makalah insektisida nabati

30
INSEKTISIDA NABATI ( MAKALAH ) Dibuat untuk memenuhi tugas Pengembangan Profesi Penyuluh Pertanian Lapangan Oleh : ANANG BUDI PRASETYO,SP PPL BPP KECAMATAN TIRIS KABUPATEN PROBOLINGGO BADAN KETAHANAN PANGAN dan PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2012

Upload: anang-budi

Post on 24-Jul-2015

1.276 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

INSEKTISIDA NABATI( MAKALAH )

Dibuat untuk memenuhi tugas Pengembangan ProfesiPenyuluh Pertanian Lapangan

Oleh :ANANG BUDI PRASETYO,SPPPL BPP KECAMATAN TIRISKABUPATEN PROBOLINGGO

BADAN KETAHANAN PANGAN danPELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN

KABUPATEN PROBOLINGGOTAHUN 2012

Page 2: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjtkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik

serta hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan sebuah makalah yang

berjudul “Insektisida Nabati”.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas

Pengembangan Profesi seorang Penyuluh Pertanian Lapangan. Selain itu, untuk

menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas berkenaan dengan judul

makalah yang kami susun.

Dalam penyusunan makalah ini kami menemukan beberapa kendala, namun

berkat partisifasi dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Yth. Saudara DIDIK SUBANTORO,SP Koordinator Penyuluh Pertanian di

BPP Tiris, Kecamatan Tiris

2. Teman-teman Penyuluh Pertanian Lapangan di BPP Tiris,Kecamatan Tiris

Kabupaten Probolinggo

3. Semua pihak yang membantu terselesaikan penyusunan makalah ini

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan

penyusunan makalah selanjutnya.

Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan

umumnya bagi kita semua. Amien.

Probolinggo , 6 Pebruari 2012Penyusun

ANANG BUDI PRASETYO,SPNIP. 19580727 198103 1 025

i

Page 3: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. ii

BAB.I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang ……………………………………………………… 1

1.2. Rumusan masalah. ………………………………………………….. 2

1.3. Tujuan ………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Potensi Tumbuhan Tropis sebagai Insektisida Nabati ……………... 3

2.2 Beberapa Pestisida/Insektisida Nabati …………………………….. . 5

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.

3.1. Kesimpulan ……………………………………………………….... 12

3.2. Saran ……………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 14

Tabel: Tanaman yang dapat dipergunakan sebagai pestisida ………………. 15

ii

Page 4: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Penggunaan pestisida di lingkungan pertanian khususnya untuk

mengendalikan hama yang menyerang tanaman di persemaian dan tanaman

muda saat ini masih menimbulkan dilema. Penggunaan pestisida khususnya

pestisida sintetis/kimia memang memberikan keuntungan secara

ekonomis, namun memberikan keuntungan secara ekonomis, namun

memberikan kerugian diantaranya : Residu yang tertinggal tidak hanya pada

tanaman, tapi juga air, tanah dan udara, Penggunaan terus- menerus akan

mengakibatkan efek resistensi dan ressistensi berbagai jenis hama.

Penggunaan pestisida kimia di Indonesia telah memusnahkan 55% jenis

hama dan 72 % agen pengendali hayati. Oleh karena itu diperlukan pengganti

pestisida yang ramah lingkungan. Salah satu alternatif pilihannya

adalah penggunaan pestisida hayati tumbuhan. Pestisida nabati adalah salah satu

pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Tumbuhan sendiri

sebenarnya kaya akan bahan aktif yang berfungsi sebagai alat

pertahanan alami terhadap pengganggunya. Bahan pestisida yang berasal dari

tumbuhan dijamin aman bagi lingkungan karena cepat terurai di tanah

(biodegradable) dan tidak membahayakan hewan, manusia atau serangga non

sasaran.

Oleh karena hal tersebut di atas, untuk mengetahui lebih banyak tentang

insektisida nabati, maka kami kan mencoba menggali, mengkaji, dan

memaparkan tentang insektisida nabati yang akan kami susun dalam sebuah

makalah yang berjudul “Insektisida Nabati”

1

Page 5: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

1.2. Rumusan masalah

a. Berpotensikah tumbuhan tropis sebagai pestisida/insektisida nabati ?

b. Apa saja yang bermanfaat sebagai pestisida/insektisida nabati ?

1.3. Tujuan

a. Mengetahui potensi tumbuhan tropis sebagai pestisida/insektisida nabati ?

b. Mengetahui apa saja yang bermanfaat sebagai pestisida/insektisida nabati ?

2

Page 6: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Potensi Tumbuhan Tropis sebagai Insektisida Nabati

Sebagai daerah tropis, Indonesia memiliki flora yang sangat beragam,

mengandung cukup banyak jenis tumbuh-tumbuhan yang merupakan sumber

bahan insektisida yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Dewasa

ini penelitian tentang famili tumbuhan yang berpotensi sebagai insektisida botani

dari penjuru dunia telah banyak dilaporkan. Dilaporkan bahwa lebih dari 1500

jenis tumbuhan dapat berpengaruh buruk terhadap serangga (Grainge & Ahmed,

1988). Di Filipina, tidak kurang dari 100 jenis tumbuhan telah diketahui

mengandung bahan aktif insektisida (Rejesus, 1987). Laporan dari berbagai

propinsi di Indonesia menyebutkan lebih 40 jenis tumbuhan berpotensi

sebagai pestisida nabati (Direktorat BPTP & Ditjenbun, 1994). Hamid &

Nuryani (1992) mencatat di Indonesia terdapat 50 famili tumbuhan penghasil

racun. Famili tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial

insektisida nabati adalah Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae dan

Rutaceae (Arnason et. al., 1993; Isman, 1995), namun hal ini tidak menutup

kemungkinan untuk ditemukannya famili tumbuhan yang baru. Didasari oleh

banyaknya jenis tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai insektisida maka

penggalian potensi tanaman sebagai sumber insektisida botani sebagai alternatif

pengendalian hama tanaman cukup tepat.

Anggota Meliaceae yang paling banyak diteliti adalah nimba/mimba

(Azadirachta indica A. Juss) dengan bahan aktif utama azadirachtin (limonoid).

Tanaman ini tersebar di daratan India. Di Indonesia tanaman ini banyak

ditemukan di sekitar Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur). Ekstrak biji

tanaman mimba mengandung senyawa aktif utama azadiraktin. Senyawa aktif

3

Page 7: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

dari tanaman ini memiliki aktivitas insektisida, antifeedant dan

penghambat perkembangan (Scmutterer & Singh 1995) serta berpengaruh

terhadap reproduksi berbagai serangga (Schmutterer & Rembold 1995). Sediaan

insektisida komersial dengan formulasi dasar ekstrak nimba (neem) telah

dipasarkan di Amerika Serikat dan India (Wood et al. 1995, Parmer 1995). Selain

bersifat sebagai insektisida, jenis-jenis tumbuhan tertentu juga memiliki sifat

sebagai fungisida, virusida, nematisida, bakterisida, mitisida maupun rodentisida.

Selain tanaman di atas, Aglaia sp. (Meliaceae) merupakan salah satu

tanaman yang akhir-akhir ini banyak diteliti aktivitasnya. Daerah penyebaran

tanaman ini meliputi India, Cina bagian selatan, Asia Tenggara, Australia bagian

utara dan kepulauan di Samudra Pasifik. Di Indonesia tumbuhan ini dapat

ditemui tumbuh di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Bali dan Flores.

Janpraset et al. (1993) berhasil mengidentifikasi senyawa aktif yang bersifat

insektisida dari ranting A. odorata (Meliaceae) (culan, pacar cina) sebagai

rokaglamida. Senyawa

aktif utama yang bersifat insektisida ini termasuk dalam golongan

benzofuran. Pada daun A. odorata selain rokaglamida juga ditemukan dan tiga

senyawa turunannya, yaitu desmetilrokaglamida, metil rokaglat dan rokaglaol

(Ishibashi et al., 1993). Rokaglamida juga telah diisolasi dari empat spesies

Aglaia lain, yaitu dari akar dan batang A. elliptifolia (Wu et al., 1997), ranting A.

duppereana (Nugroho et al., 1997), dan buah A. elliptica serta daun A.

harmsiana. Tiga jenis tanaman yang disebutkan terakhir tumbuh dengan baik di

Kebun Raya Bogor. Aktivitas ekstrak bagian tanaman Aglaia selain dapat

bersifat sebagai insektisida dapat juga bersifat sebagai antifidan dan/atau

penghambat perkembangan.

Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup berpotensi

untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati. Jenis-jenis tanaman

4

Page 8: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

famili Annonaceae yang disebutkan di atas umum dijumpai di Indonesia. Ekstrak

biji tanaman srikaya (Annona squamosa) dan nona seberang (A. glabra)

mempunyai

aktivitas insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotalis (Basana &

Prijono, 1994; Prijono et al., 1995). Sementara itu Budiman (1994) melaporkan

ekstrak biji tanaman A. reticulata, A. montana, A. deliciosa dan Polyalthia

littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis. Senyawa

aktif utama dalam A. sqoamosa dan A. glabra adalah squamosin dan asimisin

yang termasuk golongan asetogenin (Mitsui et al., 1991)

2.2. Beberapa Insektisida / Pestisida Nabati

1. Piertrum (Chrysanthenum cierarianefolium)

Merupakan tumbuhan semak dengan tinggi 20 cm – 70 cm. Bagian

tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pestisida adalah bunganya dengan

bahan aktif berupa piretin dengan kandungan antara 0,73 % - 2,91 %. Tepung

bunganya pada konsentrasi 0,5 % (dicampur dengan biji-bijian) dapat

untuk mengendalikan hama gudang dalam waktu 24 jam.

2. Babandotan (Ageratum conyzoides)

Babandotan merupakan tumbuhan yang berbentuk herba yang banyak

tumbuh dikawasan hutan sampai ketinggian 2.100 m dpl. Daun

babandotan mengandung senyawa saponin, flavanoid dan palifenol. Untuk

pembuatan insektisida, daun dihaluskan dan dicampur dengan pelarut. Cara

lain bisa dengan cara mengekstrak dengan mencampur methanol pada

konsentrasi 1 %. Insektisida ini sangat efektif untuk mengendalikan larva atau

pupa yang banyak menyerang persemaian tanaman hutan, seperti hama

kupu kuning pada persemaian sengon atau hama penggerek pucuk pada

tanaman mahoni.

5

Page 9: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

3. Saga (Abrus precatorius)

Merupakan tanaman perdu memanjat yang banyak tumbuh di tempat

dengan ketinggian 1 m – 1000 m dpl. Batang kecil dengan tinggi pohon

mencapai 2 – 5 m. Biji saga mengandung bahan aktif insektisida berupa tanin

dan toksabulmin. Dengan menumbuk biji menjadi tepung terigu konsentrasi 5

% dapat digunakan untuk mengendalikan hama gudang selama 3 bulan.

4. Sirsak (Annona muricata) dan Srikaya (A.squamosa)

Buah yang mentah, biji, daun dan akar sirsak mengandung 42%-45%

lemak. Anonian dan resin yang dapat bekerja sebagai racun perut dan racun

kontak serangga. Ekstrak daun sirsak dapat dimanfaatkan untuk

menanggulangi hama belalang dan hama lainnya. Selain itu daun dan bijinya

dapat berperan sebagai penolak serangga (repellent) dan penghambat

makan (antifeedant) bagi serangga.

5. Srikaya (Annona squamosa )

Merupakan salah satu jenis tanaman yang mempunyai peluang untuk

digunakan sebagai insektisida nabati. Biji srikaya mengandung senyawa kimia

annonain yang terdiri atas squamosin dan asimisin yang bersifat racun

terhadap serangga. Hasil penelitian Sujanto et al. (1999) menunjukkan bahwa

ekstrak biji srikaya cukup efektif mengendalikan hama kumbang kedelai

Phaedonia inclusa Stal. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:

mengetahui pengaruh ekstrak biji srikaya terhadap mortalitas ulat krop kubis

C. pavonana, mengetahui pengaruh ekstrak biji srikaya terhadap lama hidup

dan aktivitas makan C. pavonana, dan mengetahui konsentrasi ekstrak biji

srikaya yang efektif untuk mengendalikan hama tersebut.

6. Mimba (Azadirachta indica)

Tanaman mimba (Azadirachta indica) mengandung senyawa aktif

azadirachtin, meliantriol, salanin, nimbin dan nimbidin. Berbentuk tepung dari

6

Page 10: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

daun atau cairan minya dari biji/buah. Efektif mencegah makan (antifeedant)

bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan

bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat

mengganggu produksi hormon dan pertumbuhan serangga.

Mimba mempunyai spektrum yang luas, efektif untuk mengendalikan

serangga bertubuh lunak (200 spesies) antara lain belalang, thrips, ulat kupu-

kupu putih, dll. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur

(fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal

berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung,

penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun, dan bercak daun. Dan juga

mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew). Ekstrak mimba

sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga,

disemprotkan pada daun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan

untuk mengendalikan serangga di dalam tanah.

Pestisida nabati mimba adalah pestisida yang ramah lingkungan, sehingga

diperbolehkan penggunaanya dalam pertanian organik (tercantum dalam SNI

Pangan Organik), serta telah dipergunakan berbagai negara, termasuk

Amerika yang dikenal sangat ketat peraturannya dalam penggunaaan

pestisida, yaitu diawasi oleh suatu bahan yang disebut EPA (Environmental

Protection Agency).

7. Mindi ( Melia Azedarch)

Merupakan salah satu tanaman hutan yang termasuk golongan tanaman serba

guna dan terdapat banyak pada ketinggian 1-100 m dpl. Mindi merupakan

pohon, bercabang dan tinggi mencapai 20 meter. Bahan aktif yang terdapat

dalam kandungan bagian tanaman mindi sama dengan yang terdapat pada

mimba. Pembuatan insektisida dapat dilakukan dengan merendam 150 gram

pucuk segar dalam 1 liter air selama 24 jam. Saringan air rendaman

7

Page 11: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

disemprotkan ke tempat pembibitan yang terserang hama. Bijinya yang

dilarutkan dengan air ditambah sedikit deterjen juga dapat digunakan untuk

mengendalikan hama yang menyerang persemaian atau tanaman muda di

lapangan.

8. Akar Tuba

Senyawa yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat

diekstrak menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 – 4 % resin rotenone,

dibuat menjadi konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat

kuat (insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga

berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa

hari setelah terkena rotenon. Rotenon dapat dicampur dengan

piretrin/belerang. Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik) berspektrum

luas dan sebagai racun perut. Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida

(untuk moluska), insektisida (untuk serangga) dan akarasida (tungau).

9. Cabai rawit (Capsicum frutescens L)

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah-satu penyakit

arthropod-born viral disease yang menimbulkan masalah kesehatan di

Indonesia. Nyamuk yang menjadi vektor DBD adalah Aedes aegypti (Ae.

aegypti). Upaya-upaya pengendalian nyamuk telah dilakukan untuk

mengurangi kejadian penyakit arthropod-born viral disease. Pengendalian

tersebut meliputi pengendalian fisik, pengendalian hayati, pengendalian

kimiawi, pengendalian genetik maupun pengendalian terpadu.

Pengendalian nyamuk yang paling banyak dilakukan adalah pengendalian

kimiawi menggunakan insektisida sintetis. Pengendalian kimiawi

menggunakan insektisida sintetis ternyata menimbulkan dampak negative

yang merugikan. Oleh karena itu digunakan insektisida nabati yang berasal

dari tumbuhan. Salah-satu jenis tumbuhan yang mengandung insektisida

8

Page 12: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

nabati adalah cabai rawit (Capsicum frutescens L). Diketahui pada cabai

rawit terkandung senyawa capsaicin, ascorbic acid, flavonoida, saponin,

dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya bunuh dari

ekstrak cabai rawit terhadap nyamuk Ae. aegypti.

Variabel terikat dalam penelitian adalah kematian nyamuk Ae.

aegypti, sementara variabel bebas dalam penelitian adalah ekstrak cabai rawit

dengan berbagai konsentrasi yaitu 10%, 50%, 90%, dan 100%. Penelitian ini

bersifat eksperimen murni, menggunakan desain penelitian post test only

control group design. Perhitungan jumlah nyamuk Ae. aegypti yang mati

dilakukan 24 jam setelah perlakuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata antar kelompok data

konsentrasi ekstrak cabai rawit berbeda secara signifikan. Hasil

penelitian juga menunjukkan bahwa ekstrak cabai rawit memiliki daya

bunuh terhadap nyamuk Ae. Aegypti, yaitu mencapai LC20. Walaupun ada

daya bunuh dari ekstrak cabai rawit terhadap nyamuk Ae. aegypti, tetapi daya

bunuh tersebut sangat rendah.

Berdasarkan hasil penelitian maka perlu dilakukan penambahan jumlah

bahan kasar pembuatan ekstrak cabai rawit untuk menambah kepekatan

ekstrak atau mengganti zat hasil ekstrak dari bentuk larutan pekat menjadi

bentuk serbuk kering (sehingga diharapkan dapat menambah daya bunuh dari

ekstrak), serta melakukan uji daya bunuh ekstrak cabai rawit terhadap

berbagai stadium nyamuk Ae. aegypti menggunakan metode pengujian yang

disesuaikan dengan sifat dan cara kerja dari senyawa kimia yang terkandung

dalam cabai rawit.

10.Ekstrak biji mahoni (Swietenia sp)

Insektisida nabati ekstrak biji mahoni efektif untuk mengendalikan hama

perusak daun (spodoptera litura f) dan hama penghisap buah lada (dasynus

9

Page 13: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

piperis). Pembuatan insektisida nabati ekstrak biji mahoni dapat dilakukan

dengan dua metode, yaitu perebusan dan fermentasi. Ekstrak hasil perebusan

tidak bisa disimpan dan harus segera digunakan tanpa melalui pengenceran,

sedangkan ekstrak hasil fermentasi dapat disimpan selama 2 (dua) bulan dan

harus segera diencerkan kembali saat aplikasi.

Penggunaan insektisida nabati ekstrak biji mahoni pada budidaya

tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan sangat mengefisienkan biaya

produksi sehingga dapat meningkatkan perolehan keuntungan usahatani.

Keuntungan lain dari penggunaan insektisida nabati ekstrak biji mahoni,

antara lain: dapat mengeliminir pengaruh negatif penggunaan insektisida

sintetik, yaitu resistensi dan resurgensi hama, terbunuhnya organisme bukan

sasaran termasuk musuh alami, keracunan pada manusia dan ternak,

kontaminasi oleh residu bahan beracun pada hasil panen, dan pencemaran

lingkungan secara umum.

Ekstrak sederhana biji mahoni dengan konsentrasi bahan baku 2,5 persen

dan direbus 5 menit dapat menyebabkan mortalitas larva ulat grayak antara

40,00 - 91,11 persen dan menghambat pertumbuhan larva instar II sampai

instar IV selama 6-7 hari.

Ekstrak biji mahoni dengan konsentrasi 2,5 persen mengandung deterjen

0,1 persen dan direbus selama 5 menit memiliki aktivitas insektisida terhadap

hama penghisap buah lada, yaitu dapat menyebabkan menurunnya populasi

nymfa dan imago. Dengan berkurangnya populasi hama penghisap buah

tersebut, maka jumlah bulir muda yang gugur juga berkurang sehingga jumlah

bulir yang dihasilkan tiap dompol buah lebih banyak. Selain itu, berkurangnya

populasi hama penghisap buah menyebabkan menurunnya persentase

kerusakan bulir atau berkurangnya jumlah bulir buah yang cacat (bercak

cokelat).

10

Page 14: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

Ekstrak biji mahoni hasil fermentasi dengan konsentrasi aplikasi 2 persen

dan telah disimpan selama 0 sampai 8 minggu dapat menyebabkan mortalitas

ulat grayak sebanyak 81,33 - 85,33 persen, sedangkan ekstrak dengan

konsentrasi yang sama dan telah disimpan selama 10 minggu memperlihatkan

penurunan aktivitas insektisida, yaitu hanya dapat menyebabkan mortalitas

ulat grayak sebanyak 44 persen.

11

Page 15: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Setelah kami gali, kaji, dan paparkan maka kami dapat memberikan

kesimpulan bahwa banyak sekali tumbuhan tropis yang bermanfaat sebagai

insektisida nabati /pestisida nabati, tumbuhan tersebut di antaranya :

1. Piertrum (Chrysanthenum cierarianefolium) berfungsi untuk

mengendalikan hama gudang dalam waktu 24 jam.

2. Babandotan (Ageratum conyzoides) berfungsi untuk mengendalikan larva

atau pupa yang banyak menyerang persemaian tanaman hutan, seperti

hama kupu kuning pada persemaian sengon atau hama penggerek pucuk

pada tanaman mahoni.

3. Saga (Abrus precatorius) berfungsi untuk mengendalikan hama gudang

selama 3 bulan.

4. Sirsak (Annona muricata) dan Srikaya (A.squamosa) berfungsi untuk

penolak serangga (repellent) dan penghambat makan (antifeedant) bagi

serangga.

5. Mimba (Azadirachta indica) berfungsi untuk membunuh serangga secara

cepat, tapi berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, daya

reproduksi, proses pergantian kulit, hambatan proses pembentukan

serangga dewasa yang menghambat perkawinan.

6. Mindi ( Melia Azedarch) berfungsi untuk mengendalikan hama

yang menyerang persemaian atau tanaman muda di lapangan.

7. Akar Tuba berfungsi untuk digunakan sebagai moluskisida (untuk

moluska), insektisida (untuk serangga) dan akarasida (tungau)

12

Page 16: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

8. Cabai rawit (Capsicum frutescens L) berfungsi untuk pengendalian

nyamuk Aedes aegypti.

9. Ekstrak biji mahoni (Swietenia sp) berfungsi untuk mengendalikan

hama perusak daun (spodoptera litura f) dan hama penghisap buah lada

(dasynus piperis).

3.2 Saran

Setelah kami gali, kaji, paparkan dan simpulkan maka kami

dapat memberikan saran, bahwa sebaiknya kita dalam bidang pertanian untuk

mengusir hama dan penyakit adalah dengan menggunakan pestisida nabati

/insektisida nabati karena tidak menimbulakn efek negatif terhadap

lingkungan / organisme lain.

13

Page 17: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

DAFTAR PUSTAKA

1. Agus kardiman, 2001. Pestisida Nabati, Penebar Swadaya, Jakarta.

2. Animin, 1990. Petunjuk Penggunaan Pestisida, PT. Petro Kimia Kayaku, Dersik.

3. Haryono Semangun, 1990. Penyakit-penyakit pada tanaman Hortikulturadi

Indonesia, Gajah Mada Universitas Press, Jogjakarta.

4. Ika Rojatun S, 1990. Ilmu Penyakit Tumbuhan, Usaha Nasional, Surabaya.

5. Subiyakto Sudarmo, 1992. Pestisida untuk Tanaman Khusus, Jogjakarta.

6. Kasumbogo Untung, 1993. Petunjuk Pengelolaan Hama Terpadu,Universitas

Gajah Mada, Jogjakarta`

7. Davies, DD., I. Giovanelli. T. AP. Rees. 1964. Plant Biochemistry. Blackwell-

Scientific Published Oxford. New York – England

8. Djatmiko, W., Achmad F dan Mulya HS. 2000. Konsep Standarisasi pada Bahan

dan Produk Obat dari Tanaman. Puslit Obat Tradisional, Lemlit UNAIR. Dlm

Konas OAI, Surabaya 20-22 November 2000)

9. D. Dwidjoseputro, 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia –

Jakarta.

10. E. Gumbira Said, 1987. Bioindustri, Penerapan Teknologi Fermentasi. PT.

Mediayatama Sarana Perkasa. Jakarta)

11. Pramono, S. 2005. Penanganan Pasca Panen dan Pengaruhnya terhadap Efek

Terapi Obat Alami. Dlm Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XXVIII.

Balai Penelitian Tanaman Rempah & Obat Bogor. 15 – 16 September 2006

14

Page 18: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

Tabel Tanaman Yang Dapat Dipergunakan Sebagai Pestisida

No.Nama

Tumbuhan

Bagian

TumbuhanKandungan Bahan Aktif

Jenis

Pestisida

1 2 3 4 5

1 Patah tulang Daun Moluskisida

2Tefrosia (kacang ikan)

DaunTephrosin, deguelin

Moluskisida

3 Sembung DaunBorneol, sineol, limonen, eimetil eter floroasetofenon

Moluskisida

4 BabadotanDuan, bunga, batang, akar

Saponin, fivanoid, pilifenol Insektisida

5Lempuyang gajah

RimpangInsektisida

6Lempuyang Emprit

RimpangInsektisida

7 Salam DaunPerangsang Tumbuh

8Meulaluka (daun wangi)

Daun metyleugenol Pemikat

9 Jeringau RimpangAsaron, kolamenol, kolamen, kolameon, metileugenol, dan eugenol

Insektisida

10 Kecubung Bijiscopolamin

Insektisida

11 Mimba Bijiazadirachtin

Insektisida

12 Mindi Biji, Daunazadirachtin

Insektisida

13 Bitung BijiSaponin, tritepenoid

Insektisida

14 PiretrumBunga, Tangkai Bunga

piretrin Insektisida

15 Bengkuang Biji pachirrizid Insektisida16 Legundi Daun Insektisida17 Serai Dapur Daun Insektisida18 Bawang Putih Umbi Penolak19 Nilam Daun Insektisida20 Saga Biji Tanin, toksalbumin Insektisida

21 Tuba Akar rotenon

Racun ikan, moluskisida, insektisida, penolak

22 Kipahit/kisutra Daun Penolak

Page 19: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

23Secang

Daun, bunga, biji

 Insektisida

24 Brotowali batang  Insektisida

25 Sirsak Daun, biji annonainInsektisida, larvasida

26 Srikaya biji Annonain, resin Insektisida

27 Jambu mete Kulit biji Anarkadat, kardolInsektisida, fungisida, bakterisida

28 Mahoni Biji 

Insektisida

29 Picung Biji, daun Asam sianida Insektisida

30Gadung racun

Umbi Dioskorin Rodentisida

31 Gadung KB Umbi Diosgenin, saponin Rodentisida

32 Suren DaunSurenon, surenin, surenolakton

Insektisida

33 Kenikir Daun, bunga Pepeirton, terhtienil Nematisida

34 Zodia Daun, bunga Evodiamin, rutaecarpin Insektisida

35 Kamalakian Biji Recinin Insektisida

36 Selasih Daun, bunga Metyleugenol Pemikat

37 CengkehBunga, tangaki bunga, daun

Minyak atsiri Fungisida

38 Tembakau Daun, batang NikotinPenolak, Insektisida, akarisida

39 Jengkol bijiAsang jengkolat, ureum, belerang

Pengusir tikus

40 JarakSemua bagian tanaman

RicinInsektisida, nematisida, fungisida

41 Klerak/lerak buah Saponin Insektisida

15

Page 20: MAKALAH INSEKTISIDA NABATI

16