insektisida nabati

21
NSEKTISIDA NABATI (MAKALAH) Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi Terapan Dosen HJ. JETI RACHMAWATI, IR. MP. Disusun oleh : 1. Amiruloh Wahyudi 2. Fitriyani 3. Kokom Komalasari 4. Kustanti 5. Nunu Janudin 6. Rini Oktaviani 7. Rusyana 8. Widiarti 9. Ihat NPM. 2119060011 NPM. 2119060031 NPM. 2119060050 NPM. 211906005 NPM. 2119060066 NPM. 2119060077 NPM. 2119060080 NPM. 2119060093 NPM. 2119070040 i

Upload: rusyana-anay

Post on 14-Jun-2015

5.279 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INSEKTISIDA NABATI

NSEKTISIDA NABATI(MAKALAH)

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu TugasMata Kuliah Biologi Terapan

DosenHJ. JETI RACHMAWATI, IR. MP.

Disusun oleh :1.Amiruloh Wahyudi2.Fitriyani3.Kokom Komalasari4.Kustanti5.Nunu Janudin6.Rini Oktaviani7.Rusyana8.Widiarti9.Ihat

NPM. 2119060011NPM. 2119060031NPM. 2119060050NPM. 211906005NPM. 2119060066NPM. 2119060077NPM. 2119060080NPM. 2119060093NPM. 2119070040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS GALUH CIAMISTAHUN 2010

i

Page 2: INSEKTISIDA NABATI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjtkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik

serta hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan sebuah makalah yang berjudul

“Insektisida Nabati”.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata

kuliah Biologi Terapan. Selain itu, untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang

lebih luas berkenaan dengan judul makalah yang kami susun.

Dalam penyusunan makalah ini kami menemukan beberapa kendala, namun

berkat partisifasi dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan

makalah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Yth. Ibu Hj. Jeti Rachmawati, IR. MP. selaku Dosen Mata Kuliah Biologi Terapan

2. Semua rekan-rekan mahasiswa atas segala partisipasi yang telah diberikan.

3. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan

penyusunan makalah selanjutnya.

Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan

umumnya bagi kita semua. Amien.

Ciamis, Januari 2010

Penyusun

ii

Page 3: INSEKTISIDA NABATI

DAFTAR ISI

halamanHalaman Jilid......................................................................................................... i

Kata Pengantar....................................................................................................... ii

Daftar Isi................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1. Latar belakang.............................................................................. 1

1.2. Rumusan masalah......................................................................... 1

1.3. Tujuan........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3

2.1. Potensi Tumbuhan Tropis sebagai Insektisida Botani.................. 3

2.2 Beberapa Pestisida/Insektisida Nabati.......................................... 5

BAB III SIMPULAN DAN SARAN................................................................... 11

3.1. Simpulan....................................................................................... 11

3.2. Saran............................................................................................. 12

iii

Page 4: INSEKTISIDA NABATI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Penggunaan pestisida di lingkungan pertanian khususnya untuk

mengendalikan hama yang menyerang tanaman di persemaian dan tanaman muda

saat ini masih menimbulkan dilema. Penggunaan pestisida khususnya pestisida

sintetis/kimia memang memberikan keuntungan secara ekonomis, namun

memberikan keuntungan secara ekonomis, namun memberikan kerugian

diantaranya : Residu yang tertinggal tidak hanya pada tanaman, tapi juga air, tanah

dan udara, Penggunaan terus- menerus akan mengakibatkan efek resistensi dan

ressistensi berbagai jenis hama.

Penggunaan pestisida kimia di Indonesia telah memusnahkan 55% jenis

hama dan 72 % agen pengendali hayati. Oleh karena itu diperlukan pengganti

pestisida yang ramah lingkungan. Salah satu alternatif pilihannya adalah

penggunaan pestisida hayati tumbuhan. Pestisida nabati adalah salah satu pestisida

yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Tumbuhan sendiri sebenarnya kaya

akan bahan aktif yang berfungsi sebagai alat pertahanan alami terhadap

pengganggunya. Bahan pestisida yang berasal dari tumbuhan dijamin aman bagi

lingkungan karena cepat terurai di tanah (biodegradable) dan tidak membahayakan

hewan, manusia atau serangga non sasaran.

Oleh karena hal tersebut di atas, untuk mengetahui lebih banyak tentang

insektisida nabati, maka kami kan mencoba menggali, mengkaji, dan memaparkan

tentang insektisida nabati yang akan kami susun dalam sebuah makalah yang

berjudul “Insektisida Nabati”

1.2. Rumusan masalah

a. Berpotensikah tumbuhan tropis sebagai pestisida/insektisida nabati ?

b. Apa saja yang bermanfaat sebagai pestisida/insektisida nabati ?

1

Page 5: INSEKTISIDA NABATI

1.3. Tujuan

a. Mengetahui potensi tumbuhan tropis sebagai pestisida/insektisida nabati ?

b. Mengetahui apa saja yang bermanfaat sebagai pestisida/insektisida nabati ?

2

Page 6: INSEKTISIDA NABATI

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Potensi Tumbuhan Tropis sebagai Insektisida Botani

Sebagai daerah tropis, Indonesia memiliki flora yang sangat beragam,

mengandung cukup banyak jenis tumbuh-tumbuhan yang merupakan sumber bahan

insektisida yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Dewasa ini

penelitian tentang famili tumbuhan yang berpotensi sebagai insektisida botani dari

penjuru dunia telah banyak dilaporkan. Dilaporkan bahwa lebih dari 1500 jenis

tumbuhan dapat berpengaruh buruk terhadap serangga (Grainge & Ahmed, 1988).

Di Filipina, tidak kurang dari 100 jenis tumbuhan telah diketahui mengandung

bahan aktif insektisida (Rejesus, 1987). Laporan dari berbagai propinsi di Indonesia

menyebutkan lebih 40 jenis tumbuhan berpotensi sebagai pestisida nabati

(Direktorat BPTP & Ditjenbun, 1994). Hamid & Nuryani (1992) mencatat di

Indonesia terdapat 50 famili tumbuhan penghasil racun. Famili tumbuhan yang

dianggap merupakan sumber potensial insektisida nabati adalah Meliaceae,

Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae dan Rutaceae (Arnason et. al., 1993; Isman,

1995), namun hal ini tidak menutup kemungkinan untuk ditemukannya famili

tumbuhan yang baru. Didasari oleh banyaknya jenis tumbuhan yang memiliki

khasiat sebagai insektisida maka penggalian potensi tanaman sebagai sumber

insektisida botani sebagai alternatif pengendalian hama tanaman cukup tepat.

Anggota Meliaceae yang paling banyak diteliti adalah nimba/mimba

(Azadirachta indica A. Juss) dengan bahan aktif utama azadirachtin (limonoid).

Tanaman ini tersebar di daratan India. Di Indonesia tanaman ini banyak ditemukan

di sekitar Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur). Ekstrak biji tanaman mimba

mengandung senyawa aktif utama azadiraktin. Senyawa aktif dari tanaman ini

memiliki aktivitas insektisida, antifeedant dan penghambat perkembangan

(Scmutterer & Singh 1995) serta berpengaruh terhadap reproduksi berbagai

serangga (Schmutterer & Rembold 1995). Sediaan insektisida komersial dengan

formulasi dasar ekstrak nimba (neem) telah dipasarkan di Amerika Serikat dan India

(Wood et al. 1995, Parmer 1995). Selain bersifat sebagai insektisida, jenis-jenis

3

Page 7: INSEKTISIDA NABATI

tumbuhan tertentu juga memiliki sifat sebagai fungisida, virusida, nematisida,

bakterisida, mitisida maupun rodentisida.

Selain tanaman di atas, Aglaia sp. (Meliaceae) merupakan salah satu

tanaman yang akhir-akhir ini banyak diteliti aktivitasnya. Daerah penyebaran

tanaman ini meliputi India, Cina bagian selatan, Asia Tenggara, Australia bagian

utara dan kepulauan di Samudra Pasifik. Di Indonesia tumbuhan ini dapat ditemui

tumbuh di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Bali dan Flores. Janpraset

et al. (1993) berhasil mengidentifikasi senyawa aktif yang bersifat insektisida dari

ranting A. odorata (Meliaceae) (culan, pacar cina) sebagai rokaglamida. Senyawa

aktif utama yang bersifat insektisida ini termasuk dalam golongan benzofuran. Pada

daun A. odorata selain rokaglamida juga ditemukan dan tiga senyawa turunannya,

yaitu desmetilrokaglamida, metil rokaglat dan rokaglaol (Ishibashi et al., 1993).

Rokaglamida juga telah diisolasi dari empat spesies Aglaia lain, yaitu dari akar dan

batang A. elliptifolia (Wu et al., 1997), ranting A. duppereana (Nugroho et al.,

1997), dan buah A. elliptica serta daun A. harmsiana. Tiga jenis tanaman yang

disebutkan terakhir tumbuh dengan baik di Kebun Raya Bogor. Aktivitas ekstrak

bagian tanaman Aglaia selain dapat bersifat sebagai insektisida dapat juga bersifat

sebagai antifidan dan/atau penghambat perkembangan.

Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup berpotensi

untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati. Jenis-jenis tanaman famili

Annonaceae yang disebutkan di atas umum dijumpai di Indonesia. Ekstrak biji

tanaman srikaya (Annona squamosa) dan nona seberang (A. glabra) mempunyai

aktivitas insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotalis (Basana & Prijono,

1994; Prijono et al., 1995). Sementara itu Budiman (1994) melaporkan ekstrak biji

tanaman A. reticulata, A. montana, A. deliciosa dan Polyalthia littoralis efektif

terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis. Senyawa aktif utama dalam A.

sqoamosa dan A. glabra adalah squamosin dan asimisin yang termasuk golongan

asetogenin (Mitsui et al., 1991)

.

4

Page 8: INSEKTISIDA NABATI

2.2. Beberapa Insektisida / Pestisida Nabati

1. Piertrum (Chrysanthenum cierarianefolium)

Merupakan tumbuhan semak dengan tinggi 20 cm – 70 cm. Bagian tumbuhan

yang dapat digunakan sebagai pestisida adalah bunganya dengan bahan aktif

berupa piretin dengan kandungan antara 0,73 % - 2,91 %. Tepung bunganya

pada konsentrasi 0,5 % (dicampur dengan biji-bijian) dapat untuk

mengendalikan hama gudang dalam waktu 24 jam.

2. Babandotan (Ageratum conyzoides)

Babandotan merupakan tumbuhan yang berbentuk herba yang banyak tumbuh

dikawasan hutan sampai ketinggian 2.100 m dpl. Daun babandotan mengandung

senyawa saponin, flavanoid dan palifenol. Untuk pembuatan insektisida, daun

dihaluskan dan dicampur dengan pelarut. Cara lain bisa dengan cara

mengekstrak dengan mencampur methanol pada konsentrasi 1 %. Insektisida ini

sangat efektif untuk mengendalikan larva atau pupa yang banyak menyerang

persemaian tanaman hutan, seperti hama kupu kuning pada persemaian sengon

atau hama penggerek pucuk pada tanaman mahoni.

3. Saga (Abrus precatorius)

Merupakan tanaman perdu memanjat yang banyak tumbuh di tempat dengan

ketinggian 1 m – 1000 m dpl. Batang kecil dengan tinggi pohon mencapai 2 – 5

m. Biji saga mengandung bahan aktif insektisida berupa tanin dan toksabulmin.

Dengan menumbuk biji menjadi tepung terigu konsentrasi 5 % dapat digunakan

untuk mengendalikan hama gudang selama 3 bulan.

4. Sirsak (Annona muricata) dan Srikaya (A.squamosa)

Buah yang mentah, biji, daun dan akar sirsak mengandung 42%-45% lemak.

Anonian dan resin yang dapat bekerja sebagai racun perut dan racun kontak

serangga. Ekstrak daun sirsak dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi hama

5

Page 9: INSEKTISIDA NABATI

belalang dan hama lainnya. Selain itu daun dan bijinya dapat berperan sebagai

penolak serangga (repellent) dan penghambat makan (antifeedant) bagi

serangga.

Srikaya (Annona squamosa ) merupakan salah satu jenis tanaman yang

mempunyai peluang untuk digunakan sebagai insektisida nabati. Biji srikaya

mengandung senyawa kimia annonain yang terdiri atas squamosin dan asimisin

yang bersifat racun terhadap serangga. Hasil penelitian Sujanto et al. (1999)

menunjukkan bahwa ekstrak biji srikaya cukup efektif mengendalikan hama

kumbang kedelai Phaedonia inclusa Stal. Penelitian ini dilakukan dengan

tujuan untuk: mengetahui pengaruh ekstrak biji srikaya terhadap mortalitas ulat

krop kubis C. pavonana, mengetahui pengaruh ekstrak biji srikaya terhadap

lama hidup dan aktivitas makan C. pavonana, dan mengetahui konsentrasi

ekstrak biji srikaya yang efektif untuk mengendalikan hama tersebut

5. Mimba (Azadirachta indica)

Tanaman mimba (Azadirachta indica) mengandung senyawa aktif azadirachtin,

meliantriol, salanin, nimbin dan nimbidin. Berbentuk tepung dari daun atau

cairan minya dari biji/buah. Efektif mencegah makan (antifeedant) bagi

serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat

sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat mengganggu

produksi hormon dan pertumbuhan serangga.

Mimba mempunyai spektrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga

bertubuh lunak (200 spesies) antara lain belalang, thrips, ulat kupu-kupu putih,

dll. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada

tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang

dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar

daun/kudis, karat daun, dan bercak daun. Dan juga mencegah bakteri pada

embun tepung (powdery mildew). Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada

tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada daun, disiramkan

pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di

dalam tanah.

6

Page 10: INSEKTISIDA NABATI

Pestisida nabati mimba adalah pestisida yang ramah lingkungan, sehingga

diperbolehkan penggunaanya dalam pertanian organik (tercantum dalam SNI

Pangan Organik), serta telah dipergunakan berbagai negara, termasuk Amerika

yang dikenal sangat ketat peraturannya dalam penggunaaan pestisida, yaitu

diawasi oleh suatu bahan yang disebut EPA (Environmental Protection Agency)

6. Mindi ( Melia Azedarch)

Merupakan salah satu tanaman hutan yang termasuk golongan tanaman serba

guna dan terdapat banyak pada ketinggian 1-100 m dpl. Mindi merupakan

pohon, bercabang dan tinggi mencapai 20 meter. Bahan aktif yang terdapat

dalam kandungan bagian tanaman mindi sama dengan yang terdapat pada

mimba. Pembuatan insektisida dapat dilakukan dengan merendam 150 gram

pucuk segar dalam 1 liter air selama 24 jam. Saringan air rendaman

disemprotkan ke tempat pembibitan yang terserang hama. Bijinya yang

dilarutkan dengan air ditambah sedikit deterjen juga dapat digunakan untuk

mengendalikan hama yang menyerang persemaian atau tanaman muda di

lapangan.

7. Akar Tuba

Senyawa yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat

diekstrak menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 – 4 % resin rotenone, dibuat

menjadi konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat

(insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti

makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah

terkena rotenon. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang. Rotenon

adalah racun kontak (tidak sistemik) berspektrum luas dan sebagai racun perut.

Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida

(untuk serangga) dan akarasida (tungau).

7

Page 11: INSEKTISIDA NABATI

8. Cabai rawit (Capsicum frutescens L)

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah-satu penyakit arthropod-born

viral disease yang menimbulkan masalah kesehatan di Indonesia. Nyamuk yang

menjadi vektor DBD adalah Aedes aegypti (Ae. aegypti). Upaya-upaya

pengendalian nyamuk telah dilakukan untuk mengurangi kejadian penyakit

arthropod-born viral disease. Pengendalian tersebut meliputi pengendalian

fisik, pengendalian hayati, pengendalian kimiawi, pengendalian genetik maupun

pengendalian terpadu.

Pengendalian nyamuk yang paling banyak dilakukan adalah pengendalian

kimiawi menggunakan insektisida sintetis. Pengendalian kimiawi menggunakan

insektisida sintetis ternyata menimbulkan dampak negative yang merugikan.

Oleh karena itu digunakan insektisida nabati yang berasal dari tumbuhan. Salah-

satu jenis tumbuhan yang mengandung insektisida nabati adalah cabai rawit

(Capsicum frutescens L). Diketahui pada cabai rawit terkandung senyawa

capsaicin, ascorbic acid, flavonoida, saponin, dan tanin. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui daya bunuh dari ekstrak cabai rawit terhadap

nyamuk Ae. aegypti.

Variabel terikat dalam penelitian adalah kematian nyamuk Ae. aegypti,

sementara variabel bebas dalam penelitian adalah ekstrak cabai rawit dengan

berbagai konsentrasi yaitu 10%, 50%, 90%, dan 100%. Penelitian ini bersifat

eksperimen murni, menggunakan desain penelitian post test only control group

design. Perhitungan jumlah nyamuk Ae. aegypti yang mati dilakukan 24 jam

setelah perlakuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata antar kelompok data konsentrasi

ekstrak cabai rawit berbeda secara signifikan. Hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa ekstrak cabai rawit memiliki daya bunuh terhadap nyamuk

Ae. Aegypti, yaitu mencapai LC20. Walaupun ada daya bunuh dari ekstrak cabai

rawit terhadap nyamuk Ae. aegypti, tetapi daya bunuh tersebut sangat rendah.

Berdasarkan hasil penelitian maka perlu dilakukan penambahan jumlah bahan

kasar pembuatan ekstrak cabai rawit untuk menambah kepekatan ekstrak atau

mengganti zat hasil ekstrak dari bentuk larutan pekat menjadi bentuk serbuk

8

Page 12: INSEKTISIDA NABATI

kering (sehingga diharapkan dapat menambah daya bunuh dari ekstrak), serta

melakukan uji daya bunuh ekstrak cabai rawit terhadap berbagai stadium

nyamuk Ae. aegypti menggunakan metode pengujian yang disesuaikan dengan

sifat dan cara kerja dari senyawa kimia yang terkandung dalam cabai rawit

9. Ekstrak biji mahoni (Swietenia sp)

Insektisida nabati ekstrak biji mahoni efektif untuk mengendalikan hama

perusak daun (spodoptera litura f) dan hama penghisap buah lada (dasynus

piperis). Pembuatan insektisida nabati ekstrak biji mahoni dapat dilakukan

dengan dua metode, yaitu perebusan dan fermentasi. Ekstrak hasil perebusan

tidak bisa disimpan dan harus segera digunakan tanpa melalui pengenceran,

sedangkan ekstrak hasil fermentasi dapat disimpan selama 2 (dua) bulan dan

harus segera diencerkan kembali saat aplikasi.

Penggunaan insektisida nabati ekstrak biji mahoni pada budidaya tanaman

pangan, hortikultura dan perkebunan sangat mengefisienkan biaya produksi

sehingga dapat meningkatkan perolehan keuntungan usahatani. Keuntungan lain

dari penggunaan insektisida nabati ekstrak biji mahoni, antara lain: dapat

mengeliminir pengaruh negatif penggunaan insektisida sintetik, yaitu resistensi

dan resurgensi hama, terbunuhnya organisme bukan sasaran termasuk musuh

alami, keracunan pada manusia dan ternak, kontaminasi oleh residu bahan

beracun pada hasil panen, dan pencemaran lingkungan secara umum.

Ekstrak sederhana biji mahoni dengan konsentrasi bahan baku 2,5 persen dan

direbus 5 menit dapat menyebabkan mortalitas larva ulat grayak antara 40,00 -

91,11 persen dan menghambat pertumbuhan larva instar II sampai instar IV

selama 6-7 hari.

Ekstrak biji mahoni dengan konsentrasi 2,5 persen mengandung deterjen 0,1

persen dan direbus selama 5 menit memiliki aktivitas insektisida terhadap hama

penghisap buah lada, yaitu dapat menyebabkan menurunnya populasi nymfa

dan imago. Dengan berkurangnya populasi hama penghisap buah tersebut, maka

jumlah bulir muda yang gugur juga berkurang sehingga jumlah bulir yang

9

Page 13: INSEKTISIDA NABATI

dihasilkan tiap dompol buah lebih banyak. Selain itu, berkurangnya populasi

hama penghisap buah menyebabkan menurunnya persentase kerusakan bulir

atau berkurangnya jumlah bulir buah yang cacat (bercak cokelat).

Ekstrak biji mahoni hasil fermentasi dengan konsentrasi aplikasi 2 persen dan

telah disimpan selama 0 sampai 8 minggu dapat menyebabkan mortalitas ulat

grayak sebanyak 81,33 - 85,33 persen, sedangkan ekstrak dengan konsentrasi

yang sama dan telah disimpan selama 10 minggu memperlihatkan penurunan

aktivitas insektisida, yaitu hanya dapat menyebabkan mortalitas ulat grayak

sebanyak 44 persen.

10

Page 14: INSEKTISIDA NABATI

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Setelah kami gali, kaji, dan paparkan maka kami dapat memberikan

kesimpulan bahwa banyak sekali tumbuhan tropis yang bermanfaat sebagai

insektisida nabati /pestisida nabati, tumbuhan tersebut di antaranya :

1. Piertrum (Chrysanthenum cierarianefolium) berfungsi untuk mengendalikan

hama gudang dalam waktu 24 jam.

2. Babandotan (Ageratum conyzoides) berfungsi untuk mengendalikan larva atau

pupa yang banyak menyerang persemaian tanaman hutan, seperti hama kupu

kuning pada persemaian sengon atau hama penggerek pucuk pada tanaman

mahoni.

3. Saga (Abrus precatorius) berfungsi untuk mengendalikan hama gudang selama

3 bulan.

4. Sirsak (Annona muricata) dan Srikaya (A.squamosa) berfungsi untuk penolak

serangga (repellent) dan penghambat makan (antifeedant) bagi serangga.

5. Mimba (Azadirachta indica) berfungsi untuk membunuh serangga secara cepat,

tapi berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses

pergantian kulit, hambatan proses pembentukan serangga dewasa yang

menghambat perkawinan.

6. Mindi ( Melia Azedarch) berfungsi untuk mengendalikan hama yang menyerang

persemaian atau tanaman muda di lapangan.

7. Akar Tuba berfungsi untuk digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska),

insektisida (untuk serangga) dan akarasida (tungau)

8. Cabai rawit (Capsicum frutescens L) berfungsi untuk pengendalian nyamuk

Aedes aegypti.

9. Ekstrak biji mahoni (Swietenia sp) berfungsi untuk mengendalikan hama

perusak daun (spodoptera litura f) dan hama penghisap buah lada (dasynus

piperis).

11

Page 15: INSEKTISIDA NABATI

3.2 Saran

Setelah kami gali, kaji, paparkan dan simpulkan maka kami dapat

memberikan saran, bahwa sebaiknya kita dalam bidang pertanian untuk mengusir

hama dan penyakit adalah dengan menggunakan pestisida nabati /insektisida nabati

karena tidak menimbulakn efek negatif terhadap lingkungan / organisme lain.

Demikian makalah ini. Semoga ada manfaatnya bagi kita semua.

12