pengenalan insektisida agung.doc

27
PENGENALAN INSEKTISIDA (Laporan Praktikum Ilmu Hama Tumbuhan Umum) Oleh Agung Muhlis Kumbara 1014121195

Upload: agung-muhlis-kumbara

Post on 23-Dec-2015

63 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGENALAN INSEKTISIDA agung.doc

PENGENALAN INSEKTISIDA(Laporan Praktikum Ilmu Hama Tumbuhan Umum)

Oleh

Agung Muhlis Kumbara1014121195

LABORATORIUM HAMA PENYAKIT TANAMANPROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

2012

Page 2: PENGENALAN INSEKTISIDA agung.doc

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus

yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di

sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian

nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus,

burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Pestisida juga diartikan sebagai

substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan

tanaman atau bagian-bagian tanaman.

Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida

ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititik

beratkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah

batas ambang ekonomi atau ambang kendali. Selama ini, kita mengetahui bahwa

pestisida sangat berguna dalam membantu petani merawat pertaniannya. Pestisida

dapat mencegah lahan pertanian dari serangan hama. Hal ini berarti jika para

petani menggunakan pestisida, hasil pertaniannya akan meningkat dan akan

membuat hidup para petani menjadi semakin sejahtera. Dengan adanya

pemahaman tersebut, pestisida sudah digunakan di hampir setiap lahan pertanian.

Namun sekarang ini banyak pemahaman yang salah tentang penggunaan dosis

dari pestisida ini. Para petani tidak mengindahkan anjuran pemakaian yang telah

diterapkan oleh pemerintah.

Jika melihat besarnya kehilangan hasil yang dapat diselamatkan berkat

penggunaan pestisida, maka dapat dikatakan bahwa peranan pestisida sangat besar

dan merupakan sarana penting yang sangat diperlukan dalam bidang pertanian.

Usaha intensifikasi pertanian yang dilakukan dengan menerapkan berbagai

Page 3: PENGENALAN INSEKTISIDA agung.doc

teknologi maju seperti penggunaan pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan

dan pola tanam akan menyebabkan perubahan ekosistem yang sering diikuti oleh

meningkatnya problema serangan jasad pengganggu. Demikian pula usaha

ekstensifikasi pertanian dengan membuka lahan pertanian baru, yang berarti

melakukan perombakan ekosistem, sering kali diikuti dengan timbulnya masalah

serangan jasad pengganggu. Dan tampaknya saat ini yang dapat diandalkan untuk

melawan jasad pengganggu tersebut yang paling manjur hanya pestisida. Memang

tersedia cara lainnya, namun tidak mudah untuk dilakukan, kadang-kadang

memerlukan tenaga yang banyak, waktu dan biaya yang besar, hanya dapat

dilakukan dalam kondisi tertentu yang tidak dapat diharapkan efektifitasnya.

Pestisida saat ini masih berperan besar dalam menyelamatkan kehilangan hasil

yang disebabkan oleh jasad pengganggu.

Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas semua jenis

serangga seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat. Insektisida juga digunakan

untuk memberantas serangga dirumah, perkantoran atau gudang, seperti nyamuk,

kutu busuk, rayap, dan semut. Contohnya adalah basudin, basminon, tiodan,

diklorovinil dimetil fosfat, diazinon, dll.

B. Tujuan

Tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah :

1. Untuk mengenal pestisida dan kegunaannya.

2. Mengetahui jenis-jenis dan bahan aktif yang terdapat di dalam pestisida.

Page 4: PENGENALAN INSEKTISIDA agung.doc

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pestisida adalah bahan beracun yang dapat membunuh semua mahluk hidup

termasuk organisme bermanfaat seperti; musuh alami, penyerbuk, pengurai, dan

satwa. Seiring berjalannya waktu pestisida dibagi menjadi : Fungisida, Insektisida,

Bakterisida, dan Nematisida. Fungisida adalah pestisida yang secara spesifik

membunuh/menghambat jamur penyebab penyakit. Fungisida dibagi menjadi tiga

berdasarkan cara kerjanya, yaitu : Fungisida non sistemik, fungisida sistemik, dan

fungisida sistemik lokal(Mujim Subli, 2007).

Penggunaan pestisida kimia pertama kali diketahui sekitar 4.500 tahun yang lalu

(2.500 SM) yaitu pemanfaatan asap sulfur untuk mengendalikan tungau di

Sumeria. Sedangkan penggunaan bahan kimia beracun seperti arsenic, mercury

dan serbuk timah diketahui mulai digunakan untuk memberantas serangga pada

abad ke-15. Kemudian pada abad ke-17 nicotin sulfate yang diekstrak dari

tembakau mulai digunakan sebagai insektisida. Pada abad ke-19 diintroduksi dua

jenis pestisida alami yaitu, pyretrum yang diekstrak dari chrysanthemum dan

rotenon yang diekstrak dari akar tuba Derris eliptica. Pada tahun 1874 Othmar

Zeidler adalah orang yang pertama kali mensintesis DDT (Dichloro Diphenyl

Trichloroethane), tetapi fungsinya sebagai insektisida baru ditemukan oleh ahli

kimia Swiss, Paul Hermann Muller pada tahun 1939 yang dengan penemuannya

ini dia dianugrahi hadiah nobel dalam bidang Physiology atau Medicine pada

tahun 1948. Pada tahun 1940an mulai dilakukan produksi pestisida sintetik dalam

jumlah besar dan diaplikasikan secara luas. Beberapa literatur menyebutkan

bahwa tahun 1940an dan 1950an sebagai “era pestisida”. Penggunaan pestisida

terus meningkat lebih dari 50 kali lipat semenjak tahun 1950, dan sekarang sekitar

2,5 juta ton pestisida ini digunakan setiap tahunnya. Dari seluruh pestisida yang

Page 5: PENGENALAN INSEKTISIDA agung.doc

diproduksi diseluruh dunia saat ini, terdapat 75% yang digunakan dinegara-negara

berkembang(Miller, 2004).

Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dengan menggunakan

pestisida banyak dilakukan secara luas oleh masyarakat, karena pestisida

mempunyai kelebihan dibandingkan dengan cara pengendalian yang lain, yaitu

antara lain:

- dapat diaplikasikan secara mudah;

- dapat diaplikasikan hampir di setiap tempat dan waktu;

- hasilnya dapat dilihat dalam waktu singkat;

- dapat diaplikasikan dalam areal yang luas dalam waktu singkat; dan

- mudah diperoleh, dapat dijumpai di kios-kios pedesaan sampai pasar swalayan

di kota besar(Sutedjo, 2008).

Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu

dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan

terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang

kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit

manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang

perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain.

Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad pengganggu

tersebut adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat mengancam kesehatan

manusia. Untuk itu penggunaan pestisida yang tidak bijaksana jelas akan

menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan

lingkungan pada umumnya. Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana

untuk membunuh hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Terpadu

Hama, pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian(Haryono,

1996).

Page 6: PENGENALAN INSEKTISIDA agung.doc

III. METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis. Sedangkan bahan yang

digunakan adalah 15 contoh pestisida (insektisida).

B. Cara Kerja

Adapun cara kerja dalam praktikum pengenalan insektisida adalah sebagai

berikut:

1. Baca dan perhatikan secara teliti semua informasi yang ada pada label

kemasan fungisida yang tersedia.

2. Catat dan susun informasi penting seperti :

a) Nama dagang dan formulasi.

b) Nama bahan aktif dan kadarnya.

c) Jenis fungisida.

d) Konsentrasi, dosis, dan volume semprot.

e) Jenis komoditi dan OPT.

Page 7: PENGENALAN INSEKTISIDA agung.doc

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

No Gambar Foto Keterangan1 Alliete 80 WP a) Bahan aktif :

Aluminium-etil fosfat 80%

b) Konsentrasi : 4 g Aliette 80 WP 1 Liter

c) Komuditi : Lada d) OPT : Busuk kaki

Phytophthora palmivora vat. piperis

2 Glio a) Bahan Aktif : Gliocadium sp. Trichoderma sp.

b) Jenis penyakit : rebah kecambah, layu fusarium

c) Petunjuk penggunaan : 100 gr/25 kg pukan.

d) Komuditi : lada3 Furadan a) Bahan aktif :

Karbofuran 3%

b) Hama :Penggerek batang dan lalat daun pada tanaman padi.

c) Dosis : 5-10 gr/m2

Page 8: PENGENALAN INSEKTISIDA agung.doc

4 Decik a) Bahan aktif : Delfametrin 25gr/l

b) Hama : Ulat grayak pada tanaman bawang merah

c) Hima trips pada tanaman cabai

d) Dosis : 0,5-1 ml/l

5 Proclaim 5 SG a) Bahan aktif : : Emamektin benzoate 5%

b) Hama : Untuk mengendalikan hama pada tanaman bawang merah dan cabai.

c) Dosis : 1-2 gr/10L larutan

6 Pestisida Nabati a) Bahan : Sirsak, jeringan, gadung racun.

b) Hama: Wereng coklat, ulat grayak, ulat jengkal, ulat daun, belalang, trips, aphis dan lain lain.

c) Dosis :1 liter dicampur dengan 15 liter air

7 Carbavin

a) Bahan aktif : Karbavil 85%

b) Hama: mengendalikan lalat daun dan wereng coklat pada tanaman padi

Dosis: c) 2-4 gr/liter

8 Ambush a) Bahan aktif

Page 9: PENGENALAN INSEKTISIDA agung.doc

:Parmetrin 20gr/literb) Hama : Penghisap

buah pada tanaman kakao Penggerek buah pada tanaman kapas

c) Dosis: 0,5-1 ml/l untuk tanaman kakao 10ml/l untuk tanaman kapas

9 Trigard 75 WP a) Bahan aktif : Siromazin 75%

b) Hama:Penggorok daun

c) Dosis : 0,15 - 0,30 gr/l

10 Cascade a) Bahan aktif : Flufenoksuron 50 gr/l

b) Hama : Ulat grayak pada tanaman bawang merah Ulat grayak pada tanaman kedelai

c) Dosis : 1 – 2 ml/l untuk bawang merah 0,75 – 1,5 ml/l

11 Sevin 85 S a) Bahan aktif: Karbaril 85%

b) Hama : Belalang, ulat grayak pada tanaman jagung

12 Marshal 25 ST a) Bahan aktif: Karbusulfan 25,53%

Page 10: PENGENALAN INSEKTISIDA agung.doc

b) Hama : Lalat bibit pada tanaman padi gogo, jagung, dan kedelai.

c) Dosis : 20 gram/1 kg benih

13 Petrogenol a) Bahan aktif: Metil eugenol 800 g/l

b) Hama : untuk mengendalikan hama lalat buah pada tanaman mangga dan cabai.

c) Dosis : 0,125 – 0,25 ml/l

14 Arrivo 30 EC a) Bahan aktif: Sipermetrin 30 gr/l

b) Hama : ulat grayak pada tanaman bawang merah Penggerek batang pada tanaman jagung

c) Dosis :1 -2 ml/l untuk bawang merah 0,5 – 1 ml/l untuk jagung

15 Bactospeine WP a) Bahan aktif : Bacillus thuringiensis Barliner serotype

b) Hama : Perusak daun pada tanaman kubis Ulat api pada tanaman kelapa sawit

c) Dosis : 1 gr/liter

Page 11: PENGENALAN INSEKTISIDA agung.doc

B. Pembahasan

Berdasarkan fungsi/sasaran penggunaannya, pestisida dapat dibagi menjadi 6 jenis

yaitu :

1. Insektisida

Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga seperti

belalang, kepik, wereng, dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk memberantas

serangga di rumah, perkantoran atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap,

dan semut. Contoh : basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat,

diazinon, dll.

2. Fungisida

Fungisida adalah pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan jamur/

cendawan seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun. Contoh :

tembaga oksiklorida, tembaga (I) oksida, carbendazim, organomerkuri, dan

natrium dikromat.

3. Bakterisida

Bakterisida adalah pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Salah satu

contoh bakterisida adalah tetramycin yang digunakan untuk membunuh virus

CVPD yang meyerang tanaman jeruk. Umumnya bakteri yang telah menyerang

suatu tanaman sukar diberantas. Pemberian obat biasanya segera diberikan kepada

tanaman lainnya yang masih sehat sesuai dengan dosis tertentu.

4. Rodentisida

Rodentisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman

berupa hewan pengerat seperti tikus. Lazimnya diberikan sebagai umpan yang

sebelumnya dicampur dengan beras atau jagung. Hanya penggunaannya harus

hati-hati, karena dapat mematikan juga hewan ternak yang memakannya.

Contohnya : Warangan.

5. Nematisida

Nematisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman

berupa nematoda (cacing). Hama jenis ini biasanya menyerang bagian akar dan

umbi tanaman. Nematisida biasanya digunakan pada perkebunan kopi atau lada.

Nematisida bersifat dapat meracuni tanaman, jadi penggunaannya 3 minggu

sebelum musim tanam. Selain memberantas nematoda, obat ini juga dapat

Page 12: PENGENALAN INSEKTISIDA agung.doc

memberantas serangga dan jamur. Dipasaran dikenal dengan nama DD, Vapam,

dan Dazomet.

6. Herbisida

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu

(gulma) seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dll. Contoh ammonium

sulfonat dan pentaklorofenol. Herbisida (dari bahasa Inggris herbicide) adalah

senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau

memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil (gulma). Lahan

pertanian biasanya ditanami sejenis atau dua jenis tanaman pertanian. Namun

demikian tumbuhan lain juga dapat tumbuh di lahan tersebut. Karena kompetisi

dalam mendapatkan hara di tanah, perolehan cahaya matahari, dan atau keluarnya

substansi alelopatik, tumbuhan lain ini tidak diinginkan keberadaannya.

6. Akarisida

Akarisida merupakan yaitu racun yang digunakan untuk mengendalikan jasad

pengganggu yang berupa tunggau. Contoh : Mitac 200 EC, dan Petracrex 300 EC.

Contoh aplikasi pestisida yaitu:

1. Jenis insektisida adalah Decis 25 EC. Untuk mengendalikan hama belalang

Locusta migratoria dan lalat bibit Atherigona sp pada tanaman jagung, hama lalat

bibit Agromyza phaseoli pada tanaman kacang hijau, hama penghisap polong

Riptotus linearis pada tanaman kedelai.

2. Jenis insektisida adalah Curacron 500 EC. Untuk mengendalikan hama perusak

daun Plusia chalcites pada tanaman kacang hijau, penggerek batang Chilo

auricilius pada tanaman tebu.

3. Jenis insektisida atau nematisida Furadan 3GR. Untuk membunuh serangga

dalam bentuk larva, nematoda bintil akar, dan perusak daun. Contohnya hama

nematoda bintil akar Meloidogyne sp pada tanaman kentang dan lada, hama

ganjur Orseolia oryzae, penggerek batang padi Trypozyza innotata, T. Incertulas

pada komoditas tanaman padi.

4. Jenis insektisida atraktan adalah Petrogenol 800L untuk pengendalian hama

lalat buah Dacus sp pada tanaman Mangga dan lalat buah Dacus ferrugineus pada

tanaman cabai.

Page 13: PENGENALAN INSEKTISIDA agung.doc

Insektisida dapat pula dibagi menurut jenis aktivitasnya. Kebanyakan insektisida

bersifat racun bilamana bersentuhan langsung atau tertelan serangga. Namun ada

pula jenis lain yang bersifat sebagai repelen (jenis ini digunakan untuk mencegah

serangga yang akan menyerang tanaman), atraktan (bahan yang dapat menarik

serangga, dengan demikian serangga yang terkumpul akan lebih mudah terbunuh),

anti feedan (senyawa ini dapat menghindarkan dari serangan suatu serangga) dan

khemosterilan (yang dapat menyebabkan kemandulan bagi serangga yang

terkena).

Menurut sifat kecepatan meracun, pestisida digolongkan menjadi :

1. Racun kronis : yaitu racun yang bekerjanya sangat lambat sehingga untuk

mematikan hama membutuhkan waktu yang sangat lama. Contoh : racun tikus

Klerat RMB.

2. Racun akut : adalah racun yang bekerjanya sangat cepat sehingga kematian

serangga dapat segera diketahui setelah racun tersebut mengenai tubuhnya.

Contoh : Bassa 50 EC, Kiltop 50 EC, Baycarb 50 EC dan lain-lain.

Ditinjau dari cara bekerjanya, pestisida dibagi menjadi :

1. Racun perut

Racun ini terutama digunakan untuk mengendalikan serangga yang mempunyai

tipe alat mulut pengunyah (ulat,belalang dan kumbang), namun bahan ini dapat

pula digunakan terhadap hama yang menyerang tanaman dengan cara mengisap

dan menjilat. Bahan insektisida ini disemprotkan pada bagian yang dimakan

serangga sehingga racun tersebut akan tertelan masuk ke dalam usus, dan di

sinilah terjadi peracunan dalam jumlah besar.

Ada 4 cara aplikasi racun perut terhadap serangga :

a. Insektisida diaplikasikan pada makanan alami serangga sehingga bahan tersebut

termakan oleh serangga sasaran. Bahan makanan itu dapat berupa daun, bulu-

bulu/rambut binatang. Dalam aplikasinya, bahan-bahan makanan serangga harus

tertutup rata oleh racun pada dosis lethal sehingga hama yang makan dapat mati.

b. Insektisida dicampur dengan bahan atraktan dan umpan itu ditempatkan pada

suatu lokasi yang mudah ditemukan serangga.

c. Insektisida ditaburkan sepanjang jalan yang bisa dilalui hama. Selagi hama itu

lewat biasanya antene dan kaki akan bersentuhan dengan insektisida atau bahkan

Page 14: PENGENALAN INSEKTISIDA agung.doc

insektisida itu tertelan. Akibatnya hama mati.

d. Insektisida diformulasikan dalam bentuk sistemik, dan racun ini diserap oleh

tanaman atau tubuh binatang piaraan kemudian tersebar ke seluruh bagian

tanaman atau badan sehingga apabila serngga hama tersebut mengisap cairan

tanaman atau cairan dari tubuh binatang (terutama hama yang mempunyai tipe

mulut pengisap, misal Aphis) dan bila dosis yang diserap mencapai dosis lethal

maka serangga akan mati.

2. Racun kontak

Insektisida ini masuk ke dalam tubuh serangga melalui permukaan tubuhnya

khususnya bagian kutikula yang tipis, misal pada bagian daerah perhubungan

antara segmen, lekukan-lekukan yang terbentuk dari lempengan tubuh, pada

bagian pangkal rambut dan pada saluran pernafasan (spirakulum). Racun kontak

itu dapat diaplikasikan langsung tertuju pada jasad sasaran atau pada permukaan

tanaman atau pada tempat-tempat tertentu yang biasa dikunjungi serangga. Racun

kontak mungkin diformulasikan sebagai cairan semprot atau sebagai serbuk.

Racun kontak yang telah melekat pada serangga akan segera masuk ke dalam

tubuh dan disinilah mulai terjadi peracunan.

Yang digolongkan sebagai insektisida kontak adalah :

a. Bahan kimia yang berasal dari kestrak tanamaan, seperti misalnya nikotin,

rotenon, pirethrum.

b. Senyawa sintesis organik, misal BHC, DDT, Chlordan, Toxaphene, Phosphat

organik.

c. Minyak dan sabun.

d. Senyawa anorganik seperti misalnya Sulfur dan Sulfur kapur.

3. Racun pernafasan

Bahan insektisida ini biasanya bersifat mudah menguap sehingga masuk ke dalam

tubuh serangga dalam bentuk gas. Bagian tubuh yang dilalui adalah organ-organ

pernafasan seperti misalnya spirakulum. Oleh karena bahan tersebut mudah

menguap maka insektisida ini juga berbahaya bagi manusia dan binatang piaraan.

Racun pernafasan bekerja dengan cara menghalangi terjadinya respirasi tingkat

selulair dalam tubuh serangga dan bahan ini sering dapat menyebabkan tidak

aktifnya enzim-enzim tertentu. Contoh racun nafas adalah : Hidrogen cyanida dan

Page 15: PENGENALAN INSEKTISIDA agung.doc

Carbon monoksida.

4. Racun Syaraf

Insektisida ini bekerja dengan cara menghalangi terjadinya transfer asetikholin

estrase yang mempunyai peranan penting dalam penyampaian impul. Racun

syaraf yang biasa digunakan sebagai insektisida adalah senyawa organo klorin,

lindan, carbontetraclorida, ethylene diclorida : insektisida-insektisida botanis asli

seperti misalnya pirethin, nikotin, senyawa organofosfat (parathion dan

dimethoat) dan senyawa karbanat (methomil, aldicarb dan carbaryl).

5. Racun Protoplasmik

Racun ini bekerja terutama dengan cara merusak protein dalam sel serangga.

Kerja racun ini sering terjadi di dalam usus tengah pada saluran

pencernaan.Golongan insektisida yang termasuk jenis ini adalah fluorida, senyawa

arsen, borat, asam mineral dan asam lemak, nitrofenol, nitrocresol, dan logam-

logam berat (air raksa dan tembaga).

6. Racun penghambat khitin

Racun ini bekerja dengan cara menghambat terbentuknya khitin. Insektisida yang

termasuk jenis ini biasanya bekerja secara spesifik, artinya senyawa ini

mempunyai daya racun hanya terhadap jenis serangga tertentu. Contoh : Applaud

10 WP terhadap wereng coklat.

7. Racun sistemik

Insektisida ini bekerja bilamana telah terserap tanaman melalui akar, batang

maupun daun, kemudian bahan-bahan aktifnya ditranslokasikan ke seluruh bagian

tanaman sehingga bilamana serangga mengisap cairan atau memakan bagian

tersebut akan teracun. Pestisida adalah merupakan racun, baik bagi hama maupun

tanaman yang disemprot. Mempunyai efek sebagai racun tanaman apabila jumlah

yang disemprotkan tidak sesuai dengan aturan dan berlebihan (overdosis), karena

keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya kebakarn tanaman. Untuk

memperoleh hasil pengendalian yang memadai namun pertumbuhan tanaman

tidak terganggu, pemakaian pestisida hendaknya memperhatikan kesesuaiannya,

baik tepat jenis, tepat waktu maupun tepat ukuran (dosis dan konsentrasi).

Dosis adalah banyaknya pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama

secara memadai pada lahan seluas 1 ha. Konsentrasi adalah banyaknya pestisida

Page 16: PENGENALAN INSEKTISIDA agung.doc

yang dilarutkan dalam satu liter air. Hama adalah hewan yang merusak tanaman

(akar, batang, daun, bunga dan buah) sehingga akibat kerusakan tersebut

menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik sehingga hasilnya rendah.

Penyakit adalah berupa jamur/bakteri/virus/nematoda yang merusak tanaman

(akar, batang, daun, bunga dan buah) sehingga akibat kerusakan tersebut

menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik, sehingga hasilnya

rendah. Beda antara hama dengan penyakit adalah tampak serangan oleh hama

menyebabkan kerusakan kehilangan sebagian dari bagian tanaman sedangkan

gejala penyakit adalah sistemik sehingga fungsi fisiologi tanaman menjadi

terganggu biasanya ditunjukkan adanya perubahan bentuk dan/atau warna

tanaman. Hama dan penyakit perlu diberantas/dikendalikan agar tidak merugikan

tanaman secara ekonomis.

Page 17: PENGENALAN INSEKTISIDA agung.doc

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan serta percobaan yang telah

dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak,

memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest

("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-

macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia

yang dianggap mengganggu.

2. Jenis pestisida berupa: insektisida (serangga), fungisida (fungi/jamur),

rodentisida (hewan pengerat/Rodentia), herbisida (gulma), akarisida (tungau),

dan bakterisida (bakteri).

3. Penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh

hama, namun lebih dititik beratkan untuk mengendalikan hama sedemikian

rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali.

4. Insektisida memiliki sifat yaitu sifat beracun, repelan, atraktan, anti feedan, dan

khemosterilan.

5. Berdasarkan cara kerjanya, pestisida dibagi menjadi racun perut, racun kontak,

racun pernapasan, racun syaraf, racun protoplasmik, racun penghambat khitin,

dan racun sistemik.

Page 18: PENGENALAN INSEKTISIDA agung.doc

DAFTAR PUSTAKA

Miller, 2004. Ilmu Penyakit Tumbuhan Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Mujim, Subli. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan (Buku Ajar). Universitas Lampung: Bandar Lampung. Semangun, Haryono. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan.

Gadjah Mada Univesity Press: Yogyakarta.

Sutedjo, 2008. Penyakit Tumbuhan Umum. PT. Gramedia: Jakarta.

Page 19: PENGENALAN INSEKTISIDA agung.doc

LAMPIRAN