pengaruh insektisida deltametrin terhadap …digilib.unila.ac.id/25115/3/skripsi tanpa bab...

48
PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP CENDAWAN Beauveria bassiana DAN PATOGENESITASNYA TERHADAP HAMA KEPIK PENGISAP BUAH KAKAO (Helopeltis spp.) DI LABORATORIUM (SKRIPSI) Oleh Dwi Asih Cahyaningrum FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Upload: nguyennguyet

Post on 07-May-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP CENDAWANBeauveria bassiana DAN PATOGENESITASNYA TERHADAP HAMA

KEPIK PENGISAP BUAH KAKAO (Helopeltis spp.) DI LABORATORIUM

(SKRIPSI)

OlehDwi Asih Cahyaningrum

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 2: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

ABSTRAK

PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP CENDAWANBeauveria bassiana DAN PATOGENESITASNYA TERHADAP HAMA

KEPIK PENGISAP BUAH KAKAO (Helopeltis spp.) DI LABORATORIUM

Oleh

Dwi Asih Cahyaningrum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa konsentrasi

insektisida deltametrin terhadap pertumbuhan cendawan B. bassiana dan untuk

mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

terhadap patogenesitas B. bassiana pada Helopeltis spp. Penelitian ini

dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

Universitas Lampung pada bulan Februari sampai Juli 2016. Percobaan ini

menggunakan 2 set percobaan, set percobaan pertama percobaan pertumbuhan

cendawan B. bassiana secara in vitro menggunakan Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan 3 kali ulangan, dan set percobaan kedua uji patogenisitas B.

bassiana pada Helopeltis spp. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)

yang diulang 3 kali. Perlakuan adalah 1) BbDtX0,5 (media SDA+ deltamerin

konsentrasi 5 ppm) 2) BbDtX1 (1 ppm) 3) BbDtX2 (2 ppm) 4) BbDtX3 (3 ppm) 5)

BbDtX4 (4 ppm) 6) BbDtX5 (5 ppm) 7) Bb (tanpa deltametrin). Kombinasi B.

Page 3: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

Dwi Asih Cahyaningrum

bassiana dengan deltametrin membuat B. bassiana tertekan, namun dalam kondisi

demikian B. bassiana tetap berusaha mempertahankan hidupnya dan hasil

penelitian menunjukkan bahwa diameter koloni, kerapatan dan viabilitas spora

cendawan tertinggi diperoleh pada perlakuan BbDtX5. Pada 5 hsa mortalitas

Helopeltis spp. tertinggi diperoleh pada perlakuan BbDtX5 yaitu sebesar 100%.

Kata kunci : Beauveria bassiana, deltametrin, Helopeltis spp.

Page 4: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP CENDAWANBeauveria bassiana DAN PATOGENESITASNYA TERHADAP HAMA

KEPIK PENGISAP BUAH KAKAO (Helopeltis spp.) DI LABORATORIUM

Oleh

Dwi Asih Cahyaningrum

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan AgroteknologiFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 5: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA
Page 6: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA
Page 7: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA
Page 8: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Parak Laweh, Kecamatan Lubuk Begalung, Kodya Padang,

Sumatera Barat pada tanggal 06 Mei 1993. Penulis merupakan anak kedua dari

dua bersaudara, dari pasangan bapak Tukiran Hadi Prayetno dan ibu Suharyati.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan di TK Negeri Pembina Kodya Padang

pada tahun 1999, SD Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur pada tahun

2005, SMP Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur pada 2008, dan SMA

Negeri 1 Bandar Sribhawono pada tahun 2011. Pada tahun yang sama, penulis

diterima sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jurusan

Agroteknologi melalui jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri Undangan

(SMPTN Undangan).

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten dosen pada mata

kuliah Pengendalian Hama Tanaman, Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

dan Fisiologi Tumbuhan. Selain itu, penulis juga menjadi anggota (2013-2014)

dan pengurus (2014-2015) pada UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Koperasi

Mahasiswa Universitas Lampung, serta menjadi anggota dan pengurus (2013-

2014) pada PERMA AGT (Persatuan Mahasiswa Agroteknologi) serta tergabung

menjadi anggota pada Ikatan Mahasiswa Lampung Timur (Ikam Lamtim) dan

Komunitas Mutiara Independent Lampung (Komil).

Page 9: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

v

Pada tahun 2015, penulis melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Sri

Tunggal, Kecamatan Buay Bahuga, Kabupaten Way Kanan, dan pada tahun yang

sama penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Balai Proteksi Tanaman

Pangan dan Hortikultura, Pringsewu.

Page 10: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

pengetahuan beberapa derajat (QS. Al-Mujadilah)

“Kebahagian dan keberhasilan itu kita sendiri

menentukannya dan tergantung bagaimana cara kita

memanfaatkan serta percaya pada potensi yang ada

pada diri kita, kerikil adalah hiasan indah

dalam hidup “

(Dwi Asih Cahyaningrum)

“Akal dan belajar itu seperti raga dan jiwa. Tanpa

raga, jiwa hanyalah udara hampa. Tanpa jiwa, raga

adalah kerangka tanpa makna”

(Kahlil Gibran)

Page 11: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

vii

Dengan rasa syukur Alhamdulilah dan terimakasihku,

kupersembahkan karyaku ini untuk “mama dan papa” yang

sangat kusayangi serta Almamater tercinta,

Universitas Lampung

Page 12: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

SANWACANA

Alhamdulilah segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat, nikmat, dan karunia yang senantiasa dicurahkan sehingga dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Insektisida Deltametrin

terhadap Cendawan Beauveria bassiana dan Patogenesitasnya terhadap

Hama Kepik Pengisap Buah Kakao (Helopeltis spp.) di Laboratorium”.

Selama penelitian, penulis telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih

kepada :

1. Yuyun Fitriana, S.P., M.P., Ph.D., selaku pembimbing utama yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran dalam membimbing serta mengarahkan

penulis selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi.

2. Ir. Indriyati, selaku pembimbing kedua yang telah memberikan nasehat, saran,

ide selama penulis melakukan penelitian dan penulisan skripsi.

3. Prof. Dr. Ir. Rosma Hasibuan. M. Sc., selaku pembahas yang telah banyak

memberikan masukan, kritik, dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

4. Kedua orang tua penulis bapak Tukiran Hadi Prayetno dan ibu Suharyati, serta

kakak penulis Hermawan N.S yang selalu memberikan kasih sayang, cinta,

Page 13: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

ix

nasehat, motivasi dan doa kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan pendidikan di Universitas Lampung.

5. Prof. Dr. Ir. Purnomo, M.S., selaku Ketua Bidang Proteksi Tanaman atas

saran, nasehat, dan pengarahan yang telah diberikan.

6. Radix Suharjo, S.P., M.Agr., Ph.D. yang telah memberikan kritik, saran dan

motivasi selama penulis melakukan penelitian.

7. Dr. Ir. Paul Benyamin Timotiwu, M.S., selaku pembimbing akademik yang

telah memberi arahan selama penulis menuntut ilmu di Universitas Lampung.

8. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

9. Prof.Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi Fakultas

Pertanian.

10. Sahabat-sahabatku Isti, Pipit, Murni, Nisa, Ana, Septi, Dessy, Aldi, Rony, dan

Eka terimakasih atas bantuan, semangat, do’a dan kebersamaannya.

11. Teman-teman Kopma, Perma AGT, Ikam Lamtim dan Mutiara Independent

terimakasih atas semangat dan kebersamaannya.

12. Teman-teman seperjuangan di HPT angkatan 2010, 2011, dan 2012 Ika, Icha,

Fransiska, Fransiskus, Eka, Desnida, Rudi, Agung Prastiyo, Agung Susilo,

bang Endi, kak Aldi, kak eko, Aeni, Meri, Nova, Berry, Andrian, dan Aziz,

terimakasih atas semangat dan kebersamaannya

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Desember 2016Penulis

Dwi Asih Cahyaningrum

Page 14: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

I. PENDAHULUAN...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4

1.3. Kerangka Pemikiran........................................................................... 4

1.4. Hipotesis............................................................................................. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 7

2.1. Kepik Pengisap Buah Kakao (Helopeltis spp.) .................................. 7

2.1.1. Biologis Helopeltis spp. .......................................................... 8

2.1.2. Gejala Serangan Helopeltis spp. ............................................. 9

2.2. Insektisida deltametrin ....................................................................... 10

2.3. Cendawan Beauveria bassiana .......................................................... 11

2.4. Kombinasi Insektisida Kimia dengan Cendawan Entomopatogen .... 13

III. BAHAN DAN METODE........................................................................ 15

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 15

3.2. Bahan dan Alat ................................................................................... 15

3.3. Uji Pendahuluan ................................................................................. 16

3.4. Metode Penelitian............................................................................... 17

3.4.1. Uji Pertumbuhan Cendawan B. bassiana secara In Vitro......... 17

Page 15: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

xi

3.4.1.1. Penyediaan Cendawan B. bassiana ............................. 20

3.4.1.2. Pembuatan Larutan Stok Insektisida deltametrin........ 20

3.4.1.3. Pembuatan Media SDA yang MengandungInsektisida deltametrin ................................................ 20

3.4.1.4. Inokulasi Cendawan B. bassiana ke dalam MediaSDA yang Mengandung Insektisida deltametrin ........ 21

3.4.2. Uji Patogenesitas B. bassiana pada Helopeltis spp. ............... 21

3.4.2.1. Penyiapan Serangga Uji Helopeltis spp. .................... 22

3.4.2.2. Pengembangbiakan Serangga Uji Helopeltis spp. ...... 23

3.4.2.3. Pembuatan Suspensi Cendawan B. bassiana............... 23

3.4.2.4. Pengaplikasian Suspensi Cendawan B. bassianapada Helopeltis spp. .................................................... 24

3.5. Analisis Data ....................................................................................... 24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 25

4.1. Hasil Penelitian ................................................................................. 25

4.2. Pembahasan....................................................................................... 32

V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 37

5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 37

5.2. Saran ................................................................................................. 37

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 38

LAMPIRAN.................................................................................................... 43

Page 16: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Insektisida kimiawi untuk mengendalikan Helopeltis spp......................... 11

2. Persentase mortalitas Helopeltis spp. pada 7 hsa ...................................... 17

3. Perlakuan cendawan B. bassiana pada media tumbuh yang mengandunginsektisida deltametrin .............................................................................. 18

4. Pengaruh insektisida deltametrin terhadap diameter pertumbuhankoloni B. bassiana...................................................................................... 25

5. Pengaruh media yang mengandung insektisida deltametrin terhadapjumlah konidia B. bassiana ........................................................................ 27

6. Persentase perkecambahan konidia B. bassiana setelah diinkubasiselama 18 jam pada media SDA ................................................................ 29

7. Persentase mortalitas Helopeltis spp. ........................................................ 30

8. Kompatibilitas cendawan entomopatogen B. bassiana dan deltametrin .. 32

9. Hasil pengamatan diameter pertumbuhan koloni B. bassiana pada3 hsi ............................................................................................................ 44

10. Analisis ragam diameter pertumbuhan koloni B. bassiana pada3 hsi .......................................................................................................... 44

11. Hasil pengamatan diameter pertumbuhan koloni B. bassiana pada6 hsi ............................................................................................................ 44

12. Analisis ragam diameter pertumbuhan koloni B. bassiana pada6 hsi ........................................................................................................... 45

13. Hasil pengamatan diameter pertumbuhan koloni B. bassiana pada9 hsi ............................................................................................................ 45

14. Analisis ragam diameter pertumbuhan koloni B. bassiana pada9 hsi .......................................................................................................... 45

15. Hasil pengamatan diameter pertumbuhan koloni B. bassiana pada12 hsi .......................................................................................................... 45

Page 17: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

xiii

16. Analisis ragam diameter pertumbuhan koloni B. bassiana pada12 hsi ........................................................................................................ 46

17. Hasil pengamatan diameter pertumbuhan koloni B. bassiana pada15 hsi .......................................................................................................... 46

18. Analisis ragam diameter pertumbuhan koloni B. bassiana pada15 hsi ........................................................................................................ 46

19. Hasil pengamatan diameter pertumbuhan koloni B. bassiana pada18 hsi .......................................................................................................... 46

20. Analisis ragam diameter pertumbuhan koloni B. bassiana pada18 hsi ........................................................................................................ 47

21. Hasil pengamatan diameter pertumbuhan koloni B. bassiana pada21 hsi .......................................................................................................... 47

22. Analisis ragam diameter pertumbuhan koloni B. bassiana pada21 hsi ......................................................................................................... 47

23. Data kerapatan konidia B. bassiana ........................................................... 48

24. Analisis ragam kerapatan konidia B. bassiana .......................................... 49

25. Data konidia cendawan B. bassiana berkecambah .................................... 49

26. Analisis ragam konidia cendawan B. bassiana berkecambah.................... 50

27. Data mortalitas Helopeltis spp. 1 hsa......................................................... 50

28. Analisis ragam mortalitas Helopeltis spp. 1 hsa ........................................ 50

29. Data mortalitas Helopeltis spp. 2 hsa......................................................... 51

30. Analisis ragam mortalitas Helopeltis spp. 2 hsa ........................................ 51

31. Data mortalitas Helopeltis spp. 3 hsa......................................................... 51

32. Analisis ragam mortalitas Helopeltis spp. 3 hsa ........................................ 52

33. Data mortalitas Helopeltis spp. 4 hsa......................................................... 52

34. Analisis ragam mortalitas Helopeltis spp. 4 hsa ........................................ 52

35. Data mortalitas Helopeltis spp. 5 hsa......................................................... 53

36. Analisis ragam mortalitas Helopeltis spp. 5 hsa ........................................ 53

37. Data mortalitas Helopeltis spp. 6 hsa......................................................... 53

38. Analisis ragam mortalitas Helopeltis spp. 6 hsa ........................................ 54

39. Data mortalitas Helopeltis spp. 7 hsa......................................................... 54

40. Analisis ragam mortalitas Helopeltis spp. 1 hsa ........................................ 54

Page 18: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Imago Helopeltis sp.................................................................................... 9

2. Gejala Serangan Helopeltis spp. pada tanaman kakao............................... 10

3. Cendawan B. bassiana ............................................................................... 12

4. Pertumbuhan koloni B. bassiana pada 21 hsi ............................................ 26

5. Konidia B. bassiana dari media SDA yang mengandung deltametrin5 ppm (Perbesaran 1000X) ........................................................................ 28

6. Konidia B. bassiana berkecambah setelah diinkubasi 18 jam.................. 29

7. Helopeltis spp. mati terinfeksi B. bassiana dan Helopeltis spp. matitidak terinfeksi B. bassiana pada perlakuan SDA mengandungdeltametrin 5 ppm ...................................................................................... 31

Page 19: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cukup penting bagi

perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber

pendapatan masyarakat dan devisa negara (Marliyah & Wahjuningsih, 2013).

Data International Cacao Organization (ICCO) tahun 2010 menyebutkan bahwa

sampai dengan tahun 2014, permintaan kakao meningkat rata-rata 5% pertahun.

Pada tahun 2014, permintaan kakao dunia sekitar 4.000.000 ton pertahun.

Diperkirakan konsumsi kakao di Indonesia, India, dan China akan ada permintaan

tambahan sekitar 2,2 ton biji kakao pertahun (Indrayanti et al., 2014).

Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia (2015a, 2015b) luas lahan perkebunan

kakao serta produksi kakao di Indonesia menunjukkan penurunan setiap tahunnya.

Luas lahan perkebunan kakao pada tahun 2012 seluas 1.774.460 hektar dengan

hasil produksi 740.510 ton pertahun, pada tahun 2013 luas lahan menurun

menjadi 1.740.610 hektar dengan hasil produksi 720.860 ton pertahun, sedangkan

pada tahun 2014 luas lahan perkebunan kakao Indonesia kembali mengalami

penurunan yaitu seluas 1.730.600 hektar dengan hasil produksi 710.330 ton

pertahun.

Page 20: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

2

Selain luas lahan yang semakin menurun, penurunan produksi kakao juga

disebabkan oleh adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Kepik

penghisap buah kakao (Helopeltis spp.) merupakan salah satu hama penting pada

kakao. Serangan hama ini dapat menyebabkan penurunan produksi buah hingga

mencapai 50-60% (Wahyudi et al., 2008).

Hingga saat ini, insektisida sintetik masih menjadi pilihan utama petani dalam

pengendalian hama tanaman kakao. Penggunaan insektisida sintetik secara

intensif dan tidak tepat akan membawa dampak negatif antara lain timbulnya

resistensi hama, munculnya hama sekunder, pencemaran lingkungan, dan

ditolaknya produk (ekspor) karena masalah residu yang melebihi ambang batas

toleransi. Selain itu juga dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem lahan

pertanian, terganggunya eksistensi flora dan fauna di sekitar lahan pertanian dan

kesehatan petani pekerja (Regnault, 2015 dalam Siswanto & Karmawati, 2012).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa di seluruh dunia, tingkat

keracunan pestisida mencapai 44.000-2.000.000 orang pertahunnya, dan tingkat

keracunan tertinggi terjadi di negara berkembang (Sintia, 2006).

Untuk mengurangi dampak negatif penggunaan insektisida sintetik, penerapan

teknik pengendalian hama terpadu (PHT) merupakan langkah yang penting tepat

untuk dilakukan. PHT merupakan teknik pengendalian dengan memadukan

beberapa teknik pengendalian hama dan meminimalkan penggunaan insektisida

sintetik, seperti pengendalian secara kultur teknis, biologi, fisik dan kimia

(Untung, 2013).

Page 21: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

3

Pengendalian secara biologi merupakan teknik pengendalian menggunakan

bahan-bahan alami seperti pestisida nabati dan pemanfaatan agensia hayati. Salah

satu agensia hayati yang banyak digunakan dan dilaporkan efektif untuk

pengendalian berbagai jenis hama tanaman, seperti Helopeltis spp dan

Hypothenemus hampei (Prayogo, 2006) Sitophilus oryzae (Sheeba et al., 2001),

Crocidolomia binotalis (Sucipto & Adawiyah, 2011), adalah dengan

menggunakan cendawan Beauveria bassiana.

Saat ini, penelitian tentang usaha untuk menggabungkan beberapa teknik

pengendalian telah sedang dilakukan dan terus dikembangkan. Tujuan dari

penggabungan teknik pengendalian ini adalah untuk meningkatkan keberhasilan

pengendalian yang dilakukan (Purwar & Sachan, 2006). Saat ini, Laboratorium

Bioteknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung memiliki isolat

cendawan B. bassiana yang terbukti memiliki kemampuan untuk mengendalikan

Helopeltis spp. (Rani, 2015). Berdasarkan pustaka yang ada (Sheeba et al., 2001;

Sucipto & Adawiyah, 2011; dan Prayogo, 2006), kemampuan cendawan B.

bassiana ini sebagai patogen serangga kemungkinan masih dapat ditingkatkan

dengan mengaplikasikannya bersama-sama dengan insektisida sintetik. Namun

begitu, sebelum diaplikasikan perlu diketahui kompatibilitas cendawan B.

bassiana isolat Laboratorium Bioteknologi Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Lampung dengan insektisida yang akan diaplikasikan.

Page 22: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

4

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi insektisida deltametrin terhadap

pertumbuhan cendawan B. bassiana.

2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media

SDA terhadap patogenesitas B. bassiana pada Helopeltis spp.

1.3 Kerangka Pemikiran

Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) merupakan suatu teknik memadukan

pengendalian secara biologi, fisik, maupun kimia sedemikian rupa untuk bisa

mengurangi bahaya pestisida. Hal ini karena dalam setiap aplikasi insektisida

hanya 1-5% saja yang mengenai sasaran, sehingga sisanya (95-99%) akan

menjadi polutan yang akan mencemari tanah dan udara maupun produk pertanian.

Salah satu cara pengendalian hama yang banyak dikembangkan saat ini adalah

penggabungan insektisida sintetik dengan agensia pengendali hayati salah satunya

cendawan entomopatogen. Penggunaan insektisida sintetik yang dikombinasi

dengan cendawan entomopatogen dapat meningkatkan efisiensi kontrol dan

memungkinkan pengurangan jumlah insektisida yang dipakai, meminimalkan

bahaya pencemaran lingkungan dan resistensi hama (Nollet & Rathore, 2010).

B. bassiana merupakan salah satu cendawan entomopatogen yang dilaporkan

efektif mengendalikan beberapa hama tanaman antara lain Sitophilus oryzae

(Sheeba et al., 2001), Crocidolomia binotalis (Sucipto & Adawiyah, 2011),

Hypothenemus hampeii dan Helopeltis spp. (Prayogo, 2006; Wahyono et al.,

Page 23: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

5

2004). Menurut Untung (2001), insektisida sintetik dapat dikombinasikan

bersama-sama dengan cendawan entomopatogen B. bassiana.

Deltametrin merupakan insektisida yang banyak digunakan untuk mengendalikan

hama Helopeltis sp. Yuni et al. (2011) menyatakan bahwa residu yang terdapat

pada tanaman yang diaplikasi deltametrin mencapai dua kali lebih tinggi

dibandingkan insektisida lainnya. Tingginya residu deltametrin tersebut dapat

dikurangi dengan cara mengkombinasikannya dengan cendawan entomopatogen.

Beberapa laporan menyebutkan bahwa insektisida sintetik dapat diaplikasikan

bersama-sama dengan cendawan B. bassiana. Odindo (1992) melaporkan bahwa

insektisida sintetik deltametrin tidak menyebabkan antagonis terhadap

pertumbuhan B. bassiana walaupun dikombinasikan secara bersamaan. Irigaray

et al. (2003) menyatakan bahwa pengendalian tungau Tetranychus urticae dengan

campuran cendawan B. bassiana dan insektisida kimia triflumuron (benzoylpheny

urea) menyebabkan sebagian besar telur T. urticae tidak menetas. Cendawan B.

bassiana yang ditumbuhkan pada media Sabouraud Dextrose Agar with yeast

extract (SDAY) yang mengandung imidaklorid konsentrasi 0,1X dan 0,5 X dari

rekomendasi lapang memiliki perkecambahan B. bassiana sebesar 100% (Usha et

al., 2014).

Page 24: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

6

1.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, hipotesis yang dapat diajukan adalah:

1. Insektisida deltametrin berpengaruh terhadap pertumbuhan cendawan B.

bassiana.

2. B. bassiana yang ditumbuhkan pada media mengandung deltametrin

berpengaruh terhadap tingkat mortalitas Helopeltis spp.

Page 25: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepik Penghisap Buah Kakao (Helopeltis spp.)

Menurut Kalshoven (1981) klasifikasi Helopetis spp. adalah :

Kingdom : Animalia

Phillum : Arthropoda

Kelas : Insekta

Ordo : Hemiptera

Famili : Miridae

Genus : Helopeltis

Spesies : Helopeltis spp.

Helopeltis spp. (Hemiptera: Miridae) merupakan salah satu hama utama tanaman

kakao, jambu mete dan teh. Pengaruh toksik dari bekas isapan hama tersebut pada

daun muda dapat menyebabkan kematian apabila terjadi pada titik tumbuh

(Kalshoven, 1981). Baik pada stadium nimfa maupun serangga dewasa (imago)

memiliki potensi dalam menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan

tanaman yang diserangnya (Wiratno et al., 1996).

Page 26: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

8

2.1.1 Biologi Helopeltis spp.

Siklus hidup Helopeltis spp. dari telur menetas hingga menjadi dewasa adalah 11-

15 hari. Selama itu, nimfa mengalami 5 kali ganti kulit (Kilin & Atmadja, 2000).

Telur diletakkan secara berkelompok 2-3 butir dalam jaringan tanaman yang

lunak seperti bakal buah, ranting muda, bagian sisi bawah tulang daun, tangkai

buah, dan buah yang masih muda. Setiap ekor serangga betina meletakkan telur

rata-rata 18 butir, dengan panjang telur 0,45-0,50 mm. Keberadaan telur pada

jaringan bagian tanaman ditandai dengan munculnya benang seperti lilin agak

bengkok dan tidak sama panjangnya dipermukaan jaringan tanaman. Dalam

waktu 6-8 hari telur-telur tersebut mulai menetas menjadi nimfa (Syahnen &

Muklasin, 2013).

Helopeltis spp. instar-1 berwarna coklat bening, yang kemudian berubah menjadi

coklat. Untuk nimfa instar-2, tubuh berwarna coklat muda, antena coklat tua,

tonjolan toraks mulai terlihat. Nimfa instar-3 tubuhnya berwarna coklat muda,

antena coklat tua, tonjolan pada toraks terlihat jelas dan bakal sayap mulai terlihat.

Nimfa instar-4 dan instar-5 tubuhnya berwarna coklat muda, antena coklat tua,

tonjolan pada toraks terlihat jelas dan sayap terlihat. Pada buah kakao, dari setiap

30 ekor nimfa yang menetas dapat diperoleh 24-29 ekor serangga dewasa, dengan

perbandingan 28 betina dan 1 jantan. Lama hidup serangga betina berkisar antara

10-42 hari, sedangkan jantan 8-52 hari (Wiratno et al., 1996). Imago Helopeltis

spp. dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 27: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

9

Gambar 1. Imago Helopeltis spp. Jantan (A), Betina (B)

2.1.2 Gejala Serangan Helopeltis spp.

Hama Helopeltis spp. mengisap cairan pada daun muda, tunas, tangkai muda,

bunga, buah, serta biji muda. Pada waktu menusuk, serangga Helopeltis spp.

mengeluarkan ludah yang beracun dan pada bekas tusukan akan keluar getah

dari tanaman yang berwarna bening atau agak keruh (Syahnen & Muklasin, 2013).

Buah yang terserang menunjukkan bekas tusukan berupa bercak-bercak hitam

pada permukaan buah (Gambar 2). Pada serangan berat, seluruh permukaan buah

dipenuhi oleh bekas tusukan berwarna hitam dan kering, kulitnya mengeras serta

retak-retak (Djamin, 1980). Serangan berat pada buah muda yang berukuran

kurang dari 5 cm menyebabkan buah kering dan rontok (Soenaryo & Situmorang,

1978) serta menyebabkan kesehatan tanaman terganggu dan menurunkan produksi

hingga 60 % (Nanopriatno, 1978) atau rata-rata 42 % selama 3 tahun berturut-

turut (Wardoyo, 1988).

Bekas serangan sering kali diikuti oleh serangan patogen sekunder (cendawan dan

bakteri), yang dapat mengakibatkan pucuk menjadi mati. Apabila serangan terjadi

pada pucuk yang sedang berbunga atau berbuah maka produksi buah akan gagal.

A B

Page 28: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

10

Pada batas kematian, pada tangkai muncul pucuk baru dengan tangkai pendek.

Apabila diikuti dengan serangan cendawan, kematian akan berlanjut sampai

cabang sehingga tanaman tampak merana karena banyaknya daun yang gugur

(Wiratno et al., 1996).

Gambar 2. Gejala Serangan Helopeltis spp. pada tanaman kakao

2.2 Insektisida deltametrin

Insektisida sintetik yang dapat digunakan untuk mengendalikan Helopeltis spp.

adalah yang mengandung bahan aktif deltametrin, siflutrin, tiodikarb, asefat,

sipermetrin, dan metomil (Departemen Pertanian, 2014). Insektisida kimiawi

yang dapat digunakan dalam mengendalikan Helopeltis spp. dapat dilihat pada

Tabel 1.

Pestisida piretroid dan turunannya (termasuk deltametrin), merupakan jenis

pestisida yang saat ini paling banyak digunakan secara luas (Jayasree et al., 2003).

Piretroid bersifat lebih toksik untuk insekta maupun mamalia dan mampu

bertahan lebih lama dilingkungan. Deltametrin merupakan pestisida piretroid

sintetis yang bersifat racun kontak terhadap serangga. Hasan (2006) menyatakan

Page 29: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

11

bahwa cara kerja piretroid adalah mempengaruhi sistem saraf serangga atau

mamalia dengan merusak sel-sel saraf yang berakhir dengan kelumpuhan dan

kematian pada serangga atau mamalia target.

Tabel 1. Insektisida kimia untuk mengendalikan Helopeltis spp.

Bahan Aktif Nama Dagang Cara Kerja

Deltametrin 25 g/l Decis 2,5 EC Racun kontak dan lambung

Tiametoksam 25% Actara 25 WG Racun sistemik dan kontak

BPMC 480 g/l Bassa 500 EC Racun kontak dan lambung

MIPC 50% Mipcin 50 WP Racun kontak dan lambung

Sipermetrin 50 g/l Sidametrin 50 EC Racun kontak dan lambung

Alfametrin 15 g/l Fastac 15 EC Racun kontak dan lambung

BPMC 460 g/l Hopcin 460 EC Racun kontak dan lambung

Tiodikarb Larvin 75 WP Racun kontak dan lambung

Metidation 25% Supracide 25 WP Racun kontak dan lambung

Diazinon 600 g/l Diazinon 600 EC Racun kontak dan lambung

Sumber: Departemen Pertanian (2008 dalam Syahnen & Muklasin, 2013)

Pengendalian secara kimia harus dilakukan secara hati-hati, karena pengendalian

yang tidak tepat justru akan meningkatkan populasi Helopeltis spp. dan akan

membunuh predator dan parasitoid hama tersebut. Oleh karena itu, sedapat

mungkin pengendalian secara kimia dihindarkan. Penyemprotan insektisida

sintetik hanya apabila populasi Helopeltis spp. benar-benar eksplosif (Syahnen &

Muklasin, 2013).

2.3 Cendawan Beauveria bassiana

Miselia cendawan B. bassiana bersekat dan berwarna putih (Utomo & Pardede,

1990 dalam Prasasya, 2008. Konidia cendawan bersel satu, berbentuk oval agak

Page 30: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

12

bulat (globose) sampai dengan bulat telur (obovate), dengan diameter 2-3 µm.

Konidiofor berbentuk zigzag merupakan ciri khas dari genus B.bassiana (Barnett,

1960 dalam Prasasya 2008). Inokulum B. bassiana serta konidia B. bassiana

dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Cendawan B. bassiana. Pertumbuhan koloni (A), konidia B. bassianadengan perbesaran 1000x (B)

Cendawan B. bassiana menginfeksi serangga dengan melakukan penetrasi melalui

kutikula dan ruas-ruas anggota tubuh serangga. Mekanisme penetrasinya dimulai

dengan pertumbuhan konidia pada kutikula serangga yang terinfeksi, kemudian

diikuti dengan pembentukan apresoria (Ferron, 1981). Cendawan B. bassiana

menghasilkan toksin seperti beauvericin, beauverolit, bassianalit, dan isorolit

yang dapat merusak sistem pencernaan, otot, sistem saraf dan pernapasan yang

akhirnya menyebabkan kematian pada serangga target (Mahr, 2003).

Serangga yang terinfeksi oleh B. bassiana akan mengeluarkan miselia berwarna

putih dari tubuhnya. Mula-mula dari bagian alat tambahan seperti antara segmen-

segmen antena, antara segmen kepala dengan toraks, dan antara segmen toraks

A B

Page 31: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

13

dengan abdomen. Setelah beberapa hari, seluruh permukaan tubuh serangga yang

terinfeksi akan ditutupi oleh massa cendawan yang berwarna putih (Prasasya,

2008).

Serangga yang terinfeksi B.bassiana disebabkan adanya toksin yang merusak

jaringan atau organ secara mekanis. Jaringan atau organ yang dirusak cendawan

ini antara lain saluran pencernaan, otot, urat saraf, lemak, dan sistem pernafasan

(Cheung & Grula, 1982 dalam Suntoro, 1991).

2.4 Kombinasi Insektisida Kimia dengan Cendawan Entomopatogen

Pemanfaatan penggabungan insektisida dengan cendawan entomopatogen dapat

meningkatkan efisiensi pengendalian serta pengurangan jumlah dosis aplikasi

insektisida, meminimalkan lingkungan dari bahaya pencemaran dan resistensi

hama serta memungkinkan penggunaan dosis insektisida dibawah dosis

rekomendasi dan menjaga kelestarian musuh alami. Salah satu cara aplikasinya

adalah dengan metode pengendalian yang mengkombinasikan cendawan B.

bassiana dengan insektisida kimia (Syahnen & Muklasin, 2013). Hasil penelitian

Usha et al. (2014) menyatakan bahwa cendawan B. bassiana yang ditumbuhkan

pada media Sabouraud Dextrose Agar with yeast extract (SDAY) yang

mengandung imidaklorid konsentrasi 0,1X dan 0,5 X dari rekomendasi lapang

memiliki perkecambahan B. bassiana sebesar 100% (Usha et al., 2014).

Menurut Neves et al. (2001), B. bassiana dapat tumbuh pada media yang

mengandung insektisida berbahan aktif deltametrin, thiamethoxam, siflutrin,

alphacypermethrin, triazofos, klorpirifos, fenpropathrin dan endosulfan.

Page 32: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

14

Insektisida dengan bahan aktif tersebut tidak menyebabkan pertumbuhan koloni B.

bassiana terganggu. Sedangkan cendawan Aspergillus dan Penicillium mampu

tumbuh pada media SDA yang mengandung insektisida deltametrin pada

konsentrasi 500 ppm (Subowo, 2013).

Page 33: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan dan Laboratorium

Penyakit Tanaman, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

Lampung. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai Juli 2016.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah isolat cendawan Beauveria

bassiana koleksi Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Bogor,

nimfa Helopeltis spp. instar-3, buah mentimun, agar, air, alkohol, akuades,

protease pepton, chasein, dextrose, dan Decis 2,5 EC.

Alat yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah mikroskop, autoklaf,

petridish, LAF (laminar air flow), bor gabus, spatula, drigalsky, mikropipet,

haemocytometer, jarum ose, tabung reaksi, erlenmeyer, shaker, timbangan,

stoples, ember, panci, sprayer (alat semprot), kompor, sendok, kertas label,

penggaris, alumunium foil, plastik warp, kain kasa, karet, pisau, tisu, nampan,

kuas dan gelas ukur.

Page 34: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

16

3.3 Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan beberapa level konsentrasi

insektisida berbahan aktif deltametrin yang akan dikombinasikan pada media

tumbuh B. bassiana. Konsentrasi insektisida yang diujikan pada media tumbuh B.

bassiana adalah 6 ppm, 5 ppm, 4 ppm, 3 ppm, 2 ppm, 1 ppm, dan 0,5 ppm dan

kontrol tanpa penambahan insektisida deltametrin. Langkah pertama yang

dilakukan pada pengujian adalah membagi media Sabouraud Dextrose Agar

(SDA) menjadi 8 botol yang masing-masing botol berisikan 100 ml media SDA,

kemudian disterilkan dengan menggunakan autoklaf. Larutan stok deltametrin

disiapkan dengan membuat larutan menggunakan air steril.

Setelah media steril dan bersuhu ± 400C, media dicampur dengan insektisida

berbahan aktif deltametrin sesuai dengan perlakuan di dalam LAF. Media yang

telah tercampur dengan insektisida berbahan deltametrin diratakan dengan

menggunakan shaker agar campuran tersebut homogen, kemudian dituang pada

petridish steril di dalam LAF. Koloni B. bassiana yang berumur 4 hari dilubangi

dengan menggunakan bor gabus berukuran 0,5 cm dan diinokulasikan pada media

yang sudah memadat pada masing-masing perlakuan.

Cendawan B. bassiana yang telah berumur 7 hari tersebut kemudian dibuat

suspensi dan diaplikasikan terhadap 10 ekor Helopeltis spp. dengan menggunakan

sprayer yang berasal dari botol parfum berukuran 10 ml. Sebanyak 5 ml suspensi

diaplikasikan pada serangga dan sebanyak 5 ml diaplikasikan pada mentimun

yang digunakan sebagai pakan alternatifnya. Pengamatan terhadap mortalitas

Page 35: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

17

dilakukan hingga hari ke 7. Hasil pengamatan terhadap mortalitas Helopeltis spp.

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Persentase mortalitas Helopeltis spp. pada 7 hsa

PerlakuanMortalitas (%)

Ulangan 1 Ulangan 2Bb Dt X6 85 90Bb Dt X5 100 100Bb Dt X4 80 84Bb Dt X3 80 79Bb Dt X2 78 78Bb Dt X1 75 75Bb Dt X0,5 75 73Bb 80 90Keterangan :Bb Dt X6 : media SDA + deltametrin konsentrasi 6 ppmBb Dt X5 : media SDA + deltametrin konsentrasi 5 ppmBb Dt X4 : media SDA + deltametrin konsentrasi 4 ppmBb Dt X3 : media SDA + deltametrin konsentrasi 3 ppmBb Dt X2 : media SDA + deltametrin konsentrasi 2 ppmBb Dt X1 : media SDA + deltametrin konsentrasi 1 ppmBb Dt X0,5 : media SDA + deltametrin konsentrasi 0,5 ppmBb : media SDA tanpa insektisida deltametrin

Berdasarkan pada Tabel 2, mortalitas Helopeltis spp. tertinggi didapatkan pada

perlakuan media tumbuh B. bassiana yang mengandung deltametrin dengan

konsentrasi 5 ppm. Hasil pengujian ini digunakan untuk percobaan lebih lanjut di

laboratorium.

3.4 Metode Penelitian

3.4.1 Uji Pertumbuhan Cendawan B. bassiana secara In Vitro

Uji pertumbuhan B. bassiana secara in vitro menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan

dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 36: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

18

Tabel 3. Perlakuan cendawan B. bassiana pada media tumbuh yang mengandunginsektisida deltametrin

Perlakuan KeteranganBb Dt X5 cendawan B. bassiana yang ditumbuhkan pada media SDA

mengandung 5 ppm insektisida deltametrinBb Dt X4 cendawan B. bassiana yang ditumbuhkan pada media SDA

mengandung 4 ppm insektisida deltametrinBb Dt X3 cendawan B. bassiana yang ditumbuhkan pada media SDA

mengandung 3 ppm insektisida deltametrinBb Dt X2 cendawan B. bassiana yang ditumbuhkan pada media SDA

mengandung 2 ppm insektisida deltametrinBb Dt X1 cendawan B. bassiana yang ditumbuhkan pada media SDA

mengandung 1 ppm insektisida deltametrinBb Dt X0,5 cendawan B. bassiana yang ditumbuhkan pada media SDA

mengandung 0,5 ppm insektisida deltametrinBb cendawan B. bassiana yang ditumbuhkan pada media SDA

tanpa deltametrin

Variabel pengamatan yaitu pertumbuhan koloni B. bassiana pada media SDA

yang mengandung insektisida deltametrin, jumlah atau kerapatan konidia B.

bassiana, dan viabilitas atau persentase daya kecambah konidia B. bassiana.

Pengamatan pertumbuhan cendawan dilakukan dengan cara mengukur diameter

cendawan secara vertikal dan horizontal dengan menggunakan penggaris lalu

dijumlahkan dan dibagi dengan 2. Pengamatan dilakukan 1 hari setelah inokulasi

sampai hari ke 21.

Pengamatan jumlah konidia B. bassiana dilakukan dengan mengambil 1 ml

suspensi dari masing-masing perlakuan kemudian diteteskan pada

haemocytometer. Penghitungan jumlah konidia dilakukan dengan cara memilih

kotak sedang yang terdapat pada haemocytometer sebanyak 5 kotak, tiap kotak

tersebut dihitung dan dirata-rata nilainya. Jumlah konidia dihitung dengan

Page 37: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

19

menggunakan rumus Gabriel & Riyanto (1989 dalam Ratna, 2004) yaitu sebagai

berikut:

t x dS = --------------- x 108

N x 0,25

dengan catatan S = kerapatan spora, t = jumlah spora yang dihitung, d = tingkatpengenceran, N = jumlah kotak yang dihitung, 0,25 = faktor koreksi.

Pengamatan daya kecambah konidia B. bassiana dilakukan dengan cara sebagai

berikut. Suspensi konidia diinkubasi selama 18 jam kemudian diamati di bawah

mikroskop. Konidia dinyatakan berkecambah apabila kecambah berukuran 2 kali

diameter konidia (Espingel-Ingroff, 2001). Persentase viabilitas dapat dihitung

menggunakan rumus Gabriel & Riyanto (1989 dalam Ratna, 2004) yaitu sebagai

berikut:

V = x 100dengan catatan V = perkecambahan konidia (viabilitas), g = jumlah konidia yang

berkecambah, u = jumlah konidia yang tidak berkecambah.

Uji pertumbuhan B. bassiana secara in vitro dilakukan dalam empat tahap.

Pertama, penyediaan cendawan B. bassiana. Kedua, pembuatan larutan stok

insektisida deltametrin. Ketiga, pembuatan media SDA (Sabouraud Dextrose

Agar) yang mengandung insektisida deltametrin. Keempat, inokulasi cendawan

B. bassiana ke dalam media SDA yang mengandung insektisida deltametrin.

Page 38: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

20

3.4.1.1 Penyediaan Cendawan B. bassiana

Cendawan B. bassiana yang digunakan merupakan koleksi Balai Penelitian

Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), Bogor, Jawa Barat. Cendawan B. bassiana

tersebut diremajakan pada media SDA dan diinkubasi pada suhu ruang selama 5-6

hari untuk pengujian lebih lanjut.

3.4.1.2 Pembuatan Larutan Stok Insektisida deltametrin

Pembuatan larutan stok sebanyak 1000 ml dilakukan dengan cara mencampurkan

10 ppm deltametrin ke dalam 1000 ml akuades steril (sudah diautoklaf), kemudian

diratakan dengan menggunakan shaker agar campuran tersebut menjadi homogen.

Pembuatan larutan stok dilakukan di dalam LAF.

3.4.1.3 Pembuatan Media SDA yang Mengandung Insektisida deltametrin

Pembuatan media SDA dilakukan dengan cara sebagai berikut. Bahan-bahan

yang terdiri dari 40 g dextrose, 20 g agar, 5 g kasein, 10 g protease pepton dan

1000 ml akuades dimasukkan ke dalam tabung erlenmeyer. Lalu media dalam

tabung erlenmeyer direbus hingga homogen. Media kemudian dibagi menjadi 8

botol dengan volume masing-masing 100 ml dan ditutup dengan alumunium foil,

dan dikencangkan dengan karet gelang. Media selanjutnya diautoklaf selama 15

menit pada suhu 1210C dan tekanan 1 atm. Kemudian, media diangkat dan

didinginkan sampai sekitar 500C, lalu dicampur dengan insektisida stok sesuai

dengan perlakuan. Lalu diratakan dengan menggunakan shaker agar homogen.

Media SDA yang telah siap pakai dituang ke petridish di dalam LAF.

Page 39: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

21

3.4.1.4 Inokulasi Cendawan B. bassiana ke dalam Media SDA yangMengandung Insektisida deltametrin

Inokulasi cendawan B. bassiana dilakukan dalam beberapa tahap. Inokulum B.

bassiana berumur 6 hari dilubangi dengan bor gabus ukuran 0,5 cm. Inokulum

diinokulasikan ke tengah petridish dengan menggunakan jarum ose yang

sebelumnya telah dibakar. Petridish yang telah diinokulasi ditutup rapat dengan

plastic wrap, lalu diberi label sesuai dengan perlakuan dan diinkubasi pada suhu

27oC selama 21 hari.

3.4.2 Uji Patogenesitas B. bassiana pada Helopeltis spp.

Pengujian patogenesitas ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK),

dengan perlakuan yang digunakan seperti pada Tabel 3. Percobaan diulang

sebanyak 3 kali dan dikelompokkan berdasarkan waktu aplikasi. Pengujian

pengaruh aplikasi kombinasi B. bassiana dengan deltametrin terhadap Helopeltis

spp. dilakukan untuk mengetahui mortalitas serangga uji akibat perlakuan.

Variabel pengamatan yang diamati yaitu persentase kematian hama Helopeltis

spp. Pengamatan dilakukan 1 hari setelah aplikasi (hsa) sampai 7 hsa. Nimfa

Helopeltis spp. yang diduga terinfeksi cendawan B. bassiana dipisahkan dalam

tempat yang baru untuk dilembabkan dengan cara dimasukkan ke dalam petridish

yang sudah dilapisi tisu basah dan diinkubasi pada suhu ruang. Pengamatan

munculnya cendawan pada tubuh serangga dilakukan 1 hari setelah mortalitas.

Serangga yang ditumbuhi cendawan kemudian diamati di bawah mikroskop untuk

memastikan apakah kematian nimfa Helopeltis spp. disebabkan oleh

Page 40: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

22

pengamplikasian B. bassiana atau karena faktor lain. Untuk menghitung

mortalitas Helopeltis spp. dapat dilakukan perhitungan dengan rumus sebagai

berikut:

Mortalitas (%) = Jumlah nimfa yang matiJumlah nimfa uji x 100%Uji patogenesitas B. bassiana pada hama Helopeltis spp. dilakukan dalam empat

tahap. Pertama, penyiapan serangga uji Helopeltis spp. Kedua,

pengembangbiakan serangga Helopeltis spp. Ketiga, pembuatan suspensi B.

bassiana. Keempat, pengaplikasian suspensi cendawan B. bassiana yang

mengandung deltametrin pada Helopeltis spp.

Untuk mengetahui pengaruh insektisida deltametrin terhadap B. bassiana (nilai

kompatibilitas), maka data hasil pengamatan kompatibilitas dimasukkan ke dalam

rumus T dari (Moino & Alves, 1998) sebagai berikut :

= {20( ) + 80 ( )}100Dengan:

T = nilai kompatibilitasPK = nilai relatif pertumbuhan koloni perlakuan dibandingkan dengan

kontrol (%)SP = nilai relatif jumlah konidia perlakuan dibandingkan dengan

kontrol (%)Nilai T dibagi kedalam kategori sebagai berikut:0-30 sangat toksik; 31-45toksik; 46-60 kurang toksik; dan > 60 tidak toksik atau kompatibel.

3.4.2.1 Penyiapan Serangga Uji Helopeltis spp.

Serangga Helopeltis spp. diperoleh dari Balittro, Bogor dalam bentuk telur

sedangkan serangga imago didapatkan dari hasil penangkapan di kebun kakao

Page 41: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

23

Kecamatan Bandar Sribhawono, Lampung Timur. Serangga hasil tangkapan

dimasukkan ke dalam stoples dan ditutup dengan kain kasa yang diikat dengan

karet gelang agar serangga hama tidak keluar dari dalam stoples. Serangga yang

terkumpul dibawa ke Laboratorium Hama Tumbuhan, Fakultas Pertanian,

Universitas Lampung untuk dikembangbiakkan.

3.4.2.2 Pengembangbiakan Serangga Uji Helopeltis spp.

Telur Helopeltis spp. yang didapatkan dari Balittro dan imago Helopeltis spp. dari

lapang dimasukkan ke dalam stoples, dimana setiap stoples diisi ± 20 ekor

serangga dan 2 buah mentimun. Stoples kemudian ditutup dengan menggunakan

kain kasa dan diikat dengan karet gelang. Serangga Helopeltis spp. dipisahkan

sesuai dengan instarnya pada stoples yang berbeda. Pergantian pakan mentimun

dilakukan setiap 2 hari sekali. Setelah imago bertelur, mentimun dipindahkan ke

stoples yang baru dan diberi dengan 1 buah mentimun yang masih segar. Stoples

lalu ditutup kembali dan diberi label tanggal peneluran. Setelah telur menetas,

nimfa dipindahkan ke dalam stoples yang baru yang sudah diberi mentimun segar

kemudian diberi label tanggal penetasan.

3.4.2.3 Pembuatan Suspensi Cendawan B. bassiana

Pembuatan suspensi B. bassiana dilakukan dengan cara sebagai berikut. Pertama,

koloni cendawan B. bassiana yang ditumbuhkan pada media mengandung

deltametrin berumur 21 hari ditambahkan 10 ml 0,1% Tween 80. Kedua, konidia

Page 42: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

24

B. bassiana dipanen menggunakan drigalsky. Ketiga, suspensi dimasukkan ke

dalam tabung reaksi dan di shaker agar suspensi tersebut homogen.

3.4.2.4 Pengaplikasian Suspensi Cendawan B. bassiana pada Helopeltis spp.

Suspensi cendawan B. bassiana yang telah diperoleh, diaplikasi pada Helopeltis

spp. dengan cara berikut. Suspensi cendawan sebanyak 10 ml dimasukkan ke

dalam sprayer atau alat semprot yang berasal dari botol parfum berukuran 15 ml,

sedangkan untuk perlakuan kontrol digunakan 10 ml 0,1% Tween 80. Sebanyak 5

ml disemprotkan ke nimfa Helopeltis spp. yang ada di dalam stoples, sedangkan 5

ml disemprotkan pada buah mentimun yang digunakan sebagai pakan alternatif

Helopeltis spp. Setiap stoples berisikan 15 ekor nimfa Helopeltis spp.,

penggantian pakan dilakukan setiap 2 hari sekali tanpa diaplikasi kembali.

3.5 Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini diuji dengan analisis ragam dan pengujian

perbedaan nilai tengah perlakuan untuk diameter koloni, kerapatan konidia dan

perkecambahan B. bassiana diuji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%

dengan menggunakan software Statistix8.

Page 43: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kombinasi cendawan B. bassiana pada media mengandung insektisida

deltametrin dengan konsentrasi 5 ppm koloni B. bassiana masih dapat

tumbuh.

2. Kombinasi cendawan B. bassiana dengan deltametrin meningkatkan

mortalitas terhadap Helopeltis spp. dibandingkan dengan pengaplikasian B.

bassiana secara tunggal yang hanya mencapai 84,47% pada 7 hsa sedangkan

pengamplikasian B. bassiana yang ditumbuhkan pada media yang

mengandung deltametrin konsentrasi 5 ppm mencapai 100% pada 7 hsa.

5.2 Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang penggunaan jamur B. bassiana dan

insektisida kimia berbahan aktif lain yang diaplikasikan secara bersamaan.

Page 44: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, T.K. & D. W. Roberts. 1983. Compatibiliby of Beauveria bassianaisolates with insecticide formulations used in colorado potato beetle(Coleoptera: Chrysomelidae) control. Journal Economy Entomology 76(6):1437-1441.

Badan Pusat Statistik. 2015a. Tanaman Perkebunan: Tabel Luas LahanPerkebunan Kakao Indonesia. http://www.bps.go.id/tnmn_prkebunan.php.Diakses pada 04 Agustus 2015.

Badan Pusat Statistik. 2015b. Tanaman Perkebunan: Tabel Hasil ProduksiTanaman kakao Indonesia. http://www.bps.go.id/tnmn_prkebunan.php.Diakses pada 04 Agustus 2015.

Budi, A. S., A. Afandhi, & R. D. Puspitarini. 2013. Patogenisitas jamurentomopatogen Beauveria bassiana Balsamo (Deuteromycetes:Moniliales) pada larva Spodoptera litura Fabricius (Lepidoptera:Noctuidae). Jurnal HPT 1(1): 57-65.

Departemen Pertanian. 2014. Pestisida Pertanian dan Kehutanan Terdaftar 2014.http://pertanian.go.id. Diakses pada 7 Oktober 2016.

Djamin. 1980. Strategi Pengendalian Hama Coklat. Kumpulan MakalahKonferensi Coklat Nasional, Medan, 16-18 September 1980. 4-44 hlm.

Espingel-Ingroff, A. 2001. Germinated and Nongerminated Conidial Suspensionsfor Testing of susceptibilities of Aspergillus spp. to Amphotericin B,Intraconazole, Pasaconazole, Ravuconazole, and Voriconazole.Antimicrobial Agens and Chemotherapy. 45(2): 605-607.

Ferron, P. 1981. Pest Control by the Fungi Beauveria bassiana and Metarhizium.In H.D.Burges (Ed). Microbial Control of Pest and Plant Diseases 1970-1980. First ed. London: Academic Press.

Hasan, M. 2006. Efek Paparan Insektisida Deltametrin pada Kerbau terhadapAngka Gigitan Nyamuk Anopheles vagus pada Manusia. Tesis. ProgramPasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 45: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

39

Indrayanti, R., I. Rangga, & F. Imelda. 2014. Bangkitnya Para Penghasil KakaoIndonesia : Sebuah Laporan Lengkap. Cocoa Sustainability Patnership.Makasar.

Irigaray, F.J.S.C, V.M. Mancebon, & I. P. Moreno. 2003. The entomopathogenicfungus Beauveria bassiana and its compatibility with triflumuron: effectson the two spotted spider mite Tetranychus urticae. Biological Control26(2): 168-173.

James, R.R. & G.W. Elzen. 2001. Antagonism between Beauveria bassiana andimidacloprid when combined for Bemisia argentifolii (Homoptera:Aleyrodidae) control. Journal of Economic Entomology 94(2): 357-361.

Jayasree, U., A. G. Reddy, K.S. Reddy, Y. Anjaneyulu, & B. Kalakumar. 2003.Evaluation of vitamin E againts deltametrin toxicity inbroilerchicks.Indian J. Physiol. Pharmacol. 47(4): 447-452.

Junianto, D, E.S. Rahayu & H. Semangun. 2000. Viabilitas dan virulensi blastospora B. bassiana (Bals,) Vuil, kering beku pada beberapa suhu simpan.Pelita Perkebunan 16(1): 30-41.

Junianto, D. & E. Sulistyowati. 2000. Produksi dan Aplikasi Beauveria bassianauntuk Pengendalian Penghisap Buah Kakao (Helopeltis spp.) danPenggerek Buah Kakao (Conomorpha cramerella). Simposium Kakao2000. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember: 17 hlm.

Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Crops in Indonesia; revised and translatedby P.A. Van der Laan. PT. Ichtiar Baru van Hoeve. Jakarta. 701 pp.

Kilin, D. & W.R. Atmadja. 2000. Perbanyakan serangga Helopeltis antoniiSignoret pada buah ketimun dan pucuk jambu mete. Jurnal PenelitianTanaman Industri 5(4): 122-199.

Lecuona, R.E., J. D. Edelstein, M. F. Barretta, F. R. L. R. Rossa, & J. A. Arcas.2001. Evaluation of Beauveria bassiana (Hyphomycetes) strain as potetialagens for control of Triatoma infestans (Hemiptera: Reduviidae). Journalof Medical Entomology 38(2): 172-179.

Mahr, S. 2003. Know your friends. The Entomopathogen Beauveria bassianahtpp://www.entomology.wisc.edu/mbcn/kyf410html. Diakses pada 16April 2015.

Marliyah & I. Wahjuningsih. 2013. Pengendalian hama penyakit sebagai upayapeningkatan produksi dan pendapatan petani kakao di Desa GimpuKecamatan Kalawi Selatan Kabupaten Sigi. Jurnal Sains dan Teknologi15(1): 179-186.

Page 46: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

40

Moino, A. & S.B. Alves. 1998. Effect of imidacloprid and fipronil on Beauveriabassiana (Bals.) Vuill. and Metarhizium anisopliae (Metsch.) Sorok andbehavior of cleaning of Heterotermes tenuis (Hagen). Entomology Brazil27(4): 611-619.

Nanopriatno. 1978. Ilmu-llmu Penting Tanaman Coklat. Balai PenelitianPerkebunan Besar Bogor. Sub Balai Penelitian Budi Daya Jember. Hlm32.

Neves, P.M.O.J., E. Hirose, P.T Tchujo, & J.R. Moino. 2001. A compatibility ofentomopathogenic fungi with neonicotinoid insecticides. NeotropicalEntomology 15(2): 263-268.

Neves, P.M.O.J., C.N. Oliviera, & L.S. Kawazoe. 2003. Compatibility betweenthe entomopathogenic fungus Beauveria bassiana and insecticides used incoffee plantations. Scientia Agricola 60(4): 663-667.

Nollet, L. M. & H. Rathore. 2010. Handbook of Pesticides: Methods of PesticideResidues Analysis. Boca Raton: CRC Press, Pp. 9-31.

Odindo, M.O. 1992. Future prospects for the application of insect pathogens as acomponent of integrated pest management in tropical root crops.Biocontrol Science and Technology 2: 179-191.

Prasasya, A. 2008. Uji Efikasi Jamur Entomopatogen Beauveria bassianaBalsamo dan Metarizium anisopliae (Metch.) Sorokin terhadap MortalitasLarva Phragmatobia castanae Hubner di Laboratorium. Skripsi.Universitas Sumatera Utara. Medan.

Prayogo, Y. 2006. Upaya mempertahankan keefektifan cendawan entomopatogenuntuk mengendalikan hama tanaman perkebunan. Jurnal LitbangPertanian 25 (2): 47-54.

Purwar, J.P, & G. C. Sachan. 2006. Synergistic effect of entomogenous fungi onsome insecticides against Bihar hairy caterpillar Spilarctia obliqua(Lepidoptera: Arctiidae). Microbiological Research 161(1): 38-42.

Rani, I. D. 2015. Kombinasi Jamur Beauveria bassiana dan Beberapa InsektisidaNabati untuk Meningkatkan Mortalitas Helopeltis spp. di Laboratorium.Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 62 hlm.

Ratna, Y. 2004. Kajian kualitas spora Beauveria bassiana pada berbagai jenismedia dan lama penyimpanan. Jurnal Agronomi 8(1): 59-62.

Sheeba, G., S. Seshadri, N. Raja, S. Janarthanan, & S. Ignacimutu. 2001. Efficacyof Beauveria bassiana for control of the rice weevil Sitophilus oryzae (L.)(Coleoptera: Curculionidae). Entomologi Zoology 36(1): 117-120.

Page 47: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

41

Sintia, M. 2006. Mengenal pestisida nabati skala rumah tangga untukmengendalikan hama-tanaman.http://www.kebonkembang.com/serbaserbi-rubrik-44/161-mengenal-pestisidanabati-skala-rumah-tangga-untukmengendalikan-hama-tanaman.html. Diakses pada 15 April 2015.

Siswanto & E. Karmawati. 2012. Pengendalian hama utama kakao(Conopomorpha cramerella dan Helopeltis spp.) dengan pengendaliannabati dan agen hayati. Perspektif 11(2): 103-112.

Soenaryo & Situmorang. 1978. Budidaya Coklat dan Pengelolaannya. BalaiPenelitian Perkebunan Bogor. 32 hlm.

Subowo, Y.B. 2013. Kemampuan beberapa jamur tanah dalam menguraikanpestisida deltametrin dan senyawa ligno selulosa. Jurnal Berita Biologi12(2): 1-8.

Sucipto & L. F. Adawiyah. 2011. Efektifitas jamur entomopatogen Beauveriabassiana sebagai pengendali hama utama ulat krop (Crocidolomiabinotalis) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassicajuncea). Embryo 8 (2): 1-8.

Suntoro. 1991. Uji Efikasi Beauveria bassiana (Bals.) Vuill. terhadapHypothenemus hampei (Ferr.). Tesis. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.

Syahnen & Muklasin. 2013. Rekomendasi Umum Pengendalian Helopeltis spp.pada Tanaman Kakao. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi TanamanPerkebunan. Medan.

Untung, K. 2001. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta. 273 hlm.

Untung, K. 2013. Strategi Implementasi PHT dalam Pengembangan PerkebunanRakyat Berbasis Agribisnis. Risalah Simposium Nasional Peneltian PHTPerkebunan Rakyat. Bogor, 17-18 September 2002. 1-18 hlm.

Usha, J., M.N. Babu, & V. Padmaja. 2014. Detection of compatibilty ofentomopthogenic fungus Beauveria bassiana (Bals.) Vuill. with pesticides,fungicides, and botanicals. International Journal of Plant, Animal, andEnvironmental Sciences 4(2): 613-624.

Wahyono, T.E., W.R. Atmadja, B. Baringbing, & A.W. Ellyda. 2004. Efektifitasdua strain Cendawan Beauveria bassiana Vuill dan dua jenis perekatterhadap Helopeltis antonii Sign. pada bibit jambu mete (Anacadiumoccidentale L). Prosiding Seminar Nasional Entomologi dalam PerubahanLingkungan dan Sosial. Bogor, 5 Oktober 2004. 651-656 hlm.

Page 48: PENGARUH INSEKTISIDA Deltametrin TERHADAP …digilib.unila.ac.id/25115/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengetahui pengaruh penambahan insektisida deltametrin pada media SDA

42

Wahyudi, T., T. R. Panggabean, & Pujianto. 2008. Kakao. ManagemenAgribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Bogor.

Wardoyo, S. 1988. Strategi Penanggulangan hama kakao. Prosiding KomunikasiTeknis Kakao. 1988. 176-187 hlm.

Winarsih, S. & J.B. Baon. 1999. Pengaruh masa inkubasi dan jumlah sporaterhadap infeksi mikoriza dan pertumbuhan kopi. Jurnal Penelitian Kopidan Kakao 15(1): 30-35.

Wiratno, E.A., I.M. Wikardi, Trisawa, & Siswanto. 1996. Biologi Helopeltisantonii (Hemiptera: Miridae) pada tanaman jambu mete. Jurnal Littri II(1): 36-42.

Wulandari, S. 2015. Pengaruh Fraksi Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum),Babadotan (Ageratum conyzoides), dan Gulma Siam (Chromolaenaodorata) terhadap Pertumbuhan & Sporulasi Colletotrichum capsiciSecara In Vitro. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 73 hlm.

Yuni, R., Y.A. Trisyono, Witjaksono, & D. Indradewa. 2011. Pengaruhkonsentrasi subletal deltametrin terhadap nutrisi dan pertumbuhantanaman padi. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia 17(2): 47-53.