pengaruh intensitas penggunaan internet dan...
TRANSCRIPT
PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET
DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI
PADA SISWA SMP TRISULA SRUMBUNG
DAN MTs MUHAMMADIYAH 1 SRUMBUNG
KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
OLEH
MOH TAKRIFAN, S.Ag
NIM. M1.14.031
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk maeraih gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Moh. Takrifan, S.Ag. 2017, Pengaruh Intensitas Penggunaan Internet dan
Kompetensi Profesional Guru PAI terhadap Motivasi
Belajar PAI pada Siswa SMP Trisula Srumbung dan MTs
Muhammadiyah I Srumbung Kabupaten Magelang Tahun
Pelajaran 2016/2017.
Dosen Pembimbing: Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si.
Kata Kunci : Intensitas penggunaan internet, kompetensi professional
dan motivasi belajar
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap : (1) pengaruh intensitas
penggunaan internet terhadap motivasi belajar PAI siswa SMP Trisula
Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung, (2) pengaruh kompetensi
profesional guru PAI terhadap motivasi belajar PAI siswa SMP Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung, (3) pengaruh intensitas
penggunaan internet dan kompetensi guru PAI terhadap motivasi belajar PAI
siswa SMP Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung.
Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, dengan populasi 265
siswa SMP Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung dengan sampel 70 anak yang dipilih dengan teknik proportional random sampling.
Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner. Analisis data menggunakan
teknik analisis jalur untuk menguji hipotesis penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh yang
signifikan antara intensitas penggunaan internet terhadap motivasi belajar PAI
siswa SMP Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung.dengan
sumbangan efektif sebesar 26,60%. (2) terdapat pengaruh yang signifikan
antara kompetensi profesional guru PAI terhadap motivasi belajar PAI siswa
SMP Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung dengan
sumbangan efektif sebesar 38,40%. (3) terdapat pengaruh yang signifikan antara intensitas penggunaan internet dan kompetensi profesional guru PAI
terhadap motivasi belajar PAI siswa SMP Trisula Srumbung dan MTs
Muhammadiyah I Srumbung.dengan sumbangan efektif sebesar 72,40%. Jadi
secara keseluruhan berarti bahwa intensitas penggunaan internet jika di dukung
dengan kompetensi professional guru maka akan berkontribusi positif terhadap
peningkatan motivasi belajar siswa SMP Trisula Srumbung dan MTs
Muhammadiyah I Srumbung.
vii
ABSTRACT
Moh. Takrifan, S.Ag. 2017, Influence of Intensity of Internet Usage and Professional
Competence of PAI Teachers to PAI Learning Motivation in
SMP Trisula Srumbung and MTs Muhammadiyah I Srumbung
Magelang District Lesson Year 2016/2017.
Supervisor: Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si.
Keywords: Intensity of internet usage, professional competence and learning
motivation.
This study aims to reveal: (1) the influence of internet usage intensity on learning
motivation of PAI students of SMP Trisula Srumbung and MTs Muhammadiyah I
Srumbung; (2) the influence of professional competence of PAI teacher toward
learning motivation of PAI students of SMP Trisula Srumbung and MTs
Muhammadiyah I Srumbung, 3) the influence of internet usage intensity and PAI
teacher competence on learning motivation of PAI students of SMP Trisula Srumbung
and MTs Muhammadiyah I Srumbung.
This research is an ex-post facto research, with population of 265 students
of SMP Trisula Srumbung and MTs Muhammadiyah I Srumbung with a sample of 70
children selected by proportional random sampling technique. The data collection
instrument is questionnaire. Data analysis using path analysis technique to test the
research hypothesis.
The results of this study indicate that (1) there is a significant influence
between the intensity of internet usage on learning motivation of PAI of SMP Trisula
Srumbung and MTs Muhammadiyah I Srumbung with effective contribution of
26,60%. (2) there is a significant influence between the professional competence of
PAI teachers on the learning motivation of PAI students of SMP Trisula Srumbung
and MTs Muhammadiyah I Srumbung with an effective contribution of 38.40%. (3)
there is a significant influence between the intensity of internet usage and the
professional competence of PAI teachers on the learning motivation of PAI students
of SMP Trisula Srumbung and MTs Muhammadiyah I Srumbung with effective
contribution of 72.40%. So overall it means that the intensity of internet usage if
supported by professional competence of teachers will contribute positively to the
improvement of students' motivation of SMP Trisula Srumbung and MTs
Muhammadiyah I Srumbung.
viii
PRAKATA
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang M aha Esa
dan Maha Kuasa.. Hanya kepada-Nya kami menyembah dan hanya kepada-
Nya kami memohon pertolongan, sehingga kita masih diberikan ketetapan
iman, islam dan taqwa kepada-Nya.
Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan pada Rosulullah
SAW, yang telah merubah zaman kegelapan (jahiliah) menjadi zaman yang
terang benderang melalui ajaran agama Islam yang dibawanya, serta
syafaatnya senantiasa kita harapkan dihari kiamat kelak.
Atas pancaran ilmu-Nya yang dianugerahkan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Intensitas Penggunaan Internet
dan Kompetensi Professional Guru PAI terhadap Motivasi Belajar PAI pada
Siswa SMP Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung
Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017”, dengan baik dan lancar
setelah menempuh perjalanan panjang yang penuh dengan perjuangan.
Semua ini tidak lain adalah atas pertolongan dari Allah SWT.
Selanjutnya pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar- besarnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Rahmad Haryadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M. Ag. selaku Direktur Pascasarjana Institut
Agama Islam Negeri Salatiga.
3. Bapak Hammam, Ph.D. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Agama Islam Pascasarjana IAIN Salatiga.
4. Ibu Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si. selaku pembimbing yang penuh
kesabaran, keihlasan dan ketelitian dalam membimbing dan
mengarahkan sampai terselesainya penyusunan tesis ini.
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN ………………….…………………….
HALAMAN PERNYATAAN ………………………………………..
ABSTRAK …………………………………………………………...
PRAKATA …………………………………………………………...
DAFTAR ISI ………………………………………………………....
DAFTAR TABEL ……………………………………………………
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………...
A. Latar Belakang ……………………………………………
B. Rumusan Masalah …………………………………………
C. Signifikasi Penelitian ……………………………………...
D. Kajian Pustaka …………………………………………….
E. Sistematika Penulisan ……………………………………..
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………….
A. Media Internet ……………………………………………
1. Pengertian …...………………………………………...
2. Jenis-jenis ……..……………………………………..
3. Program-progaram ……………………………………
B. Kompetensi Guru ……………………………………….
C. Motivasi Belajar ………………….…………………….
D. Kerangka Berfikir ………………………………………..
E. Hipotesis ………………………………………………….
1
1
5
5
7
9
11
11
11
12
13
14
18
22
24
xi
BAB III. METODE PENELITIAN …………………...……………
A. Rancangan Penelitian…………………………………...
1. Pendekatan Penelitian ………………………………
2. Jenis Penelitian ……………………………………….
B. Populasi dan Sampel Penelitian ………………………….
1. Populasi ………………………………………………
2. Sampel ………………………………………………..
C. Variabel Penelitian ………………………………………..
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………..
E. Teknik Analisis Data …….……………………………….
25
25
25
26
26
26
27
29
30
31
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………....
A. Deskripsi Data ……………………………………….…
1. Uji Validitas …………………………………………
2. Uji Hipotesis …………………………………………
B. Analisis Deskriptif ……………………………………….
1. Uji Parsial …………………..……………………….
2. Uji Simultan …………………………………………
C. Pembahasan ……………………………………………...
33
33
33
36
37
37
39
40
BAB V PENUTUP ………………………………………………...
A. Simpulan ……………………………………………….
B. Saran-saran ……………………………………………….
46
46
46
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..
LAMPIRAN ………………………………………………………….
BIOGRAFI PENULIS ……………………………………………….
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Penentuan Jumlah Sampel …………………....…………. 28
Tabel 4.1 : Uji Validitas …………………………..…………………..
Tabel 4.2 : Analisis Regresi Linear Berganda …………………...……
34
36
Tabel 4.3 :Analisis Uji Parsial ………………..………………….….…
Tabel 4.4 : Analisis Uji Simultan ………………….……………
38
39
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 : Kerangka Berfikir ………………………………………..
23
Gambar 2. 2 : Skema kompetensi guru … …………………………….
21
Gambar 2.3 : Diagram pengaruh motivasi …………………………….… …
Gambar 4. 1 : Diagram distribusi durasi siswa menggunakan internet ………
Gambar 4. 2 : Diagram intensitas siswa menggunakan internet …………….
26 37 42
xiv
DAFTAR LAMPIRAN :
Lampiran 1 : Angket penelitian
Lampiran 2 : Data mentah
Lampiran 3 : Hasil Analisis Data
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motivasi belajar siswa merupakan salah satu hal yang penting yang
dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Motivasi belajar berperan untuk
mendorong siswa agar tujuan belajar tercapai secara maksimal. Motivasi belajar
sebagai suatu dorongan baik yang berasal dari internal maupun eksternal yang
membuat siswa bergerak, bersemangat, dan senang belajar secara serius dan
terus menerus selama kegiatan belajar.1 Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
memberikan arah pada kegiatan belajar.2
Motivasi belajar sangat penting ditumbuhkan karena selain berfungsi untuk
mendorong keinginan untuk belajar, juga dapat berperan untuk meningkatkan
aktivitas siswa dalam belajar. Rasa ingin tahu memiliki peran yang sangat
penting untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Motivasi yang tinggi dapat
menggiatkan aktivitas siswa dalam belajar dan dapat meningkatkan prestasi
belajar.3
1 Made Wena,Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Konseptual
Operasional, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, 34. 2 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengaja, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2011, 75. 3 Isnaeni, Penggunaan Media Kartu Bilangan untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar Materi Bilangan Romawi pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Debong Tengah 1
Tegal. Skripsi, UNNES, 2013, 19.
2
Ada beberapa faktor yanng mempengaruhi motivasi belajar. Di antaranya
adalah penggunaan media dan kompetensi profesional guru. Penggunaan media
pembelajaran diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi
yang disampaikan dan membantu meningkatkan motivasi belajar siswa. Media
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media internet .Internet merupakan
teknologi masa kini yang mempunyai peran sangat penting di era globalisasi.
Internet bagaikan sebuah perpustakaan dunia yang bisa kita akses dengan
mudah segala kebutuhan yang kita perlukan. Internet mempunyai jaringan data
yang mendunia, seseorang bisa mengakses dengan bebas di dalam internet
sesuai kehendaknya.
Penggunaan internet dalam pembelajaran menjadi suplemen yang
bermanfaat dan sangat membantu dalam penyelesaian tugas-tugas siswa, serta
kegiatan internet lebih holistik dibandingkan dengan media lainnya seperti CD-
Rom. Fakta yang berkembang sekarang ini, sebagian siswa lebih suka
menggunakan internet untuk menyelesaikan tugas mereka dari pada
menggunakan buku sebagai sumber pemenuhnya. Hal ini disebabkan karena
internet memberikan suatu fasilitas layanan yang murah dan mudah sehingga
siswa dapat mencari hal-hal yang dibutuhkan dengan cepat. Hal ini bisa
memberikan suatu kenyamanan dan motivasi kepada siswa untuk belajar serta
meningkatkan pengetahuannya karena bervariasinya informasi yang tersedia
dalam internet.
Setiap guru wajib memilikii standar kualifikasi akademik dan standar
kompetensi yang berlaku secara nasional. Kualifikasi standar kompetensi guru
3
yang harus dipenuhi oleh pendidik ada empat kompetensi, yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional.4
Kompetensi yang berkaitan erat dengan guru sebagai sebuah profesi yakni
kompetensi profesional. Aspek profesi yang dituntut harus terpenuhi yakni guru
harus menguasai cara belajar yang efektif, harus mampu membuat model satuan
pelajaran, mampu memahami kurikulum secara baik, mampu mengajar di kelas,
mampu menjadi model bagi siswa, mampu memberikan petunjuk yang berguna,
menguasai teknik-teknik memberikan bimbingan dan penyuluhan, mampu
menyusun dan melaksanakan prosedur penilaian kemampuan belajar.5
Guru sangat berperan penting dalam usaha meningkatkan motivasi belajar
siswa. Guru yang mampu menguasai kelas dengan baik dan memahami
karakteristik siswa, maka siswa akan memberikan respon yang baik terhadap
guru. Oleh karena itu setiap guru dituntut memiliki kompetensi professional agar
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan baik.
Keberadaan SMP Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung
yang letak geografisnya berada di Kabupaten Magelang adalah dua sekolah di
antara banyak sekolah yang terus berkembang dan mengikuti perkembangan
teknologi infomasi. Hal tersebut diduga karena tingginya intensitas penggunaan
media internet siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah yang diberikan
oleh guru. Makin meningkatnya jumlah siswa di dua sekolah tersebut
4Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 16 tahun 2007. 5Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, 40.
4
membuktikan bahwa siswa-siswa tertarik dengan penggunaan teknologi
informasi dalam hal ini internet. Hal tersebut secara tidak langsung berpengaruh
pada peningkatan motivasi untuk belajar di dua sekolah tersebut. Para siswa
merasa termotivasi untuk mencari tahu materi pelajaran yang belum mereka
ketahui dari media internet.
Guru–guru SMP Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung
sebagian besar telah memenuhi beberapa kriteria dan persyaratan kompetensi
profesional yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
maupun Kementerian Agama. Diantaranya adalah semua guru minimal
berpendidikan sarjana dan sebagian besar sudah memiliki sertifikat pendidik.
Bagi kedua sekolah tersebut, pemenuhan kompetensi profesional guru adalah hal
mutlak untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal agar berpengaruh
pada motivasi untuk belajar.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis akan mengadakan penelitian
dengan judul “Pengaruh Intensitas Penggunaan Media Internet dan Kompetensi
Profesional Guru PAI terhadap Motivasi Belajar Mata Pelajaran PAI Pada Siswa
SMP Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung Kabupaten
Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017”. Hal-hal yang dipertimbangkan oleh
peneliti untuk mengadakan penelitian ini adalah belum ada penelitian yang
terdahulu yang meneliti tentang hal tersebut. Harapannya hasil penelitian ini
dapat memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan dan lebih khusus bagi
guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh intensitas penggunaan internet terhadap motivasi
belajar PAI siswa SMP Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I
Srumbung?
2. Bagaimana pengaruh kompetensi profesional guru PAI terhadap motivasi
belajar PAI siswa SMP Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I
Srumbung?
3. Bagaimana pengaruh intensitas penggunaan internet dan kompetensi guru
PAI secara bersama-sama terhadap motivasi belajar PAI siswa SMP Trisula
Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung?
C. Signifikasi Penelitian
Untuk memperjelas seberapa jauh signifikasi penelitian ini, maka penelitian ini
mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pengaruh intensitas penggunaan internet terhadap
motivasi belajar PAI siswa SMP Trisula Srumbung dan MTs
Muhammadiyah I Srumbung.
b. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesional guru PAI terhadap
motivasi belajar PAI siswa SMP Trisula Srumbung dan MTs
Muhammadiyah I Srumbung.
6
c. Untuk mengetahui pengaruh intensitas penggunaan internet dan
kompetensi guru PAI secara bersama-sama terhadap motivasi belajar
PAI siswa SMP Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I
Srumbung.
2. Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan
keilmuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pengembangan
penggunaan media internet, pengembangan kompetensi profesional dan
pemahaman dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi satuan
pendidikan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran
PAI. Selain itu juga penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
kontribusi terhadap usaha menumbuhkan motivasi belajar para siswa
baik di sekolah / madrasah, keluarga maupun masyarakat luas pada
umumnya. Kedepan penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat
sebagai bahan acuan terhadap penelitian selanjutnya.
7
D. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan latar belakang tersebut dan banyaknya teori tentang motivasi,
maka munculah berbagai penelitian tentang motivasi belajar dan hal-hal
yang mempengaruhinya. Penelitian tersebut baik sebatas tataran teori atau
konsep maupun sudah sampai pada tataran implementasi. Adapun penelitian
yang sesuai dengan penelitin ini, diantaranya :
Siti Komariyah melaksanakan penelitian berjudul “Upaya Peningkatan
Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dengan Multimedia Pembelajaran
Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Tangun Tahun Pelajaran 2015/2016”6.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siwa belajar dengan multimedia
terlihat antusias dan lebih terlihat aktivitas yang positif serta mampu
menumbuhkan prestasi belajar karena pelajaran menjadi menarik.
Ghullam Hamdu dan Lisa Agustinamelakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah
Dasar (Studi Kasus terhadap Siswa Kelas IV SDN Tarumanegara,
Tasikmalaya)” 7 . Hasil penelitian menunjukkan interpretasi tingkat
reliabilitas tinggi besarnya pengaruh motivasi belajar siswa terhadap
prestasi belajar IPA adalah sebesar 48,1%.
6Siti Komaryah, “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dengan
Multimedia Pembelajaran Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Tangun Tahun Pelajaran 2015/2016”,
Tesis, UMS, 2015, 22-23. 7Ghullam Hamdu & Lisa Agustina, “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi
Belajar IPA di Sekolah Dasar , Studi Kasus terhadap Siswa Kelas IV SDN Tarumanegara,
Tasikmalaya”, Jurnal Penelitian Pendidikan , Volume 12, Nomor 1 (Juli 2011), 35 – 39.
8
Tiara Anggia Dewi melaksankan penelitian dengan judul “Pengaruh
Profesionalisme Guru dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Ekonomi
SMA Se-Kota Malang”, 8 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
profesionalisme gutu berpengaruh positif dan signifikat terhadap kinerja
guru ekonomi.
Penelitian dari Suryadman Gidot, dkk berjudul “ Pengaruh Kompetensi
Profesional Guru dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Akuntansi
Siswa Kelas XI SMAN.1 Bengkayang” 9. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kompetensi guru terhadap
hasil belajar akuntansi siswa.
Denik Wulandari10 melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh
Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru terhadap
Economic Literacy Melalui Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPS di SMA
Kota Malang. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik
dan kompetensi profesional guru berpengaruh positif dan signifikan
terhadap prestasi belajar siswa.
Kelima penelitian tersebut menunjukan bahwa penggunaan media
dalam pembelajaran, kompetensi guru dan motivasi belajar memiliki
8 Tiara Anggia Dewi, “Pengaruh Profesionalisme Guru dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Guru Ekonomi SMA Se-Kota Malang”, Jurnal Pendidikan ekonomi , UM Metro, Volume
.3, Nomor.1 ( Agustus 2015), 24-35. 9 Suryadman Gidot, dkk,“Pengaruh Kompetensi Profesional Guru dan Minat belajar
Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI SMAN.1 Bengkayang”, Disertasi, FKIP Untan,
2015, 20 -22. 10 Denik Wulandari, “Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru
terhadap Economic LiteracyMelalui Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPS di SMA Kota Malang”,
Jurnal Pendidikan Humaniora, Universitas Negeri Malang, Volume 1, Nomor 1( Juni 2013), 25-
27.
9
korelasi yang sangat erat. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang
terdahulu adalah sama-sama meneliti tentang media pembelajaran,
kompetensi guru dan motivasi belajar.
Adapun perbedaan penelitian-penelitian tersebut dengan penelitian ini
terletak pada tiga hal, yaitu 1) penelitian ini mengangkat sebagian aspek
media pembelajaran yang berupa internet dan pengeruhnya terhadap
motivasi belajar. 2) mengangkat sebagian dari aspek kompetensi guru yaitu
kompetensi professional dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar .3)
memilih lokasi yang berbeda yaitu di SMP Trisula Srumbung dan MTs
Muhammadiyah I Srumbung.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan tesis ini dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal,
bagian isi, dan bagian akhir. Pada bagian awal mencakup halaman judul,
halaman sampul dalam, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak,
prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lambang dan daftar
lampiran.
Bagian isi dibagi dalam 5 (lima) bab, yaitu bab pertama adalah pendahuluan
yang memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikasi
penelitian, kajian pustka dan sistematika penulisan. Bab kedua, berisi tentang
landasan teori tentang a) media internet, meliputi pengertian, jenis-jenis dan
program-proram layanan di internet, b) kompetensi profesional yang meliputi
pengertian kompetensi guru, macam-macam kompetensi guru dan indikator
10
kompetensi guru 3) motivasi belajar yang mencakup penegertian motivasi,
jenis-jenis motivasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi. Dalam bab
tiga berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari rancangan penelitian,
pendekatan penelitian, jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian. Uraian
bab empat adalah hasil penelitian dan pembahasan yang menguraikan tentang
deskripsi data, analisis data, uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian dan
temuan penelitian. Pada bab lima berisi penutup yang mencakup tentang
simpulan dan saran penelitian .
Bagian akhir tesis ini memuat tentang daftar pustaka, lampiran-lampiran
dan biodata penulis.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Media Internet
1. Pengertian Media Internet
Internet berasal dari kata International Network, yang dapat disingkat
dengan kata Internet, merupakan dua komputer atau lebih yang saling
berhubungan membentuk jaringan komputer hingga meliputi jutaan
komputer di dunia (internasional), yang saling berinteraksi dan bertukar
informasi.11
Fatah Syukur NC, dalam bukunya Teknologi Pendidikan
menjelaskan bahwa internet adalah jaringan komputer yang saling
terhubung keseluruh dunia tanpa mengenal batas teritorial, hukum dan
budaya. Secara fisik dianalogikan sebagai jaring laba-laba (The Web)
yang menyelimuti bola dunia dan terdiri dari titik-titik (Node) yang
saling berhubungan.12
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
internet merupakan kumpulan dari berjuta-juta komputer di seluruh
dunia yang saling berhubungan atau terkoneksi satu dengan yang lain
dan membentuk suatu jaringan yang digunakan untuk berkomunikasi
dan bertukar informasi, dengan bantuan teknologi.
11 Daryanto, Memahami Kerja Internet, Bandung: Yrama Widya, 2004, 22. 12 Fatah Syukur ,Teknologi Pendidikan, Semarang: RaSail, 2005, 157.
12
2. Jenis- Jenis Pembelajaran dengan Internet
Pada tahun 1972 Eric Ashby sebagai ketua tim studi The Cornegie
Commision of Higher Education, menyatakan telah terjadinya revolusi
keempat dalam bidang pendidikan. Revolusi pertama terjadi ketika
orang tua menyerahkan pendidikan anaknya kepada “orang yang
berilmu” (guru). Revolusi kedua dengan digunakannya tulisan untuk
keperluan pendidikan (pada batu, keramik, daun lontar dan sebagainya).
Revolusi ketiga terjadi dengan ditemukannya mesin cetak sehingga
materi pendidikan dapat disajikan dalam bentuk buku. Revolusi
keempat terjadi dengan ditemukannya perangkat elektronik seperti radio
dan televisi yang dapat digunakan untuk penyebaran pendidikan secara
lebih meluas dan cepat.
Yusuf hadi Miarso menyambung pendapat Ashby tersebut,
barangkali tepat kalau sekarang telah memasuki revolusi kelima dengan
berkembangnya teknologi telekomunikasi dan informasi.13 Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesatnya, sehingga dunia
membentuk suatu masyarakat yang baru yaitu masyarakat ilmu
pengetahuan atau knowledge society. Teknologi komunikasi dan
informasi telah menolong penyebaran ilmu pengetahuan dan
selanjutnya pengembangan serta pemanfaatan untuk peningkatan mutu
13Yusuf hadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2004,
665.
13
kehidupan manusia. Selanjutnya, kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi telah membantu umat manusia untuk mengenal ilmu
pengetahuan dengan lebih mudah, lebih cepat, lebih banyak dan lebih
up to date.14
Pemanfaatan teknologi telekomunikasi dan informasi di dunia
pendidikan memang menuntut sejumlah persyaratan yang cukup berat,
antara lain diperlukan biaya investasi yang cukup banyak. Namun perlu
diingat bahwa pendidikan pun merupakan investasi jangka panjang, dan
karena itu investasi sarana prasarana/fasilitas pendidikan harus
diperhitungkan dengan daya guna hasil pendidikan di masa depan.
Pemanfaatan teknologi dalam bidang pendidikan akan terwujud dengan
tesedianya berbagai sumber belajar dalam berbagai bentuk dan jenis
(multimedia resources for learning). 15
3. Program- Program yang Dapat Diakses Melalui Internet
Internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia di
komputer yang bias diakses karena adanya jaringan yang tersedia dalam
komputer tersebut. Internet menyediakan sumber belajar dalam
berbagai bentuk seperti : a) teks, b) gambar, c) vidio, d) suara, e) peranti
lunak. Seluruhnya dapat di download sehingga memungkinkan pula
dilakukannya proses belajar jarak jauh..
14H.A.R. Tilaar,Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, 123. 15H.A.R. Tilaar, Membenahi Pendidikan …, 2010, 67.
14
Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi yang sangat
pesat membuka peluang yang besar bagi peserta didik untuk
mengeksplorasi berbagai data dan informasi, sehingga memungkinkan
membangun pengetahuannya sendiri.
B. Kompetensi Guru
1. Pengertian Kompetensi Guru
Kompetensi secara bahasa berarti (kewenangan) kekuasaan untuk
menentukan atau memutuskan sesuatu hal. 16 Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2004 tentang guru dan dosen
menyebutkan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.17
Menurut Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002 yang
dimaksud kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh
tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di
bidang pekerjaan tertentu.18
Sahertian dalam Triyanto mendefinisikan kompetensi guru
menjadi tiga, yaitu:19 a) Kompetensi guru adalah kemampuan guru
16Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat SatuanPpendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, .Jakarta : PT Raja Grafindo Persada , 2008, 27. 17Undang-undang Republik indonesia Nomor 14 tahun 2004 tentang Guru dan dosen..
`18Soetjipto, dan Raflis Kosasi, Profesi Pendidikan dan Keguruan, Rineka Cipta: Jakarta.
2009, 75. 19 Sahertian Piet A, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, 36.
15
untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan yang telah
dirancangkan. b) Kompetensi guru adalah ciri hakiki dari kepribadian
guru yang menuntunnya ke arah pencapaian tujuan pendidikan yang
telah ditentukan. c) Kompetensi guru adalah perilaku yang
dipersyaratkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kompetensi guru
merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan
kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak.
Dari pendapat- pendapat diatas, yang dimaksud kompetensi
adalah kemampuan untuk melaksanakan satu tugas, peran atau
tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan-
ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan
untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang
didasarkan pada pengalaman yang dilakukan. Sedangkan
kompetensi guru adalah kemampuan dan kewenangan guru dalam
melaksanakan profesi keguruannya atau sejumlah kemampuan,
kecakapan, dan ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru
dalam melaksanakan tugas profesinya.
2. Macam-macam Kompetensi Guru
Guru sebagai jabatan profesi dituntut memiliki empat kompetensi
dasar, yaitu : a) kompetensi profesional, b) kompetensi pedagogik,
c) kompetensi kepribadian dan d) kompetensi sosial.
Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu
16
melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal. Atau dengan kata lain guru profesional adalah orang yang
terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman yang
kaya dibidangnya..
Yang dimaksud dengan terdidik dan terlatih bukan hanya
memperoleh pendidikan formal, tetapi juga harus menguasai
berbagai strategi atau teknik di dalam kegiatan belajar mengajar
serta menguasai landasan-landasan kependidikan seperti yang
tercantum dalam standar kompetensi guru.
Terdapat banyak pendapat tentang kompetensi yang harus
dikuasai guru sebagai suatu jabatan profesional. Ada sepuluh
kompetensi guru sebagai profesional yaitu meliputi: menguasai
bahan, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas,
menggunakan media/sumber, menguasai landasan kependidikan,
mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi siswa untuk
kepentingan pengajaran, mengenal fungsi dan program layanan
bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan
administrasi sekolah serta memahami prinsip-prinsip dan hasil
penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.20
20 Sardiman,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2011, 164.
17
Berdasarkan uraian diatas yang dimaksud kompetensi
profesional adalah kemampuan, kecakapan, dan ketrampilan yang
dimiliki oleh seseorang yang bertugas mendidik siswa agar
mempunyai kepribadian yang luhur dan mulia sebagaimana tujuan
dari pendidikan.
Kompetensi profesional secara spesifik dapat dilihat dari
indikator- indikator sebagai berikut:21
1) Menguasai landasan pendidikan, yaitu mengenal tujuan
pendidikan, mengenal fungsi sekolah dan masyarakat, serta
mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan.
2) Menguasai bahan pengajaran, yaitu menguasai bahan pengajaran
kurikulum pendidikan dasar dan menengah, menguasai bahan
penghayatan.
3) Menyusun program pengajaran, yaitu menetapkan tujuan
pembelajaran, memilih dan mengembangkan bahan pengajaran,
memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar, memilih
media pembelajaran yang sesuai, memilih dan memanfaatkan
sumber belajar, melaksanakan program pengajaran, menciptakan
iklim belajar mengajar yang tepat, mengatur ruangan belajar,
mengelola interaksi belajar mengajar.
4) Menilai hasil dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
21Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosdakarya, 2006, 19.
18
C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Motivasi sebagai suatu dorongan yang timbul dari dalam maupun
dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan
perubahan tingkah laku atau aktivitas tertentu lebih baik dari
keadaan sebelumnya 22 . Lebih lanjut motivasi merupakan faktor
menentukan dan berfungsi menimbulkan, mendasari, dan
mengarahkan perbuatan belajar.23
Sedangkan motivasi belajar didefinisikan sebagai suatu
dorongan, baik yang bersifat internal maupun eksternal yang
membuat siswa bergerak, bersemangat, dan senang belajar secara
serius dan terus menerus selama kegiatan proses belajar.24
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar adalah dorongan untuk belajar yang timbul dari
setiap diri siswa baik karena pengaruh luar atau dalam.
2. Macam-Macam Motivasi.
Motivasi ditinjau dari sifatnya dapat dibagi menjadi dua yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah
motivasi yang timbul dari diri sendiri dan tidak dipengaruhi oleh
sesuatu dari luar dirinya. Orang yang tingkah lakunya digerakkan
22 Uno Hamzah, B., Teori Motivasi & Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, 9. 23 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2008, 96. 24 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Konseptual
Operasional, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, 34.
19
oleh motivasi intrinsik, akan puas kalau tingkah lakunya telah
mencapai hasil tingkah laku itu sendiri..
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul
dalam diri seseorang karena pengaruh dari rangsangan dari luar
dirinya.Tujuan yang diinginkan dari tingkah laku yang digerakkan
oleh motivasi ekstrinsik terletak di luar tingkah laku itu.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Di dalam kehidupan sehari-hari motivasi belajar siswa selalu
berubah-ubah dan berbeda–beda. Beberapa faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut :
a) Cita-cita atau Aspirasi.
Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin
dicapai. Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan
dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi
seseorang.
b) Kemampuan Belajar
Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan yang
meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri
siswa misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir,
dan fantasi.
c) Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar
berkaitan dengan kondisi fisik, dan kondisi psikologis.
20
Tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik,
karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi
psikologis.
d) Kondisi Lingkungan
Lingkungan dibedakan menjadi tiga, yaitu keluarga, sekolah
dan masyarakat. Kondisi lingkungan sekolah merupakan
unsur dari luar diri siswa yang penting diperhatiakn oleh
guru, karena guru terlibat langsung dalam pembelajaran.
Guru harus berusaha mengelola kelas, menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan untuk menumbuhkan motivasi
belajar siswa.
e) Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang
keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-
kadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama
sekali.
f) Upaya Guru Membelajarkan Siswa.
Upaya yang dimaksud di sini adalah bagaimana guru
mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari
penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik
perhatian siswa, mengevaluasi belajar siswa, dan lain-lain.
21
4. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar motivasi memiliki bermacam-macam fungsi
sebagai berikut :
a) Motivasi sebagai pendorong perbuatan.
Pada mulanya siswa tidak memiliki hasrat untuk belajar, tetapi
karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar.
Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya mendorong siswa
untuk belajar dalam rangka mencari tahu. Oleh karena itu,
motivasi mempunyai fungsi sebagai pendorong perbuatan siswa.
b) Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap siswa merupakan
suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma
dalam bentuk gerakan psikofisik yang berfungsi sebagai
penggerak perbuatan siswa. Sikap berada dalam kepastian
perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang
terpatri dalam wacana, prinsip, dan hukum. Sehingga mengerti
betul isi yang dikandungnya. Berdasarkan kenyataan tersebut,
motivasi dapat berfungsi sebagai penggerak perbuatan.
c) Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana
perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang harus
diabaikan. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan
belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai
22
pengarah yang memberikan motivasi pada anak didik dalam
belajar. Segala sesuatu yang menggangu pikirannya dan dapat
membuyarkan konsentrasinya diusahakan disingkirkan jauh-
jauh. Itulah peranan motivasi yang dapat mengarahkan perbuatan
anak didik dalam belajar.
Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai
berikut : (1) tekun dan giat dalam menghadapi semua tugas. (2)
ulet dan gigih dalam menghadi kesulitan, (3) adanya minat dan
keinginan yang kuat, (4) adanya doronganuntuk mandiri dalam
belajar. 25
D. Kerangka Berfikir
Salah satu tugas guru dalam pembelajaran adalah menggali dan
menumbuhkan motivasi belajar siswa. Karena siswa yang memiliki motivasi
belajar yang tinggi mampu meningkatkan prestasinya. Motivasi belajar siswa
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun luar.
Diantara faktor dari luar diri siswa yang diduga dapat meningkatan
motivasi belajar siswa adalah penggunaan internet dan kompetensi
profesional guru. Penggunaan internet diharapkan lebih memudahkan siswa
dalam memahami materi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa. Internet merupakan teknologi masa kini yang
25 Uno Hamzah B,,Teori Motivasi &…, 2012, .23.
23
mempunyai peran sangat penting di era globalisasi. Internet bagaikan sebuah
perpustakaan dunia yang bisa kita akses dengan mudah segala kebutuhan
yang kita perlukan. Internet mempunyai jaringan data yang mendunia,
sehingga mudah mengakses semua informasi yang dibutuhkan.
Motivasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh kompetensi guru yang
mengajar. Dalam proses belajar mengajar guru yang memiliki kompetensi
profesional akan mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif,
menyenangkan, serta mampu mengelola kelas dengan baik. Guru sebagai
pendidik mempunyai tugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan
pelatihan.26 Kerangka berpikir di atas digambarkan dengan bagan 2.1 berikut
ini.
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
B.
C.
D. Hipotesis.
26 UU No.20 tahun 2003 Pasal 39 Ayat 2
Komptensi Profesional Guru :
- Menguasai materi standar
- Mengelola kelas
- Menggunakan media dan
sumber belajar
- Mengelola program
pembelajaran
- Menampilkan keteladadan
dan kepemimpinan dalam
pembelajaran
(Mulyasa, 2009)
Intensitas Penggunaan Media
Internet
Motivasi Belajar :
- Tekun
menghadapi
tugas
- Ulet menghadapi
kesulitan
- Menunjukkan
minat terhadap
berbagai masalah
- Lebih senang
bekerja mandiri
(Sardiman, 2007)
24
E. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.27 Hipotesis
dalam penelitian ini meliputi :
𝑯𝟏 : Intensitas Penggunaan Media Internet memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran PAI pada SMP
Trisula Srumbung danMTs Muhammadiyah I Srumbung.
𝑯𝟐 : Kompetensi Profesional guru PAI memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran PAI pada SMP
Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung.
𝑯𝟑 : Intensitas Penggunaan Internet dan Komptensi Profesional guru
secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi
belajar siswa mata pelajaran PAI pada SMP Trisula Srumbung dan MTs
Muhammadiyah I Srumbung.
27 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka
Cipta, 2006, 71.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan
analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode
statistika. Menurut Tim UM dalam Ahmad Tanzeh disebutkan :
Penelitian kuantitaif adalah penelitian yang pada dasarnya
menggunakan pendekatan deduktif-induktif, artinya pendekatan
yang berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, maupun
pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian
dikembangkan menjadi permasalahan beserta pemecahannya yang
diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk
dukungan data empiris dilapangan.28
Pada dasarnya pendekatan kuantitaif dilakukan pada penelitian
inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan
kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis
nihil. Dengan metode kuantitatif ini akan diperoleh signifikasi perbedaan
kelompok atau signifikasi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada
umumya penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar.29.
. Penggunakan pendekatan kuantitaif dalam penelitian ini untuk
mengetahui besarnya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
28Ahmad Tanzeh,Metodologi Penelitian Praktis,Yogyakarta:Teras, 2011,63-64. 29Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, 5.
26
2. Jenis penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif dengan menggunakan studi
korelasi. Penelitian deskriptif hanya melakukan analisis sampai pada taraf
deskripsi, yaitu menganalisi data dan menyajikan fakta secara sistematik
sehingga dapat lebih mudah difahami dan disimpulkan. Penelitian deskriptif
bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat tentang fakta-
fakta dan karakteristik populasi.30
Sedangkan penelitian korelasi menurut Kuncoro dalam Puguh
Suharso adalah usaha menentukan apakah terdapat hubungan antara dua
variabel atau lebih dan seberapa jauh tingkat hubungan yang ada diantara
variabel yang diteliti.31 Intinya penelitian ini hanya mengukur variabel yang
ada dan tidak memanipulasi variabel tersebut.yang digunakan adalah jenis
penelitian non eksperimen, yang berarti penelitian ini tidak mengadakan
perlakuan terhadap subjek penelitian melainkan mengkaji fakta-fakta yang
telah terjadi dan dialami oleh sasaran penelitian.32
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.33 Menurut Sugiyono dalam
Riduwan, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
30Saifuddin Azwar, Metode Penelitian …, 2005, 6-7. 31Puguh Suharso, Metode Penelitian Kuantitaif untuk Bisnis, Jakarta: Indeks, 2009, 10. 32Nur Insdriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntnasi
dan Manajemen, Edisi Pertama, Yogyakarta : BPPE Yogyakarta, 2009, 3. 33Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Reineka
Cipta, 2010, 130.
27
subyek yang menjadi kuatitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.34
Populasi adalah kumpulan individu atau obyek yang jumlahnya
terbatas atau tidak terbatas. Kumpulan individu atau obyek yang terbatas
adalah kumpulan individu atau obyek yang dapat diketahui atau diukur
dengan jelas jumlah maupun batasannya. Sedangkan kumpulan individu
atau obyek yang tidak terbatas adalah kumpulan individu atau obyek yang
sulit diketahui jumlahnya walaupun batasanya diketahui.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung. Adapun jumlah
siswa kelas VIII SMP Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I
Srumbung sebanyak 265 siswa.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti. Sampel penelitian adalah
sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat
mewakili seluruh populasi35
Adapun teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu
cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Adapun teknik
pengambilan sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik
proportional random sampling. 36 Sehingga teknik pengambilan sampel
34Riduwan, Metode & Teknik Menyusun Tesis, Bandung: Alfabeta, 2004, 56. 35Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu …, 2006, 131. 36Riduwan, Metode & Teknik …, 2004, 57.
28
dilakukan secara acak terhadap semua anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Adapun untuk menentukan besarnya ukuran sampel
digunakan teori Arikunto yang mengatakan bahwa dalam hal penentuan
pengambilan sampel, jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil
antara 10-15% atau 20-55% atau lebih tergantung pada sedikit banyaknya
kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana, sempit luasnya
wilayah pengamatan yang ditanggung oleh peneliti karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya dana dan besar kecilnya resiko yang
ditanggung oleh peneliti. Adapun jumlah sampel dari populasi adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.1 Tabel Penentuan Jumlah Sampel
S
20% 25% 30%
150 30 37,5 45
175 35 43,75 52,5
200 40 50 60
225 45 56,25 67,5
250 50 62,5 75
265 53 66,25 79,5
275 55 68,75 82,5
300 60 75 90
325 65 81,25 97,5
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar 25% dari populasi. Maka
jumlah sampel yang dipilih sebanyak 25% x 265 siswa adalah 66,25 siswa
atau dibulatkan menjadi 70 siswa. Maka sampel pada penelitian ini
sebanyak 70 siswa.
29
C. Variabel Penelitian
Variabel merupakan atribut sekaligus obyek yang menjadi bahan penelitian atau
apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.37 Variabel dalam penelitian
ini dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu variabel bebas (independen) dan variabel
terikat (dependen). Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas yaitu variabel yang tidak terpengaruh atau tidak terikat oleh
variabel yang lain. Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel bebas,
yaitu:
a. Intensitas Penggunaan Media Internet (𝑋1)
Indikator dari intensitas penggunaan media internet adalah:
1) Frekuensi/seringnya menggunakan internet dalam belajar..
2) Durasi / lamanyamenggunakan internet dalam belajar.
3) Jenis materibelajar yangdikaji di internet.
b. Kompetensi Profesional Guru (𝑋2)
Indikator kompetensi profesional guru sebagai berikut :
1) Menguasai landasan pendidikan
2) Menguasai bahan pengajaran,
3) Menyusun program pengajaran,
4) Menilai hasil dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan,
37Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu …. , 2006, 118.
30
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat yaitu variabel yang terpengaruh atau terikat oleh variabel
yang lain. Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa (Y).
Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya
hasrat dan keinginan berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (4) adanya
penghargaan dalam belajar, (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
dan (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah angket. Angket (self-administered questionnaire)
adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar
pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.38 Kuesioner dapat diberikan
secara pribadi atau dikirim melalui surat (disebarkan secara elektronik atau
email).
Angket atau kuesioner berisi sejumlah pernyataan tertulis yang
dipergunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui. 39
38 IrawanSoehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, 65. 39Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu…:, 2006, 151.
31
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mencari data tentang
variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu : 1. Intensitas penggunaan
internet 2. Kompetensi professional guru 3. Motivasi belajar siswa.
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif, yaitu data yang
dapat diwujudkan dengan angka yang diperoleh dari lapangan. Adapun data
kuantitatif ini dianalisis oleh peneliti dengan menggunakan statistik.
Setelah data terkumpul selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data
yang diperoleh agar dapat digunakan untuk menjawab hipotesis.. Langkah
yang digunakan untuk menjawab hipotesis adalah dengan menggunakan
tahapan analisis statistik, yaitu melalui regresi dan analisis korelasi.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi linear berganda.
Analisis linear berganda adalah metode statistik untuk menguji pengaruh
antara satu variabel terikat dengan lebih dari satu variabel bebas.40 Analisis
ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh intensitas
penggunaan media internet dan kompetensi profesional guru terhadap
motivasi belajar siswa kelas VIII pada SMP Trisula Srumbung dan MTs
Muhammadiyah I Srumbung. Adapun regresinya yaitu :
Ŷ = a + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + e
Keterangan:
40 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, 2011, 7.
32
Ŷ = variabel terikat motivasi belajar siswa
a = bilangan konstanta
𝑏1 = koefisien regresi untuk 𝑋1
𝑏2 = koefisien regresi untuk 𝑋2
𝑋1 = Intensitas penggunaan media internet
𝑋2= kompetensi profesional guru
e = gangguan stokastik yang tidak bisa diamati.
Untuk membantu proses pengolahan data secara tepat dan
cepat maka pengolahan data dilakukan dengan bantuan program
SPSS.
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Instrument angket telah dibagikan kepada responden mulai tanggal 8 Juni
sampai dengan 17 Juni 2017 dengan total pernyataan ada 45 item. Adapun
rinciannya yaitu : 15 item pernyataan untuk intensitas penggunaan internet, 15
item pernyataan untuk kompetensi professional guru dan 15 item pernyataan
untuk motivasi belajar siswa.
Sebelum data diolah dengan teknik statistik deskriptif, melakukan
pengujian terhadap kevalidan instrument penelitian merupakan hal yang sangat
penting. Oleh karena itu instrumen yang akan digunakan akan diuji
validitasnya.
1. Uji Validitas
Sebelum instrumen penelitian dibagikan kepada responden yang telah
dipilih, terlebih dahulu diuji cobakan kepada 70 responden. Jumlah
pernyataan sebanyak 60 item dengan rincian masing-masing 20 item untuk
variabel intensitas penggunaan internet, 20 item pernyataan untuk variabel
kompetensi professional guru dan 20 item untuk variabel motivasi belajar
siswa.
34
Hasil uji validitas seperti dalam table berikut :
Tabel 4.1 Uji Validitas
Variabel Item r.hitung R,tabel keputusan
Intensitas
penggunaan internet
1 0,482 >0,396 Valid
2 0,57 >0,396 Valid
3 0,637 >0,396 Valid
4 -0,095 <0,396 Tidak Valid
5 0,672 >0,396 Valid
6 0,731 >0,396 Valid
7 0,55 >0,396 Valid
8 0,825 >0,396 Valid
9 0,290 <0,396 Tidak Valid
10 0,460 >0,396 Valid
11 0,316 <0,396 Tidak Valid
12 0,038 >0,396 Valid
13 0,624 <0,396 Tidak Valid
14 0,704 >0,396 Valid
15 0,552 >0,396 Valid
16 0,523 >0,396 Valid
17 0,190 <0,396 Tidak Valid
18 0,493 >0,396 Valid
19 0,658 >0,396 Valid
20 0,648 >0,396 Valid
Komptensi
professional guru
1 0,635 >0,396 Valid
2 0,636 >0,396 Valid
3 0,581 >0,396 Valid
4 0,352 <0,396 Tidak Valid
5 0,707 >0,396 Valid
6 0,661 >0,396 Valid
7 0,561 >0,396 Valid
8 0,59 >0,396 Valid
9 0,685 >0,396 Valid
10 0,757 >0,396 Valid
11 0,303 <0,396 Tidak Valid
12 0,372 <0,396 Tidak Valid
13 0,624 >0,396 Valid
14 0,704 >0,396 Valid
15 0,552 >0,396 Valid
16 0,303 <0,396 Tidak Valid
35
17 0,372 <0,396 Tidak Valid
18 0,624 >0,396 Valid
19 0,704 >0,396 Valid
20 0,552 >0,396 Valid
Motivasi belajar 1 0,568 >0,396 Valid
2 0,665 >0,396 Valid
3 0,76 >0,396 Valid
4 0,261 <0,396 Tidak Valid
5 0,672 >0,396 Valid
6 0,774 >0,396 Valid
7 0,825 >0,396 Valid
8 0,565 >0,396 Valid
9 0,472 >0,396 Valid
10 0,045 <0,396 Tidak Valid
11 0,261 <0,396 Tidak Valid
12 0,711 >0,396 Valid
13 0,624 >0,396 Valid
14 0,704 >0,396 Valid
15 0,303 <0,396 Tidak Valid
16 0,516 >0,396 Valid
17 0,711 >0,396 Valid
18 0,190 <0,396 Tidak Valid
19 0,704 >0,396 Valid
20 0,552 >0,396 Valid
Setiap item pernyataan dikatan valid jika nilai r hitung> nilai r tabel.
Adapun nilai r tabel dari n= 70 dengan taraf signifikan 25% atau 0,25
adalah 0,396. Jadi item pernyataan dikatan valid jika r hitung > 0,396. Dari
60 butir item pernyataan setelah diuji validitasnya terdapat 45 pernyataan
yang valid dan 15 item yang tidak valid dengan rincian untuk variabel
intensitas penggunaan internet ada 15 item yang valid dan 5 item tidak
valid, untuk variabel kompetensi guru ada 15 item valid dan 5 item tidak
valid, untuk variabel motivasi belajar siswa ada 15 item valid dan 5 item
36
tidak valid. Pernyataan yang tidak valid dibuang dan yang valid digunakan
untuk penelitian sebanyak 45 item masing-masing variabel 15 item.
Kemudian pernyataan yang valid diuji reliabilitasnya.
2. Uji Hipotesis Penelitian
Untuk menguji hipotesis pada rumusan masalah, digunakan teknik regresi
linear berganda. Teknik ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh intensitas penggunaan media internet ( 𝑋1 ) dan kompetensi
professional guru PAI (𝑋2) terhadap motivasi belajar siswa (Y). Penelitian
ini menggunakan perhitungan computer SPSS for windows release 21.
Tabel 4.2
Analisis Regresi Linear Berganda
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -,247 ,641 -,386 ,701
Pengg
Internet
,263 ,256 ,109 1,027 ,308
Kompt Prof
Guru
,772 ,164 ,499 4,707 ,000
a. Dependent Variable: MotivasiBel
Sumber: Data diolahTahun 2017
Berdasarkan tabel analisis regresi linear berganda di atas menunjukkan
persamaan regresi linear berganda berikut :
Y= -0,247 + 0.263𝑋1 + 0.772𝑋2 + e. Persamaan regresi tersebut mempunyai
makna sebagai berikut:
37
1. Konstanta = 0,247.
Jika variable intensitas penggunaan internet dan kompetensi professional
guru bernilai 0, maka variable motivasi belajar bernilai = -0,247.
2. Koofisien𝑋1 = 0,263
Setiap variable intensitas penggunaan media internet mengalami kenaikan
sebesar satu poin, sementara variable kompetensi profesional guru PAI
tetap, maka akan menyebabkan kenaikan motivasi belajar sebesar 0.263.
3. Koofisien𝑋2 = 0,772
Setiap variable kompetensi professional guru PAI mengalami kenaikan
sebesar satu poin, sementara variable intensitas penggunaan media internet
tetap, maka akan menyebabkan kenaikan motivasi belajar sebesar 0.772.
B. Analisis Deskriptif
Kegiatan berikut adalah menganalisis data tentang ada tidaknya pengaruh
intensitas penggunaan media internet dan kompetensi professional guru
terhadap motivasi belajar siswa SMP Trisula Srumbung dan MTs
Muhammadiyah I Srumbung Tahun Ajaran 2016/2017 dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Uji Parsial (uji T)
Hasil analisis uji parsial dalam penelitian ini dapat dilihat berdasarkan tabel
berikut ini :
38
Tabel 4.3
Hasil Analisis Uji Parsial
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -,247 ,641 -,386 ,701
Pengg Internet ,263 ,256 ,109 1,027 ,000
Kompt Prof
Guru
,772 ,164 ,499 4,707 ,000
a. Dependent Variable: MotivasiBel
Sumber: Data Diolah pada tahun 2017
Berdasarkan tabel coefficients di atas menunjukkan bahwa uji t
untuk variabel intensitas penggunaan media internet (𝑋1) diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
= 1,027 dengan signifikansi 0.000 < 0,05. Hasil ini menunjukkan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 t
signifikan, sehingga 𝐻0 ditolak dan menerima 𝐻𝑎 . Berdasarkan hasil
tersebut, maka hipotesis kerja ( 𝐻𝑎 .) yang mengatakan “Intensitas
Penggunaan Media Internet memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran PAI pada SMP Trisula
Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung”, diterima.
Hasil uji t untuk variable kompetensi profesional guru PAI (𝑋2)
diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 4,707 dengan nilai signifikansi 0,000< 0,05. Hasil ini
menunjukkan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 signifikan, sehingga sehingga 𝐻0 ditolak dan
menerima 𝐻𝑎. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis kerja (𝐻𝑎.) yang
mengatakan “Kompetensi profesional guru PAI memiliki pengaruh
secara signifikan terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran PAI
39
pada SMP Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung”,
diterima.
2. Uji Simultan (Uji F)
Uji simultan dalam analisis ini dihitung menggunakan SPSS 21. Hasil
analisis uji simultan dapat dilihat berdasarkan tabel berikut ini :
Tabel 4.2
Hasil Analisis Uji Simultan
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 5,364 2 2,682 13,382 ,000b
Residual 13,427 67 ,200
Total 18,791 69
a. Dependent Variable: Motivasi Belajar siswa
b. Predictors: (Constant), Kompetensi Profesional Guru, Intensitas
Penggunaan Internet
Sumber: Data DiolahTahun 2017
Berdasarkan tabel anova di atas menunjukkan bahwa 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
13,382 dengan siginifikansi 0,000 < 0,05. Hasil ini menunjukkan 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
signifikan, sehingga 𝐻0 ditolak dan menerima 𝐻𝑎 . Berdasarkan hasil
tersebut, maka hipotesis kerja ( 𝐻𝑎 .) yang mengatakan “Intensitas
Penggunaan Internet dan Komptensi Profesional guru secara bersama-sama
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa mata
pelajaran PAI pada SMP Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I
Srumbung”, diterima.
40
C . Pembahasan
Berdasarkan tabel analisis diatas dinyatakan bahwa hasil korelasi variabel
intensitas penggunaan internet ( X1) dengan motivasi belajar (Y)
memperoleh nilai 0,515 berarti terdapat hubungan yang kuat keduanya.
Hasil korelasi variabel kompetensi guru (X2) dengan motivasi belajar (Y)
diperoleh nilai sebesar 0.620 artinya terdapat hubungan yang kuat
keduanya. Sedangkan hasi korelasi variabel (X1) dan (X2) terhadap
variabel (Y) sebesar 0,842 artinya juga terdapat hubungan yang sangat kuat.
Hasil dari tabel diatas ditampilkan bahwa nilai R = 0,851 dengan
koefisien sebesar 0,724. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar
dipengaruhi oleh intensitas penggunaan internet sebesar 26,60% sedangkan
sisanya 72,40% dipengaruhi oleh yang lainnya.
Hasil penelitian di SMP Trisula Srumbung dan MTs
Muhammadiyah I Srumbung didapatkan bahwa variabel intensitas
penggunaan media internet berpengaruh secara siginifikan terhadap
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dengan sumbangan sebesar
26,60%. Hal ini membuktikan bahwa intensitas penggunaan media internet
memberikan sumbangsih yang cukup baik terhadap motivasi belajar siswa.
Hasil tersebut sesuai dengan hasil tabulasi tentang intensitas
penggunaan media internet (terlampir) yang menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa mencentang intensitas “selalu” dan “sering” pada indikator-
indikator yang bersifat positif atau sesuai dengan harapan penelitian.
Indikator-indikator tersebut adalah siswa menggunakan internet untuk
41
mengisi waktu luang kurang lebih dari 3 kali dalam seminggu siswa
menggunakan menggunakan internet untuk menghilangkan rasa jenuh
setelah belajar PAI, siswa menggunakan internet untuk bermain game
kurang dari 3 jam dalam sehari, siswa menggunakan internet untuk
menghindari tugas dari orang tua, siswa menggunakan telekonferensi
(chatting) dengan teman dan siswa menggunakan internet untuk mencari
berita-berita yang menarik. Semua indikator yang bersifat unfavorable
tersebut sangat bertolak belakang dengan upaya untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Padahal, internet adalah
salah satu faktor yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena di
internet menyediakan berbagai infomasi yang dapat menunjang
pembelajaran.Internet menyediakan sumber belajar dalam berbagai bentuk
seperti : a) teks, b) gambar, c) vidio, d) suara, e) peranti lunak. Seluruhnya
dapat di-download sehingga memungkinkan pula dilakukannya proses
belajar jarak jauh. Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi yang
demikian pesat , membuka peluang yang lebih besar bagi siswa untuk
mengeksplorasi berbagai data dan informasi, sehingga memungkinkan
siswa membangun pengetahuannya sendiri.
Hasil berikutnya berdasarkan penelitian di SMP Trisula Srumbung dan
MTs Muhammadiyah I Srumbung didapatkan bahwa variabel kompetensi
profesonal guru PAI secara signifikan berpengaruh terhadap motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran PAI dengan . Hal ini membuktikan
bahwa kompentensi profesional guru sudah baik. Dalam kompetensi
42
profesional guru, guru dituntut untuk memiliki penguasaan materi yang
diajarkan, mampu mengelola kelas, mampu mengelola program belajar
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, mampu menggunakan media atau
sumber teknologi yang ada, guru juga harus mampu menilai siswa untuk
mengetahui apakah siswa sudah mampu menguasai materi yang telah
diajarkan.
Hasil tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Oemar
Hamalik 41 bahwa guru bertanggung jawab melaksanakan kegiatan
pendidikan di sekolah dalam arti memberikan bimbingan dan pengajaran
kepada para siswa dan setiap guru harus memiliki kompetensi yang relevan
dengan tanggung jawabnya tersebut. Secara spesifik, kompetensi
profesional secara spesifik dapat dilihat dari indikator- indikator sebagai
berikut:42
1) Menguasai landasan pendidikan, yaitu mengenal tujuan pendidikan,
mengenal fungsi sekolah dan masyarakat, serta mengenal prinsip-prinsip
psikologi pendidikan.
2) Menguasai bahan pengajaran, yaitu menguasai bahan pengajaran
kurikulum pendidikan dasar dan menengah, menguasai bahan
penghayatan.
41Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.Jakarta: Bumi
Aksara, 2008, 40 42Uzer, Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosdakarya, 2006, 19.
43
3) Menyusun program pengajaran, yaitu menetapkan tujuan pembelajaran,
memilih dan mengembangkan bahan pengajaran, memilih dan
mengembang-kan strategi belajar mengajar, memilih media
pembelajaran yang sesuai, memilih dan memanfaatkan sumber belajar,
melaksanakan program pengajaran, menciptakan iklim belajar mengajar
yang tepat, mengatur ruangan belajar, mengelola interaksi belajar
mengajar.
4) Menilai hasil dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan tabulasi data penelitian (data tabulasi terlampir)
didapatkan bahwa siswa berpendapat kompetensi professional guru PAI di
SMP Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung masih ada
indikator yang lemah, yaitu dibuktikan dengan sebagian siswa memberikan
pendapat intensitas “kadang-kadang” dan “tidak pernah” pada indikator
“guru PAI dapat menjawab materi secara luas, guru PAI dalam
menyampaikan materi pelajaran, tidak hanya menggunakan metode
ceramah; guru PAI, menggunakan LCD dalam mengajar agar siswa tidak
bosan mengikuti pelajaran; dan guru PAI menggunakan alat peraga dalam
mengajar untuk menjelaskan materi”. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa, guru PAI sering kali
menjawab dengan jawaban yang tidak meyakinkan. Dalam proses
pembelajaran guru lebih banyak menggunakan metode ceramah sehingga
dapat diketahui guru PAI kurang berinovasi dalam mencarikan metode
alternatif yang lain yang lebih menarik dalam menjelaskan materi
44
pembelajaran. Sedangkan dalam konteks penggunaan media pembelajaran,
guru jarang menggunakan LCD dan alat peraga untuk menjelaskan materi
dari yang tingkat kesulitannya rendah sampai pada materi yang tingkat
kesulitannya tinggi. Hal ini membuat siswa kadang-kadang bosan dan jenuh
dalam mengikuti pembelajaran.
Hasil penelitian secara keseluruhan sesuai dengan teori Djamarah 43
yang menjelaskan bahwa sebagai seorang fasilitator, guru hendaknya dapat
menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan siswa.
Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang
pengap, meja kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia,
menyebabkan siswa malas belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru
bagaimana menyiapkan lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa kompetensi profesional guru dengan
didukung media pembelajaran yang memadai berpengaruh positif terhadap
motivasi belajar siswa sebesar 72,40%. Oleh karena itu, hal mendorong
siswa untuk lebih rajin dan giat dalam kegiatan pembelajaran PAI sehingga
hasil motivasi belajar siswa yang diharapkan semakin baik dan
mendapatkan hasil yang optimal. Pada penggunaan internet, siswa dapat
disarankan untuk menggunakan internet dengan bijak dan mengakses hal-
hal yang positif termasuk dalam mencari referensi yang dapat menunjang
pelajaran PAI. Media internet adalah salah satu media yang dapat digunakan
untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.
43 Djamarah, Syaiful Bahri,.Strategi belajar mengajar.Jakarta: Rineka Cipta, 2008, 46
45
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa untuk menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran PAI bisa dilakukan dengan
cara meningkatkan kompetensi profesional guru dan arahan untuk
menggunakan media internet dengan bijak.
46
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada
bagian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Intensitas penggunaan internet secara parsial berpengaruh tidak signifikan
terhadap terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran PAI pada SMP
Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung, dengan
sumbangan efektif sebesar 26,60%.
2. Kompetensi professional guru PAI secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran PAI pada SMP Trisula
Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung, dengan sumbangan
efektif sebesar 38,40%.
3. Intensitas penggunaan media internet dan kompetensi profesional guru PAI
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap terhadap motivasi belajar
siswa mata pelajaran PAI pada SMP Trisula Srumbung dan MTs
Muhammadiyah I Srumbung dengan sumbangan efektif sebesar 72,40%.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat penulis sampaikan
kepada :
47
1. Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kedua lembaga yang menangani langsung pendidikan di Indonesia agar
memberikan fasilitas internet yang cukup untuk tiap-tiap sekolah. Selain
itu kedua lembaga ini harus selalu berkoordinasi dengan Kementerian
Kominfo agar dapat menangkal situs-situs negatif agar tidak di akses oleh
para siswa.
2. Para Guru
Hendaknya semua guru termasuk guru PAI, harus memiliki kompetensi
profesional sehingga mampu menguasai materi pelajaran dan mampu
mengelola proses pembelajaran dengan baik disamping itu juga mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa dengan meyakinkan.
Oleh karena itu guru yang sudah memiliki sertifikat kompetensi
profesi harus terus berusaha memperluas dan mengembangkan
wawasannya agar tidak ketinggalan dengan perkembangan zaman. Bagi
guru yang belum memiliki sertifikat profesi untuk terus berusaha agar
dapat segera memiliki sertifikat profesi melalui diklat atau PLPG. Selain
itu, guru perlu berpikir dengan kreatif dalam mengupayakan metode
pengajaran yang lebih menarik dan tidak mononton. Sedangkan dalam
kaitannya dengan media pembelajaran, guru harus mampu menarik
perhatian siswa untuk belajar dengan mengupayakan media
pembelajaran yang kreatif.
48
3. Kepala Sekolah
Seyogyanya kepala sekolah memberikan fasilitas belajar yang memadahi
dan menugaskan guru tertentu untuk memberikan pengawasan dan
bimbingan bagi para siswa dalam menggunakan media internet.
Disamping itu kepala sekolah harus selalu mendorong dan memberikan
kesempatan pada semua guru untuk meningkatkan kompetensinya baik
melalui seminar atau diklat sepanjang tidak mengganggu tugas pokoknya
untuk mendidik siswa.
49
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya
Media, 2008.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Reineka Cipta. 2010.
Busher, H., Harris, A & Wise, C. Subject Leadership and School Improvement.
London: Paul Chapman Publishing Ltd, 2000.
Departemen Pendidikan Nasional.Manajemen Sekolah. Jakarta: Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Pegawai, 2008.
Dirjen Dikdasmen Kemendiknas. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah
Menengah Pertama.Jakarta : Dirjen Dikdasmen Kemendiknas, 2010.
Djaelani, Moh Solikhoden, “Peran PAI dalam Keluarga dan Masyarakat”, Jurnal
Ilmiah Widya, Volume 1, Nomor 2 (Juli-Agustus 2013): 100-105.
Fachrudin, “Peranan Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap Pembentukan
Kepribadian Anak-anak”, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Volume 9,
Nomor 1 (2009): 1-16.
Gidot, Suryadman. dkk.”Pengaruh Kompetensi Profesional Guru dan Minat Belajar
terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI SMAN.1 Bengkayan”,
Disertasi, FKIP Untan, 2015.
Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007.
Hamid, Hamdani & Beni Ahmad Saebani.Pendidikan Karakter Perspektif Islam.
Bandung: Pustaka Setia, 2013.
Ira, Hadirah. .Dasar-dasar Kependidikan. UIN Alauddin: Makassar,2008.
Isjoni. Memajukan Bangsa dengan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2008.
Kemp, J.E. dan Daytone, D.K. Planing and Producing Instructional Media.
Combridge: Harper & Row Publishers, New York, 1985.
Komaryah, Siti. “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama
Islamdengan Multimedia Pembelajaran Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1
Tangun Tahun Pelajaran 2015/2016”, Tesis, UMS, 2015.
50
Lunenburg, F.C. & Ornstein, A.C. .Educational Administration Concepts and
Practices. (3rd ed.) Belmont: Wadsworth, 2000.
Manab, Abdul. Manajemen Kurikulum Pembelajaran di Madrasah. Yogyakarta:
Kalimedia, 2015.
Nasution. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Permendiknas No 22 Tahun 2006.Tentang Standar Isi untuk SatuanPendidikan
Tingkat Dasar dan Menengah.
Smith,S.C. & Piele, P.K. School Leadership. Handbook for Excellence in Student
Learning. California: Corwin Press, 2006.
Suderajat. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Bandung:
Cipta Cekas Grafika, 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian, Kuantitatif. Kualitatif dan R & D. Bandung:
Ganesha, 2006.
Suryosubroto, B. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rhineka Cipta, 2004.
Suwardi. Manajemen Pembelajaran : Mencipta Guru Kreatif dan Berkompetensi.
Surabaya: JP Books, 2007.
Tiara Anggia Dewi, “Pengaruh Profesionalisme Guru dan Motivasi KerjaTerhadap
Kinerja Guru Ekonomi SMA Se-Kota Malang”, Jurnal Pendidikan ekonomi
UM Metro,Volume 3 Nomor 1 (Juni 2015): 24-35.
Triwiyanto, Teguh. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara, 2015.
Usman, Husaini. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2010.
Wibowo, A.M, “Internalisasi Nilai-nilai Karakter Bangsa Melalui Mata Pelajaran
PAI pada SMA eks RSBI di Pekalongan”, Jurnal Analisa, Volume 21, Nomor
02 (Desember 2014): 291-303.
Wiyani, Novan Ardi & Barnawi. Ilmu Pendidikan Islam: Rancang Bangun Konsep
Pendidikan Monokotomik-Holistik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
Wiyani, Novan Ardi. Manajemen Pendidikan Karakter: Konsep dan
Implementasinya di Sekolah. Yogyakarta: Pedagogia, 2012.
51