pengaruh inflasi, kurs, bi rate, terhadap nilai ...repository.uinjambi.ac.id/530/1/ses141526 siti...
TRANSCRIPT
PENGARUH INFLASI, KURS, BI RATE, TERHADAP NILAI
AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Stara Satu (S.1)
Dalam Ilmu Ekonomi Syariah
OLEH :
SITI NURJANAH
NIM : SES 141526
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2018
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Siti Nurjanah
Nim : SES. 141526
Tempat/Tgl Lahir : Sungai Bahar XX, 16 April 1997
Jurusan : Ekonomi Syariah
Alamat : Jl. Karya Maju, Lrg. Alfityah, Kel. Simpang IV
Sipin Kec. Telanaipura, Kota Jambi
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan asli hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S.1) di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN STS Jambi.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya hasil saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN STS Jambi.
Jambi, November 2018
Siti Nurjanah
iii
Pembimbing I : Dr. NOVI MUBYARTO. SE.,ME
Pembimbing II : AHSAN PUTRA HAFIZ, S.HI.,M.EI
Alamat : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Uin STS JAMBI
Jl. Arif Rahman No. 1 Telanaipura Kota
Jambi 36122 Telp./fax (0741)583183-584118
Jambi, November 2018
Kepada Yth.
Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN STS Jambi
DI-
JAMBI
NOTA DINAS
Assalamu’alaikum wr.wb
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi
saudara SITI NURJANAH NIM SES 141526 Berjudul “Pengaruh Inflasi, Kurs,
BI Rate terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah di
Indonesia”
Telah disetujui dan dapat diajukan untuk munaqasahkan guna melengkapi
syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan
Manajemen Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
Demikianlah, kami ucapkan terimakasih semoga bermanfaat bagi
kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing I
Dr. Novi Mubyarto, SE.,ME
NIP197903092003121001
Pembimbing II
AhsanPutraHafiz,S.HI.,M.EI
NIP.198107222005011002
iv
v
MOTTO
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
melihat”. (QS. An-Nisaa : 58)
vi
PERSEMBAHAN
Dengan rahmat Allah SWT
Karya tulis ini penulis persembahkan kepada
Ayahandaku Didin Muhyidin yang sangat ku banggakan
Yang telah mendidik dan memberikan motivasi serta membiayai seluruh
keperluan ku selama ini sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini
Ibundaku Sumirat yang sangat ku sayangi
Yang telah merawat, membesarkan dan yang selalu memperhatikanku di setiap
waktunya, serta adikku Siti Nurhayati, dan Siti Nursa’adah beserta keluarga
besarku yang sangat ku banggakan
Kemudian rasa terima kasih yang tak terhingga kepada teman-teman sekalian
(Misti, Lena, Trisna, Sandi Kurnia, Aris Cahyono serta kakak-kakak ku Fitri
Yanti dan Rina Noviyanti) serta teman-teman seperjuanganku yang tidak bisa
disebutkan satu persatu untuk empat tahun yang berharga ini
Akhirnya kepada Allah SWT penulis mendoakan semoga mereka semua
dilapangka rizkinya di ijabah setiap doa dan permohonannya,
serta tercapai cita-cita dan keinginannya
Aamiin ya robbal alamiinn….
vii
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Pengaruh Inflasi, Kurs dan BI
Rate terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah di Indonesia
(periode 2012-2017). Jenis penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan
data Time Series. Pengujian pada penelitian ini menggunakan bantuan perangkat
lunak IBM SPSS Statistics 22.0. Jenis data dalam penelitian ini yaitu data
sekunder yang diperoleh dari dokumentasi yang berupa buku, jurnal, skripsi,
internet dan studi kepustakaan. Kemudian diuji menggunakan Uji Asumsi Klasik
dan Regresi Berganda. Teknik analisis data menggunakan uji F dalam pengujian
hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah. Berdasarkan hasil
uji koefisien determinasi (R-Square) sebesar 0,221 (22,1%).
Kata Kunci: Inflasi, Kurs, BI Rate, Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur khadirat allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta anugerah yang tiada terkira, shalawat dan salam
selalu tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW yang telah
mengajarakan suri tauladan dan yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke
zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan, seperti yang kita rasakan sekarang
dengan kemudahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengaruh Inflasi, Kurs, BI Rate, terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Reksadana Syariah di Indonesia”.
Skripsi ini disusun guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan studi
pada Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Selama dalam proses penyusunan skripsi
ini, penulis menghadapi berbagai kendala. Akan tetapi Penulis mencoba berusaha
semaksimal mungkin, dengan memohon kepada Allah SWT, serta bantuan dari
semua pihak yang tidak dapat terlupakan sehingga berbagai kendala tersebut dapat
teratasi dengan baik.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mengakui, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang peneliti temukan baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya. Namun berkat adanya bantuan dari berbagai
pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh Bapak Dr. Novi
Mubyarto, SE.,ME sebagai pembimbing I (satu) dan Bapak Ahsan Putra Haviz,
M.E.I sebagai pembimbing II (dua), maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan
ix
baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama
sekali kepada yang terhormat.
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnin Islam
UIN STS Jambi.
3. Ibu Rafida, SE. ME, Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE.,ME dan Ibu Dr. Halimah
Dja’far,S.Ag.,M.Fil.I selaku Wakil Dekan I,II dan III di lingkungan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
4. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag,.MA dan GWI Awal Habibah, SE.,M.EI selaku Ketua
Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah UIN STS Jambi.
5. Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen dan seluruh karyawan/karyawati Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
6. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Disamping itu disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, diharapkan dari semua pihak untuk dapat memberikan kontribusi
pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT kita memohon
ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon Kemaafaan-Nya. Semoga amal
kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, November 2018
Siti NurjanahSES.141426
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... ii
NOTA DINAS .................................................................................................... iii
MOTTO ............................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN .............................................................................................. v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 12
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 12
D. Batasan Penelitian ................................................................................. 13
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 13
F. Kerangka Teori ..................................................................................... 14
G. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 43
H. Kerangka Pemikiran.............................................................................. 45
I. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 46
J. Sistematika Penulisan ........................................................................... 46
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ........................................................................... 48
B. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 48
C. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................... 49
D. Metode Analisis .................................................................................... 49
xi
BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Sejarah Reksadana di Indonesia ............................................................ 55
B. Jenis-jenis Reksadana ........................................................................... 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 62
1. Uji Normalitas .................................................................................. 62
2. Uji Multikolinieritas ......................................................................... 63
3. Uji Autokorelasi ............................................................................... 64
4. Uji Heteroskedestitas ....................................................................... 65
B. Uji Regresi Berganda ............................................................................ 66
C. Uji F (Simultan) .................................................................................... 67
D. Koefisien Determinasi (R Square) ........................................................ 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 69
B. Saran ............. ....................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan NAB Reksadana Syariah ............................................ 4
Tabel 1.2 Perkembangan NAB Reksadana Konvensional .................................. 5
Tabel 1.3 Data Rata-rata Inflasi, Kurs dan BI Rate ............................................ 8
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 62
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinieritas .................................................................. 63
Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 64
Tabel 4.4 Hasil Regresi Berganda ....................................................................... 66
Tabel 4.5 Hasil Uji F ........................................................................................... 67
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Koefisien determinasi ............................................ 68
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Proses Pengelolaan Reksadana Syariah .......................................... 42
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 45
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedestitas ............................................................. 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara teori, investasi yang lebih beresiko akan mendatangkan return yang
lebih tinggi. Pada umumnya calon investor akan menginvestasikan harta yang
dimiliki berdasarkan pertimbangan aspek tersebut, yaitu mempertimbangkan
imbal hasil (return) dan resiko (risk) semata. Berdasarkan mekanisme pengelolaan
reksadana dibedakan menjadi dua yaitu reksadana konvensional dan reksadana
syariah. Reksadana konvensional dan reksadana syariah memiliki landasan
filosofi dan metode pengelolaan yang berbeda. Perbedaan pokok tentang
reksadana konvensional dan reksadana syariah terdapat pada screening process
sebagai bagian dari proses alokasi asset. Reksadana syariah hanya diperbolehkan
melakukan penempatan pada saham-saham dan instrumen lain sesuai dengan
syariat islam.1 Hal tersebut dikarenakan keuangan berbasis syariah yang lebih
mengutamakan nilai islam dimana tujuan akhirnya adalah mencapai falah atau
kemenangan di dunia maupun di akhirat di anggap dapat menjawab kebutuhan
masyarakat akan industri keuangan yang stabil efisien,berkah serta halal. Atas
dasar industri tersebut keuangan syariah mulai dari perbankan hingga lembaga
keuangan lainnya mulai di lirik dan mengalami perkembangan pesat di seluruh
dunia, termasuk di indonesia.2 Reksadana syariah diperkenalkan pertama kali
1 Pipit citraningtiyas, analisis pengaruh inflasi, BI Rate, Kurs terhadap nilai aktiva bersih
DANAREKSA Syariah Berimbang periode januari 2012- 2014. (Jurnal, Universitas
Muhammadiyah, Surakarta, 2016). 2 Herlina utami dwi ratna ayu nandari, pengaruh inflasi, kurs, bi rate terhadap nilai aktiva
bersih (NAB) reksadana syariah di indonesia periode 2010-2016, ( tulungagung: UIN, 2017)
2
pada tahun 1995 oleh National Commercial Bank di Saudi Arabia dengan nama
Global Trade Equity dengan kapitalisasi sebesar US $150 juta.3Tidak hanya pada
lembaga keungan saja, perkembangan industri syariah juga merambah pada dunia
investasi, dimana investasi syariah adalah investasi yang sesuai dengan aturan
syariah yakni tidak mengandung unsur maysir, gharar, dan riba di dalam
operasionalnya. Pada dasarnya investasi syariah merupakan suatu kegiatan
penempatan dana pada asset tertentu, pada periode tertentu dengan tujuan untuk
mendapatkan imbal hasil yang diinginkan. Namun juga didasarkan aturan syariah
baik didalam operasionalnya maupun hal yang terkait asset didalamnya.4 Secara
umum investasi di bagi atas 2 hal yaitu investasi pada rill asset dan financial
asset.5
Di indonesia sendiri rill asset dan financial asset mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu. Investasi pada rill asset dapat diartikan
sebagai investasi pada sektor-sektor asset yang nyata seperti tanah, bangunan
emas, dan kekayaan lainnya sedangkan financial asset merupakan investasi pada
asset keuangan berupa surat berharga pasar uang maupun pasar modal. Investasi
di pasar modal merupakan investasi yang berkembang saat ini. Pasar modal
menjadi tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana (emiten) dengan
pihak yang mau menginvestasikan dana nya (investor), selain itu investasi di
pasar modal dapat memberikan tambahan pendapatan (capital again) dan deviden
bagi investor. Pasar modal menurut UU nomor 8 tahun 1995 ayat 13 merupakan
3 Itsna Shofi Azk iyah, pengaruh Bank Indonesia (BI) Rate, inflasi, dan nilai tukar rupiah
(kurs) terhadap nilai aktiva bersih (NAB) reksadana campuran syariah periode 2014-2016.
(skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta 2017), 4 Abdul aziz, manajemen investasi syariah. (Bandung: ALFABETA,2010),
5 Sentanoe kertonegoro, Analisa dan Manajemen Investasi, (Jakarta: Widya Press,1995),
3
suatu kegiatan yang berkenan dengan penawaran umum dan perdagangan efek
perusahaan publik, yang berkaitan dengan efek yang di terbitkannya serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek.6 Perkembangan pasar modal di indonesia
mengalami kenaikan yang cukup dinamis, hal tersebut salah satunya dapat dilihat
dari pesatnya perkembangan reksadana di bursa efek indonesia. Menurut UU
pasar modal nomor 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27 reksadana adalah wadah yang
digunakan untuk mengimpun dana dari pemodal untuk di investasikan pada
portofolio efek oleh manajer investasi. Efek yang dimaksud adalah saham,
obligasi, serta surat berharga lainnya.
Reksadana adalah suatu wadah yang di gunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat yang memiliki modal, memiliki keinginan kuat untuk
berinvestasi, tetapi memiliki waktu dan pengetahuan tak terbatas. Perkembangan
reksadana begitu signifikan, hal tersebut terbukti di tengah krisis ekonomi 1997-
1998, pasar modal syariah di indonesia mulai menerbitkan reksadana syariah oleh
PT. Danareksa Investment Management pada 3 juli 1997. Selanjutnya bursa efek
indonesia bekerjasama dengan PT Danareksa Investment Management
meluncurkan jakarta islamic index (JII) pada tanggal 3 juli 2000 yang bertujuan
untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah.7
Perkembangan selanjutnya pada tanggal 18 april 2001, untuk pertama kali
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan
fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar modal, yaitu fatwa nomor 20/DSN-
6 Eduardus tandelin, portofolio dan investasi, teori dan praktek edisi pertama, (Yogyakarta:
kanisius,2010), 7 Indah Yulian, Investasi, produk keuangan syariah, (Malang:UIN Maliki press,2010),
4
MUI/IV/2001 tentang pedoman pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah.8
Reksadana syariah atau islamic mutual found merupakan reksadana yang
beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah, baik dalam bentuk akad,
pengolahan dana dan penggunaan dana. Salah satu ukuran kinerja investasi di
reksadana syaiah adalah nilai aktiva bersih (NAB). Niai aktiva bersih berkaitan
dengan nilai portofolio reksadana yang bersangkutan. Aktiva atau kekayaan
reksadana dapat berupa kas, deposito, SBI, SPBU, surat berharga komersial,
saham, obligasi, dan lain sebagainya. Sementara kewajiban reksadana dapat
berupa fee manajer yang belum di bayar, fee bank kustodian yang belum di bayar,
fee broker yang belum di bayar, pajak yang belum di bayar serta efek yang belum
di lunasi. Nilai Aktiva Bersih (NAB) merupakan nilai aktiva di kurangi dengan
kewajiban yang ada.9 Berikut merupakan perkembangan Nilai Aktiva Bersih
NAB reksadana syariah di indonesia dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2017.
Gambar 1.1
Perkemabangan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah di Indonesia
Pada Tahun 2012-2016 (Milyar)
No Tahun NAB Syariah
Persentase
1 2012 8.050,07 44,66%
2 2013 9.432,19 17,16%
3 2014 11.158,00 18,29%
4 2015 11.019,43 -1,24%
5 2016 14.914,63 35,34%
6 2017 28.311,77 89,82%
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
8 DSN. "Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional". DSN MUI-Bank Indonesia, Jakarta,
2006. 9 Heri sudarso, Bank dan lembaga keuangan syariah Edisi 3, (Yogyakarta: Ekonisa, 2008),
5
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa perkemabangan NAB reksadana
syariah menunjukkan pertumbuhannya yang signifikan dari periode ke periode.
Total nilai aktiva bersih (NAB) reksadana syariah selama periode tahun tahun
2012 hingga 2017 juga mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun
2013 total NAB reksadana syariah mencapai Rp 9.432,19 miliar atau
meningkat sebesar 17,16% jika menghitung dari pertumbuhan nilai aktiva
bersih dan dibandingkan dengan nilai aktiva bersih (NAB) tahun 2012 yang
hanya mencapai Rp 8.050,07 dan pada tahun 2014, jumlah reksadana
meningkat, dengan nilai 11.158,00 namun tidak demikian pada tahun2015
dengan total NAB reksadana yang hanya mencapai Rp 11.019,43 atau menurun
sebesar -1,24% dari tahun 2014 yang mencapai Rp 11.158,00 Miliar. Berikut
ini adalah tingkat partumbuhan nilai aktiva bersih reksadana konvensional dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2017.
Gambar 1.2
Perkembangan Nilai Aktiva Bersih Reksadana Konvensional Di Indonesia
Pada Tahun 2012-2017
No Tahun
NAB
Konvensional
Persentase
1 2012 204.541,97 25,73%
2 2013 183.112,33 -10,47%
3 2014 230.304,09 25,77%
4 2015 260.949,57 13,30%
5 2016 323.835,18 123,9%
6 2017 429.194.80 32,53%
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
Pada tabel 1.2 diatas dapat kita lihat perbedaan yang sangat signifikan
antara nilai aktiva bersih reksadana syariah dan nilai aktiva bersih reksadana
konvensional dimana nilai aktiva bersih reksadana syariah sangat rendah
6
dibandingkan nilai aktiva bersih reksadana konvensional. Dimana reksadana
konvensional mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari tahun 2012-
2017, walaupun terjadi penurunan nilai aktiva bersih di tahun 2012-2013 dari
204.541,97 menjadi 183.112,33 akan tetapi secara keseluruhan dari tahun
2012-2017 nilai aktiva bersih reksadana konvensional mengalami peningkatan
yang sangat signifikan, dimana pada tahun 2014 nilai aktiva bersih reksadana
ini adalah 230.304,09, mengalami peningkatan pada tahun 2015 sampai 2017
menjadi 429.194.80 . Hal tersebut sangat berbanding terbalik jika dihubungkan
dengan mayoritas penduduk yang beragama muslim di indonesia. Dimana
jumlah penduduk muslim di indonesia mencapai ± 80% dari seluruh total
penduduk di Indonesia yang seharusnya reksadana syariah lebih unggul
dibandingkan dengan reksadana konvensional.
Hal tersebut juga tidak terlepas dari berbagai macam faktor internal
maupun eksternal perusahaan. Faktor-faktor penentu investasi bagi seorang
investor yang hendak melakukan suatu investasi, yaitu:
1. Analisis kondisi makro ekonomi
2. Analisis pada jenis industry
3. Analisis fundamental suatu perusahaan10
Disamping itu faktor makro ekonomi suatu negara merupakan faktor
utama yang berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari investasi di
reksadana seperti inflasi nilai tukar (kurs) dan BI Rate. kodisi perkembangan
inflasi, Nilai tukar (kurs) dan BI Rate merupakan satu faktor yang menjadi
10
Kertonegoro, Analisa dan Manajemen Investasi,
7
perhatian manajer investasi dalam pertimbangannya, khususnya berkaitan
dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) pada reksadana syariah, inflasi, nilai tukar
(kurs) dan BI Rate akan berpengaruh pada pengembalian atas investasi.
Kenaikan inflasi akan menyebabkan harga barang maupun jasa meningkat
sehingga menurun kan laba perusahaan. Akibatnya menurunkan bagi hasil
yang akan dibagikan kepada investor, sehingga investasi di anggap sebagai hal
yang tidak menarik karena tidak dapat memberikan kauntungan yang
diharapkan. Selanjutnya harga saham perusahaan juga akan turun, dengan di
ikuti menurunnya Nilai Aktiva Bersih (NAB).11
Nilai tukar rupiah (kurs)
adalah harga mata uang12
suau negara terhadap negara lain, nilai tukar
merupakan variabel makro ekonomi yang turut mempengaruhi validitas harga
saham. Hal tersebut disebabkan karena nilai kurs yang tidak stabil di anggap
dapat berimbas pada faktor produksi perusahaan. Jika nilai tukar menurun
maka biaya produksi akan meningkat dan hutang perusahaan akan meningkat,
sehingga bagi hasil yang diberikan pun akan menurun hal tersebut
menyebabkan investasi tidak lagi menarik bagi investor, sehingga menurunnya
Nilai Aktiva Bersih (NAB)13
suatu reksadana. Berikut adalah gambaran
flukuasi faktor ekonomi makro (inflasi, kurs dan BI rate) yang telah dijelaskan
di atas:
11
Hendra Putratama, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai aktiva
bersih reksadana syariah di indonesia, (Bogor: Skripsi,2007), 12
Sadano sukirno, Makro ekonomi teori pengantar edisi ketiga, ( Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2006), 13
B.W.G Rusdiansah, S.SOS. “Jurus sakti memulai investasi reksadana” cetakan pertama 2017, Yogyakarta.
8
Tabel 1.1
Data Rata-rata Inflasi, Kurs, dan BI Rate, Indonesia Periode 2012 – 2017
No Tahun Inflasi (%)
Kurs
(Rp)
BI rate
(%)
1 2012 4,30 9,670 5,75
2 2013 8,38 12,189 7,50
3 2014 8,36 12,440 7,75
4 2015 3,35 13,795 7,50
5 2016 3,02 13,436 4,75
6 2017 3,61 13,548 4,25 Sumber : Bank Indonesia
Dari tabel 1.1 diatas dapat diketahui bahwa tingkat inflasi dari tahun
2012 sampai dengan 2017 mengalami penurunan dari 4.30% pada tahun 2012
meningkat menjadi 8.38% pada tahun 2013 dan terus mengalami penurunan
sampai pada tahun 2017 menjadi 3.61%, begitu juga dengan BI rate
mengalami penurunan dari 5.75% pada tahun 2012 meningkat pada tahun
2013-2014 mencapai 7.75 dan terus mengalami penurunan hingga pada tahun
2017 menjadi 4.25%. Ini memberikan alasan yang kuat bagi para investor
untuk berinvestasi di pasar reksadana karena dengan menurunnya tingkat suku
bunga bank Indonesia dan Inflasi akan meningkatkan rasio Nilai Aktiva Bersih
pada investasi di reksadana seperti yang terlihat pada tabel 1.1 diatas. Akan
tetapi terdapat satu variabel yang sangat berbanding terbalik dengan BI rate
dan inflasi yaitu kurs rupiah di Indonesia yang terus mengalami peningkatan,
pada tahun 2012 kurs rupiah Rp 9.670 menjadi Rp 13.548. Hal ini juga akan
menjadi faktor menurunnya nilai aktiva bersih reksadana di Indonesia. Akan
tetapi Pertumbuhan yang cukup pesat dari reksadana syariah juga memberikan
9
sinyal yang cukup menarik bagi pengembangan pasar modal indonesia.14
Hal
ini akan mendorong semakin kompetitifnya biaya modal perusahaan melalui
perubahan struktur pasar sumber permodalan perusahaan, dan sekaligus
mendorong mobilisasi dana masyarakat untuk menjadi alternatif sumber
pembiayaan. Salah satu variabel yang dapat dijadikan sebagai alat untuk
menganalisis pertumbuhan reksadana syariah adalah nilai aktiva bersih (NAB).
NAB dapat berfluktasi setiap hari, tergantung dari perubahan nilai efek
dari portofolio. Jika NAB meningkat, mengindikasikan bahwa adanya
peningkatan terhadap nilai investasi pemegang saham per Unit penyertaan.
Sebaliknya, jika NAB menurun, mengindikasikan bahwa adanya penurunan
nilai investasi pemegang saham per Unit penyertaan. Perubahan-perubahan
tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik itu
berasal dari emiten yang menerbitkan efek maupun yang berasal dari kondisi
perekonomian indonesia (makro ekonomi), misalnya seperti inflasi, kurs, dan
BI rate.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh maulana15
menyatakan bahwa
inflasi memberikan pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja reksadana
saham. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi merupakan kenaikan
harga barang dan jasa secara umum dimana barang dan jasa tersebut
merupakan kebutuhan pokok masyarakat atau turunnya daya jual mata uang
14
Itsna Shofi Azkiyah, pengaruh Bank Indonesia (BI) Rate, inflasi dan nilai tukar rupiah (kurs) terhadap nilai aktiva bersih (NAB) reksadana campuran syariah periode 2014-2016. (Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta 2017) hal. 5
15 Maulana, Akbar. "Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi Terhadap Kinerja
Reksadana Saham di Indonesia Periode 2004-2012". Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 1 Nomor 3, (2013).hal 7
10
suatu negara sedangkan menurut bank indonesia, secara sederhana inflasi
diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi
kecuali kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang
lainnya. Kondisi inflasi yang tinggi berdampak pada kenaikan harga barang
secara umum yang mempengaruhi biaya produksi dan harga jual barang
semakin meningkat. Harga jual yang tinggi menyebabkan menurunnya daya
beli masyarakat (loss of purchasing power) terhadap barang-barang kebutuhan
pokok karena masyarakat lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya.
Hal ini dapat mempengaruhi keuntungan perusahaan, dan harga portofolio
reksadana syariah yang menurun dan berdampak pada NAB reksadana
syariah.16
Di sisi lain, penelitian yang di lakukan oleh aurora dan riyadi17
menyatakan bahwa nilai tukar rupiah (kurs) mempengaruhi indeks LQ-45
dengan korelasi negatif signifikan. Menurut sadono sukirno18
, kurs valuta asing
adalah jumlah uang yang dibutuhkan yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan
untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Dalam perkembangan nya,
sistem nilai tukar memiliki berbagai macam bentuk, namun sistem nilai tukar
mengambang (floating exchange rate system) merupakan sistem nilai tukar
yang paling banyak digunakan diberbagai negara. Dalam sistem ini, nilai tukar
16
Itsna Shofi Azkiyah, pengaruh Bank Indonesia (BI) Rate, inflasi dan nilai tukar rupiah (kurs) terhadap nilai aktiva bersih (NAB) reksadana campuran syariah periode 2014-2016. (Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta 2017) hal. 7
17 Aurora, Tona, dan Riyadi, Agus. "Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Kurs Terhadap
Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia". Jurnal Dinamika Manajemen, Vol. 1 No. 3, (2013).hal.8 18
Sadono sukirno, pengantar teori makro ekonomi edisi kedua,(Jakarta:2002, PT grafindo
persada).
11
ditetapkan berdasarkan pada permintaan dan penawaran pasar. Perubahan kurs
akan mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Apabila nilai tukar
rupiah melemah, maka hutang yang harus dibayar perusahaan akan meningkat
sehingga kinerja perusahaan dan investasi akan menurun. Akibatnya, harga
portofolio menurun,dan berimbas pada menurunnya NAB reksadana syariah
sebaliknya, jika nilai tukar rupiah menguat, maka akan menurunkan biaya-
biaya produksi terutama biaya impor bahan baku. Hal ini akan memberikan
dampak positif bagi laba perusahaan sehingga dapat meningkatkan harga
portofolio dan berimbas pada meningkatnya NAB reksadana syariah.
Bank indonesia BI Rate suku bunga kebijakan yang mencerminkan
sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank indonesia dan
diumumkan kepada publik.19
Suku bunga dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi seseorang atau rumah tangga dalam mengkonsumsi. Suku bunga juga
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi seseorang atau rumah tangga dalam
mengkonsumsi. Ketika suku bunga dinaikkan, investor cenderung lebih suka
menyimpan uang mereka di bank karena akan mendapatkan return yang tinggi.
Sebaliknya jika suku bunga diturunkan, investor akan mengalihkan dananya
pada sektor lain yang lebih menguntungkan daripada perbankan misalnya
seperti pasar modal.20
Dengan beralihnya investor pada pasar modal, maka
akan menaikkan pula NAB reksadana yang menjadi bagian dari pasar modal.
19
Nurlaili, Nunuk. "Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan dan Rate Bank Indonesia
Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Saham". (Tesis Magister Manajemen, Universitas
Terbuka, Jakarta 2012). 20
Faiza Muklis, perkembangan dan tantangan pasar modal indonesia, Jurnal Ilmiah,Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, vol. 1 No. 1, (januari-juni 2016) hlm, 2
12
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan mengangkat judul: “Pengaruh Inflasi, Kurs, BI Rate,
terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah di Indonesia“.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul penelitian diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh antara inflasi, kurs, BI Rate terhadap Nilai Aktiva
Bersih (NAB) Reksadana Syariah Secara Parsial/sendiri-sendiri?
2. Apakah ada pengaruh simultan (bersama-sama) antara tingkat inflasi, kurs,
dan BI rate terhadap nilai aktiva bersih (NAB) reksadana syariah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, peniliti ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk dapat menguji secara parsial/sendiri antara pengaruh antara inflasi,
kurs, BI Rate terhadap nilai aktiva bersih (NAB) di indonesia pada periode
2012-2017
2. Untuk dapat menguji secara simultan/bersama-sama antara tingkat inflasi,
kurs, dan suku bunga, terhadap data nilai aktiva bersih (NAB) reksadana
syariah di indonesia pada periode 2012-2017
13
D. Batasan penelitian
1. Ruang Lingkup
Adapun variabel-variabel yang di kaji dan di teliti dalam penelitian ini
berfokus pada variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas
dalam penilitian ini adalah inflasi (X1), Kurs (X2), dan BI rate (X3) sedangkan
variabel terikatnya (Y) adalah Nilai Aktiva Bersih reksadana syariah yang
terdaftar dalam otoritas jasa keuangan (OJK)
2. Batasan Masalah
Pembatasan penelitian ini adalah untuk menghindari tidak terkendalinya
bahasan masalah yang berlebihan pada studi ini, karena adanya keterbatasan
waktu, dana, dan tenaga, maka penilitian memberikan batasan-batasan
penilitian sebagai berikat: dalam penilitan ini peneliti hanya menggunakan data
inflasi, kurs, BI rate dan nilai aktiva bersih (NAB) pada periode 2012-2017
sebagai indikator yang di gunakan untuk mengukur kinerja reksadana syariah
di indonesia.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara ilmiah
maupun secara praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pustaka sebagai pengetahuan di bidang investasi pasar modal
khususnya dalam nilai aktiva bersih reksadana syariah, serta dapat
menjadi bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
14
2) Bagi penulis, menambah wawasan penulis dalam bidang bank dan
lembaga keungan lainnya, serta menerapkan ilmu yang didapat
selama mengikuti perkuliahan.
3) Bagi praktisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
kepada lembaga terkait tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
NAB reksadana syariah. Penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi
bahan evaluasi bagi investor sebelum berinvestasi di reksadana
syariah.
F. Kerangka Teori
1. Tinjauan Tentang Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Menurut Ebert dan Griffin inflasi21
merupakan kondisi dimana jumlah
barang yang beredar lebih sedikit dari jumlah permintaan sehingga akan
mengakibatkan terjadinya kenaikan harga dalam sistem perekonomian
secara keseluruhan.22
Kenaikan inflasi yang signifikan akan mempengaruhi
daya beli konsumen berupa penurunan kemampuan daya beli. Ketika suatu
negara mengalami kenaikan inflasi yang tinggi dan bersifat uncertainty
maka resiko dan investasi dalam asset-asset keuangan akan meningkat dan
kredibilitas mata uang domestik akan melemah terhadap mata uang global.
Secara sederhana inflasi di artikan sebagai meningkatnya harga-harga secara
21
Herlina utami dwi ratna ayu nandari,” pengaruh inflasi, kurs,bi rate terhadap nilai aktiva bersih (kurs) reksadana syariah di indonesia” (periode 2010-2016), Universitas Islam Negeri Tulungagung, Vol.4 No.1 (oktober 2017) hal. 2
22 Adwin S. Atmadja, inflasi di Indonesia sumber penyebab dan pengendaliannya, Jurnal
Ilmiah, Universitas kristen petra, Vol.1 No.1 (Mei 1999) hal.3
15
umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja
tidak dapat di sebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau
mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.23
Pengertian inflasi islam tidak berbeda dengan inflasi konvensional,
inflasi mempunyai pengertian sebagai sebuah gejala kenaikan harga barang
yang bersifat umum dan terus menerus. Dari pengertian ini, inflasi
mempunyai penjelasan bahwa inflasi merupakan suatu gejala dimana
banyak terjadi kenaikan harga barang yang terjadi secara sengaja ataupun
secara alami yang terjadi tidak hanya di suatu tempat, melainkan di seluruh
penjuru suatu negara bahkan dunia. Kenaikan harga ini berlangsung secara
berkesimbungan dan bisa makin meninggi lagi. Harga barang yang terus
menerus meningkat tanpa ditemukannya solusi pemecahan atas
penyimpangan-penyimpangan adalah yang menyebabkan terjadinya inflasi.
Inflasi dapat pula di definisikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-
harga secara umum dan terus menerus (kontinu). Dengan kata lain,inflasi
juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.24
b. Macam-macam inflasi
Ada beberapa cara menggolongkan inflasi, dan penggolongan mana
yang kita pilih tergantung pada tujuan kita. Boedino dalam bukunya
23
Sukwalaty, dkk.,Ekonomi, Cet. 1, ( Jakarta: Yudhistira, 2009), 24
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah pemikiran ekonomi islam, ( Jakarta: Rajawali Pers,
2010),
16
berjudul “pengantar ilmu ekonomi” menjabarkan bahwa ada beberapa cara
untuk penggolongan inflasi, yakni sebagai berikut:25
1) Inflasi di dasarkan pada parah atau tidaknya inflasi tersebut dapat
dibedakan beberapa macam inflasi, yaitu:
Inflasi ringan (dibawah 10% pertahun)
Inflasi sedang ( diantara 10-30% pertahun)
Inflasi berat ( antara30-100% pertahun)
Hiper inflasi ( diatas 100% pertahun)
Penentuan parah tidaknya inflasi tentu saja sangat relatif dengan
mempertimbangkan siapa yang menanggung beban atau yang
memperoleh keuntungan dari inflasi tersebut.
2) Inflasi atas dasar sebab awal dari inflasi dapat dibedakan beberapa
macam inflasi, yaitu:
Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai
barang terlalu kuat . inflasi semacam ini disebut Demand full inflation.
Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi yang di sebut cost
full inflation. Budiono menjelaskan bahwa kedua macam inlasi
tersebut jarang sekali dijumpai dalam praktiknya dengan bentuk yang
murni. Pada umumya, inflasi yang terjadi yang terjadi di berbagai
macam negara di dunia adalah kombinasi dari kedua macam inflasi
tersebut, dan keduanya saling memperkuat satu sama lain.26
25
Boediono, pengantar ilmu ekonomi: teori makro (Yogyakarta:BFE-UGM, 1980),hal.106
26
Ibid.,hal 14
17
c. Perbedaan Teori Inflasi Menurut Ekonomi konvensional dan
Ekonomi Islam
Perbedaan teori Inflasi menurut ekonomi konvensional dan Ekonomi islam
adalah sebagai berikut:
1) Sebab-sebab inflasi ekonomi konvensional pada teori konvensional
inflasi di sebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :27
Policy induced, disebabkan oleh kebijakan ekspansi moneter yang
juga bisa merfleksikan defisit anggaran yang berlebihan dn cara
pembiayaan nya
Cosh-push inflation, terjadi karna kenaikan biaya produksi, biasa
nya menyebabkan penawaran agregat berkurang. Naiknya biaya
produksi disebabkan beberapa hal diantaranya kenaikan upah, dan
kenaikn bahan bakar minyak (BBM)
Demand-full inflation, disebabkan oleh permitaan agregat yang
berlebihan yang mendorong kenaikan tingkat harga umum.
Kenaikan harga tersebut akibat dari permintaan yang lebih tinggi
dari penawaran.
Inertial inflation, inflasi yang cenderung untuk berlanjutan pada
tingkat yang sama sampai kejadian ekonomi yang menyebabkan
berubah.
2) Sebab-sebab inflasi ekonomi islam pada teori ekonomi syariah inflasi
disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut
27
Nurul huda, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis, ( Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2008),
18
Natural cause inflation, inflasi yang terjadi karena kondisi alam yang
tidak bisa dicegah.
Human error cause inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena
kesalahan manusia itu sendiri, inflasi menurut AL-Maqrizi disebabkan
oleh tiga hal.
- Pertama, korupsi dan administrasi yang buruk
- Pajak berlebihan yang memberatkan petani
- Jumlah uang yang berlebihan28
d. Dampak inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung dari
parah atau tidak nya tingkat inflasi itu sendiri. Sebagian ahli ekonomi
berpendapat bahwa inflsi yang lambat berlakunya dipandang sebagai
simulator bagi pertumbuhan ekonomi.29
Inflasi itu ringan justru
mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong
prekonomian yang lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional
dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan
menggandakan investasi. Kenaikan harga dalam inflasi yang tergolong
rendah tersebut tidak secepatnya diikuti oleh kenaikan upah pekerja,
sehingga keuntungan akan bertambah. Pertambahan keuntungan akan
28
Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Islam; Suatu Kejadian Kontemporer, (Jakarta:Gema
Insani Perss,2001), 29
Sadono sukirno, pengantar teori makro ekonomi edisi kedua,(Jakarta:2002, PT grafindo
persada),hal.16
19
mengalahkan investasi dimasa datang dan ini akan mewujudkan
percepatan dalam pertumbuhan ekonomi.
Beberapa halnya dengan inflasi ringan, dalam masa inflasi yang
panjang, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiper inflasi), juga
menimbulkan beberapa akibat buruk kepada individu, masyaraka, dan
kegiatan perekonomian secara keseluruhan.30
Ketiadaan pertumbuhan
ekonomi sebagai akibat dari inflasi yg serius menyebabkan perekonomian
menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu, orang menjadi tidak
bersemangat bekerja, menabung, atau menggandakan investasi dan
produksi karena harga meningkat dengan cepat. Negara yang telah
mengalami inflkasi hiper menunjukan inflasi yang buruk akan
mengakibatkan ketidakstabilan sosial dan politik. Dan tidak mewujudkan
pertumbuhan ekonomi. Para penerima pendapatan seperti pegawai negri
atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung
dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot
dan terpuruk dari waktu kewaktu.
Idealnya laju inflasi agar bisa meningkatkan kegiatan ekonomi adalah
sekitar dibawah 5%. Inflasi yang dapat memacu ekonomi adalah inflasi
yang lajunya relatif tetap dan bila ada perubahan akan dapat diprediksi.
Inflasi seperti ini disebut inflasi inersial (inertial inflation). Laju inflasi
yang dapat diperkirakan seperti inflasi inersial yang dapat digunakan untuk
mengadakan kontrak jangka panjang dalam kegiatan perekonomian.
30
Ibid,hal.16
20
Misalnya dalam transaksi yang memerlukan tenggang waktu yang cukup
lama (pembelian barang-barang secara kredit untuk jangka panjang).31
Meskipun inflasi banyak dampak buruknya, tetapi setiap kebijakan anti
inflasi bukan berarti bertujuan untuk menghilangkan inflasi sampai nol
persen. Apabila laju inflasi nol persen ini juga tidak memacu terjadinya
pertumbuhan ekonomi, tetapi akan menimbulkan stagnasi. Kebijakan akan
sangat berarti bagi kegiatan ekonomi, apabila bisa menjaga laju inflasi
berada di tingkat yang sangat rendah.
e. Jenis-jenis dan indikator inflasi
1) Inflasi berdasarkan karakteristik
Pengerekan harga komoditas pengelompokan ini berdasarkan faktor-
faktor penyebab inflasi, yaitu faktor fundamental ekonomi yang
berdampak pada munculnya tekanan inflasi yang bersifat permanen atau
faktor non fundamental yang berdampak pada muncul nya tekanan inflasi
yang bersifat sementara. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi ini
dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
Inflasi inti (core inflation) adalah inflasi yang perkembangan harga
nya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum yang
berdampak pada perubahan harga-harga secara umum dan lebih
bersifat permanen.
31
Boedino,Ekonomi Makro,( Yogyakarta:BFE-UGM,2001), hal.155
21
Inflasi makanan yang bergejolak (volitile food inflation ) adalah
inflasi kelompok makanan yang perkembangan harga nya sangat
berkejolak dengan faktor-faktor tertentu (seperti musim panen,
gangguan distribusi, bencana alam dan hama).
Inflasi harga yang diatur (adminstered price inflation) adalah
kelompok komonitas yang perkembangan harga nya diatur
pemerintah.
2) Inflasi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu
Inflasi tarikan pemerintah dengan (full inflation), yaitu kenaikan
harga-harga karena tingginya pemerintah, sementara barang tidak
tersedia cukup.
Inflasi dorongan biaya, (cost fush inflation ), yaitu karna biaya atau
harga faktor produksi meningkat. Akibat nya, produsen harus
menaikan harga supaya mendapatkan laba dan produksi dapat
berlangsung.
Indikator inflasi ada beberapa indikator ekonomi makro yang
digunakan untuk mengetahui laju inflasi selama satu priode tertentu.
f. Inflasi dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah
Dari sisi ekonomi, kenaikan inflasi akan menyebabkan harga-harga
barang maupun jasa meningkat. Harga jual yang tinggi menyebabkan
menurunnya daya beli masyarakat sehingga mempengaruhi keuntungan
perusahaan. Selanjutnya, harga portofolio reksadana syariah juga akan
22
dan diikuti oleh NAB reksadana syariah yang menurun. Di lain sisi,
untuk mengendalikan inflasi yang tinggi, pemerintah akan menaikkan
suku bunga guna mengurangi jumlah uang beredar. Hal ini
memungkinkan investor untuk mengalihkan modalnya ke pasar uang
atau perbankan dengan menjual portofolio yang dimilikinya. Dengan
berkurangnya kepemilikan portofolio reksadana syariah, maka harga
portofolio akan turun dan berimbas pada menurunnya NAB reksadana
syariah. Dengan kata lain, hubungan yang terjadi antara inflasi dan
Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana campuran syariah adalah
berlawanan arah. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Maulana
Akbar32
yang menyatakan bahwa inflasi memberikan pengaruh negatif
signifikan terhadap kinerja reksadana saham.
2. Tinjauan Tentang Kurs
a. Pengertian kurs
Definisi nilai tukar uang atau kurs (foreigh exchange rate ) antara lain
dikemukakan oleh Abimanyu adalah harga mata uang suatu negara relative
terhadap mata uang negara lain.33
Kurs atau nilai tukar mata uang adalah
patokan nilai bank sentral suatu negara untuk membeli atau menjual mata uang
asing. Kurs memainkan peran yang amat penting dalam keputusan-keputusan
pembelanjaan karena kurs memungkinkan kita untuk menerjemahkan harga-
32
Maulana, Akbar. "Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi Terhadap Kinerja Reksadana Saham di Indonesia Periode 2004-2012". Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 1 Nomor 3, (2013).hal 7
33 Adiwarman Karim, Ekonomi Islam...,hal.8
23
harga sari kedalam negara dalam suatu bahasa yang sama. Menurut Sadono
sukirno34
kurs valuta asing dapat didefenisikan sebagai nilai satu unit valuta
asing apabila ditukarkan mata uang dalam negeri.35
Kurs valuta asing dapat
juga di defenisikan sebagai jumlah uang domestic yang dibutuhkan, untuk
memperoleh satu unit mata uang asing karena nilai tukar ini mencakup dua
mata uang, maka titik keseimbanganya ditentukan oleh sisi penawaran dan
permintaan dari kedua mata uang tersebut. Dapat di simpulkan dari mata uang
yang dapat dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara lain.
Kurs valuta asing dapat mengalami perubahan-perubahan. Kenaikan nilai
tukar mata uang dalam negri disebut apresiasi atas mata uang asing. Penurunan
nilai tukar uang dalam negri disebutdepresiasi atas mata uang asing. Adapun
devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai tukar
rupiah terhadap mata uang asing. Sedangkan revaluasi adalah kebijakan
pemerintah untuk menaikkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
b. Dampak positif dan negative melemahnya kurs rupiah
Melemahnya kurs mata uang rupiah ternyata tidak selamanya membawa
dampak negative bagi sector-sector ekonomi di indonesia. Nilai mata uang
rupiah yang terus berfluktuasi tentunya sangat berdampak terhadap
perekonomian indonesia, baik positif dan negatifnya. Berikut adalah hal-hal
yang terjadi karena kurs mata uang rupiah melemah:
34
Ibid hal.16
35
Sadino sukirno,Makro ekonomi, Teori..,hal.3
24
1) Harga Barang Impor Naik
Ini adalah salah satu dampak yang langsung terasa oleh masyarakat
yaitu harga barang impor naik. Sebagian besar pedagang luar negeri
indonesia di jalankan dengan perantara Dolar AS, sehingga mahalnya Dolar
AS akan membuat harga barang impor melambung tinggi seiring dengan
terus menaiknya kurs Dolar AS.36
Dampak negative dan positif naiknya
barang impor pada sector usaha dapat di jelaskan sebagai berikut :
dampak positif dialami oleh usaha di sector pertanian dan perkebunan
indonesia. Misalnya disaat harga buah-buahan impor naik, maka orang
mungkin akan tertarik untuk membeli buah-buahan lokal yang lebih
murah dan segar
Dampak negatif di alami oleh usaha yang di jalankan oleh importir, jika
masyarakat lebih suka buah-buahan lokal , maka impor pun akan turun
sehingga pendapatan importir ikut anjlok.37
Dampak negative selanjutnya adalah sektor sektor usaha yang bahan
baku atau bahan penunjangnya di datangkan melalui impor dari luar
negeri. Biaya atau cost yang dikeluarkan akan semakin meningkat
seiring dengan melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap
dollar. Contohnya industri tahu dan tempe, karena industri ini
memerlukan banyak sekali kedelai untuk produksinya sedangkan
kebutuhan kedelai di indonesia sebagiab besar di penuhi dari impor,
36
Muttaqiena, ”Beragam dampak kurs rupiah melemah” dalam
www.googleweblight.com/?litle_url=http://www.seputarforex.com/artikel/rupiah/diakses 11 juni
2018 37
Musni Umar,”10 dampak negatif pada masyarakat melemahnya rupiah”, dalam
http://m.kompasiana.com, di akses pada 11 juni 2018
25
sehingga bila kurs rupiah melemah terus memerus, maka harga kedelai
akan semakin melembung tinggi, dan dampaknya harga tahu dan tempe
akan semakin mahal.
2) Nilai ekspor yang di nilai dalam dolar akan mengalami peningkatan.
Penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar memberi berkah
tersendiri bagai beberapa sector antara lain tambak, perusahaan yang
bergerek di dalam bidang industri pariwisata, agen tour dan travel
indonwsia, kelautan dan perikanan, pertanian sawit, produsen minyak
kelapa dan beberapa sector lainnya.38
Hal tersebut dikarenakan ongkos
produksinya dalam rupiah yang cenderung tidak terimbas dengan kenaikan
dolar, sedangkan permintaan mereka di hitung dalam dollar.
3) pertumbuhan ekonomi melambat
Semakin banyak industri berbahan baku impor di indonesia, maka
dampak kurs rupiah melemah terhadap perekonomian akan semakin
berat. Selain karena perusahaan perusahaan di indusrti itu terancam
tutup, para pegawai di PHK, pengangguran meningkat, kemiskinan
meningkat, daya beli menurun, kesejahteraan masyarakat menurun.39
4) beban hutang negara dan swasta makin berat
Jika hutang –hutang ini di lakukan dalam bentuk Dolar AS, maka
pengembaliannya pun harus dilakukan dalam bentuk mata uang yaang
38
Junaedi Angkouw, perubahan nilai tukar rupiah pengaruhnya terhadap ekspor minyak
kelapa kasar (COO) di sulawesi utara, hal.9 39
Musni Umar,”10 dampak negatif pada masyarakat melemahnya rupiah”, dalam
http://m.kompasiana.com, di akses pada 11 juni 2018
26
sama, walaupun kurs rupiah saat pengembalian hutang berbeda dengan
saat pemberian hutang. Saat krisis Ekonomi tahun 1997/1998 dulu,
sebagian besar hutang indonesia baik hutang negara maupun hutang
swasta berbaris dolar AS. Akibatnya, ketika kurs rupiah melemah
drastis, maka perekonomian langsung kolaps.40
5) nilai gaji dalam Dolar AS meningkat
kurs rupiah melemah membuat nilai gaji dalam bentuk Dolar AS atau
mata uang asing lainnya jadi meningkat saat di tukarkan dengan rupiah.
c. Pandangan Islam Tentang Kurs
Pandangan valuta asing dapat dianologikan dengan pertukaran antara emas
dan perak.41
Dalam aplikasinya di sistem keuangan islam, sharf merupakan
pelayanan jasa bank kepada nasabahnya untuk melakukan transaksi valuta
asing menurut prinsip yang dibenarkan syariah. Kebutuhan transaksi valas
semakin menguat karena volume transaksi pembayaran internasional kian
meningkat. Dalam praktek keuangan syariah, transaksi valas pun harus
memenuhi prinsip pertukaran secara spot, berlangsung dengn tunai dan tidak
mengandung unsur spekulasi.
Prinsip utama dalam melakukan perjanjian (akad) sharf adalah pertukaran
mata uang secara spot, tunai dan tidak untuk spekulasi. Sharf membenarkan
transaksi yang di lakukan untuk berjaga jaga atau dalam bentuk simpanan.
Namun, ada syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan transaksi sharf. Bila
40
Muttaqiena,”Beragam dampak kurs rupiah melemah” dalam
www.googleweblight.com/?litle_url=http://www.seputarforex.com/artikel/rupiah/diakses 11 juni
2018 41
Muhammad syafi’i antonio, Bank syariah dari Teori ke praktik,( Jakarta:Gema
Insani,2011),hal.19
27
transaksi di lakukan unhtuk mata uang yang sejenis, maka nilai nominal harus
sama dan secara tunai (taqabudh)42
Untuk transaksi mata uang yang berbeda, maka harus dilakukan dengan
nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi berlaku. Jenis transaksi
valuta asing dalam perbankan ini terbagi dalam empat kelompok, pertama,
transaksi spot diman penyelesaian paling lambat dua hari, kedua transaksi
forward dengan harga waktu mendatang lebih dari dua hari, ketiga , transaksi
swap dimana kontrak pembelian dan penjualan dengan harga tertentu yang
dikombinasikan. Jenis transaksi terakhir adalah option, dimana merupakan
kontrak untuk memperoleh hak untuk membeli atau menjual yang tidak harus
dilakukan atas sejumlah unit pada harga dan jangka waktu tertentu.
Dari keempat jenis transaksi tersebut, sharf hanya memperbolehkan
transaksi spot saja karena karena transaksi tunai. Sedangkan untuk ketiga
transaksi lainnya tidak di benarkan dalam sharf, karena menggunakan harga
yang diperjanjikan (muwa’adah) dan penyerahan dilakukan di kemudian hari.
d. Nilai Tukar Rupiah (Kurs) dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana
Syariah
Perusahaan yang menggunakan mata uang asing dalam menjalankan
aktivitas operasional dan investasinya akan menghadapi resiko nilai tukar
(kurs). Resiko nilai tukar merupakan resiko yang timbul akibat pengaruh
perubahan nilai tukar mata uang domestik dengan nilai tukar mata uang negara
42
Ibid,hal 20
28
lain. Perubahan nilai tukar yang tidak diantisipasi oleh perusahaan akan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan tersebut. Salah satu faktor yang
mempengaruhi nilai mata uang suatu negara adalah tingkat suku bunga yang
mempunyai hubungan erat dengan inflasi. Ketika inflasi tinggi, maka tingkat
bunga cenderung semakin tinggi. Kebijakan menaikkan tingkat bunga ini
bertujuan untuk menekan tingkat inflasi dan memperkuat kurs mata uang
domestik. Dari sisi emiten, pada saat kurs menguat (nilai tukar mata uang
domestik lebih rendah dari nilai sebelumnya), maka akan menurunkan biaya-
biaya produksi terutama biaya impor bahan baku. Dengan adanya pengurangan
biaya bahan baku, maka akan memberikan keuntungan lebih bagi perusahaan.
Hal ini dapat meningkatkan harga portofolio reksadana syariah sehingga NAB
reksadana syariah pun akan meningkat. Dengan kata lain, hubungan yang
terjadi antara Nilai Tukar Rupiah (Kurs) dan Nilai Aktiva Bersih (NAB)
reksadana campuran syariah adalah berlawanan arah. Sebagaimana penelitian
yang dilakukan oleh Aurora dan Riyadi43
yang menyatakan bahwa nilai tukar
rupiah (kurs) mempengaruhi indeks LQ-45 dengan korelasi negatif signifikan.
3. Tinjauan Tentang BI Rate
a. Pengertian BI Rate
Pengertian BI rate menurut badan pusat statistik adalah suku bunga
kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang di
43
Aurora, Tona, dan Riyadi, Agus. "Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Kurs Terhadap Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia". (Jurnal Dinamika Manajemen), Vol. 1 No. 3, 2013.
29
tetapkan oleh bank indonesia dan diumumkan kepada public.44
Sebagaimana
yang disebutkan dalam inflation targenting framework bahwa BI Rate
merupakan suku bunga acuan bank indonesia dan merupakan sinyal (stance)
dari kebijakan moneter Bank indonesia.
BI Rate adalah suku bunga instrumen sinyaling bank indonesia yang di
tetapkan pada RDG (Rapat dewan gubernur) triwulanan untuk berlaku selama
triwulan berjalan (satu triwulan), kecuali ditetapkan berbeda oleh RDG bulanan
dalam triwulan yang sama. Sedangkan menurut Siamat Dahlan dalam bukunya
yang berjudul Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan moneter dan
perbankan menyebutkan bahwa BI Rate adalah suku bunga dengan tenor satu
bulan yang di umumkan oleh bank indonesia secara periodik untuk jangka
waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal (stance) kebijakan moneter.45
Instrument sertifikat bank indonesia (SBI) dan surat utang negara
(SUN).46
Proses penetapan respon kebijakan moneter dalam hal ini BI Rate:
Penetapan respon kebijakan moneter dilakukan dalam RDG triwulanan.
Respon kebijakan moneter diharapkan untuk periode satu triwulan
kedepan
Penetapan respon kebijakan moneter di lakukan dengan memperhatikan
efek tunda (LAG) kebijakan moneter dalam mempengaruhi inflasi.
Dalam kondisi yang luar biasa, penetapan respon kebijakan moneter dapat
di lakukan dalam RDG bulanan.
44
Badan pusat statistik,”pengertian BI Rate”,dalam www.BPSi.go.id diakses 23 juni 2018 45
Siamat Dahlan, “kebijakan, manajemen lembaga keuangan,moneter dan perbankan,
( Jakarta: penerbit fakultas ekonomi universitas indonesia, 2005), 46
Ibid,hal.14
30
rekomendasi BI Rate yang di hasilkan oleh fungsi reaksi kebijakan dalam
model ekonomi untuk percapaian sasaran inflasi.
Berbagai informasi lainnya seperti leading indocators, expert opinion,
faktor resiko dan ketidak pastian serta hasil-hasil riset ekonomi dan
kebijakan moneter.
b. Fungsi BI Rate
BI Rate diumumkan oleh dewan gubernur bank indonesia setiap rapat
dewan gubernur bulana dan diimplementasikan pada operasi moneter yang
dilakukan bank indonesia melalui pengelolahan likuiditas (liquidity
management) di pasar uang mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangang suku
bunga pasar uang antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku
bunga PUAB ini diharapkan akan di ikuti oleh perkembangan di suku bunga
deposito, dan pada giliran nya suku bunga kredit perbankan.47
Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian
bank indonesia pada umum nya akan menaikan BI Rate apabila inflasi kedepan
diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya bank
indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan
berada di bawah sasaran yang telah di tetapkan. Bank Indonesia melakukan
penguatan kerangka operasi moneter dengan memperkenalkan suku bunga
acuan atau suku bunga kebijakan baru yaitu BI 7-Day Repo Rate, yang akan
47
Bank Indonesia,” penjelasan Bi rate sebagai suku bunga acuan” dalam
http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-rate/penjelasan/contents/default.aspx, di akses 21 maret 2018
31
berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016. Selain BI Rate yang digunakan saat ini
perkenalan suku bunga kebijakan yang baru ini tidak mengubah stance
kebijakan moneter yang sedang diterapkan.
c. Bank Indonesia (BI) Rate dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana
Syariah
Dari sisi investor, BI rate menjadi penggerak untuk berinvestasi. Gerakan
ini dapat menguatkan investasi ketika BI rate diturunkan sehingga semua
investasi beralih ke Pasar Modal. Seiring dengan itu, maka permintaan
terhadap efek meningkat sehingga harga portofolio reksadana syariah pun
meningkat. Hal ini berimbas pada peningkatan NAB reksadana Syariah.
Sebaliknya, ketika BI rate dinaikkan, investor akan menarik dananya dari
Pasar Modal dan mengalihkannya ke perbankan yang memberikan return
lebih tinggi. Hal ini membuat nilai efek dipasaran anjlok, akibatnya harga
portofolio reksadana syariah pun turun dan berimbas pada menurunnya NAB
reksadana syariah. Dengan kata lain, hubungan yang terjadi antara Bank
Indonesia (BI) rate dan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana campuran
syariah adalah berlawanan arah. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh
Nurlaili (2012) yang menyatakan bahwa Bank Indonesia (BI) rate mempunyai
korelasi negatif signifikan terhadap pembentukkan NAB reksadana.
32
4. Tinjauan Tentang Nilai Aktiva Bersih (NAB)
a. Pengertian Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Kata nilai aktiva bersih (NAB) mengadaptasi istilah dari amerika yaitu
nett asset value (NAV)48
istilah ini sering digunakan dalam publikasi, laporan
atau riset yang menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar. Istilah
nilai aktiva bersih (NAB) tidak bisa dipisahkan dari reksadana, karena istilah
ini merupakan salah satu tolak ukur dalam memantau hasil dari suatu
reksadana. Yang dimaksud dengan nilai aktiva bersih (NAB) adalah sejumlah
aktiva setelah dikurangi kewajiban-kewajiban yang ada. Dapat dikatakan nilai
aktiva bersih (NAB) adalah total nilai investasi dan kas yang dipegang
dikurangi biaya-biaya hutang dari kegiatan operasional yang harus
dibayarkan.49
Menurut ahmad rodoni, nilai aktiva bersih atau net asset value
(NAV) di peroleh dari hasil penjumlahan seluruh portofolio yang terdiri dari:
uang kas, deposito, instrument, pasar uang lainnya, obligasi, saham, instrument
pasar modal lainnya yang ditambah dengan tagihan kepada broker, piutang
dividen, piutang bunga, dan piutang lainnya dan dikurangi dengan kewajiban
yang terdiri dari pinjaman, kewajiban ke broker yang belum di bayar,
kewajiban atas fee costudian yang belum dibayar, dan amortisasi biaya
pendirian jika ada. Nilai aktiva bersih ( NAB ) merupakan salah satu tolak ukur
dalam memantau hasil portofolio reksadana.
48
Itsna Shofi Azkiyah, pengaruh Bank Indonesia (BI) Rate, inflasi dan nilai tukar rupiah (kurs) terhadap nilai aktiva bersih (NAB) reksadana campuran syariah periode 2014-2016. (Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta 2017) hal. 9
49Achsien inggi, Investasi Syariah di Pasar Modal: Menggagas konsep dan praktek
manajemen portofolio syariah,(Jakarta: Gramedia Pusaka Utama,2000),
33
Nilai Aktiva Bersih dapat dipermulasikan sebagai berikut:50
Keterangan:
NAVt= Nilai Aktiva Bersih Periode t
NVAt= total nilai aktiva periode t
LIABt= total kewajiban reksadana periode t
Sedangkan nilai aktiva bersih ( NAB) per saham atau per unit penyertaan
adalah harga wajar dari portofolio suatu reksadana setelah dikurangi semua
biaya operasionalnya (kewajiban) dan dibagi dengan jumlah saham atau unit
penyertaan yang beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut.
Nilai aktiva bersih (NAB) per saham/unit dihitung setiap hari oleh bank
kustodian setelah mendapatkan data dari manajer investasi dan nilainya dapat
dilihat pada surat kabar tertentu setiap hari. Besarnya nilai aktiva bersih (NAB)
bisa berfluktasi setiap hari, tergantung pada perubahan nilai efek dalam
portofolio reksadana. Meningkatnya nilai aktiva bersih (NAB) investasi
pemegang saham/unit penyertaan, begitu pula sebaliknya.51
Menurut Alwi, Nilai Aktiva Bersih (NAB) merupakan jumlah aktiva
setelah dikurangi kewajiban-kewajiban yang ada. Sedangkan, NAB per unit
penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu reksadana setelah
dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah unit penyertaan yang
50
Ahmad rodoni, Investasi Syariah, ( Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), 51
Sapto Rahardjo, Panduan Investasi Reksadana: Cetakan Kedua, ( Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo, 2004),hal.15
NAVt=(NVAt-LIABt)
34
telah beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut. NAB tidak bisa dipisahkan
dari reksadana karena ini merupakan salah satu tolak ukur dalam memantau
hasil dari suatu reksadana. Rumus untuk menghitung NAB adalah sebagai
berikut:
NAB = Nilai Aktiva − Total Kewajiban
Perhitungan NAB reksadana telah memasukkan semua biaya pengelolaan
investasi oleh Manajer Investasi, biaya Bank Kustodian, biaya akuntan publik,
dan biaya-biaya lainnya. Besarnya NAB dapat befluktuasi setiap hari, tergantung
dari perubahan nilai efek dalam portofolio. Meningkatnya NAB mengindikasikan
meningkatnya investasi pemegang unit penyertaan dan begitu pun sebaliknya.
5. Tinjauan Tentang Reksadana Syariah
a. Pengertian Reksadana Syariah
Secara bahasa reksadana tersusun dari 2 konsep, yaitu reksadana yang
berarti jaga atau pelihara konsep dana yang di berarti himpunan uang. dengan
demikian secara bahasa reksadana berarti kumpulan dana yang di pelihara.52
Reksadana (mutual fund) adalah wahana yang digunakan untuk menghimpun
dana masyarakat (pemodal) untuk kemudian diinvestasikan kedalam dana
masyarakat (pemodal) untuk kemudian diinvestasikan kedalam dana
masyarakat (pemodal) untuk kemudian diinvestasikan ke dalam portolio efek
52
Sri sitompul, Reksadana; pengantar umum, ( Bandung: Citra aditya bakti 2003),hal.2
35
oleh Menejer Investasi (MI). Portofolio efek tersebut bisa berupa saham,
obligasi, instrument pasar uang, atau kombinasi dari beberapa diantaranya.53
Menurut undang-undang pasar modal nomor 8 tahun 1995 pasal 1, ayat
(27): “Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat (pemodal) untuk selanjut nya dipergunakan untuk dana dari
masyarakat (pemodal) untuk selanjutnya diinvestasikan dalam potofolio efek
oleh menejer investasi. Pada reksadana, manajemen investasi mengelolah dana-
dana yang ditempatkan pada surat berharga yang dibukakkan kedalam “Nilai
Aktiva Bersih (NAB)” reksadana tersebut. Kekayaan reksadana yang dikelolah
oleh menejer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada bank kutodian yang
tidak terfiliasi dengan menejer investasi, dimana bank kustodian inilah yang
akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan administrator.
Reksadana syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghipun
dana dari masyarakat (pemodal) sebagai pemilik dalam potoforlio efek oleh
menejer investasi sebagai wakil SHABIB AL-MAL menurut ketentuan dan
prinsip syariah islam.
Fatwa dewan syariah nasional (DSN) No.20/DSN-MUI/IV/2001,
reksadana syariah (Islamic investment funds) adalah reksadan yang beroprasi
menurut ketentuan dan prinsip-prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad
antara pemodal dan menejer investasi (wakil pemodal), maupun antara menejer
investasi dengan pengguna investasi. Perbedaan mendasar reksadana syariah
53
Heri Sudarsono,Bank dan Lembaga...,
36
dan konvensional hanya terletak pada cara pengelolahan dan prinsip kebijakan
investasi yang diterapkan. Dengan cara-cara pengelolahan yang halal.54
Halal berarti bahwa perusahaan yang mengeluarkan instrumen investasi
tersebut tidak boleh melakukan usaha-usaha yang bertentangan dengan prinsip
Islam. Misalnya tidak melakukan riba dan tidak memakai strategi investasi
berdasarkan spekulasi saham,obligasi dan sekuritas lainnya, tidak berhubungan
dengan produk minuman keras. Produk yang mengandung babi, bisnis hiburan
yang berbau maksiat, perjudian, pornografi dan sebagainya .
Reksadana syariah merupakan salah satu lembaga keuangn yang dapat
dijadikan alternative berinvestasi bagi masyarakat yang menginginkan return
dari sumber yang bersih dan dapat dipertanggung jawabkan secara syariah.
Tujuan utama reksadana syariah bukan semata-mata hanya mencari
keuntungan, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan,
komitmen pada nilai-nilai relagiusitas, meskipun tampaharus mengabai kan
kepentingan para inverstor.55
Panduan bagi masyarakat muslim untuk berinvestasi pada produk ini
sudah diberikan melalui fatwa DSN-MUI No. 20 tahun 2000 tentang pedoman
pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah.56
Sayangnya, produk atau
deposito perbankan syariah yang lebih menguntungkan dari produk tabungan
atau deposito perbangkan syariah ini kurang tersosialisasi. Pemilik dana
54
DSN MUI No. 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang “Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah”, dalam www.dsnmui.or.id, diakses 2 maret 2018
55 Burhanuddin Susanto, pasar modal syariah ( Tinjauan hukum), ( Yogyakarta:UII Press
Yogyakarta, 2008), 56
DSN. "Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional". DSN MUI-Bank Indonesia, Jakarta, 2006.
37
(investor) yang menginginkan investasi halal akan mengamanahkan dananya
dengan akad wakalah kepada menejer investasi. Reksadana syariah akan
bertindak dalam akad mudharabah sebagai mudharib yang mengelolah dana
milik bersama dari para investor. Sebagai bukti penyertan investor akan
mendapat unit penyertaan dari reksadana syariah. Sebagai bukti penyertaan
dari reksadana syariah. Dana kumpulan reksadana syariah akan ditempatkan
kembali kedalam kegiatan emiten (perusahaan lain) melalui pembelian efek
syariah. Dalam hal ini reksadana syariah berperan sebagai mudharid dan
emiten berperan sebagai mudharib. Oleh kerena itu, hubungan seperti ini bisa
disebut ikatan mudharabah bertingkat.57
b. Jenis reksadana syariah
Komponen terpentingdalam bisnis reksadana adalah prospectus investasi.
Melalui prospectus inilah menejer akan berpedoman dalam pengambilan
keputusan investasi untuk reksadana. Produk-produk yang dikeluarkan
reksadana tentunya bervariasi. Di dalam reksadana dapat di bedakan satu
dengan yang lain nya dengan berdasarkan pada pemilihan jenis dan komposisi
efek dalam portofolio investasi atau sering disebut sebagai alokasi asset, dan
menurut strategi investasi yang di pilih manejer investasi. Jenis-jenis reksadana
sendiri dapat di bedakan sebagai berikut.58
57
Pasal 1 angka 6 Fatwa DSN-MUI No.20/DSN-MUI/IX/2000 tentang pedoman
pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah 58
Muhamad, Manajemen keuangan syariah analisis fiqih dan keuangan,( Yogyakarta:UPP
STIM YKPN,2014),
38
Reksadana pendapatan tetap tanpa unsur
Saham adalah reksadana yang mengambil strategi dengan tujuan untuk
mempertahankan nilai awal modal dan mendpatkan pendapatan yang tetap.
Reksadana ini dapat dengan mudah mempertahankan nilai modal awal karena
tidak memiliki resiko kerugian yang umum nya terjadi pada efek saham.
Namun reksa dana ini sulit mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari suku
bunga pinjaman.
Reksadana pendapatan tetap dengan unsur saham
Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurang nya 80% dari dana yang
di kelolah (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat uang. karena dapat memiliki
saham yang secara umum mempunyai resiko yang lebih tinggi, reksadana ini
sangat sesuai bagi pemodal yang tidak keberatan untuk menanggung resiko
kehilangan sebagian kecil dari modal atau dana awal untuk mendapatkan
kemungkinan memperoleh pendapatan yang lebih besar dari hasil deposito.
Reksadana saham (Equity Fund)
Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang
di kelolanya dalam efek bersifat ekuitas. Pada umumnya efek saham
memberikan kontribusi dengan pertumbuhan harga-harga saham dan dividen.
Banyak persepsi yang menganggap bahwa berinvestasi pada saham lebih
cenderung spekulatif atau berjudi. Namun secara teori dan pengalaman
dilapangan mengatakan bahwa investasi pada saham adalah salah satu bentuk
investasi jangka panjang yang cukup menjanjikan.
39
Reksadana campuran ( Siscretionary Fund )
Reksadana yang mempunyai perbandingan target asset alokasi pada efek
saham dan pendaptan tetap yang tidak dapat di kategorikan kedalam reksadana
lainnya. Reksadana campuran dalam orientasinya lebih fleksibel dalam
menjalankan investasi. Fleksibel berarti,pengelolaan investasi dapat digunakan
untuk berpindah-pindah dari saham, ke obligasi maupun ke deposito atau
tergantungpada kondisi pasar dengan melakukan aktivitas trading.
c. Perbedaan reksadana syariah dan konvensional
Perbedaan reksadana syariah dan reksadana konvensional adalah
reksadana syariah memiliki kebijakan investasi yang berbasis instrument
investasi pada portofolio yang dikategorikan halal,59
jika perusahaan yang
menerbitkan instrument investasi tersebut tidak melakukan usaha yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip islam. Tidak melakukan riba atau
membungakan uang. Saham, obligasi dan sekuritas lainnya yang dikeluarkan
bukan perusahaan yang usaha nya berhubungan dengan produksi atau
penjualan minuman keras, produk mengandung babi, bisnis hiburan berbau
maksiat, perjudian, pornografi, dan sebagainya. Di samping itu, dalam
pengelolaan dana reksadana ini tidak mengizinkan penggunaan strategi
investasi yang menjurus kearah spekulasi. Reksadana syariah akan memiliki
peranan besar dalam pembangunan ekonomi, karena dapat memobilisasi dana
59 Itsna Shofi Azkiyah, pengaruh Bank Indonesia (BI) Rate, inflasi dan nilai tukar rupiah
(kurs) terhadap nilai aktiva bersih (NAB) reksadana campuran syariah periode 2014-2016. (Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta 2017) hal. 9
40
dari masyarakat pemodal untuk pertumbuhan dan pengembangan perusahaan
nasional baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta. Reksadana
merupakan jalan keluar bagi para pemodal kecil yang ingin berperan serta
dalam kegiatan pasar modal, meskipun dengan penyertaan dana yang relatif
kecil dan kemampuan menanggung resiko yang sedikit. Hasil keuntungan
investasi tersebut dibagihasilkan diantara para investor dan manajer investasi
sesuai dengan proporsi modal yang dimiliki.produk investasi ini bisa menjadi
alternative yang baik untuk menggantikan produk perbankan yang pada saat ini
dirasakan memberikan hasil yang relatif kecil. Reksadana syariah memang
sangat sesuai untuk investasi jangka panjang seperti persiapan menunaikan
ibadah haji atau biaya sekolah anak di masa depan. Saat ini pilihan nya pun
semakin banyak.60
Seperti halnya dengan lembaga keuangan syariah, reksadana didalam
operasionalnya melibatkan dewan pengawas syariah (DPS). Dewan pengawas
syariah adalah ulama dan ahli agama yang memahami hukum ekonomi
islam(syariah), yaitu penerapan system nilai dan etika islam kedalam prinsip
ekonomi berdasarkan al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Oleh
karena itu, menurut prinsip ekonomi islam, lembaga keuangan yang mengikuti
syariah islam hanya dapat memperoleh penghasilan investasi dari peningkatan
nilai, bagi hasil atau imbalan jasa (fee based income). Pengelolaan reksadana
syariah adalah berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan Bapepam dengan
mempertimbangkan pedoman investasi yang sesuai dengan syariah. Sehingga
60
Andri soemitra, bank dan lembaga...,hal.16
41
pengawasan syariah akan menerbitkan fatwa mengenai jenis-jenis investasi
yang sesuai dengan syariah islam. Dalam hal investasi pada pasar modal di
indonesia.dewan pengawas syariah akan menerbitkan fatwa mengenai jenis
obligasi serta perusahaan (emiten) yang saham nya dapat di beli oleh reksadana
syariah. Dewan pengawas syariah tidak menentukan oblligasi dan saham mana
yang harus di beli dan juga tidak menentukan jumlah yang dapat atau harus di
beli.61
Kunci utama dari prinsip ekonomi islam adalah diharamkannya riba,
maysir, dan gharar. Oleh karen itu prinsip ekonomi islam, lembaga keuangan
yang mengikuti syariah islam hanya memperoleh penghasilan investasi dari
peningkatan nilai, bagi hasil, atau imbal jasa. Perusahaan yang sahamnya dapat
dibeli oleh lembaga keuangan syariah seperti reksadana syariah hanyalah
perusahaan yang jenis dan ruang lingkup kegiatannya sesuai dengan prinsip
syariah islam. Oleh karena itu bank umum dan perusahaan yang membuat atau
mendistribusikan barang dan jasa yang haram, tidak termasuk daftar
perusahaan yang mengikuti ajaran islam. Perusahaan-perusahaan yang menjadi
target investasi suatu reksadana syariah adalah perusahan-perusahaan yang
bener-bener terbebas dari segala macam unsur yang dilarang didalam islam,
dan dalam prakteknya dipantau oleh dewan pengawasan syariah (DPS).
61
Muhamad, manajemen keuangan.., hal.
42
d. Proses pengelolaan reksadana syariah
Reksadana syariah dilandasi oleh prinsip syariah,secara sederhana proses
pengelolaan investasi reksadana syariah dapat di gambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1
Proses pengelolaan reksadana syariah
Gambar di atas menjelaskan proses pengelolaan reksadana syariah,
pengawasan syariah merupakan lembaga yang berwenang untuk mengkaji,
menggali dan merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum syariah dalam
bentuk fatwa untuk di jadikan pedoman dalam kegiatan transaksi yang terjadi
di lembaga keuangan syariah dan menyetujui efek-efek yang sesuai dengan
prinsip syariah. Pedoman tersebut digunakan komite investasi untuk menyusun
tujuan, kebijakan dan strategi investasi yang kemudian dilaksanakan oleh tim
investasi dalam bentuk portofolio efek yang sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah.
Dewan
pengawas
syariah
(DPS)
Fatwa ulama
Persetujuan
efek-efek
yang sesuai
syariah
Komite investasi
Kebijakan alokasi
asset
Tim investasi
portofolio
43
G. Tinjauan Pustaka
Ficky Septiana, dengan judul pengaruh inflasi, IHSG, jumlah reksadana
syariah dan tingkat returm terhadap total nilai aktiva bersih (NAB) reksadana
syariah di indonesia dalam penelitian tahun 2017 menggunakan metode
analisis Vector Error Correction Model (VECM) sebagai teknik analisis hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa IHSG dan tingkat return memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap NAB reksadana syariah danareksa syariah dan
berimbang dalam jangka panjang.62
Fatharani Sholihat Moch. Dzulkirom AR Topowijono, dengan judul
pengaruh inflasi, tingkat suku bunga seperti bank indonesia & indeks harga
saham gabungan terhadap tingkat pengembalian reksadana saham (studi pada
bursa efek indonesia periode 2011-2013) dalam penelitian ini tahun 2015
menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini
yaitu tingkat inflasi, tingkat suku bunga, SBI dan IHSG seluruhnya
berpengaruh secara simultan terhadap tingkat pengembalian reksadana
saham.63
Augustina Kurniasih dan Leonardo David Yuliandy Johannes dengan judul
Analisis variabel makro ekonomi terhadap kinerja reksadana campuran dalam
penelitian tahun 2015 menggunakan metode analisis regresi linier berganda .
62
Ficky septiana, pengaruh inflasi, IHSG, jumlah reksadana syariah dan tingkat return terhadap total nilai aktiva bersih (NAB) reksadana syariah di indonesia, Universitas islam negeri syarif hidayatullah Jakarta, (2017) hal.5
63 Fatharani Sholihat Moch. Dzulkirom AR Topowijono,pengaruh inflasi, tingkat suku
bunga seperti bank indonesia & indeks harga saham gabungan terhadap tingkat pengembalian
reksadana saham (studi pada bursa efek indonesia periode 2011-2013), universitas Brawijaya
Malang, (2015) hal. 01
44
hasil dari penelitian ini yaitu ditemukan bahwa faktor makro ekonomi yang
berpengaruh signifikan terhadap return reksadana campuran adalah return
IHSG dan suku bunga JIDOR.64
Anindita Putri Nurmalita Sari dengan judul Analisis kebijakan alokasi aset,
kinerja menejer investasi dan tingkat resiko terhadap kinerja reksadana saham
di indonesia dalam penelitian tahun 2012 metode yang digunakan untuk
menghitung kinerja reksadana saham adalah sharpe ratio, sedangkan metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi dan uji asumsi klasik
yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolieritas, uji autokorelasi, dan uji
heteroskesdastisitas. Metode yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah
Uji Statistik F dan uji statistik T. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
kebijakan alokasi aset berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja
reksadana saham, kinerja menejer invetasi berpengaruh positif signifikan
terhadap kinerja reksadana saham, tingkat rasio berpengaruh negatif signifikan
terhadap kinerja reksadana saham di indonesia.65
Febrian Dwi Setyarini dengan judul pengaruh SBIS, inflasi, Nilai tukar
rupiah, jumlah uang beredar dan IHSG terhadap nilai aktiva bersih reksadana
syariah (periode 2009-2013) dalam penelitian tahun 2015 menggunakan
metode purposive sampling dengan menggunakan statistik deskriptif dan
analisis regresi berganda dengan terlebih dahulu digunakan uji asumsi klasik,
kemudian dilakukan dengan pengujian hipotesis. Hasil dari penelitian ini
64
Augustina Kurniasih dan Leonardo David Yuliandy Johannes, Analisis variabel makro
ekonomi terhadap kinerja reksadana campuran, Universitas Mercu Buana Jakarta (2015) hal. 01 65
Anindita Putri Nurmalita Sari, Analisis kebijakan alokasi aset, kinerja menejer investasi
dan tingkat resiko terhadap kinerja reksadana saham di indonesia, Universitas Diponegoro
Semarang (2012) hal.6
45
menggunakan uji-t dengan menunjukan bahwa SBIS, kurs, jumlah uang
beredar dan IHSG tidak berpengaruh terhadap NAB reksadana syariah. Hanya
variabel inflasi yang berpengaruh signifikan dengan arah positif walau kecil
terhadap NAB reksadana syariah. Kondisi makro ekonomi (SBIS, inflasi, kurs,
jumlah uang beredar dan IHSG) baik secara persial maupun secara simultan
memiliki pengaruh yang kecil terhadap imbal hasil reksadana syariah, hal ini
dikarenakan volalitas makro ekonomi indonesia hanya direspon sesaat oleh
para investor.66
H. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini penulis mengambil dua variabel independent (X) yaitu
inflasi, kurs, BI rate dan variabel (Y) yaitu Nilai Aktiva Bersih (NAB).
Sebagaimana yang terlihat dalam gambar berikut ini:
Gambar 1.2
Inflasi, Kurs, BI Rate, terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB)
66
Febrian Dwi Setyarini, pengaruh SBIS, inflasi, Nilai tukar rupiah, jumlah uang beredar
dan IHSG terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah (periode 2009-2013) Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (2015) hal. 2
Nilai Aktiva
Bersih (NAB)
(Y)
Kurs
X2
BI Rate
X3
Inflasi
X1
46
I. Hipotesis Penelitian
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha1 : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap (NAB) reksadana syariah
Ha2 : Kurs berpengaruh secara signifikan terhadap (NAB) reksadana syariah
Ha3 : BI Rate berpengaruh secara signifikan terhadap (NAB) reksadana syariah
Ha4 : Inflasi, Kurs, BI Rate, berpengaruh terhadap (NAB) reksadana syariah
HO : Inflasi (X1), Kurs (X2), BI Rate (X3), tidak berpengaruh signifikan
terhadap (NAB) reksadana syariah
J. SISTEMATIKA PENULISAN
Agar penulisan skripsi ini tidak keluar jalur pembahasan, maka penulis
membuat sistematika penulisan yang akan menjadi panduan dalam penulisan
skripsi ini dan menjadi ringkasan dari pembahasan-pembahasan yang ada
dalam setiap bab nya berikut ini.
1. Bab I : Pendahuluan
Bab I ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan penelitian, kerangka teori dan Sistematika penulisan.
2. Bab II : Metode Penelitian
Bab II berisikan pembahasan tentang metodelogi penelitian yaitu pendekatan
penelitian, instrumen pengumpulan data, jenis dan sumber data, metode
analisis
47
3. Bab III : Gambaran umum dan tempat tempat penelitian
Pada Bab III ini menguraikan tentang gambaran umum Reksadana Syariah di
Indonesia.
4. Bab IV : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan perhitungan-perhitungan bagaimana menjawab masalah
yang dirumuskan, kuantitatif deskriftif, menguraikan data hasil penelitian.
5. Bab V : Penutup
Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran.
48
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan data time series. Pendekatan kuantitatif menekankan pada
fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Pemilihan
pendekatan deskriftif kuantitatif ini di dasarkan pada data-data yang di
peroleh dari buku-buku, artikel, internet, serta kajian pustaka sebagai
sumber pendukung untuk menganalisis data. Dalam penelitian ini
menggunakan variabel tidak bebas ( dependen) yaitu Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) dan variabel bebas (independen) yaitu Inflasi, Kurs, BI
Rate dan Reksadana syariah indonesia.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
yang di maksud dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan
pembahasan yang di peroleh dari buku-buku, jurnal, skripsi, serta kajian
pustaka yang di ambil dari penelitian sebelumnya yang bekaitan dengan
penelitian ini.
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini yaitu di peroleh dari
aplikasi Bareksa dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk memperoleh data
inflasi, kurs, BI Rate dan reksadana syariah.
48
49
C. Instrumen Pengumpulan Data
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang diangkat, maka dalam
pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode dokumentasi.
Dilakukan dengan menelaah dan mengolah data. Pada tahap selanjutnya,
penulis melakukan pengkajian data yang dibutuhkan, yaitu mengenai jenis
data yang dibutuhkan dan kesediaan data. Dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen tersebut bisa berbentuk tulisan,
gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.67
D. Metode Analisis
1. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif, yaitu metode statistik yang berusaha
menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data, seperti
berapa rata-ratanya, seberpa jauh data-data bervariasi, dan lain
sebagianya.68
67
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, Bandung, Alfabeta,
2016,
68
Muhammad, Metode Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, Jakarta :
Rajawali Pers 2008
50
a. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data digunakan untuk menguji apakah
data kontinu berdistribusi normal sehingga dengan uji t dan regresi
dapat dilaksanakan.69
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada
tidaknya variabel independen yang memiiki kemiripan antara
variabel independen dalam satu model. Kemiripan antara variabel
independen akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Untuk
mengetahui apakah terjadi multikolinieritas dalam suatu model
regresi dapat dilihat dari nilai VIF (variance residual Factor).
Apabila nilai tolerance < 0,1 dan VIF > 10 (variance inflation
factor) mengindikasikan terjadi multikolinieritas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah sebuah model
regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada
periode t dengan periode t-1 sebelumnya. Untuk mengetahui
apakah adanya autokorelasi di antara variabelvariabel indepanden,
dapat dilihat dari angka D-W (durbin-watson). Dasar pengambilan
keputusan adalah bila nilai D-W terletak antara -2 sampai dengan
2, maka koefesien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada
69
Husaini Usman, R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistik : Edisi Kedua, Jakarta :
PT Bumi Aksara 2012
51
autokorelasi. Bila nilai D-W lebih rendah -2, maka koefesien
autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi
positif. Bila nilai D-W lebih besar dari 2, maka koefesien
autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi
negatif.
4. Uji Heterokedestitas
Heteroskedestitas menguji terjadinya perbedaan variance
residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang
lain. Dan adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua
pengamatan pada model regresi.70
Cara memperediksi ada tidaknya
heteroskedestitas pada suatu model dapat dilihat dengan pola
gambar scatterplot, regresi yang tidak terjadi heteroskedestitas jika:
Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau sekitar angka
0
Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja
Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar
kembali
Penyebaran titik-titik data tidak berpola71
70
Agus Tri Basuki, Nano Prawoto, Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi & Bisnis
(Dilengkapi Aplikasi Spss & Eviews), Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada 2016 71
Agus Tri Basuki, Nano Prawoto, Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi & Bisnis
(Dilengkapi Aplikasi Spss & Eviews), Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada 2016
52
b. Regresi Linier Berganda
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel
independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi
nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen
mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya
berskala interval atau rasio.72
Persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3+........ + bnXn
Keterangan :
Y Nilai Aktiva Bersih (NAB) = Variabel dependen ( nilai yang diprediksi)
X1 Inflasi = Variabel Independen
X2 Kurs = Variabel Independen
X3 BI Rate = Variabel Independen
a = Konstanta
b = Koefisien regresi (Nilai peningkatan
ataupun penurunan)
Sesuai dengan rancangan kerangka berfikir tersebut dapat di
jelaskan bahwa terdapat tiga variabel independen yaitu Inflasi (X1) Kurs
(X2) dan BI Rate (X3) yang mempengaruhi variabel dependen
Nilai Aktiva Bersih (Y)
72
Sugiyono, Metode penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm.186.
53
c. Uji T
Ujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen. Langkah-
langkah pengujian adalah sebagai berikut:
Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis alternative:
Ha : β ≠ 0, artinya variabel inflasi, kurs, BI Rate, mempunyai pengaruh
signifikan terhadap nilai aktiva bersih (NAB) reksadana syariah di
indonesia.
H0 : β ≠ 0, artinya variabel inflasi, kurs, BI Rate tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap nilai aktiva bersih (NAB) reksadana syariah di
indonesia.
Level of significance α = 0,05
H0 diterima apabila = ttabel < thitung <ttabel
H0 ditolak apabila = thitung > ttabel atau thitung < ttabel
Kesimpulan : membandingkan antara thitung dengan ttabel maka dapat
ditentukan apakah H0 diterima atau ditolak.
d. Uji F
Bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan (bersama-
sama) antara variabel independen inflasi, kurs, BI Rate, : relavasi,
keandalan, dapat dibandingkan, konsistensi, dapat dipahami terhadap
variabel dependen nilai aktiva bersih (NAB) reksadana syariah di indonesia.
54
e. Koefisiensi Determinasi
Koefisiensi Determinasi (R2) bertujuan mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Dalam
penelitian ini perhitungan koefisiensi determinasi untuk mengukur sebarapa
jauh kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat.
55
BAB III
GAMBARAN UMUM
REKSADANA DI INDONESIA
A. Sejarah Reksadana di Indonesia
Munculnya reksadana syariah pertama di Indonesia pada tahun
1997 kelolaan PT. Danareksa Investment Management (DIM) inilah yang
menjadi awal perkembangan instrument syariah di pasar modal.
Selanjutnya, pada tanggal 3 Juli 2000 PT Bursa Efek Jakarta (BEJ)
bersama dengan PT Danareksa Investment Management (DIM)73
Sejarah industry pengelolaan investasi di Indonesia dimulai pada
tahun 1976, saat pemerintah Indonesia menerbitkan PP No.25 Tahun 1976
dan mendirikan PT Danareksa dengan dasar pertimbangan untuk
mempercepat proses perluasan pengikut-sertaan masyarakat dalam
pemilikan saham perusahaan-perusahaan swasta melalui pasar modal
menuju pemerataan pendapatan, serta untuk lebih efektif menghimpun
dana dari masyarakat agar dapat digunakan secara produktif dalam
pembiayaan pembangunan nasional.
73
https://www.coursehero.com/file/21733057/makalah-reksadana,akses 29 september
2018
55
56
Adapun tugas dan tanggung jawab PT DANAREKSA adalah:
a. Mempercepat proses pengikut-sertaan masyarakat dalam pemilikan
saham perusahaan-perusahaan menuju pemerataan pendapatan,
dengan jalan membeli saham perusahaan-perusahaan melalui pasar
modal dan memecahnya dalam pecahan kecil (sertifikat saham)
sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat luas
b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dana dengan
membeli efek perusahaan-perusahaan untuk diri sendiri dengan
tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan menjual sertifikat sendiri
dengan maksud agar masyarakat luas pembeli sertifikat dapat
menikmati keuntungannya.
PT Danareksa merupakan pelopor dimulainya industri pengelolaan
investasi di Indonesia dengan menerbitkan Sertifikat Danareksa (Reksa Dana)
pada tahun 1978 sebagai wadah dalam mengumpulkan dana dari masyarakat
umum dan mendorong perdagangan surat-surat berharga di pasar modal.
Sumber dana masyarakat dari penerbitan Reksa Dana diharapkan dapat
memudahkan emiten untuk membiayai kegiatan investasinya tanpa
mengandalkan dana dari perbankan. Di lain sisi, investor pun mendapatkan
kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan perusahaan tersebut
karena investasi pada Reksa Dana relatif murah dan likuid serta dikelola
secara transparan oleh Manajer Investasi (MI) yang profesional dalam suatu
portofolio investasi yang terdiversifikasi.
57
Reksadana tidak hanya memberikan manfaat secara langsung kepada
emiten maupun investor tetapi juga secara tidak langsung akan memberikan
manfaat bagi industri pasar modal dan mendorong pertumbuhan ekonomi
nasional yang berorientasi pada penggunaan sumber dana dalam negeri. Hal
ini diharapkan akan dapat memperbaiki struktur pembiayaan nasional yang
selama ini sangat tergantung pada pinjaman luar negeri.
Menurut UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Reksa Dana adalah
instrumen Pasar Modal yang diterbitkan oleh Manajer Investasi (MI) sebagai
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal,
untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer
Investasi (MI). Dari definisi ini, terdapat tiga unsur penting dalam
pengelolaan Reksadana yaitu:
a. adanya kumpulan dana masyarakat, baik individu maupun institusi,
b. investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah
terdiversifikasi;
c. MI dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat investor.
Walaupun sudah terdiversifikasi, Reksa Dana tetap memiliki risiko
seperti risiko perubahan ekonomi dan politik, berkurangnya nilai Unit
Pernyertaan, kemungkinan Reksa Dana tidak dapat dilikuidasi ataupun risiko
wanprestasi. Karena menyangkut mobilisasi dana masyarakat, kepentingan
investor Reksa Dana harus terlindungi dengan baik dengan memberikan
jaminan dan kepastian terhadap pemenuhan hak-hak investor seperti:
mendapatkan bukti kepemilikan Unit Penyertaan, kemudahan untuk menjual
58
kembali sebagian atau seluruh Unit Penyertaan dan memperoleh hak
pembagian harta dalam hal Reksa Dana dilikuidasi berdasarkan undang-
undang, hukum dan peraturan yang berlaku.74
B. Jenis-jenis reksadana
Jika dilihat dari portofolio investasi, terdapat empat jenis reksadana,
diantaranya adalah:
1. Reksadana pasar uang (money market funds)
Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang menempatkan seluruh
dana investasi pada instrument pasar uang yang bersifat utang dan
memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun seperti deposito, obligasi dan
sertifikat bank Indonesia (SBI). Reksadana pasar uang merupakan jenis
reksadana dengan resiko yang sangat rendah sehingga cocok untuk para
investor konservatif.
2. Reksadana pendapatan tetap (fixed income fund)
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menempatkan
sekurang-kurangnya 80% dari dana investasi ke dalam efek yang
memberikan pendapatan tetap seperti surat utang Negara maupun surat
utang perusahaan yang memiliki jangka jatuh tempo lebih dari satu tahun.
Reksadana pendapatan tetap memiliki resiko yang lebih tiggi dari
reksadaa pasar uang, leh karena itu reksadaa pendapatan tetap dapat
menjadi pilihan reksadana dagi para investor moderat.
74
Investasiku.co.id
59
3. Reksadana campuran (balanced fund)
Reksadana campuran adalah reksadana yang menempatkan dananya untuk
diinvestasikan ke dalam berbagai jenis efek secara sekaligus. Efek
tersebut merupakan efek ekuitas (saham), surat hutang maupun
instrument pasar uang. Para investor jenis moderat juga disarankan untuk
memilih reksadana campuran. Sama seperti reksadana pendapatan tetap,
reksadana campuran juga memiliki target resiko yang sedang.
4. Reksadana saham (equity fund)
Reksadana saham adalah reksadana yang menempatkan sekurang-
kurangnya 80% dari dana yang dikelola untuk diinvestasikan ke dalam
efek yang bersifat ekuitas (saham). Reksadana saham memiliki resiko
yang lebih tinggi dibandingkan reksadana lainnya, oleh karena itu
reksadana jenis ini merupakan jenis reksa dana yang paling sesuai untuk
investor yang agresif. Karena dengan resiko yang cukup tinggi seorang
investor juga akan mendapatkan return yang tinggi juga dibandingkan
dengan reksadana lainnya.
5. Reksadana terproteksi
Merupakan reksa dana yang waktu pembeliannya ditentukan oleh MI
yang menerbitkan, sementara waktu penjualannya dapat dilakukan setelah
jangka waktu tertentu. Karakter reksa dana terproteksi mirip dengan
deposito. Reksa dana memiliki masa jatuh tempo, pembagian keuntungan
(dividen) secara periodik, dan biasanya nilai pokok investasi investor
60
masih utuh pada saat jatuh tempo. Penjualan sebelum jangka waktu yang
ditentukan dapat dilakukan tanpa jaminan adanya proteksi akan pokok
investasi. Manajer Investasi reksa dana terproteksi akan menginvestasikan
sebagian dana yang dikelolanya pada Efek yang bersifat utang yang
masuk dalam kategori layak investasi (investment grade) sehingga dapat
memberikan proteksi pada pokok investasi nasabah pada saat jatuh tempo.
6. Reksadana indeks
Reksa dana yang komposisi portofolionya dibuat menyerupai suatu indeks
acuan sehingga return yang diperoleh pun mirip dengan indeks yang
diikutinya (bisa berupa indeks obligasi maupun indeks saham). Reksa
dana ini dapat dibeli dan dijual sesuai keinginan investor (setiap hari
bursa), sifatnya hampir sama dengan reksa dana terbuka.
7. ETF (Exchange Traded Fund)
Reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang unit
penyertaannya diperdagangkan di bursa, dan kinerjanya mengacu pada
indeks tertentu, dapat berupa indeks saham atau indeks obligasi. Para
investor pemegang unit ETF dapat dengan mudah mentransaksikan
unitnya di bursa setiap saat selama jam bursa. Salah satu contoh reksa
dana ETF adalah LQ-45. Meskipun harga ETF bisa segera diketahui saat
dibeli dan pembeliannya dilakukan pada saat bursa (tidak melalui MI),
bukan berarti ETF itu saham, ETF berbeda dengan saham. ETF memiliki
prinsip diversifikasi yang sama dengan reksa dana.
61
8. Reksadana syariah
Merupakan reksa dana yang menginvestasikan dana kelolaannya menurut
ketentuan dan prinsip syariah. Reksa dana syariah tidak menginvestasikan
dananya pada saham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau
produknya bertentangan dengan prinsip syariah, contohnya yang
berkaitan dengan riba.75
75
www.reksadanaku.com
62
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Bab ini menjelaskan gambaran hasil penelitian mengenai hipotesis dengan
pembahasan pada bagian akhir. Penelitian ini menggunakan IBM SPSS Statistics
22.0. Adapun penjelasan hasil penelitian dan pembahasan masing-masing
hipotesis adalah sebagai berikut :
A. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Berikut ini adalah hasil uji Normalitas pada penelitian ini yang
diketahui :
Tabel 4.1
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 85
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .34075303
Most Extreme Differences Absolute .076
Positive .076
Negative -.043
Test Statistic .076
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan dengan One Sample
Kolmogorov-Smirnov pada table 4.1 didapatkan hasil bahwa nilai Asymp.
62
63
Sig (2-tailed) sebesar 0,200 > alpha (0,05). Hasil diatas menunjukan nilai
Asymp. Sig sebesar 0.200 artinya nilai tersebut lebih besar dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual terdistribusi normal atau
memenuhi syarat uji normalitas.
2. Uji Multikolinieritas
Hasil uji multikolinieritas pada penelitian ini dapat dilihat sebagai
berikut :
Table 4.2
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -10.253 3.874 -2.646 .010
log_inflasi -.291 .134 -.252 -2.171 .033 .850 1.176
log_bi_rate 3.636 .973 .416 3.736 .000 .926 1.080
log_kurs -.114 .072 -.182 -1.583 .118 .863 1.159
a. Dependent Variable: log_nab
Tabel 4.2 menunjukkan nilai variance inflation factor (VIF) dari
setiap variabel independen yang ada pada model penelitian ini.
Berdasarkan pada hasil analisis, nilai variance inflation factor (VIF) setiap
variabel independen yaitu, Inflasi memiliki nilai variance inflation factor
(VIF) sebesar 1.176, BI Rate memiliki nilai variance inflation factor (VIF)
sebesar 1.080, Kurs memiliki nilai variance inflation factor (VIF) sebesar
1.159. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari setiap variabel
independen < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas pada model penelitian ini.
64
3. Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi pada penelitian ini dapat dilihat sebagai
berikut :
Table 4.3
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .470a .221 .186 .14645 2.231
a. Predictors: (Constant), log_kurs, log_bi_rate, log_inflasi
b. Dependent Variable: log_nab
Dari hasil pengujian autokorelasi nilai Durbin Watson sebesar
2.231 nilai tersebut dibandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5%
jumlah sampel 72 dan jumlah variabel bebas 3, maka diperoleh nilai dl =
1.5323 dan nilai du = 1.7054. Oleh karena nilai d = 0.231 diantara
du<d<4-du yaitu (1.7054<2.231<2.2946) maka sesuai kaidah
pengambilan keputusan disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi
positif maupun negative pada model regresi.
65
4. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan grafik scatterplot tersebut menunjukkan bahwa tidak dapat
pola yang jelas serta titik menyebar secara acak yang tersebar di atas dan
di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model
regresi layak dipakai untuk menganalisis Pengaruh Inflasi, BI Rate dan
Kurs Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah.
B. Uji Regresi Berganda
Model analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk mengetahui
Pengaruh Inflasi, BI Rate dan Kurs Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana
Syariah. Dari estimasi diperoleh hasil sebagai berikut:
66
Table 4.5
Hasil Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -10.253 3.874 -2.646 .010
log_inflasi -.291 .134 -.252 -2.171 .033 .850 1.176
log_bi_rate 3.636 .973 .416 3.736 .000 .926 1.080
log_kurs -.114 .072 -.182 -1.583 .118 .863 1.159
a. Dependent Variable: log_nab
Dari tabel di atas diperoleh persamaan regresi Pengaruh Inflasi, BI
Rate dan Kurs Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah adalah
sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Y= -10.253 - 0.291X1 + 3.636X2 – 0.114X3 + e
Persamaan regresi di atas mempunyai makna sebagai berikut :
1. Nilai koefisien elastisitas variabel inflasi sebesar -0,291 dan nilai
signifikan sebesar 0,033, artinya jika terjadi kenaikan tingkat inflasi
sebesar 1% maka akan menyebabkan penurunan NAB sebesar 0,29%.
2. Nilai koefisien elastisitas variabel BI rate adalah sebesar 3,636 dan nilai
signifikan sebesar 0.000, artinya jika terjadi kenaikan BI rate sebesar 1%
maka akan menyebabkan kenaikan NAB sebesar 3.63%.
3. Nilai koefisien elastisitas variabel Kurs adalah sebesar -0,114 dan nilai
signifikansi sebesar 0,118. Artinya jika terjadi kenaikan tingkat Kurs
sebesar 1% maka akan menyebabkan penurunan NAB sebesar 0,11%
67
Dengan demikian hasil analisis pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen yang telah dilakukan ini sesuai dengan kerangka pemikiran
yang diajukan oleh peneliti.
C. Uji Hipotesis Statistik
1. Uji t (Uji Parsial)
Hasil perhitungan uji t dapat dilihat sebagai berikut :
Table 4.6
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -10.253 3.874 -2.646 .010
log_inflasi -.291 .134 -.252 -2.171 .033 .850 1.176
log_bi_rate 3.636 .973 .416 3.736 .000 .926 1.080
log_kurs -.114 .072 -.182 -1.583 .118 .863 1.159
a. Dependent Variable: log_nab
Hasil pengujian terhadap hipotesis-hipotesis penelitian adalah
sebagai berikut :
a. variabel Inflasi memiliki nilai tingkat signifikansi sebesar 0.033 <
Alpha (0,05). Berdasarkan nilai signifikansi tersebut, maka Inflasi
memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai Aktiva
Bersih Reksadana Syariah Periode 2012-2017.
b. variabel BI Rate memiliki nilai tingkat signifikansi sebesar 0.000 <
Alpha (0,05). Berdasarkan nilai signifikansi tersebut, maka BI Rate
memiliki pengaruh positif dan signifikan Nilai Aktiva Bersih
Reksadana Syariah Periode 2012-2017.
68
c. variabel Kurs memiliki nilai tingkat signifikansi sebesar 0.118 >
Alpha (0,05). Berdasarkan nilai signifikansi tersebut, maka Kurs
memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Nilai
Aktiva Bersih Reksadana Syariah Periode 2013-2017.
2. Uji F (Uji Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependennya. Hasil perhitungan Uji F ini
dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.7
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .413 3 .138 6.414 .001b
Residual 1.458 68 .021
Total 1.871 71
a. Dependent Variable: log_nab
b. Predictors: (Constant), log_kurs, log_bi_rate, log_inflasi
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui pula bahwa secara
bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung
sebesar 6.414 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001, dapat dikatakan
bahwa Inflasi, BI Rate dan Kurs secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah.
69
3. Koefisien determinasi (R Square)
Hasil perhitungan koefisien determinasi tersebut dapat terlihat
sebagai berikut:
Table 4.8
Hasil perhitungan Koefisien determinasi (R Square)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .470a .221 .186 .14645 2.231
a. Predictors: (Constant), log_kurs, log_bi_rate, log_inflasi
b. Dependent Variable: log_nab
Dari hasil analisis regresi linier berganda tersebut, diketahui bahwa
koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R Square besarnya 0.220.
Ini berarti variabel Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah dapat
dijelaskan oleh variabel Inflasi, BI Rate dan Kurs yang diturunkan dalam
model sebesar 22%, atau dengan kata lain sumbangan efektif (kontribusi)
variabel independen terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah
sebesar 22,0%. Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah bisa dijelaskan
oleh variasi dari ketiga variabel independen, jadi sisanya sebesar (100% -
22% = 28%) Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah dijelaskan oleh
variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang
Pengaruh Inflasi, BI Rate dan Kurs Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana
Syariah Periode 2012-2017. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang
dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikaut :
1. Dari hasil pembahasan pengaruh
Inflasi, terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah, maka dapat
kita simpulkan bahwasannya variable yang berpengaruh terhadap
Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah yakni variabel Inflasi. Karena
Inflasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Aktiva
Bersih Reksadana Syariah.
BI Rate terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah, maka dapat
kita simpulkan bahwasannya variable yang berpengaruh terhadap
Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah yakni variabel BI Rate, Karena
BI Rate secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Aktiva
Bersih Reksadana Syariah
Kurs terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah, maka dapat
kita simpulkan bahwasannya variable yang berpengaruh terhadap
Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah yakni variabel Kurs, Karena
70
71
Kurs secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Aktiva
Bersih Reksadana Syariah.
2. Secara bersama-sama Inflasi, Kurs dan BI Rate mempunyai pengaruh
terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah di jawab dengan Uji F
pengujian Hipotesis Statistik, menggunakan Uji F dengan Mean Square
besarnya .138 atau dapat dikatakan mempunyai pengaruh terhadap Nilai
Aktiva Bersih Reksadana Syariah sebesar 6.414
B. Saran
1. Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya supaya dapat
menambahkan variable-variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap
Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah yang belum diteliti dalam
penelitian ini.
2. Peneliti menyarankan kepada penelitian selanjutnya supaya dapat
memperluas penelitian dengan menambah periode tahun penelitian
sehingga hasil penelitian dapat menggambarkan kondisi sesungguhnya
selama jangka panjang.
Daftar Pustaka
Aurora, Tona, dan Riyadi, Agus. "Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Kurs
Terhadap Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia". Jurnal Dinamika
Manajemen, Vol. 1 No. 3, 2013.
Agus Tri Basuki, Nano Prawoto, Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi &
Bisnis (Dilengkapi Aplikasi Spss & Eviews), Jakarta : Pt Raja Grafindo
Persada 2016
Augustina Kurniasih dan Leonardo David Yuliandy Johannes, Analisis variabel
makro ekonomi terhadap kinerja reksadana campuran, Universitas Mercu
Buana Jakarta (2015)
Anindita Putri Nurmalita Sari, Analisis kebijakan alokasi aset, kinerja menejer
investasi dan tingkat resiko terhadap kinerja reksadana saham di indonesia,
Universitas Diponegoro Semarang (2012)
Achsien inggi, Investasi Syariah di Pasar Modal: Menggagas konsep dan praktek
manajemen portofolio syariah, (Jakarta: Gramedia Pusaka Utama,2000)
Adwin S. Atmadja, inflasi di Indonesia sumber penyebab dan pengendaliannya,
Jurnal Ilmiah, Universitas kristen petra, Vol.1 No.1 (Mei 1999)
Andri Soemitra, Bank dan lembaga keuangan syariah,( Medan: Perdana
Media.2009)
Badan pusat statistik,”pengertian BI Rate”,dalam www.BPSi.go.id diakses 23
juni 2018
Bank Indonesia,” penjelasan Bi rate sebagai suku bunga acuan” dalam
http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-rate/penjelasan/contents/default.aspx,
di akses 21 maret 2018
Burhanuddin Susanto, pasar modal syariah (Tinjauan hukum), ( Yogyakarta:UII
Press Yogyakarta, 2008)
B.W.G Rusdiansah, S.SOS. “Jurus sakti memulai investasi reksadana” cetakan
pertama 2017, Yogyakarta
DSN. "Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional". DSN MUI-Bank Indonesia,
Jakarta, 2006.
Eduardus tandelin, portofolio dan investasi, teori dan praktek edisi pertama,
(Yogyakarta: kanisius,2010)
Febrian Dwi Setyarini, pengaruh SBIS, inflasi, Nilai tukar rupiah, jumlah uang
beredar dan IHSG terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah (periode
2009-2013) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (2015)
Ficky septiana, pengaruh inflasi, IHSG, jumlah reksadana syariah dan tingkat
return terhadap total nilai aktiva bersih (NAB) reksadana syariah di
indonesia, Universitas islam negeri syarif hidayatullah Jakarta, (2017)
Fatharani Sholihat Moch. Dzulkirom AR Topowijono,pengaruh inflasi, tingkat
suku bunga seperti bank indonesia & indeks harga saham gabungan
terhadap tingkat pengembalian reksadana saham (studi pada bursa efek
indonesia periode 2011-2013), universitas Brawijaya Malang, (2015)
Faiza Muklis, perkembangan dan tantangan pasar modal indonesia, Jurnal
Ilmiah,Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, vol. 1 No.1,
(januari-juni 2016)
Herlina utami dwi ratna ayu nandari, pengaruh inflasi, kurs, bi rate terhadap nilai
aktiva bersih (NAB) reksadana syariah di indonesia periode 2010-2016,
( tulungagung: UIN, 2017)
Hendra Putratama, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai
aktiva bersih reksadana syariah di indonesia, (Bogor: Skripsi,2007)
Husaini Usman, R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistik : Edisi Kedua,
Jakarta : PT Bumi Aksara 2012
Itsna Shofi Azkiyah, pengaruh Bank Indonesia (BI) Rate, inflasi dan nilai tukar
rupiah (kurs) terhadap nilai aktiva bersih (NAB) reksadana campuran
syariah periode 2014-2016. (Jurnal,Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta 2017)
Maulana, Akbar. "Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi Terhadap Kinerja
Reksadana Saham di Indonesia Periode 2004-2012". Jurnal Ilmu Manajemen
Volume 1 Nomor 3, (2013).
Nurlaili, Nunuk. "Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan dan Rate Bank
Indonesia Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Saham". (Tesis Magister
Manajemen, Universitas Terbuka, Jakarta 2012).
Nurul huda, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008)
Pasal 1 angka 6 Fatwa DSN-MUI No.20/DSN-MUI/IX/2000 tentang pedoman
pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah
Pipit citraningtiyas, analisis pengaruh inflasi, BI Rate, Kurs terhadap nilai aktiva
bersih DANAREKSA Syariah Berimbang periode januari 2012- 2014. (Jurnal,
Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 2016)
Sadano sukirno, Makro ekonomi teori pengantar edisi ketiga, ( Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2006)
Siamat Dahlan, “kebijakan, manajemen lembaga keuangan,moneter dan
perbankan,( Jakarta: penerbit fakultas ekonomi universitas indonesia, 2005)
Sri sitompul, Reksadana; pengantar umum, (Bandung: Citra aditya bakti 2003)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, Bandung,
Alfabeta, 2016.
https://www.coursehero.com/file/21733057/makalah-reksadana,akses
29 september 2018
Investasiku.co.id
www.reksadanaku.com
LAMPIRAN
Lampiran I
Data Olah
Data Mentah
Tahun Bulan Inflasi Kurs BI Rate Nab
2012
Januari 3.65 9572.87 6.00 5666.23
Februari 3.56 9826.80 5.75 5337.92
Maret 3.97 9555.49 5.75 5295.88
April 4.50 9604.01 5.75 5563.10
Mei 4.45 9283.80 5.75 5050.63
Juni 4.53 9523.62 5.75 5123.43
Juli 4.56 9973.96 5.75 5776.83
Agustus 4.58 9837.73 5.75 6015.24
September 4.31 10038.17 5.75 6468.28
Oktober 4.61 9984.23 5.75 6751.16
November 4.32 10010.82 5.75 7537.66
Desember 4.30 10025.39 5.75 8050.07
2013
Januari 4.57 10113.09 5.75 8067.68
Februari 5.31 9925.60 5.75 8169.85
Maret 5.90 10129.64 5.75 8540.46
April 5.57 10056.93 5.75 7978.14
Mei 5.47 9476.09 5.75 8557.56
Juni 5.90 9183.84 6.00 9437.78
Juli 8.61 9296.47 6.50 9279.66
Agustus 8.79 9765.52 7.00 9017.34
September 8.40 10797.78 7.25 9350.89
Oktober 8.32 10674.56 7.25 9800.15
November 8.37 10858.36 7.50 9595.05
Desember 8.38 10875.66 7.50 9432.19
2014 Januari 8.22 10669.03 7.50 9510.85
Februari 7.75 10433.38 7.50 9185.25
Maret 7.32 10593.76 7.50 8918.50
April 7.25 10699.40 7,50 8966.03
Mei 7.32 10817.98 7.50 9110.79
Juni 6.70 11264.63 7.50 9384.47
Juli 4.53 10913.51 7.50 9363.91
Agustus 3.99 10960.67 7.50 9593.57
September 4.53 10654.99 7.50 9690.21
Oktober 4.83 10662.98 7.50 10267.35
November 6.23 10391.01 7.75 10198.79
Desember 8.36 10218.23 7.75 10548.33
2015
Januari 6.96 9829.84 7.75 11260.39
Februari 6.29 10011.94 7.50 11451.32
Maret 6.38 10002.74 7.50 12035.97
April 6.79 10334.75 7.50 11609.42
Mei 7.15 10129.55 7.50 11796.36
Juni 7.26 10217.66 7.50 9303.46
Juli 7.26 9845.85 7.50 11393.42
Agustus 7.18 10005.48 7.50 10838.18
September 6.83 10270.17 7.50 10108.49
Oktober 6.25 9685.75 7.50 10696.32
November 4.89 9939.22 7.50 11030.35
Desember 3.35 10064.16 7.50 11019.43
2016
Januari 4.14 9826.52 7.25 10396.86
Februari 4.42 9540.61 7.00 9061.02
Maret 4.45 10162.13 6.75 9470.14
April 3.60 10090.51 6.75 9303.47
Mei 3.33 9852.51 6.75 9556.16
Juni 3.45 9816.48 6.50 9901.24
Juli 3.21 9872.23 6.50 9928.47
Agustus 2.79 10012.92 5.25 10666.52
September 3.07 9911.63 5.00 12087.00
Oktober 3.31 9916.81 4.75 12159.95
November 3.58 10151.92 4.75 12930.30
Desember 3.02 9724.31 4.75 14914.63
2017
Januari 3.49 10100.00 4.75 15944.50
Februari 3.83 10254.51 4.75 16204.97
Maret 3.61 10185.92 4.75 16123.54
April 4.17 9955.96 4.75 18127.42
Mei 4.33 9930.14 4.75 18179.07
Juni 4.37 10051.20 4.75 18914.54
Juli 3.88 10636.43 4.75 18686.92
Agustus 3.82 10546.63 4.50 20625.23
September 3.72 10577.74 4.25 21427.72
Oktober 3.58 10431.45 4.25 22369.64
November 3.30 10251.73 4.25 24124.66
Desember 3.61 10557.29 4.25 28311.77
Lampiran II
Hasil Olah Data
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 72
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .14332284
Most Extreme Differences Absolute .080
Positive .061
Negative -.080
Test Statistic .080
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
2. Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -10.253 3.874 -2.646 .010
log_inflasi -.291 .134 -.252 -2.171 .033 .850 1.176
log_bi_rate 3.636 .973 .416 3.736 .000 .926 1.080
log_kurs -.114 .072 -.182 -1.583 .118 .863 1.159
a. Dependent Variable: log_nab
3. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .470a .221 .186 .14645 2.231
a. Predictors: (Constant), log_kurs, log_bi_rate, log_inflasi
b. Dependent Variable: log_nab
4. Uji Heteroskedastisitas
5. Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -10.253 3.874 -2.646 .010
log_inflasi -.291 .134 -.252 -2.171 .033 .850 1.176
log_bi_rate 3.636 .973 .416 3.736 .000 .926 1.080
log_kurs -.114 .072 -.182 -1.583 .118 .863 1.159
a. Dependent Variable: log_nab
Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -10.253 3.874 -2.646 .010
log_inflasi -.291 .134 -.252 -2.171 .033 .850 1.176
log_bi_rate 3.636 .973 .416 3.736 .000 .926 1.080
log_kurs -.114 .072 -.182 -1.583 .118 .863 1.159
a. Dependent Variable: log_nab
Uji f
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .413 3 .138 6.414 .001b
Residual 1.458 68 .021
Total 1.871 71
a. Dependent Variable: log_nab
b. Predictors: (Constant), log_kurs, log_bi_rate, log_inflasi
R square
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .470a .221 .186 .14645 2.231
a. Predictors: (Constant), log_kurs, log_bi_rate, log_inflasi
b. Dependent Variable: log_nab
Tabel Durbin-Watson (DW), a = 5%
n
k=1 k=2 k=3 k=4 k=5 dL dU dL dU dL dU dL dU dL dU
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
1.5865
1.5895
1.5924
1.5953
1.5981
1.6009
1.6036
1.6063
1.6089
1.6114
1.6139
1.6164
1.6188
1.6212
1.6235
1.6258
1.6280
1.6302
1.6324
1.6345
1.6366
1.6387
1.6407
1.6427
1.6447
1.6466
1.6485
1.6504
1.6522
1.6540
1.6435
1.6457
1.6479
1.6500
1.6521
1.6541
1.6561
1.6581
1.6601
1.6620
1.6639
1.6657
1.6675
1.6693
1.6711
1.6728
1.6745
1.6762
1.6778
1.6794
1.6810
1.6826
1.6841
1.6857
1.6872
1.6887
1.6901
1.6916
1.6930
1.6944
1.5577
1.5611
1.5645
1.5677
1.5709
1.5740
1.5771
1.5801
1.5830
1.5859
1.5888
1.5915
1.5942
1.5969
1.5995
1.6021
1.6046
1.6071
1.6095
1.6119
1.6143
1.6166
1.6188
1.6211
1.6233
1.6254
1.6275
1.6296
1.6317
1.6337
1.6733
1.6751
1.6768
1.6785
1.6802
1.6819
1.6835
1.6851
1.6867
1.6882
1.6898
1.6913
1.6928
1.6942
1.6957
1.6971
1.6985
1.6999
1.7013
1.7026
1.7040
1.7053
1.7066
1.7078
1.7091
1.7103
1.7116
1.7128
1.7140
1.7152
1.5284
1.5323
1.5360
1.5397
1.5432
1.5467
1.5502
1.5535
1.5568
1.5600
1.5632
1.5663
1.5693
1.5723
1.5752
1.5780
1.5808
1.5836
1.5863
1.5889
1.5915
1.5941
1.5966
1.5991
1.6015
1.6039
1.6063
1.6086
1.6108
1.6131
1.7041
1.7054
1.7067
1.7079
1.7092
1.7104
1.7117
1.7129
1.7141
1.7153
1.7164
1.7176
1.7187
1.7199
1.7210
1.7221
1.7232
1.7243
1.7254
1.7264
1.7275
1.7285
1.7295
1.7306
1.7316
1.7326
1.7335
1.7345
1.7355
1.7364
1.4987
1.5029
1.5071
1.5112
1.5151
1.5190
1.5228
1.5265
1.5302
1.5337
1.5372
1.5406
1.5440
1.5472
1.5505
1.5536
1.5567
1.5597
1.5627
1.5656
1.5685
1.5713
1.5741
1.5768
1.5795
1.5821
1.5847
1.5872
1.5897
1.5922
1.7358
1.7366
1.7375
1.7383
1.7390
1.7399
1.7407
1.7415
1.7423
1.7430
1.7438
1.7446
1.7454
1.7462
1.7470
1.7478
1.7485
1.7493
1.7501
1.7508
1.7516
1.7523
1.7531
1.7538
1.7546
1.7553
1.7560
1.7567
1.7575
1.7582
1.4685
1.4732
1.4778
1.4822
1.4866
1.4909
1.4950
1.4991
1.5031
1.5070
1.5109
1.5146
1.5183
1.5219
1.5254
1.5289
1.5322
1.5356
1.5388
1.5420
1.5452
1.5482
1.5513
1.5542
1.5572
1.5600
1.5628
1.5656
1.5683
1.5710
1.7685
1.7688
1.7691
1.7694
1.7698
1.7701
1.7704
1.7708
1.7712
1.7716
1.7720
1.7724
1.7728
1.7732
1.7736
1.7740
1.7745
1.7749
1.7754
1.7758
1.7763
1.7767
1.7772
1.7776
1.7781
1.7785
1.7790
1.7795
1.7799
1.7804
CURRUCULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Siti Nurjanah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal lahir : Sungai Bahar XX, 16 April 1997
NIM : SES141526
Alamat
1. Alamat Asal : Desa Adipura Kencana Rt 07, Rw 001 Kecamatan
Bahar Selatan, Kab.Muaro Jambi Kota Jambi
2. Alamat Sekarang : Simpang 4 Sipin, Karya Maju, Lorong Alfitiah RT
16, RW- Kecamatan Telanaipura Kota Jambi
Nama Ayah : Didin Muhyidin
Nama Ibu : Sumirat
B. Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal
1. TK : TK PKK Desa Adipura Kencana Kec. Bahar Selatan
2. SD : SD Negri 209 Desa Adipura Kencana, Kec. Bahar Selatan
3. SMP : Darul Muhajirin Praya Lombok Tengah (Nusa Tenggara
Barat) NTB
4. SMA : Islam Al-Arief Muaro Jambi Sebapo