pengaruh model pembelajaran reciprocal teaching …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel...

14
1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Malia 1 , Dodik Mulyono², Reny Wahyuni³ STKIP-PGRI Lubuklinggau Email: [email protected] ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017”. Masalah pada penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis Penelitian yang digunakan berbentuk True Eksperimental Design. Populasinya seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017, yang terdiri dari 170 siswa dan sebagai sampel kelas eksperimen kelas VIII.6, dan sebagai kelas kontrol kelas VIII.4. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji-t dengan taraf signifikan sebesar = 0,05, diperoleh t hitung > t tabel (2,09 > 1,68), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017. Rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep matematika siswa setelah diberi perlakuan di kelas eksperimen sebesar 29,24 dan kelas kontrol sebesar 25,64. Kata Kunci: Reciprocal Teaching, Pemahaman konsep, Matematika. PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu pengetahuan dasar terpenting untuk perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi yang berguna bagi kemajuan bangsa. Pada umumnya pendidikan matematika bertujuan untuk mencerdaskan, memperluas pengetahuan, serta pengalaman dan wawasan manusia. Seperti halnya Sutjipto (Yuhasriati, 2012:81) menyatakan bahwa matematika merupakan salah satu pelajaran yang penting dikuasai siswa di sekolah karena banyak kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya peranan matematika menjadikan matematika diajarkan pada setiap jenjang pendidikan. Salah satu 1 Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Upload: others

Post on 05-Jan-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING

TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 LUBUKLINGGAU TAHUN

PELAJARAN 2016/2017

Malia1, Dodik Mulyono², Reny Wahyuni³

STKIP-PGRI Lubuklinggau

Email: [email protected]

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap

Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017”. Masalah pada penelitian ini adalah

apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 11

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis Penelitian yang digunakan

berbentuk True Eksperimental Design. Populasinya seluruh siswa kelas VIII SMP

Negeri 11 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017, yang terdiri dari 170 siswa

dan sebagai sampel kelas eksperimen kelas VIII.6, dan sebagai kelas kontrol kelas

VIII.4. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Data yang terkumpul

dianalisis menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji-t dengan taraf

signifikan sebesar 𝛼 = 0,05, diperoleh thitung > ttabel (2,09 > 1,68), sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Reciprocal Teaching

terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP

Negeri 11 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017. Rata-rata skor kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa setelah diberi perlakuan di kelas

eksperimen sebesar 29,24 dan kelas kontrol sebesar 25,64.

Kata Kunci: Reciprocal Teaching, Pemahaman konsep, Matematika.

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu pengetahuan dasar terpenting untuk

perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi yang berguna bagi kemajuan

bangsa. Pada umumnya pendidikan matematika bertujuan untuk mencerdaskan,

memperluas pengetahuan, serta pengalaman dan wawasan manusia. Seperti

halnya Sutjipto (Yuhasriati, 2012:81) menyatakan bahwa matematika merupakan

salah satu pelajaran yang penting dikuasai siswa di sekolah karena banyak

kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya peranan matematika

menjadikan matematika diajarkan pada setiap jenjang pendidikan. Salah satu

1 Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau

2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

2

aspek yang terkandung dalam pembelajaran matematika adalah konsep. Hal ini

sejalan dengan pendapat Dahar (Murizal, dkk; 2012:19) yang menyatakan, “Jika

diibaratkan, konsep-konsep merupakan batu-batu pembangunan dalam berpikir”.

Akan sangat sulit bagi siswa untuk menuju ke proses pembelajaran yang lebih

tinggi jika belum memahami konsep. Oleh karena itu, kemampuan pemahaman

konsep matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran

matematika.

Berdasarkan wawancara observasi yang dilakukan peneliti untuk

mengetahui kondisi awal pengetahuan siswa tentang pemahaman konsep

matematika sebanyak lima soal yang memuat indikator-indikator pemahaman

konsep matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Lubuklinggau, diperoleh data

bahwa jumlah siswa yang memperoleh skor nilai maksimal 44 hanya 10,7%.

Terdapat 53,6% siswa yang memperoleh skor nilai ≥ 20, dan sisanya 35,7%

memperoleh skor nilai < 20. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Lubuklinggau

tergolong kurang. Kurangnya kemampuan pemahaman konsep matematika siswa

juga dapat dilihat dari hasil nilai ulangan yang masih rendah. Tercatat hanya 72

siswa dari 170 siswa tuntas dalam ulangan harian siswa dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 78. Artinya, hanya 42,35% siswa tuntas dan

57,65% siswa yang belum tuntas. Keaktifan siswa untuk mengembangkan dan

menemukan konsep masih rendah, siswa tidak terbiasa berpikir terlebih dahulu

untuk membangun pengetahuannya sendiri sehingga sulit dalam memahami suatu

konsep.

Duha, dkk (2012:8) mengatakan bahwa pemahaman terhadap suatu konsep

sangat penting apabila siswa menguasai konsep materi prasyarat maka siswa akan

mudah untuk memahami konsep materi selanjutnya. Untuk mengatasi

permasalahan yang terjadi guru perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang

bisa membuat siswa memahami suatu konsep, aktif menghadapi proses

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. Salah satu bentuk pembelajaran

yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep

matematika siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran Reciprocal

3

Teaching. Reciprocal Teaching adalah suatu model pembelajaran yang

menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu menyimpulkan bahan ajar,

menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan

yang telah diperolehnya, kemudian memprediksikan pertanyaan selanjutnya dari

persoalan yang disodorkan kepada siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian ini adalah apakah

terdapat pengaruh model pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Lubuklinggau

Tahun Pelajaran 2016/2017.

KAJIAN TEORI

Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

Menurut Shoimin (2016:153), Reciprocal Teaching adalah suatu model

pembelajaran di mana siswa diberi kesempatan untuk mempelajari materi terlebih

dahulu. Kemudian, siswa menjelaskan kembali meteri yang dipelajari kepada

siswa lain. Guru hanya bertugas sebagai fasilitator dan pembimbing dalam

pembelajaran, yaitu meluruskan atau memberi penjelaskan mengenai materi yang

tidak dapat dipecahkan secara mandiri oleh siswa. Begitu juga menurut Palinscar

(Shoimin, 2016:153) Reciprocal Teaching mengandung empat strategi yaitu:

1. Question Generating

Dalam strategi ini, siswa diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan terkait

materi yang sedang dibahas. Pertanyaan tersebut diharapkan dapat

mengungkapkan penguasaan konsep terhadap materi yang sedang dibahas.

2. Clarifying

Strategi clarifying ini merupakan kegiatan penting saat pembelajaran, terutama

bagi siswa yang mempunyai kesulitan dalam memahami suatu materi. Siswa

dapat bertanya kepada guru tentang konsep yang dirasakan masih sulit atau

belum bisa dipecahkan bersama kelompoknya. Selain itu, guru juga dapat

mengklarifikasi konsep dengan memberikan pertanyaan kepada siswa.

3. Predicting

Strategi ini merupakan strategi dimana siswa melakukan hipotesis atau

perkiraan mengenai konsep apa yang akan didiskusikan selanjutnya oleh peny

Strategi ini merupakan strategi dimana siswa melakukan hipotesis atau

perkiraan mengenai konsep apa yang akan didiskusikan selanjutnya oleh

penyaji.

4

4. Summarizing

Dalam strategi ini terdapat kesempatan bagi siswa untuk mengindentifikasikan

dan mengintegrasikan informasi-informasi yang terkandung dalam materi.

Langkah-langkah model pembelajaran Reciprocal Teaching pada dasarnya

mengikuti tahapan-tahapannya yaitu: (a) Guru mengelompokkan siswa ke dalam

beberapa kelompok secara heterogen. (b) Guru membagikan bahan pembelajaran

sesuai dengan materi yang akan dipelajari pada hari itu. (c) Guru meminta siswa

untuk membaca bahan pembelajaran yang telah disediakan oleh guru. (d) Guru

meminta siswa untuk merangkum bahan pembelajaran tersebut. (e) Guru meminta

siswa membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari bahan pembelajaran

tersebut. (f) Guru memilih salah satu siswa untuk menjelaskan hasil diskusi

kelompoknya di depan kelas. (g) Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. (h) Guru memberikan soal

latihan yang memuat soal pengembangan agar siswa dapat memprediksi materi

apa yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

Adapun kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Reciprocal

Teaching menurut Shoimin (2016: 156-157) yaitu: Kelebihan model pembelajaran

Reciprocal Teaching, yaitu: (a) Mengembangkan kreativitas dan kerja sama

antarsiswa; (b) Siswa belajar dengan mandiri agar termotivasi untuk belajar; (c)

Memupuk keberanian berpendapat dan berbicara di depan kelas; (d) Melatih siswa

untuk mengnalisis masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu singkat; (e)

Menumbuhkan sikap menghargai guru karena siswa akan merasakan perasaan

guru pada saat mengadakan pembelajaran terutama pada saat siswa ramai atau

kurang memperhatikan; (f) Dapat digunakan untuk materi pelajaran yang banyak

dan alokasi waktu yang terbatas. Sedangkan kelemahan model pembelajaran

Reciprocal Teaching, yaitu: (a) Siswa yang berperan sebagai guru kurang

bersungguh-sungguh dalam menyampaikan materi sehingga menyebabkan tujuan

pembelajaran tidak tercapai; (b) Pendengar (siswa yang tak berperan) sering

menertawakan tingkah laku siswa yang menjadi guru sehingga merusak suasana;

(c) Kurangnya perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya memerhatikan

aktivitas siswa yang berperan sebagai guru membuat kesimpulan akhir sulit

5

tercapai; (d) Butuh waktu yang lama; (e) Tidak mungkin seluruh siswa akan

mendapat giliran untuk menjadi “guru siswa”.

Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

Menurut Septriani,dkk (2014:17) bahwa pemahaman konsep merupakan

kemampuan siswa untuk memahami suatu materi pelajaran dengan pembentukan

pengetahuannya sendiri dan mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain

yang mudah dimengerti serta mengaplikasikannya. Sedangkan menurut

Rosmawati (Putri, dkk., 2012:68) mengatakan bahwa pemahaman konsep adalah

yang berupa penguasaan sejumlah materi pembelajaran, dimana siswa tidak

sekedar mengenal dan mengetahui, tetapi mampu mengungkapkan kembali

konsep dalam bentuk yang lebih mudah serta mampu mengaplikasinya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pemahaman konsep matematika adalah kemampuan siswa dalam memahami

materi pelajaran matematika sesuai dengan pembentukan pemahaman yang

dimilikinya sehingga mampu mengungkapkan kembali informasi tersebut

kedalam bahasa yang lebih mudah dipahami. Adapun indikator kemampuan

pemahaman konsep matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah; (1)

Menyatakan ulang sebuah konsep. (2) Mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat

tertentu sesuai dengan konsep. (3) Memberikan dan membedakan mana yang contoh dan

bukan contoh. (4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika.

(5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep. (6) Menggunakan

dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu. (7) Mengaplikasikan

konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah.

Tabel 1

Rubrik Penilaian Tingkat Pemahaman Konsep No Indikator Keterangan Skor

1 Menyatakan ulang

suatu konsep

Jawaban benar dan mengandung seluruh

konsep ilmiah.

4

Jawaban benar dan mengandung paling

sedikit satu konsep ilmiah serta tidak

mengandung suatu kesalahan konsep.

3

Jawaban memberikan sebagian informasi

yang benar tetapi juga menunjukkan adanya

kesalahan konsep dalam menjelaskannya.

2

Jawaban menunjukkan kesalahan

pemahaman yang mendasar tentang konsep

1

6

yang dipelajari.

Jawaban salah, tidak relevan, hanya

mengulang pertanyaan serta jawaban

kosong.

0

2 Mengklarifikasikan

objek menurut

sifat-sifat tertentu

sesuai dengan

konsepnya

Jawaban benar dan mengandung seluruh

konsep ilmiah.

4

Jawaban benar dan mengandung paling

sedikit satu konsep ilmiah serta tidak

mengandung suatu kesalahan konsep.

3

Jawaban memberikan sebagian informasi

yang benar tetapi juga menunjukkan adanya

kesalahan konsep dalam menjelaskannya.

2

Jawaban menunjukkan kesalahan

pemahaman yang mendasar tentang konsep

yang dipelajari.

1

Jawaban salah, tidak relevan, hanya

mengulang pertanyaan serta jawaban

kosong.

0

3

Memberi contoh

dan bukan contoh

dari suatu konsep

Jawaban benar dan mengandung seluruh

konsep ilmiah.

4

Jawaban benar dan mengandung paling

sedikit satu konsep ilmiah serta tidak

mengandung suatu kesalahan konsep.

3

Jawaban memberikan sebagian informasi

yang benar tetapi juga menunjukkan adanya

kesalahan konsep dalam menjelaskannya.

2

Jawaban menunjukkan kesalahan

pemahaman yang mendasar tentang konsep

yang dipelajari.

1

Jawaban salah, tidak relevan, hanya

mengulang pertanyaan serta jawaban

kosong.

0

4 Menyajikan konsep

dalam berbagai

bentuk representasi

matematis

Jawaban benar dan mengandung seluruh

konsep ilmiah.

4

Jawaban benar dan mengandung paling

sedikit satu konsep ilmiah serta tidak

mengandung suatu kesalahan konsep.

3

Jawaban memberikan sebagian informasi

yang benar tetapi juga menunjukkan adanya

kesalahan konsep dalam menjelaskannya.

2

Jawaban menunjukkan kesalahan

pemahaman yang mendasar tentang konsep

yang dipelajari.

1

Jawaban salah, tidak relevan, hanya

mengulang pertanyaan serta jawaban

kosong.

0

5

Mengembangkan

syarat perlu atau

syarat cukup dari

suatu konsep

Jawaban benar dan mengandung seluruh

konsep ilmiah.

4

Jawaban benar dan mengandung paling

sedikit satu konsep ilmiah serta tidak

3

7

mengandung suatu kesalahan konsep.

Jawaban memberikan sebagian informasi

yang benar tetapi juga menunjukkan adanya

kesalahan konsep dalam menjelaskannya.

2

Jawaban menunjukkan kesalahan

pemahaman yang mendasar tentang konsep

yang dipelajari.

1

Jawaban salah, tidak relevan, hanya

mengulang pertanyaan serta jawaban

kosong.

0

6 Menggunakan dan

memanfaatkan serta

memilih prosedur

atau operasi

tertentu

Jawaban benar dan mengandung seluruh

konsep ilmiah.

4

Jawaban benar dan mengandung paling

sedikit satu konsep ilmiah serta tidak

mengandung suatu kesalahan konsep.

3

Jawaban memberikan sebagian informasi

yang benar tetapi juga menunjukkan adanya

kesalahan konsep dalam menjelaskannya.

2

Jawaban menunjukkan kesalahan

pemahaman yang mendasar tentang konsep

yang dipelajari.

1

Jawaban salah, tidak relevan, hanya

mengulang pertanyaan serta jawaban

kosong.

0

7

Mengaplikasikan

konsep atau

algoritma pada

pemecahan masalah

Jawaban benar dan mengandung seluruh

konsep ilmiah.

4

Jawaban benar dan mengandung paling

sedikit satu konsep ilmiah serta tidak

mengandung suatu kesalahan konsep.

3

Jawaban memberikan sebagian informasi

yang benar tetapi juga menunjukkan adanya

kesalahan konsep dalam menjelaskannya.

2

Jawaban menunjukkan kesalahan

pemahaman yang mendasar tentang konsep

yang dipelajari.

1

Jawaban salah, tidak relevan, hanya

mengulang pertanyaan serta jawaban

kosong.

0

Sumber: Rohana (2009:95)

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experimental

design dengan desain penelitiannya adalah random, pre-test, post-test desain.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 11

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017 yang seluruh siswanya berjumlah 170.

Sampel dalam penelitian ini diambil secara acak (sample random). Sample pada

8

penelitian ini adalah kelas VIII 6 sebagai kelas eksperimen dan VIII 4 sebagai

kelas kontrol.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik tes. Tes dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu pre-test dan

post-test siswa diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran

Reciprocal Teaching. Pre-test diberikan untuk mengetahui pengetahuan awal

siswa sedangkan post-test diberikan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa.

Tes yang diberikan dalam penelitian ini berbentuk essay yang terdiri dari tujuh

soal pada materi Relasi dan Fungsi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanaan di kelas VIII SMP Negeri 11 Lubuklinggau

Tahun Pelajaran 2016/2017. Peneliti menerapkan model pembelajaran Reciprocal

Teaching pada materi Relasi dan Fungsi. Penelitian ini dilakukan sebanyak lima

kali pertemuan, dengan rincian satu kali pre-test, tiga kali perlakuan, dan satu kali

post-test.

1. Kemampuan Awal Siswa (Pre-test)

Pelaksanaan pre-test diikuti oleh 25 siswa pada kelas ekperimen dan 25

siswa pada kelas kontrol. Pelaksanaan pre-test ini bertujuan untuk mengetahui

kemampuan awal kemampuan pemahaman konsep matematika siswa sebelum

mengikuti pelajaran yang diberikan. Soal yang diberikan berbentuk uraian yang

terdiri dari tujuh butir soal yang menguji kemampuan pemahaman konsep

matematika siswa. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata

skor kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing sebesar 14,48 dan 14,32.

Sementara simpangan baku dari kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-

masing sebesar 3,57 dan 4,52. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan yang berarti pada kemampuan awal komunikasi matematis siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

2. Kemampuan Akhir Siswa (Post-test)

Pelaksanaan post-test diikuti oleh 25 siswa pada kelas eksperimen dan 25

siswa pada kelas kontrol. Pelaksanaan post-test ini bertujuan untuk mengetahui

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa setelah diterapkan model

9

pembelajaran Reciprocal Teaching pada kelas eksperimen dan pembelajaran

konvensional pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan

bahwa rata-rata skor kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing sebesar

29,24 dan 25,64. Sementara simpangan baku dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol masing- masing sebesar 6,60 dan 5,67. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas

eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol.

Adapun grafik rata-rata perbandingan pre-test dan post-test pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 1.

Grafik 1. Perbandingan skor rata-rata pre-test dan post-test

Analisis Inferensial Data Pre-test

Tabel 2

Hasil Uji Normalitas Data Pre-test No Kelas 𝜒2

hitung Dk 𝜒2tabel Kesimpulan

1 Eksperimen 4.4201 5 11,07 Berdistribusi Normal

2 Kontrol 1,2401 5 11,07 Berdistribusi Normal

Tabel 3

Hasil Uji Homogenitas Data Pre-test Data 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 Dk 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Kesimpulan

Pre-test 1,60 24:24 1,98 Homogen

Tabel 4

Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data thitung ttabel Kesimpulan

Pre-test 0,140 2,02 –ttabel < 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , Terima Ho

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kedua kelas berdistribusi

normal dan homogen sehingga uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan adalah

uji-t. Adapun hipotesisnya adalah:

14,48 14,32

29,24 25,64

0

10

20

30

40

Eksperimen Kontrol

Pre-test

Post-tes

10

𝐻𝑜 : 𝜇1 = 𝜇2 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata skor kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

𝐻𝑎 : 𝜇1 ≠ 𝜇2: Terdapat perbedaan rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep

matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata

skor kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

Analisis Inferensial Data Post-test

Tabel 5

Hasil Uji Normalitas Data Post-test No Kelas 𝜒2

hitung Dk 𝜒2tabel Kesimpulan

1 Eksperimen 10,0139 5 11,07 Berdistribusi Normal

2 Kontrol 9,0389 5 11,07 Berdistribusi Normal

Tabel 6

Hasil Uji Homogenitas Data Post-test Data 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 Dk 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Kesimpulan

Post-test 1,35 24:24 1,98 Homogen

Tabel 7

Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data thitung ttabel Kesimpulan

Post-test 2,09 1,68 Tolak Ho

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kedua kelas berdistribusi

normal dan homogen sehingga uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan adalah

uji-t. Adapun hipotesisnya adalah:

𝐻𝑜 : 𝜇1 = 𝜇2 : Rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep matematika siswa

kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan kelas kontrol.

𝐻𝑎 : 𝜇1 ≠ 𝜇2 : Rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep matematika siswa

kelas eksperimen lebih dari kelas kontrol.

Berdasarkan perhitungan rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep

matematika siswa kelas eksperimen lebih dari kelas kontrol. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Reciprocal Teaching

terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP

Negeri 11 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017.

11

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis data pre-test siswa diperoleh bahwa kemampuan

awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama sedangkan hasil post-

test siswa terdapat perbedaan kemampuan akhir antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Hasil perhitungan uji normalitas pada pre-test dan post-test menunjukkan

bahwa 𝜒2hitung < 𝜒2

tabel hal ini menunjukkan bahwa data dari kedua kelas tersebut

berdistribusi normal. Begitu juga dengan hasil perhitungan uji homogenitas, pada

pre-test 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan pada post-test 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , dengan demikian

kedua varians pre-test dan post-test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

sama atau homogen. Dengan menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi

𝛼 = 0,05 dan dk = 48. Pada perhitungan pre-test 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka 𝐻𝑜

diterima, hal ini berarti rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep matematika

kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.

Pelaksanaan Pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan model

pembelajaran Reciprocal Teaching dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Pada

pertemuan pertama peneliti membagikan kelompok yang terdiri dari lima orang

siswa dengan kemampuan yang heterogen berdasarkan nilai ulangan harian siswa.

Kemudian peneliti membagikan bahan pembelajaran dan meminta siswa untuk

membaca bahan pembelajaran tersebut. Pada saat inilah siswa melakukan strategi

pertama yaitu merangkum, siswa merasakan kesulitan dikarenakan kurangnya

referensi penunjang untuk proses belajar matematika, hanya mengandalkan materi

ajar yang dibagikan peneliti. Siswa yang belum terbiasa untuk bekerjasama di

dalam kelompok sehingga menyebabkan siswa lebih memilih mengerjakan

sendiri-sendiri tanpa berdiskusi dengan rekan satu kelompoknya. Langkah kedua

dan ketiga, siswa kebingungan membuat pertanyaan dan mengklarifikasi materi

karena belum memahami konsep apa yang akan digunakan. Pada saat membuat

pertanyaan baru dan menyelesaikannya, siswa masih banyak menjawab dengan

salah dikarenakan siswa belum mengerti konsep dasar untuk menyelesaikan soal.

Langkah selanjutnya, peneliti memilih salah satu siswa untuk maju ke depan kelas

guna berperan sebagai “guru-siswa”. Siswa yang berperan sebagai “guru-siswa”

masih terlihat malu-malu serta ragu-ragu pada saat menjelaskan materi dan

12

terlihat tidak percaya diri pada saat menjawab pertanyaan dari teman-teman yang

lain. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa berbicara dan mengungkapkan

pendapat di depan orang banyak karena mereka sudah terbiasa dengan

pembelajaran secara konvensional.

Pada pertemuan kedua peneliti masih menggunakan langkah-langkah

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Reciprocal Teaching ini mulai menunjukkan suatu peningkatan. Pada langkah

pertama siswa sudah mulai memiliki inisiatif untuk membuat rangkuman setelah

membaca bahan pembelajaran yang telah diberikan oleh peneliti. Pada pertemuan

ini siswa sudah terlihat aktif dalam pembelajaran, siswa mulai belajar untuk saling

berkomunikasi dengan rekan satu kelompoknya. Mereka mendiskusikan materi

bersama-sama, menanyakan sesuatu yang belum diketahuinya, saling bertukar

pikiran serta saling memberikan informasi satu sama lain walaupun masih

terdapat beberapa siswa yang masih saja bingung dalam membuat rangkuman,

pertanyaan dan klarifikasi pada pembelajaran tersebut. Hal ini terlihat jelas pada

saat merangkum siswa tidak lagi merasakan kesulitan dikarenakan siswa sudah

memiliki banyak referensi untuk belajar dan hasil rangkuman siswa sudah terlihat

baik. Siswa yang berperan sebagai “guru-siswa” terlihat siap dalam penyampaian

materi meskipun masih terlihat ragu-ragu dan sesekali kebingungan sendiri dan

tidak percaya diri dalam menyampaikan materi. Selain itu juga siswa yang lain

sudah mulai bisa menghargai temannya yang berperan menjadi “guru-siswa” dan

lebih aktif mengikuti proses pembelajaran yang mulai berani mengemukakan

pendapat dan bertanya serta memberikan tanggapan kepada temannya yang

berperan menjadi „Guru-siswa”.

Pada pertemuan ketiga siswa sudah mulai terbiasa untuk mengikuti

pembelajaran dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching. Setiap langkah

dari kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching

berjalan dengan baik. Peningkatan sangat jelas pada saat siswa sudah mandiri

dalam belajar, siswa aktif berdiskusi dengan kelompoknya dan siswa sudah bisa

berkomunikasi dalam menyampaikan pendapat ataupun bertanya dengan “guru-

siswa”. Terdapat satu orang siswa yang berperan sebagai “guru-siswa” sudah

13

terlihat baik dan bersemangat dalam memaparkan materi dan menjawab

pertanyaan yang dilontarkan oleh temen-temannya. Masing-masing siswa terlihat

antusias dalam memberikan tanggapan tentang materi yang disampaikan oleh

temannya yang berperan sebagai “guru-siswa”. Pemahaman konsep matematika

siswa sudah mulai terlihat dari hasil paparan dan rangkuman siswa pada saat

proses pembelajaran berlangsung.

Perolehan skor rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika siswa

sebelum dan sesudah perlakuan dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching

pada kelas eksperimen, diketahui terdapat peningkatan kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa yaitu sebesar 14,76. Data ini menujukkan bahwa

peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen

lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya meningkat sebesar

11,32.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan nilai

rata-rata tes akhir siswa kelas eksperimen yaitu sebesar 29,24 dan kelas kontrol

yaitu sebesar 25,64. Dari hasil uji hopotesis dengan menggunakan uji-t untuk

𝑑𝑘 = 25 + 25 − 2 = 48, karena dk tidak terdapat pada tabel maka digunakan dk

terdekat yaitu 40 dan taraf signifikan 𝛼 = 5% sehingga diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 2,09 > 1,68 . Dari kriteria pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan

bahwa “Ada pengaruh model pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 11

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017”.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai pada penelitian ini, maka peneliti

memberikan saran-saran sebagai berikut: (1) Bagi pendidik diharapkan dapat

menerapkan model pembelajaran Reciprocal Teaching sebagai variasi dalam

pembelajaran karena dapat mengembangkan kemampuan pemahaman konsep

matematika. (2) Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat menggunakan model

Reciprocal Teaching agar dapat membiasakan siswa menyelesaikan soal dengan

14

langkah penyelesaian sehingga kemampuan pemahaman konsep matematika siswa

meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Afrilianto, M. 2012. Peningkatan Pemahaman Konsep dan Kompetensi Strategis

Matematis Siswa SMP Dengan Pendekatan Methaporical Teaching. Jurnal

Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol. 1 No. 2:

Hal. 191-199

Duha, dkk. 2012. Penerapan Model Think Pair Share Terhadap Pemahaman

Konsep. Jurnal Pendidikan Matematika,Vol. 1 No. 1: Hal. 8-12.

Murizal, dkk. 2012. Pemahaman Konsep Matematis dan Model Pembelajaran

Quantum Teaching. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1 No. 1: Hal. 19-

23.

Putri, P., dkk. 2012. Pemahaman Konsep Matematika Pada Materi Turunan

Melalui Pembelajaran Teknik Probing. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.

1 No 1, Part 2: Hal. 68-72.

Rohana, dkk. 2009. Penggunaan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Statistika

Dasar di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas PRGI

Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 3, No. 2: Hal. 92-102

Shoimin, Aris. 2016. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Septriani, N., dkk. 2014. Pengaruh Penerapan Pendekatan Scaffolding Terhadap

Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII SMP

Pertiwi 2 Padang. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 3 No. 3, Part 1: Hal.

17-21.

Yuhasriati. 2012. Pendekatan Realistik dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal

Peluang, 1 (1) : Hal 81-87