strategi meminimalisir risiko pembiayaan...

122
STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG-BOGOR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syriah (S.E.Sy.) Oleh: SUDARLAM NIM: 1110046100202 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

Upload: hoangthu

Post on 10-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN

MURABAHAH PADA BPRS AMANAH UMMAH

LEUWILIANG-BOGOR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syriah (S.E.Sy.)

Oleh:

SUDARLAM

NIM: 1110046100202

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 2: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

ii

Page 3: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

iii

Page 4: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 30 Juni 2016

Sudarlam

Page 5: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

v

ABSTRAK

“STRATEGI MEMINIMALISIR PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA

BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH AMANAH UMMAH

LEUWILIANG BOGOR”.

Murabahah merupakan akad yang sangat populer di dalam suatu transaksi

pembiayaan di perbankan syariah, selain memberikan kemudahan bagi bank

sendiri, akad murabahah juga memberikan keuntungan yang pasti dari setiap

transaksi yang di lakukannya yaitu berdasarkan margin yang telah disepakati oleh

kedua belah pihak baik nasabah maupun bank itu sendiri. Akad ini umumnya di

berikan untuk pembiayaan-pembiayaan yang konsumtif yaitu bagi mereka yang

ingin membeli suatu barang namun tidak mempunyai cukup dana untuk membeli

secara tunai sehingga mereka mengajukan pembiayaan murabahah ini kepada

bank syariah, namun tidak sedikit pula masyarakat yang menggunakan akad ini

untuk pembiayaan produktif seperti investasi, berdagang, bertani, beternak dan

lain sebagainya.

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui strategi apa saja yang

dilakukan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dalam hal ini BPRS

Amanah Ummah dalam meminimalisir terjadinya pembiayaan murabahah yang

bermasalah. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan teknik

pengumpulan data berupa obervasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian menujukan untuk mengatasi pembiayaan bermasalah BPRS

Amanah Ummah melakukan unit satuan kerja yang bertugas untuk

mengidentifikasi risiko kemudian mengukur serta mengendalikan risiko yang

mungkin muncul dari setiap transaksi. Adapun jika terjadi pembiayaan

bermasalah maka pihak bank melakukan teguran berupa surat peringatan,

reschedulung, reconditioning.

Page 6: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam. Dialah yang

mengatur dan menciptakan kehidupan semua mahkluknya. Maka sudah menjadi

keharusan penulis mengucapkan rasa syukur atas segala anugerah yang telah

diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik penulisan skripsi

yang berjudul “STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN

MURABAHAH PADA BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG-BOGOR”.

Shalawat serta salam kita hanturkan keharibaan alam junjungan kita Nabi besar

Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Dengan kerendahan hati yang begitu besar, izinkan penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dan mendukung penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

penulisan skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis ingin

menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada yang terhormat :

1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, Ketua Program studi Muamalat dan Bapak

Abdurrauf, Lc, M.A, Sekretaris Program studi Muamalat Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Moch. Bukhori Muslim, LC. MA. selaku Dosen Pembimbing

skripsi

Page 7: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

vii

4. Bapak H. Taufik Rahman selaku Direktur Utama BPRS Amanah Ummah

dan Pupu Saepullah, selaku Account Manager BPRS Amanah Ummah

yang telah memberikan waktu untuk penelitian skripsi ini.

5. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta

pimpinan perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas untuk

mengadakan studi kepustakaan.

6. kedua orang tua yang selalu mendo’akan dan memberi semangat, teh

Hadria, A Fajrin, kakek, nenek, bibi, om, dan seluruh keluarga besar.

7. Haji Ahmad Yani selaku anak direktur BPRS Amanah Ummah yang selalu

memberikan bantuannya baik berupa moril mauun materil

8. Saepullah selaku sahabat dan karyawan di Bank Amanah Ummah yang

telah membantu segala komunikasi dengan pimpinanSahabat seperjuangan

anak kosan PS 12 yang selalu ceria dan supoortnya.

Penulis berharap dan berdo’a semoga amal baik mereka dibalas

oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan positif bagi banyak pihak.

Jakarta, 30 Juni 2016

Penulis

Page 8: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………… i

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING…………………………………….. ii

LEMBAR PERNYATAAN……………………………………………………..iii

ABSTRAK……………………………………………………………………….iv

KATA PENGANTAR……………………………………………………………v

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….vi

DAFTAR TABEL……………………………………………………………….vii

DAFTAR GAMBAR.…………………………………………………………..viii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………1

B. Identifikasi Masalah………………………………………… ………..….8

C. Pembatasan dan Perumussan Masalah …………………………….……..8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………..……..9

E. Kajian Kepustakaan……………………………………………………..10

F. Kerangka Teori dan Konseptual………………………………...………11

G. Metode Penelitian…………………………………………… …..……..16

H. Sistematika Penulisan 19

BAB II LANDASAN TEORI

A. Risiko………………………………………………… .......... ………..21

1. Pengertian Risiko .................................. ………………………….21

2. Manajemen Risiko Perbankan .......... …………………………….23

3. Jenis-jenis Risiko Perbankan Syariah ............................................ 24

B. Pembiayaan dan pembiayaan Bermasalah ... ………………………….27

1. Pengertian Pembiayaan ........................... ………………………...27

a. Pembiayaan ............................................................................... 27

Page 9: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

ix

b. Landasan Syariah ...................................................................... 29

c. Jenis-jenis Pembiayaan ............................................................. 29

d. Manfaat Pembiayaan ................................................................. 32

2. Pembiayaan Bermasalah ....................... ………………………….32

a. Pengertian .................................................................................. 33

b. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah ............................... 34

3. Prosedur Pemberian Pembiayaan ................................................... 36

4. Upaya Penanganan Pembiayaan Bermasalah ................................ 37

a. Penyelamatan Pembiayaan Bermasalah .................................... 37

b. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah ..................................... 41

C. Murabahah .................................................. …………………………..47

1. Pengertian Murabahah ................................................................... 47

2. Landasan Hukum Murabahah ........................................................ 49

3. Rkun dan Syarat Murabahah .......................................................... 51

4. Jenis-jenis Murabahah ................................................................... 54

5. Manfaat dan Risiko Murabahah ..................................................... 56

BAB III GAMBARAN UMUM PT BPRS AMANAH UMMAH

A. Sejarah Pendirian………………………………………………… ...…58

B. Visi, Misi, Moto dan Budaya.. Perusahaan……………………. ……..60

C. Struktur Organisasi Perusahaan………………………………… ...…..60

D. Job Description……………………………………………..………….62

E. Program Kerja………….…………………………………………. …..69

F. Produk BPRS Amanah Ummah………………………………….……70

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Penerapan Akad Murabahah Pada Bank Amanah….. ………………...58

B. Strategi dan Kebijakan Manajemen…………………………….. …….60

1. Strategi dan Sasaran…………………………………………... ….78

2. Identifikasi dan Pengendalian Risiko………………………….….78

C. Analisis Strategi BPRS Amanah Ummah dalam Memberikan

Pembiayaan Murabaha…………………………………………. ....….83

Page 10: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

x

1. Risiko Murabahah Pada BPRS Amanah Ummah………………. 83

2. Strategi dalam Pemberian Pembiayaan Murabahah…………... ....83

3. Strategi BPRS Amanah Ummah dalam Meminimalisir Risiko

Pembiayaannya……………………………………………….. .....88

D. Strategi Penanganan Murabahah Bermasala………………...……...…90

BAB V PENDAHULUAN……………………………………………………....97

A. Kesimpulan………………………………………………………………97

B. Saran…………………………………………………..………………....99

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….100

LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………..

Page 11: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 tentang Perkembangan BPRS, DPK, Margin Murabahah, NPF, Periode

Juli 2009- jili 2015

Tabel 1.2 Tentang Komposisi Pembiayaan Berdasarkan Akad

Tabel 4.3 Pembiayaan Per-Akad

Tabel 4.4 Pembiayaan Berdasarkan Sektor Ekonomi

Tabel 4.5 Tingkat kolektibilitas nasabah BPRS Amanah Ummah Tahun 2011 dan

2012

Tabel 4.6 Tingkat kolektibilitas nasabah BPRS Amanah Ummah Tahun 2013 dan

2014

Page 12: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 tentang kerangka konseptual

Gambar 2.2 Aplikasi Murabahah

Gambar 3.3 Struktur Organisasi BPRS Amanah Ummah

Page 13: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank syariah merupakan produk dari sistem ekonomi islam dalam

mewujudkan nilai-nilai ajaran islam1 yang mengatur bidang perekonomian

umat yang tidak terpisahkan dari aspek- aspek ajaran Islam yang universal.

Universal yang berarti ajaran Islam dapat di terapkan di segala kalangan

masyarakat tanpa adanya perbedaan baik itu suku, ras, golongan dan

agama sesuai prinsip Islam yang “Rahmatan lil alamiin”.

Titik terang pendirian lembaga bank dengan sistem syariah

sebenarnya telah muncul sejak awal tahun 1990-an. Setelah adanya

rekomendasi dari lokakarya ulama tentang bunga bank dan perbankan di

Cisarua Bogor pada tanggal 19-22 Agustus 1990, kemudian dibahas lebih

mendalam di Musyawarah Nasional MUI di Jakarta. Berdasarkan amanat

Munas tersebut maka dibentuk kelompok kerja untuk mendirikan bank

Islam di Indonesia2.

Awal terbentuknya perbankan syariah di indonesia yaitu di awali

dengan berdirinya PT. Bank muamalat Indonesia, Tbk pada tahun 1991

yang lahir sebagai kerja tim perbankan MUI tersebut. yang kemudian pada

tahun 1992 pemerintah mengeluarkan UU No. 7 Tahun 1992 tentang

1

Bank Syariah dan ekonomi Islam. diakses pada tanggal 09 desember 2014 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan_syariah 2 Gamala Dewi, “Bank dan Asuransi Islam di Indonesia”(Jakarta: Kencana Prenada

Media, 2007), h.51

Page 14: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

2

perbankan yang memperkenalkan sistem bagi hasil, ini merupakan sebuah

awal yang mendorong hadirnya sistem perbankan berbasis syariah di

Indonesia kemudian UU No. 10 Tahun 1998 yang menerangkan sistem

perbankan syariah dengan lebih jelas di bandingkan undang-undang

sebelumnya dalam undang-undang ini memungkinkan perbankan dapat

menjalankan usahanya dengan dual system yakni secara konvensional dan

secara syariah3. Undang-undang No. 10 tahun 1998 telah membawa efek

yang positif bagi kemajuan perbankan syariah, terbukti dengan

bertambahnya jumlah lembaga keuangan syariah, bank telah mengalami

kenaikan signifikan. Pada tahun 1992, hanya terdapat 1 bank umum

syariah dan 79 bank perkreditan rakyat syariah. Kemudian pada bulan

Maret 2014 terdapat 11 bank umum syariah, 23 unit usaha syariah, dan

163 bank pembiayaan rakyat syariah4. Dalam kurun waktu 2 dasawarsa,

permintaan pasar domestik terhadap lembaga keuangan syariah sangat

diminati oleh masyarakat Indonesia.

Undang- undang tersebut belum sepenuhnya mendorong

pertumbuhan perbankan syariah yang sebenarnya, karena masih

terpengaruh kepada sistem perbankan konvensional sehingga masih

banyak masyarakat yang mengaggap sama antara bank syariah dengan

bank konvensional. Kemudian lahirlah undang-undang yang lebih spesifik

yaitu UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang menyatakan

Prinsip Syariah adalah Prinsip Hukum Islam yang dalam kegiatan

3 Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (BAMUI

& Takaful) di Indonesia, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002), h. 135.

4 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Indonesia (Jakarta: Otoritas Jasa

Keuangan, 2014), h. 2.

Page 15: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

3

perbankan berdasarkan fatwa yang di keluarkan oleh lembaga yang

memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang Syariah.

Undang-undang ini menjadikan perbankan syariah mempunyai

landasan hukum yang jelas dari sisi kelembagaan dan sistem

oprasionalnya. Dengan adanya undang-undang ini membuka peluang yang

lebih besar yang di berikan kepada masyarakat untuk mendapatkan

pelayanan perbankan sepenuhnya yang sesuai dengan syariat Islam. Secara

umum konsep perbankan syariah menawarkan sistem perekonomian

khususnya kepada lembaga perbankan, yaitu suatu sistem yang sesuai

dengan syariat Islam yang sangat berbeda dari konsep perbankan

konvensional yang memakai sistem bunga yang mengandung unsur riba

yang bertentangan dengan syariat Islam 5.

Perbankan syariah di Indonesia terdiri dari Bank Umum Syariah

(BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS). Pada dasarnya sama dengan kegiatan usaha konvensional yaitu

meliputi 3 kegiatan utama : pertama, dalam bidang pengumpulan dana

masyarakat dalam bentuk simpanan/investasi, kedua, dalam bidang

penyaluran dana kepada masyarakat dan ketiga, berupa pemberian jasa-

jasa bank6. umumnya ketiga lembaga tersebut merupakan bank alternatif

yang di peruntukan bagi masyarakat yang menjalankan usaha mikro kecil

5 Yusuf Al-Qardhawi, Bunga Bank Haram, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana,

2005), h.77 6 A. Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia, 2012),

h.2

Page 16: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

4

menegah dan yang menginginkan perbankan yang benar-benar

menjalankan prinsip Islam.

BPRS merupakan salah satu dari lembaga keuangan syariah yang

dalam setiap kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. BPRS

yang mempunyai fungsi menghimpun dana dari masyarakat serta

menyalurkan dana dari masyarakat7.

BPRS yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah

selanjutnya diatur menurut Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No.

32/36/KEP/DIR/1999 tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan

Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam hal ini, secara teknis BPR

Syariah bisa diartikan sebagai lembaga keuangan sebagaimana BPR

konvensional, yang operasinya menggunakan prinsip-prinsip syariah

terutama bagi hasil8

Perkembangan BPRS Dari tahun 2008 hingga Januari 2015, jumlah

kantor BPRS terus bertambah. Akan tetapi, pada Juni 2015 jumlah kantor

BPRS mengalami kemunduran dari 164 di bulan Januari 2015 menjadi 161

di Juni 2015. Dari Januari 2015 hingga Juni 2015 jumlah kantor BPRS

mengalami penurunan. Hal itu disebabkan karena adanya BPRS yang

bermasalah akibat tidak dikelola dengan prinsip tata kelola yang baik dan

terpaksa harus ditutup9. Untuk jaringan kantor individual perbankan

7 Ibid., h.2

8 Heri Sudarsono, “Bamk dan Lembaga Keuangan Syariah” (Yogyakarta:

Ekonisia,2007, cet. Ke-4), h.83 9 Bank Indonesia “Pertumbuhan BPRS di Indonesia”, diakses pada 09 Mei 2016

dari http://www.bi.go.id/id/.

Page 17: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

5

syariah, BPRS tidak mempunyai kantor cabang, kantor cabang pembantu

dan kantor kas. Menurut statistik perbankan syariah agustus 2013 jumlah

BPRS berdasarkan lokasi untuk wilayah Kalimantan Selatan dari tahun

2007 hingga agustus 2013 ada 18 BPRS. Adapun jumlah pekerja di

perbankan syariah khususnya BPRS dari tahun 2007 hingga agustus 2013

terus meningkat, dari 2.108 sampai 4.845 pekerja10

.

Salah satu produk Bank Perkreditan syariah yang berhubungan

dengan penyaluran dana seperti pemberian pembiayaan kepada nasabah,

dapat dilakukan dengan berbagai bentuk akad sesuai dengan kebutuhan

dari nasabah sendiri. Salah satu bentuk pembiayaan yang paling sering

diberikan kepada nasabah yaitu pembiayaan konsumtif untuk memenuhi

kebutuhan konsumsi dari nasabah. Pada penerapan pembiayaan konsumtif

seperti pembiayaan kendaraan bermotor umumnya Bank Syariah

menggunakan akad Murabahah karena pembiayaan tersebutdianggap

sebagai suatu sarana yang mudah untuk membantu pengadaan barang baik

yang digunakan untuk kegitan usaha maupun untuk investasi.

Murabahah merupakan jual beli barang pada harga asal dengan

tambahan keuntungan yang disepakati11

. Dalam murabahah, penjual harus

memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat

keuntungan sebagai tambahannya12

. Pengertian lain dari murabahah adalah

jual beli dengan dasar adanya informasi dari pihak penjual terkait dengan

10

http://www.bi.go.id.html/, diakses pada 09 Desember 2014] 11

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h.62. 12

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktek, (Jakarta: Gema

Insani, 2001), h. 101.

Page 18: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

6

harga pokok pembelian dan tingkat keuntungan yang diinginkan.

Murabahah merupakan salah satu benuk jual beli amanah (atas dasar

kepercayaan)13

Sehingga harga pokok pembelian dan tingkat keuntungan

harus di ketahui secara jelas. Karena syarat pengajuan pembiayaan

murabahah yang mudah menjadikan pembiayaan tersebut diminati oleh

nasabah.

Secara sederhana, Adiwarman A Karim mengatakan bahwa jual-

beli murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut

(harga pokok) ditambah dengan keuntungan yang disepakati14

. Lebih

lanjut beliau menjelaskan dalam pelaksanaan akad ini, seperti seorang

membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan

tertentu, berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam

nominal rupiah tertentu atau dalam persentase dari harga pembeliannya,

misalnya 10% atau 20%. Jadi singkatnya, murabahah adalah akad jual-beli

barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin)

yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu

bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan

berapa keuntungan yang ingin diperoleh.

Dari tahun ke tahun Dana Pihak Ketiga di Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS) terus mengalami peningkatan, di tahun 2009 volume dana

pihak ketiga (DPK) berjumlah 1.158.034 miliar lalu merangkak naik

hingga mencapai 4.099.039 miliar di tahun 2015. Naiknya volume DPK

13

Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet,

2006), h. 22 14

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta:

PT.Raja Grafindo Persada, 2010, cet. ke-7), h. 113.

Page 19: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

7

sejalan dengan naiknya volume penyaluran pembiayaan di tahun 2009

senilai 1.586.919 miliar dan terus naik hingga tahun 2015 volume

pembiayaan mencapai 5.561.698 miliar. Sedangkan nilai rata-rata

pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) adalah

7,03 persen di tahun 2009, mengalami fluktuasi di tahun-tahun berikutnya

Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut

Perkembangan BPRS, DPK, Margin Murabahah, NPF Periode

Juli 2009 - Juli 2015

Tabel 1.1

Indikator 2009 2010 2011 2012 2013 2014

2015

Jumlah

BPRS

138 150 155 158 163 163 161

DPK

(Miliar)

1.158.034 1.603.778 2.095.333 2.937.802 3.666.174 4.028.415 4.099.039

MM

(%)

0,19 0,20 0,19 0,23 18,27 18,51 18,30

NPF

(%)

7,03 6,50 6,11 6,15 6,50 7,89 9,25

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Berdasarkan pemaparan di atas, maka perlu kiranya penulis

menganalisis lebih dalam tentang bagaimana cara Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS) dalam meminimalisir terjadinya resiko

pembiayaan Murabahah pada BPRS Amanah Ummah Leuwiliang-Bogor

Page 20: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

8

Bogor. Oleh karena itu, penulis memberi judul skripsi ini dengan judul

“STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN

MURABAHAH PADA BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG

BOGOR

B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap perkembangan

BPRS Amanah Ummah

2. Bagaimana BPRS Amanah Ummah memberikan kelayakan dan

penanganan pembiayaan terutama pembiayaan murabahah

3. Strategi BPRS Amanah Ummah dalam meningkatkan jumlah

pembiayaan serta meminimalisir jumlah NPF

4. Pengaruh Manajemen Risiko terhadap kecilnya jumlah NPF

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Penelitian ini di fokuskan untuk menganalisis risiko pembiayaan

murabahah dalam hal strategi meminimalisir pembiayaan bermasalah

yang di terapkan oleh BPRS Amanah Ummah Leuwiliang-Bogor

dalam menghadapi risiko pembiayaan Murabahah.

2. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah yang akan dikaji dan dibahas dalam penelitian ini

adalah:

a. Bagaimana mekanisme pembiayaan Murabahah pada BPRS

Amanah ummah?

Page 21: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

9

b. Apa strategi BPRS Amanah Ummah untuk meminimalisir risiko

pembiayaan murabahah bermasalah?

c. Apa stretegi BPRS dalam menangani pembiayaan bermasalah?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui mekanisme pembiayaan Murabahah pada BPRS

Amanah Ummah

b. Mengetahui hal-hal yang menyebabkan terjadinya pembiayaan

bermasalah dan manajemen risiko pada PT. BPRS Amanah

Ummah

c. Mengetahui strategi yang dilakukan oleh BPRS Amanah

Ummah

Adapun manfaat penulisan ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diperoleh ialah diharapkan hasil penelitian ini

mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi ekonomi Islam

khususnya Perbankan Syariah dalam hal meminimalisir resiko kredit

Murabahah.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelelitian ini diharapkan mampu menjadi pemikiran dan

memberikan sumbangsih bagi sektor Lembaga Keuangan, khususnya

bagi BPRS dalam menyikapi resiko kredit pembiayaan Murabahah

Page 22: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

10

sehingga dengan penelitian ini diharapkan akan memberikan masukan

dalam aplikasi perbankan syariah.

3. Manfaat bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu bahan bacaan

untuk menambah pengetahuan mengenai konsep Murabahah dalam

Perbankan syariah khususnya mereka yang mempunyai rencana untuk

melakukan program pembiayaan yang di berikan oleh bank.

E. Kajian Kepustakaan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Erry Saputra, 2011. Dengan judul

“Strategi Penanganan Murabahah bermasalah di BPRS Al-Salaam

Cabang Mayestik pada Pembiayaan Kendaraan Sepeda Motor”.

Dalam penelitian ini menjelaskan mengenai strategi dari BPRS Al-

salaam dalam menangani pembiayaan bermasalah khususnya pada

pembiayaan sepeda motor berdasarkan prinsip yang telah di atur dalam

islam. Serta berapa banyak kasus pembiayaan bermasalah yang terjadi dan

bagaimana cara menindaklanjuti kasus pembiayaan bermasalah tersebut

apakah cara penagihannya sudah sesuai syariah atau belum.

Dari hasil penelitan tersebut strategi BPRS Al-Salaam mendatangi rumah

atau tempat kerjadan usaha nasabah yang bermasalah dengan cara sopan

dan bijaksana penuh musyawarah, hal tersebut sesuai dengan adab

menagih hutang secara Islami.

2. Fadlurrachman Hakim, 2014, dengan judul “Analisis Kelayakan

Pembiayaan Murabahah Dan Penanganan Risiko Kredit Pada

Page 23: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

11

Kendaraan Bermotor. (Studi Kasus Pada Bank Muamalat Kupang,

Nusa Tenggara Timur)

Dalam penelitian ini menjelaskan bagaimana bank Muamalat cabang

Kupang ini memberikan kelayakan kepada nasabah untuk diberi

pembiayaan khususnya murabahah serta mekanisme oprasionalnya dan

pengaruh manajemen risiko yang digunakan Bank Muamalat dalam

mengantisipasi pembiayaan bermasalah yang terjadi

Dari hasil penelitian ini penerapan manajemen risiko yang diterapkan oleh

Bank Muamalat cabang Kupang yaitu dengan menganalisis kelayakan

nasabah ketika mengajukan pembiayaan, dengan prinsip 5C+1S yaitu

Chracter, Capacity, Colateral, Capital, condition dan Syariah. Apabila

ada nasabah yang bermasalah maka bak akan melakukan sistem call 1

sampai call 5

3. Nurrochman Aristyanto, 2014, dengan judul Penanggulangan

Pembiayaan Murabahah Tidak Lancar Pada Bank Mandiri Syariahb

Cabang Cibinong

Dalam penelitian ini menjelaskan bagaimana strategi Bank Mandiri

Syariah cabang Cibinong dalam menanggulangi pembiayaan murabahah

yang tidak lancar yaitu dengan melakukan pengawasan dan pembinaan

secara aktif kepada basabah gar dapat memantau nasabah-nasabahya.

Pengawasan melalui Accoun Manager dengan mengunjungi secara

langsung nasabah minimal 3 bulan sekali

F. Kerangka Teori dan Konseptual

Page 24: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

12

Sebagaimana di ketahui bahwasannya Murabahah adalah salah satu

jenis jual-beli amanah, maka dari itu dalil yang digunakan pun ialah dalil

tentang jual beli

QS. Al-baqarah (2) : 275

“Dan Allah Menghalalkan Jual Beli dan Mengharamkan Riba

Dalam ayat lain

QS. Annisa (4) : 29

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.

dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu”.

Dua ayat di atas menegaskan akan adanya jual beli pada umumnya

dan tidak merujuk pada satu model jual-beli15

. Pada ayat pertama hanya

menjelaskan tentang halalnya atau di perbolehkannya praktik jual-beli tanpa

ada batasan dalam pengertian tertentu. Sedangkan pada ayat kedua berisi

tentang larangan kepada orang yang beriman memakan harta yang bathil

sekaligus ayat tersebut menganjurkan untuk melakukan perniagaan

berdasarkan suka sama suka (saling ridla)

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

15

Yazid Affandi, Fiqih Muamalah, (Yogyakarta: Logung, 2009, cet. ke-1), hlm. 87.

Page 25: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

13

bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat16

. Sedangkan pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang

dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu

dengan imbalan atau bagi hasil.

Dalam lembaga keuangan konvensional tidak menggunakan istilah

“pembiayaan” tapi istilah perkreditan. Perkreditan adalah penyediaan uang

atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan

atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga17

.

Jadi, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Yang perlu

diperhatikan adalah kepanjangan dari BPRS yang berupa Bank Perkreditan

Rakyat Syariah. Semua peraturan perundang-undangan yang menyebut BPRS

dengan Bank Perkreditan Rakyat Syariah harus dibaca dengan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah18

.

Keberadaan BPRS secara khusus dijabarkan dalam Surat Keputusan

Direksi Bank Indonesia No. 32/34/Kep/Dir, tanggal 12 Mei 1999 tentang

16

Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2009), h. 6 17

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2011), h. 78 18

Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2009), h.7

Page 26: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

14

Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah, dan Surat Keputusan Direksi Bank

Indonesia No. 32/36/Kep/Dir, tertanggal 12 Mei 1999 dan Surat Edaran Bank

Indonesia No. 32/4/KPPB tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan

Rakyat berdasarkan Prinsip Syariah19

. Tujuan pendirian BPRS antara lain20

:

1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam, terutama

masyarakat golongan ekonomi lemah dan mengurangi urbanisasi.

2. Menambah lapangan kerja, terutama di kecamatan-kecamatan.

3. Meningkatkan pendapatan perkapita.

4. Membina semangat ukhuwah islamiah melalui kegiatan ekonomi.

5. Memenuhi kebutuhan jasa pelayanan perbankan bagi masyarakat desa.

6. Menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan.

7. Melayani kebutuhan modal dengan prosedur mudah dan sederhana.

8. Menampung dan menghimpun tabungan masyarakat. Dengan ini,

BPRS turut memobilisasi modal untuk keperluan pembangunan

Mayoritas BPRS di Indonesia menggunakan akad murabahah

untuk memberikan pembiayaan yang bersifat konsumtif kepada nasabah.

Semakin banyak nasabah yang menggunakan produk pembiayaan

murabahah maka semakin meningkat pula pendapatan operasional BPRS.

Namun di sisi lain, akan meningkat pula resiko pembiayaan bermasalah

pada BPRS.

19

Heri Sudarsono, “Bamk dan Lembaga Keuangan Syariah” (Yogyakarta:

Ekonisia,2007, cet. Ke-4), h.83 20

Ahmad Rodoni & Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Zikrul

Hakim, 2008), h. 43-44

Page 27: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

15

Tabel 1.2

Komposisi Pembiayaan Berdasarkan Akad

Dalam miliar

Akad 2012 2013 2014 2015

Mudharabah 99.361 106.851 122.467 158.936

Musyarakah 321.131 426.528 567.658 613.206

Murabahah 2.854.646 3.546.361 3.965.543 4.367.727

Salam 197 26 16 16

Isthisna 20.751 17.614 12.881 11.772

Untuk itu penulis ingin menganalisis strategi BPRS dalam

meminimalisir resiko tersebut. Berikut ini adalah kerangka konseptual

yang digunakan dalam penelitian ini.

Page 28: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

16

Gambar 1.1

Aplikasi:

a. Margin Murabahah

b. Prosedur Pemberian pembiayaan

c. Persyaratan Jaminan

d. Antisipasi jika terjadi kerugian

e. Strategi dalam meminimalisir

resiko

Pemberian Murabahah

pada BPRS Amanah Ummah

Pemberian Murabahah

pada BPRS Amanah Ummah

Manajemen Risiko

Hasil Penelitian

Kesimpulan dan Implikasi

Page 29: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

17

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian.

Penelitian Ini bersifat deskriptif analisis, yaitu penelitian yang

menggambarkan suatu gejala, data-data dan informasi yang berdasarkan

pada fakta yang diperoleh dari lapangan, dimana penulis melakukan

pengumpulan data tidak hanya dikatakan dalam bentuk kata, kalimat atau

gambar tapi juga berupa analisis laporan.

Berdasarkan objek penelitian dan masalah yang akan diteliti,

penelitian ini juga termasuk ke dalam penelitian kualitatif, yaitu

penelitian yang dilakukan dengan cara mencari dan mengumpulkan data-

data atau informasi yang berasal dari objek penelitian yang tidak

memerlukan analisa perhitungan.21

2. Data Penelitian.

Adapun data yang digunakan penulis dalam skripsi ini

menggunakan dua jenis sumber data, yaitu:

a. Data Primer

Data primer merupakan informasi yang dikumpulkan

peneliti langsung dari sumbernya. Data primer dalam penelitian ini

ialah data yang diperoleh langsung dari BPRS berupa dokumentasi

atau arsip dan juga wawancara langsung terhadap salah satu kepala

cabang BPRS.

21 Lexy J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Kosda Karya,

2006), h. 4

Page 30: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

18

b. Data Sekunder.

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak

langsung dari sumbernya melainkan dari pihak lain yang telah

mengumpulkan data di lapangan. Data sekunder dalam skripsi ini

adalah data yang diperoleh dari literatur kepustakaan terkait

dengan materi yang akan dibahas, baik itu berupa buku, jurnal,

surat kabar atau sumber-sumber lain yang relevan dengan pokok

permasalahan yang diangkat penulis pada skripsi ini.

3. Teknik Pengumpulan Data.

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai

sumber yang menjadi bahan rujukan dari berbagai daftar pustaka yang

ada seperti jurnal, website, artikel, buku-buku, dokumen dari BPRS

Amanah Ummah serta berbagai laporan mengenai penelitian skripsi

ini, antara lain:

a. Observasi

Peneliti mengamati langsung kepada objek yang akan di

teliti mengenai pengelolaan pembiayaan murabahah, dalam hal ini

penulis akan mengumpulkan data dengan melakukan penelitian

langsung ke BPRS yang menjadi objek penelitian, yaitu BPRS

Amanah Ummah.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu proses untuk

memperoleh keterangan atau data yang berkaitan dengan tujuan

Page 31: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

19

penelitian melalui tanya jawab dan bertatap muka secara langsung

dengan informan. Dalam hal ini, penyusun mencari informasi

dengan bertanya langsung kepada staff dan karyawan PT. BPRS

Amanah Ummah bogor mengenai strategi meminimalisir risiko

murabahah

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah proses pengumpulan data berdasarkan hasil wawancara atau

laporan tentang strategi BPRS dalam meminimalisir risiko pada

pembiayaan murabahah.

4. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah strategi meminimalisir risiko

yang diterapkan oleh BPRS Amanah Ummah.

5. Metode Analisis Data

Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode kualitatif

deskriptif yakni penelitian yang menggambarkan hasil penelitian

berupa kata-kata atau lisan berdasarkan fenomena yang diteliti dari

orang-orang yang berkompeten dibidangnya. Penelitian ini juga

bersifat deskriptif analisis, yakni penelitian yang menggambarkan data

informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh dilapangan.

6. Teknik Penulisan

Page 32: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

20

Adapun teknik penulisan dalam skripsi ini, penulis

menggunakan buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2012.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca memahami isi skripsi ini serta untuk

memberikan gambaran secara umum mengenai penelitian yang dilakukan

maka secara sistematis skripsi ini dibagi menjadi 5 bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori,

metode dan teknik penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II KERANGKA TEORITIS

Dalam bab ini berisi mengenai penjelasan teori-teori yang digunakan

dalam hal penanganan pembiayaan bermasalah serta manajemen

risikonya pada pembiayaan murabahah, sebagai landasan untuk

pembahasan dan pemecahan masalah.

BAB III GAMBARAN UMUM PT. BPRS AMANAH UMMAH

Membahas mengenai gambaran umum PT. BPRS Amanah Ummah

sebagai objek penelitian. Bab ini menguraikan mengenai profil

perusahaan seperti sejarah singkat BPRS Amanah Ummah, visi dan

misi, susunan pegurus, serta produk jasa yang dimiliki.

Page 33: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

21

BAB IV ANALISIS

Dalam bab ini membahas mengenai analisis Manajemen Risiko

pembiayaan murabahah PT. BPRS Amanah ummah, serta strategi

dalam menangani pembiayaan murabahah bermasalah serta mekanisme

pemberian pembiayaan

BAB V KESIMPULAN

Berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi terkait hasil penelitian yang

dilakukan dan tidak menutup kemungkinan sebagai jawaban atas apa

yang dipertanyakan pada pokok permasalahan. Juga saran-saran untuk

BPRS Amanah Ummah pada khususnya serta BPRS pada umumnya.

Page 34: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

21

BAB II

LANDASAN TEORI

A. RISIKO

1. Pengertian Risiko

Risiko dan hidup merupakan dua kata yang menyatu dan tidak bisa

hadir kecuali bergandengan. Hidup yang diupayakan manusia memiliki

arti melaksanakan tindakan dan membuat keputusan berdasar informasi

yang tidak sempurna. Kehidupan karenanya mengandung ketidakpastian

dan dari ketidak pastian inilah risiko bersal. Jika saja semua hal dapat

dipastikan maka manusia selalu dapat menghindari apa yang tidak

diharapkan dan selalu memperoleh apa yang diinginkan1

kata risiko banyak di pergunakan dalam berbagai pengertian dan

sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan

orang. Apabila seseorang menyatakan bahwa ada risiko yang harus di

tanggung jika mengerjakan pekerjaan tertentu, misalnya: “bersepeda

motor di atas jalan raya yang sangat ramai sangat besar risikonya”,

orang secara intuitif mengerti maksudnya. Tetapi pengertian yang

dipahami secara intuitif ini, hanya memuaskan jika di pakai dalam

percakapan sehari-hari2

Beberapa definisi akan dijelaskan di bawah ini beserta

penjelasannya. Perlu diketahui bahwa subjek risiko begitu kompleks

terdapat dalam bidang yang berbeda, sehingga tidak mengherankan

1 Fachmi Basyab, Manajemen Risiko, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h. 1

2 Herman Darmawi, Manajemen Risiko, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006, cet. Ke-10), h.

17.

Page 35: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

22

terdapat pengertian pengertian yang berbeda pula. Vaughan (1978)

mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut3:

a. Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian).

Chance of loss biasanya dipergunakan unuk menunjukan suatu

keadaan di mana terdapat suatu keterbukaan (exsposure) terhadap

kerugian atausuatu kemungkinan kerugian.

b. Risk is the possibility of loss (risiko adalah kemungkinan kerugian)

Istilah possibility berarti bahwa probabilitas suatu peritiwa berada

di antara nol dan satu.

c. Risk is Uncertainty (risiko adalah ketidak pastian)

Ada kesepakatan bahwa risiko berhubungan dengan ketidakpastian

yaitu adanya rsiko, karena adanya ketidakpastian. Karena itulah ada

yang menyatakan bahwa risiko sama artinya dengan ketidakpastian.

Dari definisi di atas, istilah risiko dapat didefinisikan dalam

berbagai cara dan masing-masing definisi itu mengandung kelebihan

dan kelemahan oleh karenanya dapat saling mengisi satu sama lain dan

dapat disimpulkan bahwa risiko dihubungkan dengan kemungkinan

terjadinya akibatburuk (kerugian) yang tak diinginkan, atau tak terduga.

Dengan kata lain “Kemungkinan” itu sudah menunjukan

ketidakpastian4.

Fachmi Basya dalam bukunya mendefinisikan bahwa risiko adalah

peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan sehingga risiko hanya

terkait dengan situasi yang memungkinkan munculnya hasil negatif serta

3 Ibid., h.19

4 Ibid., h.21

Page 36: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

23

berkaitan dengan kemampuan memperkirakan terjadinya hasil negatif

tersebut.5

2. Manajemen Risiko Perbankan

Dalam satu setengah dekade terakhir ini, para bankir baru

menyadari bahwa sebuah Bank berada pada bisnis berisiko. Bahwa

dalam menjalankan fungsi menawarkan jasa-jasa keuangan, Bank harus

mengambil atau menerima dan mengelola berbagai jenis Risiko

keuangan secara efektif, agar dampak negatifnya tidak terjadi6. Oleh

karena itu penting bagi para pelaku perbankan mengetahui Manajemen

Risiko yang menjadi strategi dari suatu Bank tersebut.

Risiko bagi bank syariah dalam pemberian fasilitas pembiayaan

adalah tidak kembalinya pokok pembiayaan dan tidak mendapat

imbalan, ujrah, atau bagi hasil sebagaimana telah disepakati dalam akad

pembiayaan antara bank syariah dan nasabah penerima fasilitas. Di

samping itu, juga terdapat risiko bertambah besarnya biaya yang

dikeluarkan oleh bank dan bertambahnya waktu untuk penyelesaian non

performing financing (NPF), serta turunnya kesehatan pembiayaan bank

(kolektibilitas pembiayaan menurun)7.

Bank Indonesia mendefinisikan manajemen risiko sebagai

serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk

mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang

timbul dari kegiatan usaha Bank. Widigdo Sukarman mendefinisikan

5 Fachmi Basya, Manajemen Risiko, h. 1

6 Robert Tampubolon, Risk Management, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,

2006), h.4 7 A. Wangsawidjaja Z, “Pembiayaan Bank Syariah” (Jakarta: PT Gramedia, 2012),

h.89

Page 37: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

24

Manajemen risiko sebagai keseluruhan sistem pengelolaan dan

pengendalian risiko yang dihadapi oleh Bank yang terdiri dari

seperangkat alat, teknik, proses manajemen (termasuk kewenangan dan

sistem serta prosedur oprasional) dan organisasi yang ditujukan untuk

memelihara tingkat profitabilitas dan tingkat kesehatan bank yang telah

ditetapkan dalam Corporate Plan atau rencana strategis Bank lainnya

sesuai dengan tingkat kesehatan Bank yang berlaku8.

Ada lima konsep dasar Manajemen Risiko yang menurut James

Essinger dan Joseph Rosen harus terlebih dahulu dipahami oleh para

pelaku Perbankan yang terlibat dalam Manajemen Risiko, yaitu9:

a. Manajemen risiko hanyalah sebuah pendekatan. Ada banyak

pedekatan dalam menilai risk and return dari setiap transaksi atau

instrumen.

b. Sifat dari instrumen yang digunakan akan menentukan parameter

dari sebuah strategi Manajemen Risiko. Secara relatif tidak ada

suatu strategi Manajemen Risiko yang dapat diterapkan pada

semua jenis pasar uang atau semua instrumen.

c. Sistem Manajemen Risiko haruslah sistematis dan diikuti secara

konsisten tetapi tidak kaku dan fleksibel.

d. Manajemen Risiko bukan merupakan alat sulap yang secara ajaib

akan meningkatkan Return dan sekaligus mengurangi Risiko.

8 Robert Tampubolon, Risk Management, h.33

9 Ibid., h.36

Page 38: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

25

e. Lingkungan usaha Bank saat ini telah menyebabkan kompleksitas

Manajemen Risiko menjadi sangat tinggi dan merupakan proses

yang semakin sulit.

3. Jenis-jenis Risiko Bank Syariah

Menurut PBI No:11/25/PBI/2009 Risiko ialah potensi kerugian

akibat terjadinya suatu peristiwa (event) tertentu. Adapun jenis risiko

yang di hadapi perbankan menurut PBI meliputi delapan jenis, yaitu

risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, operasional, risiko

kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi, dan risiko strategik10

. Adapun

untuk jenis risiko di Bank Syariah ialah sebagai berikut:

a. Risiko Modal (Capital Risk)

Unsur lain dari risiko yang berhubungan dengan perbankan adalah

risiko modal (capital risk) yang merefleksikan

tingkat leverage yang dipakai oleh bank. Salah satu fungsi modal

adalah melindungi para penyimpan dana terhadap kerugian yang

terjadi pada bank. Risiko modal berkaitan dengan kualitas aset.

Bank yang menggunakan sebagian besar dananya untuk mendanai

aset yang berisiko perlu memiliki modal penyangga yang besar

untuk sandaran bila kinerja aset-aset itu tidak baik11

.

b. Risiko Kredit/ Pembiayaan

Risiko kredit ialah risiko akibat kegagalan debitur dan atau pihak

lain dalam memenuhi kewajibannya

10

Bank Indonesia, “Peraturan Bank Indonesia”, diakses pada 27 Juni 2016 dari

http://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/pbi_112509.aspx 11

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan

Percetakan, 2005), h.358

Page 39: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

26

c. Risiko Pasar

Risiko pasar ialah risiko pada posisi neraca dan rekening

administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara

keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga

option

d. Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber

pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi

yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi

keuangan Bank.

e. Risiko Oprasional

Risiko Oprasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau

tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,

kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal

yang mempengaruhi operasional Bank.Risiko Bisnis

f. Risiko Kepatuhan

Risiko Kepatuhan adalah Risiko akibat Bank tidak mematuhi

dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan

ketentuan yang berlaku.

g. Risiko Hukum

Risiko Hukum adalah Risiko akibat tuntutan hukum dan/atau

kelemahan aspek yuridis.

h. Risiko Reputasi

Page 40: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

27

Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat

kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif

terhadap Bank.

i. Risiko Stratejik

Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan dalam

pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik

serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan

bisnis12

. Risiko stratejik menyangkut keputusan Bank dalam

penentuan jenis usaha yang akan di danai, usaha dan Bank yang

akan di akuisisi, serta keputusan untuk meutup dan menjual salah

satu lini usaha Bank13

..

B. PEMBIAYAAN DAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

1. Pengertian Pembiayaan

a. Pembiayaan

Di dalam perbankan syariah, istilah kredit tidak dikenal, karena

bank syariah memiliki skema yang berbeda dengan bank

konvensional dalam menyalurkan dananya kepada pihak yang

membutuhkan. Bank syariah menyalurkan dananya kepada nasabah

dalam bentuk pembiayaan. Sifat pembiayaan bukan merupakan

utang piutang, tetapi merupakan investasi yang diberikan bank

kepada nasabah dalam melakukan usaha14

.

12

Bank Indonesia, “Peraturan Bank Indonesia”, diakses pada 27 Juni 2016 dari

http://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/pbi_112509.aspx 13

Zainul Arifin, Dasar-dasar Managemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet,

2012), h. 61 14

Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana, 2011), h.106

Page 41: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

28

Pembiayaan atau financing ialah pendanaan yang diberikan

oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang

telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.

Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan

untuk mendukung investasi yang telah direncanakan15

.

Menurut Muljono16

, pembiayaan adalah kemampuan untuk

melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman

dengan satu janji pembayarannya akan ditangguhkan pada jangka

waktu tertentu yang disepakati. Pada sisi penyaluran dana

(Landing of Fund), pembiayaan merupakan pembiayaan yang

potensial menghasilkan pendapatan dibandingkan dengan alternatif

pendanaan lainnya.

Menurut undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang

perbankan syariah yang dimaksud dengan pembiayaan adalah

penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu

berupa:

1) Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan

Musyarakah

2) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli

dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik.

3) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam,

dan istishna.

4) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.

15

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV.

Alfabeta, 2010), h. 42 16

Muljono, Teknik Penggawasan Pembiayaan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h.10.

Page 42: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

29

5) Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk

multijasa.

b. Landasan Syariah

QS Shaad (38) : 24

....

...

“Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu

sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain,

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang

saleh; dan Amat sedikitlah mereka ini".

c. Jenis- Jenis Pembiayaan

Menurut sifat penggunaanya, pembiayaan dapat dibagi

kedalam 2 hal berikut17

:

1. Pembiayaan Produktif

Yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk pembiayaan

sektor produktif, seperti pembiayaan modal kerja, pembiayaan

pembelian barang modal, dan lainnya yang mempunyai tujuan

untuk pemberdayaan sektor riil.

2. Pembiayaan Konsumtif

Yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk

memenuhi kebutuhan yang umumya perorangan

17

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h. 43

Page 43: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

30

Menurut jenis akadnya dalam produk pembiayaan syariah,

pembiayaan konsumtif dapat dibagi menjadi 5 (lima) bagian,

yaitu:

a. Pembiayaan Konsumen Akad Murabahah.

b. Pembiayaan Konsumen Akad IMBT

c. Pembiayaan Konsumen Akad Ijarah.

d. Pembiayaan Konsumen Akad Istishna’.

e. Pembiayaan Konsumen Akad Qard + Ijarah..

Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi

kedalam dua hal berikut:

1. Pembiayaan Modal Kerja (PMK)

Yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan: (a)

peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah

hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan

kualitas atau mutu hasil produksi; dan (b) untuk keperluan

perdagangan untuk peningkatan utility of place dari suatu

barang18

.

Secara umum, pembiayaan modal kerja (PMK) syariah

adalah pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada

perusahaan untuk membiayaai kebutuhan modal kerja

usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Jangka waktu

18

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori Ke Praktik (Jakarta: Gema

Insani Press, 2001), h.160

Page 44: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

31

pembiayaan modal kerja maksimmum 1 (satu) tahun dan dapat

diperpanjang sesuai dengan kebutuhan19

.

Berdasarkan akad yang digunakan dalam produk

pembiayaan syariah, jenis pembiayaan modal kerja (PMK)

dapat dibagi menjadi 5 macam:

a. PMK Mudharabah

b. PMK Istishna’

c. PMK Salam

d. PMK Murabahah

e. PMK Ijarah

2. Pembiayaan Investasi

Yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal

(capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya

dengan itu. Pembiayaan investasi juga dapat didefinisikan

sebagai pembiayaan jangka menengah atau jangka panjang

untuk pembelian barang-barang modal yang diperlukan untuk:

a. Pendirian proyek baru, yaitu pendirian atau pembangunan

proyek/pabrik dalam rangka usaha baru.

b. Rehabilitasi, yakni penggantian mesin/peralatan lama yang

sudah rusak dengan mesin/peralatan yang baru.

c. Modernisasi, yakni penggantian menyeluruh

mesin/peralatan lama dengan mesin/peralatan baru yang

tingkat teknologinya baik/tinggi.

19

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. (Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada. 2010), h. 234.

Page 45: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

32

d. Ekspansi, yakni penambahan mesin/peralatan yang telah

ada dengan mesin/peralatan mesin/peralatan baru dengan

teknologi sama atau lebih baik/tinggi, atau

e. Relokasi proyek yang sudah ada, yakni pemindahan lokasi

proyek/pabrik secara keseluruhan (termasuk sarana

penunjang kegiatan pabrik, seperti laboratorium, dan

gudang) dari satu tempat ke tempat lain yang lokasinya

lebih tepat/baik20

.

d. Manfaat Pembiayaan

Manfaat dari pembiayaan bagi masyarakat antara lain:

1. Mengurangi tingkat pengangguran. Pembiayaan yang

diberikan kepada perusahaan dapat menyebabkan tambahan

tenaga kerja karena adanya peningkatan volume produksi.

2. Melibatkan masyarakat yang memiliki profesi tertentu

misalnya notaris, asuransi, appraisal independent. Pihak ini

diperlukan oleh bank untuk mendukung kelancaran

pembiayaan.

3. Penyimpan dana akan mendapat imbalan berupa bagi hasil

lebih tinggi

4. Memberikan rasa aman bagi masyarakat yang menggunakan

layanan jasa perbankan misalnya letter of credit, bank garansi,

trasnfer, kliring dan layanan jasa lainnya21

.

2. Pembiayaan Bermasalah

20

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori Ke Praktik h.160 21

Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana, 2011), h.112

Page 46: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

33

a. Pengertian

Pembiayaan bermasalah merupakan salah satu resiko yang

pasti dihadapi oleh setiap Bank karena resiko ini sering juga

disebut dengan resiko kredit. Robert Tampubolon menjelaskan

bahwa resiko kredit adalah eksposur yang timbul sebagai akibat

kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya.

Disatu sisi resiko ini dapat bersumber dari berbagai aktivitas

fungsional bank seperti penyaluran pinjaman, kegiatan treasuri dan

investasi, dan kegiatan jasa pembiayaan perdagangan, yang tercatat

dalam buku bank. Disisi lain resiko ini timbul karena kinerja satu

atau lebih debitur yang buruk. Kinerja debitur yang buruk ini dapat

berupa ketidak mampuan atau ketidak mauan debitur untuk

memenuhi sebagian atau seluruh perjanjian kredit yang telah

disepakati bersama sebelumnya. Dalam hal ini yang menjadi

perhatian bank bukan hanya kondisi keuangan dan nilai pasar dari

jaminan kredit termasuk collateral tetapi juga karakter dari

debitur22

.

Pengertian pembiayaan bermasalah adalah suatu penyaluran

dana yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank

syariah yang dalam pelaksanaan pembayaran pembiayaan oleh

nasabah itu terjadi hal-hal seperti pembiayaan yang tidak lancar,

pembiayaan yang debiturnya tidak memenuhi peersyaratan yang

dijanjikan, serta pembiayaan tersebut tidak menepati jadwal

22

Robert Tampubolon, Risk Mangement: Pendekatan Kualitatif Untuk Bank

Komersial. (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2004), h.. 24

Page 47: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

34

angsuran, sehingga hal-hal tersebut memberikan dampak negatif

bagi kedua belah pihak (debitur dan kreditur)23

.

b. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah

Dalam menjalankan pembiayaan oleh pihak lembaga

keuangan seperti bank syariah, tentunya perlu diperhatikan dengan

cermat oleh bank bagaimana prosedur perjanjian pembiayaan itu

dibuat dan dijalankan, karena apabila tidak berjalan sesuai dengan

prosedur, akan berakibat negatif, dan akan menimbulkan

permasalahan dalam pembiayaan. Dalam menjalankan

operasionalnya perbankan syariah dalam memberikan pembiayaan

kepada calon nasabah memiliki analisis-analisis penilaian sesuai

dengan Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang perbankan

syariah pasal 23 menjelaskan bahwa bank syariah atau UUS wajib

melakukan penilaian dalam penyaluran dana (pemberian

pembiayaan) yaitu dengan menilai terhadap watak (caracter),

kemampuan (capacity), modal (capital), agunan/jaminan

(collateral) serta prospek usaha dari calon nasabah penerima

pembiayaan

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi dan

menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah adalah sebagai

berikut24

:

23

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2010), h.31. 24

Mutchy “Faktor-faktor Penyebab Terjadinya pembiayaan bermasalah”, artikel

diakses pada 9 Mei 2016 dari http://bedoel03.blogspot.co.id/2013/04/analisis-faktor-

faktor-penyebab.html

Page 48: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

35

1. Faktor dari debitur

Faktor dari debitur ini, bisa disebut juga faktor dari nasabah

itu sendiri, dalam hal ini dijelaskan bahwa setiap nasabah atau

debiur memiliki kualitas dan karakter yang berbeda antara satu

nasabah dengan nasabah lainnya.

a. Karakter Nasabah Debitur

Tidak semua debitur mempunyai itikad baik pada saat

mengajukan kredit ataupun pada saat kredit yang diberikan sedang

berjalan. Itikad tidak baik inilah memang sulit untuk diketahui dan

dianalisis oleh pihak bank, karena hal ini menyangkut soal moral

ataupun akhlak dari debitur. Bisa saja debitur saat mengajukan

kredit menutup-nutupi kebobrokan keuangan perusahaannya dan

hanya mengharapkan dana segar dari bank, atau debitur

memberikan data keuangan palsu atau berbagai tindakan-tindakan

lainnya.

b. Perbandingan Tingkat Modal dengan Hutang

Aspek capital atau modal sebagai kontribusi dari

kekayaan (equity) oleh pemilik perusahaan dan rasionya terhadap

utang (leverage). Ini dipandang sebagai predictor kebangkrutan

yang baik. Leverage yang tinggi dipandang mempunyai

probabilitas kebangkrutan yang lebih besar.

Page 49: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

36

2. Faktor dari kreditor

Tingkat Jumlah Jaminan

Berbagai ketentuan perundang-undangan yang menjadi

koridor bagi bank dalam melakukan kegiatan usaha penyaluran

dana. Seperti ketentuan mengenai batas maksimum pemberian

kredit atau BMPK, rasio pemberian kredit dilihat dari nilai jaminan

yang diberikan dan berbagai aturan lainnya.

Namun kadang kala petugas dan pengambil keputusan

pemberian kredit tidak memperhatikan hal tersebut, dimana untuk

mengejar target, bank sangat agresif untuk menyalurkan dananya

tanpa mempertimbangkan faktor risiko yang dapat muncul

sewaktu-waktu.

3. Prosedur Pemberian Pembiayaan

Prosedur pembiayaan dalam suatu bank mungkin tidak sama,

Sinungan memaparkan secara umum prosedur pemberian

pembiayaan dapat diurut sistematikanya sebagai berikut25

:

a. Permohonan pembiayaan diajukan oleh nasabah kepada bank

melalui bagian customer service, kemudian permohonan

diajukan kepada pihak bank beserta persyaratan-persyaratan

yang ada kemudian segera diteruskan kebagian pembiayaan

untuk diolah.

25

Muchdarsyah Sinungan, Dasar-Dasar Dan Teknik Manajemen Kredit Edisi

Pertama, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991, cet. Keenam), h.31-34

Page 50: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

37

b. Oleh bagian pembiayaan, permohonan itu diserahkan ke seksi

analisa untuk dilakukan penilaian atau analisa apabila data

untuk pertimbangan cukup maka analisa terus dapat

dilakukan, tetapi apabila masih ada kekurangan data kepada

nasabah yang bersangkutan secara tertulis. Adakah ini

dilakukan secara lisan, tetapi sebaiknya tertulis agar

administrasi berjalan baik.

c. Setelah analisa dilakukan maka periksa oleh kepala bagian

pembiyaan dan disusunkan analisa tertulias yang rapi ke

direksi.

d. Direktur memeriksa analisa dan mengambil keputusan

diteruskan kebagian pembiayaan untuk dilaksanakan

persiapan perjanjian pembiayaan diurus oleh administrasi

pembiayaan untuk dilakukan proses realisasi pembiayaan.

e. Pengawas atau pengamanan atas fasilitas pembiayaan yang

diberikan bank yang dilakukan sampai pembiayaan itu lunas

4. Upaya Penanganan Pembiayaan Bermasalah

A. Penyelamatan Pembiayaan Bermasalah

Bank syariah dalam memberikan pembiayaan berharap

bahwa pembiayaan tersebut berjalan dengan lancar, nasabah

mematuhi apa yang telah disepakati dalam perjanjian dan

membayar lunas bilamana jatuh tempo. Akan tetapi bisa terjadi

dalam jangka waktu pembiayaan nasabah mengalami kesulitan

dalam pembayaran yang berakibat kerugian bagi bank syariah.

Page 51: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

38

Dalam hukum perdata kewajiban memenuhi prestasi harus

dipenuhi oleh debitur sehingga jika debitur tidak memenuhi sesuatu

yang diwajibkan seperti yang telah ditetapkan dalam perjanjian

maka dikatakan debitur telah melakukan wanprestasi. Ada

empat keadaan dikatakan wanprestasi yaitu26

:

a. Debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali

b. Debitur memenuhi prestasi tidak sebagaimana yang

diperjanjikan

c. Debitur terlambat memenuhi prestasi

d. Debitur melakukan perbuatan yang tidak diperbolehkan

dalam

perjanjian.

Secara umum strategi yang dijalankan sebagai upaya

penyelamatan pembiayaan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia

Nomor 13/9/PBI/2011 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi

Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. Restrukturisasi Pembiayaan

adalah upaya yang dilakukan Bank dalam rangka membantu

nasabah agar dapat menyelesaikan kewajibannya, antara lain

melalui27

:

a. Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan

jadwal pembayaran kewajiban nasabah atau jangka

waktunya tidak termasuk perpanjangan atas pembiayaan

26

Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, (Bandung: Binacipta, 1979), h.18. 27

Bank Indonesia “Peraturan Bank Indonesia tentang Restrukturisasi Pembiayaan

Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah” diakses pada 27 Juni 2016 dari

http://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/pbi_112509.aspx

Page 52: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

39

mudharabah atau musyarakah yang memenuhi kualitas

lancar dan telah jatuh tempo serta bukan disebabkan

nasabah mengalami penurunan kemampuan membayar

b. Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan

sebagian atau seluruh persyaratan Pembiayaan tanpa

menambah sisa pokok kewajiban nasabah yang harus

dibayarkan kepada Bank, antara lain meliputi:

1. Perubahan jadwal pembayaran.

2. Perubahan jumlah angsuran.

3. Perubahan jangka waktu.

4. Perubahan nisbah dalam pembiayaan mudhārābah

atau musyarākah.

5. Perubahan proyeksi bagi hasil dalam pembiayaan

mudhārābah atau musyarākah.

6. Pemberian potongan.

c. Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan

persyaratan

pembiayaan yang antara lain meliputi:

1. Penambahan dana fasilitas pembiayaan bank.

2. Konversi akad pembiayaan.

3. Konversi pembiayaan menjadi surat berharga syariah

berjangka waktu menengah.

Page 53: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

40

4. Konversi pembiayaan menjadi penyertaan modal

sementara pada perusahaan nasabah,yang dapat disertai

dengan rescheduling atau reconditioning.

Restrukturisasi untuk Pembiayaan konsumtif hanya dapat

dilakukan untuk nasabah yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Nasabah mengalami penurunan kemampuan pembayaran;

dan

b. Terdapat sumber pembayaran angsuran yang jelas dari

nasabah dan mampu memenuhi kewajiban setelah

restrukturisasi.

Adapun landasan syariah yang dapat mendukung upaya

restrukturisasi pembiayaan yaitu :

QS. Al-Baqqrah (2) : 280

“dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah

tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan

(sebagian atau semua hutang) itu lebih baik bagimu, jika kamu

mengetahui”.

Hadits Nabi riwayat Muslim :

” orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di

dunia, Allah akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat; dan

Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia (suka) menolong

saudaranya.

Page 54: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

41

B. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah

Kegiatan bisnis yang jumlah transaksinya cukup banyak

bahkan mungkin mencapai ratusan setiap hari menjadi salah satu

penyebab timbulnya permasalahan dan terjadinya sengketa

(dispute/difference) antara para pihak yang terlibat tidak mungkin

dapat dihindarkan. Setiap jenis sengketa yang terjadi selalu

menuntut pemecahan dan penyelesaian yang cepat. Makin banyak

dan luas kegiatan bisnis, frekuensi terjadinya sengketa makin

tinggi, maka makin banyak sengketa yang harus diselesaikan. Pada

umumnya penyelesaian sengketa dilakukan melalui pengadilan

(Litigasi), akan tetapi belakangan ini telah berkembang berbagai

pilihan penyelesaian sengketa di luar pengadilan (NonLitigasi) 28

.

a. Penyelesaian Melalui Eksekusi Jaminan

Penyelesaian melalui jaminan dilakukan oleh bank

syariah bilamana berdasarkan evaluasi ulang pembiayaan,

prospek usaha nasabah tidak ada, dan atau nasabah tidak

kooperatif untuk menyelesaikan pembiayaan atau upaya

penyelamatan dengan upaya restrukturisasi tidak membawa

hasil melancarkan kembali pembiayaan tersebut. Maka upaya

penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan cara eksekusi

jaminan akan dilakukan oleh bank syariah.

28

Rahmat Rosyadi dan Ngatino, Arbitrase dalam Perspektif Islam dan Hukum

Positif (Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 2002), h.8.

Page 55: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

42

Eksekusi jaminan disesuaikan dengan lembaga

jaminan yang membebani benda jaminan tersebut, rahn (gadai

syariah), jaminan hipotik, jaminan hak tanggungan, dan

jaminan fidusia. pada jaminan hipotik eksekusi agunan diatur

pada Pasal 1178 BW, Pada jaminan hak tanggungan

berdasarkan Pasal 20 Undang-Undang No.4 Tahun 1996,

bilamana debitor cidera janji ada 3 alternatif yang dapat

dilakukan oleh bank yaitu :

a. Berdasarkan hak pemegang hak tanggungan pertama

untuk menjual obyek hak tanggungan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 atau

b. Berdasarkan titel eksekutorial yang terdapat dalam

sertifikat hak tanggungan sebagaimana pada Pasal 14

(2)

c. Atas kesepakatan penjualan obyek jaminan dapat

dilaksanakan dibawah tangan jika dengan cara

demikian akan dapat diperoleh harga tertinggi.

Pada jaminan fidusia berdasarkan Pasal 29 Undang-

Undang Nomor 42 Tahun 1999 apabila debitor wanprestasi

maka obyek jaminan dapat dieksekusi dengan cara:

a. Pelaksanaan titel eksekutorial

Page 56: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

43

b. Penjualan benda yang menjadi obyek jaminan fidusia

atas kekuasaan penerima fidusia sendiri melalui

pelelangan umum

c. Penjualan dibawah tangan berdasarkan kesepakatan

Di Undang-undang Perbankan Syariah pada Pasal 40,

bank syariah dan UUS dapat membeli sebagian atau seluruh

agunan, baik melalui maupun di luar pelelangan, berdasarkan

penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau

berdasarkan pemberian kuasa untuk menjual dari pemilik

agunan, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib

dicairkan selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu)

tahun. Dalam hal harga pembelian agunan melebihi jumlah

kewajiban nasabah kepada bank syariah dan UUS, selisih

kelebihan jumlah tersebut harus dikembalikan kepada nasabah

setelah dikurangi dengan biaya lelang dan biaya lain yang

terkait langsung dengan proses pembelian agunan.

Landasan syariah yang berkaitan dengan jaminan:

QS. Albaqarah (2): 283

”Jika kamu dalam perjalanan (dan kamu

bermuamalah / jual beli tidak secara tunai), sedang kamu

Page 57: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

44

tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada

barang tanggungan yang dipegang oleh siberpiutang...”

Dari Aisyah bahwasanya Nabi Muhammad SAW pernah

membeli bahan makanan dari seorang yahudi dengan hutang

dan beliau memberikan baju besinya sebagai jaminan

(HR.Bukhari, Muslim dan Nasa’i)

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa rasulullah bersabda ” Siapapun

yang bangkrut (muflis), lalu kreditornya mendapatkan

barangnya sendiri pada si muflis, maka kreditor itu lebih

berhak untuk menarik kembali barangnya daripada orang

lain”. (HR.Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)

b. Penyelesaian lewat Badan Arbitrase Syariah Nasional

Berdasarkan klausula dalam perjanjian pembiayaan,

bilamana jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya

atau terjadi perselisihan diantara kedua belah pihak dan tidak

tercapai kesepakatan melalui musyawarah, maka

penyelesainya melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional

(BASYARNAS).29

BASYARNAS berwenang :

a. Menyelesaikan secara adil dan cepat sengketa muamalah

(perdata) yang timbul dalam bidang perdagangan,

keuangan, industri, jasa dan lain-lain yang menurut

hukum dan peraturan perundang-undangan dikuasai

sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa, dan para pihak

sepakat secara tertulis untuk menyerahkan

penyelesaiannya kepada BASYARNAS sesuai dengan

prosedur BASYARNAS.

29

Profil dan Prosedur Badan Arbitase Syariah Nasional (BASYARNAS), h. 9.

Page 58: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

45

b. Memberikan pendapat yang mengikat atas permintaan

para pihak tanpa adanya suatu sengketa mengenai

persoalan berkenan dengan suatu perjanjian.

Keputusan arbitrase merupakan keputusan terkahir dan

mengikat (final and biding).

Landasan Hukum:

QS. Al-Hujurat(49) : 9

” jika dua golongan orang yang beriman berperang (bersengketa),

maka damaikan keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat

aniaya terhadap yang lain, maka perangilah golongan yang

berbuat aniaya itu sampai mereka kembali kepada ajaran Allah.

Dan jika golongan itu telah kembali, maka damaikan keduanya

dengan adil dan berlakulah adil. Sesungguhnya Allah menyukai

orang-orang yang berlaku adil”.

QS. An-Nisa (4) : 35

“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya,

Maka kirimlah seorang hakam[293] dari keluarga laki-laki dan

seorang hakam dari keluarga perempuan. jika kedua orang hakam

itu bermaksud Mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik

kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi

Maha Mengenal.”

c. Penyelesaian Melalui Leitigasi

Page 59: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

46

Penyelesaian leitigasi ini akan ditempuh bilamana

nasabah tidak ada ittikad baik untuk melunasi pembiayaan

yang diperolehnya sedangkan nasabah sebenarnya masih

memiliki harta kekayaan lain yang dikuasainya yang sengaja

disembunyikan agar tidak disita oleh bank

Selanjutnya penyelesaian ini diatur dalam undang-

undang Nomor 3 tahun 2008 tentang peradilan agama yaitu

kewenangan pengadilan agama yang meliputi juga sengketa

di bidang ekonomi syariah, hal ini terdapat pada Pasal 49

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006. yang dimaksud

dengan ekonomi syariah adalah perbuatan atau kegiatan

usaha yang dilaksanakan menurut syariah. Meliputi30

:

a. Bank Syariah

b. Asuransi Syariah

c. Reasuransi Syariah

d. Reksa Dana Syariah

e. Obligasi Syariah dan surat berharga berjangka menengah

syariah

f. Sekuritas Syariah

g. Pembiayaan Syariah

h. Pegadaian Syariah

i. Dana Pensiun lembaga Keuangan Syariah

j. Bisnis Syariah

30

Abdul Ghofur Anshoru, Payung Hukum Perbankan Syariah (Yogyakarta: UII

Press Yogyakarta, 2007), h. 63.

Page 60: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

47

C. MURABAHAH

1. Pengertian Murabahah

Salah satu skim fiqh yang paling populer digunakan oleh

perbankan syariah adalah skim jual-beli murabahah.transaksi ini lazim

digunakan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Murabahah berasal

dari kata Ribhu (keuntungan). Murabahah adalah jual beli barang pada

harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam jual

beli jenis ini, penjual harus memberitahu harga barang yang ia beli dan

menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya31

.

Kesimpulannya, murabahah ialah akad jual beli barang dengan

menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati

oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk

natural certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa

keuntungan yang ingin diperoleh32

.

karakterisitik murabahah adalah si penjual harus memberi tahu

pembeli tentang harga pembelian barang, dan menyatakan jumlah

keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut33

.

Tingkat keuntungan ini bisa dalam bentuk lumpsum atau

presentase tertentu dari biaya perolehan. Pembayaran bisa dilakukan

secara spot (tunai) atau bisa dilakukan di kemudian hari yang disepakati

bersama. Oleh karena itu murabahah tidak dengan sendirinya

31

M. Syaf ’i’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani,

200), h. 102. 32

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Edisi kedua

(Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2004), h. 103. 33

Dzawahir Hejazziey, Perbankan Syariah Dalam Teori dan Praktik (Yogyakarta:

CV Budi Utama, 2014), h. 153.

Page 61: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

48

mengandung konsep pembayaran tertunda (deferred payment), seperti

yang secara umum difahami oleh sebagian orang yang mengetahui

murabahah hanya dalam hubungannya dengan transaksi pembiayaan di

perbankan syariah, tetapi tidak memahami Fikih Islam34

Selanjutnya dalam hal penetapan biaya dari murabahah Para

ulama mazhab berbeda pendapat tentang biaya apa saja yang dapat

dibebankan kepada harga jual barang tersebut. Misalnya ulama mazhab

maliki membolehkan biaya-biaya yang langsung terkait dengan

transaksi jual-beli itu dan biaya-biaya yang tidak langsung terkait

dengan transaksi tersebut, namun memberikan nilai tambah pada barang

itu. Mazhab syafi’ie membolehkan membebankan biayaa-biaya yang

secara umum timbul dalam suatu transaksi jual-beli kecuali biaya

tenaga kerjanya sendirikarena komponen ini termasuk dalam

keuntungannya. Begitu pula biaya-biaya yang tidak menambah nilai

barang tidak boleh dimasukan sebagai komponen biaya. Sedangkan

ulama Hambali berpendapat bahwa semua biaya langsung maupun

tidak langsung dapat dibebankan pada harga jual selamabiaya-biaya itu

harus dibayarkan kepada pihak ketiga dan akan menambah nilai barang

yang akan dijual35

.

Bai’ al-murabahah memberi banyak manfaat kepada bank syariah.

Salah satunya adalah keuntungan yang muncul dari selisih harga beli

dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem ini

34

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007), h. 82 35

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: PT. Raja

Grafindo, 2004), h. 104.

Page 62: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

49

juga sangat sederhana, hal tersebut memudahkan penanganan

administrasinya di bank syariah36

.

2. Landasan hukum

Secara syar'i, keabsahan transaksi murabahah didasarkan pada

beberapa nash al-Qur'an dan Sunnah. Landasan umumnya, termasuk

jenis jual beli lainnya.

a. QS. Al- Baqarah(2) : 275

“Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran

(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah

disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu

sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya

larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),

Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu(sebelum datang

larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali

(mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;

mereka kekal di dalamnya”.

Dalam ayat ini Allah SWT. mempertegas keabsahan jual beli,

serta menolak dan melarang riba. Berdasarkan ketentuan ini, jual beli

murabahah mendapat pengakuan dan legalitas dari syara’, dan sah

untuk dioperasionalkan dalam praktik pembiayaan di bank syariah

36

M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah (Bandung:

Alfabeta, 2010), h.45

Page 63: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

50

karena ia merupakan salah satu bentuk jual beli dan tidak mengandung

unsur ribawi.

QS. An-Nisa (4): 29

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara

kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah

adalah Maha Penyayang kepadam”.

b. Sunnah

Sedangkan landasan sunnah yang menjadi dasar Murabahah

adalah:

” Dari Shalih bin Shuhayb dari ayahnya, ia berkata: "Rasulullah

SAW bersabda: "Tiga hal yang di dalamnya terdapat

keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhaħ(mudharabaħ)

dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah,

bukan untuk dijual”. (HR. Ibn Majah).

Selanjutnya dalam kaidah ushul fiqh :

“Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh kecuali ada dalil

yang mengharamkannya”.

Dari keterangan tersebut diatas bahwasannya dalil-dalil mengenai

Murabahah adalah dalil-dalil Nash, walaupun dalam dalil-dalil

tersebut tidak disebutkan secara jelas mengenai keabsahan

murabahah, akan tetapi menunjukkan tentang jual beli yang

dibenarkan oleh Al Our’an maupun Sunnah Nabi. Murabahah

merupakan jual beli yang dibenarkan oleh Nash Al Qur’an dan

Page 64: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

51

Sunnah Nabi karena Murabahah sama juga dengan jual beli

tangguh

3. Rukun dan Syarat Murabahah

1. Rukun Murabahah

Rukun adalah sesuatu yang wajib ada dalam suatu transaksi

(necessary condition), misalnya ada penjual dan pembeli. Tanpa

adanya penjual dan pembeli, maka jual beli tidak akan ada. Para

ekonom-ekonom Islam dan ahliahli Fiqh, menganggap

Murabahah sebagai bagian dalam jual beli. Maka, secara umum

kaidah yang digunakan adalah jual beli.

Rukun jual beli ada tiga, yaitu akad (ijab qabul), orang-

orang yang berakad (penjual dan pembeli) dan ma’kud

alaih(obyek akad)37

.

Rukun Jual Beli Murabahah

Dalam jual beli ada tiga rukun yang harus dipenuhi:

A. Orang yang berakad.

1. Penjual

2. Pembeli

B. Ma’kud alaih (obyek akad):

1. Barang yang diperjual belikan.

2. Harga.

C. Akad/ Shighot:

1. Serah (Ijab)

37

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2002), h. 70

Page 65: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

52

2. Terima (Qabul)

2. Syarat Murabahah

Selain karena faktor yang telah ada seperti akad menjadi sah

atau lengkap adalah adanya syarat. Syaratyaitu sesuatu yang

keberadaannya melengkapi rukun (sufficient condition).

Contohnya: adalah pelaku transaksi haruslah orang yang cakap

hukum (mukalaf) menurut mazhab Hanafi, bila rukun sudah

terpenuhi tapi syarat tidaak terpenuhi maka rukun menjadi tidak

lengkap sehingga transaksi tersebut menjadi fasid(rusak)38

.

Adapun syarat-syarat jual-beli sebagai berikut:

1. Penjual dan Pembeli

a. Berakal.

b. Dengan kehendak sendiri

c. Keadaan tidak Mubadzir(pemboros).

d. Baliq

2. Uang dan Benda yang dibeli (obyek yang diperjualbelikan).

a. Suci.

b. Ada manfaat.

c. Keadaan barang tersebut dapat di serahkan.

d. Keadaan barang tersebut kepunyaan penjual atau

kepunyaan yang diwakilkan

e. Barang tersebut diketahui antara si penjual dan pembeli

dengan terang dzat, bentuk, kadar (ukuran) dan sifat-

38

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo, 2004), h. 47.

Page 66: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

53

sifatnya sehingga tidak terjadi keadaan yang

mengecewakan

3. Ijab Qabul

a. Jangan ada yang memisahkan, janganlah pembeeli

diam saja setelah penjual menyatakan ijabnya begitu

pula sebaliknya.

b. Jangan diselingi dengan kata-kata lain antara ijab dan

qabul.

c. Beragama Islam, syarat ini khususutuk pembeli saja

dalam benda benda tertentu seperti seseorang dilarang

menjual hambanya yang

beragama islam kepada pembeli yang beragama tidak

islam, sebab besar kemungkinan pembeli tersebut akan

merendahkan abid yang

beragama Islam, sedangkan Allah melarang orang

mu’min

memberi jalan kepada orang kafir untuk merendahkan

mu’minin

Selain syarat diatas ada beberpa syarat yang secara khusus

mengatur Murabahah, seperti yang dikemukakan oleh Syafi’i

Antonio yaitu39

:

a. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah

b. Kontrak yang pertama harus sah sesuai dengan rukun yang

39

M. Syaf ’i’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani,

200), h. 102.

Page 67: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

54

ditetapkan.

c. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat

atau barang sesuadah pembelian.

d. Penjual harus menyampaikan segala sesuatu hal yang

berkaitan dengan pembelian, misalnya jikapembelian

dilakukan secara hutang.

4. Jenis-jenis Murabahah

Dalam konsep di perbankan syariah maupun di Lembaga

Keuangan Syariah, jual beli murabahah dapat dibedakan menjadi 2,

yait40

:

1. Murabahah tanpa pesanan

Murabahah tanpa pesanan adalah jenis jual beli murabahah

yang dilakukan dengan tidak melihat adanya nasabah yang

memesan (mengajukan pembiayaan) atau tidak, sehingga

penyediaan barang dilakukan oleh bank atau BPRS sendiri dan

dilakukan tidak terkait dengan jual beli murabahah sendiri.

Dengan kata lain, dalam murabahah tanpa pesanan, bank syariah

atau BPRS menyediakan barang atau persediaan barang yang

akan diperjualbelikan dilakukan tanpa memperhatikan ada

nasabah yang membeli atau tidak41

. sehingga proses pengadaan

barang dilakukan sebelum transaksi /akad jual beli murabahah

dilakukan. Pengadaan barang yang dilakukan bank syariah atau

BPRS ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:

40

Wiroso, Jual Beli Murabahah (Yogyakarta: UII Prees, 2005), h. 37 41

Ibid., h. 39

Page 68: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

55

a. Membeli barang jadi kepada produsen (prinsip murabahah).

b. Memesan kepada pembuat barang / produsen dengan

pembayaran dilakukan secara keseluruhan setelah akad

(Prinsip salam).

c. Memesan kepada pembuat barang / produsen dengan

pembayaran yang dilakukan di depan, selama dalam masa

pembuatan, atau setelah penyerahan barang (prinsip isthisna).

d. Merupakan barang-barang dari persediaan mudharabah atau

musyarakah.

2. Murabahah berdasarkan pesanan

Sedangkan yang dimaksud dengan murabahah berdasarkan

pesanan adalah jual beli murabahah yang dilakukan setelah ada

pesanan dari pemesan atau nasabah yang mengajukan

pembiayaan murabahah42

.Jadi dalam murabahah berdasarkan

pesanan, bank syariah atau BPRS melakukan pengadaan barang

dan melakukan transaksi jual beli setelah ada nasabah43

yang

memesan untuk dibelikan barang atau asset sesuai dengan apa

yang diinginkan nasabah tersebut.

Dalam murabahah melalui pesanan ini, si penjual boleh

meminta pembayaran hamish ghadiyah, yakni uang tanda jadi

ketika ijab-kabul. Hal ini sekadar untuk menunjukan bukti

keseriusan si pembeli. Bila kemudian si penjual telah membeli

dan memasang berbagai perlengkapan di mobil pesanannya,

42

Ibid., h. 41 43

M. Syaf ’i’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani,

200), h. 103.

Page 69: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

56

sedangkan si pembeli membatalkannya, hamish ghadiya ini dapat

digunakan untuk menutup kerugian si dealer mobil. Bila hamish

ghadiya-nya lebih kecil dibandingkan jumlah kerusakan yang

harus ditanggung oleh si penjual, penjual dapat meminta

kekurangannya. Sebaliknya jika berlebih, si pembeli berhak atas

kelebihan itu44

.

5. Manfaat dan Risiko Murabahah

Sesuai dengan sifat bisnis (tijarah), transaksi murabahah

mempunya beberapa manfaat dan juga beberapa risiko yang harus

diantisipasi. Adapaun beberapa manfaat dari murabahah adalah sebagai

berikut:

a. Adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari

penjual dengan harga jual kepada nasabah.

b. Secara administrasi murabahah sangat sederhana sehingga

memudahkan penanganan administrasi di bank syariah .

Adapun beberapa kemungkinan risiko yang harus diantisipasi

dalam muarabahah adalah sebagai berikut:

1. Default atau kelalaian. Dimana nasabah terkadang secara sengaja

tidak membayar angsuran.

2. Fluktuasi harga komparatif. Hal ini terjadi bila harga suatu

barang di pasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah.

44

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: PT. Raja

Grafindo, 2004), h. 105.

Page 70: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

57

Bank tidak bisa mengubah harga jual beli tersebut karena

semuanya telah disepakati di awal.

3. Penolakan nasabah, barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh

nasabah karena berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam

perjalanan sehingga nasabah tidak mau menerimanya.

4. Dijual, karena murabahah bersifat jual beli dengan utang, maka

ketika kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik

nasabah. nasabah bebas melakukan apapun terhadap aset

miliknya tersebut, termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi

demikian, risiko untuk default akan besar45

.

Secara umum, aplikasi murabahah dalam perbankan dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2

(Sumber : Antonio)

45

M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek , h. 107.

Page 71: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

58

BAB III

GAMBARAN UMUM PT BPRS AMANAH UMMAH

A. Sejarah Pendirian

Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Amanah Ummah atau

disingkat dengan BPR Syari’ah Amanah Ummah adalah salah satu Bank

Pembiayaan Rakyat Syari’ah yang tumbuh di Indonesia khususnya wilayah

Bogor Barat yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah Islam

yang bertujuan diantaranya menumbuhkan ekonomi masyarakat atas

dasar syari’ah Islam sebagaimana telah diatur dalam Undang-undang nomor

10 tahun 1998. Sebagai bangsa yang mayoritas penduduknya beragama

Islam, maka kehadiran Bank Syari’ah di Indonesia yang diyakini

prinsip-prinsip dan operasionalnya sesuai dengan syari’ah Islamiyah

adalah suatu kebutuhan sekaligus suatu keharusan. Hal ini didasarkan

pada suatu keyakinan ummat yang kuat bahwa ajaran Islam adalah

ajaran yang tidak hanya mengatur masalah aqidah dan akhlaq juga

mengatur ibadah dan muamalah dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk

kehidupan sosial-ekonomi. Akan tetapi dilihat dari realitas kehidupan

masyarakatnya yang serba tertinggal, baik dilihat dari sisi ekonomi

maupun yang lainnya tidak mencerminkan nilai -nilai syari’ah.Keadaan ini

menimbulkan keprihatinan seorang ulama dan cendekiawan muslim Bogor,

yaitu Bapak KH. Soleh Iskandar ( Alm ), yang pada saat itu menjabat

sebagai Ketua Badan Kerjasama Pondok Pesantren (BKSPP) Jawa Barat,

Page 72: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

59

beliau mulai merintis pembentukan sebuah lembaga keuangan yang

mampu menyentuh sekaligus menolong masyarakat muslim yang hidup

di bawah garis kemiskinan1. Dalam berbagai kesempatan beliau

melontarkan gagasannya dihadapan sejumlah ulama dan cendekiawan muslim

dan ternyata mendapatkan tanggapan dan dukungan yang positif. Selanjutnya

pada awal Januari 1991 secara resmi beliau mengundang sejumlah

ulama, cendekiawan dan pengusaha muslim untuk membicarakan pendirian

lembaga keuangan yang beroperasi atas dasar Syari’ah Islam.Dari pertemuan

itu tercapai kesepakatan bahwa sudah saatnya dibentuk lembaga keuangan

yang beroperasi atas dasar Syari’ah Islam yang nantinya dapat membantu

masyarakat muslim khususnya pengusaha muslim yang berekonomi

lemah. Mengingat pada saat itu belum ada peraturan resmi tentang

lembaga keuangan Islam, maka dibentuk Lembaga Swadaya Masyarakat

yang berupa gerakan simpan pinjam yang diberi nama Koperasi Ikhwanul

Muslimin. Bersamaan dengan hasil evaluasi ter sebut, pada pertengahan

Januari 1991, pemrakarsa mendapatkan informasi bahwa di Indonesia

khususnya di Jawa Barat telah lahir BPR yang beroperasi berdasarkan

syari’ah. Pada awal Februari 1991 dibentuk tim untuk menyusun

proposal pendirian Bank Syari’ah, pada bulan Juli 1991 proposal

diajukan ke Departemen Keuangan Republik Indonesia, Alhamdulillah

pada tanggal 16 Desember 1991 terbit izin prinsip dari Departemen

Keuangan Republik Indonesia, dan pada tanggal 18 Mei 1992 bertepatan

1 Laporan Tahunan 2013 (Annual Report) BPRS Amanah Ummah, h..4

Page 73: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

60

dengan tanggal 02 Muharram 1413 H terbit izin operasional usaha Bank,

akhirnya pada tanggal 11 Juli 1992 diadakan soft opening sekaligus

mulai melakukan operasionalnya2. Sedangkan peresmiannya dilaksanakan

pada tanggal 8 Agustus 1992 oleh Bapak Bupati Kepala Daerah Tingkat

II Kabupaten Bogor.yang saat itu dijabat oleh bapak Eddi Yoso

Martadipura. Dengan demikian BPR Syari’ah Amanah Ummah lahir dan

beroperasi dengan semangat (ghirah) keagamaan dan keinginan yang

kuat untuk memperbaiki kehidupan ekonomi ummat Islam.

B. Visi, Misi, Moto dan Budaya Perusahaan

Visi PT. BPRS Amanah Ummah

1. Menjadi BPR Syariah pilihan ummat

2. Menjadi BPR Syariah yang Amanah dan Profesional

Misi PT. BPRS Amanah Ummah

Membangun kualitas kehidupan ummat melalui perbankan syariah

Moto PT. BPRS Amanah Ummah

Meraih laba - Menepis Riba - Mengundang Berkah

Budaya Perusahaan BPR Syariah Amanah Ummah

Pelayanan Cepat - Amanah dan Profesional

C. Struktur Organisasi

2 Laporan Tahunan 2013 (Annual Report) BPRS Amanah Ummah, h..5

Page 74: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

61

Gambar 3.3

STRUKTUR ORGANISASI

PT BPR SYARIAH AMANAH UMMAH 2014

Page 75: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

62

Pemegang saham merupakan orang-orang yang mempunyai kebijakan

terhadap BPRS Amanah Ummah, termauk membentuk Dewan Pengawas

Syariah serta memilih Dewan Komisaris, dewan komisaris ini yang

membawahi Direksi, direksi membawahi Kabid Oprasional, Kabid Umum

dan Personalia, Kepala Cabang, Kabid Marketing serta Internal Audit.

D. Job Description

1. Dewan Pengawas Syariah

Fungsi utama Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah

melakukan pengawasan terhadap keseluruhan aspek organisasi dan usaha

BPRS Amanah Ummah sehingga benar-benar sesuai dengan syariah.

Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Memastikan produk/jasa BPRS sesuai dengan syariah

b. Memastikan tata laksana manajemen dan pelayanan sesuai dengan

syariah

c. Terselenggaranya pendidikan nasabah yang dapat mencerahkan

dan membangun kesadaran bersama sehingga nasabah siap dan

konsisten bermuamalah secara islami melalui wadah BPRS Amanah

Ummah.

d. Membantu terlaksananya pembinaan nasabah yang dapat

meningkatkan kualitas aqidah, akhlak, ibadah dan muamalah nasabah.

2. Dewan Komisaris

a. Melakukan pengawasan dan memberikan pengarahan kepada

direksi dalam menjalankan perseroan.

Page 76: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

63

b. Mempertimbangkan, menyempurnakan dan mewakilipara

pemegang saham dalam memutuskan perumusan kebijakan umum

perseroanyang baru diusulkan oleh direksi untuk dilaksanakan

perseroan di masa yang akan datang.

c. Menyelenggarakan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham dalam

hal pembebasan tugas dan kewajiban direksi.

d. Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan permohonan

pembiayaan yang diajukan kepada perseroan yang jumlahnya

melebihi maksimum yang dapat diputuskan oleh direksi.

e. Memberikan penilaian atas neraca dan perhitungan laba rugi tahunan

serta laporan-laporan berkala lainnya yang disampaikan oleh direksi.

f. Mengevaluasi hasil audit Bank Indonesia dan Kantor Akuntan

Publik (KAP) dan memberikan nasehat kepada direksi melakukan

langkah langkah yang diperlukan.

3. Direksi

a. Menjabarkan kebijakan umum BPRS Amanah Ummah yang telah

dibuat komisaris dan disetujui RUPS.

b. Menyusun dan menghasilkan rancangan anggaran BPRS Amanah

Ummah, rencana jangka pendek, rencana jangka panjang, serta

proyeksi (finasial maupun non finansial) kepada komisaris yang

selanjutnya akan dibawa pada RUPS.

c. Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tidak melampaui batas

wewenang.

Page 77: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

64

d. Mempertimbangkan dan melakukan penambahan, pengangkatan

serta pemberhentian karyawan sesuai tujuan perusahaan.

e. Mengelola dan mengawasi pengeluaran biaya-biaya harian dan

tercapainya target pemasukan yang telah ditetapkan secara

keseluruhan.

f. Mengamankan harta kekayaan BPRS Amanah Ummah.

g. Terselenggaranya penilaian prestasi kerja karyawan dan

membuat laporan secara periodik.

h. Menandatangani dan menyetujui permohonan pembiayaan dengan

batas wewenangnya.

4. Kepala Bidang Operasional

Fungsi utama dari bidang ini adalah merencanakan,

mengarahkan, mengontrol serta mengevaluasi seluruh aktivitas

dibidang operasional baik

yang berhubungan dengan pihak internal maupun eksternal bank.

Adapun

tugas dan tanggung jawab dari bidang ini adalah:

a. Menjalankan operasional bank dengan pelayanan yang

memuaskan (service excellent) kepada nasabah.

b. Melakukan supervisi dan pengawasan terhadap pekerjaan

HeadTeller, Teller, dan Customer Service atas pelayanan yang

diberikan kepada nasabah.

Page 78: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

65

c. Memberikan masukan dan arahan pada hal-hal yang berkenaan

dengan pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

terhadap nasabah.

d. Memperhatikan masukan serta keluhan nasbah atas pelayanan bank

dan membahasnya pada tingkat rapat operasional untuk mencari

jalan keluar.

e. Menyelesaikan secepatnya apabila ada kasus yang berkaitan dengan

nasabah.

5. Kepala Bidang Marketing

Fungsi utama Kepala Bidang Marketing adalah merencanakan,

mengarahkan serta mengevaluasi target funding dan financing serta

memastikan strategi yang digunakan sudahtepat dalam upaya mencapai

sasaran termasuk dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah serta

membuat program kerja dan evaluasi terhadap Supervisor, ADMP,

Legal Officer, Gadai dan Remedial. Adapun tugas dan tanggung

jawabnya adalah:

a. Membuat dan mengevaluasi target marketing baik funding

maupun financing.

b. Menyelenggrakan rapat marketing dan terselesaikannya masalah-

masalah yang ada di bagian marketing.

c. Menilai dan mngevaluasi kinerja bagian marketing.

6. Supervisor

Fungsi utama jabatan adalah merencanakan, mengarahkan serta

mengevaluasi kinerja Account Officer (AO) dan Remedial serta

Page 79: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

66

memastikan strategi yang digunakan sudah tepat dalam upaya mencapai

sasaran termasuk dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah (Non

Performing Financing/NPF) serta membuat progran kerja dan evaluasi

terhadap Account Officer dan Remedial bersama Kepala Bidang

Marketing. Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Membuat target financing.

b. Menyelesaikan pembiayaan bermasalah (NPF).

7. Kepala Bidang Sistem Informasi Manajemen (KA.BAG SIM)

Fungsi utama dari Ka.Bag SIM ini adalah menjaga kelangsungan

data digital agar selalu dalam keadaan terkini dan siap digunakan.

Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a. Menjaga dan memelihara data digital (data komputer) beserta

backup-nya, agar selalu dalam keadaan siap pakai dan terintegrasi

dengan benar.

b. Memastikan seluruh transaksi ter-input kedalam aplikasi

dengan benar dan telah melewati proses validasi dengan benar.

c. Menjaga agar seluruh terminal komputer clier (user) terhubung

ke komputer server, baik di Kantor Pusat maupun di Kantor

Cabang dan Kantor Kas.

d. Menyampaikan semua laporan secara on-line kepada pihak-

pihak yang meminta dengan benar dan tepat pada waktunya.

e. Melakukan bank checking

Page 80: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

67

f. Menerima pengumuman-pengumuman dari bank Indonesia secara

on-line melalui jalur extranet BI.

g. Melakukan supervise dan pengawasan kantor kas.

8. Kepala Kantor Kas

Fungsi utama jabatanya adalah merencanakan, mengarahkan,

mengontrol serta mengevaluasi seluruh aktivitas di kantor kas di

bidag operasional dan funding dana. Tugas dan Tanggung Jawab:

a. Menjalankan operasional Kantor Kas dengan pelayanan yang

memuaskan kepada nasabah.

b. Melakukan evaluasi dan menyelesaikan seluruh permasalahan

yang ada dalam operasional di Kantor Kas,

c. Menerbitkan Laporan keuangan kantor kas secara berkala dan

mengarsipkannya.

9. Kepala Kantor Cabang

Fungsi utamanya adalah merencanakan, mengarahkan,

mengontrol serta

mengevaluasi seluruh aktivitas di kantor cabang. Tugas dan Tanggung

Jawab:

a. Menjalankan operasional kantor cabang dengan pelayanan yang

memuaskan.

b. Membuat dan mengevaluasi target marketing baik funding

maupun financing kantor cabang.

c. Melakukan kontrol dan evaluasi bagian operasional melalui

kegiatan supervisi dan rapat rutin kantor cabang.

Page 81: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

68

d. Menerbitkan laporan kantor cabang tentang keuangan,

perkembangan pembiayaan dan laporan mengenai penghimpunan

dana masyarakat secara lengkap, akurat dan sah baik harian,

bulanan maupun sesuai dengan periode yang dibutuhkan.

10. Kepala Bidang Umum dan Personalia

Tugas dan Tanggung Jawab:

a. Memberikan pelayanan kepada karyawan serta hal-hal umum,

pengelolaan inventaris serta pembelian inventaris kantor.

b. Mengarsipkan dokumen bank.

c. Mengarsipkan seluruh dokumen-dokumen keuangan, dokumen

lembaga, serta dokumen penting lainnya.

d. Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar serta notulasi rapat

manajemen dan rapat operasional.

e. Menjalankan seluruh aktivitas rumah tangga bank.

f. Menyiapkan, mengevaluasi, dan mendokumentasikan absensi

kehadiran karyawan.

g. Mengajukan kesejahteraan pengurus dan karyawan (gaji, biaya

perjalan dinas, honor kegiatan, THR, tunjangan lainnya) dan

mendistribusikannya.

11. Funding Officer (FO)

a. Membuat target penghimpunan dana.

b. Menjalin hubungan baik dengan pihak/lembaga luar dalam

rangka penghimpunan dana.

c. Mensosialisasikan produk-produk bank.

Page 82: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

69

12. Account Officer (AO)

a. Memproses pengajuan pembiayaan.

b. Melakukan analisis pembiayaan dengan tepat dan lengkap sesuai

denganSOP dan mempresentasikan dalam rapat komite.

c. Menyelesaikan pembiayaan bermasalah.

E. Program Kerja

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Amanah Ummah

memiliki beberapa program-program pemberdayaan untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi ummat melalui pengumpulan dan penyaluran

dana secara terus menerus dan berkesinambungan antara lain sebagai

berikut:

1. Penyaluran ZIS kepada 8 asnaf termasuk yang disalurkan melalui Baznas

dan Bazda Kabupaten Bogor. Pembagian zakat ini dibagi menjadi

dua bagian yaitu secara kolektif dan secra perorangan. Pembagian

secara kolektif maksudnya pembagian zakat melalui lembaga -

lembaga yang nantinya akan disalrkan oleh lembaga tersebut kepada

yang berhak menerima. Sedangkan pembagian zakat untuk perorangan

yaitu langsung diberikan kepada individual secara langsung dengan

teknis pemberian kupon zakat yang bisa ditukarkan ketika pelaksanaan

pembagian zakat.

2. Santunan kepada anak yatim yang berada di 5 desa yaitu desa Leuwiliang

Leuwimekar, Barengkok, Karehkel, dan Cibeber yang sumber

dananya diambil dari cadangan sosial.

Page 83: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

70

3. Beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa Universitas Ibn

Khaldun Bogor dan STKIP Muhammadiyah Leuwiliang Bogor.

4. Dana CSR yang diberikan melalui proposal yang masuk.

F. Produk BPRS Amanah Ummah

1. Penghimpun Dana

a. Tabungan Wadiah

Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada Bank, yang

penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat dan

caracara tertentu.Produk tabungan yang ada d BPR Syariah

Amanah Ummah adalah tabungan wadi’ah dengan akad wadi’ah

yadhomanah, berupa titipan nasabah kepada Bank. Bank diberi

wewenang untuk mengelola uang dari nasabah tersebut, bila Bank

mendapatkan keuntungan maka nasabah akan mendapat

athoya/bonus dari keuntungan yang langsung dibukukan pada

rekening tabungan penabung setiap bulan. Adapun besarnya bonus

dibagi berdasarkan keuntungan yang didapat dan merupakan

kebijakan Bank.

b. Tabungan Ummah

Tabungan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum, berbentuk

tabungan biasa dengan setoran awal minimal Rp 15.000 dan

untuk setoran selanjutnya minimal Rp 10.000 sedangkan untuk

tabungan perusahaan/ badan usaha, setoran awal minimal Rp

100.000 dan setoran selanjutnya minimal Rp 50.000 . Tabungan ini

dapat diambil kapan saja pada setiap jam kerja.

Page 84: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

71

c. Tabungan Pelajar

Tabungan yang diperuntukkan bagi pelajar dan santri dengan setoran

awal minimal Rp 10.000 dan setoran selanjutnya minimal Rp 10.000 .

Pengambilan dan penyetoran tabungan dapat dilakukan kapan

saja pada setiap jam kerja

2. Tabungan Mudharabah

a. Tabungan Haji dan Umrah ( TAHAROH)

Tabungan yang berfungsi untuk investasi dana bagi masyarakat yang

akan melaksanakan ibadah haji dan umroh. Setoran awal

tabungan haji dan umroh minimal Rp 100.000 dan setoran selanjutnya

minimal sebesar Rp 50.000 tabungan ini dapat diambil pada saat

nasabah hendak membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH)

atau sesuai kesepakatan antara Bank dengan nasabah. Nasabah akan

mendapatkan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan dengan Bank.

b. Deposito Mudharabah

Simpanan berupa investasi tidak terikat pihak ketiga pada bank yang

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan

perjanjian antara nasabah pemilik dana (shahibul maal) dengan Bank

(mudharib), jangka waktu tersebut adalah satu, tiga, enam dan

dua belas bulan, dengan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang

telah disepakati.

c. Penyaluran Dana

a. Murabahah (MBA)

Page 85: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

72

Akad jual beli barang antara Bank sebagai pemilik barang

dengan nasabah seharga pokok barang ditambah dengan marjin

keuntungan.

b. Istisnha (Ist)

Akad jual beli barang atas dasar pesanan antara nasabah dan

bank dengan spesifikasi tertentu yang diminta nasabah. Bank akan

meminta produsen/kontraktor untuk membuatkan barang pesanan

sesuai permintaan nasabah dan setelah nasabah akan membeli

barang tersebut dari bank baik dengan harga yang telah disepakati

bersama.

c. Ijarah (IJR)

Akad sewa menyewa atas manfaat suatu barang dan atau jasa antara

pemilik objek sewa (Bank) dengan penyewa (nasabah) untuk

mendapatkan imbalan berupa sewa atau upah bagi pemilik

obyek sewa.

d. Ijarah Multi Jasa (IMJ)

Ijarah Multijasa adalah akad pembiayaan dimana bank

memberikan pembiayaan kepada nasabah dalam rangka memperoleh

manfaat atau suatu jasa.Dalam pembiayaan Ijarah Multijasa

tersebut bank dapat memperoleh imbalan jasa/ujrah atau

fee.Pembiayaan Ijarah Multijasa diperuntukkan untuk biaya

pendidikan dan kesehatan.

e. Mudharabah (MDA)

Page 86: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

73

Akad kerjasama antara Bank sebagai pemilik dana (shahibul

mal) dengan nasabah sebagai pelaksana usaha (mudharib) dimana

keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati sebelumnya,

sedangkan kerugian ditanggung pemilik dana/modal

f. Musyarakah (MSA)

Akad kerjasama antara Bank dengan nasabah untuk usaha

tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan konstribusi

dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan

nisbah yang disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian

ditanggung oleh para pihak sebesar partisipasi modal yang

disertakan dalam usaha.

g. Rahn (Gadai Emas Syariah)

Akad penyerahan barang (emas) dari nasabah (rahin) kepada

bank (murtahin) sebagai jaminan untuk mendapatkan hutang.

h. Qardhul Hasan (QH) dan Qard (QR)

Akad pinjaman dana oleh nasabah kepada bank syariah tanpa imbalan

dengan kewajiban pihak nasabah mengembalikan pokok

pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu

tertentu. Qardhul Hasan dananya bersumber dari infaq dan

shadaqah, sedangkan Qardh umum dan Qardh haji bersumber dari

modal atau laba bank

Page 87: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

74

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Penerapan Akad Murabahah Pada Bank Amanah Ummah

Murabahah adalah suatu akad jual beli barang pada harga asal

dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Pada dasarnya akad

murabahah yang diterapkan pada Bank Amanah itu sama saja dengan

Bank Syariah pada umumnya. Untuk mengajukan pembiayaan pada Bank

Amanah nasabah harus terlebih dahulu melengkapi persyaratan yang

telah ditentukan oleh pihak bank seperti KTP, Slip Gaji jika pemohon

ialah seorang karyawan, surat jaminan, laporan keuangan perusahaan jika

pemohon ialah pengusaha.

Murabahah merupakan akad yang paling sering digunakan dalam

hal pemberian pembiayaan kepada nasabah, selain karena mudah akad ini

juga memberikan rasa aman kepada pihak bank karena risiko yang

ditimbulkan dapat di minimalisir. Hal ini bisa di lihat dari tabel berikut:

Tabel 4.3 Pembiayaan Per-Akad

Dalam Ribuan Ribuan Rupiah

(Sumber: Annual Report BPRS Amanah Ummah Tahun 2012-2014)

Page 88: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

75

Dari tabel diatas rata-rata pembiayaan murabahah dari tahun 2012-

2014 sebesar 92,48%. Dari jumlah nasabah tersebut memiliki berbagai

kepentingan usaha seperti perdagangan, pertanian, peternakan, jasa dll.

Adapun aplikasi penerapan murabahah pada Bank Amanaha ialah

sebagai berikut:

a. Peruntukan Pembiayaan

Akad murabahah ini bisa dilakukan untuk kebutuhan yang

bersifat konsumtif ataupun untuk penambahan modal usaha

disesuaikan dengan kebutuhan nasabah. Pada akad murabahah untuk

penambahan modal kerja, biasanya pihak bank menambahkan akad

pelengkap yaitu akad murabahah bil wakalah. Murabahah bil wakalah

adalah akad jual beli dimana pihak bank mewakilkan kepada pihak lain

atau pihak dari nasabah yang lebih paham untuk membeli barang

tersebut1.

Sedangkan untuk akad murabahah yang bersifat konsumtif seperti

pembelian motor, mobil dll. barang disediakan secara langsung oleh bank

sesuai dengan kriteria yang diinginkan nasabah yang nantinya akan dijual

secara langsung kepada nasabah oleh pihak bank.

1 Wawancara langsung dengan Manajer Marketing PT. BPRS Amanah Ummah Bpk.

Pupu Saepulloh

Page 89: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

76

Tabel 4.4 Pembiayaan Berdasarkan Sektor Ekonomi

(Sumber: Annual Report BPRS Amanah Ummah Tahun 2012-2014)

b. Persyaratan Murabahah

Adapun persyaratan pengajuan pembiayaan murabahah di BRPS

Amanah Ummah adalah fotocoy KTP suami istri, fotocopy kartu

keluarga, foto 4x6 suami istri, rekening listrik fotocopy surat jaminan,

slip gaji (bagi karyawan), SIUP, NPWP, TDP serta laporan neraca laba

rugi 12-24 bulan terakhir (bagi perusahaan)2. Serta nasabah pun harus

mengisi daftar barang yang akan diajukan pembeliannya kepada Bank.

c. Jangka Waktu

Pada pembiayaan murabahah Jangka waktu yang diberikan

tergantung dari pembiayaan yang diajukan oleh nasabah itu sendiri, jika

murabahah yang bersifat penambahan modal kerja biasanya jangka wajtu

yang di berikan rata-rata 3 tahun. Untuk pembiayaan yang bersifat

konsumtif seperti pembiayaan sepeda motor, mobil maksimah 5 tahun.

d. Margin Murabahah

Dalam menentukan margin murabahah Bank Amanah melihat dari

overhead yang dikeluarkan, dengan margin minimal 0,9% perbulan

2 Aplikasi pembiayaan Bank Amanah Ummah

Page 90: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

77

tergantung dari jumlah pembiayaan yang dikeluarkan, jika pembiayaan di

bawah 20 juta maka margin yang ditawarkan kepada nasabah sebesar

2%, namun apabila lebh dari 20 juta margin murabahah sekitar 1,5%.

Dengan uang muka minimal 15% dari jumlah pembiayaan.

e. Pelunasan Keseluruhan

Walaupun ada jangka waktu yang sudah ditentukan, nasabah

berhak melakukan pelunasan diawal sebelum jangka waktu yang

disepakati apabila nasabah mempunyai uang lebih yang disebut

Muqosah. Dalam hal ini pihak bank hanya mengambil pokoknya

ditambah margin 4 bulan ke depan, sisa margin seluruhnya di hapuskan.

f. Asuransi

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan karena seluruh

pembiayaan ialah merupakan sebuah risiko, maka pihak bank

mengasuransikan jaminan milik nasabah misalnya apabila jaminannya

BPKB mobil atau motor maka yang di asuransikan ialah mobil dan motor

tersebut sehingga apabila terjadi kehilangan atau kerusakan sudah

terproteksi oleh asuransi.

B. Strategi dan Kebijakan Manajemen Yang Digunakan Dalam

Pengelolaan Dan Pengembangan Usaha

Keberlangsungan perusahaan modern dewasa ini sangat bergantung

pada bagaimana perusahaan tersebut mengelola risikonya. Menurut PBI

nomor 5/8/2013 risiko bank terdiri dari risiko kredit, likuiditas, oprasional,

hukum, reputasi, strategik dan risiko kepatuhan.

Page 91: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

78

Usaha sektor perbankan merupakan sektor yang berisiko tinggi (high

risk and high regulated), sehingga karenanya meniscayakan dalam

pengelolaannya harus mengenali dan mengidentifikasi risiko-risiko yang

berpotensi akan mempengaruhi kinerja dan kesehatan bank. Kebijakan

manajemen dan hal-hal penting yang dilakukan dalam mengelola usaha bank

untuk meminimalisir risiko usaha meliputi3:

1. Strategi dan Sasaran

a. Menyusun Rencana Bisnis Bank (RGB) yang digunakan sebagai

dasar acuan kegiatan usaha Bank yang terukur.

b. Membuat kebijakan penyaluran dana yang sehat dengan stimulasi

bonus bagi pegawai marketing yang berprestasi mencapai

target penyaluran dana, mengumpulkan pendapatan dan menjaga

kualitas aktiva (NPF) < 1%;

c. Melakukan listing calon nasabah pembiayaan potensial dan sektor

usaha yang menguntungkan dan aman;

d. Melakukan koordinasi dengan Dewan Komisaris dalam

penanganan pembiayaan yang tidak lancar.

2. Identifikasi dan Pengendalian Risiko

a. Pengendalian Risiko Likuiditas dilakukan dengan cara :

1) Melakukan pemantauan dan pencatatan tagihan dan kewajiban

yang jatuh tempo, selain itu juga dikenali titik kritis pola dan

penarikan tabungan yang, besar untuk mengantisipasi kesulitan

likuiditas.

3 Annual Report Bank Amanah Ummah Tahun 2014 H. 24-25

Page 92: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

79

2) Memelihara cash ratio antara l0% s/d 15%.

3) Dalam melakukan penempatan dana pada bank lain, tetap

diperhitungkan benefit yang optimal dan tingkat keamanannya.

4) BPR Syariah Amanah Ummad menjadi anggota APEX BPRS

se Indonesia oleh Bank Danamon Syariah

b. Pengendalian Risiko Penyaluran Dana,

1) Bank memiliki Pedoman Kebijakan dan Prosedur dalam

penyaluran dana dalam bentuk Pembiayaan;

2) Dalam memberikan pembiayaan, bank melakukan analisis

terhadap kemampuan nasabah untuk membayar kembali

pembiayaannya (repayment capacity).

3) Semua proses penyaluran dana dilakukan secara taat azas dan

mengacu pada Kebijakan dan Prosedur serta peraturan yang

berlaku;

4) Semua pemutusan penyaluran dana dilakukan melalui rapat

komite penyaluran dana berdasar limitasi dan diputus oleh

pejabat yang berwenang;

5) Semua penyaluran dana dimintakan agunan dan diikat

dibawah tangan, legalisasi notaris dan/atau notariat sesuai

ketentuan berdasarkan besaran penyaiuran dananya;

6) Seluruh penyaluran dana dicatat dan ditatausahakan secara

tertib, dan accountable, sehingga memudahkan pemantauan

dan pengawasannya;

Page 93: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

80

7) Melakukan monitoring dan pengawasan terhadap penggunaan

dana dan kemampuan serta kepatuhan nasabah dalam

melakukan pembayaran angsuran;

8) Segera dilakukan upaya penanganan baik berupa

penyelamatan dan atau penyelesaian terhadap pembiayaan

yang tidak lancar.

c. Pengendalian Risiko Operasional

1) Bank memiliki SOP dalam operasional sesuai dengan

ketentuan Peraturan yang berlaku;

2) Bank menerapkan kebijakan pelaporan kualitas aktiva dan

pembentukan penyisihan penghapusan piutang (PPA)

mengacu kepada ketentuan yang berlaku;

3) Bank selalu berupaya meningkatkan kompetensi

operasional kepada pegawai melalui pendidikan/pelatihan;

4) Direksi dan pejabat eksekutif (bidang operasional, bidang

marketing, kepala cabang) harus segera mengambil

langkah menindak lanjuti jika teriadi sesuatu yang

berpotensi akan menimbulkan masalah dalam kegiatan usaha

bank;

5) Bank menatausahakan seluruh dokumen nasabah baik untuk

tabungan, deposito, pembiayaan dan jaminan secara benar.

6) Bank memiliki mekanisme penerapan reward dan sanksi atas

pelanggaran yang dilakukan oleh pengurus dan pegawai;

Page 94: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

81

7) Dalam melaksanakan kegiatan operasional, Direksi tidak

melakukan hal-hal yang cenderung terjadi benturan

kepentingan untuk menguntungkan diri ipndiri, keluarga, dan

kelompoknya yang berpotensi akan merugikan bank.

d. Pengendalian Risiko Hukum.

1) Semua penyaluran dana dibuat perjanjian secara tertulis

sesuai dengan akad diikat dibawah tangan, legalisasi notaris

dan/atau notariat berdasarkan pada besaran plafond

pembiayaan;

2) Bank harus memastikan bahwa semua agunan yang diterima

berkaitan dengan penyaluran dana telah memenuhi

persyaratan ketentuan yang berlaku

3) Bank mengikat semua agunan yang diterima dalam kaitannya

dengan penyaluran dana baik secara dibawah tangan,

legalisasi notaris dan/atau secara notarial sesuai dengan

ketentuan yang berlaku;

4) Bank menata usahakan seluruh dokumen dan admmistrasi

pembiayaan dan jaminan secara tertib, teratur, dan arnan;

5) Bank wajib menatausahakan secara tertib, teratur, dan aman

terhadap blanko bilyet deposito, buku tabungan yang belum

dipergunakan, bilyet deposito yang sudah

dicairkan, buku tabungan yang dikembalikan karena ditutup

rekeningnya, sehingga memudahkan pemantauan dan

pengawasannya;

Page 95: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

82

6) Bank menjalankan prinsip mengenai nasabah dan menjaga

kerahasiaan nasabah;

7) Bank meminta pendapat ahli hukum apabila akan

melakukan tindakan hukum berkaitan dengan eksekusi

jaminan.

e. Risiko Kepatuhan

1) Bank selalu menjaga untuk bisa memenuhi kewajiban

pembayaran terutama kepada nasabah;

2) Bank selalu terbuka dalam menginformasikan produk

dan jasa layanan yang ditawarkan kepada masyarakat;

3) Kegiatan usaha bank selalu dijaga agar tidak melanggar

prinsip syariah Islam;

4) Direksi dan pejabat eksekutif disyaratkan memiliki integritas

dan kompetensi dan berperilaku yang baik.

f. Risiko Kepatuhan

1) Bank mengupayakan seefektif mungkin untuk menindak

lanjuti terhadap temuan hasil pomeriksaan Departernen

Perbankan Syariah OJK;

2) Bank melakukan kegiatan sesuai dengan prinsip syariah

Islam dan ketentuan Bank Indonesia serta ketentuan-

ketentuan lainnya yang berlaku;

3) Bank mengupayakan semaksimal mungkin agar tidak

mendapatkan sanksi dari Departamen Perbankan Syariah

OJK atas kesalahan atau keterlambatan penyampaian laporan.

Page 96: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

83

C. Analisis Strategi BPRS Amanah Ummah dalam Memberikan

Pembiayaan Murabahah

1. Risiko Murabahah Pada BPRS Amanah Ummah

Risiko bagi BPRS Amanah Ummah dalam pemberian fasilitas

pembiayaan murabahah adalah tidak kembalinya pokok pembiayaan

dan tidak mendapat keuntungan, sebagaimana telah disepakati dalam

akad pembiayaan murabahah antara bank syariah dan nasabah

penerima fasilitas. Pada murabahah konsumtif risiko nasabah untuk

menjual kembali barang yang sudah diterima kepada pihak lain

padahal barang tersebut belum lunas. Di samping itu, juga terdapat

risiko bertambah besarnya biaya yang dikeluarkan oleh bank dan

bertambahnya waktu untuk penyelesaian non performing financing

(NPF), serta turunnya kesehatan pembiayaan bank (kolektibilitas

pembiayaan menurun).

2. Strategi dalam Pemberian Pembiayaan Murabahah

Dalam upayanya untuk meminimalisir risiko pembiayaan di

perbankan, BPRS Amanah Ummah mewajibkan kepada seluruh staff

yang berhubungan dengan pembiayaan untuk selalu mematuhi

standar oprasional dan prosedur yang telah disepakati bersama agar

risiko dapat seminimal mungkin di hindari.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bidang marketing

ada beberapa langkah yang dilakukan oleh bank dalam prosesnya

memberikan pembiayaan kepada nasabah, yaitu:

Page 97: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

84

1. Pengumpulan Informasi

Dalam pengumpulan informasi yang harus diperhatikan

ialah jenis nasabah, jenis nasabah dikategorikan dalam 2 kategori

yaitu yang pertama calon nasabah yang datang langsung ke BPRS

untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan, kedua calon nasabah

yang kualifikasinya baik harus ditemukan oleh Account Officer

agar pembiayaan yang disalurkan aman dan menghasilkan laba

secara optimal

2. Ta’aruf (Wawancara)

Dalam ta’aruf ini hal yang harus dipesrsiapkan meliputi

materi wawancara yang lengkap, kelengkapan data pemohon

penjelasan data pendukung serta pemeriksaan kembali kebenaran

dan konsistensi data pemohon. Dari hasil ta’aruf inilah dapat

ditentukan calon nasabah yang potensial menurut standar

kualifikasi BPRS, serta dapat ditentukan apakah pembiayaan

tersebut di terima atau ditolak.

3. Analisa Pembiayaan

Stetelah mengumpulkan informasi mengenai nasabah

pembiayaan, selanjutnya BPRS Amanah Ummah melakukan

Analisa Pembiayaan terhadap nasabah yang telah memenuhi

persyaratan kelengkapan dokumen umum permohonan

pembiayaan, selanjutnya harus dilakukan analisa scara tertulis

dengan mengedepankan:

Page 98: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

85

a. Analisa menggambarkan semua informasi yang berkaitan erat

dengan usaha dan data pemohon, termasuk hasil penelitian

pada pembiaayaan bermasalah

b. Analisa menyajikan penlaian yang objektif dan tidak

dipengaruhi oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan

dengan pemohon pembiayaan

c. Analisa pembiayaan dilakukan secara konsisten dan

profesional dan tidak hanya untuk memenuhi prosedur

pembiayaan.

Adapun faktor-faktor yang dianalisa oleh bank sebagai dasar

penilaian kelayakan untuk pemberian pembiayaan meliputi:

a. Kemauan/ Niat Bayar

Analsis ini dilakukan oleh Account Officer untuk

memperoleh informasi yang benar terhadap calon nasabah

tentang:

1) Character (Akhlak)

Karakter atau akhlak dari calon nasabah harus diketahui

secara baik oleh Account Officer. Mereka yang tidak

berprilaku boros, tidak amanah, dan tidak suka berspekulasi

dalam usaha.

2) Integritas

Untuk menilai apakah calon nasabah pembiayaan mempunyai

komitmen yang baik terhadap janji, waktu, tata nilai-aturan,

hutang, ucapannya tidak banyak menyimpang. Untuk

Page 99: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

86

mengetahui integritas dari calon nasabah maka bank

melakukannya dengan teknik wawancara dan crosschek

kepada keluarga, tetangga, sesama pengusaha, rekanan usaha,

atau kepada masyarakat setempat yang mengetahui mengenai

sikap-sikap dari nasabah.

b. Kemampuan Bayar (Ability to Pay)

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan

kemampuan usaha calon nasabah yang meliputi

1) Tujuan Penggunaan Pembiayaan

Account Officer harus harus mengetahui tujuan dari

penggunaan dana oleh calon nasabah, apakah untuk modal

kerja, investasi atau konsumtif.

2) Analisa Keberadaan Usaha

Yaitu analisa keberadaan dan kelangsungan usaha dari calon

nasabah yang meliputi

a) Analisa Syariah

Menilai apakah usaha yang dikelola oleh calon nasabah

tidak bertentangan dengan nilai-nilai syariah serta

apakah produk, proses produksi, penjualan tidak ada

yang melanggar nilai dan norma syariah

b) Analisa Yuridis

Identitas calon nasabah dan usahanya harus dinilai

aspek legalnya. Apakah (KTP/SIM/KK/Surat Nikah)

masih berlaku dan apakah usaha calon nasabah

Page 100: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

87

(perorangan atau badan usaha) tidak mengganggu

warga sekitar serta telah memperoleh legalitas dari

intansi yang berwenang (SIUP, TDP, TDR, NPWP,

Akta pendirian dll.)

c) Analisa Kondisi Usaha

Untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan oleh

calon nasabah cukup baik, dalam arti hasilnya mampu

untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya secara

wajar, mampu menutupi biaya oprasional uasaha dan

apabila kebutuhan usahanya di biayai oleh BPRS, maka

usahanya tersebut mampu membayar kembali kepada

BPRS.

d) Analisa Keuangan dan Modal

Harus dicermati bagaimana struktur modal usaha calon

nasabah apakah sumber modal berasal dari diri sendiri

(self finance) atau berasal dari pinjaman (hutang). Perlu

diwaspadai apabila mayoritas sumber modalnya berasal

dari hutang.

e) Analisa Jaminan

Earning Assets BPRS sebahagian besar berasal dari

liability yaitu dana masyarakat dan lembaga-lembaga

keuangan lain untuk dikelola dengan amanah, aman dan

mampu memberikan benefit yang layak. Oleh karena

itu bank harus bersifat hati-hati dengan mengikat calon

Page 101: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

88

nasabahnya dengan jaminan (agunan). Jika jaminan

berupa benda bergerak (kendaraan, mesin dll) maka

kebijakan BPRS antara lain yaitu dengan memberikan

uang muka minimal 20-30%, usia kendaraan maksimal

9 tahun terhitung pada saat nasabah mengajukan

pembiayaan ke BPRS

4. Penyusunan Usulan Pembiayaan

Setelah proses analisa pembiayaan, Account Officer membuat

usulan pembiayaan yang diajukan kepada komite pembiayaan

untuk direkomendasikan mendapat fasilitas pembiayaan.

5. Rapat Komite Pembiayaan

Rapat komite pembiayaan di selenggarakan untuk membahas,

menganalisa serta memutuskan usulan yang diajukan oleh

Account Officer, yang diikuti oleh komite pembiayaan

beranggotakan dari kepala bidang marketing, kepala bagian

oprasional, account officer, legal officer kemudian persetujuan

pembiayaan oleh direktur utama. Besarnya limitasi pembiayaan

ditentukan dengan SK bersama antara direksi dengan komisaris.

3. Strategi BPRS Amanah Ummah dalam Meminimalisir Risiko

Pembiayaannya

Setelah Bank memberikan pembiayaan kepada nasabah

selanjutnya upaya yang dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah dalam

meminimalisir risiko pembiayaan yang sudah diberikan kepada

nasabah salah satunya yaitu dengan memantau dan membina nasabah

Page 102: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

89

yang menerima pembiayaan tersebut. Account Officer berkewajiban

menjaga agar pembiayaan BPRS kepada nasabah harus dapat dilunasi

tepat pada waktunya dengan baik. Oleh karenanya Account Officer

harus melakukan pemantauan dan pembinaan secara berkala kepada

nasabah yang bersangkutan.

Pemantauan dan pembinaan ialah salah satu cara yang

konstruktif agar kondisi usaha nasabah menjadi lebih baik,

mengarahkan penggunaan fasilitas pembiayaan dengan benar (tepat

guna), sebagai upaya preventif agar idak terjadi wanprestasi serta

terbinanya silaturahim antara nasabah dengan BPRS sehingga apabia

terjadi masalah terhadap usaha nasabah, maka bank akan lebih mudah

dalam mengatasinya.

Metode pemantauan dan pembinaan dilakukan dengan cara:

a. Sekuarang-kurangnya melalui hubungan telepon

b. Kunjungan silaturahim ketempat nasabah (rumah atau tempat

usaha)

c. Mengevaluasi mutasi rekening dan atau keuangan nasabah

d. Memperhatikan kelangsungan usaha nasabah

e. Membantu nasabah untuk menyeesaikan permasalahan yang

dihadapi terutama yang berkaitan langsung dengan problem arus

kas

Setelah melakukan pemantauan dan pembinaan secara langsung

kepada nasabah pembiayaan maka Account Officer harus membuat

laporan yang diperoleh dari hasil kunjungan kemudian laporan

Page 103: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

90

disampaikan kepada direksi melalui kepala bagian marketing untuk

dikritisi dan menentukan langkah antisipasi dan penanganannya

D. Strategi Penanganan Murabahah Bermasalah

Walaupun pihak bank telah menganalisis secara spesifik mengenai

faktor apa saja yang dapat menyebabkan pembiayaan bermasalah dan

bagaimana manajemen yang baik agar terhindar dari hal-hal yang tidak

diinginkan, namun dalam perjalanannya masih saja ada hal-hal yang tidak

dapat dihindari yang dapat merugikan bank secara langsung maupun tidak

langsung baik dari faktor internal bank itu sendiri maupun dari eksternal

bank. Faktor internal antara lain4:

1. Self Dealing (berusaha untuk kepentingan diri sendiri)

2. Haus akan laba

3. Informasi kredit yang tidak lengkap

4. Lambat dalam mengambil tindakan

5. Ketidakmampuan melakukan seleksi atas risiko

6. Pemberian kredit yang melampaui batas

Adapun faktor eksternal antara lain

1. Kurangnya ittikad baik dari nasabah untuk mengembalikan

pembiayaan yang di berikan meskipun kondisi usahanya sedang

baik

2. Usaha nasabah yang sedang menurun

3. Ketidakmampuan nasabah dalam mengelola usahanya dengan baik

ketika terjadi permasalahan pada usahanya

4 Wawancara pribadi dengan Kepala Bagian Marketing Bapak Pupu Saepullah

Page 104: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

91

4. Bencana alam

Dalam hal adanya kejadian gagal bayar atau pembiayaan

bermasalah, BPRS Amanah Ummah melakukan langkah-langkah sebagai

berikut.:

1. Teguran

Apabila telah jatuh tempo kemudian nasabah belum melakukan

setoran maka pihak bank akan melakukan teguran berupa surat

peringatan 1, dan apabila dalam waktu 1 bulan nasabah belum juga

melakukan setoran maka bank mengirimkan surat peringatan 2. Jarak

antara SP 1 dengan SP 2 kondisional tergantug dari situasi nasabah

jika nasabah tidak kooperatif maka jarak antara SP 1 dan SP 2 cepat,

kecuali nasabah dengan kondisi usaha yang belum stabil.

2. Rescheduling

Rescheduling dilakukan tergantung dari kondisi nasabah, oleh

karena itu bank perlu menganalisis hal apa saja yang menyebabkan

nasabah tidak membayar cicilannya, apabila nasabah masih bisa

kooperatif maka kebijakan rescheduling perlu diterapkan oleh bank

sebelum mengeksekusi jaminan.

Rescheduling dengan cara menambah jangka waktu pembiayaan

dengan tidak menambah margin artinya nasabah akan lebih ringan

dalam melakukan cicilan pembiayaannya namun dengan jangka waktu

yang lebih lama.

3. Reconditioning

Page 105: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

92

Yaitu perubahan sebagian atau seluruh persyaratan

Pembiayaan tanpa menambah sisa pokok kewajiban nasabah yang

harus dibayarkan kepada Bank, antara lain meliputi:

a. Perubahan jadwal pembayaran.

b. Perubahan jumlah angsuran.

c. Perubahan jangka waktu.

d. Pemberian potongan.

4. Eksekusi Jaminan

Eksekusi jaminan dilakukan apabila pihak nasabah sudah tidak

sanggup lagi membayar sisa pembiayaan yang diterimanya, eksekusi

jaminan ini bersifat sukarela tidak ada paksaan dari pihak bank kepada

nasabah seperti yang dilakukan oleh perusahaan leasing dengan

menyewa debt collector.

Kemudian jaminan ini akan dijual oleh bank kepada pihak lain

untuk menutupi utang dari nasabah, apabila ada kelebihan dari hasil

penjualan maka akan di kembalikan kepada nasabah artinya bank

hanya mengambil pokoknya saja selebihnya milik nasabah.

Page 106: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

93

Tabel 4.5

Tingkat kolektibilitas nasabah BPRS Amanah Ummah

Tahun 2011 dan 2012

Kualitas 2011 2012

Jumlah

Debitur Rp. %

Jumlah

Debitur Rp. %

Lancar 1545 59.319.433.775 99,28 1.781 70.107.246.401 98,80

Kurang

Lancar

1 13.541.674 0,02 2 3.401.973 0,01

Diragukan 2 13.283.154 0,02 3 71.439.223 0,10

Macet 13 401.671.961 0,68 11 771.014.778 1,09

Jumlah 1561 59.747.930.564 100 1.797 70.953.102.375 100,00

(Sumber: Annual Report Bank Amanah Ummah Tahun 2012)

Non Performing Finance (NPF) Tahun 2011 = Total NPF x 100

Outstanding

= 428.496.789x 100

59.747.930.564

= 0,7 %

Non Performing Finance (NPF) Tahun 2012 = Total NPF x 100

Outstanding

= 845.855.974 x 100

70.953.102.375

= 1,2 %

Pada tahun 2011 jumlah NPF Bank Amanah Ummah sebesar 0,7% dengan

jumlah debitur 1.561 orang, sedangkan pada tahun 2012 mengalami penurunan

NPF yaitu sebesar 1,2% dengan jumlah debitur 1.797 orang. Bank Amanah

Page 107: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

94

mendapat peringkat 2 BPRS di Indonesia yang beraset diatas 100 miliar pada

tahun 2011 turun ke peringkat 9 pada tahun 2012.

Tabel 4.6

Tingkat kolektibilitas nasabah BPRS Amanah Ummah

Tahun 2013 dan 2014

Kualitas 2013 2014

Jumlah

Debitur Rp. %

Jumlah

Debitur Rp. %

Lancar 2.035 89.854.759.538 99,25 2.321 110.514.470.659 99,07

Kurang

Lancar

14 363.499.013 0,41 14 230.027.548 0,22

Diragukan 6 105.254.923 0,12 12 343.600.615 0,31

Macet 7 200.792.624 0,22 14 448.252.726 0,40

Jumlah 2.062 90.524.306.098 100,00 2.361 111.536.351.548 100,00

(Sumber: Annual Report Bank Amanah Ummah Tahun 2013)

Non Performing Finance (NPF) Tahun 2013 = Total NPF x 100

Outstanding

= 669.546.560 x 100

90.524.306.098

= 0,7 %

Non Performing Finance (NPF) Tahun 2014 = Total NPF x 100

Outstanding

= 1.021.880.889 x 100

111.536.351.548

= 0,9%

Dari tabel diatas total NPF rata-rata dari tahun 2011-2014 yaitu sebesar

0,9%. Jumlah NPF yang terbilang sangat kecil untuk tingkat BPRS yang berada di

Page 108: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

95

suatu kecamatan. NPF yang paling besar hanya di tahun 2012 sebesar 1,2%

namun tahun berikutnya kembali ke 0,7%. Jumlah tersebut masih masuk dalam

kategori aman dari yang di tetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5%.

Page 109: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

97

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Pada pembiayaan Murabahah mekanisme yang digunakan BPRS

Amanah Ummah yaitu nasabah datang ke bank mengajukan

permohonan pembiayaan dengan mengisi formulir yang disediakan

dengan membawa persyaratan seperti KTP suami-istri, Foto suami-

istri, kartu keluarga, surat nikah, fotocopy rekening listrik, apabila

perusahaan harus menyerahkan legalitas usahanya (SIUP, TDP,

NPWP), mengisi daftar barang jika pengajuan pembiayaan untuk

pembelian barang. Jangka waktu yang diberikan tergantung pada

pembiayaan yang diajukan biasanya berkisar antara 3-5 tahun, dengan

margin murabahah minimal 0,9% tergantung dari overhead yang

dikeluarkan. Kemudian jika nasabah mempunyai dana lebih untuk

melakukan pelunasan diawal sebelum jangka waktu berakhir, maka

bank memberi kebijakan hanya mengambil pokok dari

pembiayaannya saja ditambah margin selama 4 bulan kedepan.

2. Dalam menekan tingkat NPF, BPRS Amanah Ummah selalu

berpedoman pada Standar Oprasional dan Prosedur yang telah

ditetapkan oleh manajemen, menganalisis secara detail kondisi

nasabah yang akan mengajukan pembiayaan dengan cara

mengumpulkan informasi nasabah baik dari keluarganya maupun dari

masyarakat sekitar kemudian melakukan wawancara terhadap calon

nasabah tersebut, melakukan analisa pembiayaan dengan melihat

Page 110: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

98

faktor-faktor analisa pembiayaan yaitu pertama, kemauan/niat bayar

dari nasabah dilihat dari karakter serta integritas nasabah. Kedua,

kemampuan bayar dari nasabah tersebut dengan menganalisa kondisi

usaha nasabah., analisa kemampuan usaha manajemen, analisa

keuangan dan modal serta analisis jaminan. Selanjutnya data

pengajuan dari nasabah akan diusulkan ke komite pembiayaan untuk

di analisa apakah dapat diterima atau ditolak tergantung dari data yang

ditemukan dilapangan. Selanjutnya setelah pembiayaan diberikan

kepada nasabah pihak bank dalam hal ini Account officer wajib

memantau pembiayaan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan

apa yang diajukannya sehingga tidak terjadi penyelewengan dana serta

melakukan pembinaan terhadap nasabah dengan cara melakukan

kunjungan ke rumah nasabah jika ada mpermasalahan maka pihak

Bank aka membantu nasabah untuk menyelesaikan permasalahan

yang dihadapi.

3. Adapun Langkah-langkah dalam menanggulangi pembiayaan

bermasalah yaitu yang pertama teguran, teguran ini berupa di beri

surat peringatan 1 apabila dalam jangka waktu satu bulan nasabah

belum melakukan pembayaran juga maka bank akan memberi surat

peringatan 2. Kedua Rescheduling, rescheduling dilakukan tergantung

dari kondisi nasabah dalam hal ini bank perlu menganalisis apa saja

yang menyebabkan nasabah tidak membayar cicilannya, apabila

nasabah masih kooperatif maka kebijakan rescheduling perlu

diterapkan oleh bank. Rescheduling dengan cara menanmbah jangka

Page 111: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

99

waktu pembiayaan dengan tidak menambah margin. Ketiga

Reconditioning, perubahan sebagian atau seluruh persyaratan

pembiayaan tanpa menambah sisa pokok kewajiban nasabah antara

lain perubahan jadwal pembayaran, perubahan jumlah angsuran,

perubahan jangka waktu, pemberian potongan. Keempat eksekusi

Janminan, Eksekusi jaminan dilakukan apabila pihak nasabah sudah

tidak sanggup lagi membayar sisa pembiayaan yang diterimanya,

eksekusi jaminan ini bersifat sukarela tidak ada paksaan dari pihak

bank kepada nasabah seperti yang dilakukan oleh perusahaan leasing

dengan menyewa debt collector.

B. SARAN

1. Dalam rekruitmen karyawan diharapkan lebih terbuka dan

professional sesaui dengan kemampuan dan kualitas SDM yang

melamar kepada BPRS Amanah Ummah sehingga tidak terjadi

nepotisme

2. Meningkatkan terus sistem manajemen risiko sehingga tingkat NPF

bisa lebih kecil di bandingkan dengan yang sekarang.

3. Meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki oleh BPRS Amanah

Ummah misalnya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan mengenai

perbankan syariah.

Page 112: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

100

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Yazid. Fiqih Muamalah. Cet. 1 Yogyakarta; Logung. 2009

Al Arif, M. Nur Rianto. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung;

CV. Alfabeta. 2010

Al-Qardhawi, Yusuf. Bunga Bank Haram. Jakarta; Akbar Media Eka

Sarana. 2005

Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah dari teori ke praktek. Jakarta; Gema

Insani Press. Cet. I. 2001

Anshoru, Abdul Ghofur. Payung Hukum Perbankan Syariah. Yogyakarta;

UII Press Yogyakarta. 2007

A. Karim, Adiwarman. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Cet. 7

Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada. 2010

Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syaria., Jakarta; Pustaka

Alvabet, 2006

Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta; PT. Raja Grafindo.

2007

Bank Indonesia “Pertumbuhan BPRS di Indonesia” artikel diakses pada 09

Mei 2016 dari http://www.bi.go.id/id/

Basyab, Fachmi. Manajemen Risiko. Jakarta; PT. Grasindo. 2007

BPRS Amanah Ummah. Annual Report BPRS Amanah Ummah Tahun.

Bogor: BPRS, 2013

Darmawi, Drs. Herman. Manajemen Risiko. Cet. 10. Jakarta; Bumi

Aksara. 2006

Hasan, Zubairi. Undang-Undang Perbankan Syariah. Jakarta; PT Raja

Grafindo Persada. 2009

Hejazziey, Dzawahir. Perbankan Syariah Dalam Teori dan Praktik.

Yogyakarta; CV Budi Utama. 2014

Ismail,. Perbankan Syariah. Jakarta; Kencana. 2011

Page 113: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

111

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta; PT Raja Grafindo

Persada. 2011

Moelong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung; PT. Remaja

Kosda Karya. 2006

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan

Percetakan, 2005)

Muljono. Teknik Penggawasan Pembiayaan. Jakarta; Bumi Aksara. 1996

Mutchy.“Faktor penyebab pembiayaan bermasalah” artikel diakses pada

diakses pada 09 Mei 2016 dari

http://bedoel03.blogspot.co.id/2013/04/analisis-faktor-faktor-

penyebab.html

Otoritas Jasa Keuangan. Statistik Perbankan Indonesia Jakarta: Otoritas

Jasa Keuangan, 2014

Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/9/PBI/2011 tentang

Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha

Syariah.

Rodoni ,Ahmad. Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta; Zikrul Hakim.

2008

Setiawan. Pokok-Pokok Hukum Perikatan. Bandung; Binacipta. 1979

Sinungan, Muchdarsyah. Dasar-Dasar Dan Teknik Manajemen Kredit

Edisi Pertama. Cet. 6. Jakarta; Bumi Aksara. 1991

Sudarsono, Heri. Bamk dan Lembaga Keuangan Syariah Cet. 4.

Yogyakarta; Ekonisia. 2007

Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta; PT Raja Grafindo. 2002

Sumitro, Warkum. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga

Terkait (BAMUI & Takaful) di Indonesia,Jakarta; PT.Raja

Grafindo Persada. 2002

Tampubolon, Robert. Risk Management. Jakarta; PT. Elex Media

Komputindo. 2006

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 1 Angka 25 tentang

Perbankan Syariah

---------- Nomor 4 Tahun 1996 Pasal 20 tentang Jaminan Hak Tanggungan

Page 114: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

112

---------- Nomor 42 Tahun 1999 Pasal 29 tentang Jaminan Fidusia

Wangsawidjaja Z, A. Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta; PT Gramedia.

2012

Wawancara dengan Bpak Pupu Saepullah, Account Manager BPRS

Amanah Ummah Leuwiliang. 15 Januari 2016

Wiroso. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta; UII Prees. 2005

Page 115: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

LAMPIRAN- LAMPIRAN

Page 116: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

TRANSKIP WAWANCARA

1. Apakah dalam melakukan pembiayaan BPRS selalu mengacu pada SOP

yang ditetapkan oleh Manajemen?

Jawab: tentu saja kita selalu mengacu pada standar oprasional dan

prosedur yang sudah ditetapkan oleh manajemen.

2. Bagaimana Manajemen Risiko yang di terapkan :

Jawab:

a. Analisa yang baik sesuai dengan prinsip 5C itu harus diterapkan,

b. Dokumentasi yang lengkap pengikatannya harus jelas jaminannya

harus jelas

c. Melakukan monitoring 1 bulan sekali, tiap hari nasabah kita

monitoring agar tidak adanya tunggakan-tunggakan jika ada tunggakan

Bank akan melakukan teguran berbentuk seperti teguran

pemberitahuan trus sp 1 sp2 lalu nanti eksekusi, kondisional sepesuai

dengan kondisi nasabah, jika nasabah tidak koperatif maka jarak antara

SP 1 SP 2 cepat kecuali nasabah dengan kondisi dan situasi usahanya

yang memang tidak bagu. Rescheduling tapi tidak menambah margin,

restructuring terakhir ada litigasi parate eksekusi ialah eksekusi secara

suka rela.

3. Bagaimana Proses pengajuan pembiayaan:

Jawab:

Page 117: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

a. Nasabah mengajukan ke Bank setelah itu Bank meminta persyaratan

yang telah ditentukan, lalu di cek di BI checking apakah nasabah ada

tunggakan di Bank lain, kemudian peruntukan pembiayaan haus jelas

agar tidak terjadi penyalahgunaan oleh nasabah atau tidak sesuai

dengan apa yang diajukan

b. Mengisi formulir yang sudah disediakan kemudian mengisi daftar

barang yang akan di beli,

c. Survey ke nasabah

d. Di ajukan memorandum komite untuk usulan pembiayaan nanti di acc

atau tidaknya ditentukan oleh rapat komite jika <25 juta dengan

KABID cukup jika <40 juta dengan wakil direksi <100 juta oleh

direktur marketing 100 juta ke atas oleh direksi >300 juta oleh

komisaris

4. Faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah?

Jawab:

1. Self Dealing (berusaha untuk kepentingan diri sendiri)

2. Haus akan laba

3. Informasi kredit yang tidak lengkap

4. Lambat dalam mengambil tindakan

5. Ketidakmampuan melakukan seleksi atas risiko

6. Pemberian kredit yang melampaui batas

Adapun faktor eksternal antara lain

Page 118: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

1. Kurangnya ittikad baik dari nasabah untuk mengembalikan

pembiayaan yang di berikan meskipun kondisi usahanya sedang

baik

2. Usaha nasabah yang sedang menurun

3. Ketidakmampuan nasabah dalam mengelola usahanya dengan baik

ketika terjadi permasalahan pada usahanya

4. Bencana alam

5. Strategi yang dilakukan untuk meminimalisir risiko

Jawab:

Identifikasi masalah

1 Mitigasi risiko: memimalisir risiko agar tidak terjadi pembiayaan

bermasalah contoh apabila barang-barang maka harus ada asuransi

2 Melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap nasabah yang

menerima pembiayaan termasuk komunikasi secara aktif ketika

nasabah telat membayar cicilan

6. Apa dampak yang dialami dari Pembiayaan yang bermasalah?

Jawab:

a. Pendapatan yang berkurang

b. NPF tinggi

c. Reputasi

7. Bagaimana kriteria nasabah yang layak mendapatkan pembiayaan

a. Jujur, amanah dan dapat bertanggung jawab

Page 119: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri

b. Untuk batasan usia di atas 60 tahun tidak diperbolehkan mengajukan

pembiayaan

c. harus mengacu pada 5C

8. Berapa uang muka minimal dalam pembiayaan konsumtif?

Jawab: Uang muka pembiayaan minimal 15%

9. Bagaimana BPRS dalam menentukan margin murabahah?

Jawab: margin murabahah dilihat dari overhead yang dikeluarkan

patokannya di atas 0,9%, jika 20 juta kebawah di tawarkan 2% jika

>20juta biasanya 1.5%

10. Adakah potongan ketika ada pelunasan di awal:

Jawab: Ada, namanya muqosah kebijakan dari manajemen yaitu potongan

pada margin, pokokn pembiayaannya tetap namun margin hanya diambil 4

bulan ke depan.

Page 120: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri
Page 121: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri
Page 122: STRATEGI MEMINIMALISIR RISIKO PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42275/1/...cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakau di Universitas Islam Negeri