintah daerah, maka dapat mendorong aparat untuk

menyusun anggaran sesuai dengan sasaran yang akan

dicapai oleh organisasi. Kejelasan sasaran anggaran akan

mempermudah aparat pemerintah daerah dalam menyusun

anggaran untuk mencapai target-target anggaran yang telah

ditetapkan, serta komitmen yang tinggi dari aparat

pemerintah daerah akan berimplikasi pada komitmen untuk

bertanggung-jawab terhadap penyusunan anggaran

tersebut. Dengan demikian, semakin jelas sasaran anggaran

aparat pemerintah daerah dan didorong oleh komitmen

yang tinggi, akan mengurangi senjangan anggaran

pemerintah daerah.

5 H5:

Partisipasi

penyusunan

anggaran

berpengaruh

terhadap

kinerja aparat

pemerintah

dengan

budaya

organiasasi

sebagai

variabel

moderating

Budaya organisasi merupakan suatu sisitem nilai-nilai,

keyakinan, dan norma-norma yang unik dimiliki secara

bersama oleh anggota suatu organisasi. Budaya organisasi

pada sisi internal akan memberikan sugesti kepada semua

perilaku yang ada pada organisasi agar dapat dikerjakan,

penyelesaian yang sukses dan akibatnya akan memberikan

keuntungan karena akan memberikan kepercayaan diri

terhadap pekerjaannya. Sifat-sifat ini akan dapat

meningkatkan harapan aparat tersebut, agar kinerjanya

meningkat dan budaya merupakan faktor kondisional yang

dapat meningkatkan, atau menghambat kinerja aparat

pemerintah daeraha dalam mencapai target-target yang

telah ditetapkan dalam pencapaian tujuan. Interaks antara

partisipasi penyusunan anggaran dan budaya organisasia

memiliki pengaruh terhadapa kinerja aparat pemerinta

daerah.

6 H6: Kejelasan

sasaran

anggaran

berpengaruh

terhadap

kinerja aparat

pemerintah

dengan

budaya

organiasasi

sebagai

variabel

moderating.

Budaya organisasi berdampak pada kinerja organisasi,

bahkan mungkin merupakan faktor penting dalam

menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi.

Penyebab kurang berhasilnya reformasi administrasi untuk

mendukung penyelenggaraan tata pemerintahan yang

amanah dan baik karena pemerintah tidak menaruh

perhatian yang serius terhadap perubahan budaya

organisasi. Pernyataan ini menyimpulkan bahwa budaya

organisasi dapat mempengaruhi cara bekerja dan perilaku

anggota di dalam organisasi termasuk dalam proses

penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran,

kuatnya budaya dalam organisasi ditunjukkan dengan nilai-

nilai organisasi yang tercermin dari perilaku aparatur

pemerintah daerah. Hal ini, dapat dikatakan bahwa budaya

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 22: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

organisasi sebagai faktor kodisional yang dapat

mempengaruhi kinerja aparat pemerintah daerah, dalam

mencapai tujuan yang telah di targetkan.

7 H7:

Partisipasi

penyusunan

anggaran

berpengaruh

terhadap

kinerja aparat

pemerintah

dengan

kepuasan

kerja sebagai

variabel

moderating.

Kepuasan kerja adalah bentuk perilaku positif yang

mencerminkan respon terhadap pengaruh situasi kerja atau

pengalaman kerja. Kepuasan kerja disini merupakan hal

yang bersifat individual. Masing-masing individu

organisasi pasti memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-

beda sesuai dengan sistem dan nilai yang dianutinya pada

semua organisasi, kepuasan kerja selalu mendapatkan

tempat yang sangat penting bagi perilaku organisasi.

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja

adalah pekerjaan yang sifatnya menantang, penghargaan

yang sepadan, kondisi lingkungan kerja yang mendukung

serta kesesuaian antara pekerjaan dengan pribadi individu.

Dengan demikian maka kepuasan kerja merupakan faktor

kondisional yang akan mempengaruhi kinerja aparan

pemerintah daerah dalam proses pencapain tujuan.

8 H8:

Kejelasan

sasaran

anggaran

berpengaruh

terhadap

kinerja aparat

pemerintah

dengan

kepuasan

kerja sebagai

variabel

moderating.

kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan

mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal

yang dinilai penting terhadap pemerintahan. Kepuasan

kerja juga merupakan sikap emosional yang menyenangkan

dan mencintai pekerjaannya, serta merupakan suatu

perasaan yang dapat menyenangkan seseorang dalam

bekerja atau yang dapat memberikan pemenuhan nilai-nilai

pekerjaan. Kepuasan merupakan pengalaman seseorang

dalam pekerjaannya dan dicapai melalui pemenuhan

kebutuhan, baik kebutuhan psikologis maupun kebutuhan

fisiologis. Dengan demikian kepuasann kerja adalah faktor

kondisional yang sangat mempengaruhi kinerja aparat

pemerintah daerah dalam mencapai tujuan dari sebuah

pemerintahan.

Kerangka Penelitian

Partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran diperlukan dengan

harapan manajemen lapisan bawah dapat memberikan informasi yang sesuai untuk tercapainya

suatu tujuan, sehingga anggaran tidak hanya dibuat oleh manajemen atas yang mungkin akan

sulit diterapkan karena tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Diikut sertakannya para

pegawai dalam proses penyusunan anggaran, maka akan mendorong timbulnya semangat yang

kuat untuk melaksanakan anggaran yang ditetapkan sehingga kinerja pegawai akan lebih

efektif. Selain itu terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Dalam

penelitian ini disebut sebagai variabel moderating. Variabel moderating yang ada dalam

penelitian ini adalah komitmen organisasi, budaya organisasi, dan kepuasan kerja. Komitmen

organisasi merupakan dorongan yang muncul dari dalam individu untuk berbuat sesuatu agar

dapat meningkatkan keberhasilan organisasi. Budaya organisasi yaitu nilai-nilai yang telah

dimiliki para anggota organisasi yang diwujudkan melalui perilaku individu atau kelompok

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 23: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

organisasi ditempat individu tersebut bekerja. Sedangkan kepuasan kerja merupakan suatu

penghargaan yang diberikan dan pemberian tersebut pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari

sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.

Interaksi yang akan dibahas dalam penelitian ini yang pertama adalah interaksi antara

variabel partisipasi penyusunan anggaran dalam mempengaruhi kinerja aparat pemerintah,

yang kedua akan membahas interaksi variabel kejelasan sasaran anggaran dalam

mempengaruhi kinerja aparat pemerintah, yang ketiga akan membahas interaksi variabel

komitmen organisasi dalam pempengaruhi hubungan partisipasi penyusunan anggaran dan

kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah, yang keempat akan membahas

interaksi variabel budaya organisasi dalam mempengaruhi hubungan partisipasi penyusunan

anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah, kemudian yang

kelima akan membahas interaksi variabel kepuasan kerja dalam mempengaruhi hubungan

partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat

pemerintah, sehingga secara skematis kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

H3 H4 H5 H6

H1

H2

H7 H8

METODOLOGI PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau gejala sesuatu yang mempunyai

karakteristik tertentu (Indriantoro & Supomo, 1999). Adapun Populasi dalam penelitian ini

adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai,

Provinsi Maluku Utara Sampel adalah sekelompok atau beberapa bagian dari suatu populasi

(Indriantoro & Supomo, 1999). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive

sample (Ghozali, 2006). Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai

yang bekerja dilingkungan Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai yang menjabat sebagai

Sekretaris/setingkat Sekretaris SKPD, Kepala Bidang/setingkat Kepala Bidang, dan Kepala

Partisipasi

Penyusunan

Anggaran

Kejelasan

Sasaran

Anggaran

Komitmen

Organisasi

Budaya

Organisasi

Kinerja Aparat

Pemerintah

Kepuasan Kerja

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 24: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

Seksi/setingkat Kepala Seksi yang bertugas di sekretaris daerah, dinas-dinas, kantor, badan,

dan lembaga teknis daerah.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer, yaitu berupa

kuisioner dan sebagian dilakukan juga wawancara secara langsung. Data primer diperoleh

secara langsung dari responden yang menjabat sebagai Sekretaris/setingkat Sekretaris SKPD,

Kepala Bidang/setingkat Kepala Bidang, dan Kepala Seksi/setingkat Kepala Seksi yang

bertugas di Sekretaris Daerah, dinas-dinas, kantor, badan, dan lembaga teknis daerah.

Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah memberikan pengertian terhadap suatu variabel

dengan mempesifikasi kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur dan

memanipulasinya (Sularso, 2003). Uraian definisi operasional yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Partisipasi penyusunan Anggaran

Variabel partisipasi penyusunan anggaran dalam penelitian ini diukur menggunakan

instrument yang dikembangkan oleh Milani (1975) yang dijabarkan dalam tujuh pertanyaan

dan diukur dengan menggunakan skala Interval antara 1 sampai dengan 5. Skor terendah (1)

dari jawaban responden menunjukkan rendahnya tingkat partisipasi penyusunan anggaran dan

skor tinggi (5) menunjukkan tingginya tingkat partisipasi penyusunan anggaran.

2. Kejelasan sasaran anggaran

Kejelasan sasaran anggaran adalah sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas

dengan tujuan agar anggaran dapat dimengerti oleh orang yang bertanggungjawab atas

pencapaian sasaran anggaran tersebut. Variabel ini dijabarkan ke dalam tujuh pertanyaan dan

diukur dengan skala likert 5 poin. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang

diadopsi dari tesis Andrias Bangun (2013).

3. Kinerja aparat pemerintah daerah

Variabel kinerja aparat pemerintah daerah dalam penelitian ini dijabarkan ke dalam

delapan pertanyaan, yang dikembangkan oleh Ven (1980) dan diukur dengan skala Interval

antara 1 sampai dengan 5. Skor terendah (1) menunjukkan rendahnya kinerja aparat pemerintah

daerah dan skor tinggi (5) menunjukkan tingginya kinerja aparat pemerintah daerah.

4. Komitmen organisasi

Variabel komitmen organisasi dalam penelitian mengunakan penelitian Megasari, (2005)

yang dijabarkan dijabarkan dalam sembilan pertanyaan, diukur dengan menggunakan skala

Interval antara 1 sampai dengan 5. Skor terendah (1) dari jawaban responden yang

menunjukkan rendahnya komitmen organisasi yang ada, sebaliknya skor tinggi (5)

menunjukkan tingginya komitmen organisasi yang ada.

5. Budaya organisasi

Variabel budaya organisasi dalam penelitian mengunakan penelitian Robbins (1998) yang

dijabarkan ke dalam dua belas pertanyaan.Pengukuran variabel budaya organisasi dilakukan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 25: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

dengan menggunakan skala Interval antara 1 sampai dengan 5. Skor terendah (1) menunjukkan

rendahnya budaya orgainsasi dan skor tinggi (5) menunjukkan tingginya budaya organisasi.

6. Kepuasan kerja

Penelitian ini mengunakan kuesioner yang diadopsi dari Robbins (2003) yang dijabarkan

ke dalam dua puluh pertanyaan. Pengukuran variabel budaya organisasi dilakukan dengan

menggunakan skala Interval antara 1 sampai dengan 5. Skor terendah (1) menunjukkan

rendahnya budaya orgainsasi dan skor tinggi (5) menunjukkan tingginya budaya organisasi.

Model Analisis

1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan.

Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang diperoleh untuk mendapatkan

data itu valid atau digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011).

Dengan demikian instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk

mengukur apa hendak diukur. Dengan menggunakan smartPLS, uji validitas dapat dilihat dari

hasil Discriminant Valid dan Convergent Validity. Nilai convergent validity adalah nilai

loading factor pada variabel laten dengan indikator-indikatornya. Nilai yang diharapkan > 0,5.

Convergent validity atau measurement model dapat dilihat dari korelasi antara skor indikator

sengan skor variabelnya. Indikator dianggap valid jika memiliki nilai AVE diatas 0,5 atau

memperlihatkan seluruh outner loading dimensi variabel memiliki nilai loading > 0,5 sehingga

dapat disimpulkan bahwa pengukuran tersebut memenuhi kriteria validitas konvergen (Chin,

1995).

2. Uji Reliabiltas

Uji reliabilitas merupakan ukuran konsistensi skor yang dapat dicapai oleh orang yang

sama pada kesempatan yang berbeda. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur objek sama, akan menghasilkan data yang sama

(Ghozali, 2014). Penelitian ini, uji reliabilitas dapat dilihat dari hasil Composite Reliability.

Data yang memiliki composite reliability > 0,7 mempunyai reliabilitas yang tinggi.

Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif, yaitu memberikan gambaran atau deskriptif empiris atas data yang

dikumpulkan dalam penelitian (Ferdinan, 2000). Data tersebut berasal dari jawaban-jawaban

responden atas item-item yang terdapat dalam kuesioner dan akan diperoleh dengan cara

dikelompokkan dan ditabulasikan kemudian diberi penjelasan.

Analisis Statistik Inferensial

Penelitian ini menggunakan metode analisis data dengan menggunakan software

smartPLS karena penelitian ini menggunakan teknik statistika multivarian dengan melakukan

enam variabel yaitu dua variabel independen, satu variabel dependen dan tiga variabel

moderating. PLS merupakan salah satu metode statistika SEM berbasis varian yang didesain

untuk menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi permasalahan spesifik data. PLS (Pertial

Least Square) adalah analisis persamaan struktural berbasis varian yang secara simultan dapat

melakukan pengujian model pengukuran sekaligus pengujian model struktural. Model

pengukuran digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas, sedangkan model struktural

digunakan untuk uji kausalitas (Abdillah dan Jogianto, 2009).

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 26: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

Ghozali (2014) menjelaskan PLS adalah metode analisis yang bersifat soft modeling

karena tidak mengasumsikan data dengan pengukuran skala tertentu, yang berarti jumlah

sampel dapat kecil (dibawah 100 sampel). PLS menggunakan metode principle componen

analysis dalam model pengukurannya, yaitu blok ekstrasi varian untuk melihat hubungan

indikator dengan konstruk latennya dengan menghitung total varian yang terdiri dari varian

umum (common varance), varian spesifik (specific variance) dan varian error (error variance)

sehingga total varian menjadi tinggi. PLS (Pertial Least Square) menggunakan metode

principle component analiysis dalam model pengukuran, yaitu blok ekstrasi varian untuk

melihat hubungan indikator dengan konstruk latennya dengan menggunakan total varian yang

terdiri atas varian umum (common variance), varian spesifik (specific variance) dan varian eror

(eror variance) sehingga total varian menjadi tinggi.

Pengujian Hipotesis

Menurut Hartono dalam Abdillah dan Jogyanto (2009) ukuran signifikan

keterdukungan hipotesis dapat digunakan perbandingan nilai T-table dan T-statistic. Jika T-

statistic lebih tinggi dibandingkan dengan nilai T-table, berarti hipotesis terdukung atau

diterima. Nilai T-table yang diharapkan adalah 5% atau 1,96. Analisis PLS yang digunakan

dalam penelitian ini dilakukan dengan program smartPLS yang dijalankan dengan program

media komputer. Apabila diperoleh p-value ≤ 0,05 (α = 5%), maka disimpulkan signifikan dan

sebaliknya. Jika hasil pengujian hipotesis pada outer model adalah signifikan, hal ini akan

menunjukkan bahwa indikator dipandang dapat digunakan sebagai instrumen pengukur

variabel laten. Jika hasil pengujian pada model pengukuran adalah signifikan, maka dapat

diartikan bahwa terdapat pengaruh variabel laten terhadap variabel laten lainya.

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Analisis Deskripsi Variabel Penelitian

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, jawaban dari responden telah direkapitulasi

dan kemudian di analisis untuk mengetahui gambaran mengenai variabel yang diteliti yang

meliputi partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, kinerja aparat

pemerintah daerah, komitmen organisasi, budaya organisasi dan kepuasan kerja. Analisis ini

dilakukan dengan menggunakan interval perhitungan sebagai berikut.

Interval =Nilai Maksimum − Nilai Minimum

Jumlah Kelas

Interval =5 − 1

5= 0,80

Berikut ini adalah kategori dari masing-masing interval, yaitu:

Interval Skala

Interval Kategori

1,00 s/d 1,79 Sangat Rendah

1,80 s/d 2,59 Rendah

2,60 s/d 3,39 Cukup

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 27: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

3,40 s/d 4,19 Tinggi

4,20 s/d 5,00 Sangat Tinggi

Partisipasi Penyusunan Anggaran

Berikut akan ditunjukkan rata-rata jawaban responden atas partisipasi penyusunan

anggaran yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.

Deskripsi Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran

No Item Pertanyaan Rata-

rata

Persen Kategori

1 Dalam menyusun anggaran, program,

dan kegiatan, semua pihak ikut

dilibatkan.

3,93 78,60% Tinggi

2 Diberikan banyak kesempatan untuk

ikut dalam penyusunan anggaran.

3,90 78,00% Tinggi

3 Memberikan banyak informasi dalam

pelaksanaan anggaran.

3,61 72,20% Tinggi

4 Kontribusi semua pihak terhadap

partisipasi anggaran sangat besar.

3,81 76,20% Tinggi

5 Memiliki pengaruh yang kuat terhadap

proses penyusunan rencana anggaran

3,18 63,60% Cukup

Rata-rata 3,69 73,80% 73,80%

Sumber: Data primer diolah, 2018.

Berdasarkan Tabel diperoleh skor rata-rata jawaban responden adalah sebesar 3,69

yang berada dalam interval (3,40 s/d 4,19) atau dalam kategori tinggi dan diperoleh rata-rata

persentase partisipasi penyusunan anggaran sebesar 73,80%. Hal ini menunjukkan tingginya

partisipasi penyusunan anggaran dari para pegawai Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Pulau Morotai, para pegawai sudah dilibatkan dalam menyusun anggaran, program, dan

kegiatan serta pegawai diberikan banyak kesempatan untuk ikut dalam penyusunan anggaran.

Dengan demikian dalam hal partisipasi penyusunan anggaran ini sudah mendapatkan

kontribusi yang besar dari semua pihak, sehingga memiliki pengaruh yang kuat terhadap proses

penyusunan rencana anggaran.

Kejelasan Sasaran Anggaran

Berikut akan ditunjukkan rata-rata jawaban responden atas kejelasan sasaran anggaran

yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.

Deskripsi Variabel Kejelasan Sasaran Anggaran

No Item Pertanyaan Rata-rata Persen Kategori

1 Memahami persis apa yang harus dilakukan

dalam pekerjaan saya.

4,26 85,20% Sangat

Tinggi

2 Mengerti tujuan Rencana Kerja dan Anggaran

(RKA) yang didefinisikan secara jelas dan

komprehensif

4,09 81,80% Tinggi

3 Menyadari bahwa tujuan Rencana Kerja dan

Anggaran (RKA) merupakan hal yang penting

dan perlu diprioritaskan

4,26 85,20% Sangat

Tinggi

4 Tujuan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

secara umum cukup jelas dan tidak

membingungkan.

4,03 80,60% Tinggi

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 28: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

5 Tujuan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

disesuaikan dengan Rencana Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah.

4,12 82,40% Tinggi

Rata-rata 4,18 83,60% Tinggi

Sumber: Data primer diolah, 2018.

Berdasarkan Tabel diperoleh skor rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,18

yang berada dalam interval (3,40 s/d 4,19) atau dalam kategori tinggi dan diperoleh rata-rata

persentase kejelasan sasaran anggaran sebesar 83,60%. Hal ini menunjukkan para pegawai

yang bekerja di Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pulau Morotai mempersepsikan

sudah baiknya kejelasan sasaran anggaran yang telah ditetapkan dengan tujuan agar anggaran

dapat dimengerti oleh pegawai yang bertanggungjawab atas pencapaian sasaran anggaran

tersebut. Baiknya kejelasan sasaran anggaran ini antara lain ditunjukkan dengan para pegawai

mengerti tujuan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang didefinisikan secara jelas dan

komprehensif dan menyatakan bahwa tujuan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) secara

umum cukup jelas dan tidak membingungkan.

Variabel Kinerja Aparat Pemerintah Daerah

Berikut akan ditunjukkan rata-rata jawaban responden atas kinerja aparat pemerintah

daerah yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.

Deskripsi Variabel Kinerja Aparat Pemerintah Daerah

No Item Pertanyaan Rata-rata Persen Kategori

1 Berperan dalam penentuan tujuan,

kebijakan, rencana kegiatan, seperti

penjadwalan kerja, penyusunan

anggaran, dan penyusunan program.

3,87 77,40% Tinggi

2 Berperan dalam pengumpulan dan

penyiapan informasi yang biasanya

berbentuk catatan dan laporan.

3,87 77,40% Tinggi

3 Ikut berperan dalam tukar-menukar

informasi dalam organisasi untuk

mengkoordinasikan dan menyesuaikan

laporan.

3,91 78,20% Tinggi

Lanjutan Tabel.

N

o

Item Pertanyaan Rata-rata Persen Kategori

4 Berperan dalam mengevaluasi dan

menilai rencana kerja, laporan kinerja,

maupun kinerja yang diamati pada

unit/sub unit saya.

3,92 78,40% Tinggi

5 Berperan dalam mengarahkan,

memimpin, dan mengembangkan para

bawahan pada unit/sub unit saya.

3,91 78,20% Tinggi

6 Berperan dalam mengelola, mengatur,

dan memilih pegawai pada unit/sub

unit saya.

3,53 70,60% Tinggi

7 Berperan dalam melakukan kontrak

untuk barang/jasa yang dibutuhkan

pada unit/sub unit saya dengan pihak

luar.

3,33 66,60% Cukup

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 29: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

8 Berperan dalam mewakilkan

organisasi saya untuk berhubungan

dengan pihak lain diluar organisasi.

3,51 70,20% Tinggi

Rata-rata 3,73 74,60% Tinggi

Sumber: Data primer diolah, 2018.

Berdasarkan Tabel diperoleh skor rata-rata jawaban responden adalah sebesar 3,73

yang berada dalam interval (3,40 s/d 4,19) atau dalam kategori tinggi dan diperoleh rata-rata

persentase kinerja aparat pemerintah daerah sebesar 74,60%. Hal ini menjelaskan tingginya

kinerja yang ditunjukkan oleh aparat pemerintah daerah yang bekerja di Satuan Kerja

Perangkat Daerah Kabupaten Pulau Morotai. Baiknya kinerja ini dapat ditunjukkan dengan

tercapainya target kerja yang telah ditetapkan, ketepatan dan kesesuaian hasil, tingkat

pencapaian program, dampak hasil kegiatan terhadap kehidupan masyarakat, kesesuaian

realisasi anggaran dengan anggaran, pencapaian efisiensi operasional, dan perilaku pegawai

yang baik.

Variabel Komitmen Organisasi

Berikut akan ditunjukkan rata-rata jawaban responden atas komitmen organisasi yang

ditunjukkan dalam tabel berikut ini.

Deskripsi Variabel Komitmen Organisasi

No Item Pertanyaan Rata-rata Persen Kategori

1 Bersedia bekerja lebih keras dari pada

yang diharapkan agar organisasi ini

sukses.

4,33 86,60% Sangat

Tinggi

2 Membanggakan organisasi ini sebagai

tempat kerja yang menyenangkan

kepada teman-teman saya.

4,20 84,00% Sangat

Tinggi

3 Menemukan bahwa nilai-nilai saya

sama dengan nilai-nilai organisasi.

3,91 78,20% Tinggi

4 Bangga mengatakan kepada orang

bahwa saya merupakan bagian dari

organisasi ini.

4,17 83,40% Tinggi

5 Organisasi ini memberi inspirasi

terbaik mengenai cara mencapai

kinerja.

4,10 82,00% Tinggi

6 Sangat senang memilih organisasi ini

sebagai tempat kerja dari pada

organisasi lain.

3,88 77,60% Tinggi

7 Organisasi ini merupakan tempat kerja

terbaik.

4,00 80,00% Tinggi

8 Sungguh peduli mengenai nasib

organisasi ini.

4,00 80,00% Tinggi

Rata-rata 4,07 81,40% Tinggi

Sumber: Data primer diolah, 2018.

Berdasarkan Tabel diperoleh skor rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,07

yang berada dalam interval (3,40 s/d 4,19) atau dalam kategori tinggi dan diperoleh rata-rata

persentase dalam hal komitmen organisasi sebesar 81,40%. Hal ini menunjukkan tingginya

komitmen para pegawai di Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pulau Morotai tetap

bekerja di tempat kerja yang ada sekarang ini. Tingginya komitmen ini antara lain dapat

ditunjukkan dengan kesediaan para pegawai bekerja lebih keras dari pada yang diharapkan

agar organisasi ini sukses, membanggakan organisasi tempat bekerja yang menyenangkan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 30: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

kepada rekan-rekannya dan merasa sangat senang memilih organisasinya saat ini sebagai

tempat kerja dari pada organisasi lain.

Variabel Budaya Organisasi

Berikut akan ditunjukkan rata-rata jawaban responden atas budaya organisasi yang

ditunjukkan dalam tabel berikut ini.

Deskripsi variabel Budaya Organisasi

No Item Pertanyaan Rata-rata Persen Kategori

1 Diberikan kesempatan berinisiatif

sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan

3,66 73,20% Tinggi

2 Mampu memberikan ide kreatif untuk

kemajuan perusahaan

4,08 81,60% Tinggi

3 Selalu berusaha menyelesaikan

masalah pekerjaan tanpa menunggu

perintah atasan.

3,93 78,60% Tinggi

4 Diberikan kesempatan melakukan

inovasi dalam pekerjaan yang beresiko

3,73 74,60% Tinggi

5 Jika terjadi hambatan ketika

melakukan pekerjaan yang tingkat

kesulitannya lebih tinggi, atasan selalu

memberikan bantuan

4,08 81,60% Tinggi

6 Atasan mendorong untuk

meningkatkan kreatifitas agar

pekerjaan yang sulit dapat diselesaikan

sesuai dengan standar perusahaan

4,11 82,20% Tinggi

7 Mampu melaksanakan standar kerja

yang ditentukan perusahaan

3,97 79,40% Tinggi

8 Atasan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan pekerjaan

4,19 83,80% Tinggi

9 Pekerjaan diawasi langsung oleh

atasan

4,00 80,00% Tinggi

10 Perusahaan mengarahkan kinerja

pegawai agar sesuai dengan aturan

perusahaan

4,10 82,00% Tinggi

11 Perusahaan melakukan pengawasan

terhadap pencapaian hasil kinerja

pegawai

3,90 78,00% Tinggi

Rata-rata 3,98 79,60% Tinggi

Sumber: Data primer diolah, 2018.

Berdasarkan Tabel diperoleh skor rata-rata jawaban responden adalah sebesar 3,98

yang berada dalam interval (3,40 s/d 4,19) atau dalam kategori tinggi dan diperoleh rata-rata

persentase dalam hal budaya organisasi adalah sebesar 79,60%. Hal ini menunjukkan tingginya

budaya organisasi dari para pegawai yang bekerja di Satuan Kerja Perangkat Daerah

Kabupaten Pulau Morotai. Para pegawai sudah menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma yang

dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman atau tingkah laku bagi anggota-

anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi baik eksternal maupun integrasi internal. Salah

satu budaya organisasi yang sudah dinilai paling baik oleh responden adalah atasan

memberikan dukungan dalam menyelesaikan pekerjaan dan diikuti dengan atasan mendorong

untuk meningkatkan kreatifitas agar pekerjaan yang sulit dapat diselesaikan sesuai dengan

standar perusahaan.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 31: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

Variabel Kepuasan kerja

Berikut akan ditunjukkan rata-rata jawaban responden atas kepuasan kerja yang

ditunjukkan dalam tabel berikut ini.

Deskripsi variabel Kepuasan Kerja

No Item Pertanyaan Rata-rata Persen Kategori

1 Perusahaan memberikan gaji sesuai

dengan kinerja.

4,10 82,00% Tinggi

2 Gaji cukup mengingat tanggung

jawab yang dipikul.

3,80 76,00% Tinggi

3 Tunjangan yang diterima dari

perusahaan sesuai.

3,87 77,40% Tinggi

4 Promosi sering terjadi di

perusahaan

3,94 78,80% Tinggi

5 Jika melaksanakan pekerjaan

dengan baik maka akan

dipromosikan di perusahaan.

4,04 80,80% Tinggi

Lanjutan Tabel.

No Item Pertanyaan Rata-rata Persen Kategori

6 Pegawai yang dipromosikan harus

sesuai dengan syarat-syarat yang

layak untuk dipromosikan.

4,00 80,00% Tinggi

7 Pegawai yang dipromosikan bisa

dipertanggung jawabkan pada

perusahaan.

4,05 81,00% Tinggi

8 Promosi diberikan pada pegawai

yang berprestasi.

4,23 84,60% Sangat

Tinggi

9 Rekan kerja memberikan

dukungan.

4,09 81,80% Tinggi

10 Rekan kerja bisa diajak bekerja

sama dengan baik

4,08 81,60% Tinggi

11 Rekan kerja terkadang mau

mendengarkan keluh kesah dalam

masalah pekerjaan.

4,01 80,20% Tinggi

12 Menikmati bekerja dengan teman

teman kerja.

4,13 82,60% Tinggi

13 Rekan kerja dapat dipercaya dan

memiliki tanggungjawab terhadap

pekerjaan.

4,05 81,00% Tinggi

14 Supervisor/atasan mempunyai

motivasi yang tinggi terhadap

pegawai.

4,14 82,80% Tinggi

15 Supervisor/atasan tidak mengekang

dalam pekerjaan.

3,97 79,40% Tinggi

16 Keadilan pimpinan terhadap

pegawai.

3,84 76,80% Tinggi

17 Hubungan atasan dengan pegawai

sangat baik.

4,13 82,60% Tinggi

18 Pimpinan perhatian terhadap

pegawai.

4,22 84,40% Sangat

Tinggi

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 32: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

Rata-rata 4,04 80,80% Tinggi

Sumber: Data primer diolah, 2018.

Berdasarkan Tabel diperoleh skor rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,04

yang berada dalam interval (3,40 s/d 4,19) atau dalam kategori tinggi dan diperoleh rata-rata

persentase dalam hal kepuasan kerja adalah sebesar 80,80%. Hal ini menunjukkan tingginya

kepuasan kerja dari para pegawai yang bekerja di Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Pulau Morotai, berdasarkan hasil penilaian ini menunjukkan adanya promosi diberikan pada

pegawai yang berprestasi dan pimpinan memberikan perhatian terhadap pegawai merupakan

hal yang paling tinggi menyebabkan para pegai makin puas dalam bekerja.

Analisis Data dan Pengujian Model Penelitian

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode SEM berbasis Partial Least

Square (PLS). Tahap-tahap pengujian dalam pengolahan data menggunakan PLS ini adalah

sebagai berikut :

Pengujian validitas dan reliabilitas

Pada pengujian ini digunakan untuk menilai outer model yang meliputi convergent

validity diukur dari nilai outer loading, discriminant validity diukur dengan avarge variance

extracted (AVE), dan composite reliability untuk mengukur tingkat reliabilitas.

1. Convergent Validity

Convergent validity dari measurement model dengan indikator refleksif dapat

dilihat dari korelasi antara score item/ indikator dengan score konstruknya. Indikator

individu dianggap valid jika memiliki nilai korelasi di atas 0,50. Pada pengukuran model

ini menunjukkan indikator-indikator yang dipergunakan dalam penelitian valid dan

reliabel atau tidak, hasil pengujian pada path diagram model penelitian selengkapnya

adalah sebagai berikut:

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 33: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

Gambar. Path Diagram

Pada gambar konstruk partisipasi penyusunan anggaran dibentuk atau diukur dengan 7

indikator yaitu PPA1 sampai dengan PPA7. Demikian juga dengan konstruk yang lain, tampak

bahwa konstruk kejelasan sasaran anggaran dibentuk dengan 7 indikator yaitu KSA1 sampai

dengan KSA7, konstruk kinerja aparat pemerintah daerah dibentuk dengan 8 indikator yaitu

KAPD1 sampai dengan KAPD4, konstruk komitmen organisasi dibentuk dengan 9 indikator

yaitu KO1 sampai dengan KO9, konstruk budaya organisasi dibentuk dengan 12 indikator yaitu

BO1 sampai dengan BO12, kepuasan kerja dibentuk dengan 20 indikator yaitu KK1 sampai

dengan KK20.

Hasil loading item pada outer model dapat dilihat dalam tabel berikut.

Hasil Uji Convergent Validity- Outer Loading Tahap 1

Variabel Item Nilai Loading Kriteria Keterangan

Partisipasi

penyusunan

anggaran

PPA1 0,804287 0,5 Valid

PPA2 0,870752 0,5 Valid

PPA3 0,723895 0,5 Valid

PPA4 0,718384 0,5 Valid

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 34: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

PPA5 0,529332 0,5 Valid

PPA6 0,012155 0,5 Tidak

Valid

PPA7 -0,089390 0,5 Tidak

Valid

Kejelasan

sasaran

anggaran

KSA1 0,683374 0,5 Valid

KSA2 0,813888 0,5 Valid

KSA3 0,797241 0,5 Valid

KSA4 0,793131 0,5 Valid

KSA5 -0,044992 0,5 Tidak

Valid

KSA6 0,547110 0,5 Valid

KSA7 0,633933 0,5 Valid

Lanjutan Tabel.

Variabel Item Nilai Loading Kriteria Keterangan

Kinerja aparat

pemerintah

daerah

KAPD1 0,746635 0,5 Valid

KAPD2 0,692338 0,5 Valid

KAPD3 0,649463 0,5 Valid

KAPD4 0,763824 0,5 Valid

KAPD5 0,607797 0,5 Valid

KAPD6 0,738551 0,5 Valid

KAPD7 0,705677 0,5 Valid

KAPD8 0,604012 0,5 Valid

Komitmen

organisasi

KO1 0,685164 0,5 Valid

KO2 0,659936 0,5 Valid

KO3 0,458380 0,5 Tidak

Valid

KO4 0,652339 0,5 Valid

KO5 0,712926 0,5 Valid

KO6 0,778531 0,5 Valid

KO7 0,727098 0,5 Valid

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 35: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

KO8 0,679085 0,5 Valid

KO9 0,528218 0,5 Valid

Budaya

organisasi

BO1 0,622451 0,5 Valid

BO2 0,769321 0,5 Valid

BO3 0,559022 0,5 Valid

BO4 0,701889 0,5 Valid

BO5 0,622006 0,5 Valid

BO6 0,719724 0,5 Valid

BO7 0,685456 0,5 Valid

BO8 0,707955 0,5 Valid

BO9 0,674674 0,5 Valid

BO10 0,695054 0,5 Valid

BO11 0,571746 0,5 Valid

BO12 0,352445 0,5 Tidak

Valid

Lanjutan Tabel.

Variabel Item Nilai Loading Kriteria Keterangan

Kepuasan KK1 0,796223 0,5 Valid

KK2 0,727460 0,5 Valid

KK3 0,669593 0,5 Valid

KK4 0,419099 0,5 Tidak

Valid

KK5 0,309208 0,5 Tidak

Valid

KK6 0,553660 0,5 Valid

KK7 0,596815 0,5 Valid

KK8 0,667417 0,5 Valid

KK9 0,680374 0,5 Valid

KK10 0,665481 0,5 Valid

KK11 0,597763 0,5 Valid

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 36: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

KK12 0,591807 0,5 Valid

KK13 0,561399 0,5 Valid

KK14 0,680567 0,5 Valid

KK15 0,605986 0,5 Valid

KK16 0,758901 0,5 Valid

KK17 0,730105 0,5 Valid

KK18 0,514922 0,5 Valid

KK19 0,746360 0,5 Valid

KK20 0,747485 0,5 Valid

Berdasarkan nilai loading diatas, maka masih terdapat beberapa konstruk atau item dari

variabel penelitian yang belum memenuhi convergent validity atau dinyatakan tidak valid

dikarenakan item tersebut memiliki nilai loading di bawah 0,5. Dengan demikian dilakukan

pengujian lanjutan sampai diperoleh semua item pada variabel penelitian dinyatakan valid

dengan cara tidak mengikutkan item-item yang tidak valid tersebut pada pengujian selanjutnya.

Hasil pengujian selanjutnya pada path diagram model penelitian adalah sebagai berikut:

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 37: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

Gambar. Path Diagram

Hasil loading item pada outer model dapat dilihat dalam tabel berikut.

Hasil Uji Convergent Validity- Outer Loading Tahap 2

Variabel Item Nilai Loading Kriteria Keterangan

Partisipasi

penyusunan

anggaran

PPA1 0,805252 0,5 Valid

PPA2 0,870139 0,5 Valid

PPA3 0,723230 0,5 Valid

PPA4 0,718851 0,5 Valid

PPA5 0,529639 0,5 Valid

Kejelasan sasaran

anggaran

KSA1 0,683487 0,5 Valid

KSA2 0,813794 0,5 Valid

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 38: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

KSA3 0,797267 0,5 Valid

KSA4 0,793005 0,5 Valid

KSA6 0,547613 0,5 Valid

KSA7 0,633768 0,5 Valid

Kinerja aparat

pemerintah daerah

KAPD1 0,747197 0,5 Valid

KAPD2 0,691553 0,5 Valid

KAPD3 0,647861 0,5 Valid

KAPD4 0,765223 0,5 Valid

KAPD5 0,611238 0,5 Valid

KAPD6 0,739717 0,5 Valid

KAPD7 0,703813 0,5 Valid

KAPD8 0,600977 0,5 Valid

Lanjutan Tabel.

Variabel Item Nilai Loading Kriteria Keterangan

Komitmen

organisasi

KO1 0,678611 0,5 Valid

KO2 0,653802 0,5 Valid

KO4 0,654437 0,5 Valid

KO5 0,734600 0,5 Valid

KO6 0,792316 0,5 Valid

KO7 0,740936 0,5 Valid

KO8 0,687449 0,5 Valid

KO9 0,516705 0,5 Valid

Budaya organisasi BO1 0,629697 0,5 Valid

BO2 0,782877 0,5 Valid

BO3 0,548306 0,5 Valid

BO4 0,710815 0,5 Valid

BO5 0,619534 0,5 Valid

BO6 0,731845 0,5 Valid

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 39: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

BO7 0,683886 0,5 Valid

BO8 0,720511 0,5 Valid

BO9 0,662905 0,5 Valid

BO10 0,691773 0,5 Valid

BO11 0,544353 0,5 Valid

Lanjutan Tabel

Variabel Item Nilai Loading Kriteria Keterangan

Kepuasan Kerja KK1 0,795453 0,5 Valid

KK2 0,723683 0,5 Valid

KK3 0,666415 0,5 Valid

KK6 0,552339 0,5 Valid

KK7 0,598254 0,5 Valid

KK8 0,666122 0,5 Valid

KK9 0,681003 0,5 Valid

KK10 0,666920 0,5 Valid

KK11 0,599996 0,5 Valid

KK12 0,591521 0,5 Valid

KK13 0,566097 0,5 Valid

KK14 0,685836 0,5 Valid

KK15 0,605243 0,5 Valid

KK16 0,762700 0,5 Valid

KK17 0,730599 0,5 Valid

KK18 0,507205 0,5 Valid

KK19 0,744387 0,5 Valid

KK20 0,748775 0,5 Valid

Berdasarkan nilai loading diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pada tahap pengujian

ini semua item dari variabel penelitian sudah valid dan telah memenuhi convergent validity

atau dinyatakan valid dikarenakan seluruh item memiliki loading di atas 0,5. Dari pengujian

ini dapat disimpulkan bahwa pada tahap pengujian ini semua item dari variabel penelitian valid.

Pada pengujian selanjutnya hanya menggunakan item-item yang valid saja yang digunakan

untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 40: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

Discriminat Validity

Discriminant validity dilakukan untuk memastikan bahwa setiap konsep dari masing

variabel laten berbeda dengan variabel lainnya. Model mempunyai discriminant validity yang

baik jika nilai avarge variance extracted (AVE) dengan nilai (≥ 0,5). Hasil pengujian

discriminant validity dengannilai AVE berikut ini.

Hasil Uji Discriminant Validity – Nilai AVE

Variabel AVE Kriteria Keterangan

Partisipasi penyusunan

anggaran

0,545180 0,5 Valid

Kejelasan sasaran

anggaran terhadap

0,515908 0,5 Valid

Kinerja aparat pemerintah

daerah

0,577395 0,5 Valid

Komitmen organisasi 0,571527 0,5 Valid

Budaya organisasi 0,548717 0,5 Valid

Kepuasan kerja 0,542799 0,5 Valid

Dari hasil diatas dapat dijelaskan bahwa dari hasil keenam variabel memiliki nilai AVE

diatas 0,5 sehingga dapat dikatakan data memiliki discriminant validity yang baik.

Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha

Kriteria reliabilitas juga dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha suatu variabel dari

masing-masing variabel. Cronbach’s Alpha, item yang mengukur konsistensi internal dari item

pembentuk variabel. Nilai batas untuk tingkat reliabilitas diatas 0,7. Berikut hasil uji reliabilitas

sebagai berikut:

Hasil Uji Discriminant Validity – Nilai Cronbach’s Alpha

Variabel Cronbach’s

Alpha

Kriteria Keterangan

Partisipasi penyusunan

anggaran

0,785013 0,7 Valid

Kejelasan sasaran

anggaran

0,809034 0,7 Valid

Kinerja aparat pemerintah

daerah

0,842239 0,7 Valid

Komitmen organisasi 0,836550 0,7 Valid

Budaya organisasi 0,875859 0,7 Valid

Kepuasan kerja 0,924635 0,7 Valid

Hasil analisis uji reliabilitas menginformasikan bahwa seluruh variabel memenuhi

Cronbach’s Alpha diatas 0,7 sudah memenuhi kriteria reliabel dan layak untuk digunakan

dalam penelitian selanjutnya.

Berdasarkan hasil evaluasi secara keseluruhan, baik convergent validity, discriminant

validity, dan uji reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha yang telah dipaparkan di atas, dapat

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 41: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

disimpulkan bahwa item pernyataan sebagai pengukur variabel merupakan pengukur yang

valid dan reliabel.

Pengujian Model Struktural Sebelum Moderasi Pengujian ini dilihat dari hasil inner model atau model struktural dilakukan untuk

melihat hubungan antara variabel, nilai signifikansi dan R square dari model penelitian. Hasil

analisis model struktural sebelum moderasi dapat dilihat dari gambar model sebagai berikut

:

Gambar. Pengujian Model Struktural Sebelum Moderasi

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan hubungan antara konstruk penelitian dan

besarnya nilai R square atau pengaruh dari variabel eksogen terhadap variabel endogen. Berikut

rangkuman hasil pengujian analisis model struktural pada hubungan antara kosntruk penelitian

sebelum adanya moderasi.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 42: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

Hubungan Variabel Penelitian Sebelum Moderasi

Hubungan Variabel Penelitian Original Sample

(O)

T Statistics

(|O/STERR|)

Partisipasi penyusunan anggaran

-> Kinerja aparat pemerintah

daerah

0,228086 1,820430

Kejelasan sasaran anggaran ->

Kinerja aparat pemerintah

daerah

0,192564 1,106546

Komitmen organisasi -> Kinerja

aparat pemerintah daerah

0,231203 1,875492

Budaya organisasi -> Kinerja

aparat pemerintah daerah

0,209832 1,402190

Kepuasan kerja -> Kinerja

aparat pemerintah daerah

-0,112317 0,948149

Sumber: Hasil olah data, 2018.

Berikut besarnya nilai R-Square pada hubungan antara konstruk penelitian sebelum

moderasi ditunjukkan dalam tabel berikut.

R-Square Sebelum Moderasi

Konstruk R Square

Partisipasi penyusunan anggaran

Kejelasan sasaran anggaran terhadap

Kinerja aparat pemerintah daerah 0,417652

Komitmen organisasi

Budaya organisasi

Kepuasan kerja

Sumber: Hasil olah data, 2018.

Berdasarkan Tabel dapat dijelaskan pengaruh dari variabel eksogen terhadap variabel

endogen, besarnya nilai R Square pada konstruk kinerja aparat pemerintah daerah sebesar

0,417652 yang berarti partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, komitmen

organisasi, budaya organisasi, dan kepuasan kerja mampu menjelaskan pengaruhnya pada

kinerja aparat pemerintah daerah sebesar 41,76%.

Pengujian Model Struktural Sesudah Moderasi Hasil analisis model struktural sesudah moderasi dapat dilihat dari gambar model

sebagai berikut:

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 43: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

Gambar. Pengujian Model Struktural Sesudah Moderasi

Selanjutnya dapat dijelaskan hubungan antara konstruk penelitian dan besarnya nilai

R square atau pengaruh dari variabel eksogen terhadap variabel endogen sesudah adanya

moderasi. Berikut rangkuman hasil pengujian analisis model struktural pada hubungan antara

kosntruk penelitian sesudah adanya moderasi.

Hubungan Variabel Penelitian Sesudah Moderasi

Hubungan Variabel Penelitian Original Sample

(O)

T Statistics

(|O/STERR|)

Partisipasi penyusunan anggaran

-> Kinerja aparat pemerintah

daerah

0,254506 1,764508

Kejelasan sasaran anggaran ->

Kinerja aparat pemerintah

daerah

0,257768 1,654929

Komitmen organisasi -> Kinerja

aparat pemerintah daerah

0,184135 1,287336

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 44: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

Budaya organisasi -> Kinerja

aparat pemerintah daerah

0,278342 1,618498

Kepuasan kerja -> Kinerja

aparat pemerintah daerah

-0,139840 1,006694

PPA * KO 0,118157 0,273126

PPA * BO -0,147202 0,286915

PPA * KK -0,002955 0,006747

KSA * KO -0,244491 0,574748

KSA * BO 0,396592 0,837262

KSA * KK 0,010827 0,026148

Sumber: Hasil olah data, 2018.

Berikut besarnya nilai R-Square pada hubungan antara konstruk penelitian sesudah

moderasi ditunjukkan dalam tabel berikut.

R-Square Sesudah Moderasi

Konstruk R Square

Partisipasi penyusunan anggaran

Kejelasan sasaran anggaran terhadap

Kinerja aparat pemerintah daerah 0,438991

Komitmen organisasi

Budaya organisasi

Kepuasan kerja

PPA * KO

PPA * BO

PPA * KK

KSA * KO

KSA * BO

KSA * KK

Sumber: Hasil olah data, 2018.

Berdasarkan Tabel dapat dijelaskan pengaruh dari variabel eksogen terhadap variabel

endogen, besarnya nilai R Square pada konstruk kinerja aparat pemerintah daerah sebesar

0,438991 yang berarti partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, komitmen

organisasi, budaya organisasi, kepuasan kerja, dan adanya moderasi dari PPA * BO, PPA *

KK, PPA * KO, KSA * BO, KSA * KK, dan KSA * KO mampu menjelaskan pengaruhnya

pada kinerja aparat pemerintah daerah sebesar 43,89%.

Pengujian Hipotesis

Hipotesis 1

Hipotesis ini menyatakan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap

kinerja aparat pemerintah daerah, berdasarkan pengujian diperoleh nilai original sample

estimate sebesar 0,228086 dan memiliki nilai thitung sebesar 1,820430. Berdasarkan pengujian

satu sisi diperoleh nilai ttabel dengan n = 223, maka diperoleh df (n-1=223-1= 222) = 1,6517,

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 45: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

sehingga diperoleh nilai thitung > dari nilai ttabel atau (1,820430 > 1,6517). Hal ini dapat diartikan

bahwa partisipasi penyusunan anggaran memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja aparat

pemerintah daerah, sehingga hipotesis pertama yang menyatakan partisipasi penyusunan

anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah diterima atau terbukti

(Hipotesis 1 didukung).

Hipotesis 2

Hipotesis ini menyatakan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja

aparat pemerintah daerah, berdasarkan pengujian diperoleh nilai original sample estimate

sebesar 0,192564 dan memiliki nilai thitung sebesar 1,106546. Berdasarkan pengujian satu sisi

diperoleh nilai ttabel dengan n = 223, maka diperoleh df (n-1=223-1= 222) = 1,6517, sehingga

diperoleh nilai thitung < dari nilai ttabel atau (1,106546 < 1,6517). Hal ini dapat diartikan bahwa

kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah,

sehingga hipotesis kedua yang menyatakan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap

kinerja aparat pemerintah daerah tidak diterima atau tidak terbukti (Hipotesis 2 tidak

didukung).

Pengujian Hipotesis 3 Hipotesis ini menyatakan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap

kinerja aparat pemerintah dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating,

berdasarkan pengujian moderasi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan komitmen

organisasi diperoleh nilai original sample estimate sebesar 0,118157 dan memiliki nilai thitung

sebesar 0,273126. Berdasarkan pengujian satu sisi diperoleh nilai ttabel dengan n = 223, maka

diperoleh df (n-1=223-1= 222) = 1,6517, sehingga diperoleh nilai thitung < dari nilai ttabel atau

(0,273126 < 1,6517. Hal ini dapat diartikan bahwa komitmen organisasi tidak memoderasi

pada hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemerintah,

sehingga hipotesis ketiga yang menyatakan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh

terhadap kinerja aparat pemerintah dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating

tidak diterima atau tidak terbukti (Hipotesis 3 tidak didukung).

Pengujian Hipotesis 4

Hipotesis ini menyatakan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja

aparat pemerintah dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating, berdasarkan

pengujian moderasi antara kejelasan sasaran anggaran dengan komitmen organisasi diperoleh

nilai original sample estimate sebesar -0,244491 dan memiliki nilai thitung sebesar 0,574748.

Berdasarkan pengujian satu sisi diperoleh nilai ttabel dengan n = 223, maka diperoleh df (n-

1=223-1= 222) = 1,6517, sehingga diperoleh nilai thitung < dari nilai ttabel atau (00,574748 <

1,6517. Hal ini dapat diartikan bahwa komitmen organisasi tidak memoderasi pada hubungan

antara kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja aparat pemerintah, sehingga hipotesis

keempat yang menyatakan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat

pemerintah dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating tidak diterima atau tidak

terbukti (Hipotesis 4 tidak didukung).

Pengujian Hipotesis 5

Hipotesis ini menyatakan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap

kinerja aparat pemerintah dengan budaya organisasi sebagai variabel moderating,

berdasarkan pengujian moderasi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan budaya

organisasi diperoleh nilai original sample estimate sebesar -0,147202 dan memiliki nilai thitung

sebesar 0,286915. Berdasarkan pengujian satu sisi diperoleh nilai ttabel dengan n = 223, maka

diperoleh df (n-1=223-1= 222) = 1,6517, sehingga diperoleh nilai thitung < dari nilai ttabel atau

(0,286915 < 1,6517. Hal ini dapat diartikan bahwa budaya organisasi tidak memoderasi pada

hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemerintah,

sehingga hipotesis kelima yang menyatakan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 46: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

terhadap kinerja aparat pemerintah dengan budaya organisasi sebagai variabel moderating

tidak diterima atau tidak terbukti (Hipotesis 5 tidak didukung).

Pengujian Hipotesis 6

Hipotesis ini menyatakan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja

aparat pemerintah dengan budaya organiasasi sebagai variabel moderating, berdasarkan

pengujian moderasi antara kejelasan sasaran anggaran dengan budaya organisasi diperoleh

nilai original sample estimate sebesar 0,396592 dan memiliki nilai thitung sebesar 0,837262.

Berdasarkan pengujian satu sisi diperoleh nilai ttabel dengan n = 223, maka diperoleh df (n-

1=223-1= 222) = 1,6517, sehingga diperoleh nilai thitung < dari nilai ttabel atau (0,837262 <

1,6517. Hal ini dapat diartikan bahwa budaya organisasi tidak memoderasi pada hubungan

antara kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja aparat pemerintah, sehingga hipotesis

keenam yang menyatakan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat

pemerintah dengan budaya organiasasi sebagai variabel moderating tidak diterima atau tidak

terbukti (Hipotesis 6 tidak didukung).

Pengujian Hipotesis 7

Hipotesis ini menyatakan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja

aparat pemerintah dengan kepuasan kerja sebagai variabel moderating, berdasarkan

pengujian moderasi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kepuasan kerja diperoleh

nilai original sample estimate sebesar -0,002955 dan memiliki nilai thitung sebesar 0,006747.

Berdasarkan pengujian satu sisi diperoleh nilai ttabel dengan n = 223, maka diperoleh df (n-

1=223-1= 222) = 1,6517, sehingga diperoleh nilai thitung < dari nilai ttabel atau (0,006747 <

1,6517. Hal ini dapat diartikan bahwa kepuasan kerja tidak memoderasi pada hubungan antara

partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemerintah, sehingga hipotesis

ketujuh yang menyatakan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja

aparat pemerintah dengan kepuasan kerja sebagai variabel moderating tidak diterima atau

tidak terbukti (Hipotesis 7 tidak didukung).

Pengujian Hipotesis 8

Hipotesis ini menyatakan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja

aparat pemerintah dengan kepuasan kerja sebagai variabel moderating, berdasarkan

pengujian moderasi antara kejelasan sasaran anggaran dengan kepuasan kerja diperoleh nilai

original sample estimate sebesar 0,010827 dan memiliki nilai thitung sebesar 0,026148.

Berdasarkan pengujian satu sisi diperoleh nilai ttabel dengan n = 223, maka diperoleh df (n-

1=223-1= 222) = 1,6517, sehingga diperoleh nilai thitung < dari nilai ttabel atau (0,026148 <

1,6517. Hal ini dapat diartikan bahwa kepuasan kerja tidak memoderasi pada hubungan antara

kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja aparat pemerintah, sehingga hipotesis kedelapan

yang menyatakan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat

pemerintah dengan kepuasan kerja sebagai variabel moderating tidak diterima atau tidak

terbukti (Hipotesis 8 tidak didukung).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian di atas, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja aparat

pemerintah daerah, sehingga makin tingginya partisipasi penyusunan anggaran dari pegawai

akan meningkatkan kinerja dari aparatur pemerintah daerah di Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) Kabupaten Pulau Morotai.

2. Kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah,

sehingga makin jelasnya sasaran anggaran yang diteapkan akan menyebabkan kinerja dari

aparatur pemerintah daerah makin meningkat di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Kabupaten Pulau Morotai.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 47: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

3. Komitmen organisasi tidak memoderasi pada hubungan antara partisipasi penyusunan

anggaran dengan kinerja aparat pemerintah, hal ini berarti moderasi komitmen organisasi

dengan partisipasi penyusunan anggaran belum memberikan kontribusi yang signifikan dalam

memperkuat pengaruh dari partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat

pemerintah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Pulau Morotai.

4. Komitmen organisasi tidak memoderasi pada hubungan antara kejelasan sasaran anggaran

dengan kinerja aparat pemerintah, hal ini berarti moderasi komitmen organisasi dengan

kejelasan sasaran anggaran belum memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkuat

pengaruh dari kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Pulau Morotai.

5. Budaya organisasi tidak memoderasi pada hubungan antara partisipasi penyusunan

anggaran dengan kinerja aparat pemerintah, hal ini berarti moderasi budaya organisasi dengan

partisipasi penyusunan anggaran belum memberikan kontribusi yang signifikan dalam

memperkuat pengaruh dari partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat

pemerintah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Pulau Morotai.

6. Budaya organisasi tidak memoderasi pada hubungan antara kejelasan sasaran anggaran

dengan kinerja aparat pemerintah, hal ini berarti moderasi budaya organisasi dengan kejelasan

sasaran anggaran belum memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkuat pengaruh

dari kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) Kabupaten Pulau Morotai.

7. Kepuasan kerja tidak memoderasi pada hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran

dengan kinerja aparat pemerintah, hal ini berarti moderasi kepuasan kerja dengan partisipasi

penyusunan anggaran belum memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkuat

pengaruh dari partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Pulau Morotai.

8. Kepuasan kerja tidak memoderasi pada hubungan antara kejelasan sasaran anggaran dengan

kinerja aparat pemerintah, hal ini berarti moderasi kepuasan kerja dengan kejelasan sasaran

anggaran belum memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkuat pengaruh dari

kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) Kabupaten Pulau Morotai.

Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, adapun penulis menyarankan:

1. Sehubungan ditemukan item mengenai memiliki pengaruh yang kuat terhadap proses

penyusunan rencana anggaran mendapatkan penilaian yang terendah, maka perlunya

meningkatkan lagi keterlibatan pegawai dalam penyusunan anggaran agar kinerjanya makin

meningkat.

2. Kepala SKPD sebaiknya dapat lebih sering memberikan usulan kepada atasan terkait

dengan anggaran yang dibuat. Pemberian usulan atau masukan tersebut akan memudahkan

dalam pelaksanaan anggaran. Hal ini juga harus didukung oleh atasan. Atasan harus dapat

memberikan kesempatan kepada kepala SKPD dalam menyampaikan usulan. Setiap usulan dan

pendapat harus dapat dievaluasi agar dapat dijadikan pembelajaran bersama agar anggaran

yang dibuat tidak menjadi beban bagi pelaksana anggaran kedepan.

3. Kepala SKPD sebaiknya dapat lebih sering berkomunikasi langsung dengan masyarakat

khususnya terkait dengan program yang dijalankan. Hal ini akan membantu dalam pencapaian

sasaran anggaran dengan lebih efektif dan efisien.

4. Selanjutnya perlu meningkatkan peran pegawai dalam melakukan kontrak untuk barang/jasa

yang dibutuhkan pada unit/sub unit dengan pihak luar, karena hal ini dirasakan paling rendah

menurut para pegawai. Dengan meningkatkan kontrak kerja dengan pihak luar diharapkan akan

mampu meningkatkan kinerja organisasi.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 48: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

5. Para peneliti berikutnya dapat memodifikasi model penelitian, dimana semula dalam

penelitian ini menggunakan variabel moderating yaitu komitmen organisasi dan gaya

kepemimpinan, penelitian berikutnya dapat menggunakan variabel intervening. Selain itu

peneliti berikutnya dapat menambahkan variabel seperti budaya organisasi, ketidakpastian

lingkungan, senjangan anggaran dan lain-lain.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian tentang pengaruh partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran

terhadap kinerja aparat pemerintah daerah yang dimoderasi komitmen organisasi, budaya

organisasi, dan kepuasan kerja pada pemerintah daerah Kabupaten Pulau Morotai ini telah

dilakukan dengan sungguh-sungguh, namun peneliti menyadari masih ada beberapa kelemahan

danketerbatasan sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya menerapkan metode survei melalui kuesioner, sehingga kesimpulan

yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui instrumen pertanyaan di

dalam kuesioner. Dalam perolehan data melalui kuisioner dimana ada kemungkinan terjadi

perbedaan persepsi antara peneliti dengan responden karena beberapa responden mungkin

tidak bisa mengklarifikasi pertanyaan dan peneliti tidak dapat mengontrol banyak hal seperti

ketelitian responden sebagai partisipan dalam mengisi kuisioner, suasana kantor, dan lain lain.

2. Penelitian ini hanya berlaku pada kinerja pemerintah daerah Kabupaten Pulau Morotai dan

mungkin tidak akan sama hasilnya apabila diterapkan di instansi Pemerintahan lain.

3. Pendekatan kontinjensi melalui penggunaan variabel komitmen organisasi, budaya

organisasi, dan kepuasan kerja dalam penelitian ini kemungkinan menjadi faktor kondisional

yang harus dipertimbangkan dalam rangka peningkatan efektifitas organisasi melalui

penyusunan anggaran, mengingat kondisi era globalisasi saat ini penuh dengan ketidakpastian

lingkungan.

4. Pemilihan variabel moderating dalam penelitian ini terbatas pada komitmen organisasi,

budaya organisasi, dan kepuasan kerja. Untuk lebih menyempurnakan hasil penelitian ini,

masih perlu diuji kembali untuk menguji konsistensi hasil penelitian ini dengan penelitian-

penelitian berikutnya dengan mempertimbangkan variabel kontinjensi lainnya, seperti perilaku

ekstra peran (organizational citizenship behavior), pelimpahan wewenang, dan lain-lain.

5.4 Implikasi Penelitian

Berdasarkan temuan peneliti maka implikasi penelitian mencakup dua hal, yaitu

implikasi teoritis dan implikasi praktis. Dalam implikasi teoritis, implikasi ini berhubungan

terhadap kontribusi ilmu pengetahuan mengenai dampak dari partisipasi penyusunan anggaran,

kejelasan sasaran anggaran, komitmen organisasi, budaya organisasi dan kepuasan kerja

terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Sedangkan implikasi praktis berhubungan dengan

kontribusi penelitian terhadap dampak partispasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran,

komitmen organisasi, budaya organisasi, kepuasan kerja terhadap kinerja pada satuan kerja

perangkat daerah (SKPD) Kabupaten Pulau Morotai.

1. Implikasi Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan berbagai pertimbangan bagi

pemerintah daerah dalam proses penyusunan anggaran agar dapat menghindari dari terjadinya

senjangan anggaran. Sehingga dengan adanya penelitian ini maka dapat membantu para

penyusun anggaran dalam mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan untuk menyusun

anggaran dengan efektif, efisien dan ekonomis. Sehingga anggaran dapat digunakan dengan

baik untuk mengukur kinerja para pegawai pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Kabupaten Pulau Morotai.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 49: PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN …repository.stieykpn.ac.id/218/1/JURNAL Ilfan Bereki...Anggaran Berbasis Kinerja yang dimaksud dalam penyusunan RKA-SKPD harus betul-betul dapat menyajikan

2. Implikasi Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan

mengenai dampak partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, komitmen organisasi,

budaya organisasi, dan kepuasan kerja terhadap senjangan anggaran. Dalam penelitian ini

hanya terdapat dua variabel independen dan tiga variabel moderating yang dapat

mempengaruhi Kinerja aparat pemerintah daerah, yaitu partisipasi anggaran, kejelasan sasaran

anggaran sebagai Variabel Independen dan komitmen organisasi, budaya organisasi dan

kepuasan kerja sebagai variabel moderating. Variabel partisipasi penyusunan anggaran

berpeengaruh terhadap kinerja, kejelasasn sasaran anggaran tidak pengaruh terhadap kinerja

dan ketiga variabel moderating tidak menpengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan

kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id