pengaruh kombinasi ketebalan mulsa jerami padi …

68
PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI DENGAN AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) GUIDO EDWARDUS AMAN 1602406106 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO 2020

Upload: others

Post on 12-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

i

i

PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI

PADI DENGAN AIR CUCIAN BERAS TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN TERUNG UNGU

(Solanum melongena L.)

GUIDO EDWARDUS AMAN

1602406106

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

Page 2: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

ii

ii

PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI

DENGAN AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN

DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG UNGU

(Solanum melongena L.)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian dalam rangka

penyusunan skripsi pada Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Cokroaminoto Palopo

GUIDO EDWARDUS AMAN

1602406106

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

i

Page 3: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

iii

iii

Page 4: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

iv

iv

Page 5: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

v

v

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU

Jalan Latammacelling No. 19 Kota Palopo 91913 - Sulawesi Selatan

Telepon (0471) 22111, Fax. (0471) 325055. Website http://www.uncp.ac.id

SURAT PERNYATAAN

KEASLIAN NASKAH SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Guido Edwardus Aman

NIM : 1602406106

Program Studi : Agroteknologi

Fakultas : Pertanian

menyatakan bahwa naskah Skripsi Saya dengan

Judul : Pengaruh Kombinasi Ketebalan Mulsa Jerami

Padi Dengan Air Cucian Beras Terhadap

Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Terung

Ungu (Solanum melongena L.).

adalah benar merupakan karya asli saya yang dibuat berdasarkan serangkaian

gagasan, rumusan, metode, dan penelitian yang telah saya laksanakan sendiri.

Sumber informasi dalam karya ini telah dituliskan sesuai dengan kaidah

pengutipan yang berlaku dan telah dicantumkan dalam daftar pustaka dan belum

pernah dipublikasikan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebaik-baiknya tanpa ada paksaan dari

pihak manapun dan apabila dikemudian hari ditemukan keterangan yang tidak

benar maka saya bertanggung jawab atas segala akibat yang ditimbulkan.

Palopo, 01 September 2020

Yang Membuat Pernyataan

Guido Edwardus Aman

1602406106

Page 6: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

vi

vi

ABSTRAK

Guido Edwardus Aman. 2020. Pengaruh Kombinasi Ketebalan Mulsa Jerami

Padi Dengan Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman

Terung Ungu (Solanum melongena L.) (dibimbing oleh Rahman Hairuddin dan

Suhaeni).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi ketebalan

mulsa jerami padi dan air cucian beras terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman terung ungu dan untuk mengetahui ketebalan mulsa jerami padi dan air

cucian beras yang efektif meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman

terung ungu. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Kampus 2 Fakultas

Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo pada bulan Januari sampai April

2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak

Kelompok dengan 6 perlakuan 4 ulangan sehingga terdapat 24 unit percobaan.

Taraf yang digunakan yaitu P0= tanpa perlakuan (kontrol), P1= mulsa jerami padi

1 kg dan air cucian beras 300 ml, P2= mulsa jerami padi 2 kg dan air cucian beras

250 ml, P3= mulsa jerami padi 3 kg dan air cucian beras 200 ml/, P4= mulsa

jerami padi 4 kg dan air cucian beras 150 ml, P5= mulsa jerami padi 5 kg dan air

cucian beras 100 ml. Hasil penelitian menunjukkan hasil yang berpengaruh nyata

terdapat pada parameter jumlah buah, namun pada parameter tinggi tanaman,

jumlah daun, umur berbunga, berat buah dan diameter buah menunjukkan hasil

yang tidak berbeda nyata. Hal ini diduga pemberian bahan organik berperan

penting dalam meningkatkan kesuburan tanah, sehingga tanaman dapat menyerap

unsur hara dengan baik seperti kandungan fosfor yang berperan dalam

pembentukan bunga dan buah.

Kata Kunci : Air cucian beras, mulsa jerami padi, terong ungu

v

Page 7: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

vii

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

hanya atas berkat dan Rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Kombinasi Ketebalan Mulsa Jerami Padi Dengan Air

Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terong Ungu

(Solanum melongena L.)”.

Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak menemui hambatan dan

kesulitan. Namun, berkat ketekunan dan kerja keras yang disertai dengan

dukungan doa dari kedua orang tua segenap keluarga, sehingga semua hambatan

dan kesulitan dapat penulis atasi dengan baik. Selain itu, skripsi ini dapat

terselesaikan berkat kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak yang

telah memotivasi dan membimbing penulis, baik tenaga maupun ide atau

pemikiran. Semoga amal bakti yang telah diberikan mendapat ganjaran pahala

disisi Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan berkah bagi kita. Untuk itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Drs. Hanafie Mahtika., M.S., selaku Rektor Universitas Cokroaminoto

Palopo.

2. Rahman Hairuddin., S.P., M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Cokroaminoto Palopo sekaligus sebagai dosen pembimbing I.

3. I Nyoman Arnama, S.P., M.Si., selaku Ketua Program Studi Agroteknologi

4. Suhaeni, S.Si., M.Pd., selaku dosen pembimbing II.

5. Seluruh Dosen Program Studi Agroteknologi serta segenap civitas akademik

Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo yang tak kenal lelah

memberi nasihat, bimbingan, dan bantuan lainnya yang sifatnya membangun.

6. Keluarga penulis, Ibu, Ayah, dan Adik yang telah mendukung, memberikan

semangat, dan do᾿a kepada penulis.

7. Seluruh mahasiswa Program Studi Agroteknologi Angkatan 2016 yang telah

memberikan bantuan dan kerja sama serta semangat yang tidak sempat penulis

sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Senantiasa melindungi, memberkati, dan

memberikan yang terbaik untuk kita semua.

vi

Page 8: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

viii

viii

Walaupun penulis berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi segala

kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan skripsi ini, namun sebagai manusia

biasa tidak luput dari kekeliruan dan kesalahan. Dan penulis menyadari bahwa

dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

dengan lapang dada penulis menerima kritikan dan saran yang konstruktif dari

pembaca demi menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata penulis sampaikan bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna,

oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun

dari semua pihak demi kelancaran perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga

skripsi ini memberikan manfaat kepada kita semua, rahmat dan berkat dari Tuhan

Yang Maha Esa.

Palopo, September 2020

Guido Edwardus Aman

vii

Page 9: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

ix

ix

RIWAYAT HIDUP

GUIDO EDWARDUS AMAN, lahir di Weli pada tanggal

31 Maret 1997 di Desa Beamese Kecamatan Cibal. Anak

pertama dari 4 Bersaudara lahir dari pasangan, Bapak Kletus

Jeno dan Ibu Klara Ibun. Pendidikan formal yang telah

dilalui adalah di Sekolah Dasar Katolik Ri᾿i pada tahun

2004 sampai 2010, kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah

Pertama Negeri (SMPN) 3 Cibal dan lulus pada tahun 2013, selanjutnya penulis

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Cibal,

lulus pada tahun 2016. Dari SMA kemudian melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi dikota Palopo dan diterima sebagai mahasiswa pada Program

Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo Tahun

2016. Penulis menyelesaikan skripsi yang Berjudul “Pengaruh Kombinasi

Ketebalan Mulsa Jerami Padi Dengan Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan

dan Produksi Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.)”.

viii

Page 10: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

x

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

KETERANGAN HASIL SIMILARITY CHECK SKRIPSI ............................ iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH SKRIPSI ........................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR DAFTAR GAMBAR....................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori .................................................................................... 5

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................ 13

2.3 Kerangka Pikir ............................................................................... 14

2.4 Hipotesis ......................................................................................... 15

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu .......................................................................... 16

3.2 Bahan dan Alat .............................................................................. 16

3.3 Metode Percobaan ......................................................................... 16

3.4 Metode Pelaksanaan ...................................................................... 16

3.5 Parameter Pengamatan .................................................................... 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 20

4.2 Pembahasan .................................................................................... 27

ix

Page 11: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

xi

xi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 30

5.2 Saran ............................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 31

LAMPIRAN 1 .................................................................................................. 36

LAMPIRAN 2 .................................................................................................. 38

LAMPIRAN 3 .................................................................................................. 39

LAMPIRAN 4 .................................................................................................. 43

LAMPIRAN 5 .................................................................................................. 51

x

Page 12: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

xii

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Skema Kerangka Pikir Penelitian ................................................................ 15

2. Diagram Rata-rata Tinggi Tanaman Terung Ungu Pada Pengaruh

Kombinasi Ketebalan Mulsa Jerami Padi Dan Air Cucian Beras ............... 20

3. Diagram Rata-rata Jumlah Daun Terung Ungu Pada Pengaruh Kombinasi

Ketebalan Mulsa Jerami Padi Dan Air Cucian Beras.................................. 21

4. Diagram Rata-rata Umur Berbunga Terung Ungu Pada Pengaruh

Kombinasi Ketebalan Mulsa Jerami Padi Dan Air Cucian Beras ............... 22

5. Diagram Rata-rata Jumlah Buah Terung Ungu Pada Pengaruh Kombinasi

Ketebalan Mulsa Jerami Padi Dan Air Cucian Beras.................................. 23

6. Diagram Rata-rata Berat Buah Terung Ungu Pada Pengaruh Kombinasi

Ketebalan Mulsa Jerami Padi Dan Air Cucian Beras.................................. 24

7. Diagram Rata-rata Diameter Buah Terung Ungu Pada Pengaruh

Kombinasi Ketebalan Mulsa Jerami Padi Dan Air Cucian Beras ............... 25

8. Diagram Rata-rata Jumlah Gulma pada Tanaman Terung Ungu Pada

Pengaruh Kombinasi Ketebalan Mulsa Jerami Padi Dengan Air Cucian

Beras ............................................................................................................ 26

xi

Page 13: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

xiii

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Deskripsi Terung Varietas SM 2405 ........................................................ 36

2. Denah Penelitian Rancangan Acak Kelompok (RAK) ............................. 38

3. Jenis Gulma dan Jumlah Gulma ............................................................... 39

4. Data Primer yang Telah Diolah ................................................................ 43

5. Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 51

xii

Page 14: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terung (Solanum melongena L.) adalah salah satu tanaman hortikultura

yang sudah banyak tersebar di Indonesia, dan komoditas tanaman sayuran yang

banyak diusahakan oleh petani. Pada umumnya tanaman terung berasal dari Sri

Lanka dan India. Buahnya mempunyai beragam warna yakni ungu, putih, dan

hijau. Terung merupakan tanaman sayur-sayuran yang termasuk famili

Solanaceae. Terung juga salah satu kebutuhan setiap hari oleh masyaraakat, dan

menjadi bagian penting dari usaha peningkatan produksi hasil pertanian yang

bermanfaat, sebagai sumber gizi dalam menunjang kesehatan masyarakat dan

meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya bagi para petani (Karim Fahri

dkk, 2013).

Tanaman Terung merupakan tanaman sayuran yang memiliki nilai

ekonomis tinggi. Terung banyak digemari oleh masyarakat karena selain memiliki

cita rasa yang enak, juga memiliki sumber gizi untuk kesehatan Masyarakat.

Dalam dunia kesehatan produk hortikultura ini memiliki banyak manfaat untuk

kesehatan tubuh karena dengan mengkonsumsi terung dapat berguna sebagai

penurun kolesterol darah, alat kontrasepsi, serta mengandung zat anti kanker.

Setiap 100 g buah terong segar terdapat 24 kalori; 37,0 mg fosfor; 15,0 mg

kalsium; 1,1 g protein; 5,5 g karbohidrat; 0,2 g lemak; 0,4 mg besi; 4,0 SI Vitamin

A; 0,04 vitamin B1; 5 mg vitamin C; dan 92,7 g air kadar kalium yang tinggi dan

natrium yang rendah sangat menguntungkan bagi kesehatan khususnya dalam

pencegahan penyakit hipertensi (Sakri, 2012 dalam Muhammad Safei ddk, 2014).

Beragamnya manfaat terung tentu dapat memberikan peluang besar bagi

para petani untuk membudidayakan tanaman terung sebagai sumber penghasilan

yang tidak hanya dikonsumsi sendiri tetapi juga dapat dikomersialkan sebagai

sumber penghasilan bagi petani itu sendiri. Tanaman terung telah lama diusahakan

oleh petani sebagai tanaman yang bersifat komersial, yaitu dicirikan sebagian

besar hasil produknya ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar. Produksi

buah terung di Sulawesi Selatan dari tahun 2015-2017 mengalami penurunan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2018), produksi terung di Sulawesi

Page 15: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

2

Selatan pada tahun 2015 sebesar 12.910 ton, pada tahun 2016 mencapai 10.343

dan pada tahun 2017 menurun menjadi 8.441 ton. Hasil tanaman terung yang

rendah salah satunya disebabkan kurangnya ketersediaan unsur hara di dalam

tanah yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Berbagai upaya untuk

meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman terung yaitu diantaranya melalui

pemupukan dengan menggunakan jenis pupuk air cucian beras dan penggunaan

mulsa jerami padi sebagai bahan penutup tanah/mulsa.

Pemberian bahan organik mempunyai peranan penting dalam

meningkatkan unsur hara dalam tanah. Fungsi kimia bahan organik yang penting

adalah pupuk organik dapat menyediakan hara makro dalam tanah (N, P, K, Ca,

Mg, dan S) dan mikro seperti Zn, Mn, B, Fe, Cu, Mo, dan Co meskipun dalam

jumlah yang sedikit, serta dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK)

tanah, dan dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam seperti Al, Mn,

dan Fe, sehingga logam sel. Dengan demikian, penambahan bahan organik dalam

tanah sangat diperlukan agar kemampuan tanah dapat dipertahankan atau bahkan

ditingkatkan untuk mendukung upaya peningkatan produktivitas tanaman melalui

efisiensi penggunaan pupuk anorganik/kimia (Damanik 2014).

Jerami padi adalah sumber bahan organik yang tersedia setelah proses

panen padi dengan jumlah yang cukup banyak, akan tetapi pemanfaatan jerami

padi selama ini hanya digunakan pada tanah sawah saja. Sedangkan beberapa

tanah dilahan budidaya tanaman lainnya masih sangat membutuhkan penambahan

unsur hara yang cukup dari hasil bahan organik untuk meningkatkan hasil

prosuksinya.

Mulsa jerami berfungsi untuk menekan pertumbuhan gulma,

mempertahankan agregat tanah dari hantaman air hujan, mencegah penguapan air,

memperkecil erosi permukaan tanah, dan melindungi tanah dari terpaan sinar

matahari langsung (Handayani, 2015). Dengan terpeliharanya kelembaban tanah

maka penyerapan unsur hara serta pertumbuhan tanaman dapat tumbuh dan

berproduksi dengan baik.

Air cucian beras berpengaruh terhadap peningkatan tinggi tanaman dan

jumlah daun terung dan tomat. Salah satu kandungan air cucian beras adalah

fosfor yang berperan dalam pembentukan bunga dan buah, bahan pembentuk inti

Page 16: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

3

sel dan dinding sel, mendorong pertumbuhan akar muda dan pemasakan biji

pembentukan klorofil, penting untuk enzim-enzim pernapasan, pembentukan

klorofil, dan berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam

tanaman (Yulianingsih, 2017).

Air cucian beras putih memiliki kandungan unsur hara nitrogen, fosfor,

sulfur, dan magnesium yang lebih tinggi dibanding air cucian beras merah. Air

cucian beras putih mengandung banyak nutrisi yang terlarut didalamnya

diantaranya yaitu fosfor 50%, mangan 80%, zat besi 60% (Nurhasanah, 2011

dalam Bahar, 2016). Mengandung Ca 2,944%, Mg 14,252%, S 0,027%, Fe

0,0427% dan B1 0,043%. Sedangkan menurut hasil penelitian (Wulandari et.al,

2011 dalam Lalla, 2017) hasil analisis kandungan air cucian beras putih adalah

Nitrogen 0,015%, Phospor 16,306%, Kalium 0,02%, Calsium 2,944%,

Magnesium 14,252%, Sulfur 0,027%, Fe 0,0427% dan B1 0,043%. Pemberian air

cucian beras juga memberikan efek positif pada bobot kering tanaman (Wardiah,

et.al. 2014). Dalam air cucian beras mengandung zat pengatur tumbuh. ZPT pada

tanaman yang berperan untuk merangsang pembentukan akar dan batang serta

pembentukan cabang akar dan batang dengan menghambat dominasi apical dan

pembentukan daun muda (Bahar, 2016).

Berdasarkan hal tersebut diatas maka akan dilakukan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Kombinasi Ketebalan Mulsa Jerami Padi Dengan Air Cucian

Beras terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terung Ungu (Solanum

melongena L.)”,

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh kombinasi ketebalan mulsa jerami padi dan air cucian

beras terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terung ungu?

2. Kombinasi apa yang memberikan pengaruh yang efektif terhadap pertumbuhan

dan produksi tanaman terung ungu?

Page 17: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

4

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh kombinasi ketebalan mulsa jerami padi dan air

cucian beras terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terung ungu.

2. Untuk mengetahui ketebalan mulsa jerami padi dan air cucian beras yang efektif

meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman terung ungu.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menambah wawasan mengenai manfaat berbagai jenis mulsa organik untuk

pertumbuhan dan produksi tanaman terung ungu.

2. Sebagai upaya untuk menerapkan pertanian organik dengan memanfaatkan

mulsa jerami padi dan air cucian beras untuk tanaman terung ungu.

3. Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada para petani agar dapat

menggunakan bahan yang ramah lingkungan selain mulsa anorganik yang

digunakan untuk pertumbuhan dan produksi tanaman terung ungu.

Page 18: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

1. Tanaman Terung

Terung merupakan salah satu tanaman sayuran dalam bentuk buah dan juga

tanaman daerah tropis yang berasal dari benua Asia, terutama Indonsia, Myanmar,

dan India (Mashudi, 2007). Selanjutnya dalam perkembangan tanaman ini tersebar

dibanyak Negara, misalnya Uni Soviet, Afrika Tengah, Malaysia dan beberapa

Negara lainnya. Karena daerah penyebarannya sangat luas, sebutan untuk terung

sangat beraneka ragam, yaitu eggplant, gardenegg, aubergine (Cahyono, 2016).

Tanaman terung dapat tumbuh dan berproduksi baik di daerah dataran tinggi

maupun di dataran rendah. Tanaman terung memerlukan air yang cukup untuk

menopang dalam pertumbuhannya. Selama pertumbuhannya, terung menghendaki

cuaca panas dan iklimnya kering, sehingga cocok ditanam pada musim kemarau.

Pada keadaan cuaca panas akan merangsang dan mempercepat proses pembuangan

serta pembuahan. Namun, bila suhu udara tinggi pembungaan dan pembuahan

terung akan terganggu yakni bunga dan buah akan berguguran, (Firmanto, 2011

dalam Indriyani, 2017).

Terung merupakan komoditas sayuran buah penting yang memiliki banyak

varietas. sekarang kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi buah akan

kesehatan semakin meningkat. Semakin banyak konsumen mengetahui manfaat lain

dari terung. Konsumen mulai mengetahui bahwa terung bukan hanya sekedar

sayuran yang diolah sebagai santapan keluarga. Buah terung mengandung serat

yang tinggi sehingga bagus untuk pencernaan, kulit terung bagus untuk kesehatan

kulit, kandungan fitonutriennya bagus untuk kinerja otak. Terung juga diketahui

bagus untuk kesehatan jantung, diabetes dan menekan kolesterol. Menurut Iritani

(2012) bahwa terung diketahui memiliki zat antikanker, kandungan tripsin

(protease) yang terkandung pada terung merupakan inhibitor yang dapat melawan

zat pemicu kanker. Jus terung yang dikonsumsi secara rutin dapat membantu

mengatasi kerusakan yang yang terjadi pada sel yang mengalami kerusakan

kromosom (terkena kanker).

Page 19: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

6

2. Klasifikasi Tanaman Terong Ungu

Klasifikasi tanaman terung (Solanum melongena L.) menurut Prahasta (2009),

yaitu :

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum melongena L.

3. Morfologi Tanaman Terung

a. Akar

Tanaman terung memiliki akar tungang (radix primaria) yang dapat

menembus kedalaman tanah sekitar 80-100 cm, pada akar tunggang akan tumbuh

akar-akar serabut dan akar cabang. Akar-akar menyebar pada radius 40-80 cm dari

pangkal batang, tergantung pada umur tanaman dan keseburan tanah (Rukman,

2003 dalam Indriyani, 2017).

b. Batang

Batang terung ungu rendah (pendek), berkayu dan bercabang. Tinggi batang

tanaman bervariasi antara 50-150 cm tergantung pada jenis varietasnya. Permukaan

kulit batang, cabang, ataupun daun tertutup oleh bulu-bulu halus. Batang tanamn

terong membentuk percabangan yang menggarpu (dikotom) dan tidak beraturan.

Percabangan ini merupakan bagian dari batang yang akan menghasilkan buah.

Batang utama tanaman terong memiliki ukuran cukup besar dan agak keras,

sedangkan percabangannya (batang sekunder) memiliki ukuran yang lebih kecil.

Fungsi batang selain sebagai tempat tumbuhnya daun dan organ-organ lainnya,

adalah untuk jalan pengangkutan zat hara (makanan) dari akar ke daun dan sebagai

jalan menyalurkan zat-zat hasil asimilasi ke seluruh bagian (Bambang, 2003 dalam

Indriyani, 2017).

c. Daun

Bentuk daun terong terdiri dari atas tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina). Daun seperti ini lazim dikenal dengan nama daun bertangkai. Tangkai

daun berbentuk silindris dengan sisi agak pipih dan menebal dibagian pangkal,

Page 20: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

7

panjangnya berkisar antara 5–8 cm. Helaian daun terdiri atas ibu tulang daun,

tulang cabang, dan urat-urat daun. Ibu tulang daun merupakan perpanjangan dari

tangkai daun yang makin mengecil kearah pucuk daun. Lebar helaian daun 7–9 cm

atau lebih sesuai varietasnya. Panjang daun antara 12-20 cm. Bagun daun berupa

belah ketupat hingga oval, bagian ujung daun tumpul, pangkal daun meruncing, dan

sisi bertoreh (Soetasad dan Muryati, 1999 dalam Indriyani, 2017).

d. Bunga

Bunga terong merupakan bunga banci atau lebih dikenal dengan bunga

berkelamin dua, dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan dan betina (benang

sari dan Putik), bunga seperti ini sering dinamakan bunga sempurna, perhiasan

bunga yang dimiliki adalah kelopak bunga, mahkota bunga, dan tangkai bunga.

Mahkota bunga berjumlah 5-8 buah dan akan digugurkan sewaktu buah

berkembang. Mahkota ini tersusun rapi yang membentuk bangun bintang. Benang

sari berjumlah 5–6 buah. Putik berjumlah 2 buah yang terletak dalam satu lingkaran

bunga yang letaknya menonjol di dasar bunga (Soetasad dan Muryanti, 1999 dalam

Indriyani, 2017).

e. Buah

Buah terung memilik ukuran, bentuk dan warna kulit yang berbeda-beda

sesuai dengan jenis varietasnya. Bentuk buah terung yaitu bulat, bulat panjang, dan

setengah bulat. Ukuran buahnya antara kecil, sedang dan besar. Sedangkan warna

kulit buah umumnya ungu tua, ungu muda, hijau, hijau keputihan, putih dan putih

keunguan. Buah terung merupakan buah sejati tunggal dan berdaging tebal, lunak

dan berair, buah tergantung pada tangkai buah. Daun kelopak melekat pada dasar

buah, berwarna hijau atau keunguan. Buah menggantung pada bagian tangkai.

Dalam satu tangkai terdapat satu buah terung, namun ada pula yang lebih dari satu

(Samadi, 2001 dalam Indriyani, 2017).

4. Syarat Tumbuh

1. Cahaya

Untuk memperoleh produksi yang tinggi, tempat penanaman terung harus

terbuka (mendapat sinar matahari). Cahaya matahari yang cukup sangat dibutuhkan

dalam proses fisiologi tanaman terung untuk membentuk bagian batang, cabang,

dan daun (vegetatif) serta bagian bunga, buah, dan biji (generatif). Intensitas cahaya

Page 21: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

8

matahari yang diperlukan oleh tanaman tergantung pada fase atau tingkatan

pertumbuhan tanaman. Kebutuhan cahaya matahari sebagai sumber energi

fotosintesis juga tergantung lamanya penyinaran. Penyinaran matahari untuk hasil

yang baik adalah sepanjang hari di tempat terbuka. Oleh karena itu, pembudidayaan

tanaman terong harus dilakukan di tempat yang terbuka (Ratule, 1999 dalam

Makbul, 2014).

2. Suhu

Suhu yang optimum untuk pertumbuhan tanaman terung adalah 20ᵒC-30ᵒC.

Suhu yang tinggi diikuti dengan kelembaban yang relatif tinggi, dapat

menyebabkan penyakit daun dan banyak bunga rontok. Sedang suhu yang rendah

dapat mengganggu pembentukan buah. Suhu dibawah 10 derajat menyebabkan

lemahnya tepung sari dan bahkan banyak tepung sari yang mati. Hal tersebut

menyebabkan gagalnya pembuahan. Pada kisaran suhu udara yang sesuai 20ᵒC-

30ᵒC proses fotosintesis dapat berjalan dengan sempurna sehingga pembentukan

karbohidrat dalam jumlah yang besar (optimal) dapat recapai. Dengan demikian,

sumber energi lebih tersedia untuk pernafasan (respirasi), pertumbuhan tanaman

dan pembentukan sel-sel baru, serta pembentukan buah (Muhamad taufik, 1999

dalam Makbul, 2014).

3. Curah hujan

Tanaman terung pada fase vegetatif memerlukan curah hujan yang cukup.

Sebaliknya, pada vase generatif yang buahnya biasanya dijadikan sayur-sayuran

yang bernilai gizi tinggi. Ada biasa berduri, warna bunganya antara memerlukan

curah hujan yang sedikit. Jika curah hujan yang tinggi pada fase pemasakan buah

dapat menyebabkan daya tumbuh benih rendah. Curah hujan yang sesuai untuk

pertumbuhan tanaman terong adalah 750 mm/tahun (Ratule, 1999 dalam Makbul,

2014).

4. Ketinggian tempat

Tanaman terung dapat tumbuh dan berproduksi di dataran tinggi lebih baik

dari pada di dataran rendah, karena tanaman terong dapat tumbuh baik pada

ketinggian 0-1200 mdpl. Dengan demikian tanaman terong dapat dibudidayakan

(Muhammad taufik, 1999 dalam Makbul, 2014).

Page 22: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

9

5. Tanah

Tanaman terung dapat tumbuh di segala jenis tanah, seperti latosol, regosol,

andosol, dan grumosol. Pertumbuhan terung yang baik, membutuhkan tanah

lempung berpasir gembur, subur dan banyak mengandung bahan organik serta

unsur hara, kadar keasaman pH tanah antara lain 6,0-7,0 dan draenase yang baik

(Lestari, 1994 dalam Makbul, 2014). Pertumbuhan tanaman terung tidak tahan

genangan sehingga memperluas draenase yang baik. Warna kulit buah kurang

menarik apabila terjadi kekurangan air (Ashari, 1995 dalam Makbul, 2014).

5. Teknik Budidaya Tanaman Terung Ungu

a. Penyemaian benih

Penyemaian adalah salah satu perlakuan benih sebelum ditanam di lahan.

Hal ini di lakukan untuk mendapatkan tanaman yang seragam dan memudahkan

perawatan pada saat penanaman masih kecil. Persemain benih terung dapat

dilakukan dikotak persemaian, benih terung disemai pada media tanah.

b. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan dilakukan dengan cara dicangkul atau dibajak secara

merata. Selanjutnya, tanah dibiarkan sekitar 5-7 hari agar terangin-anginkan dan

terkena cahaya matahari, supaya kuman dan penyakit di dalam tanah mati. Agar

tanah mudah dibajak, tanah sebaiknya diairi terlebih dahulu hingga cukup basah

(Herdy F. B. 2011 dalam Fatmawati 2016).

c. Pemupukan Dasar

Untuk pupuk dasar diberikan pupuk alam, misalnya pupuk kandang atau

kompos. Pemberian dilakukan bersamaan pada pengolahan tanah tahap ketiga atau

satu minggu sebelum tanam. Pupuk kandang merupakan kotoran hewan ternak

yang tercampur dengan sisa-sisa pakan ternak serta campuran dari urin ternak, dan

sebagainya (Herdy F. B. 2011 dalam Fatmawati, 2016).

d. Pembuatan jarak tanam

Sistem tanam yang digunakan untuk terung adalah sistem single row,

dengan jarak tanaman 50 cm. Cara menentukan jarak tanam pada bedengan dapat

menggunakan mistar penggaris sesuai dengan jarak tanam yang sudah ditentukan,

(Herdy F. B. 2011 dalam Fatmawati, 2016).

Page 23: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

10

e. Penanaman

Bibit yang sudah cukup umur dicabut dengan hati-hati sebelum dilakukan

pencabutan, bedeng persemaian harus dibasai dengan air untuk memudahkan

pencabutan dan tidak merusak akar. Selanjutnya, bibit ditanam pada lubang tanam

dengan akar serabutnya ditata secara menyebar dan akar tunggang diletakkan tegak

lurus, kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah dan agak ditekan (Herdy F. B.

2011 dalam Fatmawati, 2016).

f. Penyulaman

Penyulaman merupakan kegiatan mengganti bibit yang pertumbuhannya

tidak baik atau mati dengan bibit tanaman yang baru atau bibit yang

pertumbuhannya sehat. Penyulaman dilakukan apabila ditemukan bibit yang rusak,

apabila bibit tanaman rusak, sebaiknya diganti dengan bibit yang baru, dan

pengolahan tanah dikerjakan dengan lebih baik lagi (Herdy F. B. 2011 dalam

Fatmawati, 2016).

Adapun beberapa cara dalam melakukan penyulaman. Cabut tanaman yang

telah mati, rusak atau pertumbuhannya tidak normal atau terserang hama dan

penyakit. Terdahulu buat kembali lubang tanam, serta dibersihkan. Setelah itu, bibit

disulam pada lubang tanam tersebut dengan posisi tanaman lurus keatas, kemudian

lubang ditutup kembali dengan tanah. Setelah penanaman, lakukan penyiraman

disekitar tanaman. Kerusakan/kematian/pertumbuhan tanaman yang tidak baik

dapat disebabkan karena adanya serangan cendawan, kutu, kerusakan akar,

penyakit rebah kecambah dan penyakit layu (Hendry F. B. 2011 dalam Fatmawati,

2016).

g. Pemupukan

Pemupukan dilakukan untuk menambah unsur-unsur hara yang diperlukan

tanaman pada saat tanaman membutuhkannya. Unsur-unsur hara yang diperlukan

tanaman yaitu unsur hara makro yang merupakan unsur hara yang diperlukan

tanaman dalam jumlah relatif banyak diantaranta Nitrogen, fosfor, Kalium,

kalsium, Sulfur, dan Magnesium. Sedangkan unsur hara lain yang mutlak

diperlukan taanaman dalam jumlah relatif sedikit yaitu unsur hara mikro,

diantaranya CL, b, dan Mn (Prihmantoro, 2002).

Page 24: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

11

6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

Hama utama yang menyerang tanaman terong yaitu Myzus persicae (kutu

daun), Bermisida tabaci (kutu kebul), Lirimyza sp. (pengorak daun), dan Epilachna

sp. (oteng-oteng). Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap

kuning yang sudah dioles lem fox sebanyak 40 buah/ha. Penyakit utama yang

menyerang tanaman layu bakteri, bercak daun, antraknose, busuk leher akar, busuk

buah dan rebah semai. Pengendalian dilakukan dengan menanam varietas tahan

hama dan penyakit, atur jarak tanam, dan pengiliran tanaman, drainase yang baik,

atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, pemangkasan pada daun tua, cabut

dan buang tanaman sakit. Apabila harus menggunakan perstisida, gunakan pestisida

yang aman dan selektif seperti pestisida nabati, biologi atau pestisida piretroid

sintetik (BPTP Jambi, 2014).

7. Mulsa Jerami Padi

Jerami merupakan bagian vegetatif berupa batang, daun, dan tangkai dari

tanaman padi. Jerami padi merupakan limbah pertanian terbesar di Indonesia

dengan ketersediaan sebanyak 55 juta ton/tahun yang sebagian besar ada di wilayah

Indonesia bagian Jawa Timur yaitu sebesar 17,2 juta ton jerami padi (31,27%),

Sulawesi Selatan sebesar 5,55 juta ton jerami padi (10,1%), Jawa Tengah sebesar

13.08 juta ton jerami padi (23,79%), Jawa Barat sebesar 8,35 juta ton jerami padi

(15,19%), dan di Nusa Tenggara Barat sebesar 2,53 juta ton jerami padi (4,6%)

(Setiarto, 2013). Karena jumlahnya yang melimpah jerami padi mudah diperoleh

dan harganya terjangkau (murah).

Mulsa adalah berbagai bahan organik ataupun bahan anorganik yang

digunakan untuk menutupi permukaan lahan pertanian, untuk mengendalikan

gulma, untuk melindungi akar tanaman (panas, dingin, atau kekeringan), dan

menjaga kebersihan buah tanaman (Fatemi, 2013).

Mulsa adalah bahan yang dipakai pada permukaan tanah dan berfungsi

untuk menghindari kehilangan air melalui penguapan dan menekan pertumbuhan

gulma. Mulsa dapat berupa sisa tanaman yang masih basah atau kering dan mulsa

yang berasal dari bahan sintesis seperti mulsa plastik, mulsa dari bahan sintesis

adalah harga yang relatif mahal dan cara aplikasinya tidak sedehana. Sebagai

alternatif adalah pemanfaatan sisa tanaman seperti jerami padi (Handayani, 2015).

Page 25: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

12

Menurut Tinambunan (2014), mulsa adalah bahan untuk menutup tanah

sehingga suhu dan kelembaban tanah sebagai media tanaman dapat terjaga

kestabilannya. Mulsa juga berfungsi untuk menekan pertumbuhan gulma sehingga

tanaman dapat tumbuh lebih baik. Pemberian mulsa pada permukaan tanah saat

musim hujan dapat mencegah erosi permukaan tanah dan untuk memperbaiki sifat

kimia dan sifat fisik tanah. Ditambahkan oleh Sudjianto dan Kristina (2014), pada

musim kemarau mulsa sangat penting untuk menahan panas matahari pada bagian

atas permukaan tanah, mengurangi penguapan sehingga dapat menjaga kelembaban

tanah dan suhu tanah menjadi relatif rendah.

8. Air Cucian Beras

Kandungan nutrisi beras yang tertinggi terdapat pada bagian kulit ari. Saat

mencuci beras biasanya air cucian pertama akan berwarna keruh. Warna keruh

tersebut menunjukkan bahwa lapisan terluar dari beras ikut terkikis. Selama

pencucian beras, sekitar 50% fosfor (P), 70% vitamin B3, 80% vitamin B1, 90%

vitamin B6, 50% mangan (Mn), 60% zat besi (Fe), 100% serat dan asam lemak

esensial terlarut oleh air (Alip, 2010 dalam Rahmadsyah, 2016).

Penggunaan pupuk organik mampu menjadi solusi dalam mengurangi

aplikasi pupuk anorganik/kimia dikarenakan mampu memperbaiki sifat fisik, kimia,

dan biologi tanah, sehingga bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen

pada tanaman. Salah satu pupuk organik yang bisa memperbaiki unsur hara tanah

dan bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas panen adalah limbah air cucian beras.

Air cucian beras mempunyai banyak manfaat untuk tanaman, serta mudah

diperoleh petani dan ramah lingkungan, dan memiliki harga yang murah sehingga

dapat terjangkau oleh petani (Bahar, 2016).

Rosmarkam, 2002 dalam wardiah, 2014, juga menyatakan limbah air cucian

beras dapat mencukupi kebutuhan hara tanaman sehingga dapat mendukung proses

metabolisme tanaman dan memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan

tanaman.

Pupuk organik cair limbah rumah tangga seperti limbah cucian beras dapat

dijadikan sebagai pupuk organik pada tanaman. Pupuk organik cair selain dapat

meningkatkan kesuburan tanah juga dapat meningkatkan kesehatan lingkungan.

Limbah air cucian beras merupakan hasil buangan yang berasal dari suatu

Page 26: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

13

prosesproduksi baik industri maupun domestik (rumah tangga) yang tidak memiliki

nilai ekonomis lagi. Air cucian beras mengandung banya nutrisi diantaranya adalah

karbohidrat, nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, sulfur, besi, Vitamin B1

(Wulandari, dkk. 2011 dalam Lalla, 2018).

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Pemberian mulsa jerami padi di atas petak perlakuan mampu menahan

penguapan air yang disebabkan oleh sinar matahari dan pada saat hujan mulsa

jerami dapat mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan sehingga unsur hara dalam

tanah tetap tersedia dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hadid, (2017) yang

menyatakan bahwa pemberian mulsa jerami diatas permukaan tanah dapat

mengurangi evaporasi serta menjaga kestabilan suhu dan kelembapan tanah. Selain

dapat mengurangi kehilangan air dan menurunkan suhu, jerami juga dapat

mempertahankan kondisi disekitar tanaman sehingga kelembaban tanah lebih

tinggi.

Perlakuan bobot mulsa jerami padi berpengaruh nyata terhadap rata-rata

tinggi tanaman umur 14, 21, dan 28 HST, jumlah daun trifoliate umur 14, 21, dan

28 HST, jumlah cabang produktif, jumlah polong per tanaman, jumlah biji per

tanaman, bobot biji kering per tanaman, bobot biji kering per petak, dan bobot 100

butir biji kering. Perlakuan bobot mulsa jerami padi 6 ton/ha memberikan hasil

yang lebih tinggi pada bobot biji kering per petak yaitu sebesar 1,16 kg atau setara

dengan 1,55 ton/ha dengan asumsi 80% lahan efektif, bila dibandingkan dengan

perlakuan tanpa mulsa jerami padi (Trisnaningsih, 2015).

Beberapa hasil penelitian air cucian beras yang telah dicobakan pada

berbagai jenis tanaman. Hasil penelitian Wardiah, et al. (2014), air cucian beras

berpengaruh nyata dalam meningkatkan tinggi tanaman pakchoy (Brassica rapa L.)

pada 10 dan 20 hari setelah tanam. Namun tidak memberikan pengaruh yang nyata

pada jumlah daun. Air cucian beras berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi

tanaman terung pada umur 20 dan 30 hari (Bukhari, 2013). Air cucian beras

berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar dan bobot

kering tanaman kangkung darat (Bahar, 2016). Air cucian beras berpengaruh secara

nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman adenium (Lalla, 2017). Hasil penelitian

Page 27: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

14

ini menggambarkan bahwa pada dasarnya air cucian beras berpotensi untuk

pertumbuhan berbagai jenis tanaman.

2.3 Kerangka Pikir

Tanaman terung sebagai objek dalam penelitia ini yang merupakan tanaman

sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Terung banyak digemari oleh

masyarakat karena selain memiliki cita rasa yang enak, juga memiliki sumber gizi

dalam menunjang kesehatan. Namun, kebutuhan akan buah terung tidak dapat

terpenuhi akibat produksi tanaman terung mengalami penurunan. Hal ini

disebabkan oleh kebiasaan petani yang masih ketergantungan menggunakan pupuk

yang berbahan kimia sehingga tingkat kesuburan tanah mengalami penurunan.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi yaitu dengan cara

menggunakan pupuk organik dan mulsa jerami padi. Pupuk yang dapat digunakan

adalah pupuk organik cair limbah air cucian beras karena kandungan hara pada air

cucian beras mampu meningkatkan kesuburan tanah juga dapat meningkatkan

kesehatan lingkungan. Penggunaan mulsa bertujuan untuk menekan pertumbuhan

gulma yang tumbuh, mencegah kehilangan air dari tanah sehingga kehilangan air

dapat dikurangi sehingga kelembaban dan temperatur tanah relatif stabil.

Penggunaan mulsa merupakan salah satu upaya memodifikasi kondisi lingkungan

agar sesuai bagi tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan

baik.

Page 28: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

15

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penelitian

2.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

1. Terdapat pengaruh pemberian mulsa jerami padi dan air cucian beras terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu.

2. Terdapat satu atau lebih kombinasi ketebalan mulsa jerami padi dan air cucian

beras yang memberikan pengaruh efektif terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman terung ungu.

Tanaman Terung Ungu

(Solanum melongena L.)

Produksi Berfluktuatif

Belum Memenuhi Permintaan Pasar

Mudah Diperoleh Ramah Lingkungan

Mulsa Jerami Padi dan

Air Cucian Beras

P1 = mulsa

jerami padi

1 kg dan air

cucian beras

300

ml/tanaman

P2 = mulsa

jerami padi

2 kg dan air

cucian beras

250

ml/tanaman

P = 5 mulsa

jerami padi

5 kg dan air

cucian beras

100

ml/tanaman

P4 = mulsa

Jerami padi

4 kg dan air

cucian beras

150

ml/tanaman

P3 = mulsa

jerami padi

3 kg dan air

cucian beras

200

ml/tanaman

Meningkatkan Hasil dan Produksi

Tanaman Terung Ungu

Aplikasi Mulsa Organik

dan Pupuk Organik

P0 = Kontrol

Page 29: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan di Kebun Percobaan II Fakultas Pertanian,

Universitas Cokroaminoto Palopo, Jln. Lamaranginang, Kelurahan Batupasi

Kecamatan Wara Utara Kota Palopo. Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan

Januari sampai April 2020.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih terung ungu varietas

Bungo F1, mulsa jerami padi, air cucian beras, EM4, dan gula pasir.

Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah sekop, parang, cangkul,

mistar/meteran, buku, polpen, spidol permanen, papan penelitian, label perlakuan,

kamera, timbangan, gelas beaker, sendok, cerigen, toples plastik dan karung.

3.3 Metode Percobaan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Rancangan Acak

Kelompok (RAK), dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan sehingga terdapat 24 unit

perlakuan yaitu:

P0 = Kontrol

P1 = 1 kg mulsa jerami padi dan 300 ml air cucian beras

P2 = 2 kg mulsa jerami padi dan 250 ml air cucian beras

P3 = 3 kg mulsa jerami padi dan 200 ml air cucian beras

P4 = 4 kg mulsa jerami padi dan 150 ml air cucian beras

P5 = 5 kg mulsa jerami padi dan 100 ml air cucian beras

Data pengamatan kemudian dianalisis menggunakan sidik ragam. Jika

terdapat hasil analisis yang menunjukkan perbedaan yang nyata, maka akan

dilanjutkan uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5%.

3.4 Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanakan yang dilakuakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Penyemaian

Benih terung ungu terlebih dahulu disemai sebelum ditanam dilahan.

Penyemaian benih terung ungu dilakukan didalam wadah persemaian yang berisi

Page 30: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

17

media tanah, kemudian disimpan ditempat yang terlindung dari sinar matahari

langsung dan hujan agar pertumbuhan tanaman tidak terhambat. Adapun

penyiraman yang dilakukan yaitu tergantung dengan kondisi tanaman.

2. Pengolahan lahan

Sebelum melakukan pengolahan lahan terlebih dahulu menyiapkan alat yang

akan digunakan seperti cangkul, parang dan meteran. Lahan dibersihkan dari sisa

tanaman atau gulma sampai kedalam 20-30 cm. Tujuan pengolahan dilakukan

untuk memperbaiki struktur dan aerasi tanah agar pertumbuhan akar dan

penyerapan unsur hara oleh tanaman dapat berlangsung dengan baik. Bedengan

dibuat dengan panjang 90 cm dan lebar 50 cm.

3. Penanaman

Proses penanaman dilakukan setelah benih tanaman terong ungu sudah

berumur 30 hari setelah disemaikan. Pindahkan bibit tanaman terung ungu

kebedengan yang telah dibuat lubang dan ditanam dengan jarak tanaman 50 cm.

Setiap lubang tanam berisi 1 bibit tanaman terong ungu. Proses penanaman

dilakukan pada sore hari.

4. Penyiapan Jerami Padi

Prosedur penyiapan jerami padi yaitu menyiapakan alat dan bahan yang

akan digunakan. Pengambilan jerami padi tersebut diambil dari sisa-sisa padi yang

baru dipanen. Kemudian jerami padi yang sudah diambil ditimbang sesuai dengan

takaran yang telah ditetapkan pada setiap perlakuan. Selanjutnya, jerami padi yang

telah siap sudah dapat langsung diaplikasikan pada bedengan.

5. Pembuatan pupuk organik cair air cucian beras

Prosedur pembuatan pupuk organik cair air cucian beras yaitu pertama-tama

menyiapkan alat dan bahan yang digunakan, air cucian beras sebanyak 2 liter lalu

masukkan kedalam toples plastik yang sudah disediakan, kemudian masukkan 4

tutup botol cairan EM4 dan 2 sendok makan gula pasir ke dalam wadah yang sudah

diisi air cucian beras. Aduk semua bahan tersebut sampai rata dan jadi satu,

kemudian masukkan ke dalam cerigen dan ditutup rapat-rapat lalu di diamkan

selama sekitar 5-7 hari. Air cucian beras yang telah dimasukkan ke dalam cerigen

disimpan ditempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung. Selanjutnya, poc

air cucian beras yang telah jadi sudah dapat langsung diaplikasikan pada tanaman

terong ungu.

Page 31: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

18

6. Aplikasi Mulsa Jerami Padi dan Air Cucian Beras

Mulsa jerami padi yang sudah disiapkan langsung diaplikasikan dengan cara

diletakan di atas permukaan bedengan sesuai dengan takaran yang telah ditetapkan

pada setiap perlakuan. Mulsa jerami padi diaplikasiakan 3 hari sebelum tananaman

terung ungu di tanam.

Pengaplikasian air cucian beras pertama dilakukan pada tanaman berumur 7

hari setelah tanam, aplikasi berikutnya dilakukan setiap minggu sampai tanaman

terung ungu sudah mulai memasuki fase generatif. Penyiraman air cucian beras

dilakukan pada waktu pagi dan sore hari. Apabila turun hujan penyiraman tidak

dilakukan. Konsentrasi air cucian beras diaplikasikan pada tanaman berdasarkan

konsentrasi setiap perlakuan yang telah ditentukan, P1 sebanyak 300 ml/tanaman,

P2 sebanyak 250 ml/tanaman, P3 sebanyak 200 ml/tanaman, P4 sebanyak 150

ml/tanaman, P5 sebanyak 100 ml/tanaman. Aplikasi dilakukan dengan cara

menyiramkan larutan air cucian beras disekitar perakaran tanaman dengan

menggunakan gelas ukur.

7. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman terung terdiri dari penyulaman, penyiraman,

penyiangan dan pembumbunan. Penyulaman dilakukan setelah tanaman berumur 7

hst, tujuan penyulaman untuk menggatikan tanaman yang mati, layu atau tidak

tumbuh. Penyiraman setiap pagi dan sore hari sesuai dengan kondisi tanah pada

setiap bedengan dan curah hujan. Untuk penyianagan dilakukan setiap hari apabila

ada gulma yang tumbuh disekitar tanaman/lahan penelitian, serta pembumbunan

seminggu sekali tujuan dari pembubunan agar tanah menjadi gembur serta

memberikan sirkulasi udara tanah.

8. Pengamatan

Pengamatan pada tanaman terung dilakukan dua minggu setelah tanam yaitu

pada sore hari. Proses pengamatan selanjutnya dilakuhkan satu minggu sekali

hingga akhir percobaan.

9. Panen

Panen terung dilakukan setelah tanaman ditandai dengan ciri buah yang

dapat dipanen adalah buah yang berukuran besar, atau tergantung pada jenis

varietasnya. Cara panen dilakukan dengan cara memotong tangkai buah dengan

menggunakan gunting/pisau.

Page 32: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

19

3.5 Parameter Pengamatan

Parameter penelitian yang akan diamati yaitu :

1. Tinggi tanaman (cm)

2. Jumlah daun (helai)

3. Umur berbunga (hari)

4. Jumlah buah (buah)

5. Berat buah (gram)

6. Diameter buah (cm)

7. Jenis Gulma

8. Jumlah Gulma

Page 33: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

20

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil yang diperoleh berdasarkan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Tinggi Tanaman

Hasil analisis sidik ragam terhadap tinggi tanaman terung ungu

menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi ketebalan mulsa jerami padi dengan air

cucian beras pada terung ungu tidak memberikan pengaruh yang nyata.

Pertambahan tinggi tanaman dari berbagai perlakuan mulsa jerami padi dan air

cucian beras dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 : Diagram Rata-rata Tinggi Tanaman Terung Ungu Pada Pengaruh

Kombinasi Ketebalan Mulsa Jerami Padi Dengan Air Cucian Beras.

Hasil rata-rata tinggi tanaman terung ungu tidak berpengaruh nyata pada

pemberian mulsa jerami padi dengan air cucian beras terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman terung ungu. Diagram di atas menunjukkan rata-rata tinggi

tanaman terung ungu terbaik ditujukan pada perlakuan P3 dengan nilai rata-rata

11,40 cm, terbaik kedua ditunjukkan pada P2 dengan rata-rata 11,27 cm, terbaik

ketiga P0 dengan rata-rata 10,71 cm, terbaik keempat P5 dengan rata-rata 10,35 cm,

kemudian terbaik kelima terdapat pada P4 dengan rata-rata 10,30 cm, sedangkan

10.71

9.95

11.27 11.40

10.30 10.35

9.00

9.50

10.00

10.50

11.00

11.50

12.00

1 2 3 4 5 6

Tin

ggi

Tan

am

an

(cm

)

Tinggi Tanaman(cm)

P0 P5 P4 P3 P2 P1

Page 34: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

21

untuk hasil terendah dengan pemberian mulsa jerami padi dengan air cucian beras

ditunjukkan pada perlakuan P1 dengan rata-rata 9,95 cm.

2. Jumlah Daun

Hasil analisis sidik ragam terhadap jumlah daun menunjukkan bahwa

perlakuan kombinasi ketebalan mulsa jerami padi dengan air cucian beras pada

tanaman terung ungu tidak memberikan pengaruh yang nyata. Jumlah daun

tanaman terung ungu pada berbagai perlakuan mulsa jerami padi dan air cucian

beras dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 : Diagram Rata-rata Jumlah Daun Terung Ungu Pada Pengaruh

Kombinasi Ketebalan Mulsa Jerami Padi Dengan Air Cucian Beras.

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan jumlah daun terbaik pada P0

(kontrol) sebanyak 7,7 helai, lalu diikuti P3 (mulsa jerami padi 3 kg dan air cucian

beras 200 ml/tanaman) sebanyak 6,6 helai, kemudian selanjutnya terdapat dua

perlakuan yang memperlihatkan jumlah daun yang sama yaitu P2 (mulsa jerami

padi 2 kg dan air cucian beras 250 ml/tanaman) dan P4 (mulsa jerami padi 4 kg dan

air cucian beras 150 mm/tanaman) dengan jumlah 6,3 helai. Kemudian pada

tanaman P5 (mulsa jerami padi 5 kg dan air cucian beras 100 ml/tanaman)

memiliki jumlah daun terbaik ke-3 yaitu 6,0 cm. sedangkan diameter terendah

7.7

5.1

6.3 6.6 6.3

6.0

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

8.0

9.0

1 2 3 4 5 6

Ju

mla

h D

au

n (

Hela

i)

P0 P5 P4 P3 P2 P2

Perlakuan

Page 35: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

22

terdapat pada P2 (mulsa jerami padi 2 kg dan air cucian beras 250 ml/tanaman)

dengan jumlah daun yaitu 5,1 helai.

3. Umur Berbunga

Hasil analisis sidik ragam terhadap umur berbunga menunjukkan bahwa

parlakuan kombinasi ketebalan mulsa jerami padi dengan air cucian beras pada

tanaman terung ungu tidak memberikan pengaruh yang nyata. Umur berbunga

tanaman terung ungu pada berbagai perlakuan mulsa jerami padi dan air cucian

beras dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 : Diagram Rata-rata Umur Berbunga Terung Ungu Pada Pengaruh

Kombinasi Ketebalan Mulsa Jerami Padi Dengan Air Cucian Beras

Berdasarkan rata-rata umur berbunga tanaman terong ungu tidak

berpengaruh nyata pada pemberian mulsa jerami padi dengan air cuciam beras

terhadap pertumbuhan dan produksi tenaman terung ungu. Diagram diatas

menunjukkan P0 (kontrol) nilai rata-rata umur berbunga tanaman terong ungu yaitu

41,25 hari untuk hasil terbaik, terbaik kedua terdapata pada P3 yang menunjukkan

rata-rata umur berbunga 41,63 hari, terbaik ketiga P2 dengan nilai rata-rata 44,88

hari, selanjutnya terbaik keempat P5 dengan rata-rata 45,63 hari, kemudian diikuti

terbaik kelima P4 dengan nilai rata-rata 50,13 hari dan P1 merupakan hasil terendah

dengan nilai rata-rata 34,63 hari dengan pemberian mulsa jerami padi dengan air

cucian beras.

41.25

50.13

44.88 41.63

46.88 45.63

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

1 2 3 4 5 6

Um

ur B

erb

un

ga

(Hari)

Umur Berbunga (Hari)

P0 P4 P3 P2 P1 P5

Page 36: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

23

4. Jumlah Buah

Hasil analisis sidik ragam terhadap jumlah buah menunjukkan bahwa

pemberian mulsa jerami padi dengan air cucian beras pada tanaman terung ungu

memberikan pengaruh berbeda nyata. Jumlah buah tanaman terung ungu pada

berbagai perlakuan mulsa jerami padi dan air cucian beras dapat dilihat pada

Gambar 5.

Gambar 5: Diagram Rata-rata Jumlah Buah Terung Ungu Pada Pengaruh

Kombinasi Ketebalan Mulsa Jerami Padi Dengan Air Cucian Beras.

Hasil Rata-rata jumlah buah tanaman terung ungu yang ditampilkan pada

diagram memperlihatkan adanya perbedaan jumlah buah antara tanaman yang

diberikan kombinasi mulsa jerami padi dan air cucian beras dengan tanaman tanpa

mulsa jerami padi dan air cucian beras, dimana analisis sidik ragam menunjukkan

bahwa tanaman yang diberikan mulsa jerami padi 3 kg dan air cucian beras 200

ml/tanaman (P3) memiliki jumlah buah terbanyak yaitu 3,00 buah, selanjutnya pada

tanaman yang diberikan mulsa jerami padi 5 kg dan air cucian beras 100

ml/tanaman (P5) merupakan tanaman dengan jumlah buah terbanyak berikutnya

dengan jumlah buah yaitu 2,75 buah, jumlah buah terbanyak berikutnya juga

terlihat pada tanaman yang diberikan mulsa jerami padi 2 kg dan air cucian beras

250 ml/tanaman (P2) dengan jumlah buah yaitu 2,63 buah, kemudian pada tanaman

yang diberikan mulsa jerami padi 4 kg dan air cucian beras 150 ml/tanaman (P4)

1.75 1.88

2.63

3.00

2.38

2.75

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

1 2 3 4 5 6

Ju

mla

h B

uah

(B

uah

)

Periakuan

P0 P1 P5

P2 P4 P3

Page 37: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

24

dengan jumlah buah yaitu 2,38 buah, lalu selanjutnya pada tanaman yang diberikan

mulsa jerami padi 1 kg dan air cucian beras 300 ml/tanaman (P1) dengan jumlah

buah terbanyak ke-5 dengan julah buah 1,88 buah, sedangkan jumlah buah

terendah terlihat pada tanaman kontrol (P0) dengan jumlah buah yaitu 1,75 buah.

5. Berat Buah

Hasil analisis sidik ragam terhadap berat buah menunjukkan bahwa

perlakuan kombinasi ketebalan mulsa jerami padi dengan air cucian beras pada

tanaman terung ungu tidak memberikan pegaruh yang nyata. Berat buah tanaman

terung ungu pada berbagai perlakuan mulsa jerami padi dan air cucian beras dapat

dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 : Diagram Rata-rata Berat Buah Terung Ungu Pada Pengaruh

Kombinasi Ketebalan Mulsa Jerami Padi Dengan Air Cucian Beras.

Hasil diagram di atas rata-rata berat buah terung ungu tidak berpengaruh

nyata pada pemberian mulsa jerami padi dengan air cucian beras terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman terung ungu. Diagram diatas menunjukkan

bahwa P4 merupakan hasil terbaik dengan nilai rata-rata 124,64 gram dengan

pemberian mulsa jerami padi dengan air cucian beras. Terbaik kedua P1 dengan

nilai rata-rata 134,85 gram, terbaik ketiga P2 dengan nilai rata-rata 134,85 gram,

terbaik keempat P5 dengan rata-rata 124,64 gram, kemudian terbaik kelima pada P0

(kontrol) dengan nilai rata-rata 115,02 gram, selanjutnya diikuti rata-rata berat buah

115.02

134.85 134.39

96.11

136.23 124.64

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

1 2 3 4 5 6

Ber

at

bu

ah

(gram

)

Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P5 P4

Page 38: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

25

terendah dengan pemberian mulsa jerami padi dengan air cucian beras terdapat

pada P3 dengan nilai rata-rata 96,11 gram.

6. Diameter Buah

Hasil analsis sidik ragam terhadap diameter bahwa menunjukkan bahwa

perlakuan kombinasi ketebalan mulsa jerami padi dengan air cucian beras pada

tanaman terung ungu tidak memberikan pengaruh yang nyata. Diameter buah

tanaman terung ungu pada berbagai perlakuan mulsa jerami padi dan air cucian

beras dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7: Diagram Rata-rata Diameter Buah Terung Ungu Pada Pengaruh

Kombinasi Ketebalan Mulsa Jerami Padi Dengan Air Cucian Beras.

Diagram di atas menunjukkan rata-rata diameter buah tanaman terung ungu

dengan perlakuan kombinasi ketebalan mulsa jerami padi dan air cucian beras

memberikan hasil yang lebih baik dari pada tanaman terung ungu tanpa perlakuan

(kontrol), dimana P2 (mulsa jerami padi 2 kg dan air cucian beras 250 ml/tanaman)

menunjukkan hasil tertinggi terhadap diameter buah tanaman terung ungu yaitu

7,96 cm. selanjutnya pada tanaman yang diberikan mulsa jerami padi 1 kg dan air

cucian beras 300 ml/tanaman (P1) menunjukkan hasil diameter buah terbesar ke-2

yaitu 7,28 cm, kemudian pada perlakuan mulsa jerami padi 4 kg dan air cucian

beras 150 ml/tanaman (P4) merupakan perlakuan dengan diameter buah terbaik ke-

3 dengan rata-rata diameter buah yaitu 7,13 cm. Pada diagram diatas terdapat dua

perlakuan yang menunjukkan hasil diameter buah yang tidak jauh berbeda yaitu

6.71

7.28

7.96

6.92 7.13

6.94

6.006.206.406.606.807.007.207.407.607.808.008.20

1 2 3 4 5 6

Dia

mete

r B

uah

(cm

)

Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4 P5

Page 39: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

26

pada P5 (mulsa jerami padi 5 kg dan air cucian beras 100 ml/tanaman) dengan rata-

rata diameter buah 6,94 cm, dan P3 (mulsa jerami padi 3 kg dan air cucian beras

200 ml/tanaman) dengan rata-rata diameter buah 6,92 cm. Sedangkan diameter

buah terendah terlihat pada tanaman kontrol dengan rata-rata diameter buah yaitu

6,71 cm.

6. Jenis Gulma7

Berdasarkan hasil pengamatan jenis-jenis gulma yang tumbuh pada setiap

perlakuan tanaman terung ungu, dari minggu kedua setelah tanam sampai minggu

kelima setelah tanam dapat dilihat pada Tabel Lampiran 3.

7. Jumlah Gulma

Hasil pengamatan jumlah gulma yang tumbuh pada lahan penelitian

tanaman terung ungu dari minggu kedua sampai minggu kelima dapat dilihat pada

Tabel Lampiran 3.

Gambar 8 : Diagram Rata-rata Jumlah Gulma Pada Tanaman Terung Ungu Pada

Pengaruh Kombinasi Ketebalan Mulsa Jerami Padi Dengan Air Cucian

Beras.

Berdasarkan gambar diatas, rata-rata jumlah gulma yang terbanyak pada P0

(kontrol) dengan nilai rata-rata 48,3, selanjutnya pada P1 (mulsa jerami padi 1 kg

dan air cucian beras 300 ml/tanaman) dengan nilai rata-rata 4,1, Kemudian pada P2

(mulsa jerami padi 2 kg dan air cucian beras 150 ml/tanaman) dengan nilai rata-rata

2,5, selanjutnya P3 (mulsa jerami padi 3 kg dan air cucian beras 200 ml/tanaman)

48.3

4.1 2.5 1.6 0.6 0.8 0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

1 2 3 4 5 6

Ju

mla

h G

ulm

a

P0 P5 P4 P3 P2 P1

Perlakuan

Page 40: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

27

dengan nilai rata rata 1,6, selanjutnya diikuti P5 (mulsa jerami padi 5 kg dan air

cucian beras 100 ml/tanaman) dengan nilai rata-rata 0,8, sedangkan untuk nilai

terendah terdapat pada P4 (mulsa jerami padi 4 kg dan air cucian beras 150

ml/tanaman) dengan nilai rata-rata 0,6.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka diperoleh hasil

berpengaruh berbeda nyata yakni pada jumlah buah, sedangkan yang tidak

berpengaruh nyaata terdapat pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, umur

berbunga, berat buah, dan diameter buah.

Pemberian kombinasi ketebalan mulsa jerami padi dan air cucian beras

memberikan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman, berat buah dan diameter

buah. Dimana pada parameter tinggi tanaman memperlihatkan hasil terbaik, pada

P3 (mulsa jerami padi 3 kg dan air cucian beras 200 ml/tanaman) dengan nilai rata-

rata tertinggi 11,40 cm, kemudian pada parameter diameter buah hasil perlakuan

terbaik pada P2 (mulsa jerami padi 2 kg dan air cucian beras 150 ml/tanaman)

dengan nilai rata-rata 7,96 cm, hasil parameter terbaik selanjutnya terdapat pada

parameter berat buah, yaitu P4 (mulsa jerami padi 4 kg dan air cucian beras 150

ml/tanaman) dengan nilai rata-rata 136,23 gram. Hal ini diduga karena tanaman

dapat menyerap unsur nitrogen dan fosfor dengan baik, dan juga disebabkan karena

tanaman mempunyai kemampuan yang berbeda dalam pembentukan buah serta

dipengaruhi oleh faktor genetik maupun fisiologi tanaman. Hal ini dijelaskan oleh

Zubachtirodindan Subandi (2008) dalam Yulianingsih, (2017) mengatakan bahwa

tinggi tanaman dipengaruhi oleh pemberian nitrogen yang dapat meningkatkan

tinggi tanaman. Dan juga oleh, Rinsema, (1986) dalam Yulianingsih, (2017) bahwa

fosfor mempunyai pengaruh yang positif dalam mendorong tanaman menjadi

masak dengan baik. Menurut Rostani et al., (2016) secara genotip dan fenotip,

semakin lebar mahkota semakin tinggi mahkota maka semakin besar diameter buah

dan panjang buah, karena mahkota memiliki kholorofil untuk melakukan proses

fotosintesis dari mahkota digunakan untuk perkembangan buah. Diameter buah

meningkat sesuai dengan peningkatan kosentrasi pupuk yang diberikan seperti

halnya pada berat buah. Adanya peningkatan suplai unsur hara yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan dapat menyebabkan produksi tanaman yang optimal

Page 41: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

28

(Roemayanti, 2014). Menurut Darjanto dan Satifah (1990) dalam Kurniawati,

(2018) disamping faktor luar, genetik juga menentukan apakah penyerbukan

mengakibatkan pembuahan dan apakah embrio yang terbentuk setelah pembuahan

mempunyai kemampuan berkebang terus.

Pada parameter umur berbunga dan jumlah daun memperlihatkan hasil

tertinggi pada P0 (kontrol) dengan masing-masing nilai rata-rata 41,25 hari, dan 7,7

helai, hal ini diduga karena umur berbunga dan umur panen lebih dipengaruhi oleh

faktor kelebihan air pada fase pertumbuhan awal. Hal ini dijelaskan Lakitan (2004)

dalam Khairiyah (2017), tanaman akan menghasilkan bunga jika mempunyai zat

cadangan dan varietas yang digunakan. Bila varietas yang digunakan berasal dari

varietas yang sama, maka umur berbunga tidak berbeda karena tanaman yang

berasal dari varietas yang sama akan cenderung mempunyai sifat-sifat yang sama

pula. Menurut Gardner et al., (1991) dalam Sasongko (2013) bahwa jumlah bakal

daun yang terdapat pada embrio biji yang masak merupakan karakteristik spesies.

Jumlah daun dan ukuran daun dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan.

Parameter jumlah buah pada tanaman terung ungu dengan nilai tertinggi pada

perlakuan P3 (mulsa jerami padi 3 kg dan air cucian beras 200 ml/tanaman) dengan

nilai rata-rata tertinggi 3,00 buah. Hal ini diduga mulsa jerami padi dapat

memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah sehingga zat hara didalam tanah

sebagai media tanam terjaga kesetabilannya. Dan dengan pemberian air cucian

beras, dapat mencakupi kebutuhan hara tanaman sehingga dapat mendukung proses

metabolisme tanaman dan memberikan pengaruh yang baik dalam memacu

tanaman untuk proses pembentukan dan pertumbuhan buah menjadi masak.

Darjanto dan Satifah (1990) dalam Zawani, (2015) mengatakan bahwa untuk

pertumbuhan buah diperlukan zat hara terutama nitrogen, fosfor, dan kaliaum.

Kekurangan zat tersebut dapat mengganggu pertumbuhan buah. Unsur nitrogen

diperlukan untuk pembentukan protein. Unsur fosfor untuk pembentukan protein

dan sel baru. Fosfor juga membantu dalam mempercepat pertumbuhan bunga, buah

dan biji. Sementara unsur kalium dapat memperlancar pengangkutan karbohidrat

dan memegang peranan penting dalam pembelahan sel, mempengaruhi

pembentukan dan pertumbuhan buah sampai menjadi masak.

Page 42: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

29

Pada parameter jenis gulma dan jumlah gulma pada tanaman terung ungu

memperlihatkan bahwa jenis gulma yang banyak tumbuh yaitu jenis gulma rumput

teki (Cyperus rotundus L.), sedangkan jumlah gulma yang tumbuh dengan nilai

tertinggi pada perlakuan P0 (kontrol) dengan nilai rata-rata 48,3, sedangkan jumlah

gulma yang tumbuh terendah pada P4 (mulsa jerami padi 4 kg dan air cucian beras

150 ml/tanaman) dengan nilai rata-rata 0,6. Hal ini diduga bahwa kombinasi

ketebalan mulsa jerami padi memberikan pengaruh berbeda pada penekan

pertumbuhan gulma yang dapat menjadi pesaing bagi tanaman terung ungu dalam

menyerap unsur hara. Hal ini dijelaskan Rosmawati, (2013) jenis mulsa yang

berbeda memberikan pengaruh berbeda pula pada pengaturan suhu, kelembaban,

kandungan air tanah, serta penekan gulma dan organisme pengganggu.

Page 43: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

30

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh kombinasi ketebalan

mulsa jerami padi dengan air cucian beras terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman terung ungu secara umum tidak berpengaruh nyata terhadap berbagai

parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, berat

buah, dan diameter buah, namun terdapat satu parameter yang memberikan

pengaruh yang nyata yaitu pada jumlah buah. Dosisi pemberian mulsa jerami padi

dan air cucian beras yang efektif terhadap produksi tanaman terung ungu adalah

dosis pada perlakuan P3 = mulsa jerami padi 3 kg dan air cucian beras 200

ml/tanaman yaitu pada parameter tinggi tanaman dengan nilai rata-rata 11,40 cm,

dan jumlah buah dengan nilai rata-rata 3,00 buah. Sedangkan untuk parameter

diameter buah rata-rata 7,96 cm diperoleh pada perlakuan P2 = mulsa jerami padi 2

kg dan air cucian beras 250 ml/tanaman, dan berat buah hasil rata-rata 136,23. Hal

ini diduga karena pemberian bahan organik berperan penting dalam meningkatkan

kesuburan tanah, sehingga tanaman dapat menyerap unsur hara dengan baik seperti

kandungan fosfor yang berperan dalam pembentukan bunga dan buah tanaman.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan perlu dilakukan lebih

lanjut terhadap pengaruh kombinasi ketebalan mulsa jerami padi dengan air cucian

beras pada tanaman lainnya dan menggunakan dosis yang berbeda dan lebih tinggi

dari penelitian sebelumnya.

Page 44: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

31

DAFTAR PUSTAKA

Bukhari. 2013. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik dan Air Cucian beras

Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung (Solanum melongena

L.). Jurnal Sains Riset Vol.3 No.1 tahun 2013. Diakses 16 juli 2020.

BPTP Jambi. 2014. Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian Teknik

Pertanian. Jambi.

Badan Pusat Statistik (BPS), 2018. Statistik Produksi Hortikultura tahun 2018.

(Internet). (diunduh 6 November 2019). Tersedia pada:http//bps.go.id/

Bahar, A. E. 2016. Pengaruh Pemberian Limbah Air Cucian Beras Terhadap

Pertumbuhan kangkung darat (Ipomoea reptans L.). Artikel Ilmiah Program

Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Pasir Pengaraian, Riau.

Cahyono, B. 2016. Untung Besar Dari Terung Hibrida. Depok : Putaka Mina.

Damanik, M. M. B., dkk., 2014. Pemberian Bahan Organik Kompos Jerami Padi

dan Abu Sekam Padi dalam Memperbaiki Sifat Kimian Tanah Ultisol Serta

Pertumbuhan Tanaman Jagung. USU Press, Medan.

Firmanto, B. 2011. Sukses Bertanaman terung Organik. Angkasa. Bandung.

Fatemi, H., Hossein, A., Majid A., dan Hossein N. 2013. Infuenced Of Quality Of

Light Reflected Of Colored Mulch On Cucurbita Pepo Var Rada Under

Field Condition. International Journal of Agriculture. 3 (2): 374-380.

Fatmawati. 2016. Respon Pemberian Ampas Tahu Dan Kotoran Sapi Terhadap

Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Terong Hijau. Skripsi. Palopo.

Fakultas Pertanian. UNCP.

Gustanti, Y, Chairul dan Syam, Z. 2014. Pemberian Mulsa Jerami Padi (Oryza

sativaL.) Terhadap Gulma dan Produksi Tanaman Kacang Kedelai (Glycine

max (L.) Merr). J. Bio. UA. 3(1) : 73-79.

Handayani, E. N., dkk., 2015. Pengaruh Bobot Mulsa Jerami Padi Terhadap

Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)

Kultivar Kutilang. Jurnal AGROSWAGATI Volume 3 Nomor 1 Maret

2015.

Hadid, A., dkk., 2017. Pemanfaatan Mulsa Dan Pupuk Kandang Terhadap

Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.).

J. Agroland 24 (1) : 64–72, April 2017.

Imdad, H. P. dan A. A. Nawangsih. 1995. Sayuran Jepang. Penebar Swadaya.

Jakarta. 78 hlm.

Indriyani, Titis. 2017. Pengaruh Penyiangan Gulma. Agroteknologi, UMP 2017.

Page 45: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

32

Iritani, Galuh. 2012. Vegetable Gardening. Indonesia Tera. Yogyakarta

Karim Fahri dkk, 2013. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Terong

(Solanum melongena L.) Terhadap Perlakuan Pupuk Phonska.

Khairiyah., dkk., 2017. Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Jagug Manis (Zea

mays saccharata Sturt Terhadap Berbagai Dosis Pupuk Organik Hayati

Pada Lahan Rawa Lebak. Program Studi Agroteknologi. Sekolah Tinggi

Ilmu Peranian Amuntai. Ziraa’ah, Volume 42. No. 3. Oktober 2017. Hlm.

230-240.

Kurniawati, A. dan Guritno, B. 2018. Pengaruh Pemangkasan Terhadap

Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Mentimun (Cucumis sativus L.)

Varietas. Jurnal Produksi Tanaman Vol. 6 No. 6, Juni 2018 : 1164-1170.

Lalla, M. 2017. Pertumbuhan Tanaman Adenium (Adenium obesum) Pada

Berbagai Komposisi Media Tanam Dan Penyiraman Air Cucian Beras (Air

Leri). Jurnal Agropolitan Vol. 4 (1) Juli 217 49-57.

Lala, M. 2018. Potensi Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Pada Tanaman

Seledri (Apium graveolens L. Jurnal Agropolitan Vol. 5 No. 1 Juli 2018. 43

hlm.

Mashudi. 2007. Budidaya Terung. Azka Press. Jakarta.

Makbul. 2014. Pengaruh Pupuk Cair Limbah Nasi Terhadap Pertumbuhan Dan

Produksi Tanaman Terung. Skripsi. Palopo. Fakultas Pertanian. UNCP.

Muhammad safei, ddk, 2014. Pengaruh Jenis Dan Dosis Pupuk Organik Terhadap

Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terong (Solanum melongena L.)

Varietas Mustang F-1. Jurnal AGRIFOR Volume XIII Nomor 1, ISSN :

1412–6885.

Novriani, dkk., 2018. Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Mulsa Organik

Untuk Mendukung Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Bawang Daun

(Allium fistulosum L.). Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Baturaja. Karang Sari Baturaja.

Prihmantoro. 2002. Memupuk Tanaman Buah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Prahasta. 2009. Agribisnis Terung. CV. Pustaka Grafika. Bandung.

Parnata AS. 2010. Meningkatkan hasil panen dengan pupuk organik. Institut

Pertanian Bogor. hal 74-75.

Roemayanti, E. 2014. Pengaruh Kosenterasi Pupuk Pelengkap dan Asam Giberelat

(GA3) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Terung Jepang (Solanum

Page 46: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

33

melongena L.) Secara Hidroponik. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret. Surakarta.

Rosmawati, C. 2013. Pengaruh Mulsa Dan Dosis Pupuk Organik Terhadap

Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)

(Doctoral dissertation, Universitas Teuku Umar Meulaboh). Setiadi 2008.

Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rukman, R. 2003. Bertanam Selada dan Sawi. Kanisius. Yokyakarta. 44 hlm.

Rahmadsyah. 2015. Pengaruh Air Leri, Air The Basi dan Air Kopi Sebagai Larutan

Nutrisi Alternatif Terhadap Budidaya Bayam Merah Dengan Metode

Nutrien Film Technique. Skripsi Program Studi Biologi Universias Islam

Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Soetasad, A. A. dan S. Muryanti. 2003. Budidaya Terung Lokal dan Terung

Jepang. Penebar Swadaya. Jakarta. 96 hlm.

Sudjianto, U dan Kristina, V. 2014. Studi pemulsaan dan dosis NPK pada hasil

buah melon (Cucumis melo L.). Jurnal Sains dan Teknologi. 2 (2) : 1-7.

Sasongko, J. 2013. Pengaruh Macam Pupuk NPK Dan Macam Varietas Terhadap

Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terung Ungu (Solanu melongena L.).

Skripsi Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Setiarto, R. H. B., 2013. Prospek Dan Potensi Pemanfaatan Lignoselulosa Jerami

Padi Menjadi Kompos, Silase Dan Biogas Melalui Fermentasi Mikroba.

Jurnal Selulosa, Vol. 3, No. 2, Desember 2013 : 51-66.

Tinambunan, E. 2014. Penggunaan beberapa jenis mulsa terhadap produksi baby

wortel verietas hibrida. jurnal produksi tanaman. Vol 2. No 1. Hal 25-30.

Trisnaningsih Umi, dkk. 2015. Pengaruh Bobot Mulsa Jerami Padi Terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.):

Kultivar Kutilang: Agrowagati. Vol 3 (1) : 274.

Wulandari, Muhartini dan Trisnowati, 2011. Pengaruh Air Cucian Beras Merah

Dan Beras Putih Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Selada (Lactuca sativa

L.). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Jurnal Agropolitan Vol.5(1) Juli 2018, hal 42.

Wardiah, Linda dan Rahmatan, 2014. Potensi Limbah Air Cucian Beras

SebagaiPupuk Organik Cair pada Pertumbuhan Pakchoy (Brassica rapa

L.). Jurnal Biologi Edukasi Edisi 12 Vol. 6 (1) Juni 2014, Hal 34-38.

Yulianingsih, R. 2017. Pengaruh Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Dan

Hasil Terung Ungu (Solanum melongena L.). jurnal PIPER Volume XIII

Nomor 24, (13) April 2017. hal : 62.

Page 47: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

34

Zawani, K. dkk., 2015. Perbaikan Mutu Kompos Bio-Slurry Dengan Pupuk Hijau

Dan Suplemen Silikat Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Buah Tanaman

Blewah (Cucumis melo vaar contaloupensis). Fakultas Pertanian Universitas

Mataram. Agroteksos volume 25. Nomor 3. Desember 2015.

Page 48: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

35

LAMPIRAN

Page 49: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

36

Lampiran 1. Deskripsi Terong Varietas SM 2405

DESKRIPSI TERONG VARIETAS SM 2405

NOMOR : 4717/Kpts/SR.120/11/2011

Asal : PT. Benih Citra Asia

Silsilah : SM 1754 x SM 1794

Golongan varietas : hibrida bungo F1

Tinggi tanaman : 145-150 cm

Bentuk penampang batang : bulat

Diameter batang : 1,5-2,0 cm

Warna batang : hijau tua

Bentuk daun : menjari

Ukuran daun : panjang 19-22 cm, lebar 14-16 cm

Warna daun : hijau

Bentuk bunga : pentagonal

Warna kelopak bunga : hijau

Warna mahkota bunga : ungu

Warna kepala putik : hijau

Warna benangsari : kuning

Umur mulai berbunga : 30-35 hari setelah tanam

Umur mulai panen : 45-50 hari setelah tanam

Bentuk buah : silindris

Ukuran buah : panjang 25-30 cm, lebar 5-6 cm

Warna kulit buah muda : ungu muda

Warna kulit buah tua : kuning

Warna daging buah : putih

Rasa daging buah : manis

Bentuk biji : bulat pipih

Warna biji : kuning kusam

Berat 1.000 biji : 3,86-4,52 g

Berat per buah : 200-300 g

Jumlah buah per tanaman : 18-22 buah

Page 50: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

37

Berat buah per tanaman : 1.500-3.000 g

Daya simpan buah pada suhu kamar

(24-30 0C) : 5-7 hari setelah panen

Hasil buah per hektar : 50-60 ton

Populasi per hektar : 15.000-18.000 tanaman

Kebutuhan benih

per hektar : 120-150 g

Penciri utama : antosian pada tulang daun lemah, buah

konsumsi berwarna ungu mengkilap, ujung

buah runcing

Keunggulan varietas : daya hasil tinggi, tanaman kuat, buah lebih

menarik

Keterangan : beradaptasi dengan baik di dataran rendah

dengan ketinggian 100 300 mdpl

Pemohon : PT. Benih Citra Asia

Pemulia : Nurul Arifah, Aris Munandar (PT. Benih

Citra Asia)

Peneliti : Alfasyahri Pane, Supardi, Ahmad Husaini,

Hajar Nurpridian, Eko Prasetio Utomo (PT.

Benih Citra Asia)

Page 51: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

38

Lampiran 2. Dena Penelitian Rancangan Acak Kelompok (RAK)

I II III IV

S

T B

U

Keterangan :

P0 = Mulsa Jerami Padi 0 kg + Air Cucian Beras 0 (kontrol)

P1 = 1 kg Mulsa Jerami Padi + 300 ml Air Cucian Beras/tanaman

P2 = 2 kg Mulsa Jerami Padi + 250 ml Air Cucian Beras/tanaman

P3 = 3 kg Mulsa Jerami Padi + 200 ml Air Cucian Beras/tanaman

P4 = 4 kg Mulsa Jerami Padi + 150 ml Air Cucian Beras/tanaman

P5 = 5 kg Mulsa Jerami Padi + 100 ml Air Cucian Beras/tanaman

P2U1

P3U2

P1U3

P4U4

P1U1

P0U2

P4U3

P2U4

P3U1

P2U2

P0U4

P2U3

P4U1

P4U2

P3U3

P5U4

P0U1

P5U2

P0U3

P3U4

P5U1

P1U2

P5U3

P1U4

Page 52: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

39

Lampiran 3. Jenis Gulma dan Jumlah Gulma

Respon pengaruh kombinasi ketebalan mulsa jerami padi dengan air cucian

beras terhadap pertumbuhan jenis gulma dan jumlah gulma pada lahan penelitian

tanaman terung ungu (Solanum melongena L.), 2-5 MST (minggu setelah tanam)

ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 1. Jenis gulma dan jumlah gulma yang tumbuh pada Tanaman Terung Ungu

2 MST pada kombinasi ketebalan Mulsa Jerami Padi dan Air Cucian

Beras.

Perlakuan

Ulangan

Jenis Gulma

Jumlah

Gulma

P0 U1 Rumput teki, (Cyperus rotundus L.) Murdaninia

spirata, Borreria alata, Goosegrass (Elusine

indica), Bermuda gras, Krokot, Euphorbia, Putri

malu (Mimosa pudica

93

P1 U1 Crabgrass (Digitaria sp), Krokot, Rumput teki. 6

P2 U1 Crabgrass, Borreria alata. 4

P3 U1 Rumput teki. 3

P4 U1 Murdania spirata. 1

P5 U1 - -

P0 U2 Putri malu, Bermuda grass (Cynodon dactylon),

crabgrass, Krokot, Diuron, Meniran, Ageratum

conyzoides, Cyperus irea, Rumput teki,

Murdannia spirata.

82

P1 U2 Rumput teki (Cyperus rotundus L). 3

P2 U2 - -

P3 U2 - -

P4 U2 - -

P5 U2 - -

P0 U3 Crabgrass, Krokot, Meniran, Diuron. 32

P1 U3 Murdannia spirata, rumput teki. 5

P2 U3 Rumput teki. 3

P3 U3 - -

P4 U3 - -

P5 U3 - -

P0 U4 Rumput teki, Krokot, Meniran, Murdannia

spirata, putri malu, Borreria alata, crabgrass,

Bermuda grass.

73

P1 U4 Rumput teki. 6

P2 U4 Diuron, Crabgrass. 3

P3 U4 - -

P4 U4 - -

P5 U4 - -

Page 53: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

40

Respon pengaruh kombinasi ketebalan mulsa jerami padi dengan air cucian

beras terhadap pertumbuhan jenis gulma dan jumlah gulma pada lahan penelitian

tanaman terung ungu (Solanum melongena L.), 3 MST (minggu setelah tanam)

ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 2. Jenis gulma dan jumlah gulma yang tumbuh pada Tanaman Terung Ungu

(Solanum melongena L.) 3 MST pada kombinasi ketebalan Mulsa Jerami

Padi dan Air Cucisn Beras.

Perlakuan

Ulangan

Jenis Gulma

Jumlah

Gulma

P0

U1

Rumput teki, Crabgrass, Meniran, Diuron.

43

P1 U1 Krokot, Rumput teki, Borreria alata. 5

P2 U1 Rumput teki. 3

P3 U1 - -

P4 U1 - -

P5 U1 Putri malu, rumput teki. 3

P0 U2 Bermuda grass (Cynodon dactylon),

Rumput teki, crabgrass, Diuron.

53

P1 U2 Rumput teki (Cyperus rotundus L). 4

P2 U2 - -

P3 U2 Diuron, Rumput teki. 2

P4 U2 Crabgrass. 2

P5 U2 Diuron. 1

P0 U3 Rumput teki, Crabgrass, Cyperus irea. 21

P1 U3 Rumput teki, Meniran. 5

P2 U3 - -

P3 U3 Rumput teki, Diuron. 6

P4 U3 Putri malu. 1

P5 U3 Bermudagrass, Goosegrass. 3

P0 U4 Goosegrass, Crabgrass, Diuron, Cyperus

irea, Krokot, Rumut teki, Meniran.

93

P1 U4 Krokot, Rumput teki, Putri malu, Meniran,

Borreria alata.

8

P2 U4 Putri malu. 1

P3 U4 - -

P4 U4 - -

P5 U4 Rumput teki. 3

Page 54: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

41

Respon pengaruh kombinasi ketebalan mulsa jerami padi dengan air cucian

beras terhadap pertumbuhan jenis gulma dan jumlah gulma pada lahan penelitian

tanaman terung ungu (Solanum melongena L.), 4 MST (minggu setelah tanam)

ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 3. Jenis gulma dan jumlah gulma yang tumbuh pada Tanaman Terung Ungu

(Solanum melongena L.) 4 MST pada kombinasi ketebalan Mulsa Jerami

Padi dan Air Cucisn Beras.

Perlakuan

Ulangan

Jenis Gulma

Jumlah

Gulma

P0 U1 Cyperus irea, Crabgrass, Rumput teki,

Krokot.

36

P1 U1 Diuron, Crabgrass. 3

P2 U1 Borreria alata. 2

P3 U1 - -

P4 U1 - -

P5 U1 - -

P0 U2 Rumput teki, Meniran, Krokot, Cyperus

irea, Diuron, Crabgrass.

40

P1 U2 Putri malu. 4

P2 U2 Diuron, Rumput teki, Crabgrass. 7

P3 U2 - -

P4 U2 Rumput teki. 3

P5 U2 Diuron. 1

P0 U3 Crabgrass,Meniran, Diuron, Rumput teki. 24

P1 U3 - -

P2 U3 Diuron, Crabgrass,Krokot. 5

P3 U3 - -

P4 U3 Rumput teki. 1

P5 U3 Bermuda grass. 1

P0 U4 Rumput teki, Diuron, Bermuda gras,

Krokot.

32

P1 U4 - -

P2 U4 Crabgrass. 2

P3 U4 Rumput teki, Diuron. 4

P4 U4 - -

P5 U4 - -

Page 55: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

42

Respon pengaruh kombinasi ketebalan mulsa jerami padi dengan air cucian

beras terhadap pertumbuhan jenis gulma dan jumlah gulma pada lahan penelitian

tanaman terung ungu (Solanum melongena L.), 5 MST (minggu setelah tanam)

ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4. Jenis gulma dan jumlah gulma yang tumbuh pada Tanaman Terung Ungu

(Solanum melongena L.) 5 MST pada kombinasi ketebalan Mulsa Jerami

Padi dan Air Cucisn Beras.

Perlakuan

Ulangan

Jenis Gulma

Jumlah

Gulma

P0 U1 Meniran, Rumput teki, Crabgrass, Diuron,

Bermudagrass.

23

P1 U1 Rumput teki, Bermudagrass.. 3

P2 U1 Rumput teki, Diuron, Krokot. 6

P3 U1 Rumput teki. 2

P4 U1 - -

P5 U1 - -

P0 U2 Diuron, Crabgrass, Goosegrass, Krokot,

Rumput teki.

48

P1 U2 Rumput teki, Putri malu. 3

P2 U2 - -

P3 U2 Rumput teki. 3

P4 U2 - -

P5 U2 - -

P0 U3 Rumput teki, crabgrass, Cypirus irea,

Diuron.

17

P1 U3 Rumput teki, Diuron, Crabgrass 5

P2 U3 Putri malu. 1

P3 U3 Rumput teki, Krokot. 3

P4 U3 - -

P5 U3 - -

P0 U4 Meniran, Rumput teki, Crabgrass, Krokot,

Bermudagrass.

63

P1 U4 Rumput teki, Krokot, Putri malu, Meniran. 6

P2 U4 Diuron, Rumput teki. 3

P3 U4 Rumput teki. 2

P4 U4 Putri malu. 1

P5 U4 - -

Page 56: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

43

Lampiran 4. Tabel Hasil Prameter Pengamatan

Tabel 1a. Rata-rata Tinggi Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.) (cm) 2

MST pada Aplikasi Mulsa Jerami Padi dan Air Cucisn Beras.

Perlakuan Ulangan

Total Rerata

1 2 3 4

P0 6,00 4,10 4,15 5,05 19,30 4,83

P1 4,65 5,70 5,10 5,50 20,95 5,24

P2 6,60 5,15 7,45 4,75 23,95 5,99

P3 6,15 6,00 6,05 5,70 23,90 5,98

P4 4,75 5,45 5,15 5,20 20,55 5,14

P5 6,10 6,15 5,00 6,30 23,55 5,89

Total 34,25 32,55 32,9 32,5 132,20 33,1

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Tabel 1b. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.)

(cm) 2 MST.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 0,34 0,11 0,19tn

2,9 4,56

Perlakuan 5 5,08 1,02 1,71tn

3,29 5,42

Acak 15 8,9 0,59

Total 23 14,3

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

KK = 23,73%

Tabel 2a. Rata-rata Tinggi Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.) (cm) 3

MST pada Aplikasi Mulsa Jerami Padi dan Air Cucisn Beras.

Perlakuan Ulangan

Total Rerata

1 2 3 4

P0 9,50 9,10 7,50 9,30 35,40 8,85

P1 8,25 8,10 7,60 8,75 32,70 8,18

P2 8,55 9,25 11,00 8,85 37,65 9,41

P3 9,80 10,50 8,25 7,25 35,80 8,95

P4 8,35 9,50 8,60 7,90 34,35 8,59

P5 7,25 10,50 6,55 8,95 33,25 8,31

Total 51,7 56,95 49,5 51 209,15 52,3

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Page 57: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

44

Tabel 2b. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.)

(cm) 3 MST.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 5,25 1,75 1,39tn

2,9 4,56

Perlakuan 5 4,12 0,82 0,66tn

3,29 5,42

Acak 15 18,8 1,26

Total 23 28,2

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

KK = 9,29%

Tabel 3a. Rata-rata Tinggi Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.) (cm) 4

MST pada Aplikasi Mulsa Jerami Padi dan Air Cucisn Beras.

Perlakuan Ulangan

Total Rerata

1 2 3 4

P0 10,25 13,35 10,60 9,50 43,70 10,93

P1 14,00 9,25 11,00 14,25 48,50 12,13

P2 12,00 11,30 17,45 10,40 51,15 12,79

P3 12,25 15,00 12,50 13,00 52,75 13,19

P4 9,75 12,10 14,00 12,75 48,60 12,15

P5 10,25 13,50 10,75 12,50 47,00 11,75

Total 68,5 74,5 76,3 72,4 291,7 72,9

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Tabel 3b. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.)

(cm) 4 MST.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 5,62 1,87 0,39tn

2,9 4,56

Perlakuan 5 12,58 2,52 0,53tn

3,29 5,42

Acak 15 71,8 4,79

Total 23 90,0

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

KK = 5,96%

Page 58: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

45

Tabel 4a. Rata-rata Tinggi Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.) (cm) 4

MST pada Aplikasi Mulsa Jerami Padi dan Air Cucisn Beras.

perlakuan ulangan

Total Rerata

1 2 3 4

P0 17,25 18,75 15,00 22,00 73,00 18,25

P1 15,00 11,00 14,00 17,00 57,00 14,25

P2 13,25 15,25 24,50 14,50 67,50 16,88

P3 16,50 23,50 15,50 14,50 70,00 17,50

P4 13,75 15,50 17,00 15,00 61,25 15,31

P5 12,00 18,75 15,00 16,00 61,75 15,44

Total 87,75 102,75 101 99 390,50 97,6

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Tabel 4b. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.)

(cm) 4 MST.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 22,84 7,61 0,63tn

2,9 4,56

Perlakuan 5 45,96 9,19 0,77tn

3,29 5,42

Acak 15 180,1 12,00

Total 23 248,9

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Keterangan : KK = 5,37%

tn = tidak berbeda nyata

Tabel 5a. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.)

2 MST pada Aplikasi Mulsa Jerami Padi dan Air Cucisn Beras.

Perlakuan Ulangan

Total Rerata 1 2 3 4

P0 4,0 5,0 5,0 3,5 17,50 4,38

P1 4,0 3,5 4,5 5,0 17,00 4,25

P2 2,5 4,5 6,0 3,0 16,00 4,00

P3 5,0 3,5 4,0 4,0 16,50 4,13

P4 3,5 5,0 4,5 4,0 17,00 4,25

P5 4,0 3,5 4,5 4,5 16,50 4,13

Total 23 25 28,5 24 100,50 25,1

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Page 59: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

46

Tabel 5b. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena

L.) 2 MST.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 2,86 0,95 1,34tn

2,9 4,56

Perlakuan 5 0,34 0,07 0,10tn

3,29 5,42

Acak 15 10,7 0,71

Total 23 13,9

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

KK = 7,41%

Tabel 6a. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.)

2 MST pada Aplikasi Mulsa Jerami Padi dan Air Cucisn Beras.

Perlakuan Ulangan

Total Rerata

1 2 3 4

P0 6,0 6,0 6,0 5,0 23,0 5,75

P1 5,0 4,0 5,0 5,5 19,5 4,88

P2 5,0 4,5 7,0 5,0 21,5 5,38

P3 5,0 6,0 4,0 5,0 20,0 5,00

P4 6,5 4,5 6,0 5,5 22,5 5,63

P5 6,0 5,0 3,5 6,0 20,5 5,13

Total 33,5 30 31,5 32 127 31,8

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Tabel 6b. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena

L.) 2 MST.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 1,04 0,35 1,05tn

2,9 4,56

Perlakuan 5 2,46 0,49 2,25tn

3,29 5,42

Acak 15 13,0 0,86

Total 23 16,5

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

KK = 28,34%

Page 60: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

47

Tabel 7a. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.)

3 MST pada Aplikasi Mulsa Jerami Padi dan Air Cucisn Beras.

Perlakuan Ulangan

Total Rerata

1 2 3 4

P0 8,0 6,5 7,0 7,5 29,0 7,25

P1 5,0 4,5 5,0 7,0 21,5 5,38

P2 6,5 5,0 8,5 5,0 25,0 6,25

P3 5,0 8,5 5,0 6,5 25,0 6,25

P4 4,0 6,5 8,0 7,0 25,5 6,38

P5 7,5 6,0 4,5 7,5 25,5 6,38

Total 36 37 38 40,5 151,5 37,9

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Tabel 7b. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena

L.) 3 MST.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 1,86 0,62 1,05tn

2,9 4,56

Perlakuan 5 7,09 1,42 2,25tn

3,29 5,42

Acak 15 34,4 2,30

Total 23 43,4

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

KK = 23,76%

Tabel 8a. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.)

4 MST pada Aplikasi Mulsa Jerami Padi dan Air Cucisn Beras.

Perlakuan Ulangan

Total Rerata 1 2 3 4

P0 13,0 12,0 8,0 21,0 54,00 13,50

P1 5,0 4,5 6,0 8,0 23,50 5,88

P2 8,8 6,0 16,0 7,0 37,80 9,45

P3 7,5 18,5 8,5 9,0 43,50 10,88

P4 4,5 13,5 9,0 9,5 36,50 9,13

P5 9,5 8,0 6,0 10,0 33,50 8,38

Total 48,3 62,5 53,5 64,5 228,80 57,2

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Page 61: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

48

Tabel 8b. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena

L.) 4 MST.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 29,05 9,68 0,56tn

2,9 4,56

Perlakuan 5 129,73 25,95 1,51tn

3,29 5,42

Acak 15 257,4 17,16

Total 23 416,2

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

KK = 12,89%

Tabel 9a. Rata-rata Umur Berbunga Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena

L.) 2 MST pada Aplikasi Mulsa Jerami Padi dan Air Cucisn Beras.

Perlakuan Ulangan

Total Rerata

1 2 3 4

P0 43,5 41,5 44,5 35,5 165,00 41,25

P1 49,5 58,5 52,0 40,5 200,50 50,13

P2 47,0 49,5 35,0 48,0 179,50 44,88

P3 45,5 35,0 39,5 46,5 166,50 41,63

P4 49,0 49,0 41,0 48,5 187,50 46,88

P5 48,5 42,5 54,0 37,5 182,50 45,63

Total 283 276 266 256,5 1081,50 270,4

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Tabel 7b. Sidik Ragam Umur Berbunga Terung Ungu (Solanum melongena L.) 2

MST.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

kelompok 3 67,11 22,37 0,59tn

2,9 4,56

Perlakuan 5 222,47 44,49 1,17tn

3,29 5,42

Acak 15 569,1 37,94

Total 23 858,7

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

KK = 2,40%

Page 62: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

49

Tabel 10a. Rata-rata Jumlah Buah Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.)

14 MST pada Aplikasi Mulsa Jerami Padi dan Air Cucisn Beras.

Perlakuan Ulangan

Total Rerata 1 2 3 4

P0 2,00 1,00 1,50 2,50 7,00 1,75a

P1 1,50 1,00 2,50 2,50 7,50 1,88a

P2 2,00 3,00 3,00 2,50 10,50 2,63ab

P3 3,50 2,50 2,50 3,50 12,00 3,00b

P4 2,50 2,00 2,50 2,50 9,50 2,38ab

P5 2,50 2,00 2,50 4,00 11,00 2,75ab

Total 14 11,5 14,5 17,5 57,5 14,4

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Tabel 10b. Sidik Ragam Jumlah Buah Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena

L.) 14 MST.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 3,03 1,01 3,76* 2,9 4,56

Perlakuan 5 4,93 0,99 3,67* 3,29 5,42

Acak 15 4,0 0,27

Total 23 12,0

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Keterangan : KK = 79,92%

* = Berbeda Nyata

tn = Tidak Berbeda Nyata

Tabel 11a. Rata-rata Berat Buah Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.) 14

MST pada Aplikasi Mulsa Jerami Padi dan Air Cucisn Beras.

Perlakuan Ulangan

Total Rerata 1 2 3 4

P0 99,50 182,00 67,80 110,76 460,06 115,02

P1 150,87 147,00 96,98 144,53 539,38 134,85

P2 168,87 102,93 146,31 119,46 537,57 134,39

P3 109,81 137,42 45,38 91,82 384,43 96,11

P4 136,26 115,51 149,08 144,08 544,93 136,23

P5 119,60 135,43 143,59 99,92 498,54 124,64

Total 784,91 820,29 649,14 710,57 2964,91 741,2

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Page 63: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

50

Tabel 11b. Sidik Ragam Berat Buah Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena

L.) 14 MST.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 2929,84 976,61 0,99tn

2,9 4,56

Perlakuan 5 4932,38 986,48 1,00tn

3,29 5,42

Acak 15 14775,1 985,01

Total 23 22637,4

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

KK = 0,81%

Tabel 12a. Rata-rata Diameter Buah Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena

L.) (cm) 14 MST pada Aplikasi Mulsa Jerami Padi dan Air Cucian

Beras.

Perlakuan Ulangan

Total Rerata 1 2 3 4

P0 6,00 7,50 6,05 7,30 26,85 6,71

P1 7,70 7,60 6,31 7,51 29,12 7,28

P2 8,10 6,46 9,90 7,39 31,85 7,96

P3 6,79 7,44 6,50 6,96 27,69 6,92

P4 6,95 6,85 7,43 7,27 28,50 7,13

P5 7,16 6,91 7,11 6,57 27,75 6,94

Total 42,7 42,76 43,3 43 171,76 42,9

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Tabel 12b. Sidik Ragam Diameter Buah Tanaman Terung Ungu (Solanum

melongena L.) (cm) 14 MST.

SK Db JK KT F.hit F.tabel

0.05 0.01

Kelompok 3 0,04 0,01 0,02tn

2,9 4,56

Perlakuan 5 3,86 0,77 1,11tn

3,29 5,42

Acak 15 10,4 0,69

Total 23 14,3

Sumber : Data Primer Setelah Diolah (2020)

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

KK = 14,74%

Page 64: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

51

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Benih terung ungu varietas Bungo F1 yang digunakan dalam penelitian

Gambar 2. Proses pengadaan mulsa jerami padi yang digunakan dalam penelitian

Gambar 3. Proses pengolahan lahan dan pembentukan bedengan

Page 65: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

52

Gambar 4. Proses pengaplikasian mulsa jerami padi

Gambar 5. Tempat persemaian tanaman terung ungu dan proses penanaman setelah

bibit tanaman terung ungu berumur 4 minggu setelah semai

Gambar 6. Proses fermentasi air cucian beras dan aplikasi air cucian beras pada

tanaman terung ungu

Page 66: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

53

Gambar 7. Proses penyiangan gulma dan penyiraman tanaman terung ungu

Gambar 8. Proses pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun terung ungu

Gambar 9. Proses pengamatan berat buah dan diameter buah terung ungu

Page 67: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

54

Gambar 10. Proses panen dan hasil panen pertama terung ungu dilahan penelitian

Gambar 11. Proses panen dan hasil panen kedua terung ungu dilahan penelitian

Gambar 12. Proses panen dan hasil panen ketiga terung ungu dilahan penelitian

Page 68: PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MULSA JERAMI PADI …

55

Gambar 13. Tanaman terung ungu perlakuan P3U4 dan P2U3

Gambar 14. Tanaman terung ungu perlakuan P0U2 dan P1U4

Gambar 15. Tanaman terung ungu secara keseluruhan di lahan penelitian