perbedaan daya hambat ekstrak daun pacar kuku …

12
Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi (JIKG) Volume 3 No 2 September 2021 ISSN: 2721-2033 452 PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN PACAR KUKU (LAWSONIA INERMIS) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Porphyromonas gingivalis Imam Sarwo Edi 1 , Citra Esti Melodya 2* , Sri Hidayati 3 , Endang Purwaningsih 4 1234 Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya, Jurusan Keperawatan Gigi *[email protected] ABSTRAK Porphyromonas gingivalis merupakan penyebab utama terjadinya periodontitis. Salah satu bahan alam yang dapat dijadikan sebagai obat tradisional adalah daun pacar kuku. Tanaman daun pacar kuku memiliki beberapa senyawa aktif seperti flavonoid, tanin, saponin, kuinon dan alkaloid yang diketahui bersifat bakterisidal, yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis. Tujuan : mengetahui perbedaan daya hambat ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis) terhadap pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis. Metode : Eksperimental Laboratorium dengan 3 kelompok perlakuan yaitu kelompok uji ekstrak daun pacar kuku 25%, 50%, 75%, 100%, kelompok kontrol positif, dan kelompok kontrol negatif. Hasil : ekstrak daun pacar kuku memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis. Uji statistik yang digunakan adalah Uji One way ANOVA didapatkan p value memiliki nilai sebesar <0,000. Data yang menunjukan bahwa p value <0,05 berarti terdapat perbedaan bermakna pada daya hambat ekstrak daun pacar kuku 25%, 50%, 75%, dan 100% terhadap pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis secara in vitro. Kesimpulan : ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis) memiliki perbedaan daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis. Kata kunci: Daun Pacar Kuku Klorheksidin Porphyromonas gingivalis ABSTRACT Key word: Henna Leaves Chlorhexidine Porphyromonas gingivalis The Differences of inhibition of henna leaf extract (Lawsonia inermis) on the growth of Porphyromonas gingivalis bacteria. Porphyromonas gingivalis is the main cause of periodontitis. One of the natural ingredients that can be used as traditional medicine is nail henna leaves. Nail henna leaf plant contains several active compounds such as flavonoids, tannins, saponins, quinones and alkaloids which are known to be bactericidal, which can inhibit the growth of Porphyromonas gingivalis bacteria. Aim: to determine the difference in the inhibition of henna leaf extract (Lawsonia inermis) on the growth of Porphyromonas gingivalis bacteria. Method: Experimental Laboratory with 3 treatment

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN PACAR KUKU …

Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi (JIKG)

Volume 3 No 2 September 2021

ISSN: 2721-2033

452

PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN PACAR KUKU

(LAWSONIA INERMIS) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

Porphyromonas gingivalis

Imam Sarwo Edi1, Citra Esti Melodya2*, Sri Hidayati3, Endang Purwaningsih4

1234 Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya, Jurusan Keperawatan Gigi

*[email protected]

ABSTRAK

Porphyromonas gingivalis merupakan penyebab utama terjadinya

periodontitis. Salah satu bahan alam yang dapat dijadikan

sebagai obat tradisional adalah daun pacar kuku. Tanaman daun

pacar kuku memiliki beberapa senyawa aktif seperti flavonoid,

tanin, saponin, kuinon dan alkaloid yang diketahui bersifat

bakterisidal, yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Porphyromonas gingivalis. Tujuan : mengetahui perbedaan daya

hambat ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis) terhadap

pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis. Metode :

Eksperimental Laboratorium dengan 3 kelompok perlakuan yaitu

kelompok uji ekstrak daun pacar kuku 25%, 50%, 75%, 100%,

kelompok kontrol positif, dan kelompok kontrol negatif. Hasil :

ekstrak daun pacar kuku memiliki daya hambat terhadap

pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis. Uji statistik yang

digunakan adalah Uji One way ANOVA didapatkan p value

memiliki nilai sebesar <0,000. Data yang menunjukan bahwa p

value <0,05 berarti terdapat perbedaan bermakna pada daya

hambat ekstrak daun pacar kuku 25%, 50%, 75%, dan 100%

terhadap pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis secara in

vitro. Kesimpulan : ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis)

memiliki perbedaan daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri

Porphyromonas gingivalis.

Kata kunci:

Daun Pacar Kuku

Klorheksidin

Porphyromonas gingivalis

ABSTRACT

Key word:

Henna Leaves

Chlorhexidine

Porphyromonas gingivalis

The Differences of inhibition of henna leaf extract (Lawsonia

inermis) on the growth of Porphyromonas gingivalis bacteria.

Porphyromonas gingivalis is the main cause of periodontitis. One

of the natural ingredients that can be used as traditional medicine

is nail henna leaves. Nail henna leaf plant contains several active

compounds such as flavonoids, tannins, saponins, quinones and

alkaloids which are known to be bactericidal, which can inhibit

the growth of Porphyromonas gingivalis bacteria. Aim: to

determine the difference in the inhibition of henna leaf extract

(Lawsonia inermis) on the growth of Porphyromonas gingivalis

bacteria. Method: Experimental Laboratory with 3 treatment

Page 2: PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN PACAR KUKU …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

453

groups, namely the 25%, 50%, 75%, 100%, negative control group,

the positive control group, and the negative control group.

Results: henna leaf extract has an inhibitory effect on the growth

of Porphyromonas gingivalis bacteria. The statistical test used is

the One way ANOVA test, it is found that the p value has a value

of < 0.000. Data showing that p value <0.05 means that there are

significant differences in the inhibitory power of henna leaf

extract 25%, 50%, 75%, and 100% on the growth of

Porphyromonas gingivalis bacteria in vitro. Conclusion: henna

leaf extract (Lawsonia inermis) has different inhibition on the

growth of Porphyromonas gingivalis bacteria.

PENDAHULUAN

Penyakit pada rongga mulut yang sering dijumpai di masyarakat salah satunya

adalah periodontitis. Periodontitis dianggap sebagai penyakit rongga mulut nomor dua

di dunia setelah karies gigi (Notohartojo & Suratri, 2016). Periodontitis adalah

peradangan yang mengenai jaringan pendukung gigi, disebabkan oleh mikroorganisme

dan dapat menyebabkan kerusakan yang progresif pada ligamen periodontal, tulang

alveolar dan disertai dengan pembentukan poket (Quamilla, 2016).

Data RISKESDAS 2018 menunjukkan persentase kasus periodontitis di Indonesia

sebesar 74,1% (KEMENKES, 2018). Data penelitian Global Burden of Disease tahun 1990-

2010 menunjukkan bahwa periodontitis berat (severe periodontitis) merupakan penyakit

dengan prevalensi tertinggi keenam (11,2%) dan diderita oleh sekitar 743 juta jiwa di

dunia serta mengalami peningkatan prevalensi sebesar 57.3% dalam kurun waktu 10

tahun (Wijaksana Evan, 2019).

Penyebab utama periodontitis adalah adanya mikroorganisme yang berkolonisasi di

dalam plak gigi. Plak gigi adalah substansi yang terstruktur, lunak, berwarna kuning,

yang melekat pada permukaan gigi (Quamilla, 2016). Porphyromonas gingivalis (P.

gingivalis) merupakan bakteri yang tersering dengan patogensis periodontitis . Hampir

40-100 % kasus periodontitis dipicu oleh antigen bakteri opurtunistik ini. Studi pada plak

subgingiva pasien periodontitis kronis ditemukan adanya bakteri ini sebanyak 85,75%.

Ciri utama dari (P. gingivalis) di antaranya adalah bakteri Gram negatif, berbentuk

batang, bukan motil, bersifat anaerob, dan assacharolytic (Dent, n.d.).

Chlorehexidine dipercaya sebagai obat kumur yang mampu mengurangi pembentukan

plak, menghambat pertumbuhan plak dan mencegah terjadinya penyakit periodontal

(Universitas Muhammadiyah Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan & Sari, 2019).

Chlorehexidine memiliki sejumlah kekurangan seperti rasanya yang kurang enak dan

dapat menimbulkan sejumlah efek samping seperti diskolorisasi gigi, iritasi mukosa, dan

mulut kering (Chairani et al., 2018). Mengingat kelemahan bahan sintetik ini, maka

diperlukan bahan alami yang dapat dikembangkan sebagai bahan alternatif pencegahan

periodontitis.

Dewasa ini sedang digalakkan penggunaan bahan-bahan alami sebagai bahan

alternatif kedokteran, terutama bahan kedokteran gigi yang harganya semakin mahal dan

sering menimbulkan efek samping. Pengobatan penyakit pada rongga mulut

menggunakan bahan alami sudah sejak lama dilakukan. Menjaga kesehatan gigi juga

Page 3: PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN PACAR KUKU …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

454

merupakan amalan yag dilakukan oleh Nabi Muhammad. Salah satu bahan alami yang

sering digunakan oleh Nabi Muhammad adalah Lawsonia inermis atau biasa disebut pacar

kuku. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, dari Ali bin Ubaidillah

dari neneknya, Salma yang pernah menjadi pelayan Nabi Muhammad SAW, beliau

berkata, “Tidaklah Rasulullah SAW ketika terkena luka yang bernanah dan luka parah

kecuali beliau selalu memerintahku untuk meletakkan pohon pacar diatas luka tersebut,”

(HR At-Tirmidzi).

Lawsonia inermis biasa disebut sebagai pacar kuku adalah satu-satunya spesies dari

genus Lawsonia, milik keluarga Lythraceae (Lattab et al., 2017). Tanaman ini juga memiliki

khasiat sebagai antibakteri, antimikroba, antifungal, hipolikemia, hepatoprotektif,

imunostimulan, antiinflamasi, antiviral, antiparasit (Komala, 2019). Daun pacar kuku

(Lawsonia inermis L.) melalui uji minimal inhibitory concentration telah terbukti efektif

sebagai antibakteri terhadap Actinobacillus actinomycetemcomitans dan Streptococcus

mutans secara in vitro (Devi & Mulyani, 2017). Dengan demikian perlu dilakukan

penelitian lanjutan tentang konsentrasi ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis) yang

berpotensi menghambat pertumbuhan Porphyromonas gingivalis.

METODE

Subjek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan post test only

control group design. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret 2021 di Laboratorium

Penelitian dan Konsultasi Industri Surabaya Jatim untuk proses pembuatan ekstrak daun

pacar kuku. Proses pengujian daya hambat ekstrak daun pacar kuku terhadap

pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya.

Sampel dari penelitian ini adalah koloni bakteri Porphyromonas gingivalis. Biakan

murni bakteri ini sudah tersedia di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Airlangga. Subyek penelitian yang digunakan adalah daun pacar kuku

(Lawsonia inermis L.) yang diperoleh dari Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep,

Provinsi Jawa Timur, Pulau Madura yang kemudian diekstrakkan di Laboratorium

Penelitian dan Konsultasi Industri Surabaya Jatim.

Alat

Alat yang digunakan terdiri dari Petridish dan Ose, Disposible syringe, Laminar flow,

Autoclave, Tabung Erlenmeyer dan pengaduk, Tabung reaksi (Pyrex), Incubator (Binder),

Neraca (Ohaus), Gelas ukur, Rak tabung reaksi, Gigaskrin, Blender, Saringan, Gelas

plastik/botol, Dry heat oven (Memmert), Desicator, Rotary evaporator, Corong Buchner, Kaca

preparat, vortex, Lampu spiritus, Jangka sorong dengan derajat ketelitian 0,5 mm

(Medesy), dan Gunting.

Bahan

Bahan yang digunakan terdiri dari Aquades steril , Daun pacar kuku (Lawsonia

inermis) 500 gr, Media biakan (MHA), Sediaan Porphyromonas gingivalis, Chlorhexidine 0,2%

(Minosep), Etanol 96%, Alkohol 70%, bahan pewarnaan Gram (Kristal violet, Lugol’s

iodine, Safranin), McFarland, Natrium Klorida (NaCl) 0,9%, dan sedotan diameter 5 mm.

Page 4: PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN PACAR KUKU …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

455

Sterilisasi Alat

Semua alat yang terbuat dari kaca dan logam, dicuci bersih kemudian dry heat oven

selama 15 menit dengan suhu 110ºC sedangkan semua alat yang terbuat dari plastik

dicuci bersih dan dikeringkan kemudian diulas alkohol 70%.

Pembuatan ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis)

Pembuatan ekstrak daun pacar kuku dengan metode maserasi. Maserasi merupakan

metode penarikan simplisia dengan merendam simplisia tersebut dalam pelarut penyari

yang sesuai. Metode ini cocok digunakan untuk ekstraksi dalam jumlah banyak

(Fajeriyati Andika, 2017). Proses pembuatan simplisia pada penelitian ini menggunakan

daun pacar kuku sebanyak 500 gram kemudian dicuci sampai bersih dan ditiriskan untuk

menghilangkan sisa air cucian. Daun pacar kuku dipotong-potong menggunakan gunting

agar kadar airnya lebih cepat menguap saat dikeringkan. Potongan daun pacar kuku

diletakkan di atas papan dan dibiarkan di udara terbuka (tidak langsung terkena sinar

matahari) sampai daun mengering. Apabila sudah kering, daun dihaluskan dengan cara

digiling menggunakan blender menjadi serbuk. Serbuk yang diperoleh kemudian

dilarutkan dengan menggunakan etanol 96% sebanyak 1,5 liter sampai seluruh bagian

terendam. Larutan disaring dengan corong Buchner, sehingga didapatkan ekstrak dalam

bentuk cair. Ekstrak cair tersebut kemudian diuapkan sampai bebas dari pelarut etanol

dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 40°C selama 3 jam, sehingga menjadi

ekstrak kental sebanyak 59,2 gr dengan konsentrasi 100%. Setelah diperoleh hasil ekstrak

yang pekat lalu diencerkan menjadi konsentrasi 25%, 50%, 75%. Kelompok perlakuan

terdiri dari ekstrak daun pacar kuku dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, 100% serta

kelompok kontrol positif Chlorhexidine 0,2% dan kelompok kontrol negatif tanpa

pemberian ekstrak (0%).

Pembuatan Media Agar

Sebanyak 12,16 gram Mueller Hinton Agar (MHA) kemudian disuspensikan dengan

aquades hingga 300 ml disterilkan dalam autoclave dengan suhu 121℃ selama 25 menit.

Pembuatan Suspensi Bakteri

Koloni hasil pengkulturan Porphyromonas gingivalis diambil sebanyak 1-2 ose

dengan jarum ose, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi NaCl 0,9%

sebanyak 5 ml lalu dihomogenkan dengan vortex. Kemudian kekeruhan bakteri

disetarakan dengan McFarland 0,5 atau setara dengan 1,5 x 108 CFU/ml (Syahrial, 2018).

Penanaman Bakteri pada Media Agar

Penanaman dilakukan dengan mengambil 0,5 ml bakteri Porphyromonas gingivalis

yang telah disetarakan dengan McFarland 0,5 dengan menggunakan syringe, kemudian

dituangkan kedalam media MHA yang steril dan masih cair, kemudian diratakan dengan

gigaskrin. Suspensi bakteri Porphyromonas gingivalis dibiarkan selama 15 menit agar

dapat beradaptasi dengan media agar.

Uji Daya Hambat

Metode uji daya hambat pada penelitian ini menggunakan metode difusi sumuran.

Metode sumuran dilakukan dengan membuat lubang yang dibuat tegak lurus pada

agar padat yang telah diinokulasi dengan bakteri uji. Jumlah dan letak lubang

disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian lubang diisi dengan sampel yang akan

diuji. Setelah dilakukan inkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada

tidaknya daerah hambatan di sekeliling lubang.

Page 5: PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN PACAR KUKU …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

456

Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengujian dibuat dalam bentuk tabulasi untuk mengetahui

daya hambat ekstrak daun pacar kuku terhadap pertumbuhan bakteri Porphyromonas

gingivalis, dan hasilnya kemudian dikategorikan sebagai berikut :

Zona hambat lemah : < 5 mm

Zona hambat sedang : 5-10 mm

Zona hambat kuat : 10-20 mm

Zona hambat sangat kuat : > 20 mm

Data yang diperoleh kemudian dilanjutkan dengan uji One way ANOVA.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji daya hambat ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis) terhadap bakteri

Porphyromonas gingivalis dilakukan sebanyak 4 kali pengulangan dengan tujuan data yang

diperoleh lebih akurat. Pengamatan dilakukan setelah inkubasi selama 1x24 jam pada

suhu 37˚C untuk melihat zona bening dalam cawan petri. Hasil rata-rata uji daya hambat

terhadap pertumbuhan Porphyromonas gingivalis menggunakan ekstrak daun pacar kuku

menunjukkan bahwa pada konsentrasi 25% (7,64 mm), konsentrasi 50% (9,24 mm),

konsentrasi 75% (12,30 mm), dan konsentrasi 100% (16,37 mm). Kontrol negatif tanpa

pemberian ekstrak (0%) menunjukkan tidak adanya respon zona hambat, sedangkan

pada kontrol positif menggunakan Chlorhexidine 0,2% (18,76 mm) menunjukkan adanya

zona hambat yang kuat terhadap Porphyromonas gingivalis. Rata-rata zona hambat yang

dihasilkan pada tiap pengulangan kemudian dikategorikan sesuai dengan kategori

kekuatan daya hambat bakteri.

Tabel 1. Hasil rata-rata diameter zona hambat kelompok kontrol dan ekstrak daun

pacar kuku terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis

Diameter Zona Hambat Konsentrasi terhadap Bakteri Porphyromonas gingivalis (mm)

No. Kontrol positif

(Chlorhexidine

2%)

Kontrol

negatif

(0%)

Ekstrak

pacar kuku

100%

Ekstrak

pacar kuku

75%

Ekstrak

pacar kuku

50%

Ekstrak

pacar kuku

25%

1 18,60 - 16,40 12,05 9,40 7,80

2 18,95 - 16,35 12,60 9,55 7,75

3 18,55 - 16,20 12,35 9,20 7,60

4 18,95 - 16,55 12,20 8,80 7,40

Mean 18,76 (kuat) - 16,37 (kuat) 12,30 (kuat) 9,24 (sedang) 7,64 (sedang)

SD 0,22 - 0,14 0,23 0,33 0,18

Tabel 2. Hasil Uji One Way ANOVA Zona Hambat Kelompok Ekstrak Daun Pacar

Kuku Terhadap Bakteri Porphyromonas gingivalis

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 903.101 5 180.620 4.152E3 .000

Within Groups .783 18 .044

Total 903.884 23

Page 6: PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN PACAR KUKU …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

457

Pada penelitian ini dilakukan analisis data menggunakan uji one way ANOVA. Pada

uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa data diameter zona

hambat ekstrak daun pacar kuku terhadap Porphyromonas gingivalis berdistribusi normal

dengan nilai p>0,05. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene test untuk melihat

kesamaan data. Hasil uji homogenitas data menunjukkan nilai p=0,051 yang berarti p>0,05

sehingga dapat dilanjutkan penggunaan uji One way ANOVA. Uji One way ANOVA yang

dilakukan menunjukkan nilai p<0,00 yang berarti terdapat perbedaan bermakna pada

daya hambat ekstrak daun pacar kuku 25%, 50%, 75%, dan 100% terhadap pertumbuhan

bakteri Porphyromonas gingivalis secara in vitro. Hasil penelitian ini dapat dilihat pada

gambar 1, 2, 3, dan 4.

Gambar 1. Hasil zona hambat ekstrak daun pacar kuku terhadap Porphyromonas

gingivalis (Pengulangan I)

Gambar 2. Hasil zona hambat ekstrak daun pacar kuku terhadap Porphyromonas

gingivalis (Pengulangan II)

Gambar 3. Hasil zona hambat ekstrak daun pacar kuku terhadap Porphyromonas

gingivalis (Pengulangan III)

Page 7: PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN PACAR KUKU …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

458

Gambar 4. Hasil zona hambat ekstrak daun pacar kuku terhadap Porphyromonas

gingivalis (Pengulangan IV)

Ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis) dalam penelitian ini, memiliki daya

hambat terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis karena daun pacar kuku mengandung

senyawa kimia yang bersifat antibakteri. Hal tersebut didukung oleh penelitian (Devi &

Mulyani, 2017) bahwa dalam ekstrak daun pacar kuku terdapat beberapa senyawa aktif

seperti flavanoid, tanin, alkaloid, dan quinon yang mampu menghambat pertumbuhan

bakteri Porphyromonas gingivalis.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa konsentrasi ekstrak daun pacar kuku

(Lawsonia inermis) yang tinggi (100%), mempunyai daya hambat lebih besar dibandingkan

dengan konsentrasi yang lebih kecil. Menurut Devi & Mulyani (2017), konsentrasi suatu

bahan antibakteri berpengaruh terhadap besar diameter zona hambat. Semakin tinggi

konsentrasi ekstrak daun pacar kuku yang diberikan maka semakin besar zona hambat

yang terbentuk.

KESIMPULAN

Ekstrak daun pacar kuku memiliki daya hambat terhadap bakteri Porphyromonas

gingivalis yaitu dengan terbentuknya zona bening disekeliling bakteri pada lubang

sumuran. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun pacar kuku, maka semakin besar pula

diameter zona hambat pertumbuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H., Adam, A. M., Azizah, A., Sukmana, B. I., Huldani, Nurul Khera, S., &

Ramadhany, Y. F. (2020). A Review of Bandotan Leaf Extract (Ageratum conyzoides

L.) in Inhibition Test to the Growth of Bacteria (Porphyromonas gingivalis) Case of

Periodontitis Disease. Systematic Reviews in Pharmacy, 11(4), 390–395.

https://doi.org/10.31838/srp.2020.4.58

AL-SNAFI, A. E. (2019). a Review on Lawsonia Inermis: a Potential Medicinal Plant.

International Journal of Current Pharmaceutical Research, September, 1–13.

https://doi.org/10.22159/ijcpr.2019v11i5.35695

Astriyani, W., Surjowardojo, P., & Susilorini, T. (2017). Daya hambat ekstrak buah

mahkota dewa (phaleria macrocarpa l.) Dengan pelarut ethanol dan aquades

terhadap bakteri staphylococcus aureus penyebab mastitis pada sapi perah. TERNAK

TROPIKA Journal of Tropical Animal Production, 18(2), 8–13.

https://doi.org/10.21776/ub.jtapro.2017.018.02.2

Page 8: PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN PACAR KUKU …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

459

Chairani, S., Rais, S. W., Purba, R., & AH, A. (2018). Perbandingan Efektifitas Jus Lidah

Buaya Dan Klorhexidin 0.06% Terhadap Jumlah Koloni Streptococcus Mutans Saliva

Anak Dengan Karies. ODONTO : Dental Journal, 5(1), 54.

https://doi.org/10.30659/odj.5.1.54-59

Daun, P., Penyakit, P., & Mulut, R. (n.d.). Digital Repository Universitas Jember Digital

Repository Universitas Jember. 58–65.

Dent, C. (n.d.). Cakradonya Dent J; 11(1): 48-57. 11(1), 48–57.

Devi, S., & Mulyani, T. (2017). UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL

DAUN PACAR KUKU ( Lawsonia inermis Linn ) PADA BAKTERI Pseudomonas

Aeruginosa ( Antibacterial Activity of Ethanol Extract Pacar Kuku Leaf ( Lawsonia

inermis Linn ) in Pseudomonas aeruginosa. Journal of Current Pharmaceutical Sciences,

1(1), 30–35.

Dinda Ayu Putri, E. M. (2017). Ekstraksi Maserasi Senyawa Polifenol pada Kulit Jeruk Baby

Java ( Citrus Sinesis L . Osbeck ) : Kajian Pustaka. 2011, 1–9.

Fajeriyati Andika, N. A. (2017). UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL

RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) PADA BAKTERI Bacillus subtilis

DAN Escherichia coli. JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences), 1(Vol 1 No 1

(2017)), 36–41. http://journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps/article/view/82

Goetz, K. G. P. (2017). Le henné Lawsonia inermis L . ( Lythraceae ). 93017.

https://doi.org/10.1007/s10298-017-1119-y

How, K. Y., Song, K. P., & Chan, K. G. (2016). Porphyromonas gingivalis: An overview of

periodontopathic pathogen below the gum line. Frontiers in Microbiology, 7(FEB), 1–14.

https://doi.org/10.3389/fmicb.2016.00053

Husni, H. (2018). Karakterisasi Simplesia dan Ektrak Pacar Kuku (Lawsonia inermis

Linn.) Serta Penentuan Kadar Fenolat Total dan Uji Antioksidan. Jurnal Sains Farmasi

Dan Klinis, 5(1), 12–16.

Jia, L., Han, N., Du, J., Guo, L., Luo, Z., & Liu, Y. (2019). Pathogenesis of important

virulence factors of Porphyromonas gingivalis via toll-like receptors. Frontiers in

Cellular and Infection Microbiology, 9(JUL), 1–14.

https://doi.org/10.3389/fcimb.2019.00262

Kanojia, V., Naseer, B., Qadri, T., Rouf, A., & Naik, H. R. (2017). An overview of microbial

cell culture. ~ 1923 ~ Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 6(6), 1923–1928.

Kimia, P. S., Sains, F., & Palopo, U. C. (2017). No Title. 08(1), 66–84.

Komala, O. (2019). ACTIVITY OF ANTIFUNGAL ETHANOL EXTRACT 50% AND

ETHANOL 96% LEAF HENNA NAIL Lawsonia inermis L AGAINST Trichophyton

mentagrophytes. 19(April).

Kumar, S. B. (2017). Chlorhexidine Mouthwash- A Review. 9(9), 2017.

Page 9: PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN PACAR KUKU …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

460

Kusumawardani, B., Pujiastuti, P., & Sari, S. (2010). Uji biokimiawi sistem API 20 A

mendeteksi Porphyromonas gingivalis isolat klinik dari plak subgingiva pasien

periodontitis kronis. Jurnal PDGI, 59(3), 110–114.

Lattab, A., Aicha, L., Rachid, D., & Abed, A. (2017). Antibacterial Activity and Anti-

Biofilm Formation of Henna (Lawsonia inermis) Extracts against Pseudomonas

aeruginosa. J. Appl. Environ. Biol. Sci, 7(5), 92–104.

https://blast.ncbi.nlm.nih.gov/Blast.cgi

Mardiana, U., Solehah, V. F., Tinggi, S., Kesehatan, I., Tunas, B., & Tasikmalaya, H. (2020).

PEMBUATAN SABUN BERBAHAN DASAR MINYAK JELANTAH DENGAN

PENAMBAHAN GEL LIDAH BUAYA SEBAGAI ANTISEPTIK. 20, 252–260.

Nababan, H., Simanjuntak, H. A., & Gurning, K. (2020). UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI

EKSTRAK ETANOL HERBA TUMBUHAN BALSEM ( Polygala paniculata L .)

TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli Antibacterial Activity

of Ethanol Extract of Herbal Balm ( Polygala paniculata L .) against Staphylococcu. 2(1), 60–

65.

Notohartojo, I. T., & Suratri, M. A. L. (2016). Periodontitis dan penyakit stroke di

Indonesia. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia, 5(1), 1–8.

Nugraheni, I. A., Setianah, H., Wibowo, D. S., Bioteknologi, P. S., Sains, F., Yogyakarta, U.

A., Ika, K., & Nugraheni, A. (n.d.). AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI BAKTERI

ENDOFIT ASAL AKAR CIPLUKAN ( Physalis angulata L .) TERHADAP Staphylococcus

aureus DAN Escherichia coli ( Physalis angulata L .) FOR Staphylococcus aureus AND

Escherichia coli. 13(1), 48–55. https://doi.org/10.23917/biomedika.v13i1.11009

Pembahasan, H. (2018). Analisis kadar flavonoid pada batang jarak pagar (. 7(February), 28–31.

Pomacea, M., Lamarck, C., Pada, A., & Oryza, P. (2020). PENGARUH EKSTRAK AKAR

TUBA Derris elliptica Benth . TERHADAP. 27(April), 89–98.

Quamilla, N. (2016). Stres Dan Kejadian Periodontitis (Kajian Literatur). Journal Of Syiah

Kuala Dentistry Society, 1(2), 161–168.

Rahmadina, H. F. (2017). Biologi Sel Unit Terkecil Penyusun Tubuh Makhluk Hidup. 9.

S.A., S., & S.S., V. (2017). The most effective concentration of chlorhexidine as a

mouthwash- systematic review. Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, 9(2),

233–236.

http://www.embase.com/search/results?subaction=viewrecord&from=export&id=L61

4612804

Soltanian, S., & Fereidouni, M. S. (2016). Effect of Henna (Lawsonia inermis) extract on the

immunity and survival of common carp, Cyprinus carpio infected with Aeromonas

hydrophila. International Aquatic Research, 8(3), 247–261.

https://doi.org/10.1007/s40071-016-0141-2

Syahrial. (2018). Journal Of Syiah Kuala Dentistry. Journal Syiah Kuala Dentistry of Society,

3(1), 28–34.

Page 10: PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN PACAR KUKU …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

461

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan, S., & Sari, N. (2019).

Jurnal kesehatan. Jurnal Kesehatan, 0(1), 77–86.

http://journals.ums.ac.id/index.php/JK/article/view/7668/pdf

Wijaksana Evan, I. K. (2019). Periodontal Chart dan Periodontal Risk Assessment Sebagai

Bahan Evaluasi dan Edukasi Pasien dengan Penyakit Periodontal. Jurnal Kesehatan

Gigi, 6, 56–62.

Zarandi, A., Kashefi-Mehr, A., Fakhri, B., & Rahbar, M. (2018). Effect of sequential use of

0.2% chlorhexidine mouthwash and listerine on microbial plaque control. Pesquisa

Brasileira Em Odontopediatria e Clinica Integrada, 18(1), 1–9.

https://doi.org/10.4034/PBOCI.2018.181.100

Achmad, H., Adam, A. M., Azizah, A., Sukmana, B. I., Huldani, Nurul Khera, S., &

Ramadhany, Y. F. (2020). A Review of Bandotan Leaf Extract (Ageratum conyzoides

L.) in Inhibition Test to the Growth of Bacteria (Porphyromonas gingivalis) Case of

Periodontitis Disease. Systematic Reviews in Pharmacy, 11(4), 390–395.

https://doi.org/10.31838/srp.2020.4.58

AL-SNAFI, A. E. (2019). a Review on Lawsonia Inermis: a Potential Medicinal Plant.

International Journal of Current Pharmaceutical Research, September, 1–13.

https://doi.org/10.22159/ijcpr.2019v11i5.35695

Astriyani, W., Surjowardojo, P., & Susilorini, T. (2017). Daya hambat ekstrak buah

mahkota dewa (phaleria macrocarpa l.) Dengan pelarut ethanol dan aquades

terhadap bakteri staphylococcus aureus penyebab mastitis pada sapi perah. TERNAK

TROPIKA Journal of Tropical Animal Production, 18(2), 8–13.

https://doi.org/10.21776/ub.jtapro.2017.018.02.2

Chairani, S., Rais, S. W., Purba, R., & AH, A. (2018). Perbandingan Efektifitas Jus Lidah

Buaya Dan Klorhexidin 0.06% Terhadap Jumlah Koloni Streptococcus Mutans Saliva

Anak Dengan Karies. ODONTO : Dental Journal, 5(1), 54.

https://doi.org/10.30659/odj.5.1.54-59

Daun, P., Penyakit, P., & Mulut, R. (n.d.). Digital Repository Universitas Jember Digital

Repository Universitas Jember. 58–65.

Dent, C. (n.d.). Cakradonya Dent J; 11(1): 48-57. 11(1), 48–57.

Devi, S., & Mulyani, T. (2017). UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL

DAUN PACAR KUKU ( Lawsonia inermis Linn ) PADA BAKTERI Pseudomonas

Aeruginosa ( Antibacterial Activity of Ethanol Extract Pacar Kuku Leaf ( Lawsonia

inermis Linn ) in Pseudomonas aeruginosa. Journal of Current Pharmaceutical Sciences,

1(1), 30–35.

Dinda Ayu Putri, E. M. (2017). Ekstraksi Maserasi Senyawa Polifenol pada Kulit Jeruk Baby

Java ( Citrus Sinesis L . Osbeck ) : Kajian Pustaka. 2011, 1–9.

Fajeriyati Andika, N. A. (2017). UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL

RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) PADA BAKTERI Bacillus subtilis

DAN Escherichia coli. JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences), 1(Vol 1 No 1

(2017)), 36–41. http://journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps/article/view/82

Page 11: PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN PACAR KUKU …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

462

Goetz, K. G. P. (2017). Le henné Lawsonia inermis L . ( Lythraceae ). 93017.

https://doi.org/10.1007/s10298-017-1119-y

How, K. Y., Song, K. P., & Chan, K. G. (2016). Porphyromonas gingivalis: An overview of

periodontopathic pathogen below the gum line. Frontiers in Microbiology, 7(FEB), 1–14.

https://doi.org/10.3389/fmicb.2016.00053

Husni, H. (2018). Karakterisasi Simplesia dan Ektrak Pacar Kuku (Lawsonia inermis

Linn.) Serta Penentuan Kadar Fenolat Total dan Uji Antioksidan. Jurnal Sains Farmasi

Dan Klinis, 5(1), 12–16.

Jia, L., Han, N., Du, J., Guo, L., Luo, Z., & Liu, Y. (2019). Pathogenesis of important

virulence factors of Porphyromonas gingivalis via toll-like receptors. Frontiers in

Cellular and Infection Microbiology, 9(JUL), 1–14.

https://doi.org/10.3389/fcimb.2019.00262

Kanojia, V., Naseer, B., Qadri, T., Rouf, A., & Naik, H. R. (2017). An overview of microbial

cell culture. ~ 1923 ~ Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 6(6), 1923–1928.

Kimia, P. S., Sains, F., & Palopo, U. C. (2017). No Title. 08(1), 66–84.

Komala, O. (2019). ACTIVITY OF ANTIFUNGAL ETHANOL EXTRACT 50% AND

ETHANOL 96% LEAF HENNA NAIL Lawsonia inermis L AGAINST Trichophyton

mentagrophytes. 19(April).

Kumar, S. B. (2017). Chlorhexidine Mouthwash- A Review. 9(9), 2017.

Kusumawardani, B., Pujiastuti, P., & Sari, S. (2010). Uji biokimiawi sistem API 20 A

mendeteksi Porphyromonas gingivalis isolat klinik dari plak subgingiva pasien

periodontitis kronis. Jurnal PDGI, 59(3), 110–114.

Lattab, A., Aicha, L., Rachid, D., & Abed, A. (2017). Antibacterial Activity and Anti-

Biofilm Formation of Henna (Lawsonia inermis) Extracts against Pseudomonas

aeruginosa. J. Appl. Environ. Biol. Sci, 7(5), 92–104.

https://blast.ncbi.nlm.nih.gov/Blast.cgi

Mardiana, U., Solehah, V. F., Tinggi, S., Kesehatan, I., Tunas, B., & Tasikmalaya, H. (2020).

PEMBUATAN SABUN BERBAHAN DASAR MINYAK JELANTAH DENGAN

PENAMBAHAN GEL LIDAH BUAYA SEBAGAI ANTISEPTIK. 20, 252–260.

Nababan, H., Simanjuntak, H. A., & Gurning, K. (2020). UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI

EKSTRAK ETANOL HERBA TUMBUHAN BALSEM ( Polygala paniculata L .)

TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli Antibacterial Activity

of Ethanol Extract of Herbal Balm ( Polygala paniculata L .) against Staphylococcu. 2(1), 60–

65.

Notohartojo, I. T., & Suratri, M. A. L. (2016). Periodontitis dan penyakit stroke di

Indonesia. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia, 5(1), 1–8.

Nugraheni, I. A., Setianah, H., Wibowo, D. S., Bioteknologi, P. S., Sains, F., Yogyakarta, U.

A., Ika, K., & Nugraheni, A. (n.d.). AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI BAKTERI

ENDOFIT ASAL AKAR CIPLUKAN ( Physalis angulata L .) TERHADAP Staphylococcus

Page 12: PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN PACAR KUKU …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

463

aureus DAN Escherichia coli ( Physalis angulata L .) FOR Staphylococcus aureus AND

Escherichia coli. 13(1), 48–55. https://doi.org/10.23917/biomedika.v13i1.11009

Pembahasan, H. (2018). Analisis kadar flavonoid pada batang jarak pagar (. 7(February), 28–31.

Pomacea, M., Lamarck, C., Pada, A., & Oryza, P. (2020). PENGARUH EKSTRAK AKAR

TUBA Derris elliptica Benth . TERHADAP. 27(April), 89–98.

Quamilla, N. (2016). Stres Dan Kejadian Periodontitis (Kajian Literatur). Journal Of Syiah

Kuala Dentistry Society, 1(2), 161–168.

Rahmadina, H. F. (2017). Biologi Sel Unit Terkecil Penyusun Tubuh Makhluk Hidup. 9.

S.A., S., & S.S., V. (2017). The most effective concentration of chlorhexidine as a

mouthwash- systematic review. Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, 9(2),

233–236.

http://www.embase.com/search/results?subaction=viewrecord&from=export&id=L61

4612804

Soltanian, S., & Fereidouni, M. S. (2016). Effect of Henna (Lawsonia inermis) extract on the

immunity and survival of common carp, Cyprinus carpio infected with Aeromonas

hydrophila. International Aquatic Research, 8(3), 247–261.

https://doi.org/10.1007/s40071-016-0141-2

Syahrial. (2018). Journal Of Syiah Kuala Dentistry. Journal Syiah Kuala Dentistry of Society,

3(1), 28–34.

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan, S., & Sari, N. (2019).

Jurnal kesehatan. Jurnal Kesehatan, 0(1), 77–86.

http://journals.ums.ac.id/index.php/JK/article/view/7668/pdf

Wijaksana Evan, I. K. (2019). Periodontal Chart dan Periodontal Risk Assessment Sebagai

Bahan Evaluasi dan Edukasi Pasien dengan Penyakit Periodontal. Jurnal Kesehatan

Gigi, 6, 56–62.

Zarandi, A., Kashefi-Mehr, A., Fakhri, B., & Rahbar, M. (2018). Effect of sequential use of

0.2% chlorhexidine mouthwash and listerine on microbial plaque control. Pesquisa

Brasileira Em Odontopediatria e Clinica Integrada, 18(1), 1–9.

https://doi.org/10.4034/PBOCI.2018.181.100