insektisida nabati atau insektisida botani adalah vektor_sem7.pdf · piretrum dan aglaia (pacar...
TRANSCRIPT
Insektisida nabati atau insektisida botani adalahbahan alami yang berasal dari tumbuhan yangmempunyai kelompok metabolit sekunder yangmengandung beribu-ribu senyawa bioaktif sepertialkaloid, fenolik dan zat kimia sekunder lainnya.
Insektisida nabati merupakan bahan alami, bersifatmudah terurai di alam (biodegradable)sehingga tidakmencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusiakarena residunya mudah hilang.
Senyawa yang terkandung dalam tumbuhan dandiduga berfungsi sebagai insektisida diantaranyaadalah golongan sianida, saponin, tanin, flavonoid, alkaloid, minyak atsiri dan steroid (Kardinan, 2000).
KEUNGGULAN PENGGUNAAN INSEKTISIDA
NABATI
Insektisida nabati tidak atau hanya sedikit
meninggalkan residu pada komponen lingkungan
dan bahan makanan sehingga dianggap lebih
aman daripada insektisida sintesis/kimia.
Zat pestisidik dalam insektisida nabati lebih
cepat terurai di alam sehingga tidak
menimbulkan resistensi pada sasaran.
Dapat dibuat sendiri dengan cara yang sederhana. Teknik untuk menghasilkan bahaninsektisida nabati dapat dilakukan denganpenggerusan, penumbukan, pembakaran, ataupengepresan untuk menghasilkan produk berupatepung, abu, atau pasta. Kemudian dilakukanperendaman untuk produk ekstrak, selanjutnyaekstraksi dengan menggunakan bahan kimiapelarut disertai perlakuan khusus.
Secara ekonomi tentunya akan mengurangi biayapembelian insektisida
KELEMAHAN
Frekuensi penggunaan insektisida nabati lebih tinggi dibandingkandengan insektisida sintetis. Tingginya frekuensi penggunaninsektisida botani adalah karena sifatnya yang mudah terurai dilingkungan sehingga harus lebih sering diaplikasikan.
Insektisida nabati memiliki bahan aktif yang kompleks (multiple active ingredient) dan kadang kala tidak semua bahan aktifdapat dideteksi
Tanaman insektisida nabati yang sama, tetapi tumbuh di tempatyang berbeda, umur tanaman berbeda, iklim berbeda, jenis tanahberbeda, umur tanaman berbeda, dan waktu panen yang berbeda mengakibatkan bahan aktifnya menjadi sangatbervariasi.
KELOMPOK TUMBUHAN INSEKTISIDA
NABATI (DISKUSI KELOMPOK)
1. PIRETRUM dan AGLAIA (PACAR CINA)
2. BABADOTAN dan BENGKOANG
3. BITUNG dan JERINGAU
4. SAGA dan SERAI
5. SIRSAK dan SRIKAYA
6. KAMALAKIAN dan SUREN
1. PIRETRUM (CHRYSANTHEMIUM)
Bagian yg digunakan : bunga dibuat tepung
sebagai insektisida (dengan ditumbuk)
Kandungan aktif: piretrin (racun syaraf)
Makin tinggi tanaman ditanam makin tinggi
piretrin
Dosis : konsentrasi 0,5% dp membunuh > 90%
dalam 24 jam
2. AGLAIA (PACAR CINA)
Daun sebagai insektisida
dihaluskan dan dicampur dengan
pelarut
Rasanya pahit obat penghilang
bau badan, diare, luka,
perdarahan saat datang bulan
Buah sebagai obat gatal
Kandungan aktif minyak atsiri,
alkaloid, saponin, flavonoid, dan
tanin
3. BABADOTAN
Daun dihaluskan
Khasiat lainnya obat luka baru, wasir, sakit dada, mata, dan perut
Akar dapat untuk obat demam
Kandungan daun & bunga (saponin, flavonoid, polifenol), daun (minyak atsiri)
Daun yg diekstrak dg etanol efektifthd serangga
Tepung daun+tepung terigu menghambat perkembangan larva mjdpupa
4. BENGKOANG
Biji ditumbuk
Mengandung bahan tosik thd
serangga
Pachyrrhizid golongan rotenoid
(menghambat metabolisme &
mempengaruhi sistem saraf)
Serangga yg teracuni bisa mati
karena kelaparan ( kelumpuhan di
bagian mulut)
5. BITUNG(BARRINGTONIA ACUTANGULA)
Biji dikeringkan dibuat tepung
dicampur dengan pelarut
Kandungan saponin dan
triterpenoids
Manfaat:
1. Racun ikan
2. Racun perut u/ serangga
3. Menghambat pertumbuhan
larva – pupa
4. Menurunkan produksi telur
serangga
6. JERINGAU (ACORUS CALAMUS L)
Rimpang jeringau dapat digunakan sebagai
bahan insektisida yang bekerja sebagai
repellent (penolak serangga), antifeedant
(penurun nafsu makan), dan antifertilitas
(pemandul).
Tepung rimpang jerungau dengan konsentrasi
3-5% berpengaruh terhadap mortalitas
serangga Sitophilus sp. Rimpang jeringau
bisa juga dimanfaatkan untuk membasmi
bberapa jenis kutu, rayap dan walang sangit.
7. SAGA
Biji insektisida, dengan
dihaluskan
Sebagai obat tradisional
batuk, sariawan, sakit
tenggorokan
Kandungan aktif tanin &
toksalbumin yg daya
kerjanya menyerupai racun
ular
Sebagai racun perut
8. SERAI
Bagian tumbuhan yg berguna:
1. Daun & batang dihaluskandicampur pelarut
2. Digunakan dalam bentuk abu (harusdibakar)
Kandungan aktif: Minyak atsiri
Manfaat:
1. Dapat membunuh serangga, menghambat peletakkan telur
2. Abu daun serai mengandung silika, serangga kehilangan cairan sehinggakering
9. SIRSAK (ANONA MURICATA LINN)
Untuk ramuan insektisida nabati, daun
dan biji sirsak perlu dihaluskan terlebih
dahulu lalu dicampur dengan pelarut.
Buah yang mentah, biji, daun dan
akarnya mengandung senyawa kimia
annonain. Selain itu mengandung minyak
atsiri antara 42-45%.
Daun dan biji dapat berfungsi sebagai
insektsida, larvasida, repellent dan
antifeedant. Ekstrak daun sirsak dapat
dimanfaatkan untuk menanggulangi
hama belalang dan hama-hama lainnya.
10. SRIKAYA
Bagian yang berguna
1. biji (dihaluskan dan dicampurdgn pelarut atau tepung)
2. Buah mentah, daun dan akar
Kandungan aktif:
1. Annonian & resin sbg racunperut/kontak
Manfaat:
1. Racun perut/kontak terhadapserangga (insektisida)
2. Repelent mengusur nyamukdewasa
3. Antifeedant
4. Mempengaruhi produksi telur
11. KAMALAKIAN
(CROTON TIGLIUM)
Bagian tumbuhan yang berguna
biji dan batang kayu
Manfaat:
1. Biji : sebagai insektisida
2. Batang kayu dibakar : sbg
repellent tetapi asap kayu dapat
menimbulkan peradangan pd
mata
3. Biji : obat pencahar pd manusia
Kandungan aktif:
1. Biji : mengandung 50% minyak
2. Biji & kayu : mengandung ricinin
12. SUREN
(TOONA SURENI)
Kandungan aktif:
1. Daun suren : surenon, surenin, surenolakton
Efektivitasnya:
1. Insektisida membasmiserangga
2. Penghambat pertumbuhaninsect grow regulator
3. Antifeedant
Penerapan di lapangan:
Pohon suren ditanam tumpang sari dgn tanaman lain (sengon) agar tanaman sengon terhindar dariserangan hama
ZAT PENGATUR TUMBUH SERANGGA
Zat pengatur tumbuh serangga (ZPT) atau Insect
growth regulator (IGR) adalah kelompok senyawa-
senyawa yang dapat mengganggu proses
perkembangan dan pertumbuhan serangga secara
normal
ZPT terbagi dalam dua kelas yaitu juvenoid dan
penghambat sintesa kitin
Juvenoid juga dikenal dengan juvenile hormon analog
(JVA)
Pemberian JVA dapat mengakibatkan jentik serangga
tersebut memperpanjang stadium larva sehingga
gagal menjadi pupa. Ataupun bila telah menjadi
serangga dewasa namun pada akhirnya menjadi
mandul.
Jentik yang terpapar ZPT seringkali mati karenagagal membentuk kutikula baru untukmenggantikan yang lama yang sudah terlanjurlepas. Karena serangga yang dewasa tidakterpengaruh, maka seringkali dikombinasikandengan insektisida konvensional.
Di Indonesia penggunaan penghambat sintesakitin untuk pengendalian jentik nyamuk masihbelum populer, jika dibandingkan dengan negara-negara maju.
Beberapa contoh produknya adalah :
Methoprene
Hydramethylnon
Pyriproxyfen
Flufenoxuron
TERIMA KASIH
PINJAL (FLEAS) & CARA
PEMBERANTASANNYA
BIOLOGI DAN PERILAKU PINJAL
Tubuh pinjal dewasa adalah pipih bilateral,
Berukuran 1,5-4 mm,
berwarna kuning terang hingga coklat tua,
tidak bersayap,
memiliki 3 pasang tungkai panjang yang digunakan untuk lari dan melompat, tungkaidan tubuhnya ditutupi rambut kasar ataurambut-rambut halus,
Kepalanya kecil berbentuk segitiga
dengan sepasang mata dan 3 ruas antena
yang berada pada lekuk antena di
belakang antena ada yang dilengkapi
dengan sisir gena dan ada juga yang
tidak,
Bagian tubuh terdiri dari protoraks,
mesotorak dan metatoraks dan pinjal
Balam siklus hidupnya mengalami
metamorfosa sempurna.
BIOLOGI DAN PERILAKU PINJAL
Pinjal dapat mengganggu manusia
maupun hewan baik secara langsung
(reaksi kegatalan pada kulit dan
bentuk-bentuk kelainan kulit lainnya)
dan secara tidak langsung
(menimbulkan beberapa penyakit)
PERANAN PINJAL DALAM BIDANG
KESEHATAN
Contohnya penyakit yang dapat
ditularkan melalui pinjal adalah :
bubonic plaque atau pes yang
disebabkan oleh Pasteurella pestis atau
Xenopsylla cheopis, kecacingan pada
anjing dan kucing dan kecacingan
pada anak-anakyang bermain
dengan anjing dan kucing.
PERANAN PINJAL DALAM BIDANG
KESEHATAN
Penyebarannya di dunia sangat luas
Berperan sebagai vektor penyakit yaitu:
− Xenopsylla cheopis vektor penyakit pes, endemic typhus
Hewan kecil pengganggu (dermatitis) pada manusia:
− Stadium dewasa menghisap darah untuk hidupnya
− Dapat hidup lama (berbulan2) tanpa menghisap darah
Suka menghisap darah hewan, selalu pindah he hospes yg barujika hospes yang lama mati
Jenis pinjal yang:
− Xenopsylla cheopis
− Pulex iritan
− Ctenocephalides canis
− Ctenocephalides felis
1. XENOPSYLLA CHEOPIS
Ekstoparasit pd rodent sarang tikus
Penyebar penyakit pes pada manusia
Terjadi penularan penyakit pes dari tikus liar ketikus rumah kemudian baru ke manusia
Spesies pinjal yg berperan sbg vektor penyaitpes:
− Xenopsylla cheopis
− Xenopsylla brasiliensis (Afrika)
− Xenopsylla astia (India)
Xenopsylla cheopis
CARA PEMBERANTASANNYA
Insektisida yang masih sensitif:
DDT : efektif 2-4 bulan
Carbaryl, malathion, diazinon : 3 bulan
Bentuk:
Dust/serbuk atau sparying
Dicampur dengan umpan dibawa ke sarang
Area treated:
Sarang tikus
Jalan lalu lintas tikus (dasar dinding)
Tempat banyak pakan tikus
2. PULEX IRRITANS
Ekstoparasit pd manusia, swine
Pada rumah yang kurang higienis
Habitat: celah sempit pd rumah, karpet, tempat tidur
Jarang sekali ditemukan pd rumah yg bersih
Insektisida yg efektif:
Spaying: DDT, methocychlor, pyretrium, malathion
Fumigant: napthalene (kabur barus), paradishlorobenzena
PULEX IRRITANS (HUMAN FLEA)
CARA PEMBERANTASAN
Kebersihan alat rumah tangga
1. Karpet
2. Kamar tidur
3. Celah-celah rumah
4. Furniture
Kebersihan pakaian
Dilakukan penyemprotan/spraying dg insektisidapd rumah tinggal
Dilakukan fumigasi Naphtalene, dichorobenzena, dosis 2,25 kg/10m3
3. CTENOCEPHALIDES
( C. CANIS & C. FELIS)
Ektoparasit pd hewan : anjing, kucing (hewankesayangan/piaraan)
Kepentingan medik dermatitis
Insektisida yg efektif: chlordan, carbaryl, malathion, pyretrum
1. Dust/powder yg paling banyakdipakai
2. Spraying/cair
Dosis : tidak membahayakan hewan
Pencegahan: sebaiknya diberikan 2x setahun
C. FELIS HAS A RELATIVELY
LONGER HEAD THAN C. CANIS.
KEPADATAN PINJAL DALAM RUANGAN
Mengetahui kepadatan pinjal:
a. Berjalan didalam rumah dg memakai kaos kaki putih
b. Pinjal yang menempel pada kaos kaki dihitung
c. Dapat menangkap 77% pinjal yang ada didalamruangan
Cara lain
a. Menggunakan vacum cleaner
b. Memasukkan sapu tangan kedlm kantongpenampungnya dpt menangkap 96% pinjal dlmruangan
Repelen
DEET & benzilbenzoat : melindungi dari gigitan pinjal
Pengendalian secara mekanik- fisik adalah :
Membersihkan karpet
Membersihkan alas kandang hewan peliharaan
Membersihkan lantai rumah dengan vaccum cleaner
Menjaga kebersihan kandang dan lingkungan hewan peliharaan
PENGENDALIAN PINJAL
Memberi nutrisi yang tinggi gizi untuk
meningkatkan daya tahan hewan juga perlindungan
dari kontak hewan piaraan dengan hewan liar atau
tidak terawat lain disekitarnya.
Untuk binatang pengerat seperti tikus adalah
dengan : membuang sampah pada tempat-tempat
yang tertutup, membuat konstruksi rumah yang
rapat tikus (ratprofing)
PENGENDALIAN PINJAL
Pengendalian secara kimia
Pada hewan peliharaan : penggunaan
rotenone atau pyretherum yang dapat berupa
dust, dan penggunaan malathion dan carboryl
dalam bentuk 2-5% debu atau 0,5% semprot.
Saat ini di pasaran banyak dijual bahan-
bahan pengendalian pinjal untuk hewan
peliharaan seperti : sampo, spray, bahan
dipping, sabun foam untuk mandi, serbuk
bedak dan spoton, kerah atau kalung anti
pinjal dan tablet yang dapat ditelan oleh
hewan peliharan
PENGENDALIAN PINJAL
Pada binatang pengerat seperti tikus :
Dusting (penaburan bubuk insektisida) pada ling
terowongan dan tempat persembunyian binatang mengerat
Penggunaan bumbung bamboo insektisida
Fumigasi dengan propoxur, permethrin, eyfluthrin,
deltametrin
Repelen : dielthyl-toluamide (deet)
PENGENDALIAN PINJAL
Aplikasi IGR (menghambat pertumbuhan pinjal) adalahpengendalian stadium pradewasa pinjal dengan cara:
1. penghambatan pembentukan kitin dengan alsistin, siromazine, diflubenzuron, lufenuron, piriprosifen, fenoksikarb dan metoprene.
2. Menghambat hormon juvenil perkembanganpradewasa, insektisidanya : piriproksifen, fenoksikarb, metoprene.
Di pasar produk IGR dalam bentuk sampo, spray, maupuncollar bahkan oral yang berupa tablet sudah dapatditemukan.
PENGENDALIAN PINJAL
IGR (INSECT GROWTH REGULATOR)
JUVENOID (HORMONE JUVENILE)
Mengatur perkembangan stadium pra dewasa
Pemberian juvenoid dapat berakibat:
a. Perpanjangan stad. Larva/nimfa
b. Gagal menjadi pupa
c. Dewasa mandul
d. Dewasa tidak normal secara morfologis (cacat)
Contoh Fenosikarb, hidropen, metopren, piriproksifen
FENOKSIKARB
Efektif untuk:
Perkembangan ordo orthoptera stad. Pra dewasa
Perkembangan ordo siphonaltera stad. Pra dewasa
Akibat pemberian fenoksikarb:
Mengurangi telur yg menetas pd betina yg terpapar
Produksi telur berkurang
Membunuh nimfa stadium awal
Mencegah nimfa menjadi dewasa
Menyebabkan bentuk dewasa cacat (sayap membelit/ mengkerut, kaki pengkor)
Sifat fotostabil (tdk terpengaruh sinar matahari_
HIDROPEN
Juvenoid khusus untuk mengendalikanlipas/orthoptera
Sifat nya:
a. Nimfa yang terpapar mjd dewasa dg sayapabnormal/mengkerut
b. Lebih baik digunakan dlm ruangan
c. Efektif pd dosis rendah
d. Mempunyai efek residu
e. Dapat efektif sampai 3-5 bulan
METROPEN
Sifat:
a. Juvenoid yg digunakan dlm program pengendalian nyamuk, pinjal, semut, & serangga hama gudang
b. Lebih tepat diaplikasikan pd saat populasi masih sedikit untukmencegah semakin banyak
c. Pd semut api larva tdk dpt berkembang normal, ratunya mjd mandul
d. Untuk pengendalian hama gudang dicampur dg biji2an/gandum
e. Untuk nyamuk : diaplikasikan pd perairan atau penampungan air sekitarrumah
f. Terdegradasi oleh sinar matahari
g. Baik untuk dalam ruangan
PIRIPROKSIN (SUMILAR 0,05 G)
Sifat
a. Untuk pengendalian nyamuk, lalat dan rayap tanah
b. Sudah efektif pd dosis rendah
c. Efek residu panjang
d. Toksisitas thd mamalia rendah
e. Relatif aman terhadap lingkungan
Cara kerja
a. Menghambat fisiologis morfogenesis, reproduksi & embriogenesis
b. Pengaruh morfogenesis: larva-pupa-dewasa
c. Pengendalian nyamuk diaplikasikan pd perairan
d. Pengendalian lalat diaplikasikan pd kotoran ternak
PENGHAMBAT SINTESA KITIN (PSK)
Mengganggu proses ganti kulit serangga dg cara
deposisi kitin/eksoskeleton
Mencegah eksoskeleton baru atau menghambat
pelepasan eksoskeleton lama
Contoh:
a. Triflumuron
b. Diflubenzuron
c. Heksaflumuron
d. Flufenoksuron
e. noviflumuron
PSK Sifat:
a. Mengganggu pembentukan
kutikula dg menghambat
sintesa kitin
b. Serangga pra dewasa yg
terpapar mati atau gagal
membentuk kutikula baru
untuk menggantikan yg lama
yg telah lepas
c. Digunakan dlm program
pengendalian nyamuk, lipas,
lalat, pinjal dan rayap
Flufenoksuron Lipas (motto
30/30 SC & motto 50 EC
Heksaflumuron Rayap (Recruit
II 0,5 KT) dalam bentuk umpan
TUGAS MINGGU DEPAN
Carilah jurnal mengenai resistensi baik insektisida
maupun larvasida (silahkan pilih)
Usahakan jangan sama antar 1 orang dengan orang
lain
Bacalah jurnal tersebut, kemudian telaah dan dibuat
summary executive :
1. Resistensi apa terhadap apa
2. Cara yang digunakan untuk uji resistensi
tersebut
Dikumpulkan minggu depan (24 Oktober 2015)
EVALUASI INSEKTISIDA
EFEK PENGGUNAAN INSEKTISIDA
Penggunaan yang terus menerus telah
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan
manusia dan lingkungan.
Insektisida yang digunakan sering melebihi dosis
yg seharusnya beranggapan semakin banyak
insektisida yg diaplikasikan maka akan semakin
bagus hasilnya.
Dapat menyebabkan timbulnya resistensi
(kekebalan), sehingga untuk mengatasi
organisme pengganggu yang resisten perlu dosis
yang lebih tinggi, hal ini menjadi lebih
berbahaya.
Sering dilakukan pencampuran insektisida dgn
perekat sehingga beranggapan tidak akan
mudah larut terbawa air hujan (pd tanaman)
tingginya jumlah residu berbahaya ketika
dikonsumsi oleh manusia.
Penggunaan insektisida sintetik pencemaran
lingkungan
UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGATASI
Membuat peraturan terkait pemakaian insektisida
Penggunaan insektisida diharapkan menjadi alternatif
terakhir
Penggunaan insektisida sesuai dgn yang dianjurkan dgn
pemakaian dosis disesuaikan
Adanya peraturan terkait peredaran insektisida
perizinan beredar disesuaikan
RESISTENSI SERANGGA
RESISTENSI SERANGGA
Kemampuan individu serangga untuk bertahan hidup thdsuatu dosis insektisida yg dlm keadaan normal dptmembunuh serangga.
Sifat resistensi dapat diturunkan
Menyebabkan kegagalan dalam pemberantasan seranggasecara kimiawi
Proses terjadinya resistensi dipengaruhi oleh:
1. Faktor genetik dlm tubuh nyamuk jg terdapat gen
2. Faktor biologis perubahan tingkah laku
3. Faktor operasional aplikasi insektisida kimiawi
TIPE RESISTENSI PADA SERANGGA
Resistensi vigour
a. Tipe resistensi yg mudah berubah menjadi rentan
b. Bersifat musiman & non spesifik (tdk ada gen yang mengatur)
c. Disebabkan keanekaragaman morfofisiollogis (kutikula tebal)
Resistensi fisiologi:
a. Bersifat genetik & permanen (ada gen yg mengatur)
Resistensi perilaku:
a. Perubahan perilaku nyamuk dlm usaha menghindar & pengaruh insektisida
UJI RESISTENSI SERANGGA
1. UJI SUSEPTIBILITI
Mendeteksi & memantau status kerentanan serangga
Sampel : stadium dewasa serangga uji
Syarat : jumah banyak & kondisi fisiologis baik (umur, jenis kelamin, kenyang darah/gula)
Konsentrasi insektisida: sesuai ketetapan WHO
Kematian serangga dicatat setelah pemaparan 24 jam
Hambatan fasilitas insektarium & kit diagnostik
2. UJI BIOKIMIA
Keunggulan:
1. Dapat mendeteksi gen resisten ganda dalambahan yg sama dari satu ekor serangga
2. Dapat mengetahui tipe mekanisme resistensi & resistensi silang
3. Tidak memerlukan alat yg rumit oleh karenasifatnya kolorimetrik yg dapat dinilai secaravisual/dg mata telanjang
4. Dapat mengetahui lebih banyak informasi darisejumlah kecil sampel serangga uji yg hanyadiperoleh dari suatu lokasi survei
Keterbatasan:
1. Tidak dapat mengetahui semua mekanisme
resistensi yang mungkin terjadi dari banyak
jenis & macam insektisida pd individu
serangga uji.
2. Salah satu bahan kimia (acetylcoline iodide)
yg digunakan dalam uji ini harus disimpan
dlm refrigerator (-200C)
3. Tidak dapat dikerjakan di lapangan, harus
dikerjakan di laborartorium
MEKANISME DASAR TERJADINYA
RESISTENSI
Uji biokimia : 3 mekanisme dasar terjadinya
resistensi:
1. Peningkatan metabolisme insektisida dlm
tubuh serangga
2. Insensitivitas syaraf & insensitivitas enzim
asetilkholinesterase thd insektisida
3. Penurunan penetrasi insektisida ketempat
syaraf maupun enzim
RODENTISIDA
Kepala Badan berambut
Ekor bersisik
Kaki depan 4 jari
Kaki belakang 5 jari
Telinga
hidung
Mata
Perut/abdomen
Bentuk morfologi tikus
TIKUS
Lingkungan manusia disukai tikus karena : tersediamakanan dan tempat
Tikus merupakan binatang penular secara biologismaupun mekanis
Secara biologis :
Tikus merupakan tuan rumah pinjal yg menularkanpenyakit pes
Gigitan tikus menyebabkan demam (rat Bite Fever)
Salmonellosis, leptospirosis ditularkan melalui tinja danurine tikus
Secara mekanis
Tikus dari tempat kotor mencemari makanan ygdimakan/diinjak
KEBIASAAN TIKUS
Kegiatan umum
Tikus memp kemampuan adaptasi thd lingkungan yg baru
Saat anak2 dibimbing induknya utk mengenal lingkungan dan setelah 3-4 bulan menjadi sangat aktif, memuncak pada 8 bulan
Umur tikus dp mencapai 1 thn
Reaksi thd rangsangan
Sangat sensitif thd rangsangan, perubahan kondisi lingkungan akanmenyebabkan tikus berpindah tempat
Kebiasaan memanjat
Kemampuan memanjat pohon, bangunan dan tempat tinggal, pipasangat baik
Kemampuan meloncat dan merambat
Mampu merambat di permukaan licin, halus, vertikal sejauh 40 cm
Mampu melompat vertikal setinggi 60 cm, melompat ke bawah dariketinggian 5 m
Kepandaian berenang
Tikus dapat berenang
Tikus got dpt menyelam 30 detik
Tempat perindukan dan sarang tikus
Sarang tikus di tempat aman dari gangguan musuh, dekat dg sumbermakanan
Berbentuk mangkuk dg diameter 20 cm, terbuat dari sobekan kertas, jerami
Lubang tikus
Di dalam tanah tikus membuat lubang dan lorong utk sembunyi danberkembang biak (terutama tikus got)
Gigitan
Tikus memp kebiasaan menggigit –gigit kayu, papan, bahan makanan, pembngkus barang, dll dg tujuan agar giginya tidak terlalu panjang
TANDA-TANDA KEBERADAAN TIKUS
Dropping (tinja tikus)
Run ways (jalan tikus)
Grawing (bekas gigitan)
Borrow (lubang tikus)
Bau (bau tubuh/ urine)
Tikus hidup (Suara)
Bangkai tikus
RODENTISIDA CONTN’D….
Rodentisida merupakan substansi yg dapat untuk membunuh
rodentia
Rodentia dapat menimbulkan beberapa masalah:
1. Merusak tanaman bidang pertanian
Jenis : rattus argentiventer, R. norvegitus, R. exulans,
R. rattus diardi
2. Merusak alat2 RT
Merusak alat kantor, kabel, bahan makanan, pakaian
3. Sbg sumber/menyebarkan penyakit
Hospes reservoir: Trichinella spirales, Toxoplasma
gondii, H. nana
Penyebar penyakit: demam gigitan tikus, pes
CARA PENGENDALIAN RODENTIA &
MACAM RODENTIA
CARA
1. Perangkap
2. Fumigan
3. Racun umpan
MACAM-MACAMNYA
1. Senyawa anorganik
Seng fosfida, arsen trioksida, talium sulfat, fosforus
dan barium karbohidrat
2. Kumarin
− Kumachlor, walfarin
− Indandion, khlorfasinon
RODENTISIDA SENYAWA ANORGANIK
Seng fosfida (Zn3P2)
− Digunakan untuk membasmi mamalia perusak & burung
− Nama dagang: Mesophide
Arsen trioksid (AS2O3)
− Menyebabkan kematian perlahan: jam-hari
− Menyebabkan perdarahan pd usus
− Berbahaya bagi manusia/hewan peliharaan
− Sejak 1973 tidak digunakan sbg pembasmi rodentia
Talium sulfat (TI2SO4)
− Sangat beracun untuk tikus&mamalia lain
− Efeknya lambat: 36 jam-6 hari
RODENTISIDA (GOL. KUMARIN)
Contoh:
− Kumafuril Difenakum
− Kumarin Warfarin
− Brodifakoum Kumachlor
− Kumatetralil Dikumaron
Cara kerja:
− Menghambat pembentuk prothrombin dlm prosespembekuan darah sehingga darah tidak membeku
− Merusak serabut kapiler, terjadi perdarahan
− Efeknya tidak segera dapat dilihat, shg tidakberbahaya dipakai disekitar rumah (perlu berulangkali)
RODENTISIDA (WARFARIN & KUMACHLOR)
Warfarin
− Pertama kali diperkenalkan 1950 oleh Wisconsin Research Foundation (WARF)
− Warfarin 0,05% dlm bentuk umpan dpt membunuh R. tiomanicus (kelapa sawit) dosis: 1mg/kg BB sehari selama 5 hari
− Di Indonesia dikenal sejak 1987: Ratblitz (nama dagang)
Kumachlor
− Dikenal sejak 1953 di Amerika, di Indonesia: Ratilan (namadagang)
− Cara kerja – warfarin
− Kurang efektif untuk R. norvegicus
− Berbahaya jika dipakai diseitar rumah, meracuni hewanpeliharaan
RODENTISIDA (BRODIFAKOUM &
KOUMATETRALIL)
Brodifakoum
− Cara kerja : spt warfarin & kumachlor (antikoagulan)
− Umpan satu kali, tikus akan mati dlm 4-7 hari
− Tidak boleh digunakan disekitar rumah menimbulkan bau
− LD50= 0,26 mg/kg BB melalui mulut
− Di Indonesia = Klerat
Koumatetralil
− Ditemukan di jerman 1957
− Mematikan tikus, dosis: 0,05% untuk R. argiventer
− LD50= 4,37mg/kg BB (Jantan) & 2,11mg/kg BB (betina) melalui mulut
− Di Indonesia = Racumin
Jenis lain golongan kumarin di Ind kumafuril (Fumarin), kumarin (Gisorin) & difenakum (Ratak)
RODENTISIDA (GOL. INDANDION)
Contoh:
− Pindon
− Khlorofasinon
− Difasinon
Cara kerja:
− Sebagai antikoagulan, tikus akan mati setelah makan
racun 2-3 kali berurutan
RODENTISIDA NABATI
Racun tikus dengan tujuan
mengendalikan populasi dengan
cara memandulkannya
CARA PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN TIKUS
Pencegahan
Pemeliharaan rutin bangunan oleh ahli konstruksi
Pintu tempat penyimpanan makanan hrs tertutup rapat
dan dpt menutup sendiri
Sisa makanan dan sampah hrs dikelola dg baik,
dibuang ke tempat sampah yg tertutup
Tidak memberi kemungkinan tikus dpt bersarang dan
bersembunyi
Penangkapan
Menangkap dg perangkap, perekat, penjepit
Racun/pestisida (perlu perhatian agar tidak
mencemari makanan)
Tikus di dalam sarang
Leptospirosis
Kupu, Lepidoptera
Tungau (Acarina)
Kalajenking (Acarina)
Kelabang, Myriapoda (Acarina)
Kaki seribu, Diplopoda
Caplak,
Haemophysalis,
Hyaloma,
Dermacentor,
Ornithodoros,Rhipicephalus
Demam semak
Murine typhus
Kumbang predator, Hemiptera
Kutu, Anoplura
Pinjal
Interaksi tikus, artropoda dan manusia
Pes
PENGENDALIAN TIKUS
PENGENDALIAN TIKUS
A. PENGENDALIAN DGN CARA
KULTUR TEKNIS
Efektif untuk tikus yang mempunyai habitat:
a. Pertanian
b. Perkebunan
Tidak efektif untuk tikus habitat pemukiman
B. PENGENDALIAN
DGN CARA
SANITASI
Menjaga lingkungan agar tidak menjadi sarang
tikus
Membersihkan sisa makanan sbg pakan tikus
Merubah posisi perabotan rumah tangga setiap
2-3 bulan sekali agar tercipta suasana baru shg
tikus kesulitan dlm orientasi wawasan
Menyingkirkan tumpukan kayu, batu, batu bata
& sampah di pekarangan
Rerumputan & semak belukar harus dikurangi
lebih terbuka
C.
PENGENDALI
AN DENGAN
FISIK -
MEKANIS
Fisik usaha manusia dlm mengubah lingk fisik agar dapat menyebabkan kematian pd tikus (suhu, kelembaban, cahaya).
Mekanis usaha nabusia untuk mematikan/memindahkan tikus secara langsung (tangan telanjang, atau dg bantuan alat)
Prinsip dasar kerja pengendalian fisik-mekanik:
1. Membunuh tikus scr langsung tanpa atau dg bantuan alat2 spt senapan angin, pemukul, parang, perangkap dsb
2. Mengusir dg alat yg tdk bersifat kimia
3. Melindungi produk tanaman atau benda2 lain dari serangan tikus proofing
Macam-macam Pengendalian Fisik-Mekanik:
1. Suara ultrasonik
- Suara diatas batas pendengaran manusia (>20 kHz) tikus mjd stres.
- Masih dipertanyakan karena:
a. Laju populasi dari tikus betina akan meningkat stlh si jantan mengeluarkan suara ultrasonik
b. Mencit betina akan membangun sarang yg lebih tebal/tertutup jika anaknya mengeluarkan suara ultrasonik (tanda kedinginam)
c. Anak2 mencit & tikus akan mengeluarkan suara ultrasonik pada saat tersesat
Alasan ultrasonik tdk efektif:
Tdk dapat menembus benda2 padat & hanya dpt diserap pd
bagian permukaan benda padat
2. Gelombang elektromagnetik
- Dapat mempengaruhi perilaku tikus shg dapat dimanfaatkan untuk mengelola populasinya.
- Diharapkan dapat mengusir tikus atau menyebabkan tikus berhenti untuk makan & berkembangbiak
- Alat ini dinyatakan berbahaya bagi semua hama tingginya kadar Natrium (Na) yg dikandung oleh hewan liar yg menjadikan lebih rentan/sensitif.
- Alat ini menggunakan sumber energi listrik tetapi tdk menimbulkan efek samping thdp alat2 listrik.
- Menjadi tdk efektif jika tikus mempunyai kemampuan u/ mempelajari setiap tindakan yg dilakukan oleh manusia shg dpt melawan atau menghindarinya.
- Perlu konsistensi dalam mengeluarkan gelombang
3. Perangkap
- Cara paling tua, tidak banyak diteliti karena kurang
ilmiah
- Diaplikasikan saat populasi tikus rendah
- Macam-macamnya:
Perangkap mati (snap
trap)
Single live trapSticky trap
Kelemahan snap rate:
1. Keberhasilan tergantung ketrampilan
2. Butuh waktu lama & usaha yg gigih
3. Tdk dpt digunakan dekat area anak & hewan peliharaan
4. Tikus yg terperangkap ekor/kakinya dpt menyeret perangkapnya
5. Harus di set ulang pasca penggunaan
Live trap relatif jarang digunakan kurang praktis, hrs mematikan tikusnya lagi
Multiple live trap kadang2 lebih efektif, yan tertanggap lebih dari 1
Dapat terjadi trap-shyness mengeluarkan urin bercampur dg hormon peringatan bahaya (alarm hormon), diatasi dg mencuci trap pakai air panas.
Sticky trap digunakan hanya satu kali saja
4. Sinar Ultraviolet
- Tikus hewan nokturnal tdk tahan/
menghindari cahaya
- Sinar UV berpera sbg repelen
5. Penghalang (barier/proofing)
- Bertujuan u/ mencegah tikus memasuki
bangunan
- Didalam menggunakan barier
menggunakan barang2 yg tdk dapat tembus
oleh gigi tikus
6. Berburu
- Kurang efisien
D. PENGENDALIAN SECARA BIOTIK
DAN GENETIK
1. Pengendalian secara Biotik
- Menggunakan parasit, patogen & predator
- Predator kucing, anjing
- Patogen Salmonella enteriditis (sdh tdk
dpt digunakan krn dpt mengakibatkan
gastroenteritis pd manusia
- Kelebihannya:
a. Bersifat kontinyu
b. Aman terhadap lingkungan
c. Relatif murah
Kelemahan biotik:
a. Masih perlu dilakukan penelitian yg lebih seksama dlm memanfaatkan patogen
b. Perlu perhitungan jenis mangsa lain dlm memanfaatkan predator
c. Memerlukan biaya yg tinggi dan penelitian yg cukup lama
2. Pengendalian Genetik
Pengelolaan cara genetik dpt dibagi menjadi 2 kategori:
a. Pelepasan individu tikus yg membawa gen perusak, ex: gen yg dpt menurunkan ketahanan hewan thdp suatu penyakit (gen gruneberg lethal syndrome) yaitu 25% mati sebelum dewasa. Kelebihan (tdk berbahaya bagi lingk) tapi kekurangan (masih banyak tikus yg hidup).
b. Pelepasan individu steril/mandul pd populasi tikus u/ menurunkan laju reproduksi. Mahal & sulit dlm pelaksanaannya,
E. PENGENDALIAN KIMIA
Dengan penggunan bahan-bahan kimia yg dapat mematikan & mengganggu aktivitas tikus
Pengendalian kimia berupa : umpan beracun (racun tikus), bahan fumigan (racun nafas), repelen, pemandul
BACA di slide sebelumnya RODENTISIDA
• Resistensi Tikus terhadap Rodentisida:
a) Tikus yg sdh resisten thdp rodentisida tjd mutasi pada peotein tikus shg protein tsb tdk dpt bereaksi dgn warfarin & hanya bereaksi dg vitamin K.
b) Karena warfarin yg masuk dl tubuh tdk dpt bereaksi dg protein u/ mematikannya.
KELOMPOK TUMBUHAN
PESTISIDA SERBA GUNA
Kelompok tumbuhan yg mempunyai efek ganda:
Contoh:
a. Insektisida
b. Fungisida
c. Bakterisida
d. Moluskisida
e. Nematisida
a. Jambu mete
b. Lada
c. Mimba
d. Jarak
e. Mindi
f. Tembakau
g. Cengkih
h. kecubung
1. JAMBU METE
(ANACARDIUM
OCCIDENTELE) Deskripsi tumbuhan:
a. Bentuk pohon tinggi 12cm, berkayu bulat, bergetah
b. Daun tunggal, bulat telur, tepi rata, pangkal runcing, ujung
membulat, warna hijau
c. Bunga majemuk, btk malai, di ketiak daun/ujung
cabangnya warna hijau
d. Buah sejati keras, btk spt ginjal, warna hijau coklat
e. Buah semu, ukuran > besar, tangkai buah membesar,
berdaging tebal, berair & berserabut rasanya sepet,
warna kuning orange merah
f. Biji bulat panjang btk spt ginjal, pipih warna putih
Bagian tumbuhan yang berguna adalah:
Kulit buah jambu mete diekstrak menghasilkan cairan cashew nut cell liquid (CNSL).
Kandungan aktif CNSL : Asam anakardat 90& & kardol 10%
Efektivitas :
a. Insektisida
b. Bakterisida
c. fungisida
2. LADA
(PIPER NIGRUM)
Deskripsi tumbuhan:
a. Tanaman herba tahunan, memanjat, batang bulat beruas, bercabang, mempunyai akar pelekat, warna hijau kotor
b. Daun tunggal, bentuk bulat telur, ujung runcing tepi rata, warna hijau
c. Bunga majemuk bentuk bulir, menggantung & panjang
d. Buah bulat, muda (warna hijau), tua (warna merah)
e. Biji bulat warna putih kehitaman
f. Akar tunggang, perbanyakan dengan setek batang
Bagian tumbuhan yang berguna:- Biji dgn ditumbuk agar hancur menjadi tepung
Kandungan aktif:
a. Alkaloid, methylpyrrolie
b. Piperovatine, chavinicine
c. Piperidine, piperine
Efektivitas:
a. Insektisida
b. Fungisida
c. Nematisida
3. MIMBA
(AZADIRACHTA INDICA)
Deskripsi tumbuhan:
a. Bentuk pohon tinggi 10-15 cm, batang tegak berkayu, bentuk bulat, permukaan kasar warna coklat.
b. Daun majemuk, letak berhadapan, btk lonjong, tepi bergerigi, ujung lancip pangkal runcing, warna hijau
c. Bunga majemuk diujung cabang, tangkai silindris, kelopak hijau, mahkota putih
d. Buah bulat telur, warna hijau, biji bulat warna putih, diameter 1 cm
e. Akar tunggang, tumbuh di daerah panas 1-700m dpl
f. Perbanyakan melalui biji
Bagian tanaman yang bermanfaat
- Daun & biji dihaluskan kemudian dicampur dengan air/pelarut
Kandungan aktif Azadirachtin (mengganggu proses metamorfosa serangga), melantriol (penghalau/repellent), salanin (penurun nafsu makan), nimbin (anti mikroorganisme)
Efektivitas:
a. Fungisida
b. Bakterisida
c. Antivirus
d. Moluskisida
e. Nematisida
f. Insektisida daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses ganti kulit, penurunan daya tetas telur, hambatan perkawinan & hambatan pembentukan kitin (insektisida food regulator)
4. MINDI
(MELIA
AZEDARACH)
Deskripsi tumbuhan
a. Bentuk pohon bercabang : 20m, kulit batang coklat tua
b. Daun majemuk, tumbuh berseling, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal membulat, warna permukaan atas hijau tua, permukaan bawah hijau muda
c. Bunga majemuk btk malai, keluar dari ketiak daun
d. Perbanyakan dgn biji
e. Tumbuh pada ketinggian 1-1100m dpl
f. Secara umum hampir sama dengan mimba, perbedaannya pada bentuk daun mimba lebih langsing
Bagian tumbuhan yang bermanfaat:
a. Daun & biji dihaluskan dicampur dgn air atau pelarut
b. Kandungan aktif:
c. Seperti pd mimba hanya kadarnya lebih sedikit: azadirachtin, meliantriol, salanin, nimbin
d. Efektivitasnya:
e. Insektisida : 50gram daun direndam dalam air
5. TEMBAKAU
(NICOTIANA TABACUM)
Deskripsi tumbuhan:
a. Tanaman semak semusim, tinggi 2m, batang berkayu, bulat, berbulu, diameter 2 cm, warna hijau
b. Daun tunggal berbulu, bulat telur, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, tangkai daun warna hijau keputihan
c. Bunga majemuk, tumbuh diujung batang, kelopak bunga berbulu, pangkal berlekatan, ujung terbagi lima
d. Buah kotak, btk bulat telur, warna hijau waktu muda, setelah tua berubah coklat, biji kecil warna coklat
e. Akar tunggang, perbanyakan dg biji, tumbuh pada ketinggian 1-1200m dpl
Bagian tumbuhan yang bermanfaat:
- Daun & batang dikeringkan dihaluskan menjadi tepung, diaplikasikan dlm bentuk kabut / dusting
Kandungan aktif:
- Nikotin pada ranting & tulang daun
Efektivitas:
a. Repelen
b. Fungisida
c. Akarisida
d. Nematisida
Sebagai racun kontak, perut atau pernafasan
6. CENGKIH
(SYZYGIUM AROMATICUM)
Deskripsi tumbuhan:
a. Tanaman pohon, tinggi 5-10m, batang tegak bercabang
b. Daun tunggal bertangkai, tebal, kaku, btk bulat telur sampai lanset memanjang, ujung runcing, tepi merata, permukaan atas mengkilap, warna hijau kecoklatan, terdapat bintik kelenjar yg tembus cahaya
c. Bunga majemuk, btk malai, terdapat pd ujung ranting, warna hijau kuning merah
d. Buah buni, btk bulat telur, warna merah gelap ungu tua
e. Biji kecil warna coklat muda, btk bermacam-macam : bulat, lonjong dg ujung runcing
Bagian tumbuhan yg bermanfaat:
- Bunga, tangkai bunga & daun, dikeringkan kemudian dihaluskan mjd tepung
Kandungan aktif Minyak asiri yg mengandung eugenol
Efektivitasnya (menghambat pertumbuhan):
a. Fungisida
b. Bakterisida
c. Nematisida
d. Insektisida
e. pestisida
7. JARAK
(RICINUS KOMUNIS)
Deskripsi tumbuhan:
a. Tanaman perdu, tinggi 6m, batang bulat, licin, berongga, berbuku, warna hijau kemerahan
b. Daun tunggal, tumbuh berseling, tangkai daun panjan, ujung runcing, tepi bergerigi, warna hijau
c. Bunga majemuk, warna kuning orange
d. Buah bulat, berduri lunak, warna hijau, berumpul dalam tandan, setiap ruangan berisi satu biji
e. Perbanyakan dengan biji
f. Berasal dr Etiopia
Bagian tumbuhan yg bermanfaat:
- Biji mengandung minyak castor (castor oil)
- Semua bagian tanaman bermanfaat
Kandungan aktif daun, batang & biji : ricin
Efektivitas:
a. Insektisida
b. Fungisida
c. Nematisida (pd tanaman)
d. Biji u/ industri: obat, cat, tekstil, plastik, minyak rem
8. KECUBUNG
(DATURA PATULA)
Deskripsi tumbuhan
a. Tanaman perdu, tinggi 2m, batangnya tebal, berkayu, & bercabang
b. Daun berhadapan, bulat telur
c. Bunga tunggal, btk terompet
d. Buah kotak, btk bulat berduri
e. Biji banyak kecil warna coklat tua
f. Banyak tersebar di Indonesia, tumbuh pada dataran rendah maupun tinggi
Bagian tumbuhan yg bermanfaat Daun & biji
Kandungan aktif:
a. Scopolamin
b. Hyosciamin
c. Atropin
d. Alkaloid
Efektivitas:
a. Insektisida
b. Rodentisida
c. Anti virus
Racun mengakibatkan:
a. BAB tidak terkendali (diare)
b. Menyebabkan rasa haus