pengaruh kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas …

115
1 PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS PUBLIK, DAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL INSTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANGERANG SKRIPSI Diajukan Kepada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Dalam Rangka Memenuhi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Diajukan Oleh: Winda Dwi Lestari 5552131347 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2017

Upload: others

Post on 07-Apr-2022

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

1

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN,

AKUNTABILITAS PUBLIK, DAN SISTEM

PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP

KINERJA MANAJERIAL INSTANSI PEMERINTAH

DAERAH KABUPATEN TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Dalam Rangka Memenuhi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Diajukan Oleh:

Winda Dwi Lestari

5552131347

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

2017

Page 2: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

2

Page 3: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

3

Page 4: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

ii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil’alamin, berkat segala limpahan

rahmat dan ridho

Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan karya ini.

Kupersembahkan karya ini untuk:

Ibuku tercinta Ibu Kusmiyati, atas segala do’a disetiap sujudnya dan atas segala

nasihat serta pengorbanannya selama ini yang selalu menjadi motivasi bagi

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini,

Ayahku tercinta R Doni Supriyatna, atas segala pelajaran hidup,nasihat dan

pengorbanannya agar penulis menjadi manusia yang lebih baik dan berguna di

masa depan,

Kakakku tersayang Gita Larissa dan Adikku tersayang Fidella Helga Philbertha

yang memberikan keceriaan, semangat dan motivasi dalam mengejar cita-cita,

Sahabat, dan teman-temanku: Seluruh Mahasiswa Jurusan Akuntansi Untirta

2013,Seluruh Mahasiswa Kelas C Akuntansi 2013,Kawan-kawan Kelompok 13

KKM Perumpera Untirta 2016.

Terima kasih atas semua cinta, sayang, perhatian, semangat ,do’a, dan saran

yang kalian berikan tanpa pamrih yang selalu menguatkan saya menjalani suka

duka dalam menyelesaikan karya ini.

Page 5: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

iii

LEMBAR MOTTO

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,

kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita

gembira kepada orang-orang yang sabar.”

(Q.S. Al-Baqarah : 155)

“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang

yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka

tunduk (kepada Allah).”

(Q.S. Al-maidah : 55)

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang

demikian itu sungguh berat,kecuali bagi orang-orang yang khusyu”

(Q.S. Al-Baqarah : 45)

“Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau

jalani) yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa pedihnya rasa sakit”

(Imam Ali Bin Abi Thalib AS)

“Setiap kali kau merasa beruntung,Percayalah! Do’a Ibumu telah didengar”

Page 6: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan

segala rahmat serta karunia-Nya yang tercurah limpahkan kepada penulis sehingga

penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta

salam senantiasa selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat,

dan para pengikutnya.

Penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran,

Akuntabilitas Publik dan Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja

Manajerial Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang” dibuat oleh penulis

agar memenuhi salah satu syarat untuk menempuh ujian Sarjana program S1 (Strata

Satu) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan

dukungan moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, M.Pd, selaku Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Dr. H. Fauji Sanusi, Drs., M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Roni Budianto, SE., Ak., M.E., C.A., CPA selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Galih Fajar Muttaqin, SE., M.Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Andi,SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing I (satu) yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbing, memotivasi, dan memberikan

Page 7: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

v

arahan serta saran kepada penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

6. Ayu Noorida Soerono, SE, Ak., M.Si., CA selaku Dosen Pembimbing II (dua)

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan selalu

memberikan motivasi serta segala kritik, saran dan semua bantuannya dan

mengarahkan penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

7. H. Seandy Ginanjar, SE., M.Ak selaku dosen penelaah 1 (satu), Mazda Eko Sri

T,S.Pd., SE., M.Akt selaku dosen penelaah 2 (dua) yang telah meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi , kritik dan

seluruh sarannya.

8. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi, Staff Akuntansi, Staff FEB, Staff

Laboraturium Studi Akuntansi, Staff OB gedung, Staff Perpustakaan FEB dan

Staff Perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

9. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) Provinsi Banten dan

Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam proses

menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna dan masih banyak hal yang perlu diperbaiki dan ditambahkan. Oleh

karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun guna

memperbaiki skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan pihak-pihak lainnya.

Serang, Oktober 2017

Winda Dwi Lestari

Page 8: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI........................... i

LEMBAR PERSEMBAHAN............................................................. ii

LEMBAR MOTTO......................................................................... iii

KATA PENGANTAR...................................................................... iv

DAFTAR ISI…………………………………………………… vi

DAFTAR TABEL............................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR......................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... xiv

ABSTRAK......................................................................................... xv

ABSTRACT......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………....………………............. 1

1.2 Rumusan Masalah……...…………………..................... 9

1.3 Tujuan Penelitian ………………...………………….... 10

1.4 Manfaat Penelitian........................................................... 10

1.4.1 Manfaat Akademik................................................. 10

1.4.2 Manfaat Praktik...................................................... 11

Page 9: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

vii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori................................................................ 12

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory).......................... 12

2.1.2 Kejelasan Sasaran Anggaran.................................... 13

2.1.3 Indikator Kejelasan Sasaran Anggaran..................... 14

2.1.4 Akuntabilitas Publik................................................ 15

2.1.5 Macam-macam Akuntabilitas Publik....................... 17

2.1.6 Indikator Akuntabilitas Publik................................. 17

2.1.7 Sistem Pengendalian Manajemen............................ 18

2.1.8 Indikator Sistem Pengendalian Manajemen............ 19

2.1.9 Kinerja Manajerial Instansi Pemerintah Daerah...... 20

2.1.10 Indikator Kinerja Manajerial Instansi Pemeritah

Daerah.................................................................... 21

2.2 Penelitian Terdahulu...................................................... 23

2.3 Pengembangan Hipotesis............................................... 25

2.3.1 Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap

Kinerja Manajerial Instansi Pemerintah Daerah

Kabupaten Tangerang............................................ 25

2.3.2 Pengaruh Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja

Manajerial Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten

Tangerang................................................................ 26

2.3.3 Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen

Terhadap Kinerja Manajerial Instansi Pemerintah

Daerah Kabupeten Tangerang.................................. 27

2.4 Kerangka Konsep Penelitian ........................................... 29

Page 10: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

viii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian................................................................ 30

3.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel..................... 30

3.3 Jenis dan Sumber Data................................................... 32

3.4 Metode Pengumpulan Data............................................. 32

3.5 Definisi Operasionalisasi Variabel Penelitian................ 32

3.5.1 Variabel Dependen................................................ 33

3.5.2 Variabel Independen............................................. 33

3.6 Metode Analisis Data..................................................... 35

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif.................................. 36

3.6.2 Uji Kualitas Data…............................................... 36

3.6.2.1 Uji Validitas.............................................. 36

3.6.2.2 Uji Reliabilitas.......................................... 36

3.7 Alat Pengujian Hipotesis................................................ 37

3.7.1 Structural Equation Modelling (SEM) melalui

Partial Least Square (PLS).................................. 37

3.7.2 Menilai Outer Model atau Measurement Model... 38

3.7.3 Menilai Inner Model atau Structural Model........ 40

3.8 Uji Hipotesis................................................................... 41

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Responden........................................ 43

4.2 Statistik Deskriptif......................................................... 46

4.2.1 Jenis Kelamin....................................................... 46

4.2.2 Usia..................................................................... 46

Page 11: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

ix

4.2.3 Jabatan.................................................................. 47

4.2.4 Masa Kerja.......................................................... 47

4.2.5 Pendidikan.......................................................... 48

4.3 Pengujian Kualitas Data.............................................. 49

4.3.1 Uji Validitas........................................................ 49

4.3.2 Uji Reliabilitas.................................................... 50

4.4 Analisis Data.............................................................. 51

4.4.1 Outer Model (Measurement Model).................. 51

4.4.1.1 Outer Model Variabel Kejelasan Sasaran

Anggaran............................................... 53

4.4.1.2 Outer Model Variabel Akuntabilitas Publik.... 54

4.4.1.3 Outer Model Variabel Sistem Pengendalian

Manajemen....................................................... 55

4.4.1.4 Outer Model Variabel Kinerja Manajerial

Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten

Tangerang...................................................... 56

4.4.2 Pengujian Hipotesis dengan Inner Model................... 57

4.5 Pengujian Hipotesis............................................................. 59

4.5.1 Kejelasan Sasaran Anggaran Berpengaruh

Signifikan terhadap Kinerja Manajerial Instansi

Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang................. 59

4.5.2 Akuntabilitas Publik Berpengaruh

Signifikan terhadap Kinerja Manajerial Instansi

Page 12: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

x

Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang.................. 60

4.5.3 Sistem Pengendalian Manajemen Berpengaruh

Signifikan terhadap Kinerja Manajerial Instansi

Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang................ 61

4.5.4 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis......................... 62

4.6 Pembahasan Hipotesis......................................................... 62

4.6.1 Kejelasan Sasaran Anggaran Berpengaruh

Signifikan terhadap Kinerja Manajerial Instansi

Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang................ 62

4.6.2 Akuntabilitas Publik Berpengaruh

Signifikan terhadap Kinerja Manajerial Instansi

Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang................ 64

4.6.3 Sistem Pengendalian Manajemen Berpengaruh

Signifikan terhadap Kinerja Manajerial Instansi

Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang................. 65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan.............................................................................. 67

5.2 Keterbatasan Penelitian....................................................... 68

5.3 Saran.................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA……………………………………....……….. 70

Page 13: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Laporan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah

Kabupaten Tangerang Tahun 2015.................................... 2

Tabel 1.2 Laporan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah

Kabupaten Tangerang Tahun 2016.................................... 3

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................... 23

Tabel 3.1 Instansi Pemerintah Kabupaten Tangerang........................ 31

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitia........................................... 34

Tabel 4.1 Daftar Sampel..................................................................... 43

Tabel 4.2 Persentase Pengiriman dan Pengambilan Kuesioner.......... 45

Tabel 4.3 Persentase Jenis Kelamin Responden................................. 46

Tabel 4.4 Persentase Usia Responden................................................ 46

Tabel 4.5 Persentase Jabatan Responden........................................... 47

Tabel 4.6 Persentase Masa Kerja Responden..................................... 47

Tabel 4.7 Persentase Pendidikan Responden..................................... 48

Tabel 4.8 Average Variance Extracted (AVE)................................... 49

Tabel 4.9 Composite Reliability........................................................ 50

Tabel 4.10 Nilai Outer Loading Variabel Kejelasan Sasaran

Anggaran......................................................................... 53

Tabel 4.11 Nilai Outer Loading Variabel Akuntabilitas Publik....... 54

Tabel 4.12 Nilai Outer Loading Variabel Sistem Pengendalian

Manajemen..................................................................... 55

Tabel 4.13 Nilai Outer Loading Variabel Kinerja Manajerial Instansi

Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang..................... 56

Page 14: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

xii

Tabel 4.14 Result for Inner Weight.................................................... 58

Tabel 4.15 R-Square........................................................................... 58

Tabel 4.16 Hipotesis 1......................................................................... 59

Tabel 4.17 Hipotesis 2......................................................................... 60

Tabel 4.18 Hipotesis 3......................................................................... 61

Tabel 4.19 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis............................... 62

Page 15: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ................................................... 29

Gambar 4.1 Full Model Structural Partial Least Square............................ 52

Page 16: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Penelitian

Lampiran II Kuesioner Penelitian

Lampiran III Tabulasi Data

Lampiran IV Output SmartPLS Versi 3

Lampiran V Kartu Bimbingan

Page 17: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

xv

ABSTRAK

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS

PUBLIK, SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP

KINERJA MANAJERIAL INSTANSI PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN TANGERANG

Oleh:

Winda Dwi Lestari

(5552131347)

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang pengaruh kejelasan sasaran

anggaran, akuntabilitas publik dan sistem pengendalian manajemen terhadap

kinerja manajerial Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang. Sampel

dalam penelitian ini adalah responden dengan teknik sampel secara purposive

sampling yaitu pegawai negeri sipil Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten

Tangerang. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner secara langsung

kepada responden yang bersangkutan. Dari 48 kuesioner disebarkan, jumlah

kuesioner yang kembali adalah 36 kuesioner. Metode analisis yang digunakan

adalah analisis Structural Equation Modeling (SEM). Data dalam penelitian ini

diolah dengan menggunakan Software Smart Partial Least Square (SmartPLS)

versi 3. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa semua variabel independen

dalam penelitian ini yaitu kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas publik dan

sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial Instansi

Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang.

Kata kunci : Kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas publik, sistem

pengendalian manajemen, kinerja manajerial instansi

pemerintah daerah Kabupaten Tangerang

Page 18: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

xvi

ABSTRACT

EFFECT OF BUDGET TARGETS, PUBLIC ACCOUNTABILITY,

MANAGEMENT CONTROL SYSTEM TO MANAGERIAL PERFORMANCE

INSTITUTIONS LOCAL GOVERNMENT OF TANGERANG REGENCY

By:

Winda Dwi Lestari

(5552131347)

This study aimed to examine the effect of clarity of budget targets, public

accountability and control systems to the managerial performance of the Regional

Government Institutions of Tangerang Regency. The sample in this study were 48

respondent to the sampling technique is purposive sampling employees in

Government Institution of Tangerang Regency. The data were collected by

distributed, the number of questionnaires returned was 36 questionnaires. The

analytical method used is the analysis of Structural Equation Modeling Method

(SEM). The data were processed using software Smart Partial Least Square

Software (SmartPLS) version 3. The results of this study revealed that all the

independent variables in this study, namely effect of budget targets, public

accountability and control systems to the managerial performance of the Regional

Government Institutions of Tangerang Regency.

Keyword: Clarity of budget targets, public accountability and management

control systems, managerial performance of Tangerang District

Government Agencies.

Page 19: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap

pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta

cita-cita bangsa bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan

penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, dan terukur sehingga

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara

berdayaguna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan

nepotisme. Dengan kata lain kinerja aparatur pemerintah kini lebih banyak

mendapat sorotan, karena masyarakat kini mulai merasakan manfaat yang mereka

peroleh atas pelayanan pada instansi pemerintah. Kondisi ini mendorong

meningkatnya kebutuhan atas pengukuran kinerja manajerial pada instansi

pemerintah.

Kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauhmana tujuan anggaran

ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat

dimengerti oleh orang yang bertanggungjawab atas pencapaian sasaran anggaran

tersebut (Hazmi dkk, 2012:1). Faktor sumber daya manusia merupakan modal dasar

dalam pelaksanaan pembuatan suatu anggaran namun, karena dalam sistem

pemerintahan bahwa pegawai negeri sipil yang menduduki suatu jabatan tidak

selalu orang yang memiliki kemampuan dan pendidikan yang sesuai dengan

pelaksanaan pekerjaannya maka hasil yang dicapai kurang optimal (Helmi, 2016:8).

Tanpa adanya suatu kejelian dalam menganalisa anggaran yang akan dibuat, maka

Page 20: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

2

tidak akan didapat realisasi yang sesuai dalam anggaran yang tentunya akan

berakibat pada kurang optimalnya hasil pencapaian kinerja (Helmi, 2016:9).

Adanya sasaran anggaran yang jelas, maka akan mempermudah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas

organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang

telah ditetapkan sebelumnya (Putra, 2013:2). Permasalahan yang terjadi dalam

lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Tangerang adalah rendahnya realisasi

program atau kegiatan dan lemahnya permasalahan daya serap anggaran pada

APBD 2015 – 2016 Kabupaten Tangerang.

Tabel 1.1

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tangerang

Tahun 2015

Total Pendapatan Rp 4.010.370.872.405,-

Realisasi Pendapatan Rp 4.228.353.166.861,-

Anggaran Belanja Rp 4.867.750.687.557,-

Penyerapan Anggaran Rp 4.183.244.741.221,-

Sumber : app.tangerangkab.go.id

Page 21: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

3

Tabel 1.2

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tangerang

Tahun 2016

Total Pendapatan Rp 4.340.507.387.660,-

Realisasi Pendapatan Rp 4.790.190.061.558,-

Anggaran Belanja Rp 4.956.992.921.274,-

Penyerapan Anggaran Rp 4.427.183.597.639,-

Sumber : app.tangerangkab.go.id

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa APBD Kabupaten Tangerang

untuk tahun 2015 penyerapan anggaran masih belum maksimal, hal ini dilihat dari

realisasi atau penyerapan anggaran sebesar Rp 4.183.244.741.221,- dari anggaran

belanja sebesar Rp 4.867.750.687.557,-. Berdasarkan tabel 1.2 menunjukkan

bahwa APBD Kabupaten Tangerang untuk tahun 2016 penyerapan anggaran masih

tetap belum maksimal, hal ini dilihat dari realisasi atau penyerapan anggaran

sebesar Rp 4.427.183.597.639,- dari anggaran belanja sebesar

Rp4.956.992.921.274,-. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan anggaran belum

efektif karena anggaran yang telah ditetapkan tersebut merupakan sasaran anggaran

yang hendak dicapai untuk kegiatan atau program yang tidak dapat dilaksanakan

pada tahun anggaran yang bersangkutan. Penyerapan anggaran yang tidak optimal

menunjukkan adanya permasalahan yang terjadi dalam pengelolaannya. Dari

fenomena tersebut dapat diartikan bahwa pemerintah daerah Kabupaten Tangerang

masih terdapat masalah terkait tidak maksimalnya penyerapan anggaran belanja

pada APBD 2015 dan 2016, anggaran tersebut tidak dapat terealisasi atau tepat

sasaran sesuai dengan tujuan anggaran yang hendak dicapai sebelumnya, sehingga

Page 22: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

4

hal ini dapat diartikan bahwa kinerja manajerial instansi pemerintah Kabupaten

Tangerang belum optimal.

Akuntabilitas publik merupakan salah satu elemen terpenting dan merupakan

tantangan utama yang dihadapi pemerintah dan pegawai negeri sipil (Manurung,

2012:3). Akuntabilitas juga sangat terkait dengan sikap dan semangat

pertanggungjawaban seseorang (Manurung, 2012:3). Akuntabilitas adalah

pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan (Hazmi

dkk, 2012:3). Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang saham

(agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan

mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya

kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan

untuk meminta pertanggungjawaban tersebut (Hazmi dkk, 2013:3). Akuntabilitas

publik sangat penting diterapkan karena dengan adanya akuntabilitas publik kepada

masyarakat dan DPRD, masyarakat dan DPRD tidak hanya untuk mengetahui

anggaran tersebut tetapi juga mengetahui pelaksanaan kegiatan yang dianggarkan

sehingga instansi pemerintah daerah berusaha dengan baik dalam melaksanakan

seluruh perencanaan yang ada karena akan dinilai dan diawasi oleh masyarakat dan

DPRD.

Permasalahan yang terjadi dalam lingkungan pemerintah daerah Kabupaten

Tangerang adalah ditemukan dugaan penyelewengan dana desa yang dilakukan

oleh kepala desa diwilayah Gembong, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang,

Banten. Dana desa di wilayah Gembong diduga diselewengkan mencapai

Rp383.000.000,- untuk kegiatan pemerintahan dan pos pembangunan fisik sebesar

Rp200.000.000,-. Selain itu, ada juga dugaan penyelewengan dana desa sebesar

Page 23: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

5

Rp123.000.000,- pada bidang pemberdayaan dan pembinaan masyarakat. Barhum

HS sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tangerang beranggapan bahwa

penggunaan dana APBD harus dipertanggungjawabkan ke publik. Aparat

pemeritah harus selektif dan tidak mencairkan dana desa tahap berikutnya sebelum

kepala desa menyerahkan Laporan Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa (LPJ-APBDes) (www.harnas.co). Dari fenomena tersebut dapat

diartikan bahwa masih terdapat penggunaaan dana APBD Kabupaten Tangerang

yang belum seluruhnya dipertanggungjawabkan kepada publik, sehingga hal ini

dapat diartikan bahwa kinerja manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten

Tangerang belum optimal.

Dalam suatu organisasi sektor publik, pemerintah dituntut untuk memberikan

kinerja pelayanan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat dan tanggap

dengan lingkungannya. Setiap instansi pemerintah memiliki tujuan yang hendak

dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah memerlukan strategi yang

dijabarkan dalam bentuk program-program atau aktivitas (Amelia, 2015:1).

Organisasi pemerintah memerlukan sistem pengendalian manajemen untuk dapat

memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisien

sehingga tujuan organisasi dapat dicapai (Amelia, 2015:1). Dengan adanya sistem

pengendalian manajemen, hal ini dapat dijadikan alat untuk pengendalian

penyimpangan-penyimpangan yang mungkin dapat terjadi dan juga sebagai alat

untuk mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, memotivasi dan mengevaluasi

suatu prestasi. Sistem pengendalian manajemen sebagai sebuah proses seorang

manajer atau pimpinan dalam memastikan sumber daya yang diperoleh dan

Page 24: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

6

dipergunakan secara efisien dan efektif dalam usaha untuk mencapai tujuan

organisasi (Manurung, 2012:9).

Permasalahan yang terjadi dalam lingkungan pemerintah daerah Kabupaten

Tangerang adalah masih terdapat penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan

pegawai negeri sipil pada instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang. Hal ini

terbukti ditemukannya kasus korupsi yang menyangkut pegawai negeri sipil pada

Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang yaitu Wahyono yang ditetapkan sebagai

tersangka dalam kasus korupsi pengadaan alat peraga di lingkungan Sekolah

Menengah Pertama (SMP). Kepala Subdit Tindak Pidana Korupsi Direktorat

Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya beranggapan bahwa wahyono selaku

kuasa pengguna anggaran tidak melakukan tahapan lelang sebagaimana diatur

dalam Kepres No 80\/2003 tentang pedoman pengadaan barang dan jasa

pemerintah. Lelang tersebut dilakukan pada tahun 2010. Adapun, dana untuk

pengadaan alat peraga di tingkat SMP ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus

(DAS) Bidang Pendidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang dengan pagu

anggaran sebesar Rp 7.000.000.000,06 miliar. Unit Layanan Pengadaan (ULP) ini

dilaksanakan dari lintas sektoral seperti Dinas Bina Marga dan Dinas Kesehatan.

Kerugian negara yang ditimbulkan akibat praktik korupsi ini ditaksir mencapai

Rp3.698.959.000,- (news.detik.com). Dari fenomena tersebut dapat diartikan

bahwa masalah lemahnya sistem pengendalian dalam manajemen pada Dinas

Pendidikan Kabupaten Tangerang yang menjadi faktor pegawai negeri sipil

melakukan penyimpangan, sehingga hal ini dapat diartikan bahwa kinerja

manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang belum optimal.

Page 25: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

7

Kinerja sektor publik sebagian besar dipengaruhi oleh kinerja aparat atau

manajerial (Putra, 2013:2). Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota

organisasi dalam kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan, investigasi,

pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negoisasi, perwakilan

(Putra, 2013:2). Kinerja manajerial instansi pemerintah daerah adalah gambaran

mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan sebagai penjabaran dari visi, misi,

dan strategi instansi pemerintah daerah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan

atau kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi aparatur pemerintah (Astini dkk, 2014:1). Kinerja manajerial khususnya

instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang merupakan sesuatu hal yang

menarik untuk di kaji lebih lanjut. Dari berbagai tulisan yang berhasil di unduh dari

internet, ternyata ditemukan masih terjadi penyimpangan-penyimpangan yang

dilakukan. Pada tahun 2014 laporan hasil evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah

Kabupaten Tangerang mendapatkan kategori cukup baik (CC) (www.kabar6.com).

Pada tahun 2015 laporan hasil evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah Kabupaten

Tangerang masih tetap mendapatkan kategori cukup baik (CC)

(www.tangeranghits.com). Laporan hasil Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) pada tanggal 25 Januari 2017

kembali menyerahkan Laporan hasil evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah

Kabupaten Tangerang untuk tahun 2016 yang menjelaskan bahwa wilayah

Kabupaten Tangerang mengalami peningkatan peringkat menjadi B (Baik)

(www.radarbanten.co.id). Kabupaten Tangerang mengalami peningkatan peringkat

menjadi kategori B atas laporan hasil evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah

untuk tahun 2016 namun, masih terjadi penyimpangan-penyimpangan di beberapa

Page 26: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

8

instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang. Buruknya absensi pegawai

negeri sipil pemerintah daerah Kabupaten Tangerang, H. Yani Sutisna, SH., Msi

menjelaskan bahwa pada tahun 2015 ada 6 orang pegawai negeri sipil yang dipecat.

Pada tahun 2016 ada 2 orang pegawai negeri sipil yang dipecat. Dalam rangka

pengawasan disiplin pegawai negeri sipil dan peningkatan kualitas pelayanan

publik, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

(Menpan RB), Yuddy Chrisnandi mengunjungi Kantor Badan Kepegawaian

Daerah (BKD) Kabupaten Tangerang. Kegiatan kunjungan kali ini bertujuan untuk

melihat sejauh mana produktifitas pegawai negeri sipil dalam absensi, karena

dilihat bahwa kelemahan utama pemerintah daerah Kabupaten Tangerang adalah

pengawasan dalam produktifitas kerja dari sisi absen yang masih manual dan sering

disalahgunakan. Walaupun sekarang sudah banyak menggunakan electronic finger

print, tetapi sistem datanya yang masih belum terintegrasi karena sistemnya masih

offline, sedangkan yang diinginkan oleh Menpan RB adalah system real time atau

system online (www.forwatnews.com).

Permasalahan lain ditemukan pada Dinas Tata Ruang yang berada di

gedung pekerjaan umum pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang di Tigaraksa,

instansi yang mengurusi penataan wilayah ini jarang terlihat pegawai negeri sipil

yang bekerja. Masyarakat yang membutuhkan pelayanan tidak menemukan jajaran

birokrasi yang seharusnya bekerja maksimal dan berkinerja bagus. Aktivis

pemerhati kinerja birokrasi LSM Cakar Nusantara yang ditemui disaat yang sama

di komplek pemerintah daerah Kabupaten Tangerang Tigaraksa menyayangkan

kinerja birokrasi seperti ini dan beranggapan bahwa sepinya kantor Dinas Tata

Ruang sebagai sesuatu hal yang sering terjadi. Seharusnya mereka secara maksimal

Page 27: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

9

memberikan pelayanan sehingga keperluan masyarakat dapat terlayani dengan baik

(Citizen6.liputan6.com). Dari fenomena yang dijelaskan diatas dapat diartikan

bahwa kinerja manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang masih

belum optimal.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti ini

mengambil judul “Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Akuntabilitas

Publik dan Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial

Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah pada uraian di atas, maka identifikasi

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja

manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang?

2. Apakah akuntabilitas publik berpengaruh terhadap kinerja manajerial

instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang?

3. Apakah sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap kinerja

manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang?

Page 28: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

10

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka penelitian ini

mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk meneliti pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja

manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang.

2. Untuk meneliti pengaruh akuntabilitas publik terhadap kinerja manajerial

instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang.

3. Untuk meneliti pengaruh sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja

manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka penelitian

ini diharapkan dapat berguna bagi beberapa pihak sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan serta

kajian teoritis khususnya mengenai pengaruh kejelasan sasaran anggaran,

akuntabilitas publik dan sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja

manajerial instansi pemerintah daerah. Penelitian ini dapat digunakan sebagai

sumber referensi dan bahan masukan bagi penelitian yang sejenis untuk studi

kontribusi literatur yang berfokus pada variabel kejelasan sasaran anggaran,

akuntabilitas publik, sistem pengendalian manajemen dan kinerja manajerial

instansi pemerintah daerah.

Page 29: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

11

1.4.2 Manfaat Praktik

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi pertimbangan bagi pihak

yang terkait dalam menerapkan kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas publik

dan sistem pengendalian manajemen sehingga dapat meningkatkan persepsi yang

dapat memaksimalkan kinerja manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten

Tangerang secara keseluruhan.

Page 30: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Halim dan Abdullah (2006:22) teori keagenan adalah teori yang

menganalisis susunan kontraktual di antara dua atau lebih individu, kelompok,

atau organisasi. Salah satu pihak (principal) membuat suatu kontrak baik secara

implisit maupun eksplisit dengan pihak lain (agent) agar agen akan melakukan

pekerjaan seperti yang dinginkan oleh prinsipal (dalam hal ini terjadi pendelegasian

wewenang) (Sari, 2016:3). Mengacu pada teori keagenan, Mahsun (2006)

menjelaskan bahwa akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai kewajiban pihak

pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan,

melaporkan dan mengungkapkan segala aktifitas dan kegiatan yang menjadi

tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak

dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut (Hazmi dkk,

2012:3). Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam,yaitu pertanggungjawaban

atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi (akuntabilitas vertikal) dan

pertanggungjawaban kepada masyarakat luas (akuntabilitas horizontal).

Pemerintah yang bertindak sebagai agen mempunyai kewajiban menyajikan

informasi yang bermanfaat bagi para pengguna informasi baik keuangan maupun

non keuangan, pemerintah yang bertindak sebagai prinsipal dalam menilai kinerja

dan membuat keputusan, baik keputusan yang berkaitan dengan ekonomi, sosial

maupun politik baik secara langsung atau tidak langsung melalui wakil-wakilnya.

Page 31: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

13

Hubungan antara teori keagenan dengan penelitian ini adalah pemerintah yang

bertindak sebagai agen (pengelola pemerintahan) yang harus menetapkan strategi

dan pengendalian tertentu agar dapat memberikan kinerja atau pelayanan terbaik

untuk publik (masyarakat) sebagai pihak prinsipal. Pihak prinsipal tentu

menginginkan hasil kinerja yang baik dari agen (pemerintah) dan kinerja tersebut

salah satunya dapat dilihat dari laporan-laporan yang dipublikasi serta pelayanan

secara maksimal yang diberikan oleh pemerintah. Apabila kinerja pemerintah baik,

maka masyarakat akan mempercayai pemerintah.

2.1.2 Kejelasan Sasaran Anggaran

Pengertian anggaran menurut Hansen dan Mowen (2004) mendefinisikan

sebagai rencana keuangan untuk masa depan, rencana tersebut mengidentifikasi

tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk pencapaiannya (Setiawan, 2013:3).

Menurut Narafin (2004) anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang

disusun berdasarkan program yang telah disahkan (Setiawan, 2013:3). Anggaran

dapat diinterprestasikan sebagai paket pernyataan menyangkut perkiraan

penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa

periode mendatang (Setiawan, 2013:3). Terdapat beberapa karakteristik sistem

penganggaran (Suwandi, 2013:3). Salah satu karakteristik anggaran adalah

kejelasan sasaran anggaran. Kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauhmana

tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran

tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggungjawab atas pencapaian

sasaran anggaran tersebut (Hazmi dkk, 2012:1).

Page 32: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

14

Salah satu penyebab tidak efektif dan efisiennya anggaran dikarenakan

ketidakjelasan sasaran anggaran, yang mengakibatkan aparatur pemerintah daerah

mengalami kesulitan dalam penyusunan target-target anggaran (Suwandi, 2013:3).

Ketidakjelasan sasaran anggaran akan menyebabkan pelaksana anggaran menjadi

bingung, tidak tenang dan tidak puas dalam bekerja hal ini menyebabkan pelaksana

anggaran tidak dapat memotivasi individu dalam mencapai kinerja sebagaimana

yang diharapkan (Hazmi dkk, 2012:1). Jika terdapat kejelasan sasaran anggaran

yang jelas, maka aparat pelaksana anggaran juga akan terbantu dalam

perealisasiannya, secara langsung ini akan mempengaruhi terhadap kinerja aparat

instansi pemerintahan. Sasaran anggaran yang jelas akan memudahkan instansi

pemerintah daerah untuk menyusun target anggaran (Suwandi, 2013:3).

Selanjutnya target-target anggaran yang disusun akan sesuai dengan sasaran yang

akan dicapai pemerintah daerah oleh karena itu, kinerja sendiri merupakan hasil

akhir (output) organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi (Suwandi, 2013:3).

2.1.3 Indikator Kejelasan Sasaran Anggaran

Indikator kejelasan sasaran anggaran (Putra, 2013: 6) sebagai berikut:

1. Tujuan: membuat secara terperinci tujuan umum tugas tugas yang harus

dikerjakan.

2. Kinerja: menetapkan kinerja dalam bentuk pertanyaan yang diukur.

3. Standar: menetapkan standar atau target yang ingin dicapai.

4. Jangka Waktu: menetapkan jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan.

5. Sasaran Prioritas: menetapkan sasaran yang prioritas.

Page 33: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

15

6. Tingkat Kesulitan: menetapkan sasaran berdasarkan tingkat kesulitan dan

pentingnya.

7. Koordinasi: menetapkan kebutuhan koordinasi.

2.1.4 Akuntabilitas Publik

Pengertian akuntabilitas adalah merupakan pemberian informasi dan

pengungkapan (disclosure) atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah daerah

kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Wulandari, 2013:5). Akuntabilitas

publik adalah kewajiban pihak pemegang saham (agent) untuk memberikan

pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala

aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi

amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta

pertanggungjawaban tersebut (Wulandari, 2013:5). Ruang lingkup akuntabilitas

pemerintah didasarkan pada konsep demokrasi yang berarti bahwa rakyat

mempunyai hak untuk mengetahui, sehingga pelaporan keuangan merupakan hal

yang penting untuk memenuhi kewajiban pemerintah dalam memberikan

pertanggungjawaban (Wulandari, 2013:17). Tuntutan masyarakat kepada

pemerintah daerah untuk melakukan akuntabilitas publik mengakibatkan

pemerintah daerah harus juga melakukan pelaporan secara horizontal yang

ditujukan kepada DPRD dan masyarakat dalam bentuk akuntabilitas horizontal

(Wulandari, 2013:5).

Akuntabilitas juga merujuk pada pengembangan rasa tanggungjawab publik

bagi pengambil keputusan di pemerintahan, sektor privat dan organisasi

kemasyarakatan sebagaimana halnya kepada para pemilik (Wulandari, 2013:5).

Page 34: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

16

Khususnya dalam birokrasi, akuntabilitas merupakan upaya menciptakan sistem

untuk memonitor dan mengontrol kinerja dalam kaitannya kualitas, inefisiensi, dan

perusakan sumber daya, serta transparansi dalam manajemen keuangan, pengadaan,

accounting, dan pengumpulan sumber daya (Wulandari, 2013:5). Standar yang

digunakan untuk menilai akuntabilitas adalah peraturan atau legalitas yang dibuat

oleh DPRD sebagai controller external kepada orang yang bertanggungjawab

(Wulandari, 2013:6). Pengujian legalitas melibatkan ketentuan yang ada dalam

undang-undang dan peraturan instansi pemerintah (Wulandari, 2013:6). Agar

diperoleh objektifitas sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk

melindungi penggunaan sumber daya publik, pemerintah membuat prosedur yang

harus diikuti secara fair dan adil (Wulandari, 2013:6). Prosedur tersebut merupakan

sarana penting untuk menjamin akuntabilitas sesuai dengan perhitungan anggaran

keuangan (Wulandari, 2013:6).

Fokus utama akuntabilitas adalah efisiensi dan ekonomi penggunaan dana

publik, properti, tenaga kerja, dan sumber daya lainnya (Wulandari, 2013:6).

Akuntabilitas menghendaki pejabat publik harus bertanggungjawab tidak hanya

sekedar mematuhi (Wulandari, 2013:6). Akuntabilitas merupakan prinsip yang

menjamin bahwa setiap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dapat

dipertanggungjawabkan secara terbuka oleh pelaku kepada pihak-pihak yang

terkena dampak penerapan kebijakan (Wulandari, 2013:6). Pengambilan keputusan

di dalam organisasi-organisasi publik melibatkan banyak pihak oleh karena

itu,wajar saja apabila rumusan kebijakan merupakan hasil kesepakatan antara

warga pemilih (constituency) para pemimpin politik, teknorat, birokrat, serta para

pelaksana di lapangan (Wulandari, 2013:6). Sistem akuntabilitas kinerja instansi

Page 35: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

17

pemerintah pada pokoknya adalah instrumen yang digunakan instansi pemerintah

dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan misi organisasi terdiri dari berbagai komponen yang

merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan strategis, perencanaan kinerja,

pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja (Wulandari, 2013:6).

2.1.5 Macam – macam Akuntabilitas Publik

Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam (Putra, 2013:5) sebagai berikut:

1. Akuntabilitas Vertical

Akuntabilitas vertical adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada

otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja seperti

dinas kepada pemerintah daerah, pertanggungjawaban pemerintah daerah

kepada pemerintah pusat, dan pemerintah pusat kepada MPR.

2. Akuntabilitas Horizontal

Akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas

beberapa bentuk dimensi pertanggungjawaban publik oleh pemerintah daerah.

2.1.6 Indikator Akuntabilitas Publik

Indikator akuntabilitas publik (Solina, 2014:14) sebagai berikut:

1. Kebijakan: Pertanggungjawaban pemerintah, baik pusat maupun daerah, atas

kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah terhadap DPR/DPRD dan

masyarakat luas.

2. Program: Pertimbangan anggaran dapat dicapai sesuai dengan realisasinya bagi

kepentingan publik.

Page 36: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

18

3. Manajerial: Program-program anggaran yang dirancang mempertimbangkan

alternatif program yang memberikan hasil yang maksimal.

4. Manfaat: Program-program anggaran yang dirancang mempertimbangkan

prinsip efektifitas agar mencapai target/tujuan.

5. Horizontal: Pelaksanaan pertanggungjawaban program-program APBD kepada

masyarakat.

6. Perencanaan: Anggaran yang dibuat mencerminkan visi,misi,tujuan,sasaran, dan

hasil yang ditetapkan.

7. Proses: Pengalokasian dana anggaran mengikuti proses-proses dan prosedur

yang berlaku.

8. Hukum: Penggunaan dana publik didasarkan atas hukum dan peraturan yang

berlaku.

9. Keuangan: Audit kepatuhan selalu dilakukan agar setiap penggunaan dana

dilandasi peraturan dan hukum yang berlaku.

2.1.7 Sistem Pengendalian Manajemen

Sistem pengendalian manajemen menurut Anthony dan Govindrajan (1995)

merupakan sebuah proses seorang manajer atau pimpinan dalam memastikan

sumber daya yang diperoleh dan dipergunakan secara efisien dan efektif dalam

usaha untuk mencapai tujuan organisasi (Manurung, 2012:9). Definisi lain menurut

Langfield-Smith (1997) bahwa sistem pengendalian manajemen merupakan

sesuatu yang sangat luas yang meliputi pengendalian yang didasarkan atas

informasi akuntansi dari perencanaan, pemantauan aktivitas, pengukuran kinerja

dan mekanisme integratif (Lekatompessy, 2012:59). Sistem pengendalian

Page 37: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

19

manajemen menurut Simons (1987) dipandang sebagai prosedur dan sistem formal

yang menggunakan informasi untuk mencapai atau mengubah berbagai pola dalam

suatu aktivitas organisasi (Lekatompessy, 2012:59). Sistem pengendalian

manajemen didefinisikan juga oleh Flamholtz, et al. (1985) sebagai proses untuk

mempengaruhi perilaku (Lekatompessy, 2012:60). Berdasarkan pada uraian diatas

maka konsep sistem pengendalian manajemen merupakan suatu proses formal yang

digunakan oleh pimpinan organisasi dalam upaya mempengaruhi perilaku anggota

organisasi untuk menggunakan semua sumber daya secara efektif dan efisien dalam

upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan didasarkan pada

informasi (Lekatompessy, 2012:60). Tujuan sistem pengendalian manajemen

adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan

keputusan, perencanaan, pengendalian, dan evaluasi (Lekatompessy, 2012:61).

2.1.8 Indikator Sistem Pengendalian Manajemen

Indikator sistem pengendalian manajemen (Manurung, 2012:9) sebagai

berikut:

1. Perencanaan Strategi

Perencanaan strategi adalah suatu proses mengikuti program-program utama

yang ditetapkan oleh pimpinan dalam rangka implementasi rencana strategi.

2. Penyusunan Anggaran

Penyusunan anggaran adalah mengikuti arahan pimpinan untuk suatu proses

dalam rangka implementasi penyusunan anggaran.

Page 38: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

20

3. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah menunjukkan laporan yang dibuat dan menyediakan

informasi tentang program dan pusat pertanggungjawaban.

4. Evaluasi Kinerja

Evaluasi kinerja adalah membandingkan antara realisasi anggaran dengan

anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan adanya hal ini yaitu

evaluasi kinerja bisa dilihat efisiensi atau efektif tidaknya suatu pusat

pertanggungjawaban menjalankan tugasnya.

2.1.9 Kinerja Manajerial Instansi Pemerintah Daerah

Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program,

kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi (Hazmi

dkk, 2012:1). Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi

dalam kegiatan manajerial, yang meliputi: perencanaan, investigasi,

pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negoisasi, perwakilan

(Hazmi dkk, 2012:1). Dalam sisi pemerintahan kinerja merupakan prestasi kerja

seorang pegawai atas tugas yang diberikan oleh atasan (Hazmi dkk, 2012:3). Dalam

organisasi pemerintahan, kinerja pemerintah daerah dapat diketahui melalui tingkat

pencapaian hasil (out put) dari pelaksanaan anggaran (Hazmi dkk, 2012:3). Kinerja

manajerial instansi pemerintah daerah adalah gambaran mengenai tingkat

pencapaian sasaran atau tujuan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi

instansi pemerintah daerah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan atau

kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

aparatur pemerintah (Astini dkk, 2014:1).

Page 39: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

21

Kinerja instansi pemerintahan dinilai dari bagaimana unit kerja aparatur

pemerintahan berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik dengan

mendayagunakan sumberdaya yang ada. Pengukuran kinerja sektor publik adalah

suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik atau pimpinan dalam

menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial

(Ardiansyah, 2010:73). Anggaran yang telah disusun memiliki peranan sebagai

perencanaan dan sebagai kriteria kinerja, yaitu anggaran digunakan sebagai sistem

pengendalian untuk mengukur kinerja manajerial (Ardiansyah, 2010:73). Seiring

dengan peranan anggaran tersebut, juga menyatakan bahwa kunci dari kinerja yang

efektif adalah apabila tujuan dari anggaran tercapai dan partisipasi dari bawahan

memegang peranan penting dalam mencapai tujuan tersebut (Ardiansyah, 2010:73).

2.1.10 Indikator Kinerja Manajerial Instansi Pemerintah Daerah

Indikator kinerja manajerial instansi pemerintah daerah (Putra, 2013:4)

sebagai berikut :

1. Perencanaan adalah penentuan tujuan, kebijakan rencana kegiatan seperti

penjadwalan kerja, penyusunan anggaran dan penyusunan program.

2. Investigasi adalah kegiatan untuk melakukan pemeriksaan melalui pengumpulan

dan penyampaian informasi sebagai bahan pencatatan, pembuatan laporan. Hal

ini dilakukan agar mempermudah dilaksanakannya pengukuran hasil dan

analisis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan.

Page 40: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

22

3. Pengkoordinasian adalah menyelaraskan tindakan yang meliputi pertukaran

informasi dengan orang-orang dalam unit organisasi lainnya. Hal ini dilakukan

agar dapat berhubungan dan menyesuaikan program yang akan dijalankan.

4. Evaluasi adalah pimpinan melakukan penilaian terhadap rencana yang telah

dibuat untuk menilai pegawai dan catatan hasil kerja. Hal ini dilakukan dengan

tujuan agar dari hasil penilaian tersebut dapat diambil keputusan yang

diperlukan.

5. Pengawasan adalah penilaian atas kinerja dengan mengarahkan, memimpin,

membimbing, menjelaskan segala aturan yang berlaku, memberikan dan

menangani keluhan pelaksanaan tugas para pegawai.

6. Pemilihan staf adalah menyeleksi menempatkan dan mempromosikan

pekerjaan tersebut dalam unit atau unit kerja lainnya.

7. Negosiasi adalah usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam hal pembelian,

penjualan atau kontrak untuk barang-barang dan jasa.

8. Perwakilan adalah menyampaikan informasi tentang visi, misi, dan kegiatan-

kegiatan organisasi dengan menghadiri pertemuan kelompok bisnis dan

konsultasi dengan kantor-kantor lain.

Page 41: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

23

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti

dan Jurnal

Judul Penelitian Variabel

Penelitian

Hasil

Penelitian

1 Yusri Hazmi, Ali

Imran, Zuarni,

Yeni Irawan, dan

Said Herry Safrizal

(2012)

Jurnal Ekonomi

dan Bisnis ISSN

1693-8852

Volume 13,No. 2

Agustus 2012

Pengaruh

Kejelasan Sasaran

Anggaran dan

Akuntabilitas

Publik Terhadap

Kinerja Manajerial

Aparatur

Pemerintahan Kota

Lhokseumawe

(Studi Empiris

Pada Satuan Kerja

Perangkat Kota

Lhokseumawe)

Variabel

Independen :

Kejelasan

sasaran

anggaran dan

akuntabilitas

publik

Variabel

Dependen :

Kinerja

manajerial

aparatur

pemerintahan

Hasil penelitian

ini

membuktikan

bahwa kedua

variabel

berpengaruh

signifikan

positif terhadap

kinerja

manajerial

aparatur

pemerintahan

2 Ni Kadek Astini,

Ni Luh Gede Erni

Sulindawati, dan

Ni Kadek

Sinarwati (2014)

e-Journal S1 Ak

Universitas

Pendidikan

Ganesha Jurusan

Akuntansi Program

S1 (Volume: 2 No:

1 Tahun 2014)

Pengaruh

Akuntabilitas

Publik, Kejelasan

Sasaran Anggaran,

dan Sistem

Pengendalian

Manajemen

Terhadap Kinerja

Manajerial SKPD

di Kabupaten

Klungkung

Variabel

Independen :

Kejelasan

sasaran

anggaran,

akuntabilitas

publik dan

sistem

pengendalian

manajemen

Variabel

Dependen :

Kinerja

manajerial di

SKPD.

Hasil penelitian

ini

membuktikan

bahwa ketiga

variabel

tersebut

berpengaruh

signifikan

positif terhadap

kinerja

manajerial di

SKPD.

3 Deki Putra (2013)

Jurnal Fakultas

Ekonomi

Universitas Negeri

Padang

Pengaruh

Akuntabilitas

Publik dan

Kejelasan Sasaran

Anggaran

Terhadap Kinerja

Manajerial Satuan

Variabel

Independen :

Akuntabilitas

Publik dan

Kejelasan

Hasil penelitian

ini

membuktikan

bahwa

akuntabilitas

publik

berpengaruh

Page 42: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

24

Kerja Perangkat

Daerah (Studi

Empiris pada

Satuan Kerja

Perangkat Daerah

Kota Padang)

Sasaran

Anggaran

Variabel

Dependen :

Kinerja

Manajerial

Satuan Kerja

Perangkat

Daerah

signifikan

positif terhadap

kinerja

manajerial

Satuan Kerja

Perangkat

Daerah (SKPD)

dan Kejelasan

Sasaran

Anggaran

berpengaruh

signifikan

positif terhadap

kinerja

manajerial

Satuan Kerja

Perangkat

Daerah

(SKPD).

4 Daniel T.H.

Manurung (2012)

Jurnal ilmiah

akuntansi dan

humanika

Volume 2 nomor 1

Singaraja,

Desember 2012

ISSN 2089-3310

Pengaruh

Desentralisasi

Fiskal,

Akuntabilitas dan

Sistem

Pengendalian

Manajemen

Terhadap Kinerja

Satuan Kerja

Perangkat Daerah

Kota Palangkaraya

Variabel

Independen :

Desentralisasi

Fiskal,

Akuntabilitas

dan Sistem

Pengendalian

Manajemen

Variabel

Dependen :

Kinerja Satuan

Kerja Perangkat

Daerah

Hasil

menunjukkan

bahwa ketiga

variabel

tersebut

berpengaruh

terhadap

Kinerja Satuan

Kerja Perangkat

Daerah

Page 43: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

25

5 Meria Solina

(2014)

Jurnal Universitas

Maritim Raja Ali

Haji

Pengaruh

Akuntabilitas

Publik,Partisipasi

Penyusunan

Anggaran,

Kejelasan Sasaran

Anggaran dan

Struktur

Desentralisasi

Terhadap Kinerja

Manajerial Satuan

Kerja Perangkat

Daerah Kota

Tanjung Pinang

Variabel

Independen :

Akuntabilitas

Publik,

Partisipasi

Penyusunan

Anggaran,

Kejelasan

Sasaran

Anggaran dan

Struktur

Desentralisasi

Variabel

Dependen :

Kinerja

Manajerial

Satuan Kerja

Perangkat

Daerah

Hasil

menunjukkan

bahwa keempat

variabel

tersebut

berpengaruh

signifikan

terhadap

Kinerja

Manajerial

Satuan Kerja

Perangkat

Daerah

Sumber: Penulis, 2017

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial

Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang

Anggaran adalah alat perencanaan dan pengendalian yang sangat penting oleh

karena itu, pencapaian keberhasilan dalam suatu organisasi sangat ditentukan pada

proses penyusunan anggaran tersebut, jika kualitas anggaran pemerintah daerah

rendah, maka kualitas fungsi-fungsi pemerintah cenderung lemah (Astini dkk,

2014:2). Anggaran daerah harus bisa menjadi tolak ukur pencapaian kinerja yang

diharapkan, sehingga perencanaan angggaran daerah harus bisa menggambarkan

sasaran kinerja secara jelas (Astini dkk, 2014:2). Kejelasan sasaran anggaran

merupakan sejauhmana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan

Page 44: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

26

tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggungjawab

atas pencapaian sasaran anggaran tersebut (Hazmi dkk, 2012:4). Kejelasan sasaran

anggaran dimaksudkan untuk meningkatkan tanggungjawab individu dan

organisasi dalam pencapaian sasaran anggaran (Hazmi dkk, 2012:1). Sehingga

diharapkan organisasi akan lebih membuka ruang dan perencanaan yang sebaik

mungkin dalam menyusun anggarannya (Hazmi dkk, 2012:1). Jika sasaran

anggaran bisa ditetapkan dan dibuat secara jelas dan spesifik, maka anggaran

tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggungjawab atas pencapaian

anggaran tersebut sehingga akan membantu aparatur pemerintah daerah untuk

mencapai kinerja yang diharapkan (Hazmi dkk, 2012:1). Berdasarkan pernyataan

tersebut diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Hazmi dkk (2012), Putra

(2013), Astini dkk (2014) dan Solina (2014) yang menunjukkan bahwa variabel

kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan

uraian di atas, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

H1 : Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang.

2.3.2 Pengaruh Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial Instansi

Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang

Akuntabilitas merupakan prinsip pertanggungjawaban yang berarti bahwa

proses penganggaran dimulai dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan harus

benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan

masyarakat (Astini dkk, 2014:1). Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak

Page 45: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

27

pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan,

melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi

tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak

dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut (Hazmi dkk,

2012:3). Masyarakat tidak hanya memiliki hak untuk mengetahui anggaran tersebut

tetapi juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana ataupun

pelaksanaan anggaran tersebut (Astini dkk, 2014:1). Dengan adanya akuntabilitas

publik, maka masyarakat akan mengetahui penggunaan anggaran sehingga aparatur

pemerintah akan berusaha untuk melaksanakan seluruh perencanaan dengan sebaik

mungkin (Hazmi dkk, 2012:1). Berdasarkan pernyataan tersebut diperkuat dengan

penelitian yang dilakukan oleh Hazmi dkk (2012), Putra (2013), Astini dkk (2014),

dan Solina (2014) yang menunjukkan bahwa variabel akuntabilitas publik

berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut. Terhadap latar belakang ini, hipotesis kedua

dirumuskan sebagai berikut:

H2 : Akuntabilitas publik berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial

instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang.

2.3.3 Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja

Manajerial Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang

Sistem pengendalian manajemen adalah sebagai sebuah proses seorang

manajer atau pimpinan dalam memastikan sumber daya yang diperoleh dan

dipergunakan secara efisien dan efektif dalam usaha untuk mencapai tujuan

organisasi (Manurung, 2012:9). Tujuan adanya sistem pengendalian manajemen

Page 46: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

28

sektor publik pada dasarnya tidak terlepas dari upaya untuk memperbaiki kinerja

manajerial dan meningkatkan suatu pertanggungjawaban yang berdampak pada

masyarakat (Astini dkk, 2014:9). Dengan adanya sistem pengendalian manajemen

yang terstruktur maka akan dapat membantu dan memberikan kemudahan dari

seluruh pelaksanaan proses manajemen mulai dari perencanaan sampai dengan

proses pengawasan atau pengendalian (Dameria dkk, 2013:5). Struktur

pengendalian manajemen tersebut dilihat dari adanya pusat-pusat

pertanggungjawaban yang cukup jelas (Astini dkk, 2014:9). Dengan kata lain

sistem pengendalian manajemen memiliki peran yang penting dalam pencapaian

kinerja manajerial dalam suatu organisasi (Dameria dkk, 2013:5). Dengan semakin

meningkatnya pelaksanaan sistem pengendalian manajemen maka dapat

meningkatkan kinerja manajerial dalam suatu organisasi. Berdasarkan pernyataan

tersebut diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Manurung (2012) dan

Astini dkk (2014) yang menunjukkan bahwa variabel sistem pengendalian

manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan uraian di atas,

maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. Terhadap latar belakang ini,

hipotesis ketiga dirumuskan sebagai berikut:

H3 : Sistem pengendalian manajemen berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang.

Page 47: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

29

2.4. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian ini digunakan untuk mempermudah jalan

pemikiran terhadap penelitian yang dibahas, terkait dengan pengaruh kejelasan

sasaran anggaran, akuntabilitas publik dan sistem pengendalian manajemen

terhadap kinerja manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang.

Adapun kerangka konsep penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Model Penelitian

H1

H2

H3

Sumber : Penulis, 2017

Kejelasan Sasaran

Anggaran

(X1)

Sistem Pengendalian

Manajemen

(X3)

Akuntabilitas Publik

(X2)

Kinerja Manajerial

Instansi Pemerintah

Daerah Kabupaten

Tangerang

(Y)

Page 48: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.

Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data

numerikal (angka-angka) yang diolah dengan metode statistik. Pada dasarnya

pendekatan kuantitatif dilakukan pada jenis penelitian inferensial dan

menyandarkan kesimpulan hasil penelitian pada suatu probabilitas kesalahan

penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi

perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti.

3.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini

adalah pegawai negeri sipil pada 28 instansi pemerintah daerah Kabupaten

Tangerang. Sampel dalam penelitian ini adalah pegawai negeri sipil yang bekerja

pada 8 (delapan) instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang, alasan peneliti

karena kesibukan pekerjaan responden sehingga pada akhirnya penulis hanya dapat

menjangkau 40 pegawai negeri sipil yang bekerja pada 8 (delapan) instansi

pemerintah daerah Kabupaten Tangerang.

Page 49: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

31

Tabel 3.1

Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu teknik

pengambilan sampel dengan menggumpulkan informasi yang dibutuhkan dari

responden yang wilayahnya dapat dijangkau oleh peneliti. Pengambilan sampel

dilakukan pada pemerintah daerah Kabupaten Tangerang berdasarkan subjektivitas

peneliti dengan alasan non-random, karena keterjangkauan lokasi penelitian dan

wilayah geografis yang berdekatan. Kriteria pemilihan responden data dalam

penelitan ini adalah:

1. Pegawai negeri sipil pada instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang

yang telah menduduki jabatan tersebut minimal selama satu tahun dengan

alasan bahwa yang bersangkutan telah dianggap memiliki pengalaman

dibidangnya sehingga mampu memberikan informasi terkait tentang

NO NAMA

1 Dinas Tata Ruang dan Bangunan

2 Dinas Perpustakaan dan Arsip

3 Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air

4 Dinas Perindustrian dan Perdagangan

5 Dinas Pertanian dan Peternakan

6 Dinas Kesehatan

7 Dinas Pendidikan

8 Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Page 50: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

32

kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas publik, sistem pengendalian

manajemen dan kinerja manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten

Tangerang.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data merupakan keterangan yang dapat memberikan gambaran atas suatu

keadaan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran

kuesioner yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang bekerja pada 8

(delapan) instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner agar

diperoleh data yang relevan, dapat dipercaya, objektif dan dapat dijadikan landasan

dalam proses analisis. Prosedur pengumpulan data melalui metode kuesioner

digunakan untuk memperoleh informasi mengenai kejelasan sasaran anggaran,

akuntabilitas publik, dan sistem pengendalian manajemen sehingga dapat dianalisis

pengaruhnya terhadap kinerja manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten

Tangerang.

3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian juga

Page 51: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

33

didefinisikan sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:2-3).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain variabel dependen

adalah kinerja manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang (Y).

Sedangkan variabel independen terdiri dari kejelasan sasaran anggaran (X1),

akuntabilitas publik (X2) dan sistem pengendalian manajemen (X3). Masing-masing

variabel diukur dengan model skala Likert 1-5, yaitu Skor 1 = Sangat Tidak Setuju

(STS); Skor 2 = Tidak Setuju (TS); Skor 3 = Ragu-ragu (RR); Skor 4 = Setuju (S)

dan 5 = Sangat Setuju (SS).

3.5.1 Variabel Dependen

Variabel dependen atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan

variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012:4).

3.5.2 Variabel Independen

Variabel independen atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan

variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau variabel terikat (Sugiyono,

2012:4).

Page 52: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

34

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala

Kejelasan

Sasaran

Anggaran

(X1)

Kejelasan sasaran

anggaran merupakan

sejauhmana tujuan

anggaran ditetapkan

secara jelas dan

spesifik dengan

tujuan agar anggaran

tersebut dapat

dimengerti oleh

orang

yang

bertanggungjawab

atas pencapaian

sasaran

anggaran tersebut.

Hazmi dkk (2012:4).

1. Tujuan

2. Kinerja

3. Standar

4. Jangka Waktu

5. Sasaran Prioritas

6. Tingkat Kesulitan

7. Koordinasi

Putra (2013:6)

Ordinal

Akuntabilitas

Publik

(X2)

Akuntabilitas publik

adalah kewajiban

pihak pemegang

amanah (agent)

untuk memberikan

pertanggungjawaban

, menyajikan,

melaporkan, dan

mengungkapkan

segala aktivitas dan

kegiatan yang

menjadi

tanggungjawabnya

kepada pihak

pemberi amanah

(principal) yang

memiliki hak dan

kewenangan untuk

meminta

pertanggungjawaban

tersebut.

Putra (2013:5).

1) 1. Kebijakan

2) 2. Program

3) 3. Manajerial

4) 4. Manfaat

5) 5. Horizontal

6) 6. Perencanaan

7) 7. Proses

8) 8. Hukum

9) 9. Keuangan

a

Solina (2014:14)

Ordinal

Sistem

Pengendalian

Manajemen

(X3)

Sistem pengendalian

manajemen

didefenisikan sebagai

sebuah proses

1. Perencanaan Strategis

2. Penyusunan Anggaran

3. Pelaksanaan

4. Evaluasi Kinerja

Page 53: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

35

seorang manajer atau

pimpinan dalam

memastikan sumber

daya yang diperoleh

dan dipergunakan

secara efisien dan

efektif dalam usaha

untuk mencapai

tujuan organisasi.

Manurung (2012:9)

Manurung (2012:9)

Ordinal

Kinerja

Manajerial

Instansi

Pemerintah

Daerah

Kabupaten

Tangerang

(Y)

Kinerja manajerial

instansi pemerintah

daerah adalah

gambaran mengenai

tingkat pencapaian

sasaran atau tujuan

sebagai penjabaran

dari visi, misi, dan

strategi instansi

pemerintah daerah

yang

mengindikasikan

tingkat keberhasilan

atau kegagalan

pelaksanaan

kegiatan-kegiatan

sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi

aparatur pemerintah.

Astini,dkk (2014:1)

1. Perencanaan

2. Investigasi

3. Pengkoordinasian

4. Evaluasi

5. Pengawasan

6. Pemilihan staf

7. Negosiasi

8. Perwakilan

Putra (2013:4)

Ordinal

Sumber: Penulis, 2017

3.6 Metode Analisis Data

Analisis data merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam menyederhanakan

data yang dikumpulkan dari penelitian agar data yang telah dikumpulkan dapat

diubah kedalam bentuk yang lebih mudah ditafsirkan (Sugiyono, 2012:6).

Page 54: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

36

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi atau tidak menarik kesimpulan hanya memberikan

gambaran secara deskriptif (Sugiyono, 2012:6).

3.6.2 Uji Kualitas Data

Uji kualitas data dilakukan meliputi uji reliabilitas dan uji validitas dengan

PLS (Partial Least Square).

3.6.2.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan

kuesioner tersebut mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai square root of

average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk

dengan konstruk lainnya dalam model. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila

nilai AVE masing-masing konstruk nilainya ≥ 0,50 (Ghozali, 2014:40).

3.6.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksud untuk mengukur internal consistency suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Reliabilitas adalah

sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam

beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil

Page 55: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

37

yang relatif sama. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan uji Composite

Reliability dan Cronbach Alpha ≥ 0,70 (Ghozali, 2014:43).

3.7 Alat Pengujian Hipotesis

3.7.1 Structural Equation Modelling (SEM) melalui Partial Least Square (PLS)

Pengumpulan data yang dilakukan dengan pendekatan Structural Equation

Model (SEM) dengan menggunakan software Partial Least Square (PLS) versi 3.

PLS adalah model persamaan struktural (SEM) yang berbasis komponen atau varian

(variance). PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan

SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian (Ghozali, 2014:31). Untuk tujuan

prediksi pendekatan PLS lebih cocok karena diasumsikan bahwa semua ukuran

varian adalah varian yang berguna untuk dijelaskan (Ghozali, 2014:31). PLS

merupakan metode analisis yang powerfull karena tidak didasarkan pada banyak

asumsi (Ghozali, 2014:7). Misalnya, data tidak harus terdistribusi normal, sampel

tidak harus besar. Selain dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS juga

dapat digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten

(Ghozali, 2014:7). PLS dapat sekaligus menganilisis konstruk yang dibentuk

dengan indikator refleksif dan formatif (Ghozali, 2014:8). Hal ini tidak dapat

dilakukan oleh SEM yang berbasis kovarian karena akan menjadi unidentified

model (Ghozali, 2014:8). Model persamaan struktural merupakan persamaan teknik

analisis multivariate yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antar

variabel yang kompleks baik recursive maupun non recursive untuk memperoleh

gambaran menyeluruh tentang keseluruhan model. Tidak seperti model

Page 56: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

38

multivariate biasa (analisis faktor regresi berganda) SEM dapat menguji bersama-

sama sebagai berikut :

a. Model structural: hubungan antara konstruk independen dan dependen.

b. Model measurement: hubungan (nilai loading) antara indikator dengan konstruk

(variabel laten). Digabungkannya pengujian model struktural dengan model

pengukuran tersebut memungkinkan untuk sebagai berikut:

c. Menguji kesalahan pengukuran (measurement error) sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari SEM.

d. Melakukan analisis faktor bersamaan dengan pengujian hipotesis.

Dalam analisis dengan menggunakan PLS ada 2 hal yang dilakukan sebagai berikut:

1. Menilai Outer Model atau Measurement Model.

2. Menilai Inner Model atau Structural Model.

3.7.2 Menilai Outer Model atau Measurement Model

Ada tiga kriteria untuk menilai outer model yaitu Convengent Validity,

Discriminant Validity, dan Composite Reliability. Convergent validity dari model

pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item

score atau component score yang dihitung dengan PLS. Ukuran refleksif individual

dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang diukur.

Namun, untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai

loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup memadai (Ghozali, 2014:39). Discriminant

Validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan

Cross Loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item

pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal tersebut

Page 57: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

39

menunjukkan konstruk laten memprediksi ukuran pada blok tersebut lebih baik

daripada ukuran blok lainnya. Metode lain untuk menilai Discriminant Validity

adalah membandingkan nilai Root Of Average Variance Extracted (AVE) setiap

konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk

lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai Discriminant Validity yang

baik (Ghozali, 2014:40). Berikut ini rumus untuk menghitung AVE:

Sumber : Ghozali, 2014:40

Dimana λi adalah component loading ke indikator ke var ( εi ) = 1 - λi2. Jika

semua indikator di standardized, maka uraian ini sama dengan Average

Communalities dalam blok. Fornell dan Lacker menyatakan bahwa pengukuran ini

digunakan untuk mengukur reliabilitas component score variabel laten dan hasilnya

lebih konservatif dibanding composite reliability. Direkomendasikan nilai AVE

harus lebih besar dari 0,50 (Ghozali, 2014:40). Composite reliability blok indikator

yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu

internal consistency yang dikembangkan oleh Wert et. Al (Ghozali,2014:40),

dengan menggunakan output yang dihasilkan PLS maka Composite reliability dapat

dihitung dengan rumus :

Sumber : Ghozali, 2014:40

Page 58: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

40

Dimana λi adalah component loading ke indikator dan var ( εi ) = 1 - λi2.

Dibanding dengan Cronbach Alpha, ukuran ini tidak mengasumsikan tau

quivalence antar pengukuran dengan asumsi semua indikator diberi bobot sama.

Sehingga Cronbach Alpha cenderung lower estimate reliability, sedangkan ρc

merupakan closer approximation dengan asumsi estimate parameter adalah akurat.

ρc sebagai ukuran internal consistence hanya dapat digunakan untuk konstruk

reflektif indikator (Ghozali, 2014:41).

3.7.3 Menilai Inner Model atau Structural Model

Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat

hubungan antara konstruk, nilai signifikasi dan R-square dari model penelitian.

Model struktural dievaluasi dengan mengggunakan R-square untuk konstruk

dependen, Stone-Geisser Q-square test untuk predictive relevance dan uji-t serta

signifikansi dari koefesien parameter jalur struktural (Ghozali, 2014:41). Dalam

menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square untuk setiap variabel

laten dependen. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh

variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen apakah

mempunyai pengaruh yang substantif. Pengaruh besarnya dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

Sumber : Ghozali, 2014:41

Page 59: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

41

Dimana R2included dan R2excluded adalah R-square dari variabel laten

dependen ketika predictor variabel laten digunakan atau dikeluarkan di dalam

persamaan struktural. Disamping melihat R-square, model PLS juga direvaluasi

dengan melihat Q-Square predictive relevance untuk model konstruk. Q-Square

predictive relevance mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model

dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-Square predictive relevance lebih besar

dari 0 menunjukkan bahwa model mempunyai nilai predictive relevance,

sedangkan nilai Q-Square predictive relevance kurang dari 0 menunjukkan bahwa

model kurang memiliki predictive relevance (Ghozali, 2014:41).

3.8 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen

secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Ketentuan penerimaan atau

penolakan uji hipotesis (Hipotesis 1 – Hipotesis 3) sebagai berikut:

a. Bila T-statistik > T-tabel (1,96) = Hipotesis diterima.

b. Bila T-statistik < T-tabel (1,96) = Hipotesis ditolak.

Sedangkan untuk hubungan langsung dan tidak langsung dilakukan analisis

jalur (path analysis) untuk mengetahui apakah variabel terikat memediasi antara

variabel-variabel independen terhadap variabel dependen dengan membandingkan

pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung. Ketentuan penerimaan atau

penolakannya sebagai berikut:

a. Bila pengaruh langsung > pengaruh tidak langsung = Hipotesis ditolak.

b. Bila pengaruh langsung < pengaruh tidak langsung = Hipotesis diterima.

Page 60: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

42

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Responden

Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai negeri sipil

pemerintah daerah Kabupaten Tangerang terdiri dari kepala bagian perencanaan

dan umum, kepala bagian kepegawaian, kepala bagian keuangan, dan staff yang

bekerja pada instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang. Responden tersebut

dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling yang telah dijelaskan

dalam bab sebelumnya. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan Struktural Equation Model (SEM) dalam Software SmartPLS (Partial

Least Square) versi 3. Data yang diolah adalah jawaban responden mengenai

Kejelasan Sasaran Anggaran (KSA), Akuntabilitas Publik (AP), Sistem

Pengendalian Manajemen (SPM) dan Kinerja Manajerial Instansi Pemerintah

Daerah Kabupaten Tangerang (KMIPDKT).

Tabel 4.1

Daftar Sampel

No Nama Instansi Alamat Nomor Telepon

1 Dinas Tata Ruang dan

Bangunan

Kantor Gedung

Lingkup Dinas

Pekerjaan Umum

Tigaraksa

(021) 5991510

2 Dinas Perpustakaan dan Arsip JL. Abdul Hamid

Sektor C Komplek

Perkantoran Pusat

Pemerintahan

Kabupaten Tangerang,

Tigaraksa

081287875448

Page 61: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

43

3 Dinas Bina Marga dan Sumber

Daya Air

JL.Pemda II No.1

Komplek Perkantoran

Lingkup Dinas

Pekerjaan Umum

Kabupaten Tangerang,

Tigaraksa

(021) 5993364

4 Dinas Perindustrian dan

Perdagangan

JL. KH. Somawinata

No.4 Lantai 3 Komplek

Perkantoran Pemda

Kabupaten Tangerang

Gedung Usaha – Usaha

Daerah, Tigaraksa

(021) 5990498

5 Dinas Pertanian dan

Peternakan

JL. H. Somawinata

No.4 Lantai 2 Komplek

Perkantoran Pemda

Kabupaten Tangerang

Gedung Usaha – Usaha

Daerah,Tigaraksa

(021) 5990510

6 Dinas Kesehatan JL. H. Abdul Hamid

Komplek Perkantoran

Pemerintah Kabupaten

Tangerang, Tigaraksa

(021) 5990535

7 Dinas Pendidikan JL. H. Abdul Hamid

Komplek Perkantoran

Pemerintah Kabupaten

Tangerang Tigaraksa

(021) 5990707

8 Badan Kepegawaian dan

Pengembangan Sumber Daya

Manusia

JL. KH. Sarbini No.3

Pusat Pemerintahan

Kabupaten

Tangerang,Tigaraksa

(021) 5991479

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebar kuesioner sebanyak 7 (tujuh)

kuesioner kepada setiap 8 (delapan) instansi pemerintah daerah Kabupaten

Tangerang sehingga jumlah keseluruhan ada 56 kuesioner.

Page 62: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

44

Tabel 4.2

Persentase Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner

No Responden Kuesioner

yang

Dikirim

Kuesioner

yang

Kembali

Kuesioner

yang

Tidak

Kembali

Kuesioner

yang

Dapat

Diolah

1 Dinas Tata Ruang

dan Bangunan

7 3 4 3

2 Dinas

Perpustakaan dan

Arsip

7 4 3 4

3 Dinas Bina Marga

dan Sumber Daya

Air

7 5 2 5

4 Dinas

Perindustrian dan

Perdagangan

7 3 4 3

5 Dinas Pertanian

dan Peternakan

7 7 0 7

6 Dinas Kesehatan 7 6 1 6

7 Dinas Pendidikan 7 5 2 5

8 Badan

Kepegawaian dan

Pengembangan

Sumber Daya

Manusia

7 7 0 7

Total Kuesioner 56 40 16 40

Persentase 100% 71,4% 28,6% 71,4%

N Sampel = 56

Kuesioner yang kembali = (40/56) x 100% = 71,4%

Kuesioner yang tidak kembali = (16/56) x 100% = 28,6%

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Berdasarkan tabel diatas, jumlah kuesioner keseluruhan sebanyak 56

kuesioner. Kuesioner yang kembali adalah sebanyak 40 kuesioner sehingga

kuesioner yang dapat diolah sebanyak 40 kuesioner atau sebesar 71,4%.

Page 63: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

45

4.2 Statistik Deskriptif

4.2.1 Jenis Kelamin

Tabel 4.3

Persentase Jenis Kelamin Responden

Keterangan Jumlah Persentase

Pria 24 60%

Wanita 16 40%

Total 40 100%

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Data yang tersaji dalam tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin pria, yaitu sebanyak 24 orang atau 60%, dan sisanya

adalah responden yang berjenis kelamin wanita sebanyak 16 orang atau 40%.

4.2.2 Usia

Tabel 4.4

Persentase Usia Responden

Keterangan Jumlah Persentase

20 – 30 6 15%

30 - 40 11 27,5%

40 - 50 19 47,5%

> 50 4 10%

Total 40 100%

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Data yang tersaji dalam tabel 4.4 menunjukkan bahwa yang paling banyak

adalah responden dengan usia 40-50 tahun yaitu sebanyak 19 orang atau 47,5%,

kemudian untuk usia 30-40 tahun yaitu sebanyak 11 orang atau 27,5%, untuk usia

20-30 tahun yaitu sebanyak 6 orang atau 15%, dan yang paling sedikit adalah

responden dengan usia >50 tahun yaitu sebanyak 4 orang atau 10%.

Page 64: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

46

4.2.3 Jabatan

Tabel 4.5

Persentase Jabatan Responden

Keterangan Jumlah Persentase

Kepala Sub Bagian

Perencanaan dan Umum

8 20%

Kepala Sub Bagian

Kepegawaian

6 15%

Kepala Sub Bagian Keuangan 8 20%

Staff 18 45%

Total 40 100%

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Berdasarkan jumlah kuesioner yang dapat diolah dalam penelitian ini,

jumlah responden yang memiliki jabatan kepala sub bagian perencanaan dan umum

berjumlah 8 orang atau 20%, kepala sub bagian kepegawaian berjumlah 6 orang

atau 15%, kepala sub bagian keuangan berjumlah 8 orang atau 20%, dan jumlah

responden yang paling banyak adalah menjabat sebagai staff dengan jumlah 18

orang atau 45%.

4.2.4 Masa Kerja

Tabel 4.6

Persentase Masa Kerja Responden

Keterangan Jumlah Persentase

1 – 2 Tahun 0 0%

2 – 3 Tahun 3 7,5%

3 – 4 Tahun 8 20%

4 – 5 Tahun 10 25%

> 5 Tahun 19 47,5%

Total 40 100%

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Page 65: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

47

Berdasarkan jumlah kuesioner yang dikembalikan dalam penelitian ini,

terdapat responden yang masa kerjanya 1 – 2 tahun yaitu berjumlah 0 orang atau

0%, jumlah responden yang masa kerjanya 2 – 3 tahun yaitu berjumlah 3 orang atau

7,5%, dan jumlah responden yang masa kerjanya 3 – 4 tahun yaitu berjumlah 8

orang atau 20%, jumlah responden yang masa kerjanya 4 – 5 tahun yaitu berjumlah

10 orang atau 25%. Dilihat dari jumlah masa kerja pada posisi jabatan yang sedang

dijalani diatas yang paling dominan adalah > 5 tahun yang berjumlah 19 orang atau

47,5%.

4.2.5 Pendidikan

Tabel 4.7

Persentase Pendidikan Responden

Keterangan Jumlah Persentase

D3 2 5%

S1 24 60%

S2 14 35%

S3 0 0%

Total 40 100%

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Berdasarkan jumlah kuesioner yang dikembalikan dalam penelitian ini,

jumlah responden yang berpendidikan lulusan D3 sebanyak 2 orang atau 5%, untuk

lulusan S1 sebanyak 24 orang atau 60%, untuk lulusan S2 sebanyak 14 orang atau

35%. Pendidikan yang paling dominan disini adalah lulusan S1 yang berjumlah 24

orang atau 60%. Hal ini menggambarkan bahwa pegawai negeri sipil yang

berpartisipasi dalam pengisian kuisioner rata-rata memiliki pendidikan S1.

Page 66: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

48

4.3 Pengujian Kualitas Data

4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner tersebut

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Pengujian validitas data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan software

SmartPLS versi 3 dengan outer model, yaitu convergent validity yang dilihat

dengan nilai square root of Average Variance Extracted (AVE) masing-masing

konstruk dimana nilainya harus lebih besar dari 0,5 (Ghozali, 2014:40). Cara lain

yaitu dengan membandingkan nilai square root of Average Variance Extracted

(AVE) setiap konstruk (variabel laten) dengan korelasi antara konstruk dengan

konstruk lainnya dalam model. Apabila nilai akar kuadrat dari AVE untuk setiap

konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk

lainnya dalam model, maka masing-masing indikator pernyataan adalah valid

(Ghozali, 2014:40) atau dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik.

Tabel 4.8

Average Variance Extracted (AVE)

AVE √AVE Keterangan

Kejelasan Sasaran Anggaran

(KSA)

0.392

0.626 VALID

Akuntabilitas Publik (AP) 0.391 0.625 VALID

Sistem Pengendalian Manajemen

(SPM)

0.565 0.752 VALID

Kinerja Manajerial Instansi

Pemerintah Daerah Kabupaten

Tangerang (KMIPDKT)

0.423 0.650 VALID

Sumber: Data primer yang diolah dengan SmartPLS (2017)

Page 67: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

49

Tabel 4.8 menjelaskan nilai dari AVE dan √AVE dari konstruk kejelasan

sasaran anggaran, akuntabilitas publik, sistem pengendalian manajemen dan kinerja

manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang. Dapat dilihat bahwa

setiap konstruk (variabel) tersebut memiliki nilai √AVE diatas 0.5. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap konstruk tersebut memiliki nilai validitas yang baik dari

setiap indikatornya atau kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas publik dan sistem pengendalian

manajemen terhadap kinerja manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten

Tangerang dikatakan valid.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur internal consistency suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan menghasilkan

jawaban yang sama dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas data dalam

penelitian ini menggunakan software SmartPLS versi 3 dengan kriteria uji

composite reliability. Suatu data dikatakan reliabel jika composite reliability lebih

besar dari 0.7 (Ghozali, 2014:43).

Tabel 4.9

Composite Reliability

Composite Reliability Keterangan

Kejelasan Sasaran Anggaran

(KSA)

0.816 Reliabel

Akuntabilitas Publik (AP) 0.851 Reliabel

Sistem Pengendalian Manajemen

(SPM)

0.838 Reliabel

Page 68: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

50

Kinerja Manajerial Instansi

Pemerintah Daerah Kabupaten

Tangerang (KMIPDKT)

0.854 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah dengan SmartPLS (2017)

Dari tabel 4.9 dapat dilihat setiap konstruk atau variabel laten tersebut

memiliki nilai composite reliability diatas 0.7 yang menandakan bahwa internal

consistency dari variabel independen (kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas

publik dan sistem pengendalian manajemen) dan variabel dependen (kinerja

manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang) memiliki reliabilitas

yang baik.

4.4 Analisis Data

4.4.1 Menilai Outer Model (Measurement Model)

Model measurement dilakukan untuk menguji hubungan (nilai loading)

antara indikator dengan konstruk (variabel laten). Dalam menilai outer model dalam

SmartPLS terdapat tiga kriteria, salah satunya adalah melihat convergent validity,

sedangkan untuk dua kriteria yang lain yaitu discriminant validity dalam bentuk

square root of Average Variance Extracted (AVE) dan composite reliability telah

dibahas sebelumnya pada saat pengujian kualitas data. Untuk convergent validity

dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi

antara item score/component score yang diestimasi dengan software SmartPLS.

Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0.7 dengan

konstruk (variabel laten) yang diukur. Namun menurut Chin untuk penelitian tahap

awal dari pengembangan, skala pengukuran nilai loading 0.5 sampai 0.6 dianggap

cukup memadai (Ghozali, 2014:39).

Page 69: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

51

Berikut dapat dilihat secara keseluruhan korelasi setiap variabel pada

gambar 4.1, yaitu gambar yang menyatakan hubungan kejelasan sasaran anggaran,

akuntabilitas publik, sistem pengendalian manajemen dan kinerja manajerial

instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang.

Gambar 4.1

Full Model Structural Partial Least Square

Sumber: Data primer diolah SmartPLS (2017)

Keterangan:

KSA : Kejelasan Sasaran Anggaran

AP : Akuntabilitas Publik

SPM : Sistem Pengendalian Manajemen

KMIPDKT : Kinerja Manajerial Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten

Tangerang

Page 70: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

52

Berikut dapat dilihat secara keseluruhan korelasi setiap variabel pada

gambar 4.1 yaitu gambar yang menyatakan pengaruh variabel independen

(kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas publik, dan sistem pengendalian

manajemen) terhadap variabel dependen (kinerja manajerial instansi pemerintah

daerah Kabupaten Tangerang).

4.4.1.1 Outer Model Variabel Kejelasan Sasaran Anggaran

Variabel kejelasan sasaran anggaran dijelaskan oleh 7 indikator yang terdiri

dari KSA1 sampai dengan KSA7. Uji terhadap outer loading bertujuan untuk

melihat korelasi antara score item atau indikator dengan score konstruknya.

Indikator dianggap reliabel jika memiliki nilai korelasi diatas 0.7. Namun dalam

tahap pengembangan korelasi 0.5 masih dapat diterima (Ghozali, 2014:39).

Tabel 4.10

Nilai Outer Loading Variabel Kejelasan Sasaran Anggaran (KSA)

Indikator

Kejelasan Sasaran

Anggaran (KSA)

Original

Sample

Estimate

Mean of

Subsamples

Standard

Deviation

T-

Statistic

KSA1 0.618 0.586 0.234 2.643

KSA2 0.805 0.785 0.084 9.578

KSA3 0.655 0.628 0.164 3.986

KSA4 0.514 0.525 0.123 4.186

KSA5 0.636 0.646 0.100 6.334

KSA6 0.582 0.584 0.160 3.637

KSA7 0.530 0.528 0.150 3.535

Sumber: Data primer diolah dengan SmartPLS (2017)

Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS versi 3 dapat dilihat pada

tabel 4.10, dimana nilai outer loadings dari indikator variabel kejelasan sasaran

anggaran tidak terdapat nilai yang kurang dari 0.6 dan menunjukkan nilai outer

model atau korelasi dengan variabel secara keseluruhan sudah memenuhi

convergent validity. Hal ini juga dapat dilihat pada tabel 4.10, dimana nilai T-

Page 71: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

53

statistik dari indikator KSA1, KSA2, KSA3, KSA4, KSA5,KSA6, dan KSA7 lebih

besar dari pada T-tabel (dengan tingkat sig=1,96 dan n-sampel=40). Sehingga dapat

ditarik kesimpulan bahwa variabel kejelasan sasaran anggaran telah memenuhi

syarat dari kecukupan model atau discriminant validity.

4.4.1.2 Outer Model Variabel Akuntabilitas Publik

Variabel akuntabilitas publik dijelaskan oleh 9 indikator yang terdiri dari

AP1 sampai dengan AP9. Uji terhadap outer loading bertujuan untuk melihat

korelasi antara score item atau indikator dengan score konstruknya. Indikator

dianggap reliabel jika memiliki nilai korelasi diatas 0.7. Namun dalam tahap

pengembangan korelasi 0.5 masih dapat diterima (Ghozali, 2014:39).

Tabel 4.11

Nilai Outer Loading Variabel Akuntabilitas Publik (AP)

Indikator

Akuntabilitas Publik

(AP)

Original

Sample

Estimate

Mean of

Subsamples

Standard

Deviation

T-

Statistic

AP1 0.715 0.718 0.059 12.064

AP2 0.594 0.590 0.116 5.100

AP3 0.711 0.698 0.090 7.875

AP4 0.649 0.647 0.100 6.477

AP5 0.574 0.569 0.126 4.555

AP6 0.718 0.704 0.082 8.784

AP7 0.611 0.600 0.118 5.182

AP8 0.503 0.482 0.152 3.307

AP9 0.512 0.505 0.160 3.189

Sumber: Data primer diolah dengan SmartPLS (2017)

Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS versi 3 dapat dilihat pada

tabel 4.11, dimana nilai outer loadings dari indikator variabel Akuntabilitas publik

tidak terdapat nilai yang kurang dari 0.6 dan menunjukkan nilai outer model atau

korelasi dengan variabel secara keseluruhan sudah memenuhi convergent validity.

Hal ini juga dapat dilihat pada tabel 4.11, dimana nilai T-statistik dari indikator

Page 72: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

54

AP1, AP2, AP3, AP4, AP5,AP6, AP7, AP8 dan AP9 lebih besar dari pada T-tabel

(dengan tingkat sig=1,96 dan n-sampel=40). Sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa variabel akuntabilitas publik telah memenuhi syarat dari kecukupan model

atau discriminant validity.

4.4.1.3 Outer Model Variabel Sistem Pengendalian Manajemen

Variabel sistem pengendalian manajemen dijelaskan oleh 4 indikator yang

terdiri dari SPM1 sampai dengan SPM4. Uji terhadap outer loading bertujuan untuk

melihat korelasi antara score item atau indikator dengan score konstruknya.

Indikator dianggap reliabel jika memiliki nilai korelasi diatas 0.7. Namun dalam

tahap pengembangan korelasi 0.5 masih dapat diterima (Ghozali, 2014:39).

Tabel 4.12

Nilai Outer Loading Variabel Sistem Pengendalian Manajemen (SPM)

Indikator

Sistem Pengendalian

Manajemen (SPM)

Original

Sample

Estimate

Mean of

Subsamples

Standard

Deviation

T-

Statistic

SPM1 0.728 0.699 0.139 5.251

SPM2 0.706 0.692 0.126 5.584

SPM3 0.821 0.830 0.049 16.854

SPM4 0.748 0.747 0.095 7.863

Sumber: Data primer diolah dengan SmartPLS (2017)

Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS versi 3 dapat dilihat pada

tabel 4.12, dimana nilai outer loadings dari indikator variabel sistem pengendalian

manajemen tidak terdapat nilai yang kurang dari 0.6 dan menunjukkan nilai outer

model atau korelasi dengan variabel secara keseluruhan sudah memenuhi

convergent validity. Hal ini juga dapat dilihat pada tabel 4.12, dimana nilai T-

statistik dari indikator SPM1, SPM2, SPM3 dan SPM4 lebih besar dari pada T-tabel

(dengan tingkat sig=1,96 dan n-sampel=40). Sehingga dapat ditarik kesimpulan

Page 73: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

55

bahwa variabel sistem pengendalian manajemen telah memenuhi syarat dari

kecukupan model atau discriminant validity.

4.4.1.4 Outer Model Variabel Kinerja Manajerial Instansi Pemerintah Daerah

Kabupaten Tangerang

Variabel kinerja manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten

Tangerang dijelaskan oleh 8 indikator yang terdiri dari KMIPDKT1 sampai dengan

KMIPDKT8. Uji terhadap outer loading bertujuan untuk melihat korelasi antara

score item atau indikator dengan score konstruknya. Indikator dianggap reliabel

jika memiliki nilai korelasi diatas 0.7. Namun dalam tahap pengembangan korelasi

0.5 masih dapat diterima (Ghozali, 2014:39).

Tabel 4.13

Nilai Outer Loading Variabel Kinerja Manajerial Instansi Pemerintah

Daerah Kabupaten Tangerang (KMIPDKT)

Indikator

Kinerja Manajerial

Instansi Pemerintah

Daerah Kabupaten

Tangerang

(KMIPDKT)

Original

Sample

Estimate

Mean of

Subsamples

Standard

Deviation

T-

Statistic

KMIPDKT1 0.572 0.578 0.108 5.303

KMIPDKT2 0.565 0.576 0.120 4.692

KMIPDKT3 0.717 0.729 0.084 8.545

KMIPDKT4 0.682 0.676 0.089 7.658

KMIPDKT5 0.701 0.707 0.065 10.744

KMIPDKT6 0.623 0.609 0.206 3.021

KMIPDKT7 0.696 0.661 0.145 4.806

KMIPDKT8 0.629 0.629 0.113 5.576

Sumber: Data primer diolah dengan SmartPLS (2017)

Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS versi 3 dapat dilihat pada

tabel 4.13, dimana nilai outer loadings dari indikator variabel kinerja manajerial

instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang tidak terdapat nilai yang kurang

Page 74: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

56

dari 0.6 dan menunjukkan nilai outer model atau korelasi dengan variabel secara

keseluruhan sudah memenuhi convergent validity. Hal ini juga dapat dilihat pada

tabel 4.13, dimana nilai T-statistik dari indikator KMIPDKT1, KMIPDKT2,

KMIPDKT3, KMIPDKT4, KMIPDKT5, KMIPDKT6, KMIPDKT7, dan

KMIPDKT8, lebih besar dari pada T-tabel (dengan tingkat sig=1,96 dan n-

sampel=40). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel kinerja manajerial

instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang telah memenuhi syarat dari

kecukupan model atau discriminant validity.

4.4.2 Pengujian Hipotesis dengan Inner Model

Inner model menurut Ghozali (2014:37) merupakan gambaran hubungan

antar variabel laten yang berdasarkan pada substantive theory inner model yang

kadang disebut juga dengan inner relation, structural model dan substantive theory.

Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat pengaruh

antara konstruk, nilai signifikasi dan R-square dari model penelitian. Model

struktural dievaluasi dengan mengggunakan R-square untuk konstruk dependen

(Ghozali, 2014:41). Batas untuk menolak dan menerima hipotesis yang diajukan

yaitu ± 1,96, dimana apabila nilai T-statistik lebih besar dari T-tabel (1,96) maka

hipotesis diterima, sebaliknya jika nilai T-statistik lebih kecil dari T-tabel (1,96)

maka hipotesis ditolak. Adapun inner model dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 75: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

57

Tabel 4.14

Result for Inner Weight

Original

Sample

Estimate

Mean of

Subsamples

Standard

Deviation

T-

Statistic

KSA -> KMIPDKT 0.314 0.329 0.094 3.341

AP -> KMIPDKT 0.231 0.241 0.106 2.167

SPM -> KMIPDKT 0.514 0.482 0.140 3.682

Sumber: Data primer diolah dengan SmartPLS (2017)

Berdasarkan tabel 4.14 terlihat bahwa pengaruh KSA dengan KMIPDKT

positif 0.314 dan signifikan pada 0.05 (3.341>1.96). Pengaruh AP dengan

KMIPDKT positif 0.231 dan signifikan pada 0.05 (2.167>1.96). Dan pengaruh

SPM dengan KMIPDKT positif 0.514 dan signifikan pada 0.05 (3.682>1.96).

Dalam menilai model dengan SmartPLS dimulai dengan melihat R-Square

untuk setiap variabel laten dependen yang ditujukkan pada tabel 4.15.

Tabel 4.15

R-Square

R-Square

KSA 0.000

AP 0.000

SPM 0.000

KMIPDKT 0.936

Sumber: Data primer diolah dengan SmartPLS (2017)

Keterangan:

KSA : Kejelasan Sasaran Anggaran

AP : Akuntabilitas Publik

SPM : Sistem Pengendalian Manajemen

KMIPDKT : Kinerja Manajerial Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten

Tangerang

Page 76: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

58

Tabel 4.15 menunjukkan nilai R-square kinerja manajerial instansi

pemerintah daerah Kabupaten Tangerang sebesar 0.936. Semakin tinggi R-square

maka semakin besar variabel independen tersebut dapat menjelaskan variabel

dependen, sehingga semakin baik persamaan struktural.

Variabel kinerja manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten

Tangerang memiliki nilai R-square sebesar 0.936 yang berarti 93.6% kinerja

manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang dipengaruhi oleh

variabel kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas publik dan sistem pengendalian

manajemen sedangkan sisanya sebesar 6.4% merupakan kontribusi dari faktor

lainnya.

4.5 Pengujian Hipotesis

4.5.1 Kejelasan Sasaran Anggaran Berpengaruh Signifikan terhadap Kinerja

Manajerial Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang

Tabel 4.16

Hipotesis 1

Original

Sample

Estimate

Mean of

Subsamples

Standard

Deviation

T-Statistic Hipotesis

KSA->

KMIPDKT

0.231 0.241 0.106 2.167 Diterima

Sumber: Data primer diolah dengan SmartPLS (2017)

Hipotesis 1 menyatakan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh

signifikan dengan kinerja manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten

Tangerang. Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat indikator yang dieliminasi,

hal ini disebabkan karena tidak terdapat korelasi konstruk yang kurang dari 0.6

sehingga setiap variabel memenuhi kriteria convergent validity.

Page 77: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

59

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.16 menunjukkan bahwa

kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang yang ditampilkan

dengan nilai original sample estimate sebesar 0.231 dan nilai T-statistik adalah

lebih besar dari T-tabel yaitu 1.96. Dengan demikian hipotesis 1 diterima.

4.5.2 Akuntabilitas Publik Berpengaruh Signifikan terhadap Kinerja

Manajerial Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang

Tabel 4.17

Hipotesis 2

Original

Sample

Estimate

Mean of

Subsamples

Standard

Deviation

T-Statistic Hipotesis

AP -> KMIPDKT 0.314 0.329 0.094 3.341 Diterima

Sumber: Data primer diolah dengan SmartPLS (2017)

Hipotesis 2 menyatakan bahwa akuntabilitas publik berpengaruh signifikan

dengan kinerja manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang.

Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat indikator yang dieliminasi, hal ini

disebabkan karena tidak terdapat korelasi konstruk yang kurang dari 0.6 sehingga

setiap variabel memenuhi kriteria convergent validity. Berdasarkan hasil

pengolahan data pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa akuntabilitas publik

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial instansi pemerintah

daerah Kabupaten Tangerang yang ditampilkan dengan nilai original sample

estimate sebesar 0.314 dan nilai T-statistik adalah lebih besar dari T-tabel yaitu

1.96. Dengan demikian hipotesis 2 diterima.

Page 78: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

60

4.5.3 Sistem Pengendalian Manajemen Berpengaruh Signifikan terhadap

Kinerja Manajerial Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang

Tabel 4.18

Hipotesis 3

Original

Sample

Estimate

Mean of

Subsamples

Standard

Deviation

T-Statistic Hipotesis

SPM ->

KMIPDKT

0.514 0.482 0.140 3.682 Diterima

Sumber: Data primer diolah dengan SmartPLS (2017)

Hipotesis 3 menyatakan bahwa sistem pengendalian manajemen

berpengaruh signifikan dengan kinerja manajerial instansi pemerintah daerah

Kabupaten Tangerang. Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat indikator yang

dieliminasi, hal ini disebabkan karena tidak terdapat korelasi konstruk yang kurang

dari 0.6 sehingga setiap variabel memenuhi kriteria convergent validity.

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.18 menunjukkan bahwa

sistem pengendalian manajemen berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja

manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang yang ditampilkan

dengan nilai original sample estimate sebesar 0.514 dan nilai T-statistik adalah

lebih besar dari T-tabel yaitu 1.96. Dengan demikian hipotesis 3 diterima.

Page 79: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

61

4.5.4 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada bagian sebelumnya, maka

kesimpulan dari pengujian hipotesis disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.19

Ringkasan Hasil Pengujian H|ipotesis

Hipotesis Original

Sample

Estimate

T-Statistic Keterangan

H1: Kejelasan Sasaran

Anggaran Berpengaruh

Signifikan terhadap Kinerja

Manajerial Instansi

Pemerintah Daerah

Kabupaten Tangerang

0.231 2.167 Diterima

H2: Akuntabilitas Publik

Berpengaruh Signifikan

terhadap Kinerja Manajerial

Instansi Pemerintah Daerah

Kabupaten Tangerang

0.314 3.341 Diterima

H3: Sistem Pengendalian

Manajemen Berpengaruh

Signifikan terhadap Kinerja

Manajerial Instansi

Pemerintah Daerah

Kabupaten Tangerang

0.514 3.682 Diterima

Sumber: Data primer diolah dengan SmartPLS (2017)

4.6 Pembahasan Hipotesis

4.6.1 Kejelasan Sasaran Anggaran Berpengaruh Signifikan terhadap Kinerja

Manajerial Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.16 menunjukkan bahwa

kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang yang ditampilkan

dengan nilai original sample estimate sebesar 0.231 dan nilai T-statistik adalah

Page 80: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

62

lebih besar dari T-tabel yaitu 1.96. Dengan demikian hipotesis 1 diterima.

Berdasarkan pernyataan diatas, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik

diterapkannya kejelasan sasaran anggaran maka kinerja pemerintah yang dihasilkan

oleh pegawai negeri sipil juga akan semakin meningkat. Hal ini konsisten dengan

teori yang dinyatakan oleh Kenis bahwa kejelasan sasaran anggaran merupakan

sejauhmana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar

anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab atas

pencapain sasaran tersebut (Putra, 2013:2). Dengan demikian, sasaran anggaran

pemerintah daerah harus dinyatakan secara jelas, spesifik sehingga pegawai negeri

sipil akan memahami sasaran anggaran yang akan dicapai oleh anggaran tersebut,

mengetahui bagaimana cara akan mencapainya dengan menggunakan sumber yang

ada, selanjutya target-target anggaran yang disusun akan sesuai dengan sasaran

yang hendak dicapai.

Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh bahwa indikator yang paling

dominan atas kejelasan sasaran anggaran adalah indikator “kinerja” dengan

pernyataan “saya memahami bagaimana kinerja saya diukur”, hal ini menandakan

bahwa dalam menjalankan tugasnya, pegawai negeri sipil sudah memahami cara

untuk memberikan kinerja yang optimal karena merasa bahwa kinerjanya akan

diukur. Sedangkan indikator yang paling tidak dominan atas kejelasan sasaran

anggaran adalah indikator “jangka waktu” dengan pernyataan “saya menetapkan

jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan”, hal ini menandakan bahwa

pegawai negeri sipil belum dapat menetapkan durasi berapa lama waktu yang

dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaannya agar selesai tepat waktu. Dengan

demikian, hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hazmi

Page 81: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

63

dkk (2012), Putra (2013), Astini dkk (2014), dan Solina (2014) yang menjelaskan

bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja manajerial instansi pemerintah daerah.

4.6.2 Akuntabilitas Publik Berpengaruh Signifikan terhadap Kinerja

Manajerial Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa

akuntabilitas publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial

instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang yang ditampilkan dengan nilai

original sample estimate sebesar 0.314 dan nilai T-statistik adalah lebih besar dari

T-tabel yaitu 1.96. Dengan demikian hipotesis 2 diterima. Berdasarkan pernyataan

diatas, hal ini menunjukkan bahwa diterapkannya akuntabilitas publik maka akan

dapat meningkatkan kinerja manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten

Tangerang, karena dengan adanya pertanggungjawaban publik, masyarakat tidak

hanya dapat mengetahui anggaran tersebut tetapi juga dapat mengetahui

pelaksanaan kegiatan yang dianggarkan sesuai dengan peraturan yang berlaku,

disajikan secara jujur dan lengkap dalam laporan keuangan pemerintah daerah

sehingga pemerintah daerah berusaha dengan baik dalam melaksanakan seluruh

perencanaan yang ada karena akan dinilai dan diawasi oleh masyarakat. Dengan

diterapkannya akuntabilitas publik diharapkan dapat mengurangi kesalahan dan

kecurangan aparat pemerintah dalam pengelolaan keuangan daerah.

Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh bahwa indikator yang paling

dominan atas akuntabilitas publik adalah indikator “perencanaan” dengan

pernyataan “anggaran yang dibuat mencerminkan visi, misi, tujuan, sasaran dan

Page 82: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

64

hasil yang ditetapkan”, hal ini menandakan bahwa pegawai negeri sipil dalam

proses perencanaan anggaran sudah sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran dan

hasil yang ditetapkan. Sedangkan indikator yang paling tidak dominan atas

akuntabilitas publik adalah indikator “hukum” dengan pernyataan “penggunaan

dana anggaran didasarkan atas hukum dan peraturan yang berlaku”, hal ini

menandakan bahwa pegawai negeri sipil dalam menggunakan anggaran belum

didasarkan atas hukum dan peraturan yang berlaku. Dengan demikian, hasil

penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hazmi dkk (2012), Putra

(2013), Astini dkk (2014), dan Solina (2014) yang menjelaskan bahwa akuntabilitas

publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial instansi

pemerintah daerah.

4.6.3 Sistem Pengendalian Manajemen Berpengaruh Signifikan terhadap

Kinerja Manajerial Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.18 menunjukkan bahwa

sistem pengendalian manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang yang

ditampilkan dengan nilai original sample estimate sebesar 0.514 dan nilai T-

statistik adalah lebih besar dari T-tabel yaitu 1.96. Dengan demikian hipotesis 3

diterima. Berdasarkan pernyataan diatas, hal ini menunjukan bahwa penerapan

sistem pengendalian manajemen memiliki peran yang signifikan terhadap tingkat

kinerja manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang. Dengan

adanya sistem pengendalian manajemen yang terstruktur dengan baik maka akan

membantu dan memberikan kemudahan bagi pegawai negeri sipil pada setiap

Page 83: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

65

instansi pemerintah daerah dalam seluruh pelaksanaan proses manajemen mulai

dari perencanaan sampai proses pengendalian. Struktur ini dapat dilihat dari pusat-

pusat pertanggungjawaban yang cukup jelas dalam pembagian tugas,wewenang

dan tanggung jawab dalam pekerjaannya.

Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh bahwa indikator yang paling

dominan atas sistem pengendalian manajemen adalah indikator “pelaksanaan”

dengan pernyataan “saya mengikuti arahan pimpinan untuk menunjukkan laporan

yang dibuat dan menyediakan informasi tentang program pada pusat

pertanggungjawaban dalam rangka implementasi pelaksanaan”, hal ini

menandakan bahwa pegawai negeri sipil sudah melaksanakan arahan pimpinan

untuk menunjukkan laporan yang dibuat dan menyediakan informasi tentang

program pada pusat pertanggungjawaban. Sedangkan indikator yang paling tidak

dominan atas sistem pengendalian manajemen adalah indikator “Penyusunan

Anggaran” dengan pernyataan “saya mengikuti arahan pimpinan untuk suatu proses

dalam rangka implementasi penyusunan anggaran”, hal ini menandakan bahwa

pegawai negeri sipil belum melaksanakan arahan pimpinan secara maksimal untuk

suatu proses dalam rangka implementasi penyusunan anggaran. Dengan demikian,

hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Manurung (2012)

dan Astini dkk (2014) yang menjelaskan bahwa sistem pengendalian manajemen

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial instansi pemerintah

daerah.

Page 84: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

66

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang. Artinya, dengan

adanya sasaran anggaran yang ditetapkan dan dibuat secara jelas, spesifik dan

dapat dimengerti oleh pegawai negeri sipil, maka akan meningkatkan kinerja

manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang.

2. Akuntabilitas publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang. Artinya, dengan

pegawai negeri sipil dalam perencanaan sampai pelaksanaan yang berkaitan

dengan keuangan maupun non keuangan dipertanggungjawabkan kepada publik,

maka akan meningkatkan kinerja manajerial instansi pemerintah daerah

Kabupaten Tangerang.

3. Sistem pengendalian manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja manajerial instansi pemerintah daerah Kabupaten Tangerang. Artinya,

dengan adanya sistem pengendalian manajemen yang diterapkan dalam instansi

pemerintah daerah Kabupaten Tangerang akan membuat sumber daya manusia

yaitu pegawai negeri sipil dalam hasil kinerjanya akan meningkat menjadi lebih

baik.

Page 85: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

67

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan, keterbatasan ini diharapkan

dapat diatasi pada penelitian berikutnya. Keterbatasan penelitian ini adalah ukuran

sampel yang relatif kecil yaitu hanya 40 responden dari 8 (delapan) instansi

pemerintah daerah Kabupaten Tangerang. Salah satu penyebabnya adalah karena

kesibukan pekerjaan para responden. Penelitian dengan menggunakan metode

kuesioner terkadang jawaban yang dihasilkan oleh responden bersifat bias,

sehingga tidak dapat menggambarkan kondisi riil yang sebenernya.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh

penelitian ini, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajerial pada

setiap Instansi yang ada di pemerintah daerah Kabupaten Tangerang karena melalui

kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas publik dan sistem pengendalian

manajemen dapat terwujudnya pemerintahan yang memiliki tata kelola yang baik

dan bersih.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan dengan metode lain

untuk mendapatkan data yang lengkap, misalnya dengan melakukan

wawancara secara langsung dengan responden dalam pengisian kuesioner

sehingga jawaban responden lebih mencerminkan jawaban yang sebenarnya.

Page 86: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

68

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas jangkauan penelitian,

yaitu dengan mengambil sampel lebih banyak sehingga hasilnya dapat

digeneralisasi.

Page 87: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

69

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Epi. 2015. Manajemen Pengelolaan Aset Tetap Daerah Pada Dinas

Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang (Studi Kasus Manajemen

Pengelolaan Penggunaan Kendaraan Dinas). Skripsi. Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

Ardiansyah, Andhika. 2010. Pengaruh Pengawasan Fungsional Terhadap

Kinerja Pemerintah Daerah (Studi pada Inspektorat Provinsi Jawa Barat).

Skripsi. Universitas Pasundan.

Astini, Ni Kadek, Ni Luh Gede Erni Sulindawati dan Ni Kadek Sinarwati. 2014.

Pengaruh Akuntabilitas Publik, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Sistem

Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial SKPD di

Kabupaten Klungkung. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1. (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014).

Dameria, Aneste Safitri, Herawati, Meihendri. 2013. Pengaruh Akuntabilitas

Publik, Kejelasan Sasaran Anggaran, Partisipasi Anggaran dan Sistem

Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris pada

Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang). Jurnal Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Bung Hatta Padang.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hazmi, Yusri dkk. 2012. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan

Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial Aparatur Pemerintahan

Kota Lhokseumawe (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Perangkat Kota

Lhokseumawe). Jurnal Ekonomi dan Bisnis. ISSN 1693-8852,Volume

13,No. 2 Agustus 2012.

Helmi, Nopita. 2016. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Kejelasan Sasaran

Anggaran dan Umpan Balik Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial.

Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 88: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

70

Jantje Eduard Lekatompessy. 2012. Peran Sistem Pengendalian Manajemen

Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan: Analisis Kontinjensi dan

Resource-Based View. Disertasi. Universitas Diponegoro.

Manurung, Daniel TH. 2012. Pengaruh Desentralisasi Fiskal, Akuntabilitas

Publik, dan Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Satuan

Kerja Perangkat Daerah Kota Palangkaraya. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan

Humanika. Volume 2 Nomor 1 ISSN 2089-3310 Desember 2012.

Putra, Deki. 2013. Pengaruh Akuntabilitas Publik Dan Kejelasan Sasaran

Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah

(Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang).

Skripsi. Universitas Negeri Padang.

Sari, Desak Putu Intan Permata Sari, Ni Kadek Sinarwati, Edy Sujana. 2014.

Akuntabilitas, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Partisipasi Anggaran

Terhadap Kinerja Manajerial pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi

Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Buleleng).

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha. Volume

2 No. 1 Tahun 2014.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Suwandi, Anissa Pratiwy. 2013. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan

Desentralisasi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada

SKPD Pemerintah Kota Padang). Skripsi. Universitas Negeri Padang.

Setiawan, Eko. 2013. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian

Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja

Pemerintah. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau.

Solina, Amelia. 2014. Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Penyusunan

Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran dan Struktur Desentralisasi

Terhadap Kinerja Manajerial Pada SKPD Kota TanjungPinang. Jurnal.

Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Wulandari, Indah. 2013. Pengaruh Pengawasan Fungsional Terhadap

Akuntabilitas Publik Pada Pemerintahan Kota Padang. Jurnal Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Page 89: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

71

http://app.tangerangkab.go.id. E-Reporting 2016. Diakses pada tanggal 5 Mei

2017

https://www.kabar6.com. Pemerintah Kabupaten Tangerang Kembali Raih

Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014. Diakses pada tanggal 15 November 2016

http://www.tangeranghits.com. Akuntabilitas Pemerintah Kabupaten

Tangerang di Targetkan BB. Diakses pada tanggal 15 November 2016

http://www.radarbanten.co.id. Penilaian Laporan Akuntabilitas Kinerja

Pemerintah Kabupaten Kota. Diakses pada tanggal 2 Februari 2017

http://www.forwatnews.com. Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Meminta Pemerintah Kabupaten Tangerang

Memperbaiki Sistem Absensi. Diakses pada tanggal 16 November 2016

http://www.harnas.co. Penyelewengan Dana Desa Kabupaten Tangerang

Terus di Usut. Diakses pada tanggal 10 Februari 2017

http://news.detik.com. Kasus Korupsi Alat Peraga Pejabat Dinas Kabupaten

Tangerang di Tahan. Diaskes pada tanggal 10 Februari 2017

http://citizen6.liputan6.com. Kantor PU Tigaraksa Sering Melompong Kenapa

Ya?. Diakses pada tanggal 5 Mei 2017

Page 90: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

LAMPIRAN

Page 91: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …
Page 92: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …
Page 93: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …
Page 94: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …
Page 95: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …
Page 96: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …
Page 97: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …
Page 98: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …
Page 99: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …
Page 100: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …
Page 101: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …
Page 102: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …
Page 103: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …
Page 104: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Perihal : Mohon Bantuan Pengisian Kuesioner

Kepada Yth.

Bpk/ Ibu/ Sdr. ……………………………………

di –

Tempat

Dengan hormat.

Dalam rangka penelitian untuk penyusunan tugas akhir (skripsi) pada

Program Studi Akuntansi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan topik

“Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Akuntabilitas Publik dan Sistem

Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Instansi Pemerintah

Daerah Kabupaten Tangerang”

Sehubungan dengan hal tersebut, saya sangat membutuhkan bantuan dan

kesediaan Bapak/ Ibu/ Sdr. untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan

mengisi kuesioner yang sudah terlampir dengan obyektif.

Demikian surat pengantar ini disampaikan, atas partisipasi Bapak/ Ibu/ Sdr.

saya ucapkan terima kasih.

Serang,

Hormat saya

Winda Dwi Lestari

Mahasiswi

Page 105: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

KUESIONER PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN Mohon kesediaan bapak/ibu untuk mengisi daftar berikut :

1. Nama Lengkap : __________________________

2. Jenis Kelamin : Pria Wanita

3. Umur : 20 – 30 th 40 – 50 th

30 – 40 th > 50 th

4. Pendidikan Terakhir D3 S1 S2 S3

5. Lama bekerja : 1 - 2 th 2 – 3 th 3 – 4 th

4 – 5 th > 5 th

6. Jabatan : Kepala Sub Bagian Perencanaan &Umum

Kepala Sub Bagian Kepegawaian

Kepala Sub Bagian Keuangan

Staff

A. Kejelasan Sasaran Anggaran

Bapak / Ibu dimohon untuk menjawab pernyataan-pernyataan dibawah ini, dengan

cara memberikan tanda (√) pada salah satu ketentuan dibawah ini untuk

menyatakan persepsinya.

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju

RR = Ragu-Ragu

No Pernyataan

STS TS RR S SS

1 Saya membuat secara terperinci tujuan umum

tugas-tugas yang harus dikerjakan.

2 Saya memahami bagaimana kinerja saya

diukur.

Page 106: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

3 Saya menetapkan standar atau target yang

ingin dicapai.

4 Saya menetapkan jangka waktu yang

dibutuhkan untuk pengerjaan.

5 Saya menetapkan sasaran yang diprioritaskan.

6 Saya menetapkan sasaran berdasarkan tingkat

kesulitan dan pentingnya.

7 Saya menetapkan kebutuhan koordinasi.

B. Akuntabilitas Publik Bapak / Ibu dimohon untuk menjawab pernyataan-pernyataan dibawah ini, dengan

cara memberikan tanda (√) pada salah satu ketentuan dibawah ini untuk

menyatakan persepsinya.

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju

RR = Ragu-Ragu

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Pelaksanaan kebijakan dipertanggungjawabkan

pemerintah daerah kepada DPRD dan

masyarakat luas.

2 Pertimbangan anggaran dapat dicapai sesuai

dengan realisasinya bagi kepentingan publik.

3 Program-program anggaran yang dirancang

mempertimbangkan alternatif program yang

memberikan hasil yang maksimal.

4 Program-program anggaran yang dirancang

mempertimbangkan prinsip efektifitas agar

mencapai target/tujuan.

5 Pelaksanaan pertanggungjawaban program-

program APBD kepada masyarakat.

6 Anggaran yang dibuat mencerminkan visi, misi,

tujuan, sasaran, dan hasil yang ditetapkan.

Page 107: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

7 Pengalokasian dana anggaran mengikuti proses-

proses dan prosedur yang berlaku.

8 Penggunaan dana anggaran didasarkan atas

hukum dan peraturan yang berlaku.

9 Audit kepatuhan selalu dilakukan agar setiap

penggunaan dana dilandasi peraturan dan

hukum yang berlaku.

C. Sistem Pengendalian Manajemen

Bapak / Ibu dimohon untuk menjawab pernyataan-pernyataan dibawah ini, dengan

cara memberikan tanda (√) pada salah satu ketentuan dibawah ini untuk

menyatakan persepsinya.

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju

RR = Ragu-Ragu

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Saya mengikuti program – program utama

yang ditetapkan oleh pimpinan dalam

rangka implementasi rencana strategi.

2 Saya mengikuti arahan pimpinan untuk

suatu proses dalam rangka implementasi

penyusunan anggaran.

3 Saya mengikuti arahan pimpinan untuk

menunjukkan laporan yang dibuat dan

menyediakan informasi tentang program

pada pusat pertanggungjawaban dalam

rangka implementasi pelaksanaan.

4 Saya berperan dalam membandingkan

antara realisasi anggaran dengan anggaran

yang telah ditetapkan sebelumnya dalam

rangka implementasi evaluasi kinerja.

Page 108: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

D. Kinerja Manajerial Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang

Bapak / Ibu dimohon untuk menjawab pernyataan-pernyataan dibawah ini, dengan

cara memberikan tanda (√) pada salah satu ketentuan dibawah ini untuk

menyatakan persepsinya.

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju

RR = Ragu-Ragu

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Saya berperan dalam penentuan tujuan,

kebijakan rencana kegiatan seperti

penjadwalan kerja, penyusunan anggaran

dan penyusunan program.

2 Saya berperan dalam kegiatan untuk

melakukan pemeriksaan melalui

pengumpulan dan penyampaian informasi

sebagai bahan pencatatan, pembuatan

laporan.

3 Saya ikut berperan dalam menyelaraskan

tindakan yang meliputi pertukaran informasi

dengan orang-orang dalam unit organisasi

lainnya.

4 Pimpinan melakukan penilaian terhadap

rencana yang telah dibuat untuk menilai

pegawai dan catatan hasil kerja.

5 Saya berperan dalam penilaian atas kinerja

dengan mengarahkan, memimpin,

membimbing, menjelaskan segala aturan

yang berlaku, memberikan dan menangani

keluhan pelaksanaan tugas para pegawai.

6 Saya berperan dalam menyeleksi pekerjaan

baru, menempatkan dan mempromosikan

pekerjaan tersebut dalam unit saya atau unit

kerja lainnya.

7 Saya berperan dalam usaha untuk

memperoleh kesepakatan dalam hal

pembelian, penjualan atau kontrak untuk

barang-barang dan jasa.

Page 109: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

8 Saya berperan dalam menyampaikan

informasi tentang visi, misi, dan kegiatan-

kegiatan organisasi dengan menghadiri

pertemuan kelompok bisnis dan konsultasi

dengan kantor-kantor lain.

Page 110: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

Tabulasi Data

K

S

A

1

K

S

A

2

K

S

A

3

K

S

A

4

K

S

A

5

K

S

A

6

K

S

A

7

A

P

1

A

P

2

A

P

3

A

P

4

A

P

5

A

P

6

A

P

7

A

P

8

A

P

9

S

P

M

1

S

P

M

2

S

P

M

3

S

P

M

4

K

M

I

P

D

K

T

1

K

M

I

P

D

K

T

2

K

M

I

P

D

K

T

3

K

M

I

P

D

K

T

4

K

M

I

P

D

K

T

5

K

M

I

P

D

K

T

6

K

M

I

P

D

K

T

7

K

M

I

P

D

K

T

8

3 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5

4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3

5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4

2 2 3 3 3 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 4 3 2 3

5 4 4 3 3 4 4 4 3 5 4 4 5 3 5 4 4 5 5 5 4 3 3 4 5 5 5 4

5 4 4 3 3 5 5 5 4 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4

4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4

4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4

5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4

3 3 3 3 4 5 5 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3

5 5 4 3 4 3 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4

4 3 4 4 3 3 3 4 5 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 5 3 3 5 4 4 4 4

4 3 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4

5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4

2 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 2 3 5

5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5

4 4 4 3 3 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4

4 4 4 3 4 3 5 4 3 4 4 5 5 4 3 4 5 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4

5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 3 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4

3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4

4 4 4 3 3 3 3 5 5 5 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4

3 3 3 4 4 3 5 4 4 4 3 4 3 3 4 4 5 5 5 3 5 4 4 5 5 5 3 3

4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 5 5 5 3 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4

5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5

5 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4

4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4

5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5

5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5

4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4

5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4

Page 111: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4

4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 3 4 5 5 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4

5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 3 4 5 4 5 5 4

4 4 4 2 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4

4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4

3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3

4 4 4 3 3 4 4 3 3 5 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4

Page 112: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …
Page 113: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …
Page 114: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …
Page 115: PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Winda Dwi Lestari

Tempat,Tanggal Lahir : Tangerang. 6 Juni 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Layar III A/No.11 Rt/Rw 002/007 Perumnas

Bumi Kelapa Dua, Gading Serpong, Kec.Kelapa

Dua, Kab.Tangerang, Banten.

E-mail : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

Periode Sekolah/Institusi/Universitas

2001 - 2002 TK Putra IX Kelapa Dua

2002 - 2007 SD Negeri Perumnas Bumi Kelapa Dua

2007 - 2010 SMP Negeri 16 Kota Tangerang

2010 - 2013 SMA Negeri 2 Kota Tangerang

2013 - Sekarang Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

PENGALAMAN ORGANISASI SELAMA DI UNIVERSITAS SULTAN

AGENG TIRTAYASA

1. Anggota UKM Olahraga Basket Putri UNTIRTA 2014-2016

2. Anggota UKM Kokesma UNTIRTA 2015-2016