pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe...

162
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA KONSEP LAJU REAKSI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH: MARETA DWI SATUTI 106016200617 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011

Upload: buikhanh

Post on 07-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA

PADA KONSEP LAJU REAKSI

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH: MARETA DWI SATUTI

106016200617

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

i

 

ABSTRACT

MARETA DWI SATUTI, The Influence of Model Cooperative Type Jigsaw to the Result of Student Chemistry Study. This research aim to know are there any influence Model Cooperative Type Jigsaw to the result of student chemistry study. This research has done in Senior High School Nusa Putra Tangerang, on November 3rd-24th November 2010, on quasi experimental research methods with 80 students on 11th levels from two different classes as the samples. The first class being on control which has learn with expository method, and the second class being an experimental which has learn with cooperatipe type jigsaw. The instrument is used are multiple choice tests with 5 alternative choices, with 22 questions. The result shows there are the differences of mean experimental class 70,15 and control class 57,87. The result from the calculation of “t” test (α = 0,05 ), obtained that score (4,47) > ttable (1,999). Finally, it can be concluded that cooperative type Jigsaw can give a significant effect to the student in the learning activity of reaction concept than using expository approach. Key Word: Cooperative Jigsaw and Result Study

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

ii

 

ABSTRAK

MARETA DWI SATUTI. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap hasil belajar kimia siswa. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 3-24 November 2010 di SMA Nusa Putra Tangerang. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen, dengan sampel 80 siswa kelas XI yang diambil dari 2 kelas yang berbeda. Kelas pertama menjadi kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan pembelajaran metode ekspositori dan kelas kedua menjadi kelas esperimen yang diberi perlakuan dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban sebanyak 22 soal. Hasil penelitian ini didapatkan perbedaan antara mean kelas eksperimen 70,15 dan kelas kontrol 57,87. Dari hasil perhitungan uji “t” (α = 0,05) didapatkan nilai thitung (4,47) > ttabel (1,999). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan pengaruh yang signifikan bagi siswa dalam mempelajari konsep laju reaksi dibandingkan siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ekspositori. Kata Kunci: Kooperatif Jigsaw dan Hasil Belajar

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat dan salam senantiasa dicurahkan

keharibaan junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para

sahabatnya.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw terhadap Hasil Belajar Kimia pada Konsep Laju Reaksi” ini merupakan

salah satu syarat mencapai Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Kimia,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan

terealisasikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah

memberikan dorongan baik moril maupun materil kepada penulis. Untuk itu

perkenankanlah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Baiq Hana Susanti, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Nengsih Juanengsih, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dedi Irwandi, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia dan dosen

Pembimbing II, terima kasih atas segala bimbangan dan dukungan Bapak

selama ini.

5. Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd. selaku dosen Pembimbing I, terima kasih atas

kesabaran dalam membimbing saya.

6. Kepala Sekolah, dewan guru, staf TU serta siswa-siswi SMA Nusa Putra

Tangerang yang telah memberi izin untuk melaksanakan penelitian.

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

iv

7. Ayah dan Ibu tercinta yang telah melimpahkan segenap kasih sayang yang tak

terhingga serta tak henti-hentinya memberikan doa yang tulus.

8. Kakak dan kembaranku (Yoga Prihastomo dan Ananda Dwi Prasetyo) dan

keluarga besar, terima kasih atas segala bantuan dan dorongan semangatnya.

9. Adik spiritualku tersayang, Annisaa Taradini (Ja Dini) beserta keluarga

(Bunda Rita, Ayah Yani, Ka Dana, Anindiva) terima kasih atas kasih sayang

dan perhatian yang diberikan serta kesediaan menjadi keluarga kedua bagi

penulis.

10. Sahabat spiritual FOSMA UIN dan ATS (Racil, Isti, Rianti, Monic, Nina,

Nurul, Lulut, Gitcil, Ka Ifa, Ka Gita, Ayyi, Aulia, Amar, Kiki, Uni Emil, Ja

Abe, Ja Wildan, Ibnu, Reza, Dion), terima kasih telah mengajariku indahnya

mengenal Allah.

11. Teman-teman kost (Syifa, Rilla, Dati, Putri, Thia, Noor, Lia, Seli, Yuli),

terima kasih atas kebersamaan, suka duka yang terukir dalam rumah kita.

12. Teman-teman Pendidikan Kimia Angkatan 2006 (Dede dan Novi), terima

kasih atas kebersamaan yang terjalin selama ini, sukses juga untuk kalian.

13. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, terima kasih atas doa

dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan

dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan isi skripsi ini.

Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga penyusunan ini dapat

bermanfaat dan mempunyai nilai guna bagi yang memerlukannya.

Jakarta, Februari 2011

Penulis

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ix

BAB I Pendahuluan .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 7

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 8

D. Perumusan Masalah ................................................................ 8

E. Manfaat Penelitian ................................................................... 8

F. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8

BAB II Deskripsi Teoritis, Kerangka Berpikir, Hipotesis Penelitian ......... 10

A. Deskripsi Teoritis ..................................................................... 10

1. Pembelajaran Kooperatif ...................................................... 10

2. Beberapa Model Pembelajaran Kooperatif .......................... 16

3. Model Pembelajaran Jigsaw ................................................. 18

4. Pendekatan Ekspositori ........................................................ 24

5. Hakekat Belajar dalam Pembelajaran Kooperatif ................. 26

6. Hakekat Hasil Belajar .......................................................... 29

7. Laju Reaksi ........................................................................... 33

8. Penelitian Yang Relevan ...................................................... 36

B. Kerangka Berpikir .................................................................... 39

C. Hipotesis Penelitian .................................................................. 41

BAB III Metodologi Penelitian ................................................................... 41

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 41

B. Metode Penelitian .................................................................... 41

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

vi

C. Populasi dan Sampel ............................................................... 42

D. Instrumen Penelitian ................................................................ 44

E. Teknik Pengolahan Data .......................................................... 44

1. Uji Validitas ......................................................................... 44

2. Uji Reliabilitas ..................................................................... 45

3. Taraf Kesukaran ................................................................... 46

4. Daya Pembeda Soal ............................................................. 47

F. Teknik Analisis Data ................................................................ 48

1. Uji Normalitas ...................................................................... 48

2. Uji Homogenitas .................................................................. 49

3. Pengujian Hipotesis .............................................................. 50

G. Hipotesis Statistik .................................................................... 51

BAB IV Hasil dan Pembahasan .................................................................. 52

A. Hasil Penelitian ....................................................................... 52

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ....................................... 52

1. Uji Normalitas ..................................................................... 52

2. Uji Homogenitas ................................................................. 53

C. Pengujian Hipotesis ................................................................. 54

D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 55

BAB V Kesimpulan dan Saran ................................................................... 58

A. Kesimpulan .............................................................................. 58

B. Saran ........................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 59

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 61

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Kooperatif .................. 14

Tabel 2.2 Perhitungan Skor Perkembangan ............................................... 22

Tabel 2.3 Tingkat Penghargaan kelompok ................................................. 23

Tabel 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ............................... 32

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ................................................................. 42

Tabel 4.1 Rekap Skor Hasil Belajar Konsep Laju Reaksi Kelas

Eksperimen dan Kontrol ............................................................ 52

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas .................................................................. 53

Tabel 4.3 Hasil Uji “t” ............................................................................... 54

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw ..................................................... 20

Gambar 2.2 Alur Kerangka Berpikir .......................................................... 41

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen ................................................................ 62

Lampiran 2. Soal Instrumen Penelitian ....................................................... 76

Lampiran 3. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian ...................................... 84

Lampiran 4 Perhitungan ANATES ............................................................ 85

Lampiran 5. Soal Tes Hasil Belajar ............................................................ 98

Lampiran 6. Kunci Jawaban Tes Hasil belajar ............................................ 103

Lampiran 7. RPP Kelas Eksperimen ........................................................... 104

Lampiran 8. RPP Kelas Kontrol .................................................................. 121

Lampiran 9. Nilai Hasil Belajar Kimia Kelas Eksperimen ......................... 136

Lampiran 10. Perhitungan Kelas Eksperimen .............................................. 137

Lampiran 11. Normalitas Kelas Eksperimen ............................................... 139

Lampiran 12. Nilai Hasil Belajar Kimia Kelas Kontrol ............................... 140

Lampiran 13. Perhitungan Kelas Kontrol .................................................... 141

Lampiran 14. Normalitas Kelas Kontrol ...................................................... 143

Lampiran 15. Perhitungan Homogenitas ..................................................... 144

Lampiran 16. Perhitungan Pengujian Hipotesis ........................................... 145

Lampiran 17. Perhitungan Skor Kuis Individu ............................................ 146

Lampiran 18. Perhitungan Skor Kelompok ................................................. 150

Lampiran 19. Lampiran Tabel Perhitungan ................................................. 151

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

1

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan

manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu,

perubahan dan perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu

terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.1

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa

mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi

peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan

memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Keberhasilan

pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan dalam segala

unsur-unsur yang mendukung pendidikan. Adapun unsur tersebut adalah

siswa, guru, alat dan metode, materi dan lingkungan pendidikan. Semua

unsur tersebut saling terkait dalam mendukung tercapainya tujuan

pendidikan.

Perkembangan dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami

perubahan seiring dengan tantangan dalam menyiapkan sumber daya

manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era global. Salah satu

permasalahan yang dihadapi oleh bangsa kita adalah masih rendahnya

kualitas pendidikan pada setiap jenjang. Banyak hal yang telah dilakukan

untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional antara lain melalui

berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan

kurikulum, sertifikasi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran serta

perbaikan sarana dan prasarana pendidikan. Namun demikian mutu

pendidikan yang dicapai belum seperti apa yang diharapkan. Perbaikan

                                                            1Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada

Group, 2009), h. 1.

 

1

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

2

 

 

 

yang telah dilakukan pemerintah tidak akan ada artinya jika tanpa

dukungan dari guru, orang tua, siswa, dan masyarakat. Berbicara tentang

mutu pendidikan tidak akan lepas dengan proses belajar mengajar. Di

mana dalam proses belajar mengajar guru harus mampu menjalankan tugas

dan peranannya, sehingga akan tercipta suatu kondisi lingkungan belajar

yang kondusif.

Belajar merupakan hal yang tidak akan pernah bisa terpisahkan

dalam pendidikan. Menurut pakar psikologi jika adanya perubahan

perilaku yang positif terhadap individu baru bisa dikatakan belajar. Dalam

pandangan Islam pun belajar adalah sebuah kewajiban, bahkan ayat Al-

Quran yang pertama kali turun perintah untuk membaca, dan membaca

bisa diartikan secara luas dengan belajar. Sesuai dengan firman Allah

SWT :

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.

Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan

Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan

perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5)

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara

peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tingkah

laku ke arah yang lebih baik.2 Kegiatan proses pembelajaran merupakan

kegiatan paling pokok dalam keseluruhan pendidikan. Hal ini mengandung

                                                            2E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003),

Cet. 3, h. 100. 

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

3

 

 

 

arti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak

tergantung kepada bagaimana proses pembelajaran yang dialami peserta

didik atau siswa.

Masalah utama dalam pendidikan formal dewasa ini adalah masih

rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak dari rata-rata hasil

belajar peserta didik yang rendah. Proses pembelajaran di sekolah pada

umumnya belum menampakkan sistem belajar mengajar yang mengajak

siswa untuk aktif berfikir dan bertindak melakukan penggalian potensi

yang ada padanya. Sikap yang demikian mungkin disebabkan karena

metode pembelajaran yang kurang bervariasi, serta materi pelajaran yang

relatif lebih sukar. Hal ini secara tidak langsung sangat mempengaruhi

rendahnya hasil belajar siswa. Keadaaan ini merupakan hasil kondisi

pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak mengajak siswa

untuk bersikap lebih aktif selama proses pembelajaran. Dalam arti

susbtansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih

memberikan dominasi guru dan kurang memberikan akses bagi peserta

didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses

berpikirnya.

Pembelajaran IPA tidak hanya mempelajari sekumpulan fakta saja

(produk ilmiah) tetapi juga seharusnya menumbuhkan sikap ilmiah melalui

proses ilmiah/metode ilmiah. Salah satu cabang dari IPA adalah kimia.

Mata pelajaran ini merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap

sulit oleh kebanyakan siswa. Konsep-konsep kimia merupakan konsep-

konsep yang cukup sulit dipelajari dan dipahami oleh siswa karena bersifat

abstrak, banyak rumus dan perhitungannya. Oleh karena itu mata pelajaran

kimia termasuk mata pelajaran yang membutuhkan variasi model

pembelajaran pada saat penyampaiannya. Rendahnya rata-rata hasil belajar

kimia tidak terlepas dari peranan guru dalam proses belajar mengajar. Pada

umumnya, dalam mengajarkan konsep-konsep kimia, guru masih

menganut teori tabula rasa, yaitu memindahkan pengetahuan dari pikiran

guru ke dalam pikiran siswa secara utuh. Pembelajaran yang dilakukan

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

4

 

 

 

oleh guru pada umumnya dengan cara menceramahkan konsep-konsep,

prinsip-prinsip dan hukum-hukum dalam bentuk yang sudah jadi kepada

siswa. Guru menganggap pembelajaran dengan cara ini sudah berhasil,

namun sesungguhnya siswa belum belajar secara aktif karena dalam

pikiran siswa tidak terjadi perkembangan struktur kognitif. Sehingga ada

kecenderungan siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran kimia.

Seorang guru yang profesional dituntut untuk dapat menampilkan

keahliannya sebagai guru di depan kelas. Komponen yang harus dikuasai

adalah menggunakan bermacam-macam model pembelajaran yang

bervariasi yang dapat menarik minat belajar siswa dan guru tidak hanya

cukup dengan memberikan ceramah di depan kelas. Hal ini tidak berarti

bahwa metode ceramah tidak baik, melainkan pada suatu saat siswa akan

menjadi bosan apabila hanya guru sendiri yang berbicara, sedangkan

mereka duduk, diam dan mendengarkan. Kebosanan dalam mendengarkan

uraian guru dapat mematikan semangat belajar siswa. Selain itu ada pokok

bahasan yang memang kurang tepat untuk disampaikan melalui metode

ceramah dan lebih efektif melalui metode lain. Oleh karena itu, guru perlu

menguasai berbagai model pembelajaran.

Setiap model pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu

dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-masing. Suatu metode

pembelajaran mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, konsep, maupun

situasi dan kondisi tertentu, tetapi tidak tepat untuk situasi lain. Demikian

pula suatu metode yang dianggap baik dalam mempelajari suatu konsep

yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil

dibawakan oleh guru lain.

Seorang guru perlu menggunakan beberapa metode dalam

menyampaikan suatu konsep. Dengan variasi beberapa metode

pembelajaran, suasana kelas menjadi lebih hidup dan tidak membosankan.

Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan suatu cara penyampaian, dalam

arti kesesuaian antara tujuan, konsep dengan metode, situasi dan kondisi

siswa maupun sekolah, serta kecakapan guru yang membawakan sehingga

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

5

 

 

 

guru sebagai pengajar memiliki tugas memberikan fasilitas atau

kemudahan bagi kegiatan belajar siswa.

Model pembelajaran dapat digunakan untuk mengarahkan kegiatan

siswa ke arah tujuan yang akan dicapai. Oleh sebab itu, sebaiknya seorang

guru harus menguasai beberapa model pembelajaran untuk melaksanakan

proses belajar mengajar. Teori dan praktek pendidikan modern

memperhatikan siswa bukan sebagai penerima yang pasif dan banyak

membutuhkan pengawasan, tetapi harus diarahkan sebagai anak yang aktif

berpikir dan bertindak melakukan penggalian potensi yang ada pada diri

siswa.

Perlu adanya usaha untuk memperbaiki hasil belajar siswa dengan

berbagai cara antara lain: perbaikan model pembelajaran, penggunaan

model pembelajaran yang bervariasi, peningkatan sarana dan prasarana,

memberi motivasi siswa supaya semangat belajar, mengingatkan orang tua

siswa agar memberi motivasi belajar di rumah.

Cara untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

yang membawa kepada siswa aktif, salah satu model pembelajaran yang

berorientasi pada siswa adalah model pembelajaran kooperatif

(cooperative learning). Model pembelajaran ini bisa melatih siswa aktif.

Model pembelajaran ini berbasis pada gotong royong. Falsafah yang

mendasari model pembelajaran gotong royong dalam pendidikan adalah

falsafah homo homini socius. Berlawanan dengan teori Darwin, falsafah

ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerjasama

merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan

hidup. Tanpa kerja sama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi atau

sekolah.3 Penggunaan secara efektif keterampilan-keterampilan kooperatif

menjadi semakin penting untuk mengembangkan sikap saling bekerja

sama, mempunyai rasa tanggung jawab dan mampu bersaing secara sehat.

Sikap yang demikian akan membentuk pribadi yang berhasil dan

                                                            3Anita Lie, Cooperative Learning, (Jakarta: Grasindo, 2010), Cet. 7, h. 28. 

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

6

 

 

 

menghadapi tantangan pendidikan yang lebih tinggi yang berorientasi pada

kelompok.

Menurut Johnson dan Johnson cooperative learning adalah

mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil

agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka

miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.4

Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam

berbagai mata pelajaran dan berbagai usia. Slavin menelaah penelitian dan

melaporkan bahwa 45 penelitian telah dilaksanakan antara tahun 1972

samapi dengan 1986, meyelidiki pengaruh pembelajaran kooperatif

terhadap hasil belajar. Studi ini dilakukan pada semua tingkat kelas dan

meliputi bidang studi bahasa, geografi, ilmu sosial, sains, matematika

bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, membaca, dan menulis. Studi yang

ditelaah itu dilaksanakan di sekolah-sekolah kota, pinggiran, dan pedesaan

di Amerika Serikat, Israel, Nigeria, dan Jerman. Dari 45 laporan tersebut,

37 di antaranya menunjukkan bahwa kelas kooperatif menunjukkan hasil

belajar akademik yang signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan

kelompok kontrol. Delapan studi menunjukkan tidak ada perbedaan. Tidak

satupun studi menunjukkan bahwa kooperatif memberikan pengaruh

negatif.5

Salah satu model pembelajaraan kooperatif adalah tipe Jigsaw.

Model pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam

menguasai pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Mengajar

serta diajar oleh sesama siswa merupakan bagian penting dalam proses

pembelajaran. Pemilihan anggota dalam setiap kelompok juga harus

diperhatikan agar pembelajaran optimal. Keanggotaan kelompok

sebaiknya bersifat heterogen, baik dari segi kemampuannya maupun

                                                            4Isjoni, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 17. 5Muslimin Ibrahim, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: UNESA-University Press,

2001), h. 15.

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

7

 

 

 

karakteristik lainnya.6 Beberapa alasan lain yang menyebabkan model

jigsaw perlu diterapkan sebagai model pembelajaran yaitu tidak adanya

persaingan antar siswa atau kelompok. Mereka bekerjasama untuk

menyelesaikan masalah dalam mengatasi cara pikiran yang berbeda. Siswa

dalam kelompok bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang

ditugaskan padanya lalu mengajarkan bagian tersebut pada anggota yang

lain. Siswa juga senantiasa tidak hanya mengharapkan bantuan dari guru

serta siswa termotivasi untuk belajar cepat dan akurat seluruh materi.

Dengan demikian, jika model pembelajaran ini diterapkan dalam proses

pembelajaran, maka akan terjadi pembelajaran student center, bukan

teacher center.

Melalui model pembelajaran jigsaw diharapkan dapat memberikan

solusi dan suasana baru yang menarik dalam pengajaran sehingga

memberikan pengalamn belajar dengan konsep baru. Pembelajaran jigsaw

membawa konsep pemahaman inovatif, dan menekankan keaktifan siswa,

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa bekerja dengan

sesama siswa dalam suasana gotong-royong dan memiliki banyak

kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan

berkomunikasi.

Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian mengenai: “Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, ada beberapa

masalah yang diidentifikasi, sebagai berikut:

1. Rendahnya rata-rata hasil belajar kimia di sekolah.

2. Penerapan model pembelajaran sebagian besar masih teacher center,

bukan student center.

                                                            6Isjoni, Cooperative Learning…, h. 54.

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

8

 

 

 

3. Strategi pembelajaran yang sering digunakan guru untuk

menyampaikan materi pelajaran yang masih konvensional dan

monoton (tidak bervariasi).

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang

masalah dan identifikasi masalah, maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam

pembelajaran kimia pada konsep Laju Reaksi.

2. Hasil belajar kimia dibatasi hanya pada aspek kognitif.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka masalah dalam

penelitian adalah: “Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep Laju

Reaksi?”

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran

kooperatif Tipe Jigsaw terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep

Laju Reaksi.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian sebagai berikut:

a. Untuk menambah pemahaman bagi penulis dalam penerapan ilmu

pendidikan di dalam dunia nyata, khususnya dalam pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar kimia siswa.

b. Bagi guru bidang studi khususnya kimia dapat menjadikan model

pembelajaran kooperatif sebagai salah satu alternatif dalam proses

pembelajaran.

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

9

 

 

 

c. Bagi siswa dapat memberikan motivasi belajar, melatih keterampilan,

mengembangkan kemampuan berpikir dan berpendapat positif, dan

memberikan bekal untuk dapat bekerja sama dengan orang lain.

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

10  

  

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskrispsi Teoritis

1. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori kontruktivis.

Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling

berdiskusi dengan temannya. Ini berarti bahwa pembelajaran kooperatif

bisa menumbuhkan sikap saling ketergantungan antara sesama teman

dalam kelompoknya.1

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi

semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin

oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif

dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan

pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi

yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah

yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada

akhir tugas.2

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode pembelajaran

yang sangat tepat untuk meningkatkan aktifitas siswa selama proses

belajar mengajar. Model pembelajaran ini sangat berbeda dengan

ekspositori yang saat ini sangat luas penerapannya di Indonesia. Model

pembelajaran kooperatif dapat diartikan sebagai aktifitas bersama

sejumlah siswa dalam satu kelompok tertentu untuk mencapai suatu tujuan

tertentu secara bersama-sama. Dalam belajar secara kooperatif siswa

                                                            1Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada

Group, 2003), h. 56. 2Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar), h. 54-55. 

10

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

11  

  

diharapkan untuk mendiskusikan materi pelajaran pada teman dalam

kelompoknya masing-masing.

Selama belajar kooperatif siswa tetap tinggal dalam kelompoknya

selama beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan keterampilan-

keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam

kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif, memberikan penjelasan

kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi dan sebagainya. Di sini

terlihat jelas siswa diajak untuk lebih aktif belajar di kelas, tidak hanya

menjadi pendengar pasif.3

Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja

kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang

maksimal ada lima unsur dasar yang terdapat dalam, yaitu:

a. Saling ketergantungan yang positif, artinya kelompok siswa saling

tergantung satu sama lain, yang perlu dipupuk adalah kerjasama.

b. Tanggung jawab perseorangan, artinya kelompok siswa selain

bertanggung jawab secara bersama juga bertanggung jawab secara

individu, mengembangkan potensi dan ide-ide yang melekat pada

dirinya.

c. Tatap muka, artinya karena pembelajaran dilakukan dalam kelompok

kecil interaksi dapat terjadi secara langsung satu sama lain.

d. Komunikasi antaranggota, yang merupakan bagian dari berpikir kritis

untuk menilai, menginterpretasikan informasi yang diperolehnya,

artinya siswa dituntut untuk memiliki kemampuan interaksi seperti

mengajukan pendapat, mendengarkan opini teman, menampilkan

kepemimpinan, kompromi, klarifikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas

yang dibebankan kepadanya dan kelompok.

e. Evaluasi proses kelompok, yang terjadi pada saat anggota kelompok

mendiskusikan tingkat keberhasilan, dan efektivitas kerjasama yang

telah dilakukan dalam hal tingkat pencapaian tujuan kelompok,

                                                            3Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (Jakarta:

Prestasi Pustaka , 2007), h. 41-42. 

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

12  

  

bagaimana mereka bekerja sama, bagaimana mereka berlaku positif

untuk memungkinkan setiap individu dan kelompok secara keseluruhan

berhasil. Dalam hal ini guru perlu melakukan evaluasi pekerjaan siswa

baik kerja kelompok maupun individu.4

Lundgren mengelompokkan keterampilan khusus yang didapatkan

dari pembelajaran kooperatif atas tiga kelompok besar. Pertama,

keterampilan kooperatif tingkat awal, antara lain meliputi (a) bertanggung

jawab atas tugas yang diberikan kepada mereka, (b) mengambil giliran dan

membagi tugas, (c) menghargai kontribusi (d) menggunakan kesepakatan,

Kedua, keterampilan tingkat menengah antara lain meliputi (a)

mendengarkan dengan aktif, (b) bertanya, menyatakan pendapat yang

berbeda dengan baik, (c) menafsirkan, (d) memeriksa ketepatan.

Keterampilan ketiga adalah keterampilan tingkat mahir meliputi (a)

mengelaborasi atau memperluas konsep, (b) membuat kesimpulan, (c)

menghubungkan pendapat-pendapat dengan topik tertentu.5

Ada beberapa alasan pentingnya menggunakan model kooperatif

dalam pembelajaran di kelas. Satu diantaranya untuk meningkatkan

kemampuan siswa untuk memperbaiki hubungan dalam satu grup,

mengatasi rintangan sekelas secara akademik dan meningkatkan harga diri.

Alasan lainnya adalah menumbuhkan kesadaran bahwa siswa perlu belajar

untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan. Tujuan paling

penting pembelajaran kooperatif adalah memberikan pengetahuan, konsep,

keterampilan dan pemahaman yang diperlukan siswa dan setiap siswa

merasa senang menyumbangkan pengetahuannya kepada anggota-anggota

dalam kelompoknya. Tujuan lain dari model pembelajaran kooperatif

adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.

Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat kelak

pada saat mereka dewasa.

                                                            4Anita Lie, Cooperative Learning, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 31-35. 5Anita Lie, Cooperative…, h. 46.

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

13  

  

Setelah melihat beberapa penjelasan tentang pembelajaran

kooperatif, maka dapat disimpulkan lingkungan belajar dan sistem

pengelolaan pembelajaran kooperatif harus:6

a. Memberikan kesempatan terjadinya belajar berdemokrasi.

b. Meningkatkan penghargaan peserta didik.

c. Mempersiapkan peserta didik belajar mengenai kolaborasi dan berbagai

keterampilan sosial.

d. Memberikan peluang terjadinya proses partisipasi aktif peserta didik.

e. Menciptakan iklim sosio emosional yang positif.

f. Memfasilitasi terjadinya learning to live together.

g. Menumbuhkan produktivitas dalam kelompok.

h. Mengubah peran guru dari center stage performance menjadi

koreografer kegiatan kelompok.

i. Menumbuhkan kesadaran pada peserta didik arti penting aspek sosial

dalam individunya.

Jika melihat proses pembelajaran kooperatif yang tercipta, maka

memang model pembelajaran kooperatif sangat baik digunakan di sekolah.

Siswa akan merasa senang selama proses pembelajaran, berbeda dengan

penerapan model konvensional yang selama ini cenderung monoton. Siswa

tidak diajak aktif untuk mengerahkan seluruh kemampuannya. Mereka

cenderung pasif, karena langsung menerima informasi dari guru.

Terdapat 6 fase atau langkah utama dalam pembelajaran

kooperatif. Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan motivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti siswa

dengan penyajian informasi, sering dalam bentuk teks bukan verbal.

Selanjutnyaa siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini

diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja sama menyelesaikan tugas

mereka. Fase terakhir dalam pembelajaran kooperatif yaitu penyajian hasil

akhir tugas kelompok, dan mengetes apa yang mereka pelajari, serta

                                                            6Agus Suprijono, Cooperative Learning…, h. 67. 

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

14  

  

memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu.

Keenam fase tersebut dapat dirangkum sebagai berikut.

Tabel 2.1 Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Kooperatif7

Fase ke- Indikator Tingkat Laku Guru

1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

2 Menyajikan informasi

Guru menyajiakan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

3 Mengorganisasikan kedalam kelompok-kelompok belajar.

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membentuk setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar.

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

6 Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun berkelompok

Setelah kita melihat proses pembelajaran koopertif, maka dapat

kita simpulkan bahwa ada empat macam peran guru dalam model

pembelajaran ini, yaitu: pertama, sebagai manajer seperti, membantu

siswa mengorganisasi diri, mengatur tempat duduk. Kedua, sebagai

pengamat (observer), guru mengamati dinamika yang terjadi selama

proses pembelajaran berlangsung, ketiga sebagai pemberi saran (advisor),

dan keempat sebagai penilai (evaluator).

Menurut Jarolimek dan Parker ada beberapa keunggulan yang

diperoleh dalam pembelajaran kooperatif:8

                                                            7Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik…, h. 48-49. 

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

15  

  

a. Saling ketergantung positif

b. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu

c. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas

d. Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan

e. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan

guru

f. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman

emosi yang menyenangkan

Sedangkan kelemahan model pembelajaran kooperatif, yaitu:9

a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di samping

itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.

b. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan

dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai.

c. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan

topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang

tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

d. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini

mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

Setidaknya ada tiga tujuan penting pembelajaran kooperatif,

yaitu:10

a. Hasil Belajar Akademik

Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai tujuan sosial,

pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja

siswa dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.

b. Penerimaan terhadap Keragaman

                                                                                                                                                                   8 Isjoni, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 24. 9 Isjoni, Cooperative Learning…, h. 25 10Muslimin Ibrahim, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: UNESA-University Press,

2001), h. 6-8.

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

16  

  

Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif ialah

penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras,

budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan.

c. Pengembangan keterampilam sosial

Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk

mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.

Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di

mana banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam

organisasi yang saling bergantung satu sama lain dan dimana

masyarakat secara budaya semakin beragam.

2. Beberapa Model Pembelajaran Kooperatif

Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah,

terdapat beberapa variasi dari model tersebut, setidaknya terdapat enam

pendekatan yang seharusnya merupakan bagian dari strategi guru dalam

menerapkan model pembelajaran kooperatif, yaitu STAD, TGT, TPS,

NHT, TAI, dan CIRC.

1. Student Teams Achievement Division (STAD)

Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe

dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-

kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa

secara heterogen. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja

dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai

pelajaran tersebut. Kemudian siswa diberikan tes tentang materi tersebut,

pada saat tes ini mereka tidak diperkenankan untuk saling membantu.11

2. Teams Games Tournament (TGT)

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dikembangkan secara

asli oleh David De Vries dan Keath Edward. Pada model ini siswa

memainkan permaianan dengan anggota-anggota tim lain untuk

memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. TGT sangat cocok

                                                            11Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik…, h. 52. 

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

17  

  

untuk mengajar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam

dengan satu jawaban benar.12

3. Think Pairs Share (TPS)

Strategi TPS atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola

interaksi siswa. Stratergi TPS ini berkembang dari penelitian belajar

kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frang

Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai yang dikutip

Arends, menyatakan bahwa TPS dapat memberi siswa lebih banyak waktu

berpikir, untuk merespon dan saling membantu.13

4. Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama

adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional. NHT pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen

untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang

tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut.14

5. Team Accelerated Instruction (TAI)

Teknik ini menggabungkan metode belajar kelompok dengan

belajar secara individual. Tiap nggota kelompok akan diberi soal-soal

bertahap yang harus mereka kerjakan sendiri-sendiri dalam kelompoknya.

Setelah itu hasil pekerjaan mereka diperiksa oleh anggota tim yang lain,

jika seorang siswa telah mampu mengerjakan soal dalam satu tahap, maka

ia diperbolehkan untuk mengerjakan soal selanjutnya dengan tingkat

kesulitan yang lebih tinggi. Namun jika ia belum mampu menjawab suatu

                                                            12Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif…, h. 83. 13Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif..., h. 81. 14Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif…, h. 82.

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

18  

  

soal, maka ia harus kembali mengerjakan kembali soal yang tingkat

kesulitannya sama sebelum ia melanjutkan ke soal yang lebih sulit.15

6. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Teknik ini sejenis denga TAI, namun hanya ditekankkan pada

pengajaran membaca, menulis, dan tata bahasa. Aktivitas CIRC terdiri dari

siswa mengikuti urutan instruksi guru, latihan tim, asesmen awal tim dan

kuis.16

3. Model Pembelajaran Jigsaw

Jigsaw telah dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan

teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin

dan teman-teman di Universitas John Hopkins.17 Menurut Aronson dalam

Yueh-Min Huang, setiap pelajar dalam kelompok Jigsaw dianggap

sebagai ahli dalam aspek tertentu dari topik-topik yang diteliti, dan

diharapkan untuk berkontribusi dalam memberikan pengetahuan yang

tidak dimengerti anggota kelompok lainnya.18 Jigsaw dikatakan dapat

meningkatkan belajar siswa karena a) siswa tidak tertekan dalam belajar,

b) meningkatkan jumlah partisipasi siswa dalam kelas, c) mengurangi

kebutuhan daya saing dan d) mengurangi dominasi guru dalam kelas.19

Dalam penerapan model Jigsaw, antara lain anak diberi

kesempatan untuk bertanggung jawab secara penuh, bertanggung jawab

terhadap kelompoknya, maupun bertanggung jawab dalam penguasaan dan

penyampaian informasi kepada anggota kelompok. Karena pemikiran

dasar dari teknik Jigsaw ini adalah memberi kesempatan siswa untuk

berbagi dengan yang lain, mengajar serta diajar oleh sesama siswa

                                                            15Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2009), h. 138. 16Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran…, h. 138. 17Muslimin Ibrahim, Pembelajaran Kooperatif…, h. 20. 18Yueh-Min Huang and Tieng-Chi Huang, “Using Annotation Services in Ubiquitous

Jigsaw Cooperative Learning Environment”, from Educational Technology and Society, 11(2), 3-15, 2008, p. 4.

19Qiao Mengduo and Jing Xiaoling, “Jigsaw Strategy as a Cooperative Learning Technique: Focusing on the Language Learners”, from Chinese Journal of Applied Linguistics (Bimonthly), Vol 33, No. 4, August 2010, p. 114.

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

19  

  

merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar. Mula-mula

siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari empat atau lima orang

siswa. Masing-masing anggota mengerjakan salah satu bagian yang

berbeda dengan yang dikerjakan oleh anggota lainnya. Kemudian mereka

memencar ke kelompok-kelompok lain, tiap anggota membentuk

kelompok baru yang memilki tugas yang sama, dan saling berdiskusi

dalam kelompok tersebut. Cara ini membuat masing-masing anggota

menjadi ahli sebelum kembali ke kelompok asalnya untuk mengerjakan

tugas utama. Sehingga strategi ini memberikan kesempatan pada setiap

siswa untuk bertindak sebagai seorang pengajar terhadap siswa lainnya.

Setelah proses ini, guru bisa mengevaluasi pemahaman siswa mengenai

keseluruhan tugas. Jadi siswa akan bergantung kepada rekan-rekan dalam

kelompoknya. Jika model ini diaplikasikan secara teratur dan

berkelanjutan dapat menumbuhkan kreativitas siswa yang sudah cukup

lama terpasung.

Menurut Aronson dalam Ali Gocer, dalam pembelajaran model

Jigsaw siswa dibagi dalam kelompok 5 - 6 siswa per masing-masing

kelompok. Setiap kelompok diberikan subjek dibagi menjadi bagian-

bagian yang lebih kecil sama dengan jumlah anggotanya sehingga setiap

siswa diberi bagian. Setelah siswa belajar bagian mereka sendiri, mereka

menyusun kembali, dan setiap anggota mengajarkannya bagian dia ke

anggota kelompok lainnya. Mereka bertukaran pertanyaan dan pastikan

bahwa materi harus dipahami sepenuhnya oleh setiap anggota kelompok.

Integritas dicapai dengan memiliki semua anggota kelompok membuat

presentasi mereka, sehingga membawa semua potongan bersama-sama.20

Jing Meng dalam jurnalnya menjelaskan bahwa setiap siswa dalam

satu tim diberi bagian tertentu dari suatu konsep. Setelah membaca, para

siswa di masing-masing kelompok yang mempelajari bagian yang sama

membentuk kelompok ahli untuk membahas dan menguasai informasi.                                                             

20Ali Gocer, “A Comparative Research on The Effectivity of Cooperative Learning Methode and Jigsaw Technique on Teaching Literary Genres”, from Educational Research and Reviews Vol.5 (8), August, 2010, p. 442.

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

20  

  

Selanjutnya, mereka kembali untuk tim asli mereka dan mengajarkan

bagian mereka untuk rekan tim. Akhirnya, semua anggota tim diuji dalam

keseluruhan materi.21

Untuk lebih jelasnya hubungan antara kelompok asal dan

kelompok ahli digambarkan sebagai berikut:

(tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tim asal) Gambar 2.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw22

Keterangan: Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok semula (asal) dan berusaha mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan dikelompok ahli. Selanjutnya diakhir pembelajaran yang mencakup topik materi yang telah dibahas.

Langkah-langkah pembelajaran Jigsaw:23

a. Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6

orang)

                                                            21Jing Meng, “Jigsaw Cooperative Learning in English Reading”, from Journal of

Language Teaching and Research, Vol. 1, No. 4, July, p. 502. 22Durmus Kilic, “The Effect of Jigsaw Technique on Learning the Concept of the

Principles and Methods of Teaching”, from World Applied Sciences Journal 4(Suple 1): 109-114, 2008, p. 111.

23Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik…, h. 56-57.

# &

@ %

# &

@ %

# &

@ %

# &

@ %

# #

# #

& &

& &

@ @

@ @ 

% %

% %

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

21  

  

b. Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah

dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab.

c. Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya.

d. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang

sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk

mendiskusikannya.

e. Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya

bertugas mengajar teman-temannya.

f. Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa dikenai tagihan

berupa kuis individu.

Dalam penelitian ini pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw, disusun langkah-langkah pokok sebagai berikut:

I. Tahap Pendahuluan

a. Review, apersepsi, motivasi

b. Menjelaskan pada siswa tentang model pembelajaran yang dipakai

dan menjelaskan manfaatnya.

c. Pembentukan kelompok.

d. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan yang

heterogen.

e. Pembagian materi/soal pada setiap anggota kelompok.

II. Tahap Penguasaan

a. Siswa dengan materi/soal sama bergabung dalam kelompok ahli

dan berusaha manguasai materi sesuai dengan soal yang diterima.

b. Guru memberikan bantuan sepenuhnya.

III. Tahap Penularan

a. Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya.

b. Tiap siswa dalam kelompok saling menularkan dan menerima

materi dari siswa lain.

c. Terjadi diskusi antar siswa dalam kelompok asal.

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

22  

  

d. Dari diskusi, siswa memperoleh jawaban soal.

IV. Penutup

a. Guru bersama siswa membahas soal

b. Kuis/Evaluasi

Pada akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan atas

keberhasilan kelompok dengan melakukan tahapan-tahapan berikut:24

a. Menghitung skor individu

Menurut Slavin untuk memberikan skor perkembangan individu

dihitung seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.2 Perhitungan Skor Perkembangan

Nilai Tes Skor Perkembangan

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal….

10 poin di bawah sampai 1 poin di bawah

skor awal….

Skor awal sampai 10 poin di atas skor

awal….

Lebih dari 10 poin di atas skor awal….

Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor

awal)….

0 poin

10 poin

20 poin

30 poin

30 poin

b. Menghitung skor kelompok

Skor kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata skor

perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlah semua skor

perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah

anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan

kelompok, diperoleh kategori skor kelompok seperti tercantum pada

tabel berikut:

                                                            

24Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik…, h. 55-56.

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

23  

  

Tabel 2.3 Tingkat Penghargaan Kelompok

Rata-Rata Tim Predikat

0 ≤ x ≤ 5

5 ≤ x ≤ 15

15 ≤ x ≤ 25

25 ≤ x ≤ 30

-

Tim baik

Tim hebat

Tim super

Berdasarkan penjelasan teori-teori di atas dan melihat proses

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, maka dapat disimpulkan beberapa

kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya.

Kelebihan:

1) Siswa tidak perlu menggantungkan pada guru, tetapi dapat menambah

kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari

berbagai sumber dan belajar dengan siswa lain.

2) Mengembangkan kemampuan menggunakan ide atau gagasan dengan

kata-kata atau verbal dan membandingkan dengan ide orang lain.

3) Membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan

segala keterbatasannya serta meneriman segala perbedaan.

4) Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung

jawab dalam belajar.

5) Meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, serta

motivasi dan memberikan rangsangan berpikir.

Kekurangan:

1) Dalam memahami dan mengerti filosofi pembelajaran kooperatif

memang membutuhkan waktu untuk siswa yang dianggap memiliki

kelebihan, contohnya mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang

dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya keadaan semacam

ini dapat mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok.

2) Jika tanpa peer teaching yang efektif maka pemahaman tidak akan

pernah dicapai oleh siswa.

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

24  

  

3) Guru perlu menyadari hasil atau prestasi yang diharapkan pada setiap

individu siswa.

4) Kemampuan aktifitas dalam kehidupan hanya didasarkan kepada

kemampuan secara individual.

5) Upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode

waktu yang cukup panjang.

4. Pendekatan Ekspositori

Pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa tingkah laku kelas

dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru/pengajar.

Hakekat mengajar menurut pandangan ini adalah menyampaikan ilmu

pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang sebagai objek yang menerima

apa yang diberikan guru. Biasanya guru menyampaikan informasi

mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara

lisan, yang dikenal dengan istilah, kuliah, ceramah, dan lecture. Dalam

pendekatan ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat

informasi yang telah diberikan oleh guru serta mengungkapkan kembali

apa yang dimiliki melalui respon siswa yang diberikan saat guru

melontarkan pertanyaan.

Pada pendekatan ekspositori, tidak terus menerus memberi

informasi tanpa peduli apakah siswa memahami informasi itu atau tidak.

Guru hanya memberi informasi pada saat tertentu jika diperlukan,

misalnya pada permulaan pelajaran, memberi contoh soal, menjawab

pertanyaan siswa dan sebagainya. Syamsudin Makmun mengemukakan

bahwa guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan

secara rapi, sistematik dan lengkap sehingga siswa tinggal menyimak dan

mencernanya secara teratur dan tertib.25

Secara garis besar prosedur pengajaran dengan pendekatan

ekspositori adalah sebagai berikut:26

                                                            25Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.79. 26Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), h. 21.

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

25  

  

a. Preparasi/Persiapan

Guru mempersiapkan bahan selengkapnya secara sistematis dan rapi.

b. Apersepsi

Guru memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa

kepada materi yang akan diajarkan.

c. Presentasi

Guru menyajikan bahan pengajaran dengan cara memberikan ceramah,

menyuruh siswa membaca bahan yang sudah siap diajarkan dari buku

teks tertentu atau ditulis sendiri oleh guru.

d. Resitasi

Guru bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan bahan yang

dipelajari atau siswa disuruh untuk menyatakan kembali dengan kata-

kata sendiri. Resitasi tentang pokok-pokok yang dipelajari, baik secara

lisan maupun tulisan.

Adapun keunggulan dan kelemahan Pendekatan Ekspositori27

Kelebihan:

1) Dengan pendekatan ekspositori, guru bisa mengontrol urutan dan

keluasan materi pembelajaran.

2) Dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai

siswa sangat luas, sementara waktu yang disediakan cukup terbatas.

3) Selain siswa dapat mendengar melalui penuturan, siswa juga bisa

melihat atau mengobservasi.

4) Bisa digunakan untuk jumlah dan ukuran kelas yang besar.

Kelemahan

1) Hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki

kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.

                                                            27Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 188-189.

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

26  

  

2) Tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik

perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat dan bakat serta perbedaan

gaya belajar.

3) Karena lebih banyak disampaikan melalui ceramah, maka akan sulit

mengembangkan kemampuan siswa dalam sosialisasi, serta

kemampuan berpikir kritis.

4) Keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada persiapan guru, baik

persiapan, pengetahuan, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai

kemampuan yang lain.

5) Karena lebih banyak satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol

pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan terbatas pula.

5. Hakekat Belajar dalam Pembelajaran Kooperatif

Manusia belajar karena ingin tahu dan ingin mengembangkan

tingkah laku yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan. Hal ini

berarti bahwa dengan belajar, seseorang dapat merubah tingkah lakunya.

Dengan belajar seseorang memperoleh kecakapan, pengertian,

keterampilan, kegemaran, sikap, dan kepuasan.

Menurut Gagne belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di

mana suatu organisma berubah perilakunya akibat pengalaman.28 Dengan

demikian bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah

pengetahuan melainkan dalam bentuk kecakapan. Kebiasaan, sikap,

pengertian, penghargaan minat, peyesuaian diri, pendeknya mengenai

segala aspek organisme atau pribadi seseorang

Hinzman dalam Muhibbin Syah berpendapat bahwa belajar adalah

suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisma, manusia atau hewan

disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku

                                                            28Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1989), h. 11. 

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

27  

  

organisma tersebut. Jadi dalam pandangan Hintzman, perubahan yang

ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila

mempengaruhi organisme.29

Johan B. Carrol mengemukakan sejumlah faktor yang mempunyai

hubungan fungsional dengan tingkat belajar. Faktor tersebut adalah:30

a. Waktu yang disediakan

b. Usaha dari masing-masing individu

c. Bakat yang dimiliki

d. Kemampuan untuk menangkap pelajaran

e. Kualitas pelajaran yang diterima

Pembelajaran kooperatif berpedoman pada pendekatan

kontruktivisme. Kontruktivisme adalah satu pandangan bahwa siswa

membina pengetahuannya sendiri atau konsep secara aktif berdasarkan dan

pengalaman yang ada. Dalam proses ini, siswa akan menyesuaikan

pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang ada untuk membina

pengetahuan baru. Dalam teori kontruktivisme, penekanan diberikan

kepada siswa lebih daripada guru. Ini disebabkan siswalah yang berinterksi

dengan bahan dan peristiwa dan memperoleh pemahaman tentang bahan

dan peristiwa tersebut. Oleh karena itu siswa membina sendiri konsep dan

membuat penyelesaian terhadap suatu masalah. Pembelajaran secara

kontruktivisme menerusi pembelajaran kooperatif yang membina sendiri

pengetahuan, konsep dan ide secara aktif akan menjadikan siswa lebih

paham, lebih yakin dan lebih bersemangat.

Driver dan Bell mengemukakan prinsip-prinsip kontruktivisme

dalam pembelajaran, yaitu:

a. Hasil pembelajaran tidak hanya tergantung dari pengalaman

pembelajaran di ruang kelas, tetapi tergantung pula pada pengetahuan

pelajar sebelumnya.                                                             

29Muhibbin Syah, Psikologi Belajar. (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2004), h. 64. 30Mulyati Arifin, Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia, (Surabaya:

Airlangga University Press, 1995), h. 205.

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

28  

  

b. Pembelajaran adalah mengkonstruksi konsep-konsep.

c. Mengkonstruksi konsep adalah adalah proses aktif dalam diri pelajar.

d. Konsep-konsep yang telah dikonstruksi akan dievaluasi.

e. Siswalah yang paling bertanggung jawab terhadap cara dan hasil

pembelajaran mereka.

f. Adanya semacam pola terhadap konsep-konsep yang dikonstruksi

pelajar dalam struktur kognitifnya.31

Setidaknya terdapat tiga teori belajar dalam memahami

pembelajaran kooperatif. Tiga diantaranya sebagaimana disebutkan

berikut:32

a. Teori Ausubel

Menurut Ausubel bahan pelajaran yang dipelajari haruslah

bermakna (meaning full). Pembelajaran bermakna merupakan suatu

proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang

terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif adalah

fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi. Dikaitkan

dengan pembelajaran kooperatif konsep yang dipelajari tidak hanya

dihafal dan diingat, melainkan ada sesuatu yang dapat dipraktekkan

dan dilatihkan dalam situasi nyata dan terlibat dalam pemecahan

masalah.

b. Teori Piaget

Jika dihubungkan dalam pembelajaran, teori ini mengacu

kepada kegiatan pembelajaran yang harus melibatkan partisipasi

peserta didik. Sehingga menurut teori ini pengetahuan tidak hanya

sekedar dipindahkan secara verbal tetapi harus dikonstruksi dan

direkonstruksi peserta didik. Sebagai realisasi teori ini, maka dalam

kegiatan pembelajaran peserta didik haruslah bersifat aktif.

                                                            31Isjoni, Cooperative Learning…, h. 33-34. 32Isjoni, Cooperative Learning…, h. 35-40.

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

29  

  

Pembelajaran kooperatif adalah sebuah model pembelajaran aktif dan

partisipatif.

Menurut teori ini proses pembelajaran akan lebih berhasil

apabila disesuaikan dengan peringkat perkembangan kognitif siswa.

Siswa hendaknya diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan

teman sebaya. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan

kepada pelajar agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif

mencari dan menemukan berbagai hal dan lingkungan.

c. Teori Vygotsky

Vygotsky mengemukakan pembelajaran merupakan suatu

perkembangan pengertian. Ia membedakan adanya dua pengertian

yang spontan dan ilmiah. Pengertian spontan adalah pengertian yang

didapatkan dan pengalaman anak sehari-hari. Pengertian ilmiah adalah

pengertian yang didapat dari ruang kelas, atau yang diperoleh dan

pelajaran di sekolah. Menurut teori ini pembelajaran terjadi pada saat

anak bekerja dalam zona perkembangan proksimal. Yang dimaksud

zona perkembangan proksimal adalah jarak antara tingkat

perkembangan sesunggguhnya dengan tingkat perkembangan

potensial.

Tingkat perkembangan sesungguhnya adalah kemampuan

pemecahan masalah secara mandiri sedangkan tingkat perkembangan

potensial adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan

orang dewasa melalui kerja sama dengan teman sebaya yang lebih

mampu. Dengan demikian, tingkat perkembangan potensial dapat

disalurkan melalui model pembelajaran kooperatif.

6. Hakekat Hasil Belajar

Hasil belajar terdiri dua kata, yaitu hasil dan belajar. Secara umum,

hasil belajar didefinisikan sebagai suatu bentuk pertumbuhan dan

perubahan tingkah laku seseorang yang dinyatakan dengan cara-cara

bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

30  

  

yang baru itu misalnya dari titak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-

pengertian baru, perubahan sikap dan kebiasaan-kebisaan serta

keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat-sifat sosial,

emosional dan pertumbuhan jasmaniah.

Hasil belajar yang ingin dicapai dalam penelitian ini hanya pada

aspek kognitif, oleh karena itu untuk mengukurnya perlu dibuat tes hasil

belajar. Tes hasil belajar dibuat mengacu pada kompetensi dasar yang

ingin dicapai, dijabarkan ke dalam indikator pencapaian hasil belajar dan

disusun berdasarkan kisi-kisi penulisan butir soal lengkap dengan kunci

jawabannya.33

Menurut Gagne, ada lima kemampuan sebagai hasil belajar, yaitu:

(1) keterampilan intelektual (suatu kemampuan seseorang menjadi

komponen suatu subjek sehingga ia dapat mengklasifikasikan,

mengidentifikasi, mendemonstrasikan, dan mengeneralisasikan suatu

gejala), (2) strategi kognitif (kemampuan seseorang untuk bisa mengontrol

aktifitas intelektualnyadalam mengatasi masalah yang dihadapi), (3)

informasi verbal (kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa lisan

maupun tulisan dalam mengungkapkan suatu masalah), (4) keterampilan

motorik yaitu kemampuan seseorang untuk mengkoordinasikan semua

gerak otot secara teratur dan lancar dalam dalam keadaan sadar), dan (5)

sikap (kecenderungan dalam menerima dan menolak suatu objek sikap).

Menurut Bugelski, pada sistem pembelajaran biasanya hasil belajar

dipengaruhi oleh kualitas guru dan kondisi sekolah, seperti ketersediaan

alat-alat dalam belajar.

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah:34

a. Faktor Internal yang meliputi dua sapek, yakni aspek fisiologis dan

aspek psikologis, yang terdiri dari lima faktor, yaitu:

                                                            33Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2007), h. 76. 34Muhibbin Syah, Psikologi Belajar…, h. 144-155

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

31  

  

1. Intelegensi Siswa, yaitu kemampuan psiko-fisik untuk mereaksikan

rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara

yang tepat.

2. Sikap Siswa, yaitu sikap adalah gejala internal yang berdimensi

afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon

dengan cara yang relatif tepat terhadap objek orang, barang, dan

sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

3. Bakat Siswa, yaitu kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

4. Minat Siswa, yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu.

5. Motivasi Siswa, yaitu keadaan internal organisme yang

mendorongnya untuk berbuat sesuatu pemasok daya (energizer)

untuk bertingkah laku secara terarah.

b. Faktor Eksternal terdiri atas dua macam, yakni:

1. Lingkungan Sosial, seperti para guru, para staf administratif dan

teman-teman sekelas.

2. Lingkungan Nonsosial (sarana dan prasarana), termasuk di

dalamnya media pembelajaran.

c. Faktor Pendekatan Belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang

meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan

kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan

dilihat bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw dapat mempengaruhi hasil belajar kimia di sekolah. Selain itu

satu sisi juga akan dilihat bagaimana penggunaan pendekatan

ekspositori dalam mempengaruhi hasil belajar kimia siswa, apakah

lebih baik ataukah tidak. Keseluruhan faktor di atas secara ringkas

dapat dijelaskan dalam tabel berikut:35

                                                            35 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar…, h. 156 

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

32  

  

Tabel 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Ragam Faktor dan Unsur-Unsurnya Internal Siswa Eksternal Siswa Pendekatan

1. Aspek Fisiologis: - tonus jasmani - mata dan telinga

2. Aspek Psikologis: - intelegensi - sikap - minat - bakat - motivasi

1. Lingkungan Sosial: - keluarga - guru dan staf - masyarakat - teman

2. Lingkungan Nonsosial: - rumah - sekolah - peralatan - alam

1. Pendekatan Tinggi - speculative - achieving

2. Pendekatan Menengah - Analytical - Deep

3. Pendekatan Rendah - reproductive - surface

Sedangkan menurut Kenneth Dunn ada beberapa faktor yang

mempengaruhi cara beberapa belajar seseorang, yaitu:36

a. Faktor Lingkungan

Lingkungan belajar yang ideal berbeda menurut setiap orang. Beberapa

orang senang bekerja dalam kondisi udara yang hangat, cat ruangan

yang terang, desain meja yang bagus, dan sebagainya.

b. Faktor Emosi

Ada kelompok siswa yang dalam melaksanakan tugas dapat bekerja

dengan baik dari permulaan sampai selesai, tetapi banyak siswa yang

dalam melaksanakan tugas setiap tahap memerlukan dorongan untuk

menyelesikan.

c. Faktor Sosial

Ada kelompok siswa yang tidak berminat belajar seseuatu dari

kelompoknya. Ada yang lebih senang belajar dari didri sendiri, ada

juga kelompok orang yang mau belajar dari orang lebih tua karena

faktor tradisi.

d. Faktor Personal

                                                            36Mulyati Arifin, Pengembangan Program …, h. 211-212. 

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

33  

  

Ada sekelompok siswa yang senang belajar jika melihat sesuatu, ada

yang lebih senang belajar jika mendengar sesuatu misalnya radio. Ada

yang senang belajar duduk di depan meja tulis, ada yang sambil jalan

sekeliling ruangan. Ada yang melakukan tugas senang pagi, sebagian

lagi senang siang atau malam.

Faktor-faktor tersebut di atas sangat mempengaruhi hasil belajar

siswa, karena dalam proses pembelajaran siswalah yang menentukan

terjadi atau tidaknya suatu proses belajar. Untuk belajar siswa masalah-

masalah baik internal maupun eksternal. Jika siswa tidak dapat mengatasi

masalah tersebut, maka dia tidak belajar dengan baik.

Selain beberapa faktor di atas ada beberapa hal yang juga perlu

diperhatikan diantaranya adalah konsentrasi belajar. Konsentrasi belajar

merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan

perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses

memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian pada pelajaran, guru perlu

menggunakan bermacam-macam strategi belajar. Selain konsentrasi

belajar, kebiasaan belajar juga dapat memepngaruhi hasil belajar. Dalam

kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik.

Kebiasaan tersebut antara lain, belajar pada akhir semester, belajar tidak

teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar dan lain-lain.

Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat dijumpai di berbagai

sekolah yang ada, baik di kota besar, kota kecil ataupun di pelosik desa.

Kemungkinan yang menjadi penyebab kebiasaan yang kurang baik ini,

karena ketidakmengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini

dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri.

7. Laju Reaksi

a. Pengertian Laju Reaksi37

Adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi tiap

satuan waktu. Reaksi kimia berlangsung dalam kecepatan yang

                                                            37Unggul Sudarmo, Kimia untuk SMA XI, (Surakarta: Phibeta, 2007), h. 75

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

34  

  

berbeda-beda. Misalnya peristiwa meledaknya bom atom berlangsung

dengan cepat. Sedangkan perkaratan besi berlangsung dengan lambat.

Setiap reaksi kimia mempunyai laju reaksi tertentu. Logam-logam

yang bereaksi dengan air memiliki laju yang berbeda-beda. Kalium,

logam yang sangat reaktif, bereaksi sangat cepat dengan air dingin.

Magnesium bereaksi lambat dengan air dingin.

Pada reaksi P Q, setiap saat konsentrasi P berkurang, sedangkan

konsentrasi Q bertambah. Dengan demikian reaksi dapat diartikan

sebagai:

- Berkurangnya konsentrasi pereaksi (P) tiap satuan waktu

- Bertambahnya konsentrasi hasil reaksi (Q) tiap satuan waktu

Keadaan ini dapat dibuat grafik hubungan antara konsentrasi dengan

waktu sebagai berikut:

[ ] Kecepatan reaksi dapat dirumuskan:

P

atau

Q

0

b. Teori Tumbukan dan Energi Aktivasi38

Reaksi kimia terjadi karena tumbukan antara partikel-partikel

zat yang bereaksi. Namun tidak semua tumbukan antarmolekul

pereaksi akan menghasilkan zat hasil reaksi. Hanya tumbukan efektif

yang akan menghasilkan zat hasil reaksi. Keefektifan suatu tumbukan

bergantung pada posisi molekul dan energi kinetik yang dimilikinya.

Dalam reaksi kimia dikenal istilah energi aktivasi (energi

pengaktifan) yaitu energi kinetik minimum yang harus dimiliki

                                                            38Sandri Justiana dan Muchtaridi, Chemistry For Senior High School, (Jakarta:

Yudhistira, 2009), h. 108-130.

V = ‐    V =   

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

35  

  

molekul-molekul pereaksi agar tumbukan antarmolekul menghasilkan

zat hasil reaksi.

Teori tumbukan dan energi aktivasi berguna untuk menjelaskan

faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Laju suatu reaksi kimia

dapat dipercepat dengan cara memperbesar harga energi kinetik

molekul atau menurunkan harga energi aktivasi.

1) Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi

Semakin besar konsentrasi semakin cepat reaksi berlangsung

(kecepatan reaksi makin besar). Hal ini disebabkan semakin besar

konsentrasi berarti jarak antarmolekul rapat/padat, sehingga

semakin banyak/mudah terjadi tumbukan yang menghasilkan

reaksi, akibatnya menjadi lebih cepat.

2) Pengaruh luas permukaan

Makin luas permukaan sentuhan semakin banyak kemungkinan

terjadinya tumbukan antarpartikel pereaksi sehingga makin cepat

reaksinya. Zat padat bentuk serbuk memiliki luas permukaan lebih

besar daripada bentuk kepingan, sehingga zat padat bentuk serbuk

bereaksi lebih cepat daripada bentuk kepingan.

3) Pengaruh suhu

Pada umumnya reaksi makin cepat bila suhu dinaikkan, makin

tinggi cepat gerak partikel-partikel pereaksi dan makin besar pula

energi kinetiknya. Sehingga banyak partikel-partikel pereaksi yang

memiliki energi yang mencapai energi pengaktifan akibatnya

reaksi makin cepat.

4) Pengaruh katalis

Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi di mana pada

akhir reaksi terbentuk kembali dengan jumlah yang tetap. Katalis

mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi yaitu

energi minimum yang harus dimiliki agar reaksi dapat

berlangsung.

Persamaan reaksinya:

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

36  

  

A. Reaksi tanpa katalis A + B → AB

B. Reaksi dengan katalis (sebagai katalis C) I. A + C → AC (cepat) II. AC + B→ AB + C (cepat)

_______________________ +

A + B → AB (cepat)

c. Orde Reaksi dan Persamaan Laju Reaksi39

Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari)

konsentrasi dalam persamaan laju. Jika perubahan konsentrasi tidak

mempengaruhi laju reaksi, maka disebut orde nol. Jika laju reaksi

berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari hanya satu

pereaksi maka reaksi tersebut diakatakn sebagai reaksi orde pertama.

Laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi zat-zat yang bereaksi

dipangkatkan orde reaksi (tingkat reaksi). Sedangkan laju reaksi orde

dua merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi.

Secara umum pada reaksi Aa + bB → cC + dD. Laju reaksi

dirumuskan dengan:

v = k[A]m[B]n

Ket:

v = laju reaksi m = orde reaksi terhadap A

[A] = konsentrasi A (M) n = orde reaksi terhadap B

[B] = konsentrasi B (M) m + n = orde reaksi

K = ketetapan laju reaksi

8. Penelitian Yang Relevan

Di bawah ini penulis menyajikan beberapa hasil penelitian yang

berkenaan dengan judul, penelitian penulis diantaranya:

Saila Mahdina Basya, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia.

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang berjudul “Perbandingan Hasil

                                                            39Keenan, et.al., Kimia untuk Universitas, (Jakarta: Erlangga, 1998), h. 531.

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

37  

  

belajar Kimia antara yang Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw dan Pembelajaran Konvensional”. Penelitian ini memberikan

kesimpulan bahwa hasil belajar kimia siswa yang menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik dibandingkan yang

menggunakan metode konvensional yaitu 68,18 berbanding 54,77.40

Diana Supriyatin, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia. Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar

Siswa dengan Metode Jigsaw dan Ekspositori pada Konsep Elektrolit dan

Nonelektrolit Terintegrasi Nilai”. Penelitian ini memberikan kesimpulan

bahwa penggunaan metode jigsaw lebih baik dibandingkan metode

ekspositori.41

Qiao Mengduo dan Jing Xiaoling dalam Jurnal Jigsaw Strategy as a

Cooperative Learning Technique: Focusing on the Language Learners. Sebuah

kesimpulan ditarik bahwa teknik jigsaw merupakan cara yang efektif

untuk mempromosikan partisipasi dan antusiasme siswa serta teknik yang

berguna untuk pembelajar bahasa menyelesaikan tugas belajar di kelas

EFL.42

Ali Gocer dalam jurnal A Comparative Research on The Effectivity

of Cooperative Learning Methode and Jigsaw Technique on Teaching

Literary Genres, menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif teknik

jigsaw ditemukan lebih efektif daripada metode pembelajaran

konvensional.43

                                                            40Saila Mahdina Basya, “Perbandingan Hasil Belajar Kimia Siswa antara yang

Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Pembelajaran Konvensional”, Skripsi Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2009), h. 57, t.d. 

41Diana Supriyatin,  “Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan metode Jigsaw dan Ekspositori Pada Konsep Elektrolit dan Nonelektrolit Terintegrasi Nilai”, Skripsi Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2009), h. 81, t.d.

42Qiao Mengduo and Jing Xiaoling, “Jigsaw Strategy as a Cooperative Learning Technique: Focusing on the Language Learners”, from Chinese Journal of Applied Linguistics (Bimonthly), Vol 33, No. 4, August 2010)

43Ali Gocer, “A Comparative Research on The Effectivity of Cooperative Learning Methode and Jigsaw Technique on Teaching Literary Genres”, from Educational Research and Reviews Vol.5 (8), August, 2010)

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

38  

  

Jing Meng dalam jurnal Jigsaw Cooperatif Learning in English

Reading”, menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

mendorong minat belajar bahasa Inggris siswa, membangkitkan motivasi,

dan meningkatkan kemampuan membaca mereka. Pembelajaran kooperatif

jigsaw adalah salah satu cara mengajar yang paing efektif untuk belajar

bahasa Inggris di perguruan tinggi.44

Durmus Kilic dalam jurnal “The Effect of Jigsaw Technique on

Learning the Concept of the Principles and Methods of Teaching”,

menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw memberikan pengaruh positif terhadap proses pembelajaran

dibandingkan dengan metode konvensional.45

Leen Kiat-Soh dalam jurnal “Implementing the Jigsaw Model in

CS1 Close Labs” menyatakan bahwa teknik Jigsaw meningkatkan kinerja

siswa dan konsisten kinerja siswa dalam proses pembelajaran.46

Yurni Suasti, dalam jurnal “Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa

SMU Pembangunan UNP Melalui Modifikasi Cooperative Learning

Model Jigsaw. Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat pengaruh yang

baik dalam peningkatan kreatifitas, walaupun tidak signifikan.47

F.A. Suprapto Mukti Nugroho, dalam jurnal “Remedial Teaching

dengan Teknik Jigsaw sebagai Pendukung Kurikulum 2004”. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan remedial teaching

menggunakan pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw ini cukup

efektif untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa sehingga pada

                                                            44Jing Meng, “Jigsaw Cooperatif Learning in English Reading”, from Journal of

Language Teaching and Research, Vol. 1, No. 4, pp 501-504, July 2010, p. 503. 45Durmus Kilic, “The Effect of Jigsaw Technique on Learning the Concept of the

Principles and Methods of Teaching”, from World Applied Sciences Journal 4(Suple 1): 109-114, 2008, p. 113

46Leen Kiat-Soh, “Implementing the Jigsaw Model in CS1 Close Labs” (ITi CSE, June 26-28, Bologna, Italy, 2006) 

47Yurni Suasti, “Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU Pembangunan UNP Melalui Modifikasi Cooperatve Learning Model Jigsaw”, dalam Jurnal Pembelajaran, No.4 Tahun 26, Desember 2003.

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

39  

  

akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam,

menyongsong diberlakukannya kurikulum 2004.48

H. M. Sirih dan Muhammad Ali, dalam jurnal “Penerapan Model

Pembelajaran Tipe Jigsaw dengan Tongkat Estafet untuk Meningkatkan

Aktivitas Siswa dalam Proses Belajar Mengajar di SMPN 2 Kendari”.

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan aktivitas dan tanggungjawab

siswa serta mengefektifkan penggunaan waktu dan pola pergerakan

siswa.49

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran kimia di sekolah merupakan hal yang penting. Mata

pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan

kehidupan sehari-hari. Ilmu kimia yang bersifat abstrak dan banyak konsep

yang sulit untuk dipelajari, membuat pelajaran ini semakin tidak disukai oleh

para siswa.

Pembelajaran sekolah saat ini juga pada umumnya masih berpusat

pada guru (teacher center), bukan berpusat pada siswa. Metode yang

digunakan juga masih monoton. Oleh karena itu perlu dibentuk suatu

pembelajaran yang lebih bermakna selama proses pembelajaran. Pembelajaran

akan lebih bermakna bila guru mampu menciptakan kondisi belajar yang tidak

membosankan, untuk itu diperlukan kreativitas seorang guru dalam

menggunakan metode-metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar di

kelas.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil belajar rendah, salah

satunya karena tidak tepatnya metode yang digunakan dalam proses

pembelajaran, seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya. Cara

penyampaian materi yang monoton semakin membuat siswa jenuh dalam

                                                            48F.A. Suprapto Mukti Nugroho,“Remedial Teaching dengan Teknik Jigsaw Sebagai

Pendukung Kurikulum 2004”, dalam Jurnal Widya Tama, Vol. 2 No. 3, September 2005. 49Sirih dan Muhammad Ali, “Penerapan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw dengan

Tongkat Estafet untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa dalam Proses Belajar Mengajar di SMPN 2 Kendari”, dalam Jurnal MIPMIPA, Vol.6, No.1, Februari 2007.

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

40  

  

kelas. Hal ini yang juga menyebabkan siswa sulit untuk mengaplikasikan mata

pelajaran kimia dalam kehidupan sehari-hari, karena kurangnya penguasaan

konsep. Salah satu pendekatan yang sering digunakan dalam pembelajaran di

kelas yaitu pendekatan ekspositori, yang mengarah kepada teacher center. Hal

ini yang bisa membuat pelajaran kimia semakin jenuh dan siswa sulit untuk

memahami.

Semenjak 2004 kurikulum yang berlaku di Indonesia sudah berubah

mulai dari KBK dan KTSP. Sehingga proses pembelajaran di kelas harus

diupayakan menuntun siswa untuk dapat berpikir kreatif, mengadakan

analisis, membentuk sikap positif, memecahakan masalah, merangsang dan

memungkinkan bagi siswa untuk mengorganisasikan belajarnya sendiri

berpikir secara mandiri serta bekerja secara kooperatif untuk mengembangkan

kemampuannya, sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep kimia secara

benar dan utuh.

Kurikulum saat ini menuntut suatu proses pembelajaran yang dapat

mengembangkan kemampuan berbagai kemampuan siswa. Hal tersebut dapat

dibantu dengan peer learning yakni proses belajar bersama dengan teman

sebaya dan guru berperan sebagai fasilitator sekaligus moderator dan

pembimbing, melalui penerapan model pembelajaran kooperatif. Dalam

pembelajaran kooperatif siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan

pemikirannya tanpa dihambat, mengembangkan bersama dengan teman-

temannya untuk dapat saling belajar berkelanjutan, saling bekerja sama dalam

proses pembelajaran.

Melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, siswa diberi kesempatan

bukan hanya sekedar belajar tetapi juga saling mengajarkan satu sama lain

sehingga diharapkan siswa mampu tidak hanya berpikir sendiri dan

mempertanggungjawabkannya, namun juga saling berbagi dalam proses

transfer pengetahuan. Selanjutnya melalui proses kebersamaan tersebut akan

melatih siswa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menghargai

perbedaan, meningkatkan partisipasi, motivasi, sikap positif, mengurangi

kecemasan sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

41  

  

Dengan demikian diduga ada pengaruh penerapan pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar kimia siswa.

Gambar 2.2. Alur Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Penelitian

Dari kajian teori dan penyusunan kerangka berpikir maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat pengaruh hasil belajar kimia siswa antara yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

dibandingkan dengan yang menggunakan pendekatan ekspositori.

Ha : Terdapat pengaruh hasil belajar kimia siswa antara yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

dibandingkan dengan yang menggunakan pendekatan ekspositori.

-Hasil Belajar Rendah - Tabula Rasa -Siswa Pasif -Teacher Center

-Kimia bersifat abstrak - Konsep Sulit dipelajari

Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif

Jigsaw

-Siswa Aktif -Menerima Perbedaan -Kerjasama

Hasil Belajar Siswa

-KBK

-KTSP

Permasalahan Ilmu Kimia Kurikulum

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

42  

  

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011,

yaitu pada tanggal 3-24 November 2010.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Nusa Putra Tangerang yang beralamat di

Jl. Teuku Umar No. 12 Kel. Nusa Jaya, Karawaci Tangerang.

B. Metode Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode quasi

eksperimen (eksperimen semu), yaitu metode penelitian yang tidak

mencukupi semua syarat-syarat dari suatu eksperimen.1 Metode quasi

eksperimen dilakukan terhadap kelompok-kelompok yang homogen, dengan

membagi kelompok yang diteliti menjadi dua kelompok pengamatan.

Penelitian ini memiliki karakteristik, yakni dengan membandingkan dua

kelompok perlakuan yang memiliki subjek setara, sehingga perbedaan hasil

variabel terikat dari dua kelompok itu bukan disebabkan oleh perbedaan

subjek, melainkan akibat dari perlakuan yang dikenakan kepada variabel

bebas kelompok tersebut. Kelompok pertama adalah kelompok dengan

perlakukan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan kelompok kedua adalah

kelompok dengan perlakuan konvensional dengan metode ekspositori.

Adapun rancangan penelitian sebagai berikut:

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Only Posttest Control Group Design.

                                                            1Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), h. 84. 

 

42

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

43  

  

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Kelompok Perlakuan Posttest

E XE T

K XK T

Keterangan:

E : Kelompok eksperimen

K : Kelompok kontrol

XE : Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen, yaitu dengan

kooperatif Jigsaw.

XK : Perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrol, yaitu dengan metode

Ekspositori.

T : Tes akhir yang sama pada kedua kelompok

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2 Tujuan diadakannya

populasi ialah agar kita dapat menentukan besarnya anggota sampel yang

diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah

generalisasi.3 Populasi dalam penelitain dibedakan dalam dua jenis, yaitu:

populasi target dan populasi terjangkau. Adapun populasi target pada

penelitian ini yaitu seluruh siswa-siswi kelas XI SMA Nusa Putra Tangerang

yang terdaftar pada tahun pelajaran 2010/2011. Sedangkan populasi

terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA Nusa Putra

Tangerang.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Teknik

pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu

mengambil sampel pada kelas yang tersedia tanpa melakukan simple random

sampling. Jumlah sampel sebanyak 80 siswa yang dikelompokkan menjadi

                                                             2Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu…, h. 130.

3Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 181.

4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu…, h. 131.

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

44  

  

dua kelas, yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPA 2

sebagai eksperimen.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.5 Selain

itu tes juga dapat diartikan sebagai cara (yang dapat dipergunakan) atau

prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di

bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas,

atau perintah-perintah yang harus dikerjakan, sehingga dapat dihasilkan

nilai.6

Instrumen tes untuk mengukur aspek kognitif hasil belajar siswa

pada konsep laju reaksi dibuat tes pilihan ganda (PG) sebanyak 22 soal

dengan lima alternatif pilihan jawaban. (lampiran 1)

E. Teknik Pengolahan Data

Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen tes ini terlebih

dahulu diujicobakan kepada responden di luar kelas eksperimen dan kontrol

untuk mengetahui validitas, realibilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda

soal.

1. Uji Validitas

Validasi berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap

Dengan kata lain validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat

penilaian mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang

                                                            5Daryanto, Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 35. 6Anas Sudijono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), h. 67. 

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

45  

  

valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang

tidak valid berarti memiliki validitas rendah.7

Validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi (content

validity). Maksudnya butir-butir soal disusun sesuai dengan materi dan

indikator pembelajaran. Rumus untuk menguji validitas soal:8

 

Keterangan:

rpbis = Koefisien korelasi point biserial

Mp = Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang

dicari korelasinya dengan tes

Mt = Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes)

St = Standar deviasi skor total

p = proporsi subjek yang menjawab betul

q = 1- p

Untuk mengetahui validitas dari butir soal peneliti menggunakan

program ANATES (Lampiran). Dari 35 soal yang diujicobakan, 22 soal

yang dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh dengan tes yang

sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran

lainnya. Realibilitas bisa diartikan juga dengan ketepatan atau keajegan

instrumen dalam menilai apa yang dinilainya. Maksudnya, kapanpun

instrumen tersebut digunakanakan memberikan hasil yang relatif sama.9

Rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu tes yang

                                                            7Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu…, h. 168 8Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu…, h. 283 9Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),

h. 109.

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

46  

  

berbentuk pilihan ganda adalah dengan menggunakan rumus K–R 20,

yaitu:10

 

Keterangan:

11r = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

Vt = Varians total

P = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir

(proporsi subjek yang mendapat skor 1)

 

 

Untuk mengetahui reliabilitas dari butir soal, peneliti menggunakan

program ANATES (lampiran ). Dari hasil ANATES, diperoleh nilai

reliabilitas sebesar 0,91.

3. Taraf Kesukaran

Pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah tiap butir soal

yang terdapat pada instrumen tes termasuk soal kategori mudah, sedang,

atau sulit.

Untuk menentukan tingkat kesukaran soal pada instrument

penelitian ini menggunakan rumus:

Keterangan:

P = indeks kesukaran

                                                            10Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu…, h. 188.

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

47  

  

B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

JS = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang

dimaksudkan

Kriteria indeks kesukaran soal sebagai berikut:

0,00 – 0,30 = sukar

0,03 – 0,70 = sedang

0,70 – 1,00 = mudah11

Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari soal, peneliti

menggunakan program ANATES. Dari hasil dapat dilihat bahwa sepuluh

soal dinyatakan sangat mudah, empat belas dinyatakan mudah, sepuluh

soal dinyatakan sedang, satu soal dinyatakan sangat sukar.

4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.

Rumus yang digunakan:12

Keterangan:

JA = jumlah peserta kelompok atas

JB = jumlah peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda:

D = 0,00 – 0,20 : jelek

D = 0,02 – 0,40 : cukup

                                                            11 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar…, h. 208 12 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar…, h. 213 

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

48  

  

D = 0,04 – 0,70 : baik

D = 0,70 – 1,00 : baik sekali

Untuk mengetahui daya pembeda dari butir soal, peneliti

menggunakan program ANATES

F. Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis digunakan statistik uji-t dengan taraf

signifikan α = 0,05. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini digunakan

uji statistik dengan menggunakan uji-t. Tetapi sebelumnya dilakukan uji

normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dapat dilaksanakannya analisis

data.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas yang digunakan

adalah Uji Liliefors.

Langkah-langkah uji Liliefors adalah sebagai berikut:

a. Urutkan data sampel dari yang terkecil sampai yang paling terbesar

b. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan rumus:

Zi = S

XX i

Keterangan:

Zi = Skor baku

X = Nilai rata-rata

Xi = Skor data ke- i

S = Simpangan baku

c. Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan tabel Z,

dan sebut dengan F (Zi).

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

49  

  

Jika, Zi > 0, maka F (Zi) = 0,5 + nilai tabel

Zi < 0, maka F (Zi) = 1 – (0,5 + nilai tabel)

d. Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2,…, Zn yang lebih atau sama dengan Zi

jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka:

S (Zi) = n

ZZZBanyaknya n...,2,1 yang Zi

e. Hitung selisih F (Zi) - S (Zi) , kemudian tentukan harga mutlaknya

)()( ii ZSZF

f. Ambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai ini

disebut Lo.

Lo = max )()( ii ZSZF

g. Interpretasikan dengan membandingkannya pada tabel L.

h. Kesimpulan:

Jika Lo < Lt : Sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal

Lo < Lt : Sampel tidak berasal dari populasi yang

berdistribusi normal13

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua

keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji

homogenitas dua varians atau Uji Fisher dengan taraf signifikan α =

0,05.

Keterangan:

                                                            13Sudjana, Metode Statistik, (Bandung : Tarsito, 2002), Cet. 3, h. 466. 

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

50  

  

F = Fhitung

S12 = Varians data pertama / varians terbesar

S22 = Varians data kedua / varians terkecil

Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut:

H0 diterima jika Fhiung < Ftabel H0 = data memiliki varians

homogen

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel Ha = data tidak memiliki

varians homogen14

3. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan

yang signifikan hasil belajar kimia antara siswa yang mendapatkan

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan siswa yang mendapatkan

pembelajaran dengan metode ekspositori

Untuk menguji hipotesis, jika pada uji normalitas diperoleh

bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari

populasi yang berdistribusi normal, maka digunakan uji “t” dengan taraf

signifikansi = 0,05. Rumus uji “t” yang digunakan yaitu:

1) Jika varian populasi heterogen15

thit =

K

K

E

E

KE

n

S

n

S

XX22

2) Jika varian populasi homogen16

thit =

KEgab

KE

nnS

XX

11.

dengan S2 =

2

11 22

KE

KKEE

nn

SnSn

Keterangan:

XE : Nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen

                                                            14 Sudjana, Metode Statistik…, h. 466 15 Sudjana, Metode Statistik…, h.240-241 16 Sudjana, Metode Statistik…, h.239 

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

51  

  

XK : Nilai rata-rata hasil belajar kelompok kontrol

nE : Jumlah sampel kelompok eksperimen

nK : Jumlah sampel kelompok kontrol

SE2 : Varians kelompok eksperimen

SK2 : Varians kelompok kontrol

Kriteria pengujian a. Terima H0 jika thitung < ttabel

b. Tolak H0 jika thitung > ttabel

G. Hipotesis Statistik

Adapun hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

H0 : µ1 = µ2

Ha : µ1 > µ2

µ1 :Rata-rata hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

µ2 :Rata-rata hasil belajar kimia siswa yang menggunakan pendekatan

ekspositori.

 

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

52

 

 

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menyajikan data hasil penelitian berupa hasil perhitungan

akhir dan pembahasan hasil penelitian yang berupa temuan penulis, sedangkan

untuk perincian hasil perhitungan dan instrumen penelitian dapat dilihat dalam

bagian lampiran. Data yang diperoleh berasal dari tes akhir pada saat penelitain

berlangsung.

A. Hasil Penelitian

Hasil belajar siswa berupa aspek kognitif diketahui berdasarkan hasil

tes pilihan ganda sebanyak 22 soal yang dilakukan sesudah pembelajaran.

Instrumen tes pilihan ganda ini sebelumnya telah diuji validitas dan

reliabilitasnya pada kelas XII IPA 1 SMA Nusa Putra Tangerang, butir soal

juga telah diuji tingkat kesukaran dan daya bedanya sehingga instrumen ini

layak digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.1. Rekap Skor Hasil Belajar Konsep Laju Reaksi pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data Eksperimen Kontrol N 40 40

Rata-rata 70,15 57,87 SD 12,17 12,8

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh rata-rata nilai hasil belajar

kimia siswa pada konsep Laju Reaksi, yaitu pada eksperimen sebesar 70,15

sedangkan kelas kontrol 57,87. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil

belajar kimia siswa pada kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol.

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data

1. Uji Normalitas

Sebelum dialakukan pengolahan data, dilakukan uji normalitas

hasil belajar untuk kedua kelompok penelitian. Uji normalitas digunakan

untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dengan

 

52

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

53

 

 

 

ketentuan bahwa data berdistribusi normal bila kriteria Lhitung < Ltabel

diukur pada taraf signifikasi dan tingkat kepercayaan tertentu.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas

Statistik Kelompok Kelompok

Eksperimen Kontrol

N 40 40

X 70,15 57,87

SD 12,17 12,8

Lhitung 0,089 0,1332

Ltabel 0,14 0,14

Pengujian dilakukan dengan uji Liliefors pada taraf signifikasi 95%

(α = 0,05) untuk n = 40. Dari tabel dapat disimpulkan bahwa kedua

kelompok berdistribusi normal karena memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel

(lihat lampiran 11 dan 14).

2. Uji Homogenitas

Setelah kedua sampel penelitian tersebut dinyatakan berdistribusi

normal, selanjutnya dicari homogenitasnya dengan menggunakan uji

homogenitas dua varians dengan rumus:

 

Adapun kriteria pengujiannya adalah:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel

H0 = data memilki varians homogen

Ha = data tidak memilki varians homogen

Berdasarkan data yang diperoleh S12 = 163,8 dan S2

2 = 148,1,

sehingga dengan rumus dapat diperoleh Fhitung = 1,10.

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

54

 

 

 

Dengan Fhitung = 1,10 sementara Ftabel = 1,735 pada taraf signifikasi

95% (α = 0,05) maka dapat disimpulkan kedua data memiliki varians yang

homogen, kerena memenuhi syarat Fhitung < Ftabel (lihat lampiran 15).

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan setelah dilakukan uji normalitas dan

uji homogenitas yang menunjukkan hasil dari kedua kelompok pengujian

tersebut bahwa sampel berdistribusi normal dan homogen. Untuk menguji

hipotesis H0 yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh hasil belajar

kimia siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, maka

digunakan uji “t” pada taraf signifikasi α = 0,05, adapun kriterianya adalah:

thitung < ttabel : H0 diterima

thitung > ttabel : H0 ditolak

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji “t” diperoleh nilai

thitung = 4,47. Dari tabel berdistribusi “t” untuk taraf signifikasi α = 0,05,

diperoleh nilai ttabel = 1,999 (lihat lampiran 16).

Sedangkan uji hasil “t” mengenai hasil belajar siswa kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Hasil Uji “t”

Hasil Belajar Kimia Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Variabel Jumlah

thitung ttabel Kesimpulan Data Sampel

Hasil Belajar

80 4,47 1,999

kimia siswa

Kelompok Menolak H0

eksperimen dan kelompok kontrol

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa thitung = 4,47 dengan taraf

signifikasi α = 0,05 diperoleh ttabel sebesar 1,999, maka thitung > ttabel dan

menolak H0. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa yang

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

55

 

 

 

diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada kelompok

eksperimen dan metode Ekspositori pada kelompok kontrol. Dengan

demikian penelitian dapat menguji kebenaran hipotesis, yaitu dalam

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terdapat pengaruh

positif terhadap hasil belajar kimia. Kenyataan ini sesuai dengan kondisi

lapangan, yaitu kelas eksperimen lebih cepat memahami materi pelajaran

kimia pada konsep laju reaksi.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah salah satu model

pembelajaran yang lebih mengutamakan keaktifan dan kerjasama siswa

dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya bertanggung jawab untuk

dirinya sendiri, tetapi siswa tersebut juga dituntut untuk mengajarkan materi

yang diberikan kepada sesama temannya di dalam kelompok. Dengan

demikian proses pembelajaran bukan menitikberatkan pada guru, tetapi pada

siswa itu sendiri. Hal ini akan menciptakan suasana kelas yang aktif.

Setelah melakukan penelitian dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada konsep Laju Reaksi, diperoleh hasil

penelitian bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara kelompok

siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

dengan yang tidak menggunakannya. Selain itu diperoleh rata-rata hasil

belajar siswa yang cukup tinggi setelah melalui pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw (70,15), dibandingkan kelas yang menggunakan pendekatan

ekspositori (57,87). Sedangkan pada pengujian hipotesis, ternyata thitung (4,47)

> ttabel (1,999). Pengujian hipotesis ini menunjukkan adanya pengaruh yang

signifikan dari pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar

kimia siswa, khususnya pada konsep Laju Reaksi.

Perolehan rata-rata hasil belajar yang cukup tinggi dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini karena model pembelajaran ini

memacu siswa untuk memahami dan menguasai materi pelajaran bersama

dengan anggota kelompoknya. Siswa juga dituntut untuk bisa mengajarkan

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

56

 

 

 

teman dalam kelompoknya sendiri. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini

juga menyajikan pengalaman belajar berkelompok yang menyenangkan.

Setiap siswa bisa berbicara dan berpendapat serta mengerahkan seluruh

kemampuannya dalam memahami materi tersebut, terutama ketika sedang

mengajarkan kepada temannya dalam satu kelompok. Karena sistem belajar

berkelompok dan bersifat heterogen menuntut seluruh siswa bekerja sama

dalam setiap kelompoknya agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Sehingga model pembelajaran ini bersifat student center atau pembelajaran

yang berpusat pada siswa. Disini guru hanya sebagai fasilitator yang

mengontrol selama proses pembelajaran.

Sistem pembelajaran kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw dapat meminimalisir sifat egoisme pada diri siswa. Karena

pembelajaran ini tidak menimbulkan persaingan belajar dengan siswa lainnya,

sebab apabila belajar secara individu terkadang siswa yang kemampuannya

lebih tidak mau membantu temannya yang pemahamannya kurang karena

takut tersaingi. Dengan begitu maka pembelajaran ini juga dapat dapat

mempererat hubungan siswa dengan sesamanya dan juga membuat Siswa

Lebih akrab dengan siswa yang lain.

Hasil yang dapat diperoleh dari penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw berpengaruh tehadap psikologis, interaksi dan hasil

belajar. Dalam segi psikologis, pembelajaran ini dapat mengurangi sifat

egoisme siswa, dapat menumbuhkan rasa saling menghargai dan saling

menghormati setiap anggota kelompok, dapat menerima perbedaan

kelompok, serta dapat menerima kelebihan dan kekurangan setiap anggota

kelompok. Pembelajaran ini menjadikan interaksi antar sesama siswa semakin

baik, karena telah menghasilkan kerjasama antara sesama siswa dan terjalin

keakraban antar sesama siswa dan juga mempererat persahabatan. Adapun

hasil belajar siswa menjadi meningkat karena sistem belajar siswa diubah

menjadi belajar aktif dengan kelompok dan setiap kelompok dituntut untuk

berpikir dan belajar dengan mengerahkan seluruh kemampuannya tanpa

mengharapkan bantuan dari guru.

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

57

 

 

 

Keberhasilan penelitian ini diperoleh karena perlakuan yang

diterapkan guru sejalan dengan konsep yang dipakai. Selain itu, selama

penerapan pembelajaran siswa mengikuti pembelajaran dengan sangat tertib

dan terarah. Hal ini terlihat saat berjalannya proses diskusi, karena semua

siswa berpaartisipasi aktif dalam kelompoknya. Sebagian besar siswa merasa

senang dengan pembelajaran yang diterapkan, sehingga mereka mau

menerima pembelajaran dengan senang hati dan memperlakukan guru

praktikan seperti guru sendiri. Guru juga sangat antusias dalam menerapkan

pembelajaran dan senantiasa membimbing siswa dalam proses pembelajaran.

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

60 

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan:

1. Nilai rata-rata kelas eksperimen (70,15) dibandingkan dengan kelas

kontrol (57,87) menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw dalam proses pembelajaran di kelas eksperimen

mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar kimia siswa.

2. Begitu juga dengan hasil uji hipotesis, ternyata thitung (4,47) > ttabel (1,999),

ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, selanjutnya diajukan beberapa saran yang

berguna yang dapat dijadikan pertimbangan dalam meningkatkan hasil belajar

siswa, yaitu:

1. Diharapkan guru bidang studi kimia dapat menerapkan pembelajaran yang

mengikutsertakan siswa aktif mdalam proses pembelajaran, khususnya

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

2. Perlu diupayakan pembenahan sarana maupun prasarana yang dapat

menunjang proses pembelajaran, khususnya untuk penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

3. Sebelum guru bidang studi menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw, hendaknya pahami terlebih dahulu langkah-langkah

pembelajaran model ini agar tercapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

58

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

59  

  

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Mulyati. 1995. Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia. Surabaya: Airlangga University Press.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi Cet ke-5. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT. Rineka Cipta. Basya, Saila Mahdina. 2009. Perbandingan Hasil Belajar Kimia Siswa antara yang

Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Pembelajaran Konvensional. Skripsi Sarjana UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta: Perpustakaan FITK, UIN Syarif Hidayatullah.

Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gocer, Ali. 2010. A Comparative Research on The Effectivity of Cooperative Learning Methode and Jigsaw Technique on Teaching Literary Genres. Taken from Educational Research and Reviews Vol.5 (8).

Huang, Yueh-Min and Tieng-Chi Huang. 2008. Using Annotation Services in Ubiquitous Jigsaw Cooperative Learning Environment. Taken from Journal fromEducational Technology and Society, 11(2), 3-15.

Ibrahim, Muslimin. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA-University Press.

Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Justiana, Sandri dan Muchtaridi. 2009. Chemistry For Senior High School. Jakarta: Yudhistira.

Kiat-Soh, Leen. 2006. Implementing the Jigsaw Model in CS1 Close Labs.Taken from ITi CSE, June 26-28, Bologna, Italy.

Kilic, Durmus. 2008. The Effect of Jigsaw Technique on Learning the Concept of the Principles and Methods of Teaching. Taken from World Applied Sciences Journal 4(Suple 1): 109-114.

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning cetakan ketujuh. Jakarta: Grasindo.

59

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

60  

  

Meng, Jing. 2010. Jigsaw Coopertaive Learning in English Reading. Taken from Journal of Language Teaching and Research, Vol. 1, No. 4.

Mengduo, Qiao and Jing Xiaoling. 2010. Jigsaw Strategy as a Cooperative Learning Technique: Focusing on the Language Learners. Taken from Chinese Journal of Applied Linguistics (Bimonthly), Vol 33, No. 4.

Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nugroho, F.A. Suprapto Mukti. 2005. Remedial Teching dengan Teknik Jigsaw

Sebagai Pendukung Kurikulum 2004. Diambil dari Jurnal Widya Tama, Vol. 2 No. 3.

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sirih, M dan Muhammad Ali. 2007. Penerapan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw

dengan Tongkat Estafet Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar di SMP Negeri 2 Kendari. Diambil dari Jurnal Vol. 6, No.1.

Suasti, Yurni. 2003. Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU Pembangunan

UNP Melalui Modifikasi Cooperatve Learning Model Jigsaw. Diambil dari Jurnal Pembelajaran, No.4 Tahun 26.

Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung : Tarsito. Sudijono, Anas. 2009. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Supriyatin, Diana. 2009. Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan metode Jigsaw

dan Ekspositori Pada Konsep Elektrolit dan Nonelektrolit Terintegrasi Nilai. Skripsi Sarjana UIN Syarif Hiayatullah. Jakarta: Perpustakaan FITK, UIN Syarif Hidayatullah.

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2004

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Group

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

61  

  

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2003. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.

Yasir, Nu’man. 2008. Pengaruh Pemanfaatan Multimedia Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Pokok Bahasan Seyawa Karbon. Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah.

Zulfani, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta.

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

62  

  

LAMPIRAN-LAMPIRAN

61

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

 

62

KISI – KISI INSTRUMEN Mata Pelajaran : Kimia Kelas/semester : XI IPA/I Konsep Bahasan : Laju Reaksi Jumlah Soal : 35 Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri

Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Jawaban Ranah Soal

3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan

3.2 Memahami teori

tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu laju dan orde reaksi, dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Konsep laju reaksi

Menjelaskan pengertian laju reaksi

1. Laju reaksi adalah …. a. Cepatnya suatu reaksi berlangsung b. Perubahan jenis zat yang bereaksi persatuan waktu c. Suatu reaksi kimia d. Macam-macam kecepatan laju reaksi e. Besarnya perubahan konsentrasi zat-zat pereaksi/produk

persatuan waktu

2. Laju reaksi 4NH3 + 5O2 4NO + 6H2O dapat dinyatakan sebagai …. a. Laju bertambahnya konsentrasi NH3 tiap satu satuan waktu b. Laju berkurangnya konsentrasi H2O tiap satu satuan waktu c. Laju bertambahnya konsentrasi O2 tiap satu satuan waktu d. Laju berkurangnya tekanan sistem tiap satu satuan waktu

E

E

C1

C2

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

 

63

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju

e. Laju bertambahnya konsentrasi NO tiap satu satuan waktu

3. Jika reaksi kimia : P(g) + Q(g) → R(g) + S(g)

Berdasarkan reaksi di atas, maka rumus laju reaksinya adalah sebagai berikut, kecuali…

a. v = -Δt

[P]Δ d. v = +

Δt

[S]Δ

b. v = -Δt

[Q]Δ e. v = +

Δt

[R]Δ

c. v = -Δt

[R]Δ

4. Laju reaksi dari suatu reaksi dinotasikan sebagai berikut.

v = -Δt

[A]Δ, v = -

Δt

[B]Δ, v = +

Δt

[C]Δ, v = +

Δt

[D]Δ

Dari sederetan notasi di atas, reaksi yang sesuai adalah… a. C(g) + D(g) → A(g) + B(g) d. C(g) + B(g) → A(g) + D(g) b. A(g) + C(g) → B(g) + D(g) e. B(g) + D(g) → A(g) + C(g) c. A(g) + B(g) → C(g) + D(g)

C

C

C2

C2

Menyebutkan

faktor-faktor

yang

5. Faktor-faktor di bawah ini yang mempengaruhi laju reaksi, kecuali...a. Suhu b. Luas permukaan c. Konsentrasi hasil reaksi

C

C1

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

 

64

reaksi

mempengaruhi

laju reaksi.

d. Konsentrasi pereaksi e. Katalisator

6. Faktor berikut akan memperbesar laju reaksi, kecuali …. a. Pada suhu tetap ditambah katalisator b. Pada suhu tetap volume diperbesar c. Pada suhu tetap tekanan diperbesar d. Suhu dinaikkan e. Pada volume tetap ditambah zat pereaksi lebih banyak

B

C1

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

7. Kenaikan suhu akan mempercepat laju reaksi karena .... a. Menaikkan energi pengaktifan zat yang bereaksi b. Memperbesar konsentrasi zat yang bereaksi c. Memperbesar energi kinetik molekul pereaksi d. Memperbesar tekanan e. Memperbesar luas permukaan

8. Natrium bereaksi hebat dengan air pada suhu kamar sedangkan besi

tidak. Hal ini memperlihatkan bahwa laju reaksi bergantung pada .... a. Suhu b. Jenis pereaksi c. Keadaan pereaksi d. Katalisator e. Luas permukaan sentuh

9. Data hasil percobaan untuk A + B C

C

B

D

C1

C2

C2

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

 

65

Data Masa/bentuk A Konsentrasi Waktu Suhu 1 5 gram serbuk 0,1 mol.L-1 2 detik 25oC 2 5 gram larutan 0,1 mol.L-1 3 detik 25oC 3 5 gram padat 0,1 mol.L-1 5 detik 25oC 4 5 gram larutan 0,2 mol.L-1 1,5 detik 25oC 5 5 gram larutan 0,1 mol.L-1 1,5 detik 25oC

Pada data percobaan 1 dan 3, laju reaksi dipengaruhi oleh faktor .... a. Konsentrasi b. Sifat-sifat c. Suhu d. Luas permukaan e. Katalis

10. Pereaksi berbentuk serbuk lebih cepat bereaksi daripada berbentuk kepingan, hal ini disebabkan bentuk serbuk .... a. Dapat menurunkan energi aktivasi b. Mempunyai luas permukaan yang lebih kecil c. Mempunyai luas permukaan yang lebih besar d. Lebih padat e. Lebih aktif bergerak

11. Proses penguraian KClO3 murni pada suhu 25oC sangat sukar

terjadi meskipun dilakukan dengan cara pemanasan, bahkan sampai mencair dan mendidih. Tetapi bila dicampur sedikit serbuk MnO2 penguraian berlangsung lebih cepat. Hal ini menunjukkan bahwa

C

D

C2

C4

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

 

66

laju reaksi dipengaruhi oleh …. a. Suhu d. Katalis b. Konsentrasi e. Jumlah partikel zat c. Luas permukaan

Menghitung perubahan laju reaksi berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

12. Dalam ruang yang volumenya 2 liter sebanyak 1 mol X direaksikan dengan 2 mol Y sesuai persamaan: X + 2Y XY2. Bila setelah 10 detik dihasilkan 0,5 mol XY2, maka laju reaksi terhadap XY2 adalah .... a. 0,025 M/det b. 0,05 M/det c. 0,1 M/det d. 0.01 M/det e. 0,5 M/det

13. Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih cepat bila suhu dinaikkan

10oC. Pada suhu kamar (25oC) reaksi dapat berlangsung dengan laju 0,01 M/det. Maka laju reaksinya bila dilakukan pada suhu 65oC adalah .... a. 0,4 M/det b. 0,6 M/det c. 0,8 M/det d. 0,16 M/det e. 0,32 M/det

14. Suatu reaksi akan menjadi 2 kali lebih cepat bila suhu dinaikkan

A

D

E

C3

C3

C3

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

 

67

10ºC. Pada suhu 30ºC reaksi berlangsung 10 menit, maka pada suhu 50ºC reaksi berlangsung… a. 30 menit b. 20 menit c. 10 menit d. 5 menit e. 2,5 menit

Teori tumbukan dan energi aktivasi

Siswa dapat

menjelaskan

teori

tumbukan.

Menjelaskan

pengaruh

katalis dan

15. Tumbukan antar molekul di dalam suatu reaksi kimia... a. Tidak selalu menghasilkan reaksi kimia b. Berkurang dengan naiknya suhu c. Berkurang dengan memperkecilpartikel pereaksi d. Berkurang dengan penambahan konsentrasi e. Selalu menyebabkan terjadinya reaksi kimia

16. Tumbukan dengan energi kecil yang menghasilkan reaksi

dinamakan... a. Tumbukan lenting sempurna b. Tumbukan lenting sebagian c. Tumbukan tidak lenting d. Tumbukan efektif e. Tumbukan produktif

17. Energi minimum yang digunakan untuk memulai reaksi disebut...

a. Energi pereaksi b. Energi produk reaksi c. Enegi pengaktifan

A

D

C

C1

C1

C1

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

 

68

energi aktivasi

terhadap laju

reaksi.

d. Energi kimia e. Energi katalisasi

18. Dari proses di bawah ini yang akan mengubah energi pengaktifan

adalah... a. Memperbesar luas permukaan zat pereaksi b. Menambah konsentrasi zat pereaksi c. Manambah katalis d. Menurunkan suhu e. Menurunkan tekanan

19. Penambahan katalisator akan mempercepat laju reaksi. hal itu

disebabkan oleh... a. Konsentrasi zat bertambah b. Energi pengaktifan berkurang c. Energi pengaktifan bertambah d. Energi kinetik pereaksi berkurang e. Energi kinetik pereaksi bertambah

20. Berikut pernyataan yang tepat terhadap katalis jika ditambahkan

dalam suatu reaksi adalah .... a. Tidak ikut bereaksi dalam proses reaksi b. Habis bereaksi dengan pereaksi c. Ikut bereaksi tetapi tidak diperoleh kembali pada akhir reaksi d. Ikut bereaksi dan dapat diperoleh kembali pada akhir reaksi e. Tidak ikut bereaksi dan dapat diperoleh kembali pada akhir

C

B

E

C1

C1

C2

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

 

69

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori tumbukan dari percobaan

reaksi 21. E ..............................

Q ........ P.................... R

............................... S Yang menggambarkan energi pengaktifan dengan katalisator adalah .... a. P + Q b. P c. P + R d. R e. R + S

22. Laju reaksi dipengaruhi oleh luas permukaan sentuhan pereaksi.

Semakin besar luas permukaan semakin cepat reaksi berlangsung karena semakin .... a. Besar energi pengaktifannya b. Kecil energi pengaktifannya c. Besar energi kinetiknya d. Besar konsentrasinya e. Mudah terjadi tumbukan

C

E

C2

C2

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

 

70

23. Kenaikan suhu akan mempercepat laju reaksi, sebab kenaikan suhu akan memperbesar... a. Energi kinetik molekul pereaksi b. Tekanan molekul pereaksi c. Energi pengaktifan zat yang bereaksi d. Konsentrasi zat yang bereaksi e. Luas permukaan zat yang bereaksi

24. Pernyataan berikut berkaitan dengan teori tumbukan. Pernyataan

yang tidak benar adalah .... a. Semakin besar konsentrasi, semkain besar kemungkinan

terjadinya tumbukan efektif b. Semakin tinggi suhu, maka energi aktivasi suatu reaksi menjadi

lebih tinggi c. Semakin luas permukaan zat padat, maka semakin besar

kemungkinan terjadinya tumbukan d. Katalis mengubah tahap-tahap reaksi menjadi reaksi yang energi

aktivasinya rendah e. Pada pemanasan, energi kinetik molekul-molekul menjadi tinggi

sehingga tumbukan efektif semakin lebih banyak

A

B

C1

C2

Orde reaksi dan persamaan laju reaksi

Menjelaskan

pengertian

orde reaksi

25. Orde reaksi menyatakan .... a. Besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi b. Besarnya pengaruh suhu pereaksi pada laju reaksi c. Besarnya pengaruh volume pereaksi pada laju reaksi d. Besarnya pengaruh luas permukaan pereaksi pada laju reaksi e. Besarnya pengaruh katalis pada laju reaksi

A

C1

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

 

71

Membedakan

antara orde

reaksi nol,

satu, dan dua

26. Laju reaksi berbanding lurus terhadap konsentrasi pereaksi.

Pernyataan tersebut merupakan definisi dari .... a. Orde negatif b. Orde nol c. Orde satu d. Orde dua e. Orde tiga

27. Pada reaksi 2A + B A2B diketahui bahwa reaksi berorde nol

terhadap B. Hubungan laju reaksi awal zat B itu diperlihatkan oleh grafik .... a. v

[B]

b. v [B]

c. v [B]

C

E

C1

C2

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

 

72

Menentukan

orde reaksi

berdasarkan

data percobaan

d. v

[B]

e. v [B]

28. Suatu reaksi mempunyai tetapan laju reaksi (k) dengan satuan mol-1 dan s-1. Reaksi tersebut merupakan orde reaksi tingkat .... a. 0 b. 1 c. 2 d. 3 e. 4

29. Diketahui data eksperimen dari reaksi : 2H2 + 2NO → 2H2O + N2 Adalah sebagai berikut :

H2 (M) NO (M) Laju (M/s) 0,1 0,2 20 0,5 0,2 100 0,1 0,4 80

Orde terhadap NO adalah …. a. 0 b. ½

A

E

C2

C3

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

 

73

Membuat

c. 1 d. 3/2 e. 2

30. Dari reaksi :

CHCl3 + Cl2 → CCl4 + HCl Diketahui data sebagai berikut : CHCl3 (M) Cl2 (M) Laju (M/s)

0,4 0,2 10 0,8 0,2 20 0,8 0,8 40

Orde terhadap CHCl3 adalah…. a. 1 d. 0 b. 3/2 e. 3 c. 2

31. Data reaksi : A + B → AB Adalah sebagai berikut :

A (M) B (M) Laju (M/s) 0,1 0,1 4 0,2 0,1 16 0,1 0,3 12

Orde reaksi terhadap A adalah …. a.½ b. 1/3 c. 1 d. 2 e. 0

32. Dari reaksi :

A

D

C3

C3

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

 

74

persamaan laju

reaksi

berdasarkan

data percobaan

H2 + I2 → 2HI Diperoleh data sebagai berikut :

H2 (M) I2 (M) Laju (M/s) 0,1 0,1 4 0,2 0,1 16 0,1 0,3 12

Maka rumus untuk laju reaksinya adalah …. a. V = k [H]2 [I]2 b. V = k [H2]

2 [I]2 c. V = k [H]2 [I2]

2 d. V = k [H2]

2 [I2] e. V = k 2[H2]

2 [I2]2

33. Suatu reaksi X + Y → hasil reaksi, persamaan laju reaksinya V =

k[X][Y]2. Bila pada suhu tetap konsentrasi X dan Y masing-masing dinaikan dua kali dari semula, laju reaksinya adalah…. a. Tidak berubah d. 6 kali lebih besar b. 2 kali lebih besar e. 8 kali lebih besar c. 4 kali lebih besar

34. Suatu reaksi memiliki data sebagai berikut. Pereaksi = A dan B, orede reaksi terhadap A = 1, orde total = 3/2. Persamaan laju reaksinya adalah …. a. v = k[A][B]3/2 d. v = k[A]3/2[B] b. v = k[A][B]1/2 e. v = k[A][B] c. v = k[A]1/2[B]

D

E

B

C3

C4

C4

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

 

75

35. Dari reaksi : A + B + C → zat hasil

Diperoleh data sebagai berikut : A (M) B (M) C (M) Laju (M/s)0,01 0,03 0,04 0,0048 0,02 0,03 0,04 0,0096 0,01 0,06 0,04 0,0096 0,01 0,06 0,08 0,0384

Maka rumus untuk laju reaksinya adalah …. a. V = k [A] [B] [C] b. V = k [A]2 [B] [C] c. V = k [A]2 [B]2 [C] d. V = k [A]2 [B]2 [C]2 e. V = k [A] [B] [C]2

E

C3

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

76

 

Soal Instrumen Penelitian Jenis Kelamin : Sekolah : Materi : Laju Reaksi Pilihlah salah satu jawaban di bawah ini yang paling tepat! 1. Laju reaksi adalah ….

a. Cepatnya suatu reaksi berlangsung b. Perubahan jenis zat yang bereaksi persatuan waktu c. Suatu reaksi kimia d. Macam-macam kecepatan laju reaksi e. Besarnya perubahan konsentrasi zat-zat pereaksi/produk persatuan waktu

2. Laju reaksi 4NH3 + 5O2 4NO + 6H2O dapat dinyatakan sebagai …. a. Laju bertambahnya konsentrasi NH3 tiap satu satuan waktu b. Laju berkurangnya konsentrasi H2O tiap satu satuan waktu c. Laju bertambahnya konsentrasi O2 tiap satu satuan waktu d. Laju berkurangnya tekanan sistem tiap satu satuan waktu e. Laju bertambahnya konsentrasi NO tiap satu satuan waktu

3. Jika reaksi kimia : P(g) + Q(g) → R(g) + S(g)

Berdasarkan reaksi di atas, maka rumus laju reaksinya adalah sebagai berikut, kecuali…

a. v = -Δt

[P]Δ d. v = +

Δt

[S]Δ

b. v = -Δt

[Q]Δ e. v = +

Δt

[R]Δ

c. v = -Δt

[R]Δ

4. Laju reaksi dari suatu reaksi dinotasikan sebagai berikut.

v = -Δt

[A]Δ, v = -

Δt

[B]Δ, v = +

Δt

[C]Δ, v = +

Δt

[D]Δ

Dari sederetan notasi di atas, reaksi yang sesuai adalah… a. C(g) + D(g) → A(g) + B(g) d. C(g) + B(g) → A(g) + D(g) b. A(g) + C(g) → B(g) + D(g) e. B(g) + D(g) → A(g) + C(g) c. A(g) + B(g) → C(g) + D(g)

5. Faktor-faktor di bawah ini yang mempengaruhi laju reaksi, kecuali... a. Suhu b. Luas permukaan c. Konsentrasi hasil reaksi

LAMPIRAN 2

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

77

 

d. Konsentrasi pereaksi e. Katalisator

6. Faktor berikut akan memperbesar laju reaksi, kecuali …. a. Pada suhu tetap ditambah katalisator b. Pada suhu tetap volume diperbesar c. Pada suhu tetap tekanan diperbesar d. Suhu dinaikkan e. Pada volume tetap ditambah zat pereaksi lebih banyak

7. Kenaikan suhu akan mempercepat laju reaksi karena .... a. Menaikkan energi pengaktifan zat yang bereaksi b. Memperbesar konsentrasi zat yang bereaksi c. Memperbesar energi kinetik molekul pereaksi d. Memperbesar tekanan e. Memperbesar luas permukaan

8. Natrium bereaksi hebat dengan air pada suhu kamar sedangkan besi tidak. Hal ini memperlihatkan bahwa laju reaksi bergantung pada .... a. Suhu b. Jenis pereaksi c. Keadaan pereaksi d. Katalisator e. Luas permukaan sentuh

9. Data hasil percobaan untuk A + B C Data Masa/bentuk A Konsentrasi Waktu Suhu

1 5 gram serbuk 0,1 mol.L-1 2 detik 25oC

2 5 gram larutan 0,1 mol.L-1 3 detik 25oC

3 5 gram padat 0,1 mol.L-1 5 detik 25oC

4 5 gram larutan 0,2 mol.L-1 1,5 detik 25oC

5 5 gram larutan 0,1 mol.L-1 1,5 detik 25oC

Pada data percobaan 1 dan 3, laju reaksi dipengaruhi oleh faktor .... a. Konsentrasi b. Sifat-sifat c. Suhu d. Luas permukaan e. Katalis

10. Pereaksi berbentuk serbuk lebih cepat bereaksi daripada berbentuk kepingan, hal ini disebabkan bentuk serbuk ....

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

78

 

a. Dapat menurunkan energi aktivasi b. Mempunyai luas permukaan yang lebih kecil c. Mempunyai luas permukaan yang lebih besar d. Lebih padat e. Lebih aktif bergerak

11. Proses penguraian KClO3 murni pada suhu 25oC sangat sukar terjadi meskipun dilakukan dengan cara pemanasan, bahkan sampai mencair dan mendidih. Tetapi bila dicampur sedikit serbuk MnO2 penguraian berlangsung lebih cepat. Hal ini menunjukkan bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh …. a. Suhu d. Katalis b. Konsentrasi e. Jumlah partikel zat c. Luas permukaan

12. Dalam ruang yang volumenya 2 liter sebanyak 1 mol X direaksikan dengan 2 mol Y sesuai persamaan: X + 2Y XY2. Bila setelah 10 detik dihasilkan 0,5 mol XY2, maka laju reaksi terhadap XY2 adalah .... a. 0,025 M/det b. 0,05 M/det c. 0,1 M/det d. 0.01 M/det e. 0,5 M/det

13. Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih cepat bila suhu dinaikkan 10oC. Pada suhu kamar (25oC) reaksi dapat berlangsung dengan laju 0,01 M/det. Maka laju reaksinya bila dilakukan pada suhu 65oC adalah .... a. 0,4 M/det b. 0,6 M/det c. 0,8 M/det d. 0,16 M/det e. 0,32 M/det

14. Suatu reaksi akan menjadi 2 kali lebih cepat bila suhu dinaikkan 10ºC. Pada suhu 30ºC reaksi berlangsung 10 menit, maka pada suhu 50ºC reaksi berlangsung… a. 30 menit d. 5 menit b. 20 menit e. 2,5 menit c. 10 menit

15. Tumbukan antar molekul di dalam suatu reaksi kimia... a. Tidak selalu menghasilkan reaksi kimia b. Berkurang dngan naiknya suhu c. Berkurang dengan memperkecilpartikel pereaksi d. Berkurang dengan penambahan konsentrasi e. Selalu menyebabkan terjadinya reaksi kimia

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

79

 

16. Tumbukan dengan energi kecil yang menghasilkan reaksi dinamakan... a. Tumbukan lenting sempurna b. Tumbukan lenting sebagian c. Tumbukan tidak lenting d. Tumbukan efektif e. Tumbukan produktif

17. Energi minimum yang digunakan untuk memulai reaksi disebut... a. Energi pereaksi d. Energi kimia b. Energi produk reaksi e. Energi katalisasi c. Enegi pengaktifan

18. Dari proses di bawah ini yang akan mengubah energi pengaktifan adalah... a. Memperbesar luas permukaan zat pereaksi b. Menambah konsentrasi zat pereaksi c. Manambah katalis d. Menurunkan suhu e. Menurunkan tekanan

19. Penambahan katalisator akan mempercepat laju reaksi. hal itu disebabkan oleh... a. Konsentrasi zat bertambah b. Energi pengaktifan berkurang c. Energi pengaktifan bertambah d. Energi kinetik pereaksi berkurang e. Energi kinetik pereaksi bertambah

20. Berikut pernyataan yang tepat terhadap katalis jika ditambahkan dalam suatu reaksi adalah .... a. Tidak ikut bereaksi dalam proses reaksi b. Habis bereaksi dengan pereaksi c. Ikut bereaksi tetapi tidak diperoleh kembali pada akhir reaksi d. Ikut bereaksi dan dapat diperoleh kembali pada akhir reaksi e. Tidak ikut bereaksi dan dapat diperoleh kembali pada akhir reaksi

21. E ..........................

Yang menggambarkan energi pengaktifan dengan katalisator adalah .... a. P + Q

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

80

 

b. P c. P + R d. R e. R + S

22. Laju reaksi dipengaruhi oleh luas permukaan sentuhan pereaksi. Semakin besar luas permukaan semakin cepat reaksi berlangsung karena semakin .... a. Besar energi pengaktifannya b. Kecil energi pengaktifannya c. Besar energi kinetiknya d. Besar konsentrasinya e. Mudah terjadi tumbukan

23. Kenaikan suhu akan mempercepat laju reaksi, sebab kenaikan suhu akan memperbesar... a. Energi kinetik molekul pereaksi b. Tekanan molekul pereaksi c. Energi pengaktifan zat yang bereaksi d. Konsentrasi zat yang bereaksi e. Luas permukaan zat yang bereaksi

24. Pernyataan berikut berkaitan dengan teori tumbukan. Pernyataan yang tidak benar adalah .... a. Semakin besar konsentrasi, semkain besar kemungkinan terjadinya

tumbukan efektif b. Semakin tinggi suhu, maka energi aktivasi suatu reaksi menjadi lebih

tinggi c. Semakin luas permukaan zat padat, maka semakin besar kemungkinan

terjadinya tumbukan d. Katalis mengubah tahap-tahap reaksi menjadi reaksi yang energi

aktivasinya rendah e. Pada pemanasan, energi kinetik molekul-molekul menjadi tinggi sehingga

tumbukan efektif semakin lebih banyak 25. Orde reaksi menyatakan ....

a. Besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi b. Besarnya pengaruh suhu pereaksi pada laju reaksi c. Besarnya pengaruh volume pereaksi pada laju reaksi d. Besarnya pengaruh luas permukaan pereaksi pada laju reaksi e. Besarnya pengaruh katalis pada laju reaksi

26. Laju reaksi berbanding lurus terhadap konsentrasi pereaksi. Pernyataan tersebut merupakan definisi dari .... a. Orde negatif b. Orde nol

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

81

 

c. Orde satu d. Orde dua e. Orde tiga

27. Pada reaksi 2A + B A2B diketahui bahwa reaksi berorde nol terhadap B.

Hubungan laju reaksi awal zat B itu diperlihatkan oleh grafik ....

a. v

[B]

b. v

[B]

c. v

[B]

d. v

[B]

e. v

[B]

28. Suatu reaksi mempunyai tetapan laju reaksi (k) dengan satuan mol-1 dan s-1. Reaksi tersebut merupakan orde reaksi tingkat .... a. 0 b. 1 c. 2 d. 3 e. 4

29. Diketahui data eksperimen dari reaksi : 2H2 + 2NO → 2H2O + N2 Adalah sebagai berikut :

H2 (M) NO (M) Laju (M/s)

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

82

 

0,1 0,2 20 0,5 0,2 100 0,1 0,4 80

Orde terhadap NO adalah …. a. 0 b. ½ c. 1 d. 3/2 e. 2

30. Dari reaksi : CHCl3 + Cl2 → CCl4 + HCl Diketahui data sebagai berikut : CHCl3 (M) Cl2 (M) Laju (M/s)

0,4 0,2 10 0,8 0,2 20 0,8 0,8 40

Orde terhadap CHCl3 adalah…. a. 1 d. 0 b. 3/2 e. 3 c. 2

31. Data reaksi : A + B → AB Adalah sebagai berikut :

A (M) B (M) Laju (M/s) 0,1 0,1 4 0,2 0,1 16 0,1 0,3 12

Orde reaksi terhadap A adalah …. a.½ b. 1/3 c. 1 d. 2 e. 0

32. Dari reaksi : H2 + I2 → 2HI Diperoleh data sebagai berikut :

H2 (M) I2 (M) Laju (M/s) 0,1 0,1 4 0,2 0,1 16 0,1 0,3 12

Maka rumus untuk laju reaksinya adalah …. a. v = k [H]2 [I]2 b. v = k [H2]

2 [I]2

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

83

 

c. v = k [H]2 [I2]2

d. v = k [H2]2 [I2]

2 e. v = k 2[H2]

2 [I2]2

33. Suatu reaksi X + Y → hasil reaksi, persamaan laju reaksinya V = k[X][Y]2. Bila pada suhu tetap konsentrasi X dan Y masing-masing dinaikan dua kali dari semula, laju reaksinya adalah…. a. Tidak berubah d. 6 kali lebih besar b. 2 kali lebih besar e. 8 kali lebih besar c. 4 kali lebih besar

34. Suatu reaksi memiliki data sebagai berikut. Pereaksi = A dan B, orede reaksi terhadap A = 1, orde total = 3/2. Persamaan laju reaksinya adalah …. a. v = k[A][B]3/2 d. v = k[A]3/2[B] b. v = k[A][B]1/2 e. v = k[A][B] c. v = k[A]1/2[B]

35. Dari reaksi : A + B + C → zat hasil Diperoleh data sebagai berikut : A (M) B (M) C (M) Laju (M/s)0,01 0,03 0,04 0,0048 0,02 0,03 0,04 0,0096 0,01 0,06 0,04 0,0096 0,01 0,06 0,08 0,0384

Maka rumus untuk laju reaksinya adalah …. a. v = k [A] [B] [C] b. v = k [A]2 [B] [C] c. v = k [A]2 [B]2 [C] d. v = k [A]2 [B]2 [C]2 e. v = k [A] [B] [C]2

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

84

 

Kunci Jawaban Instrumen Penelitian

1. E 11. D 21. C 31. D

2. E 12. A 22. E 32. D

3. C 13. D 23. A 33. E

4. C 14. E 24. B 34. B

5. C 15. A 25. A 35. E

6. B 16. D 26. C

7. C 17. C 27. E

8. B 18. C 28. A

9. D 19. B 29. E

10. C 20. E 30. A

 

LAMPIRAN 3

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

SKOR DATA DIBOBOT

=================

Jumlah Subyek = 30

Butir soal = 35

Bobot utk jwban benar = 1

Bobot utk jwban salah = 0

Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah)

Nama berkas: I:\PRINT-FINAL\VALIDASI-1.ANA

No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot

1 20 T 32 3 0 32 32

2 9 I 31 4 0 31 31

3 12 L 31 4 0 31 31

4 16 P 31 4 0 31 31

5 18 R 31 4 0 31 31

6 6 F 30 5 0 30 30

7 8 H 30 5 0 30 30

8 22 V 30 5 0 30 30

9 24 X 30 5 0 30 30

10 19 S 29 6 0 29 29

11 27 AA 29 6 0 29 29

12 7 G 28 7 0 28 28

13 25 Y 28 7 0 28 28

14 13 M 27 8 0 27 27

15 15 O 27 8 0 27 27

16 17 Q 27 8 0 27 27

17 26 Z 27 8 0 27 27

18 23 W 26 9 0 26 26

19 2 B 25 10 0 25 25

20 11 K 25 10 0 25 25

21 4 D 24 11 0 24 24

22 14 N 24 11 0 24 24

23 1 A 23 12 0 23 23

24 3 C 23 12 0 23 23

25 10 J 23 12 0 23 23

26 5 E 21 14 0 21 21

27 28 AB 21 14 0 21 21

28 29 AC 15 20 0 15 15

29 21 U 13 22 0 13 13

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

30 30 AD 13 22 0 13 13

RELIABILITAS TES

================

Rata2= 25.80

Simpang Baku= 5.17

KorelasiXY= 0.83

Reliabilitas Tes= 0.91

Nama berkas: I:\PRINT-FINAL\VALIDASI-1.ANA

No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total

1 20 T 16 16 32

2 9 I 17 14 31

3 12 L 15 16 31

4 16 P 17 14 31

5 18 R 16 15 31

6 6 F 16 14 30

7 8 H 15 15 30

8 22 V 14 16 30

9 24 X 16 14 30

10 19 S 15 14 29

11 27 AA 16 13 29

12 7 G 15 13 28

13 25 Y 15 13 28

14 13 M 14 13 27

15 15 O 15 12 27

16 17 Q 15 12 27

17 26 Z 13 14 27

18 23 W 13 13 26

19 2 B 12 13 25

20 11 K 12 13 25

21 4 D 13 11 24

22 14 N 12 12 24

23 1 A 12 11 23

24 3 C 12 11 23

25 10 J 12 11 23

26 5 E 13 8 21

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

27 28 AB 11 10 21

28 29 AC 8 7 15

29 21 U 8 5 13

30 30 AD 7 6 13

KELOMPOK UNGGUL & ASOR

======================

Kelompok Unggul

Nama berkas: I:\PRINT-FINAL\VALIDASI-1.ANA

1 2 3 4 5 6 7

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7

1 20 T 32 1 1 1 1 1 - 1

2 9 I 31 1 - 1 1 1 1 1

3 12 L 31 - 1 1 1 1 1 1

4 16 P 31 1 1 1 1 1 1 1

5 18 R 31 1 1 1 1 1 - 1

6 6 F 30 1 1 1 1 1 1 1

7 8 H 30 - 1 1 1 1 1 1

8 22 V 30 - 1 1 1 1 1 -

Jml Jwb Benar 5 7 8 8 8 6 7

8 9 10 11 12 13 14

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14

1 20 T 32 1 1 1 1 1 1 1

2 9 I 31 1 1 1 1 1 1 1

3 12 L 31 1 1 1 1 1 1 1

4 16 P 31 1 1 - 1 1 1 1

5 18 R 31 1 1 - 1 1 1 1

6 6 F 30 1 1 1 1 1 - 1

7 8 H 30 1 1 1 1 1 1 1

8 22 V 30 1 1 1 1 1 - 1

Jml Jwb Benar 8 8 6 8 8 6 8

15 16 17 18 19 20 21

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21

1 20 T 32 1 1 1 1 1 1 -

2 9 I 31 1 1 1 1 1 - -

3 12 L 31 1 1 1 1 1 1 -

4 16 P 31 1 1 1 1 1 - -

5 18 R 31 1 1 1 1 1 1 -

6 6 F 30 1 1 1 - 1 - -

7 8 H 30 1 1 1 1 1 1 -

8 22 V 30 1 1 1 1 1 1 -

Jml Jwb Benar 8 8 8 7 8 5 0

22 23 24 25 26 27 28

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28

1 20 T 32 1 1 1 1 1 1 1

2 9 I 31 1 1 1 1 1 1 -

3 12 L 31 1 1 1 1 1 1 1

4 16 P 31 1 1 1 1 1 1 -

5 18 R 31 1 1 1 1 1 1 1

6 6 F 30 1 1 1 1 1 1 1

7 8 H 30 1 1 1 1 1 1 -

8 22 V 30 1 1 1 1 1 1 -

Jml Jwb Benar 8 8 8 8 8 8 4

29 30 31 32 33 34 35

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35

1 20 T 32 1 1 - 1 1 1 1

2 9 I 31 1 1 1 1 1 1 1

3 12 L 31 - 1 1 - 1 1 1

4 16 P 31 1 1 1 1 1 1 1

5 18 R 31 1 1 1 1 1 1 -

6 6 F 30 1 1 1 - 1 1 1

7 8 H 30 - 1 1 - 1 1 1

8 22 V 30 1 1 1 1 1 1 1

Jml Jwb Benar 6 8 7 5 8 8 7

Kelompok Asor

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

Nama berkas: I:\PRINT-FINAL\VALIDASI-1.ANA

1 2 3 4 5 6 7

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7

1 1 A 23 1 1 1 1 - - -

2 3 C 23 1 1 1 1 1 - -

3 10 J 23 - 1 - 1 1 - 1

4 5 E 21 1 1 1 - - - -

5 28 AB 21 1 - 1 1 - 1 -

6 29 AC 15 1 - - - - 1 1

7 21 U 13 1 - 1 1 1 1 1

8 30 AD 13 1 - 1 1 - - -

Jml Jwb Benar 7 4 6 6 3 3 3

8 9 10 11 12 13 14

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14

1 1 A 23 - - - 1 1 1 1

2 3 C 23 1 - 1 1 1 - 1

3 10 J 23 1 - - 1 1 1 1

4 5 E 21 1 - - 1 1 1 1

5 28 AB 21 - 1 - 1 1 - 1

6 29 AC 15 - - 1 - - 1 1

7 21 U 13 1 - - - - - -

8 30 AD 13 1 - - - 1 1 -

Jml Jwb Benar 5 1 2 5 6 5 6

15 16 17 18 19 20 21

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21

1 1 A 23 1 1 1 1 1 1 -

2 3 C 23 1 - 1 1 1 - -

3 10 J 23 - - 1 1 1 - -

4 5 E 21 1 - 1 - 1 - -

5 28 AB 21 - 1 1 1 1 1 1

6 29 AC 15 1 1 - - 1 - -

7 21 U 13 - - 1 - - - -

8 30 AD 13 1 1 1 - 1 - -

Jml Jwb Benar 5 4 7 4 7 2 1

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

22 23 24 25 26 27 28

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28

1 1 A 23 1 1 1 1 1 1 -

2 3 C 23 - - - 1 1 1 1

3 10 J 23 1 1 1 1 1 1 -

4 5 E 21 - 1 - 1 1 1 1

5 28 AB 21 1 1 1 1 - - 1

6 29 AC 15 - - 1 1 1 - -

7 21 U 13 - - - - - - -

8 30 AD 13 - - 1 - - - -

Jml Jwb Benar 3 4 5 6 5 4 3

29 30 31 32 33 34 35

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35

1 1 A 23 - - - - 1 1 1

2 3 C 23 1 - - 1 1 1 1

3 10 J 23 1 1 1 - 1 1 -

4 5 E 21 1 - - 1 1 1 1

5 28 AB 21 - - 1 - - - 1

6 29 AC 15 1 1 - - 1 - -

7 21 U 13 - - 1 1 1 1 1

8 30 AD 13 - - - 1 - - 1

Jml Jwb Benar 4 2 3 4 6 5 6

DAYA PEMBEDA

============

Jumlah Subyek= 30

Klp atas/bawah(n)= 8

Butir Soal= 35

Nama berkas: I:\PRINT-FINAL\VALIDASI-1.ANA

No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)

1 1 5 7 -2 -25.00

2 2 7 4 3 37.50

3 3 8 6 2 25.00

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

4 4 8 6 2 25.00

5 5 8 3 5 62.50

6 6 6 3 3 37.50

7 7 7 3 4 50.00

8 8 8 5 3 37.50

9 9 8 1 7 87.50

10 10 6 2 4 50.00

11 11 8 5 3 37.50

12 12 8 6 2 25.00

13 13 6 5 1 12.50

14 14 8 6 2 25.00

15 15 8 5 3 37.50

16 16 8 4 4 50.00

17 17 8 7 1 12.50

18 18 7 4 3 37.50

19 19 8 7 1 12.50

20 20 5 2 3 37.50

21 21 0 1 -1 -12.50

22 22 8 3 5 62.50

23 23 8 4 4 50.00

24 24 8 5 3 37.50

25 25 8 6 2 25.00

26 26 8 5 3 37.50

27 27 8 4 4 50.00

28 28 4 3 1 12.50

29 29 6 4 2 25.00

30 30 8 2 6 75.00

31 31 7 3 4 50.00

32 32 5 4 1 12.50

33 33 8 6 2 25.00

34 34 8 5 3 37.50

35 35 7 6 1 12.50

TINGKAT KESUKARAN

=================

Jumlah Subyek= 30

Butir Soal= 35

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

Nama berkas: I:\PRINT-FINAL\VALIDASI-1.ANA

No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran

1 1 22 73.33 Mudah

2 2 24 80.00 Mudah

3 3 28 93.33 Sangat Mudah

4 4 27 90.00 Sangat Mudah

5 5 24 80.00 Mudah

6 6 19 63.33 Sedang

7 7 17 56.67 Sedang

8 8 26 86.67 Sangat Mudah

9 9 18 60.00 Sedang

10 10 17 56.67 Sedang

11 11 25 83.33 Mudah

12 12 24 80.00 Mudah

13 13 18 60.00 Sedang

14 14 27 90.00 Sangat Mudah

15 15 24 80.00 Mudah

16 16 19 63.33 Sedang

17 17 28 93.33 Sangat Mudah

18 18 23 76.67 Mudah

19 19 26 86.67 Sangat Mudah

20 20 13 43.33 Sedang

21 21 1 3.33 Sangat Sukar

22 22 23 76.67 Mudah

23 23 24 80.00 Mudah

24 24 21 70.00 Sedang

25 25 26 86.67 Sangat Mudah

26 26 23 76.67 Mudah

27 27 24 80.00 Mudah

28 28 14 46.67 Sedang

29 29 23 76.67 Mudah

30 30 23 76.67 Mudah

31 31 22 73.33 Mudah

32 32 19 63.33 Sedang

33 33 28 93.33 Sangat Mudah

34 34 27 90.00 Sangat Mudah

35 35 27 90.00 Sangat Mudah

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL

=================================

Jumlah Subyek= 30

Butir Soal= 35

Nama berkas: I:\PRINT-FINAL\VALIDASI-1.ANA

No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi

1 1 -0.202 -

2 2 0.571 Sangat Signifikan

3 3 0.358 Signifikan

4 4 0.359 Signifikan

5 5 0.620 Sangat Signifikan

6 6 0.201 -

7 7 0.296 -

8 8 0.293 -

9 9 0.584 Sangat Signifikan

10 10 0.349 Signifikan

11 11 0.634 Sangat Signifikan

12 12 0.275 -

13 13 0.075 -

14 14 0.533 Sangat Signifikan

15 15 0.308 Signifikan

16 16 0.229 -

17 17 0.305 Signifikan

18 18 0.552 Sangat Signifikan

19 19 0.255 -

20 20 0.339 Signifikan

21 21 -0.175 -

22 22 0.738 Sangat Signifikan

23 23 0.685 Sangat Signifikan

24 24 0.260 -

25 25 0.467 Sangat Signifikan

26 26 0.428 Sangat Signifikan

27 27 0.718 Sangat Signifikan

28 28 0.155 -

29 29 0.381 Signifikan

30 30 0.661 Sangat Signifikan

31 31 0.392 Signifikan

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

32 32 0.011 -

33 33 0.463 Sangat Signifikan

34 34 0.621 Sangat Signifikan

35 35 0.184 -

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01

10 0,576 0,708 60 0,250 0,325

15 0,482 0,606 70 0,233 0,302

20 0,423 0,549 80 0,217 0,283

25 0,381 0,496 90 0,205 0,267

30 0,349 0,449 100 0,195 0,254

40 0,304 0,393 125 0,174 0,228

50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

KUALITAS PENGECOH

=================

Jumlah Subyek= 30

Butir Soal= 35

Nama berkas: I:\PRINT-FINAL\VALIDASI-1.ANA

No Butir Baru No Butir Asli a b c d e *

1 1 5--- 0-- 3+ 0-- 22** 0

2 2 1+ 3-- 2+ 0-- 24** 0

3 3 2--- 0-- 28** 0-- 0-- 0

4 4 0-- 0-- 27** 1+ 2--- 0

5 5 1+ 3-- 24** 2+ 0-- 0

6 6 0-- 19** 5-- 0-- 6--- 0

7 7 6-- 4++ 17** 3++ 0-- 0

8 8 1++ 26** 1++ 2-- 0-- 0

9 9 1- 2+ 9--- 18** 0-- 0

10 10 1- 9--- 17** 3++ 0-- 0

11 11 0-- 4--- 0-- 25** 1++ 0

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

12 12 24** 3-- 3-- 0-- 0-- 0

13 13 0-- 3++ 4+ 18** 5- 0

14 14 2--- 1+ 0-- 0-- 27** 0

15 15 24** 0-- 5--- 1+ 0-- 0

16 16 3++ 1- 6--- 19** 1- 0

17 17 0-- 0-- 28** 0-- 2--- 0

18 18 0-- 6--- 23** 1+ 0-- 0

19 19 1++ 26** 0-- 2-- 1++ 0

20 20 6+ 1-- 9--- 1-- 13** 0

21 21 1-- 27--- 1** 0-- 1-- 0

22 22 4--- 3- 0-- 0-- 23** 0

23 23 24** 6--- 0-- 0-- 0-- 0

24 24 3+ 21** 0-- 3+ 3+ 0

25 25 26** 0-- 3--- 1++ 0-- 0

26 26 0-- 5--- 23** 0-- 2++ 0

27 27 3-- 0-- 1+ 2+ 24** 0

28 28 14** 6+ 8-- 0-- 2- 0

29 29 2++ 0-- 4--- 1+ 23** 0

30 30 23** 0-- 2++ 2++ 3- 0

31 31 0-- 0-- 7--- 22** 1- 0

32 32 0-- 1- 3++ 19** 7--- 0

33 33 0-- 0-- 0-- 2--- 28** 0

34 34 0-- 27** 2--- 0-- 1+ 0

35 35 0-- 0-- 2--- 1+ 27** 0

Keterangan:

** : Kunci Jawaban

++ : Sangat Baik

+ : Baik

- : Kurang Baik

-- : Buruk

---: Sangat Buruk

REKAP ANALISIS BUTIR

=====================

Rata2= 25.80

Simpang Baku= 5.17

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

KorelasiXY= 0.83

Reliabilitas Tes= 0.91

Butir Soal= 35

Jumlah Subyek= 30

Nama berkas: I:\PRINT-FINAL\VALIDASI-1.ANA

Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi

1 1 -25.00 Mudah -0.202 -

2 2 37.50 Mudah 0.571 Sangat Signifikan

3 3 25.00 Sangat Mudah 0.358 Signifikan

4 4 25.00 Sangat Mudah 0.359 Signifikan

5 5 62.50 Mudah 0.620 Sangat Signifikan

6 6 37.50 Sedang 0.201 -

7 7 50.00 Sedang 0.296 -

8 8 37.50 Sangat Mudah 0.293 -

9 9 87.50 Sedang 0.584 Sangat Signifikan

10 10 50.00 Sedang 0.349 Signifikan

11 11 37.50 Mudah 0.634 Sangat Signifikan

12 12 25.00 Mudah 0.275 -

13 13 12.50 Sedang 0.075 -

14 14 25.00 Sangat Mudah 0.533 Sangat Signifikan

15 15 37.50 Mudah 0.308 Signifikan

16 16 50.00 Sedang 0.229 -

17 17 12.50 Sangat Mudah 0.305 Signifikan

18 18 37.50 Mudah 0.552 Sangat Signifikan

19 19 12.50 Sangat Mudah 0.255 -

20 20 37.50 Sedang 0.339 Signifikan

21 21 -12.50 Sangat Sukar -0.175 -

22 22 62.50 Mudah 0.738 Sangat Signifikan

23 23 50.00 Mudah 0.685 Sangat Signifikan

24 24 37.50 Sedang 0.260 -

25 25 25.00 Sangat Mudah 0.467 Sangat Signifikan

26 26 37.50 Mudah 0.428 Sangat Signifikan

27 27 50.00 Mudah 0.718 Sangat Signifikan

28 28 12.50 Sedang 0.155 -

29 29 25.00 Mudah 0.381 Signifikan

30 30 75.00 Mudah 0.661 Sangat Signifikan

31 31 50.00 Mudah 0.392 Signifikan

32 32 12.50 Sedang 0.011 -

33 33 25.00 Sangat Mudah 0.463 Sangat Signifikan

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

34 34 37.50 Sangat Mudah 0.621 Sangat Signifikan

35 35 12.50 Sangat Mudah 0.184 -

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

98

 

SOAL TES HASIL BELAJAR Nama : Sekolah : Kelas : Materi : Laju Reaksi Pilihlah salah satu jawaban di bawah ini yang paling tepat! 1. Laju reaksi 4NH3 + 5O2 4NO + 6H2O dapat dinyatakan sebagai ….

a. Laju bertambahnya konsentrasi NH3 tiap satu satuan waktu b. Laju berkurangnya konsentrasi H2O tiap satu satuan waktu c. Laju bertambahnya konsentrasi O2 tiap satu satuan waktu d. Laju berkurangnya tekanan sistem tiap satu satuan waktu e. Laju bertambahnya konsentrasi NO tiap satu satuan waktu

2. Jika reaksi kimia : P(g) + Q(g) → R(g) + S(g)

Berdasarkan reaksi di atas, maka rumus laju reaksinya adalah sebagai berikut, kecuali…

a. v = -Δt

[P]Δ d. v = +

Δt

[S]Δ

b. v = -Δt

[Q]Δ e. v = +

Δt

[R]Δ

c. v = -Δt

[R]Δ

3. Laju reaksi dari suatu reaksi dinotasikan sebagai berikut.

v = -Δt

[A]Δ, v = -

Δt

[B]Δ, v = +

Δt

[C]Δ, v = +

Δt

[D]Δ

Dari sederetan notasi di atas, reaksi yang sesuai adalah… a. C(g) + D(g) → A(g) + B(g) d. C(g) + B(g) → A(g) + D(g) b. A(g) + C(g) → B(g) + D(g) e. B(g) + D(g) → A(g) + C(g) c. A(g) + B(g) → C(g) + D(g)

4. Faktor-faktor di bawah ini yang mempengaruhi laju reaksi, kecuali... a. Suhu b. Luas permukaan c. Konsentrasi hasil reaksi d. Konsentrasi pereaksi e. Katalisator

5. Data hasil percobaan untuk A + B C Data Masa/bentuk A Konsentrasi Waktu Suhu

1 5 gram serbuk 0,1 mol.L-1 2 detik 25oC

LAMPIRAN 5

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

99

 

2 5 gram larutan 0,1 mol.L-1 3 detik 25oC

3 5 gram padat 0,1 mol.L-1 5 detik 25oC

4 5 gram larutan 0,2 mol.L-1 1,5 detik 25oC

5 5 gram larutan 0,1 mol.L-1 1,5 detik 25oC

Pada data percobaan 1 dan 3, laju reaksi dipengaruhi oleh faktor .... a. Konsentrasi b. Sifat-sifat c. Suhu d. Luas permukaan e. Katalis

6. Pereaksi berbentuk serbuk lebih cepat bereaksi daripada berbentuk kepingan, hal ini disebabkan bentuk serbuk .... a. Dapat menurunkan energi aktivasi b. Mempunyai luas permukaan yang lebih kecil c. Mempunyai luas permukaan yang lebih besar d. Lebih padat e. Lebih aktif bergerak

7. Proses penguraian KClO3 murni pada suhu 25oC sangat sukar terjadi meskipun dilakukan dengan cara pemanasan, bahkan sampai mencair dan mendidih. Tetapi bila dicampur sedikit serbuk MnO2 penguraian berlangsung lebih cepat. Hal ini menunjukkan bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh …. a. Suhu d. Katalis b. Konsentrasi e. Jumlah partikel zat c. Luas permukaan

8. Suatu reaksi akan menjadi 2 kali lebih cepat bila suhu dinaikkan 10ºC. Pada suhu 30ºC reaksi berlangsung 10 menit, maka pada suhu 50ºC reaksi berlangsung…

a. 30 menit d. 5 menit b. 20 menit e. 2,5 menit c. 10 menit

9. Tumbukan antar molekul di dalam suatu reaksi kimia... a. Tidak selalu menghasilkan reaksi kimia b. Berkurang dngan naiknya suhu c. Berkurang dengan memperkecilpartikel pereaksi d. Berkurang dengan penambahan konsentrasi e. Selalu menyebabkan terjadinya reaksi kimia

10. Energi minimum yang digunakan untuk memulai reaksi disebut... a. Energi pereaksi d. Energi kimia

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

100

 

b. Energi produk reaksi e. Energi katalisasi c. Enegi pengaktifan

11. Dari proses di bawah ini yang akan mengubah energi pengaktifan adalah... a. Memperbesar luas permukaan zat pereaksi b. Menambah konsentrasi zat pereaksi c. Manambah katalis d. Menurunkan suhu e. Menurunkan tekanan

12. Berikut pernyataan yang tepat terhadap katalis jika ditambahkan dalam suatu reaksi adalah .... a. Tidak ikut bereaksi dalam proses reaksi b. Habis bereaksi dengan pereaksi c. Ikut bereaksi tetapi tidak diperoleh kembali pada akhir reaksi d. Ikut bereaksi dan dapat diperoleh kembali pada akhir reaksi e. Tidak ikut bereaksi dan dapat diperoleh kembali pada akhir reaksi

13. Laju reaksi dipengaruhi oleh luas permukaan sentuhan pereaksi. Semakin besar luas permukaan semakin cepat reaksi berlangsung karena semakin .... a. Besar energi pengaktifannya b. Kecil energi pengaktifannya c. Besar energi kinetiknya d. Besar konsentrasinya e. Mudah terjadi tumbukan

14. Kenaikan suhu akan mempercepat laju reaksi, sebab kenaikan suhu akan memperbesar... a. Energi kinetik molekul pereaksi b. Tekanan molekul pereaksi c. Energi pengaktifan zat yang bereaksi d. Konsentrasi zat yang bereaksi e. Luas permukaan zat yang bereaksi

15. Orde reaksi menyatakan .... a. Besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi b. Besarnya pengaruh suhu pereaksi pada laju reaksi c. Besarnya pengaruh volume pereaksi pada laju reaksi d. Besarnya pengaruh luas permukaan pereaksi pada laju reaksi e. Besarnya pengaruh katalis pada laju reaksi

16. Laju reaksi berbanding lurus terhadap konsentrasi pereaksi. Pernyataan tersebut merupakan definisi dari .... a. Orde negatif b. Orde nol c. Orde satu d. Orde dua

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

101

 

e. Orde tiga 17. Pada reaksi 2A + B A2B diketahui bahwa reaksi berorde nol terhadap B.

Hubungan laju reaksi awal zat B itu diperlihatkan oleh grafik ....

a. v

[B]

b. v

[B]

c. v

[B]

d. v

[B]

e. v

[B]

18. Diketahui data eksperimen dari reaksi : 2H2 + 2NO → 2H2O + N2 Adalah sebagai berikut :

H2 (M) NO (M) Laju (M/s) 0,1 0,2 20 0,5 0,2 100 0,1 0,4 80

Orde terhadap NO adalah …. a. 0 b. ½ c. 1 d. 3/2 e. 2

19. Dari reaksi :

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

102

 

CHCl3 + Cl2 → CCl4 + HCl Diketahui data sebagai berikut : CHCl3 (M) Cl2 (M) Laju (M/s)

0,4 0,2 10 0,8 0,2 20 0,8 0,8 40

Orde terhadap CHCl3 adalah…. a. 1 d. 0 b. 3/2 e. 3 c. 2

20. Data reaksi : A + B → AB Adalah sebagai berikut :

A (M) B (M) Laju (M/s) 0,1 0,1 4 0,2 0,1 16 0,1 0,3 12

Orde reaksi terhadap A adalah …. a.½ b. 1/3 c. 1 d. 2 e. 0

21. Suatu reaksi X + Y → hasil reaksi, persamaan laju reaksinya V = k[X][Y]2. Bila pada suhu tetap konsentrasi X dan Y masing-masing dinaikan dua kali dari semula, laju reaksinya adalah…. a. Tidak berubah d. 6 kali lebih besar b. 2 kali lebih besar e. 8 kali lebih besar c. 4 kali lebih besar

22. Suatu reaksi memiliki data sebagai berikut. Pereaksi = A dan B, orede reaksi terhadap A = 1, orde total = 3/2. Persamaan laju reaksinya adalah …. a. v = k[A][B]3/2 d. v = k[A]3/2[B] b. v = k[A][B]1/2 e. v = k[A][B] c. v = k[A]1/2[B]

Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

103

 

Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar

1. E 11. C 21. E

2. C 12. E 22. B

3. C 13. E

4. C 14. A

5. D 15. A

6. C 16. C

7. D 17. E

8. E 18. E

9. A 19. A

10. C 20. D

 

LAMPIRAN 6

Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

104  

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen

Sekolah

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

:

:

:

SMA Nusa Putra

Kimia

XI/1

Pertemuan Ke- : 1

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar

Kompetensi

: 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

Kompetensi

Dasar

: 2.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

2.2 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu

laju dan orde reaksi, dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator : 1. Menjelaskan pengertian laju reaksi.

2. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

4. Menghitung perubahan laju reaksi berdasarkan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

Tujuan

Pembelajaran

: 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian laju reaksi.

2. Siswa dapat menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

3. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

4. Siswa dapat menghitung perubahan laju reaksi berdasarkan faktor-faktor

yang mempengaruhinya.

I. Materi Ajar : 1. Pengertian Laju Reaksi

Laju reaksi didefinisikan sebagai laju pengurangan konsentrasi molar salah satu

pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar salah satu produk (hasil reaksi)

dalam satu satuan waktu. Laju reaksi dirumuskan sebagai berikut:

 

 

Atau

LAMPIRAN 7

Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

105  

 

Dengan:

R = pereaksi (reaktan)

P = produk (hasil reaksi)

v = laju reaksi

t = waktu reaksi

∆[R] = perubahan konsentrasi molar pereaksi

∆[P] = perubahan konsentrasi molar produk (hasil reaksi)

 

2. Faktor –faktor yang mempengaruhi laju reaksi

a. Konsentrasi

b. Luas permukaan

c. Suhu

d. Katalis

II. Model

Pembelajaran

: Kooperatif Jigsaw

III. Metode

Pembelajaran

: Diskusi,

IV. Kegiatan

Pembelajaran

: A. Kegiatan Awal (25 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Orientasi Guru mengkondisikan

siswa untuk belajar.

Siswa

mengkondisikan

diri untuk belajar.

Motivasi Guru memberikan

motivasi belajar

kepada siswa.

Siswa

memperhatikan

guru.

Kuis sebelum

pembelajaran

Guru memberikan soal

kuis kepada siswa.

Siswa mengerjakan

kuis.

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

106  

Menjelaskan

Model

Kooperatif

Jigsaw

Guru menjelaskan

metode pembelajaran

jigsaw serta

menyampaikan SK

dan KD.

Siswa

mendengarkan

guru.

Materi

Pengantar

Guru memberikan

penjelasan secara

umum tentang laju

reaksi.

Siswa

mendengarkan

guru.

B. Kegiatan Inti (50 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Membentuk

kelompok

Guru membagi siswa

ke dalam beberapa

kelompok kecil,

terdiri dari 4 orang

yang heterogen.

Siswa berkumpul

sesuai kelompoknya.

Pemberian

lembar materi

Guru memberikan

empat lembar pokok

materi yg berbeda ke

setiap siswa pada

setiap kelompok.

Siswa 1: Pengertian

laju reaksi reaktan A,

faktor konsentrasi

dan contoh sederhana

perhitungannya.

Siswa 2: Pengertian

laju reaksi reaktan B,

faktor luas

permukaan dan

contoh sederhana

Siswa menerima

materi yang diberikan.

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

107  

perhitungannya.

Siswa 3: Pengertian

laju reaksi produk C,

faktor suhu dan

contoh sederhana

perhitungannya.

Siswa 4: Pengertian

laju reaksi produk D,

faktor katalis dan

contoh sederhana

perhitungannya.

Membaca

materi

Guru meminta siswa

membaca dan

memahami sepintas

materi yg dibagikan

kepada setiap siswa.

Siswa membaca

materi yang diberikan.

Tahap diskusi

kelompok ahli

Guru meminta siswa

yang mendapatkan

materi yang sama

untuk berkumpul

membentuk tim ahli

dan mendiskusikan

materi yang mereka

dapatkan.

Siswa berkumpul dan

mendiskusikan materi

yang mereka

dapatkan.

Tahap

penularan

meteri

Guru meminta siswa

pada kelompok ahli

untuk kembali ke

kelompok awal dan

menjelaskan materi

kepada setiap

anggota kelompok.

Siswa kembali ke

kelompok awal dan

menjelaskan materi ke

setiap anggota

kelompok.

C. Kegiatan Akhir (15 menit):

Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

108  

Kegiatan Guru Siswa

Menyimpulkan

 

 

Guru meminta

perwakilan setiap

kelompok untuk

memberikan

kesimpulan.

Siswa

menyimpulkan

materi.

Kuis setelah

pembelajaran

Guru memberikan

soal kuis individu.

Siswa mengerjakan

kuis.

V. Sumber

Belajar

:

Buku Sains Kimia 1 SMA/MA Bumi Aksara

Buku Kimia Bilingual untuk SMA/MA Kelas XI Yrama Widya

Buku Chemistry For Senior High School Kelas XI Yudistira

Buku Kimia untuk SMA Kelas XI Phibeta

VI. Media

Belajar

: Papan tulis, spidol.

VII. Penilaian : Keaktifan siswa dan Hasil kuis

Mengetahui, Jakarta, November 2010

Guru Bidang Studi Guru Praktikan Kimia

Mareta Dwi Satuti

Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

109  

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen

Sekolah

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

:

:

:

SMA

Kimia

XI/1

Pertemuan Ke- : 2

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar

Kompetensi

: 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

Kompetensi

Dasar

: 2.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

2.2 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu

laju dan orde reaksi, dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator : 1. Menjelaskan teori tumbukan.

2. Menjelaskan pengaruh katalis dan energi aktifasi terhadap laju reaksi.

3. Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis terhadap

laju reaksi berdasarkan teori tumbukan.

Tujuan

Pembelajaran

: 1. Siswa dapat menjelaskan teori tumbukan.

2. Siswa dapat menjelaskan pengaruh katalis dan energi aktifasi terhadap laju

reaksi.

3. Siswa dapat menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan, suhu dan

katalis terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan dari percobaan.

I. Materi Ajar : Teori Tumbukan dan Energi Aktivasi

Reaksi kimia terjadi karena tumbukan antara partikel-partikel zat yang

bereaksi. Namun tidak semua tumbukan antarmolekul pereaksi akan

menghasilkan zat hasil reaksi. Hanya tumbukan efektif yang akan menghasilkan

zat hasil reaksi. Keefektifan suatu tumbukan bergantung pada posisi molekul dan

energi kinetik yang dimilikinya.

Dalam reaksi kimia dikenal istilah energi aktivasi (energi pengaktifan)

yaitu energi kinetik minimum yang harus dimiliki molekul-molekul pereaksi agar

tumbukan antarmolekul menghasilkan zat hasil reaksi.

Teori tumbukan dan energi aktivasi berguna untuk menjelaskan faktor-

Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

110  

faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Laju suatu reaksi kimia dapat dipercepat

dengan cara memperbesar harga energi kinetik molekul atau menurunkan harga

energi aktivasi.

1. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi

Makin besar konsentrasi makin besar pula kemungkinan frekuensi tumbukan

terjadi,sehingga reaksi makin cepat.

2. Pengaruh luas permukaan

Makin luas permukaan sentuhan semakin banyak kemungkinan terjadinya

tumbukan antarpartikel pereaksi sehingga makin cepat reaksinya.

3.Suhu

Pada umumnya reaksi makin cepat bila suhu dinaikkan, makin tinggi cepat gerak

partikel-partikel pereaksi dan makin besar pula energi kinetiknya. Sehingga

banyak partikel-partikel pereaksi yang memiliki energi yang mencapai energi

pengaktifan akibatnya reaksi makin cepat.

4. Pengaruh katalis

Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi di mana pada akhir reaksi

terbentuk kembali dengan jumlah yang tetap. Katalis mempercepat reaksi dengan

jalan menurunkan energi aktivasi yaitu energi minimum yang harus dimiliki agar

reaksi dapat berlangsung.

Persamaan reaksinya:

Reaksi tanpa katalis A + B → AB Reaksi dengan katalis (sebagai katalis C) I. A + C → AC (cepat) II. AC + B→ AB + C (cepat) ______________________ + A + B → AB (cepat)

II. Model

Pembelajaran

: Kooperatif Jigsaw

III. Metode

Pembelajaran

Diskusi, Demonstrasi dengan media flash

IV. Kegiatan

Pembelajaran

: A. Kegiatan Awal (5 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Orientasi Guru mengkondisikan Siswa

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

111  

siswa untuk belajar. mengkondisikan

diri untuk belajar.

Motivasi Guru memberikan

motivasi belajar

kepada siswa.

Siswa

memperhatikan

guru.

B. Kegiatan Inti (65 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Membentuk

kelompok

Guru meminta siswa

untuk berkumpul

membentuk sesuai

dengan kelompok

pada pertemuan yang

sebelumnya.

Siswa berkumpul

sesuai kelompoknya.

Pemberian

lembar materi

Guru memberikan

empat lembar pokok

materi yg berbeda ke

setiap siswa pada

setiap kelompok.

Siswa 1: Pengaruh

faktor konsentrasi

terhadap laju reaksi

berdasarkan teori

tumbukan.

Siswa 2: Pengaruh

faktor luas

permukaan terhadap

laju reaksi

berdasarkan teori

tumbukan.

Siswa 3: Pengaruh

faktor suhu terhadap

laju reaksi

Siswa menerima

materi yang diberikan.

Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

112  

berdasarkan teori

tumbukan.

Siswa 4: Pengaruh

faktor katalis

terhadap laju reaksi

berdasarkan teori

tumbukan.

Membaca

materi

Guru meminta siswa

membaca dan

memahami sepintas

materi yg dibagikan

kepada setiap siswa.

Siswa membaca

materi yang diberikan.

Tahap diskusi

kelompok ahli

dan

demonstrasi

dengan media

flash

- Guru meminta

siswa yang

mendapatkan materi

yang sama untuk

berkumpul

membentuk tim ahli

dan mendiskusikan

materi yang mereka

dapatkan.

- Guru

memperlihatkan

demonstrasi kepada

masing-masing

kelompok ahli.

- Siswa berkumpul

dan mendiskusikan

materi yang mereka

dapatkan.

-Siswa

memperhatikan

demonstrasi dari guru.

Tahap

penularan

meteri

Guru meminta siswa

pada kelompok ahli

untuk kembali ke

kelompok awal dan

menjelaskan materi

kepada setiap

anggota kelompok.

Siswa kembali ke

kelompok awal dan

menjelaskan materi ke

setiap anggota

kelompok.

Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

113  

C. Kegiatan Akhir (20 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Menyimpulkan

 

 

Guru meminta

perwakilan setiap

kelompok untuk

memberikan

kesimpulan.

Siswa

menyimpulkan

materi.

Kuis setelah

pembelajaran

Guru memberikan

soal kuis individu.

Siswa mengerjakan

kuis.

V. Sumber

Belajar

:

Buku Sains Kimia 1 SMA/MA Bumi Aksara

Buku Kimia Bilingual untuk SMA/MA Kelas XI Yrama Widya

Buku Chemistry For Senior High School Kelas XI Yudistira

Buku Kimia untuk SMA Kelas XI Phibeta

VI. Media

Belajar

: Papan tulis, spidol, media flash.

VII. Penilaian : Keaktifan siswa dan Hasil kuis

Mengetahui, Jakarta, November 2010

Guru Bidang Studi Guru Praktikan Kimia

Mareta Dwi Satuti

Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

114  

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen

Sekolah

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

:

:

:

SMA Nusa Putra

Kimia

XI/1

Pertemuan Ke- : 3

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar

Kompetensi

: 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

Kompetensi

Dasar

: 2.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

2.2 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu

laju dan orde reaksi, dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator : 1. Menjelaskan pengertian orde reaksi.

2. Membedakan antara orde reaksi nol, satu, dan dua.

3. Menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan.

4. Membuat persamaan laju reaksi berdasarkan data percobaan.

Tujuan

Pembelajaran

: 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian orde reaksi.

2. Siswa dapat membedakan antara orde reaksi nol, satu, dan dua.

3. Menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan.

4. Siswa dapat membuat persamaan laju reaksi berdasarkan data percobaan.

I. Materi Ajar : Orde Reaksi

Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi.

a. Orde Nol

Jika orde suatu reaksi terhadap pereaksi tertentu adalah nol, hal ini berarti

bahwa konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Secara

sistematis, bilangan yang dipangkatkan nol selalu sama dengan satu, sehingga

laju reaksi suatu zat yang orde reaksinya nol (orde nol) adalah tetap pada

konsentrasi berapa pun dan nilainya sama dengan tetapan laju reaksi (k).

b. Orde Satu

Jika orde reaski suatu zat sama dengan satu, berarti penambahan konsentrasi

akan berbanding lurus(linier) dengan kenaikan laju reaksinya.

Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

115  

c. Orde Dua

Jika orde reaksi suatu zat sama dengan dua, berarti penambahan konsentrasi

akan meningkatkan laju reaksi, dimana laju reaksi sebanding dengan kuadrat

konsentrasi zat tersebut.

d. Persamaan Laju Reaksi

Persamaan laju reaksi menyatakan hubungan kuantitatif antara laju reaksi

dengan konsentrasi pereaksi. Bentuk persamaan laju reaksi adalah sebagai

berikut. Untuk reaksi:

mA + mB pC + Qd

Persamaan Laju:

 

k = tetapan laju reaksi

x = orde (tingkat atau pangkat) reaksi terhadap pereaksi A

y = orde (tingkat atau pangkat) reaksi terhadap pereaksi B

II. Metode

Pembelajaran

: Kooperatif Jigsaw

III. Kegiatan

Pembelajaran

: A. Kegiatan Awal (5 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Orientasi Guru mengkondisikan

siswa untuk belajar.

Siswa

mengkondisikan

diri untuk belajar.

Motivasi Guru memberikan

motivasi belajar

kepada siswa.

Siswa

memperhatikan

guru.

B. Kegiatan Inti (65 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Berkumpul

dengan

kelompok

Guru meminta siswa

untuk duduk dengan

kelompok yang

dahulu.

Siswa berkumpul

sesuai kelompoknya.

Pemberian Guru memberikan Siswa menerima

Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

116  

lembar materi empat lembar pokok

materi yg berbeda ke

setiap siswa pada

setiap kelompok.

Siswa 1: Orde Nol

beserta contohnya.

Siswa 2: Orde Satu

beserta contohnya.

Siswa 3: Orde dua

beserta contohnya.

Siswa 4: Persamaan

laju reaksi beserta

contohnya.

materi yang diberikan.

Membaca

materi

Guru meminta siswa

membaca dan

memahami sepintas

materi yg dibagikan

kepada setiap siswa.

Siswa membaca

materi yang diberikan.

Tahap diskusi

kelompok ahli

dan

demonstrasi

Guru meminta siswa

yang mendapatkan

materi yang sama

untuk berkumpul

membentuk tim ahli

dan mendiskusikan

materi yang mereka

dapatkan.

Siswa berkumpul dan

mendiskusikan materi

yang mereka

dapatkan.

Tahap

penularan

meteri

Guru meminta siswa

pada kelompok ahli

untuk kembali ke

kelompok awal dan

menjelaskan materi

kepada setiap

anggota kelompok.

Siswa kembali ke

kelompok awal dan

menjelaskan materi ke

setiap anggota

kelompok.

Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

117  

C. Kegiatan Akhir (20 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Menyimpulkan

 

 

Guru mereview

semua materi dan

memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk

bertanya jika ada

yang belum

dipahami.

Siswa

mendengarkan dan

bertanya materi

yang belum

dimengerti

Kuis setelah

pembelajaran

Guru memberikan

soal kuis individu.

Siswa mengerjakan

soal kuis.

Memberikan

Informasi

Guru memberikan

informasi ulangan

bab laju reaksi

minggu depan.

Siswa

mendengarkan

informasi guru.

IV. Sumber

Belajar

:

Buku Sains Kimia 1 SMA/MA Bumi Aksara

Buku Kimia Bilingual untuk SMA/MA Kelas XI Yrama Widya

Buku Chemistry For Senior High School Kelas XI Yudistira

Buku Kimia untuk SMA Kelas XI Phibeta

V. Media

Belajar

: Papan tulis, spidol.

VI. Penilaian : Keaktifan siswa dan Hasil Kuis

Mengetahui, Jakarta, November 2010

Guru Bidang Studi Guru Praktikan Kimia

Mareta Dwi Satuti

Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

118  

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen

Sekolah

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

:

:

:

SMA Nusa Putra

Kimia

XI/1

Pertemuan Ke- : 4

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar

Kompetensi

: 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

Kompetensi

Dasar

: 2.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

2.2 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu

laju dan orde reaksi, dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator : 1. Menjelaskan pengertian laju reaksi.

2. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

4. Menghitung perubahan laju reaksi berdasarkan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

5. Menjelaskan teori tumbukan.

6. Menjelaskan pengaruh katalis dan energi aktifasi terhadap laju reaksi.

7. Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis terhadap

laju reaksi berdasarkan teori tumbukan.

8. Menjelaskan pengertian orde reaksi.

9. Membedakan antara orde reaksi nol, satu, dan dua.

10. Menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan.

11. Membuat persamaan laju reaksi berdasarkan data percobaan.

I. Model

Pembelajaran

: Kooperatif Jigsaw

II. Kegiatan

Pembelajaran

: A. Kegiatan Awal (5 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Orientasi Guru

mengkondisikan

Siswa

mengkondisikan

Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

119  

siswa untuk ulangan. diri untuk ulangan.

Berdoa Guru memimpin

untuk berdoa.

Siswa berdoa.

B. Kegiatan Inti (75 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Ulangan

Harian Pada

Konsep Laju

Reaksi

Guru membagikan

soal ulangan harian.

Siswa mengerjakan

soal.

Mengumpulkan

jawaban

Guru meminta siswa

mengumpulkan

jawaban.

Siswa mengumpulkan

jawaban.

C. Kegiatan Akhir (10 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Memberikan

penghargaan

Guru

mengumumkan

kelompok yang

mendapatkan

predikat tim super,

tim hebat, dan tim

baik.

Kelompok terbaik

menerima

penghargaan dri

guru.

Memberikan

informasi

Guru memberikan

informasi bahwa

minggu depan

sudah masuk bab

baru, jadi

diharapkan siswa

belajar terlebih

dahulu di rumah.

Siswa

mendengarkan

informasi dari guru.

Page 131: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

120  

III. Sumber

Belajar

:

Buku Sains Kimia 1 SMA/MA Bumi Aksara

Buku Kimia Bilingual untuk SMA/MA Kelas XI Yrama Widya

Buku Chemistry For Senior High School Kelas XI Yudistira

Buku Kimia untuk SMA Kelas XI Phibeta

IV. Media

Belajar

:

Papan tulis, spidol, media flash.

V. Penilaian : Ulangan Harian Siswa

Mengetahui, Jakarta, November 2010

Guru Bidang Studi Guru Praktikan Kimia

Mareta Dwi Satuti

Page 132: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

121  

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol

Sekolah

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

:

:

:

SMA Nusa Putra

Kimia

XI/1

Pertemuan Ke- : 1

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar

Kompetensi

: 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

Kompetensi

Dasar

: 2.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

2.2 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu

laju dan orde reaksi, dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator : 1. Menjelaskan pengertian laju reaksi.

2. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

4. Menghitung perubahan laju reaksi berdasarkan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

Tujuan

Pembelajaran

: 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian laju reaksi.

2. Siswa dapat menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

3. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

4. Siswa dapat menghitung perubahan laju reaksi berdasarkan faktor-faktor

yang mempengaruhinya.

I. Materi Ajar : 1. Pengertian Laju Reaksi

Laju reaksi didefinisikan sebagai laju pengurangan konsentrasi molar salah satu

pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar salah satu produk (hasil reaksi)

dalam satu satuan waktu. Laju reaksi dirumuskan sebagai berikut:

 

 

Atau

LAMPIRAN 8

Page 133: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

122  

 

Dengan:

R = pereaksi (reaktan)

P = produk (hasil reaksi)

v = laju reaksi

t = waktu reaksi

∆[R] = perubahan konsentrasi molar pereaksi

∆[P] = perubahan konsentrasi molar produk (hasil reaksi)

 

2. Faktor –faktor yang mempengaruhi laju reaksi

a. Konsentrasi

b. Luas permukaan

c. Suhu

d. Katalis

II. Metode

Pembelajaran

: Ekspositori (Ceramah, Tanya Jawab)

III. Kegiatan

Pembelajaran

: A. Kegiatan Awal (10 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Orientasi Guru mengkondisikan

siswa untuk belajar.

Siswa

mengkondisikan

diri untuk belajar.

Motivasi Guru memberikan

motivasi belajar

kepada siswa.

Siswa

memperhatikan

guru.

Materi

Pengantar

Guru memberikan

pertanyaan kepada

siswa,”apa pengertian

laju menurut fisika?”

Siswa menjawab

pertanyaan guru.

Page 134: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

133  

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol

Sekolah

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

:

:

:

SMA Nusa Putra

Kimia

XI/1

Pertemuan Ke- : 4

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar

Kompetensi

: 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

Kompetensi

Dasar

: 2.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

2.2 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu

laju dan orde reaksi, dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator : 1. Menjelaskan pengertian laju reaksi.

2. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

4. Menghitung perubahan laju reaksi berdasarkan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

5. Menjelaskan teori tumbukan.

6. Menjelaskan pengaruh katalis dan energi aktifasi terhadap laju reaksi.

7. Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis terhadap

laju reaksi berdasarkan teori tumbukan.

8. Menjelaskan pengertian orde reaksi.

9. Membedakan antara orde reaksi nol, satu, dan dua.

10. Menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan.

11. Membuat persamaan laju reaksi berdasarkan data percobaan.

I. Metode

Pembelajaran

: Ekspositori

II. Kegiatan

Pembelajaran

: A. Kegiatan Awal (10 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Orientasi Guru

mengkondisikan

Siswa

mengkondisikan

Page 135: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

134  

siswa untuk ulangan. diri untuk ulangan.

Mengumpulkan

tugas

Guru meminta siswa

untuk

mengumpulkan LKS

dan buku catatan.

Siswa

mengumpulkan

LKS dan buku

catatan.

Berdoa Guru memimpin

untuk berdoa.

Siswa berdoa.

B. Kegiatan Inti (75 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Ulangan

Harian Pada

Konsep Laju

Reaksi

Guru membagikan

soal ulangan harian.

Siswa mengerjakan

soal.

Mengumpulkan

jawaban

Guru meminta siswa

mengumpulkan

jawaban.

Siswa mengumpulkan

jawaban.

C. Kegiatan Akhir (5 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Mengembalikan

LKS dan buku

catatan.

Guru membagikan

LKS dan buku

catatan

Siswa menerima

LKS dan buku

catatan dari guru.

Memberikan

informasi

Guru memberikan

informasi bahwa

minggu depan

sudah masuk bab

baru, jadi

diharapkan siswa

belajar terlebih

dahulu di rumah.

Siswa

mendengarkan

informasi dari guru.

Page 136: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

135  

III. Sumber

Belajar

:

Buku Sains Kimia 1 SMA/MA Bumi Aksara

Buku Kimia Bilingual untuk SMA/MA Kelas XI Yrama Widya

Buku Chemistry For Senior High School Kelas XI Yudistira

Buku Kimia untuk SMA Kelas XI Phibeta

IV. Media

Belajar

:

Papan tulis, spidol, media flash.

V. Penilaian : Ulangan Harian Siswa

Mengetahui, Jakarta, November 2010

Guru Bidang Studi Guru Praktikan Kimia

Mareta Dwi Satuti

Page 137: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

123  

B. Kegiatan Inti (70 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Menjelaskan

Materi

Guru menjelaskan

kepada siswa

tentang:

- pengertian laju

reaksi (berdasarkan

reaktan dan hasil

reaksi).

- Persamaan laju

reaksi.

Siswa mendengarkan

penjelasan guru.

Memberikan

contoh soal

Guru memberikan

contoh soal kepada

siswa.

Siswa memperhatikan

guru dan mencatat

contoh soal.

Memberikan

kesempatan

bertanya

Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

apabila ada materi

yang belum

dimengerti.

Siswa bertanya

kepada guru.

Memberikan

soal

Guru memberikan

soal latihan kepada

siswa.

Siswa mengerjakan

soal latihan

Pembahasan

soal

Guru membahas soal. Siswa mengoreksi

jawaban masing-

masing.

C. Kegiatan Akhir (10 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Menyimpulkan

 

 

Guru meminta

perwakilan siswa

memberikan

Siswa

menyimpulkan

materi.

Page 138: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

124  

kesimpulan.

Pemberian tugas

LKS

Guru memberikan

tugas rumah berupa

LKS.

Siswa menandai

tugas yang

diberikan guru.

IV. Sumber

Belajar

:

Buku Sains Kimia 1 SMA/MA Bumi Aksara

Buku Kimia Bilingual untuk SMA/MA Kelas XI Yrama Widya

Buku Chemistry For Senior High School Kelas XI Yudistira

Buku Kimia untuk SMA Kelas XI Phibeta

V. Media

Belajar

: Papan tulis, spidol

VI. Penilaian : Keaktifan siswa dan Hasil tugas

Mengetahui, Jakarta, November 2010

Guru Bidang Studi Guru Praktikan Kimia

Mareta Dwi Satuti

Page 139: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

129  

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol

Sekolah

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

:

:

:

SMA Nusa Putra

Kimia

XI/1

Pertemuan Ke- : 3

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar

Kompetensi

: 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

Kompetensi

Dasar

: 2.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

2.2 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu

laju dan orde reaksi, dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator : 1. Menjelaskan pengertian orde reaksi.

2. Membedakan antara orde reaksi nol, satu, dan dua.

3. Menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan.

4. Membuat persamaan laju reaksi berdasarkan data percobaan.

Tujuan

Pembelajaran

: 5. Siswa menjelaskan pengertian orde reaksi.

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian orde reaksi.

2. Siswa dapat membedakan antara orde reaksi nol, satu, dan dua.

3. Siswa dapat membuat persamaan laju reaksi berdasarkan data percobaan.

I. Materi Ajar : Orde Reaksi

Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi.

a. Orde Nol

Jika orde suatu reaksi terhadap pereaksi tertentu adalah nol, hal ini berarti

bahwa konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Secara

sistematis, bilangan yang dipangkatkan nol selalu sama dengan satu, sehingga

laju reaksi suatu zat yang orde reaksinya nol (orde nol) adalah tetap pada

konsentrasi berapa pun dan nilainya sama dengan tetapan laju reaksi (k).

b. Orde Satu

Jika orde reaski suatu zat sama dengan satu, berarti penambahan konsentrasi

akan berbanding lurus(linier) dengan kenaikan laju reaksinya.

Page 140: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

130  

c. Orde Dua

Jika orde reaksi suatu zat sama dengan dua, berarti penambahan konsentrasi

akan meningkatkan laju reaksi, dimana laju reaksi sebanding dengan kuadrat

konsentrasi zat tersebut.

d. Persamaan Laju Reaksi

Persamaan laju reaksi menyatakan hubungan kuantitatif antara laju reaksi

dengan konsentrasi pereaksi. Bentuk persamaan laju reaksi adalah sebagai

berikut. Untuk reaksi:

mA + mB pC + Qd

Persamaan Laju:

 

k = tetapan laju reaksi

x = orde (tingkat atau pangkat) reaksi terhadap pereaksi A

y = orde (tingkat atau pangkat) reaksi terhadap pereaksi B

II. Metode

Pembelajaran

: Ekspositori (Ceramah, tanya jawab)

III. Kegiatan

Pembelajaran

: A. Kegiatan Awal (15 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Orientasi Guru mengkondisikan

siswa untuk belajar.

Siswa

mengkondisikan

diri untuk belajar.

Motivasi Guru memberikan

motivasi belajar

kepada siswa.

Siswa

memperhatikan

guru.

Kuis Guru memberikan

kuis tentang materi

sebelumnya.

Siswa mengerjakan

kuis.

B. Kegiatan Inti (60 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Menjelaskan

Materi

Guru menjelaskan

kepada siswa

Siswa mendengarkan

penjelasan guru.

Page 141: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

131  

tentang:

- Orde reaksi

- Perhitungan laju

reaksi

Memberikan

contoh soal

Guru memberikan

contoh soal kepada

siswa.

Siswa memperhatikan

guru dan mencatat

contoh soal.

Memberikan

kesempatan

bertanya

Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

apabila ada materi

yang belum

dimengerti.

Siswa bertanya

kepada guru.

Memberikan

soal

Guru memberikan

soal latihan kepada

siswa.

Siswa mengerjakan

soal latihan

Membahas

soal

Guru meminta

beberapa siswa maju

ke dapan untuk

menuliskan jawaban

di papan tulis.

Siswa yang dipanggil

mengerjakan soal di

papan tulis.

C. Kegiatan Akhir (10 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Menyimpulkan

 

 

Guru mereview

semua materi dan

memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk

bertanya jika ada

yang belum

dipahami.

Siswa

mendengarkan dan

bertanya materi

yang belum

dimengerti

Page 142: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

132  

Pemberian Tugas

LKS

Guru memberikan

tugas rumah berupa

LKS.

Siswa menandai

tugas yang

diberikan guru.

Memberikan

Informasi

Guru memberikan

informasi ulangan

bab laju reaksi

minggu depan.

Siswa

mendengarkan

informasi guru.

IV. Sumber

Belajar

:

Buku Sains Kimia 1 SMA/MA Bumi Aksara

Buku Kimia Bilingual untuk SMA/MA Kelas XI Yrama Widya

Buku Chemistry For Senior High School Kelas XI Yudistira

Buku Kimia untuk SMA Kelas XI Phibeta

V. Media

Belajar

: Papan tulis, spidol.

VI. Penilaian : Keaktifan siswa dan Hasil Kuis

Mengetahui, Jakarta, November 2010

Guru Bidang Studi Guru Praktikan Kimia

Mareta Dwi Satuti

Page 143: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

125  

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol

Sekolah

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

:

:

:

SMA Nusa Putra

Kimia

XI/1

Pertemuan Ke- : 2

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar

Kompetensi

: 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

Kompetensi

Dasar

: 2.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

2.2 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu

laju dan orde reaksi, dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator : 1. Menjelaskan teori tumbukan.

2. Menjelaskan pengaruh katalis dan energi aktifasi terhadap laju reaksi.

3. Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis terhadap

laju reaksi berdasarkan teori tumbukan.

Tujuan

Pembelajaran

: 1. Siswa dapat menjelaskan teori tumbukan.

2. Siswa dapat menjelaskan pengaruh katalis dan energi aktifasi terhadap laju

reaksi.

3. Siswa dapat menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan, suhu dan

katalis terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan dari percobaan.

I. Materi Ajar : Teori Tumbukan dan Energi Aktivasi

Reaksi kimia terjadi karena tumbukan antara partikel-partikel zat yang

bereaksi. Namun tidak semua tumbukan antarmolekul pereaksi akan

menghasilkan zat hasil reaksi. Hanya tumbukan efektif yang akan menghasilkan

zat hasil reaksi. Keefektifan suatu tumbukan bergantung pada posisi molekul dan

energi kinetik yang dimilikinya.

Dalam reaksi kimia dikenal istilah energi aktivasi (energi pengaktifan)

yaitu energi kinetik minimum yang harus dimiliki molekul-molekul pereaksi agar

tumbukan antarmolekul menghasilkan zat hasil reaksi.

Teori tumbukan dan energi aktivasi berguna untuk menjelaskan faktor-

Page 144: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

126  

faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Laju suatu reaksi kimia dapat dipercepat

dengan cara memperbesar harga energi kinetik molekul atau menurunkan harga

energi aktivasi.

1. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi

Makin besar konsentrasi makin besar pula kemungkinan frekuensi tumbukan

terjadi,sehingga reaksi makin cepat.

2. Pengaruh luas permukaan

Makin luas permukaan sentuhan semakin banyak kemungkinan terjadinya

tumbukan antarpartikel pereaksi sehingga makin cepat reaksinya.

3.Suhu

Pada umumnya reaksi makin cepat bila suhu dinaikkan, makin tinggi cepat gerak

partikel-partikel pereaksi dan makin besar pula energi kinetiknya. Sehingga

banyak partikel-partikel pereaksi yang memiliki energi yang mencapai energi

pengaktifan akibatnya reaksi makin cepat.

4. Pengaruh katalis

Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi di mana pada akhir reaksi

terbentuk kembali dengan jumlah yang tetap. Katalis mempercepat reaksi dengan

jalan menurunkan energi aktivasi yaitu energi minimum yang harus dimiliki agar

reaksi dapat berlangsung.

Persamaan reaksinya:

Reaksi tanpa katalis A + B → AB Reaksi dengan katalis (sebagai katalis C) I. A + C → AC (cepat) II. AC + B→ AB + C (cepat) ______________________ + A + B → AB (cepat)

II. Metode

Pembelajaran

Ekspositori (ceramah, tanya jawab, demostrasi dengan media flash)

III. Kegiatan

Pembelajaran

: A. Kegiatan Awal (25 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Orientasi Guru mengkondisikan

siswa untuk belajar.

Siswa

mengkondisikan

diri untuk belajar.

Page 145: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

127  

Motivasi Guru memberikan

motivasi belajar

kepada siswa.

Siswa

memperhatikan

guru.

Koreksi LKS Guru meminta siswa

mengumpulkan LKS

dan mengoreksi

bersama-sama.

Siswa

mengumpulkan,

menukarkan, dan

mengoreksi LKS.

B. Kegiatan Inti (60 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Menjelaskan

Materi

Guru menjelaskan

kepada siswa

tentang:

- Teori tumbukan

- Energi Aktivasi

- Faktor-faktor yang

mempengaruhi laju

reaksi

Siswa mendengarkan

penjelasan guru.

Demonstrasi

Media Flash

Guru

mendemostrasikan

faktor-faktor yang

mempengaruhi laju

reaksi melalui media

flash.

Siswa memperhatikan

media flash.

Menjelaskan

Media Flash

Guru meminta siswa

menjelaskan

demostrasi media

flash sebagai tugas

individu dikerjakan

di kertas selembar.

Siswa mengerjakan

tugas.

Page 146: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

128  

Mengumpulkan

tugas

Guru meminta siswa

mengumpulkan

tugas.

Siswa mengumpulkan

tugas

C. Kegiatan Akhir (5 menit):

Kegiatan Guru Siswa

Menyimpulkan

 

 

Guru meminta

perwakilan setiap

kelompok untuk

memberikan

kesimpulan.

Siswa

menyimpulkan

materi.

Pemberian tugas

LKS

Guru memberikan

tugas rumah berupa

LKS.

Siswa menandai

tugas yang

diberikan guru.

IV. Sumber

Belajar

:

Buku Sains Kimia 1 SMA/MA Bumi Aksara

Buku Kimia Bilingual untuk SMA/MA Kelas XI Yrama Widya

Buku Chemistry For Senior High School Kelas XI Yudistira

Buku Kimia untuk SMA Kelas XI Phibeta

V. Media

Belajar

: Papan tulis, spidol, media flash

VI. Penilaian : Keaktifan siswa dan Tugas individu

Mengetahui, Jakarta, November 2010

Kepala Sekolah Guru Praktikan Kimia

Mareta Dwi Satuti

Page 147: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

1 Achmad Badarudin 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 20 90,09

2 Afriana Fadillah 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 16 72,72

3 Agista Tri Aswoyo 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 12 54,54

4 Apriani Sulistiawati 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 15 68,18

5 Citra Tri Yuliana 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 18 81,81

6 Deby Patmawati 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 21 95,45

7 Deni Sugiawan 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 16 72,72

8 Derry Purnama 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 18 81,81

9 Dery Murtado 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 12 54,54

10 Desima Yolanda 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 11 50,00

11 Dewi Saridah 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 13 59,09

12 Dian Muhammad 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 16 72,72

13 Dwi Septa Putra 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 14 63,63

14 Falah Ali 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 11 50,00

15 Faradita Arum Sari 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 15 68,18

16 Fitri Kurniawan 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 86,36

17 Hilda Rumondang 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 11 50,00

18 Imam Dwi Wicaksoo 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 15 68,18

19 Jamal Adi Saputra 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17 77,27

20 Juliandio Sipahutar 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 18 81,81

21 Kartini Bobyka 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 11 50,00

22 Lukman Hakim 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 15 68,18

23 Lukman Nulhakim 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 15 68,18

24 Maulana Asta 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 16 72,72

25 M. Reza Supriatna 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 13 59,09

26 M. Imam Hudaya 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 17 77.27

27 M. Iqbal Mubaroq 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 18 81,81

28 M. Rizki Rifai 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 11 50,00

29 Nina Ayu S. 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19 86,36

30 Nita Anggraini 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 17 77,27

31 Putri Septiana 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 15 68,18

32 Rahel Ivana 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 16 72,72

33 Rahmania 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 12 54,54

34 Resa Hapsari 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 12 54,54

35 Reza Handika 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 14 63,63

36 Ria Kurniati 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 17 77,27

37 Ririn Yuliana 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 90,90

38 Ruth Victoria 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 16 72,72

39 Vicky Claudia 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 17 77,27

40 Winda Ayu Ariani 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19 86,36

136

NO NAMA SISWANOMOR SOAL

SKOR NILAI

LA

MP

IRA

N 9

Page 148: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

137  

Perhitungan Kelas Eksperimen

A. Banyak Data 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 54,54 54,54 54,54 54,54 59,0959,09 63,63 63,63 68,18 68,18 68,18 68,18 68,18 68,18 72,7272,72 72,72 72,72 72,72 72,72 77,27 77,27 77,27 77,27 77,2781,81 81,81 81,81 81,81 86,36 86,36 86,36 90,90 90,90 95,45 B. Nilai Tertinggi = 95,45 Nilai Terendah = 50,00 Rentang Kelas = 95,45-50 = 45,45 C. Banyak Interval Kelas K = 1 + 3,3 log 40 K = 1 + 3,3 (1,60) K = 1 + 5,28 K = 6,28 ~ 7

D. Panjang Interval

E. Distribusi

No Interval fi xi xi2 fixi fixi

2 1 50-56 9 53 2809 477 25281 2 57-63 2 60 3600 120 7200 3 64-70 8 67 4489 536 35912 4 71-77 11 74 5476 814 60236 5 78-84 4 81 6561 324 26244 6 85-91 5 88 7744 440 38720 7 92-98 1 95 9025 95 9025

Jumlah 40 518 39704 2806 202618

LAMPIRAN 10

Page 149: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

138  

 

 

 

Page 150: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

139  

Perhitungan Normalitas Kelas Eksperimen

No. Xi F Zn Zi Zt F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)| 1 50,00 5 5 -1,43 0,4236 0,0764 0,125 0,0486 2 54,54 4 9 -1,11 0,3643 0,1357 0,225 0,0893 3 59,09 2 11 -0,78 0,2823 0,2177 0,275 0,0573 4 63,63 2 13 -0,46 0,1772 0,3228 0,325 0,0022 5 68,18 6 19 -0,13 0,0517 0,4483 0,475 0,0267 6 72,72 6 25 0,19 0,0754 0,5754 0,625 0,0496 7 77,27 5 30 0,52 0,1985 0,6985 0,75 0,0515 8 81,81 4 34 0,84 0,2996 0,7996 0,85 0,0504 9 86,36 3 37 1,17 0,3790 0,879 0,925 0,046 10 90,90 2 39 1,49 0,4319 0,9319 0,975 0,0431 11 95,45 1 40 1,82 0,4556 0,9556 1 0,0444

Dari uji normalitas dengan uji lilifors menunjukkan bahwa Lhitung < Ltabel (0,089 <

0,14) dengan derajat signifikan 95% (α=0,05) dapat disimpulkan bahwa data tersebut

berdistribusi normal.

 

LAMPIRAN 11

Page 151: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 221 A. Furqon 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 10 45,452 A'an Agus 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 19 86,363 Achmad Hadi 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 12 54,544 Ady Surya 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 12 54,545 Agung Pratama 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 12 54,546 Agung Subahtra 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 10 45,457 Anggriawan S.W 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 10 45,458 Apriyanti 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 17 77,279 Barnabas Nicholas 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 11 50,00

10 Choirunnas 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 15 68,1811 Citra Amalia 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 13 59,0912 Debbi Ramanasari 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 16 72,7213 Della Rianti 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 11 50,0014 Deni Santosoe 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 10 45,4515 Desy Mila 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 12 54,5416 Dewi Anjani 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 16 72,7217 Dina Novia 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 13 59,0918 Dio Normandika 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 18 81,8119 Filman Boydos 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 11 50,0020 Fitri Fuji 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 17 77,2721 Jessy Amelia 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 13 59,0922 M. Fajar Sidiq 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 12 54,5423 M. Lendi 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 10 45,4524 M.Dilham 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 12 54,5425 Meyghita Susanti 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 9 40,9026 Nia Melati 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 13 59,0927 Nia Qurotaini 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 14 63,6328 Nisda Yunia 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 81,8129 Okireksa Gilang 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 9 40,9030 Rabin K 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 11 50,0031 Recta Aprillita 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 9 40,9032 Ridwan L 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 12 54,5433 Rita Hidayati 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 13 59,0934 Rizqi Angga 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 9 40,9035 Robby Saputra 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 11 50,0036 Romana Azis 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 9 40,9037 Ryan Nurfallah 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 14 63,6338 Titi Jumiati 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 14 63,6339 Wisnu Aji 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 15 68,1840 Witta Wulandari 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 14 63,63

140

NO NAMA SISWANOMOR SOAL

SKOR NILAI

LAM

PIRA

N 12

Page 152: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

141  

Perhitungan Kelas Kontrol

A. Banyak Data 40,90 40,90 40,90 40,90 40,90 45,45 45,45 45,45 45,45 45,4550,00 50,00 50,00 50,00 50,00 54,54 54,54 54,54 54,54 54,5454,54 54,54 59,09 59,09 59,09 59,09 59,09 63,63 63,63 63,6363,63 68,18 68,18 72,72 72,72 77,27 77,27 81,81 81,81 86.36 B. Nilai Tertinggi = 86,36 Nilai Terendah = 40,90 Rentang Kelas = 86,36-40,90 = 45,46 C. Banyak Interval Kelas K = 1 + 3,3 log 40 K = 1 + 3,3 (1,60) K = 1 + 5,28 K = 6,28 ~ 7

D. Panjang Interval

E. Distribusi No Interval fi xi xi

2 fixi fixi2

1 40-46 10 43 1849 430 18490 2 47-53 5 50 2500 250 12500 3 54-60 12 57 3249 684 38988 4 61-67 4 64 4096 256 16384 5 68-74 4 71 5041 284 20164 6 75-81 2 78 6084 156 12168 7 82-88 3 85 7225 255 21675

Jumlah 40 448 30044 2315 140369

LAMPIRAN 13

Page 153: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

142  

 

 

Page 154: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

143  

 

 

No. Xi F Zn Zi Zt F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)| 1 40,90 5 5 -1,31 0,4049 0,0951 0,125 0,0299 2 45,45 5 10 -0,95 0,3289 0,1711 0,25 0,0789 3 50,00 5 15 -0,59 0,2224 0,2776 0,375 0,0974 4 54,54 7 22 -0,22 0,0832 0,4168 0,55 0,1332 5 59,09 5 27 0,12 0,0438 0,5438 0,675 0,1312 6 63,63 4 31 0,48 0,1844 0,6844 0,775 0,0906 7 68,18 2 33 0,84 0,2996 0,7996 0,825 0,0254 8 72,72 4 37 1,20 0,3849 0,8849 0,925 0,0401 9 81,81 2 39 1,91 0,4713 0,9713 0,975 0,0037 10 86,36 1 40 2,27 0,4884 0,9884 1 0,0116

Dari uji normalitas dengan uji lilifors menunjukkan bahwa Lhitung < Ltabel (0,1332

< 0,14) dengan derajat signifikan 95% (α=0,05) dapat disimpulkan bahwa data

tersebut berdistribusi normal.

 

LAMPIRAN 14

Perhitungan Normalitas Kelas Kontrol

Page 155: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

144  

Perhitungan Homogenitas

Posttest

,10

Sedangkan F tabel diperoleh dari:

df pembilang = 40-1 = 39

df penyebut = 40-1 =39

F(30,40) = 1,74

F(38,40) = 1,71

Jadi,

Jadi Ftabel = 1,735

Karena Fhitung < Ftabel (1,10 < 1,735), maka data tersebut homogen.

LAMPIRAN 15

Page 156: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

145  

Perhitungan Pengujian Hipotesis

Uji t

dengan

 

Untuk mendapatkan ttabel dilakukan interpolasi, dengan rumus:

df = n1 + n2 – 2

= 40 + 40 – 2

= 78

t(60,95%) = 2,00

t(120,95%) = 1,980

Selisih antara ttabel(60) dengan df adalah 18, jadi t untuk df 78 adalah:

t(78,95%) = 1,999

Jadi ttabel adalah 1,999

LAMPIRAN 16

Page 157: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

146  

Karena thitung > ttabel (4,47>1,999), maka Ho ditolak, Ha diterima.

Page 158: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

146

 

PERHITUNGAN SKOR KUIS INDIVIDU

Skor perkembangan individu pertemuan pertama kelas eksperimen KELOMPOK SKOR DASAR KUIS POIN

I Achmad Badarudin Deni Sugiawan Fitri Kurniawan Nina Ayu S.

35 40 40 30

70 75 70 65

30 30 30 30

II Derry Purnama Falah Ali Kartini Bobyka Ria Kurniati

30 35 30 40

65 70 75 80

30 30 30 30

III Dery Murtado Jamal Adi Saputra Afriana Fadillah Dewi Saridah

25 35 45 30

60 70 80 75

30 30 30 30

IV Dwi Septa Putra Juliando Sipahutar Citra Tri Yuliana Nita Anggraini

40 25 30 35

80 75 65 70

30 30 30 30

V Lukman Hakim M. Reza Supriatna Putri Septiana Ruth Victoria

20 35 40 30

60 75 85 70

30 30 30 30

VI Reza Handika Imam Dwi Wicaksoo Hilda Rumondang Rahel Ivana

35 40 25 30

65 70 60 75

30 30 30 30

VII Dian Muhammad Resa Hapsari Agista Tri Aswoyo Desima Yolanda

25 30 30 40

65 70 70 80

30 30 30 30

VIII M. Imam Hudaya Citra Tri Yuliana Faradita Arum Sari Deby Patmawati

25 40 35 35

60 85 75 70

30 30 30 30

IX

LAMPIRAN 17

Page 159: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

147

 

M. Rizki Rifai Apriani Sulistiawati Faradita Arum Sari Winda Ayu Ariani

30 35 30 30

70 75 70 75

30 30 30 30

X Lukman Nulhakim Rahmania Ririn Yuliana Vicky Claudia

35 30 40 25

80 70 75 65

30 30 30 30

Skor perkembangan individu pertemuan kedua kelas eksperimen KELOMPOK SKOR DASAR KUIS POIN

I Achmad Badarudin Deni Sugiawan Fitri Kurniawan Nina Ayu S.

70 75 70 65

65 70 75 75

10 10 20 20

II Derry Purnama Falah Ali Kartini Bobyka Ria Kurniati

65 70 75 80

70 80 70 80

20 20 10 20

III Dery Murtado Jamal Adi Saputra Afriana Fadillah Dewi Saridah

60 70 80 75

70 75 80 60

20 20 20 0

IV Dwi Septa Putra Juliando Sipahutar Citra Tri Yuliana Nita Anggraini

80 75 65 70

70 60 70 65

20 0 20 10

V Lukman Hakim M. Reza Supriatna Putri Septiana Ruth Victoria

60 75 85 70

80 80 75 70

30 20 20 20

VI Reza Handika Imam Dwi Wicaksoo Hilda Rumondang Rahel Ivana

65 70 60 75

80 75 65 90

30 20 20 30

VII Dian Muhammad

65

50

0

Page 160: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

148

 

Resa Hapsari Agista Tri Aswoyo Desima Yolanda

70 70 80

65 75 80

10 20 20

VIII M. Imam Hudaya Citra Tri Yuliana Faradita Arum Sari Deby Patmawati

60 85 75 70

60 80 75 65

20 10 10 10

IX M. Rizki Rifai Apriani Sulistiawati Faradita Arum Sari Winda Ayu Ariani

70 75 70 75

55 60 55 60

0 0 0 0

X Lukman Nulhakim Rahmania Ririn Yuliana Vicky Claudia

80 70 75 65

95 85 90 80

30 30 30 30

 

Skor perkembangan individu pertemuan ketiga kelas eksperimen KELOMPOK KUIS AWAL KUIS AKHIR POIN

I Achmad Badarudin Deni Sugiawan Fitri Kurniawan Nina Ayu S.

65 70 75 75

70 85 70 80

20 30 10 20

II Derry Purnama Falah Ali Kartini Bobyka Ria Kurniati

70 80 70 80

70 75 70 65

20 10 20 0

III Dery Murtado Jamal Adi Saputra Afriana Fadillah Dewi Saridah

70 75 80 60

55 60 65 45

0 0 0 0

IV Dwi Septa Putra Juliando Sipahutar Citra Tri Yuliana Nita Anggraini

70 60 70 65

85 70 80 75

30 20 20 20

V Lukman Hakim M. Reza Supriatna

80 80

65 75

0 10

Page 161: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

149

 

Putri Septiana Ruth Victoria

75 70

75 85

20 30

VI Reza Handika Imam Dwi Wicaksoo Hilda Rumondang Rahel Ivana

80 75 65 90

90 85 75 90

20 20 20 20

VII Dian Muhammad Resa Hapsari Agista Tri Aswoyo Desima Yolanda

50 65 75 80

65 70 75 85

30 20 20 20

VIII M. Imam Hudaya Citra Tri Yuliana Faradita Arum Sari Deby Patmawati

60 80 75 65

75 65 70 70

30 0 10 20

IX M. Rizki Rifai Apriani Sulistiawati Faradita Arum Sari Winda Ayu Ariani

55 60 55 60

50 55 60 70

10 10 20 20

X Lukman Nulhakim Rahmania Ririn Yuliana Vicky Claudia

95 85 90 80

95 85 90 80

20 20 20 20

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 162: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2659/1/MARETA... · adalah instrumen tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban

150

 

PERHITUNGAN SKOR KELOMPOK

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penghargaan Kelompok

Tim Super = Kelompok IV dan X

Tim Hebat = Kelompok I, II, IV, V, VII, VIII

Tim Baik = III, IX

LAMPIRAN 18