pengaruh model reciprocal teaching …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel ilmiah eva...

13
1 PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Eva Fransiska Sijabat 1 , Anna Fauziah 2 , Rani Refianti 3 STKIP-PGRI Lubuklinggau Email : [email protected] ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Reciprocal Teaching terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016, yang terdiri dari 128 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak dengan cara pengundian. Setelah dilakukan pengundian, terpilih dua kelas sebagai sampel yaitu kelas XI IPA 3 dan XI IPA 4. Kelas XI IPA 3 terpilih sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang diberikan pengajaran dengan menggunakan model Reciprocal Teaching dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol yaitu kelas yang diberikan pengajaran konvensional. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes yang berbentuk uraian. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji-t pada taraf signifikan α = 0,05, diperoleh diperoleh thitung = 4,22 dan ttabel = 1,671. Hal ini menunjukkan thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016. Rata-rata skor kemampuan komunikasi matematika kelas eksperimen sebesar 18,60 dan kelas kontrol sebesar 14,63. Kata Kunci : Reciprocal Teaching, Komunikasi Matematika 1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

Upload: habao

Post on 30-Jan-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah eva ok.pdf · tentunya akan membuat pemahaman mendalam tentang konsep matematika yang

1

PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS XI

SMA NEGERI 3 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Eva Fransiska Sijabat1, Anna Fauziah2, Rani Refianti3 STKIP-PGRI Lubuklinggau

Email : [email protected]

ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Reciprocal Teaching terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016, yang terdiri dari 128 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak dengan cara pengundian. Setelah dilakukan pengundian, terpilih dua kelas sebagai sampel yaitu kelas XI IPA 3 dan XI IPA 4. Kelas XI IPA 3 terpilih sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang diberikan pengajaran dengan menggunakan model Reciprocal Teaching dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol yaitu kelas yang diberikan pengajaran konvensional. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes yang berbentuk uraian. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji-t pada taraf signifikan α = 0,05, diperoleh diperoleh thitung = 4,22 dan ttabel = 1,671. Hal ini menunjukkan thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016. Rata-rata skor kemampuan komunikasi matematika kelas eksperimen sebesar 18,60 dan kelas kontrol sebesar 14,63. Kata Kunci : Reciprocal Teaching, Komunikasi Matematika

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

Page 2: PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah eva ok.pdf · tentunya akan membuat pemahaman mendalam tentang konsep matematika yang

2

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi. Belajar matematika bertujuan untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, sistematis, kritis, kreatif, berkomunikasi, dan kemampuan bekerjasama serta memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah baik dalam bidang matematika, bidang ilmu lainnya, maupun kehidupan sehari-hari. Kemampuan tersebut diperlukan agar siswa dapat memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah.

Menurut Mahmudi (2009:1) salah satu isu penting dalam pembelajaran matematika saat ini adalah pentingnya pengembangan kemampuan komunikasi matematika siswa. Pengembangan komunikasi juga menjadi salah satu tujuan pembelajaran matematika dan menjadi salah satu standar kompetensi kelulusan dalam bidang matematika. Karena belajar matematika merupakan proses sosial dimana mereka harus berinteraksi, bekerjasama, dan berkomunikasi antara siswa yang satu dengan siswa lainnya serta dengan gurunya.

Los Angeles County Office of Education (dalam Mahmudi, 2009:3) menyatakan komunikasi matematika mencakup komunikasi tertulis maupun lisan atau verbal. Oleh karena itu, kemampuan komunikasi matematika merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan dalam pembelajaran matematika. Misalnya, untuk mengukur kemampuan siswa memberikan alasan rasional terhadap suatu pernyataan dari masalah matematika yang diperoleh. Diharapkan siswa mampu untuk memberikan kesimpulan pada setiap akhir jawaban dan menuliskan penjelasan atau alasan dari penyelesaian masalah matematika tersebut.

Kemampuan komunikasi matematika merupakan hal yang sangat penting dimiliki siswa. Apabila siswa memiliki kemampuan komunikasi matematika tentunya akan membuat pemahaman mendalam tentang konsep matematika yang dipelajari. Walle (2002:5) menyatakan bahwa cara terbaik untuk berhubungan dengan suatu ide adalah mencoba menyampaikan ide tersebut

kepada orang lain. Dengan berkomunikasi siswa dapat meningkatkan kosa kata, mengembangkan kemampuan berbicara, menulis ide-ide secara sistematis, dan memiliki kemampuan belajar yang lebih baik. Selanjutnya National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) (dalam Fahradina, 2014:55) dijelaskan bahwa komunikasi adalah suatu bagian esensial dari matematika dan pendidikan matematika.

Tetapi, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa masih rendah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di SMA Negeri 3 Lubuklinggau, peneliti mendapatkan keterangan bahwa masih banyak siswa yang kurang mampu mengkomunikasikan gagasan atau ide-ide matematika ke dalam bentuk simbol, tabel, grafik, atau diagram dan sebaliknya, untuk memperjelas keadaan atau masalah serta pemecahannya. Kemampuan komunikasi perlu diperhatikan dalam

Page 3: PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah eva ok.pdf · tentunya akan membuat pemahaman mendalam tentang konsep matematika yang

3

pembelajaran matematika sebab kemampuan komunikasi sangat diperlukan dalam menghadapi berbagai masalah, khususnya masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajaran matematika masih banyak didominasi oleh guru. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran masih cenderung pasif dan siswa kurang kreatif. Siswa yang tidak dilibatkan untuk aktif dalam pembelajaran, dapat menyebabkan siswa sulit untuk berkreatifitas terhadap ide-ide yang mereka miliki khususnya ide-ide matematikanya.

Hal ini terbukti saat peneliti melakukan studi pendahuluan dengan memberikan siswa soal-soal yang telah dipelajari yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematika, ternyata dari 28 siswa hampir semuanya belum memahami bagaimana menyelesaikan masalah dan menggunakan bahasa matematika yang benar. Hanya sedikit siswa yang mampu mengungkapkan dan mengkomunikasikan ide dan gagasan matematika ke dalam bentuk simbol dan gambar. Selain itu sistematika penulisan jawaban juga belum tepat. Dari 28 siswa hanya 4 siswa mampu menjawab dengan penyelesaian yang benar.

Peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa dapat dilakukan dengan mengadakan perubahan-perubahan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, perlu dirancang suatu pembelajaran yang membiasakan siswa untuk menyampaikan pemikirannya baik dengan guru, teman maupun yang orang lain. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat.

Model pembelajaran yang sebaiknya diterapkan adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga siswa lebih mudah untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan dan mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk lisan maupun tulisan. Salah satu alternatif untuk mendukung hal tersebut adalah dengan menerapkan model Reciprocal Teaching. Menurut Trianto (2007:96) Reciprocal Teaching terutama dikembangkan untuk membantu guru menggunakan dialog-dialog belajar yang bersifat kerjasama untuk mengajarkan pemahaman bacaan secara mandiri di kelas. Melalui pengajaran terbalik siswa diajarkan empat strategi pemahaman pengaturan diri spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian dan prediksi.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Reciprocal Teaching terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016.

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat : (1) Meningkatkan aktivitas kegiatan belajar siswa dan keaktifan siswa dalam pembelajaran serta meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa; (2) dapat dijadikan sebagai informasi dan masukan dalam pembelajaran matematika dengan

Page 4: PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah eva ok.pdf · tentunya akan membuat pemahaman mendalam tentang konsep matematika yang

4

penggunaan model Reciprocal Teaching atau pengajaran terbalik; (3) Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam usaha perbaikan pembelajaran khususnya pada pembelajaran matematika; (4) Bagi peneliti, dapat menambah wawasan, pengetahuan serta memperoleh pengalaman secara langsung dalam menerapkan model Reciprocal Teaching untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.

DASAR TEORI

Berikut ini adalah beberapa deskripsi teori yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Pengaruh, dalam hal ini artinya kemampuan komunikasi matematika siswa setelah diterapkannya model Reciprocal Teaching lebih baik dari kemampuan komunikasi metematika siswa yang tidak menggunakan model Reciprocal Teaching.

b. Model Reciprocal Teaching adalah model pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri, yang menerapkan empat strategi pemahaman mandiri yaitu perangkuman, menyusun pertanyaan serta menyelesaikannnya, pengklarifikasian dan prediksi. Masing-masing strategi tersebut dapat membantu siswa membangun pemahaman terhadap apa yang sedang dipelajari.

c. Kemampuan Komunikasi Matematika adalah kemampuan atau kecakapan siswa dalam menyampaikan informasi, mengkomunikasikan gagasan dan mengekspresikan ide-ide matematika, situasi antara lain melalui lisan maupun secara tertulis.

Tabel 1

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematika

Skor Menulis (Written Text) Menggambar (Drawing) Ekspresi Matematika

(Mathematical

Exspression)

0 Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan tidak memahami

konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa

1 Hanya sedikit dari

penjelasan yang benar

Hanya sedikit dari

gambar, diagram, atau

tabel yang benar

Hanya sedikit dari

model matematika

yang benar

2 Penjelasan secara

matematis masuk akal

namun hanya sebagian

lengkap dan benar

Melukiskan gambar,

diagram, atau tabel

namun kurang lengkap

dan benar

Membuat model

matematika dengan

benar, namun salah

dalam mendapatkan

solusi

Page 5: PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah eva ok.pdf · tentunya akan membuat pemahaman mendalam tentang konsep matematika yang

5

3 Penjelasan secara masuk

akal dan benar, meskipun

tidak tersusun secara

logis ataupun terdapat

sedikit kesalahan bahasa

Melukiskan gambar,

diagram, atau tabel

secara lengkap dan

benar

Membuat model

matematika dengan

benar, kemudian

melakukan

perhitungan atau

mendapatkan solusi

secara benar dan

lengkap

4 Penjelasan secara masuk

akal dan jelas serta

tersusun secara logis

Skor Maksimal = 4 Skor Maksimal = 3 Skor Maksimal = 3

(Sumber: Cai, Lane dan Jacobsin (dalam Putri, 2014:31))

METODE PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah eksperimen. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah control group pretest-posttest design, menurut Arikunto (2010:126) digambarkan sebagai

berikut :

E O1 X O2

K O3 O4

Keterangan: E : Kelas eksperimen K : Kelas kontrol X : Perlakuan dengan menggunakan model Reciprocal Teaching

01 dan 03 : Pre-test 02 dan 04 : Post-test

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016. Sebagai sampel pada penelitian ini adalah kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan sebagai kelas kontrol adalah XI IPA 4.

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan komunikasi matematika siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan memberikan skor kemampuan komunikasi matematika dari tiap butir soal tes. Tes dilakukan sebanyak dua kali pada masing-masing kelas, yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Tes awal digunakan untuk mengetahui kemampuan awal komunikasi matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, sedangkan tes akhir diberikan untuk memperoleh data kemampuan komunikasi matematika siswa baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Tes yang digunakan berbentuk uraian yang terdiri dari enam soal dengan materi Statistika.

Page 6: PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah eva ok.pdf · tentunya akan membuat pemahaman mendalam tentang konsep matematika yang

6

TEKNIK ANALISIS DATA Langkah-langkah teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menentukan skor rata-rata dan simpangan baku, uji normalitas data, uji homogenitas, dan pengujian hipotesis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam proses penelitian yang dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau ini peneliti menggunakan model Reciprocal Teaching dan dilaksanakan pada statistika. Jumlah pertemuan yang dilakukan peneliti dalam kelas eksperimen di penelitian ini adalah sebanyak lima kali pertemuan, dengan rincian satu pertemuan sebagai pre-test di awal penelitian, tiga pertemuan proses pembelajaran menggunakan model Reciprocal Teaching, dan satu pertemuan sebagai pelaksanaan post-test di akhir pertemuan pembelajaran.

Deskripsi Statistik Hasil Penelitian Pre-test Pada pertemuan pertama dilakukan tes kemampuan awal (pre-test), pre-test ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal komunikasi matematika siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Reciprocal Teaching dan konvensional pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan dapat dijabarkan bahwa dari 30 siswa kelas eksperimen yang mengikuti pre-test dengan perolehan skor terendah dan skor tertinggi masing-masing adalah 4 dan 15. Sedangkan pada kelas kontrol dengan jumlah siswa yang mengikuti pre-test juga sebanyak 30 siswa. Perolehan skor terendah dan skor tertinggi adalah 3 dan 14. Post-test

Post-test ini diberikan pada pertemuan terakhir pada siswa dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematika siswa setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan model Reciprocal Teaching untuk kemudian dibandingkan dengan siswa kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan menggunakan model Reciprocal Teaching cdengan materi statistika. Berdasarkan perhitungan dapat dijabarkan bahwa pada kelas eksperimen yang mengikuti post-test sebanyak 30 siswa dengan perolehan skor terendah dan skor tertinggi masing-masing adalah 10 dan 25. Sedangkan pada kelas kontrol dari 30 siswa yang mengikuti post-test dengan memperoleh skor terendah dan skor tertinggi adalah 7 dan 23. Perbandingan kemampuan komunikasi matematika awal dan kemampuan komunikasi matematika akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 1:

Grafik 1: Skor rata-rata hasil Pre-test dan Post-test

9.27

18.6

7.8

14.63

0

5

10

15

20

Pre-test Post-test

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Page 7: PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah eva ok.pdf · tentunya akan membuat pemahaman mendalam tentang konsep matematika yang

7

Analisis Inferensial Data Pre-test a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak. Dari hasil analisis menggunakan uji Chi-Kuadrat (𝑋2) didapatkan hasil data pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Setelah uji normalitas data, maka pengujian selanjutnya adalah uji homogenitas varians, uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen atau tidak. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa varians data Pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut adalah homogen.

c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, dan diperoleh kesimpulan bahwa data pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen, sehingga dengan demikian uji kesamaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data pre-test dapat menggunakan uji-t. Dari hasil analisis dapat diambil kesimpulan bahwa hasil

perhitungan uji kesamaan dua rata-rata hasil tes pre-test diperoleh thitung = 1,96

dengan ttabel = 2,000 karena thitung < ttabel maka Ho diterima sehingga diperoleh

kesimpulan rata-rata skor kemampuan komunikasi matematika siswa kelas

eksperimen sama dengan kelas kontrol.

Analisis Inferensial Data Post-test a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak. Dari hasil analisis menggunakan uji Chi-Kuadrat (𝑋2) didapatkan hasil data post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Setelah uji normalitas data, maka pengujian selanjutnya adalah uji homogenitas varians, uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen atau tidak. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa varians data post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut adalah homogen.

c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, dan diperoleh

kesimpulan bahwa data post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen, sehingga dengan demikian uji kesamaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data post-test dapat menggunakan uji-t. Dari hasil analisis dapat diambil kesimpulan bahwa hasil

Page 8: PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah eva ok.pdf · tentunya akan membuat pemahaman mendalam tentang konsep matematika yang

8

perhitungan uji kesamaan dua rata-rata hasil tes post-test diperoleh

thitung = 4,22 dengan ttabel = 1,671 karena thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Dengan kata lain rata-rata skor kemampuan komunikasi matematika siswa kelas eksperimen lebih dari kelas kontrol. Sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016.

PEMBAHASAN Pembelajaran dengan menggunakan model Reciprocal Teaching pada

kelas eksperimen dilaksanakan setelah mengadakan uji coba instrumen, pre-test, setelah itu baru menginformasikan tentang pembelajaran dengan menggunakan model Reciprocal Teaching, dan peneliti juga menginformasikan materi yang akan diajarkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Reciprocal Teaching yaitu statistika.

Berdasarkan analisis data pre-test siswa diperoleh bahwa kemampuan awal siswa relatif sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sedangkan hasil post-test siswa terdapat perbedaan kemampuan akhir antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Hasil perhitungan uji normalitas pada pre-test dan

post-test menunjukkan bahwa nilai 𝜒 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 < 𝜒 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

2 hal ini menunjukkan

bahwa data kedua kelas berdistribusi normal. Begitu juga dengan hasil perhitungan uji homogenitas, karena pada pre-test Fhitung < Ftabel, demikian juga pada post-test Fhitung < Ftabel, dengan demikian kedua varians pre-test dan post-test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen.

Dengan menggunakan uji-t dengan taraf kepercayaan α =0,05 dan dk =

60. Pada perhitungan pre-test, thitung < ttabel maka Ho diterima, hal ini berarti

rata-rata skor kemampuan komunikasi matematika kelas eksperimen dan kelas

kontrol adalah sama. Sedangkan hasil post-test didapat thitung > ttabel sehingga

Ho ditolak, hal ini berarti rata-rata skor kemampuan komunikasi matematika pada kelas eksperimen lebih dari kelas kontrol. Dengan kata lain ada pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, siswa dengan pembelajaran menggunakan model Reciprocal Teaching lebih baik dalam kemampuan komunikasi matematika dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model konvensional. Sebab pembelajaran dengan model Reciprocal Teaching mempunyai prinsip yaitu sebuah pembelajaran yang menerapkan empat strategi yang mengarahkan siswa untuk mandiri, aktif dalam memahami suatu materi. Jadi dalam setiap pembelajaran yang berperan aktif adalah siswa.

Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan model Reciprocal Teaching menemukan beberapa hambatan. Adanya perubahan cara

Page 9: PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah eva ok.pdf · tentunya akan membuat pemahaman mendalam tentang konsep matematika yang

9

mengajar guru dirasakan siswa sebagai hal yang baru dan memerlukan penyesuaian terhadap empat macam strategi yang terdapat pada model Reciprocal Teaching dalam pokok bahasan Statistika yaitu merangkum, membuat pertanyaan, klarifikasi, dan prediksi.

Pada pertemuan pertama, siswa merangkum mengenai intisari dan ide

utama dari bahan bacaan yang telah diberikan. Kegiatan merangkum

memperkuat pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari. Kemudian membuat pertanyaan dan menyelesaikannya, siswa diminta untuk

membuat pertanyaan dan sekaligus mencari jawaban dari pertanyaan tersebut

sehingga siswa mampu memperdalam pengetahuannya secara mandiri. Tetapi pada tahap ini ada beberapa anggota kelompok mengalami kesulitan dalam

menggunakan bahasa yang akan dterapkan dalam membuat pertanyaan dan juga kesulitan dalam menyelesaikan pertanyaan. Kerjasama setiap anggota kelompok

juga masih kurang.

Setelah itu mengklarifikasi, dimana siswa menjelaskan atau mengambil langkah-langkah untuk mengklarifikasi mengenai bagian-bagian dari bacaan yang membingungkan. Kemampuan siswa dalam mengklarifikasi atau menjelaskan kembali materi ajar masih kurang hal ini terlihat dari cara siswa yang belum bisa menjelaskan dengan menggunakan bahasanya sendiri. Siswa yang ditunjuk untuk

menjadi “guru-siswa” masih terlihat tidak berani dan kurang percaya diri untuk menyampaikan hasil pekerjaan kelompoknya. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa berbicara dihadapan teman dan guru demikian pula untuk kelompok yang menanggapi masih terlihat tidak berani untuk bertanya dan kurang percaya diri untuk mengeluarkan pendapatnya. Lalu prediksi, siswa diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari bacaan yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan diungkapkan dan diduga berdasarkan atas informasi yang dimilikinya.

Pada pertemuan selanjutnya hambatan-hambatan yang terjadi saat proses pembelajaran perlahan-lahan mulai mengalami perubahan yang lebih

baik. Siswa sudah dapat bekerjasama dengan baik antar anggota kelompok dalam melaksanakan empat strategi dan lebih aktif bertanya jika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah ataupun kurang dalam memahami materi. Siswa juga mulai berani dan percaya diri untuk berperan sebagai “guru-siswa” di depan kelas dan siswa yang lainnya mengemukakan pendapatnya.

Pembelajaran yang diterapkan di kelas kontrol adalah pembelajaran konvensional. Pembelajaran yang berpusat pada guru, dimana guru lebih mendominasi aktivitas pembelajaran sehingga siswa pasif dan hanya mendengarkan penjelasan materi dari guru.

Setelah dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan model Reciprocal Teaching dan kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional, dilakukan tes akhir (post-test) yang berguna untuk mengukur kemampuan siswa.

Page 10: PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah eva ok.pdf · tentunya akan membuat pemahaman mendalam tentang konsep matematika yang

10

Berikut ini adalah jawaban siswa yang menunjukkan kemampuan komunikasi matematika pada saat post-test setelah diterapkan model Reciprocal Teaching dapat dilihat pada gambar 4.1.

Page 11: PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah eva ok.pdf · tentunya akan membuat pemahaman mendalam tentang konsep matematika yang

11

Gambar 4.1 Jawaban post-test kelas eksperimen

Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa skor yang diperoleh siswa yaitu 25, yang berarti siswa menunjukkan kemampuan komunikasi matematika yang baik. Dimana siswa sudah mampu dalam menuliskan penjelasan dari jawaban permasalahannya secara jelas, serta tersusun secara logis, walaupun siswa masih kurang dalam menjabarkan pendapatnya terlihat pada soal nomor 1b, 5a dan soal nomor 4 yang tidak selesai dalam pengerjaannya, siswa juga dapat melukiskan diagram, tabel secara lengkap dan benar pada soal nomor 1b, 2, dan 5b, serta siswa mampu untuk memodelkan permasalahan secara benar kemudian melakukan perhitungan atau mendapatkan solusi secara benar terlihat pada soal nomor 3 tetapi soal pada nomor 6 siswa tidak selesai dalam pengerjaannya. Namun secara keseluruhan siswa telah mampu menyerap materi dengan baik.

Perolehan skor rata-rata siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan model Reciprocal Teaching, diketahui terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa sebesar pada kelas eksperimen 9,33. Data ini menunjukkan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya meningkat sebesar 6,83. Hal tersebut disebabkan karena pada penggunaan model Reciprocal Teaching, siswa dituntut untuk mandiri, lebih aktif dan kreatif dalam menerapkan empat

Page 12: PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah eva ok.pdf · tentunya akan membuat pemahaman mendalam tentang konsep matematika yang

12

strategi yakni merangkum, membuat pertanyaan dan menyelesaikannya, mengklarifikasi dan prediksi. Siswa dituntut untuk berfikir dan bertukar pikiran dengan teman sekelompoknya sehingga terbentuk suatu pola kerjasama yang aktif.

Hal ini sesuai dengan Ann Brown (dalam Trianto, 2007:96) yang mengatakan bahwa Reciprocal Teaching dimana guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat, dan dukungan.

Temuan ini sesuai dengan pernyataan Cai, Lane dan Jacobsin (dalam Fachrurazi, 2011:81) yang menyatakan bahwa ada tiga indikator kemampuan komunikasi dalam matematika, yaitu yang meliputi : (1) menulis matematika; (2) menggambar secara matematika; (3) ekspresi matematika. Adanya pelaksanaan pembelajaran dengan model Reciprocal Teaching ini mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa. Hal ini dikarenakan empat strategi pembelajaran pada model Reciprocal Teaching mengarahkan siswa untuk belajar mandiri dan aktif dalam memahami materi serta memberikan kesempatan pada siswa untuk menggunakan pengetahuan yang sudah dimilikinya, sehingga penggunaan model Reciprocal Teaching dapat berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan model Reciprocal Teaaching terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau. Hal ini terlihat

dari hasil post-test diperoleh thitung = 4,22 dengan ttabel = 1,671, karena nilai

thitung > ttabel maka Ho ditolak. Rata-rata skor kemampuan komunikasi

matematika siswa kelas eksperimen sebesar 18,60 dan kelas kontrol sebesar

14,63.

Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, maka peneliti

menyampaikan saran-saran kepada pihak terkait, yaitu sebagai berikut : 1. Penggunaan model Reciprocal Teaching dapat dijadikan salah satu alternatif

bagi guru untuk membuat siswa lebih aktif dalam proses kegiatan belajar dan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.

2. Melalui model ini dapat dijadikan masukan untuk guru dalam mengetahui model-model pembelajaran yang bervariasi dan menarik sehingga dapat

dipahami dengan baik oleh siswa.. 3. Model Reciprocal Teaching memerlukan waktu yang relatif lama dalam

proses pembelajarannya karena memiliki strategi yang sudah ditentukan,

Page 13: PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah eva ok.pdf · tentunya akan membuat pemahaman mendalam tentang konsep matematika yang

13

sehingga disarankan untuk melakukan persiapan yang matang dan mempertimbangkan pengalokasian waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Fachrurazi, 2011. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. [online]. http://jurnal.upi.edu/file/8-Fachrurazi.pdf. [27 Maret 2015]

Fahradina, N. 2014. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP dengan Menggunakan Model Investigasi Kelompok. Jurnal Didaktik Matematika. Vol. 1 No. 1 (hal. 54-64).

Mahmudi, A. 2009. Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal MIPMIPA UNHALU. Vol. 8 No.1 (hal. 1-9).

Putri, Erfiza N. 2014. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) Tipe Point Counterpoint dengan Pendekatan Keterampilan Proses terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP Negeri 3 Pekanbaru. [online]. http://repository.uin-suska.ac.id/2094/. [28 Maret 2015]

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suherman, E. 1993. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Walle, J. A. 2002. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: Erlangga.