pengaruh nilai pasar dan rasio profitabilitas terhadap...
TRANSCRIPT
PENGARUH NILAI PASAR DAN RASIO PROFITABILITAS
TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH DI INDONESIA
(Studi pada Saham Sektor Infrastruktur, Utilitas dan
Transportasi Periode 2015 – 2018)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
Aliftia Maulidina Farhana
11150850000056
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020 M / 1441 H
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Aliftia Maulidina Farhana
2. Tempat, tanggal lahir : Bandung, 3 Juli 1997
3. Alamat : Jl. Mawar II B9 No.25 Harapan Kita,
Kabupaten Tangerang
4. Nomor Handphone : 081282761600
5. Email : [email protected]
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
2015 – 2020 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2012 – 2015 : SMA Islamic Village
2009 – 2012 : SMPN 9 Kota Tangerang
2003 – 2009 : SDIT Al – Istiqomah
III. PENDIDIKAN NON – FORMAL
2019 – Sekarang : Bahasa Korea – Billingual Education
2018 – 2018 : IELTS Preparation – The British Institute
2017 – 2017 : Bahasa Korea Basic 1 – UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
vii
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the effects of price to earnings
ratio (PER), price to book value (PBV), return on assets (ROA) and return on
equity (ROE) partially and simultaneously toward shariah stock return in
Indonesia, study on sector of Infrastructure, Utility and Transportation during the
period of 2015 – 2018. Purposive sampling is used as a technique to determine
the sample, which for this research consist of 20 companies. The analytical
method used is panel data regression analysis with common effect model and with
a significant level of alpha 5% (0.05). Based on the t-test result, price to earnings
ratio, price to book value and return on equity partially has a significant effect on
shariah stock return while return on assets partially has no significant effect on
shariah stock return. The result of the F-test shows that price to earnings ratio,
price to book value, return on assets and return on equity simultaneously has
significant effect toward shariah stock return. The value of Adjusted is 55%
means that independent variables contribute 55% toward the dependent variable
while the other 45% contributed by other factors that do not include in this
research.
Keyword: Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Return on Assets,
Return on Equity, Panel Data Regression.
viii
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis pengaruh nilai pasar dan rasio profitabilitas
terhadap return saham syariah di Indonesia dengan studi kasus pada saham sektor
Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi periode 2015 – 2018. Nilai pasar
menggunakan rasio price to earning ratio dan price to book value sedangkan,
rasio profitabilitas menggunakan rasio return on assets dan return on equity.
Penelitian ini menganalisis apakah terdapat pengaruh parsial serta simultan
variabel indepeden yaitu, price to earning ratio, price to book value, return on
assets dan return on equity terhadap variabel dependen yaitu, return saham
syariah. Dengan menggunakan metode purposive sampling terdapat 20 emiten
yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Metode penelitian yang
digunakan adalah analisis regresi data panel dengan model common effect tingkat
signifikansi lpa 5% (0.05). Berdasarkan hasil uji t ditemukan bahwa price to
earning ratio, price to book value dan return on equity secara parsial berpengaruh
terhadap return saham syariah sedangkan, return on assets secara parsial tidak
berpengaruh terhadap return saham syariah. Berdasarkan hasil uji F ditemukan
bahwa price to earning ratio, price to book value, return on assets dan return on
equity secara simultan berpengaruh terhadap return saham syariah. Hasil uji
Adjusted menunjukkan konstribusi variabel independen sebesar 55% terhadap
variabel dependen sedangkan sisanya 45% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dijelaskan dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Return on Assets,
Return on Equity, Regresi Data Panel.
ix
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat serta
karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW berserta
keluarga dan sahabatnya.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Nilai Pasar dan Rasio Profitabilitas
terhadap Return Saham Syariah di Indonesia (Studi pada Saham Sektor
Infrastrukutur, Utilitas dan Transportasi Periode 2015 – 2018)” diajukan untuk
meraih gelar Sarjana Ekonomi (S.E). Dalam proses pengerjaan penelitian ini
penulis mendapatkan banyak do’a, dukungan, motivasi dan ilmu – ilmu yang
diberikan oleh berbagai pihak. Maka dari itu penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih terutama kepada:
1. Kedua orang tua, papa dan mama yang selalu memberikan do’a, semangat,
dukungan moral dan materiil bagi penulis sehingga mampu menyelesaikan
penelitian serta studi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP.,
selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
kesempatan untuk melakukan penelitian.
3. Ibu Aini Masruroh., SE., MM selaku Dosen Pembimbing yang bersedia
memberikan ilmu, arahan, saran serta waktu dalam proses pengerjaan
hingga penyelesaian penelitian ini.
4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA., selaku Ketua Jurusan
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selalu memberikan
arahan dan motivasi kepada mahasiswa.
5. Ibu Yuke Rahmawati, MA selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan semangat dan
dukungan kepada mahasiswa.
6. Ibu Santi Yustini selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dukungan serta saran selama proses pembelajaran dalam
perkuliahan.
x
7. Seluruh jajaran Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan ilmu pengetahuan, wawasan selama perkuliahan.
8. Teman seperjuangan skripsi Shafira Widya Paramitha dan Sasa Parera
yang selalu memberikan semangat, do’a dan saran selama pengerjaan
skripsi dan penyelesaian studi.
9. Sahabat – sahabat perkuliahan, Aisyah Raisa Medina, Siti Rohanah, Sinta
Fajriah dan Sasa Parera yang selalu menemani peneliti pada keadaan suka
dan duka.
10. Seluruh mahasiswa Perbankan Syariah 2015 atas pertemaan dan
kebersamaan selama perkuliahan, semoga akan selalu terjaga tali
sillahturahmi ini.
11. Teman – teman KKN 023 INSPIRED yang memberikan semangat,
inspirasi dan pengalaman hidup selama satu bulan mengabadi di Desa
Pagenjahan.
12. Serta seluruh pihak – pihak yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian penelitian ini yang tidak dapat disebutkan sata – persatu,
peneliti ucapkan terima kasih semoga berkah dan rahmat Allah SWT
selalu menyertai kalian semua.
Demikian penulis ajukan penelitian ini. Penulis sadar bahwa masih ada
kekurangan dalam penelitian ini, maka saran serta kritik membangun akan penulis
terima untuk dijadikan refleksi dan menambah wawasan guna memperdalam ilmu
pengetahuan.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 15 November 2019
Aliftia Maulidina Farhana
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 11
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 12
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 12
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 12
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 13
G. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 19
A. Landasan Teori ................................................................................. 19
1. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ..................................... 19
2. Saham Syariah ............................................................................ 20
3. Nilai Pasar .................................................................................. 23
4. Rasio Profitabilitas ..................................................................... 24
xii
5. Return Saham ............................................................................. 25
B. Kerangka Pemikirian ........................................................................ 27
C. Keterkaitan Variabel Penelitian dan Hipotesis Penelitian ............... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 32
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 32
B. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 32
C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 34
D. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 36
E. Metode Analisis Data ....................................................................... 38
1. Uji Stasioneritas ......................................................................... 38
2. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 39
3. Estimasi Model Data Panel ........................................................ 42
4. Uji Kesesuaian Model Data Panel ............................................. 44
5. Uji Hipotesis .............................................................................. 46
6. Uji Koefisien Determinasi .................................................... 47
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................... 49
A. Analisis Deskriptif ........................................................................... 49
1. Perkembangan PER (Price to Earning Ratio) ........................... 50
2. Perkembangan PBV (Price to Book Value) ............................... 52
3. Perkembangan ROA (Return on Assets) .................................... 54
4. Perkembangan ROE (Return on Equity) .................................... 56
5. Perkembangan Return saham syariah ........................................ 58
B. Deskripsi Data Penelitian ................................................................. 60
C. Metode Analis Data.......................................................................... 61
1. Uji Stasioneritas ........................................................................ 61
2. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 62
a. Uji Multikolinearitas ............................................................ 62
b. Uji Autokorelasi ................................................................... 62
c. Uji Heterokedasitas .............................................................. 63
3. Estimasi Model Regresi Data Panel ........................................... 64
a. Model Common Effect.......................................................... 64
b. Model Fixed Effect ............................................................... 65
xiii
c. Model Random Effect ........................................................... 66
4. Uji Pemilihan Model Data Panel ............................................... 68
a. Uji Chow .............................................................................. 68
b. Uji Hausman ........................................................................ 68
c. Uji Lagrange Multilplier ...................................................... 69
5. Uji Hipotesis Penelitian ............................................................. 70
a. Uji – F (Uji Simultan) .......................................................... 70
b. Uji – t (Uji Parsial) ............................................................... 71
6. Uji Koefisien Determinasi .................................................... 73
7. Model Regresi ............................................................................ 74
8. Intepretasi Hasil Penelitian ........................................................ 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 79
A. Kesimpulan ...................................................................................... 79
B. Saran ................................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 82
LAMPIRAN ................................................................................................. 86
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Sektor Industri pada Indeks Saham Syariah Indonesia
Periode 2015 – 2018 ...................................................................... 4
Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu .................................................................... 14
Tabel 3.1 Karakteristik Sampel Penelitian .................................................. 33s
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ......................................................................... 34
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel ...................................................... 37
Tabel 4.1 Sampel Penelitian ......................................................................... 49
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif .............................................................. 60
Tabel 4.3 Hasil Uji Augmented Dickey Fuller (ADF) Tingkat Level ......... 61
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas .......................................................... 62
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Perkembangan Jumlah Investor Saham Syariah Periode
Periode 2015 – 2018 ................................................................... 2
Grafik 1.2 Kapitalisasi Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Periode 2015 – 2018 .................................................................... 3
Grafik 1.3 Kapitaliasi Saham Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi
pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Periode 2015 – 2018 ................................................................... 7
Grafik 1.4 Rata – Rata Tingkat Return Saham Sektor Infrastruktur,
Utilitas dan Transportasi pada Indeks Saham Sayariah Indonesia
(ISSI) Periode 2015 – 2018 .......................................................... 8
Grafik 4.1 Perkembangan Price to Earning Ratio (PER)
Periode 2015 – 2018 .................................................................. 51
Grafik 4.2 Perkembangan Price to Book Value (PBV)
Periode 2015 – 2018 .................................................................. 53
Grafik 4.3 Perkembangan Return on Assets (ROA)
Periode 2015 – 2018 ................................................................... 55
Grafik 4.4 Perkembangan Return on Equity (ROE)
Periode 2015 – 2018 ................................................................... 57
Grafik 4.5 Perkembangan Return Saham
Periode 2015 – 2018 ................................................................... 58
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................. 30
Gambar 4.1 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................. 63
Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedasitas ......................................................... 64
Gambar 4.3 Hasil Uji Model Common Effect .............................................. 65
Gambar 4.4 Hasil Uji Model Fixed Effect ................................................... 66
Gambar 4.5 Hasil Uji Model Random Effect ............................................... 67
Gambar 4.6 Hasil Uji Chow ......................................................................... 68
Gambar 4.7 Hasil Uji Hausman ................................................................... 69
Gambar 4.8 Hasil Uji Lagrange Multiplier .................................................. 70
Gambar 4.9 Hasil Uji – F ............................................................................. 71
Gambar 4.10 Hasil Uji – t ............................................................................ 72
Gambar 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................... 73
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saham syariah di Indonesia dapat ditemui dalam Indeks Saham
Syariah Indonesia atau ISSI yang dibentuk oleh Bursa Efek Indonesia, dengan
tujuan untuk memudahkan investor muslim untuk membeli surat berharga
yang berdasarkan prinsip syariah. Berdasarkan penelitian Pew Research
Center, sebuah lembaga riset global mencatat Indonesia menduduki peringkat
pertama dari 10 negara dengan populasi penduduk muslim terbanyak dengan
87.1% atau 219.960.000 jiwa di tahun 2015 dan ini diprediksi akan terus
berkembang hingga tahun 2060 dengan 253.450.000 jiwa. Dengan semakin
berkembangnya populasi muslim di Indonesia, tidak menutup kemungkinan
untuk industri keuangan terutama pasar modal untuk semakin banyak
mendorong masyarakat muslim untuk menjadi investor saham syariah.
Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai fasilitator perdagangan efek di
Indonesia melaporkan terjadi pertumbuhan yang pesat dalam peningkatan
jumlah investor saham syariah pada periode 2015 hingga 2018. Usaha BEI
untuk merangkul lebih banyak masyarakat muslim untuk berinvestasi di pasar
modal cukup berhasil dengan melakukan program edukasi pasar modal syariah
melalui kelas sekolah pasar modal syariah (SPMS) dan workshop pasar modal
syariah. Grafik 1.1 akan menunjukkan perkembangan jumlah investor saham
syariah dari tahun 2015 hingga 2018.
2
Grafik 1.1
Perkembangan Jumlah Investor Saham Syariah
Periode 2015 – 2018
Grafik 1.1 menunjukkan perkembangan jumlah investor saham syariah
periode 2015 – 2018. Dapat dilihat terjadi perkembangan yang signfikan
setiap periodenya. Terutama, di tahun 2015 hingga 2016 yang mana awalnya
terdapat 5.000 investor kemudian bertambah 140% mencapai 12.000 investor
dan juga perkembangan di tahun 2017 hingga 2018 di mana terdapat
peningkatan hampir dua kali lipat dari 23.000 investor kemudian mencapai
45.000 investor di tahun 2018. Berdasarkan pemaparan tersebut, tidak
menutup kemungkinan prospek saham syariah akan semakin terus
berkembang di masa mendatang.
Perkembangan saham syariah juga dapat digambarkan melalui nilai
kapitalisasi indeks sahamnya. Nilai ini mampu membantu investor untuk
melakukan keputusan investasi. Dengan semakin meningkatnya kapitalisasi
saham artinya semakin tinggi pasar menilai saham tersebut. Grafik 1.2
menggambarkan pergerakan kapitalisasi Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI) periode 2015 – 2018. Nilai kapitalisasi ISSI mengalami peningkatan
dari tahun 2015 hingga 2017 dengan menyentuh angka hingga Rp 2.288.015
miliar di tahun 2017 yang sebelumnya di tahun 2015 hanya Rp 1.737.290
miliar. Tetapi, mengalami penurunan nilai di tahun 2018 walaupun tidak
terlalu signifikan menjadi Rp 2.239.507 miliar.
2015 2016 2017 2018
5000
12000
23000
45000
Jumlah Investor Saham Syariah
Sumber: Laporan Tahunan Bursa Efek Indonesia, data diolah.
3
Grafik 1.2
Kapitalisasi Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Tahun 2015 – 2018
Indeks Saham Syariah Indonesia atau ISSI adalah komposit dari
kumpulan saham syariah yang beredar di pasar modal. Indeks ini akan
memudahkan investor untuk memilih saham mana saja yang sudah sesuai
dengan prinsip syariah. Sebuah indeks saham terdiri dari berbagai saham
sektor industri, Indeks Saham Syariah Indonesia memiliki saham – saham 10
sektor industri yang telah melewati proses screening yang dilakukan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai badan pengawas pasar modal
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Laporan tahunan Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan bahwa
mayoritas saham syariah bergerak dalam sektor Perdagangan, Jasa dan
Investasi; sektor Properti, Real Estate dan Konstruksi, sektor Industri Dasar
Kimia, Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi dan sektor lainnya yang
berada di bawah porsi 10%. Berikut ini adalah perkembangan sektor industri
yang terdaftar pada Indeks Saham Syariah Indonesia.
IDR 0
IDR 500,000
IDR 1,000,000
IDR 1,500,000
IDR 2,000,000
IDR 2,500,000
2015 2016 2017 2018
Dal
am M
iliar
Sumber: Laporan Tahunan Bursa Efek Indonesia, data diolah.
4
Tabel 1.1
Sektor Industri pada Indeks Saham Syariah Indonesia
Periode 2015 – 2018
Pada Tabel 1.1 terdapat perkembangan sektor industri pada Indeks
Saham Syariah Indonesia periode 2015 – 2018. Seperti yang telah disebutkan
pada paragraf sebelumnya, sektor industri yang banyak terdaftar adalah dari
sektor Perdagangan Jasa dan Investasi, sektor Property, Real Estate dan
Konstruksi bangunan, sektor Industri Dasar dan Kimia dan sektor
Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi dengan kisaran besar persentase 10%
Sektor
Tahun
2015 2016 2017 2018
Pertanian 3.57% 6.92% 2.88% 2.66%
Pertambangan 8.33% 6.92% 8.38% 8.96%
Industri Dasar dan Kimia 13.99% 14.99% 13.09% 12.59%
Aneka Industri 8.04% 8.65% 7.85% 7.51%
Industri Barang Konsumsi 8.93% 8.93% 9.95% 6.96%
Properti, Real Estate dan
Konstruksi Bangunan
16.37% 16.71% 15.18% 15.25%
Infrastruktur, Utilitas dan
Transportasi
10.12 10.09% 11.78% 12.11%
Keuangan 0.30% 0.29% 0.52% 0.97%
Perdagangan, Jasa dan
Investasi
25.89% 25.65% 26.44% 27.36%
Perusahaan Publik 1.19% 1.15% 1.05% 0.97%
Emiten Tidak Listing 3.27% 2.59% 2.88% 1.94%
Sumber: Laporan Tahunan Otoritas Jasa Keuangan, data diolah.
5
hingga 27%. Sedangkan sektor industri lainnya berada di bawah 10% dengan
sektor Keuangan dan sektor Perusahaan publik memiliki persentase terendah
yaitu, 0.30% dan 1.19% saja. Pada periode 2015 hingga 2018 pergerakan
sektor industri terlihat fluktuatif, dengan di tahun 2016 dan 2018 rata – rata
jumlah sektor industri menurun dan hanya di 2017 rata – rata jumlah sektor
industri mengalami peningkatan.
Menjadi salah satu sektor industri mayoritas yang berada di Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) adalah sektor Infrastruktur, Utilitas dan
Transportasi dengan rata – rata pertumbuhan 10.63%. Walaupun di tahun
2016 besar porsi sahamnya sempat menurun namun, di dua tahun selanjutnya
secara berurutan mengalami peningkatan sebesar 11.78% di tahun 2017 dan
12.11% di tahun 2018.
Perkembangan saham sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
menjadi salah satu sektor yang produktif di pasar modal Indonesia, hal ini
terjadi karena adanya sentimen dari masyarakat yang melihat komitmen
pemerintah dalam mengembangkan Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi di
tanah air. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Riset Paramitra Alfa
Sekuritas Kevin Juido sektor penunjang infrastruktur juga ikut terimbas
prospektifnya saham infrastruktur karena hal ini sejalan dengan program
pemerintah terkait percepatan pembangunan infrastruktur (investasi.kontan.id,
diakses 13 Juni 2019). Semakin berkembangnya sektor Infrastruktur, Utilitas
dan Transportasi akan meningkatkan permintaan emiten terkait untuk terlibat
dalam pembangunan yang mana emiten memerlukan dana dari sumber
eksternal untuk pengembangannya.
Infrastruktur adalah struktur fisik dan organisasi dasar seperti
bangunan, jalan, transportasi dan pasokan energi yang diperlukan untuk
beroperasinya masyarakat dan institusi. Dengan meningkatkan aspek
infrastruktur dapat memberikan manfaat bagi peningkatan konektivitas
antarwilayah atau antarnegara, pemerataan pembangunan suatu wilayah dan
mendorong investasi baru yang masuk ke wilayah tersebut. Di Indonesia,
program pembangunan infrastruktur yang gencar dilaksanakan pemerintah
6
diharapkan mampu meningkatkan konektivitas merangsang daya saing
antardaerah di seluruh Indonesia.
Perkembangan infrastuktur, utilitas dan transportasi di Indonesia
selama periode 2015 hingga 2018 tercatat diantaranya; pembangunan jalan tol
sepanjang 947 kilometer; peningkatan dan rehabilitas jalur kereta api
sepanjang 413.6 km’sp; Light Rail Transit di Sumatera Selatan, Jakarta,
Bogor, Depok, Bekasi; Mass Rapid Transit yang rampung pada tahun ini,
2019; 10 bandar udara baru (Miangas, Letung, Tebelian, Maratua, Morowali,
Bamwinel, Weru dan Koroway Batu) dan revitalisasi dan pengembangan 408
bandara di daerah rawan bencana, terisolasi dan wilayah perbatasan; 19
pelabuhan baru serta penambahan 5 unit kapal penyebrangan penumpang, 3
unit kapal motor penyebrangan; Perluasan cakupan jaringan dan
telekomunikasi menggunakan program jaringan tulang punggung serat optik
nasional bernama “Palapa Ring” dengan secara keseluruhan dari total 514
kota/kabupaten di Indonesia sudah ada 457 kota yang telah terjangkau dengan
jaringan broadband. Sedangkan 57 kota/kabupaten sisanya adalah daerah
terpencil (nasional.kompas.com diakses 15 Juli 2019).
Perkembangan infrastruktur pun secara tidak lansung mampu
mempengaruhi saham sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi karena
semakin percayanya investor terhadap prospek pertumbuhan saham tersebut.
Perkembangan tersebut juga dapat digambarkan melalui nilai kapitaliasasi.
Grafik 1.3 menunjukkan kapitalisasi sektor Infrastruktur, Utilitas dan
Transportasi pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2015
hingga 2018 dalam mililiar rupiah. Periode 2015 menjadi nilai kapitalisasi
terendah sebesar Rp 499.207 miliar sedangkan periode 2016 menjadi nilai
kapitalisasi tertinggi dengan Rp 670.404 miliar. Di periode 2017, sempat
menurun 3.84% dan kembali menurun di 2018 sebesar 0.51% menjadi Rp
641.373 miliar.
7
Grafik 1.3
Kapitalisasi Saham Sektor Infrastruktur, Utilitas dan
Transportasi pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Periode 2015 – 2018
(Dalam Miliar Rupiah)
Nilai kapitalisasi mampu menggambarkan kinerja saham di pasar dan
dapat membantu investor untuk mengambil keputusan investasi. Kapitalisasi
saham yang tinggi dapat memperlihatkan bahwa kinerja perusahaan semakin
baik atau meningkat. Hal ini akan memicu banyak investor untuk membeli
saham tersebut sehingga semakin banyak modal yang diterima oleh
perusahaan yang kemudian akan dikelola untuk mendapatkan laba, yang juga
laba terperoleh dapat dibagikan kembali dalam bentuk return kepada investor.
Sumber keuntungan atau return investasi yang dijelaskan oleh
Tandelilin (2010: 102) terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan
capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang diperoleh secara
periodik dari suatu investasi. Jika kita membeli saham, yield ditunjukkan oleh
besarnya dividend yang kita peroleh. Sedangkan, capital gain (loss) sebagai
komponen kedua dari return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu
surat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang), yang bisa
IDR 499,207
IDR 670,404
IDR 644,629
IDR 641,373
2015
2016
2017
2018
Sumber: IDX Statistics, data diolah
8
memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Dalam kata lain, capital
gain (loss) bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas.
Berikut ini ditunjukkan oleh Grafik 1.4 menampilkan rata – rata
tingkat return saham pada sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi
terdaftar Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2015 hingga 2018.
Pada grafik terlihat bahwa rata – rata return tertinggi dihasilkan pada periode
2016 sebanyak Rp 0.328 atau lebih mudah jika menggunakan persen yaitu
menjadi 32.8% sedangkan return terendah yaitu dihasilkan pada periode 2015
dengan Rp -0.294 atau -29.4%
Grafik 1.4
Rata – Rata Tingkat Return Saham Sektor Infrastruktur,
Utilitas dan Transportasi pada Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI) Periode 2015 - 2018
Setiap investor pasti mengharapkan return dari investasinya, return
yang tinggi akan menarik semakin banyak investor tertarik untuk berinvestasi.
Untuk menilai seberapa tinggi return yang diterima, investor dapat melakukan
analisis saham untuk membantu dalam mengambil keputusan investasi. Salah
satunya adalah dengan melakukan analisis fundamental saham. Menurut
Budiman (2018: 20) analisis fundamental saham adalah suatu teknik analisis
saham yang didasarkan pada kinerja perusahaan. Biasanya analisis
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0
0.1
0.2
0.3
0.4
Dal
am R
up
iah
Return Saham Syariah
2015
2016
2017
2018
Sumber: IDX Statistics, data diolah.
9
fundamental menggunakan data – data yang berasal dari laporan keuangan
perusahaan, data tersebut diolah untuk menilai apakah perusahaan tersebut
memiliki kinerja dan kesehatan yang baik atau tidak.
Dalam laporan keuangan perusahaan, kita dapat menganalisis saham
melalui rasio – rasio keuangannya. Ada berbagai macam rasio keuangan
dianataranya; rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio
solvabilitas dan rasio pasar atau saham. Pada penelitian ini, fokus yang di
ambil adalah dengan menggunakan rasio nilai pasar dan rasio profitabilitas
dalam menganalisis saham. Untuk mengetahui bagaimana pasar menilai
kinerja saham, apakah harga saham tersebut di pasar layak di nilai dengan
nominal yang berlaku di bandingkan dengan kinerja hasil oleh emiten saham
yang bersangkutan melalui pendapatan atau laba perusahaan serta dividend
yang mungkin di berikan kepada investor. Sedangkan, rasio profitabilitas
dapat mengukur efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam mengelola aset dan
ekuitas yang di miliknya untuk mendapatkan laba.
Rasio nilai pasar pada penelitian ini mengukur price to earing ratio
(PER) dan price to book value (PBV) terhadap pengaruhnya pada return
saham syariah. Price to earning ratio (PER) digunakan untuk mendapatkan
informasi apakah harga saham di pasar sebanding dengan keuntungan yang
diperoleh investor dari setiap lembar sahamnya dan price to book value (PBV)
untuk menghitung harga saham dibandingkan dengan harga bukunya.
Selain itu, rasio profitabilitas pada penelitian ini mengukur return on
assets (ROA) dan return on equity (ROE) terhadap pengaruhnya pada return
saham syariah. Return on assets (ROA) digunakan untuk membandingkan
laba bersih dengan total aset perusahaan, bagaimana perusahaan mengelola
asetnya untuk mendapatkan keuntungan sedangkan, return on equity (ROE)
dihitung dengan membandingkan laba bersih dengan ekuitas atau modal yang
dimiliki perusahaan atau dapat dikatakan bagimana perusahaan dapat
memaksimalkan modal atau ekuitas yang dimilikinya untuk menghasilkan
laba.
Menurut penelitian terdahulu terdapat hasil penelitian yang beragam
mengenai pengaruh nilai pasar dan rasio profitabilitas terhadap return saham.
10
Hasil penelitian yang dilakukan Puspitadewi dan Rahyuda (2016) serta
Sodikin dan Wuldani (2016) menemukan bahwa price to earning ratio (PER)
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Artinya, setiap perubahan nilai
PER akan mempengaruhi perubahan nilai return saham. Tetapi, penelitian
yang dilakukan oleh Mulya dan Turisna (2016) serta Blongkod, dkk. (2018)
menemukan tidak ada hubungan signifikan antara PER dengan return saham.
Artinya, perubahan nilai PER tidak mampu menjelaskan perubahan pada
return saham.
Nilai price to book value (PBV) berdasarkan temuan penelitian Akbar
dan Herianingrum (2015) secara signifikan mampu mempengaruhi perubahan
return saham. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Dwikirana dan
Prasetiono (2016) yang menemukan bahwa PBV berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan
oleh Mulya dan Turisna (2016) serta Laurens (2018) yang menyatakan bahwa
tidak ada hubungan signifikan antara PBV dengan return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Puspitadewi dan Rahyuda (2016)
menemukan return on assets (ROA) mampu mempengaruhi perubahan
terhadap return saham. Sedangkan, penelitian oleh Blongkod, dkk. (2018)
menemukan tidak adanya hubungan signifikan antara ROA dengan return
saham yang artinya perubahan nilai ROA tidak dapat mempengaruhi
perubahan return saham. Hasil yang sama juga ditemukan oleh Supriantikasari
dan Utami (2019) yang menyatakan tidak ada hubungan signifikan yang
mempengaruhi ROA terhadap return saham.
Hasil penelitian oleh Aryanti, dkk. (2016) menemukan bahwa return
on equity (ROE) secara signifikan berpengaruh terhadap return saham. Hasil
penelitan tersebut sejalan dengan yang ditemukan oleh Dwikirana dan
Prasetiono (2016) yang menemukan ROE mampu mempengaruhi perubahan
pada return saham. Bertolak belakang dengan itu, penelitian oleh Tumonggor,
dkk. (2017) menemukan ROE tidak signifikan terhadap return saham. Saragih
(2018) juga mememukan bahwa ROE tidak mampu mempengaruhi return
saham.
11
Beragamnya pendapat mengenai pengaruh dari nilai pasar dan rasio
profitabilitas terhadap return saham membuat penulis tetarik untuk melakukan
penelitian lebih jauh mengenai hubungan antara nilai pasar dan rasio
profitabilitas terhadap return saham. Pada penelitian ini, penulis menggunakan
sampel dari saham sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi yang
terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dari tahun 2015 hingga
2018. Maka dari itu, judul dari penelitian ini adalah “Pengaruh Nilai Pasar
dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Syariah di Indonesia
(Studi pada Saham Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi
Periode 2015 – 2018).
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan jumlah masyarakat pemeluk agama islam yang tinggi di
Indonesia namun tidak sejalan dengan perkembangan jumlah investor
saham syariah.
2. Kapitalisasi Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2015 –
2018 bersifat fluktuatif. Di tahun 2017, menjadi nilai kapitalisasi
tertinggi dengan Rp 2.288.015 miliar sedangkan kapitalisasi terendah
terjadi pada tahun 2015 dengan Rp 1.737.290 miliar.
3. Jumlah sektor industri yang terdaftar pada Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) periode 2015 – 2018 tidak konsisten dan cenderung
berubah jumlah porsinya setiap periode.
4. Jumlah saham sektor industri Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi
bersifat fluktuatif. Di tahun 2018, porsi jumlah saham sektor terdaftar
sebesar 12.11% menjadi yang tertinggi dari keseluruhan periode
penelitian sedangkan di tahun 2016 menjadi porsi saham terendah
dengan hanya 10.09% terdaftar pada Indeks Saham Syariah Indonesia
periode 2015 – 2018.
5. Kapitalisasi saham sektor Infrastrukur, Utilitas dan Transportasi pada
Indeks Saham Syariah Indonesia periode 2015 – 2018 bersifat
fluktuatif. Dengan kapitalisasi tertinggi di tahun 2016 dan terendah di
tahun 2015.
12
6. Rata – rata return saham sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi
pada Indeks Saham Syariah Indonesia periode 2015 – 2018 yang
fluktuatif dan cenderung menurun dengan di tahun 2015 menghasilkan
return terendah dan di tahun 2016 menghasilkan return tertinggi. Di
dua periode berikutnya return saham semakin menurun.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Fokus dalam penelitian ini adalah nilai pasar dengan menggunakan
rasio price to earning ratio (PER) dan price to book value (PBV) serta
rasio profitabilitas dengan menggunakan return on assets (ROA) dan
return on equity (ROE) sebagai variabel independen.
2. Variabel independen tersebut dihadapkan dengan perubahan return
saham syariah sebagai variabel dependen.
D. Rumusan Masalah
Dengan latar belakang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah price to earning ratio (PER), price to book value (PBV),
return on assets (ROA) dan return on equity (ROE) berpengaruh
secara simultan terhadap return saham syariah?
2. Apakah price to earning ratio (PER), price to book value (PBV),
return on assets (ROA) dan return on equity (ROE) berpengaruh
secara parsial terhadap return saham syariah?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah rasio price to earning ratio (PER), price to
book value (PBV), return on assets (ROA) dan return on equity (ROE)
berpengaruh secara simultan terhadap return saham syariah?
13
2. Untuk mengetahui apakah price to earning ratio (PER), price to book
value (PBV), return on assets (ROA) dan return on equity (ROE)
berpengaruh secara parsial terhadap return saham syariah?
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi investor dan calon investor
Untuk investor dan calon investor, hasil penelitian ini dapat digunakan
untuk membantu mengambil keputusan investasi yang terbaik.
Terutama, untuk mengambil keputusan dalam investasi saham syariah
sehingga mendapatkan return saham yang diharapkan.
2. Bagi manajemen perusahaan
Untuk manajemen dan perusahaan, hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai alat bagi manajer keuangan perusahaan untuk mengambil
keputusan perusahaan. Lebih khususnya, untuk lebih memperhatikan
nilai pasar dan rasio profitabilitas yang dampaknya akan
mempengaruhi keputusan investasi para investor.
3. Bagi akademisi
Untuk akademisi, hasil dari penelitian dapat dijadikan kontribusi
terhadap perkembangan ilmu dalam mengambil keputusan investasi
atau dalam ruang lingkup pasar modal. Penelitian ini pun dapat
dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.
14
G. Penelitian Terdahulu
Tabel 1.2
Penelitian Terdahulu
No
Nama
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metodologi
Kesimpulan Persamaan Perbedaan
1. Novita
Supriantikasa
ri, Endang Sri
Utami
(2019)
Pengaruh Return
on Assets, Debt
to Equity Ratio,
Current Ratio,
Earning per
Share dan Nilai
Tukar Terhadap
Return Saham
Variabel
independen:
Return on
Assets
Variabel
dependen:
Return Saham
Variabel
independen:
Debt to Equity
Ratio, Current
Ratio, Earning
per Share
Sampel:
Perusahaan Go
Public Sektor
Barang
Konsumsi yang
Listing di Bursa
Efek Indonesia
Periode 2015 –
2017
Metodologi
Penelitian:
Analisis Regresi
Berganda
Return on
Assets secara
parsial tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
2. Joanna L
saragih
(2018)
The Effects of
Return on
Assets (ROA),
Return on
Equity (ROE)
and Debt to
Equity Ratio
(DER) on Stock
Return in
Wholesale and
Retail Trade
Companies
Listed in
Indonesia Stock
Exchange
Variabel
independen:
Return on
Assets, Return
on Equity
Variabel
dependen:
Return Saham
Variabel
independen:
Debt to Equity
Ratio
Sampel:
Saham sektor
wholesale dan
retail trade di
Bursa Efek
Indonesia
periode 2010 –
2011.
Metodologi
Penelitian:
Analisis regresi
berganda
Return on
Assets secara
parsial tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham
3. Sebastius
Laurens
(2018)
Influence
Analysis of
DPS, EPS, and
PBV Toward
Stock Price and
Return
Variabel
independen:
Price to Book
Value (PBV)
Variabel
dependen:
Return saham
Variabel
independen:
DPS, EPS
Sampel:
Saham terdaftar
Indeks LQ45
tahun 2002 –
Price to book
value secara
parsial tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
15
2008
Metodologi
penelitian:
Analisis regresi
berganda
4. Astrid
Ravitasari
Blongkod,
Ariawan,
Pemy
Christian
(2018)
Pengaruh Return
on Assets,
Earning per
Share dan Price
to Earning Ratio
Terhadap Return
Saham
Perusahaan
Manufaktur Sub
Sektor Industri
Rokok yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
Variabel
independen:
Return on
Assets, Price to
Earning Ratio
Variabel
dependen:
Return Saham
Variabel
independen:
Earning per
Share
Sampel:
Saham
Manufaktur Sub
Sektor Industri
Rokok terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
Periode 2012 –
2016
Return on
Assets dan
Price to
Earning Ratio
secara parsial
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
Return on
Assets,
Earning per
Share dan
Price to
Earning Ratio
secara simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
5. Mutiara
Tumoggor,
Sri Murni,
Paulina Van
Rate
(2017)
Analisis
Pengaruh
Current Ratio,
Return on
Equity, Debt to
Equity Ratio
dan Growth
terhadap Return
Saham pada
Cosmetics and
Household
Industri yang
Terdaftar di BEI
Periode 2010 –
2016
Variabel
independen:
Return on
Equity
Variabel
dependen:
Return Saham
Variabel
independen:
Current ratio,
Debt to Equity
Ratio dan
Growth
Sampel:
Saham sektor
Cosmetics and
Household yang
terdaftar di BEI
periode 2010 –
2016
Metodologi
Penelitian:
Analisis regresi
berganda
Secara parsial
Return on
Equity tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
Secara
simultan
Current ratio,
Debt to Equity
Ratio, Return
on Equity dan
Growth
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
6. Cokorda Istri
Indah
Puspitadewi,
Henny
Pengaruh DER,
ROA, PER dan
EVA terhadap
Return Saham
Variabel
independen:
ROA, PER
Variabel
Variabel
independen:
DER, EVA
Sampel:
Secara parsial
ROA dan PER
berpengaruh
signifikan
16
Rahyuda
(2016)
pada Perusahaan
Food and
Beverage di BEI
dependen:
Return Saham
Saham sektor
Food and
Beverage di
Bursa Efek
Indonesia
Periode 2011 –
2014.
terhadap return
saham.
Secara
simultan.
7. Suherman
Sodikin,
Nurul
Wuldani
(2016)
Pengaruh Price
Earning Ratio
(PER) dan
Earning per
Share (EPS)
terhadap Return
Saham (Studi
pada PT.
Unilever
Indonesia Tbk)
Variabel
independen:
Price Earning
Ratio (PER)
Variabel
dependen:
Return Saham
Variabel
independen:
Earning per
Share (EPS)
Sampel:
PT. Unilever
Indonesia Tbk
Periode 2004 –
2013
Metodologi
penelitian:
Path Analysis
Secara parsial
PER
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
Secara
simultan PER
dan EPS
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
8. Yudhia
Mulya, Ririn
Turisna
(2016)
Pengaruh
Kinerja
Keuangan
Terhadap Return
Saham pada
Perusahaan Sub
Sektor Otomotif
yang terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
Variabel
independen:
Return on
Equity, Earning
Price Ratio,
Earning per
Share
Variabel
dependen:
Return Saham
Variabel
independen:
Long Term Debt
to Equity Ratio
Sampel:
Secara parsial
ROE dan PBV
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
Secara parsial
PER
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
Secara
simultan
LTDR, ROE,
PER PBV
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
9. Aryanti,
Mawardi
(2016)
Pengaruh ROA,
ROE, NPM dan
CR Terhadap
Return Saham
pada Perusahaan
yang Terdaftar
di Jakarta
Variabel
independen:
ROA, ROE
Variabel
dependen:
Return Saham
Metodologi
Variabel
independen:
NPM, CR
Sampel:
Saham terdaftar
Jakarta Islamic
Index (JII)
Secara parsial
ROA tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham,
sedangkan
17
Islamic Index
(JII)
penelitian:
Analisis Data
Panel
periode 2012 –
2015.
ROE secara
parsal
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
Secara
simultan ROA,
ROE, NPM
dan CR
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
10. Sekar Aditya
Dwikirana
dan
Prasetiono
(2016)
Analisis
Pengaruh Rasio
Profitabilitas,
Likuiditas dan
Leverage
terhadap Return
Saham dengan
Nilai
Perusahaan
sebagai Variabel
Intervening
Variabel
indepeden:
Return on
Equity, Price to
Book Value
Variabel
dependen:
Return Saham
Metodologi
Penelitian:
Sobel Test
Variabel
independen:
Liquidty,
Leverage
Sampel:
Saham
Manufaktur
yang terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
periode 2010 –
2014
Secara parsial
ROE
berpengaruh
signifikan dan
positif
terhadap PBV.
ROE dan PBV
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
11. Sri
Heriniangru
m, Rendra
Akbar
(2015)
Pengaruh Price
Earning Ratio
(PER), Price to
Book Value
(PBV) dan Debt
to Equity Ratio
(DER) terhadap
Return Saham
(Studi terhadap
Perusahaan
Properti dan
Real Estate yang
Listing di
Indonesia)
Variabel
independen:
PER, PBV
Variabel
dependen:
Return Saham
Metodologi
Penelitian:
Analisis Data
Panel
Variabel
independen;
DER
Sampel:
Perusahaan
Properti dan
Real Estate
terdaftar Indeks
Saham Syariah
Indonesia (ISSI)
Periode 2011 –
2013
Secara parsial
PER dan PBV
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
Secara
simultan PER,
PBV dan DER
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
12 Michael Aldo
Carlo
(2014)
Pengaruh Return
on Equity,
Dividend Payout
Ratio, Price to
Earning Ratio
pada Return
Saham
Variabel
independen:
Return on
Equity
Variabel
dependen:
Return Saham
Variabel
independen:
Dividen Payout
Ratio
Sampel:
Perusahaan
terdaftar Indeks
LQ45 Tahun
Secara parsial
ROE
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham,
sedangkan
PER tidak
18
2010 – 2012
Metodologi
Penelitian:
Analisis Regresi
Berganda
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
Secara
simultan ROE,
DPR dan PER
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
13 Najmiyah,
Edy Sujana
dan Ni Kadek
Sinarwati
(2014)
Pengaruh Price
to Book Value
(PBV), Price
Earning Ratio
(PER) dan Debt
to Equity Ratio
(DER) terhadap
Return Saham
pada Industri
Real Estate dan
Property yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
Periode 2009 –
2013
Variabel
independen:
PBV, PER
Variabel
dependen:
Return Saham
Variabel
independen:
DER
Sampel:
Saham Industri
Real Estate dan
Property Periode
2009 – 2013
Metodologi
Penelitian:
Analisis regresi
linier berganda
Secara parsial
PBV tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham,
sedangkan
PER
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
14 Agung
Sugiarto
(2011)
Analisa
Pengaruh Beta,
Size
Perusahaan,
DER dan PBV
Ratio terhadap
Return Saham
Variabel
independen:
PBV
Variabel
dependen:
Return Saham
Metodologi
Penelitian:
Analisis Data
Panel
Variabel
independen:
Beta, Size
perusahaan
Sampel:
Seluruh
perusahaan yang
terdaftar pada
Indeks Papan
Utama (Main
Board
Exchange) dan
Indeks Papan
Pengembangan
(Development
Board
Exchange) di
Bursa Efek
Indonesia
Periode 2003 –
2005
Secara parsial
PBV
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
Secara
simultan Beta,
Size
Perusahaan
dan PBV
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Sejak November 2007, Bapepam & LK (Badan Pengawasan Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan) telah mengeluarkan Daftar Efek Syariah
(DES) yang berisi daftar saham syariah yang ada di Indonesia. Dengan
adanya DES maka masyarakat akan semakin mudah untuk mengetahui
saham – saham apa saja yang termasuk saham syariah karena DES adalah
satu – satunya rujukan tentang daftar saham syariah di Indonesia.
Keberadaaan DES tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh BEI dengan
meluncurkan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tanggal 12 Mei
2011. Konstituen ISSI terdiri dari seluruh saham syariah yang tercatat di
BEI (Azis., dkk, 2015: 71).
Pada tahun yang sama, tepatnya 8 Maret 2011, DSN – MUI telah
menerbitkan Fatwa No. 80 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam
Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa
Efek. Dengan adanya fatwa tersebut, seharusnya dapat meningkatkan
keyakinan masyarakat bahwa investasi Syariah di pasar modal Indonesia
sudah sesuai dengan prinsip – prinsip syariah sepanjang memenuhi kriteria
yang ada di dalam fatwa tersebut (Azis., dkk, 2015: 72).
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) juga diluncurkan pada
tahun 2011 untuk menjadi acuan bagi investor untuk berinvestasi di saham
syariah. Indeks ini pun menjadi indikator utama yang dapat
menggambarkan kinerja seluruh saham syariah yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Pada tahun 2011, Shariah Online Trading System juga
diluncurkan. Sistem ini didasarkan pada kriteria dan prinsip Islam syariah
di mana margin trading dan short selling dilarang, transaksi harus tunai,
portofolio yang terpisah, serta tidak bertransaksi pada saham yang haram
melainkan hanya bertransaksi pada saham syariah (Soemitra, 2018: 108).
Saham syariah yang terdaftar pada ISSI terdiri dari berbagai sektor
industri yaitu sektor Pertanian; sektor Pertambangan; sektor Industri Dasar
20
dan Kimia; sektor Aneka Industri; sektor Industri Barang dan Konsumsi;
sektor Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan; sektor Infrastrukut,
Utilitas dan Transportasi; sektor Keuangan; sektor Perdagangan, Jasa dan
Investasi dan sektor Perusahaan Publik. Daftar saham – saham ISSI akan
selalu dilakukan review oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan
periode satu tahun dua kali yaitu, di bulan Mei dan November. Maka dari
itu, disetiap periodenya akan tersaring saham – saham apa saja yang tetap
atau tidak sesuai lagi dengan peraturan atau fatwa syariah, dan adapula
penambahan saham syariah baru (Laporan Tahunan Otoritas Jasa
Keuangan).
2. Saham Syariah
Saham merupakan surat berharga keuangan yang diterbitkan oleh
suatu perusahaan sebagai suatu alat untuk meningkatkan modal jangka
panjang. Para pembeli saham membayarkan uang pada perusahaan dan
mereka menerima sebuah sertifikat saham sebagai tanda bukti
kepemilikkan mereka atas saham – saham dan kepemilikkan mereka
dicatat dalam daftar saham perusahaan. Para pemegang saham dari sebuah
perusahaan merupakan pemilik – pemilik yang disahkan secara hokum dan
berhak untuk mendapatkan bagian dari laba yang diperoleh oleh
perusahaan dalam bentuk dividen. Sedangkan saham syariah adalah
sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikkan suatu perusahaan yang
diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaanya
tidak bertentangan dengan prinsip syariah (Manan, 2017: 93).
Prinsip syariah berdasarkan Peraturan Bapepam & LK No. IX.A.13
tentang Penerbitan Efek Syariah, khususnya ayat 1.a.2 dijelaskan
pengertian prinsip – prinsip syariah di pasar modal yaitu prinsip – prinsip
hokum islam dalam kegiatan di bidang pasar modal berdasarkan fatwa
DSN – MUI, sepanjang fatwa di maksud tidak bertentangan dengan
Peraturan ini dan/atau Peraturan Bapepam dan LK yang didasarkan pada
fatwa DSN – MUI. Fatwa yang dikeluarkan oleh DSN – MUI yang
berkaitan dengan saham syariah adalah:
21
1. Fatwa DSN-MUI No: 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar
Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di
Bidang Pasar Modal.
2. Fatwa DSN-MUI No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang
Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan
Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek.
Objek transaksi saham syariah adalah kepemilikkan
perusahaan/korporasi, sedangkan negara tidak dapat menerbitkan saham.
Hubungan antara investor dan perusahaan penerbit saham (emiten) adalah
hubungan kepemilikkan (ownership relation) sehingga investor adalah
pemilik atau pemegang saham (shareholder) dari perusahaan tersebut.
Penerbitan saham syariah akan mempengaruhi sisi modal perusahaan
sehingga berdampak terhadap komposisi pemegang saham perusahaan.
Persentase kepemilikkan perusahaan oleh investor ditunjukkan oleh
jumlah saham yang dimilikinya (Abdalloh, 2018: 81).
Sebagai pemegang saham, investor berhak mengikuti Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) dan menikmati keuntungan perusahaan dalam
bentuk kenaikan harga saham dan juga bonus perusahaan (dividen). Di sisi
lain, investor juga harus ikut menanggung kerugian perusahaan misalnya
dalam bentuk harga saham turun, tidak menerima dividen atau modal tidak
kembali apabila emitennya bangkrut. Hubungan perjanjian antarsesama
pemegang saham perusahaan menggunakan akad syirkah al – musahamah
atau akad kerja sama yang tidak mengenal batas waktu. Apabila investor
melakukan transaksi jual saham syariah artinya investor tersebut menjual
kepemilikkan perusahaan kepada pihak lain atau investor lain. Sebaliknya,
apabila investor melakukan pembelian saham syariah maka investor
membeli kepemilikkan perusahaan dari pihak lain atau investor lain. Akad
yang digunakan ketika melakukan transaksi jual beli saham di pasar
regular BEI adalah akad bai’ al – musawamah atau akad jual beli secara
berkelanjutan (Abdalloh, 2018: 82).
Saham dapat menjadi tidak syariah apabila perusahaan yang
menerbitkan (emiten) tidak memenuhi kriteria syariah yang ditetapkan
22
oleh Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
yang diatur dalam Peraturan Bapepam – LK, Nomor 11 K.1 tentang
Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. Adapun kriteria syariah yang
dimaksud adalah sebagai berikut (Sutedi, 2011: 91 – 92):
1) Tidak melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan
prinsip syariah:
Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan
konsep ribawi, jual beli risiko yang mengandung gharar
dan atau maysir.
Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan,
dana tau menyediakan barang/jasa haram karena zatnya
(haram li-dzatihi), barang/jasa haram bukan karena
zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN –
MUI, serta barang/jasa yang merusak moral dan bersifat
mudharat.
2) Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai penyerahan
barang/jasa.
3) Tidak melakukan perdangan dan penawaran atau permintaan
palsu.
4) Tidak melebihi rasio – rasio keuangan sebagai berikut:
Total utang berbasis bunga: total ekuitas 82%.
Total pendapatan bunga dan pendapatan nonhalal
lainnya: total pendapatan (revenue) 10%.
Emiten – emiten yang memenuhi kriteria tersebut, sahamnya
tercantum dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam –
LK atau pihak lain yang disetujui oleh Bapepam – LK.
23
3. Nilai Pasar
Rasio nilai pasar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
harga pasar relative terhadap nilai buku (Mamduh, 2016: 82). Rasio pasar
digunakan untuk menunjukkan bagian dari laba perusahaan, dividen, dan
modal yang dibagikan pada setiap saham. Beberapa rasio saham juga bisa
dilakukan untuk mengukur murah – mahalnya harga suatu saham
dibandingkan dengan saham lain yang sejenis. Rasio saham ini bisa
dikatakan merupakan rasio utama yang berkaitan dengan pasar saham
perusahaan sehingga banyak publikasi di media investasi yang memuat
angka – angka rasio saham ini (Hidayat, 2010: 124).
a. Price to Earning Ratio (PER)
Price earning ratio adalah rasio untuk melihat harga saham
relatif terhadap earning yang diperoleh.
PER =
b. Price to Book Value (PBV)
Digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap
nilai bukunya.
PBV =
Saham yang memiliki PER dan PBV tinggi memiliki dua
kemungkinan. Kemungkinan yang pertama adalah saham tersebut benar –
benar mahal (overvalue), dan kemungkinan yang kedua adalah pasar
melihat perusahaan tersebut memiliki propek pertumbuhan yang cerah dan
memiliki kualitas sehingga pasar menghargai saham tersebut di harga
premium, atau memiliki rasio valuasi di atas rata – rata industri.
Sebaliknya, saham yang memiliki PER dan PBV yang rendah juga
memiliki dua kemungkinan. Kemungkinan yang pertama adalah saham
tersebut benar – benar murah (undervalue). Namun, kemungkinan yang
kedua adalah perusahaan tersebut tidak memiliki prospek, atau berisiko
tinggi sehingga pasar memberi harga rendah untuk perusahaan tersebut
(Budiman, 2017: 92 – 94).
24
4. Rasio Profitabilitas
Menurut Kariyoto (2017: 114) rasio profitabilitas adalah rasio
untuk mengukur company ability dalam mendapat keuntungan dari
penggunaan modalnya. Berdasarkan Henry (2014: 192) mengatakan
bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya, yaitu berasal dari kegiatan
penjualan, penggunaan aset, maupun penggunaan modal. Sedangkan,
menurut Siswoyo (2013: 45) rasio profitabilitas yang mengukur seberapa
besar kemampuan perusahaan mencetak laba. Yang termasuk dalam rasio
profitabilitas adalah ROE (Return on Equity) dan ROA (Return on Asset).
Menurut Sugiono dan Untung (2016: 70 – 72) rasio profitabilitas
terdiri dari 1) Gross profit margin 2) Net profit margin 3) Cash flow
margin 4) Return on assets (ROA) 5) Return on equity (ROE). Dan
diantara rasio profitabilitas tersebut menurut Budiman (2018: 40 - 41)
terdapat dua rasio penting dalam analisis profitabilitas yaitu, ROA (Return
on Assets) dan ROE (Return on Equity).
a. Return on Assets (ROA)
Rasio ROA dihitung dengan cara membandingkan laba bersih
dengan total aset perusahaan. Semakin tinggi rasio ROA menunjukkan
semakin tinggi pula tingkat profitabilitas perusahaan. Dengan kata lain,
semakin tinggi rasio ROA, maka semakin baik. Artinya, perusahaan
mampu memanfaatkan aset – aset yang ada untuk menghasilkan
keuntungan setinggi – tingginya (Budiman, 2018: 40).
Rumus ROA adalah sebagai berikut:
ROA =
x 100%
b. Return on Equity (ROE)
Rasio ROE dihitung dengan cara membandingkan laba bersih
dengan total ekuitas perusahaan. Dengan kata lain, rasio ROE melihat
kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan dana pemegang saham
untuk menghasilkan keuntungan semaksimal mungkin. Semakin tinggi
25
rasio ROE juga menunjukkan tingkat profitabilitas perusahaan semakin
baik (Budiman, 2018: 41).
Rumus ROE adalah sebagai berikut:
ROE =
x 100%
Menurut Siswoyo (2013: 50) carilah return on equity (ROE)
yang bagus dan stabil (minimal ROE lebih dari 20%, semakin besar
semakin bagus dan semakin layak untuk di koleksi).
5. Return Saham
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh
keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan
investasi disebut sebagai return. Suatu hal sangat wajar jika investor
menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah diinvestasikannya.
Return harapan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan
kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko penurunan
daya beli akibat adanya pengaruh inflasi (Tandelilin, 2010: 9 – 10).
Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return
harapan (expected return) dan return actual atau yang terjadi (realized
return). Return harapan merupakan tingkat return yang diantisipasi
investor di masa datang. Sedangkan return yang terjadi atau return actual
merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa lalu.
Ketika orang membeli aset finansial, keuntungan atau kerugian dari
investasi disebut return atas investasi (Tandelilin, 2010: 10).
Return atas investasi umumnya mempunyai dua komponen.
Pertama, tunai apa pun yang diterima ketika mempunyai investasi. Untuk
saham, pembayaran tunai dari perusahaan kepada pemegang saham adalah
dividen. Kedua, nilai aset yang dibeli mungkin berubah, yang berarti ada
capital gain atau juga dapat mengalami penurunan yang disebut capital
loss (Tandelilin, 2010: 51).
Return adalah hasil yang diperoleh dari investasi dapat berupa gain
(keuntungan) atau loss (kerugian). Capital gain atau keuntungan modal
adalah keuntungan yang diperoleh dari investasi, berupa selisih antara
26
harga jual dengan harga beli. Informasi mengenai return lebih sering
dinyatakan dalam persentase daripada dalam unit mata uang rupiah.
Dengan return persentase, perhitungan return tidak lagi tergantung pada
berapa banyak rupiah yang diinvestasikan (Sunaryo, 2019: 6)
Rumus return adalah sebagai berikut:
Return =
Keterangan:
: Harga saham per lembar pada akhir tahun t
: Harga saham per lembar awal tahun t
27
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Common Effect Fixed Effect Random Effect
Perubahan pada nilai pasar dan rasio profitabilitas merupakan cerminan
dari kinerja emiten saham yang diperhatikan oleh investor karena
perubahan tersebut dapat mempengaruhi keputusan investasi yang
tujuannya untuk mendapatkan return saham.
Variabel Independen:
PER (X1), PBV (X2), ROA
(X3) dan ROE (X4)
Variabel Dependen:
Return Saham Syariah (Y)
Uji Stasioneritas Data
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
2. Uji Autokorelasi
3. Uji Heterokedasitas
Uji Estimasi Model Data Panel
Uji Chow
Uji Kesesuaian Model Data Panel
Uji Hausman Uji LM
Uji Hipotesis
1. Uji t (Parsial)
2. Uji F (Simultan)
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Uji Koefisien Determinasi 𝐑𝟐
28
C. Keterkaitan Variabel Penelitian dan Hipotesis Penelitian
1. Price to Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham
Price to Earning ratio (PER) digunakan untuk mengukur
kelayakan harga saham dibandingkan dengan kemampuannya dalam
menghasilkan laba (Salim, 2010: 116). Bagi para investor semakin tinggi
price to earning ratio maka, pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan
mengalami kenaikan. Dengan begitu, price earning ratio (rasio harga
terhadap laba) adalah perbandingan antara market price per share (harga
pasar per lembar saham) dengan earning per share (laba per lembar
saham) (Fahmi, 2013: 53). Semakin rendah rasio PER menunjukkan harga
saham tersebut semakin murah. Murahnya harga saham akan semakin
banyak investor yang membeli saham tersebut dan akan menstimulasi
peningkatan return saham (Budiman, 2018: 47).
Penelitian yang dilakukan oleh Sodikin dan Wuldani (2016)
menemukan bahwa PER berpengaruh signifikan dan bernilai positif
terhadap return saham. Artinya, jika nilai PER meningkat satu poin maka
nilai return juga akan meningkat satu poin dan sebaliknya. Begitu pula,
dengan hasil penelitian oleh Akbar dan Herianingrum (2015) yang
menemukan bahwa PER berpengaruh signifikan dengan koefisien negatif
terhadap return saham. Jika, nilai PER menurun maka return saham akan
meningkat dan jika nilai PER meningkat maka return saham akan
menurun.
Bertolak belakang dengan hasil penelitian sebelumnya, penelitian
yang dilakukan oleh Mulya dan Turisna (2016) menemukan PER tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Begitu pula, dengan hasil
penelitian oleh Blongkod, dkk. (2018) yang menyatakan tidak ada
hubungan antara PER dengan return saham. Artinya, perubahan nilai PER
tidak berpengaruh pada perubahan nilai return saham.
Berdasarkan penelitian terdahulu maka, hipotesis dari penelitian ini
adalah:
: Price to earning ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham syariah.
29
: Price to earning ratio berpengaruh signifikan terhadap return
saham syariah.
2. Price to Book Value (PBV) terhadap Return Saham
Semakin rendah rasio PBV menunjukkan harga saham tersebut
semakin murah. Murahnya harga saham akan semakin banyak investor
yang membeli saham tersebut dan akan menstimulasi peningkatan return
saham (Budiman, 2018: 47).
Penelitian yang dilakukan oleh Akbar dan Heriniangrum (2015)
menemukan bahwa PBV berpengaruh signifikan terhadap return saham
dengan koefisien PBV bertanda positif. Artinya perubahan pada PBV
mampu mempengaruhi perubahan pada return saham dengan pengaruh
jika PBV meningkat satu poin maka return saham pun akan meningkat
satu poin serta sebaliknya. Hal ini sejalan dengan penelitian Dwikirana dan
Prasetiono (2016) yang menyatakan pula bahwa PBV berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
Namun, berbeda dengan hasil penelitan Laurens (2018) serta
Mulya dan Turisna (2016) yang menemukan bahwa PBV tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Artinya, nilai PBV tidak
dapat menjelaskan perubahan pada return saham.
Berdasarkan penelitian terdahulu maka, hipotesis dari penelitian ini
adalah:
: Price to book value tidak berpengaruh signifikan terhadap return
saham syariah.
: Price to earning ratio berpengaruh signifikan terhadap
return saham syariah.
3. Return on Assets (ROA) terhadap Return Saham
ROA dihitung dengan cara membandingkan laba bersih dengan
total aset perusahaan. Semakin tinggi rasio ROA menunjukkan semakin
tinggi pula tingkat profitabilitas perusahaan. Dengan kata lain, semakin
tinggi rasio ROA, maka semakin baik. Artinya perusahaan mampu
30
memanfaatkan aset – aset yang ada untuk menghasilkan keuntungan
setinggi – tingginya (Budiman, 2018: 40). Menurut Salim (2010: 117)
ROA digunakan untuk memberikan penilaian terhadap kinerja perusahaan
berkaitan dengan penglolaan aset – aset yang dimiliki. Semakin tinggi
nilai ROA dapat berarti perusahaan telah efisien dalam menciptakan laba
dengan cara mengolah dan mengelola semua aset yang dimilikinya.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Puspitadewi dan
Rahyuda (2016) menyatakan bahwa ROA memiliki pengaruh signifikan
dan berkoefisien positif terhadap return saham. Artinya, perubahan ROA
akan mempengaruhi perubahan pada return saham dengan peningkatan 1
poin ROA maka akan meningkatkan 1 poin return saham. Berbanding
terbalik dengan penelitian tersebut Blongkod, dkk. (2018) menemukan
bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Begitu
juga dengan hasil penelitian Supriantikasari dan Utami (2019) yang
menyatakan ROA tidak memiliki pengaruh terhadap perubahan return
saham.
Berdasarkan penelitian terdahulu maka, hipotesis dari penelitian ini
adalah:
: Return on assets tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham
syariah.
: Return on assets berpengaruh signifikan terhadap return saham
syariah.
4. Return on Equity terhadap Return Saham
Menurut Liembono (2015: 128) Return on equity (Pengembalian
Ekuitas) adalah rasio perbandingan antara laba bersih dengan modal. ROE
menggabarkan kemampuan perusahaan mengelola dana atau modal yang
di percayakan oleh pemegang saham. Budiman (2018: 41) rasio ROE
dihitung dengan cara membandingkan laba bersih dengan total ekuitas
perusahaan. Dengan kata lain, rasio ROE melihat kemampuan perusahaan
untuk memanfaatkan dana pemegang saham untuk menghasilkan
keuntungan semaksimal mungkin.
31
Penelitian yang dilakukan oleh Aryanti, Mawarda dan Andesta
(2016) ROE secara signifikan berpengaruh terhadap return saham dengan
koefisien negatif. Artinya, perubahan ROE dapat mempengaruhi
perubahan return saham dengan peningkatan pada ROE akan menurunkan
return saham dan sebaliknya jika ROE meningkat maka return saham
akan menurun. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Carlo (2014) yang menemukan bahwa ROE berpengaruh
signifikan dengan koefisien positif terhadap return saham. Artinya,
peruabahan ROE dapat mempengaruhi perubahan pada return saham
dengan peningkatan 1 poin pada ROE akan meningkatakan 1 poin return
saham dan sebaliknya.
Tetapi, penelitian oleh Tumonggor, dkk. (2017) menghasilkan
bahwa ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Saragih
(2018) juga menemukan bahwa ROE tidak memiliki pengaruh terhadap
return saham. Artinya, ROE tidak mampu menjelaskan perubahan return
saham.
: Return on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap return
saham syariah.
: Return on equity berpengaruh signifikan terhadap return saham
syariah.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu
pendekatan penelitian yang bersifat objektif dengan pengumpulan dan analisis
data yang berbentuk numerik atau angka. Tujuan dari penelitian kuantitatif
yaitu untuk mengembangkan dan menggunakan model matematis, teori dan
atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena yang diselidiki oleh peneliti
(Suryani dan Hendryadi, 2015: 109).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh antara
variabel independen (X) atau yang mempengaruhi dengan variabel dependen
(Y) atau yang dipengaruhi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
rasio nilai pasar dengan menggunakan price to earning ratio (PER) sebagai
X1, price to book value (PBV) sebagai X2, return on assets (ROA) sebagai
X3 dan return on equity sebagai X4. Sementara variabel dependen dalam
penelitian ini adalah return saham syariah sebagai Y. Data yang digunakan
adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan
perusahaan terkait, website resmi Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa
Keuangan serta situs daring lainnya untuk pengumpulan data. Kemudian data
akan diuji menggunakan uji analisis data panel. Dalam penelitian ini alat bantu
analisis berupa program Eviews 10. Menurut Nuryanto dan Pambuko (2018: 3)
program Eviews adalah sebuah program aplikasi yang mampu menganalisis
ekonometrika secara lengkap. Kemampuan Eviews ini meliputi analisis dan
evaluasi analisis data saintifik, analisa keuangan, peramalan mikro/makro
ekonomi, simulasi, dan analisis biaya dan peramalannya.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Suryani dan Hendryadi (2015: 190) menyatakan bahwa populasi
adalah sekelompok orang, kejadian atau benda yang memiliki karakteristik
tertentu dan dijadikan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah
saham sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2015 hingga 2018.
33
Sampel adalah subkelompok atau sebagian dari populasi (Widodo,
2015: 69 - 70), dengan mengambil sampel peneliti ingin menarik kesimpulan
yang akan digeneralisasi terhadap populasi. Metode pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan (purposive sampling) yang di dasarkan pada karakteristik atau
ciri – ciri tertentu. Karakteristik yang digunakan dalam penentuan sampel
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1
Karakteristik Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah
Observasi
1. Saham sektor Infrastrukur, Utilitas dan
Transportasi terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2015 – 2018.
72
2. Saham sektor Infrastruktur, Utilitas dan
Transportasi yang terdaftar pada Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode
2015 – 2018.
50
3. Saham sektor Infrastruktur, Utilitas dan
Transportasi yang konsisten terdaftar pada
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
selama periode penelitian 2015 – 2018.
21
4. Saham sektor Infrastruktur, Utilitas dan
Transportasi yang mempublikasikan
laporan tahunan periode Januari 2015 –
Desember 2018.
21
5. Saham sektor infrastruktur, utilitas dan
transportasi yang memiliki kelengkapan
data terkait dengan penelitian.
20
Sampel Penelitian 20
Sumber:Bursa Efek Indonesia dan Indo Premier, data diolah.
34
Berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan maka terdapat 20
saham syariah sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi periode 2015 –
2018 yang digunakan sebagai sampel penelitian.
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
C. Metode Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,
sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk
publikasi. Data sekunder penelitian ini diambil dari hasil publikasi laporan
tahunan Bursa Efek Indonesi (BEI), laporan tahunan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan laporan fundamental saham Indo Premier Sekuritas.
No Nama Perusahaan Kode
Saham No Nama Perusahaan
Kode
Saham
1. PT. Leyand
International Tbk
LAPD 11. PT. Indonesia
Transport &
Infrastructure Tbk
IATA
2. PT. Perusahaan Gas
Negara Tbk
PGAS 12. PT. Eka Sari Lorena
Transport Tbk
LRNA
3. PT. Rukun Raharja
Tbk
RAJA 13. PT. Mitrabahtera
Segara Sejati Tbk
MBSS
4. PT. Nusantara
Infrastructure Tbk
META 14. PT. Mitra
International
Resources Tbk
MIRA
5. PT. Indosat Tbk ISAT 15. PT. Pelayaran Nelly
Dwi Putri Tbk
NELY
6. PT. Telekomunikasi
Indonesia (Persero)
Tbk
TLKM 16. PT. Indo Straits Tbk PTIS
7. PT. Blue Bird Tbk BIRD 17. PT. Rig Tenders
Indonesia Tbk
RIGS
8. PT. Capitol Nusantara
Indonesia Tbk
CANI 18. PT. Samudera
Indonesai Tbk
SMDR
9. PT. Garuda Indonesia
(Persero) Tbk
GIAA 19. PT. Wins Finance
Holdings Inc
WINS
10. PT. Humpus
Intermoda
Transportasi Tbk
HITS 20. PT. Inti Bangun
Sejahtera Tbk
IBST
Sumber: Bursa Efek Indonesia, data diolah.
35
Pada penelitian ini, pengumpulan data menurut waktu
pengumpulannya adalah dengan menggunakan data panel. Data panel adalah
data gabungan time series dan cross - section. Data time series adalah data
yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk memberikan gambaran tentang
perkembangan suatu kegiatan selama periode spesifik yang diamati sedangkan
data cross – section adalah data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu
(at a point of a time) yang dapat menggambarkan keadaan/kegiatan pada
waktu tersebut (Suryani dan Hendryadi, 2015: 171 - 172).
Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian (Widodo, 2017: 72). Pada penelitian ini,
pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan:
1. Field Research
Field research atau studi lapangan dengan melakukan penelusuran
dokumen – dokumen terkait penelitian. Dokumen pada penelitian ini
meliputi laporan keuangan dan laporan tahunan yang dipublikasikan oleh
saham perusahan sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi periode
2015 – 2018; laporan tahunan Bursa Efek Indonesia periode 2015 – 2018;
laporan tahunan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2015 – 2018 serta
laporan fundamental saham Indo Premier Sekuritas.
2. Library Research
Library research atau studi pustaka adalah kegiatan mempelajari,
mendalami dan mengutip teori – teori atau konsep – konsep dari sejumlah
literatur baik buku, jurnal, majalah, koran atau karya tulis lainnya yang
relevan dengan topik, fokus atau variabel penelitian yang dapat diperoleh
melalui perpustakaan kampus serta perpustakaan nasional.
3. Internet Research
Untuk menunjang pengumpulan data, pada penelitian ini
menggunakan bantuan internet untuk mengakses website resmi Bursa
Efek Indonesia (BEI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta portal berita
online guna memperoleh informasi data yang dibutuhkan.
36
D. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah kegiatan pengukuran variabel
penelitian dilihat berdasarkan ciri – ciri spesifik yang tercermin dalam dimensi
– dimensi atau indikator – indikator variabel penelitian (Widodo, 2017: 82).
Variabel dalam penelitian ini terbagi antara variabel independen dan variabel
dependen.
a. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel stimulus
atau variabel yang mempengaruhi variabel lain, biasanya dinotasikan
dengan simbol X (Suryani dan Hendryadi, 2015: 90). Variabel independen
dalam penelitian ini adalah:
1) Price to Earning Ratio (PER) – (X1)
2) Price to Book Value (PBV) – (X2)
3) Return on Assets (ROA) – (X3)
4) Return on Equity (ROE) – (X4
b. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang
memberikan reaksi atau respons jika dihubungkan dengan variabel bebas,
biasa dinotasikan dengan Y (Suryani dan Hendrayadi, 2015: 91).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah:
1) Return saham – ( Y )
37
Tabel 3.3
Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi
Variabel
Formula
Pengukuran Sumber
Price to
Earning Ratio
(PER)
X1
Rasio untuk
melihat harga
saham relative
terhadap
earning yang
diperoleh.
PER =
Hidayat, 2010.
Price to Book
Value (PBV)
X2
Mengukur
kinerja harga
pasar saham
terhadap nilai
bukunya.
PBV =
Hidayat, 2010.
Return on
Assets (ROA)
X3
Mengukur
tingkat
pengembalian
dari bisnis atas
seluruh aset
yang ada.
ROA =
Siswoyo, 2013.
Return on
Equity (ROE)
X4
Mengukur
tingkat
pengembalian
dari bisnis atas
seluruh modal
yang ada.
ROE =
X100% Siswoyo, 2013.
Return Saham
Y
Tingkat
keuntungan atau
kerugian dari
investasi.
Return =
Tandelilin, 2010.
Sumber: Buku – buku terkait, data diolah.
38
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah cara – cara yang digunakan untuk
menganalisis data penelitian. Salah satu metode analisis data yang dapat
diandalkan dalam penelitian adalah formula statistik. Pada penelitian ini
menggunakan statistik inferensial. Statistik inferensial digunakan untuk
menguji hipotesis dan membangun generalisasi penelitian. Statistik inferensial
adalah teknik analisis data yang digunakan untuk menentukan sejauh mana
kesamaan antara hasil perolehan dari suatu sampel dengan hasil yang akan
didapat pada populasi secara keseluruhan. Jadi statistik inferensial membantu
peneliti untuk mencari tahu apakah hasil yang diperoleh dari suatu sampel
dapat digeneralisasi pada populasi (Creswell, 2008 dalam Widodo, 2017: 76 –
77).
Statistik inferensial digolongkan menjadi dua yaitu statistika
parametrik dan statistik non parametrik. Penelitian ini menggunakan statistik
inferensial parametrik yaitu didasarkan pada asumsi bahwa data yang diambil
mempunyai distribusi normal dan jenis data yang digunakan interval atau
rasio. Data interval dan rasio dinamakan skala pengukuran kuantitatif karena
karakteristiknya dapat diekspresikan dalam numerik (seperti tinggi, berat,
biaya, dan pendapatan).
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Uji Stasioneritas
Proses yang bersifat random atau stokastik merupakan kumpulan
dari variabel random atau stokastik dalam urutan waktu. Setiap data time
series yang kita punyai merupakan suatu data dari hasil proses stokastik.
Suatu data hasil proses random dikatakan stasioner jika memenuhi tiga
kriteria yaitu jika rata – rata dan variannya konstan sepanjang waktu dan
kovarian antar dua data runtut waktu hanya tergantung dari kelambanan
antara dua periode waktu tersebut. Dengan kata lain, data time series
dikatakan stasioner jika rata – rata, varian dan kovarian pada setiap lag
adalah sama pada setiap waktu. Jika data time series tidak memenuhi
kriteria tersebut maka data dikatakan tidak stasioner.
39
Dengan kata lain data time series tidak stasioner jika rata – ratanya
maupun variannya tidak konstan, berubah – ubah sepanjang waktu (time
varying mean and variance) (Widarjono, 2013: 306 – 307).
Terdapat beberapa uji untuk mendeteksi stasioneritas data yaitu: (1)
Correlogram, (2) Uji Akar Unit Dickey Fuller, (3) Uji Akar Unit
Augmented Dickey Fuller (ADF), dan (4) Uji Philips – Peron. Dalam
penelitian ini, akan menggunakan Uji Akar Unit Augmented Dickey Fuller
(ADF). Dengan bentuk hipotesis:
: Data tidak stasioner
: Data Stasioner
Kriteria pengujian:
a. Jika probabilitas > 0.05, maka diterima.
b. Jika probabilitas < 0.05, maka diterima.
2. Uji Asumsi Klasik
Dalam menggunakan statistik inferensial parametrik, ada
persyaratan analisis yang harus dipenuhi, yang lazim disebut uji asumsi
klasik. Uji asumsi klasik adalah uji statistik yang dipersyaratkan untuk
penggunaan statistik inferensial parametrik (Widodo, 2017: 77). Beberapa
uji persyaratan analisis atau asumsi klasik yang sering digunakan adalah:
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas (independen).
Dalam model regresi yang baik tidak terjadi korelasi antara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel
– variabel tidak orthogonal, artinya variabel independen yang nilai
korelasi antar sesama variabel indepeden sama dengan nol. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi
dapat dilihat dari hal – hal berikut:
40
1) Nilai yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiri
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel – variabel
independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel
dependen.
2) Menganalisis matrik korelasi variabel – variabel independen. Jika
antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolinearitas. Multikolineartias dapat disebabkan karena
adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
Multikolinearitas juga dapat dilihat dari (1) nilai tolerance, dan
lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana, setiap
variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres
terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut off yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah
nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti
harus menentukan tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir.
Sebagai missal tolerance = 0.10 sama dengan tingkat kolinearitas
0.95. Walaupun multikolinearitas dapat dideteksi dengan nilai
tolerance dan VIF, tetapi masih tetap tidak mengetahui variabel –
variabel independen mana sajakah yang saling berkorelasi.
b. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan dimana variabel gangguan pada
periode tertentu berkorelasi dengan variabel gangguan, dengan kata
lain variabel gangguan tidak random. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.
41
Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke
observasi lainnya.
Autokorelasi pada umumnya lebih sering terjadi pada data
deretan waktu (time series) walaupun dapat terjadi pada data cross
section. Dalam data time series, observasi diurutkan menurut urutan
waktu secara kronologis. Maka dari itu besar kemungkinan akan
terjadi interkorelasia antara observasi yang berurutan, khususnya kalau
interval antara dua observasi sangat pendek. Jika terjadi autokorelasi
maka sama dengan kasus heterokedasitas, yaitu penaksir OLS tidak
bias dan konsisten tetapi penaksir tadi tidak lagi efisien, baik dalam
sampel kecil maupun besar (not BLUE, but LUE). Untuk mendeteksi
terjadinya autokorelasi dilakukan melalui dua metode yaitu:
1) Uji Durbin – Watson
Uji Durbin – Watson dilakukan dengan membandingkan
Nilai Durbin – Watson daeri estimasi OLS dengan table Durbin
Watson ( dan ) dengan kriteria jika < nilai DW < 4 -
maka tidak terjadi autokorelasi.
2) Uji Breusch – Godfrey (BG)
Nama lain uji BG ini adalah uji lagrange multiplier (LM)
atau pengganda lagrange.
Untuk melihat apakah terdapat masalah autokorelasi pada
model regresi, dapat dilihat dari kriteria pengujian:
a) Jika nilai prob. Chi – Squares > 0.05, maka tidak
terdapat masalah autokorelasi.
b) Jika nilai prob. Chi – Squares < 0.05, maka terdapat
masalah autokorelasi
c. Uji Heterokedasitas
Heterokedasitas muncul apabila residual dari model yang
diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke
observasi lainnya. Konsekuensi estimasi OLS jika terjadi
heterokedasitas adalah penaksir OLS tetap tidak bias dan konsisten
42
tetapi penaksir tadi tidak lagi efisien karena variansnya tidak lagi
minimum (not BLUE, but LUE).
Masalah ini sering terjadi pada jenis data yang bersifat cross –
section dibandingkan dengan data time series. Salah satu cara yang
dapat digunakan untuk menguji ada tidaknya heterokedasitas dalam
suatu varians error terms suatu model regresi adalah 1) Metode grafik,
2) Uji Park, 3) Uji Glejser, 4) Uji Korelasi Spearman, 5) Uji Golfeld –
Quandt, 6) Uji Bruesch-Pagan-Godfrey, dan 7) Uji White.
Pada penelitian menggunakan Uji White untuk menguji ada
atau tidaknya heterokedasitas pada data penelitian. Maka dari itu,
untuk melihat apakah terdapat masalah heterokedasitas pada model
regresi, dapat dilihat dari hasil Uji White dengan kriteria pengujian:
a. Jika nilai prob. Chi – Squares > 0.05, maka tidak terdapat
masalah heterokedasitas.
b. Jika nilai prob. Chi – Squares < 0.05, maka terdapat
masalah heterokedasitas.
3. Estimasi Model Data Panel
Data panel adalah penggabungan antara data cross – section dan
data time series. Metode panel memiliki tujuan untuk memperoleh suatu
hasil estimasi yang lebih baik dengan terjadinya suatu peningkatan jumlah
observasi yang berimplikasikan terhadap peningkatan derajat kebebasan
(degree of freedom). Menurut Juliandi, dkk. (2014), data panel ini dapat
diolah jika memiliki kriteria (t > 1) dan (n > 1), yaitu periode observasi
lebih dari satu dan jumlah objek observasi lebih dari satu (Nuryanto, dkk.
2018: 84 - 85).
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan
data panel. Pertama, data panel yang merupakan gabungan dua data time
series dan cross section mampu menyediakan data yang lebih banyak
sehingga akan menghasilkan degree of freedom yang lebih besar. Kedua,
yang menggabungkan informasi dari data time series dan cross section
43
dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah penghilangan
variabel (omitted – variabel).
Model regresi data panel dalam penelitian ini adalah:
Keterangan:
Y = Return saham
= Dividend Yield
= Earning per Share
= Price to Earning Ratio
= Price to Book Value
i = Jenis perusahaan
t = Waktu
Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk mengestimasi
model regresi dengan data panel:
a. Model Common Effect
Teknik yang paling sederhana untuk mengestimasi data panel
adalah dengan mengkombinasikan data time series dan cross section
dengan menggunakan metode OLS (estimasi common effect). Dalam
pendeketan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu.
Diasumsikan data perilaku antar individu sama dengan kurun waktu.
b. Model Fixed Effect
Model yang dapat menunjukkan perbedaan konstanta antar
objek, meskipun dengan koefisien regresi yang sama. Model ini yang
kemudian kita kenal dengan regresi Fixed effect (efek tetap). Asumsi
dalam metode ini terdapat perbedaaan intersep antar objek namun
intersep antar waktu adalah sama. Metode ini juga mengasumsikan
bahwa slop-nya sama antar objek maupun antar waktunya, maka
ditambahkan generalisasi secara umum sering dilakukan adalah dengan
memasukkan variabel boneka (dummy variable) untuk mengizinkan
terjadinya perbedaan nilai parameter yang berbeda – beda baik lintas
unit cross section maupun antar waktu.
44
c. Model Random Effect
Di dalam mengestimasikan data panel dengan fixed affects
melalui teknik variabel dummy menunjukkan ketidakpastian model
yang kita gunakan dan itulah kelemahannya. Untuk mengatasi masalah
ini kita bisa menggunakan variabel residual yang dikenal sebagai
metode Random Effects. Di dalam model ini kita akan memilih
estimasi data panel dimana residual mungkin saling berhubungan antar
waktu dan antar individu. Dalam metode ini, suatu perbedaan intersep
antar objek dan antar waktu yang mungkin tejadi akan dimasukkan
kedalam error pada suatu model OLS, sehingga model akan efisien.
Parameter – parameter yang berbeda antar objek maupun antar waktu
juga akan dimasukkan ke dalam error. Karena hasil ini, model efek
acak sering juga disebut model komponen error (error component
model).
4. Uji Kesesuain Model Data Panel
Uji kesesuaian model akan dilakukan dengan tiga tingkat
pengujian, yaitu:
a. Uji Chow
Uji Chow dilakukan sebagai suatu pengujian statistic dengan
prosedur sebagai berikut:
1) Menyusun persamaan dengan Pooled Least Square (Common
Effect Model).
2) Menyusun persamaan dengan Fixed Effect Model.
3) Memilih antara Pooled Least Square dan Fixed Effect Model
dengan cara Chow Test berdasarkan hipotesa sebagai berikut:
= Pooled Least Square (Common Effect Model) (intersep sama)
= Fixed Effect (intersep berbeda)
Keputusan diambil berdasarkan pemenuhan pada salah satu
pernyataan dibawah ini:
a) Menerima jika Uji – F nilai probabilitasnya > alpha 5% (0.05)
b) Menerima jika Uji – F nilai probabilitasnya < alpha 5% (0.05).
45
b. Uji Hausman
Uji Hausman dilakukan apabila hasil pengujian pada chow test
menerima , yaitu model fixed affect yang kemudian akan
dibandingkan dengan model random effect melalui prosedur sebagai
berikut:
= Random effect model
= Fixed effect model
Keputusan diambil berdasarkan pemenuhan pada salah satu
pernyataan dibawah ini:
a) Menerima bila uji hausman nilai probabilitasnya > alpha 5%
(0.05).
b) Menerima bila uji hausman nilai probabilitasnya < alpha 5%
(0.05).
c. LM Test (Lagrange Multiplier)
LM test dilakukan sebagai suatu pengujian statistik dengan
prosedur:
1) Menyusun persamaan dengan pooled least square (common effect
model)
2) Menyusun persamaan dengan random effect model
3) Memilih antar pooled least square dengan random effect
Model dengan LM test berdasarkan hipotesis sebagai berikut:
= Pooled leasts square (intersep sama)
= Random effect (intersep berbeda)
Keputusan diambil berdasarkan pemenuhan pada salah satu
pernyataan dibawah ini:
a. Menerima jika prob. Chi Square > alpha 5% (0.05).
b. Menerima jika prob. Chi Square < alpha 5% (0.05).
46
5. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan pembuktian atas dugaan sementara
yang diajukan dalam penelitian dengan menggunakan formula atau rumus
statistik.
a. Uji – F (Uji Simultan)
Uji simultan adalah uji semua variabel bebas secara
keseluruhan dan bersamaan di dalam suatu model. Uji ini dilakukan
untuk melihat apakah variabel independen secara keseluruhan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Bila hasil uji
simultannya adalah signifikan, maka dapat dikatakan bahwa hubungan
yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Hipotesis statistik yang
digunakan adalah:
: 1 = 2 = 3 = 0, berarti variabel independen secara bersama –
sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
: 1 2 3 = 0, berarti variabel independen secara bersama –
sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Dalam
memutuskan suatu hipotesis diterima atau tidak, ada ketentuan yang
harus dipenuhi: diterima bila < atau nilai probability
> ( ) 5%. ditolak bila: > atau nilai probability < ( )
5%.
b. Uji – t (Uji Parsial)
Uji signifikansi secara parsial digunakan untuk melihat
pengaruh tiap – tiap variabel independen secara sendiri – sendiri
terhadap variabel dependennya. Dalam regresi linier berganda, hal ini
perlu dilakukan karena tiap – tiap variabel independen memberi
pengaruh yang berbeda dalam model. Hipotesis statistik yang
digunakan adalah:
: Berarti secara sendiri – sendiri (parsial) variabel independen
berpengaruh tidak signifikan terhdaap variabel dependen.
: Berarti secara sendiri – sendiri (parsial) variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
47
Dalam memutuskan suatu hipotesis diterima atau tidak, ada
ketentuan yang harus dipenuhi: diterima bila: < atau
nilai probability > ( ) 5%. ditolak bila: > atau nilai
probability < ( ) 5%.
6. Uji Koefisien Determinasi
Nilai koefisien determinasi merupakan suatu ukuran yang
menunjukkan besar sumbangan dari variabel penjelas terhadap variabel
respon. Dengan kata lain, koefisien determinasi merupakan ragam (variasi)
naik turunnya Y yang diterangkan oleh pengaruh linier X (berapa bagian
keragaman dalam variabel Y yang dapat dijelaskan oleh beragamnya nilai
– nilai variabel X). Bila nilai koefisien determinasi sama dengan satu,
berarti garis regresi yang terbentuk cocok secara sempurna dengan nilai –
nilai observasi yang diperoleh. Dalam hal nilai koefisien determinasi sama
dengan satu berarti ragam naik turunya Y seluruhnya disebabkan oleh X.
Dengan demikian, bilai nilai X diketahui, nilai Y dapat diramalkan secara
sempurna (Siagian dan Sugiarto, 2006: 259).
Jadi, kegunaan koefisien determinasi adalah:
1. Sebagai suatu ukuran ketepatan atau kecocokan garis regresi yang
dibentuk dari hasil pendugaan terhadap sekelompok data hasil
observasi. Makin besar nilai semakin bagus garis regresi yang
terbentuk. Sebaliknya semakin kecil nilai makin tidak tepat garis
regresi tersebut dalam mewakili data hasil observasi.
2. Mengukur besar proporsi (persentase) dari jumlah ragam Y yang
diterangkan oleh model regresi atau untuk mengukur besar sumbangan
variabel penjelas X terhadap ragam variabel respon Y.
Dalam analisis regresi yang melibatkan dua variabel X dan Y
(regresi linier sederhana), koefisien determinasi mengukur tingkat
ketepatan atu kecocokan regresi linier sederhana, yang menyatakan
proporsi atau persentase sumbangan variabel X terhadap variasi (naik
turunnya) variabel Y. Dalam analisis regresi berganda, koefisien
determinasi mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel
48
penjelas yang masuk ke dalam model terhadap variasi naik turunnya
variabel Y secara bersamaan.
Semakin dekat nilai ke nilai 1, makin tepat (cocok) garis regresi
yang terbentuk untuk meramalkan Y. Meskipun demikian, perlu
diperhatikan bahwa dengan bertambahnya banyaknya variabel penjelas,
maka nilai selalu meningkat. Untuk itu pemakaian koefisien
determinasi perlu berhati – hati. Hal ini karena variabel penjelas yang
ditambahkan kadangkala tidak memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap Y, sehingga dalam banyak kasus penggunaan yang disesuakan
( adjusted dilambangkan dengan ) lebih tepat. Dengan adanya
koreksi dalam nilai yang disesuaikan, maka nilainya tidak akan selalu
naik bilamana ditambahkan variabel penjelas. Besarnya yang
disesuaikan diperoleh rumus
(
)
n adalah banyak data dan k adalah banyaknya variabel penjelas
= 0 berarti tidak ada hubungan X dan Y, atau model regresi yang
terbentuk tidak dapat meramalkan Y.
= 1 berarti garis regresi yang terbentuk dapat meramalkan Y secara
sempurna.
49
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif
Populasi dalam penelitian ini adalah saham sektor Infrastruktur,
Utilitas dan Transportasi yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Dengan
metode purposive sampling dalam menentukan sampel penelitian
digunakanlah sebanyak 20 sampel saham syariah sektor Infrastruktur, Utilitas
dan Transportasi untuk pengolahan data. Ketentuan dalam menentukan sampel
yaitu saham sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi yang terdaftar pada
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2015 hingga 2018, saham
sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi yang konsisten terdaftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) selama periode penelitian, saham
sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi yang mempublikasikan laporan
tahunan 2015, 2016, 2017 dan 2018 serta Saham sektor infrastruktur, utilitas
dan transportasi yang memiliki kelengkapan data terkait dengan penelitian.
Hingga akhirnya, ditetapkanlah 20 sampel saham syariah sektor Infrastruktur,
Utilitas dan Transportasi yang sesuai dengan kriteria yang disebutkan dan
digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.1
Sampel Penelitian
No Nama
Perusahaan
Kode
Saham
No Nama Perusahaan Kode
Saham
1. PT. Leyand
International Tbk
LAPD 11. PT. Indonesia
Transport &
Infrastructure Tbk
IATA
2. PT. Perusahaan
Gas Negara Tbk
PGAS 12. PT. Eka Sari
Lorena Transport
Tbk
LRNA
3. PT. Rukun Raharja
Tbk
RAJA 13. PT. Mitrabahtera
Segara Sejati Tbk
MBSS
4. PT. Nusantara
Infrastructure Tbk
META 14. PT. Mitra
International
Resources Tbk
MIRA
5. PT. Indosat Tbk ISAT 15. PT. Pelayaran
Nelly Dwi Putri
NELY
50
Tbk
6. PT.
Telekomunikasi
Indonesia (Persero)
Tbk
TLKM 16. PT. Indo Straits
Tbk
PTIS
7. PT. Blue Bird Tbk BIRD 17. PT. Rig Tenders
Indonesia Tbk
RIGS
8. PT. Capitol
Nusantara
Indonesia Tbk
CANI 18. PT. Samudera
Indonesai Tbk
SMDR
9. PT. Garuda
Indonesia (Persero)
Tbk
GIAA 19. PT. Wins Finance
Holdings Inc
WINS
10. PT. Humpus
Intermoda
Transportasi Tbk
HITS 20. PT. Inti Bangun
Sejahtera Tbk
IBST
1. Perkembangan Price to Earning Ratio (PER)
Price to Earning Ratio digunakan untuk mengukur kelayakan
harga saham dibandingkan dengan kemampuannya dalam menghasilkan
laba. Harga suatu saham dapat terlihat mahal atau murah apabila harga
pasar sahamnya dibandingkan dengan laba bersih per sahamnya. Suatu
saham dapat dikatakan mahal jika hanya dilihat harga pasar sahamnya saja
namun, jika dibandingkan dengan laba bersih per sahamnya bisa saja harga
saham tersebut ternyata murah. Dan sebaliknya, ada harga saham di pasar
yang terlihat murah tetapi jika dibandingkan dengan laba bersih per
sahamnya, saham tersebut adalah mahal.
Sumber: Bursa Efek Indonesia, data diolah.
51
Grafik 4.1
Perkembangan Price to Earning Ratio (PER) Sektor
Infrastrukutur, Utilitas dan Transportasi pada Indeks Saham
Syariah (ISSI) Periode 2015 – 2018
Perkembangan price to earning ratio (PER) pada sektor
Infrastrukur, Utilitas dan Transportasi terdaftar Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) periode 2015 hingga 2018 yang diperlihatkan pada Grafik
4.1 menunjukkan bahwa nilai PER pada masing – masing perusahaan
memiliki pergerakan yang berbeda. Terdapat 7 perusahaan yang memiliki
nilai PER positif yaitu perusahaan dengan kode saham PGAS, RAJA,
META, TLKM, BIRD, HITS, NELY, SMDR dan IBST. Namun, adapula
perusahaan yang memiliki nilai tidak stabil dan cenderung negatif
sejumlah 11 perusahaan dengan kode saham LAPD, ISAT, CANI, GIAA,
IATA, LRNA, MBSS, MIRA, PTIS, RIGS dan WINS.
Pada periode 2015 nilai PER tertinggi terdapat pada saham
perusahaan PT. Humpuss Intermoda Transportasi Tbk atau dengan kode
saham HITS sebesar 121.95x sedangkan nilai PER terendah terdapat pada
-50
0
50
100
150
200LA
PD
PG
AS
RA
JA
MET
A
ISA
T
TLK
M
BIR
D
CA
NI
GIA
A
HIT
S
IATA
LRN
A
MB
SS
MIR
A
NEL
Y
PTI
S
RIG
S
SMD
R
WIN
S
IBST
Price to Earning Ratio
2015 2016 2017 2018
Sumber: indopremier.com, data diolah
52
saham perusahaan PT. Eka Sari Lorena Transport atau dengan kode saham
LRNA sebesar -25.79x.
Pada periode 2016 nilai PER tertinggi adalah sebesar 155.24x yang
kembali dihasilkan oleh kode saham HITS. Nilai PER terendah terdapat
pada kode saham CANI atau PT. Capitol Nusantara Indonesia Tbk
sebesar -32.95x.
Pada periode 2017 kode saham META atau dengan perusahaan PT.
Nusantara Infrastructure Tbk memiliki nilai PER tertinggi sebesar 84,71x
sedangkan, kode saham PTIS yaitu PT. Indo Straits Tbk memiliki nilai
PER terendah sebesar -11.54x.
Pada periode 2018 nilai PER tertinggi dihasilkan oleh kode saham
PTIS sebesar 101.91x dan nilai PER terendah terdapat pada saham CANI
sebesar -6.39x.
Dapat disimpulkan, saham HITS yaitu memiliki rata – rata nilai
pertumbuhan positif dalam periode penelitian sedangkan, kode saham
CANI memiliki rata – rata nilai negatif dalam periode penelitian.
2. Perkembangan Price to Book Value (PBV)
Price to book value (PBV) digunakan untuk mengukur kinerja
harga saham terhadap nilai bukunya. Nilai PBV dikatakan mahal atau
murah jika dibandingkan antara harga saham di pasar dengan nilai
bukunya. Harga suatu saham di pasar dapat terlihat mahal namun ketika
dibandingkan dengan nilai bukunya ternyata harga saham tersebut adalah
murah karena harga saham di pasar lebih tinggi daripada nilai bukunya.
Sebaliknya pula, bila ada harga saham di pasar yang murah tetapi saat
dibandingkan dengan nilai bukunya ternyata harga saham tersebut adalah
mahal karena nilai harga saham di pasar lebih rendah jika dibandingkan
dengan nilai bukunya.
53
Grafik 4.2
Perkembangan Price to Book Value (PBV) Sektor
Infrastrukutur, Utilitas dan Transportasi pada Indeks Saham
Syariah (ISSI) Periode 2015 – 2018
Grafik 4.2 menunjukkan perkambangan nilai price to book value
(PBV) pada sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi yang terdaftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2015 hingga 2018. Pada
grafik di atas perkembangan PBV rata – rata berada pada nilai 0. Di tahun
2015, PBV tertinggi terdapat pada saham dengan kode HITS yaitu PT.
Humpus Intermoda Transportasi Tbk sebesar 18.73x sedangkan nilai
terendah terdapat pada kode saham RIGS yaitu PT. Rigs Tenders
Indonesia Tbk sebesar 0.08x.
Di tahun 2016, kembali perusahaan dengan kode saham HITS
mencetak nilai PBV tertinggi sebesar 11.62x dan nilai PBV terendah
adalah kode saham CANI yaitu PT. Capitol Nusantara Indonesia Tbk
sebesar -180.21x.
Di tahun 2017, untuk ketiga kalinya kode saham HITS
menghasilkan nilai PBV tertinggi sebesar 9.22x dan nilai PBV terendah
dihasilkan oleh saham CANI sebesar -2.84x.
-250
-200
-150
-100
-50
0
50
100
150
200
250
300
LAP
D
PG
AS
RA
JA
MET
A
ISA
T
TLK
M
BIR
D
CA
NI
GIA
A
HIT
S
IATA
LRN
A
MB
SS
MIR
A
NEL
Y
PTI
S
RIG
S
SMD
R
WIN
S
IBST
Price to Book Value
2015 2016 2017 2018
Sumber: indopremier.com, data diolah
54
Di tahun 2018, PT. Leyand International Tbk dengan kode saham
LAPD memiliki nilai PBV tertinggi sebesar 265.1x dan nilai PBV
terendah kembali di hasilkan oleh kode saham CANI sebesar -1.53x.
Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa saham HITS
menghasilkan nilai PBV yang positif walaupun cenderung menurun di
setiap periodenya dan saham CANI menghasilkan rata – rata nilai PBV
yang negatif dan fluktuatif.
3. Perkembangan Return on Assets (ROA)
ROA digunakan untuk mengukur laba bersih dibandingkan dengan
total aset perusahaan. ROA yang tinggi menandakan bahwa perusahaan
mampu memanfaatkan aset – aset yang dimilikinya untuk menghasilkan
keuntungan atau laba setinggi – tingginya. Sebaliknya, perusahaan dengan
ROA yang kecil atau rendah dinilai belum mampu untuk memanfaatkan
aset perusahaannya dengan baik untuk menghasilkan laba.
Investor akan lebih tertarik pada saham yang memiliki rasio ROA
yang tinggi karena menandankan bahwa emiten saham tersebut dapat
memberikan return atau keuntungan yang tinggi akibat dari efektivitas dan
efisiensi pemanfaatan aset – aset perusahaan. Sedangkan, rasio ROA yang
rendah menandakan bahwa perusahaan belum secara maksimal
menggunakan aset perusahaan yang ada untuk menghasilkan keuntungan
yang akan berdampak pada return yang diterima oleh investor sehingga
investor akan cenderung menghindari saham dengan ROA yang rendah.
55
Grafik 4.3
Perkembangan Return on Assets pada Sektor Infrastrukur, Utilitas
dan Transportasi pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Periode 2015 – 2018
Grafik 4.3 menampakkan perkembangan return on assets pada
sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi terdaftar Indeks Saham
Syariah Indonesia periode 2015 hinga 2018. Dari grafik tersebut terlihat
bahwa hanya terdapat 8 saham yang memiliki nilai ROA yang selalu
positif pada periode penelitian walaupun bersifat fluktuatif, saham tersebut
adalah PGAS, RAJA, TLKM, BIRD, HITS, NELY, SMDR dan IBST.
Terdapat juga 7 saham yang mengalami ROA negatif selama periode 2015
hingga 2018 yaitu LAPD, CANI, IATA, MBSS, MIRA, PTIS dan WINS.
Sedangkan, 5 saham lainnya yaitu META, ISAT, GIAA, LRNA dan RIGS
memiliki ROA yang tidak stabil.
Di tahun 2015, kode saham BIRD atau PT. Blue Bird Tbk
menghasilkan nilai ROA yang tinggi dibandingkan dengan saham lainnya
yaitu sebesar 11.52%. Dan, saham PTIS yaitu PT. Indo Straits Tbk
menghasilkan ROA terendah dengan hanya sebesar -21.81%.
-100
-80
-60
-40
-20
0
20
40
LAP
D
PG
AS
RA
JA
MET
A
ISA
T
TLK
M
BIR
D
CA
NI
GIA
A
HIT
S
IATA
LRN
A
MB
SS
MIR
A
NEL
Y
PTI
S
RIG
S
SMD
R
WIN
S
IBST
Return on Assets
2015 2016 2017 2018
Sumber: indopremier.com, data diolah
56
Di tahun 2016, nilai ROA tertinggi berada pada saham TLKM
yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia sebesar 10.77% dan ROA terendah
dihasilkan oleh saham PTIS dengan -16.56%.
Di tahun 2017, saham LRNA yaitu PT. Eka Sari Lorena Tbk
menghasilkan nilai ROA tertinggi sebesar 14.97% sedangkan nilai ROA
terendah dihasilkan oleh saham LAPD yaitu PT. Leyand International Tbk
dengan -8.22%.
Di tahun 2018, saham NELY yaitu PT. Pelayaran Nely Dwi Putri
Tbk memiliki ROA sebesar 11.11% yang merupakan nilai tertinggi dari
saham lainnya sedangkan, LAPD memiliki ROA sebesar -87.98% yang
merupakan ROA terendah dalam tahun tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa, saham dengan kode TLKM dan BIRD
memiliki nilai ROA yang positif dan cenderung menghasilkan ROA yang
tinggi dibandingkan dengan saham lainnya selama periode penelitian.
Sedangkan, saham LAPD memiliki ROA yang rendah dan negatif dari
keseluruhan sampel dalam periode penelitian.
4. Perkembangan Return on Equity (ROE)
Return on equity diukur dengan membandingkan laba bersih
dengan total ekuitas perusahaan. Ekuitas merupakan modal yang dimiliki
oleh perusahaan. Di dalam ekuitas tersebut terdapat modal sendiri yang
dimiliki oleh perusahaan itu sendiri dan juga modal yang dimiliki oleh
investor. Modal atau ekuitas tersebut diolah sehingga menghasilkan laba
sehingga dapat memberikan return kepada investor. ROE yang tinggi
menandakan perusahaan mampu mengolah modal yang dimilikinya dan
yang dimiliki oleh investor untuk mencetak profit atau pendapatan
perusahaan. Semakin banyak profit yang dihasilkan maka akan semakin
banyak pula investor yang tertarik untuk berinvestasi dengan harapan
mendapatkan return saham.
57
Grafik 4.4
Perkembangan Return on Equity pada Sektor Infrastruktur,
Utilitas dan Transportasi pada Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI) Periode 2015 – 2018
Grafik 4.4 menampilkam perkembangan return on equity pada
sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi periode 2015 hingga 2018.
Pada periode 2015, ROE tertinggi dimiliki oleh kode saham LAPD atau
PT. Leyand International Tbk sebesar 13,27% sedangkan ROE terendah
dimiliki oleh kode saham CANI atau PT. Capitol Nusantara Indonesia
Tbk.
Pada periode 2016, kode saham CANI menghasilkan ROE
tertinggi sebesar 546,98% dan kode saham IATA yaitu PT. Indonesia
Transport & Infrastructure Tbk menghasilkan ROE terendah dengan -
25,02%.
Pada periode 2017, CANI kembali menghasilkan ROE tertinggi
yaitu sebesar 44,32% sedangkan kode saham LRNA yaitu PT. Eka Sari
Lorena Tbk memiliki ROE terendah dengan -18,16%.
Pada periode 2018, ROE tertinggi adalah sebesar 23,98% yang
dimiliki oleh kode saham CANI dan ROE terendah adalah sebesar -
-35000
-30000
-25000
-20000
-15000
-10000
-5000
0
5000LA
PD
PG
AS
RA
JA
MET
A
ISA
T
TLK
M
BIR
D
CA
NI
GIA
A
HIT
S
IATA
LRN
A
MB
SS
MIR
A
NEL
Y
PTI
S
RIG
S
SMD
R
WIN
S
IBST
Return on Equity
2015 2016 2017 2018
Sumber: indopremier.com, data diolah
58
32.692,1% yang dimiliki oleh kode saham LAPD yaitu PT. Leyand
International Tbk.
Dapat disimpulkan, kode saham CANI menghasilkan nilai ROE
dengan rata – rata tertinggi dari periode 2015 hingga 2018 sedangkan nilai
ROE dengan rata – rata terendah selama periode penelitian berada pada
saham LAPD.
5. Perkembangan Return Saham Syariah
Return saham merupakan tingkat keuntungan yang diterima
investor atas investasi yang dilakukannya. Return dihasilkan salah satunya
melalui selisih dari harga beli dengan harga jual saham. Ketika harga
saham beli lebih rendah dibandingkan dengan harga jual maka return yang
diterima investor berupa capital gain sedangkan, ketika harga beli lebih
tinggi dibandingkan dengan harga jual maka return yang diterima investor
adalah capital loss.
Grafik 4.5
Perkembangan Return Saham Sektor Infrastruktur, Utilitas dan
Transportasi pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Periode 2015 – 2018
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
LAP
D
PG
AS
RA
JA
MET
A
ISA
T
TLK
M
BIR
D
CA
NI
GIA
A
HIT
S
IATA
LRN
A
MB
SS
MIR
A
NEL
Y
PTI
S
RIG
S
SMD
R
WIN
S
IBST
Return Saham
2015 2016 2017 2018
Sumber: idx.co.id, data diolah
59
Grafik 4.5 menampilkan perkembangan return saham periode 2015
hingga 2018. Dari grafik tersebut terlihat bahwa terdapat saham yang
memberikan return positif, negative atau bahkan tidak memberikan return
kepada investor. Di antara sampel saham syariah sektor Infrastruktur,
Utilitas dan Transportasi yang digunakan tidak terdapat saham yang secara
konsisten memberikan return positif selama periode penelitian. Rata – rata
saham syariah tersebut memberikan return negative. Dan, terdapat 2
saham yaitu LAPD dan MIRA yang tidak menghasilkan return kepada
investor serta saham dengan kode IATA yang memberikan return negative
di periode 2015 namun, kemudian tidak memberikan return investor di
tiga periode selanjutnya.
Pada tahun 2015, return tertinggi dihasilkan oleh saham ISAT
dengan Rp 0.358 atau gain 35% dari harga saham. Return terendah
dihasilkan oleh saham CANI dengan nilai negative atau loss sebesar Rp -
0.003 atau -0.3% dari harga saham. Sedangkan, saham LAPD dan MIRA
tidak memberikan return atau tercatat 0.
Pada tahun 2016, return dengan gain tertinggi dimiliki oleh CANI
dengan Rp 5.590 atau sebesar 559% dari harga saham. Return dengan
return terendah sebesar RP -0.449 atau loss 44.9% adalah saham NELY.
Saham LAPD, IATA dan MIRA tidak memberikan return atau tercatat 0.
Pada tahun 2017, saham IBST menghasilkan return tertinggi
dengan Rp 3.378 atau gain sebesar 337,8%. Return terendah dihasilkan
oleh saham SMDR dengan Rp -0.930 atau loss sebesar 93%. Saham
LAPD, IATA dan MIRA pada periode ini tidak memberikan return saham.
Pada tahun 2018, saham PGAS memberikan return tertinggi
dengan 0.211 atau gain sebesar 21.1% dan saham ISAT memberikan
return terendah dengan Rp -0.648 atau loss sebesar 64.8%. Saham yang
tidak memberikan return atau tercatat 0 adalah LAPD, IATA dan MIRA.
Dapat disimpulkan, return saham syariah bersifat fluktuatif. Rata –
rata return syariah pada periode penelitian ini memberikan return negative
dan bahkan terdapat 2 saham yaitu LAPD dan MIRA yang tidak
memberikan return selama tahun 2015 hingga 2018.
60
B. Deskripsi Data Penelitian
Statistik deskriptif berkenaan dengan pengumpulan dan peringkasan
data, serta penyajian hasil peringkasan tersebut.
Tabel 4.2
Hasil Analisis Deskriptif
RETURN PER PBV ROA ROE
Mean 0.029396 13.14487 2.503875 -1.056625 -402.3399
Median -0.001887 5.940000 0.740000 1.315000 2.980000
Maximum 5.590909 155.2400 265.1000 17.75000 546.9800
Minimum -0.930667 -32.95000 -180.2100 -87.98000 -32692.348
Tabel 4.1 menunjukkan hasil analisis deskriptif dari data penelitian.
Nilai mean atau nilai rata – rata untuk variabel return sebesar 0.029396, nilai
rata – rata variabel PER (Price to Earning Ratio) adalah 13.14487, variabel
PBV (Price to Book Value) sebesar 2.503875, variabel ROA (Return on
Assets) sebesar -1.056625 dan variabel ROE (Return on Equity) sebesar -
402.3399.
Nilai median atau nilai tengah dari data penelitian var iabel return
adalah -0.001887, variabel PER (Price to Earning Ratio) sebesar 5.940000,
variabel PBV (Price to Book Value) sebesar 0.740000, variabel ROA (Return
on Assets) sebesar 1,315000 dan variabel ROE (Return on Equity) sebesar
2.980000.
Nilai maximum atau nilai tertinggi data return sebesar 5,590909 yang
mana terdapat pada return saham PT. Capitol Nusantara Tbk (CANI) di tahun
2016. Variabel PER memiliki nilai maximum sebesar 155.2400. Nilai
maximum variabel PBV sebesar 265.1000, kemudian variabel ROA sebesar
17,75000 dan variabel ROE sebesar 546.9800.
Nilai minimum atau nilai terendah pada data penelitian variabel return
adalah -0,930667, variabel PER sebesar -32.95000, variabel PBV sebesar -
180,2100, variabel ROA sebesar -87.98000, variabel ROE sebesar -
32692.348.
Sumber: Output Eviews
61
C. Metode Analisis Data
1. Uji Stasioneritas
Tahap pertama pada analisis data adalah untuk memastikan bahwa
data yang digunakan tidak mengandung unit root yang berarti bahwa data
harus stasioner dengan menggunakan Uji Augmented Dickey Fuller
(ADF). Uji Stasioner digunakan untuk mengetahui rata – rata dan varian
yang digunakan konstan dari waktu ke waktu. Bentuk hipotesis Uji
Stasioneritas adalah:
: Data tidak stasioner
: Data Stasioner
Dengan kriteria pengujian:
a. Jika probabilitas > 0.05, maka diterima
b. Jika probabilitas < 0.05, maka diterima
Tabel 4.3
Hasil Uji Augmented Dickey Fuller (ADF) Tingkat Level
Hasil Uji Stasioner menggunakan Augmented Dickey Fuller (ADF)
pada table 4.6 memperlihatkan variabel return, price to earning ratio,
price to book value, return on assets, dan return on equity memiliki nilai
probabilitas sebesar 0.0000. Artinya, menerima hipotesis yaitu
merupakan data stasioner karena nilai probabilitas seluruh variabel lebih
kecil dari nilai probabilitas 0.05 atau alpha 5%. Disimpulkan, semua
Variabel
Tingkat Stasioneritas
Probability Keterangan
Level
t-statistic
Test Critical Value
1% 5% 10%
Level Level Level
RETURN -9.742606 -3.515536 -2.898623 -2.586605 0.0000 STASIONER
PER -6.292910 -3.515536 -2.898623 -2.586605 0.0000 STASIONER
PBV -8.721860 -3.515536 -2.898623 -2.586605 0.0000 STASIONER
ROA -7.102501 -3.515536 -2.898623 -2.586605 0.0000 STASIONER
ROE -8.884534 -3.515536 -2.898623 -2.586605 0.0000 STASIONER
Sumber: Output Eviews
62
variabel penelitian memiliki data stasioner artinya data yang digunakan
mempunyai rata – rata dan varian yang konstan dari waktu ke waktu.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk melihat apakah terdapat
multikolinearitas antar variabel independen. Multikolinearitas adalah
adanya hubungan yang erat antara variabel independen di dalam suatu
model regresi dalam penelitian. Dalam hal ini dapat disebut variabel –
variabel tidak ortogonal. Variabel yang bersifat orthogonal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antar sesamanya sama dengan
nol.
Untuk melihat apakah antara variabel independen terjadi
masalah multikolinearitas atau tidak, dapat dilihat dari hasil
correlation. Jika nilai correlation > 0.9, maka terdapat masalah.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
PER PBV ROA ROE
PER 1.000000 0.100702 0.205497 0.048452
PBV 0.100702 1.000000 -0.629217 -0.832551
ROA 0.205497 -0.629217 1.000000 0.807970
ROE 0.048452 -0.832551 0.807970 1.000000
Berdasarkan hasil uji eviews menunjukkan hasil uji
multikolinearitas pada tabel 4.13. Variabel – variabel penelitian tidak
memiliki masalah multikolinearitas karena nilai correlation masing –
masing variabel independen memiliki nilai kurang dari 0.9.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t -1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem korelasi. Autokorelasi muncul
Sumber: Output Eviews
63
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya.
Untuk melihat apakah terdapat masalah autokorelasi pada
model regresi, dapat dilihat dari hasil Uji Breusch-Godfrey dengan
kriteria pengujian jilai nilai prob. Chi – Square > 0.05, maka tidak
terdapat masalah autokorelasi. Jika nilai prob. Chi – Square < 0.05,
maka terdapat masalah autokorelasi.
Gambar 4.1
Hasil Uji Autokorelasi
Hasil Uji Autokorelasi pada tabel 4.13 menunjukkan nilai prob.
Chi- Square sebesar 0.2607 yang mana memiliki nilai lebih besar dari
(>) 0.05. Maka, kesimpulan dari hasil tersebut adalah tidak terdapat
masalah autokorelasi.
c. Uji Heterokedasitas
Uji heterokedasitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedasitas dan jika berbeda
disebut heterokedasitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menguji ada
tidaknya heterokedasitas dalam suatu variave error terms suatu model
regresi adalah 1) Metode grafik, 2) Uji Park, 3) Uji Glejser, 4) Uji
Korelasi Spearman, 5) Uji Golfeld-Quandt, 6) Uji Bruesch-Pagan-
Godfrey, dan 7) Uji White. Pada penelitian ini menggunakan Uji
White untuk melakukan Uji Heterokedasitas.
Sumber: Output Eviews
64
Kriteria pengujian adalah jika nilai prob. Chi – Squares > 0.05,
maka tidak terdapat masalah heterokedasitas. Jika nilai prob. Chi –
Squares < 0.05, maka terdapat masalah heterokedasitas.
Gambar 4.2
Hasil Uji Heterokedasitas
Berdasarkan output eviews dari Uji Heterokedasitas
menggunakan Uji Breush-Pagan-Godfrey pada table 4.10 nilai prob.
Chi – Squares sebesar 0.9108 yaitu lebih besar dari nilai 0.05. Dapat
diartikan bahwa tidak terdapat masalah heterokedasitas.
3. Estimasi Model Regresi Data Panel
a. Uji Model Common Effect
Dalam uji ini menggunakan metode OLS (least square) atau
disebut juga estimasi common effect Dalam pendekatan ini tidak
memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan data
perilaku antar individu sama dengan kurun waktu.
Sumber: Output Eviews
65
Gambar 4.3
Hasil Uji Model Common Effect
Berdasarkan uji regresi data panel dengan model common effect
pada table 4.3 diperoleh variabel PER dengan nilai probabilitas sebesar
0.0421, variabel PBV dengan probabilitas sebesar 0.0000, variabel
ROA sebesar 0.8576 dan nilai probabilitas variabel ROE sebesar
0.0000.
Nilai alpha yang digunakan adalah sebesar 5% atau 0.05
artinya, berdasarkan hasil uji model common effect variabel PER, PBV
dan ROE memiliki korelasi terhadap return saham sedangkan, variabel
ROA tidak memiliki korelasi terhadap return saham.
b. Uji Model Fixed Effect
Model fixed effect menunjukkan perbedaan konstanta antar
objek, meskipun dengan koefisien regresi yang sama. Asumsi dalam
metode ini terdapat perbedaaan intersep antar objek namun intersep
antar waktu adalah sama. Metode ini juga mengasumsikan bahwa slop-
nya sama antar objek maupun antar waktunya, maka ditambahkan
generalisasi secara umum sering dilakukan adalah dengan
Sumber: Output Eviews
66
memasukkan variabel boneka (dummy variable) untuk mengizinkan
terjadinya perbedaan nilai parameter yang berbeda – beda baik lintas
unit cross section maupun antar waktu.
Gambar 4.4
Hasil Uji Model Fixed Effect
Hasil uji model fixed effect diperoleh bahwa nilai probabilitas
variabel PER sebesar 0.2733, variabel PBV dengan nilai probabilitas
0.0000, variabel ROA memiliki nilai probabilitas 0.1488 dan
probabilitas variabel ROE sebesar 0.0005.
Nilai alpha yang digunakan adalah sebesar 5% atau 0.05
artinya, berdasarkan hasil uji model fixed effect variabel PBV dan ROE
memiliki korelasi terhadap return saham sedangkan, variabel PER dan
ROA tidak memiliki korelasi terhadap return saham.
c. Uji Model Random Effect
Di dalam model random effect akan memilih estimasi data
panel dimana residual mungkin saling berhubungan antar waktu dan
antar individu. Dalam metode ini, suatu perbedaan intersep antar objek
dan antar waktu yang mungkin tejadi akan dimasukkan kedalam error
Sumber: Output Eviews
67
pada suatu model OLS, sehingga model akan efisien. Parameter –
parameter yang berbeda antar objek maupun antar waktu juga akan
dimasukkan ke dalam error. Karena hasil ini, model efek acak sering
juga disebut model komponen error (error component model).
Gambar 4.5
Hasil Uji Model Random Effect
Hasil uji model random effect pada table 4.5 adalah variabel
PER memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0499, variabel PBV dengan
nilai probabilitas 0,0000, variabel ROA sebesar 0.8628 dan variabel
ROE sebesar 0.0000.
Nilai alpha yang digunakan adalah sebesar 5% atau 0.05
artinya, berdasarkan hasil uji model random effect variabel PBV dan
ROE memiliki korelasi terhadap return saham sedangkan, variabel
PER dan ROA tidak memiliki korelasi terhadap return saham.
Sumber: Output Eviews
68
4. Uji Pemilihan Model Data Panel
a. Uji Chow
Uji chow digunakan untuk memilih model estimasi regresi data
panel antara model fixed effect dengan common effect. Pemilihan
model tersebut berdasarkan hipotesa sebagai berikut:
= Common effect
= Fixed effect
Keputusan diambil berdasarkan pemenuhan pada salah satu
pernyataan dibawah ini:
a. Menerima jika Uji – F nilai probabilitasnya > alpha 5% (0,05)
b. Menerima jika Uji – F nilai probabilitasnya < alpha 5% (0,05)
Gambar 4.6
Hasil Uji Chow
Hasil uji chow menggunakan eviews pada table 4.6 menyatakan
bahwa probabilitas cross – section F adalah 0.7839 yang mana
memiliki nilai probabilitas lebih dari alpha 5% (0.05) artinya hipotesis
diterima maka model common effect yang terpilih.
b. Uji Hausman
Uji Hausman dilakukan apabila hasil pengujian pada Uji Chow
menerima , yaitu model fixed affect yang kemudian akan
dibandingkan dengan model random effect. Pemilihan model tersebut
berdasarkan hipotesa sebagai berikut:
= Random effect
= Fixed effect
Keputusan diambil berdasarkan pemenuhan pada salah satu
pernyataan dibawah ini:
Sumber: Output Eviews
69
a. Menerima jika Uji Hausman nilai probabilitasnya > alpha 5%
(0,05).
b. Menerima jika Uji Hausman nilai probabilitasnya < alpha 5%
(0,05).
Gambar 4.7
Hasil Uji Hausman
Menurut hasil dari Uji Hausman pada tabel 4.7
menunjukkan bahwa nilai probabilitas cross – section random sebesar
0.4267 yaitu lebih besar dari nilai alpha 5% (0.05) artinya hipotesis
diterima maka model random effect yang terpilih.
c. Uji Lagrange Multiplier (LM)
Uji Lagrange Multiplier (LM) digunakan untuk memilih model
regresi data panel antara model common effect dengan random effect.
Pemilihan model tersebut berdasarkan hipotesa sebagai berikut:
= Common effect
= Random effect
Keputusan diambil berdasarkan pemenuhan pada salah satu
pernyataan dibawah ini:
a. Menerima jika nilai prob. Chi Square > alpha 5% (0,05).
b. Menerima jika nilai prob. Chi Square < alpha 5% (0,05).
Sumber: Output Eviews
70
Gambar 4.8
Hasil Uji Lagrange Multiplier
Hasil Uji Lagrange (LM) menujukkan nilai probabilitas sebesar
0.09 artinya menerima karena hasil nilai probabilitas Uji LM lebih
besar dari alpha 5% (0.05) maka, model data panel yang digunakan
adalah model common effect.
5. Uji Hipotesis Penelitian
a. Uji – F (Uji Simultan)
Uji simultan adalah uji semua variabel bebas secara
keseluruhan dan bersamaan di dalam suatu model. Uji ini dilakukan
untuk melihat apakah variabel independen secara keseluruhan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Bila hasil uji
simultannya adalah signifikan, maka dapat dikatakan bahwa hubungan
yang terjadi dapat berlaku untuk populasi.
Dalam memutuskan suatu hipotesis diterima atau tidak, ada
ketentuan yang harus dipenuhi:
diterima bila < atau nilai probability > ( ) 5%.
ditolak bila: > atau nilai probability < ( ) 5%.
Sumber: Output Eviews
71
Gambar 4.9
Hasil Uji – F (Uji Simultan)
Berdasarkan hasil penelitian Uji F pada Tabel 4.12 ditemukan
bahwa variabel independen secara simultan memberikan pengaruh
signfikan terhadap return saham syariah dengan berdasarkan
keputusan hipotesis ditolak dan menerima dengan nilai Prob. F
– Statistics sebesar 0.000000 lebih kecil dari (<) nilai alpha 5% (0.05)
b. Uji – t (Uji Parsial)
Uji signifikansi secara parsial digunakan untuk melihat
pengaruh tiap – tiap variabel independen secara sendiri – sendiri
terhadap variabel dependennya. Dalam regresi linier berganda, hal ini
perlu dilakukan karena tiap – tiap variabel independen memberi
pengaruh yang berbeda dalam model.
Dalam memutuskan suatu hipotesis diterima atau tidak, ada
ketentuan yang harus dipenuhi:
diterima bila: < atau nilai probability > ( ) 5%.
ditolak bila: > atau nilai probability < ( ) 5%.
Sumber: Output Eviews
72
Gambar 4.10
Hasil Uji – t (Uji Parsial)
Berdasarkan output pengolahan eviews menunjukkan hasil Uji -
t atau Uji Parsial dengan keterangan sebagai berikut:
a. Pengaruh Price to Earning Ratio (PER) terhadap Return saham
syariah
Nilai probabilitas variabel price to earning ratio (PER)
sebesar 0.0421 lebih kecil dari nilai probabilitas atau alpha 5%
(0.05). Artinya, hipotesis ditolak dan menerima
diintepretasikan bahwa terdapat pengaruh signifikan. Dapat
disimpulkan, variabel price to earning ratio secara parsial
memberikan pengaruh signifikan terhadap return saham syariah.
b. Pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap Return saham
syariah
Nilai probabilitas variabel price to book value (PBV) sebesar
0.0000 lebih kecil dari nilai probabilitas atau alpha 5% (0.05).
Artinya, menolak hipotesis dan menerima yang
menandakan bahwa terdapat pengaruh signifikan. Disimpulkan,
variabel price to book value secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap return saham syariah.
Sumber: Output Eviews
73
c. Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap Return saham
syariah
Nilai probabilitas variabel return on assets (ROA) sebesar
0.85876 lebih besar dari nilai probabiltas atau alpha 5% (0.05).
Artinya, menerima dan menolak yang dapat
diintepretasikan bahwa terdapat pengaruh signifikan. Maka
disimpulkan, variabel return on assets tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap return saham syariah.
d. Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap Return saham
syariah
Nilai probabilitas variabel return on equity (ROE) sebesar
0.0000 lebih kecil dari nilai probabilitas atau alpha 5% (0.05).
Artinya, ditolak dan menerima yang menandakan adanya
pengaruh signifikan. Disimpulkan, variabel return on equity
memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham syariah.
6. Uji Koefisien Determinasi
Nilai koefisien determinasi merupakan suatu ukuran yang
menunjukkan besar sumbangan dari variabel penjelas terhadap variabel
respon. Dengan kata lain, koefisien determinasi merupakan ragam
(variasi) naik turunnya Y yang diterangkan oleh pengaruh linier X
(berapa bagian keragaman dalam variabel Y yang dapat dijelaskan oleh
beragamnya nilai – nilai variabel X).
Gambar 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Output Eviews
74
Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel di
atas, nilai adjusted R – squared sebesar 0.559115 atau 55%.
Disimpulkan, variabel independen memberikan pengaruh sebesar 55%
terhadap variabel dependen, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
variabel diluar variabel penelitian.
7. Model Regresi
Hasil output dari uji regresi data panel yang telah dilakukan,
ditemukan persamaan hasil regresi sebagai berikut:
Dari persamaan regresi tersebut dapat diketahui bahwa:
1) Koefisien variabel PER (price to earning ratio) bertanda positif
sebesar 0.00431. Jika PER naik satu poin maka return saham
syariah akan naik dengan rasio 0.00431 dan jika PER turun satu
poin maka return saham syariah akan turun sebesar 0.00431.
2) Koefisien variabel PBV (price to book value) bertanda negatif
sebesar -0.03240. Jika PBV naik satu poin maka return saham
syariah akan turun dengan rasio 0.03240 sebaliknya, jika PBV
turun maka return saham syariah akan naik sebesar 0.03240.
3) Koefisien variabel ROA (return on assets) bertanda negatif sebesar
-0.00161. Jika ROA naik satu poin maka return saham syariah
akan turun sebesar 0.00161 dan sebaliknya jika ROA turun satu
poin maka return saham syariah akan meningkat sebesar 0.00161.
4) Koefisien variabel ROE (return on equity) bertanda negatif sebesar
-0.00026. Jika ROE naik satu poin maka return saham syariah akan
turun sebesar 0.00026 dan jika ROE turun satu poin maka return
saham syariah akan naik sebesar 0.00026.
Return = -0.0524892500718 + 0.00431008797533*PER –
0.0324087505009*PBV – 0.00161187381544*ROA –
0.000260163499219*ROE
75
8. Interpretasi Hasil Penelitian
8.1 Pengaruh price to earning ratio (PER) terhadap return saham
syariah
Hasil pengujian analisis data panel menunjukkan, nilai
probabilitas PER sebesar 0.0421 lebih kecil dari nilai probabilitas
atau alpha 5% yang ditetapkan. Maka, hipotesis ditolak dan
menerima hal ini berarti bahwa PER memiliki pengaruh
signifikan terhadap return saham syariah. Koefisien variabel PER
bertanda positif sebesar 0.00431 artinya, jika PER meningkat satu
poin maka return saham syariah akan meningkat sebesar 0.00431
dan sebaliknya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Solidikin dan Wuldani (2016) yang menunjukkan
PER berpengaruh signifikan terhadap return saham. Artinya,
peningkatan pada return saham dapat dijelaskan oleh price to
earning ratio (PER) karena PER menunjukkan kemampuan untuk
memprediksi laba dimasa yang akan datang. Begitu pula, dengan
hasil penelitian Puspitadewi dan Rahyuda (2016) yang mengatakan
bahwa PER dapat menunjukkan prospek harga saham. Perusahaan
yang memiliki PER yang tinggi biasanya memiliki peluang tingkat
pertumbuhan yang tinggi, sehingga menyebabkan ketertarikan
investor untuk membeli saham perusahaan yang kemudian dapat
meningkatkan harga saham dan selanjutnya akan berdampak pada
peningkatan return saham.
Disarankan perusahaan dapat menjaga nilai PER tinggi yaitu
dengan membandingkan nilai PER perusahaan dengan nilai PER
perusahaan lainnya yang sejenis. Dengan nilai PER yang tinggi
lebih dari perusahaan sejenis lainnya mengartikan bahwa
perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang bagus dan
diprediksi akan terus mengalami peningkatan kinerja dengan begitu,
akan mempengaruhi keputusan investor untuk membeli saham
perusahaan yang mana dengan banyaknya permintaan saham akan
76
meningkatkan harga saham dan akhirnya berdampak pada
peningkatan return saham, karena akan semakin banyak modal
yang diterima oleh perusahaan untuk digunakan sebagai
pengelolaan operasional sehingga dapat menghasilkan laba dan
mampu untuk memberi investor keuntungan dalam bentuk return
saham.
8.2 Pengaruh price to book value (PBV) terhadap return saham
syariah
Hasil pengujian analisis data panel menujukkan, nilai
probabilitas PBV sebesar 0.0000 lebih kecil dari nilai probabilitas
atau alpha 5% yang ditetapkan. Maka, hipotesis ditolak dan
menerima hal ini berarti bahwa PBV memiliki pengaruh
signifikan terhadap return saham syariah. Koefisien variabel PBV
bertanda negatif sebesar -0.03240 artinya, jika PBV meningkat satu
poin maka return saham syariah akan menurun sebesar 0.032 dan
sebaliknya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dwikirana dan
Prasetiono (2016) serta Asmi (2014) yang menunjukkan price to
book value (PBV) memiliki pengaruh signifikan terhadap return
saham. Nilai PBV yang kecil pada umumnya 1x atau lebih kecil
adalah lebih murah dibanding dengan sahamnya lainnya yang lebih
besar sehingga, akan lebih banyak investor yang tertarik untuk
membeli saham dengan nilai PBV yang kecil dan akan berpengaruh
pada peningkatan return saham.
Disarankan bagi perusahaan untuk menjaga nilai PBV pada
kisaran 1x karena PBV yang rendah menandakan harga saham
tersebut adalah murah sehingga akan menarik banyak investor
untuk membeli saham perusahaan. Dengan meningkatnya
permintaan dan penjualaan saham maka modal yang diterima
perusahaan juga akan meningkat dengan begitu, modal tersebut
dapat dikelola untuk mengekspansi kinerja operasional perusahaan
dan diharapkan dapat menghasilkan keuntungan. Keuntungan yang
77
diterima perusahaan kemudian akan dibagikan kepada investor
dalam bentuk return saham.
8.3 Pengaruh return on assets (ROA) terhadap return saham
syariah
Hasil pengujian analisis data panel menunjukkan, nilai
probabilitas ROA sebesar 0.85876 lebih besar dari nilai probabilitas
atau alpha 5% (0.05) yang ditetapkan. Maka hipotesis diterima
dan menolak hal ini berarti bahwa ROA tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap return saham syariah. Koefisien
variabel ROA bertanda negatif sebesar -0.00161 artinya, jika ROA
meningkat satu poin maka return saham syariah akan menurun
sebsear 0.00161.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Supriantikasari dan Utami (2019) yang menyatakan ROA tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Serta
penelitian yang dilakukan oleh Blongkod., dkk. (2018) yang juga
menyatakan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap return
saham karena keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan tidak
sepenuhnya atau lebih besar yang dijadikan laba ditahan sehingga
proporsi dividen menjadi berkurang. Pada dasarnya keuntungan
yang dimiliki oleh perusahaan ada baiknya lebih banyak dibagikan
sebagai dividen agar masyarakat atau investor menjadi lebih tertarik
dengan perusahaan sehingga dapat meningkatan capital gain.
8.4 Pengaruh return on equity (ROE) terhadap return saham
syariah
Hasil pengujian analisis data panel menunjukkan, nilai
probabilitas ROE sebesar 0.0000 lebih kecil dari nilai probabilitas
atau alpha 5% (0.05) yang ditetapkan. Maka, hipotesis
diterima dan menolak hal ini berarti bahwa ROE memiliki
pengaruh signifikan terhadap return saham syariah. Koefisien
variabel ROE bertanda negatif sebesar -0.00026 artinya jika ROE
78
meningkat satu poin maka return saham syariah akan menurun
sebesar 0.00026 dan sebaliknya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Aryanti,
Mawardi dan Andesta (2018) yang menemukan adanya pengaruh
signifikan antara ROE dengan return saham dan juga sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Carlo (2014) yang juga mengatakan
ROE secara signifikan berpengaruh terhadap return saham. Laba
yang dihasilkan perusahaan melalui pengolahan modal atau ekuitas
yang dimilikinya dinilai mampu oleh investor dijadikan alat
pengambilan keputusan dalam berinvestasi.
Nilai ROE dapat mempengaruhi keputusan investasi karena,
dalam komponen ekuitas terdapat modal investor. Investor berharap
perusahaan dapat mengelola modal tersebut untuk menghasilkan
profit bagi perusahaan. Dengan begitu, profit atau laba perusahaan
dapat dibagikan kepada investor dalam bentuk return saham.
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari nilai pasar
melalui variabel price to earning ratio (PER) dan price to book value (PBV)
serta rasio profitabilitas dengan variabel return on assets (ROA) dan return
on equity (ROE) terhadap return saham syariah saham sektor Infrastrukur,
Utilitas dan Transportasi pada saham syariah di Indonesia periode 2015
hingga 2018. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 saham
perusahaan sektor Infrastrukur, Utilitas dan Transportasi yang terdaftar pada
Indeks Saham Saham Syariah Indonesia (ISSI). Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan menggunakan metodologi analisis data panel, ditemukan
kesimpulan bahwa:
1. Berdasarkan hasil Uji – F simultan diperoleh nilai probabilitas 0.0000 >
0.05 artinya ditolak dan menerima yaitu variabel indpenden; price
to earning ratio (PER), price to book value (PBV), return on assets (ROA)
dan return on equity (ROE) secara simultan atau bersama – sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu return saham
syariah.
2. Berdasarkan hasil Uji – t atau uji secara parsial nilai pasar dan rasio
profitabilitas mempengaruhi return saham sebagai berikut:
a. Variabel price to earning ratio (PER) atau berpengaruh signifikan
terhadap return saham syariah karena, menerima hipotesis 1 yaitu
dengan nilai probabilitas PER = 0.0421 lebih kecil dari nilai
probabilitas yang ditetapkan 0.05. Disimpulkan, price to earning ratio
(PER) memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham syariah.
b. Variabel price to book value (PBV) atau berpengaruh signifikan
terhadap return saham syariah karena, menerima hipotesis yaitu
dengan nilai probabilitas PBV = 0.0000 lebih kecil dari nilai
probabilitas yang ditetapkan 0.05. Disimpulkan, price to book value
(PBV) memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham
syariah.
80
c. Variabel return on assets (ROA) atau tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham syariah karena, menerima yaitu dengan
nilai probabilitas ROA = 0.8576 lebih besar dari nilai probabilitas yang
ditetapkan 0.05. Disimpulkan, return on assets (ROA) tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham syariah.
d. Variabel return on equity (ROE) atau berpengaruh signifikan
terhadap return saham syariah karena, menerima yaitu dengan
nilai probabilitas ROE = 0.0000 lebih besar dari nilai probabilitas yang
ditetapkan 0.05. Disimpulkan, return on equity (ROE) memiliki
pengaruh signifikan terhadap return saham syariah.
3. Berdasarkan hasil Uji Koefisien Determinasi atau adjusted R squared
sebesar 0.559115 atau sebesar 55.9115% menunjukkan bahwa pengaruh
variabel independen; price to earning ratio (PER), price to book value
(PBV), return on assets (ROA) dan return on equity (ROE) terhadap
variabel dependen; return saham syariah adalah sebesar 55.9115%
sedangkan sisanya sebesar 44.0885% dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak dijelaskan pada penelitian ini.
B. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan yang
dipaparkan sebelumnya, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Bagi para investor dan calon saham syariah untuk memperhatikan variabel
price to earning ratio (PER), price to book value (PBV) dan return on
equity (ROE) dalam mengambil keputusan investasi saham. Karena faktor
PBV, PER dan ROE mampu mempengaruhi return saham khususnya pada
saham syariah di Indonesia periode 2015 – 2018.
2. Bagi manajemen perusahaan untuk menjaga rasio price to earning ratio
(PER), price to book value (PBV) dan return on equity (ROE) karena rasio
tersebut yang diperhatikan oleh investor dalam berinvestasi saham.
Dengan menjaga dan mengelola tiga rasio keuangan tersebut akan
81
berdampak pada kepercayaan investor mengenai prospek perkembangan
perusahaan yang akan mempengaruhi return saham yang diterima.
3. Bagi akademisi dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan
untuk penelitian selanjutnya dan disarankan untuk memperluas sampel
penelitian agar menghasilkan tingkat akurasi yang lebih baik lagi serta
dapat juga menggunakan variabel lainnya seperti rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, rasio aktivitas dan lainnya.
82
DAFTAR PUSTAKA
Abdalloh, I. (2018). Pasar Modal Syariah. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Akbar, R., & Herianingrum, S. (2015). Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Price
Book Value (PBV) dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return
Saham. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan, 2(9).
Aryanti, Mawardi, & Andesta, S. (2016). Pengaruh ROA, ROE, NPM dan CER
Terhadp Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic
Index (JII). I - Finance, 2(2).
Azis, M., Mintarti, S., & Nadir, M. (2015). Manajemen Investasi Fundamental,
Teknikal, Perilaku Investor dan Return Saham. Yogyakarta: Deepublish.
Blongkod, A. R., Ariawan, & Christian, P. (2018). Pengaruh Return on Assets,
Earning per Share, dan Price Earning Ratio Terhadap Return Saham
Perusahan Manufaktur Sub Sektor Industri Rokok yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Tadulako, 4(1).
Budiman, R. (2017). Investing is Easy: Teknik Analisis dan Strategi Investasi
Saham untuk Pemula. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Budiman, R. (2018). Analisis Fundamental Saham. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Carlo, M. A. (2014). Pengaruh Return on Equity, Dividend Payout Ratio dan
Price to Earnings Ratio pada Return Saham. E - Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 7(1).
Diamant, J. (2019, April 1). The Countries with The 10 Largest Christian
Populations and the 10 largest muslim populations. Dipetik Oktober 13,
2019, dari https://www.pewresearch.org/fact-tank/2019/04/01/the-
countries-with-the-10-largest-christian-populations-and-the-10-largest-
muslim-populations/
Fahmi, I. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
83
Forddanta, D. H. (2017, September 6). Saham Infrastrukutr Tak Lekang oleh
Waktu. Retrieved Juni 13, 2019, from
https://investasi.kontan.co.id/news/saham-infrastruktur-tak-lekang-oleh-
waktu
Hanafi, Mamduh M. (2016). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
Henry. (2015). Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: Gramedia Widya Sarana
Indonesia.
Hidayat, T. (2010). Buku Pintar Investasi Reksa Dana, Saham, Opsi Saham,
Valas & Emas. Jakarta: Mediakita.
Kariyoto. (2017). Analisa Laporan Keuangan. Malang: UB Press.
Kuwado, F. J. (2018, Oktober 20). 4 Tahun Jokowi - JK dan Catatan
Pembangunan Infrastruktur. Retrieved Juli 15, 2019, from
https://nasional.kompas.com/read/2018/10/20/14144381/4-tahun-jokowi-
jk-dan-catatan-pembangunan-infrastruktur?page=all
Laurens, S. (2018). Influence Analysis of DPS, EPS, and PBV Toward Stock
Price and Return. Journal The Winners, 19(1).
Liembono, R. (2015). Analisis Fundamental. Jakarta: Menuju Insan Cemerlang.
Manan, A. (2017). Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar
Modal Syariah Indonesia. Jakarta: Kencana.
Nuryanto, & Pambuko. (2018). Eviews untuk Analisis Ekonometrika Dasar:
Aplikasi dan Interpretasi. Magelang: UNIMMA PRESS.
Rahyuda, C. I. (2016). Pengaruh DER, ROA dan EVA Terhadap Return Saham
pada Perusahaan Food and Beverage di BEI. E - Jurnal Manajemen
Universitas Udayana, 5(3).
Salim, J. (2010). 30 Strategi Cerdas Investasi Saham Paling Menguntungkan.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
84
Saragih, J. L. (2018). The Effects of Return on Assets (ROA), Return on Equity
(ROE) and Debt to Equity Ratio (DER) on Stock Returns in Wholesales
and Retail Trade Companies Listed in Indonesia Stock Exchange.
International Journal of Science and Research of Methodology, 8(3).
Siswoyo, S. (2013). Analisis Fundamental dan Teknikal untuk Profit Lebih
Maksimal. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Soemitra, A. (2018). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana.
Solidikan, S., & Wuldani, N. (2016). Pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan
Earning per Share (EPS) Terhadap Return Saham. Jurnal Ekonomi
Manajemen, 2(1).
Sugiarto, A. (2011). Analisa Pengaruh BETA, Size Perusahaan, DER dan PBV
Ratio Terhadap Return Saham. Jurnal Dinamika Akuntansi, 3(1).
Sugiono, A., & Untung, E. (2016). Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan
Keuangan. Jakarta: Grasindo.
Sunaryo, D. (2019). Manajemen Investasi dan Portofolio. Pasuruan: Qiara Media.
Supriantikasari, N., & Utama, E. S. (2019). Pengaruh Return on Assets, Debt to
Equity Ratio, Current Ratio, Earning per Share dan Nilai Tukar Terhadap
Return Saham. Jurnal Riset Akuntansi Mercua Buana, 5(1).
Suryani, & Hendrayadi. (2015). Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi
pada Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta:
Kencana.
Sutedi, A. (2011). Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan
Prinsip Syariah. Jakarta: Sinar Grafika.
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius.
Widarjono, A. (2013). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai
Panduan Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
(2019). Diambil kembali dari Bursa Efek Indonesia: https://www.idx.co.id/
85
(2019). Diambil kembali dari Otorias Jasa Keuangan:
https://ojk.go.id/id/Default.aspx#
(2019). Diambil kembali dari Indo Premier: https://www.indopremier.com/
86
LAMPIRAN
Lampiran 1: Data untuk diolah pada Program Eviews 10
KODE
SAHAM TAHUN RETURN PER PBV ROA ROE
PGAS 2015 -0.5425 12 1.60 6.18 13.27
PGAS 2016 -0.01639 15.98 1.54 4.45 9.6
PGAS 2017 -0.35185 21.84 0.98 2.27 4.49
PGAS 2018 0.211429 11.62 1.11 3.84 9.53
RAJA 2015 -0.42593 7.14 0.68 5.2 9.37
RAJA 2016 -0.74452 9.29 0.66 4.48 7.11
RAJA 2017 0.515152 7.79 0.75 7.75 9.7
RAJA 2018 0.08 8.22 0.72 5.98 8.68
META 2015 -0.63184 8.57 0.43 2.71 5.03
META 2016 0.77027 13.44 0.74 2.69 5.51
META 2017 0.648855 84.71 1.30 0.73 1.53
META 2018 -0.0463 20.3 1.21 4.17 6.03
ISAT 2015 0.358025 -22.67 2.25 -2.37 -9.88
ISAT 2016 0.172727 31.52 2.47 2.17 7.79
ISAT 2017 -0.25581 22.82 1.76 2.24 7.67
ISAT 2018 -0.64896 -3.79 0.75 -4.25 -19.81
TLKM 2015 0.08377 20.21 3.35 9.32 16.58
TLKM 2016 0.281804 20.73 3.80 10.77 18.34
TLKM 2017 0.115578 20.21 3.99 11.16 19.75
TLKM 2018 -0.15541 20.61 3.17 8.75 15.37
BIRD 2015 -0.24668 21.54 4.10 11.52 19.04
BIRD 2016 -0.57746 14.78 1.61 6.95 10.88
BIRD 2017 0.153333 20.36 1.76 6.52 8.62
BIRD 2018 -0.17052 15.69 1.36 6.58 8.69
CANI 2015 -0.00377 -3.84 2.54 -5.65 -66.12
CANI 2016 5.590909 -32.95 -180.21 -4.98 546.98
CANI 2017 -0.84598 -6.4 -2.84 -4.33 44.32
CANI 2018 -0.01493 -6.39 -1.53 -4.25 23.98
GIAA 2015 -0.44324 7.58 0.61 2.31 8.04
GIAA 2016 0.093851 80.67 0.64 0.22 0.8
GIAA 2017 -0.11243 -2.65 0.61 -5.76 -23.1
GIAA 2018 -0.00667 -2.97 0.73 -4.3 -24.55
HITS 2015 0.020408 121.95 18.73 2.2 15.36
HITS 2016 0.026667 155.24 11.62 1.59 7.49
HITS 2017 -0.05195 54.6 9.22 3.97 16.87
HITS 2018 -0.0411 28.5 6.43 6.1 22.57
IATA 2015 -0.40476 -3.04 0.58 -10.23 -19.1
IATA 2016 0 -3.15 0.79 -11.66 -25.02
87
IATA 2017 0 -5.45 0.84 -8.7 -15.34
IATA 2018 0 -4.76 0.90 -10.59 -18.87
LRNA 2015 -0.40196 -25.79 0.16 -0.49 -0.61
LRNA 2016 0.803279 -2.7 0.31 -9.23 -11.38
LRNA 2017 -0.57273 -0.85 0.16 14.97 -18.16
LRNA 2018 0.138298 0.68 0.14 17.75 20.67
MBSS 2015 -0.735 -2.86 0.15 -3.93 -5.33
MBSS 2016 0.2 -1.43 0.21 -11.47 -15.15
MBSS 2017 0.855346 -8.85 0.41 -3.69 -4.71
MBSS 2018 -0.17288 -3.54 0.34 -7.15 -10
MIRA 2015 0 -14.88 0.62 -2.8 -4.21
MIRA 2016 0 -5.32 0.80 -9.4 -15.26
MIRA 2017 0 -10.59 0.87 -5.05 -8.26
MIRA 2018 0 86.21 0.88 0.72 1.03
NELY 2015 -0.15337 11.66 0.90 6.73 7.87
NELY 2016 -0.44928 13.1 0.49 3.4 3.78
NELY 2017 0.5 11.29 0.70 5.82 6.3
NELY 2018 0.166667 6.06 0.74 11.11 12.45
PTIS 2015 -0.11053 -2.62 1.11 -21.81 -42.53
PTIS 2016 -0.05325 -4.46 1.97 -16.56 -44.11
PTIS 2017 -0.25 -11.54 1.50 -5.29 -12.99
PTIS 2018 -0.46667 101.91 0.74 0.31 0.73
RIGS 2015 -0.42857 -1.67 0.08 -3.28 -4.88
RIGS 2016 0.0625 -0.94 0.11 -7.69 -11.71
RIGS 2017 0.064706 -1.69 0.13 -5.33 -7.91
RIGS 2018 0.038674 3.56 0.15 2.95 4.12
SMDR 2015 -0.65993 7.4 0.20 1.41 2.77
SMDR 2016 0.113861 5.59 0.23 2.15 4.09
SMDR 2017 -0.93067 9.81 0.31 1.64 3.16
SMDR 2018 -0.20513 9.68 0.23 1.22 2.38
WINS 2015 -0.79758 -8.51 0.19 -1.28 -2.24
WINS 2016 0.317365 -4.08 0.29 -4 -6.93
WINS 2017 0.336364 -3.2 0.44 -8.01 -13.46
WINS 2018 -0.2517 -2.51 0.38 -9.25 -14.86
IBST 2015 -0.36667 8.45 0.86 7.54 10.56
IBST 2016 -0.02632 5.82 0.73 8.16 12.96
IBST 2017 3.378378 43.26 2.53 4.12 6.07
IBST 2018 0.024691 79.59 2.15 1.89 2.8
88
Lampiran 2: Data Sekunder
1) Harga Saham
KODE Closing Price
2014 2015 2016 2017 2018
LAPD 50 50 50 50 50
PGAS 6000 2745 2700 1750 2120
RAJA 1350 775 198 300 324
META 201 74 131 216 206
ISAT 4050 5500 6450 4800 1685
TLKM 2865 3105 3980 4440 3750
BIRD 9425 7100 3000 3460 2870
CANI 265 264 1740 268 264
GIAA 555 309 338 300 298
HITS 735 750 770 730 700
IATA 84 50 50 50 50
LRNA 204 122 220 94 107
MBSS 1000 265 318 590 488
MIRA 50 50 50 50 50
NELY 163 138 76 114 133
PTIS 950 845 800 600 320
RIGS 280 160 170 181 188
SMDR 14850 5050 5625 390 310
WINS 825 167 220 294 220
IBST 3000 1900 1850 8100 8300
2) Kode Saham LAPD
89
3) Kode Saham PGAS
4) Kode Saham RAJA
90
5) Kode Saham META
6) Kode Saham META
91
7) Kode Saham TLKM
8) Kode Saham BIRD
92
9) Kode Saham CANI
10) Kode Saham GIAA
11) Kode Saham HITS
93
12) Kode Saham IATA
13) Kode Saham LRNA
14) Kode Saham MBSS
94
15) Kode Saham MIRA
16) Kode Saham NELY
17) Kode Saham PTIS
95
18) Kode Saham RIGS
19) Kode Saham SMDR
20) Kode Saham WINS
96
21) Kode Saham IBST
97
Lampiran 3: Hasil Analisis Deskriptif
98
Lampiran 4: Hasil Uji Stationeritas Tingkat Level
1) Price to Earning Ratio (PER)
99
2) Price to Book Value (PBV)
100
3) Return on Assets (ROA)
101
4) Return on Equity (ROE)
102
5) Return Saham
103
Lampiran 5: Hasil Uji Asumsi Klasik
1) Uji Multikolinearitas
2) Uji Autokorelasi
104
3) Uji Heterokedasitas
105
Lampiran 6: Hasil Estimasi Model Regresi Data Panel
1) Model Common Effect
106
2) Model Fixed Effect
107
3) Model Random Effect
108
Lampiran 7: Hasil Pemilihan Model Regresi Data Panel
1) Uji Chow
109
2) Uji Hausman
110
3) Uji Lagrange Multiplier