pengaruh kebutuhan informasi terhadap...
TRANSCRIPT
PENGARUH KEBUTUHAN INFORMASI TERHADAP
PEMANFAATAN KOLEKSI MELALUI LAYANAN
PRIMA DI PERPUSTAKAAN MAHKAMAH
KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh:
Irfan Nurchoir
NIM : 1112025100045
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1438 H/ 2017
i
ABSTRAK
Irfan Nurchoir (1112025100045). Pengaruh Kebutuhan Informasi terhadap
Pemanfaatan Koleksi melalui Layanan Prima di Perpustakaan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia. Dibawah bimbingan Ade Abdul Hak.
M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengaruh dan kebutuhan
informasi melalui layanan prima terhadap pemanfaatan koleksi. Responden pada
penelitian ini berjumlah 50 ASN (Aparatur Sipil Negara) yang menggunakan
layanan prima di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi. Penelitian ini
menggunakan analisis linier berganda sebagai alat statistik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan informasi ASN sebesar 3,22. Nilai
tersebut berada pada skala 2,50-3,25 yang berarti kebutuhan informasi ASN
dilingkungan MKRI termasuk tinggi. Kemudian tingkat layanan prima sebesar
3,19. Nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,25 hal ini menunjukkan bahwa
layanan prima di perpustakaan MKRI termasuk tinggi. Tingkat pemanfaatan
koleksi di perpustakaan sebesar 3,15, Berada pada skala 2,50-3,25. Hal ini
menunjukkan bahwa pemanfaatan koleksi di perpustakaan MKRI termasuk tinggi.
Hasil akhir dari uji korelasi menemukan pengaruh layanan prima terhadap
pemanfaatan koleksi sebesar 0,499, kemudian pengaruh kebutuhan informasi
terhadap pemanfaatan koleksi sebesar 0,528 bernilai kuat dan searah nilai tersebut
didapat setelah di moderasi oleh layanan prima.
Kata Kunci :Kebutuhan Informasi, Layanan prima, pemanfaatan koleksi,
Mahkamah Konstitusi, perpustakaan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan hanya bagi Allah SWT, karena
hanya berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan salah
satu tugas studi berupa penyusunan Skripsi. Sholawat serta salam selalu
tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW dan seluruh umatnya.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada
waktunya, dengan judul ―PENGARUH KEBUTUHAN INFORMASI
TERHADAP PEMANFAATAN KOLEKSI MELALUI LAYANAN PRIMA DI
PERPUSTAKAAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA.
Topik sebuah skripsi ini dipilih atas pertimbangan penulis terhadap
pentingnya kebutuhan informasi bagi pemustaka. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat untuk kemajuan dan perkembangan perpustakaan dalam upaya
meningkatkan keefektifan kinerja Aparatur Sipil Negara di Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia.
Segenap rasa terima kasih ingin penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini, diantaranya:
1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan.
3. Bapak Mu’min Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan.
4. Bapak Ade Abdul Hak, M. Hum, selaku dosen pembimbing dan
pembimbing akademik yang telah menyediakan waktu dan pemikiranya
iii
serta selalu sabar membantu dan membimbing penulis untuk
menyelesaikan skripsi.
5. Ibu lina Herlina yang sudah menjadi pembimbing penulis dalam
melakukan penelitian di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi terima kasih
banyak telah bersedia direpotkan oleh penulis selama penelitian
berlangsung.
6. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan FAH UIN jakarta yang telah
banyak memberikan masukan dan ilmunya kepada penulis.
7. Orang tua penulis, Umi dan Apa tercinta yang selalu memberikan
semangat dan Do’a yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan
studinya. Bagi penulis Apa dan Umi adalah orang tua yang sangat hebat
sehingga bisa menyekolahkan ketujuh anak-anaknya sampe tingkat
Sarjana.
8. Kedua tetehku tersayang Muhibatul Hasanah dan Nurinayah, dan keempat
Aa-aa penulis aagus, aisal, aasep, ajejen yang selalu memberikan bantuan
baik moril maupun materil sehingga penelitian ini dapat terselesaikan
dengan tepat waktu.
9. Untuk kaka-kakak ipar penulis Aa Hanafi, kak Robi, teh lilis, teh milah
dan teh hilda yang selalu menyemangati penulis untuk segera
menyelesaikan penelitian ini.
10. Keponakan-keponakan Mang Irfan : Fathi, Ainaya, Gibran, Kamila, Filza,
Alya, dan Kaylina.
11. Teman-teman Jurusan Ilmu Perpustakaan kelas B, sahabat: Andri
Octaviastuti S.IP, Dwi Nugroho Putra S.IP dan Rebecca Septiarini S.IP,
iv
teman seperjuangan mencari rizki : Dita Parwitasari S.IP, Humaidah, Ai
Munawaroh, diah Sismawati, Hilda Elistianah. Dan semua anak-nak kelas
IPI B 2012 kita semua keluarga semoga kalian dapat segera menyusul
ketahap wisuda.
12. Teman-teman jurusan ilmu perpustakaan angakatan 2012.
13. Teman-teman KKN BLOSSOM.
14. Sahabat pondok pesantren Jamaludin, Asep Saepul Ihsan, dan sahabat
rumah Maulana Munajir, Jihad Achmad Ghozali, Wirda Hasanah, Putri
Indah Permatasari, Iing Apriyanti sahabat sejati.
Akhirnya penulis hanya dapat berharap semoga semua amal baik yang
telah diberikan mendapatkan balasan setimpal yang lebih baik dari Allah
SWT, amin ya rabbal’alamin.
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
SURAT PENGESAHAN
ABSTRAK...................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. v
DAFTAR BAGAN ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah .................................................................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 3
D. Definisi Operasional..................................................................................... 4
E. Sistematika Penulisan .................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN LITERATUR ...................................................................... 7
A. Perpustakaan Khusus ................................................................................... 7
1. Definisi Perpustakaan Khusus .................................................................. 7
2. Ciri Perpustakaan Khusus ........................................................................ 8
3. Fungsi Perpustakaan Khusus .................................................................... 9
4. Koleksi Perpustakaan Khusus .................................................................. 9
5. Layanan Perpustakaan Khusus ............................................................... 10
B. Analisis Kebutuhan Informasi ................................................................... 12
1. Definisi Analisis Kebutuhan Informasi ................................................. 12
2. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ................................ 14
3. Cara-Cara Pemenuhan kebutuhan Informasi Pengguna Perpustakaan ... 14
C. Pemanfaatan Koleksi .................................................................................. 20
1. Definisi Pemanfaatan Koleksi ................................................................ 20
2. Faktor-faktor Pemanfaatan Koleksi ........................................................ 21
3. Cara Memanfaatkan Koleksi .................................................................. 22
D. Pelayanan Prima ......................................................................................... 23
1. Pelayanan Prima ..................................................................................... 23
vi
2. Pelayanan Prima di Perpustakaan ........................................................... 27
E. Kepuasaan Pemustaka ................................................................................ 29
1. Definisi Kepuasan Pemustaka ................................................................ 29
2. Mengukur Kepuasan Pemustaka ............................................................ 30
F. Penelitian Relevan ...................................................................................... 30
G. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 32
H. Bagan Kerangka Pemikiran........................................................................ 34
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 35
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian................................................................. 35
B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 35
C. Sumber Data ............................................................................................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 37
E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 38
1. Statistik Deskriptif .................................................................................. 38
2. Uji Kualitas Data .................................................................................... 39
3. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 40
4. Uji Hipotesis ........................................................................................... 43
F. Operasional Variabel .................................................................................. 49
G. Tempat dan Jadwal Penelitian .................................................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 56
A. Profil Perpustakaan Mahkamah Konstitusi ................................................ 56
1. Latar Belakang Pendirian dan Sejarah Singkat Perpustakaan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia ....................................................................... 56
2. Visi dan Misi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia 59
3. SDM & Struktur Organisasi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia ........................................................................................ 60
4. Fasilitas Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia ........ 62
5. Sistem, Waktu dan Jenis Layanan .......................................................... 63
6. Jenis Layanan Prima di Perpustakaan MKRI ......................................... 63
7 Gedung Serta Sarana dan Pra sarana Perpustakaan ................................ 67
B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 68
1. Karakteristik Identitas Responden .......................................................... 68
vii
2. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel ........................... 69
3. Hasil Uji Kualitas Data ........................................................................... 73
4. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 83
5. Analisis Regresi Linear Berganda .......................................................... 86
6. Hubungan Antara Kebutuhan Informasi, Pemanfaatan Koleksi dan
Layanan Prima ............................................................................................... 94
C. Pembahasan ................................................................................................ 95
1. Variabel Analisis Kebutuhan Informasi ................................................. 96
2. Variabel layanan prima .......................................................................... 99
3. Variabel pemanfaatan koleksi .............................................................. 102
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 106
A. Kesimpulan .............................................................................................. 106
B. Saran ......................................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 108
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
viii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2. 2 Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 34
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Operational Variabel ............................................................................ 52
Tabel 3. 2 Jadwal Penelitian................................................................................ 554
Tabel 4. 1 SDM Perpustakaan Mahkamah Konstitusi .......................................... 61
Tabel 4. 2 Tingkat Pengembalian Kuesioner ........................................................ 68
Tabel 4. 3 Jenis Kelamin ....................................................................................... 69
Tabel 4. 4 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel ....................................... 70
Tabel 4. 5 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel ....................................... 71
Tabel 4. 6 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel ....................................... 72
Tabel 4. 10 Tabel Uji Validitas X (AKI) .............................................................. 75
Tabel 4. 11 Tabel Uji Validitas Z (LP) ................................................................. 78
Tabel 4. 12 Tabel Uji Validitas Y (PK) ................................................................ 81
Tabel 4. 13 Uji Realibilitas Data ........................................................................... 82
Tabel 4. 14 Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 83
Tabel 4. 15 Uji Multikolinearitas .......................................................................... 84
Tabel 4. 16 Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................................................... 86
Tabel 4. 17 Uji Signifikan Simultan F .................................................................. 87
Tabel 4. 18 Uji T ................................................................................................... 88
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tidak dapat disangkal lagi bahwa ledakan informasi telah
menciptakan tuntutan baru dari pihak pemakai. Perpustakaan sebagai pusat
informasi dan masyarakat yang membutuhkan informasi ibarat dua sisi mata
uang yang tak dapat dipisahkan. Hal ini terwujud manakala perpustakaan
sudah siap melayani dengan sumber informasi yang memadai. Sementara
masyarakat memahami, menghayati dan memaknai informasi dalam
keseharianya.
Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya
cetak, dan/ karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan
rekreasi para pemustaka. Perpustakaan memiliki berbagai macam jenis salah
satunya adalah perpustakaan khusus.
Adanya sebuah perpustakaan selalu dikaitkan dengan koleksi atau
bahan pustaka. Penggunaan koleksi di sebuah perpustakaan merupakan
cerminan apakah layanan di perpustakaan berjalan dengan lancar atau tidak.
Permasalahanya, apakah koleksi yang tersedia diperpustakaan sudah
dapat dimanfaatkan oleh pemustakanya. Hal ini tentu tergantung pada
kesusaian informasi yang diinginkan pemustaka. Oleh sebab itu, koleksi yang
tersedia harus sesuai dengan kebutuhan informasi pemustaka, sehingga
nantinya ketersediaan koleksi dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
2
Perpustakaan MKRI berada di Jalan Medan Merdeka Barat No. 6
Jakarta Pusat, pada awalnya perpustakaan MKRI menempati ruangan lantai 5
yang dilengkapi dengan ruang baca dalam dan ruang baca luar sambil
menikmati dome MKRI yang sekaligus menjadi ruang baca tambahan. Akan
tetapi pada tahun 2012 perpustakaan MK pindah ke lantai 8 dan 16 dan ada
pula di Cisarua Bogor di pusat diklat.
Perpustakaan Mahkamah Konstitusi memiliki koleksi bahan pustaka
8901 judul dengan jumlah eksemplar sebanyak 18579 ribu buku dan 164 e-
book. Untuk jurnal elektronik yang dilanggan adalah westlaw, Hein-Online,
dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan hukum lainya.
Setelah peneliti melakukan observasi, peneliti melihat statistik dalam
pemanfaatan koleksi yang masih kurang maksimal terhadap pemanfaatan
perpustakaan setiap harinya. Sedangkan perpustakaan sudah memberikan
layanan prima bagi pemustaka yaitu berupa layanan secara langsung maupun
tidak langsung yang diberikan khusus kepada Aparatur Sipil Negara di
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
mengetahui bagaimana pengaruh kebutuhan informasi terhadap pemanfaatan
koleksi melalui layanan prima di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi
republik indonesia, Dengan mengetahui kebutuhan informasi dan
pemanfaatan koleksi kita dapat mengetahui apakah koleksi yang ada sudah
relavan, tepat dan mutakhir sesuai dengan kebutuhannya. Dengan ini peneliti
memandang perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kebutuhan
3
Informasi terhadap Pemanfaatan Koleksi Melalui Layanan Prima di
Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia”
B. Pembatasan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang lebih luas, serta keterbatasan
waktu dan tenaga dalam penelitian ini, maka peneliti mengkhususkan
untuk membahas secara dalam mengenai pengaruh kebutuhan informasi
terhadap pemanfaatan koleksi melalui layanan prima di Perpustakaan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.
2. Rumusan Masalah
Perumusan Masalah pada Penelitian ini adalah:
1. Bagaimana gambaran Kebutuhan Informasi ASN di Lingkungan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia?
2. Bagaimana gambaran Layanan Prima di Perpustakaan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia?
3. Bagaimana gambaran Pemanfaatan Koleksi di Perpustakaan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia?
4. Seberapa besar Pengaruh Kebutuhan informasi melalui layanan prima
terhadap pemanfaatan koleksi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengungkap gambaran Kebutuhan Informasi ASN di Lingkungan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.
4
2. Mengungkap gambaran Layanan Prima di Perpustakaan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia.
3. Mengungkap gambaran Pemanfaatan Koleksi di Perpustakaan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia.
4. Mengungkap Seberapa besar Pengaruh Kebutuhan Informasi melalui
layanan prima terhadap Pemanfaatan Koleksi.
Sedangkan manfaat pada penelitian ini adalah:
a. Manfaat Penelitian
1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna
dalam memberikan kebutuhan informasi bagi ASN dilingkungan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.
2) Memberikan masukan kepada perpustakaan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia untuk meningkatkan koleksi dan layanan
terhadap pemustaka.
3) Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan pengetahuan bagi
peneliti.
4) Syarat kelulusan Strata Satu Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas
Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
D. Definisi Operasional
1. Kebutuhan Informasi adalah kegiatan untuk mengukur sejauh mana
kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka.
5
2. Pemanfaatan koleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemustaka
dalam memanfaatkan koleksi dengan cara dipinjam, dibaca, diteliti,
dianalisis, dan dikembangkan untuk berbagai keperluan.
3. Layanan Prima adalah usaha yang dilakukan perpustakaan MKRI kepada
pemustaka dengan memberikan layanan baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan tujuan untuk memberikan kepuasan terhadap
pemustaka.
4. Perpustakaan khusus adalah Perpustakaan yang berada pada suatu
instansi atau lembaga tertentu, baik pemerintah maupun swasta, dan
sekaligus sebagai pengelola dan penanggung jawabnya. Tugas pokonya
melayani pemakai dari kantor yang bersangkutan, sehingga koleksinya
juga relatif terbatas yang berkaitan dengan misi dan tugas lembaga yang
bersangkutan.
5. ASN adalah Aparatur Sipil Negara yaitu profesi bagi pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintah yang bekerja pada instansi pemerintah.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika pada penelitian ini adalah:
BAB I Pendahuluan
Bab ini menerangkan tentang latar belakang, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian kemudian
definisi istilah dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Literatur
Pada bab ini berisi teori-teori yang digunakan sebagai
pendukung dalam penelitian skripsi. Teori tersebut meliputi teori
6
perpustakaan khusus, kebutuhan informasi, pemanfaatan koleksi
dan Layanan Prima. Kemudian dijabarkan mengenai beberapa hasil
penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh peneliti lain.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari
jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan
data, teknik analisis data serta jadwal penelitian.
BAB IV Pembahasan dan Hasil Penelitian
Bab ini berisikan tentang profil objek penelitian yang
meliputi gambaran umum dari perpustakaan yang terdiri dari
sejarah perpustakaan, visi dan misi perpustakaan, struktur
perpustakaan, koleksi perpustakaan, layanan perpustakaan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Kemudian dilanjutkan
dengan hasil penelitian mengenai gambaran kebutuhan informasi,
gambaran Layanan Prima di perpustakaan, gambaran pemanfaatan
koleksi dan seberapa besar pengaruh kebutuhan informasi melalui
layanan prima terhadap pemanfaatan koleksi baik secara parsial
maupun simultan.
BAB V Penutup
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi mengenai
kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang telah dijelaskan
pada bab-bab sebelumnya dan berisi saran yang saling terkait
dengan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.
7
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Khusus
1. Definisi Perpustakaan Khusus
Sebenarnya cukup banyak sumber bacaan yang dapat
memberikan arti dan penjelasan tentang kata perpustakaan. Namun,
secara fisik kita dapat membayangkan sosok sebuah perpustakaan, yang
tentu saja dapat dibedakan dari sekedar kios atau tempat bacaan.
Pengertian perpustakaan secara sederhana adalah suatu unit kerja yang
memiliki sumber daya manusia, ―ruang khusus‖, dan kumpulan koleksi
sesuai dengan jenis perpustakaan.1
Sebab perpustakaan dalam pengertian yang benar tentu harus
mencakup tersedianya sarana dan prasarana lain, seperti tempat,
peralatan, tenaga, sistem pengolahan, pemanfaatan bahan pustaka, dana,
dan faktor pendukung lainya
Perpustakaan khusus adalah suatu jenis perpustakaan yang paling
unik jika dibandingkan oleh perpustakaan lain. Perpustakaan khusus
berada dibawah suatu departemen atau suatu biro, dibawah suatu bagian,
atau bahkan dibawah bidang pemasaran. Karena itu sebuah perpustakaan
khusus dapat bersifat nasional dengan dipimpin oleh pejabat eselon dua
atau dapat pula dipimpin oleh eselon lima, karena letak dan struktur
perpustakaan didalam suatu organisasi dapat bervariasi.2 Perpustakaan
1 Purwono, Profesi Pustakawan Menghadapi Tantangan Perubahan (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013.), h. 2. 2 Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999),
h.2.3.
8
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia termasuk kedalam
perpustakaan khusus karena berada dibawah suatu lembaga tinggi negara.
Jadi, dari beberapa penjelasan mengenai perpustakaan khusus
yang telah diuraikan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan
khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh instansi atau
lembaga, baik pemerintah maupun swasta yang berfungsi sebagai pusat
penelitian dan referensi serta sarana untuk memperlancar pelaksanaan
tugas instansi atau lembaga yang bersangkutan. Perpustakaan khusus
mempunyai tujuan untuk memberikan layanan informasi demi
kepentingan dan kelancaran tugas lembaga induknya, karena
perpustakaan khusus merupakan bagian dari suatu lembaga atau badan
yang integral dari lembaga yang bersangkutan. Oleh karena itu,
perpustakaan khusus mengkhususkan diri dalam mengumpulkan dan
menyebarkan literatur bidang ilmu pengetahuan atau sekelompok bidang
ilmu pengetahuan saja.
2. Ciri Perpustakaan Khusus
Adapun ciri-ciri perpustakaan khusus di antaranya sebagai
berikut:
a. Memberi informasi pada badan induknya, dimana perpustakaan itu
berada (didirikan).
b. Tempatnya di gedung-gedung pusat penelitian, asuransi, agen-agen
serta badan usaha yang mengarah kegiatan bisnis.
c. Melayani pemakai khusus pada organisasi induknya.
d. Cakupan subjeknya terbatas (khusus).
9
e. Ukuran perpustakaanya relatif kecil.
f. Jumlah koleksinya relatif kecil.3
3. Fungsi Perpustakaan Khusus
Biasanya perpustakaan khusus berfungsi sebagai pusat informasi,
yaitu memiliki hal-hal berikut ini:
a. Memberikan pelayanan yang bersifat terbatas pada anggota dalam
lingkungan tempat perpustakaan bernaung.
b. Merupakan pusat informasi bagi aktifitas badan yang dilayani.
c. Mengumpulkan informasi, menyimpan dan secara efektif
memberikan literatur dalam segala bentuk.
d. Menyediakan bibliografi, sari karangan, reproduksi dan lain-lain
dalam bidang khusus. 4
4. Koleksi Perpustakaan Khusus
Koleksi perpustakaan adalah semua pustaka baik dalam bentuk
buku, film, majalah, dan sejenisnya yang dikumpulkan dan diproses
berdasarkan aturan tertentu untuk disajikan dalam rangka memenuhi
kebutuhan informasi pengguna, mencakup koleksi umum, koleksi
referensi, dan koleksi inti.
Koleksi perpustakaan khusus difokuskan pada koleksi muktahir di
dalam subyek yang menjadi tujuan perpustakaan tersebut atau untuk
mendukung kegiatan badan induknya. Koleksi suatu perpustakaan khusus
adalah tidak terletak dalam banyaknya jumlah bahan pustaka atau jenis
terbitan lainnya melainkan ditekankan kepada kualitas koleksinya, agar
3 Purwono, Profesi Pustakawan Menghadapi Tantangan Perubahan, h.3. 4 Arif Budiwijaya, Pembinaan Koleksi Perpustakaan : Dalam Lokakarya Pembinanaan
Perpustakaan Khusus Kependudukan (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 1979), h.1.
10
dapat mendukung jasa penyebaran informasi muktahir serta penelusuran
informasi.5
5. Layanan Perpustakaan Khusus
Menurut UU perpustakaan No. 43 Tahun 2007 pasal 26 yang
berbunyi ―perpustakaan khusus memberikan layanan kepada pemustaka
dilingkunganya dan secara terbatas memberikan layanan kepada
pemustaka di luar lingkunganya. 6
Layanan yang diberikan perpustakaan khusus meliputi:
a. Layanan Ruang Baca
Layanan ruang baca berupa penyediaan fasilitas untuk
membaca/belajar diruang-ruang perpustakaan. Fasilitas yang
disediakan adalah berbagai jenis koleksi perpustakaan, meja, kursi,
penerangan, ruang diskusi, komputer penelusuran, hotspot, AC, dan
toilet.
b. Layanan sirkulasi
Layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani pengguna jasa
perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman, dan pengembalian
bahan pustaka beserta penyelesaian administrasinya. Layanan ini
bertujuan memberikan keleuasan kepada pengguna dalam
memanfatkan bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan.
5 Arif Surachman, ―Pengelolaan Perpustakaan Khusus,‖ Artikel ini diakses pada tanggal 02
Februari 2017, pukul 09.29 melalui Http://eprints.rclis.org/8633/1/Manajemen_Perpustakaan_Khusus.pdf. 6 Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h.3.
11
c. Layanan informasi koleksi baru
Menurut Karmidi Martoatmodjo, layanan ini adalah layanan
perpustakaan kepada pengguna mengenai informasi yang baru
datang ke perpustakaan. Ini adalah suatu cara yang baik untuk tetap
berhubungan dengan pengguna. Bagi pengguna sendiri hal ini
merupakan pemberitahuan bahwa sudah ada bahan atau koleksi baru
yang perlu dibaca di Perpustakaan.
d. Layanan referensi
Layanan referensi diberikan untuk membantu pengguna
perpustakaan atau masyarakat yang ingin menemukan informasi
secara cepat dan tepat dari koleksi yang ada di perpustakaan.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menjawab langsung pertanyaan
pengguna perpustakaan atau dari masyarakat dengan menggunakan
sumber atau koleksi rujukan yang tersedia.
e. Layanan penelusuran literatur
Dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan
Khusus, layanan penelusuran literatur adalah pencarian kembali
bahan pustaka yang ada di perpustakaan atau di luar perpustakaan
dengan cara menggunakan alat akses atau kartu katalog, literatur
sekunder seperti indeks dan majalah abstrak atau pangkalan data
(terpasang/online dan CD-ROM). Untuk melaksanakan layanan ini,
perpustakaan perlu memiliki tenaga yang menguasai bidang tertentu
(Subject Specialist) serta koleksi sumber-sumber akses informasi
selengkap dan setepat mungkin.
12
f. Layanan pendidikan pengguna
Layanan ini berupa kegiatan membimbing atau memberikan
petunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu
memanfaatkan kemudahaan dan pelayanan perpustakaan dengan
efektif dan efisien.7
B. Kebutuhan Informasi
1. Definisi Kebutuhan Informasi
Setiap manusia memerlukan informasi. Seorang akademisi, ilmuan,
peneliti dan masyarakat pada umumnya memerlukan informasi. Informasi
diperlukan manusia untuk membantu memecahkan masalah yang
dihadapinya. Mahasiswa dan dosen membutuhkan informasi untuk keperluan
tugas-tugas akademiknya, ilmuan dan peneliti memerlukan informasi untuk
memperkaya pembahasan terhadap masalah yang sedang atau akan diteliti.
Demikian pula masyarakat pada umumnya memerlukan informasi untuk
keperluanya yang lain dengan situasi yang dihadapinya. Untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan informasinya, seseorang biasanya mendatangi pusat-
pusat informasi seperti perpustakaan, pusat dokumentasi, lembaga arsip, dan
lain-lain.8
Kebutuhan adalah keadaan dimana manusia merasakan suatu kekurangan dan
berupaya untuk memenuhi kekurangan dan berupaya untuk memenuhi
kekurangan tersebut. mengingat bahwa perilaku manusia sangat ditentukan
7 F. Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 87-89. 8 Agus Rifai, ―Peran Pustakawan Intermediary Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pemakai,‖
Al-Maktabah, Vol.4, No. 1 (April 2013): h.13.
13
oleh dorongan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka dalam psikologi
banyak dilakukan penelitian mendalam tentang kebutuhan.9
Informasi adalah masukan yang diperoleh dari berbagai sumber seperti
gagasan dan pengalaman seseorang, kegiatan operasional, pendapat
masyarakat, hasil penelitian atau pengamatan, dan lain-lain. 10
Dari dua pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa Kebutuhan Informasi
merupakan kegiatan dalam mencari informasi yang dirasa kurang cukup
dengan cara mencari keberbagai sumber seperti gagasan dan pengalaman
seseorang (buku), kegiatan operasional (perpustakaan), hasil penelitian dan
pengamatan serta yang lainya.
Menurut The Library Association yang dikutip oleh Ade Abdul Hak
mengemukakan kebutuhan informasi yaitu kemampuan seseorang dalam
mengetahui bahwa pengetahuan yang dimilikinya tentang sesuatu subyek
tertentu adalah tidak mencukupi.11
Dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, perpustakaan perlu
memperhatikan ketersediaan bahan pustaka atau koleksi dengan kebutuhan
informasi pemustaka yang datang ke perpustakaan tersebut. Kebutuhan
informasi seseorang didorong oleh keadaan dalam diri seseorang dan
perannya dalam lingkunganya. Dimana seseorang menyadari bahwa
pengetahuan yang ia miliki masih kurang sehingga ada keinginan untuk
memenuhi kebutuhan informasi. Informasi tersebut dapat digunakan untuk
menambah pengetahuan mengenai lingkungan masyarakat, tugas-tugas
9 Hasan Shadily, Ensiklopedia Indonesia Jilid 3 (Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve, 1982), h. 1707. 10 Soetminah, Perpustakaan Kepustakawanan Dan Pustakawan (Jakarta: Kanisius, 1992), h. 41. 11 Ade Abdul Hak, ―Strategi Informasi Perpustakaan Nasional RI Dalam Pengembangan Literasi
Informasi Di Masyarakat,‖ Al-Maktabah, Vol. 9, No.2 (Desember 2008): h. 253.
14
pribadi sesuai dengan pekerjaan, pendidikan, hiburan dan untuk pengambilan
keputusan. 12
Dari beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa kebutuhan
informasi merupakan upaya yang dilakukan oleh perpustakaan dalam hal
menghimpun, mengolah, dan menyalurkan kepada pemustaka yang menjadi
anggotanya.
2. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi.
Menurut Nicholas ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan
informasi, yaitu:13
1. Jenis Pekerjaan
2. Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi, meliputi
ketepatan, ketentuan mencari informasi, pencarian secara sistematis,
motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega, dan
atasan.
3. Waktu.
4. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi)
atau eksternal (di luar organisasi)
5. Sumber daya teknologi yang digunakan untuk informasi.
3. Cara-Cara Pemenuhan kebutuhan Informasi Pengguna Perpustakaan
Menurut Yusup, cara-cara yang dilakukan dalam hal pemenuhan
kebutuhan informasi pengguna perpustakaan adalah dapat dilakukan
12 Rahmi Fadilah, Malta Nelisa, ―Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka Badan Perpustakaan
Dan Karsipan Provinsi Sumatera Barat.,‖ Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan Dan Kearsipan, 1, 3 (2014),
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/iipk/article/view/5692. 13 David Nicholas, Assesing Information Needs: Tools, Techniques and Concepts for the Internet
Age (London: Aslib Imi, 2005), h.92.
15
dengan mengidentifikasi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan
dan sumber informasi yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan.
Katz Gurevitch dan Haas yang dikutip oleh Yusup membagi jenis
kebutuhan informasi dalam lima macam, yaitu:14
a. Kebutuhan Kognitif
Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat
atau menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang
akan lingkunganya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang
untuk memahami dan menguasai lingkunganya. Kebutuhan ini dapat
memberi kepuasan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan
seseorang. Kebutuhan kognitif merupakan Kebutuhan informasi oleh
pemustaka karena ingin memproleh informasi yang mendukung tugas
pekerjaan. Kebutuhan informasi karena untuk memperbaharui
informasi mengenai pekerjaan dan memperoleh pengetahuan.
b. Kebutuhan Afektif
Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang dapat
menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman emosional. kebutuhan
afektif pada perpustakaan merupakan kebutuhan informasi karena
percaya dengan informasi yang ada di dalamnya, kebutuhan
informasi karena ingin mendapatkan perasaan nyaman, memperoleh
informasi yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan pribadi
dan menyelasaikan tugas pekerjaan.
c. Kebutuhan Integrasi Personal
14 Pawit M. Yusup, Ilmu Informasi, Komunikasi, Dan Kepustakaan (Jakarta: Bumi Akara, 2009),
h.338-339.
16
Kebutuhan ini sering dikaitkan dengan penguatan, kredibilitas,
kepercayaan, stabilitas, dan status individu. Kebutuhan-kebutuhan ini
berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri. Kaitanya
kebutuhan integrasi personal dengan kebutuhan informasi permustaka
adalah kebutuhan informasi karena ingin menambah pengetahuan
intelektual (kredibilitas), kebutuhan informasi karena ingin
mengetahui informasi yang dapat membantu menganalisa
permasalahan pribadi (kepercayaan).
d. Kebutuhan Integrasi Sosial
Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan
keluarga, teman, dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasari oleh
hasrat seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang
lain. Seperti kebutuhan informasi untuk menemukan bahan diskusi,
kebutuhan informasi yang dapat dibagikan dengan dengan lain.
e. Kebutuhan Berkhayal/Pelarian (Excapist Needs)
Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk
melarikan diri, melepaskan ketegangan, dan hasrat untuk mencari
hiburan atau pengalihan. Kebutuhan informasi untuk menghindari
tekanan, ketegangan dengan mencari sebuah hiburan demi melepas
kepenatan ataupun kebosanan Seperti membaca novel atau komik
untuk mengisi waktu luang dan menghibur diri.
Perpustakaan merupakan tempat sumber informasi bagi seluruh pengguna
perpustakaan. Begitu juga dengan perpustakaan khusus, maka segala sumber
17
informasi dalam koleksi yang dimilikinya pun bersifat menyeluruh untuk
pemustaka inti instansi.
Yusup menyatakan bahwa, memfokuskan sumber informasi yaitu hanya
kepada segala macam informasi yang secara khusus bisa diawasi,
dikendalikan, diolah dan dikelola untuk kepentingan umat manusia, yaitu
sumber informasi terekam yang bisa diperoleh di perpuskaan-perpustakaan
dan segala jenisnya, baik informasi yang bersifat ilmiah (bisa dimanfaatkan
untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan), dan sumber informasi
non-ilmiah seperti informasi tentang keluarga, berita kematian, dan iklan
komersial yang biasanya terdapat di terbitan berseri seperti bentuk majalah,
surat kabar, tabloid, dan lainya. 15
Sumber informasi ilmiah yang biasa disediakan di perpustakaan adalah
sumber informasi yang berupa bentuk tercetak (buku) dan tidak tercetak
(bentuk mikro, bahan audio-visual, peta)16
a. Sumber Informasi Berupa Koleksi Tercetak
Sumber informasi berupa tercetak yaitu hasil pemikiran manusia yang
dituangkan dalam bentuk cetak, seperti:
1. Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh
yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Diantaranya
buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan. Beberapa jenis buku antara
lain sebagai berikut:
15 Pawit M. Yusup, Ilmu Informasi, Komunikasi, Dan Kepustakaan . h. 52 16 Pawit M. Yusup, Ilmu Informasi, Komunikasi, Dan Kepustakaan . h. 45
18
a) Buku teks (buku wajib), yang telah digariskan oleh pemerintah.
Contoh: berbagai buku wajib yang dikeluarkan oleh pemerintah
yang digunakan di SD, SMP, SMA serta penunjang perkuliahan.
b) Buku penunjang, buku pengayaan yang telah mendapat
rekomendasi dari pemerintah untuk digunakan di sekolah-
sekolah, dan buku penunjang untuk kalangan siswa tentang
bidang tertentu.
c) Buku fiksi serta buku bergambar yang dapat mempengaruhi rasa
ingin tahu dan dapat mengembangkan imajinasi anak didik.
d) Buku rujukan (referens) merupakan buku yang menggambarkan
isi yang tidak mendalam dan kadang-kadang hanya memuat
informasi tertentu saja seperti arti kata.
e) Terbitan berseri, adalah sumber informasi yang berupa pustaka
yang direncanakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu
terbit tertentu. Bahan Pustaka yang termasuk koleksi terbitan
berseri adalah laporan yang terbit dalam jangka waktu tertentu,
seperti laporan tahunan. Tri wulanan, dan sebagainya.
b. Sumber Informasi Noncetak
Sumber Informasi Noncetak adalah hasil pemikiran yang
dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah,
melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman
gambar dan sebagainya. Istilah lain yang digunakan untuk bahan
pustaka ini adalah Sumber informasi berupa non buku, ataupun
19
bahan pandang dengar. Sumber informasi noncetak terdiri dari
beberapa jenis, diantaranya:
a) Sumber informasi berupa rekaman suara. Dalam bentuk kaset
dan piringan hitam. Contoh buku pelajaran bahasa inggris yang
dikombinasikan dengan pita kaset.
b) Sumber informasi berupa gambar hidup dan rekaman video.
Berupa film dan kaset video kegunaanya bersifat rekreasi juga
dipakai untuk pendidikan seperti pendidikan pemakai dalam hal
cara menggunakan katalog perpustakaan.
c) Sumber informasi berupa Grafika. Seperti lukisan, bagan, foto,
gambar dll).
d) Sumber informasi berupa kartografi seperti peta, atlas, bola
dunia, foto udara dll).
c. Sumber Informasi dalam Bentuk Elektronik
Sumber Informasi dalam Bentuk Elektronik merupakan koleksi
pandang dengar memuat informasi yang dapat ditangkap secara
bersamaan oleh indra mata dan telinga contoh video, kaset, piringan
hitam, CD-ROM, VCD, slide, dan film.
Sedangkan menurut Rhayuningsih, sumber informasi terbagi menjadi tiga
macam, yaitu sumber informasi primer, sekunder, dan tersier. 17
1) Sumber informasi primer adalah karangan asli yang ditulis secara
lengkap meliputi monografi, artikel majalah, hasil penelitian, laporan
langsung atau reportase, skripsi, tesis, dan disertasi.
17 F. Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan, h. 156.
20
2) Sumber informasi sekunder segala jenis ringkasan sumber primer dan
merupakan alat bantu untuk menemukan sumber primer, seperti
ensiklopedia, kamus, bibliografi, kumpulan indeks, kumpulan abstrak,
sumber biografi, katalog perpustakaan, dll.
3) Sumber informasi tersier adalah ringkasan sumber, seperti indeks abstrak
yang biasa digunakan sebagai alat untuk menemukan abstrak dengan
cepat, dan bibliografi yang dapat digunakan untuk mencari bibliografi
secara cepat.
Sumber informasi berperan sebagai media atau sarana yang menjembatani
antara pemustaka dan informasi. Pemilihan informasi oleh pemustaka
dipengaruhi oleh manfaat informasi sesuai dengan kebutuhan untuk
mengatasi berbagai permasalahan situasional yang dialami. Selain itu
pemilihan dan penggunaan sumber informasi dipengaruhi juga oleh
pengetahuan internal dan eksternal dari pengguna informasi itu sendiri,
diantaranya karena faktor kemudahan dan kenyamanan dalam memperoleh
dan menggunakan sumber informasi. 18
C. Pemanfaatan Koleksi
1. Definisi Pemanfaatan Koleksi
Untuk dapat mengetahui pemanfaatan koleksi, terlebih dahulu kita
harus mengetahui pengertian dari pemanfaatan. Pemanfaatan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti suatu proses atau perbuatan
memanfaatkan atau menggunakan sesuatu. Dapat disimpulkan bahwa
18 Pawit M. Yusup, Ilmu Informasi, Komunikasi, Dan Kepustakaan. h. 38
21
pemanfaatan adalah proses atau cara, perbuatan untuk memanfaatkan
sesuatu yang kita butuhkan. 19
Koleksi merupakan seperangkat sumber informasi (resources)
yang disediakan oleh pemakai tertentu. koleksi merupakan suatu
kumpulan bahan-bahan tercetak, bahan audio visual, maupun bahan-
bahan elektronik. 20
Pemanfaatan koleksi adalah bahwa bahan pustaka yang disediakan
harus dibaca dan dipergunakan oleh kelompok masyarakat yang menjadi
target untuk memakainya dan bentuk nyatanya pemanfaatan koleksi
bahan pustaka ialah dibaca, dipinjam, diteliti, dikaji, dianalisis,
dikembangkan untuk berbagai keperluan.21
Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pemanfaatan koleksi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemustaka
dalam memanfaatakan koleksi dengan cara dipinjam, dibaca, diteliti,
dianalisis, dan dikembangkan untuk berbagai keperluan.
2. Faktor-faktor Pemanfaatan Koleksi
Menurut Handoko dalam Budi Prawati, faktor-faktor pemanfaatan koleksi
meliputi faktor internal dan eksternal.22
a. Faktor internal meliputi:
1. Kebutuhan akan informasi.
19 Alwi Hasan, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Balai Pustaka, 2005), h. 711. 20 Sudarnoto Abdul Hakim, ed, Perpustakaan Dan Pendidikan (Jakarta: Fakultas Adab dan
Humaniora, 2005), h. 15. 21 Dady P, Rachmawan, Etika Kepustakawanan : Suatu Pendekatan Terhadap Profesi Dan Kode
Etik Pustakawan Indonesia (Jakarta: Sagung Seto, 2010), h. 191. 22 Budi Prawati, ―Keterpakaian Koleksi Majalah Ilmiah Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran
Teknologi Pertanian Oleh Peneliti Badan Litbang Pertanian,‖ Jurnal Perpustakaan Pertanian V, Vol.1, No.
12 (2003), h. 54.
22
2. Motif atau alasan dorongan yang menyebabkan ia berbuat
sesuatu.
3. Minat kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
b. Faktor Eksternal meliputi:
1. Kelengkapan koleksi
2. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna
3. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali
3. Cara Memanfaatkan Koleksi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa ―pemanfaatan
mengandung arti proses, cara, dan tindakan‖. Memanfaatkan koleksi
perpustakaan dapat berarti membaca koleksi diruang baca perpustakaan
(in-library use) dan meminjam koleksi dari bagian sirkulasi perpustakaan
(out-library-use).23
Menurut Lancaster membatasi pengertian diruang baca dengan bentuk
pertanyaan, yaitu:24
a. Jika koleksi diambil dari rak, dan dikembalikan lagi, apakah koleksi
itu sudah dimanfaatkan?
b. Jika koleksi diambil dari rak dan sebagian dibaca, apakah koleksi itu
sudah di manfaatkan?
c. Jika koleksi ada diatas meja/ruang baca dan dibaca sekilas, apakah
koleksi itu sudah dimanfaatkan?
23 Petter Salim, Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, h. 646. 24 Lancaster, fw, If You Want to Evaluate Your Library (Illionis: Thomson-shore, 1993), h.77.
23
Dari pendapat diatas dapat diketahui pemanfaatan koleksi perpustakaan
dilakukan di dalam perpustakaan dengan membacanya atau di luar
perpustakaan dengan meminjam untuk dibawa pulang.
Pemustaka dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan beberapa
cara yaitu membaca, meminjam dan memfotokopi koleksi perpustakaan.25
1. Membaca koleksi perpustakaan
Dalam kaitanya dengan pemanfaatan koleksi dengan membaca di
perpustakaan, maka perpustakaan menyediakan ruangan yang dapat
digunakan pemustaka untuk membaca dan belajar. Luas ruangan
tergantung dari jumlah pemustaka yang datang.
2. Meminjam koleksi perpustakan
Pada layanan sirkulasi, koleksi yang dapat dipinjam untuk dibawa
pulang memiliki pengecualian pada koleksi referensi yang
pemakaiannya hanya boleh di dalam perpustakaan.
3. Memfotokopi koleksi perpustakaan
Memfotokopi koleksi perpustakaan berarti membuat salinan dari suatu
koleksi perpustakaan dengan mempergunakan mesin fotokopi.
D. Pelayanan Prima
1. Pelayanan Prima
a. Definisis Layanan Prima
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia secara etimologis, pelayanan
adalah perihal atau cara melayani atau kemudahan yang diberikan
25 Hari Santoso, ―Promosi Sebagai Media Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah,‖(Jurnal Perpustakaan
Sekolah, tahun 1-no 1 april 2007), hal 3.
24
sehubungan dengan jasa. 26
sedangkan pima adalah sempurna atau
sangat baik. 27
Secara sederhana pelayanan prima dapat diartikan sebagai
pelayanan yang menguntungkan atau memuaskan pelanggan.28
Sedangkan menurut Djunaidi dan Mulkan Achmad layanan prima
adalah usaha yang dilakukan seseorang atau kelompok orang dalam
membantu kebutuhan pemustaka dengan sikap profesional dan
mampu memberikan nilai keunggulan dengan sikap kompetitif yang
sehat untuk mewujudkan visi universitas sebagai academic excellen. 29
Sementara menurut Endar Sugiarto yang di kutip oleh Murniaty
menyatakan bahwa layanan prima adalah upaya maksimal yang
mampu diberikan oleh petugas pelayanan dari suatu perusahaan
industri jasa pelayanan untuk memenuhi harapan dan kebutuhan
pelanggan, sehingga tercapai suatu kepuasan. 30
Dengan kata lain, pelayanan prima merupakan suatu pelayanan
yang memenuhi standar kualitas. Pelayanan yang memenuhi standar
kualitas adalah suatu pelayanan yang sesuai dengan harapan dan
kepuasan pelanggan/masyarakat.
26 Anton M Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan :
Balai Pustaka, 1988), h.504. 27 Anton M Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.701. 28 Blasius Sudarsono, Antologi Kepustakawanan Indonesia (Jakarta: Ikatan Perpustakaan Indonesia,
2006), h. 137. 29 Djunaidi, Mulkan Achmad, ―Layanan Prima Sebagai Usaha Pemberdayaan Perpustakaan,‖
Artikel diakses pada tanggal 01 Februari 2017 melalui,
http://digilib.unsri.ac.id/download/Layanan%20Prima%20Sebagai%20%Usaha%20%Pemberdayaan%20%20
%Perpustakaan.pdf. 30 Murniaty, ―Mewujudkan Pelayanan Prima Di Bagian Pelayanan Pengguna Perpustakaan,‖
Artikel diakses pada tanggal 01 Februari 2017 melalui
http://repository.usu.ac.id/bit/stream123456789282221132296412.pdf.
25
b. Metode Layanan Prima
Pelayanan Prima pada akhirnya diharapkan dapat memperbaiki mutu
produk dan jasa yang ditawarkan pada pemustaka serta meningkatkan
pelayanan yang diberikan pelanggan. Untuk mencapai mutu pelayanan
prima diperlukan sebuah metode atau teknik. yaitu:31
a. Beri pemustaka suatu nilai tambah
Berikan kepada pelanggan sesuatu yang melebihi harapanya.
Dengan melebihi harapanya, maka pemustaka akan terpuaskan.
b. Latih staff perpustakaan dalam bidang teknik pengukuran mutu
internal. Staf perpustakaan harus dilatih untuk mengidentifikasi
kapan dan dimana masalah mutu muncul dan langkah-;angkah
yang dibutuhkan untuk mengoreksinya sebelum pemustaka
melihat kesalahan tersebut.
c. Kontak tetap dengan pemustaka
Komunikasi secara teratur dengan pemustaka membuat mereka
diperlihatkan, sehingga mereka dapat memaafkan kesalahan-
kesalahan tertentu yang dilakukan oleh pustakawan. Komunikasi
dapat dilakukan melalui newsletter, ucapan terima kasih, dan
sebagainya.
d. Program imbalan
Pelanggan perusahaan juga perlu mendapatkan imbalan
manakala mereka melakukan sesuatu melebihi yang menjadi
31 F. Rahayuningsih, Mengukur Kepuasan Pemustaka; Menggunakan Metode LibQUAL+
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), h. 6-7.
26
kewajiban mereka, misalnya peminjam terbanyak, pengunjung
terbanyak.
e. Aliansi strategis dan kemitraan
Perpustakaan harus proaktif untuk melibatkan pelanggan
perusahaan sebagai mitra. Ajak mereka terlibat dalam
memberikan saran/masukan demi peningkatan mutu perusahaan.
c. Dimensi Kualitas Pelayanan Prima
Terdapat lima dimensi yang digunakan pelanggan dalam menilai
kualitas layanan dalam bidang usaha, yaitu: 32
a. Reliabilitas
Berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk
menyampaikan layanan yang dijanjijkan secara akurat sejak
pertama kali.
b. Daya Tanggap
Berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan penyedia
layanan untuk membantu para pelanggan dan merespon
permintaan mereka dengan segera.
c. Jaminan
Berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta
kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya dan
keyakinan pelanggan.
32 Fandy Tjiptono, Service Manajement Mewujudkan Layanan Prima (Yogyakarta: Andi, 2012), h.
174.
27
d. Empati
Berarti bahwa perusahaan memahami masalah para
pelangganya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta
memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan
memiliki jam operasional yang nyaman.
e. Bukti fisik
Berkenaan dengan penampilan fisik fasilitas layanan,
peralatan/pelengkapan, sumber daya manusia, dan materi
komunikasi perusahaan.
2. Pelayanan Prima di Perpustakaan
Menurut Shaun Brady dkk hal yang harus di pertimbangkan ketika
memberikan layanan prima di perpustakaan adalah: 33
a. Reliability (kehandalan)
Kehandalan adalah faktor kunci dari layanan prima, karena sebuah
layanan yang konsisten dan dapat diandalkan akan dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan perpustakaan. Contoh dalam
perpustakaan adalah adanya penggunaan teknologi yang melibatkan
perpustakaan dan pemustaka sehingga dapat berinteraksi.
b. Communication (Komunikasi)
Komunikasi merupakan cara menyampaikan informasi kepada
pemustaka dalam bahasa yang mudah dipahami mereka. contohnya
komunikasi dua arah yang melibatkan pustakawan dengan pemustaka
33 Shaun Brady dkk, ―Customer Service in The Self-Service Public Library," Artikel diakses pada
tanggal 01 Februari 2017 melalui
http://plvn.net.au/sites/default/files/customer_service_excellen_in_the_selfservice_public_library_report.pdf.
28
tanpa harus ada berapa pada satu tempat yang sama contohnya
Website atau media sosial.
c. Responsiveness (Respon)
Perpustakaan harus memahami dan merespon perubahan kebutuhan
informasi pemustaka. Adanya perhatian perubahan kebutuhan
informasi contohnya kebutuhan informasi tercetak ke bentuk
elektronik.
d. Understanding Your Customer (Memahami Pemustaka)
Yaitu upaya untuk mengetahui apa yang benar-benar dibutuhkan dan
diinginkan oleh pemustaka. Contohnya dengan membuat kotak saran
dan mengadakan survei yang melibatkan pemustaka untuk
mengetahui keinginan dan kebutuhan informasi mereka.
e. Accessbility (Akses)
Titik akses yang menjadi penentu layanan prima di mata pelanggan
adalah akses mencakup jam buka, lokasi, koleksi dan layanan yang
diberikan. Contohnya dengan adanya jam buka online serta koleksi
digital yang dapat diakses pemustaka kapan dan dimanapun tanpa
harus pergi ke perpustakaan.
f. Staffing (Pustakawan)
Dalam memberikan pelayanan prima pustakawan dituntut untuk
mencintai apa yang sudah menjadi tugas dan kewajibanya,
berorientasi kepada kepuasan pemustaka, dan menjadi pendengar
yang baik serta menunjukan empati.
29
Untuk mengetahui berhasil tidaknya pelayanan prima di perpustakaan
maka di perlukan penelitian mengenai tingkat kepuasan pemustaka
terhadap perpustakaan.
E. Kepuasaan Pemustaka
1. Definisi Kepuasan Pemustaka
Dalam Kamus Istilah Psikologi Kepuasan; rasa puas atau satisfaction
adalah perasaan lega yang merupakan akibat etrcapainya suatu tujuan
(goal) atau terpunuhinya suatu kebutuhan. 34
Sementara menurut Richard Oliver yang dikutip oleh Elva Rahmah
menyatakan bahwa kepuasan adalah tanggapan pelanggan atas
terpenuhinya kebutuhan. 35
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan kepuasan yaitu tingkat
perasaan seseorang terhadap kinerja atau hasil yang di peroleh.
Secara umum, pengguna perpustakaan atau pemustaka dapat
dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu: 36
1. Pengguna potensial adalah pengguna yang telah ditargetkan, dan
seharusnya menjadi pengguna.
2. Pengguna aktual adalah mereka yang telah menggunakan
perpustakaan, baik pengguna aktual (pengguna yang secara teratur
berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan) maupun pengguna
aktual pasif (pengguna yang menggunakan perpustakaan ketika
ada kebutuhan).
34 Fuad Hassan dkk, Kamus Istilah Psikologi (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981), h.47. 35 Elva Rahmah, ―Analisis Kepuasan Pemustaka Terhadap Layanan Perpustakaan Universitas
Negeri Padang,‖ Artikel diakses pada tanggal 01 Februari 2017 melalui http://journal.unair.ac.id/download-
fullpapers-palim64c6ad268efull.pdf. 36 Rachman Hermawan, Zulfikar Zen, Etika Pustakawan (Jakarta: Sagung Seto, 2010), h. 16.
30
Jadi dapat disimpulkan kepuasan pemustaka adalah apabila
pustakawan bekerja dengan baik maka pemustaka merasa puas,
namun jika pustakawan bekerja dengan tidak baik maka pemustaka
tidak merasa puas.
2. Mengukur Kepuasan Pemustaka
Terdapat tiga cara dalam mengukur kepuasan pelanggan yaitu: 37
1. Kemampuan memahami kebutuhan dan keinginan pemustaka serta
memahami tipe-tipe pemustaka.
2. Pengembangan database yang lebih akurat, termasuk data
kebutuhan dan keinginan setiap segmen pemustaka dan prubahan
kondisi.
3. Pemanfaatan informasi-informasi yang diperoleh dari riset pasar
suatu kerangka strategis.
F. Penelitian Relevan
1. Penelitian yang pertama dilakukan oleh Masitoh Handayani mahasiswi
Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 2013 dengan judul
―pengaruh kinerja pegawai terhadap layanan prima di cisra; universitas
padjajaran‖. Persamaan dengan penulis adalah subjek atau topik yang
diangkat, yaitu sama-sama membahas tentang layanan prima. Yang
membedakan dengan penelitian ini adalah penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kebutuhan informasi terhadap pemanfaatan koleksi
melalui layanan prima di perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia, sedangkan penelitian yang ditulis oleh Masitoh adalah
37 Syihabuddin Qalyubi dkk, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan Dan Informasi (Yogyakarta:
Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, 2007), h. 204.
31
mengetahui kinerja pustakawan dalam memberikan pelayanan prima
pada bagian layanan referensi di perpustakaan perguruan tinggi. Metode
yang digunakan kuantitatif dan tempat penelitianya di Cistra; Universitas
Padjajaran sedangkan peneliti menggunakan metode kuantitatif
menggunakan SPSS bertempat di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia.
2. Penelitian yang kedua dari Farhan Bukhori, mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jurusan Ilmu Perpustakaan, periode 2012, dengan
judul penelitian ―Kepuasan Pemustaka Terhadap Implementasi
Pelayanan Prima (Excellent Service) di Kantor Perpustakaan dan Arsip
Kota Administrasi Jakarta Barat‖, persamaan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti dengan peneliti sebelumnya adalah sama-sama membahas
tentang layanan prima. Perbedaanya adalah peneliti sebelumnya hanya
meneliti tentang kepuasan terhadap pelayanan prima dengan
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan gabungan
(kualitatif dan kuantitatif) dan tempat penelitianya di Kantor
Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat sedangkan
peneliti meneliti pegaruh kebutuhan informasi terhadap pemanfaatan
koleksi melalui layanan prima dengan metode penelitian kuantitatif
menggunakan SPSS dengan tempat penelitian di Perpustakaan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.
3. Penelitian yang ketiga adalah penelitian dari ramdani, mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul ―Pemanfaatan Koleksi
Referensi sebagai Sumber Daya Perpustakaan dalam Jasa Layanan
32
Informasi : Studi Kasus pada Perpustakaan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama
mengambil tempat penelitian di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia, namun topik penelitianya berbeda jika peneliti
meneliti tentang pengaruh kebutuhan informasi terhadap pemanfaatan
koleksi melalui layanan prima dengan metode penelitian kuantitatif
menggunakan SPSS, sedangkan ramdani meneliti bagaimana
pemanfaatan koleksi referensi sebagai sumber daya perpustakaan dalam
jasa layanan informasi dengan menggunakan metode kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif.
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. 38
Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap
suatu masalah penelitian yang kebenaraanya masih lemah sehingga harus
diuji secara empiris (hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti dibawah
dan thesa yang berarti kebenaran). Pernyataan atau dugaan disebut
proposisi.39
Salah satu langkah yang harus dilalui dalam pengujian hipotesis adalah
dengan menentukan formulasi hipotesisnya yaitu hipotesis nol (H0),dan
hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan
sebagai suatu pernyataan yang akan diuji. Disebut hipotesis nol karena
38 Sugiyono, Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 64. 39 Misbahuddin, Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, 2nd ed(Jakarta: Bumi
Akara, 2013), h. 38.
33
hipotesis ini tidak memiliki perbedaan atau perbedaanya nol dengan hipotesis
sebenarnya. Hipotesis penelitian dalam hipotesis statistik akan menjadi
hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (H1 atau Ha). Hipotesis alternatif
adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan hipotesis nol (H0). 40
untuk itulah diperlukan sebuah penelitian untuk diuji kebenaran dari hipotesis
yang sudah dibuat. Dalam penelitian ini peneliti mengajukan tiga hipotesis
sebagai berikut:
Ho : tidak ada pengaruh kebutuhan informasi tehadap pemanfaatan koleksi
H1 : Ada pengaruh kebutuhan informasi terhadap pemanfaatan koleksi.
H0 : tidak ada pengaruh layanan prima terhadap pemanfaatan koleksi
H2 : ada pengaruh layanan prima terhadap pemanfaatan koleksi
H0 : tidak ada pengaruh kebutuhan informasi melalui layanan prima
terhadap pemanfaatan koleksi
H3 : Ada pengaruh kebutuhan informasi melalui layanan prima terhadap
pemanfaatan koleksi.
40 Misbahuddin, Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, 2nd ed, h. 37-38.
34
H. Bagan Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar
Bagan 2. 1 Kerangka Pemikiran
Pengaruh Kebutuhan Informasi terhadap Pemanfaatan Koleksi melalui Layanan Prima di Perpustakaan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia.
Kebutuhan
Informasi
(X)
Layanan Prima (Z)
Pemanfaatan
Koleksi (Y)
Metode Penelitian
Regresi Berganda
Uji Asumsi Klasik
Normalitas
Multikolonieritas
Uji Statistik
Uji Koefisien Determinasi
Uji Signifikan Individual (Uji T)
Uji Siginifikan Simultan (Uji F)
Hasil Pengujian
Kesimpulan dan Saran
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai suatu
variabel. Dalam hal ini, variabel mandiri, baik satu variabel ataupun lebih
(Independent) tanpa membuat perbandingan dengan variabel lain.41
Untuk pendekatan penelitian peneliti menggunakan pendekatan
kuantitatif untuk melakukan pengukuran terhadap gejala atau situasi yang
ada pada saat penelitian. Pendekatan kuantitatif adalah salah satu model
menemukan kebenaran konsep, hubungan konsep-konsep melalui
wilayah-wilayah yang luas dengan populasi tanpa atau menggunakan
sampel dalam jumlah besar. 42
Dalam penelitian ini peneliti hendak
mendapatkan data kuantitatif berbentuk data numerik yang divalidasi
untuk mencerminkan dimensi dan indikator yang disebarkan kepada
populasi maupun sampel tertentu.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.43
Populasi
pada penelitian ini adalah Aparatur Sipil Negara yang menggunakan
41 Misbahuddin, Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, 2nd ed, h. 8 42 UIN Syarif Hidayatullah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatulah Jakarta. (Jakarta:
UIN Jakarta Press., 2006), h.39. 43 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D (Bandung: cv alfabeta, 2011), h.80.
36
Layanan prima di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia berjumlah 50 ASN. (data diambil dari lampiran wawancara)
Menurut Roscoe yang di kutip oleh Uma Sekaran acuan umum untuk
menentukan ukuran sampel adalah: 44
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai
500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai
negri-pegawai swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel
setiap kategori minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate
(misalnya korelasi atau regresi berganda). Maka jumlah sampel
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.
4. Untuk penilaian eksperimental sederhana dengan kontrol eksperimen
yang kuat, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 s/d
20.
Melihat dari jenis penelitian dan jumlah populasi yang ada, maka teknik
pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel
jenuh. Sampel jenuh merupakan teknik penentuan sampel di mana semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. 45
istilah lain sampel jenuh
adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. jadi
sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah keseluruhan ASN di
lingkungan MKRI yang menggunakan Layanan Prima berjumlah 50 ASN.
44 Uma Sekaran, Metode Penelitian Bisnis. (Jakarta: Salemba empat, 2006), h. 25. 45 Sugiyono, Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif (Bandung: CV Alfabeta, 2011), h. 27.
37
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini antara lain:
1. Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung tanpa melalui
perantara atau data yang langsung dari sumbernya.46
Sumber data
primer adalah data yang diperoleh langsung dari Mahkamah
Konstitusi dan merupakan sumber data utama. Sumber data primer
yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang
diisi responden.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung (melalui perantara) yang digunakan sebagai pelengkap untuk
diproses lebih lanjut.47
Sumber data sekunder didapati dari buku,
artikel dan dokumen elektronik yang relavan dengan permasalahan
yang diteliti.
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun metode yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data
dan informasi dalam penelitian ini adalah:
1. Kuesioner
Peneliti menanyakan beberapa pertanyaan terkait dengan
permasalahan dengan menyebarkan angket ke responden (ASN).
2. Wawancara
46 M. Muslich, Metode Kuantitatif (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 1993), h.86. 47 Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN Pres, 1999), h. 86.
38
Wawancara dilakukan kepada satu orang pustakawan yang menjadi
penanggung jawab kordinasi dengan ASN untuk mendapatkan
informasi terkait permasalahan penelitian ini.
3. Studi Dokumen
Peneliti mencari literatur berupa dokumen-dokumen terkait dengan
penelitian ini seperti laporan tahunan Mahkamah Konstitusi, artikel,
dan lain-lain).
E. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya. Penggunaan
statistik deskriptif variabel penelitian agar dapat memberikan
penjelasan peneliti dalam menjabarkan hasil analisis data dari
pembahasan. 48
Dalam statistik deskriptif peneliti menggunakan distribusi frekuensi
relatif yaitu distribusi yang nilai frekuensinya tidak dinyatakan dalam
bentuk angka mutlak, akan tetapi dinyatakan dalam bentuk presentase
(%). 49
Rumus :
n = jumlah data (50 responden)
= frekuensi responden pada kelas tertentu
48 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 29.
49 Syofian siregar, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Dilengkapi Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS
Versi 17 (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010).
39
= frekuensi relatif atau presentase responden pada
kelas tertentu
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan
suatu instrumen. Instrumen sahih atau valid, berarti memiliki
validitas tinggi, demikian pula sebaliknya. Sebuah instrumen
dikatakan sahih apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
atau mengungkap data dari variabel yang teliti secara tepat. 50
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid (tepat/cermat) atau jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini
menggunakan Pearson Correlation (mengukur kekuatan
hubungan 2 variabel) yaitu dengan cara menghitung korelasi
antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila
nilai Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai dibawah
0,05 (nilai probabilitas/peluang/kemungkinan, jika nilai
probabilitas < 0,05 maka hubungan kedua variabel signifikan)
berarti data yang diperoleh adalah valid atau sah.51
b. Uji Reliabilitas
Reabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan
sebuah instrumen. Jadi, reabilitas menunjukan apakah instrumen
50 Misbahuddin, Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, h. 303. 51 Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate Program SPSS (Semarang: Universitas Dipenogoro, 2009),
h. 45.
40
tersebut secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama
tentang sesuatu yang diukur pada waktu yang berlainan. 52
uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel (dapat dipercaya) atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel
yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga
menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. 53
jika nilai Cronbach Alpha (mengukur ketepatan indikator
kuesioner) lebih besar dari 0,6 maka dinyatakan reliabel atau dapat
dipercaya.
Pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas sebagai berikut:54
Cronbach Alpha < 0,6 = reliabilitas buruk
Cronbach Alpha 0,6 – 0,79 = reliabitas diterima
Cronbach Alpha 0,8 = reliabilitas baik
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik (persyaratan statistik yang harus terpenuhi) peneliti
melakukan uji normalitas, uji mulkolonieritas dan uji
heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data adalah uji prasyarat tentang kelayakan data
untuk dianalisis dengan menggunakan statistik. Melalui uji ini,
52 Misbahuddin, Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, h. 298. 53 Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate Program SPSS, h. 41. 54 priyatno, Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS (Jakarta: Mediakom, 2013), h.30.
41
sebuah data hasil penelitian dapat diketahui bentuk distribusi data
tersebut, yaitu berdistribusi normal atau tidak normal. 55
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, baik variabel independen maupun dependen telah
terdistribusi secara normal. Model regresi yang baik adalah model
regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Dalam uji normalitas data penelitian ini menggunakan uji
normalitas Kolmogorov Smirnov 56
dengan membandingkan
distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distrbusi
normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah
ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan
normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda
antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku.
Jika signifikansi dibawah 0,05 bearti terdapat perbedaan yang
signifikan, dan jika signifikansi diatas 0,05 maka tidak terjadi
perbedaan yang signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov
Smirnov adalah jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang
akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data
normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Lebih lanjut, jika
signifikansi diatas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan
yang signifikan, berarti data tersebut normal dan layak dijadikan
sebagai instrumen penelitian.
55 Misbahuddin, Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, h. 278. 56 Anwar Hidayat," Uji Normalitas Dengan Kolmogorv Smirnov, 2013," Artikel diakses pada
tanggal 02 Februari 2017 melalui . http://www.statistikian.com/2012/09/uji-normalitas-dengan-kolmogorov-
smirnov.html
42
b. Uji Multikolonieritas
Multikolinieritas merupakan suatu kondisi dimana terjadi
korelasi/hubungan yang kuat antara variabel bebas. Uji
multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau terikat. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas didalam model regresi besar nilai Tolerance dan
VIF (Variance Infaltion Factor). Regresi bebas dari masalah
multikonieritas jika nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai
VIF kurang dari 10. 57
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. 58
deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara
nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya
(SRESID) dimana sumbu Y adalah yang telah di prediksi
sedangkan sumbu X adalah residualnya. Jika ada pola tertentu
maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, namun
jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan
57 Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori Dan Aplikasi Dengan SPSS (Yogyakarta: Andi, 2011),
h. 83. 58 Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori Dan Aplikasi Dengan SPSS. h. 95
43
dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. 59
4. Uji Hipotesis
Metode Statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
regresi linear berganda dengan bantuan software SPSS. Metode yang
digunakan satu variabel dependen dengan beberapa variabel
independen, dengan nilai signifikan 0,05.
a. Pengujian dengan Analisis Regresi Linear Berganda
Regresi yang berarti peramalan, merupakan teknik statistik (alat
statistik) hubungan yang digunakan untuk meramalkan atau
memperkirakan nilai dari dari suatu variabel dalam hubunganya
dengan variabel lain melalui persamaan garis regresi.
Regresi ini berbentuk regresi linear yaitu regresi yang
memperlihatkan data yang ada dapat dinyatakan berada pada satu
garis lurus (linear) dan regresi nonlinear yaitu regresi yang
memperlihatkan data yang tidak dapat dinyatakan pada satu garis
lurus. (nonlinear). 60
Regresi terdiri atas variabel independen/bebas (yang
mempengaruhi), variabel intervening (penyela) dan variabel
terikat/dependen (yang dipengaruhi). Variabel yang
mempengaruhi dalam analisis rergresi disebut sebagai variabel
prediktor dengan lambang (X) variabel yang mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dengan dependen dengan
59 Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori Dan Aplikasi Dengan SPSS.h. 97. 60 Misbahuddin, Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, h. 49.
44
lambang (Z) dan yang dipengaruhi disebut variabel kriterium
(dengan lambang Y). Untuk regresi ganda yaitu hubungan antara
satu variabel terikat dengan 2 atau lebih variabel terikat. 61
Regresi linear berganda adalah regresi linear dimana variabel
terikatnya (variabel Y) dihubungkan dengan dua variabel atau
lebih variabel bebas (X).62
Regresi linear ganda bertujuan untuk :63
1. Meramalkan atau memprediksi pengaruh dua variabel
prekdiktor (X) atau lebih terhadap satu variabel kretium (Y)
atau variabel terikat.
2. Membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara
2 variabel bebas (X) atau lebih dengan satu variabel terikat
(Y).
Persamaan regresi ganda dirumuskan sebagai berikut: 64
X= a + b1y + e2
Z = a + b1y + e2
Y = a + b1x + b2 z+ e2
Pengaruh Kebutuhan Informasi (X) terhadap Pemanfaatan
Koleksi (Y)
Pengaruh Layanan Prima (Z) terhadap Pemanfaatan
Koleksi(Y)
61 Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate Program SPSS (Semarang: Universitas Dipenogoro, 2009),
h. 95. 62 Misbahuddin, Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, h. 88. 63 Santoso Singgih, Statistik Parametrik Konsep Dan Aplikasi Dengan SPSS (Jakarta: PT. Alex
Media Komputindo, 2010), h. 213. 64 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: cv alfabeta, 2007), h. 275.
45
Pengaruh Kebutuhan Informasi (X) melalui Layanan Prima (Z)
terhadap Pemanfaatan Koleksi (Y)
Dimana:
Y = Pemanfaatan Koleksi
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X = Kebutuhan Informasi
Z = Layanan Prima
e = Eror
terkait dengan penggunaan alat uji regresi ganda terdapat
beberapa analisis yang digunakan, antara lain:
1) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi
variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi
koefisien determinasi maka semakin tinggi variabel bebas
dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel
terikatnya. 65
Secara umum nilai R2 terletak pada nilai 0 sampai dengan 1 (0
≤ r ≤1). Nilai koefisien determinasi menjelaskan seberapa
besar kemampuan model atau interaksi antara Kebutuhan
Informasi melalui Layanan Prima terhadap Pemanfaatan
Koleksi.
65 Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori Dan Aplikasi Dengan SPSS, h. 39.
46
Acuan yang menjadi ukuran seberapa besar penjelasan R2
adalah:
Secara umum nilai r² terletak pada nilai 0 sampai dengan 1 (0
≤ r ≤1). Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase
variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
persamaan regresi yang dihasilkan. Semakin mendekati nol
bersarnya koefisien determinasi (r²) suatu persamaan regresi,
semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen
terhadap nilai variabel dependen. Sebaliknya, semakin
mendekat satu besarnya koefisien determinasi (r²) suatu
persamaan regresi, semakin besar pula pengaruh semua
variabel terhadap nilai variabel dependen.
0,00-0,199 : Sangat Rendah
0,20-0,399 : Rendah
0,40-0,599 : Sedang
0,60-0799 : Kuat
0,80-1,000 : Sangat Kuat 66
2. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Uji Statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua
variabel independen yang dimasukan dalam model regresi
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen
yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Jika nilai signifikansi
< 0,05 maka Ha diterima dan sebaliknya, jika nilai
66 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 231.
47
signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak atau jika hasilnya lebih
kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen. 67
3. Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara
individual (parsial) terhadap variabel dependen yang diuji
pada tingkat 0,05. Langkah yang digunakan untuk menguji
hipotesis ini adalah dengan menentukan level of significance-
nya. Level of significance yang digunakan adalah sebesar 5 %
atau (α) = 0,05. Jika sign. t > 0,05 maka Ha ditolak namun
jika sign. t < 0,05 maka Ha diterima dan berarti terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan
variabel dependen. Atau jika nilai probability t lebih kecil
dari 0,05 maka variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen. 68
4. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk (1) mencari bukti ada
tidaknya hubungan korelasi antar variabel, (2) bila sudah ada
hubungan, untuk melihat tingkat keeratan hubungan antar
variabel, dan (3) untuk memperoleh kejelasan dan kepastian
67 Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori Dan Aplikasi Dengan SPSS, h. 45. 68 Ibid.
48
apakah hubungan tersebut berarti (meyakinkan/signifikan)
atau tidak berarti (tidak meyakinkan. Metode yang digunakan
untuk menghitung karakteristik besarnya korelasi adalah
metode korelasi multivariat, yaitu metode statistik yang dapat
menggambarkan dan menemukan hubungan antara beberapa
variabel. Untuk menafsirkan angka tersebut digunakan
kriteria sebagai berikut:69
0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)
0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat
0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis:
H0 ; p = 0 : tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan
antara dua variabel.
Ha ; p ≠ 0 : ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara
dua variabel. Pengujian berdasarkan signifikan:
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima (tidak signifikan)
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak (signifikan)
69
Jonathan Sarwono & Ely Suhati, Riset Akuntansi Menggunakan SPSS (Yogyakarta: Graha Ilmu, n.d.).
49
F. Operasional Variabel
Operasional Variabel adalah pendefinisian dari serangkaian variabel yang
digunakan dalam penulisan. 70
dalam penelitian metode responden yang
digunakan peneliti adalah skala likert. Pada bagian ini akan diuraikan
definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan
operasional dan cara pengukuranya.
1. Kebutuhan Informasi (X)
Variabel independen atau bebas merupakan variabel yang menjadi
sebab perubahan atau timbulya variabel terikat. Atau Variabel yang
mempengaruhi atau disebut sebagai variabel prediktor dengan
lambang (X). Variabel independen pertama dalam penelitian ini
adalah Kebutuhan Informasi (X).
Kebutuhan informasi merupakan kegiatan dalam mencari informasi
yang dirasa kurang cukup dengan cara mencari ke berbagai sumber
seperti gagasan dan pengalaman seseorang (buku), kegiatan
operasional (perpustakaan), hasil penelitian dan pengamatan serta
yang lainya. Kemudian perpustakaan berupaya untuk menghimpun,
mengolah, dan menyalurkan kepada pemustaka yang menjadi
anggotanya.
Indikator dalam variabel ini adalah kebutuhan kognitif, kebutuhan
afektif, kebutuhan integrasi personal, kebutuhan integrasi sosial dan
kebutuhan berkhayal/pelarian (Excapist Needs).
70 Puguh Suharso, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis : Pendekatan Filosofi Dan Praktis
(Jakarta: Indeks, 2009), h. 87.
50
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala 4 poin dari Sangat
Setuju (4), Setuju (3), Tidak Setuju (2), dan Sangat Tidak Setuju (1).
2. Layanan Prima (Z)
Variabel intervening (penghubung) adalah variabel yang menjadi
media pada suatu hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat.71
Beberapa layanan yang dimanfaatkan oleh pemustaka yang
terdapat di perpustakaan dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu
perpustakaan, Salah satu layanannya adalah layanan prima. Layanan
prima merupakan suatu pelayanan yang memenuhi standar kualitas.
Pelayanan yang memenuhi standar kualitas adalah suatu pelayanan
yang sesuai dengan harapan dan kepuasan pelanggan/masyarakat.
Indikator dalam variabel ini adalah reliability (kehandalan),
(communication (komunikasi), responsiveness (respon),
understanding your customer (memahami pemustaka), accessbility
(akses), staffing (pustakawan).
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala 4 poin dari Sangat
Setuju (4), Setuju (3), Tidak Setuju (2), dan Sangat Tidak Setuju (1).
3. Pemanfaatan Koleksi (Y)
Tujuan adanya sebuah perpustakaan salah satunya untuk membantu
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka dengan
71 Syofian siregar, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Dilengkapi Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS
Versi 17.(Jakarta: PT. Grafindo Persada,2010), h. 111.
51
cara memanfaatkan koleksi yang ada di perpustakaan. pemanfaatan
koleksi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemustaka dalam
memanfaatakan koleksi dengan cara dipinjam, dibaca, diteliti,
dianalisis, dan dikembangkan untuk berbagai keperluan.
Indikator dalam variabel ini adalah membaca, meminjam dan
memfotokopi.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala 4 poin dari Sangat
Setuju (4), Setuju (3), Tidak Setuju (2), dan Sangat Tidak Setuju (1).
52
Tabel 3. 1
Operational Variabel
Jenis Variabel Indikator Alat Ukur instrumen item
Kebutuhan
Informasi (X)
Kebutuhan
Kognitif
menambah/memperkuat
informasi
saya membutuhkan
informasi yang dapat
memperkuat informasi
yang sudah saya ketahui
1,2,3
menambah/memperkuat
pengetahuan
saya membutuhkan
informasi yang dapat
menambah pengetahuan
pemahaman seseorang
akan lingkungan
saya membutuhkan
informasi tentang
keadaan lingkungan
pekerjaan
Kebutuhan Afektif mendapatkan perasaan
nyaman
saya membutuhkan
informasi yang dapat
membuat saya merasa
nyaman membacanya
4,5,6
menyelesaikan
permasalahan pribadi
saya membutuhkan
informasi yang dapat
menyelesaikan
permasalahan pekerjaan
menyelesaikan tugas
pekerjaan
saya membutuhkan
informasi yang dapat
membantu tugas
pekerjaan
Kebutuhan
Integrasi Personal
menambah pengetahuan
intelektual (kredibilitas)
saya membutuhkan
informasi yang
menambah pengetahuan
intelektual
7, 8
membantu menganalisa
permasalahan pribadi
saya membutuhkan
informasi yang dapat
membantu menganalisa
permasalahan pekerjaan
Kebutuhan
Integrasi Sosial
menambah informasi
bahan diskusi
saya membutuhkan
informasi untuk
menemukan bahan
diskusi dengan orang lain
9, 10
informasi yang dapat
dibagikan dengan orang
lain
saya membutuhkan
informasi agar bisa dibagi
dengan orang lain
Kebutuhan
Berkhayal/Pelarian
melarikan diri saya membutuhkan
informasi yang dapat
11,12,13
53
melepaskan diri dari
kepenatan pekerjaan
melepas ketegangan saya membutuhkan
informasi yang dapat
melepaskan ketegangan
setelah bekerja
mencari hiburan saya membutuhkan
informasi yang sifatnya
menghibur
Layanan Prima (Z) Reliability
(kehandalan) dan
Communication
(komunikasi)
penggunaan teknologi
dan komunikasi dua
arah
adanya penggunaan
teknologi membantu saya
berinteraksi dan
berkomunikasi dengan
pustakawan/perpustakaan
(Layanan Pasif)
14
Responsiveness
(respon)
perubahan kebutuhan
informasi
perpustakaan
menyediakan koleksi
tercetak /noncetak atau
elektronik untuk
memuaskan pelayanan
kepada pemustaka
15
Understanding
(memahami
pemustaka)
mengetahui kebutuhan
dan keinginan
pustakawan memahami
kebutuhan informasi saya
dengan memberitahukan
perkembangan terbaru
setiap bidang subjek.
(CAS)
16
Accessbility
(akses)
Layanan saya puas dengan layanan
kesiagaan informasi yang
diberikan perpustakaan
berupa email maupun
abstrak. (CAS)
17
Koleksi koleksi perpustakaan MK
lengkap dan sesuai
dengan kebutuhan
informasi saya
18
jam buka saya puas dengan waktu
yang diberikan untuk
berkunjung ke
perpustakaan dari pukul
08.00-04.30
19
Lokasi lokasi perpustakaan
mudah di akses
20
54
Staffing
(Pustakawan)
tugas dan kewajiban pustakawan menjalankan
tugas menawarkan
koleksi kepada ASN
sebagai pertimbangan
pengadaan selanjutnya
(Preventif)
21
kepuasan pemustaka saya merasa puas dengan
layanan antar yang
diberikan perpustakaan
(Delivery Order)
22
pendengar baik pustakawan
mendengarkan dengan
baik akan saran dan
masukan untuk koleksi
maupun untuk
perpustakaan (Layanan
Pasif)
23
Pemanfaatan
Koleksi (Y)
Membaca Membaca saya membaca judul buku
terlebih dahulu
24
saya membaca daftar isi
terlebih dahulu
25
saya membaca
keseluruhan buku
26
Meminjam meminjam saya meminjam koleksi
setiap berkunjung ke
perpustakaan
27
Memfotokopi Memfotokpi saya pernah memfotokopi
koleksi perpustakaan
28
55
Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Jan Feb
Observasi X
Pengajuan ProposalX
Bimbingan X X X X
Penelitian X X X X X
Sidang X
Jenis
Kegiatan
Tahun 2015/2016 Tahun 2016/2017
G. Tempat dan Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Jakarta
Pusat yang berlokasi di Jl. Medan Merdeka Barat No. 6
Tabel 3. 2
Jadwal Penelitian
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perpustakaan Mahkamah Konstitusi
1. Latar Belakang Pendirian dan Sejarah Singkat Perpustakaan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
Pada bab ini penulis dalam mendapatkan sumber data, penulis
peroleh melalui brosur dan website resmi Perpustakaan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia., wawancara yang dilakukan dengan pihak
yang ada kaitannya dengan subyek penelitian ini, yaitu koordinator
perpustakaan dan pustakawan Perpustakaan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia.
Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia adalah
Perpustakaan khusus yang mengoleksi informasi tentang Hukum dan
Tata Negara, serta informasi yang berkaitan dengannya seperti Politik,
Administrasi Negara serta Sejarah dan Biografi.
Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
merupakan unit pendukung bagi Hakim Konstitusi, Tenaga Ahli, serta
Peneliti di Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Perpustakaan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia secara organisasi berada di
bawah Pusat Penelitian dan Pengkajian perkara, pengelolaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (Pusat P4TIK) Sekretariat Jenderal
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.
Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia secara
administratif mulai berdiri sejak Agustus 2004 bersamaan dengan
57
lahirnya SK Sekjen MKRI NO.357/Kep/Set.MK/2004 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia, namun secara operasional Perpustakaan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia baru berjalan mulai Januari
tahun 2005.
Sedangkan secara fungsional kedudukan Perpustakaan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia mendukung langsung kepada
hakim konstitusi dalam membuat keputusan melalui ketersediaan
referensi dan literatur. Berdirinya Perpustakaan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia diawali dengan diadopsinya ide Mahkamah
Konstitusi (Constitutional Court) dalam amandemen konstitusi yang
dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada tahun 2001
sebagaimana dirumuskan dalam ketentuan Pasal 24 ayat (2), Pasal 24C,
dan Pasal 7B Undang-Undang Dasar 1945 hasil Perubahan Ketiga yang
disahkan pada 9 Nopember 2001. Ide pembentukan Mahkamah
Konstitusi merupakan salah satu perkembangan pemikiran hukum dan
kenegaraan modern yang muncul di abad ke-20.
Awal berdirinya, Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia hanya memiliki satu orang pengelola dan hanya tersedia 200
eksemplar buku, serta menggunakan ruangan 4 x 6 meter persegi. Dan
pada tahun 2005 sumber daya manusia (SDM) di Perpustakaan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia menjadi 3 orang, dan koleksi-
koleksi buku bertambah menjadi 1500 eksemplar dengan satu unit
komputer. Pada tahun 2007 Perpustakaan Mahkamah Konstitusi
58
Republik Indonesia menempati ruangan baru di lantai 5. Dan pada tahun
2008 terjadi pengembangan ruang di lantai 6 dengan desain khusus, 4
sumber daya manusia (SDM), jumlah koleksi buku mencapai 7000
eksemplar dan terpasang Sistem Pengaman (RFID).
Kemudian pada tahun 2009 terjadi pengembangan lantai 6 dan
16, dengan 5 sumber daya manusia (SDM), dan untuk jumlah koleksi
buku menjadi 12.000 eksemplar ditambah dengan koleksi e-Book.
Selanjutnya pada tahun 2012, Perpustakaan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia dilengkapi dengan kebutuhan infrastruktur di lantai 8
dan 16 dengan jumlah koleksi mencapai 7.243 judul dan 14.308
eksemplar.
Perpustakaan Mahkamah Konstitusi terdapat tiga tempat, pertama
perpustakaan dilantai 16 yang khususkan untuk para hakim ketika
membutuhkan referensi ketika menangani suatu kasus permasalahan,
maka tidak heran perpustakaan dilantai 16 hanya berisi kumpulan
referensi yang ditujukan untuk kalangan hakim untuk memutuskan suatu
perkara. Kedua perpustakaan lantai 8 yang khususkan untuk Aparatur
Sipil Negara atau pegawai yang bekerja di lingkungan Mahkamah
Konstitusi dan juga untuk kalangan umum seperti mahasiswa dll.
Perpustakaan dilantai 8 ini terdiri dari koleksi umum yang memudahkan
ASN, peneliti maupun mahasiswa dalam mencari bahan informasi yang
dibutuhkan. Perpustakaan yang ketiga berada di daerah puncak cisarua di
pusat diklat yang membantu ketika ada pendiklatan untuk pemerintahan.
59
Kemudian Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia mulai melakukan legalisasi fungsional sumber daya manusia
(SDM) serta peningkatan kualitas berstandar kompetensi tersertifikasi.
Selanjutnya, Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
melakukan eksistensi organisasi baru dalam program reformasi birokrasi
maupun kerjasama dengan perpustakaan institusi lain.
Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia bukan
hanya untuk kepentingan intern Lembaga Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia seperti kebutuhan informasi bagi hakim konstitusi,
panitera pengganti maupun peneliti, namun juga membuka kesempatan
seluas-luasnya kepada publik. Misalnya praktisi hukum, peneliti dari
perguruan tinggi dan pemerhati hukum lainnya untuk menggunakan
Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.
‖Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia juga
menjalin kerjasama dengan Pusat Kajian Konstitusi (PKK) di 39
perguruan tinggi, perpustakaan nasional sebagai pembina. Kegiatan
selain itu, Mahkamah Konstitusi juga turut serta dalam pameran, book
fair, penyebaran informasi melalui leaflet, brosur dan lainnya‖72
2. Visi dan Misi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia
Visi dan misi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia adalah sebagai berikut:
72Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, ―Sejarah Singkat Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia.‖ Diakses pada tanggal 08 Oktober 2016 melalui
http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=website.BeritaInternalLengkap&id=3935.
60
Visi :
‖Menjadi Perpustakaan dan Pusat Informasi Hukum Terlengkap di
Indonesia.”
Misi :
“Untuk Mewujudkan Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia sebagai Perpustakaan yang menyediakan referensi hukum
yang terlengkap di Indonesia dan Membantu tugas, fungsi dan kewajiban
konstitusional Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dalam
membangun masyarakat Indonesia yang sadar Konstitusi.”
3. SDM & Struktur Organisasi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia
Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI)
merupakan Supporting System Unit (unit pendukung) bagi hakim
konstitusi, tenaga ahli, peneliti, serta Aparatur Sipil Negara atau pegawai
Mahkamah Konstitusi. Secara organisasi, perpustakaan MK bertanggung
jawab langsung kepada Kapuslitka dan secara fungsional berkolaborasi
dengan peneliti dan tenaga ahli dalam mendukung hakim konstitusi.
Sedangkan Pusat Penelitian dan Pengkajian bertanggung jawab kepada
Sekretariat jendral MK, lalu Sekjen MK bertanggung jawab kepada ketua
MK.
Sementara ini Pegawai/Pustakawan MK berjumlah 5 orang, yaitu
ibu Lina Herlina sebagai kordinator Perpustakaan MK dibantu oleh 3
pustakawan lainya dan satu orang ditugaskan untuk Perpustakaan
61
Pusdiklat Cisarua. Berikut adalah SDM Pustakawan serta latar belakang
pendidikanya.
Tabel 4. 1
SDM Perpustakaan Mahkamah Konstitusi
NO NAMA JABATAN LATAR BELAKANG
1 Lina Herlina Kordinator Pustakawan S1 Ilmu Perpustakaan UNPAD S2 kebijakan
Administrasi Publik UNPAD
2 Hanindiyo Pustakawan
D3 Bahasa Jerman STBA
S1 Ilmu Perpustakaan UNPAD S2 Ilmu
Komunikasi UNPAD
3 Dewi Fitriyani Pustakawan S1 Ilmu Perpustakaan UNPAD S2 Ilmu
Perpustakaan UI
4 Eling Masitoh Pustakawan S1 Ilmu Perpustakaan UGM
5 Hadian Pustakawan S1 Ilmu Perpustakaan UNPAD S2 Kebijakan
Administrasi Publik UNPAD
Secara struktural organisasi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia berada dibawah Pusat Penelitian dan Pengkajian,
Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Untuk
lebih jelasnya dapat di lihat di lampiran pada gambar struktur organisasi
mahkamah konstitusi.
4. Fungsi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi
1. Perpustakaan MKRI adalah Supporting System Unit (Unit
Pendukung).
2. Dalam penyediaan literature bagi Hakim Konstitusi guna
menghasilkan putusan yang berkualitas.
3. Menyediakan layanan utama dan regurer. Layanan utama adalah
fungsi layanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada
pengguna/pemustaka utama yaitu Hakim Konstitusi. Sedangkan
layanan reguler/umum diberikan kepada pengguna/pemustaka
lainnya yaitu peneliti, pegawai, dan para pemustaka dari luar.
62
4. Fasilitas Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
a. Koleksi
Saat ini, perpustakaan MK memiliki jumlah 8901 judul, dengan
jumlah eksemplar sebanyak 18579 yang terdiri dari:
1) Informasi Literatur
Informasi yang dimaksud adalah tentang Hukum Tata Negara,
Administrasi Negara, Politik, Sosial, Laporan , Proseding,
Putusan MKRI dan lainnya yang berkaitan dengan Hukum.
2) Jurnal Hukum
Terbitan berkala tentang hukum atau tata negara yang
bersumber dari berbagai institusi baik pemerintah ataupun
swasta.
3) Informasi Aktual / Terbitan Media Massa
Terbitam Media massa cetak atau surat kabar berjumlah 5
terbitan yaitu koran Tempo, Kompas, Media Indonesia,
Republika dan Jakarta Post, serta majalah Tempo, Gatra, Digest
Reder dan National Geografic, ditambah terbitan.
4) Koleksi Undang-undang dalam berbagai bahasa, kamus,
ensiklopedi.
5) Koleksi Undang-undang, TAP MPR, Peraturan Pemerintah.
Selain itu, terdapat juga koleksi-koleksi diluar subjek hukum
tetapi jumlahnya terbatas, selain buku, perpustakaan MK juga
memiliki koleksi kamus berbagai bahasa, kamus istilah hukum,
63
ensiklopedi, kumpulan kasus hukum ketatanegaraan dari
berbagai Negara dan koleksi digital.
5. Sistem, Waktu dan Jenis Layanan
Sistem layanan yang digunakan oleh Perpustakaan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia adalah sistem layanan terbuka, artinya
para pemakai dapat secara langsung mengakses koleksi yang ada pada
rak yang disediakan dengan pengawasan petugas. pengunjung dapat juga
menggunakan layanan secara Online dengan mengunjungi alamat
www.mahkamahkonstitusi.go.id.
Pengunjung Perpustakaan hanya diijinkan baca ditempat kecuali
para hakim konstitusi yang dapat mengakses koleksi secara keselruhan
dan dapat dipinjam seperti koleksi umum dan referensi, selain Itu
pengunjung yang dapat meminjam koleksi adalah pengunjung yang telah
terdaftar sebagai anggota Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia. Selain anggota tidak diperkenankan membawa keluar koleksi
perpustakaan dari ruang baca perpustakaan yang berada di lantai 8.
6. Jenis Layanan Prima di Perpustakaan MKRI
Perpustakaan MKRI juga menyediakan layanan prima yang
disediakan oleh perpustakaan khusus merupakan salah satu karakteristik
yang membedakan perpustakaan khusus dengan perpustakaan jenis
lainnya Beberapa jenis layanan prima yang biasanya disediakan
perpustakaan adalah layanan peminjaman, pinjam antar perpustakaan.
Menurut Standard Operasional Prosedure (SOP) yang dimiliki
64
perpustakaan MK, layanan di dalam perpustakaan MK terbagi menjadi
beberapa bentuk layanan, yaitu:
1. Current Awareness Services (CAS)
Layanan kesiagaan informasi (current awareness services) bertujuan
untuk mengarahkan informasi kepada pemakai sehingga informasi
yang benar dapat sampai kepada orang yang benar dan waktu yang
tepat. Selain itu, layanan ini dilakukan oleh perpustakaan untuk
memberitahukan kepada pemakai perkembangan terbaru berkaitan
dengan bidang subjek yang mereka tekuni. Layanan dapat berupa
buletin, email, maupun abstrak dari buku terbaru yang dimiliki oleh
perpustakaan Layanan kesiagaan ini diwujudkan dengan
memberikan informasi mengenai buku-buku terbaru kepada
pengguna perpustakaan khususnya peneliti yang dimiliki
perpustakaan email maupun melalui daftar tercetak. Hal ini sesuai
dengan pernyataan dari pustakawan. (data diambil dari lampiran
wawancara)
2. Layanan pasif
Layanan yang diberikan secara pasif (menunggu), diberikan apabila
ada permintaan dari pengguna:
a) Pustakawan menerima permintaan informasi, rujukan langsung
dari hakim konstitusi tenaga ahli/ peneliti, ASN atau pemakai
lainnya.
b) Menelusuri informasi melalui katalog online atau langsung
menunjukkan pada lokasi koleksi.
65
c) Memberikan koleksi yang diminta kepada pemakai.
d) Mencatat koleksi yang diminta apabila ternyata koleksi yang
dimaksud belum dimiliki.
e) Selanjutnya pustakawan akan mempertimbangkan apakah
koleksi yang dimaksud harus segera diadakan atau
ditangguhkan. (data diambil dari lampiran wawancara)
3. Layanan kerja aktif
Menyiapkan rujukan yang mungkin atau berpeluang dibutuhkan
pemakai utama (hakim konstitusi) berkaitan dengan perkara yang
akan atau sedang diperiksa di MK:
1. Pustakawan menerima informasi dari biro APP tentang
masuknya perkara.
2. Memetakan perkara secara umum untuk dibandingkan dengan
referensi yang berpelunag untuk dipakai.
3. Mencarikan rujukan dari koleksi yang dimiliki perpustakaan.
4. Apabila menemukan referensi yang dimaksud segera
diinformasikan kepada hakim konstitusi.
5. Apabila tidak ditemukan, segera mancari sumber dari sumber
lain seperti di perpustakaan lain atau melalui internet.
4. Layanan preventif
1. Menyiapkan referensi/bahan pustaka secara umum yang
dianggap berpeluang untuk dipakai.
2. Mencatat referensi yang dimaksud untuk ditawarkan kepada
pemakai.
66
3. Mencatat respon atas tawaran bahan pustaka kepada pemakai,
sebagai pertimbangan pengadaan selanjutnya.
5. Layanan Antar (Delivery Order)
Selain layanan umum yang dimiliki perpustakaan MK, terdapat
layanan lain yang hanya dimiliki oleh perpustakaan khusus untuk
menunjang kebutuhan informasi ASN, peneliti dan hakim, yaitu
layanan antar (Delivery Order). Layanan ini dilakukan apabila ASN,
hakim atau peneliti meminta koleksi yang mereka pinjam diantarkan
langsung ke ruang kerja mereka. Sebelum pustakawan melakukan
layanan ini, peneliti, ASN, atau hakim sudah mengetahui koleksi apa
yang meneka akan pinjam dengan melihat katalog online
perpustakaan. Terkadang, peneliti, ASN, atau hakim tidak perlu
mencari judul dan nomor panggil dari koleksi yang mereka inginkan.
Cukup dengan menyebutkan subjek dari buku yang diinginkan
kepada pustakawan, lalu pustakawan akan langsung mencari kan
buku yang memiliki subjek yang saling berkaitan dengan yang
diminta oleh peneliti. Layanan antar ini merupakan layanan khusus
yang menjadi ciri dari perpustakaan khusus dengan perpustakaan
lainnya (data diambil dari lampiran wawancara)
Jam Buka Perpustakaan adalah :
a. Senin - Kamis; pukul 08.00 – 16.30 WIB
Istirahat pukul 12.00 – 13.00 WIB
b. Jumat; pukul 09.30 – 17.00 WIB
Istirahat pukul 11.30 – 13.00 WIB
67
7 Gedung Serta Sarana dan Pra sarana Perpustakaan
a. Ruang Baca
1) Ruang Baca VIP
Ruang khusus yang disiapkan untuk pembaca VIP (Hakim
Konstitusi dan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia) berada di ruang baca utama lantai 8 Gedung
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang dilengkapi
sambungan kabel untuk akses Internet.
2) Ruang Baca Umum
Ruang baca yang berada di tengah ruangan perpustakaan lantai 8
berukuruan 30 x 10 m berdampingan dengan ruang baca VIP.
3) Ruang Konsultasi
Ruangan berukuran 3x2 m ini diperuntukkan pengelola
perpustakan dalam menerima permintaan konsultasi yang
berkaitan dengan penggunaan perpustakaan Dengan semua
layanan yang telah diberikan oleh Perpustakaan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia berupa gedung serta sarana dan
pra sarana perpustakaan dan layanan-layanan yang lain pada
prinsipnya merupakan sebuah komitmen perpustakaan dalam
memaksimalkan fungsi dan tujuan perpustakaan dalam melayani
penggunanya.
Layanan perpustakaan khusus harus dapat memberikan nilai
lebih kepada pengguna dan organisasi atau badan induk yang
membawahinya. Untuk itu pengelola perpustakaan perlu selalu
68
memberikan alternatif-alternatif dalam penyampaian informasi
kepada penggunanya. Aspek layanan menjadi penting untuk
diperhatikan dikarenakan tuntutan kebutuhan penyajian informasi
yang cepat, tepat dan terbaru selalu ada.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Identitas Responden
Responden pada penelitian ini adalah seluruh aparatur sipil negara yang
menggunakan layanan prima di perpustakaan Mahkamah Konstitusi.
Sumber data yang diperoleh yaitu melalui penyebaran kuesioner pada
tanggal 16-17 februari 2017. Jumlah kuesioner yang telah disebarkan
kepada responden yaitu 50 kuesioner, dan jumlah kuesioner yang
kembali serta sudah diisi yaitu sebanyak 50 atau 100% berikut
penjelasanya:
Tabel 4. 2
Tingkat Pengembalian Kuesioner
Keterangan Tingkat Pengembalian Kuesioner Jumlah
jumlah kuesioner yang disebar 50
jumlah kuesioner yang tidak kembali 0
jumlah kuesioner yang kembali 50
jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 0
jumlah kuesioner yang dapat diolah 50
Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil jawaban atas kuesioner yang
disebarkan, kuesioner yang dapat diolah adalah sebanyak 50 kuesioner.
Berdasarkan hasil data kuesioner yang terkumpul, maka diperoleh
gambaran mengenai obyek dari variabel bebas (independen) yaitu
Kebutuhan Informasi, variabel intervening Layanan Prima dan variabel
69
terikat (dependen) Pemanfaatan Koleksi. Berdasarkan tanggapan
responden dari data kuesioner yang terkumpul, maka hasil dari
identifikasi karakteristik responden adalah sebagai berikut:
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari hasil penyebaran kuesioner diketahui karyawan yang berjenis
kelamin perempuan yaitu sebanyak 31 orang sedangkan sisanya
sebanyak 19 adalah laki-laki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel
berikut:
Tabel 4. 3
Jenis Kelamin
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian
responden pada penelitian ini mayoritasnya berjenis kelamin
perempuan.
2. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel
Distribusi jawaban responden di ukur menggunakan distribusi frekuensi
relatif yaitu distribusi frekuensi yang nilai frekuensinya tidak dinyatakan
dalam bentuk angka mutlak, akan tetapi setiap kelasnya dinyatakan
dalam bentuk presentase (%). 73
Rumus :
n = jumlah data (50 responden)
= frekuensi responden pada kelas tertentu
73 Syofian siregar, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Dilengkapi Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS
Versi 17. (Jakarta: PT. Grafindo Persada,2010), h. 9
No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
1 Laki-laki 19 38%
2 Perempuan 31 62%
70
= frekuensi relatif atau presentase responden pada
kelas tertentu
Variabel X pada penelitian ini diukur melalui 13 pertanyaan yang
disebarkan ke 50 responden dan mempresentasikan indikator-indikator
dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap kebutuhan informasi
dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 4. 4
Distribusi responden berdasarkan variabel
N0 PERNYATAAN SS S TS STS
1 saya membutuhkan informasi yang dapat memperkuat
informasi yang sudah saya ketahui 50,00% 40,00% 10,00% 0
2 saya membutuhkan informasi yang dapat menambah
pengetahuan 20,00% 74,00% 6,00% 0
3 saya membutuhkan informasi tentang keadaan
lingkungan pekerjaan 16,00% 76,00% 8,00% 0
4 saya membutuhkan informasi yang dapat membuat
saya merasa nyaman membacanya 30,00% 68,00% 2,00% 0
5 saya membutuhkan informasi yang dapat
menyelesaikan permasalahan pekerjaan 20,00% 78,00% 2,00% 0
6 saya membutuhkan informasi yang dapat membantu
tugas pekerjaan 30,00% 68,00% 2,00% 0
7 saya membutuhkan informasi yang menambah
pengetahuan intelektual 20,00% 78,00% 2,00% 0
8 saya membutuhkan informasi yang dapat membantu
menganalisa permasalahan pekerjaan 30,00% 68,00% 2,00% 0
9 saya membutuhkan informasi untuk menemukan
bahan diskusi dengan orang lain 20,00% 78,00% 2,00% 0
10 saya membutuhkan informasi agar bisa dibagi dengan
orang lain 50,00% 40,00% 10,00% 0
11 saya membutuhkan informasi yang dapat melepaskan
diri dari kepenatan pekerjaan 16,00% 76,00% 8,00% 0
12 saya membutuhkan informasi yang dapat melepaskan
ketegangan setelah bekerja 20,00% 74,00% 6,00% 0
13 saya membutuhkan informasi yang sifatnya menghibur 30,00% 68,00% 2,00% 0
71
Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel kebutuhan informasi
nilai pertanyaan paling tinggi adalah pernyataan no 5,7 dan 9 hal ini
dapat dilihat dengan lebih banyak responden pada 3 pernyataan masing-
masing menjawab ―setuju‖ sebesar 78,00 hal ini menunjukkan bahwa
indikator kebutuhan afektif, kebutuhan integrasi personal, dan kebutuhan
integrasi sosial, dari ASN yang merespon langsung terhadap kebutuhan
informasi yang dibutuhkan oleh ASN mahkamah konstitusi.
Sedangkan variabel Z intervening pada penelitian ini diukur
melalui 10 pernyataan yang disebarkan ke 50 responden dan
mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Hasil
tanggapan terhadap Layanan Prima dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 4. 5
Distribusi Berdasarkan Variabel
NO PERNYATAAN ST S TS STS
14
adanya penggunaan teknologi membantu saya
berinteraksi dan berkomunikasi dengan
pustakawan/perpustakaan (layanan pasif)
16,00% 72,00% 12,00% 0
15
perpustakaan menyediakan koleksi tercetak /noncetak
atau elektronik untuk memuaskan pelayanan kepada
pemustaka
16,00% 80,00% 4,00% 0
16
pustakawan memahami kebutuhan informasi saya
dengan memberitahukan perkembangan terbaru setaip
bidang subjek (CAS)
18,00% 70,00% 12,00% 0
17
saya puas dengan layanan kesiagaan informasi yang
diberikan perpustakaan berupa email maupun abstrak
(CAS)
38,00% 58,00% 4,00% 0
18 koleksi perpustakaan MK lengkap dan sesuai dengan
kebutuhan informasi saya 10,00% 66,00% 24,00% 0
19 saya puas dengan waktu yang diberikan untuk
berkunjung ke perpustakaan dari pukul 08.00-04.30 46,00% 44,00% 10,00% 0
20 lokasi perpustakaan mudah di akses 38,00% 58,00% 4,00% 0
21 pustakawan menjalankan tugs menawarkan kolesi 12,00% 68,00% 20,00% 0
72
kepada ASN sebagai pertimbangan pengadaan
selanjutnya. (preventif)
22 saya merasa puas dengan layanan antar yang diberikan
perpustakaan (Delivery Order) 30,00% 68,00% 2,00% 0
23
pustakawan mendengarkan dengan baik akan saran
dan masukan untuk koleksi maupun untuk
perpustakaan (Layanan Pasif)
30,00% 66,00% 4,00% 0
Tabel diatas menunjukkan bahwa pada variabel layanan prima nilai
pernyataan yang paling tinggi adalah pernyataan no 15 hal ini dapat
dilihat dengan lebih banyak responden pada pernyataan no 15 menjawab
―setuju‖ sebesar 80,00%. Hal ini menunjukkan bahwa layanan prima dari
indikator Responsivenes (respon) yang dimiliki oleh perpustakaan
mahkamah konstitusi berjalan dengan baik.
Sedangkan variabel Y (dependen) pada penelitian ini diukur melalui 5
pernyataan yang disebarkan ke 50 responden dan mempresentasikan
indikator-indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap
Layanan Prima dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 4. 6
Distribusi Berdasarkan Variabel
NO PERNYATAAN ST S TS STS
24 Saya membaca judul buku terlebih dahulu 16,00% 76,00% 8,00% 0
25 saya membaca daftar isi terlebih dahulu 32,00% 66,00% 2,00% 0
26 saya membaca keseluruhan buku 18,00% 70,00% 12,00% 0
27 saya meminjam koleksi setiap berkunjung ke
perpustakaan 66,00% 32,00% 2,00% 0
28 saya pernah memfotokopi koleksi perpustakaan 10,00% 68,00% 22,00% 0
Tabel diatas menunjukkan bahwa pernyataan paling tinggi adalah
pernyataan no 24, hal ini dapat dilihat dengan lebih banyak responden
pada pernyataan no 24 menjawab ―setuju‖ sebesar 76,70%. Hal ini
73
menunjukkan bahwa indikator membaca berpengaruh terhadap
pemanfaatan koleksi di perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia.
3. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas Data
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut. Uji validitas pada penelitian ini
menggunakan metode Korelasi Pearson, di mana metode ini
dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item
dengan skor total. Dasar pengambilan keputusan dalam uji validitas
ini adalah:
Jika r-hitung > r-tabel maka setiap butir pertanyaan dalam kuesioner
adalah berkorelasi signifikan terhadap skor total (artinya skor total
dinyatakan valid). Sedangkan jika nilai r-hitung < r-tabel maka
setiap butir pertanyaan dalam kuesioner adalah tidak berkorelasi
signifikan terhadap skor total (artinya item kuesioner dinyatakan
tidak valid). Menurut Suharsimi Arikunto r-tabel dengan jumlah
responden n=50 adalah 0,279. 74
74 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), h. 402.
74
Agar penafsiran dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan, maka
perlu mempunyai kriteria yang menunjukan kuat lemahnya korelasi
tersebut. 75
1. Angka korelasi berkisar antara 0 s/d 1.
2. Besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya
hubungan kedua variabel, dengan kriteria sebagai berikut:
0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)
0,25 0,5 : Korelasi cukup kuat
05 – 0,75 : Korelasi kuat
0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat
3. Korelasi dapat positif dan negatif. Korelasi positif menunjukan
arah yang sama pada hubungan antar variabel, artinya jika
variabel 1 besar maka variabel 2 semakin besar pula. Sebaliknya,
korelasi negatif menunjukan arah yang berlawanan, artinya jika
variabel 1 besar maka variabel 2 menjadi kecil.
4. Signifikansi hubungan dua variabel dapat dianalisis dengan
ketentuan sebagai berikut:
Jika probabilitas < 0,05 maka hubungan kedua variabel
signifikan.
Jika probabilitas > 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak
signifikan.
5. Berdasarkan tanda (**,*) pada SPSS
75
Jonathan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS (Yogyakarta: Andi
Yogyakarta, 2006).h. 86-87.
75
Signifikan atau tidaknya kedua variabel dapat dilihat juga dari
adanya (**,*). Jika muncul tanda tersebut pada data yang
dikorelasikan atau diuji validitas. Maka data tersebut signifikan
dan valid.
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan 50 sampel dan diolah
menggunakaan SPSS.
Tabel 4. 7
Tabel Uji Validitas Variabel X (AKI)
Kuesioner Pearson
Correlation
Keterangan Sign Keterangan
AKI 1 0,498 Cukup kuat 0,00 VALID
AKI 2 0,624 Kuat 0,00 VALID
AKI 3 0,611 Kuat 0,00 VALID
AKI 4 0,797 Sangat Kuat 0,00 VALID
AKI 5 0,740 Kuat 0,00 VALID
AKI 6 0,797 Sangat Kuat 0,00 VALID
AKI 7 0,740 Kuat 0,00 VALID
AKI 8 0,797 Sangat Kuat 0,00 VALID
AKI 9 0,740 Kuat 0,00 VALID
AKI 10 0,498 cukup kuat 0,00 VALID
AKI 11 0,611 Kuat 0,00 VALID
AKI 12 0,624 Kuat 0,00 VALID
AKI 13 0,732 Kuat 0,00 VALID
Skor Total 1 - - VALID
Untuk lebih jelasnya maka peneliti akan menganalisis hasil
output SPSS uji validitas sebagai berikut:
1) Pernyataan mengenai kebutuhan informasi
a) Pernyataan 1 menunjukan korelasi sebesar 0,498 berada
pada kriteria 0,25-0,5 maka dapat ditafsirkan korelasi
cukup kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya
76
probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah
signifikan (valid).
b) Pernyataan 2 menunjukan korelasi sebesar 0,624 berada
pada kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat.
Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas
< 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan
(valid).
c) Pernyataan 3 menunjukan korelasi sebesar 0,611 berada
pada kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat.
Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas
< 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan
(valid).
d) Pernyataan 4 menunjukan korelasi sebesar 0,797 berada
pada kriteria 0,75-1 maka dapat ditafsirkan korelasi sangat
kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya
probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah
signifikan (valid).
e) Pernyataan 5 menunjukan korelasi sebesar 0,740 berada
pada kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat.
Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas
< 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan
(valid).
f) Pernyataan 6 menunjukan korelasi sebesar 0,797 berada
pada kriteria 0,75-1 maka dapat ditafsirkan korelasi sangat
77
kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya
probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah
signifikan (valid).
g) Pernyataan 7 menunjukan korelasi sebesar 0,740 berada
pada kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat.
Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas
< 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan
(valid).
h) Pernyataan 8 menunjukan korelasi sebesar 0,797 berada
pada kriteria 0,75-1 maka dapat ditafsirkan korelasi sangat
kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya
probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah
signifikan (valid).
i) Pernyataan 9 menunjukan korelasi sebesar 0,740 berada
pada kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat.
Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas
< 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan
(valid).
j) Pernyataan 10 menunjukan korelasi sebesar 0,498 berada
pada kriteria 0,25-0,5 maka dapat ditafsirkan korelasi
cukup kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya
probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah
signifikan (valid).
78
k) Pernyataan 11 menunjukan korelasi sebesar 0,611 berada
pada kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat.
Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas
< 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan
(valid).
l) Pernyataan 12 menunjukan korelasi sebesar 0,624 berada
pada kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat.
Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas
< 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan
(valid).
m) Pernyataan 13 menunjukan korelasi sebesar 0,732 berada
pada kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat.
Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas
< 0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan
(valid).
Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai korelasi antara tiap
item dengan skor total item. Nilai skor total ini dibandingkan
dengan r tabel. R tabel dicari pada signifikasi 0,05 dengan uji 2 sisi
dan jumlah data (n)= 50, maka didapat r tabel sebesar 0,279. (lihat
lampiran). Untuk variabel (X) semua item memiliki nilai lebih dari
0,279. Jadi keseluruhan item pada variabel X adalah valid.
Tabel 4. 8
Uji Validitas Variabel Z (LP)
Kuesioner Pearson
Correlation
Keterangan Sign Keterangan
LP 1 0,733 Kuat 0,00 VALID
79
LP 2 0,470 Cukup kuat 0,01 VALID
LP 3 0,704 Kuat 0,00 VALID
LP 4 0,693 Kuat 0,00 VALID
LP 5 0,685 Kuat 0,00 VALID
LP 6 0,524 Kuat 0,00 VALID
LP 7 0,693 Kuat 0,00 VALID
LP 8 0,664 Kuat 0,00 VALID
LP 9 0,536 Kuat 0,00 VALID
LP 10 0,579 Kuat 0,00 VALID
Jumlah Total 1 VALID
2) Pernyataan mengenai layanan prima
a) Pernyataan 1 menunjukan korelasi sebesar 0,733 berada pada
kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat. Nilai
signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas < 0,05
maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid).
b) Pernyataan 2 menunjukan korelasi sebesar 0,470 berada pada
kriteria 0,25-0,5 maka dapat ditafsirkan korelasi cukup kuat.
Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,01 artinya probabilitas <
0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid).
c) Pernyataan 3 menunjukan korelasi sebesar 0,704 berada pada
kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat. Nilai
signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas < 0,05
maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid).
d) Pernyataan 4 menunjukan korelasi sebesar 0,694 berada pada
kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat. Nilai
signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas < 0,05
maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid).
80
e) Pernyataan 5 menunjukan korelasi sebesar 0,685 berada pada
kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat. Nilai
signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas < 0,05
maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid).
f) Pernyataan 6 menunjukan korelasi sebesar 0,524 berada pada
kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat. Nilai
signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas < 0,05
maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid).
g) Pernyataan 7 menunjukan korelasi sebesar 0,693 berada pada
kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat. Nilai
signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas < 0,05
maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid).
h) Pernyataan 8 menunjukan korelasi sebesar 0,664 berada pada
kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat. Nilai
signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas < 0,05
maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid).
i) Pernyataan 9 menunjukan korelasi sebesar 0,536 berada pada
kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat. Nilai
signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas < 0,05
maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid).
j) Pernyataan 10 menunjukan korelasi sebesar 0,579 berada
pada kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat.
Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas <
0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid).
81
Berdasarkan tabel diatas keseluruhan hasil uji validitas pada variabel
Z (intervening) memiliki nilai lebih dari 0,279 , jadi keseluruhan
item pada variabel Z adalah valid.
Tabel 4. 9
Uji Validitas Variabel Y (PK)
Kuesioner Pearson
Correlation
Keterangan Sign Keterangan
PK 1 0,553 Kuat 0,00 VALID
PK 2 0,466 Cukup Kuat 0,01 VALID
PK 3 0,733 Kuat 0,00 VALID
PK 4 0,491 Cukup Kuat 0,00 VALID
PK 5 0,641 Kuat 0,00 VALID
skor total 1 - - VALID
3) Pernyataan mengenai pemanfaatan koleksi
a) Pernyataan 1 menunjukan korelasi sebesar 0,553 berada pada
kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat. Nilai
signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas < 0,05
maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid).
b) Pernyataan 2 menunjukan korelasi sebesar 0,466 berada pada
kriteria 0,25-0,5 maka dapat ditafsirkan korelasi cukup kuat.
Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,01 artinya probabilitas <
0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid).
c) Pernyataan 3 menunjukan korelasi sebesar 0,733 berada pada
kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat. Nilai
signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas < 0,05
maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid).
d) Pernyataan 4 menunjukan korelasi sebesar 0,491 berada pada
kriteria 0,25-0,5 maka dapat ditafsirkan korelasi cukup kuat.
82
Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas <
0,05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid).
e) Pernyataan 5 menunjukan korelasi sebesar 0,641 berada pada
kriteria 0,5-0,75 maka dapat ditafsirkan korelasi kuat. Nilai
signifikansi r-hitung sebesar 0,00 artinya probabilitas < 0,05
maka hubungan antar variabel adalah signifikan (valid).
Berdasarkan tabel diatas keseluruhan hasil uji validitas pada variabel
Y memiliki nilai lebih dari 0,279, jadi keseluruhan item pada
variabel Y adalah valid.
B. Hasil Uji Reliabilitas Data
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari
waktu ke waktu.
Pengujian dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Cronbach
Alpha. Hasil pengujian reliabilitas untuk masing-masing variabel
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4. 10
Uji Realibilitas Data
Variabel Cronbach
Alpha
Keterangan Item Ketarangan
AKI (X) 0,760 Diterima 13 Reliabel
PL (Z) 0,755 Diterima 10 Reliabel
PK (Y) 0,721 Diterima 5 Reliabel
Dari tabel diatas dapat diketahui variabel X memiliki nilai Cronbach
Alpha sebesar 0,760, variabel Z (Intervening) sebesar 0,755 dan variabel
83
Y sebesar 0,721. Karena nilai ketiga variabel tersebut diatas 0,6 maka
dapat di simpulkan reliabilitas diterima, hal ini membuktikan bahwa
penelitian ini dapat dilanjutkan.
4. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai data
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi normal atau mendekati normal.
Untuk menegaskan hasil uji normalitas, peneliti menggunakan uji
Kolmoogorov Smirnov dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4. 11
Uji Asumsi Klasik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Normal Parametersa,b
Mean ,0
Std. Deviation 1,21
Most Extreme Differences Absolute ,082
Positive ,051
Negative -,082
Test Statistic ,082
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov Smirnov di atas. Terlihat nilai
Asymp. Sig sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukan
bahwa pada data penelitian ini terdistribusi secara normal, sekali lagi
84
hasilnya konsisten dengan uji sebelumnya. Maka data tersebut layak
digunakan sebagai penelitian.
b. Uji Multikolinearitas
Uji asumsi klasik multikolinieritas ini digunakan untuk mengukur
tingkat keeratan hubungan/pengaruh antar variabel bebas. Data
penelitian harus terbebas dari gejala multikolinieritas, gejala ini
ditunjukan dengan kolerasi antar variabel independen. Pengujian ada
tidaknya gejala multikolinieritas dilakukan dengan memperlihatkan
nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta
nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance-nya. Nilai dari VIF
antara 0 sampai dengan 10 menandakan tidak adanya gejala
multikolieritas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi
tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas. 76
berikut tabel hasil
uji multikolinieritas.
Tabel 4. 12
Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Kebutuhan Informasi 0,801 1,248
Layanan Prima 0,801 1,248
tabel di atas menunjukan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala
multikolinieritas antara masing-masing variabel independen yaitu
dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Nilai tolerance yang di
76 Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori Dan Aplikasi Dengan SPSS, h. 83.
85
perbolehkan hanya mencapai 10 maka data diatas dapat dipastikan
tidak terjadi gejala multikolinieritas. Karena data diatas menunjukan
bahwa nilai tolerance lebih besar dari 0,10 (0,801 > 0.10) dan nilai
VIF lebih kecil dari 10 (1,248 < 10), keadaan seperti itu membuktikan
tidak terjadinya gejala multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika tetap, maka disebut homokedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.77
deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilihat dari ada tidaknya pola tertentu pada
grafik Scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar,
kemudian menyempit) maka mengidentifikasikan bahwa telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak
terjadi heteroskedastisitas. 78
Gambar 4. 1
Uji Heteroskedastisitas
77Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate Program SPSS.h. 139. 78 Ibid..h. 140.
86
Terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak baik diatas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil tersebut menunjukan abhwa
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Dengan demikian,
model regresi ini layak dipakai untuk variabel analisis kebutuhan
informasi, layanan prima dan pemanfaatan koleksi.
5. Analisis Regresi Linear Berganda
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Kefisien determinasi (R2) bertujuan mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel indepeden Kebutuhan Informasi dan variabel
intervening Layanan Prima dalam menjelaskan variasi dependen
Pemanfaatan Koleksi. Nilai variabel seluruhnya dapat dijelaskan
oleh variabel independen. Nilai (R2) berkisar dari 0 sampai 1, jika
nilai (R2) semakin mendekati angka 0 berarti semakin lemah
kemampuan variabel independen untuk menjelaskan fluktuasi
variabel dependen.
Tabel 4. 13
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,604a ,365 ,338 1,240
Berdasarkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,365 atau 36,5% hal
ini menunjukan bahwa presentase sumbangan pengaruh variabel
independen yaitu kebutuhan informasi dan variabel intervening
layanan prima terhadap variabel dependen pemanfaatan koleksi
87
sebesar 36,5% atau bernilai rendah, sedangkan sisanya 63,5%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian
ini.
b. Uji Signifikan Simultan F (Uji Statistik F)
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh semua variabel independen
atau bebas yang dimasukan dalam model regresi secara bersama-
sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi
0,05.
Pada uji ini berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. Apabila nilai signifikan > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
2. Apabila nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Dalam penelitian ini diperoleh hasil uji Anova sebagai berikut:
Tabel 4. 14
Uji Signifikan Simultan F ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 41,623 2 20,812 13,530 ,000b
Residual 72,297 47 1,538
Total 113,920 49
Hasil uji Simultan F dapat dilihat bahwa F diperoleh 13,530
dengan tingkat signifikasi 0,000 karena tingkat signifikansi lebih
kecil dari 0,05 maka Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa
variabel Kebutuhan Informasi melalui layanan prima (variabel
intervening) berpengaruh secara bersama-sama (simultan) dan
signifikan terhadap variabel Pemanfaatan koleksi.
88
c. Hasil Uji t (Pengujian Secara Parsial)
Uji t menunjukan ada atau tidaknya pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel ndependen secara
individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikansi 0,05. 79
Tabel 4. 15
Hasil Uji t
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5,826 1,956 2,978 ,005
Kebutuhan
Informasi
,132 ,045 ,382 2,942 ,005
Layanan Prima ,145 ,058 ,328 2,530 ,015
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan informasi
melalui layanan prima terhadap pemanfaatan koleksi menunjukan
pengaruh yang signifikan. Berikut adalah hasil penjelasan mengenai
pengaruh antar variabel independen terhadap pemanfaatan koleksi:
1. Hasil Uji H1 : Ada pengaruh Kebutuhan Informasi terhadap
Pemanfaatan Koleksi
Hasil uji t untuk kebutuhan informasi (X) terhadap pemanfaatan
koleksi (Y) menunjukan nilai signifikan 0,005 dan t hitung
menunjukan nilai 2,942 , artinya nilai signifikan lebih kecil dari
79 Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate Program SPSS, h. 88.
89
nilai probabilitas 0,05 (0,005 < 0,05), maka kesimpulan yang dapat
diambil adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukan
bahwa variabel kebutuhan informasi memiliki pengaruh signifikan
terhadap variabel pemanfaatan koleksi.
2. Hasil Uji H2 : Ada pengaruh layanan prima terhadap
pemanfaatan koleksi
Hasil uji t untuk layanan prima (Z) terhadap pemanfaatan koleksi
(Y) menunjukan nilai signifikan 0,015, artinya nilai signifikan
lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 (0,015 < 0,05), maka
kesimpulan yang dapat diambil adalah Ho ditolak dan H2 diterima.
Hal ini menunjukan bahwa variabel layanan prima memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel pemanfaatan koleksi.
3. Hasil Uji H3 : Ada pengaruh kebutuhan informasi melalui
layanan prima terhadap pemanfaatan koleksi
Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut:
Y = 5,826 + 0,132 (X) + 0,145 (Z)
Dimana :
Y : Pemanfaatan Koleksi
5,826 : Konstanta
0,132 + 0,145 : Koefisien
X : Kebutuhan Informasi
Z : Layanan Prima
90
Dapat dilihat dari konstanta sebesar 5,826 hal ini
menunjukan jika tidak ada variabel independen yaitu kebutuhan
informasi dan variabel intervening yaitu layanan prima maka nilai
variabel dependen atau pemanfaatan koleksi nilainya hanya 5,826
yang berarti variabel independen kebutuhan informasi dan variabel
intervening layanan prima berpengaruh terhadap dependen
pemanfaatan koleksi.
Angka koefisien X sebesar 0,132 menunjukan bahwa
terdapat peningkatan kebutuhan informasi terhadap pemanfaatan
koleksi, dan angka koefisien Z sebesar 0,145 menunjukan bahwa
terdapat peningkatan layanan prima terhadap pemanfaatan koleksi.
d. Analisis Korelasi Antar Variabel
Tabel 4. 16 hasil Uji Korelasi
Correlations
Kebutuhan
informasi Layanan prima
Pemanfaatan
koleksi
Kebutuhan
Informasi
Pearson Correlation 1 ,446**
,528**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000
N 50 50 50
Layanan Prima Pearson Correlation ,446**
1 ,499**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000
N 50 50 50
Pemanfaatan
Koleksi
Pearson Correlation ,528**
,499**
1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 50 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
91
1. Korelasi antara kebutuhan informasi dan layanan prima
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka antar variabel kebutuhan
informasi dan layanan prima sebesar 0,446. Untuk menafsirkan angka
tersebut digunakan kriteria sebagai berikut: 80
0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)
0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat
0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis:
H0 ; p = 0 : tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua
variabel.
Ha ; p ≠ 0 : ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel.
Pengujian berdasarkan signifikan:
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima (tidak signifikan)
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak (signifikan)
Korelasi sebesar 0,446 mempunyai maksud hubungan antara variabel
kebutuhan informasi dan layanan prima cukup kuat dan searah, artinya
apabila terjadi kenaikan kebutuhan informasi maka layanan prima pun
mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Korelasi kedua variabel
tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,001 < 0,05 maka cukup bukti
untuk menolak H0 ; p = 0 dan menerima Ha ; p ≠ 0 sehingga korelasi
80
Jonathan Sarwono & Ely Suhati, Riset Akuntansi Menggunakan SPSS. h. 200
92
bersignifikan. Hal ini menunjukan bahwa terjadi hubungan yang cukup
kuat antara kebutuhan informasi dan layanan prima.
2. Korelasi antara kebutuhan informasi dan pemanfaatan koleksi
Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka antar variabel kebutuhan
informasi dan pemanfaatan koleksi Korelasi sebesar 0,528 mempunyai
maksud hubungan antara variabel kebutuhan informasi dan pemanfaatan
koleksi kuat dan searah, artinya apabila terjadi kenaikan kebutuhan
informasi maka pemanfaatan koleksi pun mengalami kenaikan, begitu juga
sebaliknya. Korelasi kedua variabel tersebut mempunyai probabilitas
sebesar 0,000 < 0,05 maka cukup bukti untuk menolak H0 ; p = 0 dan
menerima Ha ; p ≠ 0 sehingga korelasi bersignifikan. Hal ini menunjukan
bahwa terjadi hubungan yang kuat antara kebutuhan informasi dan
pemanfaatan koleksi
3. Korelasi antara layanan prima dan pemanfaatan koleksi
Korelasi sebesar 0,499 mempunyai maksud hubungan antara variabel
layanan prima dan pemanfaatan koleksi cukup kuat dan searah, artinya
apabila terjadi kenaikan layanan prima maka pemanfaatan koleksi pun
mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Korelasi kedua variabel
tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 maka cukup bukti
untuk menolak H0 ; p = 0 dan menerima Ha ; p ≠ 0 sehingga korelasi
bersignifikan. Hal ini menunjukan bahwa terjadi hubungan yang cukup
kuat antara layanan prima dan pemanfaatan koleksi.
e. Menghitung Pengaruh Langsung (Direct Effect atau DE)
93
Menghitung pengaruh langsung atau DE digunakan formula sebagai
berikut:
1. Pengaruh kebutuhan informasi terhadap layanan prima
X → Z = 0,446
2. Pengaruh kebutuhan informasi terhadap pemanfaatan koleksi
X → Y = 0,528
3. Pengaruh layanan prima terhadap pemanfaatan koleksi
Z → Y = 0,499
f. Menghitung Pengaruh tidak langsung (indirect Effect)
Untuk menghitung pengaruh tidak langsung atau IE digunakan formula
sebagai berikut:
1. Pengaruh kebutuhan informasi melalui layanan prima terhadap
pemanfaatan koleksi
X→ Z → Y = 0,446 X 0,528 X 0,499 = 0,11750581
g. Menghitung pengaruh total
1. Pengaruh kebutuhan informasi melalui layanan prima terhadap
pemanfaatan koleksi:
X→ Z → Y = 0,446 + 0,528 + 0,499 = 1,473
h. Diagram jalur
Secara keseluruhan pengaruh langsung masing-masing variabel data
dapat dilihat dari diagram jalur sebagai berikut:
Kebutuhan Informasi
(X)
Layanan Prima
(Z)
Pemanfaatan
Koleksi (Y)
94
1. Pengaruh kebutuhan informasi terhadap layanan prima secara
langsung sebesar 0,446.
2. Pengaruh kebutuhan informasi terhadap pemanfaatan koleksi secara
langsung sebesar 0,528.
3. Pengaruh layanan prima terhadap pemanfaatan koleksi secara
langsung sebesar 0,499.
6. Hubungan Antara Kebutuhan Informasi, Pemanfaatan Koleksi dan
Layanan Prima
Pada kenyataanya seluruh aspek kehidupan manusia itu
membutuhkan informasi, informasi yang diharapkan dapat menunjang
berbagai aktivitas atau pekerjaan, baik yang bersifat praktis atau ilmiah.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya pegawai atau Aparatur Sipil
Negara (ASN) membutuhkan informasi untuk memecahkan suatu
permasalahan atau untuk membantu pengambilan keputusan dan untuk
peningkatan pola kehidupan yang terus menerus menuju kompleksitas
yang semakin tinggi.
Pemanfaatan koleksi perpustakaan merupakan hal yang penting
bagi setiap perpustakaan. Dimana pemanfaatan koleksi dapat dijadikan
bukti atau suksesnya suatu perpustakaan. Perpustakaan dikatakan sukses
atau berhasil jika pemustaka dapat memanfaatkan perpustakaan dengan
baik dan dari pemanfaatan perpustakaan itu, pemustaka dapat terpenuhi
kebutuhan informasi untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas
pekerjaanya.
95
Layanan perpustakaan merupakan faktor yang melatar belakangi
keberhasilan suatu perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi
pengguna termasuk juga layanan informasi yang tepat untuk membantu
usaha pemenuhan kebutuhan informasi penggunanya seperti pendidikan,
rekreasi, pribadi dan ekonomi dari anggota masing-masing, sesuai
dengan misi perpustakaan.81
Layanan prima pada perpustakaan tidak lagi
secara tradisional dan pasif tetapi menuju layanan yang proaktif, yaitu
berupa penyebaran informasi yang bermanfaat bagi pemustaka.
Dari paparan diatas peneliti merancang konsep hubungan
pengaruh kebutuhan informasi melalui layanan prima terhadap
pemanfaatan koleksi di Perpustakaan. Penelitian ini terdiri dari variabel
independen (terikat) kebutuhan informasi (X) variabel intervening
layanan prima (Z) dan variabel dependen (bebas) pemanfaatan koleksi
(Y).
Untuk menggambarkan hubungan antar variabel disajikan dalam
bentuk gambar dibawah ini:
Bagan 4 1 hubungan antar variabel
C. Pembahasan
Pada penelitian ini peneliti akan membahasa hasil dari jawaban-jawaban
responden terhadap kuesioner yang telah diisi oleh ASN Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia. Setelah mengetahui skor rata-rata dari tiap pernyataan, maka
81 Reference and User Services Assiciation, ―Information Service for Information Consumers:
Guidlines for Providers,‖ Artikel diakses pada tanggal 01 Februari 2017 melalui
http://www.ala.org/rusa/resources/guidlines/guidlenesinformas=tion.html.
Kebutuhan Informasi
(X)
Layanan Prima
(Z)
Pemanfaatan
Koleksi (Y)
96
tahap berikutnya adalah menafsirkan skor rata-rata. Untuk menafsirkan skor rata-
rata, penulis menggunakan skor skala interval. Untuk menentukan skala interval,
yaitu dengan cara membagi selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah.
Rumus skala interval yaitu:
Keterangan : Nilai Maksimal = Sangat Tinggi (4)
Nilai Minimum = Sangat Rendah (1)
Jumlah Kelas = Sangat Rendah,
Rendah, Tinngi, Sangat Tinggi (4)
Jika skala penilaian yang ingin dibentuk berjumlah empat, dimana skor terendah
adalah satu dan skor tertinggi adalah empat, maka dapat diketahui jarak antara
setiap titik adalah 0,75, sehingga diperoleh kriteria penilaian sebagai berikut 82
:
Nilai besar 1,00 – 1,75 = sangat rendah
Nilai besar 1,75 – 2,50 = rendah
Nilai besar 2,50 – 3, 25 = tinggi
Nilai besar 3,25 – 4,00 = sangat tinggi
Berdasarkan nilai uji statistik deskriptif nilai rata-rata (mean )indikator setiap
pernyataan pada kuesioner sebagai berikut:
1. Variabel Kebutuhan Informasi
Tabel 4. 17 Descriptive Statistic Variabel X
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
aki1 50 2 4 3,40 ,670
aki2 50 2 4 3,14 ,495
82 Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001). h. 23.
97
aki3 50 2 4 3,08 ,488
aki4 50 2 4 3,28 ,497
aki5 50 2 4 3,18 ,438
aki6 50 2 4 3,28 ,497
aki7 50 2 4 3,18 ,438
aki8 50 2 4 3,28 ,497
aki9 50 2 4 3,18 ,438
aki10 50 2 4 3,40 ,670
aki11 50 2 4 3,08 ,488
aki12 50 2 4 3,14 ,495
aki13 50 2 4 3,28 ,497
Jumlahtotal 50 31 52 41,90 4,404
a. Indikator kebutuhan kognitif
Pernyataan no 1,2 dan 3 mengenai ASN membutuhkan informasi yang
dapat memperkuat informasi yang sudah diketahui, ASN membutuhkan
informasi yang dapat menambah pengetahuan dan ASN membutuhkan
informasi tentang keadaan lingkungan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dari
descriptive variabel dengan rata-ratanya yaitu 3,40, 3,14 dan 3,08 yang
berada pada skala 2,50-3,25 dan 3,25-4,00 ini menunjukan bahwa variabel
kebutuhan informasi bernilai tinggi dan sangat tinggi. Berdasarkan data
tersebut dan sesuai dengan teori yang peneliti cantumkan bahwa benar
ASN membutuhkan informasi yang dapat memperkuat atau menambah
informasi, pengetahuan dan pemahamanan seseorang akan lingkunganya.
b. Indikator afektif
Pernyataan no 4,5 dan 6 mengenai ASN membutuhkan informasi yang
dapat membuatnya merasa nyaman ketika membacanya, ASN
membuthkan informasi yang dapat menyelesaikan permasalahan pekerjaan
dan ASN membutuhkan informasi yang dapat membantu tugas pekerjaan.
98
Hal ini dapat dilihat dari descriptive variabel dengan rata-ratanya yaitu
3,28, 3,18 dan 3,28 yang berada pada skala 2,50-3,25 dan 3,25-4,00 ini
menunjukan bahwa variabel kebutuhan informasi bernilai tinggi dan
sangat tinggi. Berdasarkan data tersebut dan sesuai dengan teori yang
peneliti cantumkan bahwa benar ASN membutuhkan informasi karena
ingin mendapatkan perasaan nyaman, memperoleh informasi yang dapat
membantu menyelesaikan permasalahan pekerjaan dan menyelasaikan
tugas pekerjaan.
c. Indikator kebutuhan integrasi personal
Pernyataan no 7 dan 8 mengenai ASN membutuhkan informasi yang
dapat menambah pengetahuan intelektual, dan ASN membutuhkan
informasi yang dapat membantu menganalisa permasalahan pekerjaan .
Hal ini dapat dilihat dari descriptive variabel rata-ratanya yaitu 3,18 dan
3,28 yang berada pada skala 2,50-3,25 dan 3,25-4,00 ini menunjukan
bahwa variabel kebutuhan informasi bernilai tinggi dan sangat tinggi.
Berdasarkan data tersebut dan sesuai dengan teori yang peneliti cantumkan
bahwa benar ASN membutuhkan informasi karena ingin menambah
pengetahuan intelektual (kredibilitas) dan kebutuhan informasi karena
ingin mengetahui informasi yang dapat membantu menganalisa
permasalahan pekerjaan (kepercayaan).
d. Indikator kebutuhan integrasi sosial
Pernyataan no 9 dan 10 mengenai ASN membutuhkan informasi untuk
menemukan bahan diskusi dengan orang lain, dan ASN membutuhkan
informasi agar bisa dibagi dengan orang lain. Hal ini dapat dilihat dari
99
descriptive variabel dengan rata-ratanya yaitu 3,18 dan 3,40 yang berada
pada skala 2,50-3,25 dan 3,25-4,00 ini menunjukan bahwa variabel
kebutuhan informasi bernilai tinggi dan sangat tinggi. Berdasarkan data
tersebut dan sesuai dengan teori yang peneliti cantumkan bahwa benar
Kebutuhan ini didasari oleh hasrat seseorang untuk bergabung atau
berkelompok dengan orang lain.
e. Indikator kebutuhan berkhayal/pelarian (Excapist Needs)
Pernyataan no 11, 12 dan 13 mengenai ASN membutuhkan informasi yang
dapat melepaskan diri dari kepenatan pekerjaan, ASN membutuhkan
informasi yang dapat melepaskan ketegangan setelah bekerja dan ASN
membutuhkan informasi yang sifatnya menghibur. Hal ini dapat dilihat
dari descriptive variabel dengan rata-ratanya yaitu 3,08 3,14 dan 3,28 yang
berada pada skala 2,50-3,25 dan 3,25-4,00 ini menunjukan bahwa variabel
kebutuhan informasi bernilai tinggi dan sangat tinggi. Berdasarkan data
tersebut dan sesuai dengan teori yang peneliti cantumkan bahwa
Kebutuhan informasi ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk
melarikan diri, melepaskan ketegangan, dan hasrat untuk mencari hiburan
atau pengalihan.
2. Variabel layanan prima
Tabel 4. 18 Descriptive Statistic Variabel Z
lp1 50 2 4 3,04 ,533
lp2 50 2 4 3,12 ,435
lp3 50 2 4 3,06 ,550
lp4 50 2 4 3,34 ,557
lp5 50 2 4 2,86 ,572
lp6 50 2 4 3,36 ,663
lp7 50 2 4 3,34 ,557
100
lp8 50 2 4 2,92 ,566
lp9 50 2 4 3,28 ,497
lp10 50 2 4 3,26 ,527
Jumlahtotallp 50 25 40 31,58 3,441
a. Indikator Reliability (kehandalan) dan Communication (komunikasi)
Pernyataan no 14 mengenai adanya penggunaan teknologi membantu ASN
berinteraksi dan berkomunikasi dengan pustakawan/perpustakaan
(Layanan Pasif). Hal ini dapat dilihat dari descriptive variabel dengan rata-
ratanya yaitu 3,04 yang berada pada skala 2,50-3,25 ini menunjukan
bahwa variabel layanan prima bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut
dan sesuai dengan teori yang peneliti cantumkan bahwa adanya
penggunaan teknologi yang melibatkan perpustakaan dan pemustaka
sehingga dapat berinteraksi dan komunikasi dua arah yang melibatkan
pustakawan dengan pemustaka tanpa harus ada berapa pada satu tempat
yang sama.
b. Indikator responsiveness (Respon)
Pernyataan no 15 mengenai perpustakaan menyediakan koleksi tercetak
/noncetak atau elektronik untuk memuaskan pelayanan kepada pemustaka.
Hal ini dapat dilihat dari descriptive variabel dengan rata-ratanya yaitu
3,12 yang berada pada skala 2,50-3,25 ini menunjukan bahwa variabel
layanan prima bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut dan sesuai dengan
teori yang peneliti cantumkan bahwa Perpustakaan harus memahami dan
merespon perubahan kebutuhan informasi pemustaka.
c. Indikator Understanding Your Customer (Memahami Pemustaka)
101
Pernyataan no 16 mengenai pustakawan memahami kebutuhan informasi
ASN dengan memberitahukan perkembangan terbaru setiap bidang subjek
(CAS). Hal ini dapat dilihat dari descriptive variabel dengan rata-ratanya
yaitu 3,06 yang berada pada skala 2,50-3,25 ini menunjukan bahwa
variabel layanan prima bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut dan
sesuai dengan teori yang peneliti cantumkan yaitu upaya untuk mengetahui
apa yang benar-benar dibutuhkan dan diinginkan oleh pemustaka.
d. Indikator Accessbility (Akses)
Pernyataan no 17,18,19 dan 20 mengenai ASN puas dengan layanan
kesiagaan informasi yang diberikan perpustakaan berupa email maupun
abstrak (CAS), koleksi perpustakaan MK lengkap dan sesuai dengan
kebutuhan informasi ASN, ASN puas dengan waktu yang diberikan untuk
berkunjung ke perpustakaan dari pukul 08.00-04.30 dan lokasi
perpustakaan mudah di akses. Hal ini dapat dilihat dari descriptive
variabel dengan rata-ratanya yaitu 3,34, 3,86,3,36 dan 3,34 yang berada
pada skala 3,25-4,00 ini menunjukan bahwa variabel analisis layanan
prima bernilai sangat tinggi. Berdasarkan data tersebut dan sesuai dengan
teori yang peneliti cantumkan yaitu Titik akses yang menjadi penentu
layanan prima di mata pelanggan adalah akses mencakup jam buka, lokasi,
koleksi dan layanan yang diberikan.
e. Indikator Staffing (pustakawan)
Pernyataan no 21,22, dan 23 mengenai pustakawan menjalankan tugas
menawarkan koleksi kepada ASN sebagai pertimbangan pengadaan
selanjutnya (Preventif), ASN merasa puas dengan layanan antar yang
102
diberikan perpustakaan (Delivery Order) dan pustakawan mendegarkan
dengan baik akan saran dan masukan untuk koleksi maupun untuk
perpustakaan (Layanan Pasif). Hal ini dapat dilihat dari descriptive
variabel dengan rata-ratanya yaitu 2,92, 3,28 dan 3, 26 yang berada pada
skala 2,50-3,25 dan 3,25-4,00 ini menunjukan bahwa variabel layanan
prima bernilai tinggi dan sangat tinggi. Berdasarkan data tersebut dan
sesuai dengan teori yang peneliti cantumkan yaitu Dalam memberikan
pelayanan prima pustakawan dituntut untuk mencintai apa yang sudah
menjadi tugas dan kewajibanya, berorientasi kepada kepuasan pemustaka,
dan menjadi pendengar yang baik serta menunjukan empati.
3. Variabel pemanfaatan koleksi
Tabel 4. 19 Descriptive Statistic Variabel Y
pk1 50 2 4 3,08 ,488
pk2 50 2 4 3,30 ,505
pk3 50 2 4 3,06 ,550
pk4 50 2 4 3,64 ,525
pk5 50 2 4 2,88 ,558
Jumlahtotalpk 50 13 20 15,96 1,525
Valid N (listwise) 50
a. Indikator membaca
Pernyataan no 24,25, dan 26 mengenai ASN membaca judul buku terlebih
dahulu, ASN membaca daftar isi terlebih dahulu, ASN membaca
keseluruhan isi buku. Hal ini dapat dilihat dari descriptive variabel dengan
rata-ratanya yaitu 3,08, 3,30 dan 3,06 yang berada pada skala 2,50-3,25
dan 3,25-4,00 ini menunjukan bahwa variabel pemanfaatan koleksi
bernilai tinggi dan sangat tinggi. Berdasarkan data tersebut dan sesuai
103
dengan teori yang peneliti cantumkan yaitu Dalam kaitanya dengan
pemanfaatan koleksi dengan membaca di perpustakaan, maka
perpustakaan menyediakan ruangan yang dapat digunakan pemustaka
untuk membaca dan belajar.
b. Indikator meminjam
Pernyataan no 27 mengenai ASN meminjam koleksi setiap berkunjung ke
perpustakaan. Hal ini dapat dilihat dari descriptive variabel dengan rata-
ratanya yaitu 3,64 yang berada pada skala 3,25-4,00 ini menunjukan
bahwa variabel pemanfaatan koleksi bernilai sangat tinggi. Berdasarkan
data tersebut dan sesuai dengan teori yang peneliti cantumkan yaitu Pada
layanan sirkulasi, koleksi yang dapat dipinjam untuk dibawa pulang
memiliki pengecualian pada koleksi referensi yang pemakaiannya hanya
boleh di dalam perpustakaan.
c. Indikator memfotokopi
Pernyataan no 28 mengenai ASN pernah memfotokopi koleksi
perpustakaan. Hal ini dapat dilihat dari descriptive variabel dengan rata-
ratanya yaitu 2,88 yang berada pada skala 2,50-3,25 ini menunjukan
bahwa variabel pemanfaatan koleksi bernilai tinggi. Berdasarkan data
tersebut dan sesuai dengan teori yang peneliti cantumkan yaitu
Memfotokopi koleksi perpustakaan berarti membuat salinan dari suatu
koleksi perpustakaan dengan mempergunakan mesin fotokopi.
4. Nilai rata-rata variabel perolehan konstruk
Tabel 4. 20 Perolehan Konstruk
104
Konstruk Rata-rata Keterangan
Kebutuhan Informasi 3,22 Tinggi
Layanan Prima 3,19 Tinggi
Pemanfaatan Koleksi 3,15 Tinggi
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai rata-rata variabel
kebutuhan informasi sebesar 3,22, nilai rata-rata variabel layanan prima
3,19 dan nilai rata-rata variabel pemanfaatan koleksi 3,15 artinya adalah
tinggi pada skala 2,50-3,25.
5. Hasil Uji Konstruk
Beberapa jawaban yang diberikan oleh ASN (Aparatur Sipil Negara)
menunjukkan bahwa pengaruh kebutuhan informasi melalui layanan prima
terhadap pemanfaatan koleksi rata-rata dari nilai kontruk adalah kuat dan
cukup kuat atau searah.
Tabel 4. 21 Hasil Uji Konstruk
X → Z 0,446
X → Y 0,528
Z → Y 0,499
Hasil pengujian korelasi antara variabel ditemukan hasil perhitungan
korelasi antara kebutuhan informasi dan layanan prima sebesar 0,446, dan
korelasi antara kebutuhan informasi dan pemanfaatan koleksi sebesar
0,528, kemudian korelasi antara layanan prima dan pemanfaatan koleksi
sebesar 0,499. Hal ini menunjukan bahwa nilai antara variabel memiliki
nilai lebih besar dari 0,25 – 0,5 dan 0,5 – 0,75 sehingga hubungan antara
variabel kuat dan cukup kuat.
105
.
106
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Gambaran Kebutuhan Informasi ASN di Lingkungan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia sudah baik, jika dilihat dari nilai rata-rata tiap item
pertanyaan variabel. Sedangkan total nilai rata-rata variabel kebutuhan
informasi sebesar 3,22 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,25 yang berarti
kebutuhan informasi ASN di lingkungan MKRI termasuk tinggi.
2. Gambaran layanan prima di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia sebesar 3,19 pada skala 2,50-3,25 hal ini menunjukkan bahwa
layanan prima di Perpustakaan MKRI termasuk tinggi.
3. Gambaran pemanfaatan koleksi di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia sebesar 3,15 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,25
yang berarti pemanfaatan koleksi di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi
Indonesia Republik Indonesia termasuk tinggi.
4. Berdasarkan hasil uji konstruk Pengaruh kebutuhan informasi terhadap
layanan prima sebesar 0,446, pengaruh layanan prima terhadap pemanfaatan
koleksi sebesar 0,499, kemudian pengaruh kebutuhan informasi terhadap
pemanfaatan koleksi sebesar 0,528 bernilai kuat dan searah.
B. Saran
1. Kebutuhan informasi ASN di lingkungan MKRI termasuk tinggi, akan
tetapi masih terdapat kekurangan dalam hal informasi keadaan lingkungan
pekerjaan dan informasi yang dapat melepas ketegangan setelah bekerja.
107
Oleh karena itu, sebaiknya perpustakaan MKRI dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan informasi ASN yang ada lingkungan MKRI.
2. Layanan prima di perpustakaan MKRI termasuk tinggi, akan tetapi masih
terdapat kekurangan dalam koleksi perpustakaan yang kurang lengkap dan
sesuai dengan kebutuhan ASN dan kurangnya komunikasi pustakawan
dengan pemustaka. Oleh karena itu, sebaiknya perpustakaan memperbaiki
layanan prima di perpustakaan agar lebih banyak ASN yang menggunakan
layanan prima di perpustakaan MKRI.
3. Pemanfaatan koleksi di perpustakaan MKRI termasuk tinggi, akan tetapi
masih terdapat kekurangan dalam hal fotokopi koleksi. Oleh karena itu,
sebaiknya perpustakaan meningkatkan layanan fotokopi agar pemanfaatan
koleksi di perpustakaan berjalan dengan baik.
4. Hasil konstruk pengaruh pervariabel menunjukan nilai yang kuat, untuk
penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel independent
lainya, untuk mengetahui variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi,
memperkuat atau memperlemah variabel dependen.
108
DAFTAR PUSTAKA
———. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta, 2010.
———. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
———. Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Bandung: Alfabeta, 2009.
———. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: cv alfabeta, 2007.
Abdul Hak, Ade. ―Strategi Informasi Perpustakaan Nasional RI Dalam
Pengembangan Literasi Informasi Di Masyarakat.‖ Al-Maktabah, 2, 9
2008.
Abdul Hakim, Sudarnoto ed. Perpustakaan Dan Pendidikan. Jakarta: Fakultas
Adab dan Humaniora, 2005.
Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineke Cipta, 2013.
Brady, Shaun dkk. ―Customer Service in The Self-Service Public Library.‖
Accessed January 2, 2017.
http://plvn.net.au/sites/default/files/customer_service_excellen_in_the_self
service_public_library_report.pdf.
Budiwijaya, Arif. Pembinaan Koleksi Perpustakaan : Dalam Lokakarya
Pembinanaan Perpustakaan Khusus Kependudukan. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada, 1979.
Djunaidi, Mulkan Achmad. ―Layanan Prima Sebagai Usaha Pemberdayaan
Perpustakaan.‖ Accessed January 2, 2017.
http://digilib.unsri.ac.id/download/Layanan%20Prima%20Sebagai%20%U
saha%20%Pemberdayaan%20%20%Perpustakaan.pdf.
Fadilah, Rahmi Malta Nelisa. ―Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka
Badan Perpustakaan Dan Karsipan Provinsi Sumatera Barat.,‖ 2014.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/iipk/article/view/5692.
Ghozali, Imam. Aplikasi Multivariate Program SPSS. Semarang: Universitas
Dipenogoro, 2009.
Hasan, Alwi dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Balai Pustaka, 2005.
109
Hassan, Fuad. dkk. Kamus Istilah Psikologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981.
Hermawan, Rachman Zulfikar Zen. Etika Pustakawan. Jakarta: Sagung Seto,
2010.
Hidayat, Anwar. Uji Normalitas Dengan Kolmogorv Smirnov, 2013.
Lancaster, fw. If You Want to Evaluate Your Library. Illionis: Thomson-shore,
1993.
Martoatmojo, Karmidi. Manajemen Perpustakaan Khusus. jakarta: Universitas
Terbuka, 1999.
Misbahuddin, Iqbal Hasan. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. 2nd ed.
Jakarta: Bumi Akara, 2013.
M Mulyono, Anton. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan : Balai Pustaka, 1988.
Murniaty. ―Mewujudkan Pelayanan Prima Di Bagian Pelayanan Pengguna
Perpustakaan.‖ Accessed January 2, 2017.
http://repository.usu.ac.id/bit/stream123456789282221132296412.pdf.
Muslich, M.. Metode Kuantitatif. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 1993.
Nicholas, David. Assesing Information Needs: Tools, Techniques and Concepts
for the Internet Age. London: Aslib Imi, 2005.
Prawati, Budi. ―Keterpakaian Koleksi Majalah Ilmiah Pusat Perpustakaan Dan
Penyebaran Teknologi Pertanian Oleh Peneliti Badan Litbang Pertanian,.‖
Jurnal Perpustakaan Pertanian V, 1, 12 (2003).
Prasetya, Irawan. Logika Dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN Pres,
1999.
priyatno. Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Jakarta: Mediakom, 2013.
Purwono. Profesi Pustakawan Menghadapi Tantangan Perubahan. 2013th ed.
Yogyakarta, n.d.
110
Qalyubi, Syihabuddin dkk. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan Dan Informasi.
Yogyakarta: Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, 2007.
Rahayuningsih, F. Mengukur Kepuasan Pemustaka; Menggunakan Metode
LibQUAL+. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015.
Rachmawan, Dady P. Etika Kepustakawanan : Suatu Pendekatan Terhadap
Profesi Dan Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto, 2010.
Rahmah, Elva. ―Analisis Kepuasan Pemustaka Terhadap Layanan Perpustakaan
Universitas Negeri Padang.‖ Accessed January 2, 2017.
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-palim64c6ad268efull.pdf.
Reference and User Services Assiciation. ―Information Service for Information
Consumers: Guidlines for Providers,‖ 2017.
http://www.ala.org/rusa/resources/guidlines/guidlenesinformas=tion.html.
Republik Indonesia. Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu, n.d.
Rifai, Agus. ―Peran Pustakawan Intermediary Dalam Memenuhi Kebutuhan
Informasi Pemakai.‖ Al-Maktabah, 1, 4 (2013).
Salim, Petter Yenny Salim. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jakarta: Modern English Press, 2002.
Shadily, Hasan. Ensiklopedia Indonesia Jilid 3. jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve,
1982.
Sekaran, Uma. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba empat, 2006.
Singgih, Santoso. Statistik Parametrik Konsep Dan Aplikasi Dengan SPSS.
Jakarta: PT. Alex Media Komputindo, 2010.
Soetminah. Perpustakaan Kepustakawanan Dan Pustakawan. Jakarta: Kanisius,
1992.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D. Bandung: cv
alfabeta, 2011.
111
Suharso, Puguh. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis : Pendekatan Filosofi
Dan Praktis. Jakarta: Indeks, 2009.
Suliyanto. Ekonometrika Terapan: Teori Dan Aplikasi Dengan SPSS. Yogyakarta:
Andi, 2011.
Surachman, Arif. ―Pengelolaan Perpustakaan Khusus,‖ 2017.
Http://eprints.rclis.org/8633/1/Manajemen_Perpustakaan_Khusus.pdf.
Sudarsono, Blasius. Antologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta: Ikatan
Perpustakaan Indonesia, 2006.
Tjiptono, Fandy. Service Manajement Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta:
Andi, 2012.
UIN Syarif Hidayatullah. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatulah
Jakarta. Jakarta: UIN Jakarta Press., 2006.
Yusup, Pawit M. Ilmu Informasi, Komunikasi, Dan Kepustakaan. Jakarta: Bumi
Akara, 2009.
LAMPIRAN
Gambar 1. 1 Validitas X
Gambar 1. 2 Validitas Z
Gambar 1. 3 Validitas Y
Gambar 1. 4 Reliabel X
Gambar 1. 5 Reliabel Z
Gambar 1. 6 Reliabel Y
Gambar 1. 7 Asumsi Klasik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Normal Parametersa,b
Mean ,0
Std. Deviation 1,21
Most Extreme Differences Absolute ,082
Positive ,051
Negative -,082
Test Statistic ,082
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Gambar 1. 8 Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
,801 1,248
,801 1,248
Gambar 1. 9 Koefisien Determinasi
Gambar 1. 10 Uji Signifikan Simultan F
Gambar 1. 11 Uji Parsial t
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5,826 1,956 2,978 ,005
Kebutuhan
Informasi
,132 ,045 ,382 2,942 ,005
Layanan Prima ,145 ,058 ,328 2,530 ,015
Gambar 1. 12 rata-rata variabel
Gambar 1. 13 Descriptive Statistics Variabel X,Z,Y
Gambar 1. 14 Distribusi Responden
Gambar 1. 15 Uji Heteroskedastisitas
Gambar 1. 16 Tabel Korelasi
Correlations
Kebutuhan
informasi Layanan prima
Pemanfaatan
koleksi
Kebutuhan
Informasi
Pearson Correlation 1 ,446**
,528**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000
N 50 50 50
Layanan Prima Pearson Correlation ,446**
1 ,499**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000
N 50 50 50
Pemanfaatan
Koleksi
Pearson Correlation ,528**
,499**
1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 50 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Gambar 1. 17 r Table (Pearson Product Moment)
(Signifikan Level 0,05)
N 1-tailed 2-tailed N 1-tailed 2-tailed 3 0.988 0.997 41 0.261 0.308
4 0.900 0.950 42 0.257 0.304 5 0.805 0.878 43 0.254 0.301 6 0.729 0.811 44 0.251 0.297 7 0.669 0.755 45 0.248 0.294
8 0.622 0.707 46 0.246 0.291 9 0.582 0.666 47 0.243 0.288
10 0.549 0.632 48 0.240 0.285 11 0.521 0.602 49 0.238 0.282
12 0.497 0.576 50 0.235 0.279 13 0.476 0.553 51 0.233 0.276 14 0.458 0.532 52 0.231 0.273 15 0.441 0.514 53 0.228 0.270
16 0.426 0.497 54 0.226 0.268 17 0.412 0.482 55 0.224 0.265 18 0.400 0.468 56 0.222 0.263 19 0.389 0.456 57 0.220 0.261
20 0.378 0.444 58 0.218 0.258 21 0.369 0.433 59 0.216 0.256 22 0.360 0.423 60 0.214 0.254 23 0.352 0.413 61 0.213 0.252
24 0.344 0.404 62 0.211 0.250
25 0.337 0.396 63 0.209 0.248 26 0.330 0.388 64 0.207 0.246 27 0.323 0.381 65 0.206 0.244
28 0.317 0.374 66 0.204 0.242 29 0.312 0.367 67 0.203 0.240 30 0.306 0.361 68 0.201 0.239 31 0.301 0.355 69 0.200 0.237
32 0.296 0.349 70 0.198 0.235 33 0.291 0.344 71 0.197 0.233 34 0.287 0.339 72 0.195 0.232 35 0.283 0.334 73 0.194 0.230
36 0.279 0.329 74 0.193 0.229 37 0.275 0.325 75 0.191 0.227
38 0.271 0.320 76 0.190 0.226
39 0.267 0.316 77 0.189 0.224
10
33
34
33
43
33
32
24
43
23
34
23
24
43
23
21
44
44
44
44
44
44
43
24
44
33
34
33
24
44
31
33
33
33
33
33
33
34
33
33
32
33
34
33
33
41
23
33
33
33
23
33
33
33
42
33
34
43
33
42
51
34
34
34
43
44
33
43
24
32
33
33
43
24
32
61
23
33
33
33
33
33
34
43
43
44
43
34
43
43
71
23
33
33
33
33
33
33
42
32
34
33
33
42
32
80
33
43
33
34
33
33
34
32
42
44
24
34
32
42
90
43
42
43
44
14
44
44
43
32
33
32
34
43
32
10
04
43
43
34
33
33
34
44
34
34
44
43
44
34
3
11
04
43
43
34
33
33
34
33
33
33
33
33
33
33
3
12
03
33
44
32
43
42
33
33
33
33
33
33
33
33
3
13
03
33
44
42
43
42
33
43
24
33
34
44
43
24
3
14
14
44
33
33
43
34
33
23
34
32
34
44
23
34
3
15
03
33
43
43
33
34
33
44
34
33
44
33
44
34
3
16
03
33
43
33
33
33
33
43
34
33
33
33
43
34
3
17
14
22
42
33
33
23
33
44
34
24
43
43
44
34
2
18
04
33
43
33
33
33
34
43
34
33
34
33
43
34
3
19
04
33
23
23
33
33
23
43
44
43
34
34
43
44
4
20
03
42
32
33
32
33
33
44
44
33
44
33
44
44
3
21
04
33
43
33
33
33
43
43
34
33
33
34
43
34
3
22
14
43
43
34
43
33
44
43
33
33
43
23
43
33
3
23
13
43
32
33
33
33
33
33
34
33
44
34
33
34
3
24
14
34
33
34
33
43
44
33
34
33
22
34
33
34
3
25
14
33
43
34
44
33
33
33
33
34
33
34
33
33
3
26
03
43
43
33
33
33
33
33
33
34
33
34
33
33
3
27
03
33
33
34
33
33
33
44
33
33
33
24
44
33
3
28
12
42
33
33
34
34
44
44
44
44
44
44
44
44
4
29
04
43
33
33
33
33
33
44
44
44
44
44
44
44
4
30
14
44
23
33
43
33
33
43
34
34
33
34
43
34
3
31
04
32
43
43
33
43
44
43
34
34
33
34
43
34
3
32
04
33
33
34
33
33
23
32
34
33
43
33
32
34
3
33
04
23
43
43
32
23
43
43
34
33
33
43
43
34
3
34
02
44
23
33
44
33
34
43
34
33
44
23
43
34
3
35
03
32
42
34
33
33
33
43
34
44
24
34
43
34
4
36
13
33
33
33
23
23
33
33
33
34
33
34
33
33
3
37
03
32
32
33
33
34
44
44
34
34
44
44
44
34
3
38
03
34
32
44
44
43
33
33
44
34
43
22
33
44
3
39
03
33
33
33
33
33
33
44
34
34
43
32
44
34
3
40
14
34
34
43
43
34
43
44
34
33
44
42
44
34
3
41
13
43
33
34
23
33
33
43
34
33
33
42
43
34
3
42
03
33
43
33
44
43
33
34
33
33
34
43
34
33
3
43
03
32
32
33
33
33
33
43
24
23
44
33
43
24
2
44
03
32
42
33
33
33
33
43
24
44
43
44
43
24
4
45
03
34
32
43
32
33
23
33
33
33
32
33
33
33
3
46
14
42
43
34
33
33
33
43
34
33
33
24
43
34
3
47
13
32
32
33
32
23
33
33
33
33
33
33
33
33
3
48
04
43
42
24
43
23
43
44
24
24
32
43
44
24
2
49
14
34
34
43
43
34
43
44
34
33
44
42
44
34
3
50
13
43
33
34
23
33
33
43
34
33
33
42
43
34
3
AK
I 4
No
Jen
is
Kela
min
AK
I 1
AK
I 2
AK
I 3
LP
1A
KI
5A
KI
6A
KI
7A
KI
8A
KI
9A
KI
10A
KI
11A
KI
12A
KI
13
PK
1LP
2LP
3LP
4 L
P5
LP
6LP
7 L
P 8
LP
9LP
10
PK
2P
K 3
PK
4P
K 5
Gambar 1. 18 hasil Kuesioner
KUESIONER Salam Sejahtera,
Di tengah-tengah kesibukan Anda. Perkenalkan saya, mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan
dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mohon
bantuan Anda untuk sekiranya mengisi kuesioner yang saya berikan. Pengisian ini untuk
keperluan pengumpulan data dalam rangka penelitian saya yang bertema Pengaruh Analisis
Kebutuhan Informasi terhadap Pemanfaatan Koleksi melalui Layanan Prima di Perpustakaan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.
Saya mohon Anda bersedia mengisi kuesioner ini dengan sungguh-sungguh serta sesuai
dengan keadaan diri Anda yang sebenarnya karena saya akan tetap menjaga kerahasiaan
identitas serta jawaban Anda.
Atas bantuan dan partisipasi Anda mengisi kuesioner ini saya mengucapkan terima kasih
secara tulus kepada Anda.
Sekian.
Jakarta, Februari 2017
Hormat Saya
Irfan Nurchoir
1112025100045
PETUNJUK PENGISIAN 1. Isilah titik-titik di bawah ini sesuai dengan data pribadi yang telah disediakan.
2. Jawablah dengan memberikan tanda √ pada salah satu jawaban yang telah tersedia sesuai
dengan keadaan Anda.
IDENTITAS RESPONDEN 1. Nomor Responden : (Diisi Peneliti)
2. Nama Responden : (Boleh Dikosongkan)
4. Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan
*pilih salah satu
KETERANGAN JAWABAN SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Analisis Kebutuhan Informasi
N0 PERNYATAAN SS S TS STS
1 saya membutuhkan informasi yang dapat memperkuat
informasi yang sudah saya ketahui
2 saya membutuhkan informasi yang dapat menambah
pengetahuan
3 saya membutuhkan informasi tentang keadaan lingkungan
pekerjaan
4 saya membutuhkan informasi yang dapat membuat saya
merasa nyaman membacanya
5 saya membutuhkan informasi yang dapat menyelesaikan
permasalahan pribadi
6 saya membutuhkan informasi yang dapat membantu tugas
pekerjaan
7 saya membutuhkan informasi yang menambah pengetahuan
intelektual
8 saya membutuhkan informasi yang dapat membantu
menganalisa permasalahan pribadi
9 saya membutuhkan informasi untuk menemukan bahan
diskusi
10 saya membutuhkan informasi agar bisa dibagi dengan orang
lain
11 saya membutuhkan informasi yang dapat melepaskan diri
dari kepenatan pekerjaan
12 saya membutuhkan informasi yang dapat melepaskan
ketegangan setelah bekerja
13 saya membutuhkan informasi yang sifatnya menghibur
Layanan Prima
14 adanya penggunaan teknologi membantu saya berinteraksi
dengan pustakawan/perpustakaan (Layanan Pasif)
15 perpustakaan menyediakan koleksi tercetak /noncetak atau
elektronik untuk memuaskan pelayanan kepada pemustaka
16
pustakawan memahami kebutuhan informasi saya dengan
memberitahukan perkembangan terbaru setiap bidang
subjek (CAS)
17 saya puas dengan layanan kesiagaan informasi yang
diberikan perpustakaan berupa email maupun abstrak (CAS)
18 koleksi perpustakaan MK lengkap dan sesuai dengan
kebutuhan informasi saya
19 saya puas dengan waktu yang diberikan untuk berkunjung
ke perpustakaan dari pukul 08.00-04.30
20 lokasi perpustakaan mudah di akses
21
pustakawan menjalankan tugs menawarkan kolesi kepada
ASN sebagai pertimbangan pengadaan selanjutnya.
(preventif)
22 saya merasa puas dengan layanan antar yang diberikan
perpustakaan (Delivery Order)
23
pustakawan mendengarkan dengan baik akan saran dan
masukan untuk koleksi maupun untuk perpustakaan
(Layanan Pasif)
Pemanfaatan Koleksi
24 saya membaca judul buku terlebih dahulu
25 saya membaca daftar isi terlebih dahulu
26 saya membaca keseluruhan buku
27 saya meminjam koleksi setiap berkunjung ke perpustakaan
28 saya pernah memfotokopi koleksi perpustakaan
Transkrip Wawancara
Informan : Lina Herlina
Jabatan : Kordinator Pustakawan
Transkrip wawancara ini dilakukan peneliti (P) dengan informan (I) bertujuan untuk
melengkapi data penelitian. Pertanyaan yang dibuat berdasarkan pembahasan yang akan
ditanyakan kepada informan. Wawancara dilakukan pada tanggal 14 september 2016.
P : Assalamualaikum Wr. Wb. Maaf menganggu, saya irfan nurchoir mahasiswa UIN
Jakarta saat ini sedang mengadakan penelitian di perpustakaan MKRI mengenai kebutuhan
informasi terhadap pemanfaatan koleksi melalui layanan prima di perpustakaan MKRI. Untuk itu
saya boleh sedikit bertanya tentang kebutuhan informasi, pemanfaatan koleksi dan layanan
prima.
I : Waalaikum Salam Wr. Wb. Oh iya saya lina kordinator pustakawan disini, iya mau
tanya apa?
P : sebelum saya nanya ke pertanyaan inti saya mau tanya, jumlah ASN disini ada berapa?
I : disini ASN ada 250 tersebar di beberapa bagian seperti bagian Humas, Kapuslitka,
Sekretariat Jendral DLL.
P : Untuk ASN yang datang ke perpustakaan Langsung mencari koleksi atau bertanya ke
pustakawan langsung?
I : ada yang langsung ada yang tidak, ada yang nanya dulu ke saya atau siapa aja yang ada
di ruang sirkulasi, tapi biasanya ASN disini menghubungi via telpon ke kita, misalkan mencari
buku atau ada keperluan. Ada juga yang langsung mencari bukunya di simpus, simpus kita
lengkap semuanya ada disitu.
P : biasanya apa aja bu yang dicari koleksinya?
I : Ya tergantung, kan beda-beda, kebanyakan nyari literatur buat ngebantu pekerjaan
mereka seperti hukum, tata negara, politik, administrasi ya seputar dibidang hukum.
P : kalo ada koleksi yang diminta tapi disini belum tersedia bagaimana bu?
I : ya kita cari ke perpustakaan yang lain seperti MA, Perpusnas, perpustakaan yang masih
bisa dijangkau dari sini. kemudian buku yang tidak ada disini saya masukan kedalam daftar
pengadaan koleksi.
P : kemudian kalo ada koleksi terbaru setelah pengadaan perpustakaan, bagaimana cara ibu
informasikan kepada ASN disini ?
I : oh itu kita informasikan lewat email, buletin atau abstrak yang disebar setiap ada
pengajian hari rabu, di simpus juga kan dimasukin koleksi apa saja yang baru masuk di
perpustakaan.
P : kalau koleksi disini jumlahnya ada berapa bu?
I : Oh itu nanti kamu liat di simpus aja ya. Lengkap ko. Dari koleksi, layanan ya semuanya
ada disitu.
P : baik bu, untuk ASN yang datang kesini baca-baca buku tersebut disini apa ketika dapat
buku tersebut langsung pinjam terus dibawa keruanganya?
I : ada yang baca disini ada yang langsung dibawa keruanganya. Kadang ada juga yang
minta difotokopi, tapi kita Cuma boleh beberapa lembar aja.
P : oh gtu ya, kalo untuk layanan primanya sendiri gimana bu disini?
I : Oh iya disini layanan primanya si belum begitu banyak yang tahu, biasanya yang
menggunakan layanan prima dan tahu ada layanan prima disini hakim, peneliti, apalagi ketika
ada kasus atau perkara yang sedang di teliti kita sibuk banget, harus stay di perpustakaan atas.
P : Kalo ASN nya gimana bu?
I :Paling di bagian-bagian tertentu kaya kapuslit, IT, atau P4TIK (pusat pengkajian
penelitian dan pengkajian perkara, pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi), biasanya
mereka menghubungi saya kalau perlu sesuatu, seperti butuh buku, mereka menelpon atau
menghubungi ke perpustakaan, nanti ketika bukunya ada, kita yang antarkan keruangan mereka
atau OB.
P : oh jadi ASN yang tahu dan sering menggunakan layanan prima tidak semuanya ya bu
hanya seberapa bagian aja
I : iya, karena mereka juga kan gk begitu sering kesini. Malah mungkin saya yang sering
keruangan mereka. ada sekitar 50 orang yang menggunakan layanan prima.
P : untuk layanan prima disini yang sering digunakan layanan apa saja?
I : disini ada 5 layanan prima tapi yang sering digunakan itu layanan antar (Delivery
Order) Hakim, Peneliti atau ASN meminta koleksi yang mereka pinjam diantarkan langsung
keruang kerja mereka, untuk layanan kerja aktif biasanya ketika ada perkara yang ditangani oleh
para hakim, jadi kita menyiapkan rujukan yang berkaitan dengan perkara tersebut.
P : untuk layanan prima yang lainya bu?
I : oh iya layanan CAS kita pasti memberitahu via email atau buletin ketika ada koleki
terbaru, kemudian untuk layanan preventif kita menawarkan atau menanyakan koleksi apa saja
yang akan diajukan untuk pengadaan.
P : iya bu makasih buat penjelasanya, maaf sudah mengganggu waktunya.
I : iya gpp, nanti kalo ada apa-apa tanya lagi saja ya.
P : baik bu terima kasih.
FOTO PERPUSTAKAAN
Web Perpustakaan Mahkamah Konstitusi (SIMPUS)
Ruang Perpustakaan
Gambar 1 Ruang Sirkulasi
Gambar 2 Ruang Baca Mandiri
Gambar 3 Ruang Diskusi
Gambar 4 Ruang Presentasi
Gambar 5 Ruang Ibadah
Gambar 6 Ruang Multimedia
Gambar 7 Ruang Koleksi Referensi
Gambar 8 Ruang Kerja
Fasilitas Pendukung
Gambar 1 Telepon Gambar 2 Printers Gambar 3 Sensor Gambar 4 Scanner
Gambar 5 Stop Contact Gambar 6 Tempat Sampah Gambar 7 Alat Pemadam Kebakaran
Gambar 8 Lemari Penitipan Barang Gambar 9 Alat Self Check and Book Drops
Gambar 10 Anjungan TV MKRI
Gambar 11 Anjungan Pengisian Daya
Telepon Genggam
Gambar 12 Koran
BIODATA PENULIS
Irfan Nurchoir. Anak ketujuh dari 7 bersaudara, lahir di Bogor, 28
September 1993. Putra dari Ayahanda Sanusi dan Ibunda Hamdanah.
Penulis bertempat tinggal di Kota Bogor. Menyelesaikan pendidikan pada
tahun (2000-2006) MI Nasyatul Islamiyah, (2006-2009) MTs Darul Ihya,
(2009-2012) Pondok Modern Ummul Quro Al-Islami. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan pada program studi (S1) Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2012). Penulis menyelesaikan kuliah dengan
menulis skripsi berjudul “Pengaruh Kebutuhan Informasi terhadap Pemanfaatan Koleksi
melalui Layanan Prima di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia”. Semasa
kuliah penulis aktif dalam organisasi Jurusan Ilmu Perpustakaan yaitu Himpunana
Mahasiswa Jurusan (HMJ) pada bidang Kerohanian. Penulis pernah menjalani Praktek Kerja
Lapangan di PUSLATA (Pusat Layanan Pemustaka) selama satu bulan pada tahun 2014.
Penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata selama 1 bulan di Desa Cemplang Kabupaten Bogor,
penulis pernah magang di PUSLATA selama satu bulan tahun 2016. Prestasi yang pernah di
raih juara 3 lomba MTQ tingkat Kecamatan tahun 2008.