moh badrih makalah fokus penelitian

31
FOKUS PENELITIAN Disarikan dari “Introducing and Focusing the Study” (John Creswell, 2007) Pembina Matakuliah Prof. Dr. Dawud, M.Pd ([email protected]) MOH BADRIH

Upload: emy-punkzhit-balungkuwuk

Post on 10-Apr-2016

26 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

TRANSCRIPT

Page 1: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

FOKUS PENELITIANDisarikan dari

“Introducing and Focusing the Study”(John Creswell, 2007)Pembina Matakuliah

Prof. Dr. Dawud, M.Pd([email protected])

MOH BADRIH

UNIVERSITAS NEGERI MALANGPROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA2012

Page 2: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

A. Pendahuluan

Fokus penelitian dimulai ketika peneliti merumuskan isu atau pun permasalahan dari

penelitian, memformulasikan tujuan utama dari penelitian, dan membuat pertanyaan berkenaan

dengan penelitian tersebut. Kaitannya dengan hal tersebut, peneliti dituntut untuk mengaitkan

semua hal tersebut dengan pendekatan yang digunakan di dalam penelitian. Permasalahan dan

pertanyaan penelitian tidak harus selalu dibuat sebelum rancangan penelitian dibentuk.

Berdasarkan hal tersebut, bagian pengantar ini dapat melingkupi semua elemen pendekatan

yang digunakan, dalam penelitian kualitatif yang terdri dari (naratif, fenomenologi, teori dasar,

etnografi, atau pun studi kasus) yang dianggap paling sesuai. Alur logika mana pun yang dipilih,

ada elemen-elemen yang harus dimiliki untuk dapat menghasilkan topik permasalahan penelitian

yang baik, tujuan penelitian yang sesuai, dan pertanyaan penelitian yang sudah disesuaikan

dengan salah satu jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian kualitatif. Bab ini akan

membahas tentang cara-cara supaya semua hal tersebut dapat dilakukan dengan baik.

B. Kajian Diskusi

Bagaimana cara terbaik untuk menulis topik permasalahan supaya dapat benar-benar

menunjukkan cara pendekatan kualitatif yang dipilih?

Bagaimana cara terbaik untuk menulis tujuan penelitian untuk menyatakan orientasi dari

sebuah pendekatan yang digunakan?

Bagaimana pertanyaan utama dapat dibuat dengan baik sehingga jenis pendekatan

penelitian kualitatif yang sesuai dapat diketahui?

Bagaimana pertanyaan pendukung dapat dibuat dengan sesuai sehingga isu yang sedang

didalami di penelitian kualitatif tersebut dapat dimunculkan?

C. Permasalahan Penelitian

Penelitian kualitatif dimulai dengan cara dimunculkannya permasalahan penelitian oleh si

peneliti. Peneliti yang mengkaji bidang kualitatif harus memperkenalkan “permasalahan” yang

menjadi arah dari penelitian tersebut. Penggunaan terminologi “permasalahan” memang sedikit

kurang tepat dan mungkin akan sedikit membingungkan bagi peneliti pemula yang belum

memiliki terlalu banyak pengalaman.

Page 3: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

Kegunaan dari dibuatnya permasalahan penelitian dalam sebuah penelitian kualitatif

adalah untuk memberikan rasional atau kepentingan dari meneliti suatu isu atau “permasalahan”.

Mengapa penelitian ini perlu dilakukan? Pada pembahasa berikut, akan ditunukkan betapa

perlunya penelitian tersebut dilakukan dengan cara mempertimbangkan tentang “sumber”

permasalahan, membingkainya dalam referensi, lalu memampatkan dan menandai teks tersebut

untuk diperlakukan menggunakan salah satu dari lima jenis pendekatan penelitian kualitatif yang

ada.

Buku-buku metodologi penelitian (contohnya Creswell, 2005; Marshall & Roossman,

2006) menyebutkan beberapa sumber terkait dengan permasalahan penelitian. Permasalahan

penelitian biasanya ditemukan dalam kejadian sehari-hari dengan isu tertentu, permasalahan

yang terkait dengan pekerjaan, sebuah agenda penelitian oleh pembimbing, atau referensi

akademis. Dalam sebuah penelitian kualitatif, sangat penting untuk memberikan alasan yang

rasional dan masuk akal tentang mengapa permasalahan yang diangkat penting untuk diteliti.

Alasan paling kuat dan paling rasional tentang dilakukannya sebuah penelitian pasti berasal dari

referensi akademis: kepentingan untuk mengisi atau menambahkan kekosongan atau kekurangan

dalam sebuah referensi atau pun untuk memberikan ruang bagi pihak-pihak yang kebutuhannya

tidak tersampaikan di dalam referensi tersebut. Sebagaimana yang disebutkan oleh Barritt

(1986), kepentingaan penelitian

bukanlah tentang menemukan sebuah elemen baru, seperti di bidang ilmu pengetahuan

alam, tetapi seperti menajamkan kepedulian terhadap pengalaman yang mungkin telah

terlupakan dan terabaikan. Dengan menajamkan kepedulian dan menciptakan dialog,

diharapkan penelitian dapat mengarah pada pemahaman orang-orang yang lebih baik

mengenai hal-hal yang mereka hadapi dan melalui penanaman pemahaman tersebut maka

peningkatan pada level praksis pun dapat dicapai. (hlm. 20)

Selain dialog dan pemahaman, penelitian kualitatif bisa juga mengisi celah di antara

semua referensi yang saat ini telah ada dan menciptakan cara pikir yang benar-benar baru, atau

pun menilai sebuah kasus dalam sebuah kelompok yang menjadi subjek penelitian.

Page 4: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

Meskipun terdapat banyak pendapat tentang berapa banyak ulasan referensi yang harus

dikerjakan sebelum menginjak penelitian yang sebenarnya, teks kualitatif (Creswell, 2003;

Marshall & Rossman, 2006) mengacu pada pentingnya melakukan ulasan terhadap referensi

sehingga seorang peneliti dapat memberikan alasan mengapa permasalahan tersebut penting

untuk diangkat. Hal tersebut pada akhirnya juga akan dapat membuat hasil penelitian si peneliti

tersebut berada di level yang sama dengan referensi-referensi yang telah ada sebelumnya. Bagi

saya, membayangkan dimana posisi penelitian saya di dalam jajaran referensi-referensi tersebut

bisa cukup membantu saya. Contohnya, seseorang bisa saja mengembangkan sekumpulan

referensi—sebuah pemetaan penelitian (Cresswell, 1994)—dan memperlihatkan topik yang

dimaksud dalam sekumpulan referensi ini dan juga tentang bagaimana penelitian yang diajukan

seseorang bisa sesuai atau pun mengembangkan referensi yang ada.

Selain menentukan sumber dari permasalahan penelitian dan membingkainya melalui

referensi yang ada, peneliti kualitatif perlu memperkenalkan permasalahan yang diangkat dengan

cara yang sekiranya dapat memperlihatkan pendekatan penelitian yang seperti apa yang sesuai

untuk diaplikasikan. Saya yakin bahwa hal ini dapat dilakukan dengan cara menyebutkan tentang

bagaimana jenis pendekatan penelitian yang dipilih pada akhirnya akan berhasil mengisi celah

atau pun kekurangan di dalam referensi-referensi yang terkait dengan permasalahan penelitian.

Contohnya dalam kalimat topik di bagian permasalahan dalam penelitian naratif, saya akan

sangat berharap bahwa si peneliti akan menyebutkan tentang mengapa cerita dari seorang

individu perlu dijabarkan dan bagaimana hal tersebut dapat menjadi sebuah pengalaman

pribadi mengenai permasalahan penelitian. Dalam penelitian fenomenologi, saya akan berharap

bahwa peneliti akan menyebutkan tentang sebuah fenomena tertentu dalam porsi yang lebih

besar dan pengalaman tertentu yang dimiliki oleh seseorang terkait dengan fenomena tersebut.

Dalam penelitian teori dasar, saya akan berharap dapat belajar lebih banyak mengenai betapa

pentingnya sebuah teori baru yang menerangkan tentang sebuah proses karena teori yang lama

belum cukup jelas dalam memberikan kejelasan, tidak mencukupi bagi populasi, atau sekedar

perlu diperbaiki. Dalam penelitian etnografis, topik permasalahan juga mencakup ide tentang

mengapa penting untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan perilaku budaya dari

sekelompok orang. Bisa juga tentang bagaimana sebuah kelompok termarginalkan dan mereka

didesak untuk tutup mulut tentang hal tersebut. Dalam studi kasus, peneliti bisa membahas

tentang bagaimana penelitian tentang sebuah kasus atau kasus itu sendiri dapat berkontribusi

Page 5: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

dalam menjawab permasalahan penelitian. Berdasarkan pada hal tersebut, kepentingan penelitian

atau pun permasalahan yang mengarah padanya dapat dihubungkan secara fokus dengan salah

satu dari lima pendekatan penelitian yang ada.

D. Tujuan Penelitian

Hubungan keterkaitan antara rancangan dan pendekatan akan terus ada dengan disusunnya

tujuan penelitian. Tujuan penelitian berisi gol utama atau “peta jalan” dalam penelitian. Sebagai

bagian yang paling penting dalam penelitian kualitatif, tujuan penelitian harus disusun dengan

hati-hati dan ditulis dengan menggunakan bahasa yang jelas dan singkat. Sayangnya, banyak

peneliti yang menuliskan tujuan penelitian dengan menggunakan bahasa yang masih

mengandung makna implisit dan menyebabkan pembacanya harus berpikir lebih keras untuk

menginterpretasikan dan memahami penelitian yang dibuat oleh peneliti tersebut. Untuk

menghindari terjadinya hal yang seperti itu, saya mencoba membuat “skrip” dari pernyataan ini

(Creswell, 1994, 2003), pernyataan yang berisi beberapa kalimat yang harus diisi oleh para

pembaca.

Tujuan dari penelitian ______________ (naratif, fenomologis, teori dasar, etnografi,

studi kasus) ini adalah untuk _____________ (memahami, mendeskripsikan,

mengembangkan, menemukan) _____________ (fenomena utama dalam penelitian)

untuk ____________ (peserta) di __________ (tempat). Pada tahap penelitian ini,

_______________ (fenomena utama penelitian) akan didefinisikan secara umum sebagai

_________ (definisi umum tentang konsep utama).

Seperti yang terlihat dari skrip tersebut, beberapa istilah dapat digunakan untuk

menemukan pendekatan penelitian kualitatif yang sesuai dengan bagian-bagian penelitian.

Dalam tujuan penelitian,

Penulis menunjukkan pendekatan kualitatif tertentu yang digunakan di dalam penelitian

dengan cara menyebutkan jenisnya. Nama dari jenis pendekatan yang disebutkan harus

Page 6: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

muncul pertama kali, sehingga akan tampak lebih menonjol daripada pendekatan yang

digunakan untuk proses pengumpulan data, analisa, dan penulisan laporan.

Penulis memaknai bagian penelitian dengan menggunakan kata-kata yang akan tindakan

yang diambil si peneliti dan juga fokus dari pendekatan penelitian. Contohnya, saya

mengasosiasikan kata-kata tertentu dengan penelitian kualitatif, sepertii “memahami

pengalaman” (berguna dalam penelitian naratif), “mendeskripsikan” (berguna dalam

studi kasus, etnografis, dan fenomenologis), “ makna yang terkandung” (terkait dengan

fenomenologis), “mengembangkan atau menghasilkan” (berguna dalam teori dasar), dan

“menemukan” (berguna di semua jenis pendekatan).

Saya menemukan beberapa kata yang biasanya akan digunakan oleh peneliti ketika

menuliskan tujuan penelitian yang difungsikan sebagai petunjuk bagi pembaca supaya

dapat mengetahui tujuan dari dipilihnya jenis pendekatan tertentu (lihat tabel 6.1). Kata-

kata ini tidak hanya mengindikasikan tindakan apa yang diambil oleh peneliti tetapi juga

spesifikasi dan hasil penelitian.

Penulis mengidentifikasi fenomena utama. Fenomena utama adalah satu-satunya konsep

yang digali mendalam dan diujikan di dalam penelitian. Secara umum saya menyarankan

bagi para peneliti kualitatif untuk memfokuskan penelitiannya hanya pada satu konsep

(contoh: reaksi warga kampus terhadap orang bersenjata, atau nilai yang terkandung

dalam penyuka sX) diawal penelitian. Membandingkan satu kelompok dengan kelompok

lainnya dan mencari keterkaitan di antaranya dapat juga disertakan dalam penelitian

sebagai sebuah pengalaman yang didapatkan di tempat penelitian dan dimasukkan dalam

eksplorasi awal dari fenomena utama.

Penulis menunjukkan para peserta dan tempat penelitian, apakah peserta penelitian ini

hanya satu orang individu (contohnya dalam penelitian naratif atau pun studi kasus),

beberapa individu (contohnya dalam teori dasar atau fenomenologi), sebuha kelompok

(contohnya etnografi), atau sebuah situs (contohnya program, kegiatan, aktivitas, atau

sebuah tempat di dalam studi kasus).

Saya menyertakan definisi umum di dalam fenomena utama. Definisi ini bisa jadi susah

untuk dibuat dengan spesifik diawal. Tetapi, contohnya dalam penelitian naratif,

seorang penulis biasanya akan menyebutkan jenis ceriita seperti apa yang akan

dikumpulkan (contohnya fase hidup, kenangan masa kecil, transisi dari masa remaja ke

Page 7: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

dunia orang dewasa, kehadiran di pertemuan rehabilitasi pecandu alkohol). Dalam

fenomenologi, fenomena utama yang akan dieksplor dapat dispesifikasikan. Contohnya

adalah makna dari duka, amarah atau bahkan hanya sekedar makna permainan catur

(Aanstoos, 1985). Di dalam teori dasar, fenomena utama dapat diidentifikasi sebagai

sebuah konsep utama yang menjadi kunci menuju proses yang sedang diteliti. Di dalam

etnografi, penulis bisa jadi akan mengidentifikasikan kunci konsep kebudayaan yang

diteliti seperti contohnya peraturan, perilaku, akulturasi, komunikasi, mitos, cerita, atau

konsep lainnya yang direncakan oleh si peneliti untuk diangkat ke dalam penelitian pada

proses awalnya. Pada akhirnyam dalam sebuah studi kasus seperti sebuah studi kasus

“intrinsik” (Stake, 1995), para penulis mungkin akan mendefinisikan batasan kasus, lalu

menjelaskan lebih detail tentang mengapa kasus tersebut terbatas oleh ruang dan waktu.

Jika ingin melakukan sebuah penelitian “instrumental”, maka peneliti dapat

menspesifikasikan dan mendefinisikan secara umum isu yang akan dibahas di dalam

kasus.

Page 8: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

Tabel 6.1 Kata-Kata yang Digunakan Untuk Menyatakan Tujuan Penelitian

Naratif Fenomenologi Teori Dasar Etnografi Studi Kasus

Penelitian

naratif

Cerita

Peringatan

Pengalaman

hidup

Kronologi

Fenomenologi

Deskripsi

Pengalaman

Makna

Esensi

Teori dasar

Umum

Mengembangka

n

Proposisi

Proses

Teori substantif

Etnografi

Kelompok

pertukaran

budaya

Perilaku

budaya dan

bahasa

Potret budaya

Tema budaya

Studi kasus

Batasan

Kasus khusus atau pun

kasus kolektif

Kegiatan, proses, program,

individu

Page 9: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

Beberapa contoh dari tujuan penelitian yang memperlihatkan lima jenis ppendekatan

penelitian:

Contoh 6.1. Contoh Penelitian Naratif

Dari sebuah penelitian mengenai kemampuan mengandung dari tujuh belas perempuan

yang menggunakan teori naratif:

Di dalam penelitian saya, yang telah melibatkan pengumpulan jawaban dari para

perempuan mengenai pengalaman mereka menjadi ibu, saya akan mencoba mencari tahu

bagaimana para perempuan memikirkan setiap kejadian selama proses mengandung,

mengkonstruksikan setiap kejadian tersebut ke dalam beberapa episode dan karena hal

tersebut mereka dapat menjaga keutuhan hidup mereka. (Miller, 2000, hlm. 309)

Contoh 6.2. Contoh Fenomenologi

Dari sebuah penelitian tentang konsultasi doktoral berkaitan dengan hubungan antar

perempuan:

Dengan semua lika-liku yang berkaitan dengan kuasa dan gender yang terdapat di

akademi, bagaimana sebenarnya hubungan yang terjalin dalam konsultasi doktoral antara

pembimbing perempuan dan siswa perempuan? Karena sebelumnya telah ada referensi

yang membahas tentang hal ini, maka penelitiann fenomologis akan menjadi pendekatan

yang paling sesuai untuk memahami pengalaman sesungguhnya yang dimiliki oleh para

siswa bimbingan perempuan dalam menjawab pertanyaan tersebut. (Heinrich, 1995, hlm.

449)

Contoh 6.3. Contoh Penelitian Teori Dasar

Dalam sebuah penelitian teori dasar mengenai perubahan akademis di jenjang pendidikan

yang tinggi:

Page 10: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

Tujuan utama ditulisnya artikel ini adalah untuk menyajikan teoori dasar mengenai

perubahan akademis yang didasarkan pada penelitian yang akan diarahkan dengan

menggunakan dua pertanyaan mendasar: Apa sumber utama darii perubahan akademis?

Proses seperti apa yang mengawali terjadinya perubahan akademis? Untuk tujuan

penulisan artikel ini, teori dasar didefinisikan sebagai teori yang diperoleh dari data yang

akan diambil secara sistematis dan dianalisa melalui metode perbandingan tetap. (Conrad,

1978, hlm. 101)

Contoh 6.4. Contoh Penelitian Etnografis

Dalam sebuah etnografi mengenai budaya “ballpark”:

Artikel ini akan membahas tentang bagaimana pekerjaan dan pembicaraan para pekerja di

stadion mempengaruhi masyarakat dalam memberikan makna tertentu dari baseball. Hal

ini mengungkap bagaimana pekerjaan dan pembicaraan yang terjadi ternyata juga ikut

andil dalam membentuk dan menjaga tradisi ballpark. (Trujillo, 1992, hlm. 351)

Contoh 6.5. Contoh Studi Kasus

Dalam sebuah studi kasus yang menggunakan sudut pandang feminis untuk meneliti

tentang bagaimana para pria mengeksploitasi pekerja perempuan di dunia olahraga tepatnya di

tempat bowling bernama “Roseville Club”:

Meskipun para akademisi telah menunjukkan bahwa olahraga adalah faktor penentu

dalam pembentukkan dan reproduksi ketidaksetaraan gender, tetap saja tidak diberikan

perhatian yang cukup terhadap olahraga dan hubungannya dengan gender hingga saat ini.

Dalam artikel ini kami menunjukkan bagaimana pria mengeksploitasi para pekerja

perempuan di tempat bowling, yang lebih banyak dikunjungi oleh orang dengan usia

lanjut. (Boyle & McKay, 1995, hlm. 556)

Page 11: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

E. Pertanyaan Penelitian

Beberapa contoh di atas menunjukkan keterkaitan dari masing-masing permasalahan, pertanyaan

penelitian, dan tujuan penelitian. Untuk kepentingan diskusi ini, saya akan memisah-misahkan

semua hal tersebut, meskipun pada prakteknya beberapa peneliti lebi suka menggabungkan hal

tersebut. Tetapi, dalam beberapa kasus, pertanyaan penelitian terlihat menonjol dan akan mudah

diidentifikasi di dalam sebuah penelitian. Sekali lagi, menurut saya pertanyaan ini akan

memudahkan proses pemilihan pendekatan penelitian yang akan digunakan.

1. Pertanyaan Utama

Beberapa penulis memberikan saran untuk menuliskan pertanyaan penelitian kualitatif

(contohnya Creswell, 2003; Marshall & Rossman, 2006). Khususnya, saya sangat menyukai

konseptualisasi yang dibuat oleh Marshall & Rossman (2006) mengenai pertanyaan penelitian

yang dipilah menjadi empat jenis: eksploratif (contohnya menginvestigasi fenomena yang

belum begitu dipahami), eksplanatif (menjelaskan pola yang terkait dengan fenomena),

deskriptif (mendiskripsikan fenomena), emansipasi (untuk melakukan kegiatan sosial mengenai

fenomena tersebut). Pertanyaan penelitian kualitatif bersifat terbuka, berkembang, dan tidak

langsung; nyatakan kembali tujuan penelitian dengan menggunakan istilah yang lebih spesifik;

dimulai dengan menggunakan kata tanya seperti “apa” atau “bagaimana”, bukannya “mengapa”;

dan juga jangan terlalu banyak (sekitar lima atau tujuh). Pertanyaan-pertanyaan tersebut

dinyatakan dalam berbagai bentuk, mulai dari “tur besar” (Spradley, 1979, 1980) yang

menanyakan pertanyaan seperti “Ceritakan tentang diri anda,” hingga masuk lebih dalam dengan

pertanyaan yang lebih spesifik.

Saya menyarankan supaya para peneliti memapatkan seluruh penelitiannya menjadi

sebuah pertanyaan yang dapat menjangkau keseluruhan topik dan juga beberapa pertanyaan

pendukung. Menyusun pertanyaan utama ini seringkali akan menuntut sebuah proses kerja kerass

karena begitu luasnya area yang harus dicakup padahal banyak yang sudah terbiasa untuk

membuat pertanyaan yang spesifik, hasil dari pelatihan tradisional. Untuk dapat membuat

pertanyaan dengan cakupan yang luas, saya meminta para peneliti kualitatif untuk menyatakan

pertanyaan umum yang dapat mereka temukan mengenai permasalahan penelitian.

Page 12: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

Pertanyaan utama ini dapat dinyatakan dengan menggunakan istilah salah satu dari lima

jenis pendekatan penelitian yang ada. Morse (1994) menyentuh langsung bahasan ini dengan

cara memberikan ulasan mengenai jenis-jenis pertanyaan penelitian. Meskipun dia tidak secara

langsung mengarah pada penelitian naratif atau pun studi kasus, dia sempat menyebutkan tentang

pertanyaan “deskriptiif” mengenai budaya di dalam etnografi, pertanyaan “proses” dalam

penelitian teori dasar, dan pertanyaan tentang “makna” dalam penelitian fenomenologi.

Contohnya, saya mencoba menemukan pertanyaan utama dalam lima penelitian yang disebutkan

di dalam Bab 5.

Dalam sejarah hidup Vonnie Lee, Angrosino (1994) tidak membuat satupun kalimat

utama, tetapi saya dapat menyimpulkan dan menebak bahwa kira-kira pertanyaan utamanya

adalah “Cerita apa yang harus diceritakan oleh Vonnie Lee?” berdasarkan pada tujuan penelitian

yang dia sebutkan. Pertanyaan tersebut berarti menunjukkan bahwa individu dalam naratif

tersebut memiliki sebuah cerita yang mempengaruhi makna hidup dari Vonnie Lee. Dalam

penelitian fenomenologi tentang bagaimana seseorang yang mengidap AIDS menunjukkan dan

menggambarkan mengenai penyakit mereka, Anderson and Spencer (2002) juga tiidak

menyebutkan pertanyaan utama. Tetapi saya dapat menebak bahwa pertanyaannya kira-kira

seperti ini: “Makna seperti apa yang diterima oleh 41 pria dan 17 perempuan yang mengidap

AIDS tentang penyakit mereka?” pertanyaan utama dalam penelitian fenomenologi ini

mengimplikasikan bahwa semua individu yang divonis mengidap AIDS memiliki kesamaan

dalam memaknai hidup mereka. Dalam penelitian teori dasar mengenai perjuangan hidup dan

ketabahan 11 perempuan dalam menghadapi kenyataan bahwa mereka mengalami pelecehan

seksual, Morrow and Smith (1995) juga tidak menyajikan sebuah pertanyaan utama di bagian

pengantar, tetapi mereka sempat menyebutkan tentang beberapa pertanyaan umum yang

mengarahkan mereka dalam mewawancarai beberapa perempuan: “Tolong ceritakan kepada

kami selama anda merasa nyaman, apa yang terjadi kepada anda ketika pelecehan tersebut

menimpa anda?” dan “Apa cara utama yang anda gunakan untuk tetap berjuang hidup?” (hlm.

25). Pertanyaan tersebut mengimplikasikan bahwa si peneliti awalnya mencoba untuk

memahami pengalaman para perempuan tersebut untuk akhirnya menemukan cara untuk

menerima kenyataan dan bertahan hidup (sebagai bagian dari proses teori). Dalam penelitian

etnografi mengenai gerakan sXe yang ditulis oleh Haenfler (2004), lagi-lagi tidak ada

pertanyaan penelitian yang dinyatakan langsung. Tetapu dapat ditebak bahwa pertanyaannya

Page 13: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

akan berkisar tentang: “Apa makna inti yang dipegang oleh para anggota gerakan mayoritas,

dan bagaimana para anggotanya mengkonstruksikan dan memahami pengalaman pribadi yang

mereka miliki untuk pada akhirnya menjadi bagian dari sub-kultur?” Pertanyaan ini jelas

menuntut supaya pertama-tama deskripsi dari nilai utama yang dianut dijelaskan dan setelah itu

barulah pemahaman mengenai pengalaman dijabarkan (seperti yang telah disebutkan sebagai

tema dalam penelitian). Pada akhirnya, dalam studi kasus mengenai respon yang diberikan oleh

kampus terhadap insiden penembakan (Asmussen & Creswell, 1995), kami menanyakan lima

pertanyaan pengantar dalam pembukaan yang kami sajikan: “Apa yang terjadi? Siapa yang

mengambil respon setelah kejadian? Respon seperti apa yang muncul selama delapan bulan

setelah terjadinya insiden ini? Konstruksi teoretiis seperti apa yang sekiranya dapat membantu

kami dalam memahami respon yang diberikan oleh kampus dan konstruksi seperti apa dalam

kasus ini dibandingkan dalam kasus lainnya?” (hlm. 576). Contoh ini menunjukkan betapa kita

mudah tertarik ketika pertama kali disajikan tentang pengalaman yang mereka miliki dan dalam

mengembangkan tema yang mewakili respon dari individu dalam kampus.

Sebagaimana yang digambarkan oleh contoh-contoh tersebut, penulis bisa saja

menyatakan pertanyaan utama dengan jelas atau pun secara tersirat. Bagaimana pun cara si

penulis menyatakannya, yang jelas pertanyaan utam pasti ada di penelitian. Dalam menuliskan

jurnal ilmiah, tujuan penulisan digunakan dengan lebih maksimal dalam menyatakan arah

penelitian dan bukannya menggunakan pertanyaan utama. Meskipun demikian, dalam penelitian

individu untuk kelulusan, seperti skripsi atau disertasi, tren yang sedang digunakan adalah

menuliskan keduanya, baik tujuan penelitian atau pun pertanyaan utama.

2. Pertanyaan Pendukung

Biasanya seorang penulis akan memberikan sejumlah kecil pertanyaan pendukung yang

bertujuan untuk lebih memperjelas pertanyaan utama. Salah satu contoh dalam proses

konseptualisasi pertanyaan-pertanyaan pendukung ini adalah dengan menggunakan baik

pertanyaan permasalahan atau pun pertanyaan topik. Berdasarkan pada Stake (1995), pertanyaan

pendukung tentang isu biasanya mengarah pada perhatian utama atau kebingungan yang ingin

dijawab. Contoh dari pertanyaan yang mengacu pada isu ini adalah:

Page 14: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

tidak sederhana atau pun jelas tetapi secara khusus terkait dengan konteks politik, sosial,

historis, dan khususnya konteks personal. . . Isu-isu yang ada akan mengarahkan kita

pada pengamatan, bahkan mencoba menggelitik permasalahan yang ada supaya keluar

dari dalam kasus, pencurahan konflik, latar belakang yang kompleks mengenai

kepedulian manusia. (Stake, 1995)

Pemahaman yang saya miliki mengenai pertanyaan pendukung yang mengarah pada isu

adalah bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut menyeret fenomena yang ternyatakan dalam

pertanyaan utama dan memecahnya menjadi sub-topik untuk diteliti. Pertanyaan utama seperti

“Apa artinya menjadi dosen di perguruan tinggi?” akan dianalisa dalam pertanyaan pendukung

dengan topic seperti “Apa artinya menjadi dosen di dalam kelas? Apa artinya menjadi dosen

yang merangkap sebagai peneliti? Apa artinya menjadi dosen yang merangkap sebagai

pembimbing?” dan seterusnya.

Di sisi lain, pertanyaan pendukung yang berkaitan dengan topik, mencangkup kebutuhan

yang telah diperkirakan sebelumnya untuk memberikan informasi deskriptif. Pertanyaan-

pertanyaan ini, “pencarian informasi dibutuhkan untuk menulis deskripsi kasus. . . Sebuah

kerangka topik akan digunakan oleh beberapa peneliti sebagai strukur konsep utama dan akan

digunakan oleh yang lainnya sebagai titik tolak untuk menuju pada struktur isu” (Stake, 1995,

hlm. 25). Saya memandang pertanyaan pendukung yang berkaitan dengan topic sebagai

pertanyaan yang mengawali langkah-langkah procedural dalam proses penelitian, langkah-

langkah yang biasanya dilakukan dalam salah satu pendekatan penellitian (lihat Bab 4 mengenai

prosedur dari masing-masing pendekatan). Untuk lebih jelas dalam deskripsi, saya akan

menyebutnya pertanyaan pendukung “prosedural” dan bukannya “berkaitan dengan topik”.

Sebagai contoh, dalam penelitian teori dasar langkah-langkah yang harus diambil termasuk juga

mengidentifikasi fenomena utama, situasi yang menyebabkan fenomena tersebut terjadi, situasi

yang mempengaruhi setelahnya, dan strategi serta konsekuensi yang harus diambil. Dengan

menuliskan pertanyaan pendukung prosedural, penulis dapat merefleksikan prosedur yang

sebenarnya ingin mereka gunakan dalam salah satu dari lima pendekatan penelitian yang ada dan

menandari pilihan pendekatan yang mereka ambil.

Page 15: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

Beberapa ilustrasi dalam contoh di bawah ini menunjukkan isu dan pertanyaan

pendukung prosedural yang mengikuti.

Dalam menuliskan narasi biografis, Denzin (1989b) menyarankan bahwa sebaiknya

pertanyaan penelitian mengikuti sebuh format interpretif dan diformulasikan dalam sebuah

pernyataan. Pertanyaan tersebut sebaiknya dimulai dengan “bagaimana” dan bukannya

“mengapa”, dimulai dengan sejarah pribadi yang dimiliki seseorang dan pengumpulan informasi

lainnya pun dapat dimulai. Dari penelitiannya sendiri, Denzin mengilustrasikan jenis-jenis

pertanyaan isu: “Bagaimana emosi, sebagai sebuah bentuk kesadaran, hidup, pengalaman,

diartikulasikan, dan dirasakan?”; “Bagaimana pria dan perempuan pada umumnya hidup dan

mengalami masalah terkait dengan kecanduan alkohol?” (hlm. 50).

Lalu, seseorang dapat menyampaikan pertanyaan pendukung prosedural yang

berhubungan dengan proses atau pun prosedur dari penelitian naratif. Contohnya, pertanyaan

prosedural yang akan disampaikan adalah:

Pengalaman apa saja yang terdapat dalam hidup seorang individu?

Cerita apa saja yang dapat disampaikan berdasarkan pada pengalaman tersebut?

Apa saja “batu loncatan” yang terkandung dalam cerita tersebut?

Teori apa saja yang terkait dengan hidup individu tersebut?

Dalam sebuah contoh tentang penelitian fenomenologis, Rietnen (1986) menyatakan

pertanyaan utamanya dalam penelitiannya mengenai interaksi perawatan-pemerhatian: “Apa

pentingnya bagi pasien untuk mendeskripsikan pengalamannya ketika mendapatkan perawatan?”

(hlm. 91). Dengan menambahkan sekumpulan pertanyaan prosedural yang berhubungan dengan

prosedur dalam fenomenologi, maka akan terbentuklah pertanyaan pendukung. Contohnya,

untuk menindaklanjuti prosedur Moustaka (1994), dia sebaiknya menanyakan tentang pertanyaan

pendukung yang mengikuti yang berhubungan dengan fenomenologi:

Pernyataan seperti apa yang dapat mendeskripsikan pengalaman?

Tema apa yang muncul dari pengalaman tersebut?

Konteks dan pemikiran seperti apa yang melingkupi pengalaman tersebut?

Page 16: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

Secara umum, apa esensi yang terdapat dalam pengalaman tersebut?

Untuk menggambarkan isu dan juga pertanyaan pendukung prosedural dalam sebuah

penelitian, Gritz (1995, hlm. 4) meneliti tentang “profesionalisme guru” sebagaimana dipahami

oleh para guru praktek yang ada di kelas sekolah dasarnya yang dia teliti dalam penelitian

fenomenologinya. Dia menyatakan pertanyaan utama dan juga dua set pertanyaan pendukung,

satu set berupa pertanyaan pendukung yang mengarah pada isu dan satu set lagi prosedural.

Pertanyaan utama

Apa makna dari menjadi seorang guru (bagi guru praktek)?

Pertanyaan pendukung yang mengarah pada isu

Apa pekerjaan seorang guru profesional?

Apa hal-hal yang tidak boleh dilakukan seorang guru profesional?

Apa yang harus dilakukan seseorang supaya tindakannya dapat dikategorikan dalam

“profesionalisme guru”?

Apa kesulitan dan kemudahan dalam menjadi seorang pengajar profesional?

Bagaimana dan kapan pertama kalinya anda memutuskan untuk menjadi profesional?

Pertanyaan pendukung prosedural

Apa makna struktural dari “profesionalisme guru”?

Apa tema dasar dan konsep dasar yang digunakan untuk meninjau standar dari

profesionalisme guru?

Struktur universal apa yang membentuk perasaan dan pemikiran mengenai

“profesionalisme guru”?

Page 17: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

Tema structural sejenis yang mana yang akan menjadikan deskripsi tentang

“profesionalisme guru” sebagaimana yang dialami oleh para guru praktek di sekolah

dasar?

Dalam penelitian teori dasar, pertanyaan pendukung prosedural dapat dinyatakan sebagai

aspek dari langkah-langkah pembentukan pertanyaan, seperti contohnya konseptualisasi pada

level awal proses abstraksi (open coding), disagregasi dari tema inti dalam proses analisa data

kualitatif (axial coding), pemilihan kategori inti dan menghubungkannya secara sistematis

dengan kategori lain (selective coding), dan yang terakhir adalah pengembangan proposisi:

Apa kategori umum yang muncul pada proses awal pengulasan data? (open coding)

Apa yang menjadi fenomena yang menjadi sumber permasalahan?

Apa yang menyebabkan munculnya fenomena yang menjadi sumber permasalahan?

Keadaan kontekstual seperti apa yang mempengaruhi hal tersebut? Strategi dan

penyelesaian seperti apa yang dapat diambil mengenai hal tersebut? Konsekuensi apa

yang dihasilkan oleh strategi ini? (axial coding)

Contohnya, dalam proposal disertasi Mastera (1995), dia mengawalinya dengan sebuah

penelitian mengenai proses revisi terhadap kurikulum pendidikan umum yang ada di tiga sekolah

swasta. Rancangan yang dia miliki akan memerlukan dibuatnya pertanyaan pendukung yang

mengarah pada isu dan pertanyaan pendukung prosedural. Pertanyaan pendukung yang

mengarah pada isu yang dia nyatakan adalah “Teori apa yang mampu menerangkan tentang

perubahan dalam proses revisi kurikulum pendidikan umum yang terdapat di tiga sekolah?” dan

“Bagaimana kepala bagian akademis berpartisipasi dalam proses yang terjadi di masing-masing

sekolah?” Dia lalu menyatakan beberapa pertanyaan pendukung prosedural yang terkait secara

khusus dengan open coding dan axial coding:

Bagaimana proses tersebut dilaksanakan?

Kejadian besar apa yang terjadi selama proses berlangsung?

Kesulitan seperti apa yang muncul dalam proses perubahan?

Page 18: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

Siapa yang memiliki peran penting? Apa kontribusi yang dilakukan orang tersebut?

Apa hasilnya?

Dalam penelitian lainnya, Valerio (1995) menggunakan pertanyaan pendukung prosedural

langsung dalam penelitian teori dasar langsung dalam kaitannya dengan langkah-langkah yang

harus dilakukan dalam analisa data di penelitian teori dasar:

Pertanyaan umum bagi penelitian teori dasar saya adalah: Teori apa yang bisa

menjelaskan kehamilan yang terjadi di kalangan remaja perempuan? Pertanyaan pendukung akan

mengikuti paradigma dalam pengembangan sebuah model teoretis. Pertanyaan-pertanyaan

tersebut akan berusaha untuk menggali setiap langkah-langkah pembentukan pertanyaan dan

juga: Kategori umum apa yang muncul dalam open coding? Fenomena utama apa yang muncul?

Bagaimana keadaan setelah akibat yang ditimbulkan? Isu interaksi dan keadaan umum seperti

apa yang mempengaruhi? Apa hasil dan strategi yang muncul karena hal tersebut? (hlm. 3)

Dalam etnografi, seseorang bisa saja memberikan pertanyaan prosedural yang

berhubungan dengan (a) deskripsi dari konteks, (b) sebuah analisa mengenai tema umum, dan (c)

interpretasi dari perilaku budaya (Wolcott, 1994b). Dengan menggunakan teori pendekatan

etnografi milik Spradley (1979, 1980), pertanyaan pendukung prosedural ini harus mewakili 12

langkah dari “urutan keputusan penelitian”. 12 langkah tersebut antara lain:

Situasi sosial seperti apa yang akan diteliti?

Bagaimana seharusnya seseorang melakukan penelitian ini?

Apa yang harus direkam dalam situasi tersebut?

Apa yang harus diamati dalam situasi tersebut?

Domain budaya seperti apa yang muncul dari pengamatan terhadap situasi tersebut?

Penelitian spesifik seperti apa yang nantinya dapat dilakukan?

Taksonomi seperti apa yang muncul dari penelitian terfokus?

Jika dipertimbangkan dengan lebih mendalam, penelitian seperti apa yang kiranya dapat

dibuat?

Page 19: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

Komponen seperti apa yang muncul dari penelitian seperti ini?

Tema apa yang muncul?

Penemuan budaya apa yang didapat dalam penelitian?

Bagaimana seharusnya etnoggrafi tersebut dibuat?

Dalam membuat format pertanyaan penelitian yang bagus dalam penelitian studi kasus

tentang serangan bersenjata yang kami buat (Asmussen & Creswell, 1995), saya akan

menuliskan ulang pertanyaan yang dimunculkan dalam artikel tersebut. Untuk menandai kasus

dalam sebuah kampus termasuk seluruh warga kampus tersebut, saya akan menuliskan

pertanyaan utamanya—“Apa respon yang diberikan kampus terhadap insiden serangan

bersenjata yang terjadi di universitas Midwestern?”—lalu saya akan menyajikan pertanyaan

pendukung yang mengarah pada isu yang akan menjadi dasar dari penelitian saya (meskipun

kami mengajukan pertanyaan ini lebih seperti pertanyaan utama, sebagaimana telah

diberitahukan):

1. Apa yang terjadi?

2. Siapa saja yang terlibat dalam memberikan respon terhadap insiden tersebut?

3. Apa tema dari tindakan yang diberikan selama sekitar delapan bulan setelah kejadian

tersebut?

4. Konstruksi retorika seperti apa yang akan membantu kita dalam lebih memahami

tindakan yang diambil kampus?

5. Konstruksi seperti apa yang membedakan kasus ini dengan kasus lainnya?

Lalu, saya akan menyatakan pertanyaan pendukung prosedural:

1. Bagaimana baiknya deskripsi mengenai (kasus) kampus dan kejadian setelahnya

diberikan?

2. Tema apa yang muncul dalam proses pengumpulan informasi? (analisa materi kasus)

3. Bagaimana seharusnya tema-tema ini diinterpretasikan dalam teori sosial dan psikologi

yang lebih luas? (pelajaran yang didapat dari kasus yang disertai dengan referensi)

Page 20: Moh Badrih Makalah Fokus Penelitian

Contoh tersebut menunjukkan bahwa dalam sebuah penelitian kualitatif, seseorang dapat

menuliskan pertanyaan pendukung yang mengarah pada isu mengenai topik yang dibahas dan

menggunaka istilah yang menandai kerja yang dilakukan dalam pendekatan penelitian. Juga,

pertanyaan pendukung prosedural dapat digunakan untuk memperjelas langkah-langkah yang

diambil selama prosedur pengumpulan data, analisa, dan konstruksi format naratif dilakukan.

Rangkuman

Dalam bab ini, saya mengajukan tiga topik tentang pengantar mengenai penelitian kualitatif:

permasalahan penelitian, tujuan penelitian, dan pertanyaan penelitian. Meskipun yang saya bahas

adalah aspek umum dalam merancang masing-masing bagian dalam penelitian kualitatif, saya

menghubungkan topik-topik tersebut dengan lima pendekatan penelitian yang telah disebutkan di

awal buku ini. Permasalahan penelitian sebaiknya mampu mengindikasikan sumber isu yang

akan mengarahkan alur penelitian lalu dibingkai dalam istilah yang didasarkan pada referensi

yang ada dan dihubungkan dengan salah satu pendekatan penelitian dengan menggunakan

pilihan kata yang mencerminkan jenis pendekatan penelitian tersebut. Tujuan peneitian juga

harus memuat istilah yang dapat menunjukkan jenis pendekatan tertentu yang digunakan.

Termasuk di dalamnya adalah komentar-komentar mengenai tempat penelitian atau pun orang-

orang yang menjadi subjek penelitian. Pertanyaan penelitian juga harus mampu menunjukkan

jenis pendekatan yang dilakukan, dengan cara menggunakan istilah yang tepat dalam

menyatakan pertanyaan utama, yaitu pertanyaan paling umum mengenai penelitian yang akan

mencakup seluruh bahasan. Setelah pertanyaan utama, ada juga pertanyaan pendukung dan saya

telah menunjukkan model penyajian pertanyaan berdasarkan teori Stake (1995) yang

mengelompokkan pertanyaan pendukung ke dalam dua set: pertanyaan pendukung yang

mengarah pada isu dan pertanyaan pendukung prosedural. Set pertanyaan yang pertama akan

membagi fenomena utama menjadi beberapa sub-topik penelitiand an set yang kedua berisi

langkah-langkah yang diambil dalam pendekatan penelitian. Pertanyana pendukung prosedural

menunjukkan bagaimana peneliti akan menyajikan dan menganalisa informasi.